UPAYA MEMPERBAIKI KEMAMPUAN PELAFALAN DAN GERAKAN SHOLAT MELALUI METODE DEMONSTRASI BAGI SISWA KELAS III MI MA’ARIF ADIKARTO KECAMATAN MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: INDAH ISLAMIYAH 114 08 059
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, Fax. (0298) 323433 E-mail:
[email protected], Home page: http//www.stainsalatiga.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Salatiga, Agustus 2010 Lamp : 1 (satu) naskah Hal
: Pengajuan Naskah Skripsi
Kepada, Yth. Ketua STAIN Salatiga di Tempat. Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa: Nama
:
INDAH ISLAMIYAH
NIM
:
114 08 059
Program Studi :
Tarbiyah Pendidikan Agama Islam
Judul
“UPAYA
:
MEMPERBAIKI
PELAFALAN
DAN
KEMAMPUAN
GERAKAN
SHOLAT
MELALUI METODE DEMONSTRASI BAGI SISWA KELAS III MI MA’ARIF ADIKARTO KECAMATAN
MUNTILAN
KABUPATEN
MAGELANG TAHUN 2010” Untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah Skripsi. Demikian untuk menjadikan periksa. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Pembimbing, Agustus 2010
Drs. Miftahuddin, M.Ag. NIP. 19700922 1994 03 1002
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, Fax. (0298) 323433 E-mail:
[email protected], Home page: http//www.stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudara: INDAH ISLAMIYAH dengan Nomor Induk Mahasiswa:
11408059 yang berjudul: “UPAYA MEMPERBAIKI KEMAMPUAN PELAFALAN
DAN
GERAKAN
SHALAT
MELALUI
METODE
DEMONSTRASI BAGI SISWA KELAS III MI MA’ARIF ADIKARTO KECAMATAN MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010”. Telah dimunaqosahkan dalam sidang Panitia Ujian Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari Sabtu, 25 September 2010 M dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam. Salatiga, 30 September 2010 Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Drs. Taufiqul Mu’in, M.Ag. NIP. 19631205 199203 1 001
Drs. Kastolani, M.Ag. NIP. 19690621 199403 1 003 Pembimbing,
Drs. Miftahuddin, M.Ag. NIP. 19700922 199403 1 002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: INDAH ISLAMIYAH
NIM
: 114 08 059
Tempat dan tanggal lahir : Magelang, 17 Juli 1966 Alamat
: Panggul Temanggung Muntilan
Keterangan
: Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi “UPAYA
berjudul:
MEMPERBAIKI
KEMAMPUAN PELAFALAN DAN GERAKAN SHOLAT MELALUI METODE DEMONSTRASI BAGI
SISWA
KELAS
III
ADIKARTO
KECAMATAN
KABUPATEN
MAGELANG
MI
MA’ARIF MUNTILAN
TAHUN
2010”
Adalah benar-benar hasil penelitian sendiri. Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya. Apabila kemudian hari ternyata surat pernyataan ini palsu penulis bersedia dituntut dimuka hakim, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Magelang, Agustus 2010 Yang menyatakan,
INDAH ISLAMIYAH NIM. 114 08 059
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
Artinya: “Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan kemudian mengajarkannya kepada yang lain” (H.R.Bukhari).
PERSEMBAHAN
Untuk Suamiku tercinta, Ibunda tersayang, Teman-teman seperjuangan.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada hamba-hambanya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umat manusia menuju jalan kebenaran dan keilmuan. Alhamdulillah, dengan rasa syukur penulis skripsi dengan judul “Upaya Memperbaiki Kemampuan Pelafalan dan Gerakan Sholat Melalui Metode Demonstrasi Bagi Siswa Kelas III MI Ma’arif Adikarto Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang Tahun 2010” ini telah selesai. Skripsi ini merupakan salah satu guna memperoleh gelar sarjana pendidikan Agama Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Kami haturkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu sehingga terwujudnya skripsi ini. Adapun pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Skipsi ini adalah: 1. Yth. Ketua STAIN Salatiga, Dr. Imam Sutomo, M.Ag. 2. Yth. Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga, Drs. H. Sa’adi, M.Ag. 3. Yth. Ketua Program Studi PAI STAIN Salatiga, Dra.Asdiqoh . M.Pd. 4. Yth. Pembimbing Skripsi, Drs. Miftahuddin, M.Ag. yang telah berkenan memberikan waktunya untuk membimbing dalam penyusunan Skripsi ini dengan penuh kesabaran dan keikhlasannya. 5. Segenap Dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan motivasi. 6. Yth. Bp. Tarmidi, S.Pd, selaku kepala MI Ma’arif Adikarto yang telah memberikan bantuan dan ijin untuk melakukan penelitian.
7. Siswa-siswi MI Adikarto kelas III, yang telah membantu peneliti menyelesaikan laporan penelitian ini. 8. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya. 9. Teman-teman senasib seperjuangan yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, Agustus 2010 Peneliti
Indah Islamiyah NIM. 114 08 059
ABSTRAK
Islamiyah, Indah 2010. Upaya memperbaiki kemampuan pelafalan dan gerakan shalat melalui metode demonstrasi bagi siswa kelas iii mi ma’arif adikarto kecamatan muntilan kabupaten magelang tahun 2010. Skripsi Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Miftahuddin, M.Ag. Kata Kunci: Pelafalan dan gerakan shalat, upaya memperbaiki kemampuan, metode demonstrasi, siswa. Penelitian ini merupakan Upaya memperbaiki kemampuan pelafalan dan gerakan sholat melalui metode demonstrasi bagi siswa kelas iii mi ma’arif adikarto kecamatan muntilan kabupaten magelang tahun 2010. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah Apakah penerapan metode Demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan pelafalan dan gerakan sholat pada siswa kelas III MI Ma’arif Adikarto kecamatan Muntilan kabupaten Magelang tahun 2010? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian tindakan Action Research kegiatan dan pengamatan, refleksi dan perbaikan. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif dan lembar observasi. Penelitian dilakukan dengan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi. Berdasarkan pelaksanaan observasi tentang kemampuan pelafalan dan gerakan shalat mencapai skor 55,5%, aktifitas siswa mencapai skor 66,6%, dan tes formatif pada siklus I pelaksanaan siswa mencapai rata-rata 8,2 ketuntasan belajar klasikal mencapai 83%, observasi guru diperoleh data pada aspek persiapan tertulis, alat peraga, pengelolaan kelas, kegiatan dan evaluasi cukup baik. Pada siklus II setelah melaksanakan observasi tentang kemampuan pelafalan dan gerakan shalat mencapai skor 88,8% aktivitas siswa mencapai skor 94,4% test formatif pada siklus II pelaksanaan siswa mencapai nilai rata-rata 9,6 ketuntasan belajar klasikal mencapai 9,4%, observasi guru pada aspek persiapan tertulis, alat peraga, pengelolaan kelas, jalanya kegiatan dan evaluasi lebih baik dari siklus I. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan metode demonstrasi dalam kemampuan pelafalan dan gerakan shalat dapat meningkatkan perhatian, aktivitas, dan hasil belajar siswa. Saran yang diberikan adalah metode demonstrasi dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam proses belajar mengajar.
DAFTAR ISI
JUDUL
i
Persetujuan Pembimbing
ii
Pengesahan Kelulusan
iii
Pengesahan Pernyataan Keaslian Tulisan
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
v
KATA PENGANTAR
vi
ABSTRAK
vii
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR TABEL
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan Penelitian
3
D. Hipotesis Penelitian
4
E. Kegunaan Penelitian
4
F. Definisi Operasional
5
G. Metode Penlitian
7
H. Sistematika Penulisan
12
KAJIAN PUSTAKA A. Siswa Madrasah Ibtidaiyah 1. Pengertian Siswa
14
2. Pengertian Madrasah Ibtidaiyah
17
B. Pelafalan Gerakan Shalat 1. Definisi
19
2. Kajian Shalat
21
C. Metode Demonstrasi
BAB III
1. Definisi
31
2. Manfaat, Kelebihan, dan Kekurangannya
32
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian
34 34
1) Sejarah Berdirinya
35
2) Susunan Organisasi Sekolah
35
3) Keadaan Guru
36
4) Keadaan Murid
37
5) Sarana dan Prasarana
39
b. Waktu Penelitian
40
2. Obyek Penelitian
40
3. Karakteristik Siswa
41
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus
41
1. Pelaksanaan Siklus I
41
2. Pelaksanaan Siklus II
45
BAB IV
PEMBAHASAN A. Perhatian Siswa Selama Penelitian Tindakan
49
B. Peningkatan Prestasi Belajar Pelafalan dan Gerakan Shalat Melalui Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran C. Pembahasan BAB V
53 58
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
60
B. Saran-saran
60
Daftar Pustaka Lampiran-lampiran Riwayat Hidup
DAFTAR TABEL
1. Tabel
I
Struktur Organisasi Sekolah MI Ma’arif Adikarto Tabel
1.1
2. Tabel
II
Keadaan Guru MI ma’arif Adikarto
37
3. Tabel
III
Keadaan siswa MI Ma’arif Adikarto
38
4. Tabel
IV
Daftar siswa kelas III
44
5. Tabel
V
Sarana dan Prasarana
44
6. Tabel
VI
Hasil Observasi Siswa Siklus I
43
7. Tabel
VII Hasil Observasi Siswa Siklus II
46
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Shalat adalah ibadah yang paling awal (keberadaannya). Oleh karena shalat termasuk diantara konsekuensi-konsekuensi yang wajib dipenuhi oleh seorang hamba sebagai akibat keimananya, maka tidak ada satupun syari’at rasul terdahulu yang tidak mensyari’atkan shalat, dan shalat tidak termasuk di antara ibadah-ibadah yang yang dihapus (mansukh) dari syari’at-syari’at tersebut. Hal ini mengingat tidak ada kebaikan pada agama yang tidak memerintahkan shalat. Karena itulah, seluruh rasul dan nabi memerintahkan kaumnya untuk mengerjakan shalat. (Hendrik, 2008 : 128). Allah berfirman,
Artinya:
“Tidakkah kamu tahu bahwa apa yang di langit dan di bumi dan burung dengan mengembangkan sayapnya bertasbih kepada Allah. Masing-masing telah mengetahui (cara) shalat dan tasbihnya. Allah maha mengetahui apa yang mereka kerjakan (Q.S. an-Nur: 41).
Dan Rasulullah bersabda (M. Nashiruddin Al-Albani, 2008 : 128), 1
2
Artinya: ”Sesungguhnya kami, para nabi, diperintahkan agar mempercepat berbuka dan mengakhirkan sahur, dan agar kami meletakkan tangan kanan kami di atas tangan kiri kami dalam shalat” (HR. At-Thabrani). Berdasarkan firman Allah SWT dan hadits Rasulullah saw dapat diambil pengertian bahwa mengerjakan shalat itu wajib hukumnya. Wajib yaitu barangsiapa mengerjakan akan mendapatkan pahala, sedangkan barang siapa yang meninggalkan wajib akan mendapatkan dosa. Orang akan mampu mengerjakan shalat dengan ikhlas, ringan, rutin karena mereka sudah mengetahui tentang pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT. Pahala itu berupa surga yang dipenuhi dengan berbagai macam keindahan kehidupan yang amat sangat menyenangkan. Dengan penegasan seperti yang disebut diatas, maka hendaknya kita sebagai
hamba
Allah
yang
melaksanakan
ibadah
shalat,
serta
perlu
memperhatikan gerak dan lafal ketika kita shalat. Shalat bukan semata-mata gerakan yang kita lakukan, tetapi juga ruh yang hidup dari sejak pelaksanaannya hingga sehari penuh (Muhammad Bahnasi, 2004 : 22).
3
Sehubungan dengan penelitian ini, pelaksanaan lafal dan gerak shalat yang dilakukan oleh siswa di MI Ma’arif Adikarto Muntilan Magelang, belum sepenuhnya diterapkan oleh siswa. Hal ini terlihat di saat peneliti mengadakan observasi, banyak siswa di MI tersebut pada saat siswa shalat kurang memperhatikan gerak dan lafal shalat. Dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan mengadakan penelitian tindakan kelas. Untuk itu, dalam penelitian tindakan kelas ini penulis memilih judul;
“UPAYA
MEMPERBAIKI KEMAMPUAN PELAFALAN DAN GERAKAN SHALAT MELALUI METODE DEMONSTRASI BAGI SISWA KELAS 03 MI MA’ARIF ADIKARTO KECAMATAN MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010”.
B. Rumusan Masalah 1. Apakah penerapan metode Demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan pelafalan dan gerakan sholat pada siswa kelas III MI Ma’arif Adikarto kecamatan Muntilan kabupaten Magelang tahun 2010?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan pelafalan dan gerakan sholat siswa kelas III MI Ma’arif Adikarto Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang tahun 2010.
4
D. Hipotesis Penelitian 1. Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang lafal dan gerak shalat. 2. Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam mempelajari lafal dan gerak shalat. 3. Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan pelaksanaan lafal dan gerak shalat siswa.
E. Kegunaan Penelitian Apabila terbukti bahwa penggunaan metode demonstrasi ini dapat meningkatkan pemahaman, aktifitas dan pelaksanaan lafal dan gerak shalat: 1. Bagi siswa; berlatih membiasakan lafal dan gerak shalat, seperti yang dilakukan oleh guru. 2. Bagi guru; menerapkan metode demonstrasi pada pelajaran lain yang ada hubungannya dengan lafal dan gerak shalat, dan menerapkan dalam pembelajaran di MI khususnya dan sekolah yang tingkat pada umumnya. 3. Bagi Orang tua; metode demonstrasi dapat dijadikan wahana untuk memberikan pengertian anak tentang masalah kehidupan sehari-hari dalam keluarga. 4. Bagi sekolah; metode demonstrasi dapat dijadikan salah satu ilmu pengetahuan yang didapat dari penelitian untuk memajukan pendidikan di madrasah.
5
5. Bagi yayasan; dapat dijadikan salah satu ilmu yang menjadi milik yayasan, untuk dikembangkan ke sekolah lain yang satu atap dengan yayasan tersebut.
F. Definisi Operasional Definisi operasionalnya penulis akan menjabarkan secara singkat dari judul di atas, sebagai berikut: 1. Pengertian Upaya Memperbaiki Lafal dan Gerak Shalat a. Pengertian upaya Upaya
yaitu
usaha
untuk
mencapai
suatu
maksud
(http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/). Sebagai gambaran, bahwa siswa mempunyai tujuan agar lulus ujian akhir mendapat ijazah, maka kegiatan yang harus dilakukan adalah belajar. Andaikata sudah rajin belajar namun belum juga lulus ujian, maka mencari jalan keluar bagaimana caranya agar ujian tersebut bisa lulus. Syarat untuk mendukung agar lulus bisa dilkukan dengan menambah volume belajar, berdoa, memohon restu, memperbaiki kesalahan dalam belajar, memenuhi alat pendukung belajar, sarana ditambah, bahkan ada yang berpuasa, shalat malam, agar ujiannya lulus.
b. Pengertian Memperbaiki Sedangkan memperbaiki artinya membenahi. Dapat diartikan usaha
meningkatkan
kualitas
pembelajaran
serta
membantu
memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah serta untuk mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya,
6
dengan melakukan berbagai macam cara. Jadi tingkatan ilmunya, jiwanya, pola pikirnya, mentalitasnya, derajat seeorang menjadi lebih baik dibandingkan keadaan sebelumnya.
c. Pengertian Lafal dan gerak shalat Lafal adalah pengucapan bunyi bahasa. Pelafalan harus sesuai dengan alat ucap yang digunakan (Engkos Kosasih, dkk. 2007 : 44). Gerak merupakan bentuk yang sangat fundamental dalam upaya seseorang mengisi masa hidupnya. Tanpa gerak, sesungguhnya kita telah mati. Dengan demikian, gerak merupakan bentuk dari penampakan manusia yang paling orisinil. Dan sejatinya gerak adalah yang memberikan pengaruh (H. Toto Tasmara, 2000 : 105). Shalat adalah menghadapnya kalbu kepada Allah sedemikian rupa sehingga bangkitlah rasa takut kepada Allah yang maha suci dan muncul gambaran (dalam kalbu) tentang ke-Agungan dan ke-Maha Sempurnaan Kekuasaan-Nya (M.S. Kholil, 2006 : 29).
2. Pengertian Metode Demonstrasi Metode Demonstrasi adalah metode pengajaran dengan cara memperagakan benda, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan baik secara langsung maupun penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Metode
7
Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan ajar (Ns. Roymond H. Simamora,M.Kep, 2008 : 57). Dimana keaktifan terjadi biasanya lebih banyak pada pihak guru, sementara siswa memperhatikan guru dalam mengolah materi pelajaran. Selanjutnya siswa dengan satu persatu untuk dapat menirukan apa yang dikerjakan guru. Kegiatan tersebut dirasa lebih efektif sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu. Oleh karena materi yang dibicarakan peneliti adalah lafal dan gerak shalat artinya lafal dan gerak yang seperti contoh Rasulullah, maka guru mendemonstrasikan lafal dan gerak shalat seperti petunjuk Rasulullah.
G. Metode Penelitian Data yang akan diolah akan dikumpulkan terlebih dahulu. Sedangkan penelitian ini merupakan suatu kegiatan ilmiah, maka langkah-langkah yang akan dilaksanakan diperlukan dengan cara yang ilmiah pula. Untuk itu penulis melakukannya dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Rancangan penelitian Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa penelitian tindakan kelas, prosedur dan langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan, penelitian tindakan merupakan proses daur ulang mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan
8
pemantauan, termasuk menyertakan refleksi yang diikuti perencanaan ulang. Secara terinci tahapan-tahapan dalam rancangan penlitian tindakan kelas adalah: a. Perencanaan b. Pelaksanaan tindakan c. Observasi d. Refleksi
2. Subyek Penelitian Subyek yang akan dikenai tindakan ini adalah siswa kelas 03 MI Ma’arif Adikarto Muntilan Magelang tahun 2010 dan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam. Dasar pertimbangan penulis yaitu lokasi tersebut menjadi tempat tugas peneliti dan perlunya penerapan tindakan kelas melalui metode demonstrasi di atas dalam rangka memperbaiki lafal dan gerak shalat.
3.
Langkah-langkah/siklus penelitian Secara terinci tahapan-tahapan dalam rancangan penelitian yang akan peneliti lakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Kegiatan inti meliputi: 1) Peneliti menetapkan alternatif perbaikan pemahaman siswa.
9
2) Peneliti membuat perencanaan pengajaran yang mengembangkan pemahaman lafal dan gerak shalat siswa dengan meminta masukan guru lain. 3) Peneliti melakukan simulasi pembelajaran untuk menggugah motivasi. 4) Membuat dan melengkapi alat pembelajaran. 5) Membuat lembar observasi, dan 6) Mendesain alat evaluasi.
b. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan.
c. Observasi Observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian (H. Hadari Nawawi, 1990:100). Dalam tahap ini dilaksanakan observasi, terhadap pelaksanaan tindakan dengan mengumumkan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Selain observasi oleh peneliti sendiri, juga meminta bantuan kepada rekan guru yang lain untuk mengobservasi selama peneliti berlangsung, karena peneliti tidak memungkinkan melakukan sendiri, dan sekaligus untuk menjaga obyektifitas kerja peneliti.
10
d. Refleksi Data yang diperoleh melalui observasi yang dikumpulkan dan dianalisis dalam tahap ini. Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat merefleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi ini dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru sehingga dapat dijadikan landasan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya. Penilaian ini akan dilaksanakan dalam dua kali siklus, sehingga pelaksanaan penelitian benar-benar akan dapat bermanfaat dan dapat memperbaiki lafal dan gerak shalat siswa.
4. Instrumen Penelitian Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan (Nana Sudjana dan Ibrahim, 1989:97), Karateristik instrumen yang baik sebagai alat evaluasi hendaklah memenuhi persyaratan validitas dan reabilitas, menggunakan alat evaluasi yang obyektif. Maka peneliti menggunakan alat dengan tes dan non tes.
5. Pengumpulan Data a. Dokumentasi; Dokumentasi yaitu kumpulan data disajikan dalam bentuk tulisan, gambar (dibukukan). Pada dokumen buku ini untuk melihat nilai yang diperoleh siswa tentang penguasaan dalam memperbaiki lafal dan gerak shalat.
Sebelum penerapan penelitian tindakan kelas
ini
11
dilaksanakan, guru mengelompokkan siswa menjadi tiga kelompok berdasarkan nilai prestasi yang dicapainya, yaitu siswa yang termasuk cepat menerima pelajaran, sedang menerima pelajaran, dan lambat menerima pelajaran. Siswa yang mempunyai kemampuan yang tinggi, sedang dan rendah. Tes; yaitu: seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Sekumpulan pertanyaan diberikan kepada siswa, mengenai materi yang sedang dibicarakan. Dalam hal ini digunakan lembar tes, yang dikerjakan siswa, baik berupa tes awal maupun tes akhir. b. Pengamatan Pengamatan yaitu melihat langsung kepada obyek kemudian mencatat hal-hal yang diperlukan sebagai dasar untuk menentukan langkah selanjutnya. Dipandu dengan lembar pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti atau guru agar memperoleh data yang valid tentang aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
6. Analisis Data Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian ini ada tiga instrumen yang digunakan yaitu:
12
a. Tes hasil belajar untuk mengukur prestasi belajar siswa dianalisis menggunakan t-tes. b. Sedang perhatian dan aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif.
H. Sistematika Penulisan Bagian awal skripsi berisi halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar persetujuan, pengesahan, pernyataan keaslian tulisan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran, daftar lainnya. Bagian isi skripsi terdiri dari 5 (lima) bab sebagai berikut. Bab I Pendahuluan Pada bab ini mengemukakan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian; (rancangan penelitian, subyek, siklus, instrumen, pengumpulan data, analisis data) sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka Berisi teori yang mendasari permasalahan skripsi ini meliputi pengertian kemampuan pelafalan gerakan sholat, lafal sholat, kajian sholat. Bab ini juga berisi tentang pengertian metode Demonstrasi, langkah-langkah metode Demonstrasi, kelebihan dan kekurangan metode Demonstrasi.
13
Bab III Pelaksanaan Penelitian Bab ini berisi tentang diskripsi pelaksanaan siklus I dan diskripsi pelaksanaan siklus II.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini mengemukakan hasil Deskripsi persiklus, pembahasan tiap siklus.
Bab V Penutup Mengemukakan simpulan hasil penelitian dan saran-saran berdasarkan simpulan.
Lampiran-lampiran Bagian akhir skripsi ini berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran, riwayat hidup penulis.
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Siswa Madrasah Ibtidaiyah 1. Pengertian Siswa Siswa itu sama dengan murid, yakni anak yang sedang menuntut ilmu terutama pada sekolah lanjutan (http://pusatbahasa.diknas.go.id/ kbbi). siswa adalah
seseorang yang sedang menempuh ilmu sedalam
mungkin meskipun rela maupun tidak rela mengeluarkan biaya, segala jerih payah, dll. agar mencapai masa depan yang cerah. dengan catatan siswa tersebut tidak menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan (Mallary M. Collins dan Don H. Fontenelle, 1992 : 187). Ketika anak masih dalam tingkat pra sekolah, pendidikan agama dalam keluarga bagi mereka merupakan faktor yang sangat penting untuk perkembangan kepribadian anak sebab keluarga merupakan lingkungan dan utama baginya. Kondisi keluarga yang menyenangkan akan menimbulkan rasa senang, kerasan, bahkan bangga bagi anggota keluarga. Kondisi itu ibarat tanah persamaian yang subur, jika ditanami ia dapat menghasilkan bibit yang unggul yaitu pribadi muslim seutuhnya yang tidk mudh goyah, sehingga menjadi dasar yang kokoh dalam pertumbuhan kepribadian anak (Abdullah Cholil, 2007 : 62). Orang
tua
berkewajiban
membimbing
anak.
Pengertian
membimbing anak disini ialah bantuan yang diberikan individu agar
14
15
dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik (James T. Burtchaell, 1985 : 82). Dari pengertian ini maka orang tua berusaha sekuat tenaga untuk mendampingi anaknya sehingga kelak dapat mengatasi kesulitannya sendiri tanpa bantua orang tua lagi. Seorang ahli psikologi perkembangan bernama Bowlby pada tahun 1972 mengemukakan ketika anak berusia 3 tahun ia sudah mulai merasa nyaman dengan figur lain seperti saudara, teman sebaya, atau guru. Namun perasaan nyaman tersebut masih memerlukan persyaratan tersendiri. Misalnya,anak merasa nyaman jika ia sudah mengenal figur pengganti tersebut. Atau anak merasa yakin nyaman benar ketika ia tahu kalau ibunya berada dekat dengannya. Misalnya, saat sekolah anak masih meminta ibunya untuk menunggunya walaupun posisi ibunya di luar kelas. Dalam konteks ini si anak merasa tidak nyaman apabila ibunya jauh darinya. Kadang ketika diberikan tugas oleh guru si anak enggan mengerjakannya bila tanpa bantua ibunya meskipun sebenarnya ia pun dapt melakukannya sendiri (Derry Iswidharmanjaya, 2008 : 18). Dalam hal ini Perkembangan moral anak terbentuk melalui fasefase, tiap-tiap fase perkembangan mempunyai ciri-ciri moralitas yang telah dapat dicapai oleh anak, sekalipun dalam hal ini tidak ada perbedaan atau
16
batas-batas yang jelas dan lebih bergantung pada setiap individu anak daripada norma-norma umumnya yang terjadi pada anak-anak. Adapun fase-fase dalam perkembangan moral anak (Singgih D Gunarsa : 46-48), adalah sebagai berikut: a. Moralitas pada anak 3 tahun Anak pada masa ini masih terlalu muda secar intelek, untuk menyadari dan mengertikan bahwa sesuatu laku adalah tidak baik, kecuali bilamana hal seandainya disiplin telah ditanamkan dengan teratur pada si anak, ia akan mengetahui perbuatan apa yang diperbolehkan dan karena itu benar, dan perbuatan apa yang tidak disetujui dan karena itu salah. Kalau pada mulanya ia mengambil sesuatu milik anak lain, karena hal itu menyenangkan dirinya, lamakelamaan ia akan mengetahui bahwa sesuatu tidak boleh diambil, karena milik orang lain. Ia lambat-laun belajar menghargai milik orang lain. b. Moralitas pada anak 3 - 6 tahun Pada masa ini dasar-dasar moralitas terhada kelompok sosial harus sudah terbentuk. Kepada si anak tidak lagi terus-menerus diterangkan mengapa perbuatan ini salah atau benar, tetapi ia ditunjukkan bagaimana harus bertingkahlaku. Dan bilamana hal ini tidak dilakukan maka ia akan dihukum. Pada umur 5 tahun anak sudah harus patuh terhadap tuntutan atau aturan orang tua dan lingkungan sosialnya. Ucapan-ucapan orang lain
17
seperti: baik, tidak boleh, nakal, akan disosialisasikan si anak dengan konsep-konse moralitas pada anak-anak ini mungkin mengalami kesulitan oleh karena sifat-sifat pembangkangan terhadap perintah dan sifat-sifat egoisme. c. Moralitas pada anak umur 6 sampai remaja Pada masa ini baik anak laki-laki maupun perempuan belajar untuk bertingkahlaku sesuai dengan apa yang diharapkan oleh kelompoknya. Dengan demikian nilai-nilai atau kaidah-kaidah moral untuk sebgian besar lebih banyak ditentukan oleh norma-norma yang terdapat di dalam lingkungan kelompoknya.Sebagian lain sedikit demi sedikit mengalami perubahan, karena hubungan-hubungan dengan lingkungannya menyebabkan timbulnya konflik-konflik, karena nilainilai moral lingkungan yang berbeda dengan nilai-nilai moral yang sudah terbentuk.
2. Pengertian Madrasah Ibtidaiyah Madrasah Ibtidaiyah adalah sekolah dasar yang bercirikan khas agama Islam yang diselenggarakan oleh Departemen Agama (Indra Bastian, 2006 : 25). Siswa Madrasah Ibtidaiyah adalah siswa yang berusia diantara umur 6 sampai 12 tahun. Anak seusia itu dapat dikatakan anak seusia sekolah. Anak yang sedang berkembang jasmani dan rokhaninya sangat tepat apabila dasar yang baik negeri maupun swasta. Lembaga pendidikan yang menambah pelajaran agama yaitu Madrasah baik negeri maupun
18
swasta. Lembaga pendidikan yang setingkat SD/MI merupakan pendidikan kelanjutan dari pendidikan keluarga. Islam mempunyai pandangan bahwa hakikat manusia adalah rohnya. Roh itulah yang menjadikan manusia bisa hidup, berfikir, dan melakukan aktivitas. Dalam bahasa arab selama orang itu hidup (selama roh bersatu dengan jasadnya), maka disebut "insan" (manusia). Sebaliknya, bilamana roh sudah terpisah dari jasadnya (meninggal), maka disebut mayyit, tidak disebut insan lagi (Nasrul Umam Syafi'i & Ufi Ulfiah : 5). Maka agar si anak tidak keliru dalam usaha mencari Tuhannya itu, orang tua perlu membimbing mereka. Lembaga pendidikan yang memberikan materi kependidikan dititikberatkan kepada ilmu tentang Islam kepada siswanya, meskipun pada praktiknya juga memberikan ilmu pengetahuan tentang ilmu-ilmu umum. Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan yang memberikan ilmu umum dan agama, yang dibina oleh Departemen agama Republik Indonesia. Sedangkan pelajaran yang mengandung ilmu umum, dibina oleh Departemen pendidikan nasional. Dengan demikian bahwa madrasah itu dibina oleh dua Departemen yaitu Departemen Agama dan Departemen Nasional. Anak seusia sekolah yang belajar atau bersekolah di lembaga pendidikan Sekolah dasar, maka anak itu menjadi siswa Sekolah Dasar (SD). Sedangkan anak yang sekolah di Madrasah Ibtidaiyah maka siswa tersebut adalah siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI).
19
B. Pelafalan Gerakan Shalat 1. Definisi Shalat secara lughawi berasal dari bahasa arab shalla-yushallishalaatan, yakni mengandung makna doa atau pujian. Pengertian shalat dari segi bahasa dalam firman Allah:
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. at-Taubah: 103). kata shalli pada ayat di atas berarti berdoalah, bukan shalatlah. Demikian pula dengan kata shalaataka, bukan berarti shalatmu, tapi doamu. Shalat menurut syari'at Islam adalah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat dan rukun tertentu. Sedangkan menurut ahli tasawuf, shalat merupakan upaya menghadapkan hati kepada Allah hingga menumbuhkan rasa takut dan tunduk kepada-Nya, serta kesempurnaan kekuasaan-Nya.
