STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP)
MANGGA GEDONG GINCU OFF SEASON KABUPATEN SUMEDANG
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN Jalan Surapati 71 Tlp. (022) 2503884 Fax. (022) 2500713
BANDUNG
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................... .... i DAFTAR ISI ...................................................................... . ii DAFTAR GAMBAR ......................................................... . iii DAFTAR TABEL .............................................................. . iv PENDAHULUAN.............................................................. . 1 SARAT DAN TARGET...................................................... 3 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) I.
Pemilihan Tanaman.................................................... I-1
II.
Perlakuan Pendahuluan ............................................ . II-1
III.
Perlakuan Bahan Kimia ............................................ . III-1
IV.
Pemeliharaan Bunga dan Pencegahan Kerontokan................................................................ . IV-1
V.
Pengendalian OPT .................................................... . V-1
VI.
Panen ......................................................................... VI-1
VII. Pasca Panen .............................................................. . VII-1 VIII. Distribusi ................................................................... VIII-1 IX.
Tim Penyusun ..............................................................IX ii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Pemilihan Tanaman.......................................
I-2
Gambar 2. Pemangkasan Pemeliharaan ..........................
II-2
Gambar 3. Pemangkasan Setelah Panen .........................
II-3
Gambar 4. Pemupukan ....................................................
II-9
Gambar 5. Penyiangan ....................................................
II-12
Gambar 6. Perawatan Bunga Mangga Gedong Gincu...
III-4
Gambar 7. OPT Utama Penyebab Gugur Bunga/Buah..
IV-2
Gambar 8. Kegiatan Pengamatan Bunga dan Bunga Mangga yang Sehat......................................
IV-6
Gambar 9. Hama Penggerek Batang ............................
V-7
Gambar 10.Hama Wereng Mangga.. ............................
V-10
Gambar 11.Kumbang Buah Mangga ............................
V-11
Gambar 12.Lalat Buah ..................................................
V-15
Gambar 13.Serangan Antraknosa pada Buah Mangga..
V-21
Gambar 14.Penyakit Embun Jelaga .............................
V-23
Gambar 15.Serangan Diplodia pada batang mangga gedong gincu ................................
V-25
Gambar 16.Tingkat Kematangan Mangga Gedong Gincu ......................................................... iii
VI-3
DAFTAR TABEL Tabel 1. Kalender Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Off Season………………………………………... Tabel 2. Pedoman perkiraan dosis pemupukan mangga (Gedong Gincu) belum produksi/menghasilkan setiap pohon……............................................... Tabel 3. Pedoman perkiraan dosis pemupukan mangga yang sudah menghasilkan setiap pohon……... Tabel 4. Pedoman perkiraan dosis pemupukan menurut umur pohon ……..............................................
iv
4
II-6 II-10 II-10
TIM PENYUSUN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MANGGA GEDONG GINCU DENGAN TEKNOLOGI OFF SEASON KABUPATEN SUMEDANG I.
PENANGGUNG JAWAB
: Ir. Obas Firmansyah, MP Kepala Bidang Produksi Tanaman Hortikultura : Adang, SP.MP Kepala Seksi Buah-buahan dan Tanaman Hias
II. KETUA PELAKSANA
III. TIM PENYUSUN/NARASUMBER NO
NAMA
1
Adang, SP.MP
2
Nani Kordiani R
3
Sukaendah, S.si
4
Wawan Ridwan, SP
5
Kaswa Sumarna
6
Adrian Rahmadi
: JABATAN
Kepala Seksi Buah-buahan dan Tanaman Hias, Bidang Produksi Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Kepala Bidang Hortikultura, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sumedang Kepala Seksi Produksi, Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sumedang Kepala Seksi Perlindungan Tanaman, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sumedang Pelaksana Bidang Hortikultura, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sumedang Pelaksana Bidang Hortikultura, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sumedang
IX
NO
NAMA
7
Ojon
8
Acam
9 10
Hikmat Somantri, SP Carwa
11
Momon
12
Padma
13
Yayan
14
Tata Saminta
15
Rumin
16
Didi Sutardi
17
Asep Riki F.
18
Momo
19
Inta
20
H. Handi
21
Unang Sunanta
JABATAN Kepala UPTD P3 WilayahTomo, Kabupaten Sumedang Penyuluh Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang POPT Kabupaten Sumedang Dsn. Lebaksiuh 1 Ds. Lebak Siuh Kec. Jatigede, Kabupaten Sumedang Dsn. Sukaresmi Ds. Tolengas Kec. Tomo, Kabupaten Sumedang Dsn. Kadu Ds. Kadu Kec. Jatigede, Kabupaten Sumedang Dsn. Cibengkung Ds. Jembarwangi Kec. Tomo, Kabupaten Sumedang Dsn. Marongge Ds. Marongge Kec. Tomo, Kabupaten Sumedang Dsn. Cirendang Ds. Jembarwangi Kec. Tomo, Kabupaten Sumedang Dsn Cirendang Ds. Jembarwangi Kec. Tomo, Kabupaten Sumedang Dsn. Cirendang Ds. Jembarwangi Kec. Tomo, Kabupaten Sumedang Dsn. Cirendang Ds. Jembarwangi Kec. Tomo, Kabupaten Sumedang Dsn. Cibengkung Ds. Jembarwangi Kec. Tomo, Kabupaten Sumedang Dsn. Cibengkung Ds. Jembarwangi Kec. Tomo, Kabupaten Sumedang Dsn. Cirendang Ds. Jembarwangi Kec. Tomo, Kabupaten Sumedang
NO
NAMA
22
Carsim
23
Rastu Sarwana
24
Dede Jaja
25
Janta
26
Yaya
27
Karwita
28
Gopah
29
Didi Cardiman
30
Jaja Saepudin
31
Jojo Somba
32
Tata Juanta
33
Entis
34
Uang Anwar
35
Doddy Muchlis, SP
JABATAN Dsn. Warung Bungur Ds. Mekarwangi Kec. Tomo, Kabupaten Sumedang Dsn. Sukatani Desa Kadu Kec. Jatigede, Kabupaten Sumedang Dsn. Cihanyir Tonggoh Ds. Cipicung Kec. Jatigede, Kabupaten Sumedang Dsn. Cintajaya Ds. Cintajaya Kec. Jatigede, Kabupaten Sumedang Ds. Cipicung Kec. Jatigede, Kabupaten Sumedang Ds. Cintajaya Kec. Jatigede, Kabupaten Sumedang Ds. Keboncau Kec. Ujungjaya, Kabupaten Sumedang Ds. Lebaksiuh Kec. Jatigede, Kabupaten Sumedang Ds. Lebaksiuh Kec. Jatigede, Kabupaten Sumedang Ds. Kudangwangi Kec. Ujungjaya, Kabupaten Sumedang Ds. Palabuan Kec. Ujungjaya, Kabupaten Sumedang Ds. Darmawangi Kec. Tomo, Kabupaten Sumedang Ds. Karyamukti Kec. Tomo Pelaksana pada Bidang Produksi Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
NO
NAMA
36
Siti Fatimah, SP
37
Harry Yudhitama, ST
38
Andi Supandi
39
Gian Lukisandy K, SP.MP
JABATAN Pelaksana pada Bidang Produksi Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Pelaksana pada Bidang Produksi Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Pelaksana pada Bidang Produksi Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Pelaksana pada Bidang Produksi Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
EDITOR : 1.
Harry Yudhitama, ST Pelaksana Pada Seksi Buah-buahan dan Tanaman Hias, Bidang Produksi Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
2.
Gian Lukisandy K, SP., MP Pelaksana Pada Seksi Buah-buahan dan Tanaman Hias, Bidang Produksi Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
KATA PENGANTAR Indonesia sebagai negara tropis kaya akan berbagai jenis buah-buahan. Dengan keanekaragaman agroklimat yang luas dari Sabang sampai Merauke memungkinkan untuk mengembangkan berbagai jenis buah-buahan. Mangga Gedong Gincu adalah merupakan salah satu komoditas unggulan yang banyak dikembangkan di Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Sumedang. Mangga Gedong Gincu asal Kabupaten Sumedang saat ini sudah dapat menembus pasar di Amerika Serikat, Timur Tengah sehingga sentra mangga Gedong Gincu Di Kabupaten Sumedang perlu dikembangkan secara komersial dalam kebunkebun kawasan yang luas dengan teknologi Off Season. Untuk menghadapi tantangan dalam era perdagangan bebas Asean Free Trade Agreememt (AFTA) yang dimulai pada tahun 2015, yang menuntut standar mutu yang lebih baik, maka perlu dibuat buku Standar Operasional Prosedur (SOP) Mangga Gedong Gincu dengan Teknologi Off Season, spesifik lokasi yang didukung pemasaran yang andal serta kelembagaan tani yang kuat. Buku Standar Operasional Prosedur (SOP) mangga gedong gincu dengan teknologi off season ini berisikan panduan teknologi budidaya mangga Gedong Gincu dan penanganan pasca panen dalam bentuk buah segar/fresh
Penyusunan buku Standar Operasional Prosedur (SOP) Mangga Gedong Gincu dengan Teknologi Off Season ini melibatkan Asosiasi Mangga, Kelompok Tani Mangga dan pihak terkait. Kami sadar bahwa buku SOP ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu diharapkan sumbang saran dari pembaca untuk penyempurnaan buku ini.
Bandung,
Mei 2016
KEPALA BIDANG PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA
Ir. OBAS FIRMANSYAH, MP Pembina Tk. I NIP. 19641010 199301 1 001
i
SOP MANGGA GEDONG GINCU OFF SEASON KABUPATEN SUMEDANG PENDAHULUAN Kabupaten Sumedang merupakan salah satu sentra pruduksi utama mangga di Jawa Barat. Dalam rangka peningkatan produksi, produktifitas dan mutu buah Mangga Gedong Gincu, maka sejak tahuun 2006 telah disusun Standar Operasional Presedur (SOP) Mangga Gedong Cincu. Meski belum seluruh petani mangga gedong gincu yang berada di kawasan sentra pengembangan tersebut menerapkan teknologi maju produksi mangga Gedong Gincu berbasis SOP tersebut, namun sejumlah petani/kelompok tani maju telah menerapkan dan merasakan hasil optimum dari penerapan SOP tersebut. Dengan penerapan teknologi pada SOP secara baik dan benar, petani/kelompok tani telah mampu mencapai target-target yang ingin dicapai pasca penerapan SOP baik target yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Dalam dinamika penerapan SOP, Sejumlah petani/kelompok tani Mangga Gedong Gincu juga telah melakukan uji coba teknologi alternatif dalam upaya peningkatan nilai tambah dan daya saing usaha, salah satu diantaranya penerapan teknologi off season. Implementasi teknologi ini diarahkan untuk memproduksi mangga gedong gincu diluar waktu produksi alami mangga. Secara umum, masa panen Mangga Gedong Gincu biasa terjadi di bulan Oktober – November. Pada waktu-waktu tersebut biasanya terjadi panen yang bersamaan dengan mangga jenis dan dari daerah lain sehingga menyebabkan nilai jual produk tidak bisa maksimal. Selain itu, produksi mangga pada kurun waktu ini rentan dengan tingginya serangan hama lalat buah. 1
Untuk mendorong penerapan teknologi produksi Mangga Gedong Gincu secara off season ini maka, diperlukan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan produksi mangga off season. Standar Operasional Prosuder (SOP) Mangga Gedong Gincu off season ini memuat alur proses budidaya yang dimulai dari pemilihan tanaman hingga perawatan tanaman setelah pemberian perlakuan teknologi off season. Kegiatan atau perlakuan lain yang tidak dijelaskan dalam SOP ini masih merujuk atau menganut pada kegiatan atau perlakuan yang ada pada SOP mangga Gedong Gincu yang telah ada sebelumnya sejak on farm sampai penanganan pasca panen.
2
SYARAT DAN TARGET
Syarat Untuk memastikan efektifitas, produktivitas dan keamanan tanaman/populasi penerapan teknologi off season pada produksi mangga Gedong Gincu maka perlu dipenuhi terlebih dahulu beberapa syarat dan kondisi. Syarat ini dapat berasal dari tanaman mangga maupun lingkungan disekitar tanaman/populasi. Petani/kelompok tani yang akan mengimplementasikan teknologi off season, terlebih dahulu harus memahami prasyarat maupun syarat kondisi tanaman atau populasi mangga Gedong Gincu sebelum (pra) maupun sesudah (pasca) perlakuan. Sebelum dan sesudah diberi perlakukan off season, petani/kelompok tani harus memastikan bahwa tanaman/populasi tanaman: 1. Telah cukup umur atau telah berproduksi pada tahun-tahun sebelumnya. 2. Dalam kondisi sudah diistirahatkan (tidak menghasilkan buah) pada musim produksi tahun sebelumnya. 3. Tidak diberi perlakuan off sesason apabila pada tanaman/populasi tersebut telah dipilih dan diberi perlakuan off season pada musim produksi sebelumnya. Selain itu, untuk memastikan keberhasilan perlakuan off season, maka syarat lain yang harus dipenuhi dan dipatuhi adalah ketepatan pelaksanaan tahapan-tahapan kegiatan yang diperlukan sesuai dengan kalender waktu sebagai berikut: 3
Tabel 1. Kalender Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Off season Bulan No
Kegiatan Nop
1
2 3 4
5
6
7
8
Des
Jan
Feb
Mar
Penyiangan, dan pemangkasan produksi Pemupukan Dasar Aplikasi ZPT (Paklobutrazol) Penyemprotan Pupuk Majemuk (MKP) Penanganan kerontokan bunga mangga Peningkatan kualitas buah (Aplikasi KNO3, Unsur mikro) Pengamatan dan pengendalian OPT Penanganan panen Sumber: Hikmat Sumantri, 2011
4
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
Okt
Target Target yang secara khusus ingin dicapai dengan penerapan SOP Mangga Gedong Gincu Off season ini adalah sebagai berikut: - Waktu berbunga (bulan) : Februari - Maret - Waktu panen (bulan) : Mei – Juni hingga November - Prosentase Kerontokan bunga atau bunga jadi buah (%): 60% - Prosentase buah jadi (secara permanen) (%) : 70% Sedangkan target lain seperti target produksi dan mutu buah Mangga Gedong Gincu yang dihasilkan dari proses produksi off season ini juga sama dengan target penerapan SOP mangga Gedong Gincu yang telah ada sebelumnya.
5
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Standar Operasional Prosedur Pemilihan Tanaman
Nomor GGS I Halaman 1/2
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
I. Pemilihan Tanaman A. Definisi Kegiatan memilih tanaman Mangga Gedong Gincu yang siap untuk perlakuan panen diluar musim (Off Season). B. Tujuan Mempersiapkan tanaman Mangga Gedong Gincu yang dapat panen diluar musim (Off Season) dengan produksi yang optimal C. Validasi Pengalaman Petani Kecamatan Jatigede, Kecamatan Tomo dan Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang D. Alat dan Bahan. a. Tanaman Mangga Gedong Gincu. b. Alat Tulis. c. Kawat, seng, kuas, cat E. Fungsi Bahan dan Alat. a. Tanaman Mangga Gedong Gincu sebagai objek perlakuan panen diluar musim (Off Season) b. Alat Tulis untuk mencatat semua kegiatan yang menyangkut kegiatan panen diluar musim (Off Season) . c. Kawat, seng, kuas cat untuk tanda pengenal pohon. I-1
Standar Operasional Prosedur Pemilihan Tanaman
Nomor GGS I Halaman 2/2
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
F. Prosedur Pelaksanaan : a. Memilih tanaman yang sudah berproduksi dan sehat diantaranya : - Untuk tanaman yang baru mulai berproduksi, minimal produksi mangga pada tahun sebelumnya adalah 30 kg. - memiliki proporsi daun dan cabang/ranting yang proporsional - umur tanaman minimal 5 tahun. b. Pemberian tanda pada tanaman yang terpilih
Gambar 1 : Pemilihan Tanaman
I-2
Standar Operasional Prosedur
Nomor GGS II Halaman 1/12
Perlakuan Pendahuluan
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
II. Perlakuan Pendahuluan Pemangkasan Pemeliharaan/ Pemangkasan Produksi 2.1 Pemangkasan A. Definisi Membuang cabang/ranting yang tidak bermanfaat, merangsang munculnya tunas vegetatif pada rantingranting yang sebelumnya berbuah, sekaligus mengendalikan pertumbuhan tanaman berlebihan dan mendukung kontinuitas produksi. B. Tujuan Untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produktivitas buah. C. Validasi 1. Roedhy Poerwanto. (2003) Bahan Ajar Budidaya Buahbuahan. Institut Pertanian Bogor. 2. Pengalaman Petani Kecamatan Jatigede, Kecamatan Tomo dan Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang D. Bahan dan Alat a. Gunting pangkas b. Gergaji pangkas c. Kuas halus d. Cat Meni e. Tangga f. Bakrik II-1
Standar Operasional Prosedur Perlakuan Pendahuluan
Nomor GGS II Halaman 2/12
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
E. Fungsi a. Gunting pangkas digunakan untuk memangkas/memotong tunas air dan cabang kecil. b. Gergaji pangkas digunakan untuk memotong cabang dan batang yang terserang hama dan penyakit. c. Kuas halus digunakan sebagain alat untuk mengoles cat meni minyak ke bekas tanaman yang dipangkas. d. Cat Meni digunakan sebagai bahan penutup/pelapis luka pada bagian tanaman yang baru dipangkas. e. Tangga digunakan sebagai alat untuk membantu kegiatan pemangkasan f. Bakrik digunakan untuk membuang benalu dan ranting yang kering F.
Prosedur Pelaksanaan a. Lakukan pemangkasan (pemeliharaan) pada tanaman usia produktif pada saat setelah habis panen. Cabangcabang atau tunas liar yang tumbuh tidak pada tempatnya harus dibuang. Demikian pula cabangcabang air, ranting atau tunas yang sakit dipangkas agar mahkota daun memperoleh penyinaran matahari.
