PERATURAN AKADEMIK SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PRINGSEWU
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PRINGSEWU 2013
PERATURAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PRINGSEWU NO. 02/STIT.P/VII/2013
2. 3.
Tentang 4. PERATURAN AKADEMIK SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH PRINGSEWU Menimbang
Mengingat
: a. bahwa dalam rangka terselenggaranya Tridharma Perguruan Tinggi yang bermutu, terbinanya budaya akademik, dan untuk terwujudnya aksesibilitas, efektivitas, dan akuntabilitas pelaksanaan pendidikan tinggi di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu; b. bahwa untuk meningkatkan relevansi, atmosfer akademik, keberlanjutan, daya saing, dan efisiensi serta produktivitas manajemen pendidikan dalam menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan dan perubahan masyarakat, dan peraturan perundang-undangan, serta dalam mewujudkan Visi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu 2017, perlu ditetapkan Peraturan Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu; c bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b perlu ditetapkan Peraturan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu tentang Peraturan Akademik. : 1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu 1
5.
6. 7.
8.
Memperhatikan
Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.232 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.045 Tahun 2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor: 866 tahun 2012 tentang Persetujuan Pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu dengan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Tahun 2012
: Persetujuan Pembantu Ketua Bidang Akademik, Pembantu Ketua bidang Kemahasiswaan dan Ketua Program Studi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu Tanggal 7 Oktober 2012. MEMUTUSKAN:
Menetapkan 77
: PERATURAN AKADEMIK SEKOLAH TINGGI ILMU Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu
TARBIYAH PRINGSEWU (7) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Akademik ini yang dimaksud dengan (1) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu yang selanjutnya disingkat dengan STIT Pringsewu lembaga di bawah Yayasan Pendidikan Starterch Pringsewu Lampung yang menyelenggarakan pendidikan tinggi di Provinsi Lampung dan berlokasi di Kabupaten Pringsewu. (2) Program studi adalah program pendidikan dalam jenis pendidikan akademik atas dasar kurikulum yang disusun oleh STIT Pringsewu yang menyelenggarakan dan mengelola pendidikan akademik dalam satu rumpun disiplin ilmu pengetahuan. (3) Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan di STIT Pringsewu yang diangkat sesuai dengan keahliannya dengan tugas utama merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil pembelajaran serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan cara mentransformasikan, mengembangkan, menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. (4) Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di STIT Pringsewu setelah lulus seleksi masuk. (5) Sivitas akademika adalah komunitas dosen dan mahasiswa di STIT Pringsewu. (6) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan dan disusun oleh STIT Pringsewu. Semester adalah satuan waktu terkecil untuk menyatakan lamanya suatu program pendidikan dalam suatu jenjang pendidikan. Satuan kredit semester (sks) adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan besamya beban studi mahasiswa, besamya pengakuan atas keberhasilan studi mahasiswa, besamya pengakuan atas keberhasilan usaha kumulatif bagi suatu program tertentu, serta besamya usaha untuk menyelenggarakan pendidikan bagi perguruan tinggi khususnya dosen. Kuliah merupakan proses pembelajaran yaiig dapat meliputi komunikasi langsung atau tidak langsung, praktikum, percobaan, dan pemberian tugas akademik lainnya. Gelar akademik adalah gelar yang diberikan kepada lulusan pendidikan akademik pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik. Penelitian adalah kegiatan telaah taat kaidah dalam upaya untuk menemukan kebenaran dan/atau menyelesaikan masalah dalam ilmu, teknologi, dan/atau kesenian. Pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan yang memanfaatkan ilmu, teknologi, dan/atau kesenian dalam upaya memberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat di luar STIT Pringsewu. Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Sistem lnformasi (BAAK) adalah unsur pelaksana administrasi akademik, kemahasiswaan, perencanaan, dan sistem informasi. Ketua adalah pemimpin tertinggi STIT Pringsewu yang berwewenang dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan STIT Pringsewu.
(15) Ketua program studi adalah Ketua program studi manajemen pendidikan Islam di STIT Pringsewu yang berwewenang dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan program studi. BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN
Pasal 4 Azas dan Tujuan (1) (2)
Pasal 2 Visi Menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah yang bermutu, religius, dan berdayasaing di Provinsi Lampung pada tahun 2017. Pasal 3 Misi (1)
(2)
(3)
(4)
Menyelenggarakan pendidikan tinggi untuk mencetak tenaga pendidik dan kependidikan yang religius, menguasai Iptek dan memiliki daya saing (Misi Akademik). Menciptakan lingkungan akademik yang Islami, demokratis, menjunjung tinggi etika keilmuan dan etika profesi, kebebasan menyatakan pendapat secara santun dan keseteraan dalam pengembangan diri (Misi Internal). Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian masyarakat yang berbentuk penerapan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pendidikan Islam. Bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan dan menyiapkan tenaga pendidik dan kependidikan yang berbasis Iptek dan Imtaq.
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu 1
STIT Pringsewu berasaskan Islam, Pancasila dan Undangundang Dasar 1945. STIT Pringsewu bertujuan: a. Menghasilkan Sarjana Pendidikan Islam yang religius dan menguasai teknologi informasi dan komunikasi yang kompeten dan berdaya saing tinggi. b. Menghasilkan tenaga pendidik dan kependidikan Islam yang terampil dalam melaksanakan pengelolaan, penelitian, dan pengembangan pendidikan Islam berbasis teknologi komunikasi dan informasi. c. Menghasilkan karya akademik melalui kegiatan penelitian dan pengembangan dalam bidang pendidikan Islam. BAB III IDENTITAS Pasal 5 Nama dan kedudukan
STIT Pringsewu merupakan perguruan tinggi Swasta yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan Startech di bawah pembinaan Departemen Agama melalui Koordinator Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (KOPERTAIS) Wilayah VII Sumatera Bagian Selatan berkedudukan di Kabupaten Pringsewu.
77
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu
d. Pasal 6 Tanggal dan Bulan Pendirian
e.
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu berdiri tanggal 06 bulan Juli tahun 2012 berdasarkan SK Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor: 866 Tahun 2012. Pasal 7 Lambang (1)
(2)
Lambang STIT Pringsewu berbentuk lima kelopak bunga bergaris emas berwarna dasar hijau di dalamnya tergambar lingkaran bertuliskan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu, siger, obor yang menyala, dan buku yang terbuka melambangkan Pancasila, keimanan, semangat yang menyala, dan ilmu pengatahuan sebagai rahmatan lil alamin yang menjadi inspirasi pola kegiatan sivitas akademika STIT Pringsewu. Lambang STIT Pringsewu memiliki makna sebagai berikut: a. Lima kelopak bunga bergaris keemasan menggambarkan Pancasila dan rukun Islam sebagai dasar yang dijunjung seluruh sivitas akademika STIT Pringsewu b. Lingkaran keemasan bertuliskan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu menggambarkan Islam sebagai rahmatan lil alamin yang menjadi ang menjadi inspirasi pola kegiatan sivitas akademika STIT Pringsewu. c. Siger adalah lambang yang menjadi simbol bahwa STIT Pringsewu berlokasi di Provinsi Lampung.
Obor berwarna kuning melambangkan semangat sivitas akademika STIT Pringsewu menegakkan syiar Islam li i’laai kalimatillah. Buku yang terbuka menggambarkan STIT Pringsewu membuka cakrawala ilmu dan pengetahuan bagi seluruh sivitas akademika STIT Pringsewu. Pasal 8 Bendera
STIT Pringsewu memiliki bendera berbentuk segi empat panjang dengan ukuran panjang berbanding lebar yaitu 3 (tiga) berbanding 2 (dua) dengan warna dasar hijau yang melambangkan kemakmuran ditengahnya terdapat lambang STIT Pringsewu.
Pasal 9 Mars (1)
Mars Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu berjudul Mars STIT Pringsewu;
(2)
(1) (2) (3) (4)
(5) (6) (7)
(8) (9)
Mars dinyanyikan pada acara resmi yang pelaksanaannya diatur dengan Keputusan Ketua dengan persetujuan Senat STIT Pringsewu. Pasal 10 Busana Akademik Busana akademik di lingkungan STIT Pringsewu terdiri atas toga jabatan dan toga wisudawan. Toga jabatan adalah jubah yang dikenakan oleh Ketua, Wakil Ketua dan anggota Senat. Toga jabatan dikenakan pada upacara-upacara akademik, yakni upacara milad, dan wisuda sarjana. Toga jabatan terbuat dari bahan atau kain wool polos yang berwarna hitam, berukuran besar sampai bawah lutut, dengan bentuk lengan panjang melebar kearah pergelangah tangan. Leher toga dan sepanjang garis pembuka dilapisi beludru dengan warna biru tua untuk toga Ketua, Wakil Ketua dan anggota Senat lainnya. Toga jabatan dilengkapi dengan topi jabatan dan kalung jabatan: Toga wisudawan adalah jubah yang digunakan pada upacara wisuda oleh para wisudawan yang telah menyelesaikan studi. Toga wisudawan terbuat dari kain berwarna hitam, ukuran besar dan panjang sampai ke bawah lutut, lengan panjang dan merata. Kelengkapan toga bagi wisudawan adalah topi wisudawan yang bentuk, ukuran, dan warnanya sama dengan topi jabatan. Busana mahasiswa STIT Pringsewu harus mencerminkan busana yang Islami.
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu 1
Pasal 11 Pola Ilmiah Pokok Sekolah Tinggi ilmu tarbiyah Pringsewu memiliki Pola Ilmiah Pokok pada rumpun ilmu-ilmu keislaman dan ilmu-ilmu sosial humaniora yang relevan dengan kebutuhan masyarakat BAB IV PENDIDIKAN Pasal 12 Tridarma Perguruan Tinggi (1)
(2) (3)
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pengajaran merupakan proses transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dikembangkan melalui penelitian pada mahasiswa STIT Pringsewu. Penyelenggaraan penelitian STIT Pringsewu diarahkan untuk menunjang aplikasi proses belajar mengajar. Penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat merupakan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dikembangkan STIT Pringsewu sebagai upaya memberikan sumbangan kepada masyarakat. Pasal 13 Program Pendidikan
77
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu
(1) (2)
STIT Pringsewu menyelenggarakan pendidikan tinggi berupa pendidikan akademik dengan program sarjana Strata-1. Program Studi yang diselenggarakan STIT Pringsewu adalah Manajemen Pendidikan Islam (S-1).
(1) (2)
(3)
Pasal 14 Penyelenggaraan Pendidikan (1) (2)
(3) (4)
(5)
Pendidikan dilaksanakan dalam program studi. Pendidikan di STIT Pringsewu diselenggarakan melalui proses pembelajaran yang mengembangkan kemampuan belajar mandiri. Pendidikan di STIT Pringsewu diselenggarakan dengan Sistem Kredit Semester (SKS). Sistem kredit semester (SKS) adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan yang menggunakan satuan kredit semester (sks) untuk menyatakan beban studi mahasiswa, beban tugas dosen, dan beban penyelenggaraan program lembaga pendidikan dan yang memungkinkan perguruan tinggi untuk melaksanakan penyajian program studi yang beraneka ragam dan luwes, serta memberi kesempatan yang lebih luas kepada mahasiswa untuk memilih dan melaksanakan program studi yang sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang dipunyai. Penyelenggaraan pendidikan di STIT Pringsewu dapat dilakukan melalui tatap muka, dan ditunjang dengan kegiatan seminar, diskusi panel, lokakarya, praktik lapangan, dan kegiatan ilmiah lainnya. Pasal 15 Bahasa Pengantar
Bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar menurut kebutuhan sejauh diperlukan dalam menyampaikan pengetahuan dan atau pelatihan keterampilan tertentu. Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar menurut kebutuhan sejauh diperlukan dalam menyampaikan pengetahuan dan atau pelatihan keterampilan tertentu. Pasal 16 Kalender Akademik
(1)
(2) (3) (4) (5) (6)
Tahun Akademik bagi penyelenggaraan pendidikan dimulai pada bulan September dan berakhir bulan Agustus tahun berikutnya. Pelaksanaan ayat 1 dapat diundur jika ada hal yang menyebabkan terpaksa diundur. Tahun Akademik dibagi dalam dua semester, setiap semester minimum enam belas minggu. Pada akhir penyelenggaraan program pendidikan diadakan Yudisium dan Wisuda. Apabila diperlukan, dapat dibuka semester pendek. Ketentuan yang menyangkut ayat (1), (2), (3), (4), dan (5) diatur oleh Ketua STIT Pringsewu. Pasal 17 Satuan Kredit Semester
(1) Tatap muka teori. Dalam perkuliahan, satu sks terdiri atas tiga komponen kegiatan per minggu per semester yang tidak terpisah satu sama lain dan tidak saling mensubstitusi. Bagi mahasiswa: a. 50 menit acara tatap muka terjadwal dengan dosen (kuliah);
b.
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1-2 jam kegiatan studi terstruktur tidak terjadwal tetapi direncanakan oleh dosen dan dinilai, misalnya pekerjaan rumah; c. 1-2 jam kegiatan studi mandiri untuk mendalami atau mempersiapkan suatu tugas yang berhubungan dengan suatu mata kuliah atau untuk tujuan lain yang tidak dinilai dosen. Bagi dosen: a. 50 menit tatap muka terjadwal dengan mahasiswa (mengajar); b. 1-2 jam perencanaan dan evaluasi kegiatan terstruktur; c. 1-2 jam pengembangan materi. Tutorial. Satu sks tutorial adalah kegiatan pembimbingan kelas sebanyak 3 - 4 jam per minggu selama satu semester disertai dengan 1-2 jam kegiatan terstruktur dan 1 - 2 jam kegiatan mandiri. Praktikum. Satu sks praktikum di laboratorium adalah beban tugas di laboratorium sebanyak 2-3 jam per minggu selama satu semester disertai dengan 1-2 jam kegiatan terstruktur dan 1-2 jam kegiatan mandiri. Praktik lapangan. Praktik lapangan adalah kegiatan perkuliahan di luar STIT Pringsewu antara lain praktik umum, kuliah keija lapangan, kuliah kerja nyata. Satu sks praktik lapangan adalah kegiatan praktik lapangan selama 4-5 jam per minggu selama satu semester disertai dengan 1 - 2 jam kegiatan terstruktur dan 1 - 2 jam kegiatan mandiri. Seminar. Satu sks seminar adalah 50 menit tatap muka per minggu selama sata semester disertai dengan 1-2 jam kegiatan terstruktur tidak terjadwal dan 1-2 jam kegiatan mandiri. Penelitian dan Penyusunan skripsi.
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu 1
Bagi mahasiswa. Satu sks penelitian dan penyusunan skripsi adalah setara dengan 5-6 jam per hari kerja efektif selama sata bulan (satu bulan = 25 hari kerja). Bagi dosen (berlaku bagi semua pembimbing dan pembahas) Pembimbingan 1 (satu) mahasiswa berbobot 1/6 sks per semester. Pasal 18 Persyaratan Menjadi Mahasiswa (1) Persyaratan untuk menjadi mahasiswa memiliki ijazah atau surat keterangan lulus pendidikan 1 (satu) jenjang atau tingkat pendidikan di bawahnya atau memperoleh pengakuan setingkat atas hasil prestasi belajar melalui pengalaman; (2) memenuhi persyaratan masuk yang ditetapkan oleh STIT Pringsewu. Pasal 19 Dosen (1) Dosen terdiri atas dosen tetap, dosen tidak tetap, dan dosen tamu. (2) Dosen tetap adalah dosen yang bekerja penuh waktu yang berstatus sebagai tenaga pendidik tetap di STIT Pringsewu. (3) Dosen tidak tetap adalah dosen paruh waktu yang berstatus sebagai tenaga pendidik tidak tetap di STIT Pringsewu. (4) Peer group kelompok bidang kajian (KBK) adalah kumpulan dosen yang memiliki keahlian dan minat yang sama. (5) Dosen tetap setidak-tidaknya bergelar magister. 77
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu
(6) Dosen tamu adalah seseorang yang diundang untuk mengajar di STIT Pringsewu untuk jangka waktu tertentu. (7) Kaprodi dapat mengusulkan untuk mengangkat dosen tidak tetap yang memenuhi persyaratan akademik.
(8) Penanggung jawab mata kuliah adalah dosen dengan jabatan akademik dan gelar tertinggi yang keahliannya sesuai dengan mata kuliah tersebut. (9) Setiap dosen dapat menjadi penanggung jawab untuk maksimum 3 (tiga) mata kuliah dan mengajar maksimum 4 (empat) mata kuliah per semester.
b. c. d. e. f.
5)
Pasal 20 Pembimbing Akademik/Wali dan Penasihat Mahasiswa 1)
2) 3)
4)
Selama menjalani studi, setiap mahasiswa dibimbing oleh seorang pembimbing akademik (PA) yang ditetapkan oleh Ketua atas usul Kaprodi. Pembimbing akademik juga berfungsi sebagai pembimbing utama penyusunan skripsi. Fungsi PA adalah sebagai berikut: a. membantu mahasiswa dalam menyusun rencana studi (RS); b. membantu mahasiswa dalam mempertimbangkan mata kuliah yang akan diambil sesuai dengan beban sks yang dapat diambil dan memvalidasi KRS; c. memonitor dan mengevaluasi perkembangan studi mahasiswa. Kewajiban PA: a. menguasai kurikulum program studi yang diikuti oleh
6)
7)
mahasiswa; mengenal situasi akademik jurusan/bagian yang terkait; mengetahui berbagai program kemahasiswaan; menetapkan dan mengumumkan jadwal pembimbingan; melayani mahasiswa bimbingan dengan sebaik-baiknya;
melapor kepada kaprodi sekretaris prodi bila meninggalkan tugas; g. memiliki catatan hasil pemantauan mahasiswa bimbingan. Wewenang PA adalah sebagai berikut: a. memberi nasihat; b. memberi peringatan bila mahasiswa melakukan pelanggaran; c. membantu mengatasi masalah (masalah studi atau pribadi) yang menghambat kelancaran studi; d. membantu mengatasi kesukaran mahasiswa dalam studi; e. meneruskan permasalahan mahasiswa yang bukan wewenangnya kepada yang berwenang untuk menangani masalah tersebut; f. memberi bimbingan bagi mahasiswa dalam memecahkan masalah studi atau masalah pribadi; g. merekomendasikan mahasiswa bimbingan untuk berkonsultasi kepada tim penasihat mahasiswa (TPM) apabila diperlukan. Tim penasihat mahasiswa dibentuk oleh program studi yang terdiri atas kelompok dosen yang memenuhi persyaratan: a. mempunyai keahlian dalam bimbingan dan konseling; b. pernah mengikuti penataran bimbingan dan konseling. Lingkup tugas TPM adalah sebagai berikut: a. masalah internal yaitu masalah yang timbul dari dalam diri mahasiswa sendiri baik fisik maupun psikis;
b.
8)
9)
masalah eksternal yaitu masalah yang timbul dari luar diri mahasiswa yang dapat mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa antara lain masalah ekonomi keluarga, sosial budaya, dan lingkungan kampus.
Jumlah bimbingan per dosen per semester disesuaikan dengan rasio dosen:mahasiswa namun sedapat-dapatnya untuk menjamin keefektifan pembimbingan, setiap PA maksimum membimbing 12 mahasiswa dalam setiap semester. Jangka waktu pembimbingan: a. setiap mahasiswa mendapat bimbingan sejak pertama terdaftar menjadi mahasiswa sampai lulus; b. jika PA tidak berada di tempat untuk sementara waktu, maka tugasnya dapat digantikan oleh ketua program studi Wakil Ketua I. c. jika PA meninggalkan tugas lebih dari 6 bulan, maka tugasnya dialihkan kepada dosen lain dengan surat keputusan Ketua. Pasal 21 Kurikulum
(1) (2) (3)
Kurikulum di STIT Pringsewu dikembangkan dan dilaksanakan berbasis kompetensi. Kurikulum program studi dikembangkan dan ditetapkan oleh STIT Pringsewu dengan mengacu Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memenuhi elemen kurikulum sebagai berikut: a. Landasan kepribadian; b. penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu 1
olahraga; c. kemampuan dan keterampilan berkarya; d. sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai; e. penguasaan kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya. (4) Kurikulum program studi disusun oleh sebuah tim yang ditetapkan oleh Ketua. (5) Kurikulum program studi ditetapkan oleh Ketua. (6) Setiap kurikulum mengandung komponen kurikulum inti dan kurikulum institusional. (7) Kurikulum inti adalah bagian dari kurikulum pendidikan tinggi yang berlaku secara nasional untuk setiap program studi yang mernuat tujuan pendidikan, isi pengetahuan, dan kemampuan minimal yang hams dicapai mahasiswa dalam penyelesaian program studi. (8) Kurikulum institusional adalah bagian dari kurikulum yang disusun oleh institusi dan berkenaan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas STIT Pringsewu. (9) Kurikulum mengandung kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian, keilmuan dan ketrampilan, keahlian berkarya, perilaku berkarya, dan berkehidupan bermasyarakat. (10) Kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengenibangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri, serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebanggaan. (11) Kelompok mata kuliah keilmuan dan keterampilan adalah 77
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu
(12)
(13)
(14)
(15) (16) (17) (18)
(19)
(20)
(21)
kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan temtama untuk rnemberikan landasan penguasaan ilmu dan keterampilan tertentu. Kelompok mata kuliah keahlian berkarya adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai. Kelompok mata kuliah perilaku berkarya adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai. Kelompok mata kuliah berkehidupan bermasyarakat adalali kelompok bahan kajian dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya. Kurikulum terdiri atas mata kuliah wajib dan pilihan. Mata kuliah wajib adalah mata kuliah yang harus diambil oleh mahasiswa dan tidak dapat diganti dengan mata kuliah lain. Mata kuliah pilihan terdiri atas mata kuliah pilihan konsentrasi. Mata kuliah pilihan konsentrasi adalah mata kuliah yang harus dipilih dari sejumlah mata kuliah yang disusun dalam suatu kurikulum sebagai mata kuliah pilihan untuk memenuhi tujuan program studi. Mata kuliah pilihan konsentrasi dapat diambil dengan syarat bahwa semua mata kuliah wajib telah atau sedang diambil dan beban studi tidak melebihi maksimum. Setiap mata kuliah diberi kode mata kuliah yang berisi kode huruf dan nomor, kode huruf terdiri atas 3 huruf dibuat berdasarkan bidang ilmu dan nomor terdiri atas 3 digit menyatakan tingkatan keilmuan. Mata kuliah yang mempunyai mata kuliah prasyarat diberi
keterangan dengan menuliskan kode mata kuliah prasyarat di depan kode mata kuliah tersebut. (22) Mata kuliah yang bermata kuliah prasyarat hanya dapat diambil jika mata kuliah prasyarat telah diambil dengan hutuf mutu minimum D; (23) Mata kuliah pilihan dapat dilaksanakan hanya minimum sembilan orang. (24) Mata kuliah yang tidak ditawarkan pada suatu semester dapat diberikan pada semester itu asalkan jumlah mahasiswa pendaftar minimum sembilan orang. (25) Skripsi merupakan mata kuliah wajib program studi. (26) Kurikulum dapat ditinjau kembali setelah diberlakukan 5 (lima) tahun. (27) Perubahan yang tidak mendasar antara lain penambahan mata kuliah pilihan dan penyesuaian serta pengembangan silabi, dapat dilaksanakan dengan keputusan ketua. Pasal 22 Beban dan Masa Studi Mahasiswa (1)
Beban studi mahasiswa adalah sebagai berikut: Tabel 1. Beban studi mahasiswa Beban (sks)
(2) (3)
Maksimum
Maksimum
Maksimum
144
160
14
Beban sks Semester I dan II diambil dengan sistem paket per semester. Beban sks Semester II dapat ditambah dengan sebagian beban
(4)
Semester IV (dengan total maksimum 24 sks) apabila indeks prestasi (IP) Semester >3,00. Beban sks mulai Semester III ditentukan oleh IP semester sebelumnya dengan hubungan sebagai berikut: Tabel 2. Beban studi mahasiswa setelah Semester III No.
IP semester lalu
Beban Studi Maksimum (sks)
1
>3.00
24
2
2.50-2.99
21
3
2.00-2.49
18
4
1.50-1.99
15
5
< 1.49
12
c. Setiap mahasiswa wajib meminta PA untuk memvalidasi RS. d. Pergantian mata kuliah dapat dilakukan selambatnya sampai 3 (tiga) minggu perkuliahan berjalan. e. Perubahan RS harus dikonsultasikan dengan PA, yang akan melakukan devalidasi dan validasi ulang RS mahasiswa. f. Perubahan RS tidak dapat dilakukan setelah tenggat waktu yang telah ditetapkan oleh Pusat Komputer STIT Pringsewu yang tercantum dalam kalender akademik. Pasal 24 Proses Perkuliahan (1)
Pasal 23 Syarat Mengikuti Perkuliahan (1) Pada setiap awal semester, setiap mahasiswa wajib melaksanakan registrasi administrasi dan akademik. (2) Registrasi administrasi: a. Setiap mahasiswa wajib membayar sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) untuk setiap semester. b. Setiap mahasiswa harus mendapat pengesahan kartu mahasiswa untuk semester yang bersangkutan. (3) Registrasi akademik a. Setiap mahasiswa wajib melakukan registrasi akademik yakni menyusun RS melalui program Sistem Administrasi Akademik (Siakad) on-line sebelum awal perkuliahan dimulai. b. Setiap mahasiswa wajib mengisi RS melalui program siakad on-line setelah berkonsultasi dengan PA.
(2)
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu 1
77
(3)
(4)
(5)
Dalam penyelenggaraan pendidikan dapat dilakukan tatap muka teori, praktikum, seminar, simposium, kolokium, diskusi panel, lokakarya, praktikum, latihan, diskusi kelas, simulasi, kolokium, penelitian, praktik lapangan, dan kegiatan ilmiah lainnya yang bebannya dinyatakan dengan sks. Seminar mempakan pertemuan ilmiah yang dengan sistematis mempelajari suatu topik khusus di bawah pimpinan seorang yang ahli dan berwenang dalam bidang tersebut. Kolokium adalah seminar informal atau pertemuan yang dihadiri para ahli untuk memberi jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan oleh pesera mengenai topik yang sudah ditentukan. Para ahli tidak menyampaikan makalah. Simposium merupakan pertemuan terbuka dengan beberapa pembicara yang menyampaikan ceramah pendek mengenai aspek yang berbeda tetapi saling berkaitan tentang suatu masalah. Diskusi panel merupakan forum pertukaran pikiran yang dilakukan oleh sekelompok orang di hadapan sekelompok Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu
hadirin mengenai suatu masalah tertentu yang telah dipersiapkan sebelunmya. (6) Lokakarya merupakan pertemuan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan peserta dengan menggunakan berbagai jenis metode pertemuan ilmiah. (7) Pada tatap muka hari pertama kuliah, dosen wajib menyampaikan silabus atau kontrak perkuliahan antara lain berisi garis-garis besar program pembelajaran (GBPP), satuan acara pembelajaran (SAP), metode pembelajaran, jadwal kuliah (pokok bahasan, dosen, tempat, dan waktu kuliah) per minggu, bahan bacaan, evaluasi (kuis, tugas terstruktur, ujian praktikum untuk mata kuliah yang ada praktikunmya, ujian tengah semester/UTS, dan ujian akhir semester/UAS), dan sistem penilaian. (8) Silabus/kontrak perkuliahan disusun oleh penanggung jawab mata kuliah untuk minimum 16 kali tatap muka per semester; bila penyelenggaraan mata kuliah itu disertai praktikum, silabus disertai dengan untuk praktikum minimum setara 16 kali tatap muka. (9) Suatu mata kuliah dapat diasuh oleh lebih dari 1 (satu) dosen bila mata kuliah terdiri atas gabungan lebih dari 1 (satu) disiplin atau keahlian sehingga diperlukan lebih dari 1 (satu) dosen, atau untuk kesinambungan mata kuliah diperlukan pemagangan dosen, atau mata kuliah itu memerlukan pengasuh yang lebih banyak karena disertai praktikum. (10) Perkuliahan oleh tim dosen dilaksanakan dengan memenuhi ketentuan berikut: a. Sebelum semester baru dimulai, penanggung jawab harus mengadakan rapat dengan agenda mengevaluasi keberhasilan pembelajaran yang lalu dan menyusun perencanaan perkuliahan semester mendatang termasuk pembagian topik bahasan.
b. Setiap anggota tim harus menguasai materi kuliah secara keseluruhan sehingga topik bahasan untuk setiap anggota dosen dapat berbeda pada setiap semester dan setiap anggota tim dapat menggantikan tugas dosen lain yang berhalangan hadir dalam pokok bahasan yang seharusnya hari itu disajikan.
(11)
(12) (13) (14)
c. Sedapat-dapatnya setiap anggota tim selalu hadir pada setiap tatap muka agar terdapat kesinambungan dalam seluruh perkuliahan dan para dosen dapat saling memberi masukan serta dapat melakukan evaluasi yang baik pada akhir perkuliahan. d. Penanggung jawab mata kuliah bertanggungjawab atas seluruh pelaksanaan perkuliahan termasuk menjaga kesinambungan dan menyatupikirankan seluruh isi perkuliahan. Kelas-kelas paralel untuk suatu mata kuliah harus mempunyai silabus, buku ajar, kontrak perkuliahan, satuan acara perkuliahan, dan sistem pengukuran keberhasilan pembelajaran yang sama dan dikoordinasikan oleh koordinator mata kuliah yaitu dosen yang mempunyai kemampuan dan pengalaman yang terbanyak dalam pembelajaran mata kuliah tersebut. Dosen yang memberi kuliah dan mahasiswa yang mengikuti perkuliahan wajib mengisi daftar kehadiran. Pelaksanaan perkuliahan dilaksanakan sesuai dengan silabus/kontrak perkuliahan. Pembelajaran dengan media elektronik mengikuti ketentuanketentuan yang sama seperti yang tercantum pada ayat (1 - 4, 10 a,b,d) dalam pasal ini.
Pasal 25 Penerapan Siakad On-line dan Pembelajaran Melalui Media Elektronik (1)
Dosen dan mahasiswa dapat menggunakan program Siakad online untuk registrasi akademik, bimbingan akademik, serta monitoring dan evaluasi kemajuan akademik.
(2)
Program Siakad on-line juga dapat digunakan oleh program studi dan sekolah tinggi untuk memonitor, mengevaluasi, dan mengarahkan beberapa hal terkait dengan penerapan dan perkembangan baku mutu pendidikan program studi. Dalam proses pembelajaran, dosen dapat menerapkan pembelajaran melalui media elektronik.
(3)
(2)
kegiatan tatap muka selama satu semester (minimum 16 minggu). b. Melaksanakan kegiatan akademik terstruktur tidak terjadwal sebanyak 100%. c. Melaksanakan materi praktikum sebanyak 100%. Ketentuan pada butir (1) juga berlaku untuk mata kuliah yang menerapkan pembelajaran melalui media elektronik.
Pasal 26 Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pendidikan (1)
(2)
Segala fasilitas pendidikan milik yayasan yang dikelola STIT Pringsewu dapat digunakan oleh semua dosen dan mahasiswa STIT Pringsewu Tata cara penggunaan fasilitas pendidikan diatur dalam Peraturan Ketua. Pasal 27 Syarat Mengikuti Ujian Akhir Semester
(1)
Mahasiswa dapat mengikuti ujian akhir semester (UAS) dengan syarat: a. Hadir pada kegiatan perkuliahan paling sedikit 80% dari
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu 1
77
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu
Pasal 28 Penilaian Hasil Belajar (1)
Penilaian hasil belajar hanya dapat dilakukan oleh dosen yang mengajar mata kuliah tersebut. (2) Kegiatan dan kemajuan hasil belajar mahasiswa dinilai secara berkala berdasarkan hasil ujian, pelaksanaan tugas, dan pengamatan oleh dosen. (3) Penilaian mata kuliah dilakukan dalam bentuk kuis, tugas terstruktur, uji praktikum, ujian tengah semester (UTS), dan UAS (4) Penilaian tugas terstruktur dilakukan terhadap berbagai bentuk tugas di luar jam kuliah. (5) Pengamatan dalam kelas dapat dilakukan terhadap kemampuan mahasiswa dal mengemukakan pertanyaan dan pendapat serta menjawab pertanyaan. (6) Kuis, UTS, dan UAS dilaksanakan secara tertulis; ujian praktikum dapat dlaksanakan secara tertulis atau demonstrasi; sedangkan ujian skripsi dilakukan secara lisan. (7) Ujian susulan hanya diperkenankan bagi mahasiswa yang mempunyai alasan yang sah. (8) Berkas ujian mata kuliah dan berbagai tugas terstruktur yang telah dinilai dan menjadi bahan penilaian harus dikembalikan 1 (satu) minggu sesudah ujian dan penyerahan tugas. (9) Seluruh tahap hasil pembelajaran haras diumumkan seminggu setelah ujian diselenggarakan untuk dicek kebenarannya oleh mahasiwa peserta kuliah. (10) Mahasiswa dapat memperbaiki nilai dengan membawa buktibukti berapa berkas ujian dan tugas terstruktur dalam jangka waktu 3 (tiga) hari setelah diumumkan.
Pasal 29 Sistem Penilaian (1) (2)
(3)
Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan huraf mutu А, В, C, D, dan E yang masing-masing berangka mutu 4,3,2,1, dan 0. Konversi angka nilai akhir berskala 100 menjadi huruf mutu dapat dilakukan dengan penilaian acuan patokan (PAP) atau penilaian relatif (menggunakan penilaian acuan normal atau cara ranting dan daun). Dalam PAP, konversi angka ke huraf mutu adalah sebagai berikut: Tabel 3. Konversi nilai akhir ke huruf mutu Nilai akhir (0-100)
Huruf mutu
Angka mutu
Status penilaian
>76
A
4,0
Lulus
66 -<76
B
3,5
Lulus
56-<66
С
2,0
Lulus
50-<56
D
1,0
Lulus bersyarat**
<50
E
0,0
Tidak Lulus
* (4)
Mahasiswa dinyatakan lulus bila memiliki IPK minimum 2,0 tanpa memperhatikan jumlah nilai D. Bila pada akhir semester hasil pembelajaran suatu mata kuliah belum dapat dinilai karena ada tugas yang belum selesai a.i. belum menempuh ujian susulan atau penulisan skripsi belum selesai, penanggung jawab mata kuliah melaporkannya dengan status penilaian belum lengkap (BL). Pasal 30 Indeks Prestasi
(1)
(2)
(3)
Hasil belajar mahasiswa dinyatakan dalam bentuk IP terdiri atas indeks prestasi semester (IPS) yang menunjukkan IP pada satu semester tertentu, indeks prestasi tahap (IPT) yang menunjukkan IP pada tahapan tertentu, dan IPK yang menunjukkan IP pada akhir studi. Indeks prestasi adalah jumlah hasil perkalian antara sks dan angka mutu setiap mata kuliah dibagi dengan jumlah seluruh sks yang telah diambil; baik lulus ataupun tidak lulus. Indeks prestasi dinyatakan dengan penulisan dalam 3 digit dengan 2 desimal.
(6)
(7)
(8)
Pasal 31 Perekaman Hasil Belajar (1) (2)
(3)
(4)
(5)
Hasil belajar mahasiswa direkam untuk kepentingan administrasi dan manajemen. Daftar rincian penilaian hasil belajar mahasiswa (seluruh nilai penilaian hasil belajar dan huruf mutu) diserahkan oleh penanggung jawab mata kuliah kepada ketua program studi paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah UAS masing-masing mata kuliah sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Program studi menyimpan seluruh dokumen berupa daftar rincian hasil belajar mahasiswa untuk seluruh mata kuliah program studi. Ringkasan penilaian hasil belajar mahasiswa diserahkan oleh dosen penanggung jawab mata kuliah melalui program Siakad on-line sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh Pusat Komputer Ketua program studi bertanggung jawab atas ketepatan waktu penyerahan nilai hasil belajar mahasiswa ke Siakad on-line.
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu 1
Apabila dosen penanggung jawab tidak tepat waktu menyerahkan nilai hasil belajar maka ketua membuat teguran atas usul dari ketua program studi. Apabila DAK belum diserahkan pada saat kartu hasil studi (KHS) harus diterbitkan, maka seluruh nilai mata kuliah tersebut dinyatakan BL sehingga tidak mempengarahi IPT mahasiswa pada semester tersebut. Kecuali dosen dalam bidang kajian yang diujikan, siapa pun tidak berhak untuk memberi nilai atau mengubah nilai suatu mata kuliah. Pasal 32 Pengulangan dan Penghapusan Mata Kuliah
(1)
(2) (3) (4) (5)
77
Mahasiswa wajib mengulang mata kuliah dengan huruf mutu E, dapat mengulang mata kuliah dengan huruf mutu D, tetapi tidak dapat mengulang mata kuliah dengan huruf mutu С dan B. Pengulangan mata kuliah selambat-selambatnya pada saat pendaftaran ujian skripsi. Pendaftaran pengulangan mata kuliah dilakukan melalui program Siakad on-line dengan persetujuan PA. Nilai akhir setelah pengulangan mata kuliah yang diakui atau yang dicantumkan dalam transkrip adalah nilai yang tertinggi. Penghapusan mata kuliah dapat dilakukan pada saat pendaftaran ujian skripsi untuk mata kuliah pilihan konsentrasi sepanjang jumlah sks minimum 144 sks.
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu
Pasal 33 Pembetulan Nilai (1)
(2)
(3)
Pembetulan nilai dilakukan atas usul mahasiswa karena nilai mata kuliah yang tercantum dalam KHS tidak sesuai dengan yang diumumkan oleh dosen mata kuliah bersangkutan atau kesalahan lainnya dengan tahapan sebagai berikut: a. mahasiswa mengisi borang pembetulan nilai untuk hal-hal yang harus diisi oleh yang bersangkutan; b. mahasiswa menyerahkan borang yang telah diisi (butir 1a pasal ini) kepada dosen penanggung jawab mata kuliah untuk mengisi kolom tentang nilai yang sah dan alasan pembetulan nilai serta menandatanganinya; c. borang tersebut diajukan kepada PA dan ketua program studi untuk diminta persetujuannya. Pembetulan nilai dilakukan oleh penanggung jawab mata kuliah selambatnya 2 (dua) bulan setelah hari terakhir pengisian nilai sesuai dengan jadwal yang tercantum dalam kalender akademik. Pembetulan nilai dilakukan melalui program siakad on-line langsung oleh penanggung jawab mata kuliah dengan persetujuan PA dan ketua program studi. Pasal 34 Cuti Akademik
(1) (2) (3) (4)
Cuti akademik adalah penundaan kegiatan akademik mahasiswa dalam batas waktu tertentu. Mahasiswa yang memiliki alasan kuat dan sah berhak untuk mengambil cuti akademik. Cuti akademik terdiri atas 2 jenis yakni cuti akademik I dan II. Cuti akademik I adalah cuti akademik tanpa perhitungan masa
(5)
(6)
studi dan tanpa pembayaran SPP sedangkan cuti akademik II adalah cuti akademik dengan perhitungan masa studi dan pembayaran SPP. Cuti akademik I dapat diambil paling lama 2 (dua) semester dan hanya 1 (satu) kali selama masa studi sedangkan cuti akademik II dapat dilakukan setelali cuti akademik I selesai selama tidak melampaui masa studi maksimum. Cuti akademik diusulkan oleh mahasiswa kepada Ketua melalui Ketua program Studi dengan persetujuan PA serta melampirkan persyaratan sebagai berikut: a. kartu mahasiswa asli; b. salinan bukti pembayaran SPP untuk semester sebelumnya (yang sedang berjalan) untuk permohonan cuti akademik jenis pertama atau salinan bukti pembayaran SPP untuk semester yang tidak akan ditempuhnya untuk cuti akademik jenis kedua Pasal 35 Perpanjangan Masa Studi
(1)
(2)
(3)
Mahasiswa pada semester XIV yang telah menyelesaikan seluruh tugas perkuliahan dan dalam proses perbaikan skripsi, dalam arti seluruh skripsi sudah selesai ditulis, dapat memohon perpanjangan masa studi kepada Ketua. Perpanjangan masa studi hanya diberikan 1 (satu) kali dan hanya untuk selama 1 (satu) semester dan dilakukan antara bulan Juni dan Desember. Mahasiswa yang memenuhi kriteria pada ayat (1) menulis permohonan perpanjangan studi kepada Ketua dengan ketentuan sebagai berikut: a. Ditulis pada kertas bermaterai Rp. 6000,00. b. Diketahui oleh dosen PA, pembimbing skripsi, dan ketua
c. d. e.
f.
program studi. Dilampiri fotokopi draf skripsi sebagaimana yang tercantum pada ayat (1) pasal ini. Dilampiri bukti pembayaran SPP terakhir. Selain pengajuan permohonan perpanjangan masa studi, dalam surat itu juga harus dinyatakan bahwa bila yang bersangkutan mengerti bila setelah satu semester berikutnya yang bersangkutan tidak dapat menyelesaikan skripsinya, yang bersangkutan akan dinyatakan putus studi. Setelah izin Ketua diterbitkan, mahasiswa segera memenuhi ketentuan registrasi.
(4)
Pasal 37 Kecurangan Akademik (1)
Yang dianggap kecurangan akademik adalah sebagai berikut: a. Ngepek/nyontek yaitu menyalin tulisan mahasiswa lain dalam ujian, bekerjasama dengan cara berkomunikasi dengan mahasiswa lain dalam ruang ujian. dan membawa informasi terlarang termasuk informasi dalam alat-alat elektronik ke dalam ruang ujian. b. Plagiarisme yaitu secara sengaja menyalin tulisan orang lain atau mengutip tulisan orang lain, tanpa cara-cara yang sah dalam dunia akademik yaitu dengan melakukan perujukan dan dokumentasi (catatan kaki dan/atau biblografi). c. Kolusi yaitu membantu mahasiswa lain untuk membuatkan suatu tugas padahal dia tahu bahwa mahasiswa yang dibantu itu akan menyerahkan tugas tersebut sebagai miliknya sendiri atau menyerahkan tugas yang dikerjakan orang lain sebagai miliknya sendiri. d. Pemalsuan data penelitian. e. Personifikasi (perjokian) dalam ujian. f. Pemalsuan KRS/KHS g. Pemalsuan nilai dalam transkrip akademik h. Pemalsuan berkas ujian.
(2)
Tindakan-tindakan yang termasuk plagiarisme:
Pasal 36 Putus Studi (1) (2)
(3)
Putus studi dapat berupa putus studi administratif dan/atau putus studi akademik. Mahasiswa dinyatakan putus studi administratif bila yang bersangkutan tidak membayar SPP, tidak melaksanakan daftar ulang selama 2 semester atau lebih berturut-turut, dan/atau meninggalkan kegiatan akademik selama 2 semester atau lebih berturut-turut tanpa memiliki izin cuti akademik. Mahasiswa dinyatakan putus studi bila pada penilaian Tahap I pada akhir semester IV memiliki IP kurang dari 2,00 untuk perolehan kredit sedikitnya 40 sks; atau bila pada penilaian Tahap II pada akliir semester VIII memiliki IP kurang dari 2,00 untuk perolehan kredit sedikitnya 80; atau bila pada penilaian Tahap III pada akhir semester XIV beban studi wajib yang dinyatakan dalam kurikulum belum terpenuhi dan/atau IPK kurang dari 2,00.
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu 1
Semua mahasiswa dapat diputusstudikan bila melakukan kecurangan akademik.
77
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu
(3)
(4)
a. Mengutip tulisan/pendapat orang lain atau tulisannya sendiri tanpa melakukan perujukan dan dokumentasi (catatan kaki dan/atau bibliografi) yang layak. b. Mengutip tabel dan gambar hasil penelitian orang lain atau dari tulisannya sendiri tanpa mencantumkan sumber kutipan. c. Mereproduki tulisan orang lain yaitu menyalin seluruh tulisan orang lain dan mengakuinya sebagai tulisan si penyalin. d. Dengan sengaja mengirim satu tulisan ke dua jurnal ilmiah. e. Menghilangkan nama penulis lain dari suatu tulisan. f. Mengakui skripsi sebagai karya pribadi mahasiswa atau dosen. g. Menerjemahkan tulisan-tulisan orang lain dan mengakui hasil terjemahan itu sebagai karya si penerjemah. h. Mengubah tulisan orang lain baik organisasi maupun fraseologi dan mengakuinya sebagai karya pribadi. i. Meminta orang lain untuk menulis suatu tulisan untuk diakui sebagai karya pribadi. j. Menitip nama yaitu meminta namanya diikutsertakan sebagai penulis padahal sumbangannya dalam tulisan itu tidak ada. Plagiarisme menyangkut semua tulisan baik yang diterbitkan (buku ajar, ensiklopedi, monograf, artikel dalam jumal) maupun yang tidak diterbitkan (diktat kuliah, makalah untuk pertemuan ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, makalah untuk tugas mata kuliah, laporan penelitian, etc.). Mahasiswa yang melakukan kecurangan akademik dapat diberi sanksi akademik.
Pasal 38 Sanksi Akademik (1)
(2) (3) (4)
Sanksi akademik dapat berupa salah satu dari yang berikut ini: a. Hukuman bersyarat berupa ancaman ancaman hukuman putus studi kalau mahasiswa yang bersangkutan melakukan (lagi) kecurangan akademik dalam kurun waktu tertentu setelah surat keputusan ini diterbitkan. b. Pemberian huruf mutu E untuk mata kuliah yang dicurangi. c. Pemberian huruf mutu E untuk semua mata kuliah dalam satu semester yang bersangkutan dengan terjadinya kecurangan tersebut. d. Mahasiswa yang bersangkutan tidak diperkenankan untuk mengikuti kegiatan akademik pada satu semester berikutnya. e. Putus studi. f. Kombinasi sanksi a dengan b - d pasal ini. Sanksi akademik yang tercantum pada ayat (1) huruf с dan d pasal ini diperhitungkan dalam perhitungan masa studi. Sanksi akademik dijatuhkan oleh Ketua. Mahasiswa tertuduh berhak melakukan pembelaan dalam sidang pemeriksaan. Pasal 39 Tata Cara Pemberian Sanksi Akademik
(1) (2)
Setiap perbuatan curang dilaporkan kepada ketua program studi disertai dengan berita acara. Wakil Ketua I mengadakan sidang pemeriksaan yang dihadiri oleh: a.
Mahasiswa tertuduh
b. c. d.
(3)
(4) (5)
Pembimbing akademik mahasiswa Pembimbing skripsi kalau kecurangan menyangkut skripsi Dosen mata kuliah kalau kecurangan menyangkut mata kuliah e. Ketua progam studi. f. Wakil Ketua III g. Pengawas ujian kalau kecurangan menyangkut ujian. Apabila Wakil Ketua I merupakan pembimbing akademik dan/atau pembimbing skripsi dan/atau dosen mata kuliah yang dicurangi, rapat dipimpin oleh Wakil Ketua III. Wakil Ketua III membuat berita acara pemeriksaan yang akan ditandatangani oleh mahasiswa dan semua yang hadir. Tata tertib pemeriksaan: a. Ketua Program Studi melaporkan peristiwa kecurangan b. Apabila Ketua Program Studi berhalangan, tugas itu digantikan oleh Sekretaris program studi. c. Setelah laporan dibacakan, Wakil ketua I meminta mahasiswa tertuduh untuk menanggapi laporan tersebut. d. Setelah mahasiswa selesai menanggapi, Wakil ketua I memberi kesempatan kepada peserta sidang untuk meminta penjelasan dari mahasiswa, Ketua Program Studi, dan dosen yang menemukan kecurangan tersebut. e. Kalau tidak ada lagi pertanyaan, Wakil ketua I meminta mahasiswa meninggalkan ruang sidang dan menunggu di luar ruang sidang. f. Wakil Ketua I memimpin rapat untuk mengambil keputusan. g.
disusun oleh Wakil Ketua III dan mahasiswa tertuduh dipanggil ke dalam ruang sidang untuk mendengarkan keputusan dan menandatangani berita acara. h. Setelah penandatanganan berita acara, Wakil Ketua I memberitahu hak mahasiswa untuk naik banding kepada Ketua. i. Wakil Ketua I menyiapkan surat keputusan dan dalam waktu selambat- lambatnya tiga hari setelah persidangan untuk ditandatangani Ketua. j. Wakil ketua III membantu mahasiswa untuk membuat surat permohonan banding kepada Ketua yang akan disertai dengan berita acara pemeriksaan yang dapat pula berisikan hal-hal yang meringankan mahasiswa tertuduh. k. Permohonan banding kepada Ketua sudah harus disampaikan selambat-lambatnya satu minggu setelah surat keputusan Ketua terbit. Kalau permohonan tidak memenuhi ketentuan ini, keputusan Ketua merupakan keputusan terakhir. l. Kalau permohonan naik banding diajukan, Ketua memerintahkan Badan Penyelesaian Pelanggaran Tata Tertib Mahasiswa STIT Pringsewu (BPTTM STIT Pringsewu) untuk melaksanakan pemeriksaan selambat-lambatnya tiga hari setelah tanggal naik banding diterima Ketua. m. Badan Penyelesaian Pelanggaran Tata Tertib STIT Pringsewu menyampaikan laporan kepada Ketua selambatlambatnya dua hari setelah persidangan berakhir. n. Laporan BPTTM STIT Pringsewu digunakan sebagai bahan bagi Ketua untuk mengambil keputusan. o. Dalam waktu tujuh hari setelah laporan BPTTM STIT Pringsewu disampaikan, surat keputusan Ketua sudah
Setelah keputusan disimpulkan, berita acara pemeriksaan
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu 1
77
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu
p.
diterbitkan dan disampaikan kepada mahasiswa, dan Ketua Program Studi. Surat keputusan Ketua seperti yang dimaksud pada butir о pasal ini mempakan keputusan terakhir.
(4)
Pasal 40 Pindah Studi ke Luar STIT Pringsewu (1) (2)
(3)
Mahasiswa diperkenankan pindah studi ke perguruan tinggi lain. Mahasiswa mengajukan permohonan pindah studi kepada Ketua dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut: a. transkrip akademik yang disahkan oleh Kepala BAAK; b. keterangan yang menyatakan bebas dari berbagai kewajiban administrasi antara lain tidak mempunyai tunggakan buku perpustakaan, pertanggungjawaban kegiatan kemahasiswaan, dan telah membayar SPP semester sebelunmya; c. kartu mahasiswa asli. Mahasiswa yang telah diberi surat pindah tidak dapat diterima kembali di STIT Pringsewu.
Pasal 42 Pembimbing dan Penguji Skripsi (1) (2) (3)
(4)
Pasal 41 Penyusunan Skripsi (1) (2)
(3)
Mahasiswa wajib menyusun karya ilmiah individual dalam bentuk skripsi. Mahasiswa dapat mengajukan judul skripsi dengan syarat: a. telah lulus mata kuliah minimum 100 sks; b. meniiliki IPK minimum 2,00; c. mengajukan permohonan kepada ketua program studi. Skripsi ditulis dengan mengikuti ketentuan yang telah disahkan
oleh STIT Pringsewu yaitu Format Penulisan Karya Ilmiah STIT Pringsewu dan memenuhi persyaratan administratif yang ditetapkan oleh Ketua. Penyusunan skripsi dilakukan selambatnya 8 bulan terhitung sejak surat keputusan tentang pembimbing skripsi.
(5)
Setiap mahasiswa penyusun skripsi dibimbing oleh paling banyak 2 (dua) dosen yang memenuhi syarat. Pembimbing skripsi terdiri dari pembimbing utama dan Wakil atau hanya pembimbing utama. Pembimbing utama untuk penyusunan skripsi harus memiliki bidang ilmu sesuai dengan topik penelitian mahasiswa, serendahnya dengan jabatan fungsional asisten ahli bagi dosen yang bergelar magister dengan pengalaman mengajar 2 (dua) tahun atau asisten ahli dengan pengalaman mengajar 1 (satu) tahun bagi dosen yang bergelar doktor. Pembimbing Wakil untuk penyusunan skripsi harus memiliki bidang ilmu sesuai dengan topik penelitian mahasiswa, serendahnya dengan jabatan akademik asisten ahli dengan pengalaman mengajar minimum 1 (satu) bagi dosen pemegang gelar doktor/ magister. Pembimbing pembimbing skripsi ditunjuk oleh ketua program studi dan ditetapkan oleh ketua dengan memperhatikan: a. pembimbing utama merangkap pembimbing akademik ditunjuk berdasarkan kesesuaian bidang ilmu dengan minat mahasiswa dalam penelitian mahasiswa; b. jika topik penelitian mahasiswa merupakan bagian dari
penelitian dosen, maka dosen yang bersangkutan secara otomatis menjadi pembimbing utama/ pembimbing akademik; c. pembimbing Wakil dapat ditunjuk berdasarkan kebijaksanaan ketua program studi atau atas usul pembimbing utama; (6) Apabila diperlukan, ketua atas usul ketua program studi dapat menunjuk pembimbing Wakil dari perguruan tinggi lain. (7) Pembimbingan skripsi meliputi penentuan topik dan judul, penulisan usul penelitian, pelaksanaan penelitian, penulisan bahan seminar untuk seminar usul dan hasil penelitian, penulisan skripsi secara lengkap, dan persiapan ujian skripsi; (8) Jangka waktu pembimbingan: a. setiap mahasiswa mendapat bimbingan skripsi dari pembimbing utama dan Wakil sejak pembimbing tersebut ditunjuk sebagai pembimbing skripsi sampai lulus; b. jika pembimbing skripsi meninggalkan tugas lebih dari 6 bulan, maka tugasnya dialihkan kepada dosen lain dengan surat keputusan ketua terkait atas usulan ketua program studi. (9) Tim penguji ujian skripsi paling banyak 3 (tiga) dosen terdiri atas: pembimbing utama, pembimbing Wakil (kalau ada), dan penguji bukan pembimbing/pembahas atau 1 pembimbing dan 2 penguji bukan pembimbing. (10) Pembahas untuk skripsi atau penguji bukan pembimbing dan ujian skripsi harus memenuhi syarat: serendah-rendahya berjabatan akademik asisten ahli dalam bidang kajian mahasiswa dengan pengalaman membimbing minimum 2 (dua ) tahun untuk dosen bergelar akademik magister dan 1 (satu) tahun untuk yang bergelar akademik doktor.