20
Shalat merupakan ibadah istimewa yang disyari'atkan untuk ummat Islam. Istimewa karena perintah shalat diterima langsung oleh nabi Muhammad dari Allah Azza wa Jalla.Istimewa karena shalat merupakan media komunikasi yang canggih bagi seorang hamba kepada Allah. Dengan shalat ia bisa menundukkan jiwa dan raganya dihadapan Allah yang Maha Perkasa. Dengan shalat ia dapat merasakan betapa keagungan dan kekuasaan-Nya meliputi segala ciptaan-Nya (M. Khalilurrahman Al Mahfani, 2008 : 45-47). Adapun fungsi shalat diantaranya adalah sebagai suatu simbol pernyataan kepada Dzat yang Maha Agung. Termasuk di dalamnya rukuk dan sujud. Mudah dipahami bahwa simbol diperlukan sebagai sarana untuk mengarahkan dan menanamkan tujuan dan makna perenungan itu bagi pelakunya. Tanpa simbol niscaya pemahaman dan penghayatan atasnya akan memerlukan lebih banyak pikiran, kalau bukannya malah menjadikan perenungan melanturkan ke mana-mana. Bacaan-bacaan dalam shalat bersifat spritual dan kebaktian, yakni sebagai sarana silaturrahmi dengan Allah SWT (Dr. haidar Bagir, 2007 : 50-52). Sedangkan pelafalan adalah pengucapan kata-kata (http://pusat bahasa.diknas.go.id/kbbi). Pelafalan juga diartikan pengucapan bunyi bahasa. Pelafalan harus sesuai dengan alat ucap yang digunakan (Engkos Kosasih, dkk. 2007 : 44). Gerak diartikan suatu peralihan tempat atau kedudukan, baik hanya sekali maupun berkali-kali dengan dorongan batin dan perasaan atau yang dianggap firasat (http://pusatbahasa.diknas.
21
go.id/kbbi). Gerak adalah bentuk yang sangat fundamental dalam upaya seseorang mengisi masa hidupnya. Tanpa gerak, sesungguhnya kita telah mati. Dengan demikian, gerak merupakan bentuk dari penampakan manusia yang paling orisinil. Dan sejatinya gerak adalah yang memberikan pengaruh (H. Toto Tasmara, 2000 : 105). Dapat disimpulkan bahwa pelafalan dan gerakan shalat itu adalah pengucapan atas tempat dimana bacaan dan langkah-langkah yang diambil dalam setiap yang diucapkan pada takbir yang kemudian diakhiri dengan salam dengan syarat dan rukun tertentu.
2. Kajian Shalat Karena shalat itu merupakan makanan untuk rohani kita, maka kita juga harus memperhatikan bacaan dan gerakan pada waktu shalat. Sehingga shalat kita lakukan mempunyai gizi tinggi, meskipun secara materi tidak menghasilkan apa-apa, akan tetapi rohani, mental, dan moral kita. Insya Allah mengalami peningkatan yang lebih dari biasa (Yadi : 51). Sholat yang benar adalah seperti sholat yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Adapun rukun dalam shalat (Sa'id bin Ali bin Wahaf alQahthani, 2006 : 168-172), adalah sebagai berikut a. Berdiri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan sholat fardhu atau sunnah berdiri karena memenuhi perintah Allah Dalam QS. Al Baqarah : 238. Apabila bepergian, beliau melakukan sholat sunnah di atas kendaraannya. Beliau mengajarkan kepada umatnya
22
agar melakukan sholat khauf dengan berjalan kaki atau berkendaraan. Bunyi surat tersebut sebagai berikut:
Artinya: “Peliharalah semua shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa (shalat Ashar) Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu' (QS. al-Baqarah : 238). b. Menghadap Kiblat Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bila berdiri untuk sholat fardhu atau sholat sunnah, beliau menghadap Ka‟bah. Beliau memerintahkan berbuat demikian sebagaimana sabdanya kepada orang yang
sholatnya
salah:
“Bila
engkau
berdiri
untuk
sholat,
sempurnakanlah wudhu‟mu, kemudian menghadaplah ke kiblat, lalu bertakbirlah” (HR. Bukhari, Muslim dan Siraj). Tentang hal ini telah turun pula firman Allah dalam Surah Al Baqarah : 115 :
Artinya: “Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui”. c. Menghadap sutrah
23
Sutrah (pembatas yang berada di depan orang sholat) dalam sholat menjadi keharusan imam dan orang yang sholat sendirian, sekalipun di masjid besar, demikian pendapat Ibnu Hani‟ dalam Kitab Masa‟il, dari Imam Ahmad.Beliau mengatakan, “Pada suatu hari saya sholat tanpa memasang sutrah di depan saya, padahal saya melakukan sholat di dalam masjid kami, Imam Ahmad melihat kejadian ini, lalu berkata kepada saya, „Pasanglah sesuatu sebagai sutrahmu!‟ Kemudian aku memasang orang untuk menjadi sutrah.”Syaikh Al Albani mengatakan, “Kejadian ini merupakan isyarat dari Imam Ahmad bahwa orang yang sholat di masjid besar atau masjid kecil tetap berkewajiban memasang sutrah di depannya.” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (Sa'id bin Ali bin Wahf al-Qahthani, 2006 : 184): “Jika salah seorang di antar kalian mengerjakan shalat, hendaklah dia shalat menghadp ke pmbatas dan mendekat padanya" (Abu Sa'id al-Kudri). Adapun yang dapat dijadikan sutrah antara lain: tiang masjid, tombak yang ditancapkan ke tanah, hewan tunggangan, pelana, tiang setinggi pelana, pohon, tempat tidur, dinding dan lain-lain yang semisalnya,
sebagaimana
shallallahu ‘alaihi wasallam.
d. Niat
telah
dicontohkan
oleh
Rasulullah
24
Niat berarti menyengaja untuk sholat, menghambakan diri kepada Allah Ta‟ala semata, serta menguatkannya dalam hati.Nabi shallallahu „alaihi wasallam bersabda: “Semua amal tergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapat (balasan) sesuai dengan niatnya (Muttafaqun‟alaih). Niat tidak dilafadzkan. Dan tidaklah disebutkan dari Nabi shallallahu „alaihi wasallam dan tidak pula dari salah seorang sahabatnya bahwa niat itu dilafadzkan (http://www.molinow.com/ artikel-islam/128-bacaan-sholat.pdf). e. Takbiratul ihrom Melakukan takbiratul ihram sambil berdiri tegak, hatinya berniat melakukan shalat yang dikehendakinya, baik shalat fardhu atau sunnah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Caranya, membaca "Allah Akbar", pandangan matanya tertuju ke arah tempat sujud, mengangkat kedua tangannya dengan jari-jari yang dirapatkan sejajar dengan kedua pundak atau kedua telinga (Said bin Ali bin Wahf AlQahthani, 2008 : 17-18).
f. Membaca al-Fatihah secara tertib pada setiap rakaat. hal ini didasarkan pada hadits Ubadah bin Shamit (Sa'id bin Ali bin Wahaf al-Qahthani, 2006 : 168). Bahwa Rasulullah SAW bersabda:
الصالة لمن يقرآ بفاتحة الكتاب
25
Artinya: "Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca al-Fatihah" (Muttafaqun 'alaih). Di dalam al-Fatihah ini terdapat sebelas tasydid, jika seseorang meninggalkan salah satu huruf dan tidak mengulanginya kembali, maka shalatnya tidak sah. g. Ruku' Hal itu didasarkan pada firman Allah SWT:
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, ruku' dan sujudlah kalian, sembahlah Rabb kalian dan perbuatlah kebajikan, supaya kalian mendapat kemenangan" (QS. al-Hajj : 77). Juga pada hadits Abu Hurairah, di dalam hadits yang membahas tentang seseorang yang kurang bagus dalam mengerjakan shalatnya. Di dalamnya disebutkan: "Kemudian ruku'lah sehingga engkau benarbenar tuma'ninah dalam ruku' (HR. Bukhari).
h. Bangkit dari ruku' dan berdiri dengan i'tidal.
26
Hal ini didasarkan pada sabda nabi SAW di dalam hadits tentang orang yang kurang baik shalatnya: "Kemudian bangkitlah sehingga engkau benar-benar berdiri dengan i'tidal" (HR. Bukhari).
i.
Sujud di atas tujuh anggota badan Hal ini didasarkan pada firman Allah Ta'ala: "hai orang-orang yang beriman, ruku'lah sujudlah kalian" (QS. al-Hajj : 77) yang telah disebutkan di atas. Serta hadits Ibnu Abbas, dia bercerita, Nabi bersabda, : Aku diperintahkan untuk sujud di atas tujuh tulang, di atas dahi dan beliau mengisyaratkan tangannya ke hidung dua tangan, dua lutut, jari jemari kedua kaki".
j.
Bangkit dari sujud Hal itu didasarkan pada Rasulullah SAW: "Kemudian bangkitlah sehingga engkau benar-benar tuma'ninah dalam duduk" (HR. Bukhari).
k. Duduk di antara dua sujud Hal itu didasarkan pada sabda Nabi SAW: "Sehingga engkau benar-benar tuma'ninah dalam duduk" (HR. bukhari). l.
Tuma'ninah dalam mengerjakan semua rukun shalat Ketika Nabi mengajari kepada orang yang kurang baik shalatnya bahwa beliau menegaskan bahwa pada setiap rukun: "Sehingga engkau benar-benar tuma'ninah" (HR. Bukhari dan Muslim). Tuma'ninah berarti diam dengan cukup membaca zikir yang wajib dibaca. Jika tidak diam (tenang) berarti belum tuma'ninah.
m. Tasyahud akhir
27
Hal itu didasarkan pada Hadits Abdullah bin Mas'ud yang di dalamnya
disebutkan:
"janganlah
kalian
mengucapkan:
Assalamu'alaihi, karena Allah itu adalah As-Salam, tetapi hendaklah kalian
mengucapkan:
"Segala
kehormatan
itu
milik
Allah"
(Muttafaqun'alaih). n. Duduk untuk tasyahud akhir Nabi senantiasa mengerjakan hal itu, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits-hadits sebelumnya. Rasulullah SAW sendiri juga telah memerintahkan kami untuk mengerjakan shalat seperti shalat beliau, dimana beliau bersabda: "Shalatlah kalian seperti kalian melihatku mengerjakan shalat" (HR. Bukhari). o. Shalawat atas Nabi di tasyahud akhir Didasarkan pada firman Allah Ta'ala:
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya" (QS. al-Ahzab : 56). p. Tertib di antara rukun-rukun shalat Karena Nabi pernah mengajari orang yang kurang baik dalam mengerjakan
shalatnya,
(kemudian),
dimana
secara
beliau
tertib
bersabda,
dengan "Jika
kata engkau
"tsumma" hendak
mengerjakan shalat maka bacalah takbir, lalu bacalah surat al-Qur'an yang mudah bagimu, lalu ruku'lah sehingga engkau benar-benar
28
tuma'ninah dalam ruku'. kemudian bangkitlah sehingga engkau benarbenar berdiri dengan i'tidal, selanjutnya, sujudlah sehingga engkau benar-benar tuma'ninah dalah sujud, kemudian bangkitlah sehingga engkau benar-benar tuma'ninah dalam duduk. lalu kerjakan semuanya itu dalam shalatmu" (Muttafaqun 'alaih). q. Mengucapkan dua salam Ini didasarkan pada hadits Ali yang rafa'nya, "kunci shalat adalah bersuci. Yang mengharamkannya (melakukan aktivitas lain) adalah takbir dan yang menghalalkannya adalah salam" (Abu Dawud dan Turmudzi). Dr. Bahar Azwar, S.Pb Onk adalah seorang spesialis bedah umum dan spesialis bedah onkologi, beliau mengatakan bahwa shalat dimulai dengan takbir. Bagi kesehatan ia adalah akal dari operasi gabungan yang disertai oleh semua sistem tubuh seperti pertahanan, aliran getah bening, pernafasan, pengembangan dan pengempisan paru, pencernaan, dll. Berdiri lurus dan mengangkat tangan adalah meregang seraya mengangkat telapak tangan. Inilah pengaliran getah bening tangan ke arah leher karena mereka tidak mampu bergerak sendiri. Alirannya dilakoni oleh dua hal yaitu (1) Regangan otot yang mempompanya (20 peninggian tubuh yang mengalirkannya ke bawah) dan untuk menjaga supaya tidak kembali, ia dilengkapi dengan katup di setiap 2-3 mm. Berdiri lurus adalah pelurusan tulang belakang dan menjadi awal dari sejumlah latihan antara lain pernapasan, pencernaan, dan tulang.
29
Takbir adalah latihan awal pernapasan. Takbir juga awal latihan pencegahan osteoporosis. Mengangkat tangan adalah merenggangkan otot bahu hingga aliran yang membawa oksigen menjadi lancar. Otot yang kuat akan meringankan pekerjaan tulang belakang di bagian dada. Selain itu, ia dibantu oleh rongga dada dengan 12 tulang rusuk (iga) yang diseimbangkan oleh bahu di kedua sisinya. Pada saat sujud pembuluh darah nadi balik dikunci dipangkal paha sehingga tekanan darah akan lebih banyak dialirkan kembali ke jantung dan dipompa ke kepala. Apabila disertai dengan menarik napas daladalam, ditahan kemudian ditekuk untuk sujud hinggaterasa aliran darah ke kepala selama mungkin akan memaksimalkan aliran darah dan oksigen ke otak atau kepala, mata, telinga, leher, pundak, hati. Duduk Tasyahud awal. Jika dilakukan agak lama sehingga lipatan paha dan betis bertemu, akan mengaktifkan kelenjar keringat sehingga dapat mencegah pengapuran. Pembuluh darah balik di atas pangkal kaki tertekan sehingga darah akan memenuhi seluruh telapak kaki mulai dari mata kaki sehingga pembuluh darah dipangkal kaki mengembang. Gerakan ini akan menjaga supaya kaki dapat secara optimal menopang tubuh kita. Gerakan salam. Gerakan salam ini kalau dilakukan secara maksimal dengan menarik urat leher bermanfaat untuk menjaga kelenturan urat leher. Makna dari gerakan ini adalah kita harus menjaga jangan sampai ada urat leher kering, kaku, tersalut kristal/benjolan.
30
Seorang Doktor ahli saraf asal Amerika tertarik memeluk agama Islam setelah ia melakukan kajian saraf. Ia mengatakan terdapat beberapa urat saraf di dalam otak manusia tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Setelah melakukan kajian yang memakan waktu akhirnya ia menemukan bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang melakukan shalat yakni ketika sujud. Urat tersebut memrlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti kadar sembahyang lima waktu yang diwajibkan oleh Islam (http://www.scribd.com). Dapat disimpulkan bahwa Shalat yang baik yakni bila dilakukan dengan jiwa yang tenang. Dalam Al-Qur'an disebut sebagai al-nafs almutmainah. Kata muthmainah memiliki akar kata yang sama dengan kata thumainah, yang merupakan salah satu syarat sah shalat. Thuma'ninah adalah ketenangan dalam melaksanakan semua dan gerakan shalat, sedemikian sehingga kesemua itu dapat dilakukan satu demi satu, tidak terburu-buru, sambil memberi waktu cukup untuk pelaksanaan secara sempurna semua rukun shalat, agar kekhusukan shalat dapat terpelihara. Memang, rukun yang satu ini terkait erat dengan keharusan khusyuk. Shalat yang diselenggarakan dengan memelihara thuma'ninah kiranya merupakan latihan sekaligus sarana untuk menaikkan tingkatan jiwa kita sehingga mencapai derajat "jiwa yang tenang" itu. Dan jika derajat itu bisa dicapai, niscaya seseorang dapat mengalami keadaan
31
pulang kembali kepada Allah, bahkan sebelum ia mengalami kematian. Dengan kata lain, thuma'ninah benar-benar menjadikan shalat sebagai mi'raj, sebagai wahana pertemuan hamba dengan Tuhannya (Haidar baqir, 2008 : 57).
C. Metode Demonstrasi 1. Definisi Metode adalah cara terarur yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, cara kerja yang sistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi). Metode merupakan bagian dari komponen pengajaran yang menduduki posisi penting, selain tujuan guru, peserta didik, media, lingkungan, dan evaluasi. Dalam kata lain proses pembelajaran dapat dikatakan sulit mencapai hasil manakala guru tidak menggunakan metode yang tepat sesuai dengan karakteristik bidang studi masing-masing. Keterampilan guru dalam menggunakan metode merupakan kunci keberhasilan dalam mengajar. Metode
Demonstrasi
adalah
metode
pembelajaran
yang
menyajikan suatu prosedur atau tugas, cara menggunakan alat, dan cara berinteraksi dengan individu. demonstrasi dapat dilakukan langsung atau melalui media seperti video atau film. Peserta didik dapat mendengar dan melihat prosedur langkah-langkah dan penjelasan-penjelasan yang mendasar. Pada pelaksanaannya ditekankan tentang tujuan dan pokok-
32
pokok penting yang merupakan fokus perhatian (Nursalam.Ferry Efendi : 110). Sudah barang tentu penggunaan metode ini dapat diterapkan dengan syarat guru harus memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan pengguna alat atau memperagakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya. Hal ini menuntut guru agar mampu mendemonstrasikan kegiatan tersebut diluar kepala artinya materi harus dikuasai dengan sungguh-sungguh, pada akhirnya, setelah didemonstrasikan materi yang dimaksud, siswa diberi kesempatan untuk melakukan latihan berulangulang seperti yang telah diperagakan oleh guru. Sesuai dengan judul di atas bahwa peneliti menggunakan metode demonstrasi dengan alasan bahwa materi tentang pelaksanaan pelafalan dan gerakan shalat itu menuntut agar guru melakukan gerakan-gerakan (mendemonstrasikan) tentang pelafalan dan gerakan shalat seperti yang dicontohkan oleh rasulullah.
2. Manfaat, Kelebihan dan kekurangannya Adapun manfaat psikologis pengajaran dari metode demonstrasi (Ns. Roymond H. Simamora, 2009 : 57) adalah sebagai berikut: a. Perhatian peserta didik dapat lebih dipusatkan. b. Proses belajar peserta didik lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dala diri peserta didik.
33
Adapun kelebihan pengajaran dari metode demonstrasi adalah sebagai berikut: a. Membantu peserta didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda. b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan. c. Kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan objek sebenarnya. Kelemahan Metode demonstrasi adalah: a. Peserta didik kadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan diperagakan. b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan. c. Sukar dimengerti jika didemostrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemostrasikan. Dari uraian kajian pustaka di atas selanjutnya penulis merasa perlu meneliti kelebihan dari metode demonstrasi dalam memberikan materi ajar tentang pelafalan dan gerakan shalat.
34
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Pembahasan dalam bab ini, penulis akan menguraikan tentang (a) subyek penelitian dan (b) deskriptif siklus penelitian. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut : A. Subyek Penelitian 1. Lokasi dan waktu penelitian a. Lokasi Penelitian 1) Letak geografis Penelitian ini dilaksanakan di kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Adikarto Muntilan Magelang. Terletak pada ketinggian kurang lebih 435 m dari permukaan laut, termasuk beriklim sejuk, sangat cocok untuk dilaksanakannya prosses pendidikan. Jarak dari pusat kecamatan 3 km, termasuk wilayah pedesaan, namun keramaian kota kecamatan masih relatif sepi. MI Ma’arif Adikarto Muntilan yang dimaksud adalah dusun Jangkang. Desa Adikarto, kecamatan Muntilan, kabupaten Magelang. Sebelah barat dibatasi oleh masjid dan sebelah timur dibatasi oleh tanah milik Bp. Tohir, sebelah utara dibatasi oleh tanah milik Bp. Misbah dan sebelah selatan dibatasi oleh tanah milik Bp. H. Daman Huri.
34
35
2) Sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Adikarto Muntilan Magelang, merupakan salah satu lembaga pendidikan yang saat ini pengelolaannya di bawah yayasan Ma’arif dan terdaftar di Departemen Agama. Menengok masa lalu gedung tersebut, gedung Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Adikarto Muntilan Magelang ini merupakan salah satu tempat pendidikan yang ada didusun terpencil, yang mana pada era tahun berdirinya itu merupakan era keemasan. Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Adikarto Muntilan Magelang didirikan oeh pengurus setempat pada tahun 1970 dengan nomor piagam pengakuan dari Departemen Agama nomor: LP/3.c./ 1244/PSM/MI/78. sampai sekarang gedung madrash tersebut masih dipakai untuk proses belajar mengajar. Harapan dari Madrasah tersebut untuk kedepannya dapat menjadikan tempat pendidikan yang berkualitas, mampu menghasilkan generasi yang yang dapat mengikuti arus globalisasi yang berbasis ke Islaman. Generasi penerus yang Islam mampu mewujudkan penerus yang nyata yaitu perilaku yang Islami.
3) Susunan Organisasi Sekolah Adapun susunan organisasi sekolah, dapat penulis lihat pada tabel berikut:
36
Tabel I Struktur Organisasi Sekolah MI Ma’arif Adikarto Muntilan Magelang Kepala Sekolah Tarmidi, S.Pd.
Waka Kurikulum
Waka Sarpas
Rafi’ Alfiyah Hasan
Syamsidah, S.Pdi
Waka Kesiswaan
BP
Indah Islamiyah
Sudari
TU Titik Indrayani Dewan Guru -
Marfungah Nurhamidah Lilia Setyawati Taksis
Siswa
4) Keadaan Guru Adapun tenaga kependidikan di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Adikarto Muntilan magelang pada tahun pelajaran 2010/2011, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
37
Tabel II Keadaan Guru MI ma’arif Adikarto Muntilan Magelang Tahun pelajaran 2010/2011 NO
Nama/NIP
Jabatan
Mengajar
Ket.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
-
-
1.
Tarmidi, S.Pd
Kepala Sekolah
2.
Indah Islamiyah
Guru Kelas
VI
3.
Rafi’ Alfiyah Hasan
Guru Kelas
V
4.
Syamsidah, S.Pdi
Guru Kelas
I
GTT
5.
Marfungah
Guru Kelas
III
GTT
6.
Nurhamidah
Guru Kelas
II
GTT
7.
Lilia Setyawati
Guru Kelas
-
GTT
8.
Titik Indrayani
Guru Mapel
-
GTT
9.
Taksis
O.R.
-
GTT
10
Sudari
Guru Agama
-
GTT
5) Keadaan murid Keadaan siswa di MI Ma’arif Adikarto Muntilan Magelang Tahun pelajaran 2010/2011, seperti yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
38
Tabel III Keadaan siswa MI Ma’arif Adikarto Muntilan Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011 NO
Kelas
L
P
Jumlah
Ket.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
I
8
4
12
-
2.
II
12
6
18
-
3.
III
9
9
18
Subyek
4.
IV
10
5
15
-
5.
V
9
5
14
-
6.
VI
5
3
8
-
JUMLAH
55
31
85
-
Subyek penelitian tindakan ini penulis memilih, kelas III MI Ma’arif Adikarto Muntilan, adapun nama-nama siswa dapat dilihat pada tabel: Tabel IV Daftar siswa kelas III Ma’arif Adikarto Muntilan Tahun Pelajaran 2010/2011 Jenis Kelamin NO
Nama L
1.
Umi Maslikhah
P √
39
√
2.
Muhammad Khoirun Najib
3.
Zaidatun Nafifah
4.
Muhammad Rizki
√
5.
Muhammad Ridho
√
6.
Andi Kurniawan
√
7.
Kurnia Ardan Setiyawan
√
8.
Muhammad Irfan
√
9.
Siti Maslikhah
10.
Tomi Haryanto
11.
Nilah ranji Indiyana
12.
Muhammad Qiyuddin
13.
Siti Nuhnifah
14.
Siti Sakhatun Hasanah
√
15.
Nurul Zazi Maidah
√
16.
Muhammad Samingan
√
17.
M. Irvan Amin
√
18.
Siti nur Hasanah
√
√ √ √ √ √
√
6) Sarana dan Prasarana Adapun sarana dan prasarana sekolah, dapat penulis tunjukan dengan tabel berikut:
40
Tabel V Sarana dan Prasarana Sekolah Sarana
Jumlah
Ruang Kelas
6
Ruang Kepsek
1
Ruang Guru
1
Perpustakaan
1
Keagamaan
1
Laborat komputer
1
Musholla
1
b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III MI Ma’arif Adikarto Muntilan Magelang, mulai tanggal 15 Juni sampai dengan tanggal 29 Juli 2010.
2. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah fiqih sesuai dengan silabus pada saat penelitian ini dilaksanakan dan pokok bahasan yang diambil adalah tentang pelafalan gerakan sholat dengan standar Kompetensi “Mampu memahami dan melaksanakan pelafalan gerakan sholat”.
41
3. Karakteristik Siswa Jumlah siswa dalam kelas III MI Ma’arif Adikarto Muntilan Magelang tahun pelajaran 2010/2011 yang dijadikan subyek penelitian adalah 18 orang siswa, terdiri atas 9 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas ini secara lebih detail dapat digambarkan sebagai berikut: a) Usia siswa rata-rata 9 tahun. b) Latar belakang orang tua mayoritas tamatan SD, berprofesi menjadi tani buruh. c) Tingkat kemampuan siswa, berdasarkan pengamatan selama penelitian mengajar adalah: 11 orang siswa cukup pandai, 4 orang siswa sedang, dan 3 orang siswa lambat belajar.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus Dalam peneitian ini, dilaksanakan (dua) siklus penelitian, yang masing-masng dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Selanjutnya sebagai gambaran pelaksanaan dari kedua siklus tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan siklus I Siklus pertama penelitian dilaksanakan pada minggu ke dua bulan juni, dengan pokok bahasan pelafalan gerakan sholat. Adapun langkahlangkah dalam penelitian adalah sebagai berikut:
42
a. Perencanaan Dalam tahapan perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut: 1) Refleksi awal peneliti melakukan perenungan berdasarkan evaluasi pembelajaran Pelafalan dan Gerakan Shalat yang selama ini dilakukan, menunjukkan kelemahan dalam niat, bacaan, dan gerakan. 2) Penentuan fokus permasalahan, dan pengkajian teori memilih
solusi
bagi
permasalahan
yang
dihadapi
untuk dalam
pembelajaran. 3) Penyusunan proposal penelitian, RPP sesuai dengan pokok bahasan, Instrumen pengumpulan data. 4) Penyiapan sarana dan media pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran meliputi gambar gerakan sholat. b. Pelaksanaan Peneliti menerapkan metode demonstrasi, pada pokok bahasan geraan sholat, dengan melakukan langkah-langkah yang meliputi: 1) Melakukan pretest tentang pengertian gerakan sholat (soal terlampir). 2) Mendemonstrasikan materi, sesuai dengan langkah-langkah RPP, yakni guru menjelaskan teknik-teknik dan langkah–langkah dalam mendemonstrasikan gerakan sholat. Kemudian guru membagi siswa yang berjumlah 18 siswa menjadi 6 kelompok, sehingga tiap-
43
tiap kelompok berjumlah 3 orang, dan dari tiap-tiap kelompok diminta untuk mempersiapkan untuk maju dalam pelaksanaan postest yakni mengenai gerakan sholat. 3) Melaksanakan postest yaitu siswa disuruh mempraktikkan gerakan shalat dengan menggunakan soal yang sama dengan pretest. c. Observasi Untuk menunjukkan hasil yang optimal, observasi difokuskan pada saat pembelajaran berlangsung. Peneliti meminta bantuan guru kelas III untuk mengamati kegiatan penelitian dengan menggunakan lembar pengamatan sebagai berikut: Tabel VI Hasil Observasi Siswa Pada Siklus I NO
Pertanyaan
1.
Apakah siswa aktif selama pembelajaran berlangsung? Apakah siswa mengetahui metode Demonstrasi? Apakah siswa aktif waktu melakukan gerakan shalat?
2. 3. 4.
Apakah siswa aktif waktu melakukan pendemonstrasian gerakan shalat?
5.
Apakah siswa aktif waktu tanya jawab?
6.
Apakah dengan metode Demonstrasi dapat memusatkan perhatian siswa dalam kegiatan belajar? Apakah dengan metode Demonstrasi dapat meningkatkan siswa dalam kegiatan belajar? Jumlah
7.
Prosentase %
Siklus 1 Ya Tidak
3
4
42,8
57,1
44
Keterangan: Jika ya siswa ≥ 50% melaksanakan Jika tidak ≤ 50% siswa melaksanakan Berdasarkan hasil observasi pada siklus I dengan menggunakan 7 pertanyaan peningkatan pada siswa maka dapat diambil kesimpulan kemunculan peningkatan siswa ya adalah 3 dan tidak adalah 4. Maka dapat diambil kesimpulan dari siklus I adalah 42,8%.
d. Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dari hasil pengamatan pembelajaran, dan hasil peningkatan nilai pretest dengan post tes. Dari hasil tersebut siklus I ini, dapat ditemukan: 1) Kelemahan pembelajaran, seperti: belum menunjukkan hasil yang optimal, sebagian besar siswa belum aktif mengikuti perjalanan materi, belum menunjukkan tanggapan yang hidup selama pembelajaran. 2) Kelebihan pembelajaran, seperti: sebagian besar siswa aktif melakukan Pelafalan dan Gerakan Shalat, sudah ada siswa yang bertanya manfaat dari Pelafalan dan Gerakan Shalat. 3) Perbandingan nilai: memahami Pelafalan dan Gerakan Shalat dari yang sebelumnya, terampil Pelafalan dan Gerakan Shalat.
45
4) Upaya peningkatan dalam hal: Berdasarkan dari dua hal tersebut di atas, maka hal ini yang akan peneliti perhatikan dan perbaikan pada siklus II, yakni pada masalah: -
Pemahaman pengertian tentang Pelafalan dan Gerakan Shalat.
-
Keterampilan dalam melakukan Pelafalan dan Gerakan Shalat. Meskipun demikian, pembelajaran ini telah menunjukkan
perubahan / Peningkatan yaitu dalam hal : siswa mengenal metode baru
dalam
pembelajaran,
siswa
sudah
mengenal
dalam
pembelajaran gerakan dan pelafalan shalat. 2. Pelaksanaan Siklus II Siklus pertama penelitian dilaksanakan pada minggu ke tiga bulan Juni, dengan pokok bahasan Pelafalan dan Gerakan Shalat, dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Perencanaan Dalam tahapan perencanaan ini mencakup kegiatan diantaranya sebagai berikut: 1) Melakukan pemikiran dari evaluasi pembelajaran Pelafalan dan Gerakan Shalat pada siklus I yang masih menunjukkan kelemahan yaitu siswa belum aktif dalam mempraktikkan dan pemahaman terhadap pelafalan dan gerakan sholat yang belum menunjukkan peningkatan yang maksimal.
46
2) Memusatkan pada kelemahan dalam pembelajaran yang perlu dipecahkan. 3) Penyusunan ulang RPP dan instrumen pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data selama penelitian tindakan dilaksanakan. b. Pelaksanaan Seperti pelaksanaan pada siklus I, peneliti melakukan langkahlangkah yang meliputi: 1) Melakukan pretest pemahaman siswa tentang Pelafalan dan Gerakan Sholat (soal terlampir). 2) Mendemonstrasikan ulang materi yang sesuai dengan langkahlangkah dalam RPP, yang dimulai dengan guru menjelaskan teknik dan langkah- langkah dalam mendemonstrasikan materi tentang pelafalan dan gerakan sholat dan berharap siswa mampu mempraktikkannya. 3) Melaksanakan postest tentang pelaksanakan Pelafalan dan Gerakan Shalat dengan menggunakan soal yang sama dengan pretest. c. Observasi Untuk menunjukkan hasil yang optimal, observasi dipusatkan pada saat pembelajaran berlangsung dengan meminta bantuan guru kelas III untuk mengamati jalanya pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan sebagai berikut:
47
Tabel VII Hasil observasi siswa pada siklus II NO
Pertanyaan
3.
Apakah siswa aktif selama pembelajaran berlangsung? Apakah siswa mengetahui metode Demonstrasi? Apakah siswa aktif waktu melakukan gerakan shalat?
4.
Apakah siswa aktif waktu melakukan pendemonstrasian gerakan shalat?
1. 2.
5. 6.
7.
Apakah siswa aktif waktu tanya jawab? Apakah dengan metode Demonstrasi dapat memusatkan perhatian siswa dalam kegiatan belajar? Apakah dengan metode Demonstrasi dapat meningkatkan siswa dalam kegiatan belajar? Jumlah Prosentase %
Ya
Siklus 1 Tidak
6 85,7
1 14,2
Berdasarkan hasil observasi pada siklus ke II, peningkatan keaktifan siswa (ya) adalah 6 dan tidak adalah 1. maka diambil kesimpulan peningkatan dari siklus I sampai ke II adalah 85,7%.
b. Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dari hasil pengamatan pembelajaran, dan hasil peningkatan nilai pretest dengan postes, selanjutnya dari hasil tersebut siklus ini dapat penulis temukan:
48
1) Kelemahan pembelajaran, seperti: perlu peningkatan hasil yang optimal, masih ada siswa yang belum menunjukkan perhatian yang penuh. 2) Kelebihan pembelajaran, seperti : siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar, siswa aktif melakukan praktik Pelafalan dan Gerakan Shalat dengan semangat, sebagian besar siswa yang bertanya manfaat Pelafalan dan Gerakan Shalat. 3) Perbandingan nilai: -
Pemahaman siswa tentang kegunaan Pelafalan dan Gerakan Shalat meningkat, dibandingkan dengan pelaksanaan pada siklus I. Siswa yang semula belum hafal tentang pelafalan dan gerakan sholat, setelah melalui pelaksanaan siklus II siswa mampu dalam pelafalan dan gerakan shalat.
-
Ketrampilan siswa dalam mempraktikkan Pelafalan dan Gerakan Shalat meningkat, dibandingkan dari pelaksanakan pada siklus I. Ditunjukkan dengan peningkatan dalam pelafalan dan gerakan sholat yang telah dipraktikkan oleh seluruh siswa.
4) Upaya peningkatan dalam hal: Berdasarkan dari kedua siklus tersebut di atas, maka peneliti
merasa
sudah
cukup,
sehingga
melaksanakan penelitian pada siklus III.
tidak
perlu
49
BAB IV PEMBAHASAN
Dalam bagian ini dibahas tentang hasil penelitian yang sesuai dengan urutan tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan pelafalan dan gerakan sholat siswa kelas III MI Ma’arif Adikarto Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui: A. Perhatian Siswa selama Penelitian Tindakan Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan perhatian siswa dalam proses pembelajaran seperti yang diharapkan. Strategi yang ditempuh adalah meminta siswa untuk membuat satu pertanyaan untuk dibacakan didepan kelas oleh temannya. Agar mereka tertarik untuk memperhatikan jawaban temannya tepat atau tidak. Sesuai atau tidak dengan jawaban milik mereka. Kemudian untuk mengumpulkan dan mengenai hal ini peneliti menggunakan lembar observasi, dan hasil pengamatan tiap-tiap siklus disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel IV Hasil Observasi Pemahaman Siswa Terhadap materi pelafalan dan gerakan shalat pada setiap Siklus NO 1.
Nama
Umi Maslikhah
Siklus I Merespon Pemahaman Pertanyaan
√
49
√
Siklus II Merespon Pemahaman Pertanyaan √ -
50
Muhammad Khoirun 2.
-
-
√
√
Najib 3.
Zaidatun Nafifah
√
√
√
√
4.
Muhammad Rizki
√
√
√
√
5.
Muhammad Ridho
-
√
√
√
6.
Andi Kurniawan
-
√
√
√
-
-
√
√
7.
Kurnia Ardan Setiyawan
8.
Muhammad Irfan
√
√
√
√
9.
Siti Maslikhah
-
-
√
-
10
Tomi Haryanto
√
√
√
√
11.
Nilah ranji Indiyana
√
-
√
12.
Muhammad Qiyuddin
-
√
-
√
13.
Siti Nuhnifah
√
-
√
√
14.
Siti Sakhatun Hasanah
√
-
√
√
15.
Nurul Zazi Maidah
√
√
√
√
16.
Muhammad Samingan
-
√
√
√
17.
M. Irvan Amin
-
√
√
√
18.
Siti nur Hasanah
√
√
√
√
11
16
17
Jumlah
10
√
51
Dari tabel di atas, apabila dibuat persentase minat dan perhatian serta keaktifan siswa merespon penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran pelafalan dan gerakan shalat menunjukkan peningkatan dari siklus pertama sampai siklus kedua. Hal ini disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel V Pemahaman siswa merespon metode Demonstrasi Kemunculan Pemahaman Siswa NO
Siklus Frekuensi
Presentase
1.
Pertama
10
55,5%
2.
Kedua
16
88,8%
Kemudian peningkatan pemahaman materi pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel VI Hasil Observasi Aktifitas siswa Terhadap materi pelafalan dan gerakan shalat pada setiap Siklus NO
Nama
Siklus I Merespon Aktifitas Pertanyaan
Siklus II Merespon Aktifitas Pertanyaan √
1.
Umi Maslikhah
√
√
2.
-
-
√
√
3.
Muhammad Khoirun Najib Zaidatun Nafifah
√
√
√
√
4.
Muhammad Rizki
√
√
√
√
5.
Muhammad Ridho
-
√
√
√
6.
Andi Kurniawan
-
√
√
√
52
8.
Kurnia Ardan Setiyawan Muhammad Irfan
9.
Siti Maslikhah
-
-
√
-
10
Tomi Haryanto
√
√
√
√
11.
Nilah ranji Indiyana
√
-
√
12.
Muhammad Qiyuddin
-
√
-
√
13.
Siti Nuhnifah
√
-
√
√
14.
Siti Sakhatun Hasanah
√
-
√
√
15.
Nurul Zazi Maidah
√
√
√
√
16.
Muhammad Samingan
-
√
√
√
17.
M. Irvan Amin
-
√
√
√
18.
Siti nur Hasanah
√
√
√
√
11
16
17
7.
Jumlah
-
-
√
√
√
√
√
√
12
√
Dari tabel di atas, apabila dibuat persentase minat dan perhatian serta keaktifan siswa merespon penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran Pelafalan dan Gerakan Shalat menunjukkan peningkatan dari siklus pertama sampai siklus kedua. Hal ini disajikan pada tabel berikut: Tabel VII Aktifitas siswa merespon penerapan metode demonstrasi NO
Siklus
1.
Pertama
2.
Kedua
Kemunculan Pemahaman Siswa Frekuensi Presentase 12 66,6% 17
94,4%
53
Peningkatan prosentase perhatian dan aktifitas siswa serta penguasaan dalam pelafalan dan gerakan shalat dari siklus I hingga siklus II, tidak lepas dari refleksi guru terhadap kelemahan-kelemahan dan cara pengajaran yang selama ini diterapkan.
B. Peningkatan Prestasi Belajar Pelafalan dan Gerakan Shalat Melalui Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Pelafalan dan Gerakan Shalat pada siswa Ma’arif Adikarto Muntilan Magelang tahun 2010 ini dilakukan dengan menilai kebenaran jawaban siswa terhadap pretest dan postes yang dilakukan guru secara tertulis pada setiap akhir pembahasan. Dan terlebih dahulu melihat nilai harian Pelafalan dan Gerakan Shalat siswa kelas III
MI
Ma’arif
Adikarto
Muntilan
Magelang.
Sebelum
penerapan
pembelajaran dengan metode demonstrasi, adapun data nilai harian tersebut adalah sebagai berikut: Tabel VIII Nilai siswa sebelum penerapan metode demonstrasi NO
Nama
Nilai
1.
Umi Maslikhah
60
2.
Muhammad Khoirun Najib
45
3.
Zaidatun Nafifah
47
4.
Muhammad Rizki
52
5.
Muhammad Ridho
52
6.
Andi Kurniawan
57
54
7.
Kurnia Ardan Setiyawan
80
8.
Muhammad Irfan
55
9.
Siti Maslikhah
55
10
Tomi Haryanto
57
11.
Nilah ranji Indiyana
57
12.
Muhammad Qiyuddin
50
13.
Siti Nuhnifah
76
14.
Siti Sakhatun Hasanah
70
15.
Nurul Zazi Maidah
60
16.
Muhammad Samingan
65
17.
M. Irvan Amin
60
18.
Siti nur Hasanah
80
Jumlah
1078
Rata-rata
59.8
Pada tabel selanjutnya adalah nilai yang diperoleh disetiap siklus yaitu nilai pretest dan nilai post tes dan peningkatan hasil yang dicapai pada setiap siklus. Tabel IX Nilai Pre test dan post test pada siklus I Hasil NO
1.
Nama
Umi Maslikhah
Pre Test
Post Test
40
52
55
2.
Muhammad Khoirun Najib
46
54
3.
Zaidatun Nafifah
60
70
4.
Muhammad Rizki
56
66
5.
Muhammad Ridho
56
66
6.
Andi Kurniawan
53
63
7.
Kurnia Ardan Setiyawan
40
52
8.
Muhammad Irfan
46
54
9.
Siti Maslikhah
60
70
10
Tomi Haryanto
56
66
11.
Nilah ranji Indiyana
56
66
12.
Muhammad Qiyuddin
53
63
13.
Siti Nuhnifah
40
52
14.
Siti Sakhatun Hasanah
46
54
15.
Nurul Zazi Maidah
60
70
16.
Muhammad Samingan
56
66
17.
M. Irvan Amin
56
66
18.
Siti nur Hasanah
53
63
Jumlah
933
1113
Rata-rata
51.8
61.83
Dari data di atas, apabila dibuat persentase prestasi belajar dalam pembelajaran Pelafalan dan Gerakan Shalat pada siklus satu adalah sebagai berikut:
56
Tabel X Rekapitulasi hasil test Formatif/post test pada siklus I NO
Uraian
Hasil Siklus
1.
Nilai rata-rata test foratif/post test
61,83%
2.
Jumlah siswa yang tuntas belajar
9
3.
Persentase ketuntasan belajar
50%
Dari tabel hasil tes formatif/post test dapt dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran Pelafalan dan Gerakan Shalat dengan metode demonstrasi doiperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 61,83 dan ketuntasan belajar mencapai 50% atau ada 8 siswa dari 18 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas atau belum ada peningkatan, karea siswa yang memperoleh nilai lebih besar hanya 50%. Tabel XI Nilai pre test dan post test pada siklus II Hasil NO
Nama Pre test
Post test
1.
Umi Maslikhah
55
62
2.
Muhammad Khoirun Najib
56
64
3.
Zaidatun Nafifah
70
74
4.
Muhammad Rizki
66
76
5.
Muhammad Ridho
66
76
57
6.
Andi Kurniawan
63
73
7.
Kurnia Ardan Setiyawan
55
62
8.
Muhammad Irfan
56
64
9.
Siti Maslikhah
70
74
10
Tomi Haryanto
66
76
11.
Nilah ranji Indiyana
66
76
12.
Muhammad Qiyuddin
63
73
13.
Siti Nuhnifah
55
62
14.
Siti Sakhatun Hasanah
56
64
15.
Nurul Zazi Maidah
70
74
16.
Muhammad Samingan
66
76
17.
M. Irvan Amin
66
76
18.
Siti nur Hasanah
63
73
Jumlah
1128
1275
Rata-rata
62.6
70.0%
Tabel XII Nilai pre test dan post test pada siklus II NO
Uraian
1.
Nilai rata-rata test formatif/post test
2.
Jumlah siswa yang tuntas belajar
3.
Persentase ketuntasan belajar
Hasil Siklus 70,0% 12 66,66%
58
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata restasi belajar siswa adalah 66,66 dan ketuntasan belajar mencapai 66,66 % atau ada 10 siswa dari 15 siswa sudah tuntas belajar. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik
dari
siklus
I.
adanya
peningkatan
ini
karena
setelah
guru
menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes formatif sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar sungguh-sungguh.
C. Pembahasan 1. Perhatian Belajar Siswa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dalam mengikuti pembelajaran, yakni pelafalan dan gerakan shalat dengan menggunakan metode demonstrasi memiliki tanggapan yang sangat baik dari siswa. Hal ini terlihat saat proses pembelajaran berlangsung dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran tersebut.
2. Aktivitas Belajar Siswa Demikian pula dalam hasil penelitian ini, aktifitas siswa selama mengikuti pembelajaran dalam melakukan langkah-langkah dengan metode demonstrasi berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari aktifitas siswa selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah kegiatan yang diberikan guru dengan menerapkan metode demonstrasi dengan baik.
59
3. Ketuntasan belajar siswa Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran pelafalan dan gerakan shalat dalam metode demonstrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I dan II). Semula pada siklus I peningkatan siswa mencapai 50%, lalu pada siklus II meningkat menjadi 66%.
4. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran Sedangkan untuk aktifitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah kegiatan
belajar
mengajar
dengan
menerapkan metode demonstrasi dengan baik. Hal ini terlihat dari aktifitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan metode demonstrasi dengan baik. Hal ini terlihat dari aktifitas guru yang muncul diantaranya aktifitas membimbing
dan
mengamati
siswa
dalam
menemukan
konsep,
menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik atau evaluasi atau tanya jawab dimana prosentase untuk aktifitas di atas cukup besar.
61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama dua siklus, hasil pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran Pelafalan dan Gerakan Shalat dapat meningkatkkan perhatian siswa, dengan dibuktikan hasil observasi pada siklus I dan II secara berturut-turut memperoleh skor 55,5 % dan 88 %. 2. Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran Pelafalan dan Gerakan Shalat dapat meningkatkan aktifitas siswa, dengan dibuktikan hasil observasi pada siklus I dan II secara berturut-turut memperoleh seko 66,6% dan 94,4%. 3. Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran Pelafalan dan Gerakan Shalat dapat meningkatkn prestasi siswa, dengan dibuktikan hasil post test pada siklus I dan II, secara berturut-turut perolehan nilai 8,2 dan 9,6.
B. Saran-saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya, agar pebelajaran Pelafalan dan Gerakan Shalat lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
60
61
1. Bagi guru, menurut hematnya peneliti, dalam angka meningkatkan perhatian, aktifitas, serta prestasi siswa dalam belajar ilmu Pelafalan dan Gerakan Shalat, sebaiknya menerapkan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran. 2. Bagi siswa, untuk meninkatkan perhatian, aktifitas, dan prestasi belajar, perlu adanya upaya yang gigih dengan melaksanakan pembelajaran senang. 3. Bagi masyarakat, untuk meningkatkan perhatian, aktifitas dan prestasi belajar, perlu diadakan rambu-rambu jam belajar di desa.
C. Penutup Dengan mengucapkan Alhamdulillah, sampaikan kepada Allah SWT yang tela memberikan nikmat, kekuatan, kesehatan, kemudahan dan lindungannya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik yang tanpa suatu halangan yang berarti. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak kekurangannya, baik dalam penggunaan bahasa baku maupun kata-kata yang sulit dipahami, penulis mengharap kritik dan saranyang bersifat membangun, agar sempurna. Atas partisipasinya dari semua pihak, penulis ucapkan terima kasih. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya, baik itu dalam bidang pengetahuan maupun pengalaman yang dapat dijadikan sebagai bekal untuk hidup di masa yang akan datang. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Albani, Nashiruddin. Sifat Shalat Nabi. Cet-1, Gema Insani, Jakarta 2008. Al-Qahthani, Sa'id bin Ali bin Wahf. Shalat Rasulullah; cara Belajar Shalat Menurut Nabi. Media Zikir, Solo 2008. _________Panduan Shalat Lengkap; Shalat yang Benar Menurut al-Qur'an dan Sunnah. Cet-I, al-Mahira, Jakarta 2006. _________Ensiklopedia Shalat; Menurut al-Qur'an dan Sunnah, Pustaka Imam Asy-Syafi'i, Jakarta 2006. Bagir, Haidar. Buat Apa Shalat?!; kecuali jika Anda Hendak mendapatkan Kebahagiaan dan Pencerahan hidup. Cet-1, PT Mizan Pustaka, bandung 2007. Bastian Indra. Akuntansi Pendidikan. Erlangga, 2006. Cholil Abdullah. Atoz 26 Kiat menata Keluarga. PT Elex Media komputindo, Jakarta 2007. Darmaputra, Eka. Bergumul dalam Pengharapan, Cet-3, Gunung Mulia. Jakarta 2004. Departemen agama RI, Al-Qur’an dan terjemahan, Intermasa, Jakarta, 1992. Departemen RI, Mushaf Al-Qur'an Terjemah, Kelompok Gema Insani al-Huda, Edisi Tahun 2002. Derry iswidharmanjaya, dkk. Bila anak Usia Dini Bersekolah. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta 2008. Don H. Fontenelle, Mallary M. Collins. Mengubah Perilaku Siswa Pendekatan positif. Cet-1, Gunung mulia, Jakarta 1992. Efendi, Nursalam Ferry. Pendidikan dalam Keperawatan, Salemba Medika. Gunarsa, D. Singgih. Psikologi Perkembangan. PT BPK Gunung Mulia. Hendrik, Sehat dengan Salat. Cet-1, Tiga Serangkai, Solo 2008.
James T. Burtchaell. Keputusan untuk Menikah; Mengapa Harus Seumur Hidup. Kanisius Yogyakarta 1990. Khalilurrahman Al Mahfani M. Buku pintar Shalat; pedoman Shalat lengkap menuju Shalat Khushuk. Cet-8. Jakarta 2008. Kholil, M.S., Tata Cara Shalat Nabi SAW, cet-1, Izzan Pustaka, 2006. Kosasih, Engkos, Bahasa Indonesia Kelas 4 Sekolah Dasar. Yudistira 2007. Mallary M. Collins dan Don H. Fontenelle, 1992 : 187. Muhammad Bahnasi, Shalat sebagai Terapi psikologi, Mizan Pustaka 2004. Nasrul Umam Syafi'i Ufi Ulfiah. Ada Apa Dengan Nikah beda Agama?. PT. Agromedia Pustaka. Tangerang. Nawawi, H. Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, cet-4, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1990. Simamora, H. Roymond, Ns. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan, EGC, Jakarta 2008. Simamora, H. Roymond, Ns. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan, Cet-I, EGC, Jakarta 2008. Tasmara, Toto, Menuju Muslim Kaffah; Menggali Potensi Diri. Cet-1, Gema Insani Press, Jakarta 2000. Yadi. Andaikan Shalat sebuah Pesta; Buku Wajib agar Shalat Nikmat,Lingkar Pena, Depok. http://www.molinow.com/ artikel-islam/128-bacaan-sholat.pdf http://www.scribd.com http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama
: Indah Islamiyah
2. NIM
: 114 08 059
3. Tempat/tanggal lahir : Magelang, 17 Juli 1966 4. Agama
: Islam
5. Jenis Kelamin
: Perempuan
6. Alamat
: Panggul Temanggung Muntilan
7. Tempat kerja
: MI Ma’arif Adikarto Muntilan Magelang
8. Pendidikan
: - MI
: Lulus tahun 1979
- SMP
: Lulus tahun 1982
- PGA
: Lulus tahun 1986
- DII
: Lulus tahun 1997
- STAIN Salatiga : Tahun 2010 Demikian daftar riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Magelang, 11 Agustus 2010 Penulis
Indah Islamiyah NIM. 114 08 059