PENERAPAN METODE PERMAINAN TRADISIONAL BEBENTENGAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA DI KELAS XI IPS 3 SMA N 6 TANGERANG SELATAN (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
OLEH
NADIA ISTIQOMAH NIM : 1110015000009
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H./2014 M.
ABSTRAK
Nadia Istiqomah (NIM: 1110015000009). Penerapan Metode Permainan Tradisional Bebentengan dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Akuntansi Perusahaan Jas DI Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6 Tangerang Selatan. (Penelitian Eksperimen di Kelas XI IPS 3), Skripsi. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014. Latar belakang penelitian ini didasarkan pada masih rendahnya hasil belajar siswa di kelas XI IPS 3. Tujuan dari penelitiannya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi akuntansi perusahaan jasa dengan penerapan metode permainan tradisional bebentengan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian one group pretest postest design. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan dari Bulan Maret sampai dengan Bulan April 2014. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui hasil penerapan metode permainan tradisional bebentengan dalam meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI IPS 3 ialah tes, observasi siswa, serta kuesioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji-t untuk menguji hipotesis. Dari hasil perhitungan data diperoleh t hitung 10,741 dan t tabel 1,66757 pada taraf signifikansi à = 0,05. Karena t hitung 10,741 > t tabel 1,66757, maka dapat ditetapkan terdapat perbedaan rata-rata nilai hasil belajar pretest dan postest setelah menerapkan metode permainan tradisional bebentengan di kelas XI IPS 3. Sehingga dapat disimpulkan metode permainan tradisional bebentengan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI IPS 3 pada mata pelajaran ekonomi bab akuntansi perusahaan jasa, materi jurnal umum.
Kata Kunci: Penerapan, Permainan Tradisional, Bebentengan, Hasil Belajar, Akuntansi, Perusahaan Jasa.
iii
Metode
Permainan
ABSTRACT
Nadia Istiqomah (NIM: 1110015000009). Application of Traditional Games Bebentengan Methods in Improving Student Results on Material Corporate Accounting Jas IN Class XI IPS 3 SMA 6 South Tangerang. (Research Experiments in Class XI IPS 3), Skripsi. Jakarta: Department of Social Sciences Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014. The background of this research is based on the low learning outcomes of students in class XI IPS 3. The purpose of the research to improve student learning outcomes in the material accounting services firm with the application of traditional methods bebentengan game. In this study the method used is the method of quasi-experimental research design with one group pretest posttest design. This study was conducted in South Tangerang SMA 6 from March to April 2014. The data collection techniques were used to determine the results of application of traditional methods of bebentengan game in improving student learning outcomes in class XI IPS 3 is the test, observations of students, as well as questionnaires. Data analysis techniques in this study using a t-test to test the hypothesis. From the calculation of the data obtained 10,741 t and t table à 1.66757 at significance level = 0.05. Because 10,741 t count > t table 1.66757, it can be determined there are differences in the average value of the pretest and posttest learning outcomes after applying the methods of traditional methods bebentengan game in class XI IPS 3. It concluded traditional methods bebentengan game can improve student learning outcomes in XI IPS 3 chapters on economic subjects accounting services company, general ledger material.
Keywords: Implementation, Bebentengan Traditional Games, Traditional methods bebentengan game, Learning Outcomes, Accounting, Services Company.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya yang tiada batas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENERAPAN METODE PERMAINAN TRADISIONAL BEBENTENGAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA DI KELAS XI IPS 3 SMA N 6 TANGERANG SELATAN” (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan), ini dengan baik. Sholawat dan salam selalu tercurahkan atas baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan cahaya dalam hidup penulis berupa cahaya Islam. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang
diharapkan. Walaupun waktu, tenaga dan
pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Ucapan terimakasih yang tak terhingga atas bimbingan, penghargaan, dukungan serta bantuan dari berbagai pihak kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis sangat berterima kasih kepada: 1. Ibu Nurlena Rifai, M.A.Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan dosen pembimbing I yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi. 3. Bapak Drs. Syaripulloh.,M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.
v
4. Ibu Anissa Windarti, M.Si selaku Dosen Pembimbing II penulis yang telah membantu penulis dengan sepenuh hati dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi. 5. Bapak Moch. Noviadi Nugroho, M.Pd., selaku Dosen yang juga selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi. 6. Ibu Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd., selaku Dosen yang juga sangat membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi. 7. Bapak Dr. Muhamad Arif, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademis penulis. 8. Ibu Dr. Yayah Nurmaliyah, M.A., Ibu Nafia Wafiqni, M.Pd., ibu Tri Hajarwati, M.Si., Ibu Maila Dinia Husni Rahim, M.A., selaku para dosen yang sangat menginspirasi hidup penulis. 9. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tidak terhingga banyaknya dan sangat berguna bagi penulis. 10. Kedua orang tua tercinta Bapak H. M. Wargiono Saputro, B.E. S.Sos. dan Ibu Hj. Siti Amsanih yang senantiasa memberikan do’a, motivasi dan dukungan baik moril dan materil kepada penulis selama ini dalam hal apapun, terima kasih karena telah menjadi kekuatan dalam hidup penulis. 11. Untuk kakak-kakak tercinta, Indra Fauzi Kurniawan & Elin K.A., Arie Fahrul Noer Ilham & Vera A., Imron Wahyudi & Ari A., Sarah Noer Annisa & Yan T., serta seluruh keluarga besar H. Hamim Nadjali dan Sastrodihardjo. Terima kasih karena kalian merupakan hal terindah yang diberikan Allah SWT dalam hidup penulis. 12. Teman-teman seperjuangan penulis, teman-teman angkatan 2010, temanteman kelas ekonomi. Terima kasih atas segala dukungannya, semoga Allah membalas semua kebaikannya.
vi
13. Teman-teman PPKT SMA N 6 Tangerang Selatan dan teman-teman komunitas Save Street Children, terima kasih atas kerja sama, kekompakan, dan motivasinya selama pengerjaan skripsi. 14. Sahabat yang sangat membantu, Rike Rahmalia, ka Suci, Cindy Febri K., Mulianingsih, Dini Sugiarti Mentari, Yeyen Fitriyani, Titin Sutinah, Novi Mela Yuliani, Putri Ridhania, Fitri Amalia Azzahro, Syarif Hidayatullah, Andri Apriantoro, dan Andre Porandika. 15. Keluarga besar SMA N 6 Tangerang Selatan yang telah mengizinkan penulis penelitian. 16. Serta kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas doa dan bantuannya. Atas
bantuan
mereka
yang
sangat
berharga,
penulis
berdo'a
semogaAllahS.W.T. memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan ketaatan kepada-Nya, Amin.
Jakarta, 3 September 2014
Nadia Istiqomah
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
: Saldo Normal Akun
Tabel 2.2
: Persamaan dan Perbedaan Penelitian Relevan
Tabel 3.1
: Desain Penelitian
Tabel 3.2
: Kisi-kisi Instrumen Soal
Tabel 3.3
: Kisi-kisi Pedoman Observasi Siswa
Tabel 3.4
: Kisi-kisi Angket
Tabel 3.5
: Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran
Tabel 3.6
: Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Tabel 4.1
: Nama Kepala SMA N 6 Tangerang Selatan
Tabel 4.2
: Nama Pendidik SMA N 6 Tangerang Selatan
Tabel 4.3
: Nama Tenaga Kependidikan SMA N 6 Tangerang Selatan
Tabel 4.4
: Input dan Output Peserta Didik
Tabel 4.5
: Perbandingan Keadaan Rill dan Ideal SMA N 6 Tangerang Selatan
Tabel 4.6
: Hasil Uji Validitas Instrumen Soal
Tabel 4.7
: Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Soal
Tabel 4.8
: Data Hasil Belajar Siswa (Pretest)
Tabel 4.9
: Data Hasil Belajar Siswa (Postest)
Tabel 4.10
: Data Hasil Pretest dan Postest
Tabel 4.11
: Nilai-Gain XI IPS 3
Tabel 4.12
: Deskriptif Statistik
Tabel 4.13
: Homogenitas Data Pretest
Tabel 4.14
: Homogenitas Data Postest
Tabel 4.15
: Uji T
Tabel 4.16
: Uji T
Tabel 4.17
: Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran (pertemuan pertama)
Tabel 4.18
: Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran (pertemuan kedua)
Tabel 4.19
: Data Hasil Kuesioner Siswa
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Nilai Pretest dan Postest XI IPS 3 Lampiran 2. Tabel Distribusi Frekuensi Pretest XI IPS 3 Lampiran 3. Tabel Distribusi Frekuensi Postest XI IPS 3 Lampiran 4. Uji Validitas Instrumen Soal Lampiran 5. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Soal Lampiran 6. Nilai Gain XI IPS 3 Lampiran 7. Nilai UTS Kelas XI IPS 3 Lampiran 8. Uji Normalitas Pretest XI IPS 3 Lampiran 9. Uji Normalitas Postest XI IPS 3 Lampiran 10. Uji Homogenitas Pretest dan Postest XI IPS 3 Lampiran 11. Uji Hipotesis (Uji t) Lampiran 12. Tabel R(Product Moment) Lampiran 13. Tabel L Uji Liliefors Lampiran 14. Tabel T Lampiran 15. RPP Pertemuan 1 Lampiran 16. RPP Pertemuan 2 Lampiran 17. Soal Pretest Lampiran 18. Soal Postest Lampiran 19. Kunci Jawaban Soal Pretest Lampiran 20. Kunci Jawaban Soal Postest Lampiran 21. Lembar Pengesahan Uji Referensi Lampiran 22. Foto-foto Pembelajaran Metode Bebentengan di Kelas XI IPS 3
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING……………………………………...i SURAT PERYATAAN KARYA SENDIRI……………………………………...ii ABSTRAK………………………………………………………………………...iii ABSTRACT ………………………………………………………………...........iv KATA PENGANTAR ……………………………………………….……...........v DAFTAR TABEL ……………………………………………………………....viii DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………...ix BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang……………………………………………………………..1 B. Identifikasi Masalah…………………………………………………….....6 C. Pembatasan Masalah………………………………………………………6 D. Perumusan Masalah……………………………………………………….6 E. Tujuan Penelitian………………………………………………………….7 F. Manfaat Penelitian………………………………………………………...7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori…………………………………………………………………8 1. Metode Belajar…………………………………………………………...8 a. Pengertian dan Definisi Metode Menurut Ahli……………………..8 b. Pengertian Metode Pembelajaran………………………………….10 c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode…………...13 d. Desain Metode Bebentengan………………………………………16 e. Langkah-langkah Penerapan Metode Bebentengan……………….18 2. Hakikat Permainan Tradisional………………………………………...21 a. Pengertian Permainan Tradisional…………………………………21 b. Peran Permainan Tradisional………………………………………23
x
3. Hakikat Permainan Tradisional Bebentengan………………………….23 a. Pengertian Permainan Tradisional Bebentengan………………….23 b. Langkah-langkah Permainan Tradisional Bebentengan…………..25 4. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar……………………………………...29 a. Pengertian Belajar………………………………………………...29 b. Pengertian Hasil Belajar…………………………………………..34 5. Hakikat Jurnal Umum…………………………………………………..36 a. Pengertian Jurnal Umum………………………………………….36 b. Fungsi Jurnal……………………………………………………...36 c. Bentuk Jurnal……………………………………………………..36 d. Proses Pencatatan Jurnal………………………………………….37 B. Penelitian yang Relevan……………………………………………………38 C. Hipotesis…………………………………………………………………...39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………………..40 B. Metode Penelitian………………………………………………………….40 C. Populasi dan Sampel Penelitian……………………………………………42 D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data………………………………...43 1. Tes………………………………………………………………………43 2. Observasi……………………………………………………………….44 3. Angket…………………………………………………………………..47 E. Langkah - langkah Analisis Data………………………………………….48 F. Kalibrasi Instrumen………………………………………………………..49 1. Uji Validitas…………………………………………………………….49 2. Uji Reliabilitas………………………………………………………….50 3. Teknik Analisis Data…………………………………………………...51 a. Uji Normalitas Lilifors………………………………………………51 b. Uji Homogenitas…………………………………………………….51 4. Analisis Data……………………………………………………………52 a. Data Kuantitatif……………………………………………………...52
xi
b. Data Kualitatif……………………………………………………….53 G. Hipotesis Statistik………………………………………………………53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah……………………………………………………………...55 1. Tujuan Pendidikan Menengah………………………………………….55 2. Sejarah Singkat Sekolah………………………………………………..55 a. Kondisi Rill………………………………………………………….55 b. Kondisi Ideal………………………………………………………...61 B. Analisis Data………………………………………………………………63 1. Uji Validitas dan Reliabilitas…………………………………………..63 2. Hasil Belajar Siswa…………………………………………………….65 a. Data Hasil Kognitif………………………………………………….65 3. Analisis Data Kuantitatif........................................................................69 a. Uji Normalitas……………………………………………………….69 b. Uji Homogenitas…………………………………………………….71 c. Uji Hipotesis (uji t)………………………………………………….72 4. Analisis Data Kualitatif………………………………………………..73 a. Hasil Observasi……………………………………………………...73 b. Hasil Kuesioner……………………………………………………...78 C. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………………………80 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………………………………………………………………...83 B. Saran……………………………………………………………………….83 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….85 LAMPIRAN – LAMPIRAN...............................................................................87
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Apabila kita berbicara tentang pendidikan, maka kegiatan belajar mengajar merupakan sebuah kegiatan yang tidak luput dari aktivitas pendidikan itu sendiri. Menurut Undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 Tahun 2003, dalam bab II pasal 3, dijelaskan bahwa tujuan pendidikan ialah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Untuk mencapai tujuan dari sistem pendidikan nasional tersebut, khususnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, maka salah satu cara yang harus dilakukan ialah membudayakan kegiatan belajar mengajar. Belajar mengajar merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan. Ketika seorang anak ingin belajar, maka harus ada yang mengajarkannya. Sedangkan, apabila seseorang ingin mengajar, maka harus ada orang yang diajarkan. Belajar mengajar selalu erat kaitannya dengan interaksi antara seorang pengajar dengan peserta didik. Belajar biasa dilakukan oleh siswa sedangkan mengajar biasa dilakukan oleh seorang guru. Oleh karena itulah, dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang bernilai edukasi. Kegiatan yang selalu mengarah pada proses transfer knowledge serta penerimaan ilmu di antara seorang individu dengan individu lain, antara individu dengan kelompok, ataupun di antara kelompok dengan kelompok lainnya. Belajar ialah kegiatan yang secara disengaja dilakukan oleh seseorang, baik berdasarkan keinginan sendiri maupun orang lain yang bertujuan untuk mencapai tujuan dari belajar itu sendiri. Menurut Winkel, belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan 1
Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.46
1
2
perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.2 Sedangkan menurut Ernest R. Hilgard belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.3 Secara sederhana, dapat dirumuskan bahwa proses belajar selalu mengejar tercapainya tujuan belajar itu sendiri. Harapan serta tuntutan yang tidak pernah hilang dari pikiran seorang pengajar ialah penguasaan materi ajar secara tuntas yang disampaikan guru di kelas. Namun, untuk mendapatkan suatu kondisi dimana siswa mampu memahami dan mendalami materi ajar ialah sesuatu yang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tujuan belajar bisa dilihat dari tiga sudut yang berbeda. Dimulai dari segi kognitif yang menekankan pengetahuan serta pendalaman materi ajar. Bagian yang selanjutnya ialah bagian afektif, di mana proses pembelajaran di kelas bukan hanya difokuskan untuk transfer of knowledge, melainkan juga untuk mendapatkan sikap yang baik. Sedangkan bagian ke tiga ialah bagian psikomotorik, di mana tujuan proses pembelajaran mengarah pada keterampilan atau kemampuan bertindak seorang anak. Dalam mengukur tercapai atau tidaknya tujuan belajar itu sendiri, sekolah atau pendidikan formal yang ada di Indonesia selalu menitikberatkan pada perolehan nilai yang diperoleh siswa di dalam kelas. Hasil belajar ialah bentuk nyata berupa nilai-nilai dari proses belajar yang telah berlangsung. Hasil belajar berupa nilai yang melebihi KKM merupakan tujuan belajar apabila dilihat dari sudut pandang kognitif. Untuk mendapat hasil belajar yang baik atau di atas KKM, maka hal yang harus dilakukan ialah mengupayakan caracara terbaik agar tercapainya tujuan belajar tersebut. Hal ini penulis ungkapkan, karena berdasarkan pengalaman serta kajian pustaka dari buku-buku terkait pembelajaran ada dua faktor yang dapat mempengaruhi tercapai atau tidaknya proses belajar itu sendiri. Yang pertama ialah faktor internal, seperti minat, motivasi, serta kemauan dari dalam diri 2
, Pengertian Belajar Menurut Ahli, (http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajarmenurut-ahli/), diakses tanggal 13 Agustus 2014 jam 15.00. 3 Ibid.
3
sendiri. Sedangkan faktor yang kedua ialah faktor eksternal, seperti lingkungan, kondisi kelas, cuaca, teman bermain, media, serta metode belajar yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pelajaran di kelas. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman sehari-hari sewaktu penulis melaksanakan PPKT (Praktik Profesi Keguruan Terpadu) dalam pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan. Pada materi akuntansi perusahaan jasa, kemampuan siswa dalam
menguasai materi
pembelajaran belum memuaskan. Terbukti dari observasi kegiatan belajar siswa, tes unjuk kerja dan hasil evaluasi yang diperoleh siswa untuk mata pelajaran ekonomi kelas XI masih di bawah KKM. Sebagai contoh di kelas XI IPS 3, dari 35 siswa, terdapat 22 orang siswa yang masih memiliki nilai di bawah KKM, yaitu 75. Hal ini menunjukkan tingkat kemampuan siswa rendah, di mana hanya 37 % siswa yang mampu memiliki nilai di atas KKM (dapat dilihat pada lampiran 7). Penulis dapat simpulkan bahwa salah satu penyebab dari permasalahan ini ialah kurang tepatnya penggunaan metode belajar di kelas serta kurang adanya motivasi belajar dari dalam diri siswa masing-masing. Metode belajar yang digunakan untuk mengajarkan mata pelajaran ekonomi materi akuntansi perusahaan jasa di kelas XI SMA N 6 Tangerang Selatan ialah metode ceramah. Hal ini menjadikan siswa tidak tertarik untuk mempelajari materi yang disampaikan oleh guru di kelas. Selain itu, pengerjaan latihan yang dilepas secara mandiri 100%, menjadikan siswa di kelas XI IPS merasa kesulitan. Karena memang materi akuntansi perusahaan jasa tak ubahnya belajar matematika siswa tidak bisa dilepas 100%, melainkan harus dibimbing dan diarahkan. Selain itu, salah satu hambatan dalam pelajaran ekonomi di sana adalah kurang tertariknya siswa pada pelajaran ekonomi itu sendiri, terutama pada materi akuntansi perusahaan jasa. Banyak siswa yang mengalami kesulitan bila menghadapi soal-soal akuntansi. Bahkan dalam mengerjakan soal persamaan dasar yang merupakan basic dari akuntansi itu sendiri, siswa kurang mampu mengerjakannya. Hal ini mengakibatkan prestasi belajar ekonomi di kelas XI sangat rendah. Suatu kesalahan yang sering terjadi adalah guru kurang
4
memperhatikan tingkat pemahaman siswa dalam mengikuti perubahan, langkah, tahap demi tahap dalam penyampaian materi pelajaran. Dengan kata lain, siswa hanya dibuat tercengang oleh guru ketika seorang guru sedang asik dengan kegiatan menyelesaikan soal persamaan dasar akuntansi, tanpa bertanya apakah siswa-siswi di kelas paham atau tidak. Mungkin bagi guru, menyelesaikan soal persamaan dasar akuntansi ialah suatu hal yang remeh dan biasa. Namun bagi siswa persamaan dasar akuntansi ialah suatu hal yang memusingkan. Dan sebenarnya, apabila ingin berhasil mempelajari akuntansi, kunci utamanya ialah siswa harus mampu memahami secara mendalam terkait dengan persamaan dasar akuntansi itu sendiri. Bisa disimpulkan, apabila siswa tidak mampu menyelesaikan soal-soal yang seorang guru beri, maka hasil belajar juga dapat dipastikan tidak sesuai dengan harapan. Untuk melihat hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan salah satu caranya ialah dengan melihat nilai dan keterampilan siswa dalam pembelajaran itu. Apabila nilai perolehan siswa jauh dari harapan, maka seorang guru harus memperbaiki pembelajaran agar kompetensi yang telah ditetapkan kurikulum pada materi akuntansi perusahaan jasa itu dapat tercapai. Hal tersebut peneliti alami di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan pada Pelajaran Ekonomi. Di dalam kelas, peneliti merasakan dan melihat kesulitan siswa dalam hal menguasai materi pada materi akuntansi perusahaan jasa sehingga merasa perlu untuk segera menangani masalah tersebut. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat, yang diharapkan dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi akuntansi perusahaan jasa yang dipelajari di kelas XI. Banyak sekali siswa-siswi yang berpendapat, bahwa akuntansi ialah pelajaran yang sulit. Akibat dari anggapan
itulah, siswa-siswi jadi merasa
kesusahan untuk memperoleh nilai atau hasil yang memuaskan. Selain dikarenakan adanya anggapan bahwa akuntansi adalah pelajaran yang sulit, timbulnya rasa bosan, acuh, dan tidak senang juga sangat berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar di kelas. Sebagai seorang pendidik yang kompeten, seharusnya sikap-sikap yang demikian harus diketahui dan dicari jalan keluarnya.
5
Dalam belajar ekonomi materi akuntansi perusahaan jasa diperlukan banyak latihan-latihan penyelesaian soal yang dibentuk dalam tugas yang berisi soal-soal serta suasana belajar yang menyenangkan. Menurut penelitian Iwan Purwanto, permainan tradisional bebentengan bisa dijadikan salah satu alternatif metode yang menyuguhkan keseruan serta kesenangan bagi siswa-siswi di dalam kelas. Hal ini dikarenakan dengan keadaan atau situasi yang menyenangkan, maka proses penjelasan materi yang dilakukan oleh guru kepada muridnya akan lebih mudah dipahami. Dari pengalaman yang pernah peneliti lalui, pemecahan soal ekonomi akan berhasil jika siswa memiliki ketertarikan terhadap proses belajar di kelas. Oleh karena itulah metode pembelajaran yang diterapkan haruslah menarik, menyenangkan, dan sesuai dengan materi ajar yang ingin diajarkan di kelas. Selain itu, dikarenakan siswa-siswi di kelas merasa senang dengan proses belajar mengajar, maka mereka akan lebih sering berlatih menyelesaikan soal-soal ekonomi yang bervariatif. Dengan seringnya siswa menyelesaikan tugas yang berupa soal-soal maka konsep-konsep yang ada tidak mudah lupa. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka pada penelitian ini peneliti akan menggunakan “metode permainan tradisional bebentengan”. Alasan dipilihnya metode permainan tradisional bebentengan ialah untuk meningkatkan minat, motivasi, serta hasil belajar siswa dalam mengikuti proses belajar ekonomi di kelas. Peneliti sengaja menciptakan suasana yang menyenangkan dan kompetitif, agar siswa mampu bersaing antara sesama mereka serta dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Untuk melihat keberhasilan metode ini maka dilakukan penelitian
dengan
judul
“Penerapan
Metode
Permainan
Tradisional
Bebentengan dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Akuntansi Perusahaan Jasa di Kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian ini terkait dengan penerapan metode permainan tradisional bebentengan dalam peningkatan hasil belajar siswa pada materi akuntansi
6
perusahaan jasa di kelas XI IPS SMA N 6 Tangerang Selatan, dengan identifikasi masalah : 1. Hasil belajar ekonomi siswa yang dicapai saat ini dipandang masih rendah. 2. Tidak adanya motivasi dalam belajar. 3. Tidak adanya minat dalam belajar.
C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas, maka perlu kiranya peneliti membatasi permasalahan agar mempermudah penelitian dan berjalan lebih terarah. Peneliti membatasi masalah pada metode pembelajaran yang diterapkan di dalam kelas. Dan pada penelitian ini peneliti memilih penerapan metode permainan tradisional bebentengan yang diyakini dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas.
D. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut, apakah penerapan metode permainan tradisional bebentengan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi akuntansi perusahaan jasa di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6 Tangerang Selatan ?
E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui apakah penerapan metode permainan tradisional bebentengan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi akuntansi perusahaan jasa di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6 Tangerang Selatan.
F. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang peneliti lakukan dibagi menjadi dua, yaitu manfaat praktis dan teoritis. 1. Manfaat Praktis :
7
a.
Siswa Hasil penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas dalam mata pelajaran ekonomi materi akuntansi perusahaan jasa.
b. Guru Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kinerja guru dalam menyampaikan materi ajar di kelas. hal ini dikarenakan metode permainan tradisional bebentengan mampu meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa di kelas. Selain itu, metode juga bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran ekonomi di kelas XI yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa. c.
Kepala Sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk kepala sekolah agar mampu mengelola guru dengan sangat baik. Melalui penelitian ini, kepala sekolah dapat mengetahui bahwa guru telah melaksanakan penelitian terkait dengan metode pembelajaran di sekolah, sehingga proses serta hasil kegiatan belajar mengajar optimal.
2. Manfaat Teoritis Menjadi salah satu referensi metode pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa di kelas. Baik untuk mata pelajaran hitung-hitungan maupun mata pelajaran bahasa dan eksak, khususnya ekonomi.
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori 1. Metode Belajar a. Pengertian dan Definisi Metode Menurut Ahli Metode menurut asal usul katanya, berasal dari kata „met‟ dan „hodes‟. Menurut asal usul bahasanya, metode berasal dari Bahasa Yunani, yaitu „Methodos‟. Methodos mengandung arti cara dan jalan yang ditempuh. Sedangkan menurut istilah, metode merupakan jalan serta cara yang harus ditempuh dalam rangka mencapai suatu tujuan. Selain itu, sehubungan dengan upaya ilmiah, metode merupakan cara kerja yang digunakan untuk memahami objek dari suatu ilmu yang bersangkutan. Sehingga dapat disimpulkan, metode memiliki dua hal yang sangat penting dan mendasar, yaitu cara melakukan sesuatu serta rencana pelaksanaan sebuah cara.1
1)
2)
3)
4)
5)
Adapun pengertian dan definisi metode menurut para ahli antara lain : Rothwel dan Khazanas Metode adalah cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi. Titus Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan bidang keilmuan. Macquarie Metode adalah suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang berkenaan dengan rencana tertentu. Wiradi Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secara sistematis (urutannya logis). Drs. Agus M. Hardjana Metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.
1
, Arti Kata Metode, (http://artikata.com/arti-340805-Metode.html), diakses tanggal 13 Agustus 2014 jam 15.05.
8
9
6) Almadk Metode adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. 7) Ostle Metode adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi. 8) Hebert Bisno Metode adalah teknik-teknik yang digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima atau digunakan secara sama dalam satu disiplin, praktek, atau bidang disiplin dan praktek. 9) Max Siporin Metode adalah sebuah orientasi aktifitas yang mengarah kepada persyaratan tugas-tugas dan tujuan-tujuan nyata. 10) Rosdy Ruslan Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya. 11) Kamus Bahasa Indonesia Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yg ditentukan. 12) Arti Kata Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.2 Menurut Sutirman, metode merupakan cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Beliau juga menjelaskan terkait dengan hubungan strategi dan metode itu sendiri. Strategi adalah a plan of operation achieving something, sedangkan metode ialah a way in achieving something. Selain itu strategi merupakan suatu rencana kegiatan untuk memperoleh sesuatu, sedangkan metode merupakan suatu cara untuk memperoleh sesuatu.3 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno menjelaskan bahwa metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.4 Dalam kegiatan belajar mengajar, terdapat dua komponen yang saling terkait, yaitu guru dan siswa. Dalam proses pembelajaran, tugas guru ialah
2
Ibid. Sutirman, Media & Model-model Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2013), h. 21. 4 Pupuh F. dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT. Refika Aditama,2007), h. 15. 3
10
menyapaikan materi ajar yang harus dikuasai oleh siswa. Dan ternyata, dalam proses penyampaian materi tersebut, guru sangat membutuhkan sebuah metode. Hal ini dikarenakan metode dapat mempercepat tercapainya tujuan dari sebuah proses pembelajaran. Namun bukan hanya sekedar menerapkan metode apa saja di dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Guru juga harus memahami materi ajar, tujuan dari proses pembelajaran, karakteristik siswa, serta karakteristik metode itu sendiri. Hal ini diperlukan, agar guru mampu menerapkan metode yang tepat dan sesuai dengan kondisi serta tujuan yang akan dicapai. Bagi seorang guru, menguasai metode mengajar merupakan sebuah kewajiban, sebab seorang guru tidak akan dapat mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai metode secara tepat.5
b. Pengertian Metode Pembelajaran Pada zaman dahulu kala, tepatnya sebelum tahun 2000-an, proses pembelajaran
di
institusi-institusi
pendidikan
berjalan
dengan
sangat
konvensional. Di mana metode yang digunakan dalam setiap penyampaian materi di kelas, monoton atau hanya terpaku pada metode ceramah saja. Namun keadaanpun berubah seiring dengan pergantian dan penyempurnaan kurikulum di Negara Indonesia. Dimulai dari kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), sampai kurikulum 2013 yang diterapkan mulai dari pertengahan tahun 2013 yang lalu. Dunia pendidikan Indonesia mulai berubah pikiran dan menjadikan metode pembelajaran sebagai sebuah alat yang sangat penting dan perlu dikembangkan. Walau masih banyak yang berpikiran bahwa mengajar ialah sebuah perkara yang mudah. Namun pada kenyataanya, mengajar anak atau siswa-siswi yang lahir di tahun 2000-an dengan berbagai fasilitas teknologi yang sangat menunjang mereka untuk mendapatkan informasi lebih, bukan hanya dari gurunya saja.
