Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 20-39
SISTEM REDUPLIKASI BAHASA KOMERING Oleh: Dian Nuzulia Armariena (Dosen Universitas PGRI Palembang) Abstrak Bahasa Komering merupakan salah satu bahasa daerah di Sumatera Selatan.Bahasa ini dipergunakan dan dipelihara dengan baik oleh masyarakat yang mendiami daerah Ogan Komering Ulu (OKU). Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah ciri-ciri, bentuk dari segi gramatikal, fungsi dan segi makna dalam sistem reduplikasi bahasa Komering. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara terperinci tentang ciri-ciri, bentuk dari segi gramatikal, fungsi dan segi makna dalam sistem reduplikasi bahasa Komering. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di desa Mengulak Kecamatan Madang Suku I OKU Timur maka sistem reduplikasi bahasa Komering memiliki banyak kesamaan dengan sistem reduplikasi bahasa Indonesia, perbedaanya hanya terjadi pada perubahan fonem. Bentuk reduplikasi bahasa Komering mempunyai empat macam bentuk, yaitu; (1) reduplikasi seluruh bentuk dasar (2) reduplikasi berimbuhan, (3) reduplikasi berubah bunyi, (4) reduplikasi sebagian. Fungsi reduplikasi bahasa Komering mempunyai tiga macam fungsi, yaitu: (1) fungsi nomina, (2) fungsi verba, (3) fungsi adverbial. Kata Kunci: Bahasa Komering, Reduplikasi, Gramatikal
REDUPLICATION SYSTEM OF KOMERING LANGUAGE Abstract Komering language is one of regional language in South Sumatra. This language is used and maintained by the people who live in OKU. The problem in this research is how are the characteristics; in terms of grammatical form, function and meaning in terms of language reduplication system of Komering language. This study aims to describe in details about the characteristics; in terms of grammatical form, function and meaning in terms of language reduplication system, i.e Komering language. Based on the results of research conducted in the village of Mengulak (Madang) in the District of East OKU, the reduplication system of komering language has several similarities to Indonesian reduplication system, the difference is only in the change of phonemes. The forms of reduplicated system in komering language are classified into four different forms, namely; (1) reduplication of entire basic form (2) reduplication of prefixes, (3) reduplication of sound changes, (4) partial reduplication. There are three functions of Komering language reduplication, namely: (1) the function of nouns, (2) the function of verbs, (3) adverbial function. Keywords: Komering Language, Reduplication System, Grammatical Form 20
Sistem Reduplikasi Bahasa Komering (Dian Nuzulia)
A. PENDAHULUAN Bahasa daerah sangat penting peranannya terhadap pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan bahwa bahasa daerah merupakan kekayaan budaya nasional yang perlu dilestarikan karena memiliki potensi untuk menjunjung perkembangan bahasa nasional. Sejalan dengan itu, Halim (1980:22) mengemukakan: Bahasa-bahasa daerah adalah kebudayaan budaya yang dapat dimanfaatkan bukan saja untuk kepentingan pengembangan dan pembakuan bahasa nasional kita, tetapi juga untuk kepemtingan pembinaan dan pengembangan bahasa daerah itu sendiri, dan oleh sebab itu perlu dipelihara. Perkembangan bahasa daerah akan memperkaya khasanah bahasa Indonesia baik dari segi kosakata maupun dari segi kata. Hal ini senada dengan pendapat Keraf (1982:26) yang menyatakan bahwa bahasa daerah masih diperlukan untuk memperkaya bahasa Indonesia, terutama untuk memperkaya perbendaharaan kata. Bahasa daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional yang dijamin Negara. Hal ini sesuai dengan isi dalam pasal 36 Bab XV UUD 1945 yang menyatakan bahwa bahasa-bahasa daerah yang merupakan bahasa penduduk asli suatu daerah dan berkedudukan sebagai bahasa daerah akan dijamin kehidupan dan kelestariannya oleh Negara (Chaer dan Agustina, 2004:226), berdasarkan pendapat itu, pembinaan dan pengembangan bahasa daerah sangat diperlukan dalam upaya pelestarian bahasa daerah itu sendiri. Selain itu, penelitian mengenai bahasa daerah masih sangat kurang, padahal bahasa daerah sewaktu-waktu dapat hilang jika ditinggalkan pemakainya. Bahasa Komering merupakan salah satu bahasa daerah di Sumatera Selatan. Bahasa ini dipergunakan dan dipelihara dengan baik oleh masyarakat yang mendiami daerah Ogan Komering Ulu (selanjutnya disingkat OKU). Di daerah OKU, bahasa Komering bukanlah satu-satunya bahasa daerah digunakan penduduk. Ada beberapa bahasa lain yang digunakan masyarakat di daerah itu, yaitu bahasa Ogan, bahasa Kisam, bahasa Lengkayap, bahasa Jawa dan bahasa Bali (Saleh, 1984:4). 21
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 20-39
Bahasa Komering selain berkedudukan sebagai bahasa penunjang bahasa nasional, juga berkedudukan sebagai bahasa daerah.Dalam kedudukannya sebagai bahasa daerah, bahasa Komering berfungsi sebagai lambang kebudayaan daerah, sebagai lambang identitas daerah dan alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah (Halim, 1980:151). Mengingat kedudukan dan fungsi bahasa Komering serta selaras dengan hasil Seminar Politik Bahasa Nasional 1975 diperlukan pengembangan dan pembinaan bahasa daerah, dalam hal ini bahasa Komering. Oleh karena itu, upaya penginventarisasian dan pendokumentasian bahasa Komering, baik berupa laporan hasil penelitian perseorangan maupun kelompok perlu dilakukan. Peneliti tertarik melakukan penelitian sistem reduplikasi bahasa Komering karena di satu sisi dalam bahasa Komering ada reduplikasi semu, yaitu sai-sai “dinding”, di sisi lain sai-sai dapat berarti satusatu. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah ciri-ciri, bentuk dari segi gramatikal, fungsi dan segi makna dalam sistem reduplikasi bahasa Komering. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara terperinci tentang ciri-ciri, bentuk dari segi gramatikal, fungsi dan segi makna dalam sistem reduplikasi bahasa Komering. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan dalam melestaikan bahasa daerah, khususnya bahasa Komering. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan inventarisasi dan dokumentasi bahasa Komering.
B. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Reduplikasi “Reduplikasi adalah kata yang mengalami proses pengulangan sebagian atau pun seluruhnya dengan disertai perubahan bunyi atau tidak” (Kosasi, 2006:215). “Reduplikasi adalah proses morfonemis yang mengulang bentuk dasar baik secara keseluruhan, secara sebagian (persial), maupun dengan perubahan bunyi”(Chaer, 2003:182). Oleh, karena itu, lazim dibedakan adanya perbedaan 22
Sistem Reduplikasi Bahasa Komering (Dian Nuzulia)
reduplikasi penuh seperti meja-meja (dari dasar meja), reduplikasi sebagian seperti lelaki (dari dasar laki), reduplikasi perubahan bunyi seperti bolak-balik (dari dasar balik). Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa reduplikasi adalah proses morfenemis yang mengulang bentuk kata dasar baik seluruhnya maupun sebagian dalam satuan gramatik yang disertai perubahan bunyi.
2. Ciri-Ciri Sistem Reduplikasi Menurut Ali (Keraf, 1990:2) yang dimaksud ciri-ciri reduplikasi adalah sebagai ciri-ciri resmi (formal) atau ciri gramatikal bentuk reduplikasi yang berbeda secara prinsip dengan bentuk-bentuk lain. Tidak semua bentuk ulang merupakan proses gramatikal, tetapi ada juga yang merupakan ciri leksikal. Setiap reduplikasi sudah tentu memiliki bentuk dasar, kata-kata seperti alun-alun, mondar-mandir, hura-hura, dalam tinjauan deskriptif tidak dapat digolongkan reduplikasi karena sebenarnya tidak ada satuan yang diulang (Ramlan, 1983:64). Tetapi tidak semua reduplikasi dapat dengan mudah ditentukan bentuk dasarnya. Menurut Parera (2007:57) pada umumnya dapat dikatakan bahwa bentuk reduplikasi bahasa Indonesia merupakan infleksi, kelas kata yang dapat mengalami bentuk reduplikasi ialah kelas kata benda, kata kerja, dan kata sifat yang menyatakan kategori gramatikal tertentu. Contoh : - Anak itu masih muda sekali. (sifat) - Muda-mudi kota Jakarta sedang berdansa di Jalan Thamrin. (benda)
3. Bentuk Reduplikasi Menurut Kosasi (2006:215) jenis-jenis reduplikasi terdiri empat jenis antara lain: a)
Reduplikasi seluruh bentuk kata dasar
Reduplikasi ini disebut juga perulangan utuh. Perulangan utuh terdiri atas dua macam yaitu perulangan terhadap kata dasar dan perulangan kata berimbuhan. Contoh:
buah
→
buah-buahan 23
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 20-39
rumah
→
rumah-rumah
b) Reduplikasi berimbuhan Reduplikasi berimbuhan adalah bentuk perulangan yang disertai dengan proses pengimbuhan. Pengimbuhan tersebut ada yang melekat pada komponen pertama dan ada pula yang melekat pada komponen kedua. Contoh:
padi
→
padi-padian
batu
→
batu-batuan
c) Reduplikasi berubah bunyi Reduplikasi berubah bunyi atau kata ulang salin suara adalah bentuk perulangan yang disertai dengan perubahan bunyi.Perubahan bunyi tersebut ada yang terjadi pada vokal atau pada bunyi konsonan. Contoh:
balik
→
bolak-balik
beras
→
beras-petas
d) Reduplikasi sebagian. Reduplikasi sebagian adalah bentuk perulangan yang terjadi hanya pada sebagian bentuk dasar. Contoh:
daun
→
dedaunan
tamu
→
tetamu
4. Fungsi Sistem Reduplikasi Proses reduplikasi ada yang berfungsi mengubah golongan kata, ada yang tidak. Reduplikasi seperti jilid-menjilid, potong-memotong, proses pengulangan yang mempunyai fungsi pembentuk kata nominal dari kata kerja, setinggitinginya, sekuat-kuatnya proses pengulangan yang berfungsi sebagai kata pengulangan dari kata sifat, kecil-kecil proses pengulangan tidak mengubah golongan kata (Ramlan, 1983:175-176). Menurut Yasin (1987:141) reduplikasi berfungsi tidak mengubah golongan jenis kata dengan demikian pada umumnya reduplikasi tidak mempunyai fungsi gramatik.Jika ada maka bentuk-bentuk ulang yang mengandung fungsi gramatik hanya terbatas pada beberapa bentuk tertentu saja, misalnya bentuk ulang di bawah ini: 24
Sistem Reduplikasi Bahasa Komering (Dian Nuzulia)
1) Mengubah golongaan kata kerja menjadi kata benda. Pada umumnya reduplikasi tidak mempunyai fungsi gramatikal, namun ada juga beberapa reduplikasi. Contoh: kata kerja injak undur
kata benda bentuk ulang injak-injak undur-undur
Mengubah golongan kata sifat menjadi kata keterangan. Contoh: kata sifat (betuk dasar) Rajin cepat
kata ulang (bentuk ulang) serajin-rajinnya secepat-cepatnya
2) Mengubah bentuk tunggal menjadi bentuk majemuk. Contoh: bentuk tunggal (bentuk dasar) Ibu makanan
bentuk jamak (bentuk ulang) ibu-ibu makan-makanan
3) Menyatakan intensitas (penguat makna) Contoh: bentuk tunggal Erat tinggi Anak pemuda Geleng angguk
bentuk ulang Peganglah erat-erat ! angkatlah tinggi-tinggi ! anak-anak bermain. pemuda-pemuda bergerak. menggelang-gelengkan kepala menganguk-angguk
intensitas kualitatif kuantitatif frekuentatif
5. Makna Sistem Reduplikasi Menurut Chaer (2000:288) makna yang didapat sebagai hasil proses pengulangan itu antara lain: 1. Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘banyak, semua, seluruh’ dilakukan terhadap kata benda umum.
25
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 20-39
Contoh:
- Murid-murid harus pakai seragam.
2. Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘banyak dan bermacam-macam’ dilakukan terhadap: a. Kata benda yang banyak jenisnya dalam bentuk reduplikasi berakhiran -an. Contoh:
- Di Pasar Minggu banyak dijual orang buah-buahan.
b. Kata benda tertentu dalam bentuk reduplikasi berubah bunyi. Contoh:
- Sayur-mayur didatangkan dari lembang.
c. Kata kerja tertentu dalam bentuk reduplikasi. Contoh:
- Rebus-rebusan itu enak disantap bersama kopi panas.
3. Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘banyak yang disebut kata dasarnya’ dilakukan terhadap: a) Kata benda yang menyatakan satuan ukuran (panjang, berat, isi, waktu) dan nama-nama benda yang menjadi wadah sesuatu, dalam bentuk reduplikasi berawalan berContoh: - Bangunan ini menghabiskan berton-ton semen. b) Kata bilangan yang menyatakan kelipatan sepuluh dalam bentuk reduplikasi berawalan ber-. Contoh: - Beribu-beribu orang menderita akibat perang itu. 4. Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘makna dasar yang disebut kata dasarnya’ dilakukan terhadap kata sifat, dalam bentuk kata dasar murni. Contoh: - Sungai di kalimantan lebar-lebar. 5. Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘agak atau sedikit bersifat’ dilakukan terhadap: a. Kata benda yang menyatakan warna dalam bentuk reduplikasi berimbuhan gabungan ke-an. Contoh: - Warna mobil itu kuning kehijau-hijauan. b. Kata benda yang dikenal dengan kata sifatnya dalam bentuk reduplikasi berimbuhan gabungan ke-an. Contoh: - Usianya hampir dua puluh tetapi masi kekanak-kanakan. 6. Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘menyerupai’ dilakukan terhadap: 1) Kata benda, dalam bentuk reduplikasi murni.
26
Sistem Reduplikasi Bahasa Komering (Dian Nuzulia)
Contoh: - Sebelum dia sempat memasang kuda-kuda perutnya telah kutendang. 2) Kata benda, dalam bentuk reduplikasi berakhira -an. Contoh: - Mobil-mobilan disenangi anak laki-laki. 3) Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘benar-benar atau sungguhsungguh’ dilakukan terhadap kata sifat, dalam bentuk reduplikasi murni. Contoh: - Buang jauh-jauh benda berbahaya itu. 7. Reduplikasi untuk mendapkan makna ‘walaupun, meskipun’ dilakukan terhadap kata sifat dan kata kerja yang menyatakan keadaan, dalam bentuk reduplikasi murni. Contoh: - Mentah-mentah dimakannya ubi itu. 8. Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘berulang kali atau sering kali’ dilakukan terhadap kata kerja dalam bentuk reduplikasi berawalan me- atau ber-. Contoh: - Mereka menari-nari dengan gembira. 9. Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘saling atau berbalasan’ dilakukan terhadap. a. Kata kerja, dalam bentuk reduplikasi dengan awalan me- pada unsur kedua. Contoh: - Perkelahiran itu dimulai dari ejek-mengejek di antara mereka. b. Kata kerja, dalam bentuk reduplikasi dengan akhiran –an, atau imbuhan gabungan ber-an. Contoh: - Mereka berkejar-kejaran dengan gembira. 10. Reduplikasi makna untuk mendapatkan makna ‘dilakukan tampa tujuan atau hanya untuk bersenang-senang’ dilakukan terhadap kata kerja tertentu, biasanya dalam bentuk kata ulang murni. Contoh: - Mari kita duduk-duduk di luar. 11. Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘tentang atau hal’ dilakukan terhadap beberapa kata kerja dalam bentuk reduplikasi awalan me- pada unsur kedua. Contoh: - Cetak-mencetak menjadi tanggung jwab saya. 12. Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘kesamaan waktu’ dilakukan terhadap kata kerja dalam rediplikasi murni, biasanya digunakan pada awal kalimat. Contoh: - Pulang-pulang perutku lapar.
27
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 20-39
13. Reduplikasi untuk mendapatkan makana ‘paling atau ‘tidak ada yang melebihi lagi’ dilakukan terhadap kata sifat, dalam bentuk: a. Reduplikasi berawalan se-, atau berimbuhan gabungan se-nya dan digunakan pada awal kalimat atau di muka kata benda. Contoh: - Sepandai-pandainya tumpai melompat ada kalahnyajatuh juga. b. Reduplikasi berimbuhan gabungan se-nya, dan digunakan sebagai keterangan yang terletak di belakang kata benda. Contoh: - Pilihlah pensil yang sebaik-baiknya. 14. Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘dikerjakan asal saja’ dilakukan terhadap kata kerja, dalam bentuk reduplikasi berimbuhan gabungan se-nya. Contoh: - Tugas itu dikerjakannya semau-maunya saja. 15. Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘seluruh atau sepanjang’ dilakukan terhadap kata benda yang menyatakan waktu, dalam bentuk reduplikasi berimbuhan gabungan se-an. Contoh: - Semalam-malaman kami tidak tidur karena ayah sakit. 16. Reduplikasi untuk mendaptkan makna ‘pernah atau lagi’ dilakukan terhadap beberapa kata kerja dalam reduplikasi murni dan biasanya digunakan sesudah kata ingkar tidak. Contoh: - Sudah sejak minggu yang lalu dia tidak datang-datang. 17. Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘terdiri dari yang disebut kata dasar’ dilakukan terhadap: a. Kata bilangan asal dalam bentuk reduplikasi murni. Contoh: - Mereka dibariskan tiga-tiga di muka kantor. b. Kata benda yang mempunyai ukuran (berat, panjang, luas, besar, dan waktu) atau yang bisa dijadikan ukuran untuk benda lain; dalam bentuk reduplikasi murni berawalan se-. Contoh: - Bahan pakaian itu dipotongnya semester-semeter. 18. Reduplikasi untuk mendapatkan makan ‘intensitas’ dilakukan terhadap: 1) Kata sifat, dalam bentuk reduplikasi murni yang digunakan sebagai keterangan predikat dalam kalimat. Contoh:- Ikatlah keranjang ini kuat-kuat. 28
Sistem Reduplikasi Bahasa Komering (Dian Nuzulia)
2) Kata sifat dalam reduplikasi berimbuhan gabungan me-kan, dan digunakan sebagai predikat dalam kalimat transitif. Contoh: - Jangan membesarbesarkan persoalan itu. 19. Reduplikasi untuk menegaskan dilakukan terhadap kata ganti dan beberapa kata keterangan. Contoh: Anak yang membolos banyak tetapi yang dimarahi saya-saya juga.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di desa Mengulak Kecamatan Madang Suku I OKU Timur maka sistem reduplikasi bahasa Komering memiliki banyak kesamaan dengan sistem reduplikasi bahasa Indonesia, perbedaanya hanya terjadi pada perubahan fonem.Untuk memudahkan pembahasan maka data tersebut diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu bentuk reduplikasi, fungsi reduplikasi, makna reduplikasi dan ciri reduplikasi. 1. Bentuk Reduplikasi Berdasarkan hasil penelitian dalam bahasa Komering terdapat empat macam bentuk reduplikasi. Keempat macam reduplikasi ini adalah: (1) reduplikasi seluruh bentuk kata dasar, (2) reduplikasi berimbuhan, (3) reduplikasi berubah bunyi (4) reduplikasi sebagian. Keempat bentuk reduplikasi ini dapat dideskripsikan sebagai berikut: a. Reduplikasi Seluruh Bentuk Dasar Reduplikasi
seluruh
bentuk
dasar
adalah
reduplikasi
bagian
pengulangannya sama dengan bentuk dasar yang diulang. Reduplikasi seluruh bentuk dasar dalam bahasa Komering seperti terlihat dalam kalimat berikut: (1) Sanak-sanak lagi bugurau di lapangan. ‘Anak-anak sedang bermain di lapangan’. (2) Lombahan-lombahan di tiuh lokok makai hatok bolit. ‘Rumah-rumah di kampung itu masih beratap rumbia’. (3) Tabuk-tabuk pai kasur ho mari borsih. ‘Pukul-pukul dulu kasur itu supaya bersih’. 29
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 20-39
(4) Tiap pagi sanak ronik cangkolang-cangkolang di tongah lapangan. ‘Setiap pagi anak kecil lari-lari di tengah lapang. Di dalam kalimat (1) – (4) di atas terdapat reduplikasi seluruh bentuk dasar yaitu: Sanak
‘ anak’ →
sanak-sanak
Lombahan
‘rumah’→
lombahan-lombahan ‘rumah-rumah’
Tabuk
‘pukul’ →
tabuk-tabuk
Cangkolang
‘lari’ →
cangkolang-cangkolang ‘berlari-lari’
‘anak-anak’
‘pukul-pukul’
b. Reduplikasi Berimbuhan Reduplikasi berimbuhan adalah pengulangan yang disertai dengan proses pengimbuhan. Reduplikasi berimbuhan bahasa Komering dapat dilihat dalam kalimat berikut: (1) Jolma tiuh lagi berjago-jago. ‘Orang kampung sedang berjaga-jaga’. (2) Ani lagi nguntal-nguntalko boneka na. ‘Ani sedang melempar-lemparkan bonekanya’. Di dalam kalimat (1) – (3) di atas proses pembentukan reduplikasi adalah sebagai berikut: Jago
‘jaga’
→
Nguntal ‘lempar’ →
bejago-jago
‘berjaga-jaga’
nguntal-nguntalko
‘melempar-lemparkan’
c. Reduplikasi Berubah Bunyi Reduplikasi berubah bunyi adalah reduplikasi yang pada pengulangannya terdapat perubahan bunyi, baik bunyi vokal maupun bunyi konsonan.Berdasarkan data yang terkumpul di dalam bahasa Komering. Bentuk reduplikasi terlihat pada kalimat-kalimat berikut: (1) Ia sonang bulak-balik bugawoh gawi na. ‘Ia senang bolak-balik saja kerjanya’. (2) Sanak ronik sina salalu makai baju corak-carik. ‘Anak kacil itu selalu memakai baju compang-camping’. 30
Sistem Reduplikasi Bahasa Komering (Dian Nuzulia)
Di dalam kalimat (1) – (3) di atas proses pembentukan reduplikasi adalah sebagai berikut: Bulak
‘bolak’
→
bulak-balik
‘bolak-balik’
Carik
‘compang’
→
corak-carik
‘compang-camping’
d. Reduplikasi Sebagian Dalam bahasa Penukal dijumpai pula bentuk reduplikasi sebagian yang merupakan bentuk reduplikasi kata berimbuhan yang diulang hanya bentuk dasarnya saja lihat contoh kalimat berikut: (1) Sanak bulajar bukarito sina titumbur di batang kayu’. ‘Anak belajar bersepeda itu tetabrak di batang pohon’ . (2) Tetangga sikam radu ratong dibi jona. ‘Tetangga kami sudah datang tadi sore’. Di dalam kalimat di atas proses pembentukan reduplikasi adalah sebagai berikut: Tumbur ‘tabrak’
→
titumbur
‘tetabrak’
Tetangga ‘tetangga’
→
tetangga
‘tetangga’
2. Fungsi Reduplikasi Berdasarkan analisis data yang terkumpul dalam bahasa Penukal yang mempunyai fungsi dapat diklasifikasikan atas tiga macam fungsi, yaitu: (1) fungsi pembentuk nomina, (2) fungsi pembentuk verba, dan (3) fungsi pembentuk adverbial. a. Fungsi Nomina 1) Membentuk nomina dari verba Sapa sei nguntal-nguntal kucing?
Lading-lading sei di pawon suda tajom.
‘Siapa yang lempar-lempar kucing?’
‘Pisau-pisau di dapur itu sangat tajam’.
Liak-liak adikmu dang sampai tiak.
Ratong-ratong da tipok sikam.
‘Lihat-lihat adikmu jangan sampai jatuh’. ‘Datang-datanglah ke tempat kami’ 31
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 20-39
Proses
pembentukan fungsi
reduplikasi pada kalimat di atas sebagai
berikut: Nguntal ‘lempar’
→
nguntal-nguntal ‘
lempar-lempar’
Lading
→
lading-lading
‘pisau-pisau’
→
garinsing-garinsing ‘periuk-periuk’
‘pisau’
Garinsing ‘periuk’
2) Membentuk nomina dari adjektiva Warna baju nalagak-lagak.
Jolma di tiuh suda ramah-ramah.
‘Warna bajunya cantik-cantik’.
‘Orang di kampung itu ramah-
tamah’. Proses pembentukan fungsi reduplikasi pada kalimat di atas sebagai berikut: Lagak ‘cantik’
→
lagak-lagak
‘cantik-cantik’
Ramah ‘ramah’
→
ramah-ramah
‘ramah-ramah’
b. Fungsi Verba 1) Membentuk verba dari nominal Kuruk da sai-sai ti moja !
Rua-rua sakali ngangkat.
‘Masuklah satu-satu ke mari !’
‘Dua-dua sekali angkat’.
Kok bujam-jam sikam nunggu.
Gawi koda tollu-tollu mari gancang
radu. ‘Sudah berjam-jam kami menunggu’.
‘Kerjakan tiga-tiga
supaya
cepat
selesai’. Proses pembentukan reduplikasi pada kalimat di atas sebagai berikut: Sai
‘satu’
→
sai-sai ‘satu-satu’
Rua
‘dua’
→
rua-rua ‘dua-dua’
Jam
‘jam’
→
bujam-jam
‘berjam-jam’
Tollu ‘tiga’
→
tollu-tollu
‘tiga-tiga’
2) Membentuk verba dari adjektiva Keluarga nabuduit-buduit.
Sei panyungkan-panyungkan dang turuk iyot.
32
Sistem Reduplikasi Bahasa Komering (Dian Nuzulia)
‘Keluarganya kaya-kaya’.
‘Yang
malas-malasan
jangan
diikut
sertakan’. Pudak-pudak lagak.
Ani galak manis-manisan.
‘Wajah-wajah cantik’.
‘Ani suka manis-manisan’.
Proses pembentukan fungsi reduplikasi terlihat pada kalimat di atas sebagai berikut: Buduit
‘kaya’
→bajik-bajik
Panyungkan
‘malas’
→panyungkan-panyungkan ‘malas-malasan’
Pudak
‘wajah’
→pudak-pudak
Manisan
‘manisan’ →manis-manisan
‘kaya-kaya’
‘wajah-wajah’ ‘manis-manisan’
3. Fungsi Adverbial 1) Membentuk adverbial dari adjektiva Seihollawna bubiris-biris jak ganta. ‘Sebaiknya berberes-beres dari sekarang’. Dang bubisik-bisik ngumung sei balak. ‘Jangan berbisik-bisik bicara yang keras’. Proses pembentukan fungsi reduplikasi pada kalimat di atas sebagai berikut” Bubiris
‘beres’
→
bubiris-biris ‘beres-beres’
Bubisik
‘bisik’
→
bubisik-bisik ‘berbisik-bisik’
2) Membentuk adverbia dari verba Ratong da moja Gancang-gancang. ‘Datanglah kesini secepat-cepatnya’. Dang diungkit-ungkit lagi masalah sina. ‘Jangan diungkit-ungkit lagi kejadian itu’. Proses pembentukan fungsi reduplikasi pada kalimat di atas sebagai berikut: Gancang ‘cepat’
→
gancang-gancang ‘secepat-cepatnya’
Ungkit
→
diungkit-ungkit
‘ungkit’
3) Membentuk adverbial dari partikel Mungkin-mungkin ya pumaling ‘Jangan-jangan ia pencuri’. 33
‘diungkit-ungkit’
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 20-39
4. Makna Reduplikasi Dalam penelitian ini yang dimaksudkan dengan makna reduplikasi adalah makna yang terkandung dalam bentuk akhir hasil reduplikasi bersangkutan. Berdasarkan data yang terkumpul dalam bahasa Komering mempunyai beberapa makna antara lain sebagai berikut: a. Menyatakan makna “banyak atau jamak” Murid-murid lagi bugurau-gurau di lapangan. ‘Murid-murid sedang bermain-main di lapangan’ Gawi ngatur-ngatur dikating langsung bak kepala. ‘Urusan atur-mengatur dipegang langsung oleh pemimpin’ Waktu musim kamarau huma-huma mulia ngoluh. ‘Pada musim kemarau sawah-sawah mulai kering’. Lombahan-lombahan di kota buhatok sing. ‘Rumah-rumah di kota beratap seng’. Bentuk reduplikasi murid-murid ‘murid-murid’, ngatur-ngatur‘, aturmengatur’, huma-huma ‘sawah-sawah’, dan lombahan-lombahan ‘rumah-rumah’ menyatakan makna banyak. b. Menyatakan makna “tak bersyarat atau menyatakan meskipun” Rah-rah di inum na.
Hujan-hujan ia ratong hoda.
‘Darah-darah diminumnya’.
‘Hujan-hujan ia datang juga’.
Sakik-sakik ia bugawi hoda.
Handop-handop di inumna.
‘Sakit-sakit ia bekerja juga’.
‘Panas-panas diminumnya’.
Bentuk reduplikasi rah-rah ‘darah-darah, hujan-hujan ‘hujan-hujan, sakiksakik ‘sakit-sakit’, handop-handop ‘panas-panas’, mempunyai makna tak bersyarat atau meskipun.
c.
Menyatakan makna yang “menyerupai yang tersebut pada kata dasar” Sanak ronik galak bugurau kudo-kudoan ‘Anak kecil suka bermain kuda-kudaan’. Wanda bugurau angguai lombahan-lombahan nan 34
Sistem Reduplikasi Bahasa Komering (Dian Nuzulia)
‘Wanda bermain buat rumah-rumahan’. Pagu-pagu di lombahan sikam kok jahat kaunyin. ‘Langit-langit di rumah kami sudah jelek semua’. Bentuk reduplikasi kudo-kudoan ‘kuda-kudaan’, lombahan-lombahan ‘rumah-rumahan’, pagu-pagu ‘langit-langit’. Reduplikasi tersebut mempunyai makna menyerupai.
d. Menyatakan makna “perbuatan yang tersebut pada kata dasar yang berulangulang” Jolma sina nyuolsol nalih nopuk-topuk kodak na. ‘Orang itu menyesal sambil menepuk-nepuk keningnya’. Ia lagi ngaliak-liak kaholauan alam. ‘Ia sedang melihat-lihat keindahan alam’. Wat jolma nyopok-sopok niku nombija. ’Ada orang mencari-cari kamu kemarin’ Nyak lagi ambukak-bukak majalah waktu ya ratong. ‘Saya sedang membuka-buka majalah ketika ia datang’. Bentuk reduplikasi nopuk-topuk ‘menepuk-nepuk’, ngaliak-liak ‘melihatlihat’,
nyopok-sopok
‘mencari-cari’,
ambukak-bukak
‘membuka-buka’.
Reduplikasi memiliki makna berulang-ulang.
e. Menyatakan bahwa “perbuatan tersebut pada bentuk dasar dilakukan dengan enak, dengan santai, atau dengan seenaknya” Ia mojong-mojong nalih ngudut.
Sanak sina goring turuy-turuyan di
lantai. ‘Ia duduk-duduk sambil merokok’.
’Anak itu senang
lantai’. Păgi-păgi lamon jolma cangkolang-cangkolang di lapangan. ‘Pagi-pagi banyak orang berlari-lari di lapangan’.
35
tidur-tudur di
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 20-39
Bentuk reduplikasi mojong-mojong ‘duduk-duduk, cangkolang-cangkolang ‘berlari-lari’, turuy-turuyan ‘tidur-tidur’. Reduplikasi di atas mempunyai makna perbuatan yang dilakukan dengan enak.
f. Menyatakan makna “perbuatan yang tersebut pada dasar itu dilakukan oleh dua pihak dan saling mengenal”. Walaupun bujawohan tapi harus siliuh-liuhan. ‘Walaupun berjauhan tetapi harus kunjung-mengunjung’. ‘Rik kejadian sina curiga-curigaan rik rua bolah pihak. Dengan kejadian itu curiga-menyurigai antara dua belah pihak ‘. Kok radu sumbahyang para jemaah busalam-salaman.. ‘Selesai sembahyang para jemaah bersalam-salaman’. Kok terjadi timbag-timbagan rik rua pasukan sina. ‘Telah terjadi tembak-menembak antare kedua pasukan itu’. Bentuk reduplikasi siliuh-liuhan ‘kunjung-mengunjung’, curiga-curigaan‘, curiga-mencurigai’, timbag-timbagan ‘tembak-menembak’. Reduplikasi yang menyatakan makna dilakukan oleh kedua belah pihak.
g. Menyatakan makna “hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan yang disebut pada bentuk dasar” Mengenai kirim-kiriman bakal radu lom waktu rua minggu. ‘Mengenai kirim-mengirim akan selesai dalam waktu dua minggu’. Masalah citak-manyitak disorahko di bagian pengajaran ‘Masalah cetak-mencetak diserahkan pada bagian pengajaran’. Urusan atur-mangatur dikating langsung bak kepala. ‘Urusan atur-mengatur dipegang oleh pemimpin’. Bentuk reduplikasi kirim-kiriman ‘kirim-mengirim’,
citak-manyitak
‘cetak-mencetak’, atur-mangatur ‘atur-mengatur’. Reduplikasi menyatakan makna hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan.
36
Sistem Reduplikasi Bahasa Komering (Dian Nuzulia)
h. Menyatakan
makna
“agak”.
Reduplikasi
ini
berkombinasi
dengan
pembumbuhan afiks ke-an. Baju na kahujau-hujauan.
Mubil na buwarna kahandak-handaan.
‘Bajunya kehijau-hijauan’.
‘Mobilnya bewarna keputih-putihan’.
Hulu na poning-poning bak mak biaso cakak bis. ‘Kepalanya pening-pening, karena tidak biasa naik bis’. Bentuk
reduplikasi kahujau-hujaun
‘kehijau-hijau’,
poning-poning,
pening-pening’, kahandak-handaan ‘keputih-putian’. Reduplikasi menyatakan makna agak.
i.
Menyatakan makna “tingkat yang dapat dicapai” . Reduplikasi ini berkombinasi dangan afiks se-nya. Ia bugawi sekuat-kuatnya
Sepacăk-pacăk tupai lumpak pasti tiak hoda.
‘Ia bekerja sekut-kutnya’. ‘Sepandai-pandai tupai melompat pasti jatuh juga’. Barang suda dijual semurah-murahnya. ‘Barang itu dijual semurah-murahnya’. Kudo suda cangkolang seigancang-gancangnya ‘Kuda itu berlari secepat-cepatnye’. Bentuk
reduplikasi
pacaknya‘sepandai-pandai’,
sekuat-kuatnya
‘sekuat-kuatnya’,
semurah-murahnya
sepacak-
‘semurah-murahnya’,
seigancang-gancangnya’, ‘secepat-cepatnya’. Reduplikasi mempunyai makna tingkat yang dapat dicapai.
2. Ciri- Ciri Reduplikasi Berdasarkan pembahasan tentang bentuk, fungsi, dan makna reduplikasi, ciri bahasa Komering. Hasil penelitian menunjukan bahwa ciri-ciri reduplikasi dalam bahasa Komering adalah sebagai berikut: a. Ciri Semantis Bentuk dasarnya merupakan satuan bahasa Komering yang mempunyai makna, sekurang-kurangnya
makna pokok. Bentuk seperti dada sisu ’dada
37
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 20-39
ayam’, kunang-kunang ’kunang-kunang’, kura-kura ’kura-kura’, merupakan bentuk reduplikasi yang merupakan satuan bahasa dan mempunyai makna. b. Ciri Gramatis Bentuk dasar atau bantuk asal selalu berupa satuan bahasa yang terdapat dalam penggunaan bahasa dan juga dapat berpasangan dengan unsur-unsur yang lainnya misalnya: mantau-mantau ’ngaliak-liak’, ’gucuh-gucuh’, tinju-tinju dan ’nabuk-tabuk’ pukul-pukul.
D. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data, sistem reduplikasi bahasa Komering, diketahui bahwa reduplikasi bahasa Komering mempunyai kesamaan dengan sistem reduplikasi bahasa Indonesia. Reduplikasi bahasa Komering mempunyai bentuk reduplikasi, fungsi reduplikasi, makna dan ciri-ciri reduplikasi, yaitu sebagai berikut: 1. Bentuk reduplikasi bahasa Komering mempunyai empat macam bentuk, yaitu; (1) reduplikasi seluruh bentuk dasar, (2) reduplikasi berimbuhan, (3) reduplikasi berubah bunyi, (4) reduplikasi sebagian. 2. Fungsi reduplikasi bahasa Komering mempunyai tiga macam fungsi, yaitu: (1) fungsi nomina, (2) fungsi verba, (3) fungsi adverbial. Makna reduplikasi bahasa Komering mempunyai sembilan makna, yaitu: (1) menyatakan makna “banyak”, (2) menyatakan makna “tak bersyarat”, (3) menyatakan makna “menyerupai”, (4) menyatakan makna “perbuatan berulang-ulang”, (5) menyatakan makna “perbuatan dilakukan dengan seenak”, (6) menyatakan makna perbuatan dilakukan oleh kedua belah pihak, (7) menyatakan makna yang berhubungan dengan “hal-hal pekerjaan”, (8) menyatakan mana “agak”, (9) menyatakan makna “tingkat yang dapat dicapai”, Ciri-ciri reduplikasi bahasa Komering memiliki dua bagian antara lain: (1) ciri semantis, (2) ciri gramatikal.
38
Sistem Reduplikasi Bahasa Komering (Dian Nuzulia)
DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul. 2000. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Halim, Amran (ed). 1980. Politik Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Balai Pustaka. Keraf, Gorys. 1982. Tata Baku Bahasa Indonesia. Enda Flores: Nusa Indah. Kosasi, E. 2006. Kompetensi Ketatabahasaan. Bandung: Yrama Widya. Parera, Daniel Jos. 2007. Morfologi. Jakarta: Gramedia Pustaka. Ramlan, M. 1983. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Saleh, Yusrizal dkk. 1984. Sistem Morfologi Kata Kerja Bahasa Komering. Lembaga Bahasa dan FKIP Universitas Sriwijaya. Yasin, Sulchan. 1987. Tinjauan Deskriptif Seputar Morfologi. Surabaya: Usaha Nasional.
39