PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (Contextual Teaching and Learning) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI (Suatu Penelitian Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Mananggu)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan
Oleh LA JUMA NIM : 451 410 027
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETEHUAN ALAM JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN 2015 1. La Juma, Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 2. Fitriyane Lihawa, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 3. Daud Yusuf, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian
1. La Juma, Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 2. Fitriyane Lihawa, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 3. Daud Yusuf, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian
1. La Juma, Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 2. Fitriyane Lihawa, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 3. Daud Yusuf, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian
PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (Contextual Teaching and Learning) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI (SuatuPenelitianKelas XI IPS SMA Negeri 1 Mananggu) La Juma1, Fitriyane Lihawa2, Daud Yusuf3 Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi S1. Pend. Geografi F. MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email :
[email protected] ABSTRAK La Juma. 451 410 027. Pengaruh Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas XI IPS SMA Negeri I Mananggu. Skripsi. Program Studi Pendidikan Geografi. Jurusan Ilmu Dan Teknologi Kebumian. Fakultas Matematika dan IPA. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Ibu Dr. Fitryane Lihawa, M.Si dan Pembimbing II Bapak Daud Yusuf, S.Kom, M.Si. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan antara motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Geografi kelas XI IPS SMA Negeri I Mananggu yang diterapkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) dengan pembelajaran yang diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional? Sementara itu, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Geografi di kelas XI IPS SMA Negeri I Mananggu yang diterapkan menggunakan pendekatan pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen dengan populasi yaitu seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri I Mananggu, dan diambil dua kelas sebagai sampel penelitian yaitu kelas Eksperimen (XI IPS 1) dan kelas Kontrol (XI IPS 2). Penarikan sampel dilakukan dengan teknik cluster-sampling, dan data yang digunakan diambil melalui penyebaran angket. Berdasarkan hasil analisis data; disimpulkan bahwa hipotesis: “Lebih tinggi motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Geografi Kelas XI IPS SMA Negeri Mananggu menggunakan pembelajaran kontekstual dibanding pembelajaran langsung”, diterima. Hal ini ditunjukkan oleh uji chi kuadrat; dimana χ2hitung lebih kecil dari χ2daftar (1,33 < 3,84), yang berarti setiap kelas sampel benarbenar homogen. Sementara itu, dalam uji hipotesis (uji-t); dimana thitung berada di dalam daerah penerimaan Ho, sehingga Ho diterima dan H 1 ditolak, yang berarti tidak ada perbedaan motivasi belajar siswa yang menggunakan pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran langsung. Kata kunci: Hasi Belajar, dan Pembelajaran Kontekstual 1. La Juma, Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 2. Fitriyane Lihawa, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 3. Daud Yusuf, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian
rendahnya keinginan untuk belajar. Dari hasil
PENDAHULUAN
wawancara dengan beberapa orang siswa,
Latar Belakang Sebagaimana yang diketahui bersama,
permasalahan tersebut dipengaruhi oleh cara
bahwa motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi
mengajar guru yang menggunakan metode
oleh faktor internal maupun eksternal siswa.
ceramah, metode tanya jawab, dan metode
Faktor internal dapat berupa bakat, minat,
penugasan yang dikenal dengan pembelajaran
kepribadian,
serta
konvensional. Dalam hal ini, menyebabkan
kemampuan fisik dan kemampuan inteligensi
siswa kurang berhasil dalam mengikuti materi
siswa. Sedangkan faktor eksternal meliputi
pembelajaran
kemampuan guru, sarana dan prasarana sekolah
pembelajaran tidak tercapai secara optimal
serta dorongan dan perhatian orang tua. Dalam
seperti yang diharapkan oleh guru.
dan
ketekunan
studi,
faktor eksternal, yang paling berpengaruh terhadap
motivasi
belajar
siswa
adalah
yang
pada
akhirnya
tujuan
Untuk menyikapi permasalahan di atas, maka konsep terbaru yang ditawarkan dalam
dukungan kemampuan guru dalam menerapkan
dunia
metode ajar. Adanya ketepatan metode ajar
pembelajaran CTL (Contekstual Teaching and
dapat meningkatkan semangat belajar yang
Learning). Pembelajaran dalam bentuk ini akan
tinggi meskipun inteligensi siswa tersebut masih
menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya, siswa
relatif rendah. Demikian pula sebaliknya,
dituntut untuk dapat menangkap hubungan
banyak siswa yang tidak berhasil karena
antara pengalaman belajar di sekolah dengan
dipengaruhi oleh kurang optimalnya penerapan
kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab
metode ajar, meskipun siswa yang bersangkutan
dengan dapat mengorelasikan materi yang
memiliki tingkat intelegensia yang tinggi.
ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja
Sehubungan dengan permasalahan yang
pembelajaran
adalah
penerapan
bagi siswa materi itu akan berfungsi secara
dijumpai di lapangan, bahwa motivasi belajar
fungsional,
siswa kelas XI IPS di SMA Negeri I Mananggu
dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori
pada mata pelajaran Geografi masih relatif
siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
rendah yang terlihat dari kepasifan aktivitas belajar siswa, rendahnya hasil belajar, dan
akan
Dengan kontekstual
tetapi
demikian,
diduga
dapat
materi
yang
pembelajaran meningkatkan
1. La Juma, Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 2. Fitriyane Lihawa, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 3. Daud Yusuf, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian
motivasi belajar siswa ketimbang menggunakan
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
metode pembelajaran langsung. Sebab, selama
nyata siswa dan mendorong siswa membuat
ini, dalam penerapan pembelajaran langsung,
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
guru hanya “berkutat” pada metode tanya jawab
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
dan penugasan. Sehingga, dengan cara ini, siswa
sehari-hari.
merasa lebih cepat bosan terhadap materi pelajaran yang disajikan oleh guru.
Berdasarkan pendapat di atas, penulis menyimpulkan
Dari uraian latar belakang permasalahan
kontekstual,
bahwa
pembelajaran
(Contextual
Teaching
and
tersebut di atas, maka penulis berinisiatif untuk
Learning) merupakan konsep belajar dimana
melakukan penelitian ilmiah dengan formulasi
guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas
judul:
“Pengaruh
CTL
dan mendorong siswa membuat hubungan
Learning)
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-
Pelajaran Geografi Kelas XI IPS SMA
hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan
Negeri I Mananggu”.
dan keterampilan dari konteks yang terbatas,
(Contextual
Pembelajaran
Teaching
and
sedikit
demi
sedikit,
dan
dari
proses
Kajian Teoretis Dan Hipotesis
mengkonstruksi sendiri, berbagai bekal untuk
Pengertian Pendekatan CTL
memecahkan masalah dalam kehidupannya
Menurut Komalasari dalam Pratiwi (2014:18),
sebagai anggota masyarakat.
Menjelaskan bahwa pembelajaran kontekstual
Strategi dan Karakteristik Pendekatan CTL
adalah
pendekatan
mengaitkan
antara
pembelajaran materi
yang
yang
Menurut Pujiati (2008: 38), terdapat
dipelajari
sejumlah strategi pembelajaran yang perlu
dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari, baik
dikembangkan
guru
secara
kontekstual,
dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat
diantaranya yaitu sebagai berikut:
maupun warga negara dengan tujuan untuk
1. Pembelajaran
menemukan makna dari materi tersebut. Sejalan
pembelajaran
dengan hal ini, Baharudin dalam Ismaya, (2013:
kegiatan ini siswa terlebih dahulu diminta
7), menjelaskan bahwa suatu konsep belajar
untuk
yang membantu guru untuk mengaitkan antara
pemasalahan-permasalahan yang muncul di
menekankan berbasis
mengobservasi
masalah.
dan
pada Dalam
mencatat
1. La Juma, Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 2. Fitriyane Lihawa, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 3. Daud Yusuf, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian
lingkungan
mereka.
Di
sini
guru
dan orangtua siswa yang memiliki keahlian
merangsang siswa untuk berpikir kritis
khusus untuk menjadi guru tamu. Hal ini
dalam memecahkan masalah.
perlu
2. Pembelajaran sebaiknya dilakukan atau dilaksanakan di berbagai situasi. Guru
dilakukan
untuk
memberikan
pengalaman belajar secara langsung. 6. Penilaian autentik. Dalam pembelajaran
memberikan tugas yang dapat dilakukan di
kontekstual,
berbagai konteks situasi atau lingkungan
membantu
siswa, misalnya, di sekolah, keluarga, dan
informasi akademik dan kecakapan yang
lingkungan masyarakatnya dan penugasan
telah diperoleh pada situasi nyata untuk
siswa untuk belajar di luar kelas.
tujuan tertentu.
3. Mengarahkan
kepada
siswa
untuk
memonitor aktivitas belajar mereka sendiri sehingga mereka akan menjadi pebelajar yang
mandiri.
Siswa
Prinsip
penilaian siswa
Penerapan
autentik
untuk
dapat
menerapkan
dan
Komponen
Pendekatan CTL Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
diarahkan untuk
dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan
mencarai, menganalisis, dan menggunakan
Pertama (2005) dalam Sawidji, (2008:36)
informasi dengan sedikit dan bahkan tanpa
menyebutkan bahwa program pembelajaran
bantuan guru.
dengan pendekatan CTL dianggap berhasil jika
4. Memotivasi siswa untuk belajar dari siswa lain dengan cara belajar bersama-sama atau
mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Belajar Berbasis Masalah (Problem-Based
belajar kelompok. Aktivitas belajar secara
Learning).
Penggunaan
kelompok dapat memperluas perspektif serta
diperoleh
dan
membangun percakapan interpersonal untuk
memecahkan masalah yang ada di dunia
berhubungan dengan orang lain. Guru dapat
nyata.
membentuk
kelompok
dengan
anggota
berpikir
informasi
yang
kritis
untuk
2) Pengajaran Autentik (Authentic Instruction).
bervariasi sesuai dengan tingkat kesulitan
Siswa
tugas.
sesuai dengan kehidupan nyata.
5. Membuat aktivitas belajar bekerja sama dengan
masyarakat.
Sekolah
dapat
melakukan kerja sama dengan masyarakat
mempelajari
konteks
bermakna,
3) Belajar Berbasis Inquiri (Inquiry-Based Learning).
Siswa
melakukan
kegiatan
memproduksi dengan mengetahui apa yang
1. La Juma, Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 2. Fitriyane Lihawa, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 3. Daud Yusuf, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian
menjadi
kebutuhan
keingintahuan
dan
Boalemo, yang sekarang dipimpin oleh ibu
mencari sendiri jawabannya, atau dengan
Parnawaty Utiarahman, S.Pd. Sekolah ini
bertanya pada diri sendiri dan mencari tahu
merupakan satu-satunya SMA di Kecamatan
sendiri jawabannya.
Mananggu dan memiliki siswa sebanyak 254
4) Belajar Berbasis Proyek/Tugas Berstruktur (Project-Based
Learning).
Keterlibatan
mental dan fisik, syaraf, indera termasuk kecakapan
sosial
secara
komprehensif
melalui proyek atau tugas berstruktur. 5) Belajar
Berbasis
Kerja
orang. Untuk lebih jelasnya mengenai data kesiswaan tersebut, Waktu Penelitian Penelitian
ini
dilaksanakan
pada
semester ganjil selama tiga bulan.
(Work-Based
Metode dan Desain Penelitian
Learning). Belajar berdasarkan pengalaman,
Penelitian ini menggunakan metode
belajar adalah bekerja dan ketika orang
penelitian eksperimen semu, dengan desain
bekerja, ia belajar berbagai hal.
penelitian Posttest Only Control Design. Dalam
6) Belajar Jasa Layanan (Service Learning).
desain ini kelompok yang diberi perlakuan
Adanya perasaan positif yang timbul saat
dengan pembelajaran kontekstual disebut kelas
belajar,
merasa
eksperimen dan kelompok yang tidak diberi
dibutuhkan, bekerja sama dengan orang lain
perlakuan (dibelajarkan dengan pembelajaran
dan akrab pada kegiatan di luar maupun di
konvensional) disebut kelas kontrol.
dalam kelas dapat mempercepat belajar dan
Populasi Penelitian
adanya
percaya
diri,
lebih menjanjikan hasil.
Menurut Sugiyono (2005: 55), populasi
7) Belajar Kooperatif (Cooperative Learning). Banyaknya
interaksi
sesama
teman
objek/subjek
yang
mempunyai
kuantitas
diharapkan akan menghasilkan prestasi lebih
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
baik daripada belajar secara individu.
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
METODE PENELITIAN Tempat Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS, yang terbagi atas XI IPS1 dan XI IPS2.
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri I
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
Mananggu,
yang
beralamat
di
Desa
Mananggu, Kecamatan Mananggu, Kabupaten
Uji Validitas Angket Validitas;
mengukur
sejauhmana
kecermatan/ketepatan suatu alat ukur dalam
1. La Juma, Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 2. Fitriyane Lihawa, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 3. Daud Yusuf, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian
melakukan fungsi ukurnya (Arikunto, 2005:
Teknik Analisis Data
170). Suatu tes dikatakan memiliki validitas
Uji Homogenitas dan Normalitas Data
tinggi jika alat tersebut menjalankan fungsi
Uji
homogenitas
digunakan
untuk
ukurnya (memberikan hasil) sesuai dengan
mengetahui apakah kedua kelompok memiliki
maksud/tujuan pengukuran yang bersangkutan.
tingkat varians data yang sama atau tidak.
Alat ukur yang valid memiliki variansi error
Pengujian ini menggunakan teknik uji Barlett
yang kecil. Dengan demikian, alat ukur tingkat
dengan menggunakan statistik uji Chi Kuadrat
kevalidatan data-data dalam penelitian ini
dengan persamaan:
adalah sebagai berikut:
1. Mencari varians gabungan dari semua
Rx. y
n XY X Y
n X Setelah
2
X
2
dianalisis,
nY
2
Y
2
ternyata
dalam
penelitian ini diperoleh 25 item soal yang valid
2
sampel
S2
ni 1 si ni 1
2
Uji Hipotesis
dari 30 item soal yang disebar. Dikatakan valid
Setelah pengujian homogenitas data
karena didasarkan pada kriteria, bahwa: Rhitung >
dilakukan maka hasil pengujian normalitas data
0,361 dan tidak valid apabila hasilnya adalah
tersebut digunakan untuk menentukan pemilihan
sebaliknya. Lebih lengkapnya mengenai hal ini
statistik uji yang digunakan pada pengujian
Uji Reliabilitas Angket
hipotesis penelitian. Apabila data terdistribusi untuk
normal, maka pengujian hipotesis menggunakan
mengetahui tingkat reliabilitas jawaban siswa
uji statistik parametrik, dan jika data tidak
terhadap pertanyaan dalam instrumen. Uji
terdistribusi normal maka pengujian hipotesis
reliabilitas
menggunakan uji statistik nonparametrik.
Uji
reliabilitas
dimaksudkan
digunakan
untuk
menjamin
instrumen yang digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama. Pengukuran tingkat reliabilitas alat pengumpul data dalam
X1 X 2
t S
1 1 n1 n 2
penelitian ini dengan menggunakan Alpha Cronbacht.
1. La Juma, Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 2. Fitriyane Lihawa, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 3. Daud Yusuf, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian
pembelajaran
Geografi
melalui
metode
kontekstual bahwa motivasi belajar siswa pada
Data penelitian ini diperoleh dari hasil
kelas eksperimen berada pada kualifikasi cukup
penyebaran angket pada kelas eksperimen (X1)
memiliki presentase degan rata-rata 20 % degan
dan kelas kontrol (X2) yang bertujuan untuk
jumlah 6 orang responden dan pada kualifikasi
mengukur pengaruh pembelajaran kontekstual
tinggi memiliki presentase 53,333 % degan
terhadap motivasi belajar siswa Kelas XI IPS
jumlah 16 orang responden sedangkan pada
SMA Negeri I Mananggu pada mata pelajaran
kualifikasi sangat tinggi memiliki presentase
Geografi. Data X1 merupakan data dari kelas XI
26,66 %
IPS 1 sebagai kelas eksperimen, sedangkan data
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
X2 adalah data dari kelas XI IPS 2 sebagai kelas
motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen
kontrol.
berada pada kualifikasi tinggi
dengan jumlah 8 orang responden.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini
Deskripsi tentang frekuensi motivasi
diolah dengan menggunakan teknik pengujian
belajar siswa pada kelas eksperimen (X1)
yang relevan, yaitu uji-t dan analisis varians dua
menunjukkan bahwa lebih banyak siswa yang
rata-rata.
untuk
memperoleh motifasi tinggi yakni 16 orang
memperoleh nilai numerik tentang pengaruh
siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
pembelajaran kontekstual terhadap motivasi
gambar frekuensi pada kelas eksperimen berikut
belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri I
ini.
Pengolahan
ini
bertujuan
Mananggu. Dari pengolahan ini, akan didapat tingkat
perbedaan
yang
signifikan
antara
motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen dan dan kelas kontrol. Deskripsi Data Motivasi Belajar Pada Kelas Eksperimen Data variabel X1 tentang motivasi belajar dalam penelitian ini pada dasarnya diperoleh melalui hasil penyebaran angket di kelas XI IPS 1
setelah
para
siswa
ini
mendapatkan
1. La Juma, Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 2. Fitriyane Lihawa, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 3. Daud Yusuf, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian
Deskripsi tentang frekuensi motivasi
Deskripsi Data Motivasi Belajar Pada Kelas belajar
Kontrol Data variabel X2 tentang motivasi belajar
siswa
pada
kelas
control
(X1)
menunjukkan bahwa lebih banyak siswa yang
dalam penelitian ini pada dasarnya diperoleh
memperoleh motifasi tinggi yakni 20
melalui hasil penyebaran angket di kelas XI IPS
responden. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat
2
pada frekuensi pengamatan pada kelas control
setelah para siswa ini mendapatkan
pembelajaran
Geografi
melalui
metode
orang
berikut ini.
pembelajaran konvesional. Bahwa motivasi belajar siswa pada kelas kontrol yang berada pada kualifikasi cukup memiliki presentase degan rata-rata 16,66 % degan jumlah 5 orang responden dan pada kualifikasi tinggi memiliki presentase 66,66 % degan jumlah 20 orang responden sedangkan pada kualifikasi sangat tinggi memiliki presentase 16,66 % degan jumlah 5 orang responden. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
motivasi belajar
siswa pada kelas kontrol berada pada kualifikasi tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Perbandingan Motivasi Kelas Eksperimen
gambaran motivasi belajar siswa pada kelas
dan Kelas Kontrol
kontrol di tunjukan pada tabel berikut ini. Tabel 4.2 Motivasi Belajar Siswa Pada Kelas Kontrol No Kualitas Jumlah % Motivasi Responden 1 Sangat Tinggi 5 16,66 2 Tinggi 20 66.66 3 Cukup 5 16,66 4 Rendah 0 0 30 100 Jumlah
Setelah seluruh data motivasi siswa dientri dan dianalisis secara deskriptif-statistik, maka hasil tersebut dapat dibandingkan untuk diuji
perbedaannya.
Adapun
perbandingan
kedua kelas tersebut, dapat dilihat pada grafik berikut ini.
1. La Juma, Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 2. Fitriyane Lihawa, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 3. Daud Yusuf, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian
Selanjutnya, untuk pengujian reliabilitas data;
pengujiannya
menggunakan
program
SPSS-17, dengan hasil sebagai berikut. 1) Kelas Eksperimen (X1) Tabel 4.3 Case Processing Summary Cases
Excluded
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai motivas belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibanding capaian pada
Valid
N
%
30
100.0
0
.0
a
Total 30 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
kelas control. Dimana motivasi Pada kelas eksperimen sebesar 74,733 sementara pada
Tabel 4.4 Reliability Statistics
kelas kontrol sebesar 71,167. Dengan demikian
Cronbach's Alpha N of Items
dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa pada
kelas
eksperimen
lebih
0.863
tinggi
25
dibandingkan dengan kelas kontrol. Kriteria dari pengujian reliabilitas data, Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data Instrument
yang
digunakan
jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas
dalam
mencukupi (sufficient reliability) sementara jika
pengambilan data adalah kuisioner, dengan
alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item
jumlah pertanyaan sebanyak 25 nomor. Dari
reliabel dan seluruh tes secara konsisten secara
instrument tersebut, seluruh data yang didapat
internal karena memiliki reliabilitas yang kuat.
baik pada kelas kelas eksperimen dan kelas
Untuk
kontrol, dinyatakan valid. Disini terlihat dari
pengklasifikasian
hasil uji pada lampiran 1, bahwa seluruh data
dapat dilihat pada klasifikasi berikut.
telah berada di atas 0,25. Proses pengolahan ini
Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna
dilakukan melalui program Mc.Excel 2007,
Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka
dengan rumus: =correl (data_item; sumX).
lebih
jelasnya kualitas
nilai
mengenai reliabilitas,
reliabilitas tinggi
1. La Juma, Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 2. Fitriyane Lihawa, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 3. Daud Yusuf, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian
Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka
Pembahasan
reliabilitas moderat
Penelitian
Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah Berdasarkan hasil di atas, maka dapat
ini
termasuk
penelitian
eksperimen, yakni dalam proses pengambilan data;
peneliti
memberikan
respons
atau
dinyatakan bahwa data motivasi belajar pada
pengaruh agar objek (sampel) memperoleh
kelas eksperimen reliabel, karena nilainya 0,863
reaksi (perubahan) terhadap fokus yang diteliti.
atau lebih besar dari 0,7. Capaian berada pada
Artinya, agar motivasi belajar siswa pada
kuliatas reliabilitas tinggi.
pembelajaran
2) Kelas Kontrol (X2)
peneliti menerapkan pembelajaran kontekstual
Geografi
meningkat,
maka
pada materi yang disajikan. Sebagai bahan
Tabel 4.5 Case Processing Summary
pengontrol, peneliti melakukan pembelajaran di
N
%
30
100.0
0
.0
ini, peneliti dapat menganalisis data secara
30
100.0
statistik untuk mendapatkan nilai numerik
kelas lain dengan materi yang sama namun Cases Valid Excluded
a
Total
a. Listwise deletion based on all variables in
model pembelajaran berbeda. Melalui kegiatan
tentang motivasi belajar siswa pada kedua kelas tersebut.
the procedure.
Dalam penelitian ini, motivasi belajar Tabel 4.6 Reliability Statistics
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan yang cukup siginifikan.
Cronbach's Alpha
N of Items
0.859
25
Dimana, pada hasil sebaran angket dapat dimengerti bahwa motivasi belajar siswa lebih tinggi jika proses pembelajarannya menerapkan
Berdasarkan hasil di atas, maka dapat
pembelajaran kontekstual, bila dibandingkan
dinyatakan bahwa data motivasi belajar pada
penerapan
model
pembelajaran
kelas kontrol reliabel, karena nilainya 0,859 atau
(konvensional).
lebih besar dari 0,7. Capaian berada pada
perbedaan
kuliatas reliabilitas tinggi.
mencolok terlihat dari nilai rerata data, dimana
Secara
motivasi
deskriptif
belajar
yang
langsung statistik, paling
pada kelas eksperimen sebesar 74.733 (X1) dan 1. La Juma, Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 2. Fitriyane Lihawa, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 3. Daud Yusuf, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian
pada kelas kontrol (X2)
sebesar
71.167.
Selanjutnya, dalam perhitungan statistiknya,
PENUTUP Simpulan
diperoleh bahwa χ2hitung lebih kecil dari χ2 daftar
Berdasarkan hasil pembahasan, penulis
atau 1,33 < 3,84. Dengan demikian, hipotesis
dapat disimpulkan bahwa hipotesis: “Tidak
Ho diterima; yang berarti kedua alat uji yang
terdapat perbedaan motivasi belajar siswa pada
dijadikan sampel benar-benar homogen.
mata pelajaran Geografi Kelas XI IPS SMA
Selanjutnya, dalam pengujian hipotesis,
Negeri Mananggu menggunakan pembelajaran
kriteria pengujian yang digunakan adalah -t(1-½α)
kontekstual dengan pembelajaran langsung”,
< t(1-½α) pada taraf nyata α 0,05 dengan dk (n1 +
diterima. Hal ini ditunjukkan oleh uji chi
n2 – 2). Sehingga diperoleh t hitung 1,5 < tdaftar
kuadrat; dimana χ2hitung lebih kecil dari χ2daftar
1,67, harga thitung berada di dalam daerah
(1,33 < 3,84), yang berarti setiap kelas sampel
penerimaan H0 Sehingga disimpulkan bahwa H0
benar-benar homogen. Sementara itu, dalam uji
di terima dan H1 ditolak.
hipotesis (uji-t); dimana thitung berada di dalam
Berdasarkan dari hasil perhitungan di atas
dapat
diketahui
kontekstual
tidak
peningkatan
motivasi
bahwa
pembelajaran
berpengaruh belajar
terhadap siswa.
Ini
daerah penerimaan H0, Sehingga H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti tidak terdapat perbedaan
motivasi
belajar
siswa
yang
menggunakan pembelajaran kontekstual dengan
berdasarkan analisis statistik; diperoleh bahwa
pembelajaran langsung.
harga thitung sebesar 1,5 sedangkan t daftar 1,67
Saran
berada di daerah penerimaan H0. Dengan
Berdasarkan simpulan di atas, maka
demikian, hipotesis penelitian yang berbunyi:
penulis dapat memberikan beberapa saran,
“Tidak terdapat perbedaan motivasi belajar
antara lain sebagai berikut:
siswa pada mata pelajaran Geografi Kelas XI
1) Guru diharapkan dapat melakukan kontrol
IPS SMA Negeri Mananggu yang menggunakan
yang lebih baik dalam seluruh sintaks
pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran
pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang
langsung”
maksimal dalam pembelajaran. 2) Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang dalam penerapan pembelajaran kontekstual sangat perlu diperhatikan dengan baik,
1. La Juma, Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 2. Fitriyane Lihawa, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 3. Daud Yusuf, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian
khususnya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. 3) Diharapkan
kepada
siswa
agar
selalu
memperhatikan dengan sungguh-sungguh tentang materi pembelajaran yang disajikan guru. 4) Diharapkan kepada orang tua agar selalu memberikan motivasi dan bimbingan kepada siswa secara berkelanjutan agar mereka dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Aditia
Putra, I Kadek. 210. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (CTL) Ditinjau Dari Bakat Numerik Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika di Kelas VIII SMP Negeri 11 Denpasar, Jurnal. Denpasar: Tidak diterbitkan.
Buana, Muhamad Fajar. 2009. Penerapan CTL Dengan Kooperatif NHT Pada Mata Pelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SMA Muhammadiyah 1 Malang, Jurnal. Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP Universitas Negeri Semarang. Chandra, Rio. Penerapan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) Terhdap Aktivitas, Sikap dan
Hasil Belajar Tematik Integratif Tema Daerah Tempat Tinggalku Siswa Kelas IV SD Negeri Kembangarum 2 Mrangen. Skripsi, PGSD, IKIP PGRI Semarang. Fitriani, Heni. 2014. Keefektifan Pendekatan Kontekstual (Contekstual Teaching and Learning) Komponen Modelling Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita Siswa kelas VIII SMP Islam Sultan Agung 03 Jepara Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas PGRI Semarang. Giyanto. 2010. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Kompetensi Komunikasi Terapetik Mahasiswa Program Profesi Ners. Tesis, Program Studi Kedokteran Keluarga, Universitas Sebelas Maret. Hakim, Thursan. 2005. Belajar Secara Efektif. Puspa Swara: Jakarta. Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta. Hamdu, Ghullam dan Lisa Agustina. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar (Studi Kasus terhadap Siswa Kelas IV SDN Tarumanagara Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya). 2011. Jurnal Penelitian Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Vol. 12 No. 1. Handayani, Rita. 2010. Hubungan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X dan XI IPS SMA
1. La Juma, Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 2. Fitriyane Lihawa, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 3. Daud Yusuf, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian
N 1 Minggir Sleman Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta. Ismaya, Tika. 2013. Efektifitas Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) dan MMP (Missouri Mathematic Project) Menggunakan CD Interaktif Ditinjau Dari Prestasi Belajar. Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas MIPA, IKIP PGRI Semarang. Kaharu, Yulan. 2013. Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X Ap SMK Gotong Royong Kabupaten Gorontalo. Jurnal, Jurusan Pendidikan Ekonomi, FEB, Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo: Tidak diterbitkan. Nur,
Muhamad. 2004. Asesment dalam Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas: Jakarta.
Oktaviansa, Willi Afdin. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa SMKN 1 Sidoarjo. Jurnal, Jurusan Teknik Mesin, Fakutas Teknik, Universitas Negeri Surabaya. JPTM. Vol. 02 No. 01 Tahun 2013, 34 – 43. Pratiwi, Anita Setianingsih. 2014. Keefektifan Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) Berbasis Karakter Terhadap Hasil Belajar Tematik Terintegrasi Kelas IV SD Negeri Tegalsari 02 Semarang. Skripsi,
Jurusan PGSD, Semarang.
Universitas
PGRI
Pujiwati, Neni. 2008. Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Pembelajaran Berpidato (Suatu Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri I Kalimanah-Purbalingga). Tesis, Program Studi teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Sebelas Maret. Rachmasari, Ameillia Nur. 2001. Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Dalam Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan di Madrasah Aliyah Negeri Keboan. Jurnal, STKIP PGRI Jombang. Jombang: Tidak diterbitkan. Sabil, Husni. 2011. Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching & Learning (CTL) Pada Materi Ruang Dimensi Tiga menggunakan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (MPBM) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNJA. Jurnal, Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Negeri Jambi. Edumatica Vol.01 No. 01, ISSN: 2088-2157. Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Prenada Media: Jakarta. Sardiman, AM. 2001. Interaksi dan Hasil Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Sawidji, Djoko. 2008. Penggunaan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Ips Geografi Pada Siswa Kelas VIIC SMP
1. La Juma, Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 2. Fitriyane Lihawa, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 3. Daud Yusuf, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian
Negeri 1 Mojosongo Boyolali Tahun Pembelajaran 2007/2008. Tesis, Jurusan PKLH, Universitas Surakarta. Setyawti, Untari. 2008. Ekperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Koperatif Tipe STAD dan Tipe Jigzaw Pada Kompentensi Dasar Persamaan Kuadrat Ditinjau Dari Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas X SMA Negeri Surakarta. Tesis, Jurusan Pendidikan Matematika, Universitas Sebelas Maret. Sinungan. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Liberty: Yogyakarta.
Dalam Rangka Meningkatkan Prestasi Siswa Untuk Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi Kelas VIII Semester I SMP Negeri 4 Purwodadi Kabupaten Grobogan. Tesis, Pendidikan Eknomi, Universitas Sebelas Maret. Winarno, Bayu. 2012. Pengaruh Lingkungan Belajar Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Depok Yogyakarta. Jurnal skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: Tidak diterbitkan.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito: Bandung. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sumaatmadja, Warto. 2006. Geografi: Pemahaman Konsep dan Metodologi. Bandung: Buana Nusantara. Tapantoko, Agung Aji. 2011. Penggunaan Metode Mind Map (Peta Pikiran) Untuk meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Depok. Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas negeri Yogyakarta. Uno, Hamzah B. 2013. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Widyastuti, Tri Indah. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Tipe STAD Berbasis CTL (Contextual Teaching and Learning) 1. La Juma, Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 2. Fitriyane Lihawa, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 3. Daud Yusuf, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian
diselenggarakan
CURICULUM VITAE
Eksekutif La
Juma,
lahir
pada
tanggal 22 Juni 1992 di Desa
Wakumoro
Kecamatan
Parigi,
Kabupaten Muna, Provinsi
oleh
Badan
Mahasiswa
(BEM)
Universitas Negeri Gorontalo (UNG) pada tahun 2010. 2. Peserta Pembinaan Belajar Kampus (PBK)
tingkat
diselenggarakan
Fakultas
yang
oleh
Senat
Sulawasi Tenggara, beragama Islam, Anak
Mahasiswa
keepat dari enam bersaudara dari pasangan La
Negeri Gorontalo tahun 2010.
Iko dan Wa Laima
F.MIPA
Universitas
3. Peserta Seminar Nasional, Workshop
Saya mulai mengikuti pendidikan formal di SDN 22 Sangia Laghada Tahun 1998-2004,
dan
Musdah
Himpunan
Fisika
Indonesia (HFI) Cabang Gorontalo.
kemudian melanjutkan ke Sekolah SMP Negeri
4. Juara I Bulu Tangkis dalam kegiatan
1 Parigi pada tahun 2004-2007. Setelah lulus,
Mipa Cup 2012, Di lingkungan
saya melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1
Fakultas Mipa
Parigi pada tahun 2007-2010. Setelah lulus pada
5. Peserta
KKS
di
Desa
tahun 2010, berkat dorongan dari orang tua saya
Kecamatan
melanjutkan pendidikan ke jenjang Universitas.
Gorontalo Utara tahun 2013.
Universitas Negeri Gorontalo merupakan Universitas yang menjadi pilihan saya untuk
Anggrek,
Ibarat,
Kabupaten
6. Peserta PPL II di SMA Negeri 1 Anggrek 2013.
melanjutkan Studi, tepatnya di Jurusan Ilmu dan
7. Peserta PKL di Universitas Gajah
Teknologi Kebumian Fakultas Matematika Dan
Mada dan Universitas Yogyakarta
Ilmu Pengetahuan Alam.
Provinsi Yogkarta pada tahun 2012.
Selain
mengikuti
pendidikan
formal,
8. Peserta
Pengkaderan
KEPMMI
peneliti juga mengikuti berbagai kegiatan
(Kesatuan Pelajar Mahasiswa Muna
nonformal, diantaranya :
Indonesia) di Gorontalo tahun 2010.
1. Peserta Penerimaan Mahasiwa Baru (PMB) Belajar
dan
Peserta
Kampus
Pembinaan
(PBK)
yang
9. Peserta
Pengkaderan
HMI
(
Himpunan Mahasiswa Islam ) di Gorontalo tahun 2010.
1. La Juma, Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 2. Fitriyane Lihawa, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, 3. Daud Yusuf, Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian