SKRIPSI STRATEGI PROMOSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN KULON PROGO DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT PENGUNJUNG OBYEK WISATA WADUK SERMO KULON PROGO YOGYAKARTA
Oleh : Ariandari Yusmiarti 20040530052
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2009
i
SKRIPSI Telah dipertahankan dalam ujian pendadaran, dinyatakan lulus dan sah di depan Tim Penguji Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Pada: Hari Tanggal Ruang
: Kamis : 5 Februari 2009 : Ruang MULTIMEDIA SUSUNAN TIM PENGUJI Ketua
Suciati, S.Sos, M.Si Penguji I
Penguji II
Djati Prasetyani Hadi, S.IP S.Sos
Krisna Mulawarman
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana (S-1) Tanggal 10 Februari 2009
Fajar Iqbal, S.Sos, M.Si
ii
My MOTTO
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (Q.S. Al Anbiyaa: 35) “Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah SWT akan memudahkannya ke jalan menuju surga…” (H.R Turmudzi) “Apa yang ada di hadapan dan di belakang kita, hanyalah halhal kecil bila dibandingkan dengan apa yang ada di dalam diri kita.” (Oliver Wendell Holmes). ♫ “I have confidence in sunshine, I have confidence in rain, I have confidence The World can all be mine...I’ll make Them see I have confidence in me...They have to agree I have confidence in me” (I Have Confidence: Song from The Sound of Music) ♫ “When the dog bites, when the bee stings, when I’m feeling sad... I simply remember my favorite things and then I don’t feel so bad” (My Favorite Things: Song from The Sound of Music) ♫“ Climb every mountain, follow every stream. Follow every rainbow, til You find your dream” (Climb ev’ry Mountain: Song from The Sound of Music)
iii
Dedicated To: ♥My lovely family♥
Bp. Sutarman yang selalu memberi semangat dan mendo’akan, Suaramu selalu terdengar setiap hari terutama nasehatnya. Ibu. Suminah, makasih ya Mah, do’a dan kasih sayangmu yang membuat aku bisa seperi ini. Seneng banget punya Mamah yang bisa diajak ngobrol, kita kayak sobat aja. Pak, Mah, Yaik bangga jadi anakmu, pengalaman dan perjalanan hidup kalian akan Yaik ingat. Kesederhanaan itu yang paling Yaik suka dan pelajari dari kalian. Buat kakak dan adek-adekku tersayang☺ Muladsari Manah (Emun) Nisa Osalia Manah (Enis) Ambarrahman Kusmanah (Baban) Hernadiyansari Manah (Nanad)
Seneng deh punya kakak dan adek seperti kalian yang menunjukkan kasih sayangnya dengan cara yang beda, asyik diajak bercanda, jajan n berenang bareng, sering berantem hehe...
iv
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan segenap pengikutnya yang setia hingga akhir jaman. Amien Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: ♣ Ir. H. M. Dasron Hamid, M.Sc, selaku Rektor Univeritas Muhammadiyah Yogyakarta. ♣ Bapak Fajar Iqbal S.Sos, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. ♣ Ibu Suciati S.Sos, M.Si dan Ibu Djati Prasetyani Hadi, S.IP, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dan dengan penuh kesabaran
membimbimg
penulis
dalam
menyelesaikan
skripsi
ini.
Terimakasih Bu atas bimbingan dan masukannya, maaf jika saya terlalu banyak bertanya. ♣ Bapak Krisna Mulawarman S.Sos, selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan dalam revisi demi kesempurnaan skripsi ini. ♣ Semua Dosen, Staff dan Karyawan Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
v
♣ Drs. Bambang Pidegso, M.Si selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, yang telah memberikan izin penelitian. ♣ Bapak Anom Sudarinto A.Md dan Seluruh Staff Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, yang telah banyak membantu dalam memperoleh data-data penelitian. ♣ Keluarga Manah tercinta yang dengan tulus Ikhlas telah memberikan yang terbaik untukku, Bapak, Mamah yang sangat aku banggakan. Kakak dan Adek-adekku yang cantik-cantik dan cakep yang paling kusayang. Keluarga besar dan saudara-saudara yang turut memberi support. ♣ Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga bantuan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari baik yang berupa dukungan moril maupun materiil dalam penulisan skripsi ini mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Amin. Tentunya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan koreksi sangat diharapkan demi kesempurnaan di masa mendatang. Semoga karya yang tidak seberapa ini dapat memberikan mafaat bagi kita semua.
Yogyakarta, Februari 2009
Ariandari Yusmiarti
vi
THANKS TO:
¤
¤
¤ ¤
¤
¤ ¤
¤ ¤
Toek Halim, makasih udah jadi ipar yang baik and ngasih kebahagian baru buat keluarga besar Qta, dengan adanya makhluk kecil sie ”Lana” ♥ bkin suasana di rumah tambah rame ajah☺ Sahabat-sahabatku tersayang Wilda, Silvy, qta harus selalu inget apa arti teman supaya kita bisa jaga persahabatan kita sampai kapanpun. Thanks for supporting and guiding me, everything’s wonderful with U guys. Kita masih bisa ngumpul kan? Just my Worries. Aku sayang kalian…cupcup..muach☺ Encik... Makasih ya dah nemenin q sampe sekarang nie, 8 taon beuh qta breng terus masih betah kan? hobby kuliner yang nyatuin Qta he....he..... Keluarga Besar Pondjco Sumarto n Karso Irono: Mbah Kakung N Mbah Putri (Alm) nan jauh disana kujadikan penyemangat hidupku. Semua Budhe-Pakde, Bulek-Paklik kapan Qta kumpul n maem sate bareng lagi? Toek Sepupu-sepupu Q fiuh.... rata-rata semua dah pada punya momongan euy☺ Keponakan-keponakan Q lebaran ngumpul-ngumpul lagi yuks. Maz Eko makasih ya udah jagain Mamah n Nanad, pas Bapak Ngemban tugas Nan Jauh disana. Slamet buat keluarga barunya, di tunggu kapan baby-nya lahir. Smua temenku di IK 2004, pd kemana aja sih, kok jarang kliatan. Sukses selalu n terus berjuang yach! Ulfa, Desi, Sophie, Lia, Mini, temen yang baru ku kenal n sepejuangan bimbingan, asyik kita bisa wisuda bareng. Toek Widya smngat!!! Q-ta harus ati-ati dech biar ga ketemu orang aneh lagi he...he....☻ Tuk temenku waktu KKN: Lina, Alul, Mb’ Nita, Mas Iwan, Priyo, Fajar, Novie, De el el..kapan2 makan bareng lagi dong. Buat anak-anak eX-kost abimanyu: ☻ rime’ kangen nih Me’ denger suara cempreng kamu klo lagi nyanyinyanyi ga jelas he....he... buat pasangannya alyas Bayu jangan suka ngambek trus kabur sie ☺ ☻ Wenks’, kok jarang maen seh? Kan aku mo crita sesuatu,ssstt….. Cayo buat gawen n yang akur ma Ryo-nya 3 taon jeng. ☻ Our mother Su-Eni, Yah sibuk amat sih sms ja mpe ga sempet, cari gawe pa ngurusin marriage neh.... ☻ Uni, jangan suka nakut-nakutin sih…, cerita horornya bkin atut dech.. ☻ Imla, klo ngomong jangan cepet-cepet yach.... kn Q ga mudheng☺
vii
¤
¤ ¤
¤
¤
¤
¤ ¤
Buat anak-anak kost nitipuran: ☻ Astit semangat!!! jangan hidup di dunia fantasi yah upst...... he...he ☻ Gesta volume suaranya di kecilin bu... Toa Mesjid aja mpe kalah tuch☺ ☻ Vivi n Putri, Slamet datang di kejamnya dunia eh slah Welcome to The Family…”Eng Ing Eng.” Jangan nyesel ya, emang anak-anak suka iseng, tapi mreka baek☺ Buat Pak Win sekeluarga: Bapak, Ibu, Ajeng, Gilang makasih untuk kostnya yang nyaman n unik. Ajeng di tunggu cerita-cerita serunya☺ Temen- temen SMA I Temon-Wates tempat ngabisin masa muda Q cieile..... Hessy, Heni (Chino), Rahmat (So-Much), Heri (Kopyor), Anjani (Bendol), Ninik, Bayu, Rini (Kloed), A’an (Andonk), Banter, Bagil, Agung (Bgank) Makasih buat kisah kasih di sekolah he...he... Waktu yang singkat kuhabiskan di SMP I Wates. Temen-temen yang baru ku kunal, cuma sebentar, banyak yang ga ku kenal. Tapi bgmnpun aku pernah di sana. Teurimong Gaseh temen-temenku di Banda Aceh, aku harus ke Banda lagi!! ♪ Temen-temen waktu di SMP 2 Banda Aceh, Anak-anak SDN 22 Banda Aceh peue haba Ngon? Tsunami bikin kita ga contakkan: Tata, Winda, Jabal, Indra, Mirza, Ira, Ima, Kiki. Masih atau ga adanya kalian, di kehidupan yang lain aku tetap jadi temen kalian. Selamat jalan sahabat....... ♪ Temen-temen perumnas Keuthapang: K’ Aan, Iin, Ola, De’ Cut, Del...el.... masih suka ngukur Jalan kah☺ Teman masa kecilku di Bandung: Aris, Ito, fajar, Usan, Ayu, Deva, kalian tambah cakep n cantik aja. Gmn kuliahnya, dah pada lulus ya? Bentar lagi aku ke situ, wait for me! Temen-temen SDN Tikukur 2 BDG n TK Salaman BDG yang udah ga Q ingat lagi he...he.... Winner Griya Computer, Mas Arif… makasih ya udah ngebenerin my “damn” computer, “YES… IT’S WORKIN’ AGAIN”
♥♥♥
viii
ABSTRAKSI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Ilmu Komunikasi Konsentrasi Advertising Ariandari Yusmiarti (20040530052) Strategi Promosi Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo Dalam Upaya Meningkatkan Minat Pengunjung Obyek Wisata Waduk Sermo Kulon Progo Yogyakarta. Tahun skripsi 2009: xiv halaman depan + 135 halaman + lampiran + 8 halaman tabel + 9 halaman gambar. Daftar Kepustakaan : 22 Buku + 4 sumber online + 3 orang sebagai narasumber + 1 Laporan RPJM Waduk sermo merupakan salah satu obyek wisata unggulan kabupaten Kulon Progo dan juga merupakan obyek wisata penyumbang pendapatan daerah (PAD) ketiga terbesar setelah obyek wisata pantai. Jumlah pengunjung obyek wisata Waduk Sermo pada tahun 2006 dan 2007 cenderung mengalami penurunan dan belum sesuai dengan target yang ditetapkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo. Penurunan jumlah pengunjung obyek wisata Waduk Sermo ini otomatis berpengaruh terhadap menurunnya pendapatan daerah, untuk itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo melakukan strategi atau upaya agar jumlah pengunjung dapat meningkat kembali dan pendapatan daerah terpenuhi. Dengan demikian penulis melakukan penelitian mengenai Strategi Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo Dalam Upaya Meningkatkan Minat Pengunjung Obyek Wisata Waduk Sermo Kulon Progo Yogyakarta. Dari hasil penelitian dapat diketahui strategi promosi yang digunakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo adalah dengan menggunakan strategi analisa pasar dengan tahap perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Promosi yang digunakan melalui promotion mix baik itu; advertising, personal selling, Publisitas, dan promosi penjualan. Evaluasinya dilakukan melalui evaluasi strategis dan evaluasi rencana tahunan.
ix
ABSTRACT University of Muhammadiyah Yogyakarta Faculty of Social and Politics Communication Departemen Majoring in Advertising Ariandari Yusmiarti (20040530052) Promotion Strategies of The Culture and Tourism Service of The Kulon Progo Regency to Increase The Visitours of Sermo Dam in The Kulon Progo Regency of Yogyakarta Thesis 2009: xiv + 135 pages + attachment + 8 page of tables + 9 page of pictures. Bibliography: 22 books + 4 online sources+ 3 people informants + 1 reports of midterm of development planning. Sermo dam is one of prime tourism objects in Kulon Progo regency, furthermore it is placed in the third biggest source of income of this regency after the beach tourism objects. However, the number of visitors of Sermo Dam tended to decrease from 2006 to 2007; this number was less than what had been expected by the Culture and Tourism Service of the Kulon Progo regency. This raises the concern of the Culture and Taourism Service to implement a strategy to increase the visitors which will automatically increase the income of the regency. The researcher was interested to conduct a research on the promotion strategies developed by The Culture and Tourism Service of the Kulon Progo regency to attract more visitors to the Sermo Dam. The research reveals that Culture and Tourism Service of the Kulon Progo Regency uses market analysis strategies several stages in promoting the Sermo Dam, namely; planning, implementation, and evaluation. Promotion mix including advertising, personal selling, publicizing, and promoting through selling were also used as the promotion. The evaluation that Culture and Tourism Service of Kulon Progo Regency uses evaluation strategies and evaluation planning.
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... ii HALAMAN MOTTO ................................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv KATA PENGANTAR ............................................................................................... v UCAPAN TERIMA KASIH...................................................................................... vii ABSTRAKSI ............................................................................................................. ix ABSTARCT............................................................................................................... x DAFTAR ISI.............................................................................................................. xi DAFTAR TABEL...................................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiv BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 10 C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 11 D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 11 E. Kerangka Teori................................................................................ 12 1. Strategi Promosi .......................................................................... 12 2. Pariwisata .................................................................................... 23 3. Promosi Dalam Bidang Jasa Pariwisata ..................................... 26 F. Metode Penelitian ........................................................................... 39 1. Jenis Penelitian............................................................................ 39 2. Lokasi Penelitian......................................................................... 40 3. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 41 4. Teknik Analisis Data................................................................... 43 5. Validitas Data.............................................................................. 45
xi
BAB II.GAMBARAN UMUM DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN KULON PROGO DAN OBYEK WISATA WADUK SERMO ..................................................................................................... 46 A. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata .................................................. 46 1. Sejarah Perkembangan ................................................................ 46 2. Tugas dan Fungsi ........................................................................ 49 3. Visi, Misi, Tujuan, dan Kebijakan .............................................. 51 4. Program dan Kegiatan................................................................. 52 5. Struktur Organisasi ..................................................................... 56 6. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan................................... 59 B. Gambaran Umum Obyek Wisata Waduk Sermo ............................ 60 1. Sejarah Perkembangan ............................................................... 60 2. Sarana dan Prasarana................................................................... 64 BAB III. SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN .................................................. 67 A. Sajian Data ...................................................................................... 67 1. Strategi Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo .............................................................................. 67 2. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Strategi Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ................ 103 B. Pembahasan..................................................................................... 104 BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 132 A. Kesimpulan ..................................................................................... 132 B. Saran................................................................................................ 134 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Data Pengunjung Obyek Wisata Waduk Sermo ....................................... 5 Tabel 1.2. Data Jumlah Pendapatan Retribusi Obyek Wisata Waduk Sermo............ 7 Tabel 2.1. Data Pegawai Menurut Jenis Kelamindan Golongan Pangkat.................. 59 Tabel 2.2. Data Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan ............................................. 60 Tabel 2.3. Fasilitas Obyek Wisata Waduk Sermo...................................................... 65 Tabel 2.4. Data Pengunjung Obyek Wisata Waduk Sermo Tahun 2007 ................... 66 Tabel 2.5. Pendapatan Retribusi Obyek Wisata Waduk Sermo Tahun 2007............. 66 Tabel 3.1. Program Kegiatan Pengembangan dan Promosi Obyek Wisata Waduk Sermo Tahun 2007-20011........................................................................ 75 Tabel 3.2. Rincian Biaya Pameran Tahun 2008......................................................... 97
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Struktur Organisasi .............................................................................. 56 Gambar 3.1.Alur Pikir Rencana Strategis Pembangunan dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo Tahun 20072011....................................................................................................... 69 Gambar 3.2. Bentuk Leaflet ...................................................................................... 85 Gambar 3.3. Booklet ................................................................................................. 86 Gambar 3.4. CD Promo............................................................................................. 87 Gambar 3.5. Penunjuk Jalan/ Arah ........................................................................... 90 Gambar 3.6. Kegiatan Travel Dialog ........................................................................ 92 Gambar 3.7. Kegiatan Pameran ................................................................................ 96 Gambar 3.8. Website................................................................................................. 102 Gambar 3.8. Proses Evaluasi..................................................................................... 129
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Program pemerintah Visit indonesia 2008 berusaha untuk membangkitkan dan meningkatkan bidang pariwisata di semua propinsi yang ada di Indonesia, karena sektor pariwisata merupakan aset Negara dan juga merupakan salah satu sumber devisa Negara. Bidang pariwisata ini dapat menjaring wisatawan asing maupun lokal, untuk berkunjung ke daerah wisata. Untuk itu berdasarkan UU No 22 tahun 1999 mengenai pemberlakuan Otonomi Daerah, dengan ini Pemerintah Daerah bertanggung jawab untuk mengembangkan dan mengelola segala potensi yang ada di daerahnya masing-masing. Bisa dilihat dari gencarnya beberapa Propinsi dalam mempromosikan segala aspek pariwisata yang ada di daerahnya. Hal ini dilakukan dalam upaya menarik minat wisatawan untuk berkunjung, meningkatkan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan daerah serta mendukung perkembangan usaha kecil di daerahnya masing-masing. Kulon Progo adalah salah satu kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang berada di paling barat, Ibu Kota Kabupatennya adalah Wates. Kulon progo memilki banyak potensi, baik bidang pertanian industri atau pertambangan, perhubungan, pariwisata, dan lainnya. Sektor-sektor yang ada tentunya harus dikelola dengan baik oleh Pemerintah Daerah agar dapat di
1
manfaatkan secara maksimal. Salah satu bidang yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah bidang pariwasta, karena bidang pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan daerah. Obyek wisata yang ada di Kabupaten Kulon Progo antara lain, Goa Kiskendo, Goa Sumitro, Waduk Sermo, Pemandian Clereng, Puncak Suroloyo, Desa Wisata Nglinggo, Makam Nyi Ageng Serang, Makam Girigondo, Sendang Sono, Kerajinan Angel, Pantai Glagah, Pantai Congot, dan Pantai Trisik. Berdasarkan hasil wawancara awal pra survey dengan Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, pada tanggal 14 juli 2008 dapat diketahui dengan banyak aset wisata yang ada maka Kabupaten Kulon Progo merupakan Kabupaten yang bisa dibilang obyek wisatanya termasuk lengkap, namun sampai sekarang ini baru 7 obyek wisata yang dikelola oleh Pemerintah Daerah dan lainnya dikelola oleh pihak swasta. Semua obyek yang ada di Kabupaten Kulon Progo ini memiliki potensi untuk menjadi wahana wisata unggulan, namun selama ini Kawasan Pariwisata pantai yang banyak dilirik oleh para wisatawan dan untuk itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo berusaha untuk mempromosikan dan memberdayakan obyek wisata lain yang tidak kalah menariknya dengan pantai agar kunjungan ke obyek wisata lain dapat meningkat antara lain Kawasan Pariwisata Tirta, Kawasan Pariwisata Pegunungan, dan Kawasan Pariwisata Pedesaan. (Wawancara
dengan Bapak Anom Sudarinto, A. Md, Staff Seksi
2
Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 14 Juli 2008). Salah satu obyek wisata yang dianggap memiliki potensi untuk menjadi obyek wisata unggulan di Kabupaten Kulon Progo selain pantai adalah Kawasan Pariwisata Tirta yaitu Waduk Sermo. Waduk Sermo merupakan satu-satunya Waduk yang terdapat di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak di desa Hargowilis, kecamatan kokap. Jarak dari Yogyakarta 36 km, ke arah barat kota Yogyakarta dan 5 km dari kota Wates. Waduk Sermo memiliki keindahan alam yang sangat memukau. Dengan luas genangan kurang lebih 157 Ha, keadaan air menyerupai jari tangan dengan latar belakang bukit menoreh yang hijau. Fungsi utama dari waduk ini pada dasarnya adalah sebagai tempat penyediaan air baku untuk pengairan dan pengendalian banjir. Disamping itu juga mempunyai fungsi tambahan
sebagai
objek
wisata
dan
penyediaan
sarana
air
minum.
(http://www.kulonprogo.go.id/html/budaya/perkembangan. akses:11/06/08). Berdasarkan laporan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 Waduk Sermo ini berpotensi dikembangkan sebagai obyek wisata tirta melalui perencanaan yang komprehensif (DED Sermo Water Park). Kelebihan dari Waduk Sermo adalah bentuknya yang berkelok-kelok, dikelilingi oleh perbukitan menoreh dan kawasan hutan, sehingga lingkungan Waduk Sermo terlihat sangat indah dan masih asri.
3
Wisatawan dapat menikmati panorama Waduk Sermo dengan berkeliling menggunakan perahu wisata atau melewati jalan lingkar aspal sepanjang 21 km. Wisatawan dapat melakukan berbagai aktivitas wisata seperti memancing, hiking, out bound, bersepeda. Kondisi alam Waduk Sermo juga sangat digemari para komunitas pecinta off road baik roda dua maupun roda empat. Bagi para wisatawan yang berminat mencicipi hidangan ikan air tawar dapat berkunjung ke warung makan yang berada di sekitar Waduk Sermo dan juga bisa melihat keramba ikan yang ada di sekitar Waduk Sermo. Pengunjung atau wisatawan yang ingin bermalam di Waduk Sermo dapat bermalam di Wisma Sermo yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, wisma sermo
tersebut
terletak
di
kawasan
sekitar
obyek
wisata
Waduk
Sermo.(http//www.kulonprogo.go.id/main.phpwhat.html/pariwisata/budaya.akses: 23/06/08.08:13PM) Selain wisata rekreasi umum,
area obyek wisata Waduk Sermo juga
memiliki fasilitas pariwisata yang dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan, antara lain; arena out bound, dan bumi perkemahan (camping ground). Biasanya bumi perkemahan dan arena out bound ini sering digunakan untuk berbagai aktivitas kegiatan anggota kepramukaan, baik itu dari kalangan pelajar SD, SMP, dan SMU.
4
Data mengenai jumlah pengunjung obyek wisata Waduk Sermo dapat dilihat di bawah ini: Table 1.1 Data Pengunjung Obyek wisata Waduk Sermo 2007 No
Tahun
Jumlah
Target
Penggunjung
Penggunjung
Capaian %
1.
2003
12.772
11.000
116%
2.
2004
10.398
13.500
77%
3.
2005
14.424
14.000
106%
4.
2006
14.119
14.500
97%
5.
2007
9.312
14.500
64%
Sumber: RPJM Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo 2007 Dengan melihat data lima tahun terakhir data penggunjung di atas dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung wisatawan ke obyek wisata Waduk Sermo pada tahun 2003 mengalami over target penggunjung dari target yang telah ditetapkan, karena pada tahun 2003 di Waduk Sermo ada event atau atraksi wisata sehingga banyak penggunjung yang datang. Sedangkan tahun-tahun berikutnya kecuali 2005 penggunjung wisata ke obyek wisata Waduk Sermo tidak stabil, dan cenderung mengalami penurunan yang sangat signifikan apa lagi pada tahun 2007. Jumlah penggunjung ke Waduk Sermo juga belum sesuai dengan target yang di tetapkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, dan hasil capaian jumlah pengunjung juga masih jauh dari target.
