SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
SKRIPSI
FARABY AZWANY 061401021
PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
Universitas Sumatera Utara
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Komputer FARABY AZWANY 061401021
PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
Universitas Sumatera Utara
PERSETUJUAN
Judul
Kategori Nama Nomor Induk Mahasiswa Program Studi Departemen Fakultas
: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) : SKRIPSI : FARABY AZWANY : 061401021 : SARJANA (S1) ILMU KOMPUTER : ILMU KOMPUTER : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, 14 Desember 2010 Komisi Pembimbing : Pembimbing 2
Pembimbing 1
Maya Silvi Lydia, B.Sc., M.Sc 197401272002122001
Prof. Dr. Muhammad Zarlis NIP. 195707011986011003
Diketahui/Disetujui oleh Departemen Ilmu Komputer FMIPA USU Ketua,
Prof. Dr. Muhammad Zarlis NIP. 195707011986011003
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, 14 Desember 2010
FARABY AZWANY NIM 061401021
Universitas Sumatera Utara
PENGHARGAAN
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dalam waktu yang telah ditetapkan. Tak lupa pula penulis junjungkan kehadirat Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis dan Ibu Maya Silvi Lydia,B.Sc,MSc selaku pembimbing I dan II yang telah membimbing dan memberikan masukan-masukan kepada penulis dengan tulus dan ikhlas dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Syahril Efendi S.Si, M.Si dan Bapak M. Andri Budiman, ST, M.CompSc, MEM selaku pembanding I dan II yang telah banyak memberikan masukan dan kritikan dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Ilmu Komputer FMIPA USU Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis dan Bapak Syahriol Sitorus, S.Si, MIT., Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen dan pegawai pada Program Studi S1 Ilmu Komputer FMIPA USU, rekan-rekan mahasiswa S1 Ilmu Komputer khususnya stambuk 2006 serta semua pihak yang telah membantu dan memberi masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya, tidak lupa penulis menghaturkan ribuan terima kasih kepada ayahanda dan ibunda tercinta, Azwany Djoeneid dan Cut Soraya yang tidak hentihentinya memberikan semangat, dukungan, motivasi serta selalu mendoakan penulis. Terima kasih juga penulis sampaikan untuk Abangku tercinta Andya Azwany, dan kedua adikku tersayang Asyieq Aldin Azwany dan M. Rizky Putra Azwany yang telah memberikan motivasi, dukungan serta selalu mendoakan penulis. Kepada seluruh keluarga besar papa, H. M. Djoeineid Yoesoef dan keluarga besar mama, T. M. Asyieq yang selalu mendoakan penulis. Serta para sahabat yang selalu membantu dan menjadi teman diskusi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini diantaranya Maulida. Z, Rifki Respati Ashari Lubis, S.Kom, Kak Rafiqah Dewi Lubis, S.Kom dan semua sahabat yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian. Amin.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sistem yang dapat membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang akurat dan tepat sasaran. Banyak permasalahan yang dapat diselesaikan dengan menggunakan SPK, salah satunya adalah penentuan kelayakan nasabah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam membangun suatu SPK diantaranya analytical hierarchy process (AHP). AHP merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam memecahkan permasalahan yang bersifat multikriteria, seperti dalam SPK penentuan kelayakan nasabah penerima KUR. Penelitian ini menggunakan metode AHP dalam menentukan kelayakan nasabah penerima KUR pada Bank Syariah Mandiri Cabang Medan. Dalam penentuan kelayakan nasabah penerima KUR, ada beberapa kriteria yang menjadi dasar pengambilan keputusan antara lain status kredit, produktivitas usaha, kondisi usaha, jaminan, dan kolektibilitas. Status kredit berarti calon penerima KUR tidak sedang menerima KUR di tempat lain. Produktivitas berarti apakah usaha yang dijalankan tersebut produktif atau tidak, dilihat dari lokasi usaha, jenis usaha, dan pendapatan perbulan. Kondisi usaha berarti apakah usaha yang dijalankan tersebut berjalan dalam kondisi yang baik atau tidak, dilihat dari manajemen usaha, peralatan usaha, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Jaminan berarti agunan dalam bentuk apa yang akan dijadikan agunan, seperti rumah/ruko, tanah, dan BPKB. Sedangkan kolektibilitas berarti kelancaran calon penerima KUR dalam membayar angsuran tiap bulannya. Adapun hasil akhir dalam penelitian ini adalah hasil prioritas global kriteria nasabah, yang diurutkan dari yang tertinggi hingga terendah, sehingga pihak bank dapat dengan mudah mengambil keputusan dengan melihat hasil tersebut.
Universitas Sumatera Utara
DECISION SUPPORT SYSTEM OF BANK SYARIAH MANDIRI MEDAN BRANCH IN CREDIT DELIVERING FOR PEOPLE BUSINESS IS BASED ON THE METHOD OF ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
ABSTRACT
Decision Support System (DSS) is a system which assists someone to make accurate and correct decisions. Many problems can be solved by using the DSS, one of which is to determine the feasibility of the customer prior to receiving business credit (KUR). There are several methods which can be used in building a DSS such as Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP is the mostly used method as solution for multiple criteria problems, such as in SPK recipients KUR determining customer eligibility. This study uses the AHP method in determining customer eligibility KUR beneficiaries in Bank Syariah Mandiri, Medan Branch. In determining customer eligibility KUR beneficiaries, there are several criteria that form the basis of decision making, such as credit status, business productivity, business conditions, warranties, and collectibility. Credit status means that the prospective recipient is not receiving KUR elsewhere. Productivity means the business carried on whether productive or not, judging from the business location, business type, and monthly income. Business conditions means the business carried on is running in good condition, judged from business management, business equipment, and Human Resources (HR). Guarantee means the collateral, such as home/office, land, and BPKB. Meanwhile, the candidate receiving the collectibility means smooth KUR installment each month. The result of this research is the global priorities of customers criteria, sorted from highest to lowest, so the bank can easily make decisions by looking at these results.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan Pernyataan Penghargaan Abstrak Abstract Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar
ii iii iv v vi vii x xii
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan Penelitian 1.5 Manfaat Penelitian 1.6 Metodologi Penelitian 1.7 Sistematika Penulisan
1 3 3 3 4 4 5
Bab 2 Tinjauan Teoretis 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan 2.1.2 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan 2.1.3 Konsep Pengambilan Keputusan 2.1.3.1 Pengertian Keputusan 2.1.3.2 Pengertian Pengambilan Keputusan 2.1.4 Fase-fase Proses Pengambilan Keputusan 2.1.4.1 Fase Inteligensi 2.1.4.1.1 Identifikasi Masalah (Peluang) 2.1.4.1.2 Klasifikasi Masalah 2.1.4.1.3 Kepemilikan Masalah 2.1.4.2 Fase Desain 2.1.4.2.1 Memilih Sebuah Prinsip Pilihan 2.1.4.2.2 Mengembangkan (Menghasilkan) Alternatif-alternatif 2.1.4.2.3 Mengukur Hasil Akhir 2.1.4.3 Fase Pilihan 2.1.4.4 Fase Implementasi 2.1.5 Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan 2.1.6 Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan 2.1.7 Komponen Sistem Pendukung Keputusan
7 7 8 8 8 9 10 12 12 13 13 14 14 14 14 15 16 16 17 18
Universitas Sumatera Utara
2.2 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) 2.2.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode AHP 2.2.2 Prinsip Dasar AHP 2.3 Kredit Usaha Rakyat (KUR)
19 21 23 25
Bab 3 Analisis dan Perancangan Sistem 3.1 Analisis Sistem 3.1.1 Analisis Permasalahan 3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem Pendukung Keputusan 3.1.3 Analisis Pemecahan Masalah dengan Metode AHP 3.1.4 Analisis Hasil dan Pembahasan 3.1.4.1 Nilai Matriks Kriteria 3.1.4.2 Nilai Matriks Nasabah per Kriteria 3.1.4.2.1 Status Kredit 3.1.4.2.2 Produktivitas Usaha 3.1.4.2.3 Kondisi Usaha 3.1.4.2.4 Jaminan 3.1.4.2.5 Kolektibilitas 3.2 Perancangan Flowchart Sistem 3.3 Perancangan Basis Data 3.3.1 Data Flow Diagram (DFD) 3.3.2 Perancangan Struktur Tabel 3.3.3 Kamus Data 3.4 Perancangan Antar Muka 3.4.1 Rancangan Halaman Utama 3.4.2 Rancangan Menu Sistem 3.4.3 Rancangan Menu Log in 3.4.4 Rancangan Menu Log out 3.4.5 Rancangan Menu Daftar Pengguna 3.4.6 Rancangan Menu Ganti Password 3.4.7 Rancangan Menu Register Data 3.4.8 Rancangan Menu Data Nasabah 3.4.9 Rancangan Menu Data Nasabah Terproses 3.4.10 Rancangan Menu Input Matriks 3.4.11 Rancangan Menu Matriks Kriteria 3.4.12 Rancangan Menu Tampil Prioritas Kriteria 3.4.13 Rancangan Menu Matriks Nasabah per Kriteria 3.4.14 Rancangan Menu Tampil Prioritas Nasabah per Kriteria 3.4.15 Rancangan Menu Penentuan Nilai Keputusan 3.4.16 Rancangan Menu Tentang Sistem 3.4.17 Rancangan Menu Versi Program 3.4.18 Rancangan Menu Profil Programmer 3.4.19 Rancangan Menu Keluar
28 28 29 30 40 40 45 45 50 53 56 59 64 67 68 80 84 89 90 90 91 92 92 93 94 94 95 96 97 98 98 99 100 101 102 103 103
Bab 4 Implementasi 4.1 Implementasi 4.1.1 Halaman Utama 4.1.1.1 Menu Log in
104 104 105
`
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.2 Menu Daftar Pengguna 4.1.1.3 Menu Ganti Password 4.1.1.4 Menu Data Nasabah 4.1.1.5 Menu Matriks Kriteria 4.1.1.6 Menu Tampil Prioritas Kriteria 4.1.1.7 Menu Matriks Nasabah per Kriteria 4.1.1.8 Menu Tampil Prioritas Nasabah per Kriteria 4.1.1.9 Menu Penentuan Nilai Keputusan 4.1.1.10 Menu Nasabah Terproses 4.1.1.11 Menu Versi Sistem 4.1.1.12 Menu Profil Programmer 4.1.1.13 Menu Keluar
106 107 107 108 108 109 109 110 111 112 113 113
Bab 5 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan 5.2. Saran
114 115
Daftar Pustaka
116
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Indeks Random Tabel 2.2 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan Tabel 2.3 Contoh matriks perbandingan berpasangan Tabel 3.1 Matriks Berpasangan untuk Kriteria Calon Penerima KUR Tabel 3.2 Matriks berpasangan Calon Penerima KUR Tabel 3.3 Masukan Nilai Perbandingan Kriteria Nasabah KUR Tabel 3.4 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Kriteria Nasabah KUR Tabel 3.5 Nilai Prioritas Kriteria Tabel 3.6 Nilai Masukan Matriks Kriteria Dikali Nilai Prioritas Kriteria Tabel 3.7 Hasil Bagi Nilai Jumlah Baris Tabel 3.6 dengan Nilai Prioritas Kriteria Tabel 3.8 Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria Tabel 3.9 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria Tabel 3.10 Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria Tabel 3.11 Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria Tabel 3.12 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.11 dengan Nilai Prioritas Nasabah Tabel 3.13 Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria Tabel 3.14 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria Tabel 3.15 Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria Tabel 3.16 Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria Tabel 3.17 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.16 dengan Nilai Prioritas Nasabah Tabel 3.18 Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria Tabel 3.19 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria Tabel 3.20 Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria Tabel 3.21 Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria Tabel 3.22 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.21 dengan Nilai Prioritas Nasabah Tabel 3.23 Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria Tabel 3.24 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria Tabel 3.25 Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria Tabel 3.26 Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria Tabel 3.27 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.26 dengan Nilai Prioritas Nasabah Tabel 3.28 Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria Tabel 3.29 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria Tabel 3.30 Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria Tabel 3.31 Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria Tabel 3.32 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.31 dengan Nilai Prioritas Nasabah Tabel 3.33 Nilai Prioritas masing-masing nasabah tiap criteria Tabel 3.34 Nilai Prioritas Tujuan masing-masing nasabah KUR
22 24 24 30 33 41 41 42 43 44 46 47 47 48 49 50 51 51 52 52 53 54 54 55 55 56 57 57 58 58 59 60 60 61 61 62 63
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.35 Prioritas Global Masing-masing Calon Nasabah KUR Tabel 3.36 Struktur Tabel BPKB Tabel 3.37 Struktur Tabel Kriteria Tabel 3.38 Struktur Tabel Nasabah Tabel 3.39 Struktur Tabel Pengguna Tabel 3.40 Struktur Tabel Rumah Tabel 3.41 Struktur Tabel Tanah Tabel 3.42 Struktur Tabel Nasabah Terproses Tabel 3.43 Kamus Data Log-in Tabel 3.44 Kamus Data Ganti Password Tabel 3.45 Kamus Data Daftar Pengguna Tabel 3.46 Kamus Data Data Nasabah Tabel 3.47 Kamus Data Cari Data Nasabah Tabel 3.48 Kamus Data Prioritas Kriteria Tabel 3.49 Kamus Data Prioritas Nasabah Tiap Kriteria Tabel 3.50 Kamus Data Data Nasabah Terproses
64 81 81 82 82 83 83 84 84 85 85 86 87 87 88 89
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Pengambilan Keputusan / Proses Pemodelan SPK Gambar 2.2 Model Konseptual SPK Gambar 2.3 Struktur Hirarki AHP pada Sistem Pendukung Keputusan Pemberian KUR Gambar 3.1 Flowchart Penentuan Prioritas Kriteria Gambar 3.2 Flowchart Penentuan Prioritas Nasabah Gambar 3.3 Flowchart Penentuan Nilai Prioritas Global Gambar 3.4 DFD Level 0 - Manajer Gambar 3.5 DFD Level 1 - Manajer Gambar 3.6 DFD Level 2 - Register Data oleh Manajer Gambar 3.7 DFD Level 2 - Penentuan Prioritas Kriteria oleh Manajer Gambar 3.8 DFD Level 2 - Penentuan Prioritas Nasabah Tiap Kriteria oleh Manajer Gambar 3.9 DFD Level 2 - Penentuan Nilai Keputusan oleh Manajer Gambar 3.10 DFD Level 0 - Operator Gambar 3.11 DFD Level 1 – Operator Gambar 3.12 Rancangan Halaman Utama Gambar 3.13 Rancangan Menu Sistem Gambar 3.14 Rancangan Menu Log-in Gambar 3.15 Rancangan Menu Log-out Gambar 3.16 Rancangan Menu Daftar Pengguna Gambar 3.17 Rancangan Menu Ganti Password Gambar 3.18 Rancangan Menu Register Data Gambar 3.19 Rancangan Menu Data Nasabah Gambar 3.20 Rancangan Menu Data Nasabah Terproses Gambar 3.21 Rancangan Menu Input Matriks Gambar 3.22 Rancangan Menu Matriks Kriteria Gambar 3.23 Rancangan Menu Tampil Prioritas Kriteria Gambar 3.24 Rancangan Menu Matriks Nasabah Per Kriteria Gambar 3.25 Rancangan Menu Tampil Prioritas Nasabah Per Kriteria Gambar 3.26 Rancangan Menu Hasil Akhir Nilai Keputusan Gambar 3.27 Rancangan Menu Tentang Sistem Gambar 3.28 Rancangan Menu Versi Program Gambar 3.29 Rancangan Menu Tentang Programmer Gambar 3.30 Rancangan Menu Keluar Sistem Gambar 4.1 Form Halaman Utama Gambar 4.2 Form Menu Log-in Gambar 4.3 Form Halaman Utama Administrator Gambar 4.4 Form Halaman Utama Operator Gambar 4.5 Form Menu Daftar Pengguna Gambar 4.6 Form Menu Ganti Password
11 19 23 65 66 67 68 70 72 73 75 77 78 79 90 91 91 92 93 93 94 95 96 97 97 98 99 100 101 102 102 103 103 104 105 105 106 106 107
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7 Gambar 4.8 Gambar 4.9 Gambar 4.10 Gambar 4.11 Gambar 4.12 Gambar 4.13 Gambar 4.14 Gambar 4.15 Gambar 4.16
Form Menu Data Nasabah Form Menu Matriks Kriteria Form Menu Tampil Prioritas Kriteria Form Menu Matriks Nasabah Per Kriteria Form Menu Tampil Prioritas Nasabah Per Kriteria Form Menu Hasil Akhir Nilai Keputusan Form Menu Nasabah Terproses Form Menu Versi Sistem Form Menu Tentang Programmer Form Menu Keluar Sistem
107 108 108 109 110 111 112 112 113 113
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sistem yang dapat membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang akurat dan tepat sasaran. Banyak permasalahan yang dapat diselesaikan dengan menggunakan SPK, salah satunya adalah penentuan kelayakan nasabah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam membangun suatu SPK diantaranya analytical hierarchy process (AHP). AHP merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam memecahkan permasalahan yang bersifat multikriteria, seperti dalam SPK penentuan kelayakan nasabah penerima KUR. Penelitian ini menggunakan metode AHP dalam menentukan kelayakan nasabah penerima KUR pada Bank Syariah Mandiri Cabang Medan. Dalam penentuan kelayakan nasabah penerima KUR, ada beberapa kriteria yang menjadi dasar pengambilan keputusan antara lain status kredit, produktivitas usaha, kondisi usaha, jaminan, dan kolektibilitas. Status kredit berarti calon penerima KUR tidak sedang menerima KUR di tempat lain. Produktivitas berarti apakah usaha yang dijalankan tersebut produktif atau tidak, dilihat dari lokasi usaha, jenis usaha, dan pendapatan perbulan. Kondisi usaha berarti apakah usaha yang dijalankan tersebut berjalan dalam kondisi yang baik atau tidak, dilihat dari manajemen usaha, peralatan usaha, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Jaminan berarti agunan dalam bentuk apa yang akan dijadikan agunan, seperti rumah/ruko, tanah, dan BPKB. Sedangkan kolektibilitas berarti kelancaran calon penerima KUR dalam membayar angsuran tiap bulannya. Adapun hasil akhir dalam penelitian ini adalah hasil prioritas global kriteria nasabah, yang diurutkan dari yang tertinggi hingga terendah, sehingga pihak bank dapat dengan mudah mengambil keputusan dengan melihat hasil tersebut.
Universitas Sumatera Utara
DECISION SUPPORT SYSTEM OF BANK SYARIAH MANDIRI MEDAN BRANCH IN CREDIT DELIVERING FOR PEOPLE BUSINESS IS BASED ON THE METHOD OF ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
ABSTRACT
Decision Support System (DSS) is a system which assists someone to make accurate and correct decisions. Many problems can be solved by using the DSS, one of which is to determine the feasibility of the customer prior to receiving business credit (KUR). There are several methods which can be used in building a DSS such as Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP is the mostly used method as solution for multiple criteria problems, such as in SPK recipients KUR determining customer eligibility. This study uses the AHP method in determining customer eligibility KUR beneficiaries in Bank Syariah Mandiri, Medan Branch. In determining customer eligibility KUR beneficiaries, there are several criteria that form the basis of decision making, such as credit status, business productivity, business conditions, warranties, and collectibility. Credit status means that the prospective recipient is not receiving KUR elsewhere. Productivity means the business carried on whether productive or not, judging from the business location, business type, and monthly income. Business conditions means the business carried on is running in good condition, judged from business management, business equipment, and Human Resources (HR). Guarantee means the collateral, such as home/office, land, and BPKB. Meanwhile, the candidate receiving the collectibility means smooth KUR installment each month. The result of this research is the global priorities of customers criteria, sorted from highest to lowest, so the bank can easily make decisions by looking at these results.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dewasa ini permintaan kredit melalui Bank sudah berkembang dengan sangat pesat. Kredit bukan hanya digunakan bagi masyarakat golongan menengah ke bawah saja melainkan oleh semua lapisan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Salah satu jenis kredit yang cukup banyak peminatnya saat ini adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR adalah jenis kredit yang diberikan oleh pemerintah bagi pelaku Usaha, Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKM-K).
Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah salah satu Bank yang dipercaya oleh pemerintah untuk memberikan fasilitas KUR kepada masyarakat. Semakin tingginya minat masyarakat untuk mendapatkan KUR, membuat pihak Bank kesulitan dalam menentukan siapa yang layak menerima KUR atau tidak. Selain itu, proses penentuan siapa yang layak menerima KUR masih dilakukan secara manual, sehingga kurang efisien dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, penulis berinisiatif untuk merancang suatu sistem yang dapat membantu pihak Bank dalam menentukan siapa yang layak menerima KUR, sehingga dapat lebih efisien dalam pelaksanaannya.
Ada beberapa model yang dapat digunakan untuk membangun sebuah SPK salah satunya adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). Dalam penelitian Dewi (2009) disebutkan bahwa AHP dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang multikriteria dan cukup baik dalam menyelesaikan permasalahan identifikasi customer funding yang membutuhkan banyak kriteria. Amborowati (2008) juga melakukan penelitian dengan metode AHP pada Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan
Universitas Sumatera Utara
Perumahan Menggunakan Expert Choice untuk memilih perumahan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Selain itu, di dalam metode AHP perbandingan masing-masing kriteria dapat diperoleh dari perhitungan aktual maupun perhitungan relatif dari derajat kesukaan, kepentingan maupun perasaan. Dengan demikian metode AHP ini dapat diterapkan untuk mengukur
hal-hal yang dianggap sulit dalam
penilaiannya seperti pendapat, perasaan, perilaku dan kepercayaan (Teknomo et al, 1999).
Di dalam penelitian Saaty (2008) disebutkan bahwa metode AHP telah banyak diterapkan oleh banyak pihak seperti perusahaan-perusahaan besar dunia, pemerintah, lembaga pendidikan, dan lainnya dalam mencari keputusan yang tepat dalam setiap permasalahan. Sebagai contoh salah satu perusahaan komputer terbesar di dunia IBM menggunakan AHP dalam merancang kesuksesan bisnis komputer kelas menengah pada tahun 1991. British Airway:1998 juga menggunakan AHP untuk memilih perusahaan sistem hiburan untuk seluruh pesawat miliknya. Bourgeois (2005) juga menggunakan AHP untuk menyusun prioritas topik-topik penelitian yang akan diusulkan oleh UNCAPSA, sebuah lembaga riset yang dikelola oleh UN-ESCAP.
Berdasarkan hal-hal ini, maka metode AHP digunakan dalam penelitian ini yaitu untuk menentukan calon debitur mana yang layak menerima KUR dari BSM dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh pihak Bank tersebut. Adapun kriteria-kriteria yang menjadi dasar pengambilan keputusan oleh pihak Bank dalam menentukan calon debiturnya adalah status kredit, produktivitas usaha, kondisi usaha, jaminan, dan kolektibilitas. Walaupun pemilihan calon nasabah yang akan menerima KUR tetap ditentukan sepenuhnya oleh pihak Bank, namun Sistem Pendukung Keputusan ini akan menampilkan nilai prioritas global dari yang tertinggi hingga terendah dari calon nasabah tersebut, sehingga akan memudahkan dan membantu pihak Bank dalam mengambil keputusan.
Universitas Sumatera Utara
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah merancang suatu sistem yang dapat membantu pihak Bank dalam mengambil keputusan untuk menentukan siapa yang layak menerima KUR berdasarkan urutan nilai prioritas global yang tertinggi.
1.3
Batasan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Kriteria yang digunakan sebagai dasar penilaian diperoleh dari PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan. 2. Sistem Pendukung Keputusan ini hanya sebagai alat bantu bagi pihak Bank dalam menentukan siapa yang layak menerima KUR atau tidak, berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh pihak Bank. Namun keputusan akhir tetap berada di pihak Bank. 3. Metode yang digunakan dalam perancangan sistem ini adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). 4. Output dari SPK ini adalah urutan prioritas global calon nasabah yang layak menerima KUR mulai dari yang tertinggi sampai terendah. 5. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Borland Delphi 7.0.
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah merancang suatu perangkat lunak yang dapat membantu pihak Bank dalam menentukan siapa calon nasabah yang layak menerima KUR atau tidak dengan sistem yang terkomputerisasi sehingga proses pengambilan keputusan ini dapat lebih efisien, hemat waktu dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Universitas Sumatera Utara
1.5
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah untuk membantu pihak Bank dalam mengambil keputusan untuk menentukan siapa yang layak menerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan melihat nilai prioritas dari masing-masing calon nasabah yang dibandingkan.
1.6
Metode Penelitian
Tahapan yang diambil dalam penelitian ini yaitu: 1. Studi Literatur Penulisan ini dimulai dengan studi kepustakaan yaitu proses pengumpulan bahan-bahan referensi baik dari buku, artikel, paper, jurnal, makalah, maupun situs internet mengenai Sistem Pendukung Keputusan, metode Analytical Hierarchy Process serta beberapa referensi lainnya untuk menunjang pencapaian tujuan penelitian. 2. Analisis Data dengan Penelitian ke Lapangan (Field Research) Pada tahap ini dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data secara langsung dari perusahaan khususnya bank melalui riset lapangan a. Pengumpulan sampel dokumentasi yang berhubungan dengan masalah KUR pada Bank. b. Mewawancara pihak yang berkompeten dalam masalah KUR pada Bank. 3. Merancang Desain Sistem Desain yang dirancang adalah desain user interface dan struktur program Sistem Pendukung Keputusan penentuan pemberian Kredit Usaha Rakyat. 4. Implementasi Sistem Sistem diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0. 5. Pengujian dan Analisis Sistem Pada tahap ini akan dilakukan pengujian sistem, untuk mencari kesalahankesalahan sehingga dapat diperbaiki. Kemudian akan dilakukan analisis
Universitas Sumatera Utara
terhadap fokus permasalahan penelitian, apakah sudah sesuai seperti yang diinginkan. 6. Dokumentasi Sistem Pembuatan laporan Skripsi lengkap dengan analisis yang didapatkan.
1.7
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari skripsi ini terdiri dari beberapa bagian utama sebagai berikut:
BAB 1 : Pendahuluan Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul penelitian “Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Usaha Rakyat pada Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process”, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2 : Tinjauan Teoretis Bab ini akan membahas teori-teori yang berkaitan dengan sistem pendukung keputusan, metode Analytical Hierarchy Process (AHP), Kredit Usaha Rakyat (KUR)
BAB 3 : Analisis dan Perancangan Sistem Bab ini akan menjelaskan tentang analisis data yang akan diolah dalam sistem serta membuat perancangan sistem yang akan dibangun.
BAB 4 : Implementasi Bab ini akan menjelaskan tentang bentuk antarmuka Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Usaha Rakyat pada Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP).
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 : Kesimpulan dan Saran Bab terakhir akan memuat kesimpulan isi dari keseluruhan uraian bab-bab sebelumnya dan saran-saran dari hasil yang diperoleh yang diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN TEORETIS
2.1
Sistem Pendukung Keputusan
2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Decision Support System atau Sistem Pendukung Keputusan yang selanjutnya kita singkat dalam skripsi ini menjadi SPK, secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pemgkomunikasian untuk masalah semi-terstruktur. Secara khusus, SPK didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mendukung kerja seorang manajer maupun sekelompok manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu (Hermawan, 2005).
Pembuatan keputusan merupakan fungsi utama seorang manajer atau administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengidentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi dari alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang manajer dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan manajer dalam pembuatan keputusan diharapkan dapat ditingkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya, dan hal ini tentu akan meningkatkan efisiensi kerja manajer yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan
Pada awalnya Turban & Aronson (1998), mendefinisikan sistem penunjang keputusan (Decision Suppo rt Systems – DSS) sebagai sistem yang digunakan untuk mendukung dan membantu pihak manajemen melakukan pengambilan keputusan pada kondisi semi terstruktur dan tidak terstruktur. Pada dasarnya konsep DSS hanyalah sebatas pada kegiatan membantu para manajer melakukan penilaian serta menggantikan posisi dan peran manajer.
Konsep DSS pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael Scott Morton, yang selanjutnya dikenal dengan istilah “Management Decision System”. Konsep DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur. DSS dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan, yang dimulai dari tahapan mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan keputusan sampai pada kegiatan mengevaluasi pemilihan alternatif.
2.1.3 Konsep Pengambilan Keputusan
2.1.3.1 Pengertian Keputusan
Beberapa definisi keputusan yang dikemukakan para ahli dijelaskan sebagai berikut (Hasan, 2004):
1. Menurut Ralph C. Davis Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula.
Universitas Sumatera Utara
2. Menurut Mary Follet Keputusan adalah suatu atau sebagai hukum situasi. Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewenang dari hukum situasi.
3. Menurut James A.F.Stoner Keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: a.
Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan.
b.
Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik.
c.
Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tertentu.
4. Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, SH Keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.
Dari pengertian-pengertian keputusan diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yag dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif.
2.1.3.2 Pengertian Pengambilan Keputusan
Beberapa definisi pengambilan keputusan yang dikemukakan para ahli dijelaskan sebagai berikut (Hasan, 2004):
Universitas Sumatera Utara
1. Menurut George R. Terry Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
2. Menurut S.P. Siagian Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
3. Menurut James A.F. Stoner Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dari pengertian-pengertian pengambilan keputusan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah
2.1.4 Fase-fase Proses Pengambilan Keputusan
Menurut Simon, proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase utama yaitu inteligensi, desain, dan kriteria. Ia Kemudian menambahkan fase keempat yakini implementasi (Turban, 2005). Gambaran konseptual pengambilan keputusan menurut Simon dapat dilihat pada gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Fase Inteligensi
Sasaran Organisasional Prosedur Pemindaian dan Penelitian Pengumpulan Data Identifikasi Masalah Kepemilikan Masalah Klasifikasi Masalah Pernyataan Masalah
Realisasi
Fase Desain
Formulasi Sebuah Model Menentukan Kriteria untuk Dipilih Mencari Alternatif Memprediksi dan Mengukur Hasil Akhir
Fase Pilihan
Solusi untuk Model Analisis Sensitivitas Memilih Alternatif Terbaik Rencana Implementasi
Implementasi Solusi
Gambar 2.1. Pengambilan Keputusan / Proses Pemodelan SPK Sumber: (Turban, 2005).
Proses pengambilan keputusan dimulai dari fase inteligensi. Realitas diuji, dan masalah diidentifikasi dan ditentukan. Kepemilikan masalah juga ditetapkan. Selanjutnya pada fase desain akan dikonstruksi sebuah model yang merepresentasikan sistem. Hal ini dilakukan dengan membuat asumsi-asumsi yang menyederhanakan realitas dan menuliskan hubungan di antara semua variabel. Model ini kemudian di validasi dan ditentukanlah kriteria dengan menggunakan prinsip memilih untuk
Universitas Sumatera Utara
mengevaluasi alternatif tindakan yang telah diidentifikasi. Proses pengembangan model sering mengidentifikasi solusi-solusi alternatif dan demikian sebaliknya.
Selanjutnya adalah fase pilihan yang meliputi pilihan terhadap solusi yang diusulkan untuk model (tidak memerlukan masalah yang disajikan). Solusi ni diuji untuk menentukan viabilitasnya. Begitu solusi yang diusulkan tampak masuk akal, maka kita siap untuk masuk kepada fase terakhir yakni fase implementasi keputusan.
Hasil implementasi yang berhasil adalah dapat dipecahkannya masalah riil. Sedangkan kegagalan implementasi mengharuskan kita kembali ke fase sabelumnya.
2.1.4.1 Fase Intelegensi
Inteligensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning (Pemindaian) lingkungan, entah secara intermiten ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah.
2.1.4.1.1 Identifikasi Masalah (Peluang)
Fase
inteligensi dimulai dengan
identifikasi
terhadap
tujuan dan sasaran
organisasional yang berkaitan dengan isu yang diperhatikan (misal manajemen inventori, seleksi kerja, kurangnya atau tidak tepatnya kehadiran Web), dan determinasi apakah tujuan tersebut telah terpenuhi. Masalah terjadi karena ketidakpuasan terhadap status quo. Ketidakpuasan merupakan hasil dari perbedaaan antara apa yang kita inginkan (harapkan) dan apa yang terjadi. Pada fase pertama ini, seseorang berusaha menentukan apakah ada suatu masalah, mengidentifikasi gejalagejalanya, menentukan keluasannya, dan mendefinisikannya secara eksplisit.
Eksistensi masalah dapat ditentukan dengan memonitor dan menganalisis tingkat produktivitas organisasi. Ukuran produktivitas dan konstruksi sebuah model didasarkan pada data riil.
Universitas Sumatera Utara
Menentukan apakah masalah benar-benar ada, dimana masalah tersebut, dan seberapa signifikan, dapat dilakukan setelah investigasi awal selesai dilakukan. Poin kunci adalah apakah sistem informasi melaporkan masalah atau hanya melaporkan gejala-gejala dari sebuah masalah.
2.1.4.1.2 Klasifikasi Masalah
Klasifikasi masalah adalah konseptualisasi terhadap suatu masalah dalam rangka menempatkannya dalam suatu kategori yang dapat didefinisikan, barangkali mengarah kepada suatu pendekatan solusi standar. Pendekatan yang penting mengklasifikasikan masalah-masalah sesuai tingkat strukturisasi pada masalah tersebut.
2.1.4.1.3 Kepemilikan Masalah
Menentukan kepemilikan masalah merupakan hal penting pada fase inteligensi. Sebuah masalah ada di dalam sebuah organisasi hanya jika seseorang atau beberapa kelompok mengambil tanggung jawab untuk mengatasinya dan jika organisasi punya kemampuan untuk memecahkannya.
Ketika kepemilikan masalah tidak ditentukan, maka seseorang tidak melakukan tugasnya atau masalah akan diidentifikasi sebagai masalah orang lain. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk secara sukarela “memilikinya” atau menugaskannya kepada orang lain. Fase inteligensi berakir dengan pernyataan masalah secara formal.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4.2 Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi yang layak.
2.1.4.2.1 Memilih Sebuah Prinsip Pilihan
Prinsip pilihan adalah sebuah kriteria yang menggambarkan akseptabilitas dari sebuah solusi (kemampuan untuk data diterima). Pada sebuah model, prinsip tersebut adalah sebuah variabel hasil. Memilih sebuah prinsip pilihan bukanlah bagian dari fase pilihan, namun melibatkan bagaimana kita membangun sasaran pengambilan keputusan kita dan bagaimana sasaran tersebut disatukan ke dalam suatu model.
2.1.4.2.2 Mengembangkan (Menghasilkan) Alternatif-alternatif
Bagan signifikan dari proses pembangunan model adalah menghasilkan berbagai alternatif. Pencarian terhadap berbagai alternative biasanya terjadi setelah kriteria untuk mengevaluasi alternatif dilakukan. Sekuensi ini dapat mengurangi pencarian alternative
dan
usaha
yang
dikeluarkan
untuk
mengevaluasinya,
namun
mengidentifikasi alternatif-alternatif potensial kadang-kadang dapat membantu mengidentifikasi kriteria.
2.1.4.2.3 Mengukur Hasil Akhir
Nilai dari sebuah alternatif dievaluasi dalam hal pencapaian tujuan. Kadang-kadang suatu hasil dinyatakan secara langsung dalam istilah tujuan. Sebagai contoh, laba adalah hasil akhir, maksimalisasi laba adalah suatu tujuan, dan keduanya dinyatakan dalam terminologi dollar. Hasil akhir seperti keputusan pelanggan dapat diukur
Universitas Sumatera Utara
dengan jumlah keluhan, dengan tingkat loyalitas terhadap sebuah produk, atau dengan rating hasil survei.
2.1.4.3 Fase Pilihan
Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang kritis. Fase pilihan adalah fase di mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti suatu tindakan tertentu. Batas antara fase pilihan dan desain sering tidak jelas karena aktivitas tertentu dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dank arena orang dapat sering kembali dari aktivitas pilihan ke aktivitas desain. Sebagai contoh, seseorang dapat menghasilkan alternatif baru selagi mengevaluasi alternatif yang ada. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model. Sebuha solusi untuk sebuah model adalah sekumpulan nilai spesifik untuk variabel-variabel keputusan dalam suatu alternatif yang telah dipilih.
Memecahkan sebuah model tidak sama halnya dengan memecahkan masalah yang direpresentasikan oleh model. Solusi untuk model menghasilkan sebuah solusi yang direkomendasikan untuk masalah. Masalah dianggap dipecahkan hanya jika solusi yang direkomendasikan sukses diterapkan.
Pemecahan sebuah model pengambilan keputusan melibatkan pencarian terhadap suatu tindakan yang tepat. Pendekatan pencarian melibatkan teknik analitik (memecahkan suatu formula), algoritma (prosedur langkah-demi-langkah), heuristik (aturan utama), dan blind search (menembak didalam gelap, idealnya dalam suatu cara yang logis).
Masing-masing alternatif harus dievaluasi. Jika suatu alternatif mempunyai berbagai tujuan, maka semua tujuan harus diuji dan seimbang jika dihadapkan dengan yang lainnya. Analisis sensitivitas digunakan untuk menentukan ketangguhan sembarang alternatif yang diberikan (sedikit perubahan dalam perameter idelanya mendorong ke sedikit atau tidak ada perubahan dalam alternatif yang dipilih).
Universitas Sumatera Utara
2.1.4.4 Fase Implementasi
Pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu masalah adalah inisiasi terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan.
Definisi implementasi sedikit rumit karena implementasi merupakan sebuah proses yang panjang dan melibatkan batasa-batasan yang tidak jelas. Pendek kata, implementasi berarti membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja, tidak memerlukan implementasi suatu sistem komputer.
2.1.5 Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Turban (1996), ada beberapa karakteristik dari SPK, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Mendukung seluruh kegiatan organisasi 2. Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi 3. Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan 4. Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model 5. Menggunakan baik data ekternal maupun internal 6. Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis 7. Menggunakan beberapa model kuantitatif
Selain itu, Turban juga memiliki kemampuan yang harus dimiliki oleh sebuah sistem pendukung keputusan, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur. 2. Membantu manajer pada berbagai tingkatan manajemen, mulai dari manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah. 3. Menunjang pembuatan keputusan secara kelompok dan perorangan. 4. Menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantungan dan berurutan. 5. Menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan antara lain intelligence, design, choice dan implementation.
Universitas Sumatera Utara
6. Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan dan jenis keputusan. 7. Kemampuan untuk melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat fleksibel. 8. Kemudahan melakukan interaksi sistem. 9. Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan daripada efisiensi. 10. Mudah dikembangkan oleh pemakai akhir. 11. Kemampuan pemodelan dan analisis dalam pembuatan keputusan. 12. Kemudahan melakukan pengaksesan berbagai sumber dan format data.
Disamping berbagai kemampuan dan karakteristik seperti dikemukakan di atas, sistem pendukung keputusan memiliki juga keterbatasan, antara lain: 1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan yang sebenarnya. 2. Kemampuan suatu sistem pendukung keputusan terbatas pada pengetahuan dasar serta model dasar yang dimilikinya. 3. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh sistem pendukung keputusan biasanya
tergantung
juga
pada
kemampuan
perangkat
lunak
yang
digunakannya. 4. Sistem pendukung keputusan tidak memiliki intuisi seperti yang dimiliki oleh manusia. Karena sistem pendukung keputusan hanya suatu kumpulan perangkat keras, perangkat lunak dan sistem operasi yang tidak dilengkapi oleh kemampuan berpikir.
Secara implisit, sistem pendukung keputusan berlandaskan pada kemampuan dari sebuah sistem berbasis komputer dan dapat melayani penyelesaian masalah.
2.1.6 Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan
Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti, 2002):
Universitas Sumatera Utara
1. Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks 2. Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi yang berubah-ubah 3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat 4. Pandangan dan pembelajaran baru 5. Sebagai fasilitator dalam komunikasi 6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja 7. Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM) 8. Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat 9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha 10. Meningkatkan produktivitas analisis
2.1.7 Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Adapun komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut.:
1.
Data Management Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management System (DBMS).
2.
Model Management Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai model kualitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen software yang dibutuhkan.
3.
Communication User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.
Universitas Sumatera Utara
4.
Knowledge Management Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.
Untuk dapat lebih jelas memahami model konseptual SPK, perhatikan gambar 2.2.
Gambar 2.2. Model Konseptual SPK
Sumber: (Irfan Surbakti, 2002).
2.2
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Pada dasarnya, proses pengambilan keputusan adalah memilih suatu alternatif. AHP umumnya digunakan dengan tujuan untuk menyusun prioritas dari berbagai alternatif pilihan yang ada dan pilihan-pilihan tersebut bersifat kompleks atau multikriteria (Bourgeois, 2005).
Penentuan prioritas inilah yang merupakan bagian penting dari penggunaan metode AHP (Mulyono, 1996). Selanjutnya Mulyono (1996), menjelaskan bahwa pada dasarnya metode AHP merupakan suatu teori umum tentang suatu konsep pengukuran. Metode ini digunakan untuk menemukan suatu skala rasio baik dari
Universitas Sumatera Utara
perbandingan pasangan yang bersifat diskrit maupun kontinu. Perbandinganperbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau dari suatu skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan prefensi relatif.
Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia akan prioritas antara satu elemen dengan elemen yang lainnya. Keberadaan hirarki memungkinkan dipecahnya masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub-sub masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hirarki.
Metode AHP yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty dapat memecahkan masalah kompleks, dimana kriteria yang diambil cukup banyak, struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian persepsi pembuat keputusan serta ketidakpastian tersedianya data statistik yang akurat. Adakalanya timbul masalah keputusan yang sulit untuk diukur secara kuantitatif dan perlu diputuskan secepatnya dan sering disertai dengan variasi yang beragam dan rumit sehingga data tersebut tidak mungkin dapat dicatat secara numerik karena data kualitatif saja yang dapat diukur yaitu berdasarkan pada persepsi, preferensi, pengalaman, dan intuisi.
Beberapa kelebihan penggunaan metode AHP adalah sebagai berikut: (Suryadi dan Ramdhani, 1998). 1. Struktur yang berbentuk hirarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipillih sampai pada subkriteria yang paling dalam. 2. Memperhatikan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan. 3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan keluaran analisis sensitivitas pembuat keputusan.
Selain itu metode AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi-objektif dan multikriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki. Jadi metode AHP merupakan suatu bentuk pemodelan pembuatan keputusan yang sangat komprehensif.
Universitas Sumatera Utara
2.2.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode AHP
Pada dasarnya terdapat
beberapa
langkah yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan metode AHP, antara lain (Suryadi & Ramdhani 1998): 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan 2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum dilanjutkan dengan subtujuan-subtujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah 3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya 4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh nilai judgment seluruhnya yaitu sebanyak n x [ (n-1)/2 ] buah dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan 5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi 6. Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki 7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai vektor eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis judgment dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan. 8. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilai lebih dari 10% (persen) atau 0,1 maka penilaian data harus diperbaiki.
Langkah-langkah dalam menggunakan metode AHP yang saya lakukan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan jenis-jenis kriteria calon penerima KUR . 2. Menyusun kriteria-kriteria tersebut dalam bentuk matriks berpasangan. 3. Menjumlah matriks kolom. 4. Menghitung nilai elemen kolom kriteria dengan rumus masing-masing elemen kolom dibagi dengan jumlah matriks kolom.
Universitas Sumatera Utara
5. Menghitung nilai prioritas kriteria dengan rumus menjumlah matriks baris hasil langkah 4 dan hasilnya langkah 5 dibagi dengan jumlah kriteria. 6. Menentukan alternatif-alternatif yang akan menjadi pilihan. 7. Menyusun alternatif-alternatif yang telah ditentukan dalam bentuk matriks berpasangan untuk masing-masing kriteria. Sehingga akan ada sebanyak n buah matriks berpasangan antar alternatif. 8. Masing-masing matriks berpasangan antar alternatif sebanyak n buah matriks, masing-masing matriksnya dijumlah perkolomnya. 9. Menghitung nilai prioritas alternatif masing-masing matriks berpasangan antar alternatif dengan rumus seperti langkah 4 dan langkah 5. 10. Menguji konsistensi setiap matriks berpasangan antar alternatif dengan rumus masing-masing elemen matriks berpasangan pada langkah 2 dikalikan dengan nilai prioritas kriteria. Hasilnya masing-masing baris dijumlah, kemudian hasilnya dibagi dengan masing-masing nilai prioritas kriteria sebanyak λ1, λ2, λ3, ......, λn. 11. Menghitung nilai lamda maksimum dengan rumus: λ max = 12. Menghitung nilai Indeks Konsisten, dengan rumus CI = 13. Menghitung Rasio Konsistensi, dengan rumus CR =
∑λ n
λ max − n n −1
CI RI
Dimana: RI adalah nilai indek s random yang berasal dari tabel random seperti Tabel 2.1. Tabel 2.1 Indeks Random N
1
RI
0,00
2
3
0,00 0,58
4
5
0,90 1,12
6
7
1,24 1,32
8
9
10
11
1,41
1,45
1,49
1,51
Jika CR<0,1, maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan konsisten. Jika CR≥ 0,1, maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten. Sehingga jika tidak konsisten, maka pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsur kriteria maupun alternatif harus diulang.
Universitas Sumatera Utara
14. Menyusun matriks baris antar alternatif versus kriteria yang isinya hasil perhitungan proses langkah 7 , langkah 8, dan langkah 9. 15. Hasil akhir berupa prioritas global sebagai nilai yang digunakan oleh pengambil keputusan berdasarkan nilai yang tertinggi.
2.2.2. Prinsip Dasar AHP
Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami, diantaranya adalah:
1. Membuat Hirarki Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahnya menjadi elemenelemen pendukung, menyusun elemen secara hirarki, dan menggabungkannya atau mensistesisnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2. Pemberian Kredit Usaha Rakyat
..... Kriteria ke-1
Kriteria ke-2
Debitur ke-1
Debitur ke-2
Kriteria ke-n
Debitur ke-3
Tidak Ya
Apakah anda
Gambar 2.3. Struktur Hirarki AHP pada Sistem Pendukung Keputusan Pemberian KUR
2. Penilaian kriteria dan alternatif Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Menurut Saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan Intensitas
Keterangan
Kepentingan 1
Kedua elemen sama pentingnya
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya
5
Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya
7
Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya
9
Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya
2,4,6,8
Nilai-nilai
antara
dua
nilai
pertimbangan-
pertimbangan yang berdekatan
Pengisian nilai tabel perbandingan berpasangan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan melihat tingkat kepentingan antar satu elemen dengan elemen yang lainnya. Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari perbandingan kriteria misalnya A1, A2 dan A3. Maka susunan elemen-elemen yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada tabel 2.3.
Tabel 2.3. Contoh matriks perbandingan berpasangan A1 A1 A2 A3
A2
A3
1 1 1
Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala bilangan dari 1 sampai 9 yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai 1. Jika elemen i dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai
Universitas Sumatera Utara
tertentu, maka elemen j dibandingkan dengan elemen i merupakan kebalikannya.
3. Synthesis of Priority (Penentuan Prioritas) Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (Pairwise Comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika.
4. Logical Consistency (Konsistensi Logis) Konsistensi memiliki dua makna, pertama, objek-objek yang serupa bisa dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
2.3
Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Sejak diluncurkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 5 November 2007, jumlah KUR (Kredit Usaha Rakyat) telah mencapai Rp6,8 triliun dengan 672 ribu debitor. Jika dibandingkan dengan jenis kredit lain, maka pertumbuhan KUR yang hampir Rp.1 triliun per bulan merupakan prestasi yang luar biasa. (Retnadi, 2008).
KUR adalah Kredit Modal Kerja (KMK) dan atau Kredit Investasi (KI) dengan plafon kredit sampai dengan Rp500 juta yang diberikan kepada usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKM-K) yang memiliki usaha produktif yang akan mendapat penjaminan dari Perusahaan Penjamin. UMK & K harus merupakan usaha produktif yang layak (feasible), namun belum bankable. KUR mensyaratkan bahwa agunan pokok kredit adalah proyek yang dibiayai. Namun karena agunan tambahan yang dimiliki oleh UMKM-K pada umumnya kurang, maka sebagian di tanggulangi dengan program penjaminan. Besarnya cakupan penjaminan maksimal 70 % dari plafond kredit. Sumber dana KUR sepenuhnya berasal dari dana komersial Bank.
Universitas Sumatera Utara
Pada saat awal diluncurkan pada tanggal 5 November 2007, skim KUR hanya satu jenis yaitu kredit untuk UMKM dengan plafon kredit sampai dengan Rp.500 juta. Namun setelah berjalan beberapa waktu, Presiden R.I mengarahkan agar penyaluran KUR lebih banyak untuk nasabah mikro dengan plafon kredit maksimal Rp. 5 juta. Akhirnya pada tanggal 7 Mei 2008, dalam acara Rapat Koordinasi Terbatas yang dipimpin oleh Menko Perekonomian berhasil dikeluarkan Addendum I Nota Kesepahaman Bersama tentang pelaksanaan KUR Mikro dan KUR Linkage Program.
Dalam penelitian ini, kriteria-kriteria yang menjadi dasar pihak BSM dalam mengambil keputusan penerima KUR ada 5 macam, yakni sebagai berikut:
1. Status Kredit Maksud dari kriteria tersebut adalah calon penerima KUR tidak sedang menerima kredit dalam bentuk apapun baik pada Bank BSM maupun Bank lainnya. Hal ini sangat penting untuk melihat beban atau tanggungan yang harus dibayar oleh calon penerima KUR. Semakin banyak ia menerima kredit dari bank semakin banyak tanggungannya. Dan bila hal ini tidak sejalan dengan kemampuan nasabah dalam membayar, maka kemungkinan nasabah tersebut menerima KUR sangat kecil, karena bagaimanapun pihak bank tidak mau menanggung resiko.
2. Produktivitas usaha Produktivitas suatu usaha dilihat dari beberapa faktor diantara lokasi usaha, jenis usaha dan pendapatan calon penerima KUR per bulan. Semakin baik nilai faktor-faktor ini, maka semakin produktif pula usaha calon penerima KUR tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3. Kondisi usaha Baik atau tidaknya kondisi usaha calon penerima KUR dapat dilihat pula dari beberapa faktor seperti sumber daya manusia (SDM) baik dari sisi kuantitas maupun kualitas, peralatan dan perlengkapan usaha maupun dari faktor manajemen usaha.
4. Jaminan Jaminan merupakan salah satu faktor penting dalam mempertimbangkan seseorang layak atau tidak menerima KUR di BSM. Beberapa hal yang dapat dijadikan jaminan adalah rumah/ruko, tanah maupun bpkb kendaraan.
5. Kolektibilitas Kolektibilitas merupakan kelancaran nasabah dalam membayar cicilan kredit tiap bulannya. Bank BSM mengklasifikasikan kolektibilitas ini ke dalam 5 kategori, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Lancar 2. Dalam Perhatian Khusus 3. Kurang Lancar 4. Diragukan 5. Macet
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1
Analisis Sistem
Analisis sistem dalam penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahap yakni analisis sistem manual, analisis permasalahan dan analisis kebutuhan sistem pendukung keputusan. Berikut akan dijelaskan masing-masing analisis tersebut.
3.1.1 Analisis Permasalahan
KUR adalah Kredit Modal Kerja (KMK) dan atau Kredit Investasi (KI) dengan plafon kredit
sampai dengan
Rp500
juta
yang
diberikan kepada usaha
mikro,
kecil,menengahdan koperasi (UMKM-K) yang memiliki usaha produktif yang akan mendapat penjaminan dari Perusahaan Penjamin. UMK & K harus merupakan usaha produktif yang layak (feasible), namun belum bankable.
KUR mensyaratkan bahwa agunan pokok kredit adalah proyek yang dibiayai. Namun karena agunan tambahan yang dimiliki oleh UMKM-K pada umumnya kurang, maka sebagian di-cover dengan program penjaminan. Sumber dana KUR sepenuhnya berasal dari dana komersial Bank.
Banyak kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan pada permasalahan KUR tersebut. Salah satunya adalah model penilaian yang bersifat kuantitatif. Salah satu metode perhitungan kuantitatif tersebut adalah metode Analytical Hierarchy Process (AHP).
Universitas Sumatera Utara
Metode AHP merupakan metode yang tepat digunakan untuk permasalah KUR tersebut karena bersifat kompleks dan multikriteria. AHP umumnya digunakan dengan tujuan untuk menyusun prioritas dari berbagai alternatif pilihan yang ada dan pilihanpilihan tersebut bersifat kompleks atau multikriteria (Bourgeois, 2005).
Dalam menentukan seseorang layak atau tidak menerima KUR semata mata tidak hanya terletak pada dasar-dasar yang objektif, manun subjektifitas pada tiap nasabah juga diperlukan. Hal-hal yang menyangkut sosial masyarakat, sikap dan tingkah laku yang baik juga turut menjadi andil dalam mengambil keputusan siapa yang layak atau tidak menerima KUR tersebut. Untuk itulah digunakan metode AHP yang dapat merepresentasikan persepsi masusia sebagai masukan dalam pengambilan keputusan.
Dari berbagai analisis tersebut, maka penulis akan merancang sebuah sistem yang dapat memberikan suatu urutan prioritas nasabah yang layak menerima KUR berdasarkan masukan dari manajer dengan menggunakan metode AHP. Diharapkan, dengan adanya urutan prioritas nasabah tersebut, seorang manajer dapat lebih mudah dalam mengambil keputusan siapa yang dapat menerima KUR dan siapa yang tidak.
3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem Pendukung Keputusan
Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam sebuah sistem pendukung keputusan. Kebutuhan- kebutuhan yang dimaksud antara lain: 1. Kebutuhan Data Masukan Yaitu data-data yang dimasukkan ke dalam sistem untuk diolah/diproses. Datadata tersebut antara lain berupa nilai matriks perbandingan baik antar kriteria maupun antar nasabah untuk tiap kriteria. 2. Kebutuhan Data Keluaran Yaitu data-data yang dikeluarkan sistem setelah diolah/diproses untuk kemudian ditampilkan kepada pengguna sistem. Data keluaran dari sistem ini
Universitas Sumatera Utara
adalah urutan prioritas nasabah yang layak menerima KUR dari yang tertinggi hingga terendah beserta tingkat persentasinya.
3.1.3 Analisis Pemecahan Masalah dengan Metode AHP
Urutan langkah-langkah pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan jenis-jenis kriteria calon penerima KUR. Kriteria-kriteria yang dibutuhkan calon penerima KUR adalah status kredit, produktivitas usaha, kondisi usaha, jaminan dan kolektibilitas. 2. Menyusun kriteria-kriteria calon penerima KUR dalam matriks berpasangan seperti tabel 3.1.
Tabel 3.1 Matriks Berpasangan untuk Kriteria calon penerima KUR
Kriteria
Status kredit
Produktivitas Usaha
Kondisi Usaha
Jaminan Kolektibilitas
Status kredit Produktivitas Usaha Kondisi Usaha Jaminan Kolektibilitas Jumlah
Cara pengisian elemen-elemen matriks pada Tabel 3.2, adalah sebagai berikut: a. Elemen a[i,j] = 1, dimana i = 1,2,3,.....n. Untuk penelitian ini, n = 5. b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input. c. Elemen matriks segitiga bawah mempunyai rumus
Universitas Sumatera Utara
a[ j , i ] =
1 Untuk i ≠ j. a[[i, j ]
3. Menjumlah setiap kolom pada Tabel 3.1.
n
∑ a[i,1]
Ks =
i =1
n
Kp = ∑ a[i,2] i =1 n
Kk = ∑ a[i,3] i =1 n
Kj = ∑ a[i,4] i =1
n
Kko =
∑ a[i,5] i =1
Keterangan: i
= Baris
j
= Kolom
n
= banyak kriteria (5)
Ks
= Jumlah kolom status kredit
Kp
= Jumlah kolom produktivitas usaha
Kk
= Jumlah kolom kondisi usaha
Kj
= Jumlah kolom jaminan
Kko = Jumlah kolom kolektibilitas 4. Menentukan nilai elemen kolom kriteria dengan rumus tiap-tiap sel pada Tabel 3.1 dibagi dengan masing-masing jumlah kolom pada langkah 3.
Hks = (Xs1…Xs5) / Ks Hkp = (Xp1…Xp5) / Kp Hkk = (Xk1…Xk5) / Kk Hkj = (Xj1…Xj5) / Kj Hkko = (Xko1…Xko5) / Kko
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : n
= banyak kriteria (5)
Xsn
= Setiap sel kolom status kredit
Xpn
= Setiap Sel kolom produktivitas usaha
Xkn
= Setiap Sel kolom kondisi usaha
Xjn
= Setiap Sel kolom jaminan
Xkon = Setiap Sel kolom kolektibilitas Hks
= Hasil bagi setiap sel kolom status kredit dengan jumlah kolom status kredit
Hkp
= Hasil bagi setiap sel kolom produktivitas usaha dengan jumlah kolom produktivitas usaha
Hkk
= Hasil bagi setiap sel kolom kondisi usaha dengan jumlah kolom kondisi usaha
Hkj
= Hasil bagi setiap sel kolom jaminan dengan jumlah kolom jaminan
Hkko =
Hasil bagi setiap sel kolom kolektibilitas dengan jumlah kolom kolektibilitas
5. Menentukan prioritas kriteria pada masing-masing baris pada Tabel 3.1 dengan rumus jumlah baris dibagi dengan banyak kriteria.
n
Bs = ∑ a[1, j ] j =1 n
Bp = ∑ a[2, j ] j =1 n
Bk = ∑ a[3, j ] j =1 n
Bj = ∑ a[4, j ] j =1
n
Bko = ∑ a[5, j ] j =1
Ps =
Bs 5
Universitas Sumatera Utara
Bp
Pp =
5 Bk 5
Pk = Pj =
Bj
Pko =
5 Bko 5
Keterangan : n
= banyak kriteria (5)
Bs
= Jumlah baris status kredit
Bp
= Jumlah baris Produktivitas Usaha
Bk
= Jumlah baris Kondisi Usaha
Bj
= Jumlah baris Jaminan
Bko = Jumlah baris Kolektibilitas Ps
= Prioritas Status Kredit
Pp
= Prioritas Produktivitas Usaha
Pk
= Prioritas Kondisi Usaha
Pj
= Prioritas jaminan
Pko
= Prioritas Kolektibilitas
6. Memasukkan data-data nama calon penerima KUR dalam bentuk matriks berpasangan seperti tabel 3.2.
Tabel 3.2 Matriks berpasangan calon penerima KUR Status kredit Marina Gilang Ari Hendra Andi Jumlah
Marina
Gilang
Ari
Hendra
Andi
Catatan: nama disamarkan
Universitas Sumatera Utara
7. Menjumlah setiap kolom pada Tabel 3.3.
n
∑ a[i,1]
Kds =
i =1
n
Kdp = ∑ a[i,2] i =1 n
Kdk = ∑ a[i,3] i =1 n
Kdj = ∑ a[i,4] i =1
n
Kdko =
∑ a[i,5] i =1
Keterangan: i
= Baris
j
= Kolom
Kds
= Jumlah kolom nasabah per status kredit
Kdp
= Jumlah kolom nasabah per produktivitas usaha
Kdk
= Jumlah kolom nasabah kondisi usaha
Kdj
= Jumlah kolom nasabah per jaminan
Kdko = Jumlah kolom nasabah per kolektibilitas
8. Menentukan nilai elemen kolom nasabah dengan rumus tiap-tiap sel pada Tabel 3.3 dibagi dengan jumlah kolom pada langkah 7.
Hdks = (Xds1…Xnsn) / Kds Hdkp = (Xdp1…Xnpn) / Kdp Hdkk = (Xdk1…Xdkn) / Kdk Hdkj = (Xdj1…Xdjn) / Kdj Hdkko = (Xdko1…Xdkon) / Kdko
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : n
= banyak nasabah
Xdsn
= Setiap sel kolom nasabah per status kredit
Xdpn
= Setiap Sel kolom nasabah per produktivitas usaha
Xdkn
= Setiap Sel kolom nasabah per kondisi usaha
Xdjn
= Setiap Sel kolom nasabah per jaminan
Xdkon = Setiap Sel kolom nasabah per kolektibilitas Hdks
= Hasil bagi setiap sel kolom nasabah per status kredit dengan jumlah kolom status kredit
Hdkp
= Hasil bagi setiap sel kolom nasabah per produktivitas usaha dengan jumlah kolom produktivitas usaha
Hdkk
= Hasil bagi setiap sel kolom nasabah per kondisi usaha dengan jumlah kolom kondisi usaha
Hdkj
= Hasil bagi setiap sel kolom nasabah per jaminan dengan jumlah kolom jaminan
Hdkko = Hasil bagi setiap sel kolom nasabah per kolektibilitas dengan jumlah kolom kolektibilitas
9. Menentukan prioritas nasabah pada masing-masing baris pada Tabel 3.3 dengan rumus jumlah baris dibagi dengan banyak calon nasabah (dalam penelitian ini ada 5).
n
Bds = ∑ a[1, j ] j =1 n
Bdp = ∑ a[2, j ] j =1 n
Bdk = ∑ a[3, j ] j =1 n
Bdj = ∑ a[4, j ] j =1
n
Bdko = ∑ a[5, j ] j =1
Universitas Sumatera Utara
Bns n
Pds =
Bnp
Pdp =
n B nk n
Pdk = Pdj =
Bnj
Pdko =
n Bnko n
Keterangan : Bds
= Jumlah baris nasabah per status kredit
Bdp = Jumlah baris nasabah per produktivitas usaha Bdk = Jumlah baris nasabah per kondisi usaha Bdj
= Jumlah baris nasabah per jaminan
Bdko = Jumlah baris nasabah per kolektibilitas Pds
= Prioritas nasabah per status kredit
Pdp
= Prioritas nasabah per produktivitas usaha
Pdk
= Prioritas nasabah per kondisi usaha
Pdj
= Prioritas nasabah per jaminan
Pdko = Prioritas nasabah per kolektibilitas 10. Menguji konsistensi matriks berpasangan.
Rs = (Xs1…Xsn) * Ps Rp = (Xp1…Xpn) * Pp Rk = (Xk1…Xkn) * Pk Rj = (Xj1…Xjn) * Pj Rko = (Xko1…Xkon) * Pko
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : Rs
= Perkalian sel kolom status kredit dengan prioritas kriteria baris status kredit
Rp
= Perkalian sel kolom produktivitas usaha dengan prioritas kriteria baris produktivitas usaha
Rk
= Perkalian sel kolom kondisi usaha dengan prioritas kriteria baris kondisi usaha
Rj
= Perkalian sel kolom jaminan dengan prioritas kriteria baris jaminan
Rko
= Perkalian sel kolom kolektibilitas dengan prioritas kriteria baris kolektibilitas
Jumlah baris hasil perkalian inputan kriteria dengan prioritas kriteria n
Bps = ∑ a[1, j ] j =1 n
Bpp = ∑ a[2, j ] j =1 n
Bpk = ∑ a[3, j ] j =1 n
Bpj = ∑ a[4, j ] j =1
n
Bpko
= ∑ a[5, j ] j =1
Keterangan : i
= Baris
j
= Kolom
Bps
= Jumlah baris hasil perkalian inputan kolom status kredit dengan prioritas status kredit
Bpp
= Jumlah baris hasil perkalian inputan kolom produktivitas usaha dengan prioritas produktivitas usaha
Universitas Sumatera Utara
Bpk
= Jumlah baris hasil perkalian inputan kolom kondisi usaha dengan
prioritas kondisi usaha Bpj
= Jumlah baris hasil perkalian inputan kolom jaminan dengan prioritas jaminan
Bpko = Jumlah baris hasil perkalian inputan kolom kolektibilitas dengan prioritas kolektibilitas 11. Menghitung λ maksimum, CI dan CR.
λs =
B ps Ps
λp =
B pp
λk =
B pk
λj=
B pj
λ ko =
Pp
Pk
Pj
B pko
λ max =
Pko
λ s + λ p + λk + λ j + λko 5
Keterangan: n = Banyak kriteria (5)
λ s = λ status kredit λ p = λ produktivitas usaha
λk = λ kondisi usaha
λj = λ jaminan λ ko = λ kolektibilitas
Universitas Sumatera Utara
CI =
λ max − n
n −1 CI CR = RI
Keterangan: CI
: Consistency Index (Indeks Konsistensi)
CR
: Consistency Ratio (Rasio Konsistensi)
λ max : eigenvalue maksimum (bobot maksimum setiap elemen) n
: banyaknya kriteria
12. Menghitung nilai prioritas global.
Pts = (Pds1… Pdsn) * Ps Ptp = (Pdp1… Pdpn) * Pp Ptk = (Pdk1… Pdkn) * Pk Ptj = (Pdj1… Pdjn) * Pj Ptko = (Pdko1… Pdkon) * Pko Prioritas tujuan: Perkalian nilai prioritas nasabah per kriteria dengan prioritas kriteria Keterangan: Pts
= prioritas tujuan nasabah per status kredit
Ptp
= prioritas tujuan nasabah per produktivitas usaha
Ptk
= prioritas tujuan nasabah per kondisi usaha
Ptj
= prioritas tujuan nasabah per jaminan
Ptko = prioritas tujuan nasabah per kolektibilitas
n
n
Pgm =
∑ a[1, j ] j =1
Pgg =
∑ a[2, j ] j =1
n
Pgar =
∑ a[3, j ] j =1
Universitas Sumatera Utara
n
Pgh =
∑ a[4, j ]
n
Pgan =
j =1
∑ a[5, j ] j =1
Prioritas Global: Hasil penjumlahan baris nilai prioritas tujuan. Keterangan: Pgm = Prioritas Global Marina Pgg
= Prioritas Global Gilang
Pgar = Prioritas Global Ari Pgh
= Prioritas Global Hendra
Pgan = Prioritas Global Andi
3.1.4 Analisis Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan rumus yang telah dijelaskan sebelumnya, pada subbab ini akan dibahas tentang masukan data yang sebenarnya, proses perhitungan dan keluaran yang diharapkan pada penelitian ini. Masukan sistem ini adalah nilai matriks kriteria dan nilai matriks nasabah untuk tiap kriteria.
3.1.4.1 Nilai Matriks Kriteria
Menyusun kriteria-kriteria calon nasabah KUR pada matriks berpasangan. Misalkan data yang dimasukkan dapat dilihat pada tabel 3.3 dengan rumus penjumlahan sebagai berikut:
n
Ks =
∑ a[i,1] i =1
n
Kj =
∑ a[i,4] i =1
n
n
Kp =
∑ a[i,2] i =1
Kk =
∑ a[i,3] i =1
n
Kko = ∑ a[i,5] i =1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3 Masukan Nilai Perbandingan Kriteria Nasabah KUR Produktivitas Kondisi Jaminan Kolektibilitas Usaha Usaha 3 5 5 7
Kriteria
Status kredit
Status kredit
1
Produktivitas Usaha
0.3333
1
2
3
5
Kondisi Usaha
0.2
0.5
1
3
5
Jaminan
0.2
0.3333
0.3333
1
3
Kolektibilitas
0.1428
0.2
0.2
0.3333
1
Jumlah
1.8761
5.0333
8.5333
12.3333
21
Setelah dimasukkan data pada Tabel 3.3 di atas, maka tahap selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing sel pada tabel 3.3 di atas dengan jumlah masing-masing kolomnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.4 yaitu hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini: Hks = (Xs1…Xs5) / Ks Hkp = (Xp1…Xp5) / Kp Hkk = (Xk1…Xk5) / Kk Hkj = (Xj1…Xj5) / Kj Hkko = (Xko1…Xko5) / Kko
Tabel 3.4 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Kriteria Nasabah KUR
Kriteria
Status Kredit
Status Kredit
0.5330
0.5960
0.5859
0.4054
0.3333
2.4536
0.1776
0.1987
0.2344
0.2432
0.2381
1.0920
0.1066
0.0993
0.1172
0.2432
0.2381
0.8044
Jaminan
0.1066
0.0662
0.0390
0.0811
0.1428
0.4357
Kolektibilitas
0.0761
0.0397
0.0234
0.0270
0.0476
0.2138
Produktivitas Usaha Kondisi Usaha
Produktivitas Kondisi Jumlah Jaminan Kolektibilitas Usaha Usaha Baris
Universitas Sumatera Utara
Menghitung prioritas kriteria dapat dilihat pada Tabel 3.5 yaitu hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:
n
n
Bs = ∑ a[1, j ]
n
j =1
n
Bj = ∑ a[4, j ]
Bko = ∑ a[5, j ]
j =1
Pj =
Bk = ∑ a[3, j ]
j =1
j =1
Ps =
n
Bp = ∑ a[2, j ]
j =1
Bs n
Pp =
Bj
Pko =
n
Bp
Pk =
n
Bk n
Bko n
Tabel 3.5 Nilai Prioritas Kriteria Kriteria
Prioritas Kriteria
Status Kredit
0.4907
Produktivitas Usaha
0.2184
Kondisi Usaha
0.1609
Jaminan
0.0871
Kolektibilitas
0.0428
Kriteria status kredit adalah kriteria paling penting dalam kasus ini, karena memiliki nilai prioritas paling tinggi dibandingkan kriteria produktivitas usaha, kriteria kondisi usaha, kriteria jaminan, dan kriteria kolektibilitas.
Langkah selanjutnya adalah nilai matriks pada kolom masukan pada tabel 3.3 dikalikan dengan prioritas kriteria pada tabel 3.5. Untuk lebih jelasnya perhatikan
Universitas Sumatera Utara
tabel 3.6 yaitu hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:
Rs = (Xs1…Xs5) * Ps Rp = (Xp1…Xp5) * Pp Rk = (Xk1…Xk5) * Pk Rj = (Xj1…Xj5) * Pj Rko = (Xko1…Xko5) * Pko
n
n
Bps = ∑ a[1, j ]
Bpp = ∑ a[2, j ]
n
Bpko = ∑ a[5, j ]
j =1
j =1
n
Bpk = ∑ a[3, j ] j =1
n
Bpj = ∑ a[4, j ] j =1
j =1
Tabel 3.6 Nilai Masukan Matriks kriteria Dikali Nilai Prioritas Kriteria
Kriteria
Status kredit
Produktivitas Kondisi Jumlah Jaminan Kolektibilitas Usaha Usaha Baris
Status kredit
0.4907
0.6552
0.8045
0.4355
0.2996
2.6855
Produktivitas 0.1635 Usaha
0.2184
0.3218
0.2613
0.2140
1.1790
Kondisi Usaha
0.0981
0.1092
0.1609
0.2613
0.2140
0.8435
Jaminan
0.0981
0.0728
0.0536
0.0871
0.1284
0.4400
Kolektibilitas 0.0701
0.0437
0.0322
0.0290
0.0428
0.2178
Universitas Sumatera Utara
Kemudian, jumlah baris yang dihasilkan pada tabel 3.6 di atas dibagi dengan nilai prioritas masing-masing kriteria pada tabel 3.5. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.7 yaitu hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:
λs =
Bp s Ps
λp =
Bp s Ps
λj=
Bp s Ps
λ ko =
Bp s Ps
λ max =
λk =
Bp s Ps
λ s + λ p + λ k + λ j + λ ko 5
Tabel 3.7 Hasil Bagi Nilai Jumlah Baris Tabel 3.6 dengan Nilai Prioritas Kriteria Kriteria Status Kredit Produktivitas Usaha Kondisi Usaha Jaminan Kolektibilitas Total
Lamda ( λ ) 5.4728 5.3983 5.2424 5.0517 5.0888 26.2540
λ Max
5.2508
Nilai total pada tabel di atas diperoleh dari penjumlahan semua nilai hasil bagi kriteria, sedangkan nilai λ Max diperoleh dari nilai Total dibagi banyaknya kriteria yang ada yakni 5.
Berikutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency Ratio (CR) dengan rumus sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: CI
: Consistency Index (Indeks Konsistensi)
CR
: Consistency Ratio (Rasio Konsistensi)
λ max : eigenvalue maksimum (bobot maksimum setiap elemen) n
: banyak kriteria
Selanjutnya masukkan data yang sudah dicari sebelumnya pada rumus tersebut. Hasilnya adalah sebagai berikut:
CI
: ( λ max-n) / (n-1) (5,2508 - 5) / (5-1) (0,2508) / 4 0,0627
CR
: CI / RI 0,0627 / 1,12 0,0560 ( CR < 0,1 , nilai ACCEPTABLE )
Setelah dihasilkan prioritas kriteria, langkah selanjutnya adalah menghitung prioritas masing-masing calon nasabah penerima KUR dengan memasukkan nilai pada masing-masing calon nasabah penerima KUR untuk tiap kriteria.
3.1.4.2 Nilai Matriks Nasabah per Kriteria
Ada 5 kriteria yang mendasari pengambilan keputusan pada calon penerima KUR, dan kelima-limanya harus dibandingkan dengan tiap nasabah dalam matriks berpasangan.
3.1.4.2.1 Status kredit
Proses pencarian nilai konsistensi nasabah tiap kriteria sama dengan proses pencarian nilai konsistensi kriteria pada langkah di atas, yakni memasukkan nilai perbandingan
Universitas Sumatera Utara
ke dalam matriks. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.8 yaitu hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini: Menjumlah setiap kolom pada Tabel 3.8
n
n
∑ a[i,1]
Kds =
n
Kds = ∑ a[i,2]
i =1
Kds = ∑ a[i,3]
i =1
n
i =1
n
Kds = ∑ a[i,4]
Kds =
i =1
∑ a[i,5] i =1
Keterangan: i
= Baris
j
= Kolom
Kds = Jumlah kolom nasabah per status kredit Tabel 3.8. Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria Status kredit Marina Gilang Ari Hendra Andi Jumlah
Marina
Gilang
Ari
Hendra
Andi
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
Setelah dimasukkan data pada Tabel 3.8 di atas, maka tahap selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing sel pada tabel 3.8 di atas dengan jumlah masing-masing kolomnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.9 yaitu hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:
Hdks = (Xds1…Xds5) / Kds
Keterangan : Xds = Setiap sel kolom nasabah per status kredit Hdks = Hasil bagi setiap sel kolom nasabah per status kredit dengan jumlah kolom status kredit
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.9. Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria Kriteria
Nasabah
Gilang
Ari
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
1
0.2 0.2 0.2 0.2
0.2 0.2 0.2 0.2
0.2 0.2 0.2 0.2
0.2 0.2 0.2 0.2
0.2 0.2 0.2 0.2
1 1 1 1
Marina Status kredit
Gilang Ari Hendra Andi
Hendra Andi
Jumlah baris
Marina
Sedangkan untuk menghitung prioritas kriteria digunakan rumus jumlah baris pada masing-masing sel pada Tabel 3.9 dibagi dengan banyak kriteria (5). Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.10 yaitu hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:
n
n
Bds = ∑ a[1, j ]
Bds = ∑ a[2, j ]
n
Bds = ∑ a[5, j ]
j =1
Bds = ∑ a[4, j ] j =1
Pds =
j =1
n
Bds = ∑ a[3, j ] j =1
n
j =1
Bds n
Keterangan : n
= banyak nasabah
Bds
= Jumlah baris nasabah per status kredit
Pds
= Prioritas nasabah per status kredit
Tabel 3.10 Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria Nasabah
Status kredit
Marina Gilang Ari Hendra Andi
0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
Universitas Sumatera Utara
Langkah selanjutnya adalah nilai matriks pada kolom masukan pada tabel 3.8 dikalikan dengan prioritas kriteria masing-masing nasabah pada tabel 3.10. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 3.11 yaitu hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:
Rds = (Xds1…Xdsn) * Pds
Keterangan: Rds = Perkalian sel kolom nasabah per status kredit dengan prioritas kriteria nasabah baris status kredit
n
n
Bdps = ∑ a[1, j ]
Bdps = ∑ a[2, j ]
n
Bdps = ∑ a[5, j ]
j =1
n
Bdps = ∑ a[3, j ]
j =1
j =1
n
Bdps = ∑ a[4, j ] j =1
j =1
Keterangan: Bdps = Jumlah baris hasil perkalian nasabah per status kredit Tabel 3.11. Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria Status kredit
Marina
Gilang
Ari
Hendra
Andi
Jumlah Baris
Marina
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
1
Gilang
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
1
Ari
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
1
Hendra
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
1
Andi
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
1
Kemudian, jumlah baris yang dihasilkan pada tabel 3.11 di atas dibagi dengan nilai prioritas masing-masing nasabah pada tabel 3.10. Hasilnya dapat dilihat pada
Universitas Sumatera Utara
tabel 3.12 yaitu hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:
λ ds =
Bdps Pds
Keterangan: Bdps = Jumlah baris hasil perkalian nasabah per status kredit Pds
= Prioritas nasabah per status kredit
λ ds = eigenvalue nasabah per status kredit Tabel 3.12 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.11 dengan Nilai Prioritas Nasabah Kriteria Marina Gilang Ari Hendra Andi Total λ Max
Lamda ( λ ) 5 5 5 5 5 25 5
Nilai total pada tabel di atas diperoleh dari penjumlahan semua hasil bagi nasabah, sedangkan nilai λ Max diperoleh dari nilai Total dibagi banyaknya nasabah yakni 5 orang.
Berikutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency Ratio (CR).
CI
: ( λ max-n) / (n-1) (5-5) / (5-1) (0) / 4 0
Universitas Sumatera Utara
CR
: CI / RI 0 / 1.12 0
( CR < 0,1 , nilai ACCEPTABLE )
3.1.4.2.2 Produktivitas Usaha
Untuk proses yang pertama, kita harus memasukkan nilai tiap nasabah dengan kriteria produktivitas usaha pada matriks berpasangan. Rumus yang digunakan sama seperti rumus pada status kredit. Misalkan data yang dimasukkan dapat dilihat pada tabel 3.13.
Tabel 3.13. Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria Produktivitas Usaha Marina Gilang Ari Hendra Andi Jumlah
Marina
Gilang
Ari
Hendra
Andi
1 0.25 0.3333 0.3333 0.5 2.4166
4 1 0.3333 0.3333 0.5 6.1666
3 3 1 0.5 3 10.5
3 3 2 1 3 12
2 2 0.3333 0.3333 1 5.6666
Setelah dimasukkan data pada Tabel 3.13 di atas, maka tahap selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing sel pada tabel 3.13 di atas dengan jumlah masing-masing kolomnya. Misalnya nilai 1 pada kolom1 baris1 dibagi dengan 2.4166 yakni jumlah kolomnya, selanjutnya 0.25 dibagi 2.4166, begitu seterusnya hingga semua sel selesai di bagi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.14.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.14. Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria Kriteria
Hendra
Andi
Jumlah Baris
0.4138 0.6486 0.2857
0.25
0.3529
1.9510
Gilang
0.1034 0.1622 0.2857
0.25
0.3529
1.1542
Ari
0.1379 0.0540 0.0952
0.1667 0.0588
0.5126
Hendra
0.1379 0.0540 0.0476
0.0833 0.0588
0.3816
Andi
0.2069 0.0811 0.2857
Nasabah Marina Gilang Marina
Produktivitas Usaha
Ari
0.25
0.1765
1.0002
Sedangkan untuk menghitung prioritas kriteria digunakan rumus jumlah baris pada masing-masing sel pada Tabel 3.14 dibagi dengan banyak nasabah (5). Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.15.
Tabel 3.15. Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria Nasabah Marina Gilang Ari Hendra Andi
Produktivitas Usaha 0.3902 0.2308 0.1025 0.0763 0.2000
Langkah selanjutnya adalah nilai matriks pada kolom masukan pada tabel 3.13 dikalikan dengan prioritas kriteria masing-masing nasabah pada tabel 3.15. Matriks kriteria pada kolom 1 baris 1 dikalikan dengan nilai prioritas kriteria masing-masing nasabah pada baris 1, begitu seterusnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 3.16.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.16. Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria
Produktivitas Usaha
Marina
Gilang
Ari
Hendra
Andi
Jumlah Baris
Marina
0.3902
0.9232
0.3075
0.2289
0.4000
2.2498
Gilang
0.0975
0.2308
0.3075
0.2289
0.4000
1.2647
Ari
0.1300
0.0769
0.1025
0.1526
0.0667
0.5287
Hendra
0.1300
0.0769
0.0512
0.0763
0.0667
0.4011
Andi
0.1951
0.1154
0.3075
0.2289
0.2000
1.0469
Kemudian, jumlah baris yang dihasilkan pada tabel 3.16 di atas dibagi dengan nilai prioritas masing-masing nasabah pada tabel 3.15. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.17.
Tabel 3.17. Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.16 dengan Nilai Prioritas Nasabah Kriteria ( Produktivitas Usaha)
Lamda ( λ )
Marina
5.7658
Gilang
5.4796
Ari
5.1580
Hendra
5.2569
Andi
5.2345
Total
26.8948
λ Max
5.3790
Berikutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency Ratio (CR).
Universitas Sumatera Utara
CI
: ( λ max-n)/(n-1) (5.3790-5)/(5-1) (0.3790)/4 0,0947
CR
: CI / RI 0,0947 / 1.12 0,0845 ( CR < 0,1 , nilai ACCEPTABLE)
3.1.4.2.3 Kondisi Usaha
Untuk proses yang pertama, kita harus memasukkan nilai tiap nasabah dengan kriteria kondisi usaha pada matriks berpasangan. Rumus yang digunakan sama seperti rumus pada status kredit. Misalkan data yang dimasukkan dapat dilihat pada tabel 3.18.
Tabel 3.18. Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria Kondisi
Marina
Gilang
Ari
Hendra
Andi
Marina
1
3
3
3
2
Gilang
0.3333
1
2
2
0.3333
Ari
0.3333
0.5
1
2
0.3333
Hendra
0.3333
0.5
0.5
1
0.3333
Andi
0.5
3
3
3
1
Jumlah
2.4999
8
9.5
11
3.9999
Usaha
Setelah dimasukkan data pada Tabel 3.18 di atas, maka tahap selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing sel pada tabel 3.18 di atas dengan jumlah masing-masing kolomnya. Misalnya nilai 1 pada kolom1 baris1 dibagi dengan 2.4999 yakni jumlah kolomnya, selanjutnya 0.3333 dibagi 2.4999 begitu seterusnya hingga semua sel selesai di bagi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.19.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.19. Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria Kriteria
Nasabah Marina
Kondisi Usaha
Gilang Ari Hendra Andi
Marina
Gilang
Ari
Hendra
Andi
Jumlah Baris
0.4000
0.3750
0.3158
0.2727
0.5000
1.8635
0.1333 0.1333 0.1333 0.2000
0.1250 0.0625 0.0625 0.3750
0.2105 0.1053 0.0526 0.3158
0.1818 0.0833 0.1818 0.0833 0.0909 0.0833 0.2727 0.2500
0.7339 0.5662 0.4226 1.4135
Sedangkan untuk menghitung prioritas kriteria digunakan rumus jumlah baris pada msing-masing sel pada Tabel 3.19 dibagi dengan banyak nasabah (5). Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.20.
Tabel 3.20. Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria Nasabah Marina Gilang Ari Hendra Andi
Kondisi Usaha 0.3727 0.1468 0.1132 0.0845 0.2827
Langkah selanjutnya adalah nilai matriks pada kolom masukan pada tabel 3.18 dikalikan dengan prioritas kriteria masing-masing nasabah pada tabel 3.20. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 3.21.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.21. Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria Kondisi Usaha
Marina
Gilang
Ari
hendra
Andi
Jumlah Baris
Marina
0.3727
0.4404
0.3396
0.2535
0.5654
1.9716
Gilang
0.1242
0.1468
0.2264
0.1690
0.0942
0.7606
Ari
0.1242
0.0734
0.1132
0.1690
0.0942
0.5740
Hendra
0.1242
0.0734
0.0566
0.0845
0.0942
0.4329
Andi
0.1863
0.4404
0.3396
0.2535
0.2827
1.5025
Kemudian, jumlah baris yang dihasilkan pada tabel 3.21 di atas dibagi dengan nilai prioritas masing-masing nasabah pada tabel 3.20. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.22.
Tabel 3.22. Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.21 dengan Nilai Prioritas Nasabah Kriteria ( Kondisi Usaha)
Lamda ( λ )
Marina
5.2900
Gilang
5.1812
Ari
5.0707
Hendra
5.1231
Andi
5.3148
Total
25.9798
λ Max
5.1960
Berikutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency Ratio (CR).
CI
: ( λ max-n)/(n-1) (5.1960-5)/(5-1) (0.1960)/4 0,0490
Universitas Sumatera Utara
CR
: CI / RI 0,0490/ 1.12 0,0437 ( CR < 0,1 , nilai
ACCEPTABLE)
3.1.4.2.4 Jaminan
Untuk proses yang pertama, kita harus memasukkan nilai tiap nasabah dengan kriteria jaminan pada matriks berpasangan. Rumus yang digunakan sama seperti rumus pada status kredit. Misalkan data yang dimasukkan dapat dilihat pada tabel 3.23.
Tabel 3.23. Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria
Jaminan
Marina
Gilang
Ari
Hendra
Andi
Marina
1
3
5
3
3
Gilang
0.3333
1
3
4
2
Ari
0.2
0.3333
1
0.3333
0.3333
Hendra
0.3333
0.25
3
1
2
Andi
0.3333
0.5
3
0.5
1
Jumlah
2.1999
5.0833
15
8.8333
8.3333
Setelah dimasukkan data pada Tabel 3.23 di atas, maka tahap selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing sel pada tabel 3.23 di atas dengan jumlah masing-masing kolomnya. Misalnya nilai 1 pada kolom1 baris1 dibagi dengan 2.1999 yakni jumlah kolomnya, selanjutnya 0.3333 dibagi 2.1999 begitu seterusnya hingga semua sel selesai di bagi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.24.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.24. Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria Kriteria
Marina
Gilang
Ari
Hendra
Andi
Jumlah Baris
0.4546
0.5902
0.3333
0.3396
0.3600
2.0777
Gilang
0.1515
0.1967
0.2000
0.4528
0.2400
1.2410
Ari
0.0909
0.0656
0.0667
0.0377
0.0400
0.3009
Hendra
0.1515
0.0492
0.2000
0.1132
0.2400
0.7539
Andi
0.1515
0.0984
0.2000
0.0566
0.1200
0.6265
Nasabah Marina
Jaminan
Sedangkan untuk menghitung prioritas kriteria digunakan rumus jumlah baris pada masing-masing sel pada Tabel 3.24 dibagi dengan banyak nasabah (5). Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.25.
Tabel 3.25. Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria Nasabah Marina Gilang Ari Hendra Andi
Jaminan 0.4155 0.2482 0.0602 0.1508 0.1253
Langkah selanjutnya adalah nilai matriks pada kolom masukan pada tabel 3.23 dikalikan dengan prioritas kriteria masing-masing nasabah pada tabel 3.25. Matriks kriteria pada kolom 1 baris 1 dikalikan dengan nilai prioritas kriteria masing-masing nasabah pada baris 1, begitu seterusnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 3.26.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.26. Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria
Hendra
Andi
Jumlah Baris
Jaminan
Marina
Gilang
Ari
Marina
0.4155
0.7446
0.3010
0.4524 0.3759
2.2894
Gilang
0.1385
0.2482
0.1806
0.6032 0.2506
1.4211
Ari
0.0831
0.0827
0.0602
0.0503 0.0418
0.3181
Hendra
0.1385
0.0620
0.1806
0.1508 0.2506
0.7825
Andi
0.1385
0.1241
0.1806
0.0754 0.1253
0.6439
Kemudian, jumlah baris yang dihasilkan pada tabel 3.26 di atas dibagi dengan nilai prioritas masing-masing nasabah pada tabel 3.25. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.27.
Tabel 3.27. Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.26 dengan Nilai Prioritas Nasabah
Kriteria ( Jaminan)
Lamda ( λ )
Marina
5.5100
Gilang
5.7256
Ari
5.2840
Hendra
5.1890
Andi
5.1389
Total
26.8475
λ Max
5.3695
Berikutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency Ratio (CR).
CI
: ( λ max-n) / (n-1) ( 5.3695-5 ) / (5-1) (0,3695) / 4 0,0924
Universitas Sumatera Utara
CR
: CI / RI 0,0924/ 1.12 0,0825 ( CR < 0,1 , nilai ACCEPTABLE )
3.1.4.2.5 Kolektibilitas
Untuk proses yang pertama, kita harus memasukkan nilai tiap nasabah dengan kriteria kolektibilitas pada matriks berpasangan. Rumus yang digunakan sama seperti rumus pada status kredit. Misalkan data yang dimasukkan dapat dilihat pada tabel 3.28.
Tabel 3.28. Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria Kolektibilitas
Marina
Gilang
Ari
Hendra
Andi
Marina
1
4
3
2
2
Gilang
0.25
1
3
2
2
Ari
0.3333
0.3333
1
0.3333
0.3333
Hendra
0.5
0.5
3
1
2
Andi
0.5
0.5
3
0.5
1
Jumlah
2.5833
6.3333
13
5.8333
7.3333
Setelah dimasukkan data pada Tabel 3.28 di atas, maka tahap selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing sel pada tabel 3.28 di atas dengan jumlah masing-masing kolomnya. Misalnya nilai 1 pada kolom1 baris1 dibagi dengan 2.5833 yakni jumlah kolomnya, selanjutnya 0.25 dibagi 2.5833 begitu seterusnya hingga semua sel selesai di bagi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.29.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.29. Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria Kriteria
Nasabah
Gilang
Ari
0.3871
0.6316
0.2308
0.3428 0.2727
1.8650
Gilang
0.0968
0.1579
0.2308
0.3428 0.2727
1.1010
Ari
0.1290
0.0526
0.0769
0.0571 0.0454
0.3610
Hendra
0.1935
0.0789
0.2308
0.1714 0.2727
0.9473
Andi
0.1935
0.0789
0.2308
0.0857 0.1364
0.7253
Marina
Kolektibilitas
Hendra
Andi
Jumlah Baris
Marina
Sedangkan untuk menghitung prioritas kriteria digunakan rumus jumlah baris pada masing-masing sel pada Tabel 3.29 dibagi dengan banyak nasabah (5). Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.30.
Tabel 3.30. Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria
Nasabah
Kolektibilitas
Marina
0.3730
Gilang
0.2202
Ari
0.0722
Hendra
0.1895
Andi
0.1451
Langkah selanjutnya adalah nilai matriks pada kolom masukan pada tabel 3.29 dikalikan dengan prioritas kriteria masing-masing nasabah pada tabel 3.30. Matriks kriteria pada kolom 1 baris 1 dikalikan dengan nilai prioritas kriteria masing-masing nasabah pada baris 1, begitu seterusnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 3.31.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.31. Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria
Kolektibilitas
Marina
Gilang
Ari
Hendra
Andi
Jumlah Baris
Marina
0.3730
0.8808
0.2166
0.3790
0.2902
2.1396
Gilang
0.0932
0.2202
0.2166
0.3790
0.2902
1.1992
Ari
0.1243
0.0734
0.0722
0.0632
0.0484
0.3815
Hendra
0.1865
0.1101
0.2166
0.1895
0.2902
0.9929
Andi
0.1865
0.1101
0.2166
0.0947
0.1451
0.7530
Kemudian, jumlah baris yang dihasilkan pada tabel 3.31 di atas dibagi dengan nilai prioritas masing-masing nasabah pada tabel 3.30. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.32.
Tabel 3.32. Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.31 dengan Nilai Prioritas Nasabah
Kriteria ( Kolektibilitas)
Lamda ( λ )
Marina
5.7362
Gilang
5.4459
Ari
5.2839
Hendra
5.2396
Andi
5.1895
Total
26.8951
λ Max
5.3790
Berikutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency Ratio (CR).
CI
: ( λ max-n) / (n-1) (5.3790-5) / (5-1) (0,3790) / 4 0.0947
Universitas Sumatera Utara
CR
: CI / RI 0,0947 / 1.12 0, 0845 ( CR < 0,1 , nilai ACCEPTABLE )
Dari penjelasan mengenai nilai matriks nasabah tiap kriteria diatas, maka didapatkan hasil nilai prioritas masing-masing nasabah tiap kriteria pada tabel 3.33.
Tabel 3.33. Nilai Prioritas masing-masing nasabah tiap kriteria
Status
Produktivitas
Kondisi
kredit
Usaha
Usaha
Marina
0.2
0.3902
Gilang
0.2
Ari
Nasabah
Jaminan
Kolektabilitas
0.3727
0.4155
0.3730
0.2308
0.1468
0.2482
0.2202
0.2
0.1025
0.1132
0.0602
0.0722
Hendra
0.2
0.0763
0.0845
0.1508
0.1895
Andi
0.2
0.2000
0.2827
0.1253
0.1451
Langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai prioritas masing-masing nasabah dengan nilai prioritas kriteria sehingga didapatkan prioritas tujuan masingmasing nasabah KUR dengan rumus nilai prioritas masing-masing nasabah pada Tabel 3.33 yaitu pada kolom status kredit dikalikan dengan nilai prioritas kriteria pada tabel 3.5 baris status kredit dan seterusnya. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.34 yaitu hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:
Pts = (Pds1… Pdsn) * Ps Ptp = (Pdp1… Pdpn) * Pp Ptk = (Pdk1… Pdkn) * Pk Ptj = (Pdj1… Pdjn) * Pj Ptko = (Pdko1… Pdkon) * Pko
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: Pts
= prioritas tujuan nasabah per status kredit
Ptp
= prioritas tujuan nasabah per produktivitas usaha
Ptk
= prioritas tujuan nasabah per kondisi usaha
Ptj
= prioritas tujuan nasabah per jaminan
Ptko = prioritas tujuan nasabah per kolektibilitas
Tabel 3.34. Nilai Prioritas Tujuan masing-masing nasabah KUR Status Nasabah
Produktivitas Kondisi Jaminan Kolektabilitas
kredit
Usaha
Usaha
Marina
0.0981
0.0852
0.0600
0.0362
0.0160
Gilang
0.0981
0.0504
0.0236
0.0216
0.0094
Ari
0.0981
0.0224
0.0182
0.0052
0.0031
Hendra
0.0981
0.0167
0.0136
0.0131
0.0081
Andi
0.0981
0.0437
0.0455
0.0109
0.0062
Langkah
terakhir
adalah
menghitung
prioritas
global
dengan
cara
menjumlahkan baris pada Tabel 3.34, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.35 yaitu hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:
n
n
∑ a[1, j ]
Pgm =
Pgg =
j =1
j =1
n
Pgh =
∑ a[4, j ] j =1
∑ a[2, j ]
n
Pgar =
∑ a[3, j ] j =1
n
Pgan =
∑ a[5, j ] j =1
Keterangan: Pgm = prioritas global Marina Pgg = prioritas global Gilang Pgar = prioritas global Ari Pgh = prioritas global Hendra Pgan = prioritas global Andi
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.35 Prioritas Global Masing-Masing Calon Nasabah KUR Nasabah
Prioritas Global
Marina
0.2955
Gilang
0.2031
Ari
0.1470
Hendra
0.1496
Andi
0.2044
Tabel 3.35 menghasilkan nilai prioritas global untuk masing-masing calon nasabah penerima KUR. Nilai prioritas global adalah nilai perbandingan antara nilai prioritas kriteria dengan nilai prioritas nasabah per kriteria. Nilai tertinggi pada tabel tersebut merupakan nilai keputusan. Jadi, berdasarkan simulasi melalui metode AHP diperoleh informasi bahwa dari kelima calon nasabah yang paling layak menerima KUR adalah nasabah Marina. Hal ini dikarenakan Marina memiliki nilai prioritas global yang paling tinggi dari calon nasabah lainnya yaitu Gilang, Ari, Hendra, dan Andi.
3.2
Perancangan Flowchart Sistem
Perancangan flowchart
atau diagram alir akan memudahkan pengembang untuk
mengimplementasikan sistem ke dalam bahasa pemrograman, karena akan menjelaskan bagaimana cara kerja sistem dari awal hingga akhir. Flowchart yang akan dirancangan pada sistem pendukung keputusan ini terdiri dari flowchart penentuan prioritas kriteria, penentuan prioritas nasabah tiap kriteria dan penentuan prioritas global. Berikut masing-masing flowchart untuk proses tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Mulai
Input data nasabah
n = banyak nasabah
Input nilai matriks kriteria n X n
Jumlahkan semua elemen pada setiap kolom matriks kriteria
Normalisasi matriks kriteria n X n
Jumlahkan semua elemen tiap baris pada matriks normalisasi kriteria
Selesai
Bagikan hasil penjumlahan baris dengan n
Tidak
Matriks prioritas kriteria
Kalikan nilai setiap inputan matriks kriteria dengan nilai masing-masing prioritas kriteria
Jumlahkan setiap baris dari hasil perkalian di atas
Bagikan tiap hasil penjumlahan di atas dengan masingmasing nilai prioritas kriteria
Matriks λ
Hitung λ
maks
Hitung CI
Hitung CR
CR < 0,1
Ya Matriks kriteria konsisten
Gambar 3.1 Flowchart Penentuan Prioritas Kriteria
Universitas Sumatera Utara
Mulai
Input data nasabah
n = banyak nasabah
Input nilai matriks nasabah tiap kriteria n X n
Jumlahkan semua elemen pada setiap kolom matriks nasabah tiap kriteria
Normalisasi matriks nasabah tiap kriteria
Jumlahkan semua elemen tiap baris pada matriks normalisasi nasabah tiap kriteria
Selesai
Bagikan hasil penjumlahan baris dengan n
Tidak
Matriks prioritas nasabah tiap kriteria
Kalikan nilai setiap inputan matriks nasabah tiap kriteria dengan nilai masing-masing prioritas nasabah tiap kriteria
Jumlahkan setiap baris dari hasil perkalian di atas
Bagikan tiap hasil penjumlahan di atas dengan masingmasing nilai prioritas nasabah tiap kriteria
Matriks λ
Hitung λ
maks
Hitung CI
Hitung CR
CR < 0,1
Ya Matriks nasabah tiap kriteria konsisten
Gambar 3.2 Flowchart Penentuan Prioritas Nasabah
Universitas Sumatera Utara
Mulai
Nilai prioritas nasabah tiap kriteria
Nilai Prioritas Kriteria
Kalikan Masing-masing Nilai Prioritas Nasabah Tiap Kriteria dengan Masing-masing Nilai Prioroitas Kriterianya
Nilai Matriks Prioritas Tujuan Tiap Nasabah
Jumlahkan Semua elemen Tiap Baris pada Matriks Prioritas Tujuan
Nilai Prioritas Global
Urutkan Nilai Prioritas Global dari Tertinggi Hingga Terendah
Selesai
Gambar 3.3 Flowchart Penentuan Nilai Prioritas Global
3.3 Perancangan Basis Data
Perancangan basis data dapat dilakukan dengan merancang Data Flow Diagram (DFD). Berikut penjelasan selengkapnya.
Universitas Sumatera Utara
3.3.1 Data Flow Diagram (DFD)
Diagram Aliran Data / Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah teknis grafis yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan saat data bergerak dari input menjadi output. DFD dapat digunakan untuk menyajikan sebuah sistem atau perangkat lunak pada setiap tingkat abstraksi. DFD memberikan suatu mekanisme bagi pemodelan fungsional dan pemodelan informasi.
DFD tingkat 0, disebut juga dengan model sistem fundamental atau model konteks, merepresentasikan seluruh elemen sistem sebagai sebuah lingkaran tunggal dengan data input dan output yang ditunjukkan oleh anak panah yang masuk dan keluar secara berurutan.
Pada penelitian ini, DFD dikelompokkan menjadi dua yakni DFD yang menjelaskan proses yang dilakukan oleh manajer dan proses yang dilakukan oleh seorang operator. Berikut DFD level 0 untuk sistem pendukung keputusan pemberian KUR untuk masing-masing kelompok.
hasil_nilai_keputusan_caril nilai_prioritas_nasabah_tiap_kriteria nilai_prioritas_kriteria hasil_data_register
SPK Pemberian KUR
user_invalid | form_aplikasi
MANAJER
data_user data_register nilai_matriks_kriteria nilai_matriks_nasabah_tiap_kriteria nilai_keputusan_cari
Gambar 3.4 DFD Level 0 – Manajer
a. No. / Nama Proses: / SPK Pemberian KUR b. Input
:
data_user,
data_register,
nilai_matriks_kriteria,
nilai_matriks_nasabah_tiap-kriteria, nilai_keputusan_cari
Universitas Sumatera Utara
c. Proses
: Seorang manajer harus memasukkan data dirinya untuk menggunakan aplikasi. Selanjutnya manajer dapat mencari nilai prioritas kriteria dengan memasukkan nilai matriks kriteria dan mencari nilai prioritas nasabah dengan memasukkan nilai matriks nasabah tiap kriteria. Kemudian manajer dapat mencari nilai keputusannya.
d. Output
: user_invalid | form_aplikasi, hasil_data_register, nilai_prioritas_kriteria, nilai_prioritas_nasabah_tiap_kriteria,
hasil-
nilai_keputusan_cari
Proses yang ada pada DFD level 0 di atas dapat dipecah-pecah lagi menjadi proses-proses yang lebih kecil dan terperinci. Proses-proses tersebut dapat dilihat pada DFD level 1 pada gambar 3.5:
Universitas Sumatera Utara
data_pengguna user_invalid | form_aplikasi data_pengguna
1.0 LOGIN
PENGGUNA data_pengguna
data_register hasil_data_register {data_pengguna | data_nasabah}
data_pengguna hasil_data_pengguna_register
2.0 REGISTER DATA
hasil_data_nasabah_register data_nasabah
nilai_matriks_kriteria
nilai_matriks_kriteria
3.0 PENENTUAN PRIORITAS KRITERIA
NASABAH KRITERIA
MANAJER
nilai_prioritas_ kriteria
nilai_prioritas_kriteria
data_nasabah nilai_matriks_nasabah_ tiap_kriteria nilai_prioritas_ nasabah_tiap_kriteria
data_nasabah nilai_matriks_ nasabah_tiap_kriteria
4.0 PENENTUAN PRIORITAS NASABAH
NASABAH TIAP KRITERIA nilai_prioritas_ nasabah_tiap_kriteria nilai_keputusan_cari
nilai_keputusan_cari hasil_nilai_keputusan_cari
5.0 PENENTUAN NILAI KEPUTUSAN
hasil_nilai_keputusan_cari data_nasabah data_nasabah
NASABAH TERPROSES
Gambar 3.5 DFD Level 1 – Manajer
a. No. / Nama Proses: 1.0 / Login b. Input
: data_ pengguna, data_pengguna
c. Proses
: Untuk menggunakan aplikasi seorang manajer harus melakukan
login
terlebih
dahulu
yakni
dengan
memasukkan data dirinya. Data pengguna tersebut akan tersimpan ke dalam tabel pengguna dalam basis data. d. Output
: data_user , user_invalid | form_aplikasi
a. No. / Nama Proses: 2.0 / Register Data b. Input
:
data_register,
hasil_data_pengguna_register,
hasil_data_ nasabah_register
Universitas Sumatera Utara
c. Proses
: Seorang manajer dapat melakukan registrasi data pengguna dan data nasabah. Masing-masing data hasil registrasi tersebut akan tersimpan ke dalam basis datanya masing-masing yakni ke dalam tabel pengguna dan tabel nasabah.
d. Output
: data_pengguna, data_nasabah , hasil_data_register {data pengguna | data_nasabah}
a. No. / Nama Proses: 3.0 / Penentuan Prioritas Kriteria b. Input
: nilai_matriks_kriteria, nilai_prioritas_kriteria
c. Proses
: Seorang manajer dapat mencari nilai prioritas kriteria dengan memasukkan nilai matriks kriteria ke dalam sistem, selanjutnya sistem akan mengeluarkan nilai prioritas kriteria ke manajer.
d. Output
: nilai_matriks_kriteria , nilai_prioritas_kriteria
a. No. / Nama Proses: 4.0 / Penentuan Prioritas Nasabah b. Input
: nilai_matriks_nasabah_tiap_kriteria, data_nasabah , data_kriteria, nilai_prioritas_nasabah_tiap-kriteria
c. Proses
: Seorang manajer dapat pula mencari nilai prioritas nasabah tiap kriteria dengan memasukkan nilai matriks nasabah tiap kriteria ke dalam sistem, selanjutnya sistem akan mengeluarkan nilai prioritas nasabah tiap kriteria ke manajer.
d. Output
: data_nasabah , data_kriteria, nilai_matriks_nasabah _tiap_kriteria , nilai_prioritas_nasabah_ tiap-kriteria
a. No. / Nama Proses: 5.0 / Penentuan Nilai Keputusan b. Input
:
nilai_keputusan_cari,
data_nasabah,
hasil_nilai_
keputusan_cari c. Proses
: Bila manajer ingin melihat nilai keputusan yang dihasilkan sistem, maka manajer cukup memasukkan data keputusan yang akan dicari, maka sistem akan
Universitas Sumatera Utara
memprosesnya dan
menampilkan nilai keputusan
kepada manajer, lalu hasil nasabah yang sudah diproses disimpan ke dalam database nasabah terproses. d. Output
:
nilai_keputusan_cari,
data_nasabah,
hasil_nilai_
keputusan_cari
DFD level 1 di atas masih dapat dipecah lagi menjadi proses-proses yang lebih kecil dan terperinci ke dalam DFD level 2. Beberapa proses yang dapat di pecah dari DFD level 1 di atas adalah proses register data, penentuan prioritas kriteria, penentuan prioritas nasabah, penentuan nilai keputusan. Berikut ini DFD level 2 untuk masingmasing proses tersebut.
data_register { data_pengguna | data_nasabah }
data_pengguna
MANAJER
hasil_data_pengguna_register
2.1 INPUT DATA
hasil_data_register
2.2 TAMPIL DATA
PENGGUNA
data_nasabah
NASABAH hasil_data_ nasabah_register
Gambar 3.6 DFD Level 2 – Register Data oleh Manajer
a. No. / Nama Proses: 2.1 / Input Data b. Input
: data_register {data_user | data_nasabah} ,
c. Proses
: Pada saat manajer melakukan registrasi data baik data user maupun nasabah, maka manajer harus memasukkan data tersebut ke dalam sistem. Data user
Universitas Sumatera Utara
akan disimpan ke dalam tabel user sedangkan data nasabah akan disimpan ke dalam tabel nasabah. d. Output
: data_user , data_nasabah
a. No. / Nama Proses: 2.2 / Tampil Data b. Input
: hasil_data_user_register, hasil_data_nasabah_register
c. Proses
: Semua data yang telah diregistrasi oleh manajer baik data user maupun nasabah akan ditampilkan kembalai kepada manajer.
d. Output
: hasil_data_register
3.2 PROSES NILAI PRIORITAS KRITERIA
KRITERIA
nilai_prioritas_kriteria
MANAJER
nilai_prioritas_kriteria nilai_matriks_kriteria
nilai_matriks_kriteria
3.1 INPUT MATRIKS KRITERIA
3.3 TAMPIL NILAI PRIORITAS KRITERIA
Gambar 3.7 DFD Level 2 – Penentuan Prioritas Kriteria oleh Manajer
Universitas Sumatera Utara
a. No. / Nama Proses: 3.1 / Input Matriks Kriteria b. Input
: nilai_matriks_kriteria
c. Proses
: Untuk mencari nilai prioritas kriteria, manajer harus memasukkan nilai matriks kriteria ke dalam sistem, selanjutnya sitem akan memproses data tersebut.
d. Output
: nilai_matriks_kriteria
a. No. / Nama Proses: 3.2 / Proses Nilai Prioritas Kriteria b. Input
: nilai_matriks_kriteria
c. Proses
: Nilai matriks kriteria yang dimasukkan manajer akan diproses di dalam sistem untuk menghasilkan nilai prioritas kriterianya dan akan disimpan ke dalam tabel kriteria.
d. Output
: nilai_prioritas_kriteria
a. No. / Nama Proses: 3.3 / Tampil Nilai Prioritas Kriteria b. Input
: nilai_prioritas_kriteria
c. Proses
: Setelah nilai prioritas kriteria di dapat, selanjutnya sistem akan menampilkan nilai prioritas kriteria tersebut kepada manajer.
d. Output
: nilai_prioritas_kriteria
Universitas Sumatera Utara
NASABAH
data_nasabah
data_nasabah
nilai_prioritas_nasabah _tiap_kriteria
NASABAH TIAP KRITERIA
4.2 PROSES NILAI PRIORITAS NASABAH
nilai_prioritas_nasabah_ tiap_kriteria
MANAJER
nilai_prioritas_ nasabah_tiap_kriteria
nilai_matriks_ nasabah_tiap_kriteria
nilai_matriks_nasabah_ tiap_kriteria
4.1 INPUT MATRIKS NASABAH
4.3 TAMPIL NILAI PRIORITAS NASABAH
Gambar 3.8 DFD Level 2 – Penentuan Prioritas Nasabah tiap Kriteria oleh Manajer
a. No. / Nama Proses: 4.1 / Input Matriks Nasabah b. Input
: nilai_matriks_nasabah_tiap_kriteria
c. Proses
: Untuk mencari nilai prioritas nasabah tiap kriteria, manajer harus memasukkan nilai matriks masingmasing nasabah ke dalam sistem, selanjutnya sitem akan memproses data tersebut.
d. Output
: nilai_matriks_nasabah_tiap_kr iteria
Universitas Sumatera Utara
a. No. / Nama Proses: 4.2 / Proses Nilai Prioritas Nasabah b. Input
: nilai_matriks_nasabah_tiap_kriteria
c. Proses
: Nilai matriks nasabah tiap kriteria yang dimasukkan manajer
akan
diproses
di
dalam
sistem
untuk
menghasilkan nilai prioritas kriterianya dan akan disimpan ke dalam tabel nasabah tiap kriteria. Selanjutnya sistem akan memanggil data kriteria dan data nasabah ke database mereka masing-masing untuk kemudian akan ditampilkan bersama nilai prioritas nasabah tiap kriteria. d. Output
: data_kriteria, data_nasabah, nilai_matriks_nasabah _tiap_kriteria
a. No. / Nama Proses: 4.3 / Tampil Nilai Prioritas Nasabah b. Input
: data_kriteria, data_nasabah, nilai_prioritas_nasabah _tiap_kriteria
c. Proses
: Setelah nilai prioritas nasabah tiap kriteria di dapat, selanjutnya sistem akan menampilkan nilai prioritas nasabah tiap kriteria tersebut kepada manajer.
d. Output
: nilai_prioritas_nasabah _tiap_kriteria
Universitas Sumatera Utara
5.1 PROSES NILAI KEPUTUSAN data_nasabah
nilai_keputusan_cari
nilai_keputusan_cari
NASABAH TIAP KRITERIA NASABAH hasil_nilai_keputusan_cari
data_nasabah
MANAJER
NASABAH TERPROSES
5.2 TAMPIL NILAI KEPUTUSAN
hasil_nilai_keputusan_cari
Gambar 3.9 DFD Level 2 – Penentuan Nilai Keputusan oleh Manajer
a. No. / Nama Proses: 5.1 / Proses Nilai Prioritas Kriteria b. Input
: nilai_keputusan_cari
c. Proses
: Untuk memperoleh nilai prioritas global dari keseluruhan data yang dimasukkan manajer, manajer harus memasukkan proses cari nilai prioritas, maka sistem
akan
memproses
nilai
tersebut
dengan
memanggil data nasabah, kemudian hasil nilai prioritas global tersimpan dalam basis data nasabah tiap kriteria d. Output
: data_nasabah , nilai_prioritas_global_cari
a. No. / Nama Proses: 5.2 / Tampil Nilai Prioritas Kriteria b. Input
: data_nasabah , nilai_keputusan_cari
c. Proses
: Setelah masing-masing data yang dipanggil tersebut ada dalam basis data, maka data tersebut akan di
Universitas Sumatera Utara
tampilkan ke manajer berupa hasil nilai keputusan dan data nasabah yang telah diproses akan disimpan dalam basis data nasabah terproses. d. Output
: hasil_nilai_keputusan
6. hasil_data_nasabah_register 4. hasil_password_user_baru
SPK Pemberian KUR
1. data_user
OPERATOR
2. user_invalid | form_aplikasi 3. password_user_ganti 5. data_nasabah_register
Gambar 3.10 DFD Level 0 – Operator
a. No. / Nama Proses: / SPK Pemberian KUR b. Input
:
data_user
,
password_user_ganti,
data_nasabah_register c. Proses
: Sama halnya dengan manajer, operator juga harus memasukkan data dirinya untuk menggunakan aplikasi ini. Seorang operator hanya bisa melakukan registrasi data nasabah, mengganti password dirinya pada aplikasi.
d. Output
:
user_invalid
|
form_aplikasi,
hasil_password_user_baru , hasil_data_nasabah_register
Proses yang ada pada DFD level 0 di atas dapat dipecah-pecah lagi menjadi proses-proses yang lebih kecil dan terperinci. Proses-proses tersebut dapat dilihat pada DFD level 1 di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
3. data_user 4. user_invalid | form_aplikasi 1. data_user
1.0 LOGIN
USER 2. data_user
6. data_password
5. data_password {password_lama dan baru}
2.0 GANTI PASSWORD
6. data_password_baru
7. data_password_baru
OPERATOR 10. data_nasabah 8. data_register NASABAH
11. hasil_data_nasabah_register
3.0 REGISTER DATA NASABAH
9. data_nasabah
Gambar 3.11 DFD Level 1 – Operator
a. No. / Nama Proses: 1.0 / Login b. Input
: data_user, data_user
c. Proses
: Untuk menggunakan aplikasi seorang operator juga harus melakukan login terlebih dahulu yakni dengan memasukkan data dirinya. Data user tersebut akan tersimpan ke dalam tabel user dalam basis data. Jika data yang dimasukkan benaar, maka sistem akan menampilkan form aplikasi yang akan digunakan, namun jika data yang dimasukkan salah, maka sistem
Universitas Sumatera Utara
akan mengeluarkan peringatan bahwa data yang operator masukkan invalid, sehingga harus diulangi kembali. d. Output
: data_user , user_invalid | form_aplikasi
a. No. / Nama Proses: 2.0 / Ganti Password b. Input
:
data_password
{password_lama
dan
baru},
data_password_baru c. Proses
: Operator juga dapat mengganti password dirinya untuk masuk ke dalam sistem yakni dengan memasukkan data password yang diminta, kemudian data password baru secara otomatis akan tersimpan ke dalam basis data user. Dan operator akan dapat menggunakan data password baru tersebut.
d. Output
: data_password , data_password_baru
a. No. / Nama Proses: 3.0 / Register Data Nasabah b. Input
: data_register , data_nasabah
c. Proses
: Operator juga dapat melakukan registrasi data nasabah ke dalam sistem. Data nasabah yang telah diregistrasi tersebut akan disimpan di dalam tabel nasabah pada basis data sistem. Kemudian data nasabah yang telah diregister tersebut dapat dilihat kembali oleh operator.
d. Output
: data_nasabah, hasil_data_nasabah_register
3.3.2 Perancangan Struktur Tabel
Perancangan struktur tabel berguna bagi pengembang sistem dalam merancang basis data yang akan digunakan pada sistem nantinya. Sistem ini menggunakan beberapa tabel diantaranya tabel bpkb, kriteria, nasabah, pengguna, rumah dan tanah. Berikut struktur dari masing-masing tabel tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.36 Struktur Tabel BPKB No
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
1
noid
text
13
2
merk
text
20
Nomor identitas masingmasing bpkb nasabah Merk kendaraan
3
tipe
text
10
Tipe kendaraan
4
tahun
text
5
Tahun pembuatan kendaraan
5
warna
text
10
Warna kendaraan
6
nama
text
30
Nama dealer kendaraan
7
alamat
text
50
Alamat dealer kendaraan
8
telp
text
13
No. telp dealer kendaraan
Tabel 3.37 Struktur Tabel Kriteria No
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
1
noid
text
1
2
kredit
text
50
Nomor identitas masingmasing criteria Status kredit nasabah
3
produktivitas
text
50
Produktivitas usaha nasabah
4
kondisi
text
50
Kondisi usaha nasabah
5
jaminan
text
50
6
kolektabilitas
text
50
Jaminan
yang
diberi
nasabah pada pihak Bank Kemampuan bekerjasama nasabah
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.38 Struktur Tabel Nasabah No
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
1
noid
text
13
2
nama
text
50
Nomor identitas masing nasabah Nama nasabah
masing-
3
alamat
text
50
Alamat nasabah
4
pekerjaan
text
30
Pekerjaan nasabah
5
namausaha
text
50
Nama usaha nasabah
6
alamatusaha
text
50
Alamat usaha nasabah
7
jenisusaha
text
50
Jenis usaha nasabah
8
notelp
text
11
No.telp nasabah
9
nohp
text
13
No.hp nasabah
10
pendapatan
text
50
11
kondisiusaha
text
12
Konsisi usaha nasabah
12
statuskredit
text
10
Status kredit nasabah
13
kolektabilitas
text
25
14
jaminan
text
12
Pendapatan nasabah per bulan
Kemampuan bekerjasama nasabah Jaminan yang diberikan nasabah pada pihak Bank
Tabel 3.39 Struktur Tabel Pengguna No
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
1
nama
Text
15
Username pengguna sistem
2
pass
Text
8
Password pengguna sistem
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.40 Struktur Tabel Rumah No
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
1
noid
text
13
2
alamat
text
50
Nomor identitas jaminan rumah masing-masing nasabah Alamat nasabah
3
noimb
text
20
No. IMB rumah nasabah
4
harga
text
20
5
namamilik
text
30
6
alamatmilik
text
50
7
telpmilik
text
13
8
tahun
text
4
Harga rumah nasabah Nama pemilik jaminan rumah Alamat pemilik jaminan rumah No.telp pemilik jaminan rumah Tahun rumah dibangun
9
lt
text
4
Luas tanah
10
lb
text
4
Luas bangunan rumah
Tabel 3.41 Struktur Tabel Tanah No
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
1
noid
text
13
2
alamat
text
50
Nomor identitas masingmasing jaminan tanah nasabah Alamat tanah nasabah
3
luas
text
10
Luas tanah nasabah
4
status
text
10
Status tanah
5
harga
text
20
Harga kisaran tanah
6
namamilik
text
30
Nama pemilik tanah
7
alamatmilik
text
50
Alamat pemilik tanah
8
telpmilik
text
13
No. telp pemilik tanah
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.42 Struktur Tabel Nasabah Terproses No
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
1
noid
text
13
2
nama
text
50
Nomor identitas masing nasabah Nama nasabah
masing-
3
alamat
text
50
Alamat nasabah
4
pekerjaan
text
30
Pekerjaan nasabah
5
namausaha
text
50
Nama usaha nasabah
6
alamatusaha
text
50
Alamat usaha nasabah
7
jenisusaha
text
50
Jenis usaha nasabah
8
notelp
text
11
No.telp nasabah
9
nohp
text
13
No.hp nasabah
10
pendapatan
text
50
11
kondisiusaha
text
12
Konsisi usaha nasabah
12
statuskredit
text
10
Status kredit nasabah
13
kolektabilitas
text
25
14
jaminan
text
12
Pendapatan nasabah per bulan
Kemampuan bekerjasama nasabah Jaminan yang diberikan nasabah pada pihak Bank
3.3.3 Kamus Data
Kamus data dirancang untuk menentukan tabel-tabel apa saja yang akan muncul ke dalam aplikasi dengan menggunakan data dalam basis data sistem. Berikut tabel-tabel yang akan muncul di dalam aplikasi SPK pemberian KUR ini.
Tabel 3.43 Kamus Data Log-in No
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
1
nama
text
15
Username pengguna sistem
2
pass
text
8
Password pengguna sistem
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.44 Kamus Data Ganti Password No
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
1
nouser
text
7
2
nama
text
15
Nomor identitas pengguna Username pengguna sistem
3
pass
text
8
Password pengguna sistem
4
tingkat
text
13
Tingkat dalam penggunaan sistem apakah operator atau administrator
Tabel 3.45 Kamus Data Daftar Pengguna No
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
1
nouser
text
7
2
nama
text
15
Nomor identitas pengguna Username pengguna sistem
3
pass
text
8
Password pengguna sistem
4
tingkat
text
13
Tingkat dalam penggunaan sistem apakah operator atau administrator
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.46 Kamus Data Nasabah No
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
1
noid
text
13
2
nama
text
50
Nomor identitas masingmasing nasabah Nama nasabah
3
alamat
text
50
Alamat nasabah
4
pekerjaan
text
30
Pekerjaan nasabah
5
namausaha
text
50
Nama usaha nasabah
6
alamatusaha
text
50
Alamat usaha nasabah
7
jenisusaha
text
50
Jenis usaha nasabah
8
notelp
text
11
No.telp nasabah
9
nohp
text
13
No.hp nasabah
10
pendapatan
text
50
11
kondisiusaha
text
12
Konsisi usaha nasabah
12
statuskredit
text
10
Status kredit nasabah
13
kolektabilitas
text
25
14
jaminan
text
12
Pendapatan nasabah per bulan
Kemampuan bekerjasama nasabah Jaminan yang diberikan nasabah pada pihak Bank
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.47 Kamus Data Cari Data Nasabah No
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
1
noid
text
13
2
nama
text
50
3
namausaha
text
50
4
kolektabilitas
text
50
5
jenisusaha
text
50
6
kondisiusaha
text
12
7
statuskredit
text
13
8
pendapatan
text
50
9
jaminan
text
12
Keterangan Nomor identitas nasabah (diambil dari tabel nasabah) Nama nasabah(diambil dari tabel nasabah) Nama usaha nasabah(diambil dari tabel nasabah) Kemampuan kerjasama nasabah(diambil dari tabel kriteria) Jenis usaha nasabah(diambil dari tabel nasabah) No.telp nasabah(diambil dari tabel nasabah) No.hp nasabah(diambil dari tabel kriteria) Pendapatan nasabah per bulan(diambil dari tabel nasabah) Jaminan yang diberikan nasabah pada pihak Bank(diambil dari tabel kriteria)
Tabel 3.48 Kamus Data Prioritas Kriteria No
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
1
noid
text
1
2
kredit
text
50
Nomor identitas kriteria Nilai prioritas status kredit
3
produktivitas
text
50
4
kondisi
text
50
Nilai prioritas produktivitas usaha Nilai prioritas kondisi usaha
5
jaminan
text
50
Nilai prioritas jaminan usaha
6
kolektabilitas
text
50
Nilai prioritas kolektabilitas nasabah
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.49 Kamus Data Prioritas Nasabah tiap Kriteria
No
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
1
noid
text
13
2
kredit
text
50
Nomor identitas nasabah dari tabel nasabah Nilai prioritas nasabah x
3
produktivitas
text
50
4
kondisi
text
50
5
jaminan
text
50
6
kolektabilitas
text
50
dengan kriteria status kredit Nilai prioritas nasabah x dengan kriteria produktivitas usaha Nilai prioritas nasabah x dengan kriteria kondisi usaha Nilai prioritas nasabah x dengan kriteria jamina Nilai prioritas nasabah x dengan kriteria kolektabilitas
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.50 Kamus Data Nasabah Terproses
No
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
1
noid
text
13
2
nama
text
50
Nomor identitas masingmasing nasabah Nama nasabah
3
alamat
text
50
Alamat nasabah
4
pekerjaan
text
30
Pekerjaan nasabah
5
namausaha
text
50
Nama usaha nasabah
6
alamatusaha
text
50
Alamat usaha nasabah
7
jenisusaha
text
50
Jenis usaha nasabah
8
notelp
text
11
No.telp nasabah
9
nohp
text
13
No.hp nasabah
10
pendapatan
text
50
11
kondisiusaha
text
12
Konsisi usaha nasabah
12
statuskredit
text
10
Status kredit nasabah
13
kolektabilitas
text
25
14
jaminan
text
12
3.4
Pendapatan nasabah per bulan
Kemampuan bekerjasama nasabah Jaminan yang diberikan nasabah pada pihak Bank
Perancangan Antar Muka
Perancangan antarmuka merupakan tampilan program aplikasi yang akan digunakan oleh pengguna untuk dapat berkomunikasi dengan komputer. Tahapan ini sangat penting karena antarmuka yang baik akan membuat pengguna merasakan kenyamanan dalam menggunakan sebuah aplikasi komputer.
Untuk lebih memudahkan pembuatan antarmuka suatu sistem, perlu dilakukan terlebih dahulu perancangan struktur menu program dari sistem yang akan dibangun, hal ini sangat berguna untuk mengetahui urutan menu yang akan digunakan oleh
Universitas Sumatera Utara
pengguna Berikut struktur menu-menu yang akan dirancang pada aplikasi sistem pendukung keputusan ini.
3.4.1 Rancangan Halaman Utama
Halaman utama yang dimaksud adalah halaman atau jendela utama sistem yang menampilkan menu utama sistem. Menu utama pada aplikasi ini terdiri dari 4 bagian, yaitu menu sistem, menu register data, menu input matriks, dan menu tentang sistem. Masing-masing menu akan terdiri dari beberapa sub menu. Tampilan rancangan halaman utama dapat dilihat pada gambar 3.12. Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri Sistem
Tanggal
Register Data
Input Matriks
Tentang Sistem
Keluar
Pengguna
Gambar 3.12 Rancangan Halaman Utama
3.4.2 Rancangan Menu Sistem Pada menu Sistem terdapat beberapa sub menu, yaitu sub menu Log-In, Log-Out, Daftar Pengguna. Ganti Password, dan Keluar. Tampilan rancangan menu sistem dapat dilihat pada gambar 3.13.
Universitas Sumatera Utara
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri Sistem
Register Data
Input Matriks
Tentang Sistem
Keluar
Log in Log out Daftar Pengguna Ganti Password Keluar
Tanggal
Pengguna
Gambar 3.13 Rancangan Menu Sistem
3.4.3 Rancangan Menu Login Jendela Log-In dapat ditemukan pada menu Aplikasi. Jendela ini berfungsi menerima masukan berupa username dan password untuk kemudian akan dicek apakah username dan password tersebut telah valid. Jika ya, maka pengguna dapat menggunakan aplikasi ini. Namun jika tidak, aplikasi ini akan menolak username dan password tersebut dan aplikasi ini tidak dapat digunakan. Karena itu, jendela ini didesain dengan tampilan yang cukup sederhana. Tampilan rancangan menu log in dapat dilihat pada gambar 3.14.
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri Sistem
Register Data
Input Matriks
Tentang Sistem
Keluar
Log in Username Password
Ok
Tanggal
Batal
Pengguna
Gambar 3.14 Rancangan Menu Log-in
Universitas Sumatera Utara
3.4.4 Rancangan Menu Log-out Jendela Log-Out akan ditampilkan jika pengguna mengklik menu Log-Out pada menu Sistem. Jendela ini berfungsi bagi pengguna untuk keluar dari sistem tanpa harus keluar dari aplikasi. Jika diperlukan, maka pengguna dapat melakukan Log-In kembali. Sesuai dengan fungsinya, maka jendela ini berbentuk dialogue box untuk mengkonfirmasi perintah Log-Out yang akan dilakukan. Tampilan rancangan menu log out dapat dilihat pada gambar 3.15. Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri Sistem
Register Data
Input Matriks
Tentang Sistem
Keluar
Log Out Sistem Keluar dari Sistem
Yes
Tanggal
No
Pengguna
Gambar 3.15 Rancangan Menu Log-out
3.4.5 Rancangan Menu Daftar Pengguna Pada menu Sistem terdapat sub menu Daftar Pengguna. Fungsi sub menu ini adalah untuk melihat daftar pengguna yang memiliki akses terhadap aplikasi ini dan juga melihat level pangguna. Level pengguna terdiri dari operator dan master. Hanya pengguna pada level master yang dapat mengakses sub menu ini. Tampilan rancangan menu daftar pengguna dapat dilihat pada gambar 3.16.
Universitas Sumatera Utara
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem
Register Data
No
Input Matriks
Tentang Sistem
Daftar Pengguna Username
No ID
Password
Keluar
Level
Username Ok
Password Konfirmasi Password
Batal
Level
Tambah
Tanggal
Hapus
Edit
Keluar
Pengguna
Gambar 3.16 Rancangan Menu Daftar Pengguna
3.4.6 Rancangan Menu Ganti Password Untuk mengakses sub menu Ganti Password, maka klik menu Sistem terlebih dahulu. Pengguna dapat mengganti password miliknya pada sub menu ini. Tampilan rancangan menu Ganti Password dapat dilihat pada gambar 3.17. Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri Sistem
Register Data
Input Matriks
Tentang Sistem
Keluar
Ganti Password Username Password Lama Password Baru Validasi Password Baru
Ganti
Tanggal
Batal
Pengguna
Gambar 3.17 Rancangan Menu Ganti Password
Universitas Sumatera Utara
3.4.7 Rancangan Menu Register Data
Menu register data adalah menu untuk menyimpan semua data nasabah yang diperlukan, sehingga apabila dibutuhkan dapat dicari pada menu ini. Tampilan rancangan menu register data dapat dilihat pada gambar 3.18.
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri Sistem
Register Data
Input Matriks
Tentang Sistem
Keluar
Data Nasabah Data Nasabah Terproses
Tanggal
Pengguna
Gambar 3.18 Rancangan Menu Register Data
3.4.8 Rancangan Menu Data Nasabah Menu data nasabah adalah menu yang berisi semua data-data nasabah calon penerima KUR. Pada menu ini, kita dapat memanipulasi data nasabah yang ada, seperti menambah data nasabah baru, mengeidt data nasabah dan menghapus data nasabah. Tampilan rancangan menu data nasabah dapat dilihat pada gambar 3.19.
Universitas Sumatera Utara
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri Sistem
Register Data
Input Matriks
Tentang Sistem
Keluar
Data nasabah Penerima Kredit Bank Syariah Mandiri Data Nasabah Tambah
Data Detail Nasabah Hapus
Edit
No
Keluar
No Nasabah
Nama Nasabah
Nama Usaha
Jenis Usaha
No Nasabah Nama Nasabah Nama Usaha Jenis Usaha Pendapatan Kondisi Usaha Kolektibilitas Jaminan
Cari
Batal
Tanggal
Pengguna
Gambar 3.19 Rancangan Menu Data nasabah
3.4.9 Rancangan Menu Data Nasabah Terproses Menu ini berfungsi untuk melihat semua data nasabah yang sudah diproses oleh sistem. Semua data nasabah yang telah diproses akan tersimpan pada menu ini. Tampilan rancangan menu data nasabah terproses dapat dilihat pada gambar 3.20.
Universitas Sumatera Utara
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri Sistem
Register Data
Input Matriks
Tentang Sistem
Keluar
Data nasabah Terproses Penerima Kredit Bank Syariah Mandiri Data Nasabah Tambah
Data Detail Nasabah Edit
No
Keluar
Hapus
No Nasabah
Nama Nasabah
Nama Usaha
Jenis Usaha
No Nasabah Nama Nasabah Nama Usaha Jenis Usaha Pendapatan Kondisi Usaha Kolektibilitas Jaminan
Cari
Batal
Tanggal
Pengguna
Gambar 3.20 Rancangan Menu Data nasabah Terproses
3.4.10 Rancangan Menu Input Matriks Menu ini memiliki 2 sub menu yaitu menu matriks kriteria dan menu matriks nasabah per kriteria. Tampilan rancangan menu input matriks dapat dilihat pada gambar 3.21.
Universitas Sumatera Utara
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri Sistem
Register Data
Input Matriks
Tentang Sistem
Keluar
Matriks Kriteria Matriks Nasabah Per Kriteria
Tanggal
Pengguna
Gambar 3.21 Rancangan Menu Input Matriks
3.4.11 Rancangan Menu Matriks Kriteria
Menu matriks kriteria ini adalah tempat untuk menginputkan nilai masukan awal untuk mencari prioritas kriterianya. Nilai masukan yang dapat di gunakan hanya dari 1-9 sesuai dengan nilai yang terdapat pada tabel saaty. Tampilan rancangan menu matriks kriteria dapat dilihat pada gambar 3.22. Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri Sistem
Register Data
Status Kredit
Input Matriks
Tentang Sistem
Matriks Kriteria Produktivitas Kondisi Usaha Usaha
Jaminan
Keluar
Kolektabilitas
Status Kredit Produktivitas Usaha Kondisi Usaha Jaminan Kolektabilitas
Proses
Tanggal
Ulang
Keluar
Pengguna
Gambar 3.22 Rancangan Menu Matriks Kriteria
Universitas Sumatera Utara
3.4.12 Rancangan Menu Tampil Prioritas Kriteria
Setelah semua elemen matriks kriteria di atas sudah terisi, maka selanjutnya tekan tombol proses untuk melihat hasil nilai prioritasnya. Tampilan rancangan menu tampil prioritas kriteria dapat dilihat pada gambar 3.23. Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri Sistem
Register Data
Input Matriks
Keluar
Tentang Sistem
Matriks Kriteria Kriteria
Prioritas Kriteria
Persentase Kriteria
Status Kredit Produktivitas Usaha Kondisi Usaha Jaminan Kolektabilitas
Proses Proses Tanggal
Ulang Ulang
Keluar Keluar
Pengguna
Gambar 3.23 Rancangan Menu Tampil Prioritas Kriteria
3.4.13 Rancangan Menu Matriks Nasabah Per Kriteria
Setelah mendapatkan nilai prioritas kriteria, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai pada matriks nasabah berdasarkan tiap kriterianya. Nilai masukan yang dapat di gunakan hanya dari 1-9 sesuai dengan nilai yang terdapat pada tabel saaty. Tampilan rancangan menu matriks nasabah per kriteria dapat dilihat pada gambar 3.24.
Universitas Sumatera Utara
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri Sistem
Register Data
Status Kredit
Input Matriks
Produktivitas Usaha
001
Tentang Sistem
Kondisi Usaha
002
Jaminan
003
Keluar
Kolektabilitas
004
005
001 002 003 004 005
Data Nasabah Berdasarkan:
o Produktivitas Usaha o Kondisi Usaha o Status Kredit o Kolektabilitas o Jaminan
No.Nasabah
Nama Nasabah
Status Kredit
001 002 003 004 005
Marina Gilang Ari Hendra Andi
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
o Semuanya
Proses
Tanggal
Ulang
Pengguna
Gambar 3.24 Rancangan Menu Matriks Nasabah Per Kriteria
3.4.14 Rancangan Menu Tampil Prioritas Nasabah Per Kriteria
Setelah semua elemen pada matriks nasabah tiap kriteria di atas sudah terisi, maka selanjutnya tekan tombol proses untuk melihat hasil nilai prioritasnya. Tampilan rancangan menu tampil prioritas nasabah per kriteria dapat dilihat pada gambar 3.25.
Universitas Sumatera Utara
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem
Register Data
Input Matriks
Keluar
Tentang Sistem
Matriks Nasabah tiap Kriteria
Status Kredit
Produktivitas Usaha
Kondisi Usaha
Jaminan
Kolektabilitas
001 002 003 004 005
Proses Tanggal
ProsesUlang
UlangKeluar
Penentuan Nilai Keputusan
Pengguna
Gambar 3.25 Rancangan Menu Tampil Prioritas Nasabah tiap Kriteria
3.4.15 Rancangan Menu Penentuan Nilai Keputusan
Setelah mendapat nilai prioritas masing-masing nasabah tiap kriteria, maka langkah terakhir yang harus dilakukan untuk mendapatkan nilai keputusan adalah dengan menekan tombol penentuan nilai keputusan. Nilai keputusan ini merupakan nilai prioritas global dari masing-masing nasabah yang telah diurutkan dari nilai tertinggi hingga terendah. Selain itu, pada menu ini pengguna juga dapat melihat hasil akhir dalam bentuk diagram sehingga memudahkan pengguna untuk membandingkan nilai antar nasabah. Tampilan rancangan menu penentuan nilai keputusan dapat dilihat pada gambar 3.26.
Universitas Sumatera Utara
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem
Register Data
Input Matriks
Tentang Sistem
Keluar
Hasil Akhir
Nasabah
Prioritas Global
001 005 002 004 003
0.2955 0.2044 0.2032 0.1496 0.1471
0.3
Marina
0.2
Andi Gilang
0.1
Hendra
0 Marina
Proses
Tanggal Proses
Andi
Gilang Hendra
Ari
Ari
Ulang
Pengguna Ulang
Keluar
Gambar 3.26 Rancangan Menu Hasil Akhir Nilai Keputusan
3.4.16 Rancangan Menu Tentang Sistem
Tentang sistem teriri dari dua sub benu yakni menu menjelaskan data tentang sistem dan
versi sistem yang akan
menu profil programmer yang akan
menampilkan biodata dari pengembang aplikasi SPK ini. Tampilan rancangan menu tentang sistem dapat dilihat pada gambar 3.27.
Universitas Sumatera Utara
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem
Register Data
Input Matriks
Keluar
Tentang Sistem Versi Sitem Profil programmer Bantuan
Tanggal
Pengguna
Gambar 3.27 Rancangan Menu Tentang Sistem
3.4.17 Rancangan Menu Versi Program
Menu versi program akan menampilkan versi aplikasi sistem ini. Tampilan rancangan menu versi program dapat dilihat pada gambar 3.28.
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem
Register Data
Input Matriks
Tentang Sistem
Keluar
Versi Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri Versi 1.6
Keluar
Tanggal
Pengguna
Gambar 3.28 Rancangan Menu Versi Program
Universitas Sumatera Utara
3.4.18 Rancangan Menu Profil Programmer
Menu profil programmer berisi tentang biodata pengembang aplikasi SPK ini. Tampilan rancangan menu profil programmer dapat dilihat pada gambar 3.29.
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri Sistem
Register Data
Input Matriks
Nama
Keluar
Tentang Sistem
Tentang Programmer : Faraby Azwany
NIM
: 061401021
Program Studi : S1 Ilmu Komputer Fakultas
: MIPA
Universitas
: USU
Email
:
[email protected] Keluar
Tanggal
Pengguna
Gambar 3.29 Rancangan Menu Tentang Programmer
3.4.19 Rancangan Menu Keluar
Menu keluar merupakan fungsi yang digunakan jika pengguna ingin keluar dari sistem. Tampilan rancangan menu keluar dapat dilihat pada gambar 3.30. Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri Sistem
Register Data
Input Matriks
Tentang Sistem
Keluar
Apakah anda yakin ingin keluar dari sistem? Ya
Tanggal
Tidak
Pengguna
Gambar 3.30 Rancangan Menu Keluar Sistem
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
IMPLEMENTASI
4.1
Implementasi
Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah perancangan aplikasi SPK pemberian KUR pada Bank BSM. Dalam bab ini akan dijelaskan bagaimana cara menjalankan aplikasi SPK tersebut.
Program aplikasi SPK ini terdiri dari beberapa halaman, diantaranya dapat dilihat pada sub bab di bawah ini.
4.1.1 Halaman Utama
Halaman utama merupakan halaman yang pertama kali muncul pada saat kita menjalankan program ini. Halaman utama ini terdiri dari beberapa menu yaitu: menu sistem, menu register data, menu input matriks, tentang sistem, dan menu keluar. Berikut tampilan form halaman utama pada sistem ini.
Gambar 4.1 Form Halaman Utama
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.1 Menu Log-in
Halaman log-in berfungsi untuk
memasukkan data pengguna yang
ingin
menggunakan sistem. Jika data tersebut benar, maka pengguna akan masuk ke dalam sistem, namun jika data tersebut salah, maka sistem akan memberi peringatan. Berikut tampilan form menu log-in sistem ini.
Gambar 4.2 Form Menu Log-in
Ada dua tingkat pengguna dalam sistem ini, yakni administrator dan operator. Seorang administrator dapat mengakses semua menu pada sistem, sedangkan operator hanya dapat mengakses sebagian menu pada sistem. Berikut tampilan form yang akan muncul pada saat pengguna berhasil log-in baik sebagai administrator maupun operator.
Gambar 4.3 Form Halaman Utama Adminitrator
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4 Form Halaman Utama Operator
4.1.1.2 Menu Daftar Pengguna Pada menu Sistem terdapat sub menu Daftar Pengguna. Fungsi sub menu ini adalah untuk melihat daftar pengguna yang memiliki akses terhadap aplikasi ini dan juga melihat level pangguna. Level pengguna terdiri dari operator dan master. Hanya pengguna pada level master yang dapat mengakses sub menu ini. Desain antarmuka sub menu Daftar Pengguna dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.5 Form Menu Daftar Pengguna
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.3 Menu Ganti Password
Pengguna dapat mengganti password yang akan ia gunakan untuk masuk ke dalam sistem. Berikut tampilan form menu ganti password pada sistem ini.
Gambar 4.6 Form Menu Ganti Password
4.1.1.4 Menu Data Nasabah Menu data nasabah adalah menu yang berisi semua data-data nasabah calon penerima KUR. Pada menu ini, kita dapat memanipulasi data nasabah yang ada, seperti menambah data nasabah baru, mengedit data nasabah dan menghapus data nasabah. Berikut tampilan menu data nasabah.
Gambar 4.7 Form Menu Data nasabah
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.5 Menu Matriks Kriteria Menu matriks kriteria ini adalah tempat untuk menginputkan nilai masukan awal untuk mencari prioritas kriterianya. Nilai masukan yang dapat di gunakan hanya dari 1-9 sesuai dengan nilai yang terdapat pada tabel saaty. Berikut tampilan menu matriks kriteria.
Gambar 4.8 Form Menu Matriks Kriteria
4.1.1.6 Menu Tampil Prioritas Kriteria Setelah semua elemen matriks kriteria di atas sudah terisi, maka selanjutnya tekan tombol proses untuk melihat hasil nilai prioritasnya. Berikut tampilan nilai prioritas kriteria pada sistem ini.
Gambar 4.9 Form Menu Tampil Prioritas Kriteria
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.7 Menu Matriks Nasabah per Kriteria
Setelah mendapatkan nilai prioritas kriteria, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai pada matriks nasabah berdasarkan tiap kriterianya. Nilai masukan yang dapat di gunakan hanya dari 1-9 sesuai dengan nilai yang terdapat pada tabel saaty. Berikut tampilan menu matriks nasabah per kriteria.
Gambar 4.10 Form Menu Matriks Nasabah Per Kriteria
4.1.1.8 Menu Tampil Prioritas Nasabah per Kriteria
Setelah semua elemen pada matriks nasabah tiap kriteria di atas sudah terisi, maka selanjutnya tekan tombol proses untuk melihat hasil nilai prioritasnya. Berikut tampilan nilai prioritas nasabah tiap kriteria pada sistem ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.11 Form Menu Tampil Prioritas Nasabah tiap Kriteria
4.1.1.9 Menu Penentuan Nilai Keputusan
Setelah mendapat nilai prioritas masing-masing nasabah tiap kriteria, maka langkah terakhir yang harus dilakukan untuk mendapatkan nilai keputusan adalah dengan menekan tombol proses nilai keputusan. Nilai keputusan ini merupakan nilai prioritas global dari masing-masing nasabah yang telah diurutkan dari nilai tertinggi hingga terendah. Selain itu, pada menu ini pengguna juga dapat melihat hasil akhir dalam bentuk diagram sehingga memudahkan pengguna untuk membandingkan nilai antar nasabah. Berikut tampilan menu penentuan nilai keputusan pada sistem ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.12 Form Menu Hasil Akhir Nilai Keputusan
4.1.1.10 Menu Nasabah Terproses
Menu nasabah terproses berisi data nasabah yang telah diproses oleh sistem. Pada menu ini manajer dan operator hanya dapat melihat data nasabah saja, tanpa bisa memanipulasi datanya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.13 Form Menu Nasabah Terproses
4.1.1.11 Menu Versi Sistem
Menu versi program akan menampilkan versi aplikasi sistem ini. Berikut tampilan menu versi program pada sistem ini.
Gambar 4.14 Form Menu Versi Sistem
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.12 Menu Profil Programmer
Menu profil programmer berisi tentang biodata pengembang aplikasi SPK ini. Berikut tampilan menu tentang programmer pada sistem ini.
Gambar 4.15 Form Menu Tentang Programmer
4.1.1.13 Menu Keluar
Menu keluar merupakan fungsi yang digunakan jika pengguna ingin keluar dari sistem. Berikut tampilan menu keluar pada sistem ini.
Gambar 4.16 Form Menu Keluar Sistem
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian sistem yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan daiantaranya sebagai berikut: 1. Metode Analytical Hierarachy Process (AHP) dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pada penelitian ini yakni Sistem Pendukung keputusan Pemberian Kredit usaha Rakyat (KUR) pada Bank Syariah Mandiri (BSM) yang bersifat multikriteria. 2. Sistem Pendukung keputusan Pemberian Kredit usaha Rakyat (KUR) pada Bank Syariah Mandiri (BSM) ini dapat membantu pihak Bank dalam menentukan nasabah penerima KUR dengan mengambil nilai hasil akhir nasabah yang tertinggi. 3. Pengurutan hasil akhir sistem dari nilai tertinggi hingga terendah dan Penggunaan tampilan grafik/diagram dalam nilai keputusan akhir dapat mengefisienkan waktu pihak Bank dalam mengambil keputusan dan dapat memudahkan pihak Bank dalam membaca data nilai nasabah yang dihasilkan. 4. Tampilan aplikasi dalam bentuk grafis dan user friendly dapat membuat pengguna lebih mudah dan nyaman dalam menggunakan aplikasi ini. 5. Sistem ini hanya menjadi alat bantu bagi pengambil keputusan, keputusan akhir tetap berada di tangan pengambil keputusan.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang sebaiknya dilakukan guna pengembangan sistem ini menjadi lebih baik, diantaranya sebagai berikut: 1. Penggabungan metode Analytical Hierarachy Process (AHP) dengan metode matematika lain dapat membuat niai-nilai pendukung keputusan yang dihasilkan lebih akurat dan terperinci. 2. Pembuatan laporan dalam bentuk print out dapat memudahkan manajer dalam melihat nilai prioritas global masing-masing penerima KUR.
Universitas Sumatera Utara