57
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem pengendalian internal/ standar operasional prosedur (SOP) dari BJB Syariah KCP sukajadi untuk mencegah kredit macet pada pembiayaan musyarakah modal kerja yang diberikan oleh bank. Dari latar belakang yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya maka diperlukan sebuah pengendalian internal yang baik untuk mewujudkan tujuan sebuah bank, termasuk pada permasalahan pembiayaan yang diberikan kepada nasabah. Sebagaimana diketahui penyebab terjadinya kredit macet selain dari faktor eksternal bank, tapi juga faktor internal bank seperti kelalaian dan ketidakpatuhan dalam menjalankan peraturan yang telah ditetapkan. BJB Syariah yang merupakan BPD berbasis syariah akan mengalami peningkatan pembiayaan dari tahun ke tahun karena pembiayaan dapat dikatakan “jantung” perbankan, oleh karena itu jika pengendalian internal tidak dijalankan dengan baik maka potensi atas kredit macet dikemudian hari tidak dapat dihindari. Penelitian ini terarah pada penerapan sistem pengendalian internal pembiayaan Musyarakah modal kerja untuk mencegah kredit macet, oleh karena itu fokus penelitian ini kepada bagian Marketing Funding and Financing yang terjun langsung menerapkan standar yang telah ditetapkan oleh bank. hal tersebut dikarenakan bagian tersebut yang diberikan tugas pokok dan fungsi oleh BJB Syariah untuk melakukan verifikasi dan pengawasan dari awal nasabah Norman Syah Putra, 2013 ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL UNTUK MENCEGAH KREDIT MACET PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA YANG DIBERIKAN OLEH BANK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58
mengajukan pembiayaan, pada saat akad, persetujuan pembiayaan, sampai dengan pemantauan prospek usaha nasabah yang secara keseluruhan dilakukan oleh nasabah. Berkenaan dengan tempat penelitian, maka penulis akan melakukan penelitian di BJB Syariah KCP sukajadi. Alasan penulis ingin melakukan penelitian pada bank tersebut dikarenakan bank tersebut sedang fokus pada pembiayaan ditandai dengan adanya kenaikan target pembiayaan dari 60 Milyar menjadi 130 Milyar ditahun 2013 dan memang juga memberikan pelayanan atas produk Musyarakah modal kerja kepada nasabah.
3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
metode
kualitatif
deskriptif
dengan
pendekatan fenomenologi dan studi kasus. Penelitian kualitatif menurut Moleong (2008:6) adalah penelitian yang secara holistik bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian, baik itu perilakunya, persepsi, motivasi maupun tindakannya, dan secara deskripsi dalam bentuk katakata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang secara alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian deskriptif kualitatif data yang dikumpulkan dinyatakan dalam bentuk informasi tertulis, gambar-gambar, berfikir dan melihat obyek dan aktivitas orang
Norman Syah Putra, 2013 ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL UNTUK MENCEGAH KREDIT MACET PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA YANG DIBERIKAN OLEH BANK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
59
yang ada disekelilingnya dengan melakukan wawancara sehingga keadaan yang sesungguhnya dapat tergambar dengan baik. Terkait dengan pendekatan fenomenologis, maka menurut Moleong (2002:9) yakni usaha untuk memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Dalam hal ini, peneliti akan mencoba memasuki dunia subyek yang diteliti dengan lebih teliti dan mendalam. Penggunaan studi kasus pada penelitian kualitatif deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan agar dapat mengungkap atau memperoleh informasi dari data penelitian secara menyeluruh, luas dan mendalam (Sugiyono, 2008:35). Oleh karena yang diteliti merupakan penerapan sistem pengendalian internal dalam mencegah kredit macet pembiayaan Musyarakah yang dilakukan oleh bank, metode ini sangat cocok digunakan karena dapat menggambarkan obyek yang diteliti secara jelas dengan menggunakan tehnik pengumpulan data yang telah ditetapkan dalam penelitian kualitatif. 3.2.2
Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.2.2.1 Sumber Data Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan ialah data primer dan data sekunder, data primer yakni data yang diperoleh langsung dari informan yang bersangkutan. Menurut Hasan (2002: 82) “data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau bersangkutan yang memerlukannya.” Menurut Sugiyono (2005: 62) “data primer adalah sumber langsung yang memberikan data pada pengumpul data.”
Norman Syah Putra, 2013 ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL UNTUK MENCEGAH KREDIT MACET PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA YANG DIBERIKAN OLEH BANK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60
Ruslan (2003: 29) “data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian perorangan, kelompok dan organisasi.” Menurut Lofland dan Lofland dalam Metode Penelitian Kualitatif (Moleong, 2009:157), beliau mengatakan bahwa “sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.”. Moleong juga menyebutkan bahwa kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama yang kemudian sumber data utama akan dicatat ke dalam catatan-catatan tertulis melalui media-media pendukung (2009:157). Berikut ini merupakan informan yang peneliti lakukan terkait dengan penelitian yang akan dilakukan: Tabel 3.1 Keterangan Mengenai Informan No.
Nama
Jabatan
Jumlah
1.
Rian Taufik Maulana
Pemimpin Kantor Cabang Pembantu
1
2.
Novita Sofia Ferdianti
Manajer Operasional
1
3.
Vera Yudiarti
Financing Support and
Juwita
Back Office
1
Administration 4.
Moch. Reza Nugraha
Marketing Funding and Financing
1
5.
Annisa Nadya Hedyanthi
Customer Service
1
Norman Syah Putra, 2013 ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL UNTUK MENCEGAH KREDIT MACET PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA YANG DIBERIKAN OLEH BANK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
61
Selain itu, data sekunder merupakan data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain ataupun dokumen. (Sugiyono, 2013:62). Data sekunder menjadi penting mengingat dalam pengumpulan data dari informan perlu diverifikasi melalui berbagai sumber lainnya yang dapat mendukung data yang telah ditemukan sehingga menjadi lebih valid. 3.2.2.2 Teknik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data menjadi suatu hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian, karena tujuan dari sebuah penelitian ialah mendapat data. Jika tehnik dalam pengumpulan data tidak diketahui/digunakan maka data yang diperoleh tidak sesuai dengan standar data yang telah ditetapkan. Secara umum teknik pengumpulan data terdapat empat macam yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi. (Sugiyono, 2013:63). 1. Pengumpulan Data dengan Observasi a. Macam-macam observasi Marshall (1995) (dalam Sugiyono, 2013:64) menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Atau jika diterjemahkan berarti melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Menurut
Sanafiah
Faisal
(1990)
(dalam
Sugiyono,
2013:64)
mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt
Norman Syah Putra, 2013 ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL UNTUK MENCEGAH KREDIT MACET PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA YANG DIBERIKAN OLEH BANK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
62
observation dan covert observation), dan obsevasi yang tak berstruktur (unstructured observation). Selanjutnya Spradley (dalam Sugiyono, 2013:64) membagi observasi berpartisipasi menjadi empat, yaitu pasive participation, moderate participation, active participation, dan complete participation. b. Observasi Partisipatif Sugiyono (2013:64) menyebutkan bahwa dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut mengerjakan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Susan Stainback (1988) (dalam Sugiyono, 2013: 65) menyatakan “In participant observation, the researcher observes what people do, listen to what the say, and participates in their activities”. Dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka. Seperti yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, bahwa observasi partisipatif dapat digolongan menjadi empat yaitu pasive participation, moderate participation, active participation, dan complete participation. Berikut merupakan penjelasan singkat mengenai observasi partisipasi pasif. Partisipasi pasif (pasive participation) : means the research is present at the scene of action but does not interact or participate. Jadi dalam hal ini peneliti