5
Sebagai satu-satunya obyek wisata Waduk yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta dan memiliki banyak potensi yang bisa di explore, seharusnya obyek wisata Waduk Sermo menjadi salah satu obyek wisata unggulan daerah. Namun karena kurangnya informasi akan keberadaan objek wisata Waduk Sermo dan adanya peminat wisat khusus obyek wisata tertentu, maka jumlah pengunjung masih minim. Hal ini didukung hasil wawancara dengan khalayak umum dan mantan pengunjung obyek wisata Waduk Sermo, menurunya jumlah penggunjung obyek wisata Waduk Sermo disebabkan oleh beberapa hal diataranya banyak khalayak yang belum mengetahui informasi mengenai obyek wisata Waduk Sermo, selain itu dari beberapa mantan pengunjung mengeluh mengenai fasilitas sarana dan prasarana pendukung yang masih kurang, kemudian juga jarangnya event yang diadakan di Obyek Wisata Waduk Sermo sehingga penggunjung kurang tertarik untuk berwisata ke Waduk Sermo (Wawancara dengan beberapa khalayak baik itu dari kalangan pelajar dan umum, tangal 02/11/08). Penurunan jumlah penggunjung obyek wisata Waduk Sermo ini juga mempengaruhi jumlah pendapatan retribusi daerah. Target pendapatan retribusi daerah yang telah ditetapkan juga harus dapat dicapai oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, dan untuk mendukung sarana diperlukan adanya Sumber Daya Manusia yang memadai demi perkembangan dan kemajuan Pariwisata di Kabupaten Kulon Progo.
6
Data mengenai jumlah pendapatan retribusi dari obyek wisata Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat di bawah ini:
Table 1.2 Data Jumlah Pendapatan Retribusi Obyek wisata Waduk Sermo 2007
Nama Obyek Wisata No Bulan Pantai
Pantai
Waduk
Pantai
Goa
Puncak
trisik
Sermo
Congot
Kiskendo
Suroloyo
1.
2003 101.521250 42.970.800 11.399.200 12.192.050 3.284.550
3.437.590
2.
2004 175.418.745 58.828.445 11.677.415 12.460.085 2.655.000
3.882.035
3.
2005 191.160.805 53.707.480 16.310.500 10.750.960 3.097.500
2.856.050
4.
2006 183.469.100 34.260.000 16.025.470 9.956.000
3.552.000
3.059.000
5.
2007 228.684.500 43.486500
10.435.500 18.226.050 3.552.000
3.550.000
Glagah
Sumber: RPJM Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo 2007 Dengan melihat data jumlah pendapatan retribusi di atas dapat dilihat bahwa obyek wisata Waduk Sermo merupakan salah satu penyumbang pendapatan daerah terbesar setelah obyek wisata Pantai Glagah dan Pantai Trisik. Oleh karena itu ketika obyek wisata Waduk Sermo mengalami penurunan jumlah penggunjung, maka hal ini dianggap penting oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo karena otomatis mempengaruhi hasil pendapatan daerah yakni menurunnya pendapatan daerah. Untuk itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
7
Kabupaten Kulon Progo harus melakukan strategi atau upaya-upaya agar jumlah penggunjung ke obyek Wisata Waduk Sermo dapat
meningkat dan jumlah
pendapatan retribusi daerah dapat terpenuhi kembali. Dengan demikian perlu dilakukan kegiatan atau aktivitas promosi, agar pariwisata yang ada di Kabupaten Kulon Progo di kenal oleh masyarakat luas dan dapat meningkatkan jumlah penggunjung. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo berdasarkan RPJM antara lain; Pada tahun 2005 kegiatan promosi yang dilakukan adalah, Travel Dialog (promosi bertemu dengan kepala sekolah, Biro Perjalanan Wisata dan Pimpinan Perusahaan) di 8 kota di Jawa (Boyolali, Kebuen, Klaten, Magelang, Purworejo,
Temanggung,
Wonosobo,
Karanganyar),
Pameran
(Promosi
Pengenalan Wisata) 4 kali di Jawa dan Bali, Kerjasama dengan media elektronik dengan 1 media (TVRI), Kerjasama dengan Biro Perjalanan yaitu 5 Biro perjalanan (Nartours, Kembang Tour and Travel, Prayodo Tour and Travel, Cakra Jaya, Jogja Abeca Tour). Tahun 2006 juga dilakukan, Travel Dialog (promosi bertemu dengan kepala sekolah, Biro Perjalanan Wisata dan Pimpinan Perusahaan) di 13 Kota di (Jawa, Lampung, dan Kalimantan), Pameran (Promosi Pengenalan Wisata) 5 kali (Jawa, Kalimantan dan Bali), Kerjasama dengan media elektronik dengan 3 media ((TVRI Yogyakarta, Radio RRI, SCTV), Kerjasama dengan Biro Perjalanan yaitu 10 Biro perjalanan. Tahun 2007 aktivitas promosi yang dilakukan antara lain; Travel Dialog (promosi bertemu dengan kepala sekolah 13 Kota di Jawa dan Lampung, Pameran (Promosi Pengenalan Wisata) 5
8
kali (Pulau Jawa), kerjasama dengan media elektronik 5 media (TVRI Yogyakarta, Radio RRI, TA TV, Radio Rosala, TRANS 7), kerjasama dengan Biro Perjalanan yaitu 12 Biro perjalanan. (Laporan RPJM Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo tahun 2007) Berdasarkan hasil wawancara dengan Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, pada tanggal 27 Agustus 2008. Kegiatan-kegiatan promosi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo juga didukung oleh Bupati Kabupaten Kulon Progo yaitu Bapak Toyo Santoso Dipo, yaitu dengan ikut melakukan promosi Pariwisata apabila sedang bertugas di luar kota atau Propinsi lain. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo juga melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah lain yaitu Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, dengan melakukan program Widyawisata yaitu progrm pengenalan seluruh Obyek wisata yang ada di Kabupaten Kulon Progo pada seluruh TK dan SD dengan orientasi sekolah lokal. (Wawancara dengan Bapak. Anom Sudarinto, A. Md, selaku Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dibudpar Kab. KP, tanggal 27/08/08). Tantangan pembangunan pariwisata Kabupaten Kulon Progo masih cukup besar terutama dalam upaya meningkatkan daya tarik obyek wisata. Minimnya daya tarik pariwisata disebabkan kurangnya prasarana pendukung, antara lain; jalan lingkungan, jaringan listrik, air bersih, MCK dan belum adanya fasilitas daya tarik wisata rekreatif yang representatif, serta aspek lain yang mendukung.
9
Permasalahan lain yang dihadapi kepariwisataan di Kabupaten Kulon Progo adalah belum optimalnya pertumbuhan usaha pariwisata, seperti usaha rekreasi dan hiburan umum, rumah makan, penginapan, souvenir, biro perjalanan wisata, homestay, dan juga akibat dari dampak gempa bumi 2006. (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. Md, selaku Staff Seksi Pemasaran da Promosi Dibudpar Kab. KP, tanggal 27 Agustus 2008). Untuk itu peranan dari lembaga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sangatlah penting untuk mempromosikan dan pengembangan pariwisata yang ada di daerahnya. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata harus terus berupaya melakukan dan mengatur strategi promosi dengan baik, agar bisa menjadi daya tarik wisata sebagai usaha untuk kemajuan pariwisata dalam meningkatkan minat penggunjung. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis ingin melakukan penelitian terhadap upaya-upaya apa yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, dalam upaya meningkatkan jumlah pengunjung objek-obyek wisata yang ada khususnya Waduk Sermo.
B. RUMUSAN MASALAH Dari uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diambil satu pokok permasalahan yaitu: Bagaimana strategi promosi yang di lakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo dalam upaya meningkatkan minat pengunjung objek wisata Waduk Sermo?
10
C. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mendeskripsikan strategi promosi yang digunakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo dalam meningkatkan minat pengunjung objek wisata Waduk Sermo. 2. Untuk mendeskripsikan alasan-alasan dilakukannya strategi promosi . 3. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat strategi promosi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo.
D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat Teoritis: 1. Menambah khasanah pengetahuan tentang strategi promosi. 2. Menjadi bahan kajian studi banding dalam rangka penelitian lebih lanjut.
Manfaat Praktis: a. Bagi peneliti: Untuk menambah wawasan tentang strategi promosi, serta dapat mengaplikasikan teori-teori yang ada. b. Bagi institusi: Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh bagian pemasaran guna menentukan kebijakan institusi.
11
E. KERANGKA TEORI 1. STRATEGI PROMOSI Strategi diperlukan sebagai arah dan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dari suatu organisasi atau perusahaan, strategi juga bisa disebut sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Sedangkan menurut Effendy pengertian strategi adalah sebagai berikut:
Strategi merupakan perpaduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan, dan untuk mencapai tujuan tersebut strategi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis (Onong Uchayana Effendy, 1993:301).
Strategi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Selain itu strategi juga merupakan keseluruhan tindakan-tindakan yang ditempuh oleh sebuah organisasi untuk mencapai sasaran-sasarannya. Strategi adalah rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan, strategi ini dibuat berdasarkan suatu tujuan.
12
Dengan melihat pengertian-pengertian tersebut, maka suatu perusahaan atau organisasi membutuhkan suatu strategi apabila menghadapi situasi sebagai berikut: a. b. c. d.
Sumber daya yang dimiliki terbatas. Ada ketidak pastian mengenai kekuatan bersaing organisasi. Komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi. Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antara bagian sepanjang waktu. e. Ada ketidak-pastian mengenai pengendalian inisiatif. (Fandy Tjiptono, 2000:3). Tahapan kerangka kerja perencanaan strategi adalah: 1. Identifikasi Harapan Stakeholder Stakeholder adalah pihak-pihak yang terkait dan berkepentingan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Harapan stakeholder biasanya menjadi pertimbangan utama dalam menentukan misi dan visi maupun program kerja dari perusahaan. Stakeholder tebagi menjadi dua yaitu, stakeholder internal (pendiri, dewan penyantun, pengurus, anggota, karyawan, dll) dan stakeholder eksternal ( penonton, penyandang dana, pemerintah).
2. Perumusan Misi dan Visi Misi dan visi merupakan fondasi bagi organisasi. Oleh karena itu misi dan visi sebaiknya disepakati bersama dan dipahami oleh seluruh anggota organisasi. Misi sebenarnya adalah suatu pernyataan yang menyebut apa fungsi, tugas, dan peran sektor pariwisata dalam kehidupan perekonomian,
13
dan pembangunan, khususnya DTW yang sedang mengembangkan pariwisata di daerahnya sebagai suatu industri. The Alaxander Consultan Group menyebut: “Mision is a statement of what company or distination to day, what kind of business it does and the way it does it” (Oka A. Yoeti, 2005:30). Sedangkan visi adalah suatu pernyataan seperti apa DTW dalam suatu periode di waktu yang akan datang.
3. Penentuan Ukuran Keberhasilan Dengan adanya perumusan misi dan visi maka dapat dirumuskan suatu ukuran-ukuran untuk menentukan suatu nilai keberhasilan dari suatu organisasi dan juga sasaran-sasaran yang harus dicapai suatu organisasi. Ukuran keberhasilan merupakan faktor-faktor indikator yang terukur untuk menilai sejauh mana keberhasilan dari suatu organisasi dalam menjalankan misi dan visi yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi atau perusahaan tertentu.
4. Analisis SWOT Analisis SWOT (stenght/ kekuatan, weakness/ kelemahan, opportunity/ peluang, threat/ ancaman) merupakan metode yang digunakan secara luas untuk mengetahui situasi dan kondisi yang dihadapi oleh organisasi, baik dalam maupun di luar organisasi. Dari analisis kinerja dan kondisi internal organisasi dapat diketahui kekuatan dan kelemahan organisasi. Kondisi
14
dan perkembangan faktor eksternal dapat menciptakan peluang dan ancaman bagi organisasi.
5. Penetapan Sasaran Jangka Panjang Dengan melakukan analisis SWOT maka suatu organisasi atau perubahaan dapat menentukan sasaran jangka panjang (3-5 tahun kedepan). Adanya penetapan sasaran yang jelas merupakan indikator bahwa organisasi tersebut memiliki rencana masa depan yang jelas. Sasaran menjadi acuan dalam menyusun suatu strategi dan program dari suatu organisasi, karena strategi dan program pada dasarnya adalah cara yang dipilih untuk mencapai sasaran.
6. Penetapan Strategi Strategi merupakan pilihan prinsip cara yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran jangka panjang yang telah ditetapkan. Dalam memilih strategi suatu organisasi harus mencari cara untuk mencapai sasaran, untuk itu dalam merumuskan strategi perlu mempertimbangkan strategi yang
dapat
memanfaatkan
peluang
dan
kekuatan,
mempertimbangkan ancaman dan kelemahan organisasinya.
15
kemudian
7. Penyusunan Program Implementasi Strategi Strategi merupakan garis besar dari cara yang akan ditempuh oleh suatu organisasi atau perusahaan. Setelah menentukan strategi maka strategi tersebut perlu dijabarkan dalam suatu program agar dapat terlaksana dengan baik nantinya. Program terdiri dari tahapan-tahapan program pokok untuk melakukan strategi, sasaran yang akan dicapai untuk setiap kegiatan, penanggung jawab kegiatan, dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan, serta dana yang dibutuhkan. (Achsan Permas dkk, 2003:38-62)
Berdasarkan pernyataan Fandy promosi diartikan sebagai suatu bentuk komunikasi yang digunakan untuk kegiatan pemasaran dengan cara memberikan informasi mengenai suatu produk atau jasa dengan tujuan agar konsumen mau mengkonsumsi, menggunakan produk atau jasa tersebut. Promosi pada hakekatnya adalah semua kegiatan atau aktivitas pemasaran yang dimaksudkan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk atau jasa ke pangsa sasaran, untuk memberi informasi, mempengaruhi/ membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran tentang keberadaannya suatu perusahaan atau organisasi, agar bersedia menerima, membeli dan loyal. (Fandy Tjiptono, 2000:219)
16
Pengertian lain dari promosi menurut Lupioadi dan Hamdani sebagaimana dikutip dalam buku Manajemen Pemasaran Jasa adalah:
Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Hal ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat promosi (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006:120). Dari pengertian-pengertian promosi di atas maka dapat diambil suatu kesimpulan yaitu, suatu perusahaan atau lembaga perlu melakukan kegiatan promosi untuk kemajuan dan kelangsungan perusahaan atau lembaganya. Bentuk-bentuk promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan dilakukan dengan tujuan yang berbeda-beda; antara lain promosi yang dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan suatu awareness pada calon konsumen, promosi dengan
tujuan
meningkatkan
jumlah
konsumen,
promosi
untuk
mempertahankan konsumen yang telah ada, kemudian promosi yang dilakukan guna menimbulkan loyalitas terhadap produk atau jasa. Dalam hal ini yang dimaksud dengan produk atau jasa adalah obyek wisata, dan konsumen adalah penggunjung obyek wisata atau wisatawan. Tujuan promosi sangatlah penting untuk ditetapkan terlebih dahulu karena promosi dilakukan untuk mengetahui kemana arah yang akan dituju sehingga tepat mengenai sasaran yang hendak dicapai.
17
Tujuan dari promosi antara lain:
a) Memodifikasi Tingkah Laku Yaitu promosi berusaha merubah tingkah laku dan pendapat seseorang serta memberikan kesan yang baik mengenai promosi kelembagaan. b) Memberitahu Yaitu promosi sifatnya informatif, memberikan informasi mengenai produk atau jasa, dan membangun citra suatu perusahaan. c) Membujuk Yaitu promosi yang bersifat membujuk (persuasif) diharapkan mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk atau jasa dan juga dilakukan untuk mrmberikan kesan positif. d) Mengingatkan Promosi ini sifatnya mengingatkan dan dilakukan mempertahankan brand image pada benak konsumen, walaupun ada merek baru tetapi konsumen tetap percaya bahwa produk yang dipilihnya dari dulu masih tetap bagus dibandingkan dengan produk yang lain. Berusaha untuk mempertahankan pembeli yang ada. (Basu Swastha dan Irawan, 2002:353-355)
18
Menurut David W. Cravens dalam buku Strategi Pemasaran pengertian strategi promosi adalah: Strategi promosi adalah suatu perencanaan, implementasi, dan pengendalian komunikasi dari suatu organisasi kepada para konsumen dan sasaran lainnya. Dengan menggunakan strategi maka suatu perusahaan dapat merencanakan bagaimana produk atau jasa bisa bersaing dengan yang lain. dan memposisikan produknya di benak konsumen (David W. Cravens, 1998:77). a. Proses Perencanaan Merupakan serangkaian rencana yang akan dilakukan dalam suatu periode waktu yang diarahkan oleh strategi pemasaran. Jangka waktu perencanaan tahunan diperlukan karena beberapa aktivitas memerlukan tindakan, penetapan anggaran membutuhkan informasi rencana tahunan, dan juga keputusan strategis yang akan digunakan. Aktivitas perencanaan meliputi: penilaian situasi, penetapan tujuan, pengembangan sasaran penentuan strategi, penetapan program tindakan untuk komponen bauran pemasaran, dan anggaran. b. Proses Implementasi Implementasi atau pelaksanaan menentukan hasil dari perencanaan pemasaran, rencana implementasi yang baik memperhatikan aktivitas yang akan diimplementasikan, siapa yang bertanggung jawab dalam mengimplementasian itu, waktu dan lokasi implementasi, dan bagaimana implementasi itu akan dicapai. Metode implementasi memudahkan
19
prosesnya meliputi: desain organisasional, insentif, dan komunikasi yang efektif. c. Pengendalian dan Kontrol (Evaluasi) Setelah diimplementasikan, evaluasi dan pengendalian harus dapat mempertahankan strategi agar berada dalam sasarannya dan dapat melakukan penyesuaian sesuai dengan kebutuhan. Evaluasi strategis merupakan tahap terakhir dalam strategi pemasaran, menuntut informasi untuk mengukur kinerja kemudian mengambil tindakan yang perlu untuk mempertahankan hasil agar tetap berada pada jalurnya. (David W. Cravens, 1998:151-17) Untuk itu para pemilik perusahaan dalam berpromosi hendaknya menggabungkan komponen-komponen promosi dalam suatu strategi untuk melakukan kegiatan komunikasi dengan pembeli agar nantinya dapat mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi produk maupun jasa tertentu. Karena setiap bentuk promosi mempunyai kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan, strategi terpadu memasukkan kelebihan-kelebihan tiap komponen dalam mendesain bauran promosi.
20
Menurut Kotler dalam (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006:123-124) ada delapan langkah-langkah utama dalam mengembagkan program komunkasi dan promosi yang efektif, yaitu: 1. Mengidentifikasi audiens sasaran Dalam tahap ini perusahaan menentukan siapa audiens target, audiens target bisa merupakan individu, kelompok masyarakat khusus atau umum. Bila perusahaan telah melakukan segmentasi dan penargetan, maka segmen itulah yang menjadi audiens target. 2. Menentukan Tujuan Komunikasi Setelah mengetahui audiens target dan karakteristiknya, maka kemudian dapat menetukan tanggapan apa yang dikehendaki. Perusahaan harus menentukan tujuan komunikasinya, apakah untuk menciptakan kesadaran, pengetahuan, kesukaa, pilihan, keyakinan, atau pembelian. 3. Merancang Pesan Kemudian perusahaan harus menyusun pesan yang efektif. Idealnya suatu pesan harus mampu memberikan perhatian (attention), menarik (interest), membangkitkan keinginan (desire) dan menghasilkan tindakan (action), atau sering disebut dengan metode AIDA. Pesan yang efektif harus dapat menyelesaikan empat masalah, yaitu: How, What, When, dan Who.
21
4. Menyeleksi Saluran Komunikasi Perusahaan harus menyeleksi saluran-saluran komunikasi yang efisien untuk membawakan pesan. Saluran komunikasi itu bisa berupa komunikasi personal ataupun nonpersonal. 5. Menetapkan Jumlah Anggaran Promosi Menetapkan anggaran sangatlah penting karena untuk menentukan menggunakan media apa, juga tergantung pada anggaran yang tersedia. Ataukah perusahaan berorientasi pada pencapaian sasaran promosi yang akan dicapai sehingga sebesar itulah anggaran yang akan berusaha disediakan. 6. Menentukan Bauran Promosi Langkah berikutnya setelah menetapkan anggaran promosi adalah menentukan alat promosi yang akan digunakan, apakah melalui periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan, atau hubungan masyarakat, dan lain-lainnya (bauran dari berbagai perangkat tersebut). 7. Mengukur Hasil-hasil Promosi Setelah melaksanakan promosi, perusahaan harus mengukur dampaknya pada audiens target, apakah mereka mengenal atau mengingat pesan-pesan yang diberikan. Berapa kali melihat pesan tersebut, apa saja yang masih diingat bagaimana sikap mereka terhadap produk atau jasa tersebut, dan sebagainya.
22
8. Mengelola dan Mengoordinasi Proses Komunikasi Karena jangkauan komunikasi yang luas dari alat dan pesan komunikasi yang tersedia untuk mencapai audiens target, maka alat dan pesan komunikasi perlu dikoordinasikan. Karena jika tidak, pesan-pesan itu akan menjadi lesu pada saat produk tersedia, pesan kurang konsisten atau tidak efektif lagi. Untuk itu perusahaan-perusahaan mengarah pada penerapan konsep komunikasi pemasaran yang terkoordinasi. (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006:123-124).
2. PARIWISATA Berdasarkan Undang-undang Kepariwisataan No. 9 Tahun 1990, pengertian Wisata adalah “Kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata”(Nyoman S. Pendit, 2006:16). Dari pengertian tersebut mengandung beberapa unsur. Pertama, wisata merupakan kegiatan perjalanan yang bersifat sementara, dalam arti tidak untuk tinggal menetap ditempat yang dikunjungi tersebut. Kedua, kegiatan sukarela tersebut dilakukan secara sukarela. Ketiga, tujuan perjalanan adalah untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata dan tidak untuk mencari nafkah atau mencari pekerjaan di tempat yang dikunjungi tersebut.
23
“Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulus sektor-sektor produktivitas lainnya” (Nyoman S. Pendit, 1999:35). Sedangkan menurut Gamal Suwantoro, SH dalam buku dasar-dasar pariwisata mendefinisikan bahwa: Pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar (Gamal Suwantoro, SH, 2004:3). Menurut Robert Mclntosh dan Shashikant dalam (Nyoman S. Pendit, 1999:37) pariwisata adalah “gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah, serta masyarakat dalam proses melayani wisatawan-wisatawan serta para penggunjung lainnya”. Selain itu Tourism Society in Britain merumuskan “pariwisata adalah kepergian orangorang sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan bekerja sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut” (Nyoman S. Pendit, 1999:36).
24
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pariwisata adalah suatu bidang industri yang dapat menarik seseorang untuk berkunjung ke suatu daerah wisata yang menjadi sasaran wisata karena adanya daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang pariwisata tersebut, serta keseluruhan fenomena alam dan buatan manusia dimanfaatkan untuk kepentingan wisatawan, yaitu memenuhi kebutuhan wisatawan selama melakukan perjalanan wisata.
Sebagai antisipasi perkembangan dunia parwisata yang telah menglobal sifatnya, pemerintah telah mengeluarkan UU No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan, terdiri atas: a) Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek wisata. b) Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. c) Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. d) Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. e) Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut. f) Obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. g) Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. h) Menteri Pariwisata adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang kepariwisataan. (Nyoman S. Pendit 1999:16).
25
Wilayah pariwisata adalah tempat atau daerah yang karena atraksinya, situasinya dalam hubungan lalu-lintas dan fasilitas-fasilitas kepariwisataannya menyebabkan tempat atau daerah tersebut menjadi obyek kebutuhan wisatawan.
Karakteristik utama daerah tujuan wisata antara lain: 1) Memiliki atraksi atau obyek menarik 2) Mudah dicapai dengan alat-alat kendaraan. 3) Menyediakan tempat untuk tinggal sementara. (Nyoman S. Pendit, 1999:71).
3. PROMOSI DALAM BIDANG JASA PARIWISATA Promosi adalah variabel kunci dalam rencana strategi pemasaran dan dapat dipandang sebagai unsur untuk menciptakan kesempatan-kesempatan menguasai pasar. Unsur promosi yang digunakan disusun oleh lingkungan, terutama keadaan atau kondisi permintaan wisatawan. Fungsi promosi dalam strategi pemasaran wisata adalah untuk merangsang transaksi. Luck dan Farrel (1995:419) mengatakan:
26
If effective, it results in transactions that would not otherwise have occurred, because promotion moves the buyer (tourists) to a decision by facilitating the flow of information that can persuade the buyer (tourists) to purcase. Then after identifying the product attributes and benefits desired by the target market, promotion makes the offering visibles to buyers (tourists). Holding all the marketing mix variables (product, price, and place or distribution) constant, promotion can direct the marketing strategy to the desired target market” (Oka A. Yoeti, 2005:170). artinya: Bilamana dianggap efektif, hasilnya dalam transaksi sebaliknya tidak harus terjadi, karena promosi menggerakan wisatawan untuk mengambil keputusan dengan memberikan fasilitas melalui arus informasi yang dapat mendorong wisatawan melakukan pembelian. Setelah mengetahui atribut produk yang diinginkan target pasar, maka promosi dapat melakukan penawaran menjadi visibel bagi wisatawan. Dalam bidang strategi pemasaran pariwisata ada empat variabel yang digunakan dalam memenangkan persaingan (Alex D. Triyana, 1985:19) adalah:
a. Segmentasi Pasar Segmentasi pasar adalah suatu usaha untuk mengelompokan konsumen dalam beberapa kelompok dari status sosial ekonomi, demografis, dan geografis, setelah itu dilakukan pemilihan target pasar, yaitu segmentasi pasar yang akhirnya ditetapkan sebagai sasaran pasaran.
27
b. Marketing mix Variabel-variabel yang dapat dikendalikan atau dikontrol dalam rangka usaha untuk mempengaruhi wisatawan datang berkunjung pada suatu DTW (Daerah Tujuan Wisata) yaitu dengan 4P: Product, Price, Place, dan Promotion. 1). Product Produk dalam industri wisata merupakan kombinasi dari tiga komponen yang satu sama lain saling melengkapi, yaitu: a). The Accessibilites of The Destination Yaitu faktor yang memberi kemudahan kepada wisatawan untuk datang berkunjung pada suatu DTW seperti: adanya prasarana transportasi (bandara, pelabuhan, terminal, stasiun, dll), b). The Facilities of The Destination Yaitu semua faktor yang dapat memberi atau melayani kebutuhan wisatawan jika sudah datang pada suatu DTW seperti: hotel dan bentuk akomodasi lainnya, restoran/ rumah makan, pusat hiburan rekreasi, dan pusat perbelanjaan. c). The Tourist Attractions of The Destination Yaitu semua yang menjadi daya tarik mengapa wisatawan datang berkunjung ke DTW tertentu seperti: natural resources (floradan fauna, keindahan alam, pegunungan, pantai, danau,
28
air terjun, gua, dll), cultural resources (peninggalan sejarah, bangunan purbakala, candi, pura, monumen, adat istiadat, kesenian tradisional, dll). 2). Price Merupakan hal yang sensitif, untuk itu paket wisata harganya bersaing ditentukan oleh biaya transportasi ke DTW yang bersangkutan, tarif kamar hotel dimana wisatawan akan menginap, biaya selama di DTW, biaya angkutan wisata lokal, dan harga barang-barang cenderamata. 3). Place Merupakan faktor kunci melaui Travel Agent atau Tour Operator mana saja paket wisata yang ditawarkan dijual, baik di daerah itu sendiri, di kota lain yang merupakan pusat-pusat pariwisata. 4). Promotion Fungsi promosi dalam bidang jasa pariwisata adalah untuk memberitahukan produk yang hendak ditawarkan kepada calon wisatawan yang dijadikan target pasar. Kegiatan promosi idealnya dilakukan secara berkesinambungan melalui beberapa media yang dianggap efektif dan dapat menjangkau target pasar. (Oka A. Yoeti, 2005:113-1115)
29
c. Anggaran pemasaran (Marketing Budget) Besar anggaran pemasaran tergantung dari banyak sedikitnya kegiatan pemasaran yang dilakukan. Biasanya besar presentase sebagai patokan digunakan 10% sampai dengan 15% dari hasil penjualan yang diperoleh tahun lalu.
d. Ketepatan Waktu (Timing) Kampanye pemasaran harus dilakukan di saat waktu yang dianggap tepat, dimana peluang (opportunities) yang diperkirakan paling besar. Jadi harus pandai mengamati peluang yang akan diraih dan jangan lupa mengamati ancaman (threats) yang bisa datang kapan saja dan harus dapat diantisipasi. (Oka A. Yoeti, 2005:107-110)
Bauran Promosi Pariwisata/ Promotion Mix “Promotion mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan” (Basu Swastha dan Irawan, 2002:349). Dapat dilihat definisi tersebut tidak menyebutkan secara jelas berapa variabel promotion mix selain periklanan dan personal selling. Pada dasarnya variabel-variabel yang ada di dalam promotion mix ada empat, tetapi ada juga
30
yang berpendapat lebih dari empat variabel. Variabel-variabel tersebut terdiri dari: periklanan, personal selling, publisitas, dan promosi penjualan. (Basu Swastha dan Irawan, 2002:349)
a. Periklanan/ Advertising Iklan merupakan suatu bentuk dari kegiatan promosi suatu produk baik berupa barang maupun jasa. Iklan adalah bentuk komunikasi non personal yang berisi informasi tentang produk (barang, jasa, ide), biasanya bersifat persuasif oleh sponsor yang teridentifikasi melalui berbagai media. Iklan bisa disebut juga sebagai berita pesan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik kepada barang dan jasa yang ditawarkan/ pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang, jasa yang dijual, dipasang di media massa atau tempat-tempat umum. Media beriklan diantaaranya adalah: surat kabar, majalah, TV, radio, brosur dan buklet, poster dan selebaran, papan pengumuman. Definisi iklan menurut Rhenald Kasali adalah “Secara sederhana iklan diidentifikasikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media” (Rhenald Kasali 1995:9). Melalui definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Iklan merupakan alat yang paling efektif untuk promosi karena jangkauannya luas sehingga pesan
yang
disampaikan
dapat
diterima
oleh
masyarakat
luas.
Keuntungan-keuntungan penggunaan iklan untuk berkomunikasi dengan
31
pembeli adalah biaya yang rendah untuk setiap pemasangan, keragaman media beriklan, pengendalian pemasangan atau jangka waktu pemasangan iklan, isi dari pesan konsisten, dan juga kesempatan untuk membuat iklan dengan pesan yang kreatif. Selain itu daya tarik dan pesan dari iklan dapat disesuaikan apabila tujuan komunikasi berubah. (David W. Cravens, 1998:77). Kegiatan pemasangan iklan dapat menciptakan image khusus bagi suatu DTW untuk menarik wisatawan potensial yang sudah menyatakan keinginannya untuk melakukan perjalan wisata ke DTW (Oka A. Yoeti, 2005:178). Banyak organisasi kepariwisataan merasa yakin bahwa periklanan adalah “salah satu bentuk berkomunikasi yang sangat ampuh dengan para calon wisatawan. Isi periklanan ini harus mampu menggugah perhatian khalayak dan menarik minat dan mempengaruhi” (Salah Wahab, 1997:283). Menurut Salah Wahab dalam buku Manajemen Kepariwisataan: Periklanan adalah mengisi ruang yang dipesan dalam berbagai koran harian, majalah umum atau khusus, terbitan-terbitan dagang dan lain-lain. Dalam konteks ini, seleksi yang benar-benar harus dilakukan, bukan saja berhubungan dengan jumlah eksemplar yang disebarkan, tetapi dalam kaitannya dengan kualitas pembaca (hal ini bergantung pada tujuan-tujuan pariwisata yang telah ditetapkan sebelumnya). Tambahan pula, waktu yang dipesan untuk siaran melalui radio, televisi dan bioskop dapat dipandang sebagai aktivitas periklanan (Salah Wahab, Ph.D, 1992:176).
32
Dalam bidang pariwisata ada advertising lain yang memiliki peran besar dalam promosi pariwisata, yaitu: 1). Outdoor Travel Advertising Bersifat statis, hanya ditempatkan di tempat yang strategis misalnya; di sepanjang jalan, stasiun, bandara, terminal, pusat perbelanjaan (shooping center). Contohnya: poster, spanduk, dan bilboard. 2). Point of Sale Advertising Yaitu bentuk advertising yang pembuatannya disesuaikan dengan tempat dimana pesan advertising akan dimuat, terbuat dari kartonkarton yang dibentuk dengan berbagai macam cara yang dapat diletakan di meja, digantung, map, atau bisa juga berupa pulpen.
Tujuan dari periklanan adalah: 1) Iklan
yang
bersifat
memberikan
informasi
(Informatif
Advertising) Iklan yang memberikan informasi produk jasa secara detail dalam tahap perkenalan guna menciptakan permintaan dari produk tersebut.
33
2) Iklan membujuk (Persuasive Advertising) Iklan menjadi penting dalam situasi persaingan, menciptakan permintaan yang selektif dan merek tertentu. 3) Iklan pengingat (Reminder Advertising) Iklan penting dalam tahap kedewasaan (maturity) untuk menjaga konsumen agar ingat akan produk tersebut. 4) Iklan pemantapan (Reinforcement Advertising) Iklan yang berusaha meyakinkan para pembeli bahwa mereka telah memilih pilihan yang tepat. (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006:120-121).
b. Personal Selling Personal selling adalah presentasi langsung dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih, bisa juga diartikan sebagai sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yaitu terjadi interaksi langsung. Komunikasi promosi ditunjukan langsung kepada konsumen individual dan dua arah, sehingga dapat langsung memperoleh tanggapan sebagai umpan balik dari konsumen yang bersangkutan. Antara penjualan langsung dengan iklan mempunyai kesamaan dalam beberapa hal, antara lain: menyampaikan informasi, menciptakan kesadaran akan produk, mempengaruhi pembeli agar mau membeli. Personal selling mempunyai keunggulan yaitu; para penjual dapat berinteraksi dengan konsumen, dapat menargetkan pembeli,
34
memberikan umpan balik dengan menelepon konsumen kunci. Selain itu dengan
penggunaan
surat,
dan
menggunakan
alat
penghubung
nonpersonal lain untuk berkomunikasi dengan calon konsumen (David W. Cravens, 1998:78). Karakteristik dari penjualan langsung, yaitu: 1) Tidak umum Yaitu pesan ditujukan pada orang-orang tertentu 2) Pesan dibuat khusus Pesan dibuat khusus untuk menarik minat individu yang dituju. 3) Up to date. Yaitu tepat waktu, selalu terbaru untuk disampaikan pada individu. (Philip Kotler dan Susanto, 2001:800)
c. Promosi Penjualan/ Sales Promotion “Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli produk atau jasa” (Philip Kotler dan Susanto, 2001:774). Promosi penjualan terdiri dari beberapa kegiatan promosi antara lain; peragaan, pemberian sampel, pertunjukan dan pameran, demonstrasi, kupon, dan sebagainya. Biasanya kegiatan ini dilakukan pada saat kegiatan promosi dan promosi penjualan ini lebih fleksibel karena dapat dilakukan setiap saat dan dimana saja. Urutan teknik-teknik komunikasi dan insentif memberikan beberapa keuntungan,
35
promosi dapat digunakan untuk menargetkan pembeli, menjawab kesempatan khusus, dan menciptakan insentif pembelian (David W. Cravens, 1998:78). Di dalam bidang pariwisata rencan promosi ini ditujukan kepada biro perjalanan, penuntun wisata, perwakilan perusahaan angkutan, dan sebagainya. (Nyoman S. Pendit, 2006:279).
d. Publisitas Publisitas adalah suatu cara yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan citra pariwisata dengan cara menjelaskan daya tarik negara atau daerah dan terus-menerus berupaya supaya pasar tetap mendapat informasi mengenai perkembangan-perkembangan pariwisata yang ada. (Salah Wahab, Ph.D, 1992:176) Sedangkan menurut David W. Cravens dalam buku Pemasaran Strategis mendefinisikan publisitas sebagai berikut: Publisitas adalah suatu cara merangsang timbulnya permintaan yang bersifat impersonal terhadap suatu produk, jasa, atau ide dengan cara memasang berita komersial di mass media dan tidak dibayar langsung oleh suatu sponsor. Kegiatan-kegiatan hubungan masyarakat dapat memberikan kontribusi yang penting bagi strategi promosi jika kegiatan-kegiatan tersebut direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan promosi tertentu (David W. Cravens, 1998:78).
36
Publisitas merupakan bagian dari fungsi yang lebih luas, disebut hubungan masyarakat, dan meliputi usaha-usaha untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan yang menguntungkan antara organisasi dengan masyarakat, termasuk pemilik perusahaan, karyawan, lembaga pemerintahan, penyalur, serikat buruh, disamping juga calon pembeli. Komunikasi dengan masyarakat luas melalui hubungan masyarakat ini dapat mempengaruhi kesan terhadap sebuah organisasi maupun produk atau jasa yang ditawarkan. Jika perusahaan berusaha mengadakan hubungan yang menguntungkan dengan masyarakat dengan membuat berita komersial di media, kegiatan humas ini disebut publisitas. Publisitas adalah penyebaran informasi yang membuat hal-hal menjadi
umum
dari
sudut
pandang
seseorang
yang
ingin
menggambarkannya kepada orang lain, penyebaran informasi secara sistematis tentang lembaga atau perorangan. Perangkat dari publisitas adalah seorang Public relations di Indonesia diterjemahkan dengan istilah hubungan masyarakat atau humas. Publisitas sering disebut juga dengan humas, praktek humas merupakan suatu seni sekaligus ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memprediksikan segenap konsekuensinya, memberikan masukan-masukan kepada pimpinan organisasi, dan menerapkan program-program aksi secara terencana demi kepentingan organisasi dan khalayak (Jefkins, Frank, Periklanan, 1997:261).
37
Karakteristik dari publisitas: 1) Kredibelitas tinggi Informasi yang disampaikan lebih nyata dan dapat dipercaya oleh pembaca dibandingkan iklan. 2) Terbuka Menjangkau pihak-pihak atau calon konsumen yang memang menghindari iklan, informasi atau pesan disampaikan sebagai sebuah berita. 3) Dramatisasi Berpotensi seperti iklan yang mampu mendramatisir suatu perusahaan atau produk tertentu. (Philip Kotler dan Susanto, 2001:800) Fungsi humas adalah sebagai berikut: 1) Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. 2) Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik intern maupun ekstern. 3) Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi. 4) Melayani
publik
dan
menasehati
kepentingan umum. (Onong Uchayana Effendy, 1992)
38
pimpinan
organisasi
demi
Pada dasarnya bauran promosi (promotion mix) yang dapt digunakan oleh suatu daerah sebagai suatu DTW, di antaranya adalah: a. Advertising b. Sales Promotion c. Personal selling d. Brochures Printing e. Public Relations f. Publicity g. Exhibitions h. Trade Promotion (Oka A. Yoeti, 2005:178).
F. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
deskriptif
kualitatif
yang
menggambarkan atau memaparkan peristiwa, tidak mencari hubungan antara variabel. Penelitian dengan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu suatu penelitian yang menghasilkan data yang bersifat deskriptif atau penggambaran berupa data yang didapat dari setiap fakta-fakta tertulis maupun lisan dari setiap perilaku orang-orang yang dicermati.
39
Menurut Nawawi metode deskriptif adalah:
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lainlain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 2001 : 63). Tujuan dari penelitian deskriptif : a. Mengumpulkan informasi secara rinci dan aktual dengan menggambarkan atau melukiskan gejala yang ada. b. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek yang berlaku. c. Membantu perbandingan atau evaluasi. d. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. (Jalaludin Rakhmat, 2001:25)
2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo Jalan Sugiman No. 12, Wates, Kulon Progo, Yogyakarta.
40
3. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpuan data, teknikteknik yang digunakan sebagai berikut : a. Pengamatan/ observasi Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung untuk mengetahui keadaan konsep penelitian di dalam unit analisa penelitian. Pengamatan langsung ini dilakukan terhadap keadaan dan proses kegiatan yang relevan dengan permasalahan penelitian. Pengamatan dan pencatatan peristiwa terhadap objek di lokasi penelitian dilakukan tanpa harus berkomunikasi dengan narasumber. (Lexy J. Moleong, 2001: 125) Dengan ini peneliti mengobservasi kegiatan promosi atau pemasaran, dan situasi lingkungan, sekaligus mengamati faktor-faktor pendukung dan penghambat kegiatan promosi yang terjadi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo serta obyek wisata Waduk Sermo. b. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunaka alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). (Moh. Nazir, 1988:234)
41
Pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu proses interaksi dan komunikasi untuk mendapatkan informasi yang jelas dan mendalam tentang permasalahan penelitian. Dilakukan dengan cara wawancara, berupa tanya jawab kepada nara sumber (informan) dan jawabannya dicatat atau direkam sebagai data untuk keperluan analisis. Cara penggambilan informan yaitu dengan purposive sampling, unit analisa yang akan dijadikan sampel diserahkan sepenuhnya kepada peneliti berdasarkan kesesuaian dengan maksud penelitian. Purposive adalah pemilihan subyek-subyek informan sesuai dengan apa yang diteliti, atau sering juga disebut dengan pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling). (Deddy Mulyana, 2002:187) Sumber data (informan) yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah aparatur perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu : a)
Seksi Pemasaran dan Promosi
b)
Staff PSDA Sermo
c)
Costumer/ Pengunjung
c. Studi Dokumen Pengumpulan data mengenai obyek penelitian, yang dilakukan secara tidak langsung tetapi melalui data yang diperoleh dari buku (Strategi
Pemasaran,
Manajemen
Pemasaran
Jasa,
Manajemen
Kepariwisataan, Perencanaan Strategis Pemasaran DTW, dll), literatur (majalah, koran maupun website), arsip atau data-data yang ada di Dinas
42
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo yang berupa foto, brosur, leaflet, laporan kegiatan tahunan (RPJM) dan dokumen lainnya yang relevan dengan permasalahan yang diteliti Guba dan Lincoln mendefinisikan dokumen ialah “setiap bahan tertulis ataupun film, lainnya dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintan seorang penyidik. Dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan
untuk
menguji,
menafsirkan,
bahkan
untuk
meramalkan”(Lexy J. Moleong, 2000:161).
4. Teknik Analisis Data Analisis yang dilakukan adalah dengan pengolahan data yang mengacu pada seluruh kegiatan promosi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo. Dalam penelitian ini data dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan mengikuti langkah-langkah analisis data model yang dikemukakan oleh Miles dan Hubermans sebagai berikut:
a. Pengumpulan data Adalah data penelitian yang akan diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik yang sesuai studi deskriptif yaitu dengan model interaktif,
seperti:
wawancara
mendalam
(indepth
interview),
pengamatan langsung atau observasi dan studi dokumentasi yang diperoleh dari penelitian.
43
b. Reduksi data Adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan trnsformasi data-data yang ada pada data yang relevan atau sesuai dengan permasalahan penelitian.
c. Penyajian data Yaitu
penyusunan
data-data
yang
telah
diperoleh
dengan
menggambarkan fenomena atau keadaan sesuai dengan data yang telah direduksi, secara sederhana sehingga mudah dipahami biasanya dalam bentuk teks naratif. Dengan melihat penyajian-penyajian kita dapat memahami apa yang sedang tejadi dan apa yang harus dilakukan, berdasarkan pemahaman yang didapati dari penyajian data tersebut.
d. Kesimpulan Yaitu dengan menyimpulkan permasalahan penelitian yang menjadi pokok penelitian dalam rumusan masalah, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan untuk penyelesaian permasalahan penelitian. (Miles dan Huberman, 1992:16-20)
44
5. Validitas Data Uji validitas ini digunakan untuk menguji keabsahan data dari penelitian, dengan cara mengukur validitas data maka data yang diperoleh dari penelitian dapat dipercaya kebenaran atau keabsahannya. Menurut Moleong trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Lexy J. Moleong, 2001:178). Danzin (1978) membedakan empat macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Dalam penenelitian ini peneliti menggunakan uji validitas data dengan trianggulasi sumber. Trianggulasi dengan sumber adalah membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif (Patton,1987:331). Selanjutnya masih menurut Patton trianggulasi sumber dapat dicapai dengan cara: a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. d. Membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan. e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. (Lexy J. Moleong, 2001:178)
45
BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN KULON PROGO DAN OBYEK WISATA WADUK SERMO A. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 1. Sejarah Perkembangan Kulon Progo adalah salah satu kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang berada di paling barat, Ibu kota kabupatennya adalah Wates. Kabupaten Kulon Progo terletak di barat sungai Progo yang wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul di sisi timur. Di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo Propinsi Jawa Tengah, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang Propinsi Jawa Tengah, sedangkan sebelah selatan dengan Samudera Indonesia. Luas wilayah Kabupaten Kulon Progo adalah 586.28 km2, yang terdiri dari 12 kecamatan yaitu; Kecamatan
Kalibawang,
Kecamatan
Samigaluh,
Kecamatan
Nanggulan,
Kecamatan Girimulyo, Kecamatan Sentolo, Kecamatan Pengasih, Kecamatan Wates, Kecamatan Kokap, Kecamatan Temon, Kecamatan Panjatan, Kecamatan Galur, Kecamatan Lendah, dan 88 desa serta 930 dusun. Pelaksanaan otonomi daerah UU NO 22 Tahun 1999 tentang Pemerintaha Daerah ditindak lanjuti dengan penataan kelembagaan perangkat daerah di Kabupaten Kulon Progo diatur dengan Peraturan Daerah (Perda) No 10, 11, 12,
46
13, dan 14 Tahun 2000. Sebagaimana yang telah diatur dalam Perda No 11 Tahun 2000 yaitu tentang pembentukan organisasi dan tata kerja dinas daerah, maka bidang kebudayaan dan pariwisata daerah Kabupaten Kulon Progo di kelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Kabupaten Kulon Progo ini memiliki aset kebudayaan dan pariwisata yang begitu beragam. Bidang seni budaya yang ada di Kabupaten Kulon Progo antara lain berupa benda-benda bersejarah, upacara adat, seni tari, karawitan dan berbagai karya seni lainnya. Sedangkan di bidang pariwisata Obyek wisata yang ada di Kabupaten Kulon Progo antara lain; Goa Kiskendo, Goa Sumitro, Waduk Sermo, Pemandian Clereng, Puncak Suroloyo, Desa Wisata Nglinggo, Makam Nyi Ageng Serang, Makam Girigondo, Sendang Sono, Kerajinan Angel, pantai Glagah, Pantai congot, dan Pantai trisik. Sektor pariwisata menempati posisi yang penting, hal ditunjukkan dengan semakin banyaknya kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan pariwisata dan juga dengan adanya berbagai program yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam mendorong kegiatan industri pariwisata. Sektor pariwisata ini diharapkan dapat mengembalikan tingkat pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah, karena bidang pariwisata ini merupakan salah satu sumber pendapatan daerah. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dihadapkan pada peluang dan tantangan untuk mengembangkan potensi dan asset kepariwisataan yang dimiliki. Pengembangan pariwisata yang sudah dilakukan diarahkan pada
47
peningkatan daya tarik serta promosi potensi pariwisata secara lokal, regional, maupun nasional. Penataan dan pengelolaan obyek wisata relatif sudah berhasil dalam penyediaan fasilitas dasar dan tumbuhnya fasilitas pendukung
yang
dibutuhkan oleh wisatawan, terutama di obyek wisata Pantai Glagah, sehingga obyek wisata tersebut menjadi obyek wisata yang banyak diminati oleh wisatawan, yang secara tidak langsung memunculkan Pantai Glagah sebagai ikon wisata Kabupaten Kulon Progo. Untuk itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten kulon Progo berusaha untuk mempromosikan dan memberdayakan obyek wisata lain yang tidak kalah menariknya dengan Pantai Glagah agar kunjungan ke obyek wisata lain dapat meningkat antara lain Kawasan Pariwisata Tirta, Kawasan Pariwisata Pegunungan, dan Kawasan Pariwisata Pedesaan. Pengembangan fasilitas pariwisata yang dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan juga perlu dipromosikan dan dikembangkan, antara lain; arena outbond, bumi perkemahan (camping ground), Wisma Sermo sebagai tempat diklat serta fasilitas wisata tirta dan olah raga air. Tantangan pembangunan pariwisata Kabupaten Kulon Progo masih cukup besar, terutama dalam upaya peningkatan daya tarik di sejumlah obyek wisata beserta prasarana pendukungnya antara lain; aksesibilitas, jaringan listrik, dan air bersih. Minimnya daya tarik yang ada disebabkan belum adanya fasilitas daya tarik wisata rekreatif yang representatif, serta aspek lain yang mendukung, seperti penghijauan terutama di obyek wisata pantai. Permasalahan lain yang dihadapi
48
adalah belum adanya pertumbuhan usaha pendukung pariwisata, seperti usaha rekreasi dan hiburan umum, rumah makan, penginapan, souvenir, biro perjalanan wisata, dll. Juga adanya kecenderungan pasar wisata minat khusus (special interest) Desa Wisata /Desa Budaya belum ditangkap
sebagai peluang yang
cukup terbuka. Dalam mengembangkan kepariwisataan di Kabupaten Kulon Progo diperlukan upaya yang lebih untuk memaksimalkan dan memberdayakan meliputi penatanan dan pengembangan obyek wisata, sarana prasarana dan atraksi serta promosi dengan dana yang memadai. Untuk itu peran dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sangat penting dalam kemajuan dan pertumbuhan sektor atau bidang kebudayaan dan pariwisata di Kabupaten Kulon Progo, tentunya juga dengan dukungan oleh berbagai pihak baik itu Pemerintah dan masyarakat umum.
2. Tugas dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomer 11 Tahun 2000 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo mempunyai Tugas “Membantu Kepala Daerah dalam menyelenggarakan Pemerintahan di bidang Kebudayaan dan Pariwisata”.
49
Untuk menyelenggarakan tugas diatas, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai fungsi: a. Pengkajian, penelitian, pembinaan, pengembangan dan pemantauan potensi adat, kesenian, kebahasaan dan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; b.Pengkajian, penelitian, pembinaan, pengembangan dan pemantauan kesejarahan dan kepurbakalaan, arkeologi serta permusiuman; c. Pembinaan, pengembangan dan pemantauan obyek dan daya tarik wisata; d.Pelayanan perijinan dan evaluasi pengusahaan obyek dan daya tarik wisata; e. Pembinaan, pengembangan dan pemantauan sarana dan prasarana wisata; f. Pelayanan perijinan dan evaluasi dibidang sarana dan prasrana wisata; g.Pemasaran dan promosi pariwisata; h.Penyelenggaraan, pembinaan, penyuluhan dan peningkatan pemasyarakatan sadar wisata; i. Penyelenggaraan pelayanan informasi pariwisata; j. Pelaksanaan kegiatan mandala wisata; k.Pengelolaan
urusan
rumah
tangga,
perlengkapan,
surat-menyurat,
penyusunan program kerja, pengendalian program kerja, penyajian data dan informasi serta laporan; l. Pengelolaan urusan keuangan; m.Pengelolaan urusan kepegawaian.
50
3. Visi, Misi, Tujuan, dan Kebijakan a. Visi dan Misi Berdasarkan
kondisi kepariwisataan
Kulon Progo
dengan
mempertimbangkan faktor strategis dan potensi yang dimiliki, maka Visi Pembangunan Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2007-2011 adalah : “Kabupaten Kulon Progo sebagai daerah tujuan wisata yang berbasis budaya “ Dalam mewujudkan visi tersebut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo mempunyai misi sebagai berikut : 1) Mengembangkan perekonomian rakyat terutama agrobisnis dan pariwisata.
b. Tujuan Tujuan pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata adalah hasil yang akan dicapai dalam melaksanakan misi, yaitu : 1) Berkembangnya perekonomian rakyat terutama agrobisnis dan pariwisata. c. Kebijakan Kebijakan pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata adalah sebagai berikut : 1) Mengembangkan kepariwisataan daerah 2) Mengembangkan budaya daerah.
51
4. PROGRAM DAN KEGIATAN a. Program dan Kegiatan Lokalitas Kewenangan 1. Program pelayanan administrasi perkantoran a) Penyediaan jasa surat menyurat; b) Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik; c) Penyediaan jasa administrasi keuangan; d) Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja; e) Penyediaan alat tulis kantor; f) Penyediaan barang cetakan dan penggandaan; g) Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor; h) Penyediaan Peralatan dan perlengkapan kantor; i) Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan; j) Penyediaan makan dan minum; k) Penyediaan koordinasi dan konsultasi keluar daerah; l) Penyediaan koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah ; m) Penyediaan jasa pegawai tidak tetap. 2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur a) Pengadaan kendaraan dinas; b) Pengadaan perlengkapan gedung kantor; c) Pengadaan peralatan gedung kantor; d) Pemeliharaan rutin/ berkala gedung kantor; e) Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan dinas/ operasional; f) Pemeliharaan rutin/ berkala perlengkapan gedung kantor; g) Pemeliharaan rutin/ berkala mebelair.
52
3. Program peningkatan disiplin aparatur a) Pengadaan pakaian kerja lapangan 4. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur a) Pendidikan dan latihan formal. 5. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan a) Penyususnan LAKIP b) Penyususnan laporan keuangan semesteran. 6. Program penyusunan dokumen perencanaan SKPD a) Penyusunan Renstra SKPD b) Penyusunan rencana kerja SKPD. 7. Program pengembangan nilai budaya a) Pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah; b) Penatagunaan naskah kuno nusantara; c) Penyususnan kebijakan trntang budaya lokal; d) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan nilai budaya; e) Pemberian dukungan penghargaan dan kerja sama dibidang budaya. 8. Program pengelolaan kekayaan budaya. a) Pengembangan data base sistem informasi sejarah purbakala; b) Pengelolaan dan pengembangan pelastarian peninggalan sejarah purbakala, museum dan peninggalan bawah air;
53
c) Pengelolaan karya cetak dan karya rekam; d) Pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program pengelolaan kekayaan budaya; e) Fasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya; f) Pelestarian fisik dan kandungan bahan pustaka termasuk naskah kuno; g) Penyusunan kebijakan pengelolaan kekayaan budaya lokal daerah; h) Sosialisasi pengelolaan kekayaan budaya lokal daerah; i) Pengembangan budaya dan pariwisata. 9. Program pengelolaan keragaman budaya a) Pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah; b) Fasilitasi penyelenggaraan festival budaya Daerah; c) Peningkatan fasilitasi dan pelestarian seni budaya; d) Monitoring peningkatan fasilitas dan pelestarian seni budaya; e) Penyelenggaraan tembang kenangan, pementasan teater lokal dan pembacaan puisi. 10. Program pengembangan pemasaran pariwisata a) Analisa pasar utk promosi dan pemasaran obyek pariwisata b) Peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pemasaran Pariwisata.
54
b. Program dan Kegiatan Lintas SKPD 1. Program pengembangan pemasaran pariwisata a) Koordinasi dengan sektor pendukung pariwisata b) Media promosi dan hari pariwisata. 2. Program pengembangan destinasi pariwisata a) Pengembangan Obyek Wisata Unggulan; b) Peningkatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pariwisata; c) Pengemb Jenis dan paket Wisata Unggulan; d) Pengembangan daerah tujuan wisata; e) Pengembangan, sosialisasi dan penerapan serta pengawasan standardisasi. 3. Program Pengembangan kemitraan pelaku pariwisata a) Pengembangan SDM di bidang kebudayaan dan pariwisata bekerjasama dengan lembaga lainnya b) Fasilitasi Pembentukan Forum Komunikasi antar Pelaku Industri Pariwisata dan budaya c) Pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme di bidang pariwisata. 11. Program pemberdayaan masyarakat sekitar obyek wisata a) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata. c. Program dan Kegiatan Kewilayaan 1. Program pengembangan pemasaran wisata a) Pengembangan Jaringan Kerjasama Promosi Pariwisata b) Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara di Dalam dan Luar Negeri c) Java Promo d) Travel dialog di luar daerah.
55
5. Struktur Organisasi Berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Kulon-Progo Nomor 11
Tahun 2000 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, maka struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo adalah sebagai berikut : Gambar 2.1
KEPALA DINAS BAGIAN TATA USAHA SUB BAGIAN UMUM
SUB DINAS KEBUDAYAAN
SUB DINAS PENGEMBANGAN WISATA
SEKSI ADAT DAN KESENIAN
SEKSI OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA
SEKSI SEJARAH DAN KEPURBAKALAAN
UPTD
SUB BAGIAN KEUANGAN
SEKSI SARANA DAN PRASARANA WISATA
CABANG DINAS
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
56
SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN
SUB DINAS PEMASARAN WISATA
SEKSI PEMASARAN DAN PROMOSI
SEKSI PENYULUHAN DAN PELAYANAN INFORMASI
Adapun Susunan Organisasi dan tugas pokok dan fungsinya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo adalah sebagai berikut 1. Kepala Dinas; a. Memimpin dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan jalannya tugas pokok dan fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo 2. Bagian Tata Usaha terdiri dari; a. Sub Bagian Umum; Mengurus dan melaksanakan urusan rumah tangga, perlengkapan, urat-menyurat, penyusunan program kerja, pengendalian program kerja, penyajian data dan informasi serta laporan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo. b. Sub Bagian Keuangan; Pengelolaan urusan keuangan anggaran, penerimaan, pengeluaran, dan pembukuan keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo c. Sub Bagian Kepegawaian; Pengelolaan urusan kepegawaian dan menyusun rencana kebutuhan pegawai, pengembangan pegawai, hak dan kewajiban pegawai pembinaan pegawai, serta kepangkatan pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo
57
3. Sub Dinas Kebudayaan terdiri dari : a.
Seksi Adat dan Kesenian; Pengkajian, penelitian, pembinaan, pengembangan dan pemantauan potensi adat, kesenian yang ada di Kabupaten Kulon Progo.
b. Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan; Pengkajian, penelitian, pembinaan, pengembangan dan pemantauan kesejarahan dan kepurbakalaan,arkeologi serta permusiuman. 4. Sub Dinas Pengembangan Wisata terdiri dari: a.
Seksi Obyek dan Daya Tarik Wisata; Pembinaan,pengembangan dan pemantauan obyek dan daya tarik wisata, pelayanan perijinan dan evaluasi pengusahaan obyek dan daya tarik wisata.
b. Seksi Sarana dan Prasarana. Pembinaan, pengembangan dan pemantauan sarana dan prasarana wisata, pelayanan perijinan dan evaluasi dibidang sarana dan prasrana wisata. 5. Sub Dinas Pemasaran Wisata terdiri dari: a.
Seksi Pemasaran dan Promosi; Penyelenggaraan pelayanan informasi pariwisata, pemasaran dan promosi pariwisata.
58
b. Seksi Penyuluhan dan Pelayanan Informasi. Penyelenggaraan,
pembinaan,
penyuluhan,
dan
peningkatan
pemasyarakatan sadar wisata. 6. Cabang Dinas; 7. Unit Pelaksana Teknis Dinas; 8. Kelompok Jabatan Fungsional.
6. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan Susunan pegawai dan perlengkapan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 2.1 Data Pegawai Menurut Jenis Kelamin dan Golongan Pangkat tahun 2007 ORGANISASI
PRIA
WANITA
GOL I
GOL II
GOL III
GOL IV
JUMLAH
1. Ka. Dinas
1
-
-
-
-
1
1
2. Bagian TU
7
7
1
3
9
1
14
3. Subdin Kebudayaan
6
2
-
1
7
-
8
4. Subdin Pengembangan
8
-
-
2
5
1
8
5. Subdin Pemasaran
5
3
-
2
5
1
8
6. Cabang Dinas
-
-
-
-
-
-
-
7. Unit Pelaksana Teknis
-
-
-
-
-
-
-
8. Kelompok Jabatan
2
-
-
-
2
-
2
29
12
1
8
28
4
41
DINAS
Fungsional
JUMLAH
Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo
59
Tabel 2.2 Data Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2007 ORGANISASI DINAS 1. Ka. Dinas
SD
SLTP
SLTA
D3
S1
S2
JUMLAH
-
-
-
-
-
1
1
2. Bagian TU
1
-
7
2
4
-
14
3. Subdin Kebudayaan
-
-
3
2
3
-
8
4. Subdin Pengembangan
-
-
1
2
5
-
8
5. Subdin Pemasaran
-
-
1
2
4
1
8
6. Cabang Dinas
-
-
-
-
-
-
-
7. Unit Pelaksana Teknis
-
-
-
-
-
-
-
8. Kelompok Jabatan
-
-
1
-
1
-
2
1
-
13
8
17
2
41
Fungsional
JUMLAH
Sumber Data : Dinas Kebudayaan da Pariwisata Kabupaten Kulon Proogo B. Gambaran Umum Obyek Wisata Waduk Sermo 1. Sejarah Perkembangan Waduk sermo merupakan satu-satunya waduk yang terdapat di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak di desa Hargowilis, kecamatan kokap. Jarak dari Yogyakarta 36 km, ke arah barat kota Yogyakarta dan 6 km dari kota Wates. Waduk sermo memiliki keindahan alam yang sangat memukau. Dengan luas genangan kurang lebih 157 Ha, keadaan air menyerupai jari tangan dengan latar belakang bukit menoreh yang hijau. Fungsi utama dari Waduk Sermo ini adalah sebagai tempat penyediaan air baku untuk pengairan dan pengendalian banjir. Disamping itu juga mempunyai fungsi tambahan sebagai objek wisata dan penyediaan sarana air minum. Kelebihan dari waduk ini adalah bentuknya yang berkelok-kelok, dikelilingi oleh perbukitan menoreh dan kawasan hutan, sehingga
60
lingkungan Waduk Sermo terlihat sangat indah dan masih asri. Wisatawan dapat menikmati panorama waduk dengan berkeliling menggunakan perahu wisata atau melewati jalan lingkar aspal sepanjang 21 km. Wisatawan dapat melakukan berbagai aktivitas wisata seperti memancing, hiking, out bound, bersepeda. Kondisi alam Waduk Sermo juga sangat digemari para komunitas pecinta off road baik roda dua maupun roda empat. Bagi para wisatawan yang berminat mencicipi hidangan ikan air tawar dapat berkunjung ke warung makan yang berada di sekitar Waduk Sermo dan juga bisa melihat keramba ikan. Pengunjung juga dapat bermalam di Wisma Sermo. Selain wahana wisata obyek wista Waduk Sermo juga menyediakan area fasilitas wisata pendidikan yaitu camping ground atau bumi perkemahan, sehingga obyek wisata Waduk Sermo sangat diminati oleh para pelaku bidang pendidikan. Pembangunan fisik Waduk Sermo telah dimulai sejak bulan Maret 1994 oleh Kontrktor Hyundai – Duta Graha J/O dengan waktu pelaksanaan 32 bulan, yang berakhir pada bulan Oktober 1996. Lokasi Waduk berada di Kali Ngrancah, anak Kali Serang, di dusun Sermo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Pembangunan Waduk Sermo telah didahului dengan Studi Kelayakan, Study Perencanaan Teknis, Study Amdal, RKL dan RPL. Gagasan membangun Waduk Sermo telah dirintis sejak tahun70an, namun karena berbagai kendala, terutama pembiayaan, pembangunan baru dapat dimulai pada tahun 1994. Pembiayaan pembangunan Waduk Sermo diperoleh dari Rupiah murni dan Loan ADB melalui program IISP. Disamping tersedianya biaya
61
pembangunan,didukung
masyarakat
sangat
menunjang
dapat
dimulainya
pelaksanaan phisik yaitu mereka yang telah menyediakan tanahnya untuk keperluan proyek. Luas lahan yang dibebaskan untuk daerah genangan dan lainnya 162 ha yang dimiliki oleh 556 kk.Dari jumlah tersebut 100 kk memilih ikut program tranmigrasi ke Taktoi di Propinsi Bengkulu. Untuk 7 kk ikut program PIR kelapa sawit di Riau sedangkan 449 kk memilih tinggal di desa-desa disekitar Waduk. Proses pembebasan tanah tersebut telah dilaksanakan dengan musyawarah dan diselesaikan dengan baik, sedangkan mereka yang mengikuti program transmigrasi umumnya telah merasakan keadaan yang lebih mapan. Waduk Sermo direncanakan menampung air sejumlah 25 juta m3, yang diharapkan akan meningkatkan suplesi air irigasi untuk jaringan irigasi yang sudah ada yaitu DI.Pengasih dan DI.Pekikjamal seluas 3763 ha.Secara tidak langsung akan meningkatkan memampuan selokan Kalibawang dalam melayani DI.Clereng. Plelen, Kalibawang, Penjalin dan DI.Papah 3504 ha. Selain untuk keperluan pelayanan irigasi, potensi Waduk Sermo juga penyedian air baku dan Parawisata.
Lingkup
pekerjaan
pembangunan
Waduk
Sermo
meliputi
pembangunan sarana dan prasarana yang terdiri dari jalan hantar, bangunan kantor, bendungan utama, terowongan pengelak, bangunan pelimpah dan manara pengambilan.
62
Proyek Pembangunan Bendungan Sermo merupakan salah satu komponen Program IISP ( Integrated Irrigation Sector Project ) yang pembayarannya berasal dari APBN murni ( 20 % ) dan pinjaman ADB ( 80 % ). Studi kelayakan bendungan Sermo dilakukan oleh Mac Donald tahun 1980, dilnjutkan oleh PT. Indra Karya tahun 1985 dan 1991, dan “Final Assesment of Sermo Dam “dilakukan oleh ELC-Electroconsult pada tahun 1992 dengan kesimpulan pembangunan bendungan Sermo layak ditinjau dari segi teknis dan ekonomis. Final Assement tersebut telah di teliti oleh ADB dan disetujui masuk lingkup IISP pada
September
1993.
Pengadaan
jasa
kontraktor
untuk
pelaksanaan
Pembangunan Bendungan Sermo dilakukan dengan tender internasional sesuai persyaratan dari ADB, dan dimenangkan oleh Kontraktor Hyundai-Duta Graha Indah, JO. Kontrak kerja ditandatangani 28 Februari 1994, dengan waktu pelaksanaan 32 bulan. Biaya yang dikeluarkan untuk kontruksi Bendungan Sermo diluar pajak adalah sebesar Rp 22,4 milyar (dalam kondisi 1 US $ = Rp 2112,-). Pengawasan pelaksanaan kontruksi dilaksanakan oleh proyek dibantu oleh konsultan pengawas Asosiasi antara ELC-Electroconsult dari Itali dengan PT. Wiratman dari Indonesia. Pelaksanaan kontruksi Bendungan Sermo 32 bulan,dimulai Maret 1994 dan berakhir pada Oktober 1996, pada saat selesai pengisian awal.
Sumber : Arsip Balai PSDA Waduk Sermo 2007
63
2. Sarana dan prasarana Pembangunan Waduk Sermo mencakup sarana dan prasarana yaitu: •
Jalan hantar
•
Bendungan utama
•
Bangunan pelimpah
•
Terowongan pengelak
•
Menara pengambilan
•
Sarana elektrik
•
Sarana mekanik
•
Bangunan kantor, perumahan dan mess
•
Instrumentasi keamanan bendungan
•
Instumentasi hidrologi dan klimatologi
64
Fasilitas obyek wisata Waduk Sermo antara lain:
Tabel 2.3 Fasilitas Obyek Wisata Waduk Sermo Tahun 2007 NO NAMA SARANA
JUMLAH
KONDISI
DAN PRASARANA 1.
Rambu petunjuk lokasi waduk 1
Kurang
2.
Gardu T P R
2
Baik
3.
Gazebo
6
Baik
4.
Rambu peringatan
2
Baik
5.
Perahu wisata
5
Baik
6.
Karamba
10
Baik
7.
Warung apung
1
Baik
8.
Area parkir bus
1
Baik
9.
Dermaga
2
Baik
10.
Gedung pertemuan
1
Baik
11.
Jalan lingkungan
Sedang
12.
Jaringan listrik
Kurang
13.
Gardu pandang
3
Baik
14.
MCK
2
Sedang
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo
65
Tabel 2.4 Data Pengunjung Obyek wisata Waduk Sermo Tahun 2007
No.
Tahun
Jumlah Pengunjung
1.
2003
12.772
2.
2004
10.398
3.
2005
14.424
4.
2006
14.199
5.
2007
9.312
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo
Tabel 2.5 Pendapatan Retribusi Obyek Obyek Wisata Waduk Sermo Tahun 2007
NO
Tahun
Jumlah Retribusi
1.
2002
5.827.550
2.
2003
11.399.200
3.
2004
11.677.415
4.
