STANDAR AKADEMIK SEKOLAH TINGGI ALMA ATA
Standar Akademik Sekolah Tinggi Alma Ata AA-PJM-SA.08.1 Revisi
: -
Tanggal
: 11 Januari 2008
Dikaji ulang oleh
: Direktur Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
Dikendalikan oleh
: Pusat Jaminan Mutu
Disetujui oleh
: Act. Rektor Perguruan Tinggi Alma Ata
© Perguruan Tinggi Alma Ata, 2009 – All Rights Reserved Perguruan Tinggi Alma Ata Revisi ke
Tanggal
-
11 Januari 2008
Kebijakan Akademik
Disetujui oleh
AA-PJM-SA.08.1
Act. Rektor
1
STANDAR AKADEMIK SEKOLAH TINGGI ALMA ATA
Kata Pengantar Assalamu’alaikum Wr Wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Alloh SWT yang senantiasa memberi rahmat dan karuniaNya kepada kita. Atas bimbingan dan pertolonganNya jugalah Standar Akademik Sekolah Tinggi (ST) Alma Ata setelah melalui diskusi panjang akhirnya selesai disusun dan dapat dipakai sebagai acuan dalam pengembangan pendidikan tinggi di lingkungan Alma Ata. Standar Akademik ST Alma Ata merupakan pernyataan untuk mengarahkan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan akademik lembaga dan civitas akademika dalam naungan ST Alma Ata. Sekolah Tinggi Alma Ata yang dimaksud disini adalah ST yang bernaung dibawah Yayasan Alma Ata, meliputi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) dan Sekolah Tinggi Ilmu Agama (STIA). Secara umum Standar Akademik ST Alma Ata merupakan landasan bagi pengembangan program akademik, sumberdaya akademik, prosedur kegiatan akademik, dan evaluasi akademik di lingkungan ST Alma Ata. Secara khusus Standar Akademik ST Alma Ata merupakan landasan bagi penyusunan visi, misi, dan tujuan lembaga/ program pendidikan, pengembangan kurikulum, proses pembelajaran, mahasiswa, dosen, dan sumberdaya manusia, kesehatan lingkungan dan keselamatan, sumber belajar, penelitian dan pengembangan, etika, peningkatan mutu berkelanjutan serta penyelenggaraan dan administrasi. Standar Akademik ST Alma Ata terdiri atas 11 kelompok, masing-masing kelompok memiliki beberapa pernyataan dan secara keseluruhan Standar Akademik ST Alma Ata memiliki 169 pernyataan. Suatu pernyataan menggunakan kata “harus” apabila pernyataan tersebut bersifat mendasar dan dapat dipenuhi dalam kurun waktu tertentu yang ditentukan oleh pengelola ST, dan menggunakan kata “seharusnya” apabila bersifat pengembangan kualitas. Setiap Program Studi sesuai dengan karakteristiknya mengembangkan Standar Akademik secara spesifik. Terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memabntu pengembangan standar akademik ST Alma Ata ini, semoga menjadi amal jariyah dan bermanfaat bagi pengembangan pendidikan tinggi di lingkungan Alma Ata. Amien. Wassalamu’alaikum Wr Wb. Sekolah Tinggi Alma Ata Ketua,
Prof. Dr. H.Hamam Hadi, MS., Sc.D
I. VISI, MISI DAN TUJUAN PENDIDIKAN 2
STANDAR AKADEMIK SEKOLAH TINGGI ALMA ATA
I.A.1. I.A.2. I.A.3. I.A.4. I.A.5. I.A.6. I.B.1. I.B.2. I.B.3. I.B.4. I.B.5. I.B.6. I.B.7. I.B.8. I.B.9. I.B.10. I.C.1. I.C.2. I.C.3. I.C.4.
Visi harus merupakan cita-cita bersama yang dapat menjadi sumber inspirasi, motivasi, dan kekuatan pembimbing yang merasuki pikiran dan tindakan segenap pihak yang berkepentingan. Visi harus merupakan cita-cita yang dapat memberikan inspirasi bagi segenap pihak yang berkepentingan untuk bertindak. Visi harus memuat tujuan dan ruang lingkup kerja yang khas dari lembaga. Dalam tahap pertama, Visi ST Alma Ata harus dirumuskan bersama oleh Pimpinan Yayasan, Pimpinan Sekolah Tinggi di lingkungan Alma Ata dengan pihak-pihak utama yang berkepentingan. Visi seharusnya ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat. Visi seharusnya dirumuskan berdasarkan masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan. Misi harus memberikan arahan dalam mewujudkan visi dan dinyatakan dalam tujuan-tujuan yang dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu (3-5 tahun) Misi harus mengandung pokok-pokok mengenai bentuk kegiatan utama yang dapat menjadi landasan hubungan kerja serta pengalokasian sumberdaya segenap pihak yang berkepentingan. Misi harus menunjukkan ruang lingkup hasil yang hendak dicapai oleh lembaga dan tingkat pengetahuan, ketrampilan, serta sikap dasar yang disyaratkan bagi hasil yang dimaksud. Misi harus menunjukkan ruang lingkup pasar yang dituju. Misi harus menunjukkan ruang lingkup geografis yang menjadi sasaran. Misi harus memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan kebijakan lembaga. Dalam tahap pertama Misi harus dirumuskan bersama oleh Pimpinan Yayasan, dan para pimpinan ST di lingkungan Alma Ata dengan pihak-pihak utama yang berkepentingan. Misi harus dapat menjadi tolak ukur dalam evaluasi baik di seluruh lembaga maupun bagian-bagiannya. Misi seharusnya disusun berdasarkan masukan-masukan dari segenap pihakpihak yang berkepentingan. Misi seharusnya memberi keluwesan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan lembaga yang terlibat Tujuan Pendidikan harus disusun selaras dengan visi dan misi Yayasan dan Sekolah Tinggi Alma Ata. Tujuan Pendidikan harus relevan dengan kebutuhan masyarakat. Tujuan Pendidikan harus disusun sehingga dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan jenjang pendidikan. Tujuan Pendidikan harus dikomunikasikan secara eksplisit kepada dosen, mahasiswa, dan pihak-pihak yang berkepentingan.
II. KURIKULUM PROGRAM STUDI 3
STANDAR AKADEMIK SEKOLAH TINGGI ALMA ATA
II.A.1. II.A.2. II.B.1. II.B.2. II.C.1. II.C.2. II.C.3.
Kurikulum harus membekali lulusan dengan kemampuan untuk mengikuti pendidikan seumur hidup, untuk mengembangkan kemampuan diri, dan untuk menerapkan keahliannya. Kurikulum harus disusun secara berkesinambungandan berimbang antara mata kuliah dasar, mata kuliah lanjutan, dan mata kuliah keahlian. Kurikulum harus dirancang secara efektif untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa. Kurikulum harus mengikuti system kredit semester. Kurikulum harus secara berkala dievaluasi dan direvisi. Kurikulum harus bersifat komprehensif dan fleksibel dalam mengadaptasi kemajuan ilmu dan teknologi. Kurikulum seharusnya memuat pengembangan ilmu dan teknologi yang mutakhir.
III. PROSES PEMBELAJARAN DAN EVALUASI HASIL STUDI III.A.1. III.A.2.
III.A.3.
III.B.1. III.B.2. III.B.3. III.B.4. III.B.5. III.B.6. III.B.7. III.B.8.
Proses pembelajaran harus melibatkan mahasiswa secara aktif. Proses pembelajaran harus diarahkan agar mahasiswa mencapai “high order thinking” dan kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan aktivitas intelektual yang berupa berpikir, berargumentasi, mempertanyakan, meneliti, dan memprediksi. Proses pembelajaran harus dipahami sebagai keterlibatan mahasiswa secara aktif dalam proses belajar yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan mendalam untuk mencapai pemahaman konsep, bukan sesuatu yang sematamata diberikan oleh pengajar. Mahasiswa yang harus mencapai tujuan pembelajaran di perguruan tinggi. Proses pembelajaran harus diarahkan agar mahasiswa dapat memahami perkembangan pengetahuan serta mencari informasi langsung ke sumbernya. Proses pembelajaran harus diarahkan agar mahasiswa mampu mengolah informasi menjadi pengetahuan. Proses pembelajaran harus diarahkan agar mahasiswa mampu menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah. Proses pembelajaran harus diarahkan agar mahasiswa mampu mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain. Proses pembelajaran harus meningkatkan rasa ingin tahu mahasiswa. Proses pembelajaran harus didasarkan pada tujuan perkuliahan, yang konsisten dengan tujuan. Proses pembelajaran harus direncanakan secara sistematis dengan merujuk pada perkembangan mutakhir metode pembelajaran. Proses pembelajaran harus dilakukan secara efektif, dengan memperhatikan semua kelompok mahasiswa, termasuk yang cacat fisik. 4
STANDAR AKADEMIK SEKOLAH TINGGI ALMA ATA
III.B.9. III.B.10. III.B.11. III.B.12.
III.B.13. III.B.14.
III.C.1. III.C.2.
Proses pembelajaran harus diarahkan agar mahasiswa dapat mengembangkan belajar mandiri dan belajar kelompok dengan proporsi yang wajar. Proses pembelajaran harus lebih ditekankan pada pemahaman konsep daripada menghapal. Metoda pembelajaran seharusnya bervariasi, inovatif dan tepat untuk mencapai tujuan perkuliahan, dengan cara yang efektif dan efisien dalam menggunakan fasilitas, peralatan, dan alat bantu yang tersedia. Irama proses pembelajaran seharusnya memperhatikan sifat alamiah kurikulum, kemampuan mahasiswa, dan pengalaman belajar sebelumnya yang bervariasi serta kebutuhan khusus bagi mahasiswa dari yang mampu belajar dengan cepat sampai yang lambat. Proses pembelajaran seharusnya diperkaya melalui lintas kurikulum, hasilhasil penelitian dan penerapannya, serta ketrampilan kerja kelompok. Proses pembelajaran seharusnya diarahkan pada pendekatan kompetensi dan pendekatan perilaku supaya dapat menghasilkan lulusan yang: a. Mudah beradaptasi b. Memiliki motivasi c. Kreatif d. Mandiri e. Mempunyai etos kerja yang tinggi f. Memahami belajar seumur hidup g. Berpikir logis dalam menyelesaikan masalah. Jurusan/ Program Studi harus mempunyai suatu kebijakan yang adil, bertanggung jawab, dan berkesinambungan tentang evaluasi hasil studi. Seluruh kebijakan evaluasi hasil studi harus disosialisasikan ke seluruh staf akademik.
III.D.1.
Kebijakan tentang evaluasi hasil studi seharusnya ditinjau secara periodik, didasarkan pada data-data kegagalan/ kendala selama pengimplementasian kebijakan sebelumnya termasuk temuan dari penguji eksternal dalam rangka menempatkan kebijakan baru yang lebih adil dan bertanggung jawab.
III.E.1.
Jurusan/ Program Studi harus mempunyai prosedur yang mengatur tentang transparansi sistem evaluasi hasil studi baik untuk penilaian formal (ujian tengah semester, ujian akhir semester, response, dll) maupun penilaian berkesinambungan (PR, kuis, tugas kelas/ kelompok, antusiasme dalam diskusi kelas/ kelompok maupun dalam menjawab pertanyaan di kelas/ kelompok, dll). Semua staf akademik harus mengembalikan penilaian umpan balik tepat waktu dan harus diadministrasikan dengan baik. Jurusan/ Program Studi harus mempunyai prosedur yang mengatur tentang mekanisme penyampaian ketidakpuasan mahasiswa terhadap keterlambatan penilaian umpan balik. Jurusan/ Program Studi harus mempunyai prosedur yang mengatur tentang mekanisme penyampaian ketidakpuasan mahasiswa terhadap nilai akhir ujiannya.
III.E.2. III.E.3. III.E.4.
5
STANDAR AKADEMIK SEKOLAH TINGGI ALMA ATA
III.F.1. III.F.2. III.F.3. III.F.4. III.F.5.
Pengaturan penilaian seharusnya meliputi semua tujuan dan aspek kurikulum yang diajarkan. Seperangkat metode penilaian seharusnya disiapkan dan dipakai secara terencana untuk tujuan diagnostik, formatif dan sumatif, sesuai dengan metode/ strategi pembelajaran yang digunakan. Seharusnya dibuat prosedur yang dipakai secara berkala untuk memastikan bahwa sedapat mungkin skema-skema penilaian adalah valid, dapat diandalkan dan diterapkan dengan adil. Kemajuan yang dicapai oleh mahasiswa seharusnya dimonitor dan direkam secara bersistem, diumpanbalikkan ke mahasiswa dan diperbaiki secara berkala. Kehandalan dan kesahihan metode penilaian seharusnya didokumentasikan dan secara periodik dievaluasi serta metode penilaian baru dikembangkan dan diuji.
IV. PENGEMBANGAN STAF AKADEMIK IV.A.1. IV.A.2. IV.A.3. IV.A.4. IV.A.5.
Pengembangan staf akademik harus mengacu pada kebutuhan penyelenggaraan kurikulum. Komposisi staf akademik harus sesuai dengan kebutuhan kurikulum dalam hal kualitas staf, pengalaman, bakat, umur, status, dan sebagainya. Rekruitmen dan promosi staf akademik harus dilakukan berdasarkan asas kemanfaatan dan kepatutan yang meliputi aspek pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Pengembangan staf harus diidentifikasi secara sistematis sesuai dengan aspirasi individu, kebutuhan kurikulum, dan kelembagaan. Pengembangan staf akademik seharusnya memperhatikan rasio dosen : mahasiswa
IV.B.1.
Staf akademik harus dimanfaatkan secara efektif: a. Peran dan hubungan harus didefinisikan dan dimengerti dengan baik. b. Tugas-tugas yang diberikan kepada staf harus sesuai dengan kualifikasi, pengalaman, dan bakat yang dimiliki. c. Harus ada proses review, konsultasi, dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan kelembagaan.
IV.C.1.
Manajemen waktu dan sistem insentif harus dikaitkan dengan kualitas pengajaran dan pembelajaran. Harus ada evaluasi kinerja dosen secara periodic berdasarkan Time Motion Equivalence (TME) (Cari rumusnya). Staf akademik dan staf pendukung harus diberi kesempatan untuk melakukan aktifitas-aktifitas untuk kepentingan pengembangan diri sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang ada.
IV.C.2. IV.C.3.
IV.D.1. IV.D.2.
Staf akademik harus mampu merefleksikan praktek pengajaran yang dimiliki. Staf akademik harus mampu mengidentifikasi kebutuhan dan 6
STANDAR AKADEMIK SEKOLAH TINGGI ALMA ATA
IV.D.3. IV.D.4. IV.D.5. IV.D.6. IV.D.7.
mengembangkan rencana untuk pengembangan yang berkelanjutan. Staf akademik seharusnya mampu merancang dan melaksanakan program pembelajaran yang rasional, sesuai dengan tuntutan kebutuhan lokal, nasional, regional, dan internasional. Staf akademik seharusnya mampu menggunakan berbagai metode pengajaran dan pembelajaran dan memilih yang paling cocok untuk mencapai outcome pembelajaran yang dikehendaki. Staf akademik seharusnya mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai macam media untuk pengajaran. Staf akademik seharusnya mampu menggunakan beberapa teknik untuk menilai kerja mahasiswa dan mengaitkannya dengan outcome pembelajaran yang dikehendaki. Staf akademik seharusnya mampu memonitor dan mengevaluasi performance pengajaran yang dia miliki dan mengevaluasi program yang dilakukan.
V. MAHASISWA V.A.1. V.A.2. V.A.3. V.A.4.
V.B.1. V.B.2. V.B.3. V.C.1.
V.C.2.
Sekolah Tinggi harus mempunyai kebijakan tentang penerimaan mahasiswa baru berdasarkan kesempatan yang sama. Jurusan/ Program Studi harus mempunyai prosedur seleksi di tingkat program studi yang memastikan bahwa calon mahasiswa memenuhi syarat-syarat spesifik yang ditentukan. Jurusan/ Program Studi harus menentukan jumlah mahasiswa baru yang dapat diterima disesuaikan dengan kapasitas yang ada untuk semua tahap pendidikan. Kebijakan tentang penerimaan mahasiswa baru harus terus-menerus direvisi secara reguler agar sesuai dengan kepentingan stakeholders dan kebutuhan masyarakat. Jurusan/ Program Studi harus mempunyai program pembimbingan akademik untuk mahasiswa. Jurusan/ Program Studi harus mempunyai program konseling untuk mahasiswa. Program konseling untuk mahasiswa seharusnya mempertimbangkan latar belakang sosial dan ekonomi mahasiswa serta permasalahan individu. Sekolah Tinggi/ Jurusan/ Program Studi harus mempunyai kebijakan tentang perwakilan dan partisipasi mahasiswa dalam mendesain, mengelola dan mengevaluasi kurikulum serta hal-hal lain yang berhubungan dengan mahasiswa. Sekolah Tinggi/ Jurusan/ Program Studi seharusnya mendorong mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan ektrakurikuler dan organisasi mahasiswa.
VI. STANDAR KEAMANAN DAN KESEHATAN LINGKUNGAN 7
STANDAR AKADEMIK SEKOLAH TINGGI ALMA ATA
VI.A.1.
Infrastruktur ST harus memenuhi persyaratan teknis dan pengaturan bangunan serta kesehatan lingkungan yang ditentukan ST Alma Ata dan departemen teknis terkait.
VI.A.2. VI.A.3.
Sekolah Tinggi harus memiliki standar fasilitas pembelajaran secara umum. Setiap Program Studi harus memiliki rancangan fasilitas dengan mengacu standar pembelajaran yang berlaku untuk program studi tersebut. Setiap Program Studi harus menyusun prioritas pengembangan fasilitas sesuai dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-masing.
VI.A.4. VI.B.1. VI.B.2. VI.B.3.
Dosen dan staf administrasi harus berusaha maksimal untuk menciptakan lingkungan sosial yang kondusif untuk atmosfer akademik yang efisien. Dosen dan staf administrasi harus berusaha maksimal untuk memberikan linmgkungan psikologis kepada mahasiswa sehingga mendukung proses pembelajaran. Dosen harus maksimal untuk mengembangkan intelektualitas, perasaan, sikap, dan nilai-nilai mahasiswa.
VII. SUMBER-SUMBER BELAJAR DAN MENGAJAR VII.1. VII.2. VII.3. VII.4. VII.5. VII.6. VII.7. VII.8. VII.9. VII.10. VII.11. VII.12.
Infastruktur fasilitas fisik harus dituangkan dalam rencana dasar (master plan) yang meliputi gedung dan laboratorium yang ada sekarang serta rencana pengembangannya. Infrastruktur fasilitas fisik harus direncanakan secara sistematis agar selaras dengan pertumbuhan kegiatan akademik. Ruang kuliah harus dilengkapi dengan sarana penunjang, minimal tersedia papan tulis, OHP dan pengeras suara. Ruang laboratorium untuk ilmu-ilmu eksakta, sosial dan bahasa harus mempunyai peralatan yang sejalan dengan perkembangan IPTEK. Peralatan di runag laboratorium harus dilengkapi dengan manual yang jelas sehingga tidak terjadi kekeliruan yang akan menimbulkan kerusakan. Perpustakaan ST harus dilengkapi dengan fasilitas peminjaman buku dan jurnal sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika. Perpustakaan ST dan perpustakaan program studi harus membuka pelayanan minimal 10 jam pada hari kerja dan 5 jam pada hari libur. Perpustakaan ST dan program studi harus dilengkapi dengan fasilitas peminjaman antar perpustakaan, baik internal maupun ekternal. Perpustakaan ST harus memiliki Advisory Board yang memberi masukan tentang perencanaan pengembangan perpustakaan. Perpustakaan ST dan perpustakaan program studi harus dilengkapi dengan perpustakaan elektronik. Pusat komputer ST dan program studi harus memberi pelayanan kepada sivitas akademika dalam bentuk pelatihan dan konsultasi. Fasilitas fisik untuk aktivitas ektra-kulikuler mahasiswa harus 8
STANDAR AKADEMIK SEKOLAH TINGGI ALMA ATA
VII.13. VII.14. VII.15. VII.16. VII.17.
diselenggarakan sesuai dengan perkembangan kegiatan mahasiswa. Semua fasilitas fisik dan peralatan harus dipelihara secara teratur. Rumah sakit pendidikan yang dimanfaatkan untuk pengembangan ketrampilan klinik dan melatih peran sebagai tenaga kesehatan oleh mahasiswa ST Alma Ata seharusnya dimiliki oleh ST. Perpustakaan ST seharusnya bisa diakses dari seluruh perpustakaan program studi dan sebaliknya, secara elektronik. Perpustakaan ST seharusnya menyediakan jasa pelayanan peminjaman dengan perpustakaan dari ST lain, baik negeri maupun swasta. Pusat komputer ST dan program studi seharusnya dilengkapi dengan sarana mutakhir dan terhubung dalam satu jaringan yang bisa saling mengakses.
VIII. PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT VIII.A.1. VIII.A.2. VIII.A.3. VIII.A.4. VIII.A.5. VIII.A.6. VIII.A.7. VIII.A.8. VIII.B.1. VIII.B.2. VIII.B.3. VIII.B.4. VIII.B.5. VIII.B.6. VIII.B.7.
Penelitian harus dilakukan untuk menunjang dan menjadi bagian terpadu dari kegiatan pendidikan, pengajaran, dan pengabdian pada masyarakat. Strategi, kebijakan, dan prioritas penelitian harus ditetapkan sesuai dengan misi dan tujuan ST Alma Ata dengan masukan dari piha-pihak terkait. Penelitian harus dilakukan sesuai dengan baku mutu (standar) yang telah ditentukan oleh Lembaga Penelitian, serta sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan dan etika dalam bidangnya masing-masing. Hasil penelitian harus disebarluaskan dalam media-media yang mudah diakses oleh masyarakat luas. Penelitian seharusnya melibatkan peran serta mahasiswa Penelitian seharusnya meliputi penelitian dasar, terapan dan rancangan percobaan. Penelitian seharusnya dilakukan secara lintas ilmu (interdisciplinary). Penelitian seharusnya dilakukan sesuai dengan baku mutu penelitian nasional maupun internasional. Pengabdian pada masyarakat harus dilakukan dalam rangka pemanfaatan, pendaya-gunaan, dan pengembangan ilmu pengetahuan untuk masyarakat luas. Strategi, kebijakan, dan prioritas pengabdian pada masyarakat harus ditetapkan sesuai dengan misi dan tujuan lembaga dengan masukan dari pihak-pihak terkait. Pengabdian pada masyarakat harus dilakukan sesuai dengan baku mutu (standar) yang telah ditentukan oleh Lembaga Pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian pada masyarakat harus dilakukan sesuai atau dengan merujuk pada kebutuhan nyata dalam masyarakat. Pengabdian pada masyarakat seharusnya melibatkan peran serta mahasiswa. Pengabdian pada masyarakat seharusnya dapat memberikan pencerahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengabdian pada masyarakat seharusnya dapat memberikan masukan balik untuk kegiatan pendidikan dan pengajaran maupun penelitian.
9
STANDAR AKADEMIK SEKOLAH TINGGI ALMA ATA
ST seharusnya mendukung dana untuk diseminasi hasil penelitian para peneliti program studi, baik di tingkat nasional maupun internasional. VIII.C.2. ST seharusnya mendukung para peneliti program studi untuk meningkatkan jumlah hasil penelitiannya. VIII.C.3. ST seharusnya mendukung dalam mempublikasikan hasil penelitian para peneliti program studi dalam jurnal maupun majalah. VIII.C.4. ST seharusnya menciptakan sistem penghargaan bagi para peneliti program studi yang berhasil. VIII.C.5. Dosen harus dapat menjaga etika moral dan etika ilmiah dalam melakukan penelitian maupun dalam menyusun laporan penelitiannya. VIII.C.6. Dosen harus aktif mengajukan usulan penelitian untuk mendapatkan sumber dana penelitiannya dari luar negeri melalui prosedur institusional. VIII.C.7. ST harus dapat menciptakan hubungan kerja sama penelitian dengan ST di dalam dan luar negeri untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kinerja dan hasil penelitian. VIII.C.8. ST harus dapat menjalin hubungan kerjasama dengan sebagai landasan kerjasama secara proaktif. VIII.C.9. ST seharusnya mengadakan pelatihan, seminar, lokakarya, serta transformasi ke ST di dalam dan luar negeri guna meningkatkan kemampuan dan kualitas penelitian. VIII.C.10. ST seharusnya dapat mengkoordinasi penelitian interdisipliner yang melibatkan antar disiplin ST dalam maupun luar negeri. VIII.C.1.
VIII.D.1. VIII.D.2. VIII.D.3. VIII.D.4. VIII.D.5.
VIII.D.6. VIII.D.7. VIII.D.8.
ST harus menjalin hubungan dengan birokrasi lain dan prktisi dalam meningkatkan kinerja dan manajemen pengabdian pada masyarakat. ST harus menyediakan unit pelayanan yang mampu menampung kegiatan antar disiplin untuk secara bersama melakukan pengabdian pada masyarakat dengan sumber dana bersama. ST harus dapat merangsang sivitas akademika pada semua tingkat untuk melakukan pengabdian pada masyarakat untuk mentransfer pengetahuan, inovasi serta memfasilitasi proses pengembangan sumberdaya manusia. ST seharusnya dapat menciptakan program dan proyek kegiatan pelayanan pada masyarakat. ST seharusnya dapat membantu mencarikan informasi pekerjaan bagi mahasiswa, membantu mahasiswa dengan ketrampilannya untuk mencari pekerjaan, dan meyakinkan kepada stakeholders tentang kebutuhan ketrampilan untuk posisi tertentu. ST seharusnya dapat menawarkan jasa pelayanan konsultasi kepada masyarakat dan jika perlu melalui kerjasama dengan partner organisasi non pemerintah ST seharusnya dapat menawarkan jasa pelayanan agar dapat memberikan kesempatan dan memberikan dampak daerah sekitar tentang transfer pengetahuan dan inovasi ketrampilan pada masyarakat. ST seharusnya dapat mengembangkan paten hasil penelitian dengan membangun kerjasama dengan industri untuk memperoleh sumber dana penelitian lebih lanjut.
IX. ETIKA SEKOLAH TINGGI
10
STANDAR AKADEMIK SEKOLAH TINGGI ALMA ATA
IX.A.1. IX.A.2.
ST harus mempunyai dan mengembangkan Kode Etik Akademik. ST harus mempunyai lembaga yang berwibawa dan berwenang untuk mensosialisasikan dan menegakkan Etika Umum, Etika Dosen, Etika Mahasiswa, dan Etika Tenaga Penunjang.
IX.A.3.
Semua Sivitas Akademika, dosen, Mahasiswa, dan Tenaga Penunjang di ST harus mengerti tentang Etika, Etika Pendidikan, etika Penelitian, etika Pengabdian pada masyarakat dan Etika profesional yang berlaku umum dan yang berlaku khusu bagi masing-masing personel sesuai dengan kedudukannya serta secara sadar melaksanakannya. ST harus mengembangkan sistem yang dapat memberikan penghargaan bagi yang taat dan hukuman / sangsi bagi yang melanggar etika.
IX.A.4. IX.B.1.
ST dan Jurusan/ Program Studi/ Laboratorium, seharusnya mempunyai program yang jelas untuk meningkatkan mutu Etika dan Etika Profesional bagi semua sivitas akademikanya.
X. PENINGKATAN MUTU BERKELANJUTAN X.A.1.
X.A.2.
X.B.1. X.B.2. X.C.1. X.C.2. X.D.1. X.D.2. X.D.3. X.D.4.
Kepemimpinan program studi harus merumuskan visi pengembangan yang jelas, penetapan target dan sasaran pengembangan, penciptaan dan pemeliharaan nilai-nilai bersama, kebebasan akademik dan kode etik secara berkelanjutan. Kepemimpinan program studi seharusnya bersifat menginspirasi, mendukung dan menghargai kontribusi sivitas akademika dan stakeholders lainnya serta menumbuhkan kesalingpercayaan dan kebebasan dalam berkarya dengan penuh tanggungjawab. Komitmen sivitas akademika program studi terhadap peningkatan mutu akademik harus ditunjukkan dengan implementasinya melalui pengukuran, pemantauan, analisis dan peningkatan kinerja terus-menerus. Komitmen mahasiswa terhadap upaya peningkatan mutu proses pembelajaran seharusnya diberi saluran yang luas. Komunikasi antar sivitas akademika harus dilaksanakan secara efisien dan efektif. Komunikasi antara sivitas akademika dengan masyarakat seharusnya dilaksanakan secara efisien dan efektif. Proses-proses pokok harus terdefinisikan dengan jelas dan tersedia indikator untuk menilai kinerjanya. Setiap proses pokok harus jelas penanggung jawab dan pelaksananya. Proses-proses pokok harus didukung dengan ketersediaan sumber daya yang memadai. Keterkaitan antara proses-proses pokok dengan misi program studi, dan ST 11
STANDAR AKADEMIK SEKOLAH TINGGI ALMA ATA
seharusnya teridentifikasi dan terumuskan dengan baik. X.E.1. X.E.2. X.E.3.
X.F.1. X.F.2. X.F.3. X.G.1. X.G.2.
Evaluasi diri ST dan Jurusan/ Program Studi harus dilakukan secara periodik. Evaluasi diri Program Studi harus dilakukan setiap tahun berdasarkan data dan informasi yang Sahih. Evaluasi diri Program Studi seharusnya dilakukan dengan melibatkan informasi dari berbagai pihak yang terkait. Perencanaan pengembangan program studi harus mempertimbangkan misi ST, Jurusan/ Program Studi dan bagian. Perencanaan harus didasarkan pada evauasi diri. Perencanaan seharusnya dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca dan dimengerti oleh pihak-pihak terkait. Akreditasi program studi harus dilakukan oleh lembaga lain yang bersifat independen. Akreditasi seharusnya dilakukan secara periodik sesuai dengan masa berlakunya status akreditasi.
XI. ORGANISASI DAN MANAJEMEN XI.1. XI.2. XI.3. XI.4. XI.5. XI.6. XI.7. XI.8. XI.9.
ST dan Jurusan/ Progam Studi harus memiliki penyelenggaraan dan administrasi yang terdefinisikan secara jelas dan transparan, termasuk lintas hubungan antara Program Studi, Jurusan, dan ST. Pihak yang ditugaskan secara khusus untuk melaksanakan pengendalian mutu akademik harus dimasukkan ke dalam struktur ST/ Jurusan/ Program Studi. Pimpinan ST/ Jurusan/ Progam Studi harus mampu memerankan kepemimpinan akademik (academic leadership). ST, dan Jurusan/ Progam Studi harus memiliki kejelasan wewenang dan tanggung jawab terhadap keseluruhan kurikulum pendidikan. ST dan Jurusan/ Progam Studi harus didukung oleh staf administrasi dengan kualifikasi yang memadai untuk menyelenggarakan administrasi pendidikan secara optimal. Struktur penyelenggaraan dan administrasi seharusnya merefleksikan perwakilan dari staf akademik, mahasiswa, penyandang dana, dan pihak lain yang terkait. Kepemimpinan akademik seharusnya dievaluasi secara berkala untuk melihat sejauh mana visi, misi dan tujuan dari ST/ Progam Studi telah tercapai. ST dan Jurusan/ Program Studi seharusnya memiliki Program Pengendalian Mutu untuk administrasi pendidikan.. ST dan Jurusan/ Progam Studi seharusnya memiliki sistem informasi manajemen yang memadai untuk mendukung administrasi pendidikan yang efektif, efisien dan akuntabel.
12