FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CLUWAK PATI TAHUN AJARAN 2015/2016
Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh Ayu Isworo Widiawati 1301410039
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
i
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras, dan mau belajar dari kegagalan. (General Collin Power)
PERSEMBAHAN 1) Almamaterku BK FIP UNNES. 2) Untuk Papa Alm. Edi Susmanto dan Mama Sulistiyani tercinta untuk segala kasih sayang, doa, dukungan, perjuangan dan motivasinya. 3) Untuk
Saudaraku
Tersayang,
Kakak
Bagus
Widiatmoko. 4) Untuk sahabat BK Unnes ’10 yang senantiasa berjuang bersama.
iv
PRAKATA
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan semuanya denga baik serta rencana terbaik-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-faktor penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran 2015/2016”. Penelitian ini dilakukan karena melihat fenomena di sekitar, bahwa pada siswa kelas IX memilih sekolah lanjutan yang tepat bukan hal yang mudah, dan banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran 2015/2016. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi di Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan.
2.
Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian untuk skripsi ini.
3.
Drs. Eko Nusantoro, M.Pd, Kons, Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling, yang telah memberikan ijin penelitian dan pengarahan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
v
4.
Dra. Ninik Setyowani, M.Pd. sebagai pembimbing skripsi dan dosen penguji tiga, yang telah memberikan bimbingan, arahan, perhatian, masukan dan dukungan selama penyusunan skripsi.
5.
Dr. Awalya, M.Pd.,Kons. sebagai dosen penguji satu, yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama sidang skripsi hingga perbaikan skripsi.
6.
Dra. Maria Theresia Sri Hartati, M.Pd., Kons. sebagai dosen penguji dua, yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama sidang skripsi hingga perbaikan skripsi.
7.
Kepala sekolah SMP Negeri 1 Cluwak yang telah memberikan izin penelitian.
8.
Guru BK SMP Negeri 1 Cluwak, yang telah bersedia membantu selama proses penelitian.
9.
Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang khususnya Dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling atas bekal ilmu, wawasan, inspirasi, dan motivasi kepada penulis.
10. Seluruh Staf Karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan Jurusan Bimbingan dan Konseling yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi. 11. Teman-teman Mahasiswa BK Angkatan ’10, teman-teman kos dan sahabat saya. 12. Serta seluruh pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
vi
Demikian skripsi ini disusun, semoga kita senantiasa diberi yang terbaik oleh Allah SWT. Akhir kata, semoga karya ini bermanfaat.
Semarang, Agustus 2015
Penulis
vii
ABSTRAK Widiawati, Ayu Isworo. 2015. Faktor-faktor penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran 2015/2016.Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dra. Ninik Setyowani, M.Pd. Kata kunci: faktor internal dan faktor eksternal penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan, siswa kelas IX SMP Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan fenomena di lapangan pada saat peneliti melaksanakan observasi di SMP Negeri 1 Cluwak melalui DCM dengan perolehan hasil secara keseluruhan siswa mengalami permasalahan dalam pemilihan sekolah lanjut dari aspek biaya, tentu saja biaya merupakan aspek penting dalam menempuh studi. Selain itu siswa juga mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan sekolah lanjut serta mengalami kekhawatiran tidak diterima di sekolah lanjut yang memiliki kualitas baik. Sekolah lanjutan sangat penting, jadi apabila kualitasnya kurang baik maka siswa menjadi khawatir karena hal ini menyangkut masa depan. Siswa merasa takut tidak bisa berdiri sendiri, hal ini dapat diakibatkan karena ketakutan siswa tidak mendapat dukungan dari pihakpihak terkait dan orang terdekat. Selain itu melalui wawancara dengan Guru BK bahwa secara keseluruhan siswa kelas IX ingin melanjutkan sekolah setelah lulus dari SMP, namun dalam menentukan sekolah lanjutan yang tepat ada kalanya mendapat hambatan dari faktor-faktor internal dan eksternal. Sekolah lanjutan merupakan salah satu aspek pemilihan karier, yang mana semua itu bertujuan untuk memudahkan siswa dalam merencanakan masa depan sedini mungkin. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor internal dan faktor eksternal apa saja yang menghambat siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati tahun ajaran 2015/2016. Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian survei. Untuk populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas IX yaitu sejumlah 288 siswa. Sampel yang digunakan adalah 25% dari 288 siswa yaitu 72 siswa. Sedangkan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan skala psikologis pemilihan sekolah lanjutan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif presentase. Hasil yang ditemukan bahwa faktor internal yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan pada siswa kelas IX dengan persentase sebesar 66,67%, sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi pemilihan sekolah lanjutan pada siswa kelas IX dengan persentase sebesar 64,96%. Simpulan yang didapatkan adalah siswa memiliki hambatan pada kedua dari faktor-faktor ini, dengan perolehan persentase terbesar pada kondisi psikis 66,79% dan kondisi keluarga 66,42%.
viii
DAFTAR ISI Halaman
JUDUL.....................................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................
ii
PERNYATAAN..............................................................................................
iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN.....................................................................
iv
KATAPENGANTAR.....................................................................................
v
ABSTRAK.......................................................................................................
viii
DAFTAR ISI....................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL............................................................................................
xi
DAFTAR DIAGRAM......................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................
8
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................
8
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................
9
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi....................................................................
9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................
11
2.1 PenelitianTerdahulu...................................................................................
11
2.2 Pemilihan Karier................................. ......................................................
17
2.2.1 Pengertian Pemilihan Karier.......................... ........................................
17
2.2.2 Faktor-faktor pokok dalam Perkembangan Karier.................................
19
2.3 Faktor-faktor Penghambat dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan…...........
39
2.3.1 Faktor Penghambat Internal....................................................................
40
2.3.2 Faktor Penghambat Eksternal..................................................................
42
2.4 Teori Perkembangan Anak Usia SMP.......................................................
48
2.5 Kerangka Berpikir................................................................................
51
ix
BAB 3 METODE PENELITIAN..................................................................
53
3.1 Jenis Penelitian..........................................................................................
53
3.2 Variabel Penelitian....................................................................................
54
3.2.1 Identifikasi Variabel................................................................................
54
3.2.2 Hubungan Antar Variabel.......................................................................
55
3.2.3 Definisi Operasional Variabel.................................................................
55
3.3 Populasi dan Sampel..................................................................................
57
3.3.1 Populasi...................................................................................................
57
3.3.2 Sampel dan Teknik Sampling..................................................................
58
3.4 Metode dan Alat Pengumpul Data.............................................................
60
3.4.1 Metode pengumpulan Data......................................................................
60
3.4.2 Alat Pengumpulan Data...........................................................................
62
3.4.3 Penyusunan Instrumen............................................................................
64
3.5 Uji Instrumen Penelitian...........................................................................
69
3.5.1Validitas....................................................................................................
69
3.5.2 Reliabilitas...............................................................................................
71
3.6 Teknik Analisis Data................................................................................
73
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................
75
4.1 Hasil Penelitian..........................................................................................
75
4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Data Penelitian Keseluruhan........
76
4.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Data Penelitian Per Komponen....
78
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian.....................................................................
89
4.2.1 Faktor Penghambat Internal....................................................................
90
4.2.2 Faktor Penghambat Eksternal.................................................................
95
4.3 Keterbatasan Penelitian.............................................................................
100
BAB 5 PENUTUP...........................................................................................
101
5.1 Kesimpulan.............................................................................................
101
5.2 Saran.........................................................................................................
102
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 103
x
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian.................................................. 58 3.2 Sampel Penelitian........................................................................ .......... 60 3.3 Penskoran Alternatif Jawaban........................................ ............. ......... 62 3.4 Kategori Tingkatan Kriteria Faktor Penghambat dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan.................................................................... ............................. 64 3.5 Kisi-kisi Skala Psikologis Faktor Penghambat dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan........................................................................................ ......... 65 3.6 Distribusi Butir Item Valid dan Gugur....................... ............. ............. 71 3.7 Kriteria Reliabilitas Instrumen........................................ ............. ........ 72 4.1 Analisis Deskriptif Persentase Faktor-faktor Penghambat dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan..............................................................................
76
4.2 Persentase Deskriptor Kondisi Fisik..................................................... 78 4.3 Persentase Per Butir Pernyataan Faktor Kondisi Fisik.......................
79
4.4
Persentase Deskriptor Kondisi Psikis.................................................. 80
4.5
Persentase Per Butir Pernyataan Faktor Kondisi Psikis...................
81
4.6
Persentase Deskriptor Kondisi Keluarga...........................................
83
4.7
Persentase Per Butir Pernyataan Faktor Kondisi Keluarga.................. 84
4.8
Persentase Deskriptor Kondisi Sekolah............................................... 85
4.9
Persentase Per Butir Pernyataan Faktor Kondisi Sekolah................. 86
4.10 Persentase Deskriptor Kondisi Teman................................................ 86 4.11 Persentase Per Butir Pernyataan Faktor Kondisi Teman.................... 87 4.12 Persentase Deskriptor Faktor Masyarakat.......................................... 88
xi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1
Halaman
Analisis Deskriptif Persentase Faktor-faktor Penghambat Pemilihan Sekolah Lanjutan.................................................................................................
xii
77
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1
Kerangka
Halaman Berpikir
Faktor
Penghambat
Pemilihan
Sekolah
Lanjutan...................................................................................... ........ 52
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1.
Kisi-kisi Instrumen Sebelum Try Out ...........................................................106
2.
Skala Pemilihan Sekolah Lanjutan Sebelum Try Out ...................................111
3.
Perhitungan Validitas ....................................................................................119
4.
Perhitungan Realiabilitas ..............................................................................133
5.
Kisi-kisi Intrumen Sesudah Try Out .............................................................135
6.
Skala Pemilihan Sekolah Lanjutan Sesudah Try Out ...................................139
7.
Tabulasi Hasil Penelitian ..............................................................................146
8.
Daftar Sampel Penelitian Siswa Kelas IX.....................................................167
9.
Foto Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ...................................................169
10. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .............................................172
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan merupakan
sekolah menengah lanjutan yang akan ditempuh siswa setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dalam hal memilih sekolah lanjutan setelah lulus dari SMP tidak lantas mudah, karena beberapa hal dari salah memilih sekolah lanjutan dapat berakibat tidak baik pada proses belajar siswa dan dapat menghambat karier anak di masa depan. Dengan mengetahui pentingnya peran sekolah bagi perkembangan kepribadian, intelektual, sosial dan karier, maka siswa harus memilih sekolah yang tepat dan sesuai dengan cita-cita. Dalam tahap perkembangan karier menurut Super (dalam Winkel 2004: 632) ialah “remaja mengalami fase eksplorasi (exploration) di mana individu memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat”. Selanjutnya Super (dalam Winkel 2004: 631) berpendapat bahwa “perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang mencakup banyak faktor, faktor tersebut untuk sebagian terdapat pada individu sendiri dan sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya”. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa mulai memikirkan tentang pemilihan sekolah lanjutan, tetapi belum memikirkan sekolah mana yang akan menjadi pilihannya. Agar tidak mengalami banyak kesulitan dalam proses pemilihan sekolah lanjutan baik itu di Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan serta pertimbangan lainnya, maka perlu
1
2
memperhatikan berbagai faktor yang menjadi penghambatnya diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Santrock (2003: 486) mengatakan bahwa “sekolah memberikan pengaruh yang kuat dalam pemilihan karier individu”. Sekolah memberikan suasana untuk mengembangkan diri sehubungan prestasi dan karier. “Individu harus melewati tahap perkembangan yang meliputi jangka waktu yang lama untuk menetap pada satu karier tertentu.” (Winkel 2007: 624). Menurut Super (dalam Purwandari 2009: 12) menjelaskan bahwa “individu dikatakan matang atau siap untuk membuat keputusan karier jika pengetahuan yang dimilikinya untuk membuat keputusan karier didukung oleh informasi yang kuat mengenai pekerjaan berdasarkan eksplorasi yang telah dilakukan.” Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa perlu mengerti dan memahami tugas perkembangan remaja, serta pemilihan karier bagi siswa didukung oleh pengetahuan serta informasi mengenai jenis karier yang diperoleh dari sekolah, karena sekolah memberikan peran penting bagi perkembangan diri serta prestasi siswa. Informasi yang cukup dalam memutuskan pilihan agar apa yang menjadi harapan siswa dapat tercapai. Menurut Ginzberg dkk (dalam Santrock 2002: 94) perkembangan individu dalam proses pilihan karier mencakup tiga fase, yaitu: (1) Tahap Fantasi: 0 – 11 tahun (masa Sekolah Dasar), (2) Tahap Tentatif: 12-18 tahun (masa Sekolah Menengah), (3) Tahap Realistik: 19-25 tahun (masa Perguruan Tinggi). Ginzberg (dalam Winkel 2004: 628) mengatakan tugas perkembangan siswa usia sekolah menengah meliputi “tahap tentatif, yaitu dibagi menjadi empat sub tahap, yakni:
3
(1) sub tahap minat (interest); (2) sub tahap kapasitas (capacity); (3) sub tahap nilai (values) dan (4) sub tahap transisi (transition)”. Jadi pada tahap tentatif anak mulai menyadari bahwa mereka memiliki minat dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. Pada sub tahap minat, anak cenderung melakukan pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan hanya yang sesuai dengan minat dan kesukaan mereka saja. Sedangkan pada sub kapasitas dan kemampuan anak mulai melakukan kegiatan didasarkan pada kemampuan masing-masing, disamping minat dan kesukaannya. Selanjutnya pada sub tahap nilai anak sudah bisa membedakan mana kegiatan atau pekerjaan yang dihargai oleh masyarakat, dan mana yang kurang dihargai. Pada masa remaja pilihan karier orang mengalami perkembangan. Awalnya pertimbangan karier itu hanya berdasarkan kesenangan, ketertarikan atau minat, sedangkan faktor-faktor lain tidak dipertimbangkan. Menyadari bahwa minat saja tidaklah cukup, sehingga anak mulai menanyakan kepada diri sendiri apakah dia memiliki kemampuan melakukan suatu pekerjaan, dan apakah kemmpuannya itu cocok dengan minatnya. Menurut Havigurst (dalam Yusuf 2009: 67) tugas-tugas perkembangan adalah “A developmental task is a task which arises at or about a certain period in the life of the individual, successful achievement of which leads to his happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disapproval by society, and difficulty with later task.” (Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan
4
membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya; sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitankesulitan dalam tugas-tugas berikutnya). Siswa sekolah menengah merupakan masa remaja di mana dalam masa ini terjadi peningkatan dalam suatu pemilihan. Hal tersebut diwujudkan dalam proses pembentukan orientasi, minat, dan rencana masa depan individu. Dalam hal ini, “siswa mulai merencanakan keputusan-keputusan tentang masa depan” (Desmita 2009: 198). Oleh sebab itu, untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi pemilihan karier menjadi hal penting, terutama bagi siswa SMP di mana akan dihadapkan pada pilihan sekolah lanjutan.Namun pada kenyataannya di lapangan, memilih sekolah lanjutan yang tepat setelah lulus dari jenjang SMP merupakan keadaan yang tidak mudah bagi para siswa yang masih dalam kategori remaja. Keadaan tersebut dipengaruhi oleh pemahaman siswa tentang sekolah lanjutan belum terarah dan sangat bergantung pada pihak luar, yaitu teman, konselor, dan harapan orang tua. “Ada tiga faktor penghambat dalam pemilihan karir yaitu keluarga, kelompok sebaya, dan masyarakat” (Supriyo 2008: 118). Dalam penelitian Purwandari (2009: 5) yang berfokus pada faktor internal yang mempengaruhi kematangan vokasional siswa kelas XII SMA menyatakan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk menentukan studi lanjut berdasarkan pemahaman yang tepat tentang kualitas diri dan informasi sekolah lanjutan. Fenomena yang terjadi pada siswa yang pemikirannya masih labil dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan sehingga tanpa sadar mereka tidak
5
memperhatikan kemampuan diri mereka sendiri. Madikhatun dalam Jurnal Informatika Vol 5 No. 1 Januari 2011 mengungkapkan pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan yaitu memilih sekolah yang tepat. Pemilihan sekolah merupakan salah satu hal yang sangat penting dikarenakan pilihan sekolah akan mempengaruhi pendidikan dan masa depan. Setiap remaja khususnya siswa SMP Negeri 1 Cluwak Pati seharusnya memiliki kemampuan diri dalam mengetahui bakat dan minat mereka yang positif, dan pada kondisi yang terdapat di lapangan dijumpai secara keseluruhan siswa sudah memiliki minat pada suatu bidang. Fenomena yang diperoleh oleh peneliti selama observasi melalui DCM pada siswa kelas VIII diperoleh hasil bahwa 33% siswa ingin melanjutkan sekolah tetapi tidak punya biaya, 36% siswa sulit menetapkan pilihan sekolah lanjutan, 15% siswa merasa takut di masa depan tidak dapat berdiri sendiri, dan 16% siswa mengalami kekhawatiran tidak dapat diterima di sekolah lanjutan yang berkualitas baik. Dari hasil observasi melalui DCM tersebut dapat diketahui bahwa secara keseluruhan siswa mengalami permasalahan dalam pemilihan sekolah lanjut dari aspek biaya, tentu saja biaya merupakan aspek penting dalam menempuh studi. Jika tidak memiliki biaya, hal ini dapat menjadi permasalahan yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari siswa. Selain itu siswa juga mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan sekolah lanjut serta mengalami kekhawatiran tidak diterima di sekolah lanjut yang memiliki kualitas baik. Sekolah lanjutan sangat penting, jadi apabila kualitasnya kurang baik maka siswa menjadi khawatir karena hal ini menyangkut masa depan. Siswa merasa takut tidak bisa berdiri
6
sendiri, hal ini dapat diakibatkan karena ketakutan siswa tidak mendapat dukungan dari pihak-pihak terkait dan orang terdekat. Selain itu peneliti selama melakukan wawancara dengan Guru BK di sekolah pada semester gasal tahun 2014, secara keseluruhan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Cluwak ingin melanjutkan sekolah setelah lulus dari SMP. Siswa menilai diri mereka sudah mengetahui minat mereka pada sekolah lanjutan, namun sebenarnya faktor minat saja tidak cukup dalam mengambil keputusan untuk memilih studi lanjut dan kariernya. Penentuan dan pemilihan karier untuk anak usia pubertas ini tentunya masih memiliki beberapa kesulitan karena emosi yang masih labil. Untuk menentukan pemilihan sekolah lanjutan, siswa tidak hanya mengandalkan minat saja, hal ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tentunya ada di lingkungan sekitar siswa. Munandir (1996:97) menyebutkan teori pengambilan keputusan karir oleh Krumboltz meliputi empat kategori faktor yang mempengaruhi keputusan karir seseorang, yaitu faktor genetik, kondisi lingkungan, belajar dan keterampilan menghadapi tugas. Karier bagi siswa sekolah menengah adalah menentukan pilihan sekolah lanjutan. “Akan tetapi, kenyataannya masih banyak siswa mengalami kebingungan, ketidakpastian dan stress dalam melakukan eksplorasi dan pemilihan karier” (Santrock 2003: 485). Para siswa terkadang dihadapkan pada permasalahan yang dapat menghambat untuk mengambil keputusan kariernya secara tepat dan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam memilih sekolah lanjutan, siswa perlu mengetahui dan memahami potensi yang dimiliki serta pengetahuan tentang jurusan pada studi lanjut yang akan mempengaruhi
7
siswa dalam mengambil keputusan tersebut. Apabila siswa tidak mengetahui pemilihan kariernya dengan baik, mereka tidak mempunyai gambaran tentang karier apa yang akan mereka pilih di masa depan, sehingga hal ini akan menimbulkan kecemasan dalam diri yang dapat menghambat keberhasilannya. Melihat fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Faktor-faktor yang Penghambat dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran 2015/2016”. Alasannya yaitu dengan mengenal faktor-faktor tersebut nantinya bisa mengetahui aspek-aspek hambatan yang terjadi pada siswa dalam perkembangan karier, selain itu siswa dapat mengetahui penyelesaian dari masalah tersebut yang menyangkut pemilihan sekolah lanjutan.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah
umum pada penelitian ini yaitu apa saja faktor-faktor penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan pada Siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran 2015/2016? Untuk menjawab rumusan masalah umum tersebut, perlu dirinci rumusan masalah khusus sebagai berikut: 1.
Faktor internal apa saja yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan pada Siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran 2015/2016?
2.
Faktor eksternal apa saja yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan pada Siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran 2015/2016?
8
1.3
Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini secara umum
yaitu untuk mengetahui apa saja faktor-faktor penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan pada Siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran 2015/2016. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui faktor internal yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan pada Siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran 2015/2016.
2.
Untuk mengetahui faktor eksternal yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan pada Siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran 2015/2016.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Manfaat Praktis
1.
Bagi guru Bagi guru BK di SMP Negeri 1 Cluwak untuk dapat meningkatkan pemberian layanan di bidang karier kepada siswa, agar siswa tidak kebingungan dalam menentukan sekolah lanjutan.
2.
Untuk siswa Bagi siswa agar menentukan pilihan sekolah lanjutan sejak dini dan meningkatkan komunikasi kepada pihak terkait.
9
1.4.2 1.
Manfaat Teoritis Untuk peneliti berikutnya Bagi civitas akademika dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memberikan layanan terkait dengan bidang karier kepada siswa.
1.5
Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika skripsi merupakan suatu bentuk gambaran dari penyusunan
skripsi yang bertujuan untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi dari skripsi. Adapun sistematika skripsi yang disusun adalah sebagai berikut: 1.5.1
Bagian Awal Skripsi Berisi halaman judul, abstrak, pengesahan, motto dan persembahan, kata
pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar diagram, daftar gambar, dan daftar lampiran. 1.5.2 Bab I
Bagian Isi Pendahuluan, bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan garis sistematika penulisan skripsi.
Bab II
Tinjauan Pustaka, bab ini berisi penelitian terdahulu, teori yang melandasi tentang karir, perencanaan karir, dan faktor-faktor penghambat perencanaan karir siswa.
Bab III Metode Penelitian, bab ini berisi jenis penelitian, variabel penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, metode dan alat pengumpul data,
10
penyusunan instrumen, validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Bab V Penutup, bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan saran-saran yang diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian. 1.5.3
Bagian Akhir Skripsi Meliputi daftar pustaka, lampiran-lampiran yang memuat kelengkapan-
kelengkapan perhitungan data.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan menguraikan beberapa penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian dan teori-teori yang melandasi penelitian ini. Teori-teori tersebut antara lain pengertian pemilihan karier, faktor internal dan faktor eksternal yang menghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan, dan teori perkembangan anak usia remaja (SMP).
2.1
Penelitian Terdahulu Sebelum peneliti mengkaji lebih tentang faktor-faktor penghambat dalam
pemilihan sekolah lanjutan, penulis akan memaparkan penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dan terdapat keterkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Penelitian-penelitian tersebut dijelaskan di bawah ini: 2.1.1 Kristanto, Agnes Mariana (2008) mengenai Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karier Pada Dewasa Muda Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa subyek bekerja di salah satu perusahaan swasta di Semarang. Perusahaan yang berjalan di bidang pergudangan besi baja, subyek bekerja di bidang keuangan yang mengurusi penjualan barang dari seles perusahaan. Subyek mendapat dukungan dari keluarga dan teman-teman dalam melakukan pekerjaan. Pemilihan karier subyek dipengaruhi oleh faktor internal yaitu, (a) keterampilan khusus yang dimiliki subyek antara lain; keterampilan akuntansi,
11
12
menginput data, administrasi keuangan, dan memahami alur perdagangan, (b) bakat yang dimiliki subyek yaitu; bakat berhitung dalam akuntansi, (c) persepsi subyek tentang pekerjaan akuntansi memiliki banyak kelebihan daripada kekurangannya, (d) respon positif yang didapat subyek dari keluarga maupun teman-teman, sehingga membuat subyek lebih bersemangat dan mantap dalam menjalankan kariernya, (e) problem solving subyek dalam menghadapi masalah, dan (f) kesiapan mental subyek dalam bekerja, (g) tugas perkembangan dewasa muda dalam berkarier. Selain faktor internal yang mempengaruhi pemilihan karier subyek, faktor eksternal juga berperan penting, antara lain yaitu; (a) perekonomian keluarga yang kurang baik mengingat sang ayah sudah meninggal dan hanya ibu bekerja seorang diri, dan (b) informasi pekerjaan sebagai akuntan banyak digunakan oleh perusahaan. Berdasarkan keterangan di atas, faktor internal dan eksternal sangat mempengaruhi pemilihan karier pada dewasa muda. Bagi subyek penelitian sendiri, faktor eksternal yang sangat berpengaruh adalah dukungan dari keluarga dan teman-temannya. Penelitian di atas digunakan sebagai penguat dalam penelitian ini, karena dalam pemilihan karier pada setiap individu dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Di mana kedua faktor ini juga dapat menjadi penghambat dan juga penentuan dalam pemilihan karier. Selain itu penelitian di atas menjadi penguat teori bahwa faktor internal meliputi bakat, dan faktor eksternal meliputi kondisi keluarga dan teman-teman.
13
2.1.2 Purwanti, Cicih (2013) mengenai Upaya Meningkatkan Minat Studi Lanjut ke SMK Melalui Layanan Informasi Karier Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Salem Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa minat studi lanjut siswa ke SMK masih rendah. Hal tersebut dapat terlihat dari 35 siswa yang diberikan skala minat sebagai bentuk kondisi awal secara keseluruhan diperoleh rata-rata 51,81% dengan kriteria rendah. Minat studi lanjut ke SMK terlhat bahwa aspek persepsi memiliki presentase 54,06% dengan kategori sedang, aspek perhatian memiliki presentase 47,37% dengan kategori rendah, aspek kepercayaan memiliki presentase 51,83% dengan kategori sangat rendah, aspek keinginan memiliki presentase 50,17% dengan kriteria sedang, serta aspek tindakan memiliki presentase 54,51% dengan kategori sangat rendah. Peneliti melakukan tindakan dengan menggunakan layanan informasi karier. Layanan informasi karier merupakan kegiatan pemberian layanan berupa informasi dalam bidang karier yang bertujuan memberikan pemahaman, pengembangan, dan sebagai bahan pertimbangan siswa untuk memilih dan mengambil keputusan karier dalam kehidupannya serta masa depannya. Hasil dari penelitian riset dan pengembangan yang dilakukan ini adalah untuk menghasilkan bahan informasi mengenai hambatan dalam pemilihan karier, serta mengetahui faktor yang menjadi penghambat dalam menentukan sekolah lanjutan di SMK. Fungsi hasil riset untuk penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai penguat teori bahwa minat dapat menjadi faktor penghambat untuk mengambil studi lanjut ke sekolah lanjutan khususnya SMK.
14
2.1.3 Maryati, Sri (2009) Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Masyarakat Dalam Memilih Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) di Kota Semarang Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pemilihan sekolah adalah faktor kondisi sekolah yang mempunyai pengaruh paling besar. Kemudian diikuti oleh faktor lokasi yang paling kecil adalah faktor ekonomi. Serta lokasi atau letak SMKN yang berada di 4 (empat) kecamatan tidak mempengaruhi keinginan siswa untuk memilihnya, terlihat dari mayoritas siswanya yang berasal dari kecamatan lain. Dari analisis karakteristik sekolah, sub faktor masa depan yang lebih menjanjikan mempunyai pengaruh paling besar pada semua kelompok sekolah. Kemudian diikuti sub faktor sub faktor keleluasaan dalam memilih jurusan, baru kemudian prestasi yang telah dicapai sekolah dan yang paling kecil pengaruhnya adalah sub faktor fasilitas sekolah. Dari analisis karakteristik ekonomi, sub faktor kondisi ekonomi keluarga mempunyai pengaruh paling besar pada semua kelompok sekolah. Kemudian diikuti oleh sub faktor biaya transportasi, dan yang paling kecil pengaruhnya adalah sub faktor biaya sekolah. Hal ini menunjukkan siswa mempunyai pertimbangan dengan sekolah di sekolah kejuruan akan mempersiapkan mereka ke dunia kerja sehingga dapat segera membantu orang tua untuk meningkatkan kondisi ekonomi keluarganya. Dari analisis karakteristik lokasi sekolah sub faktor kemudahan dijangkau dengan tranportasi umum mempunyai pengaruh paling besar pada semua kelompok sekolah. Kemudian diikuti oleh sub faktor kedekatan sekolah dengan tempat tinggal, dan yang paling kecil pengaruhnya adalah sub faktor lokasi yang
15
strategis. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mempunyai pertimbangan mengenai kemudahan aksesbilitas ke sekolah akan memperlancar proses belajar mengajar. Berdasarkan analisis statistik Crosstab diketahui bahwa terdapat hubungan positif antara preferensi pemilihan sekolah dengan kondisi ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi ekonomi keluarga mempunyai pengaruh terhadap siswa dalam memilih SMK Negeri di Kota Semarang. Kaitan hasil penelitian di atas dengan penelitian ini adalah sebagai penguat teori. Hasil penelitian memperkuat pemikiran peneliti bahwa dalam menentukan rencana pemilihan karier terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor yang menyebabkan munculnya pengaruh bagi individu untuk menentukan pilihan karier terdapat dari kendisi ekonomi keluarga. Dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi keluarga, siswa banyak memilih untuk melanjutkan sekolah ke SMK karena langsung mendapat bekal keterampilan untuk bekerja.
2.1.4
Miskiya, Lu’luatun (2014) Faktor Determinan Kemampuan Perencanaan Karier Siswa SMA Negeri Se-Kabupaten Tegal. Indonesian Journal of Guidance and Counseling 3 (1) (2014) Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa faktor keluarga determinan
terhadap kemampuan perencanaan karier siswa dengan persentase 80% dalam kategori tinggi, yang artinya rata-rata siswa berpandangan bahwa keluarga mempunyai peran yang tinggi dalam perencanaan kariernya. Status sosial ekonomi dan pengaruh dari keluarga sama-sama berperan penting, namun pengaruh dari keluarga besar dan inti berada dalam kategori yang sangat tinggi dengan perolehan persentase sebesar 91%.
16
Selain faktor keluarga, faktor-faktor lainnya menjadi faktor pendukung atau penunjang kemampuan perencanaan karier siswa meliputi faktor genetik, faktor teman sebaya, faktor keterampilan, faktor sekolah dan faktor belajar. Dari kelima faktor pendukung tersebut, faktor genetik, faktor teman sebaya, faktor keterampilan dan faktor sekolah berada dalam kategori tinggi sedangkan faktor belajar berada dalam kategori sedang. Keterkaitan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah sebagai penguat teori bahwa dalam perencanaan karier siswa melihat faktor internal dan eksternal yang menjadi kemampuan dan hambatannya. Dengan mengetahui kemampuan individu dalam merencanakan karier, tentunya akan diketahunya penyelesaian apabila mendapatkan hambatan dalam perencanaan dan pemilihan karier. Penelitian-penelitian ini menjadi sebuah penunjang dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dan korelasinya adalah karena penelitian ini mengangkat permasalahan mengenai karier siswa. Sedangkan tujuan penelitian yang dilakukan peneliti adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat pemilihan sekolah lanjutan pada siswa, yang terbagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Keterkaitan penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah walaupun informasi karier dapat mengembangkan pemahaman siswa tentang pemilihan jurusan di sekolah lanjutan, namun pemilihan karier siswa masih dapat terhambat karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut adalah faktor internal yaitu berasal dari diri siswa yang meliputi kondisi fisik dan kondisi psikis, dan faktor eksternal yaitu berasal dari luar diri
17
siswa yang meliputi kondisi keluarga, pendidikan sekolah, teman sebaya, dan masyarakat. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut diharapkan dapat menjadi sebuah pemahaman baru utamanya dalam pemilihan sekolah lanjutan pada siswa sekolah menengah.
2.2
Pemilihan Karier Di bawah ini diuraikan secara singkat tentang pengertian pemilihan karier,
faktor-faktor pokok dalam perkembangan karier yang meliputi faktor internal dan eksternal, serta teori perkembangan karier dan pengambilan keputusan. Teori-teori ini yang digunakan sebagai kajian pustaka dalam penelitian ini. 2.2.1
Pengertian Pemilihan Karier Munandir (1996: 209), berpendapat bahwa “istilah karier menunjukkan
sifat developmental dari pengambilan keputusan kerja, yaitu bahwa pengambilan keputusan itu suatu proses, dan bahwa proses itu berlangsung sepanjang hayat.” Sedangkan Winkel (2007: 623), menegaskan bahwa “karier lebih menunjuk pada pekerjaan atau jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup yang meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan seseorang serta mewarnai seluruh gaya hidupnya.” Sejalan dengan pendapat tersebut Murray (dalam Supriatna dan Budiman, 2010: 9) mendefinisikan “karier sebagai suatu rentang aktivitas pekerjaan yang saling berhubungan; dalam hal ini seseorang memajukan kehidupannya dengan berbagai perilaku, kemampuan, sikap, kebutuhan, aspirasi, dan cita-cita sebagai suatu rentang kehidupannya sendiri (the life span of one’s life).” Sedangkan
18
Flippo (dalam Bambang Purwoko 2011: 1) berpendapat bahwa “karier dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan pekerjaan yang terpisah tetapi ada hubungannya, yang memberikan kelangsungan, kedudukan dan arti dalam riwayat hidup seseorang.” Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dibuat kesimpulan bahwa karier merupakan suatu rentang aktivitas pekerjaan individu yang saling berhubungan dan jalannya peristiwa-peristiwa dalam suatu rentang kehidupan yang
keseluruhannya
menyatakan
tanggung
jawab
seseorang
terhadap
pekerjaannya. Sedangkan pemilihan menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu proses, perbuatan, cara memilih. Artinya suatu perbuatan yang dilakukan berdasarkan keinginan yang dimiliki individu. Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa pemilihan karier merupakan suatu proses yang dilakukan seorang individu untuk membuat suatu pilihan dengan berbagai langkah dan cara alternatif pada suatu pekerjaan atau jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup yang meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan sepanjang hayatnya. Sejalan dengan pendapat Super (dalam Sukardi 1987: 65) pemilihan karier dapat diartikan sebagai kematangan bekerja dan konsep diri merupakan dua proses perkembangan. Jadi pemilihan karier oleh individu itu sendiri bertahap sesuai dengan tugas perkembangannya. Karena pada dasarnya setiap proses kehidupan manusia selalu melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kondisi masing-masing. Oleh sebab itulah pilihan karier remaja sangat berkaitan dengan jabatan yang akan dipilih dan ditekuni sepanjang hidup. Pada umumnya yang mempengaruhi karier
19
seseorang adalah keluarga, lingkungan, pendidikan, saran-saran mengenai sumber karier dan peran individu itu sendiri. Karier sebagai sarana untuk membentuk seseorang menemukan secara jelas keahlian, nilai, tujuan karier dan kebutuhan untuk pengembangan, merencanakan tujuan karier, memilih karier, dan menentukan masa depannya.
2.2.2
Faktor-faktor Pokok dalam Perkembangan Karier Beberapa hal pokok yang mencakup tentang perkembangan dan pilihan
karier yang meliputi faktor-faktor internal dan eksternal yang akan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.2.1 Faktor-faktor Internal Menurut Winkel (2007: 647) “faktor-faktor internal dapat dibedakan yang satu dengan yang lain, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain karena bersama-sama membentuk keunikan kepribadian seseorang”. Faktor-faktor internal terkait yang akan dijelaskan sebagai berikut: (1) Nilai-nilai kehidupan (values), nilai-nilai menjadi pedoman atau pegangan dalam hidup sampai tua dan sangat menentukan gaya hidup seseorang (life style). (2) Taraf intelegensi, yaitu kemampuan berfikir untuk mencapai prestasi-prestasi yang didalamnya berpikir memegang peranan. (3) Bakat khusus, yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang usaha kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian.
20
(4) Minat, yaitu kecenderungan yang menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam berbagai kegiatan dengan bidang itu. (5) Sifat-sifat, yaitu ciri-ciri kepribadian yang bersama-sama memberikan corak khas pada seseorang, seperti riang gembira, ramah, halus, teliti, terbuka, fleksibel, tertutup, pesimis, dan ceroboh. (6) Pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki tentang bidang-bidang pekerjaan dan diri sendiri. (7) Keadaan jasmani, yaitu ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang seperti tinggi badan, ketampanan, ketajaman penglihatan dan pendengaran, maupun jenis kelamin. 2.2.2.2 Faktor-faktor Eksternal Menurut Winkel (2007: 653) “faktor-faktor eksternal dapat dibedakan yang satu dengan yang lain, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain karena bersama-sama menciptakan keseluruhan ruang gerak hidup”. faktor eksternal terkait yang akan dijelaskan sebagai berikut: (1) Masyarakat, yaitu lingkungan sosial budaya dimana seseorang dibesarkan. (2) Keadaan sosial ekonomi negara atau daerah, yaitu laju pertumbuhan ekonomi yang lambat atau cepat, stratifikasi masyarakat, serta diversifikasi masyarakat atas kelompok yang terbuka atau tertutup dari kelompok lain. (3) Status ekonomi keluarga, yaitu tingkat pendidikan orang tua, tinggi rendahnya pendapatan orang tua, jabatan ayah atau jabatan ayah dan ibu, daerah tempat tinggal, dan suku bangsa.
21
(4) Pengaruh dari seluruh anggota keluarga besar dan keluarga inti, yaitu seluruh anggota
keluarga
menyatakan
segala
harapan
mereka
serta
mengkomunikasikan pandangan dan sikap tertentu terhadap pendidikan dan pekerjaan. (5) Pendidikan sekolah, yaitu pandangan dan sikap yang dikomunikasikan kepada anak didik dari konselor atau tenaga pengajar mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam bekerja. (6) Pergaulan dengan teman sebaya, yaitu beraneka ragam pandangan dan variasi harapan tentang masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari. (7) Tuntutan yang melekat pada masing-masing jabatan dan pada setiap program studi atau latihan, yang mempersiapkan seseorang untuk diterima pada jabatan tertentu dan berhasil di dalamnya. Sejalan dengan itu ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan karier menurut Sukardi (1987:44) antara lain sebagai berikut: (1) Kemampuan intelegensi Secara luas diakui adanya suatu perbedaan kecepatan dan kesempurnaan individu dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya, sehingga hal itu memeperkuat asumsi bahwa kemampuan intelegensi itu memang ada dan berbeda-beda pada setiap orang, dimana orang yang memiliki taraf intelegensi yang lebih tinggi lebih cepat untuk memecahkan masalah yang sama bila dibandingkan dengan orang yang memiliki taraf intelegensi yang lebih rendah.
22
(2) Bakat Bakat ialah suatu kondisi, suatu kualitas yang dimiliki individu yang memungkinkan individu itu untuk berkembang pada masa mendatang. Untuk itulah kiranya perlu sedini mungkin bakat-bakat yang dimiliki seseorang atau anak-anak di sekolah diketahui dalam rangka memberikan bimbingan belajar yang paling sesuai dengan bakat-bakatnya dan lebih lanjut dalam rangka memprediksi bidang kerja, jabatan dan karir pada murid setelah menamatkan studinya. (3) Minat Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi dalam suatu karir. Tidak mungkin orang yang tidak berminat terhadap suatu pekerjaan akan dapat menyelesaikan pekerjaan itu dengan baik. (4) Sikap Sikap adalah suatu kesiapan pada seseorang untuk bertindak, secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Dalam pengertian lain sikap adalah suatu kecenderungan yang relatif stabil yang dimiliki individu dalam mereaksi terhadap dirinya sendiri, orang lain, atau rekasi tertentu. (5) Kepribadian Kepribadian dapat diartikan sebagai suatu organisasi yang dinamis di dalam individu dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan penyesuaianpenyesuaian yang unik terhadap lingkungannya. Setiap individu mempunyai
23
kepribadiannya masing-masing yang berbeda dengan orang lain, bahkan tidak ada seorangpun di dunia ini yang identik, sekalipun lahir kembar dari satu telur. (6) Nilai Nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Di mana nilai bagi manusia dipergunakan sebagai patokan dalam melakukan tindakan. Dengan demikian faktor nilai meiliki pengaruh yang penting bagi individu dalam mennetukan pola arah pilih karir. (7) Hobi Hobi adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan individu karena kegiatan tersebut merupakan kegemarannya atau kesenangannya. Dengan hobi yang dimilikinya seseorang memilih pekerjaan yang sesuai sudah barang tentu berpengaruh terhadap prestasi kerja. (8) Prestasi Pengguasaan terhadap materi pelajaran dalam pendidikan yang sedang ditekuninya oleh individu berpengaruh terhadap arah pilih pekerjaan dikemudian hari. (9) Ketrampilan Ketrampilan dapat diartikan pula cakap atau cekatan dalam mengerjakan sesuatu. Dalam kata lain ketrampilam adalah penguasaan individu terhadap suatu perbuatan. (10) Penggunaan Waktu Senggang Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar jam pelajaran sekolah digunakan untuk menunjang hobinya atau untuk rekreasi.
24
(11) Aspirasi dan pengetahuan sekolah Aspirasi dengan pendidikan sambungan yang diinginkan yang berkaitan dengan perwujudan dari cita-citanya. Pendidikan mana yang memungkinkan mereka memperoleh ketrampilan, pengetahuan dalam rangka menyiapkan diri memasuki dunia kerja. (12) Pengalaman kerja Pengalaman kerja yang dialami siswa pada waktu duduk di sekolah atau di luar sekolah. (13) Pengetahuan dunia kerja Pengetahuan yang selama ini dimiliki anak, termasuk dunia kerja, persyaratan, kualifikasi, jabatan struktural, promosi jabatan, gaji yang diterima, hak dan kewajiban, tempat pekerjaan itu berada, dan lain-lain. (14) Kemampuan dan keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah Kemampuan fisik misalnya termasuk badan yang tinggi dan tampan, badan yang kurus, pendek, dan cebol, tahan dengan panas, takut dengan orang ramai, penampilan yang semrawut, berbicara yang meledak-ledak, angker dan kasar. (15) Masalah dan keterbatasan pribadi Masalah dari aspek diri sendiri ialah selalu ada kecenderungan yang bertentangan apabila menghadapi masalah tertentu sehingga mereka merasa tidak senang, benci, khawatir, takut, pasrah dan bingung apa yang harus dikerjakan. Sedangkan aspek dari segi masyarakat, apabila individu dalam tingkah laku dan tindak tanduknya yang menyimpang dari tradisi masyarakat, misalnya tindakan agresif berupa merusak, melawan norma-norma masyarakat, atau mengasingkan
25
diri. Keterbatasn pribadi adalah misalnya mudah meledakan emosinya, cepat marah, mudah dihasut, dapat mengendalikan diri, mau menang sendiri, dan lain sebagainya. Selain faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan karier di atas, Sukardi (1987: 49) mengemukakan bahwa selain faktor yang ada pada diri individu, kelompok-kelompok memiliki pola kecenderungan yang berpengaruh terhadap pola pilihan jabatan. Kelompok itu termasuk kelompok primer yaitu kelompok yang erat hubungannya dengan individu dan kelompok sekunder yaitu kelompok yang tidak erat hubungannya dengan individu tetapi mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Berikut ini penjelasan mengenai kelompok primer yang memiliki pengaruh terhadap pilihan jabatan: (1) Kelompok Primer Menurut Sukardi (1987: 50) kelompok primer diwarnai oleh bentukbentuk hubungan yang bersifat pribadi dan akrab serta terjadi secara terus menerus. Keluarga merupakan bentuk kelompok primer yang memiliki kemantapan dan kompak. Keluarga merupakan lingkungan yang memberikan pengalaman sosial yang pertama. Orang tua baik ayah, ibu, serta kakak dan adik yang ada dalam lingkungan rumah tangga, secara sadar memberikan nasihat kepada anggotanya tentang suatu masalah atau tentang suatu pekerjaan tertentu. Peranan pekerjaan, jabatan, atau karir telah dipelajari oleh anak melalui orang tua, keluarga atau anggota keluarga lainnya di rumah. Orang tua di rumah telah memberikan informasi baik secara langsung maupun tidak langsung tentang
26
pekerjaan, jabatan atau karir tertentu yang ada dalam dunia kerja. Latar belakang sosial ekonomi orang memiliki pengaruh tertentu terhadap arah pilihan jabatan anak. Menurut Ginzberg (dalam Sukardi 1987:51) bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga berada memiliki kecenderungan untuk memilih memasuki perguruan tinggi dan kemudian memilih lapangan kerja profesional, sedangkan anak-anak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu memiliki kecenderungan arah pilih pekerjaan yang bersifat keterampilan yang lebih tinggi dibandingkan dari orang tuanya. Selanjutnya Sukardi (1987: 52) mengemukakan bahwa faktor-faktor sosial yang berhubungan dengan kelompok primer yang berpengaruh terhadap arah pilih jabatan di antaranya: (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Jenis pekerjaan dan penghasilan orang tua. Pendidikan tertinggi orang tua. Tempat tinggal orang tua. Status sosial ekonomi orang tua. Suku bangsa, agama dan kepercayaan yang dianut orang tua. Keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal orang tua. Harapan orang tua terhadap pendidikan anak. Sikap dan taggapan orang tua terhadap prestasi yang dicapai anak. Sikap dan tanggapan orang tua terhadap teman-teman atau teman sebaya anak-anaknya. Pekerjaan yang didambakan dan dicita-citakan orang terhadap anaknya. Kedudukan dan peranan anak dalam keluarga. Hubungan dan sikap saudaranya terhadap anak. Nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki dan dianut orang tua.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
keluarga
sangat
mempengaruhi pemilihan karier bagi anak, terutama peran orang tua dalam memberikan pendidikan dan informasi tentang pekerjaan. Selain itu keadaan
27
sosial ekonomi, jabatan orang tua, pendidikan orang tua, tempat tinggal, dan suku bangsa juga merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan karier bagi anak. Selanjutnya penjelasan mengenai kelompok sekunder yang memiliki pengaruh terhadap pilihan jabatan yaitu: (2) Kelompok Sekunder Menurut Sukardi (1987: 53) kelompok sekunder ialah didasarkan atas kepentingan-kepentingan tertentu yang mewarnai aktivitas, gerak-gerik kelompok itu. Tujuan dari kelompok sekunder ini adalah untuk mencapai tujuan tertentu dalam masyarakat secara bersama-sama, obyektif, dan rasional. Kelompok sekunder memiliki pengaruh dalam menentukan arah minat jabatan anak. Kelompok ini termasuk (1) keadaan teman sebaya, (2) sifat dan sikap teman sebaya, dan (3) tujuan dan nilai-nilai dari kelompok teman sebaya. Dari penjelasan kelompok sekunder yang memiliki pengaruh terhadap pemilihan jabatan di atas, dapat disimpulkan bahwa teman sebaya memiliki pengaruh yang besar dalam pemilihan karir anak. Oleh sebab itulah tujuan anakanak memilih sekolah tak lepas dari pengaruh teman sebayanya.
2.2.3
Teori Pengembangan Karier dan Pengambilan Keputusan Menurut Robert dan Marianne (2010: 452-465) teori-teori pengembangan
karir dan pengambilan keputusan sebagai berikut:
28
2.2.3.1 Teori Faktor-Sifat/Watak Pendekatan faktor-sifat/watak ini didasarkan pada konsep Frank Parsons tentang bimbingan kerja yang diuraikan dibukunya Choosing a Vocation (1909). Di buku ini Parsons menyarankan tiga langkah besar untuk pengembangan pengambilan keputusan karir individu. Dalam bentuk ringkasnya, langkahlangkah tersebut berbunyi sebagai berikut: (1) Sebuah pemahaman yang jelas dan objektif tentang diri seseorang seperti kemampuannya, minatnya, sikapnya, dan lain-lain. (2) Sebuah pengetahuan tentang persyaratan dan karakteristik karir-karir yang spesifik. (3) Sebuah pengakuan dan pengaplikasian hubungan antara poin 1 dan 2 di atas bagi sebuah perencanaan karir yang sukses. 2.2.3.2 Teori Perkembangan Teoretisi perkembangan mengansumsikan bahwa perkembangan karir adalah sebuah proses yang terus berlangsung di seluruh rentang usia individu. Akibatnya,
kebanyakan
teori
cenderung
berfokus
kepada
tahap-tahap
perkembangan yang sesuai dengan usia. Ginzberg, Ginsburg, Axelrad, dan Herma (1951) (dalam Robert, 2010: 455) adalah para perintis awal bagi penciptaan teori pilihan kerja berbasis perspektif perkembangan. Tim ini menganalisis proses pengambilan keputusan kerja berdasarkan tiga periode: pilihan fantasi, pilihan tentatif dan pilihan realistik. Teori ini menyatakan sebuah proses yang bergerak semakin tinggi menuju realisme dalam pengambilan keputusan karir ketika seseorang semakin lanjut usianya.
29
2.2.3.3 Teori-teori Kepribadian Teori-teori kepribadian melihat preferensi pekerjaan sebagai ekspresi kepribadian. Mereka menyatakan kalau banyak perilaku pencarian karir merupakan sebuah pertumbuhan dari upaya-upaya untuk menyesuaikan karakteristik individu dengan bidang kerja tertentu. Konsep dan asumsi yang melandasi teori kepribadian dalam bimbingan kerja merupakan teori John L. Holland tentang tipe kepribadian dan model lingkungan, adalah sebagai berikut: (1) Pilihan kerja merupakan ekspresi kepribadian. (2) Inventori minat merupakan inventori kepribadian. (3) Stereotip pekerjaan bisa digunakan dan makna-makna psikologis dan sosiologis sangat penting. (4) Anggota suatu pekerjaan memiliki kepribadian yang mirip dan sejarah perkembangan pribadi yang mirip. (5) Karena individu di kelompok kerja memiliki kepribadian yang serupa, mereka akan merespons banyak situasi dan problem dengan cara-cara yang sama, dan bahwa mereka akan menciptakan lingkungan antar-pribadi yang khas. (6) Kepuasan kerja, stabilitas dan prestasi bergantung pada kongruensi antara kepribadian dan lingkungan (disusun sebagian besar oleh orang lain) yang di mana seseorang bekerja. 2.2.3.4 Teori Belajar Sosial Teori ini menyatakan kalau empat kategori faktor berpengaruh bagi pengembangan karir dan pengambilan keputusan individu. Faktor-faktor ini mencakup sebagai berikut: (1) (2) (3) (4)
Bawaan genetik dan bakat istimewa. Kondisi lingkungan dan kejadian. Pengalaman belajar. Keterampilan pendekatan tugas.
Seperti yang telah dijelaskan di atas dari empat teori, yaitu: (1) teori faktor-sifat/watak, (2) teori perkembangan, (3) teori kepribadian, dan (4) teori
30
belajar sosial. Masing-masing dari teori memiliki penjelasan mengenai faktorfaktor internal maupun eksternal. Faktor internal dalam pengambilan keputusan karir dapat dilihat dari teori faktor-sifat/watak yaitu sebuah pemahaman tentang diri seseorang seperti kemampuannya, minatnya, sikapnya, dan sebuah pengetahuan tentang persyaratan dan karakteristik karir-karir yang spesifik. Oleh sebab itu muncullah sebuah pengakuan dan pengaplikasian hubungan antara halhal tersebut bagi sebuah perencanaan karir yang sukses. Setelah itu dijelaskan pula mengenai teori perkembangan bahwa pengambilan keputusan karir sesuai dengan tiga tahap perkembangan, yaitu fantasi, tentatif dan realistik. Jadi karir manusia memang berjalan sesuai dengan rentang kehidupan sepanjang hayat. Dalam teori kepribadian, pemilihan karir sangat bergantung pada kepribadian individu itu sendiri dan lingkungan. Faktor internal dari teori ini yaitu individu melakukan pemilihan keputusan karir cenderung yang sesuai dengan kepribadiannya. Selain itu faktor eksternal dari teori ini adalah faktor lingkungan, apabila lingkungannya sesuai dengan kepribadian
individu
itu
sendiri,
maka
individu
akan
lebih
bisa
mengaktualiasasikan diri dalam pekerjaannya. Faktor internal dari teori belajar sosial yaitu, individu akan melakukan pengambilan keputusan karir yang sesuai dengan bakat istimewa yang dimiliki serta pengalaman belajar yang dijalani. Lalu faktor eksternal dari teori ini adalah kondisi lingkungan sosial tempat individu belajar. Lingkungan sosial belajar sangat mempengaruhi cara berpikir individu untuk mengembangkan dirinya dalam proses menuju masa depan.
31
2.2.3.5 Tipe Kepribadian Menurut pandangan John L. Holland (1973: 14-17) mengenai enam tipe kepribadian yang memberikan pengaruh pada pemilihan karier. (1) The realistic type, the special heredity and experiences of the realistic person lead to a preference for activities that entail the explicit, ordered, or systematic manipulation of objects, tools, machines, animals, and to an eversion to educational or therapeutic activities. (2) The investigative type, the special heredity and experiences of the realistic person lead to a preference for activities that entail the observational, symbolic, systematic, and creative investigation of physical, biological, and cultural phenomena in order to understand and control such phenomena; and to an aversion to persuasive, social, and repetitive activities. (3) The artistic type, the special heredity and experiences of the realistic person lead to a preference for ambiguous, free, unsystematized activities that entail the manipulation of physical, verbal, or human materials to create art forms or products, and to an aversion to explicit, systematic, and ordered activities. (4) The social type, the special heredity and experiences of the realistic person lead to a preference for activities that entail the manipulation of others to inform, train, develop, cure, or enlighten; and an aversion to explicit, ordered, systematic activities involving materials, tools, or machines. (5) The enterprising type, the special heredity and experiences of the realistic person lead to a preference for activities that entail the manipulation of others to attain organizational goals or economic gain; and an aversion to observational, symbolic, and systematic activities. (6) The conventional type, the special heredity and experiences of the realistic person lead to a preference for activities that entail the explicit, ordered, or systematic manipulation of data, such as keeping records, filing materials, reproducing materials, organizing written and numerical data according to a prescribed plan, operating business machines and data processing machines to attain organizational or economic goals; and to an aversion to ambiguous, free, exploratory, or unsystematized activities.
32
Tipe
Realistik
yang
preferensinya
pada
aktivitas-aktivitas
yang
memerlukan manipulasi eksplisit, teratur, atau sistematik terhadap obyek-obyek, alat-alat, mesin-mesin, dan binatang-binatang. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas pemberian bantuan atau pendidikan. Menganggap diri baik dalam kemampuan mekanikal dan atletik dan tidak cakap dalam keterampilan-keterampilan sosial hubungan antar manusia. Menilai tinggi benda-benda nyata, seperti: uang dan kekuasaan. Ciri-ciri khususnya adalah praktikalitas, stabilitas, dan konformitas. Lebih menyukai keterampilan-keterampilan dan okupasi-okupasi teknik. Tipe Investigatif (Peneliti/Pengusut), memiliki preferensi untuk aktivitasaktivitas yang memerlukan penyelidikan observasional, simbolik, sistematik, dan kreatif terhadap fenomena fisik, biologis, dan kultural agar dapat memahami dan mengontrol fenomena tersebut, dan tidak menyukai aktivitas-aktivitas persuasif, sosial, dan repetitif. Contoh dari okupasi-okupasi yang memenuhi kebutuhankebutuhan tipe-tipe investigatif adalah ahli kimia dan ahli fisika. Tipe Artistik (Seniman), lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang ambigu, bebas, dan tidak tersistematisasi untuk menciptakan produk-produk artistik, seperti: lukisan, drama, dan karangan. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas yang sistematik, teratur, dan rutin. Kompetensi-kompetensi dalam upaya-upaya artistik dikembangkan dan keterampilan-keterampilan yang rutin, sistematik, klerikal diabaikan. Memandang diri sebagai ekspresif, murni, independen, dan memiliki kemampuan-kemampuan artistik. Beberapa ciri khususnya adalah emosional, imaginatif, impulsif, dan murni. Okupasi-okupasi artistik biasanya adalah lukisan, karangan, akting, dan seni pahat.
33
Tipe Sosial lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang melibatkan orangorang lain dengan penekanan pada membantu, mengajar, atau menyediakan bantuan. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas rutin dan sistematik yang melibatkan obyek-obyek dan materi-materi. Kompetensi-kompetensi sosial cenderung dikembangkan, dan hal-hal yang bersifat manual dan teknik diabaikan. Menganggap diri kompeten dalam mcmbantu dan mengajar orang lain serta menilai tinggi aktivitas-aktivitas hubungan-hubungan sosial. Beberapa ciri khususnya adalah kerja sama, bersahabat, persuasif, dan bijaksana. Okupasiokupasi sosial mencakup pekerjaan-pekerjaan seperti mengajar, konseling, dan pekerjaan kesejahteraan sosial. Tipe Enterprising (Pengusaha), lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang melibatkan manipulasi terhadap orang-orang lain untuk perolehan ekonomik atau tujuan-tujuan organisasi. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas yang sistematik, abstrak, dan ilmiah. Kompetensi-kompetensi kepemimpinan, persuasif dan yang bersifat supervisi dikembangkan, dan yang ilmiah diabaikan. Memandang diri sebagai agresif, populer, percaya diri, dan memiliki kemampuan memimpin. Keberhasilan politik dan ekonomik dinilai tinggi. Ciri-ciri khasnya adalah ambisi, dominasi, optimisme, dan sosiabilitas. Tipe Konvensional (Orang Rutin), lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang memerlukan manipulasi data yang eksplisit, teratur, dan sistematik guna memberikan kontribusi kepada tujuan-tujuan organisasi. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas yang tidak pasti, bebas dan tidak sistematik. Kompetensikompetensi dikembangkan dalam bidang-bidang klerikal, komputasional, dan
34
sistem usaha. Aktivitas-aktivitas artistik dan semacamnya diabaikan. Memandang diri sebagai teratur, mudah menyesuaikan diri, dan memiliki keterampilanketerampilan klerikal dan numerikal. Beberapa ciri khasnya adalah efisiensi, keteraturan, praktikalitas, dan kontrol diri. Okupasi-okupasi yang sesuai adalah bankir, penaksir harga, ahli pajak, dan pemegang buku. Pandangan Holland (Winkel & Hastuti, 2004: 634-636) mencakup tiga ide dasar, yang masing-masing dijabarkan lebih lanjut. Tiga ide dasar bersama rinciannya adalah sebagai berikut. (1) Semakin mirip seseorang dengan salah satu di antara enam tipe itu, makin tampaklah padanya ciri-ciri dan corak perilaku yang khas untuk tipe bersangkutan. (2) Semakin mirip lingkungan tertentu dengan salah satu di antara enam model lingkungan, makin tampaklah di dalamnya corak dan suasana kehidupan yang khas untuk lingkungan bersangkutan. (3) Perpaduan dan pencocokan antara tiap tipe kepribadian dan suatu model lingkungan memungkinkan meramalkan pilihan okupasi, keberhasilan, stabilitas seseorang dalam okupasi yang dipangku. Berdasarkan ke enam tipe kepribadian yang dikemukakan oleh John L. Holland, semua tipe tersebut sangat mempengaruhi individu dalam pengambilan keputusan karir. Terutama siswa SMP yang akan memilih sekolah lanjutan di SMA dan SMK. Dijelaskan bahwa individu dalam memilih karirnya
sangat
bergantung dari corak hidupnya, yaitu yang terlihat dari hasil pengukuran
35
penilaian diri dan intelegensi yang kemudian hasil tersebut akan didapatkan hierarkis pilihan pekerjaannnya yang diurutkan berdasar enam golongan orientasi, Holland (1973: 14-17). Individu dalam memilih pekerjaannya karena dipengaruhi oleh sejarah hidupnya dam juga karena tekanan sosial yang terjadi pada dirinya. Menurut Holland karir seseorang dipengaruhi oleh tipe kepribadian dan latar belakang lingkungan. Kepribadian seseorang meliputi dua faktor, yaitu bawaan dan pengalaman-pengalaman hidup. Holland mencatat bahwa manusia mempunyai gaya pribadi lebih dari satu, sehingga pilihan karir juga dapat beberapa, tetapi ada jenjang yang lebih diprioritaskan. Holland berpegang pada keyakinan, bahwa suatu minat yang menyangkut pekerjaan dan okupasi adalah hasil perpaduan dari sejarah hidup seseorang dan keseluruhan kepribadiannya, sehingga minat tertentu akhirnya menjadi suatu ciri kepribadian yang berupa ekspresi diri dalam bidang pekerjaan. Kesimpulan dari penjelasan di atas bahwa tipe kepribadian manusia memiliki pengaruh-pengaruh bagi siswa dalam pemilihan sekolah lanjutan yang meliputi faktor pengetahuan diri, yang diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk memahami kemampuan-kemampuannya sendiri melalui pengalamanpengalaman hidup. Tinggi rendahnya pengetahuan diri seseorang akan terlihat dari tepat atau tidaknya beberapa pilihan atau keputusan yang diambil. Lalu pengaruh luar atau lingkungan yang memiliki faktor yang sangat luas, dijelaskan bahwa dalam memilih jabatan atau pekerjaan individu dapat dipengaruhi dengan tekanan sosial seperti, tuntutan orang tua, pengaruh dari masa kecil, lingkungan pergaulan, dan sebagainya.
36
2.2.3.6 Perencanaan Karier dan Pengambilan Keputusan di Sekolah-sekolah Menurut Robert dan Marianne (2010: 481-484) sekolah memiliki peran yang besar dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengembangan karir siswa di dalam pengalaman pendidikan formal. Berikut adalah beberapa kerangka umum pengembangan karir yang baik bagi siswa, yaitu: (1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Semua siswa mestinya disediakan kesempatan yang sama untuk mengembangkan basis di mana mereka bisa membuat keputusan karir mereka. Semakin menyusutnya pilihan kerja siswa saat mereka menjalani tahun-tahun sekolah merupakan sebuah tragedi pendidikan yang besar. Pengembangan sedini mungkin dan berkesinambungan bagi sikap-sikap positif siswa terhadap pendidikan adalah aspek yang sangat kritis. Jatuhnya pilihan kerja bagi siswa bahkan sejak sekolah dasar sangat disayangkan, namun kegagalan mempertahankan minat siswa kepada pengembangan optimum pendidikan adalah bencana besar. Pengembangan karir akan jadi terbatas maknanya tanpa pengembangan pendidikan yang seiring sejalan dengannya periode-periode awal pengembangan diri siswa. Sebagai konsekuensi dari poin-poin sebelumnya, siswa mestinya diajar untuk melihat karir sebagai cara hidup dan pendidikan sebagai persiapan bagi kehidupan. Sering kali siswa sampai di tahap pengambilan keputusan pendidikan tentang hidup yang melihat karir hanya berdasarkan deskripsi kerjanya. Siswa mestinya dibantu untuk mengembangkan pemahaman yang tepat tentang diri mereka dan harus dipersiapkan untuk mengaitkan pemahaman ini bagi pengembangan pribadi-sosialnya dan bagi perencanaan karir pendidikannya. Pemahaman-pemahaman ini penting bagi pemenuhan kebutuhan individu bagi aktualisasi diri. Siswa di semua jenjang harus diberikan pemahaman tentang hubungan antara pendidikan dan karir. Siswa memerlukan sebuah kesadaran tentang hubungan-hubungan di antara jenjang-jenjang pendidikan dan kemungkinan karir yang terkait. Mereka juga harus menyadari kalau pekerjaan dan minat bisa muncul dari salah satu pelajaran tertentu di sekolah. Siswa memerlukan pemahaman tentang di mana dan mengapa mereka berada di titik tertentu dari kontinum pendidikan di waktu tertentu. Jika mereka memberikan
37
apresiasi tinggi bagi pendidikan saat ini dan di masa depan, mereka harus dibantu untuk mendapatkan kesempatan memahami proses pendidikannya, urut-urutannya, dan pengetahuan terintegrasinya. (7) Siswa di setiap jenjang pendidikan mestinya memiliki pengalaman berorientasi-karir yang tepat sesuai tingkat kesiapan mereka sekaligus kebermaknaan dan kerealistikannya. (8) Siswa harus memiliki kesempatan untuk mengetes konsep, keterampilan dan peran untuk mengembangkan nilai yang dapat memiliki aplikasi karir di masa depan. (9) Program bimbingan dan konseling karir yang dipusatkan di kelas, dengan koordinasi dan konsultasi oleh konselor sekolah, partisipasi oleh orang tua, dan kontribusi sumber daya dari komunitas. (10) Program bimbingan dan konseling karir sekolah diintegrasikan menjadi pemfungsian bimbingan dan konseling dan program-program pendidikan total lembaga. (11) Siswa harus siap mengatasi perubahan dramatis di dunia kerja yang sudah menghilangkan kebanyakan karakteristik tradisional karir di masa lalu. Mencakup perubahan pasar global, persaingan kerja internasional, pencarian kerja lewat internet dan teknologi lainnya. (12) Siswa mestinya dibantu mengembangkan kedewasaan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan karir yang efektif dan memasuki dunia kerja. Dari beberapa poin di atas, dijelaskan bahwa sekolah memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengembangan karir siswa. Ini merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan karir siswa, apabila sekolah tidak dapat mengarahkan dan memberikan pengalaman yang berharga pada siswa dalam dunia karir, maka hal demikian termasuk hambatan yang dialami siswa dalam menentukan keputusan karir untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Jadi faktor-faktor di atas saling mempengaruhi. Faktor internal seperti taraf intelegensi, bakat, minat, dan lain-lain memang berpengaruh terhadap pilihan
38
karir individu. Namun banyak kasus di mana seorang individu tidak berkarir sesuai dengan faktor internal yang disebutkan di atas, melainkan karena dipengaruhi faktor eksternal. Sebagai contoh seorang siswa memiliki minat di bidang kesenian, tapi orang tuanya berprofesi sebagai dokter. Kemungkinan ia ingin berkarir di bidang seni, namun di satu sisi dia mendapat tuntutan dari orang tua untuk berkarir menjadi seorang dokter seperti orang tuanya. Sehingga dapat mempengaruhi siswa tersebut dalam membuat rencana pilihan karirnya. Oleh sebab itulah faktor internal dan juga eksternal sangat berpengaruh terhadap pilihan individu pada sekolah lanjutan yang tepat untuk menentukan karir di masa depan.
2.3
Faktor-faktor Penghambat Pemilihan Sekolah Lanjutan Pemilihan sekolah lanjutan merupakan salah satu aspek perencanaan karir,
yang mana semua itu bertujuan untuk memudahkan anak dalam merencanakan masa depan sedini mungkin. Oleh sebab itu, secara teoritis perlu diketahui faktorfaktor yang dapat mempengaruhi perkembangan karir siswa untuk melanjutkan studi lanjut. Pemilihan karir siswa tidak muncul begitu saja dengan sendirinya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan kajian teori yang dilakukan, diasumsikan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan sekolah lanjutan pada siswa, yaitu kondisi fisik, kondisi psikis, kondisi keluarga, kondisi sekolah, teman, dan masyarakat. Faktor-faktor tersebut nantinya menjadi fokus dalam penelitian ini.
39
2.3.1 Faktor Penghambat Internal Menurut Winkel (2007: 647) “faktor-faktor internal dapat dibedakan yang satu dengan yang lain, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain karena bersama-sama membentuk keunikan kepribadian seseorang”. Berikut faktor internal penghambat pemilihan sekolah lanjutan yang menjadi fokus dalam penelitian. 2.3.1.1 Kondisi Fisik Merupakan ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang seperti tinggi badan, ketampanan, ketajaman penglihatan dan pendengaran, maupun jenis kelamin. Faktor ini dibawa dari lahir berupa wujud dan keadaan fisik dan kemampuan. Menurut Winkel (2007:653) u”ntuk pekerjaan-pekerjaan tertentu berlaku berbagai persyaratan yang menyangkut ciri-ciri fisik”. Menurut Munandir (1996: 97) mengungkapkan “faktor genetik, yaitu faktor yang dibawa sejak lahir baik wujud dan keadaan fisik (wajah, jenis kelamin, suku bangsa, dan cacat-cacatnya) dan kemampuan”. Keadaan ini bisa membatasi preferensi atau keterampilan seseorang untuk menyusun rencana pendidikan dan akhirnya untuk bekerja. Teori ini mengatakan bahwa orang-orang tertentu terlahir memiliki kemampuan, besar atau kecil, untuk memperoleh manfaat dari pengalaman pergaulannya dengan lingkungan, sesuai dengan keadaan dirinya (pengalaman orang laki-laki daripada pengalaman orang perempuan, tantangan orang normal lain daripada tantangan yang dihadapi orang cacat). Cacat tubuh adalah “sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan” (Slameto, 2010: 54). Cacat itu dapat
40
berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain-lain. Kondisi cacat tubuh seperti mengidap penyakit tertentu, alat indera yang tidak dapat berfungsi menjadi penghambat kemampuan siswa dalam merencanakan kariernya karena hal tersebut mempengaruhi kinerjanya pada suatu pekerjaan. Keadaan diri bisa membatasi preferensi atau keterampilan seseorang untuk menyusun rencana pendidikan dan akhirnya bekerja. 2.3.1.2 Kondisi Psikis 2.3.1.2.1 Taraf intelegensi Yaitu taraf kemampuan untuk mencapai prestasi-prestasi yang di dalamnya berpikir memegang peranan. Menurut Winkel (2007: 648), dalam mengambil suatu keputusan mengenai pilihan jabatan, tinggi rendahnya taraf inteligensi yang dimiliki seseorang sudah berpengaruh, apakah pilihannya baik dan efektif atau tidak. 2.3.1.2.2 Bakat Yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang usaha kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian. Menurut Winkel (2007: 649), suatu bakat khusus menjadi bekal yang menungkinkan untuk memasuki berbagai bidang pekerjaan tertentu (field of occupation)dan mencapai tingkatan lebih tinggi dalam suatu jabatan (levels of occupation). 2.3.1.2.3 Minat Yaitu kecenderungan yang menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam berbagai kegiatan dengan bidang itu. Menurut Winkel (2007: 650), suatu minat
41
mengandung makna bagi perencanaan masa depan sehubungan dengan jabatan yang akan dipegang (vocational planning), lebih-lebih bidang jabatan apa yang akan dimasuki dan apakah orang akan merasa puas dalam bidang jabatan itu (vocational satisfication). Menurut Crow and Crow, dalam Djaali (2012: 121) minat berhubungan dengan daya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. 2.3.1.2.4 Pengetahuan Pengetahuan yaitu informasi yang dimiliki tentang bidang-bidang pekerjaan dan tentang diri sendiri. Informasi tentang dunia kerja yang dimiliki oleh orang muda dapat akurat dan sesuai dengan kenyataan atau tidak akurat dan bercirikan idealisasi. Dengan bertambahnya umur dan pengalaman hidup orang muda yang normal akan mengenal diri sendiri secara lebih akurat dan lebih menyadari keterbatasan yang mau tak mau melekat pada dirinya sendiri (Winkel, 2004: 652). 2.3.1.2.5 Motivasi Diri Menurut Gates, dalam Djaali (2012:101) motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Sejalan dengan pendapat tersebut, Djaali (2012:101) berpendapat bahwa motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan). Motivasi merupakan sebuah dorongan dari dalam diri siswa, yang mengarahkan sikap dan perilaku. Hal
42
ini akan sangat berpengaruh bagi perencanaan karirnya, seberapa besar siswa dapat memotivasi dirinya dalam mencapai sebuah tujuan. Dari beberapa faktor internal yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek tersebut sangat mempengaruhi individu dalam proses perkembangan kariernya. Dengan mengetahui hambatan-hambatan dari dalam diri individu, tentunya dapat diperoleh penyelesaian masalah kaitannya dengan hambatan yang dialami. 2.3.2 Faktor Penghambat Eksternal Menurut Winkel (2007: 653) “faktor-faktor eksternal dapat dibedakan yang satu dengan yang lain, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain karena bersama-sama menciptakan keseluruhan ruang gerak hidup”. faktor eksternal terkait yang akan dijelaskan sebagai berikut 2.3.2.1 Kondisi Keluarga Keluarga merupakan pihak yang terdekat dengan anak. Anak memiliki kedekatan secara fisik maupun psikis dengan keluarga. Keluarga membentuk sikap, perilaku, serta pola pikir orang tersebut. Winkel dan Hastuti (2004:654) mengemukakan bahwa “perkembangan karier individu salah satunya dipengaruhi oleh status sosial ekonmi dan pengaruh dari seluruh anggota keluarga besar dan keluarga inti”. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa ternyata berpeluang menjadi faktor determinan kemampuan perencanaan karier siswa. Pada penelitian ini yang dimaksud keluarga lebih mengarah ke status sosial-ekonomi dan pengaruh dan ekspektasi dari keluarga.
43
2.3.2.1.1 Status sosial-ekonomi keluarga Yaitu tingkat pendidikan orangtua, tinggi rendahnya pendapatan orang tua, jabatan ayah atau ayah dan ibu, daerah tempat tinggal, dan suku bangsa. Winkel (2007: 654) berpendapat bahwa anak berpartisipasi dalam status sosial-ekonomi keluarganya. Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan perencanaan dan pemilihan karir siswa. Anak-anak berpartisipasi dalam status sosial-ekonomi kelurga. Status ini ikut menentukan tingkat pendidikan sekolah yang dimungkinkan, jumlah kenalan pegangan kunci bagi beberapa orang tertentu yang dianggap masih sesuai dengan status sosial tertentu. Selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, anak juga membutuhkan fasilitas yang menunjang belajarnya dan masa depan. Fasilitas itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi akibatnya kesehatan anak terganggu sehingga kemampuan perencanaan karir siwa kurang optimal. Selain itu juga tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam merencanakan dan memilih karirnya. Sebagai contoh status sosial ekonomi keluarga mempengaruhi pemilihan karir anak yaitu jabatan sebagai dokter, dosen, hakim, ahli hukum, dan ilmuwan pada umumnya lebih banyak yang berasal dari keluarga-keluarga dengan status sosial-ekonomi tengah ke atas, dari pada berasal dari keluarga yang berstatus sosial-ekonomi bawah.
44
2.3.2.1.2 Pengaruh dan ekspektasi dari keluarga besar dan inti Seluruh anggota keluarga menyatakan segala harapan mereka serta mengkomunikasikan pandangan dan sikap tertentu terhadap pendidikan dan pekerjaan. Winkel (2007: 654) berpendapat bahwa individu yang beranjak dewasa harus menentukan sikapnya terhadap harapan dan pandangan pekerjaan. Bila dia menerimanya, dia akan mendapat dukungan dalam rencana masa depannya (vocational planning), bila dia tidak menerimanya, dia menghadapi situasi yang sulit karena tidak mendapat dukungan dalam perencanaan masa depan. Ada beberapa keluarga yang mengharuskan anaknya mengikuti jejak orang tuanya dan orang tua yang tidak memberikan arahan karier kepada anaknya. “Orang tua kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anak, misalnya mereka acuh tak acuh, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan anaknya, dan lain-lain” (Slameto, 2010: 61). Anak perlu dorongan dan pengertian orang tua, kalau perlu menghubungi guru anaknya untuk mengetahui perkembangannya. 2.3.2.2 Kondisi Sekolah 2.3.2.2.1 Pendidikan sekolah Yaitu pandangan dan sikap yang dikomunikasikan kepada anak didik dari konselor atau tenaga pengajar mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam bekerja, tinggi rendahnya status sosial jabatan-jabatan, dan kecocokan jabatan tertentu untuk laki-laki atau perempuan.
45
2.3.2.2.2 Konselor sekolah Yaitu segala informasi tentang karir atau jabatan dan termasuk perencanaan karir yang diberikan konselor sekolah kepada siswa. Prayitno (2004:123), menyebutkan bahwa konselor sekolah adalah kawan pengiring bagi siswa, penunjuk jalan, pembangun kekuatan, dan pembina tingkah laku positif yang dikehendaki. Hubungannya dengan perencanaan karir siswa, menurut Supriatna (2009:49), terdapat lima aktivitas perencanaan karir siswa yang perlu difasilitasi oleh konselor, yaitu: (a) mempelajari semua informasi tentang karir; (b) berdiskusi dengan orang yang dituakan (seperti orang tua, kakak, konselor, guru, dan ustad) tentang rencana karir masa depan; (c) mengikuti kursus sesuai dengan bidang karir yang diminati; (d) berpartisipasi dalam kegiatan ekstra kurikuler atau bekerja paruh waktu (part time) sesuai dengan karir yang diminati; dan (e) mengikuti pelatihan atau pendidikan yang sesuai dengan minat karir masa depan. 2.3.2.3 Teman Faktor eksternal aspek teman yaitu beraneka ragam pandangan dan variasi harapan tentang masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari. Menurut Supriyo (2008: 118), kelompok sebaya mempunyai kecenderungan mengarahkan untuk menyenangi suatu jurusan atau pekerjaan tertentu walaupun kemampuannya kurang. Pandangan dan harapan bernada optimis akan meninggalkan kesan dalam hati yang jauh berbeda dengan kesan yang timbul bila terdengar keluhan-keluhan.
46
Menurut beberapa ahli pengaruh teman sebaya dapat menjadi positif dan negatif. Menurut Slameto (2010:71) “pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga". Piaget dan Sillivan menekankan bahwa melalui interaksi teman sebaya, anak-anak dan remaja belajar mengenai pola hubungan yang timbal balik dan setara. Mereka belajar untuk mengamati minat dan pandangan teman sebaya dengan tujuan untuk memudahkan proses penyatuan dirinya ke dalam aktivitas teman sebaya. Terkadang mereka secara tidak sadar mengikuti apa yang dilakukan dan apa yang dikatakan oleh teman sebayanya karena pengaruh dari teman sangat kuat pada beberapa orang. 2.3.2.4 Masyarakat Yaitu lingkungan sosial budaya dimana seseorang dibesarkan. Lingkungan ini sangat luas dan berpengaruh besar terhadap pandangan dalam banyak hal yang dipegang teguh oleh setiap keluarga. Menurut Winkel (2007: 653), pandangan atau keyakinan pandangan dalam sebuah keluarga mencakup gambaran tentang luhur rendahnya aneka jenis pekerjaan, peranan pria dan wanita dalam kehidupan masyarakat, dan cocok tidaknya jabatan tertentu untuk pria dan wanita. Untuk dapat menentukan pilihan kariernya secara tepat individu memerlukan proses panjang yaitu pemilihan karier yang dipengaruhi oleh taraf perkembangannya. Walaupun individu bisa memilih karier, akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi dan perlu diperhatikan agar pilihannya tersebut
47
sesuai dengan keadaan dan kemampuan yang dimiliki individu tersebut. Faktorfaktor tersebut juga dapat menjadi sebuah hambatan yang menyebabkan siswa masih ragu dan tidak memiliki kesiapan dalam membuat keputusan-keputusan karier yang tepat bagi masa depannya. Faktor-faktor yang menghambat tersebut dapat berasal dari dalam diri dan juga dari luar diri. Perencanaan karir sangat penting bagi siswa terutama untuk membangun sikap siswa dalam mempersiapkan diri untuk menempuh bidang karier yang diminatinya di masa depan.
2.4
Teori Perkembangan Anak Usia Sekolah Menengah (SMP) Anak usia sekolah menengah (SMP) tentu memiliki ciri-ciri khusus
mengenai tahapan perkembangan. Dalam penelitian ini lebih berfokus pada tahap perkembangan anak usia sekolah menengah (SMP) dalam hal karier. Penentuan karier untuk anak usia pubertas ini tentunya masih memiliki beberapa hambatan karena emosi yang masih labil. Hal tersebut dapat mempengaruhi kesulitan anak untuk mengetahui apa bakat dan minat sebenarnya. Oleh sebab itu, karakteristik anak usia sekolah menengah (SMP) ini perlu diperhatikan agar penentuan karier mereka di masa depan tidak mendapat hambatan. Menurut Desmita (2009: 36) terdapat sejumlah karakteristik yang menonjol pada anak usia SMP (10-14 tahun) ini, yaitu: (1) Reaksi dan ekspresi emosi masih labil. (2) Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai dengan dunia sosial. (3) Kecenderungan minat dan dunia karir relatif sudah lebih jelas.
48
Desmita juga menambahkan mengenai karakteristik anak usia remaja (1221 tahun) adalah masa di mana remaja yang sering dikenal dengan masa pencarian jati diri (ego indentity) sebagai berikut: (1) Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya. (2) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsepkonsep yang diperlukan sebagai warga negara. (3) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Keating (Adam & Gullota, 1983: 143) dalam Yusuf (2009: 195) mengemukakan hal pokok yang berkaitan dengan berpikir operasional formal, yaitu “remaja dapat memikirkan tentang masa depan dengan membuat perencanaan dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk mencapainya”. Menurut Yusuf (2009: 201) “faktor-faktor dan pengalaman baru yang tampak terjadinya perubahan kepribadian pada masa remaja yaitu keinginan untuk mengarahkan diri dan mengevaluasi kembali tentang standar cita-cita”. Apabila remaja gagal mengintegrasikan aspek-aspek dan pilihan atau merasa tidak mampu untuk memilih, maka dia akan mengalami kebingungan. Dalam upaya membantu remaja atau siswa SMP menemukan identitas dirinya, Woolfolk (1995: 73) dalam Yusuf (2009: 203) menyarankan sebagai berikut: (1) Berilah para siswa informasi tentang pilihan-pilihan karir dan peran-peran orang dewasa. Caranya: (a) ,enyarankan kepada remaja untuk membaca literatur yang isinya menyangkut dunia kerja; dan (b) mendatangkan nara sumber untuk menjelaskan tentang bagaimana dan mengapa mereka memilih tentang profesi yang dijalaninya. (2) Membantu siswa untuk menemukan sumber-sumber untuk memecahkan masalah pribadinya. Caranya: (a) mendorong
49
keberanian mereka untuk berbicara kepada Konselor (guru pembimbing); dan (b) mendiskusikan potensi-potensi dirinya. Dari penjelasan yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan remaja seusia SMP memang masih labil dalam pemilihan dan pengambilan keputusan karier. Namun mereka sudah memiliki pandangan yang lebih jelas dalam merencanakan masa depan. Hambatan yang dialami remaja pada umumnya yaitu mereka belum mengetahui karier apa yang tepat bagi mereka, karena cita-cita selalu berubah-ubah sepanjang hidup dikarenakan faktor dari kemampuan diri sendiri maupun lingkungan. Menurut Ginzberg dkk (dalam Santrock, 2002: 94) perkembangan individu dalam proses pilihan karier mencakup tiga fase yaitu fantasi, tentatif, dan realistik. Masa fantasi (mencakup usia sampai kira-kira 10 atau 12 tahun), ciri utama masa ini adalah dalam memilih pekerjaan anak bersifat sembarangan. Pilihannya tidak didasarkan pada pertimbangan yang masak mengenai kenyataan yang ada, tetapi pada kesan atau khayalannya saja. Misal ketika mereka ditanya ingin menjadi apa ketika dewasa, anak kecil cenderung menjawab ingin menjadi dokter, pahlawan, guru, pilot, pemain sepak bola, dan lain-lain. Pada masa tentatif, pilihan karir orang mengalami perkembangan. Pada awalnya pertimbangan karir itu hanya berdasarkan kesenangan, ketertarikan atau minat, sedangkan faktor-faktor lain tidak dipertimbangkan. Menyadari bahwa minatnya berubah-ubah maka anak mulai menanyakan kepada diri sendiri apakah dia memiliki kemampuan melakukan suatu pekerjaan, dan apakah kemmpuannya itu cocok dengan minatnya. Masa berikutnya adalah masa transisi antara tentatif
50
dan realistik. Pada masa ini anak mulai memadukan orientasi-orientasi pilihan yang dimiliki sebelumnya. Orientasi-orientasi itu adalah orientasi minat, orientasi kemampuan, dan orientasi nilai. Kemudian tahap realistik anak melakukan eksplorasi dengan memberikan penilaian atas pengalaman-pengalaman kerjanya dalam kaitan dengan tuntutan sebenarnya. Kesimpulan dari teori perkembangan Ginzberg mempunyai tiga unsur, yaitu proses (bahwa pilihan pekerjaan itu suatu proses), irreversibilitas (bahwa pilihan pekerjaan itu tidak bisa diubah atau dibalik), dan kompromi (bahwa pilihan pekerjaan itu kompromi antara faktor-faktor lain, yaitu minat, kemampuan, dan nilai). Dari pemaparan teori di atas dapat disimpulkan bahwa proses perkembangan remaja cenderung sudah mengarahkan pada karier namun bagi remaja sendiri masih memiliki beberapa hambatan dari dalam diri maupun dari lingkungan luar.
2.5
Kerangka Berpikir Kemampuan pemilihan sekolah lanjutan adalah kesanggupan individu
dalam menentukan langkah yang dilakukan dalam memilih karier yang diinginkannya antara di sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan. Untuk dapat menentukan pilihan kariernya secara tepat individu memerlukan proses
panjang
yaitu
memilih
karier
yang
dipengaruhi
oleh
taraf
perkembangannya. Adanya faktor-faktor yang menjadi sebuah hambatan bagi siswa dalam kesiapan membuat keputusan-keputusan karier yang tepat bagi masa depannya. Faktor-faktor yang menghambat tersebut dapat berasal dari dalam diri
51
dan juga dari luar diri. Selain itu, faktor dari dalam diri yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan adalah kondisi fisik dan kondisi psikis. Kemudian faktor dari luar diri meliputi: kondisi keluarga, kondisi sekolah, kondisi teman, dan masyarakat. Berdasarkan definisi operasional maka komponen dalam variabel faktor penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan siswa disajikan sebagai berikut: Siswa SMP Faktor penghambat pemilihan sekolah lanjutan
Faktor Internal 1. Kondisi Fisik (penampilan, kelengkapan anggota badan, dan jenis kelamin) 2. Kondisi Psikis (taraf inteligensi, bakat khusus, minat, pengetahuan, motivasi diri)
Faktor Eksternal 1. Kondisi Keluarga (status-sosial ekonomi, ekspektasi keluarga besar dan inti) 2. Kondisi Sekolah (pendidikan sekolah, konselor sekolah) 3. Teman 4. Masyarakat
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Faktor-faktor Penghambat Pemilihan Sekolah Lanjutan
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Dalam metode penelitian ini, terdapat beberapa hal yang dapat menentukan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan penelitian. Hal ini bertujuan untuk melaksanakan kegiatan secara sistematis. Sugiyono (2010: 6) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dapat dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Adapun langkah-langkah yang harus ditentukan adalah (1) jenis penelitian; (2) variabel penelitian; (3) populasi dan sampel penelitian; (4) metode dan alat pengumpul data; (5) uji instrumen penelitian; (6) hasil uji coba instrumen penelitian; dan (7) teknik analisis data.
3.1
Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu kegiatan ilmiah, sehingga dilakukan
secara sistematis sesuai dengan metode yang akan digunakan. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati, maka jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Sukardi (2008: 14) “penelitian deskriptif yaitu para peneliti berusaha menggambarkan
52
53
kegiatan penelitian yang dilakukan secara tertentu dengan jelas dan sistematis”. Selain itu Suryabrata (2006: 75) menambahkan bahwa “tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”. Berdasarkan penelitian di atas, maka penelitian deskriptif merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis, akurat, dan objektif mengenai variabel yang menjadi fokus penelitian. Melalui metode deskriptif peneliti berusaha menggambarkan secara sistematis, akurat dan objektif hasil penelitian mengenai faktor yang menghambat siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati dalam pemilihan sekolah lanjutan.
3.2
Variabel Penelitian
3.2.1 Identifikasi Variabel “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan” (Sugiyono, 2008: 38). Sedangkan Arikunto (2006: 118), berpendapat bahwa variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah faktor-faktor penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan siswa. Variabel tersebut adalah variabel tunggal, sehingga tidak ada hubungan antar variabel, baik variabel yang mempengaruhi (independen) dan variabel yang dipengaruhi (dependen).
54
3.2.2 Hubungan Antar Variabel Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas atau variabel tunggal yaitu faktor yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan pada siswa SMP kelas IX. Jadi dalam penelitian ini tidak ada hubungan antar variabel karena tidak ada yang dipengaruhi oleh variabel lain.
3.2.3
Definisi Operasional Definisi operasional dimaksudkan untuk memberi batasan arti dari variabel
penelitian guna memperjelas makna yang dimaksudkan dan membatasi ruang lingkup, sehingga tidak akan terjadi salah pengertian atau salah persepsi dalam menginterpretasikan data dan hasil yang telah diperoleh. 3.2.3.1 Pemilihan Sekolah Lanjutan Pemilihan sekolah lanjutan merupakan aktivitas siswa SMP untuk membuat suatu rancangan kegiatan dalam upaya mempersiapkan karier yaitu sekolah lanjutan yang menjadi pilihannya untuk masa depan, dengan berbagai langkah dan cara alternatif mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3.2.3.2 Faktor Penghambat Pemilihan Sekolah Lanjutan Dalam penelitian ini, faktor penghambat pemilihan sekolah lanjutan terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. 3.2.3.2.1 Faktor internal Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yang meliputi:
55
1.
Kondisi fisik, yaitu ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang seperti penampilan, kelengkapan anggota badan, ketajaman penglihatan dan pendengaran, maupun jenis kelamin.
2.
Kondisi psikis, meliputi: (1) Taraf inteligensi, yaitu taraf kemampuan untuk mencapai prestasiprestasi yang di dalamnya berpikir memegang peranan. (2) Bakat khusus, yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang usaha kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian. (3) Minat, yaitu kecenderungan yang menetap pada seseorang untuk merasa tertarik dan merasa senang pada suatu bidang. (4) Pengetahuan, yaitu mengetahui informasi tentang dunia pekerjaan, dan pengalaman hidup sehari-hari yang menunjukkan pengetahuan, individuindividu dalam suatu jabatan atau pekerjaan memiliki kepribadian yang serupa dan kesamaan sejarah perkembangan pribadinya. (5) Motivasi diri, motivasi diri merupakan sebuah dorongan dari dalam diri siswa, yang mengarahkan sikap dan perilaku.
3.2.3.2.2 Faktor eksternal Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang meliputi: 1.
Kondisi keluarga, meliputi: (1) Status sosial-ekonomi keluarga, yaitu tingkat pendidikan orangtua, tinggi rendahnya pendapatan orang tua, jabatan ayah atau ayah dan ibu, daerah tempat tinggal, dan suku bangsa.
56
(2) Ekspektasi dari keluarga besar dan inti, yaitu segala harapan keluarga mengenai pandangan dan sikap tertentu terhadap pendidikan dan pekerjaan. 2.
Keadaan sekolah, meliputi: (1) Pendidikan sekolah, yaitu pandangan dan sikap yang dikomunikasikan kepada anak didik dari konselor atau tenaga pengajar mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam bekerja. (2) Konselor sekolah, yaitu segala informasi tentang karir atau jabatan dan termasuk perencanaan karir yang diberikan konselor sekolah kepada siswa.
3.
Teman, yaitu beraneka ragam pandangan dan variasi harapan tentang masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari dengan teman atau kelompok sebayanya.
4.
Masyarakat, yaitu lingkungan sosial budaya dimana seseorang dibesarkan.
3.3
Populasi dan Sampel
3.3.1
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:119). Sedangkan menurut Arikunto (2006: 101) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Adapun populasi penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak yang berjumlah 288 siswa. Karena
57
peneliti melihat siswa belum bisa mengambil keputusan pemilihan sekolah lanjutan yang tepat. Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian No.
Kelas
1.
Siswa Kelas IX A
36
2.
Siswa Kelas IX B
36
3.
Siswa Kelas IX C
36
4.
Siswa Kelas IX D
36
5.
Siswa Kelas IX E
36
6.
Siswa Kelas IX F
36
7.
Siswa Kelas IX G
36
8.
Siswa Kelas IX H
36
Jumlah
3.3.2
Jumlah Siswa
288
Sampel dan Teknik Sampling “Sampel adalah sebagian dari populasi tersebut” (Sugiyono, 2008: 215).
Menurut Arikunto (2006: 131) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif. Dari uraian yang telah dikemukakan mengenai pengertian sampel, maka dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah keseluruhan yang akan dijadikan penelitian. Dalam menentukan sampel menurut Arikunto (2006: 112) apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
58
Dengan demikian, pada penelitian ini diambil 25% dari populasi sehingga jumlah sampelnya adalah 25% dari 8 kelas yaitu 72 siswa. Alasan peneliti menggunakan 25% pada penentuan ukuran jumlah sampel karena: 1. Jumlah siswa 288 tidak mungkin diambil semua menjadi sampel 2. Agar semua kelas IX di SMP Negeri 1 Cluwak Pati terwakili menjadi sampel Dalam
penelitian
ini,
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
menggunakan Teknik Simple Random Sampling. “Teknik tersebut adalah teknik yang langsung dilakukan pada unit sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi itu” (Sugiyono, 2011:
127).
Sejalan
dengan
pendapat
tersebut,
Arikunto
(2006:
33)
mengemukakan bahwa Simple Random Sampling yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal. Alasan menggunakan teknik ini adalah data bersifat homogen dan pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX di SMP Negeri 1 Cluwak Pati yang terbagi menjadi beberapa kelas. Agar semua kelas IX dapat terwakili, maka sampel diambil dari masing-masing kelas IX dengan proporsi sama untuk tiap-tiap kelas. Pertimbangan mengambil kelas IX di SMP Negeri 1 Cluwak Pati karena siswa kelas IX harus mempersiapkan pemilihan sekolah lanjutan setelah lulus dari SMP.
59
Tabel 3.2 Sampel Penelitian No.
Kelas
Jumlah Siswa
Jumlah Sampel Masingmasing Kelas
1.
Siswa Kelas IX A
36
25% x 36 = 9
2.
Siswa Kelas IX B
36
25% x 36 = 9
3.
Siswa Kelas IX C
36
25% x 36 = 9
4.
Siswa Kelas IX D
36
25% x 36 = 9
5.
Siswa Kelas IX E
36
25% x 36 = 9
6.
Siswa Kelas IX F
36
25% x 36 = 9
7.
Siswa Kelas IX G
36
25% x 36 = 9
8.
Siswa Kelas IX H
36
25% x 36 = 9
288
72
Jumlah
3.4
Metode dan Alat Pengumpulan Data
3.4.1
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah salah satu bagian dari prosedur penelitian yang
dimaksudkan untuk memperoleh data yang diperlukan. “Metode pengumpulan data adalah cara memperoleh data dalam suatu kegiatan penelitian” (Arikunto, 2006: 126). Pemilihan sekolah lanjutan siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang secara garis besarnya dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dalam penelitian ini, data yang akan dikumpulkan yaitu faktor-faktor apa saja yang menghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan. Metode pengumpulan data sangat penting dalam penelitian di mana data yang diperoleh akan digunakan untuk membuat kesimpulan dalam penelitian tersebut. Mengumpulkan data harus sesuai dengan variabel yang diteliti. Karena
60
data yang akan diungkap dalam penelitian ini berupa konstrak atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian, maka peneliti menggunakan skala psikologis. Azwar (2005: 3) mengungkapkan bahwa skala psikologis selalu mengacu pada alat ukur aspek atau atribut afektif, bukan kognitif. Menurut pendapat Azwar (2005: 3-4), keunggulan dalam menggunakan skala psikologis yaitu: (1) Stimulusnya
berupa pertanyaan atau pernyataan tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan. (2) Atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator perilaku dan indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk item-item. (3) Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”. Tetapi semua jawaban dapat diterima sepanjang secara jujur dan sungguh-sungguh. Dengan demikian, skala psikologis dapat digunakan sebagai alat ukur yang dapat mengungkap indikator faktor internal dan faktor eksternal penghambat pemilihan sekolah lanjutan yang berupa pertanyaan maupun pernyataan sebagai stimulus. Responden tidak mengetahui arah jawaban dari pertanyaan maupun pernyataan tersebut. Hasil jawaban responden tersebut kemudian akan diinterprestasikan. 3.4.2 Alat Pengumpulan Data Faktor internal dan eksternal yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan merupakan aspek-aspek psikologis yang tidak dapat dilihat secara langsung, sehingga alat pengumpul data yang digunakan yaitu menggunakan skala pemilihan sekolah lanjutan model likert. Skala likert digunakan untuk mengukur
61
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang telah diterapkan secara spesifik oleh peneliti atau disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2010: 134). Skala penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai 4 alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Peneliti menggunakan 4 alternatif jawaban guna menghindari atau menghilangkan jawaban ragu-ragu, sehingga responden akan memilih jawaban sesuai dengan kondisinya. Pernyataan dalam skala menggunakan kecenderungan positif dan negatif. Tabel 3.3. Penskoran Alternatif Jawaban Alternatif (+) Sangat Sesuai (SS) Sesuai (S) Tidak Sesuai (TS) Sangat Tidak Sesuai (STS)
Skor 1 2 3 4
Alternatif (-) Sangat Sesuai (SS) Sesuai (S) Tidak Sesuai (TS) Sangat Tidak Sesuai (STS)
Skor 4 3 2 1
(Sugiyono, 2010: 135). Untuk mengetahui faktor yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan siswa memiliki rentang skor 1-4, dan ditentukan berdasarkan skor item positif dan skor negatif. Seluruh skor jawaban dijumlahkan kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk persentase skor dengan cara membagi dengan skor idealnya dan dikalikan 100%. Persentase skor tersebut diperoleh kategori Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, dan Sangat Rendah. Penentuan kategori tingkatan kriteria faktor yang menghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan adalah sebagai berikut.
62
Persentase skor tertinggi : x 100%
= 100%
Persentase skor terendah : x 100%
= 25%
Rentang prosentase
: 100% - 25% = 75%
Interval persentase
:
= 15%
Hasil perhitungan di atas menunjukkan rentang interval 15% dan persentase skor terendah adalah 25% sehingga dapat ditentukan kategori tingkatan kriteria faktor yang mempengaruhi sekolah lanjutan adalah sebagai berikut. Tabel 3.4. Kategori Tingkatan Kriteria Faktor Penghambat dalam Pemililihan Sekolah Lanjutan Persentase 86%-100% 71%-85% 56%-70% 41%-55% 25%-40%
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah (Azwar, 2005: 107).
3.4.3 Penyusunan Instrumen Penyusunan skala psikologis dimulai dengan melihat teori yang digunakan,
kemudian
dari
teori
tersebut
disusun
kisi-kisi
setelah
itu
dikonsultasikan dengan ahli yang selanjutnya disusun instrumen. Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan uji coba instrumen tersebut dengan memilih responden yang akan digunakan sebagai uji coba instrumen. Kemudian dari hasil uji coba tersebut, instrumen yang tidak valid tidak diikutkan di dalam bagian instrumen dan setelah semua tahap tersebut dilaksanakan maka instrumen sudah bisa digunakan.
63
Berdasarkan bagan tentang prosedur penyusunan instrumen diketahui bahwa dalam menyusun sebuah instrumen penelitian, peneliti harus melewati beberapa tahap di atas, diantaranya menyusun kisi-kisi instrumen yang terdiri dari variabel, sub variabel, indikator, deskriptor dan nomor soal. Kisi-kisi intrumen ini kemudian dikonsultasikan dan direvisi sesuai dengan pendapat ahli. Setelah itu, peneliti menyusun instrumen yang kemudian diujicobakan (try out) pada responden. Berikutnya yaitu melakukan revisi guna menghilangkan item-item instrumen yang tidak valid dan reliabel. Setelah instrumen diujicobakan dan sudah valid serta reliabel, kemudian instrumen dikatakan sudah jadi dan siap digunakan untuk penelitian. Untuk mengukur gambaran faktor yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan siswa, peneliti menggunakan skala psikologis. Adapun kisi-kisi skala psikologis yang dijabarkan dari kajian pustaka dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.5 Kisi-Kisi Skala Psikologis Faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Variabel Faktor penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan
Komponen Faktor Internal
Indikator 1. Kondisi Fisik
Sub Indikator a. Penampilan
b. Kelengkapan anggota badan
Deskriptor Hambatan fisik berupa penampilan Ketampanan dan kecantikan Kelengkapan tubuh, tidak berfungsinya panca indera
Item + 2, 1, 4, 3, 5, 6, 7 8 11, 12
9, 10
Item 8
4
64
2. Kondisi Psikis
c. Jenis kelamin
Hambatan dari segi jenis kelamin
15, 16
13, 14
4
a. Taraf inteligensi
Hambatan dalam kemampuan untuk mencapai prestasiprestasi yang memegang peranan Hambatan dalam mengetahui kemampuan di suatu bidang usaha kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian Tidak merasa tertarik dan merasa senang pada suatu bidang Hambatan tentang informasi yang seseorang ketahui tentang bidang-bidang dunia pekerjaan Tidak ada pengalaman hidup dalam perkembangan
17, 18
19, 20
4
21, 24, 25
22, 23
5
26, 29, 31
27, 28, 30
6
34, 35
32, 33,
4
36, 38, 40
37, 39, 41, 42
7
b. Bakat khusus
c. Minat
d. Pengetahuan
65
e. Motivasi diri
Faktor Eksternal
1. Kondisi a. Status keluarga sosial ekonomi
b. Pendidikan orang tua
c. Pendapatan orang tua
d. Jabatan orang tua
e. Daerah tempat tinggal
f. Suku bangsa
pribadi Tidak memiliki dorongan dari dalam diri yang mengarahkan sikap dan tindakan Hambatan karena status sosial ekomomi keluarga Hambatan karena pengaruh pendidikan orang tua Hambatan tinggi rendahnya pendapatan orang tua tiap harinya Hambatan karena orang tua memiliki jabatan yang tinggi atau rendah dalam pekerjaan Hambatan hidup di lingkungan tidak memiliki pengetahuan karier Suku bangsa menjadi
43, 45, 47
44, 46, 48, 49
7
50, 53
51, 52
4
56, 57
54, 55
4
58, 60
59, 61
4
63, 64
62, 65
4
66, 67
68, 69
4
70, 73,
71, 72
5
66
g. Ekspektasi keluarga
2. Keadaan a. Pendidikan sekolah sekolah
b. Konselor sekolah
3. Teman
a. Teman sebaya
hambatan dalam pemilihan karier Hambatan dari keluarga yang seharusnya memiliki peran penting dalam memberi pendapat dan pemikiran tentang karier Hambatan dalam kemajuan hasil belajar mengenai nilai-nilai, pandangan dan sikap tentang makna bekerja Tidak adanya informasi tentang karier atau jabatan dan termasuk pemilihan karier yang diberikan konselor Hambatan dari teman saat bermain, teman sebaya di sekolah, di rumah, di tempat belajar lain untuk berkumpul dan bergaul
74
75, 76, 77
78, 79
5
80, 81
82, 83
4
84, 86, 88
85, 87
5
90, 92, 95, 96
89, 91, 93, 94
8
67
4. Masyara kat
Lingkungan sosial budaya dimana seseorang dibesarkan
Total
3.5
Uji Instrumen Penelitian
3.5.1
Validitas
Hambatan dari lingkungan yang memiliki peran penting dalam belajar sosial, karier, dan budaya masyarakat
97, 98, 99 100
51
49
Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan mengungkap variabel yang diteliti secara tepat. Menurut pendapat Arikunto (2010: 211), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan dan kesahihan sesuatu instrumen. Dalam penelitian ini, pengujian validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity). Penggunaan validitas isi dapat dilakukan melalui penyusunan kisi-kisi instrumen dari indikator faktor-faktor internal dan eksternal yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan. Secara teknis, pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur, deskriptor sebagai penjabaran dari indikator, serta nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari deskriptor. Dengan kisi-kisi instrumen tersebut, maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.
4
100
68
Untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut, maka setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya diujicobakan, dan dianalisis dengan analisis item. Teknik yang digunakan dalam pengujan validitas ini adalah dengan uji korelasi product moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson, yaitu:
rxy
N XY X Y {N X 2 ( X ) 2 }{ N Y 2 ( Y ) 2 }
Keterangan : rxy
:
Koefisien korelasi
X
: Jumlah skor butir
Y
: Jumlah skor total
X Y XY
2
N
2
: Jumlah kuadrat butir : Jumlah kuadrat total : Jumlah perkalian skor item dengan skor total : Jumlah responden (Arikunto, 2010: 213).
Hasil rxy kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi (α) = 5%. Apabila rxy hitung lebih besar dari r tabel, maka instrumen dikatakan valid dan dapat digunakan untuk mengambil data. Namun apabila rxy hitung lebih kecil dari r tabel, maka instrumen dikatakan tidak valid dan tidak dapat digunakan untuk mengambil data.
69
3.5.1.1Uji Validitas Berdasarkan pengujian validitas item dengan menggunakan rumus product moment, diperoleh hasil bahwa dari 100 item yang diajukan pada 44 siswa kelas IX SMP N 1 Tayu Pati yang diperoleh 19 item yang tidak valid dan 81 item yang valid. Tabel 3.6 Distribusi Butir Item Valid dan Gugur Variabel Faktor Penghambat Dalam pemilihan sekolah lanjutan
Komponen Faktor internal
Faktor eksternal
Total
Nomor Item Valid Gugur 1, 2, 3, 5, 6, 7, 4, 8, 12, 9, 10, 11, 13, 16, 26, 14, 15, 17, 18, 38, 41, 19, 20, 21, 22, 47, 49 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 42, 43, 44, 45, 46, 48 50, 51, 53, 55, 52, 54, 56, 57, 58, 59, 60, 65, 61, 62, 63, 64, 67, 72, 66, 68, 69, 70, 74, 92, 71, 73, 75, 76, 99, 100 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 93, 94, 95, 96, 97, 98
Jumlah Valid Gugur 40 9
Total 49
41
10
51
81
19
100
70
3.5.2 Reliabilitas Reliabilitas instrumen merujuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen itu cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010: 221). Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila diperoleh benar-benar sesuai dengan kenyataan yang ada. Untuk mengukur reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus:
r11
Keterangan
k [ ][1 k 1
2
t2
]
: : reliabilitas instrumen
k
: banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
t2
2
: jumlah varian butir : varian total (Arikunto, 2010: 239).
Tabel 3.7 Kriteria Reliabilitas Instrumen Kriteria
Kategori
0,9< rh < 1,0
Derajat reliabilitas sangat tinggi
0,7< rh < 0,8
Derajat reliabilitas tinggi
0,5< rh < 0,6
Derajat reliabilitas sedang
0,3< rh < 0,4
Derajat reliabilitas rendah
0,0< rh < 0,2
Derajat reliabilitas sangat rendah (Arikunto, 2006: 178)
71
3.5.2.1Uji Reliabilitas Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan rumus alpha pada 44 responden, skala pemilihan sekolah lanjutan dinyatakan reliabel karena r11 > rtabel yaitu dengan nilai r11= 0,979 dan rtabel = 0,297. Jika mengacu pada tabel. kriteria pengujian reliabilitas maka instrumen ini reliabilitas pada tingkat sangat tinggi.
3.6
Teknik Analisis Data Dalam suatu penelitian ilmiah, teknik analisis data merupakan salah satu
bagian terpenting karena dengan adanya analisis data masalah dalam penelitian dapat diketahui jawabannya. Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul atau sumber data lain terkumpul. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data deskriptif presentase. Menurut Azwar (2005: 6) penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai taraf deskriptif yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan. Analisis deskriptif presentase digunakan utuk menggambarkan keadaan atau fenomena yang terjadi. Dalam hal ini fenomena tersebut adalah faktor-faktor penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan siswa SMP kelas IX. Teknik statistik yang digunakan adalah sebagai berikut.
72
n % = N x 100% Keterangan %
= persentase
n
= skor yang diperoleh
N
= jumlah seluruh skor (Muhammad Ali, 1982: 186)
BAB 5 PENUTUP
5.1
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab 4, maka
penelitian yang berjudul “Faktor-faktor penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun 2015/2016”, maka dapat diambil kesimpulan 5.1.1
Faktor internal yang menjadi penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan siswa adalah faktor kondisi fisik dan kondisi psikis. Apabila melihat indikator, kondisi psikis merupakan faktor internal penghambat paling tinggi dengan rata-rata 66,79%. Dalam kondisi psikis yang menjadi penghambat utama pemilihan sekolah lanjutan adalah aspek pengetahuan, terutama pengetahuan siswa masih sedikit tentang informasi jurusan di sekolah lanjutan dan informasi tentang dunia kerja.
5.1.2
Faktor eksternal yang menjadi penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan pada siswa adalah faktor kondisi keluarga, kondisi sekolah, dan kondisi teman, dan masyarakat. Apabila melihat pada indikator, kondisi keluarga merupakan faktor penghambat eksternal paling tinggi dengan rata-rata 66,42%. Dalam kondisi keluarga yang menjadi penghambat utama pemilihan sekolah lanjutan adalah pendapatan orang tua yang menjadi pertimbangan siswa untuk melanjutkan sekolah yang sesuai.
99
100
5.2
Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Cluwak Pati
Tahun Ajaran 2015/2016, saran yang dapat diajukan berdasarkan simpulan di atas adalah sebagai berikut: 1.
Bagi guru BK di SMP Negeri 1 Cluwak untuk dapat meningkatkan pemberian layanan di bidang karier kepada siswa, agar siswa jelas dalam pemahaman tentang karier untuk menentukan sekolah lanjutan.
2.
Bagi siswa agar menentukan pilihan sekolah lanjutan sejak dini dan meningkatkan komunikasi kepada pihak terkait.
3.
Bagi civitas akademika dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memberikan layanan terkait dengan bidang karier kepada siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan dan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. 2005. Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Djaali. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Fatimah, Enung. 2008. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung: CV. Pustaka Setia. Holland, John L. 1973. Making Vocational Choices: A Theory of Careers. New Jersey: Prentice-Hill. Kristanto, Agnes Mariana. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Pada Dewasa Muda. Skripsi. Universitas Katolik Soegijapranata. Madikhatun Y, Uyun S. 2011. Model Rekomendasi Berbasis Fuzzy Untuk Pemilihan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Vol. 5 No. 1. Yogyakarta: Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Maryati, Sri. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Masyarakat Dalam Memilih Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) di Kota Semarang. Thesis. Universitas Diponegoro. Munandir. 1996. Program Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta: Depdiknas. Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta. Purwandari, Ari. 2009. Kematangan Vokasional Pada Siswa Kelas XII di SMA Negeri 1 Klaten Ditinjau Dari Keyakinan Diri Akademik dan Jenis Kelas. Artikelpdf. Semarang: Universitas Diponegoro. Purwanti, Cicih. 2013. Upaya Meningkatkan Minat Studi Lanjut Ke SMK Melalui Layanan Informasi Karier Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Salem. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Purwoko, Bambang Pujo. 2011. Perencanaan dan Pengembangan Karir Menuju Kebebasan Finansial. Jurnal STIE La Tansa Mashiro.
101
102
Robert L. Gibson dan Marianne H. M. 2011. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Santrock, John. W. 2002. Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup. Edisi kelima. Diterjemahkan oleh: Juda Damanik, Achmad Chusairi. Jakarta: Erlangga. _____. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Alih bahasa Shinto B Adelar dan Sherly Saragih. Jakarta: Erlangga. Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3 ES. Slameto. 2010. Belajar dan Yaktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. _____. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta. _____. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methodes). Bandung: Alfabeta. Sukardi, Dewa K. 1984. Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia. _____. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Supriatna, Mamat dan Nandang Budiman. 2010. Layanan Bimbingan Karier di Sekolah Menengah Kejuruan (e-book). Bandung: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia. Supriyo. 2008. Studi Kasus Bimbingan dan Konseling. Semarang: CV. Nieuw Setapak. Suryabrata, Sumadi. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sutoyo, Anwar. 2009. Pemahaman Individu. Semarang: CV. Widya Karya. Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT Grasindo. Winkel, WS dan MM. Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institutusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
103
_____. 2007. Bimbingan dan Konseling di Institutusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi. Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
104
Lampiran 1 KISI-KISI INSTRUMEN SEBELUM TRY OUT SKALA PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN
Variabel Faktor determinan penghambat pemilihan sekolah lanjutan
Sub Indikator Variabel Faktor 3. Kondisi Internal Fisik
Sub Indikator d. Penampilan
e. Kelengkapan anggota badan
f. Jenis kelamin 4. Kondisi Psikis
f. Taraf inteligensi
g. Bakat khusus
h. Minat
Deskriptor Hambatan fisik berupa penampilan ketampanan dan kecantikan Kelengkapan tubuh, tidak berfungsinya panca indera Hambatan dari segi jenis kelamin Hambatan dalam kemampuan untuk mencapai prestasiprestasi yang memegang peranan Hambatan dalam mengetahui kemampuan di suatu bidang usaha kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian Tidak merasa
Item + 2, 1, 4, 3, 5, 6, 7 8
Item 8
11, 12
9, 10
4
15, 16
13, 14
4
17, 18
19, 20
4
21, 24, 25
22, 23
5
26,
27,
6
105
i. Pengetahuan
j. Motivasi diri
5. Kondisi h. Status Faktor keluarga sosial Eksternal ekonomi
i. Pendidikan orang tua
j. Pendapatan orang tua
tertarik dan merasa senang pada suatu bidang Hambatan tentang informasi yang seseorang ketahui tentang bidang-bidang dunia pekerjaan Tidak memiliki Pengalaman hidup dalam perkembangan pribadi Tidak memiliki dorongan dari dalam diri yang mengarahkan sikap dan tindakan Hambatan karena status sosial ekomomi keluarga Hambatan karena pengaruh pendidikan orang tua Hambatan tinggi rendahnya pendapatan
29, 31
28, 30
34, 35
32, 33,
4
36, 38, 40
37, 39, 41, 42
7
43, 45, 47
44, 46, 48, 49
7
50, 53
51, 52
4
56, 57
54, 55
4
58, 60
59, 61
4
106
k. Jabatan orang tua
l. Daerah tempat tinggal
m. Suku bangsa
n. Ekspektasi keluarga
6. Keadaan c. Pendidikan sekolah sekolah
d. Konselor
orang tua tiap harinya Hambatan karena orang tua memiliki jabatan yang tinggi atau rendah dalam pekerjaan Hambatan hidup di lingkungan tidak memiliki pengetahuan karier Suku bangsa menjadi hambatan dalam pemilihan karier Hambatan dari keluarga yang seharusnya memiliki peran penting dalam memberi pendapat dan pemikiran tentang karier Hambatan dalam kemajuan hasil belajar mengenai nilai-nilai, pandangan dan sikap tentang makna bekerja Tidak adanya
63, 64
62, 65
4
66, 67
68, 69
4
70, 73, 74
71, 72
5
75, 76, 77
78, 79
5
80, 81
82, 83
4
84,
85,
5
107
sekolah
7. Teman
b. Teman sebaya
8. Masyara kat
Lingkungan sosial budaya dimana seseorang dibesarkan
informasi tentang karier atau jabatan dan termasuk pemilihan karier yang diberikan konselor Hambatan dari teman saat bermain, teman sebaya di sekolah, di rumah, di tempat belajar lain untuk berkumpul dan bergaul Hambatan dari lingkungan yang memiliki peran penting dalam belajar sosial, karier, dan budaya masyarakat
86, 88
87
90, 92, 95, 96
89, 91, 93, 94
8
97, 98, 99 100
4
108
Lampiran 2
SKALA PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN
I. Pengantar Skala ini bukanlah suatu tes, melainkan berisi sejumlah pernyataan yang mungkin berhubungan dengan diri Saudara. Tujuan dari skala ini adalah untuk mengumpulkan data penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan sekolah lanjutan. Sehubungan dengan tujuan tersebut, Saudara diminta untuk mengisi skala ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Jawaban Saudara bersifat pribadi dan tidak mempengaruhi penilaian apapun. Atas kerjasama dan artisipasi yang baik, peneliti menyampaikan terima kasih.
II. Petunjuk Pengisian 1. Tulislah identitas diri Anda dengan lengkap di lembar jawab yang telah disediakan. 2. Dalam skala pemilihan sekolah lanjutan terdapat 100 pernyataan di mana pada setiap pernyataan diikuti dengan pilihan jawaban yaitu: Alternatif Jawaban SS S TS STS
Arti Apabila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan diri saudara Apabila pernyataan tersebut sesuai dengan diri saudara Apabila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan diri saudara Apabila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan diri saudara
Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Tugas saudara adalah memilih jawaban yang sesuai dengan keadaan diri saudara dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang telah disediakan (lihat contoh). Contoh: No
Pernyataan
1.
Saya memiliki kecerdasan tinggi
Alternatif Jawaban SS S TS STS √
109
Nama
:
Kelas
:
Nomor Urut
:
No
Pernyataan
Alternatif Jawaban SS
1.
Tinggi dan berat badan saya menghambat cita-cita
2.
Penampilan sehari-hari menarik yang menambah kepercayaan diri
3.
Saya tidak memiliki tinggi dan berat badan ideal sehingga pilihan karir saya terbatas
4.
Saya tidak terlalu mempedulikan penampilan, karena menurut saya kecerdasan lebih penting
5.
Saya memiliki wajah yang sesuai dengan karir tertentu
6.
Saya menyusahkan ketidakpercayaan diri
7.
Kondisi wajah saya membuat saya mudah memilih karir
8.
Wajah saya membuat saya tidak percaya diri
9.
Penglihatan dan pendengaran saya tidak jelas
10.
Penglihatan dan pendengaran berfungsi dengan baik
11.
Saya memiliki kondisi fisik yang menghambat perkembangan hidup
12.
Kondisi fisik saya tidak menghambat pilihan sekolah lanjutan
13.
Jenis kelamin saya tidak sesuai dengan bakat dan
diri
saya
karena
S
TS
STS
110
No
Pernyataan
Alternatif Jawaban SS
minat 14.
Jenis kelamin saya mempengaruhi prestasi belajar
15.
Jenis kelamin saya tidak mempengaruhi cita-cita
16.
Saya sangat setuju dengan persamaan gender karena hal demikian tidak akan menghambat pilihan karir saya
17.
Saya menyukai pelajaran tertentu karena saya sangat menguasai pelajaran tersebut
18.
Saya dapat mengetahui mata pelajaran yang penting untuk saya pelajari
19.
Saya tidak berusaha belajar sungguh-sungguh karena hasilnya sama saja tidak memuaskan
20.
Saya tidak belajar giat untuk mempersiapkan sekolah lanjutan
21.
Saya memiliki bakat dalam mata pelajaran tertentu
22.
Saya tidak mengetahui bakat saya di bidang apa
23.
Saya tidak berusaha mencari tahu pilihan sekolah lanjutan yang sesuai dengan bakat saya
24.
Saya merasa optimis dengan pilihan sekolah lanjutan dalam bidang keterampilan yang saya kuasai
25.
Saya memahami kemampuan dan bakat saya sehingga tidak sulit untuk menentukan pilihan sekolah lanjutan
26.
Saya memiliki minat belajar yang tinggi untuk mencapai cita-cita
S
TS
STS
111
No
Pernyataan
Alternatif Jawaban SS
27.
Saya tidak memiliki minat untuk belajar pada mata pelajaran yang sulit
28.
Sampai saat ini belum mengetahui minat dalam belajar pada mata pelajaran tertentu
29.
Saya memiliki minat belajar yang sesuai dengan bakat saya
30.
Saya merasa masih belum yakin memutuskan pemilihan sekolah lanjutan
31.
Saya ingin sekolah lanjutan yang memberikan keterampilan bekerja
32.
Banyaknya sekolah lanjutan yang menjanjikan sehingga membuat saya bingung untuk memilih
33.
Saya belum memikirkan pilihan sekolah lanjutan karena masih lama
34.
Saya ingin melanjutkan sekolah karena saya ingin memiliki pendidikan dan pengetahuan yang luas
35.
Saya ingin cepat lulus dan segera melanjutkan sekolah agar mendapat teman-teman baru
36.
Saya ingin melanjutkan pendidikan tinggi sampai universitas agar saya dapat menambah pengalaman saya
37.
Saya lebih memilih bekerja yang mudah sehingga tidak perlu pendidikan yang tinggi
38.
Waktu kecil saya pernah menjadi juara lomba mata pelajaran di sekolah
39.
Cita-cita saya sejak kecil selalu berubah-ubah
40.
Saya mengetahui hal-hal yang penting untuk diri
dalam
S
TS
STS
112
No
Pernyataan
Alternatif Jawaban SS
sendiri 41.
Saya tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui apa yang penting dan tidak penting untuk diri sendiri
42.
Kegagalan membuat saya takut memutuskan ingin melanjutkan sekolah
43.
Saya dapat memotivasi diri saya sendiri untuk memperoleh cita-cita
44.
Saya tidak dapat memotivasi diri saya untuk rajin belajar, karena saya lebih suka bermain
45.
Saya yakin dapat masuk ke sekolah lanjutan yang diinginkan
46.
Saya tidak peduli terhadap sekolah lanjutan yang diinginkan
47.
Saya menyerahkan semua masa depan saya kepada nasib
48.
Saya tidak memiliki semangat untuk terus melanjutkan sekolah karena malas
49.
Saya tidak peduli dengan masa depan saya
50.
Saya mempertimbangkan keadaan orang tua terhadap pilihan sekolah lanjutan saya
51.
Orang tua tidak memiliki pekerjaan yang tetap
52.
Orang tua saya adalah single parent (orang tua tunggal)
53.
Meskipun orang tua saya orang tidak mampu, tapi saya tetap optimis untuk sukses
54.
Pendidikan terakhir orang tua saya tidak tinggi,
untuk
S
TS
STS
113
No
Pernyataan
Alternatif Jawaban SS
hanya tamatan sekolah menengah 55.
Pendidikan orang tua terbatas sehingga sulit untuk mencari pekerjaan tetap
56.
Orang tua saya berpendidikan tinggi sehingga menuntut saya untuk menjadi seperti mereka
57.
Pendidikan orang tua saya yang tinggi mempengaruhi sekolah lanjutan yang saya pilih
58.
Pendapatan (gaji) orang tua saya tidak mencukupi kehidupan sehari-hari keluarga
59.
Orang tua tidak memiliki banyak biaya untuk pendidikan saya, sehingga setamat sekolah menengah tingkat atas saya harus bekerja
60.
Orang tua saya selalu berusaha mencari uang banyak untuk kehidupan sehari-hari keluarga
61.
Saya selalu menggantungkan orang tua dalam urusan ekonomi
62.
Orang tua memiliki jabatan yang rendah di tempat bekerja
63.
Orang tua saya memiliki usaha sendiri di rumah
64.
Orang tua saya adalah pimpinan yang memiliki pengaruh besar untuk karir saya kelak
65.
Orang tua saya bekerja merantau jauh dari rumah
66.
Keluarga besar saya mayoritas memiliki pekerjaan yang sama secara turun-temurun
67.
Saya ingin meneruskan usaha keluarga
68.
Cita-cita saya bertentangan dengan adat istiadat dan nilai-nilai di daerah tempat tinggal
S
TS
STS
114
No
Pernyataan
Alternatif Jawaban SS
69.
Pemilihan karir di daerah saya hampir sama semua
70.
Budaya di daerah saya seorang perempuan tidak diperbolehkan bersekolah tinggi
71.
Pemilihan pekerjaan di daerah tempat tinggal saya dipengaruhi oleh budaya
72.
Menurut saya perempuan tidak memiliki keberanian untuk berkarir seperti laki-laki
73.
Suku bangsa saya memiliki kelebihan di bidang karir tertentu yang menunjang kesuksesan
74.
Saya memiliki banyak bakat karena orang tua saya dari daerah dan suku bangsa yang berbeda
75.
Orang tua mendukung saya memilih bidang pendidikan tertentu yang sesuai dengan bakat dan minat saya
76.
Saudara mempunyai pandangan yang lebih luas mengenai sekolah lanjutan dengan prospek yang menjanjikan
77.
Saya harus segera mencari saran dari orang tua dan saudara untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan saya
78.
Pilihan sekolah lanjutan dan masa depan saya bergantung kepada keputusan orang tua
79.
Saya tidak mendapat dukungan dari orang tua dan keluarga untuk memilih sekolah lanjutan yang saya inginkan
80.
Saya memiliki semangat belajar yang tinggi karena nilai UAS selalu naik
S
TS
STS
115
No
Pernyataan
Alternatif Jawaban SS
81.
Saya memiliki kemajuan nilai pada mata pelajaran tertentu di sekolah
82.
Nilai hasil belajar saya tidak memiliki kemajuan karena pelajaran di sekolah semakin sulit
83.
Saya tidak mendapat kepercayaan dari guru untuk melanjutkan sekolah karena saya sering melanggar aturan di sekolah
84.
Saya mendapat motivasi dan pengarahan tentang sekolah lanjutan dari konselor sekolah
85.
Saya masih tidak dapat menentukan sekolah lanjutan meskipun sudah mendapatkan bimbingan karir di sekolah
86.
Konselor sekolah memberikan informasi tentang sekolah lanjutan yang berkaitan dengan kemampuan internal dan eksternal yang saya miliki
87.
Peran konselor sekolah tidak sesuai dengan kode etik sehingga membuat saya takut untuk berkonsultasi
88.
Saya selalu berkonsultasi dengan konselor sekolah mengenai kemampuan saya untuk mendapatkan informasi tentang sekolah lanjutan
89.
Ketika masih kecil, saya dan teman sering bermain yang berkaitan dengan pekerjaan tertentu
90.
Permainan pekerjaan masa kecil saya mempengaruhi belajar dan cita-cita saya sekarang
91.
Waktu kecil saya tidak punya teman bermain karena dianggap tidak pintar
92.
Saya mendapat inspirasi dari teman bermain saya
S
TS
STS
116
No
Pernyataan
Alternatif Jawaban SS
yang selalu berusaha menjadi orang sukses 93.
Pemilihan sekolah lanjutan yang saya inginkan karena pengaruh dari teman
94.
Pemilihan sekolah lanjutan teman-teman membuat saya ragu terhadap pilihan saya sendiri
95.
Pemilihan sekolah lanjutan saya tidak terpengaruh oleh siapapun
96.
Saya merasa paling benar menentukan sekolah lanjutan yang tepat dibandingkan teman-teman
97.
Saya memiliki keahlian dalam bidang karier yang berhubungan dengan sosial karena saya mampu bergaul dengan baik pada semua orang
98.
Saya tidak dapat bersosialisasi dengan masyarakat dan cenderung malu berhadapan dengan orang banyak
99.
Peran laki-laki dan perempuan tidak berbeda di masyarakat
100. Saya tidak berkeinginan melanjutkan sekolah karena saya memilih untuk menikah di usia remaja seperti tetangga atau orang tua
S
TS
STS
117
Lampiran 3 TABEL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS UJI COBA SKALA PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Kondisi Fisik 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4
3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 3 4 2 3 2 4 2 2 4 1 4 4 1 3 4 4 3
3 4 3 1 2 4 3 1 1 2 3 4 1 3 2 4 1 2 2 3 4 4 3 1 1 3 2
1 2 3 3 2 4 3 2 1 4 3 2 4 3 1 1 2 3 3 4 3 2 1 3 2 3 4
4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 1 4 2 1 4 2 3 3 4 2 1 3 2 3 2 4 1
2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 3 3 4 4 2 1 3 2 4
1 4 3 1 2 4 3 1 1 2 3 4 1 3 2 4 1 2 4 3 2 3 1 2 4 3 1
4 2 4 3 1 2 3 2 4 1 1 4 2 3 2 3 3 4 1 2 3 4 2 3 1 2 1
2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4
4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 3 2 1 1 3 2 3 4 4 1
2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4
3 4 3 1 2 4 3 1 1 2 3 4 1 3 2 4 1 2 2 3 4 1 3 1 1 3 2
2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 1 2 4
3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 3 4 2 3 2 4 2 2 3 1 4 4 1 3 4 4 3
4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 4 4 3
3 4 3 1 2 4 3 1 1 2 3 4 1 3 2 4 1 2 2 3 1 2 3 1 1 2 3
118
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 X 2 X XY rxy rtabel
3 2 4 1 3 4 2 2 3 1 4 2 3 1 2 3 1 113 343 30691 0.642 0.297
2 4 3 2 3 2 4 3 4 2 2 1 2 3 4 2 2 125 399 33410 0.540 0.297
2 4 3 2 1 2 3 3 4 2 2 1 2 3 4 2 1 108 314 28894 0.454 0.297
Kriteria
Valid
Valid
Valid
b
1.2278
1.0206
1.1374
2
2 3 4 1 3 1 3 4 4 2 4 2 3 2 4 1 1 113 339 29451 0.149 0.297 Tidak Valid 1.1348
2 4 3 1 4 2 2 2 4 3 2 4 1 4 2 1 2 110 326 29685 0.557 0.297
3 2 4 1 3 1 2 2 3 4 4 4 3 2 2 3 1 115 351 31311 0.700 0.297
2 4 3 2 3 2 1 3 4 2 4 1 2 3 4 1 3 109 323 29408 0.539 0.297
Valid
Valid
Valid
1.1860
1.1728
1.2320
3 2 3 1 2 3 4 4 1 2 2 3 4 4 3 2 1 111 329 28445 -0.056 0.297 Tidak Valid 1.1390
3 2 4 1 2 1 2 2 3 4 4 4 3 2 2 3 2 116 356 31572 0.703 0.297
2 4 3 3 4 4 2 2 4 3 2 4 1 1 2 3 4 117 363 31369 0.504 0.297
3 2 4 1 3 1 2 2 3 4 4 4 3 2 2 3 1 116 358 31647 0.720 0.297
Valid
Valid
Valid
1.1670
1.2067
1.2135
2 4 1 2 1 2 3 3 4 1 2 1 2 3 4 2 4 105 303 27572 0.217 0.297 Tidak Valid 1.2193
3 2 4 1 3 4 2 1 3 1 4 2 3 1 2 3 2 111 335 30072 0.588 0.297
2 4 3 2 1 2 4 3 4 2 2 1 2 3 4 2 3 123 389 32712 0.453 0.297
2 4 3 3 4 4 2 2 4 3 2 4 1 1 2 3 4 121 383 32533 0.568 0.297
Valid
Valid
Valid
1.2785
1.0502
1.1686
2 4 1 2 1 2 3 1 4 2 2 1 2 3 4 2 4 102 286 26855 0.246 0.297 Tidak Valid 1.1522
119
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kondisi Psikis 17 1 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 2 4 2 1 3 2 2 3 2 1 2
18 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 1 3 4 4 2 1 3 2 4 3 2 4 1
19 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4 3 2 4 1
20 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 3 2 1 1 3 2 3 4 4 1 2 4 3 3
21 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4 3 2 4 1
22 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4 3 2 4 1
23 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4 3 2 4 1
24 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 4 2 3 4 3 3 3
25 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 2 3 1 1 3 2 3 2 4 1 2 4 2 3
26 4 2 4 3 1 2 3 2 4 1 1 4 2 3 2 3 3 4 1 2 3 4 2 3 1 2 1 3 2 3 1
27 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 3 4 2 3 2 4 2 2 4 1 4 4 1 3 4 4 3 2 4 3 2
28 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 3 3 4 4 2 1 3 2 4 3 2 4 1
29 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 1 3 4 1 1 3 2 3 4 4 1 2 4 3 3
30 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4 3 2 4 1
31 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4 3 2 4 1
32 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 4 4 1 2 4 3 3
120
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 X 2 X XY rxy rtabel
3 1 2 2 3 1 3 4 3 2 2 3 3 107 305 28881 0.581 0.297
3 1 2 2 3 4 2 1 3 2 2 1 2 107 311 29066 0.621 0.297
3 1 2 2 3 2 1 4 3 2 2 4 4 115 353 31183 0.634 0.297
4 4 2 2 4 3 2 3 1 1 2 1 2 112 336 30224 0.568 0.297
3 1 2 2 3 4 2 4 3 2 2 3 1 114 346 31141 0.734 0.297
3 1 2 2 3 4 3 1 3 2 2 3 2 113 339 30769 0.700 0.297
3 1 2 2 3 4 4 4 3 2 2 3 1 116 358 31647 0.720 0.297
4 4 2 2 3 3 2 4 1 3 2 4 1 119 369 31847 0.513 0.297
4 4 2 2 4 3 2 1 1 2 2 3 4 112 334 29933 0.458 0.297
Kriteria
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
b
1.0418
1.1813
1.2193
1.1839
1.1776
1.1348
1.2135
1.0967
1.1374
2
2 3 4 4 1 2 2 3 4 4 3 2 1 111 329 28445 -0.056 0.297 Tidak Valid 1.1390
1 2 4 3 4 2 2 1 2 3 4 2 3 124 396 33048 0.480 0.297
3 1 2 2 3 4 2 4 3 2 2 3 1 113 339 30805 0.715 0.297
4 1 2 3 4 3 2 3 2 1 2 3 2 113 341 30743 0.675 0.297
3 1 2 2 3 4 2 1 3 2 2 1 2 110 326 30074 0.716 0.297
3 1 2 2 3 4 4 4 3 2 2 3 1 116 358 31647 0.720 0.297
4 4 2 2 4 3 2 4 1 1 2 3 4 119 375 32041 0.561 0.297
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
1.0825
1.1348
1.1813
1.1860
1.2135
1.2363
121
Kondisi Psikis 33 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 3 4 2 3 2 4 2 2 4 1 4 4 1 3 4 4 3 2 4 3 2 1 2
34 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 2 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 4 3 1 2 4 3 3 4 1
35 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 2 4 2 1 4 2 1 3 4 2 1 3 2 3 2 4 1 2 4 3 3 4 4
36 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4 3 2 4 1 3 1
37 1 4 3 1 2 4 3 1 1 2 3 4 1 3 2 4 1 2 4 3 2 3 1 2 4 3 1 2 4 3 2 3 2
38 4 2 4 3 1 2 3 2 4 1 1 4 2 3 2 3 3 4 1 2 3 4 2 3 1 2 1 3 2 3 1 2 3
39 1 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 3 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 4 4 1 2 4 3 3 4 4
40 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 2 4 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 4 4 1 2 4 3 3 4 4
41 1 2 3 3 2 4 3 2 1 4 3 2 4 3 1 1 2 3 3 4 3 2 1 3 2 3 4 2 3 4 1 3 1
42 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 1 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 1 2 4 3 2 4 1 3 4
43 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 2 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4 3 2 4 1 3 1
44 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 3 4 2 3 2 4 2 2 4 1 4 4 1 3 4 4 3 2 4 3 2 1 2
45 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 3 4 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 4 4 1 2 4 3 3 4 4
46 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 2 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4 3 2 4 1 3 1
47 1 3 2 4 2 3 1 4 3 1 1 4 3 2 1 2 3 3 4 1 1 3 2 3 4 4 4 2 4 1 3 1 3
48 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 4 4 1 2 4 1 3 1 4
49 1 2 3 3 2 4 3 2 1 4 3 2 4 3 1 1 2 3 3 4 3 2 1 3 2 3 4 2 3 4 1 3 1
122
4 3 4 2 2 1 2 3 4 2 3 124 396 33048 0.480 0.297
2 2 4 3 2 1 1 3 2 3 2 110 322 29537 0.517 0.297
2 2 4 3 2 4 1 2 2 1 1 110 326 29776 0.594 0.297
2 2 3 4 4 4 3 2 2 3 1 116 358 31647 0.720 0.297
1 3 4 2 4 1 2 3 4 1 3 109 323 29408 0.539 0.297
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
1.0825
1.0930
1.1860
1.2135
1.2320
4 4 1 2 2 3 4 4 3 2 1 111 329 28445 -0.056 0.297 Tidak Valid 1.1390
2 2 4 3 2 4 1 1 2 3 1 112 338 30201 0.547 0.297
2 2 4 3 2 4 1 1 2 1 4 115 355 30941 0.527 0.297
Valid
Valid
1.2304
1.2659
3 4 4 2 4 2 3 2 4 1 1 113 339 29451 0.149 0.297 Tidak Valid 1.1348
2 1 3 1 4 2 3 1 2 3 2 108 320 28971 0.459 0.297
2 2 3 4 4 4 3 2 2 3 1 114 346 30913 0.641 0.297
4 3 4 2 2 1 2 3 4 2 3 124 396 33048 0.480 0.297
2 2 4 3 2 4 1 1 2 3 4 118 368 31712 0.541 0.297
2 2 3 4 3 4 3 2 2 3 1 113 339 30660 0.654 0.297
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
1.2770
1.1776
1.0825
1.1987
1.1348
2 2 1 3 2 1 2 1 2 1 3 103 293 26797 0.112 0.297 Tidak Valid 1.2067
2 2 4 3 2 4 2 1 2 1 3 112 340 30105 0.500 0.297 Valid 1.2770
3 4 4 2 4 2 3 2 4 1 1 113 339 29451 0.149 0.297 Tidak Valid 1.1348
123
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kondisi Keluarga 50 3 1 2 4 2 3 1 2 3 1 3 4 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 4 4 1 2 4 3 3
51 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4 3 2 4 1
52 3 4 3 1 2 4 3 1 1 2 3 4 1 3 2 4 1 4 2 3 1 4 3 1 1 3 1 2 4 3 2
53 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 4 4 1 2 4 3 3
54 1 2 3 3 2 4 3 2 1 4 3 2 4 3 1 1 2 3 3 4 3 2 1 3 2 3 4 2 3 4 1
55 3 1 2 2 4 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 3 4 1 4 3 2 3 4 1 3 2 2 3 3
56 4 3 2 4 2 3 1 2 3 2 4 4 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 2 4 2 2 1 3 3
57 3 4 2 3 1 4 3 1 2 4 2 3 3 2 1 3 4 2 4 3 2 4 2 3 4 2 1 4 2 4 1
58 3 4 3 1 2 4 3 1 1 2 3 4 1 3 2 4 1 2 2 3 4 4 3 1 1 3 2 2 4 3 2
59 4 3 2 1 2 3 1 2 3 1 4 2 1 1 4 2 3 3 4 1 4 3 2 3 4 4 1 2 4 3 3
60 4 2 4 3 1 2 3 2 4 3 1 2 2 3 2 3 4 4 1 2 3 4 2 3 1 2 1 3 2 3 1
61 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 1 4 2 1 4 2 3 3 4 2 1 3 2 3 2 4 1 2 4 3 1
62 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 3 3 4 4 2 1 3 2 4 3 2 4 1
63 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 1 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 4 4 1 2 4 3 3
64 3 1 2 4 2 3 1 2 3 1 3 4 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 4 4 1 2 4 3 3
65 3 4 3 1 2 4 3 1 1 2 3 4 1 3 2 4 1 2 2 3 4 4 3 1 1 3 2 2 1 3 2
124
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 X 2 X XY rxy rtabel
4 2 2 1 4 3 2 4 1 3 2 3 2 112 334 30112 0.532 0.297
3 1 2 2 3 4 4 4 3 2 2 3 1 116 358 31647 0.720 0.297
Kriteria
Valid
Valid
b
1.1374
1.2135
2
1 2 4 3 1 2 2 1 2 3 4 2 4 107 315 28235 0.270 0.297 Tidak Valid 1.2743
4 1 2 2 4 3 2 4 3 1 2 3 4 118 368 31820 0.585 0.297 Valid 1.1987
3 1 3 4 4 2 4 2 3 2 4 1 1 113 339 29451 0.149 0.297 Tidak Valid 1.1348
4 2 3 2 1 3 2 4 1 4 2 3 2 113 337 29869 0.330 0.297
4 2 1 2 4 3 2 4 3 1 2 1 3 112 332 30089 0.534 0.297
3 4 2 3 4 3 1 4 2 3 4 1 2 119 371 31512 0.363 0.297
1 2 3 3 1 2 2 1 2 3 4 1 4 107 311 28325 0.318 0.297
4 4 2 2 4 3 2 3 1 2 2 3 1 113 341 30357 0.517 0.297
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
1.0883
1.0909
1.1432
1.1813
1.1813
2 3 4 4 1 2 2 3 4 4 3 2 1 112 332 28264 -0.245 0.297 Tidak Valid 1.0909
4 2 2 2 4 3 2 4 1 4 2 1 2 110 326 29685 0.557 0.297
3 1 2 2 3 4 4 4 3 2 2 3 1 115 351 31311 0.700 0.297
3 4 2 1 2 3 2 4 1 4 2 1 3 112 338 29790 0.382 0.297
4 2 2 1 4 3 2 4 1 3 2 3 2 112 334 30112 0.532 0.297
Valid
Valid
Valid
Valid
1.1860
1.1728
1.2304
1.1374
1 2 3 2 1 2 2 1 2 3 1 1 4 100 276 26414 0.279 0.297 Tidak Valid 1.1332
125
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Kondisi Keluarga 66 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 3 2 1 1 3 2 3 4 4 1 2 4 3 3 4 4
67 1 2 3 3 2 4 3 2 1 4 3 2 4 3 1 1 2 3 3 4 3 2 1 3 2 3 4 2 3 4 1 3 1
68 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4 3 2 4 1 3 4
69 3 4 3 1 2 4 3 1 1 2 3 4 1 3 2 4 1 2 2 3 4 4 3 1 1 3 4 2 4 3 2 1 2
70 4 3 2 4 2 3 1 2 3 2 4 4 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 2 4 2 2 1 3 3 4 2
71 3 4 2 3 1 4 3 1 2 4 2 3 3 2 1 3 4 2 4 3 2 4 2 3 4 2 1 4 2 4 1 3 4
Ekspektasi Keluarga 72 3 1 3 1 2 1 3 1 1 2 3 4 1 3 2 4 1 2 2 3 4 4 3 1 1 3 4 2 4 3 2 1 2
73 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 3 4 2 3 2 4 2 2 4 1 4 4 1 3 4 4 3 2 4 3 2 1 2
74 4 2 4 3 1 2 3 2 4 1 1 4 2 3 2 3 3 4 1 2 3 4 2 3 1 2 1 3 2 3 1 2 3
75 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4 3 2 4 1 3 1
76 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4 3 2 4 1 3 1
77 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4 3 2 4 1 3 1
78 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 4 2 3 4 3 3 3 4 4
79 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 2 3 1 1 3 2 3 2 4 1 2 4 2 3 4 4
126
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 X 2 X XY rxy rtabel
2 2 4 3 2 4 1 1 2 3 4 117 363 31369 0.504 0.297
Kriteria
Valid
b
1.2067
2
3 4 4 2 4 2 3 2 4 1 1 113 339 29451 0.149 0.297 Tidak Valid 1.1348
2 2 3 4 2 4 3 2 4 1 1 117 365 31884 0.700 0.297
3 4 4 2 2 1 4 3 1 2 1 110 330 29318 0.392 0.297
1 2 4 3 2 4 3 1 2 1 3 112 332 30089 0.534 0.297
2 3 4 3 1 4 2 3 4 1 2 119 371 31512 0.363 0.297
Valid
Valid
Valid
Valid
1.2532
1.2791
1.0909
1.1432
3 4 1 2 3 4 4 1 1 2 1 103 297 26918 0.155 0.297 Tidak Valid 1.2997
4 3 4 2 2 1 2 3 4 2 3 124 396 33048 0.480 0.297 Valid 1.0825
4 4 1 2 2 3 4 4 3 2 1 111 329 28445 -0.056 0.297 Tidak Valid 1.1390
2 2 3 4 2 4 3 2 2 3 1 114 346 31141 0.734 0.297
2 2 3 4 3 1 3 2 2 3 2 113 339 30769 0.700 0.297
2 2 3 4 4 4 3 2 2 3 1 116 358 31647 0.720 0.297
2 2 3 3 2 4 1 3 2 4 1 119 369 31847 0.513 0.297
2 2 4 3 2 1 1 2 2 3 4 112 334 29933 0.458 0.297
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
1.1776
1.1348
1.2135
1.0967
1.1374
127
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Keadaan Sekolah 80 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 4 4 1 2 4 3 3 4 4
81 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 3 4 2 3 2 4 2 2 4 1 4 4 1 3 4 4 3 2 4 3 2 1 2
82 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 2 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 4 3 1 2 4 3 3 4 1
83 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 2 4 2 1 4 2 1 3 4 2 1 3 2 3 2 4 1 2 4 3 3 4 4
84 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4 3 2 4 1 3 1
85 1 4 3 1 2 4 3 1 1 2 3 4 1 3 2 4 1 2 4 3 2 3 1 2 4 3 1 2 4 3 2 3 2
Teman Sebaya 86 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 3 3 4 4 2 1 3 2 4 3 2 4 1 3 1
87 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 1 3 4 1 1 3 2 3 4 4 1 2 4 3 3 4 1
88 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4 3 2 4 1 3 1
89 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4 3 2 4 1 3 1
90 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 4 4 1 2 4 3 3 4 4
91 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 3 4 2 3 2 4 2 2 4 1 4 4 1 3 4 4 3 2 4 3 2 1 2
92 4 2 4 3 1 2 3 2 4 1 1 4 2 3 2 3 3 4 1 2 3 4 2 3 1 2 1 3 2 3 1 2 3
93 3 4 3 1 3 4 3 1 1 2 3 4 1 3 2 4 1 2 2 3 4 4 3 1 4 3 2 2 1 3 2 1 2
128
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 X 2 X XY rxy rtabel
2 2 4 3 2 4 1 1 2 3 4 119 375 32041 0.561 0.297
4 3 4 2 2 1 2 3 4 2 3 124 396 33048 0.480 0.297
2 2 4 3 2 1 1 3 2 3 2 110 322 29537 0.517 0.297
2 2 4 3 2 4 1 2 2 1 1 110 326 29776 0.594 0.297
2 2 3 4 4 4 3 2 2 3 1 116 358 31647 0.720 0.297
1 3 4 2 4 1 2 3 4 1 3 109 323 29408 0.539 0.297
2 2 3 4 2 4 3 2 2 3 1 113 339 30805 0.715 0.297
2 3 4 3 2 3 2 1 2 3 2 113 341 30743 0.675 0.297
2 2 3 4 2 1 3 2 2 1 2 110 326 30074 0.716 0.297
2 2 3 4 4 4 3 2 2 3 1 116 358 31647 0.720 0.297
2 2 4 3 2 4 1 1 2 3 4 119 375 32041 0.561 0.297
4 3 4 2 2 1 2 3 4 2 3 124 396 33048 0.480 0.297
Kriteria
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
b
1.2363
1.0825
1.0930
1.1860
1.2135
1.2320
1.1348
1.1813
1.1860
1.2135
1.2363
1.0825
2
4 4 1 2 2 3 4 4 3 2 1 111 329 28445 -0.056 0.297 Tidak Valid 1.1390
1 3 4 2 2 1 2 3 4 2 1 107 311 28626 0.441 0.297 Valid 1.1813
129
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Teman Sebaya 94 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 3 2 1 1 3 2 3 4 4 1 2 4 3 3
95 2 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 4 4 1 2 4 3 3
Masyarakat 96 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 1 4 2 1 4 2 3 3 4 2 1 3 2 3 2 4 1 2 4 3 1
97 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 3 3 4 4 2 1 3 2 4 3 2 4 1
98 1 4 3 1 2 4 3 1 1 2 3 4 1 3 2 4 1 2 4 3 2 3 1 2 4 3 1 2 4 3 2
99 2 4 1 1 3 4 3 1 3 2 3 4 1 3 2 4 1 2 1 3 4 3 3 1 3 1 2 2 1 3 2
100 1 2 3 3 2 4 3 2 1 4 3 2 4 3 1 1 2 3 3 4 3 2 1 3 2 3 4 2 3 4 1
2
Y
Y
279 332 209 281 225 350 201 173 192 179 329 367 229 200 317 275 195 253 336 219 269 343 192 218 294 294 246 243 301 324 187
77841 110224 43681 78961 50625 122500 40401 29929 36864 32041 108241 134689 52441 40000 100489 75625 38025 64009 112896 47961 72361 117649 36864 47524 86436 86436 60516 59049 90601 104976 34969
130
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 X 2 X XY rxy rtabel
4 4 1 2 4 2 1 4 1 1 2 3 4 114 352 30599 0.484 0.297
4 4 2 1 4 3 2 4 2 3 1 3 1 115 353 31036 0.575 0.297
4 2 3 2 4 3 2 4 1 4 2 1 2 111 331 29921 0.549 0.297
3 1 2 2 3 4 4 4 3 2 2 3 1 115 351 31311 0.700 0.297
3 2 1 3 4 2 4 1 2 3 4 1 3 109 323 29408 0.539 0.297
Kriteria
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
2 b
1.3171
1.2193
1.1855
1.1728
1.2320
1 2 1 3 1 4 2 1 2 3 1 2 3 99 271 25989 0.210 0.297 Tidak Valid 1.1221
3 1 3 4 4 2 4 2 3 2 4 1 1 113 339 29451 0.149 0.297 Tidak Valid 1.1348
287 225 236 243 328 281 253 279 227 230 255 221 212 11329 34265
b
82369 50625 55696 59049 107584 78961 64009 77841 51529 52900 65025 48841 44944 128346241 1174090225
k = =
44 117.10
=
2726.44
2
t
2
r11 =
0.979
131
Lampiran 4 PERHITUNGAN RELIABILITAS UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN Rumus :
b2 æ k ö æç r11 ç ÷ 1 2 t è k 1 ø çè
ö ÷ ÷ ø
Kriteria Apabila r11 > r tabel, maka angket tersebut reliabel Perhitungan 1. Varians Total
U 2
2 t
(U )2
N
N
2
34265 44
1174090225 t2
= 44 =
2726633.710
2. Varians Butir 2
b12
=
113 44
343
=
1.23
=
1.02
44 2
b22
=
125 44
399 44
132
2
b602
=
119 44
371
=
1.13
44 b2
=
117.10
3. Koefisien reliabilitas
r11
r11
100 =
100 =
1
1
-
117.10 2726633.710
0.979
Pada = 5% dengan N = 44 diperoleh r tabel = 0.297. Karena r11 > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa skala psikologis tersebut reliable
133
Lampiran 5 KISI-KISI INSTRUMEN SETELAH TRY OUT SKALA PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN
Variabel Faktor yang mempengaruhi pemilihan sekolah lanjutan
Sub Indikator Variabel 1. Kondisi Faktor Fisik Internal
Sub Indikator a. Penampilan
c. Kelengkapan anggota badan d. Jenis kelamin 2. Kondisi Psikis
a. Taraf inteligensi
b. Bakat khusus
Deskriptor Hambatan fisik berupa penampilan Ketampanan dan kecantikan Kelengkapan tubuh, tidak berfungsinya panca indera Hambatan dari segi jenis kelamin Hambatan dalam kemampuan untuk mencapai prestasiprestasi yang memegang peranan Hambatan dalam mengetahui kemampuan di suatu bidang usaha kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian
Item + 2, 1, 4, 3, 6 5,
Item 6
9
7, 8
3
12
10, 11
3
13, 14
15, 16
4
17, 20, 21
18, 19
5
134
c. Minat
d. Pengetahuan
e. Motivasi diri
1. Kondisi Faktor keluarga Eksternal
a. Status sosial ekonomi
b. Pendidikan orang tua
Tidak merasa tertarik dan merasa senang pada suatu bidang Hambatan tentang informasi yang seseorang ketahui tentang bidang-bidang dunia pekerjaan Tidak memiliki Pengalaman hidup dalam perkembangan pribadi Tidak memiliki dorongan dari dalam diri yang mengarahkan sikap dan tindakan Hambatan karena status sosial ekomomi keluarga
24, 26
22, 23, 25
5
29, 30, 31, 34
27, 28, 32, 33, 35
9
36, 38
37, 39, 40
5
41, 43
42
3
Hambatan karena pengaruh pendidikan orang tua
45, 46
44
3
135
c. Pendapatan orang tua
d. Jabatan orang tua
e. Daerah tempat tinggal
f. Suku bangsa
g. Ekspektasi keluarga
2. Kondisi Sekolah
a. Pendidikan sekolah
Hambatan tinggi rendahnya pendapatan orang tua tiap harinya Hambatan karena orang tua memiliki jabatan yang tinggi atau rendah dalam pekerjaan Hambatan hidup di lingkungan tidak memiliki pengetahuan karier Suku bangsa menjadi hambatan dalam pemilihan karier Hambatan dari keluarga yang seharusnya memiliki peran penting dalam memberi pendapat dan pemikiran tentang karier Hambatan dalam kemajuan hasil belajar
47
48, 49
3
51, 52
50
3
53
54, 55
3
56, 58
57
3
59, 60, 61
62, 63
5
64, 65
66, 67
4
136
b. Konselor sekolah
3. Teman
4. Masyara kat
Teman sebaya
Lingkungan sosial budaya dimana seseorang dibesarkan
mengenai nilai-nilai, pandangan dan sikap tentang makna bekerja Tidak adanya informasi tentang karier atau jabatan dan termasuk pemilihan karier yang diberikan konselor Hambatan dari teman saat bermain, teman sebaya di sekolah, di rumah, di tempat belajar lain untuk berkumpul dan bergaul Hambatan dari lingkungan yang memiliki peran penting dalam belajar sosial, karier, dan budaya masyarakat
68, 70, 72
69, 71
5
74, 78, 79
73, 75 76, 77
7
80
81
2
137
Lampiran 6
SKALA PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN
I. Pengantar Skala ini bukanlah suatu tes, melainkan berisi sejumlah pernyataan yang mungkin berhubungan dengan diri Saudara. Tujuan dari skala ini adalah untuk mengumpulkan data penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan sekolah lanjutan. Sehubungan dengan tujuan tersebut, Saudara diminta untuk mengisi skala ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Jawaban Saudara bersifat pribadi dan tidak mempengaruhi penilaian apapun. Atas kerjasama dan artisipasi yang baik, peneliti menyampaikan terima kasih.
II. Petunjuk Pengisian 3. Tulislah identitas diri Anda dengan lengkap di lembar jawab yang telah disediakan. 4. Dalam skala pemilihan sekolah lanjutan terdapat 81 pernyataan di mana pada setiap pernyataan diikuti dengan pilihan jawaban yaitu: Alternatif Jawaban SS S TS STS
Arti Apabila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan diri saudara Apabila pernyataan tersebut sesuai dengan diri saudara Apabila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan diri saudara Apabila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan diri saudara
Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Tugas saudara adalah memilih jawaban yang sesuai dengan keadaan diri saudara dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang telah disediakan (lihat contoh). Contoh: No
Pernyataan
2.
Saya memiliki kecerdasan tinggi
Alternatif Jawaban SS S TS STS √
138
Nama
:
Kelas
:
Nomor Urut
:
No
Pernyataan
Alternatif Jawaban SS
1.
Tinggi dan berat badan saya menghambat cita-cita
2.
Penampilan sehari-hari menarik yang menambah kepercayaan diri
3.
Saya tidak memiliki tinggi dan berat badan ideal sehingga pilihan karir saya terbatas
4.
Saya memiliki wajah yang sesuai dengan karir tertentu
5.
Saya menyusahkan ketidakpercayaan diri
6.
Kondisi wajah saya membuat saya mudah memilih karir
7.
Penglihatan dan pendengaran saya tidak jelas
8.
Penglihatan dan pendengaran berfungsi dengan baik
9.
Saya memiliki kondisi fisik yang menghambat perkembangan hidup
10.
Jenis kelamin saya tidak sesuai dengan bakat dan minat
11.
Jenis kelamin saya mempengaruhi prestasi belajar
12.
Jenis kelamin saya tidak mempengaruhi cita-cita
13.
Saya menyukai pelajaran tertentu karena saya sangat menguasai pelajaran tersebut
diri
saya
karena
S
TS
STS
139
No
Pernyataan
Alternatif Jawaban SS
14.
Saya dapat mengetahui mata pelajaran yang penting untuk saya pelajari
15.
Saya tidak berusaha belajar sungguh-sungguh karena hasilnya sama saja tidak memuaskan
16.
Saya tidak belajar giat untuk mempersiapkan sekolah lanjutan
17.
Saya memiliki bakat dalam mata pelajaran tertentu
18.
Saya tidak mengetahui bakat saya di bidang apa
19.
Saya tidak berusaha mencari tahu pilihan sekolah lanjutan yang sesuai dengan bakat saya
20.
Saya merasa optimis dengan pilihan sekolah lanjutan dalam bidang keterampilan yang saya kuasai
21.
Saya memahami kemampuan dan bakat saya sehingga tidak sulit untuk menentukan pilihan sekolah lanjutan
22.
Saya tidak memiliki minat untuk belajar pada mata pelajaran yang sulit
23.
Sampai saat ini belum mengetahui minat dalam belajar pada mata pelajaran tertentu
24.
Saya memiliki minat belajar yang sesuai dengan bakat saya
25.
Saya merasa masih belum yakin memutuskan pemilihan sekolah lanjutan
26.
Saya ingin sekolah lanjutan yang memberikan keterampilan bekerja
dalam
S
TS
STS
140
No
Pernyataan
Alternatif Jawaban SS
27.
Banyaknya sekolah lanjutan yang menjanjikan sehingga membuat saya bingung untuk memilih
28.
Saya belum memikirkan pilihan sekolah lanjutan karena masih lama
29.
Saya ingin melanjutkan sekolah karena saya ingin memiliki pendidikan dan pengetahuan yang luas
30.
Saya ingin cepat lulus dan segera melanjutkan sekolah agar mendapat teman-teman baru
31.
Saya ingin melanjutkan pendidikan tinggi sampai universitas agar saya dapat menambah pengalaman saya
32.
Saya lebih memilih bekerja yang mudah sehingga tidak perlu pendidikan yang tinggi
33.
Cita-cita saya sejak kecil selalu berubah-ubah
34.
Saya mengetahui hal-hal yang penting untuk diri sendiri
35.
Kegagalan membuat saya takut memutuskan ingin melanjutkan sekolah
36.
Saya dapat memotivasi diri saya sendiri untuk memperoleh cita-cita
37.
Saya tidak dapat memotivasi diri saya untuk rajin belajar, karena saya lebih suka bermain
38.
Saya yakin dapat masuk ke sekolah lanjutan yang diinginkan
39.
Saya tidak peduli terhadap sekolah lanjutan yang diinginkan
untuk
S
TS
STS
141
No
Pernyataan
Alternatif Jawaban SS
40.
Saya tidak memiliki semangat untuk terus melanjutkan sekolah karena malas
41.
Saya mempertimbangkan keadaan orang tua terhadap pilihan sekolah lanjutan saya
42.
Orang tua tidak memiliki pekerjaan yang tetap
43.
Meskipun orang tua saya orang tidak mampu, tapi saya tetap optimis untuk sukses
44.
Pendidikan orang tua terbatas sehingga sulit untuk mencari pekerjaan tetap
45.
Orang tua saya berpendidikan tinggi sehingga menuntut saya untuk menjadi seperti mereka
46.
Pendidikan orang tua saya yang tinggi mempengaruhi sekolah lanjutan yang saya pilih
47.
Pendapatan (gaji) orang tua saya tidak mencukupi kehidupan sehari-hari keluarga
48.
Orang tua tidak memiliki banyak biaya untuk pendidikan saya, sehingga setamat sekolah menengah tingkat atas saya harus bekerja
49.
Saya selalu menggantungkan orang tua dalam urusan ekonomi
50.
Orang tua memiliki jabatan yang rendah di tempat bekerja
51.
Orang tua saya memiliki usaha sendiri di rumah
52.
Orang tua saya adalah pimpinan yang memiliki pengaruh besar untuk karir saya kelak
S
TS
STS
142
No
Pernyataan
Alternatif Jawaban SS
53.
Keluarga besar saya mayoritas memiliki pekerjaan yang sama secara turun-temurun
54.
Cita-cita saya bertentangan dengan adat istiadat dan nilai-nilai di daerah tempat tinggal
55.
Pemilihan karir di daerah saya hampir sama semua
56.
Budaya di daerah saya seorang perempuan tidak diperbolehkan bersekolah tinggi
57.
Pemilihan pekerjaan di daerah tempat tinggal saya dipengaruhi oleh budaya
58.
Suku bangsa saya memiliki kelebihan di bidang karir tertentu yang menunjang kesuksesan
59.
Orang tua mendukung saya memilih bidang pendidikan tertentu yang sesuai dengan bakat dan minat saya
60.
Saudara mempunyai pandangan yang lebih luas mengenai sekolah lanjutan dengan prospek yang menjanjikan
61.
Saya harus segera mencari saran dari orang tua dan saudara untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan saya
62.
Pilihan sekolah lanjutan dan masa depan saya bergantung kepada keputusan orang tua
63.
Saya tidak mendapat dukungan dari orang tua dan keluarga untuk memilih sekolah lanjutan yang saya inginkan
S
TS
STS
143
No
Pernyataan
Alternatif Jawaban SS
64.
Saya memiliki semangat belajar yang tinggi karena nilai UAS selalu naik
65.
Saya memiliki kemajuan nilai pada mata pelajaran tertentu di sekolah
66.
Nilai hasil belajar saya tidak memiliki kemajuan karena pelajaran di sekolah semakin sulit
67.
Saya tidak mendapat kepercayaan dari guru untuk melanjutkan sekolah karena saya sering melanggar aturan di sekolah
68.
Saya mendapat motivasi dan pengarahan tentang sekolah lanjutan dari konselor sekolah
69.
Saya masih tidak dapat menentukan sekolah lanjutan meskipun sudah mendapatkan bimbingan karir di sekolah
70.
Konselor sekolah memberikan informasi tentang sekolah lanjutan yang berkaitan dengan kemampuan internal dan eksternal yang saya miliki
71.
Peran konselor sekolah tidak sesuai dengan kode etik sehingga membuat saya takut untuk berkonsultasi
72.
Saya selalu berkonsultasi dengan konselor sekolah mengenai kemampuan saya untuk mendapatkan informasi tentang sekolah lanjutan
73.
Ketika masih kecil, saya dan teman sering bermain yang berkaitan dengan pekerjaan tertentu
74.
Permainan pekerjaan masa kecil saya mempengaruhi belajar dan cita-cita saya sekarang
S
TS
STS
144
No
Pernyataan
Alternatif Jawaban SS
75.
Waktu kecil saya tidak punya teman bermain karena dianggap tidak pintar
76.
Pemilihan sekolah lanjutan yang saya inginkan karena pengaruh dari teman
77.
Pemilihan sekolah lanjutan teman-teman membuat saya ragu terhadap pilihan saya sendiri
78.
Pemilihan sekolah lanjutan saya tidak terpengaruh oleh siapapun
79.
Saya merasa paling benar menentukan sekolah lanjutan yang tepat dibandingkan teman-teman
80.
Saya memiliki keahlian dalam bidang karier yang berhubungan dengan sosial karena saya mampu bergaul dengan baik pada semua orang
81.
Saya tidak dapat bersosialisasi dengan masyarakat dan cenderung malu berhadapan dengan orang banyak
S
TS
STS
145
Lampiran 7
Tabulasi Hasil Analisis Faktor-faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak
Kelas
IX A
IX B
IX C
Responden R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22
Kondisi Fisik Kelengkapan anggota badan
Penampilan 1 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 3 4 2 3 2 4 2 2 4 1 4 4
2 3 4 3 1 2 4 3 1 1 2 3 4 1 3 2 4 1 2 2 3 4 4
3 4 4 3 2 4 4 3 2 3 2 3 4 4 4 2 4 3 2 4 3 4 4
4 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 1 4 2 1 4 2 3 3 4 2 1 3
5 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 3 3 4 4
6 1 4 3 1 2 4 3 1 1 2 3 4 1 3 2 4 1 2 4 3 2 3
7 4 2 4 3 1 2 3 2 4 1 1 4 2 3 2 3 3 4 1 2 3 4
8 2 4 1 2 3 4 2 4 1 2 1 4 3 2 4 3 1 3 4 3 4 4
9 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 3 2 1 1 3
Jenis kelamin 10 4 4 3 2 4 4 3 2 3 2 3 4 4 4 2 4 3 2 4 3 4 4
11 3 4 3 1 2 4 3 1 1 2 3 4 1 3 2 4 1 2 2 3 4 1
12 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4
146
IX D
IX E
IX F
IX G
R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 R-41 R-42 R-43 R-44 R-45 R-46 R-47 R-48 R-49 R-50 R-51 R-52 R-53 R-54 R-55 R-56 R-57 R-58
1 3 4 4 3 2 4 3 2 3 2 4 3 4 2 2 1 2 3 4 2 2 4 3 2 4 2 3 1 2 2 1 4 3 2 1
3 1 1 3 2 2 4 3 2 1 2 3 3 4 2 2 1 2 3 4 2 1 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 3 4 2 3
3 4 4 2 3 2 4 4 2 3 4 3 1 4 3 2 1 2 3 4 2 4 4 3 2 4 2 3 3 4 3 4 4 4 2 3
2 3 2 4 1 2 4 3 1 4 2 2 2 4 3 2 4 1 4 2 1 2 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 2 4 2 1
2 1 3 2 4 3 2 4 1 3 1 2 2 3 4 4 4 3 2 2 3 1 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2
1 2 4 3 1 2 4 3 2 3 2 1 3 4 2 4 1 2 3 4 1 3 1 4 3 1 2 4 3 1 1 2 3 4 1 3
2 3 1 2 1 3 2 3 1 2 3 4 4 1 2 2 3 4 4 3 2 1 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2
3 1 3 2 4 3 3 4 3 1 3 2 3 1 4 1 3 2 1 4 1 3 4 1 3 4 1 3 4 3 4 1 4 2 4 1
2 3 4 4 1 2 4 3 3 4 4 2 2 4 3 2 4 1 1 2 3 4 2 4 1 2 1 4 2 1 1 2 3 4 3 1
3 4 4 2 3 2 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 4 2 4 4 3 2 4 2 3 3 4 3 4 4 4 2 3
3 1 1 3 2 2 4 1 2 1 2 3 3 4 1 2 1 2 3 4 2 4 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1
2 1 1 2 4 3 2 4 1 3 4 2 1 3 1 4 2 3 1 2 3 2 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 3 4 2 3
147
R-59 R-60 R-61 R-62 R-63 R-64 R-65 R-66 R-67 IX H R-68 R-69 R-70 R-71 R-72 Hasil per butir soal Skor% Kriteria Hasil per Indikator Skor% Kriteria Hasil per Deskriptor Skor% Kriteria
4 2 3 2 4 1 1 3 1 2 1 1 1 2 187 64.93 Sedang
2 4 2 2 4 1 4 4 1 3 4 4 3 2 190 65.97 Sedang
4 2 3 4 2 1 4 3 2 3 4 4 3 3 223 77.43 Tinggi
4 2 1 3 4 2 1 3 2 3 2 4 1 2 178 61.80 Sedang
1144 66.20 Sedang
4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4 3 190 65.97 Sedang
2 4 4 3 1 1 2 2 4 3 3 3 2 4 3 4 1 2 2 1 4 3 3 2 1 4 2 3 176 185 61.11 64.23 Sedang Sedang 2300 66.55 Sedang
4 3 4 3 4 1 3 4 1 3 4 1 2 3 195 67.70 Sedang
560 64.81 Sedang
4 3 1 1 4 1 4 2 2 1 3 2 1 3 180 62.5 Sedang
3 2 3 4 2 3 3 3 2 3 4 4 3 3 225 78.12 Tinggi
4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 4 4 1 2 178 61.80 Sedang
596 68.98 Sedang
2 4 2 2 4 1 4 4 1 3 4 4 3 2 193 67.01 Sedang
148
Tabulasi Hasil Analisis Faktor-faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak
Kelas
IX A
IX B
IX C
Responden R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27
13 4 4 3 2 4 4 3 2 3 2 3 4 1 4 2 4 3 2 4 3 1 4 3 4 1 2 3
Taraf inteligensi 14 15 2 2 3 4 1 1 2 2 2 3 2 4 1 2 2 1 2 1 1 2 2 4 2 2 2 3 1 2 4 4 2 3 3 1 3 2 4 4 1 3 3 4 3 4 2 2 3 1 2 3 2 2 3 4
16 1 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 2 4 2 1 3 2 2
17 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 3 4 2 3 2 4 2 2 4 1 4 4 1 3 4 4 3
Kondisi Psikis Bakat khusus 18 19 20 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4 4 4 2 2 4 3 3 3 1 1 2 2 2 3 3 3 2 1 1 3 4 4 4 4 4 1 2 2 4 1 1 2 4 4 4 2 2 3 3 3 2 3 3 4 4 2 3 1 1 1 1 1 4 3 3 3 2 2 4 3 3 1 4 4 2 4 4 3 3 1
21 2 1 2 2 2 1 1 2 3 1 2 2 2 1 2 2 3 3 2 1 1 1 2 1 2 2 1
22 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 3 4 2 3 2 4 2 2 4 1 4 4 1 3 4 4 3
23 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 2 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4
Minat 24 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 3 4 2 3 2 4 2 2 4 1 4 4 1 3 4 4 3
25 4 2 4 3 1 2 3 2 4 1 1 4 2 3 2 3 3 4 1 2 3 4 2 3 1 2 1
26 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 3 4 2 3 2 4 2 2 4 1 4 4 1 3 4 4 3
149
IX D
IX E
IX F
IX G
R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 R-41 R-42 R-43 R-44 R-45 R-46 R-47 R-48 R-49 R-50 R-51 R-52 R-53 R-54 R-55 R-56 R-57 R-58 R-59 R-60 R-61 R-62 R-63
2 4 1 2 3 4 3 1 2 3 2 1 2 3 4 2 2 4 3 2 2 2 3 3 4 3 1 2 4 2 3 2 2 3 4 2
2 2 3 3 3 1 2 2 4 3 2 4 3 1 1 2 2 1 2 1 3 2 1 3 2 2 2 3 2 2 3 2 1 1 2 2
3 2 4 1 3 4 2 2 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 2 4 2 3 4 2 3 2 4 3 2 1 4 2 3 4 2
3 2 1 2 3 1 2 2 3 1 3 4 3 2 2 3 3 2 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 3 4
2 4 3 2 1 2 4 3 4 2 2 1 2 3 4 2 3 2 4 1 3 1 2 2 3 4 2 4 3 4 2 3 1 4 4 2
2 4 1 2 3 4 3 1 4 3 2 1 2 3 4 2 4 4 3 2 4 2 3 3 4 3 3 4 4 2 3 4 2 3 4 3
2 4 3 3 4 4 2 2 4 3 2 4 3 1 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 2 4 4 3 4
2 4 3 3 4 4 2 2 4 3 2 3 1 1 2 1 2 1 4 3 1 2 4 3 1 1 2 3 4 1 3 2 4 1 2 4
2 4 3 3 4 4 2 2 4 3 2 3 1 1 2 1 2 1 4 3 1 2 4 3 1 1 2 3 4 1 3 2 4 1 2 2
2 4 3 2 1 2 4 3 4 2 2 1 2 3 4 2 3 2 4 1 3 1 2 2 3 4 2 4 3 4 2 3 1 4 4 2
3 2 4 1 3 4 2 2 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 2 4 2 3 4 2 3 2 4 3 2 1 4 2 3 4 2
2 4 3 2 1 2 4 3 4 2 2 1 2 3 4 2 3 2 4 1 3 1 2 2 3 4 2 4 3 4 2 3 1 4 4 2
3 2 3 1 2 3 4 4 1 2 2 3 4 4 3 2 1 4 3 2 3 2 1 3 4 2 4 1 2 3 4 1 3 3 2 1
2 4 3 2 1 2 4 3 4 2 2 1 2 3 4 2 3 2 4 1 3 1 2 2 3 4 2 4 3 4 2 3 1 4 4 2
150
R-64 R-65 R-66 R-67 IX H R-68 R-69 R-70 R-71 R-72 Hasil per butir soal Skor% Kriteria Hasil per Indikator Skor% Kriteria Hasil perDeskriptor Skor% Kriteria
1 2 3 2 3 2 2 3 3 192 66.66 Sedang
1 2 1 1 2 1 2 2 2 151 52.43 Rendah
1 2 3 2 3 3 4 4 3 200 69.44 Sedang
721 62.59 Sedang
1 1 3 2 3 4 4 1 2 178 61.80 Sedang
3 3 2 4 4 2 4 3 3 203 70.48 Sedang
2 4 3 2 3 4 4 3 3 212 73.61 Tinggi
3 3 4 2 4 3 3 1 3 2 4 4 3 3 2 1 4 2 217 179 75.34 62.15 Tinggi Sedang 5386 64.16 Sedang 963 66.87 Sedang
3 2 3 1 2 2 2 1 2 152 52.77 Rendah
3 3 2 4 4 2 4 3 3 203 70.48 Sedang
1 2 3 2 3 3 4 4 3 200 69.44 Sedang
3 3 2 4 4 2 4 3 3 203 70.48 Sedang
986 67.20 Sedang
3 2 3 4 2 3 4 1 3 184 63.88 Sedang
3 3 2 4 4 2 4 3 3 203 70.48 Sedang
151
Tabulasi Hasil Analisis Faktor-faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak
Kondisi Psikis Kelas
IX A
IX B
IX C
Responden R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27
27 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 3 3 4 4 2 1 3 2 4
28 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 2 3 1 1 3 2 3 2 4 1
29 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 2 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4
30 2 4 1 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4
Pengetahuan 31 32 2 3 4 4 1 3 2 4 3 2 4 4 2 3 1 4 1 1 2 2 4 3 2 4 3 2 2 3 4 2 3 4 1 2 2 2 4 4 3 1 4 4 4 4 2 1 1 3 3 4 2 4 4 3
33 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 3 4 2 3 2 4 3 4 4 3 4 4 1 3 4 4 3
34 2 3 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 3 3 2 1 3 3 2 3 2 2 3
35 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 3 4 2 3 2 4 2 2 4 1 4 4 1 3 4 4 3
36 1 4 3 1 2 4 3 1 1 2 3 4 1 3 2 4 1 2 4 3 2 3 1 2 4 3 1
37 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 3 4 2 3 2 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3
Motivasi diri 38 39 2 2 3 4 1 1 2 2 2 3 2 4 1 2 2 1 2 1 1 2 2 4 2 2 2 3 1 2 2 4 2 3 3 1 3 2 2 4 1 3 3 4 3 4 2 2 3 1 2 3 2 2 3 4
40 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 3 4 2 3 2 4 2 2 4 1 4 4 1 3 4 4 3
152
IX D
IX E
IX F
IX G
R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 R-41 R-42 R-43 R-44 R-45 R-46 R-47 R-48 R-49 R-50 R-51 R-52 R-53 R-54 R-55 R-56 R-57 R-58 R-59 R-60 R-61 R-62 R-63
3 2 4 1 3 1 2 2 3 4 2 4 3 2 2 3 1 4 3 3 4 1 2 3 4 3 2 3 2 1 2 3 2 4 4 3
2 4 2 3 4 4 2 2 4 3 2 1 4 3 2 3 4 2 4 2 4 3 2 4 3 4 4 4 3 4 3 3 1 4 3 2
3 2 4 1 3 4 2 2 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 2 4 2 3 4 2 3 2 4 3 2 1 4 2 3 4 2
3 2 4 1 3 1 2 2 3 4 4 4 3 2 4 3 1 4 3 3 4 4 2 3 4 3 2 4 2 1 2 3 4 4 4 3
3 2 4 1 3 4 2 2 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 2 4 2 3 4 2 3 2 4 3 2 1 4 2 3 4 2
2 4 3 2 1 2 4 3 4 2 2 1 2 3 4 2 3 2 3 1 2 3 4 4 1 2 2 3 4 4 3 2 1 3 2 2
2 4 3 4 3 2 4 3 4 2 4 1 2 3 4 2 3 2 4 1 3 3 2 2 3 4 2 4 3 2 1 3 3 4 4 2
2 2 3 3 3 1 2 2 4 3 2 4 3 1 1 2 2 1 2 1 3 2 1 3 2 2 2 3 2 2 3 2 1 1 2 2
2 4 3 2 1 2 4 3 4 2 2 1 2 3 4 2 3 2 4 1 3 1 2 2 3 4 2 4 3 4 2 3 1 4 4 2
2 4 3 2 3 2 1 3 4 2 4 1 2 3 4 1 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 2 4 3 4 2 3 4 4 3 2
2 4 3 4 3 2 4 3 4 2 4 1 2 3 4 2 3 2 4 3 2 3 2 2 3 4 2 4 3 2 1 3 3 4 4 2
2 2 3 3 3 1 2 2 4 3 2 4 3 1 1 2 2 1 2 2 3 2 1 3 2 2 2 3 2 2 3 2 1 1 2 2
3 2 4 1 3 4 2 2 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 2 4 2 3 4 2 3 2 4 3 2 1 4 2 3 4 2
2 4 3 2 1 2 4 3 4 2 2 1 2 3 4 2 3 2 4 1 3 1 2 2 3 4 2 4 3 4 2 3 1 4 4 2
153
R-64 R-65 R-66 R-67 IX H R-68 R-69 R-70 R-71 R-72 Hasil per butir soal Skor% Kriteria Hasil per Indikator Skor% Kriteria Hasil perDeskriptor Skor% Kriteria
1 1 3 4 2 4 3 2 1 187 64.93 Sedang
3 4 4 3 4 4 3 3 4 207 71.87 Tinggi
1 2 3 2 3 3 4 4 3 200 69.44 Sedang
1 1 3 4 2 4 3 2 1 198 68.75 Sedang
1 2 3 2 3 3 4 4 3 200 69.44 Sedang
1865 68.95 Sedang
3 1 2 1 1 2 3 1 2 188 65.27 Sedang
3 1 3 2 2 1 4 1 3 2 2 1 4 2 1 2 3 2 212 147 73.61 51.04 Tinggi Rendah 5386 66.79 Sedang
3 3 2 4 4 2 4 3 3 203 70.48 Sedang
3 4 2 3 4 3 3 3 4 199 69.09 Sedang
3 3 2 4 3 2 4 1 3 215 74.65 Tinggi
1 2 1 3 2 1 2 2 2 150 52.08 Rendah
967 67.15 Sedang
1 2 3 2 3 3 4 4 3 200 69.44 Sedang
3 3 2 4 4 2 4 3 3 203 70.48 Sedang
154
Tabulasi Hasil Analisis Faktor-faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak
Kondisi Keluarga Kelas
IX A
IX B
IX C
Responden R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27
Status Sosial Ekonomi 41 42 43 3 2 2 4 4 2 3 1 1 4 2 2 2 3 3 4 4 1 3 2 2 4 1 1 1 1 1 2 2 2 3 4 2 4 2 1 2 3 3 3 2 2 2 4 1 4 3 3 2 1 1 2 2 2 4 4 2 1 3 3 4 4 4 4 4 4 1 2 2 3 1 1 4 3 3 4 2 2 3 4 4
Pendidikan Orang Tua 44 45 46 4 2 1 3 4 3 2 1 2 4 2 4 2 3 2 3 4 3 1 2 2 2 1 4 3 1 3 1 2 3 3 4 1 4 2 4 2 3 3 1 2 3 4 4 1 2 3 2 3 1 4 3 2 3 4 4 4 1 3 3 1 4 1 3 4 3 2 2 2 3 1 3 4 3 4 4 2 4 1 4 4
Pendapatan Orang Tua 47 48 49 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 1 2 4 2 3 3 4 1 3 3 2 2 1 3 3 1 1 1 2 4 3 3 4 4 4 2 2 1 1 1 3 4 4 2 2 2 4 3 3 1 3 3 4 4 4 2 1 3 3 1 3 1 3 3 4 2 2 3 3 3 1 4 4 1 4 4 3 1 1 1
50 4 3 2 1 2 3 1 2 3 1 4 2 1 1 4 2 3 3 4 1 4 3 2 3 4 4 1
Jabatan Orang Tua 51 52 3 2 2 3 2 4 4 1 2 2 2 3 3 3 4 1 3 4 1 2 2 3 2 2 2 1 3 3 1 2 2 4 1 1 2 3 3 2 4 3 1 1 4 4 3 3 1 1 1 1 3 3 3 1
155
IX D
IX E
IX F
IX G
R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 R-41 R-42 R-43 R-44 R-45 R-46 R-47 R-48 R-49 R-50 R-51 R-52 R-53 R-54 R-55 R-56 R-57 R-58 R-59 R-60 R-61 R-62 R-63
2 4 3 2 1 2 4 3 4 2 2 3 2 3 4 2 3 3 2 3 3 2 4 3 4 3 4 3 2 4 3 3 4 2 4 3
3 2 4 1 3 4 2 2 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 2 4 2 3 4 2 3 2 4 3 2 1 4 2 3 4 2
3 2 4 1 3 1 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 2 3 2 2 3 1 2 3 2 1 1 1 4 2 3 2 1 2 4 1
2 4 3 3 4 4 2 2 4 3 2 4 1 1 2 3 4 2 4 3 4 3 4 2 1 3 2 4 2 3 2 4 3 4 2 4
3 2 4 1 3 1 2 2 3 4 3 4 3 2 2 3 1 3 4 3 1 2 4 3 4 3 2 3 4 1 3 2 4 4 4 2
2 4 1 3 3 3 2 2 4 2 3 1 3 1 2 3 3 2 4 2 4 2 3 1 3 3 1 2 4 2 1 4 2 2 3 4
2 4 1 3 1 4 2 2 4 3 2 4 2 4 2 3 3 3 4 2 3 4 4 3 4 2 4 2 3 4 2 4 3 4 2 4
2 4 3 3 4 2 2 1 4 3 2 4 1 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 3 4 3 4 2 3 4 4 2 2 4
2 4 3 2 1 2 4 3 1 2 4 3 2 3 4 2 4 2 4 3 2 3 4 2 3 4 2 4 4 3 2 4 3 4 2 4
2 4 3 3 4 4 2 2 4 3 2 3 1 2 2 3 1 1 2 3 3 2 4 3 2 1 4 3 2 4 3 1 2 2 3 3
2 4 3 4 1 4 2 3 2 4 1 3 4 2 4 3 3 1 2 3 3 2 2 2 4 2 2 4 2 3 4 2 3 3 2 2
2 4 3 2 1 2 4 3 1 2 4 2 2 3 4 2 1 2 3 1 2 3 3 2 1 1 2 4 1 3 2 4 2 1 2 4
156
R-64 R-65 R-66 R-67 IX H R-68 R-69 R-70 R-71 R-72 Hasil per butir soal Skor% Kriteria Hasil per Indikator Skor% Kriteria Hasil per Deskriptor Skor% Kriteria
4 3 2 4 3 2 3 4 4 214 74.30 Tinggi
1 2 3 2 3 3 4 4 3 200 69.44 Sedang
570 65.97 Sedang
2 3 4 2 3 1 2 1 3 156 54.16 Rendah
3 4 4 2 2 1 2 4 3 199 69.09 Sedang
3 4 4 3 4 1 3 4 2 197 68.40 Sedang
589 68.17 Sedang
4 3 4 2 3 4 2 2 3 3 2 4 3 2 4 3 1 4 193 205 67.01 71.18 Sedang Tinggi 4400 66.42 Sedang
3 4 3 2 3 3 4 3 4 219 76.04 Tinggi
622 71.99 Tinggi
3 4 4 3 4 3 1 4 2 198 68.75 Sedang
4 4 2 4 3 2 4 3 2 189 65.62 Sedang
3 4 1 2 4 3 4 2 3 187 64.93 Sedang
547 63.31 Sedang
3 4 1 2 1 3 2 4 3 171 59.37 Sedang
157
Tabulasi Hasil Analisis Faktor-faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak
Kondisi Keluarga Kelas
IX A
IX B
IX C
Responden R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27
Daerah Tempat Tinggal 53 54 55 1 3 3 2 1 1 3 2 2 3 2 2 2 4 4 4 3 3 3 1 1 2 2 2 1 3 3 4 1 1 3 4 4 2 4 4 4 2 2 3 1 1 1 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 1 1 3 4 4 2 3 3 1 2 2 3 3 3 2 4 4 3 1 1 4 3 3
56 3 4 2 3 1 4 3 1 2 4 2 3 3 2 1 3 4 2 4 3 2 4 2 3 4 2 1
Suku Bangsa 57 3 4 3 1 2 4 3 1 1 2 3 4 1 3 2 4 1 2 2 3 4 4 3 1 1 3 2
58 4 3 2 1 2 3 1 2 3 1 4 2 1 1 4 2 3 3 4 1 4 3 2 3 4 4 1
59 2 2 1 2 3 1 2 1 1 2 2 1 3 2 1 3 1 2 2 3 4 4 2 1 3 2 4
60 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 1 4 2 1 4 2 3 3 4 2 1 3 2 3 2 4 3
Ekspektasi Keluarga 61 62 2 4 4 3 1 2 2 4 3 2 4 3 2 1 1 2 1 3 2 1 4 1 4 4 3 2 2 1 4 4 3 2 1 3 2 3 3 4 3 2 4 1 4 3 2 2 1 3 3 2 2 4 4 1
63 2 4 3 2 3 4 2 1 3 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4
158
IX D
IX E
IX F
IX G
R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 R-41 R-42 R-43 R-44 R-45 R-46 R-47 R-48 R-49 R-50 R-51 R-52 R-53 R-54 R-55 R-56 R-57 R-58 R-59 R-60 R-61 R-62 R-63
2 3 4 1 3 1 3 4 4 2 4 2 3 2 4 1 3 2 4 1 2 3 4 2 1 3 2 4 4 3 2 4 3 4 2 4
2 2 3 3 4 2 3 2 1 3 2 4 1 4 2 3 2 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 2 2 3 1 4
2 2 3 3 4 2 3 2 1 3 2 4 1 4 2 3 2 4 3 2 4 2 3 4 2 3 1 4 4 2 3 4 2 4 3 4
4 2 4 1 3 4 2 3 4 3 1 4 2 3 4 1 2 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 2 2 3 1 4
2 4 3 2 1 2 3 3 1 2 2 3 2 3 4 1 4 3 4 3 4 2 4 3 4 1 4 3 4 2 3 2 4 2 3 4
2 4 3 3 4 4 2 2 4 3 2 3 1 2 2 3 1 1 2 3 3 2 4 3 2 1 4 3 2 4 3 1 1 2 3 3
3 2 4 1 3 1 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 2 3 2 2 3 1 2 3 2 1 1 1 4 2 3 2 1 2 2 1
2 4 3 1 4 2 4 2 4 3 2 4 1 4 2 1 2 4 3 4 3 3 2 4 1 2 4 3 4 4 3 1 4 3 2 2
3 2 4 1 3 1 2 2 3 4 4 4 3 2 4 3 1 4 3 2 4 3 1 3 2 3 3 4 3 2 4 3 2 3 4 2
2 4 3 1 4 2 2 2 4 3 2 4 1 4 2 1 2 2 3 4 1 3 2 4 1 2 2 3 4 4 3 1 1 3 2 2
3 2 4 1 3 4 3 2 3 4 2 4 4 2 4 2 3 1 4 4 2 1 4 2 4 3 2 1 3 3 2 3 4 4 3 3
159
R-64 R-65 R-66 R-67 IX H R-68 R-69 R-70 R-71 R-72 Hasil per butir soal Skor% Kriteria Hasil per Indikator Skor% Kriteria Hasil per Deskriptor Skor% Kriteria
3 4 4 2 4 3 2 4 3 201 69.79 Sedang
1 1 3 1 3 4 1 3 2 180 62.5 Sedang
579 67.01 Sedang
3 1 3 4 3 4 2 3 4 198 68.75 Sedang
1 1 3 2 1 2 3 1 2 183 63.54 Sedang
1 4 4 1 3 4 4 3 2 194 67.36 Sedang
556 64.35 Sedang
4 1 2 1 3 2 1 3 2 179 62.15 Sedang 4400 66.42 Sedang
2 3 2 2 1 1 2 1 2 149 51.73 Rendah
4 3 2 1 4 3 3 4 2 196 68.05 Sedang
3 4 4 3 1 3 4 4 2 200 69.44 Sedang
937 65.06 Sedang
4 3 2 1 2 3 3 4 2 181 62.84 Sedang
4 3 3 4 4 3 4 4 3 211 73.26 Tinggi
160
Tabulasi Hasil Analisis Faktor-faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak
Kondisi Sekolah Kelas
IX A
IX B
IX C
Responden R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27
64 1 2 3 3 2 4 3 2 1 4 3 2 4 3 1 1 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3 4
Pendidikan Sekolah 65 66 1 1 2 2 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 2 2 1 1 4 4 3 3 2 2 4 4 3 3 1 1 1 1 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 1 1 3 3 2 2 3 3 4 4
67 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 3 2 1 1 3 2 3 3 4 1
68 3 4 3 1 2 4 3 1 1 2 3 4 3 3 2 4 1 2 2 3 4 4 3 2 3 3 4
69 4 3 4 3 4 2 3 2 4 1 1 4 2 3 2 3 3 4 3 2 3 4 2 4 2 3 1
Konselor Sekolah 70 3 4 2 3 1 4 3 1 2 4 2 3 3 2 1 3 4 2 4 3 2 4 2 3 4 2 1
71 3 1 3 1 2 1 3 1 1 2 3 4 2 3 4 4 1 2 2 3 4 4 3 4 2 3 4
72 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 3 4 3 4 2 4 2 2 2 1 2 4 1 3 4 4 3
161
IX D
IX E
IX F
IX G
R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 R-41 R-42 R-43 R-44 R-45 R-46 R-47 R-48 R-49 R-50 R-51 R-52 R-53 R-54 R-55 R-56 R-57 R-58 R-59 R-60 R-61 R-62 R-63
2 3 4 1 3 1 3 4 4 2 4 2 3 2 4 1 1 1 4 4 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 2 1 2 2 3 4
2 3 4 1 3 1 3 1 2 2 2 2 1 2 3 1 1 2 2 1 3 2 2 3 1 2 1 2 1 2 2 1 3 2 4 3
2 3 4 1 3 1 3 4 4 2 4 2 3 2 4 1 1 2 4 4 3 2 4 1 1 2 2 3 4 1 2 1 3 2 1 3
2 4 3 3 4 4 2 2 4 3 2 4 1 1 2 3 4 1 1 4 2 3 2 3 3 4 1 2 3 4 2 3 1 2 1 3
2 4 3 2 1 2 3 4 4 2 2 1 4 3 2 4 3 2 4 4 3 2 4 3 1 2 2 3 4 1 2 1 3 2 4 3
4 2 3 4 2 3 4 4 1 2 2 3 4 4 3 2 1 4 3 4 3 3 2 4 2 3 4 3 1 4 3 3 3 2 4 2
4 2 4 1 3 4 2 3 4 3 1 4 2 3 4 2 2 3 2 1 3 2 1 2 4 1 4 1 4 2 3 1 3 2 1 4
2 4 3 2 1 2 3 4 1 2 3 4 4 1 1 2 1 2 3 4 2 3 2 4 2 2 3 1 4 4 1 3 4 4 3 2
2 4 3 2 1 2 4 3 4 2 2 1 2 3 4 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 3 3 1 1 3 2 3 2 1 3 2
162
R-64 R-65 R-66 R-67 IX H R-68 R-69 R-70 R-71 R-72 Hasil per butir soal Skor% Kriteria Hasil per Indikator Skor% Kriteria Hasil per Deskriptor Skor% Kriteria
1 3 3 1 1 2 2 3 3 181 62.84 Sedang
2 1 2 2 2 2 1 2 1 157 54.51 Rendah
2 4 1 2 1 2 2 3 4 179 62.15 Sedang
700 60.76 Sedang
2 3 1 2 3 4 4 1 2 183 63.54 Sedang
2 4 1 4 2 2 1 1 1 4 2 3 2 3 1 4 2 2 184 208 63.88 72.22 Sedang Tinggi 1650 63.65740741 Sedang
2 2 3 3 1 2 1 3 1 182 63.19 Sedang
950 65.97 Sedang
4 3 2 1 2 4 3 4 2 188 65.27 Sedang
4 3 3 2 3 2 2 1 1 188 65.27 Sedang
163
Tabulasi Hasil Analisis Faktor-faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak
73 1 2 3 3 2 4 3 2 1 4 3 2 4 3 1 1 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3 4
74 1 3 3 3 2 4 3 2 1 4 3 2 4 3 1 1 2 3 3 4 3 2 4 3 2 3 4
75 2 3 4 2 3 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 3 3 2 4
Teman Teman Sebaya 76 4 2 3 4 3 3 1 2 3 1 4 4 3 4 4 2 3 3 4 1 1 3 2 3 4 4 1
77 4 4 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 4 2 3 2 3
78 4 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 4 2 3 4 2 3 2 3 1 1 3 2 3 2 4 1
79 3 4 3 2 4 1 3 2 2 2 3 4 3 3 2 3 1 2 2 3 4 2 3 2 2 3 1
Masyarakat Masyarakat 80 81 2 1 4 2 1 3 2 3 3 2 4 4 2 3 1 2 1 1 2 4 4 3 4 2 3 4 2 3 4 1 3 1 1 2 2 3 4 3 3 4 4 3 4 2 2 3 4 3 3 2 2 3 4 4
Hasil Per Responden 227 259 187 224 193 269 172 158 163 151 248 278 194 179 228 221 179 210 264 185 218 269 171 203 230 239 202
Hasil Per Kelas
Skor %
Kriteria
1852
63.51
Sedang
1888
64.74
Sedang
1981
67.93
Sedang
164
2 3 4 1 3 1 3 4 4 2 4 2 3 2 4 1 1 1 4 4 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 2 1 2 2 3 4
2 3 4 2 3 1 3 1 4 2 4 2 3 2 4 1 3 1 4 2 2 1 4 2 1 3 2 2 3 3 2 3 1 2 3 4
3 2 4 1 3 1 2 2 3 4 3 1 3 2 2 3 2 2 4 4 3 2 4 3 1 2 1 3 4 4 2 1 3 2 4 3
2 4 3 3 4 4 2 2 4 3 2 4 4 1 2 3 4 2 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 4 4 2 4 3 2 4 3
4 3 3 3 4 4 2 2 3 3 2 4 4 3 2 4 3 1 4 4 2 1 4 2 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 2
2 4 2 3 4 4 2 2 4 3 2 1 1 2 2 3 4 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 4 2 2 1 3 2 4 3
2 2 3 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 3 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2
3 2 4 1 3 1 2 2 3 4 2 4 3 2 2 3 1 2 4 4 3 2 4 3 1 2 4 3 2 4 2 1 3 2 2 3
2 3 4 1 3 1 3 4 4 2 4 2 3 2 4 1 1 1 4 4 2 1 4 2 3 3 4 1 1 3 2 1 2 2 3 4
187 262 253 172 232 195 207 197 266 219 200 213 187 191 224 175 192 190 264 202 224 171 247 209 189 185 190 232 251 208 186 206 208 195 219 231
1971
67.59
Sedang
1791
61.41
Sedang
1881
64.50
Sedang
1936
66.39
Sedang
165
1 3 3 1 1 2 2 3 3 181 62.84 Sedang
3 1 3 2 4 1 2 3 3 184 63.88 Sedang
2 4 1 3 1 3 4 3 4 194 67.36 Sedang
4 4 1 3 2 3 4 3 4 217 75.34 Tinggi 1325 65.72 Sedang 1325 65.72 Sedang
4 3 3 4 4 3 2 4 3 212 73.61 Tinggi
2 4 1 3 3 4 3 3 2 192 66.66 Sedang
2 1 2 1 2 2 1 2 2 145 50.34 Rendah
2 1 2 3 4 2 2 3 1 188 65.27 Sedang
1 3 3 1 1 2 2 3 3 181 62.84 Sedang
369 64.06 Sedang 369 64.06 Sedang
194 213 215 173 196 218 217 194 198
1818
62.34
Sedang
Lampiran 8 DAFTAR SAMPEL PENELITIAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CLUWAK No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
No Induk 8310 8205 8214 8216 8253 8329 8225 8375 8417 8462 8352 8470 8440 8220 8333 8374 8304 8307 8455 8240 8207 8390 8361 8473 8298 8485 8273 8347 8209 8250 8294 8219 8367 8303
Nama Siswa Ahmad Rizqi Saputro Aprilia Mariyanti Fahri Abdullah Granita Dewi Setyaningsih Kirana Anggit Rahmadanty Muhammad Nazhiful Aziz Natanael Loris Capirossy Rezza Ardianto Zulita Fatma Sari Andi Kurniawan Bayu Pujo Asmoro Fira Fitriana Lusi Susanti Muhammad Fasikhul Ikhsan Puji Santoso Rangga Herlambang Rinda Prasetyawati Vindi Destika Sari Ahmad Fatkhul Idhom Anik Farhatun Ni'mah Candra Tegar Izulkhaq Destian Nico Prasetyo Istikaroh Khoirul Anam Lilik Ela Sulastri Ryan Sandy Pratama Yusril Khamami Ahmad Faishol Muntaha Didik Achmad Andhilo Ester Yuliani Irvan Ardiansyah Kholis Roy Ardiawan Miftakhuddin Nurfaqih Novanda Rizky Irawan
166
Kelas IX A IX A IX A IX A IX A IX A IX A IX A IX A IX B IX B IX B IX B IX B IX B IX B IX B IX B IX C IX C IX C IX C IX C IX C IX C IX C IX C IX D IX D IX D IX D IX D IX D IX D
167
35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72.
8484 8340 8427 8391 8357 8395 8323 8364 8372 8226 8412 8351 8464 8358 8434 8481 8482 8339 8343 8416 8281 8208 8290 8292 8293 8363 8252 8341 8488 8312 8283 8284 8394 8433 8444 8445 8453 8381 Jumlah
Riyan Setiyawan Suparno Arif Solekhan Dewi Puspita Sari Endah Sri Murwati Imam Syafi'i Juita Putri Wulandari Khoirun Nisa Febriyanti Muntoha Abdul Rozadh Niko Febryyawan Ulfatun Ni'mah Aviv Pramaycilya J. Devy Fitria Maghfiroh Erinda Virnadyatul Fitria Iwan Novem Tambunan Nur Endah Oktaviani Nurul Aini Sintia Oktaviani Wahyu Agung Prabowo Zainal Arifin Arimbi Seviana Putri Deni Danista Eko Danang Bagus Pratomo Fidia Ersitania Iqbal Firmansyah Jumi'atin Khoirun Ni'am Tulus Widiarso Ulfi Nurul Amalia Azza Avilla Cindy Dita Sari Dea Ovita Sekar Ayu Hermawan Irma Hadi Irawan Nur Fitriana Oktavina Tri Wahyuni Yuliatun Zaki Puadin 72
IX D IX D IX E IX E IX E IX E IX E IX E IX E IX E IX E IX F IX F IX F IX F IX F IX F IX F IX F IX F IX G IX G IX G IX G IX G IX G IX G IX G IX G IX H IX H IX H IX H IX H IX H IX H IX H IX H 8 Kelas
168
Lampiran 9
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENELITIAN
169
170
171