STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19 Guntamas Halim Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Abstrak TUJUAN PENELITIAN ialah untuk mengetahui bagaimana strategi produksi binus tv dalam meningkatkan kualitas jurnal 19. METODE PENELITIAN yang digunakan adalah kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan salah satu bentuk penelitian formatif yang menggunakan teknik tertentu untuk mendapatkan jawaban. Penelitian kualitatif cenderung tidak berstruktur, perumusan masalah yang akan diteliti bisa juga baru “ditemukan” setelah melakukan pengumpulan data di lapangan. HASIL YANG DICAPAI adalah melalui strategi-strategi produksi binus tv diharapkan dapat meningkatkan kualitas jurnal 19. SIMPULAN, adalah strategi produksi binus tv untuk jurnal 19 harus serinf di inovasi sehingga lebih beragam dan unik untuk di lihat. Kata Kunci : Binus tv, jurnal 19
1. Pendahuluan Pada era kemajuan teknologi komunikasi, semua informasi begitu mudah di dapat, kehidupan masyarakat tidak lagi dibatasi ruang dan waktu. Informasi sangat mudah di dapat
melalui berbagai macam media massa seperti media cetak koran, majalah, brosur, katalog, media elektronik radio, televisi, maupun internet. Manusia semakin terbuka wawasan tidak seperti katak dalam tempurung yang hanya mengetahui apa yang terjadi pada tetangga, atau hanya mengetahui kejadian di daerah sekitar saja. Kemajuan teknologi membuat pemirsa memiliki banyak pilihan untuk menjadi sumber informasi yang paling akurat, terpercaya, dan tercepat. Pemirsa tidak lagi hanya didikte salah satu sumber informasi saja tetapi pemirsa akan mencari mana saluran yang paling dipercaya. Setiap informasi akan mempengaruhi prilaku, pola pandang, dan perkembangan budaya pemirsa. Salah satu sumber informasi adalah dari media internet. Televisi online merupakan salah satu pilihan untuk menonton televisi dimana saja. Binus tv sebagai salah satu televisi online berusaha menyajikan siaran bermutu dan berkualitas terutama dalam bidang news.
2. Methodology Agar penelitian ini menjadi lebih intensif, dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian, perlu adanya ruang lingkup penelitian di dalamnya. Ruang lingkup penelitian yang dimaksudkan berupa pembatasan pada responden yang akan diteliti. Penelitian akan dilakukan pada karyawan Binus tv yang bekerja di bagian news terutama di program berita jurnal 19. Adapun pembahasan yang dilakukan meliputi sebagai berikut : - Pra On Air - On Air - Pasca On Air
2.1. Pra On Air Dalam menyajikan berita, team produksi news binus tv harus melakukan beberapa persiapan sebelum on air agar berita yang di sajikan menarik dan bermutu. Berdasarkan hasil
penelitian peneliti terdapat beberapa persiapan yang harus di lakukan agar proses on air nya dapat berjalan dengan baik dan menarik yaitu rapat redaksi, liputan berita, editing, dan quality control. Pada tahap rapat redaksi kru berkumpul untuk menentukan suatu topic, berita apa yang akan disiarkan. Yang menentukan atau pengambil keputusan dalam rapat redaksi adalah manager news. Setelah topic telah ditentukan maka cameramen dan reporter meliput berita. Berita yang diliput harus sesuai dengan hasil rapat redaksi. Cameramen dan reporter mencari gambar dan menyusun naskah yang akan dibaca oleh penyiar. Video dan audio yang telah di rekam oleh cameramen dan reporter diserahkan kepada bagian editor untuk mengedit video agar lebih rapi dan layak tayang. Setelah video diedit, video akan di QC oleh manager news, apakah video itu layak untuk disiarkan atau tidak layak. Bagian artistic segera menyiapkan lokasi penyiaran di dalam studio. Artistic bekerja sesuai apa yang diperintahkan PD saat itu.
2.2. On Air Pada Tahap on air, semua kru bersiap di posisi masing-masing, ada yang menjadi Program Director, Audioman, Swicther, VT, Telepromter, Front Director, cameramen dan Chargen. Semua bekerja pada bagian masing-masing. Pada saat on air presenter sangat menentukan keberhasilan siaran. Presenter harus melakukan beberapa persiapan seperti make up, olahraga mulut, membaca naskah dan memahami naskah, dan harus menguasai area siaran. On air biasa live dari studio Binus tv, tetapi terkadang Jurnal 19 disiarkan menggunakan tapping jikalau ada hal yang menghalangi.
2.3. Pasca On Air Setelah tahap on air, semua kru di kumpulkan untuk briefing evaluasi hasil on air. Biasa briefing menbahas kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat on air, kesalahan tersebut dijabarkan ke forum untuk mencari solusi bagaimana agar tidak terulangi kembali. Setelah solusi tercapai maka solusi tersebut akan dicoba kembali di on air selanjutnya. Selain membahas masalah, dalam briefing kru saling memberi masukan antar sesama kru, dan masukan tersebut tujuannya untuk membangun dan memperbaiki produksi siaran Jurnal 19. Setiap kru juga saling berdiskusi untuk mendapatkan ide-ide demi meningkatkan kualitas siaran Jurnal 19. Tahap pasca produksi lebih ditujukan untuk meningkatkan kualitas siaran “jurnal 19”, sehingga biasanya menggunakan waktu yang cukup lama.
3. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti terhadap acara News Jurnal 19, mengenai strategi-strategi yang di lakukan crew-crew Binus tv dalam Jurnal 19, peneliti menarik kesimpulan bahwa : 1.
Rapat Redaksi Dalam menyajikan berita di jurnal 19, crew binus tv mempersiapkan berita
yang bermutu, actual, edukatif, dan tidak bersifat sara (criminal, pornografi, kekerasan, dll). Dalam rapat redaksi akan di tentukan berita apa yang akan di tayangkan. Setelah rapat redaksi reporter dan cameramen sudah tahu harus mencari berita seperti apa. Berita di rangkup dengan singkat tetapi tidak mengurangi isi berita. Berita memiliki 2 unsur yaitu :
1. Video Dalam setiap penyiaran berita di televise akan bersifat audio video. Video yang ditampilkan harus dapat menunjukan kejadian dalam berita tersebut, sehingga penonton dapat lebih mudah memahami dan mengerti isi berita, selain itu juga untuk menghindari kerancuan berita. video yang baik juga memiliki sudut pengambilan gambar yang tepat, tidak goyang-goyang, gambar jelas. Tugas seorang cameramen mengambil gambar sebanyak-banyak nya yang berhubungan dengan berita, sehingga dalam proses editing gampang memilih gambar, karena banyak pilihan. 2. Audio Audio di sini selain audio yang ada pada video, juga audio berupa naskah yang harus direkam terlebih dahulu dan di padukan dengan video pada proses editing. Naskah ditulis oleh reporter. Menulis naskah berita harus singkat, jelas dan padat, sehingga cukup waktu nya untuk digabungkan video yang telah diedit. Audio dan video digabungkan diproses editing, editor mengedit sesuai apa yang ditentukan dalam rapat redaksi. Untuk mendapatkan berita yang berkualitas maka setelah di edit ada proses QC. Proses QC akan menentukan berita tersebut layak untuk disiarkan atau tidak. Kelayakan suatu berita di nilai dari kualitas video, kualitas audio, isi berita yang harus sesuai dengan apa yang ditentukan saat rapat redaksi.
2.
On air Jurnal 19 agar dapat menarik penonton harus dengan berita yang bermutu,
actual, tepercaya, juga harus diiringi dengan penyajian yang menarik. Penyajian yang menarik di tentukan saat on air. Pada saat on air semua bekerja crew bekerja sama sehingga proses on air dapat berjalan dengan baik. Selain itu juga yang sangat menentukan menarik tidak nya jurnal 19 ditentukan oleh pembawa acara nya. pembawa acara harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya agar pada saat siaran tidak terjadi salah pelafalan atau pun salah membaca berita. oleh karena itu agar pada on air dapat tampil maksimal, maka ada beberapa persiapan yang harus dilakukan, yaitu : 1. Persiapan pakaian yang rapi dan bersih. 2. Rias makeup yang tidak terlalu menor. 3. Senam mulut. 4. Membaca naskah berita terlebih dahulu, sehingga dapat memahami isi berita dan bagaimana menyajikan nya. 5. Sedikit tersenyum agar tidak terlalu tegang.
6. DAFTAR PUSTAKA
[1] Ardianto, E.L. (2004). Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media [2] Baksin, Askurifai. (2006). Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. [3] Boyd, Andrew et al. (2008). Broadcast Journalism: Techniques of Radio and Television News. 6th Edition. Oxford: Focal Pr. [4] Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif:Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. [5] Darwanto. (2007). Televisi sebagai media pendidikan. Jogjakarta: Pustaka Pelajar [6] Fred, Wibowo. (2007). Teknik Produksi Program Televisi. Jogjakarta: Pinus Book Publisher. [7] Hikmat Kusumaningrat. (2005). Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. [8] Muda, Deddy Iskandar. (2005). Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional. Bandung:PT. Remaja Rosda Karya [9] Morrisan, M.A (2008). Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Edisi Pertama. Jakarta: Pernada Media Group. [10] Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung:Remaja Rosdakarya. [11] M.Romli, Asep Syamsul. (2008), Kamus jurnalistik : daftar istilah penting jurnalistik cetak, radio, dan televisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media [12] Nurdin. (2004). Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo [13] Pius. Pope (2004). Materi Pelatihan Jurnalistik Radio & Televisi di Radio 68H. Jakarta:27 Mei 2004. [14] Rahmat, Jalaluddin. (2005). Psikologi Komunikasi.Bandung: Rosdakarya. [15] Richard West, Lynn H. Turner. (2007). Introducing Communication Theory – Analysis and Application. International Edition. New York: McGraw-Hill
[16] Robert K. Yin. (2002). Sudi Kasus Desain dan Metode. Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada. [17] R.M.Soenarto. (2007). Program Televisi dari Penyusunan sampai Pengaruh Siaran. Jakarta : Fakultas Film dan Televisi, Institut Kesenian