PERBEDAAN NILAI-NILAI SOSIAL PADA PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DENGAN PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER NON OLAHRAGA DI SMA NEGERI 3 YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Benny Criya Permana 11601241087
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015
MOTTO “Selalu berusaha bermanfaat untuk orang lain dimana pun dan kapan pun” (Penulis) Mendidik Indonesia adalah tugas semua manusia terdidik di Indonesia” (Penulis)
v
PERSEMBAHAN
Bismillaahirrahmaanirrahiim Karya sederhana ini untuk orang-orang yang berjasa dalam perjalanan hidupku, 1. Bapak Sumadi dan Ibu Suprihatin, dengan kasih sayang dan doa mereka yang selalu membuat saya semangat untuk meraih cita-cita. 2. Dody Hadianto, sebagai kakak yang selalu memberikan arahan dan motivasi 3. Triyoga Ilham Pamungkas, sebagai adik yang menjadikan semangat untuk selalu berbuat baik dalam setiap langkah. Semoga kita semua termasuk orang yang dapat meraih kesuksesan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Aamin. Barakallah.
vi
PERBEDAAN NILAI-NILAI SOSIAL PADA PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DENGAN PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER NON OLAHRAGA DI SMA NEGERI 3 YOGYAKARTA
Oleh: Benny Criya Permana 11601241087
ABSTRAK Penelitian ini dilandasi latar belakang masih ada peserta didik mengikuti ekstrakurikuler olahraga menunjukannilaisosial yang kurangbaik sedangkan ekstrakurikuler non olahraga cenderung menunjukan nilai sosial yang baikdengandisplindalammempersiapkankegiatan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan nilai sosial pada peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahragadenganpeserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif komparatif dan metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Populasi yang digunakan adalah seluruh peserta didik ekstrakurikuler di SMA Negeri 3 Yogyakarta sebanyak 348 peserta didik dan sampel yang digunakan sejumlah 117 peserta didik. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Uji validitas instrumen menggunakan Product moment dengan jumlah soal yang valid adalah 40 dan butir soal yang gugur 3 butir soal. Uji reabilitas instrumen menggunakan rumuas Alpha dari Cronbach sebesar0,917.Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan antara nilai-nilai sosial pada peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dengan peserta didik yang mengikuti eksktrakurikuler non olahraga. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji-t diperoleh t hitung = 2,018 dan t table = 1,980, sehingga t hitung > t table (2,018>1,980 Kata kunci: nilai-nilai sosial, ekstrakurikuler.
vii
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Nilai-nilai Sosial pada Peserta Didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga dengan Peserta didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler Non Olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta” dimaksud untuk mengetahui perbedaan nilai-nilai sosial peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan non olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta. Penyusunan tugas akhir skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya bimbingan, bantuan, dan pengarahan serta kerjasama yang diberikan oleh berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, M.A, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan staff pengajar yang berkualitas di Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Bapak Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S, Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Bapak Drs. Amat Komari, M.Si., Ketua Jurusan POR dan ketua PRODI PJKR Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi kepercayaan dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Indah Prasetyawati T.P.S.,M.Or. selaku pembimbing tugas akhir skripsi yang telah memberi bimbingan dan masukan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
viii
5. Bapak Hedi Ardiyanto Hermawan, M.Or., penasehat akademik yang telah memberi nasehat dan saran sehingga perkuliahan lancar. 6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ilmunya selama kuliah sebagai bekal meraih masa depan gemilang. 7. Bapak dan Ibu Staf Karyawan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi bantuannya. 8. Keluarga besar Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Yogyakarta yang telah memberikan ijin dan bantuan dalam proses pengambilan data. 9. Mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan angkatan 2011 kelas B yang telah menjadi sahabat kuliah. 10. Mahasiswa Lampung Tengah Gibes 2011 yang telah menjadi sahabat terbaik selama proses belajar di Yogyakarta. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir skripsi ini. Menyadari bahwa dalam penyelesaian penelitian ini merupakan usaha yang terbaik telah dilakukan, namun selalu disadari masih banyak kekurangan karenanya kritik, saran, dan sumbangan yang membangun sangat dibutuhkan. Semoga tulisan sederhana ini dapat berarti dan bermanfaat bagi masyarakat, serta pengembangan nilai-nilai sosial melalui ekstrakurikuler di Yogyakarta.
Yogyakarta, Penulis
ix
22April
2015
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ....................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
vi
ABSTRAK ......................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xiv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ B. Identifikasi Masalah ..................................................................... C. Batasan Masalah ............................................................................ D. Rumusan Masalah ........................................................................ 7 E. Tujuan Penelitian .......................................................................... F. Manfaat Hasil Penelitian .............................................................. BAB II. KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori ............................................................................. 1. Hakikat Sosiologi ..................................................................... 2. Hakikat Nilai-nilai Sosial ......................................................... 3. Hakikat Ekstrakurikuler............................................................ B. Penelitian yang Relevan ................................................................ C. Kerangka Berpikir ......................................................................... D. Hipotesis ........................................................................................
x
1 7 7 7 8
9 9 13 18 22 23 25
BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ........................................................................... B. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... C. Definisi Operasional Variabel ....................................................... D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ................... E. Teknik Analisis Data .....................................................................
26 26 29 29 38
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................. 1. Deskripsi Data Penelitian ...................................................... 2. Deskripsi Distribusi Data Penelitian .................................... 3. Uji Prasyarat .......................................................................... 4. Uji Hipotesis ......................................................................... B. Pembahasan ..................................................................................
42 42 42 47 49 50
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................... B. Implikasi Hasil Penelitian ............................................................. C. Keterbatasan Hasil Penelitian ....................................................... D. Saran .............................................................................................
54 54 55 55
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
57
LAMPIRAN ....................................................................................................
59
xi
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Program Ekstrakurikuler di SMA Negeri 3 Yogyakarta .................
21
Tabel 2. Daftar Peserta Didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Yogyakarta .............................................
27
Tabel 3. Jumlah Sampel Penelitian ................................................................
29
Tabel 4.
Kisi-Kisi Instrumen (sebelum uji coba).. ........................................
31
Tabel 5. Pola Skor Alternatif Respon Skala Likert .......................................
32
Tabel 6. Data Hasil Validitas Uji Coba Instrumen.. ......................................
34
Tabel 7. Kisi-kisi Instrumen (setelah uji coba) .............................................
35
Tabel 8. Data Hasil Uji Reabilitas Instrumen ................................................
37
Tabel 9. Norma Penilaian Nilai-nilai Sosial ..................................................
38
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai-nilai Sosial pada Peserta Didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Yogyakarta ........................................................................
43
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Nilai-nilai Sosial pada Peserta Didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler non Olahraga di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Yogyakarta ...............................................................
44
Tabel 12. Perbedaan Rerata Nilai-nilai Sosial pada Peserta Didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga dan Ekstrakurikuler non Olahraga...........................................................................................
46
Tabel 13. Data Hasil Uji Normalitas ...............................................................
48
Tabel 14. Data Hasil Uji Homogenitas ............................................................
49
Tabel 15. Rangkuman Hasil Analisis Uji-t ......................................................
50
xii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.
Diagram Nilai-nilai Sosial Peserta Didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga ............................................................
43
Diagram Nilai-nilai Sosial Peserta Didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler non Olahraga .....................................................
45
Gambar 3. Diagram Perbandingan Nilai-nilai Sosial pada Peserta Didik yang Mengikuti Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga dan Ekstrakurikuler non Olahraga .....................................................
46
Gambar 2.
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Permohonan Expert Judgement........................................
59
Lampiran 2. Surat hasil Expert Judgement ....................................................
61
Lampiran 3. Surat Permohonan Penelitian dari FIK ......................................
63
Lampiran 4. Surat Ijin dari Sekda Provinsi DIY ............................................
64
Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian dari Dinas Kota Yogyakarta .....................
65
Lampiran 6. Surat Keterangan Uji Coba Angket ...........................................
66
Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitian ......................................................
67
Lampiran 8. Angket Uji Coba Nilai-nilai Sosial ............................................
68
Lampiran 9. Tabulasi Data Hasil Uji Coba Angket .......................................
71
Lampiran 10. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen ............................
72
Lampiran 11. Angket Penelitian Nilai-nilai Sosial ..........................................
74
Lampiran 12. Tabulasi Data Penelitian Ekstrakurikuler Olahraga ..................
77
Lampiran 13. Tabulasi Data Penelitian Ekstrakurikuler non Olahraga ...........
78
Lampiran 14. Uji Normalitas dan Homogenitas ..............................................
79
Lampiran 15. Hasil Analisis Uji-t ....................................................................
80
Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian…………………………... ..................
81
Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian…………………………... ..................
81
Lampiran 17. Analisis Data Ekstrakurikuler …………………………...........
83
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup nyata di dunia ini tentu tidak dapat dilepaskan dari kehidupan di masyarakat. Manusia di dunia ini yang dapat hidup sendiri maka akan menjadi fenomena yang luar biasa dalam kehidupan. Hal itu tentu sebagai manusia yang ditakdirkan lahir ditengah masyarakat dituntut untuk dapat berinteraksi dan bermasyarakat dengan baik. Pandai dalam berteori saja tidak cukup, tetapi juga diimbangi dengan prakteknya. Contoh nyata yang dapat dilihat di sekolah adalah ketika perayaan ulang tahun sekolah maka peserta didik yang menjadi panitia pelaksana akan melakukan kerjasama dengan panitia lain atau dengan guru untuk membuat acara sukses. Panitia tidak mungkin melaksanakan kegiatan secara sendirian tanpa bantuan orang lain, karena setiap manusia memerlukan bantuan orang lain. Semakin luas sebuah negara maka akan ada keunggulan dan kekurangan sebuah negara. Indonesia yang begitu luas dan mempunyai culture yang sangat beranekaragam dan unique. Kedua hal itu yang membuat Indonesia mempunyai ciri khas masyarakatnya berbeda dengan bangsa lain. Nilai-nilai asli Indonesia juga tentu beragam salah satunya adalah semangat gotong rotong di Indonesia. Menurut Sumaryanto (2002; 5) nilai direfleksikan dalam tekanan eksplisit pada kemenangan, prestasi pribadi, dan kesuksesan penampilan. Nilai juga dapat dijadikan sebagai pedoman untuk berprilaku di masyarakat. Pedoman itu yang digunakan peserta didik untuk membedakan prilaku baik 1
dan tidak baik. Misalnya dalam kehidupan bermasyarakat setiap individu dinilai orang lain sebagai orang yang baik, jujur, dan ramah. Maka dengan itu dapat djadikan acuan walaupun penilaian setiap orang berbeda-beda. Olahraga semakin hari semakin berkembang dengan semakin majunya perkembangan zaman. Manusia mengikuti dan menyeimbangkan olahraga yang semakin kompleks sesuai dengan kebutuhannya. Olahraga akan dilakukan semua orang dan juga dapat kita jumpai sehari hari di dalam kehidupan bermasyarakat. Olahraga sudah seperti magnet dalam kehidupan yang susah dilepaskan dalam aktivitas sehari–hari manusia. Kelompok masyarakat melakukan olahraga diwaktu luang, dihari libur, maupun di waktu yang sangat sedikit di penatnya kehidupan modern saat ini. Olahraga sudah memasyarakat di Indonesia bahkan insan–insan yang berusaha memajukan olahraga di Indonesia terkadang menyerukan slogan “Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat“. Slogan olahraga itu sudah menjamur di semua kalangan masyarakat saat ini, tidak peduli itu siapa baik presiden, menteri, guru, atau masyarakat biasa. Olahraga bisa digunakan sebagai tempat setiap individu untuk melakukan interaksi sosial bahkan menjadi miniatur kehidupan nyata. Manusia hidup membutuhkan manusia lain dan tidak bisa hidup sendiri di dunia ini. Interaksi selalu dilakukan manusia setiap setiap hari, karena interaksi sosial yang dilakukan dengan terus-menerus maka akan muncul nilai-nilai sosial dalam kehidupan. Menurut Sumaryanto (2002; 49) nilai-nilai positif, khususnya dalam pembentukan sikap setelah melakukan olahraga, 2
harus digunakan sebagai pacuan agar olahraga dapat diselenggarakan dan dilaksanakan secara serius, ajeg, dan berkesinambungan. Nilai-nilai sosial itu akan terbentuk ketika setiap individu melakukan interaksi sosial. Sebenarnya setiap sisi kehidupan dalam hidup manusia memiliki sisi sosial salah satunya adalah nilai-nilai sosial yang dilakukan manusia dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun. Nilai sosial dapat muncul tidak hanya dalam olahraga tetapi juga dalam bidang yang lainnya. Salah satu dalam dunia pendidikan nilai-nilai sosial di Indonesia sedikit mengalami kemunduran karena kualitas interaksi sosial dalam masyarakat berkurang. Hidup manusia dapat lebih baik apabila dapat menyelaraskan kehidupan kemajuan Teknologi Informasi (TI) dan kehidupan sosial dimasyarakat. Salah satu alat yang dimiliki sekolah untuk mengembangkan interaksi sosial didalam masyarakat adalah ekstrakurikuler. Peserta didik dirasa belum cukup hanya belajar mata pelajaran di sekolah. Ektrakurikuler digunakan untuk membekali anak-anak dalam kehidupannya bermasyarakat yang sesungguhnya. Alasan tersebut yang menjadikan ekstrakurikuler sebagai tempat pengembangan diri peserta didik diluar jam sekolah yang masih menjadi bagian sekolah dan termuat dalam kurikulum. Pekembangan anak-anak akan berpengaruh pada kegiatan-kegiatan dalam kehidupan sosialnya. Karakteristik remaja yang masih labil, perkembangan peserta didik dipenguhi oleh faktor dari dalam tubuh dan faktor dari luar tubuh. Kedua faktor itu berdampak pada proses adaptasi dan 3
interaksi sosial di dalam masyarakat. Dapat dilihat saat ini anak-anak lebih cenderung individual terutama di kota-kota besar di Indonesia. Peserta didik yang mampu mengkombinasikan kemampuan dirinya dan menerima faktor dari luar akan menjadi dewasa yang bisa bersosialisasi dengan baik di dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap sekolah pada dasarnya adalah sama tetapi yang membedakan adalah pengelolaan oleh pihak sekolah. Semua sekolah di Indonesia dalam tingkat Sekolah Menengah Atas pada dasarnya tidak mempunyai perbedaan yang signifikan, di SMA Negeri 3 Yogyakarta yang memiliki banyak sekali ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi siswa. Peserta didik di SMA Negeri 3 Yogyakarta ada yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga, ada yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga. Hasil Observasi di SMA Negeri 3 Yogyakarta pada proses PPL yang dilaksanakan pada 2 Juli sampai 17 September 2014. Hasil observasi menemukan ada beberapa hal yang kurang tepat dalam berjalannya ekstrakurikuler tepatnya ekstrakurikuler Olahraga. Terutama masalah waktu, ketika latihan sudah ditetapkan waktunya, tetapi masih ada beberapa siswa yang terlambat. Selain itu, rasa tanggungjawab terhadap ekstrakurikuler kurang maksimal karena masih ada duduk santai, bermain handphone, berbincang-bincang, padahal waktu latihan sudah dimulai. Pada saat akan melakukan pertandingan persahabatan, masih ada beberapa siswa yang menunda keberangkatan sehingga datang terlambat dalam pertandingan.
4
Proses ekstrakurikuler non olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta berjalan cukup baik. Ekstrakurikuler teater contohnya, setiap pulang sekolah peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler teater untuk melakukan persiapan pentas besar. Proses ini dilakukan dengan tepat waktu dan disiplin karena sudah mendekati pementasan. Ekstrakurikuler non olahraga memiliki kegiatan yang lebih banyak karena daripada ekstrakurikuler olahraga sehingga proses interaksi sosial peserta didik lebih sering dilakukan. Jadwal ekstrakurikuler olahraga dilaksanakan dua kali dalam satu minggu dan jadwal latihan ekstrakurikuler non olahraga dilaksanakan dua kali dalam satu minggu. Latihan ekstrakurikuler olahraga dan non olahraga bisa dilaksanakan setiap hari ketika mendekati
kegiatan.
Latihan pada
ekstrakurikuler non olahraga dilaksanakan pukul 15.00-17.00 WIB di lingkungan sekolah. Ekstrakurikuler futsal yang dilatih oleh Gigih Nenaz Naszala dilaksankan pada hari Rabu, dan Sabtu pukul 15.30 -17.30 WIB. Basket dilaksanakan yang dilatih oleh Yusuf Septiono pada hari Selasa dan Kamis, pukul 15.30-17.30 WIB. Bulutangkis dilatih oleh Heru Adi Prasetyanta dan tenis meja dilatih oleh Kasno yang dilaksankan pada hari Jumat dan Sabtu pukul 15.30-17.30 WIB. Perisai diri dilaksanakan dilatih Agung Prasojo pada hari Kamis dan Sabtu pukul 15.30-17.30 WIB di lingkungan sekolah. Ekstrakurikuler non olahraga terdiri dari ambalan, aeromodeling didampingi oleh Sumarwoto, pramuka didampingi oleh Dimas Aji dan Sandra Azizah, bhayangkara padmanaba didampingi oleh Bayu Setiawan dan 5
Muhammad Revi, bahasa jerman dengan pendamping Fajar Ikhsan Nugroho, padmanaba debate society didampimgi oleh Rayhan Fahrudin, biola didampimgi oleh Rien Damayanti, dance padmanaba didampingi oleh Megasari, english club didampingi oleh Rayhan Fahrudin, KIR didampingi oleh Jodi Budi Santosa, karawitan didampingi oleh Hanung Jauhari, PJRC didampingi oleh Gatot Laksamana, pencinta alam didampingi oleh Ismail Gani, majalah sekolah didampingi oleh Amel Bagaskara, paduan suara didampingi oleh Syarafina Dipta Putranti, teater jubah macan yang didampingi oleh Virnanda Syafira, dan tari didampingi oleh Megasari. Olahraga sendiri yang digambarkan proses interaksi sosial yang kompleks. Interaksi sosial itu yang akan memunculkan nilai-nilai sosial yang akan menjadi panutan generasi selanjutnya. Setiap peserta didik akan mengalami proses interaksi sosial untuk mendapatkan nilai-nilai sosial dalam kehidupan. Nilai-nilai sosial akan membantu peserta didik dalam melewati kehidupan bermasyarakat. Olahraga adalah alat untuk membangun karakter dan mengembangkan nilai-nilai sosial dalam kehidupan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah-masalah yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Masih ada beberapa siswa yang datang terlambat latihan, sehingga latihan tetap dimulai sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
6
2. Kegiatan yang dilakukan ekstrakurikuler non olahraga lebih banyak sehingga peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga lebih sering melakukan interaksi sosial. 3. Belum diketahuinya perbedaan nilai-nilai sosial peserta didik yag mengikuti ektsrakurikuler olahraga dengan mengikuti ekstrakurikuler non olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan untuk menghindari terjadinya penafsiran yang berbeda-beda serta keterbatasan kemampuan dalam penelitian maka permasalahan yang akan diteliti adalah belum diketahuinya perbedaan nilai-nilai sosial pada peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dengan peserta didik mengikuti ekstrakurikuler non olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah pada penelitian ini agar dapat terarah pada sasaran penelitian maka peneliti perlu merumuskan permasalahanya. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “adakah perbedaan nilai-nilai sosial pada peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dengan peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta?”. E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan nilai-nilai sosial pada peserta didik yang mengikuti
7
ekstrakurikuler olahraga dengan peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta. F. Manfaat Penelitian Berdasarlan lingkup dari permasalahan yang diteliti, penelitian ini diharapakan mempunyai manfaat sebagai berikut : 1.
Teoritis a.
Akademis,
sebagai
bahan
acuan
atau
referensi
untuk
mengembangkan penelitian selanjutnya. b.
Sebagai acuan bagi guru pendidikan jasmani untuk mengembangkan proses pendampingan ekstrakurikuler.
2.
Praktis a.
Guru pendidikan jasmani harus mampu mengetahui karakteristik siswa dan bisa mendampingi ekstrakurikuler suapaya nilai-nilai sosial didalam pembelajaran menjadi lebih baik.
b.
Peserta didik yang mengikuti ektrakurikuler dapat meningkatkan dan mengembangkan sikap sosial, interaksi sosial, dan nilai sosial.
c.
Sebagai masukan untuk sekolah agar lebih memperhatikan ekstrakurikuler di SMA Negeri 3 Yogyakarta
d.
Pengetahuan tentang nilai-nilai sosial dalam ekstrakurikuler akan membatu proses pendidikan moral dan sosial bagi seluruh peserta didik.
8
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.
Hakikat Sosiologi Menurut Supardi (2011: 80-81) sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Hubungan di dalam masyarakat dapat berupa hubungan yang positif dan juga negatif. Sosiologi dapat dijadikan alat untuk memahami hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok di dalam masyarakat. Sosiologi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk memecahkan masalah-masalah sosial dalam kehidupan. Selain itu dijelaskan dalam Soerjono Soekanto (2012: 19) sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta di masyarakat. Fakta-fakta yang dapat dipergunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan masyarakat, tetapi sosiologi juga bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan. Sosiologi mempunyai peran membantu menemukan solusi setelah munculnya masalah dalam kehidupan bermasyakat. Masyarakat banyak yang belum sadar bahwa yang dilakukan sehari-hari adalah bagian dari sosiologi. Dalam penjelasannya Danny Haryanto dan Edwi Nugrohadi (2011: 4) sosiologi adalah studi tentang kehidupan sosial manusia. Kehidupan sosial manusia sangat luas, sosiologi banyak mempunyai sub kajian. Mulai dari analisis percakapan antara individu dengan individu lain hingga teori pembangunan. Sosiologi bertujuan untuk memahami proses 9
kehidupan masyarakat itu berlangsung. Kehidupan masyarakat sangatlah luas tidak hanya interaksi sosial atau sikap sosial tetapi masih ada banyak hal yang tidak bisa lepas dari sosiologi misalnya, nilai dan norma sosial dalam masyarakat. Pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari semua bagian atau semua proses kegiatan di dalam masyarakat atau lebih baiknya disebut ilmu masyarakat. Proses di dalam masyarakat menjadi objek dan contoh nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan ini. Sosiologi memiliki bagian-bagian dalam proses pelaksanaanya di dalam masyarakat, yaitu : a.
Sikap Sosial Menurut Zaim Elmubarok (2009: 47) sikap adalah suatu bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan petensial hasil dari interaksi sosial. Interaksi ini dalam bentuk kognitif, efektif dan konatif yang saling memiliki reaksi dalam memahami, merasakan, dan berprilaku terhadap suatu objek. Sikap dalam berprilaku yang akan menentukan nilai berprilaku seseorang. Menurut Gerungan (1988: 151) sikap sosial menyebabkan terjadinya tingkah laku yang khas dan berulang-ulang terhadap objek sosial, dan oleh karena itu maka sikap sosial turut merupakan faktor penggerak di dalam pribadi individu untuk bertingkah laku secara tertentu sehingga sikap sosial dan sikap pada umumnya itu mempunyai sifat-sifat dinamis yang sama seperti sifat motif dan 10
motivasi. Sikap sosial ini yang akan menentukan posisi individu di dalam masyarakat. Individu yang mempunyai sikap sosial yang baik maka mudah diterima di dalam masyakat dan sebaliknya. Sumaryanto (2002: 42) menjelaskan bahwa pada hakikatnya kekuatan manusia tidak hanya semata-mata terletak dalam kemampuan fisik atau jiwanya saja, melainkan kekuatan manusia juga terletak dalam kemampuan bekerja sama dengan manusia lainnya. Adanya kepala sekolah yang mampu membawa sekolah mendapat prestasi tentunya tidak lepas adanya guru yang mendampingi peserta didik dalam proses belajar. Pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sikap sosial adalah tingkah laku setiap manusia di dalam masyarakat untuk mendapatkan penilain oleh orang lain. Penilaian itu yang akan digunakan oleh anggota masyarakat dalam menentukan setiap manusia pantas atau tidak di dalam masyarakat. b. Interaksi Sosial Hidup manusia tidak bisa terlepas dari bantuan orang lain karena manusia bagian dari masyarakat. Menurut Danny Haryanto dan Edwi Nugrohadi (2011: 214) mengungkapkan bahwa bentuk utama proses sosial adalah interaksi sosial. Bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial, maka interaksi sosial dinamankan proses sosial itu sendiri. interaksi sosial adalah
syarat
utama
terjadinya 11
kegiatan-kegiatan
sosial
di
masyarakat. Masyarakat tentu mendapatkan dampak yang baik dan buruk ketika terjadi proses interaksi sosial. Sebagai contoh seorang kepala sekolah tidak bisa memimpin dengan maksimal apabila kepala sekolah tidak melakukan interaksi sosial dengan guru mata pelajaran, siswa, atau karyawan sekolah. Tentu interaksi sosial sangat penting dalam tantanan bermasyarakat tidak hanya saat ini tetapi sejak dahulu proses ini sudah dilaksanakan. Interaksi sosial adalah dasar kehidupan bermasyarakt dimana saja tetapi dengan cara yang berbeda. Menurut Soerjono Soekanto (2012: 62) mengatakan bahwa interkasi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antar kelompok maupun antara individu dengan kelompok. Menurut Supardi (2011: 89) interaksi sosial adalah bentukbentuk aktivitas individu untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam arti lain, interaksi sosial adalah hubungan dan pengaruh timbal-balik seluruh bagian masyarakat baik individu maupun kelompok. Terjadinya beberapa masalah sosial tidak lepas dari adanya interaksi sosial. Pendapat dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sebuah interaksi sosial adalah proses sosial yang dilakukan setiap manusia dalam kehidupan masyarakat baik dilakukan antara individu dangan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dangan kelompok. Sebagi contoh umum interaksi sosial dalam 12
masyarakat adalah berbicara, bekerja sama, gotong rotong tetapi ada proses sosial dalam bentuk persaingan dan pertentangan. Tujuan utama dilakukan proses ini adalah melakukan perubaha-perubahan dalam kehidupan supaya lebih baik. c.
Nilai-nilai Sosial Setiap berinteraksi sehari-hari dalam kehidupan masyarakat setiap individu akan melakukan penilaian baik untuk diri sendiri mauapun untuk orang lain. Menurut Nursal Luth dan Daniel Fernandez (2001: 69) nilai (value) adalah perasaan-perasaan tentang apa yang diinginkan yang mempengaruhi prilaku sosial dan orang yang memiliki orang itu. Nilai lebih untuk disukai atau tidak disukai bukan masalah benar atau salah. Pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai sosial adalah hasil dari proses interaksi sosial yang mendapat pendapat dari masyarakat tentang baik dan buruk. Tujuan nilai-nilai sosial ini adalah sebagi pedoman berprilaku setiap manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai sosial berbeda setiap masyarakat karena mempunyai budaya yang berbeda dalam kehidupan bermasyarakat.
2.
Hakikat Nilai-Nilai Sosial a.
Pengertian nilai-nilai sosial Menurut Idianto Muin (2006: 49) Nilai sosial adalah kualitas prilaku, pikiran, dan karakter yang dianggab masyarakat baik dan benar, hasilnya diinginkan, dan patut ditiru oleh orang lain. Sebagai contoh, orang menanggab menolong memiliki nilai-nilai baik, 13
sedangkan mencuri bernilai buruk. Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut oleh Wood dalam Idianto Muin (2006: 49) yaitu: Woods mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai. Contoh, masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih menyukai persaingan karena dalam persaingan akan muncul pembaharuan-pembaharuan. Sementara pada masyarakat tradisional lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam persaingan akan mengganggu keharmonisan dan tradisi yang turun-temurun. Menurut Basrowi (2005: 83) dijelaskan bahwa nilai-nilai sosial seseorang atau kelompok secara langsung dapat mempengaruhi aktivitasnya sehari-hari. Pengaruhnya adalah proses penyesuaian diri di dalam masyarakat karena nilai-nilai sosial akan menentukan tinggi dan rendahnya seseorang di dalam masyarakat. Nilai-nilai sosial ini yang akan menetukan seseorang dalam menentukan perannya di masyarakat. Menurut Rohmat Mulyana (2011: 34) nilai sosial yang paling ideal adalah nilai yang dapat dicapai dalam hubungan interpersonal atau hubungan antar individu. Masalahnya adalah setiap manusia harus bisa memahami orang lain disetiap sisi kehidupan. Sebaliknya, jika manusia tidak memiliki perasaan sayang atau pemahaman terhadap sesamanya, maka secara mental tidak sehat.
14
Pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa nilai sosial adalah nilai yang lahir dari kebutuhan kelompok sosial. Kebutuhan ini muncul untuk mengendalikan beragam kemauan warganya yang senantiasa berubah dalam berbagai situasi. Suatu masyarakat dapat menilai baik dan buruk jika sudah ada pedoman dalam berprilaku. Nilai sosial yang terbukti langgeng akan menjadi sistem nilai budaya. Proses ini membutuhkan waktu yang lama dan digunakan oleh setiap generasi masyarakat. b. Klasifikasi nilai-nilai Sosial Menurut Notonegoro dalam Idianto Muin (2006: 49) nilai-nilai sosial dapat di klasifikasikan sebagai berikut: 1) Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia atau benda-benda nyata yang dapat dimanfaatkan sebagai kebutuhan fisik manusia. 2) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia agar dapat melakukan aktivitas atau kegiatan dalam kehidupannya. 3) Nilai rohani, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi pemenuhan kebutuhan rohani (spiritual) manusia yang dapat bersifat universal. Nilai rohani dibedakan menjadi: a) Nilai kebenaran dan nilai empiris, yaitu nilai yang bersumber dari proses berpikir teratur menggunakan akal manusia dan ikut dengan fakta-fakta yang telah menjadi (logika, rasio). b) Nilai keindahan, yaitu nilai-nilai yang bersumber dari unsur rasa manusia (perasaan dan estetika). c) Nilai moral, yaitu nilai sosial yang berkenaan dengan kebaikan dan keburukan, bersumber dari kehendak atau kemauan (karsa dan etika). d) Nilai religius, yaitu nilai ketuhanan yang berisi kenyakinan/kepercayaan manusia terhadap Tuhan Yang maha Esa Menurut Kun Maryati dan Juju Suryawati (2006: 39) beberapa ahli juga membagi nilai sosial atas nilai immateial dan nilai material. Nilai immateril terdiri dari ideologi, gagasan, dan nilai religi. Kemudian dalam nilai material terdiri dari nilai kegunaan dan nilai kenikmatan. 15
Nilai dasar atau vital merupakan sesuatu atau nilai-nilai kehidupan yang telah dimurnikan dan dipadatkan dalam lima dasar atau lima sila. Jadi, Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sejak lama. Atau, Pancasila disebut juga sebagai falsafah hidup. Nilai-nilai tersebut tidak lain adalah sebagai berikut. Nilai dan jiwa Ketuhanan-keagamaan, nilai dan jiwa kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai dan jiwa persatuan, nilai dan jiwa kerakyatan-demokrasi, nilai dan jiwa berkeadilan sosial (Rochimudin, 2013) c.
Peran Nilai-nilai Sosial Menurut Idianto Muin (2006: 53) nilai-nilai sosial memiliki peran yang penting dalam kehidupan bermasyarakat karena nilai merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. Peran nilai-nilai sosial di masyarakat sebagai berikut.
1) Alat untuk menentukan harga sosial, kelas sosial seseorang dalam struktur stratifikasi sosial, misalnya kelompok ekonomi kaya, kelompok masyarakat menengah dan kelompok masyarakat kelas rendah. 2) Mengarahkan masyarakat untuk berpikir dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat (berperilaku pantas atau sewajarnya).
16
3) Memotivasi dan memberi semangat pada manusia untuk mewujudkan dirinya dalam perilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh peran-perannya dalam mencapai tujuan. 4) Alat solidaritas atau mendorong masyarakat untuk saling bekerja sama untuk mencapai sesuatu yang tidak dapat dicapai sendiri. 5) Pengawas, pembatas, pendorong dan penekan individu untuk selalu berbuat baik. Menurut Suryobroto dalam Sumaryanto (2002: 48) mengatakan bahwa olahraga memberikan ruang kepada setiap pelakunya untuk mengembangkan nilai-nilai sosial. Olahraga dapat dilakukan oleh siapapun tanpa melihat latar belakang kebudayaan sosial atau ideologi didalam masyarakat. Menurut Sardjono dalam Sumaryanto (2002: 49) Olahraga dapat memberikan banyak manfaat dalam mengembangkan nilai-nilai kesosialan. Nilai-nilai positif, khususnya dalam pembentukan mental, olahraga bisa dapat digunakan untuk patokan dalam mengembangkan nilai-nilai sosial melalui olahraga. Pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai di dalam masyarakat akan selalu berkembang dan mengikuti perkembangan zaman. Perubahan nilai dalam banyak hal akan mempengaruhi perubahan kehidupan sosial di masyarakat. Nilai-nilai sosial akan memiliki peran yang cukup besar dalam menentukan prilaku manusia. Selain itu, nilai-nilai sosial akan digunakan masyarakat untuk menilai tingkah laku setiap anggota masyarakat. 17
3.
Hakikat Ekstrakurikuler a.
Pengertian Ekstrakurikuler Dalam sebuah pendidikan kegiatan sekolah terdiri dari intrakurikuler,
kokurikuler,
dan
ekstrakurikuler.
Kegiatan
ekstrakurikuler adalah bagian dari sekolah yang dijadikan tempat untuk peserta didik mengembangkan bakat dan minatnya. Menurut Asep Herry Hernawan (2013: 4) kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk manusia yang seutuhnya sesuai dengan pendidikan nasional. Ekstrakurikuler digunakan untuk memperluas pengetahuan peserta didik. Ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasinya tidak dicantumkan dikurikulum. Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan perkembangan peserta didik yang berbeda; seperti perbedaan sense akan nilai moral dan sikap, kemampuan, dan kreativitas. Melalui partisipasi peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, serta menemukan dan mengembangkan potensin dalam diri setiap individu. Kegiatan ekstrakurikuler juga memberikan manfaat sosial yang besar (Permendikbud,2013:10) Menurut Direktorat Pembina SMA (2010: 76) Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta 18
didik sesuai ndengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan
atau
tenaga
kependidikan
yang
berkemampuan
dan
berkewenangan di sekolah/madrasah Menurut Direktorat Pembina SMA (2010: 76) Fungsi kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas pengembangan, sosial, rekreasi, persiapan karier yang dalam pelaksanaanya harus memenuhi beberapa prinsip, yaitu individual, pilihan, keterlibatan aktif, menyenangkan, etos kerja, kemanfaatan sosial. Fungsi sosial dari ekstrakrikuler Fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan
ekstrakurikuler
berfungsi
untuk
mengembangkan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. Kompetensi sosial dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktek keterampilan sosial,dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial (Permendikbud,2013:14). Peserta didik membutuhkan keterlibatan langsung dalam cara, kondisi, dan peristiwa pendidikan di luar jam tatap muka di kelas. Pengalaman ini yang akan membantu proses pendidikan nilai-nilai sosial melalui kegiatan yang sering disebut ekstrakurikuler (Rohmat Mulyana,2011:214). Penjelasan para ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrakurikuler adalah tempat belajarnya peserta didik diluar jam 19
belajar sekolah dengan minat dan bakat yang dimiliki masingmasing. Selain itu, juga alat untuk menambah nilai dalam rapor dan nilai yang akan menjadi bekal dalam kehidupan di masyarakat nanti. Selain
itu,
ekstrakurikuler
dapat
dijadikan
tempat
untuk
bersosialisasi dan berinteraksi secara langsung dan rutin karena ada beberapa ekstrakurikuler yang terprogram b. Ekstrakurikuler di SMA Negeri 3 Yogyakarta SMA Negeri 3 Yogyakarta yang letaknya cukup strategis ini beralamat di Jalan Yos Sudarso no. 7 Kotabaru, Yogyakarta. Terdapat juga perpustakaan daerah Yogyakarta di dekat SMA Negeri 3 Yogyakarta ini. Salah satu sekolah terbaik di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan sejarah dan prestasinya tidak diragukan lagi. SMA Negeri 3 Yogykarta biasanya disebut Padmanaba yang artinya teratai merah. Pembagian waktu yang baik menjadi tugas setiap peserta didik dalam pelaksanaan ekstrakurikuler di sekolah. Ekstrakurikuler di SMA Negeri 3 Yogyakarta juga menjadi tempat peserta didik untuk berdiskusi berbagai hal, ekstrakurikuler di SMA Negeri 3 Yogyakarta terdiri dari :
20
Tabel 1. Program Ekstrakurikuler di SMA Negeri 3 Yogyakarta
c.
No 1
Ekstrakurikuler Ambalan
No 13
2 3 4
14 15 16
5 6 7 8 9 10 11
Aeromodelling Pramuka Padmanaba Basketball Team Badminton Padmanaba Bhayangkara Padmanaba Bahasa Jerman Padmanaba Debate Society Biola Dance Padmanaba EC
12
Padz Futsal
24
17 18 19 20 21 22 23
Ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja Karawitan PJRC Perisai Diri Tenis Meja Pencita Alam Majalah Sekolah Paduan Suara Teater Jubah Macan Tenis Meja Padmanaba Basketball team Tari
Karateristik Peserta didik Anak-anak sekolah menengah atas dikategorikan kedalam anakanak remaja (12-21 tahun). Masa remaja terletak diantara masa anakanak dan dewasa. Menurut Muhammad Ali dan Muhammad Asrori (2004: 18) remaja umumnya memiliki rasaingin tahu yang tinggi sehingga seringkali ingin mencoba-coba, menghayal, dan merasa gelisah,
serta
berani
melakukan
pertentangan
jika
dirinya
disepelekan atau “tidak dianggap”. Tidak sebatas itu remaja juga mempunyai ciri khas didalam berkehidupan di lingkungan masyarakat. Lingkungan merupakan alat pembentuk karakter remaja selain keluarga tentunya. Dua hal 21
tersebut tidak dapat dipisahkan jika ingin memiliki remaja yang berguna untuk negara. Menurut Desmita (2009: 37) masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik penting yaitu : 1) Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya. 2) Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. 3) Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakan secara efektif. 4) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. 5) Memilih dan mempersiapkan karier dimasa depan sesuai dengan minat dan kemampuanya. 6) Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak 7) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagi warga negara. 8) Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial. 9) Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku. Pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa remaja adalah masa memperoleh kepribadian diri yang sesungguhnya dengan tantangan dari dalam diri dan lingkungan. Individu mulai memilih proses interaksi sosial yang cocok dengan dirinya dengan tujuan dapat mendapatkan nilai-nilai sosial yang bisa digunkan pada masa depan setiap individu. B. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Fitra Dodi Sukoco (2011) yang berjudul perbedaan sikap sosial siswa kelas kelas olahraga dan siswa kelas reguler di SMP Negeri 1 Playen. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan sikap sosial siswa kelas olahraga dan siswa kelas reguler di SMP Negeri 1 Playen. Design penelitian ini adalah penelitian komparatif. Hasil penelitian 22
ini adalah t hitung>t tabel (2,716>2,063) dan p<0,05 (0,037<0,05), maka dari itu ada perbedaan antara sikap sosial siswa kelas olahraga dan siswa kelas reguler di SMP Negeri 1 Playen. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Bagas Sakti Pratama (2012) yang berjudul perbedaan sikap sosial antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga an siswa yang tidak mengikuti ektrakurikuler olahraga di SMP Negeri 3 Sentolo. Populasi yang digunakan adalah siswa kelas VII dan VIII dan populasi 100 siswa yang aktif dalam ekstrakurikuler olahraga dan bukan olaharaga. Hasil dari penelitian ini adalah t hitung>t tabel (8,690>2,021) dan p<0,05 (0,00<0,05). Ini menunjukan bahwa trdapat perbedaan antara sikap sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMP Negeri 3 Sentolo. C. Kerangka Berpikir Nilai-nilai sosial ada disetiap sisi kehidupan dari kehidupan masyarakat yang sesungguhnya maupun dalam proses belajar di sekolah. Nilai-nilai sosial ini timbul karena adanya interaksi sosial setiap manusia dalam kehidupan sehari-hari. Olahraga adalah salah satu alat yang bisa digunakan untuk mengembangkan nilai-nilai sosial walaupun tidak selalu benar bahwa olahraga menanamkan nilai-nilai sosial yang baik. Olahraga bisa dilakukan di sekolah karena sekolah mempunyai alat pengembang peserta didik diluar jam pelajaran yaitu ekstrakurikuler.
23
Setiap anggota masyarakat tentu memiliki harapan bahwa olahraga dapat membentuk karakter dan membuat hubungan baik antat individu. Sekolah juga mengharapkan dengan adanya ekstrakurikuler olahraga tentu dapat menanamkan nilai-nilai sosial yang baik di sekolah pada khususnya. Ekstrakurikuler adalah salah satu jalan pengembangan bakat dan minat anakanak selain mata pelajaran. SMA Negeri 3 Yogyakarta mempunyai ekstrakurikuler yang beraneka ragam, baik yang olahraga maupun yang non olahraga. Perbedaanya yang terlihat adalah hasil proses penanaman nilai-nilai sosial dalam setiap ekstrakurikuler bisa berhasil atau kurang berhasil. Proses interaksi sosial di SMA Negeri 3 Yogyakarta dalam ekstrakurikuler olahraga berjalan kurang maksimal misalkan masih ada yang datang terlambat saat latihan. Hal ini bisa disebabkan faktor dari dalam dan dari luar peserta didik. Peserta didik yang aktif dalam olahraga walaupun hanya dalam ekstrakurikuler olahraga di sekolah akan memiliki perbedaan nilai-nilai sosial dengan anak yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga. Salah satu solusi yang bisa ditanamkan adalah memulai proses latihan tepat waktu walau hanya ada 4 atau 5 siswa. Kedisiplinan yang ditanamkan akan membuat anggota ekstrakurikuler mengerti bahwa kedisiplinan itu penting. Selain itu, membangun kembali komitmen semua peserta didik dengan memberikan motivasi dan diberikan arahan tentang pengaturan waktu yang baik.
24
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori di atas dan kerangka berpikir maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut “ ada perbedaan nilai-nilai sosial pada peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan non olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta”.
25
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Deskriftif Komparatif dengan metode survei. Menurut Ulber Silalahi (2012: 35) penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan dua gejala atau lebih. Penelitian ini termasuk penelitian komparatif deskriptif dengan membandingkan variabel yang sama dengan sampel yang berbeda. Penelitian ini akan mengetahui perbedaan nilai-nilai sosial peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler dan tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1.
Populasi Penelitian Menurut Sugiyono (2013: 80) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler di SMA Negeri 3 Yogyakarta yang berjumlah 348 peserta didik.
26
Tabel 2. Daftar Peserta Didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler SMA Negeri 3 Yogyakarta No
Ekstrakurikuler
1
Olahraga
2
Non Olahraga
Futsal Basket Tenis Meja Badminton Perisai Diri Teater KIR English Club Bhayangkara Paduan Suara PJRC Aeromodeling Bahasa Jerman Pencinta Alam
Jumlah 2.
Jumlah 20 18 7 5 30 73 22 13 63 18 21 24 15 19 348
Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2013: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 182) proportional sampel adalah pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian karena dalam strata atau dalam wilayah banyaknya subjek tidak sama. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai unsur yang tidak homogen. Pengambilan sampel dari setiap strata atau wilayah ditentukan sebanding dengan jumlah populasi di setiap strata atau wilayah. Penentuan besar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin. 27
n= keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi E = taraf kesalahan (10%) (Ali Maksum, 2012: 63) Rumus Slovin di atas digunakan untuk menghitung populasi peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga sebanyak 80 dan mengikuti ektrakurikuler bukan olahraga sebanyak 268. Rumus Slovin digunakan sebagai berikut: a. Mengikuti ekstrakurikuler olahraga
n= = = = 44 b. Mengikuti ekstrakurikuler olahraga
n= = = = 73
28
Tabel 3. Jumlah Sampel Penelitian No
Sampel Penelitian
Jumlah
Sampel
1
Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga
80
44
2
Mengikuti Ektrakurikuler bukan Olahraga
268
73
348
117
Jumlah
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu nilai-nilai sosial peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan nilai-nilai sosial yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga. Nilai sosial adalah skor yang diperoleh dari dari proses pengumpulan data dari kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga. Nilai sosial ini digunakan peserta didik untuk melakukan sosialisasi di sekolah dan di masyarkat. Kedua variabel dalam penelitian ini diukur menggunakan angket. Nilainilai sosial dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi tiga indikator yaitu nilai material, nilai vital, dan nilai kerohanian. Sub indikator nilai material adalah nilai kegunaan, nilai kenikmatan. Sub indikator nilai vital adalah nilai keagamaan, nilai kemanusiaan yang adil yang beradabab, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan demokrasi, dan nilai jiwa keadilan sosial. Sub indikator nilai kerohanian adalah nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai moral, dan nilai religius. D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1.
Instrumen Penelitian Untuk melakukan pengumpulan data maka diperlukan instrumen. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa angket. Menurut 29
Suharsimi Arikunto (2006: 151) angket adalah sebuah pernyataan yang tertulis yang digunakan untuk mengumpulkan data responden mengenai hal-hal pribadinya. Angket dalam penelitian ini terdiri dari variabel yang dijabarkan melalui indikator, sub indikator, pernyataan. Butir-butir pernyataan ini adalah gambaran nilai-nilai sosial peserta didik. Menurut Sutrisno Hadi (1991: 79) ada tiga langkah pokok yang harus diperhatikan dalam menyusun instrumen. Langkah pertama adalah mendefinisikan konstrak berarti membatasi perubahan atau variabel yang akan diteliti. Konstrak dalam penelitian merupakan suatu tahapan yang bertujuan memberikan batasan dari arti konstrak yang akan diteliti, dengan demikian nantinya tidak akan terjadi penyimpangan terhadap tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Langkah ke dua adalah menyidik faktor variabel nilai-nilai sosial peserta didik ekstrakurikuler olahraga dan nilai-nilai sosial peserta didik ekstrakurikuler non olaharaga di SMA Negeri 3 Yogyakarta maka dijabarkan dari faktor-faktor yang dapat diukur. Faktor tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun instrumen bagian pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden (siswa) . Langkah ketiga adalah menyusun butir pertanyaan berdasarkan faktor yang menyusun konstrak. Butir pertanyaan harus merupakan penjabaran dari isi faktor. Butir pernyataan harus merupakan penjabaran dari isi faktor-faktor yang telah diuraikan di atas, kemudian dijabarkan
30
menjadi indikator-indikator yang ada disusun butir-butir soal yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan faktor tersebut. a.
Langkah Penyusunan Angket Setelah indikator disusun dalam kisi-kisi angket di atas, selanjutnya kisi-kisi tersebut dijadikan acuan untuk menyusun pernyataan yang disebarkan dalam bentuk angket. Menurut Ulber Silalahi (2012: 229) dalam penelitian sosial, skala Likert sebagai teknik pengskalaan banyak digunkan terutama untuk mengukur sikap, pendapat, atau persepsi seseorang. Penyusunan kisi-kisi angket dirumuskan dari variabel menjadi indikator
nilai-nilai sosial. Tujuan penyusunan kisi-kisi angket
adalah untuk memudahkan dalam penyusunan dalam penelitian. Kisi-kisi angket tertera pada tabel 4. Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Nilai-nilai Sosial Variabel
Indikator Nilai Material
Perbedaan nilai-nilai sosial pada peserta didik yang mengikuti dan tidak mengikuti ektrakurikuler olahraga
Nilai Vital
Nilai kerohanian
Sub Indikator a. nilai kegunaan b. nilai kenikmatan a. nilai keagamaan b. nilai kemanusiaan yang adil yang beradab c. nilai persatuuan d. nilai kerakyatan dan demokrasi e. nilai jiwa keadilan sosial a. nilai kebenaran b. nilai keindahan c. nilai moral d. nilai religius Jumlah total 31
Item +
-
Jumlah
1,2,3 5,6,7 8,9,10 12,13,14
4 11 15
4 3 4 4
16,17,18 20,21,22
19 23
4 4
24,25,
26
3
27,28,29 31,32,33 35,36,37,38 40,41,42
30 34 39 43
4 4 5 4 43
Menurut Sugiyono (2013: 93) setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata : 1) Sangat Setuju (SS) 2) Setuju (S) 3) Tidak Setuju (TS) 4) Sangat Tidak Setuju (STS) Setiap pertanyaan dalam angket mempunyai empat alternatif jawaban sebagai berikut: Tabel 5. Pola Skor Alternatif Respon Skala Likert Arah dari Pernyataan Positif Negatif
SS 4 1
S 3 2
TS 2 3
STS 1 4
b. Uji Coba Instrumen Instrumen yang sudah jadi tidak langsung digunakan untuk pengambilan data. Instrumen dikonsultasikan dengan ahli yaitu Fathan Nurcahyo dan Ahmad Rithaudin sebagai Expert Jugmenent dan diuji cobakan untuk mendapatkan instrumen yang dapat dipertanggungjawabkan. Uji coba instrumen dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reabilitas instrumen yang berupa angket. Uji coba ini dilakukan untuk memperoleh informasi atau data yang dapat dipercaya. Uji angket ini diberikan kepada peserta 32
didik mengikuti dan tidak mengikuti ektrakurikuler olahraga di SMA Negeri 6 Yogyakarta. Uji angket ini dilaksanakan 4-6 Maret 2015 pukul 09.00-10.00. Uji coba angket ini dilakukan di SMA Negeri 6 Yogayakarta dengan pertimbangan sebagi berikut: 1) Terletak di dalam 1 Kodya Madya Yogyakarta 2) Memiliki peringkat sekolah yang tidak terlalu jauh di Kota Yogyakarta 3) Letak sekolah yang berdekatan Angket ini diujikan kepada 40 Sampel yang diambilkan dari peserta didik yang mengikuti dan tidak mengikuti ektrakurikuler olahraga di SMA Negeri 6 Yogyakarta. 1) Uji Validitas Instrumen Sebuah
instrumen
apabila
instrumen
tersebut
dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengetahui validitas butir angket nilai-nilai sosial peserta didik digunakan rumus product moment dari Karl Pearson untuk mengetahui korelasi skor total yang oleh responden (y) dengan skor masing-masing butir soal (x) dengan rumus sebagai berikut :
=
r
Keterangan: r
N
= Korelasi butir dengan soal = Skor butir = Jumlah X kuadrat = Jumlah Y kuadrat = Skor Total = Jumlah sampel
(Ali Maksum, 2012: 113) 33
Tabel 6. Data Hasil Validitas Uji Coba Instrumen No Koefisien Korelasi Kriteria Keterangan 1 0,329 >207 Valid 2 0,248 >207 Valid 3 0,178 >207 Tidak Valid 4 0,281 >207 Valid 5 0,066 >207 Tidak Valid 6 0,092 >207 Tidak Valid 7 0,326 >207 Valid 8 0,685 >207 Valid 9 0,340 >207 Valid 10 0,437 >207 Valid 11 0,439 >207 Valid 12 0,542 >207 Valid 13 0,613 >207 Valid 14 0,471 >207 Valid 15 0,452 >207 Valid 16 0,476 >207 Valid 17 0,505 >207 Valid 18 0,582 >207 Valid 19 0,553 >207 Valid 20 0,560 >207 Valid 21 0,488 >207 Valid 22 0,501 >207 Valid 23 0,585 >207 Valid 24 0,614 >207 Valid 25 0,465 >207 Valid 26 0,451 >207 Valid 27 0,514 >207 Valid 28 0,574 >207 Valid 29 0,514 >207 Valid 30 0,591 >207 Valid 31 0,354 >207 Valid 32 0,542 >207 Valid 33 0,665 >207 Valid 34 0,424 >207 Valid 35 0,733 >207 Valid 36 0,597 >207 Valid 37 0,637 >207 Valid 38 0,278 >207 Valid 39 0,264 >207 Valid 40 0,437 >207 Valid 41 0,434 >207 Valid 42 0,507 >207 Valid 43 0,238 >207 Valid 34
Kriteria pengujian validitas berdasarkan tabel 6. Klasifikasi validitas instrumen dinyatakan valid atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total. Taraf signifikan 5% dan data responden sebanyak 40 orang maka dapat diperoleh dari db= n-2, ttabel(5%,40-2)=0,207. Hasil di atas dapat diperoleh butir soal yang thitung
Indikator Nilai Material
Perbedaan nilai-nilai sosial pada peserta didik yang mengikuti dan tidak mengikuti ektrakurikuler olahraga
Nilai Vital
Nilai kerohanian
Sub Indikator a. nilai kegunaan b. nilai kenikmatan a. nilai keagamaan b. nilai kemanusiaan yang adil yang beradab c. nilai persatuuan d. nilai kerakyatan dan demokrasi e. nilai jiwa keadilan sosial a. nilai kebenaran b. nilai keindahan c. nilai moral d. nilai religius Jumlah total 35
Item +
-
Jumlah
1,2, 4 5,6,7 9,10,11
3 8 12
3 1 4 4
13,14,15 17,18,19
16 20
4 4
21,22,
23
3
24,25,26 28,29,30 32,33,34,35 37,38,39
27 31 36 40
4 4 5 4 40
2) Uji Reabilitas Instrumen
Reabilitas adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi, sebelum instrumen digunakan untuk mengumpulkan data penelitian yang sesungguhnya. Adapun rumus menggunakan rumus Alpha dari Cronbach. Rumus Alpha digunakan karena untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, tetapi digunakan untuk soal uraian atau angket. Rumus Alpha menurut Suharsimi Arikunto (2013: 239) yang digunakan adalah sebagai berikut :
r= Keterangan r = reabilitas instrumen k = banyaknya butir pernyataan = jumlah varians butir = jumlah varians total Setelah harga reabilitas diperoleh, maka harga r dikonsultasikan dengan daftar interpretasi dengan kriteria sebagai berikut : 0,800≤r≤1,00
: Tinggi
0,600≤r≤0,800
: Cukup
0,400≤r≤0,600
: Agak rendah
0,200≤r≤0,400
: Rendah
0,00≤r≤0,200
: Sangat rendah
(Suharsimi Arikunto, 2013: 319)
36
Tabel 8. Data Hasil Uji Reabilitas Instrumen k
Hasil Uji
Syarat
Keterangan
40
0,917
>0.600
Tinggi
Berdasarkan tabel di atas dengan menggunakan rumus Alpha dari Cronbach hasil uji reabilitas dari 40 butir soal yang valid adalah 0,917. Kriteria butir soal dapat dikatakan reliabel adalah >0,600 sehingga semua butir soal adalah reliabel atau dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk pengumpulan data. 2.
Teknik Pengumpulan Data Proses pengumpulan data pada ekstrakurikuler olahraga dilakukan dengan cara membagikan a) Peserta didik dikumpulkan oleh pelatih seusai selesai latihan b) Peserta didik diberikan pengarahan tentang tata cara pengisian angket c) Peserta didik mengisi angket yang telah dibagikan d) Angket dikumpulkan setelah selesai diisi oleh peserta didik e) Proses selanjutnya adalah proses pengolahan data hasil dari angket yang telah diisi oleh peserta didik. Proses pengumpulan data pada ekstrakurikuler non olahraga dilakukan dengan cara yaitu: a) Peserta didik dikumpulkan oleh koordinator sebelum memulai ekstrakurikuler dan setelah pelaksanaan ekstrakurikuler b) Peserta didik diberikan pengarahan tentang tata cara pengisian angket c) Peserta didik dibagikan angket dan kemudian mengisi angket 37
d) Angket dikumpulkan setelah selesai diisi oleh peserta didik e) Proses selanjutnya adalah proses pengolahan data hasil dari angket yang telah diisi oleh peserta didik. E. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan uji statistik untuk menganalisis data dengan uji-t dalam membandingkan nilai-nilai sosial peserta didik yang mengikuti dan tidak mengikuti ektrakurikuler olahraga. 1.
Uji Persyaratan Data Untuk memberikan makna pada skor yang ada, dibuat bentuk komplek menurut tingkatan yang ada. Kelompok tersebut tiga kelompok, yaitu: tinggi, sedang, rendah. Mengacu pada Sutrisno Hadi (1989: 135) untuk menentukan criteria skor dengan menggunakan penilaian acuan patokan (PAP) dalam sekala sebagai berikut: Tabel 9. Norma Penilaian Nilai-nilai Sosial No Interval 1 Mean skor + 1SD ke atas 2 Mean skor – 1SD s/d Mean skor + 1SD 3 Mean skor – 1SD ke bawah
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Keterangan: M : nilai rata-rata (mean) SD : standar deviasi (Sutrisno Hasi, 1989:135)
Untuk mengetahui teknik analisi uji-t dapat digunakan atau tidak. Terlebih dahulu harus dilakukan uji prasyarat. Uji prasyarat ini ada dua hal yang harus dilakukan yaitu :
38
a.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh dari penelitian berdistribusi normal atau simetris. Uji normalitas bisa dilakukan dengan bantuan program Microsof Excel dan SPSS 19.0 for Windows dengan menggunakan teknik analisis data
Kolmogorof-Smirnov.
Menurut
Sugiyono
(2013
:172)
penghitungan normalitas data dengan menggunakan rumus Chi Squares sebagi berikut : =
Keterangan Oi = frekuensi hasil pengamatan pada klafisikasi ke-i Ei = frekuensi yang diharapkan pada klafisikasi ke-i = nilai Chi squares K = jumlah Kelas i = panjang kelas (Sugiyono, 2013 :172) b. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk memastikan bahwa varian dari setiap kelompok sama atau sejenis, sehingga perbandingan dapat dilakukan dengan adil. Analisis homogenitas dengan menggunakan One Way Anova atau menggunkan Levene test pada Microsof Excel dan SPSS 19.0 for Windows. Selain itu menurut Burhan Nurgiyanto, dkk dalam Muhammad Wakhid (2009: 43) untuk menguji homegenitas varians
tiap kelompok yang bersifat homogen
dapat menggunkan rumus F sebagi berikut : 39
Fhit
=
Dengan rumus varians = = Keterangan = varians sampel peserta didik yang mengikuti ektrakurikuler olahraga = varians sampel peserta didik yang tidak mengikuti ektrakurikuler olahraga = jumlah sampel didik yang mengikuti ektrakurikuler olahraga = jumlah sampel didik yang tidak mengikuti ektrakurikuler olahragaS = jumlah kuadrat peserta didik yang mengikuti ektrakurikuler olahraga = jumlah kuadrat peserta didik yang tidak mengikuti ektrakurikuler olahraga Burhan Nurgiyanto dalam Muhammad Wakhid, 2009: 43) 2.
Uji Hipotesis Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah dengan uji-t. Teknik analisis uji-t digunakan untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan nilai-nilai sosial pada peserta didik yang mengikuti ektrakurikuer olahraga dengan peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga. Menurut Sugiyono (2013: 197) rumus yang digunakan uji-t adalah sebagai berikut :
t= 40
Keterangan
n
: rata-rata sampel 1 : rata-rata sampel 2 : simpangan baku sampel 1 : simpangan baku sampel 2 : jumlah anggota sampel (Ali Maksum, 2012:175)
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.
Deskripsi Data Penelitian Data yang dikumpulkan dan dianalisis adalah data hasil dari instrumen angket yang berjumlah 40 butir pertanyaan dengan skor 1-4 yang kemudian diisi oleh peserta didik dalam kegiatan ekstakurikuler olahraga dan peserta didik yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga atau aktif dalam ekstrakurikuler bukan olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta, kemudian diperoleh subjek penelitian berjumlah 117 peserta didik dengan rincian 44 peserta didik pada ekstrakurikuler olahraga dan 73 peserta didik pada ekstrakurikuler bukan olahraga. Waktu pengambilan data dilakukan pada tanggal hari senin –sabtu 16-21 Maret 2015 pukul 15.30-17.15 dan senin dan selasa 23-24 Maret 2015 pukul 15.30-17.15 .
2.
Deskripsi Distribusi Data Penelitian a.
Nilai-nilai Sosial Peserta Didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga Hasil pengambilan data nilai-nilai sosial peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga, diperoleh skor minimum sebesar = 114; skor maksimum sebesar = 152; jumlah skor dari angket = 5602; rata-rata = 127,32; nilai tengah = 125; nilai yang sering muncul = 119; dan standard deviasi =9,13. Deskripsi hasil nilai-nilai
42
sosial peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai-Nilai Sosial Peserta Didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta No 1 2 3
Interval >136 118 s/d 136 <118 Jumlah
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Frekuensi 6 35 3 44
Persen 13,6% 79,6% 6,8% 100
Apabila ditampilkan dalam bentuk diagram nilai-nilai sosial speserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 1. Diagram Nilai-nilai Sosial Peserta Didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga
Persentase
Nilai-nilai Sosial Peserta Didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga 100,00% 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00%
35 siswa (79.60%)
6 siswa (16,40%)
3 siswa (13.60%) Rendah
Sedang
Kategori
43
Tinggi
Berdasarkan tabel 9 dan gambar 1 di atas dapat diketahui bahwa nilai-nilai sosial peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta terdapat tiga kelas. Kelas pertama yaitu >136 sebanyak 6 peserta didik atau sebesar 13,6% dikategorikan tinggi. Selanjutnya kelas kedua yaitu kelas 118 s/d 136 sebanyak 35 peserta didik atau atau sebesar 79,6% dan dikategorikan sedang. Kelas ketiga yaitu kelas <118 adalah sebanyak 3 peserta didik atau sebesar 6,8% dan dikategorikan rendah. b. Nilai-nilai Sosial Peserta Didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler Non Olahraga Hasil pengambilan data nilai-nilai sosial peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga, diperoleh skor minimum sebesar = 109; skor maksimum sebesar = 145; jumlah skor = 9054; rata-rata skor = 124,03; nilai tengah = 122; nilai yang sering muncul = 117; dan standard deviasi = 8.17. Deskripsi nilai-nilai sosial peserta didik yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 11. Distribusi Frekuensi Nilai-nilai Sosial Peserta Didik yang Mengikuti Ektrakurikuler Olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta. No 1 2 3
Interval >132 116 s/d 132 <116 Jumlah
Kategori Tinggi Sedang Rendah
44
Frekuensi 12 52 9 73
Persen 16,4% 71,3% 12,3% 100
Apabila ditampilkan dalam bentuk diagram nilai-nilai sosial peserta didik yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Persentase
Nilai-nilai Sosial Peserta Didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler Non Olahraga
100,00% 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00%
52 siswa (71.3%)
12 siswa (16,40%)
9 siswa (12.30%)
Rendah
Sedang
Tinggi
Kategori
Gambar 2. Diagram Nilai-nilai Sosial Peserta Didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler Non Olahraga Berdasarkan tabel 10 dan gambar 2 di atas dapat diketahui bahwa nilai-nilai sosial peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta terdapat tiga kelas. Kelas pertama yaitu >132 sebanyak 12 peserta didik atau sebesar 16,4% dikategorikan tinggi. Selanjutnya kelas kedua yaitu kelas 116 s/d 132 sebanyak 52 peserta didik atau atau sebesar 71,3% dan dikategorikan 45
sedang. Kelas ketiga yaitu kelas <116 adalah sebanyak 9 peserta didik atau sebesar 12,3% dan dikategorikan rendah. c.
Perbandingan Rerata Nilai-nilai Sosial pada Peserta Didik yang Mengikuti dan Peserta Didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler Non Olahraga Hasil pengambilan data nilai-nilai sosial pada peserta didik yang mengikuti dan tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga diperoleh data perbandingan yang disajikan pada tabel 11 di bawah ini: Tabel 12. Perbandingan Rerata Nilai-nilai Sosial pada Peserta Didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga dengan Peserta Didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler Non Olahraga. No Ekstrakurikuler Rerata 1 Ekstrakurikuler Olahraga 127,32 2 Ekstrakurikuler Non-Olahraga 124,03 Apabila ditampilkan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Perbandingan Nilai-nilai Sosial
127,5
127,32
127 126,5
Frekuensi
126 125,5 125 124,5
124,03
124 123,5 123 122,5 122 Olahraga
Non-Olahraga
Ekstrakurikuler
46
Gambar 3. Diagram Perbandingan Nilai-nilai Sosial Peserta Didik yang Mengikuti dan Peserta Didik yang tidak Mengikuti Ektrakurikuler Olahraga. Berdasarkan tabel 11 dan gambar 3 di atas diketahui bahwa perbandingan nilai-nilai sosial pada peserta didik yang mengikuti dan tidak mengikuti ektrakurikuler olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta. Rerata peserta didik yang mengikuti eksktrakurikuler olahraga sebesar 127, 32 sedangkan rerata peserta didik yang tidak mengikuti olahraga atau mengikuti ektrakurikuler non-olahraga adalah sebesar 124,03. Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga memiliki rerata lebih besar daripada peserta didik yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga. Hal itu yang dijadikan pedoman bahwa ada perbedaan nilai-nilai sosial pada peserta didik yang mengikuti dan tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta. 3.
Uji Prasyarat a.
Uji Normalitas Perhitungan uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel-variabel dalam penelitian mempunyai sebaran distribusi normal atau tidak. Penghitungan uji normalitas ini menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov Z, dengan pengolahan menggunakan bantuan komputer program SPSS Versi 19.0 for Windows. Selanjutnya harga 47
chi-kuadrat
penghitungan taraf
signifikan 5% jika nilai p>0,05 maka data berdistribusi normal dan sebaliknya apabila nilai p<0,05 maka tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 13. Data Hasil Uji Normalitas No Variabel 1
Nilai-nilai Sosial Peserta Didik Yang Mengikuti Ektrakurikuler Olahraga 2 Nilai-nilai Sosia Peserta Didik Yang Mengikuti Ektrakurikuler Non Olahraga Sumber: olah data, 2015
p
Keterangan
0,159
Taraf Signifikan 0,05
0,132
0,05
Normal
Normal
Hasil tabel di atas dapat dilihat nilai signifikan (p) data dari nilai-nilai sosial peserta didik yang mengikuti ektrakurikuler olahraga adalah sebesar lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal sedangkan yang tidak mengikuti ektrakurikuler olahraga adalah sebesar lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. semua variabel memiliki nilai p (Sig.)> 0,05, maka semua variabel berdistribusi normal. b.
Uji Homogenitas Uji homogenitas berguna untuk menguji kesamaan sampel yaitu seragam atau tidak varian sampel yang diambil dari populasi. Penghitungan uji homogenitas ini menggunakan rumus One Way Anova, dengan pengolahan menggunakan bantuan komputer program SPSS Versi 19.0 for Windows. Kaidah homogenitas jika p > 0,05, maka tes dinyatakan homogen, jika p < 0,05, maka tes 48
dikatakan tidak homogen. Hasil uji homogenitas penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 14. Data Hasil Uji Homogenitas Levene Statistic 0,330 Sumber: olah data, 2015
Sig. 0,567
Keterangan Homogen
Hasil tersebut dapat dilihat dari tabel Test of Homogeneity of Variances, variabel memiliki nilai p (Sig.)> 0,05 (0,567 > 0,05), sehingga data bersifat homogen. Oleh karena semua data homogen maka analisis data dapat dilanjutkan dengan statistik parametrik. 4.
Uji Hipotesis Hasil perhitungan uji normalitas dan homogenitas menunjukan bahwa sebaran data dinyatakan normal dan varian dinyatakan homogen, sehingga data dianalisis lebih lanjut untuk pengujian hipotesis. Statistik yang digunakan untuk menguji perbedaan dua populasi yang telah diketahui adalah menggunakan uji-t. Untuk
menerima
atau
menolak
hipotesis
adalah
dengan
membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Jika t
hitung
≥t
tabel,
maka hipotesis dinyatakan “diterima”, sedangkan jika t
hitung
< t
tabel
hipotesis
dinyatakan
“ditolak”. Selain itu dapat
juga dengan
membandingkan nilai p dengan 0,05 pada taraf signifikan 5%. Hasil analisis uji-t dapat dilihat pada tabel berikut:
49
Tabel 15. Rangkuman Hasil Analisi Uji-t Kelompok Nilai-nilai Sosial Peserta Didik yang Mengikuti Ektrakurikuler Olahraga Nilai-nilai Sosial Peserta Didik yang Mengikuti Ektrakurikuler Non Olahraga Sumber: olah data, 2015
N
Rerata
44
127,32
t hitung
2,018 73
df
115 1,980
124,03
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa t 2,018 lebih besar dari t
tabel
t table
hitung
=
= 1,980 pada nilai signifikasi (p) 0,00<0,05
pada taraf signifikan 5%. Karena harga t
hitung
lebih besar dari t
tabel,
dan
berada dalam daerah penerimaan hipotesis, sehingga hipotesis yang menyatakan ada perbedaan nilai-nilai sosial peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dengan peserta didik yang
mengikuti
ekstrakurikuler non olahraga di SMA N 3 Yogyakarta diterima. Sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan signifikan antara nilainilai sosial peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dengan nilai-nilai sosial peserta didik yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta. B. Pembahasan Penelitian ini bertujuan menguji hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan nilai-nilai sosial peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dengan peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga. Pengujian hipotesis menunjukan harga t hitung lebih besar dari t tabel, diperoleh t hitung
2,018 sedangkan t
tabel
pada taraf signifikan 5% sebesar 1,980. Hasil di
atas menunjukan bahwa ada perbedaan yang sigfinikan antara nilai-nilai 50
sosial peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dengan nilainilai sosial peserta didik yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga/bukan olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta. Rerata
skor
nilai-nilai
sosial
peserta
didik
yang
mengikuti
ekstrakurikuler olahraga sebesar 127,32 sedangkan rerata skor nilai-nilai sosial peserta didik yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga/bukan olahraga sebesar 124, 03. Hal di atas dapat dikatakan bahwa peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga memiliki nilai-nilai yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak mengikuti. Latar belakang penelitian adalah peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler ketika proses latihan ekstrakurikuler masih ada beberapa peserta didik yang datang terlambat. Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah bertolak belakang ini bisa disebabkan karena beberapa anak memang sering datang terlambat. Jumlah sampel penelitian yang berjumlah 44 peserta didik dari ekstrakurikuler olahraga tidak semuanya memiliki nilai-nilai yang kurang baik. Ekstrakurikuler non olahraga memiliki nilai-nilai sosial yang kurang baik pada beberapa bagian diantaranya adalah ketika piket kelas peserta didik lebih baik menunggu petugas kebersihan terlebih dahulu daripada melakukan piket kelas secara rutin. Pembagian kelas dari pihak sekolah antara Sience dan Social juga dapat mempengaruhi kualitas interaksi sosial peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler non olahrga.
51
Keikutsertaan dalam kegiatan olahraga di sekolah dalam bentuk ekstrakurikuler memberikan dampak positif bagi pesera didik terbukti dari rerata skor nilai-nilai sosial yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak turut serta dalam kegiatan olahraga. Nilai-nilai sosial dalam olahraga seperti kedisiplinan, tanggungjawab, saling menghargai, dan sportif. Sehingga nilainilai sosial peserta didik dapat terbentuk secara otomatis. Faktor yang membedakan antara peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan non olahraga salah satunya adanya adalah jumlah peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga lebih sedikit sehingga proses pengembangan nilai sosial lebih mudah. Proses latihan yang rutin dilakukan setiap minggu oleh ekstrakurikuler olahraga sedangkan ekstrakurikuler olahraga semakin rutin latihan ketika mendekati event. Ekstrakurikuler Olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. Ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 3 Yogyakarta memunyai nilai-nilai sosial pada kategori ”sedang” yaitu sebanyak 15 peserta didik (34%). Ekstrakurikuler basket mempunyai nilai-nilai sosial pada kategori “sedang” yaitu sebanyak 10 peserta didik (22,7%).
Ekstrakurikuler perisai diri mempunyai nilai-nilai sosial pada
kategori “sedang” yaitu sebanyak 15 peserta didik (34%). Ekstrakurikuler tenis meja mempunyai nilai-nilai sosial pada kategori “tinggi” yaitu sebnayak 4 peseta didik (9,3%). Ekstrakurikuler non olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta yang pertama adalah aeromodeling mempunyai nilai-nilai sosial pada kategori 52
“sedang” yaitu sebanyak 6 peserta didik (8,2%). Ekstrakurikuler english club mempunyai nilai-nilai sosial pada kategori “sedang” yaitu sebanyak 9 peserta didik (12,3%). Ekstrakurikuler karya ilmiah remaja mempunyai nilai-nilai sosial pada kategori “sedang” yaitu sebanyak 20 peserta didik (27,4%). Ekstrakurikuler teater mempunyai nilai-nilai sosial pada kategori “sedang” yaitu sebanyak 38 peserta didik (52,1%). Sementara
itu
olahraga
memiliki
kaitan
yang
erat
dengan
pengembangan nilai-nilai sosial. Seperti yang disampaikan Suryobroto dalam Sumaryanto (2002: 48) mengatakan bahwa olahraga memberikan ruang kepada setiap pelakunya untuk mengembangkan nilai-nilai sosial. Olahraga dapat dilakukan oleh siapapun tanpa melihat latar belakang kebudayaan sosial atau ideologi didalam masyarakat. Penjelasan
di
atas
dapat
dinyatakan
bahwa
olahraga
dapat
mengembangkan nilai-nilai sosial peserta didik, nilai-nilai sosial ini yang akan dijadikan generasi selanjutnya sebagai patokan untuk memilih prilaku yang baik atau yang tidak baik. Penelitian tentang perbedaan nilai-niali sosial pada peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dengan siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga/non olahraga didapatkan kesimpulan bahwa nilai-nilai sosial pada peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga lebih tinggi daripada nilai-nilai sosial pada peserta didik yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga.
53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dengan analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: “Ada perbedaan yang antara nilai-nilai sosial pada peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dengan peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga.” B. Implikasi Hasil Penelitian Berdasarkan kesimpulan di atas, hasil penelitian ini mempunyai implikasi sebagai berikut: 1. Secara teoritis dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai kajian ilmiah yang dapat dikembangan lebih lanjut lagi, tentang upaya meningkatkan nilai-nilai sosial melalui aktifitas olahraga atau bukan olahraga. 2. Secara praktis penelitian ini mempunyai implikasi yaitu : a. Bagi guru Pendidikan Jasmani, dengan hasil penelitian yang menunjukan adanya perbedaan yang signifikan pada nilai-nilai sosial peserta didik , dapat dijadikan evaluasi untuk meningkatkan kualitas ekstrakurikuler sehingga pengembangan nilai-nilai sosial melalui ekstrakurikuler dapat berjalan lebih baik. b. Bagi sekolah, berdasarkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam memberikan himbauan kepada peserta didik untuk turut aktif
54
dalam ekstrakurikuler olahraga atau non olaharaga selain untuk kesehatan dan dapat digunakan untuk pengembangan nilai-nilai sosial. c. Bagi peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga untuk menjaga kegiatan di luar kegiatan kurikuler sedangkan untuk peserta didik yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga/ bukan olahraga untuk meningkatkan kegiatan untuk lebih meningkatkan kesehatan dan pengembangan nilai-nilai sosial. d. Bagi masyarakat umum, penelitian ini dapat menambah informasi masyarakat dalam upaya mensosialisasikan olahraga sebagai sarana meningkatkan nilai-nilai sosial. C. Keterbatasan Hasil Penelitian Penelitian ini telah diusahakan secara maksimal, tetapi masih terdapat beberapa keterbatasan penelitian diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Peneliti tidak bisa mengetahui tingkat kesungguhan peserta didik dalam mengisi angket dan faktor eksternal memungkinkan peserta didik memberikan jawaban yang tidak sesuai. 2. Peneliti tidak mengetahui kondisi psikologis dan kesehatan peserta didik ketika pengambilan data sehingga mempengaruhi hasil pengisian angket. D. Saran Dengan mengacu pada hasil penelitian dan keterbatasan dalam penelitian, peneliti menyarankan: 1. Bagi peserta didik untuk lebih memperhatikan interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari supaya nilai-nilai sosial dapat dijadikan pedoman 55
berprilaku biak di rumah, sekolah, maupun di masyarakat. Membiasakan diri untuk selalu menjalin hubungan baik dengan orang lain dan memilih aktivitas yang mampu memberikan sumbangan yang positif terhadap kehidupan. 2. Bagi peneliti selanjutnya, agar hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar penelitian lanjutan dengan menghubungkan variabel penelitian dengan variabel lain, dan memperdalam kajian tentang nilai-nilai sosial bagi peserta didik.
56
DAFTAR PUSTAKA Ali Maksum. (2012). Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya: Unesa University Press Asep Herry Hernawan et al. (2013). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. Bagas Sakti Pratama. (2012). Perbedaan Sikap Sosial antara Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olaharaga dan Siswa yang tidak Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga di SMP Negeri 3 Sentolo. Skripsi: UNY. Basrowi. (2005).Pengatar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia Dany Haryanto & Edwi Nugrahadi. (2011). Pengantar Sosiologi Dasar. Jakarta: Prestasi Pusataka Publisher. Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya Direktorat Pembinaaan SMA. (2010). Juknis Penyususnan Program Pengembangan Diri melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA. Jakarta: Kemendikbud. Fitra Dodi Sukoco. (2011). Perbedaan Sikap Sosial Siswa Kelas Olahraga dan Siswa Kelas Reguler di SMP Negeri 1 Playen. Skripsi: UNY. Gerungan. (1988). Psikologi Sosial. Bandung: PT Eresco Idianto Muin. (2006). Sosiologi SMA/MA Jilid 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga. Kemendikbud.(2013). Permendikbud no 81 A tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kun Maryati & Juju Suryawati. (2006). Sosiologi untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Erlangga. Muhammad Ali & Muhammad Asrori. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara. Muhammad Wakhid. (2009). Perbedaan Motivasi Belajar Pendidikan Jasmani Siswa kelas VII SBI dengan Siswa kelas VII Reguler di SMP negeri 1 Sleman. Skripsi. UNY Nursal Luth & Daniel Fernandez. (2001). Sosiologi: Sosiologi1 untuk kelas 1. Bekasi: Galaxy Puspa Mega.
57
Rochimudin. (2013). Pancasila sebagai Sumber Nilai, diunduh 24 Desember 2014 dari http://pkndisma.blogspot.com/2013/06/pancasila-sebagaisumber-nilai-media.html. Rohmat Mulyana. (2011). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta Soerjono Soekanto. (2012). Sosiologi Suatu Pengatar. Jakarta: Rajawali Press Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2013). Metode penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta Suharsimi Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sumaryanto. (2002). Diktat Mata kuliah Sosiologi Olahraga. Yogyakarta: FIK UNY Supardi. (2011). Dasar-dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta: Ombak. Sutrisno Hadi. (1991). Analisis Butir Untuk Instrumen Angket, Tes, dan Skala Nilai Dengan Basica.Yogyakarta :Andi Offset. Ulber Silalahi. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama Zaim Elmubarok. (2009). Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta
58
Lampiran 1. Surat Permohonan Expert Judgement
59
60
Lampiran 2. Surat Hasil Expert Judgement
61
62
Lampiran 3. Surat Permohonan Penelitian dari FIK
63
Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari Sekda DIY
64
Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian dari Dinas Kota Yogyakarta
65
Lampiran 6. Surat Keterangan Uji Coba Angket
66
Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitian
67
Lampiran 8. Angket Uji Coba Nilai-nilai Sosial ANGKET UJI COBA PENELITIAN PERBEDAAN NILAI-NILAI SOSIAL PADA PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DENGAN PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER NON OLAHRAGA DI SMA NEGERI 3 YOGYAKARTA
Identitas diri Nama Ektrakurikuler Kelas
: : :
Kerahasiaan identitas diri anda akan senantiasa terjaga dan dijamin oleh peneliti. Mohon diisi dengan lengkap. Angket ini berisi pernyaataan dan pertanyaan yang dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan nilai-nilai sosial pada peserta didik yang mengikuti dan tidak mengikuti ektrakurikuler olahraga. Sehubungan dengan ini berilah respon terhadap setiap pernyaataan berikut ini dengan tanda check list (√) pada kolom yang anda pilih. Setiap pernyataan diberikan empat alternatif pilihan dengan keterangan sebagi berikut: SS
: Sangat Setuju
TS : Tidak Setuju
S
: Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Jawablah pernyataan sesuai dengan jawaban yang sebenarnya. Jawaban No Pernyataan SS S TS STS 1 Saya menyisihkan uang saku saya untuk membeli sepatu sendiri 2 Ketika saya merasa kekurangan materi pembelajaran maka saya akan membeli buku sendiri 3 Saya memberikan pinjaman ketika teman tidak membawa alat tulis 4 Saya membeli baju baru setiap bulan 5 Saya memilih membawa bekal dari rumah, dari pada membeli makanan di kantin sekolah 6 Saya lebih suka membaca di perpustakaan dari pada di kelas 7 Saya lebih memilih makanan yang bergizi dari pada makanan yang mahal 68
No 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30
Pernyataan Ketika beribadah saya berkonsentrasi Saya akan bekerja sama dalam mengerjakan tugas walaupun berbeda agama Saya mengganggu teman ketika sedang beribadah Mengakui keunggulan teman apabila kalah dalam pertandingan Saya siap menerima hukuman apabila melanggar peraturan sekolah Saya akan menghargai pendapat orang lain meskipun berbeda dengan pendapat saya. Jika ada kesempatan, saya mencotek dalam ujian Saya akan menjaga nama baik sekolah Ketika Tim Nasional Indonesia bermain, saya akan memberikan dukungan. Saya selalu bersikap jujur dalam keadaan apapun Saya lebih memilih bermain dengan teman dari pada bakti sosial di sekolah Saya ikut memilih ketua, ketika ada pemilihan ketua OSIS Ketika dalam rapat dilakukan voting maka saya memilih sesuai hati nurani saya Saya memberikan kesempatan kepada teman untuk menyampaikan pendapat ketika rapat Saya tidak suka apabila teman tidak sependapat dengan saya Ketika pemanasan dan teman saya ada yang terjatuh saya segera membantu terlebih dahulu Saya berpartisipasi aktif dalam tugas kelompok Saya tersinggung apabila teman menyaingi prestasi saya Saya tidak mencontek ketika ujian harian Ketika datang terlambat, saya berkata jujur tentang alasan keterlambatan Saya mengikuti pelajaran dari awal hingga akhir Saya berpura-pura tidak tahu ketika teman satu kelas saya mencari yang hilang 69
SS
S
TS
STS
No 31
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Pernyataan Ketika ada sampah dibuang sembarangan, saya mengambilnya dan memasukkan ke tempat sampah Ketika ada gorong royong di sekolah maka saya ikut membantu Saya memarkir kendaraan saya dengan rapi Saya tidak pernah melakukan piket kelas Ketika membaca buku di perpustakaan saya akan mengembalikannya sesuai tempatnya Saya mengakui kesalahan apabila saya berbuat salah kepada orang lain Saya mengganti barang milik teman, apabila saya merusak atau menghilangkannya. Saya tidak berbicara dengan teman apabila guru sedang menjelaskan materi pelajaran Saya hanya mau berteman dengan kelompok saya Saya menerima teman yang berbeda agama dengan saya Saya berdoa ketika pelajaran akan dimulai Saya melakukan ibadah tanpa paksaan dari orang lain Saya memilih bermain game dengan teman dari pada beribadah
70
SS
S
TS
STS
Lampiran 9. Tabulasi Data Hasil Uji Coba Angket
71
Lampiran 10. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen
butir1 butir2 butir3 butir4 butir5 butir6 butir7 butir8 butir9 butir10 butir11 butir12 butir13 butir14 butir15 butir16 butir17 butir18 butir19 butir20 butir21 butir22 butir23 butir24 butir25 butir26 butir27 butir28 butir29 butir30 butir31 butir32 butir33 butir34 butir35 butir36 butir37 butir38 butir39 butir40 butir41 butir42 butir43
Scale Mean if Item Deleted 136,5750 136,7750 136,0750 136,0250 136,1750 136,9750 135,7000 136,3250 135,7500 135,7750 135,7750 135,9750 136,0500 135,9250 136,6750 135,8000 136,0500 136,3000 136,7750 136,0000 135,9000 135,9000 136,1000 136,2750 136,1250 136,2500 136,7000 136,0750 135,9750 136,2000 136,3750 136,1250 136,0750 136,6500 136,2500 136,0000 136,0750 136,8250 135,9250 135,7750 135,8500 135,9000 136,0000
Item-Total Statistics Corrected ItemScale Variance Total if Item Deleted Correlation 151,020 ,329 153,204 ,248 154,789 ,178 153,153 ,281 159,225 -,066 159,666 -,092 154,574 ,326 147,917 ,685 154,244 ,340 152,435 ,437 151,871 ,439 149,717 ,542 149,536 ,613 151,815 ,471 150,122 ,452 151,856 ,476 150,459 ,505 150,472 ,582 146,640 ,553 149,487 ,560 152,195 ,488 152,041 ,501 150,862 ,585 149,076 ,614 151,343 ,465 151,269 ,451 149,446 ,514 150,174 ,574 151,307 ,514 148,779 ,591 152,753 ,354 151,548 ,542 148,943 ,665 148,131 ,424 147,885 ,733 151,026 ,597 150,071 ,637 154,456 ,278 154,276 ,264 151,410 ,437 152,336 ,434 151,323 ,507 154,410 ,238
72
Squared Multiple Correlation . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,917 ,918 ,918 ,917 ,921 ,921 ,916 ,912 ,916 ,915 ,915 ,914 ,913 ,915 ,915 ,915 ,914 ,914 ,914 ,914 ,915 ,915 ,914 ,913 ,915 ,915 ,914 ,914 ,914 ,913 ,916 ,914 ,913 ,916 ,912 ,914 ,913 ,917 ,917 ,915 ,915 ,914 ,917
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid
% 40
100,0
0
,0
40
100,0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items ,917
N of Items ,923
43
73
Lampiran 11. Angket Penelitian Nilai-nilai Sosial ANGKET PENELITIAN PERBEDAAN NILAI-NILAI SOSIAL PADA PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DENGAN PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER NON OLAHRAGA DI SMA NEGERI 3 YOGYAKARTA
Identitas diri Nama Ektrakurikuler Kelas
: : :
Kerahasiaan identitas diri anda akan senantiasa terjaga dan dijamin oleh peneliti. Mohon diisi dengan lengkap. Angket ini berisi pernyaataan dan pertanyaan yang dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan nilai-nilai sosial pada peserta didik yang mengikuti dan tidak mengikuti ektrakurikuler olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta. Sehubungan dengan ini berilah respon terhadap setiap pernyaataan berikut ini dengan tanda check list (√) pada kolom yang anda pilih. Setiap pernyataan diberikan empat alternatif pilihan dengan keterangan sebagi berikut: SS
: Sangat Setuju
TS : Tidak Setuju
S
: Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Jawablah pernyataan sesuai dengan jawaban yang sebenarnya. Jawaban No
Pernyataan SS
1 2
3 4 5 6 7
Saya menyisihkan uang saku saya untuk membeli sepatu sendiri Ketika saya merasa kekurangan materi pembelajaran maka saya akn membeli buku sendiri Saya membeli baju baru setiap bulan Saya lebih memilih makanan yang bergizi dari pada makanan yang mahal Saya mengikuti doa dengan khidmat saat upacara bendera Ketika beribadah saya berkonsentrasi Saya akan bekerja sama dalam mengerjakan tugas walaupun berbeda agama 74
S
TS
STS
No 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
Pernyataan Saya mengganggu teman ketika sedang beribadah Mengakui keunggulan teman apabila kalah dalam pertandingan Saya siap menerima hukuman apabila melanggar peraturan sekolah Saya akan menghargai pendapat orang lain meskipun berbeda dengan pendapat saya. Jika ada kesempatan, saya mencotek dalam ujian Saya akan menjaga nama baik sekolah Ketika Tim Nasional Indonesia bermain, saya akan memberikan dukungan. Saya selalu bersikap jujur dalam keadaan apapun Saya lebih memilih bermain dengan teman dari pada bakti sosial di sekolah Saya ikut memilih ketua, ketika ada pemilihan ketua OSIS Ketika dalam rapat dilakukan voting maka saya memilih sesuai hati nurani saya Saya memberikan kesempatan kepada teman untuk menyampaikan pendapat ketika rapat Saya tidak suka apabila teman tidak sependapat dengan saya Ketika pemanasan dan teman saya ada yang terjatuh saya segera membantu terlebih dahulu Saya berpartisipasi aktif dalam tugas kelompok Saya tersinggung apabila teman menyaingi prestasi saya Saya tidak mencontek ketika ujian harian Ketika datang terlambat, saya berkata jujur tentang alasan keterlambatan Saya mengikuti pelajaran dari awal hingga akhir Saya berpura-pura tidak tahu ketika teman satu kelas saya mencari yang hilang Ketika ada sampah dibuang sembarangan, saya mengambilnya dan memasukkan ke tempat sampah 75
SS
S
TS
STS
No 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Pernyataan Ketika ada gorong royong di sekolah maka saya ikut membantu Saya memarkir kendaraan saya dengan rapi Saya tidak pernah melakukan piket kelas Ketika membaca buku di perpustakaan saya akan mengembalikannya sesuai tempatnya Saya mengakui kesalahan apabila saya berbuat salah kepada orang lain Saya mengganti barang milik teman, apabila saya merusak atau menghilangkannya. Saya tidak berbicara dengan teman apabila guru sedang menjelaskan materi pelajaran Saya hanya mau berteman dengan kelompok saya Saya menerima teman yang berbeda agama dengan saya Saya berdoa ketika pelajaran akan dimulai Saya melakukan ibadah tanpa paksaan dari orang lain Saya memilih bermain game dengan teman dari pada beribadah
76
SS
S
TS
STS
Lampiran 12. Tabulasi Data Penelitian Ekstrakurikuler Olahraga
77
Lampiran 13. Tabulasi Data Penelitian Ekstrakurikuler bukan Olahraga
78
Lampiran 14. Uji Normalitas dan Homogenitas Descriptives nilai-nilai sosial 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
1
73
124,03
8,177
,957
122,12
125,94
olaharaga
44
127,32
9,126
1,376
124,54
130,09
117
125,26
8,657
,800
123,68
126,85
Total
Test of Homogeneity of Variances nilai-nilai sosial Levene Statistic
df1
,330
df2 1
Sig. 115
,567
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov olahraga nilai-nilai sosial
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
1
,132
73
,003
,947
73
,004
olaharaga
,159
44
,007
,908
44
,002
a. Lilliefors Significance Correction
79
Lampiran 15. Hasil Analisis Data Uji-t Independent Samples Test t-test for Equality of Means Mean t nilai-nilai sosial
df
Sig. (2-tailed)
Difference
Equal variances assumed
-2,018
115
,046
-3,291
Equal variances not
-1,964
83,063
,053
-3,291
assumed
80
Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Proses Uji Coba Angket di SMA Negeri 6 Yogyakarta
Gambar 2. Proses Pengambilan data pada Ekstrakurikuler Olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta 81
Gambar 3. Proses Pengambilan data pada Peserta Didik yang tidak Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga (Teater) di SMA Negeri 3 Yogyakarta
Gambar 4. Proses Pengambilan Data pada Ektrakurikuler KIR di SMA Negeri 3 Yogyakarta 82
Lampiran 17. Data Hasil Analisis Ekstrakurikuler Olahraga dan Non Olahraga
Frequencies Statistics total N
Valid
73
Missing
0
Mean
124,0274
Median
122,0000 a
Mode
117,00
Std. Deviation
8,17682
Minimum
109,00
Maximum
145,00
Sum
9054,00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Frequencies Statistics total N
Valid
44
Missing
0
Mean
127,3182
Median
125,0000 a
Mode
119,00
Std. Deviation
9,12643
Minimum
114,00
Maximum
152,00
Sum
5602,00
83
Statistics Futsal N
Valid
15
Missing
0
Mean
129,2667
Median
127,0000
Mode
119,00
Std. Deviation Range
a
10,73357 35,00
Minimum
117,00
Maximum
152,00
Sum
1939,00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Statistics Basket N
Valid
10
Missing
0
Mean
122,6000
Median
121,5000 a
Mode
119,00
Std. Deviation
5,77735
Range
20,00
Minimum
117,00
Maximum
137,00
Sum
1226,00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
84
Statistics PD N
Valid
15
Missing
0
Mean
125,9333
Median
127,0000 a
Mode
121,00
Std. Deviation
7,95942
Range
35,00
Minimum
114,00
Maximum
149,00
Sum
1889,00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Statistics Tenismeja N
Valid
4
Missing
0
Mean
137,0000
Median
135,5000 a
Mode
132,00
Std. Deviation
5,71548
Range
13,00
Minimum
132,00
Maximum
145,00
Sum
548,00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
85
Statistics Aeromodeling N
Valid
6
Missing
0
Mean
129,6667
Median
130,0000 a
Mode
117,00
Std. Deviation
7,55425
Range
22,00
Minimum
117,00
Maximum
139,00
Sum
778,00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Statistics EC N
Valid
9
Missing
0
Mean
121,1111
Median
122,0000
Mode Std. Deviation Range
113,00 6,95422 20,00
Minimum
113,00
Maximum
133,00
Sum
1090,00
86
Statistics KIR N
Valid
20
Missing
0
Mean
124,5000
Median
121,5000 a
Mode
120,00
Std. Deviation
9,82746
Range
36,00
Minimum
109,00
Maximum
145,00
Sum
2490,00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Statistics Teater N
Valid Missing
38 0
Mean
123,5789
Median
121,5000
Mode Std. Deviation Range
119,00 7,40209 29,00
Minimum
114,00
Maximum
143,00
Sum
4696,00
87