SKRIPSI KAJIAN AYAT-AYAT AL QUR’AN TENTANG KEJADIAN MANUSIA SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN AKHLAQ
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleg Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh
NUR SA’IDAH NIM: 211205
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ‘ULAMA
UNISNU JEPARA 2014
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini Nama
: NUR SAI’DAH
NIM
: 211205
Prodi
: Pendidikan Agama Islam
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Ilmu keguruan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya ini benar-benar asli hasil dari peneliatian yang saya lakukan sendiri , bukan plagiasi dari karya orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiyah yang telah lazim. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Jepara, September 2015 Yang membuat pernyataan
Nur Sa’idah NIM: 211205
ii
NOTA PEMBIMBING Lamp Hal
: :
Jepara, September 2015
4 (Empat) Eksemplar Naskah Skripsi a.n Sdri. NUR SAI’DAH Kepada Yth. di.
Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah & Keguruan UNISNU Jepara Jepara
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan, maka bersama ini saya kirimkan Naskah Skripsi saudari Nama
:
NUR SAI’DAH
NIM
:
211205
Progdi
:
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul
:
Kajian
Ayat-Ayat
Al
Qur’an
Tentang
Kejadian Manusia Sebagai Dasar Pendidikan Akhlaq
Dengan ini saya mohon agar Skripsi saudara tersebut dapat dimunaqosahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu Pembimbing
Dr. SA’DULLAH ASSAIDI, M.Ag
iii
MOTTO
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang Telah diusahakannya, Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). (Q.S. An-najm, 39-40) 1
1
Soenarjo, Al Qur’an dan terjemahnya, (Jakarta,Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Alqur’an, Depag RI, 1971) Hlm, 932
v
PERSEMBAHAN Untuk Suamiku tercinta Ia yang dengan tulus hati Memberiku semangat untuk Menggapai cita-cita, harapan dan cinta Serta kehangatan dalam meniti arti kehidupan Walaupun segalanya mengalami rintangan Cobaan serta ujian Tapi Ia Benar-benar pelita dalam hidupku Untuk Anak-anakku tersayang Kehadirannya Mereka matahari bagiku Kelucuannya Mereka obat hatiku Kelincahannya mereka adalah semangat bagiku Kalian bagaikan malaikat untukku Keluguannya mereka adalah setitik embun dalam kalbuku
Untuk Kedua Orangtuaku Sahabatku, Ifa “Semoga persahabatan kita tidak akan putus” Untuk Merekalah karya ini di Persembahkan
vi
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat, taufiq serta hidayahnya, sehingga dapat tersusun skripsi yang masih
sangat sederhana ini. Shalawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada Junjungan Nabi Muhammad SAW. Dalam kesempatan ini, perkenankan Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1. Bapak Rektor UNISNU Jepara H.M, Prof,DR Muhtarom, 2. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah UNISNU Jepara Drs. H. Akhirin Ali M.Ag 3. Bapak Dosen Pembimbing (Dr. Sa’dullah Assaidi, M.Ag) yang dengan penuh perhatian dan kebijaksanaan, sehingga terselesainya tugas skripsi ini. 4. Dan semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan namanya satu persatu. Mereka dengan
penuh
perhatian dan kebijaksanaan telah banyak
membantu dalam penyelesaian tugas skripsi ini, mudah mudahan amal ibadah mereka mendapat balasan yang baik dari Allah SWT. Amin Segala kritik, dan saran dengan senang hati akan kami terima demi perbaikan tugas-tugas akademik berikutnya. Dan akhirnya penulis berharap, semoga karya yang masih sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang
budiman
khususnya, Dan hanya kepada Allah kami mengabdi dan berserah diri. Jepara, Agustus 2015 Hormat Kami
NUR SAI’DAH NIM: 211205
vii
ABSTRAK Judul: Kajian Ayat-Ayat Al Qur’an Tentang Kejadian Manusia Sebagai Dasar Pendidikan Akhlaq. Oleh : Nur Sai’dah, NIM : 211205 Yang menjadi rumusan masalah yaitu Bagaimana Kejadian Manusia menurut Ayat-ayat didalam Al qur’an? dan Bagaimana Kejadian Manusia menurut Ayatayat didalam Al qur’an kaitannya dengan Dasar Pendidikan Akhlaq? Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Data primer yaitu al-Qur'an Surat alMu'minun Ayat 12 – 14 , surat az-Zumar ayat 6 dan Surat Al hujurat ayat 11 – 13, surat al luqman ayat; 12-19. sedangkan data sekunder yaitu sejumlah literatur yang relevan dengan judul ini. Dalam mengumpulkan data melalui riset kepustakaan (library research). Dalam membahas dan menelaah data, peneliti menggunakan metode deskriptif analitis. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa Ayat-ayat tentang asal-usul kejadian manusia semuanya datang dalam konteks memberikan pelajaran dan perumpamaan, dan tidak membahas secara detail tentang perkembangan embrio yang dapat dipelajari manusia dengan kajian sederhana. Al-Qur'an telah mengemukakan fase-fase perkembangan janin semenjak permulaan kehamilan sampai saat kelahiran. Dengan kata lain, al-Qur'an mengungkapkan fase-fase perkembangan janin di dalam rahim semenjak awal kehamilan saat salah satu sel sperma ayah membuahi sel telur ibu yang matang. Pembentukan tersebut dinamakan pembuahan, yang dalam bahasa al-Qur'an disebut setetes mani yang bercampur. Dan dalam Al-Qur’an juga dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaikbaiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Manusia diciptakan oleh Allah berasal dari tanah sebagaimana yang telah dilampirkan dalam Al-Qur`an dan manusia sesuai dengan hakikatnya menurut Islam adalah sebagai pengelola atau penjaga bumi, serta manusia juga merupakan penerus ajaran agama yang telah turun temurun dilaksanakan oleh para ulama sebelum kita. Nilai-nilai atau dasar-dasar pendidikan Akhlaq yang terkandung dalam proses kejadian manusia. Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang terdapat di dalamnya, tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat besar karena adanya karunia Allah yang diberikan kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah sebab dari adanya penundukkan semua yang ada di alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT. dan ayat lainnya menjelaskan apa yang telah Allah karuniakan kepada manusia berupa nikmat akal dan pemahaman serta derivat (turunan) dari apa-apa yang telah Allah tundukkan bagi manusia itu sehingga mereka dapat memanfaatkannya sesuai dengan keinginan mereka, dengan berbagai cara yang mampu mereka lakukan. Dalam proses kejadian manusia ada beberapa nilai-nilai pendidikan akhlaq yang terkandung dalam proses tersebut, yaitu: Kesabaran dan kedisiplinan, Pasrah dan taat, Potensi mendidik dan dididik dan Potensi Melindungi dan ingin dilindungi
viii
DAFTAR ISI Halaman Judul..................................................................................................
i
Halaman Surat Pernyataan................................................................................
ii
Halaman Persetujuan Pembimbing ..................................................................................................
iii
Halaman Pengesahan........................................................................................
iv
Halaman Motto ..............................................................................................................................................................................
v
Halaman Persembahan ....................................................................................
vi
Halaman Kata Pengantar ............................................................................................................................................................................................
vii
Halaman Abstrak..............................................................................................
viii
Halaman Daftar Isi .......................................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
B. Penegasan Istilah ...........................................................................
6
C. Perumusan Masalah.......................................................................
7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................
8
E. Kajian Pustaka ..............................................................................
8
F. Metodologi Penelitian ..................................................................
10
G. Sistematika Penulisan Skrripsi ......................................................
13
BAB II KAJIAN TEORI ..............................................................................
15
A. Asal usul kejadian Manusia...........................................................
15
B. Teori Yang Berhubungan Dengan Kejadian Manusia ..................
17
C. Dasar- dasar Pendidikan Akhlak ..................................................
19
D. Tujuan Pendidikan Akhlak ...........................................................
21
E. Metode Pembinaan Akhlak ..........................................................
24
ix
BAB III AYAT – AYAT
ALQUR’AN TENTANG KEJADIAN
MANUSIA DAN PENDIDIKAN AKHLAQ....................................
30
A. Ayat-ayat Al Qur’an tengang Kejadian manusia ..........................
30
1. Surat Al Mu’minun 12 – 14 ....................................................
30
2. Surat Az Zumar 6 ......................................................................
35
B. Ayat Al-Qur’an tentang Pendidikan akhlaq ................................
38
1. Surat Al Hujurat 11 – 13 ..........................................................
38
2. Surat Luqman 12 - 19...............................................................
48
BAB IV ANALISIS TENTANG KEJADIAN MANUSIA DALAM AL-QUR’AN
SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN AKHLAQ,
AKAN MEMBAHAS TENTANG ....................................................
59
A. Analisis Tentang Asal Kejadian Manusia Dalam Al-Qur'an Sebagai Dasar Pendidikan Akhlaq ................................................
63
B. Integrasi ayat-ayat al qur\an tentang kejadian manusia dengan ayat-ayat tentang dasar-dasar pendidikan akhlaq..........................
65
BAB V PENUTUP .........................................................................................
69
A. Kesimpulan ..............................................................................
69
B. Saran .........................................................................................
71
C. Penutup .....................................................................................
72
Daftar pustaka ..................................................................................................... 73 daftar riwayat hidup/pendidikan peneliti ........................................................... 75 Daftar lampiran-lampiran.................................................................................... 76
x
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
JUDUL LAMPIRAN
LAMP – 1
DAFTAR PUSTAKA
LAMP – 2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI
LAMP – 3
DAFTAR PENGHARGAN AKADEMIK PENELITI -
PIAGAM PPL
-
PIAGAM KKN
xi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI DATA PRIBADI Nama
: Nur Saidah
Tempat/tanggal/lahir
: Jepara, 7 April 1988
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Tengguli RT.04/03 Kecamatan bangsri kabupaten Jepara.59453
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. TK TA Tarbiyatul Athfal Suwawal lulus tahun1995 2. MI Islamiyah Suwawal 2 lulus tahun 2001 3. MTs Hasyim Asy’ari Bangsri Lulus tahun 2006 4. MA Hasyim Asy’ari Bangsri Lulus tahun 2009 RIWAYAT PENDIDIKAN NON FORMAL 1. Les bahasa Inggris tahun 2010 Jepara, September 2015
xii
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam jagad raya ini adalah makhluk yang unik. Keunikannya sangat menarik
di mata
manusia itu
sendiri. Daya tarik
tentang kajian manusia, antara lain karena pengetahuan tentang manusia belum mencapai kemajuan sebagaimana yang telah dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan lainnya. 1 Manusia adalah makhluk yang paling banyak dibicarakan Allah swt dalam al-Qur’an. Bahkan dalam wahyu yang pertama kali turun surat al‘Alaq: 1-5, kata manusia (al-insân) disebutkan sebanyak dua kali. 2
(٥ -١ )اﻟﻌﻠﻖ
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS.Al ‘Alaq; 1-5).3 Hal itu memberikan isyarat, bahwa pada hakikatnya manusia adalah
objek yang paling utama dan paling dominan dibicarakan dalam al-Qur’an. Namun jika kita rujuk al-Qur’an, pembicaran Allah swt tentang manusia terbagai ke dalam dua tema besar. Pertama, Allah memuji manusia dengan
1
Saepul Anwar , Hakekat Manusia (Manusia Dimata Filosuf Dan Al-Qur'an Serta Kajian Tentang Inti Manusia)Jurnal Kajian Pendidikan Agama-Ta’lim Vol. 4 No. 2 - 2006 2
Syofyanhadi, quran.html
http://syofyanhadi.blogspot.com/2008/06/manusia-dalam-pandangan-al-
3
Soenarjo, dkk , Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1971), hal. 1079
1
2 segala kelebihan yang dimilikinya. Dan kedua, Allah mencela manusia dengan segala keburukan yang dimilikinya. Pujian Allah di antaranya dalam Surat At-Tin : 4 (٤ . )اﻟﺘﯿﻦ
Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS. At Tin; 4) .4 Manusia sebagai makhluk paling sempurna, karena dialah jenis ciptaan Allah swt yang paling terakhir. Dalam dunia tekhnologi yang dikenal manusia, ciptaan dan temuan terakhir tentu saja yang lebih baik atau paling
canggih dari sebelumnya. Kecanggihan manusia itu bukan saja dari sudut struktur fisik yang memang tidak akan tertandingi oleh jenis makhluk apapun, seperti susunan mata, telinga, tangan, kaki, dan semua organ tubuh lainnya. Tetapi kesempurnaan manusia karena dilengkapi dengan unsur rohani dari Tuhan sebagaimana disebutkan dalam Alqur’an (Q.S. Shad : 71-72).
(٧٢-٧١ . )ﺳﻮرة ص
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah". Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya".(QS. Shad; 71-72) 5 Pujian yang lain adalah seperti yang terdapat dalam surat al-Isra: 70
4
Soenarjo , Ibid. hlm,1076
5
Soenarjo, Ibid,hlm, 741
3 (٦٠ )اﻻﺳﺮاء
Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan.(QS.Al Isra,70) 6 Allah swt memuji manusia, karena telah memberikan kelebihan akal kepada mereka. Dengan kemampuan akal tersebut, mereka menciptakan berbagai fasilitas yang akan mempermudah kehidupan di dunia, seperti menciptakan kendaraan berupa mobil, kereta api, kapal, pesawat dan sebagainya. Kemudian, Allah swt memuji mereka dengan telah memberikan rezeki yang baik untuk mereka. Berbeda dengan binatang, yang hanya diberi rezeki terbatas dan kadangkala sisa manusia, seperti yang dinikmati kucing, anjing dan sebagainya. Binatang tersebut, bukan hanya sisa manusia yang menjadi rezekinya bahkan juga kotoran manusia. Sangat berbeda sekali dengan manusia, yang diberi rezeki dari yang baik, sehat lagi dimasak. 7 Di sisi lain Allah swt mencela manusia, diantaranya seperti yang terdapat dalam Al qur’an Surat Ibrahim: ayat, 34
(٣٤ )اﺑﺮاھﯿﻢ Sesungguhnya manusia benar-benar zhalin dan kufur.” (QS.Ibrahim; 34 8
Begitu juga dalam surat al-‘Adhiyat ayat : 6 (٦ )اﻟﻌﺎد ﯾﺎ ت 6
Ibid,hlm, 435
7 8
Syofyanhadi, Ibid.
Op-cit, hlm, 385
4 Sesungguhnya manusia terhadap Tuhanya benar benar ingkar. (QS.Al Adhiat;6) 9 Betapa manusia tidak berhak disebut zhalim dan ingkar, karena Allah swt telah memberikan semua fasilitas dunia untuk mereka. Namun, mereka tetap saja tidak puas dengannya, berlaku tamak’, rakus, sombong, serta tidak mau sujud kepada Allah swt. Suatu sikap buruk manusia adalah bahwa dia tidak pernah senang dan betah dalam satu keadaan. Ketika Allah swt memberikan hujan, mereka gelisah dan meminta panas. Saat diberikan panas mereka tetap gelisah, dan meminta hujan begitulah seterusnya. Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt. Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak menjelaskan asal-usul kejadian manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran hanya menjelaskan mengenai prinsip-prinsipnya saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5.10 Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsure kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun
9
Soenarjo, Ibid, hlm, 454
10
Syofyanhadi, Ibid
5 tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Manusia yang sekarang ini, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara permatozoa dengan ovum.11 Manusia
dikaruniai Allah suatu kualitas keutamaan yang
membedakan dirinya dengan makhluk lain. Dengan keutamaan itu, manusia makhluk
berhak mendapat penghormatan dari pada makhluk lain. Sebagai utama
dan
ciptaan
terbaik
Tuhan,
serta dengan bekal
kemampuan yang dimiliki, manusia diberi tugas sebagai khalifatullah fil ard {yakni menjadi wakil Allah di muka bumi. 12
Agar mampu menyelesaikan
tugasnya sebagai khalifah, manusia dibekali berbagai keistimewaan dan potensi yang telah tergambar dalam kisah perjalanannya menuju tempat tugasnya. Keistimewaan inilah yang dalam Islam dikenal dengan istilah fitrah. M Quraish Shihab salah seorang mufassir Indonesia berpendapat bahwa fitrah manusia adalah kejadiannya sejak semula atau bawaan sejak lahir. Namun fitrah manusia itu sendiri tidak hanya terbatas pada fitrah keagamaan saja, meskipun kepercayaan akan adanya Yang Maha Kuasa adalah fitri dalam jiwa dan akal manusia dan tidak dapat diganti dengan yang
lain. Manusia
berjalan dengan
kakinya adalah fitrah jasadiyah,
manusia dapat menarik kesimpulan melalui premis-premis adalah fitrah akliyah. Dan senang apabila mendapat kebahagiaan adalah fitrahnya. 13
11
Aguspurnomosite,Manusia dalam pandangan al qur’an, https://aguspurnomosite.wordpress.com/2012/08/13/manusia-dalam-pandangan-al-quran/ 12
Baharuddin dan Moh Makin, Pendidikan Humanistik; Konsep, Teori, dan Aplikasi Praktis dalam Dunia Pendidikaan (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2007), hal. 63. 13
M Quraish Shihab, Wawasan Al Qur’an; Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 1998), hal. 284.
6 Dengan adanya proses pendidikan manusia dapat memperoleh pengetahuan dapat
yang
dapat menjadikan potensinya berkembang. Sehingga
dikatakan bahwa perkembangan potensi manusia tidak dapat
dipisahkan dari proses berpengetahuan. Atas dasar uraian diatas penulis tertarik untuk mengkaji ayat-ayat Al Qur’an tentang kejadian manusia
dan pengaruhnya terhadap Pendidikan
Ahklaq yang kami beri judul ‘Kajian Ayat-Ayat Al Qur’an Tentang Kejadian Manusia Sebagai Dasar Pendidikan Akhlaq. B. Penegasan Istilah Agar tidak timbul salah pengertian ataupun salah penafsiran dari judul penelitian ini, maka penulis perlu jelaskan mengenai istilah-istilah sebagai berikut: 1. Kajian Ayat-ayat Al Qur’an Kajian adalah hasil mengkaji14 mempelajari, memeriksa, menyelidiki, menelaah
15
, sedangkan Ayat-ayat adalah; beberapa kalimat yang
merupakan kesatuan maksud yang sebagai bagian dari surah dalam kitab suci Qur’an 16. Al Qur’an disebut juga al Kitab, adalah wahyuwahyu yang diturunkan Tuhan kepada Rasul Nya, dengan perantaraan Malaikat Jibril, untuk di sampaikan kepada manusia 17 Sedangkan dalam penelitian ini yang di maksud adalah Kajian ayat-ayat alqur’an tentang kejadian manusia sebagai dasar pendidikan Akhlaq.
14
http://kamusbahasaindonesia.org/kajian, 20 Desember 2014
15
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, cet.4, 1993, hlm, 378 16
Ibid, hlm, 59
17
Hamka, Tafsir Al Azhar, Juzu 1,Jakarta, Pustaka Panjimas1982, hlm, 7
7 2. Pendidikan Akhlaq Pendidikan
menurut Soegarda Poerbakawaca, yang dikutip oleh
Abuddin Nata,
adalah
semua
perbuatan dan usaha manusia dari
generasi tua untuk memberikan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya dan ketrampilannya kepada generasi muda untuk melakukan
fungsi
hidupnya dalam
pergaulan bersama sebaik-
baiknya.18Dan menurut Abuddin Nata yang mengutip dari Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan
yang
ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan
manusia. Pendidikan berarti memelihara hidup tumbuh ke arah kemajuan, tidak boleh melanjutkan keadaan kemarin menurut alam kemarin.19 Akhlaq berasal dari bahasa Arab yang menurut bahasa berarti” budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat20 . Akhlak pada dasarnya adalah
keadaan
jiwa
yang
mendorongnya
untuk
melakukan
perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu).21 C. Rumusan Masalah Dengan mencermati dari pemaparan latar belakang di atas, maka untuk memberikan
sketsa
pemahaman
yang
terarah,
maka
penulis
menyimpulkan beberapa rumusan masalah, sebagai berikut; 1.
Bagaimana Kejadian Manusia menurut Ayat-ayat didalam Al qur’an?
2.
Bagaimana Kejadian Manusia menurut Ayat-ayat didalam Al qur’an
18
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2004), hlm.10.
19
Ibid, hlm, 9
20
Mustofa, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka setia, 1999, Cet, 2 revisi, hlm, 11
21
Ibid, hlm, 1
8 kaitannya dengan Dasar Pendidikan Akhlaq?. D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan. a.
Untuk mengetahui Kejadian Manusia dalam Ayat-ayat Al qur’an.
b.
Untuk mengetahui Dasar - dasar Pendidikan Akhlaq kaitannya dengan Kejadian manusia.
2. Manfaat Penelitian a.
Teoritis; memberikan wacana dan pemahaman tentang kejadian manusia melalui Kajian ayat-ayat alqur’an kaitannya dengan Dasar pendidikan akhlaq.
b.
Praktis;
secara akademis dapat memberikan konsep tentang
kajian ayat-ayat alqur’an tentang kejadian manusia kaitannya dengan dasar Pendidikan akhlaq,Sedangkan khalayakramai
dapat
kejadian manusia,
memahami
sehingga
secara
non-
akademis,
kajian ayat al qur’an tentang
dapat menerimanya secara terbuka
(open self). E. Kajian Pustaka Kajian Penelitian sebelumnyaPertama, Penelitian yang dilakukan oleh Ahmat Sakhowi Amin, IAIN Walisongo Semarang (2011)dengan judul; Kajian Ayat-Ayat Al-Qur’an Yang Berhubungan Dengan Perkembangan Embrio Pada Manusia, hasil penelitiannya menyatakan bahwa
kodrat
manusia berada di antara naluri dan nurani, dan dalam rentetan itulah dia berprilaku. Fungsi intelegensia dapat dilejitkan eksistensi manusia ke yang lebih tinggi. Namun, intelegensi saja tidak cukup, melainkan harus dengan
9 nurani yang berfungsi. Yang sangat jelas bahwa ayat-ayat itu sengaja menunjukkan kemahakuasaan Allah untuk membangkitkan manusia dari alam kubur. Kejadian manusia yang digambarkan al-Qur'an demikian pentingnya diintegrasikan dalam mata pelajaran biologi. Dengan mengkaji ayat al-Qur'an yang diintegrasikan dalam pembelajaran biologi maka peserta didik bisa lebih menghayati tentang proses pertumbuhan manusia. Kedua, Deden Indiarto, Stain Salatiga, (2007), dengan judul skripsi “Pendidikan Akhlak dalam al-Qur‟an dalam surat ad-Dhuha ayat 9 sampai 11, menyimpulkan bahwa konsep pendidikan akhlak dalam al-Qur‟an bahwa tingkah laku atau perbuatan, dinilai baik dan buruk, terpuji dan tercela, semata-mata karena syara‟ (Al-Qur‟an dan As-Sunnah). Contoh mengasuhi anak yatim dan dermawan merupakan sifat terpuji. Begitu pula sebaliknya menzalimi anak yatim, kikir, merupakan sifat tercela. Nilai pendidikan akhlak dalam surat ad-Dhuha ayat 9 sampai 11 sebagai berikut: a) larangan menghardik anak yatim, b) larangan menolak dengan kasar orang yang meminta-minta, c) anjuran untuk bersyukur atas nikmat Allah. Para mufasir Ibnu Katsir dan Al-Maraghi bersepakat mengatakan bahwa surat ad-Dhuha diturunkan kepada Rasulullah sebagai hiburan untuknya, dalam surat ini Allah berjanji tidak akan membencinya, dan Allah akan memberi dua kabar gembira kepada Rasulullah, kabar pertama bahwasanya Allah akan menambah kemuliaan beliau, dan yang kedua bahwa Allah akan memberi apa yang dicita-citakan oleh Rasulullah. Adapun skripsi yang secara khusus membahas tentang kajian ayatayat Alqur’an tentang kejadian manusia sebagai dasar pendidikan akhlaq
10 sejauh yang diketahui belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan kajian tentang masalah tersebut.Namun demikian penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian yang telah ada tersebut. Oleh karena itu, penelitian-penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya mempunyai makna yang sangat penting bagi penelitian ini, karena jika tidak ada penelitian yang mendahului niscaya peneliti ini tidak mungkin dapat dilakukan dengan baik. Apabila terdapat penelitian yang mirip atau bahkan sama dengan penelitian yang penulis angkat, hal ini merupakan ketidaktahuan dan keterbatasan pengetahuan penulis. Semoga hasil penelitian ini menjadi pelengkap, tambahan dan pendukung penelitian mengenai kejadian manusia dan pendidikan akhlak. F. Metode Penelitian Untuk mencapai tujuan dari sebuah Penelitian, maka Metode memiliki peran
penting
dalam satu
pembahasan.
Obyek pembahasan adalah satu keharusan karenapenyelidikan ilmiah danmengembangkan
Keserasian untuk
Metode
sampai
pada umumnya bertujuan untuk
serta
dengan ketujuan,
menemukan
menguji kebenaran suatu pengetahuan.
22
Untukpenyusunan skripsi ini, metode yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Penelitian ini obyek
merupakan
utamanya
library research
buku-buku
lainnya.23 Berdasarkan
kepustakaan
tujuannya
Penelitian
yaitu dan
penelitian
yang
literatur-literatur
ini termasuk
22
basic
Sutrisno Hadi, Metodologi Research 1,(Yayasan Penerbit Rake Sarasin, 1981), hal. 3.
23
Sutrisno Hadi, Metodologi Research 1, (Yogyakarta: Andi Offset, 1997), hal. 9.
11 research,
yaitu penelitian
dalam
rangka
memperluas dan
memperdalam pengetahuan secara teoritis. 24 Jadi dalam penelitian ini, penulis berusaha
untuk
menganalisis
suatu
kajian
ayat-ayat
Al
qur’antentang Kejadian Manusia kaitannya dengan dasar pendidikan akhlaq dengan rujukan
pokok
pada
buku-buku
kepustakaan
dan
literatur-literatur, yang ada kaitannya dengan kajian di atas. 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatantematik (maudlu>’i). Yaitu seuatu pendekatan yang mencoba menafsirkanayatayat al-Qur’an yang memiliki kesamaan arah dan tema. Dalam hal iniadalah ayat-ayat al qur’an tentang Kejadian manusia. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: a.
Menetapkan masalah yang akan dibahas (topik).
b.
Menghimpun Ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut.
c.
Menyusun urutan-urutan ayat terpilih sesuai dengan perincian masalahdan
atau
masa
turunnya,
sehingga
terpisah
antara
periode Makka danMadinah. d.
Memahami korelasi (munasabat) masing-masing ayat dengan surah-surah
dimana
ayat
tersebut
tercantum
(setiap
ayat
berkaitan dengantema sentral pada suatu surah). e.
Menyusun out line pembahasan dalam kerangka yang sempurna sesuaidengan hasil studi masa lalu, sehingga tidak diikutkan hal-hal yangtidak berkaitan dengan pokok masalah.
f.
24
Mempelajari
Hermawan Warsito, PustakaUtama, 1997), hal. 9.
semua
Pengantar
ayat
yang
Metodologi
terpilih
secara
Penelitian,
keseluruhan
(Jakarta:
Gramedia
12 dan
ataumengkompromikan antara yang umum dan khusus,
yang mutlak danrelatif dan lain-lain, sehingga kesemuanya bertemu dalam muara tanpaperbedaan atau pemaksaan dalam penafsiran. g.
Menyusun kesimpulan penelitian yang dianggap sebagai jawaban Al-Qur’an terhadap masalah-masalah yang dibahas.25
3. Metode Pengumpulan Data Sebagai Penelitian Literatur
(library
research),
maka
Penulismengumpulkan data yang sesuai yang terdiri atas: a.
Sumber Primer Sumber primer berupa kitab suci Al qur’an.
b.
Sumber Sekunder Yaitu
sumber
yang
dapat
mendukung
sumber
primer
sebagaibahan penulisan skripsi. Sumber sekunder ini barasal dari buku-buku,skripsi, jurnal dan artikel, terutama yang membahas tentang kejadian manusia kaitannya dengan dasar pendidikan akhlaq. 4. Metode Analisis Data Data yang telah terkumpul, terseleksi dan tersusun sedemikian rupauntuk selanjutnya dianalisis. Pada tahap analisis setidak-tidaknya ada tigalangkah atau tahap yang harus dilalui dalam penelitian ini, yaitu reduksidata (data reduction), panyajian data menarikkesimpulan (conclusion drawing). dengan membaca
26
(data
Reduksi data
dan memahami terhadapdata-data
terkumpul baik itu
berupa
ayat-ayat
display),
yang
dan
dilakukan sudah
yang akandiangkat maupun
data-data lain yang bisa mendukung.Setelah
reduksi
data,
langkah
25
Quraish Shihab, dkk., Sejarah & ‘Ulum Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001), hal. 193-194. 26
Imam Syafi’ie, Konsep Ilmu Pengetahuan Dalam Al-Qur’an, (Yogyakarta: UII Press, 2000), hal. 21.
13 selanjutnya adalah penyajian data,jadi data yang sudah ada dan telah
melalui
disajikan
untuk
makna yang digunakan dan
proses
pembacaan
dianalisis,
danpemahaman
dan
tadi,
kemudian
diterangkanmengenai arti atau
terkandung di dalamnya. Adapun polaanalisis
adalah
deduktif.
yangberangkat
dengan Metode
dari
pendekatan induktif
fakta-fakta
pola
adalah
pikir
metodeinduktif
metode
khusus
yang
pembahasan
kemudian
ditarik
kesimpulan yang bersifat umum.27 Sedangkan metode deduktif adalah metode pembahasanyang berangkat dari pengetahuan yang sifatnya umum kemudian ditarik kepada peristiwa khusus.28 Adapun
penarikan
daninterpretasi
kesimpulan,
terhadap
data-data
didasarkan yang
dari
sudah
hasil
terkumpul,
diskusi pada
akhirnyapeneliti berusaha menarik kesimpulan-kesimpulan. G. Sistematika Pembahasan Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penulisan skripsi ini,maka
penulis
akan
membuat
sistematika
pembahasan.
Uraian
sistematikapembahasan ini terbagi dalam tiga pembahasan, yakni sebagai berikut. Bagian Awal akan berisi antara lain; Halaman Judul , Pernyataan , Motto, Persembahan, Pengesahan, Nota Pembimbing,
Abstraksi, Kata
Pengantar dan Daftar Isi . dan selanjutnya akan berupa Bab-bab dan sub babbab sebagai berikut; Bab I : Pendahuluan akan berisi antara lain; Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka , Metode Penelitian , Sistematika Penulisan Skripsi 27
Sutrisno Hadi, Ibid, hal. 36.
28
Ibid, hal. 42.
14 Bab II : Kejadian Manusia Dan Pendidikan Akhlaq, Asal Usul Kejadian Manusia, Teori-Teori Yang Berhubungan
Dengan
Kejadian
Manusia , Dasar-Dasar Pendidikan Akhlaq, Tujuan Pendidikan Akhlaq, metode Pembinaan Akhlaq. Bab III: Ayat – Ayat Alqur’an Tentang Kejadian Manusia Dan Pendidikan Akhlaq Berisi Antara Lain: A.
Ayat-ayat Al Qur’an tengang Kejadian manusia 1. Surat Al Mu’minun 12 - 14 2. Surat AzZumar 6
B.
Ayat Al-Qur’an tentang Pendidikan akhlaq 1. Surat Al Hujurat 11 – 13 2. Surat Luqman 12 - 19 Bab IV: Analisis Tentang Kejadian Manusia Dalam Al-Qur’an
Sebagai Dasar Pendidikan Akhlaq, akan membahas tentang; Analisis tentang asal kejadian manusia dalam al-Qur'an sebagai dasar pendidikan akhlaq, Integrasi ayat-ayat al qur\an tentang kejadian manusia dengan ayatayat tentang dasar-dasar pendidikan akhlaq Bab V : Penutup berisi antara lain Simpulan , Saran-Saran , Penutup , Daftar Pustaka, Daftar Lampiran, Daftar Riwayat Hidup
15 BAB. II KAJIAN TEORI TENTANG KEJADIAN MANUSIA DAN PENDIDIKAN AKHLAQ A. Asal Usul Kejadian Manusia Al-quran menyatakan dengan tegas bahawa manusia diciptakan dari tanah dengan berbagai istilah seperti debu (Surah Ali Imran: 59), tanah kering dan lumpur hitam (Surah Al-hijr: 28), tanah liat (Surah Ashshafat: 11), sari pati tanah (Surah Al-shad: 71) dan sebagainya. Semasa penciptaan Adam, Allah telah berfirman bahawa “Jadilah,maka jadilah ia” (Surah Ali Imran: 59). Oleh itu, proses kejadian manusia menurut Al-Quran adalah lebih sahih dan relevan karena mempunyai bukti yang kukuh. Setalah berpandukan pada (Surah Al-A’la: 1-3), penciptaan atau kejadian manusia terbagimenjadi tiga (3). Hal ini telah menjadi titik tolak kepada proses kejadian manusia dan menunjukkan tanda-tanda kemuliaan manusia.1 Pertama, Allah telah menciptakan manusia pertama daripada tanah (Adam). Kedua, penciptaan manusia kedua daripada bahan baku manusia pertama (Hawa). Ketiga, penciptaan manusia daripada bahan baku manusia pertama (Adam) dan manusia kedua (Hawa). Oleh itu, kita sebagai anak cucu Adam haruslah berasa bangga kerana kita ini daripada sebaik- baik kejadian dan lebih mulia daripada makhluk yang lain. Dalam Surah Al-Qiyamah (75 : 37-39),penciptaan manusia terbahagi menjadi empat (4) tahap.2 Allah telah menyatakan bahawa manusia terjadi daripada percampuan Nutfah. Nutfah ialah air mani. Air mani ini terdiri daripada air mani lelaki dan perempuan. Allah telah berfirman dalam Al-Quran melalui (surah Al-
1
Dr Maurice Bucaille.1992.Asal-usul Sains.Bandung:Mizan., hlm, 34 2
Manusia
Menurut
Bibel
Syahminan..Mengenal Manusia Lewat Al-Qur’an.Bina Ilmu, 1984, hlm, 20
15
Al-Qur’an
16 Insan:2). Mafhumnya: Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia daripada setetes air mani yang bercampur yang kami (hendak menguji dengan perintah dan larangan).3 Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya :
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14). Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :
"Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan.
Sesungguhnya
seorang
diantara
kamu
dikumpulkannya
pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)4
3
http://az-esei-jan2010.blogspot.com/2010/03/proses-kejadian-manusia-menurut-al.html, di akses pada tanggal 20 Mei 2015. 4
Bukhâry, Abu Abdillâh, Sahîh al-Bukharî, Juz. I, (Beirut: Dâr al-Fikr, 1410 H/1990 M). hlm, 102
17 B. Teori Yang Berhubungan Dengan Kejadian Manusia Berbicara tentang asal-usul kejadian manusia mengharuskan kita untuk berbicara tentang asal-usul kehidupan dan hidup. Teori pertama yang dapat dikenali dari Aristotle (384-322M) yang disebut sebagai teori Abiogenesis atau Generasio Spontanea. Menurut teori ini, semua yang hidup muncul secara terus menerus dari yang mati atau materi. Namun teori ini di ragui oleh Lazardo Spanlazani, Frencesco Redi (dari Itali) dan Louise Pasteur (dari Perancis), berhasil membuktikan bahawa makhluk hidup tidak dari materi yang mati. Semenjak itu, pada tahun 1860, telah muncul teori baru yang menyatakan bahwa semua makhluk yang hidup berasal dari yang hidup sebelumnya (omne vivum ex vivo).5 Setelah itu, munculnya teori evolusi dari Charles Darwin(1809-1882). Pada hakikatnya merupakan kelanjutan sahaja dari teori “omne vivum ex vivo”. Menurut Charles Robert Darwin pada tahun 1800-1882 bahwa hewan, tumbuhan, dan juga manusia merupakan hasil perubahan evolusi dari makhluk hidup yang sangat sederhana pada awal kehidupan di bumi, yang secara perlahan-lahan melalui proses penurunan dengan modifikasi yang akhirnya berkembang menjadi spesies organisme di muka bumi ini, termasuk di dalamnya adalah kejadian manusia.6 Khusus tentang kejadian manusia, menurut teori evolusi Darwin, manusia adalah hewan atau binatang yang lebih maju dibandingkan hewan atau spesies lain. Pada tahun 1842 Darwin telah menyusun kerangka teorinya dalam sebuah buku yang setebal 250 halaman yang telah diselesaikan pada tahun 1844, yang kemudian ia beri judul The Origin of the Species by Means of Natural Selection pada tahun 1859 dan buku lain dengan judul The Origin
5
http://nasrullahrahman.blogspot.com/2013/05/asal-usul-manusia-menurut-pandangan.html
6
http://adisuryadi-pendidikan.blogspot.com/2011/06/ asal-usul-manusia.html
18 of Men pada tahun 1871 yang kemudian terkenal dengan istilahTeori Evolusi Darwin.7 Berkaitan dengan asal-usul kehidupan, Darwin secara ringkas memaparkan bahwa: 1. Kehidupan berasal dari zat-zat organik yang secara bertahap mengalami perubahan menjadi makromolekul organik yang diperkirakan bermula dari lautan. 2. Evolusi kimia dimulai dari atmosfer purba dengan beraksinya bahan-bahan anorganik
dengan
energi
dari
halilintar
membentuk
senyawa
makromolekul sebagai komponen-komponen pembentuk sel. 3. Makromolekul-makromolekul akan terkonsentrasi di cekungan secara progresif, akibat kondisi yang relatif kering dengan bantuan ATP dan enzim-enzim terjadi percepatan reaksi sehingga terbentuk membran struktural serta ibril internal sebagai bagian sel primitif yang merupakan kemungkinan terbentuknya kehidupan pada tahap pertama kali. 4. Kemungkinan dimulainya evolusi dari laut ke darat dengan menggunakan analogi perkembanganinvertebrata dari air ke darat. 5. Perkembangan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu lama dari bentuk sederhana menuju bentuk yang kompleks. 6. Mekanisme evolusi dilaksanakan melalui seleksi alam oleh peristiwa mutasi gen yang terjadi secara acak dan tidak terduga pada tigkat suatu populasi.8 Teori Darwin berdasarkan atas seleksi alam yang dapat menghasilkan perubahan besar pada organisme setelah waktu yang lama bahkan pada suatu saat tertentu dapat menghasilkan spesies baru. Dia juga mengatakan bahwa
7
http://rosmana12.blogspot.com/2009/02/asal-mula-manusia-teori-evolusi-dan-al.html
8
http://bebibandel.blogspot.com/2010/02/makalah-asal-usul-manusia.html
19 semua organisme yang meliputi seluruh tumbuhan dan hewan yang ada dan pernah ada berkembang dari beberapa atau bahkan satu satu bentuk yang sangat sederhana melalui proses penurunan dengan modifikasi melalui seleksi alam. Evolusi dalam pengertian-pengertian di atas adalah sebatas hipotesis ilmiah tanpa bukti, atau justru sekedar perkiraan yang kemudian diangkat menjadi kebenaran ilmiah oleh para pendukungnya dan diterima begitu saja oleh masyarakat umum lewat kediktatoran intelektual serta keyakinan yang membabibuta masyarakat pada integritas moral ilmuwan. Seiring dengan perkembangan dunia ilmu Pengetahuan modern, teori Darwin ini lambat laun digugurkan oleh para ilmuwan-ilmuwan modern yang disebabkan karena kegagalan Darwin dalam menjelaskan proses mekanisme transdormasi gen dari DNA kera menjadi manusia. Sungguh sangat gempar dan ironis bagi para ilmuwan dan kita pada saat ini yang telah lama belajar mendalami ilmu dan konsep teorinya. Hal ini dapat dilihat melalui dalam diagram yang dibuat oleh Washburn (tahun 1960). Persoalan jika benar manusia berasal dari kera mengapa manusia tidak berubah menjadi kera dan begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itu, manusia dan kera berbeda dan teori ini tidak relevan. C. Dasar-Dasar Pendidikan Akhlaq, Islam merupakan agama yang sempurna, sehingga setiap ajaran yang ada dalam Islam memiliki dasar pemikiran, begitu pula dengan pendidikan akhlak. Adapun yang menjadi dasar pendidikan akhlak adalah al-Qur.an dan al-Hadits, dengan kata lain dasar-dasar yang lain senantiasa dikembalikan kepada al-Qur.an dan al-Hadits. Di antara ayat al-Qur.an yang menjadi dasar pendidikan akhlak adalah, seperti ayat di bawah ini: (Q.S. Luqman;17)
20
Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Q.S. Luqman;17) 9 Mengingat kebenaran al-Qur.an dan al-Hadits adalah mutlak, maka setiap ajaran yang sesuai dengan al-Qur.an dan al-Hadits harus dilaksanakan dan apabila bertentangan maka harus ditinggalkan. Dengan demikian berpegang teguh kepada al-Qur.an dan sunnah Nabi akan menjamin seseorang terhindar dari kesesatan. Sebagaimana hadits Rasul yang diriwayatkan dari Abu Hurairah: yang artinya; Dikabarkan dari Abu Bakar bin Ishak al-Fakih diceritakan dari Muhammad bin Isa bin Sakr al-Washiti diceritakan dari Umar dan Dhabi diceritakan dari shalih bin Musa ath-Thalahi dari Abdul Aziz bin Rafi dari putra Shalih dari Abu Hurairah r.a ia berkata, Rasulallah SAW bersabda: Aku tinggalkan pada kalian dua (pusaka), kamu tidak akan tersesat setelah (berpegang) pada keduanya, yaitu Kitab Allah dan sunnahKu dan tidak akan tertolak oleh haudh.10 Sebagaimana telah disebutkan bahwa selain al-Qur.an, yang menjadi sumber pendidikan akhlak adalah hadits. Hadits adalah segala sesuatu yang yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, 9
Soenarjo,Ibid, hlm,
10
93.
Imam Hakim, Mustadrak .alash Shahihain, (Beirut: Dar al-Kutb ak-.Arabi, tt), Juz. I, h.
21 perbuatan, pernyataan (taqrir) dan sebagainya. Ibn Taimiyah memberikan batasan, bahwa yang dimaksud hadits adalah sesuatu yang disandarkan kepada Rasulallah SAW sesudah beliau diangkat menjadi Rasul, yang terdiri atas perkataan, perbuatan, dan taqrir. Dengan demikian, maka sesuatu yang disandarkan kepada beliau sebelum beliau menjadi Rasul, bukanlah hadits. Hadits memiliki nilai yang tinggi setelah al-Qur.an, banyak ayat al-Qur.an yang mengemukakan tentang kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul-Nya. Oleh karena itu, mengikuti jejak Rasulallah SAW sangatlah besar pengaruhnya dalam pembentukan pribadi dan watak sebagai seorang muslim sejati. Dari ayat serta hadits tersebut di atas dapat dipahami bahwa ajaran Islam serta pendidikan akhlak mulia yang harus diteladani agar menjadi manusia yang hidup sesuai dengan tuntutan syari.at, yang bertujuan untuk kemashlahatan serta kebahagiaan umat manusia. Sesungguhnya Rasulallah SAW adalah contoh serta teladan bagi umat manusia yang mengajarkan serta menanamkan nilai-nilai akhlak yang sangat mulia kepada umatnya. Sebaikbaik manusia adalah yang paling mulia akhlaknya dan manusia yang paling sempurna adalah yang memiliki akhlakal-karimah. Karena akhlak al-karimah merupakan cerminan dari iman yang sempurna. D. Tujuan Pendidikan Akhlak Mengenai tujuan pendidikan akhlak:
Secara umum ada dua
pandangan teoritis mengenai tujuan pendidikan, masing-masing dengan tingkat keragamannya tersendiri. Pandangan teoritis yang pertama beorientasi kemasyarakatan, yaitu pandangan yang menganggap pendidikan sebagai sarana utama dalam menciptakan rakyat yang baik. Pandangan teoritis yang
22 kedua lebih berorientasi kepada individu, yang lebih memfokuskan diri pada kebutuhan, daya tampung dan minat pelajar. 11 Berangkat dari asumsi bahwa manusia adalah hewan yang bermasyarakat (social animal) dan ilmu pengetahuan pada dasarnya dibina dia atas dasar-dasar kehidupan bermasyarakat, mereka yang berpendapat kemasyarakatan berpendapat bahwa pendidikan bertujuan mempersiapkan manusia yang bisa berperan dan bisa menyesuaikan diri dalam masyarakatnya masing-masing. Berdasarkan hal ini, tujuan dan target pendidikan dengan sendirinya diambil dari dan diupayakan untuk memperkuat kepercayaan, sikap, ilmu pengetahuan dan sejumlah keahlian yang sudah diterima dan sangat berguna bagi masyarakat. Sementara itu, pandangan teoritis pendidikan yang berorientasi individual terdiri dari dua aliran. Aliran pertama berpendapat bahwa tujuan utama pendidikan adalah mempersiapkan peserta didik agar bisa meraih kebahagiaan yang optimal melalui pencapaian kesuksesan kehidupan bermasyarakat dan berekonomi. Aliran kedua lebih menekankan peningkatan intelektual, kekayaan dan keseimbangan jiwa peserta didik. Menurut mereka, meskipun memiliki persamaan dengan peserta didik yang lain, seorang peserta didik masih tetap memiliki keunikan dalam pelbagai segi.12 Terlepas dari dua pandangan di atas maka tujuan sebenarnya dari pendidikan akhlak adalah agar manusia menjadi baik dan terbiasa kepada yang baik tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan dan latihan yang dapat melahirkan tingkah laku sebagai suatu tabiat ialah agar perbuatan yang timbul dari akhlak baik tadi dirasakan sebagai suatu 11
Wan Mohammad Nor Wan Daud, Filsafat Islam dan Praktek Pendidikan Islam Seyd M. Naquib a-Attas, (Bandung: Mizan, 2003), Cet. I, hlm. 163. 12
Ibid, hlm. 165.
23 kenikmatan bagi yang melakukannya. Menurut Said Agil tujuan pendidikan adalah .membentuk manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, maju dan mandiri sehingga memiliki ketahanan rohaniah yang tinggi serta mampu beradaptasi dengan dinamika perkembangan masyarakat.13 Hal senada juga dikemukakan oleh Muhammad Athiyah al-Abrasi, beliau mengatakan bahwa .tujuan pendidikan akhlak adalah untuk membentuk orangorang yang bermoral baik, berkemauan keras, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku serta beradab.14 Dengan kata lain maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan akhlak; pertama, supaya seseorang terbiasa melakukan yang baik, indah, mulia, terpuji serta menghindari yang buruk, jelek, hina dan tercela. Kedua supaya interaksi manusia dengan Allah SWT dan dengan sesama makhluk lainnya senantiasa terpelihara dengan baik dan harmonis. Esensinya sudah
tentu
untuk
memperoleh
yang
baik,
seseorang
harus
membandingkannya dengan yang buruk atau membedakan keduanya. Kemudian setelah itu, harus memilih yang baik dan meninggalkan yang buruk. Agar seseorang memiliki budi pekerti yang baik, maka upaya yang dilakukan adalah dengan cara pembiasaan sehari-hari. Dengan upaya seperti ini seseorang akan nampak dalam perilakunya sikap yang mulia dan timbul atas faktor kesadaran, bukan karena adanya paksaan dari pihak manapun. Jika dikaitkan dengan kondisi di Indonesia saat ini, maka akhlak yang baik akan mampu menciptakan bangsa ini memiliki martabat yang tinggi di mata Indonesia sendiri maupun tingkat internasional.
13
Said Agil Husin al-Munawwar, Aktualisasi Nilai-Nilai Qur.ani dalam SistemPendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), Cet. II, h. 15. 14
Muhammad Athiyyah al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pendidikan Islam, terj, Bustami Abdul Ghani, (Jakarta: Bulan Bintang, 1994), Cet. III, h. 103. 19
24 E. Metode Pembinaan Akhlak Berbicara mengenai masalah pembinaan dan pembentukan akhlak sama dengan berbicara mengenai tujuan pendidikan. Karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah pembentukan dan pembinaan akhlak mulia. Ada dua pendapat terkait dengan masalah pembinaan akhlak. Pendapat pertama mengatakan bahwa akhlak tidak perlu dibinan. Menurut aliran ini akhlak tumbuh dengan sendirinya tanpa dibina. Akhlak adalah gambaran bathin yang tercermin dalam perbuatan. Pendapat kedua mengatakan bahwa akhlak adalah hasil dari pendidikan, latihan, pembinaan dan perjuangan keras serta sungguh-sungguh. Menurut Imam Ghazali seperti dikutip Fathiyah Hasan berpendapat .sekiranya tabiat manusia tidak mungkin dapat dirubah, tentu nasehat dan bimbingan tidak ada gunanya. Beliau menegaskan . sekiranya akhlak itu tidak dapat menerima perubahan niscaya fatwa, nasehat dan pendidikan itu adalah hampa.15 Namun dalam kenyataanya di lapangan banyak usaha yang telah dilakukan orang dalam membentuk akhlak yang mulia. Lahirnya lembagalembaga pendidikan dalam rangka pembinaan akhlak akan semakin memperkuat pendapat bahwa akhlak memang perlu dibina dan dilatih. Karena Islam telah memberikan
perhatian yang besar dalam rangka membentuk
akhlak mulia. Akhlak yang mulia merupakan cermin dari keimanan yang bersih. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, metode diartikan dengan cara yang teratur dan terpikirkan baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Adapun metode pendidikan akhlak adalah:
15
Fathiyah Hasan Sulaiman, Sistem Pendidikan Versi al-Ghazali, (Bandung: al-Ma.arif, 1986), Cet. I, h. 66.
25 1.
Metode Keteladanan Yang dimaksud dengan metode keteladanan yaitu suatu metode pendidikan dengan cara memberikan contoh yang baik kepada peserta didik, baik di dalam ucapan maupun perbuatan.16
Keteladanan
merupakan salah satu metode pendidikan yang diterapkanRasulallah dan paling banyak pengaruhnya terhadap keberhasilan menyampaikanmisi dakwahnya.
Ahli
pendidikan
banyak
yang
berpendapat
bahwa
pendidikandengan teladan merupakan metode yang paling berhasil guna. Abdullah Ulwanmisalnya sebagaimana dikutip oleh Hery Noer Aly mengatakan bahwa .pendidikakan merasa mudah mengkomunikasikan pesannya secara lisan. Namun anakakan merasa kesulitan dalam memahami pesan itu apabila pendidiknya tidakmemberi contoh tentang pesan yang disampaikannya.17 Hal ini disebabkan karena secara psikologis anak adalah seorang peniru yang ulung. Murid-murid cenderung meneladani gurunya dan menjadikannya sebagai tokoh identifikasi dalam segala hal. 2.
Metode Pembiasaan Pembiasaan menurut M.D Dahlan seperti dikutip oleh Hery Noer Aly merupakan .proses penanaman kebiasaan. Sedang kebiasaan (habit) ialah caracara bertindak yang persistent, uniform dan hampir-hampir otomatis (hampir tidak disadari oleh pelakunya).18 Pembiasaan tersebut dapat dilakukan untuk membiasakan pada tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan pola pikir. Pembiasaan ini bertujuan untuk mempermudah melakukannya. Karena seseorang yang 16
20Syahidin, Metode Pendidikan Qur.ani Teori dan Aplikasi, (Jakarta: CV Misaka Galiza, 1999), Cet. I, h. 135. 17
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam ., h. 178.
18
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam ., h. 134.
26 telah mempunyai kebiasaan tertentu akan dapat melakukannya dengan mudah dan senang hati. Bahkan sesuatu yang telah dibiasakan dan akhirnya menjadi kebiasaan dalam usia muda itu sulit untuk dirubah dan tetap berlangsung sampai hari tua. Maka diperlukan terapi dan pengendalian diri yang sangat serius untuk dapat merubahnya. 3.
Metode Memberi Nasihat Abdurrahman al-Nahlawi sebagaimana dikutip oleh Hery Noer Aly mengatakan bahwa yang dimaksud dengan nasihat adalah .penjelasan kebenaran dan kemaslahatan dengan tujuan menghindarkan orang yang dinasihati dari bahaya serta menunjukkannya ke jalan yang mendatangkan kebahagiaan dan manfaat.19 Dalam metode memberi nasihat ini pendidik mempunyai kesempatan yang luas untuk mengarahkan peserta didik kepada berbagai kebaikan dan kemaslahatan umat. Di antaranya dengan menggunakan kisah-kisah Qur.ani, baik kisah Nabawi maupun umat terdahulu yang banyak mengandung pelajaran yang dapat dipetik.
4.
Metode Motivasi dan Intimidasi Metode motivasi dan intimidasi dalam dalam bahasa arab disebut dengan uslub al-targhib wa al-tarhib atau metode targhib dan tarhib. .Targhib berasal dari kata kerja raggaba yang berarti menyenangi, menyukai dan mencintai. Kemudian kata itu diubah menjadi kata benda targhib yang mengandung makna suatu harapan untuk memperoleh kesenangan, kecintaan dan kebahagiaan yang mendorong seseorang sehingga timbul harapan dan semangat untuk memperolehnya.20
19 20
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam., h. 190.
Syahidin, Metode Pendidikan., h. 121.
27 Metode ini akan sangat efektif apabila dalam penyampaiannya menggunakan bahasa yang menarik dan meyakinkan pihak yang mendengar. Oleh hendaknya pendidik bisa meyakinkan muridnya ketika menggunakan metode ini. Namun sebaliknya apabila bahasa yang digunakan kurang meyakinkan maka akan membuat murid tersebut malas memperhatikannya. Sedangkan tarhib berasal dari rahhaba yang berarti menakut-nakuti atau mengancam. Menakut-nakuti dan mengancamya sebagai akibat melakukan dosa atau kesalahan yang dilarang Allah atau akibat lengah dalam menjalankan kewajiban yang diperintahkan Allah. 21
Penggunaan metode motivasi sejalan dengan apa yang ada dalam
psikologi belajar disebut sebagai law of happines atau prinsip yang mengutamakan suasana menyenangkan dalam belajar.22Sedang metode intimidasi dan hukuman baru digunakan apabila metode-metode lain seperti
nasihat,
petunjuk
dan
bimbingan
tidak
berhasil
untuk
mewujudkan tujuan. 5.
Metode Persuasi Metode persuasi adalah meyakinkan peserta didik tentang sesuatu ajaran dengan kekutan akal. .Penggunaan metode persuasi didasarkan atas pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang berakal. Artinya Islam memerintahkan kepada manusia untuk menggunakan akalnya dalam membedakan antara yang benar dan salah serta atau yang baik dan buruk.23 Penggunaan metode persuasi ini dalam pendidikan Islam menandakan bahwa pentingnya memperkenalkan dasar-dasar rasional
21
Syahidin, Metode Pendidikan Qur.ani., h. 121.
22
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam., h. 197.
23
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam., h. 193.
28 dan logis kepada peserta didik agar mereka terhindar dari meniru yang tidak didasarkan pertimbangan rasional dan pengetahuan. 6.
Metode Kisah Metode kisah merupakan salah satu upaya untuk mendidik murid agar mengambil pelajaran dari kejadian di masa lampau. Apabila kejadian tersebut merupakan kejadian yang baik, maka harus diikutinya, sebaliknya apabila kejadian tersebut kejadian yang bertentangan dengan agama Islam maka harus dihindari. Metode ini sangat digemari khususnya oleh anak kecil, bahkan sering kali digunakan oleh seorang ibu ketika anak tersebut akan tidur. Apalagi metode ini disampaikan oleh orang yang pandai bercerita, akan menjadi daya tarik tersendiri. Namun perlu diingat bahwa kemampuan setiap murid dalam menerima pesan yang disampaikan sangat dipengaruhi oleh tingkat kesulitan bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, hendaknya setiap pendidik bisa memilih bahasa yang mudah dipahami oleh setiap anak. Lebih lanjut an-Nahlawi menegaskan bahwa dampak penting pendidikan melalui kisah adalah: Pertama , kisah dapat mengaktifkan dan membangkitkan kesadaran pembaca tanpa cerminan kesantaian dan keterlambatan sehingga dengan kisah, setiap pembaca akan senantiasa merenungkan makna dan mengikuti berbagai situasi kisah tersebut sehingga pembaca terpengaruh oleh tokoh dan topik kisah tersebut. Kedua interaksi kisah Qur.ani dan Nabawi dengan diri manusia dalam keutuhan realitasnya tercermin dalam pola terpenting yang hendak ditonjolkan oleh al-Qur.an kepada manusia di dunia dan hendak mengarahkan perhatian pada setiap pola yang selaras dengan kepentinganya.
29 Ketigakisah-kisah
Qur.ani
mampu
membina
perasaan
ketuhanan melalui cara-cara berikut: 1) Mempengaruhi emosi , seperti takut, perasaan diawasi, rela dan lain-lain. 2) Mengarahkan semua emosi tersebut sehingga menyatu pada satu kesimpulan yang menjadi akhir cerita. 3) Mengikutsertakan unsur psikis yang membawa pembaca larut dalam setting emosional cerita sehingga pembaca, dengan emosinya, hidup bersama tokoh cerita. 4) Kisah Qur.ani memiliki keistimewaan karena, melalui topik cerita, kisah dapat memuaskan pemikiran, seperti pemberian sugesti, keinginan, dan keantusiasan, perenungan dan pemikiran.24 Selain metode-metode tersebut di atas terdapat metode-metode lainnya antara lain metode amtsal, metode Ibrah dan Mauizah, metode tajribi (latihan pengalaman) dan metode hiwar.
24
Abdurrahman, An-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat, (Bandung: CV. Diponegoro, 1992), Cet. II, h. 242.
30
BAB III AYAT – AYAT ALQUR’AN TENTANG KEJADIAN MANUSIA DAN PENDIDIKAN AKHLAQ A. Ayat-ayat Al Qur’an Tentang Kejadian manusia 1. Surat Al Mu’minun Ayat 12 - 14 Asbab an-nuzul Surat al-Mu'minun sebagaimana keterangan ImamJalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin as-Suyuti bahwa Imam Hakim telah mengetengahkan sebuah hadis melalui sahabat Abu Hurairah r.a.,bahwasanya Rasulullah SAW. bilamana melakukan salat selalu mengangkat pandangannya ke langit. Maka turunlah ayat ini: "Yaitu orang-orang yang khusyuk dalam salatnya". Maka sejak saat itu Rasulullah SAW. menundukkan kepalanya jika sedang mengerjakan salat. Hadis ini diketengahkan pula oleh Ibnu Murdawaih, hanya lafaznya mengatakan bahwa Rasulullah SAW. Menolehkan pandangannya, sedangkan ia dalam salat .1 Proses pertumbuhan dan kejadian manusia ditegaskan dalam Surah Al-Mu 'minun ayat 12-14.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani dalam tempat yang kokoh. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lain segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami 1
30
Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin as-Suyuti, Tafsir Jalalain, juz 2, (Kairo: Dâr al-Fikr, t.th), hlm. 243.
31 jadikan dia makhluk yang lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.2(QS. Al-Mu 'minun ayat 12-14) Allah SWT menceritakan permulaan kejadian manusia yang dibentuk dari saripati tanah, yaitu Adam a.s. Allah menciptakan Adam dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. AlA'masy telah meriwayatkan dari Al-Minhal ibnu Amr, dari Abu Yahya, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:3...dari suatu saripati (berasal) dari tanah... (Al-Mu'minun: 12). Yakni dari saripati air. Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna min sulalatin, artinya dari air mani anak Adam. Ibnu Jarir mengatakan, sesungguhnya manusia pertama dinamakan Adam karena ia diciptakan dari tanah liat. Qatadah mengatakan bahwa Adam diciptakan dari tanah liat. Pendapat ini lebih jelas pengertiannya dan lebih mendekati konteks ayat, karena sesungguhnya Adam diciptakan dari tanah liat, yaitu tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Hal ini berarti Adam diciptakan dari tanah, seperti yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kalian dari tanah, kemudian tiba-tiba kalian (menjadi) manusia yang berkembang biak. (Ar-Rum: 20).4
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa'id, telah menceritakan kepada kami Auf, telah menceritakan
2
Soenaryo, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang : Toha Putra, 1978), hlm. 527
3
Ismâ'îl ibn Kasîr al-Qurasyî al-Dimasyqî, Tafsîr al-Qur’an al-Azîm., (Beirut: Dâr alMa’rifah, 1978), juz 3, hlm. 1268. 4
Soenaryo, ibid, hlm. 327
32 kepada kami Usamah ibnu Zuhair, dari Abu Musa, dari.Nabi Saw. yang telah bersabda: Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari segenggam tanah yang diambil dari seluruh bumi, maka Bani Adam muncul sesuai dengan tabiat tanah; di antara mereka ada yang berkulit merah, ada yang berkulit putih, ada yang berkulit hitam, serta ada yang campuran di antara warnawarna tersebut; dan ada yang buruk ada yang baik, ada pula yang campuran di antara baik dan buruk. Abu Daud dan Turmuzi telah meriwayatkannya melalui berbagai jalur dari Auf Al-A'rabi dengan lafaz yang semisal dan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.5 Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani… (Al-Mu'minun: 13). Damir yang terdapat di dalam ayat ini kembali kepada jenis manusia, sama halnya dengan apa yang terdapat di dalam ayat lain melalui firman-Nya: …dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). (AsSajdah: 7-8). Yakni air mani yang lemah. Sama dengan yang disebutkan oleh firman-Nya: Bukankah Kami menciptakan kalian dari air yang hina, kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang hokoh (rahim). (AlMursalat: 20-21). Yaitu rahim, karena rahim memang telah diciptakan untuk itu.Sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kamilah
sebaik-baik
yang menentukan. (Al-Mursalat:
22-
23).Maksudnya, masa yang telah dimaklumi dan batas waktu yang telah ditentukan hingga bentuknya menjadi kokoh, dan mengalami perubahan darisuatu keadaan kepada keadaan yang lain dan dari suatu bentuk kepada 5
Ismâ'îl ibn Kasîr al-Qurasyî al-Dimasyqî, Tafsîr al-Qur’an al-Azîm, juz 18, hlm. 20- 21.
33 bentukyang lain. Karena itulah dalam ayat berikut ini disebutkan oleh Firman-Nya:Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah... (AlMu'minun:14). Yakni kemudian Kami jadikan air mani yang terpancarkan dari tulangsulbi laki-laki dan dari tulang dada perempuan segumpal darah mereka yangberbentuk memanjang. Ikrimah mengatakan bahwa 'alaqah adalah darah.6 Maulana Muhammad Ali dalam tafsirnya terhadap Surah al-Mu 'minun ayat 12menafsirkan bahwa di sini terciptanya manusia disusur-galurkan sampai kembali kepadatanah, karena benih manusia yang ada dalam sperma adalah sari makanan, yang diambil daritanah yang sudah berbentuk apa saja.6.…lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging… (Al-Mu'minun; 14).Yaitu berupa segumpal daging yang tidak berbentuk dan tidak pulaberalur....…dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. (Al- Mu'minun: 14).7 Artinya, Kami beri bentuk sehingga mempunyai kepala, dua tangandan dua kaki berikut tulang-tulangnya, otot-ototnya, dan uraturatnya. Ulamalain membacanya 'azman, bukan 'izdman, menurut Ibnu Abbas artinya tulangsulbi. Di dalam kitab sahih disebutkan melalui Abuz Zanad, dari AlA'rajdari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. Pernah bersabda:Semua jasad anak Adam hancur kecuali bagian bawah dari tulangpunggungnya, karena dari tulang itu dia diciptakan dan dari tulang itu pula diaakan dibangkitkan kembali.....lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging... (Al-Mu'minun: 14).Yakni Kami jadikan baginya daging yang menutupinya, mengikatnyadan memperkuatnya.….Kemudian 6
Maulana Muhammad Ali, The Holy Qur'an, (Qur'anSuci, Terjemah dan Tafsir), (Jakarta: Darul Kutubil Islamiyah, 1986), hlm. 868 7
Soenaryo, Op-cit, hlm. 527
34 Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain… (Al-Mu'minun: 14).Yaitu kemudian Kami tiupkan ke dalam tubuhnya roh, hingga ia dapatbergerak hidup dan menjadi makhluk lain yang mempunyai pendengaran,penglihatan,
perasaan,
gerak,
dan
getaran....…Maka
Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik... (Al-Mu'minun: 14).Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Aliibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Musafir, telahmenceritakan kepada kami Yahya ibnu Hassan, telah menceritakan kepadakami An-Nadr ibnu Kasir mania Bani Hasyim, telah menceritakan kepadakami Zaid ibnu Ali, dari ayahnya, dari Ali ibnu Abu Talib r.a. yangmengatakan, bahwa apabila nutfah (di dalam rahim) telah menjalani masaempat bulan, Allah memerintahkan malaikat untuk meniupkan roh ke dalamjanin yang berada di dalam tiga kegelapan (tiga lapis pelindungnya).
8
Yangdemikian itulah
makna yang dimaksud oleh firman-Nya:…Kemudian Kami jadikan did makhluk yang (berbentuk) lain... (Al-Mu'minun:14)Yakni Kami tiupkan roh ke dalamnya. Telah diriwayatkan pula dariAbu Sa'id Al-Khudri, bahwa makna yang dimaksud ialah peniupan roh kedalam tubuh janin. Ibnu
Abbas
mengatakan
sehubungan
dengan
maknafirman-
Nya:…Kemudian Kami jadikan did makhluk yang (berbentuk) lain... (AlMu'minun:14). Maksudnya, Kami tiupkan roh ke dalam tubuhnya. …Kemudian Kami
jadikan
dia
makhluk
yang
(berbentuk)
lain...
(Al-
Mu'minun:14).9Yaitu Kami pindahkan dari suatu keadaan kepada keadaan yang lainhingga terlahirlah ia dalam rupa bayi. Lalu ia tumbuh menjadi anak-anak,kemudian mencapai usia balig, lalu menjadi dewasa, dan selanjutnyamemasuki usia tua, kemudian usia pikun. Telah diriwayatkan 8
Ismâ'îl ibn Kasîr al-Qurasyî al-Dimasyqî, Tafsîr al-Qur’an al-Azîm, juz 18, hlm. 23.
9
Soenaryo, Op-cit,, hlm. 527.
35 dari Qatadahdan Ad-Dahhak hal yang semisal. Pada garis besarnya tidak adapertentangan
di
antara
pendapat-pendapat
tersebut,
karena
sesungguhnyasejak ditiupkan roh ke dalam tubuh si janin, maka dimulailah perubahanperubahanitu dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain. Hanya AllahlahYang Maha Mengetahui.Setelah menceritakan keadaan orang-orang
yang
berbahagia
danberuntung,
selanjutnya
Allah
menceritakan permulaan dan kesusahan merekaserta kesudahan selain mereka di antara umat manusia. Ayat-ayat inimenunjukkan keagungan pemberian Allah dan menganjurkan manusia untukmemiliki sifat-sifat terpuji dan segala taklif. Selanjutnya, Allah menjelaskanbahwa semua itu berkesudahan pada suatu batas, yaitu hari kiamat pada harikalian dibangkitkan dan dihisab, atas amal yang telah kalian perbuat. Jikaamal itu baik, maka balasannya pun baik; dan jika buruk, maka balasannyaburuk pula. 2.
Surat az-Zumar Ayat 6 Asbab an-nuzul Surat az-Zumar ada penjelasan dalam Tafsir Jalalain, bahwa Juwaibir telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan Asbibun Nuzul ayat ini. Ibnu Abbas r.a. telah menceritakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan tiga kabilah, yaitu:Amir, Kinanah, dan Bani Salamah. Mereka adalah orangorang yang menyembah berhala, dan mereka telah mengatakan: "Malaikatmalaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah", dan mereka telah mengatakan pula sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya ; Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. :10
10
Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin as-Suyuti, Tafsir Jalalain, juz 2, (Kairo: Dâr al-Fikr, t.th), hlm. 299.
36 Al qur’an Surat Az Zumar ayat, 6
Dia menciptakan kamu dari seorang diri Kemudian dia jadikan daripadanya isterinya dan dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan selain Dia; Maka bagaimana kamu dapat dipalingkan(Q.S. 39 Az-Zumar, 6),11
Dalam konteksnya dengan pendapat muffasirin terhadap Surat azZumar Ayat 6: Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan? Dia menciptakan kalian dari seorang diri... (Az-Zumar: 6). Yaitu menciptakan kalian dengan berbagai macam jenis, bahasa, warna kulit kalian dari seorang diri, yaitu Adam a.s. ...kemudian Dia jadikan darinya istrinya... (Az-Zumar: 6). Yakni Siti Hawa a.s. Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
11
Soenaryo, Al-Qur'an dan Terjemahnya, hlm. 746.
37
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak… (An- Nisa:1). Adapun firman Allah Swt.: ....dan Dia menurunkan untuk kalian
delapan ekor yang berpasangpasangan dari binatang ternak…. (Az-Zumar: 6). Maksudnya, Dia telah menciptakan bagi kalian dari binatang ternak delapan ekor yang berpasang-pasangan, seperti yang disebutkan di dalam surat Al-An'am dengan istilah samaniyata azwaj, yaitu sepasang dari domba, sepasang dari kambing, sepasang dari unta, dan sepasang lagi dari sapi.12 Firman Allah Swt.: ….Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu... (Az-Zumar: 6). Yakni menetapkan kejadianmu dalam perut ibumu. …kejadian demi kejadian… (Az-Zumar: 6). Kejadian seseorang dari kalian pada mulanya berbentuk nutfah, kemudian beralih bentuk menjadi 'alaqah, lalu menjadi segumpal daging,kemudian memberi bentuk dalam rupa daging, tulang, dan otot-otot serta uraturat, lalu ditiupkan roh ke dalam tubuhnya sehingga jadilah ia makhluk yang berbentuk lain. …Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik, (Al- XcMuminun:14). Firman Allah Swt.: …dalam tiga kegelapan... (Az-Zumar: 6).Yaitu kegelapan rahim, kegelapan pelapis ari-ari yang menjaga bayi, dan kegelapan perut ibu. Demikianlah menurut apa yang dikatakan oleh Ibnu 12
Ismâ'îl ibn Kasîr al-Qurasyî al-Dimasyqî, Tafsîr al-Qur’an al-Azîm, terj. Bahrun Abu Bakar, (Bandung: Sinar baru algensindo, 2003), juz, 23, hlm. 340
38 Abbas r.a., Mujahid, Ikrimah, Abu Malik, Ad-Dahhak, Qatadah, As-Saddi, dan Ibnu Zaid.13 Firman Allah Swt.: …Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah Tuhan kamu…(Az-Zumar: 6).Yakni Yang menciptakan langit, bumi, dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya, dan yang menciptakan kalian dan bapak moyang kalian adalah Allah, Tuhan Yang memiliki dan Yang mengatur kesemuanya itu. …Tidak ada Tuhan (yang wajib disembah) selain Dia... (Az-Zumar: 6) Artinya, ibadah itu hanyalah ditujukan kepadaNya semata, tiada sekutu bagi-Nya.…maka bagaimanakah kamu dapat dipalingkan?...(Az-Zumar: 6). Demikian penjelasan Ibnu Katsir, sejalan dengan itu al-Maraghi dalam
tafsirnya
mengetengahkan
pendapat
seorang
cendekiawan
terkemuka saat itu yaitu Abdul 'Aziz Ismail berkata dalam bukunya, AlIslam Wa Tibbul-Hadis(Islam dan Kedokteran modern) : Al-Qur'an mengajarkan kepada manusia bahwa janin mempunyai 3 selaput yang dia sebut zulumat (kegelapankegelapan) : yaitu selaput minbari, kharban dan selaput lafaif. Selaput-selaput itu tidak tampak kecuali dengan melakukan operasi yang teliti, dan tampak seolah-olah 1 selaput saja, bila dilihat dengan mata telanjang.14 B. Ayat-ayat Al Qur’an Tengang Pendidikan Akhlaq 1. Surat Al Hujurat ayat 11 - 13 Surat yang tidak lebih dari 18 ayat ini termasuk surat Madaniah, ia merupakan surah yang agung dan besar, yang mengandung aneka hakikat akidah dan syariah yang penting; mengandung hakikat wujud dan kemanusiaan. Hakikat ini merupakan cakrawala yang luas dan jangkauan yang jauh bagi akal dan kalbu. Juga menimbulkan pikiran yang dalam dan 13 14
Ahmad Mustafâ Al-Marâgî, Tafsîr al-Marâgî, Juz. 23, hlm. 270
.Ibid
39 konsep yang penting bagi jiwa dan nalar. Hakikat itu meliputi berbagai manhaj (cara) penciptaan, penataan, kaidah-kaidah pendidikan dan pembinaan. Padahal jumlah ayatnya kurang dari ratusan.15 Surat al-Hujurat berisi pentunjuk tentang apa yang harus dilakukan olehseorang mukmin terhadap Allah SWT, terhadap Nabi dan orang yang menentang ajaran Allah dan Rasul-Nya, yaitu orang fasik. Pada pembahasan ini dijelaskan apa yang harus dilakukan seorang mukmin terhadap sesamanya dan manusia secara keseluruhan, demi terciptanya sebuah perdamaian. Adapun etika yang diusung untuk menciptakan sebuah perdamaian dan menghindari pertikaian yaitu menjauhi sikap mengolokolok, mengejek diri sendiri, saling memberi panggilan yang buruk, suudhdhan, tajassus, ghibah, serta tidak boleh bersikap sombong dan saling membanggakan diri karena derajat manusia di hadapan Allah SWT sama. Berikut ini adalah bunyi lengkap surat al-Hujurat ayat 11-13: a) Al-Qur’an Surat Al Hujurat Ayat 11 Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiridan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah imandan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. Sebagai makhluk sosial, manusia mau tidak mau harus berinteraksi denganmanusia lainnya, dan membutuhkan lingkungan di mana ia berada. Iamenginginkan adanya lingkungan sosial yang ramah, peduli, santun, salingmenjaga dan menyayangi, bantu membantu, taat pada aturan/tertib, disiplin,menghargai hak-hak asasi 15
1Sayyid Qutbh, Tafsir Fi Zhilalil Qur.an, Terj. As.as Yasin, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), Cet. I, Jilid X, h. 407.
40 manusia dan sebagainya. Lingkungan yang demikianitulah yang memungkinkan
ia
dapat
melakukan
berbagai
aktivitasnya
dengantenang, tanpa terganggu oleh berbagai hal yang dapat merugikan dirinya. b) Al-Qur’an Surat Al Hujurat Ayat 12
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purbasangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Allah SWT melarang melakukan perbuatan buruk yang sifatnya tersembunyi. Dengan cara memerintahkan kepada hamba-Nya untuk menghindari buruk sangka terhadap sesama manusia dan menuduh mereka berkhianat pada apa pun yang mereka ucapakan dan yang mereka lakukan. Adapun dugaan yang dilarang dalam ayat ini adalah dugaan buruk yang dialamatkan kepada orang baik, sedangkan dugaan yang ditujukan kepada orang yang berbuat kejahatan/fasik adalah seperti yang nampak dalam kehidupan sehari-harinya. Orang-orang mukmin haruslah menjauhi buruk sangka terhadap orang-orang yang beriman dan jika mereka mendengar sebuah kalimat yang keluar dari mulut saudaranya yang mukmin, maka kalimat itu harus diberi tanggapan yang baik, ditujukan kepada pengertian yang 16
Soenarjo, Ibid
41 baik,
dan
jangan
sekali-kali
timbul
salah
faham,
apalagi
menyelewengkannya sehingga menimbulkan fitnah dan prasangka. Pada dasarnya setiap orang bebas dari asas praduga tak bersalah. Namun demikian, prasangka buruk itu hanya diharamkan terhadap orang yang disaksikan sebagai orang yang menutupi aibnya, saleh dan terkenal amanatnya.Adapun orang yang mempertontonkan diri sebagai orang yang gemar melakukan dosa, seperti orang yang masuk ke tempat-tempat pelacuran atau berteman dengan penyanyipenyanyi cabul, maka tidaklah diharamkan berburuk sangka terhadapnaya.17 Wahbah Zuhaili dalam Tafsir Munir mengatakan bahwa dhan (dugaan) itu terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu pertama dhan yang sifatnyawajib/diperintahkan oleh Allah SWT. Misalnya berbaik sangka kepada Allah dan orang-orang mukmin, ketika Allah memberikan suatu musibah maka seorang hamba harus menyadari bahwa hal tersebut merupakan kasih sayang Allah kepadanya. Karena bisa jadi ujian/musibah tersebut bertujuan untukmengangkat derajat atau menghapus dosanya. Kedua dhan yang dilarang/haram, misalnya berburuk sangka kepada Allah dan orang shaleh. Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa siapa saja yang berburuk sangka kepada saudaranya berarti orang tersebut telah berburuk sangka kepada Allah SWT. Ketiga dhan yang dianjurkan seperti berbaik sangka kepada saudaranya yang muslim, dan berburuk sangka jika
memang
yang
bersangkutan
telah
nampak
berbuat
kefasikan.18Ada juga dhan yang dibolehkan misalnya rincian hukum keagamaan. Pada umumnya atau dengan kata lain banyak dari hukum17
Quraish Shihab, Op-cit, h. 254.
18
Wahbah Zuhaili, Tafsir Munir ., h. 578
42 hukum tersebut berdasarkan kepada argumentasi yang interpretasinya bersifat zhanny/dugaan, dan tentu saja apa yang berdasar kepada duagaan hasilnya pun adalah dugaan. Dengan demikian berburuk sangka tidak akan memberikan manfaat sedikitpun, oleh karena itu seorang Muslim harus berusaha menghindari sifat buruk sangka tersebut. Dalam sebuah hadits dikisahkan seorang laki-laki bertanya, Amalan apakah yang dapat menghilangkan dari buruk sangka ya Rasulallah?. Rasulallah SAW bersabda, .Apabila kamu mendengki maka mohon ampunlah kepada Allah, dan apabila kamu berburuk sangka maka janganlah memeriksa benar tidaknya, dan apabila kamu menduga maka laksanakan saja rencanamu. Sesungguhnya prasangka (buruk) itu adalah dosa. 19 Ayat tersebut menjadi dasar larangan menduga, yakni dugaan yang tidak berdasar, adapun apabila ada bukti kuat yang mendukung dugaan seseorang makahal itu tidak mengapa. .Dugaan buruk dan tidak didukung dengan bukti kuat, hanya akan menguras energi seseorang, akibatnya pikiran akan habis untuk menduga sesuatu yang tidak berdasar. Tidak mengherankan apabila hidup tidak menjadi produktif dan menjadi sia-sia dikarenakan dugaan buruk tersebut.20 Dan janganlah mencari-cari kesalahan orang lain. Dalam ayat ini Allah SWT melarang dari memata-matai terhadap orang lain. Yakni upaya mencari tahu dengan cara tersembunyi yang disebut tajassus. ﺗﺠﺴﺴﻮاtajassasu terambil dari kata ﺟﺲ
dari sini mata-mata dinamai
ﺧﺎﺳﻮسjasus. Imam al-Ghazalimemahami larangan ini dalam arti, jangan tidak membiarkan orang beradadalam kerahasiahannya. Yakni setiap orang berhak menyembunyikan apayang enggan diketahui 19
37Abbas Ahmad Shiqr dan Ahmad Abdul Jawad, Jamiul Ahadits., Juz. IV, h. 157
20
Quraish Shihab, Op-cit, h. 255.
43 orang lain. Jika demikian jangan berusaha menyingkapapa yang dirahasiakannya itu. Mencari-cari kesalahan orang lain biasanyalahir dari
dugaan
negatif
terhadapnya,
karena
itu
ia
disebutkan
setelahlarangan menduga.21 Sedangkan Tahassus adalah mencari berita tentang orang lain dan apabila haltersebut diketahui oleh yang bersangkutan maka ia tidak senang. Tahassusbiasanya digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang berarti baik sekaligus jugayang jelek. Seperti firman Allah SWT ketika menceritakan tentang Ya.qub a.syaitu, Hai anakanakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dansaudaranya.Tidak adanya kepercayaan kepada orang lain, akan mendorong seseoranguntuk melakukan
tindakan batin berupa
prasangka buruk dan mendorongmelakukan tindakan lahir berupa tajassus .memata-matai.. .Islam membangunmasyarakatnya atas dasar kesucian lahir dan batin sekaligus. Oleh karena itu,larangan tajassus ini
dibarengkan
dengan
su.uzhzhan.
Dan,
sering
terjadi
bahwasu.uzhzhan menyebabkan tajassus.22 Sesungguhnya
ghibah
adalah
sebuah
keinginan
untuk
menghancurkan oranglain, menodai harga dirinya, kemuliaannya, dan kehormatannya, ketikamereka sedang tidak ada di hadapannya. Ini menunjukkan kelicikan dankepengecutan, karena ghibah sama dengan menusuk dari belakang. Ghibahmerupakan salah satu bentuk perampasan, ghibah merupakan tindakanmelawan orang yang tidak berdaya, ghibah merupakan tindakanpenghancuran. Karena dengan
21
Ibid, h. 255.
22
Yusuf Qardawi, Halal Haram dalam ..., h. 390.
44 melakukan ghibah, sedikit sekali lidahseseorang selamat dari mencela dan melukai hati orang lain.23 Namun demikian, ghibah tidaklah haram apabila untuk tujuan yang benarmenurut syara. yang tidak mungkin tujuan tersebut tercapai kecuali denganmelakukan ghibah. Adapun hal yang dimaksud adalah: 1) Meminta fatwa, yakni seseorang yang bertanya tentang hukum denganmenyebut kasus tertentu dengan memberi contoh. Ini seperti halnya seorangwanita yang bernama Hind meminta fatwa Nabi menyangkut suaminya yakniAbu Sufyan dengan menyebut kekikirannya. Yakni apakah sang isteri bolehmengambil uang suaminya tanpa sepengetahuan sang suami? 2) Menyebut keburukan seseorang yang memang tidak segan menampakkankeburukannya di hadapan umum. Seperti menyebut si A adalah pemabuk,karena memang dia sering minum di hadapan umum dan mabuk. 3) Menyampaikan keburukan seseorang kepada yang berwenang dengantujuan mencegah terjadinya kemungkaran. 4) Menyampaikan
keburukan
seseorang
sangatmembutuhkan informasi
tentang
kepada
siapa
yang
yang bersangkutan,
misalkan dalam konteksmenerima lamarannya. 5) Memperkenalkan seseorang yang tidak dapat dikenal kecuali denganmenyebut aib/kekurangannya. Misalnya .Si A yang buta sebelah itu.24
Dengan demikian ayat 12 di atas mengandung kesimpulan bahwa: 23
Yusuf Qardawi, Halal Haram Dalam ..., h. 394.
24
Quraish Shihab, Op-cit, h. 257.
45 1) Allah SWT melarang orang-orang yang beriman berburuk sangka,mencari-cari kesalahan orang lain, dan bergunjing. 2) Allah SWT memberi perumpamaan, orang-orang yang suka bergunjing ituseperti orang yang memakan daging saudaranya yang sudah mati. 3) Allah SWT memerintahkan supaya tetap bertakwa karena Dia adalahMaha Pengampun lagi Maha Penyayang.25 c) Al-Qur’an Surat Al Hujurat Ayat 13
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.26 Dan Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersukusuku.Kata ﺷﻌﻮبsyu.ub adalah bentuk jamak dari kata ﺷﻌﺐKata ini digunkanuntuk menunjuk kumpulan dari sekian kabilah yang biasa diterjemahkan sukuyang biasa merujuk kepada satu kakek. Qabilah pun terdiri dari sekian banyakkelompok keluarga yang dinamai .imarah, dan yang ini terdiri dari sekianbanyak kelompok yang
25
Ibid, h. 259
26
Soenarjo, op-cit, h. 932
46 dinamai bathn. Di bawah bathn ada sekian fakhdhingga akhirnya sampai pada himpunan keluarga yang terkecil.27 Supaya kamu saling mengenal. .Kata ta.arafu terambil dari kata .arafa yangberarti mengenal, kata yang digunakan dalam ayat ini mengandung makna timbalbalik, dengan demikian berarti saling mengenal..54 Upaya saling mengenal inidapat dilakukan dengan cara kembali kepada kabilahnya masing-masing dansaling menolong di antara sesama kerabat. Dengan demikian, ayat ini menjadialasan bahwa diciptakannya manusia adalah untuk saling mengenal dan tolongmenolong,
bukan
untuk
saling
membanggakan
dan
menyombongkan diri. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yangpaling bertakwa .Kata اﻛﺮﻣﻜﻢakramakum terambil dari kata ﻛﺮمkaruma yangpada dasarnya berarti yang baik dan istimewa sesuai objeknya. Manusia yang baikadalah manusia yang baik terhadap Allah, dan terhadap sesama makhluk.28 Ketakwaan merupakan sumber segala keutamaan, dengan demikian dapatdikatakan takwa adalah manifestasi dari .amal sedangkan ilmu adalah kemuliaan.Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa seseorang yang .alim adalah lebih dibencisyaithan dibanding seribu abid yang rajin beribadah tapi tidak memiliki ilmu.Ketakwaan merupakan buah dari pada ilmu, Allah SWT berfirman.Sesungguhnya orang yang paling takut kepada Allah adalah orang yang alim.maka tidaklah dikatakan takwa kecuali bagi orang yang berilmu.
27 28
Quraish Shihab, Op-cit, h. 261
Ibid., h. 262.
47 Dengandemikian ilmu dan ketakwaan merupakan dua hal yang saling menyatu dan tidakbisa dipisahkan. Orang .alim tetapi tidak bertaqwa adalah seperti pohon yangtidak berbuah, oleh karena itu pohon yang berbuah adalah lebih utama dibandingyang tidak berbuah, pohon yang tidak berbuah tidak memiliki banyak manfaatkecuali hanya sebatas untuk kayu bakar. Begitu pula orang .alim yang tidakbertaqwa hanya akan menjadi bahan bakar neraka.Manusia memiliki kecenderungan untuk mencari bahkan bersaing danberlomba menjadi yang terbaik. Banyak sekali manusia yang menduga bahwakepemilikan materi, kecantikan serta kedudukan sosial karena kekuasaan ataugaris keturunan, merupakan kemuliaan yang harus dimiliki dan karena itu banyakyang berusaha memilikinya. Tetapi bila diamati apa yang dianggap keistimewaandan sumber kemuliaan itu, sifatnya sangat sementara.
Bahkan
tidak
kebinasaan.
Jika
kemuliaan.
Kemuliaan
jarangmengantar
demikian
hal-hal
adalah
tersebut sesuatu
pemiliknya
pada
bukanlahsumber yang
langgeng
sekaligusmembahagiakan secara terus-menerus. .Kemuliaan abadi dan langgeng itu ada disisi Allah SWT dan untuk mencapainya adalah dengan mendekatkan diri kepada-Nya, menjauhi larangan-Nya, melaksanakan perintah-Nya serta meneladani sifatsifat-Nya sesuai kemampuan manusia. Itulah takwa, dan dengan demikian yangpaling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.29 Dengan demikian, ayat 13 surat al-Hujurat ini mengandung kesimpulanbahwa: 1.
Allah SWT menciptakan manusia dari seorang laki-laki (Adam) danseorang
29
Ibid, h. 263.
perempuan
(Hawa)
dan
menjadikan
manusia
48 berbangsa-bangsadan
bersuku-suku
supaya
mereka
saling
mengenal dan tolong menolong. 2.
Kemulian manusia tidak diukur dengan keturunannya, melainkan diukurdengan ketakwaannya kepada Allah SWT.30
2. Surat Luqman 12 - 19 a) Pendidikan syukur
Artinya: Dan Sesungguhnya Telah kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".(QS. Luqman: 12) Al-Hikmah bermakna kendali hewan. Dinamakan demikian karena pengendalianya dapat mengendalikannya dari keliaran dan sejenisnya, dan kata “pemilik hikmah” artinya hikmah itu mencegah pemiliknya dari akhlak jelek. Melihat beberapa pengertian di atas, sebenarnya makna hikmah dari sisi bahasa memiliki kedekatan arti, yaitu berdasar pada makna mengekang, karena orang yang memiliki hikmah mengekang dirinya dari perbuatan-perbuatan tercela. Al-Hikmah ( ) اﻟﺤﻜﻤﺔmenurut para etimolog mengandung arti yang banyak sekali, yaitu pemahaman, pengetahuan, kesabaran dan ketabahan, yang dapat mencegah seseorang dari kerusakan dan kehancuran, serta dapat meletakkan sesuatu pada tempatnya.31
30
Ibid, h. 263.
31
Ibid, hlm, 78
49 Syukur adalah menampakkan nikmat, yang artinya menggunakan nikmat pada tempat dan sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemberinya, serta menyebut-nyebut nikmat dan pemberianya dengan lidah. Syukur mencakup tiga sisi: pertama, syukur dengan hati, yaitu kepuasan batin atas anugerah. Kedua, syukur dengan lidah dengan mengakui anugerah dan memuji pemberinya. Ketiga, syukur dengan perbuatan, dengan memanfaatkan anugerah yang diperoleh sesuai dengan tujuan penganugerahanya.32 Kata syukur terambil dari kata ( ) ﺷﻜـﺮyang maknanya berkisar pada pujian atas kebaikan, serta penuhnya sesuatu. Syukur yang paling penting adalah syukur kepada Allah. Sebab Dialah pemberi segala kenikmatan kepada seluruh hambanya. Dan barang siapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya manfaat dari syukur itu kembali kepada dirinya. dan barang siapa yang kafir kepada nikmat Allah, maka dia sendiri yang akan menanggung akibat buruk kekafiran itu.Allah berfirman:
Artinya: “Dan tatkala Tuhan kamu memaklumi: “Sesungguhnya demi, jika kamu bersyukur pasti aku tambah kepada kamu dan jika kamu kufur sesungguhnya siksa-Ku amat pedih.” (QS.Ibrahim: 7). Kata ( ) ﻏﻨﻲghaniyyun atau maha kaya terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf-huruf ( )غghain, ( )نnun, ( )يya‟ yang maknaya berkisar pada dua arti, pertama menunjukan cukup dan, kedua suara.
32
hlm, 95
Zubaedi, 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
50 33
Kecukupan baik menyangkut harta maupun selainya. Dari sini lahir
kata ghaniyah, yaitu wanita yang tidak kawin dan merasa berkecukupan hidup di rumah orang tuanya, atau merasa cukup hidup sendiri tanpa suami, dan yang kedua adalah suara. Dari sini lahir kata mughanniy dalam arti penarik suara atau penyanyi. Sebab penyanyi mempunyai suara yang baik. b) Pendidikan keimanan
Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". ( QS. Luqman: 13 )
Al-qur‟an dalam menyebutkan anak ada kata ( ) اﺑﻦibn, ( )ﺑﻨﻲ bunayy, ( ) وﻟﺪwalad. Kata ibn berarti sesuatu yang lahir oleh sesuatu. Kata tersebut dapat berarti: a. Anak yang dijadikan oleh Allah menjadi ada karena adanya orang tua, b. Segala sesuatu yang dihasilkan dari satu arah atau dari pendidikan, c. Banyaknya pengabdian yang dilaksanakan sesuai dengan perintah. Kata ( )ﺑﻨﻲbunayy adalah tashghir dari ibn dapat berarti anak kecil, anak kandung, murid, atau anak didik, yang banyak mengabdi dan menaati perintah-perintah Allah. Kata ( ) وﻟﺪwalad berarti sebagai dasar kelahiran anak keturunan yaitu anak kandung atau anak secara biologis.Kata iman berasal dari bahasa Arab ( ) اﻣﻦamana, ( ) ﯾﺆﻣﻦ yu‟minu, ( ) اﯾﻤﺎنimana, berarti percaya. Bagi seseorang yang percaya atau beriman akan menjadi dirinya menjadi aman. 33
Shihab, M. Quraish, 2002. Tafsir al-Misbah, pesan, kesan, dan keserasian alQur‟an .Jakarta: LenteraHati.hlm, 123
51 Pendidikan keimanan berarti tidak syirik. Syirik arti katanya adalah sekutu atau persekutuan34. Syirik merupakan dosa yang paling besar yang tidak dapat diampuni. Musyrik adalah orang yang mempersekutukan, yaitu orang yang menganggap bahwa tuhan mempunyai sekutu.Allah berfirman:
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar. (QS.An-Nisa: 48).
Luqman menjelaskan kepada anaknya, bahwa perbuatan syirik itu merupakan kezaliman yang besar. Syirik dinamakan perbuatan yang zalim, karena perbuatan syirik berarti meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Yaitu menyamakan kedudukan Allah dengan berhalaberhala yang tidak mempunyai kenikmatan apapun. Luqman memberi nasehat sebagai belas kasih sayang dan cinta terhadap anaknya, nasehat pertama adalah bertauhid, menyembah Allah semata, dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, sesungguhnya menyekutukan Allah merupakan kezhaliman. 35 c)
Pendidikan berbakti kepada kedua orang tua
34
906 35
Harun Nasution, Islam Di Tinjau Dari Berbagai Aspeknya, Mizan bandung, 1992, hlm,
Rifa‟i, Muhammad Nasib, 2000. Kemudahan dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3. Jakarta: Gema Insani
52
Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan. (QS. AlLuqman: 14-15) Kata ( ) اﻻﻧﺴﺎنal-insan yang diterjemahkan dengan “manusia” terambil dari akar kata ( )اﻧﺲuns, yang berarti senang, “jinak” dan “harmonis‟, atau ia terambil dari akar kata ( )ﻧﺴﻲnis-y yang berarti “lupa”. Ada yang berpendapat dari ( )ﻧﻮسnawsun berarti bergerak dan dinamika36. Makna-makna di atas paling tidak memberikan gambaran tentang potensi atau sifat makhluk tersebut, yakni bahwa ia memiliki sifat lupa, kemampuan bergerak yang melahirkandinamika. Ia juga adalah makhluk yang selalu atau sewajarnya melahirkan rasa senang, harmonis dan kebahagiaan kepada pihak-pihak lain.Allah berfirman:
Dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya dan bukan ia orang yang sombong dan durhaka.” (QS.Maryam: 14). Allah berfirman:
Dan berbakti kepada ibuku dan Dia (Allah) tidak menjadi aku seorang yang sombong lagi celaka.” (QS.Maryam: 32). 36
Quraish Shihab, Tafsir Al-Qur‟an Al-Karim Tafsir atas Surat-surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu. Bandung: Pustaka Hidayahو1997, hlm, 87
53
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan amal yang dicintai oleh Allah. Mengingatkan betapa beratnya ibu ketika hamil dan menyusuhi maka bersyukurlah kepada Allah atas nikmat Islam dan Ihsan. Dan bersyukurlah kepada kedua orang tua atas nikmat pendidikan (mendidik) serta berbuat baik dan menjaga silaturrahim. Maka orang yang berbuat baikmpasti dibalas akan kebaikanya dan orang yang berbuat jelek akan dibalas atas kejelekanya. Pengecualian menaati perintah kedua orang tua, jika mereka (orang tua) memaksa terhadap apa yang tidak kamu ketahui hakekatnya, yaitu berbuat syirik kepada Allah. Tetapi tetaplah berbakti kepada keduanya selama tidak bertentangan dengan ajaran agama. Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik selama mereka hidup dan dalam urusan dunia. Merujuk pada al-Qur‟an dan Hadis. Rasulullah bersabda: yang Artinya: … dari Abu Hurairah r.a. katanya datang seorang laki-laki kepada Rasulullah, dan bertanya: “wahai Rasulullah siapa yang paling berhak saya pergauli? Jawab beliau: “Ibumu”. Tanya orang itu: sesudah itu siapa? Jawab beliau; “Ibumu”. Tanya: kemudian itu siapa lagi? Jawab beliau: “Ibumu”. Tanya: siapa lagi? Jawab beliau: kemudian itu bapakmu.37 Firman Allah:
Artinya: Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk 37
Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari al-Ju‟fiy, 552 H: 91
54 mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.(QS.Al-Ankabut: 8) Nasehat Luqman mengfokuskan ketaatan kepada Allah, dan mengingatkan bahwa taat kepada kedua orang tua merupakan bagian dari taat kepada Allah dan cerminan dari sifat ihsan (berbuat baik kepada sesama). d) Pendidikan Intelektual
(Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (QS. Luqman:16) Kata
ﷲ
ﺑﮭﺎ
ﯾﺄت
yang
berarti
(niscaya
Allah
akan
mendatangkanya) maksudnya, Dia kelak akan menghisabnya, yaitu memberi balasan. Ayat ini menggambarkan kuasa Allah melakukan perhitungan atas amal-amal perbuatan manusia di akhirat nanti. Setiap amal dan perbuatan sekecil apapun meskipun tersembunyi pasti akan mendapatkan balasan nanti di akhirat. Kata ( )ﻟﺘﯿﻒlathif terambil dari akar kata ( ) ﻟﺘﻒlathafa yang huruf-hurufnya terdiri dari ( )لlam, ( )طtha, dan ( )فfa. Kata ini mengandung makna lembut, halus, atau kecil. Dari makna ini lahir makna ketersembunyian dan ketelitian.38 Kata ( ) ﺧﺒﯿﺮKhabir, terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf-huruf ( )خkha‟, ( )بba‟ dan ( )رra‟ yang maknanya berkisar pada 38
Qurais shihab, Op-cit, hlm, 134
55 dua hal, yaitu pengetahuan dan kelemahlembutan. Khabir dari segi bahasa berarti mengetahui dan juga tumbuh yang lunak. Allah maha lembut, pengetahuan-Nya meliputi hal-hal yang tidak kelihatan, lagi Maha waspada, Dia mengetahui semua perkara yang tampak dan yang tidak tampak.39 Pendidikan intelektual ini sudah diperintahkan sejak wahyu yang pertama dalam QS.al-Alaq : 1-5) yang intinya mengajarkan : 1) Pentingnya pendidikan bagi umat manusia, sehingga perlu jenjang pendidikan yang berkelanjutan dan perlu diulang-ulang. 2) Membaca dan menulis dua komponen yang melahirkan proses pendidikan.
Melalui
bacaan,
manusia
mempunyai
ilmu
pengetahuan, baik yang tertulis maupun yang tidak. Sedangkan melalui tulisan, generasi terdahulu dapat mewariskan ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada generasi penerus. 3) Pendidikan
pada
hakikatnya
untuk
memperlihatkan
kemahabijaksanaan dan kemahamurahan Allah terhadap hambaNya. Hal ini tercermin dengan adanya pengajaran dari-Nya melalui pena.Allah berfirman :
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (QS. Al-„Alaq : 1-5) Keterangan dari al-Alaq menunjukan bahwa mancari ilmu hukumnya wajib. Hal ini diperkuat denga hadits :… dari Anas bin 39
Ibid, 135
56 Malik berkata, bersabda Rasulullah Saw : Mencari ilmu wajib bagi setiap muslim. 40 e) Pendidikan salat
Artinya: Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Luqman: 17) Shalat adalah salah satu bentuk ibadah ritual yang merupakan sarana bagi setiap orang untuk selalu merasa dekat dalam suasana komunikasi spiritual dengan Allah.41Dengan menjalin takarub tersebut, setiap orang akan dapat merasakan ketenangan dan ketenteraman dalam batinnya, begitu pula perbuatannya senantiasa terjaga dari perbuatan keji dan mungkar. Allah berfirman :
Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS.al-Ankabut : 45). Dalam salat mengandung ridha Allah, sebab orang yang
mengerjakannya berarti menghadap dan tunduk kepada-Nya. Dan di
40
Al-Khafidi Abu Abdillah Muhammad bin Yazid al- Qozwiny Ibnu Majah, 1997 : 220.
41
Zubaedi, op-cit, 87
57 dalam salat terkandung pula hikmah lainnya, yaitu dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Ma‟ruf adalah yang baik menurut pandangan umum suatu masyarakat dan telah mereka kenal luas, selama sejalan dengan kebajikan, yaitu nilai-nilai ilahi. Mungkar adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh mereka serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi. 42 Amar ma‟ruf nahi mungkar adalah perbuatan yang dilakukan kepada manusia untuk menjalankan kebaikan dan meninggalkan kemaksiatan dan kemungkaran, yaitu sebagai implementasi perintah Allah.Firman Allah:
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung. (QS.Ali-Imran: 104) f)
Pendidikan larangan takabur atau sombong
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS. Luqman: 18-19)
42
Quraish shihab, Op-cit, hlm, 137
58 Ayat di atas menjelaskan bahwa sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong kepada orang lain dan merasa kagum terhadap diri sendiri. Allah tidak menyukai orang-orang yang bermegah-megah terhadap manusia, baik dengan harta, kemuliaan, ataupun kekuatan. Karena itu, Allah melarang manusia untuk berlaku sombong. Karena sesungguhnya hal itu adalah jalan orang-orang yang murka dan sombong, yaitu mereka yang gemar melakukan kekejaman di muka bumi dan suka berbuat zhalim terhadap orang lain. Ayat
selanjutnya,
Luqman
menganjurkan
sederhana dalam berjalan dan melunakkan suara.
agar
anaknya
59
BAB IV ANALISIS TENTANG KEJADIAN MANUSIA DALAM AL-QUR’AN SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN AKHLAQ A. Analisis Tentang Asal Kejadian Manusia Dalam Al-Qur'an Sebagai Dasar Pendidikan Akhlaq Dalam berbagai ayat Al-Qur'an dinyatakan bahwa manusia pada awal perkembangannya diciptakan dari tetesan (nutfah). Tetesan (nutfah) semula diinterpretasi sebagai air mani (sperma atau spermatozoon). Namun interpretasi yang lebih tepat barangkali zigot yang terbagi dalam bentuk blastocyst(blastula) yang dibuahi dalam rahim (tempat yang aman dan kokoh) . Al-Qur'an juga telah membahas proses perkembangan embriologis tahap demi tahap pada periode ini. Menurut Al-Qur'an tetesan (nutfah) kemudian akan berkembang menjadi alaqah. Al-Qur'an juga telah membahas proses perkembangan embriologis tahap demi tahap pada periode ini. Kemudian tetesan (nutfah) itu menjadi alaqah, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan. (QS Al-Qiyamah [75]: 38-39). Dalam surat Al-Mukminun, Al-Qur'an menggambarkan perubahan bentuk, dari tahap embrio menuju tahap fetal sebagai berikut: ... Selanjutnya Kami jadikan makhluk yang berbentuk lain dari yang sebelumnya. Maha Suci Allah pencipta yang paling baik. (QS Al-Mukminun [23]: 14). Dalam tahap fetal, bentuk manusia telah dapat dikenali, berbeda daripada tahap embrio yang lebih menyerupai segumpal daging. Lebih lanjut perkembangan manusia diterangkan dalam ayat Al-Qur'an sebagaimana berikut ini: Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam 59
60 tubuhnya roh-Nya, dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, perasaan dan pemahaman (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur (AlSajdah[32]:29). Dengan gaya bahasa yang indah , al-Qur'an telah mengemukakan fasefase perkembangan janin semenjak permulaan kehamilan sampai saat kelahiran.
Dengan
kata
lain,
al-Qur'an
mengungkapkan
fase-fase
perkembangan janin di dalam rahim semenjak awal kehamilan saat salah satu sel sperma ayah membuahi sel telur ibu yang matang. Pembentukan tersebut dinamakan pembuahan, yang dalam bahasa al-Qur'an disebut setetes mani yang bercampur. Sekelompok mufassir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan manusia di sini ialah Adam. Mereka mengatakan bahwa air mani lahir daridarah yang terjadi dari makanan, baik yang bersifat hewani maupun yangbersifat nabati. Makanan yang bersifat hewani akan berakhir pada makananyang bersifat nabati, dan tumbuh-tumbuhan lahir dari saripati tanah dan air.Jadi, pada hakekatnya manusia lahir dari saripati tanah, kemudian saripati itumengalami perkembangan kejadian hingga menjadi air mani.1 Kemudian Kami jadikan keturunannya dari air mani yang terdapat pada tulang rusuk bapak, kemudian dilemparkan ke dalam rahim hinggamenetap di suatu tempat yang sangat kokoh sejak masa hamil sampai bersalin.Serupa dengan ayat tersebut ialah firman Allah:"Bukankah Kami menciptakan kalian dari air yang hina, kemudianKami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim)." (QS. Al-Mursalat. 77: 20-21). Kemudian Kami ubah air mani itu dari sifatnya yang kedua menjadisifat darah yang beku. Segolongan ahli tafsir berkata bahwa yang
1
Ahmad Mustafâ Al-Marâgî, Tafsîr al-Marâgî, Jilid. 18, Terj. Bahrun Abu Bakar,Hery Noer Ally, Anshari Umar Sitanggal, (Semarang: Toha Putra Semarang, 1993), hlm. 12
61 dikehendaki dengan manusia di siniialah anak Adam. Mereka berkata: "nuthfah-nuthfah itu adalah darah yang berasal darimakanan, baik daging ataupun tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan itu berasal dari zat-zatyang terdapat dalam tanah dan air. Maka manusia itu sebenarnya adalah berasal dari patitanah. Kemudian barulah diproses menjadi mani. Ada yang berkata, bahwa yang dikehendakidengan manusia di sini ialah Adam dan anak-anak keturunannya, bukan Adam saja dan bukananak keturunannya saja. Adam dijadikan oleh Allah dari tanah liat. Anak keturunannyadijadikan dari mani, mani ini dari darah, darah dari makanan, makanan baik tumbuhtumbuhanatau daging adalah berasal dari bumi, kalau begitu manusia secara mutlak dijadikandari tanah sebagai yang telah dinashkan oleh ayat sendiri 2.. Kemudian, darah beku itu Kami jadikan sepotong daging sebesar apa yang dapat dikunyah.3...Kemudian, segumpal daging itu Kami jadikan sedemikian rupa dan bagian-bagiannya Kami uraikan. Maka, bagiannya yang termasuk anasir dalam pembentukan tulang, Kami jadikan tulang; dan yang termasuk substansidaging, Kami jadikan daging. Sedangkan zat-zat makanan meliputi semua itu dan tersebar di dalam darah; Karena itu, Allah berfirman: Maka Kami jadikan daging itu sebagai penutupnya, dalam arti ia menutupi
tulang,
sehingga
menyerupai
pakaian
yang
menutupi
tubuh.Kemudian, Kami jadikan dia makhluk lain yang berbeda sama sekalidengan kejadiannya yang pertama, karena Kami meniupkan ruh padanyadan menjadikannya hewan setelah sebelumnya menyerupai benda matiyang bisa berbicara, mendengar dan melihat, serta Kami titipkan padanyasekian banyak keanehan, baik lahir maupun batin.4
2
M.Hasbi Ash Shiddiqy, Tafsir al Qur’an al Majid an Nur, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1995), hlm. 2640 3 4
Soenaryo, Al-Qur'an dan Terjemahnya, hlm. 527. Ahmad Mustafâ Al-Marâgî, Tafsîr al-Marâgî, Jilid. 18, hlm. 13.
62 Dalam surat Az zumar ayat 6 Allah menjelaskan, Dia menciptakan kamu
(Wahai semua manusia.) dari diri yang satu (Adam) kemudian
darinya Dia jadikan pasangannya. (Yaitu Hawa dari tulang rusuk Adam, agar Beliau (Adam) merasa tenteram dan tenang dengannya, dan kenikmatan pun menjadi sempurna dengannya) dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak(Yaitu unta, sapi, kambing dan domba, masing-masing ada jantan dan ada betina. Disebutkan hewan ternak secara khusus padahal Dia telah menurunkan berbagai maslahat untuk hambahamba-Nya baik berupa hewan maupun lainnya karena banyak manfaat hewan ternak itu, meratanya maslahatnya, dan karena keutamaannya. Di samping itu, hewan ternak itu (unta, sapi dan kambing) dikhususkan dengan hal-hal tertentu, seperti untuk kurban, hadyu, aqiqah, terkena zakat, dan dalam hal diat (denda). ) untukmu. (Setelah Dia menyebutkan tentang penciptaan nenek moyang kita (Adam dan Hawa), maka Dia menyebutkan awal penciptaan kita). Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian(Yaitu dari mani menjadi segumpal darah, lalu menjadi segumpal daging. Ketika itu tidak ada tangan manusia yang menyentuh dan tidak ada mata mereka yang melihat, Dia yang mengurus kamu di tempat yang sempit itu). dalam tiga kegelapan(Tiga kegelapan itu ialah kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim.). Yang (berbuat) demikian itu(Yakni yang telah menciptakan langit dan bumi, dan telah menundukkan matahari dan bulan, demikian pula telah menciptakan kamu dan menciptakan hewan ternak serta berbagai kenikmatan untukmu) adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang memiliki kerajaan. (Oleh karena tidak ada sekutu dalam rububiyyah-Nya (Dia sendiri yang mengatur alam semesta), maka tidak ada sekutu pula dalam uluhiyyah-Nya (Dia saja yang berhak
63 diibadahi).) Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia; maka mengapa kamu dapat dipalingkan(Dari beribadah hanya kepada-Nya menuju beribadah kepada selain-Nya.) 5 Quraish Shihab yang menjadikan figure nabi Muhammad SAW sebagai teladan pendidik akhlak, simple dalam mengkonsepkan pendidikan akhlak. Tidak sama dengan tokoh-tokoh pendidikan akhlak pendahulunya seperti Ibn ‘Arabi, Ibn Miskawaih dalam pembahasan akhlak mereka cenderung kepada tokoh yunani aristoteles, sangat teliti dan berangkat dari dunia ide. Misalnya ketika ibn Miskawaih membahas masalah pendidikan sebelum membahas pendidikan dia membahas tentang akhlak dahulu, sedangkan dasar pemikiran Ibn Miskawaih tentang akhlak berangkat dari konsep manusia itu sendiri. Di mana dalam diri manusia ada nas bahimiyah, nafs sabu’iyyah dan nafs nathiqah. Dan begitu juga berbeda dengan pemikiran imam al-Ghazali. Akhlak yang mulia, menurut Imam Ghazali ada 4 perkara; yaitu bijaksana, memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukkan kekuatan hawa nafsu) dan bersifat adil. Jelasnya, ia merangkumi sifat-sifat seperti berbakti pada keluarga dan negara, hidup bermasyarakat dan bersilaturahim, berani mempertahankan agama, senantiasa bersyukur dan berterima kasih, sabar dan rida dengan kesengsaraan, berbicara benar dan sebagainya. M. Quraish Shihab dalam kontruksi pemikiran filsafat etikanya yang sangat khas, yang melandasi konsepnya
tentang
bagaimana
mendidik
manusia.
Bertolak
dari
pandangannya, bahwa watak dan karakter manusia dapat berubah karena pengaruh-pengaruh dan faktor-faktor eksternal, misalnya lingkungan yang mengitarinya atau pola-pola pendidikan yang diperolehnya.
5
http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-zumar-ayat-1-8.html#sthash.qs1dm2Qh.dpuf
64 Kedua, karena Allah-lah yang telah memberikan perlengkapan panca indera, berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari, disamping anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia. Firman Allah : Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur. (QS, 16 : 78.) Ketiga, karena Allah-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah : Allah-lah yang menundukkan lautan untuk kamu supaya kapalkapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, supaya kamu dapat mencari sebagian dari karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari pada Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tandatanda (kekuasaan Allah) bagi kamu yang berpikir.(Q.S al-Jatsiyah :12-13 ). Keempat, Allah-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan, daratan dan lautan. Firman Allah : Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak cucu Adam, Kami angkut mereka dari daratan dan lautan, Kami beri mereka dari rizki yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. Sementara itu menurut pendapat Quraish Shihab bahwa titik tolak akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji; demikian agung sifat itu, jangankan manusia, malaikat pun tidak akan mampu menjangkaunya.6
6
M. Quraish Shihab, wawasan al-Qur’an, (Jakarta : Lentera hati), 262
65 B. Integrasi
Ayat-Ayat Al Qur\An Tentang Kejadian Manusia Dengan
Ayat-Ayat Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Akhlaq Dalam Al-Qur’an, manusia berulang kali diangkat derajatnya, dan berulang kali juga direndahkan. Manusia dinobatkan jauh mengungguli alam surga bahkan malaikat, tapi pada saat yang sama mereka tak lebih berarti dibandingkan dengan setan terkutuk dan binatang melata sekalipun. Manusia dihargai sebagai khalifah dan makhluk yang mampu menaklukan alam (taskhir). Namun, posisi ini bias merosot ke tingkat “yang paling rendah dari segala yang rendah” (asfala safilin).7 Gambaran
kontradiktif
menyangkut
keberadaan
manusia
itu
menandakan bahwa makhluk yang namanya manusia itu unik, makhluk yang serba dimensi, ada di antara predisposisi negative dan positif. Penciptaan manusia sebagai mahluk yang tertinggi sesuai dengan maksud dan tujuan terciptanya manusia, yaitu untuk menjadi khalifah. Dalam memahami manusia tentu harus dipedomani dengan pandangan Islam sebagai tolak ukur yang mendasar untuk mengetahui sesungguhnya apa hakikat manusia. Dalam pandangan Islam manusia tercipta dari dua unsur yaitu unsur materi dan non materi. Dapat disimpulkan bahwa manusia secara hakikatnya yang ditinjau dari kualitas dan kuantitas dalam pandangan pendidikan islam merupakan gabungan dua unsur yang terdiri dari unsur jasmani dan unsur rohani. Untuk menciptakan dengankeharmonisan,
masyarakat yang tenang, tertib dan penuh
Al-Qur’an merupakan pegangan yang tidak ada
keraguan didalamnya. Surat al-Hujurat merupakan salah satu surat yang mengatur tentang tata kehidupan manusia, untuk terciptanya sebuah masyarakat yang makmur. Salah satu kandungan yang terdapat dalam surat 7
Jalaluddin, dan Idi, Abdullah. FILSAFAT PENDIDIKAN : Manusia, Filsafat dan Pendidikan. (Jakarta Selatan: Gaya Media Pratama Jakarta. 1997). Hal. 95.
66 al-Hujurat berisi perintah untuk melakukan perdamaian (ishlah) setelah terjadinya
pertikaian,
serta
penjelasantentang
beberapa
hal
yang
menyebabkan terjadinya pertikaian sehingga umat Muslim diwajibkan untuk menghindarinya, demi untuk mencegah timbulnya pertikaian tersebut. Sebab pertikaian bukan merupakan ajaran Islam, terlebih lagi disebabkan oleh hal yang sederhana, seperti halnya mengolok-olok. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain. Yang dimaksud dengan orang-orang yang beriman adalah mereka
yang
membenarkan segala sesuatu yang diperintahkan Allah SWT dan juga RasulNya.8 Yusuf al-Qardawi mengatakan bahwa mengolok-olok itu dilarang karena didalamnya terdapat unsur kesombongan yang tersembunyi, tipu daya, dan penghinaan terhadap orang lain. Juga tidak adanya pengetahuan tentang tolak ukur kebaikan di sisi Allah. Sesungguhnya ukuran kebaikan di sisi Allah didasarkan kepada keimanan, keikhlasan, dan hubungan baik dengan Allah Ta.ala. Tidak diukur dengan penampilan, postur tubuh, kedudukan, dan harta.9 Larangan mengolok-olok orang lain juga ditegaskan dalam sebuah hadist yang Artinya : Dari Abdullah Ibn Masud ra., dari Nabi SAW beliau bersabda: .Tidak akan masuk surga seseorang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji Dzarrah seseorang
itu
dari sifat sombong.. Seseorang bertanya: Apakah
menyenangi
apabila
pakaian
dan
sandalnya
bagus?
.Sesungguhnya Allah Indah dan menyukai sesuatu yang indah. Kesombongan itu ialah mencampakkan kebenaran dan menghinakan manusia. (HR Tirmidzi)10 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ayat 11 surat al-Hujurat
8
Wahbah Zuhaili, Tafsir Munir, (Beirut: Dar al-Fikr, tt), Jilid. XIII, h. 585
9
Yusuf Qardawi, Halal Haram dalam Islam, (Jakarta: Akbar, 2004), Cet. I, h
10
Muhammad Jamil Aththar, Sunan Tirmidzi, (Beirut: Darul Fikr, 1994), Juz. III, h. 402
67 ini mengandung larangan khususnya bagi kaum mukminin dan mukminat: 1. Mengolok-olok orang lain 2. Mengejek diri kamu sendiri 3. Memanggil-manggil orang lain dengan gelar-gelar yang buruk.11 Secara fitrah manusia menginginkan “kesatuan dirinya” dengan Tuhan, karena itulah pergerakan dan perjalanan hidup manusia adalah sebuah evolusi spiritual menuju dan mendekat kepada Sang Pencipta. Tujuan mulia itulah yang akhirnya akan mengarahkan dan mengaktualkan potensi dan fitrah tersembunyi manusia untuk digunakan sebagai sarana untuk mencapai “spirituality progress”. Bahasan terakhir adalah mengenai nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam proses kejadian manusia. Segala sesuatu jika kita cermati pasti memiliki nilai-nilai dibalik sesuatu itu, dalam hal ini nilai-nilai pendidikan yang dimaksud. Dalam proses kejadian manusia yang merupakan inti dari bahasan ini, penulis menuliskan beberapa nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam proses tersebut, yaitu: 1. Kesabaran dan kedisiplinan Proses kejadian manusia dalam rahim ibu berlangsung secara bertahap, tidak langsung jadi. Tahapan-tahapan tersebut berlangsung secara teratur mulai dari nuthfah, menjadi darah terus menjadi segumpal daging hingga ditiupkan ruh kepadanya dan menjadi manusia. Itu semua menandakan kesabaran dan kedisiplinan, baik dalam waktu (tiap 40 hari) maupun proses perkembangannya. Di samping itu manusia dalam usaha untuk menghasilkan keturunan juga dituntut untuk bersabar. 2. Pasrah dan taat
11
Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah ..., Volume XIII, h. 254.
68 Dari urut-urutan/tahapan-tahapan proses terciptanya manusia, manusia tidak bisa memilih. Artinya manusia tidak bisa menginginkan dilahirkan dalam lingkungan yang serba ada (kaya) atau sebaliknya. Manusia pasrah/menerima apa adanya karena ketidakberdayaan manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya. Di samping itu dari unsur pasrah tadi manusia senantiasa menjadi taat kepada Sang Pencipta. 3. Potensi mendidik dan dididik Selama proses tersebut, manusia tanpa disengaja menerima stimulanstimulan dari luar sehingga tanpa disadari manusia meski belum dilahirkan ke dunia (dalam kandungan) sudah belajar dari stimulan-stimulan tadi. Sehingga ketika manusia itu lahir, sudah mempunyai potensi untuk meneruskan belajarnya yang membawa manusia mempunyai potensi mendidik dan dididik. 4. Potensi Melindungi dan ingin dilindungi Selama proses tersebut, manusia sudah pasti mendapatkan perlindungan dari orang tuanya. Ibu yang mengandung bayi (bakal manusia baru) akan melindungi bayinya dengan penuh kasih sayang sampai bayi tersebut terlahir kedunia. Jadi bayi yang dikandung tersebut yang telah mendapat perlindungan dari orang tuanya secara otomatis mempunyai potensi melindungi dan ingin dilindungi jika kelak sudah menjadi manusia yang sebenarnya. 5. Tanggung Jawab Nilai ini sesuai dengan fungsi manusia sebagai khalifah di bumi. Manusia dengan tahapan-tahapan selama proses penciptaan manusia hingga manusia terlahir di dunia sudah mengemban tugas (amanah) dari Sang
69 Pencipta, yaitu sebagai khalifah di bumi. Untuk itu memilki tanggung jawab yang besar ketika manusia itu lahir.12
12
https://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/09/19/proses-kejadian-manusia-dannilai-nilai-pendidikan-di-dalamnya/
69
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Ayat-ayat tentang asal-usul kejadian manusia semuanya datang dalam konteks memberikan pelajaran dan perumpamaan, dan tidak membahas secara detail tentang perkembangan embrio yang dapat dipelajari manusia dengan kajian sederhana. Al-Qur'an telah mengemukakan fasefase perkembangan janin semenjak permulaan kehamilan sampai saat kelahiran. Dengan kata lain, al-Qur'an mengungkapkan fase-fase perkembangan janin di dalam rahim semenjak awal kehamilan saat salah satu sel sperma ayah membuahi sel telur ibu yang matang. Pembentukan tersebut dinamakan pembuahan, yang dalam bahasa al-Qur'an disebut setetes mani yang bercampur. Dan dalam Al-Qur’an juga dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Manusia diciptakan oleh Allah berasal dari tanah sebagaimana yang telah dilampirkan dalam Al-Qur`an dan manusia sesuai dengan hakikatnya menurut Islam adalah sebagai pengelola atau penjaga bumi, serta manusia juga merupakan penerus ajaran agama yang telah turun temurun dilaksanakan oleh para ulama sebelum kita.
69
70 Secara fitrah manusia menginginkan “kesatuan dirinya” dengan Tuhan, karena itulah pergerakan dan perjalanan hidup manusia adalah sebuah evolusi spiritual menuju dan mendekat kepada Sang Pencipta. Tujuan
mulia
itulah
yang
akhirnya
akan
mengarahkan
dan
mengaktualkan potensi dan fitrah tersembunyi manusia untuk digunakan sebagai sarana untuk mencapai “spirituality progress”. 2.
Nilai-nilaiatau dasar-dasar pendidikan Akhlaq yang terkandung dalam proses kejadian manusia. Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang terdapat di dalamnya, tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat besar karena adanya karunia Allah yang diberikan kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah sebab dari adanya penundukkan semua yang ada di alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT. {“Allah telah menundukkan bagi kalian apa-apa yang ada di langit dan di bumi semuanya.”}(Q. S. Al-Jatsiyah: 13). {“Allah telah menundukkan bagi kalian matahari dan bulan yang terus menerus beredar.Dia juga telah menundukkan bagi kalian malam dan siang.”}(Q. S. Ibrahim: 33). {“Allah telah menundukkan bahtera bagi kalian agar dapat berlayar di lautan atas kehendak-Nya.”}(Q. S. Ibrahim: 32), dan ayat lainnya yang menjelaskan apa yang telah Allah karuniakan kepada manusia berupa nikmat akal dan pemahaman serta derivat (turunan) dari apa-apa yang telah Allah tundukkan bagi manusia itu sehingga mereka dapat memanfaatkannya sesuai dengan keinginan mereka, dengan berbagai cara yang mampu mereka lakukan. Dalam proses kejadian manusia ada
beberapa nilai-nilai pendidikan
akhlaq yang terkandung dalam proses tersebut, yaitu: a.
Kesabaran dan kedisiplinan
71 b.
Pasrah dan taat
c.
Potensi mendidik dan dididik
d.
Potensi Melindungi dan ingin dilindungi
e.
Tanggung Jawab
B. Saran Untuk mencapai tujuan pendidikan, maka penanaman nilai akhlak harusditerapkan
dengan
menggunakan
metode
yang
tepat.
Adapun
aplikasinya pendidikan akhlak yang meliputi menjunjung kehormatan kaum muslimin dapat disampaikan dengan metode keteladanan, metode nasihat, metode kisah dan metode tarhib. Pendidikan taubat dapat dilakukan dengan pembiasaan dan pemberian nasihat (ceramah). Pendidikan husnudhdhan dapat dilakukan dengan metode keteladanan, metode nasihat dan metode pembiasaan. Pendidikan ta.arufdapat dilakukan dengan nasihat, kisah dan pembiasaan. Pendidikan egaliter dapat dilakukan dengan ceramah, nasihat, keteladanan dan metode kisah. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan dapat digunakan metodemetode lain sebagai penerapannya. Karena setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, seorang pendidik dalam menyampaikan materi kepada peserta didik hendaknya menggunakan beberapa metode, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Tentunya peranan orang tua sebagai pendidik utama tidaklah kalah pentingnya dalam mewujudkan proses belajar mengajar dengan baik. Oleh karena itu, perhatian keluarga terhadap anaknya dalam mempelajari al-Qur.an termasuk memahami kandungannya harus ditanamkan sejak dini, walaupun dalam ukuran yang sangat sederhana (sesuai dengan kemampuan berfikir
72 anak). Sehingga nilai al-Qur.an yang agung dapat terealisasikan dalam kehidupan sehari-hari. C. Penutup Pujisyukur Alhamdulillah, penulis panjatkan atas rahmat danpertol ongan Allah SWT. Namun penulis menyadari masih banyak kekurangan disana
sini
sehinggapenulisan ini kurang maksimal dan
jauhdari
kesempurnaan sehingga perlupenelitian ini lebih lanjutyang lebih mendalam serta bermanfaat dimasa depan. Akhirnya Allah SWTPenulis
tiada
kata
memohon
lainyang terucap selain hanya kepada limpahan rahmat dan petunjuknya serta
hanya berserahkepada-Nya, semoga karya ini mendapat keridaanNya, sehingga dapatmemberikan
manfaat
bagi penulis
khususnya, dan para pembaca serta para pendidik pada umumnya.
pribadi
DAFTAR PUSTAKA Aguspurnomosite, Manusia dalam pandangan al qur’an, https://aguspurnomosite.wordpress.com/2012/08/13/manusia-dalampandangan-al-quran/ Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2004) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, cet.4, 1993 Departemen Agama RI , Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1971). Hamka, Tafsir Al Azhar, Juzu 1,Jakarta, Pustaka Panjimas1982. Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997). http://kamusbahasaindonesia.org/kajian, 20 Desember 2014 Mustofa, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka setia, 1999, Cet, 2 revisi, hlm, 11 M Quraish Shihab, Wawasan Al Qur’an; Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 1998), Salim Bahreisy & Said Bahreisy, Terjemah Tafsir Ibnu Katsier Jilid I ,( Surabaya, PT. Bina Ilmu,tth) ____________ Terjemah Tafsir Ibnu Katsier Jilid Ilmu,tth)
V ,( Surabaya, PT. Bina
Saepul Anwar , Hakekat Manusia (Manusia Dimata Filosuf Dan Al-Qur'an Serta Kajian Tentang Inti Manusia) Jurnal Kajian Pendidikan AgamaTa’lim Vol. 4 No. 2 - 2006 Sa’dullah Assa’idi, Pemahaman Tematik Al Qur’an menurut Fazlur Rahman, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2013) Cet. I Syofyan
Hadi, http://syofyanhadi.blogspot.com/2008/06/manusia-dalampandangan-al-quran.html
Sutrisno Hadi, Metodologi Research 1,(Yayasan Penerbit Rake Sarasin, 1981), Sutrisno Hadi, Metodologi Research 1, (Yogyakarta: Andi Offset, 1997), Quraish Shihab, dkk., Sejarah & ‘Ulum Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001),