FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3-5 TAHUN) TERHADAP TINDAKAN KEPERAWATAN DI BANGSAL ANGGREK (ANAK) RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
Diajukan Oleh : SUWARSIH NPM : 3207503
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI YOGYAKARTA 2009 i
A
T AR
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH (3-5 TAHUN) TERHADAP TINDAKAN KEPERAWATAN DI BANGSAL ANGGREK (ANAK) RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh derajat Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta
AN
Diajukan oleh :
A YAK K A OG
SUWARSIH NPM : 3207503
T ANI Y S U .Y
Telah Diseminarkan dan Diujikan pada tanggal 07 Agustus 2009
P AL A R E ER
P
Penguji I
ND
Penguji II
Penguji III
E J S
E K I T
S Dra. Sumarni, D.W., M.Kes Sri Werdati, SKM., M.Kes NIP : 130 907 349
NIDN : 05-3003-5002
Sri Rahayu, S.Kep., Ns NIP : 140 152 436
Mengetahui, Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta
Tetra Saktika Adinugraha, S.Kep,Ns. NIDN : 05-2310-8302 ii
A
T AR
PERNYATAAN Dengan
ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi
dengan judul :
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH (3-5 TAHUN) TERHADAP TINDAKAN KEPERAWATAN DI BANGSAL ANGGREK (ANAK) RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA
Yang dibuat untuk memenuhi persyaratan menjadi Sarjana Keperawatan
AN
pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
A YAK K A OG
merupakan tiruan atau duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan
T ANI Y S U .Y
atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta
P AL A R E ER
maupun Perguruan Tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.
P
S
E K I T
D
N JE
S
Yogyakarta,
Agustus 2009
. Suwarsih
iii
A
T AR
Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta, sejauh yang saya ketahui bukan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah (3 – 5 Tahun) Terhadap Tindakan Keperawatan Di Bangsal
Anggrek
(Anak)
RSUD
Panembahan
Senopati
Bantul
Yogyakarta” ini dapat diselesaikan dengan baik. Penelitian ini disusun dalam rangka untuk memenuhi ketentuan melakukan penyusunan skripsi sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak,
sehingga
pada
menyampaikan terima kasih kepada :
kesempatan
AN ini
penulis
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
1. Sri Werdati, SKM., M.Kes. sebagai Ketua STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta dan sebagai pembimbing I
P AL A R E ER
sekaligus dosen
metodologi penelitian di STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta yang
telah
P
banyak
memberikan
inspirasi,
membimbing,
dan
memberikan petunjuk kepada penulis sejak persiapan sampai
D
N JE
terselesaikannya penelitian ini.
S
E K I T
2. Tetra Saktika Adinugraha, S.Kep., Ns, selaku Ketua Program Studi
S Ilmu Keperawatan STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta. 3. Sri Rahayu, S.Kep., Ns, selaku dosen ilmu keperawatan anak dan pembimbing II yang telah banyak memberikan inspirasi, membimbing, dan memberikan petunjuk kepada penulis sejak persiapan sampai terselesaikannya penelitian ini. 4. Sumarni, D.W., Dra., M.Kes, selaku penguji I yang telah banyak memberikan kritik dan saran pada skripsi ini, sehingga skripsi ini semakin kaya.
iv
A
T AR ingin
5. Direktur
RSUD
Panembahan
Senopati
Bantul
yang
telah
memberikan ijin penelitian dan telah memberikan kesempatan pada penulis untuk belajar di STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta. 6. Teman-teman perawat Bangsal Anggrek
(Anak) dan Asoka (ICU)
atas supportnya dan kesempatan untuk penulis belajar
dan
menyelesaikan studi di STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta. 7. Seluruh orang tua responden tanpa kalian penelitian ini tidak akan berhasil. 8. Suami dan keluargaku yang telah mengorbankan segalanya baik siang maupun malam selalu membawa dalam do’a. 9. Bapak dan Ibu Harjo Sumarto, akhirnya ananda dapat mengeyam bangku di STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta, ini semua atas
AN
A
T AR 10. Teman-temanku seperjuangan di kelas Keperawatan alihKbelajar YA STIKES Ahmad Yani angkatan 2007/2008. G O persatu, yang Ysatu 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan I N A berperan baik langsung maupun tidak langsung selama penyusunan Y A. skripsi penelitian. L RA Penulis menyadariEsepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi D N kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran Ebanyak ini masih terdapat J S saya harapkan dari pembaca. E yang membangun K I ST Harapan saya semoga tulisan ini dapat bermanfaat baik bagi perjuangan dan bimbinganmu di saat aku kecil.
A K A
T S U
P R E
P
penulis sendiri maupun semua pihak yang memerlukannya.
Yogyakarta, Agustus 2009
Penulis
v
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3 – 5 TAHUN) TERHADAP TINDAKAN KEPERAWATAN DI BANGSAL ANGGREK (ANAK) RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA
Suwarsih1, Sumarni,D.W 2, Sri Werdati3 INTISARI
Latar belakang: Anak yang dirawat di rumah sakit akan mengalami masa yang sulit karena tidak dapat melakukan kegiatan seperti biasanya. Lingkungan dan orang-orang asing serta perawatan dengan berbagai prosedur yang harus dijalani terutama bagi anak yang baru pertama kali dirawat menjadi sumber utama kecemasan yang disebabkan perpisahan. Walaupun sudah dilakukan perawatan yang komprehensif secara optimal, sering kali perawatan di rumah sakit merupakan hal yang sangat ditakuti bahkan dibenci oleh anak-anak. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah yang sedang menjalani perawatan di RSUD P. Senopati Bantul Yogyakarta. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan total sampling berjumlah 30 orang anak usia prasekolah (3-5 tahun) di bangsal Anggrek. Instrumen diadopsi dari Laily,I (2006). Teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Dummy. Hasil: Sebagian besar responden mengalami kecemasan dengan kategori ringan yaitu sebanyak 17 orang (56,7%). Dari 5 faktor yang diteliti tidak berpengaruh terhadap tingkat kecemasan efek hospitalisasi yang dialami anak usia prasekolah terhadap tindakan keperawatan pemasangan jarum infus yang ditunjukkan dengan nilai F=1,557, p=0,205>0,05. Faktor-faktor tersebut mempunyai kontribusi sebesar 10,3%. Faktor perpisahan dengan orang tua mempunyai nilai t=-2.024 dengan nilai p=0.055. Pembahasan: Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kecemasan yang dialami anak prasekolah tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan asing, tingkat ketergantungan, takut terhadap cedera tubuh, dan pembatasan aktivitas, Faktor perpisahan dengan orang tua mempunyai pengaruh. Kesimpulan: Tingkat kecemasan efek hospitalisasi terhadap tindakan keperawatan pemasangan jarum infus tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan asing, tingkat ketergantungan, takut terhadap cedera tubuh, dan pembatasan aktivitas. Faktor yang dominan perpisahan dengan orang tua.
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
Kata kunci : tingkat kecemasan, efek hospitalisasi, tindakan keperawatan. 1
Mahasiswa STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta. Dosen Program Study Ilmu Kep. Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta 3 Ketua dan Dosen STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta. 2
vi
A
T AR
DAFTAR ISI Halaman
Halaman Judul ................................................................................
i
Halaman Pengesahan .....................................................................
ii
Peryataan Keaslian Penelitian.........................................................
iii
Kata Pengantar ...............................................................................
iv
Intisari..............................................................................................
vi
Halaman Motto ................................................................................
vii
Halaman Persembahan ..................................................................
viii
Daftar Isi .........................................................................................
ix
Daftar Tabel ....................................................................................
xi
AN
A
RxiiiT A Daftar Lampiran............................................................................... K A Y BAB I PENDAHULUAN G O Y A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1 I N B. Rumusan Masalah.......................................................... 8 YA . A C. Tujuan Penelitian............................................................ 9 L A 1. Tujuan Umum ER.......................................................... 9 D ENKhusus ......................................................... 9 2. Tujuan J S D.EManfaat Penelitian.......................................................... 9 K I T S 1. Manfaat Teoritis ....................................................... 9 Daftar Gambar.................................................................................
A K A
xii
T S U
P R E
P
2. Manfaat Praktis ........................................................
9
a. Bagi Peneliti........................................................
9
b. Bagi Profesi........................................................
10
c. Bagi Institusi Rumah Sakit .................................
10
d. Bagi Keluarga Pasien ........................................
10
E. Keaslian Penelitian .........................................................
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kepustakaan...................................................
14
1. Anak ........................................................................
14
ix
2. Hospitalisasi .............................................................
18
3. Perawatan Atraumatik ..............................................
22
4. Peran Perawat .........................................................
27
5. Pemasangan Infus…………………………………….
29
6. Kecemasan ..............................................................
39
B. Landasan Teori ..............................................................
53
C. Kerangka Teori …………………………………………….
56
D. Kerangka Konsep Penelitian .........................................
57
E. Hipotesis.........................................................................
57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................
58
B. Unit Analisis dan Populasi Penelitian .............................
58
AN
A
R60T A D. Definisi Operasional ....................................................... K A Y E. Instrumen Penelitian....................................................... 63 G O F. Validitas dan Reliabilitas................................................. 66 IY N G. Jalannya Penelitian ........................................................ 68 YA . A H. Teknik Analisis Data ....................................................... 70 L A I. Etika Penelitian............................................................... 72 ER D ENdan Kelemahan Penelitian ............................. 73 J. Kesulitan J S K.EJadwal Penelitian............................................................ 74 K TI C. Variabel Penelitian..........................................................
A K A
59
T S U
P R E
P
S
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian...............................................................
75
B. Pembahasan..................................................................
88
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulam....................................................................
93
B. Saran..............................................................................
93
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1
Distribusi skala kecemasan .......................................
Tabel 2
Distribusi faktor-faktor yang mempengaruhi
64
kecemasan .................................................................
66
Tabel 3
Interprestasi Koefisien Korelasi .................................
67
Tabel 4
Karakteristik usia dan jenis kelamin pasien yang mendapatkan tindakan keperawatan pemasangan jarum infus ..................................................................
Tabel 5
Karakteristik responden (orang tua pasien) berdasarkan usia, tingkat pendidikan dan
AN
jumlah anak responden .............................................. Tabel 6
penyakit yang diderita oleh anak usia
T ANI Y S U .Y
77
78
Distribusi frekuensi faktor-faktor yang
P AL A R E ER
mempengaruhi kecemasan pada anak
P
Tabel 8
prasekolah ......................................................
78
Distribusi frekuensi tingkat kecemasan pada
D
N JE
anak prasekolah .........................................................
80
prasekolah berdasarkan jenis kelamin dan umur .......
80
S E Distribusi frekuensi tingkat kecemasan pada anak K TI
Tabel 9
S
Tabel 10 Tabulasi silang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan dengan kecemasan yang dialami pada anak prasekolah ................................................
82
Tabel 11 Rangkuman hasil analisis regresi dummy faktorfaktor yang mempengaruhi kecemasan efek hospitalisasi pada anak usia prasekolah terhadap tindakan keperawatan pemasangan jarum infus .......
xi
A
T AR
A YAK K A OG
Distribusi
prasekolah selama menjalani perawatan ................... Tabel 7
76
84
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Skema Kerangka Teori………………………………..
56
Gambar 2 Skema Kerangka Konsep Penelitian.......................
57
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
xii
A
T AR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Pengantar Kuesioner
Lampiran 2
Informed Consent
Lampiran 3
Kuesioner
Lampiran 4
Persetujuan Menjadi Observer
Lampiran 5
Uji Validitas dan Uji Reliabilita
Lampiran 6
Pengolahan hasil penelitian
Lampiran 7
Surat Ijin Pengambilan DataPenelitian dari STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta
Lampiran 8
Surat Keterangan/Izin Penelitian dari BAPEDA Pemerintah Kabupaten Bantul
Lampiran 9
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
S
E K I T
D
N JE
S
xiii
A
T AR
A YAK K A OG
Senopati Bantul
P
AN
Surat Keterangan/Izin Penelitian dari RSUD Panembahan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus bangsa, anak yang sehat akan menentukan nasib bangsa dan negaranya. Oleh karena itu tumbuh kembang anak perlu diperhatikan. Sejak lahir seorang anak telah memiliki kebutuhan, seperti kebutuhan terhadap kasih sayang, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan penghargaan dan pujian apabila anak dapat melakukan hal-hal yang baik dan benar (Suherman, 2000). Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang
N ARTA A A AK
perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Dalam AD-ART
IDAI
berakhirnya
anak
proses
adalah tumbuh
K OGY A T IY manusia
kembang,
sejak
yang
S . YAN U P A
pembuahan secara
sampai
operasional
diterjemahkan menjadi dari saat awal kehidupan sampai dengan usia 18 tahun ( Hegar, B., 2008).
ER
L A R
Pertumbuhan dan perkembangan yang paling sering terjadi adalah
P
DE N E dari satu anak dengan anak yang lain tergantung anak akan bervariasi J ES hal yang mempengaruhinya. Kendati potensi untuk pada beberapa K I T kembang tergantung pada sifat dan pola tumbuh kembang, Stumbuh
pada masa kanak-kanak dan remaja. Pertumbuhan dan perkembangan
namun juga dipengaruhi oleh lingkungan, khususnya pengaruh perhatian dan kasih sayang yang membantu meningkatkan kesehatan (Nuryani, 2005). Anak merupakan sumber daya manusia suatu bangsa, jika ditinjau dari proporsi penduduk saat ini (anak : 20% populasi), 40 % dari total populasi adalah anak-anak
dan remaja berusia 0-16 tahun. Statistik
jumlah anak berusia dibawah 18 tahun lebih besar dibanding orang dewasa (60-70%) jumlah penduduk. Di Indonesia 40-60% penduduk 1
2
masih berada di bawah garis kemiskinan, dan akhir-akhir ini meningkat dikarenakan krisis ekonomi yang tidak kunjung selesai di Indonesia. Sedangkan angka kematian balita 46/1000, 11 juta anak dibawah 5 tahun meninggal terutama akibat penyakit yang dapat dicegah / diobati. ( Hegar,B, 2008). Jumlah balita di DIY pada tahun 2007 ada 183.415 orang, dan untuk Kabupaten Bantul akhir Februari 2008 sebanyak 59.097 orang. Masalah kesehatan pada anak di negara-negara berkembang masih sedikit sekali diperhatikan, karena kondisi perekonomian yang masih belum stabil. Kondisi ini semakin memperburuk tingkat kesehatan penduduk terutama pada populasi anak, mereka sangat rentan terhadap
N ARTA A A AK
penyakit. Implikasi ketika seorang anak menderita sakit adalah mereka
K OGY A T IY
akan mengalami gangguan-gangguan, dimana gangguan tersebut tidak
hanya berupa fisik tetapi juga psikis. Gangguan psikologis ini dapat
S . YAN U P A
mempengaruhi proses tumbuh kembang pada anak (Marina, 2007). Menurut Moeljono Notosoedirdjo dan Latipun (2005) kondisi fisik
ER
L A R
dan psikis adalah suatu kesatuan dalam eksistensi manusia. Dalam
P
DE N Emental. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Hall, dan psikis atau J ES M. C., tahun 1990, ditemukan bahwa diantara pasien yang J.A., Dorman, K I T secara medis menunjukkan adanya gangguan mental seperti Ssakit masalah kesehatan, terdapat hubungan yang erat antara kesehatan fisik
depresi, ganguan kepribadian, sindroma otak organik dan lain-lain. Untuk mengembalikan derajat kesehatan perlu diselenggarakan berbagai pelayanan kesehatan. Salah satu bentuk pelayanan tersebut adalah pelayanan di rumah sakit. Populasi anak-anak yang dirawat di rumah sakit dalam dua dekade terakhir ini mengalami peningkatan yang sangat dramatis. Dimana prosentase anak-anak yang dirawat di rumah sakit saat ini mengalami masalah yang lebih serius dan komplek dibandingkan
3
kejadian hospitalisasi pada tahun-tahun sebelumnya (Wong, 1996), Selain membutuhkan perawatan yang spesial dibanding pasien lain, anak sakit juga mempunyai keistimewaan dan karakteristik tersendiri karena anak-anak bukanlah miniatur orang dewasa atau dewasa kecil. Dan waktu yang dibutuhkan untuk merawat penderita anak-anak 20-45% lebih banyak dari orang dewasa. RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, sebagai salah satu rumah sakit pemerintah di wilayah Kabupaten Bantul memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan perawatan anak. Berdasarkan hasil survey di ruang Rekam Medik, didapatkan data bahwa jumlah pasien rawat inap periode 1 Januari-31 Agustus 2008 berjumlah 10.855
N ARTA A A AK
orang dengan rata-rata 1.356,9 (1.357) orang per bulan dirawat di RSUD
K OGY A T IY
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Sedangkan jumlah pasien di Bangsal Anggrek (anak) pada kurun waktu yang sama adalah 1.380
S . YAN U P A
orang (12,71%) dengan rata-rata 172,5 (173) orang per bulan. Data terakhir bulan Agustus 2008 jumlah pasien Bangsal Anggrek 140 orang
ER
L A R
(10,14%) yang didominasi oleh anak usia todler (1-3 tahun) 60 orang
P
22 orang (15,71%) dan anak DE N E (6-12 tahun) yang berjumlah 58 orang (41,43%). school/usia sekolah J S EAnggrek Bangsal terdiri dari kelas II dan III, dengan jumlah tempat tidur K I T Ssebanyak 22 tempat tidur. Usia todler dan usia prasekolah merupakan (42,86%) dan prasekolah (3-5 tahun)
usia emas atau usia kritis bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Apabila pada usia tersebut anak mengalami trauma yang disebabkan hospitalisasi,
dikhawatirkan
hal
tersebut
akan
menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu. Anak yang dirawat di rumah sakit akan mengalami masa yang sulit karena tidak dapat melakukan kegiatan seperti biasanya. Lingkungan dan orang-orang asing baginya serta perawatan dengan berbagai prosedur yang harus dijalaninya terutama bagi anak yang baru pertama kali
4
dirawat menjadi sumber utama stress dan trauma termasuk trauma perpisahan, walaupun sudah dilakukan perawatan yang komprehensif secara optimal, sering kali perawatan di rumah sakit merupakan hal yang sangat ditakuti bahkan dibenci oleh anak-anak. Karena ketakutan yang biasa terjadi pada anak-anak prasekolah (3-5 tahun) adalah rumah sakit (Nelson, 1988). Ketakutan dan trauma perpisahan tersebut disebabkan oleh karena hampir semua tindakan yang dilakukan pada anak untuk menyembuhkan penyakit dan atau mempertahankan kelangsungan hidupnya seringkali merupakan tindakan yang membuat trauma, menyakitkan, mengecewakan dan bahkan menakutkan (Wong, 1996). Mc Certhy dan Kozak (1985) menyatakan bahwa hampir empat
N ARTA A A AK
juta anak dalam satu tahun mengalami hospitalisasi (Lawrence J. cit
K OGY A T IY
Hikmawati, 2000). Rata-rata anak mendapatkan perawatan selama enam
hari (Spier, 1981), anak akan mengalami masa yang sulit pada saat sakit
S . YAN U P A
dan harus dirawat karena tidak dapat melakukan kebiasaan bermain dengan temannya. Menurut Supartini (2004), pengalaman anak di rumah
ER
L A R
sakit merupakan pengalaman yang penuh dengan stress, baik bagi anak
P
DE N Edan kecemasan pada anak. penyebab stress J ES saat anak dalam masa perawatan (hospitalisasi) Pada K I T Sdiperlukan kejelian perawat untuk dapat mengenali stressor-stressor yang maupun orang tua, lingkungan rumah sakit itu sendiri merupakan
timbul selama anak dalam masa perawatan. Menurut Mott et. all, (1990) stressor yang dalami oleh anak selama proses hospitalisasi meliputi perpisahan dari orang tua, kehilangan fungsi dan kontrol diri, ketakutan, perubahan gambaran diri dan juga nyeri, selain itu hospitalisasi juga dapat menimbulkan cemas, kehilangan kontrol, kerusakan tubuh dan nyeri, sesuatu yang asing dan sesuatu yang tidak dipahami. Pada anak yang dirawat akan muncul tantangan-tantangan yang harus dihadapinya seperti mengatasi suatu perpisahan, penyesuaian
5
dengan lingkungan yang asing baginya, penyesuaian dengan banyak orang yang mengurusinya dan kerap kali harus berhubungan dan bergaul dengan anak-anak sakit serta pengalaman mengikuti terapi yang menyakitkan. Perasaan-perasaan dan ketakutan yang amat kuat serta mendalam akan dialami anak ketika harus berpisah dengan orang tuanya, hal ini akan dirasakan sebagai kehilangan rasa cinta dan kasih sayang atau perasaan diabaikan atau ditinggalkan (Wong cit Herlina, 2001). Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit memegang peranan yang sangat penting dalam upaya memulihkan kesehatan pasien. Sedangkan peran perawat dapat dijabarkan menjadi
N ARTA A A AK
empat peran yaitu sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti
K OGY A T IY
atau evaluator. Salah satu upaya yang dapat dilakukan perawat adalah
meningkatkan mutu asuhan keperawatan secara komprehensif yang
S . YAN U P A
meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual yang ada dalam diri manusia. Namun demikan untuk dapat melaksanakan suatu proses keperawatan
ER
L A R
secara efektif dengan pendekatan secara individual memerlukan bagian-
P
DE N Epihak-pihak lain seperti keluarga, kelompok, bahkan sama dengan J ES jika diperlukan (Kozierret et. all, 1995). masyarakat K I ST Menurut Muscari, 1996 peran perawat pediatrik ada enam yaitu bagian lain yang penting bagi pasien. Sehingga perawat harus bekerja
pertama advokat keluarga yaitu perawat membantu identifikasi kebutuhan dan
tujuan
anak
dan
keluarga
dalam
merumuskan
intervensi
keperawatan yang tepat, kedua promotor kesehatan yaitu perawat membantu upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dengan mengangkat masalah pertumbuhan dan perkembangan, nutrisi yang tepat, imunisasi dan identifikasi awal masalah kesehatan, ketiga penyuluh kesehatan yaitu perawat memberikan keluarga informasi mengenai topik-topik, seperti bimbingan antisipasi, menjadi orang tua dan
6
proses penyakit, keempat konselor yaitu perawat memberikan dukungan kepada keluarga dengan cara mendengar aktif, hubungan terapeutik antara perawat dan anak serta keluarga mencakup perawatan sesuai dengan batasan yang telah ditentukan dengan cermat, kelima kolaborasi yaitu
sebagai
anggota
kunci
tim
pelayanan
kesehatan
yang
interdependen, perawat berkolaborasi dan mengoordinasi pelayanan keperawatan dengan pelayanan profesional kesehatan lainnya, keenam peneliti yaitu perawat memanfaatkan dan
berperan dalam penelitian
yang meningkatkan asuhan keperawatan dan remaja serta keluarga. Peran perawat dalam hal ini sangat besar untuk meminimalkan dampak fisik maupun psikologis pasien sebab perawat adalah tenaga
N ARTA A A AK
kesehatan yang paling dekat dan berada 24 jam bersama pasien.
K OGY A T IY
Perawat profesional anak harus menerapkan perawatan atraumatik yang merupakan salah satu faktor penting dalam melaksanakan asuhan
S . YAN U P A
keperawatan sehingga pelaksanaan prosedur tindakan yang dapat menimbulkan trauma fisik maupun psikis dapat dihilangkan.
ER
L A R
Menurut Roger et. all, (1999), ada 2 pendekatan perawatan
P
DE N E farmakologi. J Pendekatan farmakologi adalah suatu pendekatan tindakan S E yang menggurangi/menghilangkan rasa sakit akibat keperawatan K I T Stindakan invasive . Obat-obatan yang digunakan dapat berupa topikal atraumatik pada anak yaitu pendekatan farmakologi dan pendekatan non
(salf) dan obat-obatan anestesi. Pendekatan non farmakologi dengan menggunakan komunikasi terapeutik dan tindakan atraumatik (tercermin sejak pasien masuk untuk dirawat, pada tahap interaksi, tahap kerja, dan terminasi). Peneliti mengamati belum semua perawat menerapkan perawatan atraumatik sehingga mendorong peneliti untuk meneliti kondisi ini. Salah satu contohnya adalah di Ruang Anggrek (anak) RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, perawat dalam melakukan tindakan
7
pemasangan jarum infus belum menggunakan obat-obatan topikal (salf) maupun
anestesi
yang
dapat
mengurangi
rasa
nyeri,
serta
menggunakan komunikasi terapeutik dan tindakan atraumatik seperti menyambut kedatangan pasien dengan senyuman. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 0130 September 2008 di Bangsal Anggrek (Anak) RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, didapatkan data bahwa dari 140 orang yang dirawat di Bangsal Anggrek selama bulan September 2008, sebagian besar didominasi oleh anak usia todler (1-3 tahun) dan prasekolah (3-5 tahun) yaitu berjumlah 82 orang (58,57%). Rincian pasien yang dirawat di Bangsal Anggrek selama bulan September 2008 adalah sebagai berikut :
N ARTA A A AK
pasien infant yaitu anak usia 1 bulan – 1 tahun sebanyak 26 orang
K OGY A T IY
(18,57%), anak usia todler sebanyak 60 orang (42,86%), anak usia prasekolah sebanyak 22 orang (15,71%), anak usia sekolah sebanyak 28
S . YAN U P A
orang (20%) dan usia remaja sebanyak 4 orang (2,86%).
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada tanggal
ER
L A R
01-30 September 2008 terhadap pasien anak-anak, didapatkan data
P
DE N E sebanyak 9 orang (40,9%) yang berupa ketakutan menjalani hospitalisasi J ES danIK kecemasan ketika melihat perawat. Hal tersebut tampak dalam T Sperilaku anak yang meronta atau menangis ketika dilakukan tindakan
bahwa anak usia prasekolah yang mengalami gangguan psikis selama
keperawatan yang berupa pemasangan jarum infus dan menunjukkan wajah takut atau cemas ketika perawat datang untuk memeriksa keadaannya.
Kejadian
tersebut
apabila
tidak
segera
dilakukan
penanganan yang serius dapat menimbulkan traumatik pada anak, yang pada
akhirnya
dapat
mengganggu
proses
pertumbuhan
dan
perkembangan anak. Pemasangan jarum infus pada anak usia prasekolah apabila tidak dilakukan dengan cara yang benar, yang disertai tindakan atraumatik,
8
dapat menimbulkan ketakutan pada anak. Ketakutan disebabkan karena kerusakan tubuh dan nyeri yang ditimbulkan saat pemasangan jarum infus. Anak yang mendapatkan suntikan berulang tidak mengerti mengapa tubuhnya selalu disakiti. Pengalaman ini dapat menimbulkan trauma jika orang yang dipercaya oleh anak tidak memberikan rasa nyaman dan menyenangkan. Perawatan
atraumatik
adalah
persyaratan
perawatan
pada
berbagai tatanan oleh personel pemberi pelayanan kesehatan, dengan menggunakan intervensi yang meniadakan atau meminimalkan distress fisik dan psikologis yang dialami anak dan keluarganya. Sebagai contoh adalah pemasangan jarum infus, perawatan luka, pemberian obat dan
N ARTA A A AK
lainnya yang disertai dengan komunikasi dengan
pasien untuk
K OGY A T IY
menghilangkan rasa takut atau cemas yang mungkin dialami pasien. Tujuan dari perawatan atraumatik yaitu untuk menggurangi stress fisik
S . YAN U P A
dan psikologi, sehingga jika diterapkan akan dapat mencegah dan meminimalkan nyeri, meningkatkan kontrol diri, serta meminimalkan
ER
L A R
dampak perpisahan orang tua dan anak (Supartini, 2004).
P
DE N E saja yang mempengaruhi tingkat kecemasan efek faktor-faktor J apa ES pada anak prasekolah (3-5 tahun) terhadap tindakan hospitalisasi K I T Skeperawatan (pemasangan jarum infus) di Bangsal Anggrek (anak) Melihat fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan
uraian
latar
belakang
di
atas,
maka
dapat
dirumuskan permasalahan pokok adalah: “Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
tingkat
kecemasan
efek
hospitalisasi
pada
anak
prasekolah (3-5 tahun) terhadap tindakan keperawatan di Bangsal Anggrek (anak) RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta?”
9
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan efek hospitalisasi pada anak prasekolah (3-5 tahun) yang sedang menjalani perawatan di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta tahun 2009. 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui faktor yang dominan mempengaruhi tingkat kecemasan
efek hospitalisasi pada anak prasekolah terhadap
tindakan keperawatan pemasangan jarum infus (seperti perpisahan
N ARTA A A AK
dengan orang tua, lingkungan asing, pembatasan aktivitas, tingkat
K OGY A T IY
ketergantungan dan takut cedera tubuh).
S . YAN U P A
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
ER
L A R
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan
P
DE N E yang mempengaruhi tingkat kecemasan efek faktor-faktor J S pada anak prasekolah terhadap tindakan keperawatan KE Ihospitalisasi menambah khasanah keilmuan dibidang keperawatan dan mengenai
ST pemasangan jarum infus. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti
1) Menambah pengetahuan peneliti baik mengenai materi maupun metode penelitian. 2) Memberikan sumbangan untuk mengembangkan kerangka berpikir ilmiah.
10
b. Bagi Profesi 1) Memberikan masukan kepada organisasi profesi dalam hal ini PPNI dalam rangka pembinaan anggotanya khususnya yang berkecimpung di dunia perawatan anak (IPANI). 2) Sebagai
salah
satu
pengembangan khususnya
sumber
selanjutnya
yang
berkaitan
bacaan di
penelitian
bidang
dan
keperawatan
keperawatan
anak
usia
prasekolah. c. Bagi Institusi Rumah Sakit 1) Dapat
dipakai
sebagai
masukan
untuk
meningkatkan
N ARTA A A AK
pelayanan keperawatan di ruang anak.
K OGY A T IY
2) Mengoptimalkan peran perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan yang profesional dalam rangka mempercepat
S . YAN U P A
proses penyembuhan dan mengurangi gejala sisa yang mungkin timbul.
ER
L A R
d. Bagi Keluarga Pasien
P
E bagi keluarga untuk memberikan Dpendorong N E yang efektif dan seoptimal mungkin bagi klien yang dukungan J S
S
E K I T
Sebagai
dirawat dirumah sakit guna mencegah kecemasan klien yang maladaptif.
E. Keaslian Penelitian 1. Laily,I.E
(2006)
mengenai
“Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Kecemasan Pada Anak Usia Sekolah Yang Dirawat Di Instalasi Kesehatan Anak (INSKA) RSUP Dr. Sardjito Yogayakarta” penelitian ini merupakan penelitian diskriptif analitik dengan ,menggunakan metode kuantitatif degan rancangan cross sectional (potong lintang).
11
Hasil faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ketika anak berada di rumah sakit adalah faktor perpisahan dengan orang tua, lingkungan asing, tingkat ketergantungan, takut terhadap cidera tubuh, dan pembatasan aktivitas. Faktor-faktor tersebut mempunyai kontribusi sebesar 71,9% terhadap kecemasan anak.
Faktor yang paling
mempengaruhi adalah faktor perpisahan dengan orang tua. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sampel yang digunakan. Penelitian sebelumnya subyeknya adalah anak sekolah sedangkan dalam penelitian ini subyeknya adalah anak usia prasekolah. Persamaan variabel adalah semua faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu
N ARTA A A AK
perpisahan dengan orang tua, lingkungan asing,
K OGY A T IY
pembatasan aktivitas, tingginya tingkat ketergantungan, takut terhadap cidera tubuh.
S . YAN U P A
2. Angelawati, D., (2007) mengenai “Hubungan Antara Dukungan Keluarga
Dalam
ER
Pelaksanaan
Tindakan
Keperawatan
Tingkat
L A R
Truamatik Hospitalisasi Pada Anak Prasekolah Di Bangsal Anggrek
P
DE N E dukungan keluarga yang diberikan responden berada sebagian besar J ES dalam kategori tinggi (90%). Sedangkan tingkat traumatik yang dialami K I T S oleh anak usia prasekolah yang sedang menjalani perawatan sebagian RSD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta”, didapatkan hasil
besar berada dalam kategori sedang (96,7%). Hasil korelasi antara variabel dukungan keluarga dengan variabel kecemasan perpisahan didapatkan hasil r=0,381 dengan tingkat kemaknaan p=0,038. Sehingga terdapat hubungan negativ dalam kategori sedang antara dukungan keluarga dengan tingkat traumatik hospitalisasi. Perbedaannya terletak pada variabel penelitian yaitu penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
12
kecemasan pada anak. sedangkan pada penelitian sebelumnya untuk mengetahui
hubungan
dukungan
keluarga
dalam
pelaksanaan
tindakan keperawatan tingkat truamatik hospitalisasi pada anak prasekolah Persamaan responden dalam penelitian ini adalah anak usia prasekolah . 3. Huriah, T., (2000), melakukan penelitian dengan judul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan pada Anak Usia Sekolah yang Dirawat Inap di Bangsal Perawatan Anak Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta. Pada penelitian tersebut menggunakan metode deskriptif
N ARTA A A AK
kuantitatif dan instrument yang digunakan adalah kuisoner untuk anak
K OGY A T IY
yang hasilnya adalah dari semua faktor yang mempengaruhi kecemasan
yaitu
ada
sembilan
faktor,
S . YAN U P A
faktor
yang
paling
berpengaruh adalah nyeri dan perlukaan r=0,688 dan yang paling rendah faktor imobilisasi r=0,191.
ER
L A R
Sedangkan pada penelitian ini variabel yang diteliti tentang
P
DE N E instrument kecemasan yang sudah baku yang peneliti menggunakan J S KE dari CMAS ( Chlidren’s Manifest Anxiety Scale). Iambil
respon kecemasan, menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan
ST
Persamaannya terletak pada faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan dimana peneliti cuma mengambil lima faktor dari sembilan faktor yang ada.
4. Rahayu, S., (2003), melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Perawatan Atraumatik Pada Pasien Cytomegalovirus (CMV) Yang Mendapat Terapi Ganciclovir Intravena di INSKA RS Dr. Sardjito”. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan nilai setelah dilakukan pelatihan perawat. Variabel yang diteliti : tahap orientasi sebelum pelatihan 3,47 menjadi 6,20 setelah pelatihan (p=0,006),
13
persiapan pasien tahap kerja sebelum pelatihan 3,67 menjadi 5,40 setelah pelatihan (p=0,006), tindakan tahap kerja sebelum pelatihan 17,47 menjadi 19,40 setelah pelatihan (p=0,002), terminasi fase hidrasi sebelum pelatihan 2,67 menjadi 3,53 setelah pelatihan (p=0,019), persiapan obat sebelum pelatihan 8,07 menjadi 8,90 setelah pelatihan (p=0,002), menjadi
pelaksanaan pemberian obat sebelum pelatihan 4,27
5,87
setelah
pelatihan
(p=0,002)
dan
terminasi
dan
pendokumentasian sebelum pelatihan menjadi 3,73 setelah pelatihan (p=0,005), serta diperoleh nilai yang sama pada tahap pra interaksi sebelum dan sesudah pelatihan yakni 8 (p=1,000). Pelatihan tentang perawatan atraumatik memberi perubahan
N ARTA A A AK
nilai rata-rata pada tiap tahap dalam penerapan perawatan atraumatik
K OGY A T IY
dan diperoleh kepuasan pasien orang tua dalam layanan keperawatan
dengan hasil sangat baik, sedangkan gambaran perawat ideal
S . YAN U P A
menurut orang tua sudah sesuai harapan.
Perbedaan variabel yang diteliti adalah tahap orientasi,
ER
L A R
sedangkan pada penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi
P
DE N E tindakan pemasangan jarum infus. J S E Persamaan sama-sama tentang K I STvena/pemasangan infus.
tingkat kecemasan efek hospitalisasi pada anak prasekolah terhadap
pemberian
terapi
intra
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Gambaran umum RSUD Panembahan Senopati Bantul Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Bantul merupakan salah satu rumah sakit yang beroperasi di wilayah kabupaten Bantul, berlokasi di jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 14 Bantul. Rumah Sakit tersebut didirikan tahun 1953 sebagai Rumah Sakit HO yang bernama RSUD Kabupaten Bantul. Berdasarkan Perda No. 8 Tanggal 8 Juni 2002, rumah sakit berganti nama sebagai Rumah
N ARTA A A AK
Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul.
K OGY A T IY
Perubahan nama tersebut disertai dengan perubahan filosofi, visi dan misi. RSUD Panembahan Senopati Bantul memiliki Filosofi : "Kesembuhan,
US
Keselamatan
RP
Jiwa
dan
AN
Kepuasan
Pelayanan
.Y A L berkualitas". Misi yang merupakan Sakit yang unggul dan A R operasionalisasi D dariEvisi yang diembannya adalah (1) Memberikan EN pelayananJkesehatan yang berkualitas, terjangkau dan paripurna S E upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, (2) dalam K I STMeningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan perawat merupakan Kebahagiaan Kami". Dengan visi : "Mewujudkan Rumah
PE
tetap, (3) Memberikan pelayanan unggulan yang ditunjang dengan peralatan canggih, (4) Memberikan pelayanan kesehatan bekerjasama dengan lembaga lain, (5) Melaksanakan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Rumah Sakit sesuai dengan prosedur dan standar, (6) Menyediakan pelayanan pendidikan dan penelitian intern dan ekstern dan (7) Menyediakan pelayanan dan kebutuhan lain untuk kepuasan pelanggan.
75
76
Mencermati visi dan misi RSUD Panembahan Senopati Bantul, tampak bahwa rumah sakit tersebut bercita-cita menjadi rumah sakit yang mampu membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat Bantul secara tuntas dengan dukungan teknologi modern dan sumber daya manusia yang handal, sehingga dapat memberikan
kepuasan
yang
tinggi
kepada
masyarakat
atau
pelanggan. Salah satu faktor penting yang perlu mendapat perhatian secara seksama dari pihak manajemen adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan sumber daya manusia atau perawat. 2. Karakteristik responden Peneliti melakukan penelitian terhadap anak prasekolah yang dirawat
di
ruang
perawatan
N ARTA A A AK
Bangsal
Anggrek
(anak)
RSUD
K OGY A T IY
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Subyek penelitian diambil
selama 1 bulan dari bulan 01 April-31 April 2009. Selama periode
S . YAN U P A
tersebut diperoleh anak usia prasekolah yang dirawat dan sesuai dengan kriteria subyek penelitian sebanyak 30 responden.
ER
L A R
Setelah data penelitian diolah, maka hasil yang didapatkan adalah :
P
DE N E Tabel 4. Karakteristik usia dan jenis kelamin pasien yang mendapatkan J S tindakan keperawatan pemasangan jarum infus E K I ST Karakteristik anak
Frekuensi
Prosentase
Total
15 15 30
50% 50% 100%
Total
18 12 30
60% 40% !00%
Usia Anak a. 3,0 – 4,0 tahun b. 4,1 – 5,0 tahun Jenis kelamin a. Laki-laki b. Perempuan Sumber : data primer
77
Tabel 4. menunjukkan bahwa anak yang berusia 3,0 – 4,0 dan 4,1 – 5,0 tahun mempunyai jumlah yang sama yaitu masing-masing sebanyak 15 orang (50%) dari keseluruhan responden. Tabel 4. menunjukkan bahwa responden laki-laki adalah mayoritas yaitu sebanyak 18 orang (60%) sedangkan responden perempuan sebanyak 12 orang (40%). Tabel 5. Karakteristik responden (orang tua pasien) berdasarkan usia, tingkat pendidikan dan jumlah anak responden Karakteristik Responden Usia 20 - 25 tahun 26 - 30 tahun 31 - 35 tahun 36 - 40 tahun 41 - 45 tahun Total Tingkat Pendidikan SD SLTP SLTA PT Total Jumlah Anak Responden 1 2 3 4 Total Sumber : data primer
LA
N
E J S
S
AN
20,0% 33,3% 16,7% 26,7% 3,3% 100%
12 5 10 3 30
40,0% 16,7% 33,3% 10,0% 100%
10 14 5 1 30
33,3% 46,7% 16,7% 3,3% 100
T AR
A YAK K A OG
A
R DE
Prosentase
6 10 5 8 1 30
T ANI Y S U .Y
RP
PE
Frekuensi
E K I T
A
Distribusi usia responden didominasi oleh usia antara 26-30 tahun, yaitu sebanyak 10 orang (33,3%). Berdasarkan tingkat pendidikannya,
responden
didominasi
oleh
responden
dengan
pendidkan SD yaitu sebanyak 12 orang (40%). Berdasarkan jumlah anak yang dimiliki oleh responden terbanyak adalah responden dengan jumlah anak 2 orang yaitu sebanyak 14 orang (46,7%)
78
Tabel 6. Distribusi penyakit yang diderita oleh anak usia prasekolah selama menjalani perawatan Jenis Penyakit
Frekuensi
Prosentase
1 15 8 6
3,3% 50,0% 26,7% 20,0%
30
100
Faringitis ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) Gastroenteritis Akut DHF Total Sumber : data primer
Distribusi penyakit yang diderita anak dapat dilihat pada tabel 6, berdasarkan tabel tersebut karakteristik dari penyakit yang diderita anak didominasi oleh penyakit ISPA yaitu 15 orang anak (50%).
N ARTA A A AK
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pada anak prasekolah Berdasarkan
K OGY A T IY
analisis
data
didapatkan
faktor
yang
mempengaruhi kecemasan pada anak prasekolah dari penelitian ini
S . YAN U P A
adalah :
ER
L A R
Tabel 7. Distribusi frekuensi faktor-faktor kecemasan pada anak prasekolah
P
S
E D N EFaktor-faktor
J dengan orang tua Perpisahan S a. E Kehilangan K I T b. Tidak Kehilangan Lingkungan asing a. Asing b. Tidak asing Tingkat ketergantungan a. Tergangtung b. Mandiri Takut terhadap cedera tubuh a. Takut b. Tidak takut Pembatasan aktivitas a. Dibatasi b. Tidak dibatasi Sumber : data primer
yang
mempengaruhi
Frekuensi
Prosentase
25 5
83,3% 16,7%
21 9
70,0% 30,0%
21 9
70,0% 30,0%
24 6
80,0% 20,0%
26 4
86,7% 13,3%
79
Berdasarkan tabel 7. dapat diketahui bahwa untuk faktor perpisahan dengan orang tua, sebagian besar responden merasa kehilangan orang tua dengan adanya hospitalisasi yaitu sebanyak 25 orang (83,3%) sedangkan responden yang tidak merasa kehilangan orang tua dengan adanya hospitalisasi sebanyak 5 orang (16,7%). Berdasarkan faktor lingkungan asing, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden merasa asing dengan adanya hospitalisasi yaitu sebanyak 21 orang (70%) sedangkan yang merasa tidak asing dengan lingkungan selama hospitalisasi sebanyak 9 orang (30%). Berdasarkan faktor tingkat ketergantungan kepada orang lain dapat diketahui bahwa sebagian besar responden tergantung pada
N ARTA A A AK
orang lain selama hospitalisasi yaitu sebanyak 21 orang (70%)
K OGY A T IY
sedangkan responden yang mandiri sebanyak 9 orang (30%).
Berdasarkan faktor takut terhadap cedera tubuh dapat diketahui
S . YAN U P A
bahwa sebagian besar responden merasa takut terhadap cedera di tubuhnya selam hospitalisasi yaitu sebanyak 24 orang (80%) dan
ER
L A R
hanya 6 orang (20%) yang merasa tidak takut dengan cedera
P
DE N E faktor pembatasan aktivitas dapat diketahui bahwa Berdasarkan J ES yang merasa aktivitasnya terganggu selama hospitalisasi responden K I STsebanyak 26 orang (86,7%) sedangkan yang merasa tidak terganggu tubuhnya selama hospitalisasi.
aktifitasnya selama hospitalisasi sebanyak 4 orang (13,3%) 3. Tingkat kecemasan efek hospitalisasi pada anak usia prasekolah (3-5 tahun) terhadap tindakan keperawatan pemasangan jarum infus. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan tingkat kecemasan yang dialami responden selama hospitalisasi terhadap tindakan keperawatan pemasangan jarum infus di RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagai berikut :
80
Tabel 8. Distribusi frekuensi tingkat kecemasan pada anak prasekolah Tingkat kecemasan Tidak cemas
Frekuensi 8
Prosentase 26,7%
Cemas ringan
17
56,7%
Cemas sedang
4
13,3%
Cemas berat
1
3,3%
30
100
Jumlah Sumber : data primer
Berdasarkan tabel 8. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
mengalami
kecemasan
ringan
terhadap
tindakan
keperawatan pemasangan jarum infus selama hospitalisasi yaitu
N ARTA A A AK
sebanyak 17 orang (56,7%) sedangkan responden yang paling sedikit mengalami
kecemasan
berat
terhadap
tindakan
K OGY A T IY
keperawatan
pemasangan jarum infus selama hospitalisasi yaitu sebanyak 1 orang
S . YAN U P A
(3,3%).
ER
Tabel 9. Distribusi frekuensi tingkat kecemasan pada anak prasekolah berdasarkan jenis kelamin dan umur
P
SJ
IKE
ST Laki-laki
E
D EN
Jenis Kel
Umur
L A R
Tidak cemas f %
Tingkat kecemasan Cemas ringan f %
Cemas sedang f %
Cemas berat f %
Jumlah f
%
Perempuan
6 2
33,3 16,7
10 7
55,6 58,3
1 3
5,6 25,0
1 0
5,6 0
18 12
100 100
3,0-4,0 th 4,1-5,0 th
4 4
26,7 26,7
8 9
53,3 60,0
2 2
13,3 1 3,3
1 0
6,7 0
15 15
100 100
Sumber : data primer
Berdasarkan tabel 9. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden laki-laki mengalami kecemasan ringan terhadap tindakan keperawatan pemasangan jarum infus selama hospitalisasi yaitu sebanyak 10 orang (55,6%) sedangkan responden yang paling sedikit
81
mengalami
kecemasan
sedang
dan
berat
terhadap
tindakan
keperawatan pemasangan jarum infus selama hospitalisasi yaitu lakilaki sebanyak 1 orang (3,3%), sedangkan perempuan tidak mengalami kecemasan berat hanya mengalami tidak cemas, cemas ringan dan cemas sedang. Berdasarkan tabel 9. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 4,1-5,0 tahun
mengalami kecemasan ringan
terhadap tindakan keperawatan pemasangan jarum infus selama hospitalisasi yaitu sebanyak 9 orang (60%) sedangkan responden yang paling sedikit mengalami kecemasan berat terhadap tindakan keperawatan pemasangan jarum infus selama hospitalisasi yaitu laki-
N ARTA A A AK
laki sebanyak 1 orang (3,3%) berusia 3,0-4,0 tahun, sedangkan
K OGY A T IY
perempuan tidak mengalami kecemasan berat hanya mengalami tidak cemas, cemas ringan dan cemas sedang.
S . YAN U P A
4. Korelasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan efek hospitalisasi pada anak usia prasekolah (3-5 tahun) terhadap tindakan
ER
L A R
keperawatan pemasangan jarum infus
P
DE N E tingkat kecemasan efek hospitalisasi pada anak usia prasekolah J S E tindakan keperawatan pemasangan jarum infus dengan terhadap K I STtingkat kecemasan yang dialami anak usia prasekolah dilakukan
Untuk mengetahui korelasi faktor-faktor yang mempengaruhi
dengan
melakukan
tabulasi
silang
antara
faktor-faktor
yang
mempengaruhi tingkat kecemasan yang meliputi perpisahan dengan orang tua, lingkungan asing, ketergantungan pada orang lain, pembatasan aktivitas dan takut terhadap cedera tubuh dengan tingkat kecemasan yang dialami responden yang hasilnya adalah sebagai berikut :
82
Tabel 10. Tabulasi silang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan dengan kecemasan yang dialami pada anak prasekolah Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan Perpisahan dengan orang tua a. Kehilangan b. Tidak kehilangan Lingkungan asing a. Asing b. Tidak asing Tingkat ketergantungan a. Tergangtung b. Mandiri Takut terhadap cedera tubuh a. Takut b. Tidak takut Pembatasan aktivitas a. Dibatasi b. Tidak dibatasi
Tingkat kecemasan Tidak cemas f %
Cemas sedang f %
Cemas berat f %
Jumlah f
%
4 4
13,3 13,3
16 1
53,3 3,3
4 0
13,3 0
1 0
3,3 0
25 5
83,3 16,7
4 4
13,3 13,3
13 4
43,3 13,3
3 1
10,0 3,3
1 0
3,3 0
21 9
70,0 30,0
5 3
16,7 10,0
12 5
40,0 16,7
3,3 Y 0 G
21 9
70,0 30,0
6 2
20,0 6,7
L A R
E23,3
7 D EN 1
14 3
14 3
N ARTA A A AK
AK
ST
PU
ER
P
Cemas ringan f %
3 1
46,7 10,0
O
Y NI
A3
Y A. 46,7 10,0
10,0 3,3
1 0
1
10,0 3,3
1 0
3,3 0
24 6
80,0 20,0
4 0
13,3 0
1 0
3,3 0
26 4
86,7 13,3
J S Sumber :E data primer K I T S Tabel 10. menunjukkan bahwa berdasarkan faktor perpisahan 3,3
dengan orang tua, sebagian besar anak yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati dan merasa kehilangan orang tua mengalami cemas ringan yaitu sebanyak 16 orang (53,3%) dan responden yang paling sedikit adalah anak yang merasa tidak kehilangan dengan perpisahan dengan orang tua dengan cemas ringan dan anak yang merasa kehilangan dengan cemas berat yaitu masing-masing sebanyak 1 orang (3,3%).
83
Berdasarkan lingkungan asing, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden merasa asing dengan lingkungannya dan mengalami cemas ringan yaitu sebanyak 13 orang (43,3%) dan responden yang paling sedikit adalah anak yang merasa tidak asing dengan lingkungan rumah sakit dengan cemas sedang dan anak yang merasa asing dengan cemas berat yaitu masing-masing sebanyak 1 orang (3,3%). Berdasarkan ketergantungan pada orang lain dapat diketahui bahwa sebagian responden merasa tergantung pada orang lain dan mengalami kecemasan ringan yaitu sebanyak 12 orang (40%) dan responden yang paling sedikit adalah anak yang tergantung pada orang lain dengan kecemasan berat dan anak yang mandiri dengan
N ARTA A A AK
kecemasan sedang yaitu masing-masing sebanyak 1 orang (3,3%).
K OGY A T IY
Berdasarkan takut terhadap cedera tubuh dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden takut mengalami cedera tubuh
S . YAN U P A
dengan kecemasan ringan yaitu sebanyak 14 orang (46,7%) dan responden yang paling sedikit adalah anak yang merasa takut
ER
L A R
terhadap cedera tubuh dengan kecemasan berat dan anak yang
P
DE N E yaitu masing-masing sebanyak 1 orang (3,3%). J S E Berdasarkan pembatasan aktivitas dapat diketahui bahwa K I STsebagian besar responden adalah anak yang merasa aktifitasnya
merasa tidak takut terhadap cedera tubuh dengan kecemasan sedang
dibatasi dengan kecemasan ringan yaitu sebanyak 14 orang (46,7%) dan responden yang paling sedikit adalah anak yang merasa aktivitasnya tidak dibatasi dan tidak mengalami kecemasan dan anak yang merasa dibatasi aktivitasnya dengan kecemasan berat yaitu masing-masing sebanyak 1 orang (3,3%). 5. Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
tingkat
kecemasan
efek
hospitalisasi anak usia prasekolah terhadap tindakan keperawatan pemasangan jarum infus di RSUD Panembahan Senopati Bantul
84
Untuk mengetahui faktor apa yang mempengaruhi tingkat kecemasan efek hospitalisasi pada anak usia prasekolah terhadap tindakan keperawatan pemasangan jarum infus dilakukan dengan menggunakan uji regresi linier berganda. Uji regresi digunakan bila data yang di analisis menggunakan skala interval. Menurut Suharjo (2008), jika data yang akan di analisis menggunakan skala nominal atau ordinal maka digunakan uji analisis regresi dummy yaitu dengan menggunakan data nominal atau ordinal menjadi interval. Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 11. Rangkuman hasil analisis regresi dummy faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan efek hospitalisasi pada anak usia prasekolah terhadap tindakan keperawatan pemasangan jarum infus
N ARTA A A AK
Model 1 (Constant) D1 D2 D3 D4 D5 D6 R = R square = Ajusted R Square = F = df1 = df2 = Sig. =
US
RP
PE
S
E K I T
. A L
A
R DE
N
E J S
K OGY A T IY
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 9.327 1.362 -3.961 1.957 -.401 -2.465 1.513 -.307 -2.775 1.724 -.346 .513 1.921 .056 -.358 2.253 -.033 -.432 1.473 -.059 0,537 0,289 0,103 1,557 6 23 0,205
N YA
t 6.850 -2.024 -1.629 -1.610 .267 -.159 -.293
Sig. .000 .055 .117 .121 .792 .875 .772
Sumber : Data Primer 2009
Berdasarkan tabel 11. dapat dilakukan analisis sebagai berikut: Besarnya nilai koefisien korelasi berganda (R) dari hasil penelitian adalah 0,537. Menurut Arikunto (2002) jika koefisien berada di antara
85
angka 0,40 - 0,599 diinterprestasikan memiliki hubungan sedang. Dengan demikian angka koefisien korelasi berganda sebesar 0.537 menunjukkan hubungan yang sedang antara variabel independen dengan variabel dependen secara simultan. Besarnya kontribusi variabel independen dengan variabel dependen secara simultan diketahui dengan menggunakan analisis determinasi (R²). Ghozali (2001) menyarankan penggunaan koefisien determinasi disesuaikan (Adjusted R Squeare) untuk memperoleh hasil analisis yang lebih akurat. Dalam penelitian ini Adjusted R² adalah 0,103, nilai ini diinterprestasikan variabel perpisahan dengan orang tua, lingkungan asing, ketergantungan, takut cedera dan
N ARTA A A AK
pembatasan aktivitas secara simultan mampu menjelaskan 10,3%
K OGY A T IY
variasi dari kecemasan anak dan sisanya 89,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Hasil penelitian ini memberikan
S . YAN U P A
deskripsi bahwa pengaruh variabel independen (perpisahan dengan orang tua, lingkungan asing, ketergantungan, takut cedera dan
ER
L A R
pembatasan aktivitas) terhadap variabel dependen (Kecemasan)
P
DE N Eanova memberikan nilai F hitung sebesar 1,557 pada df Tabel J ES kebebasan pembilang) 6 dan df (derajat kebebasan (derajat K I STpenyebut) 23 dengan taraf signifikansi 0,205. Untuk mengetahui sebesar 10,3% sedangkan sisanya 89,7% dipengaruhi oleh faktor lain.
1
2
apakah variasi nilai variabel independen dapat menjelaskan variasi nilai variabel dependen dengan membandingkan besarnya taraf signifikansi (p) dengan taraf kesalahan 5% (0,05) jika p lebih kecil atau sama dengan 0,05
berarti variasi nilai variabel independen dapat
menjelaskan variasi nilai variabel dependen. Jika p lebih besar dari 0,05 berarti variasi nilai variabel independen tidak dapat menjelaskan variasi nilai variabel dependen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa p lebih besar dari 0,05 (0,205 > 0,05) sehingga dapat
86
disimpulkan bahwa variasi nilai variabel independen tidak dapat menjelaskan variasi nilai variabel dependen, artinya perubahan nilai faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pada anak usia prasekolah yang meliputi perpisahan dengan orang tua, lingkungan asing, ketergantungan, takut cedera dan pembatasan aktivitas tidak dapat menjelaskan perubahan kecemasan yang dialami anak terhadap tindakan keperawatan pemasangan jarum infus. Selanjutnya untuk menemukan kesesuaian model dengan memperhatikan besarnya nilai Unstandardized Coefficients pada kolom B yang menunjukkan nilai constant sebesar 9,327 dengan nilai D1 sebesar -3,961; nilai D2 sebesar -2,465; nilai D3 sebesar -2,775;
N ARTA A A AK
nilai D4 sebesar 0,513; nilai D5 sebesar -0,358 dan nilai D6 sebesar -
K OGY A T IY
0,432. Berdasarkan nilai-nilai tersebut dapat disusun persamaan regresi dummy (model) sebagai berikut :
S . YAN U P A
Y= 9,327-3,961D1-2,465D2-2,775D3+0,513D4-0,358D5-0,432D6 Model tersebut secara keseluruhan tidak signifikan yang
ER
L A R
ditandai dengan hasil uji F yang menunjukkan taraf signifikansi 0,205
P
DE N E tiap faktor yang mempengaruhi kecemasan efek model untuk J ES pada anak usia prasekolah terhadap tindakan hospitalisasi K I STkeperawatan pemasangan jarum infus sebagai berikut : lebih besar dari 0,05. Berdasarkan model tersebut dapat disusun
Model untuk faktor perpisahan dengan orang tua adalah Y= 9,327-3,961D1 Model untuk faktor lingkungan asing adalah Y= 9,327-2,465D2 Model untuk faktor ketergantungan pada orang lain adalah Y= 9,327-2,775D3 Model untuk faktor takut untuk cedera tubuh adalah Y= 9,327+0,513D4
87
Model untuk faktor pembatasan aktifitas adalah Y= 9,327-0,358D5 Model untuk faktor umur adalah Y= 9,327-0,432D6 Tabel 11. menunjukkan bahwa nilai t untuk semua faktor yang mempengaruhi
kecemasan
efek
hospitalisasi
pada
anak
usia
prasekolah terhadap tindakan keperawatan pemasangan jarum infus yang meliputi perpisahan dengan orang tua, lingkungan asing, ketergantungan, takut cedera, pembatasan aktivitas dan umur menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independen
N ARTA A A AK
terhadap variabel dependen.
K OGY A T IY
Ada tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen ditunjukkan dengan besarnya nilai signifikansi (p). Jika p
S . YAN U P A
lebih besar dari taraf kesalahan 5% (0,05), maka tidak ada pengaruh. Jika p lebih kecil atau sama dengan 0,05 maka ada pengaruh. Hasil
ER
L A R
penelitian ini menunjukkan bahwa untuk semua variabel independen
P
DE N E orang tua memiliki nilai p=0,055 jadi hanya faktor perpisahanJdengan ES memiliki pengaruh terhadap tingkat kecemasan pada anak ini yang K I STprasekolah terhadap tindakan keperawatan berupa pemasangan jarum
mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 keculai faktor
infus di bangsal anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul. Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Karena hanya ada satu faktor yang berpengaruh pada variabel independen terhadap variabel dependen, maka hanya ada satu faktor dominan yang mempengaruhi tingkat kecemasan efek hospitalisasi pada
anak
usia
prasekolah
terhadap
tindakan
keperawatan
pemasangan jarum infus yaitu faktor perpisahan pada orang tua.
88
Dengan demikian tingkat kecemasan pada anak dipengaruhi oleh faktor perpisahan dengan orang tua dan faktor lain yang belum diketahui.
B. Pembahasan Setelah dilakukan penelitian yang hasilnya telah disajikan pada bagian sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan pembahasan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan efek horpitalisasi pada anak usia prasekolah terhadap tindakan keperawatan pemasangan jarum infus. Menurut Hurlock (1990), kecemasan adalah bentuk perasaan khawatir,
gelisah
dan
N ARTA A A AK
perasaan-perasaan
lain
yang
kurang
K OGY A T IY
menyenangkan. Biasanya perasaan-perasaan ini disertai oleh rasa kurang percaya diri, tidak mampu, merasa rendah diri, dan tidak mampu
S . YAN U P A
menghadapi suatu masalah.
Kecemasan dapat dialami oleh siapa saja, baik anak-anak, remaja,
ER
L A R
dewasa atau orang tua, laki-laki maupun perempuan. Yang membedakan
P
DE N E disebabkan oleh banyak faktor dan sebab. Pada anakKecemasan dapat J ES dirawat di rumah sakit, kecemasan dapat disebabkan oleh anak yang K I T Sperpisahan dengan orang, lingkungan yang asing, ketergantungan pada diantara mereka adalah bagaimana mensikapi kecemasan tersebut.
orang lain, takut cedera tubuhnya dan terganggunya aktivitas sehari-hari. Anak usia prasekolah yang dirawat di rumah sakit kemungkinan mengalami ketakutan dan kecemasan adalah hal yang biasa terjadi, terutama anak yang baru pertama kali memasuki rumah sakit. Suprapto (2004), menyebutkan bahwa reaksi anak dan keluarganya terhadap sakit dan di rumah sakit baik untuk rawat inap mupun rawat jalan adalah dalam bentuk kecemasan, stress dan perubahan perilaku.
89
Lebih lanjut Halstrom dan Elader (1997), Brewis, E, 1995, dan Brennan, A, (1994) cit Supartini (2000) menjelaskan bahwa perawatan anak di rumah sakit menjadikan anak cemas, sedih dan timbul perasaan tidak nyaman. Hospitalisasi dapat menjadi suatu pengalaman yang dapat menimbulkan trauma baik pada anak maupun pada orang tua sehingga menimbulkan reaksi tertentu yang sangat berdampak pada kerjasama anak dan orang tua di rumah sakit. Rasa takut dan cemas yang dialami anak dapat disebabkan karena perilaku perawat dalam melakukan tindakan keperawatan terutama ketika memasang jarum infus. Anak yang belum mengenal jarum infus, akan merasa bahwa dirinya disakiti ketika perawat
N ARTA A A AK
memasukkan jarum infus. Peristiwa tersebut dapat menyebabkan anak
K OGY A T IY
mengalami trauma dan mengira bahwa selama ia masih berada di rumah sakit akan terus mengalami siksaan yang berupa tusukan jarum infus.
S . YAN U P A
Menurut Supartini (2004) pemasangan jarum infus pada anak usia prasekolah apabila tidak dilakukan dengan cara yang benar, yang disertai
ER
L A R
tindakan atraumatik, dapat menimbulkan ketakutan pada anak. Ketakutan
P
DE N E infus. Anak yang mendapatkan suntikan berulang pemasanganJjarum ES mengapa tubuhnya selalu disakiti. Pengalaman ini dapat tidak mengerti K I T Smenimbulkan trauma jika orang yang dipercaya oleh anak tidak
disebabkan karena kerusakan tubuh dan nyeri yang ditimbulkan saat
memberikan rasa nyaman dan menyenangkan. Dalam banyak kasus ketakutan-ketakutan ini bersifat sementara dan dengan cepat menghilang ketika situasi yang menyebabkan kecemasan tersebut diselesaikan. Dukungan orang tua dan penjaminan yang berulang seringkali membantu mengurangi penderitaan kecemasan yang bersifat sementara tersebut. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa sebagian besar responden (anak usia prasekolah yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati)
90
mengalami kecemasan ringan yaitu sebanyak 17 orang (56,7%) dari keseluruhan responden sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 6. Kecemasan ringan yang dialami oleh responden dapat disebabkan oleh perpisahan dengan orang tua. Orang tua yang selama dijadikan sebagai tempat bernaung, meminta pertolongan dan menyediakan fasilitas dan kasih sayang yang tak terbatas dikhawatirkan akan meninggalkannya jika ia berada di rumah sakit lebih lama. Menurut Wong cit Herlina (2001), pada anak yang dirawat akan muncul tantangan-tantangan yang harus dihadapinya seperti mengatasi suatu perpisahan, penyesuaian dengan lingkungan yang asing baginya, penyesuaian dengan banyak orang yang mengurusinya dan kerap kali harus berhubungan dan
bergaul dengan
N ARTA A A AK anak-anak sakit serta
K OGY A T IY
pengalaman mengikuti terapi yang menyakitkan. Perasaan-perasaan dan ketakutan yang amat kuat serta mendalam akan dialami anak ketika
S . YAN U P A
harus berpisah dengan orang tuanya, hal ini akan dirasakan sebagai kehilangan rasa cinta dan kasih sayang atau perasaan diabaikan atau
ER
ditinggalkan.
P
L A R
DE N E pengaruh faktor-faktor yang mempengaruh tingkat kecemasan efek J S E yang dialami anak usia prasekolah terhadap tindakan hospitalisasi K I T Skeperawatan pemasangan jarum infus yang meliputi perpisahan dengan
Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada
orang tua, ketergantungan pada orang lain, takut cedera pada tubuh, pembatasan aktivitas dan lingkungan yang asing terhadap tingkat kecemasan yang dialami responden sebagaimana ditperlihatkan tabel 8. Hanya faktor perpisahan dengan orang tua yang memiliki nilai p=0.055. Sehingga kecemasan yang dialami responden disebabkan oleh faktor perpisahan dengan orang tua dan factor lain seperti sikap perawat yang
mungkin
kurang
menyesuaikan
dengan
keadaan
anak.
Kemungkinan perawat kurang memberikan perawatan atraumatik pada
91
anak
selama
melakukan
perawatan
terutama
dalam
melakukan
pemasangan jarum infus. Menurut
Supartini
(2004)
perawatan
atraumatik
adalah
persyaratan perawatan pada berbagai tatanan oleh personel pemberi pelayanan
kesehatan,
dengan
menggunakan
intervensi
yang
meniadakan atau meminimalkan distress fisik dan psikologis yang dialami anak dan keluarganya. Sebagai contoh adalah pemasangan jarum infus, perawatan luka, pemberian obat dan lainnya yang disertai dengan komunikasi dengan pasien untuk menghilangkan rasa takut atau cemas yang mungkin dialami pasien.
N ARTA A A AK
Tujuan dari perawatan atraumatik yaitu untuk menggurangi stress
K OGY A T IY
fisik dan psikologi, sehingga jika diterapkan akan dapat mencegah dan
meminimalkan nyeri, meningkatkan kontrol diri, serta meminimalkan
S . YAN U P A
dampak perpisahan orang tua dan anak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat seorang anak
ER
L A R
yang mengalami kecemasan berat terhadap tindakan keperawatan
P
DE N E kategori berat ini kemungkinan disebabkan karena anak baru pertama J S E kaliImengalami hospitalisasi, terutama pemasangan jarum infus. K T S Faktor lain yang turut mempengaruhi adalah kemungkinan anak pemasangan jarum infus. Kecemasan yang dialami responden dengan
belum pernah melihat perawat yang dianggap orang asing yang dianggap hanya menyakitinya ketika melakukan pemasangan jarum infus. Peranan keluarga terutama peran orang tua kemungkinan masih kurang sehingga kurang bisa menghibur anaknya ketika dilakukan pemasangan jarum infus. Reaksi anak yang ditunjukkan anak adalah meronta atau menyembunyikan diri ketika melihat kedatangan perawat meskipun disampingnya ada orang tua atau keluarganya yang menungguinya.
92
Wong (1995), menjelaskan bahwa selama masa prasekolah, anak mengasosiasikan nyeri dan prosedur spesifik, misalnya pengambilan sampel darah, aspirasi sumsum tulang, ganti balutan dan injeksi. Agresi, serangan fisik dan verbal lebih spesifik tertuju langsung yang ditunjukkan melalui sikap perlawanan tubuh, seperti menyerang mencoba untuk menyembunyikan peralatan perawatan, atau bahkan mereka sendiri yang sembunyi di tempat yang mereka anggap aman.
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
S . YAN U P A
ER
P ST
IK
J S E
D EN
E
L A R
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pada anak sekolah yang dirawat di rumah sakit, dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Sebagian besar anak usia prasekolah mengalami kecemasan efek hospitalisasi terhadap tindakan keperawatan pemasangan jarum infus dengan kategori ringan yaitu sebanyak 17 orang (56,7%). 2. Faktor perpisahan dengan orang tua, lingkungan asing, tingkat
N ARTA A A AK
ketergantungan, takut terhadap cedera tubuh, dan pembatasan aktivitas
tidak
K OGY A T IY
berpengaruh
terhadap
tingkat
hospitalisasi yang dialami anak usia prasekolah
S . YAN U P A
kecemasan
efek
terhadap tindakan
keperawatan pemasangan jarum infus yang ditunjukkan dengan nilai F sebesar 1,557 dengan taraf signifikansi 0,205 lebih besar dari 0,05.
ER
L A R
Faktor-faktor tersebut mempunyai kontribusi sebesar 10,3%.
P
DE N Eyang dialami anak usia prasekolah terhadap tindakan hospitalisasi J ES pemasangan jarum infus di RSUD Panembahan keperawatan K I STSenopati Bantul yaitu faktor perpisahan orang tua dengan ditunjukkan 3. Ada faktor yang dominan yang mempengaruhi tingkat kecemasan efek
bahwa nilai t faktor perpisahan orang tua t=-2.024 dengan nilai p=0.055.
B. Saran 1. Rumah Sakit RSUD Panemabahan Senopati Bantul Yogyakarta a) Diharapkan manajemen rumah sakit
memahami kecemasan
akibat efek hospitalisasi pada anak prasekolah dan memberikan pelatihan kepada perawat anak tentang atraumatic care dan 93
94
sebagai syarat perawat yang bekerja diruang perawatan anak sudah bersertifikat atraumatic care. b) Rumah sakitl hendaknya menyediakan ruangan khusus untuk orang tua dalam mendampingi anak selama di rumah sakit dan tempat konseling orang tua pasien anak. c) Rumah sakit hendaknya membuat prosedur tetap tentang penadampingan anak selama dirawat maupun selama anak menjalani prosedur tindakan keperawaan maupun tindakan medis untuk mengurangi dampak perpisahan dan trauma. . d) Rumah sakit diharapkan lebih memperhatikan perawatan pada anak-anak yang dirawat di rumah sakit dengan menerapkan
N ARTA A A AK
kebijaksanaan-kebijaksanaan misalnya waktu kunjungan orang tua yang tidak dibatasi. 2. Perawat
K OGY A T IY
S . YAN U P A
a) Bagi perawat di ruang anak secara umum dan khususnya di bangsal
anggrek
ER
RSUD
Panemabahan
Senopati
Bantul
L A R
Yogyakarta agar dapat lebih melibatkan keluarga dalam perawatan
P
DE N E oleh yang J dialami ES hospitalisasi. K I T
anak agar dapat membantu menurunkan kecemasan perpisahan
S
anak dan juga efek-efek negative dari
b) Perawat perlu memahami konsep stres hospitalisasi dan prinsipprinsip asuhan keperawatan melalui pendekatan keperawatan. c) Perawat perlu membina hubungan terapeutik, dalam tatanan pelayanan kesehatan anak, melalui penggunaan tindakan yang dapat menggurangi stress fisik distress psikologis yang dialami anak maupun orang tuanya
3. Peneliti yang akan datang a) Sangat dibutuhkan alat ukur yang shahih dan handal sesuai dengan faktor-faktor yang akan diteliti yang dapat menimbulkan
95
kecemasan pada anak usia prasekolah yang di rawat di rumah sakit. b) Waktu penelitian lebih lama dan jumlah responden yang lebih banyak sehingga dapat mewakili populasi yang diteliti. c) Penelitian yang akan dilakukan mempertimbangkan karakteristik subyek penelitian, dimana disarankan agar lebih spesifik sehingga jawaban yang diberikan sesuai dengan kondisi responden. d) Agar dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kecemaan pada anak yang dirawat di rumah sakit, melihat banyak sekali faktorfaktor yang mempengaruhi dan sangat penting untuk mengurangi kecemasan yang dialami oleh anak ketika mereka dirawat.
N ARTA A A AK
e) Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dan dikembangkan pada
K OGY A T IY
tahap usia anak yang lain. 4. Keluarga pasien
S . YAN U P A
Diharapkan keluarga dapat memberikan dukungan yang seoptimal mungkin bagi anak yang dirawat di rumah sakit guna
ER
L A R
mencegah kecemasan klien yang maladaptif.
P
J S E
IK
ST
E
D EN
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, 2000, Analisis Regresi, Edisi Kedua, BPFE Yogyakarta. Alpers, Ann, 2006, Buku Ajar Pediatrik Rudolph, Volume 1, EGC, Jakarta. Angelawati, D., 2007, Skripsi, Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Tingkat Traumatik Hospitalisasi Pada Anak Pra Sekolah Di Bangsal Anggrek RSD Panembahan Senopati Bantul Yogayakarta. STIKES Wira Husada Yogyakarta. Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian. Edisi IV. PT Rineka Cipta: Jakarta. _________, 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. PT Rineka Cipta : Jakarta.
AN
A
RT A _________, 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Edisi AK Revisi VI, PT Rineka Cipta : Jakarta. Y G O Y Azwar, S., 2003, Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta NI A Blackburn, M & Davidson, M. (1990) Cognitive . Y Therapy For Depresion & A Anxiety. Boston MelbourneL: Blackwell Scientific Publikcation. RA E _______________________ D (1994) Terapi Kognitif Untuk Depresi dan N Kecemasan. Cetakan Pertama. Semarang : IKIP Semarang Press E J S E K ________________________ (1998) Cognitive Therapy For Depresion & I T S Anxiety. Boston Melbourne : Blackwell Scientific Publikcation.
A K A
T S U
P R E
P
Black, J.M. & Jacob, E.M., 1993, Lukman & Sorensen’s, dalam Medical Surgical Nursing: a Psychophysioologic Approach, Thirth Edition, Philadelphia. Depkes RI, 1997. Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan. Depkes RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Direktorat Rumah Sakit Jakarta. _________, 1997. Standar Asuhan Keperawatan. Cetakan 4. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Direktorat RSU dan Pendidikan Depkes RI. Jakarta.
Dian. 2006. Skripsi, Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Respon Hospitalisasi Anak Di Bangsal Anggrek RSD Panembahan Senopati Bantul. STIKES Wira Husada Yogyakarta. Ellis, J.R., Nowlis, E. A., Bentz, P. M., 1996, Modules for Basic Nursing Skills, 6th Edition, Lippincott, Philadelphia. Gerald & Reynold., 1999, The Revised Children’s Manifest Anxiety Scale (RCMAS) Http:// www.yahoo.com Hall, J.A., Dornan, M. C., 1990, Patient Sociodemographic Characteristics as Predictors of Statifaction with Medical Care : a meta analysis, Soc Sci Med, 30 (7) 811-818. Hegar, B., 2008, Seminar dan Workshop Keperawatan Anak “ Upaya Perawat Anak Dalam meningkatkan Mutu Pelaksanaan Kesehatan di Indonesia” Jakarta 16-17 Desember 2008
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
Hurlock, 1995, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Erlangga, Jakarta.
P AL A R E ER
______, 1999, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Erlangga, Jakarta.
P
D
N JE
Indrianingsih, 1997, Hubungan Antara Dukungan Social Dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi Menopause. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM
S
E K I T
A
T AR
Hikmawati. 2000. Skripsi Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah di RS Dr. Sardjito Yogyakarta. STIKES Wira Husada Yogyakarta.
S
Keliat, B., 1999, Gangguan Konsep Diri, ECG. Jakarta Komite Medik RSUP Dr. SARDJITO.2000. Standar Pelayanan Medis. Edisi 2 Cetakan I. Penerbit Medika FK UGM. Yogyakarta. Komite Pengendalian Infeksi Nosokomial, 1993, Petunjuk Teknis Pengendalian Infeksi Nosokomial, RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. Kozierret, 1995, Fundamental Of Nursing; Concept, Process, Practice, 4th Edition, Cumming Publishing Company, California. Laily, I.E., 2006, Skripsi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Anak Sekolah Yang Dirawat Di Instalasi Kesehatan Anak (INSKA) RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. PSIK UGM Yogyakarta.
La Rocca, JC dan Otto, SE. 1995. Terapi Intravena. Alih Bahasa Aniek Maryunani. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Lilyanti. 2000. Skripsi Peran Keluarga Dalam Proses Hospitalisasi di IRNA Bangsal Bedah RS Dr. Sardjito Yogyakarta. STIKES Wira Husada Yogyakarta. Marina, 2007, Skripsi Pengaruh Pemberian Terapi Bermain Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia 3 – 6 Tahun Yang Dirawat Inap di RSKA “45” Yogyakarta. STIKES Wira Husada Yogyakarta. Martha, A. Q.C., J.B. Smith, P.A. Maloney-Harman, 1996, Critical Care Nursing of Infant and Children, W.B. Sounder’s Compan, Philadelphia. Mott, James and Sperhac, 1990, Nursing Care of Children and Families, 2nd Edition Addision-Wesley Nursing, a Devision of Benjamin/Cummings Publishing Company, Redwood City, California.
AN
A YAK K A OG
____________________, 1991, Nursing Care of Children and Families, 2nd Edition Addision-Wesley Nursing, a Devision of Benjamin/Cummings Publishing Company, Redwood City, California.
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
Muscari, M.E., 1996, Pediatric Nursing, 2nd Edition, Lippincot, Philadelphia. ______________, 1996. Panduan Belajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 3 Penerbit Buku Kedokteran ECG. Jakarta
P
S
E K I T
A
T AR
D
N JE
Nettina, S.M., 1996, The Lippincot Manual of Nursing Practice, Sixth Edition, Philadelphia.
S
Nursalam, 2001. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika Jakarta. Nuryani, 2005, Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di RSU Aisyiyah Ponorogo : Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas kedokteran UGM. Tidak dipubliksikan. Notoatmodjo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. _____________, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Cetakan ke III, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
______________, 2003 Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineke Cipta , Jakarta. ______________, 2005 Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineke Cipta, Jakarta. ______________ ,2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya, Cetakan Pertama, PT. Rineke Cipta, Jakarta. _______________, 2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Cetakan Pertama, PT. Rineke Cipta, Jakarta Notosoedirdjo, M & Latipun, 2005. Kesehatan Mental : Konsep dan Penerapan. Edisi Ketiga, Cetakan Keempat Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang. Parini, 1999, Makalah : Hospitalisasi. Disajikan pada pelatihan Asuhan Keperawatan Rumah Sakit Dr. Karyadi, Semarang, Tidak dipublikasikan.
AN
A YAK K A OG
Poter and Perry, 1993. Fundamental of Nursing concepts, Process and Pratices, 3rd Edition, Mosby Year Book Inc.
T ANI Y S U .Y
Potter & Perry, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktek, Volume II, EGC, Jakarta.
P AL A R E ER
Rahayu, S. 2003. Skripsi Penerapan Perawatan Atraumatik Pada Pasien Cytomegalovirus (CMV) Yang Mendapatkan Terapi Ganciclovir Intravena di INSKA RS Dr. Sardjito. PSIK UGM Yogyakarta.
P
D
N JE
S2000. E N. K TI Pemasangan
Ribek,
S
A
T AR
Analisis Lama Waktu Tindakan Keperawatan Kateter dan Infus di Ruang Perawatan Penyakit Dalam. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. SARDJITO. Yogyakarta. PSIK UGM Yogyakarta.
RSUD Panembahan Senopati Bantul, 2008. Laporan Pelayanan Medis. Unit Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul. RSUP Dr. SARDJITO. 2000. Standar Pelayanan Medis. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. SARDJITO. Yogyakarta. Riwidigdo, H. 2006, Statistik Kesehatan. Mitra Cendikia Press.Yogyakarta
Rondhianto, 2004, Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Perpisahan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra Sekolah di Bangsal Anak PKU Muhammadiyah , Yogyakarta. PSIK UGM Yogyakarta. Sachirin, R. M., 1996, Prinsip Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta Schulte et. all, 1997, Pedriatic Nursing an Introductory Text, WB Sounders. Simbolon, M.J., 1999, Dampak Psikologis Penyakit Fisik dan Riwayat Inap terhadap Anak. Vol. 7 No 1. Jurnal Kedokteran Yarsi. Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak , EGC. Jakarta Spier, A. L., 1981, Ilmu Kesehatan Anak Untuk Perawat, edisi kedua, Semarang.
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
Sugiyono, 2005, Statistika untuk Penelitian, Cetakan kedelapan, Alfabeta, Bandung.
P AL A R E ER
________, 2006, Statistika untuk Penelitian, Cetakan kesembilan, CV.Alfabeta, Bandung.
P
________, 2007, Statistika untuk Penelitian, Cetakan keduabelas, CV.Alfabeta, Bandung.
S
E K I T
A
T AR
Stuart G, Sundeen S , 1998: Buku Saku Keperawatan Jiwa, edisi 3, EGC, Jakarta.
D
N JE
Sugiyono dan Eri Wibowo, 2004, Statistika untuk Penelitian dan Aplikasinya dengan SPSS 10.0 for Windows, Cetakan ke empat, CV.Alfabeta, Bandung.
S
Suharjo, B., 2008, Analisis Regresi Terapan dengan SPSS, Graha Ilmu, Yogyakarta. Suherman, 2000, Buku Saku Perkembangan Anak, Editor Monica Ester, EGC, Jakarta. Supartini, Y., 2004, Buku Ajar Konsep Keperawatan Anak, EGC, Jakarta. Sutono, 1998. Tindakan Spesifik Pada Klien Dengan Gangguan Keseimbangan Cairan Elektrolit dan Nutrisi. Pelatihan Asuhan Keperawatan PPNI Komisariat RSUP Dr. SARDJITO. Yogyakarta.
Tampubolon, R.,N., 2007 , Skripsi, Respon Kecemasan Pada Anak Usia Sekolah Di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. PSIK UGM Yogyakarta. Umar, Husein, 2003, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama. Widyawati; Pangastuti, H.S. 1998. Terapi Intravena. Yogyakarta. Wolff, LV; Weitzel, MH; Fuerst, EV. 1974. Dasar-Dasar Ilmu Keperawatan Penerbit PT. Gunung Agung Jakarta. Wong and Whaley, 1996,Nursing Care of Infant and Children Mobsy Year Book : USA. Wong, D.L. 1995, Wong and Whaley, Nursing Care of Infant and Children Mobsy Company, 5th Edition, Philadelphia.
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
_____, 2003, Psikologi Perkembangan Remaja, Remaja Rosdakarya, Bandung.
P AL A R E ER
P
S
S
E K I T
D
N JE
A
T AR
Yusuf, 2001, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Remaja Rosdakarya, Bandung.