Gambar 2 : Pemangkasan Pemeliharaan II-2
Standar Operasional Prosedur Perlakuan Pendahuluan
Nomor GGS II Halaman 3/12
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
b. Memangkas cabang yang bersudut kecil, cabang dan ranting yang terserang hama dan penyakit. c. Membuang dahan dan ranting yang rapat bersilangan atau tersembunyi/terlindung. d. Memangkas tajuk bagian atas yakni mundur satu ruas ujung ranting (terminal) bekas buah dipangkas, agar dapat mempertahankan ketinggian optimal tanaman (3 m). e. Memangkas dahan dan ranting yang pertumbuhannya kearah dalam tajuk atau kearah bawah. f. Semua kegiatan yang dilaksanakan harus tercatat. B
A
C
D
Gambar 3. Pemangkasan setelah Panen pada mangga Keterangan gambar : A = Cabang atau ranting mati dan lemah serta yang diserang hama dan penyakit B = Tunas air C = Cabang yang melebar D = Cabang yang rapat, bersilang atau mengarah kedalam II-3
Standar Operasional Prosedur Perlakuan Pendahuluan
Nomor GGS II Halaman 4/12
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
2.2 Pemupukan Pemupukan pada tanaman mangga dibedakan menjadi 2 bagian yaitu : 2.2.1 Pemupukan untuk tanaman belum menghasilkan (fase juvenile) A. Definisi Proses kegiatan pemberian nutrisi pada tanaman agar kondisi unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan tanaman dapat memenuhi kebutuhan. Dosis pemupukan mangga (Gedong Gincu) belum produksi atau menghasilkan setiap pohon dapat dilihat pada tabel 6. B. Tujuan : Untuk mendapatkan pertumbuhan optimal tanaman serta mempertahankan status hara tanah. C. Validasi a. Pengalaman Petani Kecamatan Jatigede, Kecamatan Tomo dan Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang b. Pusat Kajian Buah Tropika IPB. 2002. Pedoman Penerapan Jaminan Mutu Terpadu Mangga. Bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura. D. Bahan dan Alat a. Pupuk kandang/organik dan an organik b. Cangkul c. Ember/gayung d. Roda sorong II-4
Standar Operasional Prosedur Perlakuan Pendahuluan
Nomor GGS II Halaman 5/12
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
E. Fungsi : a. Pupuk kandang/organik dan pupuk an organik, digunakan sebagai unsur tambahan hara/nutrisi yang dibutuhkan tanaman. b. Cangkul berpungsi untuk menggali tanah. c. Ember sebagai tempat/wadah air d. Roda sorong digunakan untuk mengangkut bahan dan alat ke lokasi pemupukan. F. Prosedur Pelaksanaan a. Menghitung jumlah pupuk berdasarkan jumlah tanaman b. Menyediakan bahan atau pupuk yang akan digunakan sesuai kebutuhan. c. Dosis pemupukan sebaiknya dilakukan berdasarkan hasil analisis tanah dan daun. d. Aplikasi pemupukan pada fase juvenil dilakukan 2 kali setahun e. Pupuk organik diberikan satu kali setahun pemberian diberikan pada awal musim hujan sebanyak 50-100 kg/pohon (sesuai usia tanaman). f. Pupuk organik diperlukan bagi pertumbuhan, bagi lahan basah diberikan sebanyak 2 kali/tahun, masing-masing ½-1 dosis anjuran (sesuai dosis anjuran pemupukan untuk tanaman belum menghasilkan pada fase juvenil). Pada lahan kering pemberiannya 2 kali/tahun (akhir musim penghujan dan awal musim hujan).
II-5
Standar Operasional Prosedur
Nomor GGS II Halaman 6/12
Perlakuan Pendahuluan
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
g. Cara Pemupukan - Membuat alur melingkar tanaman selebar tajuk tanaman. - Dibuat alur di kanan dan di kiri tanaman selebar tajuk/membuat lubang parit (bentuk L) di dua sisi kanopi h. Setiap kegiatan pemupukan yang dilaksanakan harus tercatat. Tabel 2. Pedoman perkiraan dosis pemupukan mangga (Gedong Gincu) belum produksi/menghasilkan setiap pohon. Pupuk NPK Organik (gram) (kg) 1 5 200 2 10 250 3 15 350 4 20 500 Sumber : Pedoman Pengelolaan Kebun Buah Percontohan Direktorat Tanaman Buah Umur (Tahun)
II-6
Standar Operasional Prosedur
Nomor GGS II Halaman 7/12
Perlakuan Pendahuluan
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
2.2.2.Pemupukan untuk tanaman menghasilkan A. Definisi Proses kegiatan pemberian nutrisi pada tanaman agar kondisi hara dalam tanah yang dibutuhkan tanaman dapat memenuhi kebutuhan. Dosis nutrisi yang diberikan pada tanaman mangga yang sudah berproduksi/menghasilkan dapat dilihat pada 16nsur 7. B. Tujuan : Untuk mendapatkan pertumbuhan, produksi tanaman dan mempertahankan status hara tanah.
optimal
C. Validasi a. Pengalaman Petani Kecamatan Jatigede, Kecamatan Tomo dan Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang b. Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang c. BPTP Jawa Barat D. Bahan dan Alat a. Pupuk b. Timbangan c. Gayung d. Cangkul e. Selang air
II-7
Standar Operasional Prosedur
Nomor GGS II Halaman 8/12
Perlakuan Pendahuluan
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
E. Fungsi a. Pupuk digunakan sebagai bahan nutrisi tanaman yg diperlukan b. Timbangan digunakan sebagai alat untuk mengukur berat atau dosis pupuk yang diberikan pada tanaman. c. Gayung digunakan sebagai alat untuk menyiram tanaman sebelum/setelah pemupukan d. Cangkul digunakan untuk membuat lubang/parit tempat meletakan pupuk. e. Selang air digunakan untuk menyiram air pada permukaan tanah disekitar tanaman. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Sebelum dilakukan pemupukan, tanah terlebih dahulu disiram dengan air untuk mendapatkan kapasitas lapang (penyiraman diberikan secukupnya dan hindari terjadinya genangan air pada permukan tanah) b. Setelah panen dan pemangkasan diberikan NPK dan pupuk organik sesuai dengan dosis yang dianjurkan. c. Menjelang berbunga atau satu bula setelah aplikasi Paklobutrazol diberikan pupuk yang mengandung Phospat dan Kalium tinggi dengan cara disemprotkan dengan konsentrasi larutan 2 sendok makan (50 gram/20 L air). d. Saat buah berukuran sebesar kelereng diberikan : - KNO3 sesuai dosis atau pupuk PPC lainnya. II-8
Standar Operasional Prosedur Perlakuan Pendahuluan
Nomor GGS II Halaman 9/12
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
Cara pemupukan - Membuat lingkaran parit dibawah kanopi/membuat lubang parit (bentuk L) di dua sisi kanopi.
Gambar 4. Pemupukan
II-9
Standar Operasional Prosedur Perlakuan Pendahuluan
Nomor GGS II Halaman 10/12
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
Tabel 3. Pedoman perkiraan dosis pemupukan mangga yang sudah menghasilkan setiap pohon : Umur Pupuk Organik KNO3 (Tahun) (kg) (Gram) 5 50 6-8 75 250 >8 >90 300 Sumber : Pedoman Pengelolaan Kebun Buah Percontohan Direktorat Tanaman Buah Selain diatas, dosis pemupukan sebagaimana table 8, berikut dapat juga digunakan. Tabel 4. Pedoman perkiraan dosis pemupukan menurut umur pohon Umur tanaman (Tahun) 5-10 Th
10-20Th
> 20 Th
Pupuk organik
Pupuk anorganik
-Pupuk kandang(1-2 Karung) atau -kompos / pupuk organik buatan pabrik 3-4 Kg
- NPK 2-3 Kg/
-Pupuk kandang(2-3Karung) atau -Kompos / pupuk organik buatan pabrik 4-6 Kg
- NPK 4-5Kg/
-Pupuk kandang(3-4 Karung) atau -Kompos/pupuk organik buatan 3-4 Kg
-NPK 6-8 Kg/
Sumber: Hikmat Sumantri, 2011
-KNO 3 0,5 Kg
-KNO 3 1 Kg
-KNO 3 2 Kg
II-10
Cara aplikasi
Pupuk ditabur dibuat alur yang melingkari batang tanaman disekitar perakaran Pupuk ditabur dibuat alur yang melingkari batang tanaman disekitar perakaran Pupuk ditabur dibuat alur yang melingkari batang tanaman disekitar perakaran
Standar Operasional Prosedur Perlakuan Pendahuluan
Nomor GGS II Halaman 11/12
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
2.3 Penyiangan a. Definisi : Rangkaian kegiatan menyiangi gulma yang tumbuh disekitar batang tanaman dengan mengkored, mencangkul dan atau penyemprotan pestisida. b. Tujuan Meningkatkan daya saing tanaman dalam memperoleh 20nsure hara dan air agar diperoleh pertumbuhan optimal tanaman mangga. c. Validasi Pengalaman Petani Kecamatan Jatigede, Kecamatan Tomo dan Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang D. Bahan dan Alat a. Kored/cangkul b. Herbisida c. Sprayer d. Mesin babad rumput E. Fungsi Bahan dan Alat a. Kored dan cangkul digunakan untuk menyiang gulma yang tumbuh di bawah tajuk. b. Herbisida digunakan sebagai bahan pemberantas gulma. c. Sprayer digunakan sebagai alat untuk penyemprotan herbisida. d. Mesin babad rumput digunakan untuk membersihkan gulma yang ada disekitar kebun. II-11
Standar Operasional Prosedur Perlakuan Pendahuluan
Nomor GGS II Halaman 12/12
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
F. Prosedur Pelaksanaan a. Pengamatan besarnya populasi rumput/gulma disekitar tanaman. Penyiangan dilakukan dengan mencabut dan memotong rumput serta mencangkul dan membalik tanah dimana gulma tumbuh. b. Gulma yang tumbuh dibawah tajuk pohon perlu dibuang habis, cukup dipotong pendek. c. Diluar proyeksi tajuk, gulma tidak perlu dibuang habis, cukup dipotong pendek.
Gambar 5. Penyiangan
II-12
Standar Operasional Prosedur
Nomor GGS III Halaman 1/4
Perlakuan Bahan Kimia
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
III. Persiapan dan Perlakuan Bahan Kimia untuk Pertanian A. Definisi Pemberian bahan kimia yang dibutuhkan oleh tanaman B. Tujuan Untuk menghasilkan produksi yang optimal serta menekan tingkat kerusakan akibat OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) C. Validasi Pengalaman Petani Kecamatan Jatigede, Kecamatan Tomo dan Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang D. Bahan dan Alat - Pupuk anorganik - Zat pengatur tumbuh - Insektisida - Fungisida - Pupuk daun - Perekat - Power Sprayer - Masker - Sarung tangan - Ember - Gelas ukur - Gayung - Helm/topi - Sepatu boot - Kacamata III-1
Standar Operasional Prosedur
Nomor GGS III Halaman 2/4
Perlakuan Agrochemical
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
D. Fungsi Bahan dan Alat - Pupuk anorganik sebagai sumber nutrisi yang dibutuhkan tanaman - Zat pengatur tumbuh hormon untuk mengatur mengeluarkan bunga mangga secara serempak sesuai perencanaan panen - Insektisida racun untuk mengendalikan hama dari golongan - Fungisida racun untuk mengendalikan penyakit dari golongan cendawan - Pupuk daun Nutrisi tanaman terdiri unsur makro dan mikro yang diaplikasikan melalui penyemprotan pada daun - Perekat pestisida bahan untuk merekatkan larutan semprot pada bagian tanaman - Power Sprayer mesin untuk menyebarkan larutan semprot pada tanaman - Masker alat pengamanan pelindungan pada bagian mulut dan kontaminasi pestisida - Sarung tangan alat pelindung bagian tangan - Ember untuk menampung air - Gelas ukur alat untuk mengukur kebutuhan volume larutan - Gayung untuk memindahkan air dari ember ke tengki power sprayer - Helm/topi alat pelindung bagian kepala - Sepatu boot pelindung kaki - Kacamata pelindung mata. III-2
Standar Operasional Prosedur Perlakuan Aplikasi bahan Kimia
Nomor GGS III Halaman 3/4
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
F. Prosedur Pelaksanaan 1. Reduksi/merangsang pembungaan mangga gedong gincu 2. Aplikasi ZPT (Paklobutrazol) pada bulan Desember – Februari dengan harapan tanaman bisa menghasilkan bunga / keluar bunga pada bulan Maret – April dengan cara dikucurkan disekitar perakaran dekat batang dengan dosis 15 – 50 cc Paklobutrazol + air sebanyak 2 – 5 ltr untuk tanaman berumur 15 – 20 tahun. 3. Pemberian pupuk yang mengandung phospat dan kalium tinggi dengan cara disemprotkan ke bagian daun secara merata dengan konsentrasi 50 gram/20 ltr air, aplikasinya dilakukan 1 bulan setelah aplikasi ZPT. 4. Pemeliharaan bunga mangga gedong gincu dari gangguan hama dan penyakit. Adapun pelaksanaannya yaitu pengamatan OPT dilakukan setiap 5 hari sekali. Jenis OPT sasaran yaitu : penyakit antraknosa/ rontok bunga mangga, ulat daun, wereng mangga. Pengendalian yang dilaksanakan untuk memelihara bunga mangga dari gangguan OPT tersebut dengan penyemprotan beberapa jenis pestisida. a. Insektisida bahan aktif lamdasialotrin, imidakloprid, sipermetrin. b. Fungisida bahan aktif mankozeb, propineb, carbendazim, benomil, azoksistrobin, dipenokonazol. c. Bahan perekat dan perata. d. Pembuatan formulasi larutan semprot sesuai dengan anjuran, adapun aplikasinya dapat disatukan berbagai bahan aktif sesuai dengan spesifikasi bahan kimia tersebut serta OPT sasaran. Hindari penggunaan bahan aktif pestisida yang monoton. III-3
Standar Operasional Prosedur Perlakuan Bahan Kima
Nomor GGS III Halaman 4/4
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
g. Interval penyemprotan jika curah hujan tinggi 3 hari sekali sampai dengan buah sebesar bola pingpong.
Gambar 6. Perawatan Bunga Mangga
III-4
Standar Operasional Prosedur Pemeliharaan Bunga dan Pencegahan Kerontokan
Nomor GGS IV Halaman 1/3
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
IV. Pemeliharaan Bunga dan Pencegahan Kerontokan A. Definisi : Rangkaian kegiatan untuk memelihara bunga dari gangguan hama dan penyakit yang menyerang bunga . B. Tujuan untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas bunga yang telah mekar agar dapat bertahan menjadi buah. C. Validasi Pengalaman Petani Kecamatan Jatigede, Kecamatan Tomo dan Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang D. Bahan dan Alat a. Fungisida b. Bahan perekat c. Air d. Sprayer e. Timba f. Gelas Ukur g. Alat atau sarana pelindung: sarung tangan, masker, topi, sepatu boot, baju lengan panjang.
IV-1
Standar Operasional Prosedur Pemeliharaan Bunga dan Pencegahan Kerontokan
Nomor GGS IV Halaman 2/3
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
E. Fungsi Bahan dan Alat e. Fungisida sebagai bahan pengedali hama dan penyakit dapat berupa insektisida maupun fungisida b. Bahan perekat dan perata untuk membuat campuran pestisida bertahan dan tersebar merata dipermukaan c. Air sebagai bahan pelarut/pengencer d. Sprayer untuk menyemprotkan larutan pestisida pada tanaman/daun e. Timba untuk mencampur bahan pestisida f. Gelas Ukur untuk menakar/mengukur bahan g. Alat atau sarana pelindung: sarung tangan, masker, topi, sepatu boot, baju lengan panjang untuk melindungi diri petugas F. Prosedur Pelaksanaan 1. Pastikan bahwa karangan bunga sudah terbentuk setelah 2 - 3 bulan aplikasi paclobutrazol. 2. Lakukan pengamatan OPT setiap 5 hari sekali semenjak bunga keluar/muncul terutama hama/penyakit penyebab kerontokan seperti gambar berikut:
Gambar 7. OPT Utama Penyebab Gugur Bunga/Buah IV-2
Standar Operasional Prosedur Pemeliharaan Bunga dan Pencegahan Kerontokan
Nomor GGS IV Halaman 3/3
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
3. Masukkan Campuran pestisida yang telah dilarutkan dalam sprayer 4. Lakukan penyemprotan ke bagian karangan bunga secara merata. Jika curah hujan tinggi, lakukan penyemprotan pestisida hingga 3 hari sekali sampai buah sebesar bola pingpong 5. Lakukan pencatatan
Gambar 8. Kegiatan Pengamatan Bunga dan Bunga Mangga Yang Sehat
IV-3
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 1/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
V. Pengendalian OPT A. Definisi : Kegiatan untuk pengendalian hama dan penyakit agar tanaman tumbuh optimal, produksi tinggi dan mutu buah baik. B. Tujuan a. Untuk menghindari kerugian ekonomi berupa kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu (kualitas) produk. b. Menjaga kesehatan tanaman dan kelestarian lingkungan hidup. C. Validasi a. Pengalaman Petani Kecamatan Jatigede, Kecamatan Tomo dan Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang b. Direktorat Tanaman Buah 2004. Pedoman Pengelolaan Kebun Buah Percontohan. c. Rekomendasi Pengendalian OPT Buah-buahan Direktorat Perlindungan Hortikultra. 1990. D. Bahan dan Alat a. Bahan - Pestisida (Insektisida, Fungisida, Herbisida) yang terdaftar dan di izinkan, sesuai daftar pestisida untuk pertanian dan kehutanan tahun 2003. - Biopestisida : bahan pengendalian yang bahan aktifnya berasal dari organisme (tumbuhan, hewan dan mikroba) V-1
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT -
Nomor GGS V Halaman 2/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
Air Minyak tanah Deterjen Formalin 4-8 %, alkohol70 %, klorok1 % (bayclin) dan Iysol
b. Alat - Hand Sparyer, power sprayer (alat aplikator) - Ember - Pengaduk - Takaran (Skala ml dan ltr) - Kuas - Pisau - Minyak tanah, air - Gunting pangkas - Gergaji - Alat atau sarana pelindung : sarung tangan, masker, topi, sepatu boot, baju lengan panjang. E. Fungsi Bahan dan Alat a. Pestisida (pestisida kimia, biopestisida, pestisida nabati) untuk mengendalikan OPT (menurunkan populasi dan intensitas serangan OPT). b. Musuh alami : untuk cara pengendalian biologi, dalam rangka pengembangan OPT dan menjaga keseimbangan ekosistem secara alami. c. Air sebagai bahan pencampur pestisida dan bahan pembersih. V-2
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 3/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
d. Alat aplikator pestisida untuk mengaplikasikan pestisida untuk tanaman. e. Ember untuk mencampur pestisida dan air. f. Pengaduk untk mengadukpestisida dan air g. Takaran (gelas ukur) untuk menakar pestisida dan air (skala cc/ml, dan lt). h. Kuas untuk mengoleskan bahan pengendalian (pestisida , kapur tohor, bubur bordox) pada bagian tanaman yang terserang /terinfeksi. i. Deterjen untuk mencuci alat aplikator untuk mengendalikan hama penyakit tertentu untuk pencampur bahan pestisida nabati j. Pisau, gunting pangkas, gergaji : untuk memotong bagian tanaman yang terserang OPT. k. Alat pelindung untuk melindungi bagian tubuh dari cemaran bahan kimiawi (pestisida). F. Prosedur pelaksana a. Lakukan pengamatan terhadap OPT secara berkala (seminggu sekali). b. kenali dan identifikasi gejala serangan, jenis OPT, dan musuh alaminya.
V-3
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 4/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
c. Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan dikendalikan (hama lalat buah dan penyakit antraknosa). d. Tentukan ambang batas pengendalian dengan cara membuat ambang batas yang masih ditolelir. Untuk lalat buah tingkat serangan pada buah tidak >5 % (5 sampel pohon/Ha) sedangkan penyakit antraknosa tingkat serangan pada buah tidak >5 % (5 pohon/Ha sebagai sampel). e. Ditetapkan alternatif pengendalian untuk hama dan penyakit : - Pengendalian hayati/biologis (pengendalian hama dan penyakit menggunakan musuh alami) - Perbaikan teknik budidaya (mengatur jarak tanam ideal yaitu 10 x 10 m, memperbaiki sistem pengairan dan sanitasi kebun) - Mekanisasi (memotong/membuang bagian tanaman yang terserang kemudian memusnahkannya dan membuat perangkap untuk hama lalat buah) - Penggunaan pestisida merupakan langkah terakhir, bila melewati ambang batas ekonomi, maka pestisida dapat digunakan secara berkala.
V-4
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 5/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
Jenis hama yang meyerang tanaman mangga Penggerek ranting (Sternocbetus goniocnemis) Gejala: Hama ini menyerang bagian batang dan epidermis ranting muda. Pada stadium larva, pupa dan dan dewasa mengakibatkan tunas baru tidak terbetuk, sehingga tanaman tidak berbunga. Pada tingkat serangan tingkat tinggi dapat menyebabkan ranting dan daun menjadi layu dan keriting. Pengendalian hama ini dilakukan dengan cara: - Pengendalian cara mekais pengendalian di lakukan dengan cara memotong bagian tanaman yang terserang. - Pengendalian dengan cara biologis Dikendalikan dengan parasit dari famili Chalcididae, namun demikian masih kurang efektif. - Pengendalian secara kimia Penyemprotan pestisida berbahan aktif dimethoate dengan dosis 2g/l air. Kutu Putih (Planococcus lilacinus) Gejala : Hama ini menghisap cairan sel. Daun yang terserang mengering dan gugur. Kutu mengeluarkan cairan madu yang menjadi makanan cendawan penyebab penyakit embun jelaga dan umumnya menyerang pada musim penghujan. Pengendalian penyakit dilakukan dengan cara : V-5
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 6/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
- Pengendalian cara kultur teknis : Memotong cabang dan daun yang terserang dan membakarnya - Pengendalian cara kimiawi Kutu putih dikendalikan dengan insektisida berbahan aktif lambdacyhalotrin atau deltametri, imida kloropid dengan dosis 0,2 %. Semut merah merupakan vector hama ini, agar tidak menyebar kebagian tanaman lain, sebaiknya semut merah dikendalikan dengan insektisida berbahan aktif lambdacyhalotrin atau deltametri, dengan dosis 0,2 %.
Penggerek Batang (Rhytidodera rufomaculata) Gejala : Menyerang batang/cabang, hingga terdapat lubang gerekan pada batang. Bagian tanaman yang terserang apabila dibelah akan terlihat lorong-lorong tempat larva. Pada tingkat serangan tinggi akan menyebabkan tanaman layu, daun rontok dan akhirnya tanaman mati. Hama ini biasanya menyerang pada saat musim hujan. Pengendalian hama ini dilakukan dengan cara : - Pengendalian cara mekanis Pengendalian dilakukan dengan memungut hama lalu dikumpulkan kemudian dibakar, cabang yang terserang dipangkas lalu dimusnahkan. V-6
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 7/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
- Pengendalian cara biologis Dikendalikan dengan cara pemanfaatan parasit telur seperti Promuscidaea, Anagyrus dan Eupeulmus. Parasit telur terlebih dahulu dibiakan dan kemudian disebar pada lokasi kebun. - Pengendalian cara kimiawi Penaburan pestisida berbahan aktif karbofuran, dengan dosis 300 gram/pohon. Dengan cara di tabur di akar. Jika musim kemarau harus dibantu dengan pemberian air. Melakukan injeksi pada batang tanaman dengan insektisida monokrotophos dengan dosis 6 ml/ pohon.
Gambar 9. Hama penggerek batang (Sumber Foto Balitbu Solok) Ulat Perusak Daun (Orthaga melanopolaris hampson). Gejala : Hama ini merusak daun dan kadangkala pucuk muda. Akibat serangan hama ini daun menjadi patah, layu dan akhirnya mati. Hama/ulat biasanya membuat membuat sarang dari daun mangga dan pucuk muda, V-7
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 8/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
biasanya menyerang pada masa peralihan musim hujan dan musim kemarau. Hama ini dapat dikendalikan dengan cara : - Pengendalian cara Mekanis/ kultur teknis Memotong bagian tanaman yang terserang kemudian dimusnahkan. Pengasapan dengan membakar sampah yang kering dan bagian atasnya di tutupi sampah basah, agar dihasilkan asap dan tidak sampai terbakar. Kepulan asap yang menyebar keseluruh bagian tanaman akan mengusir keberadaan hama saat berupa ngengat. - Pengendalian cara kimia Lakukan penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif tiodicarb, dengan dosis 1 gr/liter. Bahan aktif abamektin dan sipermetrin untuk larva. Wereng Mangga (Idiocerusniveosparsus) Gejala serangan: Hama ini menghisap cairan pada daun mangga, pucuk-pucuk muda dan buah muda, sehingga mudah rontok. Hama ini muncul pada saat peralihan musim kemarau ke musim hujan dan umumnya menyerang pertanaman mangga yang sudah berproduksi. Pengendalian hama ini dilakukan dengan cara : V-8
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 9/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
- Pengendalian cara mekanis : Pengasapan dengan membakar sampah kering dan bagian atasnya ditutupi sampah basah, agar dapat dihasilkan asap dan tidak sampai terbakar. Kepulan asap yang menyebar keseluruh bagian tanaman akan mengusir keberadaan hama. - Pengendalian cara biologis Hama ini dapat dikendalikan dengan penggunaan predator Lycosa sp, parasitoid Epipyros (hymenop), Pipunculus sp. Predator terlebih dahulu dibiakan kemudian disebarkan pada lokasi kebun. - Pengendalian cara kimia Pengendalian secara kimia dilakukan pada saat pembentukan flush terakhir sebelum berbunga. Dengan penyemprotan pestisida bahan aktif imida kloprid 1-2 gram/l air. Jika tanaman diluar fase berbunga bisa ditambahkan air sabun.
V-9
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 10/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
Gambar 10. Hama wereng mangga Sumber Foto Balitbu Solok Kumbang Buah Mangga Gejala serangan : Terdapat bintik hitam kulit pada permukaan kulit buah mangga. Hama ini menyerang dengan cara meletakan telur pada buah muda, dan muncul pada saat peralihan musimhujan ke musim kemarau. Pengendalian hama ini dilakukan dengan cara : - Pengendalian secara mekanis Pengendalian cara mekanis dapat dilakukan dengan mengumpulkan buah yang terserang lalu dibakar. - Pengendalian secara biologis Hama ini dapat dikendalikan dengan musuh alami semut rangrang, Oocophylla smaradigna dan parasitoid Flavopimpla sp.
V-10
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 11/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
- Pengendalian cara kimia Pengendalian secara kimia dilakukan pada saat pembentukan flush terakhir sebelum berbunga. Penyemprotan insektisida yang berbahan aktif medidation dengan dosis 2 g/l.
