i
ANALISIS PENGETAHUAN KOGNITIF PETANI HUTAN DALAM PELAKSANAKAN PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI DESA JOMBLANG KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang
Oleh: Chandra Satria Harimurti 3201412109
JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada Hari
: Jum‟at
Tanggal : 5 Agustus 2016
Pembimbing Skripsi I
Pembimbing Skripsi II
Dr. Eva Banowati, M.Si NIP. 196109291989012003
Drs. Heri Tjahjono, M.Si NIP. 196802021999031001 Mengetahui:
iii
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada Hari
: Selasa
Tanggal : 16 Agustus 2016
Penguji I
Penguji II
Penguji III
Ariyani Indrayati, S.Si, M.Sc Dr. Eva Banowati, M.Si Drs. Heri Tjahjono, M.Si NIP. 197806132005012005 NIP. 196109291989012003 NIP. 196802021999031001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 10 Mei 2016
Chandra Satria Harimurti NIM. 3201412109
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO 1. Jatuh berdiri lagi, kalah mencoba lagi, gagal bangkit lagi, sampai Tuhan berkata waktunya pulang. 2. Hidup adalah pantang menyerah, tunjukan kehebatanmu dan semangatmu. 3. Bukan karena bahagia lalu kita bersyukur, tetapi selalu bersyukur hidup kita akan selalu bahagia. 4. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.
PERSEMBAHAN 1. Kedua Orang Tuaku, Bapak Djuwanto dan Ibu Supadmi, S.Pd., serta kakak-kakak ku, Mitha Krisna Pratiwi, A.Md., Wahyu Citra Kurniawan, A.Md., Mohamad Miza Kurniawan, A.Md., dan adik ku, Satria Patra Irawan yang tak putus asa memberikan doa dan dukungan. 2. Sahabat terbaik ku, Difa Setyarini, Ryan Adi Widiyanto, Faizal Vidho Herlambang, Arif Setiyaji, Arief Nur Hidayat, Edi Sulistio, Warih Ari Suluh Tridoyo, Rolly Armando Hutagaol, Mas Aditia Nugroho, Qonitha Bella, dan Eldorado Jhon Badia Silaban yang banyak memberikan bantuan, dukungan, dan motivasi. 3. Keluarga besar Pendidikan Geografi 2012 Unnes. 4. Almamaterku.
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga skripsi dengan judul “Analisis Pengetahuan Kognitif Petani Hutan Dalam Melaksanakan Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora” dapat terselesaikan dengan baik. Penyelesaian skripsi ini banyak sekali mendapat bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. selaku Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan studi strata satu di Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan ijin melaksanakan penelitian untuk menyusun skripsi ini. 3. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si. selaku Ketua Jurusan Geografi yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan tulus. 4. Dosen wali Drs. Suroso, M.Si. yang telah memberikan bimbingan dengan tulus. 5. Ariyani Indrayati, S.Si, M.Sc. selaku penguji utama yang telah memberikan bimbingan dengan tulus. 6. Dr. Eva Banowati, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dengan tulus. 7. Drs. Heri Tjahjono, M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dengan tulus. 8. Ir. Endro Koesdijanto selaku Administratur/KKPH Cepu yang telah memberikan ijin penelitian di KPH Cepu. 9. Bapak Priyono selaku Kabag. Umum yang telah memberikan saran dan dukungan atas penelitian di KPH Cepu.
vii
10. Agung Sugiarto, S.E. selaku KSS/Kaur Pengembangan PHBM yang telah memberikan saran dan dukungan atas penelitian di KPH Cepu. 11. Surat Wartono, S.E. selaku Ketua LMDH Jati Bagus yang telah memberikan saran dan dukungan atas penelitian di Desa Jomblang. 12. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan penulis satu persatu. Demikian besar harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khusunya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, 10 Mei 2016
Chandra Satria Harimurti NIM. 3201412109
viii
SARI Harimurti, Chandra Satria, 2016, Analisis Pengetahuan Kognitif Petani Hutan Dalam Melaksanakan Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora, Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Dr. Eva Banowati, M.Si dan Drs. Heri Tjahjono, M.Si. 62 halaman. Kata Kunci: Pengetahuan Kognitif, Petani Hutan, PHBM Hutan merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan, untuk menjaga kelestarian hutan perlu diadakan pengelolaan hutan secara baik dan benar. Salah satunya ialah melalui pendidikan nonformal yaitu dengan pengetahuan kognitif petani hutan dalam pelaksanaan program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pengetahuan kognitif petani hutan tentang program PHBM (2) Bagaimanakah partisipasi petani hutan dalam pelaksanaan program PHBM (3) Bagaimanakah hubungan pengetahuan kognitif petani hutan dengan partisipasi pelaksanaan program PHBM. Penelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui pengetahuan kognitif petani hutan tentang program PHBM (2) Mengetahui partisipasi petani hutan dalam pelaksanaan program PHBM (3) Mengetahui hubungan pengetahuan kognitif petani hutan dengan partisipasi pelaksanaan program PHBM. Populasi penelitian ini adalah seluruh petani hutan yang tergabung dalam anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Jati Bagus. Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: pengetahuan kognitif dan pelaksanaan program PHBM. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis geografi, dengan spesifikasinya deskriptif persentase, dan kemudian dihubungkan antar variabelnya menggunakan tabulasi silang dengan korelasi uji chi-square test. Hasil penelitian yang diperoleh adalah pengetahuan kognitif petani hutan berada pada kategori cukup. Sedangkan partisipasi petani hutan dalam pelaksanaan program PHBM berada pada kategori cukup. Dari hasil uji tabulasi silang terdapat hubungan yang positif, makin tingggi pengetahuan kognitif petani hutan makin tinggi pula pelaksanaan program PHBM. Kesimpulan dalam penelitian ini pengetahuan kognitif petani hutan dalam pelaksanaan program PHBM cukup sehingga perlu ditingkatkannya kesadaran penduduk tentang pentingnya pendidikan sebagai bekal pengetahuan untuk menunjang kehidupannya. Perhutani dan LMDH perlu memberikan pelatihan, penyuluhan, maupun pembinaan secara rutin dan menyeluruh kepada masyarakat Desa Hutan guna mendorong petani hutan agar dapat berpartisipasi lebih dalam pelaksanaan program PHBM.
ix
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................................................ii PENGESAHAN KELULUSAN ...............................................................................iii PERNYATAAN ........................................................................................................ iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v PRAKATA ................................................................................................................ vi SARI........................................................................................................................viii DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix DAFTAR TABEL ....................................................................................................xii DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiv BAB I ......................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5 1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6 1.5. Batasan Istilah ................................................................................................ 6 BAB II ........................................................................................................................ 8 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR ........................................ 8 2.1. Deskripsi Teoritis ............................................................................................ 8 2.1.1. Kajian Geografi dan Geografi Sosial ....................................................... 8 2.1.2. Pengetahuan Kognitif .............................................................................. 9 2.1.3. Petani Hutan ........................................................................................... 12 2.1.4. Program PHBM ...................................................................................... 15 2.1.5. Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan............................................ 19
x
2.1.6. Kerangka Berpikir.................................................................................. 22 2.1.7. Hipotesis ................................................................................................ 23 BAB III .................................................................................................................... 24 METODE PENELITIAN ......................................................................................... 24 3.1. Populasi Penelitian ........................................................................................ 24 3.2. Variabel Penelitan ........................................................................................ 24 3.2.1. Variabel bebas (X) .................................................................................. 25 3.2.2. Variabel terikat (Y) ................................................................................. 26 3.3. Alat dan Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 26 3.3.1. Wawancara.............................................................................................. 26 3.3.2. Dokumentasi ........................................................................................... 27 3.3.3. Observasi ................................................................................................ 27 3.4. Validitas dan Reliabilitas Alat ...................................................................... 27 3.5. Teknik Analisis Data .................................................................................... 30 BAB IV .................................................................................................................... 33 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................................... 33 4.1.Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................... 33 4.1.1.Kondisi Geografis .................................................................................... 33 4.1.2.Penggunaan Lahan ................................................................................... 36 4.1.3.Kependudukan ......................................................................................... 39 4.1.4.Wilayah Hutan Desa Jomblang Kecamatan Jepon .................................. 41 4.1.5.LMDH Jati Bagus .................................................................................... 44 4.2.Hasil Penelitian............................................................................................... 47 4.2.Pembahasan .................................................................................................... 55 4.2.1.Pengetahuan Kognitif Petani Hutan terhadap program PHBM ............... 55 4.2.2.Partisipasi pelaksanaan Program PHBM ................................................. 56 4.2.3.Hubungan Pengetahuan Kognitif Petani Hutan terhadap partisipasi pelaksanaan Program PHBM ............................................................................ 58 BAB V...................................................................................................................... 59 PENUTUP ................................................................................................................ 59
xi
1.1.Simpulan ......................................................................................................... 59 1.2.Saran ............................................................................................................... 60 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 61 DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ 63
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Identitas Responden .................................................................................... 74 Tabel 2 Tabulasi Uji Validitas Pengetahuan Kognitif ............................................. 79 Tabel 2.1 Matrik Kajian Penelitian Terdahulu ......................................................... 19 Tabel 3 Tabulasi Uji Validitas Pelaksanaan Program PHBM ................................. 81 Tabel 3.1 Matrik Variabel Penelitian ....................................................................... 24 Tabel 3.2 Matrik Teknik Analisis Data .................................................................... 30 Tabel 3.3 Standar Penilaian Akademik Unnes ......................................................... 31 Tabel 3.4 Kriteria Pengetahuan Kognitif Petani Hutan ........................................... 32 Tabel 4.1 Penggunaan Lahan Desa Jomblang.......................................................... 36 Tabel 4.2 Karakteristik Tanah pada Hutan di Desa Jomblang ................................. 38 Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Desa Jomblang ......................................................................................................... 83 Tabel 4.4 Data Potensi Petak Pangkuan ................................................................... 86 Tabel 4.5 Susunan Pengurus LMDH Jati Bagus Desa Jomblang ............................ 89 Tabel 4.6 Tingkat Kognitif Petani Hutan ................................................................. 48 Tabel 4.7 Pengetahuan Kognitif dilihat tiap indikator ............................................. 84 Tabel 4.8 Tabulasi Data Penelitian Pengetahuan Kognitif ...................................... 90 Tabel 4.9 Partisipasi Pelaksanaan Program PHBM ................................................. 49 Tabel 4.10 Partisipasi pelaksanaan program PHBM dilihat tiap indikator .............. 85 Tabel 4.11 Tabulasi Data Penelitian Program PHBM ............................................. 97 Tabel 4.12 Hasil Tabulasi Silang ........................................................................... 103 Tabel 4.13 Hasil Tinjauan Petakan Hutan................................................................ 53
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Wawancara dengan Ketua LMDH Jati Bagus......................................... 63 Gambar 2 Wawancara dengan KSS PHBM Perhutani KPH Cepu .......................... 63 Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ................................................................................ 23 Gambar 3 Petakan Hutan yang dalam Kondisi Baik ................................................ 64 Gambar 4 Petakan Hutan yang dalam Tidak Kondisi Baik ..................................... 64 Gambar 4.1 Desa Jomblang ..................................................................................... 34 Gambar 4.2 Peta Administrasi Desa Jomblang ........................................................ 35 Gambar 4.3 Peta Penggunaan Lahan Desa Jomblang .............................................. 37 Gambar 4.4 Peta Pangkuan Hutan Desa Jomblang .................................................. 43 Gambar 4.5 Pelatihan Budidaya Porang .................................................................. 45 Gambar 4.6 Studi Banding Lembah Hijau Karanganyar ......................................... 46 Gambar 4.7 Petak Hutan 6051 A dengan Kondisi yang Baik. ................................. 53 Gambar 4.8 Petak Hutan 6051 B dengan Kondisi yang Tidak Baik ........................ 54 Gambar 5 Pertemuan Rutin LMDH Jati Bagus (Diskusi Kelompok) ...................... 65 Gambar 6 Wawancara dengan Pesanggem .............................................................. 65
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Foto Kegiatan ....................................................................................... 63 Lampiran 2 Kisi-Kisi Wawancara Penelitian untuk Masyarakat anggota LMDH Jati Bagus ................................................................................................................. 66 Lampiran 3 Instrumen Penelitian Lembar Wawancara untuk Masyarakat anggota LMDH Jati Bagus .................................................................................................... 68 Lampiran 4 Lembar Wawancara untuk pihak Perhutani KPH Cepu ....................... 70 Lampiran 5 Lembar Wawancara untuk Ketua LMDH Jati Bagus ........................... 71 Lampiran 6 Lembar Observasi ................................................................................. 72 Lampiran 7 Pedoman Data Dokumentasi yang dibutuhkan ..................................... 73 Lampiran 8 Identitas Responden .............................................................................. 74 Lampiran 9 Tabulasi Uji Validitas Pengetahuan Kognitif ....................................... 79 Lampiran 10 Tabulasi Uji Validitas Pelaksanaan Program PHBM ......................... 81 Lampiran 11 Tabel Terlampir .................................................................................. 83 Lampiran 12 Surat Penelitian ................................................................................. 105
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Hutan merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Hutan mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia secara ekonomi maupun lingkungan, secara ekonomi yaitu dari hasil hutan yang berupa kayu, sedangkan manfaat hutan secara lingkungan yaitu sebagai penyedia oksigen, mencegah berbagai bencana alam seperti banjir dan tanah longsor, serta sebagai stabilisator iklim. Pada saat ini keberadaan hutan di Indonesia semakin berkurang. Hal tersebut dikarenakan berbagai sebab, seperti bencana alam berupa kebakaran maupun karena aktifitas manusia yang menebang hutan secara ilegal ataupun alih fungsi lahan. Untuk menjaga kelestarian hutan, maka perlu diadakan pengelolaan hutan secara baik dan benar. Salah satu upaya pengelolaan hutan yaitu adanya program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM), merupakan program pengelolaan hutan yang melibatkan kerjasama antara Perhutani dengan masyarakat desa hutan. Hutan sebagai milik negara harus dikelola secara baik dan bijaksana. Masyarakat desa hutan diberikan hak untuk ikut mengelola hutan dengan diawasi oleh Perhutani. Masyarakat memerlukan bekal pengetahuan dan keterampilan yang dapat menunjang untuk kegiatan pengelolaan hutan. Pengetahuan dan
1
2
keterampilan masyarakat tentang pengelolaan hutan, jenis tanaman, kelestarian hutan dan lain-lain seperti kelembaban tanah serta masa tanam suatu tumbuhan akan menentukan keberhasilan pengelolaan hutan. Pengetahuan dan keterampilan masyarakat dapat diperoleh melalui pendidikan. Ada 3 jalur pendidikan yaitu formal, non formal, dan informal sehingga pengetahuan masyarakat dapat diperoleh melalui pendidikan tidak hanya pendidikan formal, tetapi juga pendidikan non formal dan informal. Pendidikan non formal dan informal juga sama pentingnya dengan pendidikan formal, karena melalui pendidikan tersebut masyarakat memperoleh pengetahuan dan keterampilan lebih dari sebelumnya. Berdasarkan judul penelitian ini mengkhususkan pada pendidikan non formal. Pendidikan sebagai sebuah bagian dari sitem pendidikan memeiliki peran yang sangat penting dalam rangka pengembangan dan implementasi belajar sepanjang hayat (lifelong learning). Membahas pendidikan nonformal bukan berarti hanya membahas pendidikan nonformal sebagai sebuah pendidikan alternatif bagi masyarakat, akan tetapi berbicara pendidikan nonformal adalah berbicara tentang konsep, teori dan kaidahkaidah pendidikan yang utuh yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kehidupan masyarakat. Peran pendidikan nonformal dalam rangka pelayanan pendidikan sepanjang hayat sangat dibutuhkan saat ini dan ke depan. Sehingga pembahasan pendidikan nonformal terus dilakukan oleh berbagai pihak, baik oleh akademisi maupun para pengembang pendidikan
3
nonformal lainnya. Dalam banyak negara pembicaraan masalah pendidikan nonformal menjadi topik-topik khusus, dan dianggap sebagai pendidikan yang mampu memberikan jalan serta pemecahan bagi persoalan-persoalan layanan pendidikan masyarakat, terutama masyarakat yang tidak terlayani oleh pendidikan formal. Dalam hal ini salah satu contoh pendidikan nonformal yang diambil peneliti ialah pelaksanaan program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) yang dilaksanakan oleh Perum Perhutani bersama masyarakat desa hutan dengan tujuan melestarikan hutan. Merujuk pada Taksonomi Bloom, tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga ranah, yaitu: (1) Cognitive Domain/Ranah Kognitif, (2) Affective Domain/Ranah Afektif, (3) Psychomotor Domain/Ranah Psikomotor. Ranah Kognitif berisi mengenai perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Ranah Afektif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Ranah Psikomotor berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, dan alam segi magnetik. Pengetahuan kognitif adalah kemampuan berpikir termasuk di dalamnya kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensistesis dan kemampuan mengevaluasi khususnya dalam melaksanakan program PHBM. Penelitian ini menunjuk beberapa tingkat pengetahuan dalam pengetahuan kognitif anatara lain pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, dan evaluasi.
4
Hasil observasi pada tanggal 16 Januari 2016 Desa Jomblang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, bahwa masyarakat belum sepenuhnya memahami tentang program pengelolaan hutan, bagaimana mengelola hutan, serta pentingnya kelestarian hutan bagi kehidupan. Masyarakat di desa tersebut sebagian besar tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang artinya bahwa masyarakat tersebut dapat berpartisipasi dalam kegiatan pengelolaan hutan. Mayoritas jenis tanaman pokok hutan berupa Pohon Jati tepatnya berada pada petak 6018C dengan luas 34,8 Ha dan ada jenis tanaman pokok hutan lain berupa Pohon Mahoni pada petak 6051A dengan luas 4,3 Ha. Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa mengelola hutan artinya memanfaatkan lahan maupun sumberdaya yang ada di hutan saja. Padahal mengelola hutan bukan hanya itu saja, pengelolaan hutan bisa diartikan sebagai melindungi, memelihara, dan memanfaatkan potensi sumberdaya hutan secara bijak. Selain itu juga, masyarakat hanya berpartisipasi jika ada pekerjaan-pekerjaan tanaman, produksi, ataupun kegiatan pemeliharaan tetapi tidak terlibat dalam hal perencanaan, pengelolaan maupun pemasaran. Pengelolaan pertanian yang dilakukan di kawasan hutan, masyarakat melakukan secara sendiri-sendiri. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis membuat penelitian dengan judul; Analisis Pengetahuan Kognitif Petani Hutan Dalam Pelaksanakan Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora.
5
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, adapun masalah yang dirumuskan sebagai berikut: 1.
Bagaimana pengetahuan kognitif petani hutan tentang Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)?
2.
Bagaimanakah partisipasi petani hutan dalam pelaksanakan Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)?
3.
Bagaimanakah hubungan pengetahuan kognitif petani hutan dengan partisipasi
pelaksanaan
program
Pengelolaan
Hutan
Bersama
Masyarakat?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka didapatkan tujuan penelitian sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui pengetahuan kognitif petani hutan tentang Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat program (PHBM).
2.
Untuk mengetahui partisipasi petani hutan dalam pelaksanakan Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat program (PHBM).
3.
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan kognitif petani hutan dengan partisipasi pelaksanaan program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM).
6
1.4. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap ilmu geografi sosial yaitu tentang pengetahuan kognitif petani yang dapat dipartisipasikan dalam pembangunan sumberdaya hutan yang didalam ilmu geografi terdapat fenomena antroposfer.
2.
Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi pihak Perum Perhutani dalam penyempurnaan dan evaluasi program PHBM sebagai upaya untuk mendukung kebijakan pengelolaan sumberdaya hutan yang lestari.
1.5. Batasan Istilah Agar tidak terjadi salah penafsiran dan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap objek penelitian ini maka dikemukaan batasan istilah-istilah yang terdapat rumusan judul proposal ini adalah: 1.
Analisis Analisis dalam penelitian ini adalah suatu tindakan kegiatan berpikir dalam menguraikan ataupun menjabarkan sebuah masalah secara keseluruhan dan kemudian ditemukan suatu hasil kesimpulan yang tepat.
2.
Pengetahuan Kognitif Pengetahuan Kognitif dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan petani hutan tentang program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Berdasarkan Taksonomi Bloom terbagi enam tingkatan, dalam
7
penelitian ini hanya diambil lima tingkatan yaitu mulai pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, dan evaluasi. 3.
Petani Hutan Petani
Hutan
dalam
penelitian
ini
adalah
para
pesanggem/masyarakat di kawasan Hutan Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Jati Bagus. 4.
Program PHBM Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat adalah sistem pengelolaan sumberdaya hutan dengan pola kolaborasi yang bersinergi antara Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan atau pihak yang berkepentingan dalam upaya mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan yang optimal. Berdasarkan Pelaksanaan Program PHBM terdapat 7 program, dalam penelitian ini peneliti hanya diambil 5 program pelaksanaan kelola sosial oleh Perum Perhutani yaitu berupa bidang perencanaan, bidang pembinaan sumberdaya hutan, bidang pemasaran, dan bidang keuangan.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1. Deskripsi Teoritis 2.1.1. Kajian Geografi dan Geografi Sosial Geografi adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena geosfer (atmosfer, lithosfer, hidrosfer, dan antroposfer) dengan menggunakan pendidikan keruangan, kelingkungan dan, kompleks wilayah. Dari pengertian tersebut, dalam penelitian ini berdasarkan ilmu geografi yang menjadi kajiannya adalah aktifitas petani hutan dalam memanfaatkan lingkungan hutan. Secara keruangan bahwa berkaitan tentang informasi yang diberikan meliputi distribusi, luasan, tingkat kesesuaian lahan, faktor pembatas, dan alternatif teknologi yang dapat diterapkan (Banowati, 2013:7). Berdasarkan pendekatan keruangan digunakan untuk menganilis petakan-petakan hutan yang berisi tanaman pokok, tanaman pagar, tanaman pengisi, dan tanaman tumpangsari. Tanaman pokok adalah tanaman kehutanan
yang
ditentukan
berdasarkan
ketetapan
dalam
rencana
perusahaan pada lokasi yang bersangkutan. Kemudian tanaman pengisi adalah tanaman yang ditanam dengan tujuan guna membantu mengurangi segi-segi kurang baik dari budidaya tanaman sejenis, ditanam pada larikan tanaman pokok. Sedangkan tanaman pagar adalah tanaman yang ditanam di sekeliling bidang tanaman dengan jenis-jenis tanaman tertentu yang berfungsi sebagai pelindung/pagar dari bahaya gangguan ternak maupun
8
9
penjarahan penebang liar. Tumpangsari adalah suatu cara pengelolaan tanah dimana petani dapat mengusahakan lahan kehutanan dengan tanaman pangan seperti padi, jagung, ubikayu, kol, bawang merah, kentang disamping tanaman pokok kehutanan seperti jati, pinus, sengon, dan mahoni (Banowati, 2013:199). Secara kelingkungan bahwa berkaitan aktivitas manusia terhadap lingkungan atau interaksi manusia dengan lingkungannya manusia terus mengalami perkembangan. Pertama kali berinteraksi dengan alam, manusia hanya memanfaatkan atau tergantung dari apa saja yang dihasilkan oleh alam. Sampai kemudian manusia mencoba untuk mengelola alam dengan teknologi yang mereka peroleh. Kemajuan bidang pertanian saat ini terutama dalam hal penggunaan teknologi dan pengembangan tanaman. Semua diperoleh melalui berbagai kegiatan penelitian yang tujuannya untuk meningkatkan hasil atau produk pertanian sehingga kebutuhan akan barangbarang pertanian selalu tercukupi. Namun demikian sifat-sifat tanaman dalam pertumbuhan optimalnya sangat dipengaruhi faktor-faktor geografis (Banowati, 2013:56). Berdasarkan pendekatan keruangan, dalam penelitian ini petani hutan secara langsung memanfaatkan ruang hutan sebagai sumberdaya alam. 2.1.2. Pengetahuan Kognitif Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
10
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU SPN No. 20 Tahun 2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1:1). Pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan manusia untuk mengembangkan potensi dirinya. Ada 3 jalur pendidikan yaitu formal, non formal, dan informal. Pada penelitian ini peneliti memusatkan pada pendidikan nonformal. Pendidikan nonfomal adalah proses penyelenggaraan suatu sistem terlembagakan, yang didalamnya terkandung makna bahwa setiap pengembangan pendidikan nonformal perlu perencanaan program yang matang, melalui kurikulum, isi program, sarana, prasarana, sasaran didik, sumber belajar, serta faktor-faktor yang satu sama lain tak dapat dipisahkan dalam pendidikan nonformal (Kamil, 2009:14). Berdasarkan penelitian penuluis, yaitu Analisis Pengetahuan Kognitif Petani Hutan Dalam Pelaksanakan Program Pengelolaan Hutan Bersama (PHBM) di Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora menunjukan bahwa masyarakat sebagai sumber dan sasaran pendidikan nonformal. 1. Masyarakat sebagai sumber belajar Faktor lingkungan masyarakat banyak memberikan pengaruh kuat dalam pengembangan program pendidikan nonformal, baik dalam proses pembelajaran maupun pengelolaan program. 2. Masyarakat sebagai sasaran pendidikan nonformal Konsep pendidikan nonformal dalam kerangka pembangunan masyarakat dapat dilihat dari dua sisi peran, pertama masyarakat
11
sebagai sumberdaya pembelajaran, dan ke dua masayrakat sebagai sasaran pembelajaran. 3. Pendidikan nonformal dalam pemberdayaan masyarakat Konstribusi
pendidikan
nonformal
dalam
pemberdayaan
masyarakat, secara lebih jelas dapat dilihat dari definisi dan hakekat peran pendidikan nonformal itu sendiri. Melalui
pendidikan,
seseorang
memperoleh
pengetahuan
dan
pengalaman yang akan membuat dirinya berkembang menjadi manusia yang lebih baik. Salah satunya ialah ranah kognitif, yaitu ranah yang menekankan akan pemahaman atau pengetahuan dan keterampilan berpikir. Teori perkembangan kognitif menurut Piaget yang dikutip Rifa‟i dan Anni (2012:31) terdapat empat konsep pokok dalam menjelaskan perkembangan kognitif. Keempat konsep yang dimasud adalah skema, asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrium. Skema adalah menggambarkan tindakan mental dan fisik dalam mengetahui dan memahami objek. Asimilasi yaitu proses memasukkan informasi kedalam skema yang telah dimiliki. Akomodasi merupakan proses mengubah skema yang telah dimiliki dengan informasi baru. Ekuilibrium ialah proses keseimbangan diantara skema, asimilasi, maupun akomodasi. Menurut
Bloom
yang
dikutip
Kuswana
(2012:6)
dalam
pengembangan taksonomi kognitif prinsip dasar kerangka yang diajukan merupakan suatu cara untuk mngelompokan tujuan pendidikan dalam hal
12
kompleks secara bertingkat. Beberapa prinsip dasar yang dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Mengingat taksonomi digunakan dalam unit-unit dan program pendidikan, memiliki perbedaan antara kelas perlu mencerminkan bagian yang sesuai dengan tingkah laku siswa yang diharapkan. 2. Mengingat taksonomi itu harus logis dan konsisten maka dikembangkan berdasarkan keutuhan materi, sesuai dengan struktur internal keilmuan. 3. Mengingat taksonomi harus konsisten dengan pemahaman gejala psikologis,
maka
pembedaan
secara
psikologis
tak
dapat
dipertahankan meskipun secara teratur telah dirancang oleh para guru. 4. Mengingat penggolongan merupakan suatu rencana yang relatif deskriptif, maka harus menunjukan atau mewakili setiap tujuan jenis pendidikan secara netral. Kemudian dalam kemampuan intelektual mencangkup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi diterapkan untuk membantu membangun pengetahuan. Dalam penelitian ini untuk pencapaian pengetahuan kognitif diperoleh beberapa indikator, diantaranya: (1) Pengetahuan, (2) Pemahaman, (3) Aplikasi, (4) Analisis, (5) Evaluasi. 2.1.3. Petani Hutan Petani adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh
13
kehidupan dari kegiatan itu. Berdasarkan perngertian tersebut petani erat kaitannya dengan pertanian. Definisi pertanian adalah kebudayaan yang pertama kali dikembangkan manusia sebagai respons terhadap kelangsungan hidup yang berangsur menjadi sukar karena semakin menipisnya sumber pangan di alam bebas akibat laju pertambahan manusia (Nurmala, 2012:1). Pada kegiatan pertanian, petani mempunyai dua tugas atau peranan, yaitu sebagai penggarap dan sebagai manajer. Petani sebagai penggarap mempunyai tugas untuk menggarap, merawat, dan memelihara tanaman dan hewan yang dimilikinya. Tujuannya adalah untuk mencapai atau menghasilkan produk yang optimal. Petani sebagai manajer, dalam kegiatan pertanian dibutuhkan pengelolaan dan majerial yang tepat. Apabila pengelolaan atau manajerial tidak baik, maka besar kemungkinan kurang hasilnya atau bahkan bisa gagal total (Banowati, 2015:47-49). Menurut Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, pengertian hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Petani hutan merupakan masyarakat kawasan hutan yang melakukan aktifitas pertanian dengan memanfaatkan lahan sebagai sumberdaya alam dengan melakukan pengelolaan hutan untuk memenuhi kebutuhan sambil mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan lingkungan. Dalam hal ini erat kaitannya dengan pertaniaan berkelanjutan.
14
Pertanian berkelanjutan didefinisikan sebagai pertanian yang dapat mengarahkan pemanfaatan oleh manusia lebih besar, efesiensi penggunaan sumberdaya lahan lebih besar dan seimbang dengan lingkungan, baik dengan manusia maupun dengan hewan (Nurmala, 2012:29). Ada beberapa syarat ataupun ketentuan tentang pertanian dikatakan sebagai pertanian berkelanjutan (Banowati, 2013:161-162). Syarat atau ketentuan tersebut antara lain: a. Mantap secara ekologis Artinya bahwa kualitas sumber daya alam dipertahankan dan kemampuan agroekosistem secara keseluruhan (manusia, tanaman, hewan, dan organisme tanah) ditingkatkan. b. Berkelanjutan secara ekonomis Artinya bahwa petani mampu menghasilkan untuk pemenuhan kebutuhan dan pendapatan sendiri serta mendapatkan penghasilan yang cukup untuk mengembalikan tenaga dan biaya yang digunakan. c. Adil Artinya bahwa sumber daya alam dan kekuasaan didistribusikan sedemikian rupa sehingga kebutuhan dasar semua anggota masyarakat terpenuhi dan hak-hak mereka dalam penggunaan lahan, modal, serta pemasaran terjamin.
15
d. Manusiawi Artinya bahwa semua bentuk kehidupan (tanaman, hewan, manusia) harus dihargai keberadaanya. e. Luwes Sistem pertanian yang ada harus mampu dijangkau oleh masyarakat pedesaan. 2.1.4. Program PHBM Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat berdasarkan SK Dewan Pengawas No.136/2001 adalah suatu sistem pengelolaan sumberdaya yang dilakukan bersama oleh Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan atau Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan dengan pihak berkepentingan (stakeholder) dengan jiwa berbagi sehingga kepentingan bersama untuk mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan dapat diwujudkan
secara
optimal
dan
proporsional.
PHBM
merupakan
sumberdaya pengelolaan hutan dengan cara berbagi, yang meliputi berbagi pemanfaatan waktu, ruang dan lahan, dengan prinsip saling menguntungkan, saling memperkuat, dan saling mendukung (Sutejo, 2014:3). Mulai tahun 2001 Perhutani melaksanakan program pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM), pada tahun yang sama paradigma PHBM diperbaharui yang semula hanya mengutamakan kayu yaitu dengan dipakainya kata hutan diubah menjadi sumberdaya hutan. Realisasinya melalui pengelolaan hutan kolaboratif antara Perhutani dengan desa berbasis kontrak, berbasis wilayah hutan atau wengkon desa, diharapkan lebih efektif
16
dalam pengelolaan hutan karena mereka adalah masyarakat setempat dimana hutan tersebut teragih (Banowati, 2013:189). Bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan yang dapat dikelola bersama masyarakat adalah jenis-jenis kegiatan berbasis lahan yang dilaksanakan di kawasan hutan dan dapat dikembangkan di luar kawasan hutan dengan memanfaatkan lahan atau ruang melalui pola tanam yang disesuaikan karakteristik wilayah. Pola-pola yang sesuai karakteristik wilayahnya
adalah
pola
tanam
yang
dapat
mengembangkan
keanekaragaman jenis dan komoditi kehutanan, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dengan tetap mengoptimalkan fungsi dan manfaat sumberdaya alam (Sutopo, 2005:46). Pengelolaan sumberdaya hutan adalah kegiatan yang meliputi penyusunan
rencana
pengelolaan
sumberdaya
hutan,
pemanfaatan
sumberdaya hutan dan kawasan hutan, serta perlindungan sumberdaya hutan konservasi alam. Pengelolaan hutan bersama masyarakat merupakan kebijakan perusahaan yang menjiwai strategi, struktur, dan budaya perusahaan dalam pengelolaan sumberdaya hutan. Jiwa yang terkandung dalam pengelolaan sumberdaya hutan bersama masyarakat merupakan pihak perusahaan, masyarakat desa hutan, dan pihak yang berkepentingan untuk berbagi dalam pengelolaan sumberdaya hutan sesuai dengan kaidah-kaidah keseimbangan, berkelanjutan, kesesuaian, dan keselarasan (Natalia, 2005 dalam Budiarti, 2011).
17
PHBM
dimaksudkan
untuk
memberikan
arah
pengelolaan
seumberdaya hutan dengan memadukan aspek ekonomi, ekologi, dan sosial secara
proporsional
maupun
profesional.
PHBM
bertujuan
untuk
meningkatkan peran dan tanggung jawab Perum Perhutani, masyarakat desa hutan dan pihak yang berkepentingan terhadap keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan, melalui pengelolaan sumberdaya hutan dengan model kemitraan. Aktifitas
pengelolaan
hutan
merupakan
seperangkat
kegiatan
pengusahaan hutan mencakup kegiatan yang terdiri dari strategi, sistem, dan manajemen pengelolaan. Strategi pengelolaan merupakan suatu kerangka umum pengelolaan hutan dan pengelolaan hasil hutan (Banowati, 2011:26). Pemanfaatan hutan oleh masyarakat dapat berupa sumberdaya kayu dan non kayu. Kayu yang dihasilkan dari hutan memiliki nilai jual yang cukup tinggi, sehingga diperlukan strategi dalam pemanfaatannya agar eksploitasi terhadap kayu tidak belebih yang akhirnya mengakibatkan kerusakan hutan. Sumberdaya non kayu yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu berupa tanaman tumpangsari
yang ditanam
masyarakat.
Tanaman
tumpangsari tersebut harus ada strategi pemanfaatannya, yaitu masyarakat harus memperhatikan syarat-syarat tanaman apa saja yang boleh ditanam untuk
menjadi
tanaman
tumpangsari
sehingga
tidak
mengganggu
pertumbuhan tanaman tegakan. Sumberdaya utama yang merupakan produk hutan mempunyai fungsi yang penting sebagai penyangga kehidupan dimana masyarakat desa hutan
18
dapat bermata pencaharian dari hutan serta hutan sebagai penghasil oksigen menyumbang pembentukan iklim mikro yang dapat menjaga kualitas disekitar hutan. Sedangkan sumberdaya non kayu merupakan kegiatan pemanfaatan lahan hutan untuk aktifitas pertanian oleh masyarakat desa hutan. Sistem pengelolaan merupakan suatu rangkaian pengelolaan pada tingkat perencanaan hutan yang meliputi pemilihan jenis tegakan dan jenis tanaman pertanian sekaligus berhubungan dengan penentuan daur atau rotasi tanaman pada satuan petak hutan, dan pola tanam tumpangsarinya (Banowati, 2011:28). Masyarakat desa hutan mendapat ruang sebesar 2.500 m² untuk menanam tanaman tumpangsari dibawah tanaman tegakan. Tanaman tumpangsari yang ada sebagian besar berupa tanaman emponempon seperti kunyit. Manajemen pengelolaan merupakan suatu tindakan kebijakan yang dilakukan oleh KPH dengan mempertimbangkan keadaan wilayah yang terkait dengan kondisi fisik, biofisik, maupun kondisi sosial ekonomi wilayah yang bersangkutan. Termasuk dalam tindakan ini adalah penetapan program: penentuan lokasi kemitraan, penetapan fungsi suatu kawasan hutan, serta teknik silvikultur yang diterapkan (Banowati, 2011:29). Strategi, sistem, dan manajemen pengelolaan hutan suatu wilayah berbeda antara wilayah satu dengan yang lainnya. Hal tersebut dikarenakan setiap wilayah mempunyai karakteristik yang berbeda baik fisik maupun sosialnya.
19
2.1.5. Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan Menurut penelitian terdahulu mengenai program PHBM, terdapat penelitian yang dilakukan oleh Wiwik Lestariningsih dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Nonformal Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Desa Adinuso Kecamatan Subah Kabupaten Batang”, dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran pendidikan nonformal terdapat hubungan antara partisipasi masyarakat dalam program PHBM. Melalui pendidikan nonformal yang terdiri kejar paket dan kursus menjadikan masyarakat desa hutan lebih memahami akan pentingnya peran pengetahuan dan keterampilan masyarakat. Hal ini didukung juga dengan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan yang diberikan oleh Perum Perhutani. Sehingga partisipasi masyarakat lebih aktif dalam mengikuti program PHBM.
No 1
Peneliti (Tahun) Andri Kurniawan (2011) (Skripsi)
Tabel 2.1 Matrik Kajian Penelitian Terdahulu. Judul Metode Implementasi Studi Kasus Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Kawasan KPH Telawa (studi kasus di LMDH Sumber Rejeki, Makmur Sejati, Trubus Lestari dan
Hasil
Terjadi implementation gap pada implementasi PHBM di LMDH Sumber Rejeki, Makmur Sejati Trubus Lestari dan Yosowono. Dampak dari kegiatn PHBM adalah ada penambahan penghasilan bagi
20
Yosowono)
2
Astin Noviyati (2014) (Skripsi)
3
Hudoro Prasetyo (2012) (Skripsi)
Optimalisasi Peran Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Bangun dalam Meningkatkan Partisipasi Petani di Desa Donorejo. Pemberian Hak Kelola Lahan oleh Perhutani Kepada Masyarakat Desa Hutan Melalui Program Pengelolaan Bersama Masyarakat (PHBM) di Perum Perhutani KPH Blora.
Participatory Research Appraisal
Yuridis Empiris
masyarakat, penyerapan tenaga kerja, pencurian menurun. Kendala dari perhutani adalah kesulitan dalam kegiatan sosialisasi, LMDH masih sangat tergantung dengan Perhutani. Kendala dari LMDH adalah tarif upah yang kurang transparan, peralatan kurang, kurangnya usaha produktif dari LMDH. Stategi untuk meningkatkan PHBM adalah strategi intergrasi horizontal. Menunjukan tingkat partisipasi yang berbeda disetiap pendukuhan.
Baik dasar pemberian dan proses pemberiannya sudah sesuai pedoman dalam pemberian hak pengelolaan lahan kepada masyarakat disekitar hutan. Terkait hak dan kewajiban yang dimiliki oleh kedua belah pihak, sudah terpenuhi dan sesuai sebagaimana yang disebutkan dalam pedoman PHBM.
21
5
Eva Banowati (2001) (Jurnal)
6
Chandra Satria Harimurti (2016) (Skripsi)
Kegiatan Agrosilvikultur Pendapatan Penduduk Desa Hutan Peserta Pesanggem di Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati Jawa Tengah
Distribusi Frekuensi dan Tabulasi Silang
Analisis Pengetahuan Kognitif Petani Hutan Dalam Pelaksanaan Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Desa
Diskriptif Persentase dan Tabulasi Silang
Hasil penelitian bahwa peserta pesanggem yang mengolah lahan andil sebagian besar kepala rumah tangga laki-laki da sebagian kecil (3orang) kepala rumah tangga wanita. Umur para peserta pesanggem termasuk dalam kategori miskin. Luasan lahan andil yang digarap berpengaruh terhadap kegiatan agrosilvikultur. Pendapatan rata-rata yang diperoleh dari lahan andil pesanggem tidak ada perbedaan dengan rata-rata yang diperoleh dari lahan andil pesanggem Desa Maitan. Pendapatan dari lahan andil dapat membantu meningkatkan kesejahteraan pesanggem selama mengikuti kontrak dengan Perhutani. Hasil penelitian yang diperoleh adalah persentasi kategori pengetahuan kognitif sebesar 47% atau cukup. Sedangkan persentasi kategori pelaksanaan program PHBM sebesar 50% atau cukup.
22
Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora
Berdasarkan hasil uji tabulasi silang menunjukan hasil 0% dengan taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan kognitif petani hutan terhadap pelaksanakan program PHBM di Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora.
2.1.6. Kerangka Berpikir Program PHBM dibentuk oleh Perum Perhutani sebagai upaya untuk pengelolaan hutan dengan melibatkan masyarakat desa hutan. Program PHBM
tersebut
dalam
pelaksanaannya
melibatkan
Perhutani
dan
masyarakat petani hutan. Sebagai upaya untuk memberikan pendidikan dan pengetahuan masyarakat petani hutan tentang pengelolaan hutan, Perhutani mengadakan
pembinaan,
penyuluhan,
dan
pelatihan.
Pembinaan,
penyuluhan, dan pelatihan tersebut ditujukan untuk masyarakat petani hutan.
Program
PHBM
sendiri
terdapat
kegiatan
berupa
bidang
perencanaan, bidang pembinaan sumberdaya hutan, bidang pemasaran, dan bidang keuangan. Berdasarkan upaya pelaksanaan program PHBM, masyarakat desa hutan memerlukan bekal pengetahuan dan keterampilan. Pengukuran pengetahuan dan keterampilan petani hutan dapat diukur melalui Taksonomi Bloom pada level C1, C2, C3, C4, dan C6 yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, dan evaluasi. Kemudian
23
dapat dilihat bagaimana pengetahuan dan keterampilan masyarakat sehingga manfaat sumberdaya hutan yang optimal dan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang bersifat fleksibel, akomdatif, dan partisipasif. Apabila dari semua indikator tersebut sebagian besar telah diterapkan masyarakat petani hutan, maka pelaksanaan pengetahuan kognitif petani hutan dalam melaksanakan program PHBM membawa pengaruh yang baik terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat. Degradasi Hutan
Perhutani
Program PHBM LMDH
-
-
Bidang Perencanaan Bidang Pemberdayaan Sumberdaya Hutan Bidang Pemasaran Bidang Keuangan Bidang Produksi
Pengetahuan Kognitif Petani Hutan
Partisipasi Pelaksanaan Program PHBM Meningkat Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 2.1.7. Hipotesis Pada penelitian ini penulis merumuskan hipotesis yaitu: Terdapat hubungan antara pengetahuan kognitif petani hutan terhadap pelaksanaan program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM).
24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010:173). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani hutan yang tergabung dalam LMDH Jati Bagus Kecamatan Jepon Kabupaten Blora yaitu sebesar 125 orang (Monografi, Desa Jomblang 2016). Populasi pada penelitian ini sekaligus menjadi sampel penelitian atau populasi sampel, yaitu sebesar 125 orang. Populasi sampel dilakukan oleh peneliti karena populasi terhingga atau masih terjangkau untuk dikumpulkan dan tidak terlalu banyak. Populasi sampel diteliti, hasilnya dianalisis, disimpulkan, dan kesimpulan itu berlaku untuk populasi.
3.2. Variabel Penelitan Variabel penelitian mengenai analisis pengetahuan kognitif petani hutan dalam melaksanakan program PHBM akan dijabarkan sebagai berikut: Tabel 3.1 Matriks Variabel Penelitian No Tujuan Variabel
1
Untuk mengukur pengetahuan kognitif petani hutan
Sub Variabel
Pengetahuan1. Pengetahuan kognitif Pemahaman Penerapan Analisa Evaluasi
24
Teknik pengumpulan data Wawancara & Dokumentasi
25
2
Untuk mengukur partisipasi petani hutan dalam melaksanakan program PHBM
Program 1. Bidang Pengelolaan perencanaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)
Observasi, Wawancara, & Dokumentasi
2. Bidang Pembinaan Sumberdaya Hutan 3. Bidang Produksi
Observasi, Wawancara, & Dokumentasi
4. Bidang Pemasaran 5. Bidang Keuangan
Observasi, Wawancara, & Dokumentasi Observasi, Wawancara, & Dokumentasi Observasi, Wawancara, & Dokumentasi
3.2.1. Variabel bebas (X) Pada penelitian ini, variabel bebasnya adalah pengetahuan kognitif petani hutan. Untuk mengukur pengetahuan kognitif melalui Taksonomi Bloom: 1.
Pengetahuan
(C1)
2.
Pemahaman
(C2)
3.
Penerapan
(C3)
4.
Analisa
(C4)
5.
Evaluasi
(C6)
26
3.2.2. Variabel terikat (Y) Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah pelaksanaan program PHBM di Desa Jomblang, Kabupaten Blora. Kegiatan program PHBM meliputi: 1.
Bidang Perencanaan
2.
Bidang Pembinaan
3.
Bidang Produksi
4.
Bidang Pemasaran
5.
Bidang Keuangan
Sumberdaya Hutan
3.3. Alat dan Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang diutamakan dalam penelitian ini adalah: 3.3.1. Wawancara Wawancara adalah cara mengumpulkan data dimana peneliti langsung mengadakan tanya jawab dengan responden. Wawancara dilakukan pada 27 Maret sampai dengan 17 April 2016, dilakukan kepada petani hutan anggota LMDH Jati Bagus. Kemudian wawancara juga kepada KSS/Kaur Pengembangan PHBM Perum Perhutani KPH Cepu oleh Agung Sugianto, S.E. pada tanggal 11 sampai 12 April 2016, sedangkan pada tanggal 13 sampai dengan 15 April 2016 wawancara dilakukan kepada Ketua LMDH Jati Bagus Surat Wartono, S.E. Metode wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan kognitif dan partisipasi pelaksanaan
kegiatan
program
PHBM
lebih
detail,
bagaimana
27
pelaksanaannya dilapangan dan pengetahuan masyarakat tentang program tersebut. 3.3.2. Dokumentasi Berdasarkan metode dokumentasi ini kemudian akan diperoleh data yang mengenai hal-hal atau variabel yang berupa data monografi desa, data geografis dan data penduduk desa yang tinggal di sekitar Hutan Desa Jomblang. Dokumentasi dilakukan pada setiap kelapangan dilakukan pada 27 Maret sampai dengan 17 April 2016. 3.3.3. Observasi Metode observasi ini digunakan untuk mengamati kegiatan petani hutan dalam melaksanakan program PHBM meliputi bidang perencanaan, bidang produksi, bidang pembinaan sumberdaya hutan, bidang pemasaran, dan bidang keuangan. Obervasi dilakukan pada tanggal 22 sampai dengan 29 Januari 2016 dan 22 sampai dengan 27 Februari 2016 dengan mengamati keadaan sekitar hutan dan aktivitas masyarakat desa hutan.
3.4. Validitas dan Reliabilitas Alat Hasil penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Selanjutnya hasil penelitian yang reliabel yaitu apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa
28
kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama, dengan
menggunakan
instrumen
yang
valid
dan
reliabel
dalam
pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel (Sugiyono, 2010: 172-173). 1) Validitas 1. Validitas Konstruk Untuk menguji validitas konstruk, dapat digunakan pendapat dari ahli. Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspekaspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli (Sugiyono, 2010: 179). Hal pertama yang dilakukan untuk menguji validitas konstruk yaitu menurunkan variabel menjadi sub variabel yang kemudian dikembangkan menjadi indikator-indikator yang akan dicapai dan dituangkan dalam butir-butir soal dengan menyajikannnya dalam bentuk kisi-kisi angket penelitian. Setelah disajikan dalam bentuk kisikisi, langkah selanjutnya adalah menyusun angket penelitian. Sebelum diberikan kepada responden untuk diuji cobakan, instrumen tersebut terlebih dahulu dikonsultasikan dengan ahli yang dalam hal ini adalah dosen pembimbing apakah angket tersebut sudah sesuai atau belum. 2. Validitas Isi Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2010: 182).
29
Validitas isi dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana butir soal mencakup keseluruhan bahan yang ingin diukur. Pengujian validitas diukur dengan menggunakan SPSS 16 dan diperoleh soal variabel pengetahuan kognitif petani hutan yang tidak valid ada 5 soal, yaitu: nomor 6, 11, 17, 20, dan 25. Sedangkan untuk variabel partisipasi pelaksanaan program PHBM diperoleh soal yang tidak valid ialah: nomor 30, 31, 45, 47, dan 48.
}{
√{
}
Keterangan: rxy
: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N
: Jumlah subyek atau responden
X
: Jumlah skor setiap item angket
Y
: Jumlah skor total angket
(Arikunto, 2006: 155)
2) Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu instumen cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabel artinya dapat dipercaya jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2006: 178). Pengujian reliabilitas diukur dengan menggunakan SPSS 16 dan diperoleh
untuk
variabel
pengetahuan
kognitif
petani
hutan
reliabilitasnya 0,82 sedangankan untuk variabel partisipasi pelaksanaan program PHBM reliabilitasnya 0,90.
30
[
][
]
Keterangan : r11
: Reliabilitas angket
k
: Banyaknya butir pertanyaan atau soal : Jumlah varian total : Varian skor total
(Arikunto, 2006: 196)
3.5. Teknik Analisis Data Tabel 3.2 Matriks Teknik Analisis Data No Masalah Metode Analisis Data 1 Bagaimana pengetahuan kognitif petani Analis Geografi, hutan tentang Program Pengelolaan Hutan Deskriptif Persentase Bersama Masyarakat (PHBM)? 2 Bagaimana partisipasi petani hutan dalam Analisis Geografi, pelaksanaan Program Pengelolaan Hutan Deskriptif Persentase Bersama Masyarakat (PHBM)? 3 Bagaimana hubungan pengetahuan kognitif Tabulasi Silang, Uji petani hutan dengan partisipasi pelaksanaan Chi-Square Test. program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)? Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis geografi khususnya analisis keruangan. Analisis keruangan digunakan untuk menganalisis petakan-petakan hutan berisi tanaman pokok, tanaman pengisi, tanaman pagar, dan tanaman tumpangsari. Analisis
deskriptif
persentase
digunakan
untuk
mengetahui
pengetahuan petani hutan dan mengkaji pengetahuan kognitif masyarakat desa hutan dalam program PHBM. Analisis data ini digunakan pengumpulan data dengan menentukan skor responden sesuai penskoran yang ditentukan selanjutnya menjumlah skor tersebut.
31
Untuk menentukan skor (deskriptif persentase) digunakan rumus: DP= x100% Keterangan: DP: Deskriptif persentase N : Jumlah seluruh nilai yang diharapkan n : Nilai yang diperoleh
(Ridwan, 2004:71-95)
Presentase yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam kriteria penilaian pengetahuan. Penulis mengambil standar penilaian dengan mengacu pada penilaian akademik yang ada di Universitas Negeri Semarang, namun yang tadinya terdapat 8 kriteria berdasarkan standar penilaian UNNES, kemudian penulis menyederhanakan menjadi 3 kriteria untuk mengukur tingkat pengetahuan kognitif petani hutan, adapun kriteria diantaranya: a) Baik, b) Cukup, c) Kurang. Penskoran untuk tes kriteria jawaban ialah untuk jawaban benar bernilai 1, salah nilai 0. Untuk lebih jelasnya dapat melihat pada tabel 3.3 standar penilaian akademik unnes, dan tabel 3.4 kriteria untuk tingkat pengetahuan kognitif petani hutan. Tabel 3.3 Standar Penilaian Akademik UNNES No Nilai Angka Nilai Huruf Bobot 1 86-100 A 4,00 2 81-85 AB 3,50 3 71-80 B 3,00 4 66-70 BC 2,50 5 61-65 C 2,00 6 56-60 CD 1,50 7 51-55 D 1,00 8 ≤ 50 E 0,00 Sumber: Buku Pedoman Akademik UNNES, 2013
Predikat Sangat Baik Lebih dari Baik Baik Lebih dari Cukup Cukup Kurang dari Cukup Kurang Gagal (Tidak Lulus)
32
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Pengetahuan Kognitif Petani Hutan No Rentang Skor Persentasi Nilai Kriteria 1 13 - 20 66-100 Baik 2 8 - 12 61-65 Cukup 3 0-7 ≤ 60 Kurang Kemudian untuk data yang diperoleh dengan cara pengumpulan data utama dari wawancara dan dianalisis melalui tahapan yaitu: a)
Mengelompokkan data sesuai dengan jenisnya.
b)
Membuat tabulasi data
c)
Data yang telah ditabulasikan, diolah dalam bentuk komputerisasi. Sedangkan metode yang digunakan untuk menganalisis data penelitian
tentang pengaruh pengetahuan kognitif petani hutan terhadap partisipasi pelaksanakan program PHBM, data dianalisis dengan menggunakan cross tab atau tabulasi silang dengan korelasi uji chi-square test dengan menggunakan SPSS 16 dan kemudian ditinjau pada fakta lapangan. Rumus menghitung chi-square adalah sebagai berikut: ∑ Keterangan: x² = chi kuadrat fo = frekuensi yang diobservasi fh = frekuensi yang diharapkan
(Arikunto, 2006: 290)
33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Geografi adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena geosfer (atmosfer, lithosfer, hidrosfer, dan antroposfer) dengan menggunakan pendidikan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Kajian dalam penelitian ini adalah aktifitas petani hutan (anggota LMDH Jati Bagus) dalam memanfaatkan lingkungan hutan. Secara keruangan bahwa berkaitan tentang informasi yang diberikan meliputi distribusi, luasan, tingkat kesesuaian lahan, faktor pembatas, dan alternatif teknologi yang dapat diterapkan (Banowati, 2013:7).
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1.
Kondisi Geografis Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Jomblang
Kecamatan Jepon Kabupaten Blora yang tergabung dalam anggota LMDH Jati Bagus. Secara astronomis Desa Jomblang terletak pada 7º00‟34” LS 7º02‟58‟‟ LS dan 111º25‟57‟‟ BT - 111º28‟15” BT. Secara administrasi, termasuk dalam wilayah Kecamatan Jepon Kabupaten Blora serta memiliki batas-batas wilayah yaitu: Sebelah Utara
: Desa Purworejo & Kecamatan Blora
Sebelah Timur
: Desa Kawasan Hutan & Desa Nglobo
Sebelah Barat
: Desa Ngampon & Kecamatan Jepon
33
34
Sebelah Selatan : Kawasan Hutan & Desa Semanggi
Gambar 4.1 Desa Jomblang Sumber: Dokumentasi Penelitian Lokasi desa ini berjarak 4 km dengan pusat Pemerintahan Kecamatan, sedangkan dengan Pemerintahan Kabupaten adalah 10 km, serta jarak dari Ibu Kota Provinsi adalah 133 km, dan jarak tempuh dengan KPH Cepu adalah 36 km. Wilayah Desa Jomblang terletak di dalam Resor Pangkuan Hutan (RPH) Nglobo dengan Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Jomblang dan termasuk dalam Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Cepu yang terletak diujung paling barat wilayah KPH Cepu, berseberangan dengan wilayah KPH Blora. Desa Jomblang sendiri terdiri dari dua dusun yaitu Dusun Kaliklampok dan Dusun Jomblang. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai batas-batas wilayah desa dapat dilihat pada gambar 4.2 seperti berikut:
35
Gambar 4.2. Peta Administrasi Desa Jomblang
36
4.1.2.
Penggunaan Lahan Luas wilayah Desa Jomblang adalah 1.281,261 Ha dengan ketinggian
146 Mdpl yang terdiri dari sawah, tegal, pekarangan, dan hutan. Untuk lebih jelasnya perhatikan Luas penggunaan lahan Desa Jomblang dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Penggunaan Lahan Desa Jomblang No Keterangan Luas (Hektar) 1 Sawah 579,752 ha 2 Tegalan/Ladang 83,242 ha 3 Pemukiman 67,040 ha 4 Hutan 551,827 ha Sumber: Data Analisis Penelitian 2016 Tabel 4.1 menunjukan bahwa penggunaan lahan Desa Jomblang untuk sawah sebesar 579,752 ha, merupakan penggunaan lahan yang terbesar di Desa Jomblang. Sedangkan penggunaan lahan pemukiman sebesar 67,040 ha, merupakan penggunaan lahan terkecil. Mayoritas penggunaan lahan ialah berupa vegetasi meliputi sawah dan hutan yang dilambangkan warna hijau muda (sawah) dan hijau tua (hutan). Sedangkan penggunaan lahan yang lain berupa pemukiman dan tegalan. Pemerintahan Desa Jomblang terbagi atas 2 dusun yaitu Jomblang dan Kaliklampok. Terdiri dari 3 RW (Rukun Warga) dengan jumlah total 23 RT (Rukun Tetangga) dan dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Secara lebih detail,
peta
penggunaan
lahan
ditampilkan
pada
gambar
4.3.
37
Gambar 4.3. Peta Penggunaan Lahan Desa Jomblang
38
Berdasarkan Peta Penggunaan Lahan Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora, sawah yang terdapat pada Desa Jomblang berupa sawah tadah hujan. Sawah tipe ini sumber airnya hanya mengandalkan dari curah hujan. Umumnya diusahakan atau ditanami padi pada musim hujan, sedangkan pada musim kemarau diberakan. Pola tanamnya adalah padi-bera atau palawija-padi (Nurmala, 2012:103). Sedangkan untuk hutan di Desa Jomblang mayoritas hutan yang berisikan Pohon Jati dan sebagian Mahoni. Kawasan hutan di Desa Jomblang sebagian kecil juga terdapat hutan rakyat seluas 36 Ha. Hutan rakyat adalah yang dikuasai oleh rakyat sebagai sumber mata pencaharian tambahan selain mata pencaharian pokok penduduk suatu desa (Nurmala, 2012:111). Berikut ini karkateristik tanah pada hutan Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Karakteristik Tanah pada Hutan di Desa Jomblang No BKPH
Petak
Drainase pH Tanah (ααβ)
HCL
Kandungan Jenis Warna Tanah Organik Tanaman
1 Nglobo 6018C 7,56 Baik
Tinggi Rendah
Merah Kecoklatan
Jati
2 Nglobo 6051A 7,64 Baik
Tinggi Rendah
Merah Kecoklatan
Mahoni
Sumber: Perum Perhutani KPH Cepu Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa kawasan hutan di Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora termasuk Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Nglobo. Pada petak hutan 6018C diisi jenis
39
Pohon Jati, dengan tingkat pH tanah sebesar 7,56 yang berarti basa. Sedangkan untuk petak hutan 6051A diisi jenis Pohon Mahoni, dengan tingkat pH tanah sebesar 7,64 yang berarti basa. Drainase pada kedua petak baik tetapi agak sarang (kedap air), kandungan organik tanah rendah, dan kandungan kapur pada tanah tinggi. Jenis tanah grumusol dengan warna tanah merah kecoklatan. Tanah yang sesuai pada Pohon Jati pada umumnya adalah yang agak basa, dengan pH antara 6-8, sarang (memiliki aerasi yang baik), mengandung cukup banyak kapur (Ca, calcium) dan fosfor (P), karena Pohon Jati tidak tahan tergenang air. 4.1.3.
Kependudukan Jumlah penduduk Desa Jomblang pada Tahun 2010 sebanyak 3.273
jiwa, untuk jumlah laki-laki ialah 1.687 orang dan jumlah perempuan sebanyak 1586 orang dengan jumlah KK sebanyak 946 KK (Monografi, Desa Jomblang 2016). Kepadatan penduduk 252 jiwa/km², dan terbagi menjadi 2 Dusun, Dusun Jomblang dan Kaliklampok. Jumlah RW terdapat 3 RW dengan jumlah total 23 RT. Berikut adalah komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, menurut bidang pekerjaan utama, dan menurut pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.3. (Pada lampiran halamn 83). Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa jumlah terbanyak petani hutan terdapat pada kelompok umur 40-45 yaitu sejumlah 32 orang, sedangkan jumlah terkecil petani hutan terdapat pada kelompok umur ≥ 70 yaitu sejumlah 1 orang. Rata-rata usia petani hutan di Desa Jomblang adalah
40
berumur 47 tahun. Di desa jomblang sendiri jumlah penduduk sebagian besar berada pada kelompok umur muda dan semakin sedikit jumlahnya pada kelompok umur tua sehingga Desa Jomblang memiliki bentuk piramida muda (ekspansif). Hal tersebut menandakan bahwa angka kelahiran bayi di Desa Jomblang tinggi. Perekonomian
tidak
terlepas
dari
adanya
pekerjaan
yang
mendukungnya. Jumlah penduduk di Desa Jomblang yang bekerja pada bidang pertanian tanaman pangan memiliki jumlah paling tinggi yaitu 1.845 jiwa. Sedangkan dilihat dari sektor mata pencaharian, mayoritas pekerja anggota LMDH Jati Bagus adalah petani yaitu 58 , terlihat bahwa sebagian besar penduduk bekerja pada sektor pertanian. Penduduk memanfaatkan lahan sawah dan hutan negara untuk lahan pertanian mereka, untuk jenis tanaman pertanian sendiri adalah padi, jagung, dan singkong. Tingkat Pendidikan penduduk Desa Jomblang termasuk masih rendah yaitu sebagian besar hanya sampai jenjang Sekolah Dasar yaitu sejumlah 1.145 jiwa dan jumlah penduduk yang memiliki tingkat pendidikan sampai S1 sedikit yaitu 19 orang. Mayoritas petani hutan berjenjang pendidikan SD yaitu sebanyak 67 orang dan sebanyak 9 orang lainnya tidak tamat SD. Sedangkan untuk jenjang sarjana hanya 1 orang. Masih rendahnya pendidikan masyarakat menandakan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pendidikan.
41
4.1.4.
Wilayah Hutan Desa Jomblang Kecamatan Jepon Wilayah Hutan Desa Jomblang termasuk pangkuan hutan dari KPH
Cepu, dengan BKPH Nglobo. Lebih jelasnya lihat pada tabel 4.4 (pada lampiran halaman 86). Desa Jomblang terbagi atas 2 dusun, yaitu Dusun Jomblang dan Kaliklampok. Total pangkuan pada Desa Jomblang ialah 25 petak terbagi masing-masing dusun untuk RPH Jomblang terdiri dari 15 petak dengan luas 557,1 ha. Sedangkan untuk RPH Kaliklampok terdiri dari 10 petak dengan luas 277,1 ha. Total seluruh luas pangkuan hutan Desa Jomblang adalah sebesar 834,2 ha. Tanaman pokok yang berada pada KPH Cepu adalah tanaman Jati. RPH Jomblang untuk tanaman pokok terdiri dari jati dan mahoni. Di satu kawasan hutan, selain terdapat tanaman pokok terdapat juga tanaman pagar, pengisi, dan sela. Kawasan hutan Desa Jomblang memiliki tanaman pengisi kesambi dan kemlanding. Tanaman pengisinya ialah tanaman sonokeling, sedangkan untuk tanaman pagar ialah tanaman secang. Lebih jelasnya lihat pada gambar 4.4
42
Gambar 4.4 Peta Pangkuan Hutan Desa Jomblang
43
Berdasarkan gambar 4.4 menunjukan gambaran Petak Pangkuan Hutan di Desa Jomblang. Jenis tanaman meliputi tanaman pagar, tanaman pokok, tanaman pengisi, dan tanaman tumpangsari. Tanaman pagar adalah tanaman yang ditanam di sekeliling bidang tanaman dengan jenis-jenis tanaman tertentu yang berfungsi sebagai pelindung/pagar dari bahaya gangguan ternak maupun penjarahan penebang liar. Sedangkan tanaman pokok adalah tanaman kehutanan yang ditentukan berdasarkan ketetapan dalam rencana perusahaan pada lokasi yang bersangkutan. Kemudian tanaman pengisi adalah tanaman yang ditanam dengan tujuan guna membantu mengurangi segi-segi kurang baik dari budidaya tanaman sejenis, ditanam pada larikan tanaman pokok, dan tanaman tumpangsari adalah adalah tanaman yang dikelola dimana petani dapat mengusahakan lahan kehutanan dengan tanaman pangan seperti padi, jagung, ubikayu, kol, bawang merah, kentang disamping tanaman pokok kehutanan seperti jati, pinus, sengon, dan mahoni (Banowati, 2013:199). Pada kawasan hutan di Desa Jomblang jarak tanaman pagar terhadap tanaman pokok sekitar 60 sentimeter sampai 1 meter. Pada tanaman pokok dengan tanaman pengisi berjarak 1 meter sampai 3 meter. Sedangakan untuk tumpangsari ditanam pada sela-sela tanaman pokok ataupun tanaman pengisi. Kawasan hutan yang digarap bukan hanya kawasan bukaan saja, masyarakat juga boleh menggarap kawasan yang sudah tutup tajuk, yaitu tanaman yang sudah berumur 40 tahun keatas yang tajuknya sudah tertutup.
44
Sebagian besar petani hutan menanam tanaman tumpangsari berupa jagung dan pisang. 4.1.5.
LMDH Jati Bagus Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang ada di Desa
Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora bernama LMDH Jati Bagus. Ketuanya yaitu Surat Wartono, S.E. dengan Muhammad Amin sebagai wakil ketua, sedangkan untuk sekretaris yaitu, Rahmat Iskak dan Riyanto. Kemudian untuk bendara ialah Dwi Yulianto dan Suprapto. Berikut susunan pengurus LMDH Jati Bagus dapat dilihat pada tabel 4.5 (pada lampiran halaman 89). LMDH Jati Bagus berdiri pada tanggal 14 Oktober 2005 dengan nomor akta notaris 435 dan nomor perjanjian 47 dengan beranggotakan 125 orang. Alamat dari LMDH Jati Bagus sendiri terletak pada Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora yang termasuk dalam Resor Pangkuan Hutan (RPH) Nglobo dengan Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Jomblang dan termasuk dalam Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Cepu. LMDH Jati Bagus merupakan salah satu LMDH andalan dari KPH Cepu. Salah satu buktinya ialah LMDH Jati Bagus sering dikirim dalam studi banding maupun pelatihan perwakilan KPH Cepu. Lebih jelasnya lihat gambar 4.5 dan 4.6
45
Gambar 4.5 Pelatihan Budidaya Porang Sumber: http://jatibagusjomblang.blogspot.co.id Sedangkan di dalam forum komunikasi, LMDH Jati Bagus juga sudah mengikuti perkembangan jaman, yaitu dengan adanya laman atau website: jatibagusjomblang.blogspot.com atau dengan surat elektronik (surel)
[email protected]. Dilihat dari pembagian (zonasi) wilayah, Desa Jomblang termasuk dalam zona penyangga dimana zona penyangga tersebut merupakan daerah yang interaksi terhadap sumber daya hutan penunjang fungsi ekologi, ekonomi, dan sosial. Desa Jomblang dikelilingi hutan dengan jumlah petak sebanyak 24 petak, masing-masing 15 petak di wilayah RPH Jomblang dan 9 petak di wilayah RPH Kaliklampok dengan luas pangkuan total sebesar 8.342.000 m². Luas garapan untuk masingmasing anggota LMDH dibagi berdasar ketentuan dari Perhutani yaitu sebesar 2500 m².
46
Gambar 4.6 Studi Banding Lembah Hijau Karanganyar Sumber: http://jatibagusjomblang.blogspot.co.id Ketua dipilih setiap 5 tahun dengan sistem musyawarah pemilihan umum yang diikuti oleh seluruh anggota LMDH Jati Bagus. Pada saat ini Ketua LMDH Jati Bagus adalah Bapak Surat Wartono, S.E. Beliau merupakan ketua LMDH Jati Bagus terpilih untuk dua kali periode ini. Keaksaran fungsional pernah diadakan oleh Perhutani di Desa Jomblang selama 6 bulan yang dilakukan dengan SKB Blora yang dilaksanakan seminggu 3 kali. Pembinaan dilakukan secara rutin paling tidak 1 minggu 2 kali, dengan materi seputar kehutanan dan paramateri Asper (Asisten Perhutani) BKPH Nglobo Pak Mulyo Hadi Susanto. Kegiatan musyawarah atau rapat biasanya diadakan bersama dengan diskusi anggota, dilaksanakan di ruang terbuka. Ketika di lapangan ada hal yang perlu didiskusikan maka didiskusikan di lapangan secara langsung bersama para anggota. Namun untuk rapat resmi, diadakan biasanya dirumah ketua LMDH Pak Surat Wartono.
47
Kegiatan LMDH Jati Bagus sendiri sangat aktif baik di dalam maupun luar kawasan. Kegiatan-kegiatan di dalam kawasan diantaranya ialah penanaman, pemeliharaan/penjarangan, teresan, tebangan, dan penanaman Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K). Sedangkan untuk kegiatan di luar kawasan diantaranya adalah koperasi, penanaman empon-empon, budidaya entok, jasa pembayaran listrik, foto copy, pengetikan, dang penanganan sampah. Sharing
yang diterima digunakan untuk kepentingan masyarakat
bersama. Setiap tahun LMDH Jati Bagus mendapatkan sharing dari Perhutani, untuk jumlahnya setiap tahunnya berbeda. Hasil sharing yang diterima sudah merupakan hasil perhitungan dari Perhutani. Hasil tersebut tidak langsung dibagikan kepada para anggota, namun disimpan untuk kepentingan-kepentingan LMDH maupun masyarakat luas. Misal ada warga yang mengajukan proposal bantuan dana untuk pembangunan ke LMDH, ketika hasil sharing tersebut cukup untuk membantu maka hasil sharing tersebut digunakan untuk membantu pembangunan fasilitas-fasilitas umum tersebut sehingga hasil sharing tersebut bermanfaat untuk orang banyak.
4.2.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora, diperoleh data sebagai berikut.
1.
Pengetahuan Kognitif Petani Hutan terhadap Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM).
48
Pengetahuan Kognitif dalam penelitian ini mempunyai 5 sub variabel yaitu (1) Pengetahuan/C1, (2) Pemahaman/C2, (3) Penerapan/C3, (4) Analisa/C4, (5) Evaluasi/C6. Sub variabel tersebut dilakukan pengukuran, dan dari pengukuran tersebut didapatkan gambaran pengetahuan kognitif yang diikuti responden seluruh anggota LMDH Jati Bagus di Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora. Distribusi tabulasi data pengetahuan kognitif dapat dilihat pada tabel 4.8. (Pada lampiran halaman 90). Tabel 4.6 Tingkat Kognitif Petani Hutan Interval Kriteria 66% - 90% Baik 41% - 65% Cukup 15% - 40% Kurang Jumlah Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
Frekuensi 21 74 30 125
% 17 59 24 100
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa separuh lebih petani berada pada kategori cukup yaitu 74 responden (59%). Rata-rata persentase sebesar 51,1% termasuk kategori cukup, ini menunjukan bahwa tingkat kognitif petani hutan belum baik, disamping itu terdapat juga jarak yang cukup jauh antara nilai tertinggi dan nilai terendah. Hal ini menunjukan tidak meratanya pengetahuan petani hutan akan tingkat kognitif tentang program PHBM itu sendiri. Nilai tertinggi sebesar 90% dan nilai terendahnya sebesar 15%. Secara lebih detailnya mengenai pengetahuan kognitif dapat dilihat pada tabel 4.7 (Pada lampiran halaman 84). Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dalam analisis pengetahuan kognitif masyarakat desa hutan yang tergabung dalam LMDH
49
Jati Bagus Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora dilihat dari persentase tingkat pengetahuan terbesar berada pada level evaluasi (C6) yaitu sebesar 62%. Sedangkan tingkat pengetahuan terkecil berada pada level analisa (C4). Nilai Indeks Prestasi Tingkat Kognitif petani hutan sebesar 1,27. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat desa hutan yang tergabung dalam LMDH Jati Bagus Desa Jomblang belum mengerti sepenuhnya apa itu program PHBM, hal ini juga dipengaruhi juga tentang faktor tingkat pendidikan masyarakat yang rendah, dimana sebagian besar masyarakat berada pada jenjang Sekolah Dasar (SD). 2.
Pelaksanaan Program PHBM Petani Hutan anggota LMDH Jati Bagus di Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora. Partisipasi masyarakat dalam melaksanaan program PHBM meliputi bidang perencanaan, bidang pembinaan sumberdaya hutan, bidang pemasaran, bidang keruangan, dan bidang produksi. Secara keseluruhan gambaran tentang partisipasi pelaksanaan program PHBM masyarakat berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut. Tabel 4.9 Partisipasi Pelaksanaan Program PHBM Interval Kriteria Frekuensi 61% - 95% Baik 29 46% - 60% Cukup 54 15% - 45% Kurang 42 Jumlah 125 Sumber: Data Analisis Penelitian 2016 Berdasarkan
tabel
4.9
diketahui
hampir
separuh
% 23 43 34 100
partisipasi
pelaksanaan program PHBM berada pada kategori cukup sejumlah 54 responden (43%). Sedangkan rata-rata persentasenya sebesar 52% termasuk
50
kategori
cukup
sehingga
menunjukkan
bahwa
tingkat
pasrtisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan program PHBM belum baik. Hal ini disebabkan karena masyarakat belum optimal dalam berpartisipasi melaksanakan kegiatan program PHBM, salah satunya adalah hanya aktif ketika ada kegiatan tertentu. Padahal kegiatan pengelolaan hutan harus dilakukan secara berkelanjutan agar terciptanya alam yang lestari, sehingga nantinya nantinya produksi hutan dapat terkelola dengan baik dan terjaga. Tingkat partisipasi yang belum maksimal menunjukkan bahwa masyarakat atau anggota LMDH Jati Bagus kurang aktif dalam berbagai kegiatan PHBM, baik kegiatan LMDH maupun kegiatan yang diselenggararakan bersama Perhutani. Secara lebih detailnya mengenai partisipasi pelaksanaan program PHBM dapat dilihat pada tabel 4.10 (Pada lampiran halaman 85). Berdasarakan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa dalam analisis partisipasi pelaksanaan program PHBM masyarakat desa hutan yang tergabung dalam LMDH Jati Bagus Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora dilihat dari tingkat partisipasi pelaksanaan terbesar berada pada program Pemasaran yaitu sebesar 58%. Sedangkan untuk partisipasi pelaksanaan terkecil berada pada program produksi yaitu 44%. Kemudian untuk tingkat keberhasilan partisipasi pelaksanaan program PHBM ialah sebesar 50% atau termasuk kategori cukup. Hal ini menunjukan bahwa partisipasi masyarakat desa hutan yang tergabung dalam anggota LMDH Jati Bagus belum baik. Partisipasi dalam hal ini menunjukan kurangnya peran aktif petani hutan dalam melaksanakan kegiatan baik yang diberikan
51
LMDH ataupun Perhutani. Secara detail dapat dilihat pada hasil tabulasi data pada tabel 4.11 (pada lampiran halaman 97). 3.
Hubungan pengetahuan kognitif petani hutan
terhadap pelaksanakan
program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Untuk
mengetahui
hubungan
pengetahuan
kognitif
terhadap
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program PHBM, digunakan analisis tabulasi silang dimana variabel terpengaruhnya disusun sebagai baris (vertikal) dan variabel pengaruh disusun sebagai kolom (horizontal). Analisis tabulasi silang dalam penelitian ini menggunakan SPSS 16. Hasil tabulasi silang dapat dilihat pada lampiran halaman 103. Berdasarkan dengan hasil yang diperoleh, diketahui bahwa nilai r=0,777. Artinya, yang berarti hubungan antara variabel adalah 0,777. Hal ini menunjukkan hubungan yang kuat antara variabel Pengetahuan Kognitif dengan Partisipasi Pelaksanaan Program PHBM. Hasil korelasi diketahui variabel Pengetahuan Kognitif memberikan sumbangan sebesar 60,37% terhadap variabel Partisipasi Pelaksanaan Program PHBM. Sisanya sebesar 39,63% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam kasus atau pembahasan ini (Lebih jelasnya lihat pada lampiran halaman 104). Sedangkan dari hasil tabulasi silang diketahui seperti pada tabel 4.12
52
Tabel 4.12 Hubungan Pengetahuan Kognitif terhadap Partisipasi PHBM
Kurang
Cukup
Baik
Partisipasi Pelaksanaan Total
Freekuensi
15
14
1
30
Persentase
50
47
3
24
Freekuensi
22
33
19
74
Persentase
30
44
26
59
Freekuensi
5
7
9
21
Persentase
24
33
43
17
Freekuensi
42
54
29
125
34
43
23
100
Program PHBM
Pengetahuan Kognitif Kurang Cukup Baik Total
Persentase Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
Tampak bahwa dari 30 responden (24%) yang memiliki tingkat kognitif kurang, 15 responden memiliki partisipasi pelaksanaan program PHBM yang kurang pula. Begitupun pada pengetahuan kognitif baik, dari 21 responden (17%) yang memiliki tingkat kognitif baik, sejumlah 9 responden memiliki partisipasi pelaksanaan program PHBM yang baik pula. Kesimpulannya adalah apabila masyarakat memiliki pengetahuan kognitif yang kurang maka akan berpengaruh pada partisipasi pelaksanaan program PHBM yang kurang pula, begitupun sebaliknya. Lebih jelasnya lihat pada lampiran halaman 103. Pada saat peninjauan langsung kelapangan diambil dari 10 responden yang terdiri dari 7 responden yang memiliki kognitif sangat kurang dang 3 responden yang memiliki kognitif sangat baik. Pada peninjauan lapangan
53
hanya
diambil
10
responden
karena
jika
diambil
semua
tidak
memungkinkan satu per satu. Lebih jelasnya lihat pada tabel 4.13. Tabel 4.13 Hasil Tinjauan Petakan Hutan No. Pengetahuan Partisipasi No Resp. Kognitif Program PHBM 1 R-037 Kurang Kurang 2 R-039 Kurang Kurang 3 R-040 Kurang Kurang 4 R-041 Kurang Kurang 5 R-042 Kurang Kurang 6 R-081 Kurang Kurang 7 R-078 Kurang Kurang 8 R-006 Baik Baik 9 R-014 Baik Baik 10 R-032 Baik Cukup Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
Petak 6018 A 6018 A 6018 C 6018 B 6018 B 6018 B 6051 A 6051 A 6051 A 6051 B
Kondisi Lapangan Tidak Baik Tidak Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Baik Baik Baik Tidak Baik
Gambar 4.7 Petak Hutan 6051 A dengan Kondisi yang Baik. Sumber: Dokumentasi Penelitian 2016 Faktanya, menunjukan bahwa faktanya 2 dari 7 responden yang memiliki kognitif kurang setelah ditinjau petakan hutan garapan menunjukan bahwa hutan yang digarap dalam kondisi yang baik. Sedangkan untuk 3 responden yang memiliki kognitif baik, setelah ditinjau langsung
54
kelapangan bahwa 1 dari 3 responden yang memiliki kognitif yang baik, menunjukan bahwa fakta pada kondisi petak garapan hutan tidak dalam kondisi baik. Hal ini menunjukan bahwa tidak semua petani hutan yang memiliki pengetahuan kognitif yang kurang juga berdampak pada partisipasi pelaksanaan program yang kurang juga, faktanya terdapat petakan garapan petani yang memiliki pengetahuan kognitif yang kurang akan tetapi setelah ditinjau lapangan petak garapan petani hutan tersebut dalam kondisi baik. Hal ini dikarenakan responden tersebut lebih suka melakukan pekerjaan lapangan daripada mengikuti forum pertemuan rutin keanggotaan LMDH.
Gambar 4.8 Petak Hutan 6051 B dengan Kondisi yang Tidak Baik. Sumber: Dokumentasi Penelitian 2016 Begitu juga sebaliknya tidak semua petani hutan yang memiliki pengetahuan kognitif yang baik berdampak pada partisipasi pelaksanaan program yang baik juga. Faktanya, terdapat petakan garapan petani yang memiliki pengetahuan kognitif baik akan tetapi setelah ditinjau lapangan
55
petak garapan petani hutan tersebut tidak dalam kondisi baik. Hal ini dikarenakan responden tersebut lebih suka melakukan pertemuan rutin keanggotaan LMDH daripada melakukan pekerjaan lapangan.
4.2. Pembahasan 4.2.1. Pengetahuan Kognitif Petani Hutan terhadap program PHBM Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata persentase pengetahuan kognitif petani hutan yang tergabung dalam LMDH Jati Bagus Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora sebesar 49% dan termasuk kategori cukup. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kognitif petani hutan belum baik, hal ini dapat terjadi karena banyak berbagai faktor yang mempengaruhinya, yaitu salah satu diantaranya ialah mayoritas tingkat pendidikan masyarakat yang sangat rendah. Kesadaran akan pentingnya tingkat pendidikan masing kurang. Padahal dengan sadarnya masyarakat akan pentingnya tingkat pendidikan akan menjadikan masyarakat semakin terampil, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun aspek pengetahuan. Sebagian besar masyarakat Desa Jomblang mengikuti pendidikan dengan kategori rendah, yakni SD. Sehingga dapat diartikan bahwa masyarakat Desa Jomblang sebagian besar mengikuti jenjang pendidikan dengan kategori rendah, masyarakat tersebut juga sedikit dalam mengikuti pendidikan nonformal. Pendidikan nonformal juga sama pentingnya dengan pendidikan formal yang memberikan pengetahuan kepada masyarakat sebagai bekal untuk
56
menunjang kehidupannya. Semakin banyak atau sering seseorang mengikuti berbagai kegiatan dalam rangka pendidikan nonformal, semakin banyak pula pengetahuan, informasi, dan ketrampilan yang dimilikinya, begitupun sebaliknya. Semakin sedikit seseorang mengikuti kegiatan-kegiatan pendidikan nonformal maka pengetahuan yang diperolehnya juga semakin sedikit. Pendidikan dan pengetahuan yang rendah membuat pola pikir masyarakat juga rendah. Pola pikir yang rendah, masyarakat tidak dapat meningkatkan kehidupannya menjadi lebih baik. 4.2.2. Partisipasi pelaksanaan Program PHBM Berdasarkan hasil penelitian rata-rata persentase partisipasi petani hutan dalam pelaksanaan program PHBM sebesar 51% dan termasuk kategori cukup. Hal ini dapat terjadi karena bentuk partisipasi aktif petani hutan dinilai kurang. Keikutsertaan petani hutan dimulai dari bidang perencanaan, pembinaan sumberdaya hutan, pemasaran, keuangan, maupun produksi jauh dari yang diharapkan. Masyarakat masih enggan mengikuti kegiatan-kegiatan perencanaan seperti rapat dalam penyusunan program pengelolaan hutan atau yang disebut rencana dan strategi lima tahun. Bidang pembinaan dan sumberdaya sudah dilakukan dengan baik. Akan tetapi dalam pelasanaan patroli hampir semua kegiatan pengawasan hutan baik pengurus maupun anggota tidak mengikuti karena masyarakat masih beranggapan bahwa tugas tersebut lebih menuju pada Perhutani, disamping itu anggaran untuk patroli tidak seimbang dengan hasil sharing yang didapat LMDH. Kegiatan dalam produksi tanaman hutan, LMDH kurang
57
berpartisipasi untuk pengamanan hasil tebangan dan pengangkutan hasil tebangan ke tempat penimbunan kayu. Disini yang berperan hanya pengurus sehingga anggota-anggota yang lain tidak turut serta dalam kegiatan tersebut. Bidang pemasaran, kegiatannya adalah Perhutani menyediakan warung kayu yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memperoleh kayu, sebagian besar petani hutan tidak mengetahui lokasi warung kayu tersebut. Bidang keuangan dilakukan oleh pengurus harian. Masyarakat sebagian besar tidak tahu mengenai hasil sharing. Berdasarkan wawancara tidak terstruktur dengan beberapa masyarakat menyebutkan bahwa mereka dalam menggarap lahan dihutan hanya ikut saja dengan yang telah ditentukan oleh Perhutani dengan tidak merusak tanaman pokok hutan. Secara tidak langsung mereka juga ikut andil dan berpartisipasi dalam menjaga keberadaan hutan. Akan tetapi dalam kedudukan petani alngkah baiknya tidak hanya ikut-ikutan saja melainkan mempunyai tiga tugas atau peranan, yaitu sebagai penggarap, manajer, dan manusia. Petani sebagai penggarap mempunyai tugas untuk menggarap, merawat, dan memelihara tanaman dan hewan yang dimilikinya. Petani sebagai manajer, dibutuhkan pengelolaan dan manajerial yang tepat. Petani sebagai manusia, petani memerlukan komunikasi dengan manusia yang lain, baik itu dalam bentuk keluarga maupun masyarakat (Banowati, 2013:4748). Ketiga peranan tersebut jika terlaksana dengan baik maka akan menghasilkan produk yang optimal.
58
4.2.3. Hubungan Pengetahuan Kognitif Petani Hutan terhadap partisipasi pelaksanaan Program PHBM Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan kognitif terhadap pelaksanaan program PHBM. Hal tersebut menunjukan bahwa pengetahuan kognitif merupakan salah satu faktor
internal
yang
mempengaruhi
pelaksanaan
suatu
program.
Pengetahuan kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan tingkatan level pada Taksonomi Bloom meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, dan evaluasi. Hubungan pengetahuan kognitif dalam penelitian ini adalah rendahnya tingkat pendidikan baik formal maupun nonformal yang diikuti masyarakat menyebabkan pelaksanaan program PHBM juga rendah. Padahal pendidikan memberikan bekal pengetahuan yang sangat berguna bagi kelangsungan hidup sehari-hari. Melalui pengetahuan tersebut masyarakat dapat berpartisipasi dalam kegiatan bermasyarakat, salah satunya adalah berpartisipasi dalam program PHBM. Masyarakat yang intensitasnya sedikit atau jarang mengikuti pelatihan dan penyuluhan serta pembinaan yang diadakan Perhutani maupun dinas terkait tentang kehutanan dan
pertanian
maka
bertambah/berkembang.
informasi
atau
pengetahuanya
tidak
59
BAB V PENUTUP
1.1. Simpulan Berdasarkan penelitian dan hasil olah data dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa: 1.
Pengetahuan kognitif petani hutan di Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora termasuk kategori cukup.
2.
Pelaksanaan Program PHBM di Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora termasuk kategori cukup.
3.
Pengetahun kognitif petani hutan mempunyai hubungan positif, makin tinggi pengetahuan kognitif petani hutan, makin tinggi partisipasi pelaksanaan program PHBM. Nilai Indeks Prestasi Tingkat Kognitif petani hutan sebesar 1,27,
sedangkan tingkat keberhasilan partisipasi petani hutan dalam melaksanaan program PHBM adalah 52% atau cukup. Berdasarkan dengan hasil yang diperoleh, diketahui bahwa nilai r=0,777. Hasil korelasi diketahui variabel Pengetahuan Kognitif memberikan sumbangan sebesar 60,37% terhadap variabel Partisipasi Pelaksanaan Program PHBM. Sisanya sebesar 39,63% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam kasus atau pembahasan ini. Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan kognitif petani hutan terhadap pelaksanakan program PHBM. 59
60
Perhutani dan LMDH perlu memberikan pelatihan, penyuluhan, maupun pembinaan secara rutin dan menyeluruh kepada masyarakat Desa Hutan guna mendorong petani hutan agar dapat meningkatkan peran dan tanggung jawab terhadap keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan, melalui pengelolaan sumberdaya hutan dengan model kemitraan.
1.2. Saran Berdasarkan kesimpulan yang ada maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1.
Perlu
ditingkatnya
pendidikan
kesadaran
sebagai
bekal
penduduk
tentang
pentingnya
pengetahuan
untuk
menunjang
kehidupannya. 2.
Perhutani perlu memberikan pelatihan (study banding, pelatihan hutan rakyat, penanggulangan kebakaran, administrasi keuangan, kompos), penyuluhan (pengembangan usaha produktif, koperasi, ternak sapi, entok, dan tanam rumput), maupun pembinaan (pertemuan rutin LMDH dan kegiatan temporer) secara rutin dan menyeluruh kepada masyarakat Desa Hutan.
3.
Perlu ditingkatkan peran LMDH untuk mendorong anggotanya agar dapat berpartisipasi lebih dalam pelaksanaan program PHBM. Selama ini pemahaman akan peran LMDH dan PHBM yang dimiliki masyarakat masih kurang. Pengetahuan yang sedikit membuat pola pikri dan keterampilan masyarakat kurang berkembang dan membuat masyarakat kurang aktif.
61
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. ----- 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. ----- 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Banowati, Eva. 2001. „Kegiatan Agrosilvikultur Pendapatan Penduduk Desa Hutan Peserta Pesanggem di Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati Jawa Tengah’. Laporan Penelitian. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial UNNES ----- 2011. Buku Ajar Geografi Pertanian (Mina Tani). Semarang: Jurusan Geografi FIS UNNES. ----- 2013. Geografi Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Budiarti, Sukesti. 2011. „Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat Desa Sekitar Hutan Terhadap Sistem PHBM Di Perum Perhutani: Kasus Di KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat‟. Skripsi. Bogor: Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Dewi Liesnoor Setyowati, dkk. 2015. Paduan Penulisan Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Kamil, Mustofa. 2009. Pendidikan Nonformal Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran dari Kominkan di Jepang). Bandung: Alfabeta. Kurniawan, Andri. 2011. „Implementasi Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Kawasan KPH Telawa (Studi Kasus Di LMDH Sumber Rejeki, Makmur Sejari, Trubus Lestari dan Yosowono)‟. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi UNNES. Kuswono, Wowo Sunaryo. 2012. Taksonomi Kognitif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Lestariningsih, Wiwik. 2015. „Pengaruh Pendidikan Nonformal Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Desa Adinuso Kecamatan Subah Kabupaten Batang‟. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial UNNES. Noviyati, Astin. 2014. „Optimalisasi Peran Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Bangun dalam Meningkatkan Partisipasi Petani di Desa Donorejo‟. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial UNNES.
62
Nurmala, Tati. 2012. Pengantar Ilmu Pertanian. Yogyakarta: Graha Ilmu. Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 (Kehutanan). Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. ----- 2010. Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No. 20 Tahun 2003). Jakarta: Sinar Grafika. Perhutani. 2001. Keputusan Ketua Dewan Pengawas Perum Perhutani tentang Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat. Jakarta: Perum Perhutani. Prasetyo, Hudoro. 2012. „Pemberian Hak Kelola Lahan oleh Perhutani Kepada Masyarakat (PHBM) di Perum Perhutani KPH Blora‟. Skripsi. Semarang: Fakultas Hukum UNNES. Rifa‟i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press. Ridwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Sarjono, Haryadi dan Winda Julianita. 2011. SPSS vs LISREL Sebuah Pengantar Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sutejo, Probo. 2014. „Hubungan Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat‟. Jurnal Ilmiah Pendidikan Geografi. Semarang: IKIP Veteran Semarang. Sutopo, Agus. 2005. „Pengaruh tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Pendapatan (Perbandingan Antara empat Hasil Penelitian)‟. Jurnal Wawasan. Medan: Universitas Sumatra Utara.
63
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 FOTO KEGIATAN
Gambar 1. Wawancara dengan Ketua LMDH Jati Bagus Sumber: Dokumentasi Penelitian 2016
Gambar 2. Wawancara dengan KSS PHBM Perhutani KPH Cepu Sumber: Dokumentasi Penelitian 2016
64
Gambar 3. Petakan Hutan yang dalam Kondisi Baik Sumber: Dokumentasi Penelitian 2016
Gambar 4. Petakan Hutan yang dalam Kondisi Tidak Baik Sumber: Dokumentasi Penelitian 2016
65
Gambar 5. Pertemuan Rutin LMDH Jati Bagus (Diskusi Kelompok) Sumber: Dokumentasi Penelitian 2016
Gambar 6. Wawancara dengan Pesanggem Sumber: Dokumentasi Penelitian 2016
66
LAMPIRAN 2 KISI-KISI WAWANCARA PENELITIAN UNTUK MASYARAKAT ANGGOTA LMDH JATI BAGUS ANALISIS PENGETAHUAN KOGNITIF PETANI HUTAN DALAM PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI DESA JOMBLANG KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA No 1
Variabel
Sub Variabel
Pengetahuan a. Pengetahuan Kognitif (C1)
b. Pemahaman (C2)
c. Penerapan (C3)
d. Analisa (C4)
Indikator 1. Menjelaskan pengertian program PHBM 2. Menjelaskan pengertian LMDH 3. Menyebutkan program-program PHBM 1. Menggali maksud dan tujuan PHBM 2. Merinci prinsipprinsip PHBM 3. Mencontohkan organisasiorganisasi dalam PHBM 1. Mengemukakan alur forum komunikasi PHBM 2. Mengurutkan latar belakang pembentukan PHBM 3. Mengklasifikasi pelaksanaan PHBM 1. Memecahkan masalah dalam PHBM 2. Mengkorelasikan keterlibatan para pihak dalam PHBM 3. Menyimpulkan
Jumlah Soal
Nomor Soal
1
1
1
2
1
3
2
4, 5
1
6
1
7
1
8
1
9
1
10
1
11
2
12, 13
1
14
67
e. Evaluasi (C6)
2
Program PHBM
a. Bidang Perencanaa
b. Bidang Pembinaan Sumberdaya Hutan
c. Bidang Pemasaran d. Bidang keruangan e. Bidang Produksi
pelaksanaan pengelolaan sumberdaya hutan 1. Mengukur pengetahuan tentang Pendidikan Lingkungan Hidup 2. Mengukur pengetahuan tentang PHBM 3. Mengetes pengetahuan tentang pendidikan konservasi 1. Penyusunan kepengurusan LMDH 2. Penyusunan dan Strategi Lima Tahun 1. Mengikuti persemaian, tanaman dan pemeliharaan tanaman 2. Diskusi Kelompok 1. Lokasi tempat penimbunan kayu (TPK) 1. Ikut pengelolaan administrasi keruangan 1. Ikut pengamanan hasil tebangan
2
15, 16
2
17, 18
2
19, 20
3
1, 2, 3
3
4, 5, 6
6
7, 8, 9, 10, 11, 12
1 1
13 14
3
14, 15, 17
3
18, 19, 20
68
LAMPIRAN 3
INSTRUMEN PENELITIAN LEMBAR WAWANCARA UNTUK MASYARAKAT ANGGOTA LMDH ANALISIS PENGETAHUAN KOGNITIF PETANI HUTAN DALAM PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI DESA JOMBLANG KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA
Petunjuk Pengisian Tes: 1. Sebelum mengisi tes, terlebih dahulu tuliskan dulu identitas anda. 2. Jawab pertanyaan sesuai dengan kondisi dan keadaan sebenarnya. 3. Atas kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. Identitas responden No. Responden Nama Umur Jenis kelamin Pekerjaan Pendidikan terakhir Alamat Petak garapan
: : : : : : : : :
A. Pengetahuan Kognitif 1. Apa yang dimaksud dengan program PHBM? 2. Apa yang dimaksud dengan LMDH? 3. Di dalam pelaksanaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) terdapat berbagai program, diantaranya ialah...... 4. Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat sangatlah penting untuk dikembangkan. Apa maksud dibentuknya PHBM oleh Perum Perhutani? 5. Tujuan dari PHBM adalah...... 6. Di dalam pelaksanaan kolaborasi antara Masyarakat Desa Hutan dengan Perum Perhutani dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan terdapat 5 prinsip, salah satu diantaranya yaitu...... 7. Yang termasuk contoh organisasi-organisasi didalam PHBM adalah...... 8. Berikut ini alur dari forum komunikasi PHBM (FK PHBM)...... 9. Latar belakangdibentuknya PHBM ialah...... 10. Apa ruang lingkup pelaksanaan program PHBM? 11. Program PHBM dari tahun ke tahun masih saja mengalami kendala dan permasalahan. Apa solusi Perum Perhutani untuk mengatasinya?
69
12. Berikut ini adalah keterlibatan pihak yang berkaitan dengan administrasi dalam program PHBM adalah...... 13. Berikut ini keterlibatan pihak yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat dalam program PHBM adalah...... 14. Di dalam kolaborasi pengelolaan hutan Masyarakat Desa Hutan dengan Perhutani perlu adanya pengetahuan kognitif petani hutan tentang peran penting hutan bagi kehidupan. Apa manfaat hutan? 15. Dalam pelaksanaan program PHBM erat kaitannya dengan Lingkungan Hidup. Apa yang dimaksud dengan lingkungan hidup? 16. Hutan merupakan sumberdaya alam yang sangat vital bagi kehidupan, terutapa bagi penyuplai udara bagi makhluk hidup. Berikut ini dampak yang terjadi akibat hutan yang rusak...... 17. Pada tahun berapa PHBM PLUS dicetuskan? 18. Tahun berapa PHBM mulai dicetuskan? 19. Apa yang dimaksud dengan reboisasi? 20. Dalam pengelolaan hutan, kita juga mengenal istilah konservasi. Apa yang dimaksud dengan konservasi? B. Program PHBM 1. Bagaimana kepengurusan LMDH? 2. Apakah anda mengikuti rapat untuk pembentukan kepengurusan LMDH? 3. Sebagai apa anda dalam struktur organisasi LMDH? 4. Apakah anda ikut terlibat dalam penyusunan Rencana dan Strategi Lima Tahuna? 5. Apakah anda pernah menyampaikan pendapat atau ide dalam rapat atau musyawarah anggota? 6. Berapa kali anda mengikuti rapat/pertemuan anggota LMDH? 7. Apakah anda mengikuti kegiatan persemaian tanaman hutan bersama Perhutani? 8. Seberapa sering anda mengikuti kegiatan pemeliharaan tanaman hutan bersama Perhutani? 9. Apakah anda terlibat dalam pengolahan tanah dilahan hutan? 10. Apakah jenis tanaman pertanian yang anda tanam sudah sesuai ketentuan pihak Perhutani? 11. Apakah jarak anda menanam sesuai dengan ketentuan Perhutani? 12. Apakah anda pernah turut serta dalam pelaksanaan reboisasi? 13. Apakah anda pernah mengikuti diskusi kelompok? 14. Apakah anda mengetahui Tempat Penimbunan Kayu (TPK)? 15. Apakah anda mengetahui jumlah yang didapat setiap mendapatkan sharing? 16. Apakah anda terlibat dalam pengelolaan keuangan hasil sharing? 17. Apakah anda tahu pengelolaan keuangan hasil sharing? 18. Apakah anda terlibat dalam pengamanan produksi hasil hutan? 19. Pernahkah memanfaatkan produksi dari limbah kayu? 20. Pernahkan melakukan patroli bersama Perhutani?
70
LAMPIRAN 4
LEMBAR WAWANCARA UNTUK PIHAK PERHUTANI KPH CEPU ANALISIS PENGETAHUAN KOGNITIF PETANI HUTAN DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PHBM DI DESA JOMBLANG KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA
1. Berapa luas lahan hutan yang menjadi pangkuan KPH Cepu? 2. Ada berapa BKPH dan RPH di Kabupaten Blora yang termasuk kedalam KPH Cepu? Meliputi kecamatan apa saja? 3. Ada berapa desa di kabupaten Blora yang menjadi desa model program PHBM? Meliputi desa apa saja? 4. Bagaimana sistem PHBM yang ada di KPH Cepu? 5. Apa tujuan PHBM? 6. Apa sajakah program-program dalam PHBM di KPH Cepu? 7. Apakah program-program tersebut dibuat untuk seluruh desa/daerah yang menjadi pangkuan KPH Cepu ataukah setiap desa/daerah mempunyai program yang berbeda? 8. Bagaimanakah pelaksanaan program PHBM di daerah-daerah yang menjadi pangkuan KPH Cepu? 9. Apakah masyarakat yang berpartisipasi hanya yang tergabung dalam LMDH ataukah seluruh masyarakat desa hutan dapat ikut berpartisipasi? 10. Dalam bidang apa saja masyarakat desa hutan dapat berpartisipasi? 11. Apakah terdapat pelatihan atas pembinaan kepada masyarakat yang dilakukan oleh pihak perhutani? 12. Materi apa saja yang diberikan dalam pelatihan atau pembinaan tersebut? 13. Bagaimana kerjasama antara pihak perhutani dengan masyarakat desa hutan? Kerjasama tersebut berupa apa? 14. Bagaimana sistem dalam pengambilan keputusan-keputusan? Apakah masyarakat ikut terlihat atas keputusan diambil oleh pihak perhutani sepenuhnya? 15. Berapa kali musyawarah atau rapat-rapat yang dilakukan selama kontrak? 16. Bagaimana sistem kontrak antara Perhutani dengan masyarakat desa hutan? 17. Untuk penentuan bagi hasil, bagaimanakah mekanisme bagi hasil yang dilakukan oleh Perhutani KPH Cepu?
71
LAMPIRAN 5
LEMBAR WAWANCARA UNTUK KETUA LMDH JATI BAGUS ANALISIS PENGETAHUAN KOGNITIF PETANI HUTAN DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PHBM DI DESA JOMBLANG KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA
1. Berapakah jumlah anggota LMDH Jati Bagus? 2. Berapa jumlah luas petak pangkuan hutan yang ada di Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora? 3. Bagaimanakah sistem pembagian petak garapan untuk digarap para anggota LMDH? 4. Berdasarkan info, setiap LMDH telah melaksanakan keaksaraan fungsional (KF). Berapa lama kegiatan tersebut dilaksanakan? Berapa kali dalam seminggu? 5. Apakah pelatihan-pelatihan dari Perhutani dilaksanakan secara rutin? Apa saja materi yang diberikan? 6. Bagaimana dengan kegiatan pembinaan yang dilakukan di LMDH Jati Bagus? A[akah rutin dilakukan? Berapa kali seminggu? 7. Adakah penduduk ataupun anggota LMDH yang mengikuti kursus ketrampilan tertentu? Kursus apa saja yang pernah diikuti oleh para anggota? 8. Bagaimanakah pendidikan masyarakat anggota LMDH Jati Bagus? 9. Adakah masyarakat yang mengikuti program kejar paket? 10. Bagaimanakah sistem penentuan ketua LMDH dan kepengurusannya? 11. Apakah dalam penyusunan rencana dan strategi lima tahunan, melibatkan semua anggota LMDH? 12. Berapa kali diadakan rapat atau musyawarah dalam seminggu? 13. Apakah LMDH Jati Bagus memiliki industri mandiri? 14. Bagaimana pengelolaan hasil sharing yang diterima LMDH?
72
LAMPIRAN 6 LEMBAR OBSERVASI ANALISIS PENGETAHUAN KOGNITIF PETANI HUTAN DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PHBM DI DESA JOMBLANG KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA Daftar Pengamatan 1. Kondisi Hutan No Hal-hal yang diamati 1 Tanaman Tegakan: - Tanaman pokok -
Tanaman pengisi Tanaman pagar Tanaman sela
2
Tanaman Tumpangsari
3
Kebakaran Hutan
4
Pencurian Kayu
2. Aktivitas Masyarakat No Hal-hal yang diamati 1 Aktivitas di hutan 2
Keterangan Semua ada kecuali tanaman sela - Jati, mahoni baik (daun lebat, tumbuh dengan baik) - Sonokeling, kemlanding - Secang - Tidak ada Baik, sudah sesuai ketentuan Perhutani, ada juga tanaman yang sebenarnya tidak diperbolehkan hanya sebagian kecil. Tanaman tumpangsari yang ada adalah pisang dang jagung. Kebakaran hutan di kawasan hutan hampir setiap musim kemarau mengalami kebakaran. Kebakaran skala kecil Sudah berkurang
Keterangan Dilakukan pada pagi dan siang hingga sore hari Kegiatan yang dilakukan Menyiangi rumput, menjaga dan dikawasan hutan merawat hutan
73
LAMPIRAN 7 Pedoman Data Dokumentasi yang dibutuhkan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Daftar petak pangkuan LMDH Jati Bagus Monev 2015 PHBM SK LMDH Jati Bagus Data monografi Desa Jomblang LMDH Jati Bagus Daftar jumlah anggota LMDH Jati Bagus Peta Administrasi Desa dan Peta Petak Pangkuan Hutan Rencana dan strategi lima tahunan LMDH Jati Bagus
74
LAMPIRAN 8 Tabel 1 Identitas Responden No. No Resp 1 R-001 2 R-002 3 R-003 4 R-004 5 R-005 6 R-006 7 R-007 8 R-008 9 10 11 12
R-009 R-010 R-011 R-012
Nama
Jenis Umur Kelamin Pekerjaan
Pendidikan Terakhir Alamat
Martono Supangat Sugiono
50 61 63
L L L
Tani Tani Tani
SD SD SD
Jomblang Jomblang Jomblang
Rahmad I
46
L
Tani
SMA
Jomblang
Yusmida
43
P
Swasta
SMA
Kaliklampok
Surat W
52
L
Pegawai TU
S1
Kaliklampok
Rakinah
42
P
Tani
SD
Kaliklampok
Sawi
43
L
Tani
SD
Jomblang
Imron A
36
L
Tani
SMP
Kaliklampok
Pardi Siswanto Sawen
53 35 46
L L L
Tani Tani Tani
SD SMP SD
Jomblang Jomblang Jomblang
Ladiman
70
L
Tani
Tidak Kaliklampok Tamat SD
Moh. Amin
46
L
Pegawai Kelurahan
SMA
Sagi
65
L
Tani
Tidak Jomblang Tamat SD
Suyoto
65
L
Tani
Tidak Jomblang Tamat SD
Yuti Karno Supratini
45 45 37
P L P
Tani Tani Tani
SD SD SD
13 R-013
14 R-014
15 R-015
16 17 18 19
R-016 R-017 R-018 R-019
Jomblang
Jomblang Jomblang Jomblang
75
20 R-020
Sartini
64
P
Tani
21 22 23 24 25 26
Sudarto Rakiman Pasri Sunandar Sarjono Joko SP
37 60 46 53 28 37
L L P L L L
27 R-027
Mariyatun
41
28 R-028 29 R-029 30 R-030
Parji Sukarni Sumiatun
31 R-031 32 R-032 33 R-033
Parman Djapar Siti Munawaroh
34 R-034 35 R-035
Kaliklampok
Tani Tani Tani Tani Tani Tani
Tidak Tamat SD SD BH SD SMA SMP SD
P
Tani
SD
Jomblang
45 40 40
L P P
Tani Tani Tani
Jomblang Jomblang Kaliklampok
65
L 44 L 46 P
Tani
SD SD Tidak Tamat SD SD
Sutrisno Jan
36 L 65 L
Wiraswasta SMP Tani TIDAK TAMAT SD
Jomblang Kaliklampok
36 R-036
Harnyoto
66 L
Tani
TIDAK TAMAT SD
Kaliklampok
37 R-037
Jarno
63 L
Tani
Jomblang
38 R-038 39 R-039
Sukarni Darmin
47 L 62 L
Tani Tani
TIDAK TAMAT SD SD TIDAK TAMAT SD
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
Saban Budiarso Joyono Ramen Paini Wiji Giman Samto Ngadiran Sukir Broto Tejo
59 58 60 52 42 43 46 59 54 34 33 48
Tani Tani Tani Tani Wiraswasta Wiraswasta Tani Tani Tani Swasta Swasta Tani
SD SD SD SD SMP SMP SD SD SD SMA SMA SD
Jomblang Kaliklampok Jomblang Jomblang Jomblang Kaliklampok Jomblang Jomblang Jomblang Kaliklampok Jomblang Jomblang
R-021 R-022 R-023 R-024 R-025 R-026
R-040 R-041 R-042 R-043 R-044 R-045 R-046 R-047 R-048 R-049 R-050 R-051
L L L L P L L L L L L L
Wiraswasta SMP Tani SD
Jomblang Jomblang Jomblang Jomblang Jomblang Kaliklampok
Kaliklampok Jomblang Jomblang
Jomblang Kaliklampok
76
52 R-052
Kasihan
47 P
Tani
53 R-053 54 R-054
Riyanto Suprapto
46 L 44 L
Tani SD Wiraswasta SMP
Jomblang Kaliklampok
55 56 57 58 59 60 61
Pujiono Suparji Sukandar Ranu Agus M. Saliman Yudi Setiawan
55 54 57 56 50 38 40
Tani Tani Tani Tani Tani Wiraswasta Wiraswasta
SD SD SD SD SD SMP SMP
Jomblang Jomblang Jomblang Kaliklampok Jomblang Jomblang Kaliklampok
62 R-062 63 R-063
Suroso Arif Kurniawan
42 L 43 L
Wiraswasta SMP Wiraswasta SMP
Kaliklampok Jomblang
64 R-064
Bambang Suroto
44 L
Wiraswasta SMP
Kaliklampok
65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
Botol Sarinah Sarmi Gendar Ambar Suyanto Sukarjan Sunardi Ngatini Sujoko Suminah Karjan Suratmi Supriyanto Sunarto Maripah Sumijan Tri Mulyani Suni Subandi Warmi Sukeni
56 50 49 40 34 39 33 34 56 40 43 46 48 50 55 53 44 46 46 50 49 54
Tani Tani Tani Wiraswasta Swasta Wiraswasta Swasta Swasta Tani Wiraswasta Wiraswasta Tani Tani Tani Tani Tani Wiraswasta Tani Tani Tani Tani Tani
Jomblang Jomblang Jomblang Kaliklampok Jomblang Jomblang Jomblang Jomblang Jomblang Kaliklampok Jomblang Jomblang Jomblang Jomblang Kaliklampok Kaliklampok Jomblang Jomblang Jomblang Jomblang Jomblang Kaliklampok
R-055 R-056 R-057 R-058 R-059 R-060 R-061
R-065 R-066 R-067 R-068 R-069 R-070 R-071 R-072 R-073 R-074 R-075 R-076 R-077 R-078 R-079 R-080 R-081 R-082 R-083 R-084 R-085 R-086
L L L L L L L
L P P L P L L L P L P L P L L P L L P L L L
SD
SD SD SD SMP SMA SMP SMA SMA SD SMP SMP SD SD SD SD SD SMP SD SD SD SD SD
Kaliklampok
77
87 88 89 90
R-087 R-088 R-089 R-090
Sudarmi Mirah Simpeni Budi Santoso
59 58 53 43
P P P L
Tani Tani Tani Wiraswasta
SD SD SD SMP
Kaliklampok Jomblang Jomblang Kaliklampok
91 92 93 94 95 96
R-091 R-092 R-093 R-094 R-095 R-096
46 56 57 52 52 51
SD SD SD SD SD SD
R-097 R-098 R-099 R-100 R-101 R-102 R-103
L P L L L L L L P P P L P L
Tani Tani Tani Tani Tani Tani
97 98 99 100 101 102 103
Bibit Ayani Sumini Supardi Gangsar Samani Sukarjo Margu Basri Rani Karminah Supatik Supi Dasir Sulistiyorini Selamet Subiyanto
Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Tani Wiraswasta Wiraswasta
SMP SMP SMP SMP SD SMP SMP
Jomblang Jomblang Jomblang Jomblang Jomblang Kaliklampok Kaliklampok Jomblang Jomblang Jomblang Jomblang Jomblang Kaliklampok Jomblang
Samirah Midi Sumi Warji Sakini Eko Setiawan
44 48 43 39 38
P L P L P 36 L
Wiraswasta Tani Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta
Wiraswasta SMP
Jomblang Jomblang Jomblang Jomblang Kaliklampok Kaliklampok
Siti Sulaika Rosidin Yatmi Sri Lestari Agus Sutrisno
35 34 40 41 42
Swasta Swasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta
SMA SMA SMP SMP SMP
Jomblang Jomblang Jomblang Jomblang Jomblang
116 R-116
Umar Ribut S
48 L
Tani
SD
Jomblang
117 118 119 120
Darsini Gunarso Suparti Sadar
53 45 56 53
Tani Wiraswasta Tani Tani
SD SMP SD SD
Kaliklampok Kaliklampok Jomblang Jomblang
104 R-104 105 106 107 108 109
R-105 R-106 R-107 R-108 R-109
110 R-110 111 112 113 114 115
R-111 R-112 R-113 R-114 R-115
R-117 R-118 R-119 R-120
41 42 43 45 48 38 37 36
P L P P L
P L P L
Wiraswasta SMP SMP SD SMP SMP SMP
78
121 R-121 122 R-122
Yulianto Sri Sulistyanti
52 L 50 P
Tani Tani
SD SD
Jomblang Kaliklampok
123 R-123 124 R-124
Hendiakto Endah Wulandari
46 L 47 P
Tani Tani
SD SD
Jomblang Jomblang
125 R-125
Sumariyanto
39 L
Wiraswasta SMP
Kaliklampok
79
LAMPIRAN 9 Tabel 2 Tabulasi Uji Validitas Pengetahuan Kognitif
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
No Resp R-001 R-002 R-003 R-004 R-005 R-006 R-007 R-008 R-009 R-010 R-011 R-012 R-013 R-014 R-015 R-016 R-017 R-018 R-019
1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
3 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0
4 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
6 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
8 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0
9 10 11 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0
Pengetahuan Kognitif 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1
Jumlah 25 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0
14 11 15 22 17 22 14 9 15 13 9 14 7 22 14 14 14 11 13
79
80
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
R-020 R-021 R-022 R-023 R-024 R-025 R-026 R-027 R-028 R-029 R-030 R-031
1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1
1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 16 15 13 18 10 14 18 18 7 6 14
80
81
LAMPIRAN 10 Tabel 3 Tabulasi Uji Validitas Pelaksanaan Program PHBM
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
No Resp R-001 R-002 R-003 R-004 R-005 R-006 R-007 R-008 R-009 R-010 R-011 R-012 R-013 R-014 R-015 R-016 R-017 R-018
Pelaksanaan Program PHBM 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
Jumlah Skor 21 8 22 21 10 16 3 0 10 9 6 11 5 18 4 2 4 8
81
82
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
R-019 R-020 R-021 R-022 R-023 R-024 R-025 R-026 R-027 R-028 R-029 R-030 R-031
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1
0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1
0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1
0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1
0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1
0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1
0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1
0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1
0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1
1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0
1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0
0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1
3 21 8 11 5 16 11 8 10 8 3 7 20
82
83
LAMPIRAN 11 TABEL TERLAMPIR Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Hutan Desa Jomblang
Pegawai
Wiraswasta
Swasta
Tani
X
S1
SMA
Pekerjaan
SMP
SD
Tdk Tamat SD
Buta Huruf
Kelompok Umur
Pendidikan
X
L P L P
L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
28 - 33
-
-
-
-
-
-
1
-
2
-
-
-
3
-
1
-
2
-
-
-
-
-
3
-
34 - 39
-
-
-
-
2
1
9
3
4
1
-
-
15
5
4
1
4
1
7
3
-
- 15
5
40 - 45
1
-
-
-
4
3
12 11
1
-
-
-
18 14
4
4
1
-
13
10
-
- 18 14
46 - 51
-
-
-
- 18
9
-
-
1
1
-
-
19 10
18
10
-
-
-
-
1
-
19 10
52 - 57
-
-
-
- 15
6
-
-
1
-
1
-
17
6
16
6
-
-
-
-
1
-
17
6
58 - 63
1
-
- 2
8
-
-
-
-
-
-
-
9
2
9
2
-
-
-
-
-
-
9
2
64 - 69
-
-
-
5
-
-
1
-
-
-
-
5
1
5
1
-
-
-
-
-
-
5
1
≥ 70 Jumlah
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
1
2
1
2
20 13
-
9
- 24 7
-
2 - 1 2 52 19 22 15 Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
1 58
-
-
125
1
-
125
83
84
Tabel 4.7 Pengetahuan Kognitif dilihat tiap indikator. C1 C2 Keterangan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 Indikator 43 54 24 41 55 76 (%) Level Kognitif 40 57 (%) Sumber: Data Penelitian 2016
1 8
C3 2 9
3 10
1 11
44
63
50
23
52
C4 2 12
13 56 34
3 14 23
C6 2
1 15
16 48
17
3 18
73
19
20 65
62
84
85
Tabel 4.10 Partisipasi pelaksanaan program PHBM dilihat tiap indikator. Bidang Pembinaan Sumberdaya Hutan
Bidang Perencanaan Keterangan 1 Indikator (%) Program (%)
1 2
3
4
59
2 5
1 6
49 54
7
8
9
10 11 12 58 52
Bidang Pemasaran
Bidang Keruangan
2 13
1 14
1 16
46
58
45
58
45
15
Bidang Produksi 1
17
18
19
20
44 44
Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
85
86
Petak Pangkuan Hutan LMDH Jati Bagus
Tabel 4.4 Data Potensi Petak Pangkuan No
RPH
Petak
1
Jomblang
6.018 A B C D 6.019 A B C D 6.020 A B 6.023 A B C D E D E F 6.024 A B 6.025 6.026 A B C D 6.027 A B C D E F G
Luas (ha) 10,4 2,6 34,8 1,8 10,8 13,6 0,9 2,4 37,8 1,3 1,9 8,5 7,1 4,2 24,2 4,2 24,2 10,2 15,1 25,2 15,4 11 2,8 14,2 4,1 4,9 1,7 3,2 9,4 9,4 2,3 8,2
Jenis Tanaman Jati Jati Jati Jati Jati Sonokeling Jati Jati Mahoni Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati
87
2
Kaliklampok
6.028 A B C D 6.029 A B C 6.030 A B C D 6.031 A B C D E F G H I 6.032 A B C 6.033 A B C 6.036 A B C D 6.034 A B 6.035 A B 6.037 A B 6.038 A B C D E 6.046 A B C
20 16 2,8 9,3 24,4 14,6 0,3 22,3 0,9 8 0,8 4,7 2,3 6,5 2,7 2,1 7,2 6,3 2 1,3 23,1 21,8 1,9 4,4 2,2 19,1 4 7,7 18,3 0,7 14,3 2,7 17,5 7,5 14,4 3,5 3,4 0,6 7,1 8,7 8,2 0,3 12,2 13,5
Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Jati Mahoni
88
Total Pangkuan
D E F 6.047 A B 6.048 A B C D 6.049 A B C 6.050 A 6.051 A B 25
0,9 16 10,4 29,3 1 12,3 2,2 0,5 8,6 10,7 5,4 4,1 41,1 4,3 16,4 834,20
Sumber: Monografi Desa Jomblang 2016
Mahoni Mahoni Jati Jati Sonokeling Jati Jati Jati Sonokeling Jati Jati Jati Jati Jati Jati
89
Tabel 4.5 Susunan Pengurus LMDH Jati Bagus Desa Jomblang No Jabatan Nama 1 Ketua Surat Wartono, S.E. 2 Wakil Ketua Muhammad Amin, S.Sy 3 Sekretaris I Rahmat Iskak Sekretaris II Riyanto 4 Bendahara I Dwi Yulianto Bendahara II Suprapto 5 Seksi-seksi 1. Tanaman/Pemeliharaan Pujiono Suparjan 2. Produksi Suparji Sukandar Ranu 3. Pengembangan Usaha H. Agus M. Saliman Wiji 4. Keamanan Yudi Setiawan Budiarso Suroso 5. Humas Arif Kurniawan Bambang Suroto Sumber: Monografi Desa Jomblang 2016
90
Tabel 4.8 Tabulasi Data Penelian Pengetahuan Kognitif
PENGETAHUAN KOGNITIF NO RESP
R-001 R-002 R-003 R-004 R-005 R-006 R-007 R-008 R-009 R-010 R-011 R-012
C1
NAMA
Martono Supangat Sugiono Rahmad I Yusmida Surat W Rakinah Sawi Imron A Pardi Siswanto Sawen
1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1
2 2 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1
C2 3 3 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
1 4 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 6 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1
C3 3 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 8 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0
C4
C6
2 3 1 2 3 1 2 3 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1
Skor
Kriteria
60,0% 55,0% 55,0% 70,0% 65,0% 90,0% 60,0% 55,0% 55,0% 55,0% 60,0% 55,0%
C C C B C B C C C C C C
91
R-013 R-014 R-015 R-016 R-017 R-018 R-019 R-020 R-021 R-022 R-023 R-024 R-025 R-026 R-027 R-028 R-029 R-030 R-031 R-032
Ladiman Moh. Amin Sagi Suyoto Yuti Karno Supratini Sartini Sudarto Rakiman Pasri Sunandar Sarjono Joko SP Mariyatun Parji Sukarni Sumiatun Parman Djapar Siti R-033 Munawaroh R-034 Sutrisno R-035 Jan
0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1
0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1
1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1
0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1
0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
55,0% 90,0% 60,0% 60,0% 55,0% 55,0% 60,0% 75,0% 60,0% 55,0% 75,0% 60,0% 75,0% 75,0% 70,0% 70,0% 75,0% 80,0% 80,0% 85,0%
C B C C C C C B C C B C B B B B B B B B
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
70,0%
B
1 1
1 0
0 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 0
1 0
1 0
0 0
0 0
1 0
0 0
0 1
1 1
1 0
1 0
1 0
0 0
70,0% 40,0%
B K
92
R-036 R-037 R-038 R-039 R-040 R-041 R-042 R-043 R-044 R-045 R-046 R-047 R-048 R-049 R-050 R-051 R-052 R-053 R-054 R-055 R-056 R-057 R-058 R-059
Harnyoto Jarno Sukarni Darmin Saban Budiarso Joyono Ramen Paini Wiji Giman Samto Ngadiran Sukir Broto Tejo Kasihan Riyanto Suprapto Pujiono Suparji Sukandar Ranu Agus M.
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0
1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0
0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1
0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
35,0% 15,0% 35,0% 25,0% 20,0% 20,0% 20,0% 50,0% 50,0% 40,0% 50,0% 45,0% 45,0% 40,0% 45,0% 45,0% 50,0% 60,0% 65,0% 70,0% 60,0% 65,0% 75,0% 50,0%
K K K K K K K C C K C C C K C C C C C B C C B C
93
R-060 Saliman Yudi R-061 Setiawan R-062 Suroso Arif R-063 Kurniawan Bambang R-064 Suroto R-065 Botol R-066 Sarinah R-067 Sarmi R-068 Gendar R-069 Ambar R-070 Suyanto R-071 Sukarjan R-072 Sunardi R-073 Ngatini R-074 Sujoko R-075 Suminah R-076 Karjan R-077 Suratmi R-078 Supriyanto R-079 Sunarto R-080 Maripah
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
50,0%
C
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
0
50,0%
C
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
50,0%
C
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
65,0%
C
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
65,0%
C
1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1
1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0
0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0
50,0% 45,0% 50,0% 75,0% 65,0% 65,0% 45,0% 45,0% 45,0% 45,0% 45,0% 40,0% 50,0% 25,0% 50,0% 25,0%
C C C B C C C C C C C K C K C K
94
R-081 R-082 R-083 R-084 R-085 R-086 R-087 R-088 R-089 R-090 R-091 R-092 R-093 R-094 R-095 R-096 R-097 R-098 R-099 R-100 R-101 R-102 R-103
Sumijan Tri Mulyani Suni Subandi Warmi Sukeni Sudarmi Mirah Simpeni Budi Santoso Bibit Ayani Sumini Supardi Gangsar Samani Sukarjo Margu Basri Rani Karminah Supatik Supi Dasir Sulistiyorini
1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1
0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0
0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1
25,0% 25,0% 25,0% 50,0% 45,0% 45,0% 45,0% 50,0% 45,0% 45,0% 40,0% 40,0% 45,0% 50,0% 45,0% 45,0% 45,0% 45,0% 70,0% 60,0% 65,0% 45,0% 60,0%
K K K C C C C C C C K K C C C C C C B C C C C
95
R-104 R-105 R-106 R-107 R-108 R-109 R-110 R-111 R-112 R-113 R-114 R-115 R-116 R-117 R-118 R-119 R-120 R-121 R-122 R-123
Selamet Subiyanto Samirah Midi Sumi Warji Sakini Eko Setiawan Siti Sulaika Rosidin Yatmi Sri Lestari Agus Sutrisno Umar Ribut S Darsini Gunarso Suparti Sadar Yulianto Sri Sulistyanti Hendiakto
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
50,0%
C
1 1 1 1 1
0 1 1 1 0
0 0 0 1 0
0 1 1 0 0
0 0 0 0 0
0 1 1 0 1
1 1 1 0 0
0 1 1 1 1
1 1 1 0 1
1 1 1 1 0
0 0 0 1 0
0 0 0 0 0
1 1 1 1 0
1 0 0 0 0
0 1 1 1 1
0 0 0 0 0
1 1 1 0 0
1 1 1 0 1
1 1 1 0 1
0 1 1 1 1
45,0% 70,0% 70,0% 45,0% 40,0%
C B B C K
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
50,0%
C
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 1 1
0 1 0 1
0 0 0 0
1 1 0 1
0 1 0 0
1 0 0 0
1 0 1 0
0 0 0 0
0 1 0 0
0 0 0 1
0 0 0 1
1 0 0 1
0 0 0 0
0 0 0 0
0 1 1 0
0 0 1 1
0 0 1 1
1 1 1 1
30,0% 35,0% 35,0% 50,0%
K K K C
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
45,0%
C
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
42,1%
C
0 0 1 0 0
1 1 0 1 0
0 1 0 1 0
1 0 0 0 0
0 0 0 0 0
1 1 1 1 1
0 0 0 0 1
0 1 0 0 1
0 1 1 0 0
0 0 1 0 1
1 0 1 0 1
1 1 1 0 0
1 1 0 0 0
1 0 1 0 0
0 0 1 0 0
0 0 0 0 0
0 1 1 1 0
0 0 1 1 1
0 0 0 0 0
0 0 1 1 0
35,0% 40,0% 55,0% 30,0% 30,0%
K K C K K
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
30,0%
K
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
30,0%
K
96
Endah Wulandari R-125 Sumariyanto Indikator (%) Level (%) Kognitif (%) R-124
0
1
0
0 1 0 43 54 24 40
0
0
1
0
1
1
1
0
0 0 1 1 0 0 0 1 41 55 76 44 63 50 23 57 52 49
0
1
1
0 1 1 56 23 34
0
0
0 0 48
0
0
0 0 73 62
0
0
35,0%
K
0 0 65
30,0%
K
51,1%
C
96
97
LAMPIRAN 13 Tabel 4.11 Tabulasi Data Penelian Program PHBM
NO RESP
R-001 R-002 R-003 R-004 R-005 R-006 R-007 R-008 R-009 R-010 R-011 R-012 R-013 R-014 R-015
BIDANG PERENCANAAN
NAMA
Martono Supangat Sugiono Rahmad I Yusmida Surat W Rakinah Sawi Imron A Pardi Siswanto Sawen Ladiman Moh. Amin Sagi
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
3 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
4 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1
2 5 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1
BIDANG PEMBINAAN SUMBERDAYA HUTAN
1 6 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0
7 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0
8 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
9 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0
2 10 11 12 13 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1
BIDANG PEMASARAN
PROGRAM PHBM
BIDANG KERUANGA N
1 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 16 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
17 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
BIDANG PRODUKSI
18 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1
1 19 20 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1
Skor
Kriteria
85,0% 55,0% 80,0% 70,0% 65,0% 90,0% 65,0% 55,0% 55,0% 55,0% 55,0% 55,0% 40,0% 95,0% 65,0%
B C B B C B C C C C C C K B C
97
98
R-016 R-017 R-018 R-019 R-020 R-021 R-022 R-023 R-024 R-025 R-026 R-027 R-028 R-029 R-030 R-031 R-032 R-033 R-034 R-035 R-036 R-037 R-038
Suyoto Yuti Karno Supratini Sartini Sudarto Rakiman Pasri Sunandar Sarjono Joko SP Mariyatun Parji Sukarni Sumiatun Parman Djapar Siti Munawaroh Sutrisno Jan Harnyoto Jarno Sukarni
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1
0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1
1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1
1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0
1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0
1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0
1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0
1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1
1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0
80,0% 65,0% 40,0% 75,0% 75,0% 40,0% 55,0% 75,0% 25,0% 25,0% 25,0% 65,0% 60,0% 30,0% 30,0% 75,0% 65,0%
B C K B B K C B K K K C C K K B C
30,0%
K
1 1 1 1 1
1 1 1 1 0
0 0 0 0 0
0 1 1 1 0
0 0 0 0 0
1 0 0 0 0
1 0 0 0 0
1 0 0 0 0
1 0 1 0 0
1 0 0 0 0
1 0 0 0 0
0 0 0 0 0
1 0 0 0 0
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
0 1 0 1 0
0 0 0 0 1
1 0 0 0 1
1 1 0 1 1
0 1 1 1 0
65,0% 40,0% 35,0% 40,0% 30,0%
C K K K K
99
R-039 R-040 R-041 R-042 R-043 R-044 R-045 R-046 R-047 R-048 R-049 R-050 R-051 R-052 R-053 R-054 R-055 R-056 R-057 R-058 R-059 R-060 R-061
Darmin Saban Budiarso Joyono Ramen Paini Wiji Giman Samto Ngadiran Sukir Broto Tejo Kasihan Riyanto Suprapto Pujiono Suparji Sukandar Ranu Agus M. Saliman Yudi Setiawan
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1
0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1
0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0
1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0
1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0
35,0% 35,0% 25,0% 25,0% 25,0% 20,0% 20,0% 30,0% 30,0% 20,0% 40,0% 15,0% 20,0% 45,0% 50,0% 70,0% 80,0% 60,0% 80,0% 85,0% 25,0% 80,0%
K K K K K K K K K K K K K C C B B C B B K B
25,0%
K
100
R-062 R-063 R-064 R-065 R-066 R-067 R-068 R-069 R-070 R-071 R-072 R-073 R-074 R-075 R-076 R-077 R-078 R-079 R-080 R-081 R-082 R-083 R-084 R-085
Suroso Arif K Bambang S Botol Sarinah Sarmi Gendar Ambar Suyanto Sukarjan Sunardi Ngatini Sujoko Suminah Karjan Suratmi Supriyanto Sunarto Maripah Sumijan Tri Mulyani Suni Subandi Warmi
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0
0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1
1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1
1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1
1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1
0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1
1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0
1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1
1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
80,0% 85,0% 75,0% 20,0% 45,0% 30,0% 75,0% 40,0% 70,0% 40,0% 50,0% 80,0% 35,0% 40,0% 40,0% 55,0% 40,0% 45,0% 45,0% 30,0% 55,0% 45,0% 40,0% 55,0%
B B B K C K B K B K C B K K K C K C C K C C K C
100
101
R-086 R-087 R-088 R-089 R-090 R-091 R-092 R-093 R-094 R-095 R-096 R-097 R-098 R-099 R-100 R-101 R-102 R-103 R-104 R-105 R-106 R-107 R-108 R-109
Sukeni Sudarmi Mirah Simpeni Budi Santoso Bibit Ayani Sumini Supardi Gangsar Samani Sukarjo Margu Basri Rani Karminah Supatik Supi Dasir Sulistiyorini Selamet S Samirah Midi Sumi Warji Sakini
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0
1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0
1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0
1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1
0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
70,0% 75,0% 45,0% 55,0% 65,0% 40,0% 25,0% 55,0% 25,0% 50,0% 55,0% 60,0% 50,0% 45,0% 40,0% 45,0% 65,0% 70,0% 50,0% 70,0% 60,0% 50,0% 50,0% 50,0%
B B C C C K K C K C C C C C K C C B C B C C C C
102
R-110 R-111 R-112 R-113 R-114 R-115 R-116 R-117 R-118 R-119 R-120 R-121 R-122 R-123 R-124
Eko Setiawan Siti Sulaika Rosidin Yatmi Sri Lestari Agus Sutrisno Umar Ribut S Darsini Gunarso Suparti Sadar Yulianto Sri Sulistyanti Hendiakto Endah Wulandari
R-125 Sumariyanto Indikator (%) Program (%) PHBM (%)
1 1 1 1 1 1
0 1 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 1 1
0 1 1 0 0 1
1 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1
1 1 0 1 1 1
1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1
1 0 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1
0 0 1 0 1 1
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
60,0% 60,0% 50,0% 50,0% 70,0%
C C C C B
75,0%
B
1 1 1 1 0 1 0
1 1 0 1 0 1 1
0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 1 0 1
1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 0 1 0 1
1 1 1 1 1 0 1
1 1 0 1 1 0 1
1 1 0 1 1 1 1
0 1 0 1 1 0 1
0 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
60,0% 70,0% 50,0% 70,0% 60,0% 45,0%
C B C B C C
60,0%
C
0 0
1 0
0 0
1 0
1 0
1 0
1 1
1 0
1 1
1 1
1 0
1 1
1 0
1 1
1 1
0 1
0 0
0 0
0 1
0 1
65,0%
C
45,0%
C
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 90 72 16 42 40 63 55 55 65 53 58 60 46 59 49 58 46 51
0 58 58
0 58
0 44 45
0 33
0 46
0 0 48 38 44
45,0% 52%
C C
102
103
LAMPIRAN 14 Tabel 4.12 Hasil Tabulasi Silang
Partisipasi Pelaksanaan Program PHBM Sangat Rendah Cukup Rendah
Hubungan Pengetahuan Kognitif Petani Hutan terhadap Partisipasi Program PHBM Frekuensi
15
14
1
30
Persentase
50
47
3
24
Cukup
Frekuensi Persentase
22 30
33 44
19 26
74 59
Baik
Frekuensi
5
7
9
21
Persentase
24 40
33 54
43 29
17 125
34
43
23
100
Kurang Tingkat Kognitif
Frekuensi Persentase
Total
Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percen
Total
N
Percent
N
Percent
0
.0%
12
100.0%
t Kognitif * Partisipasi
Total
125
100.0 %
5
104
Chi-Square Tests Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
a
4
.013
Likelihood Ratio
14.744
4
.005
Linear-by-Linear
10.296
1
.001
Pearson Chi-Square
12.717
Association N of Valid Cases
125
a. 1 cells (11,1%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,87. Correlations Partisipasi Partisipasi
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N Kognitif
Pearson Correlation
Kognitif .777
**
.001 125
125
**
1
.777
Sig. (2-tailed)
.001
N
125
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
125
105
LAMPIRAN 12 Surar Penelitian
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117