ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM LIPOSOM KERING KURKUMIN YANG DIBUAT DARI EGG PHOSPHATIDYLCHOLINE DAN HYDROGENATED EGG PHOSPHATIDYLCHOLINE
NI LUH WAHYU PURNAMI
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA DEPARTEMEN FARMASETIKA SURABAYA 2015
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM...
NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI KARAKTERISASI SISTEM LIPOSOM KERING KURKUMIN YANG DIBUAT DARI EGG PHOSPHATIDYLCHOLINE DAN HYDROGENATED EGG PHOSPHATIDYLCHOLINE
NI LUH WAHYU PURNAMI NIM : 051111006
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA DEPARTEMEN FARMASETIKA SURABAYA 2015
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM...
NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya, dengan judul: KARAKTERISASI SISTEM LIPOSOM
KERING
KURKUMIN YANG DIBUAT DARI EGG PHOSPHATIDYLCHOLINE DAN HYDROGENATED EGG PHOSPHATIDYLCHOLINE untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet, digital library Perpustakaan Universitas Airlangga atau media lain untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta. Demikian pernyataan persetujuan publikasi skripsi/karya ilmiah ini saya buat dengan sebenarnya.
Surabaya, 17 September 2015
Ni Luh Wahyu Purnami NIM : 051111006
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM...
NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini, Nama
: Ni Luh Wahyu Purnami
NIM
: 051111006
Fakultas
: Farmasi
menyatakan bahwa sesungguhnya skripsi/karya ilmiah yang saya tulis dengan judul: KARAKTERISASI SISTEM LIPOSOM KERING KURKUMIN YANG DIBUAT DARI EGG PHOSPHATIDYLCHOLINE DAN HYDROGENATED EGG PHOSPHATIDYLCHOLINE adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa skripsi/karya ilmiah ini menggunakan data fiktif atau merupakan hasil plagiarisme, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan kelulusan dan atau pencabutan gelar yang saya peroleh. Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Surabaya, 17 September 2015
Ni Luh Wahyu Purnami NIM : 051111006
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM...
NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Lembar Pengesahan KARAKTERISASI SISTEM LIPOSOM KERING KURKUMIN YANG DIBUAT DARI EGG PHOSPHATIDYLCHOLINE DAN HYDROGENATED EGG PHOSPHATIDYLCHOLINE
SKRIPSI Dibuat untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga 2015 Oleh : NI LUH WAHYU PURNAMI NIM : 051111006 Skripsi ini telah disetujui oleh : Pembimbing Utama
Pembimbing Serta
Helmy Yusuf,SSi. M.Sc., Ph.D., Apt. Dr. Retno Sari, M.Sc.,Apt. NIP. 19790715 200312 1 002 NIP. 19630810 198903 2 001
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM...
NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “KARAKTERISASI SISTEM LIPOSOM KERING KURKUMIN
YANG
PHOSPHATIDYLCHOLINE
DIBUAT DAN
DARI
HYDROGENATED
EGG EGG
PHOSPHATIDYLCHOLINE” dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas karena bantuan dan dukungan dari semua pihak, untuk itu saya menyampaikan rasa terima kasih yang dalam dan tulus kepada : 1. Bapak Helmy Yusuf, SSi. M.Sc., Ph.D., Apt. selaku dosen pembimbing utama yang telah mendedikasikan waktu dan tenaga dalam membimbing dan memberikan banyak ilmu, masukan, motivasi dan nasehat sehingga skripsi/karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. 2. Ibu Dr. Retno Sari, M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing serta yang telah meluangkan waktu membimbing dan memberikan ilmu, motivasi, serta dukungan sehingga skripsi/karya ilmiah ini selesai tepat waktu. 3. Bapak Prof.Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak selaku Rektor yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan program pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
vi
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
4. Ibu Dr. Hj. Umi Athijah, M.S., Apt.,selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. 5. Ibu Dra. Hj. Esti Hendradi, Apt., M.Si, Ph.D selaku Ketua Departemen Farmasetika atas nasehat dan bantuan yang diberikan sehingga penelitian ini terlaksana dengan baik. 6. Bapak Dr.H. Achmad Fuad, Drs., MS, Apt
selaku Ketua
Laboratorium SATREPS ITD Unair, yang telah menyediakan sarana dan fasilitas selama menyelesaikan penelitian ini. 7. Ibu Dra. Tutiek Purwanti, M.Si., Apt dan Ibu Dewi Melani Hariyadi, S.Farm., M.Phil., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan skripsi/karya ilmiah ini. 8. Bapak Drs. Robby Sondakh M.S., Apt selaku dosen wali saya yang telah membimbing selama melaksanakan program pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. 9. Kedua orang tua saya, Drs. I Made Purna M.Pd dan Ni Putu Iswahyuni,S.Pd yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan selama menempuh perkuliahan dan menyelesaikan skripsi/karya ilmiah ini. Adik saya, I Made Bayu Purnama dan I Komang Naditya Purnama, beserta keluarga besar yang selalu memberikan motivasi. 10. Seluruh staf dosen pengajar Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang telah mengajarkan ilmu selama berkuliah di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
vii
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
11. Seluruh staf TDC Bu Atiek, Bu Mirna, Bu Lidya, Bu Ida, Mbak Indah dan Pak Yadi yang telah membantu selama bekerja di Laboratorium SATREP. 12. Seluruh staf non kependidikan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, khususnya Bapak Harmono, Bapak Suprijono, Mbak Nawang, dan Ibu Ari untuk bantuan yang diberikan selama menyelesaikan skripsi/karya ilmiah ini. 13. Teman-teman skripsi “Liposom” : Erlyn dan Adhe, terima kasih atas kerja sama dan bantuan selama penelitian. 14. Teman-teman CTM, Tirza, Alfi, Uul, Nadiyah, serta teman-teman Fanatik 2011: Anistya, Rossy, Ria Puspita, Aning, Devil, Tita, Devi, Ratih, Mitchelini, Hadi dan Fadhil yang telah menemani dalam suka maupun duka selama penelitian. 15. Semua pihak yang telah mendukung yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuan yang diberikan hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Saya menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, semua masukan untuk penyempurnaan penelitian ini akan saya terima dengan senang hati. Harapan saya, semoga di masa mendatang penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Surabaya, 10 Agustus 2015 Penulis
Ni Luh Wahyu Purnami viii
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
RINGKASAN KARAKTERISASI SISTEM LIPOSOM KERING KURKUMIN YANG DIBUAT DARI EGG PHOSPHATIDYLCHOLINE DAN HYDROGENATED EGG PHOSPHATIDYLCHOLINE Ni Luh Wahyu Purnami Kurkumin merupakan senyawa polifenol yang memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi, antibakteri, antifungal, antikanker, antispasmodik, antioksidan, antidiabetes, dan hepatoprotektor. Kurkumin termasuk dalam Biopharmaceutical Classification System (BCS) kelas IV karena kurkumin memiliki kelarutan dalam air dan permeabilitas rendah. Penggunaan kurkumin masih sangat terbatas karena kurkumin dalam tubuh mengalami absorpsi rendah, metabolisme cepat yang mengakibatkan aktivitas biologis kurang optimal dan bioavalabilitas dalam tubuh rendah. Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan bioavailabilitas kurkumin adalah sistem penghantaran liposom yang mampu untuk mengenkapsulasi bahan obat hidrofobik dan memiliki target spesifik dalam tubuh. Karakteristik liposom dapat dipengaruhi oleh komposisi bahan penyusun dan metode pembuatan yang digunakan. Berdasarkan komposisi, fosfolipid merupakan komponen utama yang dapat menentukan sifat fisika liposom berupa rigiditas, fluiditas dan muatan lapisan membran yang dapat mempengaruhi ukuran serta jumlah bahan yang dapat dienkapsulasi. Sedangkan perbedaan metode pembuatan liposom akan menentukan jenis liposom yang akan terbentuk. Dalam penelitian ini, digunakan fosfolipid yang termasuk kelompok fosfatidilkolin yaitu Egg Phosphatidycholine (EPC) yang berasal dari alam dan Hydrogenated Egg Phosphatidylcholine (HEPC) yang dibuat secara sintetik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui fosfolipid yang dapat digunakan dalam formulasi liposom kering kurkumin. Selain fosfolipid, bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan liposom ini yaitu kolesterol dan TPGS untuk meningkatkan stabilitas liposom. Liposom dibuat dengan metode thin-film hydration dengan melarutkan semua bahan dengan pelarut kloroform:metanol (9:1) yang selanjutnya diuapkan dengan rotavapor selama 1 jam pada suhu 45°C dengan tekanan 320 mbar. Lapisan tipis lipid yang terbentuk dihidrasi dengan larutan sukrosa 10% dalam PBS pH 7,4 pada suhu 60°C. Liposom cair yang terbentuk selanjutnya disonikasi dengan waterbath sonicator selama 5 menit dan didispersikan ke dalam gel HPMC. Selanjutnya dikeringkan menggunakan oven pada suhu 40ºC selama 2 hari. Liposom ix
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
yang terbentuk kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan Particle Size Analyzer, Differential Thermal Analysis (DTA), Difraksi Sinar-X (XRD) dan Scanning Electron Microscope (SEM). Pengujian ukuran partikel terhadap liposom cair menggunakan Particle Size Analyzer menunjukkan ukuran rata-rata Cur-EPC-L dan CurHEPC-L secara berturut-turut 2396,5 ± 979,4nm dan 2464,2 ± 1813,0nm dengan nilai Polydispersity Index (PI) secara berturut-turut 0,517 ± 0,114 dan 0,370 ± 0,203. Hasil tersebut menunjukkan ukuran liposom yang besar dan sesuai dengan metode thin-film hydration yang menghasilkan liposom MLV dengan ukuran 0,1-15µm. Sedangkan nilai PI>0,3 menunjukkan bahwa distribusi ukuran liposom yang dihasilkan masih heterogen. Karakterisasi liposom kering kurkumin dilakukan dengan uji sifat termal, pola difraksi dan pengamatan SEM. Termogram DTA Cur-EPC-L dan Cur-HEPC-L memperlihatkan bahwa tidak terdapat pemisahan fase antara kurkumin dengan bahan penyusunnya dan hanya terdapat puncak endotermik sukrosa yang digunakan sebagai matriks. Hal tersebut didukung dengan hasil pengamatan pola difraksi sinar-X. Difraktogram Cur-EPC-L dan Cur-HEPC-L menunjukkan tidak terdapat puncak yang menandakan struktur kristal pada sistem liposom. Hal ini mengindikasikan bahwa liposom tersebut telah berbentuk amorf. Karakterisasi morfologi Cur-EPC-L dan Cur-HEPC-L menggunakan SEM memperlihatkan bahwa liposom yang dihasilkan kedua formula tersebut memiliki bentuk sferis. Hasil karakterisasi Cur-EPC-L dan Cur-HEPC-L menunjukkan telah terbentuk sistem liposom sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua fosfolipid baik EPC dan HEPC dapat digunakan dalam formulasi liposom kering kurkumin karena dapat menghasilkan sistem berbentuk amorf dengan ketercampuran yang baik.
x
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
ABSTRACT CHARACTERIZATION OF DRIED CURCUMIN LIPOSOME MADE FROM EGG PHOSPHATIDYLCHOLINE AND HYDROGENATED EGG PHOSPHATIDYLCHOLINE Ni Luh Wahyu Purnami
Curcumin has poor solubility in aqueous media and permeability through membrane, so it has been classified as BCS Class IV. Liposome encapsulation of curcumin would increase its solubility and bioavailability. This study aimed to investigate the physical characterization of curcumin liposome such as particle size, thermal properties, X-ray diffraction pattern, and morphology. Egg Phosphatidylcholine (EPC) and Hydrogenated Egg Phosphatidylcholine (HEPC) were selected as phospholipids to form different types of curcumin-loaded liposomes: Cur-EPC-L (curcuminloaded EPC liposome) and Cur-HEPC-L (curcumin-loaded HEPC liposome). Thin-film hydration method was selected to prepare liposome. Curcumin liposome was dried prior to characterization. The physical properties of different liposome were investigated in follow: the average particle sizes of the two types of curcumin liposome were 2396.5 ± 979.4nm (Cur-EPC-L) and 2464.2 ± 1813.0nm (Cur-HEPC-L), respectively. The result of thermal analysis showed that there was not separation of curcumin among all materials in both formulas. The pattern of X-ray diffraction showed that there was not crystallization of materials in both the formula, indicated that curcumin was in amorphous state. Based on morphology results, both liposome formulas have a spherical shape. These results suggest that EPC and HEPC could be used in curcumin liposome formulation as they have good physical characteristics and potentially developed to increase the bioavailability of curcumin. Keywords: liposome, curcumin, phosphatidylcholine, EPC, HEPC.
xi
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................ vi RINGKASAN .......................................................................................... ix ABSTRACT ............................................................................................ xi DAFTAR ISI .......................................................................................... xii DAFTAR TABEL .................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xvii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 5 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 6 1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 7 2.1 Tinjauan Kurkumin...................................................................... 7 2.2 Tinjauan Liposom ........................................................................ 9 2.2.1
Definisi Liposom ................................................................. 9
2.2.2
Klasifikasi Liposom .......................................................... 10
2.2.3
Komponen Penyusun Liposom ......................................... 11
2.2.3.1
Fosfolipid .................................................................. 12
2.2.3.2
TPGS ........................................................................ 15
2.2.3.3
Kolesterol.................................................................. 17
2.2.4
Tujuan Liposom ................................................................ 18
2.2.5
Metode Pembuatan Liposom ............................................. 19
2.2.5.1
Thin Film Hydration ................................................. 20 xii
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
2.3
2.4
2.2.5.2
Reverse-Phase Evaporation ...................................... 20
2.2.5.3
Ethanol Injection ...................................................... 21
Tinjauan Pengeringan..................................................................... 22 2.3.1
Tinjauan Lioprotektan ....................................................... 22
2.3.2
Tinjauan HPMC ................................................................ 23
Karakterisasi Liposom ................................................................... 25 2.4.1 Particle Size Analyzer (PSA) ............................................ 25 2.4.2 Differential Thermal Analysis (DTA) ............................... 26 2.4.3 X-Ray Diffraction (XRD) .................................................. 27 2.4.4 Scanning Electron Microscope (SEM) .............................. 28
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL............................................... 29 3.1 Uraian Kerangka Konseptual ..................................................... 29 3.2 Skema Kerangka Konseptual ..................................................... 31 BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................... 32 4.1 Bahan dan Alat Penelitian ......................................................... 32 4.1.1 Bahan Penelitian ............................................................... 32 4.1.2 Alat-alat Penelitian ........................................................... 32 4.2 Rancangan Penelitian................................................................. 33 4.3 Metode Penelitian ...................................................................... 33 4.3.1
Rancangan Formula Liposom Kering Kurkumin .............. 33
4.3.2
Pembuatan Liposom Kering Kurkumin............................. 34
4.4 Karakterisasi Sifat Fisika Sistem Liposom Kering Kurkumin ... 35 4.4.1 Particle Size Analyzer (PSA) ............................................ 35 4.4.2 Differential Thermal Analysis (DTA) ............................... 35 4.4.3 X-Ray Diffraction (XRD) .................................................. 37 4.4.4 Scanning Electron Microscope (SEM) .............................. 37 xiii
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB V HASIL PENELITIAN .............................................................. 38 5.1 Hasil Pemeriksaan Particle Size Analyzer (PSA) ...................... 38 5.2 Hasil Pemeriksaan Differential Thermal Analysis (DTA) ......... 40 5.3 Hasil Pemeriksaan X-Ray Diffraction (XRD) ............................ 43 5.4 Hasil Pemeriksaan Scanning Electron Microscope (SEM) ....... 46 BAB VI PEMBAHASAN ...................................................................... 47 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 53 DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 54 LAMPIRAN ........................................................................................... 61
xiv
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 Formula liposom kering kurkumin....................................... 34 Tabel V.1
Hasil pemeriksaan ukuran partikel liposom cair Cur-EPC-L dan Cur-HEPC-L ................................................................. 38
Tabel V.2 Puncak endotermik pada termogram DTA terhadap komponen penyusun, campuran fisik (CF) dan sistem Cur-EPC-L ....... 41 Tabel V.3 Puncak endotermik pada termogram DTA terhadap komponen penyusun, campuran fisik (CF) dan sistem Cur-HEPC-L .... 42
xv
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Struktur Kimia Kurkumin ................................................ 7
Gambar 2.2 Struktur Liposom ........................................................... 10 Gambar 2.3 Klasifikasi liposom......................................................... 11 Gambar 2.4 Struktur liposom dengan kolesterol dan TPGS .............. 12 Gambar 2.5 Struktur fosfolipid .......................................................... 13 Gambar 2.6 Struktur EPC .................................................................. 14 Gambar 2.7 Struktur HEPC ............................................................... 15 Gambar 2.8 Struktur TPGS ................................................................ 16 Gambar 2.9 Struktur Kolesterol ......................................................... 18 Gambar 2.10 Mekanisme water replacement lioprotektan .................. 23 Gambar 2.11 Struktur HPMC .............................................................. 24 Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual ......................................... 31 Gambar 4.1 Skema Pembuatan Liposom Kering Kurkumin .............. 36 Gambar 5.1 Sistem liposom cair sebelum dan sesudah pengecilan ukuran partikel ........................................................................... 39 Gambar 5.2 Termogram DTA komponen penyusun, campuran fisik dan Cur-EPC-L............................................................... 40 Gambar 5.3 Termogram DTA komponen penyusun, campuran fisik dan Cur-HEPC-L. ........................................................... 42 Gambar 5.4 Difraktogram sinar-X komponen penyusun, campuran fisik dan Cur-EPC-L....................................................... 44 Gambar 5.5
Difraktogram sinar-X komponen penyusun, campuran fisik dan Cur-HEPC-L. ................................................... 45
Gambar 5.6 Hasil pemeriksaan morfologi Cur-EPC-L dengan SEM 46 Gambar 5.7 Hasil pemeriksaan morfologi Cur-HEPC-L dengan SEM46 xvi
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Certificate of Analysis Bahan Penelitian EPC .............................. 61
2.
Certificate of Analysis Bahan Penelitian HEPC............................ 63
3.
Termogram DTA Kurkumin dan EPC .......................................... 65
4.
Termogram DTA HEPC dan Kolesterol....................................... 66
5.
Termogram DTA TPGS dan Sukrosa ........................................... 67
6.
Termogram DTA HPMC dan Campuran Fisik Cur-EPC-L ......... 68
7.
Termogram DTA Campuran Fisik Cur-HEPC-L dan Cur-EPC-L 69
8.
Termogram DTA Cur-EPC-L....................................................... 70
9.
Difraktogram Sinar-X Kurkumin ................................................. 71
10.
Difraktogram Sinar-X EPC .......................................................... 73
11.
Difraktogram Sinar-X HEPC........................................................ 74
12.
Difraktogram Sinar-X TPGS ........................................................ 75
13.
Difraktogram Sinar-X Kolesterol ................................................. 76
14.
Difraktogram Sinar-X Sukrosa ..................................................... 78
15.
Difraktogram Sinar-X HPMC ...................................................... 80
16.
Difraktogram Sinar-X Campuran Fisik Cur-EPC-L ..................... 81
17.
Difraktogram Sinar-X Campuran Fisik Cur-HEPC-L .................. 83
18.
Difraktogram Sinar-X Cur-EPC-L ............................................... 85
19.
Difraktogram Sinar-X Cur-HEPC-L ............................................ 86
20.
Hasil Pemeriksaan SEM Cur-EPC-L ........................................... 87
21.
Hasil Pemeriksaan SEM Cur-HEPC-L ......................................... 88
xvii
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kurkumin merupakan senyawa polifenol yang memiliki berbagai aktivitas biologis dan farmakologis, diantaranya sebagai antiinflamasi, antibakteri, antifungal, antikanker, antispasmodik, antioksidan, antiHIV, antidiabetes, dan hepatoprotektor (Banerjee et al., 2004; Aggarwal et al., 2007; Sun et al., 2010; Mathews et al., 2012). Penggunaan kurkumin masih sangat terbatas karena kurkumin dalam tubuh mengalami absorpsi yang rendah, metabolisme yang cepat yang mengakibatkan aktivitas biologisnya kurang optimal dan bioavalabilitas dalam tubuh rendah (Pandelidou et al., 2011; Chen et al., 2012). Selain itu kurkumin memiliki kelarutan dan permeabilitasnya yang rendah, sehingga kurkumin diklasifikasikan ke dalam golongan Biopharmaceutical Classification System (BCS) kelas IV (Bansal et al., 2010; Wahlang et al., 2011). Beberapa metode telah digunakan untuk meningkatkan bioavailabilitas kurkumin antara lain sistem penghantaran liposom, nanopartikel, dispersi padat, dan nanoemulsi (Aggarwal et al., 2007; Zhongfa et al., 2007). Dari berbagai jenis sistem penghantaran tersebut, liposom dapat digunakan sebagai penghantaran kurkumin yang berpotensi dalam meningkatkan bioavailabilitasnya. Liposom adalah vesikel buatan yang berukuran kecil dengan diameter 20nm hingga lebih dari 1µm, terdiri dari membran fosfolipid bilayer, memiliki bentuk spheris yang terbentuk secara 1
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
2
spontan ketika lipid tertentu dihidrasi ke dalam media air (Doherty et al., 2004; Mansoori dan Agrawal, 2012; Yang et al., 2011). Sistem penghantaran liposom banyak digunakan karena kelebihan utama liposom yang mampu untuk mengenkapsulasi bahan obat yang hidrofilik dan hidrofobik, memiliki target yang spesifik dalam tubuh, dapat mengubah sifat farmakokinetik dan biodistribusi bahan aktif dengan cara delayed clearance, memiliki waktu sirkulasi intravaskular yang panjang, dan tahan terhadap enzim yang terdapat di dalam mulut dan lambung, larutan alkali, cairan getah lambung, garam empedu, dan flora usus, serta radikal bebas (Akbarzadeh et al., 2013; Mozafari, 2005; Pandelidou et al., 2011; Yang et al., 2011). Oleh karena itu, kurkumin diharapkan dapat terlindungi dari oksidasi dan degradasi sehingga sifat protektif tersebut akan tetap utuh hingga bahan aktif dapat dihantarkan pada target organ. Karakteristik fisika liposom dapat dipengaruhi oleh komposisi bahan penyusun membran liposom dan metode pembuatan yang digunakan. Berdasarkan komposisi, fosfolipid merupakan komponen paling utama yang dapat berasal dari alam maupun sintetik dan menentukan sifat fisika liposom berupa rigiditas, fluiditas dan muatan lapisan membran yang terbentuk, serta dapat melakukan self-assembly dalam mengenkapsulasi suatu bahan aktif sehingga akan mempengaruhi ukuran serta jumlah bahan yang dapat dienkapsulasi (Akbarzadeh et al., 2013; Chen et al., 2012; Khan et al., 2013). Sedangkan perbedaan metode pembuatan liposom akan menentukan jenis liposom yang akan terbentuk. Dalam penelitian ini, digunakan fosfolipid yang termasuk kelompok fosfatidilkolin yaitu Egg Phosphatidycholine (EPC) yang berasal dari alam dan Hydrogenated Egg Phosphatidylcholine (HEPC) yang dibuat
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
3
secara sintetik. Secara umum, fosfatidilkolin tidak jenuh seperti EPC banyak digunakan dalam pembuatan sistem liposom dikarenakan memiliki keuntungan yaitu mudah didispersikan dalam air, larut dalam etanol dan bersifat permeabel yang memudahkan dalam menembus membran sel (Barel, 2003; Crommelin et al., 2001). Adapun kekurangan yang dimiliki oleh EPC antara lain memiliki suhu transisi fase di bawah 0oC, mudah mengalami oksidasi, dan memiliki laju pelepasan yang cepat (Barel, 2003; Chen et al., 2012). Kekurangan EPC diatasi dengan menghidrogenasi ikatan rangkap pada bagian rantai asam lemak sehingga menyebabkan rantai asam lemak
menjadi
jenuh.
Perubahan
ikatan
tersebut
menghasilkan
fosfatidilkolin yang disebut HEPC. HEPC akan membuat sistem liposom yang terbentuk menjadi lebih stabil terhadap oksidasi, memiliki struktur yang rigid, suhu transisi fase berada pada rentang 50-60oC, dan memiliki laju pelepasan yang lebih lama sehingga dapat meningkatkan kestabilan liposom dalam darah (Barel, 2003; Crommelin et al., 2001; Huang, et al., 2003; Sailaja dan Sahikala, 2014). Metode yang dapat digunakan untuk membuat liposom sebagai pembawa obat dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu melalui passive loading technique dan active loading technique (Mansoori dan Agrawal, 2012). Dalam pembuatan liposom kurkumin ini dipilih metode yang termasuk passive loading technique yaitu metode thin-film hydration karena merupakan metode yang sesuai dengan bahan obat dengan sifat lipofilik dan prosesnya sederhana (Monteiro et al., 2014). Metode tersebut akan menghasilkan lapisan tipis yang selanjutnya dihidrasi dengan larutan penghidrasi maka akan terbentuk liposom cair (Samad et al., 2007).
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
4
Setelah terbentuk liposom cair, sistem tersebut sangat rentan mengalami degradasi, fusi, agregasi pada vesikel, sehingga terjadi perubahan distribusi ukuran partikel serta kebocoran bahan yang terenkapsulasi
dalam
liposom
pada
saat
penyimpanan
sehingga
menyebabkan kestabilan liposom cair menjadi rendah dan memiliki waktu paruh yang pendek (Akbarzadeh, et al., 2013; Aso dan Yoshioka, 2005; Samad et al., 2007). Perubahan bentuk liposom cair menjadi liposom padat (kering)
dapat
menghindarkan
berbagai
masalah
terkait
dengan
ketidakstabilan tersebut (Wang, et al., 2006). Proses yang dapat digunakan untuk mendapatkan bentuk liposom kering yaitu dikeringkan menggunakan oven. Pada saat proses pengeringan liposom biasanya mengalami tekanan yang bervariasi selama proses. Oleh karena itu, dibutuhkan bahan tambahan yang dapat digunakan untuk melindungi liposom terhadap tekanan selama proses tersebut yang berupa lioprotektan. Lioprotektan dapat berupa gula atau gula alkohol yang dapat menggantikan posisi air dan berfungsi menjaga kestabilan fisik liposom. Dalam penelitian ini digunakan sukrosa yang efektif mencegah agregasi dengan menjaga jarak antar fosfat dan mengurangi ikatan van der Waals rantai lipid sehingga sukrosa akan mengurangi interaksi air dengan fosfolipid dan pada akhirnya akan menggantikan air (Abdelwahed, 2006; Chen et al., 2010). Selain itu, proses pengeringan liposom yang membutuhkan waktu lama yaitu 48jam kemungkinan menyebabkan liposom yang telah terbentuk mengalami agregasi
sehingga
dibutuhkan
bahan
berupa
matriks
yang
dapat
mempertahankan sistem liposom. Salah satu bahan yang dapat dijadikan
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
5
sebagai matriks dalam formulasi sediaan yang extended release yaitu HPMC (Rowe et al, 2009). Secara umum, penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis fosfolipid terhadap karakteristik fisika dari sistem liposom kering kurkumin yang dibuat dari fosfolipid alam EPC dan fosfolipid sintetik HEPC. Karakteristik liposom kering kurkumin yang akan diteliti meliputi pengukuran ukuran partikel, sifat termal, difraksi sinar-X dan morfologi. Sampai saat ini belum ada penelitian yang dilakukan terkait pembuatan liposom kering kurkumin dari EPC dan HEPC. Oleh karena itu, dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi tentang jenis fosfolipid yang optimal sehingga didapat liposom kering kurkumin dengan mutu fisik yang baik.
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana karakteristik fisika sistem liposom kering kurkumin yang dibuat dari fosfolipid EPC yang meliputi ukuran partikel, sifat termal, difraksi sinar-X dan morfologi? 2. Bagaimana karakteristik fisika sistem liposom kering kurkumin yang dibuat dari fosfolipid HEPC yang meliputi ukuran partikel, sifat termal, difraksi sinar-X dan morfologi? 3. Apakah EPC dan HEPC yang digunakan dalam formulasi liposom kering kurkumin dapat menghasilkan sistem dengan mutu fisik yang baik, meliputi ukuran partikel, sifat termal, difraksi sinar-X dan morfologi?
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
6
1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui karakteristik fisika sistem liposom kering kurkumin yang dibuat dari fosfolipid EPC yang meliputi pengukuran ukuran partikel, sifat termal, difraksi sinar-X dan morfologi. 2. Mengetahui karakteristik fisika sistem liposom kering kurkumin yang dibuat dari fosfolipid HEPC yang meliputi pengukuran ukuran partikel, sifat termal, difraksi sinar-X dan morfologi. 3. Mengetahui EPC dan HEPC yang digunakan dalam formulasi liposom kering kurkumin dapat menghasilkan sistem dengan mutu fisik yang baik, meliputi ukuran partikel, sifat termal, difraksi sinar-X dan morfologi. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan pengembangan formulasi kurkumin terkait pemilihan jenis fosfolipid terhadap pembuatan sistem liposom kering kurkumin yang dapat menghasilkan sistem dengan mutu fisik yang baik sehingga dapat meningkatkan bioavailabilitas kurkumin dalam tubuh serta diperoleh sistem yang stabil dalam penyimpanan.
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Kurkumin Kurkumin [1,7-bis-(4-hydroxy-3-methoxyphenyl)-1,6-heptadiene3,5-dione] atau diferuloylmethane adalah senyawa aktif yang didapat dari ekstraksi bagian rimpang tanaman Curcuma longa yang memiliki aktivitas farmakologi yang luas antara lain sebagai antioksidan, antiinflamasi, antimikroba, antitumor, antiproliferatif, antimetastatik, antiangiogenik, antidiabetes,
hepatoprotektif,
antiaterosklerosis,
antitrombotik,
dan
antiartritis (Aggarwal et al., 2006; Bansal, 2011; Xu et al., 2006). Kurkumin dapat berperan sebagai hepatoprotektor karena memiliki potensi dalam melindungi hepar dari efek toksik salah satunya akibat dari induksi arsen (Mathews et al., 2012).
Gambar 2.1 Struktur Kimia Kurkumin (Xu et al., 2006) Kurkumin berbentuk serbuk dengan warna jingga kekuningan yang sukar larut dalam air dan eter tetapi larut dalam etanol, dimetilsulfoksida, aseton, alkali, keton, asam asetat dan kloroform. Kurkumin memiliki titik lebur pada suhu 183°C. Rumus molekul dari kurkumin yaitu C21H20O6 dengan berat molekul kurkumin yaitu of 368.37 g/mol (Aggarwal et al., 2006; Chattopadhyay et al., 2004; Sharma et al., 7
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
8
2005). Dengan spektrofotometri, kurkumin memiliki daya serap maksimum (λmax) dalam metanol pada 420 nm, dengan Hukum Beer dengan kadar 0,5-5,0μg/mL (Aggarwal et al., 2006; Sharma, et al, 2005). Kurkumin terdegradasi pada pH basa dan membentuk trans-6-(40-hydroxy-30methoxyphenyl)-2,4-dioxo-5-hexanal, ferulic acid, feruloylmethane, dan vanilin dalam 30 menit (Chattopadhyay et al., 2004; Lin et al., 2000; Sharma, et al, 2005; Xu et al., 2006). Oleh karena itu dibutuhkan antioksidan yang berupa asam askorbat, N-aceylcysteine atau glutation yang secara sempurna menghambat degradasi pada media atau buffer fosfat pada pH diatas 7 (Wang et al., 1997). Sedangkan pada kondisi asam, degradasi kurkumin lebih lambat dan terjadi perubahan warna menjadi coklat kemerahan (Wang et al., 1997). Kurkumin memiliki bioavailabilitas yang buruk yang disebabkan oleh metabolisme kurkumin yang cepat di hati dan dinding usus dan laju disolusi yang lambat (Aggarwal et al., 2006; Bansal et al., 2010; Shoba et al., 1998). Laju disolusi dari kurkumin yang lambat dipengaruhi oleh kelarutan kurkumin dalam air yang rendah dan juga permeabilitasnya yang buruk, sehingga kurkumin diklasifikasikan ke dalam BCS kelas IV (Bansal et al., 2010). Penelitian oleh Ravindranath menunjukkan bahwa setelah pemberian 400mg kurkumin secara oral kepada mencit, sangat sedikit kurkumin yang ditemukan pada liver dan ginjal. Hal tersebut menunjukkan distribusi kurkumin sangat buruk (Aggarwal et al., 2009). Eliminasi sistemik dan klirens kurkumin juga merupakan salah satu faktor penting yang menentukan aktivitas biologis dari kurkumin. Selain itu penelitian lain menunjukkan bahwa 75% dari kurkumin diekskresi melalui feses dan
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
9
sangat sedikit yang ditemukan dalam urin mencit yang sebelumnya telah diberikan
kurkumin
tetrahidrokurkumin,
1g/kgBB.
Metabolit
bentuk
konjugasinya,
dan
dari yaitu
kurkumin, kurkumin
glukoronidase mempunyai aktivitas yang kurang aktif dari bentuk kurkumin awal (Aggarwal et al., 2009). Berbagai
penelitian
telah
dilakukan
untuk
memperbaiki
bioavailabilitas dari kurkumin, antara lain penggabungan dengan liposom, nanopartikel, dispersi padat, kompleks inklusi, nanoemulsi dan metode lain yang dapat meningkatkan permeabilitas dan meningkatkan resistensinya terhadap proses metabolisme tubuh (Aggarwal et al., 2010; Zhongfa et al., 2012).
2.2 Tinjauan Liposom 2.2.1 Definisi Liposom Liposom berasal dari bahasa Yunani, yaitu lipos yang berarti lemak dan soma yang berarti tubuh (Khosravi-Darani et al., 2007). Liposom adalah vesikel buatan yang berukuran kecil, memiliki bentuk spheric, dan terdiri dari membran fosfolipid bilayer (Yang et al., 2011). Liposom dapat dibuat dari fosfolipid nontoksik dan kolesterol untuk membentuk satu atau multi membran bilayer yang memungkinkan dalam mengenkapsulasi senyawa aktif yang hidrofilik maupun hidrofobik. Ukuran diameter dari liposom yaitu 20nm hingga lebih dari 1µm yang sangat dipengaruhi oleh komposisi dan metode pembuatan (O’Doherty et al., 2004; Yang et al., 2011).
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
10
Gambar 2.2 Struktur liposom (Nelson et al., 2014) Pada dekade terakhir, liposom dianggap sebagai model yang ideal dalam meniru membran biologis sehingga dapat digunakan untuk menghantarkan obat, vaksin, diagnostik dan senyawa aktif lainnya. Penjebakan senyawa aktif dalam liposom dapat memperpanjang waktu sirkulasi dalam tubuh, melindungi dari degradasi metabolik, meningkatkan deposisi pada jaringan yang terinfeksi dan menurunkan uptake di ginjal, myocardia, dan otak (Moghimipour & Handali, 2013).
2.2.2 Klasifikasi Liposom Liposom dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah bilayer yang terdapat dalam vesikel, ukuran diameter liposom, dan metode pembuatan. Klasifikasi liposom berdasarkan jumlah bilayer dan ukuran diameternya adalah yang paling sering digunakan dibandingkan klasifikasi berdasarkan metode pembuatannya. Berdasarkan jumlah bilayer dan vesikel, liposom diklasifikasikan sebagai :
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
11
1. Uni Lamellar Vesicles (ULV)
: terdiri dari satu lipid bilayer dan memiliki ukuran 20nm - 1µm, dapat dibedakan menjadi :
a. Small Unilamellar Vesicles
: memiliki ukuran 20 nm - 100 nm
b. Large Unilamellar Vesicles
: memiliki ukuran >100nm - 1µm
2. Multi Lamellar Vesicles (MLV)
: memiliki ukuran 0,1 - 15 µm
3. Multi Vesicular Vesicles (MVV)
: memiliki ukuran 1,6 – 10 µm
(Doherty et al., 2004; Go´mez-Hens et al., 2005).
Gambar 2.3 Klasifikasi liposom (Go´mez-Hens et al., 2005)
2.2.3 Komponen Liposom Liposom terutama terdiri dari fosfolipid yang dapat berasal dari alam atau sintesis. Fosfolipid melakukan peran yang penting dengan sifat yang
amfifilik dan self-assembly untuk mengenkapsulasi suatu agen
terapeutik (Khan, 2013). Komponen penyusun liposom yang lain yaitu membrane stabilizer, dalam penelitian ini menggunakan kolesterol dan TPGS sehingga diharapkan dapat mengubah sifat permukaan membran
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
12
liposom menjadi lebih permeabel. Komponen liposom dengan kolesterol dan TPGS dapat dilihat pada gambar 2.4.
Gambar 2.4 Struktur liposom dengan kolesterol dan TPGS (d-α-tocopheryl PEG 1000 succinate) (Nelson et al., 2014)
2.2.3.1 Fosfolipid Secara umum, liposom dibentuk dari fosfolipid yang secara biologis bersifat inert dan memiliki toksisitas yang rendah (Immordino et al., 2006).
Fosfolipid berperan penting dalam susunan membran sel
sehingga sangat sesuai sebagai penyusun liposom. Fosfolipid umumnya terdiri dari digliserida, gugus fosfat (molekul asam fosfat) dan molekul organik (kolin). Digliserida adalah gliserida yang terdiri dari dua rantai asam lemak yang kovalen terikat pada molekul gliserol tunggal. Gliserol (C3H8O3) mengandung tiga gugus hidroksil (-OH), berperan atas kelarutan molekul fosfolipid dalam air. Molekul asam lemak baik jenuh atau tidak jenuh, memiliki sifat hidrofobik. Dengan demikian, molekul fosfolipid terdiri dari bagian hidrofobik yang terdiri dari dua rantai asam lemak, dan kepala hidrofilik terbuat dari gliserol dan fosfat. Struktur bilayer terbentuk
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
13
ketika bagian asam lemak dari satu lapisan bertemu dengan bagian asam lemak lapisan lain dan bagian kepala yang menghadap ke air (Khan, 2013). Tingkat kejenuhan fosfatidil kolin yang menyusun membran liposom mempengaruhi kestabilan dan kerentanannya terhadap oksidasi selama penyimpanan. Fosfatidil kolin alam banyak mengandung rantai yang tidak jenuh (unsaturated) sehingga memiliki sifat lebih permeabel tetapi memiliki stabilitas membran yang kurang. Sedangkan fosfolipid sintetik lebih banyak mengandung rantai yang jenuh sehingga akan mempunyai rigiditas membran yang tinggi tetapi mempunyai permeabilitas yang kurang (Akbarzadeh et al., 2013). Fosfolipid yang memiliki rantai jenuh akan membuat sistem liposom yang terbentuk menjadi lebih stabil terhadap oksidasi (Huang et al., 1998) dan fosfolipid dengan rantai asam lemak pendek dapat melawan efek dari enzim lipase yang dapat mendegradasi liposom dalam saluran cerna (Sailaja dan Sashikala, 2014).
Gambar 2.5 Struktur fosfolipid (Tripathi)
Fosfolipid dapat berasal dari alam atau hasil sintesis. Fosfolipid alam
termasuk
phosphatidylcholine
SKRIPSI
soybean (EPC),
phosphatidylcholine sedangkan
fosfolipid
(SPC) sintetis
dan
egg
termasuk
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
14
hydrogenated
egg
phosphatidylcholine
(HEPC),
dipalmitoil
phosphatidylcholine (DPPC) dan dimyristoyl phosphatidylcholine (DMPC) (Monteiro et al., 2014). Berikut beberapa sifat fisika kimia dari berbagai jenis fosfolipid : 1.
Egg Phosphatidylcholine (EPC) Egg phosphatidylcholine (EPC) adalah campuran dari L-α-
fosfatidilkolin dengan berbagai rantai asam lemak dan komponen utamanya adalah 1-palmitoil-2-oleoil-sn-glisero-3-fosfokolin (Jin, L et al., 2006) .
Gambar 2.6 Struktur EPC (www.lipoid.com) Berikut ini merupakan data sifat sifat dari EPC : Pemerian
: Serbuk putih kekuningan
Berat molekul : 775 g/mol Kelarutan
: Terdispersi dalam air,larut etanol, kloroform,sikloheksana.
(5% larutan, suhu 20oC) Komposisi
: Fosfolipid: Fosfatidil kolin 96 % Asam lemak(100%): Asam palmitat 30–33% Asam stearat
11 – 15 %
Asam oleat
27 – 32 %
Asam Linoleat 14–18%
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
15
2. Hydrogenated Egg Phosphatidylcholine (HEPC) Fosfolipid yang dihidrogenasi bertujuan untuk merubah ikatan rangkap atau tidak jenuh (unsaturated) pada rantai asam lemak menjadi ikatan tunggal. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan stabilitas terhadap oksidasi, warna, dan bau dari fosfolipid (Daicheng Liu dan Fucui Ma, 2011). Berikut ini merupakan data sifat sifat dari HEPC yang digunakan :
Gambar 2.7 Struktur HEPC (www.avantilipids.com) Berikut ini merupakan data sifat sifat dari EPC : Pemerian
: Putih
Berat molekul : 790 g/mol Kelarutan
: Terdispersi dalam air pada suhu 50oC, larut kloroform pada suhu 20oC, larut toluena pada suhu 50oC, larut sikloheksana pada suhu 50oC
Komposisi
: Fosfolipid : Fosfatidil kolin 98% Asam lemak(100%) : Asam palmitat 29-33% Asam stearat 56-61% Asam oleat dan polimer 1%
2.2.3.2 TPGS TPGS (d- α- tocopheryl polyethylene glycol 1000 succinate) merupakan polimer larut air yang digunakan sebagai antioksidan dan memiliki efek pada aktivitas permukaan sebagai surfaktan. TPGS telah digunakan dalam pembuatan nanopartikel sebagai emulsifier, absorption
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
16
enhancer, dan solubilizer. Formulasi liposom yang menggunakan TPGS sebagai salah satu komponen pembentuk liposom dapat menghasilkan liposom dengan enkapsulasi yang lebih stabil (Zhai et al., 2008). TPGS terbentuk dari vitamin E yang dikonjugasi dengan polietilen glikol 1000 (PEG 1000). TPGS memiliki stabilitas tinggi dan kelarutan dalam air yang baik. TPGS mungkin berinteraksi dengan muatan negatif fosfolipid tidak jenuh dan meningkatkan adsorpsinya. TPGS tidak menyebabkan fase segregasi di bilayer lipid. TPGS memiliki berat molekul 1513 g/mol (Shah et al., 2011).
Gambar 2.8 Struktur TPGS (Shah et al., 2011) TPGS adalah vitamin E amfifilik yang cukup stabil dalam kondisi normal tanpa hidrolisis. Karena keseimbangan hidrofilik liphophilic ( HLB ) nilainya berada di antara 15 dan 19, TPGS memiliki kelarutan air yang sangat baik dan sangat cocok untuk digunakan sebagai surfaktan yang efektif dapat mengemulsi molekul hidrofobik. Stabilitas liposom yang dilapisi TPGS ditemukan lebih tinggi daripada liposom konvensional karena sifat surfaktan dari TPGS yang melapisi liposom. Liposom yang dilapisi TPGS menunjukkan peningkatan pada efisiensi enkapsulasi dari obat dibandingkan dengan liposom
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
17
konvensional (Muthu, 2011). TPGS akan membuat liposom menjadi lebih lama dalam peredaran darah, meningkatkan absorpsi selular dan dapat mengadakan ikatan konjugasi dengan asam folat (Duhem et al., 2014). Liposom yang dilapisi dengan TPGS akan membentuk stealth liposome yang akan meningkatkan kestabilan liposom dalam darah. TPGS akan melapisi permukaan liposom dan menyamarkan liposom sehingga liposom tidak akan dikenali oleh mononuclear phagocyte system (MPS) yang berfungsi untuk klirens liposom (Feng, 2008; Muthu and Feng, 2009). Selain itu, rantai panjang PEG di permukaan liposom akan mencegah adsorpsi protein plasma ke permukaan liposom sehingga akan mengurangi agregasi liposom dalam plasma darah (Muthu and Singh, 2009; Yoshioka, 1991; Yuan et al., 2010).
2.2.3.3 Kolesterol Kolesterol
telah
banyak
digunakan
untuk
memperbaiki
karakteristik membran bilayer liposom (Laouini et al., 2012). Struktur kolesterol tersusun dari hidrokarbon dalam bentuk cincin steroid yang dapat mengisi ruang yang ada di antara rantai alkil pada membran bilayer dan memiliki fungsi penting karena kemampuannya yang dapat memodulasi sifat fisika-kimia membran sel (Ohvo-Rekilä et al.¸ 2002). Selain itu, kolesterol juga banyak digunakan sebagai penyusun liposom untuk memperbaiki sifat rigiditas atau fluiditas dari membran liposom, menstabilkan membran bilayer, dan mengontrol permeabilitas membran (Yu Nie et al., 2012).
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
18
Gambar 2.9 Struktur kolesterol Dari bentuk struktur molekul dan kelarutannya, kolesterol akan bekerja dengan menempati celah-celah dari fosfolipid dan membuat strukturnya lebih rigid (Sashi et al., 2012). Sehingga kolesterol akan menurunkan fluiditas membran dan mengurangi permeabilitas bahan obat yang larut air (Mansoori dan Agrawal, 2012). Liposom tanpa kolesterol akan berinteraksi secara cepat dengan protein plasma seperti albumin, transferin dan makroglobulin. Protein tersebut akan cenderung menarik fosfolipid dari liposom dan akan menyebabkan ketidakstabilan fisik dari liposom. Kolesterol akan mengurangi interaksi antara protein plasma dengan protein tersebut (Sashi et al., 2012). Selain itu kolesterol juga dapat menstabilkan membran terhadap perubahan suhu. Kolesterol akan menurunkan permeabilitas seiring dengan kenaikan suhu (Samad et al., 2007).
2.2.4 Tujuan Liposom Sistem penghantaran liposom digunakan karena kelebihan utama liposom antara lain : 1.
Mampu untuk mengenkapsulasi bahan obat yang hidrofilik dan hidrofobik (Akbarzadeh et al., 2013; Yang et al., 2011).
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
19
2.
Dapat menghantarkan obat ke reseptor tertentu dalam tubuh (Mozafari, 2005).
3.
Dapat mengubah sifat farmakokinetik dan biodistribusi bahan aktif dengan cara delayed clearance dan memiliki waktu sirkulasi intravaskular yang panjang (Pandelidou et al., 2011).
4.
Tahan terhadap enzim yang terdapat di dalam mulut dan lambung, larutan alkali, cairan getah lambung, garam empedu, dan flora usus, serta radikal bebas (Akbarzadeh et al., 2013).
5.
Dapat mempertahankan pelepasan senyawa aktif yang dienkapsulasi, sehingga meningkatkan aktivitas terapi (Khan, 2013).
2.2.5 Metode Pembuatan Liposom Secara umum metode pembuatan liposom antara lain thin film hydration, reverse phase evaporation, ethanol injection, polyol dilution, freeze-thaw, double emulsions, proliposome method, French press extrusion,
detergent
removal,
dan
high-pressure
homogenization
(Akbarzadeh et al., 2013; Monteiro et al., 2014; Mozafari, 2005). Dari semua metode pembuatan tersebut, metode yang paling sering digunakan yaitu : thin film hydration, reverse phase evaporation, ethanol injection (Yang et al., 2012).
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
20
2.2.5.1 Thin Film Hydration Metode thin film hydration merupakan metode yang paling sederhana jika dibandingkan dengan semua metode yang telah disebutkan diatas. Metode ini menggunakan pelarut organik mudah menguap, seperti kloroform, eter dan metanol yang digunakan untuk melarutkan lipid. Setelah lipid dilarutkan, pelarut diuapkan dengan teknik rotary evaporation (rotavapor) dengan menggunakan tekanan yang rendah hingga terbentuklah lapisan tipis (thin film) di bagian bawah dinding. Selanjutnya ditambahkan buffer untuk menghidrasi lapisan lipid tersebut pada suhu diatas titik leleh campuran atau pada titik leleh maksimal campuran tersebut sehingga terbentuklah liposom dengan multi lamellar vesicles (MLV). Perbedaan ukuran MLV yang terbentuk bergantung dari waktu hidrasi, metode resuspensi, komposisi dan konsentrasi lipid, dan volume cairan penghidrasi (Monteiro et al., 2014). Namun metode pembuatan ini memiliki keterbatasan yaitu memiliki kemampuan enkapsulasi yang rendah dan sulit untuk menghasilkan liposom dengan ukuran nano. Oleh karena itu digunakan tambahan metode yaitu sonikasi atau ekstrusi sehingga didapat vesikel dengan ukuran ULV (Monteiro et al., 2014).
2.2.5.2 Reverse-phase Evaporation Metode ini dapat menghasilkan liposom dengan cara membentuk emulsi water-in-oil dari fosfolipid dan buffer. Langkah pertama, fosfolipid dilarutkan dalam pelarut organik untuk membentuk lapisan tipis (thin film), kemudian pelarut dihilangkan dengan penguapan (evaporasi). Lapisan tipis tersebut diresuspensi dengan dietil eter, dilanjutkan dengan penambahan air. SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
21
Selanjutnya, dilakukan sonikasi selama waktu tertentu sehingga membentuk emulsi yang homogen. Pelarut organik tersebut dihilangkan dengan metode rotary evaporation tekanan rendah sehingga menghasilkan fase intermediet yang viskus seperti gel yang memiliki ukuran LUV. Metode ini dapat digunakan untuk mengenkapsulasi makromolekul berukuran besar dengan nilai efisiensi enkapsulasi sebesar (20 – 68%). Kelemahan metode ini adalah bahan yang dienkapsulasi terkena paparan dari pelarut organik dan disonikasi dengan kecepatan tinggi yang dapat menimbulkan panas, sehingga dapat merusak molekul yang sensitif terhadap panas (Monteiro et al., 2014).
2.2.5.3 Ethanol Injection Pada metode ini, lipid yang telah dilarutkan ke dalam etanol segera diinjeksikan dalam larutan buffer, dimana secara spontan akan terbentuk SUV dengan diameter 30nm. Ukuran dari liposom dapat ditingkatkan dengan meningkatkan konsentrasi lipid. Metode pembuatan ini memiliki keuntungan dengan tidak menggunakan perlakuan fisik maupun kimia yang memungkinkan terjadinya kerusakan lipid. Namun, konsentrasi dari vesikel yang dihasilkan sangat sedikit dan dibutuhkan langkah tambahan khusus untuk menghilangkan etanol dari produk akhir (Monteiro et al., 2014).
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
22
2.3 Tinjauan Pengeringan Berbagai
jenis
peralatan
yang
dapat
digunakan
untuk
pengeringan bahan, termasuk tray, screen-conveyor, screw-conveyor, rotary drum, tunnel, bin, spray, fluidised bed dan flash driers. Beberapa pengering tersebut memancarkan panas secara langsung, dimana saat udara masuk ke dalam pengering melakukan kontak langsung dengan bahan padat yang basah. Selain itu terdapat jenis peralatan lain yang memancarkan panas secara tidak langsung yaitu dengan pengeringan melalui dinding logam (metal wall) atau tray. Beberapa alat pengering juga menggunakan kombinasi pemanasan langsung dan tidak langsung. Kebanyakan pengering beroperasi pada atau dekat dengan tekanan atmosfer. Namun, tray dan enclosed rotary driers dapat dioperasikan di bawah vakum yang umumnya dengan pemanasan tidak langsung. Sebagai alternatif untuk vakum pengeringan, flash atau spray drying mungkin sesuai untuk padatan yang tidak stabil terhadap panas karena pengeringan pada sistem tersebut terjadi sangat cepat, biasanya dalam waktu 0,5-6 detik, sehingga kerusakan termal dari kontak yang terlalu lama dengan panas dapat dihindari (Doran, 2013).
2.3.1 Tinjauan Lioprotektan Lioprotektan dapat diartikan sebagai penstabil dan pencegah degradasi suatu makromolekul selama proses pengeringan hingga saat penyimpanan.
Mekanisme
lioprotektan
yaitu
dengan
cara
water
replacement dan vitrification (Chen et al., 2010). Lioprotektan dapat menggantikan air selama pengeringan dan hal tersebut efektif dalam mencegah fusi dan dehidrasi yang menyebabkan kerusakan vesikel
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
23
fosfolipid (Monteiro et al., 2014). Gambar 2.10 menggambarkan mekanisme lioprotektan dalam mencegah degradasi suatu liposom dengan cara water replacement.
Gambar 2.10 Mekanisme water replacement lioprotektan (Chen et al.,2010). Beberapa jenis lioprotektan yang dapat digunakan yaitu gula termasuk trehalosa, sukrosa dan laktosa. Trehalosa dan sukrosa efektif dalam menjaga integritas membran dan mencegah kebocoran senyawa dalam liposom akibat dari Tg yang cukup tinggi sehingga menyebabkan gula jenis ini paling sering digunakan untuk lioprotektan selama proses liofilisasi (Chen et al., 2010). Sukrosa efektif mencegah agregasi dengan menjaga jarak antar fosfat dan mengurangi ikatan van der Waals rantai lipid sehingga sukrosa akan mengurangi interaksi air dengan fosfolipid dan pada akhirnya akan menggantikan air (Abdelwahed, 2006; Chen et al., 2010).
2.3.2 Tinjauan HPMC Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) memiliki nama kimia cellulose hydroxypropyl methyl ether. HPMC berbentuk serat atau butiran bubuk tidak berbau dan berasa dengan warna putih atau krem-putih.
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
24
Kelarutan HPMC yaitu larut dalam air dingin, membentuk solusi koloid kental; praktis tidak larut dalam air panas, kloroform, etanol (95%) dan eter, tetapi larut dalam campuran etanol dan diklorometana, campuran metanol dan diklorometana dan campuran air dan alkohol (Rowe et al., 2009).
Gambar 2.11 Struktur HPMC (Rowe et al., 2009) HPMC tersedia dalam beberapa jenis yang
dibedakan
berdasarkan viskositas dan tingkat substitusi. Jenis HPMC dapat dibedakan dengan menambahkan nomor yang menandakan viskositas, dalam mPas, dari 2%b/b larutan pada 20oC (Rowe et al., 2009). Liposom yang dimasukkan dalam matriks gel HPMC dengan konsentrasi sebesar 2% dapat menurunkan laju pelepasan dan jumlah bahan obat yang dilepaskan ke dalam tubuh (Nounou et al., 2006). HPMC yang memiliki viskositas 15.000mPas pada saat dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 2% yaitu HPMC 2208. HPMC mengandung gugus metoksi dan hidropropoksi sesuai dengan batas-batas untuk berbagai jenis HPMC. HPMC 2208, dua digit angka diawal dapat diartikan sebagai isi persentase perkiraan dari kelompok metoksi (OCH3) sedangkan dua digit selanjutnya berarti isi persentase perkiraan dari kelompok hidroksipropoksi (OCH2CH(OH)CH3) (Rowe et al., 2009).
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
25
2.4 Karakterisasi Liposom 2.4.1
Particle Size Analyzer (PSA) Ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel menjadi salah satu
sifat yang penting dalam karakterisasi liposom terutama jika liposom akan digunakan dalam bentuk sediaan inhalasi atau rute parenteral. Liposom dengan ukuran kecil akan dapat melewati fenestrae dari sinusoid hati dan dapat beredar dalam tubuh untuk jangka waktu yang lama. Sebaliknya, liposom yang besar dengan cepat dibersihkan oleh makrofag. Oleh karena itu, potensi terapetik liposom sangat dipengaruhi oleh ukuran vesikel liposom. Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengukur ukuran partikel antara lain dynamic light scattering (DLS), static light scattering, gel exclusion, light microscopy, laser difraction, microscopy technique, small-angle X-ray, flow cytometri dan field-flow fractionation. DLS merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran partikel dalam rentang sub-mikron. Kelebihan teknik ini adalah dalam hal kecepatan pengukurannya. Pengukuran hanya membutuhkan waktu 2-5 menit. Untuk melakukan pengukuran, partikel harus disuspensikan dan diiluminasikan dengan cahaya agar partikel dapat menghasilkan indeks refraksi (Monteiro et al., 2014). Pada nilai PI, tidak ada batas umum yang menunjukkan penerimaan suatu nilai PI. Hal tersebut bergantung pada tujuan terhadap partikel yang akan dibuat. jika ingin membuat molekul yang monodispersi yaitu molekul dengan berat molekul yang sama atau homogen, maka nilai
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
26
PI diusahakan serendah mungkin karena nilai PI merupakan suatu indikator agregasi terhadap molekul, Nilai PI berkisar antara 0-1, semakin rendah nilai PI atau semakin mendekati 0 menunjukkan adanya sistem yang monodispersi. Nilai PI yang mendekati 1 menunjukkan sistem nonmonodispersi atau polidispersi yang memiliki kecenderungan untuk mengalami agregasi dibandingkan monodispersi.
2.4.2 Differential Thermal Analysis (DTA) Analisis termal merupakan analisis perubahan sifat dari sampel, yang bergantung pada perubahan suhu yang diberikan (Brown, 2001). Selain itu, teknik analisis termal merupakan dasar untuk penentuan data termodinamika polimorf, solvat, maupun bentuk amorf yang dapat dijadikan pertimbangan dalam pembuatan, penyimpanan, dan distribusi dari bahan baku obat. Metode yang umum digunakan dalam analisis termal meliputi Differential Thermal Analysis (DTA), Differential Scanning Calorimetry (DSC), Thermogravimetry (TG) dan Dynamic Mechanical Analysis (DMA). Salah satu analisis termal Differential Thermal Analysis (DTA) merupakan teknik analisis termal yang paling sederhana dan paling banyak digunakan. Perbedaan suhu antara sampel dan bahan referensi yang inert diukur saat keduanya mengalami diberi perlakuan panas yang sama (Brown, 2001). DTA sering digunakan dalam karakterisasi bahan farmasi, biologi, kimia organik maupun anorganik dan diterapkan untuk mengukur transisi endotermik dan eksotermik sebagai fungsi suhu. Apabila terjadi termal endotermik (ΔH positif, seperti peleburan) terjadi pada sampel, maka suhu sampel, Ts, akan tertinggal di belakang suhu referensi, Tr, selama diberikan
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
27
pemanasan. Jika output dari termokopel, ΔT = Ts-Tr, direkam terhadap Tr (atau suhu tungku, Tf-Tr). Jika proses eksotermik (ΔH negatif seperti oksidasi) terjadi pada sampel, respon akan berada di arah yang berlawanan. Karena definisi ΔT sebagai Ts-Tr sering berubah-ubah, maka setiap kurva DTA harus ditandai dengan arah baik endo atau ekso. Puncak negatif, disebut endoterm dan ditandai dengan suhu onset. Suhu di mana respon pada jarak maksimum dari baseline, ΔTmax, sering dilaporkan tetapi sangat tergantung pada tingkat pemanasan, β, digunakan dalam suhu dan faktorfaktor seperti ukuran sampel dan posisi termokopel (Brown, 2001).
2.4.3
X-Ray Diffraction (XRD) Setiap bentuk kristal dalam suatu senyawa memiliki pola difraksi
sinar-X yang khas. Pola difraksi ini dapat dihasilkan oleh kristal tunggal atau dari serbuk yang mengandung beberapa bahan. Jarak antara dan intensitas relatif puncak-puncak terdifraksi dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif secara rutin pada pemeriksaan dan penetapan kemurnian relatif bahan berbentuk kristal. Susunan molekul yang relatif acak pada senyawa berbentuk amorf menyebabkan penyebaran sinar-X yang kurang koheren sehingga menghasilkan puncak yang lebar pada pola difraksinya. Sedangkan senyawa yang berbentuk kristal memiliki susunan molekul yang lebih teratur sehingga memberikan pola difraksi yang tajam (Depkes RI, 1995). Analisis difraksi sinar-X dapat digunakan untuk mempelajari sistem bilayer multilamelar, salah satunya yaitu sistem liposom. Untuk mengukur jangkauan dan besarnya tekanan repulsif antara permukaan
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
28
bilayer, sebuah teknik “stres osmotik” dapat digunakan. Dalam metode ini diketahui tekanan osmotik dapat diterapkan untuk sistem multi-bilayer dan jarak antarbilayer pada setiap tekanan yang diterapkan diukur dengan analisis difraksi sinar-X. Pada kesetimbangan, total tekanan repulsif antarbilayer seimbang dengan total tekanan total atraktifnya, yang merupakan jumlah dari tekanan atraktif van der Waals dan tekanan osmotik yang diberikan (McIntosh, 1995).
2.4.4 Scanning Electron Microscope (SEM) Karakterisasi terhadap liposom kering kurkumin dilakukan dengan Scanning electron microscopy (SEM). Hal ini bertujuan untuk mengetahui struktur matriks penjebak liposom yang sudah terbentuk. Selain itu, bentuk dan morfologi permukaan liposom yang terjebak juga dapat diketahui. Sampel liposom kering kurkumin ditempatkan pada holder (stub) dan ditutup dengan lapisan emas/paladium untuk membentuk sebuah lapisan konduktif menggunakan Bal-tec cool sputter coater. Selanjutnya holder tersebut dimasukkan dalam specimen chamber pada mesin SEM untuk dilakukan pengamatan dan pemotretan. Dilakukan pengambilan gambar dengan berbagai ukuran perbesaran. Scanning electron microscopy (SEM) dan transmission electron microscopy (TEM) dapat digunakan untuk menentukan mengetahui informasi tentang bentuk vesikel dan morfologi permukaan vesikel liposom (Samad et al., 2007).
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Uraian Kerangka Konseptual Kurkumin merupakan senyawa aktif yang memiliki berbagai aktivitas farmakologis, yaitu sebagai antiinflamasi, antibakteri, antifungal, antikanker, antispasmodik, antioksidan, antidiabetes dan hepatoprotektor. Kurkumin dalam penggunaannya masih sangat terbatas, disebabkan oleh kelarutan yang rendah dalam air, termetabolisme secara cepat di usus dan hati menyebabkan kurkumin memiliki bioavailabilitas dalam tubuh yang rendah
sehingga
kurkumin
diklasifikasikan
ke
dalam
golongan
Biopharmaceutics Classification System (BCS) kelas IV. Untuk mengatasi masalah kelarutan dan bioavailabilitas tersebut, maka dibuat suatu modifikasi dalam sistem penghantaran obat berupa sistem enkapsulasi liposom. Liposom adalah vesikel buatan yang berukuran kecil dengan diameter 20nm hingga lebih dari 1µm, terdiri dari membran fosfolipid bilayer, memiliki bentuk spheris yang terbentuk secara spontan ketika lipid tertentu dihidrasi ke dalam media air. Liposom memiliki kelebihan antara lain kemampuan liposom untuk memerangkap komponen hidrofilik dan hidrofobik, menghindari dekomposisi bahan obat yang diperangkap, serta memiliki target yang spesifik dalam tubuh. Karakteristik
liposom
yang
terbentuk
dipengaruhi
oleh
komponen penyusun dan metode pembuatannya. Dalam hal ini, jenis 29
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
30
fosfolipid yang digunakan akan menentukan fluiditas dan rigiditas dari membran liposom. Pada penelitian ini, fosfolipid yang digunakan adalah EPC dan HEPC, dan liposom dibuat dengan menggunakan metode thin film hydration sehingga dapat terbentuk liposom cair. Liposom
cair
memiliki
kestabilan
yang
rendah
dalam
penyimpanan, distribusi ukuran dapat berubah pada penyimpanan karena degradasi
komponen,
permeabilisasi
membran
dapat
menyebabkan
kebocoran bahan yang terenkapsulasi. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut, liposom dibuat dalam bentuk sistem liposom kering. Bentuk kering liposom ini dapat menghindarkan liposom dari agregasi/aglomerasi, fusi, dan kebocoran isi dari liposom. Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui pengaruh jenis fosfolipid terhadap karakteristik fisika dari sistem liposom kering kurkumin yang dibuat dari fosfolipid alam EPC dan fosfolipid sintetik HEPC maka dilakukan karakterisasi yang meliputi ukuran partikel, sifat termal, difraksi sinar-X dan morfologi. Dari karakterisasi tersebut diharapkan dapat diperoleh liposom kering kurkumin dengan fosfolipid yang optimal yang dapat memberikan mutu fisik yang baik.
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
31
3.2 Skema Kerangka Konseptual
Kurkumin : a. Kelarutan dalam air sangat rendah (BCS IV) b. Cepat dimetabolisme dan diekskresi c. Bioavailabilitasnya rendah
Liposom : a. Vesikel spheris b. Berukuran 0.05-5.0 μm c. Tersusun dari fosfolipid dan kolesterol d. Dapat meningkatkan bioavailabilitas obat
Liposom Kurkumin
Liposom cair kurkumin yang terbuat dari EPC dan HEPC dengan metode Thin Lipid Hydration
dipengaruhi
dapat mengalami
Drying
a. Metode pembuatan b. Jenis dan jumlah komponen penyusun : -fosfolipid -kolesterol -TPGS - tidak stabil dalam penyimpanan yang lama - fusi dan agregasi - kebocoran sistem
Sistem liposom kering kurkumin yang stabil, tidak megalami fusi dan agregasi, serta kebocoran sistem
Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Bahan dan Alat Penelitian 4.1.1 Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurkumin (derajat kemurnian 65%) (Sigma-Aldrich, Singapura), fosfolipid Egg
Phosphatidylcholine
(EPC)
(Lipoid
GmBh,
Jerman),
dan
Hydrogenated Egg Phosphatidylcholine (HEPC) (Lipoid GmBh, Jerman), kolesterol (Sigma-Aldrich, Singapura), D-alpha tocopheryl polyethylene glycol 1000 succinate (TPGS) (Sigma-Aldrich, Singapura), sukrosa (SigmaAldrich, Singapura), HPMC (Metolose 90SH 15000) (Shin Etsu, Japan), PBS buffer pH 7,4 (Sigma-Aldrich, Singapura) dengan derajat kemurnian pharmaceutical grade, pelarut kloroform (Merck, Jerman) dan metanol (Merck, Jerman) dengan derajat kemurnian proanalisis.
4.1.2 Alat-alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitik, Rotary Evaporator (Buchi Rotavapor R-215, Switzerland), Waterbath Ultrasonic (Elma, Switzerland), Particle Analyzer (DelsaTM Nano C, USA), Scanning Electron Microscopy (SEM) (TM3000 TableTop SEM) (Hitachi, USA), Differential Thermal Analysis (DTA) (Mettler Toledo FP 85, Switzerland), X-Ray Diffractometer (XRD) (Phillips Xpert, Netherland) dan alat-alat gelas.
32
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
33
4.2 Rancangan Penelitian Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental untuk melakukan karakterisasi sistem liposom kering kurkumin dengan fosfolipid EPC dan HEPC. Pembentukan sistem liposom dilakukan dengan metode Thin Film Hydration yang dapat menghasilkan liposom dengan partikel multilamellar vesicles. Selanjutnya, dilakukan pencampuran terhadap larutan HPMC 15000 kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 40oC selama 48jam. Bentuk liposom kering yang diperoleh kemudian dikarakterisasi yang meliputi pengukuran ukuran partikel menggunakan Particle Analyzer (DelsaTM Nano C, USA), pengamatan morfologi liposom menggunakan Scanning Electron Microscope (TM3000 TableTop SEM) (Hitachi, USA), pengamatan sifat termal menggunakan Differential Thermal Analysis (Mettler Toledo FP 85, Switzerland) dan pengamatan pola difraksi menggunakan X-Ray Diffractometer (Phillips Xpert, Netherland).
4.3 Metode Penelitian 4.3.1 Rancangan Formula Liposom Kering Kurkumin Rancangan formula liposom kering kurkumin dengan jenis fosfolipid yang berbeda dapat dilihat pada Tabel IV.1.
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
34
Tabel IV.1 Formula liposom kering kurkumin dengan jenis fosfolipid yang berbeda Bahan
Fungsi
Formula I
II
Kurkumin
Bahan aktif
1mg
1mg
EPC
Fosfolipid
20mg
-
HEPC
Fosfolipid
-
20mg
Kolesterol
Membrane stabilizer
2mg
2mg
TPGS
Membrane stabilizer
0,5 mg
0,5 mg
HPMC
Pembentuk matriks
20mg
20mg
Larutan penghidrasi dan lioprotektan
1 mL
1 mL
Larutan PBS pH 7,4 (dengan penambahan sukrosa 10%) Keterangan :
Formula I : Liposom kering kurkumin dengan fosfolipid EPC (Cur-EPC-L) Formula II: Liposom kering kurkumin dengan fosfolipid HEPC(Cur-HEPCL)
4.3.2 Pembuatan Liposom Kering Kurkumin Liposom kurkumin dengan masing-masing fosfolipid EPC dan HEPC dibuat dengan metode Thin Film Hydration. Skema pembuatan liposom kering kurkumin dapat dilihat pada Gambar 4.1. Pertama, dibuat larutan stok masing-masing bahan yaitu kurkumin, fosfolipid, kolesterol, dan TPGS dalam pelarut campuran kloroform:metanol (9:1) dalam vial. Kemudian, masing-masing bahan dipipet sesuai dengan jumlah formula yang tertera pada tabel 4.1 menggunakan mikropipet. Keempat bahan tersebut dicampur di dalam labu alas bulat 100 mL. Setelah itu, pelarut diuapkan dengan rotary evaporator selama 1 jam pada suhu 450C dengan
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
35
tekanan 320mbar dan kecepatan rotasi 100rpm. Lapisan tipis lipid yang terbentuk kemudian dihidrasi dengan 1 mL larutan penghidrasi (larutan dapar PBS pH 7,4 dengan penambahan sukrosa 10%) yang dipanaskan terlebih dahulu pada suhu 600C. Setelah itu dilakukan sonikasi dengan menggunakan waterbath ultrasonic hingga seluruh lipid terdispersi homogen, dimana pada tahap ini telah terbentuk Multi Lamellar Vesicles ditandai dengan sampel yang keruh. Selanjutnya dilakukan pencampuran terhadap gel HPMC 4% dengan perbandingan 1:1 sehingga kadar HPMC dalam sediaan menjadi 2%, kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 40oC selama 48jam.
4.4 Karakterisasi Sifat Fisika Sistem Liposom Kering Kurkumin 4.4.1 Particle Size Analyzer (PSA) Sampel liposom cair kurkumin dievaluasi dengan mengukur ukuran partikel. Sejumlah 50µL liposom cair kurkumin didispersikan dalam 1mL aquades. Ukuran partikel diukur dengan menggunakan alat Particle Analyzer (DelsaTM Nano C, USA) pada suhu ruangan (25oC). Pengujian ukuran partikel dilakukan sebanyak tiga kali untuk masing-masing formula.
4.4.2 Differential Thermal Analysis (DTA) Differential
Thermal
Analysis
(DTA)
digunakan
untuk
mengevaluasi perubahan sifat termodinamika yang terjadi saat sampel diberikan energi panas, yang ditunjukkan puncak endotermik atau eksotermik pada termogram DTA. Komponen murni dan campuran fisik
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
36
Bahan aktif : Kurkumin+(Kloroform:metanol)=9:1 )
Komponen Liposom : a. Fosfolipid+(Kloroform:metanol=9:1) b. Kolesterol+(Kloroform:metanol=9:1) c. TPGS + (Kloroform : metanol =9:1)
Dicampur dalam labu alas bulat 100mL Campuran homogen larutan kurkumin dan komponen liposom Dirotavapor selama 1 jam pada suhu 45C; tekanan 320 mbar; kecepatan rotasi 100rpm Lapisan lipid tipis kurkumin Dihidrasi dengan 1 mL larutan penghidrasi (larutan dapar PBS pH 7,4 dengan sukrosa10%) suhu 60C dan disonikasi dengan menggunakan waterbath sonicator selama 5 menit Liposom cair kurkumin (Multi Lamellar Vesicles) Disonikasi dengan menggunakan probe sonicator 5menit
Dicampur dengan gel HPMC 4% sebanyak 1:1 Liposom cair kurkumin Dikeringkan dengan oven pada suhu 40oC selama 48 jam
Liposom cair kurkumin (Uni Lamellar Vesicles) Dikeringkan dengan freeze-dryer 24 jam
Liposom kering kurkumin Gambar 4.1 Skema Pembuatan Liposom Kering Kurkumin
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
37
bahan dari masing-masing formula digunakan sebagai kontrol pembanding. Differential Thermal Analysis (DTA) digunakan untuk. Sejumlah 2 mg sampel diambil dan diletakkan dalam pan yang kering. Laju pemanasan dibuat 10oC per menit pada rentang suhu 30-250oC. Kontrol pembanding digunakan bahan awal kurkumin, sukrosa dan campuran fisik bahan penyusun liposom dan diuji dengan cara yang sama dengan liposom kering kurkumin.
4.4.3 X-Ray Diffraction (XRD) Uji difraksi sinar-X dilakukan pada komponen awal yaitu kurkumin, campuran fisik bahan penyusun liposom, Cur-EPC-L dan CurHEPC-L. Sampel dimasukkan dalam holder kemudian diletakkan dalam alat difraktometer sinar-X dan diamati pada rentang
dari 5-50oC. Kondisi
pengukuran diatur sebagai berikut: sumber Cu Kα, voltase 30mA dan 40kV, kecepatan scanning 0,017o per detik.
4.4.4 Scanning Electron Microscope (SEM) Bentuk dan morfologi permukaan liposom kering kurkumin diketahui dengan menggunakan alat Scanning electron microscopy (SEM). Sampel liposom kering kurkumin ditempatkan pada holder (stub) dan ditutup dengan lapisan emas/paladium untuk membentuk sebuah lapisan konduktif menggunakan Bal-tec cool sputter coater. Selanjutnya holder tersebut dimasukkan dalam specimen chamber pada mesin SEM untuk dilakukan pengamatan dan pemotretan. Liposom kering kurkumin diamati dengan SEM dengan perbesaran 500, 1500, 2000, 3000, 4000, dan 5000.
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1
Hasil Pemeriksaan Particle Size Analyzer (PSA) Hasil pemeriksaan ukuran partikel liposom cair Cur-EPCL dan Cur-HEPC-L dapat dilihat pada Tabel V.1 berikut : Tabel V.1 Hasil pemeriksaan ukuran partikel liposom cair Cur-EPC-L dan Cur-HEPC-L
Cur-EPC-L
Ukuran Partikel (nm)
Polidispersity Index (PI)
Replikasi
Replikasi
1
2
3
1
2
3
1097,7
2879,0
3212,7
0,348
0,592
0,613
2396,5 ± 979,4
Rerata Cur-HEPC-L Rerata
4556,8
1473,4
1362,5
2464,2 ± 1813,0
0,517 ± 0,114 0,604
0,244
0,262
0,370 ± 0,203
Berdasarkan pemeriksaan ukuran partikel Cur-EPC-L dan Cur-HEPC-L didapatkan rentang diameter liposom cair kurkumin secara berturut-turut 2396,5 ± 979,4nm dan 2464,2 ± 1813,0nm dengan polidispersity index (PI) secara berturut-turut 0,517 ± 0,114 dan 0,370 ± 0,203. Cur-HEPC-L memiliki rerata ukuran partikel yang lebih besar dan memiliki nilai PI lebih kecil dibandingkan dengan Cur-EPC-L. Nilai PI dari Cur-HEPC-L yang relatif lebih rendah Cur-EPC-L dan memiliki nilai yang lebih mendekati 0 menunjukkan bahwa molekul yang terbentuk merupakan sistem
38
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
39
monodispersi yang relatif lebih stabil dan tidak mudah mengalami agregasi. Hasil Pemeriksaan Organoleptis Liposom Cair Kurkumin Pemeriksaan organoleptis terhadap liposom cair CurEPC-L dan Cur-HEPC-L terlihat bahwa Cur-EPC-L berwarna kuning, keruh dan tidak berbau sedangkan Cur-HEPC-L berwarna jingga, keruh dan tidak berbau.
Gambar 5.1 Sistem liposom cair Cur-EPC-L dan Cur-HEPC-L sebelum dan sesudah dilakukan pengecilan ukuran partikel. Pengecilan ukuran partikel dengan probe sonicator seperti Gambar 5.1 menghasilkan liposom Cur-EPC-L yang berwarna jingga, jernih dan tidak berbau sedangkan pada Cur-HEPC-L berwarna jingga, lebih jernih dan tidak berbau. Pada proses pengecilan ukuran ini teramati secara visual bahwa liposom yang semula dalam keadaan keruh menjadi lebih jernih. Hal tersebut menandakan bahwa adanya perubahan ukuran liposom yang awalnya memiliki molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil. Selain itu, dengan adanya pengecilan ukuran partikel membuktikan bahwa sebagian besar kurkumin telah berada dalam sistem
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
40
liposom. Secara visual hal tersebut dibuktikan dengan liposom cair yang jernih dimana tidak terlihat adanya kurkumin dalam larutan penghidrasi tersebut.
5.2
Hasil Pemeriksaan Differential Thermal Analysis (DTA) Hasil uji termal menggunakan Differential Thermal Analysis (DTA) yang dilakukan pada kurkumin, fosfolipid (EPC dan HEPC), kolesterol, TPGS, sukrosa, HPMC, campuran fisik liposom kurkumin, serta sistem liposom kering kurkumin (CurEPC-L dan Cur-HEPC-L) ditampilkan dalam Gambar 5.2 dan Gambar 5.3 berikut data puncak endotermik pada Tabel V.2 dan Tabel V.3. A B C Endotermik
E D F G H
Suhu (°C) Gambar 5.2 Termogram DTA: A.Cur-EPC-L, B.CF Cur-EPC-L, C.HPMC, D.Sukrosa, E TPGS, F.Kolesterol, G.EPC, H.Kurkumin.
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
41
Tabel V.2 Puncak endotermik termogram DTA komponen penyusun, campuran fisik(CF) dan sistem Cur-EPC-L. No.
Sampel
Puncak Endotermik (°C) 174,0
A
Kurkumin
B
EPC
58,4
C
Kolesterol
150,7
D
TPGS
43,9
E
Sukrosa
194,1 dan 224,4
F
HPMC
52,6 dan 126,3
G
CF Cur-EPC-L
191,2 dan 216,6
H
Cur-EPC-L Pada
Gambar
216,1 5.2
menunjukkan
termogram
DTA
komponen awal yaitu kurkumin, EPC, kolesterol dan TPGS menghasilkan satu puncak endotermik sedangkan sukrosa dan HPMC menghasilkan dua puncak endotermik. Campuran fisik CurEPC-L menghasilkan dua puncak endotermik pada suhu 191,2°C dan 216,6°C yang identik dengan kedua puncak endotermik sukrosa sedangkan Cur-EPC-L memiliki satu puncak endotermik pada suhu 216,1°C yang identik dengan salah satu puncak endotermik sukrosa. Pada Cur-EPC-L tidak terdapat puncak endotermik yang identik dengan kurkumin sehingga dalam sistem liposom yang terbentuk sudah tidak terdapat kristal kurkumin
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
42
A B C E D Endotermik
F G H
Suhu (°C) Gambar 5.3 Termogram DTA: A.Cur-HEPC-L, B.CF Cur-HEPC-L, C.HPMC, D.Sukrosa, E TPGS, F.Kolesterol, G.HEPC, H.Kurkumin. Tabel V.3 Puncak endotermik termogram DTA komponen penyusun, campuran fisik (CF) dan sistem Cur-HEPC-L. No.
Sampel
Puncak Endotermik (°C)
A
Kurkumin
B
HEPC
C
Kolesterol
150,7
D
TPGS
43,9
E
Sukrosa
194,1 dan 224,4
F
HPMC
52,6 dan 126,3
G
CF Cur-HEPC-L
H
Cur-HEPC-L
SKRIPSI
174,0 78,5 dan 173,6
71,8 ; 175,0 dan 213,6 212,8
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
43
Pada
Gambar
5.3
menunjukkan
termogram
DTA
komponen awal yaitu kurkumin, kolesterol, TPGS menghasilkan satu puncak endotermik sedangkan HEPC, sukrosa dan HPMC menghasilkan lebih dari dua puncak endotermik. Campuran fisik Cur-HEPC-L menghasilkan tiga puncak endotermik pada suhu 71,8; 175,0 dan 213,6 yang secara berurutan identik dengan puncak endotermik HEPC, kurkumin dan sukrosa sedangkan Cur-HEPC-L memiliki satu puncak endotermik pada suhu 212,8°C yang identik dengan salah satu puncak endotermik sukrosa. Pada Cur-HEPC-L tidak terdapat puncak endotermik yang identik dengan kurkumin sehingga dalam sistem liposom yang terbentuk sudah tidak terdapat kristal kurkumin.
5.3
Hasil Pemeriksaan X-Ray Diffraction (XRD) Difraktogram
sinar-X
komponen
awal
kurkumin,
fosfolipid (EPC dan HEPC), kolesterol, TPGS, sukrosa, HPMC, campuran fisik serta sistem liposom kering kurkumin (Cur-EPC-L dan Cur-HEPC-L) dapat dilihat pada Gambar 5.4 dan Gambar 5.5. Berdasarkan Gambar 5.4, pola difraktogram sinar-X komponen awal yaitu : kurkumin, kolesterol, TPGS dan sukrosa menghasilkan beberapa puncak yang tajam yang menunjukkan bahwa komponen tersebut bersifat kristalin. Pola difraktogram HPMC dan EPC menunjukkan bahwa sistem tersebut relatif amorf. Pada pola difraktogram CF Cur-EPC-L menghasilkan beberapa puncak tajam
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
44
A B C D Intensitas (AU)
E F G H
Gambar 5.4 Difraktogram sinar-X : A.Cur-EPC-L, B.CF Cur-EPC-L, C.HPMC, D.Sukrosa, E TPGS, F.Kolesterol, G.EPC, H.Kurkumin.
yang menandakan bahwa bahan-bahan penyusun yang terkandung pada campuran fisik tersebut masih berada dalam bentuk kristal. Pola difraktogram sistem Cur-EPC-L tidak memiliki puncak yang tajam dan intensif seperti pada campuran fisik. Hal tersebut menandakan bahwa dalam sistem tersebut semua bahan penyusun termasuk bahan aktif yang digunakan yaitu kurkumin telah berada dalam keadaan amorf.
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
45
A B C D
Intensitas (AU)
E F G H
Gambar 5.5 Difraktogram sinar-X: A.Cur-HEPC-L, B.CF Cur-HEPC-L, C.HPMC, D.Sukrosa, E TPGS, F.Kolesterol, G.HEPC, H.Kurkumin.
Berdasarkan Gambar 5.5, pola difraktogram komponen awal yaitu: kurkumin, kolesterol, TPGS dan sukrosa menghasilkan beberapa puncak tajam yang menunjukkan bahwa komponen tersebut bersifat kristalin. Pola difraktogram HPMC dan HEPC menunjukkan bahan tersebut relatif amorf. Pola difraktogram CF Cur-HEPC-L
menghasilkan
beberapa
puncak
tajam
yang
menandakan bahwa bahan-bahan penyusun yang terkandung pada campuran fisik tersebut masih berada dalam bentuk kristal. Pola difraktogram sistem Cur-EPC-L tidak memiliki puncak tajam dan intensif menunjukkan sistem tersebut semua bahan penyusun termasuk bahan aktif kurkumin berada dalam keadaan amorf.
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
46
5.4
Hasil Pemeriksaan Scanning Electron Microscope (SEM) Hasil pemeriksaan morfologi Cur-EPC-L dan Cur-HEPCL menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) pada berbagai perbesaran dapat dilihat pada Gambar 5.5 dan Gambar 5.6.
Gambar 5.6 Hasil pemeriksaan morfologi Cur-EPC-L dengan SEM pada perbesaran: A.1500kali, B.3000kali dan C.5000kali
Gambar 5.7 Hasil pemeriksaan morfologi Cur-HEPC-L dengan SEM pada perbesaran: A.1500kali, B.3000kali dan C.5000kali Berdasarkan Gambar 5.6 dan Gambar 5.7 dapat diperoleh informasi mengenai morfologi Cur-EPC-L dan Cur-HEPC-L yang memiliki bentuk sferis serta matriks dengan struktur yang relatif padat.
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB VI PEMBAHASAN
Penelitian mengenai karakterisasi liposom kering kurkumin dilakukan untuk mengetahui jenis fosfolipid yang dapat digunakan dalam formulasi sistem liposom. Karakteristik liposom dapat dipengaruhi oleh komposisi bahan penyusun dan metode pembuatan yang digunakan. Berdasarkan komposisi, fosfolipid merupakan komponen utama yang dapat menentukan sifat fisika liposom berupa rigiditas, fluiditas dan muatan lapisan membran yang dapat mempengaruhi ukuran serta jumlah bahan yang dapat dienkapsulasi. Dalam penelitian ini, digunakan fosfolipid yang termasuk kelompok fosfatidilkolin yaitu Egg Phosphatidycholine (EPC) yang berasal dari alam dan Hydrogenated Egg Phosphatidylcholine (HEPC) yang dibuat secara sintetik. Tahap pertama dalam penelitian yaitu pembuatan liposom dengan metode thin-film hydration, masing-masing bahan kurkumin, fosfolipid (EPC dan HEPC), serta bahan tambahan kolesterol dan TPGS dilarutkan dalam pelarut campuran kloroform:metanol. Semua bahan dicampur sesuai formula dalam labu alas bulat kemudian pelarut diuapkan dengan rotavapor hingga terbentuk lapisan lipid tipis yang selanjutnya dihidrasi dengan larutan sukrosa 10% dalam PBS sehingga terbentuk liposom cair kurkumin. Setelah itu, liposom cair disonikasi dengan waterbath sonicator, lalu didispersikan ke dalam gel HPMC. Selanjutnya liposom cair dikeringkan
47
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
48
menggunakan oven hingga terbentuk liposom kering kurkumin yang masing-masing mengandung EPC (Cur-EPC-L) dan HEPC (Cur-HEPC-L). Ukuran partikel liposom ditentukan menggunakan Particle Size Analyzer dengan mengukur liposom cair dikarenakan liposom kering telah mengandung matriks HPMC akan mengganggu proses pengukuran. Hasil yang didapat menunjukkan ukuran rata-rata Cur-EPC-L dan Cur-HEPC-L secara berturut-turut 2396,5±979,4nm dan 2464,2±1813,0nm dengan nilai Polydispersity
Index
(PI)
secara
berturut-turut
0,517±0,114
dan
0,370±0,203. Hasil tersebut sesuai dengan ukuran liposom yang dibuat dengan metode thin-film hydration yang menghasilkan liposom bentuk Multi Lamellar Vesicles (MLV) dengan rentang ukuran 0,1-15µm (O’Doherty et al., 2004; Go´mez-Hens et al., 2005). Ukuran partikel menjadi salah satu sifat yang penting dalam karakterisasi liposom jika liposom akan digunakan dalam bentuk sediaan inhalasi maupun rute parenteral. Liposom dengan ukuran kecil akan dapat melewati fenestrae dari sinusoid hati dan dapat beredar dalam tubuh untuk jangka waktu yang lama. Sebaliknya, liposom yang berukuran besar dapat dengan cepat dibersihkan oleh makrofag. Selain itu, apabila sediaan ini akan digunakan secara topikal, maka semakin besar ukuran partikel yang dihasilkan menyebabkan penurunan penetrasi bahan obat yang dienkapsulasi terhadap lapisan kulit yang lebih dalam (Verma et al., 2003). Pada kedua formula menghasilkan PI>0,3, Cur-EPC-L memiliki nilai PI yang lebih besar dibandingkan dengan Cur-HEPC-L yang menunjukkan bahwa distribusi ukuran liposom kurkumin yang terbentuk dari fosfolipid EPC relatif lebih heterogen dibandingkan terbuat dari HEPC. Nilai PI yang besar (PI>0,3) menunjukkan
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
49
polidipersitas yang tinggi dan distribusi ukuran partikel liposom masih heterogen (Verma et al., 2003). Liposom cair yang dihasilkan setelah dihidrasi masih berbentuk MLV sehingga terlihat keruh pada gambar 5.1. Setelah dilakukan pengecilan ukuran partikel dengan probe sonicator liposom cair terlihat lebih jernih yang menunjukkan bahwa kurkumin telah terjebak dalam sistem liposom dan dapat memperbaiki kelarutan kurkumin dalam air yang dibuktikan dengan tidak adanya kristal kurkumin. Setelah terbentuk liposom cair, sistem tersebut sangat rentan mengalami degradasi, fusi, agregasi pada vesikel, sehingga dapat menyebabkan perubahan distribusi ukuran partikel serta kebocoran bahan yang terenkapsulasi dalam liposom pada saat penyimpanan (Akbarzadeh, et al., 2013; Aso dan Yoshioka, 2005; Samad et al., 2007). Perubahan bentuk liposom cair menjadi liposom padat (kering) dapat menghindarkan masalah terkait dengan ketidakstabilan tersebut (Wang, et al., 2006). Untuk mendapatkan liposom cair maka dilakukan pengeringan menggunakan oven yang membutuhkan waktu lama mengharuskan adanya penambahan matriks yang dapat melindungi liposom. Penelitian ini menggunakan matriks HPMC sehingga didapat liposom kering dengan struktur yang tipis seperti film. Penggunaan HPMC dapat mencegah agregasi pada vesikel liposom selama pemanasan dan dapat menurunkan laju pelepasan dalam tubuh sehingga dapat melepaskan obat secara perlahan (Nounou et al., 2006). Liposom kering yang terbentuk dikarakterisasi sifat termalnya menggunakan Differential Thermal Analysis (DTA). Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pemisahan fase pada sistem liposom
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
50
dengan cara membandingkan puncak endotermik Cur-EPC-L dan CurHEPC-L dengan puncak endotermik masing-masing bahan penyusunnya. Berdasarkan hasil pengamatan termogram DTA yang terlihat pada Gambar 5.2, pada Cur-EPC-L tidak terdapat puncak endotermik yang identik dengan kurkumin menunjukkan tidak terjadi pemisahan fase kurkumin pada sistem liposom. Pemisahan fase terjadi pada bahan penyusun sukrosa yang terlihat puncak endotermik pada suhu 216,1°C. Cur-HEPC-L memiliki termogram yang serupa dengan Cur-EPC-L yaitu tidak adanya puncak endotermik yang identik dengan kurkumin dan hanya terdapat puncak endotermik sukrosa pada suhu 212,8°C. Adanya puncak endotermik yang tajam dari sukrosa menunjukkan pemisahan fase sukrosa yang disebabkan oleh penggunaan sukrosa yang cukup banyak dalam formulasi maka pada saat liposom cair dikeringkan terbentuk kristal sukrosa. Termogram DTA Cur-EPC-L dan Cur-HEPC-L diketahui telah terjadi interaksi antar bahan penyusun liposom sehingga tidak terlihat adanya pemisahan fase antara bahan penyusunnya dan kurkumin dalam sistem liposom tersebut tidak dalam bentuk kristal. Selain karakterisasi DTA, untuk membuktikan bahwa kurkumin telah berada dalam liposom dan bukan bentuk kristal di luar liposom maka dilakukan pengamatan pola difraksi menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD). Setiap bentuk kristal dalam suatu senyawa memiliki pola difraksi sinar-X yang khas. Pola difraksi dapat dihasilkan oleh kristal tunggal atau dari serbuk yang mengandung beberapa bahan. Penelitian terhadap pola difraksi liposom kering kurkumin dilakukan untuk mengetahui kristalinitas Cur-EPC-L dan Cur-HEPC-L yang dapat menunjukkan keberhasilan dari sistem. Hal tersebut dilakukan dengan pengamatan terhadap puncak difraktogram yang dihasilkan sistem liposom dan dibandingkan dengan
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
51
puncak pada difraktogram masing-masing bahan penyusun liposom. Difraktogram XRD komponen penyusun kurkumin, kolesterol, TPGS dan sukrosa menunjukkan beberapa puncak yang tajam dengan pola difraksi yang khas dan mengindikasikan bahwa bahan tersebut berada dalam bentuk kristal. Pola difraksi yang tajam dikarenakan oleh komponen penyusun memiliki susunan molekul yang lebih teratur dan berbentuk kristal. Sedangkan difraktogram Cur-EPC-L dan Cur-HEPC-L menunjukkan pola difraksi dengan puncak yang melebar dan tidak terdapat puncak tajam yang dapat menunjukkan tidak adanya kristal terhadap penyusun liposom serta tidak terbentuknya kristal baru akibat interaksi antar bahan dalam sistem tersebut. Puncak yang lebar pada pola difraksi dihasilkan oleh penyebaran sinar-X kurang koheren akibat susunan molekul relatif acak dan berbentuk amorf (Depkes RI, 1995). Difraktogram XRD menunjukkan bahwa pada Cur-EPC-L dan Cur-HEPC-L tidak terdapat kristal dan sistem telah berbentuk amorf. Karakterisasi selanjutnya yaitu pengamatan morfologi liposom kering kurkumin dengan menggunakan Scanning Electron Microscop (SEM) yang bertujuan untuk mengamati morfologi dan struktur matriks yang terbentuk pada sistem. Hasil pengamatan SEM Cur-EPC-L dan CurHEPC-L pada Gambar 5.6 dan 5.7 memperlihatkan bahwa liposom yang dihasilkan dari formula tersebut berbentuk sferis. Struktur matriks liposom relatif padat diakibatkan oleh adanya bahan penyusun matriks yang cukup banyak yaitu HPMC dan sukrosa yang berbentuk padat setelah dikeringkan serta waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan liposom cair cukup lama.
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
52
Hasil karakterisasi fisik Cur-EPC-L dan Cur-HEPC-L ukuran partikel
(PSA),
analisis
termal(DTA),
difraksi
sinar-X(XRD)
dan
morfologi(SEM) menunjukkan bahwa kedua jenis fosfolipid EPC dan HEPC dapat digunakan untuk membentuk liposom kering kurkumin. Berdasarkan pengukuran, partikel Cur-EPC-L lebih kecil dan heterogen dibandingkan Cur-HEPC-L. Sedangkan karakterisasi DTA dan XRD CurEPC-L dan Cur-HEPC-L menunjukkan hasil yang relatif sama. Begitu pula hasil pengamatan SEM Cur-EPC-L dan Cur-HEPC-L yang sama-sama memperlihatkan liposom berbentuk sferis serta struktur matriks yang relatif padat. Sistem liposom tersebut dapat memperbaiki kelarutan kurkumin dalam air sehingga diharapkan dapat meningkatkan bioavailabilitas kurkumin di dalam tubuh serta lebih stabil selama penyimpanan.
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Liposom kering kurkumin yang terbuat dari fosfolipid EPC memiliki ukuran partikel sebesar 2396,5 ± 979,4nm dengan PI 0,517 ± 0,114 dan berbentuk sferis. Analisis sifat termal DTA tidak terjadi pemisahan
fase
kurkumin
terhadap
sistem
liposom.
Pada
difraktogram XRD sistem liposom berbentuk amorf dan tidak terdapat kurkumin dalam keadaan kristal. 2. Liposom kering kurkumin yang terbuat dari fosfolipid HEPC memiliki ukuran partikel sebesar 2464,2 ± 1813,0nm dengan PI 0,370 ± 0,203 dan berbentuk sferis. Analisis sifat termal DTA tidak terjadi
pemisahan
fase
kurkumin terhadap
sistem
liposom.
Difraktogram XRD sistem liposom berbentuk amorf dan tidak terdapat kurkumin dalam keadaan kristal. 3. Kedua fosfolipid baik EPC dan HEPC dapat digunakan dalam formulasi liposom kering kurkumin yang dapat menghasilkan sistem liposom berbentuk amorf dengan ketercampuran yang baik. 7.2 Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai liposom dengan diberikan perlakuan pengecilan ukuran partikel serta dikeringkan dengan metode freeze-drying yang selanjutnya dapat dikarakterisasi mengenai efisiensi penjebakan, uji pelepasan, serta stabilitas saat penyimpanan.
53
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
54
DAFTAR PUSTAKA Abdelwahed, W., Degobert, G., Stainmesse, S., & Fessi, H. 2006. Freezedrying of nanoparticles: formulation, process and storage considerations. Advanced drug delivery reviews, 58(15), 1688-1713. Aggarwal, B.B., Bhatt I.D., Ichikawa H., Ahn K.S., Sethi G., Sandur S.K., Natarajan C., Seeram N., Shishodia S., 2006. Curcumin Biological and Medicinal Properties, 297-347. Aggarwal, B.B., Surh, Y.J., Shisodia S. Eds. 2007. Advances in Experimental Medicine and Biology Vol. 595 : The Molecular Targets and Therapeutic Uses of Curcumin in Health and Disease. New York : Springer. Akbarzadeh, A., Sadabady, R.R., Davaran, S., Joo, S.W., Zarghami, N., Hanifehpour, Y., Samiei, M., Kouhi, M., Koshki, K.N., 2013. Liposome: classification, preparation, and applications. Nanoscale Research Letters, p.1-9. Aso, Y, and S. Yoshioka, 2005. Links effect of Freezing Rate on Physical stability of Lyophilized Cationic Liposomes. Tokyo. Chem Pharm Bull 53; 301-304. Bansal, A.K., Wahlang, B., Pawar, Y.G. 2010.Identification of Permeability-Related Hurdles in Oral Delivery of Curcumin Using The Caco-2-cell model, European Journal of Pharmaceutics and Biopharmaceutics, vol. 77 p275-282. Barel, A. O., Maibach, H.I. 2003. Handbook of cosmetic science and technology third edition. Marcel Dekker, New York,203. Chattopadhyay, I., Biswas, K., Bandyopadhyay, U., & Banerjee, R. K. 2004. Turmeric and curcumin: Biological actions and medicinal applications. Current science, 87(1), 44-53. Chen, Y., Wu, Q., Zhang, Z., Yuan, L., Liu, X., & Zhou, L. 2012. Preparation of curcumin-loaded liposomes and evaluation of their
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
55
skin permeation and pharmacodynamics. Molecules, 17(5), 59725987. Chen, C., Han, D., Cai, C., Tang, X., 2010. An overview of liposome lyophilization and its future potential. Journal of Controlled Release, Vol. 142, p.299–311. Crommelin D, Bos G, Storm G. 2001.Liposomes - succesful carrier systems for targeted drug delivery.p.17-19. Daicheng Liu dan Fucui Ma. 2011. Soybean Phospholipids, Recent Trends for Enhancing the Diversity and Quality of Soybean Products. China : InTech. Duhem, N., Danhier, F., & Préat, V. (2014). Vitamin E-based nanomedicines for anti-cancer drug delivery. Journal of Controlled Release, 182, 33-44. Feng, S.S., 2008. Nanoparticles of biodegradable polymer for cancer treatment. Biomaterials, Vol. 29, p. 4146–4147. Franks, F. 1998. Freeze-drying of bioproducts: putting principles into practice.European Journal of Pharmaceutics and Biopharmaceutics, 45(3), 221-229. Go´mez-Hens A, Manuel Ferna´ndez-Romero J. 2005 The role of liposomes in analytical processes. Trends Anal. Chem. 24, 9–19. Huang, Yi-You., Chung, Tze-Wen., Wu, Cheng-I., 1998. Effect of saturated /unsaturated phosphatidylcholine ratio on the stability of liposomeencapsulated hemoglobin. International Journal of Pharmaceutics, Vol. 172, p. 161–167. Immordino, M. L., Dosio, F., & Cattel, L. 2006. Stealth liposomes: review of the basic science, rationale, and clinical applications, existing and potential.International journal of nanomedicine, 1(3), 297.
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
56
Jin, L., Millard, A. C., Wuskell, J. P., Dong, X., Wu, D., Clark, H. A., & Loew, L. M. 2006. Characterization and application of a new optical probe for membrane lipid domains. Biophysical journal, 90(7), 2563-2575. Khan, Iftikhar., Elhissi, Abdelbary., Shah, Mahmood., Alhnan, Mohamed Albed., Ahmed, Waqar., 2013. Liposome-based carrier systems and devices used for pulmonary drug delivery. UK. Woodhead Publishing Limited. 395-443. Khosravi-Darani, K., Pardakhty, A., Honarpisheh, H., Rao, V. M., & Mozafari, M. R. (2007). The role of high-resolution imaging in the evaluation of nanosystems for bioactive encapsulation and targeted nanotherapy. Micron,38(8), 804-818. Laouini, A., Maalej, J., Blouza, I.L., Sfar, S., Charcosset, C., Fessi, H., 2012. Preparation, Characterization and Applications of Liposomes: State of the Art. Journal of Colloid Science and Biotechnology, Vol. 1, p.147–68. Lin, J. K., Pan, M. H., & Lin-Shiau, S. Y. 2000. Recent studies on the biofunctions and biotransformations of curcumin. Biofactors, 13(1), 153-158. Liu, Y., Zhao, Y., & Feng, X. 2008. Exergy analysis for a freeze-drying process. Applied Thermal Engineering, 28(7), 675-690. Mathews, VV., Binu, P., Paul, MV Sauganth., Abhilash, M., Manju, Alex., Nair, R.Harikumaran. 2012. Hepatoprotective efficacy of curcumin against arsenic trioxide toxicity. India. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine s706-s711. Mansoori, M.A., Agrawal, S., Jawade, S., Khan, M.I., 2012. A review on liposome. IJARB, Vol. 2, p.453-64. Moghimipour, E., & Handali, S. 2013. Liposomes as drug delivery systems: properties and applications. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences, 4(1), 169-185.
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
57
Monteiro, N., Martins, A., Reis, R.L., Neves, N.M., 2014. Liposomes in tissue engineering and regenerative medicine. Interface, Vol.11. Mozafari, M. R. 2005. Liposomes: an overview of manufacturing techniques.Cellular and Molecular Biology Letters, 10(4), 711. Monteiro, N., Martins, A., Reis, R. L., & Neves, N. M. 2014. Liposomes in tissue engineering and regenerative medicine. Journal of The Royal Society Interface, 11(101), 20140459. Muthu, M.S., Feng, S.S., 2009. Pharmaceutical stability aspects of nanomedicines. Nanomedicine, Vol. 4, p.857–860. Muthu, M.S., Kulkarni, S.A., Xiong, Jiaqing., Feng, S.S., 2011. Vitamin E TPGS coated liposomes enhanced cellular uptake and cytotoxicity of docetaxel in brain cancer cells. International Journal of Pharmaceutics, Vol. 421, p. 332– 340. Muthu, M.S., Singh, S., 2009. Targeted nanomedicines: effective treatment modali-ties for cancer, AIDS and brain disorders. Nanomedicine, Vol 4, p. 105–118. Nounou, M. M., El-Khordagui, L. K., Khalafallah, N. A., & Khalil, S. A. (2006). In vitro release of hydrophilic and hydrophobic drugs from liposomal dispersions and gels. ACTA PHARMACEUTICAZAGREB-, 56(3), 311. O’Doherty, M. 2004. Liposome literature review. Nanobiotechnology and Bioanalysis Group. Ohvo-Rekilä, H., Ramstedt, B., Leppimäki, P., & Slotte, J. P. (2002). Cholesterol interactions with phospholipids in membranes. Progress in lipid research, 41(1), 66-97. Pandelidou, Maria., Dimas, Konstantinos., Georgopoulos, Aristidis, Hatziantoniou, Sophia., Demetzos, Costas., 2011. Preparation and characterization of lyophilised egg pc liposomes incorporating curcumin and evaluation of its activity against colorectal cancer cell
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
58
lines.Journal of Nanoscience and Nanotechnology, Vol. 11, p. 1259–1266. Sailaja, A. K., Sashikala, P., 2014. An overall review on liposomal drug delivery system. Indian Journal of Novel Drug Delivery, Vol. 6, No. 2, p. 112-119. Samad, A., Sultana, Y., Aqil, M., 2007. Liposomal drug delivery systems : An update review. Current Drug Delivery, Vol.4, p.297-305. Shah, Apurva R., Banerjee, R., 2011. Effect of D-α-tocopheryl polyethylene glycol 1000 succinate (TPGS) on surfactant monolayers.Colloids Surf B Biointerfaces, Vol. 85 No. 2, p.116-124. Sharma, R. A., Gescher, A. J., & Steward, W. P. 2005. Curcumin: the story so far. European journal of cancer, 41(13), 1955-1968. Sashi, Kant., Satinder, Kumar., Bharat, Prashar., 2012. A Complete Review On : Liposomes. International Research Journal of Pharmacy. Vol. 3, No 7. Shoba, G., Joy, D., Joseph, T., Majeed, M., Rajendran, R., & Srinivas, P. S. 1998. Influence of piperine on the pharmacokinetics of curcumin in animals and human volunteers. Planta medica, (64), 353-6. Sun, D., Zhuang, X., Xiang, X., Liu, Y., Zhang, S., Liu, C., ... & Zhang, H. G. 2010. A novel nanoparticle drug delivery system: the antiinflammatory activity of curcumin is enhanced when encapsulated in exosomes. Molecular therapy, 18(9), 1606-1614. Verma, D. D., Verma, S., Blume, G., & Fahr, A. (2003). Particle size of liposomes influences dermal delivery of substances into skin. International Journal of Pharmaceutics, 258(1), 141-151. Wahlang, B., Pawar, Y. B., & Bansal, A. K. 2011. Identification of permeability-related hurdles in oral delivery of curcumin using the Caco-2 cell model. European Journal of Pharmaceutics and Biopharmaceutics, 77(2), 275-282.
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
59
Wang, Ting., Deng, Yingjie., Geng, Yehui., Gao, Zibin., Zou, Jianping., Wang, Zhixuan., 2006. Preparation of submicron unilamellar liposomes by freeze-drying double emulsions. Biochimica et Biophysica Acta1758, p. 222–231. Wang, W. (2000). Lyophilization and development of solid protein pharmaceuticals. International journal of pharmaceutics, 203(1), 160. Wang, Y. J., Pan, M. H., Cheng, A. L., Lin, L. I., Ho, Y. S., Hsieh, C. Y., & Lin, J. K. 1997. Stability of curcumin in buffer solutions and characterization of its degradation products. Journal of pharmaceutical and biomedical analysis,15(12), 1867-1876. Xu, D., Wang, S., Jin, J., Mei, X., Xu, B., 2006. Dissolution and Absorption Researches of Curcumin in Solid Dispersions with The Polymers PVP. China. Hongkong Medical Publisher.p. 343-349 Yang, F., Jin, C., Jiang, Y., Li, J., Di, Y., Ni, Q., & Fu, D. 2011. Liposome based delivery systems in pancreatic cancer treatment: from bench to bedside.Cancer treatment reviews, 37(8), 633-642. Yang, S., Chen, J., Zhao, D., Han, D., & Chen, X. 2012. Comparative study on preparative methods of DC-Chol/DOPE liposomes and formulation optimization by determining encapsulation efficiency. International journal of pharmaceutics, 434(1), 155160. Yoshioka, H., 1991. Surface modification of haemoglobulin-containing liposomes with polyethylene glycol prevents liposomes aggregation in blood plasma.Biomaterials, Vol. 12, p. 861–864. Yu Nie, L. J., Ding, H., Xie, L., Li, L., He, B., Wu, Y., & Gu, Z. (2012). Cholesterol derivatives based charged liposomes for doxorubicin delivery: preparation, in vitro and in vivo characterization. Theranostics, 2(11), 1092.
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
60
Zhai, G., Wu, J., Zhao, X., Yu, B., Li, H., Lu, Y., ... & Lee, R. J. (2008). A liposomal delivery vehicle for the anticancer agent gossypol. Anticancer research, 28(5A), 2801-2805. Zhongfa, L., Chiu, M., Wang, J., Chen, W., Yen, W., Fan-Havard, P., ... & Chan, K. K. 2012. Enhancement of curcumin oral absorption and pharmacokinetics of curcuminoids and curcumin metabolites in mice. Cancer chemotherapy and pharmacology, 69(3), 679-689.
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
61
LAMPIRAN Lampiran-1 Certificate of Analysis Bahan Penelitian EPC
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
62
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
63
Lampiran-2 Certificate of Analysis Bahan Penelitian HEPC
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
64
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
65
Lampiran-3
Termogram DTA Kurkumin
Termogram DTA EPC
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
66
Lampiran-4
Termogram DTA HEPC
Termogram DTA Kolesterol
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
67
Lampiran-5 Termogram DTA TPGS
Termogram DTA Sukrosa
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
68
Lampiran-6
Termogram DTA HPMC
Termogram DTA Campuran Fisik Cur-EPC-L
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
69
Lampiran-7
Termogram DTA Campuran Fisik Cur-HEPC-L
Termogram DTA Cur-EPC-L
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
70
Lampiran-8
Termogram DTA Cur-HEPC-L
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
71
Lampiran-9 Difraktogram Sinar-X Kurkumin 1000
500
0 10
20
30
40
Position [°2Theta] (Copper (Cu))
Tabel Puncak Interferensi Difraktogram Sinar-X Kurkumin Pos. Height [cts] FWHM Left d-spacing Rel. Int. [°2Th.] [°2Th.] [Å] [%] 0.7872 17.06851 14.47 5.1775 161.05 7.8882 172.07 0.1476 11.20823 15.46 8.8844 926.66 0.1968 9.95352 83.25 12.2031 219.20 0.1476 7.25308 19.69 13.9757 50.22 0.1476 6.33686 4.51 14.5451 361.71 0.1476 6.09005 32.50 15.1294 101.07 0.1476 5.85614 9.08 15.8465 105.06 0.1476 5.59271 9.44 16.3279 49.71 0.1476 5.42891 4.47 17.3216 1113.11 0.1968 5.11964 100.00 18.1716 452.40 0.1968 4.88204 40.64 18.8370 119.34 0.1476 4.71104 10.72 19.4686 219.79 0.1476 4.55962 19.75 21.2335 209.93 0.2460 4.18445 18.86 22.8519 52.71 0.2460 3.89164 4.74 23.3730 423.86 0.1968 3.80603 38.08 23.7888 331.51 0.1476 3.74045 29.78 24.5971 415.05 0.1476 3.61933 37.29
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
72
25.2208 25.6031 26.1268 26.7796 27.3879 28.2242 28.5770 28.9820 31.6844 33.5219 34.8669 36.4723 37.5942 38.2512 40.0531 42.8566 44.6077 45.4798 48.4899
SKRIPSI
90.88 435.66 223.18 190.24 312.05 115.59 54.33 199.41 45.03 23.01 34.87 16.25 18.51 18.71 13.33 28.41 38.82 22.45 13.67
0.1476 0.1968 0.1968 0.1476 0.1476 0.1476 0.0984 0.1476 0.1968 0.1476 0.1968 0.3936 0.2952 0.2952 0.2952 0.4920 0.1968 0.1476 0.4920
3.53123 3.47936 3.41078 3.32911 3.25653 3.16191 3.12367 3.08094 2.82406 2.67334 2.57324 2.46358 2.39260 2.35300 2.25120 2.11021 2.03135 1.99441 1.87741
8.16 39.14 20.05 17.09 28.03 10.38 4.88 17.91 4.05 2.07 3.13 1.46 1.66 1.68 1.20 2.55 3.49 2.02 1.23
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
73
Lampiran-10 Difraktogram Sinar-X EPC 400
200
0
10
20
30
40
Position [°2Theta] (Copper (Cu))
Tabel Puncak Interferensi Difraktogram Sinar-X EPC Pos. Height FWHM Left d-spacing Rel. Int. [°2Th.] [cts] [°2Th.] [Å] [%] 0.1338 17.23345 26.22 5.1280 125.24 0.1673 14.40789 23.34 6.1345 111.48 6.8394 477.72 0.0502 12.92449 100.00 7.5978 62.14 0.1673 11.63600 13.01 8.6277 49.31 0.1004 10.24908 10.32 10.3735 31.97 0.2676 8.52787 6.69 13.7891 42.69 0.0502 6.42219 8.94 15.1951 9.00 0.0836 5.83099 1.88 20.6823 62.50 0.0335 4.29470 13.08 23.5050 21.67 0.1004 3.78496 4.54 27.7369 19.34 0.1004 3.21635 4.05 28.7600 28.91 0.1004 3.10422 6.05 34.1498 21.37 0.1338 2.62562 4.47 35.7838 7.11 0.6691 2.50938 1.49 38.2530 7.33 0.2342 2.35289 1.53 42.0039 13.85 0.1673 2.15106 2.90
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
74
Lampiran-11 Difraktogram Sinar-X HEPC HEPC
400
200
0
10
20
30
40
Position [°2Theta] (Copper (Cu))
Tabel Puncak Interferensi Difraktogram Sinar-X HEPC Pos. [°2Th.] Height FWHM d-spacing Rel. Int. [%] [cts] Left [Å] [°2Th.] 0.0502 15.12562 99.01 5.8431 565.19 0.3346 10.11682 11.15 8.7407 63.67 9.5878 30.95 0.0502 9.22486 5.42 11.3659 17.92 0.0836 7.78536 3.14 11.6407 44.21 0.2007 7.60217 7.75 21.0106 435.18 0.1004 4.22834 76.23 21.3881 570.84 0.2676 4.15456 100.00 21.7060 506.41 0.2007 4.09442 88.71 24.9740 29.58 0.0502 3.56555 5.18 33.6680 12.33 0.1004 2.66208 2.16 35.1066 6.17 0.2007 2.55622 1.08 39.8547 3.01 0.3346 2.26195 0.53 40.5115 16.37 0.0669 2.22678 2.87
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
75
Lampiran-12 Difraktogram Sinar-X TPGS TPGS
600
400
200
0 10
20
30
40
Position [°2Theta] (Copper (Cu))
Tabel Puncak Interferensi Difraktogram Sinar-X TPGS Pos. [°2Th.] Height [cts] FWHM Left d-spacing Rel. [°2Th.] [Å] Int. [%] 6.7526 14.41 0.1004 13.09028 1.81 11.1520 16.47 0.3346 7.93420 2.07 13.3241 10.90 0.6691 6.64529 1.37 18.0217 57.60 0.1004 4.92228 7.24 19.1320 795.52 0.1673 4.63908 100.00 23.3067 521.38 0.1338 3.81670 65.54 23.4598 478.76 0.1004 3.79215 60.18 25.1408 16.65 0.1338 3.54228 2.09 26.7077 56.89 0.2007 3.33791 7.15 30.2363 14.57 0.0669 2.95593 1.83 35.4655 50.36 0.0502 2.53117 6.33 36.2463 35.08 0.2676 2.47842 4.41 39.6204 16.23 0.6691 2.27478 2.04 41.7139 12.81 0.1338 2.16534 1.61 43.2819 13.19 0.6691 2.09046 1.66 45.2868 8.27 0.9368 2.00246 1.04 46.9778 21.60 0.0612 1.93265 2.71
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
76
Lampiran-13 Difraktogram Sinar-X Kolesterol
4000
2000
0 10
20
30
40
Position [°2Theta] (Copper (Cu))
Tabel Puncak Interferensi Difraktogram Sinar-X Kolesterol Pos. Height FWHM Left d-spacing Rel. Int. [%] [°2Th.] [cts] [°2Th.] [Å] 5.1577 5136.17 0.0669 17.13429 100.00 0.0335 16.84479 70.72 5.2464 3632.24 5.3565 2095.31 0.0502 16.49860 40.80 6.3190 347.06 0.2342 13.98768 6.76 7.0860 209.67 0.1338 12.47524 4.08 7.7568 244.73 0.2342 11.39779 4.76 8.7634 168.49 0.1171 10.09070 3.28 9.5673 291.84 0.2342 9.24459 5.68 10.5549 482.04 0.0669 8.38170 9.39 11.3317 267.42 0.1338 7.80878 5.21 11.8046 288.97 0.1004 7.49699 5.63 12.7764 545.78 0.1338 6.92891 10.63 13.0003 559.14 0.0669 6.81005 10.89 13.2220 435.20 0.1004 6.69634 8.47 13.8523 458.55 0.1673 6.39306 8.93 14.1779 934.08 0.1004 6.24696 18.19 14.2941 828.35 0.0669 6.19642 16.13 14.8503 232.69 0.0836 5.96558 4.53
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
77
15.3666 15.4833 15.6062 16.1939 16.9562 17.0476 17.3920 17.4915 17.6253 18.2069 18.3206 18.9613 19.6621 20.9092 21.2944 22.0573 22.4768 23.6774 25.1049 26.2783 27.1002 28.5200 30.5674 32.8494 33.8408 34.4068 36.1352 37.1840 38.8008 40.0143 40.7008 42.5033
SKRIPSI
1166.97 1514.94 1543.01 430.86 1235.19 1437.63 1354.14 1404.54 951.82 1241.78 1122.32 439.41 465.69 367.15 382.77 289.74 239.78 268.38 209.26 265.78 153.94 145.50 128.06 94.38 65.02 85.79 64.10 132.91 80.88 123.43 88.98 177.99
0.0836 0.0502 0.1004 0.2342 0.0836 0.1004 0.0502 0.0502 0.1171 0.0669 0.1506 0.3011 0.2007 0.1338 0.2676 0.0335 0.2007 0.1338 0.4015 0.2342 0.3346 0.1004 0.2342 0.1673 0.1338 0.2007 0.4015 0.1338 0.3346 0.3346 0.2007 0.3346
5.76629 5.72307 5.67828 5.47351 5.22913 5.20129 5.09907 5.07027 5.03211 4.87263 4.84267 4.68044 4.51517 4.24861 4.17263 4.03000 3.95572 3.75779 3.54726 3.39146 3.29044 3.12979 2.92466 2.72652 2.64888 2.60659 2.48578 2.41804 2.32093 2.25330 2.21686 2.12693
22.72 29.50 30.04 8.39 24.05 27.99 26.36 27.35 18.53 24.18 21.85 8.56 9.07 7.15 7.45 5.64 4.67 5.23 4.07 5.17 3.00 2.83 2.49 1.84 1.27 1.67 1.25 2.59 1.57 2.40 1.73 3.47
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
78
Lampiran-14 Difraktogram Sinar-X Sukrosa
30000
20000
10000
0 10
20
30
40
Position [°2Theta] (Copper (Cu))
Tabel Puncak Interferensi Difraktogram Sinar-X Sukrosa Pos. [°2Th.] 7.5651 8.2564 8.3838 11.6608 12.3751 12.7439 13.1843 13.6980 15.1264 15.5899 15.8797 16.7313 18.2060 18.5718 18.9233 SKRIPSI
Height [cts] 21.02 3286.16 7187.98 3846.54 75.55 8992.62 86.46 45.29 64.94 6973.38 309.74 11677.12 98.55 58.94 189.98
FWHM Left [°2Th.] 0.2007 0.0669 0.0669 0.1004 0.1004 0.1506 0.0335 0.1338 0.2007 0.1004 0.0836 0.1506 0.0669 0.0502 0.0502
d-spacing [Å] 11.68611 10.70914 10.54672 7.58913 7.15263 6.94647 6.71542 6.46470 5.85730 5.68420 5.58110 5.29891 4.87289 4.77773 4.68976
Rel. Int. [%] 0.05 8.31 18.17 9.73 0.19 22.74 0.22 0.11 0.16 17.63 0.78 29.53 0.25 0.15 0.48
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
79
19.6883 19.9044 20.7747 22.4602 22.7151 23.1206 23.4813 24.3652 24.8248 25.2130 25.7255 27.2454 27.6432 28.4836 30.2049 30.5030 31.3785 31.4774 31.9275 32.0534 32.1574 32.6419 32.7277 33.5126 33.8258 34.6396 34.7348 35.5671 35.8641 36.7003 36.8216 38.4304 38.5688 38.6927 38.9605
SKRIPSI
92.70 52.43 70.77 136.08 85.24 105.69 479.73 178.93 535.99 39549.72 244.92 392.51 573.07 47.55 173.47 81.39 4312.62 1673.56 1008.78 2190.70 813.19 192.71 79.42 1444.99 587.04 230.07 120.79 1314.31 370.52 202.19 72.91 4741.60 10923.27 4120.30 1453.55
0.0669 0.0669 0.0502 0.0669 0.0669 0.0836 0.1004 0.1673 0.0502 0.1673 0.1004 0.1004 0.0836 0.0669 0.0669 0.0502 0.1224 0.0408 0.0612 0.1020 0.0408 0.0612 0.0408 0.0612 0.1632 0.0612 0.0408 0.1020 0.0612 0.1020 0.0612 0.0408 0.1428 0.0612 0.1632
4.50923 4.46076 4.27582 3.95861 3.91475 3.84701 3.78872 3.65324 3.58665 3.53230 3.46308 3.27324 3.22703 3.13371 2.95893 2.93069 2.84853 2.84687 2.80079 2.79008 2.78820 2.74110 2.74091 2.67185 2.64782 2.58746 2.58700 2.52208 2.50187 2.44677 2.44504 2.34050 2.33242 2.33101 2.30987
0.23 0.13 0.18 0.34 0.22 0.27 1.21 0.45 1.36 100.00 0.62 0.99 1.45 0.12 0.44 0.21 10.90 4.23 2.55 5.54 2.06 0.49 0.20 3.65 1.48 0.58 0.31 3.32 0.94 0.51 0.18 11.99 27.62 10.42 3.68
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
80
Lampiran-15 Difraktogram Sinar-X HPMC HPMC
400
200
0 10
20
30
40
Position [°2Theta] (Copper (Cu))
Tabel Puncak Interferensi Difraktogram Sinar-X HPMC Pos. [°2Th.] Height FWHM Left d-spacing Rel. Int. [cts] [°2Th.] [Å] [%] 8.5343 45.43 0.6691 10.36107 34.32 0.5353 4.54611 100.00 19.5270 132.35 21.0189 118.46 0.6691 4.22667 89.50 23.6416 31.38 0.2007 3.76340 23.71 45.8275 3.60 0.3346 1.98009 2.72
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
81
Lampiran-16 Difraktogram Sinar-X Campuran Fisik Cur-EPC-L
EPC-CF
4000
3000
2000
1000
0 10
20
30
40
Position [°2Theta] (Copper (Cu))
Tabel Puncak Interferensi Difraktogram Sinar-X Campuran Fisik Cur-EPCL Pos. Height FWHM Left d-spacing Rel. Int. [°2Th.] [cts] [°2Th.] [Å] [%] 5.2771 152.97 0.1476 16.74682 4.30 0.2952 12.79634 1.93 6.9079 68.46 8.3643 1508.22 0.2460 10.57127 42.42 11.6530 576.90 0.1476 7.59418 16.23 12.8424 73.64 0.1476 6.89340 2.07 13.2151 317.19 0.1476 6.69986 8.92 15.4392 793.46 0.1476 5.73934 22.32 16.7813 1334.73 0.1968 5.28323 37.54 18.1849 805.16 0.1476 4.87849 22.65 18.8208 656.54 0.1476 4.71507 18.47 19.6699 148.83 0.2952 4.51341 4.19 20.9258 368.75 0.1476 4.24529 10.37 22.0621 206.78 0.1476 4.02913 5.82 22.6845 258.55 0.1476 3.91997 7.27 23.5758 79.44 0.2952 3.77375 2.23
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
82
24.8933 25.2466 27.3271 28.7751 30.2759 31.0930 33.8848 34.9667 35.5860 36.8242 38.4219 40.5035 41.7176 43.6416 46.1924 46.8143 47.4002 48.3895 48.7636
SKRIPSI
219.98 3555.45 86.97 28.73 216.55 1258.80 107.17 57.44 22.61 205.81 29.40 59.27 132.36 92.48 28.17 39.16 128.11 757.99 69.82
0.0984 0.2460 0.1968 0.2952 0.0984 0.1476 0.1476 0.1476 0.2952 0.1476 0.4920 0.1476 0.1476 0.1476 0.1968 0.1968 0.1968 0.1968 0.0984
3.57693 3.52767 3.26364 3.10261 2.95215 2.87641 2.64554 2.56612 2.52287 2.44084 2.34294 2.22720 2.16515 2.07406 1.96529 1.94062 1.91800 1.88107 1.86751
6.19 100.00 2.45 0.81 6.09 35.40 3.01 1.62 0.64 5.79 0.83 1.67 3.72 2.60 0.79 1.10 3.60 21.32 1.96
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
83
Lampiran-17 Difraktogram Sinar-X Campuran Fisik Cur-HEPC-L 10000
5000
0 10
20
30
40
Position [°2Theta] (Copper (Cu))
Tabel Puncak Interferensi Difraktogram Sinar-X Campuran Fisik CurHEPC-L Pos. [°2Th.]
Height [cts]
5.8498 8.2710 11.6415 12.7553 15.4251 16.4570 16.7877 18.1981 18.7449 19.6537 20.9756 22.0679 23.5537 24.7338 25.2651 26.6237 28.8121 31.0580 32.0297
304.04 2345.75 64.99 903.08 46.73 147.03 697.35 106.56 113.37 1224.11 1418.10 351.19 668.38 11108.63 358.76 40.09 142.41 85.38 486.17
SKRIPSI
FWHM Left [°2Th.] 0.1968 0.1476 0.2460 0.1476 0.3936 0.1476 0.1476 0.1476 0.1968 0.1476 0.1968 0.0984 0.1476 0.1476 0.1476 0.2460 0.1476 0.1476 0.0984
d-spacing [Å] 15.10830 10.69037 7.60169 6.94032 5.74456 5.38661 5.28123 4.87497 4.73399 4.51709 4.23530 4.02809 3.77725 3.59963 3.52512 3.34824 3.09872 2.87957 2.79440
Rel. Int. [%] 2.74 21.12 0.59 8.13 0.42 1.32 6.28 0.96 1.02 11.02 12.77 3.16 6.02 100.00 3.23 0.36 1.28 0.77 4.38
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
84
32.7789 35.4114 37.0695 38.3316 40.3706 43.2649 47.1120 48.5234
SKRIPSI
288.64 100.54 327.57 33.06 35.41 432.24 503.68 16.88
0.1476 0.1476 0.1476 0.2952 0.1476 0.1968 0.1476 0.2952
2.73222 2.53491 2.42525 2.34825 2.23423 2.09124 1.92905 1.87619
2.60 0.91 2.95 0.30 0.32 3.89 4.53 0.15
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
85
Lampiran-18 Difraktogram Sinar-X Cur-EPC-L EPC
200
100
0 10
20
30
40
Position [°2Theta] (Copper (Cu))
Tabel Puncak Interferensi Difraktogram Sinar-X Cur-EPC-L
Pos. [°2Th.] 5.4275 22.8918 24.8610 26.2443 30.9787 34.5467 47.1754 48.5338
SKRIPSI
Height [cts] 47.14 14.10 11.30 3.41 11.00 13.30 12.62 20.46
FWHM Left [°2Th.] 0.6691 0.1004 0.0502 0.8029 0.0502 0.1004 0.2007 0.0612
d-spacing [Å] 16.28306 3.88494 3.58151 3.39579 2.88677 2.59635 1.92661 1.87426
Rel. Int. [%] 100.00 29.91 23.97 7.24 23.34 28.21 26.76 43.41
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
86
Lampiran-19 Difraktogram Sinar-X Cur-HEPC-L HEPC I
400
200
0 10
20
30
40
Position [°2Theta] (Copper (Cu))
Tabel Puncak Interferensi Difraktogram Sinar-X Cur-HEPC-L Pos. [°2Th.] 10.2644 13.0409 21.0929 30.7340 37.8779 44.9986 45.7259
SKRIPSI
Height [cts] 17.80 40.07 117.31 23.03 19.78 8.63 8.63
FWHM Left [°2Th.] 0.1004 0.1004 0.2676 0.1004 0.1004 0.1338 0.1673
dspacing [Å] 8.61824 6.78894 4.21202 2.90918 2.37532 2.01461 1.98425
Rel. Int. [%] 15.18 34.16 100.00 19.63 16.86 7.35 7.35
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
87
Lampiran-20 Hasil Pemeriksaan Morfologi Cur-EPC-L Menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM)
Keterangan : A. Perbesaran 500 kali B. Perbesaran 1500 kali C. Perbesaran 2000 kali D. Perbesaran 3000 kali E. Perbesaran 5000 kali
SKRIPSI
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
88
Lampiran-21 Hasil Pemeriksaan Morfologi Cur-HEPC-L Menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM)
Keterangan : A. B. C. D. E.
SKRIPSI
Perbesaran 500 kali Perbesaran 1500 kali Perbesaran 2000 kali Perbesaran 3000 kali Perbesaran 5000 kali
KARAKTERISASI SISTEM... NI LUH WAHYU PURNAMI