EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOGNITIF
(Skripsi)
Oleh NADIA YOLANDA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2017
ABSTRAK EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOGNITIF
Oleh Nadia Yolanda
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi untuk meningkatkan KPS ditinjau dari kemampuan kognitif. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 4 dan kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 13 Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment dengan The Matching Only Pretest and Postest Control Group Design. Hasil penelitian menyimpulkan LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi efektif untuk meningkatkan KPS ditinjau dari kemampuan kognitif yang dijabarkan berupa (1) Pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk meningkatkan KPS tidak dipengaruhi oleh kemampuan kognitif (2) LKS berbasis pendekatan saintifik efektif untuk meningkatkan KPS siswa tidak hanya siswa kemampuan kognitif tinggi tetapi juga siswa kemampuan kognitif rendah.
Kata kunci : kemampuan kognitif, konsep laju reaksi KPS, LKS berbasis pendekatan saintifik
EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI KONSEP LAJU REAKSI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOGNITIF
Oleh NADIA YOLANDA
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN Pada Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Prabumulih Provinsi Sumatera Selatan pada 20 Januari 1996. Putri kedua dari empat bersaudara buah hati dari Bapak Rusdi (Alm) dan Ibu Emi Roliana. Saudara Perempuan bernama Amellia Sagita dan Chelsy Soraya serta Saudara Laki-laki bernama Patih Akbar Triwijaya. Pendidikan formalnya dimulai di TK Aisyah Bustanul Althfal yang diselesaikan pada tahun 2001. Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 9 Prabumulih yang diselesaikan pula pada tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Prabumulih tahun 2010, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 3 Prabumulih tahun 2013. Penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur tes SBMPTN. Selama menjadi mahasiswa, pernah menjadi Asisten Praktikum pada mata kuliah Kimia Organik I pada tahun 2014 dan Asisten Praktikum pada mata kuliah Biokimia I pada tahun 2015. Terdaftar pula dalam organisasi internal Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta (HIMASAKTA) sebagai anggota Divisi Kerohanian pada tahun 2013 dan sebagai anggota Divisi Kaderisasi pada tahun 2014 serta aktif sebagai sekretasris bidang pendidikan di forum silaturahmi mahasiswa pendidikan kimia (FOSMAKI) pada tahun 2015.
Penulis juga mendapatkan Beasiswa PPA pada tahun 2014, Beasiswa BPPPA pada tahun 2015, dan Beasiswa Bidikmisi pada tahun 2016-2017. Pada akhir semester lima, mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Semarang– Malang – Jogjakarta – Bandung – Jakarta, kemudian pada akhir semester enam mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Anak Tuha dan juga Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di Desa Negara Bumi Ilir, Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah
Untuk Bapak dan Mamak yang memberikan cinta, dukungan dan memori.
MOTTO
Jangan Bersedih Allah bersama Kita
SANWACANA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga terselesaikannya skripsi yang berjudul “Efektivitas LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi untuk meningkatkan keterampilan proses sains ditinjau dari kemampuan kognitif”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah pada Rasullullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta umat-Nya yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya. Pada kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Dekan FKIP Unila.
2.
Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA..
3.
Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
4.
Ibu Dra. Nina Kadaritna, M. Si. selaku pembimbing I dan Pembimbing Akademik, terima kasih atas perhatian dan kesediaannya memberikan motivasi, bimbingan, dan saran, selama perkuliahan dan dalam proses penyusunan skripsi
5.
Ibu Emmawaty Sofya, S.Si., M.Si. selaku Pembimbing II, terima kasih atas kesediaannya memberi bimbingan, kritik, dan saran
6.
Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si. selaku Pembahas, terima kasih atas kritik dan saran untuk perbaikan skripsi.
7.
Dosen-dosen Program Studi Pendidikan Kimia dan segenap civitas akademik Jurusan Pendidikan MIPA, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.
8.
Bapak Triatmojo, S.Pd. selaku Kepala Sekolah, Ibu Umiyati, S.Pd. dan siswa SMAN 13 Bandar Lampung, terima kasih atas bantuannya selama penelitian.
9.
Ibunda dan Ayahanda (Alm) yang dimuliakan Allah SWT, atas cinta dan kasih sayang yang tercurah dalam doanya yang tak terputus serta kenangan yang tersimpan untuk kelancaran dan keberhasilan mengenyam studi ini
10. Kak Amellia Sagita, Kak Wisky Jaya, Patih Akbar T, Chelsy Soraya, serta Zakiya Afifah yang selalu jadi penyemangat dan motivasi 11. Para Saudara atas ukhwah persahabatan yang tercipta, Indra Muntari, Antika Atsna R, Fitri Ardiani, Roza Citra P, dan Rido Yusuf A 12. Para Saudara keluarga pinus atas Ukhuwah persaudaraan yang tercipta, Mutya Nivitha, Riandini P, Nia N, Anggita L, S Suroyalmilah, dan Nessia K 13. Rekan seperjuangan skripsi Galuh Oktriana. Para sahabat pendidikan kimia dan semua rekan pendidikan kimia angkatan 2013 atas kerjasamanya. 14. Keluarga KKN Desa Negara Bumi Ilir Amel, Apsari, Dilla, Sella, Ibro, Arum, Eka, Adam, dan Alam Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan berupa rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Semoga skripsi ini berguna bagi pembaca pada umumnya dan bagi peneliti pada khususnya. Aamiin.
Bandarlampung, 06 Juli 2017 Penulis,
Nadia Yolanda xi
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................
6
E. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................
7
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran.............................................................................
9
B. Lembar Kerja Siswa.............................................................................
10
C. Pendekatan Saintifik ............................................................................
11
D. Keterampilan Proses Sains...................................................................
14
E. Kemampuan Kognitif...........................................................................
18
F. Penelitian yang Relevan.......................................................................
19
G. Kerangka Pemikiran.............................................................................
22
H. Anggapan Dasar...................................................................................
24
I.
24
Hipotesis ..............................................................................................
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ...........................................................
26
B. Jenis dan Sumber Data.........................................................................
27
C. Desain dan Metode Penelitian .............................................................
27
D. Variabel Penelitian...............................................................................
28
E. Instrumen Penelitian ............................................................................
29
F. Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian ..........................................
29
G. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ................................................
31
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................................................
40
1. Data pretes dan postes................................................................ 2. Hasil uji kesamaan dua rata-rata pretes ..................................... 3. Perhitungan n-gain siswa...........................................................
40 41 42
B. Pengujian Hipotesis ........................................................................
43
1. Uji varians dua jalur (two ways ANOVA ) n-gain ...................... 2. Hasil uji perbedaan dua rata-rata ...............................................
45 46
C. Data Sikap Ilmiah Siswa..................................................................`
47
D. Pembahasan......................................................................................
50
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ..........................................................................................
57
B. Saran ................................................................................................
58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1. Analisis SKL-KI-KD ............................................................................ 2. Analisis Konsep .................................................................................... 3. Silabus................................................................................................... 4. RPP ....................................................................................................... 5. Data penskoran jawaban ....................................................................... 6. Penentuan kemampuan kognitif............................................................ 7. Perhitungan nilai pretes, postes, dan n-Gain siswa............................... 8. Uji kesamaan dua rata-rata pretes ......................................................... 9. Uji varians dua jalur.............................................................................. 10. Uji perbedaan dua rata-rata n-Gain kemampuan kognitif tinggi .......... 11. Uji perbedaan dua rata-rata n-Gain kemampuan kognitif rendah......... 12. Uji perbedaan dua rata-rata n-Gain kemampuan kognitif tinggi dan kemampuan kognitif rendah kelas eksperimen ..................................... 13. Penilaian sikap XI.IPA.1 kelas kontrol ................................................ 14. Penilaian sikap XI.IPA.4 kelas eksperimen .......................................... 15. Surat Melaksanakan Penelitian .............................................................
xiii
64 73 76 82 91 99 102 106 112 119 126 133 136 137 138
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Langkah pembelajaran pendekatan saintifik.................................................. 12 2.
KPS dasar dan terpadu ................................................................................... 15
3.
Indikator dan subindikator KPS..................................................................... 17
4.
Jenjang ranah kognitif ...................................................................................19
5.
Desain faktorial 2x2 .......................................................................................28
6.
Pengelompokkan kemampuan kognitif siswa................................................32
7.
Hasil uji normalitas pretes .............................................................................41
8.
Hasil uji homogenitas ....................................................................................41
9.
Hasil uji kesamaan dua rata-rata pretes .........................................................42
10. Hasil uji normalitas n-gain.............................................................................44 11. Hasil uji homogenitas n-gain homogenitas....................................................44 12. Hasil Uji varians dua jalur n-Gain hipotesis 1 dan hipotesis 2......................45 13. Hasil Uji perbedaan dua rata-rata n-gain ......................................................46
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian .................................................. 31 2.
Nilai rata-rata pretes dan nilai postes KPS di kelas kontrol dan esperimen ..40
3.
n-gain rata-rata KPS siswa di kelas kontrol dan eksperimen .....................
4.
n-gain rata-rata KPS berdasarkan kemampuan kognitif di kelas kontrol dan eksperimen .................................................................................................. 43
5.
Interaksi pembelajaran menggunkan LKS berbasis pendekatan saintifik dengan Kemampuan Kognitif terhadap KPS siswa. ................................... 45
6.
Nilai rata-rata sikap ilmiah siswa di kelas kontrol dan eksperimen............
7.
Nilai Rata-rata sikap ilmiah siswa kemampuan kognitif tinggi di kelas kontrol dan eksperimen ........................................................................................... 48
8.
Nilai rata-rata sikap ilmiah siswa kemampuan kognitif rendah di kelas kontrol dan eksperimen ........................................................................................... 49
9.
Nilai rata-rata sikap ilmiah siswa kemampuan kognitif tinggi dan rendah di kelas eksperimen ......................................................................................... 49
42
48
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kimia sebagai cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang berkenaan dengan kajian-kajian tentang struktur dan komposisi materi, perubahan yang dapat dialami materi dan fenomena-fenomena lain yang menyertai perubahan materi (Fadiawati, 2011). Fenomena dan aktivitas eksperimen serta pengetahuan di dalam ilmu kimia bermanfaat untuk memahami alam (Upahi dan Olorundae, 2012). Para ahli kimia (kimiawan) mempelajari gejala alam melalui proses dan sikap ilmiah tertentu. Kimiawan memperoleh penemuan-penemuan yang yang disebut produk kimia menggunakan proses dan sikap ilmiah itu (Tim Penyusun, 2014). Oleh sebab itu, karakteristik kimia adalah kimia sebagai produk, kimia sebagai proses, dan kimia sebagai sikap (Chang dan Gilbert, 2009; Tim Penyusun, 2014; Fathurohman, 2015).
Ilmu kimia sendiri sangat sesuai dalam mewadahi pelaksanaan dari kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran (Lukitasari dan Yonata, 2016), sehingga ilmu kimia harus memenuhi orientasi kurikulum 2013. Orientasi kurikulum 2013 menghendaki peningkatan dan keseimbangan bukan hanya aspek pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan (Hidayat, 2013).
2 Keterampilan yang dapat ditingkatkan dalam ilmu kimia adalah keterampilan yang sesuai karakteristik ilmu kimia. Salah satu keterampilan yang sesuai karakteristik ilmu kimia yaitu keterampilan proses sains atau KPS (Anitah, 2007; Zeidan dan Jayosi, 2015). KPS adalah keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang terkait dengan kemampuan mendasar yang telah ada dalam diri siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2006). Kemampuan-kemampuan yang bisa dikembangkan dalam KPS yaitu mengamati, mengelompokkan, menginterpretasi, meramalkan, menerapkan konsep, dan berkomunikasi (Walters dan Soyibu, 2001; Rustaman, 2005; Akinbobola dan Afolabi, 2010; Subali, 2010; Ozdemir dan Dikici, 2017). KPS sendiri perlu dilatihkan karena dapat mengembangkan cara siswa untuk membangun konsep sendiri, dan diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep kimia dan dapat menarik minat siswa pada pembelajaran kimia (Kadaritna ddk., 2002; Abungu dkk., 2013).
Salah satu Kompetensi Dasar (KD) kelas XI semester ganjil adalah 3.7 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan dan KD 4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mem-pengaruhi laju reaksi dan orde reaksi. Materi dalam KD tersebut adalah laju reaksi. Laju reaksi merupakan salah satu materi kimia yang dapat dilatihkan KPS (Rofi’ah dan Azizah, 2014).
Pada dasarnya belajar laju reaksi harus sesuai karakteristiknya, siswa akan mulai dari mengamati masalah yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari siswa (Herawati, 2013; Roestiyah, 1985). Salah satu masalah dalam kehidupan sehari-
3 hari siswa yang berkaitan dengan laju reaksi adalah reaksi kimia yang berlangsung cepat dan lambat seperti pembakaran kertas dan pengkaratan besi (Roestiyah, 1985). Setelah mengamati masalah yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari, siswa akan menganalisis masalah tersebut. Kemudian siswa akan menarik kesimpulan sehingga diperoleh konsep-konsep yang lebih bermakna (Ifada, 2012; Bell dkk., 2013). Hal ini dikarenakan siswa membangun konsep sendiri melalui bimbingan guru (Herawati, 2011). Namun dalam proses pembelajaran, guru akan menemui siswa dengan kemampuan kognitif yang berbeda-beda (Moeslichatoen, 1989; Widianingtyas dkk., 2015).
Kemampuan kognitif siswa dibedakan menjadi kemampuan kognitif tinggi dan rendah. Kemampuan kognitif siswa mempengaruhi peningkatan KPS siswa (Pratomo, 2012). Pada proses memperoleh pengetahuan, kemampuan kognitif siswa dapat diamati (Lailiyah, 2007). Agar pembelajaran pada materi laju reaksi dapat melatih KPS siswa baik pada siswa kemampuan kognitif tinggi maupun siswa kemampuan kognitif rendah maka dibutuhkan suatu pembelajaran yang sistematis.
Pembelajaran yang memiliki langkah sistematis adalah pembelajaran menggunakan lembar kerja siswa atau LKS (Herawati, 2011). LKS yang memiliki langkah kerja sistematis akan membuat siswa belajar secara mandiri dan dapat melatih KPS pada materi laju reaksi (Susanti dan Poedjiastuti, 2015). LKS merupakan panduan bagi siswa dalam melatih keterampilan proses dan memahami konsepkonsep materi yang sedang dipelajari (Astuti dan Setiawan, 2013). Namun tidak semua LKS dapat melatih keterampilan siswa (Darmodjo dan Kaligis, 1992).
4 Pada faktanya, banyak guru menggunakan LKS yang tidak dapat meningkatkan KPS. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia SMA Negeri 13 Bandar Lampung, guru kimia menggunakan LKS yang umumnya beredar di sekolah-sekolah atau LKS konvensional. LKS konvensional adalah LKS yang hanya memuat ringkasan materi dan soal-soal dari bahan ajar setiap topik bahasan. LKS seperti ini tidak memiliki susunan indikator yang sesuai dan tidak terdapat fakta-fakta yang menuntun siswa menemukan konsep (Santika, 2015). Hal ini yang menyebabkan, banyak guru hanya mentransfer ilmu dengan tanpa mengembangkan KPS (Devi, 2008) atau hanya menekankan penguasaan konsep tanpa melatih KPS (Sukarno dkk., 2013). Untuk itu diperlukan pembelajaran menggunakan LKS yang dapat meningkatkan KPS siswa.
LKS yang dapat meningkatkan KPS siswa pada materi laju reaksi adalah LKS yang sesuai karakteristik KD laju reaksi. Karakteristik KD laju reaksi sesuai dengan pendekatan saintifik sehingga LKS berbasis pendekatan saintifik sesuai untuk meningkatkan KPS siswa. LKS berbasis pendekatan saintifik telah dikembangkan pada materi laju reaksi oleh salah satu mahasiswa pendidikan kimia Universitas Lampung yaitu Ariyanti (2015). LKS berbasis pendekatan saintifik menerapkan lima langkah-langkah pembelajaran sesuai pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan (Tim Penyusun, 2013; Aktamis dan Yenice, 2010; Chan dan Morales, 2017; Zakiah dan Andajani, 2015). Pendekatan saintifik sendiri bermanfaat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi keterampilan (Sudrajat, 2013) dan meningkatkan pemahaman konseptual siswa (Gerde dkk., 2013). Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan suatu penelitian yang
5 berjudul efektivitas LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi untuk meningkatkan KPS ditinjau dari kemampuan kognitif.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan adalah bagaimana efektivitas LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi untuk meningkatkan KPS ditinjau dari kemampuan kognitif?
Rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian berupa : 1. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik dan kemampuan kognitif siswa terhadap KPS siswa pada materi konsep laju reaksi? 2. Bagaimana efektivitas LKS berbasis pendekatan saintifik untuk meningkatkan KPS siswa pada materi konsep laju reaksi? 3. Bagaimana KPS siswa kemampuan kognitif tinggi dalam pembelajaran yang menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik dan pembelajaran menggunakan LKS konvensional pada materi konsep laju reaksi? 4. Bagaimana KPS siswa kemampuan kognitif rendah dalam pembelajaran yang menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik dan pembelajaran menggunakan LKS konvensional pada materi konsep laju reaksi? 5. Bagaimana KPS siswa kemampuan kognitif tinggi dan siswa kemampuan kognitif rendah dalam pembelajaran yang menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi?
6 C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi untuk meningkatkan KPS ditinjau dari kemampuan kognitif yang dijabarkan berupa: 1. Mendeskripsikan interaksi antara pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik dan kemampuan kognitif terhadap KPS siswa pada materi konsep laju reaksi 2. Mendeskripsikan efektivitas LKS berbasis pendekatan saintifik untuk meningkatkan KPS pada materi konsep laju reaksi 3. Mendeskripsikan KPS siswa kemampuan kognitif tinggi dalam pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik dan pembelajaran menggunakan LKS konvensional pada materi konsep laju reaksi. 4. Mendeskripsikan KPS siswa kemampuan kognitif rendah dalam pembelajaran yang menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik dan pembelajaran menggunakan LKS konvensional pada materi konsep laju reaksi. 5. Mendeskripsikan KPS siswa kemampuan kognitif tinggi dan kemampuan kognitif rendah dalam pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Bagi siswa Pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik meningkatkan keterampilan khususnya KPS siswa pada materi konsep laju reaksi atau materi
7 dengan karakteristik yang sama. 2. Bagi guru dan calon guru Penelitian ini memberi inspirasi kepada guru dalam pembelajaran kimia untuk menggunakan LKS berbasis saintifik sebagai media pembelajaran yang baik pada materi konsep laju reaksi atau materi lain yang memiliki karakteristik yang sama. 3. Bagi Sekolah Dengan menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi di sekolah diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran kimia bukan hanya pada materi konsep laju reaksi.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah 1. Efektivitas pembelajaran dapat diketahui melalui hasil tes keterampilan proses sains siswa menunjukkan perbedaan nilai n-gain yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol (Bao, 2006). 2. Lembar kerja siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik adalah salah satu media pembelajaran dengan langkah-langkah ilmiah seperti mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. LKS yang digunakan adalah LKS hasil pengembangan oleh Arianti (2015). 3. Materi pokok penelitian ini adalah konsep laju reaksi yang meliputi pengertian laju reaksi, laju rata-rata, laju sesaat, persamaan umum laju reaksi, orde reaksi, dan konstanta laju reaksi. 4. KPS yang dilatihkan dalam penelitian ini adalah keterampilan mengamati, memprediksi, menginterpretasi, mengkomunikasikan, dan menerapkan konsep
8 5. Kemampuan kognitif pada penelitian ini dibedakan menjadi dua kategori kemampuan kognitif tinggi dan kemampuan kognitif rendah. Penentuan kategori kemampuan kognitif berdasarkan nilai rata-rata gabungan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Lailiyah, 2007). 6. LKS konvensional adalah LKS yang tidak berbasis pendekatan saintifik, tidak memenuhi persyarat penyusunan LKS, dan umumnya beredar di sekolah (Santika, 2015)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
Kata media secara umum merupakan kata jamak dari “medium”, yang berarti perantara atau pengantar. Istilah media berlaku untuk berbagai kegiatan, seperti media dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik. Kata media digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehinga istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran (Suyanti, 2010).
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa (Suryani dan Agung, 2012).
Menurut Arsyad (2011) fungsi utama media pembelajaran adalah Sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Sedangkan menurut Hamalik dalam (Arsyad, 2011) bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
10 Berdasarkan penjelasan sebelumnya, fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu guru dalam pembelajaran yang digunakan untuk membangkitkan keinginan, minat, motivasi, dan rangsangan kegiatan belajar serta membawa pengaruh psikologis siswa. Salah satu media pembelajaran yang berupa cetakan yang digunakan saat proses pembelajaran di sekolah adalah Lembar Kerja Siswa (LKS).
B. Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa (LKS) memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukkan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh (Trianto, 2009). Sementara menurut Sriyono (1992), LKS adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Menurut Djamarah dan Zain (2010) fungsi LKS adalah sebagai berikut: a. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. b. Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian siswa. c. Mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru. d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran. e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada siswa. f. Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, karena hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi
11 Terdapat beberapa jenis LKS menurut fungsinya, diantaranya yaitu : a) LKS yang membantu siswa menemukan suatu konsep b) LKS yang membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan suatu konsep yang telah ditemukan c) LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar d) LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum (Rohman dan Sofyan, 2013).
C. Pendekatan Saintifik
Pendekatan pembelajaran merupakan cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang pada dasar gaya berpikirnya mengadopsi dari metode ilmiah. Upaya penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran bukan hal yang aneh dan mengada-ada tetapi memang itulah yang seharusnya terjadi dalam proses pembelajaran, karena sesungguhnya pembelajaran itu sendiri adalah sebuah proses ilmiah (keilmuan). Banyak para ahli yang meyakini bahwa melalui pendekatan saintifik, selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian (Sudrajat, 2013).
Pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau obervasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau pengumpulan data. Metode ilmiah pada umumnya dilandasi dengan pemaparan data yang diperoleh melalui
12 pengamatan atau percobaan. Oleh sebab itu, kegiatan percobaan dapat diganti dengan kegiatan memperoleh informasi dari berbagai sumber (Sani, 2014).
Berdasarkan Permendikbud Nomor 103 tahun 2014, tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, ada lima pengalaman belajar dengan pendekatan saintifk yaitu mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan mengkomunikasikan (communicating) sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini:
Tabel 1. Langkah pembelajaran pendekatan saintifik (Tim Penyusun, 2014) Langkah Pembelajaran (1) Mengamati (observing)
Menanya (questioning)
Mengumpulkan informasi/menco ba (experimenting)
Menalar/Mengas osiasi (associating)
Deskripsi Kegiatan (2)
Bentuk Hasil Belajar (3)
Mengamati dengan indra (membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat
Perhatian pada waktu mengamati suatu objek/ membaca suatu tulisan/ mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamati. Jenis, kualitas dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik
Membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdikusi tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan memodifikasi/ menambahi/mengembangkan mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam
jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari
13 Tabel 1 (Lanjutan) (1) Menalar/Mengaso siasi (associating)
Mengomunikasik an (communicating)
(2) bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan
(3) dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori, menyintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antarberbagai jenis fakta/konsep/teori/ pendapat; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/konsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsep/teori/penda-pat yang berbeda dari berbagai jenis sumber. menyajikan laporan dalam menyajikan hasil kajian (dari bentuk bagan, diagram, mengamati sampai menalar) dalam atau grafik; menyusun bentuk tulisan, grafis, media laporan tertulis; dan elektronik, multi media dan lain-lain menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan
Kegiatan inti yang merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi. Kegiatan inti dapat menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Berdasarkan Permendikbud No 59 tahun 2014, pembelajaran pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based learning.
Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung dan tidak langsung. Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan,
14 kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran (instructional effect).
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran kimia dapat diterapkan dengan langkahlangkah metode ilmiah yaitu : melakukan pengamatan, menentukan hipotesis, merancang eksperimen untuk menguji hipotesis, menerima atau menolak hipotesis dan merevisis hipotesis atau membuat kesimpulan. Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik dan mencakup tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan saintifik, ranah sikap bertujuan agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’. Ranah keterampilan bertujuan agar peserta didik tahu tentang ‘bagaimana’. Ranah pengetahuan bertujuan agar peserta didik tahu tentang ‘apa’. Hasil akhirnya adalah penguasaan kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang seimbang.
D. Keterampilan Proses Sains
Menurut Mudjiono dan Dimyati (2006), keterampilan proses sains (KPS) dapat diartikan sebagai keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang terkait dengan kemampuan-kemampuan mendasar yang telah ada dalam diri siswa. Sementara menurut Indrawati (dalam trianto, 2008) KPS merupakan keseluruhan keterampilan yang terarah yang dapat digunakan untuk menemukan
15 suatu konsep, prinsip atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap adanya penemuan.
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik khusus dalam pendekatan pembelajaran. Pembelajaran kimia lebih menekankan pada penerapan keterampilan proses. Aspek-aspek pada pendekatan ilmiah (scientific approach) terintegrasi pada pendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah. KPS merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Keterampilan yang dilatihkan ini dikenal dengan keterampilan proses IPA. American Association for the Advancement of Science (1970) mengklasifikasikannya menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu. Indikator kedua keterampilan proses tersebut dapat dilihat pada tabel (Tim Penyusun, 2014).
Tabel 2. KPS Dasar dan Terpadu (Tim Penyusun, 2014) Keterampilan Proses Sains Dasar Pengamatan Pengukuran Menyimpulkan Meramalkan Menggolongkan Mengkomunikan
Keterampilan Proses Sains Terpadu Pengontrolan Variabel Interpretasi Data Perumusan Hipotesa Pendefinisikan variabel secara operasional Merancang Eksperimen
Menurut Djamarah (2010) keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran. Melalui pengalaman langsung seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Kegiatan keterampilan proses dapat dilaksanakan dengan bentuk-bentuk berikut : 1. Mengamati
16 Anak didik dapat melakukan suatu kegiatan belajar melalui proses a. Melihat b. Mendengar c. Merasa d. Mencium/ membau e. Mengukur f. Mengumpulkan informasi 2. Mengklasifikasi Anak didik dapat melakukan suatu kegiatan belajar melalui proses yaitu a. Mencari persamaan atau menyamakan b. Mencari perbedaan atau membedakan c. Membandingkan d. Mengkontraskan e. Menggolongkan atau mengelompokkan 3. Menginterpretasikan Anak didik dapat pula melakukan kegiatan belajar melalui a. Menaksir b. Memberi arti/ mengaitkan c. Membuat kesimpulan d. Membuat inferensi, e. Menggeneralisasi, f. Mencari hubungan antara dua hal, 4. Meramalkan (Memprediksi) Anak didik dapat melakukan suatu kegiatan belajar melalui proses mengantisipasi (berdasarkan kecenderungan/pola/hubungan antar data/hubungan informasi) 5. Menerapkan Anak didik dapat melakukan kegiatan proses seperti a. Menggunakan (informasi, kesimpulan, konsep, hukum, teori, sikap, nilai, atau keterampilan dalam situasi baru) b. Menghitung c. Mendeteksi d. Menghubungkan konsep e. Memfokuskan pertanyaan penelitian f. Menyusun hipotesis g. Membuat model 6. Merencanakan penelitian Anak didik dapat melakukan suatu kegiatan melalui proses a. Menentukan masalah/objek yang akan diteliti b. Menentukan tujuan penelitian c. Menetukan ruang lingkup penelitian d. Menentukan cara analisis e. Menentukan langkah-langkah untuk memperoleh informasi f. Menentukan alat
17 g. Menentukan bahan h. Menentukan sumber kepustakaan i. Menentukan cara melakukan penelitian 7. Mengkomunikasikan Anak didik melakukan suatu kegiatan belajar melalui proses : a. Berdiskusi b. Mendeklamsikan c. Mendramakan dan mengarang d. Mengekspresikan e. Melaporkan dalam bentuk lisan, tulisna, gambar, atau penampilan.
Permendikbud No 59 tahun 2014 lampiran III, indikator KPS dibedakan menjadi sepuluh indikator yaitu mengamati, mengelompokkan, menginterpretasikan, meramalkan, mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, merencakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep dan mengkomunikasikan. Indikator dan subindikator KPS adalah
Tabel 3. Indikator dan SubIndikator KPS (Tim Penyusun, 2014) No (1) 1
Indikator (2) Mengamati
2
Mengelompokkan/ Mengklasifikasik an Menginterpretasi kan
3
4
Meramalkan
5
Mengajukan Pertanyaan Merumuskan Hipotesis
6
7
Merencanakan Percobaan
Sub Indikator KPS (3) 1. Menggunakan sebanyak mungkin alat indera 2. Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan 1. Mencatat setiap pengamatan secara terpisah 2. Mencari perbedaan, persamaan 3. Mengontraskan ciri-ciri 4. Membandingkan 1. Menghubungkan hasil-hasil pengamatan 2. Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan 3. Menyimpulkan 1. Menggunakan pola-pola hasil pengamatan 2. Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi 1. Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana 2. Bertanya untuk meminta penjelasan 1. Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian 2. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya. 1. Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan 2. Menentukan variabel/ faktor penentu 3. Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dan dicatat 4. Menentukan langkah kerja
18 Tabel 3 (Lanjutan) (1) 8 9
10
(2)
(3)
Menggunakan alat/bahan Menerapkan Konsep
1. Memakai alat/bahan 2. Mengetahui bagaimana menggunakan alat/ bahan. 1. Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru 2. Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi Berkomunikasikan 1. Mengubah bentuk penyajian 2. Menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram 3. Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis 4. Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian 5. Membaca grafik atau tabel atau diagram 6. Mendiskusikan hasil kegiatan
E. Kemampuan Kognitif
Penampilan yang dapat diamati sebagai hasil-hasil belajar disebut kemampuan. Kognitif berhubungan dengan melibatkan kognisi. Sedangkan kognisi adalah kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan (Tim Penyusun, 1989). Menurut Lailiyah (2007) kemampuan kognitif adalah penampilan yang dapat diamati dari aktivitas mental (otak) untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman sendiri.
Menurut Sudijono (1996) segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah Kognitif adalah ranah yang mencangkup kegiatan otak. Artinya segala upaya yang menyangkut aktivitas otak termasuk dalam ranah kognitif (Sudaryono, 2012). Anderson dan Krathwol merumuskan jenjang ranah kognitif yang merupakan revisi dari taksonomi Bloom seperti pada Tabel 4.
19 Tabel 4. Jenjang Ranah Kognitif Ranah Kognitif C1
Berpikir
Uraian
Rincian
Mengingat
C2
Mengerti
Memunculkan pengetahuan jangka panjang Membentuk arti dari pembelajaran (isi) : lisan, tulisan, grafis, dan gambar
1. 2. 1. 2. 3.
C3
Menerapkan
1. 2.
C4
Menganalisis
C5
Mengevaluasi
C6
Mencipta
Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam situasi tertentu Menjabarkan komponen atau struktur dengan membedakan dari bentuk dan fungsi tujuan dan seterusnya Menyusun pertimbangan berdasarkan kriteria persyaratan khusus Menyusun suatu hal baru, memodifikasi suatu model lama menjadi sesuatu yang berbeda
1. 2. 3. 1. 2.
Mengenali Mengingat Memahami Membuat contoh Mengelompokkan Melaksanakan Mengembangkan Membedakan Menyusun kembali Menandai Mengecek Mengkritik
1. Menghasilkan 2. Merencanakan 3. Membentuk
F. Penelitian yang Relevan Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Susanti dan Poedjiastoeti (2015) bertujuan untuk mendeskripsikan kelayakan LKS yang dikembangkan, mendeskripsikan hasil belajar siswa, melatihkan KPS, dan mendeskripsikan respon siswa. LKS yang dikembangkan adalah LKS berorientasi Guided Inquiry pada materi laju reaksi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Research and Development (R&D). Instrumen penelitian terdiri atas adalah lembar telaah, lembar validasi, lembar tes pemahaman konsep, lembar tes KPS, dan lembar angket respon siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS layak
20 digunakan sebagai media pembelajaran dengan presentase kelayakan 66,7 % 100%. LKS dapat melatih KPS yaitu merancang penelitian, melakukan penelitian, melakukan pengumpulan data, membuat kesimpulan dengan sangat baik, dan keterampilan menganalisis data dengan baik. Rata-rata nilai postes siswa pada materi laju reaksi telah melampaui nilai KKM yaitu 77,4. Hasil respon siswa menunjukkan bahwa LKS mendapatkan respon yang positif karena memperoleh presentase 75% - 100%. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Hairunnisa (2015) bertujuan untuk meningkatkan KPS siswa dengan pendekatan scientific. Teknik pengambilan data menggunakan teknik tes untuk hasil pemahaman belajar siswa, observasi untuk keterampilan proses sains dan aktivitas guru, serta ngket untuk respon siswa. Analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan KPS pada pendekatan scientific pada siklus I yaitu 2,54 meningkat menjadi 3,34 pada siklus II. Pemahaman hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 65% meningkat menjadi 90% pada siklus II. Keterlaksanaan tahapan pembelajaran guru pada siklus I yaitu 2,58 meningkat menjadi 3,38 pada siklus II. Respon siswa yang didapat yaitu siswa yang menjawab positif sebesar 86% dan yang menjawab negatif sebesar 14%. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2012) yang bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran fisika dengan penerapan model pembelajaran generatif dan model pembelajaran langsung, (2) Interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan kognitif awal siswa, (3) Perbedaan kemampuan berpikir kritis pada siswa dengan kemampuan kognitif tinggi dalam proses pembelajaran
21 fisika dengan penerapan model pembelajaran generatif dan model pembelajaran langsung, dan (4) Perbedaan kemampuan berpikir kritis pada siswa dengan kemampuan kognitif rendah dalam proses pembelajaran fisika dengan penerapan model pembelajaran generatif dan model pembelajaran langsung, yang diterapkan di SMA N 5 Bandar Lampung. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu Quasi Eksperimen dengan desain faktorial 2x2. Hasil dari penelitian ini yaitu (1) Ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran fisika dengan penerapan model pembelajaran generatif dan model pembelajaran langsung, (2) Tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan kognitif awal siswa, (3) Ada perbedaan kemampuan berpikir kritis pada siswa dengan kemampuan kognitif tinggi dalam proses pembelajaran fisika dengan penerapan model pembelajaran generatif dan model pembelajaran langsung, dan (4) Ada perbedaan kemampuan berpikir kritis pada siswa dengan kemampuan kognitif rendah dalam proses pembelajaran fisika dengan penerapan model pembelajaran generatif dan model pembelajaran langsung. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Marjan dkk (2014) bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran pendekatan saintifik terhadap hasil belajar biologi dan KPS siswa, yang diterapkan di MA Mu’allimat NW Pancor Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. Metode penelitian yang digunakan yaituQuasi Eksperimen dengan desain penelitian yaitu Post Test Only Control Group Design dan instrumen penelitian yang diguna-kan yaitu soal pretes dan postes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
22 menggunakan pendekatan saintifik lebih baik daripada pembelajaran langsung dalam meningkatkan hasil belajar dan KPS siswa.
G. Kerangka Pemikiran
Salah satu Kompetensi Dasar (KD) kelas XI semester ganjil adalah 3.7 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan dan KD 4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mem-pengaruhi laju reaksi dan orde reaksi. Materi dalam KD tersebut adalah laju reaksi. Laju reaksi merupakan salah satu materi kimia yang dapat dilatihkan KPS. Pembelajaran yang dapat mencapai KD tersebut dan meningkatkan KPS adalah pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik.
Pada pembelajaran laju reaksi, siswa akan mempelajari konsep laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Salah satu materi pada konsep laju reaksi adalah pengertian laju reaksi. Pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang sistematik dengan lima langkah pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik adalah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Pada setiap tahapan tersebut dapat melatihkan KPS siswa, sehingga diharapkan siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Pada proses pembelajaran siswa dikelompokkan secara heterogen berdasarkan kemampuan kognitif. Siswa dituntut dapat bekerjasama antar kelompok.
23 Sehingga siswa kemampuan kognitif berbeda dapat bekerja sama dan berdiskusi. Berdasarkan hal tersebut diharapkan siswa kemampuan kognitif tinggi dengan siswa kemampuan kognitif rendah yang keduanya diterapkan pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik mengalami peningkatan KPS yang tidak berbeda secara signifkan.
Langkah awal pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik adalah mengamati, siswa diberi fenomena seperti gambar reaksi kima yang berlangsung cepat dan lambat lalu siswa diminta mengurutkan reaksi kimia dari yang lambat sampai yang cepat. Pada tahap ini, siswa akan terpacu berpikir dan mengaitkan fenomena dengan fenomena lain yang akan menimbulkan gagasan. Selanjutnya tahap menanya, siswa akan menemukan hal-hal yang kurang dipahami. Siswa dapat mengemukakan pertanyaan pada tahap ini.
Tahap selanjutnya adalah tahap mengumpulkan data. Siswa melakukan pengumpulan data dengan memperhatikan fenomena atau objek lebih teliti atau data yang terdapat di LKS. Setalah mengumpulkan informasi, siswa melakukan pemrosesan data. Pada tahap menalar atau mengasosiasi siswa mengaitan informasi dengan informasi yang lainnya. Siswa mengambilkan berbagai kesimpulan dari keterkaitan informasi tersebut. Pada tahap ini guru membimbing siswa dalam mengolah data yang telah dikumpulkan tadi. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada LKS. Tahap selanjutnya adalah tahap mengkomunikasikan, siswa dari perwakilan kelompok mempresentasikan hasil jawaban diskusi pada setiap pertemuan di depan kelas. Siswa dari perwakilan kelompok lain menanggapi hasil dari diskusi kelompok
24 yang mempresentasikan. Selanjutnya siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang berlangsung. Berdasarkan uraian dan langkah-langkah diatas, pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik diharapkan dapat meningkatkan KPS pada materi konsep laju reaksi ditinjau dari kemampuan kognitif.
H. Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah: 1. Perbedaan n-Gain KPS siswa kelas XI IPA semester ganjil SMA Negeri 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2016/2017 pada materi konsep laju reaksi semata-mata terjadi karena perbedaan perlakuan dalam proses pembelajaran. 2. Faktor-faktor lain diluar perlakuan yang mempengaruhi peningkatan KPS siswa kemampuan kognitif tinggi dan siswa perempuan pada kedua kelas penelitian diabaikan.
I. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah LKS berbasis pendekatan saintifik efektif untuk meningkatkan KPS siswa pada materi konsep laju reaksi ditinjau dari kemampuan kognitif yang dijabarkan berupa: 1. Tidak ada interaksi antara pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik dan kemampuan kognitif terhadap KPS siswa pada materi konsep laju reaksi. 2. LKS berbasis pendekatan saintifik efektif untuk meningkatkan KPS pada materi konsep laju reaksi. 3. KPS siswa kemampuan kognitif tinggi dalam pembelajaran menggunakan
25 LKS berbasis pendekatan saintifik lebih tinggi daripada siswa kemampuan kognitif tinggi dalam pembelajaran menggunakan konvensional pada materi konsep laju reaksi. 4. KPS siswa kemampuan kognitif rendah dalam pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik lebih tinggi daripada siswa kemampuan kognitif rendah pada pembelajaran menggunakan konvensional pada materi konsep laju reaksi. 5. Peningkatan KPS siswa kemampuan kognitif tinggi tidak berbeda secara signifikan dengan siswa kemampuan kognitif rendah
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 13 Bandar lampung tahun pelajaran 2016/2017. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 146 siswa. Kelas XI IPA SMA Negeri 13 Bandar Lampung terdiri dari 4 kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, dan XI IPA 4. Dari populasi penelitian ini dipilih dua kelas sebagai sampel penelitian. Satu kelas sebagai kelas kontrol dan satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling purposif (purposive sampling). Teknik sampling purposif (purposive sampling), teknik pengambilan sampel berdasarkan pengetahuan sebelumnya tentang populasi dan tujuan khusus dari penelitian, investigator menggunakan pertimbangan personal untuk menyeleksi suatu sampel (Fraenkel dkk., 2013). Peneliti dengan bantuan guru mata pelajaran kimia kelas XI IPA di SMA Negeri 13 Bandar Lampung menentukan sampel penelitian. Guru mata pelajaran kimia memberikan informasi tentang karakteristik siswa sebagai pertimbangan menentukan sampel penelitian sehingga diperoleh siswa yang memiliki tingkat kognitif yang sama baik siswa di kelas eksperimen maupun siswa di kelas kontrol. Sampel yang ditentukan adalah kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA 4 yang berjumlah 67 siswa.
27 Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dari sampel penelitian dilakukan dengan cara undian. Hasil undian diperoleh kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data utama dan data pendukung. Data utama pada penelitian ini adalah data hasil pretes dan postes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data pendukung pada penelitian ini adalah data sikap ilmiah siswa selama mengikuti proses pembelajaran dan ulangan harian sebelum penelitian. Kedua jenis data bersumber dari seluruh siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
C. Desain dan Metode Penelitian
Metode pada penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan The Matching Only Pretest and Postest Control Group Design, dengan tipe faktorial 2 x 2 karena digunakan varibel tambahan (Fraenkel dkk.,2012). Pada penelitian ini, sampel penelitian dilakukan pencocokan statistik (Statistic Matching). Pen-cocokan bertujuan agar sampel penelitian memiliki kemampuan awal yang sama. Pencocokan dilakukan menggunakan nilai pretes siswa pada sampel penelitian. Nilai pretes yang diperoleh diuji normalitas baik nilai pretes siswa pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol, uji homogenitas, dan uji kesamaan dua rata-rata.
Pada penelitian ini terdapat dua faktor yang terlibat dalam desain penelitian faktorial 2x2 ini, yaitu pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan
28 saintifik dan kemampuan kognitif siswa. Faktor pembelajaran dengan menggunakan LKS terdiri dari dua kategori yaitu pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik dan menggunakan LKS konvensional, sedangkan faktor kemampuan kognitif siswa yaitu siswa dengan kemampuan kognitif tinggi dan siswa dengan kemampuan kognitif rendah. Desain faktorial 2x2 pada penelitian ini seperti pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5. Desain faktorial 2x2 (Frankel dkk, 2012) Variabel Bebas (A)
Variabel Moderat (B) Kemampuan Tinggi (B1) kognitif Rendah (B2)
Pembelajaran Menggunakan LKS Menggunakan LKS berbasis pendekatan konvensional saintifik (A2) (A1) A1B1 A2B1 A1B2 A2B2
Keterangan : A1B1 = KPS siswa kemampuan kognitif tinggi pada pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik. A1B2 = KPS siswa kemampuan kognitif rendah pada pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik. A2B1 = KPS siswa kemampuan kognitif tinggi pada pembelajaran menggunakan LKS konvensional. A2B2 = KPS siswa kemampuan kognitif rendah pada pembelajaran menggunakan LKS konvensional.
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari variabel bebas, variabel terikat, dan variabel moderat serta variabel kontrol. Variabel bebas adalah perlakuan pada kelas ekperimen dan kelas kontrol. Pada kelas ekperimen pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik dan pada kelas kontrol, pembelajaran menggunakan LKS konvensional. Variabel terikat adalah KPS sampel penelitian berupa nilai pretes
29 dan postes pada materi konsep laju reaksi. Variabel moderat pada penelitian ini adalah kemampuan kognitif siswa. Variabel kontrol adalah materi pembelajaran, guru , dan kurikulum
E. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah Analisis KI-KD, analisis konsep, silabus, RPP, LKS berbasis pendekatan saintifik, soal pretes, dan soal postes, serta lembar observari sikap siswa. Instrumen penelitian ini divalidasi menggunakan validitas isi. Pengujian kevalidan isi ini dilakukan dengan cara judgment. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menelaah kisi-kisi, terutama kesesuaian antara tujuan penelitian, tujuan pengukuran, indikator, dan butir-butir pertanyaannya. Oleh karena dalam melakukan judgment diperlukan ketelitian dan keahlian penilai, maka peneliti meminta ahli untuk melakukannya. Dalam hal ini dilakukan oleh salah satu Dosen Pendidikan Kimia Universitas Lampung
F. Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah:
1. Pra Penelitian Pada tahap pra penelitian, dilakukan observasi sebagai berikut : a. Peneliti meminta izin kepada Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum untuk melaksanakan penelitian b. Peneliti meminta izin kepada Guru Mata Pelajaran Kimia kelas XI IPA SMA Negeri 13 Bandar lampung untuk mendapatkan informasi mengenai siswa,
30 jadwal, dan sarana-prasarana yang ada di sekolah yang dapat digunakan sebagai sarana pendukung pelaksanaan penelitian.
2. Pelaksanaan penelitian Pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu: a. Menentukan populasi dan sampel penelitian b. Menyiapkan instrumen penelitian seperti soal pretes dan soal postes serta lembar observasi c. Melakukan pretes dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. d. Melakukan pencocokan kemampuan awal siswa pada sampel penelitian berdasarkan hasil nilai pretes siswa. Nilai pretes siswa dianalisis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan dua rata-rata. e. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada materi konsep laju reaksi sesuai dengan pembelajaran yang telah ditetapkan di masing-masing kelas. Pada kelas ekperimen diterapkan pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik sedangkan pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran menggunakan LKS konvensional f. Melakukan postes dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. g. Mentabulasi dan analisis data hasil pretes dan postes serta sikap siswa
Langkah-langkah penelitian tersebut ditunjukkan pada alur penelitian seperti ditunjukkan gambar berikut ini :
b.
1. Mengajukan permohonan izin kepada pihak sekolah. 2. Melakukan wawancara dengan guru kimia di sekolah.
penelitian
a.
Pra penelitian
31
Kelas eksperimen (Pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan
Pretes Postes
saintifik
Analisis data Pembahasan dan simpulan
Analisis dan pelaporan hasil penelitian
Kelas kontrol (Pembelajaran menggunakan LKS konvensional)
Penelitian
1. Menentukan populasi dan sampel penelitian. 2. Menyusun instrumen penelitian.
Gambar 1. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian
G. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis data KPS Data yang diperoleh pada penelitian akan dianalisis dengan tujuan untuk membuat kesimpulan yang berkaitan dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan hipotesis yang telah dibuat..
a. Perhitungan nilai siswa Nilai pretes dan postes pada penelitian ini secara operasional dirumuskan sebagai berikut: Nilai Siswa=
Jumlah skor jawaban yang benar Jumlah skor maksimal
x 100 ..............................................(1)
32 b. Penentuan kategori kemampuan kognitif Kategori kemampuan kognitif dibedakan menjadi kemampuan kognitif tinggi dan kemampuan kognitif rendah. Penentuan kategori kemampuan kognitif berdasarkan nilai rata-rata ulangan harian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Siswa yang memiliki nilai lebih besar sama dengan dari nilai rata-rata termasuk kategori tinggi, sedangkan siswa yang memiliki nilai lebih kurang dari nilai ratarata termasuk kategori rendah (Lailiyah, 2007). Pada penelitian ini menggunakan nilai rata-rata ulangan harian (UH) II. Pengelompokkan siswa pada kelas eksperimen dan kontrol disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Pengelompokkan kemampuan kognitif siswa No
Kemampuan Kognitif
1 Tinggi 2 Rendah Jumlah
Kelas kontrol 20 siswa 13 siswa 33 siswa
Kelas eksperimen 21 siswa 13 siswa 34 siswa
c. Perhitugan n-gain siswa Peningkatan KPS siswa ditunjukkan oleh skor yang di-peroleh siswa dalam tes. Nilai pretes dan postes akan dihitung nilai n-gain. Rumus n-gain (
) adalah sebagai berikut =
(%<Sf >-%<Si >) (100-%<Si >)
....................................................................................................(2)
Dimana <Sf> dan <Si> adalah rata-rata postes dan pretes dengan kriteria ≥ 0,7 kategori tinggi; 0,3 ≤ ≤ 0,7 kategori sedang; ≤ 0,3 kategori rendah (Hake, 1998).
33 Hasil perhitungan n-gain kemudian diuji normalitas dan uji homogenitasnya. Setelah menghitung n-gain masing-masing siswa, dilakukan perhitungan n-gain rata-rata kelas baik kelas ekperimen dan kelas kontrol. Rumus nilai n-gain ratarata kelas adalah n-gain rata-rata (x)=
(Jumlah n-gain siswa dalam satu kelas) (Jumlah siswa dalam satu kelas)
.............................................(3)
d. Penentuan nilai sikap Nilai sikap siswa mencangkup aspek komunikatif, rasa ingin tahu, dan teliti. Penentuan nilai sikap siswa ditentukan menggunakan rumus Nilai sikap=
(Jumlah skor per aspek ) (jumlah skor maksimum)
.............................................................................(4)
Dilakukan pula perhitungan nilai sikap rata-rata kelas setiap pertemuan setelah menghitung nilai sikap siswa. Rumus nilai sikap rata-rata kelas adalah Nilai sikap rata-rata (x)=
(Jumlah nilai sikap siswa dalam satu kelas) (Jumlah siswa dalam satu kelas)
..................(5)
2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji normalitas Uji normalitas untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis untuk uji normalitas adalah H0 = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 = sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Rumus untuk uji normalitas adalah sebagai berikut: = ∑ki=1
(Oi-Ei)
Keterangan :
Ei
2
...........................................................................................(6)
34 = Uji Chi-kuadrat Ei = Frekuensi observasi Oi = Frekuensi harapan Data berasal dari populasi yang normal jika hitung < dan derajat kebebasan dk = k-3 (Sudjana, 2005).
tabel dengan
signifikan 5%
b. Uji homogenitas Uji homogenitas untuk mengetahui apakah sampel penelitian memiliki varians homogen atau tidak. Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut : H0 : H1 :
=
≠
(sampel penelitian mempunyai varians yang homogen) (sampel penelitian mempunyai varians yang tidak homogen)
Uji Homogenitas dapat menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut : F=
varians terbesar Varians terkecil
2
atau s =
∑ (x-x) n-1
2
............................................................................(7)
Keterangan : F = Kesamaan dua varians S = Simpangan baku x = n-Gain siswa ̅ = rata-rata n-Gain n = jumlah siswa Data memiliki varians yang homogen jika F < F1/2α(V1,V2) atau Fhitung ≥ Ftabel dengan F1/2α(V1,V2) peluang 1/2α, derajat kebebasan v1 = n1 – 1 dan v2 = n2 – 1. α adalah taraf nyata (Sudjana, 2005).
c. Uji kesamaan dua rata-rata nilai pretes Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah kemampuan awal siswa dalam KPS siswa di kelas eksperimen tidak berbeda secara signifikan dengan kemampuan awal siswa dalam KPS siswa di kelas kontrol. Uji kesamaan dua rata-rata menggunakan nilai pretes siswa pada sampel penelitian. Uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t (Sudjana, 2005).
35 Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah: H0 : Rata-rata nilai pretes KPS siswa di kelas eksperimen sama dengan rata-rata nilai pretes KPS siswa di kelas kontrol pada materi konsep laju reaksi. H0 : µ 1x = µ 2x H1 : Rata-rata nilai pretes KPS siswa di kelas eksperimen tidak sama dengan ratarata nilai pretes KPS di kelas kontrol pada materi konsep laju reaksi. H1 : µ 1x ≠ µ2x Keterangan: µ 1 = Rata-rata nilai pretes (x) pada materi konsep laju reaksi di kelas eksperimen. µ 2 = Rata-rata nilai pretes (x) pada materi konsep laju reaksi di kelas kontrol. x = KPS.
Rumus uji kesamaan dua rata-rata adalah
thitung =
x1 - x2 sg
1 1 + n1 n2
dengan sg2 =
n1 -1 s12 + n2 -1 s22 ....................................................(8) n1 + n2 -2
Keterangan: thitung = koefisien t X1 = rata-rata nilai pretes kelas eksperimen
X 2 = rata-rata nilai postes kelas kontrol s2 = varians n1 = jumlah siswa kelas eksperimen n2 = jumlah siswa kelas kontrol s12 = varians kelas eksperimen s22 = varians kelas kontrol Data terima H0 jika thitung < ttabel dengan derajat kebebasan d(k) = n1 + n2 – 2 dan tolak H0 untuk harga t lainnya. Dengan menentukan taraf signifikan α = 5% peluang (1 – ½α).
36 3. Pengujian hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menentukan taraf signifikan diterima atau ditolaknya hipotesis yang telah dirumuskan pada bab dua. Pengujian hipotesis penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji varians dua jalur dan uji perbedaan dua rata-rata.
Uji varians dua jalur digunakan untuk menguji hipotesis 1 dan hipotesis 2. Kriteria uji hipotesis 1, terima H0 jika pada kategori Kelas*kognitif nilai sig hitung> 0,05. Kriteria uji hipotesis 2, terima H0 jika pada kategori kelas nilai sig hitung >0,05. Uji varians dua jalur menggunakan uji ANOVA. Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menguji hipotesis 3 sampai hipotesis 5. Uji perbedaan dua rata-rata menggunakan uji-t. Jika kedua kelas sampel berasal dari populasi berdistribuai normal dan memiliki varians yang homogen, maka uji yang dilakukan menggunakan rumus yang mengacu pada Sudjana (2005) sebagai berikut : thitung =
X1 -X2 s
1 1 + n1 n2
dengan s 2 =
n1 -1 S12 + n2 -1 S22 ………………….............…................... n1 +n2 -2
Keterangan: t hitung = Koefisien t x1 = Mean kelas eksperimen
x2
s s
2 1 2 2 2
s n1 n2
= Mean kelas kontrol = Varians kelas eksperimen = = = =
Varians kelas kontrol Varians kedua kelas Jumlah sampel kelas eksperimen Jumlah sampel kelas kontrol
(9)
37 Kriteria pengujian : tolak Ho jika thitung> ttabel.Mencari harga t tabel pada tabel distribusi t dengan level signifikan 5% dan dk n 1 n 2 - 2 untuk 12 22 , kemudian membandingkan harga t hitung dengan t tabel dan menarik kesimpulan.
Pengujian hipotesis tersebut dilakukan setelah melakukan uji persyaratan analisis berupa uji normalitas dan uji homogenitas data. Hipotesis statistik berdasarkan hipotesis penelitian yang telah dirumuskan sebagai berikut:
Hipotesis 1 H0 : Tidak ada interaksi antara pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik dan kemampuan kognitif terhadap KPS siswa pada materi konsep laju reaksi. H0 : A * B = 0 H1 : Ada interaksi antara pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik dan kemampuan kognitif terhadap KPS siswa pada materi konsep laju reaksi H1 : A * B ≠ 0
Keterangan A = LKS berbasis pendekatan saintifik B = kemampuan kognitif siswa .
Hipotesis 2 H0 : Rata- rata n-Gain KPS siswa pada pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik lebih rendah dari sama dengan siswa pada pembelajaran menggunakan LKS konvensional pada materi konsep laju reaksi. H0 : µ 1 ≤ µ2 H1 : Rata- rata n-Gain KPS siswa pada pembelajaran menggunakan LKS
38 berbasis pendekatan saintifik lebih tinggi daripada siswa pada pembelajaran menggunakan LKS konvensional pada materi konsep laju reaksi H1 : µ 1 ˃µ 2 Keterangan µ1 = Rata- rata n-Gain KPS siswa pada pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik. µ2 = Rata- rata n-Gain KPS siswa pada pembelajaran menggunakan LKS konvensional
Hipotesis 3 H0 : Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif tinggi pada pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik lebih rendah dari sama dengan siswa kemampuan kognitif tinggi pada pembelajaran menggunakan LKS konvensional pada materi konsep laju reaksi. H0 : µA1B1 ≤ µA2B1 H1 : Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif tinggi pada pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik lebih tinggi daripada siswa kemampuan kognitif tinggi pada pembelajaran menggunakan LKS konvensional pada materi konsep laju reaksi H1 : µA1B1 ˃µA2B1 Keterangan µA1B1 = Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif tinggi pada pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik. µA2B1 = Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif tinggi pada pembelajaran menggunakan LKS konvensional.
Hipotesis 4 H0 : Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif rendah pada pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik lebih rendah
39 sama dengan siswa kemampuan kognitif rendah dalam pembelajaran menggunakan LKS. konvensional pada materi konsep laju reaksi. H0 : µA1B1 ≤ µA2B1 H1 : Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif rendah pada pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik lebih tinggi daripada siswa kemampuan kognitif rendah dalam pembelajaran menggunakan LKS konvensional pada materi konsep laju reaksi. H1 : µA1B1 ˃µA2B1 Keterangan µA1B1 = Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif rendah pada pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik. µA2B1 = Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif rendah pada pembelajaran menggunakan LKS konvensional
Hipotesis 5 H0 : Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif tinggi lebih rendah sama dengan siswa kemampuan kognitif rendah pada pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi. H0 : µA1B1 ≤ µA2B1 H1 : Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif tinggi lebih tinggi daripada siswa kemampuan kognitif rendah pada pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi. H1 : µA1B1 ˃µA2B1 Keterangan µA1B1 = Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif tinggi pada pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik. µA2B1 = Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif rendah pada pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa LKS berbasis pendekatan saintifik efektif untuk meningkatkan KPS siswa pada materi konsep laju reaksi ditinjau dari kemampuan kognitif yang dijabarkan: 1.
Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik dan kemampuan kognitif terhadap KPS siswa pada materi konsep laju reaksi.
2.
Penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik efektif untuk meningkatkan KPS pada materi konsep laju reaksi.
3.
Penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik efektif meningkatkan KPS siswa kemampuan kognitif tinggi pada materi konsep laju reaksi.
4.
Penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik efektif meningkatkan KPS siswa kemampuan kognitif rendah pada materi konsep laju reaksi.
5.
Peningkatan KPS siswa kemampuan kognitif tinggi dan siswa kemampuan kognitif rendah tidak berbeda secara signifikan menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:
58 1. Bagi calon peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik perlu memperhatikan kemampuannya.dalam mengelola waktu pembelajaran dan suasana belajar di kelas agar proses pembelajaran yang dilaksanakan optimal. 2. LKS berbasis pendekatan saintifik dianjurkan sebagai alternatif media pembelajaran bagi guru untuk diterapkan dalam pembelajaran kimia pada materi konsep laju reaksi atau materi dengan karakteristik yang sejenis. 3. Pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik memerlukan media tambahan seperti LCD projector agar pembelajaran lebih menarik.
DAFTAR PUSTAKA
Abungu, H,E., Okere, M.I.O., dan Wachanga, S.M. 2014. The Effect of Science Process Skills Teaching Approach on Secondary School Students’ Achievement in Chemistry in Nyando District, Kenya. Journal of Educational and Social Research, 4(6): 359-372. Akinbobola, A. O. dan F. Afolabi. 2010. Analysis of science process skills in West African senior secondary school certificate physics practical examinations in Nigeria. American-Eurasian Journal of Scientific Research. 5(4): 234- 240. Aktamıs, H. dan Yenice, N. 2010. Determination of The Science Process Skills and Critical Thinking Skill Levels. World Conference on Educational Sciences. 2(2): 3282-3288. Anitah, S. 2007. Strategi Pembelajaran Kimia. Universitas Terbuka. Jakarta. Arianti, M. 2015. Pengembangan LKS berbasis Pendekatan Saintifik pada Materi Konsep Laju Reaksi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia. 3(3): 365-377 Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Asabe, M.B., dan Yusuf, S. D. 2016. Effects Of Science Process Skills Approach And Lecture Method On Academic Achievement Of PreService Chemistry Teachers In Kaduna State Nigeria. ATBU, Journal of Science, Technology & Education. 4 (2): 68-72.
Astuti dan Setiawan. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Kooperatif Pada Materi Kalor. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2 (1): 88-92 Bao, L. 2006. Theoretical Comparisons of Average Normalized Gain Calculations.American Journal of Physics. 74(10): 917-922. Bell, T., Urhahne, D., Schanza, S., dan Ploetzner, R. (2013). Collaborative Inquiry Learning: Models, Tools, and Challenges. International Journal of Science Education. 32(3): 349-377.
60 Chan, J. R. dan Morales, M. P. E. 2017. Investigating The Effects Of Customized Cognitive Fitness Classroom On Students’ Physics Achievement And Integrated Science Process Skills. International Journal of Research Studies in Education. 6(3): 81-95. Chang, M. dan Gilbert, J.K. 2009. Towards a Better Utilization of Diagram in Researc Into the Us of Representative Levels in Chemical Education. Model and Modeling in Science Education., Multiple Representations in Chemical Educations. Springer Science Business Media B. V. 55-73. Darmodjo, H dan Kaligis. 1992. Pendidikan IPA II. Depdikbud. Jakarta. Devi, P. K. 2008. D.A.R.TS Using Work Sheets for Developing Process Skills and Critical Thinking with Pencil and Paper Tasks an Experiment Study in Chemistry Senior High School at “Colligative Properties Concept”. [online]. Diakses pada 10 Februari 2017. Tersedia : http://ojs.voctech.org/index.php/seavern/article/view/128/121. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, S. B. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Cetakan ketiga. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, S. B., dan Ahmad Z. 2010. Strategi Belajar Mengajar. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran Tentang Struktur Atom Dari SMA Hingga Perguruan Tinggi. Disertasi. SPs-UPI. Bandung. Fathurrohman, M. 2015. Paradigma pembelajaran Kurikulum 2013. Kalimedia. Yogyakarta. Fraenkel, J. R., N. E.Wallen dan H. H. Hyun. 2012. How to Design and Evalute Researche in Education. Eight Edition. McGraw-Hill Inc. New York. Gerde, H.K., Scachter, R.E.,dan Wasik, B.A. 2013. Using the Scientific Method to Guide Learning: An Integrated Approach to Early Childhood Curriculum. Early Childhood Education Journal. 4 (1) : 315-323. Hairunnisa. 2015. Penggunaan Pendekatan Scientific untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Interaksi Makhluk Hidup. Jurnal Pendidikan Hayati 1(4): 50-55 Hake, R. R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Dept. of Physics, Indiana University. Woodland Hills.
61 Herawati, R. F., 2013. Pembelajaran Kimia berbasis Multiple Repre-sentasi ditinjau dari Kemampuan awal terhadap Prestasi Belajar Laju Reaksi Siswa SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia. 2(2): 38-43 Hidayat, S. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Ifada, F. 2012. Studi Komparasi Pembelajaran Metode TAI yang didukung Kegiatan Laboratorium dan VBL terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Subpokok Bahasan Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju Reaksi kelas XI semester ganjil SMA Negeri 2 Kudus. Jurnal Pendidikan Kimia 1(1): 44-50. Janbuala, S., Dhirapongse, S., Issaranmanorose, N., dan Lembua, M. 2013. A Study of Using Instructional Media to Enhance Scientific Process Skild for Young Children in Child Development centers in Northeastern Area. Jurnal International Forum of Teaching and Studies. 9(2):41-48 Kadaritna, N., Sunyono, Sungkowo, dan Mulyati, H.E.S,. 2002. Penggunaan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Kimia pada Siswa kelas II SMU YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 1999/2000. Jurnal Pendidikan MIPA 2(1): 45-51. Lailiyah, S. 2007. Pengaruh Penggunaan Pendekatan Inquiry terhadap Kemampuan Psikomotorik Ditinjau dari Kemampuan Kognitif Mahasiswa Jurusan PMIPA UNS Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi. UNS. Surakarta. Lukitasari, N. dan Berta Y. 2016. Keterampilan Berpikir Menganalisis, Mengevaluasi, dan Mencipta siswa pada materi Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju Reaksi Kelas XI SMAN 1 Gondang Tulungagung. Journal of Chemical Education 4 (1): 27-32 Marjan, J., Arnyana, I., dan Setiawan, I. 2014. Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Saintifik terhadap hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Siswa MA Mu’alimat W Pancor Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. Jurnal Program Studi IPA. 4(1): 1-12.
Moeslichaton, R. 1989. Interaksi Belajar Mengajar. FIP IKIP. Malang. Ozdemir G. dan Dikici, A. 2017. Relationship Between Science Process Skills and Scientific Creativity : Mediating Role of Nature of Science Knowledge. Journal of Education in Science, Environment and Health. 3(1): 51-68.
Pratomo, Yanustiana Nur. 2012. Efektifitas Pendekatan Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Kognitif C1-C3 Siswa SMP dalam Pembelajaran IPA Materi Pemanasan Global. Skripsi. UNY . Yogyakarta.
62 Roestiyah 1985. Strategi Belajar Mengajar Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi Belajar Mengajar Teknik Penyajian. Rineka Cipta. Jakarta
Rofiah, F. dan Azizah. 2014. Pengembangan LKS Berorientasi Learning Cycle 7E pada materi pokok Laju Reaksi untuk Melatihkan KPS. Journal of Chemical Education 3(2):99-105. Rohman, M., dan Ahmad S. 2013. Strategi dan Desain Pengembangan sistem pembelajaran. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta. Rustaman, N. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Upi Press. Bandung Sani, A. R. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Kurikulum 2013. Bumi Aksara. Jakarta. Santika, N. Pengembangan LKS berbasis pendekatan saintifik pada Materi Teori Tumbukan. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia. 3(3):1-12 Setiawan, C. A. 2012. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran Generatif (Generative Learning) Ditinjau dari Kemampuan Kognitif Siswa. Skripsi. Unila. Bandar Lampung Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Rineka Cipta. Jakarta. Subali, B. 2010. Bias Item Tes Keterampilan Proses Sains Pola Divergen dan Modifikasinya sebagai Tes Kreativitas. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. 2(1): 309-334. Sudaryono. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Graha Ilmu. Yogyakarta. Sudijono, A. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo. Jakarta. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung. Sudrajat, A. 2013. Pendekatan Ilmiah Dalam Proses Pembelajaran. [online] http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/07/18/pendekatansaintifikilmiah-dalam-proses-pembelajaran/. Diakses pukul 10.00am tanggal 12 Desember 2016. Sukarno, Permanasari, A., dan Hamidah, I. (2013). The Profile of Science Process Skill (SPS) Student at Secondary High School (Case Study in Jambi). International Journal of Scientific Enginering and Research. 1(1): 79-83. Suryani, N. dan Agung L. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Penerbit Ombak. Yogyakarta.
63 Susanti, L. B dan Poedjiastuti,S. 2015. Pengembangan LKS berorientasi Guided Inquiry untuk Melatih KPS pada materi Laju Reaksi kelas XI SMA. Journal of Chemical Education 4(2): 249-255. Suyanti, R. D. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Graha Ilmu. Yogyakarta. Tarhan, S. 2009. Calibration of Comprehension and Performance in L2 Reading. International Electronic Jurnal of Elementary School 2(1):167-169. Tim Penyusun. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. ______. 2013. Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Kemendikbud. Jakarta. ______. 2014. Permendikbud No 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Kemendikbud. Jakarta. ______, a. 2014. Permendikbud No 103 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Kemendikbud. Jakarta. Trianto. 2008. Mendesaian Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) di kelas. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta. ______. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif (Konsep, Landasan, dan Implementasinya dalam KTSP). Kencana. Jakarta. Upahi,J.E. dan A.S.Olorundae. 2012. Difficulties Faced by Nigerian Senior High School Chemistry Students in Solving Stoichiometric Problems. Journal of Education and Practice. 3(12),181-189. Walters. Y. B., Soyibu, K. 2001. An Analysis of High School Students’ Performance on Five Integrated Science Process Skills. Research in Science & Technological Education. 19(2): 133-145. Widyaningtyas, L., Siswoyo, dan Bakri. 2015. Pengaruh Pendekatan Multirepresentasi dalam Pembelajaran Fisika terhadap Kemampuan Kognitif Siswa SMA. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika. 1(1): 31-37. Zakiah, Z dan Andajani S. J. 2015. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pada Anak Tunanetra Kelas I. Jurnal Pendidikan Khusus. 3 (1) : 5-10 Zeidan, A. H. dan M. R. Jayosi. 2015. Science process skills and attitudes toward science among palestinian secondary school students. World journal of Education. 5(1): 13-24.