ANALISIS KECENDERUNGAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN LAUT HALMAHERA TAHUN 2007 – 2008 Adrian A. Boleu & Darius Arkwright Abstract Small pelagic fishing effort made bythe fishermen in North Halmahera in particular, in Tobelo still heavily dependent on traditional fishing technology. Type of fishing gearused in fishing operations such as: purse seine, beach seine, gill nets and drift boat chart. Efforts are made to improve the standard of living or income of fishermen, among others,by increasing production of the catch. To increase the production of the catch is necessary to study the condition of small pelagic fish resources in the Halmahera Sea waters. This study aims to analyze the condition of small pelagic fish resources in the Halmahera Sea waters using Trend production. The results of trend analysis of total small pelagic fish production in the year 2007 – 2011 in North Halmahera, especially in Tobelo fluctuated through out the last 5 years with the trend of rising production trend bye quation where y = 0.4591x-475.41indicating that the condition of pelagic fish resources small Halmahera Sea waters in stable condition, and allow it tobe doneto increase production. Keywords: gear units, small pelagic fish, Halmahera Sea waters.
A. Pendahuluan Perairan Laut Halmahera Utara diperkirakan mempunyai potensi perikanan sebesar 119.771 ton/tahun, yang terdiri atas kelompok ikan pelagis besar sebesar 62.097 ton/tahun, pelagis kecil sebanyak 23.791 ton/tahun, demersal sebesar 19.869 ton/tahun dan lainnya (ikan karang, lobster, cumi-cumi dan udang) sebesar 14.014 ton/tahun (DKP Kabupaten Halmahera Utara, 2008). Untuk memanfaatkan potensi perikanan, terutama ikan pelagis kecil, nelayan di Kabupaten Halmahera Utara, khususnya di Tobelo masih banyak bergantung pada teknologi penangkapan ikan tradisional yang diwarisi secara turuntemurun. Jenis alat tangkap yang digunakan dalam kegiatan operasional penangkapan ikan yaitu pukat cincin (small purse seine), pukat pantai ( beach seine), jaring insang hanyut (drift gill net) dan bagan perahu (boat lift net).
Pemanfaatan sumber daya ikan pelagis kecil di Perairan Laut Halmahera dihadapkan pada kenyataan bahwa hingga saat ini sebagian besar usaha perikanan ikan pelagis kecil merupakan usaha perikanan skala kecil atau usaha perikanan rakyat. Usaha perikanan rakyat tersebut memiliki jangkauan usaha penangkapan yang masih terbatas di perairan pantai, kurang lebih 4 mil laut. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup atau pendapatannelayan, antara lain dengan meningkatkan produksi hasil tangkapan. Untuk meningkatkan produksi hasil tangkapan tersebut perlu dilakukan kajian tentang kondisi sumberdaya ikan pelagis kecil di Perairan Laut Halmahera. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka makalah ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kecenderungan produksi ikan pelagis kecil di Perairan Laut Halmahera, berdasarkan data produksi ikan pelagis kecil yang beroperasi di Perairan
Halmahera Utara yaitu pukat cincin, pukat pantai, jaring insang hanyut dan bagan perahu pada periode tahun 2007 – 2011.
kecenderungan produksi perikanan pelagis
B. Metode Penelitian
2011 untuk empat jenis alat tangkap ikan
1. Data penelitian
pelagis kecil.
Data
yang
digunakan
kecil diperoleh dari Dinas Kelautan & Perikanan Halmahera Utara tahun 2007 –
dalam
penelitian ini, untuk menganalisis tingkat Tabel 1. Jumlah unit penangkapan ikan pelagis kecil menurut jenis alat tangkap tahun 20072011 Jumlah alat tangkap ikan pelagis kecil menurut jenis 2007 2008 2009 2010 2011 24 25 25 25 28 Pukat cincin 4 5 6 6 6 Pukat pantai 140 163 137 141 166 Jaring insang hanyut 5 6 5 5 6 Bagan perahu 173 199 173 177 206 Jumlah Sumber : DKP Kabupaten Halmahera Utara, 2012 Jenis Alat Tangkap
Tabel 2. Jumlah upaya penangkapan (trip) menurut jenis alat tangkap ikan pelagis kecil tahun 2007-2011 Jenis Alat Tangkap
2007 2008 3432 3575 Pukat cincin 728 910 Pukat pantai 9800 11573 Jaring insang hanyut 1140 1368 Bagan perahu Jumlah 15,100.0 17,426.0 Sumber : DKP Kabupaten Halmahera Utara, 2012 1. MetodeAnalisis Data Untuk menganalisis kondisi sumberdaya ikan pelagis kecil di Perairan Laut Halmahera, digunakan metode analisis kecenderungan (trend analysis) terhadap data produksi dan Effort pada tahun 20072011. Analisis kecenderungan tahunan terhadap hasil tangkapan dilakukan untuk memperoleh gambaran umum kondisi sumberdaya ikan pelagis kecil yang dieksploitasi. Kecenderungan digambarkan
Effort 2009 3575 1,170 9316 1140 15,201.0
2010 3575 1,170 9870 1140 15,755.0
2011 4088 1,176 11288 1368 17,920.0
dalam bentuk garis lurus dengan persamaan regresi menggunakan metode kuadrat terkecil (Fauzi, 2003). Kecenderungan yang menurun dapat dianggap sebagai gejala semakin berkurangnya sumberdaya ikan, sementara kecenderungan mendatar menunjukkan sumberdaya ikan dalam kondisi stabil, dan kecenderungan naik dapat dianggap sebagai gejala masih besarnya sumberdaya ikan. Dengan persamaan sebagai berikut:
= + − .............................................
(1)
Jumlah alat tangkap
dimana: = CPUE (produksi/ upaya yang diperkirakan) = Effort = 0, 1, 2, 3, ……n (kode tahun) = galat = koefisien regresi
C. Hasil dan Pembahasan 1. Perkembangan Alat Tangkap Perkembangan alat penangkap ikan pelagis kecil di Kabupaten Halmahera sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 menurut jenis alat tangkap, disajikan pada Gambar 1 sebagai berikut:
150 100 50 0 2007
2008
2009
2010
2011
Tahun Pukat cincin
Pukat pantai
Jaring insang hanyut
Bagan perahu
Gambar 1. Perkmbangan jumlah alat tangkap ikan pelagis kecil
Jumlah Effort
Data dalam Gambar 1 di atas menunjukkan bahwa alat tangkap bagan mempunyai jumlah yang tetap relatif sama selama selang waktu 2007-2011. Jenis alat tangkap yang mengalami kenaikan jumlah yang relatif kecil adalah alat tangkap pukat cincin dan pukat pantai. Sedangkan alat
tangkap yang berfluktuasi sepanjang tahun 2007- 2011 adalah alat tangkap jaring insang hanyut. Jumlah unit penangkapan tersebut melaksanakan operasi penangkapan sebanyak jumlah tripnya sebagaimana disajikan pada Gambar 2.
20000 10000 0 2007
2008
2009
2010
2011
Tahun Pukat cincin
Pukat pantai
Jaring insang hanyut
Bagan perahu
Gambar 2. Jumlah upaya penangkapan menurut jenis alat tangkap Gambar 2 menunjukkan bahwa jumlah trip setiap tahun selang periode 2007-2011 berfluktuasi. Jumlah trip penangkapan menunjukkan besarnya
aktivitas penangkapan dari setiap alat penangkapan dalam beroperasi. Fluktuasi jumlah trip disesuaikan dengan keadaaan iklim dan cuaca pada setiap tahunnya.
Perubahan-perubahan cuaca dan iklim yang tidak seragam setiap tahun membuat kesempatan melaut juga berbeda setiap tahun.
nelayan, manajemen, dan beberapa faktor lainnya termasuk infrastruktur pendukung seperti pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan ikan.
2. Perkembangan Produksi Produksi hasil perikanan merupakan output dari proses penangkapan ikan. Produksi tersebut sangat ditentukan oleh berbagai faktor seperti sarana penangkapan ikan, kemampuan atau keterampilan
Data yang diperoleh dari hasil survei lapangan di seluruh Kabupaten Halmahera Utara oleh Dinas Kelautan dan Perikanan, didapati data produksi ikan pelagis kecil dari setiap jenis alat tangkap untuk periode tahun 2007 – 2011, sebagaimana dikemukakan pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Produksi ikan pelagis kecil menurut jenis alat tangkap periode tahun 2007- 2011 Produksi (ton) Jenis Alat Tangkap 2007 2008 2009 2010 2011 Pukat cincin 4,906.0 5,255.5 5,119.2 5,247.5 6,357.7 Pukat pantai 32.4 40.8 48.6 49.8 55.8 Jaring insang hanyut 647.2 762.2 637.3 653.2 752.3 Bagan perahu 768.4 972.4 847.5 868.6 974.9 Jumlah 6,354.0 7,030.9 6,652.6 6,819.1 8,140.7 Sumber: DKP Kabupaten Halmahera Utara, 2012 Tabel 3 menunjukkan bahwa sumbangan hasil tangkapan terbesar diperoleh dari perikanan pukat cincin dan bagan. Dilihat dari rata-rata hasil tangkapan/tahun, alat tangkap pukat cincin memberikan sumbangan terbesar diikuti oleh alat tangkap bagan, jaring insang hanyut dan terakhir oleh alat tangkap pukat pantai. 3. Analisis Trend produksi Untuk menganalisis kondisi sumberdaya ikan pelagis kecil di Perairan
Laut Halmahera, maka digunakan analisis trend produksi. Data-data yang dibutuhkan dalam menganalisis kondisi sumberdaya ikan pelagis kecil adalah jumlah produksi (ton/tahun) dan jumlah Effort(upaya) periode tahun 2007-2011.
a. Alat tangkap pukat cincin
Hasil perhitungan korelasi antara nilai produksi dan Effort untuk alat penangkapan pukat cincin disajikan pada tabel 4.
Tabel 4Trend produksi pukat cincin Variabel b0 = - 2745,49 b1 = 2, 225999 r = 0.99
Tahun 2007 2008 2009 2010 2011
Produksi (ton) 4,906.0 5,255.5 5,119.2 5,247.5 6,357.7
Effort 3432 3575 3575 3575 4088
Produksi hasil tangkapan ikan pelagis kecil pukat cincin mengalami kenaikan pada tahun 2008 sebesar 34 ton, walaupun pada tahun 2009 mengalami penurunan produksi sebesar 136,3 ton tetapi Efforttidak mengalami penurunan. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2010 terjadi kenaikan produksi sebesar 218,3 ton dan Effort tidak mengalami perubahan. Pada tahun 2011 terjadi kenaikan produksi tertinggi, yaitu sebesar 1110,2 ton dan diikuti oleh kenaikan Effort sebesar 513 trip. Tabel 4 ini bila digambarkan dalam bentuk grafik, seperti terlihat dalam Gambar 3(a). Trend produksi dari alat penangkapan pukat cincin seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3(a) menunjukkankecenderungannaik mulai dari permulaan perhitungan (tahun 2007) sampai pada tahun 2010, dan meningkat secara signifikan ke tahun 2011. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa stok sumberdaya ikan pelagis kecil yang menjadi tujuan penangkapan dengan alat tangkap pukat cincin berada dalam kondisi yang masih stabil. Hasil analisis regresi hubungan antara produksi dan Effort seperti yang diperlihatkan pada Tabel 4 menunjukkan
bahwa terdapat korelasi yang tinggi (r = 0.99) yang mengindikasikan bahwa kenaikan produksi sangat dipengaruhi oleh Effort yang tinggi. Sementara itu, nilai intersep b0 sebesar -2745,49 menunjukkan bahwa nilai produksi awal dari alat penangkapan pukat cincin tergolong tinggi.
b. Alat tangkap pukat pantai
Hasil perhitungan korelasi antara nilai produksi dan Effort untuk alat penangkapan pukat pantai disajikan pada Tabel 5. Produksi hasil tangkapan ikan pelagis kecil pukat pantai mengalami kenaikan produksi sepanjang tahun. Pada tahun 2008 produksi meningkat menjadi 8,4 ton dan terjadi peningkatan Effort sebesar 128 trip. Pada tahun 2009 produksi meningkat menjadi 7,8 ton dan diikuti oleh kenaikan Effort sebesar 260 trip, selanjutnya di tahun 2010 terjadi peningkatan produksi yang tidak terlalu besar yaitu 1,2 ton dan Effort tidak mengalami perubahan. Pada tahun 2011 kembali terjadi kenaikan produksi sebesar 6 ton dan diikuti oleh kenaikan Effort sebesar 6 trip. Tabel 5 ini bila digambarkan dalam bentuk grafik, maka akan terlihat seperti dalam Gambar 3(b).
Tabel 5Trend produksi pukat pantai Variabel b0 = 1,67 b1 = 0,042501 r = 0.96
Tahun 2007 2008 2009 2010 2011
Gambar 3(b) menunjukkan kecenderungan produksi alat penangkapan pukat pantai bahwa usaha perikanan meningkat sepanjang tahun yang
Produksi (ton) 32.4 40.8 48.6 49.8 55.8
Effort 728 910 1,170 1,170 1,176
mengindikasikan bahwa kondisi potensi sumberdaya perikanan pelagis kecil yang menjadi tujuan penangkapan pukat pantai masih berada dalam kondisi stabil.
Hasil analisis regresi hubungan antara produksi dan Effort dari alat penangkapan pukat pantai seperti yang diperlihatkan pada Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang tinggi (r = 0.96) yang mengindikasikan bahwa kenaikan produksi sangat dipengaruhi oleh Effort yang tinggi. Sementara itu, nilai intersep b0 sebesar 1,67 menunjukkan
bahwa nilai produksi awal dari alat penangkapan pukat pantai masih tergolong rendah.
c. Alat tangkap Jaring insang hanyut
Hasil perhitungan korelasi antara nilai produksi dan Effort untuk alat penangkapan jaring insang hanyut disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Trend produksi jaring insang hanyut Variabel b0 = 58,24 b1 = 0,06 r = 0.99
Tahun 2007 2008 2009 2010 2011
Produksi (ton) 647.2 762.2 637.3 653.2 752.3
Effort 9800 11573 9316 9870 11288
Jumlah produksi (Ton/tahun)
(a) Pukat cincin 6.500,00 6.000,00 5.500,00 5.000,00 4.500,00 3200
y = 2,226x - 2745, R² = 0,990
3400 Produksi
3600
3800
4000
4200
Effort Linear (Produksi)
Jumlah produksi (Ton/tahun)
(b) Pukat pantai 60 50 40 30
y = 0,042x + 1,670 R² = 0,915 600
800
1000
1200
1400
Effort Produksi
Linear (Produksi)
Jumlah produksi (Ton/tahun)
(c) Jaring insang hanyut 800 y = 0,061x + 58,24 R² = 0,981
700 600 8000
10000 Effort Produksi
Linear (Produksi)
12000
Jumlah produksi (Ton/tahun)
(d) Bagan perahu 1000 y = 0,638x + 100,7 R² = 0,819
900 800
Gambar 3. Trend produksi empat alat tangkap ikan pelagis kecil 700 1100
1150
1200
1250
1300
1350
1400
Effort Produksi
Produksi hasil tangkapan ikan pelagis kecil jaring insang hanyut (Tabel 6) memperlihatkan kecenderungan kenaikan pada tahun 2008 sebesar 115 ton dan diikuti oleh kenaikan Effort sebesar 1773 trip. Pada tahun 2009 produksi jaring insang hanyut mengalami penurunan sebesar 124,9 ton dan Effort juga mengalami penurunan sebesar 2257 trip. Tahun 2010 terjadi kenaikan produksi yang tidak terlalu besar yaitu sebesar 16 ton dan diikuti oleh kenaikan Effort sebesar 554 trip dan pada tahun 2011 produksi jaring insang hanyut mengalami peningkatan sebesar 99,1 ton diikuti oleh kenaikan Effort sebesar 1418 trip. Tabel 6 ini bila digambarkan dalam grafik, maka akan terlihat seperti dalam Gambar 3(c). Grafik trend produksi jaring insang hanyut seperti yang disajikan pada Gambar 3(c) mengindikasikan bahwa stok
Linear (Produksi)
sumberdaya ikan pelagis kecil yang menjadi tujuan penangkapan jaring insang hanyut berada dalam kondisi yang stabil. Hasil analisis regresi hubungan antara produksi dan Effort dari alat penangkapan jaring insang hanyut seperti yang diperlihatkan pada Tabel 6 menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang sangat tinggi (r = 0.99) yang mengindikasikan bahwa kenaikan produksi sangat dipengaruhi oleh Effort. Sementara itu, nilai intersep b0 sebesar 58,24 menunjukkan bahwa nilai produksi awal dari alat penangkapan jaring insang hanyut masih tergolong rendah.
d. Alat tangkap bagan perahu
Hasil perhitungan korelasi antara nilai produksi dan Effort untuk alat penangkapan bagan perahu disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7 Trend produksi bagan perahu Variabel b0 = 100,75 b1 = 0,638 r = 0.90
Tahun 2007 2008 2009 2010 2011
Produksi (ton) 768.4 972.4 847.5 868.6 974.9
Effort 1140 1368 1140 1140 1368
Produksi hasil tangkapan ikan pelagis kecil bagan perahu (Tabel 7) mengalami kenaikan pada tahun 2008 sebesar 204 ton dan diikuti oleh kenaikan Effort sebesar 228 trip, tetapi kemudian pada tahun 2009 mengalami penurunan produksi sebesar 124,9 ton dan diikuti pula dengan penurunan Effort sebesar 228 trip. Pada tahun 2010 terjadi kenaikan produksi yang tidak terlalu besar yaitu sebesar 21 ton sehingga Effort tidak mengalami perubahan. Pada tahun 2011 terjadi kenaikan produksi tertinggi yaitu sebesar 106,3 ton dan diikuti oleh peningkatan Effort sebesar 228 trip. Tabel 7 ini bila digambarkan dalm grafik, maka akan diperoleh seperti pada Gambar 3(d). Grafik trend produksi bagan perahu seperti yang disajikan pada Gambar 3(d) menunjukan bahwa usaha perikanan tangkap pelagis kecil memiliki kecenderungan produksi yang meningkat pada 3 tahun terakhir dan dapat dikatakan
bahwa stok sumberdaya ikan pelagis kecil yang menjadi tujuan penangkapan bagan perahu berada dalam kondisi yang stabil dan dapat kembali pulih dalam beberapa tahun. Hasil analisis regresi hubungan antara produksi dan Effort dari alat penangkapan bagan perahu seperti yang diperlihatkan pada Tabel 7 menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang sangat tinggi (r = 0.90) yang mengindikasikan bahwa kenaikan produksi sangat dipengaruhi oleh Effort. Sementara itu, nilai intersep b0 sebesar 100,75 menunjukkan bahwa nilai produksi awal dari alat penangkapan bagan perahu masih tergolong rendah.
e. Analisis trend produksi total hasil
tangkapan. Hasil perhitungan korelasi antara nilai produksi dan Effort untuk total alat penangkapan ikan pelagis kecil disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8Trend produksi total hasil tangkapan perikanan pelagis kecil. Variabel b0 = - 475,41 b1 = 0.459133 r = 0.88
Tahun 2007 2008 2009 2010 2011
Produksi total hasil tangkapan ikan pelagis kecil pada tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 676,90 ton sehingga mengakibatkan kenaikan Effortsebesar 2326,00 trip, pada tahun 2009 terjadi penurunan produksi sebesar 378,30 ton dan Effort juga mengalami penurunan sebesar
Produksi (ton) 6,354.00 7,030.90 6,652.60 6,819.10 8,140.70
Effort 15,100.00 17,426.00 15,201.00 15,755.00 17,920.00
2.225,00 trip. Pada tahun berikutnya yaitu tahu 2010 produksi meningkat sebesar 166,50 ton dan diikuti dengan kenaikan Effort 554,00 trip dan pada tahun 2011 terjadi kenaikan sebesar 1321,60 ton serta Effort sebesar 2.165,00 trip. Tabel 8 bila digambarkan dalam Gambar 4.
Jumlah Produksi (ton)
9.000,00 y = 0,459x - 475,4 R² = 0,769
8.000,00 7.000,00 6.000,00 15.000,00
16.000,00
17.000,00
18.000,00
Effort Produksi
Linear (Produksi)
Gambar 4.Trend produksi total ikan pelagis kecil. Gambar 4 menunjukkan bahwa usaha perikanan tangkap pelagis kecil di Perairan Laut Halmahera cenderung mengalami perubahan terhadap waktu dan mengindikasikan bahwa potensi sumberdaya ikan pelagis kecil berada pada kondisi stabil. Hubungan antara produksi dan Effort seperti yang diperoleh dari analisis garis regresi menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang tinggi (r = 0.88) antara kedua variabel tersebut. Sementara nilai intersep (b0 = - 475,41) menunjukkan bahwa nilai produksi di tahun pertama adalah sebesar 475,41 ton, artinya nilai produksi yang dihitung masih lebih kecil dibandingkan dengan nilai produksi sebenarnya yakni sebesar 6.354 ton dan Effort sebesar 15.100. Persamaan Trend yang diperoleh adalah y = 0,4591x – 475,42, hasil analisis ini menggambarkan bahwa trend produksi untuk beberapa tahun ke depan akan menunjukkan kenaikan yang signifikan.
D. Penutup Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan produksi total ikan pelagis kecil pada tahun 2007 – 2011 di Kabupaten Halmahera Utara khususnya di Tobelo berfluktuasi sepanjang 5 tahun terakhir tersebut dengan kecenderungan naik berdasarkan persamaan Trend produksi dimana y = 0,4591x 475,41 yang mengindikasikan bahwa kondisi sumberdaya ikan pelagis kecil di Perairan Laut Halmahera dalam kondisi stabil, dan memungkinkan untuk dilakukan peningkatan produksi. Pustaka Dinas Kelautan dan Perikanan Halmahera Utara, 2012. Bagian Produksi. Tobelo Uktolseja,
F.,
2010.
Analisis
Pengembangan Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil Di Perairan Laut Halmahera Utara. IPB, BOGOR