JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271
Sistem Informasi Pertanahan untuk Evaluasi Bidang Tanah (Studi Kasus : Perumahan Bumi Marina Emas Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo Surabaya) Mitha Asyita R.1), Muhammad Taufik2), Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia Email :
[email protected]),
[email protected])
AbstrakMenyadari semakin meluasnya aktivitas masyarakat dalam berbagai bidang dan semakin bertambahnya penduduk serta kebutuhan manusia akan tanah menyebabkan kedudukan tanah yang sangat penting terutama dalam penguasaan, penggunaannya dan kepemilikannya. Khususnya dengan semakin majunya aktivitas ekonomi, maka semakin banyak tanah yang tersangkut didalamnya, diantaranya berupa bertambah banyak transaksi jual beli, sewa menyewa, pewarisan, pemberian kredit bahkan juga timbulnya hubungan hukum dengan orang atau badan hukum asing. Informasi pertanahan saat ini menjadi kebutuhan pokok berbagai pihak yang harus segera terlayani. Ketersediaan informasi pertanahan merupakan salah satu unsur penting dalam tata pengelolaan negara guna perencanaan, perancangan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan tanah. Sebelum era perkembangan sistem informasi dan teknologi informasi seperti sekarang ini, Indonesia telah melaksanakan Sistem Informasi Pertanahan secara konvensional, yaitu sistem manajemen basis data terpadu antara obyek grafis persil (peta) dan non-grafis (atribut persil). Sistem Informasi Pertanahan (SIP) dilakukan dengan mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisa informasi pertanahan lengkap dengan keseluruhan atributnya. Sedangkan apabila pengerjaan dikerjakan secara konvensional akan memerlukan banyak tenaga dan waktu, sulit dipertukarkan, sulit dimutakhirkan, terbatas dalam ragam analisa dan penyajiannya. Hasil dalam penelitian ini mencakup bahasan mengenai lahan terbangun, fasum dan fasos, lahan yang belum terbangun, dan RTH (Ruang Terbuka Hijau). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa daerah dengan lahan terbangun sebanyak 480 bidang, fasum dan fasos yang terbangun sebanyak 17 bidang, lahan yang belum terbangun sebanyak 162 bidang tanah. Dari hasil penelitian terdapat 2 jenis kepemilikan tanah yang ada di Perumahan Bumi Marina Emas yaitu Hak Milik dan Hak Guna Bangunan. Lokasi studi yang dipilih adalah Perumahan Bumi Marina Emas yang terletak di Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo Surabaya. Perumahan Bumi Marina Emas ini belum memiliki Sistem Informasi Pertanahan yang dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan kebijakan dalam rencana pelaksanaan program inventarisasi, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah. Kata KunciSistem Informasi Pertanahan, Bidang Tanah, perumahan Bumi Marina Emas
I.
PENDAHULUAN
enyadari semakin meluasnya aktivitas masyarakat dalam berbagai bidang dan semakin bertambahnya penduduk serta kebutuhan manusia akan tanah menyebabkan kedudukan tanah menjadi sangat penting terutama dalam penguasaan, penggunaannya dan kepemilikannya. Khususnya dengan semakin majunya aktivitas ekonomi, maka semakin banyak tanah yang tersangkut didalamnya, diantaranya berupa bertambah banyak transaksi jual beli, sewa menyewa, pewarisan, pemberian kredit bahkan juga timbulnya hubungan hukum dengan orang atau badan hukum asing. Kedaulatan suatu bangsa atas aset-asetnya tercermin dari kedaulatan atas pengelolaan kekayaan nilai aset pertanahan. Pengelolaan yang bertanggungjawab diawali dengan pengetahuan tentang nilai aset yang sebenarnya. Pengetahuan ini melahirkan apresiasi terhadap aset yang dimaksud. Selanjutnya berlangsunglah pengelolaan yang optimal, transparan, berkelanjutan dan berkeadilan, serta akuntabel. Dengan ini maka diperlukan adanya suatu perangkat yang mutakhir untuk mendukung terciptanya suatu pengelolaan yang optimal [1]. Informasi pertanahan saat ini menjadi kebutuhan pokok berbagai pihak yang harus segera terlayani. Ketersediaan informasi pertanahan merupakan salah satu unsur penting dalam tata pengelolaan negara guna perencanaan, perancangan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan tanah. Sebelum era perkembangan sistem informasi dan teknologi informasi seperti sekarang ini, Indonesia telah melaksanakan Sistem Informasi Pertanahan secara konvensional, yaitu sistem manajemen basis data terpadu antara obyek grafis persil (peta) dan non-grafis (atribut persil). Sistem Informasi Pertanahan (SIP) dilakukan dengan mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisa informasi pertanahan
M
1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 lengkap dengan keseluruhan atributnya. Sedangkan apabila pengerjaan dikerjakan secara konvensional akan memerlukan banyak tenaga dan waktu, sulit dipertukarkan, sulit dimutakhirkan, terbatas dalam ragam analisa dan penyajiannya [2]. Pengelolaan data pertanahan dengan menggunakan teknologi informasi merupakan sesuatu yang harus dilakukan hal ini berkaitan dengan karakteristik data pertanahan itu sendiri yang bersifat multidimensi yang terkait dengan masalah ekonomi, politik, pertahanan dan keamaman dan sosial budaya. Pengelolaan data pertanahan itu sendiri harus terintegrasi suatu Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS) yang mengalirkan informasi antar seluruh unit organisasi baik di tingkat Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan Kantor Pertanahan. Disamping sifat data pertanahan tersebut, juga pengelolaan pertanahan secara elektronik ini untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin meningkat untuk mewujudkan good governance yang akhirnya akan berkaitan keterbukaan informasi untuk masyarakat dan pertukaran informasi antar instansi pemerintah [3]. Di Kantor Pertanahan Kota Surabaya II, Sistem Informasi Pertanahan belum diterapkan jadi untuk melaksanakan tugasnya hanya menggunakan sebatas peta digital, maka dari itu perlu adanya sistem informasi pertanahan yang mutakhir untuk mendukung dan mengoptimalkan pengelolaan sistem informasi pertanahan di Kota Surabaya II. Dengan adanya Sistem Informasi Pertanahan diharapkan pula dapat membantu kinerja BPN dalam pemutakhiran data, pengaksesan dan berbagai manfaat lain. Lokasi studi yang dipilih adalah Perumahan Bumi Marina Emas yang terletak di Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo Surabaya. Perumahan Bumi Marina Emas ini belum memiliki Sistem Informasi Pertanahan yang sebagaimana telah dijelaskan dapat memberikan banyak manfaat untuk pembangunan dan pemasaran kedepannya.
(a)
(b)
(d)
(c)
Gambar 1. (a) Peta Jawa Timur (b) Peta Surabaya (c) Wilayah Kerja BPN Surabaya II (d)Lokasi Penelitian (Sumber : Kantor Pertanahan Kota Surabaya II) B. Data dan Perangkat Lunak Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Citra Quickbird tahun 2011 yang diperoleh dari Badan Pertanahan Nasional Surabaya II dan grabbing Citra Google Map dengan waktu pengunduhan 18 Maret 2013 serta scan Peta Bidang Tahun 1987/1988. Peta Garis 2012 yang diperoleh dari Badan Pertanahan Nasional Surabaya II dan data groundtruth. Perangkat lunak pengolahan data yang digunakan adalah AutoDesk Map 2004, ArcGIS Map 10, Software pengolah citra, dan Visual Basic 6.0. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis kondisi lahan dan peralihan hak yang pada Perumahan Bumi Marina Emas dengan diagram alir pengolahan sebagai berikut:
II. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan pada penelitian ini terletak di di di Perumahan Bumi Marina Emas Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo Surabaya. terbagi atas dua bagian yaitu bagian utara dan bagian selatan. Bagian utara terletak sekitar (7017’12.51’’ - 7017’28.22”) LS dan (112048’7.83” - 112048’13.36”) BT sedangkan sebelah selatan terletak pada (7017’28.22’’ - 7017’41.11”) LS dan (112048’6.61” - 112048’30.14”) BT
2
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 Hasil dari koreksi geometrik adalah nilai RMSE (Root Mean Square Error) dimana untuk uji ketelitian geometrik nilai kesalahan RMS rata-rata citra adalah harus lebih kecil atau sama dengan 1 (satu) piksel [4]. Dengan rumus RMSE adalah : RMSEx = ∑(
∑(
.
.)
RMSEy = .
.)
…………………….(1)
…………………….(2)
Dimana : Xdata.i : koordinat sumbu x dari data ke i Xcheck.i : koordinat sumbu x dari yang benar ke i Ydata.i : koordinat sumbu y dari data ke i Ycheck.i : koordinat sumbu y dari yang benar ke i n : jumlah titik dengan n>30 merupakan sample sehingga rumus n menjadi n-1 n≥30 merupakan populasi sehingga rumus n tetap
Citra Quickbird yang telah dikoreksi yang menjadi citra referensi kemudian akan menghasilkan Root Mean Square Error (RMS Error) dari hasil koreksi geometrik sebesar 0,638153 dengan 8 titik kontrol tanah. Tabel 4.1 Hasil Koreksi Geometrik pada citra Google Map waktu pengunduhan 2013 dikoreksi dengan citra Quickbird 2011 Image Image GCP Map X Map Y X Y 233436.34 694279.15 247.00 428.00 #1+ 233410.15 694144.02 202.00 655.00 #2+ 233513.14 694123.78 374.75 688.00 #3+ 233314.91 693668.38 396.25 1505.75 #4+ 233522.66 693635.64 48.00 1452.25 #5+ 233738.16 693592.19 757.50 1577.39 #6+ 233908.41 693604.09 1042.50 1556.50 #7+ 234026.87 693556.47 1243.00 1635.00 #8+
Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Data Sistem Informasi Pertanahan Perumahan Bumi Marina Emas Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo Surabaya
III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Koreksi Geometrik citra Google Map waktu pengunduhan 2013 dengan menggunakan citra Quicbird Tahun 2011 sebagai Referensi. Citra Quickbird awalnya digunakan untuk proses editing data peta garis, dengan menampalkannya, yang mana masih belum seragam layernya dan belum sesuai dengan data yang dibutuhkan untuk proses pengolahan. Citra Quickbird 2011 digunakan untuk melakukan koreksi geometrik pada citra Google Map. Citra Quickbird yang telah dikoreksi menjadi citra referensi yang kemudian akan dihasilkan Root Mean Square Error (RMS Error) dengan 8 titik kontrol tanah. 8 titik tersebut di dapatkan dari hasil GIM yang telah dilakukan oleh Kantor Badan Pertanahan nasional Surabaya II
Predict X 246.1234 202.9902 374.8845 395.7927 47.8397 758.0428 1042.7159 1242.6108
Predict Y 428.2979 654.8974 687.7341 1506.2010 1451.8293 1577.3866 1556.3696 1634.7841
Error X Error Y -0.8766 0.2979 0.9902 -0.1026 0.1345 -0.2659 -0.4573 0.4510 -0.1603 -0.4207 0.5428 0.3866 0.2159 -0.1304 -0.3892 -0.2159 RMS Error Total
RMS 0.9258 0.9955 0.2980 0.6422 0.4502 0.6664 0.2522 0.4451 0,638153
B. Hasil Overlay Citra dan Peta Garis Citra yang telah dikoreksi geometrik kemudian akan ditampalkan dengan peta garis yang didapat dari Badan Pertanahan Nasional Surabaya II dan hasil ground truth.
3 4 (a) (b) Gambar 3. Persebaran GCPs (a) pada Citra Quickbird 2011 (b) pada Google Map waktu pengambilan 18 Maret 2013
3
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271
Gambar 8. Sebaran lahan terbangun.
Gambar 5. Hasil Overlay Citra dan Peta Garis.
Sedangkan untuk fasum dan fasos berupa sanggar, yayasan, taman bermain, PAUD, sekretariat komunitas, tempat peribadatan dan lapangan futsal sebanyak 17 bidang tanah. Sedangkan untuk luas total dari Fasum dan Fasos adalah sebesar 11.387 m2.
C. Hasil Pengolahan ArcGIS 10 Berdasarkan hasil overlay citra dan peta garis yang ditampilkan pada software AutoDesk maka dibuatlah bentuk shapefile . Layer meliputi layer Jalan, Fasilitas Umum dan Fasiltas Sosial, Lahan Terbangun, Tanah Kosong, dan citra Google Map 2013.
Gambar 6. Hasil pengolahan data pada ArcGIS. D. Data Atribut Sistem Informasi Selanjutnya pada ArcGIS dilakukan proses memasukkan atribut dengan keterangan NIB, SU, Status Hak, Tahun Pengakuan Hak, Nomor Hak, dan Nama Pemilik. Untuk Tahun Pengakuan Hak, Nomor Hak, dan Nama Pemilik jumlah keterangan yang tercantum sesuai dengan data peralihan hak yang terjadi.
Gambar 9. Sebaran Fasum dan Fasos yang terbangun. Untuk sebaran Tanah Kosong atau lahan yang belum terbangun sebanyak 162 bidang tanah. Luas tanah yang belum terbangun sebesar 55.691 m2.
Gambar 7. Contoh tabel atribut pada sistem informasi. E. Analisa Sebaran Bidang Tanah pada ArcGIS 10 Untuk proses analisa kondisi lahan di dapatkan hasil dimana lahan terbangun sebanyak 480 bidang tanah. Untuk luas lahan terbangun sebesar 78.685 m2. Gambar 10. Sebaran lahan yang belum terbangun. Sedangkan sebaran RTH adalah sebagai berikut diperlihatkan dengan warna hijau dengan luas sebesar 23.317 m2.
4
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 3% 3%6%
Level 1 Level 2 Level 3
88%
Level 4 Gambar 13. Grafik kelengkapan data untuk Sistem Informasi yang tersedia. Dengan keterangan sebagai berikut : 1. Level 1 :Tidak memiliki identitas bidang tanah baik NIB dan Nomor SU, Nomor Hak, Nama Pemilik dan Riwayat Pergantian tanah. 2. Level 2 :Memiliki identitas bidang tanah NIB namun tidak memiliki Nomor SU , Nomor Hak, Nama Pemilik dan Riwayat Pergantian tanah. 3. Level 3 :Memiliki identitas bidang tanah NIB dan Nomor SU namun tidak memiliki Nomor Hak, Nama Pemilik dan Riwayat Pergantian tanah. 3. Level 4 :Memiliki identitas bidang tanah NIB dan Nomor SU, Nomor Hak, Nama Pemilik dan Riwayat Pergantian tanah. Dapat dikatakan level tertinggi dan lengkap.
Gambar 11. Sebaran Ruang Terbuka Hijau. F. Analisa Sebaran Bidang Tanah untuk Sistem Informasi Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pertanahan Nasional berupa scan Peta Bidang Tahun 1987/1988 dihasilkan terdapat 659 bidang dengan jumlah lahan terbangun sebanyak 480 bidang tanah, lahan kosong sebanyak 162 bidang tanah dan fasum fasos sebanyak 17 bidang tanah.
14% 46%
Lahan Kosong Lahan Terbangun
33% 7%
Fasum dan Fasos RTH
Tabel 2. Data jumlah bidang tanah berdasarkan tingkat kelengkapan data
Gambar 12. Grafik lahan terbangun, lahan kosong, Fasum dan Fasos, dan RTH.
Tingkatan Kelengkapan Data
Jumlah Bidang Tanah
Level 1
6
Prosentase di atas didapat dari tabel berikut : Tabel 1. Sebaran bidang tanah terbangun, tanah kosong, Fasum dan Fasos, dan RTH Keterangan Bidang Tanah Lahan Kosong Lahan Terbangun Fasum dan Fasos RTH
Jumlah Bidang Tanah 162 480 17 -
Luasan (m2) 55.691
Level 2
5
Level 3
11
Level 4
164
Data mengenai kepemilikan tanah yang dicantumkan berupa Tahun Terbit Sertipikat, Nomor Hak, dan Nama Pemilik kemudian di kelaskan berdasarkan jumlah pergantian kepemilikan hak. Data Kepemilikan ini didapatkan dari data histori kepemilikan bidang tanah Badan Pertanahan Surabaya II.
78.685 11.387 23.317
G. Analisa Kelengkapan Data Pendukung Sistem Informasi Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pertanahan Nasional berupa scan Peta Bidang Tahun 1987/1988 dihasilkan terdapat data sekitar 186 bidang yang terdapat data kepemilikan dengan 164 lahan yang telah terbangun dan 20 bidang tanah yang masih belum terbangun yang memiliki data kepemilikan beserta keterangan peralihan hak. Kemudian dari data tersebut didapatkan data dengan level-level kelengkapan hak sebagai berikut :
1%
1 kali
1%
3% 2 kali
2%
17%
15%
3 kali 4 kali
9%
17% 5 kali
16%
6 kali
19%
7 kali 8 kali 9 kali
Gambar 13. Grafik riwayat kepemilikan tanah Perumahan Bumi Marina Emas
5
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 Tabel 3. Tabel Rekapitulasi Riwayat Pergantian Bidang Tanah Jumlah Pergantian 1 kali
IV.KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai pembuatan sistem informasi untuk mengevaluasi kondisi lahan dan status bidan tanah, maka didapatkan beberapa kesimpulan akhir yaitu:
Frekuensi 6
2 kali
28
3 kali
31
4 kali
36
5 kali
30
6 kali
16
7 kali
4
8 kali
1
9 kali
2
Tanpa keterangan
32
Jumlah Bidang Tanah
186
a.
b.
c.
Dari data di atas didapat 154 bidang tanah dengan riwayat kepemilikan yang tertera dan 32 bidang tanah tanpa keterangan riwayat kepemilikan. Sehingga jumlah bidang tanah tanpa keterangan riwayat dan keterangan lain (nomor SU dan NIB) sebanyak 505 bidang tanah.
d.
e. H. Analisa Status Kepemilikan Tanah Dari data yang didapat dari Kantor Pertanahan Nasional Surabaya II didapatkan terdapat dua jenis status kepemilikan tanah yang ada di Perumahan Bumi Marina Emas yaitu Hak Milik dan Hak Guna Bangunan. Dari hasil rekapitulasi data tersebut dihasilkan diagram sebagai berikut: 6%
16%
f.
Hak Milik
g.
Hak Guna Bangunan
78%
h.
Tanpa keterangan
Gambar 14. Grafik status kepemilikan tanah Perumahan Bumi Marina Emas
DAFTAR PUSTAKA
Dengan rekapitulasi data status kepemilikan sebagai berikut : Tabel 4.6 Tabel Rekapitulasi Status Kepemilikan Tanah Jenis Hak Jumlah bidang tanah Hak Milik
40
Hak Guna Bangunan
114
Tanpa keterangan
537
Sistem informasi pertanahan ini digunakan untuk mengevaluasi fisik bangunan meliputi lahan terbangun, ahan yang tidak terbangun, fasum dan fasos, serta Ruang Terbuka Hijau. Pada Perumahan Bumi Marina Emas terdapat keseluruhan 659 bidang tanah dengan jumlah Lahan Terbangun sebanyak 480 bidang tanah, Lahan Kosong sebanyak 162 bidang tanah dan Fasum Fasos sebanyak 17 bidang tanah. Luasan masing-masing bidang tanah yaitu Bidang Tanah terbangun sebesar 78.685 m2, Tanah Kosong tidak terbangun sebesar 55.691 m2, Fasum dan Fasos sebesar 11.387 m2, serta RTH sebesar 23.317 m2. RTH (Ruang Terbuka Hijau) yang disediakan Perumahan Bumi Marina Emas sebesar 14 % dari luas bidang tanah total yang terdata ( 2,3 Ha dari 16,9 Ha). Terdapat 4 level kelengkapan data, dengan jumlah masing-masing level adalah level 1 sebanyak 6 bidang tanah, level 2 sebanyak 5 bidang tanah, level 3 sebanyak 11 bidang tanah, dan level 4 sebanyak 164 bidang tanah. Dari data riwayat kepemilikan tanah didapatkan 154 bidang tanah dengan riwayat kepemilikan bidang tanah dan 505 bidang tanah yang tidak memiliki riwayat kepemilikan dan keterangan lain (nomor SU dan NIB). Histori pergantian kepemilikan tanah terjadi 1 hingga 9 kali pergantian kepemilikan. Terdapat 2 jenis kepemilikan hak di Perumahan Bumi Marina Emas yaitu Hak Milik dan Hak Guna Bangunan. Dengan Hak Milik sebanyak 40 bidang tanah, Hak Guna Bangunan sebanyak 114 bidang tanah dan tanpa keterangan sebanyak 537 bidang tanah.
[1]
[2]
[3] [4] [5]
Dari data di atas didapat 40 bidang tanah dengan status kepemilikan tanah Hak Milik, 114 bidang tanah dengan status kepemilikan tanah Hak Guna Bangunan dan sebanyak 537 bangunan yang masih tanpa keterangan.
6
Baary, E. A. 2012. Aplikasi Sistem Informasi Pertanahan Berdasarkan Jenis-Jenis Hak Atas Tanah di Kantor Pertanahan Kota Surabaya II (Studi Kasus Kelurahan Genteng, Kecamatan Genteng, Surabaya). Surabaya : Teknik Geomatika FTSP ITS Karnowo, A.B. 2007. Model Sistem Informasi Kepemilikan Tanah di Desa Saptorenggo Kab. Malang. Surabaya : Teknik Geomatika FTSP ITS Badan Pertanahan Nasional Surabaya II. 2011. Sukojo, B. M. 2012. Penginderaan Jauh (Dasar Teori & Terapan). Surabaya : ITS-Press Pusat Data dan Informasi Pertanahan. 2008. “Aspek Hukum Teknologi Digital dan Dokumentasi Pertanahan”. Badan Pertanahan Nasional .