SKRIPSI HUBUNGAN PROGRAM KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI PUSKESMAS HELVETIA TAHUN 2015
OLEH: DIAN ANTARIKSA 130206154
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA TAHUN 2015
SKRIPSI
HUBUNGAN PROGRAM KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI PUSKESMAS HELVETIA TAHUN 2015 Skripsi Ini Di Ajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Di Program Studi Ners Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan
OLEH: DIAN ANTARIKSA 130206154
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA TAHUN 2015
i
ii
DARTAR RIWAYAT HIDUP 1. Data mahasiswa Nama Nim TempatTanggalLahir Agama Suku Jeniskelamin AnakKe Alamat
: Dian Antariksa : 130206154 : Sumbar, 25 januari 1992 : islam : mandailing : Laki- laki : Pertama Dari 5 Bersaudara : Sungai Kubu ,Kec. KubuKab .RokanHilir Riau
2. Data Orang Tua Nama Ayah Pekerjaan NamaIbu Pekerjaan Agama Alamat
: M. Said : petani : NurAimah : Ibu Rumah Tangga : Islam : Sungai Kubu ,Kec. KubuKabRokanHilir Riau
3. RiwayatPendidikan 1. Tahun 1998-2003
:
2.Tahun2004-2006
:
3. Tahun2007- 2009
:
4.Tahun2010 – 2013
:
4.Tahun2013- 22015
:
SD 008 Simpang Bandung Kec, KubuKab, Rokanhilir Riau Madrasah TsanawiyahMu’alliminRantauPanjangKiriKec, KubuKab, Rokanhilir , Madrasah Aliyah Mu’alliminRantauPanjangKiriKec, KubuKab, Rokanhilir Riau Telahmengikuti program diploma DIII di akpersehatBinjai S1 Keperawatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
[email protected] 08537112786
iii
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN Skripsi, 24 April 2015 Dian Antariksa Hubungan Program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Dengan Status Gizi Pada Balita Di Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2015 XII + 42 hal + 9 Tabel 1 Skema 13 lampiran ABSTRAK Kekurangan gizi menjadi salah satu penyebab kesakitan dan kematian pada anak-anak usia dibawah lima tahun. Salah satu program yang dicanangkan pemerintah adalah keluarga sadar gizi adalah salah satu cara untuk membantu untuk mengatasi masalah gizi Indonesia masalah gizi terjadi setiap siklus kehidupan dimulai sejak dalam kandungan (janin) bayi,anak, dewasa, dan usia lanjut upaya yang di harapkan berdampak pada perbaikan status gizi adalah meningkatkan mutu konsumsi makanan melalui program kadarzi. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan program keluarga sadar gizi dengan status gizi pada balita di Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2015. Jenis penelitian ini dengan cross sectional pada 85 responden ibu yang memiliki anak balita dengan purposive sampling di ukur dengan menggunakan kuisioner program keluarga sadar gizi dan lembar observasi status gizi balita berdasarkan BB/U dengan tabel NCHS. Dengan menggunakan uji chi- square. Hasil penelitian inimenunjukan bahwa program keluarga sadar gizi mayoritas baik sebanyak (87,1%). Status gizi balita mayoritas baik sebanyak (70,6%). Hasil tabulasi silang di peroleh (p = 0,000), terdapat hubungan program keluarga sadar gizi terhadap status Gizi Balita dipuskesmas Helvetia Medan Tahun 2015. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi sumber informasi Puskesmas Helvetia Medan bahwa program keluarga sadar Gizi sangat penting untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari karena berpengaruh terhadap status gizi khususnya gizi balita dan dapat mengurangi angka gizi kurang pada masa mendatang, bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian dengan desain yang berbeda dan lebih kepada penelitian eksperimen. Kata kunci Daftar pustaka
: Program Keluarga Sadar Gizi (kadarzi); Status Gizi Balita : 22 ( 2002-2013).
iv
PROGRAM STUDI NERS FACULTY OF NURSING & MIDWIFERY SARI MUTIARA INDONESIA UNIVERSITY Scription, 24 April 2015 Dian Antariksa The Relationships Betwen Family Nutrition Programs With For Nutritional Children Under Five Status At Helvetia In The Health Center Of Medan Year 2015 XII + 42 page + 9 Tables 1 Schemes 13 attachments ABSTRACT Malnutrition became one of the causes of morbidity and mortality in children under five years of age. One of the programs launched by the government is conscious family nutrition is one way to help to overcome the problem of nutrition Indonesia nutritional problems occur every cycle of life begins in the womb (fetal) infants, children, adults, and the elderly effort expected impact on the improvement of nutritional status is improving the quality of food consumption through programs. The purpose of this study aims to determine the relationship of conscious family programs nutrition the nutritional status of infants at PHC Helvetia Medan Year 2015 type with cross sectional study in 85 respondents mothers of children under five with purposive sampling measured using questionnaires conscious family nutrition programs and observation sheet nutritional status by BB/U with table NCHS. Using chi-square test, results of this study showed that families are aware of nutrition programs either as a majority (87.1%). Good nutritional status as the majority (70.6%). Results of cross tabulation Conscious obtained (p = 0.000), then there is a relationship of nutrition conscious family programs against Toddler Nutritional status in primary Helvetia Medan 2015, The results of this study are expected to be a source of information, for health conscious family Helvetia Medan that nutrition is very important to do in everyday life because it affects the nutritional status of particular nutritional and could reduce the rate of malnutrition in the future, for further research to conduct research with different designs and more to the experimental research
Keywords Reference
: Conscious Family Nutrition Programs; Toddler Nutritional Status : 22 (2002-2013).
v
KATA PENGANTAR Pujisyukurkehadirat
Allah
SWT
yang
telahmemberikanrahmatdankarunia-nya,
sehinggapenulisdapatmenyelesaikanskripsiPenelitianini
yang
berjudul“Hubungan
Program KeluargaSadarGizi (Kadarzi) Terhadap Status GiziBalita”
Skripsipenelitianinidisusununtukmelengkapitugasdansalahsatusyaratdalammenyelesaika npendidikantahapprogram
pendidikansarjanakeperawatan
di
program
studiNersFakultasKeperawatandankebidanan di Universitas Sari Mutiara Indonesia Dalampenyusunanskripsiinipenulisbanyakmendapatbantuandariberbagaipihak, karenaitupenulismengucapkanterimakasihkepada : 1. Parlindungan Purba, SH MM
selakuketuayayasanUniversitas Sari Mutiara
Indonesia 2. Dr Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, SelakuRektorUniversitas Sari Mutiara Indonesia 3. Ns Janno Sinaga, M.Kep, Sp.KMB, Selaku Dekan fakultas keperawatan & kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia 4. Ns RincoSiregar, S.kep, MNS, Selaku ketua program studi ilmu keperawatan Ners fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia dan sekaligus sebagai ketua penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran kepada peneliti. 5. Ns
RumondangGultom,
S..KepselakuPenguji
telahBanyakmemberikanmasukandan
III
Yang saran
untukkesempurnaanSkripsipenelitianini. 6. Ns Rosetty Sipayung, M.Kep selaku Penguji I yang telah banyak meluangkan waktunya untuk kesempurnaan Skripsi penelitian ini 7. Ns Galvani Volta Simanjuntak, M.Kep selaku Penguji II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk kesempurnaan Skripsi penelitian ini 8. Drg. Hj Yumna sari Siregar, M Kes Selaku kepala Puskesmas Helvetia Medan yang telah memberikan izin kepada peneliti akan melakukan penelitian di puskesmas helvetia.
vi
9. Yang teristimewa Kepadakedua orang tuatercinta yang telahmemberikan do’a danbantuanmorilmaupun
material
kepadapenulissehinggadapatmenyelesaikanskripsipenelitianini . 10. Rekan-rekanmahasiswa
/iUniversitas
Sari
MutiaraIndonesiayangtelahbanyakmembantudalammenyelesaikanSkripsipenelitia nini.
Kepadasemuapihakyang telahmembantudalammenyelesaikanSkripsipenelitianinisertamengucapkanpermohonan maaf yang sebesar-besarnyajikaadakekuranganatau kata-kata yang salahbaik yang di sengajamaupuntidak di sengaja. Akhirnyakepada
Allah
SWT
penulismenyerahkandirisemogailmu
penulisperolehdapatbergunasebagaiamalbaktipenuliskepada
yang Orang
Tua,Masyarakat,pembacadanpenelitiselanjutnya,Semoga
yang
Kuasaselalumemberikankasih saying danhidayah-Nyakepadakitasemua,amin.
Medan, 24 April 2015
Peneliti
vii
DAFTAR ISI Hal COVER DALAM ................................................................................................. i LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... ii DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................. iii ABSTRAK ............................................................................................................ iv KATA PENGANTAR .......................................................................................... v DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii DAFTAR SKEMA ............................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix BAB
I A. B. C.
D. BAB
II A.
B.
C. D. E.
PENDAHULUAN ......................................................................... LatarBelakang ................................................................................. PerumusanMasalah ......................................................................... TujuanPenelitian ............................................................................. 1. TujuanUmum ........................................................................... 2. TujuanKhusus .......................................................................... ManfaatPenelitian ...........................................................................
1 1 6 7 7 7 7
TINJAUAN PUSTAKA................................................................ keluarga........................................................................................... 1. Defenisi .................................................................................... 2. Fungsi keluarga ....................................................................... Keluarga Sadar Gizi........................................................................ 1. Defenisi .................................................................................... 2. Program Keluarga Sadar Gizi .................................................. 3. Pembinaan Keluarga Sadar Gizi ............................................. 4. Indikator Prilaku Keluarga Sadar Gizi .................................... 5. Yang Di Sampaikan Agar Keluarga Bisa Makan Beraneka Ragam ...................................................................................... 6. KonsumsiSuplemenGizisesuaiAnjuran ................................... Bahan Makanan Dan Zat Makanan................................................. Zat makanan Yang Di Butuhkan tubuh .......................................... Gizi.................................................................................................. 1. Defenisi .................................................................................... 2. Status Gizi Balita .................................................................... 3. Kebutuhan Gizi Pada Usia Balita ........................................... 4. Masalah Gizi Pada Usia Balita ............................................... 5. Faktor penyebab menurunnya status gizi balita....................... 6. Klasifikasi Status Gizi Balita .................................................. 7. Penilaian Status Gizi Secara Langsung ................................... 8. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung .........................
8 8 8 9 9 9 10 11 11
viii
12 13 13 14 16 16 18 18 18 19 19 22 23
BAB
F. III A. B.
C.
D. E. F. G. H. I. J.
BAB
IV A.
B.
C. D.
BAB
V A. B.
9. Faktor Yang Di Pertimbangkan Dalam Penilaian Status Gizi Kerangka Konsep............................................................................ METODE PENELITIAN............................................................. Jenis Penelitian................................................................................ Lokasi Dan Waktu Penelitian ......................................................... 1. Lokasi Penelitian...................................................................... 2. Waktu Penelitian...................................................................... Populasi Dan Sampel ...................................................................... 1. Populasi.................................................................................... 2. Sampel ..................................................................................... Kriteria Inkulis dan Eksklusi .......................................................... Defenisi Operasional....................................................................... Aspek Pengukuran .......................................................................... Etika Penelitian ............................................................................... Pengmpulan Data ............................................................................ Pengolaan Data ............................................................................... Analisa Data.................................................................................... 1. Analisa Univariat ..................................................................... 2. Analis Bivariat ........................................................................
24 27 28 28 28 28 28 28 28 28 29 30 30 31 32 32 34 34 34
HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... Data Umum Gambaran Puskesmas Helvetia Medan ...................... 1. Data Geografis .......................................................................... 2. Data demografis ........................................................................ Hasil penelitian ............................................................................... 1. Karakteristik Responden.......................................................... 2. Distribusi Frekuensi Program Kleuarga Sadar Gizi ................ 3. Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita.................................... 4. Distribusi Program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) dengan Status Gizi Pada Balita ............................................................ Pembahasan..................................................................................... 1. Interpensi dan Diskusi Hasil .................................................... Hubungan Program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Terhadap Status Gizi Balita ............................................................................ 1. Keterbatasan Penelitian............................................................
35 35 35 35 35 35 36 37
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ..................................................................................... Saran ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
ix
37 38 38 41 42
43 43
DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1 :
Klasifikasi Status Gizi Balita .........................................................
19
Tabel 2.2 :
Kategori Status Gizi Berdasarkan Indeks Berat BadanMenurut Umur (BB/U) Anak laki- laki Umur 0-60 Bula ..............................
20
Kategori Status Gizi Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Anak perempuan Umur 0-60 Bula...........................
22
Tabel3.1 :
Defenisi operasional .......................................................................
30
Tabel 4.1 :
Distribusi frekuensi responden berdasarkan kelompok umur danjenis kelamin di puskesmas Helvetia medan Tahun 2015 (N=85).............................................................................................
35
Distribusi kelompok Berat badan balita di Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2015 ( N= 85) ..........................................................
36
Distribusi pendidikan responden di Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2015(N= 85) ........................................................................
36
Distribusi Pekerjaan responden di Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2015(N= 85) ........................................................................
37
Tabulasi silang responden hubungan program keluarga sadar gizi (kadarzi)terhadap status gizi pada balita di puskesmas helvetia medan Tahun 2015 ( N= 85)...........................................................
37
Tabel 2.3 :
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
x
DAFTAR SKEMA Hal Skema2.1 :Kerangka Konsep .................................................................................
xi
27
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: Lembar permohonan menjadi responden
Lampiran 2
: Persetujuan menjadi responden
Lampiran 3
: Lembar kuisioner
Lampiran 4
: Master data penelitian
Lampiran 5
: Distribusi output program SPSS
Lampiran 6
: Surat izin Memperoleh data dasar dari program studi Ilmu Keperawatan Fakultas keperawatan dan kebidanan Universitas sari Mutiara indonesia
Lampiran 7
: Surat balasan izin balasan pengambilan data dasar dari dinas kesehatan
Lampiran 8
: Surat izin balasan telah memperoleh data dasar dari puskesmas helvetia medan
Lampiran 9
: Surat izin melakukan penelitian dari program studi Ilmu Keperawatan Fakultas keperawatan dan kebidanan Universitas sari Mutiara indonesia
Lampiran 10
: Surat balasan izin balasan melakukan penelitian dari dinas kesehatan
Lampiran 11
: Surat Balasan telah melakukan penelitian dan selesai melakukan penelitian dari Puskesmas Helvetia Medan
Lampiran 12
: Lembar konsultasi pembimbing
Lampiran 13
: Lembardokumentasi
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Salah satu permasalahan kesehatan di dunia akibat kurangnya gizi adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). United Nations Children’s Fund (UNICEF) melaporkan Indonesia berada diperingkat kelima dunia untuk negara dengan jumlah anak yang terhambat pertumbuhannya paling besar dengan perkiraan sebanyak 7,7 juta balita. Badan kesehatan dunia (World Health Organization) memperkirakan bahwa 54 persen kematian anak disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk (Depkes RI, 2012).
Kekurangan gizi menjadi salah satu penyebab kesakitan dan kematian pada anakanak usia dibawah lima tahun.Balita membutuhkan zat-zat gizi dalam jumlah yang besar karena terjadi proses tumbuh kembang yang sangat pesat. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa di Negara berkembang pada tahun 2004 terdapat 20% anak balita mengalami underweight.Prevalensi nAsional masalah gizi pada balita pada tahun 2010 adalah balita dalam kategori kurus 7,3% dan balita dalam kategori sangat kurus 6%. Menurut Riskesdas pada tahun 2010 di Provinsi Jawa Tengah prevalensi balita kurus 7,8% dan balita sangat kurus 6,4%. Sedangkan, prevalensi balita gizi kurang di Semarang pada tahun 2011 sebanyak 4,89%.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan masalah beban gizi ganda kini tengah dialami negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Negara-negara ini bukan hanya mAsih kesulitan mengatasi problem kurang gizi, tetapi juga dihadapkan pada masalah meningkatnya jumlah anak-anak yang mengalami kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas.
1
2
WHO menyatakan banyak negara berkembang mengabaikan masalah obesitas anak di tengah upaya memperbaiki status gizi. Hal itu tampak dariminimnya kebijakan untuk mengatasi persoalan beban penyakit akibat meningkatnya kasus obesitas.Menurut data WHO, lebih dari 75 persen anak yang kelebihan berat badan tinggal di negara-negara berkembang. Bahkan prevalensinya di Afrika meningkat hampir dua kali lipat selama 20 tahun terakhir. Menemukan kecenderungan meningkatnya jumlah anak yang mengalami kegemukan di negara yang mAsih bermasalah dengan gizi kurang.“Penting artinya untuk tetap menjaga usaha untuk mengurangi angka gizi kurang, namun penting juga untuk meningkatkan perhatian dalam mencegah terjadinya lonjakan jumlah orang yang kelebihan berat badan atau obesitas di negara-negara berkembang. Anak yang kekurangan gizi di awal kehidupannya akan mengalami pendek (stunting) dan cenderung untuk kelebihan gizi di saat remaja dan dewasa. Hal ini meningkatkan risiko mereka mengembangkan penyakit kronis di saat dewasa (WHO, 2013)
Angka penurunan gizi buruk di Indonesia baru mencapai 14 persen. dalam tahun terakhir penurunan itu sangat landai tak bisa cepat lagi dan status gizi di Indonesia mAsih berada dibawah garis merah, sehingga dikhawatirkan target Millenium Development Goals (MDG's) 2015 sebesar 15% tak tercapai.Menteri Kesehatan melihat hari gizi NAsional mempunyai makna yang sangat luar biasa. Di Indonesia, kasus kurang gizi sudah menurun meski belum memuaskan. Namun berharap para ahli bisa berpartisipAsi dalam membahas cara menurunkan kurang gizi yang bisa berakibat gizi buruk angka penurunangizi buruk di Indonesia sudah mencapai 14 persen, dalam tahun terakhir penurunan itu sangat landai tak bisa cepat lagi."Gizi kurang ini termasuk salah satu MDG's yang kemungkinan tidak bisa dicapai, Prevalensi kekurangan gizi pada balita harus dapat mencapai target MDGs sebesar 15,5 persen pada tahun 2015. Sedangkan pada 1989 angkanya 31 persen dan tahun 2007 sebesar 18,4 persen. Pemerintah harus menurunkan pervalensi gizi kurang pada tahun 2015 (MDGs, 2015)
3
Dalam mencapai target MDGs 2020 gerakan nasional sadar gizi menuju manusia indonsia prima menurunkan prevalensi kurang gzi pada balita asupa zat gizi mikro karbohidrat protein dan lemak dan zat gizi mikro kapsul vitamin Azat besi (Fe) garam beryodium, dan zat gizi mikro lainya untuk memenuhi angka kecukupan gizi, pengetahuan masyarakat tentang pola hidup sehat dan penerapan gizi seimbang, pemberian Asi eklusif sampai usia 6 bulan pemberian makanan pendamping Asi mulai dari bayi usia 6-24 bulan dan makanan bagi ibu hamilkurang energi kronis, pemantauan bayi dengan prioritas usia dua tahun(MDGs 2015).
Masalah gizi di Indonesia dan negara berkembang umumnya masih didominasi oleh energy protein masalah anemia besi masalah kekuranganyodium, masalah kurang vitamin A dan masalah obesitas terutama di kota besar dan widya karya nasional dan gizi pngan telah terungkap bahwa Indonesia mengalami masalah gizi ganda yang artinya sementara masalah gizi gizi kurang masih belum dapat diatasi secara menyeluruh sudah muncul masalah baru berupagizi lebih (Supariasa, 2010).
Gizi kurang merupakan msalah gizi utama pada belita secara nasional prevalensi berat kurang pada tahun 2010 adalah 17,9% gizi kurang dan 4,9% gizi buruk prevalensi sangat kurus secarainternasional 2 tahun 2010 masih 6,0 % dan tidak banyak berbeda dengan keadaan tahun 2007 sebesar 6,2 % demikian pula hanya dengan prevalensi gizi kurus sebesar 7,3 5 pada tahun 2010 yang tidak berbeda banyak dengan keadaan tahun 2007 sebesar 7,4 % diwilayah jawa timur prevalensi gizi kurang pada tahun 2010 sebesar 12,3 % gizi buruk 4,4 % gizi baik 75,3 dan gizi lebih 7,6% prevalensi status gizi berdasarkan TB sebesar 20,9 % termasuk status gizi sangat pendek 14,9% dan 64,1 % normal prevalensi status gizi berdasarkan BB/TB sebesar 7,3 % belita termasuk status gizi sangat kurus 6,8% kurus 68,8 5 normal dan 17,1 % gemuk (Depkes RI, 2010).
4
Hasil Riskesdas menunjukkan besaran masalah gizi di Indonesia seperti masalah KEP yaitu gizi kurang, pendek dan kurus dimana prevalensi gizi kurang terjadi peningkatan sebesar 18,4% pada tahun 2007 menjadi 19,6% pada tahun 2013, begitu juga halnya dengan prevalensi pendek pada anak balita sebesar 36,8% pada tahun 2007 meningkat menjadi 37,3% pada tahun 2013 tetapi untuk prevalensi kurus terjadi penurunan dimana pada tahun 2007 sebesar 13,6% menjadi 12,1% pada tahun 2013. Untuk kunjungan ke posyandu, frekuensi kunjungan balita ke Posyandu semakin berkurang dengan semakin meningkatnya umur anak. Sebagai gambaran berdasarkan hasil Riskesdas 2007, proporsi anak 6-11 bulan yang ditimbang di Posyandu 91,3%, pada anak usia 12-23 bulan turun menjadi 83,6%, dan pada usia 24, 35 bulan turun menjadi 73,3%. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, terjadi peningkatan untuk proporsi anak yang tidak pernah dipantau pertumbuhannya sebesar 34,3%. Untuk cakupan vitamin A secara nasional meningkat menjadi 75,5% begitu juga dengan persentase garam beryodium tingkat rumah tangga terjadi peningkatan sebesar 77,1% demikian juga halnya prevalensi pemberian tablet tambah darah (Fe3) pada ibu hamil dimana pada tahun 2010 sebesar 18 % meningkat pada tahun 2013 sebesar 33,2 %. Hasil riskesdas juga menunjukkan proporsi anak pendek untuk anak baru masuk sekolah (umur 6-7 tahun) yaitu untuk anak laki-laki 27,7% dan anak perempuan 25,5% dari hasil (Riskesdas, 2013).
Dinas provinsi Sumatra utara khusus gizi buruk di provinsi Sumatra untuk tahun 2000 kurang terdapat 17,3 % dan gizi buruk 9,16 % tahun 2003 terjadi peningkatan menjadi gizi kurang 18,59% dan gizi buruk 13,3 % tahun 2005 terjadi penurunan gizi kurang menjadi 15,78 % dan gizi buruk menjadi 8,82%pada tahun 2001 terjadi penurunan persentase belita dengan gizi kurang gizi buruk sekitar 1,02 % menjadi 7,8 % tetapi belita dengan gizi kurang meningkat menjadi 20,5 % pada tahun 2006 belita yang tergolong gizi buruk mendapat perawatan di Sumatra utara hanya mencapai 43,9% tahun 2007 prevalensi gizi buruk 4,45% dan prevalensi gizi kurang 18,85%bila dibandingkan dengan target 2010 yaitu 100% masih sangat rendah (Dinas Provinsi Sumatra Utara 2010).
5
Dampak kekurangan gizi yang paling ditakutkan adalah gagal tumbuh (growth faltering), terutama gagal tumbuh kembang otak (Almatsier, 2002). Anak yang menderita kekurangan gizi tidak saja menurun kecerdasan otaknya, tetapi menyimpan potensi terkena penyakit degeneratif ketika memasuki usia dewasa. Pasalnya, sejumlah organ tubuh penting, seperti jantung, paru-paru, ginjal dan pembuluh darah, bisa mengalami “penuaan dini”. Gizi buruk dalam jangka pendek menyebabkan kesakitan dan kematian karena kekurangan gizi membuat daya tahan tubuh berkurang. Menurut WHO, faktor gizi merupakan 54 % kontributor penyebab kematian. Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah keluarga yang seluruh anggota keluarganya melakukan perilaku gizi seimbang, mampu mengenali masalah kesehatan dan gizi bagi tiap anggota keluarganya, dan mampu mengambil langkahlangkah untuk mengatasi masalah gizi yang dijumpai oleh tiap anggota keluarganya. Keluarga dikatakan kadarzi apabila telah berperilaku gizi yang baik yang dicirikan minimal dengan menimbang badan secara teratur, memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur enam bulan (ASI eksklusif), makan beraneka ragam, menggunakan garam beryodium, dan minum suplemen gizi sesuai anjuran (Depkes RI, 2007). Dari hasil penelitian Octaviani (2012 ) di kelurahan Pagar Sari di dapatkan 15,4% balita termasuk kategori kurus pada 39 anak balita usia 12-36 bulan dari ibu buruh pabrik di kelurahan pagar sari ungaran Ststus gizi berdasarkan BB/ U dinilai dengan z-score pengetahuan dan prilaku kadarzi di ukur dengan menggunakan kuisioner, pengukuran kadar yodium garam di laboratorium, asupan makanan dan konsumsi keanekaragaman makanan dengan menggunakan recall 3x24 jam dengan hasil penelitian (p=Velue 0,005)
Hasil penelitian Mulianti (2014) tentang hubungan keluarga sadar gizi dengan status gizi balita di desa mopuyo selatan kecamatan dumoga utara kabupaten Bolaang mongondow, dengan sampel 62 ibu balita dan anak bahwa keluarga sadar gizi lebih banyak dibandingkan dengan keluarga tidak sadar gizi berjumlah 41 keluarga
6
(66,1%) dan keluarga yang tidak sadar gizi berjumlah 21 keluarga (33,9%), dan didapat 8 balita yang mengalami gizi kurang (12,9%) di peroleh nilai p 0.006 lebih kecil dari : 0,05.
Dari laporan data puskesmas Helvetia Medan tahun 2014 jumlah kepala keluarga di helvetia sebanyak = 555 kepala keluarga yang memiliki anak balita dan jumlah dan jumlah balita yang ada di Helvetia jumlah laki-laki sebanyak = 234 orang dan perempuan = 421 orang dengan jumlah keseluruhan = 655 orang dan yang memiliki KMS (kartu menuju sehat) laki-laki =227 dan perempuan =417 orang jumlah keseluruhan = 644 orang dan jumlah balita yang berat badannya naik laki-laki dan perempuan sebanyak =378 orang dan berat badan yang tidak naik laki-laki dan perempuan sebanyak =64 orang, dan jumlah balita laki-laki dan perempuan di timbang berat badannya sebanyak = 543 orang. Dari hasil wawancara dan pengambilan data surve awal dengan pegawai tenaga pelaksana gizi Puskesmas Helvetia Medan Desember 2014, program kelurga sadar gizi (kadarzi) sebenarnya sudah lama dilakukan di Puskesmas HelvetiaMedan dan sebagai salah satu program puskesmas dan selalu dilakukan penyuluhan namun masih ada sebagaian masyarakat belum mampu melaksanakan program keluarga sadar gizi, dan masih ada sebagin balita yang mengalami masalah gizi dan berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitia tentang “Hubungan program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Terhadap Status Gizi Pada Balita Di Puskesmas Helvetia Tahun 2015.
B. Perumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagai mana hubungan program keluarga sadar gizi (Kadarzi) terhadap setatus gizi balita di Puskesmas Helvetia MedanTahun 2015?
7
C. Tujuan penelitian 1. TujuanUmum Untuk mengetahui hubungan program keluarga sadar gizi (Kadarzi) terhadap setatus gizi balita di Puskesmas Helvetia Tahun 2015.
2. Tujuan Khusus Ada pun tujuan khusus penelitian adalah untuk mengetahui : a. Untuk mengetahuiprogram keluarga sadar gizi (Kadarzi) diPuskesmas Helvetia Medan Tahun 2015 b. Untuk mengidentifikasistatus gizi anak balita diPuskesmas Helvetia Medan Tahun 2015
D. Manfaat penelitian 1. Bagi Keluarga Dapat memberikan informasi dan pengetahuan dan menambah wawasan kepada keluarga dan dapat menerapkan prilaku sadar gizi dalam kehidupan sehari-hari
2. Bagi Puskesmas Helvetia Medan Sebagai bahan masukan dan pertimbagan dan dapat meningkatkan mutu pelayanan menuji lebih baik yang berkaitan dengan Hubungan keluarga sadar gizi (kadarzi) terhadap status gizi balita.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharap hasil penelitian ini dapat menjadikan panduan atau bahan perbandingan untuk melakukan penelitian selanjutnya atau yang akan datang atau yang berkaitan dengan hubungan program keluarga sadr gizi (kadarzi) terhadap status gizi Balita
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Defenisi Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari atas kepala keluarga dan berperan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal disuatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 2002)
Di Indonesia terdapat tiga pengertian keluarga ialah a. Keluarga Inti (core family) Yang terdiri atas ayah,ibu,anak baik anak kandung dan anak angkat
b. Extended family Yang terdiri atas sepasang suami istri biasanya menganggung semua biaya keluaraga dan semua orang yang bernaung dibawah satu atap dan menjadi tanggungan suami istri tersebut sehingga dapt meliputi anak-anak kemanakan, bibi, dan paman bahkan eyang.
c. Disebut keluarga besar Yaitu kumpulan orang-orang keluarga yang saling mempunyai pertalian darah dan biassanya menganggap dirinya
dari keturunan suatu nama tertentu yang
biasanya cukup dikenal (Ningrat atau orang terpandang di wilayahnya) (Achmad, 2008)
8
9
2. Funngsi Keluarga a. Fungsi Afektif Fungsi Afektif adalah fungsi intelektual keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga didalamnya terkait dengan saling mengasih saling mendukung saling menghargai anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi Fungsi sosiaisasiadalah fungsi yang mengembanhgkan proses intraksi dalam keluarga sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupaka tempat individu belajar sosialisasi.
c. Fungsi Reproduksi Fungsi reproduksia dalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunandan menambah sumberdaya manusia.
d. Fungsi ekonomi Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan kebutukan seluruh anggota keluarganya yaitu sandang pangan dan papan.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan Fungsi keperawatran kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinyamasalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan (Setiawati, 2008).
B. Keluarga Sadar Gizi 1. Defenisi Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya suatu keluarga disebut kadarzi apabila telah diprilakukan gizi yang baik yang dicirikan miniman menimbang badan,secara teratur,memberikan air susu ibu(Asi) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan (Asi eklusif) makan beraneka ragam,
10
menggunakan garam beryodium, minum suplemen gizi kapsul vitamin A dosis tinggi (Siswanto, 2010).
Keluarga sadar gizi keluarga yang mampu mengenal dan mencegah dan mengatsi masalah gizi di tingkat keluarga rumah tangga melakukan prilaku penimbangan berat badan secara teratur memberikan ha nya Asi saja kepada bayi 0-6 bulan makan beraneka ragam, masak mengguanakan garam yang beryodium dan mengkonsumsi zat gizi mikro sesuai anjuran (Supardiyah,2009).
Disebut keluarga sadar gizi dimana keluarga tersebut memperaktekan prilaku Gizi yang baik dan benar yang meliputi beberapa indikator bisa mengkonsumsi aneka ragam minuman memantau status gizi anggota keluarga hanya mengunakan garam beryodium, memberikan dukungan memberikan Asi ekslusif,biasa makan pagi dalam keluarga sadar gizi setidaknya ada sedikit anggota keluarga yang sadar melakukan perubhan kearah keluarga yang berprilaku gizi yang baik dan benar, seorang ayah dan ibu yang terhimpun dalam keluarga, keluarga sadar gizi merupakan suatu gerakan yang terkait dalam program kesehatan keluarga dan gizi yang merupakan bagian dari usaha perbaikan gizi keluarga dan pembinaan keluarga sadar gizi (Syahartini, 2007).
2. Program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)yaitu: Mempertimbangkan perkembangan masalah gizi yang terjadi serta pengalaman dalam pelaksanaan program perbaikan gizi, sehingga diperlukan pergeseran orientasi program perbaikan gizi yang mengacu pada paradigma sehat. Program Kadarzi bertujuan untuk menciptakan keluarga yang berperilaku gizi seimbang, Mampu mengenali serta mengatasi masalah anggota keluarganya diantaraya yaitu: a. Mampu memantau tumbuh kembang anak setiap bulan secara teratur dengan menimbang berat badan. b. Memberikan hanya ASIsejak lahir sampai usia 6 bulan. c. Makan beraneka ragam untuk mencapai gizi seimbang.
11
d. Mengunakan garam beryodium dalam masakan sehari-hari. e. Meminum kapsul vitamin A kepada bayi dan anak balita. (Depkes 2012)
3. Pembinaan Keluarga Sadar Gizi Pembinaan
keluarga
sadar
gizi
adalah
melakukan
berbagai
upaya
untukmeningkatkan kemampuan keluarga, agar terwujid keluarga yang sadar gizi.Upaya
meningkatkan
kemampuan
keluarga
itu
dilakukan
dengan
penyuluhan,demo, diskusi dan pelatihan (Depkes RI, 2010). a. Agar setiap keluarga membimbing belita ke posyandu secara berkal setiap bulan b. agar setiap keluarga mampu mengenali tanda-tanda sederhana tanda kelainan gizi, gizi kurang atau lebih c. agar setiap keluarga mampu mencapai susunan hidangan keluarga yang baik dan benar sesuai pedoman umum gizi seimbang d. agar keluarga mampu mengenali dan mencegah dan mengatasi serta mencari rujukan manakala terjadi kelainan di dalam keluarga e. agar setiap keluarga menghasilkan perkembangan harapan pembinaan keluarga sadar gizi.
4. Indikator Prilaku Keluarga Sadar Gizi Perbaikan gizi akan di fokuskan pada peningkatan status gizi melalaui pendidikan gizi dan pemberdayaan keluarga menuju keluarga sadar gizi.Keluarga yang dikatakan keluarga sadar gizi apabila dapat melaksanakan seluruh prilaku gizi yang baik dan benar yaitu: a. Mampu memantau tumbuh kembang anak setiap bulan secara teratur dengan menimbang berat badan. b. Memberikan hanya ASI sejak lahir sampai usia 6 bulan . c. Makan beraneka ragam untuk mencapai gizi seimbang. d. Mengunakan garam beryodium dalam masakan sehari-hari. e. Meminum kapsul vitamin A kepada bayi dan anak balita (Siswanto, h:173)
12
5. Yang Perlu Disampaikan Agar Keluarga Bisa makan Beraneka Ragam Makanan. a. Pengertian Aneka Ragam makanan Makan 2-3 kali sehari yang terdiri dari 4 kelompok makanan dari keempat kelompok bahan makanan yang di konsumsi maka mangkin banyak jenis mangkin baik adlah empat kelompok bahan makanan tersebut adalah: 1) makanan Pokok sebagai sumber zat tenaga:Beras Jgung, ubi, singkong,Mie dan lain-lain 2) lauk pauk,sebagai sumber zat pembangun ikan, telur, ayam,daging tempe,kacang-kacangan tahu dan lain- lain. 3) sayur dan buah-buahan,sebagai sumber zat pengatur,bayam,kangkung, wortel,buncis,kacang
panjang,sawi,daun
singkong,daun
katuk,
papaya,jeruk,pisang,semangka,nanas dll. b. Manfaat Makanan Aneka Ragam Makanan Untuk melengkapi zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuhagar dapat melakukan pekerjaan sehari-hari c. Akibat Tidak Makan Aneka Ragam Makanan yaitu: Tubuh kekurangan zat gizi tertentu dan lebih mudah terserang penyakit dan khusus belita pertumbuhan dan perkembangan terganggu d. Tindakan yang Perlu Dilakukan Bila keluarga belum Makan Beraneka ragam Makanan 1) Jelaskan tentang pentingnyamakan beraneka ragam makanan pada kesehatan pertumbuhan dan kecerdasan 2) Manfaatkan perkarangan disekitar rumah dengan
memanfaatkan
tanaman,berternak ayam,bebek,ikan dan lain-lain.Agar dimakan oleh keluarga dan hasil perkarangan juga dapat dijual untuk menambah penghasilan keluarga. 3) Mengupayakan bantuan dari sektor pertanian untuk mengusahakan pengguanaan lahan pertanian secara bergotong royong bagi keluarga yang tidak mempunyai perkarangan
13
4) Anjurkan ibu utum masak beraneka ragam makanan dengan menu yang disukai oleh anggota keluarga.
6. Konsumsi Suplemen Gizi sesuai Anjuran Konsumsi suplemen gizi yang dianjurkan oleh Departemen Kesehatan RI (2007) yaitu kapsul vitamin A dosis tinggi (kapsul biru untuk bayi usia 6-11 bulan, kapsul merah untuk balita usia 12-59 bulan).
C. Bahan Makanan Dan Zat Makanan Harus dibedakan antara makanan dan zat makanan yang disebut juga zat gizi atau nutrient zat makanan adalah suatu yang menyusun bahan makanan tersebut zat makanan bahan makanan darsar menurut ilmu gizi dan nutrient yang kita kenan adalah : a. Karbohidrat atau Hidrat Arang b. Protein Atau Zat putih telur c. Lemak d. Vitamin e. Mineral (Sediaotama, 2008)
a. Karbohidrat Karbohidrat sebagi zat gizi merupakan nama kelompok zat organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda meski terdapat kesamaan dari sudut kimia dan fungsinya dari sudut fungsi karbohidrat adalah penghasil utama makanan maupun didalam tubuh
b. Protein protein merupakan zat gizi yang sangat penting yang paling erat kaitanya dengan proses-proses kehiduapn semua hayat hidup sel berhubungan dengan zat gizi protein
14
c. Lemak lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri dari atas unsur-unsur carbon, hydrogen(H) dan oksigen (O) yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu (zat pelarut lemak) seperti petronum,benzene eter yang mempunyai lemak titik lebur tinggi bersifat padat pada suhu kamar,sedangkan yang mempunyai titik rendah,bersifat cair lemak yang padat pada suhu kamar disebut lemak atau gaji,sedangkan yang cair pada suhu kamar disebut minyak,fungsi lemak didalam mkanan memberikan rasa gurih memberikan rasa renyah terutama pada makan yang digoreng memberikandungan tinggi dan memberikan sifat empuk pada kue yang dibakar
d. Vitamin Defenisi vitamin ini mula-mula dianggap mudah dan diformulasikan sebagi suatu zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil dan harus didatangkandari luar, karena takdapat disintesis dalam tubuh
D. Zat Makanan Yang Dibutuhkan Tubuh Setelah dikonsumsi di dalam alat pencernaan bahan makanan diuria menjadi berbagai zat makanan dan zat gizi atau nutrient.Zat makanan ini lah yang diserap oleh dinding usus dan masuk kedalam cairan tubuh didalam jaringan zat-zat makanan memenuhi fungsinya masing-masing fungsi zat makanan secara umum adalah (Sediaoetama, 2008). 1. Sebagai Sumber energy atau tenaga Pada kondisi kekurangan gizi fungsi sebagai penghasil energy yang mula-mula dikobarkan badan akan berusaha menyesuaikan diri dengan mengurangi pemakain energy sebagian seca sadar,dan secara tidak sadar, maka orang yang sadar akan mengurangi gerakan yang tidak perlu kemudian secara tidak sadar orang itu akan menjadi tidak giat, orang yang demikian tampak seperti orang yang malas,merasa capek tidak sanggup mengeluarkan energi gambaran malas sering terlihat dikalangan masyarakat yang kurang mampu bahkan pada masa penjajahan sebagian besar masyarakat menunjukan sifat ini kekurangan zat gizi
15
para penjajah menganggap bahwa pemalas merupakan sifat alamiah bangsa Indonesia suatu hal yang tidak benar.
2. Menyokong Pertumbuhan Badan Fungsi menyokong dalam memelihara pertumbuhan jaringan pada dasarnya sejenis yaitu pembentukan sel baru ditambah lagi sel yang sudah ada sedangkan pada pemeliharaan jaringna disebut sel-sel baru untuk menggantikan sel-sel lama yang telah rusak atau terpakai. Fungsi pertumbuhan terdapat pada bayi dan anak, sebelum mencapai umur dewasa 18-20 setelah mencapai umur dewasa pertumbuhan sangat lamban sehingga prktis diabaikan kerna itu seorang dewasa harus mempunyai berat badan yang konstan tidak boleh terus bertambah maupun berkurang sebenarnya pertumbuhan sudah dimulai sejak telur di buahi dan janin terbentuk didalam rahim ibu.
3. Memelihara Jaringan tubuh mengganti yang rusak Fungsi pemeliharan jaringan berjalan berdampingan dengan fungsi pertumbuhan sesuai fungsi pemeliharaan jaringan berjalan terus sampai saat meninggal.
4. Mengatur Metabolismee dan mengtur Keseimbangan Air Asam basa dan keseimbangan mineralpengaturan metabolismee dilakukan beberapa mekanismemekanisme yang langsung mempengaruhi dan mengatur sintesa berbagi ikatan organik didalam tubuh pengaturan melalui sistem enzim pada giliranya enzim ini akan diatur siatem hormon dan sebagaian oleh sistem saraf semua sistem pengaturan ini memerlukan zat-zat sebagai bahan dasar.
Zat gizi terutama protein dan mineral mengandung zat keseimbangn air dan mineral didalam cairan tubuh cairan tubuh antara pembuluh darah dan jaringan diatur oleh selisih tekana osmotik dan hidrostatik dan tekanan osmotik terutama diatur oleh zat-zat organik dan protein darah merupakan zat terpenting dalam mengatur aliran darah dalam tubuh ini.
16
5. Berperan Didalam Mekanisme Pertahanan Tubuh Terhadap Penyakit Anti toksin dan Anti bodie Sistem pertahanan tubuuh juga dipengaruhi oleh zat gizi mekanisme pertahana tubuh terdiri dari sitem seluler dan Hormonal system soluler dilaksanaan dan system sel seperti leucocites sel-sel raticulo endothelial sistem. Sedangkan system petahanan Humonal dilakukan diantaranya melalui badan-badan anti bodies badan-badan inti ini umumnya berbentuk protein dalam kondisi kekurangan kondisi biasanya fungsi pertahanan umum ini paling akhir menderita kemunduran (Sediaoetama, 2008)
E. GIZI 1. Defenisi Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang di konsumsi secara
normal
metabolisme
melalui
dan
proses
pengeluaran
digesti,absobsi, zat-zat
yang
transportasi,penyimpanan tidak
digunakan
untuk
mempertahankan kehidupan pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energy (Supariasa, 2008)
Kata gizi berasal dari bahasa arab ghidza yang berarti makanan Gizi adalah segala sesuatu yang di konsumsi oleh manusia yang mengandung unsur-unsur zat gizi yaitu : karbohidrat, vitamin, mineral, lemak, protein, dan air,yang di pergunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan dari organ-organ tubuh manusia (Mitayani,2010)
a. Istilah Yang Berhubungan Dengan Ststus Gizi ada beberapa istilah yang berhubungan dengan ststus gizi istilah-istilah itu akan di uraikan di bawah ini : 1) Keadaan gizi Keadaan akibat dari keseimbangan antara konsusmsi dan penyerapan zat gizi dan dan penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh.
17
2) Sataus Gizi (Nutrition status) Ekspresi dari keadaan keseimbngan dari bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu contoh: godok edemik merupakan keadaan tidak seimbang pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.
3) Mal nutrition (gizi salah, Malnutrition) Keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun absolut satu atau lebih zat gizi
Ada empat bentuk mal nutrisi : 1) Iunder nutrition : kekurangan konsumsi pangan secara relatif maupun absolut untuk priode tertentu 2) specific Defisiency: kekurangan zat gizi tertentu misalnya kekuranga vitamin, yodium, Fe dan lain- lain 3) over nutrition: kelebihan konsumsi pangan untuk priode tertentu 4) imbalance : kerna disproporsi zat gizi, misalnya kolestrolterjadi kerna tidak seimbangnya LDL (low density Lipoprotein), HDL (hinght density lipoprotein) dan VLDL (Very low density Lipoprotein).
b. Kurang energi Protein (KEP) Kurang energi protein (KEP) adalah seseorang kurang gizi yang disebabkan oleh rendanya konsusmsi energi dan Protein dalam makanan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu . anak di sebut (KEP) apabila berat badanya kurang dari 80% indeks berat badan menurut umur (BB/U) buku WHO – NCHS KEP merupakan defenisi (Energi dan Protein) yang paling berat dan meluas terutama pada balita umumnya penderita KEP berasal dari keluarga yang berpenghasilan rendah (Supariasa,2008).
18
2. Status gizi Balita Status gizi balita adalah status gizi balita yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan zat gizi, status gizi dapat di ukur melalui pengukuran berat badan, panjang badan, dan tinggi badan, lingkar lengan dan lingkar kepala, penilaian status gizi dapat menggunkan antropometri menurut Standar word healt organization -national center for healt statistic (NCHS) yang didasarkan pada angka klasifikasiststus gizi menurut Z-score (Depkes RI, 2008).
3. Kebutuhan Gizi Pada Usia Balita Anak usia 1-5 tahun merupakan priode transisis dari makanan bayi kemakanan orang dewasa, kebutuhan nutrisi pada masa ini meningkat. peningkatan kebutuhan nutrisi pada saat ini meningkat kerena anak pada usia 1-5 tahun merupakan kelompok anak usia bermain, mulai turun ketanah dan berkenalan dengan berbagai kondisi sehingga memungkinkan terjadinya resiko infeksi dan berbagai penyakit sehingga meningkatkan kebutuhan nutrisi, masa golden age dimana anak mengalami ledakan besar dalam hal perkembangan otak dan hubungan antara sel prioritas nutrisi adalah energi dan protein dalam arti tidak mengabaikian zat gizi lainya masukan dan energi dan protein pada masa ini akan berdampak perkembangan otak dan susunan syaraf terhambat (Mitayani, 2010). 4. Masalah Gizi Pada Usia Balita Masalah gizi utama yaitu: kurang energi protein (KEP) kurang vitamin A (KVA) anemia Gizi Besi (AGB) dan gangguan akibat yodium (GAKY ) dan obesitas. Akibat dari seseorang anak menderita Gizi kurang akan terlihat : a. Berpenampilan lebih pendek dari anak yang lain yang seumur denganya b. Memiliki berat badan lebih rendah menurut umurnya c. Memiliki daya tahan tubuh yang kurang,dan rentan terhadap penyakit d. Mengalami gangguan perkembangan otak sehingga mempengaruhi tingkat kecerdasan (Mitayani, 2010)
19
5. Faktor penyebab menurunya ststus gizi pada bayi dan balita adalah : 1) Pola makan yang salah 2) Pemantauan tumbuh kembang dan penentuan setatus gizi secara berkala 3) Faktor sosial 4) Faktor ekonomi 5) Faktor infeksi (Mitayanti 2010)
6. Klasifikasi status gizi Balita Klasifikasi status gizi anak balita Dengan menggunkan kesepakatan para pakar Gizi di Semarang dengan menggunkan tabel Baku berat badan menurut tinggi badan WHO-NCHS Sebagai berikut : Table 2.1 Klasifikasi Status Gizi Balita INDEKS
STATUS GIZI
Berat badan menurut umur (BB/ U)
AMBANG BATAS *)
Gizi lebih >+ 2 SD Gizi baik ≥- 2 SD sampai + 2 SD Gizi kurang <- 2 SD sampai ≥ -3 SD Gizi buruk <- 3 SD Tinggi badan badan menurut Normal ≥ 2 SD Umur ( TB / U) Pendek <- 2 SD Berat badan menurut tinggi Gemuk > + 2 SD badan (BB/ TB ) **) Normal ≥ - 2 SD sampai + 2 SD Kurus < -2 SD sampai ≥ - 3 SD Kurus sekali <- 3 SD Tabel baku BB/U WHO – NCHS (Word Health Organization-national Center For Health Statistic)(Siswanto, 2010)
20
Tabel 2.2Kategori Status Gizi Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U)Anak Laki- Laki Umur 0-60 Bulan Umur ( bulan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Status gizi Buruk ≤1,9 ≤2,5 ≤ 3,0 ≤ 3,5 ≤ 3,9 ≤ 4,3 ≤ 4,6 ≤ 4,9 ≤ 5,2 ≤ 5,4 ≤ 5,6 ≤5,8 ≤ 6,0 ≤6,1 ≤ 6,3 ≤ 6,4 ≤ 6,6 ≤ 6,7 ≤ 6,8 ≤ 6,9 ≤ 7,0 ≤ 7,1 ≤ 7,2 ≤ 7,3 ≤ 7,5 ≤ 7,6 ≤7,7 ≤ 7,8 ≤ 7,9 ≤ 8,0 ≤ 8,1
Kurang 2,0-2,2 2,6-2,9 3,1-3,5 3,6-4,1 4,0-4,6 4,4-5,0 4,7-5,4 5,0-5,7 5,3-61 5,5-6,3 5,7-6,6 5,9-6,8 6,1-7,0 6,2-7,2 6,4-7,4 6,5-7,5 6,7-7,7 6,8-7,8 6,9-8,0 7,0-8,1 7,1-8,2 7,2-8,3 7,3-8,4 7,4-8,6 7,6-8,7 7,7-8,9 7,8-9,0 7,9-9,1 8,0-9,2 8,1-9,4 8,2-9,5
Sedang 2,3-2,5 3,0-3,3 3,6-4,1 4,2-4,7 4,7-5,3 5,1-5,7 5,5-6,1 5,8-6,5 6,2-6,9 6,4-7,3 6,7-7,5 6,9-7,8 7,1-8,1 7,3-8,2 7,5-8,5 7,6-8,6 7,8-8,8 7,9-8,9 8,1-9,1 8,2-9,3 8,3-9,3 8,4-9,5 8,5-9,7 8,7-9,8 8,8-10,0 9,0-10,1 9,1-10,3 9,2-10,4 9,3-10,5 9,5-10,7 9,6-10,9
Baik 2,6-4,0 3,4-5,2 4,2-6,2 4,8-7,2 5,4-8,0 5,8-8,8 6,2-9,4 6,6-10,0 7,0-10,6 7,4-11,0 7,6-11,4 7,9-11,9 8,2-12,2 8,3-12,5 8,6-12,8 8,7-13,1 8,9-13,3 9,0-13,6 9,2-13,8 9,4-14,0 9,4-14,2 9,6-14,4 9,8-14,6 9,9-14,9 10,1-15,1 10,2-15,4 10,4-15,6 10,5-15,7 10,6-16,0 10,8-16,2 11,0-16,4
Lebih ≥4,1 ≥ 5,3 ≥ 6,3 ≥ 7,3 ≥ 8,1 ≥ 8,9 ≥ 9,5 ≥ 10,1 ≥ 10,7 ≥ 11,1 ≥ 11,5 ≥ 12,0 ≥ 12,3 ≥ 12,6 ≥ 12,9 ≥ 13,2 ≥ 13,4 ≥ 13,7 ≥13,9 ≥ 14,1 ≥ 14,3 ≥ 14,5 ≥ 14,7 ≥15,0 ≥ 15,2 ≥ 15,5 ≥ 15,7 ≥ 15,8 ≥ 16,1 ≥ 16,3 ≥ 16,5
Umur ( bulan) 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Status gizi Buruk kurang ≤ 8,2 8,3-9,6 ≤ 8,3 8,4-9,7 ≤ 8,4 8,5-9,8 ≤ 8,5 8,6-10,0 ≤ 8,6 8,7- 10,1 ≤ 8,7 8,8-10,2 ≤ 8,8 8,9-10,3 ≤8,9 9,0-10,4 ≤ 9,0 9,1-10,5 ≤ 9,1 9,2-10,6 ≤ 9,2 9,3-10,8 ≤ 9,3 9,4-10,9 ≤ 9,4 9,5-11,0 ≤ 9,5 9,6-11,1 ≤ 9,6 9,7-11,2 ≤ 9,7 9,8-11,4 ≤ 9,8 9,9-11,5 ≤ 9,9 10,0-11,6 ≤ 10,0 10,1-11,7 ≤ 10,1 10,2-11,8 ≤ 10,2 10,3-11,9 ≤ 10,3 10,4-12,1 ≤ 10,4 10,5-12,2 ≤ 10,5 10,6-12,3 ≤ 10,6 10,7-12,4 ≤ 10,7 10,8-12,5 ≤ 10,8 10,9-12,6 ≤ 10,9 11,0-12,7 ≤ 11,0 11,1-12,8 ≤ 11,0 11,2-12,9
Sedang 9,7-10,9 9,8-11,1 9,9-11.3 10,1-11,4 10,2-11,5 10,3-11,7 10,4-11,7 10,5-11,9 10,6-12,1 10,7-12,1 10,9-12,3 11,0-12,5 11,1-12,5 11,2-12,7 11,3-12,9 11,5-13,0 11,6-13,1 11,7-13,3 11,8-13,4 11,9-13,5 12,0-13,7 12,2-13,8 12,3-13,9 12,4-14,1 12,5-14,2 12,6-14,3 12,7-14,5 12,8-14,5 13,0-14,7 13,1-14,9
Baik 11,0-16,6 11,2-16,8 11,4-17,0 11,5-17,3 11,6-17,4 11,8-17,6 11,8-17,8 12,0-18,0 12,2-18,2 12,2-18,4 12,4-18,6 12,6-18,8 12,6-19,0 12,8-19,2 13,0-19,4 13,1-19,7 13,2-19,8 13,4-20,0 13,5-20,3 13,6-20,4 13,8-20,6 13,9-20,9 14,0-21,0 14,2-21,2 14,3-21,5 14,4-21,6 14,6-21,8 14,6-22,0 14,8-22,2 15,0-22,4
lebih ≥ 16,7 ≥ 16,9 ≥ 17,1 ≥ 17,4 ≥17,5 ≥ 17,7 ≥ 17,9 ≥ 18,1 ≥ 18,3 ≥ 18,5 ≥18,7 ≥ 18,9 ≥ 19,1 ≥ 19,3 ≥ 19,5 ≥ 19,8 ≥ 19,9 ≥ 20,1 ≥20,4 ≥ 20,5 ≥ 20,7 ≥ 21,0 ≥ 21,1 ≥ 21,3 ≥ 21,6 ≥ 21,7 ≥ 21,9 ≥ 22,1 ≥ 22,3 ≥ 22,5
21
Tabel 2.3Kategori Status Gizi Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U)Anak perempuan Umur 0-60 Bulan Umur ( bulan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Status gizi Buruk ≤ 1,8 ≤ 2,3 ≤2,7 ≤ 3,1 ≤ 3,5 ≤ 3,9 ≤ 4,2 ≤ 4,5 ≤ 4,8 ≤ 5,1 ≤ 5,2 ≤ 5,4 ≤ 5,6 ≤ 5,8 ≤ 5,9 ≤ 6,0 ≤ 6,1 ≤ 6,3 ≤ 6,4 ≤ 6,5 ≤ 6,6 ≤ 6,7 ≤ 6,8 ≤ 6,9 ≤ 7,0 ≤ 7,2 ≤7,3 ≤ 7,3 ≤ 7,5 ≤ 7,6 ≤ 7,6
( Supariasa, 2008 )
Kurang 1,9-2,1 2,4-2,7 2,8-3,2 3,2-3,7 3,6-4,1 4,0-4,6 4,3-4,9 4,6-5,3 4,9-5,6 5,2-5,9 5,3-6,1 5,5-6,3 5,7-6,6 5,9-6,8 6,0-6,9 6,1-7,0 6,2-7,2 6,4-7,3 6,5-7,5 6,6-7,6 6,7-7,7 6,8- 7,9 6,9-8,0 7,0-8,1 7,1-8,2 7,3-8,4 7,4-8,5 7,4-8,6 7,6-8,7 7,7-8,9 7,7-8,9
Sedang 2,2-2,5 2,8-3,1 3,3-3,7 3,8-4,2 4,2-4,7 4,7-5,3 5,0-5,7 5,4-6,1 5,7-6,5 6,0-6,8 6,2-7,0 6,4-7,3 6,7-7,5 6,9-7,7 7,0-7,9 7,1-8,1 7,3-8,2 7,4-8,4 7,6-8,5 7,7-8,7 7,8-8,9 8,0-9,0 8,1-9,1 8,2-9,3 8,3-9,4 8,5-9,6 8,6-9,7 8,7-9,8 8,8-10,0 9,0-10,1 9,0-10,2
Baik 2,6-3,8 3,2-4,8 3,8-5,6 4,3-6,5 4,8-7,2 5,4-8,0 5,8-8,6 6,2-9,2 6,6-9,8 6,9-10,3 7,1- 10,7 7,4-11,0 7,6-11,4 7,8-11,8 8,0-12,0 8,2-12,2 8,3-12,5 8,5-12,7 8,6-13,0 8,8-13,2 9,0-13,4 9,1-13,7 9,2-13,8 9,4-14,0 9,5-14,3 9,7-14,5 9,8-14,8 9,9-14,9 10,1-15,1 10,2-15,4 10,3-15,5
Lebih ≥ 3,9 ≥ 4,9 ≥ 5,7 ≥ 6,6 ≥ 7,3 ≥ 8,1 ≥ 8,7 ≥ 9,3 ≥ 9,9 ≥ 10,4 ≥ 10,8 ≥ 11,1 ≥ 11,5 ≥ 11,9 ≥ 12,1 ≥ 12,3 ≥ 12,6 ≥ 12,8 ≥13,1 ≥ 13,2 ≥ 13,5 ≥ 13,8 ≥ 13 ,9 ≥ 14,1 ≥ 14,4 ≥ 14,6 ≥ 14,9 ≥ 15,0 ≥ 15,2 ≥ 15,5 ≥ 15,6
Umur ( bulan) 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Status gizi Buruk Kurang ≤ 7,8 7,9-9,1 ≤ 7,9 8,0-9,2 ≤ 7,9 8,0-9,3 ≤ 8,1 8,2-9,4 ≤ 8,2 8,3- 9,6 ≤ 8,2 8,3-9,6 ≤ 8,5 8,6-9,9 ≤ 8,5 8,6-10,0 ≤ 8,7 8,8-10,1 ≤ 8,8 8,9-10,3 ≤ 8,8 8,9-10,3 ≤ 9,0 9,1-10,5 ≤ 9,0 9,1-10,5 ≤ 9,1 9,2-10,7 ≤ 9,2 9,3-10,8 ≤ 9,3 9,4-10,9 ≤ 9,4 9,5-11,0 ≤ 9,5 9,6-11,1 ≤ 9,6 9,7-11,2 ≤ 9,6 9,7-11,2 ≤ 9,7 9,8-11,4 ≤ 9,8 9,9-11,5 ≤ 9,9 10,0-11,6 ≤ 10,0 10,1-11,7 ≤ 10,1 10,2-11,8 ≤ 10,2 10,3-11,9 ≤ 10,2 10,3-11,9 ≤ 10,3 10,4-12,1 ≤ 10,4 10,5-12,2 ≤ 10,5 10,6-12,3
Sedang 9,2-10,4 9,3-10,5 9,4-10.6 9,5-10,8 9,7-10,9 9,7-11,0 10,0-11,3 10,1-11,4 10,2-11,6 10,4-11,7 10,4-11,8 10,6-12,0 10,6-12,1 10,8-12,2 10,9-12,3 11,0-12,5 11,2-12,7 11,3-12,8 11,3-12,9 11,5-13,0 11,6-13,1 11,7-13,3 11,8-13,3 11,9-13,5 12,0-13,0 12,0-13,6 12,0-13,7 12,2-13,8 12,3-13,9 12,4-14,1
Baik 10,5-15,7 10,6-16,0 10,7-16,1 10,9-16,3 11,0-16,6 11,1-16,7 11,4-17,2 11,5-17,3 11,7-17,5 11,8-17,8 11,9-17,9 12,1-18,1 12,2-18,2 12,3-18,5 12,4-18,6 12,6,-18,8 12,6-19,0 12,8-19,2 12,9-19,3 13,0-19,4 13,1-19,7 13,2-19,8 13,4-20,0 13,4-20,2 13,6-20,4 13,7-20,5 13,8-20,6 13,9-20,9 14,0-21,0 14,2-21,2
lebih ≥ 15,8 ≥ 16,1 ≥ 16,2 ≥ 16,4 ≥16,7 ≥ 16,8 ≥ 17,3 ≥ 17,4 ≥ 17,6 ≥ 17,9 ≥18,0 ≥ 18,2 ≥ 18,3 ≥ 18,6 ≥ 18,7 ≥ 18,9 ≥ 19,1 ≥ 19,3 ≥19,4 ≥ 29,5 ≥ 19,8 ≥ 19,9 ≥ 20,1 ≥20,3 ≥20,5 ≥ 20,6 ≥ 20,7 ≥ 21,0 ≥ 21,1 ≥ 21,3
22
7. Penilaian Status Gizi Secara Langsung Penilaian status gizi secara langsung dapat di bagi menjadi empat penilaian yaitu : Antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik masing-masing penilaian tersebut akan dibahas secara umum sebagai berikut. 1. Antropometri Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia, di tinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan berbagai macam pengukuran komposisi tubuh dan dimensi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi
Penggunaanya Antropometri secara umum dilihat untuk melihat keseimbangan asupan protein dan energi, ketidak seimbangan ini terlihat pada pola perkembanagn fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
2. Klinis Pemeriksaan klinis adalah metode yang paling penting dalam penilaian ststus gizi masyarakat metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungakan dengan ketidak cukupan gizi, hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ- organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjer tiroid.
Penggunaanya Penggunaan ini umumnya untuk surve klinis secara cepat (repid clinical survey) surve ini dirancang untuk mendeteksi dini secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekuraangan salah satu zat gizi atau lebih. disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat
status gizi seseorang dengan
melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symtom) atau riwayat penyakit.
23
3. Biokimia Penilaian ststus gizi dengan biokimia ini adalah yaitu pemeriksaan spesimen yang di uji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh, jaringan tubuh yang di gunakan antara lain: darah, urin, tinja dan beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
Penggunaanya Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan mal nutrisi yang lebih parah lagi. banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan biokimia dapat lebih banyak menolong untuk menentukan gizi yang kurang spesifik.
4. Biofisik Penilaian status gizi secara biofisik adalah yaitu metode penentuan status gizi dengan melihat kemempuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan
Penggunaanya Umumnya dapat digunakan dalam situassi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes) cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap(Supariasa, 2008).
8. Penilaian Status Gizi Secar Tidak Langsung Penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi tiga yaitu: survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. pengertian dan penggunaan metode ini akan di uraikan sebagai berikut: a. Survei Konsumsi makanan Survei konsumsi makanan adalah penilaian ststus gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang di konsumsi.
24
Penggunaanya Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi di masyarakat, keluarga dan individu, survei ini dapat mengindentifikasi kekurangan dan kelebihan zat gizi. b. Statistik Vital Pengukuran status gizi dengan ststistik vital adalah dengan menganalisa beberapa data ststistik kesehatan seperti angka kematian, berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainya yang berhubungan dengan gizi. Penggunanya Dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. c. Faktor Ekologi Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil intraksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim tanah irigasi dan lain-lain. Penggunaanya Pengukuran ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab mal nutrisi di suatu masyrakat sebagi dasar untuk melakukan program intervensi gizi (Supariasa,2008). 9. Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Memilih Metode Penilaian Status Gizi Hal yang mendasar yang perlu diingata adalah setiap metode penilaian memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing dengan menyadari kelebihan dan kelemahan tiap-tiap metode maka dalam menentukan diagnosis suatu penyakit perlu digunakan beberapa jenis metode penggunaan satu metode kurang memberikan gambarang yang komprehensif tentang suatu keadaan.
25
Beberapa yang perlu dipertimbangkan dalah sebagai berikut : 1. Tujuan Tujuan pengukuran sangat perlu diperhatikan dalam memilih metode seperti tujuan ingin melihat fisik seseorang, maka metode yang digunakan adalah antropometri, apabila ingin melihat ststus vitamin dan mineral dalam tubuh sebaiknya menggunakan metode biokimia.
2. Unit sampel yang akan digunakan Unit sampel yang akan digunakan sangat mempengaruhi metode penggunaan metode penelitian status gizi. jenis unit sampel yang akan digunakan meliputi individu rumah tangga keluargadan kelompok rawan gizi, apa bila unit sampel yang akan di ukur adalah kelompok atau masyarakat yang rawan gizi secara keseluruhan maka sebaiknya menggunakan metode antropometri, kerna metode ini murah dan dari segi ilmiah dapat dipertanggung jawabkan.
3. Jenis informasi yang dibutuhkan Penilaian metode status gizi sangat tergantung pula pada jenis informasi yang di beri, jenis informAsi itu antara lain : asupan makanan, berat dan tinggi badan, tingkat hemoglobin dan situasi ekonomi, apa bila menginginkan informAsi tentang asupan makanan, maka metode yang digunakan adalah metode surveykonsumsi. dilain pihak apabila ingin mengetahui tingkat hemaglobin maka metode yang digunakan dalah biokimia. Membutuhkan informasi tentang keadaan fisik berat badan dan tinggi badan, sebaiknya menggunakan metode antropometri. begitupula apabila membutuhkan informAsi situasi sosial ekonomi sebaiknya menggunakan pengukuran faktor ekologi.
4. Tingkat reliabilitas dan akurasi yang dibutuhkan Masing-masing metode penilaian ststus gizi mempunyai tingkat reliabilits dan akurAsi yang berbeda-beda. contoh penggunaan metode klinis dalam menilai tingkatan pembesaran kelenjer gondok adalah sangat subjektif sekali. Penilaian
26
ini membutuhkan tenaga medis dan para medis yang terlatih dan mempunyai pengalaman yang cukup dalam bidang ini, berbeda dengan penilaian secara biokimia yang mempunyai reliabilitas dan akurasi yang sangat tinggi.Oleh karena itu apabila ada biaya tenaga dan sarana-sarana lain yang mendukung, maka penilaian ststus gizi dengan biokimia sangat dianjurkan.
5. Tersedia fasilitas dan peralatan Tersedia fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan dalam penilaian status gizi fasilitas tersebut ada yang mudah didapat dan ada pula yang sulit diperoleh pada umumnya penilaian ststus gizi dengan antropometri sangat relatif mudah didapat. Dibanding dengan penilaian ststus gizi dengan biokimia.
6. Tenaga Ketersedian tenaga dan mutunya sangat mempengaruhi metode penggunaan status gizi jenis tenaga yang digunakan dalam pengumpulan data status gizi antara lain : ahli gizi doktor ahli kimia dan yang lainya.Penilaian status gizi dengan antropometri tidak memerlukan tenaga ahli tetapi tenaga tersebut cukup dilatih beberapa hari saja sudah cukup sudah dapat menjalankan tugasnya. Kadar gizi di posyandu adalah kadar gizi yang tidak ahli tetapi dapat melaksanakan tugas dengan baik, walaupun disana sini masih ada kekurangan tugas utama kadar gizi adalah melakukan pengukuran antropometri seperti tinggi badan, berat badan, serta umur anak setelah mendapatkan data meraka memasukan kedalam KMS dan langsung dapat mengintrerpretasikan data tersebut.
7. Waktu ketersedian waktu dalam pengukuran ststus gizi sangat mempengaruhi metode yang akan di gunakan. waktu yang ada bisa dalam mingguan, bulanandan tahunan. Apabila kita ingin menilai ststus gizi di suatu masyarakat dan waktu yang tersedia relatif singkat, sebaiknya dengan menggunakan metode antropometri, sangat mustahil kita menggunakan metode biokimia apabila waktu yang tersedia sangat singkat.
27
8. Dana Masalah dana sangat mempengaruhi jenis metode yang akan digunakan untuk menilai status gizi pada umumnya menggunakan metode biokimia relatif mahal di banding dengan metode lain. Penggunaan metode di sesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penilaian status gizi (Supariasa, 2008).
F. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian adalah merupakan suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap lainnya dan masalah yang ingin diteliti peneliti ini (Hidayat, 2010). Skema 2.1 Kerangka konsep
Variabel Dependen
Variabel Indevenden
Status Gizi Balita Program Keluarga sadar Gizi (Kadarzi)
-
Gizi lebih
-
Gizi baik
-
Gizi sedang
-
Gizi kurang
-
Gizi buruk
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat dekskriptif analitik dengan rancangan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan program
keluarga sadar gizi (kadarzi)
terhadap status gizi Balita Di Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2015, penelitian ini mengunakan rancangan survey yakni rancangan penelitian yang mengukur atau pengamatan dilakukan secara sistematis pada suatu saat (Hidayat, 2007).
B. LokasiDan Waktu penelitian 1. Lokasi Lokasipenelitian dilakukan di Di Puskesmas Helvetia Medan.
2. Waktu Penelitian ini dilakukan pada Bulan Februari-Maret 2015.
C. PopulasiDan Sampel 1. Populasi Populasidalam penelitian ini adalah subjek misalnya manusia atau klien yang memehami criteria yang telah diterapkan (Nursallam, 2008) populasai dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki anak balitadengan jumla = 555 kepala keluarga di Puskesmas Helvetia MedanTahun 2015.
2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak balita. Apabila subjek dalam penelitian ini kurang dari 100 maka lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populAsi, selanjutnya jika subjek lebih besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25% tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan acidental samplingsebanyak
28
29
85 kepala keluarga yang memiliki anak balita dengan rumus (Yamane, 1989 dalam Riduwan, 2013) =
n=
=
N N. d + 1
555 555. (0,1)2 + 1
555 6,55
= 85
Keterangan : n
:Jumlah sampel
N
:Jumlah populasi
d²
: Presisi yang di tetapkan 10%
D. Kriteria Inklusi Dan Eklusi 1.
Kriteria Inklusi a.
Bersedia menjadi responden
b.
Memahami bahasa indonesia
c.
Ibu yang memiliki anak balita usia 1-5 tahun
d.
Ibu dan balita sehat jasmani dan rohani
e.
Hanya 1 anak balita saja dalam keluarga yang di jadikan responden (anak bungsu)
2.
Kriteria Eksklusi a.
Tidak bersedia menjadi responden
b.
Tidak memahami bahasa indonesia
c.
Ibu yang mempunyai anak balita kurang dari 1 tahun dan lebih dari 5 tahun
d.
Ibu dan balita yang sedang sakit
e.
Tidak dua anak sekaligus menjadi responden
30
E. Defenisi Operasional Tabel 3.1 Defenisi Operasional No 1
Variabel Program keluarga sadar gizi (kadarzi)
2
Status Balita
Gizi
Defenisi operasional Program Kadarzi bertujuan untuk menciptakan keluarga yang berperilaku gizi seimbang, Mampu mengenali serta mengatAsi masalah anggota keluarganya diantaraya yaitu: a.mampu memantau tumbuh kembang anak setiap bulan secara teratur dengan menimbang berat badan. b.Memberikan hanya ASI sejak lahir sampai usia 6 bulan . c.makan beraneka ragam untuk mencapai gizi seimbang. d.mengunakan garam beryodium dalam masakan sehari- hari. e.meminum kapsul vitamin A kepada bayi dan anak balita (Depkes 2012) Status gizi balita adalah status gizi balita yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan zat gizi , status gizi dapat di ukur melalui pengukuran berat badan, menurut umur
Alat ukur Kuisioner Menggunakan skala likert
Hasil ukur Dikategorikan Baik : 34 - 50 Cukup : 17-33 Kurang : 1-16
Skala Ordinal
Dengan menggunakan tabelstatus gizi dan timbangan berdasarkan indeks berat badan menurut umur (BB/U).
Dikategorikan menjadi Gizi lebih :50 Gizi baik :40 Gizi sedang :30 Gizi kurang :20 Gizi buruk :10
Ordinal
F. Aspek Pengukuran 1.
Dalam mengukur program keluarga sadar gizi (Kadarzi)diberikan quisioner sebanyak 10 pertanyaan menggunakan skala likert jika jawaban selalu, sering, kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah, dengan skor tertinggi = 50 dan terendah dengan skor = 0 menurut (Sudjana, 2002) berikut perhitungan range untuk mengetahu program keluarga sadar gizi.
Rentang = data terbesar – data terkecil 50 - 0 = 50 =
rentang banyak kelas
50 = 16 3
31
Keterangan
2.
P
= Nilai yang dicari
Rentang
= Nilai jawaban tertinggi di kurang terendah
BK
= Banyak kelas
1.
Kategori baik
: 34 - 50
2.
Kategori cukup
: 17 - 33
3.
Kategori kurang : 0-16
Untuk mengukur status gizi balita dengan menggunakan tabel lampiran penilaian status gizi balita berdasarkan indeks berat badan menurut umur (BB/U) dengan tabel terlampir. 1.
Gizi lebih
: 50
2.
Gizi baik
: 40
3.
Gizi sedang : 30
4.
Gizi kurang : 20
5.
Gizi buruk : 10
G. Etika penelitian Sebelum peneliti mendapatkan ijin dari kepala Puskesmas Helvetia Medan sebelum melakukan penelitian, peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian kepada responden, serta kerahasiaan data yang diberikan, responden berhak menerima dan menolak untuk menjadi responden dalam penelitian ini, bila calon menyetujii menjadi responden, maka peneliti meminta responden untuk menanda tangani persetujuan yang telah disediakan setelah mendapat persetujuan peneliti melakukan penelitian dengan etika penelitian meliputi : 1. Informed consent Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan partisipan dengan memberikan lembar persetujuan (informed consent) di berikan sebelum penelitian dilaksanakan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjai partisipan. Tujuan informed consen adalahagar partissipan mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya, jika partisipan bersedia maka mereka
32
harus menandatangani lembar persetujuan serta bersedia untuk direkam dan jika bersedia maka peneliti harus menghormati hak partisipan.
2. Anonimity (tanpa nama) Merupakan etika penelitian keperawatan dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang di sajikan
3. Kerahasiaan (confidentiality) Merupakan etika dalam peelitian dalam menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya, semua partisipan yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan nya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang di laporkan pada hasil penelitian
H. Pengumpulan data Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian langkahlangkah dalam pengumpulan data bergantung pada rancangan penelitian dan tehnik instrument yang diigunakan selama pengumpulan data penulisan memfokuskan pada penyedian subjek melatih pengumpulan data jika diperlukan memperhatiakn prinsip-prinsip validitas dan reliabilitas serta menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi agar data dapat terkumpul sesuai rencana yang telah ditetapakan (Nursallam, 2008)
I.
Pengolaan Data Data yang telah dikumpulkan di olah menjadi langkah-langkah sebagi berikut : 1. Editing Setelah selesai melakukan penelitian maka kuisioner dan lembar observasi dikumpulkan dan peneliti melakukan pemeriksaan ulang dari kuisioner dan lembar observasi tersebut dengan benar dan tidak ada tertinggal satu kuisioner pun.
33
2. Coding Setelah semua kuisioner diedit atau disunting selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding yang mengolah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka bilangan.seperti halnya jawaban “tidak pernah” dikode 1 “jarang” 2, “kadang-kadang” 3, “sering” 4dan “selalu” dikode 5.
3. Memasukan data/data entery Data yakni jawaban-jawaban darti masing-masing responden yang dalam bentuk kode langkah atau huruf dimasukan kedalam program atau sotwer computer
4. Pembersihan data (cleaning) Apabila semua data dari semua sumber data atau responden selesai dimasukan atau dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan kode ketidak lengkapan dan sebagainya kemudian dilakukan pembentukan korelasi.
5. Tabulating Untuk mempermudah analisa dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data tersebut kedalam bentuk distribusi sesuai variabel yang di inginkan, setelah data dimasukan dan dilakukan pengelolaan melalui program SPSS 17, maka hasil data pengelolaan tersebut selanjutnya peneliti memasukan hasil data kedalam bentuk distribusi frekuensi tabel-tabel sesui dengan tujuan peneliti atau yang di inginkan peneliti agar mempermudah pengolahan data berikutnya.
6. Saving Penyimpanan data dapat berupa flasdiskdan lembaran print out (Notoatmodjo 2010)
34
J.
Analisa Data 1. Analisa Univariat Yaitu untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase masing-masing variabel bebas dan variabel terikat.
2. Analis Bivariat yaitu untuk mengetahui distribusi frekuensi antara variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan uji statistik chi-square untuk hasil kemaknaan penghitungan statistik digunakan α=0,1 dan C1 90% dengan menggunakan program komputer.
35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Umum Gambaran Puskesmas Helvetia Medan 1. Data Geografis Wilayah kerja Puskesmas Medan Helvetia, Kecamatan Medan Helvetia ini terdiri dari : Luas wilayah kerja
: 11,60 km2
Jumlah kelurahan
: 7 kelurahan.
Jumlah lingkungan
: 88 lingkungan
2. Data demografis Kecamatan MedanHelvetia terdiri dari 7 kelurahan dengan jumlah penduduk yang dicakup oleh puskesmas helvetia sebanyaak 145,239 jiwa. B. Hasil penelitian 1.
Karakteristik responden Tabel 4.1 Distribusi Frekuensikarakteristik ibu dan balita menurut pekerjaan, pendidikanjenis kelamin, umur balita di Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2015 ( N= 85) Karakteristik resonden Pekerjaan ibu IRT SWASTA HONOR PNS Total
Frekuensi (F)
Persentase ( %)
51 11 16 7 85
60.0 12.9 18.8 8.3 100.0
15 17 32 14 7 85
17.6 20.0 37.6 16.5 8.3 100.0
31 54 85
36.5 63.5 100.0
Pendidikan SD SMP SMA D3 S1 Total Jenis kelamin laki-laki Perempuan Total
35
36
Karakteristik resonden
Frekuensi (F)
Persentase ( %)
48 17 8 12 85
56.5 20.0 9.4 14.1 100.0
Usia (dalam bulan) 12-23 bulan 24-35 bulan 36-47 bulan 48-59 bulan Total
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui distribusi frekuensi Pekerjaan Responden mayoritas sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 51 Resonden (60,0%), Pendidikan responden mayoritas sebanyak 32 Resonden yaitu (37,6%), dan berdasarkan Jenis Kelamin anak balita bahwa mayoritas Responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 54 anak balita sebanyak (63,5%), distribusi frekuensi responden berdasarkan
umur
bahwa
mayoritasberumur
12-23
bulan
sebanyak
48
Respondenyaitu sebanyak (56,5%).
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi KarakteristikBerat Badan Balita di Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2015 ( N= 85) Berat badan balita
Frekuensi (F)
Persentase (%)
6-10 KG 11-15 KG 16-20 KG > 20 KG Total
22 53 9 1 85
25.9 62.4 10.6 1.2 100
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui distribusi frekuensi berat badan Balita mayoritas 11-15 kg yaitu sebanyak (62,4%).
2.
Distribusi frekuensi Program Keluarga Sadar gizi (Kadarzi) Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik program keluarga sadar gizi (kadarzi) di Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2015 ( N= 85) Program keluarga sadar gizi (kadarzi) Frekuensi (F) Baik Cukup Kurang Total
74 8 3 85
Persentase (%) 87.1 9.4 3.5 100.0
37
Berdasarkan tabel 4.3 dapat di ketahui hasil distribusi frekuensi penerapan program keluarga sadar gizi (kadarzi) mayoritas baik 74 responden yaitu sebanyak (87,1%).
3.
Distribusi frekuensi status gizi Balita Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Status Gizi Balita di Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2015 ( N= 85) Status Gizi balita
Frekuensi (F)
Persentase%
gizi lebih gizi baik gizi sedang gizi kurang Total
18 60 3 4 85
21.2 70.6 3.5 4.7 100.0
Berdasarkan tabel 4.4 dapat di ketahui hasil distribusi frekuensi status Gizi Balita Mayoritas gizi Baik 60 responden yaitu sebanyak (70,6%).
4.
Hubungan program keluarga sadar Gizi (kadarzi) dengan status Gizi Pada balita Tabel 4.5 Tabulasi Silang Responden Hubungan Program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Terhadap Status Gizi Pada Balita Di Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2015 ( N= 85) Penerapan Program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Baik Cukup Kurang Total
Status Gizi Balita Total Lebih F %
Baik F %
Sedang F %
Kurang F %
F
%
18 0 0 18
56 4 0 60
0 3 0 3
0 1 3 4
74 8 3 85
87,1 9,4 3,5 100
21,2 0 0 21,2
65,9 4,7 0 70,6
0 3,5 0 3,5
0 1,2 3,5 4,7
P 0,000
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui hasil penerapan program keluarga sadar gizi (kadarzi) baik sebanyak (87,1%), dari 87,1% status gizi balita lebih sebanyak 21,2%, baik 65,9%. Program keluarga sadar gizi cukup sebanyak (9,4%), dari 9,4% status gizi balita baik 4,7%, sedang 3,5% dan kurang 1,2%. Program keluarga sadar gizi kurang sebanyak (3,5%) dari 3,5% status gizi kurang
38
sebanyak 3,5%.Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p= 0,000 yang berarti ada hubungan penerapan program keluarga sadar gizi (kadarzi) dengan status gizi pada balita di Puskesmas Helvetia Medan tahun 2015.
C. Pembahasan 1.
Interpretasi dan Diskusi Hasil a.
Program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Hasil penelitian program keluarga sadar gizi (kadarzi) di puskesmas Helvetia Medan bahwa program keluarga sadar gizi baik sebanyak ( 87,15 %), hal ini dikarenakan keluarga sudah mampu menerapkan prilaku keluarga sadar gizi dalam kehidupan sehari-hari, selalu menimbang berat badan anak balita setiap bulan nya, memberikan Asi eklusif kepada bayi, makan
beraneka
ragam
dalam
kehidupan
sehari-sehari,selalu
menggunakan garam beryodium dan memberikan kapsul vitamin A kepada balita.
Pada program keluarga sadar gizi (kadarzi)di puskesmas Helvetia Medan cukup sebanyak (9,4%), hal ini di karenakan sebagian keluarga mAsih ada dalam penerapan program keluarga sadar gizi yang hanya kadang-kadang saja melakukan penimbangan berat badan anak balita setiap bulan nya keposyandu dan ada sebagian yang tidak pernah, pemberian Asi ada yang kadang-kadang dan juga tidak pernah, pemberian makanan pendamping Asi sebagian responden selalu memberikan dan ada juga yang kadngkadang, makan beraneka ragam ada yang selalu dan sebagian hanya kadang-kadang. Mengkonsumsi garam beryodium sebagin responden selalu dan ada juga kadang-kadang. Dan pemberian kapsul vitamin A sebagian responden sering namun ada sebagian yang hanya kadang-kadang saja.
Dalam penerapan program keluarga sadar gizi (kadarzi) kurang yaitu sebanyak (3,5 %), hal ini berdasarkan hasil penelitian sebagian kecil
39
responden masih kurang melakukan penerapan keluarga sadar gizi dan dalam penimbangan berat badan balita setiap bulan nya masih jarang dilakukan, pemberian Asi (kolostrum) tidak pernah di berikan, pemberian Asihingga usia 6 bulan tidak pernah diberikan, makan beraneka ragam tidak pernah, mengkonsumsi garam beryodium jarang, dan tidak pernah memberikan kapsul vitamin a serta jarang mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A.
Keluarga sadar gizi adalah keluarga yang mampu melaksanakan seluruh prilaku
gizi
seimbang
yaitu
memiliki
pengetahuan
sikap
dan
mempraktekkan dan mengkonsumsi makanan seimbang dan berprilaku hidup sehat, serta mampu mengenali masalah gizi setiap anggota keluarganya dan mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatssi masalah gizi anggota keluarganya (Siawanto,2010:).
Dalam mencapai target MDGs 2020 gerakan nasional sadar gizi menuju manusia indonsia prima menurunkan prevalensi kurang gzi pada balita asupa zat gizi mikro karbohidrat protein dan lemak dan zat gizi mikro kapsul vitamin Azat besi (Fe) garam beryodium, dan zat gizi mikro lainya untuk memenuhi angka kecukupan gizi, pengetahuan masyarakat tentang pola hidup sehat dan penerapan gizi seimbang, pemberian Asi eklusif sampai usia 6 bulan pemberian makanan pendamping Asi mulai dari bayi usia 6-24 bulan dan makanan bagi ibu hamilkurang energi kronis, pemantauan bayi dengan prioritas usia dua tahun(MDGs 2015).
Berdasarkan hasil penelitian program keluarga sadar gizi (kadarzi) di Puskesmas Helvetia Medan bahwa keluarga yang sadar gizi khususnya yang mempunyai anak balita dengan status gizi baik memiliki sikap dan prilaku mandiri dalam mewujudkan prilaku gizi seimbang yang dapat terlihat dari konsumsi makanan yang beraneka ragam dan bermutu gizi seimbang. Meskipun sebagian besar telah baik namun masih terdapat
40
sebagian keluarga yang tidak melaksanakan semua program keluarga sadar gizi masih terdapat mengenai kesadaran dalam menimbang badan secara teratur, pemberian ASI ekslusif dan suplemen gizi seperti vitamin A. b. Status Gizi Balita Karakteristik balita yang ada di Puskesmas Helvetia Medan kebanyakan berjenis kelamin perempuan sebanyak 54 balita, dengan umur mayoritas Sebanyak 48 responden serta berat badan mayoritassebanyak 53 Responden. Jumlah balita yang berstatus gizi baik paling banyak di banding dengan gizi kurang, jumlah balita yang berstatus gizi baik sebanyak 60 balita, status gizi sedang sebanyak 3 balita, gizi kurang 4 balita, dan gizi lebih 18 balita. Status gizi balita adalah status kesehatan balita yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan zat gizi. Salah satu indikator status gizi penduduk yang rendah adalah tingginya prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada anak bawah lima tahun (balita) yang didasarkan pada perhitungan berat badan menurut umur (Supariasa, Bakri dan Fajar, 2013). Status gizi balita adalah status gizi balita yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan zat gizi, status gizi dapat di ukur melalui pengukuran berat badan, panjang badan, dan tinggi badan, lingkar lengan dan lingkar kepala, penilaian status gizi dapat menggunkan antropometri menurut Standar word healt organization-national center for healt statistic (NCHS) yang didasarkan pada angka klasifikasistatus gizi menurut Z-score (Depkes RI, 2008). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Oktaviani (2012) tentang hubungan pengetahuan dan prilaku ibu buruh pabrik tentang kadarzi dengan status gizi anak balita di kelurahan Pager Sari dengan hasil penelitian terdapat hubungan pengetahuan dengan status gizi balita (p value 0,005).
41
D. Hubungan Program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Terhadap Status Gizi Balita Di peroleh hasil mayoritas penerapan program keluarga sadar gizi (kadarzi) baik sebanyak 74 reponden (87,1%) dan status gizi balita baik sebanyak 60 responden (70,6%). Berdasarkan Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p= 0,000 yang berarti ada hubungan penerapan program keluarga sadar gizi (kadarzi) dengan status gizi pada balita di Puskesmas helvetia Medan tahun 2015, bahwa program keluarga sadar gizi Kadarzi baik terdapat status gizi yang baik.
Status gizi balita sangat berhubungan dengan keluarga khususnya keluarga sadar gizi. Keluarga yang memiliki kesadaran tentang gizi yang baik maka status gizi balita akan menjadi baik, sebaliknya apa bila kesadaran tentang gizi tidak baik maka status gizi balita juga kurang baik. Sehingga status gizi sangat berhubungan dengan keluarga sadar gizi (Supariasa Bakri dan Fajar, 2013).
Sejalan dengan hasil penelitian ini, di dukung pula oleh beberapa jurnal terkait tentang hubungan keluarga sadar gizi (kadarzi) dengan status gizi balita dalam penelitian sebelumnya oleh Muliati (2014) terdapat hubungan antara keluarga sadar gizi (kadarzi) dengan status gizi balita dengan p value 0,006 di desa mopuyo Selatan Kecamatan Dumogo utara Kabupaten Bolaang Mongondow. Balita yang berstatus gizi baik dari keluarga yang menerapkan program keluarga sadar gizi (kadarzi) sangat berhubungan. Hal ini terbukti bahwa variabel indevenden (program keluarga sadar gizi (kadarzi) mempengaruhi variabel dependen (Status Gizi Balita). Sehingga terdapat hubungan antara program keluarga sadar gizi (kadarzi) dengan status gizi balita. Hal ini sejalan dengan teori tentang status gizi balita berhubungan dengan keluarga khususnya keluarga sadar gizi. Keluarga yang memiliki kesadaran tentang gizi yang baik maka status gizi balita menjadi baik, sebaliknya apa bila kesadaran tentang gizi tidak baik maka status gizi balita juga kurang baik sehingga status gizi sangat berhubungan dengan keluarga sadar gizi (Supariasa, Bakri & Pajar, 2013).
42
Keluarga dengan tingkat pendidikan tinggi akan mempengaruhi status gizi balita baik selain itu juga dipengaruhi oleh pekerjaan karena dikaitkan dengan penyediaan gizi yang baik bagi keluarga sebagian besar pekerjaan orang tua balita adalah sebagai ibu rumah tangga. Hal ini sejalan dengan teori penyebab tidak langsung status gizi balita yaitu tingkat sosial ekonomi, pengetahuan ibu tentang kesehatan, ketersediaan pangan di tingkat keluarga, pola konsumsi, serta akses kepasilitas pelayanan (Mastari, 2009). 1.
Keterbatasan penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penelitian ini masih kurangnya dilakukan tinjauan lebih mendalam, dan penelitian ini hanya menggunakan rancangan cross peneliti.
sectional karena keterbatasan waktu yang di miliki oleh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat di simpulkan bahwa: 1.
Program keluarga sadar gizi (kadarzi) di Puskesmas Helvetia Medan tahun 2015 adalah baik sebanyak 74 responden (87,1%).
2.
Status gizi balita di Puskesmas Helvetia Medan tahun 2015 adalah baik sebanyak 60 responden (70,6%).
3.
Terdapat hubungan penerapan program keluarga sadar gizi (kadarzi) dengan status gizi pada balita di Puskesmas helvetia Medan tahun 2015. (p= 0,000)
B. Saran 1.
Bagi keluarga diharapkan dapat mempertahankan status gizi yang baik agar generasi seterusnya dalam keadaan baik, dan melaksanakan keluarga sadar gizi dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Bagi Puskesmas Helvetia Medan Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi sumber informasi, dan tetap melakukan penyuluhan-penyuluhan Tentang penerapan program keluarga sadar gizi (kadarzi),bahwa sangat penting untuk dilakukan dalam kehidupan seharihari karena berpengaruh terhadapstatus gizi khususnya gizi balita dan dapat mengurangi angka gizi kurang dan gizi buruk pada masa mendatang.
3.
Bagi Peneliti selanjutnya Untuk peneliti selanjutnya agar dapat menggali lebih mendalam lagi tentang program keluarga sadar gizi (kadarzi) terhadap status gizi pada balita agar meneliti dengan metode yang lain yang lebih kepada penelitian eksperimen.
43
DAFTAR PUSTAKA Achmad ,(2008),Ilmu Gizi,Dian Rakyat:Jakarta Arisman, (2004), Gizi Dalam Daur Kehidupan,EGC: Jakarta Badan Pusat Statistik, (MDGs) Millenium Development Golds, http:mdgs-dev.bps.go.id/ (Diakses 2013). Depkes . RI. Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) Jakarta : Depkes 2012. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2010, Panduan Umum Keluarga Mandiri Sadar Gizi (KADARZI), Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat. Dinas malang Kota,go.id.index php./artikel kesehatan /188-Keluarga Sadar gizikadarzi. Dinas provinsi sumatra Utara, (2010), dinas kesehtansumatra utara angka prevalensi gizi sumatra utara. Hidayat, (2007), Metode Penelitian keperawatan Dan Tehnik Analisa Data, Salemba Medika : Jakarta I Dewa Nyoman Supriasa,(2008),Penelitian status Gizi , EGC : Jakarta Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia Tahun (2013), Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depatemen Kesehatan RI. Mitayani, ( 2010) , Buku Saku Ilmu Gizi , CV. Trans Info Media : jakarta. Matsari, (2009), Tumbuh Kembang Anak Balita. Jakarta: Graha Medika. Notoatmodjo, (2010),Metodelogi Penelitian Masyarakat, Rikena Cipta :Jakarta Nursalam, (2008), Konsep dan penerapan metodologi Penelitian ilmu Keperawatan, Salemba medika: Jakarta. Irma Aryati Oktaviani, 2010, Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Ibu Buruh Pabrik tentang Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Pagersari Ungaran Kabupaten Semarang, Artikel Penelitian: Universitas Diponegoro. Riduwan, (2013),Metode & Teknik Penyusunan Tesis, ALFABETA: Bandung. Setiawati,(2008), Asuhan Keperawatan keluarga ,Trans Info Media : Jakarta
Sunita Almatsier, ( 2002), Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Siswanto, (2010), Pendidikan Kesehatan Anak Usia Dini , Pustaka Rihana :Yogyakarta. Sudjana, 2002. Metode statistika Edisi 6. Tarsito : Bandung Supariasa, I dewa Nyoman, Bakri, Bachyar,&fajar, Ibnu (2013), penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC WHO, (2013). http://www.Klasifikasi status gizi.digilib.esaunggul.ac.id /UEUUndergraduate-229 DAFTAR%20TAB. Di akses pada tanggal 28 maret 2014
Lampiran 1
Permohonan Menjadi Responden
Kepada Yth : Responden Di – Tempat
Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah Ini : Nama
: Dian Antariksa
Nim
: 130206154
Saya Mahasiswa jurusan program studi Ners Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kebidannan Universitas Sari Mutiara Indonesia Yang akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Program Keluarga Sadar Gizi (kadagzi) Terhadap status Gizi Balita di Puskesmas helvetia Medan 2015”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Program Keluarga Sadar Gizi ( Kadarzi ) Terhadap Status Gizi Balita.
Sehubungan dengan hal ini dengan kerendahan hati saya mohon kesedian saudar /i untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Semua data dan informasi yang di kumpulkan akan dijaga kerahasianya dan hanya di gunakan untuk kepentingan peneliti. Jika bersedia menjadi responden, mohon saudara/i untuk menandatangani pernyataan kesedian menjadi responden. Atas perhatian dan kesedian saudara /i, saya ucapkan terimakasih .
Medan, April 2015 Peneliti
(Dian Antariksa)
Lampiran 2
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITI (INFORMED KONSEN)
Nama
: Dian Antariksa
Judul Penelitian
: Hubungan Program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Terhadap Status Gizi Pada Balita Di Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2015.
Saya Mahasiswa jurusan program studi Ners Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kebidannan Universitas Sari Mutiara Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Program Keluarga Sadar Gizi ( Kadarzi ) Terhadap Status Gizi Pada Balita di Puskesmas helvetia Medan 2015.
Hasi penelitian akan dijadikan bahan masukan
bagi pihak puskesmas menjadikan
pertimbangan pihak puskesmas dalam pengambilan keputusan pembuatan kebijakan baru untuk kedepanya. Oleh Kerna itu, saya mengharap kepada keluarga agar dapat bekerja sama dengan baik. Peneliti menjamin bahwa peneitian ini tidak akan menimbulkan sesuatu yang berdampak negatif karena peneliti menjamin kerahasian identitas dan data saudara/i yang diperoleh baik dalam pengumpulan data, pengolahan, maupun penyajian laporan nantinya. Melalui penjelasan singkat ini, peneliti sangat mengharapkan partisipasi saudara/i dalam penelitian ini. Atas kesediannya dan kerja samanya, peneliti mengucapkan terimakasih.
Medan,
April2015
Responden
(
)
Lampiran 3 KUISIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PROGRAM KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI PUSKESMAS HELVETIA TAHUN 2015 1. IDENTITAS RESPONDEN A. Identitas sampel ( Ibu Balita) 1.Nomor Identitas
:
2. Nama (inisial)
:
3. Pendidikan
:
4. Pekerjaan
:
B. IdentitasAnak Balita 1.Nama
:
2. Usia
:
3. Jenis Kelamin
:
4. Berat Badan Sekarang
:
Petunjukpengisiankuesioner a. Baca danpahamidenganbaiksetiappertanyaan b. Beritandasilang (x) atau checklist (√) padasalahsatujawaban yang menurut ibu benar. c. Pertanyaandijawabsendiri.
1.
Kuisioner Untuk mengetahui penerapan program keluarga sadar Gizi (kadarzi) Di Puskesmas Helvetia tahun 2015.
No
Pertanyaan
1.
Apakah ibu menimbang berat badan anak balita setiap bulannya keposyandu?
2
Apakah ibu memantau grafik pertumbuhan anak di kartu menuju sehat (KMS)? Apakah ibu memberikan asi yang pertama kali keluar berwarna kekuningan (kolostrum ) pada saat bayi lahir? Apakah ibu memberikan Asi sampai usia 6 bulan? Apakah setelah usia 6 bulan ibu memberikan makanan pendamping asi? Apakah ibu menyedikan menu makanan dalam keluarga seperti nasi, lauk pauk, sayur, buah-buahan dan susu ? Apakah ibu menggunakan garam beryodium pada setiap masakan ibu? Apakah anak balita ibu pernah di berikan kapsul vitamin A berwarna merah untuk balita usia 12-59 bulan
3
4 5 6
7 8.
9
10
Apakah anak balita ibu pernah di berikan buah-buahan yang mengandung vitamin A seperti pepaya, pisang dll Apakah ibu membawa balita ibu keposyandu untuk di berikan kapsul vitamin A pada bulan Februari dan Agustus
Selalu
Sering
Kadangkadang
Jarang
Tidak pernah
Lembar observasi 2. Penilaian Status Gizi Balita Berdasarkan Tabel Kategori Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Pada Anak Laki-Laki Usia 0-60 Bulan Di PuskesmasHelvetia Tahun 2015 A. Identitas status gizi Anak Balita 1.Nama
:
2.Usia
:
3. Jenis Kelamin
:
4. Berat Badan Sekarang
:
5. Gizi Lebih
:
6. Gizi Baik
:
7. Gizi sedang
:
8. Gizi Kurang
:
9.Gizi Buruk
:
Umur ( bulan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Buruk (kg) ≤ 1,9 ≤ 2,5 ≤ 3,0 ≤ 3,5 ≤ 3,9 ≤ 4,3 ≤ 4,6 ≤ 4,9 ≤ 5,2 ≤ 5,4 ≤ 5,6 ≤ 5,8
Kurang (kg) 2,0-2,2 2,6-2,9 3,1-3,5 3,6-4,1 4,0-4,6 4,4-5,0 4,7-5,4 5,0-5,7 5,3-61 5,5-6,3 5,7-6,6 5,9-6,8
Status gizi Sedang (Kg) 2,3-2,5 3,0-3,3 3,6-4,1 4,2-4,7 4,7-5,3 5,1-5,7 5,5-6,1 5,8-6,5 6,2-6,9 6,4-7,3 6,7-7,5 6,9-7,8
Baik (kg) 2,6-4,0 3,4-5,2 4,2-6,2 4,8-7,2 5,4-8,0 5,8-8,8 6,2-9,4 6,6-10,0 7,0-10,6 7,4-11,0 7,6-11,4 7,9-11,9
Lebih (kg) ≥ 4,1 ≥ 5,3 ≥ 6,3 ≥ 7,3 ≥ 8,1 ≥ 8,9 ≥ 9,5 ≥ 10,1 ≥ 10,7 ≥ 11,1 ≥ 11,5 ≥ 12,0
Umur ( bulan) 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Buruk (kg) ≤ 8,2 ≤ 8,3 ≤ 8,4 ≤ 8,5 ≤ 8,6 ≤ 8,7 ≤ 8,8 ≤ 8,9 ≤ 9,0 ≤ 9,1 ≤ 9,2 ≤ 9,3
Kurang (kg) 8,3-9,6 8,4-9,7 8,5-9,8 8,6-10,0 8,7- 10,1 8,8-10,2 8,9-10,3 9,0-10,4 9,1-10,5 9,2-10,6 9,3-10,8 9,4-10,9
Status gizi Sedang (kg) 9,7-10,9 9,8-11,1 9,9-11.3 10,1-11,4 10,2-11,5 10,3-11,7 10,4-11,7 10,5-11,9 10,6-12,1 10,7-12,1 10,9-12,3 11,0-12,5
Baik (kg) 11,0-16,6 11,2-16,8 11,4-17,0 11,5-17,3 11,6-17,4 11,8-17,6 11,8-17,8 12,0-18,0 12,2-18,2 12,2-18,4 12,4-18,6 12,6-18,8
Lebih (Kg) ≥ 16,7 ≥ 16,9 ≥ 17,1 ≥ 17,4 ≥17,5 ≥ 17,7 ≥ 17,9 ≥ 18,1 ≥ 18,3 ≥ 18,5 ≥18,7 ≥ 18,9
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
≤ 6,0 ≤ 6,1 ≤ 6,3 ≤ 6,4 ≤ 6,6 ≤ 6,7 ≤ 6,8 ≤ 6,9 ≤ 7,0 ≤ 7,1 ≤ 7,2 ≤ 7,3 ≤ 7,5 ≤ 7,6 ≤7,7 ≤ 7,8 ≤ 7,9 ≤ 8,0 ≤ 8,1
6,1-7,0 6,2-7,2 6,4-7,4 6,5-7,5 6,7-7,7 6,8-7,8 6,9-8,0 7,0-8,1 7,1-8,2 7,2-8,3 7,3-8,4 7,4-8,6 7,6-8,7 7,7-8,9 7,8-9,0 7,9-9,1 8,0-9,2 8,1-9,4 8,2-9,5
7,1-8,1 7,3-8,2 7,5-8,5 7,6-8,6 7,8-8,8 7,9-8,9 8,1-9,1 8,2-9,3 8,3-9,3 8,4-9,5 8,5-9,7 8,7-9,8 8,8-10,0 9,0-10,1 9,1-10,3 9,2-10,4 9,3-10,5 9,5-10,7 9,6-10,9
8,2-12,2 8,3-12,5 8,6-12,8 8,7-13,1 8,9-13,3 9,0-13,6 9,2-13,8 9,4-14,0 9,4-14,2 9,6-14,4 9,8-14,6 9,9-14,9 10,1-15,1 10,2-15,4 10,4-15,6 10,5-15,7 10,6-16,0 10,8-16,2 11,0-16,4
≥ 12,3 ≥ 12,6 ≥ 12,9 ≥ 13,2 ≥ 13,4 ≥ 13,7 ≥13,9 ≥ 14,1 ≥ 14,3 ≥ 14,5 ≥ 14,7 ≥ 15,0 ≥ 15,2 ≥ 15,5 ≥ 15,7 ≥ 15,8 ≥ 16,1 ≥ 16,3 ≥ 16,5
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
≤ 9,4 ≤ 9,5 ≤ 9,6 ≤ 9,7 ≤ 9,8 ≤ 9,9 ≤ 10,0 ≤ 10,1 ≤ 10,2 ≤ 10,3 ≤ 10,4 ≤ 10,5 ≤ 10,6 ≤ 10,7 ≤ 10,8 ≤ 10,9 ≤ 11,0 ≤ 11,0
9,5-11,0 9,6-11,1 9,7-11,2 9,8-11,4 9,9-11,5 10,0-11,6 10,1-11,7 10,2-11,8 10,3-11,9 10,4-12,1 10,5-12,2 10,6-12,3 10,7-12,4 10,8-12,5 10,9-12,6 11,0-12,7 11,1-12,8 11,2-12,9
11,1-12,5 11,2-12,7 11,3-12,9 11,5-13,0 11,6-13,1 11,7-13,3 11,8-13,4 11,9-13,5 12,0-13,7 12,2-13,8 12,3-13,9 12,4-14,1 12,5-14,2 12,6-14,3 12,7-14,5 12,8-14,5 13,0-14,7 13,1-14,9
12,6-19,0 12,8-19,2 13,0-19,4 13,1-19,7 13,2-19,8 13,4-20,0 13,5-20,3 13,6-20,4 13,8-20,6 13,9-20,9 14,0-21,0 14,2-21,2 14,3-21,5 14,4-21,6 14,6-21,8 14,6-22,0 14,8-22,2 15,0-22,4
≥ 19,1 ≥ 19,3 ≥ 19,5 ≥ 19,8 ≥ 19,9 ≥ 20,1 ≥20,4 ≥ 20,5 ≥ 20,7 ≥ 21,0 ≥ 21,1 ≥ 21,3 ≥ 21,6 ≥ 21,7 ≥ 21,9 ≥ 22,1 ≥ 22,3 ≥ 22,5
Penilaian Status Gizi Balita Berdasarkan Tabel Kategori Indeks Berat Badan Menurut Umur (Bb/U) Pada Anak Perempuan Usia 0-60 Bulan Di PuskesmasHelvetia MedanTahun 2015 A. IdentitasStatus Gizi Anak Balita 1.Nama
:
2. Usia
:
3. Jenis Kelamin
:
4. Berat Badan Lahir
:
5. Berat Badan sekarang
:
6. Gizi lebih
:
7. Gizi Baik
:
8. Gizi sedang
:
8. Gizi kurang
:
9. Gizi Buruk
:
Umur ( bulan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Status gizi Buruk (kg) ≤ 1,8 ≤ 2,3 ≤ 2,7 ≤ 3,1 ≤ 3,5 ≤ 3,9 ≤ 4,2 ≤ 4,5 ≤ 4,8 ≤ 5,1 ≤ 5,2
Kurang (kg) 1,9-2,1 2,4-2,7 2,8-3,2 3,2-3,7 3,6-4,1 4,0-4,6 4,3-4,9 4,6-5,3 4,9-5,6 5,2-5,9 5,3-6,1
Sedang (kg) 2,2-2,5 2,8-3,1 3,3-3,7 3,8-4,2 4,2-4,7 4,7-5,3 5,0-5,7 5,4-6,1 5,7-6,5 6,0-6,8 6,2-7,0
Baik (kg) 2,6-3,8 3,2-4,8 3,8-5,6 4,3-6,5 4,8-7,2 5,4-8,0 5,8-8,6 6,2-9,2 6,6-9,8 6,9-10,3 7,1- 10,7
Lebih (kg) ≥ 3,9 ≥ 4,9 ≥ 5,7 ≥ 6,6 ≥ 7,3 ≥ 8,1 ≥ 8,7 ≥ 9,3 ≥ 9,9 ≥ 10,4 ≥ 10,8
Umur ( bulan) 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Status gizi Buruk (kg) ≤ 7,8 ≤ 7,9 ≤ 7,9 ≤ 8,1 ≤ 8,2 ≤ 8,2 ≤ 8,5 ≤ 8,5 ≤ 8,7 ≤ 8,8 ≤ 8,8
Kurang (kg) 7,9-9,1 8,0-9,2 8,0-9,3 8,2-9,4 8,3- 9,6 8,3-9,6 8,6-9,9 8,6-10,0 8,8-10,1 8,9-10,3 8,9-10,3
Sedang (kg) 9,2-10,4 9,3-10,5 9,4-10.6 9,5-10,8 9,7-10,9 9,7-11,0 10,0-11,3 10,1-11,4 10,2-11,6 10,4-11,7 10,4-11,8
Baik (kg) 10,5-15,7 10,6-16,0 10,7-16,1 10,9-16,3 11,0-16,6 11,1-16,7 11,4-17,2 11,5-17,3 11,7-17,5 11,8-17,8 11,9-17,9
Lebih (kg) ≥ 15,8 ≥ 16,1 ≥ 16,2 ≥ 16,4 ≥16,7 ≥ 16,8 ≥ 17,3 ≥ 17,4 ≥ 17,6 ≥ 17,9 ≥18,0
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
≤ 5,4 ≤ 5,6 ≤ 5,8 ≤ 5,9 ≤ 6,0 ≤ 6,1 ≤ 6,3 ≤ 6,4 ≤ 6,5 ≤ 6,6 ≤ 6,7 ≤ 6,8 ≤ 6,9 ≤ 7,0 ≤ 7,2 ≤7,3 ≤ 7,3 ≤ 7,5 ≤ 7,6 ≤ 7,6
5,5-6,3 5,7-6,6 5,9-6,8 6,0-6,9 6,1-7,0 6,2-7,2 6,4-7,3 6,5-7,5 6,6-7,6 6,7-7,7 6,8- 7,9 6,9-8,0 7,0-8,1 7,1-8,2 7,3-8,4 7,4-8,5 7,4-8,6 7,6-8,7 7,7-8,9 7,7-8,9
6,4-7,3 6,7-7,5 6,9-7,7 7,0-7,9 7,1-8,1 7,3-8,2 7,4-8,4 7,6-8,5 7,7-8,7 7,8-8,9 8,0-9,0 8,1-9,1 8,2-9,3 8,3-9,4 8,5-9,6 8,6-9,7 8,7-9,8 8,8-10,0 9,0-10,1 9,0-10,2
7,4-11,0 7,6-11,4 7,8-11,8 8,0-12,0 8,2-12,2 8,3-12,5 8,5-12,7 8,6-13,0 8,8-13,2 9,0-13,4 9,1-13,7 9,2-13,8 9,4-14,0 9,5-14,3 9,7-14,5 9,8-14,8 9,9-14,9 10,1-15,1 10,2-15,4 10,3-15,5
≥ 11,1 ≥ 11,5 ≥ 11,9 ≥ 12,1 ≥ 12,3 ≥ 12,6 ≥ 12,8 ≥13,1 ≥ 13,2 ≥ 13,5 ≥ 13,8 ≥ 13 ,9 ≥ 14,1 ≥ 14,4 ≥ 14,6 ≥ 14,9 ≥ 15,0 ≥ 15,2 ≥ 15,5 ≥ 15,6
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
≤ 9,0 ≤ 9,0 ≤ 9,1 ≤ 9,2 ≤ 9,3 ≤ 9,4 ≤ 9,5 ≤ 9,6 ≤ 9,6 ≤ 9,7 ≤ 9,8 ≤ 9,9 ≤ 10,0 ≤ 10,1 ≤ 10,2 ≤ 10,2 ≤ 10,3 ≤ 10,4 ≤ 10,5
9,1-10,5 9,1-10,5 9,2-10,7 9,3-10,8 9,4-10,9 9,5-11,0 9,6-11,1 9,7-11,2 9,7-11,2 9,8-11,4 9,9-11,5 10,0-11,6 10,1-11,7 10,2-11,8 10,3-11,9 10,3-11,9 10,4-12,1 10,5-12,2 10,6-12,3
10,6-12,0 10,6-12,1 10,8-12,2 10,9-12,3 11,0-12,5 11,2-12,7 11,3-12,8 11,3-12,9 11,5-13,0 11,6-13,1 11,7-13,3 11,8-13,3 11,9-13,5 12,0-13,0 12,0-13,6 12,0-13,7 12,2-13,8 12,3-13,9 12,4-14,1
12,1-18,1 12,2-18,2 12,3-18,5 12,4-18,6 12,6,-18,8 12,6-19,0 12,8-19,2 12,9-19,3 13,0-19,4 13,1-19,7 13,2-19,8 13,4-20,0 13,4-20,2 13,6-20,4 13,7-20,5 13,8-20,6 13,9-20,9 14,0-21,0 14,2-21,2
≥ 18,2 ≥ 18,3 ≥ 18,6 ≥ 18,7 ≥ 18,9 ≥ 19,1 ≥ 19,3 ≥19,4 ≥ 29,5 ≥ 19,8 ≥ 19,9 ≥ 20,1 ≥ 20,3 ≥ 20,5 ≥ 20,6 ≥ 20,7 ≥ 21,0 ≥ 21,1 ≥ 21,3
MASTER TABEL Lampiran 4 HUBUNGAN PROGRAM KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI PUSKESMAS HELVETIA TAHUN 2015
No
umurbalita
Jkbalita
BB balita
STATUS GIZI BALITA
PROGRAM KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) pendidikan
Pekerjaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
∑
KATEGORI
∑
KATEGORI
1
12
1
10
3
1
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
48
1
40
2
2
24
2
15
2
1
5
5
5
5
1
5
4
1
5
3
39
1
40
2
3
25
1
15
3
1
5
3
3
1
1
5
5
3
5
3
34
1
40
2
4
36
1
16
4
4
5
4
3
3
3
5
5
1
5
3
37
1
40
2
5
48
2
20
3
1
2
1
5
1
2
1
1
2
3
3
21
2
30
3
6
23
2
9
2
1
5
3
3
3
5
5
3
4
2
5
38
1
40
2
7
37
1
17
3
1
4
3
1
2
3
3
3
3
3
3
28
2
30
3
8
49
1
13
3
2
5
5
5
2
3
5
5
4
5
5
44
1
50
1
9
13
1
15
3
3
4
5
5
1
5
5
4
5
5
5
44
1
40
2
10
59
1
20
4
3
5
4
5
3
5
3
5
5
5
5
45
1
50
1
11
20
1
15
3
1
5
5
5
3
3
5
5
5
5
5
46
1
50
1
12
23
1
20
2
1
5
1
3
2
3
1
3
1
3
3
25
2
30
3
13
48
2
12
3
1
5
3
5
4
1
5
4
5
5
5
42
1
40
2
14
13
2
9
2
1
5
5
5
4
4
3
5
5
5
5
46
1
50
1
15
15
2
13
5
4
5
5
5
3
4
3
5
5
5
5
45
1
50
1
16
24
2
15
4
2
5
5
4
3
5
3
5
5
5
5
45
1
50
1
17
20
1
15
3
1
5
5
1
5
5
3
5
5
5
5
44
1
40
2
18
22
2
12
1
1
5
5
1
5
5
5
5
5
5
5
46
1
40
2
19
25
2
12
2
1
5
5
1
5
5
3
5
5
5
5
44
1
40
2
20
13
2
11
2
1
5
5
1
3
5
3
5
5
1
5
38
1
40
2
21
36
1
15
4
3
5
5
1
5
5
1
5
4
5
5
41
1
50
1
22
12
1
10
3
1
4
5
5
5
5
5
5
2
5
3
44
1
40
2
23
15
2
12
1
1
5
3
3
5
5
5
5
5
5
5
46
1
40
2
24
23
2
10
2
3
3
3
5
5
3
5
5
2
5
3
39
1
40
2
25
14
2
10
4
3
2
3
2
3
3
5
5
2
5
5
35
1
50
1
26
17
2
13
3
1
1
5
2
3
3
5
5
5
5
4
38
1
50
1
27
18
1
14
1
1
3
5
1
5
1
5
5
5
5
4
39
1
40
2
28
20
2
13
3
2
1
5
1
5
1
5
4
5
5
5
37
1
40
2
29
36
2
15
2
1
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
28
2
40
2
30
48
1
19
3
1
1
3
1
3
5
5
5
5
5
1
34
1
40
2
31
36
2
15
1
1
5
5
1
3
5
5
5
4
5
1
39
1
40
2
32
32
2
13
4
4
1
3
1
5
3
5
5
4
5
1
33
2
40
2
33
24
2
12
3
2
4
5
2
3
5
5
5
4
2
3
38
1
40
2
34
12
1
11
4
3
3
5
1
3
5
5
5
5
5
5
42
1
40
2
35
24
2
12
3
1
5
3
1
3
3
5
5
5
5
3
38
1
40
2
36
49
2
15
5
4
5
2
2
3
1
5
5
5
4
3
35
1
40
2
37
29
2
14
1
1
4
5
1
3
3
5
5
5
5
5
41
1
40
2
38
15
2
12
2
1
5
5
1
3
1
5
5
5
5
5
40
1
40
2
39
13
1
9
1
1
4
4
1
5
3
5
4
5
5
5
41
1
40
2
40
12
1
10
3
3
3
5
1
5
5
5
4
5
5
5
43
1
40
2
41
17
1
13
3
1
2
3
1
5
5
5
4
5
5
5
40
1
50
1
42
20
2
14
4
3
1
2
1
5
5
5
5
5
5
1
35
1
40
2
43
49
2
15
4
3
4
5
2
3
5
5
5
4
5
1
39
1
40
2
44
36
2
9
1
1
1
2
2
1
2
3
1
3
1
3
19
2
20
4
45
24
2
10
3
5
3
3
1
3
3
1
3
2
1
3
23
2
40
2
46
29
2
8
3
3
2
2
1
1
1
1
2
1
2
1
14
3
20
4
47
16
2
9
1
1
5
5
1
5
1
5
5
4
5
3
39
1
40
2
48
25
1
14
2
1
5
5
1
5
4
5
5
4
5
3
42
1
40
2
49
23
2
14
3
1
5
5
1
3
5
5
4
4
5
3
40
1
40
2
50
12
1
12
5
4
4
3
1
3
5
5
5
5
4
3
38
1
40
2
51
14
2
11
4
3
5
5
1
3
5
5
5
5
4
5
43
1
50
1
52
17
2
13
1
1
4
3
1
5
3
5
5
5
5
3
39
1
50
1
53
18
2
14
3
1
5
5
1
5
3
5
4
5
5
3
41
1
40
2
54
24
2
13
3
1
4
5
1
3
3
5
5
5
5
3
39
1
40
2
55
38
1
12
2
1
5
5
2
3
5
5
4
5
5
3
42
1
40
2
56
36
2
9
1
1
5
3
1
3
5
5
5
5
5
3
40
1
40
2
57
20
2
10
4
3
4
3
4
3
5
5
5
5
5
3
42
1
50
1
58
55
2
21
3
2
5
2
5
3
5
5
5
5
5
3
43
1
50
1
59
49
2
20
2
2
4
5
5
3
5
5
5
5
5
5
47
1
50
1
60
18
1
8
1
1
2
3
1
1
1
1
1
1
1
1
13
3
20
4
61
15
2
13
3
1
1
5
5
3
3
5
5
3
5
3
38
1
50
1
62
16
2
10
2
1
3
5
5
5
5
5
5
5
5
3
46
1
40
2
63
27
2
14
3
3
5
4
5
5
3
5
5
5
5
3
45
1
40
2
64
22
1
13
4
3
5
1
2
3
5
5
5
5
5
3
39
1
40
2
65
12
1
13
5
4
4
5
3
5
3
5
5
5
5
3
43
1
50
1
66
24
1
15
4
2
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
48
1
40
2
67
14
2
8
3
2
4
5
5
5
3
5
4
5
5
3
44
1
40
2
68
17
2
12
1
1
5
1
5
3
3
5
5
5
5
5
42
1
40
2
69
21
2
12
2
1
4
5
5
3
5
5
5
5
5
3
45
1
40
2
70
24
2
14
3
1
1
5
5
5
5
5
5
4
5
5
45
1
40
2
71
48
1
18
5
4
2
5
5
5
5
5
5
4
5
3
44
1
40
2
72
13
2
8
1
1
3
5
5
3
5
5
5
4
5
5
45
1
40
2
73
18
2
10
2
1
4
5
5
3
5
5
5
2
4
3
41
1
40
2
74
12
1
13
3
1
5
2
5
3
5
5
5
4
4
5
43
1
50
1
75
59
2
20
3
1
5
3
5
3
5
5
5
2
5
3
41
1
40
2
76
49
1
15
4
1
4
4
5
3
5
5
4
2
5
5
42
1
40
2
77
16
2
12
2
2
5
5
2
3
5
5
5
2
5
3
40
1
40
2
78
19
2
13
5
3
5
5
2
3
5
5
5
1
5
5
41
1
40
2
79
12
1
10
3
2
5
5
1
3
5
5
4
4
5
3
40
1
40
2
80
17
2
11
2
1
5
5
1
3
5
5
5
4
5
5
43
1
40
2
81
24
1
8
1
1
1
1
1
1
3
3
1
1
1
3
16
3
20
4
82
15
2
11
3
1
5
3
3
3
5
5
4
5
5
3
41
1
40
2
83
21
2
13
5
3
5
2
5
3
3
5
5
5
5
3
41
1
40
2
84
12
1
10
3
2
5
3
1
3
1
5
4
5
5
3
35
1
40
2
85
24
2
12
1
1
3
3
3
3
5
3
3
4
3
3
33
2
40
2
Keterangan : Umur 1. 2. 3. 4.
12-23 24-35 36-47 48-59
jenis kelamin
pendidikan
pekerjaan
Program Keluarga Sadar Gizi
Status gizi Balita
1. Laki-laki 2. Perempuan
1. SD 2. SMP 3. SMA 4. D3 5. S1
1.IRT 2.SWASTA 3. HONOR 4, PNS
1.Bai : 34-50 2.Cukup : 17-33 3. Kurang: 0-16
1.Gizi lebih 2. Gizi Baik 3. Gizi Sedang 4.Gizi kurang 5. Gizi Buruk
: 50 : 40 : 30 : 20 : 10
Lampiran 5
Pendidikan orang tua
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
SD
15
17.6
17.6
17.6
SMP
17
20.0
20.0
37.6
SMA
32
37.6
37.6
75.3
D3
14
16.5
16.5
91.8
S1
7
8.2
8.2
100.0
Total
85
100.0
100.0
pekerjaan orang tua
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
IRT
51
60.0
60.0
60.0
SWASTA
11
12.9
12.9
72.9
HONOR
16
18.8
18.8
91.8
PNS
7
8.2
8.2
100.0
Total
85
100.0
100.0
Statistics
pekerjaa Beratbadananakbal Pendidikan orang
N
n orang
Umurbalita
Jeniskelaminbalita
ita
tua
tua
Valid
85
85
85
85
85
Missing
0
0
0
0
0
Umurbalita
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
12-23 bulan
48
56.5
56.5
56.5
24-35 bulan
17
20.0
20.0
76.5
36-47 bulan
8
9.4
9.4
85.9
48-59 bulan
12
14.1
14.1
100.0
Umurbalita
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
12-23 bulan
48
56.5
56.5
56.5
24-35 bulan
17
20.0
20.0
76.5
36-47 bulan
8
9.4
9.4
85.9
48-59 bulan
12
14.1
14.1
100.0
Total
85
100.0
100.0
Jeniskelaminbalita
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
laki-laki
31
36.5
36.5
36.5
perempuan
54
63.5
63.5
100.0
Total
85
100.0
100.0
Beratbadananakbalita
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
6-10 KG
22
25.9
25.9
25.9
11-15 KG
53
62.4
62.4
88.2
16-20
9
10.6
10.6
98.8
> 20 KG
1
1.2
1.2
100.0
Total
85
100.0
100.0
penerapan program keluarga sadar gizi (kadarzi) Frequen cy Valid
baik
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
74
87.1
87.1
87.1
cukup
8
9.4
9.4
96.5
kurang
3
3.5
3.5
100.0
85
100.0
100.0
Total
status gizi balita Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
gizi lebih
18
21.2
21.2
21.2
gizi baik
60
70.6
70.6
91.8
gizi sedang
3
3.5
3.5
95.3
gizi kurang
4
4.7
4.7
100.0
85
100.0
100.0
Total
Case Processing Summary Cases Valid
Missing
Total Perce
penerapan program keluargasadargizi (kadarzi) * status gizibalita
N
Percent
N
Percent
N
nt
85
100.0%
0
.0%
85
100.0 %
penerapan program keluargasadargizi (kadarzi) * status gizibalitaCrosstabulation status gizibalita
penerapan program
1
2
3
4
Total
Count
18
56
0
0
74
% of Total
21.2%
65.9%
.0%
.0%
87.1%
Count
0
4
3
1
8
% of Total
.0%
4.7%
3.5%
1.2%
9.4%
Count
0
0
0
3
3
% of Total
.0%
.0%
.0%
3.5%
3.5%
Count
18
60
3
4
85
% of Total
21.2%
70.6%
3.5%
4.7%
100.0%
1
keluargasadargizi (kadarzi) 2
3
Total
Chi-Square Tests Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square
96.826
a
6
.000
Likelihood Ratio
44.496
6
.000
Linear-by-Linear Association
42.950
1
.000
N of Valid Cases
85
a. 9 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,11.
Lampiran 12
Lampiran 13
LEMBAR DOKUMENTASI
Lokasi tempat penelitian puskesmas helvetia medan
Penimbangan berat badan baita di puskesmas Helvetia Medan
Pada saat melakukan penelitian bersamaan dengan kegiatan posyandu di puskesmas helvetia
Kegiatan peneliti pada saat pembagiaan kuisioner
Dokumentasi pada saat penjelasan pengisian kuisoner dan pembagian kuisioner
Pada saat penimbangan berat badan baliat di puskesmas helvetia medan.