2005
16.025.470
5.
2006
16.310.500
6
2007
10.435.500
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo
66
BAB III SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. SAJIAN DATA 1. Strategi Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo Data lima tahun terakhir jumlah penggunjung obyek wisata Waduk Sermo cenderung tidak stabil atau mengalami penurunan yang sangat signifikan, Jumlah penggunjung ke Waduk Sermo juga belum sesuai dengan target yang di tetapkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo. Penurunan jumlah pengunjung yang paling signifikan adalah pada tahun 2004 dan 2007 yaitu hanya sebesar 10.398 dan 9.312 orang pengunjung. Padahal rata-rata pertahun jumlah penggunjung obyek wisata Waduk Sermo sekitar 12.000 sampai 14.000 orang. Penurunan jumlah penggunjung di obyek wisata Waduk Sermo ini juga dipertegas oleh pernyataan dari Bapak Jambari selaku instrumen petugas Waduk Sermo: Beberapa tahun belakangan ini memang terjadi penurunan jumlah pengunjung ke obyek wisata Waduk Sermo, penurunan jumlah pengunjung ini disebabkan oleh berbagai hal salah satunya adalah masyarakat sepertinya mulai merasa jenuh dengan keadaan dan fasilitas yang ada, selain itu juga masih banyak masyarakat luar daerah yang belum tahu akan keberadaan obyek wisata Waduk Sermo karena selama ini yang menjadi ikon dari obyek wisata yang ada di Kulon Progo adalah pantai Glagah. (Wawancara dengan Bapak Jambari, selaku instrumen petugas Waduk Sermo, tanggal 07 September 2008).
67
Obyek wisata Waduk Sermo merupakan salah satu penyumbang pendapatan daerah terbesar setelah obyek wisata Pantai Glagah dan Pantai Trisik. Oleh karena itu ketika obyek wisata Waduk Sermo mengalami penurunan jumlah penggunjung, maka hal ini dianggap penting oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, karena mempengaruhi hasil pendapatan daerah yakni menurunnya pendapatan daerah. Untuk itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo harus berupaya untuk melakukan berbagai cara atau strategi agar masyarakat berminat untuk mengunjungi obyek wisata Waduk Sermo, dan jumlah penggunjung ke obyek Wisata Waduk Sermo dapat
meningkat, serta
jumlah pendapatan
retribusi daerah dapat terpenuhi kembali. Dengan demikian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo melakukan berbagai perbaikan dalam melakukan perencanaan kegiatan atau aktivitas promosi, agar pariwisata yang ada di Kabupaten Kulon Progo di kenal oleh masyarakat luas dan dapat meningkatkan jumlah penggunjung. Sebelum menentukan strategi promosi dalam upaya menarik minat pengunjung obyek wisata Waduk Sermo, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo menyusun kerangka atau alur perencanaan strategi terlebih dahulu, agar nantinya kegiatan promosi dapat terkoordinasi dan berjalan dengan baik.
68
Alur Pikir Rencana Strategi Pembangunan dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo Tahun 2007 – 2011 adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Pernyataan visi
Pernyataan misi
Faktor penentu: ¾ Keberhasilan Analisis lingkungan: ¾ Internal dan eksternal Penetapan Tujuan
Penetapan sasaran
Cara pencapaian tujuan dan sasaran: 1. Program 2. Kegiatan
Sumber: RPJM Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo tahun 2007.
69
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo tanggal 17 November 2008, dapat diketahui Alur Pikir Rencana Pembangunan dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo Tahun 2007 – 2011 dengan lebih jelas dan detail lagi. Langkah pertama yang dapat dilihat dari alur pikir rencana pembangunan dan promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo adalah pernyataan atau penetapan visi dan misi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo. Berdasarkan kondisi kepariwisataan Kulon Progo dengan mempertimbangkan faktor strategis dan potensi yang dimiliki Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo maka visi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo adalah “Kabupaten Kulon Progo sebagai daerah tujuan wisata yang berbasis budaya”, dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo adalah “Mengembangkan perekonomian rakyat terutama bidang agrobisnis pariwisata” (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 17 November 2008) Maksud dari visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo adalah daerah tujuan wisata yang berlandaskan segala hal yang berhubungan dengan budaya yang ada di daerah, sedangkan maksud dari misi tersebut adalah bidang pariwisata ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan keuntungan bagi masyarakat luas khususnya masyarakat Kulon Progo sendiri agar kondisi perekenomianya baik.
70
Setelah menentukan visi dan misi maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo melakukan tahapan kerangka kerja perencanaan strategi selanjutnya, yaitu dengan menentukan analisis situasi. Analisis situasi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo adalah melalui analisis SWOT mengenai faktor internal dan eksternal: STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREAT
• Obyek Wisata yang ada di Kulon Progo termasuk lengkap (pantai, waduk, pegunungan, goa, dll) sehingga banyak alternatif pilihan. • Harga tiket masuk ke Obyek Wisata relatif murah, sangat terjangkau Rp.1000-1500
• Akses jalan dan fasilitas-fasilitas pendukung obyek wisata masih kurang atau belum memadai
• Dapat menggaet wisatawan dalam dan luar negeri melalui promosi.
• Banyak daerah lain yang memiliki obyek wisata sejenis.
• Jarangnya diadakan eventevent atau pentas seni sehingga kurang menarik pengunjung.
• Pengembangan • Adanya Obyek Obyek Wisata dan Wisata sejenis di fasilitas wisata daerah lain yang menjadi Obyek menawarkan Wisata unggulan. dengan fasilitasfasilitas dan kwalitas yang lebih baik.
• Dalam • Mendidik TA melakukan agar mengenal pengembangan Obyek Wisata dan perizinan yang ada di masih sulit. daerahnya. Sumber: RPJM Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo tahun 2007.
71
Hal ini di pertegas dengan hasil Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 17 November 2008. Analisi situasi atau lingkungan ini mencakup analisis internal dan eksternal, analisis internal dilakukan di dalam stakeholder dan analisis eksternal dilakukan diluar baik itu keadaan lingkungan dan kondisi atau kebutuhan dari masyarakat (konsumen/ pengunjung). Analisis SWOT ini dilakukan dengan cara wawancara atau survey kecil-kecilan dengan mengajukan pertanyaan pada sebagian penggunjung mengenai apa saja kekuatan, kelemahaan, peluang, dan ancaman yang dimiliki oleh obyek wisata Waduk Sermo. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya perubahan-perubahan yang terjadi baik di dalam maupu di luar dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 17 November 2008). Tahapan alur Pikir Rencana Pembangunan dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo yang selanjutnya adalah menetapakan sasaran jangka panjang yang harus dicapai. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 17 November 2008 sasaran jangka panjang promosi pariwisata untuk lima tahun ke depan tahun 2007-2011 yaitu: Jumlah pengunjung obyek wisata mencapai jumlah target yang telah ditetapkan, menciptakan image yang baik di masyarakat luas, perluasan pangsa pasar baik dalam kota dan luar kota, promosi ke luar negeri agar pangsa pasar meluas ke wisata mancanegara (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 17 November 2008).
72
Sedangkan sasaran pembangunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo Untuk lima tahun ke depan yaitu tahun 2007-2011 adalah: a. Membangun fasilitas daya tarik wisata rekreatif di obyek wisata b. Membangun dan mengembangkan sarana prasarana pariwisata c. Mengembangkan sarana prasarana pariwisata yang menunjang dunia pendidikan d. Meningkatkan event/impresariat yang atraktif di obyek wisata, e. Melaksanakan pembinaan masyarakat dan usaha/pelaku pariwisata, dan memperluas Pasar Wisata. (Laporan Resentra SKPD/ Rencana Strategis Satuan Perangkat Daerah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo tahun 2007).
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo melakukan penetapan strategi, yang nantinya akan dilakukan untuk mencapai sasaran jangka panjang yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut ditentukan program pelaksanaan kegiatan, dan untuk melaksanaka program tersebut diperlukan strategi. Strategi yang digunakan adalah strategi analisa pasar yaitu, dengan menganalisa segmentasti pasar dan analisa geografis sesuai dengan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Promosinya dilakukan melalui promotion mix. Hal ini dipertegas hasil wawancara sebagai berikut:
73
Kita menggunakan strategi promosi analisa pasar, strategi promosi di sini yaitu dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Tujuannya untuk meningkatkan minat pengunjung dengan sasaran masyarakat dalam kota, luar kota namun orientasinya semaksimal mungkin baik itu luar negeri. Promosinya dengan melalui bauran promosi atau promotion mix. Strategi promosi ini kita anggap strategi yang baik karena dalam strategi promosi mencakup segala hal dari proses perencanaan, implementasi, dan kontrol atau evaluasi (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 07 Februari 2009).
Dengan adanya Alur Pikir Rencana Strategi Pembangunan dan Promosi yang ditetapkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo maka agar dapat terlaksana tujuan dan sasaran tersebut, ditentukan suatu program yang akan digunakan dalam kegiatan promosi. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo sebagai Departemen yang mengurusi segala hal yang berhubungan dengan bidang kebudayaan dan pariwisata, dalam kegiatan promosi pariwisata memiliki program yang diberi nama “Program Pengembangan Pemasaran dan Promosi Pariwisata”. Program Kegiatan Pengembangan Pemasaran dan Promosi Obyek Wisata Waduk Sermo Tahun 2007-2011 dapat dilihat di bawah ini:
74
Tabel 3.1 Program Kegiatan Pengembangan Pemasaran dan Promosi Obyek Wisata Waduk Sermo Tahun 2007-2011
75
TUJUAN 1. Menetapkan dan mengembangkan Kawasan Pariwisata berdasarkan satuan wilayah pengembangan. 2. Membangun fasilitas daya tarik wisata rekreatif di obyek wisata 3. Membangun dan mengembangkan sarana prasarana pariwisata.
SASARAN Terwujudnya kawasan pariwisata Kawasan Pariwisata Tirta (Waduk Sermo)
KEBIJAKAN Menyusun/ Membuat Studi dan Perangkat Hukum Kawasan Pariwisata.
PROGRAM Penyusunan RDKP dan Draft Peraturan Kawasan Pariwisata.
KEGIATAN • Menyusun RDKP Sermo Water Park. • Menyusun Draft Peraturan Kawasan Pariwisata Sermo Water Park.
Terwujudnya fasilitas daya tarik wisata rekreatif di obyek wisata.
Membangun fasilitas rekreatif di obyek wisata.
Pembangunan Taman Rekreatif
• Penyusunan DED Sermo Water Park. • Pembangunan Sermo Water Park.
Peningkatan Pembangunan sarana dan Prasarana Pariwisata.
• Pemeliharaan sarana obyek wisata. • Pembuatan Sarana Kebersihan Obyek Wisata. • Pembangunan Jalan Lingkungan di Obyek Wisata • Pengembangan Jaringan Listrik di Obyek Wisata • Pengadaan Lampu Penerangan Jalan di Obyek Wisata. • Pembangunan Arena Bermain Anak. • Pembangunan sarana Wisata Tirta • Pembangunan Kolam Renang. • Pembangunan Kios dan Area Parkir di
Terwujudnya sarana prasarana di obyek wisata untuk daya tarik dan pelayanan wisatawan.
Menambah dan melengkapi sarana prasarana pariwisata
4. Membangun dan mengembangkan sarana prasarana pariwisata yang menunjang pendidikan.
76
5. Meningkatkan event/impresariat yang atraktif di obyek wisata
6. Melaksanakan pembinaan masyarakat dan usaha/pelaku pariwisata dalam kepariwisataan.
Terwujudnya sarana prasarana di obyek wisata untuk daya tarik dan pelayanan wisatawan serta menunjang dunia pendidikan.0 Terwujudnya peningkatan event/impresariat yang atraktif di obyek wisata baik seni maupun olah raga. Terwujudnya partisipasi masyarakat dan usaha/pelaku pariwisata dalam kepariwisataan.
Obyek Wisata Waduk Sermo • Penanaman Tanaman Hias dan Perindang di Obyek Wisata. • Pembangunan/Pengembangan area camping ground. • Pembangunan Arena Outbond di Obyek Wisata. • Pengembangan/pembangunan sarana olah raga di obyek wisata.
Menambah dan melengkapi sarana prasarana pariwisata yang dapat menunjang kegiatan pendidikan.
Peningkatan Pembangunan sarana dan Prasarana Pariwisata yang menunjang pendidikan.
Meningkatkan event atraksi wisata
Gelar Event Atraksi Wisata.
• Pentas Seni di Obyek Wisata • Pentas Musik Bintang • Lomba memancing di Obyek Wisata • Event Otomotif (mottocross, grass track, off road,dll).
Mendorong tumbuh kembangnya partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam kepariwisata.
Pembinaan , Komunikasi, Informasi dan Edukasi Bagi Masyarakat dan Pelaku Usaha Pariwisata.
• Inventarisasi RHU • Pembinaan RHU • Penyusunan Draft Raperda tentang Biro Perjalanan Wisata. • Komunikasi, informasi dan edukasi bagi pengelola hotel dan homestay. • Komunikasi, informasi dan edukasi bagi pengelola desa wisata dan atraksi wisata. • Forum Dialog Pariwisata (Segenap Stake Holders).
7. Memperluas Pasar Wisata.
Perluasan pasar wisata.
Optimalisasi Promosi Pariwisata Ke Luar Daerah
Promosi pariwisata ke luar daerah.
77
• Komunikasi, Informasi dan Edukasi Bagi Masyarakat Sekitar Obyek Wisata. • Promosi Bersama 14 Kabupaten JatengDIY (Java Promo) • Travel Dialog Ke Luar Daerah. • Mengikuti Pameran Gebyar Wisata Nusantara di Jakarta. • Pameran pariwisata Di Bali • Pameran Pariwisata di Batam • Mojopahit Travel Fair di Surabaya. • Pameran Pariwisata di Ponorogo, Jawa Timur. • Sriwijaya Expo di Palembang. • Pameran Pariwisata di Kalimantan Barat. • Pameran PRPP Semarang. • Bengawan Solo Fair. • Road Show di Perusahaan-Perusahaan di Luar Daerah. • Pembuatan Materi/Media Promosi; Brosur, Baliho, Banner, VCD Promosi). • Fam Trip (target; Wartawan, Biro Perjalanan Wisata, Hotel dan Pelaku Pariwisata Lainnya, ke Obyek Wisata di Kulon Progo). • Widya Wisata
Sumber: RPJM Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo tahun 2007.
Untuk melakukan Program Pengembangan Pemasaran dan Promosi Pariwisata tersebut diperlukan langkah-langkah dalam promosi agar nantinya dapat berjalan dengan baik. Langkah- langkah promosi yang digunakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo sebagai berikut: Mengidentifikasi audiens sasaran atau pangsa pasar merupakan langkah awal yang dilakukan ketika akan melakukan kegiatan promosi, agar nantinya dapat mengenai target pasar yang dituju. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo sendiri mengidentifikasikan audiens sasaran untuk obyek wisata Waduk Sermo berdasarkan: a. Usia
: 5-40 Thn
b. Social Economic Status (SES)
: C, B, A
c. Geografis
: dalam kota, luar kota, dan luar negeri
Kita menentukan target audiensnya dari usia anak sekolah TK sampai SD untuk pengenalan obyek wisata, dan Usia SMP sampai masyarakat umum, untuk SES nya semua kalangan karena harga tiket masuk ke obyek wisata sangat terjangkau yaitu Rp.1.000 saja, dan untuk geografisnya kita orientasi semaksimal mungkin baik masyarakat dalam kota, luar kota, bahkan luar negeri (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 04 Desember 2008). Dari hasil observasi dan wawancara dengan pengunjung pada tanggal 04 Januari 2009 yang peneliti lakukan, bisa dilihat penggunjung yang datang ke waduk sermo dari umur 5-40, yaitu anak usia sekolah, keluarga, mahasiswa.
78
Kemudian pada hari-hari libur dan minggu juga banyak penggunjung yang berasal dari luar daerah, hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut: Saya bersama keluarga dari bandung, selain mengunjungi orang tua di kulon progo kami juga sengaja berwisata ke waduk sermo yah untuk refresing dan kebetulan anak-anak saya ini suka dengan wisata alam. Yang kita lakukan tadi naik perahu ngelilingi waduk dan juga foto-foto karena pemandangannya bagus. Selain bersama keluarga saya juga kebetulan mengajak dua teman saya asli dari bandung, dan kelihatannya mereka menikmati suasana di Waduk Sermo (Wawancara dengan Bapak Heru, pengunjung asal bandung 04 januari 2009 di obyek wisata Waduk Sermo). Setelah
menentukan
target
pasar
kemudian
ditentukan
tujuan
komunikasinya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo menentukan tujuan komunikasinya yaitu, untuk menciptakan kesadaran, pengetahuan, dan tindakan terhadap obyek-obyek wisata yang ada di Kulon Progo khususnya obyek wisata Waduk Sermo. Tujuan komunikasi awareness dapat dilihat dari program “Widyawisata” yaitu program edukasi pengenalan dan melakukan kunjungan ke obyek-obyek wisata yang ada di Kabupaten Kulon Progo pada seluruh TK dan SD orientasi sekolah lokal. Kegiatan widyawisata ini dilakukan agar para siswa dapat mengetahui atau mengenal obyek-obyek wisata yang ada di daerahnya sendiri sebelum obyek lainnya yang berada di daerah lain. Selain itu juga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo memiliki Tujuan jangka pendek yaitu masyarakat dalam dan luar daerah berkunjung ke Obyek Wisata. Tujuan Jangka Panjangnya yaitu promosi ke luar negeri melalui ITB Asia di Singapura. Dengan adanya tujuan komunikasi tersebut nantinya diharapkan dapat tercapainya target jumlah penggunjung yang telah ditetapkan oleh Dinbudpar (Sumber: wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 04 Desember 2008).
79
Langkah selanjutnya adalah merancang pesan, ini merupakan hal yang penting karena dengan merancang pesan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dapat menentukan pesan yang nantinya dapat dimengerti yang ditujukan pada masyarakat. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dalam berpromosi ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat luas atau pangsa sasaran mengenai keunggulan-keunggulan yang dimiliki obyek wisata Waduk Sermo antara lain; keindahan alam, fasilitas-fasilitas yang dimiliki (gardu pandang, gazebo, warung apung, kapal wisata, wisma penginapan, area camping ground/ bumi perkemahan, dll), selain itu juga menyampaikan informasi mengenai budaya, kerajinan, dan makanan khas. (Sumber: Observasi atau pengamatan langsung terhadap media materi promosi antara lain; leaflet, booklet, Penunjuk arah, dll.) Dalam promosi kita ingin menyampaikan pesan pada masyarakat luas mengenai obyek wisata secara keseluruhan baik itu keunggulankeunggulan yang dimiliki, budaya, kerajinan, makanan khas. Dengan demikian kita harapkan masyarakat dapat mengerti lebih jelas tentang obyek wisata yang ada di Kulon Progo ini (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 04 Desember 2008). Setelah merancang pesan kemudian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo menentukan saluran-saluran komunikasi yang akan digunakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dalam upaya meningkatkan minat penggunjung obyek wisata Waduk Sermo. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi
80
Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 04 Desember 2008, saluran komunikasi yang digunakan adalah komunikasi personal dan non personal. Saluran komunikasi personal yang kita gunakan adalah Travel Dialog dan Fam Trip, sedangkan saluran komunikasi non personal adalah melalui televisi, surat kabar, radio, majalah, dll. Selain itu melalui pameran dan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di juga obyek wisata antara lain; pentas seni (menampilkan kesenian tari daerah yaitu Angguk Putri) dan lomba memancing di oyek wisata Waduk Sermo. (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 04 Desember 2008) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo menetapkan jumlah anggaran terlebih dahulu sebelum melaksanakan suatu program promosi. Menetapkan jumlah anggaran dalam berpromosi sangatlah penting, karena dalam setiap melakukan program kegiatan promosi dibutuhkan anggaran dana agar dapat terlaksana dengan baik. Biasanya kita mengajukan usulan dari dinas kemudian kita buat Rencana KUA PKS, di susun dalam RKA atau Rancangan Khusus Anggaran, kemudian membuat DPA atau Daftar Pemakaian Anggaran. Jumlah anggaran tentunya juga disesuaikan denga APBD, dan untuk kegiatan promosi kurang lebih tahun 2008 ini menghabiskan dana sebesar Rp. 259.000.000 (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 04 Desember 2008). Selain dari anggaran APBD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo untuk kegiatan promosi juga dapat melakukan kerjasama yaitu dengan menggaet pihak ke tiga sebagai sponsor. Berdasarkan hasil observasi lapangan peneliti dapat melihat adanya kerjasama yang dilakukan Dinas
81
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dengan pihak ke tiga yaitu BPD
(Bank
Pembangunan
Daerah)
kegiatan
yang
dilakukan
adalah
pensponsoaran dalam pemasangan penunjuk arah atau billboard obyek wisata Waduk Sermo di perbatasan kota. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 04 Desember 2008, dapat diketahui bahwa dalam kegiatan promosi pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo menggunakan variabel-variabel yang ada dalam promotion mix antara lain:
a. Periklanan/ Advertising Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo menganggap periklan sebagai alat promosi yang paling efektif karena jangkauannya luas, media beriklan yang digunakan antara lain: 1). Televisi Televisi adalah media yang paling efektif dalam berpromosi karena jangkauannya luas dan masyarakat dapat melihat obyek wisata secara audio visual. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo juga melakukan kerjasama dengan pihak media televisi dalam mempromosikan obyek wisata yang ada. Khusus untuk promosi Dinas Kebudayaan dan
82
Pariwisata Kabupaten Kulon Progo memasang iklan di TA TV, pada bulan April sampai Mei 2008 sebanyak 6 kali tayang. Promosi khusus obyek wisata Waduk Sermo dilakukan pada bulan Maret 2008. target dari promosi tersebut adalah seluruh masyarakat yang mendapatkan siaran dari Televisi tersebut. (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 04 Desember 2008)
2). Radio Selain media televisi dalam berpromosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo juga menggunakan radio, untuk sekarang ini melakukan kerjasama dengan radio lokal yaitu “Rosala FM”. Jangkauannya memang belum terlalu luas tetapi sedikit banyak juga bermanfaat dalam kegiatan promosi misalnya; ketikan akan diadakan event di obyek wisata Waduk Sermo disiarkan di radio “Rosala FM’. Contoh pada tanggal 25-31 Desember di radio disiarkan pesan mengenai event yang akan diadakan di waduk sermo pada saat peringatan tahun baru, isi pesannya adalah “Hadirilah dan saksikan langsung kemilau pagelaran musik tahun 2009 hanya di Sermo Water Park pada malam tahun pergantian tahun”. Dengan adanya informasi tersebut
83
masyarakat tahu dan nantinya berkunjung, target dari dilakukan promosi tersebut ditujukan pada pendegar radio Rosala FM. (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 04 Desember 2008)
3). Leaflet Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten kulon Progo pada tahun 2008 ini membuat leaflet sebanyak 7.000 lembar, dalam leaflet tersebut berisi gambar obyek wisata beserta informasi secara singkat dan dikemas secara menarik, dengan headline “Pesona Wisata Kulon Progo Jogja”. Leaflet ini disebarkan pada saat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo melaksanakan kegiatan pameran, travel dialog, ketika ada kunjungan kerja dari dinas luar kota, dan tamu. Promosi melalui leaflet ini ditujukan pada pengunjung pameran wisata, peserta travel dialog, dan tamu kunjungan kerja dari dinas luar kota. (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 04 Desember 2008)
84
Gambar 3.2: Bentuk eaflet
4). Booklet Selain leaflet Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo juga melakukan promosi melalui media lini bawah lain yaitu booklet. Booklet berbentuk lembaran buku. Dalam booklet berisi mengenai foto-foto obyek, beserta fasilitas dan juga informasi mengenai kebudayaan, kerajinan, dan makanan khas. dengan judul atau headline “ Enchanting Destination in Kulon Progo”. Jumlah booklet yang dibuat pada tahun 2008 sebanyak 1.000 buah, penyebarannya sama dengan leaflet yaitu pada saat Dinas Kebudayaan
dan
Pariwisata
85
Kabupaten
Kulon
Progo
melaksanakan kegiatan pameran, travel dialog, ketika ada kunjungan kerja dari dinas luar kota, dan tamu. Promosi melalui booklet ini targetnya sama dengan leaflet yaitu ditujukan pada pengunjung pameran wisata, peserta travel dialog, dan tamu kunjungan kerja dari dinas luar kota. (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 04 Desember 2008) Gambar 3.3: Booklet
86
5). CD Promo CD Promo adalah media promosi melalui audio dan visual, tahun 2008 dibuat sebanyak 500 keping. Dengan dana anggaran sebesar Rp 12.000.000. Dalam CD promo ditampilkan gambaran obyek wisata, fasilitas-fasilitas, beserta kegiatan-kegiatan wisata yang bisa dilakukan sehingga tampak begitu nyata dan lebih menarik. CD Promo ini ditampilkan dan dibagikan pada saat kegiatan travel dialog. Dengan CD promo para calon pengunjung dapat melihat dan mendapat informasi dengan jelas. Pemutaran CD pada kegiatan travel dialog ini dilakukan untuk menarik minat pengunjung (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 04 Desember 2008) Gambar 3.4: CD Promo
87
6). Spanduk Spanduk adalah lembaran kain yang berisikan tentang gambar dan informasi mengenai kegiatan atau event yang akan dilaksanakan di obyek wisata Waduk Sermo. Untuk baliho dana yang disediakan pada tahun 2008 ini adalah sebesar Rp. 85.000.000. Baliho ini ditempatkan di tempat-tempat strategis yaitu di pinggir-pinggir jalan raya dan jalan-jalan pusat kota, agar dapat mudah terlihat oleh masyarakat ketika melalui jalan. Pemasangan baliho ini dilakukan pada saat akan dilaksanaka suatu event di Waduk Sermo, agar masyarakat tahu ketika ada kegiatan atau event dan nantinya berkunjung ke event yang ada di obyek wisata tersebut. Targetnya adalah masyarakat yang melihat baliho dan para pengguna jalan (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 04 Desember 2008)
7). Bilboard Dinas
Kebudayaan
dan
Pariwisata
Kulon
Progo
pernah
menggunakan bilboard sebagai media promosi pada tahun 2005. Bilboard tersebut di pasang di perbatasan Kabupaten Sleman dengan Kabupaten Kulon Progo, merupakan hasil kerjasama dengan
BPD
(bank
88
Pembangunan
Daerah).
