Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016 ISBN: 978-602-1034-40-8
Sistem Pendukung Keputusan Penerima Kartu Perlindungan Sosial (KPS) dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting) Eko Riyanto1, Mahmudi2 1
Jurusan Teknik Informatika, STMIK Himsya Semarang 2 Sistem Informasi, STMIK Himsya Semarang Email :
[email protected] ,
[email protected] Abstrak Kartu Perlindungan Sosial (KPS) adalah kartu yang diterbitkan oleh Pemerintah sebagai penanda Rumah Tangga Miskin. Peluncuran KPS ini merupakan upaya perbaikan pelaksanaan Program Perlindungan Sosial, agar penerima manfaat dari berbagai Program Perlindungan Sosial lebih tepat sasaran dan benar-benar hanya diterima oleh mereka yang berhak.. Salah satu permasalahan yang sering muncul adalah penetapan penerima KPS yang tidak tepat pada sasaran, misalnya warga yang mampu menerima bantuan, sementara ada yang tidak mampu justru tidak menerima. Sistem yang nantinya dibuat akan membantu petugas atau staf Pemutakhiran Data sebagai pendukung untuk penentuan penerima kartu KPS. Metode yang digunakan dalam penetuan penerima adalah Simple Additive Weighting (SAW), dimana mempunyai keunggulan kemampuannya untuk melakukan penilaian secara lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot preferensi yang sudah ditentukan, selain itu SAW juga dapat menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada karena adanya proses perangkingan setelah menentukan bobot untuk setiap atribut. Dari hasil uji coba yang sudah dilakukan didapat hasil yang sesuai antara perhitungan petugas KPS dengan sistem sama bahwa yang sudah memenuhi kriterialah yang mendapatkan nilai tertinggi. Hasil tersebutkan dirangking dari yang terbesar sampai yang terkecil. Kata kunci: KPS, SPK, SAW Abstract Kartu Perlindungan Sosial (KPS) is a card issued by the Government as a marker of poor households. The launch of KPS is an effort improving the implementation of the Social Protection Program, so beneficiaries of various social protection programs more targeted and really only be received by those who qualify. One problem that often arises is the determination of KPS recipients who are not on target, for example, citizens are able to receive assistance, while that can not afford it do not accept. The system that will be made will help officers or staff Update Data as support for determining the KPS card recipient. The method used in the determination of the recipient is SAW, which has the advantages of its ability to assess more accurately because it’s based on the value of the criteria and weighting preferences are specified, other than SAW can also select the best alternative from a number of alternatives exist for their process of ranking the after determining the weights for each attribute. From the test results performed corresponding results obtained between calculation KPS officers with same system already meet the criteria to get the highest score. These results are ranked from largest to smallest. Keyword: KPS, DSS, SAW
1.
PENDAHULUAN
Kartu Perlindungan Sosial (KPS) adalah kartu yang diterbitkan oleh Pemerintah sebagai penanda Rumah Tangga Miskin ini menjadi fokus pekerjaan dari kementerian sosial pasalnya pemererintah sudah menaikan BBM dua kali dalam satu tahun. Dampak kenaikan BBM tersebut akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat menengah kebawah. KPS yang menjadi salah satu solusi untuk meringkan beban masyarakat miskin sehingga dapat melanjutkan kehidupnya. Tahun 2013 kementrian sosial menetapkan sekitar 15 Juta penduduk Indonesia yang mendapatkan kartu KPS yang nantinya dapat digunakan untuk program-program sosial dari dampak kenaikan BBM. Adapun beberapa produk yang dikeluarkan dari KPS yaitu BLSM. BLSM merupakan bantuan dari dampak kenaikan BBM dengan memberikan uang kompensasi sebesar Rp 150.000,- per bulan selama 4 bulan [1]. Di tahun 2015 kepemerintah Presiden Jokowi menerbitkan KKS (Kartu Keluarga Sejahtera) sebagai penanda Rumah Tangga Kurang Mampu yang terdiri dari Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera (KSKS), dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Program tersebut akan menjadi program sosial yang bertujuan meningkatkan kesahteraan masyarakat kurang mampu.
357
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016 ISBN: 978-602-1034-40-8
Ketiganya merupakan upaya pemerintah memperbaiki program kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi masyarakat kurang mampu. Upaya perbaikan tersebut berupa pemberian: (a) Simpanan Produktif; (b) Kesempatan berusaha dan bekerja; (c) Keberlanjutan pendidikan anak; dan (d) Jaminan Kesehatan. Dengan pemberian berbagai bantuan non tunai tersebut, pemerintah berharap dapat meningkatkan martabat keluarga kurang mampu melalui kegiatan produktif. Salah satu perbaikan program tersebut diantaranya dengan diperkenalkannya penggunaan teknologi untuk menjangkau masyarakat kurang mampu. Hal ini dilakukan agar penyaluran program kesejahteraan masyarakat dapat lebih baik dan lebih efisien Penelitian ini akan dibatasi dengan beberapa hal yaitu kriteria penerimaan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) sesuai dengan Kementrian Sosial dan metode yang digunakan dalam menentukan penerimaan KPS adalah Metode Simple Additive Weighting (SAW) yang sesuai dengan kriteria Kementrian sosial. Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini yaitu memudahkan dan membantu petugas dalam melakukan pendataan masyarakat yang menjadi kandidat penerima bantuan, membantu dalam menentukan penerimaan KPS menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) dan mengetahui tingkat peringkatan antara sistem manual dengan sistem yang dibuat. 2.
METODE
2.1. Metode Pengembangan Sistem Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan [2]. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas. Definisi ini lebih banyak diterima, karena kenyataannya suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem atau sistem-sistem bagian. Sebagai misal, sistem akuntansi dapat terdiri dari beberapa subsistem-subsistem, yaitu subsistem akuntansi penjualan, subsistem akuntansi pembelian, subsistem akuntansi penggajian, subsistem akuntansi biaya dan lain sebagainya [3]. System Development Life Cycle (SDLC) adalah pendekatan bertahap untuk melakukan analisa dan membangun rancangan sistem dengan menggunakan siklus yang spesifik terhadap kegiatan pengguna seperti pada Gambar 1 [4].
Gambar 1. Siklus pengembangan SDLC Sebuah siklus untuk membangun sistem dan memberikannya kepada pengguna melalui tahapan perencanaan, analisa, perancangan dan implementasi dengan cara memahami dan menyeleksi keadaan dan proses yang dilakukan pengguna untuk dapat mendukung kebutuhan pengguna. 2.2. Metode Simple Additive Weighting (SAW) Salah satu metode penyelesaian masalah MADM adalah dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). Metode SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif dari semua
358
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016 ISBN: 978-602-1034-40-8
atribut [5]. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada [6] dengan persamaan(1)
(1)
Dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif A i pada atribut Cj; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai berikut: (2) ∑ Keterangan: Vi = nilai prefensi wj = bobot rangking rij = rating kinerja ternormalisasi Kelebihan dari model Simple Additive Weighting (SAW) dibandingkan dengan model pengambilan keputusan yang lain terletak pada kemampuannya untuk melakukan penilaian secara lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot preferensi yang sudah ditentukan, selain itu SAW juga dapat menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada karena adanya proses perankingan setelah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut. 2.3. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan tahapan penelitian sebagai berikut: a. b. c. d. e.
Pengumpulan Data (Data Gathering) Pengolahan Data Awal (Data Pre-processing) Model atau Metode yang Diusulkan atau Dikembangkan (Proposed Model or Method) Eksperimen dan Pengujian Model atau Metode (Model or Method Test and Experiment) Evaluasi dan Validasi Hasil (Result Evaluation and Validation)
2.4. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: 1.
Wawancara Adapun bahan yang diwawancarai dengan pihak terkait khusus bagian survey yang men-survey calon penerima KPS adalah sebagai berikut: a. Syarat-syarat pemberian KPS sesuai ketentuan dari menteri sosial yang melibatkan Ketua RT/RW, kepala dusun atau tokoh masyarakat. b. Kriteria-kriteria yang diperlukan sebagai penilaian calon penerima KPS. c. Bobot dalam setiap kriteria. d. Proses pemberian nilai calon penerima KPS.
2.
Studi Literatur Peniliti juga melakukan studi literatur dari berbagai sumber seperti Peraturan Pemerintah tentang kebijakan KPS, buku teks yang berkaitan tentang teori-teori penunjang yang berkaian denga sistem dan metode pendukung keputusan Simple Additive Weighting (SAW) dan beberapa jurnal international.
2.5. Metode Pengolahan Data Awal Sistem pendukung keputusan yang digunakan untuk memutuskan penerima KPS memperoleh data dari petugas survei dengan mewawancarai petugas tersebut peneliti mendapat informasi yang dibutuhkan seperti data pendudukan yang berhak mendapatkan bantuan dan kriteria apa saja yang digunakan untuk menentukan siapa yang berhak untuk mendapatkan bantuan. Alur data BLSM dapat dilihat pada Gambar 2.
359
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016 ISBN: 978-602-1034-40-8
Data dari pemerintah
Petugas Survey
Sistem Pendukung Keputusan
Kriteria Penerima
Basissata
Gambar 2. Alur data BLSM 3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Perancangan Sistem Perancangan dimulai dengan membuat DFD untuk mengetahui data yang akan dikirim melalui entitas yang akan diproses di sistem. DFD yang terdiri dari DFD Contex dan DFD Level 0 untuk mengetahui keseluruhan entitas dan database seperti pada Gambar 3 dan Gambar 4.
user data_rangking laporan
SPK KPS SAW
data_rangking laporan
administrator
data_nilai data_kriteria data_alternatif
Gambar 3. DFD Contex
Gambar 4. DFD level 0 3.2. Tampilan Antarmuka Dalam mempermudah penggunaan perlu interface untuk melakukan input data, proses dan output. Berikut tampilan interface yang dibuat seperti pada Gambar 5 sampai Gambar 12.
360
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016 ISBN: 978-602-1034-40-8
Gambar 5. Desain Layout
Gambar 6. Desain Home Administrator
Gambar 7. Desain input data nilai preferensi
361
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016 ISBN: 978-602-1034-40-8
Gambar 8. Desain input data kriteria
Gambar 9. Desain input data alternative
Gambar 10. Desain halaman rangking
Gambar 11. Desain halaman laporan
362
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016 ISBN: 978-602-1034-40-8
Gambar 12. Relasi antar tabel
3.3. Perhitungan SAW Perhitungan SAW merupakan perhitungan yang akan kita gunakan dalam mengambil keputusan untuk menentukan penerima kartu KPS. Adapun simulasi perhitungannya adalah sebagai berikut dapat dilihat pada Tabel 1 indikator dan bobot, untuk alternatif nilai dapat dilihat pada Tabel 2 dan untuk hasil perangkingan dapat dilihat pada Tabel 3. Kriteria yang digunakan sesuai dengan peraturan pemerintah: C1 = Karakteristik Rumah Tangga C2 = Kondisi Sosial Ekonomi C3 = Keadaan Rumah Tinggal C4 = Kepemilikan Aset Tabel 1. Indikator dan bobot Indikator pertanyaan
Kriteria C1 C2 C3 C4
Karakteristik Rumah Tangga Kondisi Sosia Ekonomi Keadaan Rumah Tinggal Kepemilikan Aset
Bobot 50 75 100 25
Tabel 2. Alternatif dengan nilai KANDIDAT A B C D E F G H I J Nilai MAX
Karakteristik Rumah Tangga 25 25 5 5 25 5 25 25 25 25 5
Kondisi Sosial Ekonomi 50 25 25 25 75 50 25 25 25 5 5
363
Keadaan Rumah Tinggal 25 25 5 50 25 5 75 25 50 5 5
Kepemilikan Aset 75 50 25 25 75 25 25 5 5 50 5
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016 ISBN: 978-602-1034-40-8
Tabel 3. Perangkingan Kandidat
4.
Hasil Akhir
A1
39,16666667
A2
47,5
A3
170
A4
80
A5
36,66666667
A6
162,5
A7
36,66666667
A8
70
A9
60
A10
187,5
SIMPULAN
Dengan adanya sistem pendukung keputusan untuk menentukan penerima yang mendapatkan kartu KPS adalah yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah, data yang diambil merupakan sampel yang diambil dari data masyarakat penerima KPS. 5.
REFERENSI
[1] Tim Sosialisasi. 2013. Solusi Masalah Kepersertaan & Pemutakhiran Data Penerima Kartu Perlindungan Sosial (KPS). Tim Sosialisasi, Jakarta. [2] Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen, Edisi I. Andi, Yogyakarta. [3] Jogiyanto. 2005. Analisis & Desain: Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Andi Offset, Yogyakarta. [4] Kendall, Kenneth E., Kendall, Julie E. 2006. Analisis dan Perancangan Sistem. PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. [5] Fishburn, P. C. 1967. Additive Utilities with Incomplete Product Sets: Application to Priorities and Assignments. Operations Research. Vol. 15(3): 537-542. [6] Kusumadewi, S. et al. 2006. Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (FUZZY MADM). Graha Ilmu, Yogyakarta. .
364