Gambar 11. Kumbang Buah Mangga (Sumber Foto : Balitbu Solok) Trips (Tripidae;Thysanoptera). Gejala : Hama ini menyerang permukaan bawah daun, malai bunga dan buah muda. Sehingga daun berkerut-kerut (keriting) dan mengakibatkan proses pembungaan sering gagal. Hama ini biasanya menyerang pada saat peralih musim hujan kemusim kemarau. Pengendalian hama ini dilakukan dengan cara :
V-11
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 12/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
- Pengendalian secara kultur teknis Sanitasi lingkungan dengan memusnahkan sisa tanaman dan inang lain disekitar pertanaman. - Pengendali secara fisik/mekanis Memangkas bagian tanaman terserang dan di memusnahkan dengan cara dibakar. - Pengendalian secara biologi Dengan pemanfaatan musuh alami Tripoctenus bohi - Pengendalian secara kimiawi Lakukan penyemprotan insektisida yang berbahan aktif protiofos dengan dosis 1,5 g/l air. Kutu Putih (Palnococcus Lilacinus Cocherell) Gejala serangan Terdapat bintik putih pada lapisan permukaan daun. Hamaini memakan daun muda dengan cara mengisap cairal sel, akhirnya mengering dan gugur. Kutu mengeluarkan cairan madu yang menjadi makanan cendawan penyebab penyakit embun jelaga. Penyakit kutu puith biasanya menyerang pada masa peralihan musim hujn dan musim kemarau. Pengendalian hama ini dilakukan dengan cara : - Pengendalian cara kultur teknis Memotong cabang dan daun yang terserang dan membakarnya.
V-12
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 13/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
- Pengndalian cara kimia Kutu puith menyebar ke bagian tanaman melaluisemut merah, oleh karena itu semut merah harus dikendalikan dengan insektisida berbahan aktif imida kloropid dengan dosis 0,2 % dan insektisida yang berbahan aktif sipermetrin seperti dengan dosis 2,4 g/l air. Kutu sisik (Coccus viridis Green) Gejala serangan : Permukaan daun kelihatan seperti layu, kemudian daun mengering dan gugur. Pada tanaman yang sudah menghasilkan, populasi yang tinggi menyebabkan kanopi terserang penyakit embun jelaga. Hama ini muncul pada saat peralihan musim hujan ke muism kemarau. Pengendalian hama ini dilakaukan dengan cara : - Pengendalian cara kultur teknis Memootng cbang dan daun yang terserang dan membakarnya. - Pengendalian cara kimiawi Dikendalikan dengan insektisida berbahan aktif insektisida denagn dosis 0,2 % dan dikrotophos 2,4 g/l.
V-13
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 14/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
Lalat buah (Bactrocera dorsalis) Gejala : Pada permukaan kulit buah terdapat titik hitam, titik hitam tersebut akibat tusuk lalat buah. Daging buah menjadi busuk, akibatnya buah tidak dapat di panen karena rusak/gugur. Lalat buah menyerang pada saat muncul buah. Pengendalian hama ini dengan cara : - Pengendalian cara kultur teknis a. Sanitasi lingkungan, yaitu pengumpul buahbuah yang terserang baik yang jatuh maupun yang masih di pohon. Kemudian dimusnahkan dengan cara dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diikat rapat. b. Pengasapan dengan membakar sampah kering dan bagian atasnya ditutupi sampah basah, agar dapat dihasilkan asap dan tidak sampai terbakar. Kepulan asap yang menyebar keseluruh bagian tanaman akan mengusir keberadaan hama. - Pengendalian cara fisik/mekanis a. Pembungkusan buah dengan kertas jika memungkinkan. b. Penggunaan perangkap atraktan (bahan penarik lalat buah) dalam perangkap yang terbuat dari botol bekas air minum mineral yang diberi lubang untuk masuknya lalat buah. Bahan atraktan : metil eugenol (ME), protein hidrolisa, atau selasih. V-14
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 15/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
- Pengendalian cara fisik/mekanis a. Pembungkusan buah dengan kertas jika memungkinkan. b. Penggunaan perangkap atraktan (bahan penarik lalat buah) dalam perangkap yang terbuat dari botol bekas air minum mineral yang diberi lubang untuk masuknya lalat buah. Bahan atraktan : metil eugenol (ME), protein hidrolisa, atau selasih. - Cara biologi Pemanfaatan musuh alami parasitoid Braconidae (Biosteres sp. dan Opius sp.)
Gambar 12. Lalat Buah
V-15
famili
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 16/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
Penggerek buah (Noorda albizonalis Hampson) Gejala: Pada permukaan buah terdapat bintik-bintik, yang diakibatkan isapan hama. Pada saat hama menghisap buah bersamaan dengan meletakan telurnya. Larva menggerek buah dan memakan jaringan dibawah kulit buah. Area yang di rusak larva menjadi busuk dan buah gugur. Penggerek buah biasanya menyerang pada saat buah sebesar bola pingpong (55-60 hari setelah induksi bunga). - Pengendalian cara kultur teknis Buah yang gugur dikumpulkan dan dimusnahkan - Pengendalian cara fisik/mekanis Pembungkusan buah jika memungkinkan. setelah buah sebesar bola pimpong. - Pengendalian cara bilogi Memanfaatkan predator larva Rhyincium attrisum. - Pengendalian cara kimiawi Penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif ethofenprox atau deltametrin seperti dengan dosis 2 cc/liter pada sore hari. Serangga aktif pada sore hari. Penyakit layu benih (Phytium vexans) Gejala : Penyakit ini menyerang tanaman pada saat dipembibitan (polybag). Penyakit diakibatkan serangan cendawan (Phytium vexans). Gejala yang terlihat daun menjadi lembek dan lemah, berwarna hijau terang. V-16
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 17/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
Pada gejala lanjut daun akan mengering dan adanya bercak coklat pada pangkal daun. Selanjutnya tanaman mati dan apabila diperiksa akar menjadi busuk. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara : - Pengendalian cara kultur teknis Menjaga jarak antar tanaman dalam polybag agar tidak terlalu rapat, sehingga benih cukup mendapat sinar matahari. Pemberian air hany apabila diperlukan. - Pengendalian cara fisik/mekanis Media tanah yang digunakan terlebih dahulu di pasteurisasi dengan cara dikukus. - Pengendalian cara kimiawi Pada gejala awal dilakukan penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif benomyl 0,5 g/l air. Embun tepung (Oidium mangifera) Gejala : Penyakit ini menyerang permukaan daun atau rantingranting muda hingga tertutupi oleh lapisan tepung berwarna puith. Tepung putih ini merupakan masa dari konidia cendawan.
V-17
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 18/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
Jaringan di bawah lapisan tepung tersebut berwarna hijau tua kebasah-basahan. Serangan berat menyebabkan daun-daun menjadi mengeriting atau mengalami penyimpangan bentuk (morfologis), mengering, tetapi daun-daun tetap melekat pada ranting. Penyakit embun tepung biasanya menyerang pada musim hujan. Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan cara : - Pengendalian cara kultur teknis Sanitasi terhadap tunas atau daun-daun terinfeksi yang tidak produktif. - Pengendalian cara kimiawi Penyemprotan dengan serbuk belerang bila dijumpai serangan. Serbuk belerang yang dibutuhkan 40 kg/ hektar dan aplikasinya dan hendaknya di lakukan pagi hari, saat bunga dan daun masih basah oleh embun. Bila penghembusan di lakukan saat hari hari telah panas dapat menimbulkan luka bakar pada bunga dan daun. Bercak daun kelabu (pestalotiopsis mangiperae) Gejala : Penyakit ini menyerang pada pemukaan daun ,gejala awal serangan timbul bercak-bercak timbul yang tidak teratur, berwarna kelabu keputihan.penyakit ini sering di jumpai pada waktu musim hujan. Penyakit ini dapat di kendalikan dengan cara : V-18
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 19/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
Pengendalian dengan cara kimia : Dengan penyemprotan fungisida dengan bahan aktif propineb, mankozeb, dipenokonazol, azoksistrobin, karbendazim, tiram dengan konsentrasi1g/l air dan benomil dengan dosis 0.5g/l air Penyakit busuk akar (Rigidoporus mikroporus ) Gejala : Permukaan akar berwarna hitam, pada permukaan akar terdapat benang benang jamur berwarna putih kotor kemudian leher akar mengelupas kemudian akar busuk. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada tanaman. Penyakit ini sering di jumpai pada saat musim hujan. Pengendalian ini dapat dilakukan dngan cara : - Pengendalian dengan cara mekanis Di kendalikan dengan cara di bongkar dan di bakar atau di potong bagian yang terinfeksi. - Pengendalian cara kimia Dilakukan inpus pada batang tanaman dengan menggunakan fungisida sistemik dan bagian akar yang dipotong diolesi fungsida propamocarb hidroklorida (Previkur N) dengan dosis 2 g/liter. Ditambahkan pemakaian trichoderma dicampur dengan pupuk kandang.
V-19
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 20/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
Penyakit bercak daun bakteri (Pseudomonas mangifera indicaae) Gejala : Penyakit ini menyerang daun muda, tangkai daun. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan cara : - Pengendalian cara mekanik Memotong daun/buah yang terserang dan dibakar. - Pengendalian cara kimia Penyemprotan fungisida antracol 70 WP dengan dosis 2 g/l air. Penyakit Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides) Gejala : Pada daun terdapat bercak bulat hingga membulat berwarna coklat dan kelabu ditengahnya, kadangkadang kekuningan ditepi atau berlubang (shot hole) pada malai bunga terdapat malai kecil. Pada pucuk, panikle dan tangkai. Selanjutnya bunga menjadi kehitaman, pada buah terdapat bercak berwarna coklat hingga berwarna gelap, pada buah yang sudah matang akan menjadi busuk. Kerusakan pada awalnya terjadi pada daun muda dan mengakibatkan terminal cabang tidak produktif, bunga mengering, gagal pembentukan pentil buah, buah gugur dan menjadi busuk.
V-20
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 21/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
Penyakit ini biasanya menyerang pada awal musim hujan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara : - Pengendalian cara kultur teknis a. Sanitasi kebun dengan memusnahkan gulma pada saat pertunasan sampai saat panen : b. Kumpulkan daun dan ranting yang terkena gejala kemudian dimusnahkan dan dibakar. c. Pemangkasan sebelum pertunasan. Pemangkasan dilakukan pada daun atau cabang yang menunjukan gejala pemangkasan pada kanopi bagian tengah dilakukan untuk memperbaiki sirkulasi udara dan penetrasi cahaya matahari. Hindari pemangkasan yang drastis.
Gambar 13. Serangan Antraknosa pada Buah Mangga
V-21
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 22/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
- Pengendalian cara fisik/mekanik Sebagai tindakan preventif, dilakukan pembungkusan buah jika memungkinkan agar terlindung dari kemungkinan adanya serangan, pembungkusan dilaksanakan pada saat buah sebesar bola pingpong - Cara kimiawi Penyemprotan dengan menggunakan fungisida kombinasi mancozeb, dicotophos, propineb, azoksistrobin, dipenokonazol, karbenazim, tiram dalam selang waktu 3-5 hari sekali dari saat pembentukan tunas bunga hingga fase pemasakan buah. Embun jelaga (capnadiummangiferae) Gejala : Pada permukan daun dan ranting terdapat lapisan tipisberwarna hitam. lapisan tipis berwarna hitam merupakan cendawan yang memperoleh makanan karena cairan madu yang di keluarkan oleh hama seperti wereng mangga, kutu sisik dan kutu putih. Embun jelaga biasanya menyerang pada musim hujan. Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara : - kultur teknis Memotong daun dan cabang yang terinfeksi. - kimiawi Penyemprotan fungisida berbahan aktif morestan 1,5 g/l air V-22
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 23/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
Gambar 14. Penyakit Embun Jelaga Kudis buah (Elsinoe mangiferae) Gejala : Pada permukan buah terdapat struktur buah yang tidak beraturan berwarna coklat tua. Setelah buah di panen meninggalkan bercak coklat yang keras dan mengering hingga mengurangi penanampilan buah. penyakit ini biasanya menyerang pada musim hujan, ketika buah sebesar kelereng. Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan cara: - Pengendalian cara kulturteknis Potong daun dan cabang yang terserang - Pengendalian cara kimiawi Penyemprotan fungisida mankozeb dengan dosis 0,2cc/l. Penyakit Diplodia (Diplodia natalensis) Gejala : Tanaman yang terserang mengeluarkan blendok yang berwarna kuning emas dari batang atau cabang ,pada kulit terdapat luka yang tidak teratur. Cendawan berkembang di antara kulit dan kayu serta merusak kambium tanaman. Kayu yang telah mati berwarna hijau sampai hitam. V-23
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 24/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
Serangan diplodia kering umumnya lebih berbahaya karena gejala permukaan sukar diketahui. Kulit batang atau cabang tanaman yang terserang mengering, terdapat celah-celah kecil pada permukan kulit, pada bagian kulit dan batang yang ada di bawahnya berwarna hitam kehijauan.Pada bagian celah-celah kulit terlihat adanya masa spora cendawan berwarna putih atau hitam. Penyakit ini biasanya menyerang pada musim hujan. Pengendalian penyakit ini di lakukan dengan cara : a. Pengendalian cara kultur Jaringan - Potong pohon atau cabang/ranting yang terserang berat, buang kulit yang terinfeksi ringan - Lakukan pemangkasan untuk mengurangi kelembaban tanam. - Pemupukan berimbang. - Bersihkan gulma. - Pemakaian bubur bordox dan bubur california - Pemakaian agens hayati trichoderma b. Pengendalian cara mekanis/fisik - Mengumpulkan sisa-sisa tanaman dan memotong cabang-cabang yang terserang berat lalu dibakar. - Membongkar tanaman yang terserang berat dan dibakar.
V-24
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor GGS V Halaman 25/25
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
c. Pengendalian cara Biologi Mengoleskan dengan kuas agens antagonis Trichoderma spp., Gliocladium spp. Pseudomonas fluorescens atau Bacillus subtilis pada batang atau pangkal batang. d. Pengendalian cara kimiawi - Mengoleskan bubur California atau fungsida berbahan aktif benomil dengan dosis 0,5 g/l air. - Perlakuan buah setelah panen dengan uap panas (VHT) pada suhu 52-55 o C selama 10 menit.
Gambar 15. Serangan diplodia pada batang mangga Gedong Gincu
V-25
Standar Operasional Prosedur Panen
Nomor GGS VI Halaman 1/3
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
VI Panen Kegiatan panen mangga dibagi menjadi dua bagian : 1. Waktu dan kriteria panen 2. Cara panen A. Definisi Merupakan rangkaian kegiatan pemungutan hasil B. Tujuan Untuk mendapatkan buah dengan tingkat kematangan sesuai permintaan pasar dengan mutu buah yang baik sesuai standar pasar yang dituju. C. Validasi Pengalaman Petani Kecamatan Jatigede, Kecamatan Tomo dan Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang D. Bahan dan Alat a. Box kontainer b. Kertas koran c. Galah/caduk berpisau E. Fungsi bahan dan Alat a. box kontainer b. Kertas digunakan sebagai pelapis buah. c. Galah/caduk digunakan untuk memetik buah pada ketinggian yang tidak dicapai dengan tangan. V1-1
Standar Operasional Prosedur Panen
Nomor GGS VI Halaman 2/3
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
F. Prosedur Pelaksanaan a. Kriteria - Bekas tangkai buah yang rontok kelihatan mengering seluruhnya - Lekukan ujung buah membulat - Pori-pori rata - Lapisan lilin mulai menebal pada permukaan buah - Cabang tangkai buah telah kering 65% b. Waktu Panen - Waktu petik diupayakan mulai pagi hari c. Cara Panen - Gunakan alat yang sesuai (galah bergunting/berpisau (caduk) dan dilengkapi keranjang/ kantong. - Saat pemetikan, tangkai buah diikutkan. Tangkai buah disisakan sepanjang 1-2 cm (untuk menjaga agar kulit buah tidak terkena getah) - Usahakan getah dari tangkai tidak mengotori kulit buah. - Buah yang telah dipetik diletakkan pada wadah yang terbuat dari keranjang yang terbuat dari plastik ( 40 kg) yang beralas kertas ditata maksimum 2 tumpukan serta diletakkan di tempat yang teduh dan ditutup (posisi buah : tangkai buah menghadap miring ke atas). - Catat waktu, lokasi panen dan jumlahnya. V1-2
Standar Operasional Prosedur Panen
Nomor GGS VI Halaman 3/3
Warna daging buah masih pucat, buah belum masak
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
Warna daging buah kuning kemerahan, buah mulai masak, umur buah 100 hr
Warna daging buah merah ke kuningan buah sudah masak, umur buah 108 hr
Warna daging buah merah, buah sudah masak, umur buah 112 hr Warna daging
buah merah sekali, buah sudah masak sekali, umur buah 115-120 hr
Gambar 16. Tingkat Kematangan Mangga Gedong Gincu
V1-3
Standar Operasional Prosedur Pasca Panen
Nomor GGS VII Halaman 1/6
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
VII. Pasca Panen A. Definisi Merupakan rangkaian kegiatan penanganan buah sejak dipanen hingga buah siap didistribusikan kekonsumen. B. Tujuan a. Menjamin kesergaman ukuran buah. b. Menjamin keseragaman mutu buah. c. Menjamin buah yang dihasilkan bebas dari hama dan penyakit d. Menjamin mutu buah yang dihasilkan terjamin sesuai dengan permintaan pasar domestik dan ekspor. e. Menjamin buah aman dikonsumsi. C. Validasi Pengalaman Petani Kecamatan Jatigede, Kecamatan Tomo dan Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang D. Bahan dan Alat a. Gudang/Tempat Penampung Buah (TPB) b. Timbangan c. Kain lembut/spon d. Label/stiker e. Peti kayu/kardus f. Keranjang palstik
V1I-1
Standar Operasional Prosedur Pasca Panen
Nomor GGS VII Halaman 2/6
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
E. Fungsi a. Gudang sebagi tempat. b. Timbang berfungsi sebagai alat pengukur berat buah berdasarkn grade c. Kain lembut/spon untuk membersihkan buah. d. Label untuk memberikan identitas buah kualitas dan nama produsen buah. e. Peti kardus/kardus untuk kemasan buah. f. Keranjang plastik digunakan untuk wadah buah yang selesai dilap. Pengumpulan di gudang A. Definisi Rangkaian Kegiatan setelah panen sebelum buah diproses lebih lanjut, dikumpulkan dan disimpan dalam suatu tempat. B. Tujuan a. Buah terhindar dari pengaruh buruk fisik/lingkungan (angin, panas dan hujan) b. Buah segera bisa diproses lebih lanjut C. Prosedur Pelaksanaan a. Gudang disapu dan di bersihkan b. Keranjang ditumpuk secara hati-hati (maksimum 8 tumpuk) dengan pembatas antara keranjang. c. Segala kegiatan yang dilaksanakan harus dicatat. V1I-2
Standar Operasional Prosedur Pasca Panen
Nomor GGS VII Halaman 3/6
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
Sortasi A. Definisi Kegiatan menyeleksi dan memisahkan buah antara yang baik dan jelek. B. Tujuan Memisahkan buah yang baik dan tidak baik serta buah matang dan belum matang. C. Prosedur pelaksanaan a. Memisahkan antara buah mangga yang baik dengan buah yang tidak baik, kemudian memotong tangkai buah yang disisakan pada saat pemetikan/panen. b. Buah yang terseleksi diletakan di keranjang yang beralasan koran c. Ditutup (posisi tangkai buah menghadap ke bawah) Pencucian A. Definisi Kegiatan membersihkan buah mangga dengan menggunakan air dari berbagai macam kotoran (getah, serangga dan cendawan) B. Tujuan Agar penampakan dan kebersihan buah mangga yang dipanen lebih baik. V1I-3
Standar Operasional Prosedur Pasca Panen
Nomor GGS VII Halaman 4/6
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
C. Prosedur Pelaksanaan a. Buah dimasukan ke dalam bak berisi air yang diberi deterjen dengan dosis 2 ml/liter, kemudian digosok dengan menggunakan kain lap/spon. b. Penggantian air cucian setelah air keruh ( setiap 10 kali pencucian). c. Pembilasan dengan menggunakan air yang bersih. d. Setelah buah dibilas lalu digosok dengan spon/kain lembut. Grading A. Definisi Kegiatan memilih dan mengelompokan buah dan tingkat kematangan yang seragam. B. Tujuan Untuk mendapatkan ukuran buah dan tingkat kematangan yang seragam. C. Prosedur pelaksanaan a. Mengelompokan buah yang telah disortir berdasarkan dimeter, ukuran, bentuk buah dan tingkat kematangan yang seragam.
V1I-4
Standar Operasional Prosedur Pasca Panen
Nomor GGS VII Halaman 5/6
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
b. Buah ditimbang dan dipisahkan sesuai klasnya. Grade kualitas berdasarkan beratnya adalah sebagai berikut : A : > 250 gram B : 200 - 250 gram C : 200 gram Pelabelan A. Definisi Kegiatan menempelkan label pada buah dan kemasannya. B. Tujuan Menunjukan identitas produk (jenis, jumlah, berat, saat masak dan nama produsen). C. Porsedur pelaksanaan. a. Label ditempatkan pada kotak kemasan b. Stiker kecil ditempelkan pada buah sebagai identitas kelas buah dan produsen. Pengepakan A. Definisi Kegiatan pengemasan/penyusunan buah dalam suatu wadah B. Tujuan Melindungi buah dari kerusakan fisik selama proses penyimpanan dan pengangkutan. V1I-5
Standar Operasional Prosedur Pasca Panen
Nomor GGS VII Halaman 6/6
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
C. Prosedur Pelaksanaan a. Buah dimasukan kedalam wadah secara hati-hati dengan posisi punggung buah menghadap miring ke atas. b. Wadah dilengkapi dengan partisi kertas. Penyimpanan A. Definisi Kegiatan meletakan buah di dalam gudang B. Tujuan Mengamankan produk sebelum proses pengangkutan C. Prosedur Pelaksanaan a. Buah dalam kardus disimpan dalam gudang yang bersih. b. Buah ditumpuk, untuk peti kardus maksimum 8 tumpuk dan untuk peti kayu maksimum 4 tumpuk. c. Lama penyimpanan maksimum 2 hari. d. Kardus atau box yang masuk pertama harus keluar lebih dulu (frist in first out) - Tempat penyimpanan harus bebas dari hama.
V1I-6
Standar Operasional Prosedur Distribusi
Nomor GGS VIII Halaman 1/2
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
VIII. DISTRIBUSI A. Definisi Kegiatan memindahkan buah mangga dari gudang penyimpanan ke tempat atau tujuan pasar yang diinginkan. B. Tujuan Untuk memperlancar pemasaran hasil produk dengan tetap menjaga kondisi kesegaran buah sesuai dengan jadwal yng ditentukan oleh konsumen. C. Validasi Pengalaman Petani Kecamatan Jatigede, Kecamatan Tomo dan Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang D. Bahan dan Alat a. Surat jalan/surat ijin b. Mobil bak terbuka E. Fungsi a. Buah dalam kemasan sebaagi bahan yang didistribusikan. b. Surat jalan/surat ijin digunakan sebagai identitas pengirim.
V1II-1
Standar Operasional Prosedur Distribusi
Nomor GGS VIII Halaman 2/2
Tanggal 26 Mei 2016 Revisi ....................
c. Mobil bak terbuka digunakan untuk mengangkut kemasan buah ke daerah atau tempat sesuai tujuan dan lama perjalanan selama maksimal 3 hari ke tempat tujuan. F.
Prosedur Pelaksanaan a. Distribusi harus tepat waktu. b. Tumpukan kardus dikendaraan maksimum 8 tumpuk c. Ditutup rapat dengan terapal/container tertutup, agar tidak kehujanan/kepanasan. d. Pemindahan kardus/peti dilakukan dengan hati-hati.
VIII-2
KARTU KENDALI FORM - FORM CATATAN KEGIATAN Untuk memudahkan pelacakan dan konfirmasi kegiatan, maka dalam pembuatan form isian sebaiknya dilakukan berdasarkan blok. Bentuk form tabel isian catatan kegiatan dapat dirubah dan disesuaikan dengan kondisi serta informasi yang dibutuhkan. Berikut disajikan contoh dari form/tabel isian yang dapat digunakan dalam pencatatan kegiatan. I. PERSIAPAN LAHAN Nama Pemilik :................................... Alamat Kebun :...................................
Tanggal
Blok/ Petak
Luas (ha)
Kondisi / Riwayat Lahan
Nama & Paraf Tindakan Pelaksana
Pengawas
II. PERSIAPAN BENIH Nama Pemilik : .................................... Alamat Kebun: .................................... Tanggal
Kondisi Benih
Jumlah Benih
Sumber Benih
Kondisi Benih
Nama & Paraf Harga
Pelaksan a
Pengawas
III. PENANAMAN : Nama Pemilik : .................................... Alamat Kebun: .................................... Tanggal
Blok/ Petak
Kondisi Benih
Luas (ha)
Nama & Paraf
Bahan dan Alat yang digunakan
Pelaksana
Pengawas
IV. PEMANGKASAN Nama Pemilik : .................................... Alamat Kebun: ........................................... Tangga l
Blok/ Petak/ no pohon
Fase pertumbuha n tanaman
Jumlah (phn)
Alat
Kondisi Tanaman
Nama & Paraf Pelaksana
Penga was
V. PEMUPUKAN Nama Pemilik : .................................... Alamat Kebun: .................................... Tang gal
Blok/ Petak
Fase
Luas (ha)
Nama Pupuk
Dosis
Cuaca
Nama & Paraf Pelaksana
Pengawas
VI. PENGAIRAN Nama Pemilik : .................................... Alamat Kebun: .................................... Tanggal
Blok/ Petak
Fase Pertum buhan
Luas (ha)
Cara Pengairan
Nama & Paraf Volume air (ltr)
Pelaksana
Penga was
VII. PENYIANGAN Nama Pemilik : .................................... Alamat Kebun: .................................... Tanggal
Blok
Luas Lahan
Jumlah Pekerja
Jam kerja
Perlakuan penyiangan
Penanggung jawab
VIII. PENJARANGAN BUAH Nama Pemilik : .................................... Alamat Kebun: .................................... Tanggal
Blok/ Petak
Kondisi buah
Luas (ha)
Jumlah Buah dipetik
Jumlah Buah dipelihara
Nama & Peristiwa
IX. PENGENDALIAN OPT Nama Pemilik : .................................... Alamat Kebun: ....................................
Tgl
Fase Blok/ Luas Pertum Petak (ha) buhan
Nama Jenis Pestisi OPT da
Cara Aplika si
Dosis
Cuaca
Petugas
X. PANEN Nama Pemilik : .................................... Alamat Kebun: .................................... Tanggal
Waktu Panen
Blok/ Petak
Jumlah Produksi (kg)
Luas (ha)
Nama & Paraf Pelaksana
Pengawas
XI. PASCA PANEN Nama Pemilik : .................................... Alamat Kebun: .................................... Tanggal
Jumlah (kg)
Kebersihan tempat
Kebersi han Alat
% dalam Kelas A
B
Nama & Paraf % Rusak C
Pelaksana
Pengawas