Buletin Sariputra, Februari 2016 Vol. 6 (1)
STATUS PETANI DAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BILALANG BARU KECAMATAN BILALANG. STATUS OF FARMERS AND FARM INCOME LEVEL RICE VILLAGE DISTRICT OF NEW BILALANG BILALANG Santy Mokoginta*, L.Pangemanan**, J. Rumampuk**. *
Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sariputra Tomohon Indonesia **Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sariputra Tomohon Indonesia ABSTRAK Latar Belakang. Hubungan antara petani dan lahannya sebagai sumber utama kesenjangan ekonomi dan social di pedesaan, hubungan ini terutama menyangkut pemilikan, penguasaan, pengendalian, dan penguasaan tanah pertanian.Keempat hubungan ini berpengaruh terhadap peranan petani dalam produksi pertanian dan tingkat pendapatan. Tujuan Penelitian. Mengetahui pendapatan usahatani padi sawah menurut status pengusahaan lahan ; petani pemilik penggarap dan petani penggarap.Mengetahui tingkat produktivitas padi sawah pada petani pemilik penggarap dan petani penggarap.Metode Penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah petani padi sawah yang tersebar di Desa Bilalang, Kecamatan Bilalang.Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu secara sengaja menentukan status petani pemilik penggarap dan petani penggarap. Kemudian menentukan masing-masing 15 sampel dari setiap status petani yaitu petani penggarap dan petani pemilik penggarap dengan simple random sampling,(acak sederhana) masing 15 petani sebagai sampel. Sehingga jumlah petani sampel diambil sebanyak 30 responden.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Produktivitas padi sawah sebesar 0,43 ton/Ha. Perbedaan produktivitas dan tingkat pendapatan pada petani penggarap rendah karena lahan yang diolah tingkat kesuburannya berbeda, lokasi usahatani agak jauh dari pemukiman , pengolahan kurang intensive sehingga produksi lebih kurang dibandingkan dengan petani pemilik penggarap, serta petani penggarap tidak memiliki anggunan seperti sertifikat tanah untuk melakukan pinjaman.Kesimpulan. Pendapatan Petani Pemilik Penggarap Rp. 28.214.961 dan Petani Penggaraa Rp. 25.689.008 berarti Petani Penggarap memiliki Pendapatan yang lebih rendah atau selisih pendapatan sebesar RP. 2.525.953/ Ha.Saran.Dengan mengelolah secara intensif, melalui penerapan teknologi tepat guna dan tepat waktu, maka petani dapat meningkatkan produktivitas usahatani padi sawahnya dalam rangka meningkatkan pendapatan petani menurut status penguasaan lahan Kata kunci : Tingkat Pendapatan, Usahatani, PadiSawah ABSTRACT Background. The relationship between farmers and their land as the main source of economic and social disparities in the countryside, this relationship particularly regarding ownership, control, management, and control of land pertanian. Four these relationships affect the role of farmers in agricultural production and income levels. Research Purposes. Knowing the farm income of paddy land under cultivation status; holder farmers and landless tenants. Determine the level of productivity of paddy rice farmers and landless tenants owner. Research Methods. The population is scattered rice farmers in the village Bilalang, District Bilalang. Sampling was done by purposive sampling deliberately determine the status of the owner farmers and landless tenants. Then specify each of the 15 samples of each status are landless farmers and farmers tilling owners with simple random sampling (simple random) each of 15 farmers in the sample. So that the number of farmers samples were taken by 30 respondents. The results showed that the productivity of paddy rice by 0.43 tons / ha. Differences in productivity and income levels in the low tenant farmers because the land is cultivated different levels of fertility, farm location somewhat away from the settlement, less processing-intensive so that the production of more or less than the owner farmer tenants, and tenant farmers have no collateral such as land certificates to make loans. Conclusion. Farmer income owners Cultivators USD. Farmers Cultivators 28,214,961 and Rp. 25,689,008 mean Cultivators Farmers have a lower income, or the difference between revenue of RP. 2525953 / Ha. Advice. With intensively manage, through the application of appropriate technology and timely, so farmers can increase productivity of paddy fields in order to increase the income of farmers by land penguasahan status. Keywords: Income Levels, Farm, Rice
32
Buletin Sariputra, Februari 2016 Vol. 6 (1)
PENDAHULUAN Pesatnya pembangunan sebagai konsekuensi dari pertumbuhan penduduk dan investasi, di satu sisi terbukti mampu memacu angka pertumbuhan ekonomi, di sisi lain telah meningkatkan konversi atau alih fungsi lahan pertanian produktif. Konversi atau alih fungsi lahan pertanian di Indonesia terus, meningkat dan sulit dikendalikan, terutama di wilayahhwilayah dengan tingkat intensitas kegiatan ekonomi tinggi.(Anonimous, 2010).Dengan makin bertambahhnya penduduk dan adanya sytem warisan menyebabkan luas lahan garapan makin terbatas.(Mubyarto, 1999). Hubungan antara petani dan lahannya sebagai sumber utama kesenjangan ekonomi dan social di pedesaan, hubungan ini terutama menyangkut pemilikan, penguasaan, pengendalian, dan penguasaan tanah pertanian.Keempat hubungan ini berpengaruh terhadap peranan petani dalam produksi pertanian dan tingkat pendapatan.Pada umumnya dapat dikatakan petani bukan pemilik biasanya menghasilkan produksi lebih tinggi daripada petani pemilik.Hal ini disebabkan oleh
adanya perangsang berproduksi pada petani non pemilik untuk mencapai penghasilan yang memadai.Apalagi dengan adanya kelangkaan tanah di pedesaan, para petani pemilik biasanya mencari penggarap tanah yang mampu mengolah tanah sehingga daripadanya di dapat hasil sebaik mungkin.(Cahyono, 1993).Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini yaitu:Berapakah pendapatanusahatani padi sawah menurut status pengusahaanpada petani pemilik penggarap dan petani penggarap ?Bagaimana tingkat produktivitas antara petani pemilik penggarap dan petani penggarap?.Adapun tujuan penelitian ini untuk:Mengetahui pendapatan usahatani padi sawah menurut status pengusahaan lahan ; petani pemilik penggarap dan petani penggarap.Mengetahui tingkat produktivitas padi sawah pada petani pemilik penggarap dan petani penggarap.Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai informasi bagi petani pada usahatani padi sawah dan peneliti sebagai bagian pengembangan diri.
METODOLOGI PENELITIAN Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung terhadap petani sampel dengan menggunakan daftar kuesioner.Data sekunder dalam penelitian ini diambil dari Kantor Kepala Desa Bilalang dan lembaga instansi terkait BP3K Kecamatan Bilalang.Populasi dalam penelitian ini adalah petani padi sawah yang tersebar di Desa Bilalang, Kecamatan
Bilalang.Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu secara sengaja menentukan status petani pemilik penggarap dan petani penggarap. Kemudian menentukan masing-masing 15 sampel dari setiap status petani yaitu petani penggarap dan petani pemilik penggarap dengan simple random sampling,(acak sederhana) masing 15 petani sebagai sampel. Sehingga jumlah petani sampel diambil sebanyak 30 responden.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan Usahatani Padi Sawah Persemaian Bagi Petani benih merupakan suatu hal penting karena awal suatu kehidupan.Oleh karena itu siapa yang bisa meyakinkan petani, maka petani mau menanam benih dari mana saja asalkan produksinya maksimal.Ada beberapa varietas padi yang bisa ditanam petani yaitu cigilis, seram, superwin, dan wessel.Benih yang digunakan pada musim
tanam ini adalah varietas superwin, dengan perlakuan persemaian bibit padi sawah sebelum ditanam desemai terlebih dahulu, dibuat bedengan persemaian yang tanahnya sudah halus dan gembur.Bibit yang sudah berkecambah dengan panjang lebih kurang dari 1 mm di sebar di tempat persemaian.
Pengolahan Lahan Lahan merupakan sumber daya pokok dalam usahatani karena usaha yang dikembangkan bersifat land base agricultural.Artinya peran lahan pertanian
sebagai basis produksi pangan tidak tergantikan.Pengolahan lahan pada petani pemilik penggarap dan petani penggarap bervariasi yaitu ada yang memakai tenaga
33
Buletin Sariputra, Februari 2016 Vol. 6 (1)
orang dan bajak, ada pula yang memakai tenaga orang dan tractor tangan.Lahan diolah terlebih dahulu sebelum benih padi ditanam,
pengolahan lahan pada penanaman padi diolah selama 3 minggu sebanyak 2-3 kali pengolahan sampai tanah menjadi gembur dan halus.
Penanaman Penanaman bibit sebanyak 3-5 rumpun/lubang bila benih halus, dan 3 rumpun bila benih lebat, dengan rata-rata benih yang digunakan adalah 1 gantang atau 24 Kg/Ha, dimana bibit yang dicabut dipersemaian adalah . Pemupukan Pupuk memiliki peranan penting sebagai salah satu factor dalam peningkatan produksi komoditas pertanian, termasuk didalamnya komoditas padi.Penggunaan pupuk yang berimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman telah membuktikan mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan yang lebih baik bagi petani.Kondisi inilah yang menjadikan pupuk sebagai sarana produksi yang sangat strategis bagi petani.(Anonimous, 2007).Pemupukan bertujuan untuk menambah za-zat dan unsure makanan yang dibutuhkan
bibit yang sudah berumur 25-30 hari dan langsung ditanam hari itu juga. Penanaman padi dengan kedalaman 3-4 cm dengan jarak tanam 20 x 20 cm
tumbuh-tumbuhan didalam tanah.Pemupukan pertama dilakukan pada umur 3-4 minggu setelah penyiangan, dan pemupukan kedua pada umur 6-8 minggu setelah penyiangan, yang membedakan pemupukan pada petani pemilik penggarap dan petani penggarap adalah penggunaan dosis pupuk. Dosis pupuk yang digunakan petani pemilik penggarap: Urea 175,08 Kg/Ha, TSP 76,09 Kg/Ha dan Ponska 119,87 Kg/Ha, sedangkan petani penggarap Urea 191 Kg/Ha, TSP 78,65 Kg/Ha dan Ponska 135 Kg/Ha.
Penyiangan Penyiangan dilakukan dengan tujuan membersihkan gulma-gulma disekitar tanaman padi agar unsure hara ditanah dapat sepenuhnya diserap oleh tanaman padi.Penyiangan yang dilakukan oleh petani pemilik penggarap dan petani penggarap bevariasi yaitu dilakukan dengan mencabut
rumput-rumput liar disekitar tanaman padi sawah, setelah padi berumur 3 minggu.Selain penyiangan rumput juga dilakukan dengan menyebar siput (keong mas) ke areal sawah sehingga rumput yang masih muda dapat dimakanoleh siput.
Penyemprotan. Penyemprotan dilakukan untuk memberantas hama dan penyakit tanaman padi dengan mengunakan obat-obatan. Hama dan penyakit yang sering mengganggu padi petani adalah walang sangit, tikus, wereng coklat ulat
serangga, dan mati pucuk.Penyemprotan hama walang sangit efektif dilakukan diatas pukul 5 sore, saat hama sedang aktif. Jenis dan dosis obat-obatan yang diginakan pada umumnya sama yaitu Basbilang dan Entracol.
Panen Padi yang sudah matang siap uuntuuk dipanen dan biasanya berumur 90-110 hari sesuai dengan jenis padi yang ditanam.Padi
yang dipanen dikumpulkan di pinggir pematang sawah.
Pemasaran Padi yang dipanen, siap untuk dijual.Cara penjualan bervariasi yaitu di ambil oleh pedagang pengecer di pematang sawah,
dijual kepasar, dan dijual di rumah dalam bentuk gabah.
Harga Yang dimaksud dengan harga adalah nilai dari suatu komoditi yang terjadi atau disepakati oleh dua pihak yaitu produsen dan konsumen yang terjadi pada suatu tempat dan pada waktu tertentu. Harga hasil pertanian sangat berperan terhadap pengambilan keputusan oleh produsen dan konsumen, dimana harga-harga hasil pertanian cenderung berubah-ubah dari waktu ke waktu bila dibandingkan dengan
harga di luar hasil pertanian.Adanya perubahan harga yang bersifat sementara dari suatu produk disebut fluktuasi harga yang mengakibatkan pendapatan petani menjadi tidak menentu pula (Tomek dan Robinson, 1982). Adapun rata-rata harga beras yang dijual pada tingkat petani di desa Bilalang Baru kisaran Rp 7.860,-/Kg.
34
Buletin Sariputra, Februari 2016 Vol. 6 (1)
Penerimaan Total penerimaan (total revenue) adalah hasil perkalian antara total produksi fisik (total Physical product) dengan harga (price). Total produksi fisik adalah banyaknya output yang dihasilkan pada setiap penggunaan input.
No
1 2 3 4 5 6 7
Sejalan dengan itu menurut Soekartawi (1995), penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dangan harga jual.
Komponen Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah Tabel 9. Tabel Biaya Tenaga Kerja Menurut Status Petani Jenis Biaya Petani Pemilik Petani Penggarap Penggarap Per HOK Per (Ha) Per HOK Per (Ha) Persamaian Pengolahan Penanaman Pemupukan Penyiangan PenyemprotaP emanenan Jumlah
2.220.000 17.580.000 13.620.000 2.040.000 7.680.000 2.340.000 11.580.000 54.840.000
149.495 1.183.000 917.172 137.474 517.172 157.576 779.798 3.692.929
1.920.000 14.100.000 9.720.000 1.620.000 7.920.000 2.040.000 12.480.000 47.880.000
143.820 1.056.180 728.090 121.348 593.258 152.809 934.831 3.586.517
Sumber : Data Primer yang diolahh, 2014
No
1 2 3 4
Biaya Penyusutan Peralatan Tabel 10.Total Biaya Penyusutan Peralatan Menurut StatusPetani Jenis Alat Petani Pemilik Penggarap Petani Penggarap
Cangkul Parang Garu Terpal Jumlah
Nilai Susut
Per (Ha)
Nilai Susut
Per (Ha)
15.810 2.423 6.324 207.188 231.745
1.065 163 426 13.952 21.941
12.555 2.138 2.790 159.375 176.858
940 160 209 11.938 18.931
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014 Pn = (Nb – Ns) Uk
Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa biaya penyusutan alat-alat paling banyak terdapat padaPetani pemilik Penggarap yaitu Rp. 21.941/Ha karena peralatan milik sendiri lebih banyak dimiliki petani pemilik penggarap. Dimana penyusutan dihitung dengan rumus.
No
Pn : Nb : Ns : Uk :
Penyusutan Nilai Beli Sekarang Nilai Sisa Usia Ekonomis
Total Biaya Produksi Tabel 11. Total Biaya Produksi Menurut Status Petani Jenis Biaya Petani Pemilik Penggara Petani Penggarap Jumlah
1 2 3 4 5
Keterangan :
Benih Pupuk Obat-obatan Tenaga Kerja Penyusutan alat Jumlah
Per (Ha)
Jumlah
Per (Ha)
2.000.000 10.531.000 1.550.000 54.840.000 325.835
134.680 709.158 104.377 3.692.929 21.942
1.637.500 10.365.000 1.537.500 47.880.000 252.740
122.659 776.404 115.169 3.586.517 18.932
69.246.835
4.663.087
61.672.740
4.619.681
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014
35
Buletin Sariputra, Februari 2016 Vol. 6 (1)
Pendapatan Bersih Usaha tani Padi Sawah Pendapatan bersih usahatani padi sawah di daerah penelitian adalah pendapatan yang diperoleh petani dari usahatani padi sawah atau selisih antara penerimaan dengan total biaya produksi. Penerimaan merupakan produksi dikali harga jual. Besarnya pendapatan bersih petani dipengaruhi oleh produksi yang dihasilkan, harga jual, dan total biaya produksi. Rata-rata pendapatan bersih usahatani padi
sawah di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini. produksi terbesar terdapat pada petani pemilik penggarap yaitu 4.226 Kg/Ha dibandingkan petani penggarap yaitu 3.813 Kg/Ha, sehingga penerimaan juga lebih besar pada petani pemilik penggarap yaitu Rp. 32.878.047/Ha dibandingkan petani penggarap yaitu Rp. 30.308.689/Ha.
Produktivitas Usaha tani Padi Sawah Produktivitas ialah hasil pembagian antara produksi dengan luas lahan dalam satuan Ton/Ha. Petani pemilik penggarap ratarata produksi padinya sebesar 4.184/kg, ratarata luas lahan 0,99 Ha, dan produktivitas 4,23Ton/Ha. Sedangkan petani penggarap ratarata produksi sebesar 3.394 kg.rata-rata luas
lahan 0,89 ha, dan produksi per hektar 3,8Ton. Produktivitas padi sawah anatara petani pemilik penggarap dan petani penggarap berbeda, dimana produktivitas petani pemilik penggarap lebih besar 0,43Ton/Ha dibandingkan dengan petani penggarap.
Kesimpulan 1.
2.
Perbedaan pendapatan bersih usahatani padi sawah petani pemilik penggarap dan petani penggarap, dimana pendapatan tertinggi terdapat pada petani pemilik penggarap yaitu Rp. 28.214.961/ha dibandingkan petani penggarap yaitu Rp. 25.689.008 /ha dan perbedaan pendapatannya dengan petani pemilik penggarap sebesar Rp. 2.525.953/ha Perbedaan produktivitas usahatani padi sawah petani pemilik penggarap dan petani penggarap, dimana produktivitas tertinggi terdapat pada petani pemilik
penggarap yaitu 4,23Ton/ha dibandingkan petani penggarap yaitu 3,8.Ton/ha. selisih produktivitas sebesar 0,43 Ton/Ha. 3. Perbedaan tingkat pendapatan pada petani penggarap rendah karena lahan yang diolah berbeda-beda tingkat kesuburannya, keterbatasan anggunan pada petani penggarap untuk melakukan pinjaman dalam memenuhi kebutuhan saranna produksi. Perbedaan produktivitas karena adanya perbedaan produksi dan luas lahan yang diolah petani penggarap.
Saran Dengan mengelolah secara intensif , melalui penerapan teknologi tepat guna dan tepat waktu, maka petani dapat meningkatkan produktivitas
usahatani padi sawahnya dalam rangka meningkatkan pendapatan petani menurut status penguasahan lahan.
DAFTAR PUSTAKA AAK, 1991.Tanah dan Pertanian. Kanisus, Yogyakarta Cahyono, 1993. Masalah Petani Gurem. Liberty, Yogjakarta Harahap, S dan Tjahjono. B. 2003. Pengendalian Hama Terpadu. Penebar Swadaya. Jakarta. Mubyarto. 1999. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES Nainggolan, Gunarti, 2008. Pengaruh Penerapan Sarana Produksi Spesifikasi Lokal Terhadap Pendapatan Usahatahi Padi Sawah. Di akses pada 29 Agustus 2014.
Siregar, 1991. Budaya Tanaman Padi di Indonesia. PT. Sustra Husada Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. UI Press. Jakarta. Suparyono dan Setyono. 1993. Padi .Penebar swadaya. Jakarta. Sudarmo, S. 1995. Pengendalian Serangga Hama Penyakit dan Gulma Padi. Kanisius, Yogyakarta. Tohir.AAk.1990. Seuntai Pengetahuan Usaha Tani Indonesia. Rineka Cipta. Jakarta.
36