SKRIPSI STRATEGI PENYAJIAN LAPORAN OLAH RAGA PIALA DUNIA PRO 3 RADIO REPUBLIK INDONESIA 88,8 FM PERIODE JUNI-JULI 2006
DISUSUN OLEH : NAMA
: DENNY MUHIDIN
NIM
: 04102-058
JURUSAN : JURNALISTIK
DISUSUN UNTUK MENDAPATKAN GELAR STRATA SATU (S1)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2006
Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Jurnalistik ABSTRAKSI Denny Muhidin (04102-058) STRATEGI PENYAJIAN LAPORAN OLAH RAGA PIALA DUNIA PRO 3 RADIO REPUBLIK INDONESIA 88,8 FM PERIODE JUNI-JULI 2006 Sebagai bagian dari media massa, radio memiliki karakter yang sangat membedakan dari bentuk media massa lainnya. Hal tersebut ialah sifat kecepatan dalam menyampaikan informasi kepada pendengar. Oleh karena itu radio berusaha memenuhi kebutuhan informasi pendengar dalam segala berita antara lain ekonomi, politik, hukum dan olah raga. Terkait dengan penyelenggaraan Piala Dunia 2006 RRI Pro 3 merupakan salah satu stasiun radio yang menyiarkan berita piala dunia. Tujuan penelitian ini ialah memberikan gambaran deskriptif strategi penyajian laporan olah raga piala dunia pro 3 RRI periode Juni-Juli 2006. Strategi adalah keseluruhan keputusan kondisioanal tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Jadi dalam merumuskan strategi komunikasi, selain diperluaskan tujuan yang jelas, juga terutama memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukan arah bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi. Metode yang digunakan ialah studi kasus dengan menggunakan metode wawancara secara mendalam. Dengan key informan (orang yang dinilai memahami) adalah Sudrajat, selaku Manajer Seksi Olah raga dikeredaksian RRI, karena manajer pada RRI berperan besar dalam dan yang bertindak sebagai informan (sumber informasi pendukung) ialah Reno Askareno dan Yanto Prawiranegara selaku KA.Desk yang terlibat dalam penentuan bahan berita pada berita Piala Dunia edisi Juni-Juli 2006. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi penyajian laporan piala dunia RRI Pro 3 terletak dalam pemilihan berita dan memberikan ruang bagi sponsor dalam bentuk ad lips dan jingle sport yang disiarkan setiap kali laporan diudarakan. Keputusan bahan berita serta disiarkannya berita tersebut semua berpulang kepada ka desk sebagai orang yang bertanggung jawab atas berita-berita.
i
KATA PENGANTAR Allhamdullilah, Saya panjatkan puji syukur kepada allah SWT, Nabi Besar Muhammad SAW. Atas limpahan rahmat, karunia, dan kehendaknya akhirnya penulis telah menyelesaikan Skripsi dengan judul “STRATEGI PENYAJIAN LAPORAN OLAH RAGA PIALA DUNIA PRO 3 RADIO REPUBLIK INDONESIA 88,8 FM PERIODE JUNI-JULI 2006”. Penelitian yang dilakukan penulis dilatar belakangi bahwa masih sedikitnya penelitian-penelitian mengenai media radio yang dilakukan oleh Civitas Akademik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. Padahal, sama dengan media komunikasi massa lainnya, media radio pun memiliki aspek-aspek yang dapat dijadikan sebagai bahan penelitian. Untuk itulah, penulis berharap skripsi ini berguna bagi pengembangan ilmu jurnalistik, khususnya penyiaran radio. Dalam menyusun skripsi ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak yang telah mendukung, membantu, mendorong, dan berkerja sama baik berupa materiil dan spiritual yang begitu berarti bagi penulis. Terlebih kepada ALLAH SWT yang memberikan kekuatan untuk menjalankan semuanya. Dan untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ayah dan Ibu yang senatiasa mendoakan dan selalu memberikan dukungan. Skripsi ini kupersembahkan untukmu. Restu dan doa orang tua sepanjang masa! 2. Yanti, Vera dan Sultan, adik penulis yang senantiasa mendukung serta mendoakan untuk menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Ahmad Mulyana selaku pembimbing pertama, yang telah membimbing penyusunan skripsi.
ii
4. Bapak Atmadji Sumarkidjo selaku pembimbing kedua, yang
telah
membimbing penyusunan skripsi. 5. Bapak Riswandi selaku Ketua Jurusan dan Bapak Heri selaku Sekretaris Jurusan Broadcasting Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana, yang telah membantu administrasi penyusunan skripsi. 6. Para staf Tata Usaha FIKOM UMB, yang membantu surat dan administrasi penulis. 7. Kepada Senior Manager Pusat Pemberitaan RRI Bapak Sudirman Hala. 8. Bapak Dudi Setiadi, Ibu Neni Subandi Sekretariat Pusat Pemberitaan RRI. 9. Bapak Sudrajat Manager Seksi Liputan Olahraga beserta “The Dream Team”nya: Ibu Itji, Ibu Nani, Bpk Adi, Bpk Agus, Bpk Reno, Bpk Ajay, Ibu Lala, Bang Widoyo, Bang Iwan dan KRONIKA tercinta, Eko CS lantai 7 RRI atas kerjasama dan dukunganya dalam menyelesaikan penulisan Skripsi ini. 10. Keluarga Besar Betawi Asia Baru Jakarta barat atas doa dan dukungannya. 11. Keluarga Besar Bapak Oyo di Bekasi dan di Bogor atas doa dan dukungannya. 12. Anis Dwi Candra Puspita ‘my lady jane’ atas dukungan, motivasi dan doanya yang tidak bosan-bosan mengingatkan penulis untuk merampungkan skripsi ini. 13. Keluarga Besar UKPM ORIENTASI UMB angkatan XI dan XII (Komeng, Gandhi, Avip, Iswadi, Anda, Tari Lutju, Rahma N’dut, Jack, Ojan) atas doa dan dukungan moril. 14. Sahabat setia penulis Alung, Didit, Agung, Willy, Aldi, Acong, Temon, Rika Oneng, Jane Ndut, Yanti pedur, Siska Cit, Ulin Lay, Yani dan Wiji. Tiada kesan tanpa dirimu, kawan!
iii
15. Teman-teman FIKOM Jurnalistik UMB khususnya angkatan 2002, Love For you Guys! 16. Teman-Teman Club Motor HJMC Kehakiman (Baw, Katel, Begeng, Yayat, Bang J, Hensen, Lani dan G-peng). 17. Teman-teman Rollista (Kang arie, Tajoe, Amok, Mbah Atmo, Dokter, Aye, Yuririjal, Kateng, Ableh dan Om’Bram). 18. My Hardwear & Softwear Mille, thanks for you works! 19. Teman-teman di Tangerang Tribun, Budi yang tetap gembira meski deadline menghadang. Arigato!. Karena keterbatasan kemampuan, waktu serta pengetahuan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna atau masih banyak kekurangannya. Maka penulis sangat mengharapkan kritikan, bimbingan dan saran yang dijadikan sebagai masukan. Akhir kata, penulis berharap Civitas Akademika Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana dapat memperoleh pengetahuan dari skripsi ini.
Tangerang, April 2007
Penulis
iv
DAFTAR ISI ABSTRAKSI .............................................................................................................i KATA PENGANTAR...............................................................................................ii DAFTAR ISI..............................................................................................................v DAFTAR BAGAN.....................................................................................................vii BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................1 1.1 .Latar Belakang........................................................................1 1.2 .Rumusan Masalah...................................................................10 1.3 .Tujuan Penelitian ....................................................................10 1.4 .Signifikansi Penelitian.............................................................11 1.4.1 .Signifikansi Akademik................................................11 1.4.2 . Signifikansi Prakstis...................................................11
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN.............................................................12 2.1 .Proses Komunikasi Massa..........................................................12 2.2 .Strategi Komunikasi...................................................................17 2.3 .Strategi Program.........................................................................19 2.4 .Program Radio............................................................................21 2.5 .Manajemen Redaksional............................................................24 2.6 .Teori Gate Keeper......................................................................26 2.7 .Radio sebagai Bagian Media komunikasi Massa.......................30 2.8 .Berita Radio................................................................................33 2.9 .Berita Olah Raga........................................................................34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN...........................................................38 3.1 .Tipe Penelitian...............................................................................38 3.2 .Metode Penelitian..........................................................................38 3.3 .Definisi Konsep.............................................................................39 3.4 .Fokus Penelitian............................................................................40 3.5 .Nara Sumber .................................................................................41
v
3.6 .Tehnik Pengumpulan Data............................................................41 3.7 .Tehnik Analisa Data......................................................................42 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………43 4.1 .Profil Singkat Radio Republik Indonesia......................................43 4.2 .Hasil Penelitian..............................................................................52 4.3 .Pembahasan...................................................................................62
BAB V
PENUTUP.............................................................................................68 5.1 .Kesimpulan .....................................................................................68 5.2 .Saran................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................ix LAMPIRAN
vi
DAFTAR BAGAN Bagan 1 Pembagian Format Radio Menurut Pringle-Starr-McCavitt..................24 Bagan 2 Skema Gate Keepeng Theory Fisher......................................................28 Bagan 3 Skema Gate Keeper Theory Lewin.........................................................29 Bagan 4 Kelebihan dan kelemahan radio sebagai media massa...........................33 Bagan 5 Skema Produksi Laporan RRI Pro 3......................................................62
vii
1
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Proses komunikasi pada intinya merupakan penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Komunikasi massa merupakan salah satu bentuk proses penyampaian pesan yang ditujukan kepada orang banyak atau massa. Karena pesan yang disampaikan untuk khalayak banyak atau massa, maka media komunikasinya dikenal sebagai media massa. Sama seperti bentuk komunikasi lainnya, stasiun televisi dan radio pun berperan menjadi komunikator yang menyampaikan pesan dalam bentuk program-program acara kepada khalayak. Perkembangan media massa kian hari makin pesat baik cetak maupun elektronik. Hal tersebut sejalan dengan makin banyaknya individu yang mengkonsusmsi informasi pada media. Dewasa ini, kebutuhan akan informasi yang aktual serta faktual menjadikan satu kebutuhan yang harus dipenuhi bagi sebagian besar masyarakat. Dan ditambah makin variatifnya isi serta kemasan dari sebuah media menjadikan makin banyak pilihan bagi masyarakat untuk memilih media yang sesuai dengan seleranya. Sebagai salah satu bagian media massa, radio memiliki keunggulan dibanding media lainnya, menurut Kenneth Roman, keunggulan pertama ialah kemampuannya
mengembangkan
imajinasi
dengan
bantuan
audio.
Kedua,
kemampuan selektifitas dalam memilih program maupun segment khalayaknya. Ketiga, fleksibilitas, artinya sangat mudah untuk dibawa pergi dan menjadi teman di berbagai kesempatan dan suasana. Dan keempat, sifatnya amat personal, sehingga
2
menjadi medium yang amat efektif dalam memberi kontak-kontak antar pribadi yang diliputi oleh sifat kehangatan, keakraban dan kejujuran.1 Sifatnya yang auditif yaitu media dengar. Siaran radio dapat didengar setiap saat, sebagai media Half ears Media, yang artinya mendengarkan radio bisa disambi dengan kegiatan lain dimana pun baik dengan melakukan aktifitas seperti memasak, makan, mengendarai mobil atau kegiatan lainnya karena dalam mendengarkan siaran radio tidak membutuhkan kosentrasi tinggi. Selain itu dalam penyampaiannya informasi radio bersifat langsung, tidak seperti halnya media cetak butuh kosentrasi tinggi untuk memahami isinya, menunggu proses cetak sehingga informasi sampai pada esok harinya. Atau jika dibandingkan dengan TV sebagai media visual audio, harus melalui proses editing gambar. Bisa dikatakan, bila dibandingkan dengan semua media massa elektronik, radio adalah media massa elektronik yang paling murah, mudah digunakan, dapat dinikmati dimana saja dan kapan saja. Dalam penyampaian pesannya radio menggunakan suara, hal ini yang membedakan dengan media lain. Suara merupakan modal utama terpaan radio ke khalayak dan stimulasi yang dikoneksikan kepadanya oleh khalayak. Secara psikologis suara adalah sensasi yang terpersepsikan ke dalam kemasan auditif. Suara dalam sebuah radio adalah suatu kombinasi tekanan emosional, perseptual, dan fisikal yang timbul dan berasal dari suatu suara yang termediasi oleh teknologi yang kemudian formasi imajinasi visual yang mampu menciptakan gambaran.2 Hal ini disebut theatre of mind. Suatu peristiwa yang disampaikan secara langsung dari tempat kejadian, maka pendengar akan turut mendengarkan informasi peristiwa itu
1
Antonius Darmanto. Tehnik Penulisan Naskah Acara Siaran Radio.Penerbit Universitas Atma Jaya. Yogyakarta. Hal 14 2 Masduki. Menjadi Broadcaster Profesional. Penerbit Pustaka popular LKiS. Yogyakarta.2004 Hal 16.
3
sekaligus merasakan dan membayangkan bagaimana situasi dan kondisi di tempat peristiwa berlangsung. Karakter radio yang mengedepankan terjadinya jalinan hubungan yang akrab dan intim antara pelaku dalam institusi radio dengan pendengar pun terimplikasi pada bentuk isi pesan yang disampaikan berkonsep easy listening formula, yang berarti susunan kalimat yang dibuat mudah untuk didengar dan dimengerti. Penggunaan gaya bahasa tutur sangatlah membantu institusi penyiaran radio dalam menyiarkan isi pesannya. Mengingat media radio memiliki sifat ‘transistor’ atau hanya meneruskan. Isi pesan yang disiarkan oleh media radio hanya dapat didengar oleh pendengar sekilas dan tidak dapat diulang kembali. Untuk itulah, isi pesan harus dibuat secara ringkas, tepat, jelas, sederhana, dan dapat dipercaya.3 Dengan keunggulan yang dimiliki yaitu kecepatan, secara cepat informasi yang berlangsung langsung dapat disiarkan. Menurut Marshal Mcluhan, Kecepatan radio dalam menyampaikan pesan dapat melebihi kecepatan media online. Radio is the magic medium, radio affects most people intimately, person to person, offering a world of unspoken communication between writer, speaker, and listener. 4 Dengan serangkain informasi melalui cara-cara persuasi hingga ia mampu sebagai alat mendidik, menghibur bahkan mampu mengundang dan mengajak seseorang untuk membuka dialog. Selain itu, radio dapat dikategorikan sebagai medium yang tidak saja penting dan cakap dalam membawa dirinya sebagai teman dikala susah dan senang, akan tetapi juga mampu menggerakkan seseorang untuk bangkit dan simpati terhadap perkembangan dan gejolak yang ada di dalam dirinya. Disamping itu, radio juga mampu menggambarkan seseorang dalam kondisi rendah
3
J.B Wahyudi. KOMUNIKASI JURNALISTIK. Penerbit Alumni. Bandung. 1991. hal 192. Masduki. Menjadi Broadcaster Profesional. Penerbit Pustaka popular LKiS. Yogyakarta.2004 Hal 18. 4
4
hati, tidak angkuh, atau mampu merangsang atau membawa seseorang untuk santai dalam waktu-waktu tertentu. Radio pun dapat dikatakan sebagai satu-satunya media yang memberi kesempatan untuk selalu hangat dan dekat dengan penikmatnya. Sehingga konsep hubungan yang terjadi antara penyiar dan pendengar ialah konsep hubungan one on one, satu orang dengan satu orang lainnya. Hubungan yang terjalin pun menjadi akrab, rileks, dan intim. Pendengar merasa bahwa penyiar menjadi bagian dari dirinya dan bahkan terasa seolah penyiar hadir dan berhadapan langsung meski dipisahkan oleh jarak. Inilah yang digaris bawahi McLuhan, bahwa kekuatan utama radio yang terletak pada kehangatan, kedekatan, keintiman, antara satu orang dengan satu orang lainnya. 5 Sampai saat ini, terdapat begitu banyak stasiun radio di Indonesia, baik yang melakukan siaran gelombang AM atau FM. Program acara radio pun tidak hanya menyiarkan informasi, berita atau hiburan semata. Pada perkembangannya stasiun radio telah mengemas program acaranya dengan menggabungkan antara informasi (berita) dan hiburan (musik). Hal ini terjadi karena pendengar memanfaatkan siaran radio berdasarkan fungsi informasi dan hiburan.6 Isi siaran radio pun mulai diperkaya dengan menyiarkan berita, iklan bahkan opini. Sebagai salah satu jenis media yang mempunyai fungsi sebagai pemberi informasi kepada pendengar. Radio dituntut menyiarkan informasi atau berita yang sesuai dengan kekhasannya yang dimiliki. Kemasan berita radio dewasa ini makin bervariasi, sehingga memudahkan masyarakat pendengar untuk memilih kemasan yang pas buat mereka, dan mencatat waktu penyiaran yang sesuai dengan kesibukan 5
Ade Kusumaningrum. Jurnal Perempuan. Vol 28/2003. Hal 30. Hasan Asy’ari Oramahi. Menulis Untuk Telinga. Penerbit PT. Gramedia cetak utama Jakarta. 2003 hal 37. 6
5
mereka. Seperti halnya media cetak dan televisi, program berita diradio tidak berhenti pada berita pendek Straight news, tetapi juga berbentuk Buletin, Feature, bahkan Investigasi News. Dari berbagai macam jenis berita radio antara lain politik, ekonomi, hukum dan kriminal. Berita olahraga ialah satu yang disiarkan radio, yaitu salah satu berita yang terdapat unsur pertentangan dalam isi beritanya, selain itu berita olahraga juga memiliki nilai hiburan dalam penyajiannya.7 Pemberitaan olahraga mencapai puncaknya pada saat-saat diadakannya pesta olahraga baik nasional maupun internasional.8 Terkait dengan penyelenggaraan Piala Dunia ke-18 di Jerman yang berlangsung dari tanggal 9 Juni hingga 9 Juli 2006 yang merupakan moment olah raga besar yang mampu memalingkan perhatian publik. Karenanya banyak menyedot perhatian publik maka banyak pula pihak lain yang mempublikasikan piala dunia keseantero dunia. Pihak lain dalam hal ini adalah media massa yang mampu menyebarluaskan momen bersejarah ini kepada seluruh lapisan masyarakat. Sesuai dengan fungsinya yaitu to inform, maka media massa dengan segala daya dan upaya yang dimilikinya akan memberikan informasi piala dunia pada khalayak. Tidak itu saja Piala Dunia juga memberikan kontribusi yang besar bagi media dalam hal ini adalah pihak sponsor yang mampu memberikan nilai finansial secara signifikan. Dan tidak salah juga kalau penggelola media menjadikan perhelatan akbar ini merupakan salah satu kesempatan untuk menjaring publik serta menggaet sponsor untuk memasang iklan. Maka dari hal tersebut diperlukan strategi-strategi tertentu bagi media massa baik itu cetak, elektronik maupun internet untuk berlomba-lomba memberikan sajian, tayangan ataupun program acara terbaik tentang piala dunia kepada publik. Dengan begitu secara sadar khalayak pun akan memilih media yang memberikan program 7
Assegaff. Dja’far H. Jurnalistik Masa Kini, Pengantar ke Praktek Kewartawanan. Ghalia Indonesia. Jakarta. Hal 45-46. 8 Assegaff. Dja’far H. Ibid, hal 45.
6
acara, tayangan ataupun rubrik piala dunia dengan penyajian yang baik. Hampir disemua media baik cetak ataupun elektronik mempunyai kelemahan dan keunggulannya masing-masing serta sifat dari media tersebut. Hal tersebut tentunya menjadi bahan pemikiran bagi setiap individu untuk menggunakanya. Dan tak bisa dipungkiri juga untuk piala dunia ini khalayak lebih banyak menyaksikan secara langsung atau melalui layar kaca. Namun, dengan sifat serta keunggulan yang dimiliki radio yang tentunya tidak dimiliki oleh media lain yaitu kecepatan, di Indonesia sendiri negara yang terdiri dari beberapa pulau-pulau terpencil, penyebarluasan informasi melalui radio mampu masuk kepelosok daerah-daerah terpencil dan sasaran radio yang tidak bisa dituju oleh media lain adalah penyandang cacat tuna netra, yang menjadikan pilihan sebagai media untuk turut serta dalam mendengarkan informasi piala dunia. Kesempatan dalam penyajian program acara piala dunia tersebut tidak hanya dimiliki oleh media yang komersil ataupun non pemerintah. Di negeri ini sendiri media yang disebut sebagai lembaga publik juga memberikan tayangan ataupun program acara piala dunia. Dalam memberikan informasi berita seputar ajang Piala Dunia banyak kemasan program yang dibuat oleh media, salah satu media radio yang menyiarkan berita olahraga khususnya program Piala Dunia adalah Radio Republik Indonesia. Radio ini berlokasi di Jakarta Pusat dengan cakupan siaran berskala nasional dan internasional. Radio Republik Indonesia siaran Pro 3 Jakarta, 88.8 FM merupakan radio publik milik pemerintah yang berstatus Lembaga Penyiaran Publik (LPP) dan beralamat di Jalan Merdeka Barat nomor 4-5 Jakarta Pusat. RRI Programa 3 adalah siaran yang berada di gelombang FM 88,8 Mhz dengan format siaran berita dan wicara memiliki program acara antara lain Dinamika
7
Indonesia, Indonesia Menyapa, Genta Pro-3, dan Dunia Olahraga. Dunia olahraga merupakan program berita yang menyiarkan berita olahraga dari berbagai kegiatan berskala nasional dan internasional dalam bentuk straight news, voice report, news interview seputar dunia olahraga yang disiarkan setiap hari pada pukul 11.00-15.00 WIB secara nasional. Dengan segmentasi pendengar diatas 29 tahun sebanyak 42,70 %, antara 30-39 tahun sebanyak 25,30 %, antara 40-49 tahun sebanyak 21,60 % dan diatas 50 tahun sebanyak 10,40 % pendengar. Dari segmentasi pendengar tersebut tercatat berdasarkan jenis pekerjaannya yang berprofesi sebagai Tani/Nelayan sebanyak 21,60 %, Karyawan sebanyak 20,40 %, Profesional sebanyak 6,90 %, Wiraswasta sebanyak 21,20 %, Ibu rumah tangga sebanyak 11,70 % dan Pelajar/Mahasiswa 18,20 % pendengar. 9 Dengan Keberadaan RRI dewasa ini yang telah memiliki jaringan yang luas dengan 58 stasiun disetiap Kotamadya sampai tingkat kabupaten yang tersebar diseluruh Indonesia, RRI mampu menjangkau 80 persen penduduk Indonesia.10 Selain hal tersebut berdasarkan wawancara dengan KA DESK redaksi olah raga RRI Soleman Yusuf tujuan berita olah raga RRI yang membedakan dengan media lainnya antara lain, RRI dengan cepat mampu memberikan informasi kepada pendengarnya yang terjangkau luas di seluruh Indonesia, Memberikan hiburan kepada pendengar karena dimomen Piala Dunia kali ini bukan hanya lewat berita RRI juga menyuguhkan NOBAR (Nonton Bareng) dengan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut menyaksikannya di tempat parkir RRI Jakarta, dan sebagai kelebihannya sebagai media dengar RRI memberikan sasaran informasi olah raga kepada penderita cacat terutama kepada para tuna netra.
9
Company Profile Radio Republik Indonesia. www.antara.co.id
10
8 Piala Dunia merupakan ajang terbesar sepak bola antar bangsa, Piala Dunia bukanlah kejuaraan sepak bola internasional pertama. Sepak bola amatir menjadi bagian dari program Olimpiade untuk pertama kalinya pada tahun 1908. Pada tahun 1909 di Torino diselenggarakan sebuah turnamen sepak bola yang bernama Piala Sir Thomas Lipton. Italia, Jerman, dan Swiss mengirimkan klub mereka yang paling prestisius ke turnamen tersebut namun Persatuan Sepak bola Inggris (FA) menolak tawaran untuk ikut serta dalam kejuaraan. Piala kejuaraan ini dikenal dengan Piala Jules Rimet. Piala Jules Rimet dibuat oleh perupa Perancis, Abel La Fleur, berbentuk oktagonal berlambangkan bumi dipegang oleh Dewa Kemenangan yang bernama Nike (dewa Yunani purba). Piala ini dibuat dari emas, mempunyai berat 3.8 kg dan tinggi 35 cm. 11 Uruguay menjadi penyelenggara pertama Piala Dunia yang berlangsung dari 13-30 Juli 1930. 13 negara turut serta enam dari Amerika Selatan, lima dari Eropa dan dua dari Amerika Utara. Uruguay mengalahkan Argentina 4-2 di depan 93.000 penonton di Montevideo untuk menjadi negara pertama yang merebut piala tersebut. Selama Perang Dunia II kejuaraan ini terhenti selama selama 12 tahun, dimulai kembali tahun 1950 di Brasil.12 Piala dunia mampu menyodot perhatian publik disegala penjuru dunia, diIndonesia sendiri kehadiran moment 4 tahun sekali ini tidak hilang euforianya meski Bulan Mei lalu daerah Yogyakarta terkena bencana gempa bumi. Sepak bola telah menjadi hiburan masyarakat. Sepak bola adalah hiburan sejati dan seolah berlaku abadi. Tak peduli masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya bergerak menuju pemulihan pasca gempa 27 Mei 2006, laga Piala Dunia yang ke-18 yang digelar tiap empat tahun sekali sejak 1930 ini akan tetap berlangsung. Bahkan, hajatan penuh 11 12
www.Wikipedia Indonesia.com www.cybermq.com
9
makna dari hiburan, kerja sama, sportivitas, fair play, hingga perjudian tentu akan menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat yang sedang tertimpa bencana, di mana pun. Yang dapat menghentikan ajang sepak bola Piala Dunia hanya Perang Dunia II (1942 dan 1946). Selebihnya, dalam keadaan apa pun situasi sosial-ekonomi-politik diantara bangsa-bangsa, laga bergengsi di lapangan hijau menuju tangga juara tetap jalan terus. Seperti yang dikatakan Walter Lutz, kolumnis bola internasional. Sepak bola tidak pernah lapuk dan mati, tak peduli terjadi perang, krisis, bencana, skandal permainan, suap-menyuap perwasitan, taupun pengkhianatan terhadap fair play. Sepak bola senantiasa akan terus menghibur dunia yang kerap dilanda duka lara.13 Dengan sepak bola, orang akan merasa bangga dan akan mengidolakan bila kesebelasan kesayangannya menang atau berhasil menjuarai suatu turnamen tertentu. Sebaliknya, akan merasa kecewa dan sedih bila mengalami kekalahan.14 Sepak bola juga menyuguhkan citra heroisme dan fanatisme menuju kemenangan. In finem omnia! Ungkapan bahasa Latin ini amat dekat dengan dunia olahraga, khususnya sepak bola. Secara harfiah, ungkapan itu berarti mengerahkan segala daya upaya untuk mencapai puncak. Puncak dari sepak bola adalah kemenangan melalui gol yang tercipta. 15 Karena merupakan cabang olahraga yang paling digemari kebanyakan orang terlebih disaat momen Piala Dunia ini, Sepak bola dinikmati bukan saja secara langsung dari dekat lapangan, tetapi juga melalui layar kaca. Bahkan, sebelum ada layar kaca, “mendengarkan” siaran langsung sepak bola mampu mengubah telinga menjadi mata.16 Saat ini, sepak bola sudah menjadi histeria global. Tahun 2002, di World Cup Korea & Jepang, penonton tercatat 28 milyar orang, di 213 negara. 13
Kompas, Sabtu 10 Juni 2006 Top Skor, Senin 24 juli 2006 15 Kompas, Sabtu 10 Juni 2006 16 Kompas, Sabtu 10 Juni 2006 14
10
Penonton yang menyaksikan pertandingan langsung di Korea dan Jepang tercatat 2,7 juta orang. Malah ada yang mengatakan, sepak bola memiliki fans di dunia melebihi 4 milyar orang. Seandainya sepak bola itu agama, mungkin inilah agama terbesar umat manusia.17 Terlebih dari hal tersebut ajang Piala Dunia menjelma menjadi industri hiburan global. Revolusi di bidang teknologi informasi membuat dampak dari perhelatan sepak bola bukan hanya menjadi lebih mondial. Dampak yang diakibatkan penyelenggaraan Piala Dunia tidak hanya sekedar hiburan, tetapi juga berdampak sosial, ekonomi, dan politik. Begitu dahsyatnya, ajang Piala Dunia mampu menyihir seluruh mata dunia untuk berhenti sejenak dan memalingkan mata ke sana.18
I.2. Rumusan Masalah Untuk membatasi penelitian, maka peneliti membuat rumusan dalam bentuk pertanyaan, yaitu bagaimana Strategi penyajian laporan olahraga Piala Dunia Programa 3 RRI 88,8 FM periode Juni-Juli 2006 ?
I.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan diatas maka tujuan penelitian yaitu : 1. Mengetahui Strategi redaksi olahraga RRI programa 3 dalam planning, alur kerja redaksi meliputi perencanaan, listing berita, penyusunan serta penyajian laporan Piala Dunia 2006. 2. Memberikan gambaran deskriptif tentang strategi penyajian laporan berita olahraga Piala Dunia Programa 3 RRI 88,8 FM periode Juni-Juli 2006.
17 18
www.gatra.com Kompas, Sabtu 10 JUNI 2006
11
I.4 Signifikansi Penelitian
I.4.1. Signifikansi Akademik Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap perkembangan dan pendalaman studi komunikasi pada umumnya terutama dalam bidang jurnalistik yang masih sedikit dalam literatur yang fokus mengenai strategi penyajian berita dimedia massa, khususnya radio dengan menggunakan metode indepth interview..
I.4.2 Signifikansi Praktis Penelitian ilmiah ini dibuat agar mendapatkan signifikansi secara praktis kepada beberapa pihak, yaitu : A. Sebagai referensi kepada para akademisi penyiaran radio tentang bagaimana institusi radio menjalankan fungsinya sebagai pemberi informasi kepada publik. B. Sebagai referensi kepada praktisi penyiran radio tentang peran media massa sebagai pemberi informasi tentang peristiwa atau permasalahan khususnya peristiwa Piala Dunia.
12
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Proses Komunikasi Massa Sejak seseorang dilahirkan, sejak saat itulah pulalah ia melakukan komunikasi untuk menjalankan kehidupannya dunia ini. Manusia berkomunikasi untuk menyalurkan informasi melalui bahasa dan tanda lambang yang verbal maupun non verbal. Secara harfiah komunikasi merupakan proses pertukaran pesan diantara komunikator kepada komunikan. Dikatakan suatu proses karena didalam komunikasi terdapat beberapa unsur yang saling melengkapi yaitu komunikator, komunikan, dan pesan yang ingin disampaikan. Komunikasi merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan oleh manusia tanpa terkecuali. Dalam konteksnya komunikasi tidak hanya dilakukan oleh orang yang normal, orang yang cacat bicara ataupun cacat pendengaran tidak pernah telepas dari proses komunikasi. Pengertian kata komunikasi berasal dari bahasa latin communication yang berarti “pemberitahuan atau pertukaran pikiran”. Jadi dalam proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian antara komunikator (penyebaran pesan) dan komunikan (penerima pesan). Ada beberapa jenis komunikasi, dalam perkembangan ilmu komunikasi yang menggunakan media disebut dengan media communication. Sedangkan komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim antara lain melalui media cetak atau media elektronik. Sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.19
19
Anwar Arifin. Strategi Komunikas, sebuah Pengantar Ringkas. Bandung, Armico 1994. hal 26.
13
Joseph A. Devito memberikan definisi mengenai komunikasi massa, yaitu sebagai berikut : “First, mass communication is communication addressed to the masses, to an extremely large audience. This does not mean that who whatches television; rahter it means an audience that is large and generally rahter poorly defined. Second, mass communication is communication mediated by audio and/ or visual transmiters. Mass communication is perhaps most easily and most logically defined by its forms: television, radio, newspapers, magazines, films, books, and tapes”.
(Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umunya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, surat kabar, Majalah, film, buku dan pita ).20 Dari definisi Devito tentang komunikasi massa tersebut, dapat dijelaskan bahwa komunikasi massa memiliki khalayak yang jumlahnya sangat banyak, heterogen, tersebar secara luas, dan tidak saling mengenal satu sama lain atau anonim. Hal ini berbeda dengan bentuk proses komunikasi interpersonal, yang mengisyaratkan adanya pertemuan antara komunikator dengan komunikan sehingga mereka dapat 20
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi. Teori dan Praktek. Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Bandung hal 21.
14
saling mengenal. Dalam komunikasi massa, komunikator adalah sekelompok orang yang tergabung dalam sebuah organisasi atau institusi media, yang kemudian menyampaikan pesan kepada komunikannya. Karena itu, pesan yang disampaikan dalam komunikasi massa bersifat publik, artinya siapa pun yang mampu membeli koran atau televisi berhak atas informasi pesan yang disampaikan sebuah institusi media. Pesan sebuah media dapat diterima khalayak jika mengkonsumsi media pembawa pesan, seperti televisi, radio, surat kabar dan majalah. Media komunikasi massa ini menjadi penentu keberhasilan pesan komunikator. Jika komunikan tidak ingin atau tidak sempat mengkonsumsi media, maka pesan institusi media pun tidak dapat diterima oleh khalayak, yang berarti pula komunikasi menjadi tidak efektif. Selain itu, bila komunikasi interpersonal menggambarkan adanya umpan balik dari komunikan yang sesegera mungkin begitu komunikan menerima pesan dari komunikator, maka pada komunikasi massa, umpan balik komunikan terhadap pesan komunikator akan terjadi tertunda (delayed), karena alur pesan komunikasinya terjadi satu arah. Sehingga, bila komunikan ingin menyampaikan umpan balik atas pesan komunikator, dapat dilakukan dikemudian hari. Komunikasi menurut Wilson, dapat diartikan sebagai suatu proses yang menunjukan kegiatan seorang individu membagi dan mempertukarkan informasi, ideide serta sikapnya dengan pihak lain.21 Sedangkan Rubben menyatakan bahwa komunikasi massa merupakan suatu proses dimana produksi informasi dihasilkan dan didistribusikan melalui organisasi komunikasi massa untuk dikonsumsi oleh khalayak. Organisasi komunikasi massa disini lebih kita kenal sebagai media massa. Schramm mendefinisikan komunikasi sebagai proses saling berbagi informasi, gagasan, atau 21
Aloliliweri,MS. Memahami Peran komunikasi massa dalam masyarakat .Bandung, Citra Aditya Bakti,1999, hal 21
15
sikap. Dari ketiga definisi tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan sederhana bahwa komunikasi adalah sebuah proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan yang menggunakan suatu saluran. Bila saluran yang digunakan adalah media massa maka disebut dengan komunikasi massa. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditunjukan kepada umum.22 Hal tersebut perlu dijelaskan oleh karena ada sementara pakar diantaranya Everett M Rogers, yang menyatakan bahwa selain media massa modern terdapat media massa tradisional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng, juru pantun dan lain-lain. Semakin jelas bahwa pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang. Benda-benda cetak, film, radio, dan televisi apabila dipergunakan untuk keperluan pribadi dalam lingkungan organisasi yang tertutup, tidak dapat dikatakan komunikasi massa.23 Komunikasi massa adalah pesan yang di komunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.24 Yang menjadi penghubung antara komunikator dengan komunikan dari beberapa penjabaran soal komunikasi massa adalah media massa. Media massa adalah sarana untuk menyampaikan isi pesan / pernyataan / informasi yang bersifat umum, kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatif besar, heterogen, anonim, tidak terlembagakan, perhatiannya terpusat pada isi pesan yang sama, yaitu pesan dari media massa yang sama, dan tidak dapat memberikan arus balik secara langsung pada saat itu.25
22
Prof. Onong Uchjana E,Ilmu Teori dan filsafat komunikasi, Jakarta :PT Remaja Rosda Karya 1995.Hal. 79 23 Prof. Onong Uchjana. ibid. Hal 81 24 Jalaludin Rakhmat. Psikologi komunikasi. PT Remaja Rosda Karya Bandung, 2002. hal, 188 25 JB. Wahyudi. Komunikasi Jurnalistik pengetahuan praktis kewartawanan surat kabar, majalah, radio dan TV, Alumni Bandung. 1991, hal. 90
16
Massa seringkali sangat besar, lebih dari kebanyakan kelompok kerumunan atau publik. Para anggotanya tersebar lebih luas dan biasanya tidak saling mengenal satu sama lain, termasuk orang yang melahirkan khalayak itu. Massa kurang memiliki kesadaran diri dan identitas diri sendiri serta tidak mampu bergerak serentak dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Massa ditandai oleh suatu komposisi yang selalu berubah dan berada dalam batas wilayah yang selalu berubah pula. Ia tidak bertindak untuk dirinya sendiri, tetapi ‘disetir’ untuk melakukan suatu tindakan. Para anggotanya heterogen dan banyak sekali jumlahnya, serta berasal dari semua lapisan sosial dan kelompok demografis, meskipun demikian dalam menentukan suatu obyek perhatian tertentu, mereka selalu bersikap sama dan berbuat sesuai dengan persepsi orang yang akan memanipulasi mereka.26 Media massa pun dapat diklasifikasikan secara dua hal, yaitu berdasarkan fungsi dan teknologi yang digunakan. Klasifikasi pertama berdasarkan fungsi media massa, yaitu media sebagai pemberi massa, yaitu media sebagai pemberi informasi, media sebagai hiburan, dan media sebagai pembujuk. Sedangkan, klasifikasi kedua berdasarkan teknologi yang digunakan institusi media, yaitu media cetak meliputi koran, majalah, dan tabloid, serta media elektronik seperti televisi dan radio. Atas dasar klasifikasi berdasarkan teknologi, maka radio menjadi bagian dari media komunikasi massa. Institusi media memiliki pesan yang disampaikan kepada khalayak. Pesan tersebut bisa berupa berita, opini redaksi, program-program acara atau rubrik, dan iklan. Menurut Shoemaker dan Reese, ada beberapa faktor yang mempengaruhi isi
26
Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga 1987, hal. 33
17
media, yaitu faktor internal media seperti individu pekerja media, rutinitas pekerja media dan organisasi media, dan faktor eksternal media serta ideologi.27 Praktisi media tidak bekerja secara perorangan dalam memproduksi pesan, misalkan seorang reporter yang meliputi sebuah peristiwa dan menuliskan naskah berita tersebut, tidak langsung naskahnya dimuat dalam sajian berita. Naskah si reporter akan mengalami penyeleksian terlebih dahulu, yang dilakukan oleh seseorang atau lebih yang berfungsi sebagai gatekeeper. Sehingga, untuk menghindari terjadinya kerumitan kinerja tugas, maka institusi media mengorganisasikan para pekerja dalam sebuah struktur organisasi. Karena organisasi mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang di dalamnya ada peranan dan struktur serta kendali yang dijalankan oleh pimpinannya, maka dengan sendirinya organisasi mempengaruhi yang diambil oleh gatekeeper.28
2.2 Strategi Komunikasi Strategi adalah keseluruhan keputusan kondisioanal tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Jadi dalam merumuskan strategi komunikasi, selain diperluaskan tujuan yang jelas, juga terutama memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. Cara seperti ini menurut Astrid Susanto, merupakan persuasi dalam arti yang sesungguhnya.29 Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, utnuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Strategi 27
Agustina Zubair dan Nurprapti W.W. Model Pemberitaan Tentang Pemerintahan Abdurrahman Wahid Pada Surat Kabar Kompas dan Republika Periode September-Nonember 2000. Jurnal Visi Komunikasi Volume 1- Januari 2002. hal 37 28 Zubair dan Nurprapti W.W. ibid. hal 38 29 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi sebuah Pengantar Ringkas, Penerbit Armico Bandung, Hal 58
18
komunikasi ini harus mampu menunjukan arah bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.30 Menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnet dalam bukunya Tehniques for Effective Communication, menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu : 1. To secure understanding 2. To establish acceptance 3. To motive action Pertama adalah to secure understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Andaikata ia sudah dapat mengerti dan menerima, maka penerimanya itu harus dibina (to establish acceptance). Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (to motivate action), strategi komunikasi sudah tentu bersifat makro yang didalam prosesnya berlangsung secara vertikal piramidal. Tujuan setiap pesan komunikasi merupakan misi dari media yang menerbitkannya dan ini jelas harus sejalan dengan tujuan komunikatornya kepada komunikan sebagai sasarannya, yakni sebagimana telah disebutkan diatas, yaitu to secure understanding, to eastblih acceptance, dan
to motivate action. Peristiwa
komunikatif ini melibatkan komunikatornya dengan segala ciri dan sifatnya. Untuk itulah manusia atau khalayak merupakan hal yang harus paling banyak diperhitungkan dalam menyusuan sebuah strategi komunikasi.
30
Op.cit, Prof. Onong Uchjana. hal 32
19
2.3 Strategi Program Industri penyiaran di Indonesia menunjukan perkembangan yang sangat pesat belakangan ini. Regulasi bidang penyiaran membawa berbagai perubahan dan memberi tantangan baru bagi pengelola media penyiaran. Industri penyiaran saat ini telah mencapai tingkat persaingan yang tajam, dibutuhkan strategi yang baik untuk memenangkan persaingan. Persaingan dalam menggaet audien maupun pihak pengiklan. Dalam penelitian ini penulis mengangkat tentang penyajian program yang ada di stasiun RRI yang merupakan stasiun publik sesuai dengan UU penyiaran pasal 14. Maka berbeda dengan stasiun komersil, stasiun publik menata acaranya dengan menekankan pada aspek pendidikan masyarakat yang bertujuan mencerdaskan audien. Program disusun
berdasarkan
pada
gagasan
melestarikan
dan
mendorong
berkembangnya budaya lokal, sejarah kebangsaan dan sebagainya.31 Kata program berasal dari bahasa Inggris programma atau program yang berarti acara atau rencana. Dalam UU Penyiaran tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah siaran yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkain pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata program lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia dari pada kata siaran untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya.32 Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun apakah itu radio atau televisi. Program dapat disamakan atau dianologikan dengan produk atau barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audien dan 31
Morissan, M.A. Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Ramadina Prakarsa, 2005. Hal 82. 32 Ibid, Hal 97.
20
pemasang iklan. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang, sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapat pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar atau penonton. Dalam media penyiaran bagian divisi program harus menyadari suatu prinsip dasar dalam mengelola program siarannya bahwa setiap menit dalam setiap hari waktu siaran memiliki perhitungan sendiri. Ada audien untuk setiap waktu siaran selama 24 jam sehari dan ada persaingan untuk merebut audien itu dalam setiap menitnya. Program siaran tidak hanya bersaing dengan program siaran sejenis tetapi juga dengan media lainnya. Program siaran juga harus bersaing dengan waktu makan, membaca buku dan kegiatan pribadi lainnya yang dilakukan audien di rumah atau di mana saja. Stasiun publik harus memiliki strategi program yang jelas sebelum membeli atau memproduksi program. Strategi program ini harus disusun bersama antara direktur program dengan para manajer senior lainya. Menurut Pringle Starr McCavitt, terdapat tiga faktor penting yang harus dipertimbangkan pengelola stasiun publik dalam menyusun strategi programnya yaitu: a) the nature of the lecensee, ini dapat diartikan sebagai misi atau fungsi utama keberadaan stasiun publik; b) kebutuhan dan kepentingan masyarakat dan; c) upaya menggalang dana dari masyarakat (the requirements for fund raising from the audience). Fungsi utama stasiun publik di Indonesia, sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Penyiaran, adalah memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. Hal ini merupakan faktor pertama yang harus dipertimbangkan sebelum menyusun strategi
21
program. Pengelola stasiun publik harus betul-betul memahami arti melayani kepentingan masyarakat. Untuk dapat memberikan layanan yang baik bagi masyarakat maka pengelola stasiun publik harus mengetahui apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Memberikan perhatian terhadap kebutuhan dan kepentingan masyarakat menjadi hal yang membedakan antara stasiun publik dengan stasiun jenis lainnya. Pada stasiun komersil, pemenuhan kebutuhan audien mengutamakan aspek hiburan (entertainment) sementara aspek pendidikan menjadi aspek pelengkap. Sementara pada stasiun publik pemenuhan kebutuhan audien mengutamakan aspek pendidikan namun tetap memperhatikan aspek hiburannya.
2.4 Program Radio Tingkat persaingan stasiun radio dewasa ini cukup tinggi dalam merebut perhatian audien. Program radio harus dikemas sedemikian rupa agar menarik perhatian dan dapat diikuti sebanyak mungkin orang. Jumlah stasiun radio yang semakin banyak mengharuskan pengelola stasiun untuk mengacu pada kebutuhan audien yang menjadi target stasiun radio. Hal ini pada akhirnya menentukan format stasiun penyiaran yang harus dipilih. Pringle Starr McCavitt (1991) menjelaskan bahwa: the programming of most stations is dominate by one principal content element or sound, known as format. Dengan maksud program sebagian besar stasiun radio didominasi oleh satu elemen isi atau suara yang utama yang dikenal dengan format. Dengan kalimat lain dapat dikatakan bahwa format penyajian program dan musik yang memiliki ciri-ciri tertentu oleh stasiun radio. Secara sederhana dapat dikatakan format stasiun penyiaran
22
atau format siaran radio dapat didefinisikan sebagai upaya pengelola stasiun radio untuk memproduksi program siaran yang dapat memenuhi kebutuhan audiennya.33 Setiap program siaran harus mengacu pada pilihan format siaran tertentu seiring makin banyaknya stasiun penyiaran dan makin tersegmennya audien. Format siaran diwujudkan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar tentang apa, untuk siapa dan bagaimana proses pengolahan suatu siaran hingga dapat diterima audien. Ruang lingkup format siaran tidak saja menentukan bagaimana mengelola program siaran (programming) tetapi juga bagaimana memasarkan program siaran itu (marketing). Pada stasiun penyaiaran radio terdapat beberapa format misalnya radio anakanak, remaja, muda, dewasa dan tua. Berdasarkan profesi, perilakau atau gaya hidup, profesional, intelaktual, petani, buruh, mahasiswa, nelayan dan sebagainya. Menurut Joseph Dominick siaran harus tampil dalam empat wilayah yaitu : Kepribadian (personality) penyiar dan reporter, Pilihan musik dan lagu, Pilihan musik dan gaya bertutur (talk), spot atau kemasan iklan, jinggel, dan bentuk-bentuk promosi acara radio lainnya. Menurut Pringle Starr McCavitt (1991) seluruh format stasiun radio itu dapat dikelompokkan kedalam tiga kelompok besar yaitu: format musik, format informasi dan format khusus (specialty). Format musik adalah format yang paling umum digunakan oleh hampir seluruh stasiun radio komersil. Format informasi terbagi menjadi dua bagian yaitu: dominasi berita (all news) dan dominasi perbincangan (all talk atau talk news). Format ketiga adalah kombinasi dari dua format yang pertama yang dinamakan dengan news-talk atau talk news. Format all news, misalnya, terdiri atas berita lokal, regional, nasional dan internasional, laporan feature, analisis, komentar dan editorial. Sementara format khusus (specialty) adalah format yang dikhususkan untuk audien berdasarkan etnis
33
Op Cit, Hal 108.
23
dan agama. Dengan demikian format khusus ini dibagi menjadi dua bagian yaitu format etnik dan format agama. Di Indonesia sendiri format siaran menjadi wajib dimiliki setiap stasiun penyiaran baik televisi maupun radio sebagaimana ketentuan UU penyaiaran yang menyatakan bahwa pemohonan izin penyiaran wajib mencantumkan nama, visi, misi, dan format siaran yang akan diselenggarakan serta memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan undang-undang34. Namun ketentuan pencantuman format siaran untuk mendapat izin penyiaran ini di beberapa negara tidak berlaku, persoalan format siaran bukan menjadi urusan badan regulator tetapi diserahkan kepada stasiun penyiaran itu sendiri untuk menentukan format siarannya.
34
Pasal 33 ayat 2, Undang-undang No.32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.
24
Pembagian format radio menurut Pringle Starr McCavitt
Adult contemporary Album oriented Rock Beautiful music Classical Contemporary hit radio Classic rock Country Jazz Middle of the road Nostalgia Oldies Urban contempory
Musik
Format Radio
all news Informasi
all talk news talk/talk news
etnik Khusus
agama campuran
Sumber:Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional
Bagan 1. Pembagian Format Radio Menurut Pringle Starr McCavitt 2.5 Manajemen Redaksional Sebuah institusi atau lembaga dalam pencapaian sebuah tujuan harus didukung dengan manajemen yang baik guna mengkordinasikan semnua aset-aset dan sumber daya yang ada demi mencapai tujuan yang diharapkan. Begitu juga dengan media, sebagai sebuah institusi media harus mampu serta jeli dalam pencapain tujuan pesan
25 kepada segmentasinya. Untuk itulah diperlukan suatu kejelian seorang pimpinan media untuk mengelola media tersebut yang sesuai dengan visi dan misi yang diemban. Hal ini dapat dilihat dari kemampuannya dalam mengkoordinasikan masingmasing wartawan dan masing-masing bidang liputan baik pencapaian strategis dalam jangka panjang. Untuk mencapai keunggulan redaksional tersebut seorang pemimpin redaksi dalam mengelola manajemen redaksinya pada hakikatnya tidak jauh berbeda dengan manajemen umum. Salah satu definisi manajemen yang cukup menarik dan banyak dianut oleh banyak orang, adalah definisi dari Henry Fayol yang berbunyi : “Manajemen adalah proses menginterpretasikan, mengkoordinasikan sumber daya, sumber dana dan sumber-sumber lainnya untuk mencapai tujuan dan sasaran melalui tindakan-tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (actuating), dan pengendalian (controling) atau kalau disingkat menjadi POAC yang menyangkut koordinasi antara manusia dan fungsi-fungsinya dalam manajemn redaksional.35 Dalam POAC tersebut untuk mencapai hasil maksimal tidak terlepas pada kebutuhan performa struktur organisasi yang mampu menjalankan fungsi-fungsi manajemen sebaik mungkin. Sebagai struktur ia mempunyai arah komunikasi yang jelas dan sifat yang baku serta mencakup bentuk komunikasi dan saluran komunikasi yang biasa digunakan antara atasan dan bawahan. Perencanaan (planning) memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Dengan cara menetapkan tujuan, aturan, menyusun rencana dan sebagainya.
35
Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2002, Hal 96-97
26 Pengorganisasian (organizing) meliputi proses pengaturan dan pengalokasian kerja, wewenang, dan sumber daya dikalangan anggota organisasi sehingga mereka dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien. Kepemimpinan (actuating) mencakup hal mengarahkan, mempengaruhi, memotivasi karyawan untuk menjalankan tugas-tugas pokok. Dengan menciptakan suasana yang tepat, para manajer membantu karyawan mereka dengan menjalankan tugasnya dengan baik. Dibandingkan perencanaan dan pengorganisasian yang berhubungan dengan aspek-aspek yang lebih abstrak, kegiatan kepemimpinan sangat kongkret karena berkaitan langsung dengan orang. Dalam kegiatan pengendalian (controling), manager harus memastikan bahwa tindakan para anggota organisasi benar-benar membawa organisasi kearah tujuan yang telah ditetapkan, melalui pengendalian, pelaksanaan tugas, menyeleksi produk, mengevaluasi penjualan dan sebagainya. Sehingga dapat menjaga organisasi tetap melintas dijalur yang benar.
2.6 Teori Gate Keeper Dalam proses penyajian berita yang akan disiarkan dari sebuah peristiwa, tentunya sebuah institusi media memiliki pertimbangan. Baik sebgai penerapan institusi media ataupun keahlian dari si pelaksana yang diberi wewenang. Hal tersebut tentunya mengingat berita yang akan disiarkan dapat memancing minat pendengar untuk terus stay tune distasiun radio yang meyiarkannya serta mengerti tentang pandangan sebuah media terhadap suatu peristiwa. Dan dalam mencapai hal tersebut tentunya tidak terlepas dari bagaimana cara-cara dan benar dalam menentukan menentukan berita yang akan disiarkan dari suatu peristiwa. Dalam perjalanan
27
prosesnya, hal tersebut dapat dikaitkan dengan penjabaran-penjabaran Gate Keeper Theory. Dalam penelitian yang ingin mengetahui suatu strategi penyajian laporan dengan perbandingan suatu teori, maka penelitian ini melihat apakah strategi penyajian laporan juga memberlakukan gate keeper theory? Teori merupakan suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan pada abstraksi dengan kadar yang tinggi, dan dari padanya preposisi bisa dihasilkan yang dapat diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi mengenai prilaku.36 Gate Keeper Theory yang diambil dari penjabaran Aubrey Fisher dan Kurt Lewin yang diterapakan pada proses penyajian berita. Fisher dalam menjabarkan teori Gate Keeper Theory menempatkan media sebagai modifikator pesan. Sebagai modifikator isi pesan, dalam pelaksanaanya pintu-pintu yang disebutkan teori tersebut dalam aplikasinya dilakukan oleh bagian produksi radio RRI sebagai pelaksana kerja keredaksian. Aubrey Fisher (1986), Media menerima pesan dari satu sumber kemudian meneruskan kepada penerima. Penjaga gerbang (gate keeper) mengatur arus pesan dan dapat berfungsi memodifikasi pesan yang semula tidak sama betul dengan pesan yang diterima.
36
Wilbur Schram. Introduction to mass comm. Research, University of IIlnois Press, Chicago 1971, hal 22.
28 Skema Gate Keepeng Theory Fisher
Sumber
Pesan
Media dengan para Gate Keeper-nya yang mengatur arus pesan
Pesan yang Penerima termodifikasikan pesan
Bagan 2. Skema Gate Keepeng Theory Fisher Dapat dilihat bahwa Fisher menjabarkan pelaksanaan Gate keeper dengan melihat media dari luar. Berkaitan dengan penelitian ini, dapat dijabarkan tentang Radio Republik Indonesia yang menyajikan Berita olahraga Piala Dunia, dimana radio RRI menjadi modifikator pesan dan dilaksanakan oleh Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI. Modifikasi yang menurut Fisher, mungkin diperhalus dengan penjabaran Lewin yang menempatkan RRI sebagai filterator yang juga memiliki peran sebagai perantara antara sumber dan penerima sebagai saluran berpintu. Kurt Lewin (1951), “Informasi selalu mengalir sepanjang saluran tertentu yang memiliki wilayah berpintu (gate areas), dimana pengambilan keputusan itu dilaksanakan baik yang sesuai dengan peraturan-peraturan tertentu manapun yang di tentukan secara pribadi oleh para penjaga pintu (gate keeper), tentang apakah informasi atau barang yang diijinkan masuk atau lewat salurannya sendiri”.
29
Pesan-pesan Yang ditolak
S U M B E R
MEDIA Pesan Pesan Pesan
G A T E
G A A R Pesan A R T E E E A A
Pesan yang terfilterisasi
P E N E R I M A
Pesan-pesan yang ditolak
Bagan 3. Skema Gate Keeper Theory Lewin Dalam skema Lewin memunculkan Gate Keeper Theory dari dalam sebuah perusahaan media di mana para gate keeper melakukan kebijakan-kebijakan yang mengatasnamakan institusinya dalam hal ini RRI secara perindividu. Gate Keeping Theory yang menjadikan media sebagai filterator pesan dan menghasilkan pesan yang telah dimodifikasikan oleh media tersebut, meningatkan tentang sebuah media sebagai opinion leader yang mengharapkan terjadinya suatu agreement opinion of public yang muncul dari sebuah collective opinian in public dalam suatu berita yang diangkat. Pendekatan teori ini sangat berpengaruh bagi dalam studi isi berita dan telah mendapat dukungan melalui pengujian-pengujian empiris. Adapun hal-hal yang penting ditekankan oleh teori adalah : 1. Kenyataan bahwa tindakan Gatekeeping yang paling utama mungkin saja berlangsung sebelum berita sampai redaksi sebuah media massa, terutama jika beritanya datangnya dari luar negeri dan dikirim oleh biro-biro kantor berita dunia (Internasional).
30 2. Gatekeeping bukan saja hanya pemilihan dan penolakan saja karena komunikator tengah seringkali mengubah bentuk dan sifat-sifat berita yang datang kepadanya. 3. Gatekeeping tidak hanya berhenti pada medium berita, karena pembaca pun seringkali bertindak sebagai gatekeeper bagi mereka yang tidak membaca. 4. Feedback (umpan balik) seringkali tidak teratur dan mengalami penundaan.37
2.7 Radio sebagai Bagian Media komunikasi Massa Sejak ditemukan televisi seabad silam, sempat diramalkan bahwa siaran radio akan mengalami kepunahan, seperti yang di ilustrasikan sebuah lagu berjudul “video kill the radio star”.38 Tetapi, nyatanya industri penyiaran radio tetap bertahan dan terus berkembang hingga saat ini. Berkembangnya radio karena konsep penyampaian isi siaran mencoba membangun hubungan yang intim antara pelaku di media radio dengan pendengar. Sehingga, pendengar pun menjadikan siaran radio sebagai teman beraktifitas. Awalnya stasiun radio lebih banyak menyajikan musik sebagai sajian utama siaran. Kemudian, isi siaran berkembang untuk menyajikan drama radio dan pada akhirnya menyiarkan program berita. Hasan Asy’ari Oramahi menulis dalam bukunya “Menulis Untuk Telinga”, bahwa saat ini perkembangan siaran radio menggabungkan materi siaran antara musik dan berita. Isi siaran radio dapat menjadi gambaran bagaimana posisi radio sebagai sarana komunikasi publik. Menurut Masduki, radio memiliki tiga kepentingan dalam mengembangkan program siaran terutama jurnalistik. Pertama, ada radio yang lebih mementingkan tercapainya tujuan ekonomis 37
Dennis McQuil & Sven Windahl. Model-model Komunikasi. Uni Primas, 1985. hal 110 Skripsi Megi Primgara UMB.Kecenderungan Isi Editorial BensRradio 106.2 FM Mengenai Kota Jakarta, 2005. 38
31 sehingga segala informasi yang disiarkan harus berdaya jual tinggi, tidak peduli apakah berdampak negatif atau positif terhadap pendengar. Kedua, ada radio yang ingin agar infromasi yang disampaikan bermanfaat bagi harkat kehidupan pendengar, mambantu pendengar untuk bersikap sesuai tujuan ideologisnya, keuntungan ekonomi tinggi bukan tujuan prioritas.39 Ketiga hal ini dapat mempengaruhi para praktisi distasiun radio dalam menentukan format stasiun, yang dapat memberikan bagaimana bentuk gaya penyiaran, segmentasi pendengar, dan isi program acara. Sebagai sebuah institusi, stasiun radio pun memiliki beragam sumber daya manusia yang mengelola program program siaran radio. Selain penyair, stasiun radio memiliki sumber daya manusia sebagai scripwriter yang bertugas mencari data-data dan menulis naskah siaran, producer mempunyai tugas merancang dan menjaga keutuhan isi sebuah program, khusunya untuk program-program acara talkshow, reporter bertugas mencari dan wawancara dengan narasumber, operator siar bertanggung jawab secara teknis terhadap siaran program acara dan penempatan playlist serta iklan yang sudah disiapkan, music director bertanggung jawab atas menentukan lagu-lagu yang akan disiarkan, library bertugas menyimpan lagu-lagu yang telah disortir dan disusun oleh music director, program director bertanggung jawab terhadap isi dan kemasan program yang disiarkan radio selama periode tertentu, dan station manager bertugas mengelola kinerja sebuah stasiun radio, serta off air crew yang bertanggung jawab atas program acara on air agar interaksi dengan pendengar terjadi dengan baik.40 Perkembangan stasiun radio di Indonesia menunjukan fenomena yang cukup baik, khususnya saat Menteri Penerangan M. Yunus Yosfiah mengeluarkan surat edaran No. 134/SK/MENPEN/1998 tertanggal 5 Juni 1998, yang berisi pengurangan 39 40
Masduki Op.cit. hal vx Kompas. Jumat, 18 Maret 2005. hal 51
32
kewajiban relay warta berita RRI dari 14 kali menjadi 3 kali sehari, pemberian ijin bagi radio swasta untuk membuat dan menyiarkan berita sendiri, diperbolehkannya relay siaran radio asing, serta penggunaan istilah, intonasi maupun gaya bahasa jurnalistik yang sesuai segmen pendengar radio bersangkutan.41 Hal ini memberikan semangat baru bagi para pengelola radio swasta untuk mengkolaborasikan antara program siaran hiburan dan informasi dan pendidikan. Program hiburan sebagai primadona harus dikaji ulang kembali, guna disinergikan dengan program informasi, sekecil apapun persentasenya. Konsep acara infotaiment menjadi jawaban awal terhadap upaya kolaborasi musik sebagi simbol program hiburan dengan berita sebagai simbol informasi-pendidikan.42 Untuk itu, beberapa radio siaran swasta yang tergabung dalam PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia) memiliki pola pengembangan golongan siaran yaitu siaran berita dan penerangan, siaran pendidikan dan agama, siaran hiburan, dan siaran niaga (iklan).43 Kolaborasi antara program hiburan dengan informasi dan pendidikan diharapkan mampu menghilangkan dominasi program hiburan, yang terkadang membuat jenuh pendengar. Sehingga, jumlah pendengar siaran radio di seluruh wilayah Indonesia akan bertambah. Apalagi berdasarkan data PRSSNI tahun 2000 yang diambil dari hasil sensus Biro Pusat Statistik tahun 1995, menunjukkan bahwa sekitar 94% penduduk Indonesia mendengarkan radio 69,4% dari total penduduk Indonesia memiliki pesawat radio.44
41
Masduki. Op cit. hal xiii Masduki. Op cit. hal 2. 43 Darmanto. Op cit. hal 22. 44 Masduki. Op cit. hal xiv 42
33 Kelebihan dan kelemahan radio sebagai media massa.45 KELEBIHAN ¾ Sarana tercepat penyebar informasi dan hiburan.
¾ Dapat diterima di daerah yang belum
KELEMAHAN ¾ Hanya bunyi, tidak ada visualisasi yang tampak nyata.
¾ Tergantung pada kondisi dan
memiliki sambungan listrik. Produksi
stabilitas udara disuatu lokasi. Tidak
siaranya singkat dan berbiaya murah.
bisa mengirim pesan dan informasi secara mendetail.
¾ Merakyat. Buta huruf bukan kendala, harga pesawat murah, mudah dibawa ke mana saja.
¾ Terdengar selintas, sulit diingat, dan tidak bisa diulangi. Hanya bisa didengar, tidak bisa didokumentasikan.
Bagan 4. Kelebihan dan kelemahan radio sebagai media massa 2.7 Berita Radio Berita dalam arti luas merupakan unsur terpenting dalam media massa, sehingga untuk memberi batasan (definisi berita) amatlah sulit. Menurut pendapat Irving Ressenthel dan Marton Yarmen dalam bukunya “The Art of Writing Made Simple”, berita lebih mudah untuk dikenali atau diketahui, daripada diberikan batasannya. Beberapa definisi berita yang diberikan ahli-ahli secara sederhana merumuskan definisi berita di antaranya penulis Amerika menyatakan bahwa berita (NEWS), tiada lain kependekan dari North, East, West and South (N-E-W-S), yang menunjukan sifat berita yang menghimpun keterangan dari empat penjuru angin.46
45 46
Op Cit, Hal 17 Dja’far Assegaf, Opcit hal 22-24.
34
Batasan atau definisi lain tentang berita dalam taknis jurnalistik adalah “laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih staf redaksi suatu media massa umtuk disiarkan atau diterbitkan, yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karena ia luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan.47 Sementara untuk radio yang merupakan sebagai media auditif, Berita radio didefinisikan sebagai sajian fakta berupa peristiwa atau pendapat penting yang menarik bagi sebanyak mungkin pendengar yang disiarkan secara berkala. Sebagai media yang buta, radio menstimulasikan begitu banyak suara, dan berupaya memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya.48 Dua bentuk populer berita radio adalah siaran langsung (live report), dimana reporter menggali fakta di lapangan dan pada saat bersamaan melaporkannya dari lapangan pula. Kemudian siaran tunda yaitu dimana reporter menggali fakta di lapangan, kemudian kembali ke studio untuk mengolahnya terlebih dahulu sebelum disiarkan.
2.8 Berita Olah Raga Beberapa jenis berita radio, dari politik, ekonomi, hukum dan kriminal. Berita Olah Raga merupakan salah satu jenis berita radio yang tidak kalah menarik dengan berita lainnya. Secara definisi pengertian berita olah raga adalah, suatu laporan peristiwa atau kejadian olah raga yang mempunyai nilai berita. Dalam hubungan dengan berita olah raga seluruh kegiatan olah raga termasuk dalam berita-berita olah raga. Begitu pula cabang-cabang olah raga seperti sepak bola, atletik, renang, senam, polo air, balap sepeda, balap motor, tinju, gulat, yudo dan lain sebagainya. 47 48
Dja’far Assegaf, ibid hal 24. Masduki, Op cit. hal 9.
35
Ketika membicarakan unsur berita ‘pertentangan’ (confilct), audien tertarik dengan berita-berita olah raga, oleh karena di dalamnya terdapat unsur pertentangan. Dalam setiap pertandingan olah raga audience akan bertanya siapakah yang akan keluar sebagai pemenang atau juara.49 Pemberitaan olah raga mencapai puncaknya pada saat-saat diadakannya pesta olah raga, baik nasional, regional maupun internasional. Seperti pada waktu-waktu PON, Asian Games dan Olimpiade. Dalam media cetak berita-berita olah raga merupakan bagian yang penting dalam pemberitaan surat kabar, hal tersebut dapat dilihat dari disediakannya ruangan khusus dalam harian untuk berita-berita olah raga. Dalam saat-saat diadakannya pertandingan internasional, misalnya pertandingan sepak bola antar negara, pemberitaananya selalu ditempatkan pada halaman pertama. Dalam hubungan ini hendaknya tidak dilupakan bahwa berita pertandingan sepak bola selalu menarik perhatian audience, karena tidak sedikit audience yang ingin mengetahui kesudahan pertandingan untuk mencocokkan undian yang dibelinya atau taruhan secara besar-besaran. Pada saat diadakan pesta olah raga, baik nasional maupun internasional. Pemberitaan olah raga mengalami saat yang memuncak dimana biasanya dikerahkan wartawan yang cukup banyak untuk meliputnya. Di samping berita-berita olah raga biasa, adanya diskriminasi ataupun segi-segi politis dari pemberitaan olah raga, kadang-kadang membuat pemberitaan olah raga ini menkadi hangat.50
2.8 Sifat Berita Radio Karena sebagai media auditif maka sifat berita radio adalah bukan hanya sebagai pemberi informasi namun juga harus lebih dekat dengan pendengarnya, dan 49
Dja’far Assegaf, ibid hal 45.
50
Ibid hal 46.
36 hal tersebut juga ditunjang dari cara penyampaian penyiar bagaimana ia memperlakukan pendengar bukan hanya sebagai orang yang mendengarkan radio saja, namun juga lebih sebagai teman. Sifat berita radio antara lain sebagai berikut : 51
1. Lokal-emosional Berita menjadi alat komunikasi antar individu pendengar dengan masyarakat sekitarnya. Efektivitas berita tergantung pada aspek kedekatan atau lokalitasnya dengan pendengar secara geografis dan psikologis, serta keterlibatan aktif mereka secara emosional dan interaktif. 2. Personal Komunikasi berita radio berlangsung seperti seseorang yang sedang bercerita atau membicarakan sesuatu dengan temannya. Prosesnya memberikan kesan bahwa penyiar sedang berbicara dengan pendengar sehingga akrab ditelinga, bukan terkesan membacakan sesuatu. 3. Selintas Radio adalah media dengan mobilitas pendengar yang tinggi, ditangkap selintas, dan sekali saja, karena ia disimak bersamaan dengan kegiatan lain. Tidak ada pendengar yang betah terhadap satu stasiun radio dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, untuk menarik perhatian pendnegar, sejak awal berita perlu menngunakan lead yang menarik, yang disusun dengan kaidah piramida terbalik. 4. Fokus dan antidetil Berita adalah penyiaran suatu ide atau peristiwa. Kemampuan pendengar untuk mengingat suatu rincian laporan sangat terbatas. Oleh karena itu, radio harus meringkas data dan menghindari tuturan kalimat yang bermakna ganda. Karena tidak
51
Masduki, ibid. hal 12.
37 bisa didokumentasikan, maka di dalam berita radio dikenal istilah pengulangan (updating), guna mencapai kejelasan, apalagi jika ada perkembangan berita lanjutannya yang harus disampaikan pada rentang waktu tertentu dalam satu hari. 5. Imajinasi Radio dan terutama berita radio adalah theater of mind. Berita yang disajikan harus dapat mengembangkan imajinasi dramatik pendengar secara tepat atas peristiwa yang terjadi. Pendengar seperti sedang berada dilokasi kejadian atau terlibat dalam persoalan yang diberitakan. 6. Fleksibel Cara penyampaian berita radio sangat bergantung pada kreativitas dan gaya penyiar yang membacakannya. Seluruh pengertian dan makna teks yang disampaikan, tercermin dari infleksi (tinggi, rendah, datar) kekuatan suara penyiar, sebab announcer is the caption of the station.
38 BAB III METODOLOGI 3.1 Tipe/Sifat Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Sumanto menjelaskan penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala dan juga untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan status subjek penelitian ini.52
Lebih tepatnya dalam penelitian ini penulis ingin
memberikan gambaran tentang redaksi olahraga RRI programa 3 dalam menyusun serta menyajikan materi berita piala dunia dari perencanaan hingga sampai berita tersebut disiarkan. Dalam buku Metode Penelitian Komunikasi Jalaludin Rakhmad, penelitian deskriptif ditujukan untuk :53 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku. 3. Membuat perbandingan atau evaluasi. 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam mengahadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
3.2. Metode Penelitian Strategi penyajian berita olah raga Piala Dunia di Radio Republik Indonesia Pro 3 merupakan rangkaian tindakan yang dilakukan untuk menyajikan suatu laporan 52 53
Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial & Pendidikan,Andi Offset, Jakarta, 1990, hal 6.
Jalaludin Rakhmad, Metode Penelitian Komunikasi. P.T Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998, Hal 22.
39 atau informasi mengenai berita Piala Dunia 2006. Olah karena itu, metode yang relevan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, sebab fokus penelitian terletak pada fenomena didalam kehidupan nyata, Strategi penyajian laporan Piala Dunia di Pro 3 RRI. Jika dikaitkan dengan masalah penelitian, desain studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kasus tunggal dengan unit analisis tunggal, karena penulis hanya meneliti satu kasus yaitu laporan olah raga Piala Dunia dan satu unit analisis yaitu Strategi penyajian berita olah raga Piala Dunia edisi JuniJuli 2006 pada Radio Republik Indonesia. Selanjutnya K. Yin menerangkan : Studi kasus lebih dikehendaki untuk melacak peristiwa-peristiwa kontemporer. Karena itu studi kasus mendasarkan diri pada tehnik-tehnik yang sama dengan lazim yang ada pada strategi historis, tetapi dengan menambahkan dua sumber bukti, yaitu observasi dan wawancara.54 Jika dikaitkan dengan masalah penelitian maka penulis mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan intisari dokumen.
3.3. Definisi Konsep Untuk pelaksanaan penelitian ini berbagai konsep dan istilah perlu diperjelas, definisi konsepnya yaitu : 1. Strategi Penyajian Pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) yang dilakukan oleh redaksi mengeni tahapan dalam menyajikan sebuah laporan.
54
Robert K. Yin, Studi Kasus (Desain dan Metode), Terjemahan M. Djauz Murdzakir, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000 hal 2.
40 2. Laporan Olah raga Dunia adalah laporan atau informasi yang berisi tentang Piala Dunia baik itu mengenai persiapan tim-tim yang akan bertanding, pembukaan sampai penutupan penyelenggaraan, jalannya pertandingan dan hasil pertandingan serta suporter. 3. Edisi bulan Juni-Juli adalah rentang waktu dimana momen Piala Dunia diselenggaraan, dimana dalam rentang waktu tersebut RRI secara eksis memberitakan Piala Dunia.
3.4. Fokus Penelitian Sebagai Lembaga penyiaran publik RRI menjadi institusi yang berkewajiban melayani kebutuhan informasi masyarakat mulai dari bidang kriminal, ekonomi, kebudayaan dan olahraga. Dengan daya siara secara nasional maka momen sepak bola internasional Piala Dunia menjadi informasi yang patut dberitakan kepada masyarakat Indonesia diseluruh nusantara. Fokus penelitian terletak pada strategi penyajian laporan olah raga Piala Dunia RRI Programa 3 edisi juni-Juli, yang menyangkut kegiatan bidang redaksional yang berkaitan dengan penyajian berita piala dunia mulai dari : 1. Rapat Perencanaan 2. Pelaksanaan alur kerja redaksi 3. Kriteria berita dan sumber berita 4. Rundown.
41 3.5 Nara Sumber (Key Informan) Menurut Lexy J. Moleong, “Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian”.55 Dengan demikian, Key Informan atau nara sumber adalah orang yang dianggap penulis paling mampu dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Orang yang berperan besar dan bertanggung jawab dalam penyelenggaran kegiatan redaksional RRI, serta berkaitan langsung dengan proses penyajian berita Olah raga Pialal Dunia dan siaran langsung pertandingan piala dunia. Ini berarti, key informan haruslah memiliki kapabilitas dan kompetensi untuk memberikan informasi yang terkait. Sesuai dengan permasalahan penelitian ini, yang dianggap tepat untuk disebut sebagai key informan (orang yang dinilai memahami) adalah Sudrajat, selaku Manajer Seksi Olah raga dikeredaksian RRI, karena manajer pada RRI berperan besar dalam dan yang bertindak sebagai informan (sumber informasi pendukung) ialah Reno Askareno dan Yanto Prawiranegara selaku Ka desk yang terlibat dalam penentuan bahan berita pada berita Piala Dunia edisi Juni-Juli 2006.
3.6 Tehnik Pengumpulan Data Dalam memperoleh pengumpulan data, penulis mengunakan dua tahap, yaitu: 3.6.1. Data Primer Data yang diambil secara langsung dari nara sumber dengan melakukan wawancara mendalam (indepth interview). Dalam penelitian ini nara sumber yang dimaksud adalah Manajer seksi Olah raga yaitu Sudrajat, Reno Askareno dan Yanto Prawiranegara selaku KA.Desk.
55
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1990 hal 90.
42
3.6.2. Data Sekunder Peneliti juga memperoleh data penelitian melalui pengumpulan data-data tertulis dari berbagai buku, karya tulis dan bentuk tulisan lain yang memungkinkan untuk melengkapi data-data penulisan dalam penelitian ini. 3.7. Tehnik Analisa Data Langkah-langkah yang akan dilaksanakan penulis untuk menganalisis data yang diperoleh adalah: 1. Mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. 2. Masing-masing data informasi tersebut digabungkan secara sistematis dengan mendeskripsikannya secara kualitatif untuk mencari hubungan antara jawaban dengan pertanyan penelitian. 3. Uraian dari hubungan tersebut merupakan jawaban dari masalah penelitian.
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Singkat Radio Republik Indonesia 56 Isi seluruh tulisan mengenai profil singkat perusahaan, penulis sarikan dari press release company profile Radio Republik Indonesia. Radio Republik Indonesia, secara resmi didirikan pada tanggal 11 September 1945, oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang di 6 kota. Rapat utusan 6 radio di rumah Adang Kadarusman Jalan Menteng Dalam Jakarta menghasilkan keputusan mendirikan Radio Republik Indonesia dengan memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama. Rapat tersebut juga menghasilkan suatu deklarasi yang terkenal dengan sebutan Piagam 11 September 1945, yang berisi 3 butir komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetya RRI. Butir Tri Prasetya yang ketiga merefleksikan komitmen RRI untuk bersikap netral tidak memihak kepada salah satu aliran / keyakinan partai atau golongan. Hal ini memberikan dorongan serta semangat kepada broadcaster RRI pada era Reformasi untuk menjadikan RRI sebagai lembaga penyiaran publik yang independen, netral dan mandiri serta senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Likuidasi Departemen Penerangan oleh Pemerintah Presiden Abdurahman Wahid dijadikan momentum dari sebuah proses perubahan government owned radio ke arah Public Service Boradcasting dengan didasari Peraturan Pemerintah Nomor 37 56
Company Profile Radi Republik Indonesia.
44 tahun 2000 yang ditandatangani Presiden RI tanggal 7 Juni 2000. Pembenahan organisasi dan manajemen dilakukan seiring dengan upaya penyamaan visi (shared vision) dikalangan pegawai RRI yang berjumlah sekitar 8500 orang yag semula berorientasi sebagai pemerintah yang melaksanakan tugas-tugas yang cenderung birokratis. Dewasa RRI mempunyai 58 stasiun penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang ditujukan ke Luar Negeri. Kecuali di Jakarta, RRI di daerah menyelenggarakan siaran dalam 3 program yaitu Programa daerah (Pro I)yang melayani segmen masyarakat yang luas sampai pedesaan, Programa kota (Pro II) yang melayani masyarakat di perkotaan dan Programa III (Pro III) yang menyajikan Berita dan Informasi (News Chanel) kepada masyarakat luas. Di Stasiun Cabang Utama Jakarta terdapat 6 programa yaitu Pograma I untuk pendengar di Propinsi DKI Jakarta Usia Dewasa, Programa II untuk segment pendengar remaja dan pemuda di Jakarta, Programa III khusus berita dan Informasi, Programa IV Kebudayaan, Programa V untuk saluran Pendidikan dan Programa VI Musik Klasik dan Bahasa Asing. Sedangkan "Suara Indonesia" (Voice of Indonesia) menyelenggarakan siaran dalam 10 bahasa. Guna merealisir perubahan status RRI menjadi lembaga penyiaran publik yang "Khas Indonesia", RRI telah menjalin kerjasama pelatihan dan seminar mengenai prinsip dan aplikasi radio publik dengan Radio Swedia,
IFES dan Internews. RRI juga sudah merintis pemanfaatan
multimedia dengan membukasitus www.rri-online.com serta memanfaatkan sarana penyiaran teknologi digital dengan memanfaatkan satelit milik World Space Corporation. Sebagai industri penyiaran, RRI memiliki kesempatan yang sama dengan media penyiaran lainnya mengapreasikan semua kekuatan untuk memberikan yang terbaik bagi publik.
45 Dengan disahkannya Undang Undang Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, RRI saat ini berstatus Lembaga Penyiaran Publik. Dalam Pasal 14 Undang Undang Nomor 32/2002 menegaskan bahwa RRI adalah Lembaga Penyiaran Publik yang bersifat independen, netral, tidak komersial dan berfungsi melayani kebutuhan masyarakat. Sebagai Lembaga Penyiaran Publik, RRI terdiri dari Dewan Pengawas dan Dewan Direksi. Dewan Pengawas yang berjumlah 5 orang terdiri dari unsur publik, pemerintah dan RRI. Dewan Pengawas yang merupakan wujud representasi dan supervisi publik memilih Dewan Direksi yang berjumlah 5 orang yang bertugas melaksanakan kebijakan penyiaran dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan penyiaran. Status sebagai Lembaga Penyiaran Publik juga ditegaskan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 11 dan 12 tahun 2005 yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Undang Undang Nomor 32/2002. Sebelum menjadi Lembaga Penyiaran Publik selama hampir 5 tahun sejak tahun 2000, RRI berstatus sebagai Perusahaan Jawatan (Perjan) yaitu badan usaha milik negara (BUMN) yang tidak mencari untung. Dalam status Perusahaan Jawatan RRI telah menjalankan prinsip-prinsip radio publik yang independen. Perusahaan Jawatan dapat dikatakan sebagai status transisi dari Lembaga Penyiaran Pemerintah menuju Lembaga Penyiaran Publik pada masa reformasi. Perubahan RRI menjadi Lembaga Penyiaran Publik telah melampaui proses yang cukup panjang seiring semangat demokratisasi media yang berjalan seiring momentum reformasi. Sebelumnya, RRI adalah lembaga penyiaran pemerintah yang merupakan unit kerja Departemen Penerangan. Fungsi RRI sebagai lembaga penyiaran publik tidak hanya memberikan informasi yang aktual, tepat dan terpercaya, namun juga memberikan nilai-nilai edukatif seperti memberikan porsi
46 pada siaran pendidikan, baik secara instruksional seperti siaran SLTP, SMU dan Universitas terbuka, juga memberikan pendidikan masyarakat seperti siaran pedesaan, siaran wanita, siaran nelayan dll. Tidak ketinggalan RRI juga menyajikan siaran yang menyajikan nilai seni dan budaya bangsa yang dikemas dalam sajian yang menarik. Hiburan musik dari manca negara pun tersaji apik dalam siaran RRI. Coverage area siaran RRI tidak saja di dalam negeri namun juga menembus sampai manca negara yang tersaji dalam Voice Of Indonesia (Siaran Luar Negeri RRI). 4.1.1 Profil RRI Programa 3 RRI programa 3 adalah siaran RRI yang berformat berita dan wicara yang berada pada frekuensi FM 88,8 MHz yang berlokasi di Jalan Merdeka Barat 4-5 Jakarta Pusat. Siaran RRI Pro 3 diudarankan secara nasional dengan Broadcast Converage Area seluruh Indonesia yang direlay oleh 58 stasiun diseluruh nusantara. RRI pro 3 sendiri memiliki program-program acara yang terbagi dalam siaran harian, non harian dan program off air insidentiil setahun terakhir. Program acara yang disiarkan setiap hari ialah: 1. Warta utama, merupakan laporan peristiwa yang mempunyai nilai berita yang terjadi di dalam dan diluar negeri untuk konsumsi nasional, baik dalam bentuk berita langsung (straight news), News Insert maupun Voice report yang disiarkan 14 kali tiap harinya. 2. Lintas Nusa Dini, program acara tentang informasi budaya dan hiburan. Yang membicarakan satu atau dua topik informasi yang relevan dengan aktivitas masyarakat pada dini hari yang bersifat human interes, yang disiarkan tiap hari pada dini hari dengan format majalah udara.
47 3. Lintas Nusa Pagi, program acara informasi mengenai peristiwa yang bernilai berita baik dari jakarta maupun kiriman dari RRI daerah untuk konsumsi nasional, yang disiarkan tiap hari sebanyak 4 kali dengan format News buletin dan News Round Up. 4. ROS Reporter, program acara informasi mengenai masalah aktual di tanah air yang terjadi mulai malam sebelumnya hingga pagi hari diselingi hiburan musik, yang disiarkan tiap hari dengan format phone in. 5. Dinamika Indonesia, program acara informasi berita-berita pilihan yang terjadi pada hari itu, baik dari hasil liputan reporter RRI Jakarta maupun kiriman dari reporter RRI daerah seluruh Indonesia yang mempunyai nilai berita besar untuk konsumsi sentral, yang disiarkan tiap hari sebanyak 3 kali dengan format berita. 6. Halo Pro 3, program acara informasi mengenai masalah-masalah aktual yang terjadi satu hari atau beberapa hari sebelumnya, yang disiarkan setiap hari sebanyak 2 kali dengan format phone in. 7. Varia Nusantara, program acara informasi mengenai topik masalah yang bersifat Human Interest dari laporan daerah maupun pusat, yang disiarkan setiap hari pukul 09.00-09.15 WIB dalam format majalah udara. 8. Lintas Nusa Siang, program acara informasi tentang masalah aktual di tanah air mulai pagi hingga saat peristiwa dilaporkannya peristiwa tersebut, yang disiarkan setiap hari sebanyak 4 kali dengan format Flash News dan Report On the Spot (ROS). 9. Dunia Olah Raga, program acara informasi tentang berita-berita olah raga dari berbagai cabang olah raga, yang disiarkan setiap hari pukul 11.00-11.25 WIB dengan format Buletin Berita.
48 10. Lintas Olah Raga, program acara informasi tentang berita-berita olah raga dari berbagai cabang olah raga, yang disiarkan setiap hari pukul 15.00-15.25 dengan format Buletin Berita. 11. Kronika Olah Raga, program acara informasi mengenai kupasan peristiwa penting diseputar olah raga baik yang berskala nasional maupun internasional, yang disiarkan setiap hari pukul 15.30-15.55 dengan format Dialog. 12. Genta Pro 3, program acara informasi yang menyajikan informasi aktual dan beragam kepada masyarakat dalam satu mata acara, yang disiarkan setiap senin sampai dengan sabtu 16.00-16.30 WIB dengan format Majalah Udara. 13. Info Pro 3, program acara informasi mengenai masalah yang perlu diinformasikan kepada masyarakat menyangkut berbagai informasi termasuk yang bersifat edukatif, yang disiarkan setiap hari pukul 17.06-17.30 WIB dengan format Phone In Program. 14. Fokus Luar Negeri, program acara mengenai fokus peristiwa menyangkut berita luar negeri, yang disiarkan setiap hari pukul 18.00-18.10 WIB dengan format Berita. 15. Lintas 18, program acara informasi mengenai masalah aktual dan informasi ringan di tanah air yang baru saja terjadi saat dilaporkannya peristiwa tersebut dan diselingi wawancara, yang disiarkan setiap hari pukul 18.11-18.30 WIB dengan format Phone In Program. 16. Lintas Nusa Malam, program acara mengenai masalah aktual di tanah air mulai pagi hingga saat dilaporkannya peristiwa tersebut, yang disiarkan setiap hari pukul 19.30-19.45 WIB dengan format Flash News dan ROS dan selingan musik.
49
17. Warta Kriminal Pro 3, program acara informasi mengenai pemberitaan permasalahan perbuatan kriminilitas yang terjadi di Ibu kota Jakarta dan kotakota lain di seluruh tanah air, yang disiarkan setiap hari pukul 19.30-19.55 WIB dengan format Info dan laporan. 18. Info Ekonomi dan Bisnis, program acara informasi berita yang terkait dengan ekonomi, keuangan dan bisnis baik jakarta maupun daerah. Disajikan dalam bentuk majalah udara, yang diawali dengan berita ekuin, sorotan redaksi, laporan, wawancara, kontak pendengar dan diakhiri dengan info usaha, yang disiarkan setiap hari pukul 20.00-20.30 WIB dengan format majalah udara. 19. Selekta Malam, program acara informasi dengan memberikan informasi kepada masyarakat luas dan memberikan kesempatan kepada pendengar untuk menyampaikan saran dan sanggahan terhadap masalah yang diketengahkan, yang disiarkan setiap hari sebanyak 6 kali dengan format Phone In Program. 20. Kata-Kata Bijak, program pendidikan mengenai sebuah tips yang yang berupa kata-kata bijak yang disajikan sebagai selingan menjelang penyampain berita bersumber dari filosofi dan kutipan dari ayat suci, yang disiarkan setiap hari 3 menit menjelang pergantian jam dengan format Uraian. 21. Indonesia Menyapa, Program acara informasi yang membahas topik aktual nasional yang sedang berlangsung atau baru saja terjadi serta melibatkan pendengar untuk memberikan pertanyaan usul atau sanggahan dengan menghadirkan lebih dari satu narasumber, yang disiarkan senin sampai sabtu pukul 08.00-08.55 WIB dengan format Dialog Interaktif. 22. Ulasan Pers, program acara mengenai kutipan pokok dari tajuk/editorial dari surat kabar atau majalah (media cetak) mengenai suatu masalah yang hangat,
50 yang disiarkan senin sampai dengan sabtu pukul 12.05-12.10 dengan format Uraian. Disamping program acara harian, RRI pro 3 menyiarkan beberapa program non harian dan program khusus atau program off air insidentiil setahun terakhir. Program non harian yaitu Tamu Kita setiap hari minggu pukul 08.00-08.55 WIB, Solusi setiap sabtu sampai dengan kamis pukul 12.15-12.57 WIB, Nuansa Suara Rakyat setiap senin dan selasa pukul 14.06-14.20 WIB, Dialektika Demokrasi setiap selasa sampai dengan jumat pukul 13.35-13.55 WIB, Tinjauan Olah Raga 1 kali sepekan pukul 22.12-22.15. Sedangkan untuk program khusus yaitu Informasi Mudik Lebaran dan Informasi Haji. Untuk meningkatkan animo khalayak terhadap perkembangan piala dunia, selain menghadirkan laporan baik secara langsung maupun tidak langsung, redaksi olahraga juga menghadirkan pembicaraan mengenai piala dunia yang dikemas dalam bentuk talk show piala dunia. Dalam program ini ada 2 bentuk talk show, yaitu Talk show Kronika dan Talk Show Selekta Malam. Talk Show Kronika yang disajikan pukul 15.30 – 16.00. Yaitu bincang-bincang seputar Piala Dunia dengan mengundang nara sumber baik dari kalangan pengamat, pengurus dan wartawan sepakbola, serta dari pihak sponsor.Talk show juga mengikutsertakan komentar pendengar melalui telepon dan SMS setiap penyajian Talk Show yang disajikan setiap pukul 15.30 – 16.00 WIB. Penyajiannya dikemas dengan opening dan closing Billboard spot promo pihak sponsor. Program ini disiarkan sebanyak 12 kali mulai tanggal 16 Mei 2006.
51 Talk Show Selekta Malam Olahraga, disiarkan setiap malam minggu mulai tanggal 20 Mei 2006. Dengan materi sama dengan Talk show pukul 15.30 – 16.00 WIB, namun dengan durasi yang lebih panjang yakni 100 menit. Karekteristik pendengar RRI Pro 3 pun beraneka ragam. Berdasarkan data dari company profile RRI diperoleh data bahwa segmentasi pendengar sebesar 44 % ialah wanita dan pria 56 %. Berdasarkan usia diatas 29 tahun sebanyak 42,70 %, antara 3039 tahun sebanyak 25,30 %, antara 40-49 tahun sebanyak 21,60 % dan diatas 50 tahun sebanyak 10,40 % pendengar. Dari segmentasi pendengar tersebut tercatat berdasarkan jenis pekerjaannya yang berprofesi sebagai Tani/Nelayan sebanyak 21,60 %, Sedangkan secara status pekerjaan Karyawan sebanyak 20,40 %, Profesional sebanyak 6,90 %, Wiraswasta sebanyak 21,20 %, Ibu rumah tangga sebanyak 11,70 % dan Pelajar/Mahasiswa 18,20 % pendengar, dan segmentasi pendengar berdasarkan pendidikan SLTP sebanyak 42,70 %, SLTA 41,20 %, D3 17,60 % sedangkan S1-S2 20,50 %. Dengan Keberadaan RRI dewasa ini yang telah memiliki jaringan yang luas dengan 58 stasiun disetiap Kotamadya sampai tingkat kabupaten yang tersebar diseluruh Indonesia, RRI mampu menjangkau 80 persen penduduk Indonesia.57 Dengan moto “Sumber Berita Terpercaya”, serta sesuai dengan missi yang diembannya yaitu Memberikan pelayanan Informasi, Pendidikan dan hiburan kepada lapisan masyarakat diseluruh Indonesia, Merekatkan persatuan dan kesatuan dan melaksanakan kontrol sosial. RRI khususnya RRI pro3 ingin memenuhi informasi piala dunia keseluruh rakyat Indonesia.
57
www.antara.co.id
52 4.2 Hasil Penelitian Pada bab ini penulis akan menggambarkan strategi redaksi dalam penyajian laporan olah raga piala dunia di stasiun Radio Republik Indonesia programa 3 dengan mendasari pedoman teoritis yang terkait pada bab II dan rumusan masalah pada bab I dengan pengamatan pada pelaksanaan dilapangan yang dirangkum dari hasil indepth interview penulis dengan beberapa nara sumber yakni Sudrajat sebagai manajer redaksi olah raga, Reno Askareno selaku Ka desk berita, dan Yanto Prawiranegara selaku Ka desk Siaran Langsung. Berdasarkan pedoman teoritis pada bab II mengenai Manajemen redaksional disebutkan dalam mencapai tujuan dan sasaran melalui tindakan-tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (actuating), dan pengendalian (controling) atau kalau disingkat menjadi POAC yang menyangkut koordinasi antara manusia dan fungsi-fungsinya dalam manajemn redaksional. Penulis akan menguraikan tahapan-tahapan bagaimana strategi redaksi RRI pro 3 dalam proses prencanaan dalam menentukan laporan olah raga Piala Dunia yang meliputi antara lain : 1. Rapat redaksi 2. Proses pelaksanaan alur kerja redaksi 3. Kriteria berita dan sumber berita 4. Rundown. Selanjutnya penulis akan menjelaskan masing-masing tahapan secara rinci sebagai berikut:
53 4.2.1 Proses Perencanaan untuk laporan piala dunia Redaksi olah raga RRI Pro 3 sebelum menyiarkan sebuah laporan piala dunia selalu mengadakan rapat redaksi baik yang skala besar. Berdasarkan pengamatan penulis rapat redaksi skala kecil merupakan rapat yang dipakai guna menyeleksi berita-berita yang masuk dapur redaksi. Selain meneyeleksi berita, rapat redaksi skala kecil juga menentukan berita apa saja yang akan disiarkan saat itu. Dari situ kemudian Ka desk atau kepala regu dari regu yang bertugas hari itu akan menentukan rundown berita yang telah disusun oleh reporter, setelah melewati proses editing kemudian berita tersebut akan disiarkan. Proses awal alur kerja redaksi dimulai dari pengumpulan berita untuk kemudian dipilih berita-berita yang layak untuk disiarkan. Untuk rapat redaksi di redaksi olah raga RRI pro3 ada skala kecil dan besar. Rapat skala besar adalah rapat untuk memproyeksikan program olah raga selama satu bulan, triwulan ataupun satu semester dengan waktu pelaksanaannya tidak selalu periodik. Sedangkan rapat skala kecil merupakan rapat yang dilakukan setiap hari yang membahas mengenai berita yang akan disiarkan yang dikuti oleh 3 orang yang terlibat dalam pembuatan bahan berita. Biasanya rapat ini dilakukan sebelum berita disiarkan yaitu untuk warta berita olah raga pukul 11.00 WIB. Untuk pelaksanaan rapat redaksi ini karena sudah bersifat rutinitas terlihat memang tidak resmi, seperti rapat pada biasanya. Dan berdasarkan pengamatan penulis, rapat redaksi ini memang lebih bersifat kordinasi dalam regu untuk penentuan bahan berita dan siapa reporter yang melakukan liputan untuk report on the spot atau live report.
54 Hal ini dikatakan oleh Yanto Prawiranegara Ka desk Siaran Langsung; “Rapat redaksi diredaksi olah raga ini secara teori ada, namun pada pelaksanaannya tidak selalu. Karena disini keputusan akhir adalah ditangan desk masing-masing. Jadi redaktur olah raga telah menunjuk desk harian yang bertugas untuk menentukan berita sesuai dengan regunya, artinya setiap hari itu sudah ada semacam kegiatan rutin yang memang tugasnya sudah dipahami”. Pada dasarnya untuk cabang-cabang olah raga mempunyai calender of events, baik itu pertandingan maupun kejuaraan dengan level-level yang berbeda ada nasional, daerah maupun dunia. Perencanaan laporan piala dunia di RRI pro 3 dilakukan melalui rapat redaksi yang memang untuk even sebesar piala dunia ini, perencanaan tersebut jauh sebelum pelaksanaan sudah dirapatkan. Membuat satu agenda setting untuk program piala dunia dan juga berita apa saja yang akan disiarkan. Hal ini dikatakan oleh Sudrajat Manajer Redaksi Olah Raga; “Di redaksi olah raga bila satu even besar kita tentunya mengadakan satu rapat redaksi, membuat satu agenda setting dan disitu kita mendesain berita-berita. Pada piala dunia kemarin kita jauh-jauh hari memang sudah mengadakan mengadakan agenda metting untuk membicarakan agenda setting pada program piala dunia dan juga karena piala dunia momen yang cukup panjang momen tersebut sekaligus menjadi bahan untuk evaluasi mana yang harus ditambah dan mana yang harus dikurangi”.
4.1.3 Kriteria Berita dan Sumber Berita Kriteria berita radio yang baik dan layak siar sangatlah relatif, karena kriteria berita baik dan layak siar menurut pendengar belum tentu baik dan layak tayang dalam manajemen redaksi, terlebih RRI sebagai media dengar yang mempunyai kelemahan yang hanya sekali dengar. Proses pemilihan informasi olah raga yang memiliki berita yang layak siar dimulai dari pengumpulan keseluruhan informasi di dapur redaksi, kemudian
55 informasi tersebut dinilai untuk menentukan apakah informasi tersebut memiliki news value atau nilai berita. Kalau berita yang didapat memiliki news value yang tinggi maka kemudian dilihat parameter-parameter yang ada, khusus untuk berita olah raga kriteria berita baik adalah tergantung dari kegiatan cabang olah raga itu sendiri, dan tergantung dari tingkatan kegiatan olah raganya. Untuk tingkat yang paling tinggi adalah kegiatan yang cakupannya dunia, kemudian asia, nasional dan daerah. Hal ini dikatakan oleh Sudrajat Manajer Redaksi Olah Raga bahwa; “Berita yang baik adalah yang mempunyai nilai berita. Khusus untuk berita olah raga untuk kriteria terbaik adalah tergantung dari kegiatan, di olah raga sendiri ada tingkat-tingkatannya. Paling tertinggi adalah berita yang cakupannya dunia, kemudian asia, nasional dan daerah”. Setelah dilihat dari news value berita tersebut maka hal terakhir yang menentukan untuk layak siar adalah berita tersebut memang telah melewati proses pemeriksaan atau editing. Hal ini dikatakan oleh Yanto Prawiranegara Ka desk Siaran Langsung bahwa; “Berita yang layak siar adalah berita yang memang telah melewati proses editing, jadi sudah melalui pemeriksaan. Dan berita itu memang patut disiarkan dalam arti secara struktur berita memang benar, secara nilai berita juga bagus dan isi beritanya pun berkualitas dan layak untuk disiarkan”. Dan hal yang terpenting dalam penentuan berita layak siar adalah karena sebagai radio publik RRI sudah punya ketentuan dalam memberikan informasi pada pendengar yaitu netral, mandiri, dan tidak komersil. Hal ini dikatakan oleh Sudrajat Manajer Redaksi Olah Raga; “Dan kita sebagai radio publik sudah ada ketentuan-ketentuan harus memberikan informasi yang netral, mandiri dan tidak komersial. Sehingga yang disebut berita yang layak siar merupakan berita yang mempunyai nilai besar bagi kehidupan masyarakat”.
56 Berdasarkan pengamatan penulis pada dasarnya nara sumber berita olah raga adalah sama artinya karena menyangkut permasalahan tentang dunia olah raga maka nara sumber yang didapat pun cenderung sama yaitu atlet, pelatih, pengurus cabang organisasi, serta pengamat olah raga yang disebut dengan sumber berita secara langsung, sementara sumber berita yang tidak langsung bisa didapat dari langganan kantor berita Antara atau dari referensi media lain. Hal ini dikatakan oleh Yanto Prawiranegara Ka desk Siaran Langsung; “Piala dunia kita memang pada dasarnya sama, kita juga punya nara sumber. Sumber berita utama kita adalah nara sumber bisa atlet, pelatih, pengurus cabang organisasi, masyarakat serta pengamat olahraga yang disebut dengan sumber berita secara langsung. Yang tidak langsung juga bisa mengambil melalui media lain untuk referensi, misalnya dari kantor berita antara”. Untuk pengembangan laporan sendiri selain bersumber dari kantor berita Antara juga diperkuat dengan laporan-laporan para reporter dilapangan. Hal ini dikatakan oleh Reno akareno Ka desk Berita; ”sumber berita kita bukan reporter saja yang terjun. Nanti kita perkuat dengan laporan-laporan kita dari reporter kita yang benar-benar punya jalinan ataupun hubungan pada insan sepak bola. Kita kembangkan berita tersebut. Pengembangan berita tersebut bukan saja dari media-media lain tetapi juga lewat reporter kita dilapangan ataupun nara sumber by phone yang kita kenal. Dari sumber-sumber tersebut kita olah tentunya melalui proses editing dan pemeriksaan oleh desk editor yang kemudian bila sudah layak baru disiarkan”. Sebagai radio publik tentunya RRI punya tanggung jawab untuk menyampaikan informasi tentang piala dunia kepada masyarakat. Dan untuk sumber berita piala dunia sebagian besar didapat melalui langganan kantor berita Antara, Reuters, dan AFP, ditambah juga melalui koresponden yang ada di Jerman dan laporan dari para reporter.
57 Hal ini dikatakan oleh Sudrajat Manajer Redaksi Olah Raga; “Ya kita bisa melalui kantor-kantor berita seperti antara, reuters, AFP dan lain-lain. Selain itu juga kita bersumber dari laporan dari para reporter yang meliput dilapangan. Berita mengenai Piala dunia di Jerman memang sangat menarik, sebagai radio publik tentunya harus berusaha menyampaikan informasi tentang Piala Dunia yang akurat. Meski kita tidak meliput secara langsung ke Jerman tapi kita harus memberi akses kepada pendengar atau masyarakat diseluruh Indonesia karena even tersebut sangat dinanti. Khusus pada Piala Dunia kemarin kita langsung mendapat laporan dari Jerman melaui koresponden RRI. Selain kita mendapatkan dari koresponden, untuk lebih memperdalam suatu laporan disini kita juga menggali dengan kawan-kawan reporter”.
4.3.2 Strategi Redaksi Olah Raga RRI Pro 3 Dalam Penyajian Laporan Piala Dunia Memberikan hasil yang terbaik untuk pendengar merupakan kerja keras bagi rekan kerja yang menggeluti bidang broadcasting atau jurnalistik radio. Sebagai radio publik bukan berarti mengabaikan mutu dan kualitas informasi yang diberikan kepada masyarakat. Ada beberapa strategi yang digunakan untuk memberikan informasi piala dunia yang bermutu dan berkualitas. Untuk laporan piala dunia redaksi punya strategi dalam memberikan informasi piala dunia kepada pendengar antara lain membuat beberapa variasi kemasan dalam penyampainnya. Redaksi olah raga khusus untuk berita piala dunia seperti menentukan materi berita yang akan disiarkan berdasrkan news value atau nilai berita, hasil-hasil pertandingan yang akurat dan lain-lain. Merupakan sebuah strategi redaksi dalam usaha pencapain untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Ditambahkan juga bahwa strategi RRI Pro 3 dalam laporan
piala dunia
kemarin adalah terus mengkampanyekan piala dunia kepada pendengar dari babak penyisihan sampai final.
58 Hal ini dikatakan oleh Reno akareno Ka desk Berita; “Terus terang untuk piala dunia yang baru lalu itu sudah kita siapkan dari babak penyisihan. Dari babak penyisihan itu kita kampanyekan piala dunia, kita menyiasati hal tersebut karena memang kita sebagai media radio terus terang kalah dengan media televisi. Jadi kita siasati dari mulai babak penyisihan zona sampai drawing 32 tim yang berhak tampil dibabak final itu kita kampanyekan terus kita siarkan dengan format yang berbeda. Kita minta pendapat dari pelatih, pemain, masyarakat itu semua kita tampung. Kita siarkan dalam pola-pola yang berbeda dalam laporan, wawancara, kemudian berita dan insert. Kita upayakan supaya gema piala dunia itu menarik untuk didengar”.
4.1.4 Rundown Rundown merupakan daftar berita yang disusun berdasarkan urutan berita yang disiarkan dalam suatu program berita. Untuk berita olah raga itu penempatan rundown tergantung dari kegiatan olah raga tersebut. Hal ini dikatakan oleh Reno Askareno Ka desk Berita; “Untuk Rundown berita olahraga itu kita lihat skupnya, ada dunia, internasional, nasional dan daerah, sama seperti kita membuat berita, terpenting, penting, penting dan tidak penting. Hal yang terpenting dalam penentuan berita olahraga yaitu lihat dari level even itu berlangsung. Dan itu kita urutkan per cabang olahraga, sepakbola, sepakbola, tenis, tenis tidak boleh kita pisahkan”. Rundown dari berita olah raga dibuat dan ditentukan oleh Ka desk yang bertugas pada tiap regu dengan berkordinasi dengan Ka desk berita. Hal ini dikatakan oleh Yanto Prawiranegara Ka desk Siaran Langsung; “Rundown berita yang membuat adalah kepala desk berita sesuai dengan arahan manager olahraga. Mulai dari planning, petugas-petugas pembuat naskah berita perhari maupun perjam. Rundown berita olahraga diRRI pertama, diawali dengan headline, kemudian berita-berita dalam negeri dan luar negeri dan terakhir diisi dengan wawancara yang bisa live ataupun tunda. Tetapi tidak menutup kemungkinan berita luar negeri yang mempunyai nilai bagus akan dimasukan diawalawal rundown berita”.
59 Dalam rapat redaksi skala besar biasanya dibicarakan mengenai kegiatan olah raga yang akan berlangsung, dari hal itu bisa juga ditentukan rundown dari sebuah berita olah raga. Seperti dikatakan oleh Sudrajat Manajer Redaksi Olah Raga; “Dalam rapat redaksi kita lihat situasi, lihat even-even. Untuk olah raga multieven misalnya tentunya harus kita lihat apa yang paling penting. Biasanya hal yang paling penting itu adalah perebutan mendali emas, seperti di Asian Games Doha, Qatar saat ini. Kita s ada agenda misalnya hari ini Indonesia sedang main cabang apa saja jika ada 7 cabang olah raga kita lihat cabang mana yang paling penting. Yang menarik yang ingin didengar oleh pendengar. Misalnya cabang bulu tangkis yang menjadi cabang penentu dalam perebutan mendali emas tunggal putra antara Taufik Hidayat dengan Lin Dan dari china. Dari beberapa even yang berlangsung kita tentukan dalam rapat redaksi. Seperti belum lama ini ada beberapa even antara lain sepak bola piala bang Yos, kejuaraan mobil balap A1 dan ada pesta olah raga multi even di Asian Games Doha. Dari even tersebut kita harus menentukan siapa dulu yang harus didahulukan atau nilai yang paling penting. Rundown berita urutan pertama, adalah A1 karena even internasional yang berlangsung 1 hari yang diikuti lebih dari 23 negara, kemudian kita beralih ke Asian games Doha Qatar, itu sangat penting karena berkaitan ada atlet indonesia yang tampil disana. Lalu sepak bola piala bang Yos.” Susunan rundown yang dibicarakan dalam redaksi ataupu dalam rapat skala kecil antara reporter dengan Ka desknya merupakan dokumen yang memiliki fleksibilitas yang sangat tinggi. Susunan atau urutan berita yang sudah direncanakan semula dapat berubah setiap saat. Perubahan ini tergantung kepada perkembangan dilapangan yang sifatnya mendadak atau ada susulan berita yang terbaru. Fleksibilitas rundown ini dinamis dalam artinya tidak terpaku dengan apa yang sudah ditentukan, Seperti dikatakan oleh Sudrajat Manajer Redaksi Olah Raga; “Rundown berita tersebut bersifat fleksibel, bila rundown yang sudah ditentukan bisa berubah. kalau ada perubahan pada rundown yang telah ditentukan pengarah acara yang ada distudio akan memberi tahu kepada penyiar. Pada dasarnya hal tersebut bisa saja terjadi, misalnya berita yang sudah disusun kemudian tiba-tiba ada susulan berita yang terbaru dan terbaik lagi, hal tersebut kembali kepada pengarah acara”. Hasil penelitian yang telah dianalisa penulis untuk rundown berita piala dunia periode Juni-Juli 2006. Dalam analisanya penulis tidak menemukan perubahan
60 rundown berita piala dunia dalam berita pukul 11.00. Hal ini diberalasan karena dalam pertandingan piala dunia, pertandingan antar regu dan siapa melawan siapa itusudah terjadwal dan ditambah semua pertandingan untuk waktu indonesia itu disiarkan malam hari sehingga untuk hasil pertandingan sendiri itu sudah bisa terlihat pada saat pertandingan berlangsung. 4.2.2 Proses Pelaksanaan Alur Kerja Redaksi Olah raga RRI Pro 3 Berdasarkan hasil pengamatan penulis, bagaimana redaksi mendapatkan berita piala dunia dimulai dengan mereferensi dari media-media lain yang terpercaya seperti kantor berita Antara. Sistem kerjanya diredaksi olah raga itu dalam setiap harinya ada 3 regu yang bertugas dalam pembuatan berita, yaitu Regu I yang bertugas pagi hari bertanggung jawab untuk membuat Jurnal Piala Dunia, Profil tim dan Laporan khusus. Regu II yang bertugas siang hari bertanggung jawab untuk membuat Pernikpernik Piala Dunia, Talk Show dan Report On The Spot. Sedangkan regu III bertugas malam hari yang bertanggung jawab Talk show malam hari. Yang terdiri dari tiga orang dengan 2 orang reporter dan satu orang sebagai kepala regu atau biasa disebut Ka desk untuk regu yang bertugas pada waktu itu. Naskah berita yang telah ditulis oleh reporter akan diperiksa atau dicek kembali mulai dari susunan, tata bahasa dan tulisannya oleh Ka desk. Dengan sebelumnya reporter dengan kepala regu berkumpul secara informal untuk membicarakan berita apa yang menarik, aktual dan faktual. Tentunya untuk berita sepak bola piala dunia berita apa yang menarik, aktual, faktual yang ingin didengar oleh pendengar. Setelah itu Ka desk akan menyusun berita tersebut untuk menetapkan rundown.
61
Setelah itu untuk pengembangan dari berita-berita tersebut para reporter akan ditugasi oleh kepala regu untuk mewawancarai nara sumber baik itu atlet maupun para pengamat sepak bola. D iredaksi olah raga RRI pro 3 setiap reporter membawahi beberapa cabang olah raga, untuk even sebesar piala dunia ini semua reporter diterjunkan. Kemudian untuk langkah selanjutnya reporter yang ada dilapangan akan dihubungi oleh Ka desknya by phone untuk kordinasi untuk melakukan live report. Berdasarkan observasi penulis live report yang dilakukan untuk laporan khusus pukul 11.00, terlebih dahulu akan direkam diruang editing. Diruang editing ini Ka desk mendengarkan hasil liputan reporternya by phone yang disertai insert atau ssisipan nara sumber, yang selanjutnya Ka desk akan memerintahkan orang editing untuk mengedit live report tersebut. Untuk naskah berita diredaksi olah raga tidak semuanya dibacakan oleh penyiar. Ada juga yang dibacakan oleh reporternya, seperti pada profil tim. Pembacaan naskah berita oleh reporter diruang editing akan didengarkan oleh Ka desk, dan selanjutnya akan diedit oleh orang editing dengan persetujuan Ka desk. Hal ini dikatakan oleh Sudrajat Manajer Redaksi Olah Raga; “Dalam membuat suatu laporan harus direkam terlebih dahulu, jadi tidak semua laporan digelindingkan begitu saja. Untuk tahapan penyajian laporan kita mulai dari reporter, yang kemudian mencari nara sumber dari berbagai top organisasi olah raga atau langsung kepada pemerhati olah raga. Dari situ setelah selesai dibawa ke redaksi, diredaksi kemudian diolah setelah itu kita produksi distudio bila dinyatakan layak siar kemudian kita kirim distudio untuk dibacakan”. Kronologis produksi siaran, menurut JB. Wahyudi dalam bukunya Dasar-dasar Manajemen penyiaran bahwa, Penyelenggaraan siaran merupakan kerja kolektif. Manusia pengelola siaran, teknik dan administrasi harus mampu bekerja sama secara kolektif secara efektif dan efisien untuk menghasilkan output siaran yang berkualitas dan sesuai dengan norma, etika dan estetika yang berlaku. RRI Pro 3 redaksi siaran
62 olah raga dalam program laporan khusus piala dunia melakukan pemilihan atau penentuan suatu berita yang akan ditayangkan tidak terjadi begitu saja. Berdasarkan pengamatan penulis skema proses produksi laporan di RRI Pro 3 dapat digambarkan sebagai berikut :
RAPAT REDAKSI
ON AIR
EDITORKA DESK
KEPALA DESK
HASIL LIPUTAN
REPORTER
PEREKAMAN SUARA dan MIXING DI RUANG REKAMAN
SELEKSI MATERI DAN PENULISAN NASKAH DI RUANG REDAKSI
Bagan 5. Skema Produksi Laporan RRI Pro 3
4.3 Pembahasan Berdasarkan pengamatan penulis yang dilakukan dilapangan selama 3 bulan untuk meneliti strategi penyajian laporan piala dunia di RRI Programa 3 periode JuniJuli 2006. dengan mendasari pedoman teoritis pada bab II, penulis akan menggambarkan hasil penelitian secara rinci bagaimana strategi redaksi olah raga dalam penyajian laporan piala dunia yang akan disiarkan di RRI Pro3. Proses awal kerja redaksi dimulai dari pengumpulan berita untuk kemudian disusun dan kemudian dipilih berita-berita yang layak untuk ditayangkan. Dan menurut JB. Wahyudi dalam buku Dasar-dasar Manajemen bahwa informasi bersumber dari manusia, peristiwa dan realita, yang sedang terjadi dan hangat
63 diperbincangkan ditengah masyarakat yang kemudian dikumpulkan dan diraptkan informasi mana yang akan disiarkan redaksi olah raga RRI Pro3. Dan semua hal tersebut harus melalui proses atau mekanisme melalui rapat redaksi. Berdaarkan teori gate keeper yang digunakan peneliti bahwa berita disuatu media yang berasal dari sumber berita akan dipilih dan diseleksi gate keeper yang kemudian akan disiarkan. Gate Keeping Theory yang menjadikan media sebagai filterator pesan dan menghasilkan pesan yang telah dimodifikasikan oleh media tersebut, mengingatkan tentang sebuah media sebagai opinion leader yang mengharapkan terjadinya suatu agreement opinion of public yang muncul dari sebuah collective opinian in public dalam suatu berita yang diangkat. Jadi fungsi Ka desk, dalam hal ini sangat mempengaruhi berita apa saja yang nantinya akan didengarkan oleh para masyarakat. Sebagai sebuah media publik yang terkosentrasi dimedia dengar, RRI pro3 mengagap bahwa nilai berita akan menjadi sangat penting dalam hal pemberitaan. Didalam prkatek kesaharian redaksi olah raga RRI pro 3, proses pemilihan informasi harus memiliki kriteria berita yang layak siar dimulai dari pengumpulan keseluruhan informasi diruang redaksi, kemudian informasi tersebut dinilai untuk menentukan apakah informasi tersebut memiliki news value yang tinggi maka dilhat parameternya, untuk berita olah raga sendiri kriteria berita baik adalah tergantung dari kegiatan cabang olah raga itu sendiri, dan tergantung dari tingkatan kegiatan olah raganya. Untuk tingkat yang paling tinggi adalah kegiatan yang cakupannya dunia, kemudian asia, nasional dan daerah. Menurut James M. Neal dan Mitchel V. Charnley dalam buku Masduki, Jurnalistik Radio dikatakan bahwa berita radio sebagai laporan tentang suatu
64 peristiwa, opini, kecenderungan situasi, interpretasi yang penting, menarik, masuh baru, dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak. Sementara berita olah raga menurut Yanto Prawiranegara Ka desk Siaran Langsung, Adalah fakta-fakta atau informasi-informasi yang berkaitan dengan keolahragaan, baik hasil pertandingan kemudian permainan, policy atau kebijakan, masalah organisasi, masalah atlet, pelatih dan segala macam, pokoknya yang terlibat dalam kegiatan olahraga itu namanya berita olahraga. Sedangkan Djafar Assegaf dalam buku Jurnalistik Masa Kini mengatakan pemberitaan olah raga mencapai puncaknya pada saat-saat diadakannya pesta olah raga, baik nasional, regional maupun internasional. Jadi dapat dikatakan berita olah raga piala dunia RRI pro 3 memiliki news value yaitu peristiwa olah raga Piala Dunia 2006. Pengertian tersebut mengatakan bahwa berita olah raga harus mempunyai news value atau nilai berita juga seperti dikatakan oleh Sudrajat Manajer Redaksi Olah Raga dalam hasil penelitian penulis yang berupa hasil wawancara. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, dalam menghadapi moment piala dunia 2006 redaksi olahraga RRI pro 3 melakukan dua strategi yang diharapkan dapat mengemas laporan piala dunia semenarik mungkin. Strategi tersebut dilakukan menjelang pelaksanaan piala dunia dan pada pelaksanaan piala dunia yang terhitung sejak tanggal 9 Juni hingga 10 Juli 2006. Adapun bentuk strateginya adalah sebagai berikut : •
Variasi dalam laporan. Dalam penyajian laporan piala dunia 2006, redaksi olahraga RRI pro 3
menyajikan beberapa variasi guna membuat laporan yang akan disajikan kepada khalayak tidak monoton. Serta membuat khalayak merasa tertarik untuk
65 mengkonsumsi laporan piala dunia yang disajikan oleh RRI pro 3. Variasi laporan yang disajikan redaksi olahraga meliputi laporan sebelum pelaksanaan piala dunia dan pada hari pelaksanaan piala dunia. Untuk program acara sebelum pelaksanaan yaitu tercatat mulai tanggal 16 Mei sampai dengan 8 Juni menyiarkan laporan profil tim peserta piala dunia dan laporan pernik-pernik piala dunia. Profil tim : yaitu program acara yang membahas tentang tim-tim yang tampil di event Piala Dunia. Menginformasikan tentang para pemain dan Bintang keseblasan tersebut, strategi serta prestasi diajang internasional. Disajikan setiap hari mulai tanggal 16 Mei hingga 8 Juni 2006, pada setiap hari pada paket berita pukul 11.00 WIB, dengan durasi 5 menit. Profil tim ini dikemas dengan opening dan closing Billboard, yang mengetengahkan keikutsertaan sponsor dengan sebanyak 28 kali penayangan. Pernik-pernik Piala Dunia : yaitu program acara yang menyajikan informasi diluar pertandingan, misalnya, animo masyarakat dunia dan Indonesia menyambut Piala Dunia, tentang sejarah penyelenggaran Piala Dunia dan Negara tuan rumah, keunikan para supporter, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan Human interest. Disajikan setiap hari pada paket berita pukul 15.00 WIB dengan durasi 5 menit, dikemas dengan opening dan closing Billboard yang mengetengahkan peran serta sponsor sebanyak 28 kali penayangan. Sedangkan tepat
pelaksanaan pertandingan yang dimulai tanggal 9 Juni
hingga 10 Juli 2006 Pro 3 RRI mempunyai program acara antara lain; Siaran Langsung : Siaran langsung dimulai awal Bulan Juni, dengan frekuensi penyiaran sebanyak; Babak Penyisihan 5 kali, Babak perempat final 4 kali, Semifinal 2 kali dan final 1 kali. Dan disetiap siaran langsung akan di putar spot promo pihak sponsor sebanyak 3 kali.
66 Jurnal Piala Dunia : Disiarkan mulai tanggal 9 Juni sampai 10 Juli, setiap hari pukul 06.00 WIB, dengan durasi 5 menit. Jurnal Piala Dunia berisikan hasil pertandingan terkini. Dalam Jurnal Piala Dunia ini, spot promo sponsor akan menjadi sampul paket acara pada opening dan closing Billboard. Hal ini dikatakan oleh Yanto Prawiranegara Ka desk Siaran Langsung; “Yang pertama kita tentu menyiarkan fakta-fakta hasil-hasil pertandingan yang bersifat akurat. Karena kita ketahui keunggulan kita pada piala dunia itu adalah berita yang paling cepat, karena untuk media cetak dengan selisih waktu yang berbeda jauh ini akan sulit mengejar berita-berita yang aktual. Yang kedua tentu keunggulan kita adalah kita melakukan siaran, itulah karakter kita yang berbeda”.
Laporan khusus : Disiarkan setiap hari mulai tanggal 9 Juni hingga 10 Juli, pukul 11.00 WIB. Laporan khusus menyajikan perkembangan terkini secara mendetail dari piala Dunia 2006. Dalam Laporan Khusus Piala Dunia ini, spot promo sponsor akan menjadi sampul paket acara pada opening dan closing Billboard. Seperti dikatakan oleh Sudrajat Manajer Redaksi Olah Raga; “Kita kemas berbagai bentuk berita. Ada laporan langsung dari Jerman melalui koresponden, juga melalui kedutaan RI yang ada disana, dan juga teman-teman yang ada disana. Di Jakarta kita menghadirkan nara sumber dari berbagai pengamat sepak bola, pemerhati sepak bola, lalu dari bebrapa artis, kemudian dari komentar-komentar pemain sepak bola kita, serta komentar dari kalangan anak sekolah. Jadi itulah yang kita kemas atau membuat berita dari arena Piala dunia kemarin. Sebagai radio publik kita harus membuat penyampian berita dengan variasi karena berita yang itu-itu saja pendengar pasti bosan. Untuk itu kita kemas dalam bentuk wawancara, kemudian kita bikin jingle sport, lalu kita bikin running report sehingga berita olah raga di RRI ada warnanya dan dapat dikatakan RRI sekarang lebih berwarna”. Report On The Spot : Disiarkan setiap pada pukul 15.00 WIB mulai tanggal 9 Juni hingga 10 Juli, menyajikan suasana terkini diluar pertandingan, baik langsung dari Jerman, maupun dari daerah-daerah di tanah air. Report On The Spot ini juga
67 menyajikan suasana Nonton Bareng di 6 kota yang diadakan pihak sponsor. Dalam R.O.S Piala Dunia ini, spot promo sponsor akan menjadi sampul paket acara pada opening dan closing Billboard.
•
Strategi Penyajian Menjalin kerja sama dengan pihak swasta dalam bentuk sponsorship yang
secara struktural merupakan tanggung jawab Divisi Pemasaran, tetapi dalam hal ini justru dilakukan oleh redaksi olahraga. Inisiatif tersebut diambil oleh pihak redaksi karena tidak adanya dana yang dialokasikan untuk penyajian laporan piala dunia serta merupakan tanggung jawab yang harus dilaksanakan sebagai radio publik dalam menyajikan laporan moment sekelas piala dunia. Strategi ini diambil pihak keredaksian dalam hal ini redaksi olahraga dengan konvensasi memberikan ruang bagi sponsor dalam bentuk ad lips dan jingle sport yang disiarkan setiap kali laporan diudarakan. Seperti dikatakan oleh Sudrajat Manajer Redaksi Olah Raga : “Meski kami tidak mendapat dana operasional serta ditambah tanggung jawab sebagai radio publik yang berkewajiban menyiarkan informasi Piala dunia kepada pendengar. Maka dari alasan tersebut kami pun bekerja sama dengan pihak swasta guna melaksanakan siaran Piala dunia. Dan diluar RRI banyak juga yang mendukung kami dalam siaran ini seperti dari teman-teman wartawan dari media lain serta dari temanteman dilingkungan RRI sendiri”.
68 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Setelah mendapatkan data penelitian dan memberikan deskripsi, maka penulis pun membuat kesimpulan, yaitu sebagai berikut : 1. Menjalin kerja sama dengan pihak swasta dalam bentuk sponsorship, Strategi tersebut diambil oleh pihak redaksi karena tidak adanya dana yang dialokasikan untuk penyajian laporan piala dunia. 2. Strategi penyajian laporan piala dunia RRI Pro 3 dimulai dari rapat redaksi yang kemudian diteruskan kepada ka desk masing-masing. Dirapat redaksi tersebut perencanaan dan format berita dibicarakan yang selanjutnya akan diteruskan melalui kepala regu yaitu Ka desk yang bertanggung jawab atas pelaksanaan liputan serta hasil liputan. 3. Strategi penyajian laporan piala dunia RRI Pro 3 pada tahap keputusan bahan berita serta disiarkannya berita tersebut berada ditangan Ka desk sebagai orang yang bertanggung jawab atas berita-berita yang bersifat netral, mandiri, dan tidak komersil. 4. Penyajian laporan dikemas secara bervariasi guna meningkatkan animo khalayak terhadap laporan piala dunia yang diinformasikan oleh RRI Pro 3. 5. Strategi redaksi olah raga RRI Pro 3 tidak hanya dalam menentukan beritaberita yang akan disiarkan kepada masyarakat, redaksi juga memberikan ruang bagi sponsor dalam bentuk ad lips dan jingle sport yang disiarkan setiap kali laporan diudarakan.
69 5.2 Saran Adapun sebagai pertimbangan terhadap pengembangan strategi penyajian berita, maka penulis memberikan saran, yaitu penyajian yang mampu memberikan pendengar informasi dengan kemasan yang kreatif. Sehingga RRI sebagai institusi sosial mampu menjalankan fungsinya sebagai radio publik memberikan informasi kepada masyarakat seluruh Indonesia khususnya informasi dunia olah raga dan sebagai media promosi bagi perkembangan cabang-cabang olah raga lokal yang belum dikenal oleh masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Darmanto, Antonius. Tehnik Penulisan Naskah Acara Siaran Radio.Penerbit Universitas Atma Jaya. Yogyakarta. Masduki. Menjadi Broadcaster Profesional. Penerbit Pustaka popular LKiS. Yogyakarta.2004. Aspinall, Richard. Radio Programe Production. UNESCO, Paris, 1997. Effendy, Onong Uchjana, Prof, Drs. M.A. Radio dan Televisi, Teori dan Praktek. Penerbit Rosda Karya. 2000. Kusumaningrum, Ade. Jurnal Perempuan. Vol 28/2003. Boyd, Andrew. Broadcast Journalism –Techiniques Of Radio and Tv News. British Library Cataloguing in Publication Data, 1985. Wahyudi, J.B. Komunikasi Jurnalistik. Penerbit Alumni. Bandung. 1991. Oramahi, Hasan Asy’ari. Menulis Untuk Telinga. Penerbit PT. Gramedia cetak utama Jakarta. 2003. Assegaff,
Dja’far
H.
Jurnalistik
Masa
Kini,
Pengantar
ke
Praktek
Kewartawanan. Ghalia Indonesia. Jakarta. Effendy, Onong Uchjana, Prof, Drs. M.A. Ilmu Komunikasi. Teori dan Praktek. Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Aloliliweri, MS. Memahami Peran komunikasi massa dalam masyarakat Bandung, Citra Aditya Bakti,1999. Effendy, Onong Uchjana, Prof, Drs. M.A. Ilmu Teori dan filsafat komunikasi, Jakarta :PT Remaja Rosda Karya 1995. Rakhmat, Jalaludin. Psikologi komunikasi. PT Remaja Rosda Karya Bandung, 2002. Wahyudi, J.B. Komunikasi Jurnalistik pengetahuan praktis kewartawanan surat kabar, majalah, radio dan TV, Alumni Bandung. 1991. Mc Quail, Dennis, Teori Komunikasi Massa, Erlangga 1987. Agustina Zubair dan Nurprapti W.W. Model Pemberitaan Tentang Pemerintahan Abdurrahman Wahid Pada Surat Kabar Kompas dan Republika Periode September-Nonember 2000. Jurnal Visi Komunikasi Volume 1- Januari 2002.
ix
Arifin, Anwar, Strategi Komunikasi sebuah Pengantar Ringkas, Penerbit Armico Bandung. Djuroto, Totok, Manajemen Penerbitan Pers, Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2002. Dominick, Joseph. R. The Dynamic Of Mass Communication. Random House. New York. Schram, Wilbur. Introduction to mass comm. Research, University of IIlnois Press, Chicago 1971. McQuil, Dennis & Windahl, Sven. Model-model Komunikasi. Uni Primas, 1985. Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial & Pendidikan,Andi Offset, Jakarta, 1990. Rakhmad, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi. P.T Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998. Yin, Robert K., Studi Kasus (Desain dan Metode), Terjemahan M. Djauz Murdzakir, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000. Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1990. Morissan, M.A. Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Ramadina Prakarsa, 2005 Undang-undang No.32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran. www.Wikipedia Indonesia.com www.cybermq.com Kompas, Sabtu 10 Juni 2006 Kompas. Jumat, 18 Maret 2005. Top Skor, Senin 24 juli 2006 www.gatra.com Company Profile Radio Republik Indonesia www.antara.co.id Skripsi Megi Primgara UMB.