5
Ibid.
11
Peran guru menjadi sangat sulit diterapkan, apabila guru tersebut tidak memiliki kompetensi dalam menerapkan metode-metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan dan materi ajar. Oleh karena itulah, guru harus mempelajari serta mengembangkan materi tentang metode serta teknik pembelajaran yang berguna untuk menciptakan sebuah interaksi belajar antara guru dan siswa.6 Menurut Sudiono, Triyono, dan Moh. Padil, metode merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah sistem pembelajaran. Selain itu metode juga merupakan suatu rangkaian cara yang diterapkan oleh guru di kelas, dengan memperhatikan faktor-faktor yang ada di dalamnya demi mencapai suatu tujuan pembelajaran.7 Secara garis besar dalam satu proses interaksi, belajar menempuh 4 (empat) fase pokok yang meliputi : 1) Fase pendahuluan Fase yang dimaksudkan untuk menyusun dan mempersiapkan set yang menguntungkan, menyenangkan guna pembahasan materi pembelajaran. Dalam fase ini fasilitator dapat melakukan kaji ulang (review) terhadap pembahasan sebelumnya dan menghubungkan dengan pembahasan berikutnya. 2) Fase pembahasan Fase yang dimaksudkan untuk melakukan kajian, pembahasan, dan penelaahan terhadap materi pembelajaran. Dalam fase ini, mahasiswa mulai dikonsentrasikan perhatiannya pada pokok materi pembahasan. Dalam fase ini perlu dicari yang cocok dengan tujuan, sifat, materi, latar belakang mahasiswa dan pendidik atau fasilitator sendiri. 3) Fase menghasilkan Yaitu tahap di mana seluruh hasil pembahasan ditarik pada suatu kesimpulan bersama berdasarkan pada pengalaman dan teori yang mendukungnya. 4) Fase penurunan Fase yang dimaksudkan untuk menurunkan konsentrasi mahasiswa secara berangsur-angsur. Ketegangan perhatian mahasiswa terhadap materi pembelajaran perlu secara bertahap diturunkan untuk memberi isyarat bahwa proses pembelajaran akan berakhir.8
6
Sudiyono, dkk. Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi, (Malang: UIN-Malang Press,2006), h. 117. 7 Ibid., h. 118. 8 Ibid., h. 118-119.
12
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Teori Metode Pembelajaran, menurut beberapa ahli : a) Menurut Nana Sudjana Metode pembelajaran adalah, “Cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. b) Menurut M. Sobri Sutikno Menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”. c) Menurt Gerlach dan Elly Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai rencana yang sistematis untuk menyampaikan informasi. Berdasarkan definisi atau pengertian metode pembelajaran
yang
dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan.9 Berdasarkan kajian pengertian metode di atas, arti kata metode sebagaimana aslinya ialah cara. Secara umum, metode ditafsirkan sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu. Metode seringkali dihubungkan dengan kegiatan belajar mengajar. Dan mengajar mengandung arti memberi pelajaran. Jadi dapat disimpulkan, metode mengajar ialah cara-cara yang digunakan oleh pengajar, dalam menyampaikan materi ajar sesuai dengan kondisi pelajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.10 Dengan demikian, guru harus mempelajari jenis-jenis metode mengajar secara mendalam. Selain itu, guru atau pengajar juga harus mempelajari karakteristik dari materi ajar, siswa, serta tujuan pembelajaran itu sendiri. Karena ketika seorang pengajar tidak menguasai karakteristik faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode dengan baik. Maka, pencapaian tujuan proses pembelajaranpun akan sulit untuk dicapai. 9
, Definisi Metode Pembelajaran Menurut Para (http://mtk2012unindra.blogspot.com), diakses tanggal 27 Agustus 2014 jam 15.00. 10 Pupuh F. dan M. Sobry Sutikno, op. cit ., h. 55.
Ahli,
13
Guru juga harus mempunyai inisiatif dan jiwa kreativitas yang tinggi. Karena tidak semua langkah-langkah metode yang akan kita terapkan, kita akan adopsi secara keseluruhan pada saat pelaksanaannya di kelas. Kegiatan ini perlu dilaksanakan, demi menyesuaikan dengan karakteristik materi ajar, siswa, tujuan pembelajaran, serta sarana dan prasarana yang ada. Dan dapat disimpulkan, metode mengajar merupakan salah satu komponen yang menjadi tolak ukur keberhasilan kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut Syaiful B. Djamarah, dkk., metode memiliki kedudukan : 1. Sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM); 2. Menyiasati perbedaan individual anak didik; 3. Untuk mencapai tujuan pembelajaran.11 Semakin tepat penggunaan metode mengajar diterapkan di kelas, maka semakin tepat pula pencapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, fungsi metode mengajar tidak perlu ditanyakan lagi. Metode mengajar secara nyata ikut menentukan berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran dan merupakan bagian yang integral dalam sebuah sistem pengajaran.12
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pada prinsipnya tidak ada satupun metode mengajar yang dapat dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang studi. Hal ini disebabkan karena setiap metode pasti memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Karena itulah,
guru tidak boleh sembarangan
memilih serta menggunakan metode belajar. Berikut ini merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode menurut Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, diantaranya ialah: 1) Tujuan yang ingin dicapai Tujuan ialah sasaran yang ingin dicapai dari setiap kegiatan. Setiap guru seharusnya memperhatikan tujuan dari proses pembelajaran itu sendiri. Hal ini disebabkan karena tujuan dari proses pembelajaran yang akan dicapai sangat 11 12
Ibid. Ibid. h. 56.
14
mempengaruhi dalam penentuan metode. Sebab metode ikut pada tujuan, bukan sebaliknya. 2) Materi pelajaran Materi pelajaran ialah sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran untuk bisa dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik. 3) Peserta didik Peserta didik ialah orang yang melakukan proses pembelajaran atau subjek belajar yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik minat, bakat, kebiasaan, motivasi, situasi sosial, lingkungan keluarga, dan harapan terhadap masa depannya. 4) Situasi Situasi merupakan setting atau lingkungan pembelajaran yang bersifat dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi. Oleh karena itu, pada waktu tertentu guru perlu melakukan proses pembelajaran di luar kelas atau di alam terbuka. 5) Fasilitas Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Karena ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggu pemilihan metode. Seperti tidak adanya laboratorium untuk praktek yang kurang mendukung penggunaan metode eksperimen atau demonstrasi. Jadi, fasilitas ini sangatlah penting guna berjalannya proses pembelajaran yang efektif. 6) Guru Setiap orang memiliki kepribadian, performance style, kebiasaan dan pengalaman belajar yang berbeda-beda. Kompetensi mengajar biasanya dipengaruhi pula oleh latar belakang pendidikan. Guru yang berlatar belakang pendidikan keguruan biasanya lebih terampil dan mampu memilih metode dan tepat dalam menerapkannya, sedangkan guru yang latar belakang pendidikannya kurang relevan, sekalipun tepat dalam menentukan metode, namun sering mengalami hambatan dalam penerapannya. Jadi, untuk menjadi seorang guru pada intinya harus memiliki jiwa yang profesional. Dengan memiliki jiwa keprofesionalan
15
dalam menyampaikan pelajaran atau dalam proses pembelajaran itu akan berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.13 Syaiful Bahri Djamarah dan Winarno Surakhmad, mengemukakan lima macam faktor yang mempengaruhi pemilihan serta penggunaan metode mengajar, yakni : a) b) c) d)
Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya. Anak didik dengan berbagai tingkat kematangan atau usianya. Situasi dan keadaan. Fasilitas yang ada di sebuah sekolah bervariasi secara kualitas dan kuantitasnya. e) Kepribadian dan kompetensi guru yang berbeda-beda.14 Sedangkan menurut Slameto dalam bukunya “Proses Belajar Mengajar
dalam Sistem Kredit Semester”, terdapat dua hal lagi yang menjadi kriteria pemilihan metode mengajar, yaitu : a) Besar kelas /jumlah siswa Besar kelas ditentukan oleh banyaknya siswa yang mengikuti proses pembelajaran dalam kelas. Kelas kecil, contohnya ialah kelas dengan 5-10 orang siswa. Kelas ini memerlukan metode pembelajaran yang berbeda dari metode pembelajaran yang diterapkan dalam kelas besar dengan jumlah siswa 50-100 orang anak. b) Waktu yang tersedia Waktu
yang
tersedia
sangat
mempengaruhi
pemilihan
metode
pembelajaran yang akan di terapkan di kelas. Hal ini berpengaruh karena jumlah waktu yang direncanakan atau dialokasikan untuk menyajikan materi ajar, berguna dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Untuk menyampaikan
materi
ajar
yang
banyak,
harus
menggunakan
metode
pembelajaran dalam waktu yang singkat. Berbeda dengan metode yang diterapkan dalam penyampaian materi yang sedikit, memerlukan metode yang waktu penyajian relatif cukup lama.15 13
Ibid., h.60-61. Ibid., h.15. 15 Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,1991), h.99. 14
16
d. Desain Metode Pembelajaran Bebentengan Metode pembelajaran bebentengan merupakan metode yang telah dikembangkan oleh Iwan Purwanto. Dalam penelitian individunya yang berjudul “Desain metode pembelajaran melalui permainan anak tradisional sebagai implementasi pendidikan karakter”, Iwan Purwanto menjelaskan tentang hubungan permainan anak tradisional dengan pendidikan karakter terhadap anak itu sendiri. Selain itu, beliau juga berhasil membuat sebuah desain metode pembelajaran permainan tradisional Jawa Barat, yaitu bebentengan. Langkah-langkah permainan bebentengan yang telah dikembangkan sebagai berikut : 1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2) Guru membagi dua kelompok sama banyak. 3) Pemilihan kelompok sebaiknya bersifat heterogen. 4) Guru memberikan materi ajar untuk dipahami secara individu dan kelompok dengan cara diskusi. 5) Siswa dalam kelompok mendiskusikan strategi bertanya dari pertanyaan yang dibuat dalam kelompok masing-masing satu pertanyaan untuk setiap individu. 6) Pimpinan kelompok melakukan suit untuk menentukan kelompok mana yang akan mengajukan pertanyaan terlebih dahulu. 7) Selama proses permainan tidak diperkenankan untuk membuka buku atau materi ajar. 8) Pada sesi pertandingan individu dalam kelompok mengajukan pertanyaan kepada individu dari kelompok lain yang dikehendaki. 9) Individu yang tidak bisa jawab atau jawabannya salah maka akan menjadi tawanan, namun bisa dibela oleh individu dalam kelompoknya namun pembelaan hanya satu kali selama proses permainan berlangsung. Jika jawaban pembela salah maka keduanya akan menjadi tawanan. 10) Guru disini sebagai wasit atas jawaban dan pertanyaan yang diberikan, agar pertanyaan tidak di luar dari tujuan pembelajaran. 11) Begitu seterusnya sampai kelompok tertawan semua.16 Setelah melalui tahap uji coba, ternyata desain metode pembelajaran tradisional bebentengan mengalami beberapa revisi, sebagai berikut : a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b) Guru membagi dua kelompok sama banyak. c) Pemilihan kelompok sebaiknya bersifat heterogen. 16
Iwan Purwanto, “ Desain Metode Pembelajaran Melalui Permainan Anak Tradisional Sebagai Implementasi Pendidikan Karakter,” Penelitian Individu pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013, h. 60-61, tidak dipublikasikan.
17
d) Guru memberikan materi ajar untuk dipahami secara individu dan kelompok dengan cara diskusi. e) Siswa dalam kelompok mendiskusikan strategi bertanya dari pertanyaan yang dibuat dalam kelompok masing-masing satu pertanyaan untuk setiap individu. f) Pimpinan kelompok melakukan suit untuk menentukan kelompok mana yang akan mengajukan pertanyaan terlebih dahulu. g) Selama proses permainan tidak diperkenankan untuk membuka buku atau materi ajar. h) Pada sesi pertandingan individu dalam kelompok mengajukan pertanyaan kepada individu dari kelompok lain yang dikehendaki. i) Individu yang tidak bisa jawab atau jawabannya salah maka akan menjadi tawanan, namun bisa dibela oleh individu dalam kelompoknya namun pembelaan hanya satu kali selama proses permainan berlangsung. Jika jawaban pembela salah maka keduanya akan menjadi tawanan. j) Tawanan bisa kembali pada kelompoknya jika bisa menjawab pertanyaan yang diberikan pihak lawan (tahap ini adalah tahap perbaikan setelah uji coba). k) Guru disini sebagai wasit atas jawaban dan pertanyaan yang diberikan, agar pertanyaan tidak di luar dari tujuan pembelajaran. l) Begitu seterusnya sampai kelompok tertawan semua.17 e. Langkah-langkah
Penerapan
Metode
Permainan
Tradisional
Bebentengan di Kelas Peneliti merubah beberapa langkah-langkah dalam menerapkan metode permainan tradisional bebentengan yang telah didesain oleh Iwan Purwanto. Hal ini peneliti lakukan berdasarkan tujuan pembelajaran, materi ajar yang akan peneliti sampaikan, serta kondisi siswa-siswi di kelas. Dalam
menerapkan
metode
pembelajaran
bebentengan,
peneliti
menerapkan dua model yang berbeda. Model yang pertama ialah model pembelajaran yang hanya ingin mencapai pada tahap bisa atau tidak siswa membuat jurnal umum. Sedangkan, model yang kedua ialah model yang menginginkan pemahaman mendalam dari siswa-siswi di kelas. Siswa tidak hanya ditantang untuk membuat jurnal umum dari setiap transaksi yang dibacakan oleh guru, melainkan siswa juga ditanya mengapa mereka bisa membuat jurnal seperti itu.
17
Ibid., h. 64-65.
18
Hal ini menjadikan siswa jauh lebih tertantang dan menuntut siswa agar mau menghafal saldo normal akun-akun yang keluar dalam transaksi akuntansi perusahaan jasa. Langkah-langkah yang peneliti rancang untuk penerapan metode bebentengan model pertama, sebagai berikut : a)
Kelas dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan absen ganjil dan genap.
b)
Siswa dipersilahkan untuk bergabung dengan teman sekelompoknya.
c)
Guru memberitahu atau membacakan aturan serta langkah-langkah permainan bebentengan, yaitu : (a) Terdapat sepuluh soal yang akan diselesaikan. (b) Setiap kelompok mempunyai kesempatan untuk menjawab tiga pertanyaan wajib. (c) Empat soal selanjutnya merupakan soal rebutan. (d) Permainan akan dimulai oleh kelompok yang memenangkan suit di depan kelas. (e) Di tengah kelas, terdapat meja yang berfungsi sebagai tempat menaruh spidol untuk empat soal rebutan di akhir permainan. (f) Kelompok lawan memilih anggota kelompok yang mendapat giliran maju untuk menjawab soal. (g) Bagi perwakilan kelompok yang belum tepat mengerjakan soal di depan kelas. Akan dijadikan sebagai tawanan kelompok lawannya. (h) Namun
dua
orang siswa
dari
kelompok
yang maju,
boleh
memperbaikinya. (i) Apabila jawaban benar, maka tawanan boleh dilepaskan dari kelompok lawan. Dan soal dicatat sebagai hasil pengerjaan kelompok tersebut. (j) Apabila
jawaban
tidak
benar,
maka
kelompok
lawan
boleh
membenarkannya. Dan soal dicatat sebagai hasil pengerjaan kelompok yang membenarkannya. (k) Bagi kelompok yang paling banyak menyelesaikan soal di depan kelas. Maka
memiliki
kelompoknya.
kesempatan
untuk
melepaskan
satu
tawanan
19
(l) Perhitungan kelompok pemenang berdasarkan berapa banyak tawanan yang ada pada kelompok lawan. Semakin sedikit, maka kelompok tersebut adalah kelompok pemenang. 4)
Permainan dimulai dengan memberikan kesempatan salah satu perwakilan kelompok untuk melakukan suit.
5)
Guru membacakan tiga soal wajib untuk masing-masing kelompok secara bergantian.
6)
Guru
membacakan
empat
soal
rebutan
serta
menjelaskan
setiap
penyelesaian soal yang dikerjakan siswa di depan kelas. 7)
Guru dan siswa menghitung jumlah tawanan yang setiap kelompok miliki.
8)
Guru dan siswa menghitung jumlah soal yang dikerjakan masing-masing kelompok.
9)
Guru mempersilahkan satu kelompok yang paling banyak menyelesaikan soal untuk melepaskan satu tawanan kelompoknya.
10)
Guru dan siswa menentukan kelompok pemenang permainan bebentengan.
11)
Perwakilan kelompok mengumpulkan kertas daftar nama anggota kelompoknya masing-masing. Sedangkan langkah-langkah yang peneliti rancang untuk penerapan
metode bebentengan model kedua, sebagai berikut : a)
Kelas dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan absen ganjil dan genap.
b)
Siswa dipersilahkan untuk bergabung dengan teman sekelompoknya.
c)
Guru memberitahu atau membacakan aturan serta langkah-langkah permainan bebentengan, yaitu : (1) Terdapat sepuluh soal rebutan yang akan diselesaikan. (2) Setiap kelompok mempunyai kesempatan untuk menjawab soal. (3) Di tengah kelas, terdapat meja yang berfungsi sebagai tempat menaruh spidol untuk soal rebutan. (4) Permainan dimulai dengan pembacaan soal pertama oleh guru. (5) Masing-masing kelompok mendiskusikan jawaban dari soal yang dibacakan guru.
20
(6) Bagi
kelompok
yang
sudah
tahu
jawaban
soal.
Perwakilan
kelompoknya diperbolehkan merebut spidol di atas meja di tengah kelas. (7) Kelompok lawan memikirkan kira-kira siapa yang akan ditunjuk dari kelompok yang maju, untuk menjelaskan jawaban soal yang sudah berhasil dikerjakan teman sekelompoknya. (8) Bagi perwakilan kelompok yang belum tepat mengerjakan soal di depan kelas. Akan dijadikan sebagai tawanan kelompok lawannya. (9) Namun dua orang siswa dari kelompok yang maju dan ditunjuk oleh kelompok
lawan,
boleh
memperbaiki
jawaban
soal
serta
menjelaskannya. (10) Apabila jawaban benar, maka tawanan boleh dilepaskan dari kelompok lawan. Dan soal dicatat sebagai hasil pengerjaan kelompok tersebut. (11) Apabila
jawaban
tidak
benar,
maka
kelompok
lawan
boleh
membenarkannya. Dan soal dicatat sebagai hasil pengerjaan kelompok yang membenarkannya. (12) Bagi kelompok yang paling banyak menyelesaikan soal di depan kelas. Maka
memiliki
kesempatan
untuk
melepaskan
satu
tawanan
kelompoknya. (13) Perhitungan kelompok pemenang berdasarkan berapa banyak tawanan yang ada pada kelompok lawan. Semakin sedikit, maka kelompok tersebut adalah kelompok pemenang.
2. Hakikat Permainan Tradisional a. Pengertian Permainan Tradisional Permainan tradisional anak-anak ialah permainan yang dimainkan anakanak pada usia dini, balita, dan usia sekolah dasar. Permainan tradisional anakanak bersifat turun temurun dan tidak diketahui asal mula serta siapa yang menciptakan permainan tersebut. Oleh karena itulah, permainan tradisional memiliki sifat atau ciri yang sudah tua usianya. Permainan tradisional anak-anak biasa dimainkan anak-anak dalam satu lingkungan, baik lingkungan keluarga,
21
rumah, ataupun sekolah. Pada dasarnya anak-anak mengetahui tata cara atau macam-macam jenis permainan tradisional ini dari pewarisan generasi terdahulu yang dilakukan manusia (anak-anak) dengan tujuan mendapat kegembiraan.18 Sedangkan menurut Atik Soepandi, Skar dan kawan-kawan, yang disebut permainan adalah perbuatan untuk menghibur hati baik yang mempergunakan alat ataupun tidak mempergunakan alat. Sedangkan yang dimaksud tradisional ialah segala apa yang dituturkan atau diwariskan secara turun temurun dari orang tua atau nenek moyang. Jadi permainan tradisional adalah segala perbuatan baik mempergunakan alat atau tidak, yang diwariskan turun temurun dari nenek moyang, sebagai sarana hiburan atau untuk menyenangkan hati.19 Di dalam artikel yang dibuat oleh Agung Gunawan Sutrisna permainan tradisional dibagi ke dalam tiga golongan. Golongan yang pertama ialah permainan yang berfungsi untuk bermain (rekreatif). Golongan kedua ialah permainan yang berfungsi untuk bertanding (kompetitif). Sedangkan golongan atau kelompok yang terakhir ialah permainan yang bersifat edukatif.20 Permainan tradisional yang bersifat rekreatif biasanya dimainkan oleh anak-anak untuk mengisi waktu senggang. Permainan tradisional yang bersifat kompetitif, memiliki ciri terorganisir, bersifat kompetitif, dan dimainkan paling sedikit oleh dua orang. Selain itu juga mempunyai kriteria yang dapat menentukan siapa yang menang dan yang kalah, serta mempunyai peraturan yang diterima bersama oleh pesertanya. Sedangkan permainan tradisional yang bersifat edukatif, merupakan jenis permainan tradisional yang terdapat unsur-unsur pendidikan di dalamnya.21 Permainan tradisional adalah bentuk kegiatan permainan dan atau olahraga yang berkembang dari suatu kebiasaan masyarakat tertentu. Pada perkembangan selanjutnya permainan tradisional sering dijadikan sebagai jenis permainan yang memiliki ciri kedaerahan asli serta disesuaikan dengan tradisi budaya setempat. Kegiatannya dilakukan baik secara rutin maupun sekali-kali dengan maksud untuk
18
, Permainan Tradisional Warisan Sejarah yang Hampir (http://www.sorgemagz.com/?p=2921), diakses tanggal 27 Agustus 2014 jam 15.04. 19 Ibid. 20 Ibid. 21 Ibid.
Punah,
22
mencari hiburan dan mengisi waktu luang setelah terlepas dari aktivitas rutin seperti bekerja mencari nafkah, sekolah, dsb. Dalam pelaksanaannya permainan tradisional dapat memasukkan unsur-unsur permainan rakyat dan permainan anak ke dalamnya. Bahkan mungkin juga dengan memasukkan kegiatan yang mengandung unsur seni seperti yang lazim disebut sebagai seni tradisional.22 Permainan tradisional di sini bisa identik dengan istilah lain yang juga lazim digunakan, yaitu olahraga tradisional. Agar suatu kegiatan dapat dikategorikan sebagai permainan
tradisional tentunya harus teridentifikasikan
unsur tradisinya yang memiliki kaitan erat dengan kebiasaan atau adat suatu kelompok masyarakat tertentu. Di samping itu, kegiatan itupun harus kuat mengandung unsur fisik yang secara nyata melibatkan kelompok otot besar dan juga mengandung unsur bermain yang melandasi maksud dan tujuan dari kegiatan itu. Maksudnya, suatu kegiatan dikatakan permainan tradisional jika kegiatan itu masih diakui memiliki ciri tradisi tertentu, dan melibatkan otot-otot besar.23
b. Peran Permainan Tradisional Permainan Tradisional yang ada di berbagai belahan nusantara ini dapat menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak, seperti : 1) Aspek motorik Melatih daya tahan, daya lentur, sensorimotorik, motorik kasar, motorik halus. 2) Aspek kognitif Mengembangkan maginasi, kreativitas, problem solving, strategi, antisipatif, pemahaman kontekstual. 3) Aspek emosi Katarsis emosional, mengasah empati, pengendalian diri 4) Aspek bahasa Pemahaman konsep-konsep nilai 5) Aspek sosial Menjalin relasi, kerjasama, melatih kematangan sosial dengan teman sebaya dan meletakkan pondasi untuk melatih keterampilan sosialisasi berlatih peran dengan orang yang lebih dewasa/masyarakat. 6) Aspek spiritual Menyadari keterhubungan dengan sesuatu yang bersifat agung (transcendental). 22 23
Ibid. Ibid.
23
7) Aspek ekologis Memahami pemanfaatan elemen-elemen alam sekitar secara bijaksana. 8) Aspek nilai-nilai/moral Menghayati nilai-nilai moral yang diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi selanjutnya.24 3. Hakikat Permainan Tradisional Bebentengan a. Pengertian Permainan Tradisional Bebentengan Bebentengan merupakan salah satu permainan tradisional yang dulu sangat diminati oleh anak-anak untuk mengisi waktu libur atau hanya sekadar menghilangkan rasa penat. Bebentengan, di beberapa daerah sering kali dikenal sebagai rerebonan di daerah Jawa Barat, sedangkan di daerah lain juga dikenal dengan nama prisprisan, omer, jek-jekan. Bebentengan sendiri berasal dari kata benteng atau pertahanan. Kata bebentengan adalah Dwipurwa (pengulangan suku kata pertama) dengan memakai akhiran an yang artinya menyerupai atau berbuat seperti atau bukan sebenarnya. Permainan bebentengan mempunyai relevansi dengan kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman penjajahan Belanda dahulu. Pertahanan Indonesia terhadap Belanda menggunakan benteng yang akhirnya benteng tersebut dianalogikan terhadap kehidupan anak-anak lalu lahirlah istilah bebentengan untuk sebutan permainan tradisional ini.25 Menurut Yayat Sudaryat dalam artikel permainan tradisional warisan sejarah yang hampir punah, Guru Besar Sastra Universitas Pasundan Bandung “Bebentengan sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dahulu. Jika bebentengan pada zaman itu sebagai strategi pertahanan Indonesia terhadap gempuran penjajah Belanda, maka pada zaman sekarang bebentengan sebagai permainan yang maksud permainannya tak jauh beda dengan zaman dahulu, yaitu mempertahankan pertahanan dari serangan musuh,” jelas Yayat.26 Menurut Sri Mulyani, “bebentengan merupakan permainan tradisional yang memerlukan keterampilan, ketangkasan, kecepatan berlari, serta strategi yang jitu.
24
Ibid. Ibid. 26 Ibid. 25
24
Inti dari permainan ini adalah menyerang dan mengambil alih benteng dari lawan.”27 Dalam bermain permainan bebentengan, yang paling dibutuhkan ialah tempat atau perkarangan yang cukup luas. Perkarangan digunakan untuk berlarilari oleh anak-anak. Waktu dalam bermain permainan tradisional bebentengan bebas, boleh siang atau malam hari. Yang terpenting ialah penerangan yang cukup.28 Permainan tradisional bebentengan biasa dimainkan oleh dua kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 sampai 8 orang, bahkan lebih. Kedua kelompok akan memilih suatu tempat yang dijadikan sebagai markas. Markas biasanya sebuah tiang, batu, atau pilar, yang disebut sebagai benteng. Permainan tradisional bebentengan sangat bagus dimainkan oleh anak-anak. Karena dengan bermain bebentengan, sama saja anak berolahraga.29
b. Langkah-langkah Permainan Tradisional Bebentengan 1) Persiapan Awal mula permainan ini ialah anak-anak yang akan ikut bermain berkumpul di lapangan atau tanah kosong yang cukup luas, kira-kira seluas lapangan bulu tangkis. Kemudian anak-anak yang akan ikut bermain dibagi menjadi dua kelompok yang sama rata, bila kelompok pertama berjumlah empat orang maka kelompok kedua juga berjumlah empat orang. Biasanya pembagian kelompoknya dibagi dengan cara suit atau pun hom pim pah.30 2) Peralatan Pada permainan bebentengan para pemain tidak memerlukan alat-alat khusus, cukup lahan kosong untuk menjadi pijakan dan batas antara kedua kubu kelompok masing-masing. Kedua kelompok membuat markas bebentengannya
27
Sri Mulyani, 45 Permainan Tradisional Anak Indonesia, (Yogyakarta: Langensari Publishing, 2013), h. 22. 28 Ibid. 29 Ibid., h. 23. 30 , Permainan Tradisional Warisan Sejarah yang Hampir Punah, (http://www.sorgemagz.com/?p=2921), diakses tanggal 27 Agustus 2014 jam 15.04.
