SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS MELALUI PENGOPERASIAN ATM PADA PT BNI (PERSERO) TBK
SKRIPSI Program Studi Akuntansi
Nama : Yusuf Oktiawan Saputra N I M : 43206110122
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS MELALUI PENGOPERASIAN ATM PADA PT BNI (PERSERO) TBK
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA EKONOMI Program Studi Akuntansi
Nama : Yusuf Oktiawan Saputra N I M : 43206110122
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: Yusuf Oktiawan Saputra
NIM
: 43206110122
Proram Studi
: Akuntansi
Judul Skripsi
: Sistem Informasi Pengeluaran Kas
Akuntansi
Penerimaan
Melalui Pengoperasian ATM
Pada PT BNI (Persero) Tbk Tanggal Ujian Skripsi
dan
: 05 Juli 2008
Disahkan Oleh : Pembimbing
(Ratna Mappanyuki SE.Ak.,M.Si) Tanggal : Agustus 2008
Dekan,
Ketua Jurusan Akuntansi
(Drs. Hadri Mulya M.Si) Tanggal : Agustus 2008
(Sabarudin Muslim SE.,M.Si) Tanggal : Agustus 2008
Kupersembahkan Skripsi Ini Untuk Kedua Orang Tuaku Tercinta Ayah & Ibu (Atas Didikan dan Ridhanya), Kakakku, dan AdikAdik-adikku adikku
ABSTRAKSI
Yusuf Oktiawan Saputra, 43206110122 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS MELALUI PENGOPERASIAN ATM PADA PT BNI (PERSERO) TBK Skripsi, Jakarta : Universitas Mercu Buana, Jurusan Akuntansi Agustus 2008
Perusahaan pada umumnya mempunyai SIA, mengingat peranan SIA sebagai pengumpul data yang menjelaskan kegiatan perusahaan. Data maupun informasi SIA tersebut dapat dipergunakan sebagai input bagi sistem informasi fungsional lainnya yang ada dalam perusahaan. istilah SIA lebih luas dari itu, guna mencakup siklussiklus pemrosesan transaksi, penggunaan teknologi informasi, dan pengembangan sistem informasi. Implementasi SKA (Sentralisasi Kas ATM) merupakan sistem informasi akuntansi yang relatif masih baru di PT BNI (Persero) Tbk khususnya untuk di kalangan kantor cabang dan sampai dengan saat ini masih terus dikembangkan. SKA digunakan untuk dapat mengetahui dan mengevaluasi bentuk dan penerapan sistem informasi akuntansi terhadap pengoperasian BNI ATM dan pengendalian intern yang digunakan sebagai penyaji informasi yang dapat menunjang kegiatan operasi di PT BNI (Persero) Tbk. Manfaat sistem informasi akuntansi dalam pengendalian intern adalah untuk dapat mengidentifikasikan, menggabungkan, mengklasifikasikan, menganalisa, mencatat dan melaporkan transaksi, serta untuk mengelola akuntabilitas (tanggung gugat) atas aktivitas terkait dalam pengoperasian BNI ATM. Saran-saran yang dapat diberikan adalah (1) diperlukan staf SKA yang kompeten untuk dapat menunjang kinerja sistem informasi akuntansi yang dihasilkan (2) respon yang cepat dalam hal menangkap data transaksi yang dinilai ada kejanggalan dan bersifat tidak biasa. Hal ini diperlukan untuk memperbaiki siklus terhadap kinerja fungsi-fungsi yang terkait agar lebih berdaya guna dan dapat diandalkan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dimana skripsi ini penulis sajikan dalam bentuk buku yang sederhana, dengan judul “Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Melalui Pengoperasian ATM (Automatic Teller Machine) Pada PT. BNI (Persero) Tbk”. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini, ijinkanlah Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak Sabarudin Muslim SE.,M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. 2. Ibu Ratna Mappanyuki SE.Ak.,M.Si selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan,
pengarahkan
dan
petunjuk
yang
sangat
berharga
sampai
terselesaikannya skripsi ini. 3. Kedua orang tuaku tercinta, tetehku dan kakak ipar serta adik-adikku atas dukungannya dan Rini yang penulis sayangi yang telah memberikan Do’a serta dorongan yang sangat kuat, baik materil maupun spirituil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen yang telah banyak memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan. 5. Ibu Iriani selaku Penyelia Unit ATM Regional Center JPU yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan riset dalam penelitian skripsi ini. 6. Segenap Karyawan dan Staf Divisi Operesional PT BNI (Persero) Tbk yang telah membantu menyediakan waktu dan lainnya untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu sehingga terwujudnya penulisan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi Penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya, baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Jakarta,
Agustus 2008
Penulis (Yusuf O Saputra)
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................
i
ABSTRAKSI ..................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
x
LANDASAN TEORITIS .................................................
1
1.1 latar Belakang Penelitian ........................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................
6
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................
6
BAB I
1.3.1
Tujuan Penelitian ........................................................................
6
1.3.2
Kegunaan Penelitian ...................................................................
6
BAB II LANDASAN TEORITIS .................................................
9
2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ..................................................
9
2.2 Siklus-siklus Pemrosesan Transaksi ........................................................
10
2.3 Penggunaan SIA Untuk Menambah Nilai Bagi Bisnis ............................
12
2.4 Akuntansi dan Teknologi Informasi .........................................................
12
2.5 Penggunaan Teknik-teknik Sistem ...........................................................
13
2.6 Pengertian Pengendalian Intern ................................................................
15
2.7 Tujuan Pengendalian Intern ......................................................................
18
2.8 Unsur-unsur Struktur Pengendalian Intern ...............................................
20
2.9 Prosedur Pengendalian .............................................................................
22
2.10 Pengendalian Sistem Informasi Yang Berbasiskan Komputer (SIBK) ...
23
2.10.1 Dampak SIBK Pada Aktivitas Kontrol Tradisional ......................
23
2.10.2 Pengendalian atau Kontrol Internal SIBK ....................................
24
2.11 Pembelian Berdasarkan Komputer dan Aplikasi Pengeluaran Kas ..........
30
2.11.1 Prosedur Pembelian Batch …………………………………….....
30
2.11.2 Prosedur Pengeluaran Kas ………………………………………..
34
2.12. Pengertian dan Prosedur Peng-Operasian Harian ATM ............................
37
2.12.1 Pengertian ATM .............................................................................
37
2.12.2 Prosedur Harian Peng-Operasian ATM .........................................
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................
41
3.1 Gambaran Umum …………………………………………………………
41
3.1.1 Sejarah dan Perkembangan PT. BNI (Persero) Tbk ……………….
41
3.1.2 Struktur Organisasi PT. BNI (Persero) Tbk ......................................
43
3.1.3 Kegiatan Usaha PT. BNI (Persero) Tbk ............................................
48
3.2 Metode Penelitian …………………………………………………………
49
3.2.1 Definisi Operasional Variabel ............................................................
49
3.2.2 Metode Pengumpulan Data …………………………………………
50
3.2.3 Metode Analisis Data ……………………………………………….
51
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN ........................
52
4.1 Siklus SIA Penerimaan Kas (Cash Collecting) Melalui
Pengoperasian BNI ATM .........................................................................
52
4.1.1 Rangkaian Prosedur Penerimaan Kas (Cash Collecting) Melalui Pengoperasian BNI ATM .................................................
52
a. Fungsi Yang Terkait ...................................................................
52
b. Bagan Alir Sistem Informasi Penerimaan Kas ...........................
53
c. Dokumen-dokumen Yang Digunakan ........................................
57
4.2. Siklus SIA Pengeluaran Kas (Cash Restocking) Melalui Pengoperasian BNI ATM ..........................................................................
61
4.2.1 Rangkaian Prosedur Pengeluaran Kas (Cash Restocking) Melalui Pengoperasian BNI ATM ...................................................
61
a. Fungsi Yang Terkait ...................................................................
61
b. Bagan Alir Sistem Informasi Pengeluaran Kas ..........................
62
c. Dokumen-dokumen Yang Digunakan ........................................
70
d. Pelaporan Cash Restocking .........................................................
71
4.3. SIA Pada Sentralisasi Kas ATM (SKA) ....................................................
79
1. Monitoring Transaksi ATM .................................................................
80
2. Rekonsiliasi Transaksi ATM ................................................................
83
3. Pelaporan Transaksi ATM ....................................................................
88
4. Analisa Transaksi ATM .......................................................................
93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................
94
5.1. Kesimpulan .................................................................................................
94
5.2. Saran ............................................................................................................
95
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
97
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................
98
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT BNI (Persero) Tbk ..................................
44
Gambar 4.1
Siklus Penerimaan Kas .................................................................
54
Gambar 4.2
Siklus Pengeluaran Kas ................................................................
64
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 4.1
Nota Intern ...............................................................................
59
Lampiran 4.2
Bukti Pengambilan Uang (Cash Remise) .................................
60
Lampiran 4.3
Jurnal Penerimaan Kas .............................................................
72
Lampiran 4.4
Jurnal Pengeluaran Kas ............................................................
73
Lampiran 4.5
Surat Tugas ...............................................................................
74
Lampiran 4.6
Cash Counters ..........................................................................
75
Lampiran 4.7
EJ (Electronic Journal) .............................................................
76
Lampiran 4.8
Rekening Koran Harian .............................................................
77
Lampiran 4.9
Pelaporan Cash Restocking .......................................................
78
Lampiran 4.10 Monitoring Transaksi ATM ......................................................
82
Lampiran 4.11 Rekonsiliasi Transaksi ATM ....................................................
85
Lampiran 4.12 Pelaporan Transaksi ATM ...........................................................
89
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian Sistem Informasi Akuntansi (SIA) melaksanakan aplikasi akuntansi perusahaan. Aplikasi ini ditandai dengan volume pengolahan data yang tinggi ; meliputi empat tugas utama, yaitu pengumpulan data, manipulasi data, penyimpanan data, dan penyiapan dokumen, yang sebagian besar dinyatakan dalam nilai uang, SIA mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pemakai baik dalam maupun luar perusahaan. Perusahaan dalam hal ini harus mempunyai SIA, mengingat peranan SIA sebagai pengumpul data yang menjelaskan kegiatan perusahaan. Data maupun informasi SIA tersebut dapat dipergunakan sebagai input bagi sistem informasi fungsional lainnya yang ada dalam perusahaan. Dalam bidang pelayanan, PT BNI (Persero) Tbk sudah menggunakan produk unggulan dalam bidang layanan e-banking, hal ini dilakukan untuk menunjang kegiatan perbankan selain dari kegiatan manual yang dilakukan oleh teller terhadap para nasabah yang dilakukan pada kantor cabang yang ada. e-Banking yang ada saat ini yaitu BNI ATM, BNI SMS Banking, BNI Internet Banking dan BNI PhonePlus, semua produk e-Banking ini dapat digunakan untuk bertransaksi 24 jam. Pemanfaatan IPTEK dalam sistem informasi tidak hanya dilaksanakan di kantor
pusat (Jakarta) namun juga digunakan di kantor cabang di seluruh Indonesia secara on-line sistem yang menggunakan jaringan V-Sat. Salah satu bentuk pelayanan e-Banking yang dapat dikatakan sebagai transaksi lancar dalam hal ini yaitu BNI ATM, yaitu Layanan perbankan yang dilakukan melalui mesin ATM (Automatic Teller Machine) yang dapat melayani selama 24 jam, guna melakukan transaksi perbankan meliputi penarikan tunai, inquiry saldo rekening tabungan, setoran tunai (melalui mesin CDM) dan melakukan berbagai jenis pembelian dan pembayaran tagihan tanpa harus datang langsung ke Kantor Cabang BNI dan tanpa terikat waktu. Untuk penggunaannya, BNI ATM dapat digunakan oleh seluruh nasabah BNI yang memiliki kartu BNI Card dan non nasabah BNI yang memiliki Kartu ATM / Kartu Debit / Kartu Kredit dengan jaringan Visa, Visa Electron, Plus, MasterCard, Maestro, Cirrus, Link dan ATM Bersama. ATM BNI yang dimiliki oleh PT. BNI (Persero) Tbk sampai dengan data terakhir pada bulan maret 2007 adalah : BNI ATM Distribution (as of March 2007) City
Region
Number of ATM
1
Medan, North Sumatera
134
2
Padang, West Sumatera
148
3
Palembang, South Sumatera
153
Region
City
Number of ATM
4
Bandung, West Java
255
5
Semarang, Central Java
248
6
Surabaya, East Java
254
7
Makasar, South Sulawesi
117
8
Denpasar, Bali
149
9
Banjarmasin, South Kalimantan
125
10
Jakarta
424
11
Manado
73
12
Jakarta, (Greater of Jakarta)
247
TOTAL
2325
Sumber data : Divisi Operasional (as of March 2007)
Dari data di atas, BNI ATM yang ada pada saat ini secara umum dapat dikatakan sudah dapat menjangkau ke seluruh pelosok Indonesia sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik untuk para nasabahnya. Tentunya untuk pengawasan (controlling) terhadap transaksi yang ada haruslah lebih teliti, karena transaksi yang ada adalah transaksi dalam bilangan nominal besar dan untuk sistem informasi yang ada haruslah dapat dipertanggungjawabkan baik dalam bentuk transaksi maupun dari sisi akuntansinya. Pada saat ini sistem informasi akuntansi yang telah digunakan di PT BNI (Persero) Tbk terhadap transaksi ATM meliputi : a. SKA (Sentralisasi Kas ATM), merupakan sistem akuntansi yang digunakan untuk memonitor, merekonsiliasi, reporting dan menganalisa seluruh jenis transaksi yang diakibatkan dari adanya perubahan sistem dari sistem BOSS OnLine menjadi ICONS. b. B24, merupakan bentuk program yang digunakan untuk memantau ATM sebagai server yang dijadikan dasar untuk pengkinian data yang nantinya ditampilkan oleh prognosis sebagai output data yang dapat diolah oleh berbagai user yang berkepentingan. c. PROGNOSIS, merupakan bentuk program yang digunakan untuk mamantau kondisi ATM secara otomatis dan dapat diandalkan dalam hal pengkinian data transaksi baik transaksi tunai maupun non tunai ATM.
Menurut Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC PT BNI (Persero) Tbk, Pengendalian Intern (Internal Control) terhadap pengoperasian BNI ATM, dapat digambarkan menjadi tiga bagian, yaitu : 1. Cash Collecting, yaitu suatu proses yang dilakukan untuk mendapatkan sejumlah uang yang dilakukan oleh ATMRC (ATM Regional Center) untuk digunakan dalam proses isi ulang (restocking) ATM. Adapun unit yang terkait dalam proses tersebut yaitu JPC (Jakarta Processing Center) yang berfungsi sebagai kantor kas utama dalam pengalokasian uang baik ke kantor cabang ataupun dalam proses restocking ATM, adapun uang tersebut didapatkan dari Bank Indonesia (BI) dengan tingkat jumlah pengambilan yang sudah ditentukan sebelumnya oleh pengelola JPC. Unit kedua yang terkait dalam proses restocking tersebut yaitu ATMRC yang memiliki fungsi dalam proses restocking ATM setelah mendapatkan uang dari JPC. Untuk alur proses uang masuk dan keluar baik dari JPC terhadap BI maupun antara pihak JPC dan ATMRC, kesemuanya diperlukan proses validasi persetujuan dari para pengelola unit yang bersangkutan. 2. Processing, yaitu suatu proses yang dilakukan dalam pengisian ulang (restocking) kas ATM. Adapun pihak yang terkait dalam pelaksanaan restocking ATM tersebut ada tiga pelaksana, yaitu : 1. Restocker, adalah petugas yang bertanggung jawab dalam proses pemasukan uang ke dalam mesin ATM beserta proses maintenance lainnya. 2. Penyelia, adalah staf yang bertanggung jawab dalam penyimpanan kunci kombinasi ATM dan memiliki tanggung jawab untuk membuka pintu ATM ketika ATM akan direstocking dan proses maintenance lainnya.
3. Security, adalah petugas yang bertanggung jawab dalam hal pengamanan pada saat restocking ATM dan proses maintenance lainnya berlangsung. 3. Reporting and Reconciliation, yaitu proses yang dilakukan oleh SKA (Sentralisasi Kas ATM) untuk memberikan pelaporan menyeluruh mengenai data transaksi yang berlangsung dari awal cash vault (restocking ATM) sampai dengan transaksi nasabah (cash admin) selesai dilakukan. Manfaat sistem informasi akuntansi dalam pengendalian intern adalah untuk dapat mengidentifikasikan, menggabungkan, mengklasifikasikan, menganalisa, mencatat dan melaporkan transaksi, serta untuk mengelola akuntabilitas (tanggung gugat) atas aktivitas terkait dalam pengoperasian BNI ATM. Untuk dapat mengetahui dan mengevaluasi bentuk dan penerapan sistem informasi akuntansi terhadap pengoperasian BNI ATM dan pengendalian intern yang digunakan, dalam hal ini SKA (Sentralisasi Kas ATM) sebagai penyaji informasi yang dapat menunjang kegiatan operasi di PT BNI (Persero) Tbk, maka perlu adanya langkah-langkah dari PT BNI (Persero) Tbk untuk dapat menentukan alternatif perbaikan atau pengembangan sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal terhadap pengoperasian BNI ATM agar dapat lebih berdaya guna dan dalam menunjang kegiatan operasi di PT BNI (persero) Tbk. Bertolak hal tersebut, maka penulis merasa tertarik melakukan penelitian mengenai bentuk aplikasi SKA (Sentralisasi Kas ATM) sebagai bagian tak terpisahkan dalam penerapan sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal terhadap pengoperasian BNI ATM.
Hasil penelitian penulis dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Melalui Pengoperasian ATM (Automatic Teller Machine) Pada PT. BNI ( Persero ) Tbk. “
1.2. Perumusan Masalah Implementasi SKA (Sentralisasi Kas ATM) merupakan sistem informasi akuntansi yang relatif masih baru di PT BNI (Persero) Tbk khususnya untuk di kalangan kantor cabang dan sampai dengan saat ini masih terus dikembangkan. Yang menjadi bahasan utama dalam penulisan skripsi ini dapat digambarkan, yaitu : Apakah penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas melalui BNI ATM telah sesuai dengan kebijakan manajemen dan teori SIA yang berlaku umum.
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk melihat serta membandingkan tataran teoritis dan tekhnis mengenai bentuk pelaksanaan SIA Penerimaan dan Pengeluaran Kas yang diterapkan oleh PT BNI (Persero) Tbk melalui pengoperasian ATM yang dilakukan oleh pihak yang terkait. 1.3.2. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis, sebagai sarana untuk berimprovisasi dan tugas pembelajaran dunia ilmu pengetahuan, khususnya mempelajari peranan dan pemanfaatan sistem
informasi akuntansi terhadap pengoperasian BNI ATM dan pengendalian internalnya dalam hal ini SKA (Sentralisasi Kas ATM) sebagai penyaji informasi yang dapat menunjang kegiatan operasi di PT BNI (Persero) Tbk. 2. Bagi Ilmu Pengetahuan, a. Sebagai referensi bagi mata kuliah sistem informasi akuntansi dan prosedur pengoperasian ATM (Automatic Teller Machine). b. Sebagai referensi bagi sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal terhadap pengoperasian BNI ATM. 3. Bagi Perusahaan a. Hasil penelitian dapat dijadikan sumbangan pemikiran bagi perusahaaan khususnya mengenai sistem informasi akuntansi dan pengendalian intern terhadap pengoperasian BNI ATM. b. Membantu perusahaan untuk mengetahui sejauh mana peranan dan pemanfaatan sistem informasi akuntansi terhadap transaksi BNI ATM dalam hal ini SKA (Sentralisasi Kas ATM) sebagai penyaji informasi yang dapat menunjang kegiatan operasi di PT BNI (Persero) Tbk. c. Untuk melakukan evaluasi terhadap sistem informasi akuntansi yang saat ini dijalankan oleh PT BNI (Persero) Tbk terhadap SKA yang relatif baru, dalam kaitannya dengan fungsinya sebagai penghasil informasi terpadu. d. Membantu perusahaan untuk mengetahui sejauh mana aplikasi dan penerapan sistem informasi akuntansi dan pengendalian intern terhadap pengoperasian BNI ATM. e. Untuk membantu perusahaan dalam menentukan alternatif perbaikan atau pengembangan sistem informasi akuntansi agar dapat lebih berdaya
guna dan berhasil guna dalam menunjang kegiatan operasi di PT BNI (persero) Tbk.
BAB II LANDASAN TEORITIS
2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Informasi adalah data yang siap untuk diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Sedangkan sistem adalah kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi adalah ”kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi” (Bodnar dan Hopwood 2003 : 1). SIA mewujudkan perubahan ini apakah secara manual atau terkomputerisasi. Sebagai sistem, setiap organisasi menerima masukan-masukan dan mengubah sumberdaya bahan baku, tenaga kerja, dan sumberdaya lainnya menjadi keluarankeluaran dalam bentuk produk atau jasa. Tetapi, istilah SIA lebih luas dari itu, guna mencakup siklus-siklus pemrosesan transaksi, penggunaan teknologi informasi, dan pengembangan sistem informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada para pemakai informasi akuntansi yang dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu ekstern dan intern. Pemakai ekstern mencakup pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, pelanggan dan pemasok, pesaing, serikat pekerja, dan masyarakat secara keseluruhan. Pemakai ekstern menerima dan tergantung pada beragam keluaran dari SIA suatu organisasi
dan sebagai keluaran ini bersifat rutin. Sedangkan pemakai intern terutama para manajer, kebutuhannya bervariasi tergantung pada tingkatannya dalam organisasi atau terhadap fungsi yang mereka jalankan. SIA mengikhtisarkan dan menyaring data yang tersedia bagi para pengambil keputusan. Dengan memproses data, sistem informasi akuntansi dapat mempengaruhi keputusan-keputusan organisasi.
2.2. Siklus-siklus Pemrosesan Transaksi Istilah SIA meliputi beragam aktivitas yang berkaitan dengan siklus-siklus pemrosesan transaksi perusahaan. Meskipun tidak ada dua organisasi yang identik, tetapi sebagian besar mengalami jenis kejadian ekonomi yang serupa. Menurut Bodnar dan Hopwood (2003 : 9), kejadian-kejadian ini menghasilkan transaksitransaksi yang dapat dikelompokkan menjadi empat siklus aktivitas bisnis yang umum : 1. Siklus pendapatan, yaitu kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran-pembayaran yang berkaitan. 2. Siklus pengeluaran, yaitu kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan. 3. Siklus produksi, yaitu kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi barang dan jasa. 4. Siklus keuangan, yaitu kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana-dana modal, termasuk kas.
Model Siklus Transaksi Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Kejadiankejadian Ekonomi Transaksi-transaksi
Siklus Pendapat an
Siklus Pengelua ran
Siklus Produksi
Siklus Keuanga n
Siklus Pelaporan Keuangan
Laporan Keuangan
SIA juga memproses transaksi-transaksi yang tidak secara langsung direfleksikan dalam saldo-saldo buku besar yang merupakan dasar dari laporan keuangan. Model siklus transaksi perusahaan mencakup siklus kelima, yaitu siklus pelaporan keuangan. Siklus pelaporan keuangan bukan merupakan siklus operasi, tetapi siklus itu memperoleh data akuntansi dan operasi siklus lain dan memproses data ini sesuai dengan cara untuk menghasilkan laporan keuangan.
2.3. Penggunaan SIA Untuk Menambah Nilai Bagi Bisnis Sebuah sistem informasi akuntansi merupakan sebuah aktivitas pendukung yang dapat digunakan untuk melaksanakan aktivitas utama secara lebih efisien dan lebih efektif. Menurut Bodnar dan Hopwood (2003 : 13), pada dasarnya sebuah sistem informasi akuntansi dapat menambah nilai bagi bisnis dengan cara sebagai berikut : 1. Dapat memperbaiki produk atau jasa dengan meningkatkan kualitas, mengurangi biaya, atau menambah atribut yang diinginkan konsumen. 2. Dapat meningkatkan efisiensi. 3. Dapat memberikan informasi yang tepat waktu dan dapat dipercaya untuk memperbaiki pembuatan keputusan. 4. Dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. 5. Dapat memperbaiki komunikasi. 6. Dapat memperbaiki penggunaan pengetahuan. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun sebuah sistem informasi yang disebut expert system.
2.4. Akuntansi dan Teknologi Informasi Teknologi informasi mencakup komputer dan juga teknologi lain yang digunakan untuk memproses informasi. Teknologi seperti mesin pembaca kode bar dan peralatan scanning, dan protokol-protokol komunikasi dan standar-standar seperti ANSI X.12, penting bagi otomasi perusahan dan sistem tanggap cepat. Setiap organisasi yang menggunakan komputer untuk memproses data transaksi memiliki fungsi sistem informasi. Fungsi sistem informasi bertanggungjawab untuk pengolahan data (data processing). Pengolahan data merupakan aplikasi sistem informasi akuntansi yang fundamental dalam setiap organisasi. Dalam terminologi sistem informasi ”pemakai akhir sistem informasi adalah fungsi organisasional di luar fungsi sistem informasi, yang membutuhkan pemrosesan data komputer” (Bodnar dan Hopwood 2003 : 17). Fungsi akuntansi merupakan pemakai akhir yang membutuhkan dukungan pemrosesan komputer
untuk posting atas jurnal dan penyiapan laporan-laporan. Sedangkan pemakai akhir komputasi (end-user computing-EUC) adalah pemanfaatan komputer oleh pemakai akhir. Pemakai akhir fungsional melakukan sendiri kegiatan pemrosesan informasinya dengan menggunakan perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan sumberdaya profesional yang tersedia dalam organisasi. Aplikasi EUC yang umum digunakan adalah akses atas informasi dari database organisasi dengan menggunakan bahasa kueri (query language) pada sistem manajemen database (database management system-DBMS).
2.5. Penggunaan Teknik-teknik Sistem Adapun teknik sistem yang paling umum digunakan dalam bentuk diagram simbolik yang menunjukkan aliran data dan urutan operasi dalam suatu sistem adalah bagan arus. Bagan arus digunakan baik oleh auditor maupun personelpersonel sistem. Bagan arus banyak dipakai jika pemrosesan data bisnis dilakukan secara terkomputerisasi. Dengan meningkatnya arti penting bagan arus sebagai alat komunikasi sehubungan dengan makin kompleks dan berkembangnya pemrosesan komputer, maka dibutuhkan simbol-simbol standar dan penggunaan konvensi. Empat kelompok simbol menurut Bodnar dan Hopwood (2003 : 48) tersebut di atas adalah : 1. 2. 3. 4.
Simbol-simbol dasar Simbol-simbol masukan/keluaran khusus Simbol-simbol proses khusus Simbol-simbol tambahan Berikut ini diuraikan secara rinci simbol-simbol standar dan penggunaan
konvensi tersebut :
1. Simbol-simbol dasar, mencakup simbol masukan/keluaran, simbol proses, simbol garis lurus, dan simbol notasi, simbol komentar. Hal ini berkaitan dengan fungsi pemrosesan data yang mendasar dan akan selalu digunakan untuk menggambarkan fungsi tersebut. 2. Simbol-simbol masukan/keluaran khusus, menggambarkan fungsi I/O dan menunjukkan di mana informasi dicatat, atau pola pengelolaan informasi, atau keduanya. Jika tidak ada simbol khusus, digunakan simbol I/O dasar. 3. Simbol-simbol proses khusus, dapat menggambarkan fungsi pemrosesan, dan sebagai tambahan juga mengidentifikasikan jenis operasi khusus yang harus dilaksanakan terhadap informasi. Jika tidak ada simbol khusus, digunakan simbol proses dasar. 4. Simbol-simbol tambahan, digunakan untuk memperjelas bagan arus atau membuat bagan arus proses menjadi lebih baik. Simbol penghubung menggambarkan keluar atau masuk atau masuk dari bagian lain dalam bagan arus. Dua penghubung digunakan untuk menggambarkan arah aliran manakala aliran terpecah oleh keterbatasan tempat. Banyak pilihan dalam menyiapkan bagan arus. Namun, pilihan yang ditempuh haruslah yang menghasilkan diagram yang jelas secara efektif mencerminkan fungsi-fungsi sistem. Ada 5 (lima) pedoman dalam menyiapkan bagan arus menurut Bodnar dan Hopwood (2003 : 67) sebagai berikut : 1. Menganalisis sistem untuk mengidentifikasikan pihak-pihak (entitas) dan dokumen-dokumen yang terlibat. 2. Memilih simbol-simbol yang akan digunakan sesuai dengan pedoman umum yang telah dijelaskan dalam bab ini. 3. Membuat draft kasar sistem untuk membuat kolom-kolom pihak dan aliran dokumen. 4. Menelaah draft untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan atau hal-hal penting yang terlewatkan.
5. Melengkapi bagan arus, meyakinkan bahwa komentar telah ditambahkan sesuai kebutuhan untuk menjelaskan bagan arus. Teknik-teknik ini menstrukturkan data yang berkaitan dengan sistem aplikasi dalam format yang memadai untuk menganalisis pemisahan tugas di dalam sistem pengendalian yang diterapkan pada hubungan antara beragam entitas. Ini adalah hal yang diperhatikan oleh analisis untuk melakukan telaah pengendalian intern atas sistem.
2.6. Pengertian Pengendalian Intern Di dalam sebuah perusahaan, faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan sebagai bentuk jaminan bagi para pemakai, pengguna laporan tersebut terutama oleh pihak pimpinan perusahaan sebagai tolak ukur berhasil atau tidaknya perusahaan melakukan kegiatan usahanya selama periode akuntansi adalah pengendalian intern. Adapun definisi Pengendalian Intern menurut Mulyadi (2002 : 180) adalah : Suatu proses yang dijalankan oleh Dewan Komisaris, manajemen dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian 3 (tiga) golongan tujuan berikut ini : 1. Keandalan pelaporan keuangan. 2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. 3. Efektivitas dan efisiensi operasi. Sedangkan pengertian pengendalian intern menurut Krismiaji (2002 : 218) adalah “rencana organisasi dan metoda yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi, dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen”. Pengertian
pengendalian
intern
menurut
mengkategorikan pengendalian menjadi tiga, yaitu :
Krismiaji
(2002
:
218)
1. Pengendalian Manajemen (management control) 2. Pengendalian Administrasi (administrative control) 3. Pengendalian Akuntansi (accounting control) Berikut ini diuraikan secara rinci kategori pengertian pengendalian intern tersebut : 1. Pengendalian Manajemen (management control), merupakan konsep yang lebih luas dibandingkan dengan pengendalian intern, yang memiliki karakteristik sebagai berikut : (1) merupakan bagian yang integral dari tanggung jawab manajemen, (2) dirancang untuk mengurangi terjadinya berbagai kesalahan (error & irregularities), dan untuk mencapai tujuan organisasi, dan (3) berorientasi kepada personil dan mencoba membantu karyawan mencapai tujuan organisasi dengan mengikuti kebijakan organisasi. 2. Pengendalian Administrasi (administrative control), adalah pengendalian yang menjamin efisiensi operasional dan ketaatan kebijakan manajemen. 3. Pengendalian Akuntansi (accounting control), adalah pengendalian yang bertujuan membantu menjaga aktiva dan menjamin akurasi dan daya andal catatan keuangan perusahaan.
Menurut Romney dan Steinbart (2004 : 232), Struktur Pengendalian Intern yang baik mencakup lima kategori dasar dan prosedur yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan pengendalian dapat dipenuhi. Kelima kategori ini disebut sebagai komponen struktur pengendalian intern dan terdiri dari : 1. Lingkungan pengendalian, inti dari bisnis apa pun adalah orang-orangnya, ciri perorangan, termasuk integritas, nilai-nilai etika, dan kompetensi serta lingkungan
tempat beroperasi. Mereka adalah mesin yang mengemudikan organisasi dan dasar tempat segala hal terletak. 2. Penilaian resiko untuk pelaporan keuangan, organisasi harus sadar akan dan berurusan dengan risiko yang dihadapinya. Organisasi harus menempatkan tujuan, yang terintegrasi dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan, dan kegiatan lainnya, agar organisasi beroperasi secara harmonis. Organisasi juga harus membuat mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang terkait 3. Sistem informasi dan komunikasi akuntansi, disekitar akitivitas pengendalian terdapat sistem informasi dan komunikasi. Mereka memungkinkan orang-orang dalam organisasi untuk mendapat dan bertukar informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya. 4. pemantauan, seluruh proses harus diawasi, dan perubahan dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Melalui cara ini, sistem dapat beraksi secara dinamis, berubah sesuai dengan tuntutan keadaan. 5. Aktivitas pengendalian, kebijakan dan prosedur pengendalian harus dibuat dan dilaksanakan untuk membantu memastikan bahwa tindakan yang diidentifikasi oleh pihak manajemen untuk mengawasi risiko pencapaian tujuan organisasi secara efektif dijalankan. Dari penjelasan diatas dapat ditambahkan bahwa Pengendalian Intern bukanlah tujuan utama, tetapi pengendalian Intern merupakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut. Ia tidak dapat diharapkan memberi masukan yang jelas mengenai mana yang benar maupun salah, tetapi dapat mencegah dan mengurangi tingkat kesalahan yang mungkin timbul dikemudian hari.
Dalam UU “Foreign Corrupt Practices” yang diberlakukan di Amerika Serikat terhadap bentuk praktik korupsi, hanya menuntut agar sistem pengendalian intern perusahaan yang terkena aturan tersebut memenuhi persyaratan yang dirinci dalam definisi kendali akuntansi. Namun, kerangka kendali yang lengkap akan meliputi kedua kategori tersebut, yaitu pengendalian administratif dan pengendalian akuntansi. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam aplikasinya, definisi pengendalian intern secara singkat dapat dikategorikan sebagai sistem yang diperlukan untuk kepentingan pihak pimpinan sebagai penanggung jawab utama dalam aktivitas manajemen perusahaan yang memiliki otoritas untuk mengawasi dan mengevaluasi baik dalam garis koordinatif ataupun langsung dalam kegiatan aktivitas perusahaan tersebut. Oleh karena itu menjadi tanggung jawab pimpinan untuk mengadakan suatu Sistem Pengendalian Intern yang baik.
2.7. Tujuan Pengendalian Intern Kerangka kendali dan pengamanan merupakan bagian terpadu dari sistem informasi. Kerangka ini melingkupi semua siklus transaksi, mulai dari masukan melalui prosedur sampai pada keluaran. Kerangka ini juga bersangkut paut dengan organisasi, sarana dan operasi fisis, praktek manajemen, yang dikenal sebagai sistem pengendalian internal, mempunyai empat tujuan besar, yaitu : 1. Untuk melindungi aktiva perusahaan. 2. Untuk menjamin keakuratan dan kendalan data dan informasi akuntansi. 3. Untuk meningkatkan efisiensi dalam seluruh operasi perusahaan
4. Untuk mendorong kepatuhan pada kebijakan dan prosedur yang telah digariskan manajemen. Keempat tujuan ini sangat besar artinya bagi manajemen. Para manajer harus berpedoman pada informasi yang terkandung dalam laporan yang mereka terima, mereka harus menanggungjawabi kas serta sarana yang dipercayakan kepada mereka, dan sebagainya. Lebih jauh lagi, perasaan manajer dewasa ini khususnya sangat terganggu oleh sistem pengendalian intern yang tidak memadai. Ketergantungan ini diakibatkan oleh meningkatnya “risiko eksposur” (risk exposures). Eksposur dalam konteks sistem informasi, risiko eksposur (risk exposures) adalah risiko yang terjadi akibat hilangnya kendali dengan kata lain, eksposur dapat didefinisikan sebagai segala ketidakberasan yang diakibatkan oleh kurang atau lepasnya kendali. Contoh-contohnya antara lain adalah 1. Kekeliruan yang tidak sengaja dalam pencatatan atau pemrosesan data. 2. Hilangnya data atau aktiva fisis. 3. Pencurian aktiva atau kesengajaan karyawan dalam melaporkan fakta secara salah (yaitu penipuan atau penggelapan). 4. Operasi yang tidak efisien. 5. Keputusan manajerial yang tidak berbobot. Beberapa dari eksposur ini akan timbul apabila para karyawan tidak dilatih atau tidak diawasi sepenuhnya, apabila mereka menjadi lelah dan ceroboh, atau apabila beberapa orang ingin memiliki harta perusahaan, risiko ekpsosur lain timbul apabila elemen pemrosesan transaksi dirancang secara kurang baik, apabila tanggung jawab organisasional dilimpahkan dengan tidak tepat, atau apabila para manajer menerima informasi yang tidak akurat atau tidak lengkap.
Untuk menanggulangi ancaman-ancaman yang dihadapi, pertama kali perusahaan harus mengidentifikasi semua “titik pengendalian” : titik waktu dan atau kondisi pada sistem informasi di mana risiko eksposur cukup perlu dikendalikan. Contoh-contoh titik pengendalian adalah 1. Pada saat transaksi dicatat pertama sekali. 2. Keadaan dimana karyawan dapat mengambil uang kas. Setelah menetapkan titik pengendalian, perusahaan perlu menentukan alat pengendalian dan alat pengamanan agar mencakup semua titik pengendalian. Pengendalian dan cara pengamanan yang baik dan memadai akan mengurangi risiko sampai pada tingkat risiko yang dapat diterima.
2.8. Unsur-unsur Struktur Pengendalian Intern Unsur-unsur Struktur Pengendalian Intern menurut Mulyadi (2002 : 183) digolongkan menjadi empat bagian, yaitu : 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap bagian organisasi. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Berikut ini diuraikan secara rinci tiap unsur pokok pengendalian intern tersebut :
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini : 1. Harus dipisahkan fungsi-fungsi otorisasi transaksi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. 2. Tidak ada satupun transaksi yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu fungsi.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. Setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari manajer yang memiliki wewenang untuk itu. Setiap transaksi yang terjadi harus dicatat melalui prosedur pencatatan tertentu, sehingga menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi dan laporan keuangan yang dihasilkan. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap bagian organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah : a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak (prenumbered form) yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. b. Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur. c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan pihak lain, sehingga terjadi internal check terhadap pelaksana tugas tiap unit organisasi yang tekait, maka tiap unit organisasi akan melaksanakan praktik yang sehat dalam pelaksanaan tugasnya. d. Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat menjaga indepedensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya. e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. Karyawan kunci perusahaan diwajibkan mengambil cuti yang menjadi haknya. Selama cuti, jabatan karyawan yang bersangkutan digantikan untuk sementara oleh pejabat lain, sehingga seandainya terjadi kecurangan dalam departemen yang bersangkutan, diharapkan dapat diungkap oleh pejabat yang menggantikan untuk sementara tersebut. f. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya. Untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya, secara periodik harus diadakan pencocokan atau rekonsiliasi antara kekayaan secara fisik dengan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kekayaan tersebut. g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsurunsur struktur pengendalian intern yang lain. Unit organisasi ini disebut satuan pengawas intern atau staf pemeriksa intern. Fungsi pengawas intern harus bertanggung jawab langsung kepada manajemen puncak (direktur utama).. h. Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan. Seperti telah diuraikan diatas, kekayaan berwujud harus dilindungi secara fisik yang memadai untuk menghindari kemungkinan pencurian, penyalahgunaan, dan kerusakan. Begitu pula catatan akuntansi harus dilindungi secara fisik dari kemungkinan kerusakan, hilang, atau akses dari pihak yang tidak berwenang. i. Kekayaan perusahaan harus di asuransikan dari kerugian yang mungkin timbul di kemudian hari.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya tidak cukup menjadi satu-satunya unsur pengendalian intern untuk menjamin tercapainya tujuan pengendalian intern. Manusia mempunyai kelemahan yang bersifat manusiawi, seperti bosan, tidak puas, memiliki masalah pribadi yang mengganggu pelaksanaan tugasnya, atau tujuan pribadinya berubah sehingga bertentangan dengan tujuan perusahaan. Untuk mengatasi kelemahan yang bersifat manusiawi inilah 2 (dua) unsur pengendalian intern lain yang diperlukan dalam suatu organisasi, agar tujuan pengendalian intern dapat terwujud. Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, berbagai cara berikut ini dapat ditempuh. a. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya. Program yang baik, dalam seleksinya calon karyawan akan menjamin diperolehnya karyawan yang memiliki kompetensi seperti yang dituntut oleh jabatan yang akan di dudukinya. b. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan perkembangan tuntutan pekerjaannya. Dengan demikian, pada seleksi karyawan untuk jabatan-jabatan tersebut telah digunakan persyaratan jabatan tersebut sebagai kriteria seleksi. 2.9. Prosedur Pengendalian Aktifitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur, selain dari empat komponen yang lain, yang dibuat manajemen untuk memenuhi tujuannya. Banyak sekali kebijakan dan prosedur dalam satuan usaha. Menurut Mulyadi (2002 : 189) lazimnya dapat dipecah menjadi 5 (lima) kategori yang diuraikan berikut ini : 1. Pemisahan tugas yang cukup. Empat pedoman umum dalam pemisahan tugas untuk mencegah salah saji baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja , yaitu : a. Pemisahan pemegang (custody) aktiva dari akuntansi. b. Pemisahan otorisasi transaksi dari pemegang aktiva yang bersangkutan. c. Pemisahan tanggung jawab operasional dari tanggung jawab pembukuan. d. Pemisahan tugas dalam Pemrosesan Data Elektronik (PDE). 2. Otorisasi Yang Pantas Atas Transaksi dan Aktivitas. Setiap transaksi harus diotorisasi dengan pantas kalau pengendalian ingin memuaskan. Otorisasi dapat berbentuk umum dan khusus. Otorisasi umum berarti bahwa manajemen menyusun kebijakan bagi organisasi untuk ditaati. Sedangkan otorisasi khusus dilakukan terhadap transaksi individual. 3. Dokumen dan Catatan Yang Memadai. Dokumen dan catatan adalah obyek fisik dengan mana transaksi dimasukkan dan diikhtisarkan. Dalam sistem akuntansi yang terkomputerisasi, kebanyakan dokumen dan catatan dikelola dalam bentuk berkas komputer sampai mereka dicetak untuk tujuan tertentu. 4. Pengendalian Fisik Atas Aktiva dan Catatan. Jenis ukuran perlindungan untuk mengamankan aktiva dan catatan yang paling utama adalah penggunaan tindakan pencegahan secara fisik.
5. Pengecekan Independen Atas Pelaksanaan. Penelaahan yang hati-hati dan berkesinambungan atas keempat posedur yang lain, yang seringkali disebut sebagai pengecekan independent atau verifikasi intern. Struktur Pengendalian Intern yang berlaku dalam perusahaan merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan sebagai penjabaran aktivitas kegiatan perusahaan dalam satu periode akuntansi. Sehingga pemahaman mengenai bentuk struktur pengendalian intern yang baik sangatlah diperlukan khususnya bagi pihak manajemen puncak untuk mengawasi jalannya kegiatan perusahaan agar tidak menyimpang jauh dari anggaran yang telah ditetapkan semula.
2.10. Pengendalian Sistem Informasi Yang Berbasiskan Komputer (SIBK) 2.10.1. Dampak SIBK Pada Aktivitas Kontrol Tradisional Pengendalian intern pada umumnya dipandang dari perspektif sistem manual saja, namun skenario teknologi telah memberikan perubahan-perubahan terhadap aktivitas-altivitas kontrol yang muncul dalam menanggapi risiko-risiko fundamental tersebut. Dampak SIBK pada aktivitas kontrol tradisional menurut James A. Hall (2007 : 400) ada 5 (lima) aktivitas, yaitu : a. b. c. d. e.
Otorisasi transaksi Pemisahan tugas Catatan akuntansi Kontrol akses Verifikasi independent Berikut ini diuraikan secara rinci tiap-tiap aktivitas tersebut :
a. Otorisasi Transaksi. Dalam sebuah lingkungan SIBK, transaksi seringkali diotorisasi oleh peraturan-peraturan yang sudah terprogram dalam programprogram komputer dan tanggung jawab untuk mewujudkan otorisasi transaksi yang tepat terletak langsung pada ketepatan dan integritas program-program komputer yang melakukan tugas ini.
b. Pemisahan Tugas. Dalam sebuah sistem manual, salah satu aktivitas kontrol yang penting adalah pemisahan tugas-tugas yang bertentangan selama pemrosesan transaksi. Dalam sebuah lingkungan SIBK, sebuah program komputer dapat melakukan banyak tugas yang tidak dapat dilakukan dalam lingkungan manual. c. Catatan Akuntansi. Dalam sebuah lingkungan SIBK, dokumen sumber dan akun-akun buku besar disimpan secara magnetis pada berbagai peralatan penyimpanan magnetis yang dapat mengambil bentuk berupa pointers, hashing techniques, indexes, dan embeleded keys. d. Kontrol Akses. Dalam lingkungan SIBK, catatan akuntansi cenderung terkonsentrasi dalam pusat pemrosesan data atau perangkat penyimpanan massal. Konsolidasi data menghadapkan organisasi pada 2 (dua) ancaman : (1) kecurangan komputer, dan (2) kerugian karena bencana. Kontrol-kontrol yang ditujukan untuk eksposur-eksposur ini antara lain teknik-teknik yang didesain untuk membatasi otoritas akses personel, memberikan keamanan fisik bagi pusat pemrosesan data, dan menyediakan kapabilitas pemulihan ketika terjadi bencana. e. Verifikasi Independent. Dalam lingkungan SIBK, verifikasi independen yang dilakukan dengan mengevaluasi kontrol-kontrol terhadap aktivitas pengembangan dan pemeliharaan sistem dan secara berkala memeriksa logika internal program. 2.10.2. Pengendalian atau Kontrol Internal SIBK Pengendalian atau kontrol internal SIBK dibagi dalam dua kategori utama, yaitu kontrol atau pengendalian umum dan kontrol atau pengendalian aplikasi. Kontrol umum diterapkan pada serangkaian umum dan kontrol yang secara sistematis mengancam integritas semua aplikasi yang diproses dalam lingkungan SIBK. wilayah yang berpotensi berisiko paling tinggi dalam pengendalian internal SIBK menurut James A. Hall (2007 : 405), ditunjukkan oleh 10 (sepuluh) pengendalian atau kontrol sebagai berikut : 1. Kontrol sistem operasi 2. Kontrol manajemen data 3. Kontrol struktur organisasi 4. Kontrol pengembangan sistem 5. Kontrol pemeliharaan sistem 6. Keamanan dan kontrol pusat komputer 7. Kontrol Internet dan Intranet 8. Kontrol pertukaran data elektronik 9. Kontrol komputer personal 10. Kontrol aplikasi
Berikut ini diuraikan secara rinci pengertian pengendalian atau kontrol SIBK tersebut : 1. Pengendalian Sistem Operasi Sistem operasi merupakan program control yang dimiliki komputer. Sistem ini memungkinkan para pemakai dan aplikasi-aplikasi mereka untuk bersama-sama menggunakan dan mengakses sumber daya komputer, seperti prosesor, memori utama, database, dan printer. Sistem operasi melakukan tiga tugas utama, yaitu : a. Sistem operasi menerjemahkan bahasa-bahasa tingkat tinggi, seperti COBOL, FORTRAN, BASIC, dan SQL ke dalam bahasa tingkat mesin yang dapat dijalankan oleh komputer. b. Sistem operasi mengalokasikan sumber daya komputer kepada para pemakai, kelompok kerja, dan aplikasi-aplikasi. c. Sistem operasi mengelola tugas-tugas untuk membuat jadwal perkerjaan dan multiprogram 2. Pengendalian Manajemen Data Pengendalian manajemen data memiliki dua kategori umum : pengendalian atau kontrol akses dan pengendalian atau kontrol pendukung (backup). Kontrol akses dirancang untuk mencegah individu-individu yang tidak memiliki otorisasi untuk memeriksa, mengambil, merusak, atau mengkorupsi data organisasi. Kontrol pendukung (backup) memastikan bahwa dalam peristiwa hilangnya data karena akses yang tidak sah, kegagalan peralatan, atau bencana fisik, organisasi dapat memulihkan file-file dan database. 3. Pengendalian Struktur Organisasi
Kecenderungan dalam lingkungan SIBK (Sistem Informasi Berdasarkan Komputer) adalah mengkonsolidasikan aktivitas. Sebuah aplikasi dapat mensahkan, memproses dan mencatat semua aspek dari sebuah transaksi. Jadi, fokus kontrol pemisahan tugas bergeser dari tingkat operasional (tugas pemrosesan transaksi sekarang dilakukan oleh program-program komputer) ke relasi organisasional yang lebih tinggi dalam fungsi jasa komputer. 4. Pengendalian Pengembangan Sistem Pengembangan aktivitas pengendalian pengembangan sistem baru yang berkenaan dengan otorisasi, pengembangan, dan implementasi sistem orisinil dibagi menjadi 6 (enam) aktivitas, yaitu : 1. Aktivitas otorisasi atau pengesahan sistem 2. Aktivitas penetapan spesifikasi pemakai 3. Aktivitas desain teknis 4. Partisipasi audit internal 5. Pengujian program 6. Pengujian pemakai dan prosedur penerimaan Sebelum diimplementasikan, kecukupan dan dapat diterimanya sebuah sistem merupakan hal terakhir yang ditentukan oleh pemakai. 5. Pengendalian Pemeliharaan Sistem Aktivitas pengendalian berkaitan dengan pemeliharaan sistem dibagi menjadi 4 (empat) aktivitas, yaitu : 1. Otorisasi pemeliharaan, pengujian, dan dokumentasi 2. Kontrol Perpustakaan Program Sumber (PPS)
3. Situasi kasus terburuk, yaitu tidak adanya kontrol terhadap PPS yang berpotensi menimbulkan dua bentuk eskposur yang serius : a. Akses ke program yang seluruhnya tidak dibatasi. b. Dikarenakan kelemahan kontrol ini, program-program rentan terhadap perubahan-perubahan yang tidak sah, tidak memiliki otorisasi. 4. Sebuah lingkungan PPS yang terkendali, dengan menentukan fitur-fitur dan prosedur pengamanan yang ditentukan dengan jelas. 6. Keamanan dan Pengendalian Pusat Komputer Eksposur-eksposur dalam keamanan dan pengendalian berpengaruh besar pada informasi, catatan akuntansi, pemrosesan transaksi, dan efektivitas kontrol internal yang lebih konvensional. Berikut ini adalah beberapa fitur control yang secara langsung ikut menentukan keamanan lingkungan pusat komputer, yaitu : 1. Lokasi fisik, secara langsung mempengaruhi risiko kerusakan. 2. Konstruksi, idealnya pusat komputer harus ditempatkan dalam sebuah gedung barlantai satu yang konstruksinya kuat dan aksesnya dikontrol. 3. Akses, akses ke pusat komputer harus dibatasi pada operator dan para pekerja lain yang bekerja disana. 4. Pendingin udara, komputer yang baik dalam lingkungan yang berpendingin udara dapat mengurangi risiko kerusakan sirkuit dari listrik statis dan juga perangkat keras (hardware) komputer. 5. Pemadam api, ancaman yang paling umum pada komputer perusahaan adalah kebakaran.
Implementasi
sistem
pemadam
memerlukan konsultasi dengan para spesialis.
kebakaran
yang
efektif
6. Pasokan daya listrik, daya listrik yang secara komersial diperdagangkan saat ini memiliki beberapa masalah yang dapat menghambat operasi pusat komputer, termasuk diantaranya kegagalan daya listrik total, fluktuasi tegangan listrik, variasi berkala. Peralatan yang menunjang untuk mengontrol masalah-masalah ini antara lain pengatur voltase, pelindung goncangan, generator, dan baterai. 7. Pengendalian Internet dan Intranet Teknologi komunikasi jaringan terbuka mengekspos sistem komputer organisasi pada dua kategori risiko umum, yaitu : 1. Risiko dari ancaman subversif. Termasuk dalam hal ini, tetapi tidak dibatasi, adalah tindakan kriminal komputer yang menyisipkan sebuah pesan yang dikirim di antara pengirim dan penerima, pembajak komputer yang mendapatkan akses tidak sah ke jaringan organisasi, dan serangan penyangkalan jasa komputer dari lokasi internet yang jauh. 2. Risiko dari kegagalan peralatan. Misalnya, transmisi di antara pengirim dan penerima dapat dikacaukan, dirusak, atau dikorupsi oleh kegagalan peralatan dalam sistem komunikasi. Kegagalan peralatan juga dapat menghilangkan database dan program-program yang disimpan dalam server jaringan. 8. Pengendalian Pertukaran Data Elektronik (EDI) Tidak adanya campur tangan manusia dalam proses untuk menampilkan sebuah pemutarbalikkan yang unik dari masalah-masalah kontrol tradisional, termasuk memastikan bahwa transaksi-transaksi tersebut itu telah diotorisasi dan sah, mencegah akses yang tidak bewenang ke file-file data, dan memelihara jejak audit dari seluruh transaksi yang ada. Menurut James A. Hall (2007 : 482) teknik-
teknik yang digunakan untuk mengatasi masalah-masalah ini adalah sebagai berikut : 1. Otorisasi dan validasi transaksi, baik pelanggan maupun pemasok harus memastikan bahwa transaksi yang sedang diproses adalah untuk (atau dari) mitra dagang yang sah dan telah diotorisasi. 2. Kontrol akses, tingkat kontrol akses dalam sebuah sistem ditetapkan oleh perjanjian transaksi kedua belah pihak. 3. Jejak EDI, salah satu teknik yang digunakan untuk memperbaiki jejak pemeriksaan adalah dengan mempertahankan sebuah catatan harian kontrol, yang mencatat arus transaksi melalui setiap tahap dari sistem EDI. 9. Pengendalian PC (Personal Computer) Lingkungan PC (Personal Computer) memiliki fitur-fitur penting yang menandai dan membedakannya dari lingkungan mainframe dan klien-server. Untuk itu pengendalian terhadap PC menurut James A. Hall (2007 : 483) dibagi menjadi 5 (lima), yaitu : 1. Sistem Operasi PC, dalam lingkungan mainframe maupun komputer-mikro, sistem operasi komputer merupakan elemen penting dalam struktur kontrol internal. Mainframe, sebagai sistem multi pemakai, didesain untuk mempertahankan pemisahan di antara para pemakai akhir dan hanya mengizinkan pemakai yang memiliki otorisasi untuk mengakses data dan program. 2. Kelemahan Kontrol Akses, dengan pengabaian sistem operasi yang tersimpan di dalam komputer dan paket keamanan, kriminal komputer memiliki akses yang tak terbatas ke data dan program-program yang terdapat pada perangkat keras. Kunci-kunci disket (disk lock) merupakan perangkat yang mencegah individu-individu yang tidak memiki otoritas untuk mengakses floppy disk drive dari sebuah komputer. 3. Pemisahan Tugas Yang Tidak Memadai, kontrol kata sandi banyak-tingkat digunakan untuk membatasi para karyawan yang menggunakan komputer bersama-sama untuk direktori, program-program, dan file-file data tertentu. 4. Prosedur Backup Yang Tidak Memadai, tanggung jawab untuk menyediakan backup dalam lingkungan PC terletak di tangan pemakai. Seringkali karena kurangnya pengalaman dan pelatihan dengan komputer, pemakai gagal mengapresiasi pentingnya prosedur backup. Prosedur formal untuk membuat salinan pendukung untuk file data-data penting (dan program) dapat sangat mengurangi ancaman ini. 5. Pengembangan Sistem dan Prosedur Pemeliharaan Yang Tidak memadai, pihak manajemen harus mengkompensasi eksposur-eksposur yang melekat dengan teknik kontrol yang lebih konvensional. Contoh-contoh berikut ini membantu mengurangi risiko tersebut, yaitu :
a. Menggunakan perangkat lunak komersial. b. Prosedur pemilihan perangkat lunak yang baik. 10. Pengendalian Aplikasi Pengendalian aplikasi berkenaan dengan eksposur-eksposur dalam aplikasi tertentu. Komponen pengumpulan data dari sistem informasi bertanggung jawab untuk membawa data ke dalam sistem untuk diproses. Kontrol-kontrol input dibagi dalam kelas-kelas besar berikut ini : a. Kontrol dokumen sumber b. Kontrol pengkodean data c. Kontrol batch d. Kontrol validasi e. Koreksi kesalahan input f. Sistem input data yang bersifat umum
2.11. PEMBELIAN
BERDASARKAN
KOMPUTER
DAN
APLIKASI
PENGELUARAN KAS 2.11.1. Prosedur Pembelian Batch Proses pembelian dimulai dalam departemen pemrosesan data, di mana fungsi kontrol persediaan dilakukan. Siklus pendapatan atau siklus konversi pada kenyataannya diawali dengan kegiatan ini. Nama Fungsi
Unit Organisasi Pemegang Fungsi
1. Fungsi Administrasi
Dept. Pembelian Utang Dagang
2. Fungsi Penerimaan
Dept. Penerimaan
Sistem Pembelian Batch Pembelian
Penerimaan
Permintaan Pemesanan
Permintaan Pembelian
A
Vendor Persiap an PO Slip Pengepakan
PO PO PO
Persiap an PO
F
Permintaan Pemesanan C Pemasok
Permintaan Pembelian Permintaan Pemesanan
Memeriksa Laporan
File
Sumber : James A. Hall (2007 : 338)
RR
D
RR Memeriksa Laporan
E
Utang Dagang (Sistem Pembelian Batch)
B
Permintaan Pembelian
C
Permintaan Pemesanan
E
Memeriksa laporan
Vendor File Permintaan UD
Faktur Suplai Mencocokkan Faktur dgn File Penundaan UD dan Menyiapkan Voucher Pengeluaran Kas
Voucher
PR PO RR Faktur
G
Voucher
Membuka File Voucher
Sumber : James A. Hall (2007 : 338)
Sistem Proses Pembelian Data
D
Sub File Persediaan
Prosedur Penjualan Memperbaharui Persediaan dan mengidentifikasikan itemitem pada Titik Pemesanan Kembalinya. Program ini Membuat File Permintaan Pembelian Terbuka
Memperbaiki Program
Memeriksa Laporan
Terminal
Memeriksa File Laporan Membuka File Permintaan
Pembelian
Sub Buku Besar Persediaan
Memperbaiki Persediaan Memperbaiki Persediaan
Mengatur Pemasok dan Menyiapkan Memulai permintaan Pembelian
File Vendor
Buka PO Total GL Bath
PR
Buka Tutup PO
A
Permintaan Pembelian
F
Memeriksa File Laporan
Tutup PO
B
Voucher (Batch)
G
Terminal
Permintaan Pemesanan (Batch)
File Voucher
Terminal
Membuka File Permintaan Pembelian
File Voucher
Memperbaiki Program
Mencatat Voucher di Register
Menutup File Pembelian
File Voucher Membuka File PO
Sumber : James A. Hall (2007 : 338)
Total GL Bath
Buka File AP
Departemen Pembelian Ketika menerima permintaan pembelian, departemen pembelian menyiapkan pesanan pembelian lima-bagian. Salinan-salinan tersebut dikirim ke pemasok, departemen utang dagang, penerimaan, pemrosesan data, data disimpan dalam departemen pembelian sendiri Departemen Penerimaan Ketika barang-barang diterima dari pemasok, petugas penerimaan menyiapkan laporan penerimaan. Salinan dokumen dikirim ke bagian pembelian, utang dagang, dan pemrosesan data. Utang Dagang Ketika petugas administrasi utang dagang menerima faktur pemasok, ia merekonsiliasikannya dengan dokumen pendukung yang sebelumnya ditempatkan dalam file penundaan utang dagang. Petugas itu kemudian menyiapkan satu voucher, menyimpannya dalam file voucher terbuka, dan mengirimkan salinan voucher itu ke pemrosesan data. 2.11.2. Prosedur Pengeluaran Kas Berikut ini akan dijelaskan beberapa fungsi serta unit organisasi yang terkait dalam siklus pengeluaran kas : Nama Fungsi
Unit Organisasi Pemegang Fungsi
1. Fungsi Administrasi
Dept. Pengeluaran Kas Utang Dagang
Sistem Proses Pengeluaran Kas
Register Voucher
Mencari di File Voucher untuk item-item yang Jatuh Tempo. Menulis cek, Mencatat di Register Cek
Total GL Bath
Transaksi Listing Register Voucher
Tutup File AP
A
(Jurnal Pengeluaran Kas) Salinan Salinan Cek
Prosedur : Jatuh Tempo : Memperbaharui Buku Besar Umum Total Batch
Persediaan Buku Besar Umum
Buka AP
Memperbaharui dari Todal Batch
Tutup AP Sudah Diperbaharui
Pengeluaran Kas
Sumber : James A. Hall (2007 : 345)
Utang Dagang
Pengeluaran Kas
PR
Salinan Cek
Salinan
PO
A
Salinan
RR
Cek
Faktur Transaksi Listing
Voucher
Membuka File Voucher
Mencoc okkan
Mencocokkan Cek
dengan Dokumen Pendukung di File Voucher Terbuka
Transaksi Listing
PR Salinan
PO RR Faktur
Salinan Cek
File
Voucher Cek
Menand atangani Cek
Cek
Pemasok
Sumber : James A. Hall (2007 : 345)
Departemen Pengeluaran Kas Petugas administrasi pengeluaran kas merekonsiliasi cek-cek tersebut dengan daftar transaksi dan menyerahkan bagian cek yang dapat dinegosiasi ke manajemen untuk ditandatangani. Cek-cek tersebut kemudian dikirimkan ke pemasok. Satu salinan dari tiap cek tersebut dikirim ke bagian utang dagang dan salinan lainnya disimpan di bagian pengeluaran kas bersama dengan daftar transaksi. Utang Dagang Ketika
menerima
salinan
cek,
petugas
administrasi
utang
dagang
mencocokkan mereka dengan voucher terbuka dan mentransfer item-item tertutup ini ke file voucher tertutup. Proses siklus pengeluaran diakhiri dengan langkah ini.
2.12. Pengertian dan Prosedur Peng-Operasian Harian ATM 2.12.1. Pengertian ATM Mesin ATM pada dasarnya merupakan suatu alat bantu yang digunakan 24 jam penuh atas berbagai transaksi keuangan nasabah, dimana sederhana dan elektronis. Menurut Agus Irawan ( 2002 : 38) pengertian ATM adalah ATM adalah suatu mesin yang bekerja secara otomatis melalui suatu program komputer, dimana secara sederhana merupakan alat bantu atau juga bisa dikatakan sebagai pengganti petugas bank dalam melayani transaksi khususnya pengambilan uang. Sedangkan pengertian ATM menurut PBM Lelonowati (2000 : 2) adalah “Mesin atau alat yang berfungsi sebagi pelayanan bank secara elektronik yang melaksanakan fungsi teller secara otomatis”. 2.12.2. Prosedur Harian Peng-Operasian ATM Berikut ini adalah Bagan Sistem dan Prosedur Harian peng-Operasian ATM dalam proses maintenance ataupun pengisian uang :
DAILY OPERATIONAL
ENTER SOP
STATUS OVERVIEW PRINT COUNTER 1 NO
FIND WARNING ?
REPLENISHMENT YES
PRINT COUNTER 2
EXIT SOP
SOLVED & DELETED COUNTER
COPY ELECT. JOURNAL
Prosedur yang dilakukan dalam operasional harian ATM (Restocking dan Maintenance ATM), yaitu : a. Prosedur masuk menu supervisor/SOP (Service and Operating) Untuk masuk ke menu supervisor/SOP pada ATM, yang pertama dilakukan adalah dengan membuka pintu depan ATM/pintu fascia dengan menekan tombol SOP/Hijau hingga layar atau screen tampak menu pilihan maintenance ATM secara keseluruhan. Kemudian memilih menu yang diinginkan, sesuai dengan petunjuk yang ada di layar/screen. b. Prosedur mencetak saldo ATM (print counter) dan melihat jumlah kartu yang tertelan
Proses selanjutnya adalah untuk mencetak saldo dan melihat jumlah kartu tertelan dengan memilih menu service & operating dengan memilih menu individual function, supply counters dan melakukan pencetakan saldo dengan memilih menu print both. Receipt printer akan mencetak 2 lembar : 1. Lembar ke 1 (satu) berisi informasi tentang jumlah lembar uang yang ada di ATM, dengan perincian sebagai berikut : Cassette
: Jumlah lembar uang yang ada di cassette/cartridge.
