PENGARUH KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI KELAS VIII MTs NU 01 CEPIRING KENDAL
SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Tadris Biologi
Oleh: AF’IDATUN NADHIFAH NIM: 063811034
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Af’idatun Nadhifah
Nim
: 063811034
Jurusan/prodi : tadris Biologi
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, Juli 2011 Deklarator,
Af’idatun Nadhifah NIM: 63811034
ii
iii
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 25 Mei 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
: Pengaruh keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar pada materi system pernapasan manusia
Nama
: Af’idatun Nadhifah
NIM
: 063811034
Jurusan
: Tadris Biologi
Program Studi : Tadris Biologi Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I
Lianah, M.Pd. NIP. 19590313 198103 2 007
iv
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 25 Mei 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
: Pengaruh keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar pada materi system pernapasan manusia
Nama
: Af’idatun Nadhifah
NIM
: 063811034
Jurusan
: Tadris Biologi
Program Studi : Tadris Biologi Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing II
Drs. Darmuin, M.Ag. NIP. 19640424 199303 1
v
ABSTRAK Judul
: Pengaruh keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar pada materi system pernapasan manusia Penulis : Af’idatun Nadhifah NIM : 063811034 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar pada materi sistem pernapasan pada manusia di kelas VIII MTs NU 01 Cepiring. Pada penelitian ini yang menjadi variabel X adalah keaktifan peserta didik dalam pembelajaran Tutor Sebaya sedangkan variabel Y adalah hasil belajar pada materi sistem pernapasan pada manusia. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang berdesain posttest dan menggunakan tekhnik analisis regresi satu prediktor. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII MTs NU 01 Cepiring, pada pengambilan sampel menggunakan metode claster random sampling, diperoleh kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol. Data dikumpulkan menggunakan metode Dokumentasi, Observasi dan Tes. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis statistik regresi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara keaktifan peserta didik dalam pembelajaran model tutor sebaya terhadap hasil belajar biologi materi sistem pernapasan pada manusia. Dari proses penghitungan analisis korelasi ditunjukkan oleh koefisien r xy= 0,437639. Angka ini lebih besar dari t tabel baik pada taraf signifikan 1% maupun 5% dan koefisien diterminasinya r2xy= 0,191528. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar biologi ditentukan oleh keaktifan peserta didik melalui fungsi taksiran Y= 0,556957x + 31,85376. Hal tersebut juga ditunjukkan dari analisis regresi diperoleh nilai Freg =8,0546. Melalui uji F diketahui bahwa Freg = 8,0546 > Ft (0,05) = 0,329 dan Freg = 8,0546 > Ft (0,01) = 0,424. Dengan demikian Freg > Ft (0,05 dan 0,01). Hal ini berarti keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran tutor sebaya berpengaruh terhadap hasil belajar Biologi materi sistem pernapasan pada manusia. Berdasarkan hasil ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para pembaca, mahasiswa, para tenaga pengajar mata kuliah jurusan dan program studi di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dalam memberikan motivasi kepada mahasiswa agar senantiasa meningkatkan prestasi belajar dan mendidik mahasiswa menjadi lulusan yang mempunyai kemampuan memadai sesuai dengan bidang studinya.
vi
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih, tercurahkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, dan taufik serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul “pengaruh keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar pada materi system pernapasan manusia di kelas VIII MTs NU 01 Cepiring” dengan baik. Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian pernyataan dalam memperoleh gelar Sarjana S-1 pada Fakultas Tarbiyah Institute Agama Islam Negeri
Walisongo
Semarang
Jurusan
Tadris
Biologi.
Penulis
dalam
menyelesaikan skripsi ini mendapat bantuan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan rasa hormat yang dalam penulis mengucapkan terima kasih kepada. 1. Dr. Suja’i, M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah Intitut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini. 2. Drs. wahyudi, M.Ag., Ketua Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang sekaligus pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini. 3. Hj. Nur Khasanah, S.Pd, M.Kes., Ketua Prodi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 4. Lianah, M.Pd., pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini. 5. A. Afif Abdullah, S.Ag., Kepala MTs NU 01 Cepiring yang telah memberikan izin mengadakan penelitian. 6. Asiyah, S.Pd.I, guru biologi MTs NU 01 Cepiring. 7. Ayahanda tercinta H.Abdul Basir Lutfi dan ibunda Umi Muarofah yang senantiasa memanjatkan do’a dalam mengiringi langkah demi tercapainya cita-cita dan harapan penulis.
vii
8. Adikku tersayang yang telah memberikan semangat serta menemaniku dalam suka dan duka. 9. ayahQ tersayag & tercinta yang selalu mendo’akan dan memberikan semangat serta setia menemaniku dalam suka dan duka. 10. Teman-teman seperjuanganku: Budi, Ali, Sukron, mas romdhon, mbak nining, Rini, Ts dan semua teman-teman biologi 2006 yang slalu memberikan motivasi. 11. Teman-teman IMAKEN : Tafid, Tolib, Munir, Anwar yang selalu bersama dalam suka dan duka. 12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran sangat penulis harapkan bagi setiap pembaca. Meskipun demikian penulis berharap bahwa skripsi ini dapat memberi manfaat dan inspirasi bagi penulis sendiri dan pembaca.
Semarang, Juli 2011 Penulis Af’idatun Nadhifah NIM: 063811034
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................
ii
PENGESAHAN ............................................................................................. iii NOTA PEMBIMBING .................................................................................. iv ABSTRAK ...................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Identifikasi masalah .................................................................
3
C. Rumusan Masalah ....................................................................
4
D. Penegasan istilah ......................................................................
4
E. Manfaat Penelitian ...................................................................
6
BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ..........................................................................
7
1. Hasil Belajar ....................................................................... 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ................
8
3. Keaktifan Peserta Didik .....................................................
9
4. Model pembelajaran tutor sebaya... ................................... 11 5. Keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran tutor sebaya ........................................................................ 15 6. Materi Sistem Pernapasan .................................................. 16 B. Kajian yang relevan.................................................................. 20 C. Pengajuan Hipotesis ................................................................. 21 BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ......................................................................... 22 B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 22 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................ 22 D. Variabel Penelitian ................................................................... 23
ix
E. Metode dan Teknik Analisis Data ............................................ 24 F. Teknik Analisis Instrumen ....................................................... 24 G. Teknik Analisis Data ................................................................ 27
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Historis MTs NU 01 Cepiring .................................................. 32 B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................... 37 1. Pelaksanaan pembelajara ................................................... 37 2. Analisis uji coba instrumen ................................................ 40 3. Data Nilai Tes Awal ........................................................... 41 4. Data Nilai tes Akhir ........................................................... 43 C. Pengujian Data Hasil Belajar .................................................. 44 1. Analisis Tahap Awal .......................................................... 44 2. Data Hasil Observasi .......................................................... 45 3. Analisis Uji Hipotesis ........................................................ 46 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 54 B. Saran......................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 2
: Soal Test Akhir (Post Test)
Lampiran 3
: Kunci Jawaban Soal Test Akhir (Post Test)s
Lampiran 4
: Kisi-Kisi Soal Uji Coba
Lampiran 5
: Daftar Peserta Didik Kelas Uji Coba
Lampiran 6
: Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Butir Soal
Lampiran 7
: Penghitungan Validitas Butir Soal
Lampiran 8
: Penghitungan Reliabilitas Butir Soal
Lampiran 9
: Penghitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal
Lampiran 10 : Penghitungan Daya Beda Butir Soal Lampiran 11 : Daftar Peserta Didik Kelas Eksperimen Lampiran 12 : Daftar Peserta Didik Kelas Kontrol Lampiran 13 : Lembar Diskusi Kelompok 1 Lampiran 14 : Lembar Jawaban Kelompok 1 Lampiran 15 : Lembar Diskusi Kelompok 2 Lampiran 16 : Lembar Jawaban Kelompok 2 Lampiran 17 : Lembar Diskusi Kelompok 3 Lampiran 18 : Lembar Jawaban Kelompok 3 Lampiran 19 : Lembar Diskusi Kelompok 4 Lampiran 20 : Lembar Jawaban Kelompok 4 Lampiran 21 : Lembar Diskusi Kelompok 5 Lampiran 22 : Lembar Jawaban Kelompok 5 Lampiran 23 : Lembar Diskusi Kelompok 6 Lampiran 24 : Lembar Jawaban Kelompok 6 Lampiran 25 : Uji Normalitas Test Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen Lampiran 26 : Uji Normalitas Test Awal (Pre Test) Kelas Kontrol Lampiran 27 : Uji Homogenitas Test Awal (Pre Test) Lampiran 28 : Uji Kesamaan Rata-rata Nilai Test Awal (Pre Test)
xi
Lampiran 29 : Uji Normalitas Test Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen Lampiran 30 : Uji Normalitas Test Akhir (Post Test) Kelas Kontrol Lampiran 31 : Uji Homogenitas Test Akhir (Post Test) Lampiran 32 : Uji Kesamaan Dua Varian Nilai Test Akhir (Post Test) Lampiran 33 : Hasil Uji Regresi
xii
DAFTAR TABEL Tabel 4.1 : Keadaan Peserta Didik MTs NU 01 Cepiring ..............................
34
Tabel 4.2 : Data Fasilitas Madrasah ................................................................
34
Tabel 4.3 : Validitas Butir Soal .......................................................................
38
Tabel 4.4 : Tingkat Kesukaran Butir Soal ......................................................
39
Tabel 4.5 : Data Daya Beda Butir Soal ...........................................................
39
Tabel 4.6 : Distribusi Frekuensi Nilai Pre Test Kelas Eksperimen ................
40
Tabel 4.7 : Distribusi Frekuensi Nilai Pre Test Kelas Kontrol .......................
40
Tabel 4.8 : Distribusi Frekuensi Nilai Post Test Kelas Eksperimen ...............
41
Tabel 4.9 : Distribusi Frekuensi Nilai Post Test Kelas Kontrol ......................
42
Tabel 4.10 : Koefisien Hubungan Variable Keaktifan Peserta Didik (x) dan Hasil Belajar Biologi (Y) .....................................................
44
Tabel 4.11 : Ringkasan Analisis Regresi .........................................................
50
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses belajar yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Salah satu pertanda bahwa seorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya. 1 Agama islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar. Bahkan islam mewajibkan kepada setiap orang yang beriman untuk belajar. Perlu diketahui bahwa setiap apa yang diperintahkan Allah untuk dikerjakan, pasti di baliknya terkandung hikmah atau sesuatu yang penting bagi manusia.2 Seperti halnya dengan ilmu manusia melalui proses belajar, maka Allah akan memberikan derajat yang lebih tinggi kepada hambanya. Seperti terkandung dalam Al-Qur’an surat Mujadalah ayat11: … 4 ;M»y_u‘yŠ zOù=Ïèø9$# (#qè?ré& tûïÏ%©!$#ur öNä3ZÏB (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$# ª!$# Æìsùö•tƒ … Artinya: …niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat … (QS. Mujadalah: 11)3
1
Azhar Arsyad, media pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 1
2
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-
ruzz,2007), hlm. 32 3
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta:
Depag, 1980), hlm. 910.
1
Menurut Gagne ada dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal, dan keduanya mempunyai pengaruh timbal balik terhadap belajar. 4 Faktor internal berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri, misalnya fisiologis dan psikologis. Sedangkan faktor eksternal berasal dari keluarga, lingkungan, dan sarana prasarana sekolah. Strategi dan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik di dalam kelas merupakan salah satu faktor peningkatan hasil belajar yang berasal dari luar peserta didik (eksternal). Dalam proses pembelajaran di dalam kelas, guru tidak terlepas dari masalah-masalah yang dialami oleh peserta didik, ini dapat disebabkan karena strategi dan model pembelajaran yang diterapkan sehingga peserta didik menganggap biologi itu membosankan dan sulit memahami materi pelajaran. Kesulitan yang dialami peserta didik saat memahami mata pelajaran dikhawatirkan dapat menurunkan minatnya untuk terus mengikuti proses belajar mengajar yang telah dirancang, sehingga akan menurunkan hasil belajar peserta didik. Pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup komplek dimana banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut di antaranya adalah guru. 5 Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan bagi peserta didiknya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru yang dapat membantu meningkatkan pembelajaran dan meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar dengan baik, maka metode pembelajaran harus diusahakan yang tepat efisien dan seefektif mungkin. Pada saat ini banyak dikembangkan model-model pembelajaran. Model pembelajaran sangat bergantung pada
4
Abdul Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1993), hlm. 74. 5
Asnawir dan M.basyirudin Usman, Media pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
hlm. 1.
2
tujuan yang akan dicapai oleh guru. 6 Salah satu pelajaran yang dapat mengakomodasi kepentingan untuk mengkolaborasikan pengembangan diri di dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil. Dari keterangan guru bidang studi biologi kelas VIII MTs NU 01 Cepiring, bahwa selama ini metode yang digunakan dalam pembelajaran biologi masih banyak menggunakan metode ceramah, sehingga peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar menjadi bosan, mengantuk, serta cenderung pasif. Walaupun peserta didik sudah dilibatkan atau diikutsertakan dalam proses pembelajaran, namun hasil belajar pada materi sistem pernapasan masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu nilainya 60. Hal ini dikarenakan pelajaran biologi merupakan pelajaran yang dianggap kurang menarik karena bersifat teoritis dan banyak hafalan. Peserta didik yang berkemampuan akademik yang cukup tinggi yang bisa dijadikan sebagai tutor atau orang yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar selain guru untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam belajar dalam hal ini pada materi sistem pernapasan. Diharapkan dengan adanya tutor sebaya yang merupakan tutor dari teman sendiri dapat membuat peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan lebih meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran sistem pernapasan manusia Salah satu cara untuk mengetahui keaktifan peserta didik dalam belajar biologi MTs NU 01 Cepiring adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan peserta didik baik kemampuan maupun kemampuan efektifnya. Diantara model pembelajaran yang dapat dipilih adalah pembelajaran model tutor sebaya.
6
Amin Suyitno, Dasar-dasar dan proses pembelajaran matematika, (Semarang: jurusan
matematika FMIPA Unnes, 2005), hlm. 28
3
Dengan pembelajaran tersebut diharapkan dapat membantu peserta didik untuk mencapai hasil belajar
yang maksimal dan mengembangkan
mengerjakan ketrampilan bekerja kelompok. Dari dasar pemikiran inilah mendorong peneliti untuk
melakukan penelitian tentang ”Pengaruh
Keaktifan Peserta Didik Dalam Model Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Sistem Pernapasan Manusia Di Kelas VIII MTs NU 01 Cepiring”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan penelitian dapat di identifikasi sebagai berikut: 1. Rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA biologi. 2. Sebagian peserta didik menganggap khususnya biologi sebagai mata pelajaran hafalan. 3. Metode pembelajaran yang digunakan guru masih menggunakan metode ceramah. C. Pembatasan Masalah 1. Keaktifan peserta didik Berasal dari kata aktif yang berarti giat. 7 Jadi keaktifan peserta didik di sini adalah keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan proses belajar mengajar. 2. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda dan sebagainya).8 3. Pembelajaran Pembelajaran adalah interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga jadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.9
7
Wjs. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (jakarta: Balai Pustaka, 1976).
8
Poerwodarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, hlm. 731
hlm. 23.
4
4. Tutor sebaya Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Model tutor sebaya merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif
(cooperative
learning)
atau
belajar
bersama
yang
memberdayakan tutor sebaya untuk membantu teman-temannya dalam pembelajaran. Bantuan yang diberikan oleh teman-teman sebaya pada umumnya dapat memberikan hasil yang cukup baik. Hubungan antara siswa yang satu dengan yang lain pada umumnya terasa lebih dekat dibandingkan hubungan murid dengan guru.10 5. Materi sistem pernapasan manusia Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
oksigen serta
menghembuskan
udara
yang
banyak
mengandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh.11 Sistem pernapasan dalam KTSP termasuk dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam kelas VIII semester ganjil. Materi yang akan dibahas yaitu alat pernapasan, proses pernapasan, kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang perlu dikaji yaitu seberapa besar pengaruh keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar pada materi sistem pernapasan di kelas VIII di MTs NU 01 Cepiring?
9
E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),
hlm. 10. 10
Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Kontruktivistik dan Menyenangkan, (Yogyakarta: USD, 2007), hlm. 139. 11
Syaifudin, AMK, Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, (Jakarta: EGC, 2006), hlm. 192.
5
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru a) Dapat memilih atau menentukan model pembelajaran yang
tepat
dalam mengajarkan materi. b) Sebagai informasi bagi semua tenaga pengajar mengenai model pembelajaran tutor sebaya. 2. Bagi peserta didik a) Dapat meningkatkan prestasi belajar biologi peserta didik khususnya pada materi sistem pernapasan melalui model tutor sebaya. b) Memperoleh pengalaman kerjasama dalam kelompok. 3. Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran biologi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya dalam mata pelajaran biologi. 4. Bagi peneliti Dapat memberikan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran yang efektif.
6
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka 1. Hasil Belajar Menurut Mulyono Abdur Rahman, “hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.”1Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perubahan aspek-aspek perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melakukan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. 2 Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi 3 ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris.3 a) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi. b) Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari empat aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, dan organisasi.
1
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), hlm. 37. 2 Chatarina Tri Anni, Psikologi Belajar, (Semarang: UPT MKK UNNES, 2005), Hlm. 4. 3 Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,(Bandung: Remaja Rosdakarya,2002), hlm. 22.
7
c) Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak individu yang terdiri dari beberapa aspek, yaitu gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Jadi ketiga hasil belajar yang telah dijelaskan diatas perlu diketahui oleh guru dalam rangka merumuskan tujuan pengajaran dan menyusun alat-alat penilaian, baik tes maupun buku tes. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang dicapai oleh seseorang peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya. Baik dalam diri (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu peserta didik dalam mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi. a) Faktor internal terdiri dari (1) Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh (2) Faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. (3) Faktor kelelahan b) Faktor eksternal terdiri dari: (a) Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi, antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. (b) Faktor sekolah meliputi model pengajaran, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
8
(c) Faktor masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, serta bentuk kehidupan masyarakat.4 Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal disebabkan adanya disfungsi neurologis. Faktor eksternal berupa pemilihan strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan yang tidak tepat.5 Dari pengertian tentang hasil belajar, di mana hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah melalui proses belajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Dalam mencapai hasil belajar yang maksimal dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah ketepatan dalam memilih strategi, metode dan model pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi agar materi dapat diterima oleh peserta didik dengan baik. Serta pengertian pembelajaran yang sesungguhnya yaitu adanya timbal balik serta komunikasi antara peserta didik dengan pendidik, dan peserta didik dengan peserta didik yang lain. Bukan hanya pendidik saja yang berbicara. 3. Keaktifan Peserta Didik a) Pengertian Keaktifan Peserta Didik Keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat. Jadi keaktifan adalah kegiatan dalam proses belajar mengajar.6 Belajar aktif sebagai proses merupakan pendekatan belajar yang memberi ruang kepada siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Pendekatan belajar aktif akan membuat peserta didik memikirkan eksplorasi dan tindakan 4
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
hlm. 21. 5
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), hlm. 13. 6 Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), hlm. 7.
9
kreatif. Yang paling penting, speserta didik melakukannya sendiri: menemukan, melihat, mencoba, bertanya dan memecahkan masalahnya sendiri. Daya kemampuan peserta didik perlu difasilitasi dan digerakkan oleh guru. Itu berarti, di dalam kelas guru berperan sebagai fasilitator dan dinamisator. Dalam setiap proses belajar mengajar, peserta didik selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari keadaan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sudah diamati. Adapun jenis-jenis aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran di antaranya adalah: 1) Visual activities, yaitu membaca dan memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan atau pekerjaan orang lain. 2) Oral activities, yaitu menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi dan sebagainya. 3) Listening activities, yaitu mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, pidato, musik dan sebagainya. 4) Writing activities, yaitu menulis cerita, karangan, angket, tes, laporan, menyalin dan sebagainya. 5) Drawing activities, yaitu melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun dan sebagainya. 6) Mental activities, yaitu menganggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dan sebagainya. 7) Emotional activities, yaitu menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup dan sebagainya.7 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik dalam
proses
pembelajaran
merekalah
yang
mendominasi
aktivitas
pembelajaran tersebut, dengan ini peserta didik aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide-ide materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif peserta didik diajak turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya 7
Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 91
10
mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan Seperti halnya mencatat pelajaran, bertanya, berdiskusi, berani mencoba, mengemukakan pendapat, dengan cara ini peserta didik merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Dalam dunia pendidikan dan pengajaran tuntutan peserta didik agar selalu aktif
bukanlah hal yang baru. Keaktifan peserta didik merupakan
konsekuensi logis dari pengajaran yang seharusnya. Artinya merupakan tuntutan logis dari hakekat belajar-mengajar. Hampir tak pernah terjadi proses belajar tanpa adanya keaktifan individu peserta didik yang belajar. 8 Artinya belajar mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi peserta didik seoptimal mungkin sehingga peserta didik mampu mengubah tingkah laku lebih efektif dan efisien. 4. Model Pembelajaran Tutor Sebaya a) Tutor Sebaya Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Model tutor sebaya merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif
(cooperative
learning)
atau
belajar
bersama
yang
memberdayakan tutor sebaya untuk membantu teman-temannya dalam pembelajaran. Bantuan yang diberikan oleh teman-teman sebaya pada umumnya dapat memberikan hasil yang cukup baik. Hubungan antara siswa yang satu dengan yang lain pada umumnya terasa lebih dekat dibandingkan hubungan murid dengan guru.9
8
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, edisi revisi (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), hlm.206 9 Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Kontruktivistik dan Menyenangkan, (Yogyakarta: USD, 2007), hlm. 139.
11
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih di pimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai falsafah mengenai tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik bertanggung jawab atas atas belajar mereka sendiridan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka. Guru bertindak sebagai sebagai fasilitator, memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan kelompok kearah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya.10 Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi peserta didik, memfasilitasi peserta didik dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda latar belakangnya. Pembelajaran
kooperatif
adalah
sebuah
grup
kecil
yang
bekerjasama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.11
10
Agus Suprijono, Cooperative Learning dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 54 11 Trianto, Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivitik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.14
12
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Allah menyuruh kita untuk saling tolong menolong atau membantu dalam hal kebaikan, sebagaimana firman Allah dalam Qs. Al Maidah ayat 2:
… 4 Èbºurô‰ãèø9$#ur ÉOøOM}$# ’n?tã (#qçRur$yès? Ÿwur ( 3“uqø)-G9$#ur ÎhŽÉ9ø9$# ’n?tã (#qçRur$yès?ur … …dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. … (QS. Al-Maidah: 2)12 Dengan menggunakan model tutor sebaya diharapkan setiap anggota lebih mudah dan leluasa menyampaikan masalah yang dihadapi,. Sehingga peserta didik yang bersangkutan dapat terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik. Karena dengan bantuan teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan, bahasa teman sebaya mudah dipahami. Setiap kelompok harus terus dipacu untuk menjadi kelompok yang terbaik. Oleh karena itu, selain aktivitas anggota kelompok, peran ketua kelompok atau tutor sangat
besar
pengaruhnya terhadap
keberhasilan kelompok dalam mempelajari materi ajar yang disajikan. Dalam arti luas sumber belajar tidak harus selalu guru. Hisyam Zaini mengatakan bahwa metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain.13 Sumber belajar dapat berasal dari orang lain yang bukan guru, seperti teman dari kelas yang lebih tinggi (kakak kelas), teman sekelas, atau keluarga di rumah. Sumber belajar bukan guru dan berasal dari orang yang lebih pandai disebut tutor. Ada 2 macam tutor, yaitu tutor sebaya dan tutor kakak. Tutor sebaya adalah teman sebaya yang lebih pandai, dan tutor kakak adalah tutor dari kelas yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pemilihan model belajar
12
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag, 1980), hlm. 156 13 Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: CTSD, 2002), hlm. 46
13
tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran yang dipilih guru akan membantu siswa di dalam mengerjakan materi kepada teman-temannya. Sehubungan dengan itu ada beberapa pendapat mengenai tutor sebaya, diantaranya adalah : 1. Ischak
Warji, 14 mengemukakan bahwa: “tutor sebaya adalah
sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya.” 2. Conny Setiawan, dkk.15 Mengemukakan tentang tutor sebaya itu adalah “siswa yang pandai, dapat memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada teman-teman sekitarnya di luar sekolah. Dengan demikian maka dapat kita ketahui bahwa tutor sebaya merupakan seseorang atau beberapa orang peserta didik yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Tutor tersebut diambil dari kelompok siswa yang memiliki prestasi yang lebih tinggi dari pada peserta didik yang lain. b) Langkah-langkah Pembelajaran Tutor Sebaya 1. Pilihlah materi atau soal yang memungkinkan materi atau soal tersebut dapat dipelajari atau dikerjakan peserta didik secara mandiri. Materi pelajaran dibagi dalam sub-sub materi (segmen materi) 2. Bagilah peserta didik menjadi kelompok kecil yang heterogen, sebanyak sub-sub materi yang akan disampaikan guru. Peserta didik pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya. 14
Tim MKPBBN Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran Kontemporer, (Bandung: JICA-UPI, 2001), hlm. 234. 15 Tim MKPBBN Jurusan Pendidikan matematika, Strategi Pmbelajaran Kontemporer, (Bandung: JICA-UPI ,2001) hlm. 238.
14
3. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari sub materi. Setiap kelompok dipandu oleh peserta didik yang pandai sebagai tutor sebaya. 4. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik dalam kelas atau di luar kelas. 5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi atau penyelesaian soalnya di depan kelas, sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama. 6. Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai dengan urutan sub materi atau penyelesaian soalnya, beri kesimpulan dan klasifikasi seandainya ada pemahaman peserta didik yang perlu diluruskan. 16 5. Keaktifan Peserta Didik dalam Model Pembelajaran Tutor Sebaya Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman. Seseorang yang aktif dalam belajar, dia memiliki rasa ingin tahu yang besar mengenai suatu hal, dia akan mencari tahu apa yang belum diketahuinya. Dari proses pencarian tahu tersebut, dia
memperoleh pengalaman-pengalaman baru
yang dapat
menambah pengetahuan yang dimilikinya. Dalam proses belajar yang sedang berlangsung di kelas melibatkan peserta didik dan menuntut peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar. Peserta didik juga harus aktif bertanya kepada guru atau tutor sebaya tentang hal-hal yang belum jelas. Peserta didik
harus lebih kritis, kreatif lebih
perhatian dalam menerima pelajaran atau materi yang disampaikan oleh tutor sebaya. Begitu juga sebaliknya guru juga harus memberikan pertanyaanpertanyaan kepada peserta didik dan juga harus dapat menciptakan suasana belajar dalam kelas yang menimbulkan aktivitas peserta didik sehingga akan
16
Amin Suyitno, Pembelajaran Inovatif, (Semarang: UNNES, 2009), hlm 15
15
tercipta proses belajar yang baik dan akan menyebabkan interaksi di dalam kelas yang dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi didiknya. Aktivitas merupakan hal yang sangat penting dalam peningkatan hasil belajar peserta didik. Karena di dalam proses kegiatan belajar mengajar tanpa adanya suatu keaktifan peserta didik, maka belajar tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Peserta didik yang aktif dalam belajar akan mendapatkan hasil yang lebih baik dibanding peserta didik yang kurang aktif dalam belajar. Dengan demikian aktivitas peserta didik sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar karena segala sesuatu tidak akan tercapai secara maksimal bila setiap individu tidak aktif dalam melaksanakan suatu kegiatan. 6. Materi sistem pernapasan manusia a) Alat pernapasan Bernapas adalah salah satu ciri makhluk hidup. Bernapas merupakan upaya
makhluk hidup untuk memasukkan gas oksigen
kedalam tubuh dan mengeluarkan karbondioksida (udara sisa pembakaran) ke luar tubuh. Alat pernafasan manusia terdiri dari: hidung, pangkal tenggorokan, batang tenggorokan, cabang batang tenggorokan, dan paruparu. 1) Hidung Hidung merupakan alat pertama yang dilalui udara dari luar. Di dalam rongga hidung terdapat rambut dan selaput lendir. Rambut dan selaput lendir berguna untuk menyaring udara, mengatur suhu udara yang masuk agar sesuai dengan suhu tubuh, dan mengatur kelembapan udara. 2) Laring (pangkal tenggorokan) Setelah melewati hidung,
udara-udara
masuk ke pangkal
tenggorokan (laring) melalui faring. Faring adalah hulu kerongkongan. Faring
merupakan
persimpangan
antara
rongga
mulut
ke
16
kerongkongan dan rongga hidung ke tenggorokan. Dari pangkal tenggorokan (laring) udara masuk ke batang tenggorokan (trakea). 3) Trakea (batang tenggorokan) Batang
tenggorokan
terletak
di
daerah
leher,
di
depan
kerongkongan. Batang tenggorokan merupakan pipa yang terdiri dari gelang-gelang tulang rawan. 4) Bronkus (cabang batang tenggorokan) Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju ke paru-paru. Di dalam paru-paru, bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah kanan bercabang lagi menjadi tiga bronkiolus, sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. cabang-cabang yang paling kecil masuk kedalam gelembung paru-paru atau alveolus. Dinding alveolus mengandung kapiler darah. Melalui kapiler-kapiler darah dialveolus inilah oksigen dari udara akan berdifusi ke dalam darah. 5) Paru-paru Paru-paru merupakan kumpulan gelembung alveolus. Paru-paru terletak di rongga dada di atas sekat diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. 17
17
Istamar syamsuri, dkk, Biologi untuk SMP kelas VIII, (Jakarta : Erlangga, 2007) hlm. 85
17
Gb 2.1 Alat-alat pernapasan18
b) Proses Pernapasan Bagaimanakah cara paru-paru memasukkan dan mengeluarkan udara? Proses pernapasan terdiri dari dua kegiatan, yaitu menghirup udara atau menarik napas dan mengembuskan udara atau mengeluarkan napas. Menghirup udara disebut inspirasi dan mengembuskan udara disebut ekspirasi. Berdasarkan bagian tubuh yang mengatur kembang kempisnya paruparu, pernapasan dibedakan menjadi pernapasan dada (pernapasan tulang rusuk) dan pernapasan perut (pernafasan diafragma)
18
http:// www. Google.co.id/image=frirefox=sistem pernafasan. Diakses tanggal 23 juli 2010
18
1) Pernapasan Dada Pernapasan dada terjadi karena gerakan otot-otot antar tulang rusuk. Jika otot antar tulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk terangkat naik. Akibatnya volume rongga dada membesar, sehingga tekanan udara dalam rongga dada turun dan paru-paru mengembang. Pada saat paru-paru mengembang, tekanan udara di dalam paru-paru lebih rendah dari pada tekanan udara atmosfer (lingkungan) 2) Pernapasan perut Pernapasan perut terjadi akibat gerakan diafragma. Jika otot diafragma kontraksi, diafragma yang semula cembung ke atas bergerak turun menjadi agak rata. Akibatnya rongga dada membesar dan perut mengembung. Ketika otot diafragma relaksasi, diafragma kembali ke keadaan semula (cembung). Akibatnya rongga dada menyempit. 19 c) Kapasitas paru Merupakan kesanggupan paru-paru dalam menampung udara di dalamnya. Kapasitas paru-paru dapat dibedakan sebagai berikut: 1)
Kapasitas total, yaitu jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru pada inspirasi sedalam-dalamnya. Dalam hal ini angka yang dapat kita tergantung pada beberapa hal: kondisi paru-paru, umur, sikap, dan bentuk seseorang.
2)
kapasitas vital, yaitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi maksimal. 20
Dalam keadaan normal pada paru-paru dapat menampung udara sebanyak ± 5 liter.
19
Istamar Syamsuri, dkk, Biologi Untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 89 Syaifudin, AMK, Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan, (Jakarta: EGC, 2006), hlm. 197 20
19
d) Penyakit pada sistem pernafasan 1) Influenza (flu), penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal. 2) Asma atau sesak napas, merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan alergi rambut, bulu, atau debu. 3) Tuberkulosis (TBC), penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Difusi oksigen terganggu karena adanya bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus. 4) Difteri, adalah penyumbatan pada rongga faring maupun laring oleh lendir yang dihasilkan oleh kuman difteri. 5) Pneumonia,
adalah
penyakit
pembengkakan
paru-paru karena
pembuluh darahnya kemasukan udara.21 B. Kajian Penelitian Yang Relevan Dalam penelitian yang akan kami laksanakan , peneliti mengacu pada penelitian terdahulu diantaranya skripsi dengan judul 1) Skripsi yang disusun oleh Ari Kusnati (NIM :4401405044) pada tahun 2009 mahasiswa Universitas Negeri Semarang Fakultas MIPA jurusan matematika dengan judul “Efektifitas Penerapan metode tutor sebaya pada pembelajaran konsep sistem saraf di SMA Negeri 12 semarang”. Skripsi berisi tentang hasil penelitian menunjukkan bahwa metode tutor sebaya dapat mempengaruhi hasil belajar matematika pada materi sistem saraf pada siswa kelas XI IPA 3 di SMA Negeri 12 Semarang. 2) Skripsi yang disusun oleh A.Sifronul Wildan (NIM :3105051) pada tahun 2009. mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah jurusan Biologi dengan judul “Pengaruh sikap peserta didik dalam metode resitasi terhadap hasil belajar Biologi materi hormon kelas XI MAN Bawu Jepara.
21
Istamar Syamsuri,dkk, Biologi Untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 93
20
Skripsi berisi tentang hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap peserta didik dalam penggunaan metode resitasi di kelas XI MAN Bawu Jepara berpengaruh terhadap hasil belajar pada materi hormon. 3) Skipsi yang disusun oleh Eko Murdiyahwati (Nim : 053811370) pada tahun 2010. mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah jurusan Biologi dengan judul “Pengaruh keaktifan siswa dalam pembelajaran berbasis kegiatan laboratorium terhadap hasil belajar biologi kelas XI MAN Semarang I Semarang”. Skripsi ini berisi tentang hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik dalam pembelajaran berbasis laboratorium kelas XI MAN I semarang berpengaruh terhadap hasil belajar biologi peserta didik.
C. Pengajuan Hipotesis Hipotesis yang ditemukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh keaktifan pengajaran biologi dengan model pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII khususnya pada materi sistem pernapasan.
21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen
B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada : Waktu
: Oktober 2010
Tempat
: MTs NU 01 Cepiring
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi dan Sampel a) Populasi Populasi penelitian eksperimen ini adalah peserta didik kelas VIII MTs NU 01 Cepiring. b) Sampel Pada penelitian ini yaitu di ambil dua kelas VIII MTs NU 01 Cepiring dimana kelas VIII A sebagai kelas eksperimen VIII B sebagai kelas kontrol. c) Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster sampling1 yaitu pengambilan sampel secara random atau tanpa pandang bulu dengan catatan yang dirandom adalah kelasnya. Hal ini dilakukan setelah memperhatikan kehomogenan kelas tersebut seperti ditunjukkan oleh ciri-ciri relatif yang dimiliki semua kelas. Adapun ciri-ciri tersebut adalah :
1
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,(Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 209.
19
1. Peserta didik mendapatkan materi berdasarkan kurikulum yang sama. 2. Peserta didik diampu oleh guru yang sama. 3. Peserta didik yang menjadi objek penelitian duduk pada kelas yang sama. 4. Pembagian kelas tidak ada kelas unggulan. Pertimbangan lain didasarkan pada uji normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan dua varian. Data nilai awal yang digunakan adalah nilai ulangan harian. Tujuan tiga analisis tersebut sebagai uji prasyarat dalam menentukan subyek penelitian.
D. Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. 2 Variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas berupa keaktifan peserta didik dalam pembelajaran tutor sebaya. Keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran tutor sebaya (variabel x) indikatornya sebagai berikut: a. Memperhatikan penjelasan tutor sebaya
b. menyalin penjelasan tutor sebaya c. keaktifan bertanya d. keberanian menjawab e. mengerjakan tugas 2. Variabel terikat berupa hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 01 Cepiring pada materi pernapasan manusia. Hasil belajar biologi (variabel y), indikatornya berupa hasil ulangan harian materi system pernapasan manusia. 2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Cipta, 2006) hlm. 118
Rineka
22
E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini tergolong dalam penelitian eksperimen yang merupakan salah satu bentuk penelitian kuantitatif, dalam hal ini peneliti akan meneliti pembelajaran sistem pernafasan manusia dengan menggunakan model tutor sebaya di kelas VIII MTs NU 01 Cepiring. 1. Metode tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.3 Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar peserta didik pada materi sistem pernapasan dari peserta didik yang menjadi sampel penelitian ini. Tes yang digunakan adalah tes bentuk objektif. 2. Metode Observasi Metode observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian suatu objek dengan menggunakan seluruh panca indera. Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Metode ini digunakan untuk mengambil data aktivitas siswa selama proses pembelajaran. F. Teknik Analisis Instrumen 1. Validitas Butir Soal Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment sebagai berikut.4 rxy =
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{N ∑ X 2 − (∑ X ) 2 }{N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 }
keterangan: rxy
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
3
Suharsimi, Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,2006), hlm. 150. 4 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm.72.
23
N
= banyaknya responden
X
= skor item tiap nomor
Y
= jumlah skor total = jumlah perkalian X dan Y
XY
Jika rhitung > rtabel maka item tes yang diujikan valid
2. Reliabilitas Soal Reliabilitas dapat disebut juga “ajeg” atau “tetap”. Ajeg atau tetap tidak harus sama, tetapi mengikuti perubahan secara ajeg. Analisis reliabilitas tes menggunakan rumus alpha, yaitu sebagai berikut.5 r 11 = ( n )(1 − ∑ σ21 ) 2
n −1
σ1
r 11 = reliabelitas tes secara keseluruhan n = banyaknya butir soal
∑σ
2 1
= jumlah varians skor tiap-tiap item
σ 1 = varians total 2
σ1 = 2
∑X2 −
(∑ X ) 2 n
n
Jika rhitung > rtabel maka item tes yang diujikan reliabel.
3. Tingkat Kesukaran Soal Pada penelitian ini untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran tolok ukur sebagai berikut. 1). jika jumlah responden gagal < 27%, soal termasuk kriteria mudah.
5
Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2002), hlm. 109.
24
2). jika jumlah responden gagal 28%-72%, maka soal termasukkriteria sedang. 3). jika jumlah responden gagal > 73%, soal termasuk kriteria sukar. 4). batas lulus ideal 6 untuk skala 0-10. Adapun rumus yang digunakan adalah: TK
=
N gagal N
x100%
Keterangan: TK
= taraf kesukaran
N gagal = jumlah tes yang gagal N
= jumlah total tes
4. Daya Beda Soal Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah.6 Adapun rumus yang peneliti gunakan untuk mencari daya pembeda tes adalah sebagai berikut.7 D = PA − PB Keterangan D = daya pembeda PA = taraf kesukaran kelompok atas PB = taraf kesukaran kelompok bawah
Kriteria yang digunakan yaitu.8 1). D = 0,00 sampai 0,20 (jelek)
6
Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek,(Jakarta: Bumi Aksara,2002), hlm.211. 7 Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Transito,2002), hlm. 213. 8 Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Transito, 2002), hlm.218.
25
2). D = 0,20 sampai 0,40 (cukup) 3). D = 0,40 sampai 0,70 (baik) 4). D = 0,70 sampai 1,00 (baik sekali)
G. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data yang telah ada, diperlukan adanya analisis statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut. a) Analisis Data Nilai Awal Digunakan untuk membuktikan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berangkat dari titik tolak yang sama. Data yang dipakai dalam analisis ini adalah nilai ulangan harian pada mata pelajaran biologi. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data yang akan dianalisis. Perhitungan dilakukan dengan data nilai ulangan harian pada mata pelajaran biologi. Rumus yang digunakan adalah Chi-Kuadrat9
χ2 =
(Oi − Εi ) 2 ∑ Εi i =1 k
Keterangan: χ 2 : harga Chi-Kuadrat O i : frekuensi hasil pengamatan E i : frekuensi yang diharapkan Kriteria pengujian jika χ 2 hitung
χ 2tabel dengan derajat
kebebasan dk = k – 3 dan taraf signifikan 5% maka data berdistribusi normal.
9
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Transito: 2002), hlm. 273.
26
2. Uji Homogenitas Varians Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau tidak. Apabila dua atau lebih sampel diperiksa dan ternyata homogen, maka dapat dikatakan bahwa sampel-sampel tersebut berasal dari populasi yang sama.10 Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah: : σ 1 = σ 2 (variansnya homogen) 2
2
: σ 1 ≠ σ 2 (variansnya heterogen) Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan rumus sebagai 2
2
berikut:11 F hitung =
Varians.terbesar Varians.terkecil
Kriteria pengujian H 0 diterima jika F hitung < F 1 2
α ( v1 , v2 )
dengan α = 5% .
Keterangan: v 1 = n 1 - 1 = dk pembilang v 2 = n 2 - 1 = dk penyebut b) Analisis Data Hasil Belajar Setelah sampel diberi perlakuan maka dilaksanakan tes hasil belajar. Dari hasil tes tersebut diperoleh data yang digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1) Uji Normalitas Langkah-langkah uji normalitas pada tahap ini sama dengan langkah - langkah uji normalitas pada analisis data awal. 2) Uji Homogenitas Langkah-langkah uji homogenitas pada tahap ini sama dengan langkah-langkah uji homogenitas pada analisis data awal.
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.314. 11 Sudjana, Metode Statistik., (Bandung: Transito,2002), hlm. 250.
27
3) Analisis Uji Hipotesis Analisis uji hipotesis merupakan lanjutan dari analisis pendahuluan dengan menguji data tentang pengaruh antara variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y). dalam hal ini menggunakan rumus analisis regresi satu predictor dengan skor deviasi. Sedangkan langkah dalam analisis uji hipotesis adalah: a. Mencari hubungan antara predictor dan kriterium melalui teknik korelasi moment tangkar dari Pearson, dengan rumus: rxy =
Σxy
12
(Σx )(Σy ) 2
2
Σxy = Σxy −
(Σx)(Σy ) N
Σx 2 = Σx 2 −
(Σx) 2 dan N
Σx 2 = Σy 2 −
(Σy ) 2 N
b. Persamaan Regresi13 = aX+K Dimana nilai a dan k dapat dicari dengan rumus :
a=
N ∑ XY − ∑ X ∑ Y N ∑ X 2 − (∑ X ) 2
K= c. Menghitung Jumlah Kuadrat : a) b) c) d) 12 13
Jumlah Kudrat Regresi (JKreg)=
(∑ xy) 2
∑x Jumlah Kuadrat Residu (JKres)= ∑ y - JKreg Jumlah Kuadrat Total (JKtot) = ∑ y = JK 2
2
2
reg
+ JK res
dbreg = k = jumlah variabel independen (X)
Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm. 4. Sugiyono,Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 260.
28
e)
dbres = N – k - 1 RK reg f) Freg = RK res Uji signifikasi (Y) pada (X) : Uji hipotesis dengan kriteria : Jika Fhitung > Ftabel = tolak H0 = regresi signifikan Jika Fhitung < Ftabel = terima H0 = regresi tidak signifikan d. Analisis Varians Regresi Uji Varians Regresi menggunakan analisis bilangan F (uji F) dengan rumus: RK reg
Freg =
RK res
Keterangan Freg
= Harga bilangan f untuk regresi
RKreg
= Rata-rata kuadrat hasil regresi
RKres
= Rata-rata kuadrat residu14 Untuk memudahkan penghitungan bilangan F, maka dibuat
tabel ringkasan analisis garis regresi, sebagai berikut: Sumber Variasi
Db
JK
Regresi (reg)
1
(∑ xy) 2
∑x
Residu (res)
Total (T)
N-2
N-1
∑y
2
-
RK
JK reg dbreg
2
(∑ xy) 2
∑x
∑y
2
Freg
2
JK res dbres
RK reg RK res
-
c) Analisis Lanjut
14
Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset), hlm 16.
29
Analisis lanjut memberi interpretasi terhadap Freg yang diperoleh dari hasil pengolahan data untuk mengetahui signifikan atau tidaknya model pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar Biologi. Jika Freg lebih besar dari taraf signifikan 5 % maupun 1 % berarti H0 ditolak, sebaliknya Ha diterima.
30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Historis MTs NU 01 Cepiring 1. Keadaan Lingkungan Sekitar Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Cepiring, Kendal, terletak di desa Karangsuno Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Batas-batas pekarangan Madarsah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Cepiring, Kendal adalah sebagai berikut : Sebelah Utara
:
Rumah Penduduk dan jalan Desa
Sebelah Timur
:
Rumah Penduduk
Sebelah Selatan
:
Rumah Penduduk
Sebelah Barat
:
Jalan Desa
Jadi madrasah tersebut berada dilingkungan perkampungan dan jauh dari keramaian lalu lintas, jauh dari kesibukan perdagangan serta jauh dari lokasi industri. Sehingga keadaan madrasah tersebut sangat mendukung untuk pelaksanaan pendidikan. Disamping itu tempat Madarsah NU tersebut mudah dijangkau oleh kendaraan, sekitar 75 M sebelah barat adalah jalan Raya Cepiring Kendal. 2. Sejarah dan Perkembangannya. Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama’ Cepiring Kendal didirikan pada tanggal 17 Agustus 1963, oleh Jam’iyah Nahdlatul Ulama’ Kecamatan Cepiring dalam rangka usaha mengitensifkan Pendidikan Agama Islam, khususnya bagi anak-anak lulusan SD yang ada disekitar Kecamatan Cepiring.
32
Pada waktu itu belum mempunyai tanah dan gedung sendiri, sehinga untuk sementara menumpang digedung Madarasah Diniyah Karangayu Cepiring, Tenaga Pengajarnya diambil dari guru-guru SD, guru-guru lulusan Pondok Pesantren juga dari pegawai Negeri
yang
tercatat menjadi Anggota Jam’iyah Nahdlatul Ulama’. Adapun personalia Kepala Madrasah Sebagai berikut : a. Tahun 1963 – 1967 : Bapak Noer Hadi Rois b. Tahun 1967 – 1971 : Bapak Sakroni c. Tahun 1971 – 1973 : Bapak Rozikin d. Tahun 1973 – 1986 : Bapak Abdul Wachid Hasyim e. Tahun 1986 – 2005 : Bapak Muridi Asy’ari f. Tahun 2005 – 2006 : Bapak Romadhon Soffan, BA g. Tahun 2006 – 2008 : Ibu Fatchiyah, A.Ma. h. Tahun 2008 –2013 : A. Afif Abdullah,S.Ag. Dengan adanya perkembangan ini, dari tahun ketahun banyak kemajuan yang dicapai. Sehingga pada tahun 1967 bisa membeli tanah seluas 2325 m2 dengan harga Rp. 43.000,- (empat puluh tiga ribu rupiah) yang dipakai. Begitu pula jalannya pendidikan juga mengalami beberapa perkembangan yang cukup menggembirakan adapun kurikulum yang dipakai dari Departemen Agama. Perekembangan fisik dimulai tahun 1976 dengan dibangunnya dua gedung untuk siswa sebayak dua lokal, dan bangunan tersebut dilanjutkan tahun 1983/1984, 1985/1986, 1986/1987 dan keadaannya mendekati sempurna sampai sekarang. Adapun jumlah lokal seluruhnya sebagai berikut : a. Ruang Kelas 12 buah b. Ruang kantor 1 buah c. Gudang 1 buah d. Musholla 1 buah e. WC guru 1 buah f. WC anak 1 buah g. Sumur 1 buah
33
3. Dasar dan Tujuan Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Cepiring, Kendal sebagai lembaga Pendidikan yang berorientasi pada da’wah Islamiyah, tertentu saja berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Disamping itu juga berdasar pada Pancasila dan UUD 1945 serta peraturan-peraturan Pemerintah tentang Pendidikan. Adapun tujuan dari lembaga pendidikan ini adalah untuk : a. Mengitensifkan Pendidikan Agama Islam, khususnya anak-anak lulusan SD yang ada dikecamatan Cepiring b.
Mewujudkan manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah Swt, serta membina Ilmuwan Agama dan Umum.
c. Ikut mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. 4. Profil Madrasah MTs NU 01 Cepiring didirikan pada tanggal 17 Agustus1963 yang diprakarsai oleh Pengurus Majlis Wakil Cabang Nahdlatul ‘Ulama Kecamatan Cepiring. Berdirinya MTs NU 01 Cepiring berangkat dari semangat warga NU kecamatan Cepiring untuk lebing mengintensifkan peran warga NU dalam ikut serta mengembangkan pendidikan yang dilandasi pada pengetahuan umum yang dibarengi pengetahuan Agama Islam. Perkembangan MTs NU 01 Cepiring dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang menggembirakan baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Prestasi yang baik dalam proses kegiatan belajar mengajar maupun ekstra kurikuler sedikit demi sedikit dapat dilihat hasilnya dengan prosentase kelulusan, prosentase siswa yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi serta serapan dunia kerja, serta prestasi dalam kejuaraan dan seni. Tahun pelajaran 2008/2009 ini sudah dimulai pemberlakuan kurikulum KTSP
dengan berangsur-angsur memperbaiki sarana
pembelajaran, pelatihan dan implementasi kurikulum 2006.
34
Gambaran umum MTs NU 01 Cepiring secara garis besar adalah sebagai berikut : a. Identitas Madrasah 1. Nama Madrasah
: Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul ‘Ulama 01 Cepiring, Kendal.
2. N S M
: 212332413002
3. N I S
: 210250
4. NPSN
: 20322408
5. Alamat
: Jl. Raya Sukarno Hatta, Karangsuno, Cepiring Telp. (0294) 382842
6. Berdiri
: 17 Agustus 1963
7. SK Piagam Akreditasi :Nomor : Kw.11.4/4/PP.03.2/624.24.07/2006 8. Nilai / Hasil
:B
9. Penyelenggara
: Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Cabang Kendal Nomor : 83/Th.1961, 38/Th.1972, 37/Th. 1987,103/Th. 1086
b. Identitas Kepala Madrasah 1. Nama Kepala
: A. Afif Abdullah,S.Ag.
2. No. SK Kepala
: Kep.06/VI/P.MTs-MA/VI/2008
3. Pendidikan Terahir
: S I IAIN WaliSongo Semarang
4. Masa Kerja
: 13 Tahun
5. Alamat
: Rt 02 / V Kebonharjo Patebon Kendal.
c. Data Guru, Karyawan dan Siswa 1. Jumlah Guru
: 28 orang
2. Guru tetap yayasan
: 21 orang
3. Guru tidak tetap
:
-
4. Guru PNS/DPK
:
-
5. Tata Usaha
:
3 orang
35
6. Penjaga
:
7. Data siswa
:
1 orang
Tahun pelajaran 2010 – 2011 keadaan siswa keseluruhan adalah sebagai berikut : Tabel : 4.1 Keadaan Siswa Mts NU 01 Cepiring No
KELAS
PUTRA
PUTRI
JUMLAH
1.
KELAS IX
70
62
132
2.
KELAS VIII
79
61
140
3.
KELAS VII
82
69
151
JUMLAH
231
192
423
d. Tabel 4.2 Data Fasilitas Madarasah No
Nama Barang
Jumlah
Keadaan
1
Ruang Kelas
14
Baik
2
Ruang Kepala
1
Baik
3
Ruang Guru
2
Baik
4
Ruang TU
1
Baik
5
Ruang Perpustakaan
1
Cukup
6
Ruang Laborat
-
-
7
Ruang Komputer
1
Baik
8
Kamar Mandi/WC Guru
2
Baik
9
Kamar Mandi/WC Siswa
6
Cukup
10
Ruang Praktek Siswa
1
Cukup
36
5. Visi Misi dan Tujuan Madrasah a. Visi Unggul dalam prestasi, trampil dan berahlakul karimah. Indikator-indikator : 1. Unggul dalam meningkatkan kwalitas prestasi lulusan 2. Keunggulan dalam ketrampilan kecakapan hidup 3. Keunggulan dalam kegiatansosial keagamaan b. Misi 1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga sikap siswa dapat berkembang secara optimal 2. Menanamkan sikap disiplin untuk mengembangkan potensi sehingga menjadi manusia yang mandiri 3. Menumbuhkan penghayatan terhadap nilai-nilai keagamaan, etika dan estetika yang menjadi dasar dalam berperilaku. c. Tujuan Madarasah Membangun manusia beriman, bertaqwa, berahlakul karimah, berilmu, cakap, mandiri dan bertanggung jawab.
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan pembelajaran Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terbagi dalam 2 kelas yaitu kelas eksperimen (kelas VIII A) dan kelas kontrol (kelas VIII B).Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 di MTs NU 01 Cepiring. Sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, peneliti menentukan materi serta menyusun rencana pembelajaran. Materi yang dipilih adalah sistem pernapasan pada manusia. Pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen menggunakan model tutor sebaya, sedangkan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
37
yang berlaku pada mata pelajaran biologi di MTs NU 01 Cepiring tahun ajaran 2010/2011 adalah 60. a. Proses Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelompok eksperimen adalah dengan model tutor sebaya. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 kali pertemuan (6 jam pelajaran). Pada saat pembelajaran dengan model pembelajaran tutor sebaya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kemudian memberikan materi pelajaran yang sesuai dengan model pembelajran yang akan digunakan. Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah model pembelajaran tutor sebaya. Guru menegaskan kepada peserta didik bahwa pada pembelajran dengan menggunakan tutor sebaya, peserta didik akan dibantu oleh tutor sebaya, tidak lain adalah temannya sendiri. Dalam penelitian ini terdapat 6 tutor yang ditunjuk. Daftar nama tutor sebaya sebagai berikut: 1. Ahmad zakaria 2. Izzatul millah 3. M irfan naufal 4. Siti mudhiatun 5. Ummu dzikriyah 6. Villa nafisatuddiniyah Sebelum dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan tutor sebaya pada tutor tersebut diberikan pelatihan tutorial sehingga mereka mengetahui tugas-tugas mereka sebagai tutor. Pada awal pembelajaran, guru menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari, kemudian guru memberikan lembar diskusi yang berisi soal-soal yang berhubungan dengan materi yang baru disampaikan. Para tutor membantu teman-temannya dalam diskusi tesebut, tetapi jika tutor mengalami kesulitan maka dapat meminta bantuan pada guru, sehingga guru dapat memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik
38
agar mereka dapat memahami materi yang telah diajarkan. Untuk mempermudah para tutor membantu teman-temannya kelas dibagi menjadi 6 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 6 orang. Masingmasing tutor disebar pada tiap-tiap kelompok sehingga masing-masing kelompok terdapat seorang tutor sebaya untuk membantu dan membimbing kelompok tersebut dalam memahami materi yang diberikan. Selama proses pembelajaran dengan menggunakan tutor sebaya berlangsung, guru berkeliling kelas untuk membantu kegiatan tutorial dan apabila terlihat ada kesulitan guru memberikan bimbingan. Tiap-tiap kelompok mengirimkan salah satu wakilnya (selain tutor sebaya) untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan
kelas,
kemudian
kelompok
lainnya
menanggapi
dan
membahasnya bersama-sama. Di akhir pelajaran guru memberikan tanya jawab dan kemudian bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari pada saat itu. b. Proses Pembelajaran pada Kelas Kontrol Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas kontrol adalah dengan pembelajaran konvensional, yaitu dengan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam proses pembelajaran ini pendidik menjelaskan materi dan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk bertanya dan mencatat. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 kali pertemuan (6 jam pelajaran). Pada awal pembelajaran, guru memberikan apersepsi untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta didik tentang materi yang akan diajarkan, yaitu tentang materi sistem pernapasan pada manusia. Guru menerangkan dan menyampaikan materi pelajaran di depan kelas dengan menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab, di sini peserta didik mendengarkan apa yang disampaikan guru dan mencatat hal-hal penting di buku catatan mereka masing-masing. Guru memberikan soal dan tanya jawab kepada peserta didik tentang materi yang telah disampaikan. Guru memberikan latihan soal atau tugas
39
rumah untuk dikerjakan oleh tiap-tiap peserta didik. Guru bersama peserta didik mengevaluasi atau membahas soal tersebut dan membuat kesimpulan bersama-sama. 2. Analisis Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen dilakukan terhadap kelas uji coba yaitu pada peserta didik kelas XI A, jumlah soal adalah 40 soal pilihan ganda. Berikut ini adalah hasil analisis uji coba. a. Analisis Validitas Berdasarkan hasil penghitungan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda butir soal pada lampiran 8 diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.3 Data Validitas Butir Soal Krteria
ttabel
No Soal
Jumlah
1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 29, 31, 32, 33,
Valid 0,329
30
34, 35, 37, 38, 39, 40
5, 11, 17, 18, 19, 25, 26, Invalid
28, 30, 36
10
b. Analisis Reliabilitas Hasil penghitungan koefisien reliabilitas 40 butir soal diperoleh:r11= 0,928. c. Analisis Tingkat Kesukaran Berdasarkan hasil penghitungan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda butir soal, diperoleh data tingkat kesukaran sebagai berikut.
40
Tabel 4.4 Data Tingkat Kesukaran Butir Soal Kriteria
Nomor Soal
Sedang
Jumlah
1, 2, 3, 5, 6, 7, 10, 11, 13, 14,
37
16, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40.
4, 9, 19.
Mudah
3
d. Analisis Daya Beda Berdasarkan hasil penghitungan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda butir soal, diperoleh daya beda sebagai berikut. Tabel 4.5 Data Daya Beda Butir Soal Kriteria
Nomor Soal
Jumlah Prosentase(%)
Sangat jelek
25
1
2,5
Jelek
5
1
2,5
Cukup
2, 4, 7, 8, 9, 10, 11,15, 17,
24
60
14
35
18, 19, 21, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 40 Baik
1, 3, 6, 12, 13, 14, 16, 20, 22, 23, 33, 37, 38, 39
3. Data Nilai Tes Awal (Pre Test) a. Kelas Eksperimen Tes awal (pre test) yang diberikan pada kelas eksperimen sebelum peserta didik diajar dengan model pembelajaran tutor sebaya pada materi sistem pernapasan pada manusia mencapai nilai tertinggi 83 dan
41
nilai terendah 27. Rentang nilai (R) adalah 9, banyaknya kelas interval diambil 6 kelas, panjang kelas interval diambil 0,9.
Tabel 4.6 Daftar Distribusi Frekuensi Dari Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen No
Interval Kelas
Frekuensi
1
27 – 35
1
2
36 – 44
2
3
45 – 53
8
4
54 – 62
11
5
63 – 71
8
6
72 – 80 81 – 89
5
7
jumlah
1 36
b. Kelas Kontrol Tes awal (pre test) yang diberikan pada kelas kontrol sebelum peserta didik diajar dengan pembelajaran konvensional mencapai nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 27. Rentang nilai (R) adalah 9, banyaknya kelas interval diambil 6 kelas, panjang kelas interval diambil 0,9. Tabel 4.7 Daftar Distribusi Frekuensi Dari NilaiTes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol No
Interval kelas
Frekuensi
1
27 – 35
2
2
36 – 44
2
3
45 – 53
7
4
54 – 62
8
5
63 – 71
6
6
72 – 80
9
42
7
81 - 89 jumlah
1 35
4. Data Nilai Tes Akhir (Post Test) a. Kelas Eksperimen Tes akhir(post test) yang diberikan pada kelas eksperimen setelah peserta didik diajar dengan model tutor sebaya pada materi sistem pernapasan pada manusia mencapai nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60. Rentang nilai (R) adalah 5, banyaknya kelas interval diambil 6 kelas, panjang kelas interval diambil 0,5. Tabel 4.8 Daftar Distribusi Frekuensi Dari Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen No
Interval kelas
Frekuensi
1
60 – 64
3
2
65 – 69
5
3
70 – 74
8
4
75 – 79
7
5
80 – 84
6
6
85 – 89
5
7
90 – 94
2
b. Kelas Kontrol Tes akhir yang diberikan pada kelas kontrol setelah peserta didik diajar dengan pembelajaran konvensional pada materi sistem pernapasan pada
manusia mencapai nilai tertinggi 83 dan nilai
terendah 57. Rentang nilai (R) adalah 4, banyaknya kelas interval diambil 6 kelas, panjang kelas interval diambil 0,4.
43
Tabel 4.9 Daftar Distribusi Frekuensi Dari Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Kontrol No
Interval kelas
Frekuensi
1
57 – 60
5
2
61 – 64
9
3
65 – 68
7
4
69 – 72
5
5
73 – 76
5
6
77 – 80 81 - 84
3
7
jumlah
1 35
B. Pengujian Data Hasil Belajar 1. Analisis Tahap Awal a. Uji Normalitas Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Chi-Kuadrat. Data awal yang digunakan untuk menguji normalitas adalah nilai pre test. Kriteria pengujian yang digunakan untuk taraf signifikan α = 5% dengan dk = k – 3. Jika X 2 hitung < X 2 tabel maka data berdistribusi normal dan sebaliknya jika X 2 hitung > X 2 tabel maka data tidak berdistibusi normal. Uji normalitas pre test pada kelas eksperimen (VIII A) untuk taraf signifikan
= 5% dengan dk = 6 - 3 = 3, diperoleh X
2
hitung
=
7,7571 dan X 2 tabel = 7,81. Karena X 2 hitung < X 2 tabel maka dapat dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Sedangkan uji normalitas pre test pada kelas kontrol (VIII B) untuktaraf signifikan = 5% dengan dk = 6 - 3 = 3, diperoleh X 2 hitung = 5,4576 dan X 2 tabel = 7,81.
Karena X 2 hitung < X 2 tabel maka dapat dikatakan bahwa data
tersebut tidak berdistribusi normal.
44
b. Uji Homogenitas Uji Homogenitas data digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut mempunyai varians yang sama (homogen) atau tidak.Uji kesamaan dua varians data dilakukan dengan selisih antara varians terbesar dengan varians terkecil. Kriteria pengujian yang digunakan untuk taraf signifikan α = 5% , dk pembilang= (n1 − 1) , dk penyebut =
(n2 − 1) dan peluang 1 α . Jika Fhitung
dan sebaliknya jika Fhitung>Ftabel maka data tersebut tidak homogen. Dari penghitungan nilai pre test kelas eksperimen dan kontrol untuk taraf signifikan α = 5%, dk pembilang = (n1 − 1) , dk penyebut =
(n2 − 1)
1 dan peluang α , diperoleh uji kesamaan dua varians adalah 2
Fhitung = 1,513 dan F(0,25) (36:35) = 1,97 Karena Fhitung
indikator,
seperti
memperhatikan
penjelasan,
menyalin
penjelasan, keaktifan bertanya, keberanian menjawab, mengerjakan tugas. Pada saat tutor sebaya menjelaskan materi diskusi pada masing-masing kelompok, anggota kelompok sangat antusias dalam mendengarkan penjelasan penjelsan tutor tersebut dan mencatat apa yang sedang dijelaskan oleh tutor. Kemudian tutor memberikan kesempatan anggota kelompoknya untuk mengajukan pertannyaan dan memberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan, dan anggota kelompoknya pun aktif dalam mengajukan pertanyaan dan keberanian menjawab. Tutor sebaya dan anggota kelompoknya aktif dalam mengerjakan tugas diskusi yang di berikan oleh guru.
45
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar peserta didik di MTs NU 01 Cepiring. 3.
Analisis Uji Hipotesis Analisis ini digunakan untuk membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Adapun uji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “adanya pengaruh positif antara keaktifan siswa dalam pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII MTs NU 01 Cepiring”. Untuk membuktikan hipotesis tersebut, digunakan rumus regresi satu prediktor dengan skor deviasi. Adapun langkah pokok dalam regresi satu prediktor dengan skor deviasi ini adalah sebagai berikut: 1.
Mencari Hubungan antara Prediktor dengan Kriterium Korelasi antara prediktor x dengan kriterium y dapat dicari melalui teknik korelasi moment tangkar dari Pearson dengan rumus:
∑
rxy =
xy
(∑ x )(∑ y ) 2
2
Telah diketahui bahwa:
∑
xy = ∑ XY −
∑
x =∑ X
2
∑
y =∑ Y
2
2
2
(∑ x )(∑ y ) N
(∑ X ) −
2
N
, dan
(∑ Y ) −
2
N
Untuk mencari nilai hubungan di atas, data dibantu dengan tabel koefisien hubungan sebagai berikut.
46
Tabel 4.10 Koefisien Hubungan Variabel Keaktifan Siswa (X) dan Hasil Belajar Biologi (Y) No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
X 2 75 70 75 75 75 75 80 85 85 90 85 80 80 70 85 75 90 85 80 80 70 75 75 75 65 75 70 70 70 70 85 85 85 85 70 85 ∑ X = 2805
Y 3 80 67 67 60 70 67 77 80 70 77 80 87 60 70 77 60 77 77 67 77 70 80 70 80 67 70 70 77 87 80 90 87 87 87 70 90
∑ Y = 2709 ∑ X
X2 4 5625 4900 5625 5625 5625 5625 6400 7225 7225 8100 7225 6400 6400 4900 7225 5625 8100 7225 6400 6400 4900 5625 5625 5625 4225 5625 4900 4900 4900 4900 7225 7225 7225 7225 4900 7225 2
= 220125
Y2 5 6400 4489 4489 3600 4900 4489 5929 6400 4900 5929 6400 7569 3600 4900 5929 3600 5929 5929 4489 5929 4900 6400 4900 6400 4489 4900 4900 7569 7569 6400 8100 7569 7569 7569 4900 8100
∑Y
2
= 206393
XY 6 6000 4690 5025 4500 5250 5025 6160 6000 5950 6930 6800 6960 4800 4900 6545 4500 6930 6545 6360 6160 4900 6000 5250 6000 4355 5250 4900 5390 6090 5600 7650 7395 7395 7395 4900 7650
∑ XY
= 211950
47
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa hasil koefisien hubungan nilai tersebut ditentukan bahwa: N
= 36
∑X
= 2805
∑Y
= 2709
∑X
2
=220125
∑ Y = 206393 ∑ XY = 211950 2
Untuk mencari hasil masing-masing rumus di atas adalah sebagai berikut:
∑ xy
=
( x )( y ) ∑ XY − ∑ N∑
= 211950− = 211950−
(2805)(2709) 36 7598745 36
= 211950 – 211076,3 = 873,7
∑x
2
=
∑X
(∑ X ) −
2
2
= 220125 − = 220125−
N
(2805)2 36
7868025 36
=220125 – 218556,3 = 1568,7
∑y
(∑ Y ) = ∑Y − N
2
2
2
= 206393 −
(2709 )2 36
48
= 206393−
7338681 36
= 206393 – 203852,3 = 2540,7 Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai-nilai sebagai berikut:
∑ xy
= 873,7
∑x
2
= 1568,7
∑y
2
= 2540,7 Dari data di atas, kemudian dimasukkan dalam rumus moment
tangkar dari Pearson sebagai berikut: rxy
∑
=
(∑ x )(∑ y ) 2
873,7 3985596
= =
xy
2
873,7 1996,39
= 0,437639 Berdasarkan uji hubungan antara variabel keaktifan siswa dengan hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 01 Cepiring diperoleh indeks korelasi r = 0,437639 sedangkan indeks korelasi determinasinya adalah r2 = 0,191528 2. Menguji Apakah Hubungan Itu Signifikan atau Tidak Setelah diadakan uji korelasi dengan rumus korelasi product moment, maka hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan rt (tabel) pada taraf signifikan 5% dan 1% dengan asumsi sebagai berikut: a. Apabila rxy > rt (0,05 dan 0,01) berarti signifikan, hipotesis diterima. b. Apabila rxy < rt (0,05 dan 0,01) berarti tidak signifikan, hipotesis ditolak.
49
Dari hasil uji korelasi product moment diketahui bahwa rxy = 0,437639 > rt = 0,05 (0,329) dan rxy = 0,437639 > rt = 0,01 (0,424). Dengan rxy > rt (0,05 dan 0,01), berarti signifikan dan hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh positif antara keaktifan peserta didik dalam pembelajaran tutor sebaya dengan hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 01 Cepiring adalah diterima. Dengan demikian, semakin tinggi keaktifan peserta didik dalam tutor sebaya, semakin tinggi hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 01 Cepiring. Sebaliknya semakin rendah keaktifan siswa dalam pembelajaran tutor sebaya semakin rendah pula hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 01 Cepiring. 3. Mencari Persamaan Regresi
Y = aX + K Di mana:
Y
= Perkiraan harga Y
aX
= Perkiraan a dalam regresi linear Y pada x
K
= Perkiraan b dalam linear Y pada x Untuk mengetahui Y, terlebih dahulu dicari a dan K dari
persamaan y = ax, yang mana y = Y − Y , x = X − X , dan a =
a
=
∑ xy ∑x
=
873,7 1568,7
∑ xy . ∑x 2
2
= 0,55695797 y
= 0,55695797x
Dari data yang dikumpulkan dapat dicari:
Y
= =
∑Y N
2709 36
50
= 75,25
X
= =
∑X N
2805 36
= 77,9166666 Karena itu untuk persamaan garis regresi y = ax atau
(
)
Y − Y = a X − X dapat diselesaikan sebagai berikut:
Y – 75,25 = 0,556957 (X – 77,9166666) Y = 0,556957x – 43,396232 + 75,25 Y = 0,556957x + 31,85376 Dari perhitungan di atas, maka persamaan garis regresi adalah:
Y = 0,556957x + 31,85376 4. Analisis Varian Garis Regresi Analisis varian garis regresi ini digunakan untuk mencari hubungan antara kriterium dengan prediktor dengan menggunakan rumus regresi satu prediktor skor deviasi.
Y = 0,556957x + 31,85376 Selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus:
(∑ xy ) ∑x
2
JKreg
=
= =
2
(873,7 )2 1568,7
763351,6 1568,7
= 486,614
( xy ) = ∑y − ∑ ∑x
2
JKres
2
2
= 2540,7 – 486,614 = 2054,08
51
JK reg
RKreg =
=
dbreg
486,614 1
= 486,614 JK res dbres
RKres =
=
2054,08 36 − 2
=
2054,08 34
= 60,414 Ttot
=
∑y
2
= 2540,7 Dari perhitungan di atas, maka analisis regresi bilangan F diperoleh dengan rumus sebagai berikut: Freg
RK reg
=
=
RK res
486,614 60,414
= 8,0546 Setelah F atau Freg diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan F tabel pada taraf signifikan 1% maupun 5%. Hipotesis diterima jika Freg hitung > F tabel, baik pada taraf 1% maupun 5%. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Sumber Dk/d variansi b Regresi (reg)
1
JK
RK 486,61 4
Freg 8,0546
Ftabel 5%
1%
0,329
0,424
Kriteria Signifikan
52
Residu (res) Total )
34 35
2054, 8 2540, 7
60,414 -
-
-
-
-
53
51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan dan jawaban untuk mengetahui tujuan penelitian sebelumnya, yakni: Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar kelas VIII
MTs NU 01 Cepiring pada materi
pernapasan manusia adalah sebagai berikut: Dari analisis uji hipotesis dapat diketahui berpengaruh positif antara keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar pada materi sistem pernapasan manusia kelas VIII MTs NU 01 Cepiring. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil analisis Freg sebesar = 8,0546 dengan perbandingan 5% = 0,329 sedangkan untuk perbandingan 1% = 0424. Maka Freg signifikan pada taraf signifikansi 5% ataupun taraf signifikansi 1%. Hal ini berarti menunjukkan hasil yang signifikan dan hipotesis yang diajukan dengan bunyi “ ada pengaruh positif antara model pembelajaran Pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar materi sistem pernapasan pada manusia di kelas VIII MTs NU 01 Cepiring” adalah dapat diterima. B. Saran-Saran Berdasarkan hasil penelitian di MTs NU 01 Cepiring tentang pengaruh model pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII, maka peneliti akan menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru Bagi guru pembimbing maupun guru mata pelajaran agar dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara aktif, kreatif, sehingga motivasi
siswa
untuk
membentuk
dan
meningkatkan
kegiatan
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.
51
2. Bagi Peserta Didik Bagi peserta didik hendaknya berlatih kerja sama dengan peserta didik yang lain yang kemampuannya berbeda ataupun sama agar pembelajaran tutor sebaya berlangsung dengan lebih baik.
52
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999. Abror, Abdul Rachman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1993. Alwi, Hasan et. al, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, Edisi II. Anni, Catharina Tri, Psikologi Belajar, Semarang: UPT MKK UNNES, 2005. Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002, Cet. 12. , Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2002. Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003. Ahmadi, Abu ed. ell, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004. Asnawir, ed.ell, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Baharuddin, ed.ell, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Ar- Ruzz, 2007. Bahri, Syaiful , Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Hadi Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset, 2004. http:// ww. Google.co.id/image=frirefox=Sistem pernapasan. Diakses tanggal 23 Juli 2010. Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Nasution, Diktatik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976.
Rahardja, Umar Tirta, La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Sanjaya, Wina, Strategi Peembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengarui, Jakarta: Rineka Cipta, 2003. Suparno, paul, Metodologi Pembelajaran Fisika Kontruktivistik dan Menyenangkan, Yogyakarta: USD, 2007. Sudjana, Metode Statistik, Bandumg: Tarsito, 2002.
, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002. Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007. , Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:
Alfabeta, 2008. Suyitno, Amin, Pembelajaran Inovatif, Semarang: UNNES, 2009 Syaifudin, Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan, Jakarta: EGC, 2006. Syamsuri, Istamar, dkk, Biologi Untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, 2007. Suktiyana, Biologi SMP Untuk Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, 2004. Tim MKPBBN jurusan pendidikan matematika, Strategi Pembelajaran Kontemporer, Bandung: JICA-UPI, 2001. Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007. Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta: Depag, 1980. Yukadiana,dkk, Evaluasi IPA Biologi SLTP Kelas 2, Yogyakarta: Erlangga, 1997.
Zaini, Hisyam, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: CTSD, 2002.
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) EKSPERIMEN Madrasah
: MTs NU 01 Cepiring
Mata Pelajaran
: IPA Terpadu
Kelas/Semester
: VIII/1 ( Kelas Eksperimen )
Jumlah Jam Pelajaran : 2 x 40 I. Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia II. Kompetensi Dasar : 1.5 Mendeskripsikan sistem pernafasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan III. Indikator Hasil Berlajar 1. Menjelaskan pengertian bernafas 2. Menjelaskan proses terjadinya pernafasan dada dan pernafasan perut 3. Menyebutkan macam organ penyusun sistem pernafasan manusia 4. Menyebutkan penyakit pada sistem pernafasan serta upaya mengatasinya IV. Materi pokok : Sistem Pernafasan Manusia V. Metode pembelajaran Ceramah, diskusi VI. Langkah-langkah pembelajaran Pertemuan pertama 1. Pendahuluan a. Guru mengkondisikan siswa dan memastikan papan tulis bersih, jika papan tulis belum bersih guru menyuruh siswa yang piket untuk membersihkan papan tulis b. Guru membuka pelajaran dan mengabsen siswa c. Guru memberikan apersepsi kepada siswa 2. Kegiatan inti a. Guru menerangkan materi pernafasan
b. Disela-sela plajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, jika tidak ada pertanyaan guru memberikan pertanyaan kepada siswa terkait materi yang baru dijelaskan c. Guru mengelompokkan siswa menjadi 6 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 6 orang. Setiap kelompok diberi tugas mendiskusikan LDS yang akan dibagikan oleh guru pada masing-masing kolompok d. Guru membimbing kegiatan siswa e. Setelah selesai mengerjakan, perwakilan tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya kepada teman-temannya. 3. Penutup a. Guru bersam-sama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari b. Guru memberitahukan bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan posttes c. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan bagi siswa yang ingin bertanya
Pertemuan kedua 1. Pendahuluan a. Guru mengkondisikan siswa dan memastikan papan tulis bersih, jika papan tulis belum bersih guru menyuruh siswa yang piket untuk membersihkan papan tulis b. Guru membuka pelajaran dan mengabsen siswa 2. Kegiatan inti a. Guru mengulang kembali materi yang telah dipelajari kemarin. b. Di sela-sela pelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika tidak ada pertanyaan guru memberikan pertanyaan kepada siswa terkait dengan LDS sebagi umpan balik c. Guru membagikan soal posttes dan lembar jawaban d. Siswa mengerjakan selama 30 menit e. Guru menyuruh siswa mengumpulkan lembar jawaban di depan mejaja guru f. Guru menanyakan kepada siswa mana soal yang sulit dan membahasnya
3. Penutup a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari b. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingim bertanya VII. Media ( Sumber dan Bahan ) Sumber dan bahan yaitu : 1. Setiadi, Anatomi dan fisiologi manusia, Yoyakarta : graha ilmu, 2007 2. Syaifudin Drs.H.AMK, Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan, Edisi 3, Jakarta : EGC, 2006 VIII. Penilaian a. Prosedur penilaian Tes tertulis ( posttes ) b. Alat penilaian Pilihan ganda Lembar observaasi keaktifan siswa
Semarang, Oktober 2010
Guru mata pelajaran
Peneliti
Asiyah S.Pd.I
Af’idatun Nadhifah
Kepala sekolah
A. Afif Abdullah, S.Ag
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL
Madrasah
: MTs NU 01 Cepiring
Mata Pelajaran
: IPA Terpadu
Kelas/Semester
: VIII/1
Jumlah Jam Pelajaran : 2 x 40 I. Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia II. Kompetensi Dasar : 1.5 Mendeskripsikan sistem pernafasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan III. Indikator Hasil Berlajar 1. Menjelaskan pengertian bernafas 2. Menjelaskan proses terjadinya pernafasan dada dan pernafasan perut 3. Menyebutkan macam organ penyusun sistem pernafasan manusia 4. Menyebutkan penyakit pada sistem pernafasan serta upaya mengatasinya IV. Materi pokok : Sistem Pernafasan Manusia V. Metode pembelajaran Ceramah, tanya jawab VI. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan pertama 1. Pendahuluan a. Guru mengkondisikan siswa dan memastikan papan tulis bersih, jika papan tulis belum bersih guru menyuruh siswa yang piket untuk membersihkan papan tulis b. Guru membuka pelajaran dan mengabsen siswa c. Guru memberikan apersepsi kepada siswa d. Guru menulis dipapan tulis tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti a. Guru menjelaskan organ-organ pernapasan dan proses pernapasan b. Guru meminta siswa menyebutkan organ-organ pernapasan manusia c. Guru meminta siswa mempraktekan proses pernapasan dada dan perut 3. Penutup a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari b. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingim bertanya
Pertemuan ke dua 1. Pendahuluan a. Guru mengkondisikan siswa dan memastikan papan tulis bersih, jika papan tulis belum bersih guru menyuruh siswa yang piket untuk membersihkan papan tulis b. Guru membuka pelajaran dan mengabsen siswa c. Guru memberikan apersepsi kepada siswa d. Guru menulis dipapan tulis tujuan pembelajaran 2. Kegiatan inti a. Guru menjelaskan beberapa istilah kapasitas (volume) pernapasan b. Guru meminta siswa menyebutkan penyakit pada sistem pernapasan dan cara mengatasinya 3. Penutup a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari b. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingim bertanya VII. Media ( Sumber dan Bahan ) Sumber dan bahan yaitu : 1. Setiadi, Anatomi dan fisiologi manusia, Yoyakarta : graha ilmu, 2007 2. Syaifudin Drs.H.AMK, Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan, Edisi 3, Jakarta : EGC, 2006
VIII. Penilaian a. Prosedur penilaian Tes tertulis ( posttes ) b. Alat penilaian Pilihan ganda Lembar observaasi keaktifan siswa
Semarang, Oktober 2010 Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Asiyah, S.P.I
Af’idatun Nadhifah
Kepala Sekolah
A. Afif Abdullah, S.Ag
Lampiran 16
LEMBAR DISKUSI SISWA MATERI SISTEM PERNAPASAN
Kelompok
:1
Anggota kelompok
:
Kelas
:
Waktu
: 45 menit
Tujuan : Mengetahui organ dan proses terjadinya pernapasan Perintah : Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas ! Soal 1. Apakah yang dimaksud dengan pernapasan ? 2. Jelaskan perbedaan pernapasan dada dan pernapasan perut ? 3. Jika menelan dan berbicara dilakukan bersama-sama, kemungkinan apakah yang akan terjadi? Terangkan peristiwa itu!
Lampiran 18
LEMBAR DISKUSI SISWA MATERI SISTEM PERNAPASAN
Kelompok
:2
Anggota kelompok
:
Kelas
: 45 menit
Tujuan : Mengetahui organ dan proses inspirasi dan ekspirasi Perintah : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas! Soal 1. Apakah yang dimaksud dengan : a. kapasitas vital paru-paru b. udara residual c. udara tidal d. udara total paru 2. Sebutkanlah selaput yang melindungi paru-paru! 3.
Jelaskan mengapa bernapas melalui hidung lebih baik dibandingkan bernapas melalui mulut?
Lampiran 24
LEMBAR DISKUSI SISWA MATERI SISTEM PERNAPASAN
Kelompok
:5
Anggota kelompok
:
Kelas
:
Waktu
: 45 menit
Tujuan : Mengetahui organ dan proses inspirasi dan ekspirasi Perintah : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas! Soal 1. sebutkan macam-macam radang pada sistem pernapasan! 2. apa peranan bulu-bulu getar yang terdapat pada sel-sel batang tenggorok?
Lampiran 26
LEMBAR DISKUSI SISWA MATERI SISTEM PERNAPASAN
Kelompok
:6
Anggota kelompok
:
Kelas
:
Waktu
: 45 menit
Tujuan : Mengetahui organ dan proses inspirasi dan ekspirasi Perintah : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas! Soal 1. Jelaskan bagaimana oksigen dari rongga alveolus dapat masuk ke dalam kapiler pembuluh darah!. 2. Sebutkan organ-organ yang menyusun sistem pernapasan manusia dari rongga hidung sampai alveolus.
Lampiran 4
KISI-KISI SOAL
Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia Kompetensi Dasar 1.5 Mendeskripsikan sistem pernafasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan Tabel kisi-kisi soal
Indikator
Menjelaskan pengertian
No item soal 1
pernafasan
Menjelaskan proses terjadinya
4, 5, 7, 8, 9, 10, 15, 16, 17,19, 20,
pernafasan dada dan
24, 25, 26, 27, 28
pernafasan perut
Menyebutkan macam organ penyusun sistem pernafasan
2, 11, 12, 13, 14, 21, 22,
manusia
Menyebutkan penyakit pada sistem pernafasan serta cara mengatasinya
3, 6, 23, 29, 30
Lampiran 5 SOAL UJI COBA
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang pada salah satu huruf pilihan jawaban (a, b, c, atau d) yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia. 1. Menghirup udara melalui hidung lebih baik jika dibandingkan melalui mulut karena alasan-alasan dibawah ini, kecuali. . . . . a. volume disesuaikan b. udara tersaring oleh bulu-bulu hidung c. disesuaikan dengan suhu tubuh d. diatur kelembapannya 2. Berikut ini termasuk alat pernafasan pada tubuh manusia, kecuali. . . . . . a. hidung b. faring c. hati d. paru-paru 3. Peradangan pada cabang batang tenggorokan disebut. . . . . . a. bronkitis b. pleuritis c. sinusitis d. parotitis 4. Bagian udara yang penting untuk pernafasan adalah gas. . . . . . a. nitrogen b. oksigen c. karbon monoksida d. karbon doksida 5. Berikut ini yang lebih menentukan besar kecilnya tekanan udara dalam rongga dada dan besar kecilnya paru-paru pada waktu pernafasan perut adalah. . . . . . a. gerakan tulang rusuk b. tekanan udara atmosfer c. gerakan sekat diafragma d. kemampuan mengembang paru-paru
6. Berikut adalah gangguan pernafasan yang disebabkan oleh bakteri, kecuali. . . . . . a. TBC b. asfiksi c. influenza d. bronkitis 7. Pernyataan di bawah ini merupakan mekanisme proses pernafasan yang benar , kecuali . . . . . . a. Keluar masuknya udara dari dan ke dalam paru-paru disebabkan perubahan rongga dada b. Pada waktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi sehingga kedudukannya menjadi lurus c. Pada waktu diafragma berkontraksi, otot-otot tulang rusuk juga berkontraksi menyebabkan rongga dada mengembang d. Pernapasan dada dan pernapasan perut bekerja secara bbergantian, tidak bersamaan 8. Hasil oksidasi zat makanan yang digunakan untuk melakukan aktivitas ialah. . . . . a. karbon dioksida b. air c. oksigen d. energi 9. Oksidsi zat makanan di dalam tubuh manusia terjadi di dalam. . . . . a. sel-sel tubuh b. saluran pencernaan c. saluran pernafassan d. rongga perut 10. Epiglotis yang terdapat di pangkal tenggorok berfungsi. . . . . . . a. mengtur jalan makanan dan jalan pernafasan b. memperbesar getaran pita suara waktu udara lewat c. memper kuat gelang-gelang tulang rawan d. mengatur banyaknya udara yang masuk ke paru-paru 11. Penyataan yang benar di bawah ini adalah. . . . . . a. paru-paru kanan lebih kecil dari paru-paru kiri b. paru-paru kanan terdiri dari atas tiga gelambir (lobus)
c. paru-paru terletak di dalam rongga perut d. paru-paru dibungkus oleh selaput alveolus 12. Perhatikanlah gambar sistem pernafasan pada manusia berikut ini. Bronkus ditunjukkan oleh nomer. . . . a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
13. Paru-paru terdiri dari 5 lobus (gelambir), yaitu. . . . . . a. 3 lobus paru-paru kiri dan 2 lobus paru-paru kanan b. 2 lobus paru-paru kiri dan 3 lobus paru-paru kanan c. 1 lobus paru-paru kiri dan 4 lobus paru-paru kanan d. 4 lobus paru-paru kiri dan 1 lobus paru-paru kanan 14. Selaput suara atau pita suara terdapat di. . . . . . a. trakea b. bronkia c. trakeolus d. jakun 15. Diantara rongga dada dan rongga perut terdapat selaput yang disebut. . . . . a. diafragma b. pleura c. trakea d. bronkia 16. Pada waktu inspirasi terjadi. . . . . . a. diafragma mendatar, tulang rusuk menurun b. diafragma mendatar, tulang rusuk terangkat c. diafragma melengkung ke atas, tulang rusuk terangkat d. diafrgma melengkung ke bawah, tulang rusuk menurun 17. Faktor-faktor penyebab keluar masuknya udara ke dalam paru-paru adalah. . . . . a. tekanan udara dari luar b. besarnya isapan hidung c. mengembang dan mengempisnya paru-paru d. membesar dan mengecilnya rongga dada
18. Batang tenggorok selalu terbuka, karena batang tenggorok tersusun dari. . . . . . a. gelang-gelang jaringan ikat b. gelang-gelang jaringan keras c. gelang-gelang tulang rawan d. gelang-gelang jaringan kulit 19. Volume udara komplementer paru-paru orang dewasa lebih kurang. . . . . . a. 5.000 ml b. 4.500 ml c. 1.500 ml d. 500 ml 20. Udara sebanyak-banyaknya yang dapat keluar masuk paru-paru disebut . . . . . . a. kapasitas vital paru-paru b. volume total paru-paru c. daya tapung paru-paru d. volume pernafasan 21. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida dalam proses pernapasan terjadi di . . ... a. rongga hidung b. trakea c. bronkiolus d. alveolus 22. Berikut adalah organ-organ saluran pernapasan: 1. rongga hidung
4. cabang batang tenggorok
2. pangkal tenggorok
5. paru-paru
3. batang tenggorok
6.
gelembung paru-paru
organ saluran pernapasan yang jumlahnya sepasang adalah. . . . . . a. 1 dan 2 b. 3 dan 4 c. 4 dan 5 d. 5 dan 6
23. Gangguan pernapasan karena tingginya kadar asam karbonat dan asam bikarbonat disebut . . . . . a. asfiksi b. asma c. asidosis d. rinitis 24. Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut. . . . . . . a. udara komplementer b. udara suplementer c. udara tidal (pernapasan) d. udara residu (sisa) 25. Kapasitas vital paru-paru adalah gabungan jumlah volume udara yang terdiri dari berikut ini, kecuali. . . . . . . a. udara pernapasan b. udara suplementer c. udara komplementer d. udara residu 26. Jika menghembuskan napas sekuat-kuatnya, di dalam paru-paru masih ada sisa udara yang volumenya lebih kurang. . . . . . . a. 500 ml b. 1.500 ml c. 4.500 ml d. 5.000 ml 27. Proses oksidasi biologi di dalam sel tubuh dapat ditulis dengan reaksi . . . . . . . a. zat makanan + O2
CO2 + H2O
b. zat makanan + O2
CO2 + H2O + energi
c. zat makanan + O2
CO2 + H2O + energi
d. zat makanan + O2
CO2 + O2
+ energi
28. Hal-hal berikut dapat menyebabkan udara keluar atau masuk paru-paru, kecuali. . . ... a. besar kecil rongga dada b. besar kecilnya diafragma c. besar kecilnya paru-paru
d. tekanan tulang-tulang rusuk 29. Peradangan pada faring akibat infeksi oleh bakteri streptococus disebut. . . . . . a. bronkitis b. laringitis c. faringitis d. sinusitis 30. Penyumbatan pada rongga faring maupun laringoleh lendir yang dihasilkan oleh kuman difteri disebut. . . . . . . a. asidosis b. difteri c. asfiksi d. pneumonia 31. Untuk menjaga kesehatan paru-paru dapat dilakukan dengan menghindari . . . . . . . a. tidur terlalu malam b. terlalu capek c. merokok d. makan makanan berlemak 32. Pernapasan dibantu dengan kontraksi otot-otot diafragma disebut pernapasan . . . . a. perut b. dada c. diafragma d. otot 33. Urutan organ pernapasan yang benar dari kuar ke dalam adalah . . . . . . . . a. mulut, tenggorokan, paru-paru b. hidung, kerongkongan, paru-paru c. hidung, tenggorokan, paru-paru d. mulut, kerongkongan, paru-paru 34. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi melalui proses difusi. Dalam hal ini difusi adalah proses pertukaran zat yang berwujud . . . . . . . . a. cair b. padat c. uap d. gas
35. Fungsi proses pernapasan bagi tubuh adalah sebagai berikut kecuali . . . . . . . a. memasukkan oksigen b. menghasilkan energi untuk proses oksidasi makanan c. mengeluarkan sisa oksidasi yaitu karbondioksida d. merawat alat peredaran darah 36. Diafragma adalah sekat yang membatasi . . . . . . a. rongga dada dan rongga perut b. paru-paru dan jantung c. paru-paru dan rongga perut d. trakea dan laring 37. Pada pernapasan perut yang berperan adalah . . . . . . . a. otot diafragma b. otot perut dan diafragma c. diafragma dan otot diafragma d. otot diafragma dan otot perut 38. Penyakit saluran pernapasan sebagai akibat infeksi Mycobacterium tuberculosis disebut . . . . . a. asma b. flu c. pneumodia d. TBC 39. Berikut ini gangguan pada pernapasan, kecuali . . . . . . a. TBC b. influenza c. pilek d. muntaber 40. Kontraksi dan relaksasi otot diafragma mengakibatkan terjadinya pernapasan a. dada b. perut c. aerob d. anaerob
Lampiran 2 POTSTES
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang pada salah satu huruf pilihan jawaban (a, b, c, atau d) yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia. 1. Pernyataan di bawah ini merupakan mekanisme proses pernafasan yang benar , kecuali . . . . . . a. Keluar masuknya udara dari dan ke dalam paru-paru disebabkan perubahan rongga dada b. Pada waktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi sehingga kedudukannya menjadi lurus c. Pada waktu diafragma berkontraksi, otot-otot tulang rusuk juga berkontraksi menyebabkan rongga dada mengembang d. Pernapasan dada dan pernapasan perut bekerja secara bbergantian, tidak bersamaan 2. Hasil oksidasi zat makanan yang digunakan untuk melakukan aktivitas ialah. . . . . a. karbon dioksida b. air c. oksigen d. energi 3. Epiglotis yang terdapat di pangkal tenggorok berfungsi. . . . . . . a. mengtur jalan makanan dan jalan pernafasan b. memperbesar getaran pita suara waktu udara lewat c. memper kuat gelang-gelang tulang rawan d. mengatur banyaknya udara yang masuk ke paru-paru 4. Menghirup udara melalui hidung lebih baik jika dibandingkan melalui mulut karena alasan-alasan dibawah ini, kecuali. . . . . a. volume disesuaikan b. udara tersaring oleh bulu-bulu hidung c. disesuaikan dengan suhu tubuh d. diatur kelembapannya 5. Paru-paru terdiri dari 5 lobus (gelambir), yaitu. . . . . . a. 3 lobus paru-paru kiri dan 2 lobus paru-paru kanan
b. 2 lobus paru-paru kiri dan 3 lobus paru-paru kanan c. 1 lobus paru-paru kiri dan 4 lobus paru-paru kanan d. 4 lobus paru-paru kiri dan 1 lobus paru-paru kanan 6. Berikut ini termasuk alat pernafasan pada tubuh manusia, kecuali. . . . . . a. hidung
c. hati
b. faring
d. paru-paru
7. Peradangan pada cabang batang tenggorokan disebut. . . . . . a. bronkitis
c. sinusitis
b. pleuritis
d. parotitis
8. Bagian udara yang penting untuk pernafasan adalah gas. . . . . . a. nitrogen
c. karbon monoksida
b. oksigen
d. karbon dioksida
9. Berikut adalah gangguan pernafasan yang disebabkan oleh bakteri, kecuali. . . . . . a. TBC
c. influenza
b. asfiksi
d. bronkitis
10. Berikut adalah organ-organ saluran pernapasan: 4. rongga hidung
4. cabang batang tenggorok
5. pangkal tenggorok
5. paru-paru
6. batang tenggorok
6.
gelembung paru-paru
organ saluran pernapasan yang jumlahnya sepasang adalah. . . . . . a. 1 dan 2 b. 3 dan 4 c. 4 dan 5 d. 5 dan 6 11. Diantara rongga dada dan rongga perut terdapat selaput yang disebut. . . . . a. diafragma
c. trakea
b. pleura
d. bronkia
12. Selaput suara atau pita suara terdapat di. . . . . . a. trakea
c. trakeolus
b. bronkia
d. jakun
13. Oksidsi zat makanan di dalam tubuh manusia terjadi di dalam. . . . . a. sel-sel tubuh b. saluran pencernaan c. saluran pernafassan
d. rongga perut 14. Perhatikanlah gambar sistem pernafasan pada manusia berikut ini. Bronkus ditunjukkan oleh nomer. . . . a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 15. Pada waktu inspirasi terjadi. . . . . . a. diafragma mendatar, tulang rusuk menurun b. diafragma mendatar, tulang rusuk terangkat c. diafragma melengkung ke atas, tulang rusuk terangkat d. diafrgma melengkung ke bawah, tulang rusuk menurun 16. Udara sebanyak-banyaknya yang dapat keluar masuk paru-paru disebut . . . . . . a. kapasitas vital paru-paru b. volume total paru-paru c. daya tapung paru-paru d. volume pernafasan 17. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida dalam proses pernapasan terjadi di . . ... a. rongga hidung b. trakea c. bronkiolus d. alveolus 18. Proses oksidasi biologi di dalam sel tubuh dapat ditulis dengan reaksi . . . . . . . a. zat makanan + O2
CO2 + H2O
b. zat makanan + O2
CO2 + H2O + energi
c. zat makanan + O2
CO2 + H2O + energi
d. zat makanan + O2
CO2 + O2
+ energi
19. Fungsi proses pernapasan bagi tubuh adalah sebagai berikut kecuali . . . . . . . a. memasukkan oksigen b. menghasilkan energi untuk proses oksidasi makanan c. mengeluarkan sisa oksidasi yaitu karbondioksida d. merawat alat peredaran darah
20. Kontraksi dan relaksasi otot diafragma mengakibatkan terjadinya pernapasan a. dada
c.
aerob
b. perut
d.
anaerob
21. Gangguan pernapasan karena tingginya kadar asam karbonat dan asam bikarbonat disebut . . . . . a. asfiksi b. asma c. asidosis d. rinitis 22. Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut. . . . . . . a. udara komplementer b. udara suplementer c. udara tidal (pernapasan) d. udara residu (sisa) 23. Peradangan pada faring akibat infeksi oleh bakteri streptococus disebut. . . . . . a. bronkitis b. laringitis c. faringitis d. sinusitis 24. Untuk menjaga kesehatan paru-paru dapat dilakukan dengan menghindari . . . . . . . a. tidur terlalu malam b. terlalu capek c. merokok d. makan makanan berlemak 25. Pernapasan dibantu dengan kontraksi otot-otot diafragma disebut pernapasan . . . . a. perut
c. diafragma
b. dada
d. otot
26. Urutan organ pernapasan yang benar dari kuar ke dalam adalah . . . . . . . . a. mulut, tenggorokan, paru-paru b. hidung, kerongkongan, paru-paru c. hidung, tenggorokan, paru-paru d. mulut, kerongkongan, paru-paru
27. Berikut ini gangguan pada pernapasan, kecuali . . . . . . a. TBC
c. pilek
b. influenza
d. muntaber
28. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi melalui proses difusi. Dalam hal ini difusi adalah proses pertukaran zat yang berwujud . . . . . . . . a. cair
c. uap
b. padat
d. gas
29. Pada pernapasan perut yang berperan adalah . . . . . . . a. otot diafragma b. otot perut dan diafragma c. diafragma dan otot diafragma d. otot diafragma dan otot perut 30. Penyakit saluran pernapasan sebagai akibat infeksi Mycobacterium tuberculosis disebut . . . . . a. asma
c. pneumodia
b. flu
d. TBC
Lampiran 22 LEMBAR DISKUSI SISWA MATERI SISTEM PERNAPASAN
Kelompok Anggota kelompok Kelas Waktu
:4 : : : 45 menit
Lengkapilah gambar dibawah ini dengan benar !
Keterangan 1. 2. 3. 4. 5.
Lampiran 20
LEMBAR DISKUSI SISWA MATERI SISTEM PERNAPASAN
Kelompok Anggota kelompok Kelas Waktu
:3 : : : 45 menit
Lengkapilah gambar di bawah ini dengan benar!
Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.