1
STRATEGI IMPLEMENTASI CHANGING ATTITUDE DAN FORCINGCONFORMITY DALAM TRAIT AND FACTOR UNTUK MENGATASI SIKAP MAL ADAPTIFSISWA AKIBAT KESALAH PERSEPSI TERHADAP GENRE MUSIK PUNKPADA SISWA KELAS XII MAN 2 SURAKARTATAHUNAJARAN 2014/2015
ABSTRAK Suci Nurlaili (11500065) Prodi BK FKIP UNSIRI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan layanan konseling dengan menggunakan strategi implementasi changing attitude dan forcing conformitydalam trait and faktor untuk mengatasi sikab mal adaptif siswa akibat kesalahan persepsi terhadap genre musik punk pada siswa kelas XII MAN 2 Surakarta Tahun ajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, yakni penulis dalam mengumpulkan data secara langsung dari lapangan kemudian menafsirkan dan menyimpulkan dari data-data yang ada (dokumentasi) dengan tehnik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi.Keabsahan data dilakukan
dengan
menggunakan
triangulasi
sumber
dan
triangulasi
tehnik.Sedangkan analisis data menggunakan model interaktif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat disimpulkan bahwa setelah beberapa kali diadakan layanan konseling dengan menggunakan strategi implementasi Changing Attitude dan Forcing Conformity dalam trait and faktor, kini siswa sudah memiliki pemahaman yang jelas serta memiliki persepsi yang benar tentang musik punk, siswa menyandari kesalahan pola pikir nya dengan menyimpulkan bahwa punk itu bebas, tanpa aturan dan urakan sehingga pola pikir tersebut dimanifestasikan dengan pelanggaran-pelanggaran yang siswa
2
lakukan kemudian berdampak pada penyesuain diri siswa. Selain itu, siswa mulai menunjukan progrestivitasnya seperti intensitas melakukan pelanggaran sekolah mulai menurun, siswa mulai aktif masuk sekolah, berpakaian yang rapi, tidak terlambat masuk sekolah, ketika KBM tidak tidur dan memperhatikan pelajaran. Siswa yang awalnya bersikab mal adaptif kini sudah dapat menyesuaikan diri dengan baik, dilihat dari proses adaptasi yang holistik terhadap peraturan sekolah, interaksi sosial, dan proses KBM. Sehingga layanan konseling menggunakan srategi implementasi changing attitude dan forcing conformity dalam trait and faktor berhasil karena siswa sudah menunjukan perubahan yang baik dalam berbagai aspek. Kata kunci : Strategi implementasi, sikap mal adaptif, dan kesalahan persepsi. PENDAHULUAN Remaja ialah transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Ia berada pada masa transisi dan masa pencarian jati diri, sehingga pada masa ini , remaja sering melakukan perbuatan-perbuatan menyimpang yang dikenal dengan istilah kenakalan remaja. Pada masa ini, remaja memunculkan sifat dan karakteristik yang membuat anak terlibat dalam masalah salah satunya seperti
selalu mencoba hal baru dan
membuat kelompok-kelompok tertentu atau komunitas yang biasa disebut genk.Dalam kehidupan, seseorang tidak pernah terlepas dari dunia musik. Musik merupakan seni menyusun nada dalam kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi suara yang mempunyai kesatuan dan keseimbangan. Dewasa ini musik dianggap menjadi salah satu bagian yang paling dekat dengan remaja serta paling memiliki peran besar terhadap perkembangan nya. Baik musik bergenre pop, rock, dangdut, bahkan musik yang ekstrim yaitu punk. Menurut Siti Avana Rizema Putra (2011:183) mengemukakan bahwa ”punk merupakan subbudaya yang lahir di London. Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi.
3
Punkberusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana, namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak”. Banyak dari remaja mengindikasikan ketertarikan nya terhadap salah satu genre musik atau band
yang di idolakan dengan mengikuti atau melakukan
imitasi terhadap cara berpenampilan, bersikap bahkan cara berbicara yang hampir sama persis. Disini peran remaja hanya sebagai follower, tanpa mengetahui secara holistik tentang genre atau pelaku punk yang diidolakan. Hal yang sama adalah masalah yang dihadapi pada salah satu siswa kelas XII MAN 2 Surakarta, yang begitu fanatik meng idolakan band musik bergenre punk. Siswa tersebut sebagai pelaku musik serta personil band di sekolahannya sangat memberikan pengaruhbagi siswa lain, namun siswa tersebut belum memiliki pemahaman yang jelas tentang musik punk, karena menurut nya punk ialah aliran yang menuntut untuk bersikap bebas sebebas-bebasnya dan tidak terikat peraturan. Akhirnyadari kesalahan persepsi tersebut ia membentuk pola pikir yang keliru dan berdampak pada perilaku dan penyesuaian diri nya. Perangai nya menyimpang seperti tidak suka diatur, melakukan pelanggaran terhadap peraturan sekolah dengan berpenampilan tidak rapi, Suka membantah guru dan mengganggu teman, terlambat, tidur di kelas, bolos, serta melakukan kenakan status lainnya sehingga berpengaruh terhadap kemampuan subjek dalam dalam penyesuain diri, serta di kelas subjek tergolong anak yang kurang disenangi. Menurut Syamsu Yusuf (2004:28)”Penyesuaian yang menyimpang merupakan proses pemenuhan kebutuhan atau upaya pemecahan masalah dengan cara-cara yang tidak wajar atau bertentangan dengan norma yang dijunjung tinggi oleh masyarakat”. Sedangkan menurut Kartono dalam
Listya Intan Artiani(2009:35) “Tingkah laku
abnormal/menyimpang ialah tingkah laku yang tidak adekuat, tidak bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya, dan tidak sesuai dengan norma sosial yang ada”. Dari penjabaran diatas, perilaku konseli yang menjadi subjek penelitian adalah menyimpang. Maka harus dientaskan dengan layanan konseling trait and faktor menggunakan strategi implementasi changing atttude dan forcing
4
conformity. Menurut Sayekti Pujosuwarno (2010:47) “teori trait and factor ini tergolong pada pandangan kognitif atau pendekatan rasional. Pendekatan ini mencoba secara intelektual, logis dan rasional.Konseling dengan pendekatan trait and factor disebut juga konseling yang mengarahkan konselor secara aktif membantu klien untuk mengarahkan perilakunya kepada pemecahan masalah dan kesulitan-kesulitan yang dihadap klien”. Menurut Heru Mugiarso dalam Andi priyantoko (2010:15) Strategi Implementasi: forcing conformity (Memaksa klien untuk melakukan konformitas), yaitu strategi yang diambil oleh klien apabila dihadapkan pada posisi yang tidak mengenakkan. Disatu sisi klien harus menjalani tugas hidupnya sementara pada sisi lainia kurang menyukainya. Pada posisi yang tidak ada pilihan ini, apabila klien ingin mencapai tujuan hidupnya harus ia lakukan juga. Sedangkan changcing attitude(Mengubah Sikap), yaitu strategi mengubah sikap yang diduga sebagai penyebab timbulnya masalah klien. Berdasarkan penjelasan di atas maka perlu diteliti mengenai, “Strategi Implementasi Changing Attitude dan Forcing Conformity dalam Trait And Faktor untuk Mengatasi Sikap Mal Adaptif Siswa Akibat Kesalahan Persepsi Terhadap Genre Musik Punk pada Siswa Kelas XII MAN 2 Surakarta Tahun ajaran 2014/2015”. METODE PENELITIAN Penelitian
ini
dilaksanakan
di
Madrasah
Aliyah
Negeri
2
Surakarta.Penelitian dilaksanakan pada bulan Januarisampai dengan Februari 2015.Penelitian mengunakan metode penelitian kualitatif, menggunakan studi kasus bersifat deskriktif. Sedangkan strategi penelitian yaitu dengan memberikan konseling pada siswa yang bersikap mal-adaptif di sekolah.Subjek penelitian ini adalah seorang siswa kelas XII Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015 dengan obyek penelitian strategi implementasi changing attitude dan forcing conformity dalamtrait and faktor. Rencana tindakan dalam penelitian ini menggunakan lima tahap konseling yaitu : analisis, sistesis, diagnosis, Konseling, dan tindak lanjut.
5
Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi.Menurut Sugiyono dalam Andi Prastowo (2012:212) Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar pikiran, informasi atau ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.Metode
observasi partisipanmenurut
Sugiyono (2009:204) Observasi partisipan adalah
observasi yang peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian. Sambil melakukan pengamatan terhadap konseli yang sedang diteliti, peneliti juga melakukan apa yang dilakukan oleh konseli, ikut merasakan suka duka konseli. Sehingga dengan mengimplementasikan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh lebih akurat dan adequat, tajam, lengkap, serta dapat mengetaui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak. Dan metode dokumentasi. Menurut Andi Prastowo (2012:226) dokumen adalah cara pengumpulan data yang didapatkan dari dokumen, yakni berupa peninggalan tertulis berupa arsip-arsip, akta ijazah, rapor, peraturan perundang-undangan, buku harian, surat-surat pribadi, catatan biografi dan lain sebagainya yang memiliki keterkaitan masalah yang sedang ditiliti.Untuk menentukan keabsahan data, penelitian ini
menggunakan teknik triangulasi sebagai pembanding terhadap
data yang
diperoleh yaitu menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi tehnik. Hal ini dilakukan karena pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, dokumentasi dan observasi yang dilakukan terhadap guru, orantua dan siswa.Sedangkan untuk analisis data, dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis interaktif model Miles&Huberman dalam Andi Prastowo (2007:16) yaitu data yang dikumpulkan dan dianalisis melalui tiga tahap yaitu : Reduksi data, penyajian data dan kesimpulan atau Verifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Permasalahan Penelitian yang muncul dilapangan diantaranya sepertitidak suka diatur, melakukan pelanggaran terhadap peraturan sekolah dengan berpenampilan tidak rapi, membantah guru dan mengganggu teman, terlambat, tidur di kelas, membolos, serta melakukan kenakan status lainnya sehingga berpengaruh terhadap kemampuan subjek dalam dalam penyesuain diri, serta di kelas subjek tergolong anak yang kurang disenangi. Sedangkan temuan masalah di lapangan yakni sama dengan data BK, namun ada beberapa yang berbeda seperti
6
apatis, egosentris, pacaran di lingkungan sekolah. Ketika di kelas tidak memperhatikan pelajaran, membuat gaduh, tidak memakai sepatu, selain itu, perilaku menyimpang subjek dimanifestasikan dalam bentuk
deviasi lahiriah
yang verbal seperti : mengelurakan kata-kata makian, slang (logat, bahasa popular),
kata-kata
kotor
yang
tidak
senonoh,
sumpah
serapah
atau
makian.Beberapa teman yang kurang suka dengan subjek dengan alasan, perangai subjek yang suka membuat masalah dan mencari perhatian selain itu subjek kurang bisa menyesuiakan diri dengan baik, tidak suka diatur, apreori, dan kurang amanah. Deskripsi yang disajikan dalam penelitian dalam bab ini mencangkup dua kondisi siswa selama di lingkungan sekolah, yaitu kondisi pertama sebelum diberikan perlakuan berupa layanan konselingtrait and faktor, kedua kondisi siswa setelah mendapatkan perlakuan berupa layanan konseling trait and faktor. Termuan tinjauan lapangan disajikan secara rinci sebagai berikut : 1. Hasil Interview dan Observasi a. Hasil interview dengan guru BK Salah satu siswa Man 2 Surakarta memiliki bakat dan potensi di ranah seni musik, musik yang diusung ialah musik scream bergenre punk. Status subjek hanya sebagai follower
dan minimnya pengetahuan tentang musik yang
diidolakan akhirnya subjek hanya menilai musik hanya dari luar nya saja dan menyimpulkan sendiri dari apa yang subjek ketahui, sehingga subjek sering memunculkan sifat dan peilaku mal adaktif di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, guru BK memberikan teguran serta memberikan layanan bimbingan konseling perorangan kepada subjek sebagai tindakan kuratif. b.Hasil interview dengan orangtua wali murid Subjek memiliki bakat dalam bermusik sejak kecil, hingga bakat tersebut berkembang sampai sekarang. Subjek adalah seorang drumer dalam band nya, ia sering manggung dan mengikuti beberapa audisi untuk mendongkrak populatitas nya. Ketika dirumah subjek adalah anak yang sangat apreori, acuh tak acuh,
7
subjek adalah anak yang tidak suka diatur dan ketika mengginginkan sesuatu ia harus mendapatkan hal tersebut. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian adalah : FajarAbdullatif, Jenis kelamin : Laki-laki, Agama: Islam, Alamat: Pucang sawit RT 02/11, Jebres, Surakarta, Nama Orangtua : Nur Ardianto dengan pekerjaan sebagai pedagang. Berdasarkan hasil pra penelitian dan hasil dokumentasi dari berbagai sumber tentang perilaku dan sikap mal adaktif subjek, maka peneliti mengangkat masalah subjek untuk diteliti lebih lanjut. Penentuan waktu bimbingan yang akan dilaksanakan selama 4 kali terbagi dalam seminggu sekali , Prosedur penelitian dengan layanan konseling perorangan dilakukan dengan struktur sebagai berikut : 1) Konseling pertama, 2) Konseling kedua, 3) Konseling ketiga dan 4) Evaluasi. Dengan uraian sebagai berikut : a. Konseling pertama Dilaksanakanpada hari rabu, tanggal 28 Januari 2015, pukul 13.00 dilaboratorium BK. Peneliti dan konseli ditemani dengan guru BK mengadakan pertemuan pertama untuk memulai konseling perorangan tahap satu. Peneliti memberikan layanan konseling kepada konseli dengan cara memberikan penjelaskan tentang seluk beluk musik punk,peneliti juga meluruskan tentang persepsi konseli yang keliru tentang musik punk. Selama ini konseli hanya menilai musik punk hanya berasal dari cover nya saja atau dari luar dan menyimpulkan tentang apa yang ia ketahui, akhirnya akibat minimnya pengetahuan tentang musik punk, subjek bersikap mal-adaktif .Layanan ini selesai dengan dilakukanya evaluasi. b. Konseling tahap kedua Dilaksanakan pada hari selasa tanggal 3 Februari pukul 13.00 WIB di laboratorium Bk.Pada konseling ini diharapkan konseli memiliki pemahaman tentang musik punk dan mampu menyadari dampak buruk dari kesalahan persepsi terhadap genre musik punk dan sikap mal adaktif yang sering dimunculkan dapat dimimalisir.Sehingga denga bekal pengetahuan yang didapat selama konseling subjek mampu menyesuaikan diri dengan baik.
8
c. Konseling tahap ketiga Proses konseling tahap ketiga direalisasikan pada hari senin tanggal 9 Februari 2014.pukul 11.00 di laboratorium BK. Implementasi konseling tahap tiga ini peneliti akan memberikan kombinasi dalam prosesnya dengan memanfaatkan media. Yakni, konseliakan diputarkan beberapa vidio, ulasan dan kisah sukses para pelaku punk. Selain itu, peneliti mengajak subjek untuk berdiskusi dan membuat kesepakatan atau pernyataan positif tentang hal-hal apa yang harus dilakukan agar mampu menyesuaikan diri dengan baik atau well adjustment dilingkungan sekolah atau masyarakat. d. Evaluasi Berdasarkan konseling tahap pertama hingga tahap ketiga pada hari kamis tanggal 12 Februari 2014 di serambi masjid sekolah. peneliti bersama konseli bersama-sama mengadakan evaluasi tahap akhir sesuai dengan jadwal penelitian yang sudah disepakati, dengan hasil sebagai berikut: NO Perilaku
Mal
adaptif 1
2
Uraian
Menganggu
Konseli lebih menghargai hak sesama dengan tidak
teman
menganggu teman baik bersifat fisik maupun lisan.
