Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan
SISTEM INFORMASI POPS Heru D. Wahjono Pusat Teknologi Lingkungan, Kedeputian TPSA Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jl. M.H. Thamrin No. 8, Lantai 12, Jakarta 10340 e-mail:
[email protected] PENDAHULUAN Persistent Organic Pollutants (POPs) adalah bahan kimia organik yang bersifat menimbun (accumulate) di lingkungan akibat sulitnya bahan tersebut untuk dirombak secara nabati oleh jasad renik. Bahan kimia yang tergolong ke dalam golongan POPs biasanya merupakan xenobiotics seperti fungisida, herbisida, insektisida, bakterisida, rodentisida, serta jenis-jenis pestisida lainnya. Selain itu pestisida POPs juga dapat dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna campuran bahan-bahan seperti plastik. Ciri utama bahan yang dikelompokkan sebagai POPs adalah memiliki penyulih (substituent) yang berupa atom halogen sehingga sering disebut sebagai halogenated compounds. Contoh halogenated compounds golongan pestisida adalah dikloro difenil trikloro etana (DDT) dan heksakloro benzena (HCB). Sedangkan contoh yang merupakan POPs hasil pembakaran adalah dioksin dan furan. Kriteria yang menjadi patokan bahwa suatu bahan bersifat persistent adalah bilamana memenuhi satu atau lebih hal berikut ini :
120
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan a. Memiliki tekanan uap di bawah 1000 Pa sehingga mudah menguap dan berpotensi untuk berpindah tempat dalam jarak jauh b. Memiliki waktu paruh di udara lebih dari dua hari, dalam air dua bulan, atau dalam tanah dan sedimen lebih dari enam bulan c. Memiliki Faktor Pemekatan Biologik (Biological Concentration Factor) setidaknya 5000 atau koefisien partisi etanol air (KOW ) setidaknya 5 d. Memperlihatkan tanda-tanda menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan mahluk hidup dan lingkungan Memperhatikan bahwa senyawa tergolong POPs berpotensi menimbulkan dampak buruk terhadap biota dan lingkungan, maka pada tahun 2001 disepakati sebuah perjanjian internasional yang disebut Stockholm Convention dengan tujuan melakukan penyulihan seluruh bahan mengandung atau dibuat dari bahan POPs dengan bahan yang bersifat ramah lingkungan serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan di mana pencemaran oleh POPs terjadi. Sejak perjanjian internasional tersebut ditetapkan, terdapat 12 jenis bahan kimia yang telah disepakati untuk tidak digunakan dan harus digantikan oleh bahan lain yang aman bagi biota dan lingkungan hidup meski pada saat ini terdapat 9 buah bahan kimia yang direncanakan untuk ditambahkan ke dalam POPs yang penggunaanya dilarang secara internasional. Pada tahun 2009 Indonesia telah meratifikasi Stockholm Convention sehingga mempunyai kewajiban untuk menyusun dan melaksanakan program guna mencapai sasaran perjanjian internasional tersebut. Program tersebut dituangkan ke dalam
121
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan sebuah dokumen yang disebut National Implementation Plant (NIP) on Elimination and Reduction of POPs. Terdapat dua hal utama dalam NIP untuk dillaksanakan yaitu penyuluhan pestisida berbahan dasar POPs serta pemulihan kualitas lahan tercemar POPs. Mengingat bahayanya POPs dan banyaknya masyarakat yang tidak mengerti dan memahami mengenai POPs ini ditambah lagi kurangnya koordinasi dan pertukaran informasi mengenai kegiatan penelitian mengenai POPs ini, maka dirasa perlu untuk membuat sebuah sistem informasi POPs yang dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat dan menjadi pusat informasi POPs di Indonesia. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan dari kegiatan ini adalah mengembangkan SIPOPs yang dapat memberikan infomasi mengenai teknologi penanganan POPs dan dapat diakses online melalui situs Pusat Teknologi Lingkungan, BPPT di alamat (www.enviro.bppt.go.id). Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah : a. Mengembangkan konten SIPOPs sesuai dengan materi yang bersumber pada kegiatan POPs di BPPT, Kementerian LH, Deptan, dan lain-lain yang dapat diperoleh dan diolah untuk ditayangkan sebagai informasi POPs. b. Menyusun database teknologi lingkungan khususnya juga berisi teknologi penanganan POPs POPs dan sejenisnya c. Terbentuknya perangkat lunak sistem informasi POPs dan database teknologi linkungan.
122
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan MANFAAT KEGIATAN Kegiatan pengembangan SIPOP diharapkan dapat memberikan manfaat secara umum, yaitu : memberikan informasi mengenai POPs yang ada di Indonesia kepada seluruh lapisan masyarakat, memberikan pendidikan kepada masyarakat mengenai bahaya POPs dan pencegahannya, menjadi pusat informasi teknologi penanganan POPs di Indonesia, dan menjadi pusat pertukaran informasi di antara instansi pemerintah mengenai kegiatan penanganan POPs di Indonesia Secara khusus diharapkan SIPOP dapat memberikan manfaat baik bagi pemerintah, institusi litbang, industri maupun masyarakat sebagai berikut : a. Bagi industri : SIPOP akan memberikan informasi alternatif pengganti bahan POPs dan teknologi penanganannya diharapkan membantu industri penghasil POPs untuk segera beralih ke bahan lain yang lebih sehat sehingga menghasilkan produk yang lebih ramah lingkungan dan sehat. Dari sisi industri pengolah limbah POPs, SIPOP dapat memberikan informasi teknologi penanganan limbah POPs atau pengelolaan limbahnya sesuai aturan yang berlaku. b. Bagi pemerintah/Instansi Litbang : Dengan diintegrasikannya beberapa lembaga penelitian melalui SIPOP, diharapkan munculnya industri-industri baru yang membuat bahan pengganti POPs dari hasil penelitian lembaga tersebut, sehingga kegiatan industri dan ekonomi yang baru dapat bermunculan.
123
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan c.
Bagi masyarakat : Bagi masyarakat umum, SIPOP dapat memberikan edukasi mengenai bahaya POPs di sekitar kita, sehingga masyarakat dapat lebih bijak dalam menggunakan produk berbahan POPs dan bagaimana penanganannya jika terjadi paparan pada tubuh manusia.
HASIL KEGIATAN Pengembangan aplikasi berbasis web dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat pengembang (development tools) berlisensi (licenced software) maupun kode sumber terbuka (open source). Teknologi ini sudah banyak digunakan khususnya untuk menyediakan informasi melalui jaringan intranet atau internet yang berbasiskan TCP/IP sebagai protocol komunikasinya. Gambar berikut adalah topologi jaringan intranet/internet yang melayani akses ke aplikasi berbasis web.
Gambar 1. Topologi Jaringan Intranet/Internet Untuk Aplikasi Berbasis Web
124
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan Sistem Informasi Persistent Organic Pollutants (SIPOPs) dikembangkan berbasis web dan membutuhkan beberapa aplikasi pendukung dengan kriteria dan spesifikasi sebagai berikut : a. Aplikasi dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman web standard seperti HTML, PHP dan Java Script. b. Aplikasi dirancang agar dapat dioperasikan melalui berbagai web browser dari berbagai vendor dan multiplatform, misalnya Firefox untuk MS Windows, Firefox untuk Unix, Android dan lain-lain c. Aplikasi yang membutuhkan database akses menggunakan sistem database MySQL yang dapat kompatibel di semua platform, misalnya MySQL untuk MS Windows dan MySQL untuk Unix. d. Konten aplikasi dikembangkan melengkapi SIPOP yang sudah ada dengan tidak mengubah format tampilan secara keseluruhan. e. Konten aplikasi yang dibuat adalah sebagai berikut : 1. Database paket teknologi lingkungan khususnya penanganan POPs 2. Database bahan pencemar POPs dan B3 3. Sistem berita tentang POPs 4. Konten edukasi berupa : Penyusunan cara sederhana mendeteksi POPs di sekitar kita Kompilasi gambar-gambar pencemaran POPs Kompilasi video klip pendidikan POPs Semua konten yang dimasukkan ke dalam sistem menu dalam SIPOP dan dapat ditampilkan pada window frame yang sama yang telah disediakan.
125
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan
Berikut ini adalah gambar struktur direktori aplikasi SIPOPs dan beberapa file dokumen hypertext serta struktur menu utama dalam situs SIPOPs yang telah dikembangkan.
Gambar 1. Struktur menu aplikasi SIPOPs
126
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan
Gambar 2. Struktur Direktori dan Struktur Menu SIPOPs
127
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan Menu yang disediakan pada SIPOP adalah sebagai berikut : a. Tentang POPs, merupakan definisi dan uraian lengkap tentang POPs. Selain itu akan diuraikan secara umum definsi tentang POPs dan permasalahan yang ada saat ini. b. Pencemar POPs berisi informasi lengkap tentang pencemar POPs yang termasuk dalam dirty dozen (12 POPs) dan 9 new POPs. Pembahasannya diuraikan mulai dari sifat fisiknya sampai dengan dampaknya kepada kesehatan masyarakat. c. Database terdiri dari database POPs/B3 dan bahan substitusi penggantinya serta database teknologi lingkungan. Databasenya disusun menggunakan model data RDBMS yang dibuat secara terstruktur. Rancangan database nya dapat merefence pada database yang ada. d. Paket Teknologi berisi artikel-artikel teknologi penanganan POPs yang dapat berguna bagi masyarakat dalam mengendalikan dan mengindari penggunaan bahan pencemar POPs. Selain itu dapat berupa artikel ilmiah dalam jurnal atau tulisan khusus yang dibuat agar mudah diaplikasikan oleh masyarakat. e. Galeri Foto/Video berisi kumpulan gambar-gambar karikatur atau foto serta video yang dapat digunakan sebagai media edukasi yang mendidik masyarakat mengenai bahaya dan dampak POPs bagi kesehatan manusia, sehingga masyarakat dapat lebih bijak memilih produk-produk di pasaran guna mereduksi penggunaan bahan POPs oleh masyarakat. f. Regulasi berisi informasi peraturan perundangan yang mengatur penggunaan POPs dan penanggulangannya
128
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan g. Institusi Mitra berisi alamat link unit/instansi/lembaga nasional & internasional yang menangani POPs.
Gambar 3. Tampilan Halaman Awal
Gambar 4. Tampilan Halaman Tentang POPs
129
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan
Gambar 5. Tampilan Halaman Salah Satu Pencemar POPs (Mirex)
Gambar 6. Tampilan Halaman Paket Teknologi
130
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan
Gambar 7. Tampilan Halaman Galeri Foto
Gambar8. Tampilan Halaman WebGaleri Video dan Regulasi
131
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan
Gambar 2.13.9. TampilanHalaman Weblink InstitusiMitra KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kegiatan pengembangan konten Sistem Informasi Persistent Organic Pollutans (SIPOP) sangat diperlukan oleh stakeholder sistem ini sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban kepada publik seperti yang diamanahkan melalui undang-undang keterbukaan informasi publik (UU No. 14 Tahun 2008). Selain itu SIPOP diharapkan menjadi salah satu portal informasi mengenai POPs dan B3 di Indonesia yang dapat memberikan informasi secara lengkap kepada masyarakat, industri, dan lembaga pemerintah dari tingkat pusat sampai daerah di Indonesia serta di kawasan regional Asia maupun internasional. Untuk itu penyediaan informasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan bahasa Inggris sangat diperlukan dalam SIPOP.
132
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan Kelengkapan konten informasi SIPOP sebagai portal resmi pemerintah Republik Indonesia sangat memerlukan dukungan kerjasama yang baik antara mitra kerjasama (BPPT, RISTEK, Kemen LH, Kementan, Dep. Perindustrian) dan stakeholder lain untuk kegiatan ini. Selain data dan informasi, juga diperlukan pula ketersediaan dana untuk kegiatan pengembangan dan pemeliharaannya agar SIPOP dapat diakses setiap saat dengan koten informasi yang dinamis. Untuk itu perlu dibuat sebuah team work/konsorsium pelaksana kegiatan pengembangan SIPOP lintas lembaga/mitra kerjasama.
Gambar 10. Mitra Kerjasama Pengembangan Sistem Informasi POPs
133