SKRIPSI TERPAAN ACARA DAN TINGKAT PENGETAHUAN (Studi Korelasi Antara Terpaan Tayangan “Wisata Kuliner” di TransTV Terhadap Tingkat Pengetahuan Umum Mengenai Ragam Dan Tempat Kuliner Di Kalangan Siswa-Siswi SMK Sahid Surakarta Jurusan Usaha Perjalanan Wisata Angkatan 2007-2009)
Disusun Oleh Citra Dwi Novi Arti D1208535
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat guna mencapai gelar sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
ABSTRAK Citra Dwi Novi Arti, D1208535, TAYANGAN WISATA KULINER DAN TINGKAT PEMAHAMAN PENGETAHUAN ( Studi Korelasi Antara Terpaan Tayangan Wisata Kuliner TransTV Dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Ragam dan Tempat Kuliner di Kalangan Siswa-Siswi SMK Sahid, Surakarta Angkatan 2007-2009) Siswa-siswi SMK Sahid Jurusan Usaha Perjalanan Wisata memiliki tuntutan lebih untuk memiliki pengetahuan tentang ragam dan tempat kuliner dibandingkan siswa sekolah tingkat menengah atas pada umumnya. Selain dari kurikulum sekolah, informasi bisa di dapatkan melalui tayangan bertemakan kuliner melalui media televisi salah satunya tayangan Wisata Kuliner di Trans TV. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan mengenai bagaimana media massa membantu khalayak mempelajari informasi yang bermanfaat, penulis lebih memfokuskan pada efek kognitif media massa. Efek kognitif akan membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat. Adapun efek kognitif dalam penelitian ini adalah berupa penambahan tingkat pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner Berdasarkan pemikiran tersebut peneliti ingin melihat apakah ada hubungan Antara Terpaan Tayangan Wisata Kuliner TransTV (X) dengan Tingkat Pengetahuan ragam dan tempat kuliner(Y) di kalanganSiswa-Siswi SMK Sahid, Surakarta Angkatan 2007-2009, dengan variabel control jenis kelamin : laki-laki dan Perempuan. Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksplanatory dan metode yang digunakan adalah metode survei. Sebagai alat pengumpulan data digunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMK Sahid Surakarta Jurusan Usaha perjalanan Wisata angkatan 2007-2009 yang berjumlah 99 responden Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunkan rumus pearson. Untuk menganalisis hubungan dua variabel menggunakan rumus korelasi Rank Kendall, sedangakan untuk menganalisis hubungan tiga variabel menggunakan rumus korelasi Parsial Rank Kendall dengan taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5%. Setelah melalui perhitungan atas jawaban-jawaban yang diberikan responden melalui kuesioner, hasil koefisien korelasi antara variabel X dan Y = 0,384 dengan nilai t hitung 4,096 dan t tabel nya adalah 1,658 dan 1,671. Dari hasil tersebut jelas bahwa harga t hitung lebih besar dari t tabel (4,0961,6711,658). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara terpaan acara Wisata Kuliner (X) dengan tingkat pemahaman Pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner(Y). Sedangakan berdasarkan asumsi bahwa perempuan lebih aware terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kuliner didapatkan hasil bahwa harga t hitung lebih kecil dari t tabel (1,5801 1,706). Hal tersebut menunjukan bahwa berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki mempunyai nilai signifikan yang rendah antara terpaan acara Wisata Kuliner (X) dengan tingkat pemahaman Pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner(Y). Untuk jenis kelamin Perempuan harga koefisien nya adalah 0,484 dan didapat nilai t tabel nya adalah antara 1,671 dan 1,658 . Dari hasil tersebut jelas bahwa harga t hitung lebih besar dari t tabel (4,594 1,658 1,671). Hal tersebut dapt menjelaskan bahwa asumsi mengenai perempuan lebih aware dengan masalah yang berkaitan dengan kuliner benar.
DAFTAR ISI JUDUL
i
PERSETUJUAN
ii
PENGESAHAN
iii
MOTTO
iv
PERSEMBAHAN
v
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
ABSTRAK
x
ABSTRACT
xi
BAB 1 PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah
1
B.
Perumusan Masalah
8
C.
Tujuan Penelitian
8
D.
Kerangka Pemikiran dan Teori
8
E.
Hipotesa
24
F.
Definisi Konseptual dan Operasional 1. Definisi Konseptual
25
2. Definisi Operasional
26
G.
F.
Metodologi Penelitian 1. Jenis penelitian
32
2. Metode Penelitian
32
3. Lokasi Penelitian
33
4. Populasi dan Sampel
33
5. Jenis Data
34
6. Cara Pengumpulan Data
35
7. Teknik Analisis Data
36
Manfaat penelitian
40
BAB II DESKRIPSI LOKASI A.
Deskripsi SMK Sahid Surakarta 1. Sejarah Singkat
41
2. Visi, Misi, Tujuan dan Falsafah Sekolah
41
3. Sasaran Program
43
4. Badan Pengurus
44
5. Struktur Organisasi Sekolah
45
6. Program Keahlian
46
7. Staff Pengajar
50
8. Data Siswa
52
9. Kerjasama
53
10. Kontak
56
B.
Deskripsi Stasiun Televisi TransTV 1. Over View
57
2. Struktur Organisasi
58
3. Achievement
59
4. Coverage Area
63
BAB III PENYAJIAN DATA A.
Variabel Kontrol Jenis Kelamin
B.
Variabel Independen Terpaan Tayangan Wisata Kuliner
C.
66
1. Frekuensi Menonton
67
2. Intensitas Perhatian Responden
70
3. Distribusi Terpaan Acara
78
Variabel Dependen Tingkat Pemahaman Pengetahuan 1. Pemahaman Isi Pesan
79
2. Mendapat Informasi
82
3. Tingkat Pemahaman Pengetahuan
83
4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pemahaman Pengetahuan
87
BAB IV ANALISIS DATA A.
Uji Reliabilitas
B.
Analisis Data
C.
88
1. Hubungan Variabel X Dengan Y
91
2. Hubungan X Dengan Y Berdasarkan Variabel Kontrol
93
Pembuktian Hipotesa
96
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan
98
B.
Saran
99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Upaya televisi dalam menata format acara membutuhkan kecermatan mengamati khalayak sasaran. Untuk itu, stasiun televisi sebaiknya mengutamakan dan melihat realita bahwa tidak semua masyarakat menonton televisi berselera sama. Mereka terbagi menurut beberapa segmen dan bersifat selektif. Artinya mereka bisa menjadi penonton marjinal yang hanya memencet remote control secara acak untuk mendapatkan program apa saja sesuai dengan kebutuhannya atau bahkan penonton setia atas format suatu acara. Seperti yang dikatakan oleh Paul Lazarsfeld, “ khalayak juga bukan lagi tumbuh pasif yang menerima apa saja yang disuntikkan ke dalamnya. Khalayak menjaring informasi melalui proses yang disebut terpaan selektif (selective exposure) dan persepsi selektif (selective perception)”1. Adanya kenyatanaan yang selektif tersebut maka minat, kebutuhan dan kepuasan khalayak menjadi salah satu faktor pertimbangan yang sangat penting untuk menyusun program acara, agar efektivitas program acara televisi dapat tercapai. Sebagai media komunikasi massa, TransTV memiliki khalayak dari berbagai usia yang berbeda (target audience TransTV). TransTV dengan tema menyajikan TV keluarga Indonesia memiliki misi untuk mencerdakan penontonnya. Jika media televisi hanya sebagai media yang menghomogenitaskan pluralitas dan tidak peduli dengan stratifikasi dan kemajemukan pemirsanya, maka yang terjadi adalah televisi hanya berperan sebagai “tontonan” belaka tanpa menghiraukan “tuntunan”nya2.
1 2
Jalaluddin Rahmat, Psikologi komunikasi. Remaja Rosdakarya, Bandung.1996, hal. 198 Deddy Mulyana, Bercinta dengan Televisi. Remaja Rosdakarya, Bandung. 1997, hal. 204
Indonesia sebagai Negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau memiliki keanekaragaman kekayaan alam. Keanekaragaman tersebut menyebabkan banyaknya perbedaan budaya, termasuk budaya kuliner yang ada di setiap daerah. Hal inlah yang memberi kontribusi ide atau gagasan, untuk mengangkat wisata alam dan kuliner sebagai suatu topik yang menarik dalam penayangan sebuah program acara televisi. Melihat potensi tersebut, maka media menangkap bahwa hal tersebut perlu diangkat sebagai program yang menjual, dimana pesan yang disampaikan dalam program tersebut terdapat informasi yang dapat menambah ilmu pengetahuan, menghibur dan berbeda dengan program televisi lainnya. Adanya kenyataan itulah dalam memanjakan dan mencerdaskan para pemirsanya, TransTV menyajikan acara-acara yang bermanfaat yang memberikan hiburan sekaligus pengetahuan bagi pemirsanya salah satunya terdapat dalam acara Wisata Kuliner. Acara yang berhubungan dengan acara masakan atau kuliner pertama kali ditayangkan oleh tv swasta dengan format masak-memasak yaitu acara di RCTI bertajuk Wok with Yan. Acara itu memang bukan kunjungan ke rumah makan dan mencicipi lezatnya masakan yang disajikan, tapi acara memasak. Program impor yang menampilkan koki asal China itu menarik, karena gampang diikuti. Lalu dari Indonesia muncul nama, Rudy Choirudin, tampil dalam acara bertajuk Selera Nusantara. Cukup lama dia bertahan mengasuh acara itu, sebelum berganti menjadi Resep Oke Rudy. Acara itu disukai penonton, karena resepnya praktis dan mudah dipraktikkan.
Acara kuliner dengan menampilkan koki sekarang ini masih ada di televisi, seperti Santapan Nusantara di TPI yang diasuh Ida Kusumah dan Nindy Ellys. Acara ini cukup bertahan lama, sementara Rudy sudah tak lagi tampil di RCTI. Ada juga acara baru di stasiun televisi yang menampilkan para koki yang langsung memasak, seperti Sendok Garpu di JakTV, Koki Keren dengan Tora Sudiro di Trans7, Gula-gula di TransTV menampilkan aneka resep kue, juga ada selingan Chef Tatang di acara Ceriwis. Sementara itu di Indosiar agak lain, dengan menampilkan pertarungan dua koki untuk mencari yang terhebat. Acara Iron Chef yang dipandu aktor Derry Drajat cukup menarik, karena langsung ditonton banyak orang di studio3. Seiring perkembangan acara kuliner, TransTV mempelopori acara kuliner dengan format yang berbeda dari TV swasta lainnya. Acara dengan tema kuliner disajikan TransTV dengan format acara makan-makan bukan lagi masak-memasak. Dalam acara Wisata Kuliner TransTV, pembawa acaranya, yang biasa dipanggil pak Bondan, akan mencicipi menu istimewa tempat kuliner yang dikunjunginya dan mencoba menggambarkan apa yang menjadi rasa dari makanan tersebut dengan ungkapan “Pokoknya mak nyuss!" itu artinya masakannya pasti enak. Informasi seperti yang dilakukan Bondan dinilai praktis. Mana tempat makan yang enak dan apa masakan khasnya. Penonton tinggal mendatangi tempat tersebut. Apalagi informasinya biasanya lengkap dengan harga yang dipatok. Selain tema acara yang berbeda seperti tema acara kuliner sebelumnya, yang menarik dari acara “Wisata Kuliner” TransTV adalah figure pembawa acaranya. Pada umumnya public figure seperti artis film/sinetron, penyanyi, pelawak dan tokoh3
WawasanDigital - Era wisata kuliner.htm
tokoh professional lainnya sering dijadiakan model atau pembawa acara oleh stasiun tv. Hal ini karena public figure tersebut seringkali menjadi acuan masyarakat untuk menirunya. Sedangkan acara wisata kuliner dipandu oleh Pak bondan yang bukan dari kalangan public figure. Pria kelahiran Surabaya ini tak segan segan mengatakan Maknyus, di dalam acaranya dan menjadikan branding pada sebuah nama Bondan selain kata maknyusnya Bondan cenderung tampil apa adanya, sangat ekspresi, dan terkesan sangat natural. hal ini pula menjadi satu kelebihan yang ditampilkan oleh Bondan. Bondan Winarso yang seorang pengusaha, penulis dan wartawan ini mampu menarik perhatian pemirsa bukan karena penampilan fisik tapi pembawaannya yang menarik dalam memaparkan apa yang dia ceritakan kepada pemirsanya. Kata-kata seperti “Pokoke mak nyuss dan top markotop pun sangat dikenal sebagai ucapan pak Bondan jika mengungkapakan tentang rasa kuliner yang dicicipinya. Kepiawaiannya membawakan acara juga tidak kalah fasih seperti pembawa acara ternama. Pak bondan mungkin terkenal dengan wisata kulinernya yang menggemparkan jagad dunia “pergosipan” dengan jargonnya maknyus. selain itu dengan penampilannya yang friendly mampu menaikan rating dari acara wisata kuliner sendiri. Jadilah Bondan satu nama di jajaran artis selebritis dan banyak di kenal di segala kelas sosial. dan acara ini terus bertahan hingga sekarang dengan rating yang terus menanjak. Acara wisata kuliner selain mengibur juga menberikan pengetahuan kepada penontonnya. Penonton bisa tahu tempat-tempat makanan unik dan berbeda melalui tayangan tersebut. Acara Wisata Kuliner di TransTV ditayangkan setiap hari Sabtu, pukul 07.30 hingga pukul 08.00 wib. Tayangan berdurasi 30 menit ini
menggambarkan perjalanan ke berbagai daerah yang ada di dalam maupun luar negei disertai pengenalan akan makanan-makanan pada daerah tersebut. Acara “Wisata Kuliner” ditayangkan berdasarkan laporan dari pembawa acara (Bondan Winarno) program televisi tersebut. Dari penggambaran dan pendokumentasian tentang perjalan dari satu tempat ke tempat lainnya, baik yang ada didalam negeri maupun luar negeri, selain untuk melihat keindahan alam juga untuk mengenal aneka masakan di daerah tersebut, maka muncul lah program televisi ini. Acara wisata kuliner di TransTV memiliki keunikan dibanding acara sejenisnya. Keunikan dari program televisi “Wisata Kuliner” ini dibanding dengan program televisi lainnya adalah penggabungan informasi mengenai tempat-tempat menarik di dalam maupun yang ada di luar negeri dan tentang kelezatan makanan di daerah tersebut. Dalam program ini juga menceritakan keunikan sebuah kota, mulai dari sejarah, arsitektur hingga budayanya. Selain itu “Wisata Kuliner” akan mengajak pemirsa mencari warung atau restoran yang khas di kota tersebut untuk sarapan pagi, makan siang, atau ,makan malam. Pada akhir acara, program ini juga akan berkeliling ke berbagai toko ataupun kedai mencari makanan kecil khas kota yang dikunjungi untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Selain itu, penjelajah makanan di tiap daerah tersebut khususnya yang disajikan oleh warung-warung pinggir jalan dan berharga murah serta dipenuhi oleh pelanggan. Istimewanya, tempat-tempat yang dikunjungi tersebar diseluruh pojok kota, kabupaten, kota, provinsi atau ibukota di seliruh Indonesia
dan
yang
ada
negeri.(http://www.transtv.co.id/tendean/default/hotbox.asp?id=50).
