STATUS EKSPLOITASI SUMBERDAYA IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN MALUKU DAN KAPASITAS PENANGKAPANNYA
JOHANIS HIARIEY
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa Disertasi Status Eksploitasi Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil di Perairan Maluku dan Kapasitas Penangkapannya adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian disertasi ini.
Bogor, Maret 2009
Johanis Hiariey NRP: C461060041
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah b. Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin IPB
STATUS EKSPLOITASI SUMBERDAYA IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN MALUKU DAN KAPASITAS PENANGKAPANNYA
JOHANIS HIARIEY
Disertasi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Teknologi Kelautan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
Judul Disertasi Nama NIM
: Status Eksploitasi Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil di Perairan Maluku dan Kapasitas Penangkapannya : Johanis Hiariey : C461060041
Disetujui Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc Ketua
Prof. Dr. Ir. John Haluan, M.Sc Anggota
Dr. Ir. Victor P.H. Nikijuluw, M.Sc Anggota
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknologi Kelautan
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. John Haluan, M.Sc
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S
Tanggal Ujian : 27 Maret 2009
Tanggal Lulus :
Penguji pada Ujian Tertutup : 1. Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, M.Sc 2. Dr. Ir. Budhi Hascaryo Iskandar, M.Si Penguji pada Ujian Terbuka : 1. Purwito Martosubroto, M.Sc, Ph.D 2. Prof. Dr. Ir. Daniel R. Monintja
PRAKATA Puji dan syukur dipersembahkan kepada Allah Yang Maha Kasih atas segala karunia dan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi: “Status Eksploitasi Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil di Perairan Maluku dan Kapasitas Penangkapannya”. Sebab Tuhan mengetahui isi hati dan masalah yang akan penulis hadapi, ketika penulis memutuskan untuk melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor. Penulis berkeyakinan God will fulfill my desires in His time. Disertasi ini ditulis berdasarkan hasil penelitian untuk mengkaji eksploitasi sumberdaya ikan pelagis kecil berdasarkan kapasitas perikanan tangkap, kondisi perikanan tangkap di Provinsi Maluku, efisiensi teknis, dan alokasi optimal unit penangkapan ikan serta strategi pengembangan perikanan tangkap. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis bioekonomi, data envelopment analysis, stochastic production frontier, dan linear goal programming serta analisis lingkungan strategik. Pada kesempatan ini penulis secara tulus mengucapkan terima kasih dan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1. Prof.Dr.Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc; Prof.Dr.Ir. John Haluan, M.Sc dan Dr.Ir. Victor P.H. Nikijuluw M.Sc sebagai ketua dan anggota komisi pembimbing, yang telah membuka wawasan penulis tentang permasalahan dan perkembangan perikanan tangkap, secara intensif membimbing penulis dalam mempertajam masalah, meningkatkan kualitas dan penyajian hasil penelitian. 2. Rektor Institut Pertanian Bogor, Dekan dan seluruh staf Sekolah Pascasarjana IPB, Dekan dan seluruh staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB khususnya dosen Program Studi Teknologi Kelautan IPB yang telah membekali ilmu kepada penulis selama kuliah S3. 3. Rektor Universitas Pattimura dan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura yang telah mengizinkan penulis untuk melanjutkan Program Doktor (S3) di Institut Pertanian Bogor. 4. Prof.Dr.Ir. Daniel R. Monintja, yang telah memperkaya penulis dengan berbagai substansi dan permasalahan perikanan tangkap serta ide untuk mencari solusinya.
5. Pemerintah Provinsi Maluku atas izin melaksanakan penelitian serta bantuan dana penelitian, serta Bupati Maluku Tengah dan Walikota Ambon yang telah mengizinkan penulis melaksanakan penelitian pada wilayah administratifnya. 6. Pimpinan dan Staf PT Muroaji Makariki, terutama Pak Victor dan Pak John Nikijuluw atas data dan informasi yang diberikan selama penelitian. 7. Terima kasih dan penghormatan kepada kedua orang tuaku Bapak J. Hiariey (almarhum) dan Ibu A. Bakarbessy (almarhumah) atas doa dan pengorbanan dalam membesarkan, mendidik dan memberi teladan yang baik bagi penulis, semoga penyelesaian program Doktor ini merupakan bakti kepada kedua orang tua. 8. Paling utama dan khusus secara tulus penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada istri tersayang Johana Kayadoe SPd, dan keempat anak tercinta: Harvey Hiariey SE, Dr. Loana Hiariey, Lilian Sarah Hiariey SPi, dan Arlene Henny Hiariey, yang selama ini menjadi sumber inspirasi dan semangat bagi penulis serta telah membantu penulis mengambil data di lokasi penelitian bersama-sama dengan enumerator. Untuk kalian semua, inilah persembahan yang tak ternilai dan sekaligus sebagai motivasi hidup. 9. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu baik langsung maupun tak langsung dalam menyelesaikan karya ini, kiranya Tuhan membalas kebaikan tersebut. Akhirnya, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, pemerintah ataupun peneliti yang peduli terhadap pengembangan perikanan tangkap di Maluku. Menyadari bahwa disertasi ini belum sempurna maka penulis berharap penelitian lain dapat menyempurnakannya. Terima kasih.