Apatis
Konseli mulai bisa membuka diri
di wujudkan
dengan mulai terbuka dan peduli dengan sesama. Contoh simple seperti menanyakan kabar atau minta pendapat teman terhadap suatu hal atau pelajaran 3
4
Tidak menghargai Konseli lebih menghargai guru meskipu sesekali guru
ketika pelajaran berlangsung masih bicara sendiri.
Tidak
Konseli mulai apresiatif terhadap pelajarann yang di
memperhatikan
bawakan oleh bpkk/ibu guru
pelajaran 5
Tidur dikelas
Intensitas konseli tidur dikelas perlahan turun, mulai ada pengaturan waktu tidur atau istirahat dan
9
managemen waktu yang baik. 6
Membuat gaduh
Gaduh dalam kelas berkurang sesekali meminta ketua kelas untuk mengkoordinasi kelas supaya tetap tenang.
7
Pakaian tidak rapi Konseli mulai ada perubahan dalam hal penampilan, &tidak seragam
ada perubahan seperti berpakain sopan, disetrika, baju dimasukan, rapi sera mengenakan pakaian seragam sesuai aturan
8
Terlambat
Itensitas konseli dalam hal terlamat mulai menurun, kedisiplinan perlahan tumbuh dalam diri konseli
9
Membolos
Itensitas konseli dalam hal bolos mulai menurun, kedisiplinan perlahan tumbuh dalam diri konseli dan mulai menyadari betapa pentingnya kedisiplinan dalam kehidupan.
10
Perilaku
Konseli lebih memilih diam daripada hanya untuk
menyimpang
ucapan yang menimbulkan sakit hari atau masalah
dalambentuk
baru dengan temannnya.
deviasi
lahiriah
verbal 11
Membuat
Konseli mulai menjadi diri sendiri dengan tidak
masalahuntuk
membuat masalah hanya untuk mencuri perhatian
mencari perhatian teman agar diperhatikan teman
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dengan pengumpulan data dan dianalisis, maka dapat disimpulkan bahwa:sebelum diberikan layanan konseling, konseli sering memunculkan perilaku menyimpang karena salahnya persepsi terhadap genre musik punk itu sendiri,yang dimanifestasikan dalam bentuk pelanggaran. Namun setelah beberapa kali diberikan perlakuan berupa layanan konselingtrait
10
and factor menggunakan strategi Implementasi changing attitude dan forcing conformity, konseli mulai menunjukan perubahan yang lebih baik dalam hal sosial, karier maupun belajar. Di akhir penelitian, peneliti memberikan kesimpulan bahwa konseli yang awalnya kurang bisa menyesuaikan diri dengan baik, rendahnya nilai hormat dan kedisiplinan kini dapat menyesuaikan diri dan memiliki nilai hormat dan disiplin dalam dirinya.
Saran Guru BK hedaknya lebih detail dan selektif dalam memperhatikan setiap permasalahan siswa khusunya siswa dengan kecenderungan pola hidup punk. Guru BK hendaknya rutin dalam memberikan layanan kepada siswa baik layanan bimbingan maupun konseling,khususnya layanan bimbingan kelompok mengenai hidup yang disiplin sebagai bentuk layanan preventif maupun kuratif bagi siswa. Selain itu, guru BK hendaknya lebih kreatif dalam memilih strategi untuk mengentaskan masalah siswa dengan kecenderungan pola hidup punk.serta dapat lebih aktif dalam menyikapi setiap permasalahan, khususnya terhadap siswa yang tidak mendapatkan perhatian karena dianggap tidak bermasalah. Bagi guru Wali kelas hendaknya lebih memberikan perhatian khusus terhadap anak didiknya, diluar mata pelajaran. Serta guru wali kelas hendaknya melakukan kerjasama dengan guru BK, orang tua dan ketua bagian yang ada di sekolah untuk memantau perkembangan anak, khususnya anak dengan kecenderungan pola hidup punkselain itu juga untuk kebaikan dan keberhasilan anak didik baik secara akademik, karier maupun sosial. Bagi wali murid, untuk meningkatkan prestasi dan keberhasilan anak dalam bersosialisasi, hendaknya disamping orangtua memenuhi kebutuhan anak dibidang materi, juga diperhatikan pemenuhan kebutuhan anak dibidang pendidikan, agama, serta dimaksimalkan dengan memberikan perhatian yang khusus terhadap perkembangan anak. Orangtua hendaknya mampu menjadi figur yang istimewa bagi anak yakni bisa memposisikan diri sebagai teman, sahabat, rival hingga partner sehingga bisa memantau perkembangan anak dari berbagai
11
sisi agar perilaku mal adaptifakibat kesalahan persepsi terhadap genre musik punkyang sering dimunculkan bisa diminimalisir dan diatasi dengan baik. Bagi siswa, hendaknya memahami potensi, bakat dan kemampuan yang dimiliki nya secara holistik yang di memanifestasikan dengan berbagai prestasi, baik bersifat akademik maupun non-akademik salah satu nya dalam hal bermusik. Siswa harus memiliki pemahaman yang utuh terhadap figur yang diidolakan sehingga sikap dan perilaku mal adaptif yang sering dimunculkan siswa akibat kesalahan persepsi terhadap genre musik punk tidak terulang lagi.
DAFTAR PUSTAKA Achmad Juntika Nurihsan, dkk. 2005. Managemen Bimbingan di Sekolah. Jakarta : PT. Grasindo Anggota Ikapi. Andi Prastowo. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam perspektif rancangan penelitian. Jogjakarta: Ar-russ Media. Artiani,Listya Intan. 2009. Studi Perilaku Menyimpang (Deviant Behavior) Kaum Urban (Studi Kasus Komunitas Punk di Kota Surakarta).Skripsi Sarjana UNS. Campbell, D. 2001. Efek Mozart (Alih Bahasa T. Hermaya). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Gatot Supadi, 2009. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara. Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen. Lubis, Namora Lumongga. 2011.Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik. Jakarta :K E N C A N A Prenada Media Group. Priyantoko, Andi. 2010. Strategi Implementasi Learning The Needed Skill dalamTrait and Faktor untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas X1 di SMK Muhammadyah 4 Sragen Tahun pelajaran 2009/2010. Skripsi Sarjana UNISRI. Sampurna.2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Surabaya : Cipta Karya.
12
Santosa, slamet. 1999. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara
Sayekti . 2010. Berbagai pendekatan dalam konseling. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Siti Avana Rizema Putra. 2011. Komunitas – Komunitas Ekstrem di dunia. Jogjakarta : Flashbook. Sugiyono.2009. Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).Bandung : Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Bimbingan&Konseling dalam Praktek Mengembangkan potensi dan Kepribadian Siswa. Bandung :Maestro. Syamsu Yusuf. 2004. Mental Hygiene.Bandung :Pustaka Bani Quraisy.
Tony Thorne. 2008. Kultus Underground. Yogyakarta : The Continuum
Tyanto, IE (2010) Profil Komunitas Punk di kota malang. Skripsi.Universitas Negeri Malang. Widya.G. 2010.Punk Ideologi yang Disalah Pahami.Yogyakarta : Garasi
Winkel&Sri Hastuti. 2007. Bimbingan&Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta :Media abadi. Yusuf&Nurihsan.2012. Landasan Bimbingan dan Konseling.Bandung :PT. Remaja Rosdakarya.