SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MOBIL PADA CV. FAMILY MOBIL SEMARANG MENGGUNAKAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS (AHP) Aditya Firmandoyo Program Studi Sistem Informasi, Ilmu Komputer, UDINUS Semarang Email :
[email protected] ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi yang terjadi begitu pesat dewasa ini membawa atmosfir baru bagi dunia usaha atau instansi. Pada saat ini terjadi transisi cara pemilhan debitur yang dilakukan secara manual menjadi sebuah keputusan yang memanfaatkan teknologi elektronik salah satunya adalah penggunaan Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit. Dengan terjadinya transisi tersebut, penulis mencoba menganalisa sebuah perusahaan yang bernama CV. Family Mobil, perusahaan tersebut bergerak di bidang jual beli mobil bekas yang dijadikan untuk bahan Sistem Pendukung Keputusan dalam pemberian kredit mobil kepada calon pembeli. Dalam perancangan sistem ini, penulis menggunakan metode Waterfall sebagai metode pengembangan sistem dan metode Analitical Hierarchy Process (AHP) sebagai metode analisa yang digunakan.Aplikasi sistem pendukung keputusan pemberian kredit ini dibuat dengan menggunakan Miscrosof Visual Basic. Kesimpulan dari pembuatan skripsi ini adalah Sistem Pendukung Keputusan yang dibangun sebagai sistem pendukung dari sistem manual yang sedang berjalan saat ini, menjadi sarana untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaanbagi masa mendatang. Kata kunci: SistemPendukung Keputusan (SPK), Pemberian Kredit, Metode AHP, MicrosoftVisual Basic, Metode Waterfall
ABSTRACT
The development of information technology is happening so rapidly these days to bring a new atmosphere for the business or agency. At this time there is a transition means that the debtor election done manually into a decision that utilize electronic technology one of which is the use of Decision Support Systems Lending. With the onset of the transition, the author tries to analyze a company named CV. Family Mobil, the company is engaged in the sale and purchase of used cars are used for material Decision Support Systems in lending the car to prospective buyers. In designing this system, the authors use the Waterfall method as a method of system development and methods of Analytical Hierarchy Process (AHP) as a method of analysis used. Application of credit granting decision support system has been designed using Visual Basic Miscrosof. The conclusion of this thesis is the manufacture of Decision Support System which is built as a support system of the current manual system currently, a means to improve the efficiency and effectiveness of the company for the future.
1
Keywords: Decision Support System, CreditElection , AHP Method, Microsoft Visual Basic, Waterfall method
1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
diperjanjikan.
Dalam
kasus
ini
terjadinya kredit macet pasti akan menimbulkan perusahaan.
Perubahan dan perkembangan
Kerugian
ini
dapat
manghambat
harus dapat dimonitor oleh pimpinan
perusahaan, sehingga perlu dilakukan
perusahaan, hal ini dapat tercapai
seleksi yang didasarkan pada analisis
apabila tersedia informasi yang cukup.
data pemohon kredit.
Semakin
besar
suatu
semakin
banyak
dibutuhkan
dan
persaingan
dalam
perkembangan
Dengan banyaknya pengajuan
perusahaan
informasi
laju
bagi
yang terjadi dalam suatu perusahaan
pembelian dalam bentuk pembayaran
yang
kredit,
maka
pihak
perusahaan
semakin
banyak
dunia
usaha.
membutuhkan sebuah sistem untuk
Perusahaan dipacu untuk mendapatkan
memberikan kemudahan. Dalam hal ini
informasi yang cepat, relevan, tepat
merancang suatu sistem pendukung
waktu dan dapat dipercaya. Informasi
keputusan pemberian kredit yang baik
merupakan
sangat
diperlukan
suatu
berharga, hal ini dapat dimengerti
kebutuhan
informasi
karena informasi merupakan acuan
dibutuhkan
oleh
utama untuk mengambil kebijakan
Perusahaan
perusahaan.
dalam pemberian kredit antara lain
faktor
yang
analisis
tentang
apa
yang
perusahaan.
menetapkan
kebijakan
CV. Family Mobil Semarang
menetapkan standart untuk menerima
merupakan perusahaan jual beli mobil
atau menolak resiko kredit, yaitu
bekas dalam bentuk penjualan tunai
menentukan
atau
kendala
menerima kredit yang telah memenuhi
berkurang
syarat Five C, bagaimana karakter
kredit.
pendapatan
Salah
satu
perusahaan
adalah kredit macet. Kredit macet
pelanggan
adalah keadaan dimana konsumen
melunasi
kredit
kemampuan
tidak
sanggup
membayar
siapa
yang
(Character), kredit modal
berhak
kapasitas (Capacity),
yang
dimiliki
sebagian atau seluruh kewajibannya
pelanggan (Capital), jaminan yang
kepada perusahaan seperti yang telah
dimiliki pelanggan untuk menanggung
2
kerugian
Berdasarkan
resiko kredit (Collateral) dan kondisi diatas
keuangan pelanggan (Condition).
maka
permasalahannya
Penilaian kelayakan pemberian
latar
belakang dirumuskan
yaitu
bagaimana
perusahaan
merancang suatu model aplikasi yang
masih menggunakan cara manual dan
dapat digunakan dalam proses analisa
database yang digunakan masih dalam
data dan penilaian terhadap konsumen
bentuk kertas, sehingga seorang Credit
sesuai
Analyst membutuhkan waktu yang
digunakan
lama untuk pengolahan data dan
keputusan oleh Credit Analyst.
kredit
yang
dilakukan
dengan
acuan-acuan
dalam
yang
pengambilan
menganalisa banyaknya data pemohon kredit yang masuk, sehingga tidak
1.3
menutup adanya kemungkinan terjadi kesalahan
perhitungan,
Batasan Masalah Penulisan
kesalahan
dibatasi
dalam membaca data, dll. Oleh karena
sistem
keputusan
sistem
pemberian
pelanggan,
pengajuan
pendukung
kredit,
proses
perhitungan
kelayakan pemberian kredit pada
dapat memberikan kemudahan dalam
pelanggan, dan tidak membahas
dalam melakukan analisa data.
kredit
uraian
di
perusahaan
secara
keseluruhan.
diatas
b. Proses
penulis tertarik untuk membangun
dibatasi
dan menuangkannya dalam bentuk
pelanggan menerima kredit, hanya
laporan tugas akhir dengan judul
sebagai
”Sistem
keputusan,
Keputusan
alat
Pemberian Kredit Mobil pada CV.
kebijakan
Family
perusahaan.
Mobil Metode
Semarang 1.4
Analytical
tidaknya
tingkat
layak
Pendukung
atau
sampai
sistem informasi berbasis komputer
Menggunakan
seseorang
bantu tidak
yang
pengambil membahas
akan
diambil
Tujuan Tugas Akhir Tujuan yang hendak dicapai
Hierarchy Process ( AHP )”. dalam
pengembangan
sistem
pendukung keputusan tersebut adalah
Rumusan Masalah
menghasilkan 3
ini
keputusan berbasis komputer yang
Berdasarkan
1.2
pembuatan
a. Pendataan
konsumen layak kredit, diperlukan model
akhir
pinjaman, antara lain:
analyst dalam pengambilan keputusan sebuah
pada
pendukung
itu, dalam upaya membantu credit
tugas
rancangan
program
Sistem
Pendukung
Keputusan
sebagai referensi untuk penulisan
pemberian kredit mobil pada Family Mobil
menggunakan
Tugas akhir yang sejenis.
Metode
Analytical Hierarkhi Process (AHP) yang dapat mendukung
pemberian
kredit pada debitur dengan lebih akurat sehingga
dapat
perusahaan
digunakan
dalam
2.
LANDASAN TEORI
2.1
Sistem Pendukung Keputusan
oleh
Sistem
pengambilan
Keputusan
keputusan pemberian kredit. 1.5
Pendukung
adalah
sekumpulan
prosedur berbasis model untuk data
Manfaat Tugas Akhir
pemrosesan dan penilaian guna
Manfaat yang
diperoleh
membantu
dengan tercapainya tujuan pembuatan
para
manajer
mengambil keputusan.[1]
tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 2.2 a. Bagi Perusahaan
Karakteristik
Membantu
Perusahaan
kapabilitas
didalam pengambilan keputusan
situasi semiterstruktur dan
lebih cepat,
tak terstruktur.
tepat dan akurat dibanding dengan
2. Dukungan
sistem yang selama ini dipakai.
level
b. Bagi Universitas
dan kelompok.
dan
4. Dukungan
penguasaan tentang teori yang mendidik Mahasiswa
Universitas dan sebelum
semua
atau sekuensial.
membekali
5. Dukungan di semua fase
ke
proses
masyarakat, serta dapat digunakan
keputusan: 4
untuk
keputusan independen dan
dalam
terjun
dari
3. Dukungan untuk individu
bagi Universitas untuk dijadikan
diberikan
manajerial,
semua
manajer lini.
diharapkan dapat menjadi acuan pemahaman
untuk
eksekutif puncak sampai
Laporan Tugas Akhir ini
ukur
Sistem
keputusan, terutama pada
komputer, sehingga informasi yang
tolok
dari
1. Dukungan untuk pengambil
dengan menggunakan
dihasilkan menjadi
kunci
dan
Pendukung Keputusan adalah :[1]
layak tidaknya konsumen mendapat kredit
Karakteristik dan Kapabilitas
pengambilan inteligensi,
dalam
memecahkan
masalah. 6. Dukungan
di
proses
dan
berbagai
11. Pengguna
gaya
12. Menggunakan model-model
pengambil
dalam
penganalisisan
dapat
situasi
pengambilan
keputusan
masalah-
keputusan.
masalah baru, dan pada saat yang
sama
13. Disediakannya akses untuk
dapat
berbagai
sumber
data,
menanganinya dengan cara
format, dan tipe, mulai dari
mengadaptasikan
sistem informasi geografi
terhadap
sistem
kondisi-kondisi
(GIS)
perubahan yang terjadi. dirumah.
sampai
sistem
berorientasi objek.
8. Pengguna merasa seperti User-friendly,
14. Dapat
dilakukan
sebagai
alat
standalone
yang
kapabilitas grafis yang kuat,
digunakan
dan
pengambil keputusan pada
sebuah
bahasa
oleh
seorang
interaktif yang alami dan
satu
antarmuka manusia mesin
didistribusikan
yang dapat meningkatkan
organisasi keseluruhan dan
SPK.
di
9. Peningkatan
terhadap
keefektifan
timelines,
2.3
keputusan
pengambilan
satu
organisasi
Metode Pengembangan Sistem Metode
mengontrol penuh semua langkah
di
dari
pada efisiensi (biaya). 10. Pengambil
beberapa
atau
(akurasi, kualitas)
lokasi
sepajang rantai persediaan.
pengambilan
keputusan
pengembangan
sistem yang dipakai adalah metode
proses
Waterfall, tahap pengembangan
keputsan
dimulai 5
sistem
sederhana.
beradaptasi dengan cepat,
menghadapi
dan
memodifikasi
sistem
dimana
dapat
mengembangkan
pengambilan keputusan. 7. Kemampuan
akhir
dari
analisa
sampai
dengan
perawatan
/
Tahap pengujian terhadap program yang telah dibuat.
pemeliharaan sistem Untuk lebih jelas
tedapat
pada
gambar
5. Maintenance Maintenance bertujuan
berikut :[2]
untuk
memastikan bahwa sistem yang
Analisis
digunakan oleh pihak pengguna Design Sistem
benar-benar
telah
stabil
terbebas dari error dan bug.
Implementasi
2.4
Testing
Pengertian AHP Metode
Maintenance
Gambar 2.1 Model Waterfall
yang
ada,
Process
(AHP)
merupakan
sebuah
hirarki
suatu masalah kompleks dan tidak
dengan
terstruktur dipecahkan salah satu
menganalisa jabatan dan uraian
model
tugas, proses bisnis, ketentuan dan
pengambilan
yang
aturan dan lain-lain.
sering
alternative
keperluan yang dianalisis dalam lebih
AHP
atau
pilke
dalam
kelompok-kelompok tersebut diatur
mudah
menjadi suatu bentuk hirarki.[2]
dimengerti oleh pemakai. 3. Implementasi
Analaytical penterjemah
Hierarchy
Process (AHP) merupakan salah
data/pemecahan masalah software
satu
yang telah dirancang dalam bahasa
menyusun
pemograman yang telah ditentukan
berbagai
dan digunakan dalam pembuatan
menggunakan
sistem.
(multi criteria). Karena sifatnya
4. Testing
yang multi kriteria, AHP cukup
metode
banyak 6
digunakan.
menyusun prioritas dari berbagai
Tahap penterjemah dari keperluan-
Tahap
keputusan
digunakan dengan tujuan untuk
2. Design sistem
yang
Hierarchy
persepsi manusia. Dengan hirarki,
Suatu proses untuk memahami
bentuk
Analaytical
fungsional dengan input utamanya
1. Analisis kebutuhan sistem
dan
untuk
suatu
membantu
prioritas
pilihan beberapa
digunakan
dari
dengan kriteria
dalam
penyusunan prioritas. Disamping
tingkat
bersifat multi kriteria, AHP juga
terhadap elemen lainnya :
didasarkan pada suatu proses yang
2.4.1
terstruktur dan logis.[2] AHP
dalam
proses
pengambilan
Salah
satunya
satu
elemen
Perhitungan Bobot Elemen Pada
dasarnya
formulasi
banyak
matematis pada model AHP dilakukan
menjelaskan
dengan menggunakan suatu matriks.
keputusan.
Perbandingan dilakukan berdasarkan
memiliki
keunggulan
kepentingan
adalah
kebijakan pembuat keputusan dengan
dapat
digambarkan secara grafis sehingga
menilai
mudah dipahami oleh semua pihak
elemen terhadap elemen lainnya Proses
yang terlibat dalam pengambilan
perbandingan berpasangan, dimulai dari
keputusan. [2]
level hirarki paling atas yang ditujukan
Kelebihan
kepentingan
kemudian diambil elemen yang akan dibandingkan, misal A1, A2, dan A3.
adalah : [2]
Maka susunan elemen-elemen yang
1. Struktur
yang
sebagai
berhirarki,
konsistensi
dibandingkan tersebut akan tampak
dari
seperti pada gambar matriks di bawah
kriteria yang dipilih, sampai subsubkriteria
ini :
yang
Tabel 2.2 : Contoh matriks perbandingan
paling dalam 2. Memperhitungkan
berpasangan
validitas
sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan. 3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivas
A1
pengambilan
keputusan.
A1
Skala kuantitatif 1 sampai
A2
dengan 9 dalam penilaian perbandingan
7
satu
untuk memilih kriteria, misalnya A,
AHP
dibandingkan dengan yang lainnya
pada
tingkat
A2
1 1
A3
A3
1
dapat
langsung
memasukkan
pembobotan dari setiap alternatif.
Sumber : Kusrini, Konsep
1. Penentuan Prioritas (Synthesis of
dan Aplikasi SPK, 2007
Priority) Sintesis Untuk kepentingan
menentukan relatif
dasarnya,
elemen
sintesis
ini
merupakan
digunakan skala bilangan dari 1 sampai
penjumlahan dari bobot yang diperoleh
9 seperti pada Tabel 2.6. Penilaian ini
setiap
dilakukan
pembuat
kriteria setelah diberi bobot dari kriteria
keputusan yang ahli dalam bidang
tersebut. Secara umum, nilai suatu
persoalan yang sedang dianalisa dan
pilihan adalah sebagai berikut :
oleh
seorang
mempunyai kepentingan terhadapnya. Apabila
suatu
n
elemen
i −1
* bc j ……………....(1)
Formula tersebut juga dapat
maka
disajikan dalam bentuk tabel. Untuk
elemen j dibandingkan dengan elemen i
memudahkan, diasumsikan ada empat
merupakan kebalikannya.
kriteria dengan empat pilihan.
nilai
elemen
masing-masing
j
mendapatkan
dengan
pada
bopi = nilai / bobot untuk pilihan ke i
maka diberi nilai 1. Jika elemen i dibandingkan
pilihan
bopi = ∑ boij
dibandingkan dengan dirinya sendiri
tertentu,
Dalam AHP ini, penilaian alternatif
dapat
dilakukan
bopi - bo11 * bci + bo12 * bc 2 + bo13
dengan
* bc3 + bo14 * bc 4 ......................................................
metode langsung (direct), yaitu metode
Hal
yang digunakan untuk memasukkan
yang
identik
dilakukan
data kuantitatif. Biasanya nilai-nilai ini
untuk pilihan 2, 3 dan 4. dengan
berasal dari sebuah analisis sebelumnya
membandingkan nilai yang diperoleh
atau dari pengalaman dan pengertian
masing-masing pilihan, prioritas dapat
yang detail dari masalah keputusan
disusun berdasarkan besarnya nilai
tersebut. Jika si pengambil keputusan
tersebut. Semakin tinggi nilai suatu
memiliki pengalaman atau pemahaman
pilihan, semakin tinggi prioritasnya dan
yang
sebaliknya.
besar
mengenai
masalah
keputusan yang dihadapi, maka dia 8
penilaian
merupakan tahap akhir dari AHP. Pada
nilai
antar
hasil
Untuk
setiap
kriteria
dan
Matriks bobot yang diperoleh
alternatif, perlu dilakukan perbandingan
dari
berpasangan (pairwise comparisons).
berpasangan tersebut harus mempunyai
Nilai-nilai
hubungan
perbandingan
relatif
perbandingan kardinal
dan
secara ordinal.
kemudian diolah untuk menentukan
Hubungan tersebut dapat ditunjukkan
peringkat
sebagai berikut
alternatif
dari
seluruh
alternatif.
Hubungan kardinal: aij . ajk = aik
Baik maupun
kriteria
kriteria
kualitatif,
kuantitatif,
Hubungan ordinal : Ai > Aj, Aj > Ak
dapat
maka Ai > Ak
dibandingkan sesuai dengan penilaian yang
telah
ditentukan
Hubungan diatas dapat dilihat dari dua
untuk
hal sebagai berikut :
menghasilkan bobot dan proritas. Bobot atau
prioritas
manipulasi
dihitung
matriks
atau
dengan
a. Dengan
melalui
melihat
preferensi
multiplikatif, misalnya bila anggur
penyelesaian persamaan matematik.
lebih enak empat kali dari mangga dan mangga lebih enak dua kali dari
Pertimbangan-pertimbangan terhadap
perbandingan
berpasangan
pisang maka anggur lebih enak
disintesis
untuk
memperoleh
delapan kali dari pisang. b. Dengan melihat preferensi transitif,
keseluruhan prioritas melalui tahapan-
misalnya anggur lebih enak dari
tahapan berikut: a. Kuadratkan
matriks
mangga dan mangga lebih enak dari
hasil
pisang maka anggur lebih enak dari
perbandingan berpasangan.
pisang.
b. Hitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian
lakukan
Pada
normalisasi
2. Konsistensi
Logis
keadaan
sebenarnya
akan
terjadi beberapa penyimpangan dari
matriks.
hubungan tersebut, sehingga matriks
(Logical
tersebut tidak konsisten sempurna.
Consistency)
Hal
Semua elemen dikelompokkan
ini
terjadi
karena
ketidakkonsistenan dalam preferensi
secara logis dan diperingatkan secara
seseorang.
konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis.
9
hasil
Penghitungan
konsistensi
logis
Ukuran Matriks
dilakukan dengan mengikuti langkahlangkah sebagai berikut : a. Mengalikan matriks dengan proritas bersesuaian. b. Menjumlahkan hasil perkalian per baris. c. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan
hasilnya
dijumlahkan. d. Hasil c dibagi jumlah elemen, akan didapat λmaks. e. Indeks Konsistensi (CI) = (λmaks-n) / (n-1) f. Rasio Konsistensi = CI/ RI, di mana RI
adalah
indeks
Nilai RI
7
1,32
8
1,41
9
1,45
10
1,49
11
1,51
12
1,48
13
1,56
14
1,57
15
1,59 Sumber : Kusrini, Konsep
random
dan Aplikasi SPK, 2007
konsistensi. Jika rasio konsistensi ≤ 0.1, hasil perhitungan data dapat
2.5 Pengertian Kredit
dibenarkan. Daftar RI dapat dilihat pada
Kredit adalah suatu reputasi
tabel berikut.
yang
kerja, dengan jalan menukarkannya
Nilai RI 0,00
3
0,58
4
0,90
5
1,12
6
1,24
dengan suatu janji untuk membayarnya di suatu waktu yang akan datang.[8] 2.6 Azas-azas pemberian kredit 5 C
1. Character (watak/kepribadian/karakter) Merupakan watak dari para calon peminjam merupakan salah satu pertimbangan yang terpenting dalam memutuskan pemberian kredit 10
yang
uang, barang-barang atau buruh/tenaga
Random
1,2
seseorang,
memungkinkan ia bisa memperoleh
Tabel 2.3 : Nilai Indeks
Ukuran Matriks
dimiliki
2. Capacity (Kemampuan/kapasitas)
pengembangan
Pihak bank harus mengetahui dengan
pasti
sampai
sistem,
karena analis sistem yang baik akan
dimana
membandingkan
lurus
kemampuan menjalankan usaha calon
keberhasilan
tahapan-tahapan
peminjam.
selanjutnya, seperti perancangan
Azas menyangkut
capital berapa
atau
modal
banyak
3.2
dan
keutsan kredit pada CV. Family Mobil
dimiliki oleh calon peminjam. of
Semarang terkadang masih terdapat (kondisi
economy
kesulitan atau kurang efektif dalam
perekonomian) Situasi
Identifikasi Masalah
Dalam proses pengambilan
bagaimana struktur modal yang telah
4. Condition
dengan
dan implementasi sistem.
3. Capital (Modal)
proses dan
pemberian
kredit
sehingga
kondisi
membutuhkan waktu yang cukup lama.
perekonomian perlu pula diperhatikan
Jika proses pengambilan keputusan
dalam pertimbangan pemberian kredit
tersebut dibantu oleh sebuah sistem
terutama dalam hubungannya dengan
pendukung
sektor usaha calon peminjam.
terkomputerisasi, CV. Family Mobil
Yang
dimaksud
kesulitan
collateral
kredit.
adalah jaminan atau agunan yaitu harta benda milik debitur atau pihak ke-3 yang diikat sebagai agunan andaikata terjadi
ketidakmampuan
debitur
tersebut untuk menyelesaikan utangnya sesuai dengan perjanjian kredit.
3.
PEMBAHASAN
3.1
Analisis Sistem
Analisa sistem merupakan salah satu tahapan penting dalam pembangunan
keputusan
yang
Semarang diharapkan tidak mengalami
5. Collateral (jaminan atau agunan)
maupun
11
suatu
untuk
proses
pemberian
3.3
Use Case Diagram
Gambar 2 : Activity Diagram 3.5
Class Diagram
Gambar 1 : Use Case Diagram Gambar 3 : Class Diagram 3.4
Activity Diagram
3.6
Implementasi a. Form Input Pemohon
Gambar 6 : Form Input Pemohon 12
b. Form Permohonan
d. Form Analisa Kelayakan
Gambar 9 : Form Analisa Kelayakan
Gambar 7 : Form Permohonan 3.7
Kesimpulan
c. Form Analisa Kriteria
Berdasarkan
pembahsan
didalam laporan tugas akhir ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa Sistem Pendukung Keputusan yang dirancang penulis ini dapat membantu bagian administrasi untuk melakukan kegiatan seperti
pendataan
pendataan
pemohon
pengajuan
kredit
kredit, dan
perhitungan analisa kriteria. Sistem Pendukung Keputusan ini sudah menggunakan sistem berbasis Gambar 8 : Form Analisa Kriteria
komputer yang memberikan informasi yang akurat terkait dengan kriteria calon debitur. Form yang dibangun berupa pendataan pamohon, pendataan pengajuan kredit, form analisa kriteria 13
pemohon. Sedangkan hasil laporan
yang
yang diberikan yaitu laporan data
pengambilan keputusan.
dapat
memperkuat
pemohon dan laporan hasil analisa yang tentunya akan sangat membantu dalam
3.8
pengambilan keputusan guna kemajuan
[1]. Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain
perusahaan. 3.8
Sistem
Dari
hasil
pengujian
dapat
disimpulkan
Keputusan dan Sistem Cerdas, Andi
bahwa
Offset, Jogyakarta. [3]. Janner
yang positif terkait dengan sistem
Simarmata.
Perancangan
pengambilan keputusan realisasi kredit,
Basis
2007.
Data,
Andi
Offset, Yogyakarta
namun demikian terdapat beberapa hal
[4]. Fatansyah,
yang perlu peneliti sarankan dalam
2004.
Basis
Data,
Informatika, Bandung
pengembangan sistem tersebut, antara
[5]. Madcoms. 2002. Database Visual
lain:
Basic 6.0 dengan Crystal Reports,
1. Sistem yang dirancang merupakan pendukung
realisasi dilakukan
[6]. Petroutsos
dapat
dengan Visual Basic 6. buku 1 dan
merancang
buku 2. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
karena sistem tersebut berkaitan
[7]. Sutabri, Tata, 2004, Analisa Sistem
erat dengan sistem realisasi kredit. penilaian
Informasi, Andi, Yogyakarta
faktor
[8]. Rahmat Firdaus, 2009, Manajemen
pengajuan kredit dibatasi pada 5 yaitu
2002.
Menguasai Pemrograman Database
sistem informasi penjualan kredit,
hal
Evangelos.
untuk
sistem
dengan
Yogyakarta : Penerbit Andi.
keputusan
kredit,
pengembangan
variabel
Offset,
Liang. 2005. Sistem Pendukung
sistem tersebut memiliki kontribusi
2. Dalam
Andi
[2]. Turban, E., J. E. Aronson, dan T.
dan
implementasi sistem yang dilakukan
sistem
Informasi,
Yogyakarta
Saran
penulis
Daftar Pustaka
watak,
Perkreditan, ALFABETA, Ikapi
jaminan,
[9]. http://bayuaji.staff.gunadarma.ac.id/D
kondisi, modal, kemampuan, untuk
ownloads/files/32096/UML.pdf,
pengembangan
diakses tanggal 1 April 2014
sistem
dapat
ditambah atau diganti variabel lain
[10]. http://her0satr.staff.ub.ac.id/2012/09/ page/2, diakses tanggal 1 April 2014 14
[11]. http://fadhlyashary.blogspot.com/201 2/06/pengertian-uml-unifiedmodeling.html, diakses tanggal 1 April 2014 [12]. http://ladysnezky.blogspot.com/2013/ 02/prinsip-pemberian-kredit.html, diakses tanggal 1 April 2014 [13]. https://docs.google.com/file/d/0BHhrm_xjdmyaTVxbHR6NEQ4ZEE/e dit, diakses tanggal 1 April 2014 [14]. http://bankernote.com/manajemenkredit-perkreditan-perbankan/, diakses tanggal 1 April 2014
15