Bogor, Maret 2009 Johanis Hiariey
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Desa Waai (Ambon) pada tanggal 19 Juni 1959 sebagai anak ketiga dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak J. Hiariey (Almarhum) dan Ibu A. Bakarbessy (Almarhumah). Penulis menyelesaikan pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri 2 Waai tahun 1971, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Waai tahun 1974, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Ambon tahun 1977. Pendidikan Sarjana (S1) ditempuh pada tahun 1978 di Jurusan Perikanan pada Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Pattimura, Ambon, dan tahun 1982 melanjutkan pendidikan pada Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor di Bogor melalui Program Afiliasi dan selesai pada tahun 1983. Pada tahun 1990, penulis memperoleh bantuan beasiswa
Program
OTO-BAPPENAS
dari
Pemerintah
Indonesia,
untuk
melanjutkan pendidikan S2 di Department of Agricultural Economics and Rural Sociology, Auburn University, USA, minor Aquaculture/Fishery Economics, dan menamatkannya pada tahun 1992, dengan judul tesis: Socio-economic Determinants of Preferences for Fish with Emphasis on Catfish. Pada tahun 2006, penulis mengikuti Program Doktor (S-3) di Program Studi Teknologi Kelautan, Subprogram: Sistem Pemodelan Perikanan Tangkap, Institut Pertanian Bogor, dengan bantuan dana pendidikan dari Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Setelah menyelesaikan S1, penulis diangkat sebagai dosen pada Fakultas Perikanan, Universitas Pattimura. Penulis mengajar pada Fakultas Ekonomi, Program Studi Pembangunan, dan Program Ekstensi Fakultas Ekonomi. Penulis aktif melakukan penelitian di bidang perikanan pada Lembaga Penelitian Universitas Pattimura, Institusi Perikanan, dan Pemerintah Provinsi Maluku. Selain itu, penulis pernah menjabat sebagai Kepala Hila Marine Field Station Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Ketua Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan, dan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan selama dua periode kepemimpinan.
DAFTAR ISTILAH Biomasa (biomass): Jumlah berat tiap individu ikan dalam suatu stok ikan. Carrying capacity (K): Batas kapasitas kemampuan daya dukung suatu daerah dalam mendukung suatu kondisi sumberdaya dan fenomena yang ada. Catchability coefficient (q): Proporsi total stok yang tertangkap oleh satu unit upaya penangkapan. Catch per unit effort (CPUE): Jumlah atau berat hasil tangkapan per upaya penangkapan, digunakan sebagai indeks kelimpahan relatif. CU: Capacity utilization. Decision making unit (DMU): Unit pengambilan keputusan dalam pendekatan data envelopment analysis. DKP RI: Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Efisiensi: Istilah berkaitan dengan prinsip teori ekonomi yaitu bagaimana menghasilkan tingkat keluaran tertentu dengan menggunakan masukan seminimal mungkin; atau bagaimana menghasilkan tingkat keluaran maksimal dengan memanfaatkan tingkat input tertentu. Efisiensi teknis: Ukuran tingkat keluaran yang dicapai pada tingkat penggunaan masukan tertentu. FPI: Fishing power index. Fungsi stochastic production frontier: Jumlah maksimum output (best practice) atau batas terjauh output yang dapat dihasilkan oleh perusahaan dengan menggunakan faktor produksi tertentu dengan tingkat penggunaan teknologi tertentu. Fungsi SPF memungkinkan proses produksi untuk mengakomodir gangguan yang bersifat internal maupun eksternal. Hasil tangkapan: Komponen ikan yang ditangkap dengan alat tangkap tertentu. Ikan pelagis kecil: Sekelompok ikan yang hidup di dalam kolom air bagian atas atau permukaan air yang terdiri dari ikan berukuran relatif kecil pada saat dewasa (panjang < 30cm), dan tidak termasuk kelompok ikan tuna maupun sejenisnya. Jaring insang: Alat penangkap ikan berupa selembar jaring berbentuk empat persegi panjang, berukuran mata jaring sama di seluruh bagian jaring yang menangkap ikan dengan cara terjerat pada bagian insang. Kapal/perahu penangkap ikan: Kapal yang secara khusus dipergunakan untuk menangkap ikan, termasuk menampung, menyimpan, mendinginkan dan/atau mengawetkan. Maximum economic yield (MEY): Jumlah hasil tangkapan melebihi batas dimana pendapatan yang dihasilkan oleh penambahan marjinal upaya lebih kecil dari pada biaya untuk penambahan tersebut; kondisi dimana kelebihan keuntungan yang diperoleh mencapai maksimal dengan biaya yang dikorbankan untuk menutupi semua kebutuhan.
Maximum sustainable yield (MSY): Jumlah suatu hasil tangkapan maksimum yang dapat dipanen tanpa mempengaruhi tangkapan mendatang. Nelayan : Orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Overcapacity: Kondisi dimana output kapasitas lebih besar output target. Over-capitalization: Kondisi dimana stok kapital aktual lebih besar dari pada stok kapital optimum yang dibutuhkan untuk menghasilkan output kapasitas. Overfishing: Kondisi dimana jumlah ikan yang tertangkap melebihi jumlah ikan yang dibutuhkan untuk mempertahankan stok ikan; jumlah upaya penangkapan yang melebihi upaya maksimum. Pengelolaan antar waktu: Pengelolaan perikanan dalam selang atau lama waktu/periode termasuk perubahan pengelolaan secara tahunan, terutama pengelolaan upaya penangkapan dan kapasitas penangkapan. Pengelolaan perikanan: Proses yang terintegrasi mulai dari pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pengambilan keputusan, alokasi sumberdaya ikan dan implementasinya, dalam rangka menjamin kelangsungan produktivitas serta pencapaian tujuan pengelolaan. Perikanan akses terbuka (open access fishery): Suatu perikanan tanpa pembatasan pada jumlah nelayan atau unit penangkapan. Perikanan berkelanjutan: Pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Pukat cincin: Alat penangkapan umumnya untuk menangkap ikan pelagis, yang pengoperasiannya dilakukan dengan jalan melingkari gerombolan ikan (schooling) sehingga gerakannya terhadang dan ikan berada dalam lingkaran tersebut. Regulated open-access: Suatu kondisi perikanan akses terbuka tetapi diatur. Responsible fisheries: Suatu konsep mencakup pemanfaatan sumberdaya ikan yang berkelanjutan dalam keseimbangannya dengan lingkungan; pemanfaatan melalui kegiatan penangkapan dan budidaya yang tidak merusak lingkungan, sumberdaya dan kualitasnya; peningkatan nilai produk melalui proses pengolahan yang memenuhi standar kesehatan, kode etik praktek perdagangan sehingga tersedia akses terhadap produk yang berkualitas. SPF: Stochastic production frontier, yaitu pendekatan ekonometrika, yang mengakomodir kontribusi faktor eksternal ke dalam random statistical noise, digunakan untuk mengestimasi frontier ataupun efisiensi produksi. Stakeholder: suatu grup atau individu yang mempunyai kepentingan dalam suatu sumberdaya dan pemanfaatannya. Stok ikan: Jumlah biomasa ikan yang dapat ditangkap pada suatu kawasan perairan tertentu dalam periode yang ditentukan supaya kelestarian dipertahankan. Sumberdaya ikan: merupakan potensi semua jenis ikan.
TC: Total cost, merupakan penjumlahan biaya variabel dan biaya tetap. Total allowable catch (TAC): Maksimum tangkapan yang diperbolehkan dari suatu perikanan sesuai dengan rencana pengelolaan. TR: Total revenue, merupakan penerimaan total sebagai hasil perkalian produksi dan harga. Upaya penangkapan (fishing effort): Ukuran kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan dalam periode waktu tertentu. WPP: Wilayah pengelolaan perikanan
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xi DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………
xiv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xvi 1 PENDAHULUAN …………………………………………………….. 1.1 Latar Belakang …………………………………………………….. 1.2 Perumusan Masalah ……………………………………………….. 1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………... 1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………. 1.5 Kerangka Pikir Penelitian …………………………………………..
1 1 6 7 8 8
2 TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………….. 2.1 Sumberdaya Ikan ……………………………………………..……. 2.2 Ikan Pelagis Kecil …………………………………………….……. 2.3 Perikanan Tangkap ……………………………………………..….. 2.4 Konsep Dasar Pengelolaan Sumberdaya Ikan .……………….……. 2.5 Kapasitas Perikanan .………………………………………….……. 2.6 Dasar dan Metode Pengukuran Kapasitas ………………….……… 2.6.1 Data envelopment analysis …….………………..…….……... 2.6.2 Stochastic production frontier ..………………………..……. 2.7 Linear Goal Programing ……………………………………….…. 2.8 Tinjauan Studi Empiris Kapasitas Perikanan ……………………...
11 11 14 15 20 23 28 28 30 34 35
3 METODE PENELITIAN …………………………………………….. 3.1 Pendekatan Teoritis ………………………………………….…….. 3.2 Pemetaan Proses Penelitian ………………………………….…….. 3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………….…… 3.4 Metode Pengambilan Data …………………………………….…… 3.5 Metode Analisis Data .………………………………………….….. 3.5.1 Analisis status pemanfaatan sumberdaya ikan ………………. 3.5.2 Pendekatan data envelopment analysis ……………………… 3.5.3 Analisis fungsi stochastic production frontier …………….… 3.5.4 Analisis linear goal programing (LGP) ………………..……. 3.5.5 Analisis lingkungan strategik .……….……………………...
42 42 44 45 48 50 51 58 60 65 66
4 TINJAUAN UMUM PERIKANAN TANGKAP DI MALUKU ……... 4.1 Provinsi Maluku .…………………………………………………... 4.2 Iklim .………… …………………………………………………… 4.3 Pembangunan Perikanan .………………………………………….. 4.3.1 Potensi sumberdaya ikan ……………………………………... 4.3.2 Armada perikanan ……………………………………………. 4.3.3 Alat penangkapan ikan .………………………………………. 4.3.4 Nelayan ……………………………………………………….. 4.3.5 Produksi perikanan …………………………………………...
68 68 69 70 71 74 77 78 79
4.3.6 Infrastruktur pelabuhan ………………………………………. 81 4.3.7 Pencapaian pembangunan sektor perikanan di Maluku ………. 82 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………….. 5.1 Status Pemanfaatan Sumberdaya …………………………….……. 5.1.1 Status perikanan pelagis kecil ………………………………… 5.1.1.1 Sumberdaya ikan pelagis kecil ……………………... 5.1.1.2 Alat tangkap pelagis kecil yang utama dan dominan .... 5.1.1.3 Produksi ikan …………………………………………. 5.1.1.4 Upaya penangkapan …………………………………. 5.1.2 Analisis status pemanfaatan .………………………………… 5.1.2.1 Indeks kemampuan tangkap ………………………… 5.1.2.2 Parameter biologis (r,q,K) …………………………… 5.1.2.3 Bioekonomi ikan pelagis kecil ………………………. 5.1.3 Pembahasan ……………………………………………….... 5.2 Kapasitas Perikanan Pelagis ………………………………………. 5.2.1 Efisiensi perikanan pelagis kecil .……………………………. 5.2.1.1 Analisis efisiensi perikanan pelagis dengan skala CRS 5.2.1.2 Analisis efisiensi perikanan pelagis dengan skala VRS 5.2.2 Pembahasan ..…………………………………………….….. 5.3 Efisiensi Teknis Penangkapan Ikan ………………….…………... 5.3.1 Keragaan perikanan pelagis kecil di lokasi sampel …………. 5.3.1.1 Karakteristik responden nelayan ……………….…… 5.3.1.2 Karakteristik unit penangkapan ……………………... 5.3.1.3 Investasi unit penangkapan ..………………………... 5.3.1.4 Operasi penangkapan ikan …………………………... 5.3.1.5 Pembagian hasil perikanan ………………………….. 5.3.2 Efisiensi teknis penangkapan ikan pelagis kecil ……………... 5.3.2.1 Determinan efisiensi teknis penangkapan ………….. 5.3.2.2 Determinan penentu fungsi inefisiensi teknis…………. 5.3.3 Pembahasan .…………………………………………………. 5.4 Alokasi dan Strategi Pengembangan Perikanan Pelagis ………… 5.4.1 Pemanfaatan sumberdaya ikan ….…………………………... 5.4.2 Alokasi sumberdaya perikanan tangkap …………………… 5.4.3 Sensitivitas nilai right hand side (RHS) fungsi kendala ……… 5.4.4 Analisis pengembangan perikanan pelagis kecil ..…………... 5.4.5 Pembahasan …………………………………………………..
84 84 84 85 86 93 94 95 95 99 103 105 114 114 116 118 124 129 129 129 130 133 134 140 142 144 148 160 166 166 169 174 175 186
6 KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………….. 199 6.1 Kesimpulan …………………………………………………….…. 199 6.2 Saran ………………………………………………………….….... 200 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...
202
LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 211
DAFTAR TABEL Halaman 1
Variabel input studi empiris efisiensi teknis penangkapan ikan .…
41
2
Potensi dan pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis berdasarkan WPP di Indonesia …………………………………………………
72
Struktur ukuran kapal penangkap ikan di perairan Maluku Tahun 2002-2006 ………………………………………………………..
76
4
Jenis dan jumlah API di Maluku Tahun 2002-2006 .….…………
78
5
Nelayan dan rumah tangga perikanan (RTP) di Maluku Tahun 2002-2006 ……………………………………………………….
79
6
Produksi hasil perikanan Maluku tahun 2002-2006 ……………...
81
7
Keragaan pencapaian pembangunan perikanan di Maluku Tahun 2006 ..…………………………………………….……………….
83
Produksi ikan pelagis kecil menurut alat tangkap periode 19852006 di perairan WPP-714 Laut Banda Tahun 1985-2006 ..…….
93
Upaya penangkapan ikan pelagis kecil di perairan WPP-714 Laut Banda Tahun 1985-2006 …………………………….……..…...
94
Nilai CPUE dan FPI menurut alat tangkap di perairan WPP-714 Laut Banda ……………………………………….……………..
96
Upaya penangkapan standar alat tangkap ikan pelagis kecil di perairan WPP-714 Laut Banda ………………………..…………
98
Produksi ikan pelagis kecil per unit penangkapan standar (CPUE standar), lnCPUE dan Et + Et+1 …………………………………
100
Produksi aktual dan produksi lestari ikan pelagis kecil di perairan WPP-714 laut Banda ..…………………………………………...
101
Nilai parameter bio-tekno-ekonomi ikan pelagis kecil di perairan WPP-714 Laut Banda …………………………………………….
103
Upaya, produksi, rente, dan biomasa sesuai rezim pengelolaan perikanan di perairan WPP-714 Laut Banda …………………….
104
3
8
9
10
11
12
13
14
15
Halaman 16
Rekapitulasi efisiensi teknis perikanan pelagis kecil di perairan WPP-714 Laut Banda ……………………………………………
117
Efisiensi perikanan pelagis kecil di perairan WPP-714 Laut Banda ……………………………………………………………..
119
Kapasitas berlebih perikanan pelagis kecil di perairan WPP-714 Laut Banda ………………………………………………………..
122
Status kapasitas perikanan pelagis kecil menurut waktu 1985 2006 ……………………………………………………………...
123
Karakteristik responden nakhoda kapal penangkap di lokasi sampel ……………………………………………………………..
130
21
Karakteristik unit penangkapan pukat cincin .……………..……...
131
22
Karakteristik unit panangkapan jaring insang ..……….…………...
132
23
Lokasi sampel pukat cincin dan daerah penangkapan ikan .…..….
135
24
Lokasi sampel jaring insang dan daerah penangkapan ikan ……..
137
25
Lokasi sampel bagan dan daerah penangkapan ikan .…………….
138
26
Tipe pembagian hasil perikanan (dalam rupiah) pukat cincin ……
141
27
Tipe pembagian hasil perikanan (produksi) jaring insang ………..
142
28
Tipe pembagian hasil perikanan (dalam rupiah) bagan .……….....
142
29
Estimasi fungsi stochastic production frontier penangkapan ikan tahunan ..…………………………………………………………..
145
Estimasi fungsi stochastic production frontier penangkapan ikan musim timur ……………………………………………………..
145
Estimasi fungsi stochastic production frontier penangkapan ikan musim barat ………………………………………………………
146
32
Estimasi fungsi inefisiensi teknis penangkapan ikan .……….…..
150
33
Indeks efisiensi dan jumlah unit penangkapan …………………..
157
34
Karakteristik unit penangkapan ikan dengan TE > 0,8 periode tahunan (TE > 0,8) ………………………………………….…
158
17
18
19
20
30
31
Halaman Karakteristik unit penangkapan ikan dengan TE > 0,8 pada musim timur ………………………………………………………………
159
Karakteristik unit penangkapan ikan dengan TE > 0,8 pada musim barat ………………………………………………………………
160
Alokasi alat tangkap dan solusi optimal basis pengelolaan erikanan pelagis kecil di perairan WPP-714 Laut Banda …………………...
174
Analisis sensitivitas pada optimalisasi alokasi alat tangkap di perairan WPP-714 Laut Banda ……………..………………….…
175
Evaluasi lingkungan internal-eksternal pengembangan perikanan pelagis ……………………………………………………………..
183
40
Strategi-strategi pengembangan perikanan pelagis ………………..
185
41
Prioritas strategi pengembangan perikanan pelagis ………………
185
35
36
37
38
39
DAFTAR GAMBAR Halaman 1
Kerangka pikir penelitian …………………………………………..
9
2
Hubungan komponen dalam kompleksitas penangkapan ikan ….….
19
3
Pemetaan proses penelitian ………………………………………….
46
4
Peta lokasi penelitian ……………………………………………….
47
5
Perkembangan kapal/perahu penangkap ikan di Maluku Tahun20022006 ……………..………………………………………………….
76
6
Armada pukat cincin ……………………………………………….
88
7
Armada jaring insang ……………………………………………….
89
8
Armada bagan perahu ..…………………………………………….
91
9
Armada pukat pantai ……………………………………………….
92
10 Upaya penangkapan ikan di perairan WPP-714 Laut Banda ……….
95
11 Perubahan CPUE alat pukat cincin, jaring insang, bagan, dan pukat pantai ……….………………………………………………………
97
12 Hubungan CPUE dan upaya penangkapan ikan pelagis kecil di perairan WPP-714 Laut Banda ……………………………………..
99
13 Produksi lestari dan produksi aktual ikan pelagis kecil di WPP-714 Laut Banda …………………………………………………………
102
14 Overlay produksi lestari Gordon-Schaefer dengan produksi aktual
102
15 Trajektori nilai efisiensi DEA-CRS ..………………………………
117
16 Trajektori nilai efisiensi DEA-VRS ..………………………………
120
17 Hubungan upaya dan tingkat efisiensi ……………………………..
121
18 Hubungan alat tangkap dan tingkat efisiensi ………………………..
122
19 Distribusi efisiensi teknis penangkapan ikan pelagis kecil ..………
148
Halaman 20 Distribusi efisiensi teknis unit pukat cincin menurut periode tangkap ……………………………………………………………..
154
21 Distribusi efisiensi teknis unit jaring insang menurut periode tangkap …………………………………………………………...
155
22 Distribusi efisiensi teknis unit bagan menurut periode tangkap ……
156
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1
Peta Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Republik Indonesia ……
211
2
Ikan pelagis kecil yang dominan tertangkap di lokasi penelitian …….
212
3
Empat jenis alat tangkap ikan pelagis kecil yang dominan di lokasi penelitian ……………………………………………………………..
213
4
Operasi penangkapan alat pukat cincin ……………………………….
215
5
Operasi penangkapan alat jaring insang ……………………………...
216
6
Operasi penangkapan alat bagan …………………………………….
217
7
Operasi penangkapan alat pukat pantai ……………………………...
218
8
Hasil estimasi Ordinary Least Square ikan pelagis di Perairan WPP714 Laut Banda ……………………………………………………...
219
Hasil analisis pengelolaan sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan Laut Banda …………………………………………………………..
220
Hasil analisis DEA-CRS kapasitas perikanan pelagis kecil di perairan Laut Banda ..…………………………………………………………
224
Hasil analisis DEA-VRS kapasitas perikanan pelagis kecil di perairan Laut Banda .………………………………………….………………
226
12
Hasil analisis stochastic production frontier periode tahunan ……….
235
13
Hasil analisis stochastic production frontier musim timur ………….
240
14
Hasil analisis stochastic production frontier musim barat ……….…. 245
15
Rekapitulasi faktor input, output dan efisiensi teknis unit pukat cincin dan jaring insang yang akan dikembangkan ………………...
9
10
11
250
16
Rekapitulasi faktor input, output dan efisiensi teknis unit pukat cincin dan jaring insang pada musim timur ………………………………... 253
17
Rekapitulasi faktor input, output dan efisiensi teknis unit pukat cincin dan jaring insang pada musim barat ………………………………… 256
18
Hasil analisis Linear Goal Programming alokasi unit penangkapan ikan pelagis kecil di perairan WPP-714 Laut Banda ………………... 259
ABSTRACT JOHANIS HIARIEY. Exploitation Status of the Small-Pelagic Fish Resources in Maluku Waters and Its Fishing Capacity. Directed by: MULYONO S. BASKORO, JOHN HALUAN, and VICTOR P.H. NIKIJULUW The potential for the Maluku’s pelagic fishery resources is moderately exploited; hence, small-pelagic fishery development is considerably strategic. The development of the small-pelagic fishery is complex due to involvement of stakeholders in the resources utilization, and the unique characteristics of marine fish resources. Since 1999, fishing capacity issue has become growing concerns in world fisheries. Excessive fishing capacity can contribute substantially to overfishing, degradation of marine fishery resources, and significant economic waste. In line with fishing capacity, this research was conducted to analyze exploitation status of the small-pelagic fish resources in Maluku waters based on fishing capacity. Research location was the WPP-714 Banda Sea, particularly focused on area of the Central Maluku Regency and Ambon City. Collected data were analyzed by using bioeconomic approach of Gordon-Schaefer model, data envelopment analysis (DEA), technique of linear goal programming (LGP), stochastic production frontier analysis (SPF), and strategic environment analysis. Results showed that at maximum sustainable yield (MSY); production was 57,589.57 tones per year, fishing effort 7,945,48 trips, biomass 480,715.12 tones, and economic rent Rp 200,499,420,000. Six out of the 22 decision-making units (DMU) were fully efficient. The lowest capacity utilization in small-pelagic fishery was found in DMU-1988, which was 76%. There was indication of over capacity on the small-pelagic fishery in the period of 1989 to 1999. The smallpelagic fishery in the east season was more efficient than that of in the west season. At temporal exploitation for the east season, allocation of purse seine was 161 units and of gillnet was 6,507 units, whereas for the west season allocation of purse seine was 13 units and gillnet 2,663 units. The affected determinants of the stochastic frontier production function were length and width of fishing gears, number of persons per vessel, investment value of fishing unit, and time spent in fishing per trip. Age of skipper, total household size of the skipper, and the skipper’s years of fishing experience significantly influenced technical inefficiency of fishing. Optimal allocation of purse seine was 251 fishing units, gillnet 10,011 units, lift net 190 units, and beach seine 32 units. Compared to the original allocation of the fishing unit, lift net and beach seine decreased very sharply by 781 units and 393 units, respectively. Strategic plan was designed under a vision of “pelagic fishery development based on fishing capacity and efficiency for people welfare”. This vision is aimed at balancing level of fishing fleets with the sustainability of the marine fish resources in Maluku. To achieve this goal, some environmental factors associated with fishing capacity management were identified and used for developing strategic plan. Keywords:
small-pelagic fishery, management, Maluku
fishing
capacity,
efficiency,
capacity
RINGKASAN JOHANIS HIARIEY. Status Eksploitasi Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil di Perairan Maluku dan Kapasitas Penangkapannya. Dibimbing oleh MULYONO S. BASKORO, JOHN HALUAN, dan VICTOR P.H. NIKIJULUW. Sumberdaya ikan pelagis cukup potensil di Maluku sehingga pengembangan perikanannya merupakan upaya strategis. Pengembangan perikanan pelagis merupakan masalah agak kompleks yang melibatkan berbagai pihak dan keunikan sifat sumberdaya ikan. Bertolak dari hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kapasitas penangkapan sebagai basis kajian. Penelitian ini bertujuan menganalisis status eksploitasi sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan Maluku berdasarkan kapasitas untuk menyusun strategi kebijakan yang mendukung pembangunan perikanan tangkap. Metode analisis data untuk menentukan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis kecil dilakukan dengan menggunakan analisis bioekonomi sumberdaya sesuai pendekatan Gordon-Schaefer (GS). Metode analisis data untuk mengkaji kapasitas perikanan menurut waktu dalam pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis kecil dilakukan dengan menggunakan metode data envelopment analysis (DEA) berbasis input dengan tipe constant return to scale (CRS) dan variable return to scale (VRS). Metode analisis data untuk menentukan efisiensi teknis penangkapan ikan dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dilakukan dengan menggunakan analisis stochastic production frontier (SPF). Faktor-faktor yang mempengaruhi inefisiensi teknis dalam operasi penangkapan ikan juga dianalisis secara simultan dengan menggunakan analisis stochastic production frontier (SPF). Metode analisis data untuk mengkaji alokasi optimal alat tangkap dalam pemanfaatan sumberdaya pelagis kecil dilakukan dengan teknik linear goal programming (LGP). Strategi kebijakan perikanan tangkap di Maluku dirumuskan dengan menggunakan analisis lingkungan strategik (LINSTRA). Analisis bioekonomi ikan pelagis kecil menunjukkan pada kondisi maximum sustainable yield (MSY), produksi 57.589,57 ton/tahun, upaya 7.945,48 trip, biomasa 480.716,12 ton, dan rente ekonomi Rp 200.499.420.000.- Pada kondisi open access, nilai produksi 15.495,41 ton/tahun, upaya 15.495,41 trip, rente ekonomi nihil, dan biomasa 22.156,15 ton. Pada kondisi maximum economic yield (MEY), produksi 57.535,23 ton, upaya 7.747,71 trip, rente ekonomi Rp 200.542.580.000,- dan biomasa 491.794,57 ton. Hasil analisis memperlihatkan produksi pada rezim MSY lebih besar dari pada rezim MEY dan open access. Rente ekonomi terbesar terdapat pada rezim MEY dibandingkan MSY dan open access. Upaya penangkapan terbesar terdapat pada rezim open access, tetapi menghasilkan produksi terendah dan rente ekonomi nol. Perubahan produksi, upaya, rente ekonomi, dan biomasa pada rezim pengelolaan di atas dapat digunakan sebagai informasi awal dalam pengembangan perikanan tangkap. Berdasarkan analisis DEA, terdapat 6 (enam) decision making unit (DMU) memiliki efisiensi sama dengan satu (efisiensi penuh). Efisiensi penuh tersebut adalah DMU-1985, DMU-1987, DMU-1988, DMU-2000, DMU-2005, dan DMU2006. Artinya, kapasitas perikanan dimanfaatkan secara penuh, atau tidak terdapat kelebihan kapasitas (excess capacity) dalam eksploitasi sumberdaya ikan pelagis
kecil pada DMU tersebut. Kapasitas perikanan terendah adalah DMU-1998 yaitu 0,76 atau pemanfaatan kapasitas 76%. Hasil analisis juga menunjukkan suatu indikasi overcapacity eksploitasi sumberdaya ikan tahun 1989 hingga 1999. Ini menimbulkan pemborosan sumberdaya ekonomi, sehingga untuk pengembangan ke depan perlu mencermati perubahan kondisi kapasitas perikanan. Analisis SPF menunjukkan bahwa efisiensi teknis unit penangkapan secara individu adalah lebih kecil dari satu (TE<1). Rata-rata efisiensi teknis penangkapan pada musim timur (TE=0,82) adalah lebih tinggi dari pada musim barat (TE=0,51). Pada eksploitasi sumberdaya sesuai musim tangkap (seasonal exploitation), pukat cincin dialokasikan 161 unit dan jaring insang 6.507 unit, sedangkan pada musim barat pukat cincin 13 unit dan jaring insang 2.663 unit. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi adalah panjang dan lebar alat tangkap, jumlah nelayan per kapal, nilai investasi, dan waktu operasi penangkapan. Seluruh faktor memberikan respon positif terhadap peningkatan produksi, kecuali waktu operasi memberikan respon negatif. Di samping itu, jumlah nelayan per kapal memberikan kontribusi terbesar terhadap peningkatan produksi. Hal itu memberi makna bahwa desain dan konstruksi alat tangkap perlu disesuaikan dengan kondisi daerah penangkapan dan spesies target yang menjadi tujuan penangkapan sebagai upaya peningkatan produksi. Waktu operasi mengindikasikan penangkapan dilakukan dalam waktu seefisien mungkin dengan cermat. Hasil analisis SPF menunjukkan nilai gamma (γ) dari fungsi produksi ikan pelagis kecil periode tahunan adalah 0,824 dengan t-ratio 9,23. Nilai ini memberikan makna bahwa variasi residual di dalam model lebih dominan disebabkan oleh masalah inefisiensi teknis penangkapan ikan (0,824) dan sisanya (0,176) oleh random error dalam pengukuran. Kondisi inefisiensi teknis yang serupa ditemui pada fungsi produksi musim barat, yaitu nilai gamma (γ) sebesar 0,906 dengan t-ratio 19,40. Angka-angka tersebut menunjukkan terdapat masalah inefisiensi teknis pada model yang dikembangkan. Pada periode tahunan, umur nakhoda memberikan respon positif terhadap inefisiensi teknis, sedangkan pengalaman nakhoda memberikan respon negatif terhadap inefisiensi teknis penangkapan. Pada musim barat, jumlah anggota keluarga nakhoda dan penggunaan pukat cincin masing-masing memberikan respons positif terhadap inefisiensi teknis penangkapan. Analisis SPF juga menunjukkan bahwa terdapat 14,67% pukat cincin, 35,56% bagan, dan 97,78% jaring insang memiliki indeks efisiensi teknis lebih besar 0,8 (TE>0,8). Analisis LGP menunjukkan bahwa untuk memenuhi fungsi tujuan yaitu meminimalkan deviasi, maka alokasi optimal alat tangkap pukat cincin 251 unit, jaring insang 10.011 unit, bagan 190 unit, dan pukat pantai 32 unit. Dibandingkan alokasi faktual, terjadi pengurangan yang sangat tajam pada bagan dan pukat pantai masing-masing 781 unit dan 393 unit. Pengurangan tersebut sangat berdampak terhadap nelayan, ditinjau dari aspek tenaga kerja. Dampak yang ditimbulkan dapat berupa permasalahan sosial, sehingga kebijakan pengurangan alat tangkap harus didahului dengan penyediaan lapangan kerja alternatif yang efektif dan produktif bagi nelayan yang telah bersedia meninggalkan alat tangkap tersebut. Dalam perspektif pengelolaan sumberdaya berkelanjutan, pengurangan alat tangkap bagan dan pukat pantai cukup efektif untuk mengurangi tekanan terhadap sumberdaya ikan di perairan dekat pantai.
Perumusan strategi pengembangan perikanan tangkap didasarkan pada pendekatan analisis lingkungan strategis (LINSTRA) terhadap informasi status sumberdaya ikan, kapasitas perikanan, efisiensi penangkapan dan alokasi optimal unit penangkapan. Visi ke depan adalah: pengelolaan perikanan pelagis kecil berbasis kapasitas dan efisiensi bagi kesejahteraan masyarakat. Tujuan pengelolaan adalah: menyeimbangkan faktor-faktor input armada penangkapan dengan sumberdaya ikan secara berkelanjutan. Kebijakan pengembangan disusun berdasarkan strategi sebagai berikut. Strategi-SO (3,32) meliputi pemberdayaan, peningkatan kualitas hasil tangkapan, dan kemitraan usaha. Strategi-ST (2,98): pembatasan dan pengawasan ijin, dan pengembangan pukat cincin serta jaring insang. Strategi-WO (2,14): kualitas SDM nelayan, rasionalisasi alat tangkap, kapasitas institusi. Strategi-WT (1,8): perencanaan dan pengelolaan perikanan berbasis kapasitas, pengembangan usaha produktif di luar sektor perikanan. Kata kunci: ikan pelagis kecil, kapasitas penangkapan, efisiensi teknis, alokasi optimal, Maluku