Norman Syah Putra, 2013 ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL UNTUK MENCEGAH KREDIT MACET PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA YANG DIBERIKAN OLEH BANK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
63
datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Penulis menggunakan observasi partisipatif pasif yang cocok sebagai teknik pengumpulan data karena selama penulis melakukan Program Latihan Akademik (PLA) penulis telah melakukan observasi partisipasi aktif selama lebih kurang dua bulan. Oleh karena itulah untuk penelitian kali ini penulis hanya perlu melakukan observasi pasif dengan waktu observasi satu minggu sejak tanggal 2025 Mei 2013 bersamaan dengan memulai wawancara kepada informan. c. Tahapan Observasi Menurut Spradley (1980) (dalam Sugiyono, 2013: 69) tahapan observasi ada tiga yaitu: 1. Observasi deskriptif Observasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi sosial tertentu sebagai obyek penelitian. Pada tahap ini peneliti belum membawa masalah yang akan diteliti, maka peneliti melakukan penjelajahan umum, dan menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar dan dirasakan. Semua data direkam sehingga hasil dari observasi ini disimpulkan dalam keadaan yang belum tertata. Observasi tahap ini sering disebut sebagai grand tour observation, dan peneliti menghasilkan kesimpulan pertama. Menurut penulis observasi tahap ini telah dilakukan pada saat peneliti melakukan Program Latihan Akademik (PLA) dengan melakukan obervasi yang terdiri dari pengecekan dokumen, melihat proses pengajuan pembiayaan sampai ketahap
Norman Syah Putra, 2013 ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL UNTUK MENCEGAH KREDIT MACET PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA YANG DIBERIKAN OLEH BANK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
64
pemberian pembiayaan sampai kepada pemantauan usaha nasabah yang ditunjukan oleh dokumentasi foto kunjungan. 2. Observasi terfokus Pada tahap ini peneliti sudah melakukan mini tour observation, yaitu suatu observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu. Observasi ini disebut juga dengan observasi terfokus, karena pada tahap ini peneliti melakukan analisis taksonomi sehingga dapat menemukan fokus. Pada tahap ini peneliti sudah memfokuskan diri kepada permasalahan yang diajukan kedalam penelitian ini, yaitu bagaimana sistem pengendalian internal bank untuk mencegah kredit macet pembiayaan Musyarakah modal kerja yang diberikan bank dan apakah sistem pengendalian internal tersebut telah dijalankan untuk dapat mencegah kredit macet yang diberikan. 3. Observasi terseleksi Pada tahap ini peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan sehingga datanya lebih rinci. Dengan melakukan analisis komponensial terhadap fokus, maka pada tahap ini penulis telah menemukan karakteristik, kontras-kontras/ perbedaan dan kesamaan antar kategori, serta menemukan hubungan antar satu kategori dengan kategori lain. Pada tahap ini diharapkan peneliti telah dapat menemukan pemahaman yang mendalam atau hipotesis. Menurut Spradley, observasi terseleksi ini masih dinamakan mini tour observation. 2. Pengumpulan Data Wawancara/Interview a. Pengertian Wawancara
Norman Syah Putra, 2013 ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL UNTUK MENCEGAH KREDIT MACET PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA YANG DIBERIKAN OLEH BANK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
65
Esterberg (2002) (dalam Sugiyono, 2013: 72) mendefinisikan interview sebagai berikut. “a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya-jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. b. Wawancara tak berstruktur (unstructured interview) Wawancara tidak berstruktur menurut Sugiyono (2013:74) ialah wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara
yang
digunakan
hanya
berupa
garis-garis
besar
permasalahan yang akan ditanyakan. Untuk mendapatkan gambaran permasalahan lebih lengkap, maka peneliti perlu melakukan wawancara kepada beberapa pihak yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Dalam penelitian ini penulis akan menggali informasi dari bagian Marketing Funding and Financing, Manajer Operasional, Pemimpin Kantor Cabang Pembantu, serta Satuan Kerja Khusus Pembiayaan Bermasalah. Untuk mendapatkan hasil wawancara yang terekam/terdokumentasi dengan baik, maka penulis akan menggunakan alat pendukung dalam wawancara sehingga hasil wawancara lebih valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Alatalat wawancara itu antara lain:
Norman Syah Putra, 2013 ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL UNTUK MENCEGAH KREDIT MACET PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA YANG DIBERIKAN OLEH BANK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
66
a. Buku Catatan : berfungsi untuk melakukan pencatatan dari mulai dari yang terkecil sampai hal-hal yang besar, buku catatan tidak hanya diartikan dalam bentuk buku karena seiring berkembangnya tehnologi terdapat media dalam mencatat hal-hal yang diperlukan seperti note book, komputer yang berukuran kecil, dan laptop untuk mencatat data hasil wawancara. Hal-hal yang akan dicatat dalam buku catatan ini seperti standar operasional prosedur bank dalam mencegah kredit macet dan catatan lain yang diperlukan. b. Tape Recorder : berfungsi untuk mencatat semua percakapan atau pembicaraan. Dengan adanya Tape Recorder maka adanya mis informasi dapat dihindari. Tape Recorder akan dapat memudahkan peneliti dalam melakukan wawancara kepada pihak bank sehingga data yang diperoleh akan valid. c. Camera : Camera sangat diperlukan untuk mendokumentasikan peneliti yang sedang melakukan wawancara dengan informan/sumber data. Dengan adanya hasil dari Camera yang berbentuk foto ini, maka dapat meningkatkan keabsahan penelitian akan lebih terjamin, karena peneliti betul-betul sedang melakukan penelitian. Camera dalam penelitian ini akan digunakan untuk mendokumentasikan
dokumen-dokumen
serta
kegiatan
lainnya
yang
membutuhkan camera sebagai dokumentasi. Dalam wawancara pada penelitian ini, maka peneliti akan memberikan batasan atas tema dari wawancara yang akan diberikan yaitu: a. Sistem pengendalian internal yang ada pada BJB Syariah KCP Sukajadi yang berbentuk
Standar
Operasional
Prosedur
(SOP)
sehingga
Norman Syah Putra, 2013 ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL UNTUK MENCEGAH KREDIT MACET PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA YANG DIBERIKAN OLEH BANK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat
67
mengidentifikasi informasi dengan jelas atas prosedur dan kualitas pegawai pada pengendalian pemberian pembiayaan pada calon nasabah. Data yang diambil berbentuk wawancara yang dilakukan kepada bagian Marketing Funding and Financing dengan sub-sub pertanyaan sebagai acuan kepada pihak internal sebagai berikut. 1) Integritas dan etika. 2) Komitmen terhadap kompetensi. 3) Pemberian wewenang dan tanggung jawab. 4) Kebijakan praktik sumber daya manusia. 5) Aktifitas pengendalian. b. Data yang menyangkut sisi positif keadaan sistem pengendalian intern sehingga keadaan yang ada pada bank dapat diketahui sisi kelebihannya dan akan menjadi nilai lebih pada perusahaan, data yang diperoleh dengan melakukan wawancara dengan bagian Marketing Funding and Financing dan Account Officer. Adapun penilaian dasar pada hasil kesimpulan yang menyatakan sisi positif bank ialah sebagai berikut. 1) Pedoman yang berkaitan dengan prosedur pembiayaan. 2) Kualifikasi keadaan dan aturan yang tertera atas isi surat perjanjian aplikasi pembiayaan serta paket dokumen syarat dalam pengajuan pembiayaan. 3) Penilaian pada pihak internal yaitu bagian Marketing Funding and Financing atas kualitas dan kuantitas pertemuan serta pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak pusat atas pengendalian yang dilakukan kepada pihak Marketing Funding and Financing.
Norman Syah Putra, 2013 ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL UNTUK MENCEGAH KREDIT MACET PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA YANG DIBERIKAN OLEH BANK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
68
4) Pemeriksaan pada data nasabah yang dilakukan bagian Marketing Funding and Financing atas kendala bank dalam pengendalian atas kredit macet. 5) Pemeriksaan atas pengadministrasian dokumen yang menjadi data penting bagi bank dan juga nasabah. c. Data yang menyangkut sisi negatif dari sistem pengendalian intern sehingga dapat dilihat kekurangan yang ada untuk dijadikan evaluasi bagi bank, untuk data yang diambil juga menggunakan metode wawancara dengan sumber data yaitu bagian Marketing Funding and Financing dan Account Officer. Adapun penilaian dasar kesimpulan dari sisi negatif bank ialah sebagai berikut. 1) Data mengenai analisis tingkat kemampuan pengembalian calon nasabah yang juga diberikan kepada nasabah untuk menilai dan meneliti serta menghitung besar agunan yang menjadi syarat dalam pembiayaan. 2) Penambahan jumlah agunan untuk lebih memperkuat dan menyakinkan bank atas pembiayaan yang diberikan dapat dikembalikan. 3) Data mengenai laporan keuangan calon nasabah yang juga untuk memperkuat dan menyakinkan bank bahwa calon nasabah memiliki kemampuan membayar kewajibanya. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara tidak berstruktur dilakukan peneliti dari tanggal 20 Mei- 7 Juni 2013 atau kurang lebih tiga minggu dengan informan yang berhasil ditermui yaitu Pemimpin BJB Syariah KCP Sukajadi, Manajer Operasional, Marketing Funding and Financing, Financing Support and Back Office Administration, dan Customer Service. 3.2.3 Instrumen Penelitian
Norman Syah Putra, 2013 ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL UNTUK MENCEGAH KREDIT MACET PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA YANG DIBERIKAN OLEH BANK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
69
Adapun instrumen dalam penelitian kualitatif ini adalah: 1. Instrumen yang paling utama adalah peneliti sendiri (Sugiyono, 2008:59). Dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrumen penelitian utama karena sesuatu yang akan dicari dari objek penelitian belum begitu jelas, baik itu dari segi masalahnya, prosedur penelitiannya, ataupun dari hasil yang diharapkan (Sugiyono, 2008:60). Menurut Nasution (Sugiyono, 2008), dalam penelitian kualitatif, segala sesuatunya masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu berlangsung, tidak ada pilihan lain selain peneliti itu sendiri sebagai alat yang dapat mencapainya. Disisi lain peneliti kualitatif berfungsi untuk menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan kesimpulan atas semuanya (Sugiyono, 2008:60). 2. Kerangka wawancara, sebagai dasar acuan dalam wawancara dan disusun berdasarkan teori kecerdasan emosional Goleman (1995) yang terdiri dari lima dimensi yaitu. a. Mengenali emosi diri (knowing ones’s emotions-self awareness). b. Mengelola emosi (managing emotions). c. Motivasi diri sendiri (motivating oneself). d. Mengenali emosi orang lain (recognizing emotions in other). e. Membina hubungan (handling relationship). Kerangka wawancara dalam penelitian kualitatif ini merupakan panduan untuk menggali informasi dari subjek namun dalam proses perkembangannya pertanyaan tersebut bisa ditambah atau dikurangi.
Norman Syah Putra, 2013 ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL UNTUK MENCEGAH KREDIT MACET PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA YANG DIBERIKAN OLEH BANK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
70
3. Lembar anamnesa atau riwayat hidup singkat subjek penelitian, ini merupakan hal yang penting agar dapat mengetahui deskripsi diri dari subjek yang akan kita teliti dan mengenal lebih jauh subjek yang kita teliti. 3.2.4
Teknik Analisis Data Metode analisis kualitatif merupakan kajian yang menggunakan data-data
teks, persepsi, dan bahan-bahan tertulis lain untuk mengetahui hal-hal yang tidak terukur dengan pasti (intangible). Teknik analisis data merupakan proses pengaturan urutan data, pengorganisasian yang mengarah kepada suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pendekatan tunggal dalam analisis data.
3.2.4.1 Reduksi Data/ Data Reduction Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya Sugiyono (2013:92). Dengan begitu data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Data yang di reduksi diperoleh dari dokumen yang diperoleh dilapangan, serta hasil wawancara dari para informan. Data tersebut sebelum disajikan maka akan direduksi terlebih dahulu. 3.2.4.2 Penyajian Data/ Data Display
Norman Syah Putra, 2013 ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL UNTUK MENCEGAH KREDIT MACET PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA YANG DIBERIKAN OLEH BANK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
71
Setelah melakukan reduksi data, maka langkah selanjutnya yaitu menyajikan data, kalau dapat penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2013:95) dapat disajikan dalam bentuk gambar,tabel,grafik,pictogram, phie chart dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penyajian data, maka data yang terkumpul baik itu kelengkapan dokumen, hasil observasi dan wawancara secara keseluruhan akan lebih disajikan dalam bentuk tabel agar nantinya data yang diperoleh dapat di analisis dalam bentuk deskriptif lebih mudah dan dapat dipahami. Pada penelitian ini, peneliti mengungkapkan dan menyajikan data yang didapat secara gamblang dari lapangan melalui teks yang bersifat naratif. Selain itu, penyajian data berupa bagan, flowchart, tabel ataupun grafik peneliti sajikan apabila diperlukan dalam proses pengungkapan data, namun menurut peneliti tidak diperlukan karena teks yang bersifat naratif sudah menjelaskan hasil penelitian dengan baik. 3.2.4.3 Conclusion Drawing/ verification Langkah ketiga dalam analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013:99) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak menemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan
data
berikutnya.
Tetapi
apabila
kesimpulan
yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
Norman Syah Putra, 2013 ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL UNTUK MENCEGAH KREDIT MACET PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA YANG DIBERIKAN OLEH BANK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
72
konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dipaparkan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan diawal, namun juga tidak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif memiliki rumusan masalah yang berubah pada saat peneliti terjun kelapangan. Kesimpulan dalam penelitian ini diungkapkan berupa gambaran atau teks secara deskripsi berdasarkan hasil penelitian di lapangan.
3.2.5
Pengujian Kredibiltas Data
3.2.5.1 Triangulasi Triangulasi merupakan salah satu alat untuk menguji keabsahan penelitian kualitatif pada waktu proses pengumpulan data dan pada saat menentukan keabsahan data pada saat pemeriksaan. Moleong (2005:330) menyebutkan bahwa triangulasi adalah “teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan yang lain”. Triangulasi sumber menurut Menurut Burhan Bungin, (2010:257) ialah 1) membandingkan data hasil pengamatan dan hasil wawancara, 2) membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, 3) membandingkan dengan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, 4) membandingkan Norman Syah Putra, 2013 ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL UNTUK MENCEGAH KREDIT MACET PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA YANG DIBERIKAN OLEH BANK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
73
keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapatdan pandangan orang lain seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada dan orang pemerintahan, 5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Teknik pengujian kredibilitas selanjutnya yang lain digunakan oleh peneliti ialah triangulasi dengan teori. Triangulasi dengan teori menurut Patton (Moleong, 2010:331) yaitu, “hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakannya penjelasan banding (rival explanation). Triangulasi dengan teori dilakukan oleh peneliti dengan membandingkan hasil wawancara dengan teori yang relevan dengan penelitian ini. 3.2.5.2 Menggunakan bahan Referensi Sugiyono (2013:128) menyatakan yang dimaksud bahan referensi disini ialah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara, data tentang interaksi manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto. Sehingga data yang ada dapat lebih dipercaya kebenarannya. Dalam penelitian ini peneliti lebih memfokuskan referensi dalam bentuk buku dan jurnal-jurnal penelitian yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan sehingga pemaparan pembahasan hasil penelitian lebih akurat.
Norman Syah Putra, 2013 ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL UNTUK MENCEGAH KREDIT MACET PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA YANG DIBERIKAN OLEH BANK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu