Ni Kadek Sukerti
Jurnal Informatika, Vol. 14, No. 1, Bulan Juni 2014
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMA BANTUAN DESA DI KECAMATAN KLUNGKUNG DENGAN METODE SAW Ni Kadek Sukerti Fakultas Ilmu Komputer, STIKOM Bali Jl. Raya Puputan No. 86 Renon, Denpasar – Bali 80117 Telp. (0361) 244445 Fax. (0361) 244445 e-mail :
[email protected]
ABSTRACT Community based development program is a government program to alleviate poverty. This program funds the community in a village in economic activity to create jobs or job opportunities, capital, and also business development. CBD is running well in Bali because of the facilitators who continuously administer this program. However, it is necessary to have a system that can help the facilitators to select the beneficiaries of CBD program. One of the villages that propose to be the beneficiary is Klungkung village. This research objective is to build a decision support system using Simple Additive Weighting (SAW) method with assessment criteria include the houses condition of the village, income of each family in the village, education, and the natural condition of the village. The stages of this research are data collecting, interview and observation, analysis, design, implementation, and testing. This research results a decision support system to help the decision makers to select the beneficiaries of the program fund. Keywords: Decision Support System, Beneficiary, SAW
ABSTRAK
Pelaksanaan program Community Based Development (CBD) di Bali berjalan cukup baik, karena bantuan dana yang diberikan kepada keluarga miskin dipergunakan untuk kegiatan ekonomi produktif sehingga dapat menciptakan peluang kerja, penambahan modal dan pengembangan usaha. Keberhasilan atau kegagalan program Community Based Development (CBD) yang dibina berkelanjutan oleh Desa Pekraman melalui Tim Pengelola Program (TPP) tidak terlepas dari campur tangan pemerintah yaitu melalui para tenaga pendamping CBD (fasilitator). Dana CBD diharapkan memberi manfaat berkelanjutan kepada masyarakat. Salah satu kecamatan yang mengajukan bantuan ini adalah Kecamatan Klungkung. Kecamatan ini dalam proses seleksi penerimaan desa bantuan tidak terlepas dari hambatan internal maupun eksternal, misalnya tidak adanya suatu sistem yang akan merekomendasikan untuk pengambilan keputusan. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, wawancara dan observasi, analisa, desain, implementasi, uji coba (Testing). Sedangkan metode untuk pengambilan keputusan menggunakan Simple Additive Weighting (SAW) dengan kriteria penilaian adalah fisik rumah, penghasilan, pendidikan, dan kondisi alam. Penelitian ini Informatics and Business Institute Darmajaya
84
Jurnal Informatika, Vol. 14, No. 1, Bulan Juni 2014
Ni Kadek Sukerti
menghasilkan suatu sistem pendukung keputusan yang berguna bagi para pengambil keputusan dalam menentukan desa yang berhak menerima bantuan berupa barang bersyarat dari pemerintah. Kata Kunci: Sistem Penunjang Keputusan, Penerima Bantuan, SAW.
I. PENDAHULUAN
Pemerintah daerah Bali selama ini
Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan seseorang
atau
masyarakat,
sehingga
pendapatan itu mencerminkan kemajuan ekonomi suatu masyarakat. Kemajuan itu dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu tingkat pendapatan,
pertumbuhan
dan
perkembangan pendapatan, serta distribusi pendapatan. Ketiga aspek pendapatan tersebut
dalam
kegiatannya
diatur
perekonomian dan
dan
dilaksanakan
secara berencana sehingga berjalan secara seimbang yang pada akhirnya tercapai stabilitas ekonomi yang mantap dan dinamis.
Kebijakan
yang
telah
dilaksanakan adalah pemindahan sumbersumber pembangunan dari pusat ke daerah dalam bentuk Inpres, perluasan jangkauan lembaga perkreditan untuk rakyat kecil dan pembangunan kelembagaan yang terkait kemiskinan.
dengan
penanggulangan
Meskipun
demikian,
perhatian pemerintah sekarang ini masih memerlukan kiat khusus yang lebih terarah untuk menanggulangi kemiskinan yang masih besar.
telah mengupayakan berbagai program untuk
mengentaskan
kemiskinan,
diantaranya adalah : Program Inpres Desa Tertinggal (IDT), Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Program Subsidi Langsung Tunai (SLT), Kelompok Belajar Usaha (KBU), Kredit Usaha Keluarga Sejahtera (KUKESRA), Program Usaha Peningkatan
Pendapatan
Keluarga
Sejahtera
(UPPKS),
Program
Pengembangan Program
Kecamatan
Nasional
(PPK),
Pemberdayaan
Masyarakat - Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (PNPM-P2KP) dan Program Community Based Development (CBD) dengan harapan jumlah keluarga miskin yang ada sekarang dapat berkurang dan terjadi peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat dari tahun ke tahun. Pelaksanaan program Community Based Development
(CBD) di Bali
berjalan cukup baik, karena bantuan dana yang diberikan kepada keluarga miskin dipergunakan untuk kegiatan ekonomi produktif sehingga dapat menciptakan peluang kerja, penambahan modal dan pengembangan usaha.
Informatics and Business Institute Darmajaya
85
Jurnal Informatika, Vol. 14, No. 1, Bulan Juni 2014
Ni Kadek Sukerti
Keberhasilan
atau
kegagalan
keharusan. Sistem
informasi
berbasis
program Community Based Development
komputer (Computer Based Information
(CBD) yang dibina berkelanjutan oleh
System) yang salah satunya adalah Sistem
Desa Pekraman melalui Tim Pengelola
Pengambilan Keputusan (Decisin Support
Program (TPP) tidak terlepas dari campur
System) adalah suatu sistem informasi
tangan pemerintah yaitu melalui para
komputer yang interaktif yang dapat
tenaga pendamping CBD (fasilitator).
memberikan alternatif solusi bagi pembuat
Dana CBD diharapkan memberi manfaat
keputusan.
berkelanjutan
kepada
masyarakat.
Berdasarkan uraian pada latar
Sebagaimana diketahui bahwa masyarakat
belakang, maka perlu adanya suatu sistem
miskin pedesaan sebagian besar hidup
yang
dalam lingkaran yang serba terbatas, tidak
keputusan
berdaya, rentan terhadap penyakit, kurang
penentuan penerimaan bantuan program
pendidikan, berpendapatan rendah, dan
CBD bagi desa miskin, sehingga di sini
terisolasi secara fisik maupun mental.
akan dibuat suatu desain dan imlementasi
Keterbatasan ini memberikan pengaruh
sistem
bagi kelangsungan program CBD pasca
menentukan
pemberian kredit CBD, apakah dana ini
menerima
terus bergulir atau macet. Hambatan lain
bersyarat dari pemerintah.
dapat
mendukung (decision
pendukung desa bantuan
pengambilan
making)
keputusan yang
untuk
untuk
berhak/layak
berupa
barang
dalam pelaksanaan program CBD ini
Dalam penelitian ini dibatasi pada
adalah hambatan internal dari kelompok
bagaimana merancang dan membangun
sasaran miskin antara lain hambatan
SPK
kultural,
bersifat
program CBD bagi desa dengan sumber
ketidakberdayaan dan hambatan yang
informasi dari BPS, BKKBN, dan instansi
bersifat eksternal bersumber pada aspek
lain terkait. Sistem pendukung keputusan
kelembagaan dan administrasi birokrasi
didesain dengan menggunakan pemodelan
pemerintah daerah. Dalam pelaksanaan
matematik berdasarkan beberapa kriteria,
program CBD di Kabupaten Klungkung
meliputi kriteria desa miskin sebagai
Kecamatan Klungkung tidak terlepas dari
unsur
hambatan internal maupun eksternal.
komponen pendapatan dan komponen
alamiah,
Seiring
yang
dengan
perkembangan
ilmu teknologi, pemanfaatan komputer diberbagai
bidang
sudah
penentuan
utama
kesehatan
dan
sebagai
penerima
bantuan
didukung
unsur
dengan
penunjang.
Model dan kriteria desa miskin yang
merupakan
Informatics and Business Institute Darmajaya
86
Jurnal Informatika, Vol. 14, No. 1, Bulan Juni 2014
Ni Kadek Sukerti
dipergunakan mengacu pada peraturan
semistruktur
pemerintah yang berlaku. Penelitian ini membuat
bertujuan untuk
suatu
desain
dan
mengimplementasikannya sebagai sistem
dan
tak
terstruktur,
dengan
mnyertakan
penilaian
manusia
dan
informasi
terkomputerisasi. 2. Dukungan
untuk
pendukung keputusan untuk penentuan
manajerial,
penerima bantuan CBD bagi desa, dengan
sampai manajerial lini.
menggunakan pemodelan matematik.
3. Dukungan
Hasil penelitian ini diharapkan akan
berguna
bagi
para
pengambil
keputusan dalam menentukan desa yang berhak menerima bantuan berupa barang bersyarat dari pemerintah.
interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasi data. Sistem
keputusan semistruktur,
invidu
dan
4. Dukungan
untuk
keputusan
independen dan/atau sekuensial. 5. Dukungan di berbagai proses dan
Metode
Pengembangan
Perangkat Lunak
Pengertian Sistem Penunjang Keputusan/ Decision Support System (DSS) DSS merupakan sistem informasi
digunakan
untuk
puncak
kelompok.
2.1.2
2.1 Landasan Teori
itu
ekskutif
level
gaya pengambilan keutusan.
II. METODE PENELITIAN
2.1.1
dari
semua
dalam
dalam
pengambilan situasi
yang
yang
tidak
situasi
Metode yang akan digunakan dalam mengembangkan perangkat lunak, yang akan digunakan, diusulkan dengan model System Development Life Cycle (SDLC) Model kombinasi waterfall seperti pada Gambar 1. (Wahyono, 2003).
semistruktur, dimana tak seorang pun tahu pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. (Kusrini, 2007). Karakteristik
sistem
penunjang
keputusan (Kusrini, 2007) adalah: 1. Dukungan
kepada
keputusan,
terutama
pengambil pada
situasi
Informatics and Business Institute Darmajaya
87
Jurnal Informatika, Vol. 14, No. 1, Bulan Juni 2014
Ni Kadek Sukerti
Planning
Analysis
Design
Coding Implementationon
Gambar 1. Model Kombinasi Waterfall
Keterangan:
dihasilkan dari perangkat lunak
a. Planning
tersebut
Merupakan tahapan awal dalam
d. Design
merancang suatu perangkat lunak.
Penggambaran
Planning atau perencanaan berisi
lunak yang akan di buat berisi
keseluruhan tahapan yang akan
tentang struktur data, arsitektur,
dikerjakan dalam membuat suatu
presedur, dan karakteristik antar
sistem perangkat lunak.
muka.
b. Analisis
dari
perangkat
e. Coding
Merupakan proses pengump[ulan
Proses
kebutuhan piranti lunak untuk
pemrogaman agar perangkat lunak
mengetahui
ruang
dapat dijalankan oleh mesin.
informasi,
fungsi-fungsi
lingkup yang
penulisan
bahasa
f. Implenetation
dibutuhkan kemampuan yang akan
Proses
implementasi
dari
dihasilkan dari perangkat lunak
perangkat lunak yang telah kita
tersebut
buat.
c. Analysis Merupakan proses pengumpulan kebutuhan piranti lunak untuk mengetahui informasi,
ruang fungsi-fungsi
lungkup yang
dibutuhkan kemampuan yang akan Informatics and Business Institute Darmajaya
88
Jurnal Informatika, Vol. 14, No. 1, Bulan Juni 2014
Ni Kadek Sukerti
2.1.3
Simple
Additive
Weighting
Metode (SAW) Salah
satu
mekanisme
untuk Nilai
Vi
yang
lebih
besar
menyelesaikan masalah MADM adalah
mengindikasikan bahwa alternatif Ai
dengan mengaplikasikan metode MADM
lebih terpilih.
klasik
(salah
satunya
SAW)
untuk
2.2 Metodologi Penelitian Penelitian
melakukan perangkingan. Metode SAW sering
juga
dikenal
istilah
metode
metode
terbobot.
SAW
Konsep
adalah
membutuhkan
Pengumpulan
data
yaitu
Studi
kepustakaan. Penelusuran informasi
mencari
kepustakaan baik mengenai sistem pengambil
proses
keputusan
maupun
peraturan – peraturan permintaan
pada setiap alternatif pada semua atribut. SAW
akan
dasar
penjumlahan terbobot dari rating kinerja
Metode
nantinya
dilakukan melalui metode – metode : 1.
penjumlahan
yang
yang terkait dengan program CBD. 2.
Wawancara dan observasi, mencari dan mengumpulkan data – data yang
normalisasi matriks keputusan (X) ke
ada relevansinya dengan judul tesis suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatife yang ada
ini pada instansi yang terkait. 3.
Analisa Menentukan
(Kusumadewi, 2006).
kebutuhan
yang
difokuskan pada perangkat lunak, pemahaman
Jika j adalah atribut keuntungan (benefit)
informasi,
tentang fungsi,
domain kelakuan,
performansi, interaksi sesuai dengan
jika j adalah attribute biaya (cost)
kebutuhan dan keinginan pemakai. 4. Dimana
rij
adalah
rating
kinerja
Desain adalah proses perancangan yang
menterjemahkan
kebutuhan-
ternormalisasi dari alternatif Ai pada
kebutuhan hasil analisis ke dalam
atribut Cj; i=1,2,…,m dan j=1,2,…,n.
representasi perangkat lunak sebelum
Nilai preferensi untuk setiap alternatif (
pembuatan kode program. Desain
Vi ) diberikan sebagai:
merupakan proses multitahap yang
Informatics and Business Institute Darmajaya
89
Jurnal Informatika, Vol. 14, No. 1, Bulan Juni 2014
Ni Kadek Sukerti
5.
difokuskan pada pembangunan desain
biaya. Ditunjukan pada tabel 1., dimana
sistem yang hendak dibangun yaitu
subkriteria lantai tanah lebih prioritas
yaitu
daripada
struktur
data,
arsitektur
subkriteria
mempunyai
representasi antar muka, prosedural
bersifat keuntungan (benefit). Penilaian
algoritma detail.
fisik rumah dapat dilihat pada Tabel 1. adalah
penterjemahan
hasil
tahap
perancangan
(detail) kedalam baris-baris program komputer
menggunakan
bahasa
pemrograman php. 6.
Uji coba (Testing) adalah tahap dimana program yang telah dibuat
preferensi
karena
perangkat lunak, arsitektur sistem,
Implementasi
bobot
lainnya
5
dan
Tabel 1. Penilaian fisik rumah Subkriteria Lantai tanah Lantai semen Lantai ubin Lantai keramik
Bobot preferensi 5 3 2 1
Sifat
Bobot kriteria
Benefit Cost Cost Cost
12 %
2.1.2 Penilaian penghasilan
tersebut diuji. Proses pengujian
Penilaian penghasilan merupakan
difokuskan pada kebenaran logika
kriteria dengan 4 (empat) subkriteria.
internal
dan
Nilai tiap subkriterianya berupa angka real
fungsional sistem serta interaksi
dari data yang didapat di tiap desa. Nilai
antara
bobot
perangkat
sistem
dan
lunak
pemakai.
preferensi
skala
1-5,
yang
Pengujian juga dilakukan untuk
menggambarkan tingkat kepentingan antar
mengetahui apakah fungsionalitas
subkriteria. Sifat tiap subkriteria, benefit
program telah tercapai.
menunjukkan apakah subkriteria bersifat menguntungkan, sedangkan cost bersifat
2.1 Penilaian desa
biaya. Ditunjukan pada tabel 2., dimana subkriteria <200 ribu lebih prioritas
2.1.1 Penilaian fisik rumah Penilaian fisik rumah merupakan
daripada
subkriteria
mempunyai
Nilai tiap subkriterianya berupa angka real
bersifat keuntungan (benefit). Penilaian
dari data yang didapat di tiap desa. Nilai
penghasilan dapat dilihat pada Tabel 2.
preferensi
skala
1-5,
preferensi
karena
kriteria dengan 4 (empat) subkriteria.
bobot
bobot
lainnya
5
dan
yang
menggambarkan tingkat kepentingan antar subkriteria. Sifat tiap subkriteria, benefit menunjukkan apakah subkriteria bersifat menguntungkan, sedangkan cost bersifat Informatics and Business Institute Darmajaya
90
Jurnal Informatika, Vol. 14, No. 1, Bulan Juni 2014
Ni Kadek Sukerti
Tabel 2. Penilaian penghasilan Sub kriteria < 200 ribu 200-500 ribu 501-1 juta >1 juta
Bobot preferensi 5 4 2 1
Sifat
2.1.4 Penilaian kondisi alam
Bobot kriteria
Benefit Cost Cost Cost
12 %
Penilaian kondisi alam merupakan kriteria dengan 2 (dua) subkriteria. Nilai tiap subkriterianya menggunakan pilihan dengan menu drop down. Pada subkriteria ‘jarak desa ke pusat ekonomi’ ada 3 pilihan nilai yaitu ‘< 5 km = 1’ ( jika jarak
2.1.3 Penilaian pendidikan Penilaian pendidikan merupakan
kurang dari 5 km bernilai 1), ‘5 km- 10
kriteria dengan 4 (empat) subkriteria.
km = 5’ (jika jarak antara 5 km sampai 10
Nilai tiap subkriterianya berupa angka real
km bernilai 5), ‘> 10 km’ (jarak lebih
dari data yang didapat di tiap desa. Nilai
besar dari 10 km bernilai 10). Sedangkan
bobot
yang
pada subkriteria ‘ kondisi tanah’ juga
menggambarkan tingkat kepentingan antar
menggunakan pilihan dengan menu drop
subkriteria. Sifat tiap subkriteria, benefit
down, ada 3 pilihan nilai yaitu ‘berbatu =
menunjukkan apakah subkriteria bersifat
10’ (semakin tidak baik kondisi tanah
menguntungkan, sedangkan cost bersifat
semakin besar nilainya, berbatu dengan
biaya. Ditunjukan pada tabel 3., dimana
nilai 10), ‘berpasir = 5’ (berpasir dengan
subkriteria tidak pernah sekolah lebih
nilai 5), ‘subur = 1’ (semakin baik kondisi
prioritas
tanah nilainya
preferensi
daripada
skala
1-5,
subkriteria
lainnya
semakin kecil, subur
karena mempunyai bobot preferensi 5 dan
bernilai 1). Ditunjukan pada tabel 4.
bersifat keuntungan (benefit). Penilaian
Subkriteria jarak desa ke kota mempunyai
pendidikan dapat dilihat pada Tabel 3.
tingkat kepentingan sama dengan kondisi tanah, nilai bobot preferensi 3 dan bersifat
Tabel 3. Penilaian pendidikan Sub kriteria Tidak pernah sekolah Tamat sd/sltp Tamat smu Tamat ak/pt
Bobot preferensi 5
Sifat
Bobot kriteria
Cost
2
Cost
1
Cost
(benefit).
Penilaian
kondisi alam dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Penilaian kondisi Alam
Benefit
3
menguntungkan
7%
Informatics and Business Institute Darmajaya
Sub kriteria Jarak desa ke pusat kota Kondisi tanah
Bobot preferensi 3
3
Sifat
Bobot kriteria Benefit 8%
Benefit
91
Jurnal Informatika, Vol. 14, No. 1, Bulan Juni 2014
Ni Kadek Sukerti
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Menentukan Nilai Terbesar dari Vi 3.1 Hasil Penelitian
nilai Terbesar adalah
Berdasarkan kriteria penilaian desa, maka
Alternatif Desa Tangkas
0.7900
ada 5 desa alternatif yang akan dinilai untuk menerima bantuan desa, seperti
Pembahasan
terlihat pada Tabel 5.
Berdasarkan ke-5 alternatif tersebut,
Tabel 5. Alternatif desa yang akan dinilai Alternatif Akah Gelgel Manduang Tojan Tangkas
Fisik Rumah 5 3 2 1 5
Kriteria PengPenhasilan didikan 2 2 4 2 2 2 1 1 4 3
maka
didapat
rekomendasi
untuk
pengambilan keputusan desa yang akan menerima bantuan adalah Desa Tangkas
Kondisi Alam 3 2 2 3 2
dengan nilai 0,7900.
IV.
SIMPULAN Berdasarkan pembahasan pada bab
sebelumnya
maka
dapat
Langkah Penyelesaian dengan metode
adalah sebagai berikut :
SAW adalah sebagai berikut:
a.
Sistem
disimpulkan
pendukung
keputusan
1. Lakukan Normalisasi Matrik X
penerima bantuan desa di kecamatan
2. Matrik Ternormalisasi R
klungkung ini berguna bagi para pengambil
1.0000 0.6000 0.4000 0.2000 1.0000 3. Proses
0.5000 0.2500 0.5000 1.0000 0.2500
0.6667 0.6667 0.6667 0.3333 1.0000
Perangkingan
0.6667 1.0000 1.0000 0.6667 1.0000
keputusan
menentukan
desa
yang
dalam berhak
menerima bantuan berupa barang bersyarat dari pemerintah. b.
Metode
yang
digunakan
untuk
pengambilan keputusan menggunakan
berdasarkan
Simple Additive Weighting (SAW)
persamaan 2 (Nilai Vi)
dengan kriteria penilaian adalah fisik V1 V2 V3 V4 V5
0.7133 0.71333 0.6080 0.608 0.6220 0.622 0.5593 0.55933 0.7900 0.79
rumah, penghasilan, pendidikan, dan kondisi alam. c.
Berdasarkan ke-5 alternatif yaitu desa Akah, desa Gelgel, desa Manduang, Desa Tojan, dan desa Tangkas, maka didapat
Informatics and Business Institute Darmajaya
rekomendasi
untuk 92
Jurnal Informatika, Vol. 14, No. 1, Bulan Juni 2014
Ni Kadek Sukerti
pengambilan keputusan desa yang akan
menerima
rangking
bantuan
pertama
dengan
adalah
Desa
Tangkas dengan nilai 0,7900.
[5] Wahyono, T. 2003. Sistem Informasi Konsep
Dasar
Sistem
dan
Implementasi. Klaten, Unit Penerbit dan Percetakan Graha Ilmu.
DAFTAR PUSTAKA [1] Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem
Pendukung
Yogyakarta
Unit
Keputusan. Penerbit
dan
Percetakan Andi. [2] Kusumadewi. 2006. Fuzzy MultiAttribute
Decision
Yogyakarta,
Unit
Making.
Penerbit
dan
Percetakan Graha Ilmu. [3] Nugroho,
A.
2004.
Konsep
Pengembangan Sisitem Basis Data. Bandung,
Unit
Penerbit
dan
Percetakan Informatika. [4] Sumadi Komang, 2008, Program
CBD
Dampak Terhadap
Kesejahteraan Keluarga Miskin Di Desa Batukandik Kec. Nusa Penida Kabupaten Thesis,
Klungkung
Program
Studi
Bali. Magister
Ekonomi Pembangunan Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar.
Informatics and Business Institute Darmajaya
93