ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (Studi pada Koperasi Karyawan Bank Muamalat) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
FIRMAN FARHANI NIM: 108046100017
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2015 M
LEMBAR PERNYATAAN
ِن الّرَ حِ ْيم ِ ٰهلل ال َّرحْم ِ س ِم ا ْ ِب
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar starata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,12 Oktober 2015 Penulis,
Firman Farhani NIM. 108046100017
iv
ABSTRAK
Firman Farhani, NIM 108046100017, ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (STUDI PADA KOPERASI KARYAWAN BANK MUAMALAT). Program Studi Muamalat, Kosentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436/2015+72 halaman+13 lampiran. Kajian penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran umum dan perkembangan pembiayaan yang udah berjalan selama ini. Dan juga menilai kelayakan penyaluran produk pembiayaan pada Koperasi Karyawan Bank Muamalat terhadap nasabah atau anggota koperasi itu sendiri. Desain penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, adapun pengertian jenis penelitian kualitatif deskriptif yakni penelitian yang menggambarkan data dan informasi di lapangan berdasarkan fakta yang terdapat di lapangan secara mendalam. Jenis pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Proses penelitianini di deskripsikan yang menghasilkan suatu hasil penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan melalui : Observasi, wawancara langsung kepada internal koperasi karyawan muamalat, dan data-data lapangan. Penelitian dilakukan di Koperasi Karyawan Bank Muamalat. Adapun hasil dari permasalahan peneliti membuktikan secara teoritis bahwa. Koperasi Karyawan Bank Muamalat memiliki pengelolaan pembiayaan mikro yang cukup baik, perkembangan dari tahun ketahun nya cukup berkembang, memang hanya saja Koperasi Karyawan Bank Muamalat pernah mengalami kendala penurunan pembiayaan, akan tetapi hal itu tidak terlalu berpengaruh secara signifikan pada penyaluran pembiayaan kepada nasabah, karena modal, DPK, dan asset-asset lainnya mampu menutupi dan membiayai pembiayaan kepada nasabah dan Koperasi Karyawan Bank Muamalat memiliki kelayakan pada penyaluran pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro seperti Lembaga Keuangan Syariah lainya.
Kata Kunci: Kelayakan Pembiayaan, Lembaga Keuangan Mikro Syariah, Koperasi Pembimbing: AM. HASAN ALI, MA
v
KATA PENGANTAR
AlhamdulillahiRobbil ‘Alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang selalu ada setiap saat membukakan hati dan mencerahkan pikiran, sehingga dapat terselesaikannya tahapan proses skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tersanjung atas junjungan alam Baginda Nabi Muhammad SAW, kepada beliaulah tercermin semangat dan kesabaran. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya dan penghargaan yang setinggi-tinngginya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, serta dukungan demi terselesaikannya skripsi ini. Karena penulis menyadari ini semua tidak terlepas dari peran banyak pihak.
Ucapan terima kasih ditujukan kepada: 1.
Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak AM Hasan Ali, MA selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA selaku Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.
Bapak AM Hasan Ali, MA selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membaca, mengoreksi, memberikan referensi serta motivasi Penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
vi
4.
Bapak Bambang, Bapak Dany, dan seluruh Staff dari Divisi Simpanan dan Pembiayaan Koperasi Karyawan Bank Muamalat yang telah membantu penulis dalam mencari data.
5.
Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang banyak memberikan keilmuan dan pembekalan dalam perkuliahan.
6.
Pimpinan dan Para pegawai Perpustakaan Umum maupun Fakultas yang telah memberikan fasillitas untuk dapat mengadakan studi perpustakaan.
7.
Penghormatan serta salam cinta penulis haturkan kepada kedua Orang Tua Penulis, Ayahanda dan Ibunda yang telah mendidik dan membesarkan penulis sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang Starata satu ini, yang tak pernah berhenti mendoakan setiap langkah penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dan telah menjadi inspirasi untuk selalu memperbaiki diri dengan akhlak yang baik dan belajar dari pengalaman yang didapatkan.
8.
Kakak dan adik tercinta, Bu Teti Mulyati, teh Elis Solihah, teh Dini Padila dan si bungsu Fitri Fauziah yang selalu mengingatkan dan mendorong penulis agar skripsi ini dapat dengan cepat diselesaikan.
9.
Wanita hebat adinda istri tercinta Atharath Swasti, terima kasih telah menemani selama beberapa tahun terakhir ini, yang tak lelah selalu menjadi penyemangat, pengingat dan pendorong agar skripsi ini dapat dengan cepat diselesaikan.
10.
Kawan-kawan seperjuangan PS-A ’08 Aziz, Iis, Fanny, Teguh, Bahrul, Aray, Heru, Obi, Sarip, Mekong, Tya, Aeling, Izza dan kawan-kawan lainnya yang
vii
telah bersama-sama berjuang menyelesaikan studi di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 11.
Sahabat terbaik dari masa kemasa Manz, Tatan, Muza, Tedy, Asus, Ruslan, Qwil, Damas terima kasih atas kesetian kalian dalam berteman dan memberi semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
12.
Serta semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih yang tiada terhingga. Akhir kata, tak ada kata yang dapat diungkapkan selain Lafaz Hamdalah. Penulis hanya dapat memberikan doa dan berharap semoga semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini akan dibalas dengan balasan yang setimpal di sisi-Nya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.
Jakarta,12 Oktober 2015 Penulis,
Firman Farhani NIM. 108046100017
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .............................................................. iii LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iv ABSTRAK ............................................................................................................. v KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 6 D. Sistematika Penulisan ............................................................................... 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan ...................................................................... 9 2. Analisis Pembiayaan .........................................................................14 3. Prinsip Kelayakan Pembiayaan ....................................................... 15 B. LKMS (Lembaga Keuangan Mikro Syariah) 1. Pengertian LKMS ............................................................................. 20 2. Kegiatan Usaha LKMS ..................................................................... 20
ix
3. Tujuan Utama LKMS ....................................................................... 20 4. Prinsip Utama LKMS ....................................................................... 23 C. Koperasi 1. Pengertian Koperasi.......................................................................... 25 2. Jenis Koperasi Menurut Fungsi nya ............................................... 26 D. Review Study Terdahulu .............................................................................. 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian .................................................................................... 34 B. Tempat Penelitian ................................................................................... 34 C. Desain Penelitian .................................................................................... 34 D. Instrumen Penelitian ............................................................................... 35 E. Metode Penelitian .................................................................................... 36 F. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 36 G. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 38 H. Teknis Analisis Data dan Triangulasi .................................................. 38 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum .................................................................................. 40 B. Analisis Kelayakan Pembiayaan pada Koperasi Karyawan Bank Muamalat ................................................................................................. 51 BAB V PENUTUP
x
A. Kesimpulan ............................................................................................. 56 B. Saran ........................................................................................................ 57 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 59 LAMPIRAN
xi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bank Syariah merupakan salah satu lembaga perbankan yang mempunyai peranan sangat vital dalam struktur perekonomian Indonesia, karena bank menyerap dana masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat, sedemikian
strategisnya peranan bank dalam pembangunan
perekonomian suatu negara, sehingga suatu negara berusaha menciptakan suatu sistem perbankan yang sehat, tangguh dan
dapat memelihara
kepercayaan masyarakat1. Perkembangan Bank Syariah di Indonsia bukan terjadi begitu saja, namun karena konsep perbankan syariah telah terbukti dan mampu bertahan terhadap goncangan krisis moneter yang melanda negeri ini pada sekitar tahun 1997. Sebelum
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah disahkan,
perkembangan Bank Syariah sudah cukup
pesat. Hal ini karena didukung oleh
perangkat hukum positif yang
memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan Bank Syariah di Indonesia, Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan
1
hal. 123.
Agustianto, Percikan Pemikiran Ekonom Islam, (Bandung: Cipta Pustaka Media, 2002),
2
perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Pembiayaan Mudharabah secara tidak langsung adalah bentuk penolakan terhadap sistem bunga yang diterapkan oleh bank konvensional dalam mencari keuntungan, karena itu pelarangan bunga ditinjau dari ajaran Islam merupakan perbuatan riba yang diharamkan dalam Al-quran, sebab larangan riba tersebut bukanlah meringankan beban orang yang dibantu dalam hal ini nasabah, tetapi tindakan yang memperalat dan memakan harta orang lain tanpa melalui jerih payah dan beresiko serta kemudahan yang diperoleh orang kaya diatas kesedihan orang miskin2. Koperasi
memegang
peranan
penting
dalam
menanggulangi
kemiskinan karena itu pembangunan dan pembinaan kepada koperasi harus menjadi bagian integral dalam paket pembangunan bangsa ini. Upaya-upaya penanggulangan kemiskinan bisa dilakukan dengan memberdayakan koperasi sebagaimana pemerintah bisa menciptakan sistem perbankan, lembaga ekspor, kebijakan proteksi pada industi besar dan sebagainya. Dengan semangat memberdayakan
koperasi
sebagai
tulang
punggung
perekonomian
kerakyatan, maka koperasi sebagai badan usaha dalam mengembangkan potensi masyarakat, peran koperasinya sangat dituntut agar mampu menanggulangi kompleksitas dari masalah kemiskinan yang sedang dihadapi
2
hal. 184.
Yusuf Qordhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Perss, 1997),
3
bangsa ini. Disisi pengembangan dan manfaat koperasi juga diharapkan kepada pemerintah untuk tidak selalu mencampuri koperasi dengan peraturan dan
kebijakan
pemerintah,
sehingga
kemapuan
koperasi
untuk
mengembangkan permodalan dan usaha berjalan3. Bank Syariah yang pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteran umat sehingga dengan produk pembiayaan dari Bank Syariah yang khususnya pembiayaan Mudharabah dengan skema bagi hasil yang diberikan kepada Koperasi diharapkan dapat membangkitkan motivasi dan kewirausahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan koperasi yang akan berdampak pada penghasilan anggotanya yang diterima melalui Sisa Hasil Usaha (SHU). Dari sudut pandang kepentingan ekonomi, pembiayaan perbankan syariah yang menggunakan sistem mudharabah (profit sharing) dalam memperlancar roda perekonomian ummat dianggap mampu menekan terjadinya inflasi karena tidak adanya ketetapan bunga yang harus dibayarkan ke bank, juga dapat merubah haluan kaum muslimin dalam setiap transaksi perdagangan dan keuangan yang sejalan dengan ajaran syariah Islam4. Pembiayaan bagi hasil sejatinya adalah esensi pembiayaan lembaga keuangan syariah. Pembiayaan bagi hasil merupakan implementasi dari
3
Muslimin Nasution, Koperasi menjawab Kondisi Ekonomi Nasional, (Jakarta: Pusat Informasi Perkoperasia & LPEK, 2008), hal. 5. 4 M. Iskandar Soesilo, Dinamika Gerakan Koperasi Indonesia, (Jakarta: Dekopin dan RM Book, 2008), hal. 145.
4
prinsip keadilan, persamaan dan
transparansi dalam ekonomi syariah.
Bahkan, lembaga keuangan syariah sendiri sebenarnya sudah lekat dengan sebutan bank bagi hasil. Skema pembiayaan bagi hasil yang popular diterapkan lembaga keuangan syariah di Indonesia adalah mudharabah dan musyarakah, disamping itu lembaga keuangan syariah tidak boleh menyalurkan dananya pada sector tertentu saja. Oleh karena itu, salah satu persoalan yang dihadapi oleh lembaga keuangan syariah kini seperti halnya masalah lembaga keuangan konvensional yaitu menyalurkan pembiayaan5. Koperasi Karyawan Bank Muamalat merupakan salah satu Koperasi yang ikut andil dalam membantu penyaluran pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah, di samping itu Koperasi Karyawan Bank Muamalat juga ikut menyalurkan pinjaman bagi setiap anggota nya, salah satu akad yang di pakai dalam pembiayaan nya yaitu menggunakan Mudharabah, Mudharabah merupakan perjanjian atas suatu jenis perkongsian di mana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan dana dan pihak kedua (Nasabah/ Mudharib) bertanggung jawab atas pengelolaan usaha. Adanya jaminan atau penjamin dari nasabah/mudharib kepada pihak bank syariah bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya resiko-resiko seperti nasabah/mudharib tidak mempergunakan dana yang diberikan sebagaimana mestinya atau hanya memberikan keuntungan pembiayaan tersebut kepada dirinya pribadi saja
5
Muhammad Luthfi Hamidi, Jejak-Jejak Ekonomi Syariah. (Jakarta: Senayan Abadi Publishing. 2003), hal. 53.
5
atau yang dikenal dengan Moral Hazard6. Pelaksanaan pemberian pembiayaan secara mudharabah oleh Bank Muamalat tetap berpedoman kepada prinsip 5 C dan juga aspek syariah. Dalam penyaluran pembiayaannya Koperasi Karyawan Bank Muamalat pernah mengalami kendala, untuk itu perlu ada nya kajian untuk mengetahui kelayakan pembiayaan yang di lakukan oleh Koperasi Karyawan Bank Muamalat. Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti tertarik mencoba menganalisis kelayakan produk pembiayaan pada Koperasi Karyawan Bank Muamalat yang berjalan selama ini.penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kelayakan Pembiayaan Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Studi pada Koperasi Karyawan Bank Muamalat)”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini, peneliti membatasi dari aspek: a. Tempat penelitiannya dilakukan pada Koperasi Karyawan Bank Muamalat; b. Objek pembiayaan hanya pada pembiayaan untuk Anggota Koperasi; c. Data pembiayaan yang diolah yaitu dari tahun 2010-2014. 6
Toni hidayat, Linkage program: solusi pembiayaan bagi hasil. Artikel diakses pada 8 november 2014 dari http://ib-bloggercompetition.kompasiana.com/2009/10/31/linkage-programsolusi-pembiayaan-bagi-hasil.
6
2. Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana Potret Pembiayaan yang dijalankan pada Koperasi Karyawan Bank Muamalat? b. Bagaimana pembiayaan yang layak secara teoritis yang dilakukan pada Koperasi Karyawan Bank Muamalat?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: a. Untuk mengetahui Gambaran umum pembiayaan yang dijalankan pada Koperasi Karyawan Bank Muamalat. b. Untuk mengetahui pembiayaan yang layak yang dilakukan oleh Koperasi Karyawan Bank Muamalat 2. Manfaat Penelitian a. Bagi akademisi yaitu sebagai upaya untuk menambah khazanah pengetahuan di bidang ekonomi islam dan memberikan tambahan informasi tentang perkembangan produk pembiayaan pada LKMS. b. Bagi praktisi yaitu sebagai upaya untuk mendukung perkembangan produk pembiayaan di Koperasi Karyawan Bank Muamalat agar bisa
7
meningkatkan mutu pembiyaaan dan pelayanan pada produk pembiayaan tersebut. c. Bagi masyarakat yaitu sebagai upaya untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pembiayaan pada LKMS.
D. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini, penulis menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Dalam bab ini, penulis menguraikan Pengertian Pembiayaan, Pengertian Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS), Pengertian Koperasi dan Review Study Terdahulu. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini, penulis menguraikant Tujuan penelilian, Tempat penelitian, Desain penelitian, Instrumen penelitian, Metode penelitian, Jenis dan sumber data, Teknik pengumpulan data dan Teknik Analisis Data dan Triangulasi.
8
BAB IV : ANALISA HASIL PEMBAHASAN Dalam bab ini, penulis menguraikan hasil analisis dan data penelitian. BAB V : PENUTUP Dalam bab ini, penulis menguraikan kesimpulan dan saran atas penelitian yang dilakukan.
9
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan Pada dasarnya fungsi utama Bank Syariah tidak jauh beda dengan bank konvensional yaitu menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya kembali atau lebih dikenal sebagai fungsi intermediasi. Dalam prakteknya bank syariah menyalurkan dana yang diperolehnya dalam bentuk pemberian pembiayaan, baik itu pembiayaan modal usaha maupun untuk komsumsi. Adapun pengertian pembiayaan menurut berbagai litertur yang ada sebagai berikut : 1.
Pasal 1 ayat (25) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,7 menyatakan: Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: a.
Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah
b.
Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik
7
Undang-undang No. 21 Tahun 2008
10
c.
Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna
d.
Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh
e.
Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa”.
2.
Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang
dikeluarkan
untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan. 3.
Sedangkan menurut M. Syafii Antonio, pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit8. Berdasarkan pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa
pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk mendukung investasi yang telah direncanakan berdasarkan kesepakatan antara bank dengan
pihak
lain
yang
mewajibkan
pihak
yang
dibiayai
untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
8
hal.160.
M. Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001),
11
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok Bank Syariah, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang membutuhkan pembiayaan. Menurut sifat penggunaannya pembiayaan dapat dibagi menjadi 2 (dua) hal berikut9: 1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produk perdagangan maupun investasi. 2. Pembiayaan konsumtif,
yaitu
pembiayaan
yang
digunakan
untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan. Kebutuhan konsumsi dapat dibedakan atas 2 (dua), yaitu diantaranya : a. Kebutuhan primer, adalah kebutuhan pokok, baik berupa barang, seperti makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal maupun berupa jasa, seperti pendidikan dasar dan pengobatan. b. Kebutuhan sekunder, adalah kebutuhan tambahan yang secara kwantitatif maupun kualitatif lebih tinggi atau lebih mewah dari kebutuhan primer, baik berupa barang, seperti bangunan rumah, kendaraan, perhiasan maupun jasa seperti pendidikan, pariwisata, hiburan dan sebagainya
9
Muhamad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, 2005) hal. 17.
12
Dalam penyaluran dana yang berhasil dihimpun dari nasabah atau masyarakat, Bank Syariah menawarkan beberapa produk perbankan, yaitu10: 1. Pembiayaan Mudharabah, adalah bank (mudharib) menyediakan modal investasi atau modal kerja secara penuh, sedangkan nasabah (shahibul maal) menyediakan proyek atau usaha (amal) lengkap dengan manajemennya. Hasil keuntungan dan kerugian (bagi hasil) yang dialami nasabah dibagikan dan ditanggung bersama antara bank dan nasabah dengan ketentuan sesuai kesepakatan bersama (ijab-qabul). Prinsip mudharabah dalam perbankan digunakan untuk menerima simpanan dari nasabah, baik dalam bentuk tabungan atau deposito dan juga untuk pembiayaan. 2. Pembiayaan Musyarakah, adalah pembiayaan sebagian dari modal usaha,
yang
mana
manajemennya.Modal
pihak yang
bank
disetor
dapat dapat
dilibatkan
berupa
uang,
dalam barang
perdagangan (trading asset), property dan barang-barang yang dapat dinilai dengan uang. 3. Pembiayaan Murabahah, dalam istilah fiqh adalah akad jual beli atas barang tertentu, dalam transaksi jual beli tersebut, penjual menyebutkan dengan jelas barang yang diperjualbelikan termasuk harga pembelian dan
10
perbankan.html.
http://syariahcooperation.blogspot.com/2012/10/pengertian-pembiayaan-pada-
13
keuntungan yang diambil, sedangkan murabahah dalam teknis perbankan adalah akad jual beli antara bank dengan nasabah. Adapun rukun dan syarat murabahah sebagai berikut; Penjual, Pembeli, Barang yang diperjualbelikan, Harga dan Ijab-qabul. 4. Pembiayaan Salam diaplikasikan dalam pembiayaan jangka pendek untuk produk agrobisnis atau industri jenis lainnya 5. Pembiayaan Istishna diaplikasikan dalam bentuk pembiayaan manufaktur, industri
kecil-menengah
dan
kontruksi.Dalam
pelaksanaannya
pembiayaan istishna dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pihak produsen ditentukan oleh bank atau pihak produsen ditentukan oleh nasabah. Pelaksanaan salah satu dari kedua cara tersebut harus ditentukan dimuka dalam akad oleh kedua belah pihak. 6. Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik (sewa beli) adalah akad sewa suatu barang antara bank dengan nasabah, dimana nasabah diberi kesempatan untuk membeli obyek sewa pada akhir akad atau dalam dunia usaha dikenal dengan finance lease. Harga sewa dan harga beli ditetapkan bersama diawal perjanjian. 7. Hiwalah
adalah produk perbankan syariah yang disediakan untuk
membantu supplier untuk mendapatkan modal tunai agar melanjutkan produknya, dalam hal ini bank akan mendapatkan imbalan (fee) atas jasa pemindahan piutang. Besarnya imbalan yang akan diterima bank ditetapkan berdasarkan hasil kesepakatan antara bank dan nasabah.
14
8. Rahn adalah produk perbankan syariah yang disediakan untuk membantu nasabah dalam pembiayaan kegiatan multiguna dan bank hanya memperoleh imbalan atas penyimpanan, pemeliharaan, asuransi dan administrasi barang yang digadaikan. Secara umum, pembiayaan yang dilakukan Bank Syariah hanya diberikan kepada nasabah pengelola dana yang telah memiliki usaha berkembang, dalam artian pembiayaan tidak akan diberikan kepada usaha yang baru akan dirilis. Sampai saat ini, mayoritas produk pembiayaan syariah masih terfokus pada produk-produk murabahah (prinsip
jual
beli).
Pembiayaan murabahah termasuk dalam kategori “natural certainy contract” dan dasarnya adalah kontrak jual beli. 2. Analisis Pembiayaan Analisis pembiayaan merupakan langkah penting untuk realisasi pembiayaan di bank syari’ah. Analisis pembiayaan yang dilakukan oleh pelaksana (pejabat) pembiayaan di bank syari’ah dimaksudkan untuk11: a. Menilai kelayakan usaha calon peminjam; b. Menekan resiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan; dan c. Menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak.
11
Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), hal. 165.
15
Setelah tujuan analisis pembiayaan dirumuskan dan disepakati oleh pelaksana pembiayaan, maka untuk selanjutnya dapat ditemukan pendekatanpendekatan yang digunakan untuk analisis pembiayaan. Ada beberapa pendekatan analisis pembiayaan yang dapat diterapkan oleh para pengelola bank syari’ah yaitu12: a. Pendekatan jaminan artinya bank dalam memberikan pembiayaan selalu memperhatikan kuantitas dan kualitas jaminan yang dimiliki oleh peminjam. b. Pendekatan Karakter artinya bank mencermati secara sungguh-sungguh terkait dengan karakter nasabah. c. Pendekatan
Kemampuan
Pelunasan
artinya
bank
menganalisis
kemampuan nasabah untuk melunasi jumlah pembiayaan yang telah diambil. d. Pendekatan dengan Studi Kelayakan artinya bank memperhatikan kelayakan usaha yang dijalankan oleh nasabah peminjam. e. Pendekatan Fungsi-fungsi Bank artinya bank memperhatikan fungsinya sebagai lembaga intermediary keuangan, yaitu mengatur mekanisme dana yang dikumpulkan dengan dana yang disalurkan.
3. Prinsip Analisis Kelayakan Pembiayaan
12
Ibid., hal. 171.
16
Prinsip adalah sesuatu yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan suatu tindakan.Prinsip analisis pembiayaan adalah pedoman-pedoman yang harus diperhatikan oleh pejabat pembiayaan bank syari’ah pada saat melakukan analisis pembiayaan.Secara umum, prinsip analisis pembiayaan didasarkan pada rumus 5C, yaitu13: 1. Character, artinya sifat atau karakter nasabah pengambil pinjaman. 2. Capacity, artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan mengembalikan pinjaman yang diambil. 3. Capital, artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam. 4. Collateral, artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam kepada bank. 5. Condition, artinya keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak. Prinsip 5C tersebut terkadang ditambahkan dengan 1C, yaitu Constraint artinya hambatan-hambatan yang mungkin mengganggu proses usaha.Untuk bank syari’ah, dasar analisis 5C belumlah cukup. Sehingga perlu memperhatikan kondisi sifat Amanah, Kejujuran, Kepercayaan, dari masingmasing nasabah. Berdasarkan prinsip-prinsip analisis pembiayaan tersebut di atas, maka aspek-aspek yang diperhatikan untuk memutuskan calon nasabah memiliki
13
Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, M.B.A dan Andria Permata Veitzhal, B. Acct, M.B.A. Islamic Financial Management, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hal.348.
17
tingkat kelayakan pembiayaan atau tidak, perlu dilakukan analisis terhadap aspek-aspek berikut14: a. Evaluasi Pasar dan Pemasaran Hasil produksi Kemampuan
perusahaan
menciptakan
dana
untuk
mengembalikan pembiayaan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan pemasaran hasil produksi mereka. Semakin maju dan berhasil pemasaran hasil produksi, akan semakin besar kemampuan perusahaan meningkatkan jumlah penjualan dan keuntungan mereka. b. Aspek analis pembiayaan ada 4, yaitu:Internal, Strategi pemasaran perusahaan dari 4P (Marketing Mix) yaitu: 1) Products (Produk yang dihasilkan perusahaan) 2) Place (Strategi distribusi Produk) 3) Price (Strategi Harga penjualan Produk) 4) Promotion (Strategi Promosi Produk) c. Eksternal, berupa: 1) Perkembangan kehidupan ekonomi umum 2) Perkembangan keadaan politik Negara 3) Perkembangan suasana persaingan pasar 4) Peraturan atau keputusan pemerintah d. Evaluasi Manajemen Perusahaan
14
Ibid., hal.47.
18
Manajemen merupakan factor produksi yang paling menentukan dalam memelihara kelangsungan dan perkembangan hidup perusahaan. Untuk analisis laporan keuangan didasarkan pada rasio-rasio keuangan perusahaan. Rasio keuangan yang biasa dipakai antara lain: 1. Profitability Ratios, memperbadingkan jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan setiap masa tertentu, dengan hasil penjualan atau jumlah investasi dana dalam perusahaan, terdiri dari: a. Financial leverage ratios, memberikan indikasi tentang dua hal, yaitu:
Bagaimana perbandingan risiko yang ditanggung kreditur (pemberi pembiayaan) dan pemegang saham dalam mendanai operasi perusahaan.
Bagaimana
kemampuan
jangka
panjang
debitur
(pemberi
pembiayaan) dalam pembayaran angsuran dan marjin keuntungan atau bagi hasil kepada pihak bank. Rasio yang sering dipergunakan untuk menggambarkan kemampuan calon debitur ini adalah :Activity’s Performance Ratios, menilai bagaimana efisiansi manajemen perusahaan dalam mengelola berbagai macam harta operasional perusahaan. Dapat diukur dengan menggunakan rasio sebagai berikut15:
15
Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah, hal. 199.
19
Pedoman Memorandum Pembiayaan, Memorandum pembiayaan adalah
suatu
bentuk
proposal
berisi
analisa
dari
suatu
usulan
pembiayaan.Penyusunan memorandum pembiayaan merupakan salah satu syarat dalam pengajuan pembiayaan. Secara garis besar memorandum pembiayaan berisi hal-hal sebagai berikut:16 1. Tujuan Pembiayaan 2. Latar Belakang calon nasabah 3. Kondisi usaha 4. Analisis keuangan calon nasabah 5. Analisis jaminan (agunan) 6. Analisis risiko pembiayaan 7. Kesimpulan dan rekomendasi 8. Tujuan Pembiayaan Tujuan dari usulan pembiayaan harus dijabarkan dengan jelas sejak awal agar pendekatan logis terhadap data yang akan dikaji dapat tercapai. Tujuan Pembiayaan menguraikan tentang:
Besarnya kebutuhan fasilitas pembiayaan yang diajukan
Kegunaan fasilitas pembiayaan yang diajukan, untuk kebutuhan barang investasi atau keperluan modal kerja.
16
Jangka waktu dari fasilitas pembiayaan yang diajukan
Jasri Firdaus, “Analisis Pembiayaan”, artikel di akses pada 16 Maret 2015 dari http://jasrifirdaus.blogspot.com/2013/12/analisis-pembiayaan.html.
20
2. LKMS (Lembaga Keuangan Mikro Syariah) 1. Pengertian Lembaga Keuangan Mikro (LKM) adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan17. 2. Kegiatan Usaha a. Kegiatan usaha LKM meliputi jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui Pinjaman atau Pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan Simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha. b. Kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dapat dilakukan secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah.
3. Tujuan : a. Meningkatkan akses pendanaan skala mikro bagi masyarakat; b. Membantu peningkatan pemberdayaan ekonomi dan produktivitas masyarakat; dan
17
http://www.ojk.go.id/lembaga-keuangan-mikro.
21
c. Membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah.
Secara sederhana prinsip-prinsip lembaga keuangan syariah dalam menjalankan usahanya terdiri atas18: 1) Pelarangan terhadap (suku bunga), karena dilarangnya sistem bunga, maka penyedia danadan pengusaha harus membagi resiko bisnis dan juga tingkat pengembalian yang disepakati. 2) Uang bukan sebagai modal tetapi akan menjadi modal jika sudah dipindahtangankan/tukar dengan sumberdaya untuk melaksanakan aktivitas yang produktif sehingga uang disini diartikan sebagai konsep yang mengalir (flow concept). 3) Pelarangan terhadap perilaku spekulasi 4) Prinsip ta’awun (tolong-menolong) yaitu prinsip saling membantu sesama dalam meningkatkan taraf hidup melalui mekanisme kerja sama ekonomi dan bisnis. 5) Prinsip tijaroh (bisnis) yaitu prinsip mencari laba dengan cara yang dibenarkan oleh syariah. Lembaga keuangan Islam harus dikelola
18
Ridwan, Muhammad. Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil (BMT),(Yogyakarta: UII Press. 2004), hal. 115.
22
secara profesional, sehingga dapat mencapai prinsip efektif dan efisien. 6) Di samping sebagai lembaga bisnis, lembaga keuangan syariah juga menjalankan fungsi sebagai lembaga sosial. Adapun LKMS adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana masyarakat dalam bentuk tabungan (simpanan) maupun deposito dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah melalui mekanisme yang lazim dalam dunia perbankan19. Sehingga secara konsepsi LKMS adalah suatu lembaga yang di dalamnya mencakup dua jenis kegiatan sekaligus yaitu: 1) Kegiatan mengumpulkan dana dari berbagai sumber seperti: zakat, infaq dan shodaqoh serta lainya yang dibagikan/disalurkan kepada yang berhak dalam rangka mengatasi kemiskinan, dan 2) Kegiatan produktif dalam rangka nilai tambah baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang bersumber daya manusia. LKMS merupakan kelompok swadaya masyarakat sebagai lembaga ekonomi rakyat yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dengan berdasar prinsip syariah untuk meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha kecil dalam upaya pengentasan kemiskinan. Berdasarkan 19
Ilmi, Makhalul SM. Teori dan Praktik Lembaga Keuangan Mikro Syariah, (Yogyakarta: UII Press, 2002), hal 13.
23
definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa LKMS adalah Suatu lembaga keuangan mikro yang menggabungkan unsur profit motive dan unsur nirlaba (sosial) dalam kegiatan usahanya yang dijalankan sesuai dengan ketentuan syariah. Sifat usaha LKMS yang berorientasi pada bisnis dimaksudkan supaya pengelolaan LKMS dapat dijalankan secara profesional, sehingga mencapai tingkat efisiensi tertinggi. Dari sinilah LKMS akan mampu memberikan bagi hasil yang kompetitif kepada deposannya serta mampu meningkatkan kesejahteraan para pengelolahnya sejajar dengan lembaga lainnya. Sedangkan aspek sosial LKMS berorientasi pada peningkatan kehidupan anggota dan masyarakat sekitar yang membutuhkan. 4. Prinsip Utama Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Teori pelaksanaan usaha LKMS berpegang teguh pada prinsip utama sebagai berikut20 : a. Keimanan
dan
ketaqwaan
kepada
Allah
SWT
dengan
mengimplementasikan pada prinsip-prinsip syari’ah dan muamalah islam ke dalam kehidupan nyata.
20
Ridwan, Muhammad. Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil (BMT), (Yogyakarta: UII Press, 2004), hal 129.
24
b. Keterpaduan, yakni nilai-nilai spritual dan moral menggerakkan etika bisnis yang dinamis, proaktif, progresif, adil dan berakhlaq mulia. c. Kekeluargaan, yakni mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Semua pengelolah pada setiap tingkatan, pengurus dengan semua lininya serta anggota, dibangun rasa kekeluargaan, sehingga akan tumbuh rasa saling melindungi dan menanggung. d. Kebersamaan, yakni kesatuan pola pikir, sikap dan cita-cita antar semua elemen LKMS. Antara pengelola dan pengurus harus memiliki satu visi dan bersama-sama anggota untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial. e. Kemandirian, yakni mandiri di atas semua golongan politik. Mandiri juga berarti tidak tergantung dengan dana-dana pinjaman dan ”bantuan” tetapi senantiasa proaktif menggalang dana masyarakat sebanyak-banyaknya. f. Profesionalisme, yakni semangat kerja yang tinggi, yakni dilandasi dengan dasar keimanan. Kerja yang tidak hanya berorientasi pada kehidupan dunia saja, tetapi juga kenikmatan dan kepuasan ruhani dan akhirat. Kerja keras dan cerdas yang dilandasi dengan bekal pengetahuan yang cukup, keterampilan yang terus ditingkatkan serta niat dan ghirah yang kuat. Semua itu dikenal dengan kecerdasan emosional, spritual dan intelektual.
25
Sikap profesionalisme dibangun dengan semangat untuk terus belajar demi mencapai tingkat standar kerja yang tertinggi. g. Istiqomah, konsisten, konsekuen, kontinuitas/berkelanjutan tanpa henti dan tanpa pernah putus asa. Setelah mencapai suatu tahap, maka maju lagi ke tahap berikutnya dan hanya kepada Allah SWT kita berharap. 3. Koperasi 1. Pengertian Koperasi Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan
prinsip
gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan
asas
kekeluargaan. Prinsip koperasi adalah suatu sistem ide-ide abstrak yang merupakan petunjuk untuk membangun koperasi yang efektif dan tahan lama21. Di Indonesia sendiri telah dibuat UU no. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Prinsip koperasi menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah:
Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
21
https://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi.
26
Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masingmasing anggota
Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
Kemandirian
Pendidikan perkoperasian
Kerjasama antar koperasi Prinsip koperasi
terbaru
yang
dikembangkan International
Cooperative Alliance (Federasi koperasi non-pemerintah internasional) adalah22: a. Keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela b. Pengelolaan yang demokratis c. Partisipasi anggota dalam ekonomi d. Kebebasan dan otonomi e. Pengembangan pendidikan, pelatihan, dan informasi.
2. Jenis Koperasi menurut fungsinya23 Jenis Koperasi menurut fungsinya yaitu sebagai berikut: Koperasi
pembelian/pengadaan/konsumsi
adalah
koperasi
yang
menyelenggarakan fungsi pembelian atau pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan anggota sebagai konsumen akhir. Di sini 22
Hendar & Kusnadi, Ekonomi Koperasi, (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2005), hal. 18.
27
anggota berperan sebagai pemilik dan pembeli atau konsumen bagi koperasinya. Koperasi penjualan/pemasaran adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi distribusi barang atau jasa yang dihasilkan oleh anggotanya agar sampai di tangan konsumen. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pemasok barang atau jasa kepada koperasinya. Koperasi produksi adalah koperasi yang menghasilkan barang dan jasa, dimana anggotanya bekerja sebagai pegawai atau karyawan koperasi. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pekerja koperasi. Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan pelayanan jasa yang
dibutuhkan
oleh
anggota,
misalnya: simpan
pinjam, asuransi, angkutan, dan sebagainya. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pengguna layanan jasa koperasi. Kedudukan anggota di dalam koperasi dapat berada dalam salah satu status atau keduanya.Dengan demikian pengelompokkan koperasi menurut status anggotanya berkaitan erat dengan pengelompokan koperasi menurut fungsinya.Kemungkinan koperasi untuk memperoleh keunggulan komparatif dari perusahaan lain cukup besar mengingat koperasi mempunyai potensi kelebihan antara lain pada skalaekonomi, aktivitas yang nyata, faktorfaktor precuniary, dan lain-lain.
28
Kewirausahaan koperasi adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secara koperatif, dengan mengambil prakarsa inovatif serta keberanian mengambil risiko dan berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi, dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan bersama.Dari definisi tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha secara koperatif. Apabila koperasi menyelenggarakan satu fungsi disebut koperasi tunggal usaha (single purpose cooperative), sedangkan koperasi yang menyelenggarakan lebih dari satu fungsi disebut koperasi serba usaha (multi purpose cooperative). Pengurus koperasi dipilih dari kalangan dan oleh anggota dalam suatu rapat anggota.Ada kalanya rapat anggota tersebut tidak berhasil memilih seluruh anggota Pengurus dari kalangan anggota sendiri. Hal demikian umpamanya terjadi jika calon-calon yang berasal dari kalangankalangan anggota sendiri tidak memiliki kesanggupan yang diperlukan untuk memimpin koperasi yang bersangkutan, sedangkan ternyata bahwa yang dapat memenuhi syarat-syarat ialah mereka yang bukan anggota atau belum anggota koperasi (mungkin sudah turut dilayani oleh koperasi akan tetapi resminya belum meminta menjadi anggota.24
24
Dahlan, Pengetahuan Koperasi, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1980), hal. 16.
29
4. Review Studi Terdahulu.
Table 1.1
No. Penulis/Judul/
Isi Penelitian.
Perbedaan.
Persamaan.
Tahun 1.
Penelitian
Penulis :
ini Penelitian
Sama-sama
Selfie Rahayu, Membahas tentang sebelumnya Skripsi
S1, faktor-faktor yang membahas
Fakultas
mempengaruhi
Syariah Hukum,
& tingkat
tingkat
mencari faktortentang faktor yang di kepuasan pertimbangkan
kepuasan nasabah
dalam dalam
UIN nasabah di tinjau penyaluran
penyaluran pada
Syarif
dari
Hidayatullah
pelayanan, kinerja, ajukan,
Jakarta, 2010
maupun
hasil dengan penulis yang Mikro Kecil dan
informasi
yang membahas
Judul : Analisis diberikan Pembiayaan Usaha Syariah Bank
segi pembiayaan yang di pembiayaan
oleh analisis
Bank Mega Syariah dalam
Mikro serta pada kepuasan Mega terhadap
berbeda sektor
Usaha
tentang menengah yang kelayakan pada akhir nya
penyaluran akan
terjalin
tingkat pembiayaan yang di kemitraan yang nasabah ajukan nasabah.
menguntungkan di kedua belah
30
Syariah Kasus Bank
(Studi penyaluran
pihak.
pada pembiayaan Usaha Mega Mikro Syariah.
Syariah Cabang Cipondoh
Metode penelitian
Tangerang).
yang
dipakai
adalah wawancara, .
studi dokumentasi dan Observasi.
2.
Penulis :
Penelitian
Ahmad Haris,
membahas tentang sebelumnya
Skripsi
S1, mekanisme
Fakultas
membahas
Sama-sama meneliti tentang mekanisme dan
pembiayaan Mikro strategi pembiayaan Gambaran
Syariah Hukum,
ini Penelitian
& di
Bank
BRI usaha
UIN Syariah pada sektor dapat
Mikro
berkembang penyaluran
Syarif
UMKM
Hidayatullah
menganalisis
Jakarta, 2012
strategi Bank BRI pendampingan Syariah
agar umum
serta yaitu
dengan pembiayaan
melakukan
untuk kunjungan
pada dan Usaha untuk Kecil
Judul :
dapat
penagihan
Menengah
Strategi
mengembangkan
kewajibannya,
dimana
sektor Mikro dan
akad
31
Pembiayaan
sektor UMKM itu berbeda
dipakai
yang sama
yaitu
Mikro
pada sendiri.
penulis
Bank
BRI
membahas
Syariah
KC
analisis
kelayakan skema
BSD City untuk
setiap
pengajuan Murabahah.
Mengembangka
pembiayaan
yang
n
dilakukan
oleh
Sektor
UMKM.
3.
dengan yang
nasabah.
Penelitian
Penulis : Yuanri
ini Penelitian
Dwi mengkaji
Wati,
strategi sebelumnya
Musa pendampingan
Hubeis
dan yang
Amiruddin Saleh.
tentang menggunakan
dilakukan
dilakukan melihat
oleh PT BNI dan strategi
dalam IPB
Sama-sama mengkaji untuk tentang apakah yang
dalam pendampingan dapat pembiayaan
4 No. 1 Februari pembiayaan Mikro tidak dengan Kemitraan.
terbaik
agar penyaluran
Jurnal MPI Vol. menyalurkan kredit berjalan baik atau Mikro
2009
pola
Pola penyaluran pembiayaan
pada tepat kepada mikro Nasabah
Judul :
melalui
Kajian Program
kemitraan. Berbeda tidak
dapat sasaran setiap dan
pola menekan Risiko
32
Penyaluran
dengan penulis yang terbayarnya
Kredit
Usaha
membahas tanpa ada tagihan.
Kecil
melalui
nya pola kemitraan
Program
pun
penyaluran
Kemitraan
sudah
layak
(Kasus PT BNI
salurkan
dengan
Nasabah.
di
kepada
Lembaga Pendampingan IPB).
4.
Penulis :
Penelitian
ini Penelitian
Sama-sama
Rima
bertujuan
untuk sebelumnya
membahas
AyuAnggraini,
mengetahui
Sri
Mangesti penilaian
Rahayu,
kelayakan
Achmad
pemberian
mengkaji
tentang mencari
aspek
aspek bagaimana berbagai apa saja yang di aspek
kelayakan butuhkan untuk
kredit penyaluran
dapat terpai nya
Husaini. Dalam usaha
mikro pembiayaan
Jurnal
(meliputi
aspek dijadikan
patokan pemberian
Administrasi
hukum,
aspek untuk
realisasi kredit
Bisnis Vol. 21 pemasaran,
dan
Mikro kelayakan
mikro
aspek pembiayaan, berbeda bagi nasabahnya
33
No.
1
April teknis,
2015.
aspek dengan penulis yang dalam
manajemen, aspek hanya melihat lebih mengantisipasi keuangan aspek
Judul :
Analisis Aspek dalam
dan sederhana agunan) kecil
mengantisipasi
Pemberian
terjadinya
Mikro
dalam PT. Bank Mandiri karena
kredit Bermasalah (Study Kasus Pada PT Bank Mandiri
Cabang Malang)
Tbk
atau
pada pembiayaan
Cabang Malang
Terjadinya
setiap bermasalah.
kredit terealisasi
Usaha bemasalah
Mengantisipasi
aspek terjadinya kredit
nasabah dapat cepat
Kredit
Upaya
agar
upaya anggota
Kelayakan
(Persero),
upaya
Objek kecil.
nya, lingkup
nya
lebih
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Agar penelitian terarah dan sesuai dengan harapan perlu ditetapkan tujuan penelitian, pada penelitian kali ini tujuan nya yaitu untuk Untuk mengetahui Gambaran umum pembiayaan yang dijalankan pada Koperasi Karyawan Bank Muamalat dan mengetahui pembiayaan yang layak yang dilakukan oleh Koperasi Karyawan Bank Muamalat. B. Tempat Penelitian Tempat penelitian di laksanakan di Koperasi Karyawan Bank Muamalat yang terletak di Gedung Artaloka, Jalan Jend. Sudirman No. 2 Jakarta 10220. C. Desain Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan peneliti adalah melalui pendekatan kualitatif deskritif yaitu dengan cara mengumpulkan data melalui observasi, naskah wawancara, catatan, lapangan, dokumen pribadi, dan dokumen resmi lainnya serta menyimpulkan menurut pandangan peneliti tersendiri.25.
25
145.
Andi Prastowo, Menguasai Data Penelitian Kulitatif, (Jogjakarta: Diva Press, 2010), hal.
35
D. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi instrument penelitian adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data dan membuat kesimpulan atas temuannya.Data dalam penelitian yang di gunakan sebagai alat pengumpulan data melalui: Observasi
1.
Observasi adalah merupakan mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan oleh peneliti. 2.
Wawancara Wawancara adalah merupakan suatu pengumpulan data yang berupa pertemuan 2 orang atau lebih secara langsung, untuk bertukar informasi dan ide dengan tanya jawab secara lisan sehingga dapat dibangun makna suatu topik tertentu.
3.
Dokumentasi Dokumentasi adalah rekaman yang bersifat tertulis atau film dan isinya merupakan peristiwa yang telah berlalu. Jadi, dokumen bukanlah catatan peristiwa yang terjadi saat ini dan masa yang akan datang, namun catatan masa lalu26.
26
Sukarno, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hal. 26.
36
E. Metode Penelitian Pendekatan Penelitian
1.
Penelitian ini dilakukan melalui dengan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. 2.
Jenis Penelitian Jenis
penelitian
yang
di
gunakan
adalah
pendekatan
kualitatif.Pendekatan kualitatif adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif yakni penelitian yang menggambarkan suatu gejala data-data dan informasi berdasarkan fakta yang diperoleh di lapangan dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumen27. F. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data Jenis data yang digunakan ada 2 macam yaitu : 1) Data Primer Yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara atau dari hasil pengisian kuesioner yang dilakukan peneliti28.Pada penelitian ini, penulis mnelakukan wawancara langsung kepada pihak internal Koperasi Karyawan Bank Muamalat.
27
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 309. Dergibson Siagian dan Sugiarto, Metode Statistic Untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama: 2000), hal. 16. 28
37
2) Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari
studi dokumentasi dengan
mempelajari arsip-arsip mengenai pembiayaan pada Koperasi Karyawan BankMuamalat, literature-literatur kepustakaan seperti jurnal, internet dan kepustakaan lain yang berkaitan dengan skripsi ini. b. Sumber Data Yang menjadi bahan acuan (sumber) dalam penelitian ini, penulis membaginya dalam dua kategori yaitu: 1. Studi kepustakaan Yaitu dengan mempelajari dan memanfaatkan beberapa informasi yang diperlukan melalui buku-buku, artikel maupun laporan studi yangberkaitan dengan skripsi ini. 2. Studi lapangan ( Field research ) Yaitu mengadakan penelitian serta pengamatan langsung kepada objek yang diamati pada tempat penelitian dalam rangkaian memperoleh data kongkrit tentang masalah yang diselidiki29.
29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakhtek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 9.
38
G. Teknik Pengumpulan data Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan sebagai bahan penulisan skripsi ini, maka yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara langsung kepada
pihak internal Koperasi Karyawan Bank Muamalat, yaitu
dengan melakukan tanya jawab langsung terhadap objek penelitian. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang berhubungan erat dengan masalah yang di bahas. Setelah wawancara teknik selanjutnya adalah dokumentasi, teknik ini digunakan ketika data tidak bisa diperoleh dari hasil wawancara dan observasi.Peneliti mengambil data-data tentang sejarah berdirinya Koperasi Karyawan Bank Muamalat, visi-misi Koperasi Karyawan Bank Muamalat, dan struktur organisasi anggota Koperasi Karywan Bank Muamalat. Adapun Teknik penulisan dan pedoman yang digunakan oleh penulis dalam skripsi ini disesuaikan dengan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah yang merujuk pada buku ”Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012”. H. Teknik Analisis Data dan Triangulasi 1.
Analisis Data Setelah
data
dikumpulkan,
maka
langkah
selanjutnya
data
dideskripsikan, dianalisa, ditafsirkan, dan disimpulkan.Maka hasilnya merupakan data konkrit, yaitu sebuah data kualitatif. Dalam mengolah data
39
kualitatif, yaitu dengan cara menguraikan data kedalam bahasa yang mudah dipahami. Data-data yang telah didapatkan dilapangan akan diklasifikasikan, diolah, dan dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu suatu proses pemecahan masalah yang menggambarkan objek yang diteliti berdasarkan data yang diperoleh pada saat meneliti yang kemudian hasilnya diambil dan dijadikan sebuah kesimpulan. Triangulasi Data
2.
Triangulasi terbagi menjadi dua, yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik adalah pengumpulan data dimana peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data yang sama. Sedangkan triangulasi sumber adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti menggunakan teknik yang sama untuk mendapatkan sumber yang sama30.
30
Andi Prastowo, Menguasai Data Penelitian Kulitatif, hal. 292-293.
40
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Profil Singkat Koperasi Karyawan Bank Muamalat Koperasi Karyawan Bank Muamalat berdiri Sejak 16 Juni 1997. Seperti Koperasi pada umumnya, Koperasi Karyawan Bank Muamalat juga bertujuan mensejahterakan anggotanya dengan menyalurkan pembiayaan dan pinjaman bagi setiap anggotanya. Disamping itu, Koperasi Karyawan Bank Muamalat juga menyediakan segala keperluan yang di butuhkan Oleh Bank Muamalat, karena Koperasi Karyawan Bank Muamalat itu ibarat Anak dan ayah nya Bank Muamalat. Perjalanan membangun sistem keuangan syariah bagi anggota dan karyawan Bank Muamalat sedikit banyak telah memberikan manfaat yang baik, sebagian anggota koperasi yang mayoritas karyawan Bank Muamalat telah memanfaatkan jasa keuangan Koperasi Karyawan Bank Muamalat. Dalam rangka penguatan pembangunan ekonomi islam, Koperasi Karyawan Bank Muamalat berkomitmen untuk memperkuat instrument keuangan dengan jalan Shodaqoh berupa Hibah dan Santunan, Qordh (Pinjaman tanpa Bunga), Pembiayaan (Financing), dan Tabungan (saving).31
31
Wawancara pribadi dengan Bapak Bambang dari Divisi Simpanan dan Pembiayaan Koperasi Karyawan Bank Muamalat.Jakarta 2 Februari 2015.
41
Pada prinsipnya Koperasi Karyawan Bank Muamalat adalah Lembaga Keuangan Mikro yang berfungsi sebagai Rumah Harta, Namun karena sumber dananya dari masyarakat/anggota, Bank Muamalat, serta dana pihak ketiga (simpanan, pembiayaan, dana program dll) yang merupakan dana amanah untuk dikelola, maka pengelolaan harus professional serta berorientasi pada profit (keuntungan). Penggunanan dana inilah yang diberikan kepada para nasabah dalam bentuk pembiayaan modal atau yang lainnya dengan system bagi hasil maupun jual beli. Koperasi Karyawan Bank Muamalat juga sebagai sarana untuk menginvestasikan dana nya berupa simpanan biasa, titipan (wadi’ah) dan tabungan lainnya, semua bentuk simpanan mendapatkan bagi hasil atau bonus setiap bulannya. 2. Jenis Usaha Selain pembiayaan dan pinjaman bagi Anggota Koperasi, ada jenis usaha lain yang di jalani oleh Koperasi Karyawan Bank Muamalat, yaitu sebagai berikut: Selain pembiayaan dan pinjaman bagi Anggota Koperasi, ada jenis usaha lain yang di jalani oleh Koperasi Karyawan Bank Muamalat yaitu sebagai berikut: a. Bisnis Retail
Pengelolaan Jasa Tenaga Kerja : - Security
42
- Cleaning Service - Office Boy/Girl - Courier Services - Call Center - Receiptionist - Service Kendaraan Operasional Kantor - Tekhnisi Perkantoran
Pengadaan dan Pengelolaan ATK, Barang Cetakan Kantor
Pengadaan brocure, leaflet, flyer, spanduk dll
Pengadaan Souvenir
Pengelolaan Jasa Ekspedisi Dokumen dan Barang/Souvenir
Training Motivation, Soft Skills and Outbound Training
Penjualan Bank Note SAR diEmbarkasiHaji
Mendirikan Minimarket Koperasi Muamalat
Sewa Mobil Bagi Koperasi Muamalat
b. Corporate Business
Pengadaan, Penyewaan dan Pengelolaan Gedung;
Agen Pengadaan Ticketing Pesawat;
Agen Perjalanan Umrah dan Haji;
Bisnis Property;
Pengelolaan Fasilitas Pinjaman Karyawan BMI;
43
3. Visi dan Misi Koperasi Karyawan Bank Muamalat a. Visi Koperasi Karyawan Bank Muamalat 1. Memberikan manfaat kepada anggota 2. dan Mitra Koperasi dengan pengelolaan 3. organisasi yang menjunjung nilai-nilai 4. kebersamaan, jujur, bertanggungjawab, 5. profesional dan adil b. Misi Koperasi Karyawan Bank Muamalat 1. Meningkatkan profesionalisme dan menciptakan sinergi usaha dengan seluruh Mitra Koperasi Karyawan Bank Muamalat berlandaskan prinsip saling percaya dan menguntungkan; 2. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia bagi Anggota melalui aktifitas pelatihan dan pembinaan di bidang manajemen dan bisnis pengelolaan
Koperasi
untuk
menciptakan
kader-kader
Pengurus/Pengelola Koperasi Karyawan Bank Muamalat yang handal, profesional dan jujur. 4. Legalitas Hukum Koperasi Karyawan Bank Muamalat, adalah sebagai berikut: Badan Hukum No : 13/BH/PAD/KWK.9/VI/1997 SIUP No. : 01291 – 01/1.824.271 TDP No. : 09.05.2.46.00199 ( feb 2015 ) NPWP No. : 1.353.684.2-022.000
44
SKT No. : PEM-00517/WPJ.06/KP.1003/2011 SPPKP No: PEM-00518/WPJ.06/KP.1003/2011 Surat Keterangan Domisili No : 54/1.824/2010 5. Susunan Pengurus Pembina
: M. Harris
Pengawas
: Arinto Wiryoto Nanang Basuki
Ketua
: SetiaBudi
Sekretaris
: Yuniar Mustofa
Bendahara
: Eko Dwiasto
Dalan menjalankan Operasional sehari-hari, pengurus dibantu oleh Bapak Bambang dari Divisi Simpanan dan Bapak Dany dari Divisi Pembiayaan. 6. Alur Penyaluran Pembiayaan Koperasi Karyawan Bank Muamalat Pada Koperasi Karyawan Bank Muamalat, setiap anggota bebas untuk menyimpan dananya berapapun juga layaknya tabungan dan untuk Nominal Simpanan Wajib di kenakan biaya sebesar Rp 20.000,- per bulan. Sedangkan dalam hal penyaluran pembiayaan, Koperasi Karyawan BankMuamalat memiliki modal utama dari simpanan pokok dan simpanan wajib dari anggota di samping dari hasil retail bisnis yang di jalankan oleh Koperasi itu sendiri. Selain itu, pada dasarnya tidak ada target pembiayaan yang di jalankan koperasi, karena setiap anggota yang mengajukan pinjaman dan pembiayaan
45
dikondisikan dengan dana yang terkumpul, selama dananya tercukupi maka perbiayaan akan segera di proses.32 7. Business Plan Koperasi Karyawan BankMuamalat
ROUTINE
PROJECT
Pengelolaan Tenaga Kerja Driver
Iklan Kemitraan Milad BMI ke-20
Pengelolaan OB/OG/Receptionist
Penjualan Lahan di Sentul, luas 2 Ha Pengadaan Kendaraan Operasional BMI
Waserda (Warung Serba Ada) (Toyota Avanza, 1300cc) Pembiayaan kepada Anggota
Penjualan Perumahan
Penjualan dan Seragam BMI
Pengadaan BN SAR di Embarkasi Haji
Pengadaan Kebutuhan Pokok
Agen Tour & Travel Umrah Haji
Motivasi & Spiritual Outbound Training
Dalam hal penyaluran pembiayaan, Koperasi Karyawan Bank Muamalat memiliki modal utama dari simpanan pokok dan simpanan wajib dari anggota di samping dari hasil retail bisnis yang di jalankan oleh Koperasi
32
Wawancara pribadi dengan Bapak Bambang dari Divisi Simpanan dan Pembiayaan Koperasi Karyawan Bank Muamalat.Jakarta 2 Februari 2015.
46
itu sendiri. Selain itu, pada dasarnya tidak ada target pembiayaan yang di jalankan koperasi, karena setiap anggota yang mengajukan pinjaman dan pembiayaan dikondisikan dengan dana yang terkumpul, selama dananya tercukupi maka perbiayaan akan segera di proses. Dalam
pembiayaannya,
Koperasi
Karyawan
Bank
Muamalat
menetapkan margin Fix 21% dengan jangka waktu maximal 5 tahun dan bisa di perpanjang sampai 6 tahun dengan plafond Maximal 50.000.000. akad yang digunakan oleh Koperasi Karyawan Bank Muamalat yaitu akad murabahah dan akad qordh.33 Dalam hal penyaluran pembiayaan, Koperasi Karyawan Bank Muamalat menggunakan 2 akad, yaitu: 1. Akad Murabahah yaituKoperasi Karyawan Bank Muamalat menyediakan barang yang di perlukan oleh nasabah pembiayaan dalam bentuk barang jadi dengan margin keuntungan yang telah di sepakati. 2. Akad Qardh yaitu Pinjaman dengan margin 0% yang dikeluarkan oleh Koperasi Karyawan Bank Muamalat pada saat ada karyawan membutuhkan dana cepat tak terduga, bentuk pembiayaan ini tanpa bunga dengan cicilan
33
Wawancara pribadi dengan Bapak Bambang dari Divisi Simpanan dan Pembiayaan Koperasi Karyawan Bank Muamalat.Jakarta 2 Februari 2015.
47
semampunya yang telah di sepakati di awal, di koperasi muamalat akad ini di sebut dengan istilah nyumbang bantu. Dalam hal pembiayaan ini, Koperasi Karyawan Bank Muamalat memberikan 2 kebijakan, yaitu untuk anggota koperasi dan anggota luar biasa. 1) Anggota koperasi Anggota koperasi adalah karyawan tetap Bank Muamalat. Pada dasarnya tidak perlu menyertakan agunan, dan cukup menyertakan fotocopy ID Card Karyawan Bank Muamalat saja, karena dalam prosesnya bagi anggota koperasi yang mengajukan pembiayaan ke Koperasi Karyawan Bank Muamalat akan ada surat persetujuan atau rekomendasi dari personalia (atasan) pihak Bank Muamalat tempat nya bekerja untuk melihat kelayakan pinjaman tersebut dengan cara melihat Cash Ratio nya (apakah sebelum nya sudah ada pinjaman kepada Bank Muamalat atau belum), setelah dilihat cash ratio nya maka Bank muamalat tempatnya bekerja lah yang menentukan besaran nominal yang layak di berikan. 2) Anggota Luar Biasa Anggota luar biasa yaitu karyawan kontrak pada Bank Muamalat. Ada perbedaan antara karyawan tetap dengan karyawan kontrak, karena untuk karyawan kontrak ada dua ketentuan yaitu disamping harus ada surat persetujuan atau rekomendasi dari Bank
48
Muamalat tempat nya bekerja, wajib juga menyertakan agunan seperti BPKB Motor, sertifikat rumah dll. Selain rekomendasi dari atasan, dalam penyaluran pembiayaan ini, Koperasi Karyawan Bank Muamalat memiliki beberapa persyaratan untuk calon karyawan yang ingin melakukan pembiayaan, diantaranya: 1. Mengisi formulir pembiayaan dengan lengkap 2. Melampirkan: a. Foto copy KTP Suami/Istri b. Foto copy ID Card c. Foto copy Slip Gaji terakhir d. Foto copy Rekomendasi atasan/Supervisor Bagi kedua anggota tersebut, setelah di setujui oleh pihak personalia tempat nya bekerja, berkas di sampaikan kepada koperasi untuk kemudian masuk waiting list. Untuk waktu pencairan waiting list, arti nya pihak koperasi muamalat melihat terlebih dahulu dana yang ada dalam bulan tersebut, jika dana cash nya banyak yang masuk maka pencairan bisa cepat dan sebaliknya. Berikut ini adalah data perkembangan pembiayaan keuntungan pada Koperasi Karyawan Bank Muamalat dari tahun ke tahun selama 5 tahun terakhir, dalam hal penyediaan dana, Koperasi Karyawan BankMuamalat
49
selalu sanggup memberikan pembiayaan kepada peminjam. Hal tersebut dapat dilihat pada data Financial Highlight Pembiayaan dari tahun 2010 hingga 2014 dibawah ini: Tabel Financial HighLight Tabel 4.1 KET.
2014
2013
2012
2011
2.050.000.000 2.300.000.000 1.822.000.000 1.733.395.438
Financing
2010 1.641.832.833
Dari uraian tabel diatas, penulis membuatkan grafik dari data financial highlight agar lebih terlihat jelas data perkembangan pembiayaannya : Gambar 4.1
Finacing 2,500,000,000 2,000,000,000 1,500,000,000 1,000,000,000 500,000,000
0 2014
2013
2012
2011
2010
50
Financing adalah pembiayaan yang salurkan oleh Koperasi Karyawan Bank Muamalat disetiap tahunnya.Pembiayaan yang sudah disalurkan oleh Koperasi Karyawan Bank Muamalat dari tahun 2010 hingga 2013 mengalami peningkatan sampai saat ini, Pihak koperasi diberikan hak memberikan saran dan melakukan pengawasan keuntungan atas dasar perjanjian kepada nasabah yang melakukan simpan pinjam. Apabila mengalami kerugian koperasi yang akan menanggung kerugian kecuali terjadi kelalaian nasabah, tapi hingga saat ini belum pernah mengalami kerugian, jika keuntungan yang menurun dari pembiayaan, maka tidak terlalu berpengaruh kepada neraca kas, karena Koperasi Karyawan Bank Muamalat memiliki keuntungan lain dari perkembangan pendapatan, misalnya usaha lain, seperti usaha mini market dll. Memang saja Pembiayaan pada tahun 2013 ke 2014 mengalami penurunan, di kekarenakan ada dana yang cukup besar yang dikeluarkan untuk menambah asset dengan membeli 2 gedung yang akan di sewakan atas permintaan dari pihak Bank Muamalat, nantinya biaya sewa gedung akan dibayarkan kepada Koperasi Karyawan Bank Muamalat di setiap tahunnya, dan Koperasi Karyawan Bank Muamalat memperoleh keuntungan kembali dari biaya sewa gedung tersebut. Keuntungan yang didapatkan dari pembiayaan itupun bukan hanya untuk menambah asset, setiap tahunnya keuntungan didapatkan untuk menambah modal, didepositokan (dana yang terpakai sebagai Dana Pihak
51
Ketiga), biaya operasional, dan biaya gaji kepengurusan Koperasi Karyawan Bank Muamalat.
B. Analisis Kelayakan Pembiayaan Pada Koperasi Karyawan Bank Muamalat Pada dasarnya fungsi utama Bank Syariah tidak jauh beda dengan Bank Konvensional yaitu menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya kembali atau lebih dikenal sebagai fungsi intermediasi. Dalam prakteknya bank syariah menyalurkan dana yang diperolehnya dalam bentuk pemberian pembiayaan, baik itu pembiayaan modal usaha maupun untuk komsumsi. Hal ini juga dilakukan oleh lembaga keuangan syariah, seperti BMT, Koperasi dan lainnya. Dalam melakukan penyaluran dana diperlukan analisis secara mendalam untuk merealisasikan pembiayaan tersebut, hal ini dilakukan untuk memperkecil resiko yang akan terjadi. Dalam penelitian yang dilakukan penulis, Koperasi Karyawan BankMuamalat juga melakukan analisis pembiayaan seperti halnya lembaga keuangan syariah lainnya.Analisis yang dilakukan oleh Koperasi Karyawan Bank Muamalat merupakan langkah penting untuk realisasi pembiayaan di koperasi tersebut.34
34
Wawancara pribadi dengan Bapak Bambang dari Divisi Simpanan dan Pembiayaan Koperasi Karyawan Bank Muamalat.Jakarta 2 Februari 2015.
52
Analisis pembiayaan yang dilakukan oleh pelaksana (pejabat) pembiayaan di Koperasi Karyawan BankMuamalat dimaksudkan untuk: a. Menilai kelayakan usaha calon peminjam; b. Menekan resiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan; dan c. Menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak. Dari ketiga tujuan tersebut, maka dalam hal ini, Koperasi Karyawan BankMuamalat menganalisis kelayakan nasabah dengan menggunakan prinsip analisis kelayakan pembiayaan yang didasarkan pada rumus 5C, yaitu: 1. Character, artinya sifat atau karakter nasabah pengambil pinjaman. Dalam prinsip pertama yaitu karakter, Koperasi Karyawan BankMuamalat melakukan penilaian terhadap karakter nasabah untuk mengetahui sejauh mana itikad atau kemauan nasabah (karyawan muamalat) yang melakukan pinjaman untuk memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Dalam hal penilaian karakter ini, maka Koperasi Karyawan BankMuamalat menerapkan adanya syarat dalam penyaluran pembiayaan yaitu harus ada rekomendasi dari atasan karyawan untuk mendapatkan pembiayaan.Jika
karyawan
sudah
mendapatkan
rekomendasi
dari
atasannya, maka Koperasi Karyawan BankMuamalat menilai nasabah (karyawan) tersebut layak mendapatkan pinjaman. 2. Capacity, artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan mengembalikan pinjaman yang diambil.
53
Dalam prinsip kedua ini yaitu kapasitas, maka Koperasi Karyawan BankMuamalat melakukan penilaian terhadap kemampuan nasabah dalam pengembalian pinjaman secara tepat waktu. Dalam penilaian kapasitas ini, Koperasi Karyawan BankMuamalat menggunakan sistem potong gaji, sehingga dengan cara ini diharapkan karyawan yang melakukan pinjaman tidak akan lalai dalam melakukan pembayaran setiap bulannya sampai akhir masa pembayaran selesai. 3. Capital, artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam. Dalam prinsip ketiga ini yaitu capital (modal), maka Koperasi Karyawan BankMuamalat melakukan pemantauan secara rutin terhadap modal
yang
tersedia
pada
Koperasi
Karyawan
BankMuamalat
tersebut.Jika modal pada saat itu besar, maka semakin besar pula pembiayaan
yang
bisa
diberikan
oleh
Koperasi
Karyawan
BankMuamalatkepada calon karyawan yang melakukan pembiayaan. Modal utama Koperasi Karyawan Bank Muamalat di dapat dari simpanan pokok dan simpanan wajib dari anggota di samping dari hasil Retail bisnis yang di jalankan oleh Koperasi itu sendiri. Selain itu, pada dasarnya tidak ada target pembiayaan yang di jalankan koperasi, karena setiap anggota yang mengajukan pinjaman dan pembiayaan dikondisikan dengan dana yang terkumpul, selama dananya tercukupi maka perbiayaan akan segera di proses.
54
4. Collateral, artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam kepada koperasi. Dalam prinsip keempat ini yaitu agunan, maka Koperasi Karyawan Bank Muamalat memberikan 2 kebijakan, yaitu: 1. Anggota koperasi Anggota koperasi adalah semua karyawan tetap Bank Muamalat. Pada dasarnya tidak perlu menyertakan agunan, dan cukup menyertakan fotocopy ID Card Pegawai Bank muamalat, karena dalam prosesnya bagi anggota koperasi yang mengajukan pembiayaan ke Koperasi Karyawan Bank Muamalat akan ada surat persetujuan atau rekomendasi dari personalia (atasan) pihak Bank Muamalat tempat nya bekerja untuk melihat kelayakan pinjaman tersebut dengan cara melihat Cash Ratio nya (apakah sebelum nya sudah ada pinjaman kepada Bank Muamalat atau belum), setelah dilihat cash ratio nya maka Bank muamalat tempatnya bekerja lah yang menentukan besaran nominal yang layak di berikan. 2. Anggota Luar Biasa Anggota luar biasa yaitu karyawan kontrak pada Bank Muamalat. Ada perbedaan antara karyawan tetap dengan karyawan kontrak, karena untuk karyawan kontrak ada dua ketentuan yaitu disamping harus ada surat persetujuan atau rekomendasi dari Bank Muamalat tempat nya bekerja, wajib juga menyertakan agunan, seperti contoh nya BPKB Motor dll.
55
5. Condition, artinya keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak. Dalam prinsip kelima ini, maka Koperasi Karyawan Bank Muamalat melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan tersebut pada Bank Muamalat tempat dia bekerja. Apabila kinerja karyawan tersebut baik dan tidak bermasalah, maka kecil kemungkinan bagi Bank Muamalat untuk memberhentikan atau melakukan PHK terhadap karyawan tersebut yang dampak positifnya adalah Koperasi Karyawan Bank Muamalat akan merasa lebih yakin memberikan pembiayaan.
56
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari penelitian ini dengan judul Analisis Kelayakan Pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syariah Pada Koperasi Karyawan Bank Muamalat, dapat di simpulkan sebagai Berikut : 1. Potret dan perkembangan Pembiayaan pada Koperasi Karyawan Bank Muamalat memiliki perkembangan di setiap tahunnya, hal ini dapat dilihat pada tabel Financing atau pembiayaan Koperasi Karyawan Bank Muamalat, yaitu hanya memiliki 1 priode penurunan penyaluran pembiayaan, yaitu pada tahun 2013 ke 2014 di karenakan dana terpakai untuk pembelian gedung yang akan disewakan kepada Bank Muamalat untuk membuka cabang pembantu. 2. Analisis Kelayakan Pembiayaan yang dilakukan oleh Koperasi Karyawan Bank Muamalat merupakan langkah penting untuk realisasi pembiayaan di koperasi tersebut. dalam hal ini, Koperasi Karyawan Bank Muamalat menganalisis kelayakan nasabah dengan menggunakan prinsip analisis kelayakan pembiayaan yang didasarkan pada rumus 5C, yaitu 1) Character 2) Capacity
57
3) Capital 4) Collateral 5) Condition Kelima prinsip diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Koperasi Karyawan Bank Muamalat memiliki kelayakan pada pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro seperti Lembaga Keuangan Syariah lainya, akan tetapi terdapat sedikit permasalahan dari segi Capital yang belum tercukupi, pada akhirnya Koperasi Karyawan Bank Muamalat belum terlalu lancar dalam menyalurkan pembiayaan nya, hal ini terlihat dari kadang ada nya waiting list bagi calon nasabah yang mengajukan pembiayaan.
B. SARAN Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis ingin memberikan saran untuk membangun dan terciptanya pengelolaan dalam berkembangnya Koperasi Karyawan Bank Muamalat dengan lebih baik lagi, yaitu dapat ditambahkan lagi jenis usaha lainnya untuk menambah pendapatan di luar simpanan pokok dan simpanan wajibnya, hal ini tentu perlu menambah pengurus di Koperasi Karyawan Bank Muamalat, agar lebih baik lagi dari system pengelolaanya dan
58
pada akhir nya modal yang tersedia dapat terjaga sehingga pembiayaan terhadap anggota atau Nasabah nya dapat lebih lancar tanpa ada nya waiting list.
59
DAFTAR PUSTAKA Agustianto. Percikan Pemikiran Ekonom Islam. Bandung : Cipta Pustaka Media, 2002. Qordhawi, Yusuf. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta : Gema Insani Perss, 1997. Nasution, Muslimin. Koperasi menjawab Kondisi Ekonomi Nasional. Jakarta : Pusat Informasi Perkoperasia & LPEK, 2008. Soesilo, M. Iskandar. Dinamika Gerakan Koperasi Indonesia. Jakarta : Dekopin dan RM Book, 2008. Luthfi Hamidi, Muhammad. Jejak-Jejak Ekonomi Syariah. Jakarta : Senayan Abadi Publishing, 2003. Antonio, M. Syafii. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta : Gema Insani Press, 2001. Muhamad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, 2005. Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta : Ekonisia, 2005. Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, M.B.A dan Andria Permata Veitzhal, B. Acct, M.B.A. Islamic Financial Management, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008. Ridwan, Muhammad. Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil (BMT). Yogyakarta : UII Press, 2004.
60
Makhalul, Ilmi. Teori dan Praktik Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Yogyakarta : UII Press, 2002. Hendar dan Kusnadi. Ekonomi Koperasi. Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI, 2005. Dahlan. Pengetahuan Koperasi. Jakarta : PN Balai Pustaka, 1980. Prastowo, Andi. Menguasai Data Penelitian Kulitatif. Yogjakarta : Diva Press, 2010. Sukarno. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia, 2005. Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta, 2002. Siagian, Dergibson dan Sugiarto. Metode Statistic Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2000. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakhtek. Jakarta : Rineka Cipta, 2002.
Internet : Hidayat, Toni. “Linkage program: solusi pembiayaan bagi hasil” Artikel diakses pada 8
november
2014
dari
http://ib-
bloggercompetition.kompasiana.com/2009/10/31/linkage-program-solusipembiayaan-bagi-hasil. http://syariahcooperation.blogspot.com/2012/10/pengertian-pembiayaan-padaperbankan.html. Firdaus, Jasri. “Analisis Pembiayaan” Artikel di akses pada 16 Maret 2015 dari http://jasrifirdaus.blogspot.com/2013/12/analisis-pembiayaan.html
61
http://www.ojk.go.id/lembaga-keuangan-mikro https://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi
Wawancara : Wawancara pribadi dengan Bapak Bambang dari Divisi Simpanan dan Pembiayaan Koperasi Karyawan Bank Muamalat. Jakarta, 16 Juni 2015.
Undang-undang Undang-Undang No.21 Tahun 2008
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4
Lampiran 5
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA 1. Kapan Koperasi Muamalat Berdiri? Jawab : Koperasi Muamalat Berdiri Sejak 16 Juni 1997 2. Darimana modal yang di dapatkan koperasi muamalat? Jawab : Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib Semua Anggota Koperasi 3. Siapa saja yang termasuk Anggota Koperasi Muamalat? Jawab :
Anggota Koperasi, yaitu semua pegawai Bank Muamalat yang sudah menjadi Karyawan tetap
Anggota Luar Biasa Koperasi, yaitu setiap pegawai Bank Muamalat yang masih terikat Kontrak/Pegawai Outsourcing yang mengajukan untuk menjadi anggota Koperasi Muamalat.
4. Apakah selain karyawan Muamalat boleh menjadi Anggota Koperasi Muamalat? Jawab :Tidak Bisa 5. Berapa Nominali Simpanan Pokok & Simpanan Wajib bagi Setiap Anggota? Jawab :Untuk Nominal Simpanan Pokok setiap Anggota bebas untuk Menyimpan dana nya berapapun juga layaknya tabungan dan untuk Nominal Simpanan Wajib di kenakan biaya sebesar Rp 20.000,- per bulan.
6. Apa fokus Utama Koperasi Muamalat didirikan? Jawab : Seperti Koperasi pada umum nya, Koperasi Muamalat juga bertujuan mensejahterakan Anggota nya dengan menyalurkan Pembiayaan dan Pinjaman bagi setiap anggota nya, di samping itu, koperasi muamalat juga menyediakan segala keperluan yang di butuhkan Oleh Bank Muamalat, karena koperasi muamalat itu ibarat Anak dan ayah nya Bank Muamalat. 7. Apa Akad yang di Gunakan koperasi muamalat untuk pembiayaan anggota? Jawab :
Murabahah, yaitu Koperasi menyediakan dalam bentuk barang yang di minta oleh nasabah pembiayaan.
Qord, Kopersi memberikan pinjaman dana dalam bentuk modal/dana.
8. Apakah setiap anggota harus menyertakan agunan ketika mengajukan pembiayaan atau pinjaman ke koperasi muamalat? Jawab : Pada dasarnya bagi Anggota Koperasi tidak perlu menyertakan agunan, karena dalam proses nya bagi anggota koperasi yang mengajukan pembiayaan ke Koperasi muamalat akan ada surat persetujuan dari personalia pihak Bank Muamalat tempat nya bekerja untuk melihat kelayakan pinjaman tersebut dengan cara melihat Cash Ratio nya, apakah sebelum nya sudah ada pinjaman kepada Bank Muamalat atau belum, maka nanti nya Bank muamalat tempatnya
bekerja lah yang menentukan Besaran nominal yang layak di berikan, sedangkan bagi Anggota Luar Biasa di samping harus ada surat persetujuan dari Bank Muamalat tempat nya bekerja, wajib di sertakan juga Agunan seperti Misal nya BPKB dll. 9. Apa saja Biaya-Biaya yang di keluarkan Oleh Aggota yang mengajukan Pembiayaan dan pinjaman? Jawab :Jika telah di setujui, maka Anggota cukup membayar Biaya administrasi saja sebesar 1,5% dari nilai pembiayaan atau pinjaman 10. Berapa dana Maximal yang bisa di dapatkan oleh Anggota Koperasi jika mengajukan pembiayaan dan pinjaman? Jawab :Maximal Senilai 15.000.000 dengan jangka waktu maximal 12 Bulan 11. Berapa Margin nya? Jawab :15% fixed 12. Berapa lama waktu pencairan nya? Jawab :Untuk waktu pencairan Waiting List, Arti nya pihak koperasi muamalat melihat terlebih dahulu dana yang ada dalam Bulan tersebut, jika Dana Cash nya banyak yang masuk maka pencairan bisa Cepat dan Sebalik nya. 13. Apakah ada Survei terlebih dahulu atau pendapingan jika Pinjaman nya di peruntukan untuk Modal Kerja? Jawab :Tidak ada
14. Usaha Apa saja yang di jalani oleh Koperasi Muamalat Selain Pembiayaan dan Pinjaman bagi Anggota Koperasi? Jawab :
PengelolaanJasaTenagaKerja : - Security - Cleaning Service - Office Boy/Girl - Courier Services - Call Center - Receiptionist - Service KendaraanOperasional Kantor - TekhnisiPerkantoran
PengadaandanPengelolaan ATK, BarangCetakan Kantor
Pengadaanbrocure, leaflet, flyer, spanduk, dll
Pengadaan Souvenir
PengelolaanJasaEkspedisiDokumendanBarang/Souvenir
Training Motivation, Soft Skills and Outbound Training
Penjualan Bank Note SAR diEmbarkasiHaji
Mendirikan Minimarket Koperasi Muamalat
Sewa Mobil Bagi Koperasi Muamalat
15. Bagaimana perkembangan pembiayaan pada koperasi karyawan muamalat dari tahun ke tahun selama 5 tahun terakhir? Jawab : Perkembangan pembiayaan dari tahun ketahunnya kita memiliki perkembangan yang sangat pesat, memang hanya saja sempat memiliki penurunan Pada tahun 2010 ke 2011 Koperasi karyawan bank muamalat mendapatkan penurunan di Dana Pihak Ketiga (DPK) kendala pada saat itu koperasi karyawan bank muamalat belum terlalu banyak memiliki deposito dan tabungan, juga semakin banyak pengeluaran untuk membuat asset seperti usaha kecil, dll. Selain itu koperasi bank muamalat memiliki nasabah dengan jumlah sedikit, jadi belum terlalu banyak memiliki dana yang diberikan dari pihak ketiga, atau simpanan dana dari nasabah. Dan keuntungan Modal Kerja pada tahun 2013 ke 2014 mengalami penurunanjuga, Pembiayaan ini dikeluarkan untuk menambah asset membeli 2 gedung yang akan di sewakan kepada pihak bank muamalat cabang pembantu dan nantinya biaya sewa gedung akan dibayarkan kepada koperasi karyawan muamalat di setiap tahunnya, dan koperasi karyawan muamalat memperoleh keuntungan kembali dari biaya sewa gedung tersebut.