di
luar
Program televisi “Wisata Kuliner” mampu menyedot perhatian besar terbukti dengan television Rating & Share rata-rata tiap bulan pada tahun 2008 dimana program televisi “Wisata Kuliner” ini termasuk dalam 20 besar dan menduduki peringkat ke enam dalam program yang memiliki rating dan share rata-rata tinggi(www.frankwbaker.com/ratingshare.htm). Dari sini pula dapat terlihat bahwa program televisi “Wisata Kuliner” lebih diminati oleh para penonton disbanding program televisi lainnya yang hanya menayangkan tentang wisata alam saja atau hanya menayangkan sajian kuliner semata. Berbeda dengan acara hiburan atau acara documenter lainnya, acara wisata kuliner juga dapat menguntungkan tempat-tempat yang dikunjunginya yaitu secara tidak langsung wisata kuliner menjadi ajang promosi tempat-tempat tersebut. Tanpa beriklan melalui media massa seperti televisi, acara wisata kuliner juga merupakan media beriklan bagi tempat-tempat kuliner. Salah satu dampak dari acara televisi yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan oleh televisi yang kemudian melahirkan pengetahuan bagi pemirsanya (Kuswandi, 1996). Mengingat program televisi “Wisata kuliner” merupakan acara yang bersifat informatif yakni memberikan infomasi kepada pemirsa yang menonton mengenai beberapa hal yang dapat menambah pengetahuan khususnya informasi mengenai kuliner , maka penulis ingin meneliti tentang terpaan tayangan “Wisata Kuliner” di TransTV terhadap tingkat pemahaman pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner yang ada. Disini peneliti mengambil objek penelitian mahasiswa jurusan Pariwisata sekolah tinggi pariwisata Sahid, Surakarta dengan alasan mahasiswa pariwisata selain sebagai
alasan mencari hiburan dalam menonton televisi, juga dapat dikatakan bahwa mahasiswa
jurusan
Pariwisata
dituntut
untuk
mengetahui
lebih
tentang
kepariwisataan, salah satunya tentang wisata makanan. Tentu saja pembelajaran tidak hanya bisa didapat dari kurikulum perkulihan tapi juga media lainnya, seperti televisi salah satunya dan melalui acara “Wisata Kuliner” yang menyuguhkan acara tentang kepariwisataan kuliner. Sehingga program “Wisata Kuliner” dapat digunakan sebagai salah satu rekomendasi pembelajaran tentang kuliner dikalangan mahasiswa pariwisata. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian guna mengetahui apakah setelah terkena terpaan acara “Wisata Kuliner” maka tingkat pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner responden akan bertambah atau tidak B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakan masalah diatas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara terpaan acara “Wisata Kuliner” di TransTV dengan tingkat pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner bagi mahasiswa jurusan Pariwisata Universitas Sahid, Surakarta angkatan 2008-2009?”.
C. TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara terpaan acara “Wisata Kuliner” di TransTV dengan tingkat pengetahuan mengenai ragam dan
tempat kuliner bagi mahasiswa jurusan Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta angkatan 2008-2009.
D. KERANGKA PEMIKIRAN DAN TEORI Suatu kegiatan penelitian, mulai dari perencanaan hingga penyelesaian harus merupakan suatu kerangka pemikiran yang utuh untuk mencapai tujuan tertentu yaitu memberi jawaban atas pertanyaan dalam perumusan masalah. Untuk menjelaskan hubungan antara terpaan acara wisata kuliner di TransTV dengan penambahan pengetahuan, penulis terlebih dahulu akan menjelaskan teori yang ada hubungannya dengan komunikasi, karena dalam hidupnya manusia tidak bisa lepas dari kebutuhan untuk saling berkomunikasi dengan manusia lainnya. a. Komunikasi Seperti yang dikatakan oleh Drs Darwanto : “dari semua kegiatan yang dilakukan manusia, kegiatan berkomunikasi mengambil waktu terbanyak. Jadi, tidak berlebihan jika dikatakan komunikasi merupakan kegiatan pokok dalam kehidupan sehari-hari”4. Lebih lanjut Drs Darwanto mengatakan, komunikasi merupakan peristiwa sosial yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia lainnya dan dapat terjadi dimana-mana tanpa mengenal tempat dan waktu, atau dengan kata lain, komunikasi dapat dilaksanakan “kapan saja dan dimana saja”. Dengan demikian, komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan dapat dikatakan komunikasi merupakan manifestasi dari kehidupan itu sendiri5.
4 5
Darwanto,Televisi Sebagai Media Pendidikan. Pustaka Pelajar, Jogjakarta,2005, hal. 2 Ibid, hal. 1
Istilah komunikasi dalam bahasa inggris Communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Yang dimaksud sama disini adalah sama kata. Komunikasi akan terus berlangsung selama ada kesamaan makna akan apa yang dipercakapkan. Paradigama baru menurut Lasswel cara yang terbaik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut : “ who- say what- in which channel- to whom- with what effect?”6 Komponen-komponen komunikasi tersebut antara lain : 1. who. Merupkan sumber atau komunikator. Sumber bisa berupa individu maupun kelompok atau organisasi yang bertanggung jawab dalam penyampaian pesan. 2. say what. Merupakan pesan yang disampaikan. Pesan adalah ide atau gagasan yang disampaikan dengan bentuk simbl-simbol yang memunyai arti tertentu. 3. to whom. Merupakan kepada siapa sumber menyampaikan pesan dalam hal ini dapat dikatakan adalah komunikan. 4. in which chanel. Merupakan salur nyang digunakan dalam menyampaikan pesan. 5. with what effect. Efek adalah hal yang dialami penerima, yaitu perubahan perilaku sebagai reaksi atas penyampaian pesan yang dilakukan oleh sumber. Berdasarkan teori Lasswel, komunikasi dapat diterjemahkan sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media tertentu dan menimbulkan efek tertentu juga.
6
Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A,” televisi siaran Teori dan Praktek”, Mandar Maju, Bandung. 1993, hal 3
Komunikasi pada dasarnya adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain. Orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator dan orang yang menerima pesan disebut komunikan. Tujuan dari komunikasi itu sendiri adalah terciptanya pengertian yang sama antara kedua belah pihak yang melakukan komunikasi7. Sedangkan dalam proses komunikasinya oleh Hovland diartikan : “ the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbol) to modify the behaviour of other individuals (communicates)” (Hovland 1953;188). Artinya, “Suatu proses dimana seseorang menyampaikan lambang-lambang dalam bentuk kata-kata, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku orang lain”8. Proses
komunikasi
menurut
Hovland
diatas
menunjukan
bahwa
komunikasi tidak sekedar penyampaian pesan atau informasi agar orang lain mengerti atau mendapatkan kesamaan pengertian, melainkan yang lebih penting dari hal itu adalah orang lain diharapkan terjadi perubahan sikap, tingkah laku dan pola pikir9. Komunikasi menurut Mc. Quail mempunyai tingkatan dari yang paling umum dilakukan hingga dari yang paling jarang dilakukan yaitu komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi antar kelompok, komunikasi institusi dan komunikasi massa.
7
Onong Uchjana Effendy(i), 1994. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,Rosda Karya, Bandung, hal. 9 Darwanto, Op.Cit,. hal. 5 9 Ibid 8
Dalam piramida komunikasi, Laswell menggambarkanya sebagai berikut :10
Komunikasi massa
Komunikasi Organisasi
Komunikasi antar kelompok
Komunikasi interpersonal
Komunikasi intrapersonal Dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada komunikasi massa yang akan di jelaskan pada sub bab berikutnya. b. Komunikasi Massa Salah satu bentuk komunikasi yang dilakukan manusia adalah komunikasi massa. Secara sederhana komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yaitu majalah, radio, televisi dan film. Menurut Elisabeth-Noelle Neumar, ada 4 ciri pokok komunikasi massa, yaitu : (1) sifat tidak langsung, artinya melalui media; (2) tidak ada interaksi antara komunikan; (3) bersifat terbuka; (4) mempunyai publik yang tersebar diberbagai wilayah11. Beragam jenis dan isi media massa yang ditawarkan khalayak, menyebabkan khalayak bersifat aktif untuk memilih sesuai dengan kebutuhan sosial dan psikologinya. Seperti yang diungkapkan oleh Allo Liliweri : “
10 11
Denis Mc. Quail. “ teori Komunikasi Massa” Erlangga, Jakarta, 1996. hal 6 Jalaluddin Rahmat, Op. Cit., hal 189
Penggunaan media massa pada akhirnya untuk mencapai tujuan. Khalayak memilih jenis dan isi media massa untuk memenuhi kebutuhannya12. Lebih lanjut Liliweri menambahkan : “ Sifat-sifat media massa dan ciriciri ssituasi terpaan media massa juga menjadi pertimbangan khalayak dalam memilih media massa untuk memenuhi kebutuhannya13. Dalam hal fungsinya, menurut Astrid Susanto media massa memiliki beberapa fungsi yaitu menberikan informasi kepada audiens, mempengaruhi atau persuasive, dan mengisi waktu senggang atau hiburan14. Dalam kerangka behaviourisme, media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan, atau proses imitasi (belajar sosial)15 Sedangkan seorang ahli komunikasi Dr. Harold D. Laswell, melihat fungsi media massa sebagai berikut : a. The Surveillance of the Enviroment. Artinya, media massa mempunyai fungsi sebagai pengamat lingkungan, atau dalam bahasa sederhana sebagai pemberi infrmasi tentang hal-hal diluar jangkauan penglihatan kepada masyarakat luas b. The Correlation of the part of society in responding to the environment. Artinya media massa berfungsi untuk melakukan seleksi, evaluasi dan intepretasi dari informasi. Dalam hal ini peranan media massa adalah melakukan seleksi mengenai apa yang perlu dan pantas untuk disiarkan. Pemilihan dilakukan oleh editor, reporter, redaktur yang mengelola media massa. c. The transmission of the sosial heritage from one generation to the next. Artinya, media massa sebagai sarana untuk menyampaikan nilai dan warisan sosial budaya dari satu generasi ke generasi lain. (Harold, D. Laswell, 1948 : 38)16 12
All Liliweri, Memahami Peran Komunikasi dalam Masyarakat, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1991, hal. 8 13 Ibid 14 Astrid S Susanto, Filsafat komunikasi, Bina Cipta, Bandung. 1987, hal 113 15 Rakhmat., Jalaudin., 2001, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosda Karya, Bandung. Hal 202 16 Darwanto . Op.Cit., hal32
Sependapat dengan Dr. Jack Lyle, Mc Luhan mengungkapkan “media massa adalah perpanjangan alat indera. Dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang tidak kita alami secara langsung.”17 Media massa terdiri dari media cetak dan elektronik. Penelitian ini adalah untuk meneliti terpaan tayangan media massa melalui media elektronik yaitu televisi. Penjelasan mengenai televisi akan di bahas pada sub bab berikutnya. c. Televisi Berdasarkan beberapa media massa yang ada, tampaknya televisi merupakan pilihan pertama bagi sebagian besar audiens untuk memenuhi kebutuhannya seperti kebutuhan akan informasi dan hiburan. Hal itu tidak mengherankan sebab menurut Onong Uchjana Effendy, terdapat daya tarik yang kuat dalam unsur-unsur kata, musik dan juga media visual berupa gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam bagi penontonya.18 Secara teknis televisi dapat dapat diartikan sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision, yang mempunyai arti masing-msing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televise berarti tampak atau bisa dilihat dari jarak jauh19 Berawal dari modal audio visual yang dimiliki, siaran televisi menjadi sangat
komunikatif
dalam
memberikan
pesan-pesannya.
Selain
dalam
keefektivitasannya dalam menjalankan fungsi media massa, televisi mampu
17
Jalaludin Rahmat, Op.Cit., hal.224 Onong Uchjana Effendy (ii),Dimensi-dimensi Komunikasi,Alumni, Bandung. 1986, hal.12 19 http://id.wikipedia.org/wiki/televisi 18
memberikan apresiasi kepada khalayak penonton, seperti yang diungkapkan oleh Dr. Jack Lyle, director of communication Institute the West Center di depan rapat staf menteri Penerangan Republik Indonesia, sebagai berikut : Television provides us with a “Window on the world”. What we see through that window helps create what Walter Lippman many year ago called ‘the picture in our mind”, and it these picture which constitute an importance portion of an individual’s learning, particulary with regard t people, places, situation with the individual has never personally met visited or experienced”(Lyle,1980:13) Bahwa televisi bagi kita adalah sebuah “jendela dunia”, apa yang kita lihat melalui jendela ini, sangat membantu mengembangkan daya kreasi kita, hal ini seperti yang di ungkapkan oleh Walter Lippman beberapa tahun yang lalu, bahwa dalam pikiran kita terdapat ilustrasi gambar, dan gambar-gambar ini merupakan sesuatu yang penting dalam hubungannya dengan proses belajar, terutama sekali berkenaan dengan orang, tempat dan situasi yang tidak setiap orang pernah bertemu, mengunjungi atau telah mempunyai pengalaman20. Televisi merupakan media komunikasi massa. Seperti yang kita ketahui dalam komunikasi terdapat unsur efek komunikasi atau efek suatu pesan. Untuk menjelaskan tentang kajian penelitian mengenai efek serta teori yang berkaitan dengan efek, di jelaskan pada sub bab berikut
d. Kajian Penelitian efek dan teori efek Penyampaian acara televisi memang mempunyai pengaruh yang tidak kecil pada diri pemirsanya, namun demikian tidak semua pesan itu mempunyai pengaruh yang sama tergantung dari kepentingan dan kebutuhan masing-masing pemirsa. Mengenai peran aktif pemirsa, seorang pakar psikologi, Robert K. Avery, berpendapat bahwa setiap individu dalam menerima isi pesan dari media massa akan melakukan 3 bentuk seleksi, yaitu : 20
Alex Sobur, Psikologi Umum, Pustaka Setia, 2003, hal. 244
a. Selective attention adalah khalayak mempunyai kebebasan penuh untuk memilih sesuai dengan minatnya, sehingga mereka betah duduk menekuni, atau sebaliknya, apabila dirasakan tidak ada yang sesuai dengan minatnya, mereka segera meninggalkan tempatnya b. Selective selection adalah khalayak akan mengartikan isi pesan sesuai dengan kemampuannya c. Selective retention adalah khalayak mempunyai kebebasan memilih, disamping kebebasan untuk mengingat sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan mereka.21 Khalayak mempunyai kebutuhan yang berkaitan dengan media, yaitu kebutuhan kognitif (kebutuhan berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperkuat informasi, pengetahuan serta pengertian tentang lingkungan sekitar), kebutuhan afektif (kebutuhan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk memperkuat pengalaman-pengalaman yang bersifat keindahan, kesenangan dan emosional), kebutuhan behavioural(kebutuhan yang berkaitan dengan usaha untuk melakukan aktivitas tertentu setelah mendapatkan penambahan informasi), integrative personal (kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperkuat kontak dengan keluarga, teman dan alam sekelilingnya), kebutuhan akan pelarian (kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat untuk melarikan diri dari kenyataan, melepaskan ketegangan dan kebutuhan akan hiburan)22 Dalam kaitan dengan penelitian ini, khalayak, yang dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid, Surakarta mempunyai motif menggunkan media karena adanya keinginan mereka untuk memenuhi kebutuhan akan informasi (motif kognitif), terutama informasi tentang ragam dan tempat kuliner.
Secara
teoritis,
efek
yang
ditimbulkan oleh pesan media massa menurut Mann Steven M. Chafee dapat
21 22
J.B Wahyudi, Op.Cit., hal. 3 Alo lyliweri, Op. Cit., hal 137
dilihat dari perubahan yang terjadi pada khalayak komunikasi massa, yaitu penerima informasi, perubahan peragaan atau sikap, dan perubahan perilaku atau dengan istilah lain perubahan kognitif, afektif dan behavioral.23 Sependapat dengan Mann diatas, menurut Jalaluddun Rahmat, efek yang menyertai suatu proses komunikasi massa adalah efek kognitif (penambahan pengetahuan), efek afektif (pembentukan dan perubahan sikap), dan efek behavioral (tindakan/action tertentu). Efek kognitif terjadi jika setelah khalayak yang menggunakan suatu media dapat memperoleh tambahan pengetahuan dari media tersebut. Efek afektif terjadi bila setelah mendapatkan pengetahuan dari suatu media menyebabkan perubahan sikap pada diri khalayak. Pada akhirnya dapat terjadi efek behavioral bila khalayak setelah menggunakan suatu media akan melakukan suatu tindakan (action) tertentu.24 This effect is magnified by the ubiquity of mass media, practically no one, not even thos scorn them, can altogether escape their influence25 Untuk menjelaskan efek yang ditimbulkan oleh pesan media massa ini, lebih jauh diterangakan dengan menggunakan teori Stimulus-Organism-Respons (S-O-R) yang digambarkan sebagai berikut :
Pesan Tunggal
Penerima Individu
Reaksi
BAGAN 1 MODEL TEORI STIMULUS – ORGANISM-RESPONS
23 24 25
Jalaluddin Rahmat, Op.Cit., Hal. 218 Ibid, hal. 219
International Journal of Communication 3 (2009) Mass Society, Mass Culture, and Mass Communication 999
Efek yang ditimbulkan oleh model ini adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.26. Unsur-unsur dalam model ini adalah : a.
Pesan (Stimulus, S)
b.
Komunikan (Organism, O)
c.
Efek (Respons, R) Bertolak dari S-O-R faktor yang menjadi stimulus dalam penelitian ini
adalah terpaan acara “Wisata Kuliner” yang di tayangkan di TransTV. Sedangkan Organism diartikan sebagai mahasiswa Jurusan pariwisata
Sekolah Tinggi Pariwisata dan Perhotelan Sahid Surakarta angkatan 2008. Yang dimaksud dengan respon adalah efek yang ditimbulkan dari rangsangan yang diberikan kepada audiens. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, efek komunikasi yang muncul sehubungan dengan pesan ada tiga tingkatan yaitu efek kognitif, efek afektif dan efek behavioral. Dalam penelitian ini akan lebih banyak memfokuskan pada efek kognitif yaitu efek yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya. Efek kognitif akan membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat. Adapun efek kognitif dalam penelitian ini adalah berupa penambahan tingkat pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner.
26
Onong Uchjana Effendi (iii), Op.Cit, hal. 254
Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan mengenai bagaimana media massa membantu khalayak mempelajari informasi yang bermanfaat, penulis lebih memfokuskan pada efek prososial
kognitif media massa yang
merupakan bagian dari efek kognitif media massa. e. Fokus kajian Efek prososial merupakan efek yang membahas bagaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendaki audiens. Menurut Jalaluddin Rahmat bila televisi menyebabkan seseorang lebih mengerti bahasa Indonesia dengan baik dan benar, maka televisi telah menimbulkan efek prososial kognitif.27 Pada teori psikologi, teori yang dapat menjelaskan tentang efek prososial kognitif adalah teori belajar sosial dari albert Bandura. Teori belajar sosial mengkaji proses belajar melalui media massa. Albert bandura menyatakan bahwa teori belajar sosial menganggap media massa sebagai agen sosialisasi yang utama di samping keluarga, guru di sekolah dan sahabat karib.28 Lebih lanjut bandura menjelaskan perilaku merupakan hasil dari faktorfaktor yang kognitif dari lingkungan. Artinya, seseorang mampu memiliki keterampilan tertentu, bila terdapat jalinan positif antara stimuli yang diamati dengan karakter diri sendiri.29 Namun sebelum sampai pada tahap itu, pastilah seseorang menyimpan pengetahuan yang diperoleh sebagai hasil dari pengamatan terhadap suatu peristiwa kedalam memorinya terlebih dahulu, hal ini sesuai dengan 4 tahapan proses belajar sosial milik Bandura.
27
Jalaluddin Rahmat, Op.Cit., hal.230 Onong Uchjana Effendi (iii), Op.Cit, hal. 281-282 29 Ibid 28
Pada tahap awal proses belajar terdapat proses perhatian kepada suatu peristiwa. Jelas bahwa seseorang tidak dapat belajar dari suatu peristiwa kecuali menaruh perhatian kepadanya dan secara saksama mencerna hal-hal penting yang dicakupnya. Peristiwa ini dapat berupa tindakan tertentu atau gambaran pola pemikiran yang disebut Bandura sebagai :Abstract modeling”. Misalnya sikap, nilai atau persepsi realitas sosial.30 Pada proses kedua yaitu pengingatan (retention). Peristiwa yang menarik perhatian dimasukan kedalam lambang secara verbal atau imaginal sehingga menjadi ingatan. Hal ini disebabkan perhatian terhadap suatu peristiwa saja tidak cukup untuk menghasilkan efek prososial.31 Pada langkah ketiga yaitu proses reproduksi artinya menghasilkan kembali tindakan-tindakan yang telah diamati. Pada tahap ini kemampuan kognitif dan kemampuan motorik berperan penting.32 Pada langkah terakhir adalah proses motivasional dimana menunjukan bahwa perilaku akan brwujud apabila terdapat nilai peneguhan. Peneguhan dalam bentuk ganharan internal, seperti rasa puas diri.33 (Bandura, 1977 : 209-210) Melihat tahapan proses diatas, efek prososial kognitif dalam penelitian ini sampai pada tahap kedua, yaitu proses perhatian dan pengingatan. Menurut Prof. Dr. Suharnan, ingatan atau memori menunjukan pada proses penyimpanan atau pemeliharaan informasi sepanjang waktu. Oleh sebab itu, ingatan menjadi sesuatu
30
Ibid, hal. 283 Ibid 32 Ibid 33 Ibid 31
yang sangat penting di dalam proses-proses kognitif manusia.34(Ellis dan Hunt,1993; Matlin, 1989) Lebih lanjut Prof Dr Suharnan menjelaskan mengenai model ingatan menurut tahapan pemrosesan informasi milik Atkinson dan Shiffrin. Model ini menekankan pada ingatan jangka pendek dan jangka panjang di dalam system ingatan manusia.35
MASUKAN INFORMASI Pencatatan Indera (PI) Hilang dari PI Ingatan Jangka Pendek (IJPD) Hilang dari IJPD
Rusak, terhalang atau hilang di IKPJ
Ingatan Jangka Panjang (IJPJ)
BAGAN 2 MODEL INGATAN ATKINSON DAN SHIFFRIN Menurut pendapat Atkinson dan Shiffrin, informasi yang diterima kemudian diproses melalui pencatatan indera menuju pada ingatan jangka pendek dan akhirnya sampai pada penyimpanan yang lebih permanent di dalam ingatan jangka panjang. Pemindahan (transfer) informasi dari ingatan indera menuju pada ingatan jangka pendek akan dikendalikan pada perhatian. Jika proses informasi dalam ingatan jangka pendek sudah dikendalikan, maka informasi itu akan melakukan fungsi ingatan. Misalnya, proses pengendalian yang paling penting
34 35
Suharman, Psikologi Kognitif, Srikandi, Surabaya, 2005, hal.67 Ibid, hal. 68
dalam ingatan jangka pendek yaitu pengulangan informasi di dalam pikiran atau ingatan.36 Pengulangan informasi di dalam ingatan atau dapat juga disebut aktivitas mengingat kembali apa yang baru saja diterima oleh pikiran, memiliki dua fungsi, yaitu 1.
Untuk memelihara atau mempertahankan informasi di dalam ingatan jangka pendek
2.
Untuk memindahkan informasi dari ingatan jangka pendek ke dalam ingatan jangka panjang.37 Berdasarkan model diatas, penulis menyimpulkan sebuah pemikiran bahwa
semakin informasi diterima, mendapat perhatian lebih, hingga tersimpan dalam memori khalayak, maka semakn bertambah pula pemahaman kebutuhan informasi yang dimiliki khalayak. Jadi semakin sering terkena terpaan tayangan “Wisata Kuliner” di TransTV maka semakin bertambah pula tingkat pengetahuan ragam dan tempat kuliner di kalangan mahasiswa jurusan pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta.
36 37
Ibid, hal 69 Ibid
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang penelitian ini, maka hubungan-hubungan antar variabel yang akan diteliti dapat dijabarkan sebagai berikut : Variable Independent
Variable Dependen
Terpaan Wisata Kuliner di TransTV
Tingkat Pengetahuan ragam dan tempat kuliner
Variabel kontrol Jenis kelamin : 1. laki-laki 2. perempuan BAGAN 3 SKEMA HUBUNGAN ANTARA VARIABEL X, Y, Z
E. HIPOTESA Berdasarkan identifikasi masalah di atas, tujuan penelitian dan kerangka pemikiran yang telah dirumuskan di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan dengan : “Ada hubungan signifikan antara terpaan acara “Wisata Kuliner” di TransTV dengan tingkat pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner di kalangan mahasiswa jurusan Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid, Surakarta angkatan 2008-2009”.
F. DEFINISI KONSEPTUAL DAN DEFINIS OPERASIONAL Definisi Konseptual Konsep merupakan abstraksi suatu fenomena yang dirumuskan dari sejumlah karakteristik, kejadian, keadaan, kelompok, individu tertentu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.38 Dalam penelitian ini ditetapkan definisi konseptual sebagai berikut : A. Variabel Independen : Terpaan acara “Wisata Kuliner” a. Terpaan adalah kegiatan mendengar, melihat dan membaca pesan-pesan melalui media massa ataupun memiliki pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut. Onong U Effendy menyatakan terpaan adalah keadaan terkena pada khalayak oleh pesan-pesan yang disebarkan oleh media39. Terpaan media (media exposure) adalah keadaan terkena pada khalyak akan pesanpesan yang disebarkan oleh media massa40. b. Acara atau siaran dapat didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk41. Acara di media radio umumnya mempunyai jangka waktu tertentu dan bersifat terus-menerus. Terpaan acara disini adalah berarti khalayak secara sengaja maupun tidak menerima sejumlah pesan yang antara lain berupa program acara, dalam hal ini Wisata Kuliner di TransTV B. Variabel Dependen : Tingkat Pemahaman Pengetahuan ragam dan tempat kuliner
38
Masri Singarimbun dan Sofian Effendy, 1993, Metodologi Penelitian Survei. LP3S, Jakarta Onong U Effendy, Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju. 1989. hal.124 40 Jalaludin Rakhmat, Psikologi komunikasi, Remaja Rosda karya, Bandung: 19992, hal.217 41 Morissan, M.A, Manajemen Media Penyiaran Strstegi Mengelola Radio & televisi. Kencana : Jakarata, 2008 hal 200 39
a. Pengetahuan : Pengertian yang disertai sebab-sebab, pengertian yang dipertanggungjawabkan dengan dasar-dasar42 b. Ragam : pembagian suatu bentuk seni atau tutur tertentu menurut kriteria yang sesuai untuk bentuk tersebut43 c. Kuliner : hasil olahan berupa masakan44
Definisi Operasional Adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya suatu variabel diukur.45 Dalam penelitian ini ditetapkan definnisi operasional sebagai berikut: A. Variabel independent ( Terpaaan Acara Wisata Kuliner) Adalah kegiatan mengamati acara Wisata Kuliner melalui media televisi TransTV. Pengkategorian berdasarkan lama siaran acara Wisata Kuliner di TransTV dalam sekali tayang, yaitu sebanyak 4 kali dalam sebulan selama 30 menit per tayang sehingga dapat diklasifikasi sedemikian rupa. . Terpaan media diukur dengan melihat: 1) ferkuensi menonton acara Wisata Kuliner di TransTV,diukur dari a.tingkat keseringan
menonton acara Wisata Kuliner di TransTV,
diklarifikasikan dalam kategori : tinggi, apabila responden lebih dari 4 kali dalam sebulan menonton acara Wisata Kuliner di TransTV
42
W. Poespoprodjo. Logika Scientifika. Pusataka Grafika : Bandung, 1999 Hal 28 Wikipedia.com 44 Kamus online 45 Masri Singarimbun dan Sofian Effendy, 1989, Metodologi Penelitian Survei. LP3S, Jakarta. Hal. 46 43
sedang, apabila responden antara 2-3 kali dalam sebulan menonton acara Wisata Kuliner di TransTV rendah, apabila responden kurang dari 1 kali dalam sebulan menonton acara Wisata Kuliner di TransTV, b.Jumlah waktu yang digunakan rsponden untuk menonton acara Wisata Kuliner di TransTV, diklarifikasikan dalam kategori: tinggi, apabila responden menonton acara Wisata Kuliner di TransTV antara 21-30 menit, sedang, apabila responden menonton acara Wisata Kuliner di TransTV antara 11-20 menit, rendah, apabila responden menonton acara Wisata Kuliner di TransTV antara 1-10 menit. 2) Intensitas
perhatian
responden,
yaitu
tingkat
kedalaman
responden
menyaksikan acara Wisata Kuliner di TransTV, diukur dari: a. Perencanaan waktu menonton acara Wisata Kuliner di TransTV, klasifikasi dalam kategori
Tinggi, bila responden menyediakan waktu khusus untuk menonton
Sedang, bila responden kadang-kadang menyediakan waktu khusus untuk menonton
Rendah, bila responden tidak pernah menyediakan waktu khusus untuk menonton
b. Konsentrasi dalam menonton acara Wisata Kuliner di TransTV, di klasifkasi dalam kategori
tinggi, apabila responden menonton acara Wisata Kuliner di TransTV tanpa melakukan aktivitas lain
sedang, apabila responden menonton acara Wisata Kuliner di TransTV, namun kadang-kadang melakukan aktivitas lain
rendah, apabila responden kurang menonton acara Wisata Kuliner di TransTV dan selalu melakukan aktivitas lain
c. Keantusiasan responen dalam mengikuti acara Wisata Kuliner di TransTV, diklasifikasi dalm kategori Tinggi, apabila responden selalu menonton acara Wisata Kuliner dengan menyiapkan peralatan khusus seperti alat tulis untuk mencatat hal-hal yang menarik. Sedang, apabila responden
kadang-kadang menonton acara Wisata
Kuliner di TransTV dengan menyiapkan peralatan khusus seperti alat tulis untuk mencatat hal-hal yang menarik. Rendah, apabila responden tidak pernah menyiapkan peralatan khusus seperti alat tulis untuk mencatat hal-hal yang menarik ketika menonton acara Wisata Kuliner di TransTV. Untuk setiap jawaban kuesioner akan diberi nilai sesuai dengan klasifikasi sebagai berikut :
Tinggi, nilai 3
Sedang, nilai 2
Rendah, nilai 1
Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya pengaruh terpaan acara Wisata Kuliner Trans TV, maka nilai pertanyaan no 1 sampai dengan no 5 tersebut dirangking untuk kemudian di cari interval kelasnya. Untuk mencari interval kelas di gunakan rumus sebagai berikut : =
R n R= nilai tertinggi – nilai terendah Keterangan : Interval, jarak antar kelas R : Range n : Jumlah Kelas Nilai Tertinggi = 10 Nilai Terendah = 0 N=3 Jadi = 15 – 5 ÷ 3 = 3,3 Tinggi apabila interval jawaban mulai dari skala 11 – 15 Sedang apabila interval jawaban mulai dari skala 8,4 – 11,7 Rendah apabila interval jawaban mulai dari skala 5 – 8,3 B. Variabel Dependent : tingkat pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner Adalah sejauh mana responden dapat mengetahui hal yang sebelumnya belum diketahui menjadi tahu atau hal yang sebelumnya sudah tahu menjadi lebih tahu dan dapat menjelaskan kembali hal-hal yang dilihat atau dipelajari
terhadap materi yang disajikan pada acara Wisata Kuliner di TransTV. Dalam hal ini responden mengerti atau paham terhadap informasi yang ditayangakan dalam acara Wisata Kuliner. Tingkat pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner ini diukur dari : 1. selalu dapat menjelaskan Pemahaman isi pesan pada acara Wisata Kuliner, diklasifikasikan dalam kategori :
Tinggi, apabila responden dapat menjelaskan kembali isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV.
Sedang, apabila responden kadang-kadang dapat menjelaskan kembali isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV.
Rendah, apabila responden tidak dapat menjelaskan kembali isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV.
2. Tingkat kemampuan mengingat isi pesan diklasifikasikan dalam kategori :
Tinggi, apabila responden selalu dapat mengingat isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV.
Sedang, apabila responden kadang-kadang dapat mengingat isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV.
Rendah, apabila responden tidak pernah dapat mengingat isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV.
Untuk setiap jawaban kuesioner akan diberi nilai sesuai dengan klasifikasi sebagai berikut :
Tinggi, nilai 3
Sedang, nilai 2
Rendah, nilai 1
3. Tingkat pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner responden, diukur dari 10 pertanyaan tentang pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner yang pernah ditayangakan dalam acara Wisata Kuliner di TransTV, periode bulan Februari 2010, cara pengukurannya adalah :
Untuk setiap jawaban yang benar mendapatkan nilai 1 dan untuk jawaban yang salah mendapatkan nilai 0, kemudian dari seluruh sampel dicari nilai terendah sampai dengan nilai tertinggi lalu dibuat pengklasifikasian dengan kategori tinggi, sedang dan rendah.
Rumus yang digunakan : =
R n R= nilai tertinggi – nilai terendah
Keterangan : Interval, jarak antar kelas R : Range n : Jumlah Kelas Nilai Tertinggi = 10 Nilai Terendah = 0 N=3 Jadi = 10 – 0 ÷ 3 = 3,3 Tinggi apabila interval jawaban mulai dari skala 10 – 6,8
Sedang apabila interval jawaban mulai dari skala 5,7 – 3,4 Rendah apabila interval jawaban mulai dari skala 2,3 - 0 G. METODOLOGI PENELITIAN 1)
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesa atau penelitian penjelasan (exsplanatory research). Penelitian ini menggunakan metode korelasi, yaitu suatu penelitian untuk mengukur sejauh mana hubungan yang terjadi diantara variable-variabel yang telah ditentukan sebelumnya.46
2)
Metode Penelitian Metode penelitian yan digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) dengan metode survai. Informasi dikumpulkan dari responden menggunakan kuesioner, dilengkapi dengan studi kepustakaan untuk melengkapi data dan menyusun teori-teori yang sesuai. Menurut Burhan Bungin “ Metode angket merupakan serangakaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan kepada petugas atau peneliti”47
3)
Lokasi penelitian Lokasi penelitian di tentukan di Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata Sahid Surakarta. Hal ini karena mahsiswa yang menjadi objek penelitian lebih mempunyai kepentingan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan dunia
46
47
Masri Singarimbun dan Sofian Effendy, 1993, Metodologi Penelitian Survei. LP3S, Jakarta hal4
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2005, hal 123
kuliner sesuai dengan latar belakang ilmu yang sedang mereka tempuh yaitu Pariwisata . 4)
Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit yang ciri-cirinya akan diduga48. Dalam kegiatan penelitian ini yang dijadikan populasi adalah 60 orang mahasisiwa Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta Angkatan 2008
b. Sampel Sampel adalah wujud kongkret yang terjadi pada suatu populasi atau individu yang merupakan sebagian dari keseluruhan yang menjadi bagian dari penelitian. Dari keseluruhan populasi dari penelitian ini akan dijadikan sampel. Hal ini sesuai dengan Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa : apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.49 Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat liku-liku yang ada di dalam populasi. Pengambilan sampel dilakukan secara sensus, dimana populasi diambil untuk diteliti sehingga populasi sekaligus menjadi sampel. 48
Masri Singarimbun dan Sofian Effendy, 1993, Metodologi Penelitian Survei. LP3S, Jakarta hal 152 Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, PT Rineka Cipts, Edisi Revisi IV, 1998, Jakarta. Hal 120
49
5)
Jenis Data a. data primer data yang didapatkan secara langsung dari responden dengan cara penyebaran kuesioner kepada responden. Data primer dari responden dalam penelitian ini adalah mahasisiwa Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata Sahid Surakarta Angkatan 2008 b. data sekunder data yang didapatkan dengan cara mengutip dari sumber data lokasi penelitian dengan tujuan untuk melengkapi data primer. Data sekunder mengalami proses pengolahan sebelumnya. Proses pengolahan yang telah dilakukan untuk kepentingan penelitian yang lain. Data tersebut didapatkan dengan cara mengumpulkannya dari berbagai penelitian dan jurnal yang telah diterbitkan secara umum, diperoleh juga dari berbagai media informasi seperti dari buku-buku, majalah , internet dan bulletin yang dkeluarkan oleh berbagai institusi yang ada kaitannya dengan penelitian.
6)
Cara pengumpulan data Alat atau instrument penelitian merupakan alat bantu yang dipergunkan dalam pengumpulan data variable-variabel yang diteliti. Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini berupa : kepustakaan , kuesioner dan dokumentasi. a. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilkukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden
untuk
dijawabnya50.
Kuesioner
ditujukan
untuk
memperoleh data dari responden. Kuesioner berisi pertnyaan yang harus dijawab responden untuk mendapatkan pandangan dari responden terhadap suatu permasalahan. Kesioner dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Pada kuesioner terbuka, responden tidak disediakan pilihan jawaban sehingga rentang jawaban yang diberikan sangaat besar. Sedangakan pada kuesioner tertutup, terdapat pilihan jawaban yang dianggap sesuai. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan objek penelitian melalui internet, majalah, buku dan sumbersumber lainnya. 7)
Teknik Analisa Data A. Validitas Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur seberapa ceramat suatu test melakukan fungsi ukurnya. Dalam penelitian ini alat ukurnya berupa kuesioner, sehingga kuesioner yang digunakan harus mengukur apa yang akan diukur. Validitas alat ukur diuji dengan cara menghitung korelasi antara nilai keseluruhan yang diperoleh dari setiap butir pertanyaan dengan nilai keseluruhan yang diperoleh pada alat ukur tersebut. Metode yang digunakan adalah Product Moment Pearson.51 Rumus yang digunakan adalah :
50 51
Ibid. hal 142 Masri Singarimbun, Op.Cit., hal 137
N(XY) – (Y Y)
r=
X2 - (X)2Y2 - (Y)2
Dimana, X : skor pertanyaan no. 1 Y : skor total XY : skor pertanyaan no.1 dikalikan skor total N : jumlah subjek Besarnya r dapat diperhitungkan dengan menggunakan korelasi dengan taraf signifikansi () = 0,05. apabila r hitung lebih besar dari r table maka kuesioner sebagai alat ukur itu valid. B. Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menunjukan sejauh mana suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang relative tidak berbeda (konstan) bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama. Metode yang digunakan adalah metode dari Alpha Cronbach ().52 Adapun rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach adalah sebagai berikut: =
K K-1
(1- is2) 2
Keterangan : = koefisien reabilitas yang dicari 52
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, PT Rineka Cipts, Edisi Revisi IV, 1998, Jakarta. Hal 190-191
K = jumlah butir pertanyaan (soal) i2 = varians butir pertanyaan 2 = varians skor tes
C. Analisis Data 1. Korelasi Parsial Rank Kendall () Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel berpasangan yang masing-masing dinyatakan dalam skala ordinal, maka digunakan alat analisis Korelasi Parsial Rank Kendal. Dengan menggunakan rumus Parsial ini dapat untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel control pada hubungan variabel. Rumusnya sebagai berikut.53
xy.z = xy - xz . yz (1-yz2)(1-xz2) Untuk mencari korelasi Parsial ini, harus dihitung lebih dahulu nilai dari xy, xz, dan yz. Rumus untuk mencari nilai antara dua hubungan tersebut adalah : xy =
S 1/2 n(n - 1) – Tx 1/2 n(n -1) –Ty
Dimana S =C-D 53
Y. Slamet,Analisa Kuantitatif Untuk data Sosal, Dabara Publisher, Surakarta, 1993, hal.73
N = Jumlah Pengamatan Untuk menetapkan rumus ini terlebih dahulu dicari nilai S melalui perhitungan statistic. Setelah S didapat, langkah selanjutnya menemukan nilai Tx, Ty dan Tz. Nilai T dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : T = ½ t (t-1) t = Jumlah pengamatan yang mempunyai jenjang sama didalam variabel yang akan dicari. Setelah semua hasil didapat, nilai untuk masing-masing hubungan dapat dicari dan selanjutnya hasil dari ketiga dapat dimasukan kedalam rumus parsial Kendall untuk mencari hubungan tiga variabel sekaligus. 2. SPSS Dalam pengolahan data peneliti menggunakan program SPSS 3. Statistik Uji Signifikansi Gunanya untuk menguji signifikansi korelasi Rank Kendall. Prosedur ujinya diberikab dalam tahap-tahap sebagai berikut :
Ho berarti tidak terdapat hubungan yang signifikansi antara data populasi
H1 berarti terdapat hubungan yang signifikan antara data poulasi
Karena penelitian ini penelitian kuatitatif, maka dalam penelitian ini data yang sudah terkumpul akan dianalisis dengan teknik stastistik. Untuk keperluan tingkat siknifikannya atau taraf kepercyaannya, yaitu sebesar 95% atau p = 0,05 dengan derajat kebebasan N-2 Bila harga t hitung yang diperoleh lebih besar atau sama dengan t pada table taraf kepeercayaan 95% atau p = 0,05 maka
hipotesis dapat diterima. Artinya hubungan siknifikan antara variable satu dengan yang lain. F. MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang seberapa besar minat khalayak terutama siswa siswi SMK Sahid surakarta untuk menonton tayangan yang dapat memberikan pengetahuan bagi mereka yang dituntut untuk lebih tahu tentang kuliner.
2.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitian lain yang akan melakukan penelitian serupa
\
BAB II DESKRIPSI LOKASI A. SEKOLAH TINGGI PARIWISATA SAHID SURAKARTA a. Sejarah Sekolah Menengah Kejuruan Pariwisata Sahid Surakarta atau disingkat menjadi SMK Pariwisata Sahid Surakarta berdiri sejak 16 September 1998, dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 1330 / I03.08 / HN / 98 dengan tiga program studi yaitu Perhotelan, Tata Boga dan Usaha Perjalanan Wisata. SMK Sahid Surakarta tumbuh atas dorongan kuat dan semangat Sahid Group yang telah berhasil dalam mengembangkan bisnis pariwisata. Dalam menjalankan usahanya SMK Sahid Surakarta mendapat dukungan dan kepercayaan yang luas dari instansi, kalangan usaha dan masyarakat Indonesia pada umumnya. b. Falsafah, Visi dan Misi Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta
Falsafah Pendidikan Landasan yang menjiwai gerak langkah pendidikan Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta adalah filosofi ILMU - AMAL SHOLEH, yaitu untuk mencapai cita-cita yang lestari dituntut TAKWA kepada Tuhan Yang Maha Esa, BAKTI kepada Orang Tua, Nusa dan Bangsa serta CINTA kepada profesi dan keluarga tercinta yang menjadi tanggung jawabnya.
Tujuan Pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan Sahid (SMK Sahid) Surakarta didirikan oleh Yayasan Kesejahteraan, Pendidikan dan Sosial Sahid Jaya. Tujuan Yayasan mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan Sahid untuk secara nyata ikut dalam menyiapkan tenaga terdidik dan terlatih dibidang PerPerhotelanan, Pariwisata, menyiapkan tenaga terdidik dan terlatih dibidang PerPerhotelanan, Pariwisata, Boga dan Busana
Visi : 1. Menyiapkan
siswa
untuk
memasuki
lapangan kerja
serta
mengembangkan sikap professional 2. Menyiapkan
siswa
agar
mampu
memilih
karir,
mampu
berkompetensi dan mampu mengembangkan diri. 3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan DU / D1 pada saat ini maupun masa yang akan datang. 4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.
Misi : Mewujudkan SMK Sahid menjadi :
1. Sekolah unggulan yang dapat membentuk manusia unggul / memiliki wawasan ilmu dan teknologi serta dijiwai iman dan takwa kepada Tuhan YME. 2. Sekolah teladan yang dapat menjadi contoh dan membawa kemajuan bagi sekolah lain dan masyarakat sekitarnya. c. Sasaran Program Menciptakan lulusan yang mempunyai kemampuan menganalisis untuk menjadi tenaga managerial dan wirausahawan dengan dilandasi dasar pemikiran dan pola operasional akademik yang baik dengan didukung oleh fasilitas sekolah yang lengkap, guru yang bermutu dan kurikulum berbasis kompetensi, lulusan STP Sahid Surakarta memiliki 1.
Sikap mental dan perilaku (attitude) yang sesuai dengan tuntutan industri.
2.
Pengetahuan dan keterampilan (knowledge and skill) yang sesuai dengan bisnis industri.
3.
Performance yang mendukung penampilan kerja.
4.
Kemampuan praktisi & menganalisis untuk menjadi tenaga managerial dan wirausahawan.
d. Badan Pengurus Yayasan dan SMK Sahid Surakarta Pendiri dan Pembina Yayasan Sahid Jaya Bp. Prof. Dr. H. Sukamdani Sahid Gitosardjono, Ibu Hj. Juliah Sukamdani Badan Pengurus Yayasan Kesejahteraan, Pendidikan dan Sosial Sahid Jaya Surakarta
Ketua Dewan Pendiri dan Pembina Prof. Dr. H. Sukamdani Sahid Gitosardjono
Wakil Ketua Pendiri, Pembina dan Ketua Umum Cabang Surakarta Ibu Hj. Juliah Sukamdani
Ketua Umum DR. Nugroho Budi Satrio Sukamdani, MBA, BET
Ketua Pelaksana Harian Cabang Surakarta H. Haryono Hadikusumo, CHA
Kepala Sekolah Dwi Subyanto, S.Pd
Wakil Kepala Sekolah Marwahyudi, S.Pd, MT.
e. Program Keahlian : Usaha Perjalanan Wisata Akomodasi Perhotelanan Usaha Jasa Boga Tata Busana 1. Akomodasi PerPerhotelanan
Tujuan Program Keahlian Akomodasi PerPerhotelanan adalah untuk mengahasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dibidang perPerhotelanan khusususnya pada bagian Front Office (Kantor Depan). Food & Beverage (Tata Boga / Tata Bidang) Dan House Keeping (Tata Graha). Bidang Pekerjaan Tamatan Program Keahlian Akomodasi PerPerhotelanan diharapkan mampu : 1. Melayani keperluan tamu bagian kantor depan (Front Office). 2. Mengelola pekerjaan dibagian Tata Graha (House Keeping). 3. Menyiapkan dan memberikan pelayanan makanan dan minuman di restoran dan bar (Food & Beverage Service). 4. Kapal Pesiar.
2. Usaha Perjalanan Wisata Tujuan program keahian usaha perjalanan wisata adalah membekali tamatan dengan kemampuan untuk emnjadi tenaga kerja tingkat menengah di bidang perjalanan (travel) dan perjalanan wisata (tour). Bidang Pekerjan Tamatan program keahlian usaha perjalanan wisata adalah : 1. Petugas perencanan perjalanan (Tour Planning Staff). 2. Petugas pemasaran perjalanan (Tour Marketing Staff).
3. Petugas pemesanan tempat (Reservation Staff). 4. Petugas penjualan tiket (Ticketing Staff). 5. Petugas pengurusan dokumen perjalanan (Travelling Document Staf) 6. Pemandu wisata (Tour Guide). 7. Asisten pemimpin perlanan wisata (Assistant Tour Leader). 3. Tata Boga Menyiapkan seseorang lulusan untuk memiliki kemampuan sebagai seorng pekerja yang terampil dan handal dalam bidang restaurant. bisnis catering dapat menyerap kemampuan mereka untuk mendapatkan penghasilan sebagai wirausaha dan membantu mengembangkan kemampuan mereka seiring dengan perkembangan ilmu penegtahuan dan teknologi secara berkesinambungan. Bidang Pekerjaan Dapat bekerja sebagai : 1. Koki di Perhotelan, restaurant, kapal pesiar dan bisnis catering. 2. Penata / pengatur meja. 3. Peraga / penggerak dibidng bisnis boga. 4. Tata Busana. Program keahlian Tata
Busana SMK
Sahid
Surakarta membekali,
menciptakan lulusan yang terampil dan siap kerja, berdaya saing tinggi, serta mampu mewujudkan diri terhadap perubahan atau trend mark. Dengan mengembangkan
bekal y ang dimiliki dihrpkn menjadi serng pekerja atau wirausaha “custom made” (modiste / atteiler, butik, tailor-made, dress-making) Bidang Pekerjaan : Dapat bekerja sebagai - Desainer - Tailor - Pembuat Pola - Pemtong Pola - Pembuat Pelengkap Busana - Penghias Busana Aktivitas Penunjang Dan Sarana Pendidikn
Aktivitas Penunjang ; pembinaan mental, pembimbingan pribadi, table manner, study tour, orientsi ibndustri, latihan kepemimpinan, bursa kerja khusus, pentas seni.
Sarana pendidikan, ruang belajar, ruang praktek / labratorium berstandar nasional -
Lab Front Office
-
Lab Tour And Travel
-
Lab Telp Operator
-
Lab Bahasa
-
Lab Presentasi
-
Lab Multimedia
-
Lab Tata Hidang
-
Lab Laundry
-
Lab Komputer
-
Lab Tata Busana
-
Lab Dapur Produksi
-
Lab Patisery
-
Lab Mook Up Room
-
Lab Mook Up Room
-
Perpustakan f. Staff Pengajar DAFTAR NAMA GURU & KARYAWAN SMK SAHID SURKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
NAMA Dwi Subyanto, S.Pd Marwahyudi, S.Pd, MT Achmad Mujtahid, BA Agus Setiyoko, SH Ester Nofriani SS Gandes Asniyati, S.Pd Ita Kristi Palupi S.Pd Mualimah H, S Ag Retno Prananingsih, SS Sudarsono, S.Pd Yatno, SH ,S.ST
12
Agnes Jujuk Sarwosari, SE
13 14
Ayu Dyah Utami, SH Bambang Djatmika, SH
JABATAN Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah Kakom Pariwisata Koord BP Kabid Kesiswaan Koord BKK Kabid Srana Prasarana Stafkurikulum Kabid Kurikulum Pembina Osis KakomperPerhotelanan Kapro Ush Perjalanan Wista Guru Guru
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Dzyang Nevia Afriansari, SE Dewi Azizah, S.Pd Dwi Nastiti, S.ST Dyah Ayu Maryanti ,S.Pd Emy Handayani, SE Ending Sri Purwanti, S.ST Erni Sukristyowati, S.Ag Indah Rohmawatui, A.Md Ismanto Khumaida Purbasari, S.Pd Khumaidi Kristiono Suwarno S.Pd Leo Haryo Setyani, A.Md Par, S.Sos Magdalena Yunirti, A.Md Muhammd Hidayat, S.Pd Dra. Ninik Murwani Nur Mahmut,S.Pd Neorani Kristina, SE Petrus C Saryanto Prianti Murni Nurul Aini, S.Pd
35
Prih Hartati, S.Pd
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Purwato, SH Dra. Rastrini Widyastuti, M.Pd Rosita Darmastuti , SH Rustam Agus Sriyadi, S.HI Sarjono, BA Sri Nurani, S.Pd, M.Pd Sri Purnningsih, A.Md Sumarno Harifin, SE Tri Suyanto, SS Wahyu Tri Hastiningsih ,S.Pd Walidi, S.ST Widodo Agus Prasetyo Henky Yulianto
50
Koes Siti Winarni
51 52 53 54
Lilik Setyaningsih Merina Nurmanik Sri Hastuti Handayani Irwan Budi Prasetyo
Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Kapro Usa ha Jasa Boga Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Kepala Tata Usaha Staff Sarana Prsarana Kepegawaian & Kearsipan Kasir Kas Kecil Bendahara Umum Pembukuan Satpam
55 56 57 58 59 60 61 62 63
Parno Dliman Subari Kusnandar Sumaryo Dhewi Lestari, S.Pd Gunwan. SE Hartono. A.Md Karina Widyastuti ,SE Agus Priyanto Tri Yudo Rianto g. Data siswa
Tahun Pelajaran 98-99
99-00
00-01
01-02
02-03
03-04
04-05
05-06
06-07
07-08
08-2009
Program Studi Perhotelan UPW Boga Perhotelan UPW Boga Perhotelan UPW Boga Perhotelan UPW Boga Perhotelan UPW Boga Perhotelan UPW Boga Perhotelan UPW Boga Perhotelan UPW Boga Perhotelana UPW Boga Perhotelan UPW Boga Perhotelan
Penjaga Sekolah Penjaga Sekolah Kebersihan Putakawan Kesiswaan Laboran Kasir SPP Kebersihan Sopir
Total 359
236 77 313 221 73 494 285 76 561 288 71 567 260 105 581 246 136 526 450 116 506 427 114 541 407 110 157 359
UPW Boga
99 157
h. Kerjasama Dalam dan Luar Negeri Kerjasama dengan Industri dalam penempatan on the job training : PHRI Hotel Sahid Group Hotel Sunan Solo Hotel Lor In Solo Hotel Novotel Solo Hotel Sahid Jaya Solo Hotel Kusuma Sahid Prince Hotel Solo Hotel Riyadi Palace Solo Hotel Baron Indah Solo Hotel Dana Solo Hotel Agas Solo Hotel Sekawan Solo Hotel Laguna Regort and Spa Hotel Conrad Nusa Dua Hotel Melia Nusa Dua Hotel Aston Tanjung Benoa Hotel Hyatt Nusa Dua Hotel Nusa Dua Beach Hotel Nikko Nusa Dua
Hotel Hard Rock Kuta Hotel Bali Oberoi Hotel Nusa Beach Sanur The Ritz Carlton Resort & Spa Jimbaran Hotel Four Season Jimbaran Hotel Hyatt Lombok Hotel The Oberoi Lombok Hotel Majapahit Surabaya Hotel Bumi Hyatt Surabaya Hotel Aston Surabaya Hotel JW MArriott Surabaya Hotel Grand Candi Semarang Hotel Santika Semarang Hotel Patra Jasa Semarang Hotel Novotel Yogyakarta Hotel Melia Purosani Yogyakarta Hotel Grand Mercure Yogyakarta Hotel Santika Premiere Yogyakarta Hotel Natour Garuda Yogyakarta Hotel Quality Yogyakarta Hotel Sahid Garden Yogyakarta Hotel Sahid Jaya Jakarta Hotel Nikko Jakarta
Hotel Sahid Lippo Cikarang Hotel Hyatt Jakarta Hotel Sultan Jakarta Hotel JW Marriott Jakarta Hotel Bintan Lagoon Resort Lagoi Hotel Nirwana Gardens Lagoi Hotel Aston Palembang Hotel Nyiur Bandar Lampung The Stamford Hotel Singapura Princess Terrace Cafe Singapura Copthorne King's Hotel Singapura ASITA Said Gema Wisata Tour and Travel Miki Tour and Travel Mandira Tour and Travel Nusantara Tour and Travel Niki Tour and Travel Amida Tour and Travel Equator Tour and Travel Rosalia Tour and Travel Angkasa Pura I Solo Selendang Sutra Tour and Travel Sriwijaya Air Surabaya
Anta Express Tour and Travel Denpasar Wita Tour and Travel Denpasar Panorama Tour and Travel Denpasar PT Angkasa Pura I Medan Kerjasama Dalam Penempatan Alumni SAHID GROUP ELITE INTERNATIONAL RECRUITMENT CARNIVAL SIMFONIA HALL CANADIAN COSTA CTI Kerja sama dengan PT Flour Mills dalam penyedian Bahan Baku Praktek Kerja sama dengan LTI dalam English Teaching, sertifikasi TOIEC Kerja sama dengan PO Tami Jaya dalam transportas i. Kontak STP Sahid Surakarta
B. TRANSTV a. Over view
PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV) merupakan perusahaan yang dimiliki oleh TRANS CORPORATION, yang juga merupakan pemilik dari TRANS 7 Memperoleh ijin siaran pada bulan Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar departemen pemerintah, maka sejak tanggal 15 Desember 2001, TRANS TV memulai siaran secara resmi. LOGO Logo Trans TV berbentuk berlian, yang menandakan keindahan dan keabadian. Kilauannya mereflesikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis serif, yang mencerminkan karakter abadi, klasik, namun akrab dan mudah dikenali. VISI
:
Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan program-program berkualitas, berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja, dan memberikan kontribusi masyarakat. MISI :
dalam
meningkatkan
kesejahteraan
serta
kecerdasan
Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilainilai demokrasi.
b. Struktur Organisasi DEWAN KOMISARIS Komisaris Utama Chairul Tanjung Komisaris : Chairal Tanjung Ishadi SK DEWAN DIREKSI Direktur Utama : Wishnutama Direktur Sales & Marketing : Atiek Nur Wahyuni Direktur Finance & Human Capital : Warnedy Kepala Divisi Technical & Facilities Services :
Azuan Syahril Kepala Divisi Programming : Achmad Ferizqo Irwan Kepala Divisi News : Gatot Triyanto Kepala Divisi Finance : Hannibal K. Pertama Kepala Divisi Corporate Services : Latief Harnoko
c. Achievement 2009 PANASONIC AWARD 2009 1.
Program Reality Show Terfavorit: Termehek-Mehek
2.
Program Komedi/Lawak Terfavorit: Extravaganza
3.
Program Kuis & Game Show Terfavorit: Gong Show
4.
Program News Magazine Terfavorit: KPK (Kumpulan Perkara Korupsi)
5.
Presenter Infotainment Terfavorit: Cut Tary (Insert)
6.
Pelawak Terfavorit: Olga Syahputra Presenter Reality Show Terfavorit
FESTIVAL FILM BANDUNG 2009 Sinetron Lepas Terpuji: Bioskop Indonesia “Baju Seragam Anak Pemulung” SWA Sembada Word of Mouth Marketing Award (Most First Recommended Brand 2009)
TRANS TV : First Winner in Broadcast Television Category KPID JAWA BARAT TRANS TV: Diversity of Content LOMBA JURNALISTIK 2009 oleh Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) “Juara II” Kategori Jurnalis Televisi 2008 CITRA PARIWARA 2008 1. Best of 2008: TV Station for Inhouse Advertisement of The Year 2008 2. Gold Award: Promo Badminton “Juice is Deuce” 3. Silver Award: Promo Bioskop “Loket Sepi” 4. Silver Award: Promo Badminton “Single or Double?” XY Kids Program Anak Favorit: Akhirnya Datang Juga 2007 KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) AWARD 2007 Program Televisi Anak-Anak Terbaik: Surat Sahabat WATER AND SANITATION PROGRAM (WORLD BANK) Best Sanitation Reporting Award in East Asia Ministerial Conference on Sanitation and Hygiene (EASAN) 2007 Media Competition: Cerita Anak ANUGERAH PESONA WISATA INDONESIA 2007 “Terbaik I” Kategori Media Televisi: Jelajah PANASONIC AWARD 2007
1. Program Talkshow Terfavorit: Ceriwis 2. Program Komedi Terfavorit: Extravaganza 3. News Magazine Terfavorit: Jelang Siang CAKRAM Kategori Televisi Nasional Terbaik 2006 SERTIFIKAT ISO 9001 : 2000 Broadcast System 1.
Dept. Promo On Air
2.
Unit Corporate Legal
3.
Unit Marketing PR
4.
Dept. IT
ISAS BC Pengakuan Standard Operating Procedures (SOP) untuk “Integrate Broadcast System” pertama di dunia PERTAMINA PRESS AWARD Feature TV: Reportase MARKETING MIX 1.
2nd Biggest Number of Audience: Extravaganza Roadshow
2.
2n Best in Coverage: Extravaganza Roadshow
3.
3rd Best in Interaction: Extravaganza Roadshow
2006 PANASONIC AWARD 2006 1.
Program Current Affair Terfavorit: Kejamnya Dunia
2.
Program Komedi/Lawak Terfavorit: Extravaganza
3.
Program Anak-Anak Terfavorit: Dapur Klok-Klok
PENGHARGAAN JAWA POS Grup Lawak Terfavorit 2006: Variety Show Extravaganza SERTIFIKAT ISO 9001 : 2000 1.
Unit Procurement
2.
Divisi HC
3.
Divisi GS
4.
Divisi Programming
2005 PANASONIC AWARD 2005 1.
Program Talkshow Terfavorit: Ceriwis
2.
Presenter Talkshow Terfavorit: Indy Barends “Ceriwis”
ANUGERAH
KEBUDAYAAN
2005;
KEMENTERIAN
KEBUDAYAAN & PARIWISATA 1.
Kategori Acara Anak: Surat Sahabat
2.
Nominasi Kategori Features: Jelajah
THE ASIA PACIFIC BROADCASTING UNION (ABU) / CASBAA UNICEF Child Rights Award 2005 Anugerah Kebudayaan untuk Acara Anak: Surat Sahabat episode “Daman Anak Dayak Ngaju” SERTIFIKAT ISO 9001 : 2000
1.
2.
Revenue Cycle
Divisi Sales & Marketing
Divisi Finance & Resource Development
Inhouse Production
Divisi Produksi
Divisi News
Divisi Production & Technical Services
Dept. Budget Management Accounting
2004 ASIAN TELEVISION AWARD 2004 1. Kategori Best Reality Program: Dunia Lain “Lawang Sewu” 2. Nominasi Best Music Program: Diva Dangdut Nirwana FOR ALL NATION (FAN) CAMPUS Kategori Media Elektronik Peduli Narkoba 2003 CAKRAM Kategori Televisi Nasional Terbaik 2002 2002 CAKRAM Kategori Media Pendatang Potensia d. Coverage Area Sejak awal, pembangunan TRANS TV dirancang untuk bisa beroperasi menggunakan teknologi digital penuh, mulai dari tahap pra produksi
hingga tahap paska produksi dan siaran on air. Tetapi karena sistem penyiaran di Indonesia masih menggunakan sistem analog, maka output yang bersifat digital akan diubah menjadi analog. Walaupun demikian, pemirsa TRANS TV akan menikmati tayangan audio visual yang lebih jernih dan tajam. Kelak jika sistem penyiaran di Indonesia sudah beralih ke sistem digital, TRANS TV hanya perlu memodifikasi pemancarpemancarnya saja. Selain output yang lebih baik, teknologi digital juga menjadikan proses kerja dapat berjalan lebih efisien dan efektif. Peran kaset (video tape) nyaris hilang, karena semua materi produksi mengalir dari satu server ke server komputer lainnya melalui jaringan kabel optik yang terpasang di seluruh gedung. Seluruh studio juga terintegrasi satu sama lain sehingga memungkinkan siaran yang simultan. Data Teknis dan Jangkauan Stasiun Transmisi TRANS TV
BAB III PENYAJIAN DATA
Pada bab ini akan membahas tentang terpaan acara “Wisata Kuliner” di TransTV dengan tingkat pemahaman pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner di kalangan siswa jurusan Usaha Jasa Pariwisata, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sahid, Surakarta angkatan 2007/2009 yang merupakan variabel dalam penelitian ini. 1. Deskripsi Data a. Jenis Kelamin Responden Deskripsi jenis responden dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 3.1 Deskripsi Jenis Kelamin Responden No
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
1.
Laki-Laki
28
28,3
2.
Perempuan
71
71,7
99
100
Total Sumber : Lampiran
Pada tabel 4.1 di atas diketahui responden laki-laki sebanyak 28 responden atau 28,3% dan responden perempuan sebanyak 71 responden atau 71,7%. Jadi sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah perempuan (71,7%). b. Variabel Independen Terpaan Acara Wisata Kuliner TransTV Ketentuan untuk mengetahui tinggi, sedang dan rendah dari jawaban pada variabel independent sebagai berikut :
a. Responden yang menjawab A, dikategorikan tinggi diberi nilai 3 b. Responden yang menjawab B, dikategorikan tinggi diberi nilai 2 c. Responden yang menjawab C, dikategorikan tinggi diberi nilai 1 Deskripsi tingkat pemahaman pengetahuan responden mengenai ragam dan tempat kuliner dapat dilihat pada distribusi frekuensi di bawah ini. Tabel 3.2 Deskripsi Terpaan Acara Wisata Kuliner TransTV No
Pertanyaan
Jawaban (%) A
1
B
C
48,5
10,1
35,4
32,2
9,1
63,6
27,3
Pada saat menonton acara Wisata 19,2
69,7
11.1
Dalam sebulan berapa kali anda 41,4 menonton acara Wisata Kuliner di TransTV
2
Berapa lama Anda menonton acara 41,4 Wisata Kuliner di TransTV
3
Bagaimana penggunaan waktu Anda dalam menonton acara Wisata Kuliner di TransTV
4
Kuliner di TransTV, apakah Anda memperhatikan
dengan
sungguh-
sungguh tanpa melakukan aktivitas lain seperti membaca atau melakukan
pekerjaan rumah 5
Pada saat menonton acara Wisata
0,0
12,2
83,8
Kuliner di TransTV, apakah Anda menyiapkan peralatan khusus seperti alat tulis untuk mencatat hal-hal yang menarik dari tayangan tersebut Sumber : Lampiran Pada tabel 4.2 di atas diketahui frekuensi responden dalam menonton acara kuliner di Trans TV menunjukkan 41,1% responden menonton 4 kali dalam sebulan, kemudian 48,5% menonton antara 2-3 kali dalam sebulan dan 10,1% menonton kurang dari 1 kali dalam sebulan. Pada pertanyaan kedua menunjukkan 41,4% responden menyatakan menonton acara kuliner di Trans TV antara 21-30 menit, 35,4% menonton antara 11-20 menit dan 23,2% menonton antara 1-10 menit. Pada pertanyaan ketiga, 9,1% responden menyatakan menyediakan waktu khusus untuk menonton, 63,6% responden kadang-kadang menyediakan waktu khusus untuk menonton, dan 27,3% responden tidak pernah menyediakan waktu khusus untuk menonton. Pada pertanyaan keempat, menunjukkan19,2% responden menyatakan menonton tanpa melakukan aktivitas lain, 69,7% responden menyatakan menonton, namun kadang-kadang melakukan aktivitas lain dan 11,1% responden kurang memperhatikan dan selalu melakukan aktivitas lain.
Pada pertanyaan kelima, menunjukkan tidak ada responden menyatakan selalu menyiapkan peralatan khusus seperti alat tulis untuk mencatat hal-hal yang menarik dan 12,2% kadang-kadang menyiapkan peralatan khusus seperti alat tulis untuk mencatat hal-hal yang menarik dan 83,8% tidak pernah menyiapkan peralatan khusus seperti alat tulis untuk mencatat hal-hal penting pada tayangan wisata kuliner Untuk lebih jelasnya variabel independent terpaan acara wisata kuliner TransTV akan dijelaskan lebih rinci pada tabel-tabel berikut : 1. Frekuensi Menonton Acara Wisata Kuliner TransTV 1) Tingkat keseringan menonton acara Wisata Kuliner di TransTV Untuk
mengetahui
jawaban
responden
mengenai
tingkat
keseringan menonton acara Wisata Kuliner TransTV, maka diberi pertanyaan “Dalam sebulan berapa kali responden menonton acara Wisata Kuliner di TransTV”. Lalu diberikan 3 alternatif jawaban, yaitu A jawaban dengan skor tinggi, apabila responden lebih dari 4 kali dalam sebulan menonton acara Wisata Kuliner di TransTV, B adalah jawaban dengan skor sedang, apabila responden antara 2-3 kali dalam sebulan menonton acara Wisata Kuliner di TransTV dan jawaban C dengan skor rendah, apabila responden kurang dari 1 kali dalam sebulan menonton acara Wisata Kuliner di TransTV. Data yang terkumpul dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 3.3
X1
Valid
C B A Total
Frequency 10 48 41 99
Percent 10.1 48.5 41.4 100.0
Valid Percent 10.1 48.5 41.4 100.0
Cumulative Percent 10.1 58.6 100.0
Berdasarkan data tabel diatas deketahui sebanyak 41 responden (41,4%) menonton acara Wisata Kuliner TransTV sebanyak 4 kali dalam sebulan, dan 48 responden (48,5%) menonton sebanyak 3-2 kali dalam sebulan dan 10 responden (10,1%) menonton tayangan Wisata Kuliner TransTV hanya 1 kali dalam sebulan. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa dari 99 responden, skala tertinggi muncul pada jawaban B yaitu dalam responden menonton sebanyak 3-2 kali dalam sebulan.
2) Jumlah waktu yang digunakan responden untuk menonton acara Wisata Kuliner di TransTV Untuk mengetahui waktu yang digunakan responden ketika menonton acara Wisata Kuliner TransTV, maka diberi pertanyaan “Berapa lama Anda menonton acara Wisata Kuliner di TransTV”. Maka diberi 3 alternatif jawaban, yaitu jawaban A dikategorikan tinggi dan diberi skor 3 apabila responden menonton acara Wisata Kuliner di TransTV antara 2130 menit. Jawaban B dengan skor 2 dikategorikan sedang, apabila responden menonton acara Wisata Kuliner di TransTV antara 11-20 menit, sedangakan alternative jawaban C dikategorikan rendah dengan skor 1
apabila responden menonton acara Wisata Kuliner di TransTV antara 1-10 menit. Data yang terkumpul dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 3.4 X2
Valid
C B A Total
Frequency 23 35 41 99
Percent 23.2 35.4 41.4 100.0
Valid Percent 23.2 35.4 41.4 100.0
Cumulative Percent 23.2 58.6 100.0
Berdasarkan data diatas diketahui bahwa sebanyak 41 responden (41,4%) menggunakan waktu menonton acara Wisata Kuliner di TransTV antara 21-30 menit. 35 responden (34,4%) menonton acara acara Wisata Kuliner di TransTV antara 11-20 menit, dan 23 responden (23,2%) menonton acara Wisata Kuliner di TransTV antara 1-10 menit. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari 99 responden skala tertinggi muncul pada jawaban A yaitu dalam satu kali penayangan waktu yang digunakan menonton tayangan wisata kuliner TransTV adalah 21-30 menit. 2. Intensitas Perhatian Responden 1. Perencanaan waktu menonton acara Wisata Kuliner di TransTV Untuk mengetahui jawaban responden mengenai perencanaan waktu menonton acara Wisata Kuliner di TransTV diberikan pertanyaan “Bagaiman penggunaan waktu Anda dalam menonton acara Wisata Kuliner di TransTV”. Lalu diberi alternative pilihan jawaban dengan skor 3 pilihan A yang artinya Tinggi, bila responden menyediakan waktu khusus untuk menonton. Skor 2 pilahan B yang artinya sedang, bila
responden kadang-kadang menyediakan waktu khusus untuk menonton dan pilihan dengan skor 3 yaitu C yang berarti rendah, bila responden tidak pernah menyediakan waktu khusus untuk menonton. Data yang terkumpul dapt dilihat dalam tabel berikut
Tabel 3.5 X3
Valid
C B A Total
Frequency 27 63 9 99
Percent 27.3 63.6 9.1 100.0
Valid Percent 27.3 63.6 9.1 100.0
Cumulative Percent 27.3 90.9 100.0
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebanyak 9 responden (9,1%) memberikan jawaban menyediakan waktu khusus untuk menonton, 63 responden (63,6%) kadang-kadang menyediakan waktu khusus untuk menonton dan 27 responden (27,3%) tidak pernah menyediakan waktu khusus untuk menonton. Berdasarkan data pada tabel 3.5 dapat diketahui bahwa dari 99 responden, skala tertinggi muncul pada jawaban B sebanyak 63 responden yang kadang-kadang menyediakan waktu khusus untuk menonton tayangan Wisata Kuliner TransTV. 2. Konsentrasi dalam menonton acara Wisata Kuliner di TransTV
Untuk mengetahui konsentrasi responden pada saat menonton tayangan wisata kuliner, maka diberi pertanyaan sebagai berikut “Pada saat menonton acara Wisata Kuliner di TransTV, apakah Anda memperhatikan dengan sungguh-sungguh tanpa melakukan aktivitas lain seperti membaca atau melakukan pekerjaan rumah”. Maka diberikan alternative jawaban yaitu responden dengan jawaban A diberi nilai 3 dengan kategori tinggi, apabila responden menonton acara Wisata Kuliner di TransTV tanpa melakukan aktivitas lain. Responden dengan jawaban B diberi nilai 2 dengan kategori sedang, apabila responden menonton acara Wisata Kuliner di TransTV, namun kadang-kadang melakukan aktivitas lain, sedangakan responden dengan alternatif jawaban C akan diberi nilai 1 dengan kategori rendah, apabila responden kurang menonton acara Wisata Kuliner di TransTV dan selalu melakukan aktivitas lain. Untuk melihat data yng terkumpul dapat dilihat melalui tabel berikut : Tabel 3.6 X4
Valid
C B A Total
Frequency 11 69 19 99
Percent 11.1 69.7 19.2 100.0
Valid Percent 11.1 69.7 19.2 100.0
Cumulative Percent 11.1 80.8 100.0
Berdasarkan data tabel diatasvdiketahui sebanyak 19 (19,2%) responden responden menonton acara Wisata Kuliner di TransTV tanpa melakukan aktivitas lain, lalu sebanyak 69 (69,7%) responden menonton acara Wisata Kuliner di TransTV, namun kadang-kadang melakukan
aktivitas lain dan 11 (11,1%) responden kurang menonton acara Wisata Kuliner di TransTV dan selalu melakukan aktivitas lain. Berdasarkan data tabel tersebut diketahui dari 99 responden, jawaban B muncul dengan skala tertinggi yaitu 69 responden menonton tayangan Wisata Kuliner TransTV namun kadang-kadang melalukan aktivitas lain. 3. Keantusiasan responen dalam mengikuti acara Wisata Kuliner di TransTV Untuk mengetahui keantusiasan responden dalam menonton tayangan
Wisata
Kuliner
TransTV,
diberikan
pertnyaan
kepada
responden” pada saat menonton acara Wisata Kuliner di TransTV, apakah Anda menyiapkan peralatan khusus seperti alat tulis untuk mencatat halhal yang menarik dari tayangan tersebut”. Selanjutnya diberikan alternatif jawaban terdiri dari jawaban A kategori tinggi dengan skor 3 apabila responden selalu menonton acara Wisata Kuliner dengan menyiapkan peralatan khusus seperti alat tulis untuk mencatat hal-hal yang menarik. Kemudian alternative jawaban B dengan kategori sedang dengan skor 2 apabila responden
kadang-kadang menonton acara Wisata Kuliner di
TransTV dengan menyiapkan peralatan khusus seperti alat tulis untuk mencatat hal-hal yang menarik. Dan jawaban C dengan kategori rendah diberi skor 1, apabila responden tidak pernah menyiapkan peralatan khusus seperti alat tulis untuk mencatat hal-hal yang menarik ketika menonton acara Wisata Kuliner di TransTV. Data yang terkumpul dapat dilihat daam tabel berikut: Tabel 3.7
X5
Valid
C B Total
Frequency 83 16 99
Percent 83.8 16.2 100.0
Valid Percent 83.8 16.2 100.0
Cumulative Percent 83.8 100.0
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 3.7 diketahui bahwa sebanyak 16 (16,2%) responden kadang-kadang menonton acara Wisata Kuliner di TransTV dengan menyiapkan peralatan khusus seperti alat tulis untuk mencatat hal-hal yang menarik. Dan 83 (83,8%) responden tidak pernah menyiapkan peralatan khusus seperti alat tulis untuk mencatat halhal yang menarik ketika menonton acara Wisata Kuliner di TransTV. Skala tertinggi muncul pada skala C yaitu sebanyak 83 responden tidak pernah menyediakan peralatan khusus seperti alat tulis etika menonton tayangan Wisata Kuliner TransTV.
Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya pengaruh terpaan tayangan Wisata Kuliner TransTV, maka nilai pertanyaan nomor 1 sampai dengan nomor 5 tersebut dirangking untuk kemudian dicari interval kelasnya. Untuk mencari interval kelas digunakan rumus sebagai berikut : =
R n
R= nilai tertinggi – nilai terendah Keterangan : Interval, jarak antar kelas R : Range
n : Jumlah Kelas Nilai Tertinggi = 13 Nilai Terendah = 5 N=3 Jadi = 13 – 5 ÷ 3 = 2,6 Tinggi apabila interval jawaban mulai dari skala 13 – 10,4 Sedang apabila interval jawaban mulai dari skala 9,3 – 7,7 Rendah apabila interval jawaban mulai dari skala 6,6 – 5
Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel berikut Tabel 3.8 Nilai
Jumlah
5
3
6
3
7
10
8
12
9
21
10
19
11
10
12
15
13
6
Total
99
Sumber : lampiran
Adapun tabel distribusi frekuensi dari nilai variabel independent adalah sebagai berikut : Tabel 3.9 DISTRIBUSI FREKUENSI TERPAAN ACARA WISATA KULINER DI TRANSTV NO
Kategori
Frekuensi
persentase
1
Tinggi
50
50,50
2
Sedang
43
43,44
3
Rendah
6
6,06
99
100
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terpaan tayangan Wisata Kuliner di TransTV dengan kategori tinggi memiliki nilai 50 (50,50%), sedang 43 (43,44%) dan rendah dengan nilai 6 (6,06%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terpaan Tayangan Wisata Kuliner di TransTV di kalangan siswa jurusan Usaha Perjalanan Pariwisata, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sahid termasuk dalam kategori tinggi. c. Variabel Dependen Tingkat Pemahaman Pengetahuan Tentang Ragam Dan Tempat Kuliner Ketentuan untuk mengetahui tinggi, sedang dan rendah dari jawaban pada variabel independent sebagai berikut : a.
Responden yang menjawab A, dikategorikan tinggi diberi nilai 3
b.
Responden yang menjawab B, dikategorikan tinggi diberi nilai 2
c.
Responden yang menjawab C, dikategorikan tinggi diberi nilai 1 Deskripsi tingkat pemahaman pengetahuan responden mengenai ragam dan
tempat kuliner dapat dilihat pada distribusi frekuensi di bawah ini Tabel 3.11 Deskripsi Tingkat Pemahaman Pengetahuan No
Pertanyaan
Jawaban (%) A
B
C
1
Apakah Anda dapat memahami yaitu 25,3
67,7
7,1
30,3
7,1
35,4
5,1
menjelaskan kembali isi pesan acara Wisata Kuliner di TransTV setelah menonton tayangan tersebut 2
Apakah Anda mendapat informasi, 62,6 dari
hal
sebelumnya menonton
yang
anda
menjadi
tidak tahu
tahu setelah
isi pesan acara Wisata
Kuliner di TransTV 3
Pengetahuan responden tentang ragam 59,6 dan tempat kuliner
Pada pertanyaan pertama, menunjukkan 25,3% responden menyatakan Selalu dapat menjelaskan kembali isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV, kemudian 67,7% menyatakan kadang-kadang dapat menjelaskan kembali isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV dan 7,1% menyatakan tidak dapat menjelaskan kembali isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV. Pada pernyataan kedua, menunjukkan 62,6% responden menyatakan selalu mendapat informasi baru setelah menonton acara Wisata Kuliner di TransTV, kemudian 30,3% responden menyatakan kadang-kadang mendapat informasi baru setelah menonton acara Wisata Kuliner di TransTV, dan 7,1% responden menyatakan tidak pernah mendapat informasi baru setelah menonton acara Wisata Kuliner di TransTV.
Pada pernyataan ketiga, menunjukkan 59,6% responden memiliki pengetahuan yang tinggi, kemudian 35,4% responden memiliki pengetahuan yang sedang dan 5,1% memiliki pengetahuan yang rendah tentang ragam dan tempat kuliner Untuk lebih jelasnya variabel independent terpaan acara wisata kuliner TranTv akan dijelaskan lebih rinci pada tabel-tabel berikut : 1. Pemahaman Isi Pesan Acara Wisata Kuliner TransTV Untuk mengetahui seberapa paham responden terhadap tayangan Wisata Kuliner TransTV maka diajaukan pertanyaan “Apakah Anda dapat memahami yaitu menjelaskan kembali isi pesan acara Wisata Kuliner di TransTV setelah memonton tayangan tersebut”. Lalu diberi alternative jawaban pertama yaitu dengan skor paling tinggi 3 jika menjawab A apabila responden selalu dapat menjelaskamkembali isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV. Sedangkan skor 2 untuk jawaban B, apabila responden kadang-kadang dapat menjelaskan kembali isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV dan skor terendah yaitu 1 untuk jawaban C apabila responden tidak dapat menjelaskan kembali isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV. Data yang terkumpul dapat kita lihat pada tabel 3.12 berikut : Tabel 3.12 Y1
Valid
C B A Total
Frequency 7 67 25 99
Percent 7.1 67.7 25.3 100.0
Valid Percent 7.1 67.7 25.3 100.0
Cumulative Percent 7.1 74.7 100.0
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebanyak 25 (25,3%) responden selalu dapat memahami yaitu menjelaskan kembali isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV. 67 (67,7%) responden kadang-kadang dapat memahami yaitu menjelaskan kembali isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV. Sedangkan 7 (7,1%) responden tidak dapat memahami yaitu tidak dapat menjelaskan kembali isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV. Maka berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa dari 99 responden, skala tertinggi muncul pada jawaban B yaitu sebanyak 67 responden cukup memahami yaitu kadang dapat menjelaskan kembali isi pesan tayangan Wisata Kuliner di TransTV. 2. Tingkat kemampuan Mengingat isi Pesan Untuk mengetahui kemampuan responden mengingat isi pesan tayangan Wisata Kuliner di TransTV, maka diberi pertanyaan sebagai berikut “Apakah Anda dapat mengingat isi pesan acara Wisata Kuliner di TransTV”. Maka diberikan alternative jawaban yaitu responden dengan jawaban A diberi nilai 3 dengan kategori tinggi, apabila responden selalu dapat mengingat isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV. Responden dengan jawaban B diberi nilai 2 dengan kategori sedang, apabila responden
kadang-kadang dapat
mengingat isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV, sedangakan responden dengan alternatif jawaban C akan diberi nilai 1 dengan kategori rendah, apabila responden tidak pernah dapat mengingat isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV. Untuk melihat data yang terkumpul dapat dilihat melalui tabel berikut :
Tabel 3.13 Y2
Valid
C B A Total
Frequency 7 30 62 99
Percent 7.1 30.3 62.6 100.0
Valid Percent 7.1 30.3 62.6 100.0
Cumulative Percent 7.1 37.4 100.0
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebanyak 62 responden (62,6%) memberikan jawaban selalu dapat mengingat isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV, 30 responden (30,3%) kadang-kadang dapat mengingat isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV dan 7 (7,1%) responden tidak pernah dapat mengingat isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV. Berdasarkan data pada tabel 3.13 dapat diketahui bahwa dari 99 responden, skala tertinggi muncul pada jawaban A sebanyak 62 responden selalu dapat mengingat isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV. 3. Tingkat Pemahaman Pengetahuan Umum Dan Teknologi Penyajian data berikut nya merupakan data tentang tingkat pemahaman pengetahuan umum responden dengan memberikan 10 pertanyaan yang pernah menjadi materi pada acara Wisata Kuliner di TransTV bulan Februari 2010. kemudian dibuat pengklasifikasian dengan memberikan setiap jawaban yang benar mendapatkan nilai 1 dan untuk jawaban yang salah mendapatkan
nilai 0, kemudian dari seluruh sampel dicari nilai terendah sampai dengan nilai tertinggi lalu dibuat pengklasifikasian dengan kategori tinggi, sedang dan rendah.Tinggi apabila interval jawaban mulai dari skala 10 – 6,7 yaitu responden yang mempunyai nilai 10-7. kategori sedang apabila interval jawaban mulai dari skala 5,7 – 3,4 yaitu responden dengan nilai 6- 4, da untuk kategori rendah apabila interval jawaban mulai dari skala 2,3 – 0 yaitu skor 30. untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.14 Y3
Valid
C B A Total
Frequency 5 35 59 99
Percent 5.1 35.4 59.6 100.0
Valid Percent 5.1 35.4 59.6 100.0
Cumulative Percent 5.1 40.4 100.0
Sumber : lampiran Berdasarkan data tabel diatas diketahui bahwa tingkat pemahaman pengetahuan ragam dan tempat kuliner responden berdasarkan pertanyaan yang pernah menjadi materi dalam acara Wisata Kuliner TransTV, sebanyak 59 (59,6%) responden
dikategorikan tinggi, 35 (35,4%) responden
dikategorikan sedang, dan 5 (5,1%) responden dikategorikan rendah. Maka, dapat dikatakan skala tertinggi muncul pada kategori tinggi dari 99 responden. Artinya sebagian besar responden yaitu 59 responden dapat menjawab benar lebih dari 7 pertanyaan dari 10 pertanyaan yang diambil dari materi tayangan Wisata Kuliner bulan Februari 2010.
Selanjutnya untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat pemahaman pengetahuan ragam dan tempat kuliner dikalangan responden, nilai pertanyaan nomor 6 sampai dengan nomor 8 tersebut digabung menjadi satu untuk kemudian dicari interval kelasnya. Adapun untuk mencari interval kelas digunakan rumus sebagai berikut : =
R n
R= nilai tertinggi – nilai terendah Keterangan : Interval, jarak antar kelas R : Range Nilai Tertinggi = 9 Nilai Terendah = 3 N=3 Jadi = 9 – 3 ÷ 3 = 2 Setelah nilai intervalnya diketahui sebesar 2, maka pengkategoriannya adalah sebagai berikut :
Tinggi apabila interval jawaban mulai dari skala 9– 7
Sedang apabila interval jawaban mulai dari skala 6 – 5
Rendah apabila interval jawaban mulai dari skala 4 – 3 Tabel dibawah ini adalah tabel nilai responden dalam variabel tingkat
pemahaman penetahuan ragam dan tempat kuliner sebagai variabel dependen Tabel 3.15
JUMLAH NILAI PADA VARIABEL DEPENDEN Nilai
Frekuensi
3
3
4
5
5
0
6
13
7
20
8
48
9
10
Total
99
Sumber : Lampiran
Selanjutnya nilai pada pada variabel dependen tersebut didistribusikan dalam tabel distribusi berikut ini : Tabel 3.16 DISTRIBUSI FREKUENSI TINGKAT PEMAHAMAN RAGAM DAN TEMPAT KULINER NO
Kategori
Frekuensi
persentase
1
Tinggi
78
78,8
2
Sedang
13
13,1
3
Rendah
8
8,1
99
100
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pemahaman pengetahuan ragam dan tempat kuliner,78 (78,8%) responden termasuk dalam kategori tinggi, kategori sedang 13 (13,1%) dan rendah dengan nilai 8 (8,1%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman pengetahuan ragam dan tempat kuliner di kalangan siswa jurusanUsaha Perjalanan Pariwisata, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sahid termasuk dalam kategori tinggi.
BAB IV ANALISIS DATA Dalam bab ini akan dibahas tentang ada tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen. Selain itu juga untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel dependen dengan kontrol yang mempengaruhi kekuatan antara variabel independent dengan dependen. Adapun yang dimaksud variabel-variabel tersebut adalah : 1. Variabel Independen : Terpaan Acara Wisata Kuliner Di TransTV 2. Variabel Dependen : Tingkat Pemahaman Pengetahuan Umum Ragam dan Tempat Kuliner 3. Variabel Kontrol
: Jenis Kelamin
Analisis data ini dimaksudkan untuk membuktikan hipotesa dalam penelitian ini, yaitu : “ Ada hubungan yang siknifikan antara terpaan acara Wisata Kuliner di TransTV dengan tingkat pemahaman pengetahuan tentang ragam dan tempat kuliner” A. UJI VALIDITAS Uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur dapat mengungkapkan ketepatan gejala yang dapat diukur. Validitas alat ukur dicari dengan menguji korelasi antar skor butir dengan skor faktor yang diperoleh dari jawaban terhadap kuesioner. Korelasi antara skor pertanyaan dengan skor totalnya signifikan. Hal ini ditunjukkan oleh ukuran statistik tertentu yaitu angka korelasi. Angka korelasi yang
diperoleh harus lebih besar dari critical value yang diisyaratkan. Tehnik pengukuran yang digunakan adalah tehnik Product Moment dari Pearson. Apabila diperoleh hasil korelasi lebih besar atau sama dengan r tabel, maka butir tersebut valid. Dengan kata lain, semua item yang ditujukan kepada responden benarbenar menguji aspek yang sama. Tetapi bila hasil korelasi tersebut lebih kecil dari r tabel, maka item tersebut tidak valid atau gugur sehingga tidak dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Proses perhitungannya melalui SPSS 10.00 yang dapat dilihat pada halaman lampiran. 1. Variabel Independen (Terpaan Acara Wisata Kuliner Di TransTV) TABEL 4.1 HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL TERPAAN ACARA WISATA KULINER DI TRANSTV Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Uji Validitas Terpaan Acara Kuliner TransTV Variabel Terpaan Acara Kuliner Trans TV
Butir r-hitung 1 0.5896 2 0.4726 3 0.4752 4 0.4334 5 0.2012 Keterangan : Data primer yang diolah
r-tabel 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Secara staristika, angka korelasi yang diperoleh akan dibandingakn dengan angka kritik tabel korelasi nilai r. Diketaui bahwa angka kritik untuk populasi sebanyak 99 pada taraf signifikan 0,05 adalah 0,254. Berdasarkan hasil pengolahan data diatas, maka dapat dikemukakan bahwa hasil uji r-hitung pada setiap item pertanyaan lebih besar daripada r-tabel. Dengan demikian, 5 item pertanyaan yang digunakan dalam Terpaan Acara Kuliner TransTV adalah valid.
2. Variabel Dependen (Tingkat Pengetahuan mengenai Ragam dan Tempat Kuliner) TABEL 4.2 HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL TINGKAT PENGETAHUAN RAGAM DAN TEMPAT KULINER Variabel Pemahaman
Butir r-hitung r-tabel Keterangan 1 0.4542 0,195 Valid 2 0.5168 0,195 Valid 3 0.5144 0,195 Valid Keterangan : Data primer yang diolah Secara staristika, angka korelasi yang diperoleh akan dibandingakn dengan angka kritik tabel korelasi nilai r. Telah diketahui bahwa angka kritik untuk populasi sebanyak 99 pada taraf signifikan 0,05 adalah 0,254. Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, maka dapat dikemukakan bahwa hasil uji r-hitung pada setiap item pertanyaan lebih besar daripada r-tabel. Dengan demikian, 3 item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel pemahaman pengetahuan ragam dan tempat kuliner adalah valid.
B. UJI REABILITAS Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur dapat digunakan, dipercaya, dan diandalkan untuk meneliti suatu obyek. Dalam penelitian ini, dilakukan uji reliabilitas terhadap kuesioner dengan mengetahui sejauh mana kuesioner tersebut dapat digunakan, dipercaya, dan diandalkan. Tehnik yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Alpha Cronbach. Rumus yng digunakan adalah : =
is2
K ( 1K-1
) 2
Keterangan : = koefisien reabilitas yang dicari K = jumlah butir pertanyaan (soal) i2 = varians butir pertanyaan 2 = varians skor tes Kuesioner dapat dikatakan reliabel jika mempunyai koefisien korelasi lebih dari 0,6. Hasil yang diperoleh dari uji reliabilitas terhadap kuesioner pada masing-masing variabel adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Variabel Terpaan acara Pemahaman
Koefisien Alpha 0,6758 0,6801
Critical Value 0,6 0,6
Keterangan Reliabel Reliabel
Keterangan : Data primer yang diolah Berdasarkan perhitungkan yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS 10.0, hasil perhitungan terhadap variabel terpaan acara kuliner TransTV sebesar 0,6758 dan tingkat pemahaman pengetahuan ragam dan tempat kuliner sebesar 0,6801. Dari hasil tersebut terlihat bahwa reliabilitas masing-masing variabel menunjukkan angka yang lebih besar dari 0,6 maka kuesioner dinyatakan reliabel. C. ANALISA DATA Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistic non parametrik teknik bivariabel dengan uji Kendall tau untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis dua variabel. Dalam penelitian ini akan di uji hubungan antara terpaan acara “Wisata Kuliner” di TransTV dengan tingkat pemahaman pengetahuan
mengenai ragam dan tempat kuliner bagi siswa jurusan Usaha Perjalanan Pariwisata Sekolah Menengah Kejuruan Sahid, Surakarta angkatan 2008-2009/2009-2010. Rumus yang digunakan untuk menghitung korelasi Parsial Kendall adalah : xy.z =
AD - BC (A+B)(C+D)(A+C)(B-D)
Namun karena pada penelitian ini N berjumlah besar, maka Kendall menunjuk rumus yang lebih mudah untuk menghitung xy.z, yaitu dihitung dengan cara : xy.z = xy - xz . yz
(a.1)
(1-yz2)(1-xz2) Untuk mencari korelasi Parsial ini, harus dihitung lebih dahulu nilai dari xy, xz, dan yz. Rumus untuk mencari nilai antara dua hubungan tersebut adalah : xy =
S
(a.2)
1/2 n(n - 1) – Tx 1/2 n(n -1) –Ty Dimana S =C-D N = Jumlah Pengamatan Untuk menetapkan rumus ini terlebih dahulu dicari nilai S melalui perhitungan statistic. Setelah S didapat, langkah selanjutnya menemukan nilai Tx, Ty dan Tz. Nilai T dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : T = ½ t (t-1) t = Jumlah pengamatan yang mempunyai jenjang sama didalam variabel yang akan dicari.
Setelah semua hasil didapat, nilai untuk masing-masing hubungan dapat dicari dan selanjutnya hasil dari ketiga dapat dimasukan kedalam rumus parsial Kendall untuk mencari hubungan tiga variabel sekaligus. Penerapan ketiga rumus tersebut guna membuktikan hipotesa yang dijabarkan dalam uraian berikut Hubungan Antara Terpaan Acara Wisata Kuliner Di TransTV (X) Dengan Tingkat Pemahaman Pengetahuan Ragam Dan Tempat Kuliner (Y) Untuk mengetahui hubungan kedua variabel tersebut kita menerapkan rumus a.2. rumus a.2 ini pada hakekatnya adalah rumus Rank Kendal yaitu untuk mencari nilai dua hubungan. Namun karena nantinya penelitian ini ingin mengetahui pula hubungan XY dipengaruhi Z, maka rumus Rank Kendall ini digunakan untuk mendukung penerapan rumus parsial Kendall. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara variabel terpaan acara wisata kuliner di TransTV dengan tingkat pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner siswa SMK Pariwisata Sahid Surakarta jurusan Usaha Perjalanan Pariwisata angkatan 2007-2009 sesuai dengan hasil terlampir dari program SPSS 10.0 diperoleh hasil nilai koefisien korelasi sebesar 0,384 dengan probabilitas sebesar 0,000. UJI SIGNIFIKANSI Untuk menguji tingat signifikansi antara variabel independen dengan variabel dependen, nilai tersebut akan dikonsultasikan pada tabel distribusi t, yang sebelumnya mencari harga t hitunganya terlebih dahulu dengan rumus : t=
n-2 1-2
t=
3,781 0.923
t=
4,096
Nilai t sebesar 4,096 dengan tingkat signifikan 0,05 setelah dikonsultasikan dengan memperhatikan derajat kebebasan df = N-2 = 99-2 = 97, didapat t tabel sebesar 1,659. dengan demikian Ho ditolak karena t hitung lebih besar dari t tabel (thitung ttabel) yaitu 4,096 1,659. berarti t hitung sebesar 4,096 berada pada daerah penolakan Ho. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara terpaan acara Wisata Kuliner Di TransTV dengan tingkat pemahaman pengetahuan ragam dan tempat kuliner dikalangan siswa-siswi jurusan Usaha Perjalanan Wisata SMK Sahid Surakarta angkatan 2007/2009. hal ini sesuai engan penghitungan koefisien korelasi antara kedua variabel yang menunjukan tingkat korelasi tinggi. Hubungan yang signifikan tersebut disebabkab oleh adanya pemenuhan kebutuhan responden akan pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner melalui acara televisi. Dimana dengan mendapatkan pengetahuan tersebut responden secara sukarela menerima pemahaman mengenai pengetahuan ragam dan tempat kuliner. Berdasarkan pengujian tersebut berarti dapat disimpulkan bahwa hipotesaa yang dirumuskan pada bab pendahualuan dapat diterima. Artinya semakin sering seseorang terkena terpaan acara Wisata Kuliner di TransTV, maka semakin tinggi pula tingkat pemahaman pengetahuan ragam dan tempat kulinernya.
Hubungan Antara Terpaan Acara Wisata Kuliner Di TransTV (X) Dengan Tingkat
Pemahaman
Pengetahuan
Ragam
Dan
Tempat
Kuliner
(Y)
Beradasarkan Jenis Kelamin a. Variabel Kontrol Jenis Kelamin (Laki-laki) Diketahui bahwa terpaan acara Wisata Kuliner TransTV berkorelasi dengan tingkat pemahaman pengetahuan ragam dan tempat kuliner responden. Berdasarkan asumsi bahwa perempuan umumnya lebih aware terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kuliner, menimbulkan keingintahuan peneliti untuk mengetahui apakah ada pengaruh atau hubungan antara terpaan tayangan Wisata Kuliner TransTV dengan tingkat pemahaman pengetahuan ragam dan tempat kuliner yang dikontrol oleh variabel jenis kelamin. Untuk melihat hubungan antar variabel
control
dengan
variabel
dependen
dan
independen,
prosedur
penghitungannya sama. Berdasarkan hasil terlampir perhitungan korelasi antara terpaan acara Wisata Kuliner di TransTV dengan tingkat pemahan pengetahuan ragam dan tempat kuliner yang dikontrol oleh varibel jenis kelamin yakni yang pertama untuk jenis kelamin laki-laki, diketahi bahwa nilai koefisien korelasi berada pada 0,296 UJI SIGNIFKANSI Untuk menguji variabel control untuk jenis kelamin laki-laki dengan variabel XY ditetapkan rumus sebagai berikut : t=
n-2 1-2
t=
1,509 0.955
t= Nilai t
1,580 sebesar 1,580
dengan
tingkat
signifikan
0,05
setelah
dikonsultasikan dengan memperhatikan derajat kebebasan df = N-2 = 28-2 = 26, didapat t tabel sebesar 1,706. dengan demikian H1 ditolak dan Ho diterima karena t hitung lebih kecil dari t tabel (thitung ttabel) yaitu 1,580 1,706. berarti t hitung sebesar 1,580 berada pada daerah Ho. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki mempunyai hubungan yang tidak signifikan antara terpaan acara Wisata Kuliner Di TransTV dengan tingkat pemahaman pengetahuan ragam dan tempat kuliner dikalangan siswa-siswi jurusan Usaha Perjalanan Wisata SMK Sahid Surakarta angkatan 2007/2009. hal ini sesuai dengan asumsi bahwa laki-laki tidak terlalu aware dengan tayangan yang berhubungan dengan kuliner. b. Variabel Kontrol jenis Kelamin (Permpuan) Untuk melihat terpaan acara Wisata Kuliner Di TransTV dengan tingkat pemahaman pengetahuan ragam dan tempat kuliner dikalangan siswa-siswi jurusan Usaha Perjalanan Wisata SMK Sahid Surakarta angkatan 2007/2009 yang dikontrol oleh jenis kelamin, prosedur perhitungannya sama seperti pada hubungan variabel independent dengan dependen. Berdasarkan hasil perhitungan variabel XY yang dikontrol oleh variabel jenis kelamin yaitu perempuan sebagaimana terlampir, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi berada pada 0,484. UJI SIGNIFIKANSI
Untuk menguji tingkat signifikansi antara variabel control yaitu jenis kelamin perempuan dengan variabel dependen yang mempengaruhi variabel independent ditetapkan rumus sebagai berikut : t=
n-2 1-2
t=
4,020 0,875
t= 4,594 Nilai t sebesar 4,594 dengan tingkat signifikan 0,05 setelah dikonsultasikan dengan memperhatikan derajat kebebasan df = N-2 = 71-2 = 69, didapat t tabel sebesar 1,659. dengan demikian H0 ditolak dan HI diterima karena t hitung lebih besar dari t tabel (thitung ttabel) yaitu 4,594 1,659. berarti t hitung sebesar 4,594 berada pada daerah penolakan Ho. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden dengan jenis kelamin perempuan mempunyai hubungan yang signifikan antara terpaan acara Wisata Kuliner Di TransTV dengan tingkat pemahaman pengetahuan ragam dan tempat kuliner dikalangan siswa-siswi jurusan Usaha Perjalanan Wisata SMK Sahid Surakarta angkatan 2007/2009. hal ini sesuai dengan asumsi bahwa laki-laki lebih aware dengan tayangan yang berhubungan dengan kuliner.
D. PEMBUKTIAN HIPOTESA Hipotesa dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara terpaan acara “Wisata Kuliner” di TransTV dengan tingkat pemahaman pengetahuan mengenai ragam dan tempat
kuliner bagi siswa jurusan Usaha Perjalanan Pariwisata Sekolah Menengah Kejuruan Sahid, Surakarta angkatan 2008-2009/2009-2010. Berarti hipotesis dalam penelitian yang menyatakan bahwa “Ada hubungan signifikan antara terpaan acara “Wisata Kuliner” di TransTV dengan tingkat pemahaman pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner di kalangan siswa jurusan Usaha Perjalanan Pariwisata Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sahid, Surakarta angkatan 2008-2009/2009-2010”, dapat diterima. Hipotesa tersebut dapat dibuktikan dengan penjelasan sebagai berikut :
Korelasi yang signifikan antara variabel independent dan dependen ditandai dengan perbandingan nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel yaitu 4,096 1,659. Dengan demikian Ho ditolak, H1 diterima.
Nilai koefisien korelasi antara terpaan acara Wisata Kuliner di TransTV dengan tingakat pemahaman pengetahuan ragam dan tempat kuliner sebesar 0,384 yang berarti terdapat hubungan positif yang kuat
2. Berdasarkan asumsi dari variabel control yaitu jenis kelamin mengenai terpaan acara “Wisata Kuliner” di TransTV dengan tingkat pemahaman pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner di kalangan siswa jurusan Usaha Perjalanan Pariwisata Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sahid, Surakarta angkatan 20082009/2009-2010 diperoleh hipotesis
Variabel control dengan jenis kelamin laki-laki mempunyai korelasi yang tidak signifikan dengan perbandingan nilai t hitung lebih kecil dari t tabel yaitu 1,580 1,706
Variabel control dengan jenis kelamin laki-laki mempunyai korelasi signifikan dengan perbandingan nilai t hitung lebih kecil dari t tabel yaitu 4,594 1,659
Nilai koefisien korelasi antara terpaan acara Wisata Kuliner di TransTV dengan tingakat pemahaman pengetahuan ragam dan tempat kuliner yang dipengaruhi variabel control jenis kelamin laki-laki sebesar 0,296 yang berarti terdapat hubungan positif yang lemah
Nilai koefisien korelasi antara terpaan acara Wisata Kuliner di TransTV dengan tingakat pemahaman pengetahuan ragam dan tempat kuliner yang dipengaruhi variabel control jenis kelamin perempuan sebesar 0,484 yang berarti terdapat hubungan positif yang kuat
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan uji statistic yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari penjelasan dalam perhitungan analisis data bisa diketahui bahwa penelitian ini telah menjawab hipotesa penelitian yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa terpaan acara Wisata Kuliner di TransTV mempengaruhi tingkat pemahaman pengetahuan tentang ragam dan tempat kuliner di kalangan siswasiswi SMK Sahid Surakarta Jurusan Usaha Perjalanan Pariwisata angkatan 2007-2009 2. Berdasarkan asumsi bahwa perempuan lebih aware terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kuliner didapatkan hasil bahwa berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki mempunyai nilai signifikan yang rendah antara terpaan acara Wisata Kuliner (X) dengan tingkat pemahaman Pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner(Y) Sedangakan untuk jenis kelamin Perempuan menunjukan bahwa berdasarkan jenis kelamin yaitu permpuan mempunyai nilai signifikan yang tinggi antara terpaan acara Wisata Kuliner (X) dengan tingkat pemahaman Pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner(Y).
B. Saran Dengan adanya Wisata Kuliner TransTV yang khusus menampilkan hal-hal yang berkaitan dengan ragam dan tempat kuliner kiranya dapat dimanfaatkan khusunya untuk siswa-siswi SMK Sahid Surakarta Jurusan Usaha Perjalanan Wisata, dimana sesuai dengan latar belakang jurusannya, dituntut untuk lebih tahu dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan ragam dan tempat kuliner untuk mendapatkan berbagai informasi yang berhubungan dengan kuliner
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, PT Rineka Cipts, Edisi Revisi IV, 1998 Bungin,Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2005. Badudu, J.S dan Zain Sultan Muhammad, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pustaka Sinar harapan Jakarta, 1994. Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005. Effendy Onong Uchjana (i), Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Rosda Karya, Bandung, 1999 ---------------------------- (ii), Dimensi-dimensi Komunikasi, Alumni, Bandung, 1986. --------------------------- (iii), Ilmu, teori, dan filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000. ---------------------------- (iv),” televisi siaran Teori dan Praktek”, Mandar Maju, Bandung. 1993 --------------------------- (v), Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju. 1989. Liliweri, Alo, Memahami Peran Komunikasi dalam Masyarakat, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1991. Mc. Quail, Denis. “ Teori Komunikasi Massa” Erlangga, Jakarta, 1996. Morissan, M.A, Manajemen Media Penyiaran Strstegi Mengelola Radio & televisi. Kencana : Jakarata, 2008 Mulyana, Deddy, Bercinta dengan Televisi. Remaja Rosdakarya, Bandung. 1997. Rahmat, Jalaluddin, Psikologi komunikasi. Remaja Rosdakarya, Bandung.1996. Rakhmat., Jalaluddin., Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2001 Singarimbun, Masri dan Sofian Effendy, Metodologi Penelitian Survei. LP3S, Jakarta, 1989 Y. Slamet,Analisa Kuantitatif Untuk data Sosal, Dabara Publisher, Surakarta, 1993.
Sobur, Alex, Psikologi Umum, Pustaka Setia, 2003. Suharman, Psikologi Kognitif, Srikandi, Surabaya, 2005. Susanto, Astrid S, Filsafat komunikasi, Bina Cipta, Bandung. 1987 Poespoprodjo, W. Logika Scientifika. Pustaka Grafika : Bandung, 1999 Internet : Engel Lang, Kurt Lang Gladys, Mass Society, Mass Culture, and Mass Communication : The Meaning of Mass International Journal of Communication 3. 2009 http://ijoc.org/ojs/index.php/ijoc/article/viewFile/597/407. di akses tanggal 4 Februari 2010 www.wawasandigital.com. Mendongkrak Rating Lewat ’Variety Show’. http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1 8018 &Itemid=62.diakses tanggal 4 Februari 2010
www.frankbaker.com. Math In The http://www.frankwbaker.com/ratingshare.htm, diakses tanggal 4 Februari 2010
Media.
TransTV. Corporate Overview. Dari directkink http://transtv.co.id/, diakses tanggal 23 Februari 2010 TransTV. Management. Dari directkink http://transtv.co.id/, diakses tanggal 23 Februari 2010 TransTV. Achievement. Dari directkink http://transtv.co.id/, diakses tanggal 23 Februari 2010 TransTV. Csr. Dari directkink http://transtv.co.id/, diakses tanggal 23 Februari 2010 TransTV. Coverage Area. Februari 2010
Dari directkink http://transtv.co.id/, diakses tanggal 23