Bilbord
ini
bergambarkan obyek wisata dengan headline “Wisata Berhadiah”, hal ini dilakukan dengan tujuan masyarakat tertarik untuk mengunjungi obyek wisata Waduk Sermo. Target dari pemasangan billboard
ini
pemasangan
adalah billboard.
orang-orang (Wawancara
yang
melewati
dengan
Bapak
tempat Anom
Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 04 Desember 2008).
8). Penunjuk Jalan/ Arah Merupakan hasil kerjasama dengan Dinas Perhubungan, dimana pada penunjuk jalan tersebut tertulis arah ke suatu daerah atau kota dan juga arah ke suatu obyek wisata, pemasangan penunjuk jalan tersebut titiknya ditentukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo yang dianggap berpotensi atau strategis. Penunjuk arah tersebut terdapat di jalan propinsi antar yaitu Yogyakarta dan kabupaten Purworejo. Targetnya adalah orangorang yang melintasi jalan tersebut (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 04 Desember 2008)
89
Gambar 3.5: Penunjuk jalan /arah
b. Personal Selling Dalam kegiatan promosi melalui personal selling
terjadi
interaksi langsung dan bersifat interaktif. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo menganggap personal selling merupakan kegiatan promosi yang paling efektif, karena sasaran yang dituju lebih tepat dan mengena. Untuk itu pada tahun 2008 ini Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo sedang gencar-gencarnya melakukan kegiatan ini, personal selling merupakan salah satu upaya meningkatkan minat penggunjung obyek wisata Waduk Sermo. Kegiatan personal selling yang digunakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo antara lain:
90
1). Travel Dialog Dalam travel dialog Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo melakukan presentasi interaktif atau tanya jawab mengenai obyek wisata dengan para pelaku wisata. Tahun 2008 ini Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo mengadakan Travel dialog bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dalam kota maupun luar kota, yaitu mengundang Kepala-Kepala Sekolah, selain itu juga mengundang tour agent, instansi pemerintah, kantor, kemudian promosi dan presentasi dengan harapan nantinya mereka dapat mengunjungi obyek wisata yang ada khususnya Waduk Sermo. Untuk daerah Kulon progo sendiri, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo mengadakan program “Widya Wisata” yaitu, mengajak seluruh Kepala Sekolah TK dan SD untuk membawa murid-muridnya melakukan kunjungan ke obyek-obyek wisata agar para siswa dapat mengenal seluruh obyek wisata yang ada di daerahnya. (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 27 Agustus 2008).
91
Kegiatan travel dialog ini sedang gencar-gencarnya kita gunakan dalam berpromosi, karena melalui kegiatan ini pangsa pasar yang kita tuju dapat lebih detail mangetahui keunggulan-keunggulan obyek wisata dan nantinya mereka ada keinginan untuk berkunjung. Dana yang kita sediakan untuk kegiata travel dialog adalah sebesar Rp. 70.000.000. (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 04 Desember 2008) Gambar 3.6: Kegiatan Travel Dialog
2). Fam Trip Merupakan pendekatan personal yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dengan para pelaku wisata yaitu, Kepala-Kepala Sekolah, tour agent, instansi pemerintah, dengan melakukan kegiatan tour keliling ke obyekobyek wisata beserta memberikan penjelasan dan informasi mengenai keunggulan-keunggulan obyek wisata yang ada di Kulon
92
Progo. Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan agar para pelaku wisata tersebut dapat melihat keadaan obyek, dan nantinya diharapkan
dapat
mempromosikannya
kepada
masyarakat.
Anggaran untuk kegiatan Fam Trip tahun 2008 adalah Rp. 39.000.000. (Arsip Matrik Program Lima Tahun RPJM Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo)
c. Promosi Penjualan/ Sales Promotion Kegiatan promosi penjualan yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dalam upaya menarik minat pengunjung obyek wisata Waduk Sermo antara lain: 1). Pameran Wisata •
Mojopahit Travel Fair Pameran ini diadakan di Surabaya pada tanggal 8 Juli sampai 11 Juli 2008, pada pameran ini dihadiri oleh tour agent atau biro-biro perjalanan wisata. Dalam pameran ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo juga membuka stand dan membagikan brosure, leaflet CD promo, dll. Dalam pameran ditonjolkan segal keunggulan-keunggulan yang ada baik dalam bidang
93
pariwisata dan Budaya daerah, targetnya adalah orang yang mengunjungi pameran tersebut.
•
Gebyar Wisata Nusantara Pameran ini diadakan di Jakarta tanggal 16-20 Juli 2008, pameran ini di ikuti oleh hampir seluruh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang ada di seluruh Propinsi Indonesia. Kegiatannya adalah menampilkan stand-stand dari setiap Propinsi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo sendri dalam pameran ini mempromosikan obyek wisata, kesenian, makanan khas, dan kerajinan, selain itu juga membagikan brosure, leaflet CD promo, dll.
•
Pesona Budaya Pameran ini diadaka tanggal 21-24 Agustus 2008, menampilkan pariwisata dan kebudayaan yang ada di setiap Propinsi yang ada di Indonesia yang di ikuti oleh Dinas-Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata yang ada. Dalam pameran ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo juga berkesempatan mengikuti,
94
kegiatan yang dilakukan adalah dengan membagibagikan brosure, leaflet CD promo, dll. Selain itu juga memberikan informasi secara langsung mengenai budaya dan pariwisata yang ada di Kabupaten Waduk Sermo.
•
ITB Asia/ Tourism Pameran bertaraf internasional ini diadakan di Singapura tanggal 20 Oktober - 24 oktober 2008, dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo berkesempatan
mengikuti
pameran
ini
tentunya
memberikan peluang obyek wisata yang ada di Kulon Progo dapat diketahui secara luas oleh masyarakat luar negri yang nantinya berkesempatan menjadi wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke obyek-obyek wisata yang ada. Isi dari pameran ini adalah memberikan pelayanan dan informasi mengenai obyek wisata, menampilkan foto-foto obyek wisata Waduk Sermo, dan juga membagi-bagikan leflet, booklet, brosure, serta CD promosi.
95
•
Manunggal Fair Yaitu pameran yang diadakan sendiri oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo lokasinya di Alun-Alun Wates Kulon Progo Yogyakarta pada tanggal 25 Oktober- 02 November 2008. Dalam kegiatan pameran biasanya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo mendirikan stand yang di dalamya memberikan pelayanan dan informasi mengenai obyek wisata, menampilkan foto-foto obyek wisata Waduk Sermo, dan juga membagi-bagikan leflet, booklet, brosure, serta CD promosi. Dengan adanya pameran ini diharapkan masyarakat khususnya masyarakat lokal tahu akan obyek-obyek wisata yang ada di daerahnya sendiri.
(Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD dan Bpk. Sapto, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 04 Desember 2008). Gambar 3.7: Kegiatan Pameran
96
Tabel 3.2. Rincian Biaya Pameran Tahun 2008
No
Kegiatan Pameran
Anggaran Biaya
1
Pameran Gebyar Wisata Nusantara
Rp. 60.000.000
2
Pameran Pariwisata di Bali
Rp. 75.000.000
3
Pameran Pariwisata di Batam ( Batam
-
Expo) 4
Mojopahit Travel Fair di Surabaya
Rp. 75.000.000
5
Pameran Pariwisata Ponorogo, Jawa
Rp. 40.000.000
Timur
6
Sriwijaya Expo di Palembang
Rp. 75.000.000
7
Pameran Pariwisata di Kalimantan Barat.
Rp. 75.000.000
8
Pameran PRPP Semarang
Rp. 35.000.000
9
Bengawan Solo Fair.
Rp. 35.000.000
Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Proogo
97
2). Diskon Khusus Paket diskon ini merupakan salah satu strategi promosi yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo,
dalam
upaya
menarik
minat
penggunjung,
untuk
berkunjung ke obyek wisata Waduk Sermo agar jumlah penggunjung dapat naik kembali dan dapat sesuai dengan jumlah target penggunjung yang telah ditetapkan Pemda. Paket Diskon ini kita berikan kepada para pengunjung yang datang berkelompok minimal 30 orang dengan demikian akan diberikan diskon sebesar 10%. Dengan adanya paket diskon ini diharapkan jumlah pengunjung ke obyek-obyek wisata yang ada Di Kulon Progo khususnya waduk sermo diharapkan dapat meningkat (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 04 Desember 2008). d. Publisitas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo juga melakukan promosi melalui kegiatan publisitas, dengan publisitas informasi
mengenai
profil
obyek
wisata
dan
keunggulan-
keunggulannya ditampilkan agar tercipta kesan yang baik di masyarakat.
Kegiatan
publisitas
yang
dilakukan
oleh
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo adalah:
98
Dinas
1). Media Elektonik Pada media elektonik kegiatan publisitas dilakukan melalui Televisi dan Radio, untuk Televisi dilakukan di TVRI Yogyakarta dalam program “Di Kaki Bukit Menoreh” ditayangkan setiap bulan minggu ke 2 dan 4. Merupakan dialog yang dilakukan oleh bagian pemasaran dan promosi, kemudian juga menampilkan profil dari obyek wisata beserta keunggulannya. Sedangkan publisitas di Radio dilakukan di RRI yogyakarta yaitu dialog interaktif dengan Bupati Kulon Progo Bpk. Toyo Santoso Dipo, yang disiarkan setiap jum’at pagi jam 07:00 WIB. Target yang dituju adalah masyarakat yogyakarta dan sekitarnya, sesuai dengan jangkauan dari TVRI Yogyakarta dan Radio RRI Yogyakarta. (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 04 Desember 2008) Sampai saat ini kita telah banyak melakukan kerjasama dengan beberapa media televisi antara lain; untuk TV lokal TVRI, Jogja TV, Bandung TV, dan untuk TV nasional SCTV pada tahun 2005 pernah mengadakan program Jelajah Wisata ke Obyek-Obyek Wisata yang ada di Kulon Progo. Selain itu ketika ada kapal yang kandas di pantai glagah Kulon Progo televisi-televisi Nasional seperti ANTV, Indosiar, TPI, dan Metro TV memberitakan dan meliput dengan demikian secara tidak langsung pariwisata yang ada di Kulon Progo dipromosikan (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 04 Desember 2008).
99
2). Media Cetak Publisitas yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo melalui media cetak antara lain dengan surat kabar: Kedaulatan Rakyat, Harian Yogya, Bernas, Suara Pembaharuan dengan kolom “Piknik” ditampilkan informasi mengenai keunggulan-keunggulan obyek wisata antara lain; keindahan obyek wisata, fasilitas-fasilitas, kebudayaan, dan kerajinan. Selain itu publisitas juga dilakukan di majalah “Kabare” yaitu majalah pariwisata, di dalamya diberikan gambar beserta informasi seluruh obyek wisata termasuk obyek wisata Waduk Sermo secara lebih detail (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 27 Agustus 2008). Dengan tergabungnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo dalam promosi obyek wisata yang ada di 15 kota yaitu Java Promo, tentunya ketika Java Promo berpromosi di suatu media obyek wisata Kulon Progo juga ikut dipromosikan. Java Promo sendiri melakukan kerjasama dengan koran Pikiran Rakyat Bandung yaitu dengan promosi mengenai profil obyek wisata yang ada seluruh 15 kota yang tergabung dalam Java Promo (Wawancara dengan Bapak Sapto, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 04 Desember 2008).
100
Setelah melakukan serangkaian kegiata promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo melakukan evaluasi, yaitu mengukur hasil promosi. Salah satu tolak ukurnya adalah dengan melihat data jumlah pengunjung yang berkunjung ke obyek wisata. Jika jumlah pengunjung setelah kegitan promosi mengalami peningkatan dan sesuai dengan target pengunjung yang di tetapkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Kulon Progo maka promosi dianggap berhasil, begitu juga sebaliknya jika jumlah pengunjung wisata tidak mengalami peningkatan maka promosi dianggap gagal. Cara lain yang digunakan untuk mengukur keberhasilan promosi adalah tercipta image keunggulan obyek wisata di benak konsumen atau pengunjung. (Sumber: Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 27 Agustus 2008).
Untuk mencapai target sasaran yang hendak dituju Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo juga memperhitungkan tingkat jangkauan alat promosi yang digunakan, semakin luas jangkauanya tentunya semakin besar kesempatan berpromosi. Untuk saat ini Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dalam mengelola dan mengkoordinasi seluruh proses komunikasi pemasaran yaitu dengan menggunakan website sebagai pemanfaatan tekhnologi dalam berpromosi, karena website jangkauannya luas dan dapat diakses oleh siapapun, dimana, dan kapan saja bisa
101
Website milik pemda tersebut adalah www.kulonprogo.go.id dan selain itu juga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo bekerjasama promosi dengan 15 kota dalam Java Promo dengan alamat website www.Javapromo.com. Dalam website ini terdapat informasi-informasi mengenai obyek wisata disertai dengan foto-foto obyeknya, melalui website ini diharapkan masyarakat luas dapat mengetahui mengenai informasi obyek-obyek wisata di Kulon Progo. (Wawancara dengan Bapak Anom Sudarinto, A. MD, Staff Seksi Pemasaran dan Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tanggal 04 Desember 2008) Gambar 3.8: Website
102
2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Strategi Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo.
Berdasarkan dari laporan RPJM (Rencana Pembangunan Jangaka Menengah tahun 2007) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo menetapkan faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan promosi sebagai berikut: a. Faktor Pendukung 1). Terbukanya kesempatan mengikuti event promosi pariwisata ke luar daerah. 2). Terbukanya kesempatan melengkapi materi dan media promosi. 3). Terbukanya kerjasama propinsi dengan berbagai pihak; Pemerintah Propinsi/ Baparda DIY, 15 Kabupaten dan Kota di DIY dan Jawa Tengah/ Java Promo, Pelaku Wisata (Biro Perjalanan Wisata, Hotel Wartawan Pariwisata). b.
Faktor Penghambat 1). Persaingan dengan destinasi lain 2). Masih minimalnya/ keterbatasan/ belum memadainya media dan materi promosi 3). Keterbatasan event promosi pariwisata yang dapat diikuti mengingat keterbatasan dana.
103
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil dari penelitian, dapat diketahui apa saja strategi promosi yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kabupaten Kulon Progo dalam upaya menarik minat penggunjung obyek wisata Waduk sermo. Menurut David W. Cravens, dalam strategi promosi terdapat proses perencanaan, implementasi dan pengendalian komunikasi atau evaluasi (David W. Cravens, 1998:77). Sebelum melakukan kegiatan promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo melakukan kerangka atau alur dari perencanaan strategi terlebih dahulu, sebelum nantinya melakukan seluruh kegiatan atau aktivitas promosi. Menurut Achsan Permas (2003:38-62) ada 7 tahap menentukan kerangka kerja perencanaan strategi yaitu, identifikasi harapan stakeholder, perumusan visi dan misi, penentuan ukuran keberhasilan, analisis SWOT, penetapan sasaran jangka panjang, penetapan strategi jangka panjang, dan penyusunan program implementasi strategi. Dari 7 tahapan menentukan kerangka kerja perencanaan strategi tersebut, dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo hanya melakukan 5 tahapan.
104
Tahap-tahap penentuan kerangka perencanaan strategi yang di gunakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo adalah: 1. Perumusan Visi dan Misi Menurut Kotler dalam (Oka A. Yoeti, 2005:31) merumuskan visi dan misi merupakan hal yang sangat penting, karena visi misi akan mempengaruhi semuanya, visi dan misi akan menimbulkan kesardaran tentang tujuan, arah, kepentingan, pencapaian hasil yang diharapkan, dan dapat memberikan motivasi kepada semua orang yang terlibat dalam organisasi atau lembaga. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo sendiri memiliki Visi “Kabupaten Kulon Progo sebagai daerah tujuan wisata yang berbasis
budaya”,
Misi
“Mengembangkan
perekonomian
rakyat
terutama bidang agrobisnis pariwisata” Perumusan visi dan misi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo merupakan langkah awal yang tepat dalam perencanaan strategi, karena dengan adanya perumusan visi dan misi dapat mengetahui tujuan, arah, kepentingan, serta pencapaian hasil yang diharapkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dalam bidang pariwisata agar dapat maju dan berkembang dengan baik sesuai dengan visi dan misi. Visi dan misi ini tidak dapat di teliti lebih dalam lagi karena merupakan kebijaksanaan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo yang tidak bisa diubah. Dengan demikian visi dan misi yang telah ditetapkan ini harus dapat dicapai jangan hanya menjadi sebuah
105
pelengakap saja, tetapi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo juga harus melakukan usaha yang keras demi tercapainya visi dan misi dalam memajukan sektor pariwisata. Menurut peneliti seharusnya visi dan misi bisa diperbaharui agar dapat menysesuaikan dengan kondisi yang selalu berubah-ubah. 2. Analisis Situasi/ Pasar Phill Kotler (1982:84) dalam Oka A. Yoeti mengatakan, bila suatu organisasi atau lembaga ingin menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah, maka organisasi atau lembaga itu harus terlebih dahulu mengetahui jenis atau macam perubahan yang terjadi. Dengan demikian hal ini diperlukan karena perubahan sering terjadi sehingga dapat dikataka bahwa perencanaan strategis adalah bagaimana suatu organisasi atau lembaga secara periodik mengetahui atau dapat menilai kekuatan (strength), kelemahan (weaknessess), peluang (opportunities), ancaman (threats), bila terjadi perubahan lingkungan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo juga melakukan analisi situasi, yaitu dengan menggunakan analisis SWOT pada faktor internal dan eksternal dengan merumuskan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimikli. Dengan melakukan analisis situasi terlebih dahulu maka dapat diketahui kecenderungan yang relevan dan implikasinya terhadap kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dalam melakuan promosi agar siap jika terjadi perubahan lingkungan, hal ini
106
sesuai dengan pernyataan Phill Kotler diatas. Dengan analisi situasi tersebut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dapat melakukan penyesuai dengan keadaan yang selalu berubah, baik itu keinginan pengunjung yang berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan. 3. Menetapkan Sasaran Jangka Panjang Sasaran yang baik adalah sasaran yang SMART (specific/ spesifik, measureabel/ dapat diukur, dan bonded/ ada batasan waktu pencapaiannya). Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo telah menetapakan sasaran jangka panjang untuk tahun 2008-2012 penetapan sasaran jangka panjang yang telah ditetapkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, merupakan indikator-indikator bahwa organisasi tersebut memiliki rencana yang jelas dengan hasil yang hendak dicapai. Selain itu juga dengan adanya sasaran yang jelas maka, dapat dengan mudah untuk membagi semua hal yang berkaitan dengan perencanaan strategi. Kegiatan yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo untuk mencapai sasaran jangka panjang yaitu bisa dilihat dari dengan melakukan kegiatan promosi yang dikakukan melalui berbagai saluran komunikasi baik itu personal dan non personal. Untuk saluran komunikasi personal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo menggunakan; Travel dialog dan Fam Trip. Sedangkan saluran komunikasi non personalnya menggunakan media Elektronik Televisi dan Radio, kemudian Media Cetak.
107
4. Penetapan Strategi “Strategi merupakan pilihan prinsip cara yang akan ditempuh organisasi untuk mencapai sasaran jangka panjang yang telah ditetapkan” (Achsan Permas dkk, 2003:53). Untuk itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo melakukan penetapan strategi, strategi yang digunakan adalah Strategi Promosi analisis pasar yaitu dengan menganalisa segmentasti pasar atau target yang hendak dituju dan analisa geografis atau lokasi dari obyek wisata. Penggunaan strategi promosi tersebut dianggap efektif untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan karena dalam strategi promosi mencakup segala hal, baik itu dari proses perencanaan, implementasi, dan kontrol atau evaluasi. Dalam pelaksanaan strategi promosi melalui promotion mix harus dapat dilakukan sebaik mungkin, berdasarkan observasi dan wawancara, peneliti dapat melihat bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo telah memiliki rencana strategi sebagai pedoman atau arah dalam melakukan berbagai kegiatan promosi. Strategi promosi analisa pasar digunakan untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan jumlah pengunjung, dan dengan sasaran masyarakat lokal dalam kota dan luar kota orientasi semaksimal mungkin hingga mancanegara. Strategi analisa pasar ini berusaha untuk mengikuti dan menyesuaikan dengan tujuan dan sasaran yang hendak dituju, agar keberhasilan promosi bisa tercapai.
108
5. Penyusunan Program Implementasi Strategi Menurut Achsan program terdiri dari rincian kegiatan pokok untuk melaksanakan strategi, sasaran yang akan dicapai untuk setiap kegiatan, penaggung jawab kegiatan, dan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan, serta dana yang dibutuhkan (Achsan Permas dkk, 2003:61). Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo juga melakukan penyusunan program kegiatan yang di dalamnya terdiri dari; tujuan, sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan. Dengan adanya rencana program kegiatan yang disusun oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo tersebut berarti rencana program kegiatan sudah tersusun dengan baik, namun dalam penyusuna program tersebut tidak terdapat waktu pelaksanaan dan penaggung jawab dari setiap kegiatan sehingga dirasa kurang kumplit. Menurut peneliti seharusnya dalam rancangan program kegiatan disertakan waktu pelaksanaan dan penaggung jawab agar jelas kapan program tersebut pastinya dilaksanakan dan penaggung jawab yang ada dapat bertanggung jawab pada program yang dia pegang.
Dengan menentukan tahap-tahap rencana pemasaran strategis di atas yaitu; perumusan visi dan misi, analisis situasi/ analisis pasar, menetapkan sasaran jangka panjang, penetapan strategi jangka panjang, dan penyusunan program implementasi strategi sebelum melakukan kegiatan promosi, diharapkan seluruh kegiatan dan aktivitas promosi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan
109
Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dalam upaya meningkatkan minat pengunjung obyek wisata Waduk Sermo dapat berjalan dengan baik dan terkoordinasi. Untuk terciptanya hal tersebut diperlukan usaha yang keras dan sungguh-sungguh dari seluruh staf atau bagian dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo. Terdapat dua langkah rencana pemasaran strategis yang tidak dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo yaitu; identifikasi harapan stakeholder dan penentuan ukuran keberhasilan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo mengatakan bahwa tahapan tersebut tidak dilakukan karena identifikasi harapan stakeholder itu sudah diwakili oleh visi dan misi, sedangkan ukuran keberhasilan dilakukan pada tahap setelah promosi bukan pada saat alur perencanaan strategi. Menurut peneliti sendiri kedua langkah yang tidak dipakai merupakan hal yang penting dan seharusnya dilakukan juga karena merupakan serangkaian dari tahap kerangka kerja perencanaan strategi yang antara satu dan lainnya tidak terpisahkan karena saling mempengaruhi.
Setelah melakukan alur kerangka perancanaan strategis, berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulonprogo menentukan program kegiatan promosi yaitu “Program Pengembangan Pemasaran dan Promosi Pariwisata”. Menurut Kotler dalam (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006:123-124) ada 8 langkah-langkah utama dalam mengembagkan program komunkasi dan promosi yang efektif. Untuk melakukan
110
program tersebut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo juga melakukan langkah strategi promosi tersebut. Langkah-langkah promosi yang digunakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo adalah: 1. Mengidentifikasi Audiens Sasaran Menurut Philip Kotler dalam (Oka A. Yoeti, 2005:74) segmentasi pasar adalah membagi pasar pariwisata ke dalam kelompok-kelompok wisatawan secara tegas, dan tiap kelompok dipilih atau ditetapkan sebagai target pasar yang dipengaruhi dengan menggunakan strategi bauran pemasaran. Dengan demikian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo juga menentukan pangsa pasar secara spesifik berdasarkan pembagian usia, status ekonomi sosial (SES), dan geografis. Target utama dari obyek wisata Waduk Sermo adalah dari usia sekolah TK, SD, SMP, sampai masyarakat umum, SES semua kalangan karena tiket masuknya sangat terjangkau, dan geografisnya semaksimal mungkin baik masyarakat dalam kota, luar kota, bahkan luar negeri. Menentukan
audiens
sasaran
merupakan
langkah
yang
akan
mempengaruhi secara kritis keputusan komunikator mengenai apa yang hendak dikatakan, bagaimana mengatakannya, kapan mengatakannya, dimana dan kepada siapa mengatakannya ( Kotler dan Susanto, 2001:778). Dengan menentukan identifikasi audiens sasaran maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dapat dengan mudah mengkomunikasikan
111
pesan yang efektif agar dapat diterima dengan baik oleh pangsa pasar yang hendak dituju. Namun sebaiknya tidak hanya sebatas menentukan audiens sasaran saja tetapi perlu dilakukan analisis atau evaluasi mengenai kepuasan dan kebutuhan dari pengunjung agar nantinya pengunjung loyal atau mau berkunjung lagi ke obyek wisata Waduk Sermo. 2. Menentukan Tujuan komunikasi Setelah mengidentifikasi audiens sasaran langkah promosi selanjutnya adalah menentukan tujuan komunikasinya. Menurut Lupiyoadi perusahaan harus menentukan tujuan komunikasinya, apakah untuk menciptakan kesadaran, pengetahuan, kesukaan, pilihan, keyakinan, atau pembelian (Lupiyoadi, 2006:123). Tujuan komunikasi yang utama dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo adalah; untuk menciptakan kesadaran, pengetahuan, dan tindakan terhadap obyek wisata yang ada di Kulon Progo khususnya Waduk Sermo. Sedangkan tujuan jangka pendek adalah masyarakat luar daerah berkunjung ke obyek wisata yang ada di Kabupaten Kulon Progo, dan tujuan jangka panjangnya adalah promosi keluar daerah melalui ITB Asia. Dengan menetapkan tujuan-tujuan komunikasi tersebut maka tujuan yang hendak dicapai oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo sangatlah jelas, dan nantinya diharapkan dapat tercapai target jumlah penggunjung ke obyek wisata Waduk Sermo yang telah ditetapkan oleh Pemda.
112
Peneliti dapat merumuskan bahwa tujuan komunikasi awal yang igin dicapai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo adalah ingin menciptakan kesadaran atau awareness, dan tingkat kesadaran ini telah dimiliki oleh masyarakat Kulon Progo. Hal ini bisa dilihat dari adanya program “Widyawisata” yaitu program edukasi pengenalan dan kunjungan ke obyek-obyek wisata yang ada di Kabupaten Kulon, agar para siswa dapat mengetahui atau mengenal obyek-obyek wisata yang ada di daerahnya sendiri sebelum obyek lainnya yang berada di daerah lain. Dengan demikian dapat dilihat bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo telah melakukan suatu kegiatan promosi dini pada masyarakat Kulon Progo sendiri yaitu pada usia sekolah dan sekarang ini tinggal bagaimana cara Dinas Kebudayaandan Pariwisata Kulon Progo membuat orang yang pernah berkunjung ke Waduk Sermo untuk loyal berkunjung ke obyek wisata Waduk Sermo. Dengan adanya benefit yang ditonjolkan maka dapat
menjadi pertimbangan pegunjung untuk berwisata sesuai dengan
kebutuhan khalayak dan juga dapat memperluas promosinya ke luar daerah agar tujuan komunikasinya tercapai.
3. Merancang Pesan Philip Kotler “mengatakan bahwa pesan harus mampu memberikan perhatian (attention), menarik (interest), membangkitkan keinginan (desire) dan menghasilkan tindakan (action), atau sering disebut metode AIDA”
113
(Philip Kotler,2001:784) . Pesan yang hendak disampaikan agar lebih mudah diterima oleh masyarakat harus disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami, selain itu pesan harus menarik dan informatif. Dengan observasi atau melihat sendiri rancangan pesan yang telah ditentukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo pada beberapa media materi promosi baik itu; leaflet, booklet, dll, penulis dapat melihat bahwa pesan yang ingin disampaikan termasuk kumplit dan jelas, karena sudah menampilkan keunggulan, fasilitas wisata, selain itu juga menginformasikan budaya, kerajinan, dan makanan khas. Pesan tersebut juga disampaikan melalui berbagai media dengan bentuk, gambar, warna, dan bahasa yang cukup menarik. Hal ini sesuai dengan pendapat Uyung Sulaksana yang menyatakan, idealnya pesan tersebut harus menarik perhatian (attention), menimbulkan minat (interest), memicu keinginan (desire), dan mendorong orang untuk berbuat (action) (Uyung Sulaksana 2003:61). Untuk itu pesan yang ingin disampaikan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dalam kegiatan promosi harus dapat diperhatikan oleh calon coustumer, menarik bagi pembacanya, kemudian dapat membangkitkan keinginan, dan nantinya menghasilkan tindakan yaitu dengan berkunjung ke obyek wisata yang di informasikan melalui media tersebut.
114
4. Menyeleksi Saluran Komunikasi Menurut Philip Kotler dalam (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006:124) perusahaan harus menyeleksi saluran-saluran komunikasi yang efisien untuk membawa pesan, saluran komunikasinya bisa berupa komunikasi personal atau pun non personal. Komunikasi personal adalah komunikasi secara tatap muka antara dua orang atau lebih, sedangkan komunikasi non personal adalah komunikasi tidak langsung atau melalui media. Saluran-saluran komunikasi yang digunakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dalam upaya meningkatkan minat penggunjung obyek wisata Waduk Sermo adalah melalui komunikasi personal dan non personal. Saluran komunikasi personal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo menggunakan; Travel dialog dan Fam Trip, saluran komunikasi ini dianggap efektf karena tejadi proses yang interaktif sifatnya langsung tatap muka antara dua orang atau lebih sehingga informasi yang diberikan lebih jelas
dan
detail.
Sedangkan
saluran
komunikasi
non
personalnya
menggunakan media Elektronik Televisi dan Radio, Media Cetak, penggunaan media ini dikarenakan jangkauan dari media tersebut luas dan dengan demikian tentunya dapat memperluas pangsa pasar dari obyek-obyek yang ada di Kulon Progo khususnya Waduk Sermo.
115
Menurut penulis Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo sudah mengunakan dan memanfaatkan saluran-saluran komunikasi yang ada, untuk itu agar tujuan dari promosi berhasil harus lebih di optimalkan lagi ruang gerak promosinya sehingga penyebarannya lebih luas. Dengan adanya berbagai macam pilihan saluran komunikasi juga sangat membantu dan mempermudah Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dalam melakukan kegiatan promosi.
5. Menetapkan Jumlah Anggaran Promosi Menurut Fandy, anggaran promosi merupakan bagian dari anggaran pemasaran. Namun demikian tidak ada standart yang pasti mengenai seberapa besar pengeluaran untuk promosi yang harus dialokasikan. Faktor penyebabnya adalah pengeluaran promosi itu bervariasi tergantung pada produk atau situasi pasar (Fandy Tjiptono, 2000:233). Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten kulon Progo dalam menentukan jumlah anggaran promosi disesuaikan dengan APBD, penyusunan anggaran promosi sendiri melalui tahap Rencana KUA PKS, kemudian disusun dalam Rancangan Khusus Anggaran (RKA), selanjutnya membuat Daftar Pemakaian Anggaran (DPA).
116
Penulis menganggap dalam menetapkan anggaran promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo sudah terprogram dengan
baik,
karena
dilakukan
dengan
berbagai
tahapan
sebelum
pelaksanaannya. Namun perlu dipertimbangkan juga antara kegiatan promosi yang akan dilakukan dengan jumlah anggaran yang dimiliki, hendaknya dalam melakukan kegiatan promosi sebaiknya tidak hanya mengandalkan dari dana APBD saja karena jumlah dana terbatas. Selain dari anggaran APBD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo juga bisa melakukan kerjasama dengan menggaet pihak ke tiga sebagai sponsor. Dengan demikian dapat mengsiasati atau menutup kekurangan dana yang ada untuk melakukan kegiatan promosi. Dalam pengunaan Anggaran juga harus dipertimbangkan dengan baik, dan penggunaannya pun harus dilakukan dengan bijaksana sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
6. Menentukan Bauran Promosi Menurut Oka A. Yoeti (2005:169) strategi promosi terdiri dari bermacam-macam
komunikasi
yang
dilakukan
untuk
menyampaikan
informasi dan meyakinkan atau membujuk calon wisatawan yang potensial untuk melakukan perjalanan wisata.
Dalam menentukan bauran promosi
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo menggunakan variabel-variabel promosi yang dianggap efektif untuk melakukan promosi yang dapat menjangkau sesuai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
117
Implementasi
variabel-variabel
promosi
yang
digunakan
Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo antara lain: a. Periklanan/ Advertising Menurut Basu Swastha dan Irawan “periklanan merupakan bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu” (Basu Swastha dan Irawan, 2002:350). Peranan iklan dalam pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, membujuk konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa yang tersebut. Dalam beriklan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo menggunakan media elektronik televisi dan radio. Televisi adalah media yang paling efektif dalam berpromosi karena jangkauannya luas dan masyarakat dapat melihat obyek wisata secara audio visual sehingga lebih menarik. Namun sayangnya peneliti tidak dapat melihat bentuk dari media promosi tersebut, karena Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo tidak memiliki dokumentasi. Selain menggunakan media elektonik televisi dan radio Dinas Kebudayaan
dan
Pariwisata
Kabupaten
Kulon
Progo
juga
menggunakan Laflet, booklet, CD Promo, tampilan dari leaflet dan booklet yang ada memang cukup menarik baik itu dari segi desain,
118
colour, foto-foto obyek yang ditampilkan, selain itu juga terdapat peta wisata yang dapat mempermudah pengunjung untuk mengetahui lokasi obyek wisata. Seharusnya leaflet, booklet, CD Promo ini tidak hanya disebarkan pada saat melaksanakan kegiatan pameran, travel dialog, ketika ada kunjungan kerja dari dinas luar kota, namun juga seharusnya ditempatkan ditempat yang berpotensi dapat menyerap pengunjung yaitu; di hotel/ penginapan, restoran, pusat perbelanjaan, dll, hal ini dilakukan untuk memperluas pangsa pasar. Spanduk ditempatkan di tempat-tempat strategis yaitu, pinggirpinggir jalan utama sepanjang jalan propinsi agar dapat mudah terlihat oleh masyarakat ketika melalui jalan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo juga pernah menggunakan Bilboard sebagai media promosi pada tahun 2005, namun penempatan kurang strategis yaitu di perbatasan Kabupaten Sleman dengan Kabupaten Kulon Progo yang bersifat lokal sehingga jangkauannya kurang luas. Sedangkan untuk penunjuk Jalan/ Arah, pemasangan sudah tepat karena di tempat yang strategis yaitu terdapat di jalan propinsi antara Yogyakarta dan purworejo sehingga target pasarnya lebih luas. Dengan adanya spanduk, bilboard, dan
penunjuk arah mengenai
obyek wisata Waduk Sermo tentunya, sangat berpotensi dalam upaya meningkatkan jumlah pengunjung karena orang yang sedang melakukan perjalanan baik itu dalam kota maupun antara propinsi
119
dapat melihat informasi mengenai adanya obyek wisata Waduk Sermo dan nantinya dapat mempegaruhi pejalan untuk berkunjung ke obyek wisata Waduk Sermo. Dengan menggunakan media-media beriklan tersebut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dapat melakukan promosi, yaitu dengan memberikan informasi mengenai obyek wisata yang menampilkan image yang baik agar nantinya audiens tertarik untuk mengunjungi obyek wisata. Untuk itu iklan yang digunakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo isinya harus mudah dipahami, menarik, informatif, agar dapat membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, membujuk konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa tersebut. Iklan yang baik adalah iklan yang memiliki daya tarik sehingga dalam membuat iklan harus sekreatif mungkin. . b. Personal Selling Menurut Fandy, personal selling adalah komunikasi langsung (tatap
muka)
antara
penjual
dan
calon
pelanggan
untuk
memperkenalkan suatu produk kepaada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba membelinya (Fandy Tjiptono 2001:224).
120
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo menganggap personal selling sebagai kegiatan promosi yang paling efektif karena bersifat interaktif, sasaran pengunjung juga lebih mengena karena informasi yang didapat lebih jelas dan detail. Dalam personal selling Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo melakukan kegiatan promosi yang berupa Travel Dialog dan Fam Trip. Karakteristik dari personal selling, yaitu: • Tidak Umum Dalam kegiatan personal selling Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo hanya mengundang pangsa pasar yang dirasa berpotensi yaitu, para pelaku wisata, travel agent (biro perjalanan), instansi pemerintah, kepala-kepala Sekolah, perusahaan,dll
• Pesan dibuat khusus Pesan yang yang ingin disampaikan dibuat khusus atau berbeda agar menarik minat pangsa yang dituju, dalam hal ini dalam menyampaikan pesan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo melakukan presentasi langsung dengan menggunakan berbagai media pendukung seperti; CD promo, slide show foto-foto obyek.
121
• Up to date Informasi yang disampaikan tepat waktu dan terbaru, jika ada informasi baru Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dengan segera menyampaikan pada individu yang hendak dituju.
Kegiatan travel dialog dan fam trip yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo sudah sesuai dengan pengertian personal selling yang dikatakan Fandy, karena terjadi komunikasi langsung (tatap muka) antara pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dan pelaku wisata dalam mempromosikan obyek wisata dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba berkunjung ke obyek wisata Waduk Sermo.
c. Promosi Penjualan/ Sales Promotion Promosi penjualan terdiri dari perkumpulan kiat intensif yang berbeda-beda, kebanyakan berjangka pendek, dirancang untuk membeli yang lebih cepat dan atau lebih besar dari suatu produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau pelanggan. Promosi penjualan adalah semua kegiatan yang dimaksud untuk meningkatkan arus barang atau
122
jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006:120). Selain itu menurut Fandy Tjiptono promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan(Fandy Tjiptono ,200:229). Kegiatan promosi penjualan/ sales promotion yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dalam upaya meningkatkan pengunjung obyek wisata Waduk Sermo adalah melalui kegiatan pameran dan paket diskon. Pameran dilakukan berdasarkan tanggal yang telah ditetapkan, pameran merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo. Sedangkan paket diskon merupakan salah satu strategi yang dilakukan dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo untuk menarik minat penggunjung ke obyek wisata Waduk Sermo, yaitu dengan memberikan diskon sebesar 10% minimal 30 orang dalam suatu rombongan. Menurut peneliti bentuk-bentuk kegiatan promosi penjualan melalui pameran dan paket diskon yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata merupakan salah satu upaya promosi yang cukup menarik dalam meningkatkan minat pengunjung ke obyek wisata Waduk Sermo, namun sangat disayangkan kegiatan promosi ini hanya
123
berjangka pendek sehingga dirasa kurang efektif karena waktunya terbatas. Meskipun demikian kegiatan promosi penjualan melalui pameran
dan
paket
diskon
setidaknya
dapat
dipakai
untuk
memperkenalkan suatu obyek wisata, juga untuk menciptakan image yang baik di masyarakat, dan nantinya mendorng keinginan untuk berkunjung ke obyek wisata Waduk Sermo. Dengan demikian kegiatan promosi penjualan ini merupakan salah satu upaya strategi promosi yang baik dalam upaya meningkatkan minat pengunjung obyek wisata Waduk Sermo.
d. Publisitas Pengertian publisitas menurut Basu Swastha dan Irawan (2002:350) “adalah pendorong permintaan secara non pribadi untuk suatu produk, jasa, atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa dan sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung”. Kegiatan publisitas tersebut direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan promosi tertentu. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo juga melakukan promosi melalui kegiatan publisitas, dengan publisitas informasi
mengenai
profil
obyek
wisata
dan
keunggulan-
keunggulannya ditampilkan agar tercipta kesan yang baik di masyarakat.
Kegiatan
publisitas
124
yang
dilakukan
oleh
Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo adalah melalui kerjasama dengan Media Elektonik dan Media Cetak. Pada media elektonik kegiatan publisitas dilakukan melalui siaran di Televisi dan Radio. Untuk Televisi kegiatan publisitas di stasiun TVRI Yogyakarta, program acara “Di Kaki Bukit Menoreh”, Sedangkan publisitas di Radio dilakukan di RRI yogyakarta. Publisitas yang dilakukan di media cetak adalah dengan surat kabar: Kedaulatan Rakyat, Harian Yogya, Bernas, Suara Pembaharuan. Publisitas juga dilakukan di majalah “Kabare”. Kegiatan promosi melalui publisitas dalam media massa yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo diharapkan dapat memberikan image baik yang nantinya dapat mendorong keinginan seseorang untuk berkunjung ke obyek wisata Waduk Sermo.
Pada dasarnya variabel-variabel yang ada di dalam promotion mix ada empat, tetapi ada juga yang berpendapat lebih dari empat variabel. Variabelvariabel tersebut terdiri dari: periklanan, personal selling, publisitas, dan promosi penjualan (Basu Swastha dan Irawan, 2002:349). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo telah menggunakan variabel-variabel bauran promosi yang ada. Oleh karena itu agar promosi melalui berbagai bauran promosi itu berjalan
125
dengan baik diperlukan kerjasama antara stakeholder, para pelaku wisata, dan masyarakat.
7. Mengukur Hasil-hasil Promosi Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya promosi yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo perlu dilakukan pengukuran hasil-hasil promosi. Perusahaan harus mengukur dampaknya pada audiens target, apakah mereka mengenal atau mengingat pesan-pesan yang diberikan. Berapa kali melihat pesan tersebut, apa saja yang masih diingat bagaimana sikap mereka terhadap produk atau jasa tersebut, dan sebagainya. (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006:124). Salah satu tolak ukurnya yang digunakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo adalah dengan melihat data jumlah pengunjung yang berkunjung ke obyek wisata. Jika jumlah pengunjung setelah kegitan promosi mengalami peningkatan dan jumlahnya sesuai dengan target yang di tetapkan Pemda, dengan demikian promosi dianggap berhasil, sedangkan bila jumlah pengunjung wisata tidak mengalami peningkatan maka promosi dianggap gagal. Selain itu mengukur hasil promosi juga dapat dilihat dari masyarakat mengenal dan mengingat pesan yang disampaikan melalui promosi, serta tercipta image keunggulan obyek wisata di benak konsumen atau pengunjung.
126
Dengan demikian ketika melakukan pengukuran hasil promosi hendaknya dilakukan dari berbagai macam penilaian. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo sendiri juga sudah melakukan berbagai penilaian atau pengukuran hasil promosi, baik itu dari catatan jumlah penggunjung dan juga melalui respon audiens terhadap obyek wisata Waduk Sermo. Hal tersebut dilakukan agar pengukuran hasil promosi lebih valid dan hasilnya dapat di evaluasi dengan baik, ntuk mengetahui apa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dalam melakukan kegiatan promosi. Sehingga nantinya dalam melakukan berbagai perbaikan dalam kegiatan promosi.
8. Mengelola dan Mengkoordinasi Seluruh Proses Komunikasi Pemasaran Dengan adanya perkembangan tekhnologi dalam segala bidang termasuk berkembangnya media baru, mengakibatkan suatu perusahaan atau organisasi harus mempertimbangkan untuk menggunakan media tersebut. Dengan adanya internet sebagai media berpromosi yang jangkauanya sangat luas. Maka untuk memperluas jangkauan promosi pariwisata Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo juga menggunakan website dalam berpromosi, karena website dapat diakses oleh siapapun, dimana, dan kapan saja. Alamat websitenya: www.kulonprogo.go.id. melalui website semua informasi yang dibutuhkan akan muncul dengan cepat sesuai dengan apa yang hendak kita ketahui. Selain itu dengan keikut sertaan Dinas Kebudayaan dan
127
Pariwisata Kabupaten Kulon Progo juga bekerjasama promosi dengan 15 kota dalam Java Promo juga memiliki website dengan alamat website www.Javapromo.com. Melalui website ini diharapkan masyarakat luas baik itu dalam kota, luar kota, maupun luar negeri dapat mengetahui adanya obyek-obyek wisata di Kulon Progo khususnya waduk sermo. Namun perlu diperbanyak lagi informasi dari obyek wisata baik dari kegiatan wisata yang bisa dilakukan di obyek wisata, fasilitas-fasilitas wisata, foto-foto obyek wisata, dan tampilannya harus di desain lebih baik lagi atau menarik. Hal ini harus dilakukan agar website tersebut dapat menarik bagi orang yang membuka dan membuat orang yang melihatnya ingin melakukan wisata ke obyek wisata Waduk Sermo.
Setelah melakukan serangkaian rencana kegiatan promosi baik itu dari tahap persiapan, pelaksanaan, maka langkah terakhir yang harus dilakukan adalah evaluasi. Terdapat beberapa definisi tentang evaluasi yang dikemukakan oleh pakar, diantaranya; (Kufman and Thomas, 1980:4) menyatakan bahwa evaluasi adalah proses yang digunakan untuk menilai. Hal senada dikemukakan oleh (Djaali, Mulyono dan Ramly, 2000:3) mendefinisikan evaluasi dapat diartikan sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau standart objektif yang dievaluasi. Selanjutnya (Sanders, 1994:3) sebagai ketua The Joint Committe on Standars for Education mendefinisikan evaluasi sebagai kegiatan investigasi yang
128
sistematis
tentang
kebenaran
atau
keberhasilan
suatu
tujuan.
(http://www.google.co.id/search?hl=id&q=teori+evaluasi+pelaksanaan+kegiatan+ promosi+pariwisata&btnG=Telusuri&meta=melati.Akses:18/01/09.3:30PM)
Gambar 3.9: Proses Evaluasi
Penetapan sasaran
Pengukuran kinerja
Diagnosa kinerja
Tindak Perbaikan
Sumber : Kotler, (1982:182)
Tujuan sistem evaluasi adalah untuk mengukur hasil proses yang sedang berjalan dan sasaran rencana tersebut, agar dapat diambil tindakan perbaikan pada saat yang tepat bila dianggap perlu. Tindakan perbaikan tersebut dapat berupa perubahan sasaran atau rencana, sesuai dengan kondisi dan situasi lingkungan yang baru (Oka A. Yoeti 2005:206). Secara eksplisit evaluasi mengacu pada pencapaian tujuan, sedangkan secara implisit evaluasi harus membandingkan apa yang telah dicapai dari program dengan apa yang seharusnya dicapai berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Dalam konteks pelaksanaan program, kriteria yang
129
dimaksud adalah kriteria keberhasilan pelaksanaan dan yang dinilai adalah hasil atau prosesnya itu sendiri dalam rangka pengambilan keputusan. Evaluasi dapat digunakan untuk memeriksa tingkat keberhasilan program berkaitan dengan lingkungan program dengan suatu keputusan yang nantinya akan diambil apakah program tersebut akan diteruskan, ditunda, ditingkatkan, dikembangkan, diterima ataudiolak.(http://www.google.co.id/search?hl=id&q=teori+evaluasi+pelaksanaan +kegiatan+promosi+pariwisata&btnG=Telusuri&meta= melati 3:30 PM) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo sendiri melakukan evaluasi yaitu dengan cara: Evaluasi Strategis dan Evaluasi Rencana Tahunan. Evaluasi Strategis adalah dengan mengukur hasil promosi melihat apakah tejadi peningkatan jumlah pengunjung atau tidak, jika ada peningkatan maka strategi promosi dianggap berhasil dan jika sebaliknya maka strategi promosi dianggap tidak berhasil, untuk itu diperlukan perbaikan baik itu dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi promosi. Sedangkan evaluasi Rencana tahunan yaitu mengacu pada langkah-langkah yang diambil dalam tahun bersangkutan
untuk
memonitoring
dan
memperbaiki,
maka
dilakukan
pembaharuan RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) tiap tahunnya agar sesuai dengan selera pasar. Evaluasi diarahkan untuk mengawasi penyelenggaraan pariwisata budaya tetap mengacu pada prinsip yang ada serta dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten. Penyelenggaraan pariwisata budaya bisa berhasil jika proses evaluasi dilaksanakan oleh stakeholder dengan cara partisipatif yang melibatkan seluruh
130
pihak. Kegiatan evaluasi ini harus dilakukan secara periodik pada setiap tingkat implementasi atau pelaksanaan, serta menggunakan alat ukur penyelenggaraan pariwisata budaya yang meliputi; kelestarian lingkungan sosial dan budaya, penguatan
kondisi
sosial-budaya
dan
peningkat
ekonomi
masyarakat.
(http://dieny.wordpress.com/2007/05/24/pariwisata-budaya-mengapa-tidaksekarang.Akses:18/01/09.03:08PM).
Dengan menetapkan rencana strategi yaitu; perumusan visi dan misi, analisis situasi, menetapkan sasaran jangka panjang, menetapkan strategi, dan penyusunan program implementasi strategi. Kemudian menentukan langkah-langkah promosi yaitu; mengidentifikasi audiens sasaran, menentukan tujuan komunikasi, merancang pesan, menyeleksi saluran komunikasi, menetapkan jumlah anggaran promosi, menentukan bauran promosi, dan mengukur hasil promosi. Selanjutnya menggunakan bauran promosi atau promotion mix antara lain; periklanan atau advertising, personal selling, promosi penjualan, dan publisitas. Tahap akhir melakukan evaluasi seluruh kegiatan dan aktivitas promosi melalui Evaluasi Strategis dan Evaluasi Rencana Tahunan. Menurut peneliti strategi promosi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dalam ini sudah tepat dan diharapkan dapat meningkat minat pengunjung ke obyek wisata Waduk Sermo.
131
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang strategi promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dalam upaya meningkatkan minat pengunjung obyek wisata Waduk Sermo maka dapat ditentukan kesimpulan dan saran sebagai berikut: A. KESIMPULAN Strategi promosi yang digunakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dalam upaya meningkatkan minat pengunjung obyek wisata Waduk Sermo yaitu dengan menetapkan alur pikir rencana strategi, kemudian menentukan langkah-langkah promosi yaitu; mengidentifikasi audiens sasaran, menentukan tujuan komunikasi, merancang pesan, menyeleksi saluran komunikasi, menetapkan jumlah anggaran promosi, menentukan bauran promosi, dan mengukur hasil promosi. Promosi melalui bauran promosi atau promotion mix yang digunakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dalam upaya meningkatkan minat pengunjung obyek wisata Waduk Sermo antara lain; periklanan atau advertising, personal selling, promosi penjualan, dan publisitas. Promosi yang gencar dilakukan adalah personal selling melalui travel dialog, dianggap paling efektif sasaran lebih mengena, karena dalam travel dialog terjadi komunikasi langsung antara dua orang atau lebih, dalam memberi
132
informasi juga lebih jelas. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo juga melakukan evaluasi, tujuannya adalah untuk mengukur hasil proses yang sedang berjalan dan sasaran rencana, agar dapat diambil tindakan perbaikan bila perlu. Evaluasi adalah dengan cara: Evaluasi Strategis dan Evaluasi Rencana Tahunan. Dalam melakukukan strategi promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo juga menghadapi faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukungnya adalah; terbukanya kesempatan mengikuti event promosi pariwisata ke luar daerah, terbukanya kesempatan melengkapi materi dan media promosi, terbukanya kerjasama dengan berbagai pihak. Sedangkan faktor penghambatnya adalah; persaingan dengan destinasi lain, masih minimalnya/ belum memadainya media dan materi promosi, keterbatasan event promosi pariwisata yang dapat diikuti mengingat keterbatasan dana. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Kulon Progo juga menyadari adanya kekurangan dan kelemahan dalam melakukan kegitan promosi, untuk itu Dinas Kebudayaan dan Kabupaten Kulon Progo selalu berusaha untuk melakukan perbaikan. Dengan menetapkan rencana strategi, menentukan langkah-langkah promosi, dan menggunakan bauran promosi diharapkan dapat meningkat minat pengunjung untuk berkunjung ke obyek wisata Waduk Sermo.
133
B. SARAN Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat penulis sampaikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh bagian pemasaran dan promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo guna menentukan kebijakan perusahaan: 1. Selalu melakukan perbaikan dalam melaksanakan kegiatan strategi promosi baik itu perencanaan yaitu dengan melakukan seluruh tahapan perencanaan strategis, implementasi yaitu pelaksanaan kegiatan sebaik-baiknya dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, serta evaluasi dilakukan dengan berbgai cara; baik itu evaluasi rencana tahunan, Evaluasi Khalayak, dan Evaluasi Strategis. 2. Gunakan bauran promosi atau promotion mix yang ada secara maksimal, misalnya dengan perbaikan materi dan media iklan agar kegiatan promosi berjalan dengan baik 3. Penggunaan Anggaran dana untuk promosi harus dilakukan dengan bijaksana sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, dengan mendahulukan kegiatan atau keperluan yang lebih penting. 4. Perbaikan dan pembangunan sarana prasarana pendukung dan fasilitas daya tarik wisata rekreatif yang representatif misalnya, pembangunan wahana permainan anak dan fasilitas pendukung yaitu toko-toko cinderamata di kawasan obyek wisata agar pengunjung tidak merasa jenuh.
134
5. Mengembangkan pola kemitraan dengan masyarakat maupun pelaku seni budaya, pelaku pariwisata (instansi pemerintahan, tour agent atau biro perjalanan, swasta, Kepala-Kepala Sekolah, dll), segenap stake holders dengan melakukan kerjasama yaitu ikut mempromosikan pariwisata daerah agar promosi lebih luas lagi dan mendukung kegiatan promosi pariwisata Kabupaten Kulon Progo.
135
DAFTAR PUSTAKA
Cravens, David W. (1998). Pemasaran Strategis. Edisi 4. Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Effendy, Onong Uchyana. (1993). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Jefkins, Frank. (1997). Periklanan. Edisi 3. Jakarta: Erlangga Khasali, Rhenald. (1995). Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Grafity. Kotler, Philip, dan A.B Susanto. (2001). Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Lupiyoadi, Rambat, dan Hamdani A. (2006). Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. Miles, Mathew B, and Hubermans, A Michael. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press. Moh. Nazir. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Moleong, Lexy J. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Cetakan 13. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Mulyana, Deddy. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya.
Cetakan 2. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya. Nawawi, Hadari. (2001). Metode Penelitian Bidang Sosial. Cetakan 9. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pendit, Nyoman S. (1999). Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana. Cetakan 6. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Pendit, Nyoman S. (2006). Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana. Cetakan 8. Edisi Terbaru. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Permas, Achsan dkk. (2003). Manajemen Organisasi Pertunjukan. Jakarta: PPM. Rakhmat, Jalaludin. (1998). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. Sulaksana, Uyung. (2003). Integrated Marketing Communication Teks dan Kasus. Yoyakarta: Pustaka Pelajar. Suwantoro, Gamal. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Edisi 2. Yogyakarta: Andi. Swastha DH, Basu, dan Irawan. (2002). Manajemen Pemasaran Modern. Edisi 2. Cetakan 10. Yogyakarta: Liberty Offset. Tjiptono, Fandy. (2000). Strategi Pemasaran. Edisi 2. Cetakan 4. Yogyakarta: Andi Offset. Wahab, Salah. Penerjemah Frans Gomang. (1992). Manajemen Kepariwisataan. Cetakan 2. Jakarta: Pradnya Paramita. Wahab, Salah. Penerjemah Frans Gromang. (1997). Pemasaran Pariwisata. Cetakan 3. Jakarta: Pradnya Paramita. Yoeti, Oka A. (2005). Perencanaan Strategis Daerah Tujuan Wisata. Cetakan 2. Jakarta: Pradnya Paramita.
Sumber Lain Laporan RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo Tahun 2007. Arsip Balai PSDA Waduk Sermo 2007.
Website http://www.kulonprogo.go.id/html/budaya/perkembangan.11/06/08.01:38PM http://www.kulonprogo.go.id/main.phpwhat.html/pariwisata/budaya.23/06/08. 08:23PM http://www.google.co.id/search?hl=id&q=teori+evaluasi+pelaksanaan+kegiatan+pro mosi+pariwisata&btnG=Telusuri&meta=melati.Akses:18/01/09.3:30PM http://www.google.co.id/search?hl=id&q=teori+evaluasi+pelaksanaan+kegiatan+pro mosi+pariwisata&btnG=Telusuri&meta= melati. 18/01/09.3:30 PM
LAMPIRAN
INTERVIEW GUIDE 1. Bagaimana sejarah perkembangn berdirinya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo? 2. Apakah tugas pokok, fungsi, visi, misi, tujuan, kebijakan, program dan kegiatan dari Dinas
kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon
Progo? 3. Struktur organisasi, tugas dan fungsi masing-masing di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo? 4. Data jumlah pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo menurut jenis kelamin, golongan pangkat, dan tingkat pendidikan? 5. Data jumlah arus pengunjung obyek wisata di Kabupaten Kulon Progo tahun 2003-2007? 6. Data jumlah pendapatan retribusi obyek wisata daerah di Kabupaten Kulon Progo tahun 2003-2007? 7. Gambaran sejarah berdirinya dan fasilitas yang ada di obyek wisata Waduk Sermo? 8. Data jumlah arus pengunjung obyek wisata di Kabupaten Kulon Progo tahun 2003-2007? 9. Apakah jumlah pengunjung tersebut sudah mencapai target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah daerah? 10. Apakah terjadi penurunan pengunjung ke obyek wisata?
11. Hal apa yang menyebabkan menurunnya jumlah pengunjung obyek wisata di Kabupaten Kulon Progo? 12. Data jumlah pendapatan retribusi obyek wisata Waduk Sermo di Kabupaten Kulon Progo tahun 2003-2007? 13. Apa saja strategi promosi yang sudah dilakukan dan sedang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dalam upaya menarik minat pengunjung obyek wisata Waduk Sermo? 14. Bagaimana langkah-langkah menentukan strategi promosi yang akan digunakan? 15. Mengapa menggunakan strategi promosi tersebut? 16. Dalam melakukan promosi media-media iklan apa saja yang digunakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo? 17. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan promosi? 18. Adakah dukungan dan kerjasama dengan instansi atau Dinas mana saja dalam melaksanakan promosi? 19. Apa bentuk Kerjasama yang dilakukan dengan instansi atau Dinas lain? 20. Berapakah jumlah anggaran yang digunakan untuk melakukan kegiatan promosi? 21. Darimana anggaran yang digunakan Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dalam melakukan promosi?
Nara Sumber : Anom Sudarinto, A. Md. Jabatan
: Staf Seksi Pemasaran dan Promosi
Lokasi
: Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon
Progo Waktu
: 14 Juli 2008
Hasil Intervew Pra-Survey Tanya
:Apakah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo sedang ada kegiatan promosi?
Jawab
:Ya saat ini kami sedang promosi untuk mendukung program Pemerintah Visit Indonesia 2008, selain itu kita memang selalu melakukan promosi agar pariwisata yang ada bisa dikenal oleh masyarakat luas
Tanya
:Obyek wisata apa yang sedang gencar di promosikan?
Jawab
:Semua obyek yang ada di kabupaten Kulon Progo ini kita promosikan, agar dapat diketahui oleh masyarakat luas.
Tanya
:Obyek wisata yang memiliki potensi menjadi obyek wisata unggulan? Mengapa?
Jawab
:Sebenarnya semua obyek memiliki potensi untuk menjadi wahana wisata unggulan, namun selama ini Kawasan Pariwisata pantai yang menjadi banyak primadona para penggunjung dan untuk itu kami berusaha untuk mempromosikan dan memberdayakan obyek wisata lain yang tidak kalah menariknya dengan pantai agar kunjungan wisata lain dapat meningkat antara lain Kawasan Pariwisata Tirta yaitu Waduk
Sermo, Kawasan Pariwisata Pegunungan, dan Kawasan Pariwisata Pedesaan. Tanya
:Untuk Obyek Wisata Waduk Sermo apa yang menjadi potensi unggulan wisata?
Jawab
:Waduk Sermo sebagai satu-satunya waduk di DIY berpotensi dikembangkan sebagai obyek wisata tirta melalui perencanaan yang komprehensif (DED Sermo Water Park) serta pembangunan yang terintegrasi ini memiliki banyak potensi yaitu sebagai wahana rekreasi tirta, pemandangan panorama alam perbukitan Menoreh yang indah, berbagai aktivitas wisata bisa dilakukan seperti hiking, memancing, out bound, off road, bersepeda, restoran apung, keramba ikan dll.
Tanya
:Data jumlah pengunjung obyek Wisata?
Jawab
:Lampiran
Tanya
:Apakah
obyek
wisata
mengalami
penurunan
pengunjung?apa
penyebabnya? Jawab
:Ya... Karena kurangnya informasi akan adanya obyek wisata waduk sermo, belum adanya fasilitas daya tarik wisata rekreatif di obyek wisata, keterbatasan sarana-prasarana di obyek wisata; jalan lingkungan, jaringan listrik, air bersih, MCK, minimnya sajian event/impresariat yang
atraktif
di
obyek
wisata,
rendahnya
pertumbuhan
dan
perkembangan usaha pariwisata; penginapan, biro/agen perjalanan wisata, rumah makan, usaha souvenir, usaha rekreasi dan hiburan umum,
usaha pengelolaan desa wisata, homestay, dan juga akibat dari dampak gempa 2006. Tanya
:Strategi promosi yang sudah dan sedang dilakukukan dalam menarik minat pengunjung?
Jawab
: Travel dialog (promosi dengan bertemu kepala-kepala sekolah, biro perjalanan wisata, dan pimpinan perusahaan), Pameran (promosi pengenalan wisata), Kerjasama dengan media elektronik, kerjasama dengan biro perjalanan.
Tanya
:Media apa saja yang digunakan dalam berpromosi?
Jawab
:Media elektronik, medi massa, brosur, booklet, baliho, banner, VCD pariwisata, pameran dll.
Tanya
:Faktor pendukung dan Penghambat dalam pelaksanaan promosi?
Jawab
:Kesempatan dan kekuatan yang dimiliki dalam hal pemasaran wisata : •
Terbukanya kesempatan mengikuti event promosi pariwisata ke luar daerah.
•
Terbukanya kesempatan melengkapi materi dan media promosi.
•
Terbukanya kerjasama promosi dengan berbagai pihak (Pemerintah Propinsi/Baparda DIY, 14 Kabupaten dan Kota di DIY dan Jawa Tengah/ Java Promo, Pelaku Pariwisata; Biro Perjalanan Wisata, Hotel Wartawan Pariwisata
Dalam Pemasaran Pariwisata kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut : •
Persaingan dengan destinasi lain.
•
Masih minimnya/ keterbatasan/ belum memadainya media dan materi promosi.
•
Keterbatasan event promosi pariwisata yang dapat diikuti mengingat keterbatasan dana.
Tanya
:Adakah dukungan dan kerjasama dengan instansi atau dinas mamna saja dalam melakukan promosi?
Jawab
:Tentunya dalam melaksanakan promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mendapatkan dukungan dan kerjasama dengan instansi lain. Pemerintah Propinsi/Baparda DIY, 14 Kabupaten dan Kota di DIY dan Jawa Tengah/ Java Promo, Biro Perjalanan Wisata, Hotel Wartawan Pariwisata. Bupati Kulon Progo sendiri juga ikut mempromosikan pariwisata yang ada, yaitu jika sedang berkunjung atau ada kunjungan dengan daerah lain beliau mensosialisasikan dan mempromosikan pariwisata yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Selain itu kita memikiki program dengan Dinas Pendidikan yaitu Widyawisata, widyawisata adalah program wisata pendidikan yaitu dengan mengajak para siswa untuk melakukan wisata ke obyek-obyek wisata yang ada guna memperkenalkan pariwisata daerah dan juga sebagai wisata pendidikan.
Table 1.1 Data Pengunjung Obyek wisata Waduk Sermo
No.
Tahun
Jumlah Pengunjung
1.
2001
17.251
2.
2002
11.360
3.
2003
12.772
4.
2004
10.398
5
2005
14.424
6
2006
14.199
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo
Tabel 1.2 Fasilitas Obyek Wisata Waduk Sermo NO NAMA SARANA JUMLAH DAN PRASARANA 1. Rambu petunjuk lokasi 1 waduk 2. Gardu T P R 2 3. Gazebo 6 4. Rambu peringatan 2 5. Perahu wisata 5 6. Karamba 10 7. Warung apung 1 8. Area parkir bus 1 9. Dermaga 2 10. Gedung pertemuan 1 11. Jalan lingkungan 12. Jaringan listrik 13. Gardu pandang 3 14. M C K 2 Sumber Data : Dinbudpar Kab. Kulon Progo
KONDISI Kurang Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sedang Kurang Baik Sedang
Tabel 1.3. Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Kulon Progo No.
Obyek Wisata
Jumlah Pengunjung 2003
2004
2005
2006
1.
Pantai Glagah
105.645
108.157
110.504
99.908
2.
Pantai Trisik
53.117
47.213
41.537
25.217
3.
Pantai Congot
12.121
10.398
10.442
7.349
4.
Waduk sremo
12.772
10.254
14.424
14.199
5.
Goa Kiskendo
3.917
4.522
3.998
3.159
6.
Puncak Suroloyo
2.761
3.292
2.861
2.369
7.
Pemandian Clereng
-
-
43.699
60.928
227.465
221.272
Jumlah
190.333
183.836
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo
Tabel 1.4. Jumlah Pendapatan Retribusi Obyek Wisata di Kabupaten Kulon Progo No.
Obyek Wisata
Jumlah Pengunjung 2003
2004
2005
2006
1.
Pantai Glagah
101.521.250
175.418.745
191.160.805
183.469.100
2.
Pantai Trisik
42.970.800
58.828.445
53.707.480
34.260.000
3.
Pantai Congot
12.192.050
12.460.085
10.750.960
9.956.000
4.
Waduk sremo
11.399.200
11.677.415
16.025.470
16.310.500
5.
Goa Kiskendo
3.284.550
2.655.000
3.097.500
3.552.000
6.
Puncak Suroloyo
3.437.590
3.882.035
2.856.050
3.059.000
7.
Pemandian Clereng Jumlah
-
-
10.000.000
11.500.000
174.805.440
264.921.725
287.598.265
262.106.600
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo