PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI WONOSARI 03 KOTA SEMARANG
SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Negeri Semarang
Oleh Handal Setyo Adi Prakoso NIM. 1401411396
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
PERNYATAAN KEASLIAN Peneliti yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Handal Setyo Adi Prakoso
NIM
: 1401411396
Jurusan
: Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas
: Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
Judul Skripsi : Peningkatan Kualitas Students Media
Teams Audiovisual
Pembelajaran Achievement pada
Siswa
IPS melalui Division
Kelas
VA
Model
Berbantuan SD
Negeri
Wonosari 03 Kota Semarang menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 25 Juni 2015 Peneliti,
Handal Setyo Adi Prakoso NIM. 1401411396
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi atas nama Handal Setyo Adi Prakoso, NIM 1401411396, dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Students Teams Achievement Division Berbantuan Media Audiovisual pada Siswa Kelas VA SD Negeri Wonosari 03 Kota Semarang”, telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada: hari
: Kamis
tanggal
: 25 Juni 2015
Semarang, 3 Juni 2015 Mengetahui Ketua Jurusan PGSD,
Dosen Pembimbing,
Dra. Hartati, M.Pd. NIP. 197903282005011001
Arif Widagdo, S.Pd., M.Pd. NIP. 197903282005011001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi atas nama Handal Setyo Adi Prakoso, NIM 1401411396, dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Students Teams Achievement Division Berbantuan Media Audiovisual pada Siswa Kelas VA SD Negeri Wonosari 03 Kota Semarang” telah dipertahankan dihadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada: hari
: Kamis
tanggal
: 25 Juni 2015
Panitia Ujian Skripsi: Ketua,
Sekretaris,
Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd. NIP. 195604271986031001
Fitria Dwi Prasetyaningtyas., S.Pd. M.Pd. NIP. 198506062009122005 Penguji Utama,
Drs. Susilo, M.Pd. NIP. 195412061982031004 Penguji I,
Penguji II,
Drs. Moch. Ichsan., M.Pd. NIP. 195006121984031001
Arif Widagdo, S.Pd., M.Pd. NIP. 197903282005011001
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO “Katakanlah (wahai Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya orang yang berakalah yang dapat menerima pelajaran.” (Q.S. Az Zumar [39]: 9)
PERSEMBAHAN Allah SWT yang telah memberikan limpahan karunia-Nya, berupa kesehatan, serta kelancaran dalam penyusunan skripsi. Kedua orang tuaku (Ibuku Fathonah, Bapakku Yanusron) yang tidak hentinya memberikan dukungan serta mendoakanku. Serta almamaterku Universitas Negeri Semarang.
v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Students Teams Achievement Division Berbantuan Media Audiovisual pada Siswa Kelas VA SD Negeri Wonosari 03 Kota Semarang”. Skripsi ini dapat selesai karena bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan studi.
2.
Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan persetujuan pengesahan skripsi ini.
3.
Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang yang telah membantu memperlancar jalannya penelitian dan penyusunan skripsi ini.
4.
Arif Widagdo, S.Pd., M.Pd., Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada peneliti selama penyusunan skripsi.
5.
Drs. Susilo, M.Pd., Dosen Penguji Utama yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada peneliti selama penyusunan skripsi.
6.
Drs. Moch. Ichsan., M.Pd., Dosen Penguji I yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk memaparkan hasil karya ini.
7.
Sutriyono, S.Pd.SD., Kepala Sekolah SDN Wonosari 03 Kota Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.
8.
Ambar Kustiyah FM., S.Pd., guru kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang yang telah membantu peneliti dalam pelaksanaan penelitian.
9.
Seluruh pengajar, karyawan, dan siswa SDN Wonosari 03 Kota Semarang atas segala bantuan yang diberikan dalam pelaksanaan penelitian.
vi
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga semua bantuan yang telah diberikan mendapat berkat dan karunia yang berlimpah dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, 25 Juni 2015
Handal Setyo Adi Prakoso NIM. 1401411396
vii
ABSTRAK Prakoso, Handal Setyo Adi. 2015. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Students Teams Achievement Division Berbantuan Media Audiovisual pada Siswa Kelas VA SD Negeri Wonosari 03 Kota Semarang. Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Arif Widagdo, S.Pd., M.Pd. Istilah IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Materi IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogis dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir peserta didik yang bersifat holistik. Masalah dalam penelitian ini adalah kualitas pembelajaran IPS di SDN Wonosari 03 Kota Semarang yang kurang optimal. Hasil refleksi menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam pembelajaran IPS belum menggunakan model dan media inovatif yang disesuaikan dengan materi pelajaran. Hasil tersebut juga berdampak pada aktivitas siswa yang masih kurang. Hasil refleksi tersebut juga didukung oleh hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS yang menunjukkan bahwa dari 39 siswa, sebanyak 28 siswa (71,7%) mendapat nilai di bawah KKM yaitu 65. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPS dengan penerapan model pembelajaran students teams achievment division (STAD) berbantuan media audiovisual pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS dengan penerapan model pembelajaran STAD berbantuan media audiovisual. Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, setiap siklus dua kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah guru kelas dan 39 siswa SDN Wonosari 03 Kota Semarang. Materi pembelajaran IPS yang menjadi bahan penelitian adalah KD 2.1 mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non-tes dengan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan keterampilan guru pada siklus I mencapai skor 31,5 kriteria baik, siklus II skor 37 kriteria sangat baik. Rata-rata skor aktivitas siswa siklus I skor 22,45 kriteria cukup, siklus II skor 34,11 kriteria baik. Sedangkan Rata-rata ketuntasan klasikal hasil belajar siklus I sebesar 46,15%, siklus II sebesar 94,87%. Simpulan hasil penelitian yaitu penerapan model pembelajaran STAD berbantuan media audiovisual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang. Saran yang diberikan adalah guru hendaknya menggunakan model dan media yang bervariatif sesuai dengan materi yang diajarkan. Kata kunci: Audiovisual, kualitas, pembelajaran, STAD. viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................................................
iii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................
v
PRAKATA .....................................................................................................
vi
ABSTRAK .....................................................................................................
viii
DAFTAR ISI .................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xiii
DAFTAR BAGAN .........................................................................................
xiv
DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah .....................................................................
1
1.2
Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ...................................
7
1.2.1
Rumusan Masalah ..............................................................................
7
1.2.2
Pemecahan Masalah ...........................................................................
8
1.3
Tujuan Penelitian ...............................................................................
10
1.4
Manfaat Penelitian .............................................................................
11
1.4.1
Manfaat Teoritis .................................................................................
11
1.4.2
Manfaat Praktis ..................................................................................
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1
Kajian Teori. .........................................................................................
13
2.1.1 Hakikat Belajar .....................................................................................
13
2.1.2 Hakikat Pembelajaran ..........................................................................
13
2.1.3 Kualitas Pembelajaran ..........................................................................
14
2.1.3.1 Keterampilan Dasar Mengajar Guru ....................................................
15
2.1.3.2 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ...................................................
28
ix
2.1.3.3 Hasil Belajar .........................................................................................
31
2.1.4
Hakikat dan Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ................................
33
2.1.4.1 Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial .......................................
34
2.1.4.2 Karakteristik Pembelajaran IPS SD .....................................................
35
2.1.4.3 Kurikulum IPS SD (KTSP) ..................................................................
37
2.1.4.4 Evaluasi Pembelajaran IPS SD ............................................................
38
2.1.5
39
Model Pembelajaran Kooperatif ..........................................................
2.1.5.1 Model Pembelajaran Kooperatif Students Teams Achievment Divison (STAD).................................................................
40
2.1.5.2 Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ............................
47
Media Pembelajaran .............................................................................
47
2.1.6.1 Media Pembelajaran Audiovisual ........................................................
50
2.1.6
2.1.7
Implementasi Model Pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual ..........
52
2.2
Kajian Empiris......................................................................................
53
2.3
Kerangka Berpikir ................................................................................
56
2.4
Hipotesis Tindakan ...............................................................................
59
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Jenis Penelitian .....................................................................................
60
3.1.1 Perencanaan (Planning) .......................................................................
61
3.1.2 Pelaksanaan Tindakan (Acting) ............................................................
61
3.1.3 Pengamatan (Observing) ......................................................................
62
3.1.4 Refleksi (Reflecting) .............................................................................
62
3.2
Perencanaan Tahap Penelitian ..............................................................
63
3.2.1
Siklus Pertama......................................................................................
64
3.2.2
Siklus Kedua ........................................................................................
66
3.3
Subjek Penelitian ..................................................................................
68
3.4
Variabel Penelitian / Faktor yang Diselidiki ........................................
69
3.5
Data dan Cara Pengumpulan Data .......................................................
69
3.5.1 Sumber Data .........................................................................................
69
x
3.5.1.1 Siswa .................................................................................................
69
3.5.1.2 Guru ...................................................................................................
69
3.5.1.3 Data Dokumen ...................................................................................
70
3.5.1.4 Catatan Lapangan...............................................................................
70
3.5.2
Jenis Data ...........................................................................................
70
3.5.2.1 Data Kualitatif ....................................................................................
70
3.5.2.2 Data Kuantitatif .................................................................................
70
3.5.3
Teknik Pengumpulan Data .................................................................
71
3.5.3.1 Teknik Non Tes..................................................................................
71
3.5.3.2 Teknik Tes .........................................................................................
73
3.5.4
Teknik Analisis data ..........................................................................
73
3.5.4.1 Data Kualitatif ....................................................................................
74
3.5.4.2 Data Kuantitatif ..................................................................................
76
3.6
78
Indikator Keberhasilan .......................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Penelitian ..................................................................................
80
4.1.1
Deskripsi Data Prasiklus ....................................................................
80
4.1.2
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I .................................
81
4.1.2.1 Perencanaan Siklus I ..........................................................................
81
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I ..........................................................
81
4.1.2.3 Data Hasil Observasi Keterampilan Mengajar Guru Siklus I ............
84
4.1.2.4 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ..................................
93
4.1.2.5 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ......................................................
100
4.1.2.6 Refleksi ..............................................................................................
103
4.1.2.7 Revisi .................................................................................................
104
4.1.3
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II ................................
105
4.1.3.1 Perencanaan Siklus II .........................................................................
105
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II .........................................................
106
4.1.3.3 Data Hasil Observasi Keterampilan Mengajar Guru Siklus II...........
107
4.1.3.4 Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ....................
116
4.1.3.5 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II .....................................................
122
xi
4.1.3.6 Refleksi ..............................................................................................
125
4.1.3.7 Revisi .................................................................................................
126
4.2
Pembahasan........................................................................................
128
4.2.1
Pemaknaan Temuan Penelitian ..........................................................
128
4.2.1.1 Deskripsi Hasil Observasi dan Refleksi Keterampilan Guru ............
129
4.2.1.2 Deskripsi Hasil Observasi dan Refleksi Aktivitas Siswa ..................
137
4.2.1.3 Hasil Belajar Siswa ...........................................................................
147
4.2.2
Uji Hipotesis ......................................................................................
149
4.2.3
Implikasi Hasil Penelitian .................................................................
149
4.2.3.1 Implikasi Teoritis ..............................................................................
149
4.2.3.2 Implikasi Praktis ...............................................................................
150
4.2.3.3 Implikasi Pedagogis ..........................................................................
150
BAB V PENUTUP 5.1
Simpulan ............................................................................................
151
5.2
Saran ..................................................................................................
152
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
154
LAMPIRAN ....................................................................................................
154
xii
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Sintaks Model Pembelajaran Students Teams Achievmet Division (STAD) berbantuan Media Audiovisual ..........................
8
Tabel 2.1 Penghitungan perkembangan skor individu ...................................
44
Tabel 2.2 Penghitungan perkembangan skor kelompok ................................
45
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Data Kualitatif ..................................................
76
Tabel 3.2 Kriteria Skor Keterampilan Guru ...................................................
76
Tabel 3.3 Kriteria Skor Aktivitas Siswa ........................................................
76
Tabel 3.4 Tingkat Keberhasilan .....................................................................
78
Tabel 3.5 KKM Mata Pelajaran IPS Kelas VA SDN Wonosari 03 ...............
78
Tabel 4.1 Hasil Observasi Keterampilan Mengajar Guru Siklus I.................
84
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ..........................
93
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus I ...........................................................
100
Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I ...............
102
Tabel 4.5 Hasil Observasi Keterampilan Mengajar Guru Siklus II…………
108
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II .........................
116
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus II .........................................................
122
Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II ..............
124
xiii
DAFTAR BAGAN Bagan 2.1 Kerangka Berfikir ...........................................................................
58
Bagan 3.1 Tahap-Tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas .............................
60
xiv
DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.1 Hasil Observasi Keterampilan Mengajar Guru Siklus I............
85
Diagram 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ..................................
94
Diagram 4.3 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I .................
102
Diagram 4.4 Rekapitulasi Data Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I...........
103
Diagram 4.5 Hasil Observasi Keterampilan Mengajar Guru Siklus II ..........
109
Diagram 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ................................
117
Diagram 4.7 Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II...................................
123
Diagram 4.8 Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II .......................................
125
Diagram 4.9 Keterampilan Guru Siklus I dan II ............................................
127
Diagram 4.10 Aktivitas Siswa Siklus I dan II ..................................................
127
Diagram 4.11 Ketuntasan Belajar Klasikal Siklus I dan II ..............................
128
xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pedoman Penetapan Indikator Keterampilan Guru ....................
158
Lampiran 2 Pedoman Penetapan Indikator Aktivitas Siswa ..........................
161
Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...................................................
164
Lampiran 4 Lembar Observasi Keterampilan Guru .......................................
169
Lampiran 5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa.............................................
174
Lampiran 6 Angket Respon Siswa .................................................................
178
Lampiran 7 Catatan Lapangan .......................................................................
181
Lampiran 8 Lembar Wawancara ....................................................................
182
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I..............................
185
Lampiran 10 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I .............................
228
Lampiran 11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ...................................
238
Lampiran 12 Hasil Belajar Siswa Siklus I .......................................................
241
Lampiran 13 Catatan Lapangan Siklus I ..........................................................
250
Lampiran 14 Foto Kegiatan Siklus I ................................................................
255
Lampiran 15 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................
259
Lampiran 16 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II ............................
298
Lampiran 17 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ..................................
308
Lampiran 18 Hasil Belajar Siswa Siklus II ......................................................
311
Lampiran 19 Catatan Lapangan Siklus II ........................................................
320
Lampiran 20 Foto Kegiatan Siklus II ...............................................................
325
Lampiran 21 Rekap Hasil Angket Respon Siswa ............................................
329
Lampiran 22 Hasil Wawancara ........................................................................
331
Lampiran 23 Surat-Surat Penelitian .................................................................
334
Lampiran 24 Foto Papan Nama (Halaman Depan) SDN Wonosari 03 ...........
336
xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang
mengemukakan
bahwa
pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sementara itu, dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 1 ayat 15 disebutkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP dikembangkan secara yuridis berdasarkan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1 dan 2. Kedua ayat tersebut adalah sebagai berikut: a. pengembangan kurikulum mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional; b. kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. 1
2
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; kelompok mata pelajaran estetika; kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, terdiri dari muatan lokal, dan pengembangan diri. Istilah IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Materi IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berfikir peserta didik yang bersifat holistik. (Sapriya 2012:20). Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 tercantum bahwa tujuan IPS adalah: a. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; b. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; c. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan;
3
d. memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global. Sementara Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah disebutkan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Berdasarkan uraian tersebut di atas, pendidikan IPS seharusnya dilaksanakan dengan baik dalam proses pembelajaran di sekolah mengingat pentingnya pelajaran tersebut seperti tujuan
yang telah diungkapkan.
Pembelajaran IPS dikatakan berhasil apabila semua tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai, yang terungkap dalam hasil belajar IPS. Namun dalam kenyataannya, masih ada sekolah-sekolah yang memiliki hasil belajar IPS yang rendah karena belum mencapai standar ketuntasan yang telah ditentukan. Berdasarkan
temuan
Depdiknas
(2010)
tentang
permasalahan
pembelajaran IPS, menunjukkan masih banyak ditemukan permasalahan pelaksanaan pembelajaran IPS. Hal tersebut disebabkan kurangnya partisipasi siswa dalam pembelajaran, iklim pembelajaran masih berifat teacher centered. Kondisi saat pembelajaran masih bersifat ceramah, kurangnya kegiatan pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa, media pembelajaran yang kurang
4
digunakan maksimal, beberapa faktor tersebut menyebabkan permasalahan pembelajaran IPS yang berjalan tidak optimal. Fenomena pelaksanaan pembelajaran di atas merupakan gambaran yang terjadi di SDNegeri Wonosari 03 Semarang. Berdasarkan hasil refleksi awal dengan guru kelas VA SDN Wonosari 03 melalui data dokumen dan observasi bahwa pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPS belum optimal. Hal ini disebabkan dalam pembelajaran, guru tidak menggonakan model pembelajaran yang variatif dalam mengajar yaitu hanya menggunakan model ceramah dan penggunaan media pembelajaran yang belum optimal. Hal tersebut didukung oleh data dokumen hasil belajar siswa kelas VA SDN Wonosari 03, data nilai yang diperoleh yaitu sebanyak 28 siswa (71,7%) tidak mencapai ketuntasan belajar (<65) pada mata pelajaran IPS pada KD 2.1 mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Selebihnya, hanya 11 siswa (28,2%) yang mencapai ketuntasan belajar (>65). Berdasarkan data tersebut di atas, perlu proses perbaikan kualitas dalam proses pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Permasalahan mengenai kualitas pembelajaran IPS yang belum optimal merupakan masalah yang sangat penting dan mendesak, sehingga perlu dicari alternatif pemecahan masalahnya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di SDN Wonosari 03 Kota Semarang. Peneliti bersama tim kolaborasi berinisiatif menetapkan alternatif tindakan dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif
yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar.
5
Berdasarkan diskusi dengan guru mitra, untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun suatu pendekatan dalam pembelajaran yang lebih efektif yaitu dengan menggunakan model belajar dengan kooperatif yang digunakan untuk mencapai tujuan belajar. Atas dasar itulah peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif students teams achievement division (STAD). Dalam STAD, siswa dikelompokkan menjadi kelompok yang beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan pelajaran IPS dengan materi “Penjajahan Belanda dan Jepang”, kemudian siswasiswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut. Nilai tersebut diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri sebelumnya kemudian dijumlah untuk menentukan nilai kelompok. (Rusman, 2014) Sedangkan untuk menunjang keberhasilan dalam pelaksanaan model STAD¸ peneliti menggunakan media audiovisual sebagai media pembelajaran. Menurut Hamiyah & Jauhar (2014), media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena mencakup kedua unsur media yaitu suara dan gambar khususnya dalam penerapan pembelajaran IPS KD 2.1 mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.. Peneliti menerapkan model students teams achievement division berbantuan media audiovisual. Sesuai dengan pernyataan Slavin (dalam Rusman, 2014) bahwa gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling
6
mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Jika siswa menginginkan kelompok mereka mendapatkan hadiah, mereka harus membantu teman sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran. Sehingga model pembelajaran STAD berbantuan media audiovisual dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, dapat meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa, sehingga kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang dapat meningkat. Adapun penelitian yang mendukung dalam pemecahan permasalahan tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2009: 109-112) dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berorientasi Keterampilan Proses” ISSN: 1693-1246. Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan STAD berorientasi keterampilan proses dapat meningkatkan pemahaman dan aktivitas siswa, hal ini ditunjukkan adanya peningkatan ketuntasan klasikal, skor rata-rata post tes dan aktivitas siswa. Penelitian lainnya yaitu oleh Junas (2009) dengan Judul “Meningkatkan Hasil Belajar IPS Topik Dampak Globalisasi melalui Cooperative Learning Tipe STAD pada Siswa Kelas VI C SDN Percobaan Palangka Raya” Label Rt 372.83099 JUN m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator aktivitas belajar meningkat sebesar 70,1 %. Indikator hasil belajar siswa pada siklus I memiliki rata-rata 69,79 dan pada siklus II memiliki rata-rata 84,26 maka diperoleh selisih tingkat keberhasilan untuk hasil belajar sebesar 14,47. Hasil perhitungan yang telah dilakukan menunjukkan hasil presentase keberhasilan sebesar 20,73%.
7
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui model students teams achievment division (STAD) berbantuan media audiovisual, siswa akan lebih aktif dan keterampilan guru akan meningkat sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengkaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Students Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual pada Siswa Kelas VA SDNegeri Wonosari 03 Kota Semarang”
1.2
PERUMUSAN
MASALAH
DAN
PEMECAHAN
MASALAH 1.2.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Rumusan Masalah Umum Bagaimana cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPS KD 2.1 mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa
penjajahan
Belanda dan Jepang pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang? 2. Rumusan Masalah Khusus a.
Apakah dengan model pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS KD 2.1 mendeskripsikan perjuangan para
8
tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang? b.
Apakah dengan model pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan media audiovisual
dapat meningkatkan aktivitas
siswa dalam pembelajaran IPS KD 2.1 mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang? c.
Apakah dengan model pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPS KD 2.1 mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03Kota Semarang?
1.2.2
Pemecahan Masalah Tabel 1.1 Sintaks Model Pembelajaran Students Teams Achievmet Division (STAD) berbantuan Media Audiovisual
Langkah – langkah Pembelajaran Model Students Teams Achievement Division (STAD) *
Langkah – langkah Pembelajaran Model Langkah – langkah Students Teams Achievement Division Penggunaan Media berbantuan Media Audiovisual Pembelajaran (Audiovisual) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa ** 1. Merumuskan 1. Menyiapkan media tujuan. audiovisual, yaitu video tentang “Penjajahan Belanda dan Jepang”. 2. Mempersiapkan perlengkapan penunjang media, antara lain: liquid crystal display, layar, pengeras suara dan video “Penjajahan Belanda dan Jepang”.
9
Langkah – langkah Pembelajaran Model Students Teams Achievement Division (STAD) * 1. Penyampaian Tujuan dan Motivasi
Langkah – langkah Penggunaan Media Pembelajaran (Audiovisual) **
2.
Pembagian Kelompok
3.
Presentasi dari guru
2.
4.
Kegiatan Belajar dalam tim (Kerja Tim)
3.
Langkah – langkah Pembelajaran Model Students Teams Achievement Division berbantuan Media Audiovisual
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 3. Menyampaikan 1. Siswa tujuan pembelajaran memperhatikan kepada siswa yaitu penjelasan tentang “Penjajahan kompetensi dan Belanda dan Jepang” tujuan dan memberikan pembelajaran motivasi berupa dengan seksama. pengarahan tentang adanya reward untuk kelompok sesuai hasil perolehan kelompok. 4. Mengkondisikan 2. Siswa siswa dengan mengkondisikan membentuk diri dengan duduk kelompok belajar berkelompok siswa (4-5 siswa) Langkah 5. Memberikan materi 3. Siswa penyajian “Penjajahan Belanda memperhatikan pelajaran dan dan Jepang” kepada dengan seksama pemanfaatan siswa dengan penjelasan materi media. bantuan video yang disampaikan “Penjajahan Belanda oleh guru. dan Jepang.” 4. Siswa memperhatikan dengan cermat tayangan video “Penjajahan Belanda dan Jepang” yang sudah disiapkan guru. 5. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru dan siswa lain tentang tayangan video “Penjajahan Belanda dan Jepang”. Langkah kegiatan 6. Guru mengamati dan 6. Siswa secara belajar siswa. membimbing kelompok jalannya belajar mendiskusikan dalam tim dengan dengan aktif cermat dan teliti. lembar kerja kelompok yang diberikan guru.
10
Langkah – langkah Pembelajaran Model Students Teams Achievement Division (STAD) * 5. Kuis (Evaluasi)
6.
Penghargaan prestasi tim
Langkah – langkah Pembelajaran Model Langkah – langkah Students Teams Achievement Division Penggunaan Media berbantuan Media Audiovisual Pembelajaran (Audiovisual) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa ** 4. Langkah evaluasi 7. Guru mengevaluasi 7. Siswa pengajaran. hasil belajar melalui mengerjakan pemberian kuis soal kuis secara secara individu individu. tentang materi yang telah dipelajari. 8. Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0100. 9. Guru memberikan 8. Siswa secara penghargaan atas kelompok keberhasilan menerima kelompok dengan penghargaan memberikan reward atas pekerjaan berupa pemberian yang telah sticker bertuliskan dikerjakan. juara sesuai pemerolehan kelompok.
Sumber : *______ Rusman (2012:215) **_____ Hamiyah & Jauhar (2014:266)
1.3
TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah: 1. mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS KD 2.1 mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang melalui model pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan media audiovisual;
11
2. mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS KD 2.1 mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa
penjajahan
Belanda dan Jepang pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang melalui model students teams achievement division (STAD) berbantuan media audiovisual; 3. mendeskripsikan peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran IPS KD 2.1 mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa
penjajahan
Belanda dan Jepang pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang melalui model pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan media audiovisual.
1.4
MANFAAT PENELITIAN
1.4.1
Manfaat Teoritis Secara teoritis, model students teams achievement division berbantuan
media audiovisual
mampu meningkatkan kualitas pembelajaran IPS KD 2.1
mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang, sehingga dapat menjadi pendukung teori untuk kegiatan penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pembelajaran IPS. Selain itu, dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pendidik untuk menggunakan model dan media yang bervariatif dalam pembelajaran IPS. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang pendidikan sekolah dasar.
12
1.4.2
Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Siswa 1. Menumbuhkan minat belajar siswa pada pembelajaran IPS, sehingga IPS menjadi mata pelajaran yang menarik bagi siswa. 2. Meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran. 3. Melatih siswa untuk dapat memecahkan masalah dengan menggunakan pemikiran secara logis dan sistematis. b. Manfaat Bagi Guru 1. Dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengevaluasi terhadap pembelajaran yang sudah berlangsung. 2. Mengembangkan kurikulum di tingkat kelas, serta untuk mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran. 3. Membantu guru untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran. 4. Membuat guru lebih kreatif dalam pelaksanaan proses pembelajaran. c. Manfaat Bagi Sekolah 1. Digunakan sebagai
pertimbangan dalam
memotivasi
guru
untuk
melaksanakan proses pembelajaran yang efektif. 2. Menumbuhkan kerja sama antar guru yang berdampak positif pada kualitas pembelajaran di sekolah.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1
KAJIAN TEORI
2.1.1
Hakikat Belajar Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup. Proses belajar ini merupakan kegiatan yang sangat penting. Singer (dalam Siregar & Nara, 2011:4) mendefinisikan belajar sebagai perubahan perilaku yang relatif tetap disebabkan praktik atau pengalaman yang sampai dalam situasi tertentu. Sementara menurut Gagne (dalam Eveline Siregar, 2011:4): “Learning is relatively permanent change in behavior that result from past experience of purposeful instruction”. Belajar menurut Hamdani (2011: 21) adalah perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan. Belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga, penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial,bermacam-macam keterampilan lain dan cita-cita. Dari berbagai perspektif pandangan belajar yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebuah proses aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan yang bersifat tetap / konstan. 2.1.2
Hakikat Pembelajaran Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk
mendukung proses pembelajaran siswa, dengan memperhitungkan kejadian13
14
kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa. Winkel (dalam Siregar & Nara, 2011:12). Sementara Gagne (dalam Siregar & Nara, 2011:12) mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan membuatnya berhasil guna. Sementara Darsono (dalam Hamdani, 2011:23) mengemukakan aliran kognitif mendefinisikan pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang sedang dipelajari. Dari beberapa pengertian pembelajaran yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai berikut: a. merupakan upaya sadar dan disengaja; b. pembelajaran harus membuat siswa belajar; c. tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan; d. pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun hasilnya. Pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali, dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang. 2.1.3
Kualitas Pembelajaran Menurut Depdiknas (2004:7) kualitas pembelajaran adalah keterkaitan
sistemik dan sinergis antara guru, siswa, kurikulum dan bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler. Indikator kualitas pembelajaran
15
dapat dilihat antara lain dari perilaku pembelajaran pendidik, perilaku dan dampak belajar siswa, hasil belajar, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, kualitas media pembelajaran. Menurut Etzioni (dalam Hamdani, 2011:194) Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau juga keefektifan. Secara definitif efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Berdasarkan pernyataan di atas, maka di tarik kesimpulan bahwa kualitas pembelajaran merupakan keterkaitan komponen-komponen pembelajaran antara guru, siswa, dan penunjang lainnya untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan. Indikator kualitas pembelajaran yang menjadi variabel penelitian dalam penelitian ini adalah keterampilan dasar mengajar guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar. Indikator tersebut merupakankan indikator penting yang jika pelaksanaannya dapat berjalan maksimal maka indikator lainnya dalam kualitas pembelajaran dapat berjalan dengan optimal. 2.1.3.1 Keterampilan Dasar Mengajar Guru Menurut Rusman (2012) keterampilan dasar mengajar (teaching skills)¸ merupakan karakteristik umum seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan maupun keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan. Keterampilan dasar mengajar adalah perilaku mendasar yang dimiliki oleh guru sebagai modal awal untuk
melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara terencana dan
profesional.
16
Indikator keterampilan dasar mengajar guru dapat digambarkan dalam sembilan keterampilan mengajar. 1. Keterampilan Membuka Pelajaran (Set Induction Skills). Membuka pelajaran adalah kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental ataupun perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajari. Menurut Abimanyu (dalam Rusman, 2012:81) membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan kondisi/suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terfokus pada hal-hal yang akan dipelajari. Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan bahwa yang dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan adalah: a. menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; b. melakukan apersepsi, yaitu mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus dan RPP. Dalam pelaksanaan pembelajaran model students teams achievment division berbantuan media audiovisual dalam keterampilan membuka pelajaran, deskriptor yang ditampakkan adalah mengkondisikan siswa agar
17
siap dan termotivasi dalam mengikuti pelajaran , melakukan apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Keterampilan Bertanya (Questioning Skills). Menurut Bolla (dalam Rusman, 2012:82) dalam proses pembelajaran setiap pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respons siswa perlu dilakukan, agar siswa memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir. (Rusman, 2012) mengungkapkan dalam kegiatan belajar mengajar, mempunyai dampak positif terhadap aktivitas dan kreativitas siswa: a.
meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran;
b.
membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu masalah yang sedang dibicarakan;
c.
mengembangkan pola berfikir dan cara belajar aktif dari siswa sebab berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya;
d.
menuntun proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik;
e.
memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas. Dalam pelaksanaan pembelajaran model students teams achievment
division berbantuan media audiovisual deskriptor yang ditampakkan dalam ketrerampilan bertanya adalah memberikan pertanyaan kepada siswa tentang hasil diskusi yang telah dilakukan siswa. 3. Keterampilan Menguatkan (Reinforcement Skills). Menurut (Rusman, 2012) penelitian membuktikan bahwa penguatan (reinforcement) lebih efektif diterapkan daripada pelaksanaan hukuman
18
(punisment). Secara psikologis, individu memerlukan penghargaan atas segala usaha yang telah dilakukan. Guru yang baik harus memberikan penguatan berupa penguatan verbal (diungkapkan dengan kata-kata seperti bagus, seratus, tepat, pintar, dan sebagainya), maupun non verbal (dengan gerakan, isyarat, sentuhan, pendekatan, dan sebagainya). Reinforcement merupakan respon terhadap sebuah usaha yang baik dan diharapkan suatu tingkah laku yang memungkinkan untuk berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tujuan pemberian penguatan: a.
meningkatkan perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran;
b.
merangsang dan meningkatkan motivasi belajar siswa;
c.
meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif;
d.
menumbuhkan rasa percaya diri kepada siswa;
e.
membiasakan kelas kondusif penuh dengan penghargaan dan penguatan. Ada beberapa cara dalam memberikan penguatan (reinforcement) yaitu:
a. penguatan kepada pribadi tertentu. Penguatan harus jelas kepada siapa ditujukannya pertanyaan tersebut, dengan menyebutkan namanya; b. penguatan kepada kelompok siswa. Dengan memberikan penghargaan kepada kelompok siswa yang telah menyelesaikan tugasnya dengan baik; c. pemberian penguatan dengan cara segera. Penguatan diberikan sesegera mungkin
setelah
munculnya
tingkah
laku/respon
siswa
yang
19
diharapkan.Penguatan yang dilakukan dengan tertunda cenderung tidak efektif; d. variasi dalam penggunaan. Penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada satu jenis penguatan saja karena akan menimbulkan kebosanan, dan lama kelamaan akan tidak efektif. Dalam pelaksanaan pembelajaran model students teams achievment division berbantuan media audiovisual deskriptor yang ditampakkan dalam ketrerampilan menguatkan adalah memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok dan memberikan penguatan terhadap hasil kerja siswa 4. Keterampilan Mengadakan Variasi (Variation Skills). Menurut (Rusman, 2012) peserta didik adalah individu yang unit, heterogen dan mempunyai kecenderungan yang berbeda-beda. Siswa ada yang mempunyai kecenderungan pada auditif, yaitu senang mendengarkan, visual senang melihat dan cenderung kinestetik, yaitu senang melakukan. Oleh karena itu, guru harus memiliki kemampuan mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran. Antara lain dalam hal penggunaan multisumber, multimedia, multimetode, multistrategi, dan multimodel. Pembelajaran dilakukan secara klasikal, akan tetapi tetap dilakukan sentuhan secara individual. Sebagai contoh guru menggunakan media gambar untuk siswa yang cenderung visual, guru juga menggunakan metode ceramah untuk siswa yang cenderung auditif, selain itu guru juga mengadakan diskusi, eksperimen, demonstrasi, dan praktik untuk siswa yang kinestetik.
20
Tujuan dan manfaat keterampilan mengadakan variasi (variation skills) adalah: a. menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek pembelajaran yang relevan dan bervariasi; b. memberikan kesempatan berkembangnya bakat yang dimiliki siswa; c. memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik; d. memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenangi. Prinsip penggunaan keterampilan mengadakan variasi (variation skills) yang perlu diperhatikan adalah: a. variasi digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan; b. variasi digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu kegiatan pembelajaran; c. direncanakan dengan baik dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam pelaksanaan pembelajaran model students teams achievment division berbantuan media audiovisual deskriptor yang ditampakkan dalam ketrerampilan mengadakan variasi adalah menyampaikan materi dengan bantuan media audiovisual, serta memberikan soal kuis kepada siswa sebagai evaluasi pembelajaran.
21
5. Keterampilan Menjelaskan (Explaining Skills). Menurut (Rusman, 2012) tugas utama dari guru adalah mengajar, dalam mengajar guru dituntut untuk menyampaikan ilmu dengan menjelaskan materi pelajaran kepada siswa secara profesional. Dalam pelaksanaannya guru dapat menggunakan media pembelajaran dan sumber-sumber belajar yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan satu dengan yang lainnya, misalnya sebab dan akibat. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Komponen-komponen dalam keterampilan menjelaskan (explaining skills). a. Merencanakan Sebelum melakukan pembelajaran, guru terlebih dahulu membuat perencanaan, baik dalam silabus maupun RPP. Dalam kegiatan pembelajaran terdapat tiga kegiatan utama, antara lain kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup. Dalam pelaksanaannya semua kegiatan tersebut memerlukan keterampilan untuk menjelaskan. Oleh karena itu, penjelasan yang dilakukan guru harus direncanakan dengan baik, terutama berkenaan dengan isi materi dan aktivitas siswa itu sendiri.
22
b.
Perencanaan Suatu Penjelasan Penyajian
penjelasan
dapat
ditingkatkan
hasilnya
dengan
memperhatikan hal-hal berikut: 1) kejelasan, penjelasan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa dan menghindari kata-kata yang tidak perlu; 2) penggunaan contoh dan ilsutrasi, memberikan contoh sebaiknya menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari; 3) pemberian tekanan, dalam memberikan penjelasan, guru hendaknya memusatkan perhatian siswa kepada masalah/topik utama dan mengurangi informasi yang tidak terlalu penting. 4) penggunaan balikan, guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa
untuk
menunjukkan
pemahaman,
keraguan,
atau
ketidakmengertian siswa ketika penjelasan itu diberikan. Sementara
itu,
menurut
(Rusman,
2012)
prinsip-prinsip
keterampilan menjelaskan harus dikuasai oleh seorang guru agar siswa memperoleh pemahaman yang utuh dan jelas tentang materi yang disampaikan guru. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan guru, yaitu: a. keterkaitan dengan tujuan, apapun yang dilakukan oleh guru dalam menjelaskan materi pelajaran harus bermuara pada pencapaian tujuan pembelajaran; b. relevan antara penjelasan dengan materi dan karakteristik siswa, materi yang dijelaskan harus sesuai dengan karakteristisk peserta
23
didik, baik usia, tugas perkembangan, tingkat kesukaran, dan sebagainya; c. kebermaknaan. Apa pun yang dijelaskan mempunyai makna bagi siswa untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang; d. dinamis, agar pelaksanaan pembelajaran lebih menarik, guru dapat menerapkan
dengan
tanya
jawab,
atau
menggunakan
media
pembelajaran, agar penjelasan lebih menarik dan sistematis; e. penjelasan dilakukan dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan kegiatan penutup. Dalam pelaksanaan pembelajaran model students teams achievment division berbantuan media audiovisual deskriptor yang ditampakkan dalam ketrerampilan menjelaskan adalah menyampaikan materi dengan bantuan media audiovisual. 6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah salah satu cara yang dibutuhkan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dilakukan dengan berkelompok (Rusman, 2012). Komponen yang diperlukan dalam kegiatan membimbing diskusi kelompok kecil antara lain: a. memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi. Pada aspek ini guru merumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi dan mengemukakan masalah-masalah khusus, lalu mencatat perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan dan merangkum hasil diskusi;
24
b. memperjelas
masalah
untuk
menghindari
kesalahpahaman
dalam
memimpin diskusi seorang guru perlu menguraikan permasalahan, meminta komentar siswa, dan menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tambahan; c. menganalisis pandangan siswa. Perbedaan pendapat dalam diskusi menuntut guru menjadi fasilitator dalam memperjelas hal-hal yang disepakati dan hal-hal yang perlu disepakati di samping meneliti apakah suatu alasan mempunyai dasar yang kuat; d. meningkatkan urunan siswa, yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang, memberikan contoh dengan tepat, dan memberikan waktu untuk berpikir; e. memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi. Dilakukan dengan cara memancing partisipasi siswa dalam bentuk memberikan kesempatan siswa untuk bertanya pada siswa yang cenderung pendiam (pasif); f. menutup diskusi, yaitu membuat rangkuman hasil diskusi, menindaklanjuti diskusi, dan mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil; g. hal-hal
yang
perlu
dihindarkan
adalah
mendominasi/monopoli
pembicaraan dalam diskusi, serta membiarkan terjadinya penyimpangan dalam diskusi. Dalam pelaksanaan pembelajaran model students teams achievment division berbantuan media audiovisual deskriptor yang ditampakkan dalam ketrerampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah membimbing siswa
25
untuk membentuk kelompok belajar siswa serta membimbing siswa dalam berdiskusi dalam kelompok. 7. Keterampilan Mengelola Kelas. Menurut Usman (dalam Rusman, 2012:90) pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran, seperti penghentian perilaku siswa yang memindahkan perhatian kelas, memberikan ganjaran bagi siswa yang tepat waktu dalam menyelesaikan tugas atau penetapan norma kelompok yang produktif. Komponen-komponen dalam mengelola kelas adalah sebagai berikut: a. keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, seperti menunjukkan sikap tanggap, memberikan perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk yang jelas, menegur bila siswa melakukan tindakan menyimpang, dan memberikan penguatan (reinforcement); b. keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal, yaitu berhubungan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat melakukan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal; c. menentukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. Dalam pelaksanaan pembelajaran model students teams achievment division berbantuan media audiovisual deskriptor yang ditampakkan dalam
26
ketrerampilan mengelola kelas adalah memberikan soal kuis kepada siswa sebagai evaluasi pembelajaran. 8. Keterampilan Pembelajaran Perseorangan. Menurut Rusman (2012), guru dapat melakukan variasi, bimbingan, dan penggunaan media pembelajaran dalam rangka memberikan sentuhan kebutuhan individual. Pembelajaran ini terjadi apabila jumlah peserta berjumlah terbatas, yaitu hanya sebatas kelompok kecil (2-8 orang). Komponen-komponen yang diperlukan untuk dikuasai guru berkenaan dengan pembelajaran perseorangan adalah: a. keterampilan megadakan pendekatan secara pribadi; b. keterampilan mengorganisasi. c. keterampilan
membimbing
dan
memudahkan
belajar,
yaitu
memungkinkan guru membantu siswa untuk maju tanpa mengalami frustasi; d. keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, mencakup membantu siswa menetapkan tujuan dan menstimulasi siswa untuk mencapai tujuan tersebut, merencanakan kegiatan pembelajaran bersama siswa yang mencakup kriteria keberhasilan, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, waktu serta kondisi belajar, bertindak sebagai supervisor, dan membantu siswa menilai pencapaiannya sendiri. Dalam pelaksanaan pembelajaran model students teams achievment division berbantuan media audiovisual deskriptor yang ditampakkan dalam
27
ketrerampilan pembelajaran perorangan adalah membimbing siswa untuk membentuk kelompok belajar siswa. 9. Keterampilan Menutup Pelajaran (Closure Skills). Keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan menutup pelajaran mempunyai tujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. Menurut Uzer Usman (dalam Rusman, 2012) komponen menutup pelajaran adalah sebagai berikut: a. meninjau kembali penguasaan materi pokok dengan merangkum atau menyimpulkan hasil pembelajaran; b. melakukan evaluasi
antara lain dengan cara mendemonstrasikan
keterampilan, mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, mengeskplorasi pendapat siswa sendiri, dan memberikan soal tertulis. Sementara Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan bahwa yang dilakukan guru dalam kegiatan penutup adalah sebagai berikut: a. bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat kesimpulan pembelajaran; b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
28
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, pengayaan, layanan bimbingan, memberikan tugas baik individu maupun kelompok; e. menyampaikan pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran model students teams achievment division berbantuan media audiovisual deskriptor yang ditampakkan dalam ketrerampilan menutup pelajaran adalah mengevaluasi hasil kerja siswa dengan rentang angka 0-100 serta menutup pelajaran. 2.1.3.2 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Saat proses kegiatan pembelajaran, yang lebih melakukan aktivitas didalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri, pendidik hanya memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh siswa. Segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengalaman sendiri, pengamatan sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara teknis maupun rohani (Sardiman, 2011). Perlu ditambahkan bahwa yang dimaksud aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental, dan dalam kegiatan belajar kedua aktivitas ini harus selalu terkait. Dengan demikian, jelas bahwa aktivitas itu memiliki arti luas, baik yang bersifat fisik/jasmani maupun mental/rohani. Dalam belajar sangat diperlukan aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.
29
Diedrich (dalam Sardiman, 2011:101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut: 1.
visual
activities,
yang
termasuk
didalamnya
misalnya,
membaca,
memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. Dalam pembelajaran model students teams achievment division berbantuan media audiovisual, indikator yang ditampakkan adalah memperhatikan tampilan media audiovisual yang disajikan oleh guru; 2. oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. Dalam pembelajaran model students teams achievment division berbantuan media audiovisual, indikator yang ditampakkan adalah mengajukan dan menjawab pertanyaan,
melaksanakan
kegiatan
belajar
dan
kerjasama
secara
berkelompok, menanggapi hasil diskusi, mengerjakan soal kuis yang diberikan guru secara individu sebagai evaluasi belajar, serta refleksi terhadap hasil pembelajaran; 3. listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. Dalam pembelajaran model students teams achievment division berbantuan media audiovisual, indikator yang ditampakkan adalah memperhatikan tampilan media audiovisual yang disajikan oleh guru, melaksanakan kegiatan belajar dan kerjasama secara kelompok, serta memperhatikan/menyimak penjelasan dari guru; 4.
writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. Dalam pembelajaran model students teams achievment division
30
berbantuan media audiovisual, indikator yang ditampakkan adalah menulis refleksi terhadap hasil pembelajaran; 5.
drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. Dalam pembelajaran model students teams achievment division berbantuan media audiovisual jenis kegiatan drawing activities tidak tampak;
6.
motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. Dalam pembelajaran model students teams achievment division berbantuan
media
audiovisual,
indikator
yang
ditampakkan
adalah
membentuk kelompok belajar serta melaksanakan kegiatan belajar dan kerjasama secara berkelompok; 7.
mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. Dalam pembelajaran model students teams achievment division berbantuan media audiovisual, indikator yang ditampakkan adalah menanggapi apersepsi sesuai dengan materi, menanggapi hasil diskusi, dan mengerjakan soal kuis yang diberikan guru secara individu sebagai evaluasi belajar;
8.
emotional activites, seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Dalam pembelajaran model students teams achievment division berbantuan media audiovisual, indikator yang ditampakkan adalah mempersiapkan diri dalam menerima pelajaran serta menerima penghargaan atas keberhasilan kelompok.
31
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah segala tingkah laku siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar baik yang bersifat fisik maupun mental. Aktivitas juga berperan dalam menentukan keberhasilan belajar mengajar. 2.1.3.3 Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne (dalam Suprijono, 2012), hasil belajar berupa: a. informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penetapan aturan; b. keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsipprinsip keilmuwan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas; c. strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah; d. keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasman;
32
e. sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilain terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku. Menurut Bloom (dalam Supriyono, 2012) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, menentukan
contoh),
application
hubungan),
(menerapkan),
synthesis
analysis
(mengorganisasikan,
(menguraikan, merencanakan,
membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Berdasarkan uraian di atas hasil belajar adalah perubahan perilaku individu secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek kemanusiaan saja. Hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif. Pada pelaksanaan pembelajaran IPS dengan model students teams achievment division berbantuan media audio visual hasil belajar yang menjadi tujuan untuk dicapai adalah pembelajaran IPS KD 2.1 mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.
33
2.1.4
Hakikat dan Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Menurut Hidayati dkk (2008), hakikat IPS adalah telaah tentang manusia
dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia harus mengahadapi tantangantantangan yang berasal dari lingkungannya maupun sebagai hidup bersama. IPS memandang manusia dari berbagai sudut pandang. IPS melihat bagaimana manusia hidup bersama dengan sesamanya, dengan tetangganya dari lingkungan dekat sampai yang jauh. Bagaimana keserasian hidup dengan lingkungannya baik dengan sesama manusia maupun lingkungan alamnya. Bagaimana mereka melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.. Sedangkan menurut BSNP (2006:575) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang terintegrasi dari berbagai cabang ilmu yaitu, geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi yang merupakan kajian dari permasalahan tentang aktivitas hidup manusia. Pada penelitian ini, bahan yang menjadi materi ajar
34
adalah materi KD 2.1 mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. 2.1.4.1 Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Menurut Solihatin & Raharjo (2011:15) pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sementara menurut BSNP (2006:575) IPS sendiri bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan; 2. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan social; 3. memiliki
komitmen
dan
kesadaran
terhadap
nilai-nilai
sosial
dan
kemanusiaan; 4. memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Sejalan dengan tujuan tersebut menurut Sumaatmadja (dalam Hidayati dkk, 2008) tujuan pendidikan IPS adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara.
35
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan IPS adalah membekali peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki untuk menjadi warga negara yang baik dan terampil yang berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat. Sejalan dengan pernyataan di atas, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan sejarah serta mendidik siswa untuk menjadi warga negara yang baik dan peduli terhadap sejarah perjuangan melawan penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia. 2.1.4.2 Karakteristik Pembelajaran IPS SD Hidayati dkk (2008) menjelaskan bahwa IPS merupakan ilmu yang terdiri dari disiplin-disiplin ilmu sosial sehingga IPS mempunyai ciri-ciri khusus atau karakteristik yang berbeda dengan bidang studi yang lainnya. Karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya. 1. Materi IPS. Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Terdapat 5 macam sumber materi IPS antara lain: a. segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya; b. kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan , keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi; c. lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh;
36
d. kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar; e. anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makan, pakaian, permainan, keluarga. Dengan demikian masyarakat dan lingkungannya, selain menjadi sumber materi IPS sekaligus juga menjadi laboratoriumnya. Pengetahuan konsep, teoriteori IPS yang diperoleh anak di dalam kelas dapat dicocokkan dan dicobakan sekaligus diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari di masyarakat. Pada penelitian ini, materi yang menjadi sumber bahan ajar adalah kehidupan masa lampau yaitu mengenai penjajahan Belanda dan Jepang. 2.
Strategi Penyampaian Pengajaran IPS. Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagaian besar adalah didasarkan
pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota, region, negara, dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini disebut “The Wedining Horizon or Expanding Enviroment Curriculum” Mukminan (dalam Hidayati, dkk 2008:1-27). Tipe kurikulum tersebut, didasarkan pada asumsi bahwa anak pertama-tama dikenalkan atau perlu memperoleh konsep yang berhubungan dengan lingkungan terdekat atau diri sendiri. Selanjutnya secara bertahap dan sistematis bergerak dalam lingkungan konsentrasi keluar dari lingkaran
tersebut,
kemudian
mengembangkan
kemampuannya
untuk
menghadapai unsur-unsur dunia yang lebih luas. Penyampaian pengajaran IPS pada penelitian ini pertama-tama memberikan pengenalan terhadap lokasi
37
bersejarah mengenai penjajahan Belanda dan Jepang yang ada di sekitar siswa yaitu gedung lawang sewu kemudian menjelaskan secara spesifik tentang penjajahan Belanda dan Jepang. 2.1.4.3 Kurikulum IPS SD (KTSP) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Dalam Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD memuat 8 mata pelajaran ditambah muatan lokal, yang diantaranya terdapat mata pelajaran IPS. (Standar Nasional Pendidikan) Menurut Sardjiyo, dkk (2014), kurikulum IPS tahun 2006 bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; b. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; c. memiliki
komitmen
dan
kesadaran
terhadap
nilai-nilai
sosial
dan
kemanusiaan; d. memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Materi pelajaran IPS SD merupakan keterpaduan antara materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Pelajaran IPS SD pada kelas 1 – 3 dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas 4 – 6 dilaksanakan melalui pendekatan pelajaran.
38
Kurikulum IPS tahun 2006 cukup simpel, karena hanya menekankan pada ketercapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dipersyaratkan. Hal ini memberikan peluang pada guru sebagai pengembang kurikulum untuk berkreasi dalam pembelajaran IPS yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dalam penelitian tindakan kelas ini, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang menjadi bahan penelitian adalah Standar Kompetensi 2. menghargai peranan
tokoh
pejuang
dan
masyarakat
dalam
mempersiapkan
dan
mempertahankaan kemerdekaan Indonesia. Serta Kompetensi Dasar 2.1 mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang masa penjajahan Belanda dan Jepang. 2.1.4.4 Evaluasi Pembelajaran IPS SD Menurut Raka Joni (dalam Siregar, dkk., 2011) evaluasi adalah proses mempertimbangkan sesuatu barang atau gejala dengan pertimbangan pada patokan-patokan tertentu. Patokan-patokan tersebut mengandung pengertian baiktidak baik, memadai-tidak memadai, memenuhi syarat-tidak memenuhi syarat, dengan perkataan lain menggunakan value judgement. Sedangkan menurut Kartikasari (2013), evaluasi dalam pembelajaran IPS memiliki pengertian penilaian progam, proses dan hasil pembelajaran IPS. Evaluasi pembelajaran IPS yang berkesinambungan, sebaiknya dilakukan terus menerus sesuai dengan keterlaksanaan pembelajarannya. Evaluasi seperti ini merupakan barometer atau pengecekan apakah proses yang berlangsung itu dapat diikuti dan dipahami oleh peserta didik, serta seberapa besar penguasaan atau pemahaman peserta didik. Evaluasi pembelajaran IPS pada setiap jenjang
39
memiliki karakteristik tersendiri yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Organisasi materi pendidikan IPS pada tingkat sekolah dasar menggunakan pendekatan secara terpadu. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik tingkat perkembangan usia siswa SD yang masih pada taraf berpikir abstrak. Materi pendidikan IPS di Sekolah Dasar disajikan secara tematik dengan mengambil tema-tema sosial yang terjadi di sekitar siswa. Demikian juga halnya tema-tema sosial yang dikaji berangkat dari fenomena fenomena serta aktivitas sosial yang terjadi di sekitar siswa. Dengan demikian seorang guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran
IPS
harus
dibekali
dengan
sejumlah
pemahaman
tentang karakteristik pendidikan IPS yang meliputi pengertian dan tujuan pendidikan IPS, landasan filosofis pengembangan kurikulum pendidikan IPS serta disiplin-disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam pendidikan IPS. Dengan demikian evaluasi dalam penelitian ini disesuaikan dengan karakteristik perkembangan anak sesuai dengan tingkat pemahaman anak yaitu pembelajaran pada kelas V SD yang merupakan pada taraf berpikir abstrak disesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada materi yang menjadi penelitian yaitu materi “Penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia”. 2.1.5
Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Slavin (dalam Rusman, 2014) pembelajaran kooperatif
menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Hal ini membolehkan pertukaran ide dan pemeriksaan ide sendiri dalam suasana yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme. Dengan hal tersebut,
40
pendidikan diharapkan mampu mengkondisikan, dan memberikan dorongan untuk dapat mengoptimalkan dan membangkitkan potensi siswa, menumbuhkan aktivitas serta daya cipta (kreativitas). Suasana
pembelajaran
kooperatif,
disamping
proses
belajarnya
berlangsung lebih efektif, juga akan terbina nilai-nilai lain yang sesuai dengan tujuan IPS, yaitu nilai gotong royong, kepedulian sosial, saling percaya, kesediaan menerima dan memberi, dan tanggung jawab, baik dirinya maupun terhadap anggota kelompok. Dalam kelompok belajar tersebut, sikap, nilai dan moral akan dikembangkan secara mendasar. Hasan (dalam Solihatin & Raharjo, 2011) Berdasarkan urian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model yang menempatkan siswa bekerja dalam kelompok, dimana akan terjadi pertukaran ide dan gagasan sehingga mencapai hasil yang optimal dalam belajar. Sementara pada penelitian ini jenis model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif Students Teams Achievment Division. 2.1.5.1 Model Pembelajaran Kooperatif Students Teams Achievment Divison (STAD) Ada beberapa model dalam pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah model students teams achievment divison (STAD). Menurut Slavin (dalam Rusman, 2014), STAD merupakan model yang mudah untuk diadaptasi, telah digunakan dalam banyak mata pelajaran, seperti matematika, IPA, IPS, teknik dan banyak subjek lainnya pada jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
41
Menurut Rusman (2014) model STAD dalam pelaksanaannya mula-mula siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan emapat orang yang beragam kemampuannya, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Kemudian seluruh siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi yang diajarkan. Nilai akumulasi yang diperoleh siswa akan dijumlahkan secara berkelompok, nilai yang diperoleh tersebut digunakan untuk menentukan predikat maupun hadiah sesuai dengan pencapaian prestasi kelompok. Selanjutnya Slavin (dalam Rusman, 2014) mengatakan bahwa gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Jika siswa menginginkan suatu hadiah, maka mereka harus membantu teman sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran. Pada model ini mereka harus mendorong teman mereka untuk melakukan yang terbaik. Dari uraian pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa STAD merupakan model pembelajaran yang kooperatif dalam kelompok yang dapat menstimulasi motivasi siswa dalam belajar melalui kegiatan pembelajaran yang menuntut kerja sama dan pemerolehan hasil belajar yang optimal melalui pengerjaan soal kuis untuk memperoleh penghargaan dari hasil yang diperoleh.
42
2.1.5.1.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Model Students Teams Achievment Divison (STAD) Berikut merupakan langkah-langkah pembelajaran model student teams achievment divison (STAD) menurut Rusman (2014:215). 1. Penyampaian tujuan dan motivasi Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar. 2. Pembagian kelompok Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heteroginitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, ras atau etnik. 3. Presentasi dari guru Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan, atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya. 4.
Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim) Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim
43
bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD. 5. Kuis (evaluasi) Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya 60,75,84, dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa. 6. Penghargaan prestasi tim Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan berikut: a. Menghitung skor individu Menurut
Slavin
(dalam
Rusman,
2014),
untuk
menghitung
perkembangan skor individu dihitung sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:
44
Tabel 2.1 Penghitungan perkembangan skor individu No.
Skor
Nilai Tes
Perkembangan
1.
Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar
0 poin
2.
10 sampai 1 poin di bawah skor dasar
10 poin
3.
Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar
20 poin
4.
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar
30 poin
5.
Pekerjaan sempurna (tanpa memerhatikan skor dasar)
30 poin
b. Menghitung skor kelompok Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota
kelompok,
yaitu
dengan
menjumlahkan
semua
skor
perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh skor kelompok sebagaimana dalam tabel 2.2 Tabel 2.2 Penghitungan perkembangan skor kelompok No.
Rata-rata Skor
Kualifikasi
1.
0
-
2.
6 < N < 15
Tim yang baik (good team)
3.
16 < N < 20
Tim yang baik sekali (great team)
4.
21 < N < 30
Tim yang istimewa (super team)
c. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya.
45
Pembelajaran dengan model student teams achievment division merupakan model pembelajaran kooperatif yang memotivasi peserta didik dalam memperoleh hasil belajar dengan langkah langkah mulai dari penyampaian tujuan dan motivasi, pembagian kelompok, presentasi dari guru, kegiatan belajar dalam tim, kuis, dan penghargaan prestasi tim. 2.1.5.1.2 Kelebihan Pembelajaran Model Students Teams Achievment Divison (STAD) Kelebihan menggunakan model pembelajaran STAD antara lain adalah kerja sama yang terbentuk dalam kelompok dalam proses belajar. Menurut Hamiyah & Jauhar (2014) pendekatan kelompok kadang-kadang perlu dilakukan. Hal ini dikarenakan anak didik adalah jenis makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama. Dengan pendekatan kelompok, rasa sosial anak didik diharapkan mampu dikembangkan. Anak didik yang dibiasakan hidup bersama dan bekerja sama dalam kelompok akan menyadari bahwa dirinya memiliki kekurangan dan kelebihan, sehingga bisa saling melengkapi satu sama lain. Persaingan positif pun terjadi di kelas untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Dengan begitu, anak didik diharapkan bisa menjadi lebih aktif, kreatif, dan mandiri. Sementara menurut Slavin (dalam Rusman,2014) mengatakan bahwa gagasan utama pembelajaran STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Jika siswa ingin mendapatkan hadiah kelompok, mereka harus membantu satu sama lain untuk mempelajari materi yang diberikan. Mereka harus mendorong
46
teman sekelompok untuk melakukan yang terbaik, memperlihatkan norma-norma bahwa belajar itu penting dan menyenangkan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kelebihan model pembelajarn STAD adalah memeberi kesempatan peserta didik untuk bekerja dalam kelompok yang dapat menciptakan motivasi dan persaingan positif dalam belajar, serta memacu siswa agar saling mendorong untuk belajar dan termotivasi untuk mendapat penghargaan atas prestasi kelompok. 2.1.5.1.3 Kekurangan Pembelajaran Model Students Teams Achievment Divison (STAD) dan solusinya. Model pembelajaran students teams achievment division adalah model yang menekankan pada belajar dalam kelompok serta pemerolehan hasil kelompok. Tahap belajar dalam kelompok merupakan tahap penting dimana siswa berdiskusi serta menggali informasi dari pokok bahasan materi. Hal ini harus dimanfaatkan secara optimal oleh guru sehingga hasil pemerolehan kelompok dan hasil belajar mendapatkan hasil yang optimal. Jika pengawasan dan kontrol guru pada kegiatan belajar dalam kelompok kurang maksimal, maka yang terjadi pada kegiatan belajar dalam kelompok tidak akan kondusif dan tujuan pembelajaran tidak akan maksimal. Sementara Isjoni (2010:62) mengatakan bahwa model ini memerlukan kemampuan khusus dari guru. Guru dituntut sebagai fasilitator, mediator, motivator dan evaluator. Solusi dari kekurangan pembelajaran model ini adalah pengawasan dan kontrol guru harus dimaksimalkan dengan baik dengan melakukan pembimbingan dalam kelompok untuk memastikan kegiatan belajar dalam kelompok dapat
47
maksimal sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Serta guru senantiasa meningkatkan mutu utamanya dalam penggunaan model pembelajaran yang variatif sehingga fungsi dari guru sebagai fasilitator, mediator, motivator dan evaluator dapat berjalan dengan optimal. 2.1.5.2 Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) 2.1.5.2.1
Teori Belajar Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme lahir dari gagasan Piaget dan Vygotsky. Ide dari teori ini adalah peserta didik aktif membangun pengetahuannya sendiri. Otak peserta didik dianggap sebagai mediator yang menerima masukkan dari dunia luar dan menentukan apa yang akan dipelajarinya. Pandangan konstruktivis tentang pembelajaran adalah peserta didik diberi kesempatan memilih dan menggunakan model belajar sendiri dalam belajar dan guru membimbing peserta didik ke tingkat pengetahuan yang lebih tingi. Selain itu peserta didik diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Piaget (Depdiknas, 2004:21), Faktor utama yang mendorong perkembangan kognitif seseorang adalah motivasi atau daya dari diri si individu sendiri untuk mau belajar dan berinteraksi dengan lingkungannya. Berdasarkan uraian di atas, teori Piaget sangat mendukung pada pembelajaran kooperatif tipe STAD. Teori
Piaget memandang penting
dibentuknya kelompok belajar sehingga setiap anak memiliki rasa tanggung jawab
48
dan merasa adanya saling ketergantungan secara positif karena setiap anggota memiliki peran serta dalam mencapai keberhasilan kelompoknya. 2.1.5.2.2
Teori Perkembangan Kognitif Piaget Menurut Piaget (dalam Suyono, 2012: 83) setiap anak mengembangkan
kemampuan berpikirnya menurut tahapan yang teratur. Proses berpikir anak merupakan suatu aktivitas gradual, tahap demi tahap dari fungsi intelektual, dari konkret menuju abstrak. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut. 1) Tahap Sensori Motor (lahir-2 tahun) Pada tahap ini mereka mengandalkan kemampuan sensorik dan motorik. Anak mulai memahami bahwa perilaku tertentu menimbulkan akibat tertentu pula bagi dirinya. 2) Tahap Pra-Operasional (2-7 tahun) Pada tahap ini kecenderungan anak untuk selalu mengandalkan dirinya pada persepsinya
tentang
realitas
sangatlah
menonjol.
Dengan
adanya
perkembangan bahasa dan ingatan, anak pun mampu mengingat banyak hal tentang lingkungannya. 3) Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun) Pada tahap ini berkembang daya mampu anak berpikir logis untuk memecahkan masalah kongkrit. 4) Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas) Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak, yaitu berpikir mengenai ide, mereka sudah mampu memikirkan beberapa alternatif pemecahan
49
masalah. Sehingga pada tahap ini anak sudah dapat bekerja secara efektif dan sistematis, secara proporsional, serta menarik generalisasi secara mendasar. Dengan demikian penerapan pada model students teams achievment division berbantuan media audiovisual dalam proses pembelajaran adalah guru dalam memberikan lembar kerja kelompok sebagai bahan diskusi kelompok dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa. Pada tahap ini berkembang daya mampu anak berpikir logis untuk memecahkan masalah kongkrit melalui diskusi dalam kelompok. 2.1.5.2.3
Teori Belajar Behaviorisme Aliran ini disebut dengan behaviorisme karena sangat menekankan
kepada perlunya perilaku (behavior) yang dapat diamati. Ada beberapa ciri dari rumpun teori ini menurut Suyono (2012: 58) yaitu: (1) mengutamakan unsurunsur atau bagian-bagian kecil, (2) bersifat mekanistis, (3) menekankan peranan lingkungan, (4) mementingkan pembentukan respon, dan (5) menekankan pentingnya latihan. Teori behaviorisme ini relatif sederhana dan mudah dipahami karena hanya berkisar sekitar perilaku yang dapat diamati dan dapat menggambarkan beberapa macam hukum perilaku. Behaviorisme sering diterapkan oleh guru yang menyukai pemberian hadiah (reward) dan hukuman (punishment) terhadap perilaku siswa. Teori ini mendukung pembelajaran dengan model students teams achievment division berbantuan media audiovisual karena dengan media audiovisual siswa dirangsang untuk mengorganisasikan pikirannya sehingga siswa
50
mampu menyampaikan hasil menyimaknya dengan baik. Proses belajar dalam kelompok untuk berdiskusi memberikan kesempatan siswa untuk saling bekerjasama menjalankan peran dalam berkelompok. Siswa belajar dengan lingkungan, yaitu teman atau pasangannya. Selain itu, pada pembelajaran ini diberikan reward sesuai pemerolehan kelompok untuk memacu motivasi siswa untuk selalu belajar dan mendapatkan nilai yang maksimal 2.1.6
Media Pembelajaran Menurut Arsyad (2011:3), kata media berasal dari bahasa latin medius
yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2013) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian, yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Sementara Sanjaya (dalam Hamiyah & Jauhar, 2014) mengatakan media pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan. Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tapi juga meliputi manusia sebagai sumber belajar, atau kegiatan seperti diskusi, seminar simulasi, dan sebagainya. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada siswa. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media sebagai penunjang pembelajaran berupa media audiovisual.
51
2.1.6.1 Media Pembelajaran Audiovisual Menurut Hamiyah & Jauhar (2014), media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena mencakup kedua jenis media. Media ini dibagi ke dalam: 1. audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, dan cetak suara; 2. audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassette. Ini juga dapat dibagi menjadi: 1. audiovisual murni, yaitu unsur suara dan unsur gambar yang berasal dari suatu sumber seperti video-cassette; 2. audiovisual tidak murni, yaitu unsur suara dan unsur gambar yang berasal dari sumber yang berbeda, misalnya, film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slides proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder. Dapat disimpulkan bahwa media audiovisual adalah media yang menggunakan unsur suara dan gambar untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik. Peneliti menggunakan audiovisual gerak murni berupa video karena praktis dalam penggunaan dan siswa mudah untuk menerima informasi dari tayangan video.
52
2.1.7
Implementasi Model Pembelajaran Students Teams Achievement
Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual Berdasarkan landasan teori mengenai pelaksanaan model pembelajaran students teams achievement division (STAD) dan pelaksanaan media audiovisual maka dapat diimplementasikan pelaksanaannya sebagai berikut: 1. guru menyiapkan pembelajaran dan video pembelajaran “Penjajahan Belanda dan Jepang; 2. guru mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan, antara lain: liquid crystal display, layar, pengeras suara dan video pembelajaran “Penjajahan Belanda dan Jepang; 3. menyampaikan tujuan pembelajaran “Penjajahan Belanda dan Jepang” kepada siswa dan memberikan motivasi berupa berupa pengarahan tentang adanya reward untuk kelompok sesuai hasil perolehan kelompok.; 4. mengkondisikan siswa dengan membentuk kelompok belajar siswa (4-5 siswa); 5. siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru dengan bantuan media audiovisual dengan sungguh-sungguh; 6. siswa berdiskusi dalam tim mengenai pekerjaan yang diberikan oleh guru; 7. guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis secara individu tentang materi yang telah dipelajari; 8. setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100;
53
9. guru memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok berupa sticker bertuliskan juara sesuai pemerolehan kelompok. 2.2
Kajian Empiris Menurut beberapa penelitian ditemukan bahwa model pembelajaran
students teams achievments division (STAD) dan penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS. Hasil penelitian yang memperkuat peneliti menerapkan model STAD adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh Nugroho (2009: 109-112) dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berorientasi Keterampilan Proses” ISSN: 1693-1246. Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan STAD berorientasi keterampilan proses dapat meningkatkan pemahaman dan aktivitas siswa, hal ini ditunjukkan adanya peningkatan ketuntasan klasikal, skor rata-rata post tes dan aktivitas siswa. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Sunilawati (2013) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Numerik Siswa Kelas IV SD” Volume 3 Tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: model pembelajaran kooperatif tipe STAD berdampak lebih baik secara signifikan terhadap hasil belajar matematika dibandingkan dengan konvensional. Terjadi interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan numerik dimana ditemukan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih sesuai untuk siswa dengan kemampuan numerik tinggi namun sebaliknya terjadi terhadap model pembelajaran konvensional.
54
Penelitian yang dilakukan oleh Junas (2009) dengan Judul “Meningkatkan Hasil Belajar IPS Topik Dampak Globalisasi melalui Cooperative Learning Tipe STAD pada Siswa Kelas VI C SDN Percobaan Palangka Raya” Label Rt 372.83099 JUN m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator aktivitas belajar meningkat sebesar 70,1 %. Indikator hasil belajar siswa pada siklus I memiliki rata-rata 69,79 dan pada siklus II memiliki rata-rata 84,26 maka diperoleh selisih tingkat keberhasilan untuk hasil belajar sebesar 14,47. Hasil perhitungan yang telah dilakukan menunjukkan hasil presentase keberhasilan sebesar 20,73%. Penelitian lainnya yang mendukung efektifitas STAD adalah penelitian oleh Rahmawati, dkk. (2011) dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Semester Ganjil TA 2011 Oleh 2012 MI Miftahul Hidayah Gogourung Kademangan Blitar” Label Rs 372.35044 RAH p. Hasil penelitian menunjukkan penerapan model STAD dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Miftahul Hidayah Gogourung Kademangan Blitar. Penelitian oleh Marengkeng. 2015. Dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas V SD Inpres Lahendong” Vol.3, No. 2 (2015), ISSN: 2337-8050. Hasil menunjukkan hasil belajar siswa pada siklus I nilai rata-rata 61,25 %, sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada silkus II meningkat menjadi 83,75%. Dari hasil yang diperoleh berarti tujuan penelitian ini telah berhasil. Berdasrkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan
55
pembelajarankooperatif tipe STAD pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosial (IPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SD Inpres Lahendong. Selanjutnya penelitian oleh Triyantani, dkk. 2014. Dengan judul “Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Menggunakan Model STAD IPS Kelas V di Sekolah Dasar” Vol 3, No 4 (2014). Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dan meningkatkan kemampuan pendidik melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V di SDN 26 Jangkang. Sementara penelitian yang memperkuat penggunaan media audiovisual memperkuat peningkatan hasil belajar dilakukan oleh Swandani (2014: 62-68) dengan judul “ Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik (IPA) Kenampakan Matahari” Volume 1 Nomor 1. Pada Penelitian ini hasil belajar siswa pada siklus I mengalami ketuntasan belajar dengan presentase 51% dan pada siklus II presentasenya adalah 100%. Sementara, penelitian mengenai pembelajaran kooperatif yang ditemukan pada jurnal internasional adalah penelitian yang dilakukan oleh Alijanian. 2012. Dengan judul “The Effect of Student Teams Achievement Division Technique on English Achievement of Iranian EFL Learners” Vol. 2, No. 9, pp. 1971-1975, September 2012. ISSN: 1799-2591. Hasil menunjukkan bahwa perbedaan antara dua kelas signifikan, dan kelompok eksperimen (menggunakan model STAD) lebih unggul dari kelompok kontrol dalam hal prestasi belajar.
56
Tran. 2013. Dengan judul “Effects of Student Teams Achievement Division (STAD) on Academic Achievement, and Attitudes of Grade 9th Secondary School Students towards Mathematics” Volume 2, Issue Apr 2013, ISSN: 2305-3925. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif STAD efektif dalam meningkatkan tingkat prestasi akademik siswa, dan mempromosikan sikap positif siswa terhadap matematika di tingkat sekolah menengah Vietnam. Selanjutnya penelitian oleh Safari, dkk. (2015). Dengan judul “The Effect of STAD Technique on the Idiom Learning of Low-Intermediate Institute Language Learners” ISSN: 2329-0900. Penelitian menunjukkan kelompok STAD menunjukkan hasil lebih baik pada pos-tes tentang idiom. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata dari pria dan wanita pada pos tes idiom tersebut.
2.3
KERANGKA BERPIKIR Data awal hasil penelitian yang dilakukan peneliti bekerjasama dengan tim
kolaborasi menemukan beberapa hal yang diindikasikan menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa kelas VA SDN Wonosari 03 pada mapel IPS. Pelaksanaan pembelajaran IPS pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 masih bersifat teacher centered, peran siswa hanya menjawab pertanyaan ketika ada pertanyaan dari guru atau menjawab soal latihan yang diberikan. Pelaksanaan pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan bersifat monoton. Peneliti menjumpai guru tidak menggunakan media pembelajaran sebagai sarana penunjang dalam kegiatan pembelajaran IPS pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03.
57
Berdasarkan data yang diperoleh dari guru menunjukkan bahwa hasil belajar siswa data nilai yang diperoleh yaitu sebanyak 28 siswa (71,7%) tidak mencapai ketuntasan belajar (<65) pada mata pelajaran IPS. Selebihnya, hanya 11 siswa (28,2%) yang mencapai ketuntasan belajar (>65). Berdasarkan data tersebut di atas, perlu proses perbaikan kualitas dalam proses pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran students teams achievment divison (STAD) menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan kelompok. Model pembelajaran STAD memberi kesempatan peserta didik untuk bekerja dalam kelompok yang dapat menciptakan motivasi dan persaingan positif dalam belajar, serta memacu siswa agar saling mendorong untuk belajar dan termotivasi untuk mendapat penghargaan atas prestasi kelompok . Ditunjang dengan media audiovisual yang digunakan untuk menyampaikan materi diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga memunculkan motivasi, kreatifitas, kemandirian, dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas VA SDN Wonosari 03 pada mapel IPS. Mendasari pernyataan tersebut di atas, maka perlu penelitian tindakan kelas mengenai permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03, maka secara sederhana dapat digambarkan dalam kerangka berpikir penelitian sebagai berikut:
58
Skema alur kerangka berpikir Kondisi awal 1. 2. 3. 4.
Guru kurang mengoptimalkan media pembelajaran. Guru cenderung menggunakan metode ceramah Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran tanpa media. Hasil belajar siswa (71,7%) pada mapel IPS banyak masih dibawah KKM yakni 65.
Tindakan dengan menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran students teams achievment division (STAD) berbantuan media audiovisual. Langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan sebagai berikut: 1. guru menyiapkan pembelajaran dan video pembelajaran “Penjajahan Belanda dan Jepang; 2. guru mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan, antara lain: liquid crystal display, layar, pengeras suara dan video pembelajaran “Penjajahan Belanda dan Jepang; 3. menyampaikan tujuan pembelajaran “Penjajahan Belanda dan Jepang” kepada siswa dan memberikan motivasi berupa berupa pengarahan tentang adanya reward untuk kelompok sesuai hasil perolehan kelompok.; 4. mengkondisikan siswa dengan membentuk kelompok belajar siswa (4-5 siswa); 5. siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru dengan bantuan media audiovisual dengan sungguh-sungguh; 6. siswa berdiskusi dalam tim mengenai pekerjaan yang diberikan oleh guru; 7. guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis secara individu tentang materi yang telah dipelajari; 8. setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100; 9. guru memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok berupa sticker bertuliskan juara sesuai pemerolehan kelompok.
Kondisi Akhir 1. Keterampilan guru meningkat dengan menggunakan model pembelajaran students teams achievment division berbantuan media audiovisual dalam pembelajaran IPS. 2. Aktivitas siswa meningkat dalam pembelajaran IPS. 3. Hasil belajar siswa dalam pada mata pelajaran IPS meningkat.
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
59
2.4
Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukakan maka dapat
dirumuskan hipotesa sebagai berikut: Dengan menerapkan model pembelajaran students teams achievment division (STAD) berbantuan media audiovisual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di SDN Wonosari 03 Kota Semarang.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Arikunto
(2009:3) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Secara garis besar ada empat tahapan dalam model penelitian tindakan yaitu: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3) pengamatan; 4) refleksi. (Arikunto, 2014:16). Adapun model dan penjelasan untuk masing – masing tahap adalah sebagai berikut:
Bagan 3.1 Tahap-Tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto dkk, 2014:16)
60
61
Penjelasan untuk tahapan penelitian tindakan kelas sebagai berikut: 3.1.1
Perencanaan (Planning) Menurut Arikunto, dkk. (2014) menjelaskan dalam tahap perencanaan,
peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, dan kapan, dimana, oleh siapa, bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian yang ideal dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Dalam tahapan perencanaan ini, peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Pelaksana guru peneliti adalah pihak yang paling berkepentingan
untuk
meningkatkan
kinerja,
maka
pemilihan
strategi
pembelajaran disesuaikan dengan selera dan kepentingan guru peneliti, agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara wajar, realistis, dan dapat dikelola dengan mudah. 3.1.2
Pelaksanaan Tindakan (Acting) Arikunto, dkk. (2014) menjelaskan tahap ke-2 pada penelitian tindakan
adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah
62
dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron. Ketika mengajukan laporan penelitian, peneliti tidak melaporkan seperti apa perencanaan yang dibuat karena langsung melaporkan pelaksanaan. Oleh karena itu, bentuk dan isi laporannya harus sudah lengkap menggambarkan semua kegiatan yang dilakukan, mulai dari persiapan sampai penyelesaian. 3.1.3
Pengamatan (Observing) Pada tahap ke-3, yaitu pengamatan, Arikunto dkk (2014) mengatakan
bahwa kegiatan pengamatan tidak dapat dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Kedua tahap tersebut dilakukan dalam waktu yang sama. Guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. 3.1.4
Refleksi (Reflecting) Arikunto dkk (2014) mengatakan tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk
63
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Istilah refleksi sama dengan “memantul”, seperti halnya memancar dan menatap kena kaca. Dalam hal ini, guru pelaksana sedang memantulkan pengalamannya pada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan. Ini adalah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan siap mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum. Dengan kata lain, guru pelaksana sedang melakukan evaluasi diri. Apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai pengamat, yaitu mengamati apa yang ia lakukan, maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, guru tersebut melihat dirinya kembali melakukan “dialog” untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Peneliti mengkaji proses pembelajaran yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa dan mengkaji ketercapaian indikator kinerja pada siklus satu. Selain itu, peneliti juga mengkaji kekurangan proses pembelajaran dan membuat daftar permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan siklus satu. Kemudian tim kolaborasi membuat tindak lanjut perbaikan untuk siklus berikutnya mengacu pada siklus sebelumnya.
3.2
PERENCANAAN TAHAP PENELITIAN Penelitian tidakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dengan 2
pertemuan tiap siklus. Tahapan siklus tersebut adalah sebagai berikut:
64
3.2.1 a.
Siklus Pertama Perencanaan
1. Menelaah Kompetensi Dasar, materi pembelajaran serta menentukan indikator dalam pembelajaran IPS pada materi “Perjuangan Melawan Penjajah Belanda” 2. Menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dengan metode pembelajaran students teams achievement division (STAD)
berbantuan
media audiovisual. 3. Menyiapkan sumber belajar berupa buku guru dan buku siswa serta media berupa media audiovisual yang dibutuhkan dalam pembelajaran. 4. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa. 5. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan mengajar guru dan aktivitas siswa. b.
Pelaksanaan Tindakan I.
Kegiatan Awal 1. Salam, berdoa, presensi. 2. Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab sebagai berikut : “Apakah yang kalian ketahui tentang perang Pasifik?” 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
II. Kegiatan Inti 1. Guru mengkondisikan siswa dengan membentuk kelompok belajar siswa (4-5 siswa) (eksplorasi)
65
2. Siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru dengan bantuan media audiovisual. (eksplorasi) 3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya. (eksplorasi) 4. Guru memberikan lembar kerja kelompok untuk bahan diskusi kelompok. (eksplorasi) 5. Siswa berdiskusi dalam tim mengenai pekerjaan yang diberikan oleh guru. (elaborasi) III. Kegiatan Penutup 1. Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis secara individu tentang materi yang telah dipelajari. (elaborasi) 2. Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. (eksplorasi) 3. Guru memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok. 4. Siswa diminta untuk mempelajari materi yang telah diajarkan dan materi yang akan datang c. Observasi 1. Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS materi
Perjuangan
Melawan
Penjajah
Belanda
dengan
model
pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan media audiovisual . 2. Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS materi “Perjuangan Melawan Penjajah Belanda” dengan model pembelajaran
66
students teams achievement division (STAD) berbantuan media audiovisual. d. Refleksi 1. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama 2. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus pertama 3. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus pertama 4. Merencanakan tindak lanjut pembelajaran selanjutnya 3.2.2
Siklus Kedua
a. Perencanaan 1. Menelaah Kompetensi Dasar, materi pembelajaran serta menentukan indikator dalam pembelajaran IPS pada materi “Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang” 2. Menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dengan metode pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan media audiovisual. 3. Menyiapkan sumber belajar berupa buku guru dan buku siswa serta media berupa media audiovisual yang dibutuhkan dalam pembelajaran. 4. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan Lembar Kerja Siswa. 5. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan mengajar guru dan aktivitas siswa. b. Pelaksanaan Tindakan I. Kegiatan Awal 1. Salam, berdoa, presensi.
67
2. Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab sebagai berikut : “Apakah yang kalian ketahui tentang perang Pasifik?” 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. II. Kegiatan Inti 1. Guru mengkondisikan siswa dengan membentuk kelompok belajar siswa (4-5 siswa). (eksplorasi) 2. Siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru dengan bantuan media audiovisual. (eksplorasi) 3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya. (eksplorasi) 4. Guru memberikan lembar kerja kelompok untuk bahan diskusi kelompok. (eksplorasi) 5. Siswa berdiskusi dalam tim mengenai pekerjaan yang diberikan oleh guru. (elaborasi) III. Kegiatan Penutup 1. Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis secara individu tentang materi yang telah dipelajari. (elaborasi) 2. Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. (eksplorasi) 3. Guru memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok. 4. Siswa diminta untuk mempelajari materi yang telah diajarkan dan materi yang akan datang.
68
c. Observasi 1.
Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS materi “Perjuangan Melawan Penjajah Jepang” dengan model pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan media audiovisual.
2.
Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS materi Perjuangan Melawan Penjajah Jepang dengan model pembelajaran students teams achievement division (STAD)
berbantuan media
audiovisual. d. Refleksi 1.
Mengkaji pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama.
2.
Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus pertama.
3.
Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus pertama.
4.
Merencanakan tindak lanjut pembelajaran selanjutnya.
5.
Mengevaluasi pelaksanaan siklus kedua. Apabila sudah berhasil, penelitian dihentikan.
3.3
SUBJEK PENELITIAN Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas VA sebanyak 39 siswa
terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.
69
3.4
VARIABEL PENELITIAN/FAKTOR YANG DISELIDIKI Variabel dalam penelitian ini adalah:
1.
keterampilan guru mengajar dalam pembelajaran pembelajaran IPS dengan model pembelajaran students teams achievment division berbantuan media audiovisual;
2.
aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan model pembelajaran students teams achievment division berbantuan media audiovisual;
3.
Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan model pembelajaran students teams achievment division berbantuan media audiovisual.
3.5
DATA DAN CARA PENGUMPULAN DATA
3.5.1
Sumber Data
3.5.1.1 Siswa Sumber data siswa diperoleh dari siswa kelas VA SDN Wonosari 3 berjumlah 39 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan melalui pelaksanaan observasi secara sistematik yang mencakup aktivitas siswa di kelas selama siklus pertama sampai siklus ketiga yang termuat di lembar observasi dan hasil evaluasi pada setiap proses pembelajaran. 3.5.1.2 Guru Sumber data guru berasal dari lembar observasi keterampilan guru pada saat pembelajaran IPS di kelas berlangsung selama siklus pertama sampai siklus ketiga.
70
3.5.1.3 Data Dokumen Data dokumen diperoleh dari data hasil belajar awal siswa serta hasil observasi selama proses pembelajaran sebelum diberikan tindakan berupa penerapan model pembelajaran model pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan media audiovisual. 3.5.1.4 Catatan Lapangan Selain beberapa sumber data yang telah ada, peneliti juga menggunakan sumber data yaitu berupa catatan lapangan. Catatan lapangan berupa catatan selama proses pembelajaran yaitu meliputi data keterampilan guru dan aktivitas siswa. 3.5.2
Jenis data
3.5.2.1 Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang berbentuk kategori atau atribut (Herrhyanto dan Aqib, 2008). Data kualitatif merupakan deskripsi dari pelaksanaan pembelajaran IPS kelas V menggunakan model pembelajaran students teams achievement division (STAD)
berbantuan media audiovisual
diperoleh dari lembar pengamatan keterampilan guru, aktivitas siswa, serta catatan lapangan. 3.5.2.2 Data Kuantitatif Data Kuantitatif merupakan data yang berbentuk bilangan (Herrhyanto dan Aqib, 2008). Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar berupa tes mapel IPS yang diperoleh siswa.
71
3.5.3
Teknik Pengumpulan Data
3.5.3.1 Teknik Non Tes Teknik Non tes yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini yaitu: 3.5.3.1.1
Observasi
Menurut Musfiqon (2012), observasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan atas gejala, fenomena, dan fakta empiris yang terkait dengan masalah penelitian. Dalam kegiatan observasi peneliti bisa membawa check list, rating scale, atau catatan berkala sebagai instrumen observasi. Sehingga dalam kegiatan observasi ada pencatatan melalui check list yang telah disusun peneliti. Sementara menurut (Arikunto, 2009:30) observasi atau pengamatan yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat yang dilakukan secara teliti dan melakukan pencatatan secara sistematis. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS kelas V melalui model pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan media audiovisual selama pelaksanaan tindakan dalam penelitian berlangsung. 3.5.3.1.2 Catatan Lapangan Catatan lapangan berisi tentang permasalahan-permasalahan yang terjadi pada saat pembelajaran IPS kelas V melalui model pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan media audiovisual. Catatan lapangan dalam penelitian ini berisi catatan dari observer yang berisi tentang jalannya proses pembelajaran. Hal-hal yang muncul dalam proses pembelajaran IPS berupa
72
data keterampilan guru dan aktivitas siswa dari awal sampai akhir dituliskan dalam catatan lapangan yang berguna untuk memperkuat data. Catatan lapangan tersebut bertujuan untuk melihat perkembangan tindakan, membantu peneliti menemukan kesulitan dan melakukan refleksi. 3.5.3.1.3
Dokumentasi
Menurut Musfiqon (2012:131), dokumen adalah kumpulan fakta dan data yang tersimpan dalam bentuk teks atau artefak. Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menganalisis data dokumen, baik tertulis, gambar, maupun dalam bentuk elektronik. Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahuai kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil pekerjaan dan hasil evaluasi kegiatan belajar mengajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas V melalui model pembelajaran students teams achievement division (STAD)
berbantuan media
audiovisual dengan mendokumentasikan proses pembelajaran berupa foto, dan rekaman video pelaksanaan penelitian. 3.5.3.1.4 Wawancara Menurut Musfiqon (2012), pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dilakukan untuk mencari data tentang pemikiran, konsep atau pengalaman mendalam dari informan. Melalui wawancara, peneliti mendapatkan informasi yang lebih mendalam melalui pendapat ataupun pandangan melalui kolaborator dalam pembelajaran IPS kelas VA melalui model pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan media audiovisual.
73
3.5.3.1.5 Kuesionoer (Angket) Menurut Iskandar (dalam Musfiqon, 2012), kuesioner adalah seperangkat pertanyaan yang disusun secara logis, sistematis, dan objektif untuk menerangkan pengumpulan data berisi daftar pertanyaan yang disusunsecara sistematis untuk direspons oleh sumber data, yaitu responden. Melalui kuesioner (angket) peneliti mendapatkan data yang bersumber dari responden yaitu selurus siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Semarang meliputi pendapat tentang pembelajaran IPS dengan model pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan media audiovisual. 3.5.3.2 Teknik Tes Poerwanti dkk (2008: 4.3), menjelaskan tes diartikan sebagai himpunan pertanyaan
yang
harus
dijawab,
pernyataan-pernyataan
yang
harus
dipilih/ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta tes dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari peserta tes. Dalam penelitian ini, tes dilakukan pada setiap akhir pertemuan berupa tes tertulis. Tes dilaksanakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan data hasil belajar pembelajaran IPS kelas V melalui model pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan media audiovisual. 3.5.4
Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Teknik
kualitatif digunakan untuk menggambarkan keterlaksanaan rencana tindakan, menggambarkan pelaksanaan pembelajaran dan mendeskripsikan peran aktif
74
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis pencapaian belajar atau prestasi belajar siswa. 3.5.4.1 Data Kualitatif Data kualitatif berupa data hasil observasi proses pembelajaran, ketrampilan guru dan catatan lapangan dalam pembelajaran IPS dengan materi “Penjajahan
Belanda
dan
Jepang
di Indonesia”
dengan
model
pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan media audiovisual. Adapun data ketrampilan guru dan aktivitas siswa dianalisis berdasarkan kriteria/kategori sangat baik, baik, cukup dan kurang berdasarkan skor yang telah ditetapkan. Menurut Poerwanti dkk (2008: 6.9) untuk mengolah data skor dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1. Menentukan skor terendah 2. Menentukan skor tertinggi 3. Mencari median Untuk menentukan median, digunakan rumus: Median = 4. Membagi rentan nilai menjadi 4 katagori yaitu sangat baik, baik, cukup dan kurang)
75
Kemudian setelah langkah kita tentukan kita dapat menghitung data skor dengan menggunakan rumus sebagai berikut: n= (T- R)+1 Keterangan: R= skor terendah T= skor tertinggi n= banyaknya skor Menurut Herryanto dan Hamid (2008: 6.4-6.5), untuk menentukan kuartil digunakan rumus sebagai berikut: 1. Q1= kuartil pertama Letak Q1=
( n +2 ) untuk data genap atau Q1 =
( n +1 ) untuk data
ganjil. 2. Q2= median Letak Q2= ( n+1 ) untuk data ganjil atau genap 3. Q3= kuartil ketiga Letak Q3= (3n +2 ) untuk data genap atau Q3 =
(n + 1) untuk data
ganjil Nilai yang didapat dari lembar observasi kemudian dimasukkan dalam tabel kriteria ketuntasan data kualitatif sebagai berikut.
76
Tabel 3.1 Tabel Kriteria Penilaian Data Kualitatif Skala Penilaian
Kategori Penilaian
Q3 ≤ skor ≤ T
Sangat Baik
Q2 ≤ skor < Q3
Baik
Q1 ≤ skor < Q2
Cukup
R ≤ skor < Q1
Kurang
(Poerwanti dkk, 2008: 6.9) Dari hasil perhitungan yang dipaparkan, maka didapatkan klasifikasi tingkatan nilai pada aktivitas siswa dan keterampilan guru sebagai berikut: Tabel 3.2 Kriteria Skor Keterampilan Guru Skala Penilaian Kategori Penilaian 34,5 ≤ skor ≤ 44
Sangat Baik
23 ≤ skor < 34,5
Baik
11,5 ≤ skor < 23
Cukup
0 ≤ skor < 11,5
Kurang
Tabel 3.3 Kriteria Skor Aktivitas Siswa Skala Penilaian Kategori Penilaian 34,5 ≤ skor ≤ 44
Sangat Baik
23 ≤ skor < 34,5
Baik
11,5 ≤ skor < 23
Cukup
0 ≤ skor < 11,5
Kurang
3.5.4.2 Data Kuantitatif Data kuantitatif menurut Herrhyanto (2008:1.3) adalah data yang berbentuk bilangan.
77
1. Menentukan mean atau rerata kelas Data diperoleh dari hasil belajar yaitu dari ranah kognitif, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean atau
rata-rata.
Menurut
Herrhyanto
&
Aqib
(2010:4.3),
peneliti
menjumlahkan semua nilai siswa kemudian membagi dengan jumlah siswa di kelas tersebut. Rumus untuk memperoleh nilai rata-rata adalah dengan cara sebagai berikut: ∑ ∑
̅
Keterangan : ̅ = nilai rata-rata
∑Xi = jumlah semua nilai siswa ∑Ni = jumlah siswa 2. Menyajikan rata-rata hasil belajar dalam persentase Selanjutnya peneliti menyajikan data nilai rata-rata hasil belajar siswa dalam bentuk persentase. Rumus persentase (
tersebut adalah sebagai
berikut: ∑ ∑
(Aqib,2010:40-41) Setelah mendapatkan persentase hasil belajar siswa, peneliti memerlukan kriteria untuk menyatakan tingkat keberhasilan siswa dalam %.
78
Tabel 3.4 Tingkat Keberhasilan Tingkat Keberhasilan (%)
Kualifikasi
>80 %
Sangat tinggi
60-79 %
Tinggi
40-59 %
Sedang
20-39 %
Rendah
< 20 %
Sangat rendah (Aqib, 2010:41)
Hasil perhitungan yang didapat dikonversikan dengan kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran IPS yang ada di kelas VA SDNegeri Wonosari 03 yaitu 65. Pengelompokkan hasil belajar siswa mencakup dua kategori yaitu tuntas dan belum tuntas. Tabel 3.5 KKM Mata Pelajaran IPS Kelas VA SDN Wonosari 03
3.6
Kriteria
Kualifikasi
>65
Tuntas
<65
Belum Tuntas
INDIKATOR KEBERHASILAN Melalui model pembelajaran students teams achievement division (STAD)
berbantuan media Audiovisual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS kelas VA SDN Wonosari 03 dengan indikator: 1. ketrampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan media audiovisual meningkat dengan skala penilaian sekurang-kurangnya baik;
79
2. aktivitas siswa dalam mata pelajaran IPS menggunakan model pembelajaran model pembelajaran students teams achievement division (STAD) berbantuan media audiovisual meningkat dengan skala penilaian sekurang-kurangnya baik; 3. 80% siswa kelas VA SDN Wonosari 03 mengalami ketuntasan belajar individual sebesar ≥ 65.
151
BAB V PENUTUP
5.1
SIMPULAN Hasil penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran IPS kelas VA SDN
Wonosari 03 Kota Semarang dengan menerapkan model pembelajaran students teams achievment division berbantuan media audiovisual kompetensi dasar 2.1 mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. terjadi peningkatan keterampilan guru dan aktivitas siswa pada pembelajaran IPS siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang dengan menerapkan model students teams achievement division; 2. terjadi peningkatan keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPS dengan menerapkan model students teams achievement division berbantuan media audiovisual di SDN Wonosari 03 Kota Semarang; 3. terjadi peningkatan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang dengan media audiovisual; 4. terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah diterapkan dengan menerapkan model STAD berbantuan media audiovisual pada pembelajaran IPS pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang.
151
152
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran students teams achievment division berbantuan media audiovisual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang terbukti.
5.2 SARAN Model students teams achievement division berbantuan media audiovisual mampu meningkatkan kualitas pembelajaran IPS kompetensi dasar 2.1 mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang, sehingga dapat menjadi pendukung teori untuk kegiatan penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pembelajaran IPS. Selain itu, dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang untuk menggunakan model dan media yang bervariatif dalam pembelajaran IPS. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang pendidikan sekolah dasar. Sesuai dengan hasil penelitian tindakan kelas dalam dalam pembelajaran IPS kelas VA SDN Wonosari 03 Kota Semarang dengan menerapkan model pembelajaran students teams achievment division berbantuan media audiovisual, maka peneliti dapat memberikan saran antara lain: 1. dalam proses pembelajaran IPS, guru seharusnya selalu berusaha menerapkan model pembelajaran yang inovatif;
153
2. dalam proses pembelajaran IPS, guru seharusnya selalu berusaha menerapkan model students teams achievement division dan media audiovisual; 3. dalam
proses
pembelajaran
IPS,
guru
seharusnya
selalu
berusaha
menggunakan media pembelajaran yang inovatif; 4. siswa hendaknya selalu tetap rajin belajar agar hasil belajar yang diperoleh mencapai KKM yang telah ditetapkan dapat dipertahankan dan dapat ditingkatkan.
154
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Anitah, Sri., dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Arikunto, Suharsimi, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada _______.2010. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPS. Jakarta: Depdiknas Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. Hamiyah, Nur., dan Muhammad Jauhar. 2014. Strategi Belajar Mengajar di Kelas. Jakarta: Prestasi Putrakaraya Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia Herrhyanto, Nar,. dan Akib Hamid. Statistika Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka Hidayati., dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta : Dirjendikti Depdiknas Kartika, Claudia. “Makalah Evaluasi dalam Pembelajaran IPS”. 28 Juni 2015. http://clautikaa.blogspot.com/2014/09/makalah-evaluasidalam-pembelajaran-ips.html Musfiqon. 2012 . Metodologi Penelitian . Jakarta : Prestasi Pustakaraya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Poerwanti, Endang,.dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta : Dirjen Dikti Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Depok : PT Rajagrafindo Persada
155
Sapriya. 2012. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung : Rosda. Sardjiyo. 2014. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Siregar, Eveline., dan Hartini Nara. 2011. Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia
Teori
Belajar
dan
Solihatin, Etin dan Raharjo. 2011. Cooperatif Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka
Inovatif
Berorientasi
Sisdiknas, 2012. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Bandung: Citra Umbara Ehsan Alijanian. 2012. The Effect of Student Teams Achievement Division Technique on English Achievement of Iranian EFL Learners. Vol. 2, No. 9, pp. 1971-1975, September 2012. ISSN: 1799-2591. University of Isfahan, Isfahan, Iran Junas, Penyang T. 2009. Meningkatkan Hasil Belajar IPS Topik Dampak Globalisasi melalui Cooperative Learning Tipe STAD pada Siswa Kelas VI C SDN Percobaan Palangka Raya. Label Rt 372.83099 JUN m. Universitas Negeri Malang: S2 Studi Pendidikan Geografi. Marengkeng, dkk. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas V SD Inpres Lahendong. Vol.3, No. 2, (2015), ISSN: 2337-8050. Universitas Negeri Manado: Fakultas Ilmu Pendidikan Nugroho, Hartono, dkk.2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berorientasi Keterampilan Proses. ISSN: 1693-1246. Universitas Negeri Semarang: Jurusan Fisika Rahmawati, dkk. 2011. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Semester Ganjil TA 2011 Oleh 2012 MI Miftahul Hidayah Gogourung Kademangan Blitar. Label Rs 372.35044 RAH p. Universitas Negeri Malang: S1 Jurusan Teknologi Pendidikan
156
Safari, Shoukoufeh., dkk. 2015. The Effect of STAD Technique on the Idiom Learning of Low-Intermediate Institute Language Learners. ISSN: 2329-0900. Department of English Language, Sari Branch, Islamic Azad University, Sari, Iran Sunilawati, Dantes., dkk. 2013, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Numerik Siswa Kelas IV SD. Vol. 3 Tahun 2013. Universitas Pendidikan Ganesha: Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana Swandani. Thesa Carera. 2014. Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik (IPA) Kenampakan Matahari. Volume 1 Nomor 1. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Triyantani, Elin., dkk. 2015. Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Menggunakan Model STAD IPS Kelas V di Sekolah Dasar. Vol 3, No 4 (2014). Universitas Tanjung Pura: Pendidikan Guru Sekolah Dasar Tran, Van Dat. 2013. Effects of Student Teams Achievement Division (STAD) on Academic Achievement, and Attitudes of Grade 9th Secondary School Students towards Mathematics. Volume 2, Issue Apr 2013, ISSN: 2305-3925. La Trobe University, Faculty of Education, Australia. _____.2007. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Sekretariat Negara: Jakarta
157
LAMPIRAN - LAMPIRAN
158
Lampiran 1 Pedoman Penetapan Indikator Keterampilan Guru Dalam Pembelajaran IPS dengan Model Pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual Kelas VA SDN Wonosari 03
Keterampilan Guru dalam Pembelajaran IPS
1. Keterampilan membuka pelajaran 2. Keterampilan
Langkah-Langkah
Indikator Keterampilan Guru
Model Pembelajaran
dalam Pembelajaran IPS
Students Teams
dengan Model Pembelajaran
Achievement Division
Students Teams Achievement
(STAD) Berbantuan
Division (STAD) Berbantuan
Media Audiovisual
Media Audiovisual
1. Guru
menyiapkan 1. Mengkondisikan siswa agar
pembelajaran video
siap dan termotivasi dalam
pembelajaran
mengikuti pelajaran dengan
“Penjajahan
menjelaskan 3. Keterampilan bertanya 4. Keterampilan memberip penguatan 5. Keterampilan mengadakan variasi 6. ketrampilan
Belanda
dan Jepang;
perlengkapan
yang
crystal
pelajaran).
video
kelompok
kecil dan perorangan 9. Keterampilan menutup pelajaran
dan
memperhatikan
lain:
liquid
untuk
kelas
(keterampilan
kelompok kecil
8. Keterampilan
dalam
antara
pengeras
mengelola kelas
anak
diperlukan,
display,
7. Keterampilan
meminta
menyiapkan diri masuk ke
2. Guru mempersiapkan
membimbing diskusi
mengajar
dan
guru. membuka
layar, 2. Melakukan apersepsi dengan suara
dan
pembelajaran
“Penjajahan
Belanda
dan Jepang;
pembelajaran Belanda
dan Jepang” kepada siswa
tanya
(keterampilan
jawab
membuka
pelajaran). 3. Menyampaikan
3. Menyampaikan tujuan “Penjajahan
melakukan
tujuan
pembelajaran
tentang
“Penjajahan
Belanda
dan
Jepang”
(keterampilan
membuka pelajaran).
dan 4. Membimbing siswa untuk
memberikan motivasi
membentuk
kelompok
berupa
berupa
belajar siswa (keterampilan
pengarahan
tentang
mengajar
kelompok
kecil
159
Keterampilan Guru dalam Pembelajaran IPS
Langkah-Langkah
Indikator Keterampilan Guru
Model Pembelajaran
dalam Pembelajaran IPS
Students Teams
dengan Model Pembelajaran
Achievement Division
Students Teams Achievement
(STAD) Berbantuan
Division (STAD) Berbantuan
Media Audiovisual
Media Audiovisual
adanya reward untuk
dan perorangan)
kelompok sesuai hasil 5. Menyampaikan perolehan kelompok.;
Jepang”
4. Mengkondisikan siswa
“Penjajahan
dengan
materi
Belanda dengan
pembelajaran
dan video
“Penjajahan
membentuk kelompok
Belanda
belajar
(keterampilan menjelaskan,
siswa
(4-5
siswa);
dan
keterampilan
5. Siswa memperhatikan penjelasan materi oleh
Jepang”
mengadakan
variasi) 6. Membimbing siswa dalam
guru dengan bantuan
berdiskusi
media
(keterampilan membimbing
audiovisual
dengan
sungguh-
sungguh;
kelompok
diskusi kelompok kecil). 7. Melakukan
6. Siswa
berdiskusi
tanya
jawab
kepada siswa tentang hasil
dalam tim mengenai
diskusi
pekerjaan
kerja kelompok yang telah
yang
diberikan oleh guru; 7. Guru
mengevaluasi
hasil belajar melalui
terhadap
dilakukan
siswa
(keterampilan bertanya). 8. Memberikan evaluasi kepada
pemberian kuis secara
siswa
individu
(keterampilan
materi
tentang yang
telah
dipelajari; 8. Setelah
berupa
kuis. mengelola
kelas, mengadakan variasi) 9. Mengevaluasi
pelaksanaan
lembar
hasil
kerja
siswa dengan rentang angka
kuis, guru memeriksa
0-100
(keterampilan
hasil kerja siswa dan
menutup pelajaran)
160
Keterampilan Guru dalam Pembelajaran IPS
Langkah-Langkah
Indikator Keterampilan Guru
Model Pembelajaran
dalam Pembelajaran IPS
Students Teams
dengan Model Pembelajaran
Achievement Division
Students Teams Achievement
(STAD) Berbantuan
Division (STAD) Berbantuan
Media Audiovisual
Media Audiovisual
diberikan
angka
dengan rentang 0-100;
9. Guru
memberikan
penghargaan
atas
atas keberhasilan kelompok dan memberikan penguatan terhadap hasil kerja siswa
berupa
pemerolehan kelompok dan
bertuliskan
sticker juara. (keterampilan
kelompok
juara pemerolehan kelompok.
penghargaan
dengan mengumumkan hasil
keberhasilan
sticker
10.Memberikan
sesuai
memberi penguatan). 11.Menutup (keterampilan pelajaran).
pelajaran menutup
161
Lampiran 2
Pedoman Penetapan Indikator Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran IPS dengan Model Pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual Kelas VA SDN Wonosari 03 Indikator Aktivitas Siswa Model Pembelajaran
dalam Pembelajaran IPS
Aktivitas Siswa dalam
Students Teams Achievement
dengan Model Pembelajaran
Pembelajaran IPS
Division (STAD) Berbantuan
Students Teams Achievement
Media Audiovisual
Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual
1. Visual activities
1.
Guru
menyiapkan
1. Mempersiapkan diri dalam
2. Oral activities
pembelajaran dan media
menerima
3. Listening activities
audiovisual sesuai materi
dengan masuk ke kelas
4. Writing activities
2. Guru
mempersiapkan
dan
duduk
5. Drawing activities
perlengkapan
6. Motor activities
diperlukan,
7. Mental activities
liquid
8. Emotional activites
layar, pengeras suara dan
sesuai
media audiovisual.
dengan
antara
crystal
siswa
dan
lain:
(emotional activities);
kepada memberikan
motivasi.
2. Menanggapi
apersepsi
dengan
materi
menjawab
pertanyaan guru (mental activities); 3. Membentuk
kelompok
belajar (4-5 siswa) (motor
4. Mengkondisikan dengan
tempat
masing-masing.
tujuan
pembelajaran
di
yang
display,
3. Menyampaikan
pembelajaran
siswa
membentuk
activities); 4. Memperhatikan/menyimak
kelompok belajar siswa
penjelasan
(4-5 siswa)
dengan seksama (listening
5. Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
materi
dengan
oleh
bantuan
media audiovisual.. 6. Siswa berdiskusi dalam
dari
guru
activities); 5. Memperhatikan
tampilan
media audiovisual yang disajikan oleh guru dengan sungguh-sungguh
(visual
162
Indikator Aktivitas Siswa Model Pembelajaran
dalam Pembelajaran IPS
Aktivitas Siswa dalam
Students Teams Achievement
dengan Model Pembelajaran
Pembelajaran IPS
Division (STAD) Berbantuan
Students Teams Achievement
Media Audiovisual
Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual
tim mengenai pekerjaan
activities,
yang diberikan oleh guru.
activities);
7. Guru mengevaluasi hasil
6. Melaksanakan
belajar melalui pemberian
belajar
kuis
secara
secara
individu
listening
dan
dengan
dipelajari.
pembelajaran
guru
memeriksa
hasil
model
Teams Division
kerjasama berkelompok
tentang materi yang telah
8. Setelah pelaksanaan kuis,
kegiatan
Students Achievement
dengan
akrif.
kerja siswa dan diberikan
(oral, listening, and motor
angka dengan rentang 0-
activities activities);
100. 9. Guru penghargaan
7. Mengajukan memberikan atas
keberhasilan kelompok
dan
menjawab
pertanyaan
tentang materi “Penjajahan Belanda
dan
Jepang”
dengan
guru.
(oral
activities); 8. Menanggapi hasil diskusi (oral activities dan mental activities); 9. Mengerjakan
soal
kuis
yang diberikan guru secara individu sebagai evaluasi belajar dengan teliti. (oral activities
dan
mental
activities); 10. Menerima
penghargaan
163
Indikator Aktivitas Siswa Model Pembelajaran
dalam Pembelajaran IPS
Aktivitas Siswa dalam
Students Teams Achievement
dengan Model Pembelajaran
Pembelajaran IPS
Division (STAD) Berbantuan
Students Teams Achievement
Media Audiovisual
Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual atas
keberhasilan
kelompok
(emotional
activities);
11. Refleksi
terhadap
pembelajaran activities);
hasil (oral
164
Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Model Pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual Kelas VA SDN Wonosari 03 NO 1.
VARIABEL
INDIKATOR
Keterampilan guru
1. Mengkondisikan
SUMBER
ALAT/
DATA
INSTRUMEN
1. Guru
1. Lembar Observasi
dalam pembelajaran
siswa agar siap dan 2. Siswa
2. Catatan Lapangan
IPS model
termotivasi
dalam 3. Foto
3. Wawancara
pembelajaran students
mengikuti
pelajaran 4. Catatan
teams achievement
dengan meminta anak
division (STAD)
untuk
berbantuan media
diri masuk ke dalam
audiovisual
kelas
menyiapkan
dan
memperhatikan guru. (keterampilan membuka pelajaran). 2. Melakukan apersepsi dengan
melakukan
tanya
jawab
(keterampilan membuka pelajaran). 3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
tentang
“Penjajahan
Belanda dan Jepang” (keterampilan membuka pelajaran). 4. Membimbing untuk
membentuk
kelompok siswa
siswa
belajar
(keterampilan
mengajar
kelompok
Lapangan
165
NO
VARIABEL
INDIKATOR kecil dan perorangan) 5. Menyampaikan “Penjajahan
materi
Belanda dan Jepang” dengan
video
pembelajaran “Penjajahan Belanda dan
Jepang”
(keterampilan menjelaskan, keterampilan mengadakan variasi) 6. Membimbing dalam
siswa
berdiskusi
kelompok (keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil). 7. Melakukan
tanya
jawab kepada siswa tentang hasil diskusi terhadap lembar kerja kelompok yang telah dilakukan
siswa
(keterampilan bertanya). 8. Memberikan evaluasi kepada siswa berupa kuis.
(keterampilan
mengelola
kelas,
mengadakan variasi)
SUMBER
ALAT/
DATA
INSTRUMEN
166
NO
VARIABEL
INDIKATOR 9. Mengevaluasi
SUMBER
ALAT/
DATA
INSTRUMEN
hasil
kerja siswa dengan rentang angka 0-100 (keterampilan menutup pelajaran) 10.
Memberikan
penghargaan
atas
keberhasilan kelompok
dan
memberikan penguatan
terhadap
hasil kerja siswa dengan mengumumkan hasil pemerolehan kelompok dan sticker juara.
(keterampilan
memberi penguatan). 11. Menutup
pelajaran
(keterampilan menutup pelajaran). 2.
Aktivitas siswa dalam
1.Mempersiapkan
diri 1. Siswa
pembelajaran IPS
dalam
menerima 2. Foto
model pembelajaran
pembelajaran dengan 3. Catatan
students teams
masuk ke kelas dan
achievement division
duduk
(STAD) berbantuan
masing-masing.
media audiovisual
(emotional activities);
di
tempat
2.Menanggapi apersepsi
sesuai
dengan materi dengan
Lapangan
1. Lembar Observasi 2. Catatan Lapangan 3. Wawancara
167
NO
VARIABEL
INDIKATOR menjawab pertanyaan guru
(mental
activities); 3.Membentuk kelompok belajar (4-5 siswa)
(motor
activities); 4.Memperhatikan/meny imak penjelasan dari guru dengan seksama (listening activities); 5.Memperhatikan tampilan
media
audiovisual
yang
disajikan oleh guru dengan
sungguh-
sungguh
(visual
activities,
listening
activities); 6.Melaksanakan kegiatan belajar dan kerjasama
secara
berkelompok dengan model
pembelajaran
Students
Teams
Achievement Division dengan akrif. (oral, listening, and motor activities activities); 7.Mengajukan
dan
menjawab pertanyaan
SUMBER
ALAT/
DATA
INSTRUMEN
168
NO
VARIABEL
INDIKATOR tentang
SUMBER
ALAT/
DATA
INSTRUMEN
materi
“Penjajahan Belanda dan Jepang” dengan guru. (oral activities); 8.Menanggapi
hasil
diskusi
(oral
activities dan mental activities); 9.Mengerjakan
soal
kuis yang diberikan guru secara individu sebagai
evaluasi
belajar dengan teliti. (oral activities dan mental activities); 10.
Menerima
penghargaan
atas
keberhasilan kelompok (emotional activities); 11. Refleksi terhadap hasil pembelajaran (oral activities); 3.
Hasil belajar siswa
Hasil belajar siswa
1. Siswa
pembelajaran IPS
dalam pembelajaran IPS
2. Daftar
model pembelajaran
model pembelajaran
hasil
students teams
students teams
nilai
achievement division
achievement division
(STAD) berbantuan
(STAD) berbantuan
media audiovisual
media audiovisual
3.
1. Tes tertulis
169
Lampiran 4 LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU SIKLUS … PERTEMUAN KE.... Nama SD
: SDN Wonosari 03
Kelas / Semester
: V A (lima A) / 2 (dua)
Materi
: ..................................
Nama Guru
: ……………………..
Hari / Tanggal
: …………………….
Petunjuk : 1. Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan ! a. Nilai 0 jika tidak ada deskriptor/item yang tampak. b. Nilai 1 jika ada 1 deskriptor/item yang tampak. c. Nilai 2 jika ada 2 deskriptor/item yang tampak. d. Nilai 3 jika ada 3 deskriptor/item yang tampak. e. Nilai 4 jika semua deskriptor/item yang tampak. (Rusman, 2014:98) 2.
Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan.
No. 1.
2.
Indikator
Deskriptor
Mengkondisikan siswa agar siap dan termotivasi dalam mengikuti pelajaran dengan meminta anak untuk menyiapkan diri masuk ke dalam kelas dan memperhatikan guru. (keterampilan membuka pelajaran). Melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab (keterampilan membuka pelajaran).
1. Mempersiapkan ruangan. 2. Mempersiapkan sumber belajar. 3. Memimpin doa. 4. Mengecek kehadiran siswa. 1. Melakukan apersepsi. 2. Bertanya tentang materi yang lalu 3. Menarik perhatian siswa 4. Menimbulkan motivasi.
Check (√)
Jumlah
170
No.
Indikator
Deskriptor
3.
Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang “Penjajahan Belanda dan Jepang” (keterampilan membuka pelajaran).
4.
Membimbing siswa untuk membentuk kelompok belajar siswa (keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan)
5.
Menyampaikan materi “Penjajahan Belanda dan Jepang” dengan video pembelajaran “Penjajahan Belanda dan Jepang” (keterampilan menjelaskan, keterampilan mengadakan variasi)
6.
Membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok (keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil).
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Menuliskan tujuan pembelajaran. 3. Menyampaikan kegiatan pembelajaran. 4. Mengajukan pertanyaan tindak lanjut 1. Mengatur tempat duduk 2. Membagi kelompok belajar 3. Membimbing siswa masuk ke dalam kelompok belajar. 4. Menjelaskan tugas siswa dalam kelompok belajar. 1. Menampilkan video sebagai media Audiovisual. 2. Memberikan penjelasan mengenai isi materi media Audiovisual terhadap siswa 3. Memberi kesempatan bertanya. 4. Memberi pertanyaan pada siswa. 1. Membimbing siswa dalam jalannya kerja kelompok 2. Membimbing siswa untuk mendiskusikan pekerjaan yang diberikan 3. Memberi kesempatan pada siswa untuk menyampaikan hasil diskusi 4. Memberikan konfirmasi terhadap hasil diskusi kelompok
Check (√)
Jumlah
171
No. 7.
8.
9.
10.
11.
Indikator
Deskriptor
Melakukan tanya jawab kepada 1. Memberikan siswa tentang hasil diskusi terhadap pertanyaan lembar kerja kelompok yang telah 2. Memberikan acuan dilakukan siswa (keterampilan 3. Memindahkan giliran bertanya). menjawab 4. Memberikan waktu berpikir Memberikan evaluasi kepada siswa 1. Memberikan berupa kuis. (keterampilan kesempatan siswa mengelola kelas, mengadakan untuk menjawab variasi) pertanyaan guru. 2. Membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan. 3. Membimbing jalannya kuis untuk dikerjakan siswa secara mandiri 4. Memberikan konfirmasi jawaban Mengevaluasi hasil kerja siswa 1. Menghitung Skor dengan rentang angka 0-100 Kelompok (keterampilan menutup pelajaran) 2. Penghitungan perkembangan skor individu 3. Memberi pengakuan skor kelompok 4. Mengumumkan hasil skor kelompok Memberikan penghargaan atas 1. Memberi penguatan keberhasilan kelompok dan verbal memberikan penguatan terhadap 2. Memberi penguatan hasil kerja siswa dengan gestural mengumumkan hasil pemerolehan 3. Memberi penguatan kelompok dan sticker juara. dengan sentuhan (keterampilan memberi penguatan). 4. Memberi penguatan tentang materi yang disampaikan Menutup pelajaran (keterampilan 1. Menyimpulkan materi menutup pelajaran). 2. Melakukan refleksi 3. Memberikan evaluasi 4. Memberikan umpan balik Jumlah Skor
Check (√)
Jumlah
172
Keterangan : Skor terendah
= 11 x 0 = 0
Skor tertinggi
= 11 x 4 = 44
Median
=
= 44 + 0 2 = 22 (Poerwanti dkk,2008: 6.9) n
= ( T- R) + 1 = (44-0) +1 = 45 (Poerwanti dkk ,2008: 6.9)
Q1 =
( n+1 )
= ¼ (45+1) = 11,5 jadi nilai Q1 adalah 11,5 Q2 = ( n+1 ) = 2/4 (45+1) = 23 jadi nilai Q2 adalah 23 Q3 = ¾ (n + 1) = ¾ (45+1) = 34,5 jadi nilai Q3 adalah 34,5 T = 44
173
Kriteria Penilaian Data Kualitatif Kriteria Ketuntasan
Skala Penilaian
34,5 ≤ skor ≤ 44
Sangat Baik
23 ≤ skor < 34,5
Baik
11,5 ≤ skor < 23
Cukup
0 ≤ skor < 11,5
Kurang
(Poerwanti dkk, 2008: 6.9) Jumlah Skor = ……… Kategori = ………………
Semarang, ………………….. 2014 Kolaborator,
Ambar Kustiyah FM, S.Pd. NIP. 196207161983042008
174
Lampiran 5 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS … PERTEMUAN KE.... Nama Siswa
: ……………………………
Nama SD
: SDN Wonosari 03
Kelas / Semester
: V A (lima A) / 2 (dua)
Materi
:
Hari / Tanggal
: …………………….
Petunjuk : 1. Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan ! a. Nilai 0 jika tidak ada deskriptor/item yang tampak. b. Nilai 1 jika ada 1 deskriptor/item yang tampak. c. Nilai 2 jika ada 2 deskriptor/item yang tampak. d. Nilai 3 jika ada 3 deskriptor/item yang tampak. e. Nilai 4 jika semua deskriptor/item yang tampak. (Rusman, 2014:98) 2. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan. No.
Indikator
1.
Mempersiapkan diri dalam menerima pembelajaran dengan masuk ke kelas dan duduk di tempat masing-masing. (emotional activities);
2.
Menanggapi apersepsi sesuai dengan materi dengan menjawab pertanyaan
Deskriptor 1. Berbaris di depan kelas 2. Masuk ruangan kelas 3. Duduk di tempat masing-masing 4. Mengeluarkan alat tulis 1. Sikap duduk baik 2. Konsentrasi
Check (√)
Jumlah
175
No.
Indikator guru (mental activities);
3.
Membentuk kelompok belajar (4-5 siswa) (motor activities);
4.
Memperhatikan/menyimak penjelasan dari guru dengan seksama (listening activities);
5.
Memperhatikan tampilan media audiovisual yang disajikan oleh guru dengan sungguh-sungguh (visual activities, listening activities);
6.
Melaksanakan kegiatan belajar dan kerjasama secara berkelompok dengan model pembelajaran Students Teams Achievement Division dengan akrif. (oral, listening, and motor activities activities);
7.
Mengajukan dan menjawab pertanyaan tentang materi “Penjajahan Belanda dan Jepang” dengan guru. (oral activities);
8.
Menanggapi hasil diskusi (oral activities dan mental activities);
Deskriptor 3. Menjawab pertanyaan apersepsi dari guru 4. Mendengarkan penjelasan guru 1. Konsentrasi 2. Memperhatikan guru 3. Sikap duduk baik 4. Masuk ke dalam kelompok sesuai arahan guru 1. Sikap duduk baik. 2. Konsentrasi. 3. Mendengarkan penjelasan guru. 4. Pandangan focus 1. Memperhatikan penjelasan guru. 2. Pandangan fokus. 3. Memperhatikan media Audiovisual 4. Konsentrasi 1. Duduk sesuai kelompok yang ditentukan. 2. Konsentrasi 3. Bekerja sesuai arahan guru 4. Berdiskusi dengan anggota kelompok 1. Mengangkat tangan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan 2. Bertanya. 3. Menjawab pertanyaan. 4. Mengeluarkan pendapat. 1. Mengangkat tangan untuk menanggapi hasil diskusi.
Check (√)
Jumlah
176
No.
Indikator
Deskriptor 2. Konsentrasi.
9.
10.
11
Mengerjakan soal kuis yang diberikan guru secara individu sebagai evaluasi belajar dengan teliti. (oral activities dan mental activities);
Menerima penghargaan atas keberhasilan kelompok (emotional activities);
Refleksi terhadap hasil pembelajaran (oral activities);
3. Mengeluarkan pendapat. 4. Memberi masukan. 1. Konsentrasi. 2. Sikap duduk baik. 3. Mengerjakan dengan mandiri. 4. Mengumpulkan tepat waktu. 1. Sikap duduk baik. 2. Menghargai pemerolehan skor kelompok lain. 3. Pandangan fokus. 4. Menanggapi hasil pemerolehan kelompok. 1. Merefleksi hasil pemerolehan kelompok. 2. Menulis hasil diskusi. 3. Merangkum hasil yang dipelajari dari kegiatan pembelajaran. 4. Mengemukakan kesimpulan pembelajaran.
Jumlah Skor
Keterangan : Skor terendah
= 11 x 0 = 0
Skor tertinggi
= 11 x 4 = 44
Median
=
= 44 + 0 2
Check (√)
Jumlah
177
= 22 (Poerwanti dkk, 2008: 6.9) n
= ( T- R) + 1 = (44-0) +1 = 45 (Poerwanti dkk, 2008: 6.9)
Q1 =
( n+1 )
= ¼ (45+1) = 11,5 jadi nilai Q1 adalah 11,5 Q2 = ( n+1 ) = 2/4 (45+1) = 23 jadi nilai Q2 adalah 23 Q3 = ¾ (n + 1) = ¾ (45+1) = 34,5 jadi nilai Q3 adalah 34,5 T = 44 Kriteria Penilaian Data Kualitatif Skala Penilaian
Kategori Penilaian
34,5 ≤ skor ≤ 44
Sangat Baik
23 ≤ skor < 34,5
Baik
11,5 ≤ skor < 23
Cukup
0 ≤ skor < 11,5
Kurang
(Poerwanti dkk, 2008: 6.9) Jumlah Skor = ……… Kategori = ……………… Semarang, ………………….. 2014 Observer,
Fika Ratna Dila NIM. 1401411455
178
Lampiran 6 ANGKET RESPON SISWA Selama Pembelajaran IPS Model Pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual di SDN Wonosari 03 Kelas / Semester
: VA / 2 (dua)
Petunjuk Kerja : Pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang sesuai! 1. Apakah kegiatan belajar yang kamu ikuti menarik? a. Sangat menarik b. Menarik c. Cukup menarik d. Tidak menarik 2. Menurut kamu, apakah guru menerangkan materi pelajaran dengan jelas? a. Sangat jelas b. Jelas c. Cukup jelas d. Tidak jelas 3. Apakah kamu suka dengan cara guru menjelaskan materi pelajaran? a. Sangat suka b. Suka c. Cukup suka d. Tidak suka 4. Apakah video yang ditayangkan pada kegiatan pembelajaran menarik? a. Sangat menarik b. Menarik c. Cukup menarik d. Tidak menarik 5. Apakah kamu paham dengan isi materi video yang ditayangkan? a. Sangat paham b. Paham c. Cukup paham d. Tidak paham 6. Apakah kamu mengalami kesulitan dengan kuis yang diberikan pada pembelajaran? a. Sangat sulit b. Sulit c. Cukup sulit d. Tidak sulit
179
7. Apakah kamu antusias dalam menerima pelajaran dari guru? a. Sangat antusias b. Antusias c. Cukup antusias d. Tidak antusias 8. Apakah kamu aktif dalam kegiatan pembelajaran dibandingkan pembelajaran biasanya? a. Sangat aktif b. Aktif c. Cukup aktif d. Tidak aktif 9. Apakah kamu aktif bekerja sama dengan temanmu saat kegiatan diskusi? a. Sangat aktif b. Aktif c. Cukup aktif d. Tidak aktif 10. Apakah kamu sering bertanya kepada guru jika ada materi yang belum kamu pahami? a. Sangat sering b. Sering c. Cukup sering d. Tidak 11. Apakah kamu termotivasi untuk belajar dengan model pembelajaran yang dilakukan gurumu? a. Sangat termotivasi b. Termotivasi c. Cukup termotivasi d. Tidak termotivasi 12. Apakah kalian mudah memahami materi yang disampaikan dalam pembelajaran? a. Sangat mudah b. Mudah c. Cukup mudah d. Tidak mudah 13. Apakah hasil belajar yang kamu dapatkan meningkat dari yang sebelumnya? a. Sangat meningkat b. Meningkat c. Cukup meningkat d. Tidak meningkat 14. Apakah dengan diskusi kamu merasa keterampilan berbicara yang kamu kuasai meningkat? a. Sangat meningkat b. Meningkat c. Cukup meningkat d. Tidak meningkat
180
15. Berapakah rata-rata nilai yang kamu dapatkan dari evaluasi yang diberikan gurumu? a. 76-100 b. 51-75 c. 26-50 d. 0-25
181
Lampiran 7 CATATAN LAPANGAN Selama Pembelajaran IPS Model Pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual di SDN Wonosari 03 Siklus
: …………..............
Pertemuan ke
: ..............................
Ruang Kelas
: VA
Nama Peneliti
: Handal Setyo Adi Prakoso
Hari/Tanggal
: …………………..
Pukul
: …………………..
Catatlah keaadan lapangan sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya ! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Observer,
Fika Ratna Dila NIM. 1401411455
182
Lampiran 8 LEMBAR WAWANCARA Selama Pembelajaran IPS Model Pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual di SDN Wonosari 03
Kolaborator/Narasumber
: Ambar Kustiyah FM, S.Pd.
1. Menurut anda, apakah peneliti menerapkan model pembelajaran students teams achievement division berbantuan media audiovisual dengan runtut dan benar? ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 2. Menurut anda apakah penggunaan model pembelajaran students teams achievement division yang diterapkan peneliti sesuai/cocok dengan materi yang disampaikan? ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 3. Menurut anda apakah penggunaan media pembelajaran audiovisual yang diterapkan peneliti sesuai/cocok untuk diterapkan dengan materi yang disampaikan? ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 4. Apakah secara umum, peneliti dapat mengkondisikan kelas dengan baik? ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 5. Apakah secara umum, peneliti sudah menerapkan 8 keterampilan guru dengan baik? ............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
183
6. Apakah alat evaluasi yang digunakan peneliti sudah tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran? ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 7. Menurut anda apakah kekurangan peneliti dalam pelaksanaan model students teams achievement division berbantuan media audiovisual pada pembelajaran IPS? ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 8. Menurut anda bagaimana antusiasme siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran IPS dengan model students teams achievement division berbantuan media audiovisual? ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 9. Menurut anda, apakah siswa dapat termotivasi dengan model students teams achievement division berbantuan media audiovisual? ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 10. Apakah siswa menjadi aktif dalam pelaksanaan model students teams achievement division berbantuan media audiovisual? ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 11. Menurut anda apakah siswa mudah memahami materi (kognitif) yang disampaikan dengan model students teams achievement division berbantuan media audiovisual? ............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
184
12. Apakah dengan kegiatan diskusi pada model students teams achievement division berbantuan media audiovisual dapat meningkat sikap kerjasama (afektif) siswa? ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 13. Apakah dengan kegiatan diskusi pada model students teams achievement division berbantuan media audiovisual dapat meningkat keterampilan bertanya dan berbicara siswa? ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 14. Menurut anda apakah terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kualitas pembelajaran dari siklus I dan siklus II dengan model students teams achievement division berbantuan media audiovisual? ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 15. Menurut anda apakah penerapan model students teams achievement division berbantuan media audiovisual berhasil meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03? ............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
185
Lampiran 9
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SEMESTER I Disusun sebagai perangkat pembelajaran pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas Siklus I
Oleh HANDAL SETYO ADI PRAKOSO NIM: 1401411396
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
186
PENGGALAN SILABUS PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN I Sekolah Kelas Mata Pelajaran Standar Kompetensi
: SDN Wonosari 03 Semarang : VA : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia
Kompetensi Dasar
: 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang masa penjajahan Belanda dan Jepang
Materi
Indikator
Pokok
Kegiatan pembelajaran
Alokasi Waktu
Penilaian
Sumber Belajar dan Media
2.1.1
Perjuangan
1. Salam, berdoa, presensi.
2x35 menit
1. Prosedur
Mengidentifi-
Melawan
2. Guru melakukan apersepsi
(1x perte-
tes: tes
V,
kasi peristiwa
Penjajahan
muan)
hasil/tes
proses, dan
kedatangan
Belanda
akhir.
standar isi
Belanda
di
dengan tanya jawab. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Jenis tes:
- Silabus kelas standar
- BSE. Ilmu
Indonesia
tentang materi
tes
Pengetahuan
2.1.2
“Kedatangan Belanda di
tertulis
Sosial untuk
Menjelaskan
Indonesia”.
bentuk strategi
4. Guru mengkondisikan
3. Bentuk
SD/MI KelasV
tes:
Penyusun:
Belanda untuk
kelas dengan membentuk
pilihan
Syamsiyah,
menguasai
kelompok belajar siswa
ganda dan
dkk.
Indonesia
(4-5 siswa). (eksplorasi)
uraian
Halaman:89
5.Siswa memperhatikan
- BSE. Ilmu
L
penjelasan materi oleh
Pengetahuan
e
guru dengan bantuan
Sosial untuk
m
media audiovisual dengan
SD/MI Kelas 5
b
seksama.
Penyusun:
a
(eksplorasi)
Susilaningsih,
r
6. Siswa diberi kesempatan
dkk
untuk bertanya.
Halaman:133-
P
(eksplorasi)
135
e
- Video
n
7.Guru memberikan lembar kerja kelompok yaitu soal
pembelajaran
i
187
tentang “Kedatangan
“Penjajahan
l
Belanda di Indonesia”
Belanda di
a
untuk bahan diskusi
Indonesia”
i
kelompok.
a
(eksplorasi)
n
8.Siswa berdiskusi dalam tim mengenai pekerjaan yang diberikan oleh guru. (elaborasi) 9. Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis secara individu tentang materi yang telah dipelajari. (elaborasi) 10.Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0100.(eksplorasi) 11.Guru memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok. 12.Siswa diminta untuk mempelajari materi yang telah diajarkan dan materi yang akan datang.
u
188
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN I
I.
Satuan Pendidikan
: SDNegeri Wonosari 03
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester
: V-A / II
Alokasi Waktu
: 1 x pertemuan (3 x 35 menit)
Waktu Pelaksanaan
:
Standar Kompetensi 2. Menghargai
peranan
tokoh
pejuang
dan
masyarakat
dalam
mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia II.
Kompetensi Dasar 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
III.
IV.
Indikator 2.1.1
Mengidentifikasi peristiwa kedatangan Belanda di Indonesia
2.1.2
Menjelaskan bentuk strategi Belanda untuk menguasai Indonesia
Tujuan Pembelajaran 1. Melalui tayangan video mengenai kedatangan Belanda di Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi peristiwa kedatangan Belanda di Indonesia dengan baik. 2. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan bentuk strategi Belanda untuk menguasai Indonesia dengan benar. 3. Melalui kegiatan kuis, siswa dapat menjelaskan bentuk strategi Belanda untuk menguasai Indonesia dengan benar.
V.
Materi Ajar Kedatangan Belanda di Indonesia
189
VI.
Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab, dan diskusi, kuis
VII.
Model Pembelajaran Model kooperatif students teams achievment division berbantuan media audiovisual.
VIII. Langkah-langkah Pembelajaran I. Kegiatan Awal 1. Salam, berdoa, presensi. 2. Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab sebagai berikut: “Apakah yang kalian ketahui tentang tujuan Belanda datang ke Indonesia?” 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. II. Kegiatan Inti 1. Guru mengkondisikan kelas dengan membentuk kelompok belajar siswa (4-5 siswa). (eksplorasi) 2. Siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru dengan bantuan video tentang “Kedatangan Belanda di Indonesia” dengan seksama. (eksplorasi) 3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya. (eksplorasi) 4. Guru memberikan lembar kerja kelompok berupa soal tentang penjajahan Belanda di Indonesia untuk bahan diskusi kelompok. (eksplorasi) 5. Siswa berdiskusi dalam tim mengenai pekerjaan yang diberikan oleh guru. (elaborasi) III. Kegiatan Penutup 1. Siswa
bersama
guru
membuat
rangkuman
pembelajaran
“Kedatangan Belanda di Indonesia”. 2. Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis secara individu tentang materi yang telah dipelajari. (elaborasi)
190
3. Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. (eksplorasi) 4. Guru memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok. 5. Siswa diminta untuk mempelajari materi yang telah diajarkan dan materi yang akan datang. 6. Berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
IX. Media dan Sumber Belajar 1. Media Video pembelajaran “Kedatangan Belanda di Indonesia” 2. Sumber Belajar
Silabus kelas V, standar proses, dan standar isi
BSE. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5 Penyusun: Syamsiyah, dkk . Halaman:89
BSE. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5 Penyusun: Susilaningsih, dkk . Halaman:133-135
X. Penilaian 1. Prosedur penilaian:
Tes awal
Tes Proses
Tes hasi;
2. Teknik penilaian:
Tes
Non Tes
191
3. Bentuk tes:
Obyektif (Pilihan Ganda)
Subyektif (Uraian)
Semarang, 19 Maret 2015 Guru Kelas,
Peneliti,
Ambar Kustiyah FM, S.Pd. NIP. 196207161983042008
Handal Setyo Adi Prakoso NIM. 1401411396
Kepala Sekolah SDN Wonosari 03
Sutriyono, S.Pd.SD NIP. 196305081983041005
192
Bahan Ajar Perjuangan Melawan Penjajahan Belanda Bangsa Belanda pernah menguasai Indonesia lebih dari 300 tahun. Dalam kurun waktu itu, berkali-kali rakyat Indonesia mengadakan perlawanan. Pada bagian ini kita akan membahas tentang kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia, bentuk-bentuk
penindasan
Bangsa
Belanda,
dan
perjuangan
menentang
penjajahan Bangsa Belanda. 1.
Kedatangan Bangsa Belanda Bangsa Eropa mulai mencari barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti
buah-buahan, rempah-rempah, wol, porselin , dan lain-lain dari negara-negara di luar Eropa. Indonesia, terkenal sebagai tempat penghasil rempah-rempah. Rempah-rempah yang dihasilkan bangsa Indonesia digunakan sebagai bahan obatobatan, penyedap makanan, dan pengawet makanan. Maka, berlombalombalah Bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah dari Indonesia. Bangsa Belanda sampai ke Indonesia pada tanggal 22 Juni 1596. Armada Belanda berhasil mendarat di Banten, Jawa Barat. Pada awalnya, kedatangan Bangsa Belanda disambut baik oleh Sultan Banten. Kegiatan perdagangan menjadi ramai. Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Bangsa Belanda berubah menjadi serakah dan kasar. Sikap itu menyebabkan mereka dimusuhi dan diusir dari Banten.
193
2.
Penindasan Melalui VOC Dua tahun setelah kedatangan pertama, bangsa Belanda datang lagi ke
Indonesia. Kali ini mereka bersikap baik dan ramah. Belanda dapat diterima kembali di Indonesia. Banyak pedagang Belanda datang ke Indonesia. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan dagang dan pertikaian di antara mereka. Akibatnya, harga rempah-rempah tidak terkendali. Untuk menghindari pertikaian yang lebih parah pada tanggal 20 Maret 1602 dibentuk Perkumpulan Dagang Hindia Timur atau Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Mula-mula kegiatan VOC hanya berdagang. Akan tetapi, lama-kelamaan VOC berusaha menguasai perdagangan (monopoli). Untuk mewujudkan maksud itu VOC membentuk tentara, mencetak mata uang sendiri, dan mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat. Di Maluku VOC melakukan Pelayaran Hongi (patroli laut) untuk mengawasi rakyat Maluku agar tidak menjual rempahrempah mereka kepada pedagang lain. Untuk mempertahankan harga, VOC juga memerintahkan penebangan sebagian pohon rempah-rempah milik rakyat. VOC memberikan hukuman berat kepada rakyat yang melanggar aturan monopoli itu. Pusat-pusat perdagangan yang dikuasai VOC adalah Ambon, Jayakarta, dan Banda. Pusat perdagangan Jayakarta direbut Belanda pada masa Gubernur Jenderal J.P. Coen. Ia mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia. Coen kemudian membangun kota Batavia dengan gaya Belanda. Kantor VOC yang semula ada di Ambon dipindahkan ke Batavia. VOC mampu berdiri dalam waktu yang sangat lama. Pada Tanggal 31 Desember 1799, VOC dibubarkan. VOC dibubarkan karena sebab-sebab berikut ini. 1. Pejabat-pejabat VOC melakukan korupsi dan hidup mewah. 2. VOC menanggung biaya perang yang sangat besar. 3. Kalah bersaing dengan pedagang Inggris dan Prancis. 4. Para pegawai VOC melakukan perdagangan gelap.
194
Pada tanggal 1 Januari 1800, kekuasaan VOC di Indonesia digantikan langsung oleh pemerintah Kerajaan Belanda. Semua hutang VOC ditanggung oleh Kerajaan Belanda. Sejak saat itu, Indonesia diperintah lansung oleh pemerintah Belanda. Pemerintahan Kerajaan Belanda atas wilayah Indonesia ini berlansung sampai tahun 1942. Pemerintah Belanda di Indonesia dinamakan Pemerintahan Hindia Belanda. 3.
Penindasan Lewat Kerja Paksa, Penarikan Pajak, dan Tanam Paksa Pada tahun 1806, Napoleon Bonaparte berhasil menaklukkan Belanda.
Napoleon mengubah bentuk negara Belanda dari kerajaan menjadi republik. Napoleon ingin memberantas penyelewengan dan korupsi serta mempertahankan Pulau Jawa dari Inggris. Ia mengangkat Herman Willem Daendels menjadi Gubernur Jenderal di Batavia. Untuk menahan serangan Inggris, Daendels melakukan tiga hal, yaitu: 1. menambah jumlah prajurit, 2. membangun pabrik senjata, kapal-kapal baru, dan pos-pos pertahanan, 3. membangun jalan raya yang menghubungkan pos satu dengan pos lainnya. Daendels memberlakukan kerja paksa tanpa upah untuk membangun jalan. Kerja paksa ini dikenal dengan nama kerja rodi. Rakyat dipaksa membangun Jalan Raya Anyer-Panarukan yang panjangnya sekitar 1.000 km. Jalan ini juga dikenal dengan nama Jalan Pos. Selain untuk membangun jalan raya, rakyat juga dipaksa menanam kopi di daerah Priangan untuk pemerintah Belanda. Banyak rakyat Indonesia yang menjadi korban kerja rodi. Untuk mendapatkan dana biaya perang pemerintah kolonial Belanda menarik pajak dari rakyat. Rakyat diharuskan membayar pajak dan menyerahkan hasil bumi kepada pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1811, Daendels dipanggil ke Belanda. Ia digantikan oleh Gubernur Jenderal Janssens. Saat itu pasukan Inggris berhasil mengalahkan Belanda di daerah Tuntang, dekat Salatiga, Jawa Tengah. Gubernur Jenderal Janssens terpaksa menandatangani Perjanjian Tuntang.
195
Berikut ini isi Perjanjian Tuntang. 1. Seluruh wilayah jajahan Belanda di Indonesia diserahkan kepada Inggris. 2. Adanya sistem pajak/sewa tanah. 3. Sistem kerja rodi dihapuskan. 4. Diberlakukan sistem perbudakan. Inggris berkuasa di Indonesia selama lima tahun (1811-1816). Pemerintah Inggris mengangkat Thomas Stamford Raffles menjadi Gubernur Jenderal di Indonesia. Pemerintah memberlakukan sistem sewa tanah yang dikenal dengan nama landrente. Rakyat yang menggarap tanah diharuskan menyewa dari pemerintah. Pada tahun 1816, Inggris menyerahkan wilayah Indonesia kepada Belanda. Pemerintah Belanda menunjuk Van Der Capellen sebagai gubernur jenderal. Van Der Capellen mempertahankan monopoli perdagangan yang telah dimulai oleh VOC dan tetap memberlakukan kerja paksa. Pada tahun 1830, Van Der Capellen diganti Van Den Bosch. Bosch mendapat tugas mengisi kas Belanda yang kosong. Ia memberlakukan tanam paksa atau cultuur stelsel untuk mengisi kas pemerintah yang kosong. Van Den Bosch membuat aturanaturan untuk tanam paksa sebagai berikut. 1. Rakyat wajib menyediakan 1/5 dari tanahnya untuk ditanami tanaman yang laku di pasaran Eropa. 2. Tanah yang dipakai untuk tanamam paksa bebas dari pajak. 3. Hasil tanaman diserahkan kepada Belanda. 4. Pekerjaan untuk tanam paksa tidak melebihi pekerjaan yang diperlu-kan untuk menanam padi. 5. Kerusakan-kerusakan yang tidak dapat dicegah oleh petani menjadi tanggungan Belanda. 6. Rakyat Indonesia yang bukan petani harus bekerja 66 hari tiap tahun bagi pemerintah Hindia Belanda. Kenyataannya, ada banyak penyelewengan dari ketentuan itu. Misalnya, tanah yang harus disediakan oleh petani melebihi luas tanah yang telah ditentukan, rakyat harus menanggung kerusakan hasil panen, rakyat harus bekerja
196
lebih dari 66 hari, dan lain-lain. Akhirnya ketentuan-ketentuan yang diatur dalam tanam paksa tidak berlaku sama sekali. Pemerintah Belanda semakin bertindak sewenang-wenang. Tanam paksa mengakibatkan penderitaan luar biasa bagi rakyat Indonesia. Hasil pertanian menurun. Rakyat mengalami kelaparan. Akibat kelaparan banyak rakyat yang mati. Sebaliknya, tanam paksa ini memberikan keuntungan yang melimpah bagi Belanda. Namun, masih ada orang Belanda yang peduli terhadap nasib rakyat Indonesia. Di antaranya adalah Douwes Dekker. Ia mengecam tanam paksa melalui bukunya yang berjudul Max Havelaar, dengan nama samaran Multatuli. Max Havelaar mencerita- kan penderitaan bangsa Indonesia sewaktu dilaksanakan tanam paksa. Max Havelaar menggegerkan seluruh warga Belanda. Timbul perdebatan hebat tentang tanam paksa di negeri Belanda. Akhirnya, Parlemen Belanda memutuskan untuk menghapus tanam paksa secepatnya.
197
Lembar Kerja Kelompok Nama Anggota Kelompok: 1. ............................ 2. ............................ 3. ............................ 4. ............................ 5. ............................ Petunjuk: 1. Pelajari lagi tentang materi yang telah disampaikan guru! 2. Diskusikan jawaban dari soal bersama tim atau kelompok! 3. Tuliskan jawaban pada lembar jawab yang disediakan! 4. Pastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban dari setiap soal! Soal: 1. Apakah tujuan mula-mula Belanda ketika datang di Indonesia? 2. Apa tujuan Belanda membentuk VOC? 3. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan kebijakan landrente dan cultuur stelsel? 4. Sebutkan aturan tanam paksa yang dibuat oleh Van Den Bosch! 5. Apakah yang kamu ketahui tentang Max Havelaar? Siapakah yang menulis dan apa isinya? Jawab: .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. ..............................................................................................................................
198
Jawab : 1.
Bangsa Eropa mulai mencari barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti buah-buahan, rempah-rempah, wol, porselin, dan lain-lain dari negaranegara di luar Eropa. Indonesia, terkenal sebagai tempat penghasil rempah-rempah. Rempah-rempah yang dihasilkan bangsa Indonesia digunakan sebagai bahan obat-obatan, penyedap makanan, dan pengawet makanan. Maka, berlomba-lombalah Bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah dari Indonesia.
2.
Tujuan Belanda membentuk VOC adalah Banyak pedagang Belanda datang ke Indonesia. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan dagang dan pertikaian di antara mereka. Akibatnya, harga rempah-rempah tidak terkendali. Untuk menghindari pertikaian yang lebih parah pada tanggal 20 Maret 1602 dibentuk Perkumpulan Dagang Hindia Timur atau Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC).
3.
Inggris berkuasa di Indonesia selama lima tahun (1811-1816). Pemerintah Inggris mengangkat Thomas Stamford Raffles menjadi Gubernur Jenderal di Indonesia. Pemerintah memberlakukan sistem sewa tanah yang dikenal dengan nama landrente. Rakyat yang menggarap tanah di- haruskan menyewa dari pemerintah. Sementara cuturstelsel dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada tahun 1816, Inggris menyerahkan wilayah Indonesia kepada Belanda. Pemerintah Belanda menunjuk Van Der Capellen sebagai gubernur jenderal. Van Der Capellen mempertahankan monopoli perdagangan yang telah dimulai oleh VOC dan tetap memberlakukan kerja paksa. Pada tahun 1830, Van Der Capellen diganti Van Den Bosch. Bosch mendapat tugas mengisi kas Belanda yang kosong. Ia memberlakukan tanam paksa atau cultuur stelsel untuk mengisi kas pemerintah yang kosong.
4.
Van Den Bosch membuat aturanaturan untuk tanam paksa sebagai berikut. 1. Rakyat wajib menyediakan 1/5 dari tanahnya untuk ditanami tanaman yang laku di pasaran Eropa. 2. Tanah yang dipakai untuk tanamam paksa bebas dari pajak.
199
3. Hasil tanaman diserahkan kepada Belanda. 4. Pekerjaan untuk tanam paksa tidak melebihi pekerjaan yang diperlu-kan untuk menanam padi. 5. Kerusakan-kerusakan yang tidak dapat dicegah oleh petani menjadi tanggungan Belanda. 6. Rakyat Indonesia yang bukan petani harus bekerja 66 hari tiap tahun bagi pemerintah Hindia Belanda. 5.
Douwes Dekker mengecam tanam paksa melalui bukunya yang berjudul Max Havelaar, dengan nama samaran Multatuli. Max Havelaar menceritakan penderitaan bangsa Indonesia sewaktu dilaksanakan tanam paksa. Max Havelaar menggegerkan seluruh warga Belanda. Timbul perdebatan hebat tentang tanam paksa di negeri Belanda. Akhirnya, Parlemen Belanda memutuskan
untuk
menghapus
tanam
paksa
secepatnya
200
Kisi-Kisi Penilian Kuis (Evaluasi) Kompetensi Dasar
Indikator
2.1 Mendeskripsikan
2.1.1
perjuangan para tokoh
Mengidentifikasi
pejuang pada masa
peristiwa kedatangan
penjajahan Belanda
Belanda di Indonesia
Ranah Kognitif
C1, C4
Banyak Soal
2.1.2 Menjelaskan bentuk strategi Belanda
Indonesia
C2, C4
Jenis Soal
1, 2, 3
Pilihan Ganda
1
Uraian
3,4,5,6, 7,8,9, 10
Pilihan Ganda
2,3,4,5
Uraian
3
dan Jepang
untuk menguasai
Nomor Soal
12
201
Soal Kuis (Evaluasi) A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda (x) pada jawaban yang tepat (a,b,c,d)! 1. Pada tahun berapa Belanda datang ke Indonesia? a.
1945
c. 1596
b.
1865
d. 1569
2. Di Daerah mana Belanda pertama kali mendarat di Indonesia? a. Banten
c. Batavia
b. Bandung
d. Sukabumi
3. Apakah kepanjangan dari VOC?
4.
a. Vereniging of company
c. Vereenigde Oost Indische Compagnie
b. Van Operation company
d. Verenigde operation compagnie
Tanggal berapa VOC dibentuk belanda? a. 20 Maret 1602
c. 20 Februari 1602
b. 2 Juni 1602
d. 13 Maret 1602
5. Apakah istilah patroli laut yang dilakukan VOC untuk mengawasi rakyat Maluku agar tidak menjual rempah-rempah kepada pedagang lain?
6.
a. Pelayaran Finisi
c. Pelayaran Hongi
b. Pelayaran Maluku
d. Pelayaran Selat
Pada saat Indonesia dikuasai oleh Inggris, siapakah gubernur jenderal di Indonesia pada waktu itu?
7.
a. Van den Bosch
c. Daendels
b. Van der Capellen
d. Thomas Stamford Raffles
Siapakah yang membuat kebijakan tanam paksa? a. Van den Bosch
c. Daendels
b. Van der Capellen
d. Thomas Stamford Raffles
8. Siapakah orang Belanda yang masih peduli terhadap Indonesia dan membuat buku berjudul Max Havelaar? a. Van den Bosch
c. Rafles
b. Daendels
d. Douwes Dekker
202
9. Siapakah yang memimpin perlawanan terhadap VOC di Jawa Timur? a. Untung Suropati
c. Sultan Agung
b. Pangeran Diponegoro
d. Fatahillah
10. Pada masa penjajahan Belanda siapakah yang mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia? a. Gubernur Jenderal J.P. Coen c. Untung Surapati b. Gubernur Daendels
d. Raden Patah
B. Jawablah pertanyaan dengan ini dengan jawaban yang tepat! 1. Apa tujuan mula-mula kedatangan Belanda di Indonesia? 2. Sebutkan isi dari perjanjian Tuntang! 3. Sebutkan dan jelaskan kebijakan yang dilakukan oleh Daendels! 4. Apa tujuan Belanda membentuk VOC? 5. Mengapa VOC dibubarkan?
203
Lembar Jawab Soal Kuis (Evaluasi) Siswa Nama
: .....................
No.Absen
: .....................
A. Pilihan Ganda 1
A
B
C
D
6
A
B
C
D
2
A
B
C
D
7
A
B
C
D
3
A
B
C
D
8
A
B
C
D
4
A
B
C
D
9
A
B
C
D
5
A
B
C
D
10
A
B
C
D
B. Uraian ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ...................................................................................................................
204
Kunci Jawaban Soal Kuis (Evaluasi) A. Soal Pilihan Ganda 1. C
6. D
2. A
7. D
3. C
8. D
4. A
9. A
5. C
10. A
B. Uraian 1. Bangsa Eropa mulai mencari barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti buah-buahan, rempah-rempah, wol, porselin , dan lain-lain dari negaranegara di luar Eropa. Indonesia, terkenal sebagai tempat penghasil rempahrempah. Rempah-rempah yang dihasilkan bangsa Indonesia digunakan sebagai bahan obat-obatan, penyedap makanan, dan pengawet makanan. Maka, berlomba-lombalah Bangsa Eropa termasuk Belanda untuk mendapatkan rempah-rempah dari Indonesia. 2. Perjanjian Tuntang: 1)
Seluruh wilayah jajahan Belanda di Indonesia diserahkan kepada Inggris.
2)
Adanya sistem pajak/sewa tanah.
3)
Sistem kerja rodi dihapuskan.
4)
Diberlakukan sistem perbudakan.
3. Kebijakan yang dilakukan Daendels : 1. Menambah jumlah prajurit, 2. Membangun pabrik senjata, kapal-kapal baru, dan pos-pos pertahanan, 3. Membangun jalan raya yang menghubungkan pos satu dengan pos lainnya. Banyak pedagang Belanda datang ke Indonesia. 4. Banyak pedagang Belanda yang datang ke Indonesia. Harga rempah-rempah tidak terkendali. Untuk menghindari pertikaian yang lebih parah pada tanggal 20 Maret 1602 dibentuk Perkumpulan Dagang Hindia Timur atau Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Mula-mula kegiatan VOC
205
hanya berdagang. Akan tetapi, lama-kelamaan VOC berusaha menguasai perdagangan (monopoli). 5. VOC dibubarkan karena sebab-sebab berikut ini. 1. Pejabat-pejabat VOC melakukan korupsi dan hidup mewah. 2. VOC menanggung biaya perang yang sangat besar. 3. Kalah bersaing dengan pedagang Inggris dan Prancis. 4. Para pegawai VOC melakukan perdagangan gelap.
206
PENSKORAN : A. Pilihan Ganda No soal
Skor
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
1
10
1
JUMLAH
10
B. Uraian No soal
Skor
1
5
2
5
3
5
4
5
5
5
JUMLAH
25
Skor maksimal = skor max pilihan ganda + skor max uraian = 10 + 25 = 35
207
Video Pembelajaran tentang Penjajahan Belanda di Indonesia
208
PENGGALAN SILABUS PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN II Sekolah Kelas Mata Pelajaran Standar Kompetensi
: SDN Wonosari 03 Semarang : VA : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia
Kompetensi Dasar
: 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang masa penjajahan Belanda dan Jepang
Indikator
Materi Pokok
Kegiatan pembelajaran
Alokasi Waktu
Penilaian
Sumber Belajar dan Media
2.1.3
Perjuangan
1. Salam, berdoa, presensi.
2x35 menit
1. Prosedur
Mengidentifik
Melawan
2. Guru melakukan apersepsi
(1x perte-
tes: tes
V,
asi bentuk
Penjajahan
muan)
hasil/tes
proses, dan
perlawanan
Belanda
akhir.
standar isi
dengan tanya jawab. 3. Guru menyampaikan
standar
tokoh pejuang
tujuan pembelajaran
melawan
tentang materi
tes
Pengetahuan
penjajahan
“Tokoh Pejuang dalam
tertulis
Sosial untuk
Belanda.
Melawan Belanda di
2.1.4
Indonesia”.
Menjelaskan
4. Guru mengkondisikan
2. Jenis tes:
- Silabus kelas
3. Bentuk
- BSE. Ilmu
SD/MI KelasV
tes:
Penyusun:
pilihan
Syamsiyah,
bentuk
kelas dengan membentuk
ganda dan
dkk.
perlawanan
kelompok belajar siswa
uraian
Halaman:89
tokoh pejuang
(4-5 siswa). (eksplorasi)
melawan Belanda
5.Siswa memperhatikan
- BSE. Ilmu
L
Pengetahuan
e
penjelasan materi oleh
Sosial untuk
m
guru dengan bantuan
SD/MI Kelas 5
b
media audiovisual dengan
Penyusun:
a
seksama.
Susilaningsih,
r
(eksplorasi)
dkk
6. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya. (eksplorasi) 7.Guru memberikan lembar kerja kelompok yaitu soal
Halaman:133-
P
135
e
- Video
n
pembelajaran
i
“Tokoh
l
209
tentang “Tokoh Pejuang
Pejuang
a
dalam Melawan Belanda
Melawan
i
di Indonesia”
Penjajahan
a
untuk bahan diskusi
Belanda di
n
kelompok.
Indonesia”
(eksplorasi) 8.Siswa berdiskusi dalam tim mengenai pekerjaan yang diberikan oleh guru. (elaborasi) 9. Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis secara individu tentang materi yang telah dipelajari. (elaborasi) 10.Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0100.(eksplorasi) 11.Guru memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok. 12.Siswa diminta untuk mempelajari materi yang telah diajarkan dan materi yang akan datang.
u
210
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN II
I.
Satuan Pendidikan
: SDNegeri Wonosari 03
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester
: V-A / II
Alokasi Waktu
: 1 x pertemuan (3 x 35 menit)
Waktu Pelaksanaan
:
Standar Kompetensi 2.
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia
II.
Kompetensi Dasar 2.1
Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
III.
Indikator 2.1.3 Mengidentifikasi bentuk perlawanan tokoh pejuang melawan penjajahan Belanda. 2.1.4
IV.
Menjelaskan bentuk perlawanan tokoh pejuang melawan Belanda
Tujuan Pembelajaran 1.
Melalui tayangan video mengenai perlawanan tokoh pejuang melawan Belanda di Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi peristiwa kedatangan Belanda di Indonesia dengan benar.
2.
Melalui diskusi kelompok, siswa dapat mengidentifikasi bentuk perlawanan bangsa Indonesia dalam melawan Belanda dengan runtut.
3.
Melalui kegiatan kuis, siswa dapat menjelaskan bentuk perlawanan tokoh pejuang Indonesia melawan Belanda dengan benar.
V.
Materi Ajar Perjuangan Melawan Penjajahan Belanda
VI.
Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab, dan diskusi, kuis
211
VII.
Model Pembelajaran Model kooperatif students teams achievment division berbantuan media audiovisual.
VIII. Langkah-langkah Pembelajaran I. Kegiatan Awal 1. Salam, berdoa, presensi. 2. Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab sebagai berikut: “Apakah yang kalian ketahui tentang perang Diponegoro?” 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. II. Kegiatan Inti 1. Guru mengkondisikan kelas dengan membentuk kelompok belajar siswa (4-5 siswa). (eksplorasi) 2. Siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru dengan bantuan video
tentang
“Perlawanan
Tokoh
Pejuang
Melawan
Belanda di Indonesia” dengan seksama. (eksplorasi) 3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya. (eksplorasi) 4. Guru memberikan lembar kerja kelompok berupa soal tentang “Tokoh Pejuang dalam Melawan Belanda di Indonesia” untuk bahan diskusi kelompok. (eksplorasi) 5. Siswa berdiskusi dalam tim mengenai pekerjaan yang diberikan oleh guru. (elaborasi) II. Kegiatan Penutup 1. Siswa bersama guru membuat rangkuman pembelajaran “Tokoh Pejuang dalam Melawan Belanda di Indonesia”. 2. Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis secara individu tentang materi yang telah dipelajari. (elaborasi) 3. Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. (eksplorasi) 4. Guru memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok. 5. Siswa diminta untuk mempelajari materi yang telah diajarkan dan materi yang akan datang.
212
6. Berdoa untuk mengakhiri pelajaran. IX. Media dan Sumber Belajar 1. Media Video pembelajaran “Perlawanan Tokoh Pejuang Melawan Belanda di Indonesia” 2. Sumber Belajar
Silabus kelas V, standar proses, dan standar isi
BSE. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5 Penyusun: Syamsiyah, dkk . Halaman:89
BSE. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5 Penyusun: Susilaningsih, dkk . Halaman:133-135
X. Penilaian 1. Prosedur penilaian:
Tes awal
Tes Proses
Tes hasi;
2. Teknik penilaian:
Tes
Non Tes
213
3. Bentuk tes:
Obyektif (Pilihan Ganda)
Subyektif (Uraian)
Semarang, 25 Maret 2015 Guru Kelas,
Peneliti,
Ambar Kustiyah FM, S.Pd. NIP. 196207161983042008
Handal Setyo Adi Prakoso NIM. 1401411396
Kepala Sekolah SDN Wonosari 03
Sutriyono, S.Pd.SD NIP. 196305081983041005
214
Perlawanan Menentang Penjajahan Belanda Monopoli perdagangan, kerja paksa, penarikan pajak, sewa tanah, dan tanam paksa menimbulkan banyak kerugian dan membuat sengsara rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia tidak tahan lagi. Rakyat Indonesia melakukan perlawanan memperjuangkan martabat dan kemerdekaannya. Dari seluruh penjuru tanah air timbul perlawanan terhadap penjajah Belanda. a.
Perlawanan terhadap VOC
Sultan Agung mengirimkan ribuan prajurit untuk menggempur Batavia dari darat dan laut. Di Sulawesi Selatan VOC mendapat perlawanan dari rakyat Indonesia di bawah pimpinan Sultan Hassanuddin. Perlawanan terhadap VOC di Pasuruan Jawa Timur dipimpin oleh Untung Suropati. Sementara Sultan Ageng Tirtayasa mengobarkan perlawanan di daerah Banten. b.
Perang Patimura Belanda melakukan monopoli perdagangan dan memaksa rakyat Maluku
menjual hasil rempah-rempah hanya kepada Belanda, menentukan harga rempahrempah secara semena-mena, melakukan pelayaran hongi, dan menebangi tanaman rempah-rempah milik rakyat. Rakyat Maluku berontak atas perlakuan
215
Belanda. Dipimpin oleh Thomas Matulessi yang nantinya terkenal dengan nama Kapten Pattimura, rakyat Maluku melakukan perlawanan pada tahun 1817. Pattimura dibantu oleh Anthony Ribok, Philip Latumahina, Ulupaha, Paulus Tiahahu, dan seorang pejuang wanita Christina Martha Tiahahu. Perang melawan Belanda meluas ke berbagai daerah di Maluku, seperti Ambon, Seram, Hitu, dan lain-lain. Belanda mengirim pasukan besarbesaran. Pasukan Pattimura terdesak dan bertahan di dalam benteng. Akhirnya, Pattimura dan kawan-kawannya tertawan. Pada tanggal 16 Desember 1817, Pattimura dihukum gantung di depan Benteng Victoria di Ambon. c. Perang Padri (1821-1837) Perang Padri bermula dari pertentangan antara kaum adat dan kaum agama (kaum Padri). Kaum Padri ingin memurnikan pelaksanaan agama Islam. Gerakan Padri itu ditentang oleh kaum adat. Terjadilah bentrokan-bentrokan antara keduanya. Karena terdesak, kaum adat minta bantuan kepada Belanda. Belanda bersedia membantu kaum adat dengan imbalan sebagian wilayah Minangkabau. Pasukan Padri dipimpin oleh Datuk Bandaro. Setelah beliau wafat diganti oleh Tuanku Imam Bonjol. Pasukan Padri dengan taktik perang gerilya, berhasil mengacaukan pasukan Belanda. Karena kewalahan, Belanda mengajak berunding. Pada tahun 1925 terjadi gencatan senjata. Belanda mengakui beberapa wilayah sebagai daerah kaum Padri. Perang Padri meletus lagi setelah Perang Diponegoro berakhir. Tahun 1833 terjadi pertempuran hebat di daerah Agam. Tahun 1834 Belanda mengepung pasukan Bonjol. Namun pasukan Padri dapat ber- tahan sampai dengan tahun 1837. Pada tanggal 25 Oktober 1837, benteng Imam Bonjol dapat diterobos. Beliau tertangkap dan ditawan. d. Perang Diponegoro (1825-1830) Perang Diponegoro berawal dari kekecewaan Pangeran Diponegoro atas campur tangan Belanda terhadap istana dan tanah tumpah darahnya. Kekecewaan itu memuncak ketika Patih Danureja atas perintah Belanda memasang tonggaktonggak untuk membuat rel kereta api melewati makam leluhurnya.
216
Dipimpin Pangeran Diponegoro, rakyat Tegalrejo menyatakan perang melawan Belanda tanggal 20 Juli 1825. Diponegoro dibantu oleh Pangeran Mangkubumi sebagai penasehat, Pangeran Ngabehi Jayakusuma sebagai panglima, dan Sentot Ali Basyah Prawiradirja sebagai panglima perang. Pangeran Diponegoro juga didukung oleh para ulama dan bangsawan. Daerah-daerah lain di Jawa ikut berjuang melawan Belanda. Kyai Mojo dari Surakarta mengobarkan Perang Sabil. Antara tahun 1825-1826 pasukan Diponegoro mampu mendesak pasukan Belanda.Pada tahun 1827, Belanda mendatangkan bantuan dari Sumatra dan Sulawesi. Jenderal De Kock menerapkan taktik perang benteng stelsel. Taktik ini berhasil mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro. Banyak pemimpin pasukan Pangeran Diponegoro gugur dan tertangkap. Namun demikian, pasukan Diponegoro tetap gigih. Akhirnya, Belanda mengajak berunding. Dalam perundingan yang diadakan tanggal 28 Maret 1830 di Magelang, Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda. Beliau diasingkan dan meninggal di Makassar. e. Perang Banjarmasin (1859-1863) Penyebab perang Banjarmasin adalah Belanda melakukan monopoli perdagangan dan mencampuri urusan kerajaan. Perang Banjarmasin dipimpin oleh Pangeran Antasari. Beliau didukung oleh Pangeran Hidayatullah. Pada tahun 1862 Hidayatullah ditahan Belanda dan dibuang ke Cianjur.Pangeran Antasari diangkat rakyat menjadi Sultan. Setelah itu perang meletus kembali. Dalam perang itu Pangeran Antasari luka-luka dan wafat f.
Perang Bali (1846-1868) Penyebab perang Bali adalah Belanda ingin menghapus hukum tawan
karang dan memaksa Raja-raja Bali mengakui kedaulatan Belanda di Bali. Isi hukum tawan karang adalah kerajaan berhak merampas dan menyita barang serta kapal-kapal yang terdampar di Pulau Bali. Raja-raja Bali menolak keinginan Belanda. Akhirnya, Belanda menyerang Bali. Belanda melakukan tiga kali penyerangan, yaitu pada tahun 1846, 1848, dan 1849. Rakyat Bali mempertahankan tanah air mereka. Setelah Buleleng dapat ditaklukkan,rakyat Bali mengadakan perang puputan, yaitu berperangsampai titik
217
darah terakhir. Diantaranya Perang Puputan Badung(1906),Perang Puputan Kusumba(1908),dan Perang Puputan Klungkung (1908). Salah saut pemimpin perlawanan rakyat Bali yang terkenal adalah Raja Buleleng dibantu oleh Gusti Ketut Jelantik. g. Perang Sisingamangaraja XII (1870-1907) Pada saat Sisingamangaraja memerintah Kerajaan Bakara, Tapanuli, Sumatera
Utara,
Belanda
datang.
Belanda
ingin
menguasai
Tapanuli.
Sisingamangaraja beserta rakyat Bakara mengadakan perlawanan. Tahun 1878, Belanda menyerang Tapanuli. Namun, pasukan Belanda dapat dihalau oleh rakyat. Pada tahun 1904 Belanda kembali menyerang tanah Gayo. Pada saat itu Belanda juga menyerang daerah Danau Toba. Pada tahun 1907, pasukan Belanda menyerang kubu pertahanan pasukan Sisingamangaraja XII di Pakpak. Sisingamangaraja gugur dalam penyerangan itu. Jenazahnya dimakamkan di Tarutung, kemudian dipindahkan ke Balige. h. Perang Aceh XII (1870-1907) Sejak terusan Suez dibuka pada tahun 1869, kedudukan Aceh makin penting baik dari segi strategi perang maupun untuk perdagangan. Belanda ingin menguasai Aceh. Sejak tahun 1873 Belanda menyerang Aceh. Rakyat Aceh mengadakan perlawanan di bawah pemimpin-pemimpin Aceh antara lain Panglima Polim, Teuku Cik Ditiro, Teuku Ibrahim, Teuku Umar, dan Cut Nyak Dien. Meskipun sejak tahun 1879 Belanda dapat menguasai Aceh, namun wilayah pedalaman dan pegunungan dikuasai pejuang-pejuang Aceh. Perang gerilya membuat pasukan Belanda kewalahan. Belanda menyiasatinya dengan stelsel konsentrasi, yaitu memusatkan pasukan supaya pasukannya dapat lebih terkumpul. Belanda mengirim Dr. Snouck Hurgronje untuk mempelajari sistem kemasyarakatan penduduk Aceh. Dari penelitian yang dibuatnya, Hurgronje menyimpulkan bahwa kekuatan Aceh terletak pada peran para ulama. Penemuannya dijadikan dasar untuk membuat siasat perang yang baru.
218
Belanda membentuk pasukan gerak cepat (Marchose) untuk mengejar dan menumpas gerilyawan Aceh. Dengan pasukan marchose Belanda berhasil mematahkan serangan gerilya rakyat Aceh. Tahun 1899, Teuku Umar gugur dalam pertempuran di Meulaboh. Pasukan Cut Nyak Dien yang menyingkir ke hutan dan mengadakan perlawanan juga dapat dilumpuhkan.
219
Lembar Kerja Kelompok Nama Anggota Kelompok : 1. ............................ 2. ............................ 3. ............................ 4. ............................ 5. ............................ Petunjuk: 1. Pelajari lagi tentang materi yang telah disampaikan guru! 2. Diskusikan jawaban dari soal bersama tim atau kelompok! 3. Tuliskan jawaban pada lembar jawab yang disediakan! 4. Pastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban dari setiap soal! Soal: 1. Apakah yang melatar belakangi munculnya perlawanan bangsa Indonesia terhadap Belanda? 2. Sebutkan macam-macam perlawanan bangsa Indonesia terhadap Belanda! sebutkan tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya! Jawab: .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. ..............................................................................................................................
220
Jawab: 1. Monopoli perdagangan, kerja paksa, penarikan pajak, sewa tanah, dan tanam paksa menimbulkan banyak kerugian dan membuat sengsara rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia tidak tahan lagi. Rakyat Indonesia melakukan perlawanan memperjuangkan martabat dan kemerdekaannya. Dari seluruh penjuru tanah air timbul perlawanan terhadap penjajah Belanda. 2. a. Perlawanan terhadap VOC= Sultan Agung a. Perang Patimura = Pattimura dibantu oleh Anthony Ribok, Philip Latumahina, Ulupaha, Paulus Tiahahu, dan seorang pejuang wanita Christina Martha Tiahahu b. Perang Padri
= Datuk Bandaro, Tuanku Imam Bonjol, Perang Diponegoro, Pangeran Diponegoro, Perang Banjarmasin , Pangeran Antasari
c. Perang Bali
= Raja Buleleng dibantu oleh Gusti Ketut Jelantik.
d. Perang Sisingamangaraja XII= Sisingamangaraja e. Perang Aceh XII= Panglima Polim, Teuku Cik Ditiro, Teuku Ibrahim, Teuku Umar, dan Cut Nyak Dien.
221
Kisi-Kisi Penilian Kuis (Evaluasi) Kompetensi Dasar
Ranah Kognitif
Indikator
2.1 Mendeskripsikan
2.1.3
perjuangan para tokoh
Mengidentifikasi
pejuang pada masa
bentuk
penjajahan Belanda
tokoh
dan Jepang
melawan penjajahan
Banyak Soal
perlawanan pejuang
C1
7
Nomor Soal
Jenis Soal
1, 2, 3, 6, 8, 9, 10
Pilihan Ganda
5
Pilihan Ganda
1, 2, 3, 4, 5
Uraian
Belanda. 2.1.4 Menjelaskan
bentuk
perlawanan
tokoh
pejuang Belanda
melawan
C2, C4
8
222
Soal Kuis (Evaluasi) A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda (x) pada jawaban yang tepat (a,b,c,d)! 1.
Tokoh pejuang Indonesia yang menyerang VOC di Batavia adalah... a. Sultan Hasanuddin
c. Pangeran Diponegoro
b. Sultan Agung
d. Sultan Ageng Tirtayasa
2. Tokoh pejuang Indonesia yang menyerang VOC di Banten adalah... a. Sultan Ageng Tirtayasa
c. Sultan Hasanuddin
b. Sultan Ageng
d. Sultan Baabullah.
3. Perlawanan rakyat Maluku terhadap Belanda dipimpin oleh... a. Thomas Mali
c. Cut Nyak Dien
b. Kapten Pattimura
d. Sultan Banten
4. Pelayaran yang dilakukan oleh Belanda dalam memonopoli perdagangan di Maluku adalah... a. Pelayaran Pinisi
c. Pelayaran Maluku
b. Pelayaran Selat
d. Pelayaran Hongi
5. Alasan terjadinya perang Padri adalah... a. Pertentangan antara kaum adat dan kaum agama (kaum Padri) b. Pertentangan kaum adat dengan Belanda c. Pembagian wilayah yang tidak sesuai d. Pertentangan tentang kebijakan Belanda 6. Perang Diponegoro terjadi pada tahun... a. 22 Juli 1829
c. 1 Juni 1825
b. 20 Juli 1825
d. 4 Juni 1820
7. Perang di Bali yang berarti perang sampai titik darah penghabisan adalah... a. Perang Bali
c. Perang Puputan
b. Perang Hidup Mati
d. Perang Padri
8. Pemimpin perlawanan rakyat Bali yang terkenal adalah... a. Raja I Gusti Made
c. Nyoman Kamaru
b. Raja Buleleng
d. Nyoman Kresna
223
9. Perang Sisingamangaraja terjadi di daerah... a.
Maluku
c. Tapanuli, Sulawesi Utara
b.
Sumatera Barat
d. Sulawesi Barat
10. Tokoh wanita pada perang aceh adalah... a. Cut Nyak Dien
c. Teuku Ibrahim
b. Teuku Umar
d. Panglima Polim
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang benar! 1.
Apakah yang melatarbelakangi perlawanan terhadap VOC?
2.
Apakah yang dimaksud pelayaran hongi?
3.
Apakah yang melatarbelakangi terjadinya perang Padri?
4.
Apakah yang melatarbelakangi terjadinya perang Diponegoro?
5.
Apakah yang melatarbelakangi terjadinya perang Bali?
224
Lembar Jawab Soal Kuis (Evaluasi) Siswa Nama
: .....................
No.Absen
: .....................
A. Pilihan Ganda 1
A
B
C
D
6
A
B
C
D
2
A
B
C
D
7
A
B
C
D
3
A
B
C
D
8
A
B
C
D
4
A
B
C
D
9
A
B
C
D
5
A
B
C
D
10
A
B
C
D
B. Uraian ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ...................................................................................................................
225
Kunci Jawaban Soal Kuis (Evaluasi) A. Pilihan Ganda 1. B
6. B
2. A
7. C
3. B
8. B
4. D
9. C
5. A
10. A
B. Uraian 1.
Yang melatarbelakangi terjadinya perlawanan terhadap VOC adalah sikap Belanda yang memberlakukan monopoli perdagangan, kerja paksa, penarikan pajak, sewa tanah, dan tanam paksa yang menimbulkan banyak kerugian dan membuat rakyat sengsara.
2.
Pelayaran hongi adalah pelayaran patroli yang dilakukan VOC dengan maksud mencegah pedagang pribumi menjual kepada selain pedagang Belanda.
3.
Perang Padri bermula dari pertentangan antara kaum adat dan kaum agama (kaum Padri). Kaum Padri ingin memurnikan pelaksanaan agama Islam. Gerakan Padri itu ditentang oleh kaum adat. Terjadilah bentrokan-bentrokan antara keduanya.
4.
Perang Diponegoro berawal dari kekecewaan Pangeran Diponegoro atas campur tangan Belanda terhadap istana dan tanah tumpah darahnya. Kekecewaan itu memuncak ketika Patih Danureja atas perintah Belanda memasang tonggak-tonggak untuk membuat rel kereta api melewati makam leluhurnya.
5.
Penyebab perang Bali adalah Belanda ingin menghapus hukum tawan karang dan memaksa raja-raja Bali mengakui kedaulatan Belanda di Bali.
226
PENSKORAN: A. Pilihan Ganda No soal
Skor
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
1
10
1
JUMLAH
10
B. Uraian No soal
Skor
1
5
2
5
3
5
4
5
5
5
JUMLAH
25
Skor maksimal = skor maksimal pil.ganda + skor maksimal uraian = 10 + 25 = 35
227
Video Pembelajaran tentang Tokoh Pejuang melawan Penjajah
228
Lampiran 10
HASIL OBSERVASI KETERAMPILAN GURU SIKLUS I
229
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU SIKLUS I PERTEMUAN KE 1 Nama SD
: SDN Wonosari 03
Kelas / Semester
: V A (lima A) / 2 (dua)
Materi
: Penjajahan Belanda di Indonesia
Nama Guru
: Handal Setyo Adi Prakoso
Hari / Tanggal
: Kamis, 19 Maret 2015
Petunjuk : 1. Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan ! a. Nilai 0 jika tidak ada deskriptor/item yang tampak. b. Nilai 1 jika ada 1 deskriptor/item yang tampak. c. Nilai 2 jika ada 2 deskriptor/item yang tampak. d. Nilai 3 jika ada 3 deskriptor/item yang tampak. e. Nilai 4 jika semua deskriptor/item yang tampak. (Rusman, 2014:98) 2.
No. 1.
2.
3.
Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan. Indikator
Deskriptor
Mengkondisikan siswa agar siap dan termotivasi dalam mengikuti pelajaran dengan meminta anak untuk menyiapkan diri masuk ke dalam kelas dan memperhatikan guru. (keterampilan membuka pelajaran). Melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab (keterampilan membuka pelajaran).
1. Mempersiapkan ruangan. 2. Mempersiapkan sumber belajar. 3. Memimpin doa. 4. Mengecek kehadiran siswa. 1. Melakukan apersepsi. 2. Bertanya tentang materi yang lalu 3. Menarik perhatian siswa 4. Menimbulkan motivasi. 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Menuliskan tujuan
Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang “Penjajahan Belanda dan Jepang” (keterampilan
Check (√)
Jumlah
√ √
3 √ √
2 √ √ √
3
230
No.
Indikator membuka pelajaran).
4.
5.
6.
7.
Membimbing siswa untuk membentuk kelompok belajar siswa (keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan)
Menyampaikan materi “Penjajahan Belanda dan Jepang” dengan video pembelajaran “Penjajahan Belanda dan Jepang” (keterampilan menjelaskan, keterampilan mengadakan variasi)
Membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok (keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil).
Melakukan tanya jawab kepada
Deskriptor
Check (√)
Jumlah
pembelajaran. 3. Menyampaikan kegiatan pembelajaran. 4. Mengajukan pertanyaan tindak lanjut 1. Mengatur tempat duduk 2. Membagi kelompok belajar 3. Membimbing siswa masuk ke dalam kelompok belajar. 4. Menjelaskan tugas siswa dalam kelompok belajar. 1. Menampilkan video sebagai media Audiovisual. 2. Memberikan penjelasan mengenai isi materi media Audiovisual terhadap siswa 3. Memberi kesempatan bertanya. 4. Memberi pertanyaan pada siswa. 1. Membimbing siswa dalam jalannya kerja kelompok. 2. Membimbing siswa untuk mendiskusikan pekerjaan yang diberikan. 3. Memberi kesempatan pada siswa untuk menyampaikan hasil diskusi. 4. Memberikan konfirmasi terhadap hasil diskusi kelompok. 1. Memberikan
√
√ √ √
4
√ √
√
3
√ √
√
√
√
3
2
231
No.
Indikator
Deskriptor
siswa tentang hasil diskusi terhadap lembar kerja kelompok yang telah dilakukan siswa (keterampilan bertanya).
2. 3. 4.
8.
Memberikan evaluasi kepada siswa berupa kuis. (keterampilan mengelola kelas, mengadakan variasi)
1.
2.
3.
4. 9.
Mengevaluasi hasil kerja siswa dengan rentang angka 0-100 (keterampilan menutup pelajaran)
1. 2.
3. 4. 10.
11.
Memberikan penghargaan atas 1. keberhasilan kelompok dan memberikan penguatan terhadap 2. hasil kerja siswa dengan mengumumkan hasil pemerolehan 3. kelompok dan sticker juara. (keterampilan memberi penguatan). 4.
Menutup pelajaran (keterampilan menutup pelajaran).
1. 2. 3. 4.
Jumlah Skor
pertanyaan Memberikan acuan Memindahkan giliran menjawab Memberikan waktu berpikir Memberikan kesempatan siswa untuk menjawab pertanyaan guru. Membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan. Membimbing jalannya kuis untuk dikerjakan siswa secara mandiri Memberikan konfirmasi jawaban Menghitung skor kelompok Penghitungan perkembangan skor individu Memberi pengakuan skor kelompok Mengumumkan hasil skor kelompok Memberi penguatan verbal Memberi penguatan gestural Memberi penguatan dengan sentuhan Memberi penguatan tentang materi yang disampaikan Menyimpulkan materi Melakukan refleksi Memberikan evaluasi Memberikan umpan balik
Check (√)
Jumlah
√
√
2 √
√ √
2
√
2 √ √ √
3
√
29
232
Keterangan : Skor terendah
= 11 x 0 = 0
Skor tertinggi
= 11 x 4 = 44
Median
= = 44 + 0 2 = 22 (Poerwanti dkk,2008: 6.9)
n
= ( T- R) + 1 = (44-0) +1 = 45 (Poerwanti dkk ,2008: 6.9)
Q1 =
( n+1 )
= ¼ (45+1) = 11,5 jadi nilai Q1 adalah 11,5 Q2 = ( n+1 ) = 2/4 (45+1) = 23 jadi nilai Q2 adalah 23 Q3 = ¾ (n + 1) = ¾ (45+1) = 34,5 jadi nilai Q3 adalah 34,5 T = 44
233
Kriteria Penilaian Data Kualitatif Skala Penilaian
Kategori Penilaian
34,5 ≤ skor ≤ 44
Sangat Baik
23 ≤ skor < 34,5
Baik
11,5 ≤ skor < 23
Cukup
0 ≤ skor < 11,5
Kurang
(Poerwanti dkk, 2008: 6.9)
Jumlah Skor = 29 Kategori = Baik
Semarang, 19 Maret 2015 Kolaborator,
Ambar Kustiyah FM, S.Pd. NIP. 196207161983042008
234
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU SIKLUS I PERTEMUAN KE 2 Nama SD
: SDN Wonosari 03
Kelas / Semester
: V A (lima A) / 2 (dua)
Materi
: Penjajahan Belanda di Indonesia
Nama Guru
: Handal Setyo Adi Prakoso
Hari / Tanggal
: Rabu, 25 Maret 2015
Petunjuk : 1. Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan ! a. Nilai 0 jika tidak ada deskriptor/item yang tampak. b. Nilai 1 jika ada 1 deskriptor/item yang tampak. c. Nilai 2 jika ada 2 deskriptor/item yang tampak. d. Nilai 3 jika ada 3 deskriptor/item yang tampak. e. Nilai 4 jika semua deskriptor/item yang tampak. (Rusman, 2014:98) 2. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan. No. 1.
2.
Indikator Mengkondisikan siswa agar siap dan termotivasi dalam mengikuti pelajaran dengan meminta anak untuk menyiapkan diri masuk ke dalam kelas dan memperhatikan guru. (keterampilan membuka pelajaran). Melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab (keterampilan membuka pelajaran).
Deskriptor
Check (√)
1. Mempersiapkan ruangan.
√
2. Mempersiapkan sumber belajar. 3. Memimpin doa. 4. Mengecek kehadiran siswa.
√
1. Melakukan apersepsi.
√
2. Bertanya tentang materi yang lalu 3. Menarik perhatian siswa
√
√ √
Jumlah
4
3
√
4. Menimbulkan motivasi. 3.
Menyampaikan tujuan 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang “Penjajahan pembelajaran. Belanda dan Jepang” (keterampilan 2. Menuliskan tujuan membuka pelajaran). pembelajaran.
2
235
No.
4.
5.
6.
7.
8.
Indikator
Membimbing siswa untuk membentuk kelompok belajar siswa (keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan)
Menyampaikan materi “Penjajahan Belanda dan Jepang” dengan video pembelajaran “Penjajahan Belanda dan Jepang” (keterampilan menjelaskan, keterampilan mengadakan variasi)
Membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok (keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil).
Deskriptor 3. Menyampaikan kegiatan pembelajaran. 4. Mengajukan pertanyaan tindak lanjut 1. Mengatur tempat duduk 2. Membagi kelompok belajar 3. Membimbing siswa masuk ke dalam kelompok belajar. 4. Menjelaskan tugas siswa dalam kelompok belajar. 1. Menampilkan video sebagai media audiovisual. 2. Memberikan penjelasan mengenai isi materi media audiovisual terhadap siswa 3. Memberi kesempatan bertanya. 4. Memberi pertanyaan pada siswa. 1. Membimbing siswa dalam jalannya kerja kelompok
2. Membimbing siswa untuk mendiskusikan pekerjaan yang diberikan 3. Memberi kesempatan pada siswa untuk menyampaikan hasil diskusi 4. Memberikan konfirmasi terhadap hasil diskusi kelompok Melakukan tanya jawab kepada 1. Memberikan pertanyaan siswa tentang hasil diskusi terhadap 2. Memberikan acuan lembar kerja kelompok yang telah 3. Memindahkan giliran dilakukan siswa (keterampilan menjawab bertanya). 4. Memberikan waktu berpikir Memberikan evaluasi kepada siswa 1. Memberikan kesempatan berupa kuis. (keterampilan siswa untuk menjawab mengelola kelas, mengadakan pertanyaan guru. variasi) 2. Membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan.
Check (√)
Jumlah
√ √ √ √ √
4
√ √ √
3
√ √ √
√
4
√ √ √
2
√
3 √
236
No.
9.
10.
11.
Indikator
Deskriptor
Mengevaluasi hasil kerja siswa dengan rentang angka 0-100 (keterampilan menutup pelajaran)
Memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok dan memberikan penguatan terhadap hasil kerja siswa dengan mengumumkan hasil pemerolehan kelompok dan sticker juara. (keterampilan memberi penguatan). Menutup pelajaran (keterampilan menutup pelajaran).
3. Membimbing jalannya kuis untuk dikerjakan siswa secara mandiri 4. Memberikan konfirmasi jawaban 1. Menghitung skor kelompok 2. Penghitungan perkembangan skor individu 3. Memberi pengakuan skor kelompok 4. Mengumumkan hasil skor kelompok 1. Memberi penguatan verbal 2. Memberi penguatan gestural 3. Memberi penguatan dengan sentuhan 4. Memberi penguatan tentang materi yang disampaikan 1. Menyimpulkan materi 2. Melakukan refleksi 3. Memberikan evaluasi 4. Memberikan umpan balik
Jumlah Skor Keterangan : Skor terendah
= 11 x 0 = 0
Skor tertinggi
= 11 x 4 = 44
Median
= = 44 + 0 2 = 22 (Poerwanti dkk,2008: 6.9)
n
= ( T- R) + 1 = (44-0) +1 = 45 (Poerwanti dkk ,2008: 6.9)
Check (√)
Jumlah
√
√ √ √
4
√ √ √
3 √ √ √ √
4
√
34
237
Q1 =
( n+1 )
= ¼ (45+1) = 11,5 jadi nilai Q1 adalah 11,5 Q2 = ( n+1 ) = 2/4 (45+1) = 23 jadi nilai Q2 adalah 23 Q3 = ¾ (n + 1) = ¾ (45+1) = 34,5 jadi nilai Q3 adalah 34,5 T = 44
Kriteria Penilaian Data Kualitatif Skala Penilaian
Kategori Penilaian
34,5 ≤ skor ≤ 44
Sangat Baik
23 ≤ skor < 34,5
Baik
11,5 ≤ skor < 23
Cukup
0 ≤ skor < 11,5
Kurang
(Poerwanti dkk, 2008: 6.9) Jumlah Skor = 34 Kategori = Sangat Baik
Semarang, 25 Maret 2015 Kolaborator,
Ambar Kustiyah FM, S.Pd. NIP. 196207161983042008
238
Lampiran 11
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I
239
DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA Siklus I Pertemuan ke-1 No
Nama Siswa
1. RH 2. AA 3. AS 4. INW 5. MGD 6. AM 7. DA 8. EPW 9. AFS 10. AZS 11. AHM 12. CV 13. DM 14. EPP 15. FRS 16. FHD 17. IP 18. LNS 19. LST 20. LW 21 MSB 22 MAW 23 MGR 24 MFR 25 OWS 26 PS 27 RAW 28 RZ 29 RZM 30 SSS 31 SAN 32 SEP 33 SN 34 TAP 35 ZCC 36 AH 37 NK 38 SBL 39 MM Total Skor Rata-rata
Indikator 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 125 3,2
2 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 3 3 4 3 1 1 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 56 1,4
3 2 4 3 4 2 4 3 2 2 2 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 4 2 3 3 3 4 115 2,9
4 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 97 2,4
5 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 2 2 2 3 4 4 2 2 2 4 4 2 2 4 4 120 3,0
6 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 4 4 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 98 2,5
7 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 2 2 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 2 1 0 1 1 1 21 0,5
8 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 2 0 0 0 15 0,3
9 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 4 2 4 2 2 2 4 2 2 2 4 93 2,3
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 41 1,0
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0,1
Total Skor
Persentase
16 16 22 20 22 17 22 17 16 16 16 21 28 30 21 16 18 17 20 20 24 21 16 16 26 18 17 16 16 20 22 23 18 20 26 22 20 20 22 785 20,1
36,36% 36,36% 50,00% 45,45% 50,00% 38,64% 50,00% 38,64% 36,36% 36,36% 36,36% 47,73% 63,64% 68,18% 47,73% 36,36% 40,91% 38,64% 45,45% 45,45% 54,55% 47,73% 36,36% 36,36% 59,09% 40,91% 38,64% 36,36% 36,36% 45,45% 50,00% 52,27% 40,91% 45,45% 59,09% 50,00% 45,45% 45,45% 50,00% 1784,09% 45,75%
Semarang, 19 Maret 2015 Observer,
Fika Ratna Dila NIM. 1401411455
240
DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA Siklus I Pertemuan ke-2 No
Nama Siswa
1. RH 2. AA 3. AS 4. INW 5. MGD 6. AM 7. DA 8. EPW 9. AFS 10. AZS 11. AHM 12. CV 13. DM 14. EPP 15. FRS 16. FHD 17. IP 18. LNS 19. LST 20. LW 21 MSB 22 MAW 23 MGR 24 MFR 25 OWS 26 PS 27 RAW 28 RZ 29 RZM 30 SSS 31 SAN 32 SEP 33 SN 34 TAP 35 ZCC 36 AH 37 NK 38 SBL 39 MM Total Skor Rata-rata
Indikator 1 4 3 3 2 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 124 3,1
2 3 4 2 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 2 2 2 4 2 2 3 2 4 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 96 2,4
3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 116 2,9
4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 4 4 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 99 2,5
5 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 121 3,1
6 4 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 124 3,1
7 0 1 0 1 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 2 0 2 0 2 2 0 2 29 0,7
8 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 2 0 0 0 0 3 0 0 3 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 21 0,5
9 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 132 3,3
10 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 113 2,8
11 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 7 0,1
Total Skor
Persentase
29 29 28 27 27 27 30 27 27 26 28 26 25 28 24 24 26 24 29 27 26 29 23 23 27 24 25 24 23 22 22 23 19 23 21 22 24 21 23 982 25,17
65,91% 65,91% 63,64% 61,36% 61,36% 61,36% 68,18% 61,36% 61,36% 59,09% 63,64% 59,09% 56,82% 63,64% 54,55% 54,55% 59,09% 54,55% 65,91% 61,36% 59,09% 65,91% 52,27% 52,27% 61,36% 54,55% 56,82% 54,55% 52,27% 50,00% 50,00% 52,27% 43,18% 52,27% 47,73% 50,00% 54,55% 47,73% 52,27% 2231,82% 57,23%
Semarang, 25 Maret 2015 Observer,
Fika Ratna Dila NIM. 1401411455
241
Lampiran 12
HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I
242
REKAP NILAI HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VA SDN WONOSARI 03 SIKLUS I
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan
dan
mempertahankaan
kemerdekaan Indonesia Kompetensi Dasar
: 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
No.
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
RH AA AS INW MGD AM DA EPW AFS AZS AHM CV DM EPP FRS FHD IP LNS LST LW MSB MAW MGR
Nilai Tes Pertemuan 1 54 40 71 43 74 51 71 74 57 68 71 54 86 60 68 68 63 68 63 34 63 71 63
Pertemuan 2 46 40 86 28 60 37 40 83 34 71 71 60 94 66 68 80 51 66 54 48 77 63 86
Rata-rata 50 40 78,5 35,5 67 44 55,5 78,5 45,5 69,5 71 57 90 63 68 74 57 67 58,5 41 70 67 74,5
Keterangan Belum tuntas Belum tuntas Tuntas Belum tuntas Tuntas Belum tuntas Belum tuntas Tuntas Belum tuntas Tuntas Tuntas Belum tuntas Tuntas Belum tuntas Tuntas Tuntas Belum tuntas Tuntas Belum tuntas Belum tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
243
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
MFR OWS PS RAW RZ RZM SSS SAN SEP SN TAP ZCC AH NK SBL MM
60 57 57 60 37 54 43 63 60 66 80 83 40 57 68 83 Persentase ketuntasan klasikal
83 60 77 68 51 60 43 43 66 63 88 80 31 57 80 86
71,5 58,5 67 64 44 57 43 53 63 64,5 84 81,5 35,5 57 74 84,5
Tuntas Belum tuntas Tuntas Belum tuntas Belum tuntas Belum tuntas Belum tuntas Belum tuntas Belum tuntas Belum tuntas Tuntas Tuntas Belum tuntas Belum tuntas Tuntas Tuntas 46,15 %
Semarang, 25 Maret 2015 Peneliti,
Handal Setyo Adi Prakoso NIM. 1401411396
244
SKOR PERKEMBANGAN INDIVIDU MODEL PEMBELAJARAN STAD BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL SIKLUS I
No.
1
Skor dasar 1 (nilai terakhir Nama Siswa siswa sebelum penelitian) RH 44
Selisih nilai (kuis 1 dengan skor dasar 1) 10
Skor Perkembangan
Skor dasar 2 Hasil Kuis 1
Individu 1
Selisih nilai
Skor
kuis 2 dengan
Perkembangan
skor dasar 2
Individu 2
20
54
-8
10
2
AA
82
-42
0
40
0
10
3
AS
56
15
20
71
15
20
4
INW
57
-14
0
43
-15
0
5
MGD
45
29
20
74
-14
0
6
AM
42
9
20
51
-14
0
7
DA
65
6
20
71
-31
0
8
EPW
58
16
20
74
9
20
9
AFS
32
25
20
57
-23
0
10
AZS
63
5
20
68
3
20
11
AHM
64
7
20
71
0
10
12
CV
64
-10
0
54
6
20
13
DM
64
22
20
86
8
20
14
EPP
54
6
20
60
6
20
15
FRS
55
13
20
68
0
10
16
FHD
78
-10
0
68
12
20
17
IP
51
12
20
63
-12
0
18
LNS
65
3
20
68
-2
10
19
LST
48
15
20
63
-9
10
20
LW
43
-9
10
34
14
20
21
MSB
61
2
20
63
14
20
22
MAW
65
6
20
71
-8
10
23
MGR
46
17
20
63
23
20
24
MFR
41
19
20
60
23
20
25
OWS
78
-21
0
57
3
20
26
PS
47
10
20
57
20
20
27
RAW
63
-3
10
60
8
20
28
RZ
32
5
20
37
14
20
245
No.
29
Skor dasar 1 (nilai terakhir Nama Siswa siswa sebelum penelitian) RZM 78
Selisih nilai (kuis 1 dengan skor dasar 1) -24
Skor Perkembangan
Skor dasar 2 Hasil Kuis 1
Individu 1
Selisih nilai
Skor
kuis 2 dengan
Perkembangan
skor dasar 2
Individu 2
0
54
6
20
30
SSS
81
-38
0
43
0
10
31
SAN
54
9
20
63
-20
0
32
SEP
64
-4
10
60
6
20
33
SN
53
13
20
66
-3
10
34
TAP
63
17
20
80
8
20
35
ZCC
78
5
20
83
-3
10
36
AH
81
-41
0
40
-9
10
37
NK
78
-21
0
57
0
10
38
SBL
68
0
10
68
12
20
39
MM
79
4
20
83
3
20
246
SKOR PERKEMBANGAN KELOMPOK MODEL PEMBELAJARAN STAD BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL SIKLUS I
Pertemuan I
No.Absen
Nama
Skor Perkembangan Individu
Rata-rata
Keterangan
Kelompok 1 19
LST
20
21
MSB
20
23
MGR
20
27
RAW
10
28
RZ
34
TAP
20
35
ZCC
20
36
AH
0
37
NK
0 Kelompok 3
24
MFR
20
25
OWS
0
26
PS
20
38
SBL
10 Kelompok 4
4
INW
0
11
AHM
20
14
EPP
20
20
LW
10
30
SSS
0 Kelompok 5
3
AS
20
18
LNS
20
32
SEP
10
33
SN
20
39
MM
20
17,5
Tim yang baik sekali
20 Kelompok 2
10
12,5
10
18
Tim yang baik
Tim yang baik
Tim yang baik
Tim yang baik sekali
247
Kelompok 6 1
RH
20
8
EPW
20
9
AFS
20
10
AZS
20 Kelompok 7
22
MAW
20
15
FRS
20
29
RZM
0
5
MGD
20 Kelompok 8
17
IP
20
31
SAN
20
16
FHD
0
2
AA
0 Kelompok 9
6
AM
20
7
DA
20
12
CV
0
13
DM
20
20
Tim yang baik sekali
15
10
15
Tabel Penghitungan perkembangan skor kelompok Slavin (dalam Rusman, 2014) No.
Rata-rata Skor
1. 2.
0
3.
16 < N < 20
4.
21 < N < 30
Kualifikasi Tim yang baik (good team) Tim yang baik sekali (great team) Tim yang istimewa (super team)
Tim yang baik
Tim yang baik
Tim yang baik
248
SKOR PERKEMBANGAN KELOMPOK MODEL PEMBELAJARAN STAD BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL SIKLUS I Pertemuan II No.Absen
Nama
Skor Perkembangan Individu
Rata-rata
Kelompok 1 19
LST
10
21
MSB
20
23
MGR
20
27
RAW
20
28
RZ
34
TAP
20
35
ZCC
10
36
AH
10
37
NK
10 Kelompok 3
24
MFR
20
25
OWS
20
26
PS
20
38
SBL
20 Kelompok 4
4
INW
0
11
AHM
10
14
EPP
20
20
LW
20
30
SSS
10 Kelompok 5
3
AS
20
18
LNS
10
32
SEP
20
33
SN
10
39
MM
1
RH
10
8
EPW
20
9
AFS
0
10
AZS
20
18
Keterangan
Tim yang baik sekali
20 Kelompok 2
12,5
20
12
16
Tim yang baik
Tim yang baik sekali
Tim yang baik
Tim yang baik sekali
20 Kelompok 6
12,5
Tim yang baik
249
Kelompok 7 22
MAW
10
15
FRS
10
29
RZM
20
5
MGD
0 Kelompok 8
17
IP
0
31
SAN
0
16
FHD
20
2
AA
10 Kelompok 9
6
AM
0
7
DA
0
12
CV
20
13
DM
20
10
7,5
10
Tim yang baik
Tim yang baik
Tim yang baik
Tabel Penghitungan perkembangan skor kelompok Slavin (dalam Rusman, 2014) No.
Rata-rata Skor
1. 2.
0
3.
16 < N < 20
4.
21 < N < 30
Kualifikasi Tim yang baik (good team) Tim yang baik sekali (great team) Tim yang istimewa (super team)
250
Lampiran 13
CATATAN LAPANGAN SIKLUS I
251
CATATAN LAPANGAN Selama Pembelajaran IPS Model Pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual di SDN Wonosari 03 Siklus
:1
Pertemuan ke
:1
Ruang Kelas
: VA
Nama Peneliti
: Handal Setyo Adi Prakoso
Hari/Tanggal
: Kamis, 19 Maret 2015
Pukul
: 07.00 – 09.00 WIB
Catatlah keaadan lapangan sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya ! Sebelum pembelajaran dimulai, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran maupun alat penunjang media pembelajaran yaitu Liquid Crystal Display, rol, laptop. Pembelajaran dimulai pada PKL. 07.00 dengan baris terlebih dahulu di depan kelas, dan siswa masuk satu persatu ke dalam kelas. Kemudian peneliti memimpin doa untuk mengawali kegiatan pembelajaran. Sebelum masuk pada kegiatan inti pembelajaran, guru melakukan pengarahan terhadap siswa atas model dan sistematika pembelajaran selama kegiatan penelitian. Pada kegiatan awal ,beberapa siswa belum kondusif. Terdapat 2 siswa yang berbicara sendiri ketika kegiatan awal, peneliti segera mengkondisikan dengan menegur siswa untuk memperhatikan dan konsentrasi terhadap kegiatan pembelajaran. Setelah tampak kondusif, peneliti memberitahukan tujuan pembelajaran serta bentuk kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa. Selanjutnya, peneliti melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab kepada siswa tentang kedatangan Belanda di Indonesia. Peneliti memberikan pengarahan kepada siswa untuk membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 anak. Setelah setiap kelompok mengondisikan untuk kegiatan dalam kelompok, guru memberikan pengantar dengan memberikan materi pembelajaran yaitu kedatangan Belanda di Indonesia. Selanjutnya, peneliti menayangkan video pembelajaran yaitu video mengenai kedatangan Belanda di Indonesia yang menjadi bahan diskusi dalam kelompok.
252
Setelah video ditayangkan, peneliti melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa tentang video yang sudah ditayangkan. Peneliti membagikan lembar kerja kelompok yang berisi soal sebagai bahan diskusi kelompok belajar. Pada proses diskusi dalam kelompok, masih terdapat beberapa siswa yang tidak aktif dalam kelompok dan beberapa lainnya bermain dengan temannya. Melihat kondisi tersebut, peneliti memberikan teguran dan arahan pada kelompok agar proses kegiatan dalam kelompok dapat kondusif dan maksimal. Waktu yang diberikan dalam diskusi kelompok adalah 20 menit, namun karena tiap kelompok belum dapat memaksimalkan waktu yang diberikan dan pekerjaan belum selesai peneliti memberikan toleransi waktu menjadi 30 menit. Setelah kegiatan diskusi kelompok, peneliti memberikan kesempatan kepada perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Setelah semua perwakilan kelompok mempresentasikan hasilnya, peneliti memberikan konfirmasi mengenai jawaban yang sudah dipresentasikan. Pada kegiatan penutup, peneliti memberikan evaluasi dengan memberikan kuis yang dikerjakan secara individu. Sebelum mengerjakan soal kuis, peneliti memberikan kesempatan siswa untuk kembali menata tempat duduk dari posisi berkelompok menjadi posisi semula. Peneliti memberikan arahan tentang aturan dalam mengerjakan soal kuis. Peneliti menampilkan soal kuis pada layar LCD. Setelah dilakukan kuis, peneliti menyimpulkan apa saja yang diperoleh pada pembelajaran dan memberitahukan materi pertemuan selanjutnya. Sebelum mengakhiri pembelajaran peneliti mengucapkan salam dan mempersilahkan siswa untuk istirahat, pembelajaran selesai pada PKL 09.00 WIB
Observer,
Fika Ratna Dila NIM. 1401411455
253
CATATAN LAPANGAN Selama Pembelajaran IPS Model Pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual di SDN Wonosari 03 Siklus
:1
Pertemuan ke
:2
Ruang Kelas
: VA
Nama Peneliti
: Handal Setyo Adi Prakoso
Hari/Tanggal
: Rabu, 25 Maret 2015
Pukul
: 07.00 – 09.00 WIB
Catatlah keaadan lapangan sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya ! PKL 06.30 WIB peneliti mempersiapkan instrumen serta alat penunjang media pembelajaran di dalam kelas. Pada saat bel berbunyi, peneliti menyiapkan siswa untuk berbaris di depan kelas sebelum memasuki ruangan kelas. Setelah semuanya memasuki ruangan, peneliti mengecek kesiapan siswa untuk menerima pelajaran berupa posisi tempat duduk, meja, seragam, dll. Setelah semuanya terkondisikan, peneliti memimpin untuk berdoa sebelum memulai pelajaran kemudian menanyakan kabar siswa. Selanjutnya peneliti mengecek kehadiran siswa dengan memanggil satu per satu sesuai dengan nomor urut absen. Peneliti memulai pelajaran dengan bertanya jawab dengan materi pada pertemuan sebelumnya yaitu kedatangan Belanda di Indonesia, kondisi siswa pada pertemuan ini lebih kondusif dari pada pertemuan sebelumnya. Kemudian peneliti memberitahukan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini serta kegiatan yang akan dilakukan siswa. Peneliti memberikan pengantar mengenai materi yang diberikan yaitu „Perlawanan Tokoh Pejuang dalam Melawan Belanda di Indonesia‟. Sembari peneliti menerangkan, siswa dipersilahkan untuk mencatat hal-hal yang penting untuk dicatat, namun beberapa siswa tidak mencatat materi yang diberikan karena hanya memperhatikan penjelasan dari peneliti. Setelah peneliti memberikan materi pengantar, peneliti menampilkan video pembelajaran tentang perlawanan tokoh pejuang dalam melawan Belanda di Indonesia kurang lebih berdurasi 10 menit.
254
Setelah menampilkan video, peneliti melakukan penguatan terhadap materi yang disampaikan dengan melakukan tanya jawab supaya siswa dapat menerima materi dengan jelas. Kemudian, peneliti mempersilahkan siswa untuk berkelompok sesuai dengan pertemuan sebelumnya untuk melakukan kegiatan diskusi dalam kelompok. Peneliti memberikan lembar kerja pada tiap kelompok sebagai bahan untuk diskusi. Peneliti memberi pengarahan pada tiap kelompok agar tiap kelompok dapat berdiskusi dengan optimal. Beberapa kelompok tidak menggunakan buku sebagai referensi dalam menjawab soal diskusi, peneliti memberikan arahan untuk menggunakan buku sebagai referensi untuk menjawab soal diskusi. Setelah selesai diskusi selama kurang lebih 20 menit, peneliti mempersilahkan
perwakilan
kelompok
untuk
maju
ke
depan
untuk
mempresentasikan hasil diskusi. Peneliti mengkonfirmasi jawaban yang sudah dipresentasikan, kemudian mengajak para siswa untuk bertepuk tangan untuk menghargai siswa yang sudah maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi. Selanjutnya, siswa mengerjakan soal kuis secara individu sebagai evaluasi pembelajaran. Selanjutnya, peneliti mengumumkan hasil kuis yang diakumulasi secara kelompok sesuai dengan pemerolehan peringkat kelompok. Peneliti memberikan reward sesuai dengan peringkat yang diperoleh kelompok, pada saat diumumkan pemerolehan kelompok beberapa siswa berteriak teriak karena antusias untuk mengetahui pemerolehan kelompok. Peneliti memberikan refleksi dan kesimpulan dan mempersilahkan siswa untuk istirahat pada PKL 09.00 WIB. Observer,
Fika Ratna Dila NIM. 1401411455
255
Lampiran 14
Foto Kegiatan Siklus I
Guru membimbing siswa
untuk berbaris sebelum masuk ruang kelas
Guru mengajak siswa berdoa sebelum memulai pelajaran
Guru melakukan presensi dengan memanggil satu per satu siswa
256
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru memberikan materi pengantar kepada siswa
Guru menampilkan media pembelajaran berupa video pembelajaran (audiovisual)
257
Siswa berdiskudi dalam kelompok melalui arahan guru
Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok
Siswa mengerjakan soal kuis secara individu
258
Guru memberikan reward atas prestasi kelompok belajar
Guru menutup pembelajaran
259
Lampiran 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SEMESTER I Disusun sebagai perangkat pembelajaran pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas Siklus II
Oleh HANDAL SETYO ADI PRAKOSO NIM: 1401411396
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
260
PENGGALAN SILABUS PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN I Sekolah Kelas Mata Pelajaran Standar Kompetensi
: SDN Wonosari 03 Semarang : VA : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia
Kompetensi Dasar
: 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang masa penjajahan Belanda dan Jepang
Indikator
Materi Pokok
Kegiatan pembelajaran
Alokasi Waktu
Penilaian
Sumber Belajar dan Media
2.1.5
Perjuangan
1. Salam, berdoa, presensi.
2x35 menit
1. Prosedur
Mengidentifik
Melawan
2. Guru melakukan apersepsi
(1x perte-
tes: tes
V,
asi peristiwa
Penjajahan
muan)
hasil/tes
proses, dan
kedatangan
Jepang
akhir.
standar isi
dengan tanya jawab. 3. Guru menyampaikan
standar
Jepang di
tujuan pembelajaran
Indonesia.
tentang materi
tes
Pengetahuan
2.1.6
“Perlawanan Melawan
tertulis
Sosial untuk
Menjelaskan
Penjajahan Jepang”.
3. Bentuk
4. Guru mengkondisikan
tes:
Penyusun:
bentuk
2. Jenis tes:
- Silabus kelas
- BSE. Ilmu
SD/MI KelasV
penderitaan
kelas dengan membentuk
pilihan
Syamsiyah,
rakyat
kelompok belajar siswa
ganda dan
dkk.
Indonesia
(4-5 siswa). (eksplorasi)
uraian
Halaman:89
pada
masa
5.Siswa memperhatikan
- BSE. Ilmu
L
pendudukan
penjelasan materi oleh
Pengetahuan
e
Jepang.
guru dengan bantuan
Sosial untuk
m
media audiovisual dengan
SD/MI Kelas 5
b
seksama.
Penyusun:
a
(eksplorasi)
Susilaningsih,
r
6. Siswa diberi kesempatan
dkk
untuk bertanya.
Halaman:133-
P
(eksplorasi)
135
e
- Video
n
7.Guru memberikan lembar kerja kelompok yaitu soal
pembelajaran
i
tentang “Perjuangan
“Kedatangan
l
261
Melawan Penjajahan
Jepang di
a
Jepang” untuk bahan
Indonesia”
i
diskusi kelompok.
a
(eksplorasi)
n
8.Siswa berdiskusi dalam tim mengenai pekerjaan yang diberikan oleh guru. (elaborasi) 9. Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis secara individu tentang materi yang telah dipelajari. (elaborasi) 10.Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0100.(eksplorasi) 11.Guru memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok. 12.Siswa diminta untuk mempelajari materi yang telah diajarkan dan materi yang akan datang.
u
262
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN I
I.
Satuan Pendidikan
: SDNegeri Wonosari 03
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester
: V-A / II
Alokasi Waktu
: 1 x pertemuan (3 x 35 menit)
Waktu Pelaksanaan
:
Standar Kompetensi 2.
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia
II.
Kompetensi Dasar 2.1
Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
III.
Indikator 2.1.5 2.1.6
Mengidentifikasi peristiwa kedatangan Jepang di Indonesia. Menjelaskan bentuk penderitaan rakyat Indonesia pada masa pendudukan Jepang.
IV.
Tujuan Pembelajaran 1.
Melalui tayangan video tentang peristiwa kedatangan Jepang di Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi peristiwa kedatangan Jepang di Indonesia dengan benar.
2.
Melalui diskusi kelompok, siswa dapat mengidentifikasi sebab bangsa Jepang ingin menguasai Indonesia dengan benar.
3.
Melalui kegiatan kuis, siswa dapat menjelaskan bentuk kebijakan Jepang saat menjajah bangsa Indonesia dengan benar.
V.
Materi Ajar Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang
263
VI.
Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab, dan diskusi, kuis
VII.
Model Pembelajaran Model kooperatif students teams achievment division berbantuan media Audiovisual.
VIII. Langkah-langkah Pembelajaran I. Kegiatan Awal 1. Salam, berdoa, presensi. 2. Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab sebagai berikut: “Pada tahun berapa bangsa Jepang datang ke Indonesia?” 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. II. Kegiatan Inti 1. Guru mengkondisikan kelas dengan membentuk kelompok belajar siswa (4-5 siswa). (eksplorasi) 2. Siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru dengan bantuan video tentang “Kedatangan Jepang di Indonesia” dengan seksama. (eksplorasi) 3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya. (eksplorasi) 4. Guru memberikan lembar kerja kelompok berupa soal tentang “Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang” untuk bahan diskusi kelompok. (eksplorasi) 5. Siswa berdiskusi dalam tim mengenai pekerjaan yang diberikan oleh guru. (elaborasi) II. Kegiatan Penutup 1. Siswa
bersama
guru
membuat
rangkuman
pembelajaran
“Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang”. 2. Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis secara individu tentang materi yang telah dipelajari. (elaborasi) 3. Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. (eksplorasi)
264
4. Guru memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok. 5. Siswa diminta untuk mempelajari materi yang telah diajarkan dan materi yang akan datang. 6. Berdoa untuk mengakhiri pelajaran. IX. Media dan Sumber Belajar 1. Media Video pembelajaran “Kedatangan Jepang di Indonesia” 2. Sumber Belajar
Silabus kelas V, standar proses, dan standar isi
BSE. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5 Penyusun: Syamsiyah, dkk . Halaman:89
BSE. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5 Penyusun: Susilaningsih, dkk . Halaman:133-135
X. Penilaian 1. Prosedur penilaian:
Tes awal
Tes Proses
Tes hasi;
2. Teknik penilaian:
Tes
Non Tes
265
3. Bentuk tes:
Obyektif (Pilihan Ganda)
Subyektif (Uraian)
Semarang, 28 Maret 2015 Guru Kelas,
Peneliti,
Ambar Kustiyah FM, S.Pd. NIP. 196207161983042008
Handal Setyo Adi Prakoso NIM. 1401411396
Kepala Sekolah SDN Wonosari 03
Sutriyono, S.Pd.SD NIP. 196305081983041005
266
Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang Bangsa Jepang pernah menguasai Indonesia selama 3,5 tahun. Namun, pendudukan dalam waktu yang singkat ini menyebabkan penderitaan yang luar biasa. Pada bagian ini kita akan membahas kedatangan Bangsa Jepang ke Indonesia, penderitaan rakyat pada masa pendudukan Jepang, dan perlawanan menentang penjajahan Jepang. 1. Kedatangan Jepang di Indonesia Dalam Perang Dunia II (1939-1945), Jepang bergabung dengan Jerman dan Italia melawan Sekutu. Sekutu terdiri dari Amerika, Inggris, Belanda, dan Perancis. Pada tanggal 8 Desember 1941 pasukan Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbour (Hawai). Terjadilah Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya. Dalam waktu singkat, pasukan Jepang menyerbu dan menduduki Filipina, Myanmar, Malaya, Singapura,dan Indonesia.
Ketika masuk wilayah Indonesia, pertama-tama Jepang menduduki daerah penghasil minyak seperti Tarakan, Balikpapan, dan Palembang. Kemudian perhatian Jepang diarahkan untuk menguasai Pulau Jawa. Tanggal 1 Maret 1942 pasukan Jepang berhasil mendarat di tiga tempat secara serempak di Pulau Jawa, yaitu di Teluk Banten, Eretan Wetan (Pantura), dan Pasuruan (Jawa Timur). Tanggal 5 Maret 1942 pasukan Jepang sudah berhasil menguasai Batavia. Tanggal 8 Maret 1942 Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda Letjen Ter Poorten atas nama Angkatan Perang Sekutu menyerah tanpa syarat kepada Angkatan Perang Jepang yang dipimpin Letjen Hithoshi Imamura. Upacara serah terima ditandatangani di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Pasukan Jepang disambut dengan sukacita penuh harapan oleh rakyat Indonesia. Jepang dianggap sebagai pembebas bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Padahal Jepang punya rencana tersembunyi. Ada beberapa alasan Jepang menduduki Indonesia, antara lain sebagai berikut. a. Indonesia kaya akan bahan-bahan mentah, seperti minyak bumi dan batu bara.
267
b. Wilayah Indonesia menghasilkan banyak produksi pertanian yang dibutuhkan tentara Jepang dalam peperangan. c. Indonesia memiliki tenaga manusia dalam jumlah besar yang diperlukan untuk membantu perang Jepang. Setelah menduduki Indonesia, Jepang berusaha menarik simpati rakyat Indonesia. Ada tiga hal yang dilakukan Jepang, yaitu: 1. mengijinkan mengibarkan bendera Merah Putih; 2. mengijinkan
rakyat
Indonesia
menyanyikan
lagu
Indonesia
Raya. 3. larangan hari.
menggunakan
Bahasa
bahasa
pergaulan
Belanda
sehari-hari
dalam
pergaulan
sehari
diganti
dengan
bahasa
Indonesia. Untuk memikat hati rakyat, Jepang membuat propaganda tiga A. Propaganda yang dilancarkan Jepang itu berisi: 1. Jepang pemimpin Asia, 2. Jepang pelindung Asia, 3. Jepang cahaya Asia. Kegembiraan rakyat Indonesia atas kedatangan tentara Jepang tidak berlangsung lama. Pasukan Jepang mulai berubah perangai. Jepang mulai mengadakan pemerasan dan penindasan. Bahkan lebih rakus dan lebih kejam dari penjajah Belanda. Penderitaan rakyat Indonesia semakin parah. Penderitaan rakyat Indonesia selama masa penjajahan Jepang antara lain sebagai berikut. 1. Jepang merampas hasil pertanian rakyat, seperti padi dan jagung untuk persediaan makanan pasukan Jepang. Akibatnya, rakyat tidak punya cukup makanan dan kelaparan. Karena kurang gizi rakyat mudah terserang penyakit. Berbagai penyakit, seperti tipes, kolera, beri-beri, dan malaria merajalela di mana-mana. Obat-obatan sulit didapatkan. Banyak rakyat Indonesia terpaksa memakai pakaian dari karung goni, karet lempengan, atau bahkan pakaian dari daun rumbia. Karena penderitaan itu, ribuan rakyat meninggal.
268
2. Pemerintah Jepang sangat ketat melakukan pengawasan terhadap pemberitaan. Media masa disegel. 3. Jepang juga memanfaatkan rakyat Indonesia untuk diperas tenaganya bagi keperluan Jepang. Para pekerja paksa pada zaman Jepang disebut romusha. Jepang mengerahkan rakyat Indonesia khususnya para pemuda untuk membangun prasarana perang, seperti: kubu-kubu, jalan raya, bandar udara, benteng, jembatan, dan sarana perang lainnya. Para romusha harus bekerja berat dalam bahaya serangan Sekutu yang selalu mengancam. Tenaga mereka diperas secara berlebihan, sementara makanan tidak diperhatikan. Mereka tinggal dan tidur dalam barak-barak yang kotor dan tidak sehat. Banyak romusha mati karena kelaparan, kecapaian, terkena serangan Sekutu, atau karena terserang penyakit. Selain romusha, banyak barisan dibentuk untuk kepentingan Jepang, seperti: a. Seinendan (barisan pemuda), b. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), c. Fujinkai (Barisan Wanita), d. Suishintai (Barisan Pelopor), e. Jibakutai (Barisan Berani Mati), f. Gakutotai (Barisan Pelajar), g. Peta (Pembela Tanah Air). 4. Banyak wanita Indonesia yang terpaksa melayani nafsu bejat pasukan Jepang. Kebanyakan dari antara mereka tertipu karena bujukan dan janjijanji tentara Jepang yang akan memberikan lapangan pekerjaan yang baik dengan gaji yang lumayan.
269
Lembar Kerja Kelompok Nama Anggota Kelompok : 1. ............................ 2. ............................ 3. ............................ 4. ............................ 5. ............................ Petunjuk: 1. Pelajari lagi tentang materi yang telah disampaikan guru! 2. Diskusikan jawaban dari soal bersama tim atau kelompok! 3. Tuliskan jawaban pada lembar jawab yang disediakan! 4. Pastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban dari setiap soal! Soal: 1. Peristiwa apa yang terjadi sebelum Jepang menguasai Indonesia? Ceritakanlah peristiwa tersebut dengan runtut! 2. Apakah alasan Jepang menduduki Indonesia? Jelaskan! 3. Sebutkan langkah Jepang dalam menarik simpati rakyat Indonesia! 4. Sebutkan apa saja kebijakan Jepang yang menyebabkan penderitaan bagi bangsa Indonesia! 5. Sebutkan dan jelaskan barisan yang dibentuk untuk membantu kepentingan Jepang! Jawab: .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. ..............................................................................................................................
270
Jawab: 1. Peristiwa sebelum Jepang datang ke Indonesia adalah sebagai berikut. Dalam Perang Dunia II (1939-1945), Jepang bergabung dengan Jerman dan Italia melawan
Sekutu. Sekutu terdiri dari Amerika, Inggris, Belanda, dan
Perancis. Pada tanggal 8 Desember 1941 pasukan Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbour (Hawai). Terjadilah Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya. Dalam waktu singkat, pasukan Jepang menyerbu dan menduduki Filipina, Myanmar, Malaya, Singapura,dan Indonesia. 2. Ada beberapa alasan Jepang menduduki Indonesia, antara lain sebagai berikut. a. Indonesia kaya akan bahan-bahan mentah, seperti minyak bumi dan batu bara. b. Wilayah Indonesia menghasilkan banyak produksi pertanian yang dibutuhkan tentara Jepang dalam peperangan. c. Indonesia memiliki tenaga manusia dalam jumlah besar yang diperlukan untuk membantu perang Jepang. 3. Setelah menduduki Indonesia, Jepang berusaha menarik simpati rakyat Indonesia. Ada tiga hal yang dilakukan Jepang, yaitu: a. mengijinkan mengibarkan bendera Merah Putih; b. mengijinkan rakyat Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya. c. larangan menggunakan bahasa Belanda dalam pergaulan sehari hari. Bahasa
pergaulan
sehari-hari
diganti
dengan
bahasa
Indonesia. 4. Penderitaan rakyat Indonesia selama masa penjajahan Jepang antara lain sebagai berikut. a.
Jepang merampas hasil pertanian rakyat, seperti padi dan jagung untuk persediaan makanan pasukan Jepang. Akibatnya, rakyat tidak punya cukup makanan dan kelaparan. Karena kurang gizi rakyat mudah terserang penyakit. Berbagai penyakit, seperti tipes, kolera, beri-beri, dan malaria merajalela di mana-mana. Obat-obatan sulit didapatkan. Banyak
271
rakyat Indonesia terpaksa memakai pakaian dari karung goni, karet lempengan, atau bahkan pakaian dari daun rumbia. Karena penderitaan itu,ribuan rakyat meninggal. b. Pemerintah Jepang sangat ketat melakukan pengawasan terhadap pemberitaan. Media masa disegel. c. Jepang juga memanfaatkan rakyat Indonesia untuk diperas tenaganya bagi keperluan Jepang. Para pekerja paksa pada zaman Jepang disebut romusha. 5. Barisan dibentuk untuk kepentingan Jepang, seperti: a. Seinendan (barisan pemuda), b. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), c. Fujinkai (Barisan Wanita), d. Suishintai (Barisan Pelopor), e. Jibakutai (Barisan Berani Mati), f. Gakutotai (Barisan Pelajar), g. Peta (Pembela Tanah Air).
272
Kisi-Kisi Penilian Kuis (Evaluasi) Kompetensi Dasar
Ranah Kognitif
Indikator
2.1 Mendeskripsikan
2.1.5
perjuangan para tokoh
Mengidentifikasi
pejuang pada masa
peristiwa
penjajahan Belanda
kedatangan Jepang
dan Jepang
di Indonesia..
C1, C2
Banyak Soal
9
Nomor Soal
Jenis Soal
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Pilihan Ganda
I, II
Uraian
8,9,10
Pilihan Ganda
2,4, 5
Uraian
2.1.6
Menjelaskan bentuk penderitaan rakyat Indonesia masa Jepang.
C1, C2,
pada C4
pendudukan
6
273
Soal Kuis (Evaluasi) A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda (x) pada jawaban yang tepat (a,b,c,d)! 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dibawah ini yang termasuk negara sekutu adalah... a. Amerika b. Jepang c. Rusia d. Jerman Pada tanggal 8 Desember 1941 pasukan jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika yaitu.. a. Pasifik b. Bogota c. Pearl Harbour d. Pearl Country Pada tanggal berapa Jepang mendarat di Pulau Jawa? a. 13 Maret 1940 b. 1 Maret 1942 c. 1 Oktober 1942 d. 10 Maret 1942 Siapakah Panglima Angkatan Perang Hinda Belanda saat menyerah tanpa syarat kepada Jepang? a. Van den Bosch b. Daendels c. Letjen Ter Poorten d. Imamura Siapakah pemimpin angkatan perang Jepang saat invasi ke Indonesia? a. Nakamura Maeda b. Laksamana Maeda c. Nakamura d. Letjen Hitoshi Imamura Di manakah upacara serah terima penyerahan Indonesia dari Belanda diserahkan pada Jepang? a. Indramayu b. Sukabumi c. Bandung d. Kalijati, Subang, Jawa Barat Dibawah ini merupakan salah satu isi dari gerakan tiga A a. Jepang penjajah Asia b. Jepang pengayom Asia
274
c. Jepang pelindung Asia d. Jepang pilihan Asia 8. Barisan bentukan Jepang yang terdiri dari barisan pemuda adalah a. Seinendan b. Keibodan c. Suishintai d. Gakukotai 9. Barisan bentukan Jepang yang terdiri barisan wanita adalah... a. Fujinkai b. Peta c. Heiho d. TRI 10. Barisan yang artinya adalah pembela tanah air adalah... a. Heiho b. PETA c. Seinendan d. Keibodan B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang benar! 1. Sebutkan 3 negara yang merupakan anggota sekutu! 2. Apakah alasan Jepang menduduki Indonesia? Jelaskan! 3. Sebutkan 3 isi gerakan tiga A! 4. Sebutkan apa saja kebijakan Jepang yang menyebabkan penderitaan bagi
bangsa Indonesia! 5. Sebutkan dan jelaskan minimal 3 barisan yang dibentuk untuk membantu
kepentingan Jepang!
275
Lembar Jawab Soal Kuis (Evaluasi) Siswa Nama
: .....................
No.Absen
: .....................
A. Pilihan Ganda 1
A
B
C
D
6
A
B
C
D
2
A
B
C
D
7
A
B
C
D
3
A
B
C
D
8
A
B
C
D
4
A
B
C
D
9
A
B
C
D
5
A
B
C
D
10
A
B
C
D
B. Uraian ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ...................................................................................................................
276
Kunci Jawaban Soal Kuis (Evaluasi) A. Pilihan Ganda 1. A
6. D
2. C
7. C
3. B
8. A
4. C
9. A
5. D
10. B
B. Uraian 1. Anggota sekutu adalah Amerika, Inggris, Belanda, dan Perancis. 2. a. Indonesia kaya akan bahan-bahan mentah, seperti minyak bumi dan batu bara. a. Wilayah Indonesia menghasilkan banyak produksi pertanian yang dibutuhkan tentara Jepang dalam peperangan. b. Indonesia memiliki tenaga manusia dalam jumlah besar yang diperlukan untuk membantu perang Jepang. 3. Isi gerakan tiga A: 1. Jepang pemimpin Asia, 2. Jepang pelindung Asia, 3. Jepang cahaya Asia. 4.
Kebijakan Jepang yang merugikan bangsa Indonesia. a.
Jepang merampas hasil pertanian rakyat, seperti padi dan jagung untuk persediaan makanan pasukan Jepang. Akibatnya, rakyat tidak punya cukup makanan dan kelaparan. Karena kurang gizi rakyat mudah terserang penyakit. Berbagai penyakit, seperti tipes, kolera, beri-beri, dan malaria merajalela di mana-mana. Obat-obatan sulit didapatkan. Banyak rakyat Indonesia terpaksa memakai pakaian dari karung goni, karet lempengan, atau bahkan pakaian dari daun rumbia. Karena penderitaan itu,ribuan rakyat meninggal.
b.
Pemerintah Jepang sangat ketat melakukan pengawasan terhadap pemberitaan. Media masa disegel.
277
c.
Jepang juga memanfaatkan rakyat Indonesia untuk diperas tenaganya bagi keperluan Jepang. Para pekerja paksa pada zaman Jepang disebut romusha.
5. Barisan dibentuk untuk kepentingan Jepang, seperti: a. Seinendan (barisan pemuda), b. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), c. Fujinkai (Barisan Wanita), d. Suishintai (Barisan Pelopor), e. Jibakutai (Barisan Berani Mati), f. Gakutotai (Barisan Pelajar), g. Peta (Pembela Tanah Air).
278
PENSKORAN: A. Pilihan Ganda No soal
Skor
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
1
10
1
JUMLAH
10
B. Uraian No soal
Skor
1
5
2
5
3
5
4
5
5
5
JUMLAH
25
Skor maksimal = skor maksimal pil.ganda + skor maksimal uraian = 10 + 25 = 35
279
Video kedatangan Jepang di Indonesia
280
PENGGALAN SILABUS PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN II Sekolah Kelas Mata Pelajaran Standar Kompetensi
: SDN Wonosari 03 Semarang : VA : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia
Kompetensi Dasar
: 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang masa penjajahan Belanda dan Jepang
Indikator
Materi Pokok
Kegiatan pembelajaran
Alokasi Waktu
Penilaian
Sumber Belajar dan Media
2.1.7
Peristiwa
1. Salam, berdoa, presensi.
2x35 menit
1. Prosedur
Mengidentifik
Perlawanan
2. Guru melakukan apersepsi
(1x perte-
tes: tes
V,
asi peristiwa
Terhadap
muan)
hasil/tes
proses, dan
perlawanan
Jepang
akhir.
standar isi
dengan tanya jawab. 3. Guru menyampaikan
standar
terhadap
tujuan pembelajaran
Jepang di
tentang materi
tes
Pengetahuan
Indonesia..
“Peristiwa Perlawanan
tertulis
Sosial untuk
2.1.8
Terhadap Jepang”.
3. Bentuk
4. Guru mengkondisikan
tes:
Penyusun:
Mengidentifik
2. Jenis tes:
- Silabus kelas
- BSE. Ilmu
SD/MI KelasV
asi peristiwa
kelas dengan membentuk
pilihan
Syamsiyah,
perlawanan
kelompok belajar siswa
ganda dan
dkk.
terhadap
(4-5 siswa). (eksplorasi)
uraian
Halaman:89
Jepang di
5.Siswa memperhatikan
- BSE. Ilmu
L
Indonesia.
penjelasan materi oleh
Pengetahuan
e
2.1.9
guru dengan bantuan
Sosial untuk
m
Menjelaskan
media audiovisual dengan
SD/MI Kelas 5
b
peristiwa
seksama.
Penyusun:
a
perlawanan
(eksplorasi)
Susilaningsih,
r
terhadap
6. Siswa diberi kesempatan
dkk.
bangsa Jepang
untuk bertanya.
Halaman:133-
P
di Indonesia.
(eksplorasi)
135
e
- Video
n
7.Guru memberikan lembar kerja kelompok yaitu soal
pembelajaran
i
tentang “Peristiwa
“Peristiwa
l
281
Perlawanan Terhadap
Perlawanan
a
Jepang” untuk bahan
Terhadap
i
diskusi kelompok.
Jepang”
a
(eksplorasi)
n
8.Siswa berdiskusi dalam tim mengenai pekerjaan yang diberikan oleh guru. (elaborasi) 9. Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis secara individu tentang materi yang telah dipelajari. (elaborasi) 10.Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0100.(eksplorasi) 11.Guru memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok. 12.Siswa diminta untuk mempelajari materi yang telah diajarkan dan materi yang akan datang.
u
282
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN II
I.
Satuan Pendidikan
: SDNegeri Wonosari 03
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester
: V-A / II
Alokasi Waktu
: 1 x pertemuan (3 x 35 menit)
Waktu Pelaksanaan
:
Standar Kompetensi 2.
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia
II.
Kompetensi Dasar i)
Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
2. Indikator 2.1.7
Mengidentifikasi peristiwa perlawanan terhadap Jepang di Indonesia.
2.1.8
Mengetahui tokoh-tokoh perlawanan terhadap Jepang.
2.1.9
Menjelaskan peristiwa perlawanan terhadap bangsa Jepang di Indonesia.
3. Tujuan Pembelajaran 1.
Melalui tayangan video tentang peristiwa perlawanan terhadap bangsa Jepang di Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi peristiwa perlawan terhadap Jepang di Indonesia dengan benar.
2.
Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menyebutkan tokoh perlawanan terhadap Jepang minimal tiga tokoh.
3.
Melalui kegiatan kuis, siswa dapat menjelaskan peristiwa perlawanan terhadap bangsa Jepang saat menjajah bangsa Indonesia dengan benar.
4. Materi Ajar Peristiwa Perlawanan Terhadap Jepang
283
5. Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab, dan diskusi, kuis 6. Model Pembelajaran Model kooperatif students teams achievment division berbantuan media Audiovisual. 7. Langkah-langkah Pembelajaran I. Kegiatan Awal 1. Salam, berdoa, presensi. 2. Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab sebagai berikut: “Pada tahun berapa bangsa Jepang datang ke Indonesia?” 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. II. Kegiatan Inti 1. Guru mengkondisikan kelas dengan membentuk kelompok belajar siswa (4-5 siswa). (eksplorasi) 2. Siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru dengan bantuan video tentang “Peristiwa Perlawanan Terhadap Jepang” dengan seksama. (eksplorasi) 3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya. (eksplorasi) 4. Guru memberikan lembar kerja kelompok berupa soal tentang “Peristiwa Perlawanan Terhadap Jepang” untuk bahan diskusi kelompok. (eksplorasi) 5. Siswa berdiskusi dalam tim mengenai pekerjaan yang diberikan oleh guru. (elaborasi) II. Kegiatan Penutup 1. Siswa bersama guru membuat rangkuman pembelajaran “Peristiwa Perlawanan Terhadap Jepang” 2. Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis secara individu tentang materi yang telah dipelajari. (elaborasi) 3. Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. (eksplorasi) 4. Guru memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok.
284
5. Siswa diminta untuk mempelajari materi yang telah diajarkan dan materi yang akan datang. 6. Berdoa untuk mengakhiri pelajaran. IX. Media dan Sumber Belajar 1. Media Video pembelajaran “Peristiwa Perlawanan Terhadap Jepang”. 2. Sumber Belajar
Silabus kelas V, standar proses, dan standar isi
BSE. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5 Penyusun: Syamsiyah, dkk . Halaman:89
BSE. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5 Penyusun: Susilaningsih, dkk . Halaman:133-135
X. Penilaian 1. Prosedur penilaian:
Tes awal
Tes Proses
Tes hasil
2. Teknik penilaian:
Tes
Non Tes
285
3. Bentuk tes:
Obyektif (Pilihan Ganda)
Subyektif (Uraian)
Semarang, 1 April 2015 Guru Kelas,
Peneliti,
Ambar Kustiyah FM, S.Pd. NIP. 196207161983042008
Handal Setyo Adi Prakoso NIM. 1401411396
Kepala Sekolah SDN Wonosari 03
Sutriyono, S.Pd.SD NIP. 196305081983041005
286
Perlawanan Terhadap Bangsa Jepang di Indonesia
Untuk kepentingan perang Jepang, rakyat diperas dan dipaksa bekerja. Jepang menggerakkan pekerja paksa yaitu Romusha. Mereka dipaksa bekerja di tengah hutan, di tebing, pantai, sungai untuk membuat lapangan terbang dan kubu-kubu pertahanan serta rel kereta api. Romusha dipekerjakan di dalam dan luar negeri seperti Burma, Malaysia dan Thailand. Akibat penjajahan Jepang, rakyat kelaparan, kurang pangan, dan sandang. Rakyat dipaksa menanam padi sebanyak-banyaknya dan jarak untuk dijadikan pelumas mesin-mesin dan pesawat. Jepang berkuasa di Indonesia selama kurang lebih tiga setengah tahun. Penderitaan lahir batin yang dialami rakyat Indonesia selama pendudukan Jepang di Indonesia menimbulkan rasa benci dan pemberontakan di berbagai wilayah Indonesia. Pemberontakan-pemberontakan itu antara lain sebagai berikut. 1. Perlawanan rakyat Aceh di Cot Plieng tahun 1942 Perlawanan ini dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Perlawanan rakyat Aceh juga terjadi di Mereudu pada tahun 1944. 2. Perlawanan di Kaplongan, Jawa Barat Jepang memaksa petani di Kaplongan untuk menyerahkan sebagian hasil buminya. Petani marah. Terjadilah perlawanan terhadap pasukan Jepang. 2. Perlawanan di Lohbener, Jawa Barat Petani di Lohbener menolak memberikan hasil panen padi kepada Jepang. Terjadilah peperangan terhadap pasukan Jepang. 3. Perlawanan di Pontianak, Kalimantan Barat Penduduk dipaksa untuk membuat pelabuhan dan lapangan terbang. Para pemimpin sepakat untuk menyerang Jepang. Perlawanan terjadi pada tanggal 16 Oktober 1943. Mereka ditangkap dan dibunuh. 4. Perlawanan Peta di Gumilir, Cilacap Perlawanan Peta Gumilir, Cilacap terjadi pada bulan Juni 1945. Perlawanan ini dipimpin oleh Kusaeri, komandan regu Peta di Cilacap.
287
Kusaeri menyerah tetapi tidak dijatuhi hukuman. Sudirman berhasil menolong dan membebaskannya. 5. Perlawanan di Singaparna, Jawa Barat Perlawanan Singaparna dipimpin oleh Kiai Haji Zainal Mustafa. Beliau menolak seikeirei (membungkukkan badan kepada Kai-sar Jepang Tenno Heika) dan menentang romusha. Beliau memandang hal itu bertentangan dengan ajaran Islam. 6. Perlawanan Peta di Blitar, Jawa Timur Tentara Peta di Blitar memberontak di bawah pimpinan Shodanco F.X. Supriyadi. Namun Jepang dapat mematahkan perlawanan ini. Supriyadi dan teman-temanya ditangkap oleh tentara Jepang. Pada tanggal 15 Maret 1945, perwira-perwira Peta yang memberontak diadili di Pengadilan Militer Jepang di Jakarta. Dalam pengadilan itu, mereka dijatuhi hukuman mati. Perwiraperwira Peta yang dijatuhi hukuman mati antara lain Muradi, Dr. Ismangil, Suparyono, Sunarto, Halim Mangkudijaya, dan Supriyadi. Namun, Supriyadi menghilang dan tidak menghadiri persidangan.
288
Lembar Kerja Kelompok Nama Anggota Kelompok : 1.
............................
2.
............................
3.
............................
4.
............................
5.
............................ Petunjuk: 1. Pelajari lagi tentang materi yang telah disampaikan guru! 2. Diskusikan jawaban dari soal bersama tim atau kelompok! 3. Tuliskan jawaban pada lembar jawab yang disediakan! 4. Pastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban dari setiap soal! Soal: 1. Apakah yang melatarbelakangi terjadinya perlawanan rakyat Indonesia terhadap Jepang? 2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat peristiwa perlawanan terhadap Jepang! Jawab: .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. ..............................................................................................................................
289
Jawab: 1. Untuk kepentingan perang Jepang, rakyat diperas dan dipaksa bekerja. Jepang menggerakkan pekerja paksa yaitu Romusha. Mereka dipaksa bekerja di tengah hutan, di tebing, pantai, sungai untuk membuat lapangan terbang dan kubu-kubu pertahanan serta rel kereta api. Romusha dipekerjakan di dalam dan luar negeri seperti Burma, Malaysia dan Thailand. Akibat penjajahan Jepang, rakyat kelaparan, kurang pangan, dan sandang. Rakyat dipaksa menanam padi sebanyak-banyaknya dan jarak untuk dijadikan pelumas mesin-mesin dan pesawat. Jepang berkuasa di Indonesia selama kurang lebih tiga setengah tahun. Penderitaan lahir batin yang dialami rakyat Indonesia selama pendudukan Jepang di Indonesia menimbulkan rasa benci dan pemberontakan di berbagai wilayah Indonesia. 2. Pemberontakan dan tokoh perlawanan terhadap Jepang adalah sebagai berikut: 1. Perlawanan rakyat Aceh di Cot Plieng tahun 1942 Perlawanan ini dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Perlawanan rakyat Aceh juga terjadi di Mereudu pada tahun 1944. 2. Perlawanan di Kaplongan, Jawa Barat Jepang memaksa petani di Kaplongan untuk menyerahkan sebagian hasil buminya. Petani marah. Terjadilah perlawanan terhadap pasukan Jepang. 3. Perlawanan di Lohbener, Jawa Barat Petani di Lohbener menolak memberikan hasil panen padi kepada Jepang. Terjadilah peperangan terhadap pasukan Jepang. 4. Perlawanan di Pontianak, Kalimantan Barat Penduduk dipaksa untuk membuat pelabuhan dan lapangan terbang. Para pemimpin sepakat untuk menyerang Jepang. Perlawanan terjadi pada tanggal 16 Oktober 1943. Mereka ditangkap dan dibunuh. 5. Perlawanan Peta di Gumilir, Cilacap Perlawanan Peta Gumilir, Cilacap terjadi pada bulan Juni 1945. Perlawanan ini dipimpin oleh Kusaeri, komandan regu Peta di Cilacap.
290
Kusaeri menyerah tetapi tidak dijatuhi hukuman. Sudirman berhasil menolong dan membebaskannya. 6. Perlawanan di Singaparna, Jawa Barat Perlawanan Singaparna dipimpin oleh Kiai Haji Zainal Mustafa. Beliau menolak seikeirei (membungkukkan badan kepada Kai-sar Jepang Tenno Heika) dan menentang romusha. Beliau memandang hal itu bertentangan dengan ajaran Islam. 7. Perlawanan Peta di Blitar, Jawa Timur Tentara Peta di Blitar memberontak di bawah pimpinan Shodanco F.X. Supriyadi. Namun Jepang dapat mematahkan perlawanan ini. Supriyadi dan teman-temanya ditangkap oleh tentara Jepang. Pada tanggal 15 Maret 1945, perwira-perwira Peta yang memberontak diadili di Pengadilan Militer Jepang di Jakarta. Dalam pengadilan itu, mereka dijatuhi hukuman mati. Perwira-perwira Peta yang dijatuhi hukuman mati antara lain Muradi, Dr. Ismangil, Suparyono, Sunarto, Halim Mangkudijaya, dan Supriyadi. persidangan.
Namun,
Supriyadi
menghilang
dan
tidak
menghadiri
291
Kisi-Kisi Penilian Kuis (Evaluasi) Kompetensi Dasar
Indikator
Ranah Kognitif
2.1 Mendeskripsikan
2.1.7
perjuangan para tokoh
Mengidentifikasi
pejuang pada masa penjajahan Belanda
peristiwa perlawanan C2, C2 terhadap Jepang di
dan Jepang
Indonesia.
Banyak Soal
Nomor Soal
Jenis Soal
1,2,3,4, 5,7,8
Pilihan Ganda
3
Uraian
6,9,10
Pilihan Ganda
4,5
Uraian
8
2.1.7 Mengetahui
tokoh-
tokoh
perlawanan C1 terhadap Jepang
5
2.1.8 Menjelaskan peristiwa perlawanan C2, C4 terhadap bangsa Jepang di Indonesia.
2
4,5
Uraian
292
Soal Kuis (Evaluasi) A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda (x) pada jawaban yang tepat (a,b,c,d)! 1. Barisan yang artinya adalah pembela tanah air adalah... a. Heiho b. PETA c. Seinendan d. Keibodan 2. Istilah bentukan barisan Jepang yang berarti barisan pemuda adalah... b. Gakukotai c. Seinendan d. Peta e. Fujinkai 3. Istilah bentukan barisan Jepang yang berarti barisan wanita adalah... a. Gakukotai b. Seinendan c. Peta d. Fujinkai 4. Istiliah kerja paksa saat jaman pendudukan Jepang adalah... a. Cultur stelsel b. Kerja Rodi c. Romusha d. Heiho 5. Kemana sajakah para romusha dikirim ke luar negeri? a. Burma, Malaysia, Thailand b. Singapura c. Amerika d. Inggris 6. Siapakah pemimpin Perlawanan rakyat Aceh di Cot Plieng? a. Patimura b. Teuku Abdul Jalil c. Diponegoro d. Sultan Agung 7. Apakah latar belakang Perlawanan di Kaplongan, Jawa Barat? a. Jepang memaksa petani di Kaplongan untuk menyerahkan sebagian hasil buminya. b. Jepang memberikan kemakmuran. c. Jepang menduduki pusat pemerintahan. d. Jepang mendirikan 3A
293
8. Apakah istilah dalam bahasa jepang membungkukkan badan kepada Kaisar Jepang Tenno Heika? a. Seikerei. b. Jibakutai c. Kamikase d. Katana 9. Siapakah tokoh Perlawanan rakyat di Singaparna, Jawa Barat? a. Patimura b. Teuku Umur c. KH. Zainal Mustafa d. Cut Nyak Dien 10. Tentara Peta di Blitar memberontak di bawah pimpinan... a. Shodanco F.X. Supriyadi b. Soekarno c. Isdiman d. Ahmad Dahlan B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang benar! 1. Apakah alasan utama rakyat Indonesia melakukan perlawanan terhadap Jepang? 2. Apakah latar belakang perlawanan rakyat di Kaplongan, Jabar? 3. Apakah yang disebut dengan seikerei? 4. Siapakah yang menentang seikerei? 5. Siapakah yang memimpin perlawanan Jepang di Blitar?
294
Lembar Jawab Soal Kuis (Evaluasi) Siswa Nama
: .....................
No.Absen
: .....................
A. Pilihan Ganda 1
A
B
C
D
6
A
B
C
D
2
A
B
C
D
7
A
B
C
D
3
A
B
C
D
8
A
B
C
D
4
A
B
C
D
9
A
B
C
D
5
A
B
C
D
10
A
B
C
D
B. Uraian ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ...................................................................................................................
295
Kunci Jawaban Soal Kuis (Evaluasi) A. Pilihan Ganda 1. B
6. B
2. B
7. A
3. D
8. A
4. C
9. C
5. A
10. A
B. Uraian 1) Untuk kepentingan perang Jepang, rakyat diperas dan dipaksa bekerja. Jepang menggerakkan pekerja paksa yaitu Romusha. Mereka dipaksa bekerja di tengah hutan, di tebing, pantai, sungai untuk membuat lapangan terbang dan kubu-kubu pertahanan serta rel kereta api. Romusha dipekerjakan di dalam dan luar negeri seperti Burma, Malaysia dan Thailand. Akibat penjajahan Jepang, rakyat kelaparan, kurang pangan, dan sandang. Rakyat dipaksa menanam padi sebanyak-banyaknya dan jarak untuk dijadikan pelumas mesin-mesin dan pesawat. Jepang berkuasa di Indonesia selama kurang lebih tiga setengah tahun. Penderitaan lahir batin yang dialami rakyat Indonesia selama pendudukan Jepang di Indonesia menimbulkan rasa benci dan pemberontakan di berbagai wilayah Indonesia. 2) Jepang memaksa petani di Kaplongan untuk menyerahkan sebagian hasil buminya. 3) Membungkukkan badan kepada Kai-sar Jepang Tenno Heika 4) KH. Zainal Mustofa 5) Shodanco F.X. Supriyadi
296
PENSKORAN: A. Pilihan Ganda No soal
Skor
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
1
10
1
JUMLAH
10
B. Uraian No soal
Skor
1
5
2
5
3
5
4
5
5
5
JUMLAH
25
Skor maksimal = skor maksimal pil.ganda + skor maksimal uraian = 10 + 25 = 35
297
Video Peristiwa Perlawanan Terhadap Jepang
298
Lampiran 16
LAMPIRAN HASIL OBSERVASI KETERAMPILAN GURU SIKLUS II
299
LEMBAR PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU SIKLUS II PERTEMUAN KE 1 Nama SD
: SDN Wonosari 03
Kelas / Semester
: V A (lima A) / 2 (dua)
Materi
: Penjajahan Belanda di Indonesia
Nama Guru
: Handal Setyo Adi Prakoso
Hari / Tanggal
: Sabtu, 28 Maret 2015
Petunjuk : 1. Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan ! a. Nilai 0 jika tidak ada deskriptor/item yang tampak. b. Nilai 1 jika ada 1 deskriptor/item yang tampak. c. Nilai 2 jika ada 2 deskriptor/item yang tampak. d. Nilai 3 jika ada 3 deskriptor/item yang tampak. e. Nilai 4 jika semua deskriptor/item yang tampak. (Rusman, 2014:98) 2. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan. No. 1.
2.
3.
Indikator
Deskriptor
Mengkondisikan siswa agar siap 1. Mempersiapkan dan termotivasi dalam mengikuti ruangan. pelajaran dengan meminta anak 2. Mempersiapkan untuk menyiapkan diri masuk ke sumber belajar. dalam kelas dan memperhatikan 3. Memimpin doa. guru. (keterampilan membuka 4. Mengecek kehadiran pelajaran). siswa. Melakukan apersepsi dengan 1. Melakukan apersepsi. melakukan tanya jawab 2. Bertanya tentang (keterampilan membuka pelajaran). materi yang lalu 3. Menarik perhatian siswa 4. Menimbulkan motivasi. Menyampaikan tujuan 1. Menyampaikan pembelajaran tentang “Penjajahan tujuan pembelajaran.
Check (√)
Jumlah
√ √
4 √ √ √ √
3 √ √
300
No.
Indikator
Deskriptor
Belanda dan Jepang” (keterampilan membuka pelajaran).
4.
5.
6.
2. Menuliskan tujuan pembelajaran. 3. Menyampaikan kegiatan pembelajaran. 4. Mengajukan pertanyaan tindak lanjut Membimbing siswa untuk 1. Mengatur tempat membentuk kelompok belajar siswa duduk (keterampilan mengajar kelompok 2. Membagi kelompok kecil dan perorangan) belajar 3. Membimbing siswa masuk ke dalam kelompok belajar. 4. Menjelaskan tugas siswa dalam kelompok belajar. Menyampaikan materi “Penjajahan 1. Menampilkan video Belanda dan Jepang” dengan video sebagai media pembelajaran “Penjajahan Belanda Audiovisual. dan Jepang” (keterampilan 2. Memberikan menjelaskan, keterampilan penjelasan mengenai mengadakan variasi) isi materi media Audiovisual terhadap siswa 3. Memberi kesempatan bertanya. 4. Memberi pertanyaan pada siswa. Membimbing siswa dalam 1. Membimbing siswa berdiskusi kelompok (keterampilan dalam jalannya kerja membimbing diskusi kelompok kelompok kecil). 2. Membimbing siswa untuk mendiskusikan pekerjaan yang diberikan 3. Memberi kesempatan pada siswa untuk menyampaikan hasil diskusi
Check (√)
Jumlah
√
3 √
√ √ √
4
√
√
√
4
√ √ √
3 √
301
No.
Indikator
Deskriptor 4. Memberikan konfirmasi terhadap hasil diskusi kelompok
7.
8.
9.
10.
11.
Melakukan tanya jawab kepada siswa tentang hasil diskusi terhadap lembar kerja kelompok yang telah dilakukan siswa (keterampilan bertanya).
1. Memberikan pertanyaan 2. Memberikan acuan 3. Memindahkan giliran menjawab 4. Memberikan waktu berpikir Memberikan evaluasi kepada siswa 1. Memberikan berupa kuis. (keterampilan kesempatan siswa mengelola kelas, mengadakan untuk menjawab variasi) pertanyaan guru. 2. Membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan. 3. Membimbing jalannya kuis untuk dikerjakan siswa secara mandiri 4. Memberikan konfirmasi jawaban Mengevaluasi hasil kerja siswa 1. Menghitung Skor dengan rentang angka 0-100 Kelompok (keterampilan menutup pelajaran) 2. Penghitungan perkembangan skor individu 3. Memberi pengakuan skor kelompok 4. Mengumumkan hasil skor kelompok Memberikan penghargaan atas 1. Memberi penguatan keberhasilan kelompok dan verbal memberikan penguatan terhadap 2. Memberi penguatan hasil kerja siswa dengan gestural mengumumkan hasil pemerolehan 3. Memberi penguatan kelompok dan sticker juara. dengan sentuhan (keterampilan memberi penguatan). 4. Memberi penguatan tentang materi yang disampaikan Menutup pelajaran (keterampilan 1. Menyimpulkan menutup pelajaran). materi
Check (√)
Jumlah
√
√ √
3 √
√
2 √
√ √ √
4
√ √
2 √ √
3
302
No.
Indikator
Deskriptor 2. Melakukan refleksi 3. Memberikan evaluasi 4. Memberikan umpan balik
Jumlah Skor
Keterangan : Skor terendah
= 11 x 0 = 0
Skor tertinggi
= 11 x 4 = 44
Median
= = 44 + 0 2 = 22 (Poerwanti dkk,2008: 6.9)
n
= ( T- R) + 1 = (44-0) +1 = 45 (Poerwanti dkk ,2008: 6.9)
Q1 =
( n+1 )
= ¼ (45+1) = 11,5 jadi nilai Q1 adalah 11,5 Q2 = ( n+1 ) = 2/4 (45+1) = 23 jadi nilai Q2 adalah 23 Q3 = ¾ (n + 1) = ¾ (45+1) = 34,5 jadi nilai Q3 adalah 35 T = 44
Check (√)
Jumlah
√ √
35
303
Kriteria Penilaian Data Kualitatif Skala Penilaian
Kategori Penilaian
34,5 ≤ skor ≤ 44
Sangat Baik
23 ≤ skor < 34,5
Baik
11,5 ≤ skor < 23
Cukup
0 ≤ skor < 11,5
Kurang
(Poerwanti dkk, 2008: 6.9) Jumlah Skor = 35 Kategori = Sangat Baik
Semarang, 28 Maret 2015 Kolaborator,
Ambar Kustiyah FM, S.Pd. NIP. 196207161983042008
304
LEMBAR PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU SIKLUS II PERTEMUAN KE 2 Nama SD
: SDN Wonosari 03
Kelas / Semester
: V A (lima A) / 2 (dua)
Materi
: Penjajahan Belanda di Indonesia
Nama Guru
: Handal Setyo Adi Prakoso
Hari / Tanggal
: Sabtu, 28 Maret 2015
Petunjuk : 1. Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan ! a. Nilai 0 jika tidak ada deskriptor/item yang tampak. b. Nilai 1 jika ada 1 deskriptor/item yang tampak. c. Nilai 2 jika ada 2 deskriptor/item yang tampak. d. Nilai 3 jika ada 3 deskriptor/item yang tampak. e. Nilai 4 jika semua deskriptor/item yang tampak. (Rusman, 2014:98) 2. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan. No. 1.
2.
3.
Indikator
Deskriptor
Mengkondisikan siswa agar siap 1. Mempersiapkan dan termotivasi dalam mengikuti ruangan. pelajaran dengan meminta anak 2. Mempersiapkan sumber untuk menyiapkan diri masuk ke belajar. dalam kelas dan memperhatikan 3. Memimpin doa. guru. (keterampilan membuka 4. Mengecek kehadiran pelajaran). siswa. Melakukan apersepsi dengan 1. Melakukan apersepsi. melakukan tanya jawab 2. Bertanya tentang materi (keterampilan membuka pelajaran). yang lalu 3. Menarik perhatian siswa 4. Menimbulkan motivasi. Menyampaikan tujuan 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang “Penjajahan pembelajaran. Belanda dan Jepang” (keterampilan 2. Menuliskan tujuan
Check (√)
Jumlah
√ √ √ √
4
√ √ √
4
√ √ √
4
305
No.
Indikator membuka pelajaran).
4.
5.
6.
7.
Membimbing siswa untuk membentuk kelompok belajar siswa (keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan)
Menyampaikan materi “Penjajahan Belanda dan Jepang” dengan video pembelajaran “Penjajahan Belanda dan Jepang” (keterampilan menjelaskan, keterampilan mengadakan variasi)
Membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok (keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil).
Deskriptor
Check (√)
Jumlah
pembelajaran. 3. Menyampaikan kegiatan pembelajaran. 4. Mengajukan pertanyaan tindak lanjut 1. Mengatur tempat duduk 2. Membagi kelompok belajar 3. Membimbing siswa masuk ke dalam kelompok belajar. 4. Menjelaskan tugas siswa dalam kelompok belajar. 1. Menampilkan video sebagai media Audiovisual. 2. Memberikan penjelasan mengenai isi materi media Audiovisual terhadap siswa 3. Memberi kesempatan bertanya. 4. Memberi pertanyaan pada siswa. 1. Membimbing siswa dalam jalannya kerja kelompok 2. Membimbing siswa untuk mendiskusikan pekerjaan yang diberikan 3. Memberi kesempatan pada siswa untuk menyampaikan hasil diskusi
4. Memberikan konfirmasi terhadap hasil diskusi kelompok Melakukan tanya jawab kepada 1. Memberikan siswa tentang hasil diskusi terhadap pertanyaan lembar kerja kelompok yang telah 2. Memberikan acuan dilakukan siswa (keterampilan 3. Memindahkan giliran bertanya). menjawab
√ √ √ √ √
4
√ √
√
4
√ √ √
3 √ √
√ √
3
306
No.
8.
9.
10.
11.
Indikator
Deskriptor
4. Memberikan waktu berpikir Memberikan evaluasi kepada siswa 1. Memberikan berupa kuis. (keterampilan kesempatan siswa mengelola kelas, mengadakan untuk menjawab variasi) pertanyaan guru. 2. Membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan. 3. Membimbing jalannya kuis untuk dikerjakan siswa secara mandiri 4. Memberikan konfirmasi jawaban Mengevaluasi hasil kerja siswa 1. Menghitung Skor dengan rentang angka 0-100 Kelompok (keterampilan menutup pelajaran) 2. Penghitungan perkembangan skor individu 3. Memberi pengakuan skor kelompok 4. Mengumumkan hasil skor kelompok Memberikan penghargaan atas 1. Memberi penguatan keberhasilan kelompok dan verbal memberikan penguatan terhadap 2. Memberi penguatan hasil kerja siswa dengan gestural mengumumkan hasil pemerolehan 3. Memberi penguatan kelompok dan sticker juara. dengan sentuhan (keterampilan memberi penguatan). 4. Memberi penguatan tentang materi yang disampaikan Menutup pelajaran (keterampilan 1. Menyimpulkan materi menutup pelajaran). 2. Melakukan refleksi 3. Memberikan evaluasi 4. Memberikan umpan balik
Jumlah Skor Keterangan : Skor terendah
= 11 x 0 = 0
Skor tertinggi
= 11 x 4 = 44
Check (√)
Jumlah
√
√ √
3 √
√ √ √
4
√ √ √
3 √ √ √
3
√
39
307
Median
= = 44 + 0 2 = 22 (Poerwanti dkk,2008: 6.9)
n
= ( T- R) + 1 = (44-0) +1 = 45 (Poerwanti dkk ,2008: 6.9)
Q1 =
( n+1 )
= ¼ (45+1) = 11,5 jadi nilai Q1 adalah 11,5 Q2 = ( n+1 ) = 2/4 (45+1) = 23 jadi nilai Q2 adalah 23 Q3 = ¾ (n + 1) = ¾ (45+1) = 34,5 jadi nilai Q3 adalah 34,5 T = 44 Kriteria Penilaian Data Kualitatif Skala Penilaian Kategori Penilaian 34,5 ≤ skor ≤ 44 Sangat Baik 23 ≤ skor < 34,5 Baik 11,5 ≤ skor < 23 Cukup 0 ≤ skor < 11,5 Kurang (Poerwanti dkk, 2008: 6.9) Jumlah Skor = 39 Kategori = Sangat Baik Semarang, 1 April 2015 Kolaborator,
Ambar Kustiyah FM, S.Pd. NIP. 196207161983042008
308
Lampiran 17
LAMPIRAN HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II
309
DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA Siklus II Pertemuan ke-1 No
Nama Siswa
1. RH 2. AA 3. AS 4. INW 5. MGD 6. AM 7. DA 8. EPW 9. AFS 10. AZS 11. AHM 12. CV 13. DM 14. EPP 15. FRS 16. FHD 17. IP 18. LNS 19. LST 20. LW 21 MSB 22 MAW 23 MGR 24 MFR 25 OWS 26 PS 27 RAW 28 RZ 29 RZM 30 SSS 31 SAN 32 SEP 33 SN 34 TAP 35 ZCC 36 AH 37 NK 38 SBL 39 MM Total Skor Rata-rata
Indikator 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 119 3
2 3 4 2 4 3 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 144 3,6
3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 120 3
4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 149 3,8
5 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 123 3,1
6 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 153 3,9
7 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 76 1,9
8 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 115 2,9
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 156 4
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 118 3
11 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 83 2,1
Total Skor
Persentase
34 34 35 34 34 34 34 35 36 35 32 35 39 35 35 33 36 35 34 35 35 33 34 37 35 34 35 34 35 35 35 36 35 35 35 35 35 34 35 1395 35,76
77,27% 77,27% 79,55% 77,27% 77,27% 77,27% 77,27% 79,55% 81,82% 79,55% 72,73% 79,55% 88,64% 79,55% 79,55% 75,00% 81,82% 79,55% 77,27% 79,55% 79,55% 75,00% 77,27% 84,09% 79,55% 77,27% 79,55% 77,27% 79,55% 79,55% 79,55% 81,82% 79,55% 79,55% 79,55% 79,55% 79,55% 77,27% 79,55% 3081,89% 79,02%
Semarang, 28 Maret 2015 Observer,
Fika Ratna Dila NIM. 1401411455
310
DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA Siklus II Pertemuan ke-2 No
Nama Siswa
1. RH 2. AA 3. AS 4. INW 5. MGD 6. AM 7. DA 8. EPW 9. AFS 10. AZS 11. AHM 12. CV 13. DM 14. EPP 15. FRS 16. FHD 17. IP 18. LNS 19. LST 20. LW 21 MSB 22 MAW 23 MGR 24 MFR 25 OWS 26 PS 27 RAW 28 RZ 29 RZM 30 SSS 31 SAN 32 SEP 33 SN 34 TAP 35 ZCC 36 AH 37 NK 38 SBL 39 MM Total Skor Rata-rata
Indikator 1 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 123 3,1
2 3 2 3 2 4 2 3 4 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 4 2 3 2 3 4 4 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 2 3 2 2 87 113 2,2 2,8
4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148 3,7
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 154 3,9
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 152 3,8
7 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 60 1,5
8 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 115 2,9
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 156 4
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 119 3,0
11 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 83 2,1
Total Skor
Persentase
34 35 35 36 35 33 34 34 31 36 34 37 38 33 34 32 33 33 32 33 32 35 32 35 32 32 32 34 33 33 34 33 32 34 32 34 34 33 32 1310 33,58
77,27% 79,55% 79,55% 81,82% 79,55% 75,00% 77,27% 77,27% 70,45% 81,82% 77,27% 84,09% 86,36% 75,00% 77,27% 72,73% 75,00% 75,00% 72,73% 75,00% 72,73% 79,55% 72,73% 79,55% 72,73% 72,73% 72,73% 77,27% 75,00% 75,00% 77,27% 75,00% 72,73% 77,27% 72,73% 77,27% 77,27% 75,00% 72,73% 2977,27% 76,34%
Semarang, 1 April 2015 Observer,
Fika Ratna Dila NIM. 1401411455
311
Lampiran 18
HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II
312
REKAP NILAI HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VA SDN WONOSARI 03 SIKLUS II
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan
dan
mempertahankaan
kemerdekaan Indonesia Kompetensi Dasar
: 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
No.
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
RH AA AS INW MGD AM DA EPW AFS AZS AHM CV DM EPP FRS FHD IP LNS LST LW MSB MAW MGR
Nilai Tes Pertemuan 1 71 57 80 68 83 77 63 83 74 94 71 77 97 74 83 86 74 80 83 93 77 88 97
Pertemuan 2 60 48 68 80 91 74 77 83 74 97 74 71 97 80 91 86 71 74 74 77 57 91 97
Rata-rata
Keterangan
65,5 52,5 74 74 87 75,5 70 83 74 95,5 72,5 74 97 77 87 86 72,5 77 78,5 85 67 89,5 97
Belum tuntas Belum tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
313
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
74 74 83 86 71 83 74 63 91 68 94 83 77 77 91 83 Persentase ketuntasan klasikal
MFR OWS PS RAW RZ RZM SSS SAN SEP SN TAP ZCC AH NK SBL MM
86 80 71 60 66 91 74 74 57 68 100 100 68 57 80 80
80 77 77 73 68,5 87 74 68,5 74 68 97 91,5 72,5 67 85,5 81,5
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 94,87 %
Semarang, 1 April 2015 Peneliti,
Handal Setyo Adi Prakoso NIM. 1401411396
314
SKOR PERKEMBANGAN INDIVIDU MODEL PEMBELAJARAN STAD BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL SIKLUS II
Skor dasar 3 No .
Nama Siswa
rata-rata
Selisih nilai kuis 3 dengan skor dasar 2 18
Skor
Skor dasar 3
Perkembangan
rata-rata
Individu 3
kuis 1-3
20
56
Selisih nilai kuis 4 dengan skor dasar 3 4
Skor Perkembangan
1
RH
kuis 1 dan 2 50
2
AA
40
17
20
46
2
20
3
AS
78,5
1,5
20
79
-11
0
4
INW
35,5
32,5
20
46
34
20
5
MGD
67
16
20
72
19
20
6
AM
44
33
20
55
19
20
7
DA
55,5
7,5
20
58
19
20
8
EPW
78,5
4,5
20
80
3
20
9
AFS
45,5
28,5
20
55
19
20
10
AZS
69,5
24,5
20
78
19
20
11
AHM
71
0
10
71
3
20
12
CV
57
20
20
64
7
20
13
DM
90
7
20
92
5
20
14
EPP
63
11
20
67
13
20
15
FRS
68
15
20
73
18
20
16
FHD
74
12
20
78
8
20
17
IP
57
17
20
63
8
20
18
LNS
67
13
20
71
3
20
19
LST
58,5
24,5
20
67
7
20
20
LW
41
52
20
58
19
20
21
MSB
70
7
20
72
-15
0
22
MAW
67
21
20
74
17
20
23
MGR
74,5
22,5
20
82
15
20
24
MFR
71,5
2,5
20
72
14
20
25
OWS
58,5
15,5
20
64
16
20
26
PS
67
16
20
72
-1
10
Individu 4 20
315
Skor dasar 3 No .
Nama Siswa
rata-rata
Selisih nilai kuis 3 dengan skor dasar 2 22
Skor
Skor dasar 3
Perkembangan
rata-rata
Individu 3
kuis 1-3
20
71
Selisih nilai kuis 4 dengan skor dasar 3 -11
Skor Perkembangan
27
RAW
kuis 1 dan 2 64
28
RZ
44
27
20
53
13
20
29 30
RZM SSS
57 43
26 31
20 20
66 53
25 21
20 20
31
SAN
53
10
20
56
18
20
32
SEP
63
28
20
72
-15
0
33
SN
64,5
3,5
20
66
2
20
34
TAP
84
10
20
87
13
20
35
ZCC
81,5
1,5
20
82
18
20
36
AH
35,5
41,5
20
49
19
20
37
NK
57
20
20
64
-7
10
38
SBL
74
17
20
80
0
10
39
MM
84,5
-1,5
10
84
-4
10
Individu 4 0
316
SKOR PERKEMBANGAN KELOMPOK MODEL PEMBELAJARAN STAD BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL SIKLUS II Pertemuan I No.Absen
Nama
Skor Perkembangan Individu
Rata-rata
Kelompok 1 19
LST
20
21
MSB
20
23
MGR
20
27
RAW
20
28
RZ
34
TAP
20
35
ZCC
20
36
AH
20
37
NK
20 Kelompok 3
24
MFR
20
25
OWS
20
26
PS
20
38
SBL
20 Kelompok 4
4
INW
20
11
AHM
10
14
EPP
20
20
LW
20
30
SSS
20 Kelompok 5
3
AS
20
18
LNS
20
32
SEP
20
33
SN
20
39
MM
1
RH
20
8
EPW
20
9
AFS
20
10
AZS
20
20
Keterangan
Tim yang baik sekali
20 Kelompok 2
20
20
18
18
Tim yang baik sekali
Tim yang baik sekali
Tim yang baik sekali
Tim yang baik sekali
10 Kelompok 6
20
Tim yang baik sekali
317
Kelompok 7 22
MAW
20
15
FRS
20
29
RZM
20
5
MGD
20 Kelompok 8
17
IP
20
31
SAN
20
16
FHD
20
2
AA
20 Kelompok 9
6
AM
20
7
DA
20
12
CV
20
13
DM
20
20
20
20
Tabel Penghitungan perkembangan skor kelompok Slavin (dalam Rusman, 2014) No.
Rata-rata Skor
1. 2.
0
3.
16 < N < 20
4.
21 < N < 30
Kualifikasi Tim yang baik (good team) Tim yang baik sekali (great team) Tim yang istimewa (super team)
Tim yang baik sekali
Tim yang baik sekali
Tim yang baik sekali
318
SKOR PERKEMBANGAN KELOMPOK MODEL PEMBELAJARAN STAD BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL SIKLUS II Pertemuan II No.Absen
Nama
Skor Perkembangan Individu
Rata-rata
Kelompok 1 19
LST
20
21
MSB
0
23
MGR
20
27
RAW
0
28
RZ
34
TAP
20
35
ZCC
20
36
AH
20
37
NK
10 Kelompok 3
24
MFR
20
25
OWS
20
26
PS
10
38
SBL
10 Kelompok 4
4
INW
20
11
AHM
20
14
EPP
20
20
LW
20
30
SSS
20 Kelompok 5
12
Keterangan
Tim yang baik
20 Kelompok 2
3
AS
20
18
LNS
20
32
SEP
0
33
SN
20
39
MM
1
RH
20
8
EPW
20
9
AFS
20
10
AZS
20
17,5
15
20
14
Tim yang baik sekali
Tim yang baik
Tim yang baik sekali
Tim yang baik
10 Kelompok 6
20
Tim yang baik sekali
319
Kelompok 7 22
MAW
20
15
FRS
20
29
RZM
20
5
MGD
20 Kelompok 8
17
IP
20
31
SAN
20
16
FHD
20
2
AA
20 Kelompok 9
6
AM
20
7
DA
20
12
CV
20
13
DM
20
20
20
20
Tabel Penghitungan perkembangan skor kelompok Slavin (dalam Rusman, 2014) No.
Rata-rata Skor
1. 2.
0
3.
16 < N < 20
4.
21 < N < 30
Kualifikasi Tim yang baik (good team) Tim yang baik sekali (great team) Tim yang istimewa (super team)
Tim yang baik sekali
Tim yang baik sekali
Tim yang baik sekali
320
Lampiran 19
CATATAN LAPANGAN SIKLUS II
321
CATATAN LAPANGAN Selama Pembelajaran IPS Model Pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual di SDN Wonosari 03 Siklus
:2
Pertemuan ke
:1
Ruang Kelas
: VA
Nama Peneliti
: Handal Setyo Adi Prakoso
Hari/Tanggal
: Sabtu, 28 Maret 2015
Pukul
: 07.00 – 09.00 WIB
Catatlah keaadan lapangan sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya ! Sebelum peneliti memulai pembelajaran, peneliti berkoordinasi dengan kolaborator yaitu Ibu Ambar Kustiyah, karena kolaborator terlambat selama 10 menit karena ada keperluan yang harus diselesaikan di ruang guru. Peneliti mempersiapkan instrumen dan alat penunjang media pembelajaran di dalam kelas, setelah itu peneliti mengkondisikan siswa untuk berbaris di depan kelas sebelum masuk ke dalam ruang kelas. Pada saat berbaris, ada seorang siswa yang tidak tertib, bermain dengan teman sebelahnya sehingga peneliti menegur dan mengkondisikan barisan agar tertib. Setelah memasuki ruangan, peneliti memimpin siswa untuk berdoa kemudian mengecek kehadiran siswa dengan memamnggil satu per satu siswa. Pembelajaran agak terganggu karena bersamaan dengan ujian senam kelas VI sehingga suara iringan senam terdengar keras dari dalam kelas. Sebelum memulai pembelajaran, peneliti menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis. Peneliti bertanya tentang pembelajaran yang lalu yaitu perjuanag tokoh pejuang dalam melawan Belanda di Indonesia, kemudian peneliti memberikan apersepsi untuk memulai pembelajaran dengan materi Kedatangan Jepang di Indonesia dengan memberikan tanya jawab tentang perang pasifik. Kemudian, peneliti memberikan materi pengantar yaitu Kedatangan Jepang di Indonesia. Untuk memperjelas penyampaian materi, peneliti menayangkan video pembelajaran tentang Kedatangan Jepang di Indonesia. Setelah menayangkan video, peneliti
322
memberikan penguatan terhadap materi yang diberikan dan memberikan kesempatan siswa untuk mencatat hal-hal penting. Peneliti memberikan instruksi kepada siswa untuk berkelompok seperti pada pertemuan sebelumnya untuk mengerjakan soal diskusi kelompok, secara umum proses diskusi lebih kondusif dibangingkan dengan pertemuan sebelumnya. Setelah selesai berdiskusi kurang lebih 20 menit, peneliti memberikan kesempatan kepada perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dan mengkonfirmasi jawaban siswa. Setelah selesai presentasi, siswa mengerjakan soal kuis sebagai evaluasi secara individu dan diawasi oleh peneliti agar tidak saling bekerja sama. Setelah itu, peneliti mengumumkan hasil pemeroleh kelompok yang didapatkan dari hasil pekerjaan individu melalui kuis. Peneliti mempersilahkan siswa untuk istirahat pada PKL 09.00 WIB
Observer,
Fika Ratna Dila NIM. 1401411455
323
CATATAN LAPANGAN Selama Pembelajaran IPS Model Pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual di SDN Wonosari 03 Siklus
:2
Pertemuan ke
:2
Ruang Kelas
: VA
Nama Peneliti
: Handal Setyo Adi Prakoso
Hari/Tanggal
: Rabu, 1 April 2015
Pukul
: 07.00 – 09.00 WIB
Catatlah keaadan lapangan sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya ! PKL. 06.30 WIB, peneliti mempersiapkan instrumen pembelajaran dan alat penunjang media pembelajaran seperti liquid crystal display, rol kabel, laptop, sound. Peneliti memulai pembelajaran PKL 07.00 WIB dengan membariskan siswa di depan kelas sebelum masuk ke dalam ruangan kelas. Siswa memasuki ruangan kelas satu per satu sesuai barisan. Setelah semua siswa masuk dalam ruangan, peneliti mengecek kesiapan siswa untuk siap menerima pelajaran dengan membenarkan posisi duduk siswa untuk tegak dan kedua tangannya berada di atas meja. Peneliti menyiapkan siswa untuk berdoa sebelum memulai pelajaran, selanjutnya peneliti menanyakan kabar siswa dan mengecek kehadiran siswa dengan mempresensi satu per satu siswa. Peneliti bertanya tentang materi pertemuan sebelumnya yaitu kedatangan Jepang di Indonesia. Peneliti menuliskan tujuan pembelajaran pada papan tulis, serta menjelaskan tujuan pembelajaran tersebut. Selanjutnya, peneliti memberikan materi pengantar dengan menjelaskan secara umum perlawanan tokoh pejuang dalam melawan Jepang. Peneliti juga menampilkan video pembelajaran mengenai perlawanan tokoh pejuang dalam melawan Jepang, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat hal-hal penting yang perlu dicatat. Dalam menyimak video pembelajaran, siswa lebih kondusif dari pada pertemuan sebelumnya. Namun, terdapat 2 siswa yang bermain sendiri dan tidak menyimak video yaitu RH dan AA. Setelah menyimak video, peneliti memberi penguatan dengan
324
menerangkan secara umum materi yang diberikan. Kemudian, peneliti mempersilahkan siswa untuk berkelompok seperti pertemuan sebelumnya. Siswa diberikan lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok. Peneliti memberikan waktu 20 menit dan menginstruksikan menggunakan buku sebagai referensi bacaan. Peneliti memberikan pengarahan dan membimbing jalannya diskusi kelompok. Pada saat diskusi, siswa lebih aktif dan banyak bertanya kepada peneliti tentang bahan diskusi. Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok selama 20 menit, peneliti memberikan kesempatan perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Peneliti memberikan kebebasan kelompok mana saja yang akan maju ke depan. Setelah selesai presentasi, peneliti memberikan konfirmasi jawaban untuk menguatkan jawaban siswa dan memberikan tepuk tangan sebagai penghargaan. Selanjutya peneliti memberikan lembar evaluasi sebagai lembar untuk mengerjakan soal evaluasi secara individu. Peneliti berkeliling untuk memastikan siswa mengerjakan dengan tenang dan tidak bekerja sama dengan temannya. Setelah selesai pelaksanaan kuis, peneliti mengumumkan hasil pemerolehan kuis yang merupakan nilai kelompok dan memberikan reward sesuai dengan peringkat kelompok. Peneliti memberikan refleksi dan kesimpulan terhadap pembelajaran, dan mempersilahkan untuk istirahat. Secara umum, pembelajaran berlangsung baik.
Observer,
Fika Ratna Dila NIM. 1401411455
325
Lampiran 20 Foto Kegiatan Siklus II
Siswa berbaris di depan kelas sebelum memasuki kelas
Guru mengkondisikan
siswa agar siap menerima pelajaran
Siswa berdoa sebelum memulai pelajaran
326
Siswa berdoa sebelum memulai pelajaran
Guru menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis
Siswa memperhatikan video pembelajaran (audiovisual) yang ditayangkan guru
327
Siswa mencatat hal-hal penting pada tayangan video pembelajaran (audiovisual)
Siswa berdiskusi dalam kelompok sesuai arahan guru
Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
328
Siswa mengerjakan soal kuis secara individu
Guru mengumumkan hasil pemerolehan kelompok dan memberikan reward
Guru menutup pembelajaran
329
Lampiran 21 REKAP HASIL ANGKET RESPON SISWA Selama Pembelajaran IPS Model Pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual di SDN Wonosari 03 Kelas / Semester
: VA / 2 (dua)
Pertanyaan 1. Apakah kegiatan belajar yang kamu ikuti menarik?
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
a. b. c. d. Menurut kamu, apakah guru a. menerangkan materi pelajaran dengan b. jelas? c. d. Apakah kamu suka dengan cara guru a. menjelaskan materi pelajaran? b. c. d. Apakah video yang ditayangkan pada a. kegiatan pembelajaran menarik? b. c. d. Apakah kamu paham dengan isi materi a. video yang ditayangkan? b. c. d. Apakah kamu mengalami kesulitan a. dengan kuis yang diberikan pada b. pembelajaran? c. d. Apakah kamu antusias dalam menerima a. pelajaran dari guru? b. c. d. Apakah kamu aktif dalam kegiatan a. pembelajaran dibandingkan pembelajaran b. biasanya? c. d. Apakah kamu aktif bekerja sama dengan a. temanmu saat kegiatan diskusi? b.
Jawaban
Sangat menarik Menarik Cukup menarik Tidak menarik Sangat jelas Jelas Cukup jelas Tidak menarik Sangat suka Suka Cukup suka Tidak suka Sangat menarik Menarik Cukup menarik Tidak menarik Sangat paham Paham Cukup paham Tidak paham Sangat sulit Sulit Cukup sulit Tidak sulit Sangat antusias Antusias Cukup antusias Tidak antusias Sangat aktif Aktif Cukup aktif Tidak aktif Sangat aktif Aktif
Jumlah 24 10 5 22 13 4 12 20 7 24 8 7 6 22 8 3 3 12 24 12 20 3 4 12 22 3 2 22 8
330
Pertanyaan
Jawaban
c. d. a. b. c. d. a. b. c. d. a. b. c.
Cukup aktif Tidak aktif 10. Apakah kamu sering bertanya kepada Sangat sering guru jika ada materi yang belum kamu Sering pahami? Cukup sering Tidak 11. Apakah kamu termotivasi untuk belajar Sangat termotivasi dengan model pembelajaran yang Termotivasi dilakukan gurumu? Cukup termotivasi Tidak termotivasi 12. Apakah kalian mudah memahami materi Sangat mudah yang disampaikan dalam pembelajaran? Mudah Cukup mudah d. Tidak mudah 13. Apakah hasil belajar yang kamu dapatkan a. Sangat meningkat meningkat dari yang sebelumnya? b. Meningkat c. Cukup meningkat d. Tidak meningkat 14. Apakah dengan diskusi kamu merasa a. Sangat meningkat keterampilan berbicara yang kamu kuasai b. Meningkat meningkat? c. Cukup meningkat d. Tidak meningkat 15. Berapakah rata-rata nilai yang kamu a. 76-100 dapatkan dari evaluasi yang diberikan b. 51-75 gurumu? c. 26-50 d. 0-25
Jumlah 6 3 6 8 9 16 9 19 6 5 14 19 6 18 15 3 3 18 12 9 24 15 -
331
Lampiran 22 HASIL WAWANCARA Selama Pembelajaran IPS Model Pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan Media Audiovisual di SDN Wonosari 03
Kolaborator/Narasumber
: Ambar Kustiyah FM, S.Pd.
1. Menurut anda, apakah peneliti menerapkan model pembelajaran students teams achievement division berbantuan media audiovisual dengan runtut dan benar? Menurut saya sudah runtut, anak-anak semakin bersemangat untuk belajar. 2. Menurut anda apakah penggunaan model pembelajaran students teams achievement division yang diterapkan peneliti sesuai/cocok dengan materi yang disampaikan? Menurut saya sudah sesuai dengan materi yang diterapkan. 3. Menurut anda apakah penggunaan media pembelajaran audiovisual yang diterapkan peneliti sesuai/cocok untuk diterapkan dengan materi yang disampaikan? Video pembelajaran supaya dibuat lebih panjang, supaya anak lebih memahami materi yang disampaikan. 4. Apakah secara umum, peneliti dapat mengkondisikan kelas dengan baik? Sudah meningkat dibandingkan ketika PPL (praktik pengalaman lapangan). 5. Apakah secara umum, peneliti sudah menerapkan 8 keterampilan guru dengan baik? Semua sudah dilakukan dengan sebaik-baiknya oelh peneliti. 6. Apakah alat evaluasi yang digunakan peneliti sudah tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran? Bisa ditingkatkan dengan model yang lebih beragam.
332
7. Menurut anda apakah kekurangan peneliti dalam pelaksanaan model students teams achievement division berbantuan media audiovisual pada pembelajaran IPS? Pada saat kegiatan kelompok harus diberikan pengarahaan supaya lebih maksimal. 8. Menurut
anda
bagaimana
antusiasme
siswa
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran IPS dengan model students teams achievement division berbantuan media audiovisual? Menurut saya sudah sesuai dengan tingkat perkembangan anak kelas V. 9. Menurut anda, apakah siswa dapat termotivasi dengan model students teams achievement division berbantuan media audiovisual? Hasilnya lebih baik dari pada sebelumnya. 10. Apakah siswa menjadi aktif dalam pelaksanaan model students teams achievement division berbantuan media audiovisual? Siswa lebih aktif lagi jika ditambah dengan kegiatan tanya jawab. 11. Menurut anda apakah siswa mudah memahami materi (kognitif) yang disampaikan dengan model students teams achievement division berbantuan media audiovisual? Akan lebih mudah untuk mengingat dengan media Audiovisual. 12. Apakah dengan kegiatan diskusi pada model students teams achievement division berbantuan media audiovisual dapat meningkat sikap kerjasama (afektif) siswa? Bisa, dapat meningkatkan aktivitas siswa termasuk kedisiplinan. 13. Apakah dengan kegiatan diskusi pada model students teams achievement division berbantuan media audiovisual dapat meningkat keterampilan bertanya dan berbicara siswa? Anak perlu berlatih untuk terbiasa bertanya pada guru.
333
14. Menurut anda apakah terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kualitas pembelajaran dari siklus I dan siklus II dengan model students teams achievement division berbantuan media audiovisual? Ada peningkatan, anak makin memahami materinya. 15. Menurut anda apakah penerapan model students teams achievement division berbantuan media audiovisual berhasil meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas VA SDN Wonosari 03? Menurut saya, bisa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
334
Lampiran 23
SURAT-SURAT PENELITIAN
335
336
Lampiran 24
FOTO PAPAN NAMA (HALAMAN DEPAN) SDN WONOSARI 03 KOTA SEMARANG