Rejected
: Jumlah lembar uang yang ada di reject/divert box.
Remaining
: Jumlah lembar uang sebagai hasil penjumlahan antara cassette dan rejected.
Dispensed
: Jumlah lembar uang yang telah di tarik oleh nasabah Bank.
Total
: Jumlah lembar uang yang sesuai dengan pada saat pengisian uang/replenishment.
2. Lembar ke 2 (dua) berisi jumlah kartu yang tertelan/captured dan jumlah kejadian Retract (bila ada, lakukan clear counter/membersihkan kartu tertelan dan kejadian Rectract). c. Prosedur replenishment/pergantian cassette uang Untuk melakukan pergantian uang diawali dengan memilih menu service & operating kemudian pilih cash units dilanjutkan dengan memilih set cash counters. Pastikan bahwa tahapan penarikan reject & cassette uang lama, tepat pada saat menu/tampilan layar status missing, Karena sistem akan melakukan reset counter untuk reject secara otomatis. Kemudian, ketikkan jumlah lembar dari cassette uang yang baru dan tekan “OK” sebagai konfirmasi. Setelah tahapan
ini
maka
dispenser
akan
melakukan
test
dispenser
(men-
dispen/mengeluarkan 1 lembar uang pada setiap cassette secara otomatis) dan bila tahapan ini berhasil maka akan ada tanda “OK” disetiap baris dari cassette yang yang ada. Dengan demikian maka tahapan replenishment/pergantian uang telah selesai dan status indikator pada dispenser akan menunjukkan angka 0:0. d. Prosedur mengexport/mengambil EJ (Electronic Journal) Setelah pengisian uang selesai dilakukan, langkah selanjutnya yaitu proses mengambil EJ dengan cara memilih menu CSC pada menu service & operating. Setelah itu masukkan floppy disk/disket kosong ke disk drive komputer. Lalu tekan tombol “OK” sebagai konfirmasi. e. Prosedur keluar menu supervisor/SOP (Service and Operating) Untuk keluar menu supervisor/SOP pada ATM, pastikan bahwa menu/layar kembali ke menu utama SOP. Kemudian pilih menu “SOP Exit” untuk keluar dari menu SOP. Setelah itu layar atau screen akan berubah menjadi Out Of Service, dan bila segala sesuatunya pada kondisi yang baik maka ATM akan kembali IN Service.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Gambaran Umum 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Dalam perjalanan sejarahnya PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. merupakan bank pertama milik pemerintah RI yang didirikan sejak tahun 1945, yaitu dengan nama yayasan “Poesat Bank Indonesia” dengan akte notaris RM. Soeroyo No. 14 di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 1945. Yayasan tersebut didirikan atas dasar gagasan Bapak RM. Margono Djojohadi Koesoemo yang memiliki keinginan untuk mendirikan Bank Sentral yang berfungsi sebagai bank sirkulasi dan bertugas untuk mengatur peredaran uang kertas dalam perekonomian. Tujuan dari yayasan “Poesat Bank Indonesia” pada awal didirikannya adalah berusaha dalam perekonomian untuk kemakmuran dan kecerdasan bangsa melalui pemberian kredit dengan bunga serendah – rendahnya dan menjadi pusat penyimpanan uang dari masyarakat. Yayasan “Poesat Bank Indonesia” dipimpin oleh Bapak RM. Margono Djojohadi Koesoemo (Direktur) didampingi oleh MR. A. Karim (Direktur Sekretaris) berkantor di jalan Menteng No. 23 – Jakarta, dengan modal dasar Lima Ratus Ribu Rupiah yang berasal dari sumbangan masyarakat dan juga mendapat
tambahan sebesar tiga ratus empat puluh ribu rupiah yang berasal dari Fonds Kemerdekaan. Selain kedua tokoh tersebut, “Poesat Bank Indonesia” diperkuat oleh beberapa tenaga berpengalaman di bidang perbankan pada saat itu yakni : Bapak TRB. Sabarudin, MR. Soekarno, R. Raharjo dan Marhono. Pada akhir Desember 1945, karena gentingnya situasi politik dan keamanan maka
seiring dengan berpindahnya ibu kota pemerintahan RI dari Jakarta ke
Yogjakarta, kantor “Poesat Bank Indonesia” dijadikan kantor cabang. Baru pada tanggal 5 Juli 1946 di Yogjakarta dikeluarkan peraturan pengganti UU No. 12 tahun 1946 tentang pendirian Bank Sirkulasi atau Bank Sentral milik negara RI, inilah yang menandakan berdirinya BNI. Dengan berdirinya BNI tersebut, maka seluruh aset, hak dan kewajiban, serta karyawan “Poesat Bank Indonesia” dilebur menjadi satu kedalam BNI yang peresmiannya diselenggarakan di gedung Ex De Javache Bank di Yogjakarta pada tanggal 17 Agustus 1946 oleh Wakil Presiden RI pertama yaitu Bapak Moh. Hatta. Sementara pada bulan Desember 1946 diselenggarakan perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB) yang mengakibatkan BNI tidak lagi berperan sebagai Bank Sentral melainkan berubah menjadi Bank Umum. Dengan adanya UU No. 2 tahun 1955, secara tegas ditetapkan tugas dan bidang usaha BNI untuk membantu memajukan kemakmuran rakyat dan pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam perdagangan, serta ekspor dan impor. Sejak diberlakukannya UU tersebut, BNI sebagai Bank Devisa berkembang lebih pesat, baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang bertaraf internasional. Pada tahun 1965, berdasarkan Ketetapan Presiden No. 17, bank – bank pemerintah dijadikan unit – unit usaha BNI dan sistem tersebut mengakibatkan
terbentuknya BNI unit III dengan kegiatan usahanya di bidang industri dan perdagangan. Selanjutnya berdasarkan UU No. 17 tahun 1968, BNI unit II dirubah lagi menjadi BNI 1946 dengan tugas pokoknya diarahkan pada perbankan ekonomi. Cara – cara yang dilakukan adalah dengan melaksanakan usaha Bank Umum yang mengutamakan sektor industri. Kemudian BNI mengalami perubahan bentuk badan hukum berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 1992, pada tanggal 9 April 1992, dari Bank BNI 1946 menjadi perusahaan perseoan terbatas dengan nama PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. berdasarkan Akte Notaris Muhani Salim SH. No. 31, tertanggal 31 Juli 1992 di Jakarta, sekaligus ditetapkannya susunan Direksi dan Dewan Komisaris. Di tahun 1996, tepatnya bulan November, PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. telah melakukan go public guna untuk memperkuat struktur permodalan dengan melakukan penjualan saham ke masyarakat. 3.1.2. Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Dalam melaksanakan kegiatan usahanya PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., mempunyai struktur organisasi yang dalam kegiatan sehari-harinya dipimpin oleh seorang Dewan Komisaris dan diawasi oleh sebuah Dewan Pengawas serta dibantu oleh beberapa Komite Permanen Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk., hal ini berdasarkan Surat
Keputusan Direksi
KP/123/DIR/R, tanggal 21 Maret 2000. Anggota Dewan terdiri dari Direksi Utama dan Direktur yang langsung membawahi 23 Divisi/Unit/Satuan, yang mana lebih lengkapnya adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Sumber : http://www.bni.co.id (tahun 2008)
a. Dewan Komisaris, yang terdiri dari Ketua, Anggota, dan Sekretaris. b. Direksi, yang terdiri dari Direktur Utama, Wakil direktur Utama dan dibantu Delapan Direksi. Adapun divisi – divisi di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. berkaitan dengan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Satuan Pengawasan Intern (SPI) Fungsinya : 1. Membantu Direksi dalam mengawasi jalannya seluruh unit organisasi sesuai dengan prosedur, peraturan, dan kebijakan – kebijakan Direksi. 2. Memberikan pertimbangan – pertimbangan kepada Direksi untuk mengambil keputusan dalam mengatasi kasus kecurangan yang ditemukan dalam unit – unit organisasi. 2. Divisi Pengelolaan Bisnis Kartu Fungsinya : Mengelola pembuatan kartu yang dikeluarkan oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 3. Divisi Kredit Konsumen Fungsinya : Mengelola
dan melakukan administrasi pemberian kredit konsumen dengan
pembentukan sentra kredit konsumen. 4. Divisi Layanan Fungsinya : Meneliti dan mengembangkan produk – produk PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. sesuai dengan permintaan pasar.
5. Divisi Operasional ( OPR ) Fungsinya : a. Melakukan kegiatan operasional yang tidak dilakukan di kantor Cabang b. Memberikan dukungan opeasional Cabang dengan di bentuknya sentra penunjang cabang 6. Divisi Kepatuhan Fungsinya : Melakukan pemeriksaan terhadap karyawan yang melakukan tindak pidana terhadap bank dan memberikan saran kepada direktur atas hukuman yang diberikan kepada karyawan tersebut. 7. Divisi Kebijakan dan Manajemen Resiko Fungsinya : Mengelola (mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan) resiko operasional intern dan ekstern PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dalam mengusahakan sistem, prosedur, dan wewenang operasional yang tepat dalam mengurangi resiko. 8. Divisi Pengendalian Keuangan Fungsinya : a. Membuat sistem dan prosedur akuntansi untuk digunakan di seluruh unit organisasi baik untuk transaksi rupiah dan valuta asing (valas). b. Melakukan anlisa laporan keuangan serta memberikan pertimbangan kepada Direksi mengenai posisi keuangan. 9. Divisi Umum Fungsinya :
a. Mengelola properti dan kelogistikan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dalam rangka menunjang kebutuhan unit lain di lingkungan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. b. Merencanakan sistem kepropertian sehingga dapat lebih berdaya dan berguna. 10. Divisi Perencanaan Strategis Fungsinya : a. Menyiapkan perencanaan strategis berupa anggaran, Bussines Plan, dan Coupokafe Plan. b. Mengadakan penelitian – penelitian ekonomi secara makro yang menyangkut masalah perbankan. 11. Divisi Sumber Daya Manusia Fungsinya : a. Merencanakan sistem kepegawaian PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. yang menyangkut sistem imbalan dan perencanaan kepegawaian. b. Mengelola administrasi kepegawaian PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 12. Divisi Teknologi Informasi Fungsinya : a. Menyiapkan sistem otomasi yang digunakan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. b. Memberikan dukungan kepada seluruh unti organisasi dalam melaksanakan otomasi yang ditetapkan Direksi.
3.1.3. Kegiatan Usaha PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Bank sebagai lembaga keuangan yang terjun langsung dalam kegiatan perekonomian masyarakat memegang peranan penting bagi hajat hidup orang banyak. Tugas ini sejalan dengan fungsi bank sebagai salah satu lembaga perantara penyimpan dana masyarakat. Di bawah ini merupakan produk – produk dan jasa yang dikeluarkan oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang berkaitan dengan transaksi nasabah pada BNI ATM, antara lain : a. Tabungan Plus (Taplus) Adalah bentuk simpanan uang yang sangat cocok digunakan sebagai tabungan pribadi atau keluarga yang menguntungkan untuk menghadapi keperluan rutin atau yang bersifat mendadak. b. Automatic Teller Machine (ATM) Sistem pelayanan bank secara otomatis dengan menggunakan komputer. c. Cash Deposit Money (CDM) Sistem pelayanan bank secara otomatis terhadap transaksi setoran tunai 24 jam dengan menggunakan komputer d. Card Plus Adalah kartu plastik yang dikeluarkan oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. yang diberikan kepada nasabah yang memiliki Rekening Giro dan Taplus yang nantinya dapat dipergunakan untuk mempermudah dalam melakukan transaksi keuangan. e. Pembayaran Listrik, Telepon dan Pajak Adalah layanan transaksi non tunai nasabah (pembayaran) dalam hal pembayaran kewajiban listrik, telepon dan pajak.
f. Phone Plus Adalah layanan informasi dan transaksi perbankan yang diberikan kepada nasabah pemegang rekening giro perorangan dan Taplus selama 24 jam.
3.2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode Deskriptif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan prosedur penelitian yang yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari populasi (obyek) penelitian.
3.2.1. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel merupakan penjelasan dari pengertian teoritis variabel sehingga dapat diamati dan diukur. Definisi dalam penelitian ini adalah : 1. Sistem
Informasi Akuntansi peneriman
dan
pengeluaran
kas
melalui
pengoperasian ATM adalah kumpulan atau seperangkat sumberdaya manusia dan modal yang menyajikan data untuk diproses untuk dapat menyajikan data keuangan. 2. Prosedur adalah hasil kerja dari suatu sistem hingga bisa memberikan pelayanan yang baik kepada nasabahnya sehingga akan memperkecil kerugian pada perusahaan. Prosedur yang baik dapat menunjang dalam pengendalian 3. Jaringan komunikasi adalah jaringan yang digunakan untuk menyampaikan data kepada bagian tertentu yang saling berhubungan sehingga dapat membangun sistem informasi yang handal yaitu sistem akuntansi online.
4 ATM adalah suatu mesin yang bekerja secara otomatis melalui suatu program komputer, dimana secara sederhana merupakan alat bantu atau juga bisa dikatakan sebagai pengganti petugas bank dalam melayani transaksi khususnya pengambilan uang.
3.2.2. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data-data diperoleh dengan cara sebagai berikut : 1. Penelitian Lapangan ( field research ) Penelitian ini dilakukan penulis dengan cara : a. Wawancara Mengadakan wawancara secara langsung dengan pihak yang berwenang untuk mendapatkan data dan informasi mengenai sistem pelaksanaan informasi akuntansi pada objek yang sedang diteliti. b. Penelitian Mengikuti langsung pelaksanaan dari objek yang diteliti, untuk mendapatkan informasi dari apa yang dirasakan dan dialami oleh peneliti yang selanjutnya akan dianalisis dan dideskripsikan. c. Dokumen Perusahaan Mempelajari peraturan atau prosedur kerja mengenai penerapan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas melalui pengoperasian ATM pada PT BNI (Persero) Tbk. d. Studi pustaka Yaitu penelitian dengan cara melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari, meneliti, menelaah, dan membaca literature, buku-buku, referensi, serta sumber
lain yang berhubungan dengan topik yang diteliti, kemudian akan mendukung data selama penelitian serta dapat dijadikan sebagai landasan teoritis dalam menganalisa masalah yang akan diteliti. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai pedoman untuk melaksanakan studi dan penelitian lapangan. Data yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah : 1. Data Sekunder Adalah teknik mendapatkan sumber-sumber informasi yang ekonomis dan cepat melalui literature-literature mengenai sistem informasi akuntansi ATM
dari perpustakaan
maupun dokumen-dokumen
perusahaan. 2. Data Primer Adalah analisis yang berisi data-data primer yang dikumpulkan dari karyawan , nasabah atau pihak-pihak yang terkait yang diperoleh dari hasil wawancara.
3.2.3. Metode Analisis Data Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Kualitatif dan Deskriptif Kuantitatif yaitu metode yang menggambarkan non keuangan dan keuangan dengan teori yang di dapat melalui literatur SIA . Data-data yang diperoleh dari data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literature dan data perpustakaan dan dokumen-dokumen perusahaan, sedangkan data primer diperoleh penulis dari wawancara dengan karyawan yang menangani ATM.
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Siklus SIA Penerimaan Kas (Cash Collecting) Melalui Pengoperasian BNI ATM 4.1.1. Rangkaian
Prosedur Penerimaan Kas (Cash Collecting) Melalui
Pengoperasian BNI ATM a. Fungsi Yang Terkait Sebagai bagian dari penerapan prosedur pengendalian intern terhadap penerimaan kas, PT BNI (Persero) Tbk telah melaksanakan pembagian fungsi serta tugas yang menangani prosedur pengendalian intern. Berikut ini akan dijelaskan beberapa fungsi serta unit organisasi yang terkait dalam siklus penerimaan kas (cash collecting) melalui pengoperasian BNI ATM. Nama Fungsi
Unit Organisasi Pemegang Fungsi
1. Fungsi Administrasi
Bagian Administrasi
2. Fungsi Keuangan
Bagian Keuangan
Tanggung jawab untuk setiap fungsi yang terkait dalam transaksi penerimaan kas (cash collecting) tersebut diuraikan berikut ini :
Fungsi Administrasi Fungsi ini mempunyai tugas untuk membuat Nota Intern yang akan digunakan
dalam
hal
pengajuan
kas
untuk
pengisian
ATM
dengan
mempertimbangkan lokasi ATM yang akan dilakukan pengisian, pecahan (denominasi), dan banyaknya hopper (cassette) ATM yang akan dilakukan pengisian. Fungsi Keuangan Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan uang yang telah diterima dari pihak Cash Vault. Fungsi ini mempunyai kewajiban utama dalam hal pengecekan secara fisik kondisi uang dan dalam kondisi baik serta melakukan penyimpanan uang sementara pada tempat penyimpanan uang. Pembagian fungsi serta tugas yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk memperjelas wewenang serta tanggung jawab tiap-tiap fungsi yang terkait, sehingga memudahkan dalam proses pengendalian yang dilakukan PT BNI (persero) Tbk yang bersumber dari cash collecting. b. Bagan Alir Sistem Informasi Penerimaan Kas (Cash Collecting) Prosedur-prosedur terdapat di PT BNI (Persero) Tbk sehubungan dengan sistem informasi akuntansi Penerimaan Kas (Cash Collecting) melalui pengoperasian ATM yang dilakukan dibagi atas beberapa tahapan utama, yaitu: A. Tahap Pengajuan Kas B. Tahap Penerimaan Kas ATM Kedua tahapan pokok tersebut dilaksanakan oleh beberapa fungsi seperti yang telah dijelaskan diatas subbab 4.1 mengenai fungsi-fungsi yang terkait serta unit organisasi pemegang fungsi. Masing-masing bagian tersebut memiliki sub-
sub fungsi yang berkaitan dalam SIA Penerimaan Kas. Kedua tahapan pokok juga mencakup beberapa rangkaian prosedur, yaitu : Gambar 4.1 Siklus Penerimaan Kas
Fungsi Administrasi
Dari Cash Vault
Bag. Adm
Membuat Nota Intern Keluar Pertimbangan lokasi ATM, Pecahan uang dan banyaknya hopper
Menerima NI Masuk Persetujuan
Nota Intern Keluar
Nota Intern (NI)
Pengiriman NI Keluar kepada Kelp.
Ke Kelp. Cash Vault
Sumber : Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC
Ke bag. Keuang an
Bagian Keuangan
Kelompok Unit Cash Vault
Dari Bag. Adm
Dari Bag. Adm.
Menerima uang (cash remise) dari Kelp. Cash Vault
Penerimaan NI Masuk dari ATMRC
Penerimaan Kas
Ke Restock er
Ke Bag. Akuntan si
Nota Intern Masuk Berdasarkan Analisa kas untuk pengajuan restocking
Mengirimkan NI Keluar ke ATMRC
Nota Intern Keluar
Ke Bag. Adm
Sumber : Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC
Tahapan Penerimaan Kas
Prosedur Terkait Dengan Tahapan
1. Tahapan pengajuan Kas
Prosedur Pembuatan Nota intern Prosedur Penyampaian Nota Intern
2. Tahapan Penerimaan kas
Prosedur Penerimaan Nota Intern Prosedur Penerimaan Uang Tunai
Penjelasan mengenai prosedur-prosedur dari masing-masing tahapan pokok tersebut adalah : Tahapan Pengajuan Kas a. Prosedur Pembuatan Nota Intern Prosedur ini bertujuan untuk mengajukan sejumlah kas dalam bentuk Nota Intern yang dibuat oleh bagian administrasi ATMRC dengan disertai berita acara Cash Remise senilai nominal pengajuan yang sebelumnya telah di setujui dan ditandatangani oleh Pengelola ATMRC. Nota Intern tersebut dibuat berdasarkan pertimbangan beberapa hal, yaitu : 1. Banyaknya lokasi ATM yang akan dijadwalkan untuk dilakukan pengisian kembali. 2. Pecahan (Denominasi) ATM yang akan dilakukan pengisian ulang. 3. Banyaknya Hopper (Cassette) ATM yang akan dilakukan pengisian pada lokasi ATM tersebut. b. Prosedur Penyampaian Nota Intern Nota Intern yang telah ditandatangani oleh Pengelola ATMRC tersebut kemudian diajukan kepada Kelompok Cash Vault yang memiliki fungsi sebagai penyedia kas untuk kepentingan operasional Bank baik di Kantor
Cabang ataupun dalam hal pengisian uang pada ATM. Untuk selanjutnya pihak ATMRC akan menunggu untuk menerima Nota Intern dari Kelompok Cash Vault atas persetujuan pengajuan kasnya. Tahapan Penerimaan Kas ATM Dalam prosedur ini setelah pihak ATMRC menerima Nota Intern persetujuan pengajuan kasnya dari kelompok Cash Vault, kemudian ATMRC menerima sejumlah nominal uang yang telah diajukan pada saat pengajuan diawal. Adapun bentuk fisik uang tersebut telah menjadi tanggung jawab sepenuhnya kepada pihak ATMRC untuk memeriksa kembali keaslian dan dalam kondisi baik. Apabila tidak ada masalah, petugas bagian keuangan akan menyimpan sementara pada tempat penyimpanan uang yang nantinya akan digunakan untuk pengisian uang pada ATM. c. Dokumen-dokumen Yang Digunakan Salah satu prosedur pengendalian yang penting untuk diperhatikan adalah dokumen-dokumen yang digunakan dalam transaksi penerikaan kas, karena dokumen merupakan dasar untuk melakukan pencatatan dan dokumen juga merupakan bukti fisik dari setiap transaksi yang dilakukan. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam siklus SIA Penerimaan Kas (Cash Collecting) melalui pengoperasian BNI ATM adalah sebagai berikut : Nota Intern Merupakan dokumen yang digunakan untuk kepentingan surat menyurat antar unit dalam satu Divisi. Dalam setiap kepentingan surat menyurat haruslah di tandatangani oleh pengelola ataupun pemimpin kelompok selaku pimpinan
tertinggi dalam suatu kelompok unit. Adapun bentuk Nota Intern dibagi menjadi dua, yaitu : (lihat lampiran 4.1) a. Nota Intern Masuk, surat masuk yang diterima dari unit lain dalam satu Divisi. b. Nota Intern Keluar, surat keluar yang akan dikirim kepada unit lain dalam satu Divisi. Bukti Pengambilan Uang (Cash Remise) Dokumen ini merupakan bukti tambahan yang digunakan untuk kepentingan berita acara pengajuan kas. Bukti pengambilan uang juga dibuat dengan format Nota Intern yang ditandatangani oleh Pemimpin Kelompok atau dapat diwakilkan dengan dibubuhkan dua tanda tangan level Pengelola (Pemimpin Unit). (lihat lampiran 4.2)
Lampiran 4.1 Nota Intern
Sumber : Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC
Lampiran 4.2 Bukti Pengambilan Uang (Cash Remise)
Sumber : Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC
4.2. Siklus SIA Pengeluaran Kas (Cash Restocking) Melalui Pengoperasian BNI ATM 4.2.1. Rangkaian
Prosedur Pengeluaran Kas (Cash Restocking) Melalui
Pengoperasian BNI ATM a. Fungsi Yang Terkait Berikut ini akan dijelaskan beberapa fungsi serta unit organisasi yang terkait dalam siklus pengeluaran kas (cash restocking) melalui pengoperasian BNI ATM. Nama Fungsi
Unit Organisasi Pemegang Fungsi
1. Fungsi Administrasi
Bagian Administrasi
2. Fungsi Restocker
Restocker
3. Fungsi Keuangan
Bagian Keuangan
4. Fungsi Akuntansi
Bagian Akuntansi
5. Fungsi SKA
Unit SKA
Tanggung jawab untuk setiap fungsi yang terkait dalam transaksi pengeluaran kas (cash restocking) tersebut diuraikan berikut ini : Fungsi Administrasi Fungsi ini mempunyai tugas untuk membuat surat tugas dan berita acara pengisian uang tunai yang akan digunakan dalam hal pelaporan pengisian ATM dengan mempertimbangkan ID ATM, lokasi ATM, petugas pengisian dan saldo kas ATM sebelumnya. Fungsi Restocker
Fungsi ini bertanggung jawab dalam atas proses pengisian uang dari awal cetak cash counters, EJ (Electronic Journal) awal dan akhir, pengisian uang ke dalam hopper dan maintenance ATM lainnya. Fungsi Keuangan Fungsi ini bertugas untuk mengeluarkan kas yang akan digunakan dalam proses pengisian uang. Aktivitas pengeluaran kas harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu oleh pemimpin ATMRC. Fungsi ini juga memiliki fungsi lainnya yaitu untuk menerima sisa saldo kas ATM yang telah diambil sebelumnya pada saat pengisian baru ATM tersebut. Fungsi Akuntansi Fungsi ini bertanggung jawab atas proses akuntansi baik transaksi penerimaan ataupun pengeluaran kas. Pembukuan ini berupa pembukuan jurnaljurnal dimulai jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas. Penjurnalan ini dilakukan setiap kali proses pengisian uang dilakukan Fungsi Sentralisasi Kas ATM Dalam proses pengeluaran kas (cash restocking), unit SKA mempunyai tugas untuk melakukan rekonsiliasi antara saldo intra (rekening) dan saldo extra (saldo kas ATM). Sebelum melakukan rekonsiliasi, SKA terlebih dahulu menerima semua bukti transaksi yang dikirim oleh ATMRC berupa berita acara pengisian, bukti penerimaan kas dan sisa saldo kas ATM. b. Bagan Alir Sistem Informasi Pengeluaran Kas (Cash Restocking) Prosedur-prosedur sehubungan dengan sistem informasi akuntansi Pengeluaran Kas (Cash Restocking) melalui pengoperasian ATM yang dilakukan dibagi atas beberapa tahapan pokok, yaitu :
A. Tahap Pembuatan Surat Tugas B. Tahap Proses Pengisian Uang C. Tahap Pembuatan Berita Acara Restocking D. Tahap Proses Akuntansi Keempat tahapan pokok tersebut dilaksanakan oleh beberapa fungsi yang menangani yaitu bagian administrasi, restocker, bagian keuangan, bagian akuntansi dan unit SKA. Masing-masing bagian tersebut memiliki sub-sub fungsi pembantu yang berkaitan dalam SIA Pengeluaran Kas (Cash Restocking). Keempat tahapan pokok juga mencakup beberapa rangkaian prosedur.
Gambar 4.2 Siklus Pengeluaran Kas
Restocker
Fungsi Administrasi
Bag. Adm
Membuat Surat Tugas & Berita Acara Pengisian
ST & Uang digunakan satu kesatuan proses pengisian
Restocker cetak CC, EJ dan memasukkan uang ke hopper
ST & BAP
Surat Tugas Dibawa restocker
diberikan kepada SKA utk direkon
Ke Restoc ker
Dari Bag. Keu.
Dari Bag. Adm.
Ke SKA
CC & EJ
Restocker membawa sisa saldo untuk dibuku
Bukti Sisa Saldo
BSD
Sumber : Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC
Ke AKU
Ke SKA
Fungsi Akuntansi
Dari Bag. Keuang an
Dari Petugas Restock er
Menerima Bukti Penerimaan Kas
Menerima Bukti Sisa Saldo Kas ATM
BPK
BSKA
Membukukan BPK dan BSKA Jurnal SKA
Jurnal PK
Arsip
Sumber : Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC
Fungsi Sentralisasi Kas ATM (SKA)
Dari Bag. Adm
Dari Petugas Rstocke r
Menerima Berita Acara Pengisian
Menerima Cash Counter dan EJ
BAP
Cash Counter
EJ
Melakukan Rekon dengan membandingkan BAP, CC, EJ dan Rek. Koran SKA
Rek. Koran Harian SKA
Arsip
Arsip
Sumber : Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC
Arsip
Tahapan Pengeluaran Kas
Prosedur Terkait Dengan Tahapan
1. Tahapan Pembuatan Surat tugas
Prosedur Pembuatan Surat Tugas
2. Tahapan Proses Pengisian Uang
Prosedur Pengisian Uang
3. Tahapan Pemb. BA. Restocking
Prosedur Pemb. BA. Restocking
4. Tahapan Proses Akuntansi
Prosedur Pembukuan
Penjelasan mengenai prosedur-prosedur dari masing-masing tahapan pokok tersebut adalah : Tahap Pembuatan Surat Tugas Dalam prosedur ini setelah bagian keuangan menerima uang dari pihak Cash Vault, fungsi administrasi mempunyai fungsi untuk membuat surat tugas yang digunakan bagi kepentingan pengisian uang (restocking). Dalam surat tugas tersebut di dalamnya berisikan tentang nama petugas restocker yaitu penyelia ATMRC, asisten restocker, petugas keamanan dan sopir. Dalam surat tugas tersebut juga mencantumkan nama lokasi dan kode ID ATM yang akan dilakukan pengsisian. Untuk surat tugas tersebut ditandatangani oleh pengelola ATMRC sebagai pimpinan unit. Tahap Proses Pengisian Uang Setelah surat tugas dibuat oleh fungsi administrasi, prosedur selanjutnya adalah proses pengisian uang. Proses tersebut diawali dengan membawa sejumlah materi pendukung yang digunakan untuk pengisian uang, yaitu sejumlah uang sebanyak yang telah ditentukan berdasarkan jumlah hopper (cassette) dan pecahan uang (denominasi). Uang yang digunakan untuk pengisian dikeluarkan oleh bagian keuangan sejumlah nominal uang yang telah
disetujui oleh peimimpin ATMRC. Aktifitas selanjutnya penyelia ATMRC memiliki kewajiban untuk membawa kunci vaskia dan membuka pintu ATM. Sedangkan petugas restocker memiliki tugas utama dalam pengisian uang pada ATM. Proses pengisian uang diawali dengan melakukan cetak cash counters, EJ (Electronic Journal) awal dan akhir. Bukti tersebut digunakan dalam proses rekonsiliasi pada sistem SKA. Setelah print out selesai dilakukan, maka petugas pengisian memasukkan sejumlah uang kedalam hopper ATM sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya. Pengisian uang yang dilakukan pada umumnya dilanjutkan dengan proses maintenance lainnya, seperti pengecekan hard vault dan comunication problem. Hal ini dilakukan agar nantinya setelah ATM ditinggal oleh para petugas pengisian, kondisi ATM secara keseluruhan dalam kondisi prima dan siap untuk digunakan bertransaksi oleh para nasabah. Tahap Pembuatan Berita Acara Restocking Prosedur pembuatan berita acara restocking dilakukan setelah proses pengisian uang selesai dilakukan dengan didahulukan penghitungan manual saldo fisik kas ATM oleh para petugas restock. Penghitungan manual fisik saldo kas ATM tersebut ditandatangani oleh restkocker, pengaman dan diketahui oleh penyelia ATMRC. Kemudian fungsi administrasi membuat berita acara pemeriksaan dan pengisian uang tunai dimana didalamnya tertera ID ATM dan lokasi ATM, nomor record EJ, nama para petugas restocking, jumlah uang tunai pengisian dan saldo kas ATM yang sebelumnya telah dicetak. Berita acara pengisian ditandatangani oleh para petugas pengisian dan diketahui serta ditandatangani
oleh pemimpin ATMRC selaku penanggung jawab utama proses pengisian kas ATM tersebut. Tahap Proses Akuntansi Dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas melalui pengoperasian BNI ATM, proses pembukuannya baru dilakukan pada saat berita acara pengisian dan penghitungan manual saldo fisik kas ATM selesai dilakukan. Dengan demikian kas sudah dianggap keluar pada waktu pengisian kas ATM. Ada dua tahap penjurnalan yang dibuat sehubungan dengan aktivitas penerimaan dan pengeluaran ATM tersebut, yaitu sebagai berikut : 1. Pada saat menerima kas dari kelompok cash vault. Jurnal transaksinya adalah : Kas ATM Kolektif
xxx
Kas Replenishment ARC JPU/OPR
xxx
ayat jurnal ini dibuat pada saat uang telah diterima untuk dilakukan pengisian pada ID ATM yang telah ditentukan yang dibukukan ke perkiraan ”Kas Replenishment ARC JPU” adalah untuk penerimaan kas ATMRC. (lihat lampiran 4.3) 2. Pada saat pengisian kas ATM selesai dilakukan. Jurnal transaksinya adalah : Sentra Kas ATM Kas ATM Kolektif
xxx xxx
Ayat jurnal ini adalah pembukuan yang dilakukan setelah restocking selesai dilakukan. Untuk nominal yang dibuku adalah saldo kas ATM. Saldo tersebut
dibuku dengan menyetorkan saldo tersebut ke rekening ”Sentra Kas ATM”. (lihat lampiran 4.4) c. Dokumen-dokumen Yang Digunakan Dokumen-dokumen yang digunakan dalam siklus SIA Pengeluaran Kas (Cash Restocking) melalui pengoperasian BNI ATM adalah sebagai berikut : Surat Tugas Merupakan dokumen yang digunakan oleh petugas restocking untuk pelaksanaan operasional pengisian kas ATM. Surat tugas tersebut dibuat oleh bagian administrasi dengan diketahui dan ditandatangani oleh pengelola ATMRC. (lihat lampiran 4.5) Cash Counters Dokumen ini merupakan dokumen tambahan yang memperlihatkan lembar uang yang ada pada tiap-tiap hopper kas. Cash counters menunjukkan banyaknya lembaran
uang
dan
bukanlah
dalam
bilangan
nominal
rupiah
yang
memperlihatkan jumlah uang keluar dan saldo uang yang ada dalam hopper. (lihat lampiran 4.6) EJ (Electronik journal) Dokumen ini merupakan dokumen tambahan yang memperlihatkan nominal uang yang ada pada tiap-tiap hopper kas. EJ digunakan sebagai data awal yang didalamnya tertera ID ATM dan lokasi ATM dimana telah dilakukan pengisian yang kemudian oleh SKA akan dibuat rekonsiliasi dengan membandingkan nomor record pengisian ATM dan rekening koran harian SKA. (lihat 4.7) Rekening Koran Harian
lampiran
Dokumen ini digunakan oleh unit SKA sebagai data pembantu untuk digunakan dalam proses rekonsiliasi transaksi ATM. Untuk data yang diambil adalah nomor record yang ada pada intra (SKA) dan extra (EJ ATM). (lihat lampiran 4.8) d. Pelaporan Cash Restocking Dari penjelasan-penjelasan tersebut diatas mengenai proses pengisian uang (cash restocking), informasi utama yang dapat diberikan adalah dalam bentuk berita acara pemeriksaan dan pengisian uang tunai dimana didalamnya terdapat data yang memperlihatkan ID ATM dan lokasi ATM, nomor record pengisian, jumlah restocking uang tunai dan sisa saldo menurut kas ATM (bill count). Informasi tersebut bersifat update dan dapat diandalkan dalam penggunaannya. (lihat lampiran 4.9)
Lampiran 4.3 Jurnal Penerimaan Kas
Sumber : Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC
Lampiran 4.4 Jurnal Pengeluaran Kas
Sumber : Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC
Lampiran 4.5 Surat Tugas
Sumber : Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC
Lampiran 4.6 Cash Counters
Sumber : Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC
Lampiran 4.7 EJ (Electronik journal)
Sumber : Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC
Lampiran 4.8 Rekening Koran Harian
Sumber : Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC
Lampiran 4.9 Pelaporan Cash Restocking
Sumber : Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC
4.3. SIA Pada Sentralisasi Kas ATM (SKA) Pertumbuhan jumlah ATM baik yang dimiliki oleh BNI ataupun para kompetitornya telah memicu pihak manajemen PT BNI (Persero) Tbk untuk lebih memberikan pelayanan lebih bagi para nasabahnya juga dapat memberikan informasi yang bersifat update dan dapat diandalkan. Sebagai perbandingan untuk jumlah ATM antara PT BNI (Persero) Tbk dengan para kompetitor yang ada, berikut data mengenai hal tersebut : ATM BNI, Mandiri & BCA (2007) No
Kota
BNI
%
MAN
%
BCA
%
DIRI
ATM
%
Lain
Total ATM
1
Jakarta Pusat
120
12
195
20
442
46
205
21
962
2
Jakarta
137
13
249
23
475
44
220
20
1081
Selatan 3
Jakarta Utara
45
7
121
18
260
39
247
37
673
4
Jakarta Barat
68
10
101
15
244
37
242
37
655
5
Jakarta
81
14
141
24
265
45
105
18
592
451
11
807
20
1686
43
1019
26
3963
Timur Total Jakarta 6
Bodetabek
181
14
281
22
555
44
249
20
1266
7
Bandung
157
20
134
17
232
29
275
34
798
8
Semarang
56
14
96
24
134
33
120
30
406
9
Yogyakarta
81
23
86
24
110
31
75
21
352
10
Surabaya
83
10
167
20
413
49
174
21
837
11
Denpasar
48
12
78
19
77
19
200
50
403
12
Makasar
56
22
69
27
74
29
56
22
255
13
Medan
78
17
79
17
143
30
169
36
469
14
Palembang
49
21
54
23
77
33
50
22
230
15
Pekanbaru
30
14
44
21
52
24
88
41
214
16
Padang
37
25
35
24
29
20
46
31
147
17
Kota besar di
72
16
119
26
128
28
131
29
450
946
25
362
9
260
7
2282
59
3850
kelimantan 18
Kota lainnya
2325
Total
2411
3970
4934
13640
Sumber : Divisi OPR BNI, Website BCA & Mandiri per 1 November 2007
Untuk perbandingan data transaksi BNI ATM dari tahun ketahun, dapat di gambarkan berikut ini : Number of Transaction Items
2004
2005
Number of ATM payment
3.492.849
4.229.449
5.101.279
5.359.249
103
123.3
163.95
174.2
422.592
592.992
623.100
692.875
2006
2007
transaction Monthly average payment transaction
amount
(Rp.
Billion) Daily average number of transaction Sumber : Divisi OPR BNI
Dari data diatas, Divisi Operasional PT BNI (Persero) Tbk selaku Divisi yang membidangi ATM telah melakukan kerjasamanya dