PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI i
ANALISA KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK (MAN) DENGAN TEKNOLOGI FIBER DISTRIBUTED DATA INTERFACE (FDDI) “STUDI KASUS PT PLN APJ (PERSERO) SURAKARTA”
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika
Disusun oleh: Yustinus Dhanang Rizky Wahyuntoro
085314096
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii
ANALYST NETWORK PERFORMANCE OF METROPOLITAN AREA NETWORK (MAN) WITH TECHNOLOGY FIBER DISTRIBUTED DATA INTERFACE (FDDI) "CASE STUDY PT PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA"
A THESIS Presented as Partial Fulfillment of The Requirements To Obtain The Sarjana Komputer Degree In Informatics Engineering Study Program
By: Yustinus Dhanang Rizky Wahyuntoro
085314096
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2012
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii
ABSTRAK
Jaringan Metropolitan Area Network (MAN) digunakan perusahaan untuk memperlancar arus informasi data. Salah satu protokol MAN yang digunakan perusahan besar adalah Fiber Distibuted Data Interface (FDDI). Protokol ini memberikan kehandalan dan ketahanan jaringan dalam hal transfer data untuk kinerja jaringan, namun pada implementasinya membutuhkan biaya yang mahal. PT PLN Persero Surakarta menggunakan protokol FDDI, namun belum melakukan pengukuran dan penghitungan parameter kinerja jaringan. Parameter kinerja jaringan yang diukur dan dihitung adalah delay, jitter, packet loss ratio, throughput, dan utilization. Dalam skrispsi ini, pengukuran dan penghitungan kinerja jaringan dilakukan dalam kondisi kosong, normal, dan sibuk dengan banyak pengguna yang berbeda masing-masing kondisi. Hal ini menggunakan metode Fixed Daily Measurement Interval (FDMI) .Pengukuran ini dilakukan dengan cara melakukan arping di Backtrack 5 ke semua alamat 12 kantor yang berbeda. Software wireshark menangkap paket ARP untuk penghitungan delay dan jitter. Packet loss ratio dihitung dengan cara mengirimkan 100 paket melalui tool arping untuk mendapatkan prosentase jumlah paket yang dibuang. Thoughput dan utilization dilakukan dengan melakukan arping dan ditangkap jumlah frame dengan panjang frame 60 byte yang lewat di jaringan menggunakan Wireshark. Secara keseluruhan kinerja jaringan pada PT PLN Persero Surakarta sudah termasuk baik karena kinerja jaringannya pada saat kondisi kosong, normal, dan sibuk cenderung dalam kategori baik. Delay dalam kondisi kosong sampai sibuk termasuk kategori excellent sesuai standar ITU. Jitter di kondisi kosong dan normal dalam keadaan bagus dan jitter dalam kondisi sibuk termasuk kategori bagus dan sedang sesuai standar ITU. Packet loss ratio di semua kondisi menunjukkan tidak mencapai 1% sesuai standar ITU. Throughput dan utilization saat kondisi kosong, normal, dan sibuk dalam kategori bagus sesuai standar PT PLN Persero Surakarta.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI viii
ABTRACT
Network Metropolitan Area Network (MAN) used the company to facilitate the flow of information data. One of the protocols‘s MAN used by large companies are the Distibuted Fiber Data Interface (FDDI). This protocol provides reliability and resilience of the network in terms of network performance for data transfer, but the implementation is expensive. PT PLN Persero Surakarta uses FDDI protocols, but have not made the measurement and calculation of parameters of network performance. Network performance parameters are measured and calculated are delay, jitter, packet loss ratio, throughput, and utilization. In this thesis, network performance measurements and calculations are performed in a empty condition, normal condition, and busy condition with many different users each condition. It uses the Fixed Daily Measurement Interval (FDMI). Measurement is done by arping in Backtrack 5 to all addresses 12 different offices. Software wireshark captures ARP packet for calculations of delay and jitter. Packet loss ratio is calculated by sending 100 packets through arping tool to get a percentage of the number of packets discarded. Thoughput and utilization conducted by arping and captured the number of frames with frame length 60 bytes are passed across the network using Wireshark. Overall network performance in PT PT PLN Persero Surakarta has been included good because the performance of the network at the time the condition is empty, normal, and busy inclined in good category. Delay in empty condition until the busy condition include excellent category following ITU standard. Jitter in a empty condition and normal condition in good category and jitter in busy conditions included good category and medium category category following ITU standards . Packet loss ratio in all conditions show does not reach following 1% standard ITU. Throughput and utilization while empty condition, normal, good and busy in good category following to the standard PT PLN Persero Surakarta.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan anugerah yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skrispi ―Analisa Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network (MAN) dengan Teknologi Fiber Distributed Data Interface (FDDI) “Studi Kasus PT.PLN (Persero) Surakarta” ini dengan baik. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan sejumlah pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Tuhan Yesus Kristus, yang selalu mendampingi setiap langkah hidup sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2.
Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
3.
Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.
4.
Bapak Damar Widjaja, S.T., M.T selaku dosen pembimbing skripsi dari penulis dan motivator dalam menjalani hidup sebagai mahasiswa.
5.
Bapak H. Agung Hermawan, S.T., M.Kom. dan B. Herry Suharto, S.T., M.T. selaku penguji skripsi ini.
6.
Ibu Watinah tersayang, Bapak Sutikno, Mbak Widi dan keluarga besar dari penulis yang telah memberi dukungan doa, materi, dan semangat. Tanpa semua itu penulis tidak akan memperoleh kesempatan untuk menimba ilmu hingga jenjang perguruan tinggi dan akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xi
MOTTO
Niat murni yang besar dari diri kita adalah maha kekuatan untuk menjadi hebat. (Penulis)
Sabar, sabar, dan sabar adalah salah satu kunci untuk mendewasakan diri. (Penulis)
Memayu hayuning pribadi; memayu hayuning kulawarga; memayu hayuning sesama; memayu hayuning bawana”. (Pepatah Jawa) ―Only with The Sufferings Of Life Can Teach The People For Give Respect About Goodness And The Attractive Of Live ― (John Locke)
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Arsitektur MAN DQDB ....................................................
13
Gambar 2.2: Topologi Bus .....................................................................
17
Gambar 2.3: Topologi Star................. ....................................................
17
Gambar 2.4: Topologi Ring ...................................................................
18
Gambar 2.5: Token Format.. ..................................................................
19
Gambar 2.6: FDDI Dual Ring ................................................................
20
Gambar 2.7: Perangkat-perangkat FDDI ...............................................
21
Gambar 2.8: Bagian Serat Optik ............................................................
22
Gambar 2.9: Penampang Serat Optik .....................................................
23
Gambar 2.10: Single Mode dan Multi Mode ..........................................
25
Gambar 2.11: Spesifikasi FDDI Standars ...............................................
26
Gambar 2.12: Spesifikasi FDDI dengan Model OSI ..............................
27
Gambar 2.13: Format Frame Data ..........................................................
28
Gambar 2.14: Wrapped Ring ..................................................................
32
Gambar 2.15: Dual Homing ....................................................................
34
Gambar 2.16: Screenshoot Software Axence NetTool ...........................
39
Gambar 3.1: Model Jaringan PT PLN Persero APJ Surakarta................
43
Gambar 4.1: Grafik rata rata Delay .........................................................
55
Gambar 4.2: Grafik Rata Rata Jitter........................................................
56
Gambar 4.3: Grafik Rata Rata Packet Loss Ratio ...................................
57
Gambar 4.4: Grafik Rata Rata Throughput .............................................
58
Gambar 4.5: Grafik rata rata Utilization .................................................
59
Gambar 4.6: Grafik Penghitungan Besarnya Delay ................................
60
Gambar 4.7: Grafik Penghitungan Besarnya Jitter .................................
61
Gambar 4.8: Grafik Penghitungan Besarnya Packet Loss Ratio.............
62
Gambar 4.9: Grafik Penghitungan Besarnya Throughput.......................
63
Gambar 4.10: Grafik Penghitungan Besarnya Utilization ......................
64
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Toleransi Kabel Serat Optik...................................................
23
Tabel 3.1: Daftar Kantor .........................................................................
43
Tabel 3.2: Standarisasi Delay menurut ITU-T G .1010 ..........................
48
Tabel 3.3: Standarisasi Jitter menurut ITU-T G.1010.............................
48
Tabel 3.4: Standarisasi Packet Loss Ratio menurut ITU-T G.1010 ........
49
Tabel 3.5: Standarisasi Throughput menurut ITU-T X.1010 ..................
50
Tabel 3.6: Standarisasi Utilization menurut ITU-T X.1010 ...................
50
Tabel 4.1: Tabel Kinerja Jaringan PT PLN Persero Surakarta ...............
54
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xiv
DAFTAR ISI
Lembar Judul...........................................................................................
i
Halaman Persetujuan Pembimbing .........................................................
iii
Halaman Pengesahan ..............................................................................
iv
Pernyataan Keaslian Hasil Karya ...........................................................
v
Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah .....................................
vi
Abstrak.................. ..................................................................................
vii
Abstrack.................. ................................................................................
viii
Kata Pengantar ........................................................................................
ix
Motto ............ ..........................................................................................
xi
Daftar Gambar .........................................................................................
xii
Daftar Tabel ............................................................................................
xiii
Daftar Isi..................................................................................................
xiv
1. PENDAHULUAN ...........................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................
3
1.3 Tujuan Penulisan .....................................................................
4
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................
4
1.5 Batasan Masalah ......................................................................
4
1.6 Metodelogi Penelitian ..............................................................
5
1.7 Sistematika Penulisan ..............................................................
7
2. DASAR TEORI ...............................................................................
8
2.1 Jaringan Komputer Umum ......................................................
8
2.1.1 Tujuan Jaringan Komputer ...........................................
9
2.1.2 Jenis jenis Jaringan Komputer ......................................
11
2.2 Standar Jaringan Metropolitan Area Network .........................
12
2.3 Layer pada Jaringan Metropolitan Area Network ...................
13
2.3.1 Layer Fisik ....................................................................
14
2.3.2 Layer Data Link ............................................................
15
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xv
2.4 Topologi Jaringan Dasar Metropolitan Area Network .............
16
2.4.1 Topologi Bus ................................................................
16
2.4.2 Topologi Star ................................................................
17
2.4.3 Topologi Ring ...............................................................
18
2.5 Definisi Fiber Distributed Data Inreface ..................................
18
2.6 Arsitektur Fiber Distributed Data Interface ..............................
20
2.7 Media Transmisi Fiber Distributed Data Interface ...................
21
2.8 Spesifikasi Fiber Distributed Data Interface ............................
25
2.9 Format Frame Fiber Distributed Data Interface .......................
27
2.10 Media Acces Control Fiber Distributed Data Interface ..........
29
2.11 Pengalokasian Bandwidth pada Fiber Distributed Data Interface ..........................................................................
31
2.12 Mekanisme Kegagalan Fiber Distributed Data Interface .......
32
2.13 Parameter Pengukuran Layanan Fiber Distributed Data Interface ..........................................................................
34
2.14 Alat Pengukuran .....................................................................
37
2.14.1 Arping .........................................................................
37
2.14.2 Wireshark ...................................................................
38
3. RANCANGAN PENELITIAN .......................................................
40
3.1 Jenis Penelitian .........................................................................
40
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian...................................................
40
3.2.1 Tempat Penelitian .........................................................
40
3.2.2 Waktu Penelitian ..........................................................
40
3.3 Alat untuk Penelitian ................................................................
41
3.4 Skenario Penelitian ...................................................................
41
3.5 Model Jaringan .........................................................................
42
3.6 Batasan Penelitian.....................................................................
44
3.7 Metode Pengambilan Data........................................................
45
3.7.1 Delay.............................................................................
45
3.7.2 Jitter ..............................................................................
45
3.7.3 Packet Loss Ratio .........................................................
46
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xvi
3.7.4 Throughput ...................................................................
46
3.7.5 Utilization .....................................................................
47
3.8 Pengolahan dan Analisa Data ...................................................
47
3.7.1 Delay.............................................................................
47
3.7.2 Jitter ..............................................................................
48
3.7.3 Packet Loss Ratio .........................................................
49
3.7.4 Throughput ...................................................................
49
3.7.5 Utilization .....................................................................
50
4. DATA DAN ANALISA KINERJA JARINGAN ..........................
52
4.1 Data Hasil Pengukuran .............................................................
52
4.2 Data Hasil Penghitungan ..........................................................
52
4.2.1 Data Kondisi Kosong ...................................................
53
4.2.2 Data Kondisi Normal ....................................................
53
4.2.3 Data Kondisi Sibuk.......................................................
53
4.3 Data dan Analisa Hasil Kinerja Jaringan ..................................
54
4.4 Data dan Analisa Kinerja Jaringan di Setiap Kantor ................
60
4.4.1 Delay.............................................................................
60
4.4.2 Jitter ..............................................................................
61
4.4.3 Packet Loss Ratio .........................................................
62
4.4.4 Throughput ...................................................................
63
4.4.5 Utilization .....................................................................
64
4.5 Kondisi Jaringan Secara Keseluruhan ......................................
65
5. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................
67
5.1 Kesimpulan ...............................................................................
67
5.2 Saran .........................................................................................
68
Daftar Pustaka .........................................................................................
69
Lampiran .................................................................................................
72
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaringan telekomunikasi yang begitu pesat disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan manusia. Salah satu implementasi dari jaringan telekomunikasi adalah jaringan komputer. Jaringan komputer atau computer network adalah sebuah sistem komunikasi yang menghubungkan dua komputer atau lebih agar dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi [1]. Hampir di setiap perusahaan atau instansi, jaringan komputer digunakan untuk memperlancar arus informasi data. Salah satu jenis jaringan yang diterapkan suatu perusahaan adalah Metropolitan Area Network (MAN). MAN adalah jaringan komputer di sebuah kota atau sekumpulan gedung-gedung milik sebuah perusahaan atau instansi lain misal kampus, sekolah, rumah sakit, dan sebagainya. Radius jangkauan MAN mencapai sekitar 5 and 50 km atau seluas kota. Tuntutan kebututuhan aktivitas dalam komunikasi data menggunakan jaringan MAN saat ini, diperlukan suatu jaringan dengan infrastuktur yang sesuai dengan kecepatan akses yang tinggi, jarak jangkauan luas, dan kehandalan yang tinggi. Infrastrutur yang digunakan dalam jaringan MAN menyesuaikan perkembangan protokol-protokol jaringan yang sudah ada. Beberapa protokol pada jaringan MAN yang dikembangkan diantaranya
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Distributed Queue Dual Bus (DQDB), Gigabit Ethernet, Asynchronous Transfer Mode (ATM), Fiber Distributed Data Interface (FDDI), Switched Multi Megabit Data Service (SMDS), Wireless MAN (WiMAX) dan Metro Ethernet [2]. Salah satu protokol dalam jaringan MAN yang digunakan perusahaan besar adalah teknologi FDDI. Teknologi FDDI adalah protokol jaringan yang digunakan MAN yang mendukung laju data sampai 100 Mbps. Implementasi protokol FDDI menggunakan kabel serat optik. Media akses dalam protokol menjadi salah satu yang membedakan FDDI dengan protokol lainnya. FDDI menggunakan dual ring (cincin ganda). Tujuan utama dari cincin ganda adalah untuk memberikan kehandalan dan ketahanan jaringan dalam hal transfer data untuk kinerja jaringan suatu perusahaan. Namun dalam proses implementasinya, jaringan MAN yang menggunakan protokol FDDI membutuhkan biaya yang mahal. Ada beberapa perusahaan besar yang menggunakan teknologi FDDI, salah satunya adalah PT PLN Persero APJ Surakarta. PT PLN Persero APJ Surakarta merupakan salah satu perusahaan sebagai kantor pusat atau Area Pelayanan Jaringan (APJ) untuk wilayah Surakarta distribusi Jawa Tengah. Kantor ini menggunakan jaringan komputer yang besar yaitu menghubungkan 11 kantor cabang Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) yang berada di lokasi yang berbeda dengan kisaran jarak 3 km sampai dengan 50 km. Kinerja jaringan MAN di PT PLN Persero APJ Surakarta pada saat waktu tertentu kadang-kadang lambat dan kadang-kadang cepat. Hal ini merupakan hasil survey terhadap 30 karyawan. Sementara, PT PLN APJ Persero Surakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
belum melakukan pengukuran dan penghitungan kinerja jaringan MAN sebenarnya. Penelitian ini juga digunakan untuk mengetahui kategori kualitas jaringan dengan melakukan perbandingan standarisasi ITU-T dan standarisasi yang dipunyai PT PLN Persero APJ Surakarta. Oleh karena itu, pengukuran dan penghitungan kinerja jaringan MAN dengan teknologi FDDI di PT PLN Persero APJ Surakarta diperlukan untuk dapat mengetahui kinerja parameter-parameter jaringan sebenarnya. Pada penelitian ini, pengukuran data jaringan menggunakan software Wireshark dan penghitungannya menggunakan rumus parameter-parameter kinerja jaringan yang ada. Adapun kontribusi dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja jaringan sebenarnya di PT PLN Persero APJ Surakarta dan selanjutnya dapat dijadikan salah satu pertimbangan untuk melakukan pengembangan jaringan komputer untuk lebih baik.
1.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah dari penelitian ini antara lain: 1. Berapa besar hasil penghitungan delay, jitter, packet loss ratio, throughput, dan utilization dari pengukuran data yang didapat oleh software Wireshark? 2. Bagaimana hasil analisa besarnya delay, jitter, packet loss ratio, throughput, dan utilization pada jaringan MAN? 3. Bagaimana hasil analisa secara keseluruhan kinerja jaringan MAN yang dipunyai PT PLN Persero APJ Surakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
1.3. Tujuan Penulisan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan kinerja jaringan Metropolitan Area Network dengan teknologi FDDI sebenarnya dan kategori jaringan jika dilakukan perbandingan parameter-parameter jaringan dengan standarisasi ITU-T G1010 dan standariasi yang ada di PT PLN Persero APJ Surakarta.
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu pertimbangan untuk melakukan pengembangan jaringan komputer di PT PLN Persero APJ Surakarta selanjutnya.
1.5. Batasan Masalah Agar masalah yang dibahas pada penelitian ini tidak terlalu meluas dan tidak menyimpang dari topik yang ada, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut: 1. Membahas analisa kinerja jaringan Metropolitan Area Network (MAN) dengan teknologi FDDI. 2. Parameter-parameter kinerja jaringan yang dianalisa meliputi delay, jitter, packet loss ratio, throughput, dan utilization. 3. Model yang ditinjau dalam pengukuran kinerja jaringan FDDI ini adalah 12 kantor yaitu 11 kantor Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) dan satu kantor Area Pelayanan Jaringan (APJ) sebagai pusatnya .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
4. Tidak membahas algoritma routing pada jaringan FDDI. 5. Tidak membahas perangkat-perangkat keras yang dipakai pada jaringan di PT PLN Persero APJ Surakarta. 6. Proses pengukuran kinerja dilakukan pada selama sebulan dengan 3 kondisi yang berbeda yaitu kondisi jaringan kosong, normal, dan sibuk.
1.6. Metodologi Penelitian Adapun metodologi dan langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Studi pustaka Penulis mengumpulkan berbagai macam referensi dan mempelajari teori yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai berikut : a. Teori Jaringan Metropolitan Area Network (MAN) b. Teori Fiber Distributed Data Interface (FDDI) c. Spesifikasi alat pengukur kinerja jaringan yaitu software Wireshark d. Teori Pengukuran Unjuk Kerja Analisa Jaringan e. Rumus penghitungan parameter kinerja jaringan meliputi delay, jitter, packet loss ratio, throughput, dan utilization f. Standarisasi ITU-T G.1010 untuk Quality of Service (QoS)
2. Perancangan Pada tahap ini penulis menggambarkan topologi jaringan yang dilakukan penelitian, menentukan kabel yang digunakan untuk sambungan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
komputer yang digunakan untuk penelitian, mengumpulkan alamat IP yang sudah diketahui MAC Addrees masing-masing komputer di kantor dari 1 kantor pusat APJ dan 11 kantor cabang UPJ di PT PLN Persero APJ Surakarta, dan mentukan prosedur menggunakan arping di sistem operasi Linux Bactrack 5.
3. Pengumpulan Data Pada tahap ini penulis mengumpulkan data-data penelitian yang dilakukan di 12 titik yaitu 1 kantor pusat APJ dan 11 kantor cabang UPJ di PT PLN APJ Persero Surakarta selama kondisi 3 kondisi jaringan yaitu : a. Kondisi kosong : Jam 17.00 sampai 20.00 b. Kondisi normal : Jam 07.00 sampai 10.00 c. Kondisi sibuk
: Jam 11.00 sampai 14.00
Pengumpulan data jaringan menggunakan software Wireshark. Setelah hasil data sudah didapatkan, penulis melakukan pengolahan data dengan menghitung menggunakan rumus-rumus parameter kinerja jaringan yang ada.
4. Analisa data Dalam tahap ini, penulis menganalisa hasil pengolahan dari data-data jaringan yang sudah didapat. Analisa data dilakukan dengan membandingkan hasil data yang sudah diolah dengan Standarisasi ITU-T G.1010 dan standarisasi yang dipunyai PT PLN Persero APJ Surakarta untuk kinerja jaringan yang ada dan melihat perbedaan kinerja jaringan dengan 3 kondisi yaitu kosong, normal, dan sibuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
1.7. Sistematika Penulisan BAB 1
PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penulisan tugas akhir, perumusan masalah, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2
DASAR TEORI
Bagian ini menjelaskan mengenai teori yang berkaitan dengan judul tugas akhir. BAB 3
RANCANGAN PENELITIAN
Bab ini berisi gambaran umum rencana kerja penelitian, batasan penelitian, topologi jaringan yang digunakan, metode pengambilan dan penghitungan data, dan metode analisa data. BAB 4
DATA DAN ANALISA KINERJA JARINGAN METROPOLITAN
AREA NETWORK Bab ini berisi pelaksanaan pengukuran kinerja jaringan dan hasil analisa datadata kinerja jaringan. BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi beberapa kesimpulan yang didapat dan saran-saran berdasarkan hasil analisa data kinerja jaringan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
BAB 2 DASAR TEORI
2.1. Jaringan Komputer Umum
Jaringan komputer adalah himpunan interkoneksi antar 2 komputer autonomous atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireles) [1]. Bila sebuah komputer dapat membuat komputer lainnya restart, shutdown atau melakukan kontrol lainnya, maka komputer-komputer tersebut merupakan autonomous (melakukan kontrol terhadap komputer lain dengan akses penuh). Dua unit komputer dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa saling bertukar data atau informasi, berbagi resource yang dimiliki seperti file, printer, media penyimpanan (hardisk, floppy disk, cd-rom, flash disk, dan lainnya). Data yang berupa teks, audio, maupun video bergerak melalui kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna komputer dalam jaringan komputer dapat saling bertukar file, mencetak pada printer yang sama, dan
menggunakan
hardware dan software yang terhubung dalam jaringan secara bersama-sama. Tiap komputer, misal printer atau peripheral yang terhubung dalam jaringan disebut dengan node. Sebuah jaringan komputer sekurang-kurangnya terdiri dari dua unit node atau lebih, dapat berjumlah puluhan komputer, ribuan, atau bahkan jutaan node yang saling terhubung satu sama lain. Jaringan komputer menggunakan 2 sistem koneksi antar node (komputer) yaitu peer to peer dan client server.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
1. Peer to Peer Peer mempunyai arti yaitu rekan sekerja. Peer to peer network adalah jaringan komputer yang terdiri dari beberapa komputer (biasanya tidak lebih dari 10 komputer dengan 1-2 printer) dengan tiap personal computer (PC) dapat memakai resource pada PC lain atau memberikan resource untuk dipakai PC lain. Dengan kata lain, PC dapat berfungsi sebagai client maupun server pada periode yang sama. Metode peer to peer ini pada sistem Window dikenal sebagai Workgroup, di mana tiap-tiap komputer dalam satu jaringan dikelompokkan dalam satu kelompok kerja. 2. Client Server Model ini dapat diterapkan oleh para praktisi jaringan untuk jaringan lokal maupun menggunakan teknologi internet. Dalam model ini, ada suatu unit komputer yang berfungsi sebagi server yang hanya memberikan layanan bagi komputer lain, dan client yang juga hanya meminta layanan dari server. Akses dilakukan secara transparan dari client dengan melakukan login terlebih dulu ke server yang dituju.
2.1.1. Tujuan Jaringan Komputer Praktisi jaringan komputer atau pengguna membangun jaringan komputer mempunyai tujuan untuk membantu kerja [1]. Pengguna dari jaringan komputer mendefinisikan apa yang bisa didapat dari penggunaan jaringan komputer adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
1. Sharing resources Pengguna berbagi sumber yang ada dalam arti dapat digunakan secara bersama-sama seperti program, peralatan, atau peripheral lainnya, sehingga dapat dimanfaatkan setiap orang yang ada pada jaringan komputer tanpa harus terpengaruh oleh lokasi. 2. Media komunikasi Media komunikasi antar pengguna jaringan dapat membantu untuk keperluan teleconference, instant messaging, chatting, mengirim surat elektronik (e-mail) maupun mengirim informasi penting lainnya. 3. Integrasi data Integrasi data mempunyai tujuan mengharmoniskan data dari sejumlah sumber data ke dalam suatu bentuk data yang koheren. Dalam jaringan komputer, prinsip integrasi data ini dapat mencegah ketergantungan pada komputer pusat. Setiap proses data tidak harus dilakukan pada satu komputer saja melainkan dapat didistribusikan ke komputer-komputer lainnya yang ada dalam jaringan. 4. Keamanan data Sistem jaringan komputer dapat memberikan perlindungan terhadap data melalui pengaturan hak akses pengguna dan password, serta teknik perlindungan yang lainnya. 5. Web Browsing Untuk mengakses informasi yang ada pada jaringan, pengguna komputer menggunakan fasilitas web browsing. Pengguna dapat menggunakan browser
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
web (seperti Internet Explorer, Mozilla Firefox, Netscape, Opera dan yang lainnya). Browser web memungkinkan pengguna untuk keperluan browsing atau melihat informasi yang ada di dalam sebuah web server di suatu tempat di dalam internet. 6. Email End user membuat email dengan menggunakan program email client dan mengirim email ke orang tertentu. Email server membantu proses pengiriman email. 7. File Transfer Service Sejumlah file juga disimpan pada server. Server ini memungkinkan komputer (client) lain untuk menyalin banyak file dari server ke disk drive lokal pengguna dan mengganti isi file pada file server dengan file pada disk drive lokal client.
2.1.2. Jenis jenis Jaringan Komputer Secara umum jaringan komputer dibagi atas tiga jenis yaitu Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network (MAN), dan Wide Area Network (WAN) [1]. 1.
Local Area Network Local Area Network (LAN) merupakan jaringan milik pribadi di dalam
sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa ratus meter. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumber daya (resouce, misalnya printer) dan saling bertukar informasi. 2. Metropolitan Area Network Sebuah jaringan Metropolitan Area Network (MAN) adalah jaringan komputer besar yang bisanya mencakup sebuah kota atau kampus besar. Sebuah MAN biasanya dapat melakukan interkoneksi dengan sejumlah jaringan area lokal (LAN) menggunakan teknologi backbone berkapasitas tinggi, seperti link fiber optic (umumnya dikenal sebagai kabel optik), dan menyediakan layanan up-link ke jaringan luas (atau WAN) dan internet. 3. Wide Area Network Wide Area Network (WAN) merupakan jaringan komputer yang mencakup area yang besar, sebagai contoh yaitu jaringan komputer antar wilayah, kota, atau bahkan negara. WAN digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal maupun jaringan luas yang satu dengan jaringan yang lainnya, sehingga pengguna atau komputer di lokasi atau wilayah yang satu dapat berkomunikasi dengan pengguna dan komputer di lokasi atau wilayah yang lain.
2.2. Standar Jaringan Metropolitan Area Network Metropolitan Area Network (MAN) pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya memakai teknologi yang sama dengan LAN [3]. Jaringan MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang berdekatan dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi maupun swasta atau umum. Jaringan MAN biasanya mampu menunjang data dan suara, bahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel. MAN hanya memiliki satu atau dua buah kabel dan tidak mempunyai elemen switching, yang berfungsi untuk mengatur paket melalui beberapa output kabel. Elemen switching membuat rancangan menjadi lebih sederhana. Alasan utama memisahkan MAN sebagai kategori khusus adalah telah ditentukannya standar untuk MAN dan standar ini sekarang sedang diimplementasikan. Standar tersebut disebut Distributed Queue Dual Bus (DQDB) atau 802.6 menurut standar IEEE. DQDB terdiri dari dua buah kabel unidirectional dengan semua komputer dihubungkan, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1. Setiap topologi jaringan bus mempunyai sebuah head end yaitu perangkat untuk memulai aktivitas transmisi. Lalu lintas yang menuju komputer yang berada di sebelah kanan pengirim menggunakan bus bagian atas. Lalu lintas ke arah kiri menggunakan bus yang berada di bawah.
Gambar 2.1. Arsitektur MAN DQDB [4]
2.3. Layer pada Jaringan Metropolitan Area Network Open System Interconnection (OSI) adalah model atau acuan arsitektural utama untuk network yang mendeskripsikan bagaimana data dan informasi network dikomunikasikan dari sebuah aplikasi komputer ke aplikasi komputer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
lain melalui sebuah media transmisi [5]. OSI mempermudah pengertian, penggunaan, desain, pengolahan data, dan keseragaman standar vendor, dan juga sebagai panduan bagi vendor agar device dapat berjalan di jaringan komputer. Standar LAN dan MAN ditekankan pada dua lapisan OSI yang paling bawah, yaitu lapisan fisik dan data link [4]. Lapisan fisik mencakup spesifikasi media transmisi, topologi, serta fungsi pengkodean sinyal, sinkronisasi, dan pengiriman atau penerimaan bit. Sedangkan
lapisan
data link, merupakan
fungsi yang berhubungan dengan Logical Link Control (LLC) dan Media Acces Control
(MAC). Namun bukan berarti MAN tidak berhubungan ke layer
lainnya tetapi berhubungan secara tidak langsung dengan lapisan lainnya.
2.3.1. Layer Fisik Layer fisik (physical layer) merupakan layer atau lapisan paling bawah dari konsep model referensi pertukaran data jaringan [5]. Tanggung jawab utama dari layer ini hanya berkisar pada fungsi pengaturan interface, seperti bagaimana teknik transmisi dan bagaimana bentuk-bentuk interkoneksi secara fisik. Layer fisik dalam setiap definisi jaringan selalu berhubungan dengan karakteristik modulasi dan pensinyalan data serta proses transmisi dari bit bit dasar melalui kanal komunikasi. Layer fisik berfungsi dalam pengiriman raw bit ke channel komunikasi. Masalah desain yang harus diperhatikan di sini adalah memastikan bahwa bila satu sisi mengirim data bit 1, maka data tersebut harus diterima oleh sisi lainnya sebagai bit 0 pula, dan bukan bit 0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
2.3.2. Layer Data Link Layer kedua yaitu lapisan data atau data link layer, berisi ketentuan yang mendukung sambungan fisik seperti penentuan biner 0 dan 1, penentuan kecepatan,
penentuan biner tersebut, dan lainnya agar sambungan jaringan
komputer bisa berjalan baik [5]. Dengan kata lain, data link layer menterjemahkan sambungan fisik menjadi sambungan data. Tugas utama data link layer adalah sebagai fasilitas transmisi raw data dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Sebelum diteruskan ke network layer, data link layer melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim memecah-mecah data input menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte). Terjadinya noise atau gangguan pada saluran dapat merusak frame. Perangkat lunak data link layer pada mesin sumber dapat mengirim kembali frame yang rusak tersebut. Akan tetapi, transmisi frame sama secara berulangulang bisa menimbulkan duplikasi frame. Frame duplikat perlu dikirim apabila acknowledgement frame dari penerima yang dikembalikan ke pengirim telah hilang. Tergantung pada layer inilah untuk mengatasi masalah-masalah yang disebabkan rusaknya, hilangnya, dan duplikasi frame. Data link layer menyediakan beberapa kelas layanan bagi network layer. Kelas layanan ini dapat dibedakan dalam hal kualitas dan harganya. Masalahmasalah lainnya yang timbul pada data link layer (dan juga sebagian besar layer layer di atasnya) adalah mengusahakan kelancaran proses pengiriman data dari pengirim yang cepat ke penerima yang lambat. Mekanisme pengaturan lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
lintas data harus memungkinkan pengirim mengetahui jumlah ruang buffer yang dimiliki penerima pada suatu saat tertentu. Seringkali pengaturan aliran dan penanganan error ini dilakukan secara terintegrasi. Jaringan broadcast memiliki masalah tambahan pada data link layer. Masalah tersebut adalah dalam hal mengontrol akses ke saluran yang dipakai bersama. Untuk mengatasinya, data link layer menggunakan sublayer khusus, yang disebut medium access sublayer.
2.4. Topologi Jaringan Dasar Metropolitan Area Network Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer yang satu dengan komputer lainnya sehingga membentuk jaringan. Topologi jaringan yang saat ini yang digunakan umumnya untuk implementasi jaringan MAN adalah bus, star dan ring. 2.4.1. Topologi Bus Pada topologi bus, semua terminal terhubung ke jalur komunikasi [6]. Informasi yang dikirim akan melewati semua terminal pada jalur tersebut. Jika alamat yang tercantum dalam data atau informasi yang dikirim sesuai dengan alamat terminal yang dilewati, maka data atau informasi tersebut akan diterima dan diproses oleh penerima data atau informasi. Untuk sebaliknya, jika alamat tersebut tidak sesuai, maka informasi tersebut akan diabaikan oleh terminal yang dilewati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Gambar 2.2. Topologi Bus [6]
2.4.2. Topologi Star Topologi star dirancang sedemikian, sehingga seluruh komputer dan peralatan lain terhubung secara langsung pada suatu pusat jaringan yang berupa switch, hub, atau konsentrator [6]. Hub bertindak sebagai pengelola dan pengendali semua fungsi dalam jaringan. Hub juga berfungsi sebagai repeater aliran data. Data pada jaringan bertopologi star selalu melintasi hub atau konsentrator sebelum melanjutkan ke tujuan akhirnya.
Gambar 2.3. Topologi Star [6]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
2.4.3. Topologi Ring Metode token ring (sering disebut ring saja) adalah cara menghubungkan komputer sehingga berbentuk ring (lingkaran) [6]. Setiap simpul mempunyai tingkatan yang sama. Jaringan akan disebut sebagai loop, data dikirimkan ke setiap simpul dan setiap informasi yang diterima simpul diperiksa alamatnya apakah data itu untuknya atau bukan.
Gambar 2.4. Topologi Ring [6]
2.5. Definisi Fiber Distributed Data Interface Fiber Distributed Data Interface (FDDI) merupakan standar American National Standards Institute (ANSI) yang mendefinisikan operasi ganda Token ring LAN pada 100 Mbps melalui media serat optik [7]. Hal ini digunakan terutama untuk tulang punggung perusahaan dan operator. Pada tahun 1990 teknologi ini luas digunakan sebagai backbone untuk membangun jaringan LAN dan MAN. Token Ring dan FDDI mempunyai beberapa karakteristik yang sama token passing dan arsitektur cincin. Teknologi ini juga memunculkan teknologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
jaringan lain. Tembaga Distributed Data Interface (CDDI) adalah implementasi dari protokol FDDI yang menggunakan media transmisi STP dan UTP kabel. CDDI mentransmisikan melalui jarak yang relatif pendek (sekitar 100 meter) dan menyediakan kecepatan data dari 100 Mbps menggunakan cincin ganda arsitektur untuk memberikan redundansi. Token passing adalah salah satu teknik untuk menentukan urutan node secara distribusi yang memerlukan sinkronisasi. Token berupa bit pattern (panjang beberapa bit) yang berputar mengelilingi ring dari node ke node. Node yang memperoleh token berarti memiliki akses ekslusive untuk mengirim pesan melalui saluran. Bila pesan telah sampai tujuan maka token akan kembali lagi ke node pengirim untuk memastikan informasi sudah sampai pada tujuan. Hal ini tidak effisien karena selama waktu perputaran tersebut saluran tidak dapat dipakai oleh node lainnya. Token akan dilepas lagi kalau sudah selesai mengirim pesan.
Gambar 2.5. Token Format [7] Keterangan : PA — Preamble: 4 atau lebih simbol dengan keadaan idle. SD — Starting Delimiter: Disimbolkan 'J' dan 'K'. FC — Frame Control: 2 simbol menunjukkan type token ED — Ending Delimiter: ditunjukkan 2 simbol 'T'
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Teknologi jaringan FDDI mempunyai keunggulan cepat, handal, dan menangani banyak data dengan baik tetapi mempunyai masalah utama dalam penggunaan kabel serat optik yang dikenal harganya mahal. FDDI didukung bandwidth tinggi dan jarak lebih besar dari tembaga.
Gambar 2.6. FDDI Dual Ring [7]
2.6. Arsitektur Fiber Distributed Data Interface FDDI menggunakan arsitektur dual ring. Lalu lintas di setiap cincin mengalir dalam arah berlawanan (disebut counter rotating) [7]. Dual ring terdiri dari primer dan cincin sekunder. Selama operasi normal, cincin primer digunakan untuk transmisi data, dan cincin sekunder masih menganggur. Tujuan utama dari cincin ganda adalah untuk memberikan kehandalan dan ketahanan. Salah satu karakteristik unik dari FDDI adalah bahwa ada beberapa cara untuk menghubungkan perangkat ke ring. FDDI mendefinisikan tiga jenis perangkat yaitu: 1. Lampiran Stasiun Tunggal (SAS) seperti personal computer (PC), 2. Lampiran Stasiun Ganda (DAS) seperti server dan router 3. Konsentrator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
Untuk konsentator yang digunakan pada jaringan FDDI sering disebut konsentrator ganda terpasang atau DAC. Sebuah konsentrator FDDI (juga disebut dual attachment concentrator (DAC) adalah blok bangunan dari sebuah jaringan FDDI. Itu menempel langsung ke kedua cincin primer dan sekunder dan memastikan bahwa kegagalan atau power down dari setiap stasiun lampiran tunggal (SAS) tidak menjatuhkan cincin. Hal ini sangat berguna ketika PC, atau perangkat sejenis yang sering bertenaga dan mematikan, terhubung ke cincin [6].
Gambar 2.7. Perangkat-perangkat FDDI [7]
2.7. Media Transmisi Fiber Data Distributed Interface Dalam membangun jaringan atau dalam melakukan maintance jaringan menggunakan beberapa media untuk melakukan transmisi data atau pertukaran data [6]. Adapun media transmisi yang sering digunakan dalam jaringan MAN adalah coaxial cable, twisted pair wire cable, fiber optic cable, dan jaringan tanpa kabel. Jaringan FDDI menggunakan media transmisi utama fiber optic cable atau kabel optik atau serat kaca atau serat optik. Fiber optic cable adalah kabel serat yang menggunakan cahaya sebagai sinyal data, memiliki kecepatan transmisi data yang sangat tinggi dibandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
jenis kabel lainnya, serta bebas dari gangguan derau. Kabel ini sangat handal tetapi harganya sangat mahal dibandingkan jenis kabel lainnya. Ada 2 jenis kabel serat optik ini yaitu 100 BaseFX dan 1000 BaseLX. Data yang ditransmisikan melalui fiber optic berbentuk sinyal cahaya, sehingga untuk melindungi cahaya agar tidak terpendar kemana-mana. Fiber optic disusun menjadi tiga bagian, yaitu core, cladding, dan buffer coating.
Gambar 2.8. Bagian Serat Optik [8]
1. Bagian Inti (core), merupakan bagian lintasan yang dilewati cahaya. 2. Bagian Kelongsong (cladding), berfungsi untuk merefleksikan cahaya yang akan memantul keluar, balik kembali ke dalam bagian inti (total internal reflection). Meskipun sinyal dapat dipantulkan kembali ke dalam core oleh cladding, jika jarak transmisi terlalu jauh dan sering terjadi pembengkokan dalam serat, maka sinyal akan mengalami pelemahan. Batasan toleransi dalam memasang kabel serat optik agar kualitas sinyal tetap terjaga, bisa dilihat pada Tabel 2. 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Table 2. 1 Toleransi Kabel Serat Optik [7] Panjang gelombang
Toleransi / KM
850 nm
60 – 70 %
1550 nm
50% - 60 %
1550 nm (premium)
< 10 %
3. Bagian Buffer Coating merupakan pelindung plastik untuk core dan cladding.
Gambar 2.9. Penampang Serat Optik [9]
Selain menggunakan media transmisi kabel serat optik, jaringan FDDI juga menggunakan media tranmisi dengan spesifikasi Cooper Distributed Data Interface. Adapun keuntungan dari kabel optik daripada tembaga dilihat dari segi keamanan, kehandalan, kecepatan, dan jarak transmisi akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Keamanan Kabel serat atau optik tidak memancarkan gelombang listrik tidak seperti kabel lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
2. Kehandalan Kabel optik handal dan kebal terhadap electrical interference dari pengaruh
frekuensi
radio
(radio
frequency
interference
(RFI))
dan
electromagnetic interference (EMI). 3. Kecepatan Dalam hal kecepatan, kabel optik lebih diunggulkan dari pada tembaga. Hal ini dikarenakan kabel optik mendukung lebar pita transmisi yang lebih besar daripada tembaga walaupun tembaga dan kabel optik mempunyai standar kecepatan 100 Mbps. 4. Jarak tranmisi lebih jauh Teknologi kabel optik memungkinkan rentang sepanjang lebih dari 2 km antar stasiun dengan menggunakan multi mode fiber dan akan lebih panjang lebih dari 100 km jika menggunakan single mode. FDDI mendefinisikan dua tipe kabel serat yang digunakan sebagai media transmisi yaitu : 1. Single Mode Fiber Kabel optik single mode memungkinkan hanya satu mode cahaya untuk penghantaran melalui serat. (Sebuah mode adalah sebuah cahaya yang masuk dalam fiber pada sudut pantulan tertentu.) 2. Multi Mode Fiber Serat multi mode memungkinkan beberapa mode cahaya yang dirambatkan melalui kabel serat. Gambar di bawah ini menunjukkan single mode fiber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
menggunakan sebuah sumber cahaya laser dan multi mode fiber menggunakan sumber cahaya light emitting diodes (LED).
Gambar 2.10. Single Mode dan Multi Mode [9]
Serat single mode menyediakan kapasitas lepar pita transmisi yang lebih besar dan rentang panjang kabel serat yang lebih jauh daripada multi mode fiber. Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa mode perambatan cahaya pada kabel serat yang dapat menghantarkan pada jarak yang berbeda-beda (tergantung pada besarnya sudut pantulan). Kondisi tersebut menyebabkan setiap cahaya datang di tujuan pada waktu yang berbeda atau sering disebut dengan modal dispersion. Kabel optik single mode seringkali digunakan untuk menghubungkan antar gedung, sedangkan kabel serat multi mode sering kali digunakan untuk menghubungkan ruang atau lantai dalam satu gedung. Kabel serat multi mode menggunakan light emitting diodes (LEDs) sebagai alat untuk menghasilkan cahaya, sedangkan single mode secara umum menggunakan sinar laser. 2.8. Spesifikasi Fiber Distributed Data Interface Teknologi FDDI mempunyai 4 spesifikasi seperti pada gambar berikut ini. Gambar 2.11 menunjukkan hubungan spesifikasi satu dengan spesifikasi lainnya dan dengan sublapisan Logical Link Control [9].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Gambar 2.11. Spesifikasi FDDI Standars [9]
1. Media Access Control Spesifikasi Media Acces Control (MAC) mendefinisikan bagaimana suatu media transmisi diakses, termasuk definisi format frame, penanganan token, pengalamatan, algoritma perhitungan Cyclic Redundancy Check (CRC), dan mekanisme error recovery [9]. 2. Physical Layer Protocol Spefisikasi Physical Layer Protocol (PHY) mendefinisikan prosedur encoding atau decoding data, kebutuhan clock, framing, dan fungsi lainnya. 3. Physical Medium Dependent Physical Medium Dependent (PMD) mendefinisikan karakteristik media trasmisi, link fiber optic, level listrik, bit error rates, komponen optik, dan konektor yang dibutuhkan. 4. Station Management Spesifikasi Station Management (SMT) mendefinisikan konfigurasi stasiun FDDI, konfigurasi ring, dan kontrol terhadap ring, termasuk penambahan dan pengurangan stasiun baru, inisialisasi, perlindungan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
kegagalan, dan recovery, penjadwalan, dan koleksi data statistik tentang jaringan FDDI. FDDI dalam model OSI mempunyai kedudukan yang sama dengan IEEE 802.3 Ethernet dan IEEE 802.5 token ring dalam relasinya dengan model OSI. Hal ini ditunjukkan dapat pada gambar 2.9 yaitu hubungan spesifikasi FDDI dan hubungannya dengan model OSI.
Gambar 2.12. Spesfikasi FDDI dengan Model OSI [9]
2.9. Format Frame Fiber Distributed Data Interface Frame adalah sebuah satuan informasi logical yang dikirimkan oleh layer data link melalui sebuah medium transmisi [7]. Format dari frame FDDI ini hampir mirip dengan token ring, ada 2 jenis format frame yang digunakan dalam jaringan FDDI, yaitu frame data dan token. Berikut ini akan dijelaskan masingmasing frame data dan token dalam bentuk gambar seperti berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Gambar 2.13. Format Frame Data [7]
Keterangan dari masing-masing field adalah sebagai berikut : 1. Preamble Preamble mempunyai fungsi mempersiapkan tiap node untuk dapat menerima frame. 2. Start Delimiter Start delimiter mempunyai fungsi menandai awal suatu frame berupa pola bit yang tidak akan pernah muncul dalam field yang lain. 3. Frame Control Frame control mengindikasikan ukuran dari field address, menunjukkan apakah frame memuat data sinkron atau asinkron, dan informasi kontrol lainnya. 4. Destination Address Destination address memuat alamat node tunggal (unicast), sekelompok node (multicast) atau semua node (broadcast). 5. Source Address Source address mengidentifikasikan satu node yang mengirimkan frame. 6. Data Data memuat informasi kontrol atau informasi dari dan untuk protokol di layer atas FDDI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
7. Frame Check Sequence Node sumber mengisi field ini dengan hasil perhitungan Frame Check Sequence (FCS) terhadap isi frame. Node tujuan kemudian akan menghitung ulang nilai FCS ini dan membandingkannya dengan isi field FCS pada frame untuk menentukan apakah frame tersebut mengalami kerusakan atau tidak. Jika terdeteksi adanya kerusakan, maka frame akan dibuang. 8. End Delimiter End Delimiter bertindak sebagai pola bit khusus yang menandai akhir suatu frame. 9. Frame Status Informasi dalam field ini memungkinkan node sumber mengetahui terjadinya error dikenali atau tidaknya alamat dan diterima atau tidaknya frame tersebut oleh node tujuan (dipengaruhi misalnya oleh kondisi buffer dari node penerima). FDDI menggunakan pensinyalan 4B/5B. Setiap 4bit data akan dikodekan terlebih dahulu menjadi 5bit sebelum dikirimkan.
2.10. Media Acces Control Fiber Distributed Data Interface FDDI menggunakan strategi token passing, serupa dengan token ring [7]. Jaringan yang menggunakan strategi token passing akan mengedarkan frame kecil bernama token. Suatu node hanya boleh mengirimkan data jika telah terlebih dahulu ‗menangkap‘ dan menahan token. Jika suatu node yang menerima token tidak memiliki data yang hendak dikirim, maka token akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
diberikan kepada node di sebelahnya (urutan setelahnya). Tiap node boleh menahan token selama rentang waktu maksimal tertentu, tergantung dari teknologi yang digunakan. Sebelum mengirimkan data, node yang telah ‗menangkap‘ token akan mengubah satu bit dari token. Token tersebut kemudian akan menjadi pola start of frame. Selanjutnya, node akan menambahkan informasi yang akan dikirimkan kepada token (yang telah diubah) dan mengirimkannya ke node berikutnya dalam ring. Jika jaringan mendukung FDDI mendukung early token release, sehingga begitu selesai mengirimkan data, suatu node akan langsung melepas token. Dengan demikian dalam jaringan FDDI tidak akan pernah terjadi collision. Frame informasi akan berkeliling di jaringan hingga mencapai node tujuan, yang kemudian akan menyalin informasi tersebut. Frame informasi asli akan meneruskan perjalanannya hingga tiba kembali di node sumber. Node sumber inilah yang bertanggung jawab dan berhak untuk membuang frame tersebut dari jaringan. Node sumber dapat menentukan apakah frame tersebut telah diterima dengan baik dan disalin oleh node tujuan atau tidak dengan melihat informasi pada field status. Tidak seperti jaringan CSMA/CD (contoh : Ethernet), jaringan token passing bersifat deterministik. Ini berarti pada jaringan ini dapat ditentukan waktu tunggu maksimal untuk tiap node sebelum akhirnya dapat mengirim data. FDDI tidak hanya menjamin pemerataan hak akses ke jaringan, lebih jauh lagi penggunaan dual ring menjadikannya jaringan yang handal (jika ada satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
bagian dari ring yang tidak berfungsi, maka ring dapat beradaptasi sedemikian rupa dengan penggunaan ring sekunder sehingga fungsi jaringan tidak terganggu).
2.11. Pengalokasian Bandwidth pada Fiber Distributed Data Interface FDDI memiliki kemampuan untuk mengalokasikan bandwidth jaringan secara real time, sehingga sangat ideal untuk mendukung berbagai jenis aplikasi [10].
FDDI mendefinisikan dua jenis trafik yaitu sinkron dan asinkron
(meskipun penggunaan kedua istilah ini agak rancu). 1. Trafik sinkron a. Trafik sinkron adalah trafik yang sensitif terhadap delay. b. Trafik sinkron dapat mengkonsumsi sebagian dari total bandwidth jaringan FDDI (100 Mbps), sementara sisanya diperuntukan bagi trafik asinkron. c. Bandwidth sinkron dialokasikan untuk node node yang membutuhkan layanan transmisi secara kontinyu (misal : transmisi suara dan video). d. Spesifikasi SMT pada FDDI mendefinisikan skema penawaran terdistribusi untuk pengalokasian bandwidth FDDI. 2. Trafik asinkron a. Trafik asinkron adalah trafik yang lebih sensitif terhadap throughput dibanding delay (misal : trafik dari aplikasi file transfer). b. Bandwidth asinkron dialokasikan dengan menggunakan skema prioritas delapan level. Tiap node akan diberi level prioritas asinkron.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
c. FDDI memiliki fasilitas khusus dimana tiap node berhak untuk menggunakan seluruh bandwidth asinkron dalam rentang waktu terbatas. d. Mekanisme prioritas FDDI dapat mengeluarkan node yang tidak dapat menggunakan bandwidth sinkron dan hanya memiliki prioritas asinkron sangat kecil.
2.12. Mekanisme Kegagalan Fiber Distributed Data Interface FDDI dalam mendukung kehandalannya, menggunakan mekanisme untuk mendukung toleransi kegagalan pada jaringan FDDI [9]. Ada beberapa mekanisme yaitu dual ring, optical bypass switch, dan dual homing. 1. Dual Ring Dual ring adalah kemampuan utama dari FDDI untuk menangani kegagalan pada jaringannya. Jika sebuah stasiun pada dual ring gagal atau mati, atau kabel rusak, konfigurasi dual ring secara otomatis melakukan ―wrapped‖ (kembali ke dirinya sendiri) menjadi satu ring. Ketika ring di ―wrapped‖, topology dual-ring menjadi topology single-ring.
Gambar 2.14. Wrapped Ring [9]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Kondisi kondisi pada saat dual ring menerapkan mekanisme wrapped ring. a. Ring Recovery after a Station Failure Ketika sebuah stasiun mengalami kegagalan, perlengkapan yang berada di kedua sisinya akan dilakukan
―wrap‖ membentuk ring tunggal. Operasi
jaringan akan dilanjutkan kembali untuk stasiun yang masih terhubung pada ring. b. Ring Recovery after a Cable Failure Ketika kabel mengalami kegagalan, peralatan yang berada di kedua ujungya akan melakukan ―wrap‖. Dan kemudian jaringan beroperasi kembali. c. Recovery after Multiple Faults Ketika dua atau lebih kegagalan terjadi, ring FDDI dibagi menjadi dua atau lebih ring yang independen yang tentu saja tidak memungkinkan satu ring dengan ring lainnya saling terinterkoneksi. 2. Dual Homing Perlengkapan penting seperti router atau mainframe dapat menggunakan teknik dual-homing yang menyediakan tambahan perlengkapan yang serupa untuk mendukung operasi yang kritis. Dalam situasi dual-homing, perlengkapan yang kritis dihubungkan ke dua concentrator. Satu pasang sambungan concentrator dinyatakan sebagai sambungan aktif, dan pasangan lainnya dinyatakan sebagai passive. Sambungan passive akan terus berada pada status backup sambungan, sampai sambunan primer dinyatakan gagal. Ketika hal ini terjadi, sambungan passive secara otomatis diaktifkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Gambar 2.15. Dual Homing [9]
3. Optical Bypass Switch Sebuah optical bypass switch menyediakan operasi dual ring secara berkelanjutan jika sebuah perangkat pada dual ring mati atau gagal.
2.13. Parameter Pengukuran Layanan Fiber Distributed Data Interface Parameter yang digunakan dalam analisa jaringan FDDI adalah Quality of Service (QoS). QoS merupakan kemampuan untuk memberikan prioritas yang berbeda untuk berbagai aplikasi, pengguna, atau aliran data,atau untuk menjamin tingkat kinerja tertentu ke aliran data [11]. Parameter yang termasuk QoS adalah delay, jitter, packet loss ratio, throughput, dan utilization. 1. Delay Delay (latency) adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang lama [12]. Rata-rata delay dapat dihitung menggunakan persamaan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
2. Jitter Jitter atau variasi kedatangan paket, hal ini diakibatkan oleh variasi-variasi dalam panjang antrian, dalam waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang paket-paket di akhir perjalanan jitter. Jitter lazimnya disebut variasi delay, berhubungan erat dengan latency, yang menunjukkan banyaknya variasi delay pada taransmisi data di jaringan. Delay antrian pada router dan switch dapat menyebabkan jitter. Untuk menghitung jitter menggunakan persamaan :
Total variasi delay diperoleh dari penjumlahan : (delay 2 - delay 1) + (delay 3-delay 2) + ......... + (delay n - delay ( n-1) ). 3. Packet Loss Ratio Packet Loss Ratio, merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang. Paket-paket yang hilang terjadi dikarenakan collision dan congestion pada jaringan. Hal ini berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisi akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi tersebut. Umumnya, perangkat jaringan memiliki buffer untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti yang cukup lama, buffer akan penuh, dan data baru tidak akan diterima dan kualitas jaringan akan menurun. Satuan packet loss ratio adalah prosentase. Persamaan untuk menghitung packet loss ratio adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
4. Throughput Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bit per seconds/bps atau byte per seconds/Bps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut.
5. Link Utilization Tiap link memiliki laju data maksimum yang dikenal dengan access rate (bandwidth) [13]. Link utilization adalah gambaran sederhana dari throughput pada suatu link yang diekspresikan sebagai persentase dari access rate link/bandwidth tersebut.
Sesuai dengan persamaan 2.5, utilization berbanding lurus dengan throughput sehingga semakin tinggi throughput maka semakin tinggi pula utilization. Besarnya nilai delay dan jitter akan sangat dipengaruhi oleh variasi beban trafik dan besarnya antrian antar paket (congestion) yang ada pada saat pengiriman paket paket data [13]. Semakin besar beban trafik di dalam jaringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya congestion dengan demikian nilai delay dan jitter akan semakin besar. Semakin besar nilai delay dan jitter akan mengakibatkan nilai kualitas jaringan akan semakin turun. Hal ini mempunyai pengaruh untuk parameter throughput dan utilization. Adapun pengaruhnya yaitu semakin besar nilai delay dan jitter, maka throughput dan utilization semakin kecil.
2.14. Alat Pengukuran 2.14.1. Arping Tool arping diciptakan oleh Thomas Habets [14]. Arping adalah tool yang bekerja di Linux yang digunakan untuk mengirim permintaan paket ARP (Address Resolution Protocol) ke host tujuan di jaringan lokal untuk melakukan konektivitas dengan alamat MAC Address yang dituju. Arping beroperasi pada layer 2 yaitu layer data link dr model OSI. Penggunaan tool ini pada dasarnya untuk
menguji apakah alamat IP dengan alamat MAC Address tertentu
digunakan dan dalam kondisi ―online‖ di jaringan. Paket ARP bersifat non routable, sehingga hanya dapat bekerja di jaringan lokal tidak berlaku jika menggunakan arping untuk tujuan alamat di internet. Banyak distribusi Linux termasuk Backtrack mempunyai tool arping secara default.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
2.14.2. Wireshark Dalam penelitian ini, penulis menggunakan software Wireshark. Wireshark adalah sebuah Network Packet Analyzer akan mencoba ―menangkap‖ paket paket jaringan dan berusaha untuk menampilkan semua informasi di paket tersebut sedetail mungkin [15]. Network Packet Analyzer sebagai alat untuk memeriksa apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam kabel jaringan, seperti halnya voltmeter atau tespen yang digunakan untuk memeriksa apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam sebuah kabel listrik. Wireshark adalah salah satu tool gratis (dan bahkan open source) terbaik untuk menganalisa paket jaringan. Untuk instalasi Wireshark tidak memerlukan perlakuan tambahan apa-apa. Pada saat instalasi Wireshark diminta penginstal WinPcap, apabila tidak mempunyai WinPcap tidak akan bisa melakukan capsture menggunakan Wireshark.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Gambar 2.16. Screenshoot Software Wireshark
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Pada penelitian ini, penulis melakukan analisa performansi jaringan Metropolitan Area Network dengan teknologi FDDI. Performansi jaringan dihitung dari kualitas Quality of Service(QoS) dengan parameter delay, jitter, packet loss ratio, throughput, dan utilization menggunakan software Wireshark.
3.2. Tempat dan Waktu Penilitian 3.2.1 Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian ini di kantor Sistem Teknologi Informasi (STI) PT PLN Persero Area Pelayanan Jaringan (APJ) Surakarta.
3.2.2 Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian ini pada tanggal 25 Juli 2012 sampai dengan 25 Agustus 2012.
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
3.3. Alat untuk Penelitian Penulis melakukan penelitian dengan menyiapkan beberapa alat baik software maupun hardware. Alat-alat yang digunakan penulis adalah sebagai berikut: 1. Hardware a.
Komputer
b.
Kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) untuk menghubungkan ke converter Fiber Optic-Unshielded Twisted Pair (FO-UTP).
2. Software a.
Sistem Operasi Backtrack 5
b.
Software Network Analysis Tool yaitu Wireshark.
3.4. Skenario Penelitian Penulis melakukan beberapa langkah dalam proses analisa jaringan MAN secara umum seperti berikut : 1. Penulis melakukan survey kepada 30 karyawan untuk mengetahui kondisi jaringan meliputi kecepatan jaringan, waktu jaringan lambat dan cepat, dan banyaknya pengguna masing-masing kantor. 2. Penulis melakukan analisa kondisi jaringan di PT PLN Persero APJ Surakarta untuk mengetahui trafik jaringan, topologi jaringan, dan penempatan komputer yang digunakan untuk penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
3. Penulis melakukan analisa beban kerja jaringan dan beberapa kategori protokol jaringan yang sedang berjalan yaitu : a.
Layanan web yang menggunakan protokol HTTP (port 8080).
b.
Layanan email yang menggunakan protokol SMTP (port 242).
4. Penulis menggunakan metode Fixed Daily Measurement Interval (FDMI) dalam melakukan penelitian ini. FDMI adalah metode pengukuran trafik jaringan dengan selang waktu pada saat beban kerja tertinggi dan terendah dapat diidentifikasi dan selama selang waktu tersebut dilakukan pengukuran trafik jaringan [17]. 5. Penulis menggunakan software Wireshark untuk melakukan pengukuran parameter kinerja jaringan. 6. Setelah mendapatkan hasil dari pengukuran parameter delay, jitter, packet loss ratio, throughput, dan utilization, penulis mengolah data tersebut.
3.5. Model Jaringan Dari analisa lingkungan trafik jaringan, penulis dapat memodelkan topologi jaringan yang dilakukan penelitian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
LAN Wireless Access Point
Gateway Router APJ Surakarta Gateway Router UPJ Surakarta Kota Gateway Router UPJ Grogol
Gateway Router UPJ Palur Gateway Router UPJ Kartasura
Jaringan FDDI
Gateway Router UPJ Manahan
Gateway Router UPJ Sragen
Secondary Ring
Gateway Router UPJ Sumberlawang
Primary Ring Gateway Router UPJ Karanganyar
Gateway Router UPJ Sukoharjo Gateway Router UPJ Wonogiri Gateway Router UPJ Jatisrono
Gambar 3.1. Model Jaringan PT PLN Persero APJ Surakarta Penjelasan masing-masing kantor ditunjukkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Daftar Kantor Kantor APJ Surakarta
Alamat Gateway Router Kantor 10.4.30.1
UPJ Surakarta Kota
10.4.31.1
UPJ Sragen
10.4.34.1
UPJ Manahan
10.4.40.1
UPJ Sumberlawang
10.4.35.1
UPJ Karanganyar
10.4.39.1
UPJ Sukoharjo
10.4.38.1
UPJ Wonogiri
10.4.36.1
UPJ Jatisrono
10.4.37.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Kantor UPJ Kartasura
Alamat Gateway Router Kantor 10.4.33.1
UPJ Palur
10.4.32.1
UPJ Grogol
10.4.41.1
Model jaringan yang dianalisa mempunyai satu kantor APJ Surakarta yang merupakan kantor pusat dan 11 kantor UPJ yang tersebar di masing-masing daerah. Konfigurasi topologi jaringan menggunakan topologi ring.
3.6. Batasan Penelitian Untuk lebih memfokuskan pada penelitian, penulis menentukan beberapa batasan dalam melakukan pengukuran kinerja jaringan. Batasan-batasan yang digunakan penulis sebagai berikut : 1. Pengukuran yang dilakukan tidak mempertimbangkan kondisi eksternal yang ada dalam jaringan FDDI, misalnya gangguan pada media transmisi. 2. Pengukuran melalui dengan memposisikan sebagai client di kantor APJ Surakarta. 3. Pengukuran melibatkan jaringan Local Area Network (LAN) yang dimiliki APJ Surakarta. 4. Pengukuran kinerja jaringan dilakukan dari kantor 1 sampai kantor 12 secara bergantian. 5. Besar bandwidth 2,048 MBps.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
6. Kecepatan akses perangkat kantor yang digunakan adalah 1,66 Ghz. 7. Panjang frame yang digunakan untuk penelitian sebesar 60 bytes.
3.7. Metode Pengambilan Data 3.7.1 Delay Pengukuran delay dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur arping di Backtrack 5 ke masing-masing kantor secara bergantian. Penulis memposisikan sebagai client di kantor 1 sebagai titik tumpuan untuk melakukan prosedur arping. Arping kantor dilakukan dengan melakukan urutan arping dari client di kantor 1 ke kantor 2 dan selanjutnya sampai kantor 12. Prosedur ini dilakukan secara bergantian dengan alamat ip yang berbeda di 12 kantor. Prosedur arping kantor ini menggunakan service ARP untuk pengukuran di layer data link. Software wireshark yang digunakan dalam penelitian ini akan menangkap total waktu yang dibutuhkan dalam melakukan transmisi frame. Hasil data jaringan yang ditangkap software kemudian akan dihitung menggunakan rumus 2.1 yang ada di bab 2 untuk mendapatkan masing-masing delay.
3.7.2 Jitter Penulis mengukur jitter menggunakan software wireshark jaringan. Prosedur yang dilakukan penulis adalah melakukan arping kantor dari kantor 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
sebagai client sampai kantor 12 dan secara bergantian untuk masing-masing kantor. Software wireshark akan mencatat banyaknya total selisih delay n dengan delay n-1 berikutnya saat melakukan transmisi frame. Data jaringan yang ditangkap wireshark kemudian akan dilakukan penghitungan dengan rumus 2.2 di bab 2 untuk masing-masing jitter.
3.7.3 Packet Loss Ratio Pada penelitian ini, penulis melakukan pengukuran besarnya packet loss ratio dengan prosedur arping mengirimkan 100 jumlah frame yang mempunyai panjang 60 bytes dari kantor 1 sebagai pusat ke kantor lainnya dan secara bergantian untuk masing-masing kantor. Penulis membaca sejumlah paket yang mengalami gagal pengiriman/drop dari sejumlah paket yang dikirim. Packet loss ratio dihitung dengan rumus 2.3 di bab 2 yang dinyatakan dalam prosentase yaitu perbandingan jumlah packet yang mengalami drop dengan jumlah packet yang dikirim.
3.7.4 Throughput Pengukuran throughput dilakukan dengan prosedur arping kantor dari kantor 1 sebagai client sampai kantor 12 dan secara bergantian untuk masingmasing kantor. Software wireshark menangkap data jaringan yaitu berapa jumlah frame yang dikirim dan variable kurun waktu penerimaan. Jika panjang tiap frame yang datang di masing-masing kantor s bytes maka payload dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
frame s-18 byte. Penulis menangkap data jaringan dengan jumlah frame bervariasi dan panjang frame 60 bytes. Penghitungan throughput ini menggunakan rumus 2.4 di bab 2.
3.7.5 Utilization Pada penelitian ini, penulis melakukan pengukuran besarnya utilization dengan terlebih dahulu mengetahui hasil perhitungan throughput. Penghitungan utilization di masing-masing kantor adalah membandingkan nilai throughput masing-masing di kantor dengan bandwidth yang digunakan di PT PLN Persero APJ Surakarta. Besarnya utilization ini dinyatakan dalam prosentase. Penghitungan ini menggunakan rumus 2.5 di bab 2.
3.8. Pengolahan dan Analisa Data 3.8.1 Delay Penulis melakukan penelitian pada 3 kondisi yaitu kosong, normal, dan sibuk. Hasil delay rata-rata pada saat ketiga kondisi tersebut dibandingkan dengan standarisasi
yang sudah ada yaitu ITU-T G.1010 untuk Quality of
Service(QoS). Berdasarkan standar ITU-T G.1010 standar prosentase delay untuk jaringan adalah dapat dilihat pada Tabel 3.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Tabel 3.2 Standarisasi Delay menurut ITU-T G.1010 Besar Delay Kategori Delay < 150 ms Excellent 150 s/d 300 ms Good 300 s/d 450 Poor > 450 ms UnnacepTabel Berdasarkan standarisasi tersebut dapat diketahui delay di masing-masing kondisi termasuk dalam ketegori excellent, good, poor, atau unacceptable.
3.8.2 Jitter Hasil dari penghitungan jitter pada saat kondisi kosong, normal, dan sibuk akan dibandingkan dengan standarisasi jitter yaitu standar ITU-T G.1010. Proses perbandingan ini untuk mengetahui kriteria jitter yang ada di jaringan. Berdasarkan standar ITU-T G.1010 standar besarnya jitter untuk jaringan adalah dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Standarisasi Jitter menurut ITU-T G.1010 Peak Jitter 0 ms 0 s/d 75 ms 76 s/d 125 125 s/d 225
Kategori Jitter Sangat Bagus Bagus Sedang Buruk
Berdasarkan hasil besarnya jitter dan kategori jitter, penulis dapat mengetahui perubahan parameter jitter yang terjadi di jaringan. Jika perubahan yang terjadi menunjukkan kategori yang buruk, penulis akan mencari kemungkinan yang menyebabkan tingginya jitter di jaringan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
3.8.3 Packet Loss Ratio Pengukuran besar packet loss ratio berdasarkan jumlah data yang gagal dalam transmisi data dan sejumlah data yang dikirim tersebut. Penulis dalam mengetahui kualitas jaringan berdasarkan besarnya packet loss ratio melakukan perbandingan dengan standarisasi packet loss ratio yang sudah ada yaitu standar ITU-T G.1010 untuk QoS. Berdasarkan standar ITU-T G.1010 untuk QoS, standar prosentase packet loss ratio untuk jaringan adalah dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Standarisasi Packet Loss Ratio menurut Jaringan ITU-T G.1010 Packet Loss Ratio (%) 0 s/d 1 1 s/d 3 4 s/d 15 16 s/d 25
Keterangan Sangat bagus Bagus Sedang Buruk
Berdasarkan standarisasi tersebut dapat diketahui packet loss ratio saat pengiriman data di jaringan tersebut termasuk dalam ketegori sangat bagus, bagus, sedang, atau buruk.
3.8.4 Throughput Hasil dari penghitungan throughput yang didapat akan dibandingkan dengan standarisasi throughput yang ada di PT PLN Persero Area Pelayanan Jaringan (APJ) Surakarta. Standarisasi throughput yang ada secara umum diberikan dalam prosentase dari bandwidth yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Tabel 3.5 Standarisasi Throughput menurut standarisasi PT PLN APJ Surakarta Throughput (MBps) 1.024 s/d 2.048 (50% s/d 100% bandwidth) 0.512 s/d 1.023 (25% s/d 49% bandwidth) 0 s/d 0.511 (0% s/d 24% bandwidth)
Keterangan Bagus Sedang Buruk
Berdasarkan standarisasi tersebut dapat diketahui throughput saat pengiriman data di jaringan tersebut termasuk dalam ketegori bagus, sedang, atau buruk. Jika throughput dalam kondisi buruk, penulis akan melakukan analisa penyebab throughput yang buruk tersebut dan pengaruh banyaknya trafik jaringan terhadap kualitas throughput jaringan.
3.8.5 Utilization Parameter utilization jaringan membantu mengetahui prosentase kualitas throughput sebenarnya yang berjalan dengan bandwidth yang digunakan dan sudah dikonfigurasi untuk mendukung jaringan komputer. Hasil dari penghitungan utilization yang didapat pada ketiga kondisi tersebut akan dilihat perubahan yang terjadi di setiap kondisinya. Tabel 3.6 Standarisasi Utilization menurut Standarisasi PT PLN APJ Surakarta Utilization (Prosentase) 50.00 s/d 100.00 25.00 s/d 49.00 0.00 s/d 24.00
Keterangan Bagus Sedang Buruk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Dengan melihat standarisasi yang ada, nilai utilization dapat dilihat termasuk kategori utilization bagus, sedang, atau buruk. Jika nilai utilization menunjukkan mendekati hasil prosentase 100%, maka kualitas jaringan tersebut sudah mengoptimalkan penggunakan bandwidth. Sebaliknya jika utilization dalam kondisi buruk, penulis akan melakukan analisa kemungkinan penyebab kurang optimalnya penggunaan bandwidth tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
BAB 4 DATA DAN ANALISA KINERJA JARINGAN
4.1. Data Hasil Pengukuran Hasil pengukuran yang didapat dari penelitian selama satu bulan adalah data mentah yang didapat dari Wireshark. Data tersebut digunakan untuk menghitung besarnya delay, jitter, packet loss ratio, throughput, dan utilization. Data-data yang ditangkap disajikan dalam 3 tabel meliputi tabel untuk kondisi kosong, normal, dan sibuk (survey). Data yang didapat wireshark meliputi banyaknya frame, panjang frame, paket ARP, total variasi delay, total delay, dan paket yang dibuang. Panjang frame yang digunakan dalam penelitian adalah 60 bytes. Paket ARP adalah salah satu dari berbagai macam paket lainnya dalam frame yang ditangkap.
4.2. Data Hasil Penghitungan Data mentah yang sudah didapat kemudian dihitung menggunakan persamaan pada bab 2. Delay dihitung dengan variabel total delay dan paket ARP. Jitter dihitung dengan menggunakan variabel total variasi delay dan paket ARP. Sesuai dengan persamaan (2.1), throughput dihitung dengan variabel banyaknya frame yang ditangkap dan delay yang sudah diketahui. Besar utilization bergantung pada throughput yang sudah diketahui sehingga besar utilization berbanding lurus dengan throughput. Packet loss ratio didapatkan
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
dari prosentase paket yang dibuang dengan paket yang dikirim. Hasil penghitungan parameter-parameter kinerja jaringan MAN dengan teknologi Fiber FDDI yang digunakan oleh PT PLN Persero Area Pelayanan Jaringan (APJ) Surakarta disajikan dalam tabel pada masing-masing kondisi berikut ini.
4.2.1. Data Kondisi Kosong Data performansi jaringan pada kondisi kosong diambil pada waktu bukan jam kerja yaitu pada pukul 17.00 sampai 20.00 secara realtime (survey). Masing-masing kantor mempunyai data kinerja delay, jitter, packet loss ratio, throughput, dan utilization sendiri. Pengguna jaringan pada saat kondisi kosong adalah rata-rata 1 pengguna per kantor. Data kondisi kosong dapat dilihat pada Lampiran 3.1.
4.2.2. Data Kondisi Normal Data performansi jaringan pada kondisi normal diambil pada waktu jam kerja yaitu pada pukul 07.00 sampai 10.00 secara realtime (survey). Pengguna jaringan pada saat kondisi normal adalah rata-rata 24 pengguna per kantor. Data kondisi normal dapat dilihat pada Lampiran 3.2.
4.2.3. Data Kondisi Sibuk Data performansi jaringan pada kondisi sibuk diambil pada waktu jam kerja yaitu pada pukul 11.00 sampai 14.00 secara realtime (survey). Pengambilan data ini selama waktu transisi dari waktu akhir bulan Juli sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
akhir bulan Agustus. Pengguna jaringan pada saat kondisi kosong adalah ratarata 29 pengguna per kantor. Data kondisi sibuk dapat dilihat pada Lampiran 3.3.
4.3. Data dan Analisa Hasil Kinerja Jaringan Kinerja jaringan secara menyeluruh dapat dilihat pada tabel dan grafik yang ada di dalam sub bab ini. Kinerja jaringan yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 adalah nilai rata-rata di 12 kantor PT PLN APJ Surakarta. Tabel 4.1 Tabel Kinerja Jaringan PT PLN Persero Surakarta
Kinerja Jaringan (rata-rata) Delay (ms) Jitter (ms) Packet Loss Ratio (prosentase) Throughput (MBps) Utilization (prosentase)
Besar Parameter Kondisi Kosong Kondisi Normal (rata-rata 1 (rata-rata 24 pengguna) pengguna) 33.449 57.065 27.025 45.590
Kondisi Sibuk (rata-rata 29 pengguna) 90.277 82.174
0.008
0.023
0.379
1.862
1.685
1.383
90.926
82.279
67.549
Data pada Tabel 4.1 akan diubah ke dalam grafik agar memberikan penjelasan yang lebih detail. Grafik tersebut ditunjukkan dari Gambar 4.1 sampai Gambar 4.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Kinerja Delay Sebagai Fungsi Kondisi Jaringan (banyak pengguna)
100
S
De;ay (ms)
90 80 70 60
N
50 40 30
K
Delay (ms) Keterangan: K= Kosong N=Normal S=Sibuk Trendline Exponential Delay (ms)
20 10 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 Banyak Pengguna (Kondisi Jaringan)
Gambar 4.1. Grafik Rata Rata Delay
Perubahan kinerja delay rata-rata PT PLN APJ Surakarta sebagai fungsi dari banyaknya pengguna saat kondisi kosong, normal, dan sibuk dapat dilihat pada Gambar 4.1. Sesuai dengan standar ITU, delay saat kondisi kosong, normal, maupun sibuk di PT PLN APJ Surakarta termasuk dalam kategori excellent yaitu kurang dari 150 ms/0.15 second. Perbedaan delay yang terjadi dikarenakan lalu lintas trafic jaringan pada waktu sibuk lebih padat dibandingkan kosong dan normal sehingga delay menjadi lebih besar. Hal ini sesuai dengan teori yang sudah ada di bab 2 yaitu semakin besar beban trafik di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya congestion dengan demikian nilai delay akan semakin besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Kinerja Jitter Sebagai Fungsi Kondisi Jaringan (banyak pengguna) 90
S
Jitter (ms)
80 70 60 50
N
40
30 20
K
Jitter (ms) Keterangan: K= Kosong N=Normal S=Sibuk Trendline Exponential Jitter (ms)
10 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 Banyak Pengguna (Kondisi Jaringan)
Gambar 4.2. Grafik Rata Rata Jitter
Gambar 4.2 menunjukkan perubahan jitter di 3 kondisi jaringan. Kinerja jitter dalam grafik sebagai fungsi banyaknya pengguna di kondisi yang berbeda. Sesuai dengan standar ITU G.1010, jitter terkecil pada kondisi kosong sebesar 27.025 dan jitter pada kondisi normal sebesar 45.590 ms dalam kategori bagus karena berada dalam rentang standar jitter 0 ms sampai dengan 75 ms. Berbeda dengan kondisi sibuk, jitter terbesar dalam kondisi ini sebesar 82.174 ms dalam kategori sedang dalam standar ITU G.1010. Perbedaan jitter ketiga kondisi jaringan dikarenakan trafik jaringan semakin meningkat saat pengguna jaringan bertambah sehingga pada kondisi sibuk mempunyai jitter yang paling besar. Hal ini sesuai dengan teori yang sudah ada di bab 2. Trendline jitter menunjukkan perubahan semakin meningkat saat pengguna jaringan bertambah. Hal ini berbanding lurus dengan besar delay pada Gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
4.1 yaitu semakin banyak penggunanya maka trendline akan naik sama halnya dengan trendline delay.
Pcket Loss Ratio (%)
Kinerja Packet Loss Ratio Sebagai Fungsi Kondisi Jaringan (banyak pengguna) 0.4 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0
S
K
N
Packet Loss Ratio (%) Keterangan: K= Kosong N=Normal S=Sibuk Trendline Exponential Packet Loss Ratio (%)
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 Banyak Pengguna (Kondisi Jaringan)
Gambar 4.3. Grafik Rata Rata Packet Loss Ratio
Kinerja packet loss ratio pada Gambar 4.3 menunjukkan perbedaan packet loss ratio yang signifikan pada 3 kondisi jaringan tersebut. Ketiga besar packet loss ratio di masing-masing kondisi dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standar ITU G.1010. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan bandwidth sebesar 2.048 MBps mampu memenuhi kebutuhan semua pengguna sehingga sedikit paket yang terbuang (drop). Trendline packet loss ratio menunjukkan semakin banyak pengguna, maka grafik packet loss ratio semakin naik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Kinerja Throughput Sebagai Fungsi Kondisi Jaringan (banyak pengguna) 2
Throughput (MBps)
1.9
K
1.8 1.7
N
1.6 1.5 1.4
S
Throughput (MBps) Keterangan: K= Kosong N=Normal S=Sibuk
1.3 1.2 1
3
5
7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Banyak Pengguna (Kondisi Jaringan)
Gambar 4.4. Grafik Rata Rata Throughput
Kinerja throughput pada ketiga kondisi jaringan menunjukkan trendline throughput yang menurun. Sesuai standar throughput menurut standarisasi PT PLN APJ Surakarta pada Tabel 3.5 di bab 3, kinerja masing-masing throughput dalam kategori bagus yaitu ketiga kondisi jaringan mempunyai throughput dalam rentang nilai 1.024 MBps sampai dengan 2.048 MBps. Perbedaan throughput yang terjadi dikarenakan lalu lintas trafic pada kondisi sibuk lebih padat sehingga throughput menjadi lebih kecil. Kondisi ini sesuai dengan teori yang sudah ada di bab 2. Besar bandwidth sebesar 2.048 MBps bisa mencukupi throughput pada kondisi sibuk dengan ratarata 29 pengguna. Gambar 4.1 dan Gambar 4.4 menunjukkan besarnya delay berbanding terbalik dengan throughput.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Utilization (%)
Kinerja Utilization Sebagai Fungsi Kondisi Jaringan (banyak pengguna) 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
K
N S Utilization (%) Keterangan: K= Kosong N=Normal S=Sibuk
1
3
5
7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Banyak Pengguna (Kondisi Jaringan)
Gambar 4.5. Grafik rata rata Utilization
Gambar 4.5 menunjukkan perubahan kinerja utilization di ketiga kondisi jaringan. Kondisi sibuk mempunyai utilization yang lebih kecil dibandingkan saat kondisi kosong atau normal. Kondisi jaringan saat sibuk mempunyai beban jaringan yang besar untuk keperluan pekerjaan kantor. Sesuai dengan standar utilization menurut standarisasi PT PLN APJ Surakarta, kinerja utilization dalam kategori bagus. Hal ini menunjukkan penggunaan bandwidth di PT PLN APJ Surakarta sudah maksimal karena besar ketiga utilization dalam rentang 50.00 % sampai dengan 100.00%. Dari hasil analisa dengan membandingkan throughput dan utilization, kedua parameter tersebut saling berpengaruh. Jika kondisi jaringan dengan throughput yang besar, maka utilization juga akan besar. Hal sesuai dengan teori yang ada di bab 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
4.4. Data dan Analisa Kinerja Jaringan di Setiap Kantor 4.4.1. Delay Pada penelitian yang dilakukan, besarnya delay di ketiga kondisi setiap kantor disajikan dalam bentuk diagram batang berikut ini agar dapat mengetahui perbedaan besarnya delay. Besarnya delay yang disajikan adalah nilai rata-rata setiap kantor seperti pada Gambar 4.6.
Delay Seluruh Kantor PT PLN Persero APJ Surakarta Delay (ms)
150 100 Kosong 50
Normal Sibuk
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
Kantor PT PLN Persero APJ Surakarta
Gambar 4.6. Grafik Penghitungan Besarnya Delay
Delay masing-masing kantor menunjukkan grafik perubahan yang cukup signifikan. Grafik batang kondisi kosong di 12 kantor selalu lebih kecil dibandingkan kondisi normal dan sibuk. Hal ini menunjukkan di semua kantor pada saat kondisi kosong mempunyai delay terkecil dikarenakan beban jaringan kecil. Sedangkan untuk semua kantor, kondisi sibuk yang digambarkan batang warna hijau mempunyai delay paling besar dikarenakan semakin besar beban jaringannya. Hal ini sesuai teori pada bab 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
4.4.2. Jitter Besar masing-masing jitter di ketiga kondisi jaringan setiap kantor disajikan dalam bentuk diagram batang. Besarnya jitter yang disajikan adalah nilai rata-rata setiap kantor seperti pada Gambar 4.7 di bawah ini.
Jitter (ms)
Jitter Seluruh Kantor PT PLN Persero APJ Surakarta 120 100 80 60 40 20 0
Kosong Normal Sibuk 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
Kantor PT PLN Persero APJ Surakarta
Gambar 4.7. Grafik Penghitungan Besarnya Jitter
Jitter rata-rata masing-masing kantor dapat dilihat pada diagram batang tersebut. Dengan melihat perbandingan masing-masing kantor, perubahan jitter mempunyai perbedaan yang stabil. Kondisi sibuk di semua kantor selalu mempunyai jitter yang paling besar dibandingkan kondisi normal dan kosong. Hal ini dikarenakan kondisi sibuk mempunyai beban jaringan yang besar dibandingkan dengan kondisi kosong. Hal ini sesuai dengan teori yang sudah ada di bab 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
4.4.3. Packet Loss Ratio Besar masing-masing packet loss ratio di ketiga kondisi jaringan setiap kantor disajikan dalam bentuk diagram batang. Besarnya packet loss ratio yang disajikan adalah nilai rata-rata setiap kantor seperti pada Grafik 4.8.
Packet Loss Ratio (%)
Packet Loss Ratio Seluruh Kantor PT PLN Persero APJ Surakarta 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0
Kosong Normal Sibuk 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
Kantor PT PLN Persero APJ Surakarta
Gambar 4.8. Grafik Penghitungan Besarnya Packet Loss Ratio
Packet loss ratio di semua kantor menunjukkan perbedaan yang cukup significan. Kondisi sibuk masih mempunyai packet loss ratio paling besar. Namun jika melihat grafik pada Gambar 4.4 terlihat adanya anomali jaringan di kantor 2 yaitu kondisi normal mempunyai packet loss ratio yang lebih besar dibandingkan besar packet loss ratio kondisi normal ataupun kondisi sibuk. Hal ini terjadi dikarenakan adanya gangguan kabel optik di kantor 2. Packet loss ratio di 11 kantor lainnya baik kondisi kosong maupun kondisi normal menunjukkan tidak ada paket yang dibuang sehingga tidak mengurangi efisiensi jaringan. Hal ini sesuai dengan teori yang ada di bab 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
4.4.4. Throughput Hasil penelitian throughput selama satu bulan penelitian untuk masingmasing kantor dapat digambarkan dalam diagram batang untuk melihat perubahan throughput saat kondisi kosong, normal, maupun sibuk. Throughput sebagai parameter untuk menunjukkan penggunaan bandwidth sebenarnya.
Throughput (MBps)
Throughput Seluruh Kantor PT PLN Persero APJ Surakarta 2 1.5 1
Kosong
0.5
Normal Sibuk
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
Kantor PT PLN Persero APJ Surakarta
Gambar 4.9. Grafik Penghitungan Besarnya Throughput
Perbedaan ketiga kondisi jaringan untuk throughput di semua kantor disajikan dalam diagram batang pada Gambar 4.9. Kondisi kosong semua kantor mempunyai throughput yang paling besar dibandingkan kondisi normal dan sibuk. Kondisi sibuk mempunyai throughput yang paling kecil. Kondisi ini mengindikasikan saat kondisi jaringan sibuk mempunyai beban jaringan yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan teori yang sudah ada di bab 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
4.4.5. Utilization Hasil penelitian utilization selama satu bulan penelitian untuk masingmasing kantor dapat digambarkan dalam diagram batang untuk melihat perubahan utilization saat kondisi kosong, normal, maupun sibuk. Utilization sebagai parameter untuk menunjukkan prosentase throughput di jaringan sebenarnya dibandingkan bandwidth yang digunakan.
Utilization Seluruh Kantor PT PLN Persero APJ Surakarta Utilization (%)
100 80 60 Kosong
40
Normal
20
Sibuk
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
Kantor PT PLN Persero APJ Surakarta
Gambar 4.10. Grafik Penghitungan Besarnya Utilization
Kinerja utilization ketiga kondisi di semua kantor menunjukkan perbedaan yang stabil. Kondisi kosong untuk semua kantor mempunyai utilization yang paling besar dibandingkan kondisi normal dan sibuk dikarenakan beban jaringan kecil. Hal ini sesuai dengan teori yang sudah ada di bab 2. Kinerja utilization ini menunjukkan penggunaan bandwidth yang cukup maksimal saat kondisi kosong. Kondisi sibuk mempunyai utilization yang paling kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
4.5. Kondisi Jaringan Secara Keseluruhan Kondisi secara umum dari tiap-tiap kantor berada dalam kategori baik. Hal ini didukung oleh masing-masing parameter jaringan yang menunjukkan kategori baik. Parameter-parameter jaringan dapat dilihat secara detail di Lampiran 1. Delay untuk semua kantor di PT PLN APJ Surakarta dalam kategori excellent sesuai dengan standar delay dari ITU-T G.1010. Dalam kondisi jaringan sibuk, 3 kantor mempunyai jitter dalam kategori bagus sedangkan 8 kantor lainnya mempunyai jitter dalam kategori sedang. Namun kondisi ini masih dapat diterima sebagai kondisi jitter yang baik karena pada kondisi sibuk jika dibandingkan dengan packet loss ratio ada sedikit paket yang dibuang. Kondisi sibuk dengan trafik jaringan yang besar mempunyai packet loss ratio tidak lebih dari 1 %. Hal ini menunjukkan paket yang dibuang hanya sedikit dalam rentang packet loss ratio 0.00% sampai 1.00% pada saat kondisi jaringan sibuk. Throughput untuk semua kondisi di seluruh kantor menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Seluruh kantor mempunyai throughput hampir sama. Jika dibandingkan dengan bandwidth yang dimiliki PT PLN Persero APJ Surakarta yaitu 2,048 MBps, throughput kondisi kosong hampir mendekati bandwidth yang digunakan. Kondisi sibuk yang mempunyai beban jaringan besar menunjukkan throughput yang baik karena masih dalam rentang 1,024 MBps sampai 2,048 MBps yaitu dalam kategori bagus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Sama halnya dengan throughput, semua kantor mempunyai utilization tinggi saat kondisi kosong. Hal ini dikarenakan utilization tergantung pada throughput yang ada. Semua kantor menunjukkan utilization dalam kategori bagus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Dari penghitungan dan analisa kinerja jaringan Metropolitan Area Network dengan teknologi FDDI di PT PLN Persero APJ Surakarta yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut : 1. Secara teknik dari sisi jaringan di layer 2 (layer data link) tidak terjadi masalah perlu penelitian lebih lanjut pada layer lainnya (layer 3, 4, 5, 6 maupun 7) untuk menemukan permasalahan dari pengguna jaringan komputer (hasil survey). 2. Sesuai standarisasi ITU untuk layanan multimedia, kinerja jaringan dalam kategori baik. Prosentase adanya kinerja jaringan lambat (survey) dikarenakan adanya masalah di layer aplikasi. 3. Delay saat kondisi kosong, normal, dan sibuk dalam kategori excellent sesuai dengan standar ITU untuk layanan Multimedia. Semakin banyak pengguna dan semakin padat beban jaringan, delay juga semakin besar. 4. Untuk layanan Multimedia, Jitter saat kondisi kosong dan kondisi normal dalam kategori bagus. Sementara jitter saat kondisi sibuk, 3 kantor termasuk kategori bagus dan 9 kantor lainnya dalam kategori sedang.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
5. Besar packet loss ratio di semua kondisi menunjukkan tidak mencapai 1%. Hal ini mengindikasikan packet loss ratio saat pengukuran termasuk dalam kategori sangat bagus sesuai standar ITU untuk layanan Multimedia. 6. Throughput saat kondisi kosong, normal, dan sibuk dalam kategori bagus. Pada kondisi kosong, throughput lebih besar dibandingkan throughput pada kondisi normal dan sibuk. 7. Utilization saat kondisi kosong, normal, dan sibuk dalam kategori bagus. Sama halnya dengan throughput, pada kondisi kosong utilization lebih besar dibandingkan utilization pada kondisi normal dan sibuk. 5.2. Saran Beberapa saran dari penulis agar peneliti selanjutnya dapat memperhatikan hal-hal di bawah ini, guna perbaikan ke arah yang lebih baik. Adapun saran tersebut adalah: 1.
Dari sisi jaringan di layer 2 (layer data link) tidak terjadi masalah. Sebaiknya
untuk penelitian selanjutnya dilakukan penelitian pada layer lainnya (layer 3, 4, 5, 6 maupun 7) untuk menemukan permasalahan dari pengguna jaringan komputer. 2.
Pengambilan data untuk penghitungan kinerja parameter-parameter jaringan
hanya dilakukan secara realtime menggunakan metode FDMI. Metode tersebut menggunakan waktu yang ditentukan saat kondisi beban trafik jaringan tertinggi dan terendah. Sebaiknya untuk mendapatkan sample yang lebih akurat, penelitian perlu dilakukan pengambilan data dalam jangka waktu tertentu dan sesuai dengan standar ilmu statistika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
DAFTAR PUSTAKA
[1] Syafrizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. Yogyakarta : Penerbit ANDI [2] Javvin Company. 2005. Network Protocols Handbook 2nd Edition. [pdf]. (www.javvin.com), diakses pada tanggal 2 April 2012 [3] McMurrich, Patrick. 2000. Metropolitan Area Network.[online]. (http://searchnetworking.techtarget.com/definition/metropolitan-area-networkMAN), diakses pada tanggal 2 April 2012 [4]Anonim.___________. 04_WAN_4P.[pdf].(http://www-i4.informatik.rwthaachen.de/content/teaching/lectures/sub/datkom/WS06-07bonn/04_WAN_4P.pdf), diakses pada tanggal 2 April 2012 [5]. Stallings, William. 2000. Data And Computer Communications, 5 th Edition. Prentice-Hall Inc. New Jersey [6] Andrew S. Tanenbaum. 2000. Jaringan Komputer Jilid 1. PT.Prenhallindo dan Pearson Education Asia Ptc.Ltd [7] Cisco Systems. 2009. Fiber_Distributed_Data_Interface. [pdf]. (http://docwiki.cisco.com/wiki/Fiber_Distributed_Data_Interface), diakses tanggal 4 April 2012
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
[8] Anonim. Fddi. [pdf]. (openstorage.gunadarma.ac.id/ALtitip/ngajar/komdat/fddi.pdf ),diakses pada tanggal 4 April 2012 [9] Arif Yulianto,Rahman. 2003. Jaringan Komputer versi 2.0. [online]. (http://www.scribd.com/doc/81654181/Diktat-Jaringan-Komputer-v2), diakses pada tanggal 6 April 2012 [10] Kavitha, Dr.A. 2012. PERFORMANCE OF OPTICAL NETWORKS: A SHORT SURVEY. [pdf]. (http://www.ijest.info/docs/IJEST12-04-02-068.pdf), diakses pada tanggal 10 April 2012 [11] Long, Darrell D. E. Carol Osterbrock. Providing Performance Guarantees in an FDDI Network.[ftp].(ftp://farmhouse.soe.ucsc.edu/), diakses pada tanggal 4 April 2012 [12] Anonim. ___________. Kualitas Layanan Pada Sistem Telekomunikasi. [doc]. (http://buku.zxq.net/smster4/sistel/Bab%204%20(QOS).doc), diakses pada tanggal 20 April 2012 [13] Anonim. 2010. Distributed Internet Traffic Generators dan QoS part 2.[pdf].(http://blog.unila.ac.id/ch4nnuxer/2010/01/22/distributed-internettrafficgenerators-dan-qos-part-), diakses pada tanggal 29 Agustus 2012 [14] Anonim. 2012. Learning Arping on Backtrack 5.[online]. (http://www.hackingdna.com/2012/03/learn-arping-on-backtrack-5.html), diakses pada tanggal 9 April 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
[15] ITU-T Recommendation G-1010. 2001. End-User Multimedia QoS Categories [16] Anonim. 1989. Wireshark User’s Guide.[pdf]. (http://www.wireshark.org/download/docs/user-guide-a4.pdf), diakses pada tanggal 22 April 2012. [17] Anonim.2001. Traffic Analysis for Voice over IP. [pdf]. (www.cisco.com/.../TA_ISD.p), diakses pada tanggal 20 April 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 1. Kantor 1 Tabel 1.1 Tabel Kinerja Jaringan Kantor 1 Kinerja Jaringan Delay (ms) Jitter (ms) Packet Loss Ratio (prosentase) Throughput (MBps) Utilization (prosentase) 2.
Besar Parameter Kategori QoS K N S K N S 33.562 62.689 10.900 Excellent Excellent Excellent 29.352 52.497 77.842 Bagus Bagus Sedang 0.091 0.182 0.636 Sangat Bagus Sangat Bagus Sangat Bagus 1.840 1.783 1.327 Bagus Bagus Bagus 89.828 87.079 64.809 Bagus Bagus Bagus
Kantor 2 Tabel 1.2 Tabel Kinerja Jaringan Kantor 2 Kinerja Jaringan
Besar Parameter Kategori QoS K N S K N S 34.479 46.356 106.853 Excellent Excellent Excellent Delay (ms) 26.887 36.050 84.785 Bagus Bagus Sedang Jitter (ms) 0.636 Sangat Bagus Sangat Bagus Sangat Bagus Packet Loss Ratio (prosentase) 0.000 0.091 1.867 1.799 1.209 Bagus Bagus Bagus Throughput (MBps) 91.183 87.821 59.026 Bagus Bagus Bagus Utilization (prosentase) 3. Kantor 3 Tabel 1.3 Tabel Kinerja Jaringan Kantor 3 Kinerja Jaringan
Besar Parameter Kategori QoS K N S K N S 34.697 64.425 118.590 Excellent Excellent Excellent Delay (ms) 29.194 53.790 95.422 Bagus Bagus Sedang Jitter (ms) 0.364 Sangat Bagus Sangat Bagus Sangat Bagus Packet Loss Ratio (prosentase) 0.000 0.000 1.866 1.683 1.202 Bagus Bagus Bagus Throughput (MBps) 91.127 82.186 58.685 Bagus Bagus Bagus Utilization (prosentase) 4. Kantor 4 Tabel 1.4 Tabel Kinerja Jaringan Kantor 4 Kinerja Jaringan
Besar Parameter Kategori QoS K N S K N S 31.597 58.481 100.059 Excellent Excellent Excellent Delay (ms) 25.872 49.265 86.391 Bagus Bagus Sedang Jitter (ms) 0.000 Sangat Bagus Sangat Bagus Sangat Bagus Packet Loss Ratio (prosentase) 0.000 0.000 1.889 1.695 1.380 Bagus Bagus Bagus Throughput (MBps) 92.234 82.740 67.391 Bagus Bagus Bagus Utilization (prosentase)
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
5. Kantor 5 Tabel 1.5 Tabel Kinerja Jaringan Kantor 5 Kinerja Jaringan
Besar Parameter Kategori QoS K N S K N S 34.700 64.114 102.086 Excellent Excellent Excellent Delay (ms) 27.647 48.933 97.729 Bagus Bagus Sedang Jitter (ms) 0.091 Sangat Bagus Sangat Bagus Sangat Bagus Packet Loss Ratio (prosentase) 0.000 0.000 1.844 1.671 1.310 Bagus Bagus Bagus Throughput (MBps) 90.026 81.606 63.957 Bagus Bagus Bagus Utilization (prosentase) 6. Kantor 6 Tabel 1.6 Tabel Kinerja Jaringan Kantor 6 Kinerja Jaringan
Besar Parameter Kategori QoS K N S K N S 28.829 59.501 104.754 Excellent Excellent Excellent Delay (ms) 23.677 47.484 87.057 Bagus Bagus Sedang Jitter (ms) 0.455 Sangat Bagus Sangat Bagus Sangat Bagus Packet Loss Ratio (prosentase) 0.000 0.000 1.885 1.705 1.322 Bagus Bagus Bagus Throughput (MBps) 92.043 83.276 64.571 Bagus Bagus Bagus Utilization (prosentase) 7. Kantor 7 Tabel 1.7 Tabel Kinerja Jaringan Kantor 7 Kinerja Jaringan
Besar Parameter Kategori QoS K N S K N S 35.621 48.032 112.964 Excellent Excellent Excellent Delay (ms) 28.398 44.012 87.234 Bagus Bagus Sedang Jitter (ms) 0.727 Sangat Bagus Sangat Bagus Sangat Bagus Packet Loss Ratio (prosentase) 0.000 0.000 1.834 1.709 1.282 Bagus Bagus Bagus Throughput (MBps) 89.527 83.469 62.593 Bagus Bagus Bagus Utilization (prosentase) 8. Kantor 8 Tabel 1.8 Tabel Kinerja Jaringan Kantor 8 Kinerja Jaringan
Besar Parameter Kategori QoS K N S K N S 34.432 54.229 92.117 Excellent Excellent Excellent Delay (ms) 27.694 41.992 77.164 Bagus Bagus Sedang Jitter (ms) Packet Loss Ratio (prosentase) 0.000 0.000 0.455 Sangat Bagus Sangat Bagus Sangat Bagus 1.860 1.661 1.338 Bagus Bagus Bagus Throughput (MBps) 90.841 81.122 65.348 Bagus Bagus Bagus Utilization (prosentase)
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
9. Kantor 9 Tabel 1.9 Tabel Kinerja Jaringan Kantor 9 Kinerja Jaringan
Besar Parameter Kategori QoS K N S K N S 32.150 56.636 79.227 Excellent Excellent Excellent Delay (ms) 26.889 39.971 67.681 Bagus Bagus Bagus Jitter (ms) Packet Loss Ratio (prosentase) 0.000 0.000 0.000 Sangat Bagus Sangat Bagus Sangat Bagus 1.890 1.636 1.623 Bagus Bagus Bagus Throughput (MBps) 92.302 79.869 79.268 Bagus Bagus Bagus Utilization (prosentase) 10. Kantor 10 Tabel 1.10 Tabel Kinerja Jaringan Kantor 10 Kinerja Jaringan
Besar Parameter Kategori QoS K N S K N S 33.428 59.258 94.683 Excellent Excellent Excellent Delay (ms) 25.774 43.414 83.191 Bagus Bagus Sedang Jitter (ms) Packet Loss Ratio (prosentase) 0.000 0.000 0.636 Sangat Bagus Sangat Bagus Sangat Bagus 1.865 1.611 1.559 Bagus Bagus Bagus Throughput (MBps) 91.071 78.663 76.104 Bagus Bagus Bagus Utilization (prosentase) 11. Kantor 11 Tabel 1.11 Tabel Kinerja Jaringan Kantor 11 Kinerja Jaringan
Besar Parameter Kategori QoS K N S K N S 32.148 54.701 78.272 Excellent Excellent Excellent Delay (ms) 25.563 43.313 66.827 Bagus Bagus Bagus Jitter (ms) Packet Loss Ratio (prosentase) 0.000 0.000 0.455 Sangat Bagus Sangat Bagus Sangat Bagus 1.864 1.638 1.585 Bagus Bagus Bagus Throughput (MBps) 91.027 79.970 77.408 Bagus Bagus Bagus Utilization (prosentase) 12. Kantor 12 Tabel 1.12 Tabel Kinerja Jaringan Kantor 12 Kinerja Jaringan
Besar Parameter Kategori QoS K N S K N S 35.740 56.360 82.819 Excellent Excellent Excellent Delay (ms) 27.350 46.354 74.765 Bagus Bagus Bagus Jitter (ms) Packet Loss Ratio (prosentase) 0.000 0.000 1.091 Sangat Bagus Sangat Bagus Sangat Bagus 1.841 1.629 1.463 Bagus Bagus Bagus Throughput (MBps) 89.905 79.543 71.428 Bagus Bagus Bagus Utilization (prosentase)
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
LAMPIRAN 2 Lampiran 2.1 Data Kinerja Jaringan Kantor 1 Kondisi Kosong Tabel 2.1.1 Data Pengukuran dari Kantor 1
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 28.192 26.998 32.784 37.989 38.504 35.120 37.632 37.743 33.565 30.270 30.385 33.562
Jitter (ms) 27.340 24.536 29.597 34.323 35.950 31.534 31.467 31.056 30.388 24.307 22.373 29.352
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.091
Throughput( MBps) 1.937 1.867 1.819 1.884 1.865 1.794 1.786 1.669 1.877 1.804 1.935 1.840
Utilization(%) 94.570 91.151 88.831 91.991 91.080 87.589 87.191 81.500 91.657 88.078 94.491 89.828
Data Kinerja Jaringan Kantor 2 Kondisi Kosong Tabel 2.1.2 Data Pengukuran dari Kantor 2
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 31.291 32.211 35.191 31.222 38.884 36.436 33.643 34.865 36.818 34.813 33.897 34.479
Jitter (ms) 21.401 24.449 20.534 24.627 29.697 33.474 29.041 24.113 29.320 30.590 28.517 26.887
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
75
Throughput (MBps) 1.879 1.956 1.910 1.883 1.836 1.844 1.873 1.867 1.825 1.810 1.859 1.867
Utilization(%) 91.755 95.499 93.242 91.958 89.661 90.056 91.437 91.173 89.121 88.363 90.750 91.183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Data Kinerja Jaringan Kantor 3 Kondisi Kosong Tabel 2.1.3 Data Pengukuran dari Kantor 3
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 33.546 31.750 32.446 35.678 37.480 37.001 38.424 34.063 31.075 34.360 35.839 34.697
Jitter (ms) 25.124 26.655 24.050 34.387 34.452 36.100 35.462 29.909 28.832 21.674 24.484 29.194
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Throughput (MBps) 1.878 1.918 1.877 1.825 1.905 1.873 1.804 1.788 1.892 1.895 1.875 1.866
Utilization(%) 91.700 93.659 91.650 89.095 93.018 91.451 88.064 87.298 92.394 92.511 91.555 91.127
Data Kinerja Jaringan Kantor 4 Kondisi Kosong Tabel 2.1.4 Data Pengukuran dari Kantor 4
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 31.566 32.110 24.318 30.384 30.301 30.983 30.833 28.556 35.370 31.971 41.180 31.597
Jitter (ms) 27.210 26.296 23.505 27.425 28.405 25.201 22.335 22.829 26.501 25.949 28.940 25.872
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
76
Throughput
Utilization(%)
1.836 1.897 1.900 1.866 1.941 1.911 1.839 1.912 1.900 1.839 1.938 1.889
89.655 92.608 92.766 91.120 94.753 93.328 89.793 93.362 92.771 89.802 94.620 92.234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
Data Kinerja Jaringan Kantor 5 Kondisi Kosong Tabel 2.1.5 Data Pengukuran dari Kantor 5
No.
Tujuan
1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 38.366 38.352 38.042 25.182 36.579 29.244 33.895 34.806 31.910 39.188 36.130 34.700
Jitter (ms) 34.345 36.057 34.794 20.581 28.435 19.001 27.525 28.088 27.970 24.564 22.759 27.647
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Throughput (MBps) 1.861 1.862 1.932 1.918 1.952 1.867 1.673 1.931 1.711 1.715 1.860 1.844
Utilization(%) 90.870 90.904 94.340 93.653 95.308 91.165 81.679 94.271 83.549 83.731 90.818 90.026
Data Kinerja Jaringan Kantor 6 Kondisi Kosong Tabel 2.1.6 Data Pengukuran dari Kantor 6
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 22.859 31.518 30.936 26.843 28.431 35.986 22.593 26.709 26.461 32.758 32.030 28.829
Jitter (ms) 21.877 27.081 28.707 22.846 26.133 20.996 17.720 22.999 23.817 26.766 21.509 23.677
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
77
Throughput (MBps) 1.874 1.866 1.901 1.878 1.920 1.867 1.859 1.918 1.905 1.846 1.901 1.885
Utilization(%) 91.509 91.095 92.807 91.678 93.772 91.180 90.771 93.674 93.004 90.149 92.838 92.043
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
Data Kinerja Jaringan Kantor 7 Kondisi Kosong Tabel 2.1.7 Data Pengukuran dari Kantor 7
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 34.700 32.173 34.831 31.672 30.267 29.393 30.802 40.305 42.361 50.945 34.378 35.621
Jitter (ms) 28.939 27.025 29.951 26.690 20.884 23.661 21.399 26.595 35.291 42.536 29.407 28.398
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Throughput (MBps) 1.876 1.854 1.809 1.857 1.804 1.886 1.800 1.876 1.884 1.814 1.710 1.834
Utilization(%) 91.604 90.514 88.316 90.652 88.084 92.099 87.886 91.586 91.983 88.561 83.515 89.527
Data Kinerja Jaringan Kantor 8 Kondisi Kosong Tabel 2.1.8 Data Pengukuran dari Kantor 8
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 7 9 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 32.388 32.451 33.490 38.721 41.797 38.877 26.294 34.401 36.575 31.552 32.202 34.432
Jitter (ms) 26.602 28.249 28.799 33.735 35.067 29.248 21.715 25.201 25.846 22.242 27.926 27.694
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
78
Throughput
Utilization(%)
1.816 1.812 1.881 1.844 1.809 1.891 1.917 1.892 1.849 1.864 1.891 1.860
88.648 88.475 91.852 90.037 88.317 92.313 93.595 92.400 90.272 90.996 92.342 90.841
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
Data Kinerja Jaringan Kantor 9 Kondisi Kosong Tabel 2.1.9 Data Pengukuran dari Kantor 9
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 31.129 28.668 30.423 36.440 43.733 41.425 26.482 27.354 24.074 34.028 29.892 32.150
Jitter (ms) 28.276 23.884 27.623 32.803 34.674 37.592 23.451 22.314 19.826 23.362 21.974 26.889
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Throughput (MBps) 1.889 1.934 1.933 1.959 1.825 1.845 1.903 1.873 1.884 1.851 1.897 1.890
Utilization(%) 92.231 94.428 94.373 95.673 89.096 90.100 92.929 91.466 92.002 90.402 92.620 92.302
Data Kinerja Jaringan Kantor 10 Kondisi Kosong Tabel 2.1.10 Data Pengukuran dari Kantor 10
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 24.760 38.457 36.838 28.698 31.842 27.938 33.008 32.400 43.415 40.116 30.233 33.428
Jitter (ms) 18.388 25.666 28.952 26.545 25.238 22.610 27.293 25.875 31.008 29.115 22.827 25.774
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
79
Throughput (MBps) 1.866 1.835 1.858 1.844 1.886 1.954 1.909 1.880 1.819 1.832 1.834 1.865
Utilization(%) 91.109 89.588 90.743 90.042 92.100 95.426 93.194 91.778 88.805 89.462 89.538 91.071
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
Data Kinerja Jaringan Kantor 11 Kondisi Kosong Tabel 2.1.11 Data Pengukuran dari Kantor 11
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 32.356 31.400 32.490 32.064 28.931 32.210 30.582 41.108 26.902 36.244 29.342 32.148
Jitter (ms) 22.911 22.217 24.661 25.834 24.984 23.914 25.681 35.318 17.685 32.190 25.796 25.563
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Throughput (MBps) 1.856 1.873 1.874 1.834 1.887 1.852 1.854 1.860 1.873 1.854 1.889 1.864
Utilization(%) 90.636 91.436 91.524 89.544 92.152 90.410 90.528 90.797 91.479 90.533 92.259 91.027
Data Kinerja Jaringan Kantor 12 Kondisi Kosong Tabel 2.1.12 Data Pengukuran dari Kantor 12
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 Rata-rata
Delay (ms) 38.530 34.077 31.009 32.379 37.599 34.895 34.688 31.245 30.592 46.413 41.713 35.740
Jitter (ms) 26.906 24.257 29.809 21.486 25.908 29.909 25.129 25.833 24.165 35.547 31.906 27.350
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
80
Throughput (MBps) 1.853 1.873 1.896 1.816 1.843 1.817 1.816 1.828 1.840 1.828 1.843 1.841
Utilization(%) 90.483 91.474 92.589 88.672 89.997 88.742 88.682 89.263 89.829 89.255 89.970 89.905
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Lampiran 2.2 Data Kinerja Jaringan Kantor 1 Kondisi Normal Tabel 2.2.1 Data Pengukuran dari Kantor 1
No.
Tujuan
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 59.372 42.315 73.263 75.589 73.870 33.589 93.894 87.113 66.007 37.121 47.449 62.689
Jitter (ms) 54.982 40.217 60.780 73.071 57.760 25.743 65.254 73.793 62.700 26.333 38.787 52.497
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 1.000 0.000 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.182
Throughput 1.875 1.866 1.720 1.462 1.763 1.876 1.655 1.601 1.782 1.844 1.859 1.783
Utilization (%) 91.534 91.114 83.976 86.819 86.062 91.584 80.813 78.158 86.993 90.052 90.763 87.079
Data Kinerja Jaringan Kantor 2 Kondisi Normal Tabel 2.2.2 Data Pengukuran dari Kantor 2
No.
Tujuan
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 37.401 42.799 35.277 46.342 43.321 49.411 43.812 47.196 57.036 55.147 52.170 46.356
Jitter (ms) 24.482 35.087 33.941 35.771 35.573 42.264 36.455 32.537 40.233 32.041 48.166 36.050
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 1.000 0.000 0.000 0.091
81
Throughput (MBps) 1.797 1.766 1.810 1.813 1.842 1.785 1.821 1.780 1.767 1.752 1.852 1.799
Utilization(%) 87.730 86.250 88.362 88.507 89.944 87.160 88.936 86.905 86.294 85.532 90.412 87.821
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
Data Kinerja Jaringan Kantor 3 Kondisi Normal Tabel 2.2.3 Data Pengukuran dari Kantor 3
No.
Tujuan
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 66.854 36.774 75.219 61.483 80.134 36.531 99.887 84.043 71.438 41.255 55.054 64.425
Jitter (ms) 61.916 34.946 62.404 53.332 62.662 28.000 87.170 71.188 55.797 29.267 45.010 53.790
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Throughput (MBps) 1.665 1.827 1.675 1.708 1.625 1.725 1.556 1.659 1.646 1.751 1.678 1.683
Utilization(%) 81.290 89.227 81.792 83.388 79.334 84.207 75.964 81.013 80.380 85.502 81.951 82.186
Data Kinerja Jaringan Kantor 4 Kondisi Normal Tabel 2.2.4 Data Pengukuran dari Kantor 4
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 62.293 54.648 52.928 57.277 69.825 63.970 34.788 53.457 65.139 53.774 75.187 58.481
Jitter (ms) 44.751 52.991 42.445 49.413 58.533 54.992 26.059 43.264 61.161 50.003 58.307 49.265
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
82
Throughput (MBps) 1.672 1.768 1.746 1.687 1.684 1.707 1.811 1.650 1.644 1.640 1.631 1.695
Utilization(%) 81.65 86.31 85.24 82.35 82.24 83.35 88.43 80.56 80.28 80.09 79.645 82.740
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
Data Kinerja Jaringan Kantor 5 Kondisi Normal Tabel 2.2.5 Data Pengukuran dari Kantor 5
No.
Tujuan
1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 70.952 51.503 76.786 52.541 63.247 54.390 74.873 55.045 75.245 56.936 73.740 64.114
Jitter (ms) 65.677 44.447 52.278 51.631 44.505 41.933 54.823 38.557 37.108 41.321 65.982 48.933
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Throughput (MBps) 1.628 1.696 1.603 1.759 1.660 1.699 1.683 1.679 1.619 1.697 1.663 1.671
Utilization(%) 79.485 82.823 78.253 85.871 81.063 82.951 82.171 81.964 79.038 82.844 81.208 81.606
Data Kinerja Jaringan Kantor 6 Kondisi Normal Tabel 2.2.6 Data Pengukuran dari Kantor 6
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 44.929 62.406 68.425 51.958 54.040 54.696 67.012 52.102 81.270 63.612 54.059 59.501
Jitter (ms) 41.016 55.738 39.936 49.126 41.790 48.134 60.710 40.693 49.057 44.603 51.523 47.484
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
83
Throughput (MBps) 1.870 1.615 1.841 1.778 1.943 1.689 1.579 1.693 1.550 1.585 1.632 1.705
Utilization(%) 91.291 78.869 89.914 86.834 94.874 81.737 77.120 82.659 75.703 77.373 79.665 83.276
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Data Kinerja Jaringan Kantor 7 Kondisi Normal Tabel 2.2.7 Data Pengukuran dari Kantor 7
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 47.294 41.618 50.180 54.889 39.177 55.769 52.197 32.353 60.602 53.998 40.279 48.032
Jitter (ms) 44.926 40.373 32.813 46.296 29.175 35.197 46.961 26.350 57.323 48.954 36.726 40.463
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Throughput (MBps) 1.705 1.716 1.674 1.683 1.715 1.657 1.690 1.817 1.733 1.641 1.773 1.709
Utilization(%) 83.256 83.769 81.737 82.197 83.755 80.900 82.508 88.741 84.601 80.135 86.555 83.469
Data Kinerja Jaringan Kantor 8 Kondisi Normal Tabel 2.2.8 Data Pengukuran dari Kantor 8
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 7 9 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 54.010 43.726 49.050 62.378 57.031 61.745 61.673 48.482 61.787 54.244 42.389 54.229
Jitter (ms) 51.249 35.517 42.579 60.374 54.429 42.120 34.413 27.946 34.551 48.768 29.963 41.992
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
84
Throughput (MBps) 1.719 1.729 1.661 1.616 1.620 1.633 1.634 1.646 1.699 1.634 1.684 1.661
Utilization(%) 83.915 84.421 81.112 78.904 79.110 79.712 79.806 80.369 82.978 79.772 82.246 81.122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
Data Kinerja Jaringan Kantor 9 Kondisi Normal Tabel 2.2.9 Data Pengukuran dari Kantor 9 No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 80.951 91.910 57.213 40.855 51.071 73.240 54.072 39.386 35.303 44.794 54.199 56.636
Jitter (ms) 58.271 36.412 50.296 39.121 46.018 39.719 51.969 23.165 34.783 30.173 29.753 39.971
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Throughput (MBps) 1.468 1.462 1.688 1.717 1.694 1.606 1.631 1.706 1.689 1.688 1.643 1.636
Utilization(%) 71.69 71.40 82.44 83.83 82.72 78.40 79.65 83.31 82.49 82.41 80.22 79.869
Data Kinerja Jaringan Kantor 10 Kondisi Normal Tabel 2.2.10 Data Pengukuran dari Kantor 10
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 74.503 44.513 51.408 55.196 53.420 72.657 57.202 57.046 80.762 52.169 52.962 59.258
Jitter (ms) 22.566 40.496 36.276 50.775 52.440 67.660 21.102 52.298 47.773 47.099 39.075 43.414
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
85
Throughput (MBps) 1.578 1.698 1.634 1.598 1.651 1.561 1.630 1.634 1.508 1.618 1.610 1.611
Utilization(%) 77.070 82.931 79.782 78.023 80.621 76.211 79.590 79.810 73.640 79.012 78.613 78.663
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Data Kinerja Jaringan Kantor 11 Kondisi Normal Tabel 2.2.11 Data Pengukuran dari Kantor 11
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 49.046 52.877 41.777 82.819 71.013 36.124 63.029 66.028 55.079 49.323 34.593 54.701
Jitter (ms) 47.680 50.966 30.392 54.002 47.814 18.642 58.944 49.920 50.795 43.633 23.654 43.313
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Throughput (MBps) 1.644 1.652 1.669 1.674 1.538 1.686 1.606 1.603 1.601 1.643 1.700 1.638
Utilization(%) 80.282 80.670 81.488 81.715 75.086 82.317 78.414 78.269 78.190 80.247 82.996 79.970
Data Kinerja Jaringan Kantor 12 Kondisi Normal Tabel 2.2.12 Data Pengukuran dari Kantor 12
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 Rata-rata
Delay (ms) 55.816 57.359 68.370 58.816 31.005 56.153 55.753 61.150 58.092 71.027 46.413 56.360
Jitter 53.463 38.727 50.943 52.858 23.402 48.910 52.421 31.624 53.570 69.392 34.581 46.354
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
86
Throughput (MBps) 1.655 1.618 1.573 1.628 1.788 1.646 1.665 1.587 1.620 1.466 1.674 1.629
Utilization(%) 80.832 79.015 76.788 79.498 87.308 80.347 81.292 77.471 79.076 71.606 81.743 79.543
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Lampiran 2.3 Data Kinerja Jaringan Kantor 1 Kondisi Sibuk Tabel 2.3.1 Data Pengukuran dari Kantor 1
No.
Tujuan
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 142.622 71.514 134.319 86.672 150.850 65.578 175.547 113.409 113.424 81.759 84.204 110.900
Jitter (ms) 85.927 64.929 101.367 66.541 120.483 51.236 71.247 85.540 70.172 67.260 71.557 77.842
Packet Loss Ratio (%) 1.000 0.000 0.000 0.000 1.000 0.000 5.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.636
Throughput (MBps) 1.207 1.468 1.251 1.308 1.203 1.601 1.010 1.407 1.411 1.387 1.347 1.327
Utilization(%) 58.955 71.691 61.072 63.886 58.730 78.180 49.299 68.715 68.887 67.725 65.758 64.809
Data Kinerja Jaringan Kantor 2 Kondisi Sibuk Tabel 2.3.2 Data Pengukuran dari Kantor 2
No.
Tujuan
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 62.343 105.881 71.285 127.121 99.629 106.251 119.396 128.473 136.536 138.942 79.524 106.853
Jitter (ms) 42.934 93.315 66.807 104.469 80.673 76.445 100.604 112.954 97.491 90.422 66.525 84.785
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 1.000 2.000 4.000 0.000 0.636
87
Throughput (MBps) 1.549 1.190 1.532 1.024 1.265 1.146 1.126 1.027 1.015 0.998 1.426 1.209
Utilization(%) 75.658 58.106 74.798 50.011 61.752 55.974 54.964 50.123 49.566 48.708 69.628 59.026
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Data Kinerja Jaringan Kantor 3 Kondisi Sibuk Tabel 2.3.3 Data Pengukuran dari Kantor 3
No.
Tujuan
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 107.174 110.783 90.505 115.904 137.724 117.292 119.523 104.036 96.977 149.091 155.485 118.590
Jitter (ms) 91.474 98.790 79.099 77.542 96.580 107.231 90.397 85.813 83.057 139.686 99.971 95.422
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 4.000 0.000 0.364
Throughput (MBps) 1.215 1.168 1.578 1.131 1.037 1.182 1.160 1.272 1.516 0.992 0.972 1.202
Utilization(%) 59.319 57.016 77.041 55.205 50.628 57.698 56.622 62.094 74.015 48.418 47.483 58.685
Data Kinerja Jaringan Kantor 4 Kondisi Sibuk Tabel 2.3.4 Data Pengukuran dari Kantor 4
No.
Tujuan
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 121.716 101.598 91.957 105.853 116.201 109.804 64.685 97.897 120.567 81.334 89.035 100.059
Jitter (ms) 101.997 84.491 81.846 86.968 105.139 94.377 51.315 83.229 105.345 74.374 81.215 86.391
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
88
Throughput (MBps) 1.070 1.364 1.507 1.333 1.243 1.270 1.623 1.394 1.219 1.601 1.557 1.380
Utilization(%) 52.232 66.611 73.595 65.096 60.711 62.007 79.260 68.082 59.533 78.164 76.010 67.391
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Data Kinerja Jaringan Kantor 5 Kondisi Sibuk Tabel 2.3.5 Data Pengukuran dari Kantor 5
No.
Tujuan
1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 111.926 96.726 107.280 73.689 116.646 106.044 101.293 104.229 139.642 87.691 77.782 102.086
Jitter (ms) 103.655 84.618 99.214 71.946 99.336 87.016 90.311 84.245 124.059 71.351 65.133 97.729
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 1.000 0.000 0.000 0.091
Throughput (MBps) 1.182 1.389 1.300 1.482 1.145 1.267 1.368 1.330 1.050 1.437 1.458 1.310
Utilization(%) 57.717 67.846 63.466 72.359 55.908 61.884 66.812 64.930 51.254 70.160 71.187 63.957
Data Kinerja Jaringan Kantor 6 Kondisi Sibuk Tabel 2.3.6 Data Pengukuran dari Kantor 6
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 96.457 80.196 117.593 77.260 97.369 86.381 109.989 171.434 93.569 99.551 97.922 104.754
Jitter (ms) 89.314 70.138 108.764 75.438 82.900 70.860 98.074 123.483 75.618 81.014 82.019 87.057
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 5.000 0.000 0.000 0.000 0.455
89
Throughput (MBps) 1.393 1.571 1.071 1.631 1.329 1.507 1.291 1.000 1.409 1.308 1.330 1.322
Utilization(%) 68.035 76.716 52.319 79.631 64.871 73.595 63.021 48.807 54.506 63.861 64.923 64.571
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Data Kinerja Jaringan Kantor 7 Kondisi Sibuk Tabel 2.3.7 Data Pengukuran dari Kantor 7
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 107.305 97.871 73.146 113.270 208.798 144.433 77.887 105.600 101.238 88.309 124.742 112.964
Jitter (ms) 98.599 86.230 64.802 99.220 68.607 108.179 94.214 55.109 91.464 76.469 116.680 87.234
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 6.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 2.000 0.727
Throughput (MBps) 1.292 1.373 1.608 1.231 0.845 1.047 1.510 1.305 1.344 1.470 1.077 1.282
Utilization(%) 63.069 67.052 78.503 60.109 41.252 51.116 73.725 63.699 65.633 71.758 52.609 62.593
Data Kinerja Jaringan Kantor 8 Kondisi Sibuk Tabel 2.3.8 Data Pengukuran dari Kantor 8
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 7 9 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 90.391 58.204 100.400 115.937 137.745 100.157 84.076 74.886 63.309 102.893 85.288 92.117
Jitter (ms) 81.137 50.897 67.020 90.236 105.993 91.853 75.534 62.813 51.798 96.387 75.133 77.164
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 2.000 0.000 0.000 0.000 0.000 3.000 0.000 0.455
90
Throughput (MBps) 1.394 1.588 1.205 1.199 1.037 1.204 1.399 1.559 1.566 1.184 1.389 1.338
Utilization(%) 68.061 77.522 58.829 58.550 50.621 58.773 68.303 76.129 76.451 57.803 67.811 65.348
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Data Kinerja Jaringan Kantor 9 Kondisi Sibuk Tabel 2.3.9 Data Pengukuran dari Kantor 9 No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 93.924 102.154 74.605 69.462 59.888 68.917 61.390 67.817 67.519 113.582 92.236 79.227
Jitter (ms) 80.933 93.882 65.542 55.658 54.070 55.994 48.193 61.610 49.807 103.105 75.701 67.681
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Throughput (MBps) 1.610 1.439 1.633 1.693 1.753 1.706 1.710 1.672 1.680 1.331 1.630 1.623
Utilization(%) 78.604 70.264 79.716 82.667 85.609 83.321 83.515 81.647 82.008 65.000 79.598 79.268
Data Kinerja Jaringan Kantor 10 Kondisi Sibuk Tabel 2.3.10 Data Pengukuran dari Kantor 10
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.40.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 92.813 89.773 101.912 99.715 82.602 91.738 94.088 88.811 121.556 102.255 76.252 94.683
Jitter (ms) 79.090 75.141 94.956 81.418 70.914 78.740 81.673 81.853 112.909 91.619 66.783 83.190
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 4.000 2.000 0.000 0.636
91
Throughput (MBps) 1.629 1.637 1.401 1.516 1.678 1.648 1.562 1.655 1.313 1.397 1.707 1.559
Utilization(%) 79.545 79.955 68.418 74.039 81.930 80.477 76.287 80.821 64.110 68.189 83.374 76.104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
Data Kinerja Jaringan Kantor 11 Kondisi Sibuk Tabel 2.3.11 Data Pengukuran dari Kantor 11
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.41.1 Rata-rata
Delay (ms) 79.497 102.277 80.188 67.310 66.324 85.956 49.642 43.935 62.999 117.551 105.315 78.272
Jitter (ms) 68.488 93.995 70.452 53.932 59.887 69.855 38.963 39.894 46.469 106.712 86.447 66.827
Packet Loss Ratio (%) 2.000 0.000 3.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.455
Throughput (MBps) 1.743 1.437 1.519 1.747 1.583 1.368 1.777 1.816 1.733 1.286 1.428 1.585
Utilization(%) 85.130 70.180 74.166 85.310 77.302 66.804 86.755 88.688 84.637 62.805 69.713 77.408
Data Kinerja Jaringan Kantor 12 Kondisi Sibuk Tabel 2.3.12 Data Pengukuran dari Kantor 12
No.
Tujuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 Rata-rata
Delay (ms) 62.109 87.449 93.116 76.263 50.149 75.132 98.931 113.423 93.467 93.281 67.690 82.819
Jitter (ms) 56.064 84.373 87.497 74.755 43.767 59.992 91.382 99.072 79.382 85.303 60.826 74.765
Packet Loss Ratio (%) 0.000 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000 2.000 8.000 1.000 0.000 0.000 1.091
92
Throughput (MBps) 1.657 1.441 1.353 1.542 1.675 1.576 1.274 1.118 1.384 1.396 1.675 1.463
Utilization(%) 80.897 70.354 66.072 75.295 81.787 76.974 62.188 54.604 67.579 68.153 81.801 71.428
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 LAMPIRAN 3 Lampiran 3.1 Data dari Kantor 1 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.30.127 Kosong Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.1.1 Data Pengukuran dari Kantor 1
Kantor
Alamat Gateway Tujuan
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1
Packet Jumlah Total ARP Frame variasi delay (s) 1200 1300 32.781 1125 1200 27.578 1250 1420 36.967 614 1700 54.882 1604 1710 57.628 1246 1500 39.260 1151 1600 36.187 976 1500 30.280 902 1500 27.380 1000 1300 24.283 1079 1400 24.118
Total delay(s)
33.831 30.373 40.980 60.782 61.760 43.760 43.314 36.837 30.276 30.270 32.785
Data dari Kantor 2 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.31.127 Kosong Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.1.2 Data Pengukuran dari Kantor 2 Kantor
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Alamat Packet Jumlah Total Gateway ARP Frame variasi Tujuan delay (s) 10.4.30.1 1300 1400 27.8 10.4.32.1 1343 1500 32.81 10.4.33.1 1500 1600 30.78 10.4.34.1 1194 1400 29.38 10.4.35.1 1100 1700 32.637 10.4.36.1 1503 1600 50.278 10.4.37.1 1200 1500 34.82 10.4.38.1 1464 1550 35.278 10.4.39.1 1477 1600 43.276 10.4.40.1 1400 1500 42.795 10.4.41.1 1324 1500 37.728 93
Total delay(s)
40.678 43.26 52.786 37.279 42.772 54.763 40.371 51.042 54.38 48.738 44.88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 Data dari Kantor 3 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.32.127 Kosong Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.1.3 Data Pengukuran dari Kantor 3 Kantor
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Alamat Packet Jumlah Total Total Gateway Frame variasi delay(ms) Tujuan delay (ms) 10.4.30.1 1441 1500 32.178 48.34 10.4.31.1 1362 1450 33.278 43.243 10.4.33.1 1322 1450 31.77 42.893 10.4.34.1 1185 1550 44.714 42.278 10.4.35.1 1504 1700 41.782 56.37 10.4.36.1 1574 1650 31.786 58.24 10.4.37.1 1553 1650 39.037 59.673 10.4.38.1 1097 1450 37.78 37.367 10.4.39.1 1328 1400 34.26 41.267 10.4.40.1 1357 1550 29.39 46.627 10.4.41.1 1405 1600 34.375 50.354 Data dari Kantor 4
Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.33.127 Kosong Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.1.4 Data Pengukuran dari Kantor 4 Kantor
Alamat Gateway Tujuan
Packet
Jumlah Frame
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1
1130 1000 1290 1194 1230 1300 1093 1200 1142 1260 1220
1380 1450 1100 1350 1400 1410 1350 1300 1600 1400 1900 94
Total variasi delay (ms) 30.721 26.270 30.298 32.718 34.910 32.736 24.391 27.372 30.238 32.672 35.278
Total delay(ms)
35.670 32.111 31.372 36.278 37.271 40.278 33.701 34.267 40.392 40.284 50.240
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 Data dari Kantor 5 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.34.127 Kosong Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame
Tabel 3.1.5 Data Kantor 5
Kantor
1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12
Alamat Packet Jumlah Total Total Gateway ARP Frame variasi delay(s) Tujuan delay (s) 10.4.30.1 1101 1700 37.780 42.241 10.4.31.1 1259 1700 45.360 48.285 10.4.32.1 1190 1750 41.370 45.270 10.4.33.1 1480 1150 30.440 37.270 10.4.35.1 1101 1700 31.278 40.274 10.4.36.1 1042 1300 19.780 30.472 10.4.37.1 1100 1350 30.250 37.285 10.4.38.1 1157 1600 32.470 40.271 10.4.39.1 1262 1300 35.270 40.270 10.4.40.1 1116 1600 27.389 43.734 10.4.41.1 1502 1600 34.162 54.267 Data dari Kantor 6
Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.35.127 Kosong Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.1.6 Data Pengukuran dari Kantor 6
Kantor
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12
Alamat Packet Jumlah Total Total Gateway ARP Frame variasi delay(s) Tujuan delay (s) 10.4.30.1 1567 1020 34.260 35.82 10.4.31.1 1200 1400 32.471 37.821 10.4.32.1 1300 1400 37.292 40.217 10.4.33.1 1020 1200 23.280 27.380 10.4.34.1 1100 1300 28.721 31.274 10.4.36.1 1400 1600 29.374 50.381 10.4.37.1 1695 1000 30.017 38.295 10.4.38.1 1100 1220 25.276 29.381 10.4.39.1 1142 1200 27.175 30.218 10.4.40.1 1319 1440 35.278 43.208 10.4.41.1 1320 1450 28.370 42.28
95
Pengukuran dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 Data dari Kantor 7 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.36.127 Kosong Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.1.7 Data Pengukuran dari Kantor 7
Kantor
1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12
Alamat Packet Jumlah Total Total Gateway ARP Frame variasi delay(s) Tujuan delay (s) 10.4.30.1 1085 1550 31.370 37.651 10.4.31.1 1376 1420 37.161 44.270 10.4.32.1 1227 1500 36.722 42.738 10.4.33.1 1300 1400 34.670 41.173 10.4.34.1 1211 1300 25.270 36.653 10.4.35.1 1200 1320 28.370 35.271 10.4.37.1 1210 1320 25.871 37.271 10.4.38.1 1114 1800 29.602 44.902 10.4.39.1 1186 1900 41.821 50.243 10.4.40.1 1030 2200 43.771 52.473 10.4.41.1 1000 1400 29.378 34.378 Data dari Kantor 8
Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.37.127 Kosong Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.1.8 Data Pengukuran dari Kantor 8 Kantor
1 2 3 4 5 6 7 9 10 11 12
Alamat Packet Jumlah Total Gateway ARP Frame variasi Tujuan delay (s) 10.4.30.1 1290 1400 34.291 10.4.31.1 1200 1400 33.870 10.4.32.1 1350 1500 38.851 10.4.33.1 1376 1700 46.386 10.4.34.1 1119 1800 39.205 10.4.35.1 1450 1750 42.38 10.4.36.1 1073 1200 23.278 10.4.38.1 1345 1550 33.870 10.4.39.1 1484 1610 38.331 10.4.40.1 1308 1400 29.071 10.4.41.1 1300 1450 36.276 96
Total delay(s)
41.781 38.941 45.212 53.282 46.771 56.372 28.213 46.271 54.278 41.270 41.863
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 Data dari Kantor 9 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: 10.4.38.127 : Kosong : Arping Gateway Tujuan : 60 bytes per frame Tabel 3.1.9 Data Pengukuran dari Kantor 9 Kantor
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12
Alamat Packet Jumlah Total Total Gateway ARP Frame variasi delay(s) Tujuan delay (s) 10.4.30.1 1213 1400 34.271 37.760 10.4.31.1 1201 1320 28.661 34.431 10.4.32.1 993 1400 27.402 30.210 10.4.33.1 1000 1700 32.770 36.442 10.4.34.1 1058 1900 36.650 46.270 10.4.35.1 1018 1820 38.231 42.171 10.4.36.1 992 1200 23.240 26.270 10.4.37.1 1198 1220 26.712 32.771 10.4.39.1 1382 1080 27.381 33.271 10.4.40.1 1301 1500 30.370 44.270 10.4.41.1 1200 1350 26.347 35.872 Data dari Kantor 10
Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.39.127 Kosong Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.1.10 Data Pengukuran dari Kantor 10
Kantor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12
Alamat Packet Jumlah Total Gateway ARP Frame variasi Tujuan delay (s) 10.4.30.1 1000 1100 18.370 10.4.31.1 1570 1680 40.270 10.4.32.1 1012 1630 29.270 10.4.33.1 1121 1260 29.730 10.4.34.1 1200 1430 30.261 10.4.35.1 1227 1300 27.721 10.4.36.1 1220 1500 33.272 10.4.37.1 1252 1450 32.371 10.4.38.1 1561 1880 48.373 10.4.40.1 1041 1750 30.280 10.4.41.1 1200 1320 27.372 97
Total delay(s)
24.761 60.378 37.280 32.170 38.211 34.282 40.270 40.565 67.771 41.761 36.282
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 Penelitian Kantor 11 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: 10.4.40.127 : Kosong : Arping Gateway Tujuan : 60 bytes per frame Tabel 3.1.11 Data Pengukuran dari Kantor 11
Kantor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12
Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
Alamat Packet Jumlah Total Total Gateway ARP Frame variasi delay(s) Tujuan delay (s) 10.4.30.1 1320 1430 30.221 42.711 10.4.31.1 1300 1400 28.860 40.822 10.4.32.1 1269 1450 31.271 41.233 10.4.33.1 1100 1400 28.392 35.271 10.4.34.1 1253 1300 31.280 36.250 10.4.35.1 724 1420 17.292 23.320 10.4.36.1 1219 1350 31.282 37.280 10.4.37.1 930 1820 32.813 38.231 10.4.38.1 865 1200 15.280 23.271 10.4.39.1 1001 1600 32.190 36.282 10.4.41.1 1200 1320 30.930 35.213
Penelitian Kantor 12 10.4.41.127 Kosong Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.1.12 Data Pengukuran dari Kantor 12
Kantor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Alamat Packet Jumlah Total Gateway ARP Frame variasi Tujuan delay (s) 10.4.30.1 862 1700 23.166 10.4.31.1 1420 1520 34.421 10.4.32.1 1100 1400 32.760 10.4.33.1 1320 1400 28.341 10.4.34.1 937 1650 24.250 10.4.35.1 1097 1510 32.782 10.4.36.1 1200 1500 30.130 10.4.37.1 1100 1360 28.391 10.4.38.1 1250 1340 30.182 10.4.39.1 906 2020 32.172 10.4.40.1 1108 1830 35.321 98
Total delay(s)
33.213 48.392 34.110 42.743 35.232 38.281 41.625 34.372 38.243 42.051 46.218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 Lampiran 3.2 Data dari Kantor 1 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: 10.4.30.127 : Normal : Arping Arping Gateway Tujuan : 60 bytes per frame Tabel 3.2.1 Data Pengukuran dari Kantor 1 Kantor
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Alamat Packet Gateway ARP Tujuan 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1
Jumlah Frame
1689 1201 1232 802 1356 1378 1200 1067 1526 1667 1542
2650 1880 3000 3200 3100 1500 3700 3320 2800 1630 2100
Total variasi delay (s) 92.812 48.261 74.822 52.532 78.265 35.448 98.241 78.663 78.618 43.871 59.773
Total delay(s)
100.281 50.822 90.263 60.622 100.168 46.285 112.673 92.952 100.727 61.882 73.167
Data dari Kantor 2 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.31.127 Normal Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.2.2 Data Pengukuran dari Kantor 2
Kantor
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Alamat Packet Jumlah Total Gateway ARP Frame variasi Tujuan delay (s) 10.4.30.1 1340 1600 32.781 10.4.32.1 1642 1800 57.578 10.4.33.1 1208 1520 40.967 10.4.34.1 1703 2000 60.882 10.4.35.1 1621 1900 57.628 10.4.36.1 1900 2100 80.26 10.4.37.1 1652 1900 60.187 10.4.38.1 1700 2000 55.282 10.4.39.1 1800 2400 72.381 10.4.40.1 1820 2300 58.283 10.4.41.1 1000 2300 50.118 99
Total delay(s)
50.118 70.276 42.615 78.921 70.224 93.882 72.378 80.233 102.665 100.367 52.171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Data dari Kantor 3 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.32.127 Normal Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.2.3 Data Pengukuran dari Kantor 3 Kantor
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Alamat Packet Jumlah Total Gateway ARP Frame variasi Tujuan delay (s) 10.4.30.1 1500 2650 92.812 10.4.31.1 1382 1600 48.261 10.4.33.1 1200 3000 74.822 10.4.34.1 986 2500 52.532 10.4.35.1 1250 3100 78.265 10.4.36.1 1267 1500 35.448 10.4.37.1 1128 3700 98.241 10.4.38.1 1106 3320 78.663 10.4.39.1 1410 2800 78.618 10.4.40.1 1500 1720 43.871 10.4.41.1 1329 2200 59.773
Total delay(s)
100.281 50.822 90.263 60.622 100.168 46.285 112.673 92.952 100.727 61.882 73.167
Data dari Kantor 4 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.33.127 Normal Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.2.4 Data Pengukuran dari Kantor 4 Kantor
Alamat Gateway Tujuan
Packet ARP
Jumlah Frame
Total variasi delay (s)
Total delay(s)
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1
1128 1478 1187 1061 1085 1287 1178 1163 1078 1126 1070
2480 2300 2200 2300 2800 2600 1500 2100 2550 2100 2920
50.434 78.268 50.341 52.378 63.452 70.721 30.672 50.273 65.872 56.253 62.332
70.267 80.77 62.826 60.771 75.763 82.332 40.981 62.170 70.221 60.552 80.451
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 Data dari Kantor 5 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.34.127 Normal Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.2.5 Data Pengukuran dari Kantor 5 Kantor
1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12
Alamat Packet Jumlah Total Gateway ARP Frame variasi Tujuan delay (s) 10.4.30.1 924 2750 60.623 10.4.31.1 986 2080 43.782 10.4.32.1 1002 2930 52.331 10.4.33.1 938 2200 48.378 10.4.35.1 1062 2500 47.220 10.4.36.1 963 2200 40.341 10.4.37.1 1100 3000 60.253 10.4.38.1 1100 2200 42.374 10.4.39.1 1100 2900 40.782 10.4.40.1 1000 2300 41.284 10.4.41.1 800 2920 52.720
Total delay(s)
65.561 50.782 76.940 49.283 67.168 52.378 82.362 60.553 82.771 56.936 58.992
Data dari Kantor 6 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.35.127 Normal Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.2.6 Data Pengukuran dari Kantor 6 Kantor
Alamat Gateway Tujuan
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1
Packet Jumlah ARP Frame
1120 902 1200 882 1208 954 1004 965 987 1027 978
101
2000 2400 3000 2200 2600 2180 2520 2100 3000 2400 2100
Total variasi delay (s)
Total delay(s)
45.897 50.221 47.883 43.282 50.441 45.872 60.892 39.228 48.373 45.763 50.338
50.321 56.290 82.111 45.827 65.280 52.180 67.280 50.278 80.213 65.331 52.872
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 Data dari Kantor 7 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.36.127 Normal Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.2.7 Data Pengukuran dari Kantor 7 Kantor
1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12
Alamat Packet Jumlah Total Total Gateway ARP Frame variasi delay(s) Tujuan delay (s) 10.4.30.1 1020 1920 45.781 48.241 10.4.31.1 1100 1700 44.370 45.782 10.4.32.1 1000 2000 32.782 50.180 10.4.33.1 927 2200 42.872 50.882 10.4.34.1 1092 1600 31.830 42.781 10.4.35.1 1600 2200 56.280 57.234 10.4.37.1 965 2100 45.270 50.370 10.4.38.1 1075 1400 28.302 34.781 10.4.39.1 1002 2500 57.381 60.723 10.4.40.1 1120 2110 54.782 60.478 10.4.41.1 1400 1700 51.383 56.392 Data dari Kantor 8
Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.37.127 Normal Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.2.8 Data Pengukuran dari Kantor 8 Kantor
1 2 3 4 5 6 7 9 10 11 12
Alamat Packet Jumlah Total Gateway ARP Frame variasi Tujuan delay (s) 10.4.30.1 1050 2210 53.761 10.4.31.1 920 1800 32.640 10.4.32.1 982 1940 41.771 10.4.33.1 1000 2400 60.314 10.4.34.1 1092 2200 59.382 10.4.35.1 1100 2400 46.290 10.4.36.1 1100 2400 37.821 10.4.38.1 1140 1900 31.832 10.4.39.1 1080 2500 37.282 10.4.40.1 926 2110 45.113 10.4.41.1 1080 1700 32.331 102
Total delay(s)
56.710 40.228 48.167 62.378 62.278 67.922 67.843 55.271 66.730 50.230 45.783
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 Data dari Kantor 9 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: 10.4.38.127 : Normal : Arping Gateway Tujuan : 60 bytes per frame Tabel 3.2.9 Data Pengukuran dari Kantor 9 Kantor
Alamat Gateway Tujuan
Packet ARP
Jumlah Frame
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1
967 1021 912 877 887 1068 1083 993 1073 1502 1093
2830 3200 2300 1670 2060 2800 2100 1600 1420 1800 2120
Total variasi delay (s) 56.291 37.142 45.824 34.271 40.772 42.380 56.234 22.984 37.287 45.293 32.494
Total delay(s)
78.281 93.843 52.178 35.834 45.34 78.225 58.566 39.117 37.884 67.282 59.240
Data dari Kantor 10 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: 10.4.39.127 : Normal : Arping Gateway Tujuan : 60 bytes per frame Tabel 3.2.10 Data Pengukuran dari Kantor 10 Kantor
Alamat Gateway Tujuan
Packet ARP
Jumlah Frame
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.40.1 10.4.41.1
1026 1130 978 995 1038 907 872 1076 971 973 1006
2800 1800 2000 2100 2100 2700 2220 2220 2900 2010 2030
103
Total variasi delay (s) 23.133 45.721 35.442 50.474 54.382 61.300 18.383 56.222 46.341 45.782 39.271
Total delay(s)
76.441 50.302 50.277 54.923 55.451 65.900 49.882 61.382 78.424 50.763 53.281
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 Data dari Kantor 11 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: 10.4.40.127 : Normal : Arping Gateway Tujuan : 60 bytes per frame Tabel 3.2.11 Data Pengukuran dari Kantor 11 Kantor
Alamat Gateway Tujuan
Packet ARP
Jumlah Frame
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.41.1
1027 1067 1182 1043 948 1032 957 997 1032 945 1008
1920 2080 1660 3300 2600 1450 2410 2520 2100 1930 1400
Total variasi delay (s) 48.921 54.332 35.893 56.273 45.284 19.220 56.350 49.720 52.370 41.191 23.823
Total delay(s)
50.374 56.422 49.384 86.382 67.321 37.280 60.319 65.832 56.842 46.613 34.874
Data dari Kantor 12 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.41.127 Normal Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.2.12 Data Pengukuran dari Kantor 12 Kantor
Alamat Gateway Tujuan
Packet ARP
Jumlah Frame
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1
772 1014 980 1078 915 928 1083 1183 973 972 920
2200 2210 2560 2280 1320 2200 2210 2310 2240 2480 1850
104
Total variasi delay (s) 41.221 39.232 49.873 56.928 21.389 45.344 56.723 37.382 52.070 67.381 31.781
Total delay(s)
43.091 58.162 67.003 63.404 28.373 52.110 60.381 72.340 56.524 69.038 42.703
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 Lampiran 3.3 Data dari Kantor 1 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.30.127 Sibuk Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.3.1 Data Pengukuran dari Kantor 1 Kantor
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Alamat Packet Gateway ARP Tujuan 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1
780 850 680 982 682 771 738 887 1059 867 893
Jumlah Frame
Total variasi delay (s) 66.937 55.125 68.828 65.277 82.049 39.452 52.509 75.788 74.242 58.247 63.829
4100 2500 4000 2700 4320 2500 4220 3800 3810 2700 2700
Total delay(s)
111.245 60.787 91.337 85.112 102.88 50.561 129.554 100.594 120.116 70.885 75.194
Data dari Kantor 2 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.31.127 Sibuk Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.3.2 Data Pengukuran dari Kantor 2 Kantor
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Alamat Packet Jumlah Gateway ARP Frame Tujuan 10.4.30.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1
830 763 743 652 782 943 677 783 873 778 888
2300 3000 2600 3100 3000 2900 3200 3140 3300 3300 2700
105
Total variasi delay (s) 35.592 71.106 49.571 68.009 63.006 72.011 68.008 88.33 85.012 70.258 59.008
Total delay(s)
51.745 80.787 52.965 82.883 77.910 100.195 80.831 100.594 119.196 108.097 70.617
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 Data dari Kantor 3 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.32.127 Sibuk Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.3.3 Data Pengukuran dari Kantor 3 Kantor
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Alamat Packet Gateway ARP Tujuan 10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1
Jumlah Frame
678 787 841 998 747 828 838 642 883 798 621
3100 3080 3400 3120 3400 3300 3300 3150 3500 3520 3600
Total variasi delay (s) 61.928 77.649 66.443 77.309 72.049 88.680 75.662 55.006 73.256 111.331 61.982
Total delay(s)
72.664 87.186 76.115 115.672 102.881 97.118 100.162 66.791 85.631 118.975 96.556
Data dari Kantor 4 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.33.127 Sibuk Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.3.4 Data Pengukuran dari Kantor 4 Kantor
Alamat Gateway Tujuan
Packet
Jumlah Frame
Total variasi delay (s)
Total delay(s)
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1
658 1082 893 783 845 913 883 827 789 910 1022
3100 3300 3300 3360 3440 3320 2500 3250 3500 3100 3300
67.012 91.335 73.007 68.009 88.737 86.072 45.260 68.747 83.012 67.606 82.921
80.089 109.929 82.118 82.883 98.190 100.251 57.117 80.961 95.127 74.014 90.994
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 Data dari Kantor 5 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.34.127 Sibuk Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.3.5 Data Pengukuran dari Kantor 5 Kantor
Alamat Gateway Tujuan
1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1
Packet Jumlah ARP Frame
3150 3200 3320 2600 3180 3200 3300 3300 3490 3000 2700
767 621 878 822 692 637 898 711 852 831 987
Total variasi delay (s)
Total delay(s)
79.400 52.463 87.011 59.068 68.641 55.342 81.009 59.814 105.574 59.221 64.221
85.847 60.067 94.192 60.572 80.719 67.551 90.961 74.107 118.975 72.871 76.771
Data dari Kantor 6 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.35.127 Sibuk Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.3.6 Data Pengukuran dari Kantor 6
Kantor
Alamat Gateway Tujuan
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1
Packet Jumlah ARP Frame
890 749 801 784 829 782 827 694 792 732 784
3200 3000 3000 3000 3080 3100 3380 4080 3140 3100 3100
107
Total variasi delay (s)
Total delay(s)
79.400 52.463 87.011 59.068 68.641 55.342 81.009 85.574 59.814 59.221 64.221
85.847 60.067 94.192 60.572 80.719 67.552 90.961 118.975 93.569 72.871 76.771
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 Data dari Kantor 7 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.36.127 Sibuk Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.3.7 Data Pengukuran dari Kantor 7 Kantor
Alamat Gateway Tujuan
Packet ARP
Jumlah Frame
Total variasi delay (s)
Total delay(s)
1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1
829 746 884 707 732 812 776 727 911 1028 728
3300 3200 2800 3320 4200 3600 2800 3280 3240 3090 3200
81.641 64.241 57.22 70.049 50.152 87.733 73.016 40.009 83.232 78.534 84.826
88.956 73.012 64.661 80.082 152.84 117.28 60.440 76.771 92.228 90.782 90.812
Data dari Kantor 8 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.37.127 Sibuk Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.3.8 Data Pengukuran dari Kantor 8 Kantor
Alamat Gateway Tujuan
Packet ARP
Jumlah Frame
Total variasi delay (s)
Total delay(s)
1 2 3 4 5 6 7 9 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1
1003
3000 2200 2880 3310 3400 2870 2800 2780 2360 2900 2820
81.299
90.662
49.726 54.956 89.153 92.744 92.312 73.797 51.004 51.073 75.471 82.045
56.924 82.428 114.662 120.665 100.758 82.226 60.882 62.486 80.668 93.221
978 821 989 876 1006 978 813 987 784 1093
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 Data dari Kantor 9 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: 10.4.38.127 : Sibuk : Arping Gateway Tujuan : 60 bytes per frame Tabel 3.3.9 Data Pengukuran dari Kantor 9 Kantor
Alamat Gateway Tujuan
Packet ARP
Jumlah Frame
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.39.1 10.4.40.1 10.4.41.1
821 832 948 907 876 1019 993 734 892 918 1087
3600 3500 2900 2800 2500 2800 2500 2700 2700 3600 3580
Total variasi delay (s) 66.365 78.016 62.068 50.426 47.311 57.002 47.807 45.16 44.378 94.547 82.211
Total delay(s)
77.112 84.992 70.726 63.002 52.462 70.226 60.96 49.778 60.227 104.268 100.260
Data dari Kantor 10 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.39.127 Sibuk Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel 3.3.10 Data Pengukuran dari Kantor 10 Kantor
Alamat Gateway Tujuan
Packet ARP
Jumlah Frame
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.40.1 10.4.41.1
978 893 911 1004 978 912 1136 1214 878 919 921
3600 3500 3400 3600 3300 3600 3500 3500 3800 3400 3100
109
Total variasi delay (s) 77.271 67.026 86.410 81.662 69.283 71.732 92.699 99.288 99.021 84.106 61.440
Total delay(s)
90.771 80.167 92.842 100.114 80.785 83.665 106.884 107.816 106.726 93.972 70.228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 Data dari Kantor 11 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: 10.4.40.127 : Sibuk : Arping Gateway Tujuan : 60 bytes per frame Tabel L-3.3.11 Data Pengukuran dari Kantor 11 Kantor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12
Alamat Packet Jumlah Gateway ARP Frame Tujuan 10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.41.1
970 831 882 936 791 817 1228 1133 956 887 952
3300 3500 2900 2800 2500 2800 2100 1900 2600 3600 3580
Total Total variasi delay(ms) delay (ms) 87.481 100.267 70.011 83.564 90.456 98.662 66.443 76.115 35.611 50.651 38.009 50.278 107.017 111.627 95.944 100.728 83.853 90.689 59.155 62.718 40.380 46.991
Data dari Kantor 12 Alamat sumber Kondisi Command Line Panjang frame
: : : :
10.4.41.127 Sibuk Arping Gateway Tujuan 60 bytes per frame Tabel L-3.3.12 Data Pengukuran dari Kantor 12 Kantor
Alamat Gateway Tujuan
Packet ARP
Jumlah Frame
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
10.4.30.1 10.4.31.1 10.4.32.1 10.4.33.1 10.4.34.1 10.4.35.1 10.4.36.1 10.4.37.1 10.4.38.1 10.4.39.1 10.4.40.1
881 711 976 928 778 836 912 1127 1072 1187 897
2450 3000 3000 2800 2000 2820 3000 3020 3080 3100 2700
110
Total variasi delay (ms) 49.336 59.905 85.310 69.298 34.007 50.093 83.249 111.555 85.018 101.169 54.501
Total delay(ms)
54.718 62.176 90.881 70.772 39.016 62.810 90.225 127.828 100.197 110.725 60.718