PENGARUH DORONGAN ORANG TUA DAN LINGKUNGAN KELUARGA TEHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI
SKRIPSI
OLEH: WENDY FETRA RRA1A111060
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2016
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini bangsa Indonesia sebagai negara yang berkembang sedang mengalami perkembangan perekonomian yaitu dari era pertanian menuju ke era industri dan jasa. Perubahan ini menuntut reorganisasi dunia kerja. Berdasarkan perkembangan tersebut, tentunya akan membawa konsekuensi terhadap kebutuhan sumber daya manusia yang dibutuhkan saat ini adalah manusia yang memiliki ketrampilan, luwes, menguasai teknologi. Menghadapi kenyataan yang ada tentang kebutuhan sumber daya manusia tersebut, maka Sekolah Menengah Kejuruan sebagai bagian dari sistem pendidikan menengah yang ikut berperan dalam mencetak generasi muda yang melanjutkan cita-cita Pembangunan Nasional. Pendidikan kejuruan sebagai salah satu bagian dari Sistem Pendidikan Nasional mempunyai peran yang sangat penting untuk terwujudnya angkatan tenaga kerja yang terampil, karena itu setiap lulusan SMK diharapkan menjadi sumber daya manusia yang siap kerja dengan kualitas tinggi dan memiliki ketrampilan khusus. Persaingan dalam dunia kerja sangat ketat dikarenakan jumlah angkatan kerja yang banyak namun tidak diikuti jumlah lapangan pekerjaan, sehingga terjadi pengangguran. Untuk mengatasi pengangguran salah satunya menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan menjadi seorang wirausaha. Untuk menjadi seorang wirausaha haruslah tumbuh minat, dan diikuti dengan ketersediaan modal. Minat bisa timbul karena rasa ketertarikan dan kekaguman melihat kesuksesan seorang dalam berwirausaha, maupun dengan mengikuti pelatihan tentang kewirausahaan.
Selain kemampuan akademik dalam bidang kewirausahaan, siswa SMK juga membutuhkan kemampuan individu yang baik. Kemampuan indivisu yang baik dalam hal ini adalah dorongan orang tua. Dorongan orang tua dalam peranannya untuk menumbuhkan minat berwirausaha tercermin dalam 4 dari 7 yang mendasari jiwa berwirausaha menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia (2004: 332) antara lain. (1) Dorongan Prestasi, (2) Bekerja keras, (3) Sangat bertanggung jawab (3) Mampu mengorganisasikan. Dalam dorongan orang tua, hal penting yang dapat menunjang minat siswa dalam berwirausaha adalah lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga anak pertama kali mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah di dalam keluarga. Peran keluarga sangat lah penting dalam menumbuhkan minat berwirausaha bagi siswa. Pendidikan berwirausaha dapat berlangsung sejak dini dalam lingkungan keluarga. Memiliki seorang ibu dan ayah yang berwirausaha memberikan inspirasi kepada anak untuk menjadi wirausahawan. Fleksibilitas dan kemandirian dari wirausahawan telah mendarah daging pada anak sejak dini. Anak terinspirasi untuk berwirausaha karena melihat kesungguhan dan kerja keras ayah dan ibunya dalam menjalankan usahanya yang menghasilkan keuntungan. Anak juga terinspirasi karena memang dilatih sejak kecil, diminta membantu mulai dari pekerjaan yang ringan atau mudah sampai yang rumit dan komplek. Terlatih dan terinspirasi sehingga mempengaruhi minatnya dalam berwirausaha. Melalui keluarga pola pikir kewirausahaan terbentuk. Minat berwirausaha tumbuh dan berkembang dengan baik pada seseorang yang hidup dan tumbuh di lingkungan keluarga wirausahawan. Kenyataannya, sebagian besar lingkungan keluarga belum kondusif dalam pembentukan minat anak dalam
berwirausaha. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain: keterbatasan pengetahuan orangtua, pola pikir dalam keluarga menjadi PNS atau karyawan lebih aman daripada menjadi wirausahawan, tidak ada model wirausahawan dalam keluarga, dan lain sebagainya. Siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi terdiri dari berbagai kalangan mulai dari menengah atas sampai dengan menengah ke bawah, mereka memiliki latar belakang yang berbeda pula. Siswa memiliki kecenderungan berpikir untuk mengikuti jejak pekerjaan dari orang tua mereka. Ada yang berasal dari keluarga Pegawai Negeri Sipil (PNS) belum tentu memiliki pemikiran minat berwirausaha, kemudian dari keluarga pengusaha belum tentu siswa memiliki keinginan untuk berwirausaha. Dari informasi yang diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa jumlah alumni SMK Negeri 1 Kota Jambi yang menekuni bidang kewirausahaan sebagai pekerjaan sangat kecil. Hal ini dibuktikan dengan data hasil penelusuran tamatan SMK Negeri 1 Kota Jambi dari sumber tim penelusuran tamatan. Data hasil penelusuran tamatan SMK Negeri 1 Kota Jambi berdasarkan 2 tahun lulusan terakhir, rata-rata sebanyak 22,58% menjadi pekerja, 61,29% yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi, dan 14,51% menjadi seorang bekerja mandiri/wirausaha. Berdasarkan penelitian yang terdahulu yang di teliti oleh Lestari, Desi Indah dengan judul pengaruh prakerin, prestasi belajar, lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa di SMK Semarang, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa minat siswa untuk menjadi seorang wirausaha dipengaruhi oleh faktor intern, maupun faktor ekstern, diantaranya adalah praktik kerja industri, prestasi belajar dan lingkungan keluarga. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Adakah pengaruh prakerin, prestasi belajar, dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa baik secara parsial maupun simultan. Uji regresi menunjukkan hasil uji parsial untuk praktik kerja industri signifikansi 0,004 < 0,05, prestasi belajar dengan signifikansi
0,000 < 0,05 dan lingkungan keluarga dengan signifikansi 0,028 < 0,05. Hasil uji simultan (Uji F)dengan signifikansi 0,000 < 0,05 berarti ada pengaruh prakerin, prestasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha secara parsial maupun secara simultan. besarnya pengaruh secara parsial untuk variabel praktik kerja industri sebesar 11,16%, prestasi belajar sebesar 19,36% dan lingkungan keluarga sebesar 6,76%. Secara simultan sebesar 54,6% selebihnya 45,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pada penelitian Putu Eka Desy Yanti1, I Made Nuridja1, I Ketut Dunia2 dengan judul pengaruh lingkungan keluarga terhadap berwirausaha siswa kelas XI SMK Negeri 1 Singaraja tahun 2014 dengan hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) lingkungan keluarga siswa, (2) minat berwirausaha siswa dan (3) pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 1 Singaraja Tahun Ajaran 2013/2014, sedangkan objek penelitian ini yaitu lingkungan keluarga dan minat berwirausaha siswa. Data dikumpulkan dengan kuisioner sebagai alat utama, wawancara dan dokumentasi digunakan sebagai pelengkap. Data dianalisis dengan teknik deskriptif, dan regresi linier sederhana dengan bantuan SPSS versi 16,0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan (1) lingkungan keluarga siswa sangat tinggi dengan skor total sebesar 5.998, (2) minat berwirausaha siswa sangat tinggi dengan skor total sebesar 7.808 , dan (3) lingkungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha siswa dengan persentase sebesar 18,3% dan 81,7% dipengaruhi faktor lain. Dilihat dari penelitian-penelitian terdahulu diatas peneliti menerapkan pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi. Hasil penelitian maupun saran -
saran dari penelitian-penelitian terdahulu dapat dijadikan sebagai dasar dalam melakukan penelitian. Hal - hal yang menyebabkan penelitian kurang berhasil dapat dijadikan pengetahuan agar tidak diulangi lagi dalam penelitian ini, sedangkan hal - hal yang menyebabkan penelitian terdahulu tersebut berhasil, akan dijadikan sebagai pedoman agar penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk membahasnya dalam bentuk skripsi yang mengangkat judul “Pengaruh Dorongan Orang Tua dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi”.
1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang timbul adalah: 1.
Adakah terdapat pengaruh dorongan orang tua terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi?
2.
Adakah terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi?
3.
Adakah terdapat pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi?
1.3 Batasan Masalah Dalam penelitian ini hanya membatasi permasalahan pada dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi, siswa yang diteliti pada penelitian ini adalah siswa kelas XI pemasaran di SMK Negri 1 Jambi
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh dorongan orang tua terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi 2. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi 3. Untuk mengetahui pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi
1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Manfaat Teoritis Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu ekonomi, khususnya tentang pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi
2.
Manfaat Praktis a.
Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapat dari bangku kuliah serta dapat digunakan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
b.
Bagi Fakultas Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan perbandingan bagi pembaca yang sedang mengadakan penelitian
c.
Bagi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai tambahan bahan pustaka mengenai pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi. Hasil penelitian juga dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan bagi guru-guru khususnya guru ekonomi untuk memperhatikan dan memacu prestasi belajar kewiruasahaan terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi pada siswa .
1.6 Defenisi Operasional 1. Minat Wirausaha a. Minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berdikari atau berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami, yang dapat diukur melalui indikator penelitian di bawah ini : Indikator penelitian : 1. Membuat pilihan aktivitas 2. Merasa tertarik untuk berwirausaha 3. Merasa senang untuk berwirausaha 4. Berkeinginan untuk berwirausaha 5. Berani mengambil resiko untuk meraih sukses
2. Dorongan Orang Tua Dorongan orang tua adalah merupakan segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah laku”. Adapun indikator meliputi :
Indikator Dorongan Orang Tua a. Kebutuhan, b. Dorongan, c. tujuan 3. Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam kelompok sosial kecil tersebut, yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang mempunyai hubungan sosial karena adanya ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi. Indikator Lingkungan Keluarga 1. Keberfungsian keluarga, 2. Sikap dan perlakuan orang tua terhadap anak, 3. Status ekonomi.
BAB II TINAJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Tentang Minat Wirausaha 2.1.1 Pengertian Minat Menurut Slameto (2013:182), minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikanpada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat padadasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengansesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakinbesar minatnya. Menurut Dimyanti Mudjiono (2013:143), mengatakan minat berhubungandengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atauberurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang olehkegiatan itu sendiri (Djaali, 2008: 121). Syaodih (2010:26), minat diartikan sebagai kecenderungan subyekyang menetap, untuk tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentudan merasa senang mempelajari materi itu.Minat momentan ialah perasaantertarik pada suatu topik yang sedang dibahas atau dipelajari untuk itu kerapdigunakan istilah “perhatian”.Perhatian dalam arti “minat momentan”,perlu dibedakan dari perhatian dalam arti “konsentrasi”, sebagaimanadijelaskan di atas. Antara minat dan berperasaan senang terhadap hubungantimbal balik, sehingga tidak mengherankan kalau siswa yang berperasaantidak senang, akan kurang berminat, dan sebaliknya. Berdasarkan paparan tentang pengertian minat yang disampaikandari beberapa sumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat adalahrasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada paksaan dan merasasenang untuk mempelajarinya.Rasa ketertarikan tersebut bukan karenapaksaan tapi kesadaran yang tinggi karena keinginan yang kuat untukmencapai tujuannya.
2.1.2 Pengertian Wirausaha Menurut Slamet dkk, 2013:2), Entrepreneur is the person who perceives an opportunity and creates an organization to persue it. Berdasarkan definisi tersebut seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Menurut Suparyanto, 2013:2), Entrepreneur is the process of creating something different with value by devoting the necessary time and effort, assuming the accompanying financial, psychic, and social risks, and receiving the resulting rewards of monetary and personal satisfaction and independence. Artinya kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi. Berdasarkan pengertian wirausaha di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa wirausaha adalah setiap orang yang memulai sesuatu bisnis baru, bisa memanfaatkan peluang dengan menggunakan waktu yang disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa.Hal tersebut menunjukan bahwa wirausaha tidak hanya mengandalkan modal saja. 2.1.3 Pengertian Minat Wirausaha Menurut Romantika (dalam Setyawati, 2013), minat wirausaha adalah kemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup serta memecahkan permasalahan hidup, memajukan usaha atau menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Hal yang paling utama yaitu sifat keberanian untuk menciptakan usaha baru. Menurut Santoso, minat wirausaha adalah gejala psikis untuk memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang karena membawa manfaat bagi dirinya. Inti dari pendapat tersebut adalah pemusatan perhatian yang disertai rasa senang (Maman Suryamannim, 2006: 22).
Penelitian Aris Subandono (2007: 18), minat wirausaha adalah kecenderungan hati dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisir, mengatur, menanggung risiko dan mengembangkan usaha yang diciptakannya tersebut. Minat wirausaha berasal dari dalam diri seseorang untuk menciptakan sebuah bidang usaha. Berdasarkan definisi di atas, maka yang dimaksud dengan minat wirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras dengan adanya pemusatan perhatian untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut akan resiko yang akan dihadapi, senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami, serta mengembangkan usaha yang diciptakannya. Minat wirausaha tersebut tidak hanya keinginan dari dalam diri saja tetapi harus melihat ke depan dalam potensi mendirikan usaha. Menurut Hurlock (2003: 116), aspek-aspek minat adalah sebagai berikut: a.
Aspek kognitif. Didasarkan pada konsep yang dikembangkan siswa mengenai bidang yang berkaitan dengan minat.
b. Aspek afektif Bobot emosional konsep yang membangun aspek kognitif minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan oleh minat.Minat adalah sebuah aspek psikologis yang dipengaruhi oleh pengalaman afektif yang berasal dari minat itu sendiri. Aspek-aspek minat dijelaskan oleh Anurahman (2013:304), sebagai berikut:
a.
Sikap umum terhadap aktivitas (general attitude toward the activity), yaitu perasaan suka tidak suka, setuju tidak setuju dengan aktivitas, umumnya terhadap sikap positif atau menyukai aktivitas.
b.
Kesadaran spesifik untuk menyukai aktivitas (specivic conciused for or living the activity), yaitu memutuskan untuk menyukai suatu aktivitas atau objek.
c.
Merasa senang dengan aktivitas (enjoyment of the activity), yaitu individu merasa senang dengan segala hal yang berhubungan dengan aktivitas yang diminatinya.
d.
Aktivitas tersebut mempunyai arti atau penting bagi individu (personal importence or significance of the activity to the individual).
e.
Adanya minat intriksik dalam isi aktivitas (intrinsic interes in the content of the activity), yaitu emosi yang menyenangkan yang berpusat pada aktivitas itu sendiri.
f.
Berpartisipasi dalam aktivitas (reported choise of or participant in the activity) yaitu individu memilih atau berpartisipasi dalam aktivitas.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek minat menimbulkan daya ketertarikan yang dibentuk oleh dua aspek. Aspek tersebut yaitu kognitif dan afektif berupa berupa sikap, kesadaran individual, perasaan senang, arah kepentingan individu, adanya ketertarikan yang muncul dari dalam diri, dan berpartisipasi terhadap apa yang diminati. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan minat wirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras dengan adanya pemusatan perhatian untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut akan resiko yang akan dihadapi, senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami, serta mengembangkan usaha yang diciptakannya. Selain itu, minat wirausaha meliputi sikap umum
terhadap wirausaha, kesadaran spesifik untuk menyukai wirausaha, merasa senang dengan wirausaha, wirausaha mempunyai arti atau penting bagi individu, adanya minat intrinsik dalam wirausaha. 2.1.4 Cara Menjadi Seorang Wirausaha Sukses Menurut Daryanto, (2013: 25), menggambarkan delapan anak tangga untuk mencapai puncak karir.Delapan anak tangga ini dapat pula digunakan oleh wirausaha dalam mengembangkan profesinya. a.
Mau Kerja Keras (Capacity for Hard Work) Kerja keras merupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang. Demikianlah setiap pengusaha yang sukses selalu menempuh saat-saat harus banting tulang dalam merintis perusahaannya. Sikap kerja keras harus dimiliki seorang wirausahawan. Berdasarkan
paparan
tersebut,
kerja
keras
merupakan
sikap
yang
pasti
dijalani.Sebuah usaha dijalankan perlu kerja keras untuk mencapai kesuksesan. Kerja keras juga perlu memperhatikan stamina dan waktu, jika bekerja keras tanpa memperhatikan waktu dan istirahat maka akan membuat kacau sebuah usaha. b.
Bekerjasama dengan Orang Lain (Getting Things Done With and Through People) Perbanyaklah teman di bawah atau di atas kita. Dengan bekerjasama dengan orang lain, maka tujuan akan mudah tercapai. Inilah yang disebut “manajemen” yaitu ilmu atau seni menggunakan tenaga orang lain untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Berdasarkan paparan tersebut, sebuah usaha tidak mungkin
dijalankan sendiri.
Seorang wirausaha harus bekerjasama dengan orang lain untuk mendapatkan hasil yang lebih. Kemampuan seseorang pasti ada batasnya, sehingga dibutuhkan orang lain untuk membantu sebuah usaha. Kerjasama dengan orang lain juga dibutuhkan sifat saling percaya.
c.
Penampilan yang Baik (Good Appearance) Dalam hal ini bukan berarti penampilan body faceatau muka yang elok dan paras cantik tetapi lebih ditekankan pada penampilan perilaku jujur, disiplin. Banyak orang tertipu dengan wajah elok tetapi ternyata orang itu penipu ulung. Berdasarkan paparan tersebut, dengan berperilaku baik maka akan membuat orang lain percaya dengan kemampuan seorang wirausaha. Perilaku baik akan menciptakan keakraban dan menjauhkan perasaan curiga baik dengan pekerja atau rekan bisnis sehingga menciptakan kondisi harmonis.
d.
Yakin (Self Confidence) Kita harus memiliki keyakinan diri bahwa kita akan sukses melakukan suatu usaha. Yakin dapat diterapkan dalam tidakan seharihari, melangkah pasti, tekun, sabar, tidak ragu. Berdasarkan paparan tersebut, keyakinan akan membantu seorang wirausaha mempertahankan pendapat atau langkah yang diambil. Keyakinan yang kuat dapat mengatasi segala macam permasalahan dalam berwirausaha karena ada dorongan kuat dari dalam individu itu sendiri.
e.
Pandai Membuat Keputusan (Making Sound Decision) Jika dihadapkan pada alternatif, harus memilih, maka buat pertimbangan yang matang.Kumpulkan berbagai informasi, bisa mendapat orang lain, setelah itu ambil keputusan, jangan ragu. Berdasarkan paparan tersebut, pembuatan keputusan yang cermat dapat menghadapi atau mencegah sebuah permasalahan. Pertimbangan harus diingat, pertimbangan yang kurang matang tidak akan menjadikan keputusan sempurna.
f.
Mau Menambah Ilmu Pengetahuan (College Education)
Zaman sekarang pendidikan adalah nomor satu.Tenaga tak terdidik harganya murah dan sebaliknya.Pendidikan ini bukan berarti masuk perguruan tinggi, melainkan pendidikan dalam bentuk kursus atau membaca buku.Akan tetapi, hal terpenting adalah tambahan ilmu pengetahuan. Berdasarkan paparan tersebut, penambahan sebuah ilmu membantu menciptakan dan mengembangkan sebuah usaha.Usaha harus terus dikembangkan sesuai perkembangan zaman dan tingkat kebutuhan yang terus bervariasi. Jika seorang wirausaha mempunyai banyak ilmu, maka akan lebih luas menciptakan dan mengembangkan usaha. g.
Ambisi untuk Maju (Ambition Drive) Kita harus punya semangat tinggi, mau berjuang untuk maju.Orang yang gigih dalam menghadapi pekerjaan dan tantangan, biasanya banyak berhasil dalam kehidupan. Berdasarkan paparan tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa semangat tinggi untuk maju akan membawa hasil keberhasilan. Ambisi harus ada agar seseorang mempunyai semangat untuk berusaha keras.Kita tidak hanya fokus dengan bidang usaha yang dijalankan tetapi harus memikirkan untuk memajukan bidang usaha yang dijalankan.
h.
Pandai Berkomunikasi (Ability to communicate) Pandai berkomunikasi berarti pandai mengorganisasi sebuah pemikiran dalam bentuk ucapan yang jelas, menggunakan tutur kata yang enak didengar, mampu menarik perhatian orang lain. Komunikasi baik, diikuti perilaku jujur, konsisten dalam berbicara akan sangat membantu dalam mengembangkan karir. Berdasarkan paparan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah hal yang penting. Komunikasi yang baik juga akan membuat orang yang bekerja dalam sebuah usaha merasa nyaman.
Berdasarkan definisi di atas, untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses maka harus bekerja keras, mempunyai semangat juang yang tinggi, dan yakin terhadap kemampuan karena untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses tidak mudah.Setiap kegiatan wirausaha pasti melewati masa kritis, dengan adanya kerja keras, semangat juang, dan keyakinan yang kuat maka segala kendala bisa teratasi. 2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Minat Minat pada hakekatnya merupakan sebab akibat dari pada pengalaman, minat berkembang sebagai hasil dari pada sesuatu kegiatan yang akan menjadi sebab yang akan dipakai lagi dalam kegiatan yang sama. Menurut L. D Crow (Agatha Dita Kristsada, 2010:19-20), menyebutkan faktor yang mempengaruhi minat: a.
The factor inner urge adalah rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat.
b.
The factor of social motive adalah minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal, disamping hal dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia juga dipengaruhi oleh motif sosial.
c.
Emotional factor adalah faktor perasaan dan emosi mempunyai pengaruh terhadap obyek misal perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Minat bukan merupakan suatu hal yang didapat sejak lahir, namun minat merupakan
keseluruhan yang dapat berubah-ubah karena sejak kecil minat anak itu selalu mengalami perubahan.Jadi, minat dapat dikembangkan sesuai potensi pada diri seseorang.
Menurut Sri Hidayati (dalam Kristsada, 2010: 20-21), faktor yang mempengaruhi minat adalah: a.
Faktor Eksternal: Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi minatnya. Contoh: lingkungan sekitar, sarana, prasarana, dan fasilitas yang digunakan.
b.
Faktor Internal: Faktor internal yaitu segenap pikiran emosi dan persoalan dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi minat sehingga tidak dapat dipusatkan. Contoh: minat, ingatan, dorongan orang tua, dan kemauan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi minat adalah rangsangan yang datang dari lingkungan ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan seseorang, minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia dan juga dipengaruhi oleh motif sosial, perasaan dan emosi mempunyai pengaruh terhadap sesuatu kegiatan tertentu yang dapat membangkitkan perasaan senang. Selain itu juga faktor yang mempengaruhi minat dapat berasal dari luar dan berasal dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi minatnya. 2.1.6 Macam Minat M. Buchori (2013: 136), menyebutkan minat dapat dibedakan menjadi 2: a.
Minat primitif yaitu minat yang bersifat biologis, seperti kebutuhan makan, minum, dan bebas bergaul. Jadi, pada minat ini meliputi kesadaran tentang kebutuhan yang langsung dapat memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme.
b.
Minat kultural dapat disebut juga sebagai minat sosial yang berasal atau diperoleh dari proses belajar. Jadi, minat kultural ini lebih tinggi nilainya dari pada minat primitif.
Hadiwinarto (2013: 52), menyebutkan minat dibedakan menjadi 2:
a.
Minat aktual adalah minat yang berlaku pada obyek yang ada pada suatu saat dan ruangan yang konkrit
b.
Minat disposisional atau arah minat yang dasarnya pembawaan (disposisi) akan menjadi ciri sikap hidup seseorang. Berdasarkan beberapa pengertian dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
macam minat ada empat. Macam minat tersebut yaitu minat primitif yang meliputi kesadaran tentang kebutuhan, minat kultural yang diperoleh dari proses belajar, minat aktual yang berdasar pada waktu dan ruang yang sedang dialami, dan minat disposisional yang berdasar pada pembawaan sikap hidup seseorang. 2.1.7 Peningkatan Minat Nasution (2013: 47), mengemukakan 5 cara meningkatkan minat, yaitu: a.
Dorongan orang tua Dorongan orang tua adalah sesuatu dari diri seseorang yang mendorong untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan. Cara menimbulkan dorongan bisa melalui penerangan segisegi yang baik terhadap hal-hal yang berhubungan dengan citi-cita ataupun apa yang diharapkan.
b.
Training Training adalah mengingat kembali semangat untuk meningkatkan ilmu dan ketrampilan serta memperbaiki adanya masalah-masalah untuk dapat berbuat lebih baik lagi.
c. Rangsangan dari luar juga dapat dipergunakan sebagai alat untuk membangkitkan minat. d.
Menanamkan kesadaran dengan adanya suatu peringatan agar selalu sadar untuk berminat.
e.
Kebiasaaan dengan cara membiasakan diri untuk melakukan kegiatan agar dapat menimbulkan minat. Sementara itu Singgih (2006:88), menjelaskan bahwa ada 3 cara untuk meningkatkan minat, yaitu:
a.
Pemberian Ganjaran Pemberian ganjaran untuk memperkuat perilaku individu. Prinsip dasar dari cara ini adalah teori belajar yang berpandangan bahwa kegiatan yang lebih disenangi dapat menjadi ganjaran positif, yang dapat dipakai sebagai ganjaran untuk kegiatan lain yang kurang disenangi. Berdasarkan paparan tersebut, ganjaran bukan hukuman untuk menjatuhkan tetapi untuk membangun yang diharapkan melalui pemberian ganjaran seseorang dapat mengembangkan minat wirausahanya secara berkelanjutan.
b.
Penetapan Sasaran Penetapan sasaran sebagai sesuatu yang hendak dicapai, misalnya menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Makin jelas spesifik sasaran yang hendak dicapai maka akan lebih besar kemungkinan untuk mencapainya. Selain itu, perlu adanya penetapan prioritas yang hendak dicapai. Berdasarkan paparan tersebut, dalam penetapan sasaran harus jelas agar sasaran yang akan dicapai akan mudah tercapai. Penetapan sasaran merupakan salah satu hal untuk mencapai sebuah hasil yang maksimal.
c.
Penataan Lingkungan Penataan disini termasuk lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.Lingkungan fisik berkaitan dengan tempat atau ruangan termasuk sarana lainnya.
Berdasarkan paparan tersebut, lingkungan yang ditata sebaik mungkin akan membantu mencapai tujuan dan penataan lingkungan merupakan sarana pendukung. Jika lingkungan tidak tertata dengan baik dapat menghambat peningkatan minat. Berdasarkan definisi di atas, minat dapat ditingkatkan melalui dorongan orang tua agar ada dorongan untuk mencapai tujuan, training sebagai latihan ketrampilan, rangsangan dari luar untuk membangkitkan minat, menanamkan kesadaran agar sadar akan minat yang dimiliki, membiasakan diri untuk melakukan kegiatan yang akan menimbulkan minat, pemberian ganjaran untuk mengembangkan minat, menetapkan sasaran agar tujuan akan mudah tercapai, dan menata lingkungan untuk mendukung peningkatan minat. 2.1.8 Sifat yang Harus Dimiliki Seorang Wirausaha Tabel 1. Sifat yang Harus Dimiliki Seorang Wirausaha Ciri-Ciri a. Percaya diri
b. Berorientasikan tugas dan hasil
c. Pengambilan resiko d. Kepemimpinan
e. Keorisinilan
f. Berorientasi ke masa depan (BN. Marbun dalam Buchari Alma, 2013: 39-40)
Watak 1. Kepercayaan (keteguhan) 2. Ketidaktergantungan, kepribadian mantap 3. Optimisme 1. Kebutuhan atau haus akan prestasi 2. Berorientasi laba atau hasil 3. Tekun dan tabah 4. Penuh Inisiatif 5. Energik 6. Penuh inisiatif 1. Mampu mengambil resiko 2. Suka pada tantangan 1. Mampu memimpin 2. Dapat bergaul dengan orang lain 3. Menanggapi saran dan kritik 1. Inovatif (pembaharu) 2. Kreatif 3. Fleksibel 4. Banyak sumber 5. Serba bisa 6. Mengetahui banyak 1. Pandangan ke depan 2. Perseptif
2.1.9 Indikator Minat Berwirausaha a.
Percaya Diri Orang yang tinggi percaya diri adalah orang yang sudah menantang jasmani dan rohaninya.Pribadi semacam ini adalah pribadi yang independen dan sudah mencapai tingkat maturity (kematangan individu).(Buchari Alma, 2013: 39-40) Karakteristik kematangan seseorang adalah tidak tergantung pada orang lain, dia memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, objektif, dan kritis. Dia tidak begitu saja menyerap pendapat atau opini orang lain, tetapi dia mempertimbangkan secara kritis. Berdasarkan penjelasan tersebut, percaya diri tinggi akan membantu seseorang wirausaha yakin dengan kemampuan yang dimiliki. Seorang wirausaha akan lebih mempertimbangkan segala hal yang akan dijalankan dalam usahanya.
b.
Berorientasi pada Tugas dan Hasil Wirausahawan tidak memperhatikan prestise dulu, prestasi kemudian. Wirausahawan lebih suka pada prestasi baru kemudian setelah berhasil prestisenya akan naik. Berbagai dorongan orang tuaakan muncul dalam bisnis jika kita berusaha menyingkirkan prestise. Berdasarkan paparan tersebut, seorang wirausaha harus berorientasi pada tugas dan hasil. Wirausahawan harus mengutamakan pekerjaannya, dengan pekerjaan yang dilakukan secara maksimal maka akan mendapatkan sebuah prestasi atau hasil yang didapatkan.
c.
Pengambilan Resiko Anak muda sering dikatakan menyukai tantangan.Mereka tidak takut mati.Inilah salah satu faktor pendorong anak muda menyenangi olah raga yang penuh resiko dan tantangan.Ciri-ciri dan watak seperti ini dibawa dalam wirausaha yang penuh tantangan,
seperti persaingan, harga turun naik, barang tidak laku, dan sebagainya.Semua tantangan ini harus dihadapi dengan penuh perhitungan. Berdasarkan paparan tersebut, seorang wirausaha harus bisa mengambil resiko. Kesulitan dalam mengembangkan atau menjalankan usaha adalah sebuah resiko yang akan dihadapi. Wirausahawan harus memiliki pertimbangan dan perhitungan matang untuk mengatasi resiko yang menghadang. d.
Kepemimpinan Sifat kepemimpinan memang ada dalam diri masing-masing individu.Sifat kepemimpinan sudah banyak dipelajari dan dilatih tetapi tergantung pada masing-masing individu dalam menyesuaikan diri dengan organisasi atau orang yang dipimpin. Berdasarkan paparan tersebut, sifat kemimpinan harus melekat pada diri wirausahawan. Wirausahawan adalah seseorang yang akan memimpin jalannya sebuah usaha, wirausahawan harus bisa memimpin pekerjanya agar dapat menjalankan usaha dengan baik.
e.
Keorisinilan Sifat orisinil ini tentu tidak selalu ada pada diri seseorang.Orisinil ialah sifat tidak mengekor pada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orisinil, ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu. Orisinil tidak berarti baru sama sekali, tetapi produk tersebut mencerminkan hasil kombinasi baru atau reintegrasi atau komponenkomponen yang sudah ada, sehingga melahirkan sesuatu yang baru. Berdasarkan
paparan
tersebut,
sifat
keorisinilan
behubungan
dengan
mengkombinasikan berbagai hasil usaha yang ada dengan hal yang asing. Menciptakan inovasi sangat penting untuk bersaing demi melancarkan sebuah usaha, karena inovasi akan
menciptakan sebuah kreasi atau hal baru yang bisa dimanfaatkan untuk menciptakan sebuah usaha. f.
Berorientasi ke Masa Depan Seorang wirausaha haruslah perspektif, mempunyai visi kedepan apa yang hendak dilakukan. Sebuah usaha bukan didirikan untuk sementara, tetapi untuk selamanya. Faktor kontinuitasnya harus dijaga dan pandangan harus ditujukan jauh ke depan. Dalam menghadapi pandangan ke depan, seorang wirausaha akan menyusun perencanaan dan setrategi yang matang, agar jelas langkah yang akan dilaksanakan. Berdasarkan paparan tersebut, orientasi ke masa depan harus diperhatikan. Sebuah usaha tidak semata-mata musiman, usaha dijalankan untuk selamanya. Strategi yang matang akan membuat sebuah usaha akan berjalan berkelanjutan. Berdasarkan definisi di atas, seorang wirausaha mempunyai sifat yang harus melekat pada dirinya.Seorang wirausaha dapat menjalankan usahanya jika mempunyai pencaya diri yang tinggi, harus bisa mengkodisikan bidang usaha untuk maju, bisa memimpin pekerja, dan bisa merencanakan usaha secara matang juga mengutamakan pekerjaan daripada hasil.
2.2 Dorongan Orang Tua Pada umumnya anak akan selalu meneladani yang dilakukan dan menuruti pengarahan orang tua. Orang tua adalah sosok atau figure yang dihormati anak saat berada dirumah. Pengaruh dari orang tua sangat besar dalam bentuk kepribadian anak.Untuk itu anak atau siswa membutuhkan dorongan dari orang tua dalam belajarnya.(Hadiwinarto, 2013:11) Dengan adanya dorongan belajar dari orang tua, anak bias mendapatkan spirit untuk melaksanakan tugasnya dalam belajar. dorongan yang diberikan baik material maupun spiritual.
Menurut Uno (2013:45) dorongan orang tua bisa dilakukan dengan memberikan contoh, Mengatur waktu dalam keseharian di rumah yaitu: a)
Mengingatkan anak untuk senantiasa belajar
b) Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. c)
Menyarankan agar anak datang tepat waktu. Istirahat tidak ngelantur dan pulang tepat waktu jam pelajaran selesai Keteladanan orang tua dalam belajar bagi anak sangatlah penting, karena sebagai sosok
orang tua diharapkan selain dapat memberikan pengayoman atau perlindungan juga dapat memberikan pendidikan dan pengajaran bidang jasmani dan rohani serta tata cara bergaul yang baik dalam berinteraksi social dengan sesame teman, dan orang yang lebih tua. (Sardiman, 2013:73) Orang tua tidak boleh berkata, berbuat, atau bertingkah laku sembarangan karena pasti ditiru oleh anak, untuk itu dia harus senantiasa menjaga citra diri. Orang tua harus senantiasa memberikan pengarahan serta contoh yang baik, membangun demi kemajuan, juga memberikan andil yang besar membentuk kepribadian anak yang berahlakul karimah, yang bisa menjaga Nama baik dirinya sendiri, orang-orang disekelilingnya dan juga lingkungan sekolah maupun masyarakat. 2.2.1 Bentuk Dorongan atau Dukungan yang Dapat Dilakukan Orang Tua Menurut Shochib (2003:37) a)
Adanya kesadaran dari orang tua yang ikhlas.
b) Adanya tujuan. c)
Hukumandiberikan kepada anak untuk menyadarkan dari perbuatan salah sehingga anak dapat kembali kejalan yang telah ditetapkan (tujuan).
d) Adanya kasih sayang, kesabaran orang tua, dan komunikasi yang dialogis antara anak dengan orang tua. e)
Adanya pemahaman terhadap dunia anak oleh orang tua.
f)
Penataan iklim dan situasi di rumah yang menggugah anak untuk belajar
g) Adanya keteladanan orang tua untuk anak-anaknya. h) Adanya konsistensi antara tindakan dan ucapan dari orang tua. i)
Adanya control dari orang tua terhadap anak-anaknya.
j)
Adanya rasa kebersamaan antara anggota keluarga untuk meningkatkan harga dirinya.
k) Adanya situasi dan kondisi yang mendukung terciptanya keterbukaan dan demokrasi. l)
Keikutsertaan anak-anak dalam menciptakan aturan-aturan yang dibuat oleh orang tua sehingga anak memahami dan mengerti konsekuensi atas pelanggaran.
2.2.2 Tahapan Orang Tua dalam Memberikan Dorongan Terhadap Anak Dimyanti Mudjiono (2013:84-86) pencapaian dorongan melalui tahapan-tahapan bagaikan sebuah perjalanan jenjang sekolah. a)
Perasaan tumbuh, bagai tahapan sekolah dasar. Tahapan ini mengetahui sedikit tentang tubuh dan perasaan.
b) Menerima perasaan bagaikan sekolah menengah. Merasakan tetapi tidak memerima emosi orang yang tidak menerima emosi, karena dirinya sendiri, saling mencari orang lain untuk menyalahkan kemarahannya. c)
Menjaga kesadaran atau mempertahankannya bagaikan tinggi. Menjaga kepekaan dan kebugaran perguruan tubuh sehingga tubuh tetap reseptif.
d) Membuktikan empati, setingkat pascasarjana. Menurut Thomas Hatch dan Howard Gardner, empati adalah bumbu penting untuk pesona, sukses social, bahkan kharisma.
2.2.3 Fungsi Dorongan atau Dorongan Orang Tua dalam Belajar Dorongan orang tua sangat berperan dalam belajar, dengan dorongan orang tua inilah siswamenjadi tekun dan bergairah dalam proses belajar, dan dengan dorongan orang tua itukualitas prestasi belajar kewirausahaan siswa (prestasi belajar) juga kemungkinannya dapatterwujud, siswa yang dalam proses belajar mempunyai dorongan orang tua yang kuat danjelas pasti akan tekun berhasil belajarnya, kepastian itu dimungkinkan oleh sebabadanya ketiga fungsi dorongan orang tua sebagai berikut: (Hamalik, 2013:161) a.
Dorongan orang tua untuk berbuat sesuatu dalam mencapai jam
b.
Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan
c.
Penyeleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyaidorongan orang tua senantiasa selektif dan tetap terarah kepada jam yang ingindicapai. Berdasarkan arti dan fungsi dorongan orang tua di atas dapat disimpulkan
bahwadorongan orang tua itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan,tetapi juga menentukan hasil perbuatan.Dorongan orang tuaakan mendorong untuk belajar atau melakukan sesuatu perbuatandengan sungguh-sungguh (tekun) dan selanjutnya akan menentukan pula hasilpekerjaannya. Menurut Soemanto, (2013:115-116)ada 4 fungsi dorongan orang tua dalam proses belajar mengajaryaitu: 1) Fungsi membangkitkan (arousal function) Dalam pendidikan arousal diartikan sebagai kesiapan atau perhatian umumsiswa yang diusahakan oleh guru untuk mengikutsertakan siswa dalambelajar.Fungsi ini menyangkut tanggungjawab yang terus-menerus untukmengatur tingkat yang membangkitkan guna menghindarkan siswa daritidur dan lupa emosional.
2) Fungsi harapan (expectancy function) Fungsi ini menghendaki agar guru memelihara atau mengubah harapankeberhasilan atau kegagalan siswa akan mencapai jam instruksional danmenghendaki agar guru menguraikan secara konkrit/konkret kepada siswaapa yang harus dilakukan setelah pelajaran berakhir. Di samping itu pulaguru harus menghubungkan antara harapan-harapan dengan jam siswayang dekat dan yang jauh seraya mengikut sertakan usaha siswasepenuhnya dalam belajar. 3) Fungsi intensif (intensive function) Fungsi ini menghendaki agar guru memberikan hadiah kepada siswa yangberprestasi dengan cara seperti mendorong usaha lebih lanjut dalammengajar jam instruksi. 4) Fungsi disiplin (disciplianari function). Fungsi ini menghendaki agar guru mengontrol tingkah laku yangmenyimpang dengan menggunakan hukuman dan hadiah. Di samping itu ada dua pendekatan teoritis yang cukup berbeda terhadapdorongan orang tua dipaparkan oleh para pakar psikologi dalam teoripsikologi sebagai berikut: a)
Teori Psikoanalisis Freud menekankan adanya dua dorongan dasar seks dan agresi.Motifini timbul pada masa bayi, bila orang tua melarang ekspresinya. Motif iniaktif sebagai motif tak sadar dan akan diekspresikan secara tidak langsungatau simbolik.
b) Teori Belajar Sosial Teori belajar sosial ini menekankan pola prilaku yang dipelajari dalamusaha menghadapi lingkungan belajar dapat terjadi melalui penguatanlangsung atau melalui orang lain dengan mengamati akibat prilaku yangditampilkan orang lain, proses koginitf memungkinkan orangmemperkirakan kemungkinan akibat dan mengubah prilakunya sesuaidengan prilaku
itu. Penguatan diri yang didasarkan pada standar prilakukita sendi juga merupakan kontrol motivasi yang penting.Sebagaimana yang disampaikan oleh Cecco tentang fungsi motivasidalam proses belajar mengajar di atas, hal tersebut sangatlah penting terhadapproses belajar mengajar di sekolah-sekolah atau kampus, bahkan di luar. Karenamembangkitkan, harapan, intensip, dan disiplin, merupakan memberikan fungsiyang sangat tinggi terhadap peserta didik atau siswa dalam proses pembelajaran.Maka dengan menggunakan beberapa fungsi tersebut di atas, akan mempermudahdalam proses pembelajaran. 2.2.4 Dorongan Orang Tua Berwirausaha Dorongan orang tua adalah proses membangkitkan, mengarahkan dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan. Dorongan orang tua merupakan hal yang melatar belakangi individu berbuat untuk mencapai tujuan tertentu.Menurut Suryana (2013:49) dorongan orang tua adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan berbagai upaya dalam memenuhi kebutuhankebutuhannya.Dorongan orang tua dapat dicermati dari ketegangan yang dialami oleh individu, semakin besar ketegangan, semakin tinggi tingkat upaya yang ditunjukkan individu dalam mencapai tujuannya. Dorongan
berasal
dari
kata
Latin
movere
yang
berarti
dorongan
atau
menggerakkan.Pentingnya dorongan orang tua adalah karena dorongan orang tua adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal (Hasibuan, 2005). Dorongan orang tua adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang dan dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran serta berkaitan dengan minat.Dorongan bisa bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri; dapat juga bersifat external yaitu dari guru, orang tua, teman dan sebagainya (Mustaqim, 2013:72)).Oleh karena itu,
memahami dorongan orang tua yang ada pada individu patut juga memahami beberapa teori yang dikemukakan oleh para pakar. Teori dorongan telah muncul sejak dasawarsa 1950 saat konsep-konsep dorongan ditulis dan menjadi acuan banyak pihak.Tiga teori dorongan / motivasi (klasik) dikenal dengan teori hirarkhi kebutuhan dari Abraham Maslow, Teori X dan Y dari Douglas McGregor dan Teori dorongan / motivasi Higienis dari Frederick Herzberg.Selain Teori dorongan / motivasi (klasik) dikenal juga Teori Kontemporer yang menyertai Teori dorongan / motivasi (klasik).Teori kontemporer dorongan / motivasi antara lain Teori ERG (existence, relatedness, growth) yang dikemukakan oleh Clayton Alderfer dari Universitas Yale. Teori lain berasal dari David McClelland yang mengemukakan tentang dorongan / motivasi berprestasi.Teori ini mengungkap bahwa diri manusia ada tiga hal penting yaitu kebutuhan berprestasi, kebutuhan afiliasi dan kebutuhan berkuasa. Dua teori dorongan / motivasi kontemporer yang telah disebut di atas lazim digunakan untuk mengamati, mempelajari, menganalisis dan memahami perilaku individu saat ia melakukan aktivitasnya sehari-hari. Oleh karena itu aspek dorongan orang tua menjadi sangat relevan bila kita ingin mengetahui dorongan orang tua individu dalam berwirausaha. Dalam berwirausaha peran dorongan orang tua, terutama dorongan orang tua untuk berhasil menjadi sangat penting. Sebab di dalam dorongan orang tua terdapat sejumlah motif yang akan menjadi pendorong (drive/stimulus) tercapainya keberhasilan. Apalagi di dalam dorongan orang tua berwirausaha diperlukan daya juang untuk sukses, mau belajar melihat keberhasilan orang lain, memiliki dorongan kuat untuk mengatasi semua kendala dalam berwirausaha.Pasalnya, keberhasilan berwirausaha tidak dengan seketika diperoleh.Itu sebabnya
bagi para pemula atau pebisnis kawakan aspek-aspek yang disebutkan tadi penting dimiliki dan menjadi modal untuk meraih sukses. Jadi, motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu. Sebab sejumlah motif akan membentuk menjadi dorongan orang tua yang bersumber dari kebutuhan individu. Oleh karena itu, untuk memahami dorongan orang tua perlu untuk memahami berbagai jenis kebutuhan. Hal itu sejalan dengan teori hirarki kebutuhan (hierarchy of needs) dari Abraham Maslow, yang terdiri dari: kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan terhadap harga diri, kebutuhan akan aktualisasi (Soemanto, 2013). Untuk beralih ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi, individu terlebih dahulu terpuaskan pada tingkat kebutuhan sebelumnya.Tingkat kebutuhan yang lebih tinggi muncul apabila tingkat kebutuhan yang lebih rendah telah terpuaskan.Berdasarkan teori ini kelima tingkatan kebutuhan tersebut merupakan motivator bagi seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan.Pada hakekatnya tingkah laku manusia ditentukan oleh keinginannya untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu.Tindakan yang dilakukan selalu dipengaruhi oleh dorongan baik berasal dari dalam dirinya maupun dorongan yang berasal dari luar dirinya yang juga disebut motif. Pengertian dorongan orang tua seperti yang dikemukakan di atas mengacu pada timbulnya dorongan. Sedangkan berwirausaha merupakan salah satu objek pekerjaan di samping pekerjaan lain, yakni pegawai negeri atau pegawai swasta. Dengan demikian dorongan orang tua berwirausaha diartikan sebagai tenaga dorongan yang menyebabkan siswa melakukan suatu kegiatan berwirausaha.Dengan demikian adanya perasaan senang yang menyertai timbulnya dorongan orang tua berwirausaha. Rangsangan-rangsangan dari objek wirausaha akan menumbuhkan dorongan orang tua dan dorongan orang tua yang telah tumbuh akan merupakan
dorongan dan motor untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan. Suatu perbuatan dimulai dengan adanya ketidakseimbangan dalam diri seseorang.Keadaan tidak seimbang ini tidak menyenangkan
sehingga
timbul
kebutuhan
untuk
menghilangkan
ketidakseimbangan
tersebut.Kebutuhan ini menimbulkan dorongan atau motif untuk berbuat sesuatu.Setelah perbuatan tersebut dilakukan maka tercapai keadaan seimbang dalam diri siswa. Kebutuhan yang sudah tercapai dengan hasil baik akan memberikan kepuasan dan timbulnya rasa puas pada diri siswa akan diikuti perasaan senang. Akan tetapi keseimbangan tersebut tidak berlangsung untuk selamanya karena akan timbul ketidakseimbangan baru yang menyebabkan proses dorongan orang tua di atas diulangi.Dorongan orang tua juga dapat mencerminkan perilaku dalam mencapai tujuan tertentu, sehingga dorongan orang tua berwirausaha siswa dapat dilihat dari kegiatannya sehari-hari untuk mengamati dan mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan berwirausaha.Dorongan orang tua juga dipengaruhi oleh faktor-faktor dorongan yang datang dari luar dirinya.Dorongan dari luar ini dapat diperoleh dari lingkungan keluarga, sekolah, pemerintah, teman sebaya, maupun lingkungan tempat tinggalnya. Siswa tidak terlepas dari proses pergaulannya dengan lingkungan baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun dengan lingkungan sekitarnya. Pentingnya peranan orang tua untuk mendorong siswa untuk berwirausaha yaitu dengan cara-cara antara lain, memberikan arti dan ciri-ciri manusia wirausaha, menciptakan situasi belajar kewirausahaan di lingkungan keluarga, dan menanamkan nilai-nilai kepribadian pada anak. Di lingkungan sekolah, guru dapat memberikan dorongan untuk meningkatkan dorongan orang tua siswa berwirausaha bagi siswa-siswinya dengan jalan menghubungkan antara kegiatan praktek dengan kewirausahaan. Dorongan terhadap siswa-siswi dapat diberikan dengan cara mengarahkan berprestasi belajar untuk berprestasi berwirausaha kelak setelah menamatkan
sekolahnya. Dorongan orang tua berwirausaha ini didasarkan atas kebutuhan yang ada dalam diri siswa, kondisi dalam dirinya yang mendorong atau menyebabkan siswa melakukan kegiatan, dan tujuan yang mengundang semua kegiatan untuk mencapainya. Dorongan orang tua berwirausaha yang tinggi khususnya dorongan orang tua berprestasi akan dapat meningkatkan tingkah laku siswa untuk mencapai tujuan. Keberhasilan usaha dalam bidang wirausaha terletak pada sejauhmana dorongan orang tua berprestasi dalam berwirausaha menjiwai usahanya. Semakin tinggi dorongan orang tua berprestasi dalam berwirausaha akan semakin menunjang keberhasilan usaha yang dicapai. Karena dengan dorongan orang tua berwirausaha yang tinggi akan mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan akan mampu menciptakan jalan keluar dari kesulitan. Selain itu akan selalu didorong oleh pemikiran optimis, semangat kerja, ulet dan menggunakan program dalam mencapai tujuan di bidang usahanya, kegiatannya dilaksanakan dengan teratur dan bertanggung jawab. Siswa yang memiliki dorongan orang tua berwirausaha tinggi, berarti mempunyai kemauan untuk berhasil dalam berwirausaha. Dengan pertimbangan siswa-siswi belum terjun secara aktif dalam kegiatan wirausaha sehingga tidaklah mungkin mengukur perilakunya dalam berwirausaha dan dengan asumsi bahwa sikap berwirausaha sangat dekat dengan perilaku dalam bidang berwirausaha, maka berdasarkan teori dan hasil-hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa dorongan orang tua berwirausaha mempengaruhi sikap berwirausaha 2.2.5 Indikator Dorongan/Motivasi Orang Tua Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:80), “Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (1) Kebutuhan, (2) Dorongan, (3) tujuan”. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan ia harapkan. Sebagai ilusi, siswa merasa bahwa hasil belajarnya rendah, padahal ia memiliki buku pelajaran yang lengkap. Ia merasa memiliki
cukup waktu, tetapi ia kurang baik mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakannya tidak memadai untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Ia membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu siswa mengubah cara-cara belajarnya. “Dorongan merupakan kekuatan mental ntuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan, dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan”. (Dimyati dan Mudjiono, 2013:81).
2.3 Lingkungan Keluarga 2.3.1
Pengertian Lingkungan Keluarga Lingkungan selalu mengitari manusia dari waktu dilahirkan sampai meninggalnya,
sehingga antara lingkungan dan manusia terdapat hubungan timbal balik dalam artian lingkungan mempengaruhi manusia dan manusia mempengaruhi lingkungan. Begitu pula dalam proses belajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang banyak berpengaruh dalam proses belajar maupun perkembangan anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2013:2) menyatakan “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang barusecara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Pengertian belajar di atas menekankan bahwa belajar merupakan suatu pengalaman dan pengalaman itu salah satunya diperoleh berkat adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.Lingkungan sebagai sumber belajar menurut Depdikbud (2000:70) menyatakan “Lingkungan sebagai sumber belajar dapat dibedakan atas lingkungan fisik dan lingkungan sosial”.
Contoh lingkungan fisik yang dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah buku, musium, toko, pasar, jalan, sungai.Sedangkan yang termasuk dalam contoh lingkungan sosial adalah keluarga dan masyarakat.Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar sebagai sumber belajar meliputi aspek manusia dan non manusia. Menurut pendapat diatas, lingkungan yang banyak memberikansumbangan dan besar pengaruhnya terhadap proses belajar maupunperkembangan anak adalah lingkungan keluarga. Karena
lingkungankeluarga
merupakan
lingkungan
primer
yang
kuat
pengaruhnya
kepadaindividu dibandingkan dengan lingkungan sekunder yang ikatannya agaklonggar.Selain itu keluarga juga merupakan lingkungan pendidikanpertama pra sekolah yang dikenal anak pertama kali dalam pertumbuhandan perkembangannya. Keluarga sebagai lingkungan belajar pertama sebelum lingkungan sekolah dan masyarakat, Ngalim Purwanto (2013:141) menyatakan “Lingkunga pendidikan yang ada dapat digolongkan menjadi tiga yaitu : a.
Lingkungan Keluarga, yang disebut juga lingkungan pertama.
b.
Lingkungan Sekolah, yang disebut juga lingkungan kedua.
c.
Lingkungan Masyarakat, yang disebut juga lingkungan katiga”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa anak menerimapendidikan pertama kali dalam lingkungan keluarga kemudian dilanjutkandalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Dengan kata lain tanggungjawab pendidikan anak terletak pada kerjasama antara keluarga, sekolahdan masyarakat. Dalam hal ini keluarga sebagai lingkungan belajar pertama mempunyaiperanan dan pengaruh yang besar dalam menuntun perkembangan anakuntuk menjadi manusia dewasa.
Pengertianlingkungan keluarga berasal dari kata lingkungan dan keluarga.La Sulo (2013:168) menyatakan “Lingkungan adalah jumlah semua bendahidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kitatempati”. Menurut Abu Ahmadi (2013:167) menyebutkan “Keluarga adalah kelompokm sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang mempunyai hubungan sosial relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi”. Jadi, lingkungan keluarga adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam kelompok sosial kecil tersebut, yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang mempunyai hubungan sosialkarena adanya ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi. 2.3.2
Fungsi-fungsi Keluarga La Sulo (2013:168) menyatakan bahwa fungsi keluarga secara garis besar dibagi menjadi
dua, yaitu : 2.3.2.1.1 Fungsi-fungsi pokok, yakni fungsi yang tidak dapat diubah atau digantikan oleh orang lain. Fungsi ini meliputi : 1) Fungsi Biologis 2) Fungsi Afeksi 3) Fungsi Sosiologi 2.4 Fungsi-fungsi lain, yakni fungsi yang relatif lebih mudah diubah atau mengalami perubahan. Fungsi ini meliputi: 1) Fungsi Ekonomi 2) Fungsi Perlindungan 3) Fungsi Pendidikan 4) Fungsi Rekreasi
5) Fungsi Agama
Dari fungsi-fungsi keluarga yang dikemukakan oleh La Sulo (2013:168) di atas dapatdiuraikan sebagai berikut: 1) Fungsi Biologis Keluarga terjadi karena adanya ikatan darah atau atas dasarperkawinan.Keluarga yang dibangun atas dasar perkawinanmenjadikan suami isteri sebagai dasar untuk melanjutkan keturunanyang berarti melahirkan anggota-anggota baru. 2) Fungsi Afeksi Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh dengan kemesraandengan kemesraan antar anggotanya. Hal ini dapat terlihat dari caraorang tua dalam memelihara dan mendidik anak-anaknya
dengan
rasapenuh
kasih
sayang.
Dan
hal
ini
menjadikan
anak
selalumenggantungkan diri dan mencurahkan isi hati sepenuhnya kepadaorang tua. 3) Fungsi Sosiologi Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupanmanusia, oleh sebab itu disamping tugasnya mengantarkanperkembangan individu tersebut menjadi anggota masyarakat yangbaik. Anggota masyarakat yang baik yaitu apabila individu tersebutdapat menyatakan dirinya sebagai manusia atau kelompok lain dalamlingkungannya. Hal tersebut akan sangat banyak dipengaruhi olehkualitas pengalaman dan pendidikan yang diterimanya. 4) Fungsi Ekonomi Keluarga juga berfungsi sebagai unit ekonomi, terutama dalam halpemenuhan kebutuhan pangan, sandang dan kebutuhan materiallainnya. Keadaan ekonomi keluarga yang baik juga turut mendukungdan berperan dalam perkembangan anak, sebab dengan kondisitersebut anak akan berada dalam keadaan material yang lebih luassehingga banyak mendapat
kesempatan untuk mengembangkanberbagai kecakapan yang dimilikinya. Dengan demikian kondisiekonomi keluarga yang baik akan membantu anak dalam mencapaiprestasi yang maksimal dalam belajarnya. 5) Fungsi Perlindungan Keluarga selain sebagai unit masyarakat kecil yang berfungsimelanjutkan keturunan, secara universal juga sebagai penanggungjawab dalam perlindungan, pemeliharaan dan pengasuhan terhadapanak-anaknya.
6) Fungsi Pendidikan Orang tua secara kodrati atau alami mempunyai peranan sebagaipendidik bagi anak-anaknya sejak anak tersebut dalam kandungan.Selain pendidikan kepribadian orang tua juga memberikan kecakapan-kecakapanlain terhadap anak-anaknya sebagai bekal untuk mengikutipendidikan berikutnya. 7) Fungsi Rekreasi Keluarga
selain
sebagai
lembaga
pendidikan
informal
juga
merupakantempat
rekreasi.Keluarga sebagai tempat rekreasi perlu ditata agardapat menciptakan suasana yang menyenangkan. Misalnya situasirumah dibuat bersih, rapi, tenang dan sejuk yang menimbulkan rasasegar sehingga dapat menghilangkan rasa capek dan kepenatan darikesibukan sehari-hari. Situasi rumah yang demikian itu juga dapatdigunakan untuk belajar, menyusun dan menata kembali programkegiatan selanjutnya sehingga dapat berjalan lancar.Dan konsentrasibelajar anak juga turut terbantu sehingga memudahkan mereka dalammencapai prestasi belajar yang maksimal.
8) Fungsi Agama Keluarga yang menyadari arti penting dan manfaat agama bagiperkembangan jiwa anak dan kehidupan manusia pada umumnya akanberperan dalam meletakkan dasar-dasar pengenalan agama. Hal inisangat penting untuk pembinaan perkembangan mental anakselanjutnya dalam memasuki kehidupan bermasyarakat.Pengenalanini dapat dimulai dari orang tua mengajak anak ke tempat ibadah. 2.3.3
Jenis Lingkungan keluarga Menurut Hurlock (2003:93), jenis lingkungan keluarga ada 3 yaitu :
1. Otoriter Otoriter merupakan jenis lingkungan keluarga yang mengekang dan tidak memberi kebebasan sama sekali, semua peraturan dari orang tua harus ditaati, tidak memperhatikan kemauan dan kemampuam yamg dimiliki oleh anak, sehingga anak kurang bisa mengembangkan potensi yang dimiliki. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut : 1) Semua aturan orang tua harus diikuti anak. 2) Anak tidak boleh bertindak dan melakukan sesuatu sendiri. 3) Kemana-mana harus didampingi orang tua. 4) Tidak boleh bergaul dengan sembarang orang. 2.
Demokratis Demokratis merupakan jenis lingkungan keluarga yang memberi kebebasan kepada anak untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, tanpa mengabaikan peraturan dan normanorma yang harus ditaati. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
1) Orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimilki. Contoh : Anak menyukai pelajaran akuntansi, kemudian orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk mengikuti les sesuai keinginannya. 2) Peraturan yang dibuat orang tua untuk kebaikan anak. Contoh : Orang tua mewajibkan kepada anak untuk belajar setiap malam dari pukul 19.00-20.00 WIB. 3) Orang tua memberikan kebebasan kepada anak untukbergaul dalam batas norma-norma dan kesopanan yang ada. Contoh : Orang tua memberikan kabebasan kepada anak untuk berteman kepada siapapun asalkan tidak dalam hal yang negatif. 4)
Orang tua dan anak saling menghargai dan menghormati hak dan kewajiban masingmasing. Contoh : Orang tua memberikan biaya pendidikan kepada anak, sedangkan anak belajar sungguh-sungguh untuk menghargai pengorbanan orang tua.
3.
Bebas Bebas merupakan jenis lingkungan keluarga dimana orang tua tidak memberikan aturan dan norma-norma yang harus ditaati oleh anak, sehingga anak merasa bebas , dan kebanyakan mereka terjebak dalam hal-hal yang negatif karena kurangnya perhatian orang tua. Ciri-crinya adalah sebagai berikut : 1) Tidak ada aturan yang mendidik dan membimbing anak 2) Orang tua tidak peduli dengan perkembangan dan pertumbuhan anak
3) Membiarkan anak bergaul dengan siapa saja tanpa memperhatikan apakah temannya baik atau tidak. Dari apa yang telah kita amati, tentang jenis lingkungan keluarga dan ciri-cirinya. Jenis lingkungan keluarga yang paling tepat untuk diterapkan dalam penelitian ini ialah lingkungan keluarga yamg demokratis. Kerena semakin kita menerapkan jenis lingkungan keluarga yang otoriter, maka anak akan semakin terkekang dan tidak bisa bergaul seperti anak-anak pada umumnya. Apalagi bila lingkungan keluarganya bebas, itu sangat memprihatikan, karena tidak ada perhatian orang tua sehingga anak merasa bebas untuk melakukan hal-hal baik secara positif maupun negatif.Yang paling disayangkan, kebanyakan anak-anak sekarang mudah terpengaruh dalam hal-hal yang negatif. Tapi jika kita menerapkan lingkungan keluarga yang demokratis, kemungkinan anak akan bisa memilih mana yang positif dan yang negatif sebelum mengambil keputusan. Sebab sebelum mengambil keputusan, anak mempertimbangkannya dan meminta pendapat kepada orang tua terlebih dahulu. 2.3.4
Faktor-faktor Keluarga Slameto (2003:60) menyatakan “Anak akan menerima pengaruh darikeluarga berupa:
Cara orang tua mendidik anak, relasi antara anggotakeluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga”. Faktor-faktortersebut apabila dapat menjalankan sesuai dengan fungsi danperanannya masing-masing dengan baik, kemungkinan dapat menciptakansituasi dan kondisi yang dapat mendorong anak untuk lebih giat belajar.Pendapat Slameto (2003: 61) sebagai berikut : “Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikananaknya,
mereka acuh tak
acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali kepentingan-kepentingan dan
kebutuhan-kebutuhan
anak
dalam
belajar,
tidak
mengatur
waktu
belajarnya,
tidak
menyediakan/melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya”. Orang tua harus berperan aktif dalam mendukung keberhasilan siswa,orang tua disamping menyediakan alat-alat yang dibutuhkan anak untukbelajar yang lebih penting bagaimana memberikan bimbingan, pengarahanagar anak lebih bersemangat untuk berprestasi. 2.3.5 Indikator Lingkungan Keluarga dalam Berwirausaha Indikator lingkungan keluarga didasarkan pada pendapat Yusuf (2009:42) yang menjelaskan bahwa terdapat tiga hal pokok yang dapat mempengaruhi perkembangan seseorang dalam hidupnya. Ketiga hal pokok tersebut berkaitan dengan keadaan responden ketika penelitian ini dilakukan terkait status dan perannya di dalam sebuah keluarga, sehingga dalam hal ini keluarga dianggap memiliki peranan penting terkait keberlangsungan dari aktivitas berwirausaha yang dijalankan oleh mahasiswa, faktor-faktor tersebut yaitu sebagai berikut: 1.
Keberfungsian Keluarga Seiring perjalanan hidupnya yang diwarnai faktor internal (kondisi fisik, psikis, dan moralitas anggota keluarga) dan faktor eksternal (perubahan sosial budaya), maka setiap keluarga mengalami perubahan yang beragam.Keluarga yang fungsional (normal) yaitu keluarga yang telah mampu melaksanakan fungsinya.Empat prinsip dari peranan keluarga yaitu sebagai modelling, mentoring, organizing, dan teaching.Dalam hal ini fungsi keluarga terdiri dari fungsi pendidikan dan fungsi sosialisasi. Fungsi pendidikan menyangkut peranan, pembimbingan, dan keterampilan-keterampilan terkait berwirausaha yang bermanfaat bagi anak, sedangkan fungsi sosialisasi menyangkut fungsi keluarga sebagai faktor penentu yang
sangat mempengaruhi kualitas generasi yang akan datang termasuk dalam hal pekerjaan yang dipilih oleh anak yang dalam hal ini adalah berwirausaha.
2. Sikap dan Perlakuan Orang Tua terhadap Anak Terdapat beberapa pola sikap atau perlakuan orang tua terhadap anak yang masing-masing mempunyai pengaruh tersendiri terhadap kepribadian anak. Sikap dan perlakuan orang tua terhadap anak pada dasarnya akan menjadi panutan bagi anak dalam menjalani proses kehidupannya yang akan mempengaruhi perkembangannya, termasuk dalam hal aktivitas berwirausaha yang dijalankan oleh anak. 3.
Status Ekonomi Status ekonomi dianggap merupakan faktor yang dianggap mempengaruhi tumbuh kembang dan kepribadian remaja.Orang tua yang memiliki status ekonomi rendah cenderung lebih menekankan kepatuhan kepada figur-figur yang mempunyai otoritas, sedangkan status ekonomi kelas atas dan menengah cenderung menekankan kepada pengembangan inisiatif, keingintahuan, dan kreativitas anak. Hal ini akan mempengaruhi bagaimana proses dari keberlangsungan aktivitas berwirausaha yang dijalankan oleh anak. Pengkuran variabel lingkungan keluarga dilakukan dengan menggunakan angket tertutup dengan berdasarkan pada indikator yang telah ditentukan di atas.
2.4 Pengaruh Dorongan Orang Tua dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Penelitian ini pada intinya adalah meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi minat wirausaha siswa.Yang dimaksud dengan minat berwirausaha adalah sikap dan keinginan yang membuat seseorang tertarik mencoba sesuatu yang baru dan berusaha untuk memperoleh keuntungan dengan mempertimbangkan semua resiko yang harus dihadapi sehingga menimbulkan kekuatan pendorong kepada individu tersebut untuk menciptakan kesejahteraan bagi individu dan menambah nilai bagi masyarakat dengan mengelola sumber daya yang dimiliki. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi minat wirausaha siswa.Faktor tersebut terbagi menjadi faktor internal dan eksternal.Faktor internal yang berasal dari dalam diri wirausahawan dapat berupa sifat-sifat personal, sikap, kemauan dan kemampuan individu yang dapat memberi kekuatan individu untuk berwirausaha.Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri pelaku entrepreneur yang dapat berupa unsur dari lingkungan sekitar seperti lingkungan keluarga, lingkungan dunia usaha, lingkungan fisik, lingkungan sosial ekonomi dan lainlain.Dalam penelitian ini faktor internal terdiri dari kepribadian dan motivasi/dorongan, dan faktor eksternal terdiri dari lingkungan (keluarga) dan pendidikan. Seorang wirausaha membutuhkan kepribadian yang khas agar mendukung minat berwirausaha seperti kepemimpinan, percaya diri, ekstrovert, kreatif dan inovatif sehingga menjadikan faktor kepribadian menjadi penentu minat wirausaha siswa, hal ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Daryanto (2013) yang menyatakan kepribadian mempengaruhi minat siswa untuk berwirausaha, lebih lengkapnya dijelaskan dalam Alma (2013:13) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mendorong siswa berwirausaha yaitu personal atau
disebut juga kepribadian. Oleh karena itu dalam kewirausahaan diperlukan kepribadian yang baik, sehingga menciptakan kepribadian yang produktif yang nantinya akan berfungsi dalam mengembangkan wirausaha. Suryana (2013) menyatakan salah satu faktor pendorong seseorang untuk berwirausaha yaitu motivasi.Kekuatan motif pribadi merupakan pendorong yang penting atau diperlukan untuk dapat memulai suatu usaha.Keberhasilan kerja membutuhkan motif-motif untuk mendorong atau memberi semangat dalam pekerjaan. Motif itu meliputi motif untuk kreatif dan inovatif yang merupakan motivasi yang mendorong individu mengeluarkan pemikiran yang spontan dalam menghadapi suatu perubahan dalam memberi alternatif yang berbeda dari yang lain. Motif yang lain yaitu motif untuk bekerja yang ada pada individu agar mempunyai semangat atau minat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan serta menjalankan tugas dalam pekerjaan. Hal ini didukung oleh pendapat dari Mc Clelland (1995) yang dikutip oleh Utami (2007) yang menyatakan motivasi merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi minat untuk menjadi wirausaha. La Sulo (2013) menyatakan salah satu aspek yang mempengaruhi minat untuk menjadi wirausaha yaitu lingkungan (keluarga). Beberapa penelitian yang berusaha mengungkap mengenai pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap pembentukan semangat minat kewirausahaan. Suatu keluarga akan menciptakan kondisi baik tidaknya suatu hubungan atau kegiatan yang individu lakukan. Keluarga yang mendukung akan memberikan proses kelancaran usahanya. Kondisi sosial ekonomi keluarga juga menentukan seseorang berkemauan untuk membuka suatu usaha baru guna memenuhi kebutuhan. Kondisi sosial ekonomi dapat mempengaruhi seseorang bekerja tergantung dari situasi ketika seseorang tersebut
akan mendirikan usaha. Apabila seseorang tersebut berkeinginan keras membuka usaha maka faktor ekonomi tidak menjadi permasalahan yang besar. Pendidikan tidak hanya mempengaruhi seseorang untuk melanjutkan usahanya namun juga membantu dalam mengatasi masalah dalam menjalankan usahanya.Pendidikan formal berperan penting dalam kewirausahaan karena memberi bekal pengetahuan yang dibutuhkan dalam mengelola usaha terutama ketika menghadapi suatu permasalahan. Sekolah atau Universitas sebagai tempat berlangsungnya pendidikan formal yang mendukung kewirausahaan akan mendorong individu untuk menjadi seorang wirausahawan. Secara teori diyakini bahwa pembekalan pendidikan pada seseorang sejak usia dini dapat meningkatkan potensi seseorang untuk menjadi wirausahawan. Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang mendukung pernyataan tersebut (Kourilsky & Walstad, 1998; Gerry et al., 2008). Berdasarkan uraian tentang faktor-faktor tersebut, peneliti berasumsi bahwa faktor internal khususnya kepribadian merupakan faktor dorongan orang tua dan lingkungan keluarga mempengaruhi minat dalam berwirausaha dikarenakan hal tersebut akan menjadi dasar bagi individu pada saat mengambil keputusan dalam membuat perencanaan untuk mencapai kesuksesan.
2.5 Penelitian yang Relevan 1.
Dewi, Satwikaning Santi. (2009). Pengaruh Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan serta Perbedaan Latar Belakang Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Malang. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Berdasarkan penelitian ini hasil yang diperoleh adalah : (1) tidak terdapat pengaruh prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat
berwirausaha siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Malang tahun ajaran 2009/2010, (2) tidak terdapat pengaruh perbedaan latar belakang sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Malang tahun ajaran 2009/2010, (3) tidak terdapat pengaruh perbedaan latar belakang sosial ekonomi orang tua terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Malang tahun ajaran 2009/2010. 2.
Fachri Mizan Harsono,(2013) NIM. 081255110003, Hubungan Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Mengukur Dengan Alat Ukur Mekanik Presisi (MDAUMP) Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Pemesinan di SMK Negeri 2 Kisaran Tahun Ajaran 2012/2013. Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Minat Belajar dan Hasil Belajar MDAUMP (rhitung = 0,296) dan terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Motivasi Belajar dan Hasil Belajar MDAUMP (rhitung = 0,309). Bahwa persamaan regresi Ŷ = 55,081 + 0,152X1 + 0,145X2 dapat dipertanggungjawabkan untuk menarik kesimpulan mengenai hubungan anatara Minat Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar MDAUMP
3.
Nadeak (2008) melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Minat Berwirausaha Terhadap Prestasi Belajar Kewirausahaan Pada Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2007/2008”. Masalah penelitian ini adalah ”Apakah ada pengaruh antara minat berwirausaha terhadap prestasi belajar kewirausahaan pada kelas XI jurusan tata busana SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2007/2008”. Hasil penelitian yang diperoleh adalah menunjukkan bahwa minat berwirausaha berpengaruh positif terhadap prestasi belajar kewirausahaan.
2.6 Kerangka Berpikir Dorongan Orang Tua (x1)
Minat berwirausaha (Y)
Lingkungan Keluarga (x2)
Kerangka pemikiran ini menjelaskan hubungan antara variabeldukungan orang tua dengan variabel minat berwirausaha. Teori utamayang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dukungan orang tua dan lingkungan keluarga yang mengacu pada empat aspek–aspek lingkungan keluarga dari La Sulo (2013:169) yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukunganinstrumental dan dukungan informatif. Sedangkan teori utama yang digunakanuntuk variabel minat adalah teori Djali (2013:21) mendefenisikanminat menjadi tiga yaitu minat pribadi (personal interest), berasal dari sifatpribadi dan karakterik individu yang relatif stabil biasanya diasumsikanlangsung pada beberapa aktivitas yang dilihat dari sikap individu terhadapaktivitas atau objek yaitu perasaan senang menyukai aktivitas, minat situasi(situasional interest), adalah minat yang umumnya berhubungan dengankondisi lingkungan, minat dalam rumusan psikologi (interest as apsychological state) adalah perpaduan antara minat pribadi dengan situasi. Minat tentunya tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yangmenunjukkan bahwa individu lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainnya,tetapi bisa juga diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam bentukkegiatan. Individu yang berminat terhadap sesuatu akan
ada kecendrunganuntuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatidan sama sekali tidak menghiraukan sesuatu yang lain. Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi minat seseorang yangpertama faktor intrinsik dan ektrinsik.Faktor intrinsik disebut sebagai faktordalam diri sendiri, faktor ini merupakan faktor alami yang dialami olehindividu tanpa ada pengaruh dari luar.Faktor eksternal dalam penelitian inilebih di fokuskan pada faktor ektrinsik atau faktor dari luar yang dipengaruhioleh lingkungan keluarga. Didalam lingkungan keluarga orangtua adalahpihak yang bertanggung jawab penuh dalam proses ini, dimana terjadi prosespendidikan yang pertama dan utama. Dengan adanya dukungan dari keluarga maka hal ini dapat semakinmeningkatkan minat individu untuk berwirausaha. Ada beberapa jenis dorongan orang tua, yaitu dukungan emosional adalah suatu bentukperhatian dari keluarga agar individu semakin berminat untuk mewujudkankeinginannya
dalam
wirausaha,
dukungan
penghargaan
yaitu
adanya
suatupenghargaan dari masyarakat dan keluarga bahwa dengan menjadi seorangwirausaha yang sukses maka akan dihargai oleh orang lain, dukunganinstrumental mencakup bantuan langsung dari keluarga, seperti bantuankeuangan, barang, dan semua kebutuhan kongkret yang dibutuhkan, dukunganinformatif yaitu nasehat dari keluarga bahwa untuk menjadi wirausaha harusberani mengambil resiko serta gigih dalam hal apapun. Ketika individu memiliki minat menjadi seorang wirausaha makaindividu tersebut memerlukan dukungan dari keluarga karena keluargadiibaratkan tiang rumah, sedangkan individu yang berwirausaha(entrepreneur) adalah atap yang menahan dari hujan dan terik panas dari luar,kalau tiang rapuh maka ambruklah rumah tersebut maka tidak ada gunanyaatap yang bagus jika tiang dan penyangganya runtuh, begitu juga denganberwirausaha. Jadi individu yang berminat dengan wirausaha wajibmembutuhkan dukungan dari keluarga. Namun fenomena yang
terjadi, adaindividu yang berminat ingin berwirausaha, namun karena tidak mendapatdukungan dari keluarga maka ia mengurungkan diri untuk tidak lagi berusahamewujudkan minatnya tersebut. Jadi seseorang yang berminat inginberwirausaha sangat membutuhkan dorongan orang tua, salah satunya dukungandari keluarga.
2.7 Hipotesis Menurut Sugiyono (2011:63), "hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya". Berdasarkan kajian teoretik dan kerangka pemikiran pokok yang akan diteliti maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: 1.
Terdapat pengaruh dorongan orang tuaterhadapminat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi
2.
Terdapat pengaruh lingkungan keluargaterhadapminat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi
3.
Terdapat pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluargaterhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriftif kuantitatif. “penelitian deskriftif yaitu penelitian yang berusaha memberikan gambaran informasi mengenai status gejala yang ada, yaitu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan” (Sugiyono, 2011:34). Selanjutnya Arikunto (2013:105) “penelitian kuantitatif yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui”. Jadi penelitian deskriftif kuantitatif adalah penelitian yang memberikan suatau gambaran informasi gejala yang ada, menurut apa adanya dan menggunakan data berupa angka. Dalam penelitian ini peneliti berusaha memberikan gambaran mengenai pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kota Jambi
3.3 Populasi dan Sampel Sugiyono (2011:141) mengemukakan bahwa "Populasi adalah sekelompok subyek baik manusia, gejala, nilai, test dan benda-benda ataupun peristiwa". Menurut Suharsimi Arikunto (2013:108) "Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian". Berdasarkan kedua data di atas penulis dapat menyimpulkan mengenai populasi sebagai berikut. Populasi adalah suatu kelompok individu atau unsur-unsur yang memiliki kesamaan ciri-ciri yang merupakan sumber data yang diteliti dan hasilnya dianalisis. Berdasarkan rumusan di atas penulis menetapkan
populasi penelitian adalah seluruh siswa siswa kelas XI Pemasaran SMK Negeri 1 Kota Jambi tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 85 siswa Tabel 1 Populasi dan sampel siswa kelas XI Pemasaran SMK Negeri 1 Kota Jambi NO
KELAS XI Pemasaran A B Jumlah
Populasi 41 44 85
3.4 Instrumen Penelitian Instrument penelitian adalah suatu pedoman yang dipakai peneliti untuk mengumpulkan data penelitian yang diperlukan agar menjadi mudah dan sistematis dalam memperolehnya. Instrument merupakan alat bagi upaya pengumpulan data yang diinginkan. Instrumen penelitian dalam penelitian ini dapat berupa angket, dimana angket adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan guna memperoleh
informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui” (Arikunto. S 2013:140). Kuisioner dipakai untuk menyebut metodologi maupun instrumen. Jadi dalam metode angket, instrumen yang dipakai adalah angket kuisioner Data tentang pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi dikumpulkan dengan menggunakan angket. Angket disusun berdasarkan kisi-kisi Tabel 2 Kisi – kisi Indikator Instrumen No 1
Variabel 1. Minat Berwirausaha
Indikator 6. Membuat pilihan aktivitas
Deskriptor 1. Berwirausaha merupakan keinginan dari dalam diri 2. Berwirausaha berdasarkan kehendak orang tua. 7. Merasa tertarik untuk 1. Terdorong untuk dapat berwirausaha berwirausaha 2. Tertantang untuk dapat berwirausaha 8. Merasa senang untuk Perasaan yang timbul setelah berwirausaha berwirausaha
Item 1-4
5-8 9-12 13-16 17-20
9. Berkeinginan berwirausaha
2
2.
Dorongan tua
orang
untuk 1.
Timbul niat untuk memulai berwirausaha 2. Berani memulai untuk berwirausaha 10. Berani mengambil 1. Resiko menjadi sukses resiko untuk meraih 2. Resiko gagal sukses 1. Kebutuhan 1. Untuk memperoleh ilmu 2. Hasrat keinginan untuk berhasil 3. Hasrat kebutuhan dalam belajar 1. Semangat belajar tinggi 2. Belajar setiap waktu 3. Ulet dalam menghadapi kesulitan 2. Dorongan 1. 2. 3.
Untuk menggapai cita-cita Untuk memperoleh hadiah dari orang tua Untuk nilai yang bagus
3. Tujuan
21-22 23-24 25-26 27 1–3 4–5 6–7
8 – 10 11 – 12 13 – 14
15 – 16 17 – 18
3
Lingkungan keluarga
4. Keberfungsian keluarga,
5. Sikap dan perlakuan orang tua terhadap anak,
6. Status ekonomi.
1. Menanamkan nilai kejujuran 2. Peran keluarga dalam berwirausaha 1. Menghargai pilihan 2. Memberi arahan
1. Pandangan keluarga 2. Keluarga terlibat dalam wirausaha
19 - 21 1-2 3-5
6-8 9-10
11-12 13-15
3.5 Teknik Pengumpulan Data a.
Variabel penelitian 1) Variabel independen atau variabel bebas (X) Yaitu variabel yang merupakan rangsangan untuk mempengaruhi variabel lain. Dalam hal ini yang menjadi variabel independen adalah: (X1) Dorongan orang tua
(X2) Lingkungan keluarga 2) Variabel dependen atau variabel terikat (Y) Yaitu suatu jawaban atas hasil dari perilaku yang dirangsang. Dalam hal ini yang menjadi variabel dependen adalah: (Y) Minat Berwirausaha
3.6 Teknik Analis Data a.
Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurannya. Validitas alat ukur uji dengan menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari setiap butir pertanyaan dengan keseluruhan yang diperoleh pada alat ukur tersebut. Metode yang digunakan adalah Product Momen Person menggunakan IBM SPSS Statistik 22.
Rumus rxy =
N.∑ XY − (∑ X )(∑Y )
{(N.∑ X ) − (∑ X ) }{(N.∑Y ) − (∑Y ) } 2
2
2
2
Dimana : rxy
= korelasi product moment pearson item dengan soal
σx
= total nilai keseluruhan subjek per item
σy
= total nilai per subjek
N
= jumlah subjek
Nilai korelasi (r) dapat dilihat dari tabel correlation kolom skor total baris pearson correlation. Untuk menguji koefisien korelasi ini digunakan level of significant
= 5%. Menurut Hapzi Ali (2013:143), ”Jika koefisien korelasi tiap-tiap item lebih besar dari α 0.05, maka instrumen tersebut adalah valid”. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten yang mana jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, maka uji reliabilitas yang dilakukan sama. Pengujian reliabilitas hanya memperhitungkan butir pertanyaan yang valid. Reliabilitas diukur dengan menghitung korelasi skor butir pertanyaan dengan komposit totalnya. Teknik uji reliabilitas yang digunakan adalah reliabilitas internal dengan bantuan program IBM SPSS Statistik 22. Rumusnya adalah:
2 xr 1 1 2 2 r11 = 1+ r 1 1 2 2
[
]
Dimana : r11
= reliabilitas instrumen
r ½ ½ = rxy yang telah disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua
belahan
instrumen Menurut Hapzi Ali (2013:140) ”SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk/variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0.60”. c. Analisis Deskriptif Statistik Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan. Tabulasi penyajian ringkasan, pengaturan, atau penyusunan data dalam bentuk tablenumeric
dan grafik. Statistisk deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan data demografi responden (jika ada). Ukuran yang digunakan dalam deskriptif antara lain : frekuensi, tendensi sentral (rata-rata, median, modus), disperse (deviasi standar, varian, dan koefisien kolerasi antar variabel penelitian) (Prastya,2013:170). Menurut Sugiyono (2009:206), Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum.
d. Uji Prasyarat Analisis 1. Uji normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis berbentuk sebaran normal atau tidak, dengan kata lain sampel dari populasi yang berbentuk data berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini pengujian normalitas digunakan untuk menguji data dorongan orang tua (X1), lingkungan keluarga (X2), dan minat berwirausaha (Y). Uji normalitas menggunakan alat uji satu sampel kolmogorov smirnov (K-S), yaitu suatu alat uji Goodness Of Fit yang dilaksanakan dengan membandingkan skor observation dengan satu sebaran teoritis tertentu. Uji (K-S) ini menetapkan apakah skor-skor dalam sampel dapat dianggap berasal dari populasi yang sama dengan distribusi teoritis tertentu. Pengujian satu sampel kolmogorov smirnov ini menggunakan pengujian dua sisi yaitu dengan cara membandingkan probabilitas (P) yang diperoleh dengan taraf signifikansi (α) 0,05. Nilai probabilitas dapat dilihat pada tabel test of normality kolom
sig. Kriteria yang digunakan adalah pengujian dua arah. Menurut Sugiyono (2009:80) ”Kriteria yang digunakan yaitu terima H0 apabila nilai sig lebih dari tingkatan alpha yang digunakan” Deteksi kenormalan dapat dilakukan dengan kriteria berikut : a.
Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas (P) < 0.05, maka data tidak berdistribusi normal.
b.
Apabila nilai signifikansi atau probabilitas (P) > 0,05, maka data berdistribusi normal.
2. Uji Linearitas Uji linieritas adalah suatu pengujian untuk mengetahui apakah antara setiap variabel bebas dan variabel terikat bersifat linier atau tidak. Uji ini biasa digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Uji linieritas dihitung dengan bantuan IBM SPSS Statistik 22bit dengan dasar pengambilan keputusan dilihat dari tabel Anova kolom sig baris deviation from linearity untuk mengetahui nilai probabilitas. Menurut Sugiyono (2011:147) dasar pengambilan keputusan yaitu : a.
Apabila nilai probabilitas > 0.05 maka dapat dikatakan pengaruh antar variabel adalah linier.
b.
Apabila nilai probabilitas < 0.05 maka dapat dikatakan pengaruh antar variabel tidak linier.
3. Analisis Regresi Ganda Analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan perubahan variabel Y disebabkan oleh variabel X. Sugiyono (2011:211) menjelaskan analisis regresi ganda dua prediktor menggunakan rumus sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 Untuk menghitung nilai a, b1, dan b2 dapat menggunakan:
∑ Y = a.n + b ∑ X 1
∑ X Y = a∑ X 1
∑X
2
1
1
+ b2 ∑ X 2
+ b ∑ X 1 + b2 ∑ X 1 X 2
Y = a ∑ X 1 + b ∑ X 1 + b2 ∑ X 2
2
Dimana : Y
= minat berwirausaha
X1 = dorongan orang tua X2 = lingkungan keluarga a
= konstanta
b
= koefisien korelasi
4. Uji Parsial ( Uji t ) Digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh masing-masing variabel bebas (dorongan orang tua (X1), prestasi belajar kewirausahaan (X2), dan minat berwirausaha (Y).) secara sendiri-sendiri. Langkah-langkah pengujian: a. Hipotesis yang akan di uji adalah: Ho : Tidak ada pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi Hi : Ada pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi Mencari formulasi hitung:
t=
βi Se(β i )
keterangan : βi
= koefisien regresi
Se(βi)
= standar error koefisien regresi
b. Menentukan kriteria pengujian Nilai t dihitung dengan menggunakan uji dua sisi, karena hipotesis yang diuji untuk mengetahui hubungannya. Berarti hubungannya ada dua kemungkinan yaitu positif dan negatif. Kriteria pengujian menurut Ghozali (2001: 46) adalah sebagai berikut: Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas (p) > 0.05, maka uji t signifikan dan Ho di tolak. Apabila nilai signifikan atau nilai probabilitas (p) < 0.05, maka uji t tidak signifikan dan Ho diterima. c.
Uji secara Serempak ( Uji F ) Digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh antara variabel X secara
bersama-sama terhadap variabel Y sehingga bisa diketahui apakah dugaan yang sudah ada dapat diterima atau ditolak. Nilai F menunjukkan bahwa pengujian variabel-variabel independen secara keseluruhan dan serentak (yang dilakukan untuk melihat apakah variabel independen secara keseluruhan dan serentak) mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Uji F dilakukan dengan bantuan program IBM SPSS Statistik 22. Menurut Ghozali (2001:50) ”Jika probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi”. Dari kalimat tersebut dapat disimpulkan kriteria pengujian sebagai berikut :
1. Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas (P) < 0.05, maka Ho ditolak (signifikan). 2. Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas (P) > 0.05 maka Ho diterima (tidak signifikan).
3.7 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi dan regresi, di mana untuk menguji hipotesis pertama dan kedua digunakan teknik analisis korelasi dan regresi linear sederhana sedangkan untuk menguji hipotesis ketiga digunakan teknik korelasi dan regresi linear ganda. Uji keberartian menggunakan uji t dan uji F pada taraf signifikansi 0,05 Langkah 1 : Hipotesis & persamaan struktural Hipotesis : pengaruh dorongan orang tua dan prestasi belajar kewiruasahaan terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi. Persamaan : Y= PYX1X1+PYX2X2+PY€1 Menghitung koefisien korelasi dan regresi menggunakan SPSS Langkah 2 : Hitung secara simultan H0 : PYX1 = 0 PYX2 = 0 Ha : PYX1 = 0 PYX2 ≠ 0 Hipotesis (Ha) yaitu terdapat pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi Hipotesis (H0) yaitu tidak terdapat pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini diawali dengan penyebaran instrument penelitian berupa angket yang diberikan kepada 85 siswa. Dari jumlah angket yang disebarkan kepada 85 siswa, angket yang diberikan sesuai dengan jumlah angket yang dikembalikan dan instrumennya terisi dengan lengkap adapun pada bagian ini akan dideskripsikan data yang diperoleh dari hasil pengukuran tentang dorongan orang tua (X1) dan lingkungan keluarga (X2) dan minat berwirausaha(Y). Pada bab ini dikemukakan hasil penelitian yang telah penulis lakukan dan pembahasan hasil penelitian tersebut. Penelitian ini meliputi : (1) pengaruh dorongan orang tua terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi, (2) pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi, (3) pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi. 4.2 Deskripsi Data Dalam penelitianyangberjudul “pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi”, ditampilkan tigamacam data,yaitu: Datadorongan orang tua sebagai variabel bebas pertama(X1), Datalingkungan keluarga sebagai variabel bebas kedua(X2), dan Dataminat berwirausaha, sebagai variabel terikat (Y). Data
yang
terkumpul
kemudian
dianalisis
dengan
menggunakan
alat
bantukomputerprogramserialStatistikProduct Momen Person menggunakan IBM SPSS Statistik 22. Data-datayangterkumpul dapat dideskripsikan sebagai berikut: 4.2.1 Deskripsi Data Minat Berwirausaha (Y)
Berdasarkan hasil analisis data minat berwirausaha, untuk variabel minat berwirausaha (Y) diperoleh skor minimum dan maksimum yang dicapai dari variabel ini.Skor minimum adalah 79 sedangkan skor maksimum adalah 135. Hasil perhitungan distribusi skor rata-rata sebesar 9359, varian sebesar 101.834dan simpangan baku sebesar 10.09128. Tabel 3. Deskriptif Statistik Minat Berwirausaha Descriptive Statistics N
Minimum
Minat berwirausaha
85
Valid N (listwise)
85
79.00
Maximum 135.00
Mean 1.10112
Std. Deviation 10.09128
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui gambaran data secara umum mengenai nilai maksimum, nilai minimum, standar deviansi, mean, dan varian. Mean ideal (Mi) = 1 2 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) sehingga diperoleh Mi = 1 2(135+79) = 107, sedangkan Standar Deviansi (SDi) = 1 6 (skor maksimal ideal - skor minimal ideal) sehingga diperoleh SDi = 1 6 (135-79) = 9.3, kemudian SDi dan Mi dikonversikan ke dalam tabel tingkat kecendrungan mean dengan 5 (lima) kategori sebagai berikut : •
Mi + 1,5 SDi – Mi + 3,0 SDi
107 + 1,5 (9.3) – 107 + 3,0 (9.3) 120.95 – 134.9..………………………………………….……… Sangat tinggi •
Mi + 0,5 SDi – Mi + 1,5 SDi
107 + 0,5 (9.3) – 107 + 1,5 (9.3) 111.65–120.95………………………………………………….….. Tinggi •
Mi - 0,5 SDi – Mi + 0,5 SDi
107 – 0,5 (9.3) – 107 + 0,5 (9.3)
102.35–111.65……………………………………………………….. Sedang •
Mi - 1,5 SDi – Mi - 0,5 SDi
107 – 1,5 (9.3) – 107 – 0,5 (9.3) 93.05–102.35 ………………………………………………………… Rendah •
Mi - 3,0 SDi – Mi - 1,5 SDi
107 – 3,0 (9.3) – 107 – 1,5 (9.3) 79.1–93.5…. …………………………………………………. Sangat rendah Dari perhitungan di atas, maka dapat disusun tabel kecendrungan minat berwirausaha dengan lima kategori, yaitu sebagai berikut: Tabel 4.Konversi Kategori Variabel Y Interval 120.95 – 134.9 111.65 – 120.95 102.35 – 111.65 93.05 – 102.35 79.1 – 93.5 Jumlah
Frekuensi 10 29 28 12 6 85
Persentase (%) 11.76% 34.12% 32.94% 14.12% 7.06% 100.00%
Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa jumlah frekuensi skor jawaban minat berwirausaha terbanyak terletak pada rentang 111.65 – 120.95 yaitu sebanyak 29 orang atau 34.12%, sebaliknya dengan skor terkecil terletak pada interval 79.1 – 93.5 yaitu hanya 6 orang atau 7.06%. Deskripsi Data Dorongan Orang Tua(X1) Berdasarkan hasil analisis dari jawaban responden, untuk variabel dorongan orang tua(X1) diperoleh skor minimum dan maksimum yang dicapai dari variabel ini.Skor minimum adalah 53 sedangkan skor maksimum adalah 89.
Descriptive Statistics N
Minimum
Dorongan orang tua
85
Valid N (listwise)
85
Maximum
53.00
89.00
Mean 66.6706
Std. Deviation 7.50776
Data variabel dorongan orang tua (X1) dikumpulkan melalui instrumen yang terdiri dari 18 butir yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.Selanjutnya, angket diberikan kepada 85 responden untuk diisi.Dari data penelitian diketahui bahwa distribusi nilai jawaban menyebar dari nilai terendah 53.00 sampai dengan nilai tertinggi89.00. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui gambaran data secara umum mengenai nilai maksimum, nilai minimum, standar deviansi, mean, dan varian. Mean ideal (Mi) = 1 2 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) sehingga diperoleh Mi = 1 2(89+53) = 71, sedangkan Standar Deviansi (SDi) = 1 6 (skor maksimal ideal - skor minimal ideal) sehingga diperoleh SDi = 1 6 (89-53) = 6, kemudian SDi dan Mi dikonversikan ke dalam tabel tingkat kecendrungan mean dengan 5 (lima) kategori sebagai berikut : •
Mi + 1,5 SDi – Mi + 3,0 SDi
71 + 1,5 (6) – 71 + 3,0 (6) 80 – 89……..…... ……………………………………….……… Sangat tinggi •
Mi + 0,5 SDi – Mi + 1,5 SDi
71 + 0,5 (6) – 71 + 1,5 (6) 74 – 77…….. …………………….……………………………….….. Tinggi •
Mi - 0,5 SDi – Mi + 0,5 SDi
71 – 0,5 (6) – 71 + 0,5 (6) 68 – 74……………………...………………………………………….. Sedang
•
Mi - 1,5 SDi – Mi - 0,5 SDi
71 – 1,5 (6) – 71 – 0,5 (6) 62 – 68……… ………………………………………………………… Rendah •
Mi - 3,0 SDi – Mi - 1,5 SDi
71 – 3,0 (6) – 71 – 1,5 (6) 53 – 62…….……………………………………………………. Sangat rendah Dari perhitungan di atas, maka dapat disusun tabel kecendrungan dorongan orang tua dengan lima kategori, yaitu sebagai berikut: Tabel 6.Konversi Kategori Variabel X1 Interval 80 – 89 74 – 77 68 – 74 62 – 68 53 – 62 Jumlah
Frekuensi 6 7 18 29 25 85
Persentase (%) 7.06% 8.24% 21.18% 34.12% 29.41% 100
Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa jumlah frekuensi skor jawaban dorongan orang tua terbanyak terletak pada rentang 62 – 68 yaitu sebanyak 29 orang atau 38.82%, sebaliknya dengan skor terkecil terletak pada interval 80 – 89yaitu hanya 6 orang atau 7.06%. Apabila tabel frekuensi ini dimasukkan ke dalam histogram, sebagaimana disajikan sebagai berikut: Histrogram Dorongan Orang Tua
Gambar 1. Histrogram Dorongan Orang Tua (X1)
4.2.2 Deskripsi Data Lingkungan Keluarga(X2) Berdasarkan hasil analisis dari jawaban responden, untuk variabel lingkungan keluarga dalam mengerjakan tugas (X2) diperoleh skor minimum dan maksimum yang dicapai dari variabel ini.Skor minimum adalah 41 sedangkan skor maksimum adalah 68. Hasil perhitungan distribusi skor rata-rata sebesar 4511.00, varian sebesar 47.495dan simpangan baku sebesar 6.89166. Tabel 7. Deskriptif Statistik Lingkungan Keluarga Descriptive Statistics N
Minimum
Lingkungan keluarga
85
Valid N (listwise)
85
37.00
Maximum 75.00
Mean 48.5647
Std. Deviation 7.17211
Data variabel lingkungan keluarga (X2) dikumpulkan melalui instrumen yang terdiri dari 15 butir yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.Selanjutnya, angket diberikan kepada 85
responden untuk diisi. Dari data penelitian diketahui bahwa distribusi nilai jawaban menyebar dari nilai terendah 37..00 sampai dengan nilai tertinggi75.00. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui gambaran data secara umum mengenai nilai maksimum, nilai minimum, standar deviansi, mean, dan varian. Mean ideal (Mi) = 1 2 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) sehingga diperoleh Mi = 1 2(75+37) = 56, sedangkan Standar Deviansi (SDi) = 1 6 (skor maksimal ideal - skor minimal ideal) sehingga diperoleh SDi = 1 6 (75-37) = 6.3, kemudian SDi dan Mi dikonversikan ke dalam tabel tingkat kecendrungan mean dengan 5 (lima) kategori sebagai berikut : •
Mi + 1,5 SDi – Mi + 3,0 SDi
56 + 1,5 (6.3) – 56 + 3,0 (6.3) 65.45 – 74.9…….. ……………………………………….……… Sangat tinggi •
Mi + 0,5 SDi – Mi + 1,5 SDi
56 + 0,5 (6.3) – 56 + 1,5 (6.3) 59.15 – 65.45 …………………….……………………………….….. Tinggi •
Mi - 0,5 SDi – Mi + 0,5 SDi
56 – 0,5 (6) – 56 + 0,5 (6) 53 – 59……..………………………………………………………….. Sedang •
Mi - 1,5 SDi – Mi - 0,5 SDi
56 – 1,5 (6) – 56 – 0,5 (6) 47 – 53…….. ………………………………………………………… Rendah •
Mi - 3,0 SDi – Mi - 1,5 SDi
56 – 3,0 (6) – 56 – 1,5 (6) 38 – 47…………………………………………………………. Sangat rendah
Dari perhitungan di atas, maka dapat disusun tabel kecendrungan dorongan orang tua dengan lima kategori, yaitu sebagai berikut: Tabel 8.Konversi Kategori Variabel X2 Interval 65.45 – 74.9 59.15 – 65.45 53 – 59 47 – 53 38 – 47 Jumlah
Frekuensi 2 6 7 30 40 85
Persentase (%) 2.35% 7.06% 8.24% 35.29% 47.06% 100.00%
Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa jumlah frekuensi skor jawaban dorongan orang tua terbanyak terletak pada rentang 38 – 47 yaitu sebanyak 40 orang atau 47.06%, sebaliknya dengan skor terkecil terletak pada interval 65.45 – 74.9 yaitu hanya 2 orang atau 2.35%. Apabila tabel frekuensi ini dimasukkan ke dalam histogram, sebagaimana disajikan sebagai berikut:
Histrogram Lingkungan Keluarga
Gambar 2. Histrogram Lingkungan Keluarga
4.3Uji Prasyarat Analisis Pengujianpersyaratananalisisadalahpengujianpersyaratanyang
harus
dipenuhiagar
analisisregresidapatdilakukan.Pengujianpersyaratananalisis dalam penelitian
ini dilakukan
dengan uji normalitas, uji linieritas, dan uji multikolinearitas. 4.3.1 Uji Normalitas a) Uji Normalitas Data Dorongan Orang Tua(X1) Hasilperhitunganmenunjukkanbahwa nilaisignifikansinya
sebesar
dapatdisimpulkanbahwa
data
nilaiKSsebesar
0,065sedangkan
0,518.Karenanilaisignifikansilebihdari0,05
sehingga
tua(X1)berasaldari
populasi
dorongan
orang
yangberdistribusinormal.
Tabel 9.Hasil Uji Normalitas Dorongan Orang Tua (X1) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Dorongan orang tua N a Normal Parameters Most Extreme Differences
85 66.6706 7.50776 .089 .089 -.042 .816 .518
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
b) Uji Normalitas Data Lingkungan Keluarga(X2) Hasilperhitunganmenunjukkanbahwa nilaisignifikansinya
sebesar
nilaiKSsebesar
0,065sedangkan
0,473.Karenanilaisignifikansilebihdari0,05
sehingga
dapatdisimpulkanbahwa
data
lingkungan
keluarga(X2)
berasaldari
populasi
yangberdistribusinormal. Tabel 10.Hasil Uji NormalitasLingkungan Keluarga(X2) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Lingkungan keluarga N a Normal Parameters
85 48.5647 7.17211 .092 .092 -.057 .845 .473
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
c)
Uji Normalitas Data Minat Berwirausaha (Y) Hasilperhitunganmenunjukkanbahwa nilaisignifikansinya
sebesar
dapatdisimpulkanbahwa
nilaiKSsebesar
0,065sedangkan
0,200.Karenanilaisignifikansilebihdari0,05
minat
berwirausaha
(Y)
berasaldari
yangberdistribusinormal. Tabel 11.Hasil Uji Normalitas Minat Berwirausaha (Y) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N a Normal Parameters Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
4.3.2 Uji Linieritas
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Minat berwirausaha 85 110.1059 10.09128 .085 .079 -.085 .784 .571
sehingga populasi
Untuk mengetahui apakah model linear yang digunakan sudah tepat atau belum, maka dilakukan uji linearitas terlebih dahulu. Adapun hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: b
ANOVA Sum of Squares
df
Mean Square
F
1154.220
2
577.110
7399.827
82
90.242
8554.047
84
Sig. 6.395
.003
a
a. Predictors: (Constant), Lingkungan keluarga, Dorongan orang tua b. Dependent Variable: Minat berwirausaha
Tabel diatas menjelaskan bahwa Fhitung = 6.395 dan nilai probilitas 0,003 sehingga dapat disimpulkan bahwa bentuk persamaan linier Y= a + Bx sudah tepat dan dapat diterima. Hal ini sesuai dengan syarat uji linieritas yaitu apabila nilai probabilitas <0,05 (dari tabel penjelasan probilitas = 0,00<0,05).
4.4 Hasil Hipotesis 4.4.1 Pengaruh Dorongan Orang Tua Terhadap Minat Berwirausaha Hipotesis pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “terdapat dorongan orang tua terhadap minat berwirausaha” untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel diatas (X1-Y), maka dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut : Ho = Tidak Terdapat pengaruh dorongan orang tua terhadap minat berwirausaha Ha = Terdapat pengaruh dorongan orang tua terhadap minat berwirausaha Dan pengambilan keputusan : •
Ho jika nilai signifikasi > nilai signifikasi Alpha (0,05)
•
Ha jika nilai signifikasi < nilai signifikasi Alpha (0,05)
Untuk mengetahui pengaruh dorongan orang tua terhadap minat berwirausaha bersifat prediktif atau tidak, maka dilakukan analisis regresi sederhana. Dan hasil perhitungan diperoleh persamaan regresi dorongan orang tua terhadap minat berwirausaha sebagai berikut : Tabel 13.Koefisien Determinasi Model Summary Model 1
R
R Square .232
a
Adjusted R Square
.254
Std. Error of the Estimate .042
9.87509
a. Predictors: (Constant), dorongan orang tua
Dari tabel diatas dapat diketahui gambaran R menunjukkan regresi antara dorongan orang tua terhadap minat berwirausahaadalah 0.232.Nilai ini menjelaskan bahwa keduanya mempengaruhi.Adapun R Square pada tabel diatas menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.254. Dengan demikian menunjukkan dorongan orang tua terhadap minat berwirausahasebesar 25.4% Analisis lebih lanjut dari pembentukan persamaan regresi ini dapat dilihat berdasarkan pengaruh dorongan orang tua terhadap minat berwirausaha. Analisis uji-t yang sekaligus membuktikan apabila koefisien persamaan garis regresi yang terdapat pada variabel dorongan orang tua (X1) dapat diterima sebagai alat prediksi untuk mengidentifikasi gejala yang terjadi, dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 14. Koefisiensi Persamaan Regresi X1 dan Y (Uji-t) Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) dorongan orang tua
Std. Error 89.323
9.628
.312
.144
Coefficients Beta
t
.232
Sig. 9.278
.000
2.172
.003
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) dorongan orang tua
Std. Error 89.323
9.628
.312
.144
Coefficients Beta
t
.232
Sig. 9.278
.000
2.172
.003
a. Dependent Variable: minat berwirausaha
Berdasarkan tabel diatas, diketahui konstanta yang terbentuk 89.323, sedangkan koefisien persamaan garis regresi yang didapat sebesar 0,232. Jika dibandingkan dengan nilai signifikasi sebesar 0.003 pada tabel diatas diatas nilai signifikan Alpha 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa nilai koefisien persamaan garis regresi sebesar 0,312 dapat dijadikan sebagai alat prediksi untuk menentukan setiap gejala yang terjadi pada variabel dorongan orang tua (X1), baik berupa sifat hubungan, pengaruh dan sumbangan melalui data-data pada variabel dorongan orang tua (X1). Ini berarti, jika siswa tidak memiliki dorongan orang tua maka minat berwirausaha yang diperoleh sebesar 89.323namun, jika terjadi penambahan sebesar 1 (satu) satuan, pada variabel dorongan orang tua (X1), maka minat berwirausaha akan meningkat Y = 89.323 + 0,312 + 1 = 90.635. Dari penjelasan tersebut maka diperoleh persamaan regresi sederhana Y a + bx1 dimana a = 89.323 dan b = 0,312, sehingga persamaan garis regresinya adalah Y = 89.323 + 0,312 X1. Selanjutnya apabila dilihat dari perhitungan uji-t diperoleh sebagaimana terlihat pada tabel diatas, nilai statistik signifikansi, pada uji-t sebesar 0.003 lebih kecil dari nilai signifikansi Alpha sebesar 0.05 atau taraf kepercayaan 95%. Hal ini mengidentifikasi bahwa persamaan garis regresi yang berbentuk sebagai alat prediksi untuk melihat adanya gejala pengaruh dorongan orang tua terhadap minat berwirausaha melalui data yang tersebar dan dapat diterima kebenarannya.
4.4.2 Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Hipotesis kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha” untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel diatas (X2-Y), maka dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut : •
Ho = Tidak Terdapat lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha.
•
Ha= Terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha.
Dan pengambilan keputusan : •
Ho jika nilai signifikasi > nilai signifikasi Alpha (0,05)
•
Ha jika nilai signifikasi < nilai signifikasi Alpha (0,05) Untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha bersifat
prediktif atau tidak, maka dilakukan analisis regresi sederhana. Dan hasil perhitungan diperoleh persamaan regresi lingkungan keluarga terhadap minat berwirausahasebagai berikut :
Tabel 15.Koefisien Determinasi Model Summary R
R Square .040
a
Adjusted R Square .102
Std. Error of the Estimate .010
10.14390
a. Predictors: (Constant), lingkungan keluarga
Dari tabel diatas dapat diketahui gambaran R menunjukkan regresi antara lingkungan keluarga terhadap minat berwirausahaadalah 0.040. Nilai ini menjelaskan bahwa keduanya mempengaruhi.Adapun R Square pada tabel diatas menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.0102. Dengan demikian menunjukkan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha sebesar 10.2%
Analisis lebih lanjut dari pembentukan persamaan regresi ini dapat dilihat berdasarkan pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha. Analisis uji-t yang sekaligus membuktikan apabila koefisien persamaan garis regresi yang terdapat pada variabel lingkungan keluarga (X2) dapat diterima sebagai alat prediksi untuk mengidentifikasi gejala yang terjadi, dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 16.Koefisiensi Persamaan Regresi X2 dan Y (Uji-t) Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) lingkungan keluarga
Std. Error
112.816
7.575
.056
.154
Standardized Coefficients Beta
t
.040
Sig.
14.894
.000
.362
.019
a. Dependent Variable: minat berwirausaha
Berdasarkan tabel diatas, konstanta yang terbentuk 112.816, sedangkan koefisien persamaan garis regresi yang didapat sebesar 0.40. Jika dibandingkan dengan nilai signifikasi sebesar 0.019 pada tabel diatas dibawah nilai signifikan Alpha 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa nilai koefisien persamaan garis regresi sebesar 0.056 dapat dijadikan sebagai alat prediksi untuk menentukan setiap gejala yang terjadi pada variabel lingkungan keluarga (X2), baik berupa sifat hubungan, pengaruh dan sumbangan melalui data-data pada variabel lingkungan keluarga (X2). Ini berarti, jika siswa tidak memiliki lingkungan keluarga untuk meningkatkan minat berwirausaha, maka pendapatan yang diperoleh sebesar 112.816namun, jika terjadi penambahan sebesar 1 (satu) satuan, pada variabel lingkungan keluarga (X2), maka minat berwirausaha siswa akan meningkat Y= 112.816 + 0,056 + 1 = 113.872. Dari penjelasan tersebut maka diperoleh persamaan regresi sederhana Y a + bx2 dimana a = 112.816 dan b = 0,056, sehingga persamaan garis regresinya adalah Y = 112.816 + 0,056X2..
Selanjutnya apabila dilihat dari perhitungan uji-t diperoleh sebagaimana terlihat pada tabel diatas, nilai statistik signifikansi, pada uji-t sebesar 0.019 lebih kecil dari nilai signifikansi Alpha sebesar 0.05 atau taraf kepercayaan 95%. Hal ini mengidentifikasi bahwa persamaan garis regresi yang berbentuk sebagai alat prediksi untuk melihat adanya gejala pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha melalui data yang tersebar dan dapat diterima kebenarannya. 4.4.3 Pengaruh Dorongan Orang Tua dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Hipotesis ketiga yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “terdapat pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha” untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel diatas (X1,X2 terhadapY), maka dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut: •
Ho = Tidak Terdapat pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha.
•
Ha = Terdapat pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha.
Dan pengambilan keputusan : •
Ho jika nilai signifikasi > nilai signifikasi Alpha (0,05)
•
Ha jika nilai signifikasi < nilai signifikasi Alpha (0,05) Untuk mengetahui apakah minat berwirausaha bersifat pridiktif/tidak, maka dilakukan
analisis regresi berganda dari hasil perhitungan lampiran diperoleh persamaan regresi berganda pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausahadapat dilihat dibawah ini
Tabel 17.Koefisien Determinasi Model Summary Model
R
1
R Square .367
a
Adjusted R Square .135
Std. Error of the Estimate .114
9.49957
a. Predictors: (Constant), Lingkungan keluarga, Dorongan orang tua
Dari tabel diatas dapat diketahui gambaran R menunjukkan regresi antara dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha adalah 0.367. Nilai tersebut menunjukkan pengaruh regresi antara variabel X1 dan X2 terhadap Y . Selanjutnya R Square pada tabel diatas menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,135 memberi pengertian 13.5% minat berwirausaha ditentukan oleh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga, sedangkan sisanya (100% - 13.5% = 86.5%) merupakan kontribusi faktor yang tidak diteliti. Setelah persamaan regresi diatas terbentuk, analisis berikutnya adalah melakukan pengujian terhadap koefisien yang terdapat persamaan bidang regresi tersebut.Analisis ini dilakukan dengan uji t. ketentuan penerimaan regresi didasarkan pada nilai signifikan yang terdapat pada uji-t. Jika nilai signifikan yang terdapat pada uji-t lebih kecil dari harga signifikan yang dianut (α=0,05), maka koefisien persamaan garis regresi yang terdapat pada variabel dorongan orang tua (X1) dan lingkungan keluarga (X2) dapat dipakai untuk memprediksi pengaruh dan sumbangan pada variabel minat berwirausaha (Y). hasil analisis itu dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 18. Koefisiensi Persamaan Regresi X1-X2 dan Y (Uji-t) Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B 1
(Constant)
Std. Error 91.466
9.294
Dorongan orang tua
.690
.194
Lingkungan keluarga
.563
.203
Beta 9.841
.000
.513
3.555
.001
.400
2.773
.007
a. Dependent Variable: Minat berwirausaha
Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa nilai konstanta yang terbentuk yaitu sebesar 91.466, sedangkan koefisien persamaan bidang regresi variabel dorongan orang tua (X1) 0,563 dan variabel lingkungan keluarga (X2) 0,203.Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa nilai koefisien persamaan bidang regresi yang terbentuk dapat dipakai sebagai alat untuk mempresiksi gejala pengaruh dan sumbangan yang terjadi dari faktor dorongan orang tua (X1) dan lingkungan keluarga (X2) secara bersama-samaan terhadap minat berwirausaha. Lebih lanjut dijelaskan bahwa nilai konstanta sebesar 91.466 mengidentifikasi bahwa jika diikutsertakan dorongan orang tua dan lingkungan keluarga dan peningkatan minat berwirausaha, maka minat berwirausaha siswa yang diperoleh sebesar 91.466 sedangkan koefisien persamaan bidang regresi yang masing-masing 0,563 dan 0,203, hal ini mengidentifikasi bahwa variabel dorongan orang tua (X1) dan lingkungan keluarga (X2) ditingkatkan sebesar 1 (satu) satuan, maka akan mengakibatkan naiknya skor minat berwirausaha masing-masing sebesar = 0,563 + 0,203 x 1= 0.766. Dari penjelasan diatas maka diperoleh regresi ganda Y = a + b1x1 + b2x2, dimana a = 91.466 dan b1 = 0,563, dan b2 = 0,203 sehingga persamaan garis regresinya adalah Y = 91.466 + 0,563x1 + 0,203x2. Dari persamaan regresi ini dapat disimpulkan bahwa dorongan orang tua (X1) dan lingkungan keluarga (X2) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat berwirausaha. Pengaruh secara bersama-sama variabel X1 dan X2 yang diperoleh R-Square sebesar 0.135 menunjukkan bahwa minat berwirausaha turut ditentukan oleh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga sebesar 13.5.0%.
4.5
Pembahasan Pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha
siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi dalam penelitian ini terdapat tiga (3) rumusan masalah yaitu :1) Adakah terdapat pengaruh dorongan orang tua terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi? 2) Adakah terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi? 3) Adakah terdapat pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi? Dalam rumusan masalah pertama yaitu, Adakah terdapat pengaruh dorongan orang tua terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi, berdasarkan analisis dengan menggunakan korelasi parsial diperoleh sumbangan secara parsial R menunjukkan regresi antara dorongan orang tua terhadap minat berwirausaha adalah 0.232. Nilai ini menjelaskan bahwa keduanya mempengaruhi.Adapun R Square pada tabel diatas menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.254. Dengan demikian menunjukkan dorongan orang tua terhadap minat berwirausaha sebesar 25.4% Pernyataaan diatas sejalan dengan Dimyanti dan Mudjiono (2013:45) dorongan merupakan salah satu hal yang melatar belakangi seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.Dorongan orang tua berwirausaha dapat muncul dalam diri seseorang karena adanya dorongan untuk mencapai kesuksesan dalam bidang kewirausahaan.Dorongan orang tua yang tinggi pada siswa untuk sukses dalam bidang kewirausahaan akan memunculkan minat berwirausaha pada diri seseorang, sehingga ia akan melakukan tindakan untuk mencapai tujuannya tersebut. Dorongan orang tua yang tinggi akan memberikan dampak yang tinggi pula terhadap minat berwirausaha. Orang tua sebaiknya memberikan peran dalam hal memberi
dukungan kepada anak untuk terjun dalam dunia wirausaha, salah satunya yaitu dengan pemberian modal untuk anaknya. Peran orang tua terhadap dukungan modal yang dapat berupa financial (keuangan), alat maupun tempat berwirausaha dan investasi dilakukan dengan berbagai cara. Seperti halnya membantu modal berupa keuangan, bisa juga didukung dalam bentuk prasarana atau tempat usaha walaupun sedikit dapat sebagai bentuk dukungan terhadap anak untukmenjadi wirausaha. Dalam rumusan masalah kedua yaitu, Adakah terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi, berdasarkan analisis dengan menggunakan korelasi parsial diperoleh R menunjukkan regresi antara lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha adalah 0.040. Nilai ini menjelaskan bahwa keduanya mempengaruhi.Adapun R Square pada tabel diatas menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.0102. Dengan demikian menunjukkan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha sebesar 10.2% Lingkungan
keluarga
turut
andil
dalam
mempengaruhi
minat
siswa
untuk
berwirausaha.Keluarga yang sejak kecil telah memperkenalkan anak dengan dunia wirausaha akan memberikan dampak kepada anak untuk tertarik terjun dalam dunia wirausaha. Lingkungan keluarga yang berasal dari keluarga wirausaha akan lebih mempermudah anak untuk terjun dalam dunia wirausaha, hal ini dikarenakan anak telah mendapat contoh secara langsung bahkansejak ia masih kecil, adanya fasilitas keluarga juga mempermudah langkah anak untuk terjun dalam dunia wirausaha. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Buchari Alma (2013: 8) yang mengungkapkan bahwa ada pengaruh dari orang tua yang bekerja sendiri, dan memiliki usaha sendiri cenderung anaknya jadi pengusaha pula.Keadaan ini seringkali memberi inspirasi pada anak sejak
kecil.Orang tua ini cenderung mendukung serta mendorong keberanian anaknya untuk berdiri sendiri/ membuka usaha sendiri. Anak yang memiliki orang tua seorang pengusahaatau hidup dalam lingkungan keluarga wirausahawanakan menerima pengetahuan pada masa-masa awal sehinggamembentuk
sikap
dan
persepsi
mengenai
kepercayaan
akan
kemampuan
berwirausahasehingga anak berminat untuk terjun dalam dunia wirausaha.Keluarga hendaknya selalu memberikan dukungan kepada anak-anak mereka untuk mencapai segala cita-citanya, terutama dalam hal pemilihan pekerjaan pada anak-anaknya Dalam rumusan masalah ketiga yaitu, Adakah terdapat pengaruh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi, berdasarkan analisis dengan menggunakan korelasi parsial diperoleh R menunjukkan regresi antara dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha adalah 0.367. Nilai tersebut menunjukkan pengaruh regresi antara variabel X1 dan X2 terhadap Y . Selanjutnya R Square pada tabel diatas menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,135 memberi pengertian 13.5% minat berwirausaha ditentukan oleh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga, sedangkan sisanya (100% - 13.5% = 86.5%) merupakan kontribusi faktor yang tidak diteliti. Variabel dorongan orang tua dan lingkungan keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam menumbuhkan minat berwirausaha.Kedua variabel tersebut saling mendukung dan berhubungan. Lingkungan keluarga yang selalu mendukung anak untuk berwirausaha akan menumbuhkan minat anak untuk terjun dalam dunia wirausaha. Dorongan orang tua juga mempengaruhi minat berwirausaha,motivasi seseorang untuk memilki usaha mandiri akan menumbuhkan minat berwirausaha seseorang. Jika seorang tidak memiliki dorongan yang tinggi
dalam dirinya untuk berwirausaha tentunya ia tidak akan berminat untuk berkarir sebagai seorang wirausaha. .
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel dorongan orang tua terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi, dengan koefisien R Square menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.254. Dengan demikian menunjukkan dorongan orang tua terhadap minat berwirausaha sebesar 25.4% .
2.
Terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi, dengan koefisien R menunjukkan regresi antara
lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha adalah 0.040. Nilai ini
menjelaskan bahwa keduanya mempengaruhi. Adapun R Square pada tabel diatas menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.0102. Dengan demikian menunjukkan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha sebesar 10.2% 3.
Terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi, dengan koefisen R menunjukkan regresi antara dorongan orang tua dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha adalah 0.367. Nilai tersebut menunjukkan pengaruh regresi antara variabel X1 dan X2 terhadap Y. Selanjutnya R Square pada tabel diatas menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,135 memberi pengertian 13.5% minat berwirausaha ditentukan
oleh dorongan orang tua dan lingkungan keluarga, sedangkan sisanya (100% - 13.5% = 86.5%) merupakan kontribusi faktor yang tidak diteliti 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1.
Bagi siswa, sebaiknya jangan hanya mengharapkan untuk mencari atau mendaftar pekerjaan sebagai pegawai negeri saja namun juga dapat memanfaatkan kesempatan untuk berkarya atau memanfaatkan peluang. Misalnya dengan cara memanfaatkan barang bekas untuk dijadikan hasil kerajinan tangan yang dapat dijual atau latihan membuat usaha kuliner karena banyak peluang yang dapat diperoleh
2.
Bagi orang tua, Diharapkan orang tua dapat memberikan dorongan kepada anak- anaknya supaya anaknya berminat untuk mencoba hal-hal yang positif, seperti berwirausaha dari usaha ini.
3.
Untuk peneliti lanjut Para peneliti terutama tentang dorongan orang tua dan lingkungan keluarga dapat menggunakan penelitian-penelitian yang sudah ada sebagai bahan acuan untuk penelitianpenelitian selanjutnya dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang lebih luas dan terkait dalam rangka peningkatan minat berwirausaha siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Abu, Ahmadi (2013) Psikologi Sosial : Rineka Cipta Agatha Dita Kristsada, (2010), Peningkatan Minat Membaca Pelajaran BahasaIndonesia melalui Layanan Bimbingan Belajar dengan Teknik Diskusi Kelompok pada Siswa Kelas XI AP/AK SMK MARSUDI LUHUR 1 Yogyakarta. Skripsi. FIP-UNY.
Alma, Buchari. (2013). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta Anurahman (2013) Belajar dan Pembelajaran Bandung Alfabeta Arikunto (2013) ) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Aris Subandono. (2007). Pengaruh Life Skill Diklat Kimia Produktif dan Prestasi Belajar Diklat Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa SMK Kimia Industri Theresiana Semarang. Skripsi. FMIPA-UNES Daryanto (2013) Penghantar Kewirausahaan,Prestasi Pustaka Jakarta Depdikbud (2000) Perpustakaan Perguruan tinggi: Buku Pedoman. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Dewi, Satwikaning Santi. (2009). Pengaruh Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan serta Perbedaan Latar Belakang Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Malang. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Dimyanti Mudjiono (2013) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djaali, (2013) Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Ensiklopedi Nasional Indonesia (2004) Fachri Mizan Harsono,(2013) NIM. 081255110003, Hubungan Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Mengukur Dengan Alat Ukur Mekanik Presisi (MDAUMP) Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Pemesinan di SMK Negeri 2 Kisaran Tahun Ajaran 2012/2013 Hadiwinarto (2013) Psikologi Teori Dan Pengukuran : Bengkulu Rahman Rhim Hapzi Ali (2013) Petunjuk Praktis Pemcahan Masalah Skripsi, Tesis, Cv. Budi Utama Hurlock (2003) Psikologi Perkembangan, Erlangga, Jakarta Kourilsky & Walstad, 1998; Gerry et al., 2008 Lestari, Desi Indah (2006) pengaruh prakerin, prestasi belajar, lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa di SMK Semarang Maman Suryamannim. (2006). Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro. Skripsi. FT-UNS.
Nadeak (2008)”Pengaruh Minat Berwirausaha Terhadap Prestasi Belajar Kewirausahaan Pada Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2007/2008” Nasution (2013) Aksara
Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar Jakarta Bumi
Prastya, (2013) Metodelogi Penelitian Kualitatif PT.Radja Grafindo Persada Purwanto (2013) Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Putu Eka Desy Yanti1, I Made Nuridja1, I Ketut Dunia2 dengan judul pengaruh lingkungan keluarga terhadap berwirausaha siswa kelas XI SMK Negeri 1 Singaraja tahun 2014 Sardiman, (2013) Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Setyawati, Titik. (2013). Minat Berwirausaha Ditinjau Dari Lingkungan Keluarga Dan Sikap Terhadap Peluang Usaha Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2010/2011.Skripsi.UMS Shochib (2003) Pola asuh Orang Tua Dalam Membantu anak mengembangkan disiplin diri PT Rineka Cipta
Singgih (2006) Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta : Gunung Mulia Slameto (2013) Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta Soemanto, (2013) Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta Suryana (2013) Kewirausahaan, Salemba Jakarta Sugiyono (2009) Statistik untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta Sugiyono (2011) Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuanitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung. Alfabeta Suparyanto (2013) Kewirausahaan, Alfabeta Slamaet dkk (2013) Dasar-dasar Kewirausahaan, indeks
Uno (2013) Teori Motivasi Dan Pengukurannya: Analsis Di Bidang Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Yusuf (2009) Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.