UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN
PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, PENANAMAN MODAL ASING DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA
Skripsi
Diajukan Oleh :
Corel Asion 050523036 Ekonomi Pembangunan
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi 2009 Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI Nama
: Corel Asion
NIM
: 050523036
Konsentrasi
: Perbankan
Departemen
: Ekonomi Pembangunan
Judul skripsi
: Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara
Tanggal : __________________
Pembimbing
Prof, DR. Syaad Afifuddin, M.Ec NIP. 130 905 127
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN
BERITA ACARA UJIAN Hari
:
Tanggal
:
Nama
: Corel Asion
NIM
: 060523016
Konsentrasi
: Perbankan
Departemen
: Ekonomi Pembangunan
Judul Skripsi
: Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara
Ketua Departemen
Pembimbing
Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec
Prof, DR. Syaad Afifuddin, M.Ec
NIP. 132 206 574
NIP. 130 905 127
Penguji I
Penguji II
Drs. Jonathan Sinuhaji
Paidi Hidayat, SE, MSi
NIP. 131 762 429
NIP. 132 307 086
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK Nama
: Corel Asion
Nim
: 050523036
Konsentrasi
: Perbankan
Departemen
: Ekonomi Pembangunan
Judul skripsi
: Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara
Tanggal : __________________
Ketua Departemen
Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec NIP. 132 206 574
Tanggal : __________________
Dekan
Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec NIP. 131 285 985
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
ABSTRACT
High economic growth is all government target. All government want to reach this goal because economic growth can describe the society condition and can show us about welfare index in a country or region. There are some main factor that influence economic growth. This scripsi’s analysis used some factor like government expenditure, foreign investment and labor. Beside the analysis in descriptive way, this scripsi also used a analysis in regression way by using a computer program called eviews. North Sumatera’s economic growth is dominated by agriculture sector as a leading. This condition make North Sumatera economic structure a primary structure. The estimated from the regression model where economic growth as a dependent variable and government expenditure, foreign investment and labor as the independent variable by using eviews program, are know that government expenditure, foreign investment is not as significant influencing the economic growth and labor is significant influencing the economic growth in North Sumatera province.
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan meraih gelar sarjana Ekonomi Pembangunan. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara”. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan berupa dorongan semangat maupun sumbangan pikiran dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada semua pihak terutama kepada : 1.
Ayahanda tercinta Slamat Lumban Tobing dan Ibunda tercinta Rauli Hutabarat serta kakanda tersayang Sere Ramah, Abangda Asosa Ribbon, Adinda Reen Land Sari dan Marina Salesa.
2.
Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3.
Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan.
4.
Bapak Prof, DR. Syaad Afifuddin, M.Ec, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, penaarahan, dan kritikan selama dalam pengerjaan skripsi ini.
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
5.
Bapak Drs. Jonathan Sinuhaji, selaku Dosen Penguji I dan Bapak Paidi Hidayat, SE, MSi, selaku Dosen Pnguji II.
6.
Seluruh Staff pengajar dan pegawai Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
7.
Teman terdekat penulis Uli Simanjuntak yang selalu setia menemani penuli dikala suka maupun duka.
8.
Teman-teman seperjuangan kojek, pakcik, fahmi, deny, Marganda, rudi, serta rekan-rekan angkatan 2005 Fakultas Ekonomi Program S-1 Ekstensi Univertitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini
disebabkan adanya ketebatasan-keterbatasan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya tanggapan, kritik dan usulan yang dapat membangun diri saya sebagai penulis Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang mengunakannya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada pihak yang telah membantu memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.
Medan,
Maret 2009
Hormat Saya
Corel Asion Nim : 050523036
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
ABSTRACT ...............................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...............................................................................
ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...........................................................................
1
1.2. Perumusan Masalah....................................................................
4
1.3. Hipotesis ....................................................................................
4
1.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ..................................................
5
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ....................................
6
2.1.2. Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi...................................
7
2.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi ...........................................................................
12
2.2. Produk Domestik Regional Bruto 2.2.1. Metode Penghitungan .......................................................
16
2.2.1.1. Metode Langsung .................................................
16
2.2.1.2. Metode Tidak Langsung .......................................
17
2.2.2. Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan......................
18
2.3. Pengeluaran Pemerintah .............................................................
18
2.3.1. Pengeluaran Rutin Pemerintah ..........................................
19
2.3.2. Pengeluaran Pembangunan ...............................................
19
2.4. Penanaman Modal Asing 2.4.1. Pengertian Penanaman Modal Asing .................................
20
2.4.2. Kebijakan Pemerintah Tentang Penanaman Modal Asing di Indonesia ............................................................
22
2.4.3. Keuntungan dengan Adanya Penanaman Modal Asing .....
23
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
2.5. Teori Investasi Luar Negeri ........................................................
24
2.5.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi ....................
27
2.6. Tenaga Kerja .............................................................................
30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian ........................................................................
33
3.2. Jenis dan Sumber Data ...............................................................
33
3.3. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ......................................
33
3.4. Model Analisis Data ...................................................................
33
3.5. Pengolahan Data ........................................................................
35
3.6. Uji Kesesuian 3.6.1. Koefisien Determinasi (R2) ...............................................
35
3.6.2. Uji F-statistik (Uji Serempak) ...........................................
35
3.6.3. Uji t-statistik (Uji Keseluruhan) ........................................
36
3.7. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.7.1. Multikolinerity.................................................................
37
3.7.2. Auto Korelasi .................................................................
38
3.8. Definisi Operasional ..................................................................
40
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Propinsi Sumatera Utara 4.1.1. Kondisi Geografis ............................................................
41
4.1.2. Kondisi Iklim dan Topografis ..........................................
42
4.1.3. Kondisi Demografis .........................................................
43
4.1.4. Potensi Wilayah ...............................................................
43
4.2. Perkembangan Ekonomi Sumatera Utara 4.2.1. Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara ...........................
45
4.2.2. Perkembangan PDRB Sumatera Utara .............................
46
4.2.3. PDRB Menurut Penggunaan ............................................
48
4.2.4. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Sumatera Utara ..
50
4.2.5. Perkembangan Investasi PMA di Sumatera Utara ............
51
4.2.6. Perkembangan Tenaga Kerja Sumatera Utara ..................
54
4.3. Analisis Hasil Penelitian 4.3.1. Regresi Linear .................................................................
56
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
4.3.2. Interpretasi Model............................................................
57
4.3.3. Koefisien Determinasi (R2) ..............................................
58
4.3.4. Uji F-statistik
58
4.3.5. Uji t-statistik ....................................................................
59
4.3.6. Multikolinearitas .............................................................
51
4.3.7. Uji Durbin Watson (D-W test) .........................................
62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ...............................................................................
64
5.5. Saran .........................................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Judul
Halaman
3.1 4.1
Kriteria Pengambilan Keputusan D-W Test Kondisi Geografis Sumatera Utara Menurut Kabupaten dan Kota Laju Pertumbuhan Riil Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2007 PDRB Sumatera Utara Dan PDB Indonesia Struktur Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Ayas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005-2007 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2005-2007 PDRB Sumatera Utara Menurut Sudut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005-2007 Realisasi Pengeluaran Pemerintah Propinsi Sumatera Utara Tahun 1997-2007 Banyaknya Proyek dan Investasi Proyek Modal Asing Menurut rencana dan Realisasi Tahun 1999-2007 Penanaman Modal Asing (PMA) Sumatera Utara Tahun 1987-2007 Jumlah Tenaga Kerja di Sumatera Utara tahun 1987-2007 Hasil Regresi
39
4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11
42 46 45 46 47 48 48 51 53 54 56 57
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul
Halaman
2.1 3.1 3.2 3.3 4.1
11 36 37 39
4.2 4.3 4.4 4.5
Fungsi Produksi Neo-Klasik Kurva Uji F-statistik Kurva Uji t-statistik Kurva D-W stattistik Uji F Terhadap X1, x2, X3 Pada Tingkat Kepercayaan 95% Uji t Terhadap X1 Pada Tingkat Kepercayaan 95% Uji t Terhadap X2 Pada Tingkat Kepercayaan 95% Uji t Terhadap X3 Pada Tingkat Kepercayaan 95% Durbin Watson
59 60 60 61 63
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pertumbuhan merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijaksanaan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam industri yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan dimasa yang akan datang. Pertumbuhan menjadi ukuran utama keberhasilan pembangunan, dan hasil pertumbuhan akan dapat dinikmati masyarakat paling bawah baik dengan sendirinya maupun campur tangan pemerintah. Untuk melihat fluktuasi pertumbuhan ekonomi secara rill dari tahun ke tahun tergambar melalui penyajian PDRB atas harga konsumen secara berkala, yaitu Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya apabila negative menunjukkan terjadinya penurunan. Pertumbuhan biasanya disertai dengan proses sumber daya dan dana negara. Menurut Boediono (1999), ada ahli ekonomi yang membuat definisi yang lebih ketat, yaitu bahwa pertumbuhan itu haruslah ”bersumber dari proses intern perekonomian tersebut”. Ketentuan yang terakhir ini sangat penting diperhatikan dalam ekonomi wilayah, karena bisa saja suatu wilayah mengalami pertumbuhan tetapi pertumbuhan itu tercipta karena banyaknya bantuan/suntikan dana dari pemerintah pusat dan pertumbuhan itu terhenti apabila suntikan dana itu dihentikan. Dalam kondisi seperti ini, sulit dikatakan ekonomi wilayah itu bertumbuh. Adalah Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
wajar suatu wilayah terbelakang mendapatkan suntikan dana dalam proporsi yang lebih besar dibandingkan wilayah lainnya, akan tetapi setelah suatu jangka waktu tertentu, wilayah itu mestilah tetap bisa tumbuh walaupun tidak lagi mendapat alokasi yang berlebihan. Selain pengeluaran pemerintah, investasi juga memegang peranan yang penting dalam menggairahkan perekonomian atau dunia usaha. Dengan posisi semacam itu investasi pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi dan penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu pemerintah indonesia khususnya Sumatera Utara senantiasa berusaha menciptakan iklim yang kondusif untuk menggairahkan investasi khususnya untuk menarik minat investor asing agar menanamkan modalnya di indonesia khususnya Sumatera Utara. Sektor-sektor ekonomi yang dianggap dominan merupakan sektor ekonomi yang menjadi potensi bagi daerah yang bersangkutan. Setelah adanya otonomi daerah, masing-masing daerah sudah lebih bebas dalam menetapkan sektor komoditi yang diprioritaskan pengembangannya. Kemampuan pemerintah daerah untuk melihat sektor yang memiliki keunggulan/kelemahan di wilayahnya menjadi semakin penting. Sektor yang memiliki keunggulan, memiliki prospek yang lebih baik untuk dikembangkan dan diharapkan dapat mendorong sektor-sektor lain untuk berkembang. `
Ditinjau dari sumber daya alam yang dimiliki, daerah Sumatera Utara
mempunyai kemungkinan yang sangat besar untuk aktifitas penanaman modal khususnya Penanaman Modal Asing (PMA) Karena banyaknya tersedia berbagai bahan mentah dari berbagai sektor seperti sektor pertanian, perkebunan, dan juga potensi daerah yang dapat dijadikan objek wisata sehingga apabila potensi-potensi Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
daerah ini diberdayakan maka sangat besar manfaatnya dalam menghasilkan devisa negara dan juga menunjang terciptanya kegiatan ekonomi disekitar daerah tersebut yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Dalam rangka perkembangan ekonomi daerah Sumatera Utara maka pemerintah harus melakukan pembangunan daerahnya sendiri. Pemerintah Sumatera Utara harus mampu memanfaatkan seluruh dana yang ada untuk pembangunan ekonomi Sumatera Utara. Dalam melakukan hal tersebut yang merupakan kewajiban pemerintah dibiayai dari sumber anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Dengan demikian dalam meningkatkan pembangunan ekonomi Sumatera Utara pengeluaran pemerintah sangat penting demikian juga dengan investasi asing yang turut berperan dalam menggairahkan iklim perekonomian. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi merupakan impian bagi semua negara terlebih negara miskin dan berkembang. Namun untuk mencapai tingkat perekonomian yang tinggi tidaklah mudah. Pertumbuhan ekonomi dapat dicapai dengan berbagai faktor pendukung seperti stabilitas nasional, sumber daya alam yang tersedia, sumber daya manusia yang berkualitas, budaya dan modal. Dengan demikian dalam meningkatkan pembangunan ekonomi Sumatera Utara pengeluaran pemerintah sangat penting demikian juga dengan investasi asing dan sumber daya manusia yang turut berperan dalam menggairahkan iklim perekonomian. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : ”PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, PENANAMAN Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
MODAL ASING DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA” 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka ada rumusan masalah yang dapat diambil sebagai kajian dalam penelitian yang dilakukan. Hal ini dilakukan untuk lebih mempermudah dan mensistemasikan penulisan skripsi ini. Selain itu, rumusan masalah ini diperlukan sebagai suatu cara untuk mengambil keputusan dari akhir penulisan skripsi. Yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut 1. Seberapa besar pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara? 2. Seberapa besar pengaruh penanaman modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara? 3. Seberapa besar pengaruh tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara?
1.3. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang kebenarannya harus diuji. Berdasarkan permasalahan diatas maka sebagai jawaban sementara penulis membuat hipotesis sebagai berikut : 1. Pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara.
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
2. Penanaman modal asing
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi
Sumatera Utara. 3. Tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara.
1.4.Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penanaman modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Untuk memperkaya wawasan ilmiah dan non ilmiah penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni serta mengaplikasikan nya secara kontekstual dan tekstual. 3. Sebagai masukan bagi kalangan akademisi dan peneliti yang tertarik membahas pertumbuhan ekonomi Propinsi Sumatera Utara.
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1. Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Simon kuznets (1996) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai “kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara dalam menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan serta idiologis yang diperlukannya”. Defenisi ini memiliki 3 (tiga) komponen: pertama, pertumbuhan ekonomi bangsa terlihat dari meningkatnya terus menerus persediaan barang; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian dibidang kelembagaan dan idiologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dapat dimanfaatkan secara tepat. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Dimana pertumbuhan ekonomi ini menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena pada dasarnya aktivitas ekonomi adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan meningkat. Perekonomian dianggap mengalami pertumbuhan bila balas jasa riil terhadap faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar dari pada tahun sebelumnya (Hera, dkk, 1995). Istilah pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi sebenarnya mempunayai arti yang berbeda, dimana kedunya menerangkan mengenai perkembangan ekonomi yang berlaku. Pertumbuhan digunakan sebagai ungkapan umum yang menggambarkan tingkat perkembangan suatu negara yang diukur melalu pertambahan (persentase pertambahan) dari pendapatan riil. Sedangkan istilah pembangunan ekonomi biasanya dibandingkan denagn ekonomi dinegara-negara berkembang.
2.1.2. Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi 1. Teori Ricardian (1817) David Ricardo mengungkapkan pandangannya mengenai pembangunan ekonomi dengan cara yang tidak sistematis dalam bukunya The Principle of Political Economy and Taxion. David Ricardo mengungkapkan bahwa faktor yang penting dalam pertumbuhan ekonomi adalah buruh, pemupukan modal, dan perdagangan luar negeri. Seperti ahli ekonomi modern, teori Ricardo menekankan pentingnya tabungan.bagi pembentukan modal. Dibanding pajak, Ricardo lebih menyetujui pemupukan modal melalui tabungan (Jhingan, 2000). Tabungan dapat dibentuk melalui penghematan pengeluaran, memproduksi lebih banyak, dan meningkatkan keuntungan serta mengurangi harga barang. Semakin banyak tabungan berarti semakin banyak pula pemupukan modal bagi kegiatan Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
penanaman modal berikutnya. Selain itu, Ricardo juga memberi tekanan khusus pada perdagangan luar negeri sebagai sarana memperbaiki perekonomian. Sebab perdagangan luar negeri akan menyebabkan pemanfaatan sumber daya secara maksimum dan meningkatkan pendapatan.
2. Teori Keynes (1936) Teori Keynes didasarkan pada adanya pengangguran siklis yang terjadi akibat depresi ekonomi. Menurut Keynes pengangguran merupakan akibat dari kurangnya permintaan efektif dan untuk mengatasinya Keynes menyarankan agar memperbesar pengeluaran konsumsi dan non konsumsi. Dalam hal ini maka Keynes menganjurkan adanya campur tangan pemerintah melalui kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang dapat mempengaruhi permintaan efektif (Jhingan, 2000). Dalam teorinya, Keynes mengangap tabungan sebagai sifat sosial yang buruk karena kelebihan tabungan menyebabkan terjadinya kelebihan supply sehingga produsen dapat merugi yang akhirnya dapat terjadinya PHK besar-besaran yang akhirnya menciptakan suatu kondisi yang buruk. Oleh sebab itu maka Keynes merasa pemerintah perlu mempengaruhi tingkat suku bunga yang berkorelasi langsung dengan jumlah uang yang beredar yang dapat meningkatkan permintaan efektif (Jhingan, 2000).
3. Teori Harrod-Domard (1948, 1957) Harrod-Domar adalah ahli ekonomi yang mengembangkan analisis Keynes yang menekankan tentang perlunya penanaman modal dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Model yang dibuat oleh Harrod-Domar didasarkan
pada
asumsi sebagai berikut: Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
1. Ada ekuilibrium awal pendapatan dalam keadaan pekerjaan penuh. 2. Tidak ada campur tangan pemerintah. 3. Model ini bekerja pada perekonomian tertutup tanpa perdagangan luar negeri. 4. Tidak ada kesulitan di dalam penyesuaian antara investasi dan penciptaan kapasitas produksi. 5. Kecenderungan menabung rata-rata sama dengan kecenderungan menabung marginal. 6. Kecenderungan menabung marginal tetap konstan. 7. Koefisien modal, yaitu rasio stok modal terhadap pendapatan, diasumsikan tetap (fixed) Menurut Harrod-Domar setiap usaha ekonomi harus menyelamatkan proporsi tertentu dari pendapatan nasional yaitu untuk menambah stok modal yang akan digunakan dalam investasi baru. Menurut Harrod-Domar ada hubungan ekonomi yang langsung antar besarnya stok modal (K) dan jumlah produksi nasional (Y). Misalnya: $300 unit modal diperlukan untuk menghasilkan $1 unit pendapatan, maka COR (Capital Output Ratio) adalah 3:1 dengan kata lain COR=3. Selanjutnya apabila diketahui proporsi pendapatan nasional yang ditabung sebesar 6%, maka bisa dicapai pertumbuhan 2%. Ini disusun dari model sederhana: a. Tabungan (S) adalah beberapa proporsi (S) dari pendapatan nasional (Y), sehingga S = s.Y b. Investasi (I) sebagai perubahan stok modal (delta K) maka: I=K c. Stok modal membawa hubungan langsung dengan pendapatan nasional (Y) maka : (delta K) = k. delta Y Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
d. S harus sama dengan I maka S =I, maka: S = s. Y = k delta y = K = I, disederhanakan menjadi s.Y = k delta y dibagi dengan Y dan k, sehingga: s/K = delta Y/Y, dimana s/K adalah tingkat pertumbuhan ekonomi (G), dimana G=
S COR
Persamaan pertumbuhan seperti di atas dapat digunakan untuk meramalkan dan merencanakan perekonomian di negara yang sedang berkembang. Misalnya pemerintah menetapkan tingkat pertumbuhan dengan kenaikan 2% per tahun dalam pendapatan per kapita, sedangkan untuk menaikkan US$1, diperlukan kenaikan persediaan barang-barang modal US$3, pertumbuhan penduduk diperkirakan meningkat 2,5% per tahun. Dengan data ini, maka para perencana dapat menentukan beberapa banyak tabungan serta penanaman modal yang harus dilakukan oleh negara untuk mencapai suatu tingkat pertumbuhan yang diinginkan. Oleh karena jumlah penduduk 2,5% maka pertambahan pendapatan (pertumbuhan) harus naik dengan tingkat yang sama supaya tingkat pendapatan per kapita dapat di pertahankan. Untuk mendapatkan kenaikan 2% dalam kenaikan pendapatan per kapita, maka keseluruhan hasil harus naik 4,5% (2% + 2,5%) setahunnya. Karena untuk kenaikan US$1 diperlukan US$3 maka perekonomian haruslah mampu menabung 13,5% (yaitu 3 x 4,5%) dari jumlah pendapatan nasionalnya setiap tahun. Hal ini untuk mencapai sasaran tingkat pertumbuhannya (Suryana, 2000).
4. Teori Schumpeter (1934) Schumpeter berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh kemampuan kewirausahawan (entrepreneurship). Sebab, para pengusahalah yang Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
mempunyai kemampuan dan keberanian mengaplikasi penemuan-penemuan baru dalam aktifitas produksi. Menurut Schumpeter, kemajuan perekonomian kapitalis disebabkan karena diberinya keleluasaan untuk para entrepreneurship. Sayangnya keleluasaan tersebut cenderung memunculkan monopoli kekuatan pasar. Monopoli inilah yang yang memunculkan masalah-masalah non ekonomi, terutama sosial politik yang akhirnya dapat menghancurkan kapitalis itu sendiri (Jhingan, 2000).
5. Teori Neo Klasik teori ini dikembangkan oleh solow (1970) dan merupakan penyempurnaan teori-teori Neo-Klasik sebelumnya. Fokus pembahasan pertumbuhan Neo-Klasik adalah akumulasi stok barang modal dan keterkaitannya dengan keputusan masyarakat untuk menabung atau melakukan investasi.
C3
Q2 C2 Q1 C1
L3
L3
L2
L1
Gambar 2.! : Fungsi Pruduksi Neo-Klasik
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Fungsi produksi Neo-Klasik ini menggambarkan bahwa suatu tingkat output tertentu dapat dicapai dengan menggunakan berbagai kombinasi atau gabungan modal dan tenaga kerja. Misalnya untuk menciptakan output/produksi sebesar Q1 diperlukan modal sebesar C3 dan tenaga kerja sebesar L3 atau kombinasi L3 dan C3. untuk menambah output menjadi sebesar Q2 dapat dilakukan dengan menambah tenaga kerja sebesar L3 dan dengan modal yang tetap sebesar C3. Dengan
mengubah sumbu
horizontal menjadi vertikal atau dengan
menggantikan capital dengan labor maka dapat diambil kesimpulan dengan tenaga kerja yang tetap akan tetapi dengan tambahan modal maka output akan dapat ditingkatkan. Hal ini umumnya berlaku pada industri padat modal dan dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih.
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor yakni faktor ekonomi dan faktor non ekonomi.
a. Faktor Ekonomi Para ahli ekonomi menganggap faktor produksi sebagai kekuatan utama yang mempengaruhi pertumbuhan, jatuh atau bangunnya perekonomian adalah konsekuensi dari perubahan yang terjadi didalam faktor produksi tersebut. 1. Sumber Daya Alam Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan suatu perekonomian adalah sumber daya alam atau tanah. Tanah sebagaimana dipergunakan dalam ilmu ekonomi mencakup sumber daya alam seperti kesuburan tanah, letak dan susunannya, kekayaan Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
hutan, mineral, iklim, sumber air, sumber lautan, dan sebagainya. Dalam dan bagi pertumbuhan ekonomi, tersedianya sumber daya alam secara melimpah merupakan hal yang penting. Suatu negara yang kekurangan sumber alam tidak akan dapat membangun dengan cepat 2. Akumulasi Modal Faktor ekonomi kedua yang penting dalam pertumbuhan adalah akumulasi modal. Modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat direproduksi. Apabila stok modal naik dalam batas waktu tertentu, hal ini disebut akumulasi modal atau pembentukan modal. Dalam ungkapan Nurkse, makna pembentukan modal adalah masyarakat tidak melakukan saat ini sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumsi yang mendesak, akan tetapi menggairahkan sebagian daripadanya untuk pembuatan barang modal, alat-alat, mesin-mesin, pabrik dan peralatannya. Dalam arti ini pembentukan modal merupakan investasi dalam bentuk barang-barang modal yang dapat menaikkan stok modal, output nasional dan pendapatan nasional. Proses pembentukan modal bersifat kumulatif dan membiayai diri sendiri serta mencakup tiga tahapan yang saling berkaitan. (a) Keberadaan tabungan nyata dan kenaikannya; (b) Keberadaan lembaga keuangan dan menyalurkan ke jalur yang dikehendaki; (c) Menggunakan tabungan untuk investasi barang modal
3. Organisasi Organisasi merupakan bagian penting dari proses pertumbuhan. Organisasi berkaitan dengan penggunaan faktor produksi dalam kegiatan ekonomi. Organisasi bersifat melengkapi (komplemen) modal, buruh dan membantu meningkatkan
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
produktifitas. Dalam ekonomi modern para wiraswastawan tampil sebagai organisator dan pengambil resiko dalam ketidakpastian.
4. Kemajuan Teknologi Perubahan teknologi dianggap sebagai faktor penting dalam proses pertumbuhan ekonomi. Perubahan ini berkaitan dengan perubahan dalam metode produksi yang merupakan hasil pembaharuan atau hasil dari teknik penelitian baru. Perubahan dalam teknologi telah menaikkan prokduktivitas buruh, modal, dan sektor produksi lain.
5. Pembagian Kerja dan Skala Produksi Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan peningkatan produktivitas. Keduanya membawa perekonomian kearah ekonomi skala besar yang selanjutnya membantu perkembangan industri.
b. Faktor Non ekonomi Faktor non ekonomi bersama sektor ekonomi saling mempengaruhi kemajuan perekonomian. Dalam kenyataan pada umumnya sektor non ekonomi mempengaruhi keadaan faktor ekonomi yang dibicarakan diatas. 1. Faktor Sosial Faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Pendidikan dan kebudayaan barat kearah penalaran (reasioning) dan skeptisme. Ia menanamkan semangat yang menghasilkan berbagai penemuan baru, juga merubah cara pandang, harapan, struktur, dan nilai-nilai sosial. Namun sikap sosial masyarakat Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
yang masih tradisional dapat menghambat berjalannya pertumbuhan ekonomi. Untuk menghilangkan sistem sosial dan sikap masyarakat yang menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi, maka pemerintah harus selalu berusaha untuk melakukan perombakan dalam sistem sosial seperti penghapusan kekuasaan tuan tanah memberrkan tanah tersebut kepada para petani yang tidak memiliki tanah.
2. Faktor Manusia Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata tergantung pada sumber daya manusia saja tetapi lebih menekankan pada efisiensi dari produktifitas mereka. Penduduk memiliki dua kedudukan dalam produksi. Yaitu sebagai tenaga kerja dan juga sebagai konsumen. Sehingga jumlah penduduk yang besar disatu sisi memiliki dampak yang baik dalam pertumbuhan ekonomi karena dengan jumlah penduduk yang besar tentunya dapat memperluas pangsa pasar produksi namun jumlah penduduk yang terlalu banyak tanpa diimbangi produktifitas yang tinggi dapat menjadi problem bagi suatu negara dimana dapat menimbulkan pengangguran. Namun apabila pertambahan jumlah penduduk tersebut disertai dengan mutu yang tinggi serta berketerampilan maka dapat mengurangi resiko
meningkatnya
pengangguran. Selain itu problem pengangguran, masalah lain yang dapat muncul akibat dari pertambahan jumlah penduduk yang tinggi adalah tidak seimbangnya jumlah penduduk yang ada dengan faktor-faktor produksi lain yang tersedia. Akibat dari keseimbangan ini produktivitas marginal penduduk akan rendah sekali atau negatif. Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Apabila didalam perekonomian sudah berlaku keadaan dimana pertambahan kerja tidak dapat menaikkan produksi yang tingkatnya lebih cepat dari tingkat pertumbuhan penduduk, maka pendapatan perkapita akan menurun. Dengan demikian penduduk yang berlebihan akan menimbulkan kemerosotan atas kemakmuran masyarakat.
3. Faktor Politik dan Administratif Faktor politik dan administratif juga membantu pertumbuhan ekonomi modern. Pertumbuhan ekonomi negara-negara maju merupakan hasil dari stabilitas politik dan administrasi yang kokoh.
2.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB digunakan untuk berbagai tujuan, tetapi yang terpenting adalah untuk mengukur kinerja perekonomian secara keseluruhan jumlah ini akan sama dengan jumlah nilai nominal dari konsumsi, investasi kotor. Pengeluaran pemerintah untuk barang nominal dan jasa, serta ekspor netto
2.2.1. Metode Perhitungan PDRB 2.2.1.1. Metode Langsung a. Pendekatan produksi Pendekatan dengan cara ini dimaksudkan untuk menghitung netto barang dan jasa yang di produksi oleh seluruh sektor ekonomi selama setahun disemua wilayah. Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Barang dan jasa yang di produksi ini dimulai dari harga produsen yaitu harga yang belum termasuk biaya transport dan pemasaran karena biaya transport akan dihitung sebagai pendapatan sektor transport, sedang biaya pemasaran akan dihitung sebagai pendapatan sektor perdagangan. Nilai barang dan jasa pada harga produsen ini merupakan Nilai Produksi Bruto (NPB), sebab masih termasuk didalamnya biaya-biaya barang dan jasa-jasa yang dipakai dan dibeli dari sektor lain. Untuk menghindari perhitungan dua kali (double account), maka biaya-biaya barang dan jasa-jasa harus dikeluarkan sehingga diperoleh Nilai Produksi Netto atau disebut juga Nilai Tambah Bruto (termasuk penyusutan dan pajak tidak langsung).
b. Pendekatan Pendapatan PDRB dirumuskan jumlah seluruh balas jasa yang diterima oleh faktor produksi (berupa gaji dan upah, bunga, sewa dan laba) yang ikut serta dalam proses produksi suatu wilayah/region dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun, berdasarkan pengertian diatas, maka NTB adalah jumlah dari upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, anak keuntungan, semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya.
c. Pendekatan Pengeluaran PDRB dihitung jumlah seluruh komponen pengeluaran akhir, meliputi pengeluaran konsumsi rumah tangga dan swasta yang tidak mencari keuntungan, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto serta ekspor netto (yaitu ekspor dikurangi impor) didalam suatu wilayah/region dengan Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
jangka tertentu/setahun. Dengan metode ini, penghitungan NTB bertitik tolak pada penggunaan akhir dan barang dan jasa yang diproduksi.
2.2.1.2. Metode Tidak Langsung Menghitung nilai tambah suatu kelompok ekonomi dengan mengalokasikan nilai tambah kedalam masing-masing kelompok kegiatan ekonomi pada tingkat regional. Sebagai alokator digunakan yang paling besar tergantung atau erat kaitannya dengan produktivitas kegiatan ekonomi tersebut. Pemakaian masing-masing metode pendekatan sangat tergantung pada data yang tersedia. Pada kenyataannya, pemakaian kedua metode tersebut akan saling menunjang satu sama lain, karena metode langsung akan mendorong peningkatan kualitas data daerah, sedangkan metode tidak langsung akan merupakan koreksi dalam pembanding bagi data daerah.
2.2.2. PDRB Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan Pendapatan Regional suatu propinsi dapat dipakai untuk mengukur kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Kenaikan itu dapat disebabkan oleh 2 faktor yaitu: -
Kenaikan pendapatan yang benar-benar dapat menaikkan daya beli penduduk (kenaikan riel).
-
Kenaikan pendapatan yang disebabkan oleh karena inflasi, kenaikan pendapatan yang disertai kenaikan harga pasar tidak menaikkan daya beli penduduk dan kenaikan semacam ini merupakan kenaikan pendapatan yang semu (tidak riel). Oleh karena itu berdasarkan kenyataan diatas, untuk mengetahui kenaikan
pendapatan yang sebenarnya (riel) maka faktor inflasi harus dieliminir. Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Pendapatan regional dengan faktor inflasi (faktor inflasi belum dihilangkan) merupakan pendapatan regional dengan harga yang berlaku. Sedangkan pendapatan regional dimana faktor inflasi tidak lagi diperhitungkan disebut dengan pendapatan regional atas harga konstan.
2.3. Pengeluaran Pemerintah Pengeluaran pemerintah merupakan salah salah satu aspek penggunaan sumber daya ekonomi yang secara langsung dikuasai oleh pemerintah dan secara tidak langsung dimiliki oleh masyarakat melalui pembayaran pajak. Di Indonesia, pengeluaran pemerintah dapat dibedakan menurut dua klasifikasi yaitu :
2.3.1. Pengeluaran Rutin Pemerintah Pengeluaran rutin pemerintah yaitu pengeluaran untuk pemeliharaan atau penyelenggaraan pemerintahan sehari-hari. Termasuk dalam pengeluaran rutin adalah belanja pegawai, belanja barang, subsudi daerah otonom, bunga dan cicilan utang dan lain-lain. Anggaran belanja rutin memegang peranan yang penting untuk menunjang kelancaran mekanisme sistem pemerintahan serta upaya peningkatan efisiensi dan produktivitas, yang pada gilirannya akan menunjang tercapainya sasaran dan tujuan setiap tahap pembangunan. Penghematan dan efisiensi pengeluaran rutin perlu dilakukan untuk menambah besarnya tabungan pemerintah yang diperlukan untuk pembiayaan pembangunan nasional. Penghematan dan efisiensi tersebut antara lain dapat diupayakan melalui pinjaman, alokasi pengeluaran rutin, dan pengendalian kordinasi
pelaksanaan
pembelian
barang-barang
dan
jasa
kebutuhan
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
departemen/lembaga negara non departemen. Dan pengurangan berbagai macam subsidi secara bertahap.
2.3.2. Pengeluaran Pembangunan Pengeluaran pembangunan yaitu pengeluaran untuk pembangunan, baik fisik, seperti jalan, jembatan, gedung-gedung dan pembelian kendaraan, maupun pembangunan non fisik spiritual seperti penataran, training dan sebagainya. Pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk membiayai program-program pembangunan, sehingga anggarannya selalu disesuaikan dengan dana yang berhasil dimobilisasi. Dana ini kemudian dialokasikan pada berbagai bidang sesuai dengan prioritas yang direncanakan dalam Repelita. Misalnya, dalam Pelita I pembangunan dititik beratkan pada sektor pertanian dan industri yang mendukung pertanian, dan Pelita II tetap menitik beratkan pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku dan seterusnya. Selain
membiayai
pengeluaran
sektoral
melalui
departemen/lembaga
pengeluaran pembangunan juga membiayai proyek-proyek khusus daerah yang dikenal sebagai proyek Inpres (Instruksi Presiden), pusat maupun masing-masing daerah.
2.4. Penanaman Modal Asing (PMA) 2.4.1. Pengertian Penanaman Modal Asing
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Penanaman Modal Asing merupakan usaha yang dilakukan pihak asing dalam rangka menanamkan modalnya disuatu negara dengan tujuan untuk menciptakan suatu produksi. Adapun Penanaman Modal Asing terbagi atas : 1. Penanaman Modal Asing Langsung (Foreign direct Investment) Penanaman Modal Asing yang bersifat langsung dilakukan oleh pihak asing atau dapat juga dikatakan sebagai investasi perusahaan secara penuh, dimana pengelolaan baik manajemen maupun sebagian tenaga kerja ditentukan oleh pihak asing. Jenis penanaman modal asing ini biasanya dilakukan oleh perusahaan raksasa yang bergabung dalam Multi National Country yaitu perusahaan yang memiliki dan mengendalikan berbagai kegiatan produktif dilebih dari satu negara. Penanaman Modal Secara Langsung meliputi transfer modal ataupun pendirian pabrik dan biasanya menggunakan teknik-teknik produksi negara asal investor, jasa manajerial, pemasaran dan iklan yang ditentukan oleh penanam modal asing tersebut Investasi Asing Langsung berarti bahwa perusahaan dari negara penanam modal secara de facto dan de jure melakukan pengawasan atas assets (aktiva) yang ditanam di negara dimana penanam modal menginvestasikan modalnya. Dengan cara investasi itu, investasi itu langsung dapat mengambil beberapa bentuk, diantaranya pembentukan suatu cabang perusahaan dinegara pengimpor modal, pembentukan satu perusahaan tersebut sepenuhnya dibiayai oleh perusahaan asing, atau mendirikan asset tetap di negara lain oleh perusahaan asing. Menurut analisis Neo-Klasik tradisional, penanaman modal asing merupakan hal yang sangat positif. Karena hal tersebut dapat mengisi kekurangan tabungan yang
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
dihimpun dari dalam negeri dan juga menambah devisa serta membantu pembentukan modal domestik bruto. Penanaman Modal Asing secara langsung dapat diartikan sebagai dana-dana investasi yang langsung digunakan untuk menjalankan kegiatan bisnis atau mengadakan alat-alat, fasilitas produksi seperti membeli bahan, membuka pabrik, membeli mesin-mesin, membeli bahan baku, dan sebagainya. Yang bertindak sebagai kreditur disini adalah perusahaan-perusahaan swasta asing yang hendak memperluas usahanya hingga kenegara-negara berkembang.
2. Join Ventura Join Ventura merupakan usaha bersama yang diselenggarakan oleh dua atau lebih pihak yang merupakan badan hukum dimana masing-masing pihak memasukkan sejumlah modal tertentu, dengan pembagian resiko dan keuntungan berdasarkan proporsi modal tersebut. Jadi Join Ventura merupakan kerja sama antara pemilik modal asing dengan modal nasional. Tentang pengelolaan perusahaan ditetapkan oleh kedua belah pihak dan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah, investor asing bisa saja hanya menyertakan modal tanpa ikut dalam manajemen dan pengelolaan perusahaan dan tenaga kerja.
2.4.2. kebijakan Pemerintah Tentang Penanaman Modal Asing di Indonesia Pemerintah selalu mengupayakan arus modal masuk ke Indonesia sesuai dengan semakin meningkatnya dana yang dibutuhkan untuk pembangunan terutama untuk pembangunan tersebut maka pemerintah selalu berusaha untuk menarik dana
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
investor
asing
dengan
memberikan
berbagai kemudahan
melalui
barbagai
kebijaksanaan. Adapun kebijaksanaan yang dikeluarkan pemerintah tentang Penanaman Modal Asing yang meliputi Penanaman Modal Asing secara langsung yang dilakukan menurut ketentuan undang-undang yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dengan pengertian bahwa pemilik modal secara langsung menanggung resiko atas Penanaman Modal Asing tersebut. Adapun kebijaksanaan yang dikeluarkan pemerintah tentang Penanaman Modal Asing adalah Undang-Undang No. I/1967. Penanaman Modal Asing yang dimaksud sesuai dengan undang-undang ini adalah hanya penanaman Modal Asing yang meliputi Penanaman Modal Asing secara langsung yang dilakukan menurut ketentuan undang-undang yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dengan pengertian bahwa pemilik modal secara langsung menanggung resiko atas penanaman modal asing tersebut : a.
Undang-undang ini dengan jelas tidak mengatur perihal kredit atau peminjaman modal melainkan hanya mengatur tentang Penanaman modal asing.
b.
Dengan demikian memberi kemungkinan perusahaan-perusahaan tersebut dijalankan dengan modal asing sebelumnya.
c.
Direct Investment, dalam hal ini bukan hanya modal tapi juga kekuasaan dan pengambilan keputusan dilakukan oleh pihak asing, sepanjang segala sesuatunya memperoleh persetujuan dari pemerintah Indonesia dan sejauh mana kebutuhannya tidak melanggar hukum dan ketertiban hukum yang berlaku di Indonesia.
d.
Penggunaan kredit dan resikonya ditanggung oleh investor tersebut.
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
2.4.3. Keuntungan Dengan Adanya Penanaman Modal Asing Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dengan adanya Penanaman Modal Asing antara lain: a.
Produksi beberapa produk kebutuhan rakyat dengan tujuan untuk ekspor (dengan penggunaan bahan baku yang umumnya berasal dari Indonesia) akan meningkat kuantitas dan kualitasnya.
B.
Bila produksi mengalami kegagalan, maka seluruh resiko akan ditanggung oleh penanam modal dalam investasi langsung (investor asing).
c.
Tenaga kerja Indonesia akan memperoleh kesempatan kerja, dan dapat membiasakan dari dengan teknologi modern.
d.
Terbukanya kesempatan untuk membangun perusahaan nasional yang sejenis, sehingga akan dapat meningkatkan pembangunan, terutama pembangunan di daerah.
e.
Devisa negara akan meningkat sehingga dana untuk pembangunan juga meningkat.
f.
Mendorong perusahaan lokal untuk berinvestasi lebih banyak pada industri pendukung atau dengan bekerja sama dengan perusahaan asing.
g.
Sebagian laba pada umumnya ditanamkan kembali pada pengembangan atau modernisasi industri terkait.
h.
Kemungkinan terjadinya pelarian modal berkurang.
2.5. Teori Investasi Luar Negeri
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Teori investasi luar negeri langsung pada umumnya berusaha mencari jawaban atas pertanyaan mengapa perusahaan melakukan investasi luar negeri langsung sebagai suatu bentuk keterlibatan internasional (Panglaykim, 1984). Para ahli ekonomi mengemukakan beberapa teori investasi luar negeri, antara lain: 1. Sthepen Hymer (1976) Hymer dianggap sebagai pelopor dalam teori investasi luar negeri, Hymer mengemukakan suatu pendekatan organisasi industri yang menekankan peranan keunggulan khas perusahaan dan ketidak sempurnaan pasar dalam usaha menjelaskan motivasi yang mendasari perusahaan dalam melakukan suatu investasi. Menurut pendekatan ini, pengembalian investasi yang lebih tinggi diluar negeri tidak menjamin kelengkapan penjelasan arus modal. Karena pengembalian investasi itu sendiri berarti bahwa modal akan lebih efisien bila dialokasikan melalui pasar modal dan tidak memerlukan pemindahan perusahaan. Sehubungan dengan pengembalian investasi yang lebih tinggi dari perusahaan yang lebih tinggi dari pada perusahaan yang sudah ada atau yang potensial dinegara tuan rumah agar dapat menutup kerugian ketidak unggulan operasi perusahaan tersebut diluar negeri. Kemungkinan memperoleh pengembalian investasi yang lebih tinggi akan timbul bila perusahaan memiliki keunggulan tertentu atas perusahaan yang ada di negara tuan rumah. Keunggulan tertentu perusahaan dapat timbul karena adanya akses ke sumber modal yang lebih mudah dan besar, adanya pasar bahan mentah yang diproduksi dengan skala besar dan memiliki keahlian seperti keahlian manajemen, keterampilan pemasaran dan sebagainya.
2. R. Vernon (1966) Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Vernon mengemukakan suatu teori investasi luar negeri dimana teori ini dikenal dengan nama teori Product cycle dalam produksi internasional, model ini terdiri atas beberapa tahap. Tahapan pertama yaitu tahapan inovasi, yaitu produk masih belum distandarisasi dan dipasarkan di dalam negeri, perusahaan mempunyai keuntungan teknologi yang bersifat sementara untuk mengatasi pertimbangan biaya karena ia berusaha di dekat pasar. Pada waktu permintaan meningkat, suatu tingkat standarisasi dan dipasarkan didalam negeri. Tahapan kedua, yakni perusahaan mulai memikirkan kemungkinan mencari pasar-pasar baru dinegara-negara yang relatif maju dan ekspor pun mulai dilakukan dengan tujuan negara dunia ketiga. Keuntungan perusahaan terletak pada skala ekonomi dalam produksi, pengangkutan dan pemasaran. Strategi-strategi penentuan harga dan lokasi didasarkan atas aksi dan reaksi multi national corporation yang lain dan bukan pada biaya komperatif. Tahap terakhir dimana produk sudah distandarisasi sehingga riset dan keterampilan manajemen tidak lagi penting. Tenaga kerja yang tidak terampil dan setengah terampil mulai mendapat tempat dan konsekuensinya produk bergerak kenegara-negara yang sedang berkembang dimana ongkos tenaga kerjanya masih lebih rendah. Produk-produk yang dihasilkan dinegara berkembang tersebut akan diimpor kembali kenegara asal dan juga kepasar negara yang lebih maju. Oleh karena itu, lokasi produksi akan lebih ditentukan oleh perbedaan biaya dari jarak pasar. Investasi luar negeri akan dilihat sebagai suatu cara untuk dapat mempertahankan daya saing perusahaan dalam produk-produk inovasinya.
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
3. kiyoshi Kojima (1978) kojima mengatakan bahwa struktur keunggulan komperatif suatu negara dalam perdagangan memainkan peranan penting dalam penentuan arus investasi luar negeri. Argumentasi ini mengulangi pentingnya sumber-sumber alam dan keunggulan tertentu yang dimiliki oleh suatu negara dalam rangka menentukan arus investasi luar negeri.
4. S. Hirsch (1976) Menurut Hirsch. Investasi luar negeri langsung akan dipilih bila penghasilan yang diharapkan lebih besar dari biaya-biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pengawasan di luar negeri. Atau biaya-biaya produksi dan pengawasan di luar negeri tersebut lebih rendah daripada biaya-biaya produksi dalam negeri ditambah biayabiaya pemasaran ekspor. Bila afiliasi di luar negeri telah terbentuk, maka deferensiasi biaya pemasaran menurun dan ekspor barang-barang lain seperti intermediate goods dalam negeri dapat terlaksana. Hircsh berkesimpulan bahwa investasi internasional memungkinkan spesialisasi berdasarkan keunggulan komperatif yaitu melalui ekspansi penghasilan atau pembentukan pabrik-pabrik baru di lokasi-lokasi dengan biaya serendahrendahnya. Ini dapat pula dilakukan melalui penyuplaian semua pasar termasuk pasar di dalam negeri dari lokasi tersebut.
5. J.H.Dunning (1977) Dunning mengajukan pendekatan yang lebih umum yakni pendekatan serba elektrik (memilih dari berbagai sumber) yaitu dengan mengintegrasikan teori-teori perdagangan, lokasi kegiatan ekonomi dan perusahaan internasional. Dunning Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
berargumen bahwa luasnya keterlibatan ekonomi internasional (melalui perdagangan dan investasi) antar negara mengakibatkan perusahaan-perusahaan akan lebih memilih untuk berproduksi diluar negeri yang memiliki ketersediaan sumber tertentu tapi tidak dapat digunakan oleh perusahaan dari negara lain. Faktor-faktor lokasi tertentu yang memiliki peranan penting dan dapat mempengaruhi pemilihan lokasi investasi adalah biaya-biaya upah komperatif, sifatsifat didalam negeri seperti besarnya pasar, tingkat perkembangan dan keberadaan persaingan di dalam negeri, kendala-kendala perdagangan baik tarif maupun non tarif, jarak dari negara yang melakukan investasi, lingkungan politik sosial dan ekonomi, dan kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan partisipasi nasional dalam kegiatan manufaktur dan pembayaran keuntungan.
2.5.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi investasi suatu negara adalah sebagai berikut: •
Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan
•
Tingkat bunga
•
Ramalan yang mengenai keadaan ekonomi dimasa depan
•
Kemajuan teknologi
•
Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya
•
Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan
•
Situasi politik
•
Kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh pemerintah setempat
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Ke-8 (delapan) faktor yang mempengaruhi investasi, seperti yang disebutkan diatas akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan, yaitu : Ramalan mengenai keuntungan masa depan akan memberikan gambaran kepada pengusaha mengenai jenis-jenis usaha yang prospektif dan dapat dilaksanakan dimasa depan, dan besarnya investasi yang harus dilakukan untuk memenuhi tambahan barang-barang modal yang diperlukan.
2. Tingkat bunga Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberikan keuntungan kepada para pengusaha, dan para investor hanya akan menanamkan modalnya apabila tingkat pengembalian modal dari modal yang ditanam yaitu berupa persentase keuntungan netto (belum dikurangi dengan tingkat bunga yang dibayar), modal yang diperoleh dari tingkat bunga. Seorang investor mempunyai dua pilihan didalam menggunakan modal yang dimilikinya yaitu: pertama; dengan meminjamkan atau membungakan uang tersebut (deposito); kedua; dengan menggunakannya untuk investasi. Dalam hal dimana pendapatan yang akan diperoleh adalah lebih dari tingkat bunga, maka pilihan terbaik adalah mendepositokan uang tersebut, dan akan menggunakannya untuk investasi apa bila tingkat keuntungan yang diperoleh adalah lebih besar dari tingkat bunga yang akan di bayar.
3. Ramalan mengenai keadaan ekonomi dimasa depan
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Dengan adanya ramalan tentang kondisi dimasa depan akan dapat menentukan tingkat investasi yang akan tercipta dalam perekonomian. Apabila ramalan dimasa depan adalah baik maka investasi akan naik. Sebaliknya, apabila ramalan kondisi ekonomi dimasa akan datang adalah buruk, maka tingkat investasi akan rendah.
4. Kemajuan teknologi Dengan adanya temuan-temuan teknologi (inovasi), maka akan semakin banyak kegiatan pembaharuan yang akan dilakukan oleh pengusaha, sehingga makin tinggi tingkat investasi yang dicapai.
5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya Dengan bertambahnya pendapatan nasional maka tingkat pendapatan masyarakat akan meningkat, daya beli masyarakat juga meningkat, total agregat demand meningkat yang pada akhirnya akan mendorong tumbuhnya investasi lain (included investment).
6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan, maka akan mendorong para pengusaha untuk menyediakan sebahagian dari keuntungan yang diperolehnya untuk investasi-investasi baru.
7. Situasi politik Kestabilan politik suatu negara akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi para investor terutama para investor asing untuk menanamkan modalnya. Mengingat Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
investasi memerlukan suatu jangka waktu yang relatif lama untuk memperoleh kembali modal yang ditanam dan memperoleh keuntungan. Sehingga stabilitas politik jangka panjang akan sangat diharapkan oleh investor.
8. Kemudahan-kemudahan yang diberikan pemerintah Tersedianya berbagai sarana dan prasarana awal, seperti jalan raya, listrik dan sistim komunikasi akan mendorong para investor untuk menanamkan modalnya disuatu daerah. Begitu pula dengan bentuk intensif lainnya seperti keringanan didalam perpajakan (tax holiday), yaitu suatu keringanan didalam pembebanan pajak apabila suatu perusahaan mau menanamkan keuntungan yang diperolehnya kedalam investasi baru, ataupun apabila perusahaan yang bersangkutan mau dan bersedia menanamkan investasinya di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
2.6.. Tenaga Kerja Kesempatan kerja di defenisikan sebagai keadaan yang mencerminkan sampai berapa dari total angkatan tenaga kerja yang dapat diserap atau dapat ikut sera secara aktif dalam suatu kegiatan perekonomian suatu negara. Atau dengan kata lain, kesempatan kerja merupakan orang yang bekerja dan telah mendapat pekerjaan. Ahli– ahli ekonomi klasik mendefenisikan kesempatan kerja sebagai suatu keadaan dimana semua pekerja yang ingin bekerja pada suatu tingkat upah tertentu akan dengan mudah mendapat pekerjaan. Menurut Para Ahli Ekonomi Klasik, untuk menentukan jumlah pekerja yang akan digunakan dalam kegiatan ekonomi, analisis mengenai pasaran tenaga kerja perlu Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
dilakukan.
Dalam konteks pasaran tenaga kerja, mekanisme pasar yang terjadi
bersifat pasar persaingan sempurna. Ini berarti bahwa upah ditentukan oleh keseimbangan diantara permintaan dan penawaran tenaga kerja. Apabila keadaan ini tercapai, dalam analisis klasik, tingkat kesempatan kerja penuh telah tercapai. Dalam analisis pasaran tenaga kerja secara makro, yang ingin dianalisis adalah permintaan dan penawaran tenaga kerja dalam perekonomian. Permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja dalam perekonomian adalah gabungan dari permintaan tenaga kerja oleh perusahaan dan gabungan penawaran oleh para pekerja. Dengan demikian kurva permintaan tenaga kerja dalam perekonomian dapat diwujudkan dengan menjumlahkan permintaan tenaga kerja oleh perusahaan-perusahaan. Begitu juga, kurva penawaran tenaga kerja dalam perekonomian dapat ditentukan dengan menjumlahkan kurva penawaran oleh para pekerja. Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi atas dua golongan yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong sebagai tenaga kerja ialah penduduk yang berumur dalam batas usia kerja. Batasan usia kerja yang dianut oleh negara Indonesia ialah minimum 15 tahun tanpa batasan umur maksimum. Tenaga kerja di bagi dalam dua kelompok yaitu: angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja, atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara sedang tidak bekerja dan yang mencari pekerjaan. Sedangkan bukan angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan yakni: orang-orang yang kegiatannya bersekolah (pelajar, mahasiswa),
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
mengurus rumah tangga serta menerima pendapatan tapi bukan merupakan imbalan langsung atas jasa kerjanya (pensiunan, penderita cacat yang independen). Angkatan kerja dibedakan menjadi dua sub kelompok yaitu pekerja dan penganggur. Pekerja ialah orang-orang yang mempunyai pekerjaan mencakup orang yang mempunyai pekerjaan dan saat di sensus atau di survey memang sedang bekerja. Serta orang yang mempunyai pekerjaan namun untuk sementara waktu kebetulan sedang tidak bekerja. Penganggur ialah orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan lengkapnya orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) mencari pekerjaan. Penganggur semacam ini oleh BPS dinyatakan sebagai penganggur terbuka.
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :
Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Propinsi Sumatera Utara.
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan adalah jenis data sekunder, yaitu jenis data yang diperoleh dari Badan Pusat statistic (BPS) Sumatera Utara pada kurun waktu tahun 1987-2007 (21 tahun).
Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode tidak langung (indirect method), yakni dengan menggunakan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan pencatatan langsung dari berbagai bahan kepustakaan seperti tulisan ilmiah, jurnal, artikel, laporan, dan sebagainya.
Model Analisis Data
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Model yang digunakan dalam menganalisis data adalah model ekonometrika. Teknjk yang digunakan adalah model kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square/OLS). Fungsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Y (t-2) = f (X1,X2,X3,) Dengan spesifikasi model sebagai berikut : Y (t-2) = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + µ Dimana : Y (t-2)
= Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara dua tahun kemudian / PDRB (dalam jutaan rupiah)
α
= Intercept
β1, β2, β3, = Koefisien regresi X1
= Pengeluaran Pemerintah (dalam jutaan rupiah)
X2
= Penanaman Modal Asing (PMA) (dalam jutaan rupiah)
X3
= Tenaga Kerja (dalam jutaan jiwa)
µ
= Term of Error
Bentuk hipotesanya adalah sebagai berikut : θY(t − 2 ) θX 1
> 0, artinya jika terjadi kenaikan pada X1 (pengeluaran pemerintah), maka Y (pertumbuhan ekonomi dua tahun kemudian) juga mengalami kenaikan, ceteris paribus.
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
θY (t − 2) θX 2
> 0, artinya jika terjadi kenaikan pada X2 (PMA), maka Y (pertumbuhan ekonomi dua tahun kemudian) juga mengalami kenaikan, ceteris paribus.
θY (t − 2) > θX 3
0, artinya jika terjadi kenaikan pada X3 (tenaga kerja), maka Y (pertumbuhan ekonomi dua tahun kemudian) juga mengalami kenaikan, ceteris paribus.
Pengolahan Data Penulis menggunakan program computer E-Views 4.1 untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini.
Uji kesesuaian (Test Goodness of Fit) 3.6.1. Koefisien Determinasi (R-Square) Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variabelvariabel independent secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen.
3.6.2 Uji F-statistik (Uji Serempak) Uji F-statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut : H0 : β1 = β2 = 0 Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0 Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel. Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Jika F-hitung < F-tabel maka Ho dierima, yang berarti variabel independen secara bersama sama mempengaruhi variabel dependen.
Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut : R2 / k- 1 F-hitung =
(l-R2)/(n-k) Dimana : R2
= Koefisien Determinasi
K
= Jumlah variabel independen ditambah intercept dari suatu Persamaan
n
= Jumlah sampel
Ho diterima
Ha diterima
0 Gambar 3.1 Kurva Uji F-statistik
3.6.3. Uji t- Statistik Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan mengetahui apakah masingmasing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap dependen variabel. Dengan Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut : H0 : β = 0 Ha : β ≠ 0 Bila nilai t-hitung < t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H0 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang di uji berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen pada tingkat kepercayaan tertentu. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus : (bi-b)
T-hitung = Sbi
Dimana : bi
= Koefisien Variabel
b
= Nilai Hipotesis Nol
Sbi
= Simpangan baku dari variabel independen ke-i
H0 diterima Ha diterima
Ha diterima
0 Gambar 3.2 Kurva Uji t-statistik
3.7.
Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
3.7.1. Multikolinerity Multikolinearity adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi, apakah terdapat korelasi variabel independen diantara satu sama lain. Untuk mengetahui ada tidaknya dapat dilihat dari nilai R-square, F-hitung, t-hitung, serta standart error. Adanya multikolinearity ditandai dengan Standart error tidak terhingga a. Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α 5%, α 10% b. Terjadi perubahan tanda yang tidak sesuai dengan teori c. R2 sangat tinggi
3.7.2. Auto Korelasi Terjadi bila Error term (µ) dari periode waktu yang berbeda berkorelasi. Dikatakan bahwa Error term berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila : Variabel (ei.ej)≠ 0 untuk I≠ j, dalam hal ini dapat dikatakan memiliki
masalah
autokorelasi. Adapun cara yang digunakan untuk mengetahui keberadaan autokorelasi, yaitu : Durbin-watson (Uji D-W Test) Uji Durbin-Watson (Uji D-W) digunakan untuk mengetahui apakah didalam model yang digunakan terdapat autocorelasi diantara variabel-variabel yang diamati. Uji Durbin -Watson dirumuskan sebagai berikut : Σ(et-(et-l ))2 D-hit = Σe 2 t
Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu diperoleh nilai kritis di dan du dalam tabel distribusi durbin-watson untuk berbagai nilai. Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 3.1 Kriteria Pengambilan Keputusan D-W Test Nilai D-W Berdasarkan Estimasi
Kesimpulan
Model Regresi (.4-D.W.L)
Tolak H0. Terdapat serial korelasi negatif diantara disturbance error.
(.4-D.W.L)
Tidak ada kesimpulan.
2
Terima H0.
DWU
Tidak ada kesimpulan.
DWL
Tolak H0. Terdapat serial korelasi positif
0
diantara disturbance term.
Bentuk hipotesis dari uji D-W sebagai berikut : H0 : р = 0 berarti tidak ada autokorelasi Ha : р ≠ 0 berarti ada autokorelasi
inconclusive
Autokorelasi (+)
Autokorelasi (-) Ho diterima (tidak autokorelasi)
0
dl
du
2
4-du
4-dl
4
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap P=1 P=-1 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. P=0 USU Repository © 2009
Gambar 3.3 Kurva D-W Statistik
Defenisi Operasional Dalam menghindari salah penafsiran dalam memahami pembahasan dalam penelitian ini, maka diberikan definisi variabel-variabel sebagai berikut: 1. Pertumbuhan Ekonomi : perbandingan peningkatan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dari tahun ke tahun yang di hitung berdasarkan satuan jutaan rupiah. 2. Penanaman Modal Asing : usaha yang dilakukan pihak asing dalam rangka menanamkan modalnya dengan tujuan untuk mendapatkan laba melalui penciptaan suatu produksi ataupun jasa, dalam satuan jutaan rupiah. 3. Pengeluaran Pemerintah : merupakan salah satu aspek penggunaan sumber daya ekonomi yang secara langsung dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah dan secara tidak langsung dimiliki oleh masyarakat melalui pembayaran pajak, dalam satuan jutaan rupiah. Pengeluaran pemerintah terdiri dari : a. Pengeluaran Rutin : pengeluaran yang ditujukan untuk membiayai operasional penyelengaraan pemerintahan yang bertujuan untuk memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat. b. Pengeluaran Pembangunan : pengeluaran yang bertujuan untuk membiayai proses perubahan yang merupakan kemajuan dan kebaikan menuju kearah yang ingin di capai Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
4. Tenaga kerja : merupakan total angkatan kerja yang dapat diserap atau dapat ikut serta secara aktif dalam perekonomian suatu negara dalam jutaan jiwa.
BAB IV HASIL DAN ANALISIS
4.1. Gsmbsrsn Umum Propinsi Sumatera Utara 4.1.1. Kondisi Geografis Propinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, terletak pada garis 1o-4o LU dan 980 BT dengan luas 71.160,68 km2 atau dengan luas area ≥ 3.103.493,49 Ha atau sekitar 14,95% dari seluruh sumatera dan 3,69% dari luas wilayah Indonesia. Letak propinsi ini sangat strategis karena berada pada jalur perdagangan internasional dan berdekatan dengan Malaysia dan Singapura serta diapit oleh tiga propinsi dengan batas-batas sebagai berikut: - Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Daerah Istimewa Aceh - Sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Sumatera Barat dan Riau - Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia - Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka Berdasarkan letak dan kondisi alamnya, Sumatera Utara dibagi atas tiga kelompok wilayah, yaitu: a. Pantai Barat (Tapanuli Selatan, tapanuli tengah, Sibolga dan Nias) b. Dataran Tinggi (Tapanuli Utara, Simalungun, Pematang Siantar, Karo dan Dairi) Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
c. Pantai Timur (Medan, Binjai, Langkat, Tebing Tinggi, Asahan, Tanjung Balai Dan Labuhan Batu).
Tabel 4.1 Kondisi Geografis Sumatera Utara Menurut Kabupaten dan Kota Kabupaten / Kota Kabupaten: 1. Nias 2. Mandailing Natal 3. Tapanuli Selatan 4. Tapanuli Tengah 5. Tapanuli Utara 6. Toba Samosir 7. Labuhan Batu 8. Asahan 9. Simalungun 10. Dairi 11. Karo 12. Deli Serdang 13. Langkat 14. Nias Selatan 15. Humbang Hasundutan 16. Pakpak Bharat 17. Samosir 18. Serdang Bedagai 19. Batu Bara 20. Padang Lawas Utara 21. Padang Lawas Kota: 22. Sibolga 23. Tanjung Balai 24. Pematang Siantar 25. Tebing Tinggi 26. Medan Binjai 27. Padang Sidempuan Jumlah/Total:
Luas Tanah/Area (Ha) 18. 402,60 259.251,94 452.934,82 86.324,45 94.879,47 26.254,76 475.992,88 168.454,39 266.048,92 47.400,05 40.631,25 141.576,69 663.129,00 11.814,88 62.865,52 5.791,05 26.037,95 141.097,84 x x x 273,23 3.381,28 42.959,01 3.036,15 26.334,00 27.663,36 3.103.493,49
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2007
4.1.2. Kondisi Iklim dan Topografis Karena terletak dekat garis Khatulistiwa, Propinsi Sumatera Utara mempunyai iklim tropis yang dipengaruhi oleh angin passai dan angin muson. Kelembaban udara rata-rata 78% - 91% per tahun, curah hujan kurang lebih 1800-4000 mm per tahun dan penyinaran matahari 43%. Sebagaimana propinsi lain, musim hujan biasanya pada bulan November sampai dengan bulan Maret dan musim kemarau biasanya terjadi pada bulan April sampai dengan bulan Oktober, diantara kedua musim ini diselingi oleh musim pancaroba. Ketinggian permukaan dataran Propinsi Sumatera Utara sangat bervariasi, sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter diatas permukaan laut, beriklim cukup panas bisa mencapai 350C. Sebagian daerahnya berbukit dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi berada pada ketinggian yang suhu minimalnya bisa mencapai 140C.
4.1.3. Kondisi Demografis Sumatera Utara merupakan propinsi keempat terbesar jumlah penduduknya di Indonesia, setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Yang dihuni oleh penduduk dari berbagai suku seperti Melayu, Batak, Nias, Aceh, Minang Kabau, Jawa, dan menganut berbagai agama seperti Islam, Kristen Budha, Hindu, dan berbagai aliran kepercayaan lainnya. Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus penduduk (SP) 1990, penduduk Sumatera Utara berjumlah sebesar 10.256 juta jiwa, dan pada tahun, 2000 jumlah penduduk Sumatera Utara sebesar 11.514 juta jiwa dan pada tahun 2007 meningkat menjadi 12.834 juta jiwa. Dapat dilihat laju pertumbuhan Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
penduduk di sumatera utara meningkat cukup pesat dalam kurun tahun 2000 ke tahun 2007 sebesar 1.320 juta jiwa..atau sebesar 11,46%.
4.1.4. Potensi Wilayah Wilayah Sumatera Utara memiliki potensi alam yang cukup luas dan subur untuk dikembangkan menjadi areal pertanian untuk menunjang pertumbuhan industri. Laut, danau, dan sungai merupakan potensi perikanan dan perhubungan. Sedangkan keindahan alam daerah merupakan potensi energik untuk pengembangan industri, perdagangan, dan lain-lain. Dalam wilayah Sumatera Utara terkandung bahan galian dan tambang, seperti kapur, belerang, pasir kuarsa, diatome, emas, batu bara, minyak dan gas bumi. Kegiatan perekonomian terpenting Sumatera Utara adalah pada sektor pertanian yang menghasilkan bahan pangan dan budi daya ekspor dari perkebunan, tanaman pangan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Sedangkan industri yang berkembang di Sumatera Utara adalah industri pengolahan yang menunjang sektor pertanian. Industri yang memproduksi barang-barang kebutuhan dalam negeri dan ekspor, meliputi industri logam dasar, aneka industri kecil dan kerajinan. Posisi strategis wilayah Sumatera Utara dalam jalur perdagangan internasional, ditunjang oleh adanya pelabuhan udara dan laut yaitu pelabuhan udara Polonia, Pinangsori, Binaka, Aek Godang, Silangit, Pelabuhan Laut Belawan, Sibolga, Gunung Sitoli, Tanjung Balai Teluk Nibung, kuala Tanjung, dan Labuhan Bilik. Disamping fasilitas pelabuhan ini, sektor jasa berkaitan dengan fasilitas perbankan dan jasa-jasa perdagangan lainnya serta komunikasi seperti perhubungan darat, telepon, teleks,
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
faximile, pos dan giro, telah cukup berkembang dan mampu mencapai sebagian besar kecamatan. Kota Medan sebagai ibukota Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara, disamping merupakan salah satu pusat pengembangan, wilayah Sumatera Utara sekaligus juga merupakan pusat pengembangan wilayah pembangunan kelompok Sumatera memiliki fasiitas komunikasi, perbankan, dan jasa-jasa perdagangan lainnya yang mampu mendorong pertumbuhan wilayah belakangnya. DI Sumatera Utara juga terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan penelitian seperti perguruan tinggi termasuk politeknik, balai penelitian, balai pelatihan kerja yang mampu membentuk tenaga pembangunan yang terdidik dan terampil serta hal hasil penelitian yang bermanfaat bagi pembangunan daerah. Perkembangan Ekonomi Sumatera Utara 4.2.1. Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan rangkuman laju pertumbuhan dari berbagai sektor yang menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Untuk melihat fluktuasi pertumbuhan ekonomi tersebut secara riil dari tahun ke tahun disajikan melalui PDRB atas harga konstan menurut lapangan usaha secara berkala. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya apabila negatif menunjukkan penurunan. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara Tahun 2007 yang ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000 sekitar 6,90%, menunjukkan adanya akselerasi pertumbuhan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 6,20%. Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Pertumbuhan tersebut didukung oleh hampir semua sektor perekonomian di Sumatera Utara.
Tabel 4.2 Laju Pertumbuhan Riil Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-5007 (persen) NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Lapangan Usaha 2005 Pertanian 3,38 Pertambangan & Penggalian 6,42 Industri Pengolahan 4,76 Listrik, Gas & Air Minum 5,15 Bangunan 12,96 Perdagangan, Hotel & Restoran 4,95 Pengangkutan & Komunikasi 10,11 Keuangan, Persewaan & Jasa 7,15 perusahaan 9. Jasa-Jasa 4,36 PDRB 5,48 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2007
2006 2,40 4,17 5,47 3,08 10,33 6,95 11,91 9,87 7,09 6,20
2007 4,98 9,78 5,09 0,22 7,76 7,55 9,90 12,43 8,25 6,90
Pertumbuhan terbesar berasal dari sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang tumbuh sebesar 12,43% dan selanjutnya diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh sebesar 9,90%, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 9,78%, sektor jasa-jasa sebesar 8,25%, sektor konstruksi sebesar 7,76%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 7,55%, sektor industri pengolahan sebesar 5,09%, sektor pertanian sebesar 4,98%. Sementara pertumbuhan terendah berasal dari sektor listrik, gas dan air minum sebesar 0,22%. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada tahun 2007 lebih tinggi bila di bandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tumbuh sebesar 6,90% sedangkan Indonesia tumbuh sebesar 6,32%.
Tabel 4.3 PDRB Sumatera Utara Dan PDB Indonesia Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Tahun 2003-2007 (milyar Rp) Tahun 2003 2004 2005 2006 2007x)
Sumatera Utara PDRB Pertumbuhan ADHB1) ADHK2) Ekonomi 103401.4 78805.6 4.81 118100.5 83328.9 5.74 139618.3 87897.8 5.48 160376.8 93347.4 6.2 181819.7 99792.3 6.9
Indonesia PDB ADHB1) 2013674.6 2295826.2 2774281.1 3339479.6 3957403.9
ADHK2) 1577171.3 1656516.7 1750815.2 1847292.9 1963974.3
Pertumbuhan Ekonomi 4.78 5.05 5.69 5.51 6.32
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2007 x ) : Angka Sementara
4.2.2.Perkembangan PDRB Sumatera Utara Struktur perekonomian Sumatera Utara sejak tahun 2005 tidak mengalami perubahan yang mendasar dengan di dominasi dari sektor pertanian, diikuti sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa-jasa, sektor pengangkutan dan komunikasi,
sektor
konstruksi,
sektor
keuangan,
sektor
pertambangan dan penggalian dan sektor listrik gas dan air bersih. Pada tahun 2005 peranan sektor pertanian sebesar 25,25% yang dari tahun ke tahun cenderung menurun dimana peranan pada tahun 2006 sebesar 24,34% pada tahun 2007 kembali menurun menjadi 23,91%. Kontribusi terbesar sektor pertanian diberikan oleh sub sektor tanaman perkebunan, utamanya tanaman kelapa sawit dan karet yang menjadi komoditi unggulan Sumatera Utara. Secara keseluruhan struktur ekonomi Sumatera Utara pada tahun 2005-2007 ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Struktur Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005-2007 (persen) No Sektor Ekonomi 1. Pertanian
2005 25,25
2006 24,34
2007 23,91
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pertambangan & Penggalian 1,22 Industri 24,24 Listrik, Gas & Air Minum 0,81 Bangunan 6,28 Perdagangan, Hotel & Restoran 18,19 Pengangkutan & Komunikasi 8,40 Keuangan, Asuransi, Usaha 6,19 Persewaan bangunan & Jasa perusahaan 9. Jasa-Jasa 9,43 PDRB 100 PDRB Tanpa Migas 99,25 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2007
1,20 24,07 0,79 6,52 18,32 8,85 6,40
1,23 23,66 0,74 6,57 18,42 9,10 6,73
9,51 100 99,31
9,63 100 99,29
Tabel 4.5 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2005-2007 (Milyar Rp) Lapangan Usaha 2005 1. Pertanian 22.191,30 2. Pertambangan & Penggalian 1.074,75 3. Industri 21.305,37 4. Listrik, Gas & Air Minum 716,25 5. Bangunan/Konstruksi 5.515,98 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 15.984,93 7. Pengangkutan & Komunikasi 7.379,92 8. Bank & lembaga keuangan 5.440,50 9. Jasa-Jasa 8.288,79 PDRB Sumatera Utara 87.897,79 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2007
2006 22.724,49 1.119,58 22.470,57 738,31 6.085,61 17.095,26 8.259,20 5.977,57 8.876,81 93.347,40
2007 23.856,15 1.229,05 23.615,20 739,92 6.559,30 18.386,28 9.076,56 6.720,62 9.609,20 99.792,27
Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan kita dapat lihat bahwa ekonomi Sumatera Utara mengalami peningkatan. Dari tahun 2005-2007 PDRB Sumatera Utara mengalami peningkatan tahun 2005 sebesar 87.897,79 milyar, tahun 2006 sebesar 93.347,40 milyar dan tahun 2007 sebesar 99.792,27 milyar. Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
4.2.3. PDRB Menurut Penggunaan Untuk menggambarkan bagaimana penggunaan barang dan jasa oleh berbagai konsumen, maka digunakan PDRB menurut penggunaan. Tabel 4.6 PDRB Sumatera Utara Menurut Sudut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005-2007 (Milyar Rp) No. 1. 2.
Jenis Penggunaan 2005 2006 Penge. Konsumsi RT 74.438,58 87.050,48 Penge. Konsumsi Lemb. Swasta 652,10 718,00 yang tidak mencari Keuntungan 3. Penge. Konsumsi Pemerintah 11.811,49 14.902,81 4. Pembentukan Modal Tetap 22.594,22 24.606,40 5. Perubahan Stok 5.857,76 4.127,41 6. Ekspor 59.921,61 68.332,56 7. Dikurangi Impor 35.657,45 39.360,87 PDRB Sumatera Utara 139.618,31 160.376,80 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2007
2007 105.449,56 835,28 16.595,80 29.127,33 1.741,71 77.279,69 49.209,63 181.819,74
Berdasarkan tabel diatas dari 181.819,74 milyar rupiah nilai barang dan jasa di Sumatera Utara pada tahun 2007 sebagian besar berasal dari konsumsi oleh rumah tangga, yakni sebesar 105.449,56 milyar rupiah meningkat dari 87.050,48 milyar rupiah pada tahun 2006. Selanjutnya untuk ekspor netto sebesar 77.279,69 milyar rupiah juga meningkat dibandingkan tahun 2006. Pembentukan modal tetap bruto sebesar 29.127,33 milyar rupiah, pengeluaran pemerintah sebesar 16.595,80 milyar rupiah dan untuk pengeluaran lembaga swasta yang tidak mencari keuntungan sebesar 835,28 milyar rupiah. Besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga karena masyarakat lebih mendahulukan kebutuhan primernya dari pada kebutuhan lainnya. Kondisi ini sebenarnya kurang baik bagi perekonomian suatu daerah. Memang konsumsi dapat
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
meningkatkan perekonomian suatu daerah, namun jika hal ini terus berlanjut dikhawatirkan dapat menyebabkan pertumbuhan semu. Walaupun persentase pengeluaran rumah tangga terhadap total PDRB sangat besar, namun masyarakat Sumatera Utara juga cukup memperhatikan sarana dan prasarana. Pada tahun 2007 pengeluaran pembentukan barang modal sebesar 29.127,33 milyar rupiah atau meningkat sebesar 18,4% dibanding tahun sebelumnya. kenyataannya diatas menunjukkan bahwa Sumatera Utara tetap sama dengan propinsi-propinsi lain di Indonesia yang sebagian besar nilai tambah yang ada digunakan untuk konsumsi masyarakat. Akan tetapi, Masyarakat Sumatera Utara sedikit lebih baik dimana ada sejumlah dana yang digunakan untuk pembentukan modal atau paling tidak perbaikan barang modal.
4.2.4. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Sumatera Utara Pengeluaran daerah terdiri dari dua jenis yaitu pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Pengeluaran rutin terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan dinas, belanja lain-lain, angsuran pinjaman hutang dan bunga, subsidi/sumbangan kepada daerah. Sementara pengelompokan pengeluaran pembangunan di alokasikan keberbagai sektoral tergantung dari kebijaksanaan pemerintah daerah, baik sektor industri, pertanian dan kehutanan, sumber daya air dan irigasi dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan pambangunan daerah pada saat itu. Besar kecilnya pengeluaran ini sangat dipengaruhi atau sangat tergantung pada besarnya penerimaan. Makin besar penerimaan maka pengeluaran makin besar pula.
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Selama kurun waktu tahun 1997-2002 peningkatan pengeluaran pemerintah berfluktuasi. Pada tahun 1997 pengeluaran rutin sebesar 576 milyar (74,7% dari total pengeluaran tahun 1997). Tetapi pada kurun waktu tahun 1998-1999 pengeluaran rutin mengalami penurunan, dimana pada tahun 1998 terjadi penurunan pengeluaran rutin sebesar 65,2% di banding tahun sebelumnya. Dari seluruh jenis pengeluaran rutin, belanja pegawai merupakan pengeluaran yang terbesar selama kurun waktu tersebut. Selama kurun waktu 2003-2007 pengeluaran rutin tidak lagi merupakan prioritas utama dalam struktur pengeluaran pengeluran pemerintah. Pada tahun 2003 kontribusi pengeluaran pembangunan terhadap total pengeluaran pada tahun 2003 mengalami peningkatan sebesar 58,38% dari sebelumnya hanya sebesar 31,12%. Proporsi yang terbesar untuk pengeluaran pembangunan ini digunakan untuk sektor pembangunan daerah transmigrasi yakni sebesar 467,2 milyar (59,2% dari total pengeluaran pembangunan tahun 2003). Pada tahun anggaran 2005 pengeluaran total pemerintah Sumatera Utara mengalami peningkatan yakni sebesar 1501,5 milyar pada anggaran tahun 2004 meningkat pada tahun 2005 menjadi 1830,6 milyar atau meningkat sebesar 21,92%. Pada tahun 2006 dan 2007 pengeluaran pemerintah juga mengalami peningkatan sebesar 2184,7 milyar yakni 19,34% dari anggaran tahun 2005, dan pada tahun 2007 meningkat menjadi 2717,9 milyar yakni 24,41% meningkat dari anggaran tahun 2006.
Tabel 4.7 Realisasi Pengeluaran Pemerintah Propinsi Sumatera Utara Tahun 1997-2007 (Milyar Rp) Tqhun 1997 1998
Pengeluaran Rutin 576,0 200,8
Pengeluaran Pembangunan 195,0 141,8
Jumlah 771,0 342,6
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
1999 202,2 246,8 2000 219,6 197,2 2001 628,3 287,9 2002 703,4 317,9 2003 562,7 789,3 2004 551,7 949,8 2005 540,5 1.290,1 2006 613,7 1.570,9 2007 1.371,1 1.346,8 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2007
449,0 416,8 916,2 1.021,3 1.352,0 1.501,5 1.830,6 2.184,7 2.717,9
4.2.5. Perkembangan Investasi PMA di Sumatera Utara Keadaan makro ekonomi regional Sumatera Utara masih belum terlihat adanya perbaikan yang signifikan, meskipun sudah ada beberapa negara investor yang sudah mulai merealisasikan investasinya di Sumatera Utara Indikasi yang jelas terlihat dari realisasi investasi total yang sangat rendah, surplus perdagangan internasional yang semakin menurun dan rencana APBD Sumut masih rendah di bandingkan tahun anggaran sebelum krisis dan inflasi yang mulai bergerak naik. Selain itu kondisi politik dan keamanan serta kepastian hukum baik regional dan nasional belum stabil dan masih sering adanya ketidak sepahaman pendapat antara eksekutif dan legislatif yang cenderung tidak kondusif sehingga pembangunan yang dilaksanakan berjalan lamban. Penggerak ekonomi hanya didorong dari meningkatnya konsumsi masyarakat. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara akan naik apabila ada stimulus baru dari investasi swasta dan naiknya konsumsi masyarakat. Konsumsi merupakan komponen utama dalam PDRB Sumut. Dari tahun 1999 nilai Investasi PMA mengalami peningkatan baik itu rencana dan realisasi proyek maupun nilai investasi. Titik tertinggi rencana nilai investasi PMA adalah pada Tahun 2006 dimana rencana PMA sebesar 1.559.072,88 US$. Akan Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
tetapi PMA yang akhirnya direalisasikan sebesar 15,1%. Pada tahun 2007 nilai investasi PMA yang direncanakan hanya sebesar 392.487,9 US$ (mengalami penurunan sebesar 74,82% dari tahun 2006) tetapi direalisasikan sebesar 330.250,53 US$ atau sebesar 84,14%. Selama kurun waktu 1999-2007 banyaknya proyek investasi PMA yang direalisasikan rata-rata sebesar 46,56% dari keseluruhan proyek yang direncanakan, sedangkan nilai investasi yang direalisasikan rata-rata sebesar 47,56% dari nilai investasi yang direncanakan. Banyaknya proyek dan investasi PMA yang selengkapnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.8 Banyaknya Proyek dan Investasi Proyek Modal Asing (PMA) Menurut Rencana dan Realisasi (1999-2007) Tahun 1999 2000 2001
Banyaknya/Investasi Rencana Realisasi 27 17 38 21 39 12
Nilai Investasi (000 US $) Rencana Realisasi 112.970,01 58.805,03 170.411,89 78.826,60 119.267,57 39.462,11
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
2002 27 7 2003 29 12 2004 32 14 2005 25 11 2006 34 17 2007 40 26 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2007
37.950,88 142.572,14 169.400,50 184.280,76 1.559.072,88 392.487,90
13.822,57 97.757,97 77.672,04 85.834,58 235.363,38 330.250,53
Perkembangan PMA Sumatera Utara mengalami fluktuasi yang sangat tajam 20 tahun belakangan ini. Pada tahun 1987 nilai PMA di Sumatera Utara sebesar 109,1 juta US$ dimana terjadi penurunan pada tahun 1988 sebesar 50,4% jika dibandingkan dengan nilai PMA Sumatera Utara pada tahun 1988 sebesar 55,0 juta US$. Pada tahun 1997 nilai PMA sebesar 3514,6 juta US$. Dimana pada tahun 1997 ini merupakan investasi PMA yang paling besar jika dibandingkan dengan tahun-tahun yang lain. Sedangkan di tahun-tahun berikutnya nilai PMA mengalami penurunan hal ini disebabkan karena kurangnya dorongan pemerintah untuk menarik investor asing untuk menawarkan investasinya di Sumatera Utara. Pada tahun 2007 nilai investasi PMA mencapai 423,7 juta US$
dimana terjadi penurunan sebesar 358% jika di
bandingkan dengan nilai Investasi PMA tahun 2006 sebesar 1516,6 juta US$. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.9 Penanaman Modal Asing (PMA) Sumatera Utara Tahun 1987-2007 (Juta US $) Tahun 1987 1988 1989
Jumlah 109,1 55,0 17,1
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
1990 360,0 1991 35,9 1992 657,8 1993 72,3 1994 225,3 1995 658,1 1996 614,7 1997 3514,6 1998 229,6 1999 102,7 2000 193,4 2001 106,5 2002 44,5 2003 57,6 2004 151,5 2005 235,8 2006 1516,6 2007 423,7 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2007
4.2.6. Perkembangan Tenaga kerja Sumatera Utara Tenaga kerja merupakan unsur utama didalam proses produksi barang dan jasa serta mengatur sarana produksi untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut. Tenaga kerja merupakan bagian penting dari penduduk dimana pertumbuhan tenaga kerja sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Masalah ketenaga kerjaan di Indonesia umumnya, dan di Propinsi Sumatera Utara pada khususnya, dalam masa sekarang ini diperkirakan akan semakin kompleks. Indikasi ini terlihat dari penambahan penduduk usia kerja setiap tahunnya yang terus bertambah, makin banyak pengangguran terbuka maupun terselubung (disguised unemployed) atau bekerja kurang (under employed) sebagai akibat dari budaya bercorak
agraris,
lapangan pekerjaan
yang
sangat
terbatas karena situasi
perekonomian yang belum membaik serta semakin menumpuknya pengangguran
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
terdidik sebagai konsekuensi dari peningkatan taraf pendidikan masyarakat dan pemutusan hubungan kerja sebagai akibat banyaknya perusahaan yang di tutup. Pada tahun 1987 jumlah tenaga kerja sebesar 3.950.504 jiwa. Jumlah tenaga kerja terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1999 jumlah tenaga kerja yang diserap meningkat pesat yaitu sebesar 5.037.500 jiwa dengan demikian tenaga kerja yang dapat diserap sebesar 27,52% jika di bandingkan dengan jumlah tenaga kerja pada tahun 1987 sebesar 3.950.504 jiwa. Krisis ekonomi menyebabkan banyaknya pengangguran dan pemutusan hubungan kerja dari perusahaan sehingga jumlah tenaga kerja yang diserap tahun 2000 hanya sebesar 4.947.539 jiwa dimana terjadi penurunan sebesar 1,78% jika dibandingkan dengan penyerapan tenaga kerja di tahun 1999 sebesar 5.037.500 jiwa. Dari tahun 2000 hingga tahun 2005 jumlah tenaga kerja mengalami penurunan akan tetapi pada tahun 2005 ke 2006 jumlah tenaga kerja mulai meningkat hal ini dikarenakan upaya dari pemerintah daerah yang memberikan kemudahan kepada para investor dalam menanamkan investasinya di Propinsi Sumatera Utara sehingga dapat menyebabkan penyerapan tenaga kerja.
Tabel 4.10 Jumlah Tenaga Kerja di Sumatera Utara Tahun 1987-2007 (Juta Jiwa) Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Tahun Jumlah Tenaga Kerja 1987 3.950.504 1988 4.002.435 1989 4.138.792 1990 3.820.329 1991 4.726.201 1992 4.099.809 1993 4.193.152 1994 4.318.993 1995 4.493.198 1996 4.575.651 1997 4.642.766 1998 4.855.296 1999 5.037.500 2000 4.947.539 2001 4.977.323 2002 4.928.353 2003 4.835.793 2004 4.756.078 2005 4.691.780 2006 4.769.267 2007 4.738.256 Sumber : Badan Pusat statistik Sumatera Utara, 2007
4.3. Analisis Hasil Penelitian 4.3.1. Regresi Linear Pengeluaran Pemerintah, PMA dan Tenaga Kerja Terhadap Produk Domestik Regional Bruto Sumatera Utara. Untuk mendapatkan hasil regresi antara variabel independent (Pengeluaran Pemerintah, PMA dan Tenaga Kerja) dan variabel dependent (Produk Domestik Regional Bruto) maka di gunakan data sekunder yang berasal dari BPS yang di catat mulai tahun 1987-2007 dan diolah dengan menggunakan bantuan program computer. Berikut ini hasil pengolahan data dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square). Tabel 4.11 Hasil Regresi Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Variabel Koefisien -77389394 C 2,184856 Penge. Pem (X1) 0,337056 PMA (X2) 20,26591 Tenaga Kerja (X3) R-Squared Adjusted R-squared F-statistic D-W stat *menunjukkan tingkat kelayakan 5%
Standard Error 16551894 2,095124 0,309738 3,612543 0,734425 0,681310 13,82706 1,835951
t-statistik -4,675561 1,042829 1,088193 5,609873
Dari hasil regresi diatas, dapat dibentuk model hasil estimasi sebagai berikut : Y (t-2) = -77389394 + 2,184856 X1 + 0,337056 X2 + 20,26591 X3
4.3.2. Interpretasi Model Berdasarkan model estimasi diatas dapat dijelaskan pengaruh variabel independent yaitu nilai pengeluaran pemerintah (X1), PMA (X2), Tenaga Kerja (X3) terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara sebagai berikut : 1. Pengeluaran Pemerintah Pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi X1, yaitu sebesar 2,185. Artinya, setiap kenaikan 1% jumlah pengeluaran pemerintah, maka tingkat pertumbuhan ekonomi dua tahun kemudian akan naik sebesar 2,185 juta rupiah (ceteris paribus).
2.PMA PMA berpengaruh positif terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi X2, yaitu sebesar 0,337. Artinya,
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
setiap kenaikan 1% jumlah PMA, maka tingkat pertumbuhan ekonomi dua tahun kemudian akan naik sebesar 0,337 juta rupiah (ceteris paribus).
3.Tenaga Kerja Tenaga Kerja berpengaruh positif terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Hal ini ditunjukka n oleh koefisien regresi X3, yaitu sebesar 20,266. Artinya, setiap kenaikan 1% jumlah tenaga kerja, maka tingkat pertumbuhan ekonomi dua tahun kemudian akan naik sebesar 20,266 juta rupiah (ceteris paribus).
4.3.3. Koefisien Determinasi (R2) Berdasarkan hasil output program eviews, dapat dilihat nilai R-square adalah sebesar 0,734 yang berarti bahwa variabel X1 (pengeluran pemerintah), X2 (PMA), X3 (tenaga kerja) secara bersama-sama mampu memberikan penjelasan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara untuk dua tahun berikutnya sebesar 73,4% sedangkan sisanya 26,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam estimasi model.
4.3.4. Pengujian koefisien Regresi Secara Bersamaan (Uji F Statistik) Untuk membuktikan nilai R-square tersebut diatas maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji F. Hipotesisnya adalah sebagai berikut : H0 : β1 = β2 = 0 Hа : β1 ≠ β2 ≠ 0
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Artinya, berdasarkan data yang tersedia, akan dilakukan pengujian terhadap β1 dan β2 secara bersama-sama, apakah sama dengan nol, yang berarti tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, atau tidak sama dengan nol, yang berarti mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil output program eviews, diperoleh nilai F-hitung sebesar 13,827 dengan nilai probabilitas (signifikansi) adalah sebesar 0,00014. dengan demikian H0 ditolak, karena nilai F-hitung > F-tabel (13,827 > 3,20) dan nilai probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari nilai α 0,05 (0,00014 < 0,05). Berarti dapat disimpulkan bahwa variabel X1 (pengeluaran pemerintah), variabel X2 (PMA), variabel X3 (tenaga kerja) berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara (Y) pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%).
H0 diterima
0
Ha diterima
3,20
13,827
Gambar 4.1 : Kurva Uji F-statistik
4.3.5. Pengujian koefisien Regresi Secara Individual (Uji t-Statistik) 1. Pengeluaran Pemerintah
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Untuk variabel pengeluaran pemerintah diperoleh nilai t-hitung sebesar 1,043 dengan nilai probabilitas (signifikansi) sebesar 0,314. Dengan demikian Ho diterima, karena nilai probabilitas lebih besar dari nilai α 0,05 (0,314 > 0,05) dan t-hitung < ttabel (1,043 < 1,74). Berarti dapat disimpulkan bahwa variabel pengeluran pemerintah tidak berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara untuk dua tahun berikutnya dengan pengujian pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%).
Ha diterima Ha diterima
Ha diterima Ha diterima Ho diterima H o diterima (no serial corelation) (no serial corelation)
-1,74 1,043 1,74 -1,74 1,043 1,74 Gambar 4.2 : Uji t terhadap X1 pada tingkat kepercayaan 95% Gambar 4.1 : Uji t terhadap X1 pada tingkat kepercayaan 95%
2. PMA Untuk variabel PMA diperoleh nilai t-hitung sebesar 1,088 dengan nilai probabilitas (signifikansi) sebesar 0,294. Dengan demikian Ho diterima, karena nilai probabilitas lebih besar dari nilai α 0,05 (0, 294 > 0,05) dan t-hitung < t-tabel (1,088 < 1,74). Berarti dapat disimpulkan bahwa variabel PMA tidak berpengaruh nyata terhadap variabel pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara untuk dua tahun berikutnya dengan pengujian pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%).
Ha diterima
Ha diterima Ho diterima (no serialPenanaman corelation) Pemerintah, Modal
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
-1,74
Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap
1,088
Gambar 4.3 : Uji t terhadap X2 pada tingkat kepercayaan 95%
1,74
3. Tenaga Kerja Untuk variabel Tenaga Kerja diperoleh nilai t-hitung sebesar 5,610 dengan nilai probabilitas (signifikansi) sebesar 0,0000. Dengan demikian Ho ditolak, karena nilai probabilitas lebih kecil dari nilai α 0,05 (0.0000 < 0,05) dan t-hitung > t-tabel (5,610 > 1,74). Berarti dapat disimpulkan bahwa variabel tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap variabel pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara untuk dua tahun berikutnya dengan pengujian pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%).
Ha diterima
Ha diterima Ho diterima (no serial corelation)
-1,74
1,74
5,610
Gambar 4.4 : Uji t terhadap X3 pada tingkat kepercayaan 95%
4.3.6. Multikolinearitas Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah didalam model regresi yang digunakan terdapat korelasi yang sempurna diantara variabel-variabel yang menjelaskan variabel-variabel independent.
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai R2, Fhitung, t-hitung serta standart error. Kemungkinan adanya multikolinieritas jika nilai R2 dan F-hitung tinggi sedangkan nilai t-hitung banyak yang tidak signifikan. Persamaan menunjukkan bahwa R-square yang didapat cukup tinggi yaitu 0,734 sedangkan nilai t-hitung banyak yang tidak signifikan berarti pengeluaran pemerintah, PMA, dan tenaga kerja secara bersama-sama mampu memberikan penjelasan variasi pertumbuhan ekonomi sebesar 73,4%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel pengeluaran pemerintah, variabel PMA dan variabel tenaga kerja memiliki gejala multikolinieritas.
4.3.7. Uji Durbin Watson (D-W test) D-W test digunakan untuk mengetahui apakah dalam model terdapat auto korelasi ataupun antara disturbance error-nya. D-hit = Σ(et-(et-l ))2 Σe 2 t Bentuk hipotesis dari uji D-W sebagai berikut : H0 : р = 0 berarti tidak ada autokorelasi Ha : р ≠ 0 berarti ada autokorelasi Dengan jumlah sample dan jumlah variabel independent tertentu, diperoleh nilai kritis dl dan du dalam distribusi Durbin Watson untuk berbagai nilai α. Berdasarkan hasil output program eviews diperoleh nilai D-W hitung yaitu sebesar 1,836.
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Dari hasil yang diperoleh maka terlihat bahwa nilai D-W hitung berada diantara nilai du dan 4-du (1,67<1,836<2,33) yang berarti tidak ada gejala autokorelasi dengan pengujian pada tingkat kepercayaan 95%.
inconclusive
Autokorelasi (-)
Autokorelasi (+) Ho diterima (tidak autokorelasi)
0
dl
du
p=1
(1,03)
(1,67)
0 (1,836)
4-du (2,33)
4-dl
4 p=-1
Gambar 4.5 : Kurva D-W Statistik
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. kesimpulan Pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara, setiap kenaikan 1% jumlah pengeluaran pemerintah, maka tingkat pertumbuhan ekonomi dua tahun kemudian akan naik sebesar 2,18 juta rupiah (ceteris paribus). PMA berpengaruh positif terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara, setiap kenaikan 1% jumlah PMA, maka tingkat pertumbuhan ekonomi dua tahun kemudian akan naik sebesar 0,337 juta rupiah (ceteris paribus). Tenaga Kerja berpengaruh positif terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara, setiap kenaikan 1% jumlah tenaga kerja, maka tingkat pertumbuhan ekonomi dua tahun kemudian akan naik sebesar 20,266 juta rupiah (ceteris paribus). Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
5.2. Saran Berdasarkan dari hasil penelitian serta kesimpulan yang telah dirumuskan, penulis
memberikan
saran
yakni
pemerintah
Sumatera
Utara
hendaknya
memperhatikan pengeluaran pemerintah agar tetap proporsional sehingga pengeluaran pemerintah tersebut akan tetap berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara, PMA harus ditingkatkan dengan menciptakan situasi politik, keamanan dan hukum yang aman dan kondusif. Sebaiknya penyerapan tenaga kerja tetap terus di tingkatkan dengan tetap meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui pelatihan-pelatihan sehingga penyerapan tenaga kerja ini memberikan kontribusi yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi. DAFTAR PUSTAKA 64
Baldwin, Robert, 1986. Pembangunan Dan Pertumbuhan Ekonomi. Bina Aksara, Jakarta. Boediono, 1999. Teori pertumbuhan ekonomi. BPFE UGM, Yogyakarta. Djojohadikusumo, Sumitro, 1994. Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta. Gujarati, Damodar, 1999. Ekonometrika Dasar. Erlangga, Jakarta. Hera, M. Ikhsan,Widyanti, 1995. Indikator–Indikator Makro Ekonomi, Edisi Kedua. LPFE UI, Jakarta. Jhingan, M.L., 2000. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Edisi Keenambelas. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kelana, Said, 1996. Teori Ekonomi Makro. Rajawali Pers, Jakarta. Panglaykim, J., 1984. Investasi Langsung Jepang di Kawasan ASEAN. Andi Offset, Yogyakarta.
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Suryana, 2000. Ekonomi Pembangunan Problematika dan Pendekatan. Selemba Empat, Jakarta. Tarigan, Robinson, 2003. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Bumi Aksara, Jakarta. Teguh, Muhammad, 1999. Metode Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Todoro, Michael, 2000. Pembangunan Ekonomi. Bumi Aksara, Jakarta. .
Lampiran 1
Data PDRB Sumut Berdasarkan Harga Konstan, Pengeluaran Pemerintah, PMA, Tenaga Kerja Dan Nilai Kurs Tahun 1987-2007
Tahun 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000
Y (PDRB) 4399558 5008526 5478875 5934561 6387021 6855145 18214590 19940286 21802510 23174738 25065402 22332690 22910086 24016595
X1 (Peng.Pem) 205260 290480 267220 313900 336910 383130 458580 515620 584000 660900 771030 342560 449550 416770
X2 (PMA) 109,1 55,0 17,1 360,0 35,9 657,8 72,3 225,3 658,1 614,7 3514,6 229,6 102,7 193,4
X3 (Tenaker) 3950504 4002435 4138792 3820329 4726201 4099809 4193152 4318993 4493198 4575651 4642766 4855296 5037500 4947507
Nilai Kurs 1652 1729 1805 1849 1957 2062 2110 2200 2308 2383 4650 8025 7100 9595
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
24911048 25918696 27071250 28598610 28789779 29334740 29979227
916210 1021300 1351982 1501540 1830610 2184710 2717950
106,5 44,5 57,6 151,5 235,8 1516,6 423,7
4977323 4928353 4835793 4756078 4691780 4769267 4738256
10400 8940 8465 9290 9900 9820 9376
Lampiran 2
Hasil Regresi Data PDRB, Pengeluaran Pemerintah, PMA Dan Tenaga Kerja Lag 2 Dependent Variable: Y(-2) Method: Least Squares Date: 03/11/09 Time: 17:06 Sample(adjusted): 1989 2007 Included observations: 19 after adjusting endpoints Variable Coefficient Std. Error t-Statistic C -77389394 16551894 -4.675561 X1 2.184856 2.095124 1.042829 X2 0.337056 0.309739 1.088193 X3 20.26591 3.612543 5.609873 R-squared 0.734425 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.681310 S.D. dependent var S.E. of regression 5169708. Akaike info criterion Sum squared resid 4.01E+14 Schwarz criterion Log likelihood -318.4223 F-statistic Durbin-Watson stat 1.835951 Prob(F-statistic)
Prob. 0.0003 0.3135 0.2937 0.0000 18253156 9157599. 33.93919 34.13802 13.82706 0.000136
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.746109 Probability Obs*R-squared 1.956370 Probability
0.493464 0.375993
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Corel Asion
NIM
: 050523036
Departemen
: Ekonomi Pembangunan
Fakultas
: Ekonomi
adalah benar telah membuat skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, dengan mengambil judul : “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara). Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk digunakan seperlunya.
Medan, Maret 2009 Yang Membuat Pernyataan
Corel Asion NIM.050523036
Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009