(11) Seorang dosen dapat menjadi pembimbing utama maksimum 6 (enam) mahasiswa dalam satu tahun akademik
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu 1
77
Pasal 43 Seminar Skripsi (1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Seminar skripsi terdiri atas Seminar I untuk penyajian usul penelitian dan Seminar II untuk penyajian hasil penelitian oleh mahasiswa. Seminar I dilaksanakan oleh mahasiswa dengan syarat: a. usul penelitian dan bahan Seminar I telah disetujui oleh komisi pembimbing; b. mahasiswa yang bersangkutan telah mengikuti minimum 5 kali Seminar I dan/atau II. Seminar II dilaksanakan oleh mahasiswa dengan syarat: a. draf skripsi dan bahan Seminar II telah disetujui oleh komisi pembimbing; b. telah mengikuti minimum 10 kali Seminar I dan/atau II; Seminar I harus dilaksanakan sebelum melaksanakan penelitian, sedangkan Seminar II dilaksanakan setelah persyaratan seperti yang tercantum pada ayat 3 pasal ini dipenuhi. Seminar I dan II dilaksanakan terbuka bagi dosen dan mahasiswa STIT Pringsewu dengan mengumumkan judul, tempat, dan waktu secara jelas 7 hari sebelum pelaksanaan; dihadiri oleh komisi pembimbing dan pembahas serta minimal 10 mahasiswa. Seminar mahasiswa dilaksanakan selama paling sedikit 60 menit: 15 menit untuk presentasi, 15 menit pertanyaan, masukan, dan saran dari peserta, 15 menit untuk pembahas, Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu
(7)
(8)
dan 15 menit untuk pembimbing. Bobot penilaian dalam seminar dengan 2 pembimbing adalah 40% pembahas, 40% pembimbing utama, dan 20% pembimbing pembantu; sedangkan dalam seminar dengan 1 pembimbing dan 2 pembahas maka 50% untuk pembimbing, 25% untuk pembahas I, dan 25% untuk pembahas II. Pengisian DAK untuk nilai Seminar I dan II dikoordinasikan dengan Wakil Ketua I. Pasal 44 Ujian Skripsi (Munaqasyah)
(1)
(2)
Mahasiswa yang sudah dapat menempuh ujian skripsi (Munaqasyah) dalam suatu semester tetapi masih harus menempuh maksimum dua mata kuliah wajib yang pernah diambil tetapi belum lulus dan ditawarkan pada semester berikutnya, maka mahasiswa yang bersangkutan dapat menempuh mata kuliah tersebut dengan melaksanakan kuliah khusus atau studi terbimbing dengan ketentuan: a. mengajukan permohonan dan disetujui PA, ketua program studi, dan ketua; b. mata kuliah tersebut didaftarkan ke BAAK; c. jumlah jam studi sesuai dengan beban sks mata kuliah tersebut; d. lama masa studi terbimbing selama 2—4 bulan (16 kali tatap muka) serta disesuaikan dengan beban sks mata kuliah dan kesepakatan jumlah jam tatap muka per hari dengan dosen penanggung jawab mata kuliah. Ketentuan teknis tentang ujian skripsi (Munaqasyah): a. Waktu ujian harus ditetapkan dengan pasti dan diketahui oleh mahasiswa, pembimbing, dan penguji.
b.
c.
d. e.
f.
g.
Program Studi menyiapkan dokumen-dokumen berikut: 1) transkrip akademik mahasiswa yang akan diuji yang telah disahkan oleh Wakil Ketua I; 2) formulir penilaian untuk masing-masing penguji; 3) formulir nilai gabungan; 4) berita acara ujian dilengkapi dengan perhitungan IPK. Ujian bersifat individual dan komprehensif yang dilaksanakan dalam satu sidang ujian dan harus dihadiri oleh seluruh tim penguji secara bersama-sama. Ujian dapat bersifat terbuka bagi sivitas akademika. Tim penguji terdiri atas: 1) pembimbing utama sebagai ketua dan pembimbing pembantu sebagai sekretaris merangkap anggota; 2) jika pembimbing hanya 1 (satu) orang maka pembimbing bertindak sebagai ketua merangkap sekretaris; 3) penguji bukan pembimbing sebagai penguji utama. 4) kalau pembimbingan hanya dilakukan oleh satu orang, ujian diuji oleh dosen pembimbing dan dua dosen penguji bukan pembimbing. Setiap mahasiswa diuji selama 90 - 150 menit dengan rincian: 15-25 menit bagi mahasiswa untuk penyajian skripsi, 30-50 menit bagi ketua penguji, 30 - 50 menit bagi penguji utama, dan 15-25 menit bagi anggota penguji. Penilaian dilakukan terhadap: 1) skripsi: originalitas; keterpaduan antara judul, masalah, tujuan, hipotesis, metodologi, pembahasan, kesimpulan, dan saran; kegunaan, keaslian, relevansi, dan kemutakhiran tinjauan pustaka; teknik penulisan (format dan kebahasaan); 2) ujian: teknik penyajian, penguasaan substansi, dan
(3)
(4) (5)
sikap ilmiah. h. Bobot penilaian dalam ujian dengan 2 pembimbing adalah 40% penguji utama, 40% ketua penguji,dan20% anggota penguji; sedangkan untuk 1 pembimbing dan 2 dosen bukan pembimbing adalah 50% untuk ketua penguji, 25% untuk penguji I, dan 25% untuk penguji II. i. Nilai ditulis dalam formulir yang disediakan oleh program studi dan ditandatangani oleh semua penguji. j. Setelah ujian selesai, mahasiswa diminta untuk menunggu di luar ruangan dan sekretaris merekapitulasi nilai. k. Jika nilai memenuhi persyaratan lulus, maka sekretaris menghitung IPK berdasarkan transkrip akademik yang ada dalam berkas ujian mahasiswa. l. Jika nilai tidak memenuhi persyaratan lulus, maka mahasiswa harus mengikuti ujian ulang dengan dijadwal kembali berdasarkan kesepakatan penguji. m. Berita acara ujian langsung diserahkan oleh ketua penguji kepada ketua program studi. Ketentuan berikut diikuti jika terjadi ketidaksepakatan pendapat antarpenguji dalam hasil ujian dan perbaikan skripsi: a. kewenangan berada pada ketua penguji untuk memutuskan; b. anggota penguji dapat memohon kepada ketua program studi untuk menyelesaikan masalah kebenaran ilmiah. Setelah lulus ujian skripsi, mahasiswa wajib memperbaiki skripsinya sesuai dengan saran dari para penguji. Pengisian DAK untuk nilai ujian skripsi dikoordinasikan dengan Wakil Ketua I. Pasal 45
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu 1
Pembagian Tugas dan Wewenang dalam Penyusunan Skripsi (1)
77
Tugas dan wewenang ketua program studi dalam proses penyusunan dan ujian skripsi: a. Memeriksa berkas permohonan pengajuan judul skripsi yang meliputi 1) pemenuhan syarat akademik dan administrasi; 2) duplikasi dan relevansi judul dengan bidang ilmu yang diasuh program studi. b. Menolak judul yang merupakan duplikasi dan tidak relevan dengan bidang ilmu yang diasuh program studi atau kurikulum program studi. c. Menolak berkas permohonan yang tidak memenuhi persyaratan akademik dan administrasi. d. Memberi pertimbangan perbaikan judul jika dari segi kebahasaan dianggap kurang tepat. e. Mengusulkan pembimbing skripsi dan pembahas/penguji bukan pembimbing kepada ketua. f. Menilai skripsi untuk kelayakan ujian dengan ketentuan: 1) penilaian materi, format, dan kebahasaan; 2) setiap manuskrip sudah harus dinilai dalam 2 hari; 3) jika ketua program studi berhalangan, pemeriksaan segera diambil alih sekretaris program studi. g. Mengarahkan pembimbing untuk menyempurnakan skripsi sampai layak uji, jika skripsi mahasiswa yang dibimbingnya belum layak uji. h. Menugaskan dosen dan mahasiswa untuk menghadiri seminar usul dan hasil penelitian.
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu
(2)
(3)
(4)
i. Melayani permintaan dosen untuk mengalokasikan rencana penelitian dosen kepada mahasiswa . j. Memeriksa dan mencegah duplikasi skripsi mahasiswa dengan laporan penelitian dosen atau mahasiswa lain. k. Melayani pengaduan tentang ketidakdisiplinan dosen pembimbing skripsi. l. Menegur dan menindak dosen yang menyalahi tata tertib pembimbingan skripsi. Tugas dan wewenang pembahas/penguji bukan pembimbing: a. Menghadiri dan memberikan masukan dalam seminar usul dan hasil penelitian tanpa memberi nilai. b. Menguji dan menilai skripsi. c. Memberikan saran perbaikan skripsi yang meliputi materi keilmuan, format dan teknik penulisan, serta kebahasaan. Hak dan kewajiban mahasiswa : a. Mendapat paling banyak 2 (dua) dosen pembimbing dan 1 (satu) pembahas/ penguji bukan pembimbing untuk penyusunan dan ujian skripsi. b. Menghubungi dosen pembimbing secara teratur sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh dosen pembimbing untuk mendapatkan bimbingan. c. Mematuhi saran- saran perbaikan dari dosen pembimbing. d. Mengkomunikasikan secara baik berbagai perubahan dalam skripsi kepada dosen pembimbing. Tugas dan wewenang ketua dalam mengawasi proses pembimbingan skripsi: a. Menegur ketua program studi jika tidak memenuhi tugas dan wewenang sebagaimana yang tercantum pada Ayat 1-3 pasal ini. b. Menerbitkan surat keputusan tentang pembimbingan skripsi atas usulan ketua program studi.
Pasal 46 Pencetakan, Penandatanganan, dan Penyerahan Skripsi (1) (2) (3) (4)
Mahasiswa yang telah lulus ujian skripsi wajib memperbaiki dan mencetak skripsi sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Untuk menjamin penerapan baku mutu, lembar pengesahan ditandatangani oleh tim penguji, dan ketua program studi. Mahasiswa harus menyeralikan skripsi yang telah diperbaiki dan dicetak paling lambat 2 bulan setelah ujian. Jika dalam waktu 2 bulan setelah lulus ujian skripsi mahasiswa belum menyerahkan skripsi yang telah diperbaiki, maka skripsi mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan kadaluwarsa dan mahasiswa harus mengulang penyusunan skripsi dari awal. Pasal 47 Syarat Kelulusan
(1) (2)
(3)
Mahasiswa dinyatakan lulus bila telah memenuhi persyaratan akademik dan administrasi. Persyaratan lulus: a. telah lulus semua mata kuliah dan memenuhi jumlah sks wajib dalam program studi; b. memiliki IPK > 2,00 tanpa huruf mutu E; c. memiliki nilai Toefl minimum 400; tidak mempunyai tunggakan buku perpustakaan; a. telah pernah mengikuti pekan ta’aruf STIT Pringsewu; b. telah menyerahkan skripsi dalam bentuk jadi; c. telah melunasi SPP Semester I sampai dengan semester terakhir.
Pasal 48
Predikat Kelulusan (1)
(2) (3) (4) (5)
Predikat kelulusan mahasiswa terdiri atas Memuaskan, Sangat Memuaskan, dan Dengan Pujian (Cum Laude) yang ditentukan berdasarkan IPK, masa studi, dan pengulangan mata kuliah. Predikat memuaskan diberikan kepada lulusan dengan IPK 2,75 - 3,00. Predikat sangat memuaskan diberikan kepada lulusan dengan IPK 3,01 - 3,50. Predikat Cum Laude diberikan kepada lulusan dengan IPK 3,51 - 4,00 tanpa nilai С dengan masa studi maksimum 4 tahun . Jika batasan maksimum masa studi pada Ayat 4 pasal ini tidak terpenuhi, maka lulusan dengan IPK lebih besar dari 3,51 memperoleh predikat Sangat Memuaskan
(6) (7) (8)
Pasal 50 Persyaratan Wisuda (1) (2)
Pasal 49 Penggunaan dan Jenis Gelar Akademik (1) (2) (3)
(4) (5)
Setiap mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dalam program pendidikan akademik diberi mendapat gelar akademik. Gelar akademik dicantumkan dalam ijazah bersama dengan nama program studi. Penggunaan gelar akademik ditempatkan di belakang namanama yang berhak atas gelar dan sebutan tersebut setelali didahului dengan tanda baca “koma”. Gelar akademik yang digunakan oleh yang berhak adalah 1 (satu) gelar jenjang tertinggi. Gelar akademik hanya digunakan atau dicantumkan pada dokumen resmi yang berkaitan dengan kegiatan akademik dan pekerjaan.
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu 1
Gelar akademik dan sebutan tersebut adalah Sarjana Pendidikan Islam, disingkat S.Pd.I Gelar akademik yang diperoleh secara sah tidak dapat dicabut atau ditiadakan oleh siapa pun. Keabsahan perolehan gelar akademik sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) dapat ditinjau kembali karena alasan akademik.
(3)
(4) (5)
77
Lulusan dapat mengikuti upacara wisuda. Calon wisudawan wajib memenuhi seluruh persyaratan wisuda: a. Calon wisudawan mengisi borang pendaftaran wisuda. b. Untuk calon wisudawan, borang ditandatangani oleh calon wisudawan dan ketua program studi sebagai tanda persetujuan bahwa seluruh persyaratan telah diperiksa kelengkapan, kesesuaian, keaslian, dan kebenarannya. c. Seluruh persyaratan wisuda (Ayat 2 pasal ini) dan borang pendaftaran wisuda yang telah dilengkapi, langsung diserahkan kepada BAAK. Kelengkapan ditunjukkan oleh tersedianya seluruh dokumen yang diperlukan; kesesuaian ditunjukkan oleh terpenuhinya baku mutu yang telah ditetapkan; keaslian ditunjukkan oleh telah disahkannya dokumen oleh pejabat terkait; kebenaran ditunjukkan oleh kesesuaian antara dokumen dan catatan resmi pada institusi yang mengeluarkan. Seluruh berkas akan diperiksa kembali kelengkapan, kesesuaian, keaslian, dan kebenarainnya oleh BAAK. Berkas calon wisudawan yang tidak memenuhi persyaratan tidak dapat diwisuda dan berkasnya dikembalikan kepada ketua Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu
(6)
program studi. Hanya calon wisudawan yang telah memenuhi persyaratan paling lambat 21 hari sebelum hari pelaksanaan wisuda yang dapat mengikuti upacara wisuda.
(3)
(4)
Pasal 51 Penetapan Lulusan Terbaik (1) (2)
(3)
(4) (5) (6)
Wisudawan terbaik ditetapkan oleh Ketua atas usulan Ketua Program Studi Wisudawan terbaik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: IPK > 3,00; masa studi, < 5 tahun; nilai EPT > 400; tidak ada pengulangan mata kuliah; dan telah memenuhi seluruh persyaratan kelulusan. Urutan wisudawan terbaik ditetapkan berdasarkan IPK, masa studi, dan nilai EPT satu tahun terakhir dengan pembobotan masing-masing 50, 25, dan 25%; Konversi masa studi ke angka mutu 1-4 adalah < 4 tahun = 4; 4,0 - 4,5 tahun = 3; 4,6 - 5,0 tahun = 2; > 5 tahun = 1 Wisudawan terbaik Peringkat I - III dipilih oleh tim yang ditunjuk oleh Ketua atas usulan Ketua program studi. Bila ada dua calon mempunyai nilai yang sama, maka mutu kegiatan kemahasiswaan dipakai sebagai kriteria penentu. Pasal 52 Penyelenggaraan Wisuda dan Penyerahan Ijazah
(1) (2)
Upacara wisuda dilaksanakan per tahun akademik minggu ke-3 September. Ijazah lulusan dapat diserahkan kepada wisudawan dalam Upacara Wisuda STIT Pringsewu
Ijazah diberi tanggal kelulusan sesuai dengan tanggal wisuda yang terdekat dengan saat penyelesaian pesyaratan akademik dan administrasi lulusan. Gelar akademik, dapat digunakan setelah yang bersangkutan melengkapi persyaratan kelulusan. BAB V PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Pasal 53 Tujuan Kegiatan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
(1)
(2)
(3)
(4)
Kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan STIT Pringsewu bertujuan untuk menunjang program pendidikan; mengembangkan ilmu, teknologi, dan/atau seni; membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat. Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk: a. mencari dan/atau menemukan kebaruan kandungan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau b. menguji ulang teori, konsep, prinsip, prosedur, metode, dan/atau model yang sudah menjadi kandungan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni. Kegiatan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan oleh dosen dan/atau mahasiswa dengan mematuhi kaidah/norma dan etika akademik sesuai dengan prinsip otonomi keilmuan. Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus dipublikasikan pada terbitan berkala ilmiah dalam negeri terakreditasi atau terbitan berkala ilmiah internasional yang
(5)
(6)
(7)
diakui Kementerian. Hasil penelitian dilakukan oleh dosen untuk memenuhi dharma penelitian wajib diseminarkan dan dipublikasikan pada terbitan berkala ilmiah terakreditasi atau yang diakui Kementerian. Hasil penelitian diakui sebagai penemuan baru setelali dimuat dalam terbitan berkala ilmiah terakreditasi yang diakui Kementerian dan/atau mendapatkan hak kekayaan intelektual. Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh dosen dimanfaatkan untuk memperkaya materi pembelajaran mata kuliah yang relevan.
pengabdian kepada masyarakat untuk jangka pendek, menengah, dan panjang-baik berupa penelitian perseorangan maupun kelompok. Pasal 55 Kategori dan Bidang Ilmu Penelitian (1)
Pasal 54 Penyusunan Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (2) (1)
(2)
(3)
LPPM menyusun program penelitian dan pengabdian ke masyarakat jangka pendek, menengah, dan panjang berdasarkan visi, misi. penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang akan dijadikan program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat unggulan STIT Pringsewu dalam kurun waktu tertentu, kemudian diajukan kepada Ketua untuk ditetapkan. Program Studi menerjemahkan program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sekolah tinggi ke dalam program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat jangka pendek, menengah, dan panjang sesuai dengan ilmu yang diasuh program studi dan ditetapkan dalam rapat program studi.
(3)
(4)
Penelitian terdiri atas (a) Kategori I untuk peningkatan kemampuan meneliti, (b) Kategori II untuk pengembangan institusi dalam sistem pendidikan tinggi, (c) Kategori III untuk pengembangan ilmu, teknologi, dan/atau seni terutama dalam penelitian unggulan STIT Pringsewu, dan (d) Kategori IV untuk menunjang pembangunan atau pengembangan pendidikan tinggi terutama yang berkaitan dengan penelitian Bidang ilmu dalam karya penelitian ditunjukkan dengan penekanan utama dalam keseluruhan karya tulis (tujuan, kerangka pemikiran, hipotesis, pembahasan, dan kesimpulan). Pelaksana penelitian (peneliti) adalah dosen yang dapat bekerja mandiri atau di bawah bimbingan, dan/atau berkelompok di program studi, serta lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat STIT Pringsewu. Pelaksana pengabdian kepada masyarakat adalah STIT Pringsewu melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIT Pringsewu, program studi, laboratorium, kelompok dosen, dan dosen STIT Pringsewu secara perorangan.
Kelompok bidang ilmu menyusun program penelitian dan
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu 1
77
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu
Pasal 56 Penelitian Perseorangan dan Kelompok (1) (2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Penelitian perseorangan merupakan penelitian mandiri dengan Kategori I, II, III, atau IV. Penelitian perseorangan bermutu serendah-rendahnya sama dengan tesis magister, direncanakan sendiri, dan untuk hal-hal teknis dapat berkonsultasi dengan ahli dalam bidang bersangkutan. Penelitian Kategori I diberlakukan bagi dosen dengan jabatan Asisten Ahli atau yang belum mendapatkan gelar akademik tambahan. Peneliti Kategori I dibimbing oleh seorang dosen senior maksimal 2 dosen; jika dosen senior yang dimaksud tidak ada di STIT Pringsewu, maka pembimbingnya dapat diminta dari perguruan tinggi lain. Penelitian kelompok dapat mengenai penelitian Kategori II, III, atau IV dengan jumlah anggota sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Dosen yang menjadi ketua dalam penelitian kelompok yaitu dosen yang mempunyai gagasan utama, merencanakan penelitian, menguasai permasalahan dan metodologi, serta bertindak sebagai penyatu bahasa, pembahas umum atau keseluruhan, dan pengambil keputusan.
Pasal 57 Kerjasama Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (1)
Semua bentuk kerja sama bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan badan/lembaga di dalam dan luar negeri harus melalui Ketua.
(2)
Ketua dapat melimpahkan wewenangnya kepada Ketua LPPM
(3)
(4)
(5)
untuk menandatangani kontrak kerja kegiatan kerja sama penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berbentuk kerja sama dilaksanakan oleh suatu kelompok yang masingmasing dibentuk oleh Ketua LPPM berdasarkan bidang ilmu yang relevan dengan kajian penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan atas persetujuan Ketua. Penanggung jawab kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berbentuk kerjasama harus melaporkan perkembangan dan/atau hasilnya secara berkala ke ketua program studi dan/atau ketua secara berkala. Ketua dalam menjalankan tugasnya harus menyampaikan laporan tertulis kepada Ketua secara berkala.
Pasal 58 Pengusulan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (1) (2)
(3) (4)
Usul penelitian/pengabdian kepada masyarakat disampaikan kepada Ketua LPPM. Ketua LPPM menugasi tim reviewer yang sesuai dengan bidang ilmu yang ada dalam usul tersebut untuk mengevaluasi usul penelitian/pengabdian kepada masyarakat yang diajukan. Tim reviewer tidak boleh mengevaluasi usul penelitian/pengabdian kepada masyarakat sendiri. Evaluasi dapat dilakukan dalam suatu seminar atau oleh masing-masing anggota tim secara terpisah: a. Apabila dilakukan dalam seminar, maka semua anggota tim reviewer harus hadir dalam seminar. b. Sekurang-kurangnya 80% dari peserta seminar berasal dari bidang ilmu yang terkait dengan topik seminar. c. Perbedaan pendapat yang terjadi dalam seminar harus dituntaskan yaitu argumentasi siapa yang disetujui oleh
(5) (6) (7)
(8)
forum seminar. d. Apabila argumentasi pemakalah yang dianggap kuat, maka argumentasi itu dipertahankan dalam makalah; sedangkan apabila argumentasi peserta seminar yang lebih kuat maka pernyataan dalam makalah tersebut harus diganti. e. Apabila tidak didapat kesepakatan, maka ketua dapat meminta pandangan/ pendapat pihak ketiga dari luar forum (bahkan dapat dari luar STIT Pringsewu) yang diakui mempunyai keahlian dalam bidang itu. f. Jika evaluasi dilakukan secara terpisah, maka berkas tidak boleh ditahan lebih dari 2 hari pada setiap reviewer. g. Jika seorang reviewer berhalangan lebih dari 2 hari, maka berkas diserahkan kepada reviewer lain. Tim reviewer menyerahkan hasil evaluasi usul penelitian/pengabdian kepada masyarakat kepada ketua LPPM. Ketua LPPM menentukan usul kegiatan yang disetujui berdasarkan hasil evaluasi tim reviewer. Ketua LPPM harus menyampaikan hasil evaluasi tentang usul kegiatan yang diterima atau ditolak kepada ketua tim penulis dengan tembusan Ketua. Usul kegiatan penelitian/pengabdian kepada masyarakat diakui, dicatat, dan disimpan di di LPPM STIT Pringsewu.
(3)
(4)
Pasal 60 Laporan dan Publikasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (1) (2)
(3) (4)
Pasal 59 Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (1)
(2)
Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku di STIT Pringsewu dan/atau pemberi hibah. Pelaksana kegiatan penelitian dan pengabdian kepada
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu 1
masyarakat adalah dosen dan/atau mahasiswa. Kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan sesuai dengan sifatnya (Pasal 50 Ayat 3 dan 4); yang dilaksanakan oleh dosen dan/atau mahasiswa secara perseorangan atau kelompok pada LPPM. Kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh dosen dikoordinasi, dimonitor, dan dievaluasi oleh LPPM; sedangkan yang dilakukan oleh mahasiswa akan dikoordinasi, dimonitor, dan dievaluasi oleh Wakil Ketua III.
77
Laporan hasil penelitian/pengabdian kepada masyarakat disampaikan kepada ketua LPPM. Ketua LPPM menugasi tim reviewer yang sesuai dengan bidang ilmu yang ada dalam laporan tersebut untuk mengevaluasi laporan yang diajukan. Tim reviewer tidak boleh menilai laporannya sendiri. Evaluasi dapat dilakukan dalam suatu seminar atau oleh masing-masing anggota tim secara terpisah: a. Apabila dilakukan dalam seminar, maka semua anggota tim reviewer hadir dalam seminar. b. Sekurang-kurangnya 80% dari peserta seminar berasal dari bidang ilmu yang terkait dengan topik seminar. c. Perbedaan pendapat yang terjadi dalam seminar haras dituntaskan yaitu argumentasi siapa yang disetujui oleh forum seminar.
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu
(5) (6) (7)
d. Apabila argumentasi pemakalah yang dianggap kuat, maka argumentasi itu dipertahankan dalam makalah; sedangkan apabila argumentasi peserta seminar yang lebih kuat maka pernyataan dalam makalah tersebut harus diganti. e. Apabila tidak didapat kesepakatan, maka ketua dapat meminta pandangan/ pendapat pihak ketiga dari luar forum (bahkan dapat dari luar STIT Pringsewu) yang diakui memiliki keahlian di bidang ini f. Jika evaluasi dilakukan secara terpisah, maka berkas tidak boleh ditahan lebih dari 2 hari pada setiap reviewer. g. Jika seorang reviewer berhalangan lebih dari 2 hari, maka berkas diserahkan kepada reviewer lain. h. Setelah dievaluasi, laporan penelitian/pengabdian kepada masyarakat yang ditolak dikembalikan kepada ketua pelaksana kegiatan untuk diperbaiki dan diserahkan kembali ke ketua LPPM. Laporan yang telah disetujui haras dipublikasikan dalam seminar/prosiding/ jurnal ilmiah. Laporan yang diterima harus diinformasikan kepada Ketua. Usul kegiatan penelitian/pengabdian kepada masyarakat diakui, dicatat, dan disimpan LPPM STIT Pringsewu.
(3)
(4)
Pasal 62 Produk dan Hak Cipta Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (1)
(2) (3)
(4) Pasal 61 Fasilitas Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (1)
(2)
Fasilitas penelitian/pengabdian kepada masyarakat antara lain dapat berbentuk gedung (laboratorium, ruang kerja, dan kantor), buku-buku, peralatan, bahan-bahan habis pakai, dan lapangan percobaan. Semua fasilitas yang dibeli dalam rangka penelitian/pengabdian kepada masyarakat—baik untuk dana yang berasal dari
pemerintah, swasta, maupun luar negeri—menjadi milik STIT Pringsewu. Semua fasilitas menjadi barang inventaris dan diadministrasikan dengan baik dalam bentuk catatan barang inventaris dan penggunaannya. Pada akhir pelaksanaan kegiatan, barang-barang inventaris harus diserahterimakan kepada Ketua.
(5) (6)
(7)
Produk penelitian/pengabdian kepada masyarakat dapat berbentuk pernyataan ilmiah/karya ilmiah, karya teknologi (berupa benda atau verbal), dan karya seni. Produk penelitian/pengabdian kepada masyarakat dapat digunakan sebagai referensi dalam perkuliahan. Kegiatan penelitian yang mempunyai ruang lingkup luas (terdiri atas beberapa subpenelitian yang masing-masing dilakukan secara terpisah) dapat digunakan sebagai objek penelitian untuk penulisan skripsi dalam program studi. Data hasil penelitian beberapa mahasiswa untuk skripsi dapat disitasi oleh dosen pembimbing menjadi satu laporan dengan bahasan yang lebih dalam dan luas untuk menghasilkan karya ilmiah dalam bidang penelitian. Semua peraturan dalam Ayat 3 dan 4 pasal ini tidak berlaku bagi penelitian Kategori I. Jika skripsi dipublikasikan, maka penulis pertama adalah mahasiswa, penulis kedua adalah dosen pembimbing utama, dan penulis ketiga adalah dosen pembimbing pembantu. Hak cipta semua produk penelitian/pengabdian kepada
masyarakat dipegang STIT Pringsewu tanpa mengabaikan hakhak pribadi, kecuali untuk kegiatan kerjasama. (8) Hak cipta skripsi serta berbagai penemuan ilmiah, teknologi, dan/atau seni yang dihasilkan dipegang oleh STIT Pringsewu. (9) Mahasiswa dapat memegang hak cipta skripsi yang dibuatnya dengan mengajukan permohonan kepada Ketua dan membayar biaya hak cipta sesuai dengan peraturan yang berlaku. (10) Jika skripsi mahasiswa merupakan bagian dari penelitian dosen, hak untuk menggunakan data hasil penelitian dipegang oleh dosen yang mempunyai penelitian tersebut
(5)
(6)
BAB IV POLA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN DOSEN JUNIOR
Pasal 63 Pengakuan terhadap Karya Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Pasal 64 Pengertian
(4)
Pembinaan dosen junior adalah rangkaian kegiatan pembinaan yang berkesinambungan yang dilakukan oleh dosen senior kepada dosen junior baik dalam hubungan struktural maupun hubungan fungsional. Ruang lingkup kegiatan pembinaan dan pengembangan adalah Tridharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dosen senior adalah dosen yang telah mendapat pengakuan/reputasi yang baik tentang moral akademiknya dan kemampuannya dalam bidang ilmu tertentu baik dalam jenjang pendidikan maupun tingkat pengetahuannya dan pengalamannya dalam dunia pendidikan serta dan mendapat penilaian yang baik dari mahasiswa e.g. minimum 3 untuk kisaran nilai 1—4. Dosen junior adalah dosen yang dianggap memiliki
77
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu
(1) (1)
(2)
(3)
(4)
Dosen dapat melakukan penelitian/pengabdian kepada masyarakat baik dalam bidang ilmunya maupun di luar bidang ilmunya. Hasil penelitian yang diakui sebagai karya ilmiah adalah buku referensi, monograf, poster, laporan hasil penelitian, rancangan dan karya teknologi, serta artikel dalam jumal ilmiah/ prosiding. Karya ilmiah yang tidak sesuai dengan bidang ilmu diakui sebagai karya pengabdian kepada masyarakat, jika hal itu diperlukan untuk pengembangan kelembagaan atau atas permintaan dan seizin Ketua. Kegiatan penelitian/pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan dengan bimbingan dianggap karya kelompok bagi terbimbing dan karya pembinaan dosen junior bagi pembimbing.
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu 1
Pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan melalui LPM baik karya perseorangan maupun kelompok diakui sebagai karya pengabdian kepada masyarakat. Pengakuan terhadap karya perseorangan dalam kegiatan kelompok didasarkan atas sumbangan tulisan yang sesuai dengan bidang ilmu masing-masing.
(2)
(3)
pengetahuan dan/atau pengalaman yang belum memadai dalam Tridharma Perguruan Tinggi sehingga memerlukan bimbingan di dalam suatu KBK atau di dalam bidang ilmu tertentu e.g. dosen yang bergelar doktor atau magister dengan pengalaman mengajar 0—2 semester tanpa bimbingan. Pasal 65 Tujuan dan Sasaran Pembinaan (1)
(2)
Pembinaan dan pengembangan dosen junior bertujuan untuk membentuk dosen yang bermutu tinggi yaitu setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945, negara, Pemerintah; bersikap ilmiah; berwibawa; kuat; berdaya guna; bersih; cerdas; berdedikasi dalam pengembangan pengetahuan; dan mejadi teladan bagi sivitas akademika STIT Pringsewu. Sasaran pembinaan dan pengembangan dosen junior adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan kesadaran dan disiplin dalam melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangannya masing-masing. b. Mengembangkan karir dosen. c. Mendistribusikan tugas dan tanggung jawab secara merata. d. Meningkatkan suasana akademik sehingga tercipta suasana kerja yang tertib dan nyaman.
Pasal 66 Tugas Ketua Program Studi, Dosen Senior, dan Dosen Junior (1)
Tugas ketua program studi a. Menyusun kriteria dosen senior dan junior. b. Mengklasifikasikan dosen ke dalam dosen senior dan junior. c. Menetapkan dosen senior pembina dan dosen junior yang
(2)
dibinanya. d. Mengawasi pelaksanaan pembinaan secara berikut: 1) Memeriksa dan menyarankan perbaikan silabus dan satuan acara perkuliahan (SAP) setiap KBK. 2) Memeriksa usul penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 3) Mencocokkan rencana tugas dan setara waktu mengajar penuh (SWMP) setiap individu dosen. 4) Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan seminar hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 5) Menerima, mengevaluasi, dan memberi saran perbaikan laporan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 6) Memberikan teguran kepada dosen senior yang mengabaikan dosen junior binaannya dan kepada dosen junior yang mengabaikan pembimbingan dosen seniomya. 7) Mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pembinaan secara berkala kepada Ketua. Tugas dosen senior a. Membimbing dalam bidang pendidikan dan pengajaran b. Menyusun silabus/garis-garis besar perkuliahan, mendiskusikannya dengan dosen junior binaannya, dan membagi tugas. c. Melatih penyusunan SAP dan bahan kuliah. d. Mengevaluasi SAP dan bahan kuliah yang disusun dosen junior dalam pelatihan memberikan kuliah. e. Menghadiri kuliah dosen junior dalam pelatihan memberi kuliah. f. Memberikan nasihat untuk kekurangan dalam pelaksanaan kuliah. g. Setelah semester berakhir, dosen senior melatih dosen junior untuk memperbaiki/menyempurnakan/mengembangkan
bahan kuliah. h. Memberikan pelatihan pengukuran kemajuan belajar mahasiswa. Membimbing dalam pembimbingan skripsi i. Mendiskusikan usul penelitian/laporan penelitian/skripsi menjadi tanggung jawab dosen senior. j. Membimbing dosen junior dalam pembimbingan skripsi, penyusunan bahan seminar, pembuatan alat bantu presentasi, dan teknik presentasi. k. Merekomendasikan dosen junior yang sudah dapat diikutsertakan dalam pembimbingan skripsi. l. Membimbing dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat m. Mengikutsertakan dosen junior dan membimbing mereka dalam melakukan tugas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan dosen senior. n. Membimbing dosen junior dalam penulisan (memeriksa dan memperbaiki) usul penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. o. Membimbing dosen dosen junior dalam melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, menulis laporan, serta menulis bahan seminar atau makalah untuk jurnal ilmiah. p. Membimbing dosen junior dalam membuat alat bantu presentasi serta melakukan presentasi ilmiah dan penyuluhan. q. Membimbing dalam kegiatan lain-lain 1) Membimbing dosen junior dalam menghitung beban tugas dosen yang dinyatakan dalam setara waktu mengajar penuh (SWMP). 2) Membantu dosen junior dalam merencanakan pendidikan Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu 1
(3)
lanjutan. 3) Mengamati dan mengembangkan kemampuan dosen junior dalam hal-hal positif di luar Tridharma Perguruan Tinggi. 4) Membimbing dosen junior dalam hal pembimbingan akademik untuk mahasiswa baik sebagai pembimbing akademik maupun sebagai pembimbing bidang penalaran kemahasiswaan. 5) Merekomendasikan dosen junior yang sudah mampu untuk berdiri sendiri kepada ketua program studi. 6) Mengevaluasi dan melaporkan secara berkala kegiatan pembinaan dan pengembangan dosen junior kepada ketua program studi. Tugas Dosen Junior a. Menaati pengarahan, pembimbingan, dari pelatihan yang diberikan dosen senior. b. Melaporkan berbagai hasil kegiatannya kepada dosen senior. Pasal 67 Teknik Pembinaan
(1) (2) (3) (4)
77
Instruktif yaitu dengan cara memberi perintah, pengarahan, dan pembimbingan. Edukatif yaitu dengan cara berdiskusi, tanya-jawab, dan pelatihan. Simulatif yaitu dengan cara tatap muka dan simulasi. Persuasif yaitu dengan cara memberi keteladanan.
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu
BAB V BEBAN TUGAS DOSEN
c. kerjasama dengan pihak luar STIT Pringsewu yang disetujui, dicatat, dan hasilnya diajukan melalui STIT Pringsewu.
Pasal 68 Setara Waktu Mengajar Penuh (1)
(2) (3) (4)
Beban tugas dosen adalah jumlah pekerjaan yang wajib dilakukan oleh seorang dosen sebagai tugas institusional dalam menyelenggarakan fungsi pendidikan tinggi. Beban tugas dosen dinyatakan dalam setara waktu mengajar penuh (SWMP). Setara waktu mengajar penuh adalah setara dengan 36 jam per minggu atau 12 sks per semester. Satu sks setara dengan 3 jam kerja per minggu dalam satu semester atau 50 jam kerja per semester. Pasal 69 Tugas Institusional
(1)
(2)
Tugas institusional adalah kegiatan perkuliahan, membimbing mahasiswa, menyelesaikan karya tulis (skripsi), perwalian mahasiswa, menulis, tugas belajar, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pembinaan sivitas akademika, administrasi dan manajemen (jabatan struktural dan nonstruktural), pelatihan, dan kepanitiaan. Tugas institusional dapat berbentuk a. penugasan dari pemimpin sekolah tinggi, program studi, LPPM, dan/ atau laboratorium /studio di STIT Pringsewu; b. prakarsa pribadi atau kelompok yang disetujui, dicatat hasilnya, dan ditunjukkan kepada pimpinan STIT Pringsewu untuk dinilai sejawat STIT Pringsewu;
Pendidikan Pasal 70 Tatap muka teori a. Untuk tatap muka teori, satu sks berarti 50 menit tatap muka, ditambah 1—2 jam kegiatan terstruktur tidak terjadwal, dan ditambah 1—2 jam kegiatan mandiri untuk jumlah mahasiswa 40 atau kurang. b. Setiap penambahan 40 mahasiswa, beban tugas bertambah 20%. Penambahan yang tidak merupakan perkalian genap 40 orang dihitung secara proporsional terhadap 40 mahasiswa. c. Perhitungan untuk setiap dosen yang mengajar dalam tim dihitung berdasarkan jumlah jam atau jumlah tatap muka yang dilakukan masing-masing anggota tim. (2) Asistensi (tatap muka teori dan praktikum) a. 1 sks sama dengan 60 menit tatap muka per minggu untuk kuliah dan 2x60 menit per minggu untuk praktikum untuk 25 mahasiswa atau kurang. b. Untuk setiap penambahan 25 mahasiswa, beban tugas ditambah 20%. Penambahan yang tidak merupakan perkalian genap 25 orang dihitung secara proporsional terhadap 25 mahasiswa. (3) Bimbingan kuliah kerja terprogram (praktik lapangan) a. Satu sks sama dengan 50 jam kerja per semester untuk 25 mahasiswa atau kurang. (1)
b. Untuk setiap penambahan 25 mahasiswa, beban tugas
(4)
(5)
ditambah 20%. Penambahan yang tidak merupakan perkalian genap 25 orang dihitung secara proporsional terhadap 25 mahasiswa. Bimbingan skripsi a. 1 sks berarti pembimbingan 6 orang mahasiswa; b. Ketentuan pada ayat 4 butir a mengandung arti pembimbingan 1 mahasiswa program sarjana berbobot 1/6 sks; Seminar terjadwal a. Satu sks berarti 50 menit tatap muka, 1—2 jam kegiatan terstuktur, dan 1—2 jam kegiatan mandiri per minggu selama satu semester untuk 25 mahasiswa. b. Untuk setiap penambahan 25 mahasiswa, beban tugas sks ditambah 20%. Penambahan yang tidak merupakan perkalian genap 25 orang dihitung secara proporsional terhadap 25 mahasiswa.
Pasal 73 Penulisan (1) Semua kegiatan penulisan harus disetujui pimpinan, tercatat, dan dilaksanakan, maksimum 4 semester. (2) Menulis satu judul naskah buku berbeban 3 sks. (3) Menerjemahkan/menyadur satu judul buku. (4) Menyunting satu judul naskah buku berbeban 2 sks. (5) Pembagian beban tugas untuk penulisan yang dilakukan secara kelompok adalah sebagai berikut: a. penulis pertama 60%; b. penulis anggota 40%; jika penulis anggota lebih dari satu maka beban tugas 40% itu dibagi rata antaranggota. (6) Menulis artikel untuk jumal berbobot 1/3 sks. (7) Menulis diktat kuliah berbobot 1/6 sks. Pasal 74 Tugas Belajar
Pasal 71 Penelitian (1) Keterlibatan dalam satu penelitian kategori I dan/atau kelompok berbeban 2 sks. (2) Pelaksanaan penelitian mandiri berbeban 4 sks. Pasal 72 Pengabdian kepada Masyarakat
(1) Beban tugas belajar untuk program doktor/magister sebesar 12 sks. (2) Beban tugas untuk kursus-kursus dihitung 1 sks per bulan kegiatan (1 bulan = 25 hari kerja). Pasal 75 Pembinaan Sivitas Akademika
(1) Satu sks untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat berarti 50 jam kerja selama semester. (2) Beban tugas untuk kegiatan yang kurang atau lebih dari 50 jam kerja per semester dihitung secara proporsional terhadap 50 jam.
(1) Bimbingan akademik a. Mahasiswa. 1 sks berarti membimbing 12 mahasiswa atau membimbing satu mahasiswa dengan beban tugas 1/12 sks
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu 1
77
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu
per semester. b. Dosen junior. 1 sks berarti membimbing 6 dosen junior atau membimbing satu dosen junior dengan beban 1/6 sks per semester. (2) Bimbingan dan konseling mempunyai beban tugas 1 sks untuk 12 mahasiswa selama satu semester atau setiap pembimbingan mahasiswa per semester mempunyai beban tugas 1/12 sks. (3) Pimpinan unit pembinaan kemahasiswaan: a. ketua/wakil ketua mempunyai beban tugas 1 sks per semester; b. anggota mempunyai beban tugas 1/2 sks per semester. (4) Pimpinan organisasi (sosial) intern: a. pimpinan berbeban tugas 1 sks per semester; b. anggota berbeban tugas 1/2 sks per semester.
berdasarkan jumlah jam riil yang dilakukan dosen untuk jabatan itu terhadap beban tugas yang tercantum pada Ayat 1 pasal ini. Pasal 77 Kepanitiaan (1) (2)
(3)
Kepanitiaan ad.hoc. minimum satu semester berbeban tugas: Kepanitiaan tetap minimum dua semester berbeban tugas: a. tingkat perguruan tinggi 2 sks; b. tingkat program studi 1 sks. Beban tugas riil dalam kepanitiaan ini dihitung berdasarkan jumlah jam riil yang dilakukan dosen untuk kepanitiaan itu terhadap beban tugas yang tercantum pada Ayat 1—2 pasal ini.
Pasal 76 Administrasi dan Manajemen
BAB VI KETENTUAN PENUTUP
Jabatan struktural Jabatan Beban Tugas Ketua 12 Wakil Ketua 10 Ketua Program Studi 10 Sekretaris Program Studi 8 Kepala UPT 6 Ketua Bagian 6 Kepala Pusat 6 Kepala Laboratorium/Studio 6 (2) Beban tugas yang tercantum pada Ayat 1 menyiratkan bahwa dosen yang menjabat tersebut harus bekerja untuk tugasnya itu minimum selama 1 jam per sks. (3) Beban tugas riil dalam administrasi dan manajemen ini dihitung
Pasal 78
(1)
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Ketua. (2) Peraturan Akademik STIT Pringsewu ini berlaku pada saat ditetapkan. Ditetapkan di : Pringsewu Pada tanggal : 3 Juli 2012 Ketua STIT Pringsewu,
Arman, M.Pd.
TATA PERGAULAN WARGA SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PRINGSEWU
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PRINGSEWU 2012 Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu 1
77
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu
PERATURAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PRINGSEWU NO. 06/STIT.P/X/2012 Tentang
Mengingat
TATA PERGAULAN WARGA SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH PRINGSEWU Menimbang
: a. bahwa dalam rangka mendukung tercapainya tujuan Pendidikan Nasional dan tujuan Pendidikan Tinggi Agama Islam serta untuk menciptakan suasana Kampus yang kondusif, perlu segera Tata Pergaulan Warga Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu dan Sanksi Serta Penghargaan di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu; b. bahwa untuk menghindari sikap-sikap mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu yang tidak sesuai dengan tuntunan Agama Islam dan kepribadian bangsa Indonesia, perlu dibuat Tata Pergaulan Warga Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu dan Sanksi Serta Penghargaan di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu; c. bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan sebagaimana tercantum pada huruf a dan huruf b di atas, perlu diterbitkan Keputusan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu 1
Memperhatikan
Menetapkan
77
Tarbiyah Pringsewu tentang Tata Pergaulan Warga Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu dan Sanksi Serta Penghargaan di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu. : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 5. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 37 Tahun 2000 tentang Petunjuk Organisasi Departemen Agama; 6. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 3 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama; 7. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor : Dj.I/255/2007 Tentang Tata Tertib Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam. : Persetujuan Pembantu Ketua Bidang Akademik, Pembantu Ketua bidang Kemahasiswaan dan Ketua Program Studi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu Tanggal 7 Oktober 2012. MEMUTUSKAN : TATA PERGAULAN WARGA SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH PRINGSEWU DAN SANKSI SERTA PENGHARGAAN DI SEKOLAH TINGGI Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu
ILMU TARBIYAH PRINGSEWU BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan : (1) Tata Tertib adalah aturan-aturan tentang hak, kewajiban, pelanggaran serta sanksi bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu. (2) Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar sebagai mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu. (3) Hak adalah segala sesuatu yang seharusnya diterima oleh mahasiswa sesuai dengan peraturan yang berlaku. (4) Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (5) Pelanggaran Tata Tertib adalah setiap perkataan, sikap, perilaku dan cara berbusana yang bertentangan dengan Tata Tertib ini dan ketentuan lainnya yang berlaku. (6) Sanksi adalah akibat hukum yang dikenakan kepada mahasiswa yang melanggar Tata Tertib dan ketentuan lainnya yang berlaku. (7) Pihak yang berwenang adalah pihak yang menetapkan dan menjatuhkan sanksi terhadap pelanggaran Tata Tertib dan ketentuan lainnya yang berlaku. (8) Organisasi kemahasiswaan adalah Organisasi intra kemahasiswaan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu yang berfungsi sebagai wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan, peningkatan kecendekiawanan dan integritas kepribadian untuk mencapai tujuan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu. (9) Ketua adalah pimpinan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu.
(10) Ketua Program Studi adalah pimpinan program studi yang ada di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu. (11) Dewan Kehormatan Tata Tertib adalah institusi yang terdiri dari Ketua, Pembantu Ketua, dan Ketua Program Studi di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu. (12) Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat pada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu. (13) Karyawan adalah tenaga administratif yang diangkat dengan surat keputusan khusus untuk menangani tugas-tugas administrasi. (14) Kebebasan Akademik (freedom of speech) adalah kebebasan yang dimiliki anggota sivitas akademika untuk melaksanakan yang terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara bertanggung jawab, mandiri dan etis sesuai dengan norma dan kaedah keilmuan. (15) Pakaian mahasiswa adalah pakaian yang dikenakan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu. BAB II TUJUAN DAN FUNGSI Pasal 2 Tujuan dan fungsi Tata Tertib adalah : (1) Untuk menjamin tegaknya Tata Tertib mahasiswa, dan terciptanya suasana kampus yang kondusif bagi terlaksananya Tri Dharma Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu. (2) Menjadi pedoman tentang hak, kewajiban, larangan, pelanggaran dan sanksi yang berlaku bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu.
BAB III KEWAJIBAN DAN HAK MAHASISWA Pasal 3 Setiap mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu berkewajiban : (1) Menjunjung tinggi dan mengamalkan ajaran Islam dan ahlak mulia. (2) Memelihara sarana dan prasarana serta menjaga kebersihan, ketertiban dan keamanan kampus. (3) Menjaga kewibawaan dan nama baik almamater. (4) Menghormati sesama mahasiswa dan bersikap sopan terhadap pimpinan, dosen dan karyawan. (5) Memelihara hubungan sosial yang baik dalam kehidupan bermasyarakat di dalam dan di luar kampus. (6) Berpakaian sopan, rapi, bersih dan menutup aurat terutama pada saat kuliah, ujian dan ketika berurusan dengan dosen, karyawan maupun pimpinan. Khusus bagi mahasiswi wajib berbusana muslimah sesuai dengan syari'at Islam. Pasal 4 Setiap mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu berhak: (1) Memperoleh pendidikan, pengajaran, bimbingan dan pengarahan dari pimpinan dan dosen dalam pengkajian dan pengembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan kaidah keilmuan, keislaman, etika, susila, tata tertib dan ketentuan lain yang berlaku. (2) Menggunakan dan mengembangkan kebebasan akademik secara bertanggung jawab guna mendalami Ilmu Agama Islam dan Ilmu Pengetahuan Umum sesuai dengan peraturan yang berlaku pada Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu 1
(3) (4) (5) (6) (7) (8)
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu. Memperoleh pelayanan di bidang akademik, administrasi dan kemahasiswaan. Memperoleh penghargaan atas prestasi yang dicapai sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Menyampaikan aspirasi dan pendapat, baik secara lisan dan/ atau tertulis secara etis dan bertanggung jawab. Memperoleh pelayanan yang layak dalam pengembangan, penalaran, minat, bakat dan kesejahteraan. Menggunakan barang inventaris milik negara sesuai dengan peraturan yang berlaku. Memanfaatkan sarana dan prasarana Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu dalam rangka penyelenggaraan kegiatan akademik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAB IV LARANGAN Pasal 5
Setiap mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu dilarang : (1) Memakai kaos oblong/tidak berkerah, celana atau baju yang sobek, sarung dan sandal, topi, rambut panjang dan/ atau bercat, anting-anting, kalung, gelang (khusus laki-laki) dan tato dalam mengikuti kegiatan akademik, layanan administrasi dan kegiatan kampus. Khusus bagi mahasiswi dilarang memakai baju dan/ atau celana ketat, tembus pandang dan tanpa berjilbab dalam mengikuti kegiatan di kampus. (2) Berbuat sesuatu yang dapat mengganggu proses pendidikan, keamanan, kenyamanan dan ketertiban kampus. (3) Melakukan kecurangan akademik dalam bentuk menyontek, 77
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu
(4)
(5)
(6) (7)
(8)
(9)
plagiat dan praktek perjokian. Memalsukan nilai, tanda tangan dan surat keterangan yang berkaitan dengan kegiatan akademik, administrasi maupun kemahasiswaan. Melakukan tindakan campur tangan kepentingan organisasi ekstra kampus dalam pengambilan kebijakan organisasi intra kampus. Menggunakan kantor sekretariat organisasi kemahasiswaan di luar batas jam yang telah ditetapkan. Menggunakan kantor sekretariat organisasi kemahasiswaan sebagai tempat menginap, memasak, mencuci, menjemur pakaian dan aktivitas rumah tangga lainnya. Melakukan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai moral, susila dan ajaran Agama Islam yakni membunuh, merampok, mencuri, meminum minuman keras, menyimpan, menggunakan dan/atau melakukan transaksi jual beli narkoba, berbuat zina, tidak melaksanakan shalat, tidak menjalankan puasa ramadhan, tindakan kriminal dan tindakan tercela lainnya. Merusak sarana dan prasarana kampus Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu. BAB V PELANGGARAN Pasal 6
(1) Pelanggaran ringan adalah pelanggaran terhadap tata tertib yang tidak menimbulkan kerugian moral dan material bagi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu serta masih dapat dibina oleh pimpinan perguruan tinggi yang bersangkutan yaitu pasal 5 ayat (1) dan (2). (2) Pelanggaran sedang adalah pelanggaran terhadap tata tertib yang dapat menimbulkan kerugian moral dan material bagi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu dan masih dapat
ditolerir oleh Dewan Kehormatan Tata Tertib Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu yang bersangkutan yaitu pasal 5 ayat (3), (4), (5), (6), dan (7). (3) Pelanggaran berat adalah pelanggaran terhadap tata tertib, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta tidak dapat ditolerir lagi oleh Dewan Kehormatan Tata Tertib Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu yaitu pasal 5 ayat (8) dan (9). BAB VI SANKSI Pasal 7 Sanksi yang dikenakan kepada mahasiswa yang melanggar Tata Tertib mahasiswa terdiri atas : (1) Teguran lisan atau tertulis. (2) Pembayaran ganti rugi atas barang yang rusak atau hilang. (3) Tidak mendapatkan pelayanan administrasi dan/ atau akademik kemahasiswaan. (4) Pencabutan hak mengikuti kegiatan akademik tertentu. (5) Pencabutan hak mengikuti semua kegiatan akademik dalam jangka waktu tertentu. (6) Penangguhan dan/ atau pembatalan hasil ujian untuk mata kuliah tertentu dalam satu semester. (7) Skorsing selama satu semester atau lebih dari kegiatan akademik dan/ atau kemahasiswaan dengan tetap berkewajiban membayar SPP dan dihitung sebagai masa studi aktif. (8) Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai mahasiswa. (9) Dilaporkan kepada pihak yang berwajib apabila melanggar Undang- undang jika dipandang perlu.
BAB VII
BENTUK SANKSI
BAB IX TATA CARA PEMBERIAN SANKSI
Pasal 8 Sanksi pelanggaran terhadap Tata Tertib ditetapkan sebagai berikut : (1) Sanksi Ringan berupa teguran lisan atau tertulis, ganti rugi atas barang yang rusak atau hilang, dikeluarkan dari kegiatan kuliah atau ujian serta tidak diberikan pelayanan administrasi dan akademik. (2) Sanksi Sedang berupa pencabutan hak mengikuti semua kegiatan akademik selama satu semester atau lebih, pembatalan ujian, penagguhan penyerahan ijazah/ transkrip nilai dan/ atau skorsing selama satu semester atau lebih dan membuat surat pernyataan secara tertulis tidak akan mengulangi pelanggaran serupa. (3) Sanksi Berat berupa pemberhentian dengan hormat atau pemecatan dengan tidak hormat atau pencabutan gelar akademik secara tidak hormat.
Pasal 10 (1) Penjatuhan sanksi ringan dilakukan oleh Ketua Prodi, Dosen atau Karyawan didasarkan pada hasil temuan pelanggaran ringan. (2) Penjatuhan sanksi sedang oleh Ketua Prodi dilakukan setelah mendengarkan keterangan pihak yang terkait dan ditetapkan dengan surat keputusan. (3) Penjatuhan sanksi tingkat berat oleh Ketua dilakukan atas: (4) Usul Dewan Kehormatan Tata Tertib yang tembusannya disampaikan kepada orang tua atau wali mahasiswa. (5) Mahasiswa yang dikenakan sanksi dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada Dewan Kehormatan Tata Tertib atas usul penjatuhan sanksi berat dalam tenggang waktu 7 x 24 jam sejak surat usulan pemberian sanksi diterbitkan. (6) Penjatuhan sanksi berat ditetapkan dengan Surat Keputusan.
BAB VIII PIHAK YANG BERWENANG MENJATUHKAN SANKSI
BAB X PERLINDUNGAN SAKSI PELAPOR, PEMBELAAN DAN REHABILITASI
Pasal 9 Pihak yang berwenang menjatuhkan sanksi adalah : (1) Ketua Prodi, Dosen atau Karyawan berwenang menjatuhkan sanksi tingkat ringan atas pelanggaran Tata Tertib mahasiswa. (2) Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu berwenang menjatuhkan sanksi tingkat sedang atas pelanggaran Tata Tertib mahasiswa. (3) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu berwenang menjatuhkan sanksi tingkat berat atas pelanggaran Tata Tertib Mahasiswa. Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu 1
Pasal 11 Saksi Pelapor berhak mendapatkan perlindungan keamanan dan keselamatan dari Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu. Pasal 12 Mahasiswa yang dinyatakan melanggar Tata Tertib dapat mengajukan pembelaan diri jika sanksi yang dijatuhkan dipandang tidak sesuai dengan azas keadilan. 77
Peraturan Akademik Dan Tata Pergaulan Warga STIT Pringsewu
Pasal 13 Rehabilitasi diberikan kepada melakukan pelanggaran.
mahasiswa
yang
tidak
terbukti
BAB XI KETENTUAN PENUTUP
(1)
(2)
Pasal 14 Dengan diberlakukannya Tata Tertib mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pringsewu ini maka segala peraturan dan ketentuan yang bertentangan dengan Tata Tertib mahasiswa ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Pringsewu Pada tanggal : 12 Oktober 2012 Ketua STIT Pringsewu,
Arman, M.Pd.