KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT INTELKAM
STANDART OPERASIONAL PROSEDURE ( SOP ) PENGGALANGAN I. PENDAHULUAN 1. Umum : a. Dalam rangka prelaksanaan tugas pokok Polri, perlu dilakukan upaya penciptaan kondisi dan situasi yang menguntungkan agar tercapainya tujuan dari tugas poko tersebut. Dengan adanya hal tersebut maka diperlukan kemampuan Penggalangan Intelijen dalam upaya penciptaan kondisi dimaksud. b. Penggalangan Intelijen pada prinsipnya dilakukan dalam bentuk operasi Intelijen bersifat tertutup yang dilaksanakan dengan berencana dan terarah untuk mencapai tujuan sesuai atas dasar perintah / kebijaksanaan yang digariskan oleh pimpinan karena faktor biaya dan resiko yang cukup besar serta adanya keterbatasan – keterbatasan. c. Tuntutan tugas Intelijen sesuai kebutuhan kegiatan operasi Penggalangan mempunyai aspek taktis dan strategis dimana akal pikiran lawan atau bakal lawan merupakan sasaran utama baik individual maupun kelompok yang secara psikologis dapat dipengaruhi agar tidak menghambat, mengganggu atau mengacau serta mengancam kepentingan pihak penggalang. Untuk melaksanakan hal tersebut maka pelaksanaan penggalangan Intelijen harus berdasarkan atas sistem teknik dan taktik Intelijen yang berlaku. 2. Dasar. : a. Undang – Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Keputusan Kapolri No. Pol : Skep/ 993/ XII / 2005 tentang pedoman Penggalangan Intelijen Keamanan.
2 3. Maksud dan Tujuan. a. Maksud. Pembuatan Standart Operasional Prosedure (SOP) untuk memberikan gambaran tentang Penggalangan Intelijenyang tepat dan terarah dalam mencapai sasaran. b. Tujuan. Sebagai pedoman dan langkah – langkah bagi setiap personel Intelijen Polri dalam rangka Penggalangan Intelijen. 4. Ruang Lingkup. Ruang lingkup Standart Operasional Prosedure (SOP) Penggalangan Intelijen meliputi proses sistem / metoda penggalangan sampai dengan laporan pelaksanaan penggalangan. 5. Tata Urut. I. PENDAHULUAN. II. SISTEM / METODA PENGGALANGAN III. SASARAN PENGGALANGAN IV. MANAJEMEN PENGGALANGAN V. PENUTUP II. SISTEM / METODE PENGGALANGAN 1. SIFAT PENGGALANGAN a. KONSTRUKTIF / PERSUASIF 1) Sasaran langsung dirangsang dengan fakta dan data yang telah disusun secara terarah agar sasaran berfikir sendiri (letthem think).
3 2) Sasaran dihadapkan kepada berbagai macam problem atau persoalan yang telah disusun, sehingga sasaran dapat membuat keputusan sendiri sesuai dengan keinginan penggalang (Let them Decide).
b. DESTRUKTIF Mendorong dan mengarahkan agar sasaran saling menghancurkan (Lethem Fight), dimana masing-masing pihak diprofokasi untuk saling mengadu kekuatan dan saling menghancurkan satu dengan yang lainnya. 2. TEHNIK PENGGALANGAN a. Perang urat syaraf (Push) atau operasi penggalangan Psikologi b. Penyebaran desas-desus atau isu ke dalam lingkungan kelompok / organisasi / jaringan kejahatan untuk menimbulkan keragu-raguan loyalitas kelompok c. Penyebaran gossip untuk menciptakan pengingkaran anggota kelompok / organisasi / jaringan kejahatan terhadap integritas pimpinannya d. Kontak terselubung dengan anggota kelompok / organisasi / jaringan kejahatan untuk menambah pengaruh / simpati e. Teror mental terhadap oknum anggota kelompok / organisasi / jaringan yang menentang upaya penegakan hukum dan stabilitas kamtibmas f.Melakukan penetrasi / penyusupan terhadap lingkungan sasaran g. Memanfaatkan kelemahan-kelemahan anggota kelompok / organisasi / jaringan kejahatan untuk menambah pengaruh (Soft Approach, Hard Approach, Black Mail) h. Memanfaatkan kelemahan-kelemahan ekonomi anggota kelompok / organisasi / jaringan kejahatan. 3. TAKTIK PENGGALANGAN
4 a. Gerakan menarik simpati sasaran . b. Gerakan menekan sasaran. c. Gerakan penyesatan . d. Gerakan memecah belah . e. Gerakan mendorong / merangsang berfikir . f. Gerakan bersifat persuasive. 4. MEDIA PENGGALANGAN a. PERSONIL 1) Face to face (secara terselubung). 2) Melalui oknum yang berpengaruh terhadap pokok / organisasi / jaringan kejahatan. 3) Melalui keluarga atau kawan terdekat sasaran. b. SARANA / ALAT 1) Telephone / Faximile. 2) E-Mail / Internet. 3) Pamflet / plakat / surat kaleng dsb 4) Media cetak dan elektronik c. THEMA PENGGALANGAN Adalah satu topik masalah yang merupakan garis pengarah terhadap psikologi sasaran d. Syarat Thema : 1) Harus sesuai dengan situasi dan kondisi 2) Harus menunjukkan kebenaran.
5 3) Tidak menimbulkan hal yang kontradiktif dengan thema yang sudah ada. Pesan / ide daripada penggalangan harus diperhitungkan untuk dapat diterima sasaran, sehingga secara sadar sasaran mau berbuat sesuai kehendak penggalang. Pesan harus selaras dengan tehnik, taktik, media serta thema yang dipilih. III. SASARAN PENGGALANGAN 1. MASYARAKAT SELEKTIF 1) Kelompok kejahatan. 2) Organisasi kejahatan. 3) Sindikat kejahatan. 4) Kelompok masyarakat ekstrim. 2. MASYARAKAT UMUM a. Sikap . b. Emosi . c. Tingkah laku / Perilaku . d. Kebiasaan . e. Opini . f. Persepsi / Visi. IV. MANAJEMEN PENGGALANGAN 1. POLA OPERASIONAL PENGGALANGAN a. SERVICE TYPE OPERATION Penggalangan dilaksanakan sejalan dengan kegiatan penyelidikan dan pengamanan terhadap sasaran – sasaran tertentu yang potensial dapat mendukung,
menciptakan
pelaksanaan tugas Polri
situasi
dan
kondisi
yang
menguntungkan
6 b. MISSION TYPE OPERATION Penggalangan dilaksanakan terhadap sasaran tertentu sesuai dengan perintah pimpinan dengan kegiatan operasi Intelijen 2. TAHAP – TAHAP OPERASI PENGGALANGAN a. PERENCANAAN 1) Perumusan Target Operasi (TO) Penggalangan dari Pimpinan 2) Analisa sasaran meliputi : (a) Apakah sasaran penggalangan adalah tokoh yang berpengaruh dilingkungannya (b) Apakah sasaran penggalangan terdiri dari sekelompok oarng-orang yang berpengaruh (c) Apakah sasaran penggalangan merupakan organisasi, sindikat kejahatan, aktifis politik praktis dsb. 3) Pendalaman sasaran Untuk melengkapi kejelasan sasaran penggalangan terlebih dahulu harus dilaksanakan penyelidikan terhadap sasaran untuk mendapatkan data-data sasaran yang berisi : (a) Situasi dan kondisi actual di lingkungan dan aktifitas terakhir daripada sasaran. (b) Biodata dan antecedente orang-orang yang akan dijadikan sasaran penggalangan, termasuk aspek kebiasaan, sikap, emosi, perilaku, motifasi, visi, intelektualitas, hobi, kemampuan dan kelemahannya (c) Struktur organisasi, fungsi dan peran orang-orang yang terlibat, normanorma yang berlaku, system komunikasi, pengendalian organisasi dsb. (d) Daerah pengaruh, daerah Operasi daripada sasaran penggalangan 4) Pembuatan rencana Operasi penggalangan.
7 b. ORGANISASAI PELAKSANA PENGGALANGAN POLDA 1) Sponsor : KAPOLDA 2) Agent Handler : DIR INTELKAM POLDA 3) Principle Agent : KASAT DIT INTELKAM 4) Agent Action : PAMA DIT INTELKAM c. PELAKSANAAN OPERASI PENGGALANGAN 1) Penyusupan (a) Penyusupan dilakukan secara klandestin tertutup, sangat rahasia ke daerah sasaran dan selanjutnya diikuti dengan pembentukan jaringan dengan system Sel. (b)
Kegiatan penggalangan disamarkan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kecurigaan pihak sasaran, dan apabila penggalang badar / terbuka, kegiatan penggalangan dilanjutkan oleh jaringan dengan kodal dari penggalang melalui komunikasi klandestin.
(c) Penyusupan dilakukan melalui sarana-sarana yang terdapat di daerah / lingkungan sasaran. 2) Pencerai Beraian (a) Setelah tersusun jaringan pada semua lini sasaran, dilakkan pencerai beraian keutuhan, kesatuan, kekompakan serta kesetiaan pihak sasaran (b) Pencerai beraian dimaksudkan untuk menghancurkan keutuhan sasaran, sehingga terpecah belah sehingga timbul konflik di dalam tubuh sasaran, yang berakibat lemahnya, menurunnya kewibawaan pimpinan sasaran (c) Dalam keadaan terpecah belah dilakukan penghasutan yang menimbulkan permusuhan di dalam tubuh sasaran, serta adanya harapan akan munculnya keadaan yang lebih baik dan akan memberikan kelanjutan kelanjutan kehidupan bagi kelompok.
8 3) Pengingkaran Dengan memanfaatkan rapuhnya kesetiaan anggota kelompok / organisasi / jaringan terhadap pemimpinnya, loyalitas dan kepatuhan serta kesetiaanya dirubah ke arah pihak penggalang. 4) Pengarahan Dengan lebih terbukanya kesempatan untuk mengarahkan loyalitas dan kestiaan kepada penggalang, dilakukan penanaman kepercayaan sasaran terdalam, yang dengan teliti dan cermat diupayakan agar secara berlanjut dan meyakinkan, pergerakan kesetiaan / loyalitas sasaran tergalang secara wajar tanpa paksaan. 5) Penggeseran (a) Apabila kerapuhan anggota sasaran dinilai sudah menggambarkan moment psikologis yang tepat, maka saatnya dilakukan usaha agar para anggota sasaran menghianati pemimpinnya (b) Dalam tahap penggeseran ini diupayakan menggeser sikap pimpinannya dan diarahkan kepada kepatuhan terhadap penggalang (c) Penggeseran dilakukan dengan memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Mempertimbangkan hasil pencerai beraian dan pengingkaran besarnya dukungan dan perlawanan. (2) Mencari alasan / thema yang tepat sesuai dengan aspirasi kelompok / organisasi / sindikat kejahatan untuk dijadikan alasan seperti ; a. Adanya ketidak adilan dalam pembagian hasil kejahatan b. Mengingkari kesetiaan kawan sendiri dsb. (3) Merencanakan waktu yang tepat sesuai perkembangan psikologi kelompok untuk melakukan penggeseran.
9 (4) Dilakukan check dan rechek terhadap semua persiapan, dan apabila momentumnya tepat dilakukan penggeseran. 6) Penggabungan a. Apabila penggeseran telah berhasil maka dilaksanakan penggabungan dan pemanfaatan untuk kepentingan penggalang. b. Apabila kegiatan penggalangan dinyatakan telah berhasil mencapai sasaran, selanjutnya dilakukan pengawasan yang cermat dan tindakan pengamanan untuk mencegah terjadinya berbagai macam hambatan yang timbul yang akan mengganggu pencapaian tujuan. A. PENGENDALIAN OPERASI PENGGALANGAN 1. Pengendalian operasi penggalangan dilaksanakan oleh agent handler yang secara rutin melaporkan setiap kegiatan dan hasil penggalangan kepada sponsor. 2. Kegiatan pengendalian terhadap agent action, yang setiap saat melaporkan kegiatan dan hasil yang dicapai kepada agent handler. 3.
Kegiatan
pengendalian
penggalangan
terhadap
jaringan
Intelkam
dilakukan. oleh agent action sesuai dengan petunjuk agent handler serta melaporkan hasil penggalangan pada setiap tahapannya. B. LAPORAN PELAKSANAAN PENGGALANGAN 1. Laporan pelaksanaan penggalangan pada dasarnya berisi tentang pokok – pokok rencana penggalangan – penggalangan. 2. Pelaksanaan penggalangan, hasil yang dicapai serta analisa dan evaluasinya 3. Materi analisa terdiri dari analisa pelaksanaan penggalangan dan analisa terhadap hasil yang dicapai 4.Materi evaluasi terdiri dari :
10 a. Efek atau dampak yang timbul setelah dilaksanakannya operasi penggalangan. b. Sejauh mana operasi penggalangan dapat mempengaruhi keadaan sasaran penggalangan. c. Daya dan hasil guna pelaksanaan operasi penggalangan. V. PENUTUP Demikian Standart Operasional Prosedure (SOP) Penggalangan jaringan Intelijen meliputi proses perekrutan sampai dengan pemutusan hubungan jaringan, dibuat sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.
Mataram,
Desember 2016
KASUBDIT IV
M YUNUS JUNAIDI, S.Sos AKBP NRP 72090608