STRATEGI BRI SYARIAH DALAM MENGANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO (Studi Kasus BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh : FARIDA AYU AVISENA NUSANTARI NIM : 107046103822
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/ 2011 M
STRATEGI BRI SYARIAH DALAM MENGANALISIS
KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO (Studi kasus BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.SV) Oleh:
FARIDA AYU AVISENA NUSANTARI NIM. 107046103822 Di Bawah Bimbingan
:
Pembimbing II,
NIP:
530200701 1008
197006051
KONSENTRASI PERBAIIKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA t432lt.12011 M
PENGESAHAN PAFIITIA UJIAN
Slaipsi yang berjudul Strflt€gi BRI Syariah Delam Menganalisis Kelayakan Pembiayaan Mikro (Studi Kasus BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir), telah diujikan dalam sidang mrmaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 22 lurri 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat unhft memperoleh gelar Sarjana Program Sfata
1 (Sl)
pada
Program Studi Muamalat @konomi Islart).
Jakarta" 2 1 September
201I
Dekan,
Ilr. E- Muhammad Amin
Suma, SHnlt{A'
MM
NrP. 1955050s198203 1012
Panitia Ujian Munaqasyah Ketua
ProfDr. H. MuhammadAmin Suma, SH,MA"l{tvI NrP. r971070r199lm320{y2
SeMis
MuiminRauf,MA. NIP. 197004 16199703 1004
Pembimbing
I
Pembimbingll
Dr. ManatS. Burhanuddiq MA NrP. 1yl00605 199303 1005 Djaka Badranaya, SE.I.,ME
NrP. 1977530200701 1008 Penguji
I
Euis Nrrlaelawati,MA.,Ph.D.
NrP. rvl00704199ffi32w2 Penguji
II
Muhammad Maksum, S.Ag., MA
NrP 1978071520n.312r0ffi
:.......-...)
LEMBAR PER}IYATAAI\I
Dengm ini saya meiryatakan bhwa
:
1. $kripsi ini menrpakan haqil karya asli saya yang diajukan rmtuk memelruhi satu persyaratan memperoleh gelar strata
I
salah
di Universitas Islam Negeri (US{)
Syarif Hidayatirllah Jakarta-
2.
Semua strmber yang saya gunakan dalam penulisan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
fui telah saya cantumkan
di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jak4rta
3. . Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau menrpakan hasil jiplakan dmi karya orang lain, maka saya bersedia menerima
saoksi
ymg berlaku di Universitas Islam Negeri CIII'D Syarif Hidayatullatr
Jakarta ternrastrk percabutan gelar akademik
Jakart4 22 Agustus 2011
Farida Ayu Avisena Nusantari
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, yang senantiasa melimpahkan curahan rahmat dan kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta Salam tidak lupa penulis curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutNya. Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis akan menerima setiap pandangan dan saran yang terkait dengan skripsi ini dengan hati terbuka. Dalam menyusun skripsi ini, penulis memperoleh bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis ucapkan terima kasih kepada : 1.
Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MH, MM, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak Mu’min Rauf, MA selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Muamalat.
iv
3.
Bapak Dr. Mamat S. Burhanuddin MA dan Bapak Djaka Badranaya, SE.I., ME atas kesediaannya memberikan waktu kepada penulis untuk membimbing dan mengarahkan dengan penuh perhatian dan kesabaran.
4.
Bapak, Drs. Noryamin Aini, MA, Penasehat Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dalam menuntut ilmu selama bangku kuliah.
5.
Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk memberikan ilmunya kepada penulis selama bangku kuliah.
6.
Bapak Yudi Budiman selaku Pimpinan Cabang Pembantu BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengadakan riset.
7.
Bapak Fikri, Bapak Hasan Fahmi, Bapak Ressi Aryo dan para staf BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir dalam memberikan data- data yang berkaitan dengan skripsi ini.
8.
Kepala Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.
9.
Kedua orang tuaku tercinta. Orang-orang nomor satu di hati saya, motivasi terbesar saya. Terima kasih atas setiap doa’nya, setiap dukungannya. Berkat doa dan motivasi mereka penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
v
10.
Kakak-kakakku. Untuk Mas Fuad, Mba Asti, Mas Yudi, dan Mba Tya. Terima kasih atas support dan semangatnya.
11.
Untuk orang-orang terdekatku, terima kasih atas dukungan, semangat dan keceriaannya yang meyakinkan penulis untuk tidak berhenti dan selalu melakukan yang terbaik. Nilma dan syifa, sahabatku yang tidak akan pernah penulis lupakan karena selalu memberi masukan, diskusi dan menghidupkan semangat penulis dalam melewati hari-hari di kampus. Tidak lupa temanteman PS D Angkatan 2007, terima kasih atas kebersamaan selama ini yang penuh warna dan meninggalkan banyak cerita. Serta seluruh rekan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
12.
Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat lulus menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga akhir. Akhirnya semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan karunia, limpahan
rahmat dan berkat-Nya atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang memerlukan.
Ciputat, 22 22
vi
Agustus
2011 M
Ramadhan 1432 H
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..………………………………………………………….
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………...…........................
ii
LEMBAR PERNYATAAN……………………………………..........................
iii
KATA PENGANTAR ……………………...………………………..................
iv
DAFTAR ISI.........................................................................................................
vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...........................................
4
C. Manfaat dan Tujuan Penelitian.....................................................
5
D Kajian Studi Terdahulu..................................................................
6
E. Kerangka Teori.............................................................................
9
F. Pedoman Penulisan Skripsi...........................................................
13
G. Sistematika Penulisan Skripsi.......................................................
13
LANDASAN TEORI A. Peran Bank Syariah dalam Pemberdayaan UMKM 1. Konsep Bank Syariah..............................................................
15
2. UMKM....................................................................................
21
B. Model Pembiayaan Bank Syariah 1. Teori Pembiayaan ...............................................................
vii
26
2. Analisa Kelayakan Pembiayaan...........................................
32
C. Strategi Bank Syariah dalam Menganalisis Kelayakan Pembiayaan...................................................................................
37
BAB III GAMBARAN UMUM BRI SYARIAH
BAB IV
A. Sejarah Singkat Berdirinya BRI Syariah .....................................
41
B. Visi dan Misi BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir………….
45
C. Nilai Utama BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir…………...
46
D. Struktur Organisasi BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir ......
47
E. Produk BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir………………...
51
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Mikro Pada BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir ……………………………………………….
BAB V
59
B. Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro Pada BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir.............................................................
74
C. Strategi dalam Menganalisis Kelayakan Pembiayaan Mikro Pada BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir…………………...
90
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..................................................................................
94
B. Saran.............................................................................................
96
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
ix
LAMPIRAN .........................................................................................................
xii
viii
1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 memberikan pengaruh terhadap dunia perbankan di Indonesia. Namun pada saat krisis tersebut, lembaga keuangan syariah membuktikan daya tahannya dari terpaan krisis tersebut. Kunci kesuksesan dari perbankan syariah tersebut yaitu karena sejak awal berdirinya, bank syariah sudah memfokuskan diri dalam melakukan pembiayaan ke sektor riil yaitu salah satunya yaitu sektor UMKM. 1 Hal ini dapat dilihat dari beberapa bulan menjelang pecahnya krisis keuangan global, industri perbankan syariah menunjukkan keberpihakan pada sektor UMKM yang ditunjukkan dengan naiknya agregat pembiayaan.2 Sektor ekonomi di Indonesia secara faktual sebagian besar didukung oleh sektor UMKM. Sektor ini memiliki karakteristik yang fleksibel dan dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian namun sektor ini mengalami kendala dalam masalah permodalan. Bank syariah sebagai lembaga intermediasi keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan.
1
Burhanuddin Abdullah, Menanti Kemakmuran Negeri: Kumpulan Esai Tentang Pembangunan Sosial Ekonomi Indonesia, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 229. 2 Ahmad Riawan Amin, Perbankan Syariah Sebagai Solusi Perekonomian Nasional, (Jakarta: UIN Press, 2009), h.30-31.
2
Pada prinsipnya istilah pembiayaan pada perbankan syariah memiliki konsep serupa dengan istilah kredit pada perbankan konvensional. Bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan juga membutuhkan tahap-tahap dan analisis yang matang terhadap calon nasabah.3 Tahap terpenting dalam pembiayaan yaitu analisis kelayakan yang menjadi tombak dalam meminimalisir terjadinya pembiayaan bermasalah. Prinsip yang digunakan dalam analisis pembiayaan yaitu prinsip 5 C yaitu character, capacity, capital, collateral dan condition of economy. Pada bank syariah dasar analisis 5 C belumlah cukup, sehingga perlu memperhatikan konsep sifat amanah, kejujuran dan kepercayaan dari masingmasing nasabah. Sistem penilaian kelayakan pembiayaan dengan prinsip 5C membawa kesulitan tersendiri bagi calon nasabah khususnya para pelaku UMKM karena mereka membutuhkan birokrasi dan persyaratan yang mudah. Di sisi lain bank syariah sebagai institusi keuangan juga ingin meminimalisir risiko pembiayaan bermasalah. Oleh karena itu diperlukan strategi yang tepat agar terciptanya win-win solution dan terhindar dari risiko kerugian kedua belah pihak yaitu melalui strategi dalam analisis pembiayaan mikro. Salah satu bank syariah yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap sektor UMKM khususnya sektor mikro yaitu Bank BRI Syariah. Bank yang merupakan peleburan Unit Usaha Syariah pada tanggal 1 Januari 2009 ini memiliki produk pembiayaan berupa pembiayaan mikro. Walaupun bank BRI
3
Kashmir, Manajemen Perbankan, Edisi Pertama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), h. 45.
3
Syariah belum terlalu lama berdiri namun ternyata dilihat dari segi aset mengalami pertumbuhan yang baik.4 Pembiayaan kepada sektor UMKM juga menunjukkan perkembangan tiap tahunnya. Dalam menyalurkan pembiayaan BRI Syariah memiliki kebijakan dan prosedur dimana terdapat pembagian tugas dan wewenang yang terkoordinir pada divisi pembiayaan di setiap kantor cabang dan cabang pembantu. BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir merupakan salah satu kantor cabang pembantu yang dinilai potensial karena letaknya yang strategis dengan pusat perdagangan tempat para pelaku usaha UMKM. Selain itu BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir juga menerapkan strategi dalam menganalisis pembiayaan mikro. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk mengkaji mengenai langkah dan strategi bank BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir dalam menganalisis kelayakan pembiayaan mikro, hal ini merupakan tahap untuk mengidentifikasi apakah nasabah layak atau tidak dalam mendapatkan pembiayaan. Tahap ini juga akan menjadi faktor yang membantu pihak internal bank dalam mengambil keputusan. Dengan prosedur dan analisis yang baik maka tingkat risiko pembiayaan bermasalah menjadi kecil. Oleh karena itu penelitian ini membahas mengenai “STRATEGI BRI SYARIAH DALAM MENGANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO” (Studi Kasus BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir) 4
Sefti Oktarianisa, “Aset Syariah Tembus Rp 7,4 Triliun”, berita diakses pada tanggal 10 Maret 2011 dari http://www.wartanasional.com/welcome/pageUtama/aset-bri-syariah-tembus-rp-74-triliun.
4
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Mengingat adanya keterbatasan waktu, keilmuan dan kemampuan, maka penulis membuat batasan agar pembahasan tidak luas dan mencapai fokus yang diharapkan. Penulis membatasi masalah pada analisis kelayakan pembiayaan mikro dengan mengkaji mengenai aspek-aspek penilaian kelayakan pembiayaan oleh pihak bank, dan strategi dalam menganalisis kelayakan pembiayaan mikro. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data berupa prosedur dari pihak internal bank berupa prosedur kelayakan pembiayaan mikro dengan objek penelitian di BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir. Pemilihan BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir sebagai objek penelitian didasarkan pada minimnya risiko terjadi pembiayaan bermasalah pada pembiayaan mikro. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dituangkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: a.
Bagaimana prosedur
pembiayaan mikro oleh BRI Syariah Cabang
Pembantu Cipulir? b.
Bagaimana analisis kelayakan pembiayaan mikro pada BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir?
5
c.
Bagaimana strategi BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir dalam menganalisis kelayakan
pembiayaan mikro yang diajukan oleh
nasabah? C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui prosedur kelayakan pembiayaan mikro oleh BRI Syariah oleh BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir. b. Untuk mengetahui analisis kelayakan pembiayaan mikro pada BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir. c. Untuk mengkaji strategi BRI Syariah dalam menganalisis kelayakan pembiayaan mikro.
2.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: a. Bagi Bank Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi dunia perbankan agar meningkatkan kinerjanya dengan menganalisis kelayakan usulan pembiayaan mikro yang dilakukan oleh nasabah sebagai langkah antisipatif terhadap pembiayaan bermasalah. b. Bagi Kalangan Akademisi Sebagai aset pustaka yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh seluruh kalangan akademis, baik dosen maupun mahasiswa dalam upaya memberikan pengetahuan informasi, dan sebagai proses pembelajaran
6
mengenai strategi bank syariah dalam menganalisis kelayakan pembiayaan mikro. c. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta mempelajari secara langsung langkah strategi bank syariah dalam menganalisis kelayakan pembiayaan mikro.
D.
Kajian Studi Terdahulu Terdapat beberapa kajian terdahulu yang berhubungan dengan strategi bank syariah dalam menganalisis kelayakan pembiayaan mikro yaitu penelitian oleh Chalidah Hanum dengan mengambil judul “Strategi Bank Syariah dalam Pembiayaan KPR bermasalah (Studi Kasus pada Bank BTN Syariah Jakarta)”, menyimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah.5 Selain Chalidah terdapat pula skripsi karya Rahmat Sunandar Soleha yang berjudul “Strategi Pembiayaan Bank BNI Syariah dalam Membantu Peningkatan Usaha Kecil dan Menengah (Studi Kasus pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan)”.6 Hasil penelitian ini adalah membahas
5
Chalidah Hanum, “Strategi Bank Syariah dalam Pembiayaan KPR bermasalah (Studi Kasus pada Bank BTN Syariah Jakarta).” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007). 6 Rahmat Sunandar Soleha, “Strategi Pembiayaan Bank BNI Syariah dalam Membantu Peningkatan Usaha Kecil dan Menengah (Studi Kasus pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan),” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2008).
7
mengenai pola penyaluran pembiayaan, prosedur dan persyaratan mengajukan pembiayaan, dan perkembangan pembiayaan bank syariah kepada UKM. Tinjauan pustaka selanjutnya pada skripsi ini adalah skripsi dari Siti Amalia yang berjudul ”Strategi Pengembangan Bisnis Unit Usaha Syariah melalui Layanan Syariah”, dalam skripsi tersebut dijelaskan mengenai langkah Bank Permata Syariah agar implementasi layanan Syariah dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan bisnis layanan syariah. 7 Selain skripsi tersebut terdapat pula penelitian yang ditulis oleh Suharni dalam jurnal ekonomi yang berjudul ”Analisis Pengembangan Usaha Mikro Melalui Kredit Bank Dengan Sistem Tanggung Renteng” membahas mengenai usaha mikro, dan pengembangan usaha mikro melalui pembiayaan bank khususnya bank sentral dengan membentuk kelompok pengusaha mikro.8 Untuk lebih jelas, maka penulis memaparkan dalam bentuk tabel berikut: Tabel 1.1 Kajian Studi Terdahulu No. Identitas Penelitian 1. Penelitian oleh Chalidah Hanum Judul Strategi Bank Syariah dalam Pembiayaan KPR bermasalah (Studi Kasus pada 7
Isi Membahas mengenai faktor-faktor yang menyebabkan KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) Bermasalah
Perbedaan Letak perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu pada pembiayaan dan objek penelitiannya.
Siti Amalia, ”Strategi Pengembangan Bisnis Unit Usaha Syariah melalui Layanan Syariah,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2007). 8 Suharni, ”Analisis Pengembangan Usaha Mikro Melalui Kredit Bank Dengan Sistem Tanggung Renteng”, Hukum dan Dinamika Masyarakat Vol. 1 No.1 (Oktober 2003): h. 51-59.
8
Bank BTN Syariah Jakarta) Fakultas Syariah dan Hukum Skripsi tahun 2007 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.
3.
Penelitian oleh Rahmat Sunandar Soleha Judul Strategi Pembiayaan Bank BNI Syariah dalam Membantu Peningkatan Usaha Kecil dan Menengah (Studi Kasus pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan) Fakultas Syariah dan Hukum Skripsi tahun 2008 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Penelitian oleh Siti Amalia Judul Strategi Pengembangan Bisnis Unit Usaha Syariah melalui Layanan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Skripsi tahun 2007 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Membahas mengenai pola penyaluran pembiayaan, prosedur dan persyaratan mengajukan pembiayaan, dan perkembangan pembiayaan bank BNI Syariah kepada UKM
Membahas mengenai langkah Bank Permata Syariah agar implementasi layanan Syariah dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan bisnis layanan syariah
Pada penelitian ini berupa pembiayaan KPR dan objek penelitiannya di BTN Syariah sedangkan penulis pembiayaan mikro dan objek penelitiannya BRI Syariah Penelitian ini lebih memfokuskan pada strategi yang dilakukan BNI Syariah dalam peningkatan UKM sedangkan skripsi penulis mengkaji strategi BRI Syariah dalam menganalisis kelayakan pembiayaan mikro
Letak perbedaan penelitian tersebut dengan skripsi ini yaitu strategi yang dibahas berupa pengembangan bisnis sedangkan pada skripsi ini akan membahas mengnai strategi kelayakan pembiayaan
9
4.
Peneliti Suharni Judul Analisis Pengembangan Usaha Mikro Melalui Kredit Bank Dengan Sistem Tanggung Renteng Jurnal Ekonomi
Membahas mengenai usaha mikro, dan pengembangan usaha mikro melalui pembiayaan bank khususnya Bank Sentral dengan membentuk Kelompok Pengusaha Mikro
Letak perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu objek penelitian. Pada jurnal ini membahas mengenai Bank Indonesia, sedangkan penulis BRI Syariah.
Berdasarkan penjelasan tersebut ditarik kesimpulan bahwa perbedaan penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian penulis yaitu objek penelitian maupun fokus penelitian. Penulis memfokuskan pada strategi pembiayaan mikro dengan objek penelitian BRI Syariah dan pokok pembahasan pada analisis kelayakan pembiayaan.
E.
Kerangka Teori Bank syariah memiliki fungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan.9 Menurut Undang-Undang 21 Tahun 2008 menyatakan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Pembiayaan di perbankan syariah 9
Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, (Jakarta: PT. Grasindo.2005), h.5.
10
diklasifikasikan dalam berbagai bentuk salah satunya yaitu pembiayaan mikro. Dalam menyalurkan pembiayaan mikro pihak bank sebagai lembaga intermediary perlu menerapkan prinsip kehati-hatian dengan memperhatikan beberapa aspek meliputi prosedur dari pihak internal bank sehingga tingkat risiko pembiayaan bermasalah dapat diminimalisir. Salah satu langkah yang dilakukan oleh bank syariah yaitu melalui tahap analisis kelayakan pembiayaan. Tahap ini merupakan tahap awal untuk menganalisis nasabah saat mengajukan permohonan pembiayaan.
F.
Metode Penelitian 1.
Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif yaitu jenis pendekatan penelitian yang menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari fenomena yang dikaji.10
2.
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitis yakni penelitian yang menggambarkan suatu gejala datadata dan informasi yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh di lapangan.11
3.
Jenis data dan sumber data
10
11
Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 26. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 309.
11
a.
Jenis Data Data yang digunakan yaitu data kualitatif yang menghasilkan deskriptif dengan informasi dari orang yang terlibat dalam objek. 12 Selain itu juga melalui literatur dan kajian kepustakaan.
b.
Sumber Data 1) Data Primer Data ini diperoleh melalui wawancara kepada pihak internal bank BRI Syariah dan staf-staf pembiayaan khususnya pihak UFO (Unit Financing Officer) dan Unit Micro Syariah Head yang dianggap dapat memberikan informasi prosedur, aspek-aspek penilaian
pembiayaan
serta
strategi
dalam
menganalisis
pembiayaan mikro oleh bank BRI Syariah terhadap kelayakan pembiayaan mikro. 2) Data Sekunder Selain data-data primer penulis juga membutuhkan data-data sekunder yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, artikel, UndangUndang dan peraturan yang berkaitan mengenai pembiayaan UMKM maupun analisis pembiayaan mikro. 4. Teknik Pengumpulan Data
12
Lexy. J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet II, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), h. 3.
12
Dalam hal penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data melalui: a.
Riset Kepustakaan Yaitu penulis membaca, mengutip dan merangkai hal-hal yang perlu dan merujuk pada buku-buku, dokumen sebagai rujukan lain yang berkaitan dengan pokok pembahasan.
b.
Penelitian Lapangan 1) Wawancara Yaitu teknik pengumpulan data dengan tanya jawab yang dikerjakan
secara
sistematis
dan
berlandaskan
pada
tujuan
penelitian.13 Pada penelitian ini berupa wawancara lansung pada pihak-pihak yang berhubungan lansung dengan pokok pembahasan pada skripsi ini yaitu UH (Unit Micro Syariah Head) yaitu Kepala divisi pembiayaan mikro, dan UFO (Unit Financing Officer) selaku analis pembiayaan mikro. 2)
Dokumentasi Berupa pengambilan data yang diperoleh melalui dokumendokumen dan melalui pengumpulan informasi tertulis berupa buku, jurnal dan berbagai tulisan serta data tertulis yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.
13
Koentjaraningrat, Metode-metode dalam Masyarakat, Edisi 5, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993), h. 129.
13
5. Teknik Pengolahan Data Data-data yang diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, data mendeskripsikan praktek analisis yang dilakukan oleh bank BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir dalam menganalisis kelayakan pembiayaan mikro. Kedua, data tersebut dianalisis mengenai strategi BRI Syariah dalam menganalisis pembiayaan tersebut dengan memperhatikan aspek penilaian. 6. Teknik Analisis Data Langkah yang dilakukan dalam teknik analisa kualitatif adalah menyajikan data berupa gambaran secara keseluruhan tentang analisis pembiayaan mikro. Setelah itu menggabungkan informasi yang diperoleh dari pihak divisi mikro dan menarik kesimpulan dan mengkaji tiap aspek penilaian melampirkan pula studi kasus terjadi pada nasabah pembiayaan mikro. 5.
Teknik Penulisan Teknik Penulisan skripsi ini merujuk pada buku pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diterbitkan oleh UIN Jakarta pada tahun 2007.
G. Sistematika Penulisan Adapun sistematika dalam penulisan ini, penulis membagi pembahasan menjadi lima bab dalam tiap-tiap bab tersebut terdiri dari beberapa sub bagian. Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah:
14
BAB I
Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, manfaat dan tujuan penelitian, kajian studi terdahulu, kerangka teori, pedoman penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II
Landasan teori terdiri dari A) Peran bank syariah dalam pemberdayaan UMKM meliputi konsep bank syariah, dan UMKM B) Model pembiayaan bank syariah, meliputi teori pembiayaan dan analisis kelayakan pembiayaan, C) Strategi bank syariah dalam menganalisis pembiayaan mikro.
BAB III
Pada bab III akan dijelaskan mengenai gambaran umum bank BRI Syariah meliputi A) Sejarah berdirinya BRI Syariah, B) Visi dan misi
C) Struktur organisasi Bank BRI Syariah Cabang
Pembantu Cipulir
dan D) Produk BRI Syariah Cabang
Pembantu Cipulir. BAB IV
Bab ini berisi tentang prosedur pembiayaan mikro pada BRI Syariah
Cabang
Pembantu
Cipulir,
analisis
kelayakan
pembiayaan mikro pada BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir, strategi dalam menganalisis kelayakan pembiayaan mikro pada BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir BAB V
Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Peran Bank Syariah dalam Pemberdayaan UMKM 1. Konsep Bank Syariah Perbankan sebagai sebuah lembaga yang berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat memiliki peranan yang strategis untuk mendukung pelaksanaan pembangunan nasional yakni dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf hidup orang banyak termasuk yaitu sektor usaha mikro kecil dan menengah. Bank syariah sebagai salah satu solusi perbankan merupakan lembaga bank yang dikelola berdasarkan nilai, prinsip dan konsep syariah dengan falsafah dasar mencari keridhoan Allah untuk memperoleh kebajikan dunia dan akhirat dengan berusaha untuk menjauhkan dari unsur riba yaitu unsur melipatgandakan secara otomatis pinjaman/simpanan hanya karena berjalannya waktu (QS. Ali Imran 130). Bank Syariah juga memiliki filosofi kemitraan dan kebersamaan dalam profit dan risk
mengacu pada Al
Baqarah 275 dan An Nisa ayat 29.1
1
Muhammad, Analisis Kekuatan, Peluang, Kelemahan dan Ancaman, Cet. II (Yogyakarta: Ekonisia,2006), h. 56-57
15
16
Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008, bank syariah merupakan
lembaga keuangan
yang usaha
pokoknya memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang yang pengoperasiannya didasarkan kepada prinsip-prinsip syariah. Dibentuknya bank syariah bertujuan untuk:2 a. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara islam, khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan agar terhindar dari praktik-praktik riba atau jenis-jenis usaha perdagangan lain yang mengandung unsur gharar, dimana jenis-jenis usaha tersebut dilarang dalam islam, juga telah menimbulkan dampak negatif terhadap ekonomi umat. b. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang berusaha kepada pihak yang membutuhkan (deficit unit) yang diarahkan kepada kegiatan usaha produktif menuju terciptanya kemandirian berusaha. c. Untuk membantu mengentaskan masalah kemiskinan, yang pada umumnya merupakan program utama dari negara-negara sedang berkembang. Upaya bank syariah dalam pengentasan kemiskinan berupa pembinaan nasabah yang lebih menonjolkan sifat kebersamaan dan
2
Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam & Lembaga-lembaga terkait: BAMUI, takaful dan pasar modal syariah di Indonesia (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 17.
17
siklus usaha yang lengkap seperti program pengembangan modal kerja, dan program pengembangan usaha bersama. d. Untuk menjaga kestabilan ekonomi/moneter pemerintah melalui aktivitas-aktivitas bank syariah yang diharapkan mampu menghindarkan inflasi akibat penerapan sistem bunga, menghindarkan persaingan yang tidak sehat antara lembaga-lembaga keuangan khususnya bank dan menanggulangi kemandirian lembaga keuangan dari pengaruh gejolak moneter bank dari dalam maupun luar negeri. Tugas pokok bank syariah dalam memberikan pembiayaan merupakan peran bank syariah sebagai lembaga intermediary yaitu menghimpun
dana
dari
masyarakat
dalam
bentuk
simpanan
dan
menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan.3 Bank Syariah dalam melaksanakan tugas pokok tersebut memegang beberapa prinsip yaitu:4 a. Prinsip keadilan Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama antara pihak bank dan nasabah. b. Prinsip kemitraan
3
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), h. 18. Yusak Laksmana, Tanya Jawab Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan di Bank Syariah (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2009), h. 11. 4
18
Bank Syariah menempatkan nasabah penyimpanan dana, nasabah pengguna dana maupun bank pada kedudukan yang sama dan sederajat dengan mitra usaha. c. Prinsip keterbukaan (transparansi) Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manajemen. d. Prinsip universalitas Bank dalam mendukung operasionalnya tidak membeda-bedakan suku, ras, dan golongan agama dalam masyarakat. e. Prinsip kehati-hatian Prinsip kehati-hatian adalah suatu asas atau prinsip yang menyatakan bahwa dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib bersikap hati-hati (prudent) dalam rangka melindungi dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya. Prinsip ini berperan penting sebagai pedoman dalam penyaluran pembiayaan Secara umum fungsi bank syariah dibagi menjadi empat fungsi yaitu: a. Fungsi manajer investasi Bank syariah merupakan manajer investasi dari pemilik dana dari dana yang dihimpunnya. Besar kecilnya pendapatan/bagi hasil yang diterima oleh nasabah sangat tergantung pada pendapatan yang diterima oleh bank syariah dalam mengelola dana yang dihimpunnya.
19
b. Fungsi investor Dalam penyaluran dana bank syariah berfungsi sebagai investor yaitu pemilik dana. Oleh karena sebagai pemilik dana maka akan menanamkan dananya pada sektor-sektor produktif dan mempunyai risiko yang sangat minim. c. Pengelola jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran Bank syariah dapat juga menawarkan berbagai jasa keuangan lainnya berdasarkan upah (fee based) dalam sebuah kontrak perwakilan atau penyewaan. d. Pelaksana kegiatan sosial Bank
syariah
berfungsi
sebagai
pengelola
dana
sosial
untuk
penghumpunan dan penyaluran zakat, infak dan shadaqah serta penyaluran qardhul hasan. Dalam kaitan fungsi bank syariah tersebut, maka salah satu sasaran perbankan syariah dalam pembiayaan produktif yaitu penyaluran dana pada sektor usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Salah satu peran bank syariah dalam memberikan pembiayaan tergambarkan dalam pembiayaan perbankan syariah baik BUS (Bank Umum Syariah) maupun UUS (Unit Usaha Syariah pada tahun 2010 telah mencapai Rp 52,6 Triliun atau porsinya (share) sebesar 77,1 % dari seluruh pembiayaan yang diberikan BUS dan UUS ke sektor usaha. Pada akhir tahun 2010, pertumbuhan pembiayaan bagi mikro tersebut mencapai lebih dari 600 ribu rekening atau
20
porsinya mencapai 69,3% dari total rekening pembiayaan perbankan syariah. Pembiayaan perbankan syariah kepada sektor UMKM tiap tahunnya mengalami peningkatan lebih tinggi dibandingkan kepada sektor non UMKM.5 Hingga pada akhir April 2011 pembiayaan kepada sektor non UMKM sebesar Rp 57,783 Miliar sedangkan pembiayaan kepada sektor non UMKM sebesar Rp 17,943 Miliar. Gambar 2.1 Pembiayaan BUS dan UUS berdasarkan Golongan Pembiayaan
(dalam Miliar Rupiah) 60,000
52,750
50,000 35,795
40,000 27,063
30,000 19,566
20,000
14,872
10,195 10,000 5,036
5,573
8,379
15,611 11,132
11,087
0 2005
2006
2007
Pembiayaan UMKM
2008
2009
2010
Pembiayaan Non UMKM
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia, April 2011
5
Muzamil Misbach, “Analisis Peran Strategis Peran Bank Syariah dalam Pembiayaan UMKM”, artikel diakses pada 2 April 2011 dari http://economicsjurnal.blogspot.com/2010/06/analisisstrategis-peran-bank-syariah.html.
21
2. UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) Menurut Dawam M. Rahardjo, pengembangan masa depan dimulai dari pengembangan ekonomi rakyat atau usaha produktif yang berbasis masyarakat yaitu UMKM. Pelaku ekonomi rakyat khususnya pelaku usaha skala mikro dan kecil muncul akibat terdesak dan termarginalkan oleh kapitalisme dan liberalisme.6 Definisi mengenai UMKM di Indonesia bervariasi baik oleh lembaga maupun institusi. Beberapa lembaga atau instansi bahkan UndangUndang (UU) memberikan definisi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Dalam definisi tersebut mencakup sedikitnya dua aspek yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokkan perusahaan ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap oleh kelompok perusahaan tersebut.7 Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM ditinjau dari kuantitas dan tenaga kerja. Usaha Kecil merupakan entitas usaha
yang
memiliki jumlah tenaga kerja 5 hingga 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja 20 hingga 99 orang.
6
Dawam M. Rahardjo, “ Mengapa Ekonomi Rakyat Dianaktirikan, artikel diakses pada 7 April 2011 dari http://binaswadaya.org/files/buletin-apr09.pdf. 7 Tiktik Sartika Partomo, Industri Skala Kecil di Indonesia (Jakarta: Universitas Trisakti, 2003), h. 13.
22
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki arti :8 a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perseorangan dan/ atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini.
8
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, “ Kriteria Usaha mikro, Kecil dan Menengah Tahun 2008 tentang UMKM”, artikel diakses pada 9 April 2011 http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=129.
23
Kriteria mengenai UMKM yang tercantum dalam Undang- undang ini yaitu: Tabel 2.1 Kriteria UMKM Kriteria No
Uraian
Asset
Omset
1
Usaha Mikro
Maks. 50 juta
Maks. 300 juta
2
Usaha Kecil
>50 jt-500 jt
>300 jt-2,5 Miliar
3
Usaha
>500 jt-10 Miliar
>2,5 Miliar-50
Menengah
Miliar
Sumber: www. depkop.go.id
Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil yaitu: a.
Usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia
b.
Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100 juta per tahun Sektor UMKM memiliki karakteristik positif yaitu sektor yang
menyerap tenaga kerja yang besar.9 Berdasarkan data terakhir yang diperoleh, sektor tersebut memiliki jumlah pelaku usaha yang mencapai 51,3 juta unit usaha atau memiliki kontribusi sebesar 99% dan menyerap tenaga kerja 90,9 % sehingga menyumbang PDB (Produksi Domestik
9
Elvira Tjandrawinata, “UKM Mampu Menyerap Tenaga Kerja Besar”, artikel diakses pada 11 April 2011 dari http://els.bappenas.go.id/upload/kliping/UKM%20Mampu.pdf.
24
Bruto) sebesar Rp 2.609 Triliun (sekitar 55,6%) serta memberikan sumbangan devisa Rp 183,8 Triliun atau sekitar 20 %.10 UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
Indonesia
dan
terbukti
menjadi
katup
pengaman
perekonomian nasional dalam masa krisis. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya survei yang dilakukan oleh Akatiga dari Asia Foundation yang menunjukkan bahwa dari 320 UKM yang diteliti pada saat krisis moneter sebanyak 35 % mengalami kenaikan kinerja, 12 % relatif stabil dan 53 % omsetnya menurun tetapi tidak mengalami kebangkrutan usaha.11 Namun demikian keberadaan UKM di Indonesia tidak lepas dari berbagai masalah. Pada umumnya permasalahan yang dihadapi oleh sektor ini antara lain: a.
Faktor Internal 1)
Kurangnya permodalan. Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha.
2)
Sumber daya manusia yang terbatas. Sebagian besar usaha mikro dan kecil tumbuh secara tradisional dan merupakan usaha keluarga yang turun temurun. Keterbatasan SDM baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilan
10
Ali Sakti, “Peran Perbankan Syariah dalam Pemberdayaan UMKM”, artikel diakses pada 25 April 2011 dari http://www.pkesinteraktif.com/edukasi/opini/2418-peran-perbankan-syariah-dalampemberdayaan-umkm.html. 11 Gampito, “Potensi Bank Syariah Merambah Sektor UKM”, artikel diakses pada 27 April 2011 dari http://gampito.blogspot.com/2008/06/potensi-bank-syariah-merambah-sektor.html.
25
berpengaruh
terhadap
manajemen
pengelolaan
usahanya
sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang dengan optimal. Selain itu dengan keterbatasan SDM menyebabkan unit usaha tersebut relatif sulit untuk mengadopsi perkembangan teknologi baru untuk meningkatkan daya saing produk yang dihasilkannya. 3)
Lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar yang rendah karena produk yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan mempunyai kualitas yang kurang kompetitif.
b.
Faktor Eksternal 1)
Iklim usaha belum sepenuhnya kondusif disebabkan kebijakan pemerintah untuk menumbuh kembangkan UKM masih minim.
2)
Terbatasnya sarana dan prasarana usaha berkaitan dengan kurangnya informasi berupa ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka miliki kurang berkembang dan kurang mendukung kemajuan usahanya sebagaimana yang ada, produk bersifat lifetime pendek. Sebagian besar produk industri mikro memiliki ciri atau karakteristik sebagai produk-produk fashion dan kerajinan dengan lifetime yang pendek.
3)
Terbatasnya akses pasar akan menyebabkan produk yang dihasilkan tidak dapat dipasarkan secara kompetitif baik di pasar nasional maupun internasional.
26
4)
Implikasi perdagangan bebas sebagaimana diketahui bahwa AFTA yang mulai berlaku pada tahun 2003 dan APEC tahun 2020 yang berimplikasi luas terhadap usaha mikro dan kecil untuk bersaing dalam perdagangan bebas. UKM dituntut untuk melakukan proses produksi dengan produktif dan efisien serta dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan frekuensi pasar global dengan standar kualitas. Dapat disimpulkan bahwa masalah inti dan terbesar yang
dihadapi UKM dalam rangka mengembangkan usahanya adalah keterbatasan modal yang disebabkan sulitnya memperoleh pembiayaan kepada lembaga keuangan formal atau perbankan. Bank Syariah sebagai lembaga keuangan dapat berperan sebagai mitra kerja sektor UMKM melalui penyaluran pembiayaannya. B.
Model Pembiayaan Bank Syariah 1. Teori pembiayaan Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah didefinisikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.12 Dalam referensi lain
12
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), h. 46.
27
dijelaskan bahwa pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.13 Menurut Muhammad, terdapat beberapa fungsi dari pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah kepada masyarakat, diantaranya untuk: a.
Meningkatkan daya guna uang. Artinya, para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Uang tersebut dalam persentase tertentu ditingkatkan kegiatannya oleh bank guna suatu usaha peningkatan produktifitas.
b.
Meningkatkan peredaran uang artinya pembiayaan yang disalurkan melalui
rekening
koran
pengusaha
menciptakan
pertambahan
peredaran uang giral dan sejenisnya seperti cek, bilyet giro dan wesel. c.
Stabilitas ekonomi artinya dalam ekonomi yang kurang sehat langkahlangkah stabilisasi pada arus inflasi diarahkan pada usaha-usaha untuk pengendalian inflasi, peningkatan ekspor, rentabilisasi prasarana dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat. Menurut
Syafi’i
Antonio
berdasarkan
sifat
penggunaannya,
pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu: a.
Pembiayaan produktif
yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk
13
Muhammad. Manajemen Bank Syariah (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, 2005), h. 17.
28
peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi. b.
Pembiayaan konsumtif yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi
dua hal berikut: a.
Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan 1) peningkatan produksi baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif yaitu peningkatan kualitas dan mutu hasil produksi dan 2) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.
b.
Pembiayaan Investasi Pembiayaan ini diperuntukkan bagi nasabah untuk keperluan investasi, yaitu keperluan penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha, ataupun pendirian proyek baru. Ciri-ciri pembiayaan ini adalah untuk pengadaan barang-barang modal, mempunyai perencanaan alokasi dana yang matang dan terarah, berjangka waktu menengah dan panjang. Secara prinsip pembiayaan bank syariah harus memenuhi dua aspek
yaitu aspek syariah dan aspek ekonomi. Artinya selain harus syariah, bank syariah harus tetap memperhitungkan profitabilitas dari usaha yang dibiayai, agar menguntungkan bagi bank maupun nasabah.
29
Dalam memberikan pembiayaan, suatu bank berusaha untuk memperkecil risiko melalui pengelolaan pembiayaan.. Suatu bank dalam pengelolaan pembiayaan melakukan proses sebagai berikut:14 a.
Pengajuan berkas yaitu tahap yang meliputi pemberian informasi tentang persyaratan, wawancara dan pengisian formulir-formulir permohonan. Pengajuan permohonan pembiayaan dituangkan dalam bentuk proposal.
b.
Tahap selanjutnya yaitu penyelidikan dokumen-dokumen ynag diajukan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan yang telah ditetapkan dan membuktikan kebenaran dan keaslian dari berkas-berkas dilampirkan.
c.
Penilaian kelayakan pembiayaan/analisis pembiayaan Langkah ini untuk menilai nasabah dari berbagai aspek untuk menjadi bahan pertimbangan bagi bank apakah nasabah tersebut layak mendapatkan pembiayaan. Prinsip yang digunakan oleh bank dapat berupa 5C yaitu character, capacity, capital, condition of economy, collateral maupun 7 P yaitu personality, party, prospect, purpose, payment, profitability, dan protection. Aspek-aspek yang harus diketahui oleh bank meliputi: 1)
14
Tujuan pembiayaan
Faisal Afiff, dkk, Strategi dan Operasional Bank (Bandung: PT Eresco, 1996), h.115.
30
Pada awal pengajuan pembiayaan harus dijelaskan detail agar pendekatan logis terhadap data yang akan dikaji dapat tercapai. Tujuan pembiayaan menguraikan tentang:
2)
a)
Besarnya kebutuhan fasilitas pembiayaan yang diajukan
b)
Kegunaan fasilitas pembiayaan yang diajukan
c)
Jangka waktu dari fasilitas pembiayaan yang diajukan
Latar belakang calon nasabah Latar belakang berisikan informasi kualitatif mengenai nasabah Informasi tersebut meliputi identitas nasabah dan karakter nasabah.
3)
Kondisi usaha
4)
Analisa keuangan calon nasabah
5)
Analisa jaminan yaitu analisa atas barang yang dijaminkan dalam pembiayaan.
6)
Analisis risiko pembiayaan merupakan penjabaran mengenai kemungkinan jenis risiko yang dapat terjadi pada nasabah dan meneliti
kemungkinan
risiko
tersebut
berpengaruh
pada
pelunasan pembiayaan nasabah. c.
Wawancara awal Wawancara awal merupakan penyidikan kepada calon nasabah yang berfungsi untuk meyakinkan bank bahwa berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap sesuai persyaratan bank.
31
d.
On The Spot Tahap ini berupa kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil On the Spot dicocokkan dengan hasil wawancara.
e.
Keputusan pemberian pinjaman Keputusan dalam hal ini berupa apakah pembiayaan akan diberikan atau ditolak.15 Pada umumnya keputusan tersebut: 1)
Jumlah uang yang diterima
2)
Jangka waktu pembiayaan
3)
Biaya-biaya yang harus dibiayai
4)
Waktu pencairan dana Jika permohonan pembiayaan ditolak maka pihak bank akan melakukan pemberitahuan kepada calon nasabah dan dikirim surat penolakan.
f.
Penandatanganan Akad Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya pembiayaan, maka sebelum dana dicairkan, terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad pembiayaan, mengikat jaminan dengan hipotik dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu. Penandatanganan dilakukan:
15
Julius R. Latumaerissa, Mengenal Aspek-Aspek Operasi Bank Umum (Jakarta: Bumi Aksara,1999), h. 43.
32
g.
1)
Antara bank dengan debitur secara lansung
2)
Dengan melalui notaris
Realisasi pembiayaan Realisasi pembiayaan diberikan setelah penandatanganan akad dan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan jika nasabah tidak memiliki tabungan di bank.
h.
Penyaluran atau penarikan dana Tahap ini adalah pencairan dan pengambilan dana dari rekening sebagai realisasi dari pemberian pembiayaan dan dapat diambil sesuai dengan ketentuan dan tujuan pembiayaan.
2.
Analisis Kelayakan Pembiayaan Prinsip-prinsip pemberian pembiayaan mengacu pada prinsip 5C yaitu:16 a.
Character Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan pembiayaan harus dapat dipercaya. Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat dilihat dari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial.
16
Kashmir, Dasar – dasar Perbankan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 117.
33
Kegunaan dari penilaian terhadap karakter ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kemauan nasabah untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. b.
Capacity Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar pembiayaan (ability to pay).17 Dari penilaian ini dapat terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan pembiayaan yang disalurkan. capacity sering disebut dengan capability.
c.
Capital Capital digunakan untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak, dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus dianalisis dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk persentase modal yang digunakan untuk membiayai usaha yang akan dijalankan, berapa modal sendiri dan berapa modal pinjaman.
17
243.
Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1997), h.
34
d.
Condition Dalam menilai pembiayaan hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial politik yang ada sekarang dan prediksi di masa yang akan datang. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan pembiayaan tersebut bermasalah relatif kecil.
e.
Collateral Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah pembiayaan yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan kesempurnaannya sehingga jika terjadi suatu masalah maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan.
f.
Constraint Constraint adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu bisnis untuk dilaksanakan pada tempat tertentu, misalnya pendirian suatu usaha pompa bensin yang di sekitarnya banyak bengkel las atau pembakaran batu bara.
Selanjutnya penilaian suatu pembiayaan dapat pula dilakukan dengan analisa 7P kredit dengan unsur penilaian sebagai berikut: a.
Personality Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun kepribadiannya masa lalu.
35
Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan
nasabah
dalam
menghadapi
suatu
masalah
dan
menyelesaikannya. b.
Party Party yaitu mengklasifikasikan ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu, berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Nasabah yang digolongkan ke dalam golongan tertentu akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.
c.
Purpose Purpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil pembiayaan, termasuk jenis pembiayaan yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan pembiayaan dapat bermacam-macam sesuai kebutuhan misalnya untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif dan lain-lain.
d.
Prospect Prospect yaitu untuk menilai usaha calon nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah.
e.
Payment Payment merupakan ukuran bagaimana cara nasabah dalam mengembalikan pembiayaan yang telah diambil atau dari sumber
36
mana saja untuk pengembalian pembiayaan. Semakin banyak sumber penghasilan nasabah maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya. f.
Profitability Profitability digunakan untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan pembiayaan yang akan diperolehnya.
g.
Protection Tujuannya profitability adalah bagaimana menjaga pembiayaan agar pembiayaan yang diberikan mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga
pembiayaan
yang
diberikan
benar-benar
aman.
Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. Dari semua prinsip-prinsip di atas ada hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh bank syariah dalam memberikan pembiayaan yaitu bisnis dan usaha yang dibiayai, tidak terlepas dari kriteria syariah. Batasan dalam hal pembiayaan tersebut yang menjadi pembeda antara analisis pembiayaan pada bank syariah dan bank konvensional.
37
Pada bank syariah juga perlu mempertimbangkan konsep sifat amanah, kejujuran dan kepercayaan dari nasabah yang akan memperoleh pembiayaan.
C.
Strategi Bank Syariah Dalam Menganalisis Pembiayaan Mikro Mengamati realita bahwa UMKM khususnya usaha mikro memiliki kontribusi besar dalam pengembangan sektor riil, maka baik bank konvensional maupun bank syariah, masing-masing berusaha untuk menguasai pangsa pasar tersebut. Maka diperlukan langkah dan strategi bank syariah untuk lebih berperan aktif dalam menggiatkan pembiayaan khususnya sektor mikro agar memperoleh keunggulan kompetitif (competitive advantage).18 Sejalan dengan visi pengembangan perbankan syariah yang tercantum dalam blueprint Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia yaitu terwujudnya sistem perbankan syariah yang kompetitif, efisien dan memenuhi prinsip kehati-hatian yang mampu mendukung sektor riil secara nyata melalui kegiatan pembiayaan berbasis bagi hasil (share based financing) dan transaksi riil dalam kerangka keadilan, tolong menolong, dan menuju kebaikan guna mencapai kemaslahatan masyarakat maka poin inti yang tercantum pada blue print tersebut menjelaskan
18
Mudrajad Kuncoro, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, (Jakarta: Gelora Aksara Pertama, 2005), h. 31.
38
bahwa pembiayaan pada bank syariah berlandaskan sistem bagi hasil tidak terlepas dari prinsip kehati-hatian.19 Secara konseptual dalam pemberian pembiayaan bank syariah memiliki konsep yang serupa dengan bank konvensional, tetapi jika ditinjau perbedaannya
terletak
pada
penekanan
pada
aspeknya
yang
lebih
memprioritaskan pada aspek karakter dan aspek syariah. Bank syariah memposisikan nasabah sebagai mitra sedangkan pada bank konvensional hubungan yang terjalin bersifat kreditur dan debitur. Prinsip keadilan tercermin pada prinsip bagi hasil sehingga nasabah dan pihak bank memberikan kontribusi terhadap usaha yang dijalankan. Seperti yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya bahwa usaha Mikro, Kecil dan Menengah memiliki nature yang berbeda dimana sektor ini menghadapi kendala dalam masalah permodalan dan prosedur bank yang mewajibkan adanya jaminan, maka hal ini yang dapat menjadi peluang bagi bank syariah dengan menerapkan strategi yang tepat seperti : 1.
Kemudahan dan fleksibilitas dalam prosedur pembiayaan dengan mengutamakan aspek karakter.
2.
Analisis dengan berdasarkan prinsip syariah sehingga bisnis dan proyek yang dibiayai sesuai dengan koridor syariah.
19
Rizqullah, “Pembenahan Manajemen Perbankan Syariah Menyongsong Industri Perbankan 2010”, Makalah disampaikan pada seminar Bulanan MES, 21 Februari 2010, h. 4.
39
3.
Adanya sistem pick up service/pendekatan jemput bola yaitu para staf pembiayaan terjun lansung ke tempat usaha untuk mengambil pembayaran angsuran sehingga memudahkan nasabah dan lebih efisien dalam hal waktu dan biaya.
4.
Penerapan prinsip kehati-hatian (prudential banking) dalam menganalisis pembiayaan untuk mencegah pembiayaan bermasalah.
5.
Sikap indepedensi dan transparansi dalam melakukan analisis sehingga terbebas dari kepentingan pribadi.
6.
Mengembangkan produk yang berbasis bagi hasil yang berparadigma kemitraan sangat tepat untuk pemberdayaan UMKM.
7.
Pengelolaan bisnis berdasarkan moral dan transaksi sesuai dengan prinsip syariah.
8.
Memberi prioritas yang utama untuk melayani sektor UMKM dengan dieksekusi lansung oleh kantor cabang syariah atau melakukan chanelling atau joint pembiayaan dengan BPRS dan BMT melalui linkage program.
9.
Pengembangan skema atau model investasi syariah untuk UMKM.
10.
Perbankan
syariah
bekerjasama
dengan
Kementerian
Koperasi,
Departemen Perindustrian dan Perdagangan serta BUMN dan departemen terkait dalam memberdayakan UMKM untuk meningkatkan kemampuan manajerial.
40
11.
Kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan atau lembaga sosial dalam upaya meningkatkan kemampuan manajemen UMKM dalam bentuk pembinaan-pembinaan nasabah. Oleh karena itu, bank syariah seharusnya menerapkan strategi tersebut
secara komprehensif agar tercapai target dan peningkatan pangsa pasar. Selain itu dengan mengimplementasikan strategi tersebut maka perbankan syariah dapat meminimalisir pembiayaan bermasalah.
BAB III GAMBARAN UMUM BANK BRI SYARIAH
A.
Sejarah Singkat Berdirinya BRI Syariah1 Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan oleh Raden Aria Wirjaatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuur Ambtenaren atau bank bantuan dan simpanan milik kaum priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Bank ini berdiri pada tanggal 16 Desember 1895 dan pada tanggal itu pula dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Berdirinya Bank Rakyat Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 1946 pasal 1 di dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa BRI adalah bank pemerintah pertama di Republik Indonesia. Karena adanya situasi perang dalam mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu PERPU No. 41 Tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlanshe Maatschappy (NHM). Kemudian berdasarkan
1
Bank Rakyat Indonesia, “Sejarah”, artikel diakses pada tanggal 30 April 2011 dari http://www.bri.co.id/TentangKami/Sejarah/tabid/61/language/id-ID/Default.aspx
41
42
Penetapan Presiden (Penpres) No.9 Tahun 1965, BKTN
diintegrasikan ke
dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah berjalan selama satu bulan, pemerintah mengeluarkan Penpres No. 17 Tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam peraturan baru tersebut, Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia Unit 1 Bidang Rural. Sedangkan Nederlansche maatschappy (NHM) menjadi Bank Negara Indonesia Unit II bidang Ekspor dan Impor. Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1967 tentang UndangUndang No.13 Tahun 1968 tentang Undang-Undang Bank Sentral yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai bank sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II bidang rural dan eksport import, masing-masing dipisahkan menjadi dua bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Eksport Import Indonesia. Selanjutnya, berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai Bank Umum, Sejak tanggal 1 Agustus 1992. Berdasarkan Undang-Undang Perbankan No.7 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 21 Tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero).2
2
Bank Rakyat Indonesia, Terbaik di Madani,2004), h. 17.
Awal Milenium, (Jakarta: Masyarakat Profesional
43
Kemudian pada tahun 2001, berdiri BRI Syariah yang merupakan Unit Usaha Syariah dari BRI. Berbeda dengan perbankan pada umumnya, BRI yang juga diikuti BRI Syariah, memiliki segmen tersendiri, yaitu kalangan kecil dan menengah. Dengan sasaran yang sangat segmented ini, tidak mengherankan BRI sangat akrab dengan nasabah di seluruh Indonesia. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin kompetitif dan pesat, maka dalam rangka pengembangan BRI Syariah melakukan spin off. Berawal dari akusisi Bank Jasa Artha oleh Bank Rakyat Indonesia pada tanggal 19 Desember 2007 dan kemudian diikuti dengan perolehan izin dari Bank Indonesia untuk mengubah kegiatan usaha Bank Jasa Artha dari bank umum konvensional menjadi bank umum yang menjalankan kegiatan usaha berdasrkan prinsip syariah pada tanggal 16 Oktober 2008, maka lahirlah Bank umum syariah yang diberi nama PT Bank Syariah BRI (yang kemudian disebut dengan nama BRI Syariah 17 November 2008).3 Nama BRI Syariah menggambarkan secara lansung hubungan Bank dengan PT Bank Rakyat Indonesia yang akan melayani kebutuhan perbankan masyarakat dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah. Pada tanggal 1 Desember 2008, telah ditandatangani akta pemisahan unit usaha syariah. Penandatanganan akta pemisahan telah dilakukan oleh Bp.
3
BRI Syariah, “Sejarah”, artikel diakses pada 1 Mei 2011 http://www.brisyariah.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1&Itemid=4.
dari
44
Sofyan Basir selaku Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia dan Bp. Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama BRI Syariah, sebagaimana akta pemisahan No. 27 tanggal 19 Desember 2008 dibuat di hadapan notaris Fathiah Helmi, SH. di Jakarta. Peleburan unit usaha syariah Bank Rakyat Indonesia ini berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Setelah peleburan, total aset BRI Syariah mencapai Rp 1.466.664.279.74. Sebagai bagian dari keluarga besar Bank Rakyat Indonesia. BRI Syariah mendapat dukungan penuh dari Bank Rakyat Indonesia sebagai pemegang saham sebagaimana tercermin dari penambahan modal disetor yang dilakukan sebanyak dua kali di tahun 2008, sehingga saat ini BRI Syariah menjadi salah satu bank dengan struktur permodalan yang kuat. BRI Syariah siap memberikan warna lain bagi masyarakat menengah bawah yang menjadi sasaran utama. BRI Syariah Cipulir, misalnya adalah salah satu kantor cabang pembantu berdiri pada September 2008 berada di bawah kantor cabang induk BSD City yang didirikan pada September 2008. KCP ini berlokasi di Jl. Cileduk Raya No. 25 Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan menempati jalan protokol dan letak yang strategis yang berjarak ± 4 km dari pusat grosir Cipulir Center dan ± 2 km dari sentra tekstil Cipadu. Keberadaan BRI KCP Cipulir ini diharapkan memberikan pelayanan dan menjangkau masyarakat dalam transaksi perbankan.
45
B.
Visi dan Misi Visi dan Misi BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir sejalan dengan Misi BRI Syariah Pusat yang tertuang dalam profile company yaitu:4 “Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna berbasis syariah.” Sedangkan misinya antara lain: 1. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi rakyat. 2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah yang terbaik melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktik Good Corporate Governance 3. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 4. Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam kebutuhan finansial nasabah. 5. Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai prinsip-prinsip syariah. 6. Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapanpun dan dimanapun.
4
BRI Syariah, “Panduan Layanan BRI Syariah Tahun 2010”, Kantor Pusat Jakarta, h.5.
46
7. Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan menghadirkan ketentraman pikiran. C.
Nilai Utama BRI Syariah KCP Cipulir 1.
Kemudahan dan kenyamanan akses perbankan a.
Nyaman Setiap produk dan layanan keuangan yang ditawarkan oleh BRI Syariah mudah diakses dan selalu mengutamakan kenyamanan bagi nasabah dan mitra bisnis, baik dalam hal prosedur, produk dan konsep layanan.
b.
Universal BRI Syariah memahami keragaman kebutuhan nasabahnya dan siap memenuhi kebutuhan keuangan berbagai lapisan masyarakat. Setiap produk dan layanan keuangan yang ditawarkan oleh BRI Syariah harus mudah diperoleh kualitas dan keuntungannya dimanapun dan kapanpun, untuk siapapun dengan senantiasa mengedepankan semangat universal.
c.
Fleksibel BRI Syariah selalu fleksibel dan responsif dalam menjawab berbagai kebutuhan dan tantangan finansial dengan menawarkan berbagai produk dan layanan, baik untuk individu maupun komersil, pendanaan maupun pembiayaan di kota maupun desa.
47
2.
Pemahaman yang mendalam dan progresif a.
Berorientasi pada nasabah Menjadi brand yang insightful, BRI Syariah selalu meningkatkan kemampuan untuk memahami perbedaan kebutuhan setiap nasabah secara mendalam dan menyeluruh jauh sebelum nasabah bisa mengutarakannya sendiri.
b.
Berorientasi pada tujuan BRI Syariah bertekad untuk menciptakan masa depan yang lebih baik dimana setiap orang dapat menikmati “hidup penuh warna”. Kehidupan yang penuh warna merupakan suatu keadaan dimana setiap pribadi dihargai, setiap pribadi menjadi lebih bermakna, dan setiap cita-cita dapat tercapai.
c.
Berorientasi pada pengembangan BRI Syariah berkembang menuju masa depan yang lebih baik dan selalu berupaya menjadi yang terdepan dalam segala hal, terutama dalam hal teknologi dan kreatifitas inovasi produk dan layanan keuangan.
D.
Struktur Organisasi PT. BRI Syariah KCP Cipulir Dalam melaksanakan kegiatan perusahaan, BRI Syariah mempunyai struktur organisasi dalam menghadapi persoalan ekstern dan intern perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi ini dapat memberikan ketegasan dalam hal batas wewenang dan tanggung jawab kepada masing-masing pejabat atau pihak
48
yang ditugaskan, maka mereka akan dapat menunaikan tugasnya dengan baik. Struktur organisasi PT. Bank BRI Syariah KCP Cipulir adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 STRUKTUR ORGANISASI BRI SYARIAH KCP CIPULIR Pimpinan Cabang Pembantu
Penaksir Madya
Teller
Satpam
Teller
Unit Head
Account Officer
Funding Officer
Penaksir Muda
Satpam
Account Officer
Supervisor
Account Officer
Customer Service
Pembakti
Sales Officer
Driver
Office Boy
Sumber: Profile Company BRI Syariah KCP Cipulir
UFO
RO
49
Adapun tugas-tugas dari masing-masing organ Bank BRI Syariah Cabang Cipulir adalah sebagai berikut: 1.
Pimpinan Cabang Pembantu, bertanggung jawab atas keseluruhan berjalannya sistem operasional perbankan di level kantor cabang pembantu dan membawahi keseluruhan bagian.
2.
Supervisor, berwenang mengkoordinir kegiatan pelayanan perbankan transaksi operasional dan teller, menyetujui atau otorisasi transaksi layanan operasi front office sesuai kewenangannya.
3.
Account Officer (AO) Consumer, melakukan proses marketing untuk segmen komersial khususnya giro dan deposito dan pembiayaan konsumtif. memasarkan pembiayaan sesuai dengan ketentuan pembiayaan konsumer dengan target yang telah ditetapkan, melakukan proses pembiayaan baru dan perpanjangan meliputi antara lain detail analisa kualitatif, menyiapkan kelengkapan dan keabsahan dokumen pembiayaan serta mengusulkan pembiayaan kepada komite pembiayaan untuk mendapatkan keputusan, mengelola tingkat kesehatan pembiayaan nasabah binaan yang menjadi tanggung jawabnya dan mempertahankan kualitas pembiayaan yang sesuai dengan target yang ditetapkan.
4.
Teller, melayani nasabah untuk transaksi setor dan penarikan tunai maupun non tunai sesuai SLA yang ditetapkan untuk mencapai service excellent.
50
5.
Customer Service, melayani nasabah dengan memberikan informasi tentang produk
dan layanan serta menerima dan menangani keluhan
nasabah dan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk penyelesaiannya, memahami produk layanan yang terkait dengan operasi layanan customer service. 6.
Funding Officer, melakukan proses marketing atas produk funding untuk segmen consumer atau tabungan perorangan.
7.
Unit Micro Syariah Head (UH), merencanakan, mengkoordinasikan dan menyelia kegiatan unit mikro syariah untuk menjamin tercapainya target anggaran yang ditetapkan secara efektif dan efisien.
8.
Unit Financing Officer (UFO) berwenang memahami bisnis serta pengetahuan perbankan mikro, financing analysis, penilaian jaminan dan trade checking sehingga dihasilkan kualitas pembiayaan yang sehat dan menguntungkan.
9.
Relationship Officer (RO), bertanggung jawab untuk mempersiapkan, melaksanakan serta menetapkan prioritas pembinaan account pembiayaan untuk mencapai portfolio pembiayaan yang berkembang, sehat dan menguntungkan, melakukan pembinaan terhadap komunitas melalui pelatihan yang terprogram.
10.
Sales Officer (SO), mempersiapkan dan melaksanakan rencana atas account pembiayaan untuk mencapai portfolio pembiayaan yang
51
berkembang, sehat dan menguntungkan serta menjalankan disiplin proses sales. 11.
Penaksir Madya, bertanggung jawab dalam proses produk gadai mulai dari tahap awal yaitu tahap penaksiran hingga tahap pelunasan pinjaman dan mengkoordinasikan penaksir muda.
12.
Penaksir Muda, berwenang melakukan penaksiran terhadap objek gadai dan melakukan proses administrasi kepada nasabah.
E.
Produk Bank BRI Syariah 1.
Produk Penghimpunan Dana Bank BRI Syariah menyediakan berbagai macam produk simpanan yang inovatif dengan investasi yang menguntungkan sesuai dengan prinsip syariah. Produk yang ditawarkan antara lain: a.
Giro BRI Syariah iB Giro BRI Syariah iB merupakan simpanan nasabah berbentuk giro dengan prinsip wadiah yad-dhamanah yang merupakan titipan dana murni yang dengan seizin dari pemilik dana dapat dioperasikan oleh bank untuk mendukung sector riil dengan jaminan bahwa dana dapat ditarik sewaktu-waktu oleh pemilik dana dengan menggunakan media cek atau bilyet giro.
b.
Tabungan BRI Syariah iB
52
Tabungan BRI Syariah iB adalah simpanan dana pihak ketiga berbentuk tabungan dengan prinsip dipersembahkan untuk memberikan kemudahan nasabah dalam transaksi keuangan. Fasilitas yang diberikan berupa bebas biaya administrasi bulanan tabungan, setoran awal Rp 50.000, gratis biaya tarik tunai dan cek saldo. Selain itu nasabah dapat melakukan berbagai layanan perbankan seperti pembayaran tagihan bulanan listrik dan internet, pembayaran zakat, infaq dan shadaqah. c.
Deposito BRI Syariah iB Deposito BRI Syariah iB merupakan investasi baik secara individu maupun perusahaan dalam bentuk deposito yang sesuai dengan prinsip syariah yakni mudharabah muthalaqoh merupakan simpanan dana masyarakat yang oleh BRI Syariah dapat dioperasikan untuk mendapatkan keuntungan. Hasil keuntungan tersebut akan dibagi antara pemilik dana dan bank sesuai dengan nisbah yang disepakati. Dana nasabah akan diinvestasikan pada sektor riil yang menguntungkan untuk memajukan ekonomi umat.
d.
Tabungan Haji BRI Syariah iB Tabungan
yang diperuntukkan bagi
nasabah
yang sudah
merencanakan menunaikan ibadah haji. Produk ini sama seperti tabungan
mudharabah,
namun
penarikannya
hanya
dapat
digunakan untuk Perjalanan Ibadah Haji (BPIH). Nasabah yang
53
berangkat haji akan mendapatkan souvenir untuk keperluan perjalanan di Tanah Suci dan penutupan asuransi jiwa. Pendaftaran calon jamaah haji ke Departemen Agama dilaksanakan melalui SISKOHAT (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu). 2.
Produk Penyaluran Dana a.
Pembiayaan Murabahah Pembiayaan murabahah menggunakan prinsip jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati dengan pihak bank selaku penjual dan nasabah selaku pembeli. Karakteristiknya adalah penjual harus memberitahukan harga pokok yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahan pembayaran dapat dilakukan secara angsuran dengan kesepakatan bersama.
b.
Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan musyarakah adalah pembiayaan atas dasar prinsip bagi hasil yang porsinya disesuaikan dengan porsi penyertaan masing-masing pihak. Pembiayaan ini diperuntukkan bagi nasabah yang bermaksud mengembangkan usahanya namun masih kekurangan dana untuk merealisasikannya niat tersebut. Pembiayaan musyarakah ini dapat diaplikasikan dalam bentuk pembiayaan proyek dan modal ventura.
c.
Pembiayaan Mudharabah
54
Pembiayaan mudharabah adalah jenis pembiayaan atas dasar prinsip bagi hasil (mudharabah muqayaddah) sesuai dengan kesepakatan di muka dan apabila rugi ditanggung shahibul maal. Pembiayaan ini dapat disalurkan untuk berbagai jenis usaha yakni perdagangan, perindustrian, pertanian, dan jasa. d.
Pembiayaan Istishna Dalam skim ini nasabah memesan barang yang akan dibangun (seperti rumah) kepada bank, kemudian bank akan memesan kepada developer atau kontraktor untuk mengerjakan rumah yang diajukan. Jadi mekanismenya dilakukan secara paralel secara termin sesuai progress pembangunan. Setelah barang selesai dikerjakan dan diserahkan kepada nasabah pemesan, bank akan membukukan aset istishna dan selanjutnya nasabah membayar baik lunas maupun angsuran.
e.
Wakalah Prinsip wakalah adalah berupa surat kuasa. Kuasa ini diberikan dalam skim pembiayaan murabahah. Adakalanya bank tidak dapat mencari dan membeli sendiri barang yang akan dijual kepada nasabah. Dalam kasus demikian, bank memberikan kuasa kepada nasabah untuk membeli barang yang dibutuhkan. Selanjutnya, nasabah menyerahkan bukti-bukti kuitansi dan dokumen pembelian kepada bank.
55
f.
Pembiayaan Pemilikan Rumah (KPR BRI Syariah iB) Pembiayaan yang diberikan kepada perorangan untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan menggunakan
prinsip
jual
kebutuhan akan hunian dengan beli
(murabahah)
dengan
pembayarannya secara angsuran yang telah ditetapkan di muka dan dibayar setiap bulan. Jangka waktu pembiayaan hingga 15 tahun. g.
Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor (KKB BRI Syariah iB) KKB BRI Syariah iB adalah fasilitas pembiayaan kepemilikan kendaraan mobil dari BRI Syariah kepada nasabah perorangan untuk memenuhi kebutuhan kendaraan dengan pengembalian secara angsuran/mencicil dalam jangka waktu yang disepakati.
h.
Pembiayaan Mikro (Mikro iB) Pembiayaan yang diperuntukkan bagi wiraswasta skala mikro yang ditujukan untuk usaha produktif dan usahanya sesuai syariah, dengan plafon Rp 5 juta - Rp 500 juta.
i.
Pembiayaan Qardhul Hasan Pembiayaan ini timbul dikarenakan dana yang digunakan untuk pembiayaan ini bukan berasal dari dana produktif, melainkan diambil dari dana zakat, infak, shadaqah.
56
Alokasi pembiayaan ini adalah untuk keperluan sosial baik secara individu maupun kelompok dalam rangka mewujudkan tanggung jawab sosialnya. Dari pembiayaan ini bank tidak menggunakan tambahan keuntungan sama sekali. Kalaupun pihak nasabah akan menambahkan dari perputaran usahanya, maka dana tersebut hanya akan menambah dana zakat, infak, shadaqah. j.
Pembiayaan Multiguna (KMG) iB Fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan oleh BRI Syariah kepada nasabah perorangan untuk kepemilikan barang-barang multiguna selain rumah dan mobil dengan pembayaran secara angsuran/mencicil
dalam
jangka
waktu
yang
disepakati.
Pembiayaan ini untuk membiayai seluruh atau sebagian atas kepemilikan motor, barang elektronik, bahan-bahan bangunan, dan lain-lain. k.
Gadai BRIS iB Merupakan produk pembiayaan dengan jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif memperoleh uang tunai dengan cepat
3.
Produk Jasa Dalam keunggulan teknologi perbankan, bank BRI Syariah menyediakan jasa-jasa perbankan guna memberikan kemudahan bagi nasabah dalam bentuk:
57
a.
Transfer (kiriman uang) Dengan teknologi online, nasabah mendapatkan kemudahan pengiriman uang seketika, baik antarsesama kantor cabang BRI Syariah maupun kantor cabang BRI lain.
b.
Inkaso Bagi nasabah yang membutuhkan penagihan warkat-warkat yang berasal dari kota-kota lain secara cepat dan aman dapat menggunakan jasa inkaso kepada BRI Syariah.
c.
SMS Banking Merupakan produk layanan perbankan berbasis teknologi seluler yang memberikan kemudahan melakukan berbagai transaksi perbankan.
d.
Dana Talangan Haji Merupakan layanan pinjaman (qardh) untuk perolehan nomor porsi pelaksanaan ibadah haji dengan pengembalian yang ringan dan
pilihan
jangka
waktu
yang
fleksibel
beserta
jasa
penggunaannya sehingga memudahkan nasabah. e.
Kartu ATM BRI Syariah iB Kartu ATM BRI Syariah iB merupakan kartu khusus yang diberikan oleh bank kepada pemilik rekening untuk transaksi elektronis atas rekening nasabah yang ada di bank.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bank BRI Syariah merupakan bank yang yang memfokuskan bisnisnya pada pembiayaan mikro. Menurut Direktur Utama BRI Syariah, Ventje Rahardjo, BRI Syariah akan selalu memberikan perhatian terbaik kepada masyarakat terutama masyarakat menengah ke bawah dalam memenuhi kebutuhan pembiayaannya. Nilai pembiayaan mikro rangenya hingga Rp 500 juta dengan opsi pembiayaan Rp 25 juta, Rp 75 juta dan Rp 500 juta. Pada kuartal I tahun 2011 telah dikucurkan untuk pembiayaaan mikro mencapai Rp 500 Miliar dan proyeksi hingga akhir tahun 2011 mencapai Rp 1,1 Triliun.1 BRI Syariah membidik pertumbuhan pembiayaan mikro hingga 20 persen. Menurut Micro Banking Group Head BRI Syariah, Sigit Suryawan pihaknya menargetkan pertumbuhan pembiayaan mikro dari Rp 504 Miliar menjadi Rp 1,7 Triliun2. Market share BRI Syariah yang berada di posisi empat besar atau berada di kisaran 18 % turut memotivasi agar BRI Syariah selalu meningkatkan kinerja. Salah satunya dengan menggiatkan pembiayaan pada Kantor Cabang Pembantu dengan pembiayaan bagi mikro sebesar Rp 400 Miliar pada tahun 2010 bahkan BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir melakukan pencapaian pembiayaan mikro sebesar 115%. 1
Paulus Yoga, “BRI Syariah Incar Pembiayaan Mikro Rp 1,1 Triliun di 2011”, artikel diakses pada 5Juni 2011 dari http://www.infobanknews.com/2011/01/bri-syariah-incar-pembiayaanmikro-rp11-triliun-di-2011/ 2 Didi Purwadi, “Mikro Banking BRI Syariah Tumbuh 67 % “,artikel diakses pada 16 Juni 2011 dari http://www.republika.co.id/berita/syariah/keuangan/11/06/14/lmrl9x-mikro-banking-brisyariah-tumbuh-67-persen
58
59
BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir memerlukan strategi dan kebijakan untuk dapat memenuhi target tersebut dengan menerapkan kebijakan dalam analisis pembiayaan. Analisis pembiayaan dilakukan oleh divisi khusus pembiayaan mikro. A.
Prosedur Pembiayaan Mikro Pada BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Hasan Fahmi selaku Unit Micro Syariah Head, maka penulis dapat mengemukakan bahwa prosedur pembiayaan dilakukan secara bertahap yaitu sebagai berikut:3 1.
Tahap permohonan pembiayaan Pada
tahap
ini
calon
nasabah
mengajukan
permohonan
pembiayaan mikro secara tertulis kepada pihak BRI Syariah. Permohonan fasilitas pembiayaan dapat mencakup penambahan fasilitas yaitu nasabah mengajukan pembiayaan mikro tambahan dengan ketentuan nasabah pada pembiayaan pertama telah berjalan setelah 6 bulan pertama dan pada angsuran ke 7 dengan kondisi lancar persyaratannya jaminan untuk pencairan dan memeriksa kelengkapan data. Calon nasabah datang ke kantor kemudian dibantu oleh Customer Service
mengisi
formulir
pendaftaran
atau
formulir
pengajuan
permohonan pembiayaan yang sudah disediakan pihak bank. Bilamana nasabah tidak dapat datang ke kantor maka pihak SO (Sales Officer) yaitu
3
2011.
Wawancara Pribadi dengan Hasan Fahmi selaku Unit Micro Syariah Head, Jakarta, 20 Mei
60
staf marketing akan mendatangi nasabah dan memberikan formulir pembiayaan untuk diisi lengkap. Calon nasabah harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam hal pengajuan permohonan pembiayaan. Persyaratan umumnya terdiri dari:4 a. Warga Negara Indonesia dan berdomisili di Indonesia b. Usia minimal 21 tahun/telah menikah untuk usia ≥18 tahun c. Wiraswasta yang usahanya sesuai prinsip syariah d. Lama usaha calon nasabah minimal 2 tahun e. Tujuan pembiayaan untuk kebutuhan modal kerja atau investasi f. Memiliki usaha tetap g. Jaminan atas nama milik sendiri atau pasangan atau orang tua atau anak kandung h. Biaya administrasi mengikuti syarat dan ketentuan yang berlaku. Adapun persyaratan dokumen yaitu a. Fotokopi calon nasabah dan pasangan 1 lembar b. Fotokopi akta nikah/surat nikah 1 lembar c. Fotokopi Kartu Keluarga 1 lembar d. Surat Keterangan Usaha (SIUP)
4
Wawancara Pribadi dengan Ressi Aryo selaku Unit Financing Officer, Jakarta, 22 Mei 2011.
61
e. Bagi pembiayaan mikro
Rp 75 juta hingga Rp 500 juta maka
disertakan NPWP NPWP dibutuhkan hanya khusus untuk pembiayaan mikro ≥ Rp 75 juta, dengan alasan bahwa seseorang yang mengajukan pembiayaan sebesar itu maka memiliki penghasilan di atas rata-rata, seharusnya sudah memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) karena telah berkewajiban membayar pajak sebagai seorang WNI. Setelah permohonan diterima lisan maupun tulisan, pihak bank mulai bekerja melalui investigasi awal dengan mencari informasi mengenai diri calon nasabah ke berbagai sumber. Apabila hasilnya menunjukkan sinyal positif maka dilanjutkan ke tahap berikutnya. Akan tetapi bila sebaliknya, maka bank akan cepat menolak permohonan pembiayaan. UFO akan membuat Laporan Kunjungan nasabah (LKN) dimana LKN berisi 3 lampiran masing-masing berisi laporan berisi omset, laporan berupa biaya-biaya seperti biaya listrik, biaya rumah tangga dan lain-lain, deskripsi mengenai persaingan usaha sejenis, kualitas barang produksi, serta omset per bulan. Bank dalam menyampaikan kepada nasabah mengenai pembiayaan dalam rangka pengajuan pembiayaan yaitu: 1.
Disetujui sesuai dengan plafon pengajuan nasabah.
2.
Disetujui dengan ketentuan plafon diturunkan disebabkan nasabah tidak dapat memenuhi aspek 5C dan 1S dengan mengutamakan aspek karakter, capacity dan syariah.
62
3.
Permohonan tidak disetujui. Namun hal ini jarang terjadi pada umumnya pihak bank akan memberikan pilihan agar plafond diturunkan tetapi jika nasabah tidak menyetujuinya maka pemohonan tidak dilanjutkan terutama apabila pada awal permohonan calon nasabah menunjukkan itikad kurang baik. Pada BRI Syariah terdapat kasus yang berkaitan dengan permohonan nasabah yang tidak disetujui seperti calon nasabah saat menyertakan dokumen untuk pengajuan permohonan ternyata tanggal lahir yang tertera di KTP berbeda dengan yang tertera di buku nikah maka harus dilakukan investigasi terlebih dahulu kepada KUA (Kantor Urusan Agama) jika ternyata kesalahan cetak disebabkan KUA maka hal tersebut tidak dipermasalahkan pengecualian jika usia nasabah belum memenuhi persyaratan umum dengan memanipulasi data maka permohonan pembiayaan akan ditolak karena sejak proses awal nasabah menunjukkan itikad yang tidak baik. 2. Tahap Analisis pembiayaan Pada tahap pemeriksaan setelah syarat-syarat dilengkapi, pihak bank dalam hal ini yaitu RO (Relationship Officer) dan UFO (Unit Financing Officer) akan melakukan checking serta peninjauan lansung ke lapangan tentang layak atau tidaknya calon nasabah, dengan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan permohonan pembiayaan tersebut antara lain:
63
a. Mencocokkan fotokopi bukti diri identitas lain sesuai dengan aslinya b. Menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan usaha calon nasabah c. Menanyakan keuntungan dari usaha calon nasabah dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan membayar pembiayaan. d. Jenis pembiayaan yang diajukan e. Tujuan penggunaan pembiayaan f. Sejarah atau latar belakang usaha g. Jaminan yang diberikan h. Rencana pengembalian yang akan datang i. Hubungan dengan bank Pihak
UFO
(Unit
Financing
Officer)
akan
menganalisa
permohonan pembiayaan berdasarkan analisis berbasis 5C dan 1S meliputi character, capacity (capability), capital, condition of economy, collateral dan syariah. Ressi Aryo menjelaskan cara untuk menilai karakter yaitu:5 a.
Wawancara Penilaian karakter calon nasabah dapat dilihat dari cara nasabah melakukan tanya jawab dengan pihak bank. Cara nasabah berkomunikasi dan respon nasabah saat diajukan pertanyaan.
b.
5
Investigasi atau penyidikan
Wawancara Pribadi dengan Ressi Aryo selaku UFO, Jakarta, 15 Juni 2011.
64
Investigasi bertujuan untuk melihat karakter nasabah dari lingkungan tempat nasabah bertempat tinggal, tempat usaha atau sejenisnya. Hal tersebut didasarkan pada tujuan analisis pembiayaan yaitu untuk mengetahui kesanggupan dan kesungguhan calon nasabah dalam membayar kembali pembiayaan sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam perjanjian pembiayaan. 3.
Tahap pemberian Putusan Pembiayaan Berdasarkan hasil analisis pembiayaan yang dilakukan, bank akan membuat kesimpulan mengenai kelayakan proposal pembiayaan yang dibuat oleh analis yaitu UFO. Jika layak UFO (Unit Financing Officer) akan menyusun proposal pembiayaan untuk diajukan ke pejabat pembiayaan yang berwenang agar disetujui oleh pejabat tertentu. Keputusan persetujuan pembiayaaan berupa mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan pembiayaan dari calon nasabah dengan meneliti dokumen-dokumen yang berkaitan atau mendukung putusan pembiayaan masih
berlaku,
sah,
lengkap
dan
berkekuatan
hukum.
Dalam
melaksanakan kegiatan pemutusan dan persetujuan, BRI Syariah menetapkan limit delegasi di tiap jenjang unit kerja pembiayaan. Ini dimaksudkan untuk menghindari penyalahgunaan wewenang dalam menentukan besarnya pembiayaan. Penetapan limit kewenangan tersebut dalam bentuk pendelegasian wewenang yaitu:
65
a. Pembiayaan Rp 25 - Rp 75 juta harus mendapat persetujuan atau wewenang dari Unit Micro Syariah Head/ Pincapem/ MMM (Micro Marketing Manager) b. Pembiayaan di atas Rp 75 juta harus mendapat persetujuan dari Pinca (Pimpinan Cabang) 4.
Tahap Pencairan Pembiayaan/ Akad pembiayaan Permohonan
pembiayaan
dapat
dicairkan
jika
di
dalam
permohonan pembiayaan secara tertulis telah memenuhi keabsahan dan persyaratan hukum yang dapat melindungi kepentingan bank, baik yang memuat besarnya pembiayaan, jangka waktu pembiayaan, tata cara dan syarat pencairan dan tata cara pembayaran kembali. Pembiayaan dapat dicairkan jika permohonan pembiayaan telah ditandatangani, pengikatan jaminan telah dilakukan nasabah telah melunasi biaya-biaya dan seluruh aspek yuridis. Proses pengambilan dana pembiayaan dimohonkan kepada bagian teller. Setiap proses pencairan pembiayaan di BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir harus berasaskan aman, terarah dan produktif. Akad pengikatan jaminan dibagi menjadi dua yaitu unnotarial dan notarial. a.
Unnotarial yaitu akad di bawah tangan dengan ketentuan plafond Rp 50 juta, pihak bank dengan legalisasi notaris (notaris yang menandatangani) dalam arti akad dilakukan oleh nasabah dan bank
66
tetapi harus ditandatangani dan diketahui oleh notaris. Di bawah tangan akadnya adalah cessie yaitu kios, jika akad fidusia berupa kendaraan, surat kuasa untuk menjual dan mengalihkan jaminan ketentuan di bawah Rp 50 juta. b.
Notarial jika pembiayaan diatas 50 juta yaitu menggunakan jasa notaris dalam pengikatan jaminan bagi pembiayaan di atas Rp 50 juta.
5.
Tahap pemantauan pembiayaan (Monitoring) Untuk meminimalisir terjadinya pembiayaan yang bermasalah atas pembiayaan yang sudah disetujui oleh pihak bank, maka pihak bank melakukan pemantauan atau monitoring. Secara keseluruhan proses pembiayaan mikro pada BRI Syariah melibatkan berbagai pihak dan staf yaitu: 1. Sales Officer a. Melakukan prospek ke calon nasabah yang tempat usahanya masuk dalam radius 10 km dari kantor UMS (Unit Mikro Syariah) b. Melakukan verifikasi karakter dan analisa usaha terhadap calon nasabah c. Memberikan aplikasi permohonan pembiayaan untuk diisi lengkap oleh calon nasabah dan ditandatangani berikut menginformasikan persyaratan copy dokumen pembiayaan yang harus dilengkapi d. Mengisi form aplikasi pengajuan pembiayaan
67
e. Melengkapi persyaratan pembiayaan calon nasabah f. Membuat prescreening (cek karakter minimal 3 responden, cek kemampuan usaha on the spot g. Menyampaikan persetujuan/penolakan keputusan pembiayaan ke calon nasabah 2. Unit Financing Officer a.
Membuat registrasi aplikasi pembiayaan. Jumlah aplikasi disetujui dan jumlah aplikasi yang ditolak
b.
Mengajukan permohonan BI checking
c.
Memastikan kelengkapan dokumen pembiayaan
d.
Melakukan verifikasi dan memastikan keabsahan dokumen calon nasabah
e.
Melakukan cek karakter calon nasabah, analisa usaha dan penilaian jaminan
f.
Memberikan rekomendasi keputusan pembiayaan
g.
Melakukan scanning file pembiayaan
h.
Menyerahkan seluruh dokumen pembiayaan dan jaminan dan perintah realisasi pembiayaan
3. Unit Micro Syariah Head (UH) a.
Melakukan cek karakter dan usaha calon nasabah
b.
Memberikan keputusan pembiayaan sesuai batas wewenang
c.
Menandatangani perjanjian pembiayaan dan pengikatan jaminan
68
d.
Menandatangani perintah realisasi pembiayaan
4. Teller a.
Melakukan Create CIF
b.
Melakukan pembukuan rekening tabungan untuk pencairan pembiayaan
c.
Melayani transaksi, setoran talangan dan penarikan tabungan
69
Bagan 4.1 Bagan Alur Proses Pembiayaan Mulai 1 SO Melakukan prospek terhadap calon nasabah baru 2
1b
SO
Menerima Walk in Customer baru yang mengajukan pembiayaan
SO
Melakukan verifikasi karakter dan analisa usaha terhadap calon nasabah
3
Pastikan apakah tempat calon nasabah usaha masuk ke radius area 10 km dari UMS
SO
Memberikan aplikasi permohonan pembiayaan untuk diisi lengkap oleh calon nasabah dan ditandatangani berikut menginformasikan persyaratan copy dokumen pembiayaan yang harus dilengkapi 4
Tdk
Ya
SO
Menerima aplikasi permohonan pembiayaan dari calon nasabah yang telah diisi lengkap dan ditandatangani, copy dokumen pembiayaan dan menyiapkan DCL kemudian checklist status dokumen yang telah lengkap, bubuhkan paraf pada sisi checklist
UFO memastikan kelengkapan dokumen proposal pembiayaan dan melakukan dedupe calon nasabah pada register pembiayaan
Ke Proses 2
Tolak/Selesai
Tidak
1c
SO
Menerima Form Aplikasi Top Up/ Penambahan fasilitas yang telah diisi lengkap oleh nasabah
Ya 5a
UFO
Meregistrasi aplikasi permohonan pembiayaan pada registrasi dan memverifikasi nomor registrasi pada aplikasi tersebut
A
Ketentuan Top Up/ Penambahan Fasilitas
70
A 6
UFO
Mengajukan permohonan BI Checking ke Financing Support dan setelah mendapatkan hasil dilengkapi pada berkas aplikasi permohonan pembiayaan
7
UFO
Melakukan verifikasi atas keabsahan dokumen persyaratan, verifikasi hasil BI Checking dan dan daftar hitam BI Dokumen absah BI Checking & Daftar hitam BI Clear
8
UFO
Melakukan survei ke calon nasabah untuk check karakter, trade checking dan atau penilaian jaminan
Hasil Survei OK ?
9
UFO
Membuat LKN, MUP dan atau LPBJ serta menandatanganinya
10
UH/ Pincapem
Melakukan verifikasi terhadap karakter dan kondisi usaha
Hasil Survei OK ? 11
UH/ Pincapem
Membuat LKN UH,menandatangani LKN UFO, MUP dan LPBJ
B
5a
UFO
Registrasi status aplikasi Reject dan aplikasi disimpan di tempat yang aman
SO
5b
Menerima status aplikasi yang ditolak dan informasikan pada calon nasabah
A
71
B Tidak
12
Persetujuan sesuai limit BWPP UMS
Melakukan survei ke calon nasabah untuk check karakter, trade checking dan atau penilaian jaminan
Ya 14
UFO
AFO
Ya
Registrasi status proposal yang disetujui, membuat SP3 dan memberikan kepada SO
Hasil review OK? Tidak Ya
15
SO
Menginformasikan ke calon nasabah bahwa status permohonan telah disetujui dan memberikan SP3 untuk ditandatangani oleh calon nasabah
13
Pincapem /MMPP/ Pinca
Review dan menandatangani MUP sesuai limit BWPP Tidak
16
Ke Proses 5b dan 5c
UFO
Membuat Akad Pembiayaan Pengikatan Jaminan (jika menggunakan jaminan) dan Surat Bukti Serah Terima Jaminan Asli 19 b 17
Nasabah
Menyerahkan dokumen asli, jaminan (jika ada jaminan) dan menerima Surat Bukti Serah Terima Jaminan) dan Surat Bukti Serah Terima Dokumen/Jaminan Asli (BSTJ)
18
UFO
Menerima, memverifikasi dokumen pembiayaan dan jaminan asli untuk memastikan dokumen yang diberikan sesuai dengan kondisi pada saat verifikasi awal, kemudian melengkapi DCL sesuai kelengkapan fisik dokumen dan menandatanganinya serta menandatanganinya BSTJ bersama UH
19
Nasabah,UFO, & UH
Menandatangani akad pembiayaan dan atau pengikatan jaminan
C
Nasabah
Nasabah didampingi SO/ UFO membuka rekening tabungan di cabang dan menyetorkannya
19 c
Nasabah
Menerima salinan Akad Pembiayaan Pengikatan Jaminan, Bukti Serah Terima Jaminan yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak
19 d
Cabang
Create CIF dan membuka rekening tabungan mikro untuk hasil realisasi, pendebetan biaya - biaya dan pembayaran angsuran
72
C 20
UFO
Membuat IRP sesuai kondisi yang ada pada MUP dan menandatanginya
21
UFO
Menerima IRP, DCL, dokumen pembiayaan dan jaminan asli serta BSTJ dll.
UFO
22
Check kelengkapan dokumen asli sesuai dengan DCLserta menandatanganinya dan menyusun pembiayaan sesuai ketentuan
23
UH
Memastikan isi IRP sudah sesuai dengan MUP, kelengkapan dokumen asli (dokumen pembiayaan dan jaminan) sesuai dengan ketentuan dan menandatangani IRP tersebut
24
Pincapem/ MMM
Memastikan IRP telah sesuai dengan MUP serta telah ditandatangani oleh UFO dan UH kemudian menandatanganinya
25
UH
Menyampaikan berita IRP yang telah ditandatangani oeh UFO, UH dan Pincapem/ MMM ke Financing Support
26
Financing Support
Check kelengkapan pengisian IRP, verifikasi tandatangan pejabat berwenang yang ada pada IRP dibandingkan dengan speciment
D
73
D
Tidak IRP OK?
Ya 27 a
Operasi Pembiayaan
Melakukan Create Financing Account dan membukukan realisasi pembiayaan
28
Operasi Pembiayaan
Menginformasikan hasil realisasi setiap akhir hari sesuai berita realisasi dari UMS sebagai konfirmasi bahwa IRP telah dijalankan
29
UFO
Membuat rekap hasil realisasi per hari dan wajib melakukan rekonsiliasi hasil realisasi setiap akhir hari berdasarkan informasi dari financing support
30
UH
Melakukan pencocokan hasil realisasi antara rekap realisasi dengan report realisasi dari financing support
SELESAI
Ke Proses 22
74
B.
Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro Pada BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir Dalam pemberian pembiayaan usaha mikro banyak hal yang perlu diperhitungkan dan dipertimbangkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sehingga analisis pembiayaan menjadi tepat guna. Hal ini diperuntukkan agar tidak membebani nasabah dan meminimalkan risiko pembiayaan. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan yaitu aspek character, capacity, capital, condition dan collateral. 1.
Character Character merupakan penilaian terhadap personalitas calon nasabah berupa sifat atau watak. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan bahwa sifat atau watak dari pihak yang akan diberikan pembiayaan benarbenar dapat dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari bagaimana sifatnya, kejujurannya, gaya hidup yang dianutnya, tidak pemabuk, tidak penjudi, usia debitur dan lain-lain. Watak calon nasabah dapat diketahui dengan melihat kelancaran pembayaran pembiayaan di masa lalu jika nasabah merupakan nasabah lama, sedangkan untuk nasabah permohonan baru dapat diketahui dengan melihat kebiasaan setor tarik pada tabungan. UFO akan memeriksa Daftar Hitam Bank Indonesia (BI Checking) untuk melihat kolektibilitas pembiayaan/ tingkat kesehatan pembiayaan nasabah. UFO juga melakukan trade checking yaitu pencarian informasi ke rekan
75
bisnis permohonan pembiayaan, pesaingnya ataupun pemilik usaha sejenis untuk memperoleh informasi mengenai reputasi. etika, jenis usaha dan perilaku bisnis calon nasabah. Karakter merupakan ukuran untuk menilai kemauan nasabah membayar pengembalian pembiayaan. Orang yang memiliki karakter yang baik akan berusaha untuk membayar dengan berbagai cara, sifat-sifat khusus yang menyertai kepribadian seseorang. Menilai karakter didapat pada saat wawancara dengan cara tanya jawab yang dilakukan pihak bank kepada nasabah pada saat nasabah pertama kali berurusan dengan pihak bank dalam rangka pengajuan pembiayaan. Hal yang biasa ditanyakan yang berhubungan dengan karakter adalah seputar nama nasabah, nama istri dan anak-anak (jika telah berkeluarga), tempat tinggal, kehidupan di sekitar tempat tinggal, kebiasaan yang dilakukan, dan lain-lain yang berhubungan dengan nasabah. Kasus pada aspek penilaian karakter yang ditemukan pada BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir seperti kasus terjadi pada seorang nasabah mempunyai toko kelontong. Informasi yang diberikan oleh nasabah dan diterima oleh pihak bank khusunya SO bahwa usaha telah berjalan selama 2 tahun. Namun setelah dilakukan pengecekan oleh RO kepada sekeliling nasabah ketika diwawancarai ternyata usaha baru berjalan 1 tahun. Menurut data di sekelilingnya bahwa usaha tersebut sebelumnya adalah bengkel motor lalu diubah menjadi toko karena
76
usahanya terbukti kurang dari 1 tahun. Oleh karena itu informasi yang diutamakan keterangan dari sekitar. Berdasarkan analisis tersebut disimpulkan bahwa nasabah tidak jujur dan menunjukkan itikad kurang baik pada awal permohonan pembiayaan. Maka pembiayaan tersebut tidak dilanjutkan ke proses berikutnya. Kasus demikian merupakan sekian kasus dari 12 nasabah pembiayaan mikro. Namun dikarenakan privasi bank maka penulis hanya mengambil beberapa kasus. 2.
Capacity Capacity digunakan untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar pembiayaan yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuan mencari laba, dimana diteliti mengenai pendidikan dan pengalaman usahanya, reputasi usaha, riwayat usaha, keahliannya dalam bidang usaha tersebut sehingga bank memperoleh keyakinan bahwa suatu usaha yang dibiayai dengan pembiayaan tersebut dikelola oleh orang yang tepat. Analis pembiayaan akan melihat bagaimana kemampuan calon nasabah dalam menghasilkan laba, kemampuan membiayai kegiatan operasional sehari-hari, dan memenuhi kewajiban pembiayaan. Capacity dapat dilihat dari aspek pemasaran meliputi harga pokok, pengelolaan, penagihan. Aspek pembelian terutama untuk sektor bisnis meliputi jumlah pembelian perbulan, besarnya pembelian tunai, lama kredit pemasok, fluktuasi pemasok, fluktuasi pasokan, dan melihat kualitas hubungan calon nasabah dengan pemasok.
77
Sehingga pada akhirnya
akan terlihat kemampuannya dalam
mengambil pembiayaan yang disalurkan. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang maka semakin besar kemampuannya untuk membayar pembiayaan. Aspek penilaian capacity memerlukan perhitungan yang cermat seperti kasus pada Ibu Illah Haryati yaitu nasabah lama.6 Beliau yang mengajukan fasilitas pembiayaan sebesar Rp 40 juta, kemudian nasabah melakukan penambahan fasilitas (pengajuan pembiayaan kembali) senilai Rp 100 juta. Pembiayaan yang kedua diperlukan untuk pembelian minyak goreng dan sembako. Syarat jika nasabah ingin melakukan fasilitas penambahan pembiayaan, nasabah tersebut harus melunasi pembiayaan yang pertama, dan tetap mengikuti prosedur berupa track record dan BI Checking oleh RO untuk mengetahui pinjaman di bank lain. Dimana pembayaran yang pengembalian pembiayaan yang pertama dilakukan secara lancar. Di lingkungannya nasabah tidak pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai karakter dan reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Nasabah memiliki seorang suami dan seorang anak. Nasabah berusia 56 tahun. Anaknya masih bersekolah di bangku Sekolah Dasar Negeri sehingga bebas biaya bulanan (SPP). Rumah yang dimiliki
6
Wawancara Pribadi dengan Ibu Illah Haryati selaku nasabah pembiayaan mikro, Jakarta 18 Juni 2011.
78
adalah rumah miliknya pribadi. Hubungan dengan relasi bisnis cukup baik, dimana nasabah selalu memenuhi kewajibannya. Nasabah yang bernama Ibu Illah tersebut memiliki dua sumber penghasilan dari dua usahanya yaitu usaha warung sembako, dan warung nasi. Tempat usaha nasabah yaitu di rumahnya sendiri sehingga tidak ada biaya sewa tempat, Biaya transportasi hanya Rp 250.000 karena pasar letaknya dekat dan usaha juga berada di rumah sendiri. Namun setelah dilakukan analisis ternyata kapasitas nasabah tidak mencukupi dari kapasitas tersebut. Hal ini ditentukan oleh RPC (Repayment Capacity Ratio). Perhitungannya sebagai berikut: a.
b.
Warung sembako Omset per bulan
Rp 100.000.000
Harga Pokok Penjualan
Rp 90.000.000
Warung nasi Omset per bulan
Rp 22.500.000
(perhari Rp 300.000 × 30 hari) Harga Pokok Penjualan
Rp 15.000.000
Dari kedua sumber diatas digabungkan baik HPP maupun omset Pendapatan total
Rp 122.500.000
HPP total
Rp 105.000.000 (-)
Pendapatan bruto Biaya listrik
Rp 17.500.000 Rp
150.000
79
Biaya transportasi
Rp
300.000
Biaya rumah tangga
Rp
3.000.000
Biaya pendidikan
Rp
300.000
Total pengeluaran
Rp 3.750 .000
Keuntungan bersih
Rp 13.750.000
RPC = keuntungan bersih × 75% . Nilainya harus diatas 2 3.
Capital Capital adalah berkaitan dengan modal atau kekayaan yang dimiliki calon nasabah untuk menjalankan dan memelihara kelangsungan usahanya. Adapun penilaian terhadap capital adalah untuk mengetahui keadaan permodalan sumber-sumber dana dan penggunaannya, meneliti besar kecilnya modal dan bagaimana pendistribusian modal, apakah ada modal yang cukup untuk menggerakkan sumber daya secara efektif, apakah pengaturan modal kerja baik, sehingga usaha dapat berjalan lancar, berupa besar modal kerja, Jika dianalisis capital dapat diteliti berdasarkan aset, Misalkan nasabah sudah memiliki usaha yang cukup lama 5 tahun, maka jika terdapat penambahan aset berupa rumah, kendaraan bermotor atau penggunaannya untuk usaha berupa investasi dan buka cabang.
4.
Condition Condition adalah keadaan sosial ekonomi suatu saat yang mungkin dapat mempengaruhi maju mundurnya usaha calon nasabah. Penilaian
80
terhadap kondisi ekonomi itu berpengaruh terhadap kegiatan usaha calon nasabah dan bagaimana nasabah mengatasinya atau mengantisipasi sehingga usahanya tetap hidup dan berkembang. Hal yang dianalisis meliputi persaingan antarsesama pengusaha dalam batas kewajaran atau tidak, prospek usaha nasabah dan jumlah pesaing yang mengancam usaha nasabah jika banyak maka akan mempengaruhi omset penjualan nasabah. 5.
Collateral Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah. Jaminan hendaknya melebihi jumlah pembiayaan yang diberikan, jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank dari risiko kerugian. Jaminan ini diperlukan bila suatu saat nasabah wanprestasi walaupun demikian jaminan merupakan pendukung bukan aspek utama yang diperhitungkan. Jaminan yang dapat digunakan dalam pembiayaan adalah barang bergerak berupa kendaraan bermotor dan barang tak bergerak berupa rumah, tanah, dan lain sebagainya. Dalam hal ini yang dibutuhkan oleh pihak bank adalah : a)
Fotokopi
SHM/SHGB/IMB/PBB
untuk
pembiayaan
dengan
jaminan rumah b)
Fotokopi BPKB/STNK/Faktur pembelian untuk pembiayaan jaminan kendaraan bermotor
81
Pada BRI Syariah berlaku beberapa ketentuan dalam penggunaaan jaminan, yaitu BRI Syariah mensyaratkan jaminan harus bernilai diatas dari nilai pembiayaan. Jaminan dapat berupa kios tetapi terdapat penilaian berbeda antara kios di pasar dan kios di sepanjang jalan. Kios yang berada di pasar memiliki SHPTU (Surat Hak Pemakaian Tempat Usaha) sehingga memiliki nilai surplus dibanding kios yang berada di jalan protokol. Jaminan harus bersifat marketable. Jaminan berupa sertifikat atas nama anaknya maka diikutsertakan fotokopi identitas anaknya. Jaminan BPKB mobil/motor pembiayaannya diperbolehkan atas nama pihak ketiga. Syaratnya harus ada fotokopi KTP atas nama pihak ketiga (KTP), dengan syarat pihak ketiga tersebut menandatangani di atas kuitansi kosong dengan dibubuhkan materai dan ditandatangani pihak ketiga. Jika berupa sertifikat tanah dan AJB (Akta Jual Beli) maka penilaian yaitu 80%, Untuk pembiayaan mikro 500 iB, jika luas tanah kosong < 1000 m maka senilai 70% ≥1000 m senilai 60%, untuk mikro 75 iB berupa sertifikat sebesar 70%. Penilaian bangunan juga didasarkan ada atau tidaknya IMB (Izin Mendirikan Bangunan), jika tidak ada IMB maka Rp 1.500.000 atau 50% jika ada IMB maka 100%. Standar untuk penilaian harga dapat dilihat PBB, agen properti, dan menanyakan ke daerah sekitar baik tetangga atau menanyakan harga pasaran jika ada rumah di sekitar yang ingin dijual.
82
Misalkan nasabah mengajukan pembiayaan sebesar Rp 200 juta dengan mencantumkan jaminan berupa BPKB kendaraan bermotor (mobil) Avanza tahun 2000 setelah ditaksir, mobil tersebut hanya bernilai Rp 125 juta. Dengan itu maka pihak bank memberitahukan kepada nasabah bahwa plafon pembiayaan yang diajukan tidak dapat dipenuhi, oleh karena itu harus merubah plafon pembiayaan yang diajukan. BRI Syariah memerlukan jaminan yang digunakan dengan tujuan agar nasabah pengelola dan tidak melakukan kesalahan pengelolaan, kelalaian atau penyimpangan oleh pihak nasabah pengelola dana seperti penyelewengan dan penyalahgunaan yang mengakibatkan kerugian. Jaminan ini akan disita oleh bank syariah jika ternyata timbul kerugian akibat kesalahan pengelolaan, kelalaian dan penyimpangan oleh pihak nasabah pengelola dana seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan untuk kemudian akan dicairkan oleh pihak bank dengan tujuan mengembalikan dana yang dipinjam nasabah. 1)
Nilai likuiditas jaminan Nilai likuiditas jaminan = Harga pasaran × nilai likuiditas Dalam contoh ini, nilai pasaran suatu rumah ialah bergantung pada: a)
Harga perbandingan rumah sekitar tempat rumah yang akan dibeli
83
b) Atau jika tidak, melihat harga pasaran tanah ke kelurahan tempat rumah yang akan dibeli berada. Harga pasaran ini kemungkinan dapat menjadi lebih besar atau lebih kecil dari harga rumah yang diinginkan, ini semua tergantung pada dua poin diatas. Sementara nilai likuiditas dipengaruhi oleh a.
Umur rumah
b.
Lokasi rumah
c.
Bentuk bangunan seperti apakah sudah dicat, plester, lantai
Dari hasil OTS (On The Spot) pihak bank ke lokasi, ternyata nilai rumah yang akan dibeli seharga Rp 250.000.000 itu harga pasarannya berkisar antara Rp 200.000.000 dengan nilai likuiditas sebesar 80%. Maka akan didapat: Harga pasaran × nilai likuiditas = Rp 200.000.000 × 80% = Rp 160.000.000 Maka jika dilihat dari sisi nilai likuiditas jaminan ini, maka belum memenuhi syarat Rekomendasi Dari hasil analisis diatas, maka bank mengeluarkan rekomendasi kepada nasabah yang berisi yaitu penurunan jumlah plafon atau penambahan jenis jaminan.
84
Contoh kasus Nasabah atas nama Mansyur yaitu pengusaha pabrik kerupuk menjaminkan 2 jaminan yaitu berupa rumah, dan pabrik kerupuk.7 a.
Jaminan berupa rumah Luas tanah : 190 m2 Harga pasaran berkisar antara Rp 650.000 - Rp 800.000 Analis menilai Rp 600.000, karena dalam penilaian harus di bawah harga pasaran. Setelah dilihat lokasinya maka bangunannya ternyata 120 m2 karena terdapat halaman di depan rumahnya. Penilaian bangunan Rp 1.500.000 karena kondisi rumah usia bangunan masih baru, struktur bangunan cukup baik berlantai dua, dengan tipe gaya minimalis berlantaikan keramik disebabkan dua lantai Rp 3.000.000 IMB tidak ada maka 50% × Rp 3.000.000 = Rp 1.500.000 Nilai pasar rumah yaitu jumlah antara nilai pasar tanah dan nilai pasar bangunan. Nilai pasar tanah
= Luas tanah × Harga pasaran = 190 m2× Rp 600.000
Nilai pasar tanah
7
= Rp 114.000.000
Wawancara pribadi dengan Mansyur selaku nasabah pembiayaan mikro, Jakarta, 25 Juni
2011.
85
Nilai pasar bangunan
= Luas bangunan × penilaian bangunan = 120 m2 × Rp 1.500.000 = Rp 180.000.000
Penilaian total rumah
= nilai pasar tanah + nilai pasar bangunan = Rp 114.000.000 + Rp 180.000.000 = Rp 294.000.000
Nilai likuditas jaminan = Harga pasaran × nilai likuiditas = Rp 294.000.000 × 80%= Rp 235.200.000 b.
Jaminan berupa pabrik Pabrik ini letaknya di belakang rumah tersebut dengan kondisi tidak bertingkat
dengan luas tanah yaitu 332 m2. Pabrik ini dibangun
seluas tanah tersebut tanpa adanya halaman, karena lokasi pabrik searea dengan rumah maka Harga tanah Luas tanah dan bangunan
= Rp 600.000 = Rp 332 m2
Penilaian bangunan Rp 1.000.000 karena bangunan beratapkan seng, belum dicat, berlantaikan semen sehingga dinilai Rp 1.000.000, karena tidak ada IMB maka 50 % × Rp 1.000.000 = Rp 500.000 Perhitungan untuk jaminan pabrik yaitu: Nilai pasar tanah
= 332 m2 × Rp 600.000 = Rp 199. 200.000
Nilai pasar bangunan
= 332 m2× Rp 500.000
86
= Rp 166.000.000 Jadi, penilaian untuk rumah Rp 365.200.000 Nilai likuidasi
= Rp 365.200.000 × 80% = Rp 292.160.000
Total likuidasi jaminan= Nilai likuidasi rumah + nilai likuidasi pabrik Total nilai likuidasi
= Rp 292.160.000 + Rp 235.200.000 = Rp 527.360.000
Karena Bapak Mansyur mengajukan pembiayaan Rp 500.000.000, sedangkan nilai jaminan Rp 527.360.000 maka permohonan pembiayaannya dari aspek collateral disetujui karena pembiayaan di atas Rp 500.000.000. Penilaian jaminan pada BRI Syariah menggunakan tolak ukur FTV (Financing to Value). FTV =
=
Plafond × 100% Nilai pasar jaminan
Rp 500.000.000 × 100% Rp 659.200.000
= 75,8 % atau 76% Data diatas menunjukkan bahwa tingkat FTV masih di bawah 80% maka pembiayaan tersebut disetujui karena nilainya masih di bawah 80%. FTV berfungsi untuk melihat cover atau tidaknya jaminan terhadap fasilitas pembiayaan.
87
Selain memperhatikan aspek berikut UFO juga mempertimbangkan aspek-aspek lain yaitu: a.
Analisa Pasar Analisa
pasar
yaitu
studi
tentang
pasar
dengan
mengidentifikasi kondisi pasar, potensi pasar, spesifikasi barang, jumlah kios, jam operasional, waktu dan jarak yang harus ditempuh bila dari UMS (Unit Mikro Syariah). Selain itu berfungsi pula jika kios digunakan sebagai jaminan keabsahan, ketentuan mengenai pengalihan dan harga kios untuk membantu UFO jika terjadi deviasi financing. Pasar dalam proses analisis dibedakan menjadi dua yaitu pasar inti dan pasar plasma. Pasar inti merupakan pasar yang menjadi sasaran utama dalam pembiayaan mikro sedangkan pasar plasma adalah pasar yang berada di luar pasar inti seperti pedagang yang berjualan di kios tepi jalan. b.
Rencana Usaha Pada BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir, rencana usaha ini berupa RAB (Rencana Anggaran Biaya). RAB merupakan pertanggungjawaban biaya, untuk membeli stok barang. Contohnya untuk jika rencana usaha untuk investasi maka berupa surat penawaran dari penjual mesin, bukti kuitansi (bukti pembelian).
88
c.
Sumber Supplier Untuk menjalani laju usaha maka calon nasabah membutuhkan
supply
material.
UFO
akan
menganalisis
darimana saja sumber supply tersebut diperoleh. Jika supply material yang dimiliki oleh calon nasabah hanya satu maka pembiayaan harus dipertimbangkan lagi, karena jika sumber supply material ini mengalami permasalahan atau pailit maka risiko tersebut akan mempengaruhi calon nasabah dalam produksi barang dan kelansungan usahanya bahkan dapat berakibat terjadi tutup usaha dan tidak dapat mengembalikan pembiayaan yang telah dibiayai oleh BRI Syariah. Sebaiknya nasabah memiliki supplier yang banyak agar tidak terjadi pembiayaan yang bermasalah sehingga jika satu tempat supply mengalami tutup usaha masih ada supplier yang lain. d.
Hubungan supplier dan calon nasabah Pihak UFO juga akan mencari informasi mengenai bagaimana hubungan supplier dan calon nasabah dalam usaha. Apabila sudah terjalin cukup lama dan cara pembayaran yang dilakukan calon nasabah berjalan baik tanpa ada problem maka UFO
akan
memberikan
pembiayaannya. e.
Sumber Penjualan (demand)
pertimbangan
agar
disetujui
89
Semakin banyak sumber penjualan dapat menjadi nilai tambah bagi UFO dalam menganalisis sehingga pertimbangan pembiayaan dapat disetujui. Bila calon nasabah memiliki lebih dari satu tempat usaha maka pendapatannya juga kemungkinan meningkat. Namun pada BRI Syariah poin ini tidak terlalu dipermasalahkan. Misalkan calon nasabah memiliki satu tempat usaha seperti nasabah yang bernama Bapak Mansyur seorang pengusaha kerupuk. Calon nasabah memiliki omset yang besar walaupun hanya memiliki satu tempat usaha namun dengan teknik pemasaran yang baik yaitu melalui salesman dalam jumlah banyak dengan sistem door to door dapat mencapai target penjualan. f.
Kondisi hutang calon nasabah Calon nasabah harus ditelusuri pula apakah nasabah memiliki tanggungan hutang, besar dan jumahnya. Hal ini dapat mengurangi pendapatan calon nasabah tersebut dan akan mempengaruhi dalam pembayaran angsuran. Jika calon nasabah memiliki hutang maka akan dikomulatifkan jumlah pengeluaran tiap bulan, dan bila hasilnya menunjukkan kewajiban calon nasabah lebih dari 30% dari total pendapatan maka analisa tersebut tidak disarankan.
g.
Sistem pembayaran dari konsumen
90
Cara Pembayaran dari konsumen terhadap produk yang dijual oleh calon nasabah turut mempengaruhi kelancaran cara pembayaran angsuran calon nasabah kepada pihak bank, apabila sistem pembayaran dari konsumen kurang lancar dan diberikan berkala maka pembiayaan kepada calon nasabah tersebut tidak disarankan. Direkomendasikan calon nasabah jika menggunakan sistem berkala, tanggal jatuh tempo pembayaran ditetapkan dan jauh hari sebelum tanggal angsuran pembiayaan dan sebaiknya pembayaran secara lunas.
C.
Strategi dalam Menganalisis Pembiayaan Mikro Pada BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir 1.
Strategi BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir dalam Penyaluran Pembiayaan Mikro Beberapa
hal
yang
dilakukan
oleh
BRI
Syariah
untuk
pencapaiannya terhadap peningkatan pangsa pasar atas pembiayaan mikro antara lain: a.
Meningkatkan skill para staf yang terlibat dalam proses penilaian pembiayaan mikro sehingga menjadi SDM yang berkualitas.
b.
Meningkatkan capacity building UMKM dengan memberikan technical
assistance
penggunaan sistem IT.
berupa
pendampingan
manajemen
dan
91
c.
Melakukan peran aktif dalam memperoleh nasabah dengan sistem walk in customer dan mengunjungi nasabah ke tempat usaha atau pasar-pasar untuk mensosialisasikan mengenai pembiayaan mikro.
d.
BRI Syariah menjadikan para nasabah UMKM sebagai mitra dengan prinsip win-win solution yaitu pembiayaan tersebut menguntungkan kedua belah pihak.
e.
Fleksibel dalam pemberian pembiayaan.
f.
Proses pembiayaan yang cepat sesuai SLA yaitu 3 hari namun jika nasabah terkendala berkas maka proses pembiayaan yaitu seminggu.
g.
Para staf dalam pembiayaan mikro masing-masing menjalankan tugasnya dengan baik dan berusaha untuk dapat mencapai target pembiayaan.
2.
Strategi BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir dalam Menganalisis Kelayakan Pembiayaan Mikro Menurut Ressi Aryo, hingga kuartal kedua tahun 2011 menunjukkan bahwa belum ditemukan adanya pembiayaan bermasalah atau pembiayaan bermasalah 0% dari 12 orang nasabah.8 Oleh karena itu BRI
Syariah
Cabang
Pembantu
Cipulir
berusaha
untuk
terus
mempertahankan hasil tersebut dengan melakukan berbagai upaya dan strategi sebagai berikut:
8
Wawancara pribadi dengan Ressi Aryo selaku Unit Financing Officer, Jakarta, 10 Juli 2011.
92
a.
Melakukan pendekatan personal kepada calon nasabah dengan komunikatif dimana nasabah dapat berkomunikasi lansung dan para staf pembiayaan meresponnya dengan baik dan cepat dengan sikap yang ramah saat nasabah bernegoisasi mengenai plafon tetapi tetap menggunakan perhitungan yang tepat dalam menentukan plafond.
b.
Pembagian tugas yang baik dan penjelasan yang detail mengenai waktu dan tempat nasabah oleh Unit Micro Syariah Head sebelum para staf pembiayaan melakukan survei.
c.
Perencanaan yang baik sebelum investigasi ke nasabah dengan menyiapkan berbagai dokumen yang berkaitan.
d.
UFO dalam menganalisis lebih menekankan pada aspek karakter, aspek capacity dan syariah.
e.
Aspek collateral merupakan pendukung bukan hal yang pertama kali dianalisis.
f.
Proses penilaian karakter dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara dan investigasi.
g.
Kemudahan dalam prosedur pembiayaan.
h.
Penjelasan secara detail oleh staf pembiayaan ketika calon nasabah melakukan permohonan pembiayaan. Berdasarkan analisis penulis berdasarkan pertimbangan dari sisi
prosedur strategi menganalisis pembiayaan lebih mudah dibandingkan bank syariah lain seperti Bank Syariah Mandiri maupun Bank Mega
93
Syariah, Penelitian terdahulu mengemukakan bahwa Bank Syariah Mandiri membutuhkan dua tahap penilaian pembiayaan yang dilakukan dengan dua cara yaitu penilaian lisan yaitu dengan meneliti beberapa prinsip seperti karakter dan kemampuan nasabah dan tahap penilaian dokumentasi dengan memperhatikan tujuh aspek seperti aspek keuangan, yuridis, pemasaran, karakter dan manajemen, teknis sosial dan ekonomi. Pada bank Mega Syariah dalam pemberian pembiayaan mikro menggunakan prinsip 3 C yaitu character, capacity, collateral dan aspek 7 P meliputi personality, party,
purpose, prospect, profitability, dan
protection dan aspek penilaian lain seperti sumber supplier, sumber penjualan, cara pembayaran pada konsumen dan kondisi hutang debitur.9 Kedua
bank
tersebut
dalam
menilai
kelayakan
pembiayaan
membutuhkan persyaratan yang lebih banyak sedangkan pelaku usaha mikro membutuhkan kesederhanaan dalam aspek penilaian. Selain itu BRI Syariah dalam tahap pembiayaan melakukan komunikasi yang efektif dan penjelasan secara detail pada saat yahap pengajuan permohononan pembiayaan dan melakukan pembinaan pada nasabah selama proses pembiayaan dengan pemantauan (monitoring).
9
Selfie Rahayu, “Analisis Pembiayaan Usaha Mikro Syariah Pada Bank Mega Syariah,” (Skripsi S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 62-81.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan pada BRI
Syariah
Cabang
Pembantu
Cipulir
memiliki
mengedepankan kemudahan dan persyaratan
prosedur
yang
yang sederhana cukup
menyertakan fotokopi KTP, KK dan SIUP dengan lima tahap pembiayaan meliputi tahap permohonan pembiayaan, tahap analisis pembiayaan, tahap pemberian
putusan
pembiayaan,
tahap
pencairan
pembiayaan/akad
pembiayaan, dan tahap pemantauan pembiayaan Analisis kelayakan pembiayaan mikro Pada BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir dilihat dari sejumlah kasus yang ditemukan pada nasabah dan implementasinya lebih menekankan pada aspek character, capacity, dan syariah. Selain itu dipertimbangkan pula aspek pendukung seperti capital, condition of economy dan collateral. Pertama, aspek character yaitu penilaian terhadap personalitas calon nasabah berupa sifat atau watak melalui BI checking
untuk
melihat
kolektibilitas
pembiayaan/tingkat
kesehatan
pembiayaan nasabah dan trade checking yaitu pencarian informasi ke rekan bisnis permohonan pembiayaan, pesaingnya ataupun pemilik usaha sejenis untuk memperoleh informasi mengenai reputasi, etika, jenis usaha dan perilaku bisnis calon nasabah. Kedua, aspek capacity yaitu untuk mengetahui 94
95
kemampuan calon nasabah dalam mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba, dimana diteliti mengenai pendidikan dan pengalaman usahanya. Ketiga, aspek syariah yaitu usaha dan proyek yang dibiayai sesuai dengan koridor syariah. Keempat, aspek capital berkaitan dengan modal yang dimiliki calon nasabah untuk menjalankan dan memelihara kelangsungan usahanya. Kelima, aspek condition adalah keadaan sosial ekonomi suatu saat yang mungkin dapat mempengaruhi maju mundurnya usaha calon nasabah. Keenam, aspek collateral yaitu merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah. Aspek ini hanya pendukung bukan hal yang pertama kali dianalisis. Selain itu dipertimbangkan pula faktor analisa pasar, rencana usaha, sumber supplier, dan kondisi hutang calon nasabah. Strategi BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir dalam menganalisis pembiayaan mikro menerapkan berbagai hal yang memudahkan nasabah dalam memberikan pembiayaan dan meminimalisir risiko pembiayaan bermasalah seperti melakukan pendekatan personal kepada calon nasabah dengan komunikatif, pembagian tugas yang baik oleh Unit Micro Syariah Head sebelum para staf pembiayaan melakukan survei ke nasabah, perencanaan yang baik sebelum investigasi ke nasabah dengan menyiapkan berbagai dokumen yang berkaitan, UFO dalam menganalisis lebih menekankan aspek karakter, capacity dan syariah, aspek collateral merupakan pendukung bukan hal yang pertama kali dianalisis, proses penilaian karakter dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara dan
investigasi, kemudahan
96
dalam prosedur pembiayaan, penjelasan secara detail oleh staf pembiayaan ketika calon nasabah melakukan permohonan pembiayaan. Selain itu BRI Syariah memberikan fleksibilitas dalam pembiayaan mikro dibandingkan bank syariah lain seperti bank Mega Syariah dan Bank Syariah Mandiri berupa persyaratan dan penekanan utma hanya pada tiga aspek yaitu aspek character, capacity dan syariah.
B.
Saran Dari penelitian ini dapat disarankan sebagai berikut: 1. BRI Syariah harus terus berusaha meningkatkan kinerja dalam pembiayaan mikro sehingga pangsa pasar perbankan syariah dapat meningkat. 2. Strategi yang telah dibuat seharusnya diterapkan secara komprehensif agar memperoleh keunggulan kompetitif (competitive advantage). 3. Monitoring harus dilakukan oleh para staf pembiayaan mikro secara rutin dan insidentil terhadap para calon nasabah agar memperkecil terjadinya penyalahgunaan pembiayaan mikro.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Burhanuddin. Menanti Kemakmuran Negeri :Kumpulan Esai Tentang Pembangunan Sosial Ekonomi Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006.
Afiff, Faisal. dkk. Strategi dan Operasional Bank. Bandung: PT. Eresco, 1996. Algaoud, M. Latifa dan. Lewis, Mervyn, K Perbankan Syari’ah, Prinsip, Praktik dan Prospek. Penerjemah Burhan Wirasubrata. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2005. Amin, A.Riawan. Perbankan Syariah Sebagai Solusi Perekonomian Nasional, Jakarta: UIN Press, 2009. Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syari’ah Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press, 2001. Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Alvabet, 2002. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007. Bank Rakyat Indonesia, Terbaik di Awal Milenium, Jakarta: Masyarakat Profesional Madani,2004. Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cet. III, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. Hasan, Zubairi. Undang-Undang Perbankan Syariah : Titik Temu Hukum Islam dan Hukum Nasional. Jakarta: Rajawali Pers, 2009. Karim, Adiwarman. Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001. Kashmir, Manajemen Perbankan, Edisi Pertama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2000. ___________. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007. ix
Kuncoro, Mudrajad. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, Jakarta: Gelora Aksara Pertama, 2005. Laksmana, Yusak.Tanya Jawab Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan di Bank Syariah. Jakarta :Elex Media Komputindo, 2009. Latumaerissa, Julius R. Mengenal Aspek-Aspek Operasi Bank Umum Jakarta: Bumi Aksara,1999. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset,2001. Muhammad. Bank Syariah Analisis Kekuatan, Ancaman.Yogyakarta : Ekonisia,2006.
Peluang,
Kelemahan
dan
___________. Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia Yogyakarta: PT. Graha Ilmu, 2005. ___________. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, 2005. Partomo,Tiktik Sartika. Industri Skala Trisakti,2003.
Kecil di Indonesia Jakarta : Universitas
___________. Tiktik Sartika dan Soejoedono, Abd. Rahman. Ekonomi Skala Kecil/ Menengah dan Koperasi. Jakarta: Ghalia Indonesia,2002. . Perwataatmadja, Karnaen A. dan Antonio, Muhammad Syafii. Apa dan Bagaimana Bank Islam. Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1999. Sinungan, Muchdarsyah. Manajemen Dana Bank. Jakarta: PT Bumi Aksara, 1997. Siregar, Safruddin . Usaha Kecil dan Mikro di Tengah Arus Globalisasi. Medan: Bitra Indonesia. Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia.2005. Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonisia, 2004. Suharni,”Analisis Pengembangan Usaha Mikro Melalui Kredit Bank Dengan Sistem Tanggung Renteng”, Hukum dan Dinamika Masyarakat Vol. 1 No.1 (Oktober 2003): h. 51-59 x
Sumitro, Warkum. Asas-asas Perbankan Islam & Lembaga-lembaga terkait (BAMUI, takaful dan pasar modal syariah) di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004. Suyatno, Bagong dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Cet. III. Jakarta: Kencana, 2007. Suyatno, Thomas. Dasar dasar perkreditan. cet.III. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,1995. Tambunan, Tulus. Beberapa Isu Penting Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat, 2002. Umar, Husein. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi 3. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.2003. Wawancara Pribadi dengan Hasan Fahmi selaku Unit Micro Syariah Head, Jakarta, 20 Mei 2011 Wawancara Pribadi dengan Ressi Aryo selaku UFO, Jakarta, 15 Juni 2011 Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta: PT. Grasindo, 2005. Internet: BRI Syariah, “Sejarah.” Artikel diakses pada 1 Mei 2011 dari http://www.brisyariah.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id =1&Itemid=4 Gampito, “Potensi Bank Syariah Merambah Sektor UKM”. Artikel diakses pada 15 Mei 2011 dari http://gampito.blogspot.com/2008/06/potensi-bank-syariah-merambahsektor.html Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, “ Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Tahun 2008 tentang UMKM”. Artikel diakses pada 1 Mei 2011 dari http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1 29
xi
Misbach, Muzamil “Analisis Peran Strategis Peran Bank Syariah dalam Pembiayaan UMKM”. Artikel diakses pada 25 April 2011 dari http://economicsjurnal.blogspot.com/2010/06/analisis-strategis-peran-banksyariah.html Rahardjo, Dawam M. “ Mengapa Ekonomi Rakyat Dianaktirikan”. Artikel diakses pada 28 April 2011 dari http://binaswadaya.org/files/buletin-apr09.pdf Rizqullah, “Pembenahan Manajemen perbankan Syariah Menyongsong Industri Perbankan 2010”, Makalah disampaikan pada seminar Bulanan MES, 21 Februari 2010 Sakti, Ali. “Peran Perbankan Syariah dalam Pemberdayaan UMKM”, Artikel diakses pada 13 Mei 2011 dari http://www.pkesinteraktif.com/edukasi/opini/2418-peran-perbankan-syariahdalam-pemberdayaan-umkm.html Tjandrawinata, Elvira. “UKM Mampu Menyerap Tenaga Kerja Besar.” Artikel diakses pada 10 Mei 2011 dari http://els.bappenas.go.id/upload/kliping/UKM%20Mampu.pdf
Peraturan Perundang- Undangan Keputusan Menkeu No.40/KMK/06/2003, tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
xii
I
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
I
95
H. Juanda No.
Telp. (62-2 1 ) 7 47
1 1 537, 7 401 g2S F ax. (62_21 \ t 49 1 82 1 vveDstre : www.uinjK.ac.id E_mail :
[email protected]
Ciputat Jakarta 15412, lndonesia
Nomor : Un.01 /F4/ pp.01.t t\1i 2011 / / Jakarta, 16 pehruari 2011 M Lamp : 1 (satu) Berkas proposal Hal : Mohon Kesediaan Menjadi pembimbing Skripsi 13 Rabi'ul Awwal 1432H ,Yang Terhormat
Bapak
Dr. Mamat S. BurhanuddirU MA. Djaka Badranaya, ME Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta
!
As s aI amu aI aiku m w ar ah m a fuI I ah w ab ar ak a t uh Pimpinan Fakultas syariah dan Hukum uIN syarif Hidayatu'ah Jakarta kesediaan saudara untuk *"rquai p"rnb,*urg skripsi
il:il:ff:I."
Nama NIM
Prodi/Konsentrasi Judul
skripsi
: : :
:
Farida Ayu Avisena Nusantari 107046103822
Muamalat/perbankanSyariah s_trategi BRI syaiah daram Menganalisis Kerayakan
eblanaharyango^o^::,y:ffii^"Y:["adarahsebagaiberikut: 1' Topik bahasan dan out tine dimaiperru dapat diJdakan perubahan
f
2'
Penyempurnaan.
Teknik penurisan supaya merujuk kepada buku ,,pedoman penurisan skripsi Fakultas syariah dan Hukum uiN syarif Hiaayatuttah Jakarta,,
Demikianlah atas kesediaan saudara kami ucapkan terima kasih; Ilahi wabarakatuh
uamalat (Ekonomi Islam)
Amalia,
Tembusan dengan hormat kepada: fillfaikan Kasubag Akademik & Kemairasiswaan Fakurtas syariah dan Hukum I Sekretaris program 2 Studi Muamalat Fakulta" Syuriun a*
3.
Arsip
dan
Uukum
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF' HIDAYATTILLAH JAKARTA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
Jrn. rr. H. Juanda No.
es
crputat Jakarta .rs412,
rndonesia
l:ltJi"t;ij,l,l,L1,ltli3l,lt3l,l3i i$,frtiil"t6?1f,31."".
Nomor : Un.01/F4lKM.00.02/ Zgtg /2071 :Hal : permohonan Data/Wawancara
Lampiran
Jakarta, April
2011
Kepada Yth Pimpinan BRI Syariah
Di Tempat Assalamu,laikum
i ,
Wr.W.
rr;* -:* ^ - Fakultas Syariah Pimpinan dan Hukum UIN Syarif menerangkan bahwa: Nama
Hidayatuilah
Jakarta
Farida Ayu Avisena Nusantari
Nomor Pokok
1,07046103822
Tempat/Tanggal Lahir
Jakarta, 13 Juni 1989
Semester
VIII (Delapan)
Jurusan/ Konsentrasi Alamat
:
Telepon
Muamalat/ Perbankan Syariah Jl. Aneka Warga I No.4Z Rt.01/09, Larangan Tangerang Provinsi Banten 15154 02794424663
adalah benar mahasiswa, Fakultas syariah dan Hukum ulN syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyelesaikan Skripsi d".,gu,l Topik/ Juclul
" Strategi BRI Stlariah Dalsm Mengalisis l(elayalcan pembiayaan Milcro
,,
untuk rnelengkapi bahan/data yang berkaitan dengan penulisan/pembahasan topik / Judul di atas, climohon kiranya Bapak/ Ibu/ saud araf i dapar membantu/
menerima yang bersangkutan untuk berwawancara.
Atas kesediaan Bapak/ ibu/saud araf i, kami ucapkan banyak terima kasiir. Wns s nlnnru' nlailcum
Wr.W.
.
Akademik
Mukri Aji, M.A. 121985031003
:mbusan: 1th. Dekan Fakultas Syariah rlan Hukum UIN Jakarta. Arcin
SI]RAT KETERANGAN RISET No.02/ SK-CPL/O8/11
ei.JliJ..JJnte.! Assalamu'alaikum Wr, Wb. Puji Syukur ke hadirat Allah SWT, teriring do'a semoga Bapak/lbu dalam keadaan sehat dan selalu berada dalam lindungan Allah SWT, serta dapat menjalankan tugas sehari-hari dengan baik. Amin. Berikut kami PT. Bank Rakyat lndonesia (BRl) Syariah dengan ini menerangkan bahwa Nama No. Mahasiswa Universitas Fakultas
JudulSkripsi
Farida Ayu Avisena Nusantari 1470461A3822 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Perbankan Syariah : "Strategi BRI Syariah dalam Manganalisis Kelayakan Pembiayaan
:
Miko'
Sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Perbankan Syariah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang bersangkutan telah melaksanakan riset di PT. Bank Rakyat
lndonesia (BRl) Syariah KCP Cipulir, sejak tanggat 5 Maret 2011,
Sehubungan dengan hal tersebut, bahwa yang bersangkutan telah melaksanakan riset di pT. BRI
Syariah KCP Cipulir bagian UMS (Unit Mikro Syariah) yang beralamat di Jl.Citedug Raya No.2S Petukangan Selatan, Pesanggrahan Jakarta Selatan. Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebenar-benarnya, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.
Waalaikumsalam Wr. Wb. JAKARTA 16 Juli2011
UNIT HEAD MIKRO CIPULIR
YUDI BUDIMAN N CABANG PEMBANTU KCP CIPULIR
Bimbingan Skripsi Mahasiswa Fakultas Syariah Dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Nama
Mahasiswa :
}IIIM
:
Farida Ayu Avisena
fi7}46fi3822
Prodi/Konsentrasi : Muarnalah/Perbankan Syariah
:
Dasen
Pembimbing
: Djaka Badranaya, SE.I., ME
NIP
:19770fi02007011008 Judul Skripsi: Strategi BRI Syariah dalam Menganalisis Kelayakan Penbiayaaa Mikro
No
HarilTanggal Selasa,
I
I Maret
2011
Maieri Bimbingan
Tempat
Penyerahan proposal dan konsultasi bab 1, mengenai
Ruang Dosen
FSH
judul Senin, 11 April
20tt
2
Selasa,3 Mei
Konsultasi mengenai bab Z,yutu landasan teori bank syariah dan TIMKM
KOPMA Student Center
zott
Penyerahanbab2 dan konsultasi bab 3
Rektorat Pusat It.3 bagian keuangan
Kamis,30 Juni
Penyerahan bab 4 dan revisi
Ruang bagran
2011
bab2 dan3
ljmum FSH lt.2
J
4
Paraf Dosen
1}
A
4 {
Senin, 15 Juli 5
Bab t hingga bab 5 diserahkan,
Auditorum utama
Revisi bab 1-5
Ruang bagian
20tl Senin, 15 Juli
6
20t1
7
$nn,n,2z Agrstu t 2o tt
irmuln h.2
?nn,rorohon bob t-5 PerseLu5ruo n
il +r,
Ruong o.t-o&t,I
F'H
\,
Birnbingan Skripsi Mahasiswa Fakultas Syariah Dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Nama Mahasiswa
Farida Ayu Avisena
NIM
n7a46rc3822
Prodi/Konsentrasi
Muamalah/ Perbankan Syariah
Dosen Pembimbing
Dr. Mamat S. Burhanuddin, MA
NIP
19700605199803 1005
Judul Skripsi: Strategi BRI Syariah dalam Menganalisis Kelayakan Pembiayaan Mikro
No
I
Hari/Tanggal
Pqbu,
I lvhre\
Rqb", te Aprrl a J
4
20 11
Kmis. 1z l4ei 1.o11
t{o*rr, zl
.Iu\r
20{t Sen,n. 1! Ju\1 {otl
5
6 1
Vengorohoo proposo\ dq n
hnsrr\tqri bqb I
20ll 2
Materi Birnbingan
Reuiri bqb r -s
Snn,n, :.2 A,r,-,,{''
I (: r:olt:rr,n \
10
tr
Puong Dbten FSH
Konsrr\tqs ton\ong bendo\q tunlqi 3 Fttj obreruqst tempo[ un[rr! \&ruotohoo rovi( bob 1 Ruong Soren don hb honwltqri s z dqn" Lon[or 3 ttnqecohon bqb t-z \ Koizu{[otr bob 3 don bobel V,o emql Rev'* bob r - z. , dqn lrob 3 V'" €tot ) hrpqo bob
ffirn,s, \2 f,\qu'[us 20 i1
Tempat
\.
tG..non[eflon
F\q"o hmt Ll,'l iz-
\ir,crnE \-3,r'i'
Paraf Dossll
,'0 I
-4,/r-',
'tlA
/'9/,
,',q/. //)/t) 1 -:-1,
//r/)l -^t
APIIKASI PERMOHOIUAIS KUPEDES iffi Produk:
ft
KUPEDES 25 iB
L-l
KUPFDES 75 IB
ll
Tujuan Penqgurraan
t-r'
T
u
KUPEDES 5OO iB
[]
fJrlai Penrbiayaan yang dinrinta
Nama Pangqilan
I
Jenis Kelarnin No. KTP
nvestasi
I
INFORMASI PEKERJAAN dan DATA KEt_'ANGAN Tipe Pendapatan Nama Ternpat Usaha
[l
r,.iu
wanita
,[Tl, tlTti
t=r
T
ifTll
Sta rus Perkawinan
t__
l.1ama Pa;',qqilan
1-anssai Lahir Pasansan Nanra lbu kandunq
(tst/btn/thn)[-[-l z []
,
I]n
_
Bidang Usaha
- r*---l
f--
I
-t
Telepon Fax Nomor NPWP iwajib untuk pembiayaanz
--'-l
KETERANGAN ALAMAT
Keuntungan Rara,rata per
Alamat (sesuai) KTP/SlM/Paspor
t__
Rp_
50 juta)
bulan [____=_--]
INFORMASI LAINNYA Apakah Anda lngin Menggunal
L-Tll
Rr/RW
__--*l
t--____ L-:
Alamat
fl-l I [I], LLI-L=-- -
Tanggal Lahir
I
I
lll
Tgl. Jatrrh Tempo KTP
Tempat Lahir
......
5ewa
L__
Nama (sesuai KTP)
Lainnya...
Barang Modal Kerja I
Janqka Waktu Pembiayaan
DATA PEMOHON
l-l
Mooal Kerja
/
I r, I
[]l
Jjka Ya, FrekuensiCash pickLJp
Kel',rrahan
Kecamatan
ll
I
Telepon
flminssro"
f ru !ria.r
f.lomor Seluler
m
Hu,;an
[,
Burunun
Apakah Anda Telah Memiliki Rekening Tabungan di BRlsyariah
[T-frrTT.r_T-T_T-fT]
Sejak Tahun
Status Tempat Tinggal Saat lni
flsewa
?
riuur.
?
lrrTt
Saldo Rata-rata per Bulan
fl MilikSendiri I
tr,titit
Alamat Tinggal Saat lni iditsi lika berbeda dengan
Semua data yang saya berikan sebagaimana tersebut dalam aplikasi ini
adalah benar adanya dan dibuat dalam keadaan sadar serra tanpa tekanan dan paksaan dari pihak manapun. Selanjutnya saya setuju dan mengijinkan PT. Bank BRisyariah untuk me,rggunakan data
KTp)
tersebut dan rnenyelidikr semua keterangan yang diperlukan. Setiap perubahan data dari yang sebagaimana teisebut dalam
aplikasi ini sa;,a sainpaikan ke
Kelurahan
PT. BRlSyariah.
Kecamatan
Lama MenempatiTempatTinggal Saat lni DIISI OLEH BANK:
ran9gar
.-
l_
clrteilmal I
I
No. Aplikasi
5uami/lstri Pemohon
Unit/Area Nama/Kota
SO I
Bagaimana perkenalan terjadi
:
l_ Dengan rnenandatanganiformuiir ini, saya menyatakan bahwa saya telah melakukan verifikasi & konfirmasi terhadap kelayakan data pemohon
l
HASIL WAWANCARA MENGENAI PEMBIAYAAN MIKRO (Wawancara dengan Unit Micro Syariah Head)
Narasumber
: Bapak Hasan Fahmi selaku Unit Micro Syariah Head
Waktu
: Jumat. 6 Mei 2011
Tempat
: KCP Cipulir divisi Pembiayaan Mikro
1.
Mengapa BRI Syariah lebih memfokuskan pada pembiayaan mikro? Saat ini secara nasional gadai dan mikro berada pada peringkat pertama dalam pencapaian akhir tahun 2010 khususnya mikro sesuai dengan visi BRI Syariah itu sendiri. Untuk pembiayaan yang lain memang BRIS kurang ini dikarenakan sudah banyak bank-bank pesaing lain yang main di market yang sama 2.
Apa keunggulan pembiayaan mikro bank BRI Syariah dibandingkan bank yang lain? Untuk bisnis mikro sebenarnya semua bank tidak dapat dikatakan bahwa BRIS lebih baik dibandingkan bank lain, ada keunggulan di masing-masing bank, hanya BRIS mempunyai strategi meliputi SDM yang unggul dan produk yang bersaing
3.
Bagaimanakah sejauh ini perkembangan pembiayaan di sektor UMKM dan Non UMKM? Pencapaian UMKM tahun 2010 mencapai 115 % dari target 400 Milyar, namun saat ini perkembangan UMKM menurun dibandingkan tahun 2010,ini
dikarenakan seperti banyaknya pesaing bank lain yang main di mikro, mulai jenuhnya pasar mikro saat ini, sektor mikro secara nasional menurun dalam hal peningkatan omset 4.
Mohon bapak jelaskan tentang pembiayaan mikro (mikro iB) BRI Syariah seperti mikro 25 iB, mikro 75 iB, mikro 500 iB? Mikro 25 iB = produk pembiayaan tanpa jaminan, saat ini hanya diberikan untuk nasabah existing maks. sampai dengan 25 juta, saat ini di Cipulir belum digunakan Mikro 75 iB = Produk pembiayaan dengan jaminan (Girik, BPKB,SHM dsb) dengan margin 1,8%-1,5% maksimal plafond 75 juta Mikro 500 = Produk pembiayaan dengan jaminan (Girik, BPKB,SHM dsb) dengan margin 0,9% maks. plafond 75- 500 juta
5.
Bagaimana prosedur permohonan pembiayaan BRI Syariah untuk sektor UMKM? Nsabah harus punya usaha minimal 2 tahun , entah nasabah datang lansung ke kantor cabang terdekat atau didatangi lansung oleh marketing lalu bila minat tinggal menyerahkan data yang wajib dipenuhi
6.
Bagaimana kriteria UMKM yang mendapatkan persetujuan pembiayaan? Usaha yang dapat dibiayai mikro adalah usaha kecil menengah memiliki tempat usaha yang permanen, ada jaminan, 5C (Character ,Capacity,Capital Condition of economy,dan Collateral). Untuk mengetahui usaha tersebut mikro, menengah atau makro berdasarkan UU No 25 Tahun 1999 tentang
struktur modal usaha mikro, menengah, macro (enterprise) untuk saat ini UU No. 20 Tahun 2008 7.
Jika dilihat dari golongan pembiayaannya,berapa besar porsi pembiayaan yang disalurkan untuk sektor UMKM? Target kantor pusat 1/3 pembiayaan dilakukan oleh UMKM (mikro) seperti tercantum pada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) RAT
8.
Bagaimana strategi BRI syariah dalam menganalisis kelayakan pembiayaan mikro yang diajukan nasabah? Strategi BRI Syariah dalam menganalisis kelayakan tetap mengacu pada 5C dan aspek syariah tetapi tidak menutup kemungkinan adanya penilaian di luar 5C itu sendiri tergantung implementasinya di lapangan misalkan dengan penambahan pertimbangan terhadap aspek-aspek lain seperti pertimbangan analisa pasar, hubungan dengan supplier dan lain- lain.
9.
Berapa lama yang dibutuhkan dalam analisis pembiayaan hingga pembiayaan tersebut disetujui? Sesuai SLA (Standar Layanan) 3 hari
10. Bagaimana kriteria UMKM yang mendapatkan persetujuan pembiayaan? Usaha yang dapat dibiayai mikro adalah usaha kecil menengah memiliki tempat usaha yang permanen, ada jaminan, 5C (Character ,Capacity, Capital , Condition of economy,dan Collateral). Untuk mengetahui usaha tersebut mikro, menengah atau makro berdasarkan UU No 25 Tahun 1999 tentang struktur modal usaha mikro, menengah, macro (enterprise)
11. Bagaimana strategi BRI syariah dalam menganalisis kelayakan pembiayaan mikro yang diajukan nasabah? Strategi BRI Syariah dalam menganalisis kelayakan tetap mengacu pada 5C dan aspek syariah tetapi tidak menutup kemungkinan adanya penilaian di luar 5C itu sendiri tergantung implementasinya di lapangan misalkan dengan penambahan pertimbangan terhadap aspek-aspek lain seperti pertimbangan analisa pasar, hubungan dengan supplier dan lain- lain.
Jakarta, 6 Mei 2011
Hasan Fahmi Unit Micro Syariah Head
DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO (Wawancara dengan Unit Financing Officer)
Narasumber
: Bapak Ressi Aryo selaku UFO
Waktu
: Rabu, 15 Juni 2011
Tempat
: KCP Cipulir divisi pembiayaan mikro
1.
Mohon bapak jelaskan mengenai istilah dalam alur proses pembiyaaan mikro? a. Definisi SO menerima Walk in Customer adalah menerima nasabah yang datang ke bank, radius area berubah menjadi 10 km b. Document Check List yaitu penambahan fasilitas berarti nasabah mengajukan pembiayaan mikro lagi/ pembiayaan produktif dengan ketentuan nasabah pada pembiayaan pertama telah berjalan setelah 6 tahun pada angsuran ke 6 menuju ke 7 dengan kondisi lancar persyaratannya jaminan untuk pencairan dan memeriksa kelengkapan data c. Memorandum Usulan Pembiayaan (MUP) adalah rangkuman dari hasil rangkuman dan hasil proposal yang dibuat. d. LPBJ yaitu laporan penilaian barang jaminan yaitu berupa jenis jaminan,jenis dokumen,kendaraan syaratnya harus roda 2,4,6 e. Patokan harga dilihat dari PBB,Agen Properti,dan menanyakan ke daerah sekitar baik tetangga atau menanyakan harga pasaran jika ada rumah di sekitar yang ingin dijual
f. Penilaian jika ada IMB maka 100%,jika tidak ada IMB maka 50 g. Jaminan dapat berupa kios tetapi terdapat penilaian berbeda dengan kios di pasar dan kios di sepanjang jalan. Jika kios ada di pasar maka ada SHPTU (Surat Hak Pemakaian Tempat Usaha) sehingga memiliki nilai surplus h. Istilah LKN yaitu laporan kunjungan nasabah .LKN 1= laporan berisi omset ,LKN 2 = laporan berupa biaya rumah tangga, biaya listrik (bebanbeban) biaya transportasi, biaya masak ,LKN 3= berupa deskrispi yang bersifat narasi terhadap deskrispi ynagn bersifat narasi terhadap lama usaha bejalan, deskripsi dari LKN 1, omset, risiko usaha berupa persaingan usaha sejenis kualitas barang. Intinya LKN 3 yaitu resume dari LKN 1 dan 2 dimana LKN keduanya hanya berupa angka, tapi di LKN 3 berupa katakata i. Dedupe yaitu data tersebut dicek apakah sudah menjaminkan barang jaminan ke BRI syariah lain
2.
Bagaimana cara untuk menilai karakter calon nasabah? Penilaian karakter calon nasavah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara dan investigasi atau penyidikan, Dengan wawanvara dapat dilihat dari cara nasabah melakukan tanya jawab dengan bank sepertt berkomunikasi dan respon nasabah saat diajukan pertanyaan sedangkan Investigasi atau penyidikan bertujuan untuk melihat karakter nasabah dari lingkungan tempat nasabah bertempat tinggal, tempat usaha atau sejenisnya.
3. Bagaimana mengenai analisa pasar? Analisa pasar dilakukan ke nasabah dan mengklasifikasi jenis jaminan dengan syarat jaminan harus bersifat marketable, akses keadaan fisik bangunan penyusunan laporan tentang analisa pasar berupa LKN 4. Apakah yang dimaksud dengan akad pengikatan jaminan? Jaminan diserahkan kepada bank dimana akad ini dibagi menjadi dua yaitu a) akad di bawah tangan : ketentuan plafond 50 juta, pihak bank dengan legalisasi notaries (notaris menandatangani) dalam arti akad dilakukan oleh nasabah dan bank tetapi harus ditandatangani dan diketahui oleh notaris. Di bawah tangan akad berupa cessie, yaitu kios, jika akad fidusia berupa kendaraan, surat kuasa untuk menjual dan mengalihkan jaminan ketentuan di bawah 50 juta; b)Notarial diatas 50 juta yaitu menggunakan jasa notaris dalam pengikatan jaminan bagi pembiayaan di atas Rp 50 juta 5. Bagaimana persyaratn dalam pengajuan permohonan pembiayaan mikro? Syarat utama yaitu fotocopy KTP Suami Istri 1 lmbr, fotocopy KK (kartu susunan keluarga) 1 lmbr, fotocopy buku nikah 1 lmbr, NPWP :Jika plafond <50 juta maka tidak diwajibkan NPWP ,jika plafond >50 juta maka harus ada 6. Apakah sumber supplier juga dipertimbangkan dalam analisis pembiayaan? Sumber supplier juga diperhitungkan karena supplier mempengaruhi calon nasabah berkaitan dengan pembayaran angsuran pembiayaan jika memiliki hubungan baik dengan antara nasabah dan supplier sehingga terkadang supplier memberikan tempo pembayaran sebulan/lebih. Hal tersebut dapat
memudahkan nasabah dalam pembayaran kewajiban kepada supplier. Supplier juga akan berimplikasi pada pasokan nasabah dalam hal produksi. Oleh karena itu nasabah sebaiknya memiliki minimal 2 supplier atau lebih lebih untuk mengantisipasi jika supplier utama mengalami kendala dalam pasokan maka ada supplier lain.sehingga ketika nasabah membutuhkan dan permintaan dari pembeli banyak nasabah dapat tetap memproduksi barang 7. Apakah tujuan dari BI Checking? BI Checking bertujuan untuk melihat pembayaran hutang di bank lain, melihat kolektibilitas pembiayaan/ tingkat kesehatan pembiayaan nasabah.
Jakarta,15 Juni 2011
Ressi Aryo Unit Financing Officer