1
SISTEM REDUPLIKASI BAHASA MUNA (SUATU KAJIAN TRANSFORMASI GENERATIF) FACH RIZAL
[email protected]
Abstrak Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam pembentukan dan pengembangan bahasa Indonesia. Bahasa Muna merupakan salah satu bahasa daerah yang terdapat di wilayah provinsi Sulawesi Tenggara, khususnya di Kabupaten Muna. Tidak selamanya seseorang yang berbahasa itu dapat menganalisis suatu bahasa yang akurat, baik bahasa ibu yang sedang atau yang akan dipelajari. Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk sistem reduplikasi bahasa muna (suatu kajian transformasi generatif). Adapun tujuan penelitian adalah mendeskripsikan bentuk sistem reduplikasi bahasa muna (suatu kajian transformasi generatif). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kulitatif. Data dalam penelitian ini adalah data lisan. Tehnik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah tehnik rekam, tehnik catat, dan tehnik snowball sampling. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan hasil analisis data, penelitian ini menunjukan bahwa sistem reduplikasi bahasa Muna terbagi atas reduplikasi utuh, reduplikasi sebagian, dan reduplikasi berafiks. Transformasi yang terjadi dalam reduplikasi bahasa Muna hanya terjadi pada reduplikasi sebagian dan reduplikasi berafiks. Reduplikasi utuh tidak mengalami transformasi sebab tidak adanya perubahan dari struktur dalam ke struktur luarnya yang melibatkan proses penambahan, proses pelesapan, proses permutasi, dan proses perubahan bunyi. Pendahuluan Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan yang universal mempunyai peranan penting sehingga melalui bahasa dapat dilihat tinggi rendahnya suatu bangsa. Komunikasi dengan menggunakan bahasa merupakan pemahaman dan pemberian respon yang kita berikan dapat berupa kalimat perintah, berita, pertanyaan, jawaban, dan lain-lain. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku yang mempunyai keanekaragaman budaya serta latar belakang sosio-kultural yang berbeda-beda. Salah satu keanekaragaman yang dimaksud adalah bahasa, dalam hal ini adalah bahasa-bahasa daerah. Bahasa-bahasa daerah tersebut berbeda sistem pembentuknya antara satu bahasa dengan bahasa lainnya. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan dijelaskan pada pasal 1 ayat 6 bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan secara turun-temurun oleh warga negara Indonesia di daerah-daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa bahasa Daerah merupakan bahasa yang sudah dipakai oleh berbagai macam suku bangsa di Indonesia. Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam pembentukan dan pengembangan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sendiri terbentuk dari bahasa daerah Melayu yang merupakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat Riau. Sebelum mengenal bahasa Indonesia sebagian besar bangsa Indonesia mempelajari dan menggunakan bahasa daerah dalam interaksi kehidupan masyarakat. Ucapan dan cara penyampaian ide-ide dipengaruhi kebiasaan yang lazim digunakan oleh masyarakat penuturnya.
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
2
Namun ada orang yang beranggapan bahwa kompetensi penggunaan bahasa seakan-akan dicapai dengan sempurna melalui keturunan dan warisan saja. Pandangan ini keliru karena kemampuan penguasaan dan penggunaan bahasa harus melalui latihanlatihan baik mengenai pengucapan maupun mempergunakan bahasa dengan baik dan benar. Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat, berupa lambag bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Di lain pihak ada komunikasi dilakukan dengan tulisan. Hal tersebut berarti kompetensi menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan dan kemampuan memakai apa yang dicoba. Jadi relevansi bahasa terhadap pemikiran manusia sangat erat sekali. Sesuai dengan kodrat manusia maka kerangka karangan pemikirannya tetap berkembang, sesuai dengan lingkungan yang dihadapinya sehingga perkembangan bahasa juga ikut serta di dalamnya. Bukti yang nyata adalah ilmu pengetahuan dengan perkembangan tidak mungkin diterapkan tanpa bahasa. Di antara bahasa-bahasa daerah tersebut salah satunya adalah bahasa Muna. Bahasa Muna memegang peranan yang penting sebagai alat komunikasi, baik di dalam keluarga maupun di dalam kehidupan sosial budaya dalam masyarakat penuturnya. Oleh karena itu, bahasa Muna sebagai salah satu bahasa daerah di Indonesia jelas merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia, sehingga perlu dibina dan dilestarikan. Tidak selamanya seseorang yang berbahasa itu dapat menganalisis suatu bahasa yang akurat, baik bahasa ibu yang sedang atau yang akan dipelajari. Ilmu kebahasaan yang dimiliki akan menolong penutur untuk menuturkannya sebagaimana dituturkan oleh penutur asli bahasa itu. Dalam linguistik generatif transformasi, “struktur” itu sama dengan “tata bahasa”. Sedangkan “tata bahasa” itu merupakan “pengetahuan” penutur suatu bahasa mengenai bahasanya yang dikenal dengan istilah kompetensi. Kemudian kompetensi ini akan dimanfaatkan dalam pelaksanaan bahasa (performansi) yaitu bertutur atau pemahaman akan tuturan. Kemudian, didalam pelaksanaan bahasa itu, linguistik generative transformasi menyodorkan adanya konsep struktur dalam (deep structure) dan struktur luar (surface structure). Bahasa Muna merupakan salah satu bahasa daerah yang terdapat di wilayah provinsi Sulawesi Tenggara, khususnya di Kabupaten Muna. Bahasa Muna tetap digunakan oleh masyarakat Muna sebagai alat komunikasi sehari-hari dan sebagai pengantar dalam pengembangan kebudayaan. Selain itu, berfungsi juga sebagai bahasa pengantar di sekolah pada tingkat permulaan untuk memperlancar pembelajaran bahasa Indonesia. Bahasa Muna juga digunakan sebagai satuan mata pelajaran muatan lokal pada sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Muna yakni di sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Dalam kenyataannya bahasa Muna memiliki berbagai gejala bahasa yaitu, yaitu gejala fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Dari keempat gejala itu yang menarik perhatian bagi peneliti untuk dikaji adalah gejala morfologi yang berupa reduplikasi (kajian transformasi generatif). Hal ini disebabkan karena gejala morfologi membicarakan konstruksi dan seluk beluk pembentukan kata yang dirangkai menjadi kalimat tuturan pada komunikasi yang berkaitan dengan performansi yang merupakan pencerminan kompetensi.. Penelitian yang menyangkut bahasa Muna antara lain dilakukan oleh Rahmat Said (Skripsi 2013) tentang proses morfofonemik bahasa Muna (suatu kajian deskriptif). Selain itu penelitian yang relevan dengan penelitian ini sudah pernah dilakukan oleh Wa Ode Miska (Skripsi 2014) yang membahas tentang “Sistem Reduplikasi Bahasa Muna” namun dalam hal ini yang membedakan dengan penelitian yang terdahulu yakni konsep kajian terdahulu secara strukturalisme yang bertentangan dengan transformasi generatif . Pendekatan linguistik transformasi generatif mempostulatkan bahwa bahasa itu adalah tata kaidah (rule-governed), dan dimilik manusia sejak lahir (innate) sebagai salah
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
3
satu sistem kognisi (Pangaribuan, 2008: 44). Dan oleh karena sifatnya kognitif bahasa itu memiliki aspek kreativitas seperti pada sistem kognisi lainnya. Reduplikasi Bahasa Muna (kajian transformasi generatif) dapat dilihat sebagai berikut dalam kalimat: 1. Aiku nengkoo-kora ne bale-bale we karete. (Adik saya duduk-duduk di bangku-bangku halaman rumah) 2. Nengkora nensoo-nsoro maka nerambi katou. (Dia duduk menjulurkan kakinya ke depan lalu memukul kolintang) Dalam dua kalimat tersebut terjadi bentuk reduplikasi transformasi generatif, hal ini ditandai dengan adanya perubahan pada kata “ngkora” di kalimat 1 dan kata “nsoro” di kalimat 2 tanpa mengubah maknanya. Dengan demikian penelitian tentang reduplikasi bahasa Muna (kajian transformasi generatif) tidak semata-mata bersifat umum, tetapi umum plus kawasan transformasi serta suatu bentuk upaya pelestarian bahasa Muna sebagai bahasa daerah. Metode dan Teknik Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research), yakni penelitian yang dilakukan secara langsung di medan terjadinya gejala. Penelitian ini melibatkan masyatakat bahasa sebagai informan atau sumber data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menjelaskan konsep-konsep dalam hubungan satu dengan yang lain dengan menggunakan kata-kata atau kalimat tanpa menggunakan angka-angka statistik dalam suatu struktur yang logik serta mempergunakan pemahaman yang mendalam dimana kesemuanya itu akan di deskripsikan apa adanya sesuai kenyataan pada data atau objek yang di teliti (Muhammad, 2011: 44). Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data lisan. Data lisan yang dimaksud adalah data yang berasal dari percakapan lisan bahasa daerah Muna yang dipakai dan diungkapkan dalam percakapan sehari-hari oleh masyarakat yang berada di daerah tempat penelitian. Dari percakapan-percakapan tersebut diidentifikasikan data yang berhubungan dengan reduplikasi dilihat dari jenis-jenis reduplikasi bahasa Indonesia yang akan disesuaikan dalam bahasa Muna setelah data terkumpul dari informan. Sehingga bentuk percakapan yang digunakan adalah bentuk percakapan alamiah yang telah ditentukan oleh peneliti dari informan bentuk percakapannya. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data lisan berupa merekam percakapan yang sedang berlangsung sesama informan dan peneliti. Sumber data tersebut diperoleh dari informan yang berdomisili di Kelurahan Labunia Kecamatan Wakorumba Selatan Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara, penetapan informan tersebut mengacu pada kriteria sebagai berikut: a. Informan adalah penutur asli bahasa Muna. b. Sadar dan memahami apa yang diajukan oleh peneliti. c. Sabar, jujur, dan terbuka terhadap setiap pertanyaan yang diberikan kepadanya. Peneliti dan informan merupakan instrument kunci dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan melalui observasi dan wawancara di lapangan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan. Wawancara ditunjang dengan alat perekam berupa kamera digital, dan alat tulis untuk mencatat hal-hal yang penting. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak. metode simak adalah suatu metode yang digunakan oleh peneliti dengan cara menyimak penggunaan bahasa yang dituturkan oleh informan (Sudaryanto, 1993: 133).
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
4
Metode simak dilakukan untuk menyimak tuturan-tuturan yang mengandung reduplikasi dalam bahasa muna. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik rekam, teknik catat, dan teknik snowball sampling. Dasar pertimbangan teknik rekam dalam tahap/proses pengumpulan data, dikarenakan data yang diteliti berupa data lisan. Peneliti menggunakan unsur bebas libat cakap dalam pengumpulan data. Pada teknik ini, peneliti tidak terlibat dalam proses dialog, konversasi, atau imbal wicara. Jadi, peneliti tidak ikut serta dalam proses pertuturan yang dilakukan oleh orang-orang yang saling berbicara. Peneliti hanya merekam apa yang dituturkan oleh orang-orang yang hanyut dalam proses dialog. Dengan demikian, teknik rekam merupakan teknik utama yang digunakan dalam upaya pengumpulan data penelitian ini, sedangkan teknik catat digunakan sebagai teknik lanjutan dalam mengoreksi data rekaman. Teknik snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Teknik snowball sampling digunakan apabila kurangnya data yang diperoleh pada informan sehingga peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data sampel yang diberikan informan sebelumnya. Untuk menguji keabsahan data, peneliti menggunakan trianggulasi. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Teknik analisis data dilakukan dengan cara menyeleksi data-data yang telah terkumpul dengan pendekatan morfologi generatif. Data yang sudah diseleksi kemudian dikelompokkan sesuai dengan versinya masing-masing. Setelah data tersebut dikelompokkan lalu dianalisis dengan cara kualitatif. Prosedur kerja penelitian ini adalah: 1. Data diambil dari informan dengan cara direkam dan catat. 2. Rekaman data ditranskripsikan sesuai aslinya dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. 3. Data dikelompokkan ke dalam proses reduplikasinya, sesuai data yang akan dianalisis. 4. Data dianalisis untuk memperlihatkan proses transformasinya dengan menggunakan transfomasi angka. 5. Memperlihatkan rumus reduplikasinya untuk mengetahui proses reduplikasi apa yang telah terjadi pada data tersebut. Memberikan penjelasan mengenai proses reduplikasi yang telah terjadi pada data sesuai dengan proses transformasi pada data tersebut.
Hasil dan Pembahasan Dalam bahasa Muna terdapat tiga jenis reduplikasi yaitu : 1. Reduplikasi utuh 2. Reduplikasi sebagian 3. Reduplikasi berafiks Sistem reduplikasi bahasa Muna khususnya kajian transformasi generatif hanya mengkaji reduplikasi sebagian dan reduplikasi berafiks. Tidak dikajinya reduplikasi utuh sebab dalam reduplikasi utuh baik kategori verba, nomina, adjektifa, adverbial, ataupun numeralia tidak mengalami gejala-gejala transformasi seperti perubahan bunyi, pelesapan, permutasi ataupun penambahan dari struktur dalam ke struktur luar.
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
5
Reduplikasi Sebagian Reduplikasi Sebagian Kategori Nomina Bentuk-bentuk reduplikasi sebagian kategori nomina dalam bahasa Muna, tampak dalam data berikut ini. 1. kobu-kobuta 2. dodawu 3. kokato 4. popaso Deskripsi dengan analisis proses transformasi dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. kobu-kobuta artinya ‘tempat air dari buah maja’ Reduplikasi : kobu-kobuta SD : kobuta-kobuta kobuta-kobuta 123456-123456 kobu -kobuta 1234ØØ-123456 kobu-kobuta 1234-123456 SL : kakobu-kobuta Kobu-kobuta transformasi pelesapan Sistem reduplikasi : 123456-123456 1234ØØ-123456 Analisis : Data menunjukan reduplikasi sebagian “kobu-kobuta” yang berarti tempat air dari buah maja merupakan kata dasar “kobuta” yang berarti tempat air dari buah maja. Pada data ini kata dasar mengalami penghilangan fonem /t/ dan fonem /a/. Penghilangan fonem ini pada kata dasar mengubah notasi fonem dari 123456-123456 menjadi 1234ØØ123456. Kesimpulan pada data ini ialah terjadinya transformasi yang terjadi yakni transformasi pelesapan. 2. Dodawu artinya ‘bagian-bagian’ Reduplikasi : dodawu SD : dawu-dawu dawu-dawu 1234-1234 da -dawu 12ØØ-1234 dodawu 1o1234 SL : dodawu daØØ-dawu transformasi pelesapan dodawu transformasi perubahan Sistem reduplikasi : 1234-1234 1o1234 Analisis : Data menunujukan reduplikasi dawu-dawu yang berarti bagian-bagian mengalami 2 gejala transformasi. Transformasi pertama yang terjadi yaitu transformasi pelesapan fonem /w/ dan fonem /u/ pada kata dasar. pelesapan fonem ini merubah notasi fonem dari 1234-1234 menjadi 12ØØ-1234. Transformasi kedua yaitu terjadinya perubahan bunyi dimana fonem /a/ berubah menjadi fonem /o/ pada kata dasar sehingga notasi fonem dari 12-1234 menjadi 1o1234. Kesimpulan pada data ini ialah terjadinya transformasi pelesapan dan transformasi perubahan. 3. Kokato artinya ‘kentongan’
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
6
Reduplikasi SD
: :
kokato kato-kato kato-kato 1234-1234 ka -kato 12ØØ-1234 kokato 1o1234 kokato transformasi pelesapan transformasi perubahan 1234-1234 1o1234
SL : kaØØ-kato kokato Sistem reduplikasi : Analisis : Data menunujukan reduplikasi kato-kato yang berarti kentongan mengalami 2 gejala transformasi. Transformasi pertama yang terjadi yaitu transformasi pelesapan fonem /t/ dan fonem /o/ pada kata dasar. pelesapan fonem ini merubah notasi fonem dari 1234-1234 menjadi 12ØØ-1234. Transformasi kedua yaitu terjadinya perubahan bunyi dimana fonem /a/ berubah menjadi fonem /o/ pada kata dasar sehingga notasi fonem dari 12-1234 menjadi 1o1234. Kesimpulan pada data ini ialah terjadinya transformasi pelesapan dan transformasi perubahan. 4. Popaso artinya ‘paku-paku’ Reduplikasi : popaso SD : paso-paso paso-paso 1234-1234 pa -paso 12ØØ-1234 popaso 1o1234 popaso transformasi pelesapan transformasi perubahan 1234-1234 1o1234
SL : paØØ-paso popaso Sistem reduplikasi : Analisis : Data menunujukan reduplikasi paso-paso yang berarti paku-paku mengalami 2 gejala transformasi. Transformasi pertama yang terjadi yaitu transformasi pelesapan fonem /s/ dan fonem /o/ pada kata dasar. pelesapan fonem ini merubah notasi fonem dari 1234-1234 menjadi 12ØØ-1234. Transformasi kedua yaitu terjadinya perubahan bunyi dimana fonem /a/ berubah menjadi fonem /o/ pada kata dasar sehingga notasi fonem dari 12-1234 menjadi 1o1234. Kesimpulan pada data ini ialah terjadinya transformasi pelesapan dan transformasi perubahan. Reduplikasi Sebagian Kategori Verba Bentuk-bentuk reduplikasi sebagian kategori verba dalam bahasa Muna, tampak dalam data berikut ini. 1. ndo-ndole 2. feki-fekiri 3. gogari 4. gogasa
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
7
5. kokape Deskripsi dengan analisis proses reduplikasi dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. ndo-ndole artinya ‘berbaring-baring’ Reduplikasi : ndo-ndole SD : ndole-ndole ndole-ndole 12345-12345 ndo -ndole 123ØØ-12345 ndo-ndole 123-12345 SL : ndo-ndole Ndo-ndole transformasi pelesapan Sistem reduplikasi : 12345-12345 123Ø-12345 Analisis : Data menunjukan reduplikasi sebagian “ndo-ndole” yang berarti berbaring-baring merupakan kata dasar “ndole” yang berarti baring. Pada data ini terjadi pelesapan fonem /l/ dan fonem /e/ pada kata dasar. Pelesapan fonem /l/ dan fonem /e/ pada kata dasar mengubah notasi fonem dari 12345-12345 menjadi 123 ØØ-12345. Kesimpulan pada data ini ialah adanya transformasi yang terjadi yakni transformasi pelesapan. 2. feki-fekiri artinya‘pikir-pikir’ Reduplikasi : feki-fekiri SD : fekiri-fekiri fekiri-fekiri 123454-123454 feki -fekiri 1234ØØ-123454 feki-fekiri 1234-123454 SL : feki-fekiri Feki-fekiri transformasi pelesapan Sistem reduplikasi : 123454-123454 1234ØØ-123454 Data menunjukan reduplikasi sebagian “feki-fekiri” yang berarti pikir-pikir merupakan kata dasar “fekiri” yang berarti pikir. Pada data ini terjadi pelesapan fonem /r/ dan fonem /i/ pada kata dasar. Pelesapan fonem /r/ dan fonem /i/ pada kata dasar mengubah notasi fonem dari 123454-123454 menjadi 1234ØØ-123454. Kesimpulan pada data ini ialah adanya transformasi yang terjadi yakni transformasi pelesapan. 3. Gogari artinya ‘jemur-jemur’ Reduplikasi : gogari SD : gari-gari gari-gari 1234-1234 ga -gari 12ØØ-1234 gogari 1o1234 SL : gogari gaØØ-gari transformasi pelesapan gogari transformasi perubahan Sistem reduplikasi : 1234-1234 1o1234
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
8
Analisis
: Data menunujukan reduplikasi gari-gari yang berarti gari-gari mengalami 2 gejala transformasi. Transformasi pertama yang terjadi yaitu transformasi pelesapan fonem /r/ dan fonem /i/ pada kata dasar. pelesapan fonem ini merubah notasi fonem dari 1234-1234 menjadi 12ØØ-1234. Transformasi kedua yaitu terjadinya perubahan bunyi dimana fonem /a/ berubah menjadi fonem /o/ pada kata dasar sehingga notasi fonem dari 12-1234 menjadi 1o1234. Kesimpulan pada data ini ialah terjadinya transformasi pelesapan dan transformasi perubahan. 4. Gogasa artinya ‘hambur-hambur’ Reduplikasi : gogasa SD : gasa-gasa gasa-gasa 1234-1234 ga -gasa 12ØØ-1234 gogasa 1o1234 SL : gogasa gaØØ-gasa transformasi pelesapan gogasa transformasi perubahan Sistem reduplikasi : 1234-1234 1o1234 Analisis : Data menunujukan reduplikasi gasa-gasa yang berarti hambur-hambur mengalami 2 gejala transformasi. Transformasi pertama yang terjadi yaitu transformasi pelesapan fonem /s/ dan fonem /a/ pada kata dasar. Pelesapan fonem ini merubah notasi fonem dari 1234-1234 menjadi 12ØØ-1234. Transformasi kedua yaitu terjadinya perubahan bunyi dimana fonem /a/ berubah menjadi fonem /o/ pada kata dasar sehingga notasi fonem dari 12-1234 menjadi 1o1234. Kesimpulan pada data ini ialah terjadinya transformasi pelesapan dan transformasi perubahan. 5. Kokape artinya ‘memetik-metik’ Reduplikasi : kokape SD : kape-kape kape-kape 1234-1234 ka -kape 12ØØ-1234 kokape 1o1234 SL : kokape kaØØ-kape transformasi pelesapan kokape transformasi perubahan Sistem reduplikasi : 1234-1234 1o1234 Analisis : Data menunujukan reduplikasi kape-kape yang berarti memetik-metik mengalami 2 gejala transformasi. Transformasi pertama yang terjadi yaitu transformasi pelesapan fonem /p/ dan fonem /e/ pada kata dasar. pelesapan fonem ini merubah notasi fonem dari 1234-1234 menjadi 12ØØ-1234. Transformasi kedua yaitu terjadinya perubahan bunyi dimana fonem /a/ berubah menjadi fonem /o/ sehingga notasi fonem dari 12-1234
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
9
menjadi 1o1234. Kesimpulan pada data ini ialah terjadinya transformasi pelesapan dan transformasi perubahan. Reduplikasi Sebagian Kategori Numeralia Bentuk-bentuk reduplikasi sebagian kategori adjektiva dalam bahasa Muna, tampak dalam data berikut ini. 1. rudu-rudua 2. didi-didima 3. se-seise Deskripsi dengan analisis proses reduplikasi dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. rudu-rudua artinya ‘dua-dua’ Reduplikasinya : rudu-rudua SD : rudua-rudua rudua-rudua 12345-12345 rudu -rudua 1234Ø-12345 rudu-rudua 1234-12345 SL : rudu-rudua Rudu-rudua transformasi pelesapan Transformasinya : 12345-12345 1234Ø-12345 Analisis: Data menunjukan reduplikasi sebagian “rudu-rudua” yang berarti dua-dua merupakan kata dasar “rudua” yang berarti dua. Pada data ini terjadi pelesapan fonem /a/ pada kata dasar. Pelesapan fonem pada kata dasar mengubah notasi fonem dari 1234512345 menjadi 1234Ø-12345. Kesimpulan pada data ini ialah adanya transformasi yang terjadi yakni transformasi pelesapan. 2. didi-didima artinya ‘lima-lima’ Reduplikasinya : didi-didima SD : didima-didima didima-didima 121234-121234 didi -didima 1212ØØ-121234 didi-didima 1212-121234 SL : didi-didima Didi-didima transformasi pelesapan Sistem reduplikasinya : 121234-121234 1212ØØ-121234 Analisis: Data menunjukan reduplikasi sebagian “didi-didima” yang berarti lima-lima merupakan kata dasar “didima” yang berarti lima. Pada data ini terjadi pelesapan fonem /m/ dan fonem /a/ pada kata dasar. Pelesapan fonem pada kata dasar mengubah notasi fonem dari 121234-121234 menjadi 1212ØØ-121234. Kesimpulan pada data ini ialah adanya transformasi yang terjadi yakni transformasi pelesapan. 3. se-seise artinya ‘satu-satu’ Reduplikasinya : se-seise SD : seise-seise seise-seise
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
10
12312-12312 se -seise 12ØØØ-12312 se-seise 12-12312 se-seise transformasi pelesapan 12312-12312 12ØØØ -12312
SL : Se-seise Sistem reduplikasinya : Analisis : Data menunjukan reduplikasi sebagian “se-seise” yang berarti satu-satu merupakan bentuk dasar “seise” yang berarti satu. Seise merupakan bentuk dasar dari ise yang artinya satu. Pada data ini tidak terjadi pelesapan fonem /s/ dan fonem /e/ pada reduplikasinya. Pelesapan fonem pada reduplikasi mengubah notasi fonem dari 1231212312 menjadi 12ØØØ-12312. Kesimpulan pada data ini ialah adanya transformasi yang terjadi yakni transformasi pelesapan. Reduplikasi Berafiks Reduplikasi Berafiks Kategori Nomina Bentuk-bentuk reduplikasi berafiks kategori nomina dalam bahasa Muna, tampak dalam data berikut ini. a. Reduplikasi dengan prefiks ka1. kaadha-adhara Deskripsi dengan analisis proses reduplikasi dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. kaadha-adhara artinya ‘kuda kecil’ Reduplikasinya : kaadha-adhara SD : kaadhara-adhara ka+adhara-adhara 12+234252-234252 ka+adha -adhara 12+ 2342ØØ-234252 kaadha -adhara 122342ØØ-234252 Kaadha-adhara 122342-234252 SL : kaadha-adhara Kaadha-adhara transformasi pelesapan Sistem reduplikasi : 12234252-234252 122342ØØ-234252 Analisis: Data menunjukan reduplikasi berafiks “kaadha-adhara” yang berarti kuda kecil merupakan kata dasar “adhara” yang berarti kuda. Pada data ini terjadi pelesapan fonem /r/ dan fonem /a/ pada kata dasar. Pelesapan fonem /r/ dan fonem /a/ pada kata dasar mengubah notasi fonem dari 12234252-234252 menjadi 122342ØØ-234252. Kesimpulan pada data ini ialah adanya transformasi yang terjadi yakni transformasi pelesapan. Reduplikasi Berafiks Kategori Verba a. Reduplikasi dengan prefiks ne1. nekapa-kapala 2. netampo-tampoli 3. nempoama-amara 4. nesili-silikua
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
11
Deskripsi dengan analisis proses reduplikasi dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. nekapa-kapala artinya ‘duduk (dengan kaki ke bawah, jadi bukan di lantai)’ Reduplikasinya : nekapa-kapala SD : nekapala-kapala ne+kapala-kapala 12+345464-345464 ne+kapa -kapala 12+3454ØØ-345464 nekapa-kapala 123454-345464 SL : nekapa-kapala Nekapa-kapala transformasi pelesapan Sistem transformasi: 12345464-345464 123454ØØ-345464 Data menunjukan reduplikasi “nekapa-kapala” merupakan pengulangan kata dasar “kapala” yang berarti duduk (dengan kaki ke bawah, jadi bukan di lantai) dalam bahasa Indonesia. Pengulangan kata inipun mendapat prefiks ne- pada kata dasar dan terjadi pelesapan fonem /l/ dan fonem /a/ pada kata dasar yang mengubah notasi fonem dari 12345464-345464 menjadi 123454ØØ-345464. Transformasi yang terjadi di sini ialah transformasi pelesapan. 2. netampo-tampoli artinya ‘menjahit-jahit’ Reduplikasi : netampo-tampoli SD : netampoli-tampoli ne+tampoli-tampoli 12+3456789-3456789 ne+tampo -tampoli 12+34567ØØ-3456789 netampo-tampoli 1234567-3456789 Netampo-tampoli transformasi pelesapan Sistem reduplikasi : 123456789-3456789 1234567ØØ-3456789 Data menunjukan reduplikasi “netampo-tampoli” merupakan pengulangan kata dasar “tampoli” yang berarti jahit dalam bahasa Indonesia. Pengulangan kata inipun mendapat prefiks ne- pada kata dasar dan terjadi pelesapan fonem /l/ dan fonem /i/ pada kata dasar yang mengubah notasi fonem dari 123456789-3456789 menjadi 1234567ØØ3456789. Transformasi yang terjadi di sini ialah transformasi pelesapan. 3. nempoama-amara artinya ‘pura-pura marah’ Reduplikasi : nempoama-amara SD : nempoamara-amara ne+mpo+amara-amara 12 +345+63676-63676 ne+mpo+ama -amara 12+345+636ØØ-63676 nempoama -amara 12345636ØØ-63676 nempoama-amara 12345636-63676 SL : nempoama-amara Nempoama-amara transformasi pelesapan Sistem reduplikasi : 1234563676-63676 12345636ØØ-63676
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
12
Data menunjukan reduplikasi “nempoama-amara” merupakan pengulangan kata dasar “amara” yang berarti marah dalam bahasa Indonesia. Pengulangan kata inipun mendapat prefiks ne- dan mpo- pada kata dasar dan terjadi pelesapan fonem /r/ dan fonem /a/ pada kata dasar yang mengubah notasi fonem dari 1234563676-63676 menjadi 12345636ØØ-63676. Transformasi yang terjadi di sini ialah transformasi pelesapan. 4. nesili-silikua artinya ‘sambil tangannya di punggung’ Reduplikasi : nesili-silikua SD : nesilikua-silikua ne+silikua-silikua 12+3454678-3454678 ne+sili -silikua 12+3454ØØØ-3454678 nesili-silikua 123454-3454678 SL : nesili-silikua Nesili-silikua transformasi pelesapan Sistem reduplikasi : 123454678-3454678 123454ØØØ-3454678 Analisis: Data menunjukan reduplikasi “nesili-silikua” merupakan pengulangan kata dasar “silikua” yang berarti berpegangan tangan di punggung dalam bahasa Indonesia. Pengulangan kata inipun mendapat prefiks ne- pada kata dasar dan terjadi pelesapan fonem /k/, fonem /u/, dan fonem /a/ pada kata dasarnya yang mengubah notasi fonemnya dari 123454678-3454678 menjadi 123454ØØØ-3454678. Transformasi yang terjadi di sini ialah transformasi pelesapan. b. Reduplikasi berafiks po1. pologo-logo Deskripsi dengan analisis proses reduplikasi dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. pololo-logo artinya ‘berlomba’ Reduplikasi : pogolo-golo SD : pologo-pologo po+logo-logo 12+3242-3242 po+golo-golo 12+4232-4232 SL : pogolo-golo pogolo-golo transformasi permutasi Sistem reduplikasi : 123242-3242 124232-4232 Analisis : Data menunjukan reduplikasi “pogolo-golo” merupakan pengulangan kata dasar “logo” yang berarti lomba dalam bahasa indonesia. Pengulangan kata inipun mendapat prefiks po- pada kata dasar dan terjadi permutasi fonem /l/ dan fonem /g/ pada kata dasar dan reduplikasinya. Permutasi ini mengubah notasi fonem dari 123242-3242 menjadi 124232-4232. Transformasi yang terjadi di sini ialah transformasi permutasi. c. Reduplikasi Berafiks feka1. fekakodo-kodoho Deskripsi dengan analisis proses reduplikasi dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. fekakodo-kodoho artinya ‘jauh-jauh’ Reduplikasinya : fekakodo-kodoho SD : fekakodoho-fekakodoho
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
13
feka+kodoho-kodoho 1234+567686-567686 feka+kodo -kodoho 1234+5676ØØ-567686 fekakodo -kodoho 12345676ØØ-567686 fekakodo-kodoho transformasi pelesapan 1234567686-567686
SL : Fekakodo-kodoho Sistem reduplikasi : 12345676ØØ-567686 Analisis : Data menunjukan reduplikasi “fekakodo-kodoho” merupakan pengulangan kata dasar “kodoho” yang berarti jauh dalam bahasa indonesia. Pengulangan kata inipun mendapat prefiks feka- pada kata dasar dan terjadi pelesapan fonem /h/ dan fonem /o/. Notasi fonem mengalami perubahan dari 1234567686-567686 menjadi 12345676ØØ567686. Transformasi yang terjadi di sini ialah transformasi pelesapan. Reduplikasi Berafiks Kategori Adjektiva 1. nokotu-kotughu 2. kapontaama-amara Deskripsi dengan analisis proses reduplikasi dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. nokotughu-kotughu artinya ‘benar-benar’ Reduplikasi : nokotu-kotughu SD : nokotughu-kotughu no+kotughu-kotughu 12+3245675-3245675 nokotughu-kotughu 123245675-3245675 nokotu -kotughu 123245ØØØ-3245675 nokotu-kotughu 123245-3245675 SL : nokotu-kotughu Nokotu-kotughu transformasi pelesapan Sistem reduplikasi : 123245675-3245675 123245ØØØ-3245675 Analisis : Data menunjukan reduplikasi “nokotu-kotughu” merupakan pengulangan kata dasar “kotughu” yang berarti benar. Pengulangan kata inipun mendapat prefiks no- pada kata dasar dan terjadi pelesapan fonem /g/, fonem /h/, dan fonem /u/. Notasi fonem mengalami perubahan dari 123245675-3245675 menjadi 123245ØØØ-3245675. Transformasi yang terjadi di sini ialah transformasi pelesapan. 2. kapontaama-amara artinya ‘marah-marah’ Reduplikasi : kapontaama-amara SD : kapontaamara-amara ka+ponta+amara-amara 12+34562+27282-27282 kapontaamara-amara 123456227282-27282 kapontaama -amara 1234562272ØØ-27282 kapontaama-amara
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
14
1234562272-27282 Kapontaama-amara transformasi pelesapan Sistem reduplikasi : 123456227282-27282 1234562272ØØ-27282 Analisis : Data menunjukan reduplikasi “kapontaama-amara” merupakan pengulangan kata dasar “amara” yang berarti marah dalam bahasa Indonesia. Pengulangan kata inipun mendapat prefiks ka- dan ponta- pada kata dasar dan terjadi pelesapan fonem /r/ dan fonem /a/ pada kata dasar yang mengubah notasi fonem dari 123456227282-27282 menjadi 1234562272ØØ-27282. Transformasi yang terjadi di sini ialah transformasi pelesapan. Relevansi Hasil Penelitian dengan Pembelajaran Di Sekolah Bahasa memilik peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Dalam proses belajar-mengajar di kelas, sudah barang tentu dibutuhkan komunikasi yang baik antara guru dengan siswa. Komunikasi yang dimaksud adalah proses penyampaian maksud berupa pikiran pengungkapan pikiran, gagasan, perasaan, pendapat, persetujuan, keinginan, maupun informasi-informasi tentang suatu peristiwa. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah memuat berbagai keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, membaca, menulis, berbicara dan apresiasi sastra. Ketika guru mengajarkan aspek-aspek tersebut, guru itu harus mempunyai kompotensi mengenai kebahasaaan dan kesastraan untuk mampu mencermati, mengoreksi, dan memerperbaiki kesalahan-kesalahan siswa, antara lain penggunaan kata dalam tuturan. Peneliti ini mengkaji sistem reduplikasi bahasa Muna (suatu kajian transformasi generatif) yang mengkaji struktur dalam dan struktur luar. Struktur luar yang dikaji di sini bahasa Muna standar yang dipakai dalam tuturan-tuturan berbahasa khususnya dalam pembelajaran muatan lokal yang dapat dipakai di tingkat SD ataupun SMP dalam menambah kosakata berbahasa daerah. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang dikemukakan pada bab IV, dapatlah disimpulkan bahwa sistem reduplikasi bahasa Muna (suatu kajian transformasi generatif) tidak semua reduplikasi dalam bahasa Muna terjadi transformasi. reduplikasi utuh tidak mengalami gejala transformasi karena baik struktur luar maupun struktur dalamnya tetap sama. Hanya reduplikasi sebagian dan reduplikasi berafiks yang mengalami transformasi itupun tidak semuanya mengalami transformasi. Adapun transformasi yang terjadi dalam bahasa Muna yaitu transformasi pelesapan, transformasi permutasi, transformasi penambahan, dan transformasi perubahan. Reduplikasi bahasa Muna yang bertransformasi paling sering ditemukan dengan reduplikasi sebagian. Reduplikasi bahasa Muna yang mengalami transformasi cenderung mengalami transformasi pelesapan. Reduplikasi bahasa muna dalam proses analisis yang menggunakan transformasi angka terkadang terjadi lebih dari sekali proses transformasi. seperti kata ‘gogari’ yang mengalami transformasi pelesapan dan transformasi perubahan. Namun, transformasi yang terjadi pada reduplikasi bahasa Muna hanya mengubah pola kata tanpa mengubah makna semantiknya. Saran Reduplikasi bahasa Muna sebagaimana yang ditunjukan dalam hasil penelitian ini tidak merubah arti dari kata dasar yang mengalami transformasi hanya mengubah pola kata. Terkait dengan hal tersebut diharapkan kepada peneliti-peneliti selanjutnya yang meneliti tentang kajian terhadap reduplikasi bahasa Muna ataupun transformasi yang
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
15
terjadi dalam bahasa Muna agar lebih mendalami lagi dan dapat menjadi salah satu bahan acuan. Diakui bahwa hasil penelitian ini, belum seluruhnya mencakup fakta bahasa yang dipergunakan oleh penutur bahasa Muna. dan masih jauh dari titik kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Daftar Pustaka Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Beberapa Madhab & Dikotomi Teori Lingusitik. Bandung: Angkasa. Ba’dudu, Abdul Muis dan Herman. 2010. Morfosintaksis. Jakarta: Rineka Cipta Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta. Muhammad. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Muslich, Masnur. 2008. Tata Bentuk Bahasa Indonesia Kajian ke Arah Tata Bahasa Deskriptif. Jakarta: Bumi Aksara. Parera, Jos Daniel. 1991. Kajian Linguistik Umum Historis Komparatif Dan Tipologi Struktural. Jakarta: Erlangga. Pangaribuan, Tagor. 2008. Paradigma Bahasa. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sidu, La Ode. 1996. “Fonologi Bahasa Muna”. Jurnal Linguistik Indonesia Hal. 19-84. Soeparno. 2002. Dasar-dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: Tiara Wacana. Undang-Undang RI. 2011. Jakarta : Badan Pengembangan dan PembinaanBahasa dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296