25
saling berjauhan, biasanya di sudut lapangan. Misalnya kelompok pertama di sudut barat maka kelompok yang kedua di sudut timur.31 3) Peraturan Setiap personil pada kedua kubu harus menyentuh benteng. Hal ini menandakan bahwa status personil tersebut adalah baru. Kalau dia agak lama tidak menyentuh benteng, maka status personil tersebut akan disebut lamo. Personil yang berstatus lamo, dapat dikejar, diburu, dan ditawan oleh personil dari benteng lawan yang berstatus baru. Jika seorang lamo sedang berada atau berlari di luar benteng dapat menjadi tawanan lawan jika disentuh oleh personil dari benteng lawan yang berstatus baru. Personil yang menjadi tawanan akan berdiri bergandengan di dekat benteng lawan yang menawannya. Para tawanan tidak dapat lagi bebas memburu atau menyerang sampai mereka dapat dibebaskan. Para tawanan dapat dibebaskan oleh teman dari bentengnya dengan cara menyentuh teman-temannya yang menjadi tawanan tersebut.32 4) Permainan Awal mula permainan ini dimulai dengan majunya atau menyerangnya dari salah satu personil tiap kubu salah satu benteng untuk menantang musuh permainannya. Personil dari lawan mainnya kemudian balik menyerang dan mengejar musuhnya. Dari sana para pemain yang maju saling mengejar dan menghindar satu sama lainnya. Jika seorang lamo yang maju kemudian ditangkap atau disentuh oleh lawan mainnya maka dia menjadi tawanan musuhnya. Seorang lamo berusaha mengejar dan menghindar dari lawan mainnya supaya tak jadi tawanan musuhnya dan para personil yang berada pada markas bentengnya dapat bergantian secara bergiliran untuk maju menyerang musuhnya. Demikian seterusnya sehingga terjadi saling kejar mengejar antar personil kedua benteng. Pada sela-sela permainan sering terjadi kehabisan personil karena ditawan dan bentengnya dikepung oleh lawannya. Lawan pengepung ini dapat 31 32
Ibid. Ibid.
26
membebaskan teman-temannya yang juga menjadi tawanan dan dijaga oleh personil di benteng lawannya. Setelah dibebaskan, para mantan tawanan ini dapat turut mengepung benteng lawannya. Sisa personil dari benteng yang terkepung dapat mengejar para pengepung yang berstatus lamo untuk mempertahankan bentengnya, atau balik mengirim penyerang ke benteng pengepung jika benteng para pengepung tidak menjaganya.33 5) Akhir Permainan Satu kelompok dapat memenangankan permainan jika salah satu personil mereka dapat menyentuh benteng lawan tanpa disentuh oleh lawan yang mempertahankan benteng yang diserang tersebut. Setelah ada yang menang dan kalah, maka permainan selesai dan dapat dimulai kembali permainan bebentengan tersebut dari awal.34 Peraturan pertandingan menurut Wisnujadmika, sebagai berikut :
1. Permainan bebentengan Pemain bebentengan yang keluar dari basecamp dianggap menyerbu terlebih dahulu. Pemain ini apabila dikejar oleh musuh dan tersentuh oleh tangan musuh dianggap tertangkap. Pemain yang tertangkap di tempatkan tawanan (tempat yang sudah ditentukan sebelum pertandingan dimulai, biasanya 2 meter sebelah kanan atau kiri dari basecamp).35
33 34 35
Ibid. Ibid.
, Permainan Bentengan, (http://wisnujadmika.wordpress.com), diakses tanggal 6 April 2014 jam 09.00.
27
2. Pemain musuh mengejar penyerang Pemain ini dapat kembali mempertahankan bentengnya apabila telah diselamatkan temannya, dengan cara menyentuh tangan atau bagian tubuhnya. Kelompok pemain dinyatakan mendapatkan nilai apabila dapat menyentuh basecamp musuh. Berakhirnya pertandingan ditentukan oleh kesepakatan para pemain. Kelompok yang kalah akan mendapatkan hukuman, yaitu menggendong kelompok yang menang dari benteng yang satu ke benteng lainnya, jumlah gendongan tergantung kesepakatan. 36
3. Pemain yang ditawan berada di tempat tawanan
Seorang pemain mendapatkan nilai dengan menyentuh basecamp musuh.37 36
Ibid.
37
Ibid.
28
Sedangkan cara bermain permainan bebentengan menurut Sri mulyani ialah : 1. Permainan dimulai dengan membuat dua kelompok terlebih dahulu. 2. Setiap kelompok terdiri dari empat sampai delapan anak, baik putra maupun putri. 3. Masing-masing kelompok memilih tiang, pilar, ataupun pohon yang disebut sebagai benteng mereka. 4. Kedua kelompok harus saling menyerang atau mengambil alih benteng lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata “benteng”. 5. Kemenangan juga bisa diraih dengan menawan seluruh anggota lawan dengan lari menyentuh tubuh mereka. 6. Untuk menentukkan siapa yang berhak menjadi penawan, ditentukan dari siapa yang paling akhir menyentuh benteng mereka.38
4. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Sadirman, dalam bukunya „interaksi dan motivasi belajar mengajar‟ mengemukakan beberapa pengertian serta definisi belajar menurut para ahli. Ada beberapa definisi tentang belajar, antara lain sebagai berikut : 1) Cronbach memberikan definisi : “Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”. 2) Harold Spears memberikan batasan: “Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction”. 3) Geoch, mengatakan: “ Learning is a change in performance as a result of practice”.39 Dari ketiga definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang mengarah pada perubahan tingkah laku dan penampilan melalui berbagai aktivitas. Seperti aktivitas membaca, mengamati, mendengarkan, 38
Sri Mulyani, op.cit., h. 23. Sardiman, A. M., Interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,2000), h.20.
39
29
dan meniru. Proses atau kegiatan belajar akan menghasilkan perubahan tingkah laku yang menyeluruh, apabila seseorang belajar langsung dari pengalaman atau mengalaminya sendiri.40 Selain definisi menurut para ahli di atas, belajar juga dapat dibedakan ke dalam dua pandangan, pandangan luas dan sempit. Belajar dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik dalam mencapai keutuhan perkembangan pribadi seorang anak. Sedangkan menurut arti sempit, belajar merupakan upaya penguasaan materi ajar menuju terbentuknya kepribadian yang seutuhnya.41 Pengertian belajar dalam arti sempit, biasa dilakukan oleh para guru di kelas. Dimana guru mencoba memberikan materi ajar atau ilmu pengetahuan sebanyak mungkin dan siswa berusaha untuk menerima pelajaran dengan sebaikbaiknya. Berdasarkan pengertian belajar secara sempit, guru hanyalah berperan sebagai pengajar, bukan pendidik. Kemudian masyarakat akan beranggapan bahwa belajar ialah menghafal. Dan pengertian belajar dalam arti sempit ini dapat dibuktikan melalui kegiatan yang siswa lakukan menjelang ujian, yaitu menghafal. 42 Selain itu, belajar juga dapat diartikan sebagai kegiatan untuk berubah. Bukan hanya berubah dari sudut wawasan dan keilmuannya saja, melainkan juga dari beberapa sudut lainnya. Seperti kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. Dan dapat disimpulkan, bahwa belajar akan selalu menghasilkan perubahan bagi orang-orang yang melakukan proses pembelajaran.43 Terkait dengan pengertian belajar dalam arti sempit, terdapat beberapa teori belajar yang berfokus pada unsur kognitif saja. Apabila dijabarkan, unsurunsur kognitif dibedakan menjadi penataan fakta, konsep, dan prinsip yang membentuk menjadi suatu kesatuan yang bermakna bagi peserta didik. Dan ternyata, teori belajar yang menekankan pada unsur kognitif, selama ini di 40
Ibid. Ibid., h. 20-21. 42 Ibid., h. 21. 43 Ibid. 41
30
kehidupan nyata dapat diterima. Dengan beberapa syarat tentunya, yaitu dapat mempengaruhi perkembangan afeksi seseorang.44 Pada akhirnya konsep ini melahirkan teori belajar yang bertumpu pada konsep pembentukan super ego. Konsep super ego merupakan konsep belajar yang dalam prosesnya, belajar harus melalui kegiatan menirukan. Selain itu, belajar juga melalui proses interaksi antar pribadi seseorang dengan pihak lain, misalnya seorang tokoh (super ego, menyangkut dimensi sosial). Yang perlu ditegaskan adalah siapa pun yang menjadi figur untuk ditiru, si peniru akan mendapatkan pengalaman yang berguna bagi dirinya sendiri.45 Semakin banyak seorang anak belajar melalui kegiatan peniruan terhadap tokoh, semakin banyak pula pengalaman yang diperolehnya. Sesuai dengan konsep super-ego, maka pengalaman yang diperoleh si subjek didik, akan banyak menyangkut segi moral.46 Hal ini sesuai dengan penegasan Brend bahwa struktur kepribadian individu manusia itu terdiri dari tiga komponen yang dinamakan: id, ego, dan super ego. 1) Id lebih menekankan pemenuhan nafsu, 2) super ego lebih bersifat sosial dan moral, 3) ego akan menjembatani antara keduanya, terutama kalau berkembang menghadapi lingkungannya, atau dalam aktivitas belajar.47 Menurut konsep belajar super ego, ketika seseorang belajar maka orang tersebut dapat membina moralitas dirinya sendiri. Hal ini dapat diperoleh melalui interaksi dengan pribadi-pribadi manusia yang lain.48 Belajar boleh dikatakan sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia (id-ego-super ego) dengan lingkungannya. Lingkungan tersebut dapat berwujud pribadi, fakta, konsep, ataupun teori. Menurut Sadirman dalam bukunya, “ proses interaksi adalah : a) proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar. b) dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indera ikut berperan.”49 44
Ibid. Ibid., h. 22. 46 Ibid. 47 Ibid. 48 Ibid. 45
31
Proses internalisasi sesuatu ke dalam diri orang yang belajar dilakukan secara aktif dengan segenap panca indera. Setelah itu perlu kiranya diadakan kegiatan lanjutan dari proses internalisasi, yaitu proses sosialisasi. Proses sosialisasi merupakan kegiatan mensosialisasikan atau menginternalisasikan atau menularkan suatu hal kepada pihak lain. Dalam proses sosialisasi, orang yang belajar pasti berinteraksi dengan orang lain, dan menghasilkan pengalamannya sendiri. Pengalaman yang dilalui oleh orang lain, akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang.50 Para ilmuan khususnya para ahli psikologi sering sekali mempunyai pendapat dan pandangan yang berbeda-beda terkait dengan pengertian belajar itu sendiri. Hal ini dapat terjadi karena mereka memberi tekanan dari sudut pandang masing-masing. Walaupun terkadang maksud yang dituju sama, namun bahasa penyampaian dan pengungkapan yang digunakannya berbeda. Pada akhirnya teori belajar dapat dibedakan menjadi dua pandangan yaitu, pandangan tradisional dan pandangan modern. Oemar Hamalik menjabarkan dua pandangan pengertian belajar sebagai berikut : Belajar menurut pandangan tradisional. Menurut pandangan ini, belajar adalah usaha memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. Pengetahuan mendapat tekanan yang penting, oleh sebab pengetahuan memegang peranan utama dalam hidup manusia. Pengetahuan adalah kekuasaan. Siapa yang memiliki banyak pengetahuan maka dia akan mendapat kekuasaan. Siapa yang memiliki banyak pengetahuan maka dia akan mendapat kekuasaan, dan sebaliknya siapa yang kosong pengetahuannya, atau bodoh maka dia akan dikuasai orang lain. Karena itu memiliki banyak pengetahuan adalah penting. Itu sebabnya, pandangan ini disebut pandangan yang intelektualitas, terlalu menekankan pada perkembangan otak. Untuk memperoleh pengetahuan maka siswa harus mempelajari berbagai mata pelajaran di sekolah. Dalam hal ini, “buku pelajaran” atau bahan bacaan, menjadi sumber pengetahuan yang utama. Sehingga sering ditafsirkan bahwa belajar berarti mempelajari buku bacaan.51 Belajar menurut pandangan modern. Menurut pandangan ini, yang dimaksud dengan belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan. Seseorang dinyatakan melakukan kegiatan belajar setelah ia 49
Ibid. Ibid., h. 22-23. 51 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,1994), h.27-28. 50
32
memperoleh hasil, yakni terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan sebagainya. Pada hakikatnya perubahan tingkah laku itu adalah perubahan kepribadian pada diri seseorang. Tingkah laku mengandung pengertian yang luas meliputi segi jasmaniah (struktural) dan segi rohaniah (fungsional), keduanya saling bertalian dan saling berinteraksi satu sama lain. Pola tingkah laku itu terdiri dari berbagai aspek, keterampilan, kebiasaan, emosi, budi pekerti, apresiasi, jasmani, hubungan sosial, dan lain-lain. Jadi, tingkah laku itu sesungguhnya sangat luas, bukan hanya terdiri atas pengetahuan saja, seperti yang dikemukakan oleh pandangan tradisional.52 Oemar Hamalik juga menjelaskan bahwa siswa yang belajar dipandang sebagai organisme yang hidup, siswa bersifat aktif dan senantiasa mengadakan interaksi dengan lingkungannya. Respon terhadap lingkungannya berbeda-beda, ada yang bersifat menerima, menolak, mencari sendiri, dan dapat pula mengubah lingkungannya.53 Lingkungan yang dijelaskan dalam buku Oemar Hamalik bukan hanya terdiri dari buku bacaan, tetapi juga guru, sekolah, masyarakat masa lampau, dan lain-lain. Oleh karena itu, lingkungan bersifat luas, tidak sempit. Selain itu interaksi antara individu dengan lingkungannya, pelajar akan memperoleh pengalaman yang bermakna bagi hidupnya.54 Definisi belajar menurut para ahli ialah sebagai berikut : 1. 2.
3.
52
Ibid. Ibid. 54 Ibid. 53
Skinner mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Hilgard & Bower dalam bukunya mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaankeadaan sesaat seorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya). M. Sobry Sutikno dalam bukunya mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Kaki seseorang patah karena terkena benda yang berat yang terjatuh dari atas loteng, ini tidak bisa disebut perubahan hasil dari belajar. Jadi, perubahan yang bagaimana yang dapat disebut belajar ?.
33
4.
5.
perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan yang terjadi secara sadar (disengaja) dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. C.T. Morgan merumuskan belajar sebagai suatu perubahan yang relatif dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu. Thursan Hakim mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya fikir, dan lain-lain kemampuannya.55 Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar pada
hakikatnya merupakan perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu. Walaupun pada kenyataanya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Seperti contohnya, perubahan fisik, mabuk, gila, dan sebagainya.56 Hal terpenting dalam belajar ialah proses bukan hasil yang diperolehnya. Dalam belajar, seseorang harus menikmati prosesnya. Karena dari proses itulah, seseorang dapat menerima berbagai pengalaman penting yang dapat merubah tingkah laku serta pola pikir seseorang.
b. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan nilai yang bisa dijadikan sebagai bukti nyata dari perubahan yang dialami oleh orang yang belajar. Hasil belajar kerap kaitannya dengan pengertian belajar dalam arti sempit. Tujuan belajar yang diinginkan dari sudut kognitif ialah peserta didik mampu menguasai materi ajar yang disampaikan oleh guru di kelas. Dan dapat dilihat dari perolehan hasil belajar siswa di kelas. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam buku Nana Sudjana, “ Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni: 1) keterampilan dan kebiasaan, 2) pengetahuan dan pengertian, 55 56
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Op.cit.,h. 5-6. Ibid.
34
3) sikap dan cita-cita.”57 Sedangkan, dalam buku penilaian hasil proses belajar mengajar, Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni : a) informasi verbal, b) keterampilan intelektual, c) strategi kognitif, d) sikap, dan e.)keterampilan motoris.58 Dalam sistem pendidikan nasional, Indonesia menggunakan pendapat Benyamin Bloom dalam pembagian ranah atau bagian dari hasil belajar. Dan secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.59 Ranah yang pertama ialah ranah kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual dan terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek pertama dan kedua disebut aspek kognitif tingkat rendah dan aspek ke tiga sampai aspek ke enam termasuk ke dalam aspek kognitif tingkat tinggi.60 Ranah yang kedua ialah ranah afektif yang berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.61 Ranah yang terakhir atau ketiga ialah ranah psikomotoris yang berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Terdapat enam aspek dalam ranah psikomotoris, yaitu: 1. gerakan refleks, 2. keterampilan gerakan dasar, 3. kemampuan perseptual, 4. keharmonisan atau ketepatan, 5. gerakan keterampilan kompleks, dan 6. gerakan ekspresif dan interpretatif.62 57
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 22. 58 Ibid. 59 Ibid. 60 Ibid. 61 Ibid.
35
Diantara ketiga ranah di atas, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.63 Namun, pada perubahan kurikulum sekarang ini. Di mana kurikulum tingkat satuan pendidikan atau KTSP diubah menjadi kurikulum 2013. Penilaian afektif dan psikomotorik tidak kalah penting dengan penilaian kognitif itu sendiri.
5. Hakikat Jurnal Umum a. Pengertian Jurnal Umum Menurut Chumaditus Sa‟dyah dan Dadang Argo P, Setiap transaksi yang sudah diwujudkan dalam bukti transaksi harus dicatat dahulu dalam jurnal. Jadi, jurnal merupakan catatan akuntansi permanen yang pertama, sehingga jurnal sering disebut buku catatan pertama (book of original entry). Jurnal juga bisa diartikan sebagai media atau buku yang mencatat transaksi keuangan secara kronologis dengan menuliskan akun yang didebet dan dikredit.64 b. Fungsi Jurnal 1) Fungsi mencatat Jurnal digunakan untuk mencatat transaksi berdasarkan bukti transaksi. 2) Fungsi historis Jurnal dicatat secara kronologis berdasarkan tanggal terjadi transaksi. 3) Fungsi analisis Jurnal digunakan untuk mencatat hasil analisis bukti transaksi sehingga jelas letak debit atau kredit dari akun yang terpengaruh. 4) Fungsi instruktif Perintah untuk mendebit atau mengkredit akun yang terpengaruh beserta jumlahnya. 5) Fungai informatif Memberikan informasi mengenai transaksi yang terjadi.65
62
Ibid., h. 23. Ibid. 64 Chumaditus Sa‟dyah dan Dadang Argo P., Ekonomi 2 Kelas XI SMA dan MA,(Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan, 2009), h. 277. 65 Agung Feryanto, Buku Panduan Pendidik Ekonomi untuk SMA dan MA, (Klaten: PT. Intan Pariwara, 2009), h. 196. 63
36
c. Bentuk Jurnal
Keterangan: 1) Diisi tahun, bulan, serta tanggal transaksi. Untuk tahun cukup ditulis sekali saja tiap halaman judul, kecuali ada pergantian tahun. Sama halnya dengan bulan. 2) Diisi nomor bukti transaksi. 3) Diisi oleh akun yang akan didebet dan dikredit. Aturan untuk penulisan akun yang didebet di mulai dari kiri, dan akun kredit ditulis di bawahnya sedikit ke kanan. 4) Kolom referensi diisi dengan kode akun yang angkanya sudah dipindahkan ke buku besar. 5) Diisi nilai nominal akun yang didebet. 6) Diisi nilai nominal akun yang dikredit 7) Penambahan keterangan singkat mengenai transaksi (tidak mutlak ada)66 d. Proses Pencatatan Jurnal Umum Proses pencatatan jurnal umum dapat dilakukan dengan mudah, apabila siswa atau peserta didik mampu memahami serta menghafal rumus persamaan dasar akuntansi dan tabel saldo normal akun. Ketika dua hal tersebut dapat dikuasai oleh siswa, maka kemampuan dalam menganalisis soal atau transaksitransaksi yang adapun ikut menentukan.67 1) Rumus persamaan dasar akuntansi Harta=Utang+Modal. 2) Saldo normal akun-akun perusahaan jasa Tabel 2.1 Saldo Normal Akun Nama Akun Harta Utang Modal Pendapatan Beban 66 67
Bertambah ( + ) Debit Kredit Kredit Kredit Kredit
Berkurang ( - ) Kredit Debit Debit Debit Debit
Saldo Normal Debit Kredit Kredit Kredit Kredit
Ibid.
, Cara Membuat Jurnal Umum, (http://wwwbelajarakuntansi-accounting.blogspot.com), diakses tanggal 22 Agustus 2014 jam 08.39.
37
Setelah itu, maka langkah-langkah yang harus dilakukan ialah : Langkah 1:
Catatlah tanggal terjadinya transaksi pada kolom tanggal sesuai dengan tanggal yang tercantum dalam bukti transaksi.
Langkah 2 :
Isilah kolom nomer bukti dengan nomor bukti transaksi yang tercantum dalam nukti transaksi.
Langkah 3:
Tuliskan akun-akun yang mengalami perubahan akibat transaksi pada kolom akun/keterangan. Akun yang didebet ditulis rapat ke garis kolom nomer bukti, sedangkan akun yang dikredit ditulis lebih menjorok ke kanan, sehingga kedua akun tidak sejajar.
Langkah 4:
Isilah kolom debet/kredit sesuai dengan jumlah uang yang terlibat dalam transaksi.68
B. Penelitian yang Relevan 1.
2.
Penelitian individu “ Desain Metode Pembelajaran Melalui Permainan Anak Tradisional Sebagai Implementasi Pendidikan Karakter” oleh Iwan Purwanto, tahun 2012. 69 “ Membangun Karakter Anak Melalui Permainan Anak Tradisional ” oleh Haerani Nur di Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Makassar.70
3.
“ Permainan Tradisional Jawa Gerak dan Lagu Untuk Menstimulasi Keterampilan Sosial Anak Usia Dini ” oleh Ni Nyoman Seriati dan Nur Hayati, Pendidikan Seni Tari, PGPAUD.71 Tabel 2.2 Persamaan dan Perbedaan Penelitian yang Relevan Judul Desain Metode Pembelajaran Melalui Permainan Anak Tradisional Sebagai
68
Persamaan Membangun pendidikan karakter melalui penerapan
Perbedaan Penerapan metode permainan bebentengan.
Hasil Desain metode pembelajaran permainan tradisional menjadi salah satu referensi yang dapat
Chumaditus Sa‟dyah dan Dadang Argo P., Op.Cit., h. 278. Iwan Purwanto, “ Desain Metode Pembelajaran Melalui Permainan Anak Tradisional Sebagai Implementasi Pendidikan Karakter,” Penelitian Individu pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013, tidak dipublikasikan. 70 , Membangun Karakter Anak Melalui Permainan Anak Tradisional, (http://pasca.undiksha.ac.id), diakses tanggal 27 Februari 2014 jam 21.02 71 , Permainan Tradisional Jawa Gerak dan Lagu Untuk Menstimulasi Keterampilan Sosial Anak Usia Dini, (http://staff.uny.ac.id), diakses tanggal 27 Februari 2014 jam 21.42. 69
38
Implementasi Pendidikan Karakter
metode permainan tradisional di kelas.
Membangun Karakter Anak Melalui Permainan Anak Tradisional
Membangun pendidikan karakter melalui permainan anak tradisional.
Mengembalikan fungsi permainan tradisional menjadi permainan anak Indonesia.
Perrmainan Tradisional Jawa Gerak dan Lagu Untuk Menstimulasi Keterampilan Sosial Anak Usia Dini
Mensimulasi keterampilan sosial anak usia dini melalui permainan tradisional.
Mensimulasi keterampilan sosial anak usia dini melalui permainan tradisional.
diterapkan oleh guru, dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa serta membangun karakter anak melalui penerapan permainan bebentengan. Permainan tradisional harus dikembalikan posisinya sebagai permainan anak Indonesia. Bukan merupakan mainan kampungan yang kalah saing dengan games online. Semua pihak dapat mengenalkan dan memainkan permainan tradisional bersama anak, bahkan bila perlu ada upaya untuk memodernkan permainan anak tradisional. Berdasarkan hasil identifikasi dan diskusi dengan praktisi permainan anak ditemukan 60 macam bentuk permainan tradisonal yang dapat dimainkan anak usia TK. Permainanpermainan tersebut dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak khususnya keterampilan sosial.
39
C. Hipotesis Berdasarkan landasan teori, maka hipotesis yang digunakan adalah metode permainan tradisional bebentengan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI IPS 3 pada mata pelajaran ekonomi bab akuntansi perusahaan jasa, materi jurnal umum.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 6 Tangerang Selatan. Dan waktu penelitian dimulai dari bulan Maret – April 2014.
B. Metode Penelitian Menurut Sugiyono dalam bukunya “ metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikannya suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah yang ada dalam sebuah penelitian.”1 Metode penelitian dapat dibedakan serta diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan tingkat kealamiahan obyek yang diteliti. Berdasarkan tingkat kealamiahan metode penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu metode eksperimen, survei, dan naturalistik.2 Metode penelitian eksperimen ialah metode penelitian yang bertujuan untuk mencari pengaruh yang timbul akibat dari treatment dan perlakuan tertentu. Oleh karenanya metode penelitian eksperimen sering dianggap tidak alami atau natural. Sebuah metode penelitian yang bersifat natural biasanya digunakan untuk meneliti sebuah penelitian yang mengambil tempat alamiah, serta peneliti tidak memberikan perlakuan atau tratment tertentu. Dalam metode penelitian naturalistik peneliti mengumpulkan data bersifat emic atau berdasarkan pandangan dari sumber data, bukan pandangan peneliti sendiri.3 Sedangkan metode penelitian survei merupakan metode penelitian yang biasanya digunakan untuk mendapatkan data dari tempat yang bersifat alamiah bukan buatan. Namun peneliti masih memberikan perlakuan dalam pengumpulan 1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2012), h. 6 Ibid., h. 9 3 Ibid., h. 11-12 2
40
41
data, misalnya mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur, dan sebagainya. Perlakuan ini merupakan perlakuan berbeda dengan perlakuan yang ada pada metode penelitian eksperimen.4 Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian quasi eksperimen, yaitu metode yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan secara penuh terhadap variabel dan kondisi eksperimen. Peneliti ikut berpartisipasi penuh dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas. Di mana peneliti berperan sebagai pengajar di kelas. Peneliti menggunakan satu kelas sebagai obyek penelitiannya. Kelas tersebut mendapat perlakuan dalam penelitian eksperimen ini. Sebelum mendapatkan perlakuan, kelas eksperimen harus mendapatkan pengukuran awal terlebih dahulu atau pretest terkait dengan hasil belajar siswa dalam materi jurnal umum. Kemudian kelas eksperimen satu (E1) diberi perlakuan (X), perlakuan tersebut ialah penerapan metode permainan tradisonal bebentengan dalam pembelajaran akuntansi materi jurnal umum di kelas. Setelah diberi perlakuan, kelas eksperimen satu (E1) diberi tes berupa posttest. Kemudian dilihat apakah ada perubahan rata-rata hasil belajar dari pretest atau tes sebelum diberi perlakuan dengan postest atau tes sesudah diberi perlakuan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model penelitian eksperimen one group pretest posttest design. Yaitu model penelitian eksperimen yang dilakukan pada satu kelompok saja, tanpa kelompok pembanding. Model ini lebih sempurna jika dibandingkan dengan model one shot case study, karena sudah menggunakan tes awal sehingga besarnya efek dari eksperimen dapat diketahui dengan pasti.5 Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok E1
4 5
Pengukuran (Pretest) T1
Perlakuan (Treatment) X
Pengukuran (Posttest) Ta
Ibid., h. 12 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), h. 212.
42
Keterangan: E1 : Kelas eksperimen T1 : Nilai prestest kelas eksperimen (sebelum diberi perlakuan dengan metode permainan tradisional bebentengan) X : Variabel bebas atau perlakuan dengan menggunakan metode permainan tradisional bebentengan Ta : Nilai posttest kelas eksperimen (sesudah diberi perlakuan dengan metode permainan tradisional bebentengan) Dikarenakan peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen, maka pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kuantitatif. Hal ini dikarenakan metode penelitian eksperimen masuk ke dalam bagian dari pendekatan kuantitatif.
C. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Sugiyono, “ populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”6 Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).7 Populasi yang digunakan dalam penelitian yang saya lakukan ialah kelas XI IPS SMA N 6 Tangerang Selatan, yang terdiri dari kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, XI IPS 4, XI IPS 5. Sedangkan sampel yang dijadikan obyek dalam penelitian ini ialah kelas XI IPS 3. Sampel diambil dengan menggunakan teknik sampling atau teknik pengambilan sampel sampling purposive. Hal ini dikarenakan sampling purposive ialah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dikarenakan pada penelitian ini peneliti membutuhkan kelas yang memiliki masalah dalam hasil belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi. Dan setelah dilakukan penelitian 6 7
Sugiyono., op.cit., h. 117. Ibid., h. 118.
43
serta observasi di kelas XI IPS 3, dari 35 siswa terdapat 22 orang siswa yang masih memiliki nilai di bawah KKM, yaitu 75. Hal ini menunjukkan tingkat kemampuan siswa rendah, dimana hanya 37 % siswa yang mampu memiliki nilai di atas KKM. Dan dapat disimpulkan, kelas XI IPS 3 merupakan kelompok kelas memiliki tingkat hasil belajar yang cukup rendah.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Menurut Sugiyono, “ teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian. Hal ini dikarenakan, tujuan utama sebuah penelitian ialah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan atau dibutuhkan.”8 Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, ialah : 1. Tes Tes merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat sering digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya. Tes dalam penelitian pendidikan biasanya digunakan untuk melihat bagaimana perkembangan siswa ketika menerima sebuah stimulus yang diterapkan untuk siswa yang menjadi objek penelitian. Selain itu tes juga sering digunakan untuk menguji kemampuan seorang guru dalam menguasai materi pelajaran yang harus dikuasainya. Teknik pengumpulan data tes, digunakan peneliti untuk mengetahui seberapa besarkah perbedaan hasil belajar siswa kelas XI IPS 3 sebelum dan sesudah diterapkannya metode permainan tradisional bebentengan. Dan, Instrumen yang peneliti gunakan untuk teknik pengumpulan data tes ialah naskah soal. Langkah-langkah dalam mengembangkan instrumen adalah menetapkan spesifikasi, yaitu berisi uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu instrumen, yaitu : a. menentukan tujuan b. menyusun kisi-kisi 8
Ibid., h. 308.
44
c. memilih bentuk instrumen d. menentukan panjang instrumen Kisi-kisi tes adalah format atau matrik yang memuat informasi tentang spesifikasi soal-soal yang akan dibuat. Dengan kisi-kisi ini akan dikembangkan soal-soal yang sesuai tujuan tes serta memudahkan bagi penyelenggara tes dalam menyusun perangkat tes. Terdapat tiga langkah dalam mengembangkan kisi-kisi dalam sistem penilaian, yaitu : 1) Membuat daftar kompetensi dasar yang akan diujikan 2) Membuat indikator 3) Menentukan jenis tagihan dan bentuk jumlah butir soal. Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Soal Standar Kompetensi Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa
Kompetensi Dasar Mencatat transaksi/ dokumen ke dalam jurnal umum
Materi Pengertian jurnal umum, fungsi jurnal umum, langkahlangkah pembuatan jurnal umum
Nomor Soal - Memahami 7,9 pengertian jurnal umum
Bentuk Soal Pilihan Ganda
-Menjelaskan fungsi jurnal
1
Pilihan Ganda
-Membuat jurnal umum
2,3,4,5, 6,8,10, 11,12,1 3,14,15 ,16,17, 18,19,2 0
Pilihan Ganda
Indikator
2. Observasi Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang memiliki ciri lebih spesifik dibandingkan dengan kedua teknik pengumpulan data lain, seperti wawancara dan kuesioner. Ketika wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Observasi berbeda, teknik
45
pengumpulan data observasi tidak terbatas pada orang, melainkan juga pada objek-objek alam yang lainnya.9 Selain itu, observasi biasanya digunakan untuk penelitian yang berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.10 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data observasi, untuk mencatat serta mengingat pengamatan yang peneliti lakukan di kelas XI IPS 3. Selain itu, peneliti juga terlibat dalam kegiatan pembelajaran sebagai guru yang mengajar materi di kelas XI IPS 3. Dan dapat disimpulkan, bahwa peneliti melakukan kegiatan observasi berperanserta atau participant observation. Berikut ini merupakan kisi-kisi pedoman observasi yang peneliti gunakan untuk mengamati respon siswa terhadap penelitian yang peneliti lakukan di kelas XI IPS 3, sebagai berikut : Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Observasi Siswa
No
Kegiatan
1
Kegiatan awal a. Siswa duduk dengan rapih dan siap menerima materi ajar yang akan guru sampaikan. b. Siswa mendengarkan serta memperhatikan nasihat dan motivasi yang diberikan oleh guru. c. Siswa mendengarkan penyampaian guru terkait dengan materi, indikator, serta tujuan yang ingin dicapai.
2
Kegiatan inti Eksplorasi a. Siswa menjawab pertanyaan guru terkait dengan pengetahuan tentang
9
Sugiyono, op.cit., h. 203. Ibid.
10
Aspek Penilaian Skor 1 2 3 4
Ket
46
permainan bebentengan. b. Siswa menyambut dengan baik ketika guru memberitahu bahwa proses pembelajaran berlangsung dengan metode bebentengan. Elaborasi a. Siswa membagi kelas menjadi dua kelompok sesuai dengan arahan guru. b. Siswa bergabung dengan teman sekelompoknya. c. Siswa mendengarkan aturan serta langkah-langkah permainan bebentengan. d. Siswa memilih salah satu teman sekelompok untuk suit di depan e. Siswa mendengarkan soal yang guru bacakan f. Siswa Antusias dalam memilih teman dari kelompok lawan untuk mengerjakan soal yang dibacakan guru. g. Siswa berdiskusi dengan teman sekelompok untuk membicarakan strategi permainan. h. Siswa berdiskusi dalam menjawab pertanyaan yang dibacakan oleh guru. i. Siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan, mau dijadikan tawanan di depan kelas. j. Siswa bersama-sama dengan guru menghitung jumlah tawanan dari setiap kelompok k. Kelompok pemenang berdiskusi untuk melepaskan satu tawanan Konfirmasi a. Siswa bersama-sama guru menentukan kelompok pemenang permainan bebentengan b. Perwakilan kelompok mengumpulkan daftar nama anggota kelompok masing-masing.
47
3
Kegiatan Akhir a. Siswa bersama-sama guru melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.
3. Angket Angket atau kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang paling sering digunakan oleh para peneliti. Beberapa orang berpendapat, bahwa teknik pengumpulan data angket jauh lebih mudah apabila dibandingkan dengan teknik pengumpulan data lainnya. Selain mudah dalam segi pengumpulan datanya, teknik pengumpulan data angket juga mudah dalam menganalisis data setelah data diperoleh. Menurut Sugiyono, “ Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner juga merupakan teknik pengumpulan data yang efektif bila peneliti tahu apa yang diharapkan dari responden penelitian.”11 Peneliti
menggunakan
teknik
pengumpulan
data
angket
untuk
mengumpulkan respon responden penelitian terhadap treatment atau perlakuan yang peneliti lakukan di kelas XI IPS 3. Peneliti membuat kuesioner dengan tipe pertanyaan terbuka. Berikut ini merupakan kisi-kisi pedoman angket yang peneliti gunakan untuk mengamati respon siswa terhadap penelitian yang peneliti lakukan di kelas XI IPS 3, sebagai berikut : Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket No Indikator 1 Pola pikir siswa terhadap pelajaran ekonomi 2 Bisa atau tidaknya mengikuti pelajaran ekonomi Kesukaan terhadap penerapan metode bebentengan di 3 kelas
11
Ibid., h. 199.
Keterangan Angket dengan tipe jawaban terbuka.
48
4 5 6 7
Tingkat pemahaman materi ekonomi dengan penerapan metode bebentengan di kelas Saran dan kritik terhadap penerapan metode bebentengan di kelas Nilai-nilai yang muncul dari penerapan metode bebentengan di kelas Kesiapan belajar dengan metode bebentengan di kelas
E. Langkah-langkah Analisis Data Analisis data merupakan kegiatan setelah terkumpulnya data dari seluruh responden.
Kegiatan
yang
dilaksanakan
dalam
analisis
data
ialah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. 1. Definisi Operasional a.
Variabel bebas (X) adalah metode pembelajaran Permainan Tradisional Bebentengan.
b.
Variabel terikat (Y) adalah hasil belajar para siswa yang diperoleh dari skor tes sebelum dan setelah dilaksanakan penerapan pembelajaran dengan metode Permainan Tradisional Bebentengan, yang bertujuan untuk mengukur aspek kognitif pengetahuan dan pemahaman para siswa tentang konsep jurnal umum akuntansi perusahaan jasa setelah melaksanakan proses pembelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar
ekonomi siswa kelas XI IPS. Tes hasil belajar yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pemahaman para siswa mengenai materi jurnal umum berupa pretest dan postest. Tes hasil belajar ekonomi diberikan sebelum dan setelah seluruh siswa mempelajari materi jurnal umum dengan metode pembelajaran Permainan Tradisional Bebentengan.
49
F. Kalibrasi Instrumen Sebelum diberikan kepada sampel penelitian, soal terlebih dahulu diujicobakan pada para siswa kelas XI IPS 4 SMA N 6 Tangerang Selatan. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut memenuhi persyaratan seperti validitas dan reliabilitas. 1. Uji Validitas Menurut Syofian Siregar “ validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (valid measureif it succesfully measure the phenomenon).”12 Ketika seseorang ingin mengukur panjang gambar yang ada dalam buku, maka alat yang digunakannya ialah penggaris. Ketika seseorang ingin mengukur berat badan, maka alat ukur yang digunakan ialah timbangan berat badan. Mengapa?, hal ini dikarenakan penggaris dan timbangan berat badan merupakan alat yang valid untuk mengukur panjang gambar yang ada di dalam buku dan berat badan seseorang.13 Pengujian validitas yang digunakan dalam instrumen ini adalah validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi mampu menunjukkan kemampuan suatu instrumen untuk mengukur isi yang harus diukurnya. Sedangkan validitas konstuk berusaha menunjukkan kemampuan alat ukur untuk mengukur kerangka dari konsep yang diukurnya.14 Pengujian validitas isi menggunakan rumus Korelasi Point Biserial, sebagai berikut : √
𝑝 𝑞
Keterangan : = Koefisien korelasi biserial (rpbi). = Rata-rata subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya. = Rata-rata skor total. = Standar deviasi dari skor total. p = Proporsi siswa yang menjawab benar. 12
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 162. 13 Ibid. 14 Ibid., h. 163.
50
q
= Proporsi siswa yang menjawab salah .15
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menurut Syofian Siregar ialah “alat untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten ketika dilakukan pengukuran lebih dari sekali.”16 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, “reliabilitas erat kaitannya dengan masalah ketetapan hasil tes.”17 Pengujian reliabilitas untuk instrumen dicari dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut: 𝑟
[
][
∑
]
Keterangan: n X ∑ K 𝑟
= Jumlah sampel = Nilai skor yang dipilih = Varians total = Jumlah varians butir = Jumlah butir pertanyaan = Koefisien reliabilitas instrumen18 Menurut Syofian Siregar, instrumen penelitian yang reliabilitasnya diuji
dengan teknik Alpha Cronbach adalah instrumen penelitian yang mampu menentukan apakah soal tersebut reliabel atau tidak. Sedangkan kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila koefisien reliabilitasnya (𝑟 ) lebih dari 0,6.19 Adapun kriteria koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut : 0,80 < rKR-20 ≤ 1,00 : reliabilitas sangat tinggi 0,60 < rKR-20 ≤ 8,00
: reliabilitas tinggi
0,40 < rKR-20 ≤ 6,00
: reliabilitas sedang
0,20 < rKR-20 ≤ 4,00
: reliabilitas rendah
0,00 < rKR-20 ≤ 2,00
: reliabilitas sangat rendah20
15
Kasmadi dan Nia Siti Sunariah, Panduan Modern Penelitian Kuantitatif, (Bandung : CV. Alfabeta, 2014), h. 157. 16 Syofian Siregar, op.cit., h. 173. 17 Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 100. 18 Syofian Siregar, op.cit., h. 176. 19 Ibid., h. 175. 20 , Kriteria Reliabilitas, (http://www.pusattesis.com/uji-reliabilitas/), diakses tanggal 14 Agustus 2014 Jam 13.06.
51
3. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Uji Normalitas Pretes dan Postes Kedua Sampel dengan Uji Lilifors Uji Normalitas dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Data diurutkan dari yang terkecil hingga data yang paling besar 2) Cari angka baku dengan rumus: 𝑍 =𝑋−𝑋̅ SD 3) Cari distribusi bakunya F(z) 4) Cari proposisi kumulatifnya S(z) 5) Cari 𝐿𝑜 =
𝑎𝑥 𝐹 𝑧 − (𝑧)
6) Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel.
Hipotesis uji Normalitas: 𝐻𝑜 = 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑛𝑜𝑚𝑎𝑙 𝐻𝑎 = 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑑𝑎 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 Kriteria Uji Normalitas: Jika 𝐿𝑜 ≤ 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka sampel terdistribusi normal pada taraf signifinaksi ∝= 0.05%.21
b. Uji Homogenitas Hasil Pretes dan Postes Kedua Sampel dengan Uji Fishers Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Fhiser, dengan rumus: 𝐹
; db:db pembilang, db penyebut
Keterangan: 𝐹 = Homogenitas = varian besar = varian kecil Langkah-langkah pengujian homogenitas adalah sebagai berikut: 21
Suharsimi Arikunto, op.cit., h.306.
52
1) Mencari statistik hitung 2) Mencari statistik tabel, dengan dk = n-1 3) Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ; 𝑚𝑎 𝑎 𝐻𝑜 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑒𝑏𝑒𝑙 ; 𝑚𝑎 𝑎 𝐻𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎
Hipotesis uji homogenitas: 𝐻𝑜 = 𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛 𝐻𝑎 = 𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜 𝑡𝑖𝑑𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛22
4. Analisis Data a. Data kuantitatif (Hasil Belajar) Setelah diketahui homogenitas kelompok sampel, langkah analisis data dalam penelitian ini adalah uji hipotesis dengan perhitungan statistik Uji Beda Rata-Rata (Uji t) dan juga uji N-gain. Rumus uji t, sebagai berikut :23 𝑡
̅̅̅ ̅
dimana : ̅ ̅
∑
= ̅̅̅̅ 𝑥
𝑥 ̅̅̅̅
√𝑛
Keterangan : D = pasangan skor 𝑋
𝑋
̅ = rata-rata D ̅
= simpangan baku rata-rata D
Setelah diperoleh nilai statistik hitung, kemudian mencari nilai dalam statistik tabel dengan taraf kepercayaan 0,05% dan dk = 𝑛
𝑛 – 2. Selanjutnya
membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Jika t hitung lebih besar 22
Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), h. 160. 23 Ibid., h. 208.
53
daripada t tabel maka H𝑜 ditolak dan Ha diterima. Begitu pula sebaliknya, Jika t hitung lebih kecil daripada t tabel maka H𝑜 diterima dan Ha ditolak. Atau dengan rumus N-Gain, gain adalah selisih antara nilai pretes dan postes, gain menunjukkan tingkat pemahaman, atau penguasaa konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Uji gain digunakan untuk menghindari bias pada penelitian dengan menggunakan rumus:
N-Gain= skor postes - skor pretes skor ideal – skor pretes Perolehan skor gain ternormalisasi terdapat tiga kategorisasi: g-tinggi
: nilai (
) > 0,70
g-sedang
: nilai 0,70 e”() e”0,30
g-rendah
: nilai () < 0,3024
b) Data kualitatif Data yang telah dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data observasi siswa dan angket dengan pertanyaan terbuka, dianalisis, disimpulkan, serta dideskripsikan.
5. Hipotesis Statistik Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. 𝐻𝑜 = µ1 = µ2 : Tidak ada perbedaan rata-rata nilai hasil belajar pretes dengan postes setelah menerapkan metode permainan tradisional bebentengan di kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan. 2.
𝐻a = µ1 ≠ µ2 : Ada perbedaan rata-rata nilai hasil belajar pretes dengan postes setelah menerapkan metode permainan tradisional bebentengan di kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan.
24
Amenah. HM., “ Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Metode Problem Solving Pada Siswa Kelas VIII di MTS Al-Hidayah Rawadenok Depok “, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2013, h. 33, tidak dipublikasikan.
54
Keterangan: 𝐻𝑜 = Hipotesis Nol 𝐻a = Hipotesis Alternatif µ1 = Rata-rata nilai pretes kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan µ2 = Rata-rata nilai postes kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah 1. Tujuan Pendidikan Menengah Tujuan
pendidikan
menengah
adalah
meningkatkan
kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan sekolah meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, cerdas, terampil, kuat kepribadian serta dapat membangun diri sendiri dan bangsa. Menghasilkan lulusan yang memiliki integritas, berwawasan dan bermoral serta mampu bersaing dengan dunia global, serta memiliki kepribadian berakhlak mulia, berketrampilan untuk hidup mandiri dan melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
2. Sejarah Singkat Sekolah a. Kondisi Riil Pada tahun pelajaran 2013/2014 KTSP SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan memuat dua kurikulum, yaitu kurikulum 2006 untuk kelas XI dan XII, dan kurikulum 2013 untuk kelas X karena SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan termasuk salah satu sekolah yang harus mengimplementasikan kurikulum 2013. SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan terletak di komplek Pamulang Permai IPamulang Barat-Tangerang Selatan. Letaknya yang berbatasan langsung dengan wilayah bisnis penyediaan barang dan Jasa menjadikan SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan tempat belajar yang strategis yang berpotensi menjadi sekolah percontohan jika dikembangkan secara maksimal, apalagi jika dikaitkan dengan rencana wilayah ini menjadi Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan. Secara umum lahan-lahan di wilayah Pamulang dimanfaatkan sebagai lahan perumahan. Sehingga adanya sekolah di wilayah Pamulang sangat membantu masyarakat 55
56
untuk memenuhi kebutuhan di bidang pendidikan. Tanah SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan sepenuhnya milik negara dengan luas arealnya 12.000 m2 , luas bangunannya 3.297 m2 dengan sekeliling lahan yang telah dibatasi oleh pagar yang secara otomatis berpotensi untuk menjaga/tindakan preventif jika ada peserta didik yang coba-coba untuk bolos sekolah dijam-jam KBM. Bangunan sekolah pada umumnya dalam kondisi baik. Jumlah ruang kelas untuk menunjang kegiatan belajar juga memadai. Fasilitas sekolah yang dimiliki oleh SMA Negeri 6 Tangerang Selatan adalah sebagai berikut: Ruang Kepala Sekolah
:
1, Baik
Ruang Wakasek
:
1, Baik
Ruang TU
:
2, Baik
Ruang Guru
:
1, Baik
Ruang Kelas
:
30, Baik
Ruang Lab. IPA
:
2, Baik
Ruang Lab. Bahasa
:
1, Baik
Ruang Perpustakaan
:
1, Baik
Ruang Lab. Komputer
:
2, Baik
Ruang Osis
:
1, Baik
Ruang UKS
:
1, Baik
Ruang peralatan Olahraga
:
1, Baik
Ruang BP/BK
:
1, Baik
Pos Keamanan
:
1, Baik
Ruang Piket
:
1, Baik
KM/WC Kasek
:
1, Baik
KM/WC Wakasek
:
1, Baik
KM/WC Guru
:
2, Baik
KM/WC BP/BK
:
1, Baik
KM/WC TU
:
2, Baik
KM/WC siswa
:
18, Baik
Wastafel didepan kelas
:
18, baik
57
SMA Negeri 6 Tangerang Selatan didirikan pada tahun 2005 berdasarkan SK Bupati Tangerang No. 421/Kep-53Huk/2005 tentang Pendirian sekolah baru (USB). Pimpinan sekolah yang pernah bertugas di SMA Negeri 6 KotaTangerang Selatan sejak awal berdirinya adalah: Tabel 4.1 Nama Kepala SMA N 6 Tangerang Selatan NAMA 1. Drs. Dedi Rafidi. 2. Drs. Junaedi, M.M. 3. Dra. Neng Nurhemah, 4. Drs. Agus Purwanto M.Pd. 5. Drs. Agus Hendrawan, Tenaga MPd Pendidik yang dimiliki
PERIODE TUGAS Persiapan Pendirian - th.2006 Tahun 2006 s/d Feb. 2008 Feb. 2008 s/d Des. 2008 Des. 2008 s/d Okt 2012 Okt 2012 s/d sekarang oleh SMA Negeri 6 Kota Tangerang
Selatan adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Nama Pendidik SMA N 6 Tangerang Selatan No. NAMA 1. Drs. Agus Hendrawan, M.Pd. Drs. Zulkarnaen, M.Pd. 2. Dra. Hj. Nurhayati, M.Pd. 3. Dra. Hj. Sri Diani C, M.Pd. 4. Dra. TR Damanik, M.Pd. 5. Sri Surahno, S.Pd, M.Si. 6.
NIP 196506151991111001 196603141988111001 196006151985032006 196205021985032004 196302051986022003 197008221997031002
BIDANG STUDI Matematika Kimia B. Indonesia Matematika
Nurjanah, SPd, M.Pd. Budi Mulyono,S.Pd. Sutikno,S.Pd. Hj. Erni Sunarsih,S.Pd, M.Pd. Hj. Utiyah, S.Pd. Luciana, S.Pd. Usep Fanji, S.Pd. H. Syafrizal, MM. Agus Suwarno, MA. Nasikun Jarot, S.Pd. H. Yunus, S.Pd. Yusep Kuswaya S.,SE, M.Pd. Hasanuddin , SE. Agung Satrio, S.Pd. Nurhayati, S.Pd.
196201261988032002 196604191995121001 196706052000031005 195612121989032003 196202101986032009 197105121998022003 196804141992011003 195609291989011002 197608162005011004 197208062000031005 196501022006041005 197205022006041016 197005102006041008 197508152006041007 198004272006042008
Sosiologi Matematik aSeni Budaya Ekonomi
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
B. Indonesia Kimia
B. Inggris B. Inggris Kimia Ekonomi Pend. Agama Pend. Islam Jasmani Sosiologi Ekonomi Ekonomi Pend. Jasmani B. Indonesia
KET PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS
58
22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58.
Siti Hasanah, S.Pd. Dra. Salehastuti Sarmo, SH. Dra. Nining Ratnaningsih Dra. Hj. Susriyah Hendri Sutresnowati, S.Pd. M.Pd H. Nurdin, S.Pd. Dra. Ilmiah Albadri, S.Pd. Dra. Pujiastuti Mohamad Asmian, SH. R. Aditama, S.Pd., MM. Dasuki, S.Pd., MM. Arie Yunitarie, S.Pd., M.Pd. Badriyah, S.Ag. Mulyadi,S.Ag, MM. Bangun T. Manulang, S.Pd. Rasmawati,S. Pd. Nurlaela Rahmawati, S.Pd. Tiara Tisna Dewi, S.Pd. Roslani Supinah, S.Pd. Ismaini, S.Pd. Diani Atika, S.Si, M.Pd. Rina Kartina, S.Pd. Rosita, SS. Nurhayati, S.TP. Siti Rohimah, S.Pd. Gunadi, S.Pd. Amri Zulberi, S.Pd. Mundirin, S.Ag. Gunawan, S. Pd. Mahendra Prasetya,S.S. Arfiata Achdy, S.Kom. Sunardi, S.Kom. Arie Endrianti,S.Pd. Toha A. Nugraha, S.Pd. Citra Nanda Natassia, S.Pd.
197406132006042004 196106032007012002 196505122007011037 196805022007012018 196508212007012004 196707192007012007 196712112007011009 196705292007012006 196511242007011008 196605172007012015 19730125200701003 196605122008011005 197003122008011006 197503082008012003 197205242008012002 196809172008011008 197403102008011004 198103112010012014 198002182006042013 198809062011012001 198609272011012005
Biologi B. Inggris PKn Pend. Agama Pend. Islam Agama Biologi Islam Sejarah Fisika B. Indonesia Matematik aPKn
PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS Matematik PNS aSejarah PNS B. PNS Indonesia B. Arab PNS B. Inggris PNS Kimia PNS BP PNS Matematik PNS aB. Inggris PNS Matematik PNS 197505042011012001 aFisika PNS 198209092011012004 Biologi PNS 197904182011012004 BK PNS 197801072011012001 Bahasa PNS Jepang Fisika Honorer Seni Honorer Budaya Geografi Honorer TIK B. Arab Geografi Bahasa Jepang DGM
Honorer Honorer Honorer Honorer Honorer TIK Honorer Fisika Honorer DGM Honorer Pendidikan Honorer Jasmani
59
Tenaga Kependidikan yang dimiliki SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Nama Tenaga Kependidikan SMA N 6 Tangerang Selatan No
NAMA
1.
Radi Sudianto, SE.
2.
Rustam Budiono
3.
Herni Purwati
4.
Ira Roswaryani
NIP 196007051981031010
Fery Eka Wirya, SE 6. Lili Hayati, SE. 7. Karyanto 8. Ita Juwita 9. Hasan Sadikin 10. Asep Saepullah 11. Hidayatullah 5.
12. Mansur 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Khotib Topa Lilik H Marwan Ahmad Yasin Nurdin Bejo Wilis Budiyanto Indra Susi Haryanti Fery
BIDANG STUDI Kepala Tata Usaha Administrasi Keuangan Administrasi Umum Administrasi Kesiswaan Administrasi Kesiswaan Keuangan / Kasir Pesuruh Pesuruh Pesuruh Pesuruh Pesuruh Pesuruh/tukang kebun Pesuruh Pesuruh Keamanan Keamanan Keamanan Keamanan Keamanan Perpustakaan Laborant
KET PNS Honorer Honorer Honorer Honorer Honorer Honorer Honorer Honorer Honorer Honorer Honorer Honorer Honorer Honorer Honorer Honorer Honorer Honorer Honorer Honorer
Dari sejumlah guru, sebanyak 46 orang (79,31 %) berstatus guru PNS, dan sisanya 12 orang (20,69 %) berstatus guru honorer. 17 orang (29,31 %) berpendidikan S2, dan sisanya 41 orang (70,69 %) berpendidikan S1. Sedangkan untuk tenaga kependidikan hanya 1 orang yang PNS. Dari jumlah wajib beban mengajar guru yang 24 jam per-minggu, semua guru sudah terpenuhi, tetapi ada pula mata pelajaran yang belum ada guru PNSnya atau masih kekurangan guru, di antaranya pada mata pelajaran Geografi,
60
Sejarah
dan Penjasorkes. Juga masih adanya guru yang kurang memiliki
kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru, baik pada kompetensi Sosial, Kepribadian, Pedagogik maupun Profesional. Jumlah peserta didik
pada tahun pelajaran 2012/2013 seluruhnya
berjumlah 1.080 orang. Adanya peserta didik yang mutasi keluar atau masuk, jumlah peserta didik menjelang akhir tahun pelajaran menjadi 1108 orang. Peserta didik yang duduk di kelas XII, yaitu yang akan mengikuti Ujian Nasional 358 orang. Di tahun pelajaran 2013/2014 diperkirakan jumlah peserta didik tidak jauh berbeda dengan tahun pelajaran sebelumnya. Persebaran jumlah peserta didik di kelas X ada sebanyak 10 rombongan belajar dengan komposisi 5 rombel MIA (Matematika dan Ilmu Alam) dan 5 rombel IIS (Ilmu-Ilmu Sosial), kelas XI sebanyak 10 rombongan belajar dengan komposisi 5 rombel program IPA dan 5 rombel program IPS dan di kelas XII sebanyak 9 rombongan belajar dengan komposisi 5 rombel program IPA dan 4 rombel program IPS, ditambah 1 kelas Akselerasi. Sekitar separuh dari peserta didik (50%) berasal dari wilayah Kec. Pamulang sedangkan sisanya tersebar dari wilayah sekitar Pamulang yaitu Ciputat, Serpong, Cisauk, Pondok Aren, dan lain-lain. Adanya peserta didik yang tidak naik kelas atau putus sekolah terutama disebabkan karena masih kurangnya kesadaran orang tua dan peserta didik tentang arti pentingnya pendidikan. Untuk peserta didik yang mengalami masalah ekonomi, sekolah telah mengupayakan berbagai bantuan dari berbagai pihak. Pada tahun pelajaran 2012/2013 lebih dari 50 peserta didik mendapatkan bantuan biaya yang berupa bea siswa peserta didik. Keadaan orang tua peserta didik sebagian besar (49%) memiliki mata pencaharian sebagai Pedagang. Sebagian orang tua peserta didik (18%) sebagai PNS dan atau TNI/POLRI, dan hanya beberapa orang tua (5%) sebagai pensiunan, sisanya (20%) pegawai swasta. Kerja sama dengan orang tua peserta didik dilaksanakan melalui Komite Sekolah. Ada lima peran orang tua dalam pengembangan sekolah, yaitu sebagai: 1) Donatur dalam menunjang kegiatan dan sarana sekolah, namun belum berjalan optimal mengingat kondisi ekonominya.
61
2) Mitra sekolah dalam pembinaan pendidikan. 3) Mitra dalam membimbing kegiatan peserta didik. 4) Mitra dialog dalam peningkatan kualitas pendidikan; dan 5) Sumber belajar. Pencapaian nilai rata-rata UN peserta didik pada saat PSB/PPDB sejak berdirinya SMA Negeri 6 Tangerang Selatan cenderung meningkat, tetapi untuk tahun pelajaran 2013/2014 menurun. Berdasarkan hasil analisis penurunan ini terjadi secara nasional. Kemungkinan besar adalah karena jumlah paket soal dalam satu kelas yang terdiri dari 20 orang ada 21 paket. Ini terlihat pada table berikut: Tabel 4.4 Input dan Output Peserta didik Input Tahun
Passing Grade
Pelajaran
Peserta Didik Baru
2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012 2012/2013
29.30 31.55 32,60 31,20
Output
Rata-rata Jumlah
Tahun
Nilai UN
Pelajaran 2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012 2012/2013
IPA 42,02 43,86 43,05 47,53 47,41
IPS 43,56 43,29 43,98 47,38 46,03
b. Kondisi Ideal Berdasarkan kondisi riil yang diuraikan di atas, SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan sudah mendekati ideal, dari tahun ke-tahun selalu ada pembenahan/penambahan sarana prasarana, diantaranya di tahun pelajaran 2012/2013 sudah ditambah 1 lab IPA, 1 lab bahasa, 18 wastafel di depan masingmasing kelas lantai bawah, 12 LCD yang 10 diantaranya sudah terpasang di beberapa kelas, 18 CCTV yang terpasang di kelas, juga terbangunnya masjid sekolah hasil swadana warga sekolah meskipun baru lantai bawah. Tetapi tentu ini akan lebih ideal lagi jika pembenahan diadakan secara berkelanjutan, diantaranya adanya penambahan fasilitas sebagai berikut:
62
Tabel 4.5 Perbandingan Keadaan Rill dan Ideal No
Keadaan Riil
1.
Ada 2 lab IPA yang secara otomatis digunakan untuk bersama (praktik Kimia, Biologi dan Fisika) Ada 10 LCD terpasang di ruang kelas Tenaga Kependidikan yang PNS baru 1 dan kurang menguasai ICT Ada beberapa mata pelajaran yang kekurangan guru PNS ataupun belum mempunyai guru PNS sehingga diambil guru honorer, baik yang mengajar di satu sekolah saja, yaitu di SMAN 6 saja atau yang mengajar dibeberapa sekolah Adanya Tenaga Pendidik yang kurang atau jauh dari memiliki kompetensi guru
2. 3 4
5
Keadaan Ideal Ada 3 lab IPA. Jadi perlu ada penambahan 1 lab IPA. Terpasang LCD di seluruh ruang kelas (30 ruang kelas) Ada sedikitnya 3 Tenaga Kependidikan yang PNS dan menguasai ICT dengan baik Terpenuhi guru PNS berkualitas untuk semua mata pelajaran
Semua guru memiliki kompetensi guru. Untuk guru-guru yang sudah diberikan pengarahan/pembimbingan tapi tidak ada perubahan sebaiknya dipindahkan status kepegawaiannya menjadi tenaga struktural.
Dari data yang disampaikan di atas, terlihat bahwa SMA N 6 Tangerang Selatan merupakan SMA baru yang berdiri kurang lebih delapan tahun yang lalu. Sekolah ini didirikan karena adanya masalah kekurangan SMA di wilayah Tangerang Selatan. Dengan pergantian kepala sekolah yang sudah berlangsung sebanyak 5 kali, SMA N 6 Tangerang Selatan terus berusaha untuk menjadikan sekolah ini berkualitas dan dipercaya oleh orang tua murid. Guru ekonomi yang ada di SMA N 6 Tangerang Selatan berjumlah empat orang, yang terdiri dari ibu Hj. Erni Sunarsih, M.Pd., bapak Yusep Kuswaya, M.Pd, bapak Hasanuddin, S.E., dan bapak H. Syafrizal, M.M. sebelum diterapkannya kurikulum 2013, menurut pandangan peneliti keempat guru di atas mampu mengelola kegiatan belajar mengajar mata pelajaran ekonomi dimulai dari kelas 1, 2, dan 3 dengan baik. Namun semenjak diterapkannya kurikulum 2013, keempat guru di atas mulai kebingungan, karena jam ajar yang semakin banyak. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan. Fasilitas yang ada di SMA N 6 Tangerang Selatan sudah sangat memadai dan mampu memfasilitasi kegiatan
63
belajar mengajar dengan berbagai metode ajar yang sangat inovatif. Walaupun semua guru di atas, sudah mulai sering menggunakan infokus dan LCD, namun pemilihan metode yang digunakan tetap masih cenderung ke arah konvensional. Dalam masalah administrasi, tenaga kependidikan yang ada di SMA N 6 Tangerang Selatan walaupun baru satu orang yang PNS. Namun, mereka semua sudah ahli dalam mengurus semua keperluan administrasi sekolah. Selain itu, SMA N 6 Tangerang Selatan berkembang dengan sangat baik dikarenakan adanya wakil kepala sekolah di bidang kurikulum yang sangat tegas. Beliau bernama ibu Dra. Hj. Sri Diani C, M.Pd, beliau merupakan seorang ibu yang tegas dan tak takut dibenci dengan teman kerja lainnya demi mewujudkan program pembelajaran yang baik di SMA N 6 Tangerang Selatan. Dalam masalah penengakan kedisiplinan, SMA N 6 Tangerang Selatan juga merupakan sekolah yang tidak takut-takut mengeluarkan siswa-siswi yang bermasalah dan tidak disiplin. Selain itu, dalam masalah kerja sama dengan pihak luar, SMA N 6 Tangerang Selatan merupakan sekolah yang sangat terbuka bagi siapapun yang mau mengembangkan sekolah ini. Dan dari penjelasan profil sekolah di atas, dapat disimpulkan bahwa, walaupun SMA N 6 Tangerang Selatan merupakan sekolah baru, namun dalam hal kualitas, kedisiplinan, serta fasilitas. Sekolah ini sangat cukup bagus dan memadai dalam menerapkan metode-metode pembelajaran yang sangat inovatif.
B. Analisis Data 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil dari uji validitas instrumen soal yang diujikan ke kelas XI IPS 4 dengan jumlah siswa 39 orang serta 20 soal yang diujikan ialah, hasil Validitas butir soal untuk setiap nomer ditunjukkan pada baris pearson correlation. Untuk mengetahui soal valid atau tidak dibandingkan dengan r Tabel Product Moment. Dengan jumlah data sebanyak 39 (N=39) dan taraf signifikan 5 % menurut r tabel. Soal dinyatakan valid apabila r hasil perhitungan > r tabel.
64
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Soal No Soal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
r Hasil Perhitungan 0,387 0,649 0,597 0,034 0,332 0,075 0,026 0,585 0,029 0,368 0,127 0,568 0,407 0,453 0,059 0,204 0,366 0,597 0,541
r Tabel (5%) n (39) 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316
Valid/ Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid
Maka, butir soal yang tervaliditas dengan menggunakan rumus Pearson Corellation ialah 1, 2, 3, 6, 9, 11, 13, 14, 15, 18, 19, 20. Untuk beberapa soal yang tidak
tervaliditas,
peneliti
mengubah
serta
memperbaiki
soal
dengan
menggunakan pendekatan validitas konstruk. Hasil dari uji reliabilitas instrumen soal yang diujikan ke kelas XI IPS 4 dengan jumlah siswa 39 orang serta 20 soal yang diujikan ialah : Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal No Soal 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nilai Croncbach's Reliabel/Tidak Alpha if Item Deleted 0,665 Reliabel 0,648 Reliabel 0,650 Reliabel 0,691 Reliabel Reliabel 0,668 Reliabel
65
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
0,679 0,681 0,652 0,682 0,665 0,682 0,650 0,662 0,659 0,680 0,675 0,666 0,650 0,652
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Karena nilai reliabilitas yang dihitung melalui perhitungan dengan rumus Alpha Cronbach memiliki nilai di atas 0,6. Maka semua butir soal dinyatakan reliabel. Semua soal yang diujikan ke kelas XI IPS 4, dinyatakan reliabel semua. Untuk beberapa soal yang tidak valid, peneliti merubah terlebih dahulu dengan cara validitas konstruk.
2. Hasil Belajar Siswa a. Data Hasil Kognitif 1). Data Hasil Pretest Penelitian yang peneliti lakukan berlangsung di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan yang berlokasi di Komplek Pamulang Permai Barat 1, Kecamatan Pamulang Timur, Tangerang Selatan. Sampel yang peneliti ambil dalam penelitian penerapan metode permainan tradisional bebentengan ialah kelas XI IPS 3. Kelas tersebut merupakan salah satu kelas yang memiliki nilai hasil belajar siswa yang rendah pada mata pelajaran Ekonomi. Kelas XI IPS 3 berisikan 35 orang siswa, dengan 14 siswa laki-laki, dan 21 siswa perempuan. Kelas XI IPS 3 yang merupakan subjek penelitian dalam penelitian ini, diberikan tes uji pemahaman dalam ranah kognitif sebanyak dua kali. Satu kali diberikan sebelum subjek diberi perlakuan atau penerapan metode pembelajaran
66
permainan tradisional bebentengan (pretest). Dan yang satu diberikan setelah subjek diberi perlakuan metode permainan tradisional bebentengan (postest). Berdasarkan data nilai hasil belajar sebelum subjek diberi perlakuan metode permainan tradisional bebentengan atau pretest. Dapat disimpulkan, bahwa kelas XI IPS 3 yang terdiri dari 35 orang sisiwa memiliki nilai terendah 15, nilai tertinggi 75, nilai rata-rata 53,35, nilai median 53,5, nilai modus 57,8, nilai varians 325,94, dan nilai standar deviasi 18,05. Tabel 4.8 Data Hasil Belajar Siswa (Pretest) No 1 2 3 4 5 6 7
Interval 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65-74 75-84 Jumlah
Titik tengah 19,5 29,5 39,5 49,5 59,5 69,5 79,5
Frekuensi absolut 2 2 7 7 10 4 3 35
Frek Frek Relatif Kumulatif 2 4 11 18 28 32 35
5,71% 5,71% 20.00% 20.00% 28,57% 11,42% 8,57% 100%
Berdasarkan tabel di atas, nilai pada kelas interval 55-64 merupakan nilai yang paling banyak diperoleh oleh siswa-siswi kelas XI IPS 3, dengan presentase 28,57 %. Skor rata-rata di kelas XI IPS 3 ialah 53,35 dan berada pada kelas interval 55-64 juga. Terdapat dua kelas interval yang memiliki nilai di atas ratarata, yaitu kelas interval 65-74 dan 75-84. Dengan total presentase 19,99 % yang memiliki nilai di atas rata-rata. Sedangkan untuk nilai dibawah rata-rata, terdapat empat kelas interval, dimulai dari interval 15-24, 25-34, 35-44, dan 45-64. Total presentase nilai di bawah rata-rata ialah 51,42 %. Dan dapat disimpulkan bahwa setengah siswa dari kelas XI IPS 3 masih memiliki nilai di bawah rata-rata.
2). Data Hasil Postest Berdasarkan data nilai hasil belajar sesudah subjek diberi perlakuan metode permainan tradisional bebentengan atau postest. Dapat disimpulkan,
67
bahwa kelas XI IPS 3 yang terdiri dari 35 orang sisiwa memiliki nilai terendah 60, nilai tertinggi 95, nilai rata-rata 81,7, nilai median 80,5, nilai modus 92,2, nilai varians 4019,36, dan nilai standar deviasi 63,39. Tabel 4.9 Data Hasil Belajar Siswa (postest) No 1 2 3 4 5 6
Interval 60-65 66-71 72-77 78-83 84-89 90-95
Titik tengah 62.5 68.5 74.5 80.5 86.5 92.5
Frekuensi Absolut 3 1 12 3 2 14 35
Frekuensi Kumulatif 3 4 16 19 21 35
Frekuensi Relatif 8,57% 2,85% 34,28% 8,57% 5,71% 40,00% 100%
Berdasarkan tabel di atas, nilai pada kelas interval 90-95 merupakan nilai yang paling banyak diperoleh oleh siswa-siswi kelas XI IPS 3, dengan total presentase 40 %. Nilai ini merupakan nilai hasil belajar setelah peneliti menerapkan metode permainan tradisional bebentengan dalam materi jurnal umum di kelas. Nilai rata-rata di kelas XI IPS 3 setelah diterapkannya metode permainan tradisional bebentengan ialah 81,7 dan berada pada kelas interval 7883. Terdapat dua kelas interval yang memiliki nilai di atas rata-rata, yaitu kelas interval 84-89 dan kelas interval 90-95, dengan total presentase 45,71% dan jumlah 16 orang siswa. Sedangkan untuk nilai di bawah rata-rata, terdapat tiga kelas interval, dimulai dari interval kelas 60-65, 66-71, dan 72-77. Total presentase nilai di bawah rata-rata ialah 45,7%. Dan dapat disimpulkan bahwa setengah siswa dari kelas XI IPS 3 sudah memiliki nilai di atas rata-rata. Tabel 4.10 Data Hasil Pretest dan Postest Data Maksimal Minimal Jumlah Rata-rata Standar Deviasi
N (jumlah) 35 35 35 35 35
Pretest 75 15 1755 53.35 15.505
Postest 95 60 2845 81.7 63.39
68
Berdasarkan tabel data hasil pretest dan postest kelas XI IPS 3 di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar pada materi jurnal umum akuntansi perusahaan jasa dengan menerapkan metode pembelajaran permainan tradisional bebentengan di kelas XI IPS 3. Tabel 4.11 Nilai -Gain XI IPS 3 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Pretest Postest Skor postes-skor Skor ideal-skor (XI) (X2) pretes pretes 40 95 55 60 40 80 40 60 45 80 35 55 45 90 45 55 55 60 5 45 75 90 15 25 60 60 0 40 60 85 25 40 15 75 60 85 55 80 25 45 70 95 25 30 60 90 30 40 40 75 35 60 50 75 25 50 50 75 25 50 55 75 20 45 35 75 40 65 75 90 15 25 45 75 30 55 65 90 25 35 55 90 35 45 55 75 20 45 40 85 45 60 25 90 65 75 45 65 20 55 40 70 30 60 25 90 65 75 20 75 55 80 60 75 15 40 70 75 5 30 50 90 40 50
Kriteria N-gain 0.92 0.67 0.64 0.82 0.11 0.60 0.00 0.63 0.71 0.56 0.83 0.75 0.58 0.50 0.50 0.44 0.62 0.60 0.55 0.71 0.78 0.44 0.75 0.87 0.36 0.50 0.87 0.69 0.38 0.17 0.80
Tinggi Sedang Sedang Tinggi Rendah Sedang Rendah Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Rendah Tinggi
69
32 33 34 35
60 75 35 65
75 90 95 95
15 15 60 30
40 25 65 35
0.38 0.60 0.92 0.86 21.07524216
Sedang Sedang Tinggi Tinggi
Berdasarkan data dari tabel di atas, rata-rata nilai gain kelas XI IPS 3 ialah 21,07. Dan dapat disimpulkan bahwa nilai gain kelas XI IPS 3 tergolong pada kategori tinggi, dimana 21,07 > 0,7. Selain itu, terdapat 13 orang siswa yang memiliki kategori nilai gain tinggi dengan total presentase 37,14 %. Terdapat 19 orang siswa yang memiliki kategori nilai gain sedang dengan total presentase 54,28 %. Dan terdapat 3 orang siswa yang memiliki kategori nilai gain rendah dengan total presentase 8,57 % . Hal ini semakin menguatkan kesimpulan yang sudah dijelaskan di atas, bahwa terdapat peningkatan hasil belajar setelah peneliti menerapkan metode permainan tradisional bebentengan di kelas XI IPS 3 dalam materi jurnal umum akuntansi perusahaan jasa.
3. Analisis Data Kuantitatif a. Uji Normalitas Uji normalitas data merupakan salah satu uji pra-syarat penelitian. Hal ini disebabkan, dengan melakukan uji ini, peneliti menjadi tahu apakah data yang diambilnya memiliki distribusi yang normal atau tidak. Dan ketika data yang peneliti tetapkan tidak berdistribusi normal, maka rumus atau cara yang digunakan untuk menguji hipotesis berbeda dengan data yang berdistribusi normal. Uji normalitas peneliti lakukan dengan tiga cara, yaitu nilai skewnees, histogram, serta p-plot. Dalam pengujian normalitas data peneliti menggunakan program aplikasi SPSS 17.
70
Tabel 4.12 Deskriptif Statistik
Pretes Postes Valid N (listwise)
N Skewness Statistic Statistic Std. Error 32 -,427 ,414 30 -,752 ,427
Kurtosis Statistic Std. Error ,198 ,809 -,494 ,833
28
Normalitas data dilihat dari nilai skewnees yang merupakan nilai kecondongan atau kemiringan suatu kurva. Data yang mendekati nilai distribusi normal memiliki nilai skewnees yang mendekati angka 0 sehingga memiliki kemiringan yang cenderung seimbang. Hasil output SPSS 17 terlihat nilai pretes sebesar -0,427 dan nilai postes sebesar -0.752. Kedua data memiliki nilai skewnees atau kecondongan mendekati 0, maka masing-masing data memiliki kecenderungan berdistribusi normal.
Gambar 4.1 Lonceng Distribusi Normal
71
Data yang berdistribusi normal akan membentuk lonceng, kecondongan ke kiri dan ke kanan seimbang dengan nilai skewnees mendekati 0. Data pretes dan postes mendekati kecondongan yang seimbang meskipun pada bagian postes kurang sempurna. Namun masih bisa diberikan toleransi dan keduanya berdistribusi normal.
Gambar 4.2 P-Plot
Hasil output dengan SPSS baik data pretes dan postes menunjukkan penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal. Oleh karena itu dapat disimpulkan berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan rumus fisher, namun dalam pelaksanaanya peneliti menggunakan program SPSS 17. Dan hasilnya sebagai berikut :
72
Tabel 4.13 Homogenitas Data Pretest Pretes Levene
df1
df2
Sig.
Statistic 1,698
6
18
,179
Tabel 4.14 Homogenitas Data Postest Postes Levene
df1
df2
Sig.
Statistic 1,322a
9
23
,279
Hasil pengujian homogeneity varians data pretest dengan levene statistik menunjukkan nilai 1,698 dengan signifikansi 0,179. Dan hasil pengujian homogeneity varians data postest dengan levene statistik menunjukkan nilai 1,322 dengan signifikansi 0,279. Oleh karena nilai signifikan perhitungan homogenitas dengan anova lebih dari nilai alpha 0,05, maka keputusannya menerima Ho atau data bersifat homogen.
c. Uji Hipotesis (uji t) Setelah melewati dua tahap uji pra-syarat penelitian, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Hasilnya data yang diujikan merupakan data yang berdistribusi normal dan homogen. Maka tahap selanjutnya ialah uji hipotesis dengan menggunakan uji t. Uji t yang digunakan merupakan uji dua rata-rata untuk populasi berpasangan yang mempunyai desain penelitian one group pre-test post test. Dalam perhitungan uji t, peneliti menggunakan program SPSS 17, sebagai berikut :
73
Tabel 4.15 Uji t Paired Samples Statistics Mean
N
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
Postes
81,29
35
9,877
1,670
Pretes
50,14
35
15,505
2,621
Pair 1
Derajat kebebasan (
) = 35 + 35 - 2 = 68. Harga t tabel 0,05 =
1.66757. Tabel 4.16 Uji t Paired Samples Test Paired Differences Mean Std. Std. 95% Confidence Deviation Error Interval of the Mean Difference Lower Upper Pair 1
Postes Pretes
31,143
17,154
2,899
25,250
37,035
t
Df
Sig. (2tailed)
10,741
34
,000
Hasil perhitungan menggunakan alpha = 5 % atau 0,05 dua sisi penolakan dikarenakan signifikansi 2 sisi 0,00 < 0,05 tingkat signifikansi (a) atau t hitung 10, 741 > t tabel 1, 66757. Maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata nilai hasil belajar pretest dengan postest setelah menerapkan metode permainan tradisional bebentengan di kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan.
4 Analisis Data Kualitatif a. Hasil Observasi Observasi yang peneliti lakukan di kelas XI IPS 3 merupakan observasi siswa. Dimana guru memperhatikan serta mengamati respon siswa terhadap penerapan metode permainan tradisional bebentengan, dalam materi jurnal umum akuntansi perusahaan jasa. Observasi ini peneliti laksanakan dalam dua kali pertemuan dengan materi yang sama. Dalam melaksanakan observasi siswa,
74
peneliti menggunakan pedoman observasi dengan skala satu sampai empat. Berikut hasil observasi yang peneliti lakukan : Tabel 4.17 Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran (pertemuan pertama) No
1
2
Kegiatan Pertemuan pertama Kegiatan awal a. Siswa duduk dengan rapih dan siap menerima materi ajar yang akan guru sampaikan. b. Siswa mendengarkan serta memperhatikan nasihat dan motivasi yang diberikan oleh guru. c. Siswa mendengarkan penyampaian guru terkait dengan materi, indikator, serta tujuan yang ingin dicapai. Kegiatan inti Eksplorasi a. Siswa menjawab pertanyaan guru terkait dengan pengetahuan tentang permainan bebentengan. b. Siswa menyambut dengan baik ketika guru memberitahu bahwa proses pembelajaran berlangsung dengan metode bebentengan. Elaborasi a. Siswa membagi kelas menjadi dua kelompok sesuai dengan arahan guru. b. Siswa bergabung dengan teman sekelompoknya. c. Siswa mendengarkan aturan serta langkah-langkah permainan bebentengan. d. Siswa memilih salah satu teman sekelompok untuk suit di depan e. Siswa mendengarkan soal yang guru
Aspek Penilaian Skor 1 2 3 4
√
√
√
√
√
√ √
√ √ √
Ket
75
bacakan f. Siswa Antusias dalam memilih teman dari kelompok lawan untuk mengerjakan soal yang dibacakan guru. g. Siswa berdiskusi dengan teman sekelompok untuk membicarakan strategi permainan. h. Siswa berdiskusi dalam menjawab pertanyaan yang dibacakan oleh guru. √ i. Siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan, mau dijadikan tawanan di depan kelas. j. Siswa bersama-sama dengan guru menghitung jumlah tawanan dari setiap kelompok k. Kelompok pemenang berdiskusi untuk melepaskan satu tawanan Konfirmasi a. Siswa bersama-sama guru menentukan kelompok pemenang permainan bebentengan b. Perwakilan kelompok mengumpulkan daftar nama anggota kelompok masing-masing. 3
Kegiatan Akhir a. Siswa bersama-sama guru melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.
√
√
√
√ √
√
√
√
Tabel 4.18 Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran (pertemuan kedua) No
1
Kegiatan Pertemuan kedua Kegiatan awal a. Siswa duduk dengan rapih dan siap menerima materi ajar yang akan guru sampaikan.
Aspek Penilaian Skor 1 2 3 4
√
Ket
76
b. Siswa mendengarkan serta memperhatikan nasihat dan motivasi yang diberikan oleh guru. c. Siswa mendengarkan penyampaian guru terkait dengan materi, indikator, serta tujuan yang ingin dicapai. 2
Kegiatan inti Eksplorasi a. Siswa menjawab pertanyaan guru terkait dengan pengetahuan tentang permainan bebentengan. b. Siswa menyambut dengan baik ketika guru memberitahu bahwa proses pembelajaran berlangsung dengan metode bebentengan. Elaborasi a. Siswa membagi kelas menjadi dua kelompok sesuai dengan arahan guru. b. Siswa bergabung dengan teman sekelompoknya. c. Siswa mendengarkan aturan serta langkah-langkah permainan bebentengan. d. Siswa memilih salah satu teman sekelompok untuk suit di depan e. Siswa mendengarkan soal yang guru bacakan f. Siswa Antusias dalam memilih teman dari kelompok lawan untuk mengerjakan soal yang dibacakan guru. g. Siswa berdiskusi dengan teman sekelompok untuk membicarakan strategi permainan. h. Siswa berdiskusi dalam menjawab pertanyaan yang dibacakan oleh guru. i. Siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan, mau dijadikan tawanan di depan kelas.
√
√
√
√
√ √
√ √ √
√
√
√
√
77
j. Siswa bersama-sama dengan guru menghitung jumlah tawanan dari setiap kelompok k. Kelompok pemenang berdiskusi untuk melepaskan satu tawanan Konfirmasi a. Siswa bersama-sama guru menentukan kelompok pemenang permainan bebentengan b. Perwakilan kelompok mengumpulkan daftar nama anggota kelompok masing-masing.
3
Kegiatan Akhir b. Siswa bersama-sama guru melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.
Keterangan
:
√ √
√
√
√
1 = Kurang baik 2 = Cukup baik 3 = Baik 4 = Sangat baik
Berdasarkan tabel hasil observasi pelaksanaan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan keaktifan serta ketertarikan siswa terhadap penyampaian materi ajar yang guru sampaikan di kelas. Hal ini disebabkan karena peneliti menerapan metode belajar permainan tradisional bebentengan di kelas. Peneliti juga berusaha semaksimal mungkin untuk menerapkan metode permainan tradisional bebentengan ini dengan materi jurnal umum akuntansi perusahaan jasa. Kesulitan dalam penerapan metode ini terdapat pada kegiatan inti bagian elaborasi, yaitu siswa kurang mampu dalam berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang dibacakan oleh guru. Selain itu kekurangan juga terdapat pada bagian refleksi. Hal ini dikarenakan jam pelajaran yang hanya satu setengah jam dan biasanya sudah bel jam istirahat, menjadikan murid sudah tidak konsentrasi untuk mengulang proses pembelajaran.
78
Jurnal umum merupakan salah satu bagian dari materi akuntansi perusahaan jasa yang tergolong sulit bagi siswa kelas XI. Namun ternyata, dengan penerapan metode permainan tradisional bebentengan, antusias serta ketertarikan siswa dalam belajar di kelas meningkat. Dan ini menyebabkan hasil belajarnya juga meningkat.
b. Hasil Kuesioner (angket) Setelah peneliti menerapkan metode permainan tradisional bebentengan di kelas XI IPS 3. Sebagai hasil evaluasi proses pembelajaran, peneliti menyebarkan angket terbuka ke seluruh siswa-siswi kelas XI IPS 3. Angket ini bertujuan untuk menguatkan data hasil belajar yang peneliti dapat. Selain itu, angket juga peneliti gunakan sebagai sarana siswa memberikan saran dan kritik terhadap penerapan metode permainan tradisional bebentengan di kelas. Tabel 4.19 Data Hasil Kuesioner Siswa No Pertanyaan Kesimpulan jawaban siswa 1 Apa yang anda pikirkan tentang Pelajaran ekonomi bikin geregetan. sulit, pelajaran ekonomi ? tapi setelah dipelajari bisa dimengerti 2 Apakah anda biasanya bisa mengikuti Tidak, ekonomi pelajaran yang paling pelajaran ekonomi di kelas dan susah menurut saya apabila mendapatkan nilai yang baik ? dibandingkan dengan pelajaran lain. 3 Apakah anda suka dengan penerapan Ya, sangat asik dan menjadi semangat metode permainan tradisional belajar. bebentengan di kelas ? apa alasannya ? 4 Apakah anda lebih paham terhadap Ya, dengan metode permainan materi pelajaran dengan penerapan bebentengan saya menjadi lebih metode permainan tradisional mengerti dengan pelajaran ekonomi. bebentengan di kelas ? apa alasannya ? 5 Apa saran dan kritik anda terhadap Saran saya sebaiknya diadakan lagi penerapan metode permainan permainan-permainan di kelas, supaya tradisional bebenengan di kelas ? tidak jenuh dengan pelajaran.
79
6 Menurut anda nilai-nilai apa saja Kerjasama antara kelompok, ketelitian, yang bisa dimunculkan dari serta kemandirian siswa penerapan metode permainan tradisional bebentengan ? 7 Apakah anda siap bermain lagi Siap. saya sangat siap. dengan metode permainan tradisional bebentengan dengan materi yang berbeda di kelas ? Tabel di atas merupakan tabel kesimpulan jawaban kuesioner terbuka yang peneliti ajukan setelah menerapkan metode permainan tradisional di kelas. Jawaban siswa terkait dengan pertanyaan nomor 1 ialah hampir 50 % siswa dari total keseluruhan siswa yang ada di kelas XI IPS 3 menjawab bahwa pelajaran ekonomi merupakan pelajaran sulit, dan membosankan. Namun ada juga yang menjawab, pelajaran ekonomi sulit, namun ketika sudah dipelajari ternyata mudah juga. Dan hanya 5 % saja siswa yang menjawab bahwa pelajaran ekonomi merupakan pelajaran yang mudah. Jawaban responden terhadap pertanyaan nomer 2 ialah 50 % siswa menjawab tidak bisa mengerjakan, namun ada beberapa siswa yang menjawab kadang-kadang bisa, kadang-kadang tidak. Jawaban responden terhadap pertanyaan nomer 3 ialah 70 % siswa menjawab sangat menyukai penerapan metode permainan tradisional bebentengan di kelas, namun ada beberapa siswa yang menjawab tidak mengerti terhadap permainan yang dimainkan di kelas. Jawaban responden terhadap pertanyaan nomer 4 ialah 60 % siswa menjawab lebih memahami materi dengan penerapan metode permainan tradisional bebentengan, namun ada beberapa siswa yang menjawab lebih tidak mengerti terhadap materi yang disampaikan ketika guru menerapkan metode permainan tradisional bebentengan di kelas. Jawaban responden terhadap pertanyaan nomer 5 ialah beragam. Ada siswa yang menjawab lebih jelas lagi langkah-langkah yang harus dijalankan dalam penerapan metode permainan tradisional di kelas. Namun ada juga yang
80
berpendapat jangan memberikan soal yang sulit. Padahal soal yang sulit merupakan materi yang memang harus disampaikan. Jawaban responden terhadap pertanyaan nomer 6 diantarannya nilai-nilai yang dapat dimunculkan dari penerapan metode permainan tradisional bebentengan ialah nilai gotong royong, kerjasama, ketelitian, solidaritas antar teman, kemandirian, kekompakkan, kedisiplinan, ketepatan dan kecepatan dalam menjawab soal, sportifitas. Namun ada juga siswa-siswi yang menjawab tidak paham tentang nilai-nilai yang muncul dalam penerapan metode belajar permainan tradisional bebentengan. Jawaban responden terhadap pertanyaan nomer 7 diantarannya ialah 70 % siswa menjawab siap dalam menerapkan metode permainan tradisional bebentengan di kelas, namun ada beberapa siswa yang menjawab tidak mau karena menjadi lebih pusing.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Pelajaran ekonomi merupakan pelajaran yang paling ditakuti oleh para siswa-siswi Sekolah Menengah Atas, khususnya di kelas XI. Hal ini dikarenakan, di kelas XI siswa-siswi dihadapkan dengan materi akuntansi perusahaan jasa. Akuntansi ialah pelajaran sulit dan membosankan. Banyak sekali siswa yang sudah malas, ketika mendengarkan kata-kata akuntansi. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan untuk mata pelajaran ekonomi pada kelas XI di SMA N 6 Tangerang Selatan ialah 75. Dan ternyata, pada saat peneliti melakukan kegiatan Praktek Profesi Keguruan Terpadu atau PPKT, hampir 50% siswa yang ada di kelas XI IPS 3 memiliki nilai di bawah KKM. Salah satu pertimbangan yang menjadikan peneliti menerapkan metode permainan tradisional bebentengan ialah: 1.
Belajar dengan asyik adalah salah satu cara yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas.
81
2.
Metode permainan tradisional bebentengan merupakan metode yang belum pernah diterapkan oleh guru-guru manapun. Hal ini dikarenakan metode ini baru saja dikembangkan pada tahun 2012 oleh Iwan Purwanto.
3.
Selain dapat menjadikan siswa antusias dan pada akhirnya mengerti akan materi ajar yang disampaikan serta mampu meningkatkan hasil belajar siswa di kelas. Metode permainan tradisional juga mampu membentuk karakter siswa jauh lebih baik dari nilai-nilai yang ada dalam permainan tradisional. Materi yang peneliti sampaikan ialah materi
jurnal umum akuntansi
perusahaan jasa. Peneliti menerapkan metode tersebut dengan empat kali pertemuan. Satu kali pertemuan untuk mengambil nilai pretest , dua kali pertemuan untuk menerapkan metode pembelajaran permainan tradisional bebentengan, dan satu kali pertemuan untuk mengambil nilai postest. Dan ternyata hasil belajar siswa di kelas XI IPS 3, yang tadinya 50% di bawah KKM. Setelah diterapkannya metode belajar permainan tradisional bebentengan, lebih dari 50% anak memiliki nilai di atas KKM. Hal ini dapat disimpulkan karena t hitung 10,741 > t tabel 1,66757. Selain itu, berdasarkan nilai pretest dan postest yang peneliti olah. Nilai gain kelas XI IPS 3 juga berada pada kisaran nilai 21,07. Dan nilai tersebut termasuk ke dalam kategori tinggi nilai-gain. Kemudian, ketika peneliti menyebarkan angket terbuka untuk siswa-siswi kelas XI IPS 3. Peneliti menjadi tahu bahwa ternyata siswa-siswi di kelas XI IPS 3 dan anak-anak kelas XI di Sekolah Menengah Atas sangat menyukai adanya penerapan metode-metode ajar dengan berbagai jenis. Keunggulan dari penerapan metode permainan tradisional bebentengan ialah metode ini terkonsep dari sebuah permainan.,
dan
ini
menjadikan
anak
senang
ketika
mendengar
dan
menerapkannya. Ketika mereka senang, maka mereka akan sungguh-sungguh mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal ini mengakibatkan meningkatnya pemahaman serta hasil belajar siswa di kelas XI IPS 3. Nilai-nilai yang dapat membentuk karakter anak dengan penerapan metode permainan tradisional bebentengan ialah nilai kerjasama, nilai kompetisi, nilai
82
ketelitian, nilai ketangkasan, nilai gotong royong dengan sesama teman, serta nilai kecerdasan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Iwan Purwanto yang telah mendesain metode permainan tradisional bebentengan yang dapat meningkatkan motivasi belajar serta membangun karakter siswa si kelas. Dan berdasarkan data-data yang telah peneliti kumpulkan, dimulai dari data hasil belajar, observasi siswa, serta angket, dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode belajar permainan tradisional bebentengan, hasil belajar siswa di kelas XI IPS 3 meningkat. Selain itu, terdapat juga kelebihan dan kekurangan metode permainan tradisional bebentengan. Kelebihannya ialah, metode ini mampu meningkatkan minat serta ketertarikan siswa terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Akibatnya siswa menjadi termotivasi belajar karena melakukan kegiatan belajar mengajar dengan kegiatan bermain di kelas. Pada akhirnya siswa menjadi semangat belajar dan paham terhadap materi ajar yang guru sampaikan di kelas. Sedangkan kekurangan yang dimiliki oleh metode permainan tradisional bebentengan ialah sulitnya menerapkan materi yang banyak dalam satu pertemuan dengan metode ini. Hal ini disebabkan penyampaian yang mengandung unsur bermain. Selain itu, pembagian dua kelompok besar juga menjadikan guru harus perhatian penuh terhadap seluruh siswa. Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga konsentrasi siswa pada kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu, siswa juga sulit berdiskusi dengan teman sekelompoknya serta siswa kurang mampu melakukan kegiatan refleksi bersama-sama dengan guru. Hal ini dikarenakan jam pelajaran yang hanya satu jam setengah dan seringkali sudah masuk pada jam istirahat.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan uji hipotesis penelitian, ditemukan nilai t hitung 10,741 dan t tabel 1,66757. Data ini menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel. Oleh karenanya, Ho ditolak, dan Ha diterima. Dan dapat disimpulkan, bahwa penerapan metode permainan tradisional bebentengan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan. Selain itu, perhitungan nilai gain berada pada nilai 21,07. Ini dapat disimpulkan, bahwa terdapat perubahan nilai rata-rata pretest dan postest setelah diterapkannya metode permainan tradisional bebentengan. Dan secara umum, metode permainan tradisional memang lebih menyenangkan bagi siswa. Hal ini dapat saya simpulkan pada saat menanyakan kesan dan pesan siswa melalui angket terbuka dan pedoman observasi dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode permainan tradisional bebentengan. Strategi yang saya terapkan dalam penerapan metode permainan tradisional bebentengan di kelas juga menjadikan siswa aktif dan paham terkait dengan materi ajar melalui metode pembelajaran yang menyenangkan.
B. Saran 1. Bagi siswa Diharapkan lebih meningkatkan minat dan motivasi dalam belajar ekonomi akuntansi di kelas. Tidak berpikiran negatif dan susah terlebih dahulu terhadap pelajaran ekonomi terutama materi akuntansi di kelas. 2. Bagi guru Diharapkan lebih cerdas memilih metode belajar untuk diterapkan di kelas yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu, guru juga diharapkan
83
84
lebih pintar dalam meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar di kelas.
3. Bagi sekolah Diharapkan lebih memfasilitasi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Selain itu, sekolah juga diharapkan memacu guru agar selalu kreatif dan inovatif dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan metodemetode yang ada.
DAFTAR PUSTAKA A. M., Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, 2000, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, 2007, Jakarta: PT. Rineka Cipta. --------------------------, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, 2013, Jakarta: Bumi Aksara Feryanto, Agung, Buku Panduan Pendidik Ekonomi untuk SMA dan MA, 2009, Klaten: PT. Intan Pariwara. F., Pupuh, dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, 2007, Bandung: PT. Refika Aditama. Hamalik, Oemar, Media Pendidikan, 1994, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. HM., Amenah, “ Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Metode Problem Solving Pada Siswa Kelas VIII di MTS Al-Hidayah Rawadenok Depok “, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2013, tidak dipublikasikan. Haryanto, Pengertian Belajar Menurut Ahli, (http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/), 2014. Jadmika, Wisnu, Permainan Bentengan, (http://wisnujadmika.wordpress.com), 2014. Kasmadi dan Nia Siti Sunariah, Panduan Modern Penelitian Kuantitatif, 2014, Bandung: Cv. Alfabeta. KBBI 3, Arti Kata Metode, (http://artikata.com/arti-340805-Metode.html), 2014. Liyono, Heri, Cara Membuat Jurnal Umum, (http://wwwbelajarakuntansiaccounting.blogspot.com), 2014. Mulyani, Sri, 45 Permainan Tradisional Anak Indonesia, 2013, Yogyakarta: Langensari Publishing. Nur, Haerani, Membangun Karakter Anak Melalui Permainan Anak Tradisional, (http://pasca.undiksha.ac.id), 2014. Purwanto, Iwan, “ Desain Metode Pembelajaran Melalui Permainan Anak Tradisional Sebagai Implementasi Pendidikan Karakter,” Penelitian Individu pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, Jakarta. Pusat Tesis, Kriteria Reliabilitas, (http://www.pusattesis.com/uji-reliabilitas/), 2014. Sabri, Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, 2005, Jakarta: UIN Jakarta Press. Sa’dyah, Chumaditus dan Dadang Argo P., Ekonomi 2 Kelas XI SMA dan MA, 2009, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan. Seriati, Ni Nyoman dan Nur Hayati, Permainan Tradisional Jawa Gerak dan Lagu Untuk Menstimulasi Keterampilan Sosial Anak Usia Dini, (http://staff.uny.ac.id), 2014. Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester, 1991, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sorge Magazine, Permainan Tradisional, Warisan Sejarah yang Hampir Punah, , (http://www.sorgemagz.com/?p=2921), 2014. Sudiyono, dkk. Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi, 2006, Malang: UIN-Malang Press.
85
86
Sudjana, Nana, Penilaian hasil proses belajar mengajar, 2010, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 2012, Bandung: Alfabeta. Susetyo, Budi, Statistika untuk Analisis Data Penelitian, 2010, Bandung: PT. Refika Aditama, 2010 Sutirman, Media & Model-model Pembelajaran Inovatif, 2013, Yogyakarta: Graha Ilmu. Siregar, Syofian, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, 2011, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Wesly, Candra, Pengertian dan Definisi Metode Menurut Para Ahli, (http://candrawesly.blogspot.com), 2014. Wulandari, Desi, Definisi Metode Pembelajaran Menurut Para Ahli, (http://mtk2012unindra.blogspot.com), 2014.
87
LAMPIRAN 1
Pemerolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas XI IPS 3 Kelas XI IPS 3 No pretest (Y1)
postest (Y2)
1
40
95
1600
9025
2
40
80
1600
6400
3
45
80
2025
6400
4
45
90
2025
8100
5
55
60
3025
3600
6
75
90
5625
8100
7
60
60
3600
3600
8
60
85
3600
7225
9
15
75
225
5625
10
55
80
3025
6400
11
70
95
4900
9025
12
60
90
3600
8100
13
40
75
1600
5625
14
50
75
2500
5625
15
50
75
2500
5625
16
55
75
3025
5625
17
35
75
1225
5625
18
75
90
5625
8100
19
45
75
2025
5625
20
65
90
4225
8100
21
55
90
3025
8100
22
55
75
3025
5625
88
23
40
85
1600
7225
24
25
90
625
8100
25
45
65
2025
4225
26
40
70
1600
4900
27
25
90
625
8100
28
20
75
400
5625
29
60
75
3600
5625
30
70
75
4900
5625
31
50
90
2500
8100
32
60
75
3600
5625
33
75
90
5625
8100
34
35
95
1225
9025
35
65
95
4225
9025
Σ
1755
2845
96175
234575
̅
50.14
81.29
2747.86
6702.14
89
LAMPIRAN 2 Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelas XI IPS 3 a. Deskripsi Data (Mengurutkan Nilai dari Terkecil Sampai yang Terbesar) 15 40 45 55 65
20 40 50 55 65
25 40 50 60 70
25 40 50 60 70
35 45 55 60 75
35 45 55 60 75
40 45 55 60 75
b. Mencari Rentang R = nilai tertinggi – nilai terendah R = Xt-Xo = 75-15= 60
c. Menentukan Jumlah Kelas atau Banyak Kelas K = 1 + 3.3 log n K = 1 + 3.3 log 35 K = 1 + 3.3 (1.544) K = 1 + 5.0952 = 6.0952 = 6
d. Menentukan Panjang Kelas P = R = 60 = 10 K
6 Tabel Distribusi Frekuensi
No
Interval
titik tengah
1 2 3 4 5 6 7
15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65-74 75-84
19,5 29,5 39,5 49,5 59,5 69,5 79,5
Frekuensi absolut 2 2 7 7 10 4 3 35
Frekuensi Kumulatif 2 4 11 18 28 32 35
Frekuensi Relatif 5,71% 5,71% 20.00% 20.00% 28,57% 11,42% 8,57% 100%
90
Tabel Distribusi Kumulatif Kurang dari (<)
No
Interval
frekuensi
Nilai
0 1 2 3 4 5 6 7
0 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65-74 75-84
0 2 2 7 7 10 4 3
0 24,5 34,5 44,5 54,5 64,5 74,5 84,5
Frek Kumulatif < 0 0+2=2 0+2+2=4 0+2+2+7=11 0+2+2+7+7=18 0+2+2+7+7+10=28 0+2+2+7+7+10+4=32 0+2+2+7+7+10+4+3=35
Tabel Distribusi Kumulatif Lebih dari (>) No
Interval
frekuensi
Nilai
0 1 2 3 4 5 6 7
0 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65-74 75-84
0 2 2 7 7 10 4 3
0 14.5 24.5 34.5 44.5 54.5 64.5 74,5
Frek Kumulatif > 0+2+2+7+7+10+4+3=35 0+2+2+7+7+10+4=32 0+2+2+7+7+10=28 0+2+2+7+7=18 0+2+2+7=11 0+2+2=4 0+2=2 0
No Interval f Xi Fi.Xi X-X │X-X│ Fi│X-X│ Xi2 FiXi² │X-X│² Fi│X-X│² 41 41.75 41.75 83.5 6972.25 13944.50 1743.06 3486.13 1 15-24 2 20.5 61 31.75 31.75 63.5 4032.25 8064.50 1008.06 2016.13 2 25-34 2 30.5 152.25 23180.06 162260.44 473.06 3311.44 3 35-44 7 40.5 283.5 21.75 21.75 82.25 6765.06 47355.44 138.06 966.44 4 45-54 7 50.5 353.5 11.75 11.75 1.75 1.75 17.5 306.25 3062.50 3.06 30.63 5 55-64 10 60.5 605 -33 1089.00 4356.00 68.06 272.25 6 65-74 4 70.5 282 -8.25 -8.25 -54.75 2997.56 8992.69 333.06 999.19 7 75-84 3 80.5 241.5 -18.25 -18.25 35 353.5 1867.5 82.25 311.25 45342.44 248036.06 3766.44 11082.19
91
92
LAMPIRAN 3 Tabel Distribusi Frekuensi Postest Kelas XI IPS 3 a. Deskripsi Data (Mengurutkan Nilai dari Terkecil Sampai yang Terbesar) 60 75 75 90 90
60 75 75 90 90
65 75 80 90 90
70 75 80 90 95
75 75 80 90 95
75 75 85 90 95
75 75 85 90 95
b. Mencari Rentang R = nilai tertinggi – nilai terendah R = Xt-Xo = 95-60= 35
c. Menentukan Jumlah Kelas atau Banyak Kelas K = 1 + 3.3 log n K = 1 + 3.3 log 35 K = 1 + 3.3 (1.544) K = 1 + 5.0952 = 6.0952 = 6
d. Menentukan Panjang Kelas P = R = 35 = 5,8 (6) K
6 Tabel Distribusi Frekuensi
No 1 2 3 4 5 6
Interval 60-65 66-71 72-77 78-83 84-89 90-95
Titik tengah 62.5 68.5 74.5 80.5 86.5 92.5
Frekuensi absolut 3 1 12 3 2 14 35
Frek Kumulatif
Frek Relatif
3 4 16 19 21 35
8,57% 2,85% 34,28% 8,57% 5,71% 40,00% 100%
93
Tabel Distribusi Kumulatif Kurang dari (<)
No 0 1 2 3 4 5 6
Interval
frekuensi
Nilai
Frek Kumulatif <
0 3 1 12 3 2 14
0 65,5 71,5 77,5 83,5 89,5 95,5
0 0+3= 3 0+3+1= 4 0+3+1+12= 16 0+3+1+12+3= 19 0+3+1+12+3+2= 21 0+3+1+12+3+2+14= 35
0 60-65 66-71 72-77 78-83 84-89 90-95
Tabel Distribusi Kumulatif Lebih dari (>) No 0 1 2 3 4 5 6
No 1 2 3 4 5 6
Interval f Xi 60-65 3 62,5 66-71 1 68,5 72-77 12 74,5 78-83 3 80,5 84-89 2 86,5 90-95 14 92,5 35 465
Interval
frekuensi
Nilai
Frek Kumulatif >
0 3 1 12 3 2 14
0 59,5 65,5 71,5 77,5 83,5 89,5
0+3+1+12+3+2+14= 35 0+3+1+12+3+2= 21 0+3+1+12+3= 19 0+3+1+12= 16 0+3+1+12= 16 0+3= 3 0
0 60-65 66-71 72-77 78-83 84-89 90-95
Fi.Xi X-X 187,5 19,20 68,5 13,20 894 7,20 241,5 1,20 173 -86,50 1295 -92,50 2859,5
│X-X│ Fi│X-X│ Xi2 19,20 57,60 3317,76 13,20 13,20 174,24 7,20 86,40 7464,96 1,20 3,60 12,96 -86,50 -173,00 29929,00 -92,50 -1295,00 1677025,00 -138,20 -1307,2 1717923,92
FiXi² 9953,28 174,24 89579,52 38,88 59858,00 23478350,00 23637953,92
│X-X│² 368,64 174,24 51,84 1,44 7482,25 8556,25 16634,66
Fi│X-X│² 1105,92 174,24 622,08 4,32 14964,50 119787,50 136658,56
94
95
LAMPIRAN 4
Uji Validitas
96
LAMPIRAN 5 Uji Validitas dan Reliabilitas Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted soal1 soal2 soal3 soal4 soal6 soal7 soal8 soal9 soal10 soal11 soal12 soal13 soal14 soal15 soal16 soal17 soal18 soal19 soal20 Skor Total
19,26 18,72 18,77 19,08 18,87 18,56 19,41 18,72 18,59 19,03 18,97 19,00 18,92 18,95 19,41 19,31 19,26 18,79 18,90 9,74
Scale Variance Corrected Item- Squared if Item Deleted Total Multiple Correlation Correlation 32,301 ,322 . 30,997 ,603 . 31,077 ,543 . 34,494 -,119 . 32,378 ,254 . 33,884 ,028 . 34,038 -,021 . 31,313 ,534 . 34,038 -,024 . 32,131 ,290 . 33,552 ,040 . 30,947 ,504 . 31,915 ,331 . 31,629 ,381 . 33,933 ,013 . 33,271 ,139 . 32,406 ,300 . 31,009 ,541 . 31,147 ,477 . 8,511 1,000 .
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,665 ,648 ,650 ,691 ,668 ,679 ,681 ,652 ,682 ,665 ,682 ,650 ,662 ,659 ,680 ,675 ,666 ,650 ,652 ,605
97
LAMPIRAN 6 Nilai-Gain Kelas XI IPS 3 No
Pretest Postest Skor postes- Skor ideal-
Kriteria
(XI)
(X2)
skor pretes
skor pretes
N-gain
1
40
95
55
60
0.92
Tinggi
2
40
80
40
60
0.67
Sedang
3
45
80
35
55
0.64
Sedang
4
45
90
45
55
0.82
Tinggi
5
55
60
5
45
0.11
Rendah
6
75
90
15
25
0.60
Sedang
7
60
60
0
40
0.00
Rendah
8
60
85
25
40
0.63
Sedang
9
15
75
60
85
0.71
Tinggi
10
55
80
25
45
0.56
Sedang
11
70
95
25
30
0.83
Tinggi
12
60
90
30
40
0.75
Tinggi
13
40
75
35
60
0.58
Sedang
14
50
75
25
50
0.50
Sedang
15
50
75
25
50
0.50
Sedang
16
55
75
20
45
0.44
Sedang
17
35
75
40
65
0.62
Sedang
18
75
90
15
25
0.60
Sedang
19
45
75
30
55
0.55
Sedang
20
65
90
25
35
0.71
Tinggi
21
55
90
35
45
0.78
Tinggi
22
55
75
20
45
0.44
Sedang
23
40
85
45
60
0.75
Tinggi
24
25
90
65
75
0.87
Tinggi
98
25
45
65
20
55
0.36
Sedang
26
40
70
30
60
0.50
Sedang
27
25
90
65
75
0.87
Tinggi
28
20
75
55
80
0.69
Sedang
29
60
75
15
40
0.38
Sedang
30
70
75
5
30
0.17
Rendah
31
50
90
40
50
0.80
Tinggi
32
60
75
15
40
0.38
Sedang
33
75
90
15
25
0.60
Sedang
34
35
95
60
65
0.92
Tinggi
35
65
95
30
35
0.86
Tinggi
21.07524216
Nilai N-Gain
Kategori
g > 0.7
Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7
Sedang
g < 0,3
Rendah
N-gain
21.07
g > 0.7 21.07 > 0.7
kategori tinggi
99
LAMPIRAN 7 Nilai UTS Kelas XI IPS 3 NAMA ABDILLA GIOFANNY H.P. ADE SETIAWAN AGNIA BARIK ALLESSIA VIOLA ANNARES ANGGRIANA DAULAY ANINDYA PUSPITASARI ANINGTYAS DWIYANTI NUR ANITA CHANIA ARDI RAHMAT AZIZA RIZKY AFIANA BELA ANNISA DEBBY ANNISA SYAFIRA DENIS FAIZ MAULA DINDA NUR SAGITA DWI SELAWATI DWINTA M. DWINTA MARIANA GABRIELLA NATASHYA GIOVANIA TUMIUR HASNAN RAHMATULLAH INNEKE AGUSTINA JANUAR WIGUNA LIBER JHON MUNAWIR S. LINIA FIRSTY DEA SHAFIRA LUTHFI FAUZAN NURUDDIN MADE CHRISTOPER KEVIN MARIA JULIA VIRGINIA MUHAMAD DWIKI T. MUHAMMAD ARIF RAHMAN H. OKTAVIANES RABECA EVANIA L. SALMAH SAFITRI SITI FATIMAH SYAIKA PUTRI H. TEUKU RYCO SEPTIA H. VERA RAMADHANTY
JENIS KELAMIN L L P P P P P P L P P P L P P P P P L P L L P L L P L L L P P P P L P
NILAI 52,5 60 57,5 65 72,5 50 62,5 55 65 77,5 85 50 50 92,5 90 75 95 97,5 67,5 97,5 97,5 65 80 45 85 50 62,5 45 67,5 50 57,5 77,5 62,5 52,5 87,5
100
LAMPIRAN 8 Uji Normalitas Pretest XI IPS 3 1. Nilai Skewness dan Kurtosis Descriptive Statistics N Skewness Statistic Statistic
Std.
Kurtosis Statistic
Error Pretes Valid N (listwise)
2. Histogram
35 35
-,348
,398
Std. Error
-,300
,778
101
3. Kurva Normal P-Plot
102
LAMPIRAN 9 Uji Normalitas Postest XI IPS 3 1. Nilai Skewness dan Kurtosis Descriptive Statistics N
Skewness
Statistic Statistic
Kurtosis
Std.
Statistic
Error Postes Valid N (listwise)
2. Histogram
35 35
-,356
,398
Std. Error
-,646
,778
103
3. Kurva Normal P-Plot
104
LAMPIRAN 10 Uji Homogenitas
1. Homogenitas Pretest XI IPS 3 Test of Homogeneity of Variances Pretes Levene
df1
df2
Sig.
Statistic 1,157a
5
27
,355
2. Homogenitas Postest XI IPS 3 Test of Homogeneity of Variances Postes Levene
df1
df2
Sig.
Statistic 1,322a
9
23
,279
105
LAMPIRAN 11 Uji Hipotesis (Uji t)
Paired Samples Statistics Mean
N
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
Postes
81,29
35
9,877
1,670
Pretes
50,14
35
15,505
2,621
Pair 1
Paired Samples Test Paired Differences Mean Std. Std. 95% Confidence Deviatio Error Interval of the n Mean Difference Lower Upper Pair Postes 31,143 1 Pretes
17,154
2,899
25,250
37,035
t
Df
Sig. (2tailed)
10,741
34
,000
106
LAMPIRAN 12 Tabel R (Product Moment) DF 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
0.05 t 0,05 12.7062 4.3027 3.1824 2.7764 2.5706 2.4469 2.3646 2.3060 2.2622 2.2281 2.2010 2.1788 2.1604 2.1448 2.1314 2.1199 2.1098 2.1009 2.0930 2.0860 2.0796 2.0739 2.0687 2.0639 2.0595 2.0555 2.0518 2.0484
0.01 r 0,05 0.9969 0.9500 0.8783 0.8114 0.7545 0.7067 0.6664 0.6319 0.6021 0.5760 0.5529 0.5324 0.5140 0.4973 0.4821 0.4683 0.4555 0.4438 0.4329 0.4227 0.4132 0.4044 0.3961 0.3882 0.3809 0.3739 0.3673 0.3610
By Anwar Hidayat//http://statistikian.blogspot.com
t 0,01 63.6567 9.9248 5.8409 4.6041 4.0321 3.7074 3.4995 3.3554 3.2498 3.1693 3.1058 3.0545 3.0123 2.9768 2.9467 2.9208 2.8982 2.8784 2.8609 2.8453 2.8314 2.8188 2.8073 2.7969 2.7874 2.7787 2.7707 2.7633
r 0,01 0.9999 0.9900 0.9587 0.9172 0.8745 0.8343 0.7977 0.7646 0.7348 0.7079 0.6835 0.6614 0.6411 0.6226 0.6055 0.5897 0.5751 0.5614 0.5487 0.5368 0.5256 0.5151 0.5052 0.4958 0.4869 0.4785 0.4705 0.4629
107
LAMPIRAN 13 Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors DF 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
0.01 1.03100 0.72903 0.59525 0.51550 0.46108 0.42090 0.38968 0.36451 0.34367 0.32603 0.31086 0.29762 0.28595 0.27555 0.26620 0.25775 0.25005 0.24301 0.23653 0.23054 0.22498 0.21981 0.21498 0.21045 0.20620 0.20220 0.19842 0.19484 0.19145 0.18823 0.18517 0.18226 0.17947 0.17682 0.17427 0.17183
Probabilitas 0.05 0.1 0.2 0.88600 0.80500 0.76800 0.62650 0.56922 0.54306 0.51153 0.46477 0.44341 0.44300 0.40250 0.38400 0.39623 0.36001 0.34346 0.36171 0.32864 0.31353 0.33488 0.30426 0.29028 0.31325 0.28461 0.27153 0.29533 0.26833 0.25600 0.28018 0.25456 0.24286 0.26714 0.24272 0.23156 0.25577 0.23238 0.22170 0.24573 0.22327 0.21300 0.23679 0.21515 0.20526 0.22876 0.20785 0.19830 0.22150 0.20125 0.19200 0.21489 0.19524 0.18627 0.20883 0.18974 0.18102 0.20326 0.18468 0.17619 0.19812 0.18000 0.17173 0.19334 0.17567 0.16759 0.18890 0.17163 0.16374 0.18474 0.16785 0.16014 0.18085 0.16432 0.15677 0.17720 0.16100 0.15360 0.17376 0.15787 0.15062 0.17051 0.15492 0.14780 0.16744 0.15213 0.14514 0.16453 0.14948 0.14261 0.16176 0.14697 0.14022 0.15913 0.14458 0.13794 0.15662 0.14231 0.13576 0.15423 0.14013 0.13369 0.15195 0.13806 0.13171 0.14976 0.13607 0.12982 0.14767 0.13417 0.12800
0.3 0.73600 0.52043 0.42493 0.36800 0.32915 0.30047 0.27818 0.26022 0.24533 0.23274 0.22191 0.21246 0.20413 0.19670 0.19003 0.18400 0.17851 0.17348 0.16885 0.16457 0.16061 0.15692 0.15347 0.15024 0.14720 0.14434 0.14164 0.13909 0.13667 0.13437 0.13219 0.13011 0.12812 0.12622 0.12441 0.12267
108
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
0.16950 0.16725 0.16509 0.16302 0.16102 0.15909 0.15723 0.15543 0.15369 0.15201 0.15039 0.14881 0.14729 0.14581 0.14437 0.14297 0.14162 0.14030 0.13902 0.13777 0.13656 0.13538 0.13422 0.13310 0.13201 0.13094 0.12989 0.12888 0.12788 0.12691 0.12596 0.12503 0.12412 0.12323
0.14566 0.14373 0.14187 0.14009 0.13837 0.13671 0.13511 0.13357 0.13208 0.13063 0.12924 0.12788 0.12657 0.12530 0.12406 0.12287 0.12170 0.12057 0.11947 0.11840 0.11735 0.11634 0.11535 0.11438 0.11344 0.11252 0.11163 0.11075 0.10989 0.10906 0.10824 0.10744 0.10666 0.10590
0.13234 0.13059 0.12890 0.12728 0.12572 0.12421 0.12276 0.12136 0.12000 0.11869 0.11742 0.11619 0.11500 0.11384 0.11272 0.11163 0.11058 0.10955 0.10855 0.10757 0.10662 0.10570 0.10480 0.10393 0.10307 0.10224 0.10142 0.10063 0.09985 0.09909 0.09835 0.09762 0.09691 0.09622
0.12626 0.12459 0.12298 0.12143 0.11994 0.11850 0.11712 0.11578 0.11449 0.11324 0.11202 0.11085 0.10971 0.10861 0.10754 0.10650 0.10549 0.10451 0.10356 0.10263 0.10172 0.10084 0.09999 0.09915 0.09833 0.09754 0.09676 0.09600 0.09526 0.09453 0.09383 0.09313 0.09246 0.09179
0.12100 0.11939 0.11785 0.11637 0.11494 0.11357 0.11224 0.11096 0.10972 0.10852 0.10736 0.10623 0.10514 0.10409 0.10306 0.10206 0.10110 0.10016 0.09924 0.09835 0.09749 0.09664 0.09582 0.09502 0.09424 0.09347 0.09273 0.09200 0.09129 0.09060 0.08992 0.08925 0.08860 0.08797
By Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
109
LAMPIRAN 14 Titik Persentase Distribusi t (df = 1 – 40) Pr df 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
0.25 0.50 1.00000 0.81650 0.76489 0.74070 0.72669 0.71756 0.71114 0.70639 0.70272 0.69981 0.69745 0.69548 0.69383 0.69242 0.69120 0.69013 0.68920 0.68836 0.68762 0.68695 0.68635 0.68581 0.68531 0.68485 0.68443 0.68404 0.68368 0.68335 0.68304 0.68276 0.68249 0.68223 0.68200 0.68177 0.68156 0.68137 0.68118 0.68100 0.68083 0.68067
0.10 0.20 3.07768 1.88562 1.63774 1.53321 1.47588 1.43976 1.41492 1.39682 1.38303 1.37218 1.36343 1.35622 1.35017 1.34503 1.34061 1.33676 1.33338 1.33039 1.32773 1.32534 1.32319 1.32124 1.31946 1.31784 1.31635 1.31497 1.31370 1.31253 1.31143 1.31042 1.30946 1.30857 1.30774 1.30695 1.30621 1.30551 1.30485 1.30423 1.30364 1.30308
0.05 0.10 6.31375 2.91999 2.35336 2.13185 2.01505 1.94318 1.89458 1.85955 1.83311 1.81246 1.79588 1.78229 1.77093 1.76131 1.75305 1.74588 1.73961 1.73406 1.72913 1.72472 1.72074 1.71714 1.71387 1.71088 1.70814 1.70562 1.70329 1.70113 1.69913 1.69726 1.69552 1.69389 1.69236 1.69092 1.68957 1.68830 1.68709 1.68595 1.68488 1.68385
0.025 0.050 12.70620 4.30265 3.18245 2.77645 2.57058 2.44691 2.36462 2.30600 2.26216 2.22814 2.20099 2.17881 2.16037 2.14479 2.13145 2.11991 2.10982 2.10092 2.09302 2.08596 2.07961 2.07387 2.06866 2.06390 2.05954 2.05553 2.05183 2.04841 2.04523 2.04227 2.03951 2.03693 2.03452 2.03224 2.03011 2.02809 2.02619 2.02439 2.02269 2.02108
0.01 0.02 31.82052 6.96456 4.54070 3.74695 3.36493 3.14267 2.99795 2.89646 2.82144 2.76377 2.71808 2.68100 2.65031 2.62449 2.60248 2.58349 2.56693 2.55238 2.53948 2.52798 2.51765 2.50832 2.49987 2.49216 2.48511 2.47863 2.47266 2.46714 2.46202 2.45726 2.45282 2.44868 2.44479 2.44115 2.43772 2.43449 2.43145 2.42857 2.42584 2.42326
By: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
0.005 0.001 0.010 0.002 63.65674 318.30884 9.92484 22.32712 5.84091 10.21453 4.60409 7.17318 4.03214 5.89343 3.70743 5.20763 3.49948 4.78529 3.35539 4.50079 3.24984 4.29681 3.16927 4.14370 3.10581 4.02470 3.05454 3.92963 3.01228 3.85198 2.97684 3.78739 2.94671 3.73283 2.92078 3.68615 2.89823 3.64577 2.87844 3.61048 2.86093 3.57940 2.84534 3.55181 2.83136 3.52715 2.81876 3.50499 2.80734 3.48496 2.79694 3.46678 2.78744 3.45019 2.77871 3.43500 2.77068 3.42103 2.76326 3.40816 2.75639 3.39624 2.75000 3.38518 2.74404 3.37490 2.73848 3.36531 2.73328 3.35634 2.72839 3.34793 2.72381 3.34005 2.71948 3.33262 2.71541 3.32563 2.71156 3.31903 2.70791 3.31279 2.70446 3.30688
110
Titik Persentase Distribusi t (df = 41-80) Pr
0.25 0.50
0.20
0.10
0.050
0.02
0.010
0.002
41
0.68052
1.30254
1.68288
2.01954
2.42080
2.70118
3.30127
42
0.68038
1.30204
1.68195
2.01808
2.41847
2.69807
3.29595
43
0.68024
1.30155
1.68107
2.01669
2.41625
2.69510
3.29089
44
0.68011
1.30109
1.68023
2.01537
2.41413
2.69228
3.28607
45
0.67998
1.30065
1.67943
2.01410
2.41212
2.68959
3.28148
46
0.67986
1.30023
1.67866
2.01290
2.41019
2.68701
3.27710
47
0.67975
1.29982
1.67793
2.01174
2.40835
2.68456
3.27291
48
0.67964
1.29944
1.67722
2.01063
2.40658
2.68220
3.26891
49
0.67953
1.29907
1.67655
2.00958
2.40489
2.67995
3.26508
50
0.67943
1.29871
1.67591
2.00856
2.40327
2.67779
3.26141
51
0.67933
1.29837
1.67528
2.00758
2.40172
2.67572
3.25789
52
0.67924
1.29805
1.67469
2.00665
2.40022
2.67373
3.25451
53
0.67915
1.29773
1.67412
2.00575
2.39879
2.67182
3.25127
54
0.67906
1.29743
1.67356
2.00488
2.39741
2.66998
3.24815
55
0.67898
1.29713
1.67303
2.00404
2.39608
2.66822
3.24515
56
0.67890
1.29685
1.67252
2.00324
2.39480
2.66651
3.24226
57
0.67882
1.29658
1.67203
2.00247
2.39357
2.66487
3.23948
58
0.67874
1.29632
1.67155
2.00172
2.39238
2.66329
3.23680
59
0.67867
1.29607
1.67109
2.00100
2.39123
2.66176
3.23421
60
0.67860
1.29582
1.67065
2.00030
2.39012
2.66028
3.23171
61
0.67853
1.29558
1.67022
1.99962
2.38905
2.65886
3.22930
62
0.67847
1.29536
1.66980
1.99897
2.38801
2.65748
3.22696
63
0.67840
1.29513
1.66940
1.99834
2.38701
2.65615
3.22471
64
0.67834
1.29492
1.66901
1.99773
2.38604
2.65485
3.22253
65
0.67828
1.29471
1.66864
1.99714
2.38510
2.65360
3.22041
66
0.67823
1.29451
1.66827
1.99656
2.38419
2.65239
3.21837
67
0.67817
1.29432
1.66792
1.99601
2.38330
2.65122
3.21639
68
0.67811
1.29413
1.66757
1.99547
2.38245
2.65008
3.21446
69
0.67806
1.29394
1.66724
1.99495
2.38161
2.64898
3.21260
70
0.67801
1.29376
1.66691
1.99444
2.38081
2.64790
3.21079
71
0.67796
1.29359
1.66660
1.99394
2.38002
2.64686
3.20903
72
0.67791
1.29342
1.66629
1.99346
2.37926
2.64585
3.20733
73
0.67787
1.29326
1.66600
1.99300
2.37852
2.64487
3.20567
74
0.67782
1.29310
1.66571
1.99254
2.37780
2.64391
3.20406
75
0.67778
1.29294
1.66543
1.99210
2.37710
2.64298
3.20249
76
0.67773
1.29279
1.66515
1.99167
2.37642
2.64208
3.20096
77
0.67769
1.29264
1.66488
1.99125
2.37576
2.64120
3.19948
78
0.67765
1.29250
1.66462
1.99085
2.37511
2.64034
3.19804
79
0.67761
1.29236
1.66437
1.99045
2.37448
2.63950
3.19663
80
0.67757
1.29222
1.66412
1.99006
2.37387
2.63869
3.19526
df
0.10
0.05
0.025
0.01
By: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
0.005
0.001
111
LAMPIRAN 15 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Pertemuan ke: 1
Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester Alokasi waktu Tahun Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Tujuan Pembelajaran
Materi Pokok
: SMA NEGERI 6 TANGERANG SELATAN : EKONOMI : XI- IPS : II/ GENAP : 2 x 45 Menit : 2013/2014 : 5. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa : 5.4 Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum : Membuat jurnal umum dari berbagai jenis transaksi dengan penerapan metode permainan tradisional : Siswa dapat membuat jurnal umum dari berbagai jenis transaksi dengan penerapan metode permainan tradisional : Siklus akuntansi perusahaan jasa Jurnal Umum Pengertian jurnal atau buku harian adalah formulir khusus yang digunakan dalam mencatat setiap aktivitas transaksi secara kronologis sesuai urutan tanggal ke dalam jumlah yang harus di debet dan di kredit. Jurnal di dalam praktik akuntansi adalah tempat pertama kali untuk mencatat transaksi. Jurnal sendiri berasal dari bahasa Perancis (jour) artinya adalah hari. Jurnal umum adalah tempat untuk mencatat seluruh aktivitas transaksi keuangan tanpa terkecuali. Penjurnalan atau pencatatan transaksi pada jurnal umum adalah tahap kedua dalam siklus akuntansi setelah melakukan analisa terhadap bukti transaksi. Kegiatan pejurnalan adalah penggolongan semua transaksi ke dalam akun masing-masing. Jurnal mempunyai beberapa fungsi: 1. Fungsi Historis Artinya, setiap bukti transaksi dilakukan secara kronologis, urut, sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi. 2. Fungsi Mencatat Artinya, semua transaksi jangan sampai ada yang tertinggal dicatat dalam buku jurnal. 3. Fungsi Analisis Artinya, pencatatan pada jurnal adalah hasil analisis yang berwujud pendebitan dan pengkreditan akun-akun yang terpengaruh beserta jumlahnya.
112
4.
5.
Fungsi Instruktif Artinya, catatan yang terdapat pada jurnal adalah perintah untuk melakukan pendebitan dan pengkreditan akun buku besar sesuai dengan catatan yang terdapat pada jurnal. Fungsi Informatif Artinya, fungsi dari jurnal adalah memberikan informasi atau penjelasan mengenai transaksi yang terjadi untuk dilakukan pencatatan.
Bentuk Jurnal Umum
Keterangan: 1.
2. 3.
4. 5. 6. 7.
Metode Strategi Pembelajaran
Diisi tahun, bulan, serta tanggal transaksi. Untuk tahun cukup ditulis sekali saja tiap halaman judul, kecuali ada pergantian tahun. Sama halnya dengan bulan. Diisi nomor bukti transaksi. Diisi oleh akun yang akan didebet dan dikredit. Aturan untuk penulisan akun yang didebet di mulai dari kiri, dan akun kredit ditulis di bawahnya sedikit ke kanan. Kolom referensi diisi dengan kode akun yang angkanya sudah dipindahkan ke buku besar. Diisi nilai nominal akun yang didebet. Diisi nilai nominal akun yang dikredit Penambahan keterangan singkat mengenai transaksi (tidak mutlak ada)
: Permainan Tradisional Bebentengan : Coperative Learning
Skenario Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Apersepsi Guru memeriksa kehadiran siswa, menciptakan situasi kondusif untuk memulai Kegiatan Belajar Mengajar. Serta memulai pelajaran dengan membaca doa yang dipimpin oleh ketua kelas. b. Motivasi Guru memberikan pemahaman pada siswa. Bahwa jurnal umum ialah materi yang mudah dan menyenangkan. Selain itu, guru juga memberi keyakinan kepada siswa, bahwa proses pembelajaran materi tersebut akan berlangsung perlahan dan mengasikan. c. Guru menyampaikan materi, indikator, serta tujuan yang ingin dicapai dari proses pembelajaran. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: a. Menanyakan kepada siswa terkait dengan permainan tradisional bebentengan. Apakah mereka pernah memainkannya atau tidak. (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, tanggung jawab).
113
b.
Memberitahu siswa, bahwa hari ini akan dilaksanakan proses pembelajaran materi jurnal umum dengan menggunakan metode permainan tradisional bebentengan.
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: a. Membagi kelas menjadi dua kelompok besar berdasarkan absen ganjil dan genap (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.). b. Mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan teman sekelompoknya (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, semangat,). c. Memberitahu aturan serta langkah-langkah permainan bebentengan, yaitu : 1) Terdapat sepuluh soal yang akan diselesaikan. 2) Setiap kelompok mempunyai kesempatan untuk menjawab 3 pertanyaan wajib. 3) Empat soal selanjutnya merupakan soal rebutan. 4) Permainan akan dimulai oleh kelompok yang memenangkan suit di depan kelas. 5) Di tengah kelas, terdapat meja yang berfungsi sebagai tempat menaruh spidol untuk empat soal rebutan di akhir permainan. 6) Kelompok lawan memilih anggota kelompok yang mendapat giliran maju untuk menjawab soal. 7) Bagi perwakilan kelompok yang belum tepat mengerjakan soal di depan kelas. Akan dijadikan sebagai tawanan kelompok lawannya. 8) Namun dua orang siswa dari kelompok yang maju, boleh memperbaikinya. 9) Apabila jawaban benar, maka tawanan boleh dilepaskan dari kelompok lawan. Dan soal dicatat sebagai hasil pengerjaan kelompok tersebut. 10) Apabila jawaban tidak benar, maka kelompok lawan boleh membenarkannya. Dan soal dicatat sebagai hasil pengerjaan kelompok yang membenarkannya. 11) Bagi kelompok yang paling banyak menyelesaikan soal di depan kelas. Maka memiliki kesempatan untuk melepaskan satu tawanan kelompoknya. 12) Perhitungan kelompok pemenang berdasarkan berapa banyak tawanan yang ada pada kelompok lawan. Semakin sedikit, maka kelompok tersebut adalah kelompok pemenang. d. Memulai permainan dengan memberikan kesempatan salah satu perwakilan kelompok untuk melakukan suit. e. Membacakan tiga soal wajib untuk masing-masing kelompok secara bergantian. f. Membacakan empat soal rebutan serta menjelaskan setiap penyelesaian soal yang dikerjakan siswa di depan kelas. g. Menghitung jumlah tawanan yang setiap kelompok miliki. h. Menghitung jumlah soal yang dikerjakan masing-masing kelompok. i. Mempersilahkan satu kelompok yang paling banyak menyelesaikan soal untuk melepaskan satu tawanan kelompoknya. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru dan siswa: a. Menentukan kelompok pemenang permainan bebentengan (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, Semangat). b. Perwakilan kelompok mengumpulkan kertas daftar nama anggota kelompoknya masing-masing. 3. Kegiatan Akhir a. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran(nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.). b. Penilaian
114
Lembar soal (kognitif) Lembar pengamatan (afektif) Lembar pengamatan (psiko motorik) c. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari di pertemuan selanjutnya.
Sumber dan Media Belajar A. Sumber Belajar : (segala sumber yang dapat digunakan siswa agar terjadi perilaku belajar pesan, orang, bahan, alat, teknik/prosedur, dan latar) 1. Buku :
- Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI, Maksum Habibi dan Ahmad Widodo, Piranti. - Akuntansi SMA untuk kelas XI, Alam.S, Esis.
2. LKS Ekonomi Kelas XI Program IPS Semester II/genap. B.
Media Belajar: (segala sesuatu yang direncanakan dan digunakan untuk mengirim pesan kepada penerima pesan secara efektif sehinggag memiliki daya retensi tinggi): Bahan: - Flash disk dan Spidol. Alat: - LCD dan Laptop.
Penilaian hasil belajar Jenis Penilaian Bentuk Penilaian Aspek Penilaian Instrumen soal latihan
: Tugas/latihan kelompok. : Tes tulis (permainan secara kelompok). : Kognitif. :
SOAL TRANSAKSI PERUSAHAAN JASA ANGKUT SELAMET Berikut ini transaksi-transaksi yang terjadi pada Perusahaan Jasa Angkutan Selamet selama Mei 2013. 1 Mei 2 Mei 3 Mei 5 Mei 7 Mei 9 Mei 10 Mei 13 Mei 14 Mei 15 Mei
Tuan Selamet menyetorkan uang tunai Rp 250.000.000,00 dan 1 buah kendaraan seharga Rp 100.000.000,00 sebagai modal perusahaan. dibayar sewa gedung sebesar Rp 5.000.000,00 untuk bulan Mei. dibeli secara tunai perlengkapan kantor, seperti kertas, pensil, pulpen, buku tulis, amplop dan map seharga Rp 1.000.000,00. dibeli dua buah truk seharga Rp 200.000.000,00 secara tunai. dibayar beban iklan untuk 8 kali penayangan sebesar Rp 3.000.000,00. diterima pendapatan atas jasa mengangkut barang ke Surabaya sebesar Rp5.000.000,00. dibeli oli, bensin, dan solar sebesar Rp 1.500.000,00. dibeli tanah dari Tuan Romli sebesar Rp 35.000.000,00. Dari jumlah tersebut dibayar tunai sebesar Rp 25.000.000,00 dan sisanya akan dibayar kemudian. diterima pendapatan dari Tuan Roni sebagai pembayaran sewa mobil selama dua hari sebesar Rp 500.000,00. dibayar beban gaji karyawan untuk minggu pertama dan kedua sebesar Rp7.500.000,00
115
Kunci jawaban dan skor penilaian latihan kelompok : Perusahaan Jasa Angkut Selamet Jurnal Umum Per 31 Mei 2013 (dalam ribuan rupiah)
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit Nilai
2013 Mei
1
Kas
111
Rp
250,000
-
1
Kendaraan
122
Rp
100,000
-
1
Modal
311
-
Rp 350,000
1
(Setoran modal Tuan Andri) 2
Beban sewa Kas
511
Rp
111
5,000 -
Rp
-
1
5,000
1
-
1
1,000
1
-
1
(Pembayaran sewa bulan Mei) 3
5
Perlengkapan kantor
113
Kas (Pembelian perlengkapan kantor secara tunai)
111
Kendaraan
122
Kas
Rp
1,000 -
Rp
111
Rp
200,000 -
Rp 200,000
1
(Pembelian kendaraan secara tunai) 7
Beban iklan
512
Kas
111
Rp
3,000 -
Rp
-
1
3,000
1
-
1
5,000
1
-
1
1,500
1
(Pembayaran beban iklan) 9
10
Kas
111
Pendapatan jasa (Penerimaan pendapatan jasa angkut)
411
Beban bahan bakar
513
Kas (Pembelian bahan bakar)
111
Rp
5,000 -
Rp
Rp
1,500 -
Rp
116
13
Tanah
123
Rp
35,000
-
1
Kas
111
-
Rp
25,000
1
Utang usaha
211
-
Rp
10,000
1
(Pembelian tanah dari Tuan Romli) 14
15
Kas
111
Pendapatan jasa (Penerimaan pendapatan atas jasa sewa mobil)
411
Beban gaji
514
Kas (Pembayaran gaji untuk minggu ke1 dan ke-2)
111
Perhitungan penilaian Aspek Penilaian Afektif : No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Rp
500 -
Rp
Score Score Score Score Score
-
H. Syafrizal, MM NIP : 19560929 198901 1002
Rp
1 500
– 100 – 84 – 69 – 54 – 39
1
-
1
7,500
1
: Jumlah jawaban benar × 100 = Jumlah jawaban maksimal
85 70 55 40 0
Guru Pamong
Rp
7,500
Aspek Penilaian Kerapihan diri. Kepedulian terhadap teman. Kepedulian terhadap lingkungan Sopan dalam perilaku. Sopan dalam bertutur kata. Inisiatif dan kreativitas. Keaktifan dalam proses KBM. Ketepatan dalam mengerjakan tugas. Kerapihan dalam mengerjakan tugas. Pemahaman dan penerapan nilai-nilai sejarah. Jumlah score maksimal
Keterangan :
-
Score 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
=A =B =C =D =E Tangerang Selatan, 25 Februari 2014 Guru Mata Pelajaran,
Nadia Istiqomah NIM : 1110015000009
117
LAMPIRAN 16 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Pertemuan ke: 2 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester Alokasi waktu Tahun Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Tujuan Pembelajaran Materi Pokok
: SMA NEGERI 6 TANGERANG SELATAN : EKONOMI : XI- IPS : II/ GENAP : 2 x 45 Menit : 2013/2014 : 5. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa : 5.4 Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum : Membuat jurnal umum dari berbagai jenis transaksi dengan menggunakan metode permainan tradisioanal bebentengan :Siswa dapat membuat jurnal umum dari berbagai transaksi dengan menggunakan metode permainan tradisional bebentengan :Siklus akuntansi perusahaan jasa Jurnal Umum Pengertian jurnal atau buku harian adalah formulir khusus yang digunakan dalam mencatat setiap aktivitas transaksi secara kronologis sesuai urutan tanggal ke dalam jumlah yang harus di debet dan di kredit. Jurnal di dalam praktik akuntansi adalah tempat pertama kali untuk mencatat transaksi. Jurnal sendiri berasal dari bahasa Perancis (jour) artinya adalah hari. Jurnal umum adalah tempat untuk mencatat seluruh aktivitas transaksi keuangan tanpa terkecuali. Penjurnalan atau pencatatan transaksi pada jurnal umum adalah tahap kedua dalam siklus akuntansi setelah melakukan analisa terhadap bukti transaksi. Kegiatan pejurnalan adalah penggolongan semua transaksi ke dalam akun masing-masing. Jurnal mempunyai beberapa fungsi: 1.
2.
3.
4.
Fungsi Historis Artinya, setiap bukti transaksi dilakukan secara kronologis, urut, sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi. Fungsi Mencatat Artinya, semua transaksi jangan sampai ada yang tertinggal dicatat dalam buku jurnal. Fungsi Analisis Artinya, pencatatan pada jurnal adalah hasil analisis yang berwujud pendebitan dan pengkreditan akun-akun yang terpengaruh beserta jumlahnya. Fungsi Instruktif Artinya, catatan yang terdapat pada jurnal adalah perintah untuk melakukan pendebitan dan
118
pengkreditan akun buku besar sesuai dengan catatan yang terdapat pada jurnal. 5.
Fungsi Informatif Artinya, fungsi dari jurnal adalah memberikan informasi atau penjelasan mengenai transaksi yang terjadi untuk dilakukan pencatatan.
Bentuk Jurnal Umum
Keterangan: 1.
2. 3.
4. 5. 6. 7.
Metode Strategi Pembelajaran
Diisi tahun, bulan, serta tanggal transaksi. Untuk tahun cukup ditulis sekali saja tiap halaman judul, kecuali ada pergantian tahun.Sama halnya dengan bulan. Diisi nomor bukti transaksi. Diisi oleh akun yang akan didebet dan dikredit. Aturan untuk penulisan akun yang didebet di mulai dari kiri, dan akun kredit ditulis di bawahnya sedikit ke kanan. Kolom referensi diisi dengan kode akun yang angkanya sudah dipindahkan ke buku besar. Diisi nilai nominal akun yang didebet. Diisi nilai nominal akun yang dikredit Penambahan keterangan singkat mengenai transaksi (tidak mutlak ada)
: Permainan Tradisional Bebentengan : Cooperative Learning
Skenario Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Apersepsi Guru memeriksa kehadiran siswa, menciptakan situasi kondusif untuk memulai Kegiatan Belajar Mengajar. Serta memulai pelajaran dengan membaca doa yang dipimpin oleh ketua kelas. b. Motivasi Guru memberikan pemahaman pada siswa. Bahwa jurnal umum ialah materi yang mudah dan menyenangkan. Selain itu, guru juga memberi keyakinan kepada siswa, bahwa proses pembelajaran materi tersebut akan berlangsung perlahan dan mengasikan. c. Guru menyampaikan materi, indikator, serta tujuan yang ingin dicapai dari proses pembelajaran. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: a. Menanyakan kepada siswa terkait dengan permainan tradisional bebentengan. Apakah mereka pernah memainkannya atau tidak. (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, tanggung jawab). b. Memberitahu siswa, bahwa hari ini akan dilaksanakan pembahasan materi jurnal umum dengan menggunakan metode permainan tradisional bebentengan.
119
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: a. b. c.
d. e. f. g.
Membagi kelas menjadi dua kelompok besar berdasarkan absen ganjil dan genap (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.). Mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan teman sekelompoknya (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, semangat,). Memberitahu aturan serta langkah-langkah permainan bebentengan, yaitu : 1) Terdapat sepuluh soal rebutan yang akan diselesaikan. 2) Setiap kelompok mempunyai kesempatan untuk menjawab soal. 3) Di tengah kelas, terdapat meja yang berfungsi sebagai tempat menaruh spidol untuk soal rebutan. 4) Permainan dimulai dengan pembacaan soal pertama oleh guru. 5) Masing-masing kelompok mendiskusikan jawaban dari soal yang dibacakan guru. 6) Bagi kelompok yang sudah tahu jawaban soal. Perwakilan kelompoknya diperbolehkan merebut spidol di atas meja di tengah kelas. 7) Kelompok lawan memikirkan kira-kira siapa yang akan ditunjuk dari kelompok yang maju, untuk menjelaskan jawaban soal yang sudah berhasil dikerjakan teman sekelompoknya. 8) Bagi perwakilan kelompok yang belum tepat mengerjakan soal di depan kelas. Akan dijadikan sebagai tawanan kelompok lawannya. 9) Namun dua orang siswa dari kelompok yang maju dan ditunjuk oleh kelompok lawan, boleh memperbaiki jawaban soal serta menjelaskannya. 10) Apabila jawaban benar, maka tawanan boleh dilepaskan dari kelompok lawan. Dan soal dicatat sebagai hasil pengerjaan kelompok tersebut. 11) Apabila jawaban tidak benar, maka kelompok lawan boleh membenarkannya. Dan soal dicatat sebagai hasil pengerjaan kelompok yang membenarkannya. 12) Bagi kelompok yang paling banyak menyelesaikan soal di depan kelas. Maka memiliki kesempatan untuk melepaskan satu tawanan kelompoknya. 13) Perhitungan kelompok pemenang berdasarkan berapa banyak tawanan yang ada pada kelompok lawan. Semakin sedikit, maka kelompok tersebut adalah kelompok pemenang. Memulai permainan dengan membacakan soal pertama. Menghitung jumlah tawanan yang setiap kelompok miliki. Menghitung jumlah soal yang dikerjakan masing-masing kelompok. Mempersilahkan satu kelompok yang paling banyak menyelesaikan soal untuk melepaskan satu tawanan kelompoknya.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru dan siswa: a. Menentukan kelompok pemenang permainan bebentengan (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, Semangat). b. Perwakilan kelompok mengumpulkan kertas daftar nama anggota kelompoknya masing-masing. 3. Kegiatan Akhir a. Guru dan siswa melakukan refleksi (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.). b. Penilaian Lembar soal (kognitif) Lembar pengamatan (afektif) c. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari di pertemuan selanjutnya.
120
Sumber dan Media Belajar A. Sumber Belajar : (segala sumber yang dapat digunakan siswa agar terjadi perilaku belajar pesan, orang, bahan, alat, teknik/prosedur, dan latar) 1. Buku :
- Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI, Maksum Habibi dan Ahmad Widodo, Piranti. - Akuntansi SMA untuk kelas XI, Alam.S, Esis.
2. LKS Ekonomi Kelas XI Program IPS Semester II/genap. B.
Media Belajar: (segala sesuatu yang direncanakan dan digunakan untuk mengirim pesan kepada penerima pesan secara efektif sehinggag memiliki daya retensi tinggi): Bahan: - Flash disk dan Spidol. Alat: - LCD dan Laptop.
Penilaian hasil belajar
Jenis Penilaian Bentuk Penilaian Aspek Penilaian
Instrumen soal latihan :
: Tugas/latihan kelompok. : Tes tulis (permainan secara kelompok). : Kognitif.
SOAL TRANSAKSI PERUSAHAAN JASA ANGKUT SELAMET Berikut ini transaksi-transaksi yang terjadi pada Perusahaan Jasa Angkutan Selamet selama Mei 2013. 18 Mei dibeli peralatan reparasi mobil sebesar Rp 2.000.000,00 secara tunai. 20 Mei perusahaan menerima pinjaman uang dari bank sebesar Rp 15.000.000,00. 22 Mei diterima pendapatan atas jasa mengangkut barang sebesar Rp 5.250.000,00. 23 Mei Tuan Amir menyewa sebuah mobil selama 12 hari, tetapi biaya sewanya akan dibayar pada 30 Mei 2013 sebesar Rp 800.000,00. 25 Mei Tuan Selamet mengambil uang dari perusahaan sebesar Rp 1.750.000,00 untuk keperluan pribadinya. 28 Mei dibayar uang kepada Tuan Romli untuk membayar utang atas pembelian tanah sebesar Rp 7.500.000,00. 30 Mei dibayar gaji karyawan untuk minggu ketiga dan keempat sebesar Rp 7.500.000,00. 31 Mei Tuan Selamet membeli perlengkapan dan peralatanmasing-masing Rp. 350.000,00 dan Rp. 250.000,00 secara kredit.
Kunci jawaban dan skor penilaian latihan kelompok :
121
Perusahaan Jasa Angkut Selamet Jurnal Umum Per 31 Mei 2013 Tanggal 18
Keterangan Peralatan reparasi Kas
(dalam satuan ribuan)
No. 121
Debit Rp
111
Kredit
2,000 -
Rp
2,000
(Pembelian peralatan reparasi secara tunai) 20
Kas
111 Utang bank
Rp
212
15,000 -
Rp
15,000
(Penerimaan pinjaman dari bank) 22
Kas
111 Pendapatan jasa
Rp
411
5,250 -
Rp
5,250
(Penerimaan jasa angkut) 23
Piutang usaha Pendapatan jasa
112
Rp
411
800 -
Rp
800
(Piutang pendapatan dari Tuan Amir) 25
Prive Tuan Andri Kas
312
Rp
111
1,750 -
Rp
1,750
(Pengambilan kas perusahaan untuk keperluan pribadi Tuan Andri) 28
Utang usaha
211
Kas
111
Rp
7,500 -
Rp
7,500
(Pembayaran utang usaha kepada H. Romli) 30
Beban gaji Kas
514
Rp
111
7,500 -
Rp
7,500
(Membayar b. gaji untuk minggu ke-3 dan ke-4) 30
Kas
111 Piutang usaha
Rp
112
800 -
Rp
800
(Penerimaan piutang usaha dari Tuan Amir) 31
Perlengkapan
113
Rp
350
Peralatan
121
Rp
250
-
122
Utang usaha (Pembelian perlengkapan dan peralatan secara kredit)
211
Rp
Perhitungan penilaian : Jumlah jawaban benar × 100 = Jumlah jawaban maksimal Aspek Penilaian Afektif : No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Aspek Penilaian Kerapihan diri. Kepedulian terhadap teman. Kepedulian terhadap lingkungan Sopan dalam perilaku. Sopan dalam bertutur kata. Inisiatif dan kreativitas. Keaktifan dalam proses KBM. Ketepatan dalam mengerjakan tugas. Kerapihan dalam mengerjakan tugas. Pemahaman dan penerapan nilai-nilai sejarah. Jumlah score maksimal
Score 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
Keterangan : Score 85 – 100 = A Score 70 – 84 = B Score 55 – 69 = C Score 40 – 54 = D Score 0 – 39 = E
Guru Pamong
H. Syafrizal, MM NIP : 19560929 198901 1002
Tangerang Selatan, 25 Februari 2014 Guru Mata Pelajaran,
Nadia Istiqomah NIM : 1110015000009
600
123
LAMPIRAN 17 Soal Pretest A. Pilihlah jawaban yang tepat 1. Salah satu fungsi jurnal adalah fungsi historis, artinya ? A. mencatat semua kegiatan perusahaan B. sebagai jembatan untuk pencatatan neraca C. mencatat sesuai urutan terjadinya transaksi D. mencatat semua transaksi untuk mencari laba rugi E. sebagai penyeimbang antara kolom debit dan kredit 2. Pada tanggal 2 Mei 2009 dibeli perlengkapan salon Rp. 275.000,00 secara tunai. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal adalah ? A. Kas 275.000,00 Perlengkapan B. Perlengkapan
275.000,00
Utang usaha C. Perlengkapan
275.000,00
275.000,00
Kas D. Harta
275.000,00
275.000,00 275.000,00
Utang usaha E. Perlengkapan
275.000,00
275.000,00
Piutang usaha
275.000,00
3. Tanggal 26 Juli 2007 dibayar gaji pegawai untuk satu bulan Rp. 2.400.000,00. Transaksi tersebut dicatat dalam jurnal ? A. Beban gaji 2.400.000,00 Kas 2.400.000,00 B. Kas 2.400.000,00 Beban gaji 2.400.000,00 C. Beban gaji 2.400.000,00 Modal 2.400.000,00 D. Modal 2.400.000,00 Beban gaji 2.400.000,00 E. Kas 2.400.000,00 Beban gaji 2.400.000,00 4. Pada tanggal 15 Juni 2009 diterima pendapatan jasa angkutan Rp. 1.750.000,00 untuk selama satu minggu. Jurnal umumnya ialah ? A. Kas 1.750.000,00 Piutang usaha 1.750.000,00 B. Pendapatan jasa 1.750.000,00 Kas 1.750.000,00 C. Kas 1.750.000,00
124
Modal D. Modal E. Kas
1.750.000,00 1.750.000,00 Kas 1.750.000,00 1.750.000,00 Pendapatan Jasa 1.750.000,00
5. Fa Cempaka mendapatkan kuitansi atas pembayaran perlengkapan bengkel Rp. 1.150.000,00. Bukti transaksi tersebut oleh Fa Cempaka dicatat dalam jurnal ? A. Kas 1.150.000,00 Perlengkapan 1.150.000,00 B. Perlengkapan 1.150.000,00 Piutang usaha 1.150.000,00 C. Perlengkapan 1.150.000,00 Piutang usaha 1.150.000,00 D. Piutang usaha 1.150.000,00 Perlengkapan 1.150.000,00 E. Perlengkapan 1.150.000,00 Kas 1.150.000,00 6. Bengkel Surya menerima pembayaran jasa servis dari PO Eka Rp.750.000,00 atas jasa yang telah diberikan sejumlah Rp. 1.600.000,00. Sisa pembayaran akan dilunasi satu bulan kemudian. Pencatatan transaksi di atas oleh Bengkel Surya dalam jurnal umum adalah ? A. Kas 1.600.000,00 Modal 1.600.000,00 B. Kas 850.000,00 Piutang 850.000,00 C. Kas 1.600.000,00 Pendapatan 1.600.000,00 D. Kas 750.000,00 Piutang 850.000,00 Pendapatan 1.600.000,00 E. Kas 1.600.000,00 Piutang 850.000,00 Modal 750.000,00 7. Apa yang dimaksud dengan jurnal umum? A. kumpulan alat-alat bukti transaksi pembayaran secara tunai B. alat untuk mencatat transaksi yang tidak secara kronologis C. alat untuk mencatat transaksi secara kronologis sesuai urutan waktu dengan menunjukkan nama akun dan jumlah. D. tabel penulisan nama akun di debet dan kredit E. tabel penulisan jumlah uang berdasarkan urutan waktu yang benar 8. Setiap jurnal harus mencantumkan halaman. Manfaat penulisan halaman adalah ? A. memudahkan laporan keuangan B. memudahkan dalam koreksi jurnal C. menjadi tanda dalam proses posting D. memudahkan proses kebenaran pencatatan E. merupakan tanda dalam pencatatan transaksi 9. Biro jasa Amanah menerima faktur dari Toko Mebel Antik atas pembelian satu set meja kursi Rp. 2.100.000,00. Pencatatan bukti transaksi dalam jurnal oleh biro jasa Amanah adalah ? A. Persediaan 2.100.000,00 Utang usaha 2.100.000,00 B. Piutang 2.100.000,00
125
Penjualan 2.100.000,00 C. Perlengkapan 2.100.000,00 Utang usaha 2.100.000,00 D. Pembelian 2.100.000,00 Utang usaha 2.100.000,00 E. Peralatan 2.100.000,00 Utang usaha 2.100.000,00 10. Suatu jurnal yang digunakan untuk mencatat bukti transaksi selama satu periode akuntansi adalah ? A. jurnal umum B. buku besar C. jurnal koreksi D. jurnal pembalik E. jurnal penyesuaian 11. Perusahaan membeli peralatan Rp. 4.200.000,00, dibayar tunai Rp. 2.000.000,00 dan sisanya dibayar dua bulan kemudian. Transaksi tersebut dalam jurnal akan melibatkan .......... akun A. Satu B. Dua C. Tiga D. Empat E. Lima 12. Salon Cantik mendapatkan bukti transaksi berupa kuitansi dari Toko Duta Mebel. Kuitansi dikeluarkan atas pembayaran meja rias sebesar Rp. 1.500.000,00. Pencatatan transaksi oleh Salon Cantik dalam jurnal adalah ? A. Perlengkapan 1.500.000,00 Kas 1.500.000,00 B. Perlengkapan 1.500.000,00 Piutang 1.500.000,00 C. Peralatan 1.500.000,00 Kas 1.500.000,00 D. Peralatan 1.500.000,00 Piutang 1.500.000,00 E. Pembelian 1.500.000,00 Kas 1.500.000,00 13. Perusahaan jasa memperoleh penghasilan sebesar Rp. 750.000,00. Transaksi tersebut jika dicatat dalam jurnal adalah ? A. kas didebit, pendapatan dikredit B. pendapatan didebit, kas dikredit C. pendapatan didebit, utang dikredit D. modal didebit, pendapatan dikredit E. piutang didebit, pendapatan dikredit 14. Penjahit Amanah telah menyelesaikan borongan menjahit dari SMA Tunas Bangsa senilai Rp.4.600.000,00. Pembayaran baru dilakukan senilai Rp. 1.500.000,00 dan sisanya dibayar satu bulan kemudian. Jurnal atas transaksi tersebut adalah ? A. Kas 1.500.000,00 Utang usaha 3.100.000,00 Pendapatan 4.600.000,00 B. Kas 1.500.000,00 Piutang usaha 3.100.000,00 Pendapatan 4.600.000,00
126
C. Kas 1.500.000,00 Utang usaha 3.100.000,00 Pendapatan 4.600.000,00 D. Kas 4.600.000,00 Utang usaha 1.500.000,00 Pendapatan 3.100.000,00 E. Kas 4.600.000,00 Piutang usaha 1.500.000,00 Pendapatan jahit 3.100.000,00 15. Pada tanggal 3 Juli 2009 sebuah perusahaan membeli perlengkapan Rp. 775.000,00 secara kredit. Jurnal dari transaksi tersebut adalah ? A. Perlengkapan 775.000,00 Kas 775.000,00 B. Kas 775.000,00 Perlengkapan 775.000,00 C. Perlengkapan 775.000,00 Utang 775.000,00 D. Utang 775.000,00 Perlengkapan 775.000,00 E. Perlengkapan 775.000,00 Piutang 775.000,00 16. Bengkel Sinar Terang menerima faktur nomor 77 dari distributor atas pembelian onderdil sepeda motor Rp. 1.750.000,00. Pencatatan bukti transaksi pada jurnal umum adalah ? A. Perlengkapan 1.750.000,00 Piutang 1.750.000,00 B. Peralatan 1.750.000,00 Kas 1.750.000,00 C. Peralatan 1.750.000,00 Utang 1.750.000,00 D. Perlengkapan 1.750.000,00 Utang 1.750.000,00 E. Utang 1.750.000,00 Perlengkapan 1.750.000,00 17. Mundri menerima bon sebesar Rp. 500.000,00 dari tempat ia bekerja. Pencatatan transaksi dalam jurnal oleh perusahaan adalah ? A. Piutang usaha 500.000,00 Kas 500.000,00 B. Utang usaha 500.000,00 Kas 500.000,00 C. Kas 500.000,00 Piutang usaha 500.000,00 D. Kas 500.000,00 Utang usaha 500.000,00 E. Piutang usaha 500.000,00 Modal 500.000,00 18. Perusahaan Sampurna menerima kuitansi atas pembayaran utang pembelian mesin fotokopi sebanyak 2 buah @Rp. 6.400.000,00. Pencatatan dalam jurnal umum adalah ? A. Kas 12.800.000,00 Utang 12.800.000,00 B. Peralatan 12.800.000,00 Utang 12.800.000,00
127
C. Peralatan 12.800.000,00 Kas 12.800.000,00 D. Utang 12.800.000,00 Kas 12.800.000,00 E. Peralatan 12.800.000,00 Modal 12.800.000,00 19. Pada tanggal 21April 2009 dibeli mesin fotokopi Rp. 25.000.000,00, biaya angkut Rp. 300.000,00, dan biaya lain-lain Rp.450.000,00. Jurnal dari transaksi tersebut adalah ? A. Pembelian 25.000.000,00 Beban 750.000,00 Kas 25.750.000,00 B. Peralatan 25.000.000,00 Beban 750.000,00 Kas 25.750.000,00 C. Peralatan 25.750.000,00 Kas 25.750.000,00 D. Mesin fotokopi 25.750.000,00 Kas 25.750.000,00 E. Mesin fotokopi 25.000.000,00 Kas 25.000.000,00 20. Salon Rosa menerima penghasilan rias pengantin Rp. 1.700.000,00 diterima tunai Rp. 700.000,00 dan sisanya dibayar kemudian. Pencatatan transaksi tersebut ke dalam jurnal ? A. Kas 700.000,00 Piutang usaha 1.000.000,00 Pendapatan 1.700.000,00 B. Kas 1.700.000,00 Pendapatan 1.700.000,00 C. Kas 700.000,00 Pendapatan 700.000,00 D. Modal 1.000.000,00 Pendapatan 1.700.000,00 E. Kas 700.000,00 Pndapatan yg msih ditrma 1.000.000,00 Pendapatan jasa 1.700.000,00
128
LAMPIRAN 18 Soal Postest A. Pilihlah jawaban yang tepat ! 1. Pada tanggal 30 September Ibu Sally menyetor uang tunai sebagai modal perusahaan jasa konsultan keuangan Rp. 5.000.000,00, peralatan kantor Rp. 4.000.000,00, dan perlengkapan kantor Rp. 1.000.000,00. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum adalah ? A. Kas 4.000.000,00 Modal 1.000.000,00 Peralatan 4.000.000,00 Perlengkapan 1.000.000,00 B. Kas 5.000.000,00 Peralatan 4.000.000,00 Perlengkapan 1.000.000,00 Modal 10.000,000,00 C. Kas 5.000.000,00 Peralatan 5.000.000,00 Perlengkapan 5.000.000,00 Pendapatan 5.000.000,00 D. Kas 5.000.000,00 Peralatan 4.000.000,00 Piutang 1.000.000,00 Modal 10.000.000,00 E. Peralatan 4.000.000,00 Perlengkapan 10.000.000,00 Kas 4.000.000,00 Modal 10.000.000,00 2. Tanggal 9 September 2009 Tuan Billy menerima uang dari pelanggan atas jasa pengiriman barang sebesar Rp. 700.000,00. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum adalah ? A. Pendapatan 700.000,00 Kas 700.000,00 B. Piutang 700.000,00 Pendapatan 700.000,00 C. Kas 700.000,00 Pendapatan 700.000,00 D. Utang 700.000,00 Modal 700.000,00 E. Pendapatan 700.000,00 Modal 700.000,00 3. Tanggal 6 April, Tuan Romli membeli tambahan perlengkapan kantor Rp.700.000,00 secara kredit dan peralatan kantor Rp.450.000,00 secara tunai. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum adalah? A. Perlengkapan 700.000,00 Peralatan 450.000,00 Utang 700.000,00 Kas 450.000,00 B. Perlengkapan 700.000,00 Peralatan 450.000,00 Kas 700.000,00 Utang 450.000,00 C. Harta 1.150.000,00
129
Perlengkapan 1.150.000,00 Utang 1.150.000,00 Kas 1.150.000,00 D. Pendapatan 1.150.000,00 Peralatan 1.150.000,00 Utang 1.150.000,00 Modal 1.150.000,00 E. Perlengkapan 700.000,00 Peralatan 450.000,00 Utang bank 700.000,00 Kas 450.000,00 4. Nyonya Ahsan tanggal 2 Mei mengirim tagihan jasa servis motor kepada pelanggan Rp. 800.000,00. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum adalah ? A. Kas 800.000,00 Pendapatan 800.000,00 B. Kas 800.000,00 Modal 800.000,00 C. Piutang 800.000,00 Utang 800.000,00 D. Pendapatan 800.000,00 Kas 800.000,00 E. Piutang 800.000,00 Pendapatan 800.000,00 5. Tanggal 26 Desember dibayar gaji karyawan untuk satu bulan Rp. 1.300.000,00. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum adalah ? A. Kas 1.300.000,00 Beban gaji 1.300.000,00 B. Pendapatan 1.300.000,00 Beban gaji 1.300.000,00 C. Beban gaji 1.300.000,00 Utang usaha 1.300.000,00 D. Beban gaji 1.300.000,00 Kas 1.300.000,00 E. Beban gaji 1.300.000,00 Modal 1.300.000,00 6. Salon Rosse menerima pelunasan sebagian dari pelanggan Rp. 400.000,00. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum adalah ? A. Kas 400.000,00 Piutang 00.000,00 B. Kas 400.000,00 Modal 400.000,00 C. Piutang 400.000,00 Kas 400.000,00 D. Utang 400.000,00 Modal 400.000,00 E. Kas 400.000,00 Utang 400.000,00
7. Tuan Slamet tanggal 30 September mengambil uang kas perusahaan pribadinya Rp. 300.000,00. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum adalah? A. Kas 300.000,00
130
Piutang
300.000,00 300.000,00 Modal 300.000,00 C. Kas 300.000,00 Prive 300.000,00 D. Prive 300.000,00 Kas 300.000,00 E. Piutang 300.000,00 Utang 300.000,00 B. Kas
8. Nona Husna mengeluarkan uang kas untuk melunasi pembelian perlengkapan kantor tanggal 3 April sebesar Rp. 700.000,00. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum adalah ? A. Kas 700.000,00 Utang 700.000,00 B. Kas 700.000,00 Modal 700.000,00 C. Piutang 700.000,00 Modal 700.000,00 D. Perlengkapan 700.000,00 Utang 700.000,00 E. Utang 700.000,00 Kas 700.000,00 9. Bengkel Maju menerima pembayaran jasa servis dari PO Deborah Rp. 900.000,00 atas jasa yang telah diberikan Rp. 2.300.000,00. Sisa pembayaran akan dilunasi satu bulan kemudian. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum adalah ? A. Kas 900.000,00 Utang 1.400.000,00 Piutang 2.300.000,00 B. Utang 900.000,00 Piutang 1.400.000,00 Pendapatan 2.300.000,00 C. Kas 900.000,00 Piutang 1.400.000,00 Pendapatan 2.300.000,00 D. Kas 900.000,00 Pendapatan 1.400.000,00 Utang 2.300.000,00 E. Piutang 900.000,00 Kas 1.400.000,00 Modal 2.300.000,00 10. PT. Maju Mundur menerima faktur dari Toko Mebel Antik atas pembelian satu set sofa Rp. 5.500.000,00. Pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum oleh PT. Maju Mundur adalah ? A. Perlengkapan 5.500.000,00 Kas 5.500.000,00 B. Peralatan 5.500.000,00 Utang 5.500.000,00 C. Piutang 5.500.000,00 Utang 5.500.000,00 D. Perlengkapan 5.500.000,00 Utang 5.500.000,00 E. Modal 1.500.000,00 Pendapatan 1.500.000,00
131
11. Perusahaan jasa Amanah membayar telepon, listrik dan air Rp. 1.950.000,00 . Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum adalah ? A. kas di debit, beban lain-lain di kredit B. piutang di debit, kas di kredit C. kas di debit, pendapatan di kredit D. beban TLA di ddebit, modal di kredit E. beban TLA di debit, kas di kredit 12. Suatu jurnal yang digunakan untuk mencatat bukti transaksi selama satu periode akuntansi adalah ? A. jurnal pembalik B. jurnal umum C. buku besar D. jurnal penyesuaian E. jurnal koreksi 13. PT. Jelita mendapatkan kuitansi atas pembayaran perlengkapan Rp. 2.550.000,00. Bukti transaksi oleh PT. Jelita dicatat dalam jurnal umum adalah ? A. Kas 2.550.000,00 Perlengkapan 2.550.000,00 B. Piutang 2.550.000,00 Pendapatan 2.550.000,00 C. Peralatan 2.550.000,00 Kas 2.550.000,00 D. Perlengkapan 2.550.000,00 Kas 2.550.000,00 E. Kas 2.550.000,00 Modal 2.550.000,00 14. Salah satu fungsi jurnal adalah fungsi historis, artrinya ? A. mencatat semua kegiatan perusahaan B. sebagai jembatan untuk pencatatan neraca C. mencatat sesuai urutan terjadinya transaksi D. mencatat semua transaksi untuk mencari laba rugi E. sebagai penyeimbang antara kolom debit dan kredit 15. Perusahaan membeli alat tulis kantor Rp. 3.000.000,00 , dibayar tunai Rp. 1.500.000,00 , dan sisanya dibayar dua bulan kemudian. Trasaksi tersebut dalam jurnal umum akan melibatkan.....akun A. tiga B. empat C. dua D. lima E. satu 16. Apa yang dimaksud dengan jurnal umum? A. alat untuk mencatat transaksi secara kronologis sesuai urutan waktu dengan menunjukkan nama akun dan jumlah B. alat untuk mencatat transaksi yang tidak secara kronologis C. kumpulan alat-alat bukti transaksi pembayaran secara tunai D. tabel penulisan nama akun di debet dan kredit E. tabel penulisan jumlah uang berdasarkan urutan waktu yang benar
132
17. Setiap jurnal harus mencantumkan halaman. Manfaat penulisan halaman adalah ? A. memudahkan laporan keuangan B. memudahkan dalam koreksi jurnal C. memudahkan proses kebenaran pencatatan D. menjadi tanda dalam proses posting E. merupakan tanda dalam pencatatan transaksi 18. Sari menerima bon sebesar Rp. 200.000,00 dari tempat ia bekerja . pencatatan transaksi dalam JU oleh kantor ialah ? A. Piutang usaha 500.000,00 Kas 500.000,00 B. Utang usaha 500.000,00 Kas 500.000,00 C. Kas 500.000,00 Piutang usaha 500.000,00 D. Kas 500.000,00 Utang usaha 500.000,00 E. Piutang usaha 500.000,00 Modal 500.000,00 19. Dalam pembuatan tabel jurnal umum, kolom-kolom manakah yang harus ada, kecuali ? A. tanggal B. keterangan C. debit D. kredit E. no urut 20. Salah satu fungsi jurnal adalah fungsi informatif, artinya ? A. mencatat semua kegiatan perusahaan B. sebagai jembatan untuk pencatatan neraca C. memberikan informasi atau penjelasan mengenai transaksi yang terjadi untuk dilakukan pencatatan D. mencatat semua transaksi untuk mencari laba rugi E. sebagai penyeimbang antara kolom debit dan kredit
133
LAMPIRAN 19 Kunci Jawaban Soal Pretest 1. C 2. C 3. A 4. E 5. E 6. D 7. C 8. D 9. E 10. A 11. C 12. C 13. A 14. B 15. C 16. C 17. A 18. D 19. B 20. A
134
LAMPIRAN 20 Kunci Jawaban Soal Postest 1. B 2. C 3. A 4. E 5. D 6. A 7. D 8. C 9. C 10. B 11. E 12. B 13. D 14. C 15. A 16. A 17. C 18. B 19. E 20. C
135
136
137
138
139
LAMPIRAN 22
Kegiatan menentukan kelompok mana yang akan memulai permainan
Kegiatan guru membacakan soal yang harus dikerjakan kelompok
140
Kegiatan diskusi antar kelompok
Siswa sedang menyelesaikan soal di depan kelas
141
Siswa sedang mengincar teman dari kelompok lawan untuk maju mengerjakan soal
Guru menjelaskan dan membahas jawaban soal
142
Siswa-siswi yang menjadi tawanan di depan kelas
Guru bersama siswa-siswi kelas XI IPS 3