SKRIPSI
RANDY TEJA PERMANA
STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS PADA PASIEN FRAKTUR TERBUKA (Open Fracture) (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014
i
ii
iii
KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh Puji syukur tercurahkan kepada ALLAh SWT, Tuhan semesta alam karena berkat rahmad dan ridhonya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS PADA PASIEN FRAKTUR TERBUKA (Open Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang). Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari peranan pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1.
ALLAH SWT, Tuhan semesta alam yang memberikan rahmat, nikmat dan hidayahNYA kepada umatnya, Rosulullah SAW, yang sudah menuntun kita menuju jalan yang lurus.
2.
Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.,Sp.Kom selaku Dekan Fakultas ilmu
kesehatan
Universitas
Muhammadiyah
Malang
yang
telah
memberikan kesempatan penulis belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 3.
dr. Budi Rahayu MPH selaku Direktur RSU Dr. Saiful Anwar Malang beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan penelitian di RSU Dr. Saiful Anwar Malang.
4.
Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc.,Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi motivasi dan kesempatan penulis belajar di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.
5.
Bapak Drs. Didik Hasmono.,M.S.,Apt. dan ibu Hidajah Rachmawti, S.Si.,Apt.,Sp.FRS selaku Dosen Pembimbing I dan II, disela kesibu-kan Bapak dan Ibu masih bisa meluangkan waktu untuk membimbing dan
iv
memberi pengarahan dan dorongan moril sampai terselesaikannya skripsi ini. 6.
Ibu Dra.Lilik Yusetyani.,Apt.,Ap.FRS dan Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc.,Apt. selaku Dosen Penguji I dan II, yang telah banyak memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
7.
Untuk semua Dosen Farmasi Universitas Muhamadiyah Malang yang sudah memberikan ilmunya dan waktunya, Pak Inoni, Pak Bambang, Almarhum Pak Hadi, Pak Rajaram, Pak Amir, Pak Ahyana, Pak Heru, Pak Pujon, Pak Harjana, Pak Hera, Bu Rofida, Bu Arin, Bu Enggrid, Bu Ina, Bu Dian, Bu Radit, Bu Retno, Bu Nikmah, Bu Sandy.
8.
Untuk semua laboran Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang selalu baik dan memberikan makanan aslab, Mas Ferdi, Mas Dani, Mas Fendi, Mbak Susi, Mbak Bunga, Mbak Evi.
9.
Untuk kedua orang tuaku tercinta, bapak Subandri dan Ibu Fajeriah yang tidak pernah menyerah membesarkan dan mendidik keempat anaknya sampai sekarang.
10. Untuk kakak-kakakku yang katanya orang-orang cantik, Mbak Intan, Mbak Ratih, dan Mbak Mega. Terima kasih atas dukungannya dan selalu memberiku uang dan makanan enak sampai sekarang. 11. Anak-anak Farmasi 2010 terima kasih telah menjadi temanku. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan ini dapat berguna bagi penelitian berikutnya, amiin. Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh Malang, 27 Juni 2014 Penyusun
(Randy Teja Permana)
v
RINGKASAN STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS PADA PASIEN FRAKTUR TERBUKA (Open Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang) Fraktur didefinisikan sebagi terputusnya kontinuitas tulang akibat trauma atau akibat proses penyakit seperti osteoporosis yang menyebabkan fraktur-fraktur patologis. Pada tahun 2000 sampai 2010 organisasi kesehatan tingkat dunia WHO mencatat kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab patah tulang (fraktur) terbanyak. Menurut Badan Intelijen Negara Republik Indonesia pada tahun 2011 terjadi kasus kecelakaan sebanyak 109.776, dengan korban meninggal sebanyak 31.185 orang dan sisanya mengalami luka ringan dan luka berat seperti patah tulang. Berdasarkan Laporan Tahunan Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2009, mencatat terdapat 1.305 kasus fraktur yang berada pada urutan ketiga dari sepuluh penyakit terbanyak rawat inap. Fraktur terbuka (open/compound), adalah bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan di kulit. Fraktur terbuka (open fracture) adalah patah tulang yang menembus kulit, dibagi menjadi 3 derajat, yaitu derajat I bila luka kurang dari 1cm atau luka kecil, derajat II luka lebih dari 1cm dan tidak banyak terjadi kerusakan jaringan, pada derajat III terjadi kerusakan yang luas pada kulit dan jaringan lunak. Derajat III dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu: derajat IIIA dimana jaringan lunak masih menutupi tulang yang patah, pada derajat IIIB jaringan lunak sudah tidak menutupi tulang yang patah, dan dikatakan derajat IIIC bila sudah terjadi kerusakan arteri (Apley & Solomon, 1995). Pada fraktur terbuka (open
fracture) akan mengenai serabut syaraf yang dapat menimbulkan rasa nyeri. Infeksi pada fraktur terbuka (open fracture) disebabkan adanya kontaminasi pada luka terbuka, hal tersebut dipicu dengan kondisi lingkungan luka seperti jaringan yang hancur dan mati, darah pada luka, serta benda asing yang menyebabkan kuman dapat berkembang biak. Pada penatalaksanaan terapi fraktur terbuka empat hal penting yang perlu diberikan adalah antibiotika profilaksis, debridement urgent pada luka dan fraktur, stabilitas fraktur, penutupan luka segera secara definitif. Antibiotika profilaksis adalah antibiotik digunakan bagi pasien yang belum terkena infeksi, tetapi diduga mempunyai peluang besar untuk mendapatkannya, atau bila terkena infeksi dapat menimbulkan dampak buruk bagi pasien. Antibiotika profilaksis harus aman, bakterisid dan efektif melawan bakteri yang menyebabkan infeksi pada bedah orthopedic. Menurut ASHP Therapeutic Guidelines patogen yang ada pada bedah orthopedic adalah S.epidermidis (40% dari pasien yang terinfeksi), S. aureus (53%), gram negatif bacilli (15%), bakteri anaerob (5%), dan lainnya (5%). Pemilihan antibiotik profilaksis dipengaruhi oleh beberapa faktor, pemberian antibiotika profilaksis dapat dibedakan berdasarkan jenis operasi atau pembedahannya. Pada fraktur terbuka (open fracture) dengan kerusakan jaringan terbuka termasuk dalam operasi terkontaminasi, dan bila lebih dari empat jam maka termasuk operasi kotor sehingga antibiotika profilaksis sangat direkomendasikan. Selain itu pemilihan antibiotika profilaksis dapat diberikan berdasarkan pola peta kuman dari setiap rumah sakit.
vi
Penelitian ini dilakukan secara retrospektif, dianalisa secara deskriptif, dan menggunakan data pasien fraktur terbuka (open fracture) yang di rawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr.Saiful Anwar Malang dari periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2013. Data yang didapatkan dari rekam medik yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 33 pasien. pasien yang berjenis kelamin lakilaki lebih banyak yaitu 25 pasien (76%) berusia 20-39 tahun (30%). Penyebab pasien mengalami fraktur terbuka (open fracture) paling banyak karena kecelakaan sebanyak 29 pasien (88%). Antibiotika profilaksis digunakan secara tunggal pada pasien fraktur terbuka (open fracture) sebesar 100% baik pada pasien yang menjalani satu kali operasi, atau operasi dua kali. Pasien fraktur terbuka (open fracture) yang menjalani satu kali operasi paling banyak diberikan seftriakson 2g rute iv 47%, pemberian sefazolin 2g rute iv sebanyak 35%, dan stabactam 1g rute iv sebesar (12%). Pasien yang menjalani operasi dua kali pemberian sefazolin 2g rute iv paling banyak (44%) baik pada operasi pertama maupun operasi kedua, seftriakson 2g rute iv pada operasi pertama dan kedua sebanyak 38%, dan pergantian antibiotika profilaksis pada operasi pertama menggunakan stabactam 1g rute iv, dan pada operasi kedua diganti dengan siprofloksasin 1g iv dan seftriakson 2g rute iv masing-masing sebanyak 6%.
vii
ABSTRACT DRUG UTILIZATION STUDY OF ANTIBIOTIC PROPHYLAXIS IN PATIENT OPEN FRACTURE (Research at Hospital of Dr. Saiful Anwar Malang) Background: Open fracture is there contact between bone fragment with outside environment because there is wound in skin. Antibiotic prophylaxis recommended to open fracture because its including contamination surgical. Objectives: The study aims to determine pattern of antibiotic prophylaxis utilization in patients open fracture and to examine the relationship antibiotic prophylaxis therapy related to the kind, dose, and route of administration associated with clinical data at the Hospital of Dr. Saiful Anwar Malang. Methods: The study is a retrospective observational with consecutive sampling method in patients open fracture from January 2012 to December 2013. Result & Conclusion: This study there were 33 patients. all patients (100%) received antibiotic prophylaxis single dose. Patients open fracture with once surgical, there is 8 patients (47%) received antibiotic prophylaxis ceftriaxone 2 g iv and 6 patients (35%) received cefazolin 2g iv. Patients with twice surgical, there is 7 patients (44%) received antibiotic prophylaxis cefazolin 2g iv in both surgical and 6 patients (38%) received ceftriaxone 2g iv in both surgical. Key words: Antibiotic Prophylaxis, Open Fracture, Surgical
viii
ABSTRAK STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS PADA PASIEN FRAKTUR TERBUKA (Open Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)
Latar Belakang: Fraktur terbuka (open/compound) adalah terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan di kulit. Fraktur terbuka termasuk dalam operasi terkontaminasi sehingga antibiotika profilaksis sangat direkomendasikan. Tujuan: untuk mengetahui pola penggunaan antibiotika profilaksis pada pasien fraktur terbuka (open fracture) di RSU Dr. Saiful Anwar Malang dan mengkaji hubungan jenis antibiotika profilaksis terkait dosis dan rute pemberian yang dikaitkan dengan data klinik di RSU Dr. Saiful Anwar Malang. Metode: Penelitian ini bersifat observational yaitu berupa studi retrospektif dengan metode consecutive sampling pada pasien fraktur terbuka (open fracture) periode 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2013. Hasil & Kesimpulan: Data yang didapatkan dari rekam medik yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 33 pasien. Antibiotika profilaksis digunakan secara tunggal pada pasien fraktur terbuka (open fracture) sebesar 100% baik pada pasien yang menjalani satu kali operasi, atau operasi dua kali. Pasien fraktur terbuka (open fracture) yang menjalani satu kali operasi paling banyak diberikan seftriakson 2g rute iv 47%, pemberian sefazolin 2g rute iv sebanyak 35%, dan stabactam 1g rute iv sebesar (12%). Pasien yang menjalani operasi dua kali pemberian sefazolin 2g rute iv paling banyak (44%) baik pada operasi pertama maupun operasi kedua, seftriakson 2g rute iv sebanyak 38%. Kata Kunci: Antibiotika Profilakis, Fraktur Terbuka, Operasi
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii DAFTAR ISI ....................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 3 1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................... 3 1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................ 3 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5 2.1 Fraktur ............................................................................................... 5 2.1.1 Definisi Fraktur ....................................................................... 5 2.1.2 Klasifikasi Fraktur ................................................................... 5 2.1.2.1 Fraktur Tertutup .......................................................... 5 2.1.2.2 Fraktur Terbuka .......................................................... 5 2.1.3 Etiologi Fraktur ....................................................................... 8 2.1.4 Patofisiologi Fraktur................................................................ 9 2.1.5 Manifestasi Klinis Fraktur ………………………………….10 2.1.6 Penatalaksanaan Terapi Pada Fraktur………………………10 2.1.6.1 Penatalaksanaan Terapi pada Fraktur Tertutup ....... 11 2.1.6.2 Penatalaksanaan Terapi pada Fraktur Terbuka ........ 11 2.2 Penggunaan Antibiotika Pada Fraktur Terbuka .............................. 12 2.2.1 Klasifikasi Antibiotika .......................................................... 12 2.2.2 Antibiotika Profilaksis .......................................................... 13 2.2.3 Tujuan Pemberian Antibiotika Profilaksis ............................ 15
x
2.2.4 Pemilihan Antibiotika Profilaksis ......................................... 16 2.2.4.1 Antibiotika Golongan Sefalosporin .......................... 20 2.2.4.2 Antibiotika Golongan Aminoglikosida .................... 25 2.2.4.3 Antibiotika Golongan Kuinolon ............................... 26 2.2.4.4 Antibiotika Golongan Lain-lain................................ 27 BAB III KERANGKA KONSEPTUAL .......................................................... 30 BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................... 34 4.1 Rancangan Penelitian .................................................................... 34 4.2 Populasi dan Sampel ..................................................................... 34 4.2.1 Populasi ................................................................................. 34 4.2.2 Sampel .................................................................................. 34 4.2.3 Kriteria Data Inklusi ............................................................. 34 4.2.4 Kriteria Data Eksklusi ........................................................... 34 4.3 Bahan Penelitian ........................................................................... 35 4.4 Instrumen Penelitian ..................................................................... 35 4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 35 4.6 Definisi Operasional ..................................................................... 35 4.7 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 36 4.8 Analisa Data .................................................................................. 36 BAB V HASIL PENELITIAN ......................................................................... 37 5.1 Jumlah Sampel Penelitian ............................................................. 37 5.2 Data Demografi Pasien ................................................................. 38 5.2.1 Jenis Kelamin ........................................................................ 38 5.2.2 Usia Pasien ............................................................................ 38 5.3 Penyebab Pasien Terdiagnosis Fraktur Terbuka ........................... 38 5.4 Penyakit Penyerta Pasien Fraktur Terbuka ................................... 39 5.5 Identifikasi Tingkat Derajat Fraktur Terbuka ............................... 39 5.6 Jumlah Operasi Pada Pasien Fraktur Terbuka .............................. 40 5.7 Profil Penggunaan Terapi Fraktur Terbuka .................................. 40 5.7.1 Profil Penggunaan Antibiotika Profilaksis ............................ 40 5.7.2 Profil Penggunaan Antibiotika Profilaksis Tunggal ............. 41 5.7.3 Terapi yang Diberikan Pada Pasien Fraktur Terbuka ........... 42
xi
5.8 Lama Rawat Inap Pasien Fraktur Terbuka ................................... 43 5.9 Kondisi Keluar Rumah Sakit (KRS) Pasien Fraktur Terbuka ...... 43 BAB VI PEMBAHASAN................................................................................. 44 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 53 7.1 Kesimpulan ................................................................................... 53 7.2 Saran ............................................................................................. 53 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 54
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
II.1 Rekomendasi antibiotika profilaksis pada bedah untuk mencegah ILO (Infeksi Luka Operasi) .............................................................................. 18 II.2 Klasifikasi operasi serta rekomendasi antibiotika profilaksis .................. 18 II.3 Klasifikasi operasi .................................................................................... 19 II.4 Pola kuman patogn penyebab infeksi di Ruang Rawat Infeksi RS Fatmawati Jakarta ..................................................................................... 20 II.5 Pola kuman patogen penyebab infeksi di RS. Dr Kariadi Semarang ....... 20 V.1 Jenis Kelamin Pasien Fraktur Terbuka (Open Fracture) ........................... 38 V.2 Usia Pasien Pasien Fraktur Terbuka (Open Fracture) ............................... 38 V.3 Penyebab Pasien Terdiagnosa Fraktur Terbuka (Open Fracture) ............. 39 V.4 Penyakit Penyerta Pasien Fraktur Terbuka (Open Fracture) ..................... 39 V.5 Tingkat Derajat Fraktur Terbuka (Open Fracture) .................................... 40 V.6 Jumlah Operasi Fraktur Terbuka (Open Fracture) .................................... 40 V.7 Profil Penggunaan Antibiotika Profilaksis Pasien Fraktur Terbuka (Open Fracture).................................................................................................... 40 V.8 Profil Penggunaan Antibiotika Profilaksis Tunggal Pasien Fraktur Terbuka yang Menjalani Satu Kali Operasi ............................................................. 41 V.9 Profil Penggunaan Antibiotika Profilaksis Tunggal Pasien Fraktur Terbuka yang Menjalani Dua Kali Operasi ............................................................. 41 V.10 Golongan Terapi yang Diberikan Pada Pasien Fraktur Terbuka (Open Fracture).................................................................................................... 42 V.11 Jenis Obat yang Diberikan Pada Pasien Fraktur Terbuka. ....................... 42 V.12 Lama Rawat Inap Pasien Fraktur Terbuka (Open Fracture) ................... 43 V.13 Kondisi Keluar Rumah Sakit (KRS) Pasien Fraktur Terbuka (Open Fracture).................................................................................................... 43
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Fraktur Terbuka Derajat I ............................................................................. 6 2.2 Fraktur Terbuka Derajat II ........................................................................... 7 2.3 Fraktur Terbuka Derajat III A ....................................................................... 7 2.4 Fraktur Terbuka Derajat III B ....................................................................... 7 2.5 Fraktur Terbuka Derajat III C ....................................................................... 8 2.6 Patofisiologi Fraktur (Patah Tulang) ............................................................ 9 2.7 Struktur cincin -laktam sefalosporin ......................................................... 21 2.8 Penghambatan enzim transpeptidase oleh antibiotika -laktam …… ........ 21 2.9 Perbedaan struktur kimia sefalosporin generasi pertama pada rantai R1 dan R2 ................................................................................................................ 22 2.10 Perbedaan struktur kimia sefalosporin generasi kedua pada rantai R1 dan R2 ............................................................................................................... 23 2.11 Perbedaan struktur kimia sefalosporin generasi ketiga pada rantai R1 dan R2 ............................................................................................................... 23 2.12 Mekanisme kerja antibiotika golongan aminogikosida …… ................... 25 2.13 Mekanisme kerja antibiotika golongan kuinolon …… ............................. 27 2.14 Mekanisme kerja klindamisin sama seperti eritromisin ……................... 28 3.1 Skema Kerangka Konseptual ...................................................................... 32 3.2 Skema Kerangka Operasional ..................................................................... 33 5.1 Skema Inklusi dan Ekslusi Penelitian Pada Pasien Fraktur Terbuka (Open Fracture) ..................................................................................................... 37
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup…………………………… .................................. 58 2. Surat Pernyataan……………………………… ...................................... 59 3. Surat Penghadapan Penelitian .................................................................. 60 4. Keterangan Kelayakan Etik ..................................................................... 61 5. Daftar Nilai Normal Data Laboratorium .................................................. 62 6. Lembar Pengumpul Data Pasien Fraktur Terbuka di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang ............................................................... 63 7. Tabel Induk Pasien Fraktur Terbuka di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar-Malang .............................................................................. 77
xv
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1999. ASHP therapeutic guidelines on antimicrobial prophylaxis in surgery. American Society of Health-System Pharmacists, Inc. Anonim, 2005. Handbook of Antimicrobial Therapy. Edisi ke-17. New York: The Medical Letter, Inc. hal. 98-101. Anonim, 2006. Antibiotic Prophylaxis in Surgery. Department of Surgical Education, Orlando Regional Medical Center. Anonim, 2008. 104 Antibiotic Prophylaxis In Surgery. A National Clinical Guideline. Scottish Intercollegiate Guidelines Network. Elliot House 8-10 Hillside Crescent, Edinburg. Anonim, 2008. Surgical site infection. Prevention and treatment of surgical site infection. National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE). MidCity Place 71 High Holborn. London. Anonim, 2010. Medical Use Manual: Guidline. New York Presbyterian Hospital. Anonim, 2011. Antimicrobial Use Guidelines : University of Wisconsin Hospital and Clinics Pharmacy and Therapeutics Committee Department of Pharmacy Drug Policy Program. UWHC. Anonim, 2013. ISO: Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume 48. PT. ISFI Penerbitan, Jakarta. Anonim, 2013. Recommendations for the Use of Intravenous Antibiotic Prophylaxis in Primary Total Joint Arthoplasty. American Association of Orthopaedic Surgeons, US. Apley, A.Graham and Solomon Louis, 1995. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley. Edisi ke-7, Jakarta: Widya Medika. Bachoura, A., Guitton, T.G., Smith, R.M., Vrahas, M.S., Zurakaowski, D., and Ring, D., 2010. Infirmity and Injury Complexity are Risk Factors for Surgical-site Infection after Operative Fracture Cara. Clin Orthop Relat Res, p. 2621-2630. Bratzler, D.W., and Houck, P.M., 2005. Antimicrobial Prophylaxis for Surgery: An Advisory Statement from the National Surgical Infection Prevention Project. Major Article Clinical Infectious Diseases (CID). No. 189, p. 395-404.
xvi
Bratzler, D.W., Houck, P.M., Richards, C., Steele, L., Dellinger, E.P., Fry, D.E., Wright, C., Ma, A., Carr, K., and Red, L., 2005. Use of Antimicrobial Prophylaxis for Major Surgery (Baseline Results From the National Surgical Infection Prevention Project). Arch Surg, Vol. 140. p. 174-182. Bucholz, R.W., Heckman JD., Court-Brown CM., 2006. Rockwood & Green’s Fractures in Adults, 6th Edition. USA: Maryland Composition, p80-331. Carpenito, L.Jual, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta :EGC. Enzler, M.J., Berbari, E., and Osmon, D.R., 2011. Antimicrobial Prophylaxis in Adults. Symposium On Antimcrobial Therapy. Mayo Clin Proc, Vol. 7.p. 686-701. Fitrah Juni. 2011. Identifikasi Drug Related Problems Pada Pasien Fraktur Terbuka Grade IIIa Yang Diterapi Antiobiotika Dirawat Di Ruang Trauma Centre RSUP DR M Djamil Padang. Universitas Andalas. Padang. Garrison, J.S., 2001. Dasar-Dasar Terapi dan Rehabilitas Fisik. Jakarta : Hipokrates. Gilbert, D.N., Moellering, R.C., and Eliopoulus, G.M., 2010. The Sanford to Antimicrobial Therapy. Hal 177. Gustilo, R.B., Gruninger RP., Tsukayama DT., 1989. Management of open fracture In: Orthopaedic Infection diagnosis and treatment. Philadelphia : W.B.Saunders Co, p.87-117. Huotari, K., and Lyytikainen, O., 2006. Impact of Postdischarge Surveillance on the Rate of Surgical Site Infection After Orthopedic Surgery. Infection Control And Hospital Epidemiology, Vol. 27, No. 12. Katzung, B.G., 2006. Basic And Clinical Pharmacology. Edisi ke-10, San Francisco : McGraw-Lange, section 7. Luchetta, F.A., Bone, L.B., Born, C.T., DeLong, W.G., Hoff, W.S., Mullins, D., Palumbo, F., Pasquale, M.D., 2000. East Practice Management Guidelines Work Group: Practice Management Guidlines For Prophylactic Antibiotic Use In Open Fractures. Department of Surgery. Mangram, A.J., Horan T.C., Pearson M.L., Silver L.C., Jarvis W.R., 1999. Guideline for Prevention of Surgical Site Infection, Centers for Disease Control and Prevention Public Health service US, p.97-129. Mansjoer, A., (2002), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Medica Aescupalius, Jakarta. Munckhof, W., 2005. Antibiotics for surgical prophylaxis. Australian Prescriber, Vol. 28 No. 2. P. 38 – 40.
xvii
Neal, M.J., 2006. At a Glance Farmakologi Medis. Edisi ke-5, Jakarta: Penerbit Erlangga, hal. 80-84. Okike, K., Kocher, M.S., Mehlman, C.T., Heckman, J.D., and Bhandari, M., 2006. Publication Bias In Othropaedic Research : An Analysis of Scientific factors Associated with Publication in The Journal of Bone and Joint Surgery (American Volume). The Journal of Bone and Joint Surgey Inc, Needham, USA, No. 3, p. 593-601. Ostermann, P.A.W., David, S., Henry, S.L., 1995. Local Antibiotic Therapy For Severse Open Fractures. British Editorial Society of Bone and Joint Surgery, Vol. 77 No.1. Petri, W.A., 2006. Antibiotic. In: Brunton, L., Chabner, B., and Knollman, B. Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basic of Therapeutic. Edisi k2-11, New York : McGraw-Hill, chapter 43-45. Price, S.A., and Lorraine, M.W., 1994. Patofisiologi : Konsep Klinis ProsesProses Penyakit. Jakarta : ECG. Reeves, C.J., and Lockhart, R., 2001. Keperawatan Medikal Bedah, Buku I, Jakarta : Selemba Medika. Refdanita, Maksum, R., dan Endang, P., 2004. Pola Kepekaan Kuman Terhadap Antbiotika Di Ruang Rawat Intensif Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Tahun 2001-2002. Makara Kesehatan, Vol. 8 No. 2. p. 41-48. Reidy, D., and Murray, P., 1997.Open fracture and fractures with soft tissue injuries, classification and principle of management. Beaumont Hospital, Dublin. Irish J of Orthopaedic Surgery an Trauma, p. 1-18. Rightmire E., Zurakowski D., and Vrahas, M., 2008. Acute Infections After Fracture Repair: Management With Hardware in Place. The Association of Bone and Joint Surgeons. p. 466-472. Rochanan, A.H., 2003. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Pada Patah Tulang. Undip, Semarang. Salter, R.B., 1999. Treatment for open fractures. In : Textbook of disorders and injuries of the musculoskeletal system. Third ed. Baltimor : The Williams & Wilkins Co. Sjamsuhidayat, de Jong., 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG, hal.959-1083. Smeltzer dan Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart. Jakarta : ECG. Soekardjo, B., Hardjono, S., dan Sondakh, R., 2000. Hubungan Struktur Aktivitas Obat Antibiotika. In: Siswandono, dan Soekardjo, B. Kimia Medisinal, hal.110-153.
xviii
Stevenson, J., Mcnaughton, G., and Riley, J., 2003. The Use Of Prophylactic Flucloxacillin In Treatment Of Open Fractures Of The Distal Phalanx Within An Accident And Emergency Department: A Double-Blind Rondomized Placebo-Controlled Trial. Glasgow Caledonian University, Glasgow, UK, Vol. 28. No. 5, p. 388-394. Wahjono, H., 2007. Peran Mikrobiologi Klinik Pada Penangan Penyakit Infeksi. Semarang : Pidato Pengukuhan. Weinstein, R.A., 1998. Nosocomial Infection Uptade. Chicago, Illinois, USA : Cook Country Hospital & Rush Medical College. Wininger, D.A., and Fass, R.J., 1996. Antibiotic-Impregnated Cement and Beads for Orthopedic Infections. Department of International Medicine, The Ohio State University College of Medicine, Columbus, Ohio. p. 26752679. Anonim, 2007. Hasil Tes Lab Normal. http:www.spiritia.or.id/. Diakses tanggal 17 Januari 2014. Anonim, 2014. Badan Interlijen Negara. http:www.bin.go.id/. Diakses tanggal 2 Juni 2014 Anonim, 2013. Laporan Tahunan Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang. http : www. rsusaifulanwar.jatimprov.go.id/. Diakses tanggal 17 Januari 2014.
xix