STUDI DESKRIPTIF EVALUASI PEMBELAJARAN FIQIH DENGAN MENGGUNAKAN TES PERBUATAN DI KELAS II MI MIFTAHUL ULUM 03 TUNAHAN KELING JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Dalam Bidang Pendidikan Islam
Oleh: MURYATI NIM. 131310001327
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA' (UNISNU)
JEPARA
2015
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: MURYATI
NIM
: 131310001327
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Progdi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Jepara, September 2015 Penulis
MURYATI NIM. 131310001327
ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING Lampiran : Hal
: Naskah Skripsi
Jepara, September 2015
Sdri. MURYATI
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara Di Jepara
Assalamualaikum wr. Wb. Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya kirimkan Naskah Skripsi Saudari: Nama
: MURYATI
NIM
: 131310001327
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Judul
: “STUDI DESKRIPTIF EVALUASI PEMBELAJARAN FIQIH
DENGAN
MENGGUNAKAN
TES
PERBUATAN DI KELAS II MI MIFTAHUL ULUM 03
TUNAHAN
KELING
JEPARA
TAHUN
PELAJARAN 2014/2015 Dengan ini saya mohon agar skripsi saudari tersebut dapat dimunaqosahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr. Wb. Pembimbing
Drs. H. AKHIRIN ALI, M.Ag
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, penulis panjatkan atas segala limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam, semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikutnya yang telah membawa dan mengembangkan Islam hingga seperti sekarang ini. Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini berkat adanya usaha dan bantuan baik berupa moral maupun spiritual dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis tidak akan lupa untuk menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhtarom, HM, selaku Rektor UNISNU Jepara 2. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag, selaku pembimbing yang memberi bimbingan dan arahan, sehingga menambah wawasan kepada penulis 4. Semua Dosen UNISNU Jepara yang memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis dari mata kuliah yang ada 5. Kepada Bapak Kepala Sekolah beserta Bapak dan Ibu guru MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara yang mengijinkan dalam penyusunan skripsi ini.
v
6. Kepada keluargaku yang memberikan motivasi dan dukungan baik moril maupun spirituil dalam rangka menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir 7. Kepada teman-temanku senasib seperjuangan yang memberikan saran dan motivasi dalam rangka menyelesaikan skripsi
Jepara, September 2015 Penulis
MURYATI NIM. 131310001327
vi
ABSTRAK Muryati dengan Judul Skripsi "Studi Deskriptif Evaluasi Pembelajaran Fiqih Dengan Menggunakan Tes Perbuatan Di Kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015" Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran fiqih dengan menggunakan tes perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara, 2. Faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan evaluasi pembelajaran fiqih dengan menggunakan tes perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field Research) yang berbentuk penelitian kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif artinya penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenahi keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada. Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah guru fiqih, kepala sekolah, dan siswa Teknik pengumpulan data yang digunakan: observasi, wawancara dan dokumentasi, dan teknik analisis data yang digunakan dengan analisis kualitatif. Hasil penelitian ini sebagai berikut: 1. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran fiqih dengan menggunakan tes perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara meliputi langkah-langkah yaitu pertama, tahap persiapan meliputi: merumuskan tujuan, menetapkan ruang lingkup materi pelajaran dalam hal ini tentang shalat wajib, mengecek perlengkapan yang diperlukan seperti pensil, bolpoin, kertas dan membuat kisi-kisi tes perbuatan. Kedua yaitu tahap pelaksanaan meliputi: menyiapkan kisi-kisi dalam menggunakan tes, melaksanakan tes perbuatan sesuai kriteria yang ada dalam kisi-kisi, melaksanakan tes perbuatan diunjang ditunjang dengan observasi, dan memberikan penyekoran. Ketiga adalah tahap pemeriksaan dan tindak lanjut yang meliputi: melaksanakan remidi bagi siswa yang nilainya kurang dari Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM). 2. Faktor yang mendukungdan menghambat pelaksanaan evaluasi pembelajaran fiqih dengan menggunakan tes perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara meliputi: Faktor pendukung yang meliputi: kepala sekolah, guru, siswa, dan sarana prasarana. Faktor penghambat terdiri dari kesiapan guru dalam membuat perencanaan atau kisi-kisi tes praktik, kurang adanya respon atau perhatian siswa, kurang cukupnya waktu pelajaran, dan sarana prasarana yaitu belum adanya musholla atau masjid. Dari keempat faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor dari guru, karena guru sebagai evaluator, selanjutnya adalah siswa karena siswa sebagai obyek dalam pembelajaran, faktor yang mendukung terakhir adalah kepala sekolah dan sarana prasarana. Kata Kunci: Evaluasi Pembelajaran Fiqih, Tes Perbuatan
vii
MOTTO
()رواه اﻟﺒﺨﺎرى
ﺻﻠﻮا ﻛﻤﺎ رأﯾﺘﻤﻮﻧﻰ أﺻﻠﻰ
Artinya: Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat. (H.R Bukhori)*
*
Ibnu Hajar Al Asqalani , Bulughul Maram, (Semarang: Toha Putra, t. t), hlm. 66
viii
PERSEMBAHAN
Setiap titik tinta yang tergores dalam kertas ini dengan segala hormat penulis mempersembahkan sebagai bakti kepada mereka yang berjasa dan memberikan do’a restu: 1. Untuk suamiku tercinta yang memberikan do’a restu dalam perkuliahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik 2. Untuk anakku yang kusayangi
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………….………………… i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN……………………………………. ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING………………………….……………….. iii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………….…………. iv HALAMAN KATA PENGANTAR..................................................................... v ABSTRAK……………………………………………………………………… vii HALAMAN MOTTO.......................................................................................... viii HALAMAN PERSEMBAHAN.........................................................................
ix
HALAMAN DAFTAR ISI.................................................................................. x BABI
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………………... 1 B. Penegasan Istilah ………………………………………………..
5
C. Rumusan Masalah ………………………………………………
7
D. Tujuan Penelitian………………………………………………..
8
E. Manfaat Penelitian ……………………………………………... 8 F. Metode Penelitian……………………………………………….
9
G. Sistematika Penulisan Skripsi…………………………………... 15 BAB II : LANDASAN TEORI A. Evaluasi Pembelajaran Fiqih 1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran Fiqih.................................. 18 2. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pembelajaran Fiqih………………... 20 3. Bentuk-Bentuk Evaluasi Pembelajaran Fiqih………………... 22 4. Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Fiqih…………. 26 5. Fungsi Evaluasi Pembelajaran Fiqih…………………………. 29 6. Tujuan Evaluasi Pembelajaran Fiqih…………………………. 30 7. Kegunaan Evaluasi Pembelajaran Fiqih…………………….... 30 8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Evaluasi Belajar………... 31
x
B. Mata Pelajaran Fiqih 1. Pengertian dan Tujuan Mata Pelajaran Fiqih............................ 34 2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih………………………… 36 C. Tes Perbuatan 3. Pengertian Tes Perbuatan.......................................................... 42 4. Kelemahan dan Kelebihan Tes Perbuatan……………………. 42 5. Langkah-Langkah Tes Perbuatan…………………………….
43
6. Aspek Penilaian Tes Perbuatan………………………………
43
D. Kajian Penelitian Yang Relevan………………………………...
48
BAB III: KAJIAN OBYEK PENELITIAN A. Data Umum 1. Sejarah Berdiri MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara. 51 2. Visi dan Misi............................................................................
52
3. Struktur Organisasi…………………………………………..
53
4. Keadaan guru dan Karyawan……………………………….. 54 5. Keadaan Siswa………………………………………………. 55 B. Data Khusus 1. Materi Pembelajaran Fiqih di Kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara……………………………………….. 56 2. Langkah Pembelajaran Fiqih di Kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara............................................................... 57 3. Langkah-langkah Pelaksanaan Tes Perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara…………………… 59 4. Faktor yang Mendukung dan Menghambat Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Fiqih Dengan Menggunakan Tes Perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara………………………………………………………… 65 BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Fiqih Dengan Menggunakan Tes Perbuatan Di Kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara……............................................................ 68 xi
B. Analisis Faktor yang Mendukung dan Menghambat Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Fiqih Dengan Menggunakan Tes Perbuatan di Kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara………… 76 BAB V: KESIMPULAN, SARAN, PENUTUP A. Kesimpulan...................................................................................... 79 B. Saran-saran……............................................................................... 80 C. Penutup............................................................................................ 81 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2004 Ali, Muhammad, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008 A.M., Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2009 Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012 Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2002 ______________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006 AT., Sofyan Hadi, Kamus Ilmiyah Kontemporer, Bandung: Pustaka Setia, 2008 Daradjat, Zakiah, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005 Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:Rineka Cipta, 2005 ______________, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008 ______________, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006 Hamalik, Oemar, Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito, 2005 ___________, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta: Bumi Aksara, 2003 Kunandar, Guru Profesional Implrmentasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007
xiii
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara, 1999 Masyhud, M. Sulthon, dkk., Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta: Diva Pustaka, 2003 Maulana, Achmad, dkk., Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta: Absolut, 2011 Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005 Mulyasa,
E., Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Implementasi, Dan Inovasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005
____________, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rsodakarya, 2008 _____________, Standar Kompetensi Dan Sertiifikasi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008 Ni’am, Asrorum, Membangun Profesional Guru, Jakarta: Bumi Aksara, 2004 PP RI Nomor 19 Tahun 2005, Standar Nasioanal Pendidikan, Jakarta: Sinar Grafika, 2009 Priyadi, Budi Puspo, Metode Evaluasi Kualitatif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1991 Samana, Profesional Keguruan, Yogyakarta: Kanisius, 1994 Sanjaya, Wina, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009 Soenarjo, A., Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: Toha Putra, 1989 Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008 Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009 ____________, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009 Sugihartono, dkk., Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Uny Press, 2007
xiv
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2008 Surakhmad, Winarno, Metode Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito, 1990 Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1998 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosdakarya, 2008 Thoha, Chabib, Macam-Macam Tes, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998 Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2005 Uno, Hamzah B., Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008 Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Rosdakarya, 2009
xv
YAYASAN PENDIDIKAN MIFTAHUL ULUM MI MIFTAHUL ULUM 03 TUNAHAN Jl. Raya Tunahan-Perning Dk. Perning Ds. Tunahan RT 18 Rw VI Kec. Keling Kab.Jepara 59454 :
SURAT KETERANGAN Assalamualaikum wr.wb Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara, menerangkan bahwa: Nama
: Muryati
NIM
: 131310001327
Mahasiswa
: UNISNU Jepara
Fak / Progdi
: Tarbiyah/PAI
Benar-benar telah melaksanakan penelitian di MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara dengan judul skripsi: "STUDI DESKRIPTIF EVALUASI PEMBELAJARAN FIQIH DENGAN MENGGUNAKAN TES PERBUATAN DI KELAS II MI MIFTAHUL ULUM 03 TUNAHAN KELING JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015" Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Wassalamualaikum wr. wb Tunahan, 15 Mei 2015 Kepala MI
Daryoto, S.Pd.I
xvi
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN
Nama Lengkap
: Muryati
NIM
: 131310001327
Alamat
: Tunahan, RT 18/06 Keling Jepara
Tempat Tgl lahir
: Jepara, 10 Maret 1974
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Riwayat Pendidikan Formal 1. SD Negeri 01 Tunahan Keling Jepara Lulus Tahun 1988 2. MTs. Miftahul Huda Jlegong Keling Jepara Lulus Tahun 1991 3. Paket C Ngudi Ilmu Jlegong Keling Jepara Lulus Tahun 2008 Demikian riwayat pendidikan penulis dibuat dengan sesungguhnya dan apabila terdapat kekurangan harap maklum.
Jepara, September 2015 Penulis
MURYATI NIM. 131310001327
xvii
LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA A. Identitas Diri 1. Nama Guru
:
2. Alamat
:
3. Jenis Kelamin
:
B. Pertanyaan 1. Bagaimana langkah-langkah ibu dalam melaksanakan tes perbuatan? 2. Bagaimana faktor penghambat dan pendukung dalam melaksanakan tes perbuatan yang ibu lakukan?
xviii
KISI-KISI TES PERBUATAN Nama Siswa : Kelas
:
Tanggal
: Aspek yang Dinilai
No Soal
Skor 10
1
Berdiri tegak
2
Tahbiratul ihram
3
Berdiri bersedekap
4
Rukuk
5
Iktidal
6
Sujud
7
Duduk di antara dua sujud
8
Duduk tasyahud awal
9
Duduk tasyahud akhir
10
Salam
Keterangan: 1. Benar sekali skor 10 2. Benar dengan skor 9 3. Hampir benar skor 8 4. Tidak benar skor 7 5. Tidak benar sama sekali skor 6
xix
9
8
7
6
LEMBAR OBSERVASI Nama Siswa : Kelas
:
Tanggal
: Aspek yang Dinilai
No Soal
Skor 10
1
Berdiri tegak
2
Tahbiratul ihram
3
Berdiri bersedekap
4
Rukuk
5
Iktidal
6
Sujud
7
Duduk di antara dua sujud
8
Duduk tasyahud awal
9
Duduk tasyahud akhir
10
Salam
Keterangan: 1. Benar sekali skor 10 2. Benar dengan skor 9 3. Hampir benar skor 8 4. Tidak benar skor 7 5. Tidak benar sama sekali skor 6
xx
9
8
7
6
LEMBAR OBSERVASI
No 1
Langkah-Langkah Observasi Perencanaan a. Peneliti menyiapkan format observasi b. Peneliti menentukan aspek yang diobservasi
2
Pelaksanaan a. Peneliti mengadakan observasi yang berkaitan dengan pembelajaran fiqih di kelas II b. Peneliti mengadakan observasi yang berkaitan guru mengadakan evaluasi dengan menggunakan tes perbuatan c. Peneliti mengadakan observasi satu persatu siswa dalam melakukan tes perbuatan
3
Tindak lanjut a. Peneliti menyimpulkan hasil observasi yang ditemukan di lapangan b. Peneliti mengadakan interprestasi hasil observasi untuk digunakan sebagai data dalam penelitian
xxi
Waktu
LAMPIRAN Hasil Belajar Shalat melalui Tes Perbuatan Siswa Kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 No
Nama Siswa
Butir Soal
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
Firman
10
8
7
7
8
7
7
7
7
7
75
2
Farel
9
9
8
7
6
8
7
7
7
6
74
3
Mutiara
8
10
9
10
9
9
9
10
9
9
93
4
Gio
7
6
9
6
9
9
6
8
8
8
76
5
Bagas
6
10
7
8
6
7
9
9
8
8
78
6
Desta
9
7
10
8
7
8
7
7
9
9
81
7
Firsa
7
8
8
10
8
8
8
8
8
9
82
8
Nura
9
9
9
6
10
9
6
9
8
6
81
9
Jeni
6
7
7
8
9
10
7
8
9
9
80
10
Dika
7
7
6
7
7
8
10
6
6
8
72
11
M. Fahri
6
6
6
6
6
6
6
6
6
8
62
12
Suci
6
8
8
9
8
6
9
8
10
8
80
Teknik dan Skor Penilaian 1. Berdiri tegak adalah tegak menghadap kiblat, pandangan mata ditujukan pada tempat kepala ketika sujud. Penyekorannya nilai 10 dengan kategori benar sekali, nilai 9 dengan kategori benar, nilai 8 dengan kategori hampir benar, nilai 7 dengan kategori tidak benar, dan nilai 6 dengan kategori tidak benar sama sekali. 2. Takbiratul ihram yaitu mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu, dan jari-jari sejajar dengan telinga, talapak tangan diarahkan ke kiblat, ketika takbiratul ihram membaca niat. Penyekorannya nilai 10 dengan kategori benar sekali, nilai 9 dengan kategori benar, nilai 8 dengan kategori hampir benar, nilai 7 dengan kategori tidak benar, dan nilai 6 dengan kategori tidak benar sama sekali. 3. Berdiri bersedekap yaitu meletakkan kedua tangan di atas dada atau pusar, tangan kanan menutup pergelangan tangan kiri. Ketika berdiri sambil membaca do’a iftitah, surat Al-Fatihah, dan dilanjutkan dengan surat pendek Al-Qur’an. Penyekorannya nilai 10 dengan kategori benar sekali, nilai 9 dengan kategori benar, nilai 8 dengan kategori hampir benar, nilai 7 dengan kategori tidak benar, dan nilai 6 dengan kategori tidak benar sama
xxii
sekali. Penyekorannya nilai 10 dengan kategori benar sekali, nilai 9 dengan kategori benar, nilai 8 dengan kategori hampir benar, nilai 7 dengan kategori tidak benar, dan nilai 6 dengan kategori tidak benar sama sekali. 4. Rukuk yaitu membungkukkan badan, tangan memegang lutut, pandangan mata ketempat sujud. Penyekorannya nilai 10 dengan kategori benar sekali, nilai 9 dengan kategori benar, nilai 8 dengan kategori hampir benar, nilai 7 dengan kategori tidak benar, dan nilai 6 dengan kategori tidak benar sama sekali. 5. Iktidal yaitu bangun dari rukuk, berdiri tegak, tangan diletakkan di samping. Penyekorannya nilai 10 dengan kategori benar sekali, nilai 9 dengan kategori benar, nilai 8 dengan kategori hampir benar, nilai 7 dengan kategori tidak benar, dan nilai 6 dengan kategori tidak benar sama sekali. 6. Sujud yaitu menempelkan dahi, kening, hidung, kedua telapak tangan, lutut dan jari menyentuh lantai. Penyekorannya nilai 10 dengan kategori benar sekali, nilai 9 dengan kategori benar, nilai 8 dengan kategori hampir benar, nilai 7 dengan kategori tidak benar, dan nilai 6 dengan kategori tidak benar sama sekali. 7. Duduk diantara dua sujud yaitu duduk di atas telapak kaki kiri, telapak jari kaki kanan masih menyentuh lantai, dan telapak tangan diletakkan di atas paha. Penyekorannya nilai 10 dengan kategori benar sekali, nilai 9 dengan kategori benar, nilai 8 dengan kategori hampir benar, nilai 7 dengan kategori tidak benar, dan nilai 6 dengan kategori tidak benar sama sekali. 8. Duduk tasyahud awal yaitu duduk tasyahud awal sama dengan duduk diantara dua sujud. Namun, jari telunjuk tangan kanan ditunjukkan, dan pandangan mata diarahkan ke ujung telunjuk kanan. Penyekorannya nilai 10 dengan kategori benar sekali, nilai 9 dengan kategori benar, nilai 8 dengan kategori hampir benar, nilai 7 dengan kategori tidak benar, dan nilai 6 dengan kategori tidak benar sama sekali. 9. Duduk tasyahud akhir yaitu sama dengan tasyahud awal bedanya pada tasyahud akhir telapak kaki kiri di masukkan ke bawah kaki kanan. Penyekorannya nilai 10 dengan kategori benar sekali, nilai 9 dengan kategori benar, nilai 8 dengan kategori hampir benar, nilai 7 dengan kategori tidak benar, dan nilai 6 dengan kategori tidak benar sama sekali. 10. Salam yaitu menoleh ke kanan sampai pipi kanan terlihat dari belakang sambil membaca salam, dan menoleh ke kiri sampai pipi kiri terlihat dari belakang sambil membaca salam. Penyekorannya nilai 10 dengan kategori benar sekali, nilai 9 dengan kategori benar, nilai 8 dengan kategori hampir benar, nilai 7 dengan kategori tidak benar, dan nilai 6 dengan kategori tidak benar sama sekali
xxiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.1 Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Unsur manusiawi lainnya adalah siswa, guru dan siswa berada dalam suatu relasi kejiwaan.2 Keduanya berada dalam proses interaksi edukatif dengan tugas dan peranan yang berbeda. Guru yang mengajar dan mendidik dan anak yang belajar dengan menerima bahan pelajaran dari guru di kelas. Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaharuan kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa signifikan (berarti penting) posisi guru dalam dunia pendidikan.3 Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 1 menjelaskan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
1
E. Mulyasa, Standar Kompetensi Dan Sertiifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 53. 2 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 71. 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosdakarya, 2008), hlm. 223
1
2
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 4 Setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan orang selalu mengadakan evaluasi, artinya pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan, selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik. Demikian pula dalam satu kali proses belajarmengajar guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.5 Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk menetukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa. Mengingat kompleksnya proses penilaian, guru perlu memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang memadai. Sebagai suatu proses, penilaian dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dan dengan teknik yang sesuai, mungkin tes atau non tes. Teknik apapun yang 4
PP RI Nomor 19 Tahun 2005, Standar Nasioanal Pendidikan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm.17 5 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Rosdakarya, 2009), hlm. 11
3
dipilih, penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap yaitu: persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.6 Sebagai evaluator guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik. Penilaian terhadap aspek intrinsik lebih menyentuh pada aspek kepribadian siswa yakni aspek nilai (values). Berdasarkan hal ini, guru harus bisa memberikan penilaian dalam dimensi yang luas. Penilaian terhadap kepribadian siswa tentu lebih diutamakan daripada penilaian terhadap jawaban siswa ketika diberikan tes. Siswa yang berprestasi baik, belum tentu memiliki kepribadian yang baik. Jadi, penilaian itu pada hakikatnya diarahkan pada perubahan kepribadian siswa agar menjadi manusia susila yang cakap.7 MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara adalah salah satu Madarsah Ibtidaiyah yang ada di Desa Tunahan Kecamatan Keling. Dalam ruang lingkup Pendidikan Agama Islam (PAI) salah satunya adalah mata pelajaran fiqih merupakan mata pelajaran yang membahas tentang materi ibadah atau syari’ah. Pembelajaran fiqih tentunya melaksanakan evaluasi hasil belajar untuk mengukur keberhasilan. Evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran fiqih meliputi tes dan non tes. Evaluasi dengan bentuk tes yang dilakukan di sekolah tersebut menggunakan tes tertulis, lisan maupun perbuatan. 6
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja Rsodakarya, 2008), hlm. 61 7 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:Rineka Cipta, 2005), hlm. 48
4
Materi fiqih di kelas II semester 1 standar kompetensinya meliputi: mempraktikan shalat fardlu, mengenalkan adzan dan iqomah. Dalam menguasai standar kompetensi tentang mempraktikan shalat fardlu tersebut dalam melaksanakan evaluasi tidak hanya menggunakan evaluasi dalam bentuk tes tertulis, akan tetapi juga menggunakan tes perbuatan. Guru menggunakan tes perbuatan ini bertujuan agar siswa mampu menerapkan atau mempraktikan keserasian gerakan shalat fardlu tersebut, karena hasil belajar menyangkut ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengangkat judul skripsi: Studi Deskriptif Evaluasi Pembelajaran Fiqih Dengan Menggunakan Tes Perbuatan Di Kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 Alasan pemilihan judul yang berkaitan dengan judul di atas adalah sebagai berikut: 1. Evaluasi merupakan salah satu kegiatan dalam pembelajaran yang sangat penting untuk dilakukan, karena dengan adanya evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan yang dilakukan oleh guru dan yang diperoleh siswa dalam pembelajaran, karena keberhasilan belajar diukur melalui tiga tahap kognitif (pengetahuan), afektif, dan psikomotorik 2. Evaluasi yang dilaksanakan di sekolah bermacam-macam bentuknya mulai tes tertulis, tes lisan, tes perbuatan dan non tes. Berkaitan dengan materi pembelajaran fiqih di kelas II yaitu pokok bahasan shalat fardlu, maka guru selain menggunakan tes tertulis juga menggunakan tes perbuatan.
5
3. Dengan alasan tersebut, maka peneliti ingin meneliti lanjut yang berkaitan dengan judul. B. Penegasan Istilah Judul dalam penelitian ini perlu dipertegas dan diperjelas istilahistilah yang ada dalak judul agar mudah dipahami. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut: 1. Studi Deskriptif Studi
adalah
pendidikan,
pelajaran,
ilmu,
penyelidikan.8
Sedangkan deskriptif adalah bersifat deskripsi: bersifat menggambarkan apa adanya.9 Jadi yang dimaksud studi deskriptif adalah penyelidikan yang bersifat menggambarkan. 2. Evaluasi Pembelajaran Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation, dalam bahasa arab al-taqdir dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Dengan demikian secara harfiah evaluasi pendidikan (educational evaluation = al-taqdir al tarawy) dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal- hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.10 Menurut Oemar Hamalik evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat
8
294
9
Sofyan Hadi AT., Kamus Ilmiyah Kontemporer, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 258 10 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada, 2008), hlm. 1
6
keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.11 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi pembelajaran adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan
data
dan
informasi),
pengolahan,
penafsiran,
dan
pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kegiatan pendidikan. 3. Tes Perbuatan Tes perbuatanum atau perbuatan dinamakan tes perbuatan. Tes perbuatan adalah tes dalam bentuk peragaan. Tes perbuatan atau tindakan adalah tes dimana respon atau jawaban dituntut dari siswa berupa tindakan, tingkah laku konkret.12 Tes perbuatan adalah teknik penilaian hasil belajar yang menuntut siswa mendemontrasikan kemahirannya atau menampilkan hasil belajarnya dalam bentuk unjuk kerja.13 Dari pengertian di atas yang dimaksud dengan tes perbuatan adalah mengerjakan alat pengukur berupa pertanyaan, perintah dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapat respon sesuai dengan petunjuk dalam bentuk peragaan.
11
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm. 159 Chabib Thoha, Macam-Macam Tes, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 305 13 http://rinerlis.blogspot.com/2011/12/pengertian-tujuan-dan-prinsip-penilaian.html 12
7
4. MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara merupakan salah satu lembaga pendidikan yang ada di Desa Tunahan Kecamatan Keling di bawah Naungan Departemen Agama Kabupaten Jepara. Dari beberapa pengertian di atas, yang dimaksud dengan judul Studi Deskriptif Evaluasi Pembelajaran Fiqih Dengan Menggunakan Tes Perbuatan Di Kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara adalah penyelidikan yang bersifat menggambarkan tentang keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kegiatan pendidikan dengan menggunakan pengukur berupa pertanyaan, perintah dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapat respon sesuai dengan petunjuk dalam bentuk peragaan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan penegasan istilah tersebut maka rumusan masalah dalam skripsi yang penulis ajukan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah
pelaksanaan
evaluasi
pembelajaran
fiqih
dengan
menggunakan tes perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015?
8
2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan evaluasi pembelajaran fiqih dengan menggunakan tes perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menjelaskan pelaksanaan evaluasi pembelajaran fiqih dengan menggunakan tes perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 2. Untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan evaluasi pembelajaran fiqih dengan menggunakan tes perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 E. Manfaat Penelitian Dari penelitian yang akan dilaksanakan akan dapat diperoleh beberapa manfaaat baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat dalam penelitian ini dapat diketahui sebagai berikut: 1. Secara teoritis a. Dapat menjelaskan pelaksanaan evaluasi pembelajaran fiqih dengan menggunakan tes perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 b. Dapat mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan evaluasi pembelajaran fiqih dengan menggunakan tes
9
perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Secara praktis a. Bagi guru, dapat memperoleh wawasan bahwa sebagai seorang pendidik harus dapat melaksanakan teknik evaluasi atau penilaian hasil belajar dengan baik. Karena dengan ketepatan melaksanakan teknik evaluasi hasil belajar akan dapat mudah mengukur hasil belajar atau tujuan pembelajaran setelah adanya proses pembelajaran. b. Bagi siswa, memberikan pengertian bahwa setelah adanya evaluasi hasil belajar, siswaharus meningkatkan hasil belajar yang diperoleh. Karena dengan adanya evaluasi hasil belajar atau penilaian, siswadapat mengetahui sejauhmana hasil belajar yang diperoleh sehingga berusaha untuk meningkatkannya. c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan dalam bidang penelitian serta dapat memberikan pengalaman sebagai guru atau pendidik. d. Bagi jurusan, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan menambah referensi perpustakaan. F. Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati
10
(diobservasi).14 Pendekatan yang digunakan dengan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif artinya penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenahi keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada.15 Jadi penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif karena analisisnya bersifat kualitatif 2. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini meliputi: a. Guru fiqh sejumlah 1 orang b. Siswa sejumlah 12 orang 3. Fokus Penelitian Dalam penelitian ini ada pembatasan masalah untuk menfokuskan dalam penelitian yang berkaitan dengan judul, dengan demikian penelitian ini akan difokuskan pada: a. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran fiqih dengan menggunakan tes perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara b. Faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan evaluasi pembelajaran fiqih dengan menggunakan tes perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara
14
Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah: Panduan Berbasis Penelitian Kualitatif Lapangan dan Perpustakaan, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), hlm. 30. 15 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999) hlm. 26
11
4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Observasi Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data)
yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.16 Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi berperanserta (participant observation). Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.17 Pengumpulan data menggunakan observasi digunakan untuk memperoleh
data
tentang
pelaksanakan
tes
perbuatan
dalam
pembelajaran fiqih di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara b. Interview ( Wawancara ) Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan
16
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,, 2008) hlm 76 17 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 204.
12
pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.18 Pengumpulan data dengan menggunakan wawancara digunakan untuk mengumpulkan data tentang pelaksanakan tes perbuatan dalam pembelajaran fiqih, faktor yang mendukung dan menghambat evaluasi pembelajaran dengan menggunakan tes perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara c. Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.19 Dokumentasi digunakan untuk mengetahui data tentang pelaksanaan tes perbuatan pada pembelajaran fiqih kelas II di MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara. 5. Teknik Keabsahan Data Dalam mengukur keabsahan data pada penelitian ini menggunakan triangulasi data adalah sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Tujuan dari trianggulasi bukan untuk mencari kebenaran
18
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 186. 19 Suhasimi Arikunto, ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006) hlm 89
13
tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.20 Ada beberapa jenis trianggulasi adalah sebagai berikut: a. Trianggulasi data adalah penggunaan beragam sumber data dalam suatu kajian. b. Trianggulasi investigator adalah penggunaan beberapa evaluator. c. Trianggulasi teori adalah penggunaan sudut pandang ganda dalam menafsirkan seperangkat tunggal data. d. Trianggulasi metodologis penggunaan metode ganda untuk mengkaji masalah atau program tunggal, seperti wawacara, pengamatan, daftar pertanyaan terstruktur, dan dokumen.21 Tahap-tahap dalam pengumpulan data dengan menggunakan trianggulasi yaitu tahap orientasi, tahap eksplorasi dan tahap member chek. Tahap orientasi, dalam tahap ini yang dilakukan peneliti adalah melakukan prasurvei ke lokasi yang akan diteliti, dalam penelitin ini, prasurvei dilakukan di melakukan wawancara dengan kepala sekolah, beberapa perwakilan guru. Kemudian peneliti juga menggunakan dokumentasi serta kepustakaan untuk melihat dan mencatat data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Tahap eksplorasi, tahap ini merupakan tahap pengumpulan data di lokasi penelitian, dengan melakukan wawancara dengan unsur-unsur yang terkait, dengan pedoman wawancara 20 21
hlm. 99
Sugiyono, Op.Cit., hlm. 330 Budi Puspo Priyadi, Metode Evaluasi Kualitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1991),
14
yang telah disediakan peneliti, dan melakukan observasi. Tahap member chek, setelah data diperoleh di lapangan, baik melalui observasi, wawancara ataupun dokumentasi, maka data yang ada tersebut diangkat dan dilakukan audit trail yaitu menchek keabsahan data sesuai dengan sumber aslinya.22 6. Teknik Analisis Data Data yang terkumpul kemudian dianalisis. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif, karena data yang diperoleh berupa data kualitatif. Menurut Sugiyono menjelaskan bahwa salah satu analisis dalam penelitian kualitatif adalah dengan langkahlangkah sebagai berikut: a. Reduksi data, yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran mempermudah
peneliti
untuk
yang lebih jelas, dan
melakukan
pengumpulan
data
selanjutnya, dan mencarinya bila di perlukan. b. Display data, yaitu dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. c. Verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi 22
2014
http://www.damandiri.or.id/file/mardoyounmuhsolobab3.pdf
tanggal 25 Nopember
15
apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.23 H. Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab memuat sub bab. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut: 1. Bagian Muka Pada bagian ini memuat pendahuluan yang terdiri dari: Halaman Judul, Halaman Nota Pembimbing, Halaman Pengesahan, Abstrak, Kata Pengantar, Motto, Persembahan, Deklarasi Dan Daftar Isi. 2. Bagian Isi Dalam bagian ini memuat lima bab terdiri dari: BAB I
: PENDAHULUAN Dalam bab ini memuat pendahuluan yang terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian Dan Sitematika Penulisan Skripsi
BAB II
: LANDASAN TEORI Dalam bab ini membahas tentang: Pertama, Evaluasi Pembelajaran meliputi: Pengertian Evaluasi Pembelajaran, Prinsip-Prinsip
23
Sugiyono, Op.Cit., hlm. 345
Evaluasi
Pembelajaran,
Bentuk-Bentuk
16
Evaluasi Pembelajaran, Fungsi Evaluasi Pembelajaran, Faktor Yang Mempengaruhi Evaluasi Pembelajaran. Kedua, Tes
Perbuatan
meliputi:
Pengertian
Tes
Perbuatan,
Kelemahan dan Kelebihan Tes Perbuatan, Langkah-Langkah Tes Perbuatan. Keempat, Kajian Penelitian Yang Relavan. BAB III : KAJIAN OBYEKTIF PENELITIAN
meliputi: Pertama
Keadaan Umum terdiri dari Visi dan Misi, Struktur organisasi, Keadaan guru, siswa. Kedua Keadaan Khusus meliputi: Pembelajaran Fiqih di kerlas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara, Langkah-langkah Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran dengan Menggunakan Tes Perbuatan di Kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara. Faktor
yang
Mempengaruhi
Pelaksanaan
Evaluasi
Pembelajaran dengan Menggunakan Tes Perbuatan di Kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN meliputi: Pertama, Analisis Pelaksanaan evaluasi pembelajaran fiqih dengan menggunakan tes perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara. Kedua, Faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan evaluasi pembelajaran fiqih dengan menggunakan tes perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara
17
BAB V
: KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP: Kesimpulan, Saran-saran, Penutup.
3. Bagian Akhir Pada bagian ini memuat tentang daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan penulis dan lampiran-lampiran
BAB II LANDASAN TEORI
A. Evaluasi Pembelajaran Fiqih 1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran Fiqih Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation, dalam bahasa arab al-taqdir dalam bahasa Indonesia berarti penilaian.
Dengan
demikian
secara
harfiah
evaluasi
pendidikan
(educational evaluation = al-taqdir al tarawy) dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal- hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.1 Pengertian pengukuran dan penilain sering dicampur adukkan oleh banyak orang. Hal itu terjadi karena mereka banyak yang belum memahami apa itu pengukuran dan penilaian. Disamping itu ada yang mengartikan pengukuran sebagai usaha untuk mengetahui keadaan sesuatu sebagaimana adanya, pengukuran dapat berupa pengumpulan data tentang sesuatu. dalam kegiatan belajar mengajar, pengukuran hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh perubahan tingkah laku siswa setelah menghayati proses belajar. Maka pengukuran yang dilakukan guru lazimnya menggunakan tes sebagai alat pengukur. Penilaian adalah suatu tindakan untuk memberikan interpretasi terhadap hasil pengukuran
1
1
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada, 2008), hlm.
18
19
dengan menggunakan norma tertentu untuk mengetahui tinggi-rendahnya atau baik buruknya aspek tertentu.2 Kedua kata tersebut yaitu pengukuran dan penilaian, maka timbul suatu kegiatan yang dinamakan evaluasi sesuai pendapat Suharsimi Arikunto memberikan penjelasan tentang pengukuran, penilaian, dan evaluasi sebagai berikut: a. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, pengukuran bersifat kuantitatif b. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, penilaian bersifat kualilatif. c. Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah yakni mengukur dan menilai.3 Kedua
istilah
tersebut
yakni
pengukuran
(measurement)
sedangkan penilaian adalah evaluation. Dari kata evaluation diperoleh kata Indonesia evaluasi yang berarti menilai (tetapi dilakukan dengan mengukur terlebih dahulu). Dengan demikian evaluasi dapat dikatakan penilaian. Evaluasi pembelajaran adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. 4 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi pembelajaran adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. 2
Sugihartono, dkk., Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Uny Press, 2007), hlm. 129 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),
3
hlm. 3
4
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 3
20
2. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pembelajaran Fiqih Penilaian
pendidikan
dapat
mencapai
sasarannya
dalam
mengevaluasi pola tingkah laku yang dimaksudkan maka harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Evaluasi harus dilaksanakan secara kontinyu, artinya evaluasi harus dilaksanakan secara terus menerus pada masa-masa tertentu. b. Evaluasi harus dilaksanakan secara komprehensif. Makna evaluasi secara komprehensif untuk dapat melaksanakan evaluasi secara komprehensif maka setiap tujuan pendidikan harus dijabarkan sejelas mungkin sehingga dapat dijadikan pedoman untuk melakukan pengukuran. c. Evaluasi harus dilaksanakan secara obyektif, pelaksanaann evaluasi harus objektif artinya dalam proses penilaian hanya menunjuk aspekaspek yang dinilai sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. d. Dalam melaksanakan evaluasi harus menggunakan alat pengukur yang baik.5 Nana
Sudjana
menjelaskan
bahwa
penilaian
hendaknya
memperhatikan beberapa prinsip dan prosedur penilaian. Prinsip penilaian yang dimaksudkan antara lain: a. Dalam menilai hasil belajar hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interpretasi hasil penilaian. b. Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses belajar-mengajar artinya penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap saat proses belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan c. Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya, penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya komprehensif d. Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya. Data hasil penilaian sangat bermanfaaat bagi guru maupun bagi siswa.6
5 6
Sugihartono, dkk., Op.Cit., hlm. 136-137 Nana Sudjana, Op.Cit., hlm. 8-9
21
Oemar Hamalik menjelaskan bahwa penilaian yang akan dilaksanakan harus memenuhi persyaratan atau kriteria sebagai berikut: a. b. c. d. e.
Memiliki validitas Mempunyai reliabitas Objektivitas Efisiensi Kegunaan atau kepraktisan.7 Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap
konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya di nilai.8 Reliabilitas berhubungan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.9 Obyektivitas adalah suatu faktor yang penting yang mempengaruhi validitas dan reliabilitas. Ada dua aspek daripada obyektivitas itu yaitu: a. Yang berhubungan dengan scoring mengenai tes itu, b. Yang berhubungan dengan interpretasi mengenai score dari tes tersebut.10 Efisiensi, suatu alat evaluasi sedapat mungkin dipergunakan tanpa membuang waktu dan uang yang banyak. Ini berarti bahwa evaluasi yang memakan waktu, usaha dan uang sedikit dianggap alat evaluasi yang baik.
7
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm. 157 Nana Sudjana, Op.Cit., hlm. 12 9 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hlm. 86 10 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1998), hlm. 305. 8
22
Suatu alat evaluasi diharapkan dapat digunakan dengan sedikit biaya dan usaha, dalam waktu yang singkat, dan hasil yang memuaskan. 11 Kegunaan atau kepraktisan. Ciri lain dari evaluasi adalah usefulness (harus berguna). Untuk memperoleh keterangan siswa, sehingga guru dapat memberikan bimbingan sebaik-baiknya bagi para siswanya.12 3. Bentuk-Bentuk Evaluasi Pembelajaran Fiqih Evaluasi menurut pelaksanaannya terbagi menjadi dua yaitu: a. Teknik tes, tes adalah alat pengukur berupa pertanyaan, perintah dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapat respon sesuai dengan petunjuk itu.13 Teknik tes dapat berbentuk: 1) Tes tertulis 2) Tes lisan 3) Tes perbuatan.14 b. Teknik non-tes 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Skala Bertingkat (rating scale) Kuesioner (questionair) Daftar cocok (check list) Wawancara atau interviu Observasi Riwayat hidup.15
Dilihat dari cara pelaksanaannya, tes dapat dibedakan menjadi tes tulisan, tes lisan, dan tes perbuatan. Dari ketiga tes tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 11
Oemar Hamalik, Op.Cit., hlm. 158 Ibid., hlm. 159 13 Chabib Thoha, Macam-Macam Tes, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 286 14 Abu ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 12
203
15
Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hlm. 26
23
a. Tes tulisan atau sering disebut juga tes tertulis, adalah tes yang dilakukan dengna cara siswa menjawab sejumlah item soal dengan cara tertulis.
16
Ada dua jenis tes yang termasuk ke dalam tes tulisan ini,
yaitu esai dan tes objektif yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Tes essai adalah bentuk tes dengan cara siswa diminta untuk menjawab pertanyaan secara terbuka yaitu menjelaskan atau menguraikan melalui kalimat yang disusunnya sendiri.17. 2) Tes obyektif adalah semua bentuk tes yang mengharuskan siswa memilih diantara kemungkinan-kemungkinan jawaban yang telah disedia, member jawaban singkat, atau mengisi jawaban pada kolom titik-titik yang telah disediakan.18 Misalnya bentuk tes benar-salah (B-S), tes pilihan ganda (multiple choice), menjodohkan (matching), dan bentuk melengkapi (completion). b. Tes lisan adalah bentuk tes yang menggunakan bahasa secara lisan. 19 Tes ini bagus untuk menilai kemampuan nalar siswa. Melalui bahasa secara verbal, penilai dapat mengetahui secara mendalam pemahaman siswa tentang sesuatu yang dievaluasi, yang bukan hanya pemahaman tentang konsep, akan tetapi bagaimana aplikasinya serta hubungannya dengan konsep yang lain, bahkan penilai juga dapat mengungkap informasi tentang pendapat dan pandangan mereka tentang sesuatu yang dievaluasi. 16
Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 239 17 Ibid., hlm. 240 18 Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit., hlm. 257 19 Chabib Thoha, Op.Cit., hlm. 302
24
c. Tes perbuatan adalah tes dalam bentuk peragaan. Tes ini cocok manakala kita ingin mengetahui kemampuan dan ketrampilan seseorang mengenai
sesuatu.
Contohnya
meragakan
gerakan-gerakan,
mengoperasikan sesuatu alat.20 Evaluasi pembelajaran dapat dilakukan melalui teknik non tes meliputi sebagai berikut: a. Skala bertingkat merupakan salah satu penilaian yang menggunakan skala yang telah disusun b. Kuesioner atau angket adalah pengumpulan data melalui sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.21 c. Daftar cocok (check list), artinya guru menyiapkan seperangkat daftar kemampuan yang akan diukur dan bila muncul dalam praktek tinggal memberi tanda check (√ ).22 d. Wawancara, wawancara adalah komunikasi langsung antara yang mewawancarai dengan yang diwawancarai.23 Untuk memudahkan pelaksanaannya perlu disediakan pedoman wawancara berupa pokokpokok yang akan ditanyakan. e. Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara 20
Wina sanjaya, Op.Cit., hlm. 239 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hlm. 124 22 M. Sulthon Masyhud, dkk., Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2003), hlm. 100 23 Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit., hlm. 258 21
25
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.24 f. Riwayat hidup (portofolio) adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari objek yang dinilai.25 Dilihat dari fungsinya, jenis penilaian ada beberapa macam, yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, penilaian selektif, dan penilaian penempatan.26 Bentuk-bentuk penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Penilaian formatif adalah penilaian yang diselenggarakan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar, diselenggarakan secara periodik, isinya mencakup semua unit pengajaran yang lebih diajarkan. Tujuan utamanya untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses belajar mengajar, dengan demikian dapat dipakai untuk memperbaiki dan menyempurnakannya.27 b. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program, yaitu akhir catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun. Tujuannya aadalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa,
24
Anas Sudijono, Op.Cit., hlm. 76 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hlm. 31 26 Nana Sudjana, Op.Cit., hlm. 5 27 Chabib Thoha, Op.Cit., hlm. 290 25
26
yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler yang dikuasai oelh para siswa.28 c. Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial (remedial teaching), menemukan kasus-kasus. d. Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk kelembaga pendidikan tertentu. e. Penilaian
penempatan
adalah
penilaian
yang
ditujukan
untuk
mengetahui ketrampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu.29 4. Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Fiqih Kegiatan evaluasi hasil belajar melalui enam langkah pokok diantaranya adalah: a. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan, harus disusun lebih dahulu perencanaan secara baik yang pada umumnya mencakup enam jenis kegiatan yaitu: 1) Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi 2) Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi 3) Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan di dalam pelaksanaan evaluasi
28
Nana Sudjana, Loc.Cit. Ibid.
29
27
4) Menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik 5) Menentukan tolok ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi 6) Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri.30 b. Menghimpun Data, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes hasil belajar, melakukan pengamatan, wawancara, atau angket. c. Melakukan verifikasi data, data yang telah berhasil dihimpun harus disaring lebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Proses penyaringan itu dikenal dengan istilah verifikasi data. Verifikasi dimaksudkan untuk dapat memisahkan data yang baik.31 d. Mengolah dan menganalisis data, mengolah dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan dengan maksud untuk memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi. e. Memberikan Interprestasi dan menarik kesimpulan, penafsiran atau interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan itu yang pada akhirnya dapat dikemukakan kesimpulan-kesimpulan tertentu. f. Tindak lanjut hasil evaluasi, setelah hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung di dalamnya maka pada akhirnya evaluator 30 31
Anas Sudijono, Op.Cit., hlm. 3 Ibid., hlm. 4
28
akan dapat mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan yang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut. 32 Oemar Hamalik menjelaskan langkah-langkah evaluasi belajar sebagai berikut: a. Persiapan Pada tahap ini guru menyusun kisi-kisi (blue print). Dalam penyusunan kisi-kisi tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menetapkan ruang lingkup materi pelajaran yang akan diujikan berdasarkan pokok bahasan, satuan bahasan, atau topik yang telah ditetapkan garis-garis besar program pembelajaran. 2) Merumuskan tujuan pengajaran khusus sesuai dengan tujuan pembelajaran. 3) Menetapkan jumlah butir soal berdasarkan topic dan aspek tujuan. 4) Mengidentifikasi bentuk-bentuk soal 5) Menetapkan proporsi tingkat kesulitan butir-butir soal yang mencakup keseluruhan perangkat instrumen penelitian tersebut.33 b. Penyusunan alat ukur Pada tahap ini guru menentukan jenis alat ukur yang akan digunakan berdasarkan tujuan dari pengukuran tersebut dan aspek atau ranah apa yang hendak diukur. Alat evaluasi dibagi menjadi dua jenis, yakni: penilaian dengna tes dan penilaian bukan dengan tes. c. Pelaksanaan pengukuran Pengukuiran terhadap hasil belajar dilaksanakan dengan cara atau bentuk tertentu sesuai dengan maksud dan tujuan pengukuran tersebut,
32 33
Ibid., hlm. 5 Oemar Hamalik, Op.Cit., hlm. 164
29
yang dirancang dengna model desain evaluasi, yakni evaluasi sumatif, evaluasi formatif, evaluasi reflektif, dan kombinasi ketiga model. 34 5. Fungsi Evaluasi Pembelajaran Fiqih Penilaian hasil belajar ialah proses pemberian nilai terhadap hasilhasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Menurut Suharsimi Arikunto fungsi penilaian mencakup beberapa hal sebagai berikut: a. Penilaian berfungsi selektif, artinya dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya b. Penilaian berfungsi diagnostik, apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Jadi dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru mengadakan diagnostik kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. c. Penilian berfungsi sebagai penempatan d. Penilaian berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan, maksudnya untuk mengetahui sejauhmana suatu program berhasil diterapkan.35 Muhibbin Syah menjelaskan bahwa fungsi evaluasi pembelajaran sebagai berikut: a. Fungsi administrasi untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku rapor b. Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan c. Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program remedial teaching (pengajaran perbaikan) d. Sebagai sumber data BP yang dapat memasok data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan dan penyuluhan (BP) e. Sebagai bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang meliputi: pengembangan kurikulum, metode dan alatalat untuk proses belajar mengajar.36
34
Ibid., hlm. 170 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hlm. 10-11 36 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Bandung: PT Granfindo Persada, 2003), hlm. 198 35
30
6. Tujuan Evaluasi Pembelajaran Fiqih Kegiatan pembelajaran diadakan evaluasi terhadap hasil belajar, diadakan evaluasi tersebut mempunyai beberapa tujuan. Menurut Nana Sudjana Tujuan evaluasi adalah sebagai berikut: a. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran disekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan. c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya d. Memberikan pertanggung jawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi: pemerintah, masyarakat, dan orang tua siswa.37 7. Kegunaan Evaluasi Pembelajaran Fiqih Beberapa jenis penggunaan hasil-hasil evaluasi yang diperoleh yaitu: a. Menentukan naik tidaknya atau lulus tidaknya sesesorang b. Mengadakan diagnose atau remedial c. Menentukan perlu tidaknya suatu mata pelajaran diulangi kembali atau tidak d. Menentukan perlu tidaknya suatu kelas dibagi-bagi dalam kelompok berdasarkan prestasi masing-masing atau tidak e. Membangkitkan motivasi anak f. Memberikan laporan kepada orang tua atau wali.38 Pelaksanaan evaluasi mempunyai manfaat sangat besar, manfaat ini dapat ditinjau dari pelaksanaannya. Adapun jenis evaluasi serta manfaatnya adalah sebagai berikut:
37
Nana Sudjana, Op.Cit., hlm. 4 Sulthon Masyhud, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2003), hlm.
38
113-114
31
a. Evaluasi formatif. Yakni evaluasi yang dilaksanakan setiap kali selesai dipelajari suatu unit pelajaran tertentu. Manfaatnya sebagai alat penilai proses belajar mengajar suatu unit bahan pelajaran tertentu b. Evaluasi sumatif. Yakni evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir pengajaran suatu program atau sejumlah unit pelajaran tertentu. Evaluasi ini mempunyai manfaat untuk menilai hasil pencapaian siswa terhadap tujuan suatu program pelajaran dalam suatu periode tertentu, seperti akhir semester atau akhir tahun pelajaran c. Evaluasi diagnostik. Yakni evaluasi yang dilaksanakan sebagai sarana diagnose. Evaluasi ini bermanfaat untuk meneliti atau mencari sebab kegagalan pengajaran, atau dimana letak kelemahan siswa dalam mempelajari suatu atau sejumlah unit pelajaran tertentu. d. Evaluasi penempatan. Yakni evaluasi yang dilaksanakan untuk menempatkan siswa pada suatu program pendidikan atau jurusan yang sesuai dengan kemampuan (baik potensional maupun aktual) dan minatnya. Evaluasi ini bermanfaat dalam rangka proses penentuan jurusan jurusan di sekolah.39 8. Faktor Yang Mempengaruhi Evaluasi Pembelajaran Fiqih Berbagai faktor dimaksud adalah tujuan, guru, siswa, kegiatan pengajaran, alat evaluasi, bahan evaluasi, dan suasana evaluasi.40 Faktor yang mempengaruhi dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Tujuan Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian dari perjalanan proses belajar mengajar berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan pengajaran. Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan pengajaran. Sedikit banyaknya perumusan tujuan akan mempengaruhi
39
Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008), hlm. 113-114 40 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 109
32
kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru, dan secara langsung guru mempengaruhi kegiatan belajar siswa. b. Guru Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada siswa di sekolah.41 Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya, dengan keilmuan yang dimilikinya, dia dapat menjadikan siswa menjadi orang yang cerdas. Pandangan guru terhadap siswa akan mempengaruhi kegiatan mengajar guru di kelas. Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar adalah dua aspek yang mempengaruhi kompetensi seorang guru dibidang pendidikan dan pengajaran. c. Siswa Siswa adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah. Orang tuanyalah yang memasukkannya untuk dididik agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan di kemudian hari. d. Kegiatan pengajaran Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan siswa dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang mengajar, siswa yang belajar maka guru adalah orang yang menciptakan lingkungan belajar bagi kepentingan belajar siswa. Siswa adalah orang yang digiring ke dalam lingkungan belajar yang telah diciptakan oleh guru. Dalam kegiatan belajar mengajar, pendekatan
41
Ibid., hlm. 112
33
yang guru ambil akan menghasilkan kegiatan siswa yang bermacammacam.42 e. Bahan dan alat evaluasi Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh siswa guna kepentingan ulangan. Biasanya bahan pelajaran itu sudah dikemas dalam bentuk buku paket untuk dikonsumsi oleh siswa. Alat-alat evaluasi yang umumnya digunakan tidak hanya benar salah (true-false) dan pilihan ganda (multiple-choice), tapi juga menjodohkan (matching), melengkapi (completion), essai dan lainnya. f. Suasana evaluasi Selain faktor tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, serta bahan dan evaluasi, faktor suasana evaluasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi evaluasi belajar mengajar. Sikap yang merugikan pelaksanaan evaluasi dari seorang pengawas adalah membiarkan siswa melakukan hubungan kerja sama diantara siswa suasana evaluasi yang demikian tentu saja disadari atau tidak merugikan siswa untuk bersikap jujur dengan sungguh-sungguh belajar di rumah dalam mempersiapkan diri menghadapi ujian. 43
42 43
Ibid., hlm. 115 Ibid., hlm. 118
34
B. Mata Pelajaran Fiqih 1. Pengertian dan Tujuan Mata Pelajaran Fiqih Fiqih Islam merupakan kumpulan hukum Islam yang berkenaan dengan amal perbuatan, yang digali dari sumber/dalilnya secara terperinci.44 Tujuan pendidikan Islam ialah kepribadian muslim, yaitu suatu kehidupan kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam. Orang yang berkepribadian muslim Al-Qur’an disebut “muttaqim”.45 Tujuan pendidikan agama Islam secara umum adalah meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT., serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat berbangsa dan bernegara.46 Sesuai firman Allah dalam surat Ali Imran:
( ١٠٢ : )ال ﻋﻤﺮان
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenarnya taqwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam beragama Islam. (Q.S Ali Imron: 102)47
44
Sulaiman Abdullah, Sumber Hukum Islam Permasalahan dan Fleksibilitasnya, (Jakarta: Sinar Grafika, 2004), hlm. v 45 Zakiah Daradjat, dkk, Op.Cit., hlm 13 46 Isfandi Mochtar, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 181 47 Depag RI, Op.Cit., hlm. 64
35
Tujuan pendidikan mengarahkan perbuatan mendidik artinya merumuskan dalam pembatasan tujuan pendidikan secara jelas, tanpa tujuan yang jelas, proses pendidikan akan berjalan tidak efektif dan efisien, oleh karena itu tujuan pendidikan merupakan perumusan untuk mencapai kemana pendidikan itu dicapai Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fiqih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fiqih muamalah yang meyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjaman meminjam. Secara subtansial mata pelajaran fiqih memiliki kontribusi dalam memberian motivasi menerapkan
hukum
Islam
kepada
siswa untuk mempraktikkan dan
dalam
kehidupan
sehari-hari
sebagai
perwujudan keserasian, keselerasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya. Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali anak didik agar dapat: a. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial. b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia
36
dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungan.48 2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih Standar kompetensi dan kompetensi dasar materi fiqih mengacu pada Permenag Tahun 2008 yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Kelas 1 Semester 1 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Mengenalkan lima rukun - Menyebutkan lima rukun Islam Islam 2.
Mengenalkan
- Menghafal syahadatain dan artinya tatacara
bersuci dari najis
- Menjelaskan pengertian bersuci dari najis - Menjelaskan tatacara bersuci dari najis - Menirukan
tatacara
mensucikan
najis - Membiasakan hidup bersih dalam kehidupan sehari-hari
48
Peraturan Menteri Agama RI No 2 Tahun 2008, Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi PAI Dan Bahasa Arab Di Madrasah, hlm. 20
37
Kelas 1 Semester 2 Standar Kompetensi 1.
Mengenalkan
Kompetensi Dasar
tatacara - Menjelaskan tatacara wudhu
wudhu
- Mempraktikkan tatacara wudhu - Menghafal doa sesudah wudlu
2. Mengenal tatacara shalat - Menyebutkan macam-macam shalat fardhu
fardhu - Menirukan gerakan shalat fardhu - Menghafal bacaan shalat fardhu49
Kelas 2 Semester I Standar Kompetensi 1.
Mempratekkan
Kompetensi Dasar
shalat - Mennyebutkan ketentuan tatacara
fardlu
shalat fardlu - Mempratekkan keserasian gerakan dan bacaan shalat fardlu
2. Mengenalkan adzan dan iqomah
- Menyebutkan ketentuan adzan dan iqomah - Melafalkan adzan dan iqomah - Mempratekkan adzan dan iqomah
49
Ahmad Santoso, dkk., Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Khusus Untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI), (Jakarta: Binatama Raya, t.t), hlm. 254
38
Kelas 2 Semester II Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Mengenalkan ketentuan -Menjelaskan ketentuan tatacara shalat tatacara shalat berjama’ah
berjama’ah - Menirukan shalat berjama’ah
2. Melakukan dzikir dan do’a - melafalkan dzikir setelah shalat fardlu - Melafalkan do’a setelah shalat fardlu50 Kelas 3 Semester I Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Mengenal shalat sunah - Menjelaskan ketentuan shalat sunah rawatib
rawatib - Mempraktikkan
tata
cara
salat
rawatib 2. Mengenal salat jum’at
- Mengenal ketentuan salat jumat - Membiasakan
mengikuti
salat
jum’at 3. Mengenal tata cara salat - Menjelaskan tata cara bagi orang bagi orang yang sakit
yang sakit - Mendemonstrasikan cara salat dalam keadaan sakit
50
Ibid., hlm. 283-289
39
Kelas 3 Semester II Standar Kompetensi 1. Mengenal puasa ramadhan
Kompetensi Dasar - Menjelaskan
ketentuan
puasa
hikmah
puasa
ramadhan - Menyebutkan ramadhan 2. Mengenal amalan-amalan - menjelaskan ketentuan salat tarawih di bulan ramadan
- menjelaskan ketentuan salat witir - menjelaskan keutamaan-keutamaan yang ada bulan ramadan51
Kelas 4 Semester 1 Standar Kompetensi 1. Mengenal ketentuan zakat
Kompetensi Dasar - Menjelaskan ketentuan zakat mal - Menjelaskan ketentuan zakat fitrah - Mempratekkan tatacara zakat mal dan zakat fitrah
2. Mengenal ketentuan infaq dan shodaqoh
- Menjelaskan ketentuan infaq dan shadaqah - Mempratekkan tatacara infaq dan shadaqah
51
Ibid., hlm. 311-3119
40
Kelas 4 Semester 2 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Mengenal ketentuan shalat - Menjelaskan macam-macam shalat id
id - Menjelaskan tatacara shalat id - Mendemonstrasikan tatacara shalat idul fitri dan idul adha
Kelas 5 Semester I Standar Kompetensi 1.
Mengenal
Kompetensi Dasar
ketentuan - Menjelaskan ketentuan makanan
makanan dan minuman yang halal dan haram
dan minuman yang halal dan haram - Menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya - Menjelaskan manfaat makanan dan minuman halal - Menjelaskan akibat makanan dan minuman haram52
2.
Mengenal qurban
52
Ibid., hlm. 373-377
ketentuan
- Menjelaskan ketentuan qurban - Mendemonstrasikan tatacara qurban
41
Kelas 5 Semester II Standar Kompetensi 1.
Mengenal
ketentuan
qurban
Kompetensi Dasar - Menjelaskan ketentuan qurban - Mendemonstrasikan tatacara qurban
2. Mengenal tatacara ibadah - Menjelaskan tatacara haji haji
- Mendemonstrasikan tatacara haji
Kelas 6 Semester I Standar Kompetensi 1.
Mengenal
ketentuan - Menjelaskan ketentuan mandi wajib
mandi wajib 2.
Mengenal
Kompetensi Dasar
setelah haid ketentuan
khitan
- Menjelaskan ketentuan khitan - Menjelaskan hikmah khitan
Kelas 6 Semester II Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Mengenal ketentuan jual - Menjelaskan tatacara jual beli beli dan pinjam meminjam
- Mengenal meminjam53
53
Ibid., hlm. 397-400
tatacara
pinjam
42
C. Tes Perbuatan 1. Pengertian Tes Perbuatan Dewa Ketut Sukardi menjelaskan bahwa tes perbuatan adalah suatu tes yang berhubungan dengan berbagai bentuk aktifitas fisik.54 Zainal Arifin menjelaskan bahwa tes perbuatan atau praktik adalah suatu bentuk tes yang siswanya diminta untuk melakukan kegiatan khusus dibawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan
membuat keputusan
tentang
kualitas
hasil
belajar
yang
didemonstrasikan. Misalnya, coba praktekan bagaimana cara berwudlu yang baik dan benar. Tes bentuk ini banyak digunakan hampir setiap mata pelajaran, seperti pendidikan agama Islam, olahraga, kesenian, dan sebagianya.55 Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud yang dimaksud tes perbuatan adalah suatu bentuk tes yang berhubungan dengan berbagai bentuk aktifitas fisik untuk melakukan kegiatan khusus dibawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang didemonstrasikan. 2. Kelemahan dan Kelebihan Tes Perbuatan Chabib Toha dalam buku berjudul macam-macam tes menjelaskan bahwa tes perbuatan mempunyai beberapa kelebihan antara lain adalah: 54
Dewa Ketut Sukardi, Penggunaan Tes dalam Konseling, (Surabaya: Usaha Nasional, 2009), h.124 55 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 138
43
a. Tepat untuk mengukur aspek psikomotor b. Tepat untuk mengetahui sikap yang merefleksi dalam tingkah laku sehari-hari c. Pendidik secara langsung dapat mengamati dengan jelas jawabanjawaban sehingga lebih mudah dalam memberikan penilaian. Kelemahan tes praktik mempunyai beberapa kelemahan antara lain adalah a. Apabila perintah tidak jelas maka tindakan yang muncul tidak sesuai dengan apa yang diharapkan b. Seringkali pendidik terpengaruh oleh gerakan yang baik menjadi indikator utama dalam penilaian c. Membutuhkan waktu lama, terutama kalau pengamatannya dilakukan per individu d. Seringkali terjadi gangguan dalam pengamatan menyebabkan penilaian tidak objektif. 56 3. Langkah-Langkah Tes Perbuatan. Pelaksanaan tes perbuatan dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengecek kelengkapan peralatan yang diperlukan. Ini penting dilakukan, sebab ketidak lengkapan peralatan bisa mengakibatkan gagalnya pelaksanaan ujian. b. Menyiapkan pedoman pengamatan (Pedoman pemberian angka). c. Memberikan petunjuk kepada teste tentang apa yang harus dikerjakan, petunjuk bisa disampaikan secara tertulis atau secara lisan. d. Teste meragakan kegiatan, dan penguji mengamati secara seksama. e. Penguji segera memberikan angka terhadap aspek kegiatan teste setelah selesai peragaan.57 4. Aspek Penilaian Tes Perbuatan Tes performa umumnya digunakan untuk mengukur taraf kompetensi yang bersifat keterampilan (psikomotor). Aspek yang dinilai
56
Chabib Thoha, Macam-Macam Tes, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 306 http://Nina Deviana Noor. blogspot.com/14 Pebruari 2012/evaluasi-pembelajaran-tesperbuatan. html. tanggal 10 Januari 2015 Jam 14.00 57
44
pada tes performa dapat menekankan pada proses, hasil, dan atau kombinasi dari keduanya. a. Penilaian pada proses (bagaimana cara yang ditempuh siswa dalam memperoleh/melakukan ‘sesuatu’ secara baik, benar, dan efektif). Penilaiannya dilakukan pada gerakan yang menghasilkan tingkah laku menurut rangkaian yang tepat. b. Penilaian pada hasil, misal pada pelajaran menggambar/melukis, keterampilan, kerajinan tangan, menjahit, dll. Guru bisa saja tidak menilai prosesya, tetapi menilai pada hasil akhir/karya siswa. 58 Tes performa menfokuskan kepada tujuan belajar keterampilan (skill) tertentu, yaitu keterampilan dalam proses/prosedur, produk/hasil maupun kombinasi keduanya. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Spesifikasikan hasil performa (keterampilan) yang hendak diukur. Untuk menentukan objek performa umumnya menggunakan kata kerja tindakan seperti: identifikasi (mengenal), konstruksi, dan demonstrasi. b. Pilihlah situasi tes tertentu ini bergantung kepada faktor-faktor: tujuan pengajaran, urutan pengajaran, waktu, biaya, dan perlengkapan yang tersedia. c. Mempersiapkan petunjuk pengerjaan secara jelas, khusus mengenai situasi tes, meliputi:
58
Mahmud Anas, Tes Profesi STAN, (Malang: BookST, 2010), hlm. 16
45
1) Menentukan tujuan tes, tujuan tes sangat penting karena setiap tujuan memiliki penekanan yang berbeda 2) Memperhatikan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD). Adapun Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) di kelas 2 adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Kelas 2 Semester I Standar Kompetensi 1.
Mempratekkan
Kompetensi Dasar
shalat - Mennyebutkan ketentuan tatacara
fardlu
shalat fardlu - Mempratekkan keserasian gerakan dan bacaan shalat fardlu
2. Mengenalkan adzan dan iqomah
- Menyebutkan ketentuan adzan dan iqomah - Melafalkan adzan dan iqomah - Mempratekkan adzan dan iqomah
Kelas 2 Semester II Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Mengenalkan ketentuan -Menjelaskan ketentuan tatacara shalat tatacara shalat berjama’ah
berjama’ah - Menirukan shalat berjama’ah
46
2. Melakukan dzikir dan do’a - melafalkan dzikir setelah shalat fardlu - Melafalkan do’a setelah shalat fardlu59
3) Menentukan materi yang diujikan Langkah awal yang harus dilakukan dalam menyiapkan bahan ulangan adalah menentukan kompetensi dan materi yang akan diujikan. Setelah menentukan kompetensi yang akan diukur, maka langkah berikutnya adalah menentukan materi yang akan diujikan. Penentuan materi yang akan diujikan sangat penting karena di dalam satu tes tidak mungkin semua materi yang telah diajarkan dapat diujikan dalam waktu yang terbatas, misalnya satu atau dua jam d. Mempersiapkan bentuk/format observasi untuk digunakan dalam mengevaluasi performa (misalnya: Skala hasil, checklist, rating scale). Pemilihan bentuknya bergantung kepada tujuan dariperforma yang akan dinilai: 1) Skala hasil, merupakan suatu rangkaian sampel hasil dengan derajat kualitas yang berbeda. Digunakan untuk menilai kualitas keseluruhan hasil suatu performa.
59
Ibid., hlm. 283-289
47
2) Checklist juga bisa digunakan untuk tes perbuatan. Adapun contoh format Checklist yang digunakan untuk tes perbuatan adalah sebagai berikut: 60 Tabel 2.2 Format penilaian menggunakan Checklist No
Aspek yang Dinilai
Soal
Kriteria SB
B
C
K
SK
1 2 3 4 5 Keterangan: 1.
BS
= Baik sekali
2.
B
= Baik
3.
C
= Cukup
4.
K
= Kurang
5.
SK
= Sangat Kurang
3) Rating scale juga dapat digunakan sebagai alat tes perbuatan dengan format sebagai berikut:
60
Darian Indra Kusuma, Evaluasi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 25
48
Tabel 2.3 Format penilaian menggunakan Rating Scale No
Aspek yang Dinilai
Soal
Kriteria 10
9
8
7
6
1 2 3 4 5 Keterangan: 1. Benar sekali skor 10 2. Benar dengan skor 9 3. Hampir benar skor 8 4. Tidak benar skor 7 5. Tidak benar sama sekali skor 6 D. Kajian Penelitian yang Relevan Kajian penelitian ini menjelaskan tentang kajian yang memotivasi peneliti untuk mengangkat judul dalam mengadakan penelitian. Adapun kajian yang berhubungan dengan judul adalah sebagai berikut: 1. Dwi Septika Rahmawati dalam skripsi berjudul "Kompetensi Guru AlQur’an Hadits Dalam Melaksanakan Teknik Evaluasi Hasil Pembelajaran Pada Mapel Al-Qur’an Hadits (Studi Deskriptif Di MTs. Darul Hikmah
49
Kaligarang Keling Jepara 2010/2011)".61 Dari hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa teknik evaluasi hasil pembelajaran pada mapel AlQur’an Hadits di MTs. Darul Hikmah Kaligarang Keling Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011 menggunakan bentuk-bentuk evaluasi pembelajaran. Bentuk evaluasi tersebut meliputi tes dan non tes. Bentuk tes yang digunakan adalah tertulis yaitu tes obyektif meliputi: pilihan ganda, isian, dan yang tes tertulis uraian. Kedua bentuk tes yang digunakan adalah tes lisan, karena tes ini juga digunakan dalam evaluasi pembelajaran pada mapel Al-Qur’an Hadits. Adapun non tes yang digunakan dalam evaluasi hasil pembelajaran pada mapel Al-Qur’an Hadits di MTs. Darul Hikmah Kaligarang Keling Jepara adalah riwayat hidup atau portofolio. 2. Siti Mufarihatun dalam karya ilmiahnya dengan judul skripsi "Studi Deskriptif Tentang Upaya Guru Fiqih Dalam Melaksanakan Evaluasi Pembelajaran di
MIN
Bawu Batealit
Jepara Tahun Pelajaran
2011/2012".62 Dari hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan tes tertulis dengan bentuk pilihan ganda, isian dan uraian. Tes tertulis dilaksanakan pada penilaian harian, mid semester dan akhir semester, sedangkan tes lisan dan perbuatan atau praktek dilaksanakan seperti dalam mempraktikan shalat, wudlu. Sedangkan non tes yang dilaksanakan di MIN Bawu Batealit
61
Dwi Septika Rahmawati dalam karya ilmiahnya dengan judul skripsi "Kompetensi Guru Al-Qur’an Hadits Dalam Melaksanakan Teknik Evaluasi Hasil Pembelajaran Pada Mapel AlQur’an Hadits (Studi Deskriptif Di MTs. Darul Hikmah Kaligarang Keling Jepara 2010/2011)" 62 Siti Mufarihatun dalam karya ilmiahnya dengan judul skripsi "Studi Deskriptif Tentang Upaya Guru Fiqih Dalam Melaksanakan Evaluasi Pembelajaran di MIN Bawu Batealit Jepara Tahun Pelajaran 2011/2012"
50
Jepara menggunakan portofolio. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran di MIN Bawu Batealit Jepara Tahun Pelajaran 2011/2012. Adapun faktor-faktor tersebut meliputi: guru, siswa, bahan atau alat evaluasi, materi pelajaran dan waktu. Beberapa faktor secara umum dapat mempengaruhi guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran. 3. Misbachul Kholisin dengan Judul Skripsi "Studi Deskriptif Pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar Dengan Bentuk Tes Lisan Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Di MA Amtsilati Darul Falah Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2013/2014".63 Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa pelaksanaan evaluasi hasil belajar dengan bentuk tes lisan pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits Di MA Amtsilati Darul Falah Bangsri Jepara dapat dikatakan cukup baik, karena pelaksanaan dilakukan setiap selesai pokok bahasan dengan langkah-langkah membuat kisi-kisi penilaian tes lisan dengan materi pokok bahasan yang telah ditentukan, cara penyekorannya. Namun, ada kelemahan dalam melaksanakannya yaitu guru
memberikan
waktu
yang
berbeda
kepada
siswa
sehingga
mengakibatkan semakin bertambahnya waktu dalam melaksanakan evaluasi tes lisan. Selain itu juga pertanyaannya juga berbeda sehingga pertanyaan yang diberikan kepada siswa akan bervariasi
63
Misbachul Kholisin dengan Judul Skripsi "Studi Deskriptif Pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar Dengan Bentuk Tes Lisan Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Di MA Amtsilati Darul Falah Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2013/2014"
BAB III KAJIAN OBYEK PENELITIAN
A. Data Umum 1. Sejarah Berdiri MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Berawal dari pemikiran-pemikiran para tokoh agama tentang perkembangan masa depan agama dan anak di lingkungan desa Tunahan Kecamatan Keling Jepara, maka oleh para penanggung jawab pendidikan daerah desa Tunahan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara yang tergabung dalam Yayasan Pendidikan Islam “Miftahul Ulum” desa Tunahan Kecamatan Keling Jepara, dirintislah sebuah Madrasah Ibtidaiyah dengan nama “Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum”. Pada awal pendiriannya tahun 2006 MI Miftahul Ulum Tunahan dengan terbitnya Surat Keputusan Kemenag Kabupaten Jepara. Perkembangan dari tahun ke tahun serta usaha dan kerja keras yang selalu disertai do’a kepada Allah SWT., Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum berlangsung dan terus berkembang dengan pesat, dan akhirnya dengan terbitnya Surat Keputusan BAN S/M Nomor: 101/BAPSM/XI/2013 tanggal 16 September 2013, Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum statusnya terakreditasi yang kedua dengan nilai B (83). Dengan adanya status tersebut, maka MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara sampai
sekarang
mendapatkan
51
dukungan
kepercayaan
baik
dari
52
Pemerintah maupun dari masyarakat sehingga berguna bagi masayarakat sekitar. 2. Visi dan Misi a. Visi Beriman Islam Ala Ahlussunah Wal Jama’ah Berakhlaq Mulia Berpijak Pada Budaya-Budaya Bangsa Dan Unggul Dalam Mutu. b. Misi 1) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran Islam sehingga menjadi pedoman dalam bertingkah laku dan berpijak. 2) Menumbuhkan sikap disiplin yang tinggi untuk membentuk manusia yang bertaqwa. 3) Menerapkan manajemen partisipasi dengan melibatkan seluruh warga Madrasah dan tokoh masyarakat. 4) Mewujudkan semangat kebersamaan kepada seluruh komponen Madrasah dalam mewujudkan cita-cita bersama. 5) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga mendorong dan membantu siswa dapat mengenal eksistensi dirinya agar dapat berkembang secara optimal dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. 6) Mewujudkan
lulusan-lulusan
yang
handal
dan
berprestasi
mempunyai aqidah yang benar, amal yang shalih, aklaq yang mulia, akal yang cerdas, fisik yang sehat dan kuat, serta dekat dan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.
53
3. Struktur Organisasi Sekolah atau Madrasah sebagai suatu organisasi, tentu sangat memerlukan struktur organisasi. Hal ini untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) atau untuk hal-hal yang lain baik yang bersifat
internal
maupun
eksternal
dalam
rangka
mensukseskan
pelaksanaan pendidikan formal. Dalam struktur organisasi sudah barang tentu mempunyai wewenang dan tugas pokok masing-masing sesuai dengan tanggung jawabnya. Adapun struktur organisasi MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara sebagai berikut: Struktur Organisasi Kepala Daryoto, S.Pd.I
Komite Sekolah Ruslan
Wakil Kepala Suparman
TU Deni Riswanto
Dewan Guru
Siswa Siswi
54
4. Keadaan Guru dan Karyawan Keadaan guru sebagai tenaga pendidik dan karyawan sebagai tenaga kependidikan di MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing. Keadaan guru dan karyawan sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Adapun keadaan guru dan karyawan di MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Keadaan Guru dan Karyawan NO
Nama
L/P
Tempat/Tgl.Lahir
Pendidikan Terakhir
Ket.
1
Daryoto, S. Pd. I
L
Jepara, 06-08-1969 S1
KEPALA
2
Solekah, S. Pd. I
P
Jepara, 10-11-1983 S1
Guru mapel
3
Suparman
L
Jepara, 06-04-1980 MA
Guru kelas 5
4
Sulimah, S. Pd. I
P
Jepara, 05-05-1987 S1
Guru kelas 6
5
Hamdi, S. Pd. I
L
Jepara, 06-07-1972 S1
Guru SBK
6
Fauziah Utami, S. Pd. I
P
Jepara, 10-04-1989 S1
GURU kelas 4
7
Tipuk Marfuatin, S. Pd. I
P
Jepara, 19-03-1988 S1
Guru kelas 3
8
Nurmanita Zuliati
P
Jepara, 12-11-1984 S1
Bahasa Inggris
9
Nunuk Purwaningrum
P
Jepara, 06-09-1984 SLTA
Bahasa Jawa
55
NO Nama
L/P
Tempat/Tgl.Lahir
Pendidikan Terakhir
Ket.
10
Sulasmiati, S. Pd. I
P
Jepara, 02-07-1982 S1
Kelas I
11
Jarmi, S. Pd. I
P
Jepara, 03-04-1968 S1
Guru Akidah Akhlak
12
Deni Riswanto
L
Jepara, 20-03-1991 S1
TU
13
Indha Ratnasari, S.Pd.I
P
Jepara, 29-02-1992 S1
Guru kelas 2, fiqih
5. Keadaan Siswa Jumlah siswa MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2 Keadaan Siswa MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Jenis Kelamin
Jumlah
No
Kelas
L
P
1
I
7
4
11
2
II
8
4
12
3
III
9
6
15
4
IV
1
14
15
5
V
5
8
13
6
VI
7
5
12
Jmlh
37
41
78
56
Sumber: Dokumen MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015.1 B. Data Khusus 1. Materi Pembelajaran Fiqih di Kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Materi pelajaran di kelas II Madrasah Ibtidaiyah ini sesuai dengan Standar Kompentensi dan Kompetensi Dasar adalah sebagai berikut: Kelas 2 Semester I Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Mempratekkan shalat
a. Mennyebutkan ketentuan tatacara
fardlu
shalat fardlu b. Mempratikkan keserasian gerakan dan bacaan shalat fardlu
2. Mengenalkan adzan dan iqomah
a. Menyebutkan ketentuan adzan dan iqomah b. Melafalkan adzan dan iqomah c. Mempratekkan adzan dan iqomah
1
Dokumen MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara
57
Kelas 2 Semester II Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Mengenalkan ketentuan
a. Menjelaskan ketentuan tatacara
tatacara shalat berjama’ah
shalat berjama’ah b. Menirukan shalat berjama’ah
2. Melakukan dzikir dan do’a a. Melafalkan dzikir setelah shalat fardlu b. Melafalkan do’a setelah shalat fardlu
2. Langkah Pembelajaran Fiqih di Kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Setiap pembelajaran tentunya ada beberapa langkah yang dilaksanakan mulai dari sebelum pembelajaran, ketika pembelajaran maupun setelah akhir pembelajaran. Adapun pelaksanaan pembelajaran fiqih di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara adalah sebagai berikut:
58
a. Sebelum pembelajaran Sebelum adanya proses belajar mengajar, guru menyiapkan Silabus dan RPP, karena Silabus dan RPP sebagai pedoman dalam pembelajaran.2 b. Pelaksanaan Pembelajaran Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran guru masuk kelas, sebelum dimulainya pembelajaran guru mengabsen siswa dan mengisi daftar hadir, setelah mengisi daftar hadir guru menyiapkan materi yang akan disampaikan. Setelah menyiapkan materi tersebut, guru dan siswa melalukan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 1) Menanyakan siswa apakah ada PR atau tidak 2) Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan. 3) Guru memberikan motivasi terhadap siswa agar memperhatikan keterangan guru 4) Guru menyampaikan materi fiqih dengan metode ceramah 5) Setelah guru menerangkan materi, guru tanya jawab dengan siswa satu persatu menanyakan materi yang telah disampaikan sebagai umpan balik.
2
Hasil Wawancara Dengan Indha Ratnasari, S.Pd.I (Guru Fiqih) di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Tanggal 05 Desember 2014
59
6) Jikalau materi wudlu atau shalat guru mendemonstrasikan di depan kelas, siswa memperhatikan gerakan guru dengan seksama 7) Guru
memberikan
tugas
kepada
siswa
untuk
dikerjakan
berkelompok atau sendiri 8) Setelah adanya kegiatan pembelajaran tersebut, guru mengadakan evaluasi pembelajaran dengan tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan terhadap siswa. 9) Setelah adanya evaluasi guru mengadakan perbaikan terhadap hasil belajar siswa yang kurang sesuai hasil yang diharapkan. 3 c. Setelah Pembelajaran Setelah adanya proses pembelajaran guru melakukan evaluasi kembali dengan memberikan tugas atau pekerjaan rumah kepada siswa. 3. Langkah-langkah Pelaksanaan Tes Perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Guru mempunyai tugas sebagai evaluator diharapkan mempunyai kemampuan
dalam
melaksanakan
evaluasi
pembelajaran,
karena
kemampuan tersebut sangat dibutuhkan. Tanpa kompetensi dalam bidang evaluasi yang dimiliki oleh guru, maka evaluasi belajar tidak dapat berjalan dengan baik sesuai dengan prinsip dan syarat evaluasi.
3
Hasil Wawancara Dengan Ibu Indha Ratnasari, S.Pd.I (Guru Fiqih) di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Tanggal 05 Desember 2014
60
Langkah-langkah pelaksanaan tes perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara ini tidak lepas dari materi pembelajaran yang dipraktikkan, karena materi pembelajaran fiqih di kelas II ada materi shalat, maka perlu adanya tes perbuatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Tahap Persiapan Dalam perencanaan evaluasi pembelajaran, guru melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Merumuskan tujuan pengajaran yang akan dievaluasi 2) Menetapkan ruang lingkup materi pelajaran yang akan diujikan berdasarkan pokok bahasan dalam hal ini adalah shalat fardlu 3) Menyiapkan peralatan seperti pensil, bolpoin, dan kertas 4) Menentukan ruang lingkup dan urutan bahan berpedoman pada kisikisi yang dibuat atau menyusun kisi-kisi soal. Adapun kisi-kisi yang digunakan dalam membuat tes perbuatan adalah sebagai berikut: No
Kegiatan/Tindakan
Soal
Skor 10
1
Berdiri tegak
2
Tahbiratul ihram
3
Berdiri bersedekap
4
Rukuk
5
Iktidal
9
8
7
6
61
6
Sujud
7
Duduk di antara dua sujud
8
Duduk tasyahud awal
9
Duduk tasyahud akhir
10
Salam
Keterangan: a) Berdiri tegak adalah tegak menghadap kiblat, pandangan mata ditujukan pada tempat kepala ketika sujud b) Takbiratul ihram yaitu mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu, dan jari-jari sejajar dengan telinga, talapak tangan diarahkan ke kiblat, ketika takbiratul ihram membaca niat c) Berdiri bersedekap yaitu meletakkan kedua tangan di atas dada atau pusar, tangan kanan menutup pergelangan tangan kiri. Ketika berdiri sambil membaca do’a iftitah, surat Al-Fatihah, dan dilanjutkan dengan surat pendek Al-Qur’an d) Rukuk yaitu membungkukkan badan, tangan memegang lutut, pandangan mata ketempat sujud e) Iktidal yaitu bangun dari rukuk, berdiri tegak, tangan diletakkan di samping f) Sujud yaitu menempelkan dahi, kening, hidung, kedua telapak tangan, lutut dan jari menyentuh lantai
62
g) Duduk diantara dua sujud yaitu duduk di atas telapak kaki kiri, telapak jari kaki kanan masih menyentuh lantai, dan telapak tangan diletakkan di atas paha h) Duduk tasyahud awal yaitu duduk tasyahud awal sama dengan duduk diantara dua sujud. Namun, jari telunjuk tangan kanan ditunjukkan, dan pandangan mata diarahkan ke ujung telunjuk kanan i) Duduk tasyahud akhir yaitu sama dengan tasyahud awal bedanya pada tasyahud akhir telapak kaki kiri di masukkan ke bawah kaki kanan j) Salam yaitu menoleh ke kanan sampai pipi kanan terlihat dari belakang sambil membaca salam, dan menoleh ke kiri sampai pipi kiri terlihat dari belakang sambil membaca salam.4 b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan tes perbuatan, guru melakukan langkahlangkah sebagai berikut: 1) Guru menyiapkan kisi-kisi dalam menggunakan tes perbuatan 2) Guru melaksanakan tes perbuatan tersebut sesuai kriteria yang ada dalam kisi-kisi shalat fardlu 3) Guru dalam melaksanakan tes perbuatan tersebut ditunjang dengan menggunakan observasi
4
Hasil Wawancara Dengan Ibu Indha Ratnasari, S.Pd.I (Guru Fiqih) di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Tanggal 10 Desember 2014
63
4) Guru bersama siswa melaksanakan tes perbuatan dengan menyuruh siswa satu persatu mempraktikkan shalat fardlu 5) Guru dalam memberikan nilai terhadap indikator-indikator penilaian tersebut sebagai berikut: benar sekali dengan skor 10, benar dengan skor 9, hampir benar dengan skor 8, tidak benar dengan skor 7, tidak benar sama sekali dengan skor 6.5 c. Tindak Lanjut Tahap pemeriksaan dan tindak lanjut tes perbuatan, guru melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Melaksanakan pengolahan hasil tes perbuatan 2) Melaksanakan remidi apabila hasil nilai siswa kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). 3) Bagi siswa yang nilainya di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tidak mengikuti remidi atau perbaikan.6 Berdasarkan langkah-langkah di atas, maka dapat dijelaskan bahwa langkah-langkah pelaksanaan tes perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara dapat berjalan dengan baik. Dengan adanya pelaksanaan tes perbuatan di kelas II tersebut untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam menguasai shalat, maka dapat diketahui dari 12 siswa dapat diperoleh sebuah data hasil belajar fiqih tentang shalat, siswa yang mendapat nilai tertinggi adalah Mutiara dengan nilai 93, sedangkan
5
Hasil Observasi Tanggal 05 s/d 24 Desember 2014 Hasil Wawancara Dengan Ibu Indha Ratnasari, S.Pd.I (Guru Fiqih) di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Tanggal 10 Desember 2014 6
64
nilai terendah bernama siswa M. Fahri dengan nilai 62. Hal tersebut dapat diketahui melalui tabel nilai penguasaan sholat sebagai berikut: Tabel 3.1 Penguasaan Sholat Siswa No
Nama Siswa
Butir Soal
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
Firman
10
8
7
7
8
7
7
7
7
7
75
2
Farel
9
9
8
7
6
8
7
7
7
6
74
3
Mutiara
8
10
9
10
9
9
9
10
9
9
93
4
Gio
7
6
9
6
9
9
6
8
8
8
76
5
Bagas
6
10
7
8
6
7
9
9
8
8
78
6
Desta
9
7
10
8
7
8
7
7
9
9
81
7
Firsa
7
8
8
10
8
8
8
8
8
9
82
8
Nura
9
9
9
6
10
9
6
9
8
6
81
9
Jeni
6
7
7
8
9
10
7
8
9
9
80
10
Dika
7
7
6
7
7
8
10
6
6
8
72
11
M. Fahri
6
6
6
6
6
6
6
6
6
8
62
12
Suci
6
8
8
9
8
6
9
8
10
8
80
65
4. Faktor yang Menghambat dan Mendukung Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Fiqih Dengan Menggunakan Tes Perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi guru fiqih dalam melaksanakan tes perbuatan pada mapel fiqih di MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara yang meliputi faktor yang menghambat dan mendukung. Kedua faktor tersebut adalah sebagai berikut: a.
Faktor Penghambat Pelaksanaan tes perbuatan yang dilakukan guru fiqih di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara tentunya ada beberapa faktor yang menghambat dalam pelaksanaannya. Adapun beberapa faktor yang menghambat dalam melaksanakannya adalah sebagai berikut: 1) Guru, guru sebagai evaluator di sekolah tentunya dalam melaksanakannya tes perbuatan sudah direncanakan dari awal. Mulai dari perencanaan dalam membuat tes maupun materi yang disiapkan terutama dalam membuat kisi-kisi tes. Hal tersebut kurang
diperhatikan
oleh
seorang
guru
sehingga
dalam
melaksanakannya kurang begitu maksimal 2) Siswa, sebagian siswa ada yang kurang respon terhadap pelaksanaan tes, dan ada siswa yang belum menguasai materi shalat sehingga guru dalam melaksanakannya masih perlu adanya bimbingan lagi terhadap siswa tersebut
66
3) Waktu
pelajaran,
waktu
pelajaran
sangat
mempengaruhi
pelaksanaan tes, karena tes perbuatan membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga waktu yang digunakan dalam melaksanakan belum cukup, maka dilanjutkan pertemuan berikutnya, hal tersebut akan mempengaruhi konsentrasi siswa.7 b.
Faktor Pendukung Selain beberapa faktor penghambat di atas, juga terdapat beberapa faktor yang mendukung guru dalam melaksanakan tes perbuatan tersebut yaitu: 1) Kepala sekolah, sebagai pemimpin dan pengelola sekolah sangat mendukung guru dalam melaksanakan tes perbuatan. Dengan adanya
dukungan
dari
kepala
sekolah,
jika
guru
dalam
melaksanakan tes perbuatan melampaui batas waktu jam lain hal tersebut tidak menjadi persoalan. 2) Guru sebagai pelaksana evaluasi tentunya dapat merencanakan dan melaksanakannya dengan baik, terutama dalam menguasai materi pelajaran. Penguasaan materi yang baik dan mengetahui pedoman dalam melaksanakan tes perbuatan, maka dapat memperlancar guru dalam melaksanakannya. 3) Siswa, sebagi obyek dan subyek dalam tes perbuatan, harus benarbenar dapat menguasai dan melaksanakannya dengan baik. Dengan
7
Hasil Observasi Tanggal 05 s/d 24 Desember 2014
67
adanya sebagian besar siswa menguasai materi tersebut, maka akan mudah melaksanakan tes tersebut. 4) Sarana prasarana. Dalam melaksanakan tes perbuatan, perlu adanya musholla dan fasilitas untuk beribadah seperti rukuh atau mukena untuk shalat sudah disediakan sekolah. Untuk itu guru dalam melaksanakan tes perbuatan dapat berjalan dengan lancar.8
8
Hasil Wawancara Dengan Ibu Indha Ratnasari, S.Pd.I (Guru Fiqih) di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Tanggal 10 Desember 2014
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis
Pelaksanaan
Evaluasi
Pembelajaran
Fiqih
Dengan
Menggunakan Tes Perbuatan Di Kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Pelaksanaan tes perbuatan tentunya ada beberapa langkah yang diperhatikan oleh seorang guru. Untuk melaksanakan evaluasi yang baik tentunya perlu diperhatikan langkah-langkah dalam melaksanakan evaluasi. Oemar Hamalik menjelaskan langkah-langkah evaluasi belajar sebagai berikut: 1. Persiapan Pada tahap ini guru menyusun kisi-kisi (blue print). Dalam penyusunan kisi-kisi tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menetapkan ruang lingkup materi pelajaran yang akan diujikan berdasarkan pokok bahasan, satuan bahasan, atau topik yang telah ditetapkan garis-garis besar program pembelajaran. b. Merumuskan tujuan pengajaran khusus sesuai dengan tujuan pembelajaran. c. Menetapkan jumlah butir soal berdasarkan topic dan aspek tujuan. d. Mengidentifikasi bentuk-bentuk soal e. Menetapkan proporsi tingkat kesulitan butir-butir soal yang mencakup keseluruhan perangkat instrumen penelitian tersebut.1 2. Penyusunan alat ukur Pada tahap ini guru menentukan jenis alat ukur yang akan digunakan berdasarkan tujuan dari pengukuran tersebut dan aspek atau ranah apa 1
Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, (Bandung: Tarsito, 2005), hlm. 164.
68
69
yang hendak diukur. Alat evaluasi dibagi menjadi dua jenis, yakni: penilaian dengna tes dan penilaian bukan dengan tes. 3. Pelaksanaan pengukuran Pengukuiran terhadap hasil belajar dilaksanakan dengan cara atau bentuk tertentu sesuai dengan maksud dan tujuan pengukuran tersebut, yang dirancang dengna model desain evaluasi, yakni evaluasi sumatif, evaluasi formatif, evaluasi reflektif, dan kombinasi ketiga model. 2 Berdasarkan langkah-langkah evaluasi pembelajaran tersebut, maka dapat diketahui langkah-langkah dalam melaksanakan tes perbuatan sebagai berikut: 1. Mengecek kelengkapan peralatan yang diperlukan. Ini penting dilakukan, sebab ketidak lengkapan peralatan bisa mengakibatkan gagalnya pelaksanaan ujian. 2. Menyiapkan pedoman pengamatan (Pedoman pemberian angka). 3. Memberikan petutunjuk kepada testi tentang apa yang harus dikerjakan, petunjuk bisa disampaikan secara tertulis atau secara lisan. 4. Testi meragakan kegiatan, dan penguji mengamati secara seksama. 5. Penguji segera memberikan angka terhadap aspek kegiatan testi setelah selesai peragaan.3 Dari
langkah-langkah
secara
teori
tersebut,
maka
evaluasi
pembelajaran fiqih dengan menggunakan tes perbuatan adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Dalam perencanaan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan tes perbuatan guru melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
2
Ibid., hlm. 170. http://Nina Deviana Noor. blogspot.com/14 Pebruari 2012/evaluasi-pembelajaran-tesperbuatan. html. tanggal 03 Desember 2014 Jam 14.00 3
70
a. Merumuskan tujuan pengajaran yang akan dievaluasi b. Menetapkan ruang lingkup materi pelajaran yang akan diujikan berdasarkan pokok bahasan, satuan bahasan dalam hal ini adalah shalat fardlu c. Mengecek perlengkapan yang diperlukan seperti pensil, bolpoin, dan kertas d. Menentukan ruang lingkup dan urutan bahan berpedoman pada kisi-kisi yang dibuat atau menyusun kisi-kisi soal. Adapun kisi-kisi yang digunakan dalam membuat tes perbuatan adalah sebagai berikut: No
Kegiatan/Tindakan
Soal
Skor 10
1
Berdiri tegak
2
Tahbiratul ihram
3
Berdiri bersedekap
4
Rukuk
5
Iktidal
6
Sujud
7
Duduk di antara dua sujud
8
Duduk tasyahud awal
9
Duduk tasyahud akhir
10
Salam
9
8
7
6
71
Berdasarkan kisi-kisi tersebut, maka perlu dijelaskan tindakan dan cara penyekorannya sebagai berikut: 1) Berdiri tegak adalah tegak menghadap kiblat, pandangan mata ditujukan pada tempat kepala ketika sujud. Penyekorannya nilai 10 dengan kategori benar sekali, nilai 9 dengan kategori benar, nilai 8 dengan kategori hampir benar, nilai 7 dengan kategori tidak benar, dan nilai 6 dengan kategori tidak benar sama sekali. 2) Takbiratul ihram yaitu mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu, dan jari-jari sejajar dengan telinga, talapak tangan diarahkan ke kiblat, ketika takbiratul ihram membaca niat. Penyekorannya nilai 10 dengan kategori benar sekali, nilai 9 dengan kategori benar, nilai 8 dengan kategori hampir benar, nilai 7 dengan kategori tidak benar, dan nilai 6 dengan kategori tidak benar sama sekali. 3) Berdiri bersedekap yaitu meletakkan kedua tangan di atas dada atau pusar, tangan kanan menutup pergelangan tangan kiri. Ketika berdiri sambil membaca do’a iftitah, surat Al-Fatihah, dan dilanjutkan dengan surat pendek Al-Qur’an. Penyekorannya nilai 10 dengan kategori benar sekali, nilai 9 dengan kategori benar, nilai 8 dengan kategori hampir benar, nilai 7 dengan kategori tidak benar, dan nilai 6 dengan kategori tidak benar sama sekali. Penyekorannya nilai 10
dengan kategori benar sekali, nilai 9
dengan kategori benar, nilai 8 dengan kategori hampir benar, nilai 7
72
dengan kategori tidak benar, dan nilai 6 dengan kategori tidak benar sama sekali. 4) Rukuk yaitu membungkukkan badan, tangan memegang lutut, pandangan mata ketempat sujud. Penyekorannya nilai 10 dengan kategori benar sekali, nilai 9 dengan kategori benar, nilai 8 dengan kategori hampir benar, nilai 7 dengan kategori tidak benar, dan nilai 6 dengan kategori tidak benar sama sekali. 5) Iktidal yaitu bangun dari rukuk, berdiri tegak, tangan diletakkan di samping. Penyekorannya nilai 10 dengan kategori benar sekali, nilai 9 dengan kategori benar, nilai 8 dengan kategori hampir benar, nilai 7 dengan kategori tidak benar, dan nilai 6 dengan kategori tidak benar sama sekali. 6) Sujud yaitu menempelkan dahi, kening, hidung, kedua telapak tangan, lutut dan jari menyentuh lantai. Penyekorannya nilai 10 dengan kategori benar sekali, nilai 9 dengan kategori benar, nilai 8 dengan kategori hampir benar, nilai 7 dengan kategori tidak benar, dan nilai 6 dengan kategori tidak benar sama sekali. 7) Duduk diantara dua sujud yaitu duduk di atas telapak kaki kiri, telapak jari kaki kanan masih menyentuh lantai, dan telapak tangan diletakkan di atas paha. Penyekorannya nilai 10 dengan kategori benar sekali, nilai 9 dengan kategori benar, nilai 8 dengan kategori hampir benar, nilai 7 dengan kategori tidak benar, dan nilai 6 dengan kategori tidak benar sama sekali.
73
8) Duduk tasyahud awal yaitu duduk tasyahud awal sama dengan duduk diantara dua sujud. Namun, jari telunjuk tangan kanan ditunjukkan, dan pandangan mata diarahkan ke ujung telunjuk kanan. Penyekorannya nilai 10 dengan kategori benar sekali, nilai 9 dengan kategori benar, nilai 8 dengan kategori hampir benar, nilai 7 dengan kategori tidak benar, dan nilai 6 dengan kategori tidak benar sama sekali. 9) Duduk tasyahud akhir yaitu sama dengan tasyahud awal bedanya pada tasyahud akhir telapak kaki kiri di masukkan ke bawah kaki kanan. Penyekorannya nilai 10 dengan kategori benar sekali, nilai 9 dengan kategori benar, nilai 8 dengan kategori hampir benar, nilai 7 dengan kategori tidak benar, dan nilai 6 dengan kategori tidak benar sama sekali. 10) Salam yaitu menoleh ke kanan sampai pipi kanan terlihat dari
belakang sambil membaca salam, dan menoleh ke kiri sampai pipi kiri terlihat dari belakang sambil membaca salam. Penyekorannya nilai 10 dengan kategori benar sekali, nilai 9 dengan kategori benar, nilai 8 dengan kategori hampir benar, nilai 7 dengan kategori tidak benar, dan nilai 6 dengan kategori tidak benar sama sekali.4 2. Tahap pelaksanaan evaluasi Tahap pelaksanaan evaluasi pembelajaran guru melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 4
Hasil Wawancara Dengan Ibu Indha Ratnasari, S.Pd.I (Guru Fiqih) di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Tanggal 10 Desember 2014
74
a. Guru menyiapkan kisi-kisi dalam menggunakan tes perbuatan b. Guru melaksanakan tes perbuatan tersebut sesuai kriteria yang dalam kisi-kisi shalat fardlu c. Guru dalam melaksanakan tes perbuatan tersebut ditunjang dengan menggunakan observasi d. Guru dalam memberikan nilai terhadap indikator-indikator penilaian tersebut sebagai berikut: benar sekali dengan skor 10, benar dengan skor 9, hampir benar dengan skor 8, tidak benar dengan skor 7, tidak benar sama sekali dengan skor 6. e. Berdasarkan langkah-langkah tersebut di atas, maka dapat diketahui sebuah nilai dari masing-masing siswa sebagai berikut:
No
Tabel 4.1 Keberhasilan Sholat Butir Soal
Nama Siswa
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
Firman
10
8
7
7
8
7
7
7
7
7
75
2
Farel
9
9
8
7
6
8
7
7
7
6
74
3
Mutiara
8
10
9
10
9
9
9
10
9
9
93
4
Gio
7
6
9
6
9
9
6
8
8
8
76
5
Bagas
6
10
7
8
6
7
9
9
8
8
78
6
Desta
9
7
10
8
7
8
7
7
9
9
81
7
Firsa
7
8
8
10
8
8
8
8
8
9
82
8
Nura
9
9
9
6
10
9
6
9
8
6
81
9
Jeni
6
7
7
8
9
10
7
8
9
9
80
10
Dika
7
7
6
7
7
8
10
6
6
8
72
11
M. Fahri
6
6
6
6
6
6
6
6
6
8
62
12
Suci
6
8
8
9
8
6
9
8
10
8
80
75
Berdasarkan nilai tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa nilai tertinggi diperoleh siswa bernama Mutiara, sedangkan nilai terendah adalah M. Fahri. Dari jumlah 12 siswa tersebut di atas, maka nilai siswa dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu nilai 75 ada 3 siswa. 5 3. Tahap pemeriksaan dan tindak lanjut Tahap pemeriksaan dan tindak lanjut evaluasi pembelajaran guru melakukan langkah-langkah sebagai berikut: melaksanakan remidi apabila hasil nilai siswa kurang dari Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM). Dari jumlah siswa dan nilai tersebut di atas, siswa yang mengikuti remidi ada 3 siswa.6 Dari
langkah-langkah
tersebut
di
atas,
dapat
disimpulkan
pelaksanaan evaluasi pembelajaran fiqih dengan menggunakan tes perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara meliputi langkahlangkah yaitu pertama, tahap persiapan meliputi: merumuskan tujuan, menetapkan ruang lingkup materi pelajaran dalam hal ini tentang shalat wajib, mengecek perlengkapan yang diperlukan seperti pensil, bolpoin, kertas dan membuat kisi-kisi tes perbuatan. Kedua yaitu tahap pelaksanaan meliputi: menyiapkan kisi-kisi dalam menggunakan tes, melaksanakan tes perbuatan sesuai kriteria yang ada dalam kisi-kisi, melaksanakan tes perbuatan diunjang ditunjang dengan observasi, dan memberikan penyekoran. Ketiga adalah tahap pemeriksaan dan tindak lanjut yang meliputi: melaksanakan remidi bagi siswa yang nilainya kurang dari Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) 5
Hasil Observasi Tanggal 05 s/d 24 Desember 2014 Hasil Wawancara Dengan Ibu Indha Ratnasari, S.Pd.I (Guru Fiqih) di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Tanggal 10 Desember 2014 6
76
B. Analisis Faktor yang Mendukung Dan Menghambat Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Fiqih Dengan Menggunakan Tes Perbuatan di Kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi guru fiqih dalam melaksanakan tes perbuatan pada mapel fiqih di MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara yang meliputi faktor yang mendukung dan menghambat. Kedua faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1. Faktor Pendukung Selain beberapa faktor penghambat di atas, juga terdapat beberapa faktor yang mendukung guru dalam melaksanakan tes perbuatan tersebut yaitu: a. Kepala sekolah, sebagai pemimpin dan pengelola sekolah sangat mendukung guru dalam melaksanakan tes perbuatan. Dengan adanya dukungan dari kepala sekolah, jika guru dalam melaksanakan tes perbuatan melampaui batas waktu jam lain hal tersebut tidak menjadi persoalan. b. Guru sebagai pelaksana evaluasi tentunya dapat merencanakan dan melaksanakannya dengan baik, terutama dalam menguasai materi pelajaran. Penguasaan materi yang baik dan mengetahui pedoman dalam melaksanakan tes perbuatan, maka dapat memperlancar guru dalam melaksanakannya. c. Siswa, sebagi obyek dan subyek dalam tes perbuatan, harus benar-benar dapat menguasai dan melaksanakannya dengan baik. Dengan adanya
77
sebagian besar siswa menguasai materi tersebut, maka akan mudah melaksanakan tes tersebut. d. Sarana prasarana. Dalam melaksanakan tes perbuatan, perlu adanya musholla dan fasilitas untuk beribadah seperti rukuh atau mukena untuk shalat sudah disediakan sekolah. Untuk itu guru dalam melaksanakan tes perbuatan dapat berjalan dengan lancar.7 Berdasarkan faktor tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa ada tiga faktor pendukung yang meliputi: kepala sekolah, guru, siswa, dan sarana prasarana. Dari keempat faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor dari guru, karena guru sebagai evaluator, selanjutnya adalah siswa karena siswa sebagai obyek dalam pembelajaran, faktor yang mendukung terakhir adalah kepala sekolah dan sarana prasarana. 2. Faktor Penghambat a. Guru,
guru
sebagai
evaluator
di
sekolah
tentunya
dalam
melaksanakannya tes perbuatan sudah direncanakan dari awal. Mulai dari perencanaan dalam membuat tes maupun materi yang disiapkan terutama dalam membuat kisi-kisi tes. Namun hal tersebut kurang diperhatikan oleh seorang guru sehingga dalam melaksanakannya kurang begitu maksimal b. Siswa, sebagian siswa ada yang kurang respon terhadap pelaksanaan tes, dan ada siswa yang belum menguasai materi shalat sehingga guru
7
Hasil Wawancara Dengan Ibu Indha Ratnasari, S.Pd.I (Guru Fiqih) di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara Tanggal 10 Desember 2014
78
dalam melaksanakannya masih perlu adanya bimbingan lagi terhadap siswa tersebut c. Waktu pelajaran, waktu pelajaran sangat mempengaruhi pelaksanaan tes, karena tes perbuatan membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga waktu yang digunakan dalam melaksanakan belum cukup, maka
dilanjutkan
pertemuan
berikutnya,
hal
tersebut
akan
mempengaruhi konsentrasi siswa.8 Berdasarkan faktor tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa ada tiga faktor penghambat yang meliputi: kurang kesiapan guru dalam merencanakan tes perbuatan, hal tersebut guru dalam melaksanakan tes perbuatan belum disiapkan jauh-jauh hari, sebagian siswa kurang respon, dan waktu jam pelajaran. Namun, dari ketiga faktor tersebut yang paling dominan dalam menghambat tes perbuatan adalah waktu jam pelajaran, karena jam pelajaran yang ada masih kurang, sehingga dalam melaksanakannya kurang begitu maksimal. Kedua adalah sebagian siswa kurang respon terhadap tes tersebut sehingga siswa kurang mempersiapkan diri dalam mengikuti tes perbuatan. Ketiga adalah kesiapan guru.
8
Hasil Observasi Tanggal 05 s/d 24 Desember 2014
BAB V KESIMPULAN, SARAN, PENUTUP
A. Kesimpulan Dari pembahasan teori dan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka peneliti dapat menyampaikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran fiqih dengan menggunakan tes perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara meliputi langkah-langkah yaitu pertama, tahap persiapan meliputi: merumuskan tujuan, menetapkan ruang lingkup materi pelajaran dalam hal ini tentang shalat wajib, mengecek perlengkapan yang diperlukan seperti pensil, bolpoin, kertas dan membuat kisi-kisi tes perbuatan. Kedua yaitu tahap pelaksanaan meliputi: menyiapkan kisi-kisi dalam menggunakan tes, melaksanakan tes perbuatan sesuai kriteria yang ada dalam kisi-kisi, melaksanakan tes perbuatan diunjang ditunjang dengan observasi, dan memberikan penyekoran. Ketiga adalah tahap pemeriksaan dan tindak lanjut yang meliputi: melaksanakan remidi bagi siswa yang nilainya kurang dari Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) 2. Faktor
yang mendukung dan menghambat
pelaksanaan
evaluasi
pembelajaran fiqih dengan menggunakan tes perbuatan di kelas II MI Miftahul Ulum 03 Tunahan Keling Jepara meliputi: faktor pendukung yang terdiri: kepala sekolah, guru, siswa, dan sarana prasarana. Dari
79
80
keempat faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor dari guru, karena guru sebagai evaluator, selanjutnya adalah siswa karena siswa sebagai obyek dalam pembelajaran, faktor yang mendukung terakhir adalah kepala sekolah dan sarana prasarana. Faktor penghambat terdiri dari kesiapan guru dalam membuat perencanaan atau kisi-kisi tes praktik, kurang adanya respon atau perhatian siswa, kurang cukupnya waktu pelajaran, dan sarana prasarana yaitu belum adanya musholla atau masjid. B. Saran-Saran Berdasarkan pada kesimpulan diatas, maka dapat disampaikan sebuah saran sebagai berikut: 1. Kepala sekolah, diharapkan dapat menyediakan sarana prasarana yang cukup
memadai
bagi
perkembangan
sekolah
serta
peningkatan
kemampuan guru, serta perbaikan kurikulum sebagai acuan dalam pembelajaran, karena kepala sekolah sebagai pemimpin dan pembina guruguru dalam pelakasanaan pembelajaran di sekolah 2. Guru, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sebagai pengajar dan pendidik. Karena sebagai guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran akan tetapi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan yang lain seperti upaya dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran yang baik. Dengan adanya pelaksanaan evaluasi yang baik akan meningkatkan hasil belajar yang semakin baik. 3. Siswa, diharapkan dapat meningkatkan belajar yang disertai dengan motivasi dan semangat yang besar dalam mendalami ilmu-ilmu agama.
81
Karena ilmu agama sangat penting bagi kehidupan manusia muslim dalam beribadah, baik berhubungan dengan Allah SWT, sesama manusia maupun terhadap lingkungan sekitar. C. Kata Penutup Alhamdulillah
dengan
anugrah
Allah
SWT,
penulis
dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari atas keterbatasan kemampuan penulis, maka dalam skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangannya, untuk itu perbaikan dan saran yang konstruktif yang penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti maupun bagi orang yang ingin mengambil hikmah dan manfaatnya. Amin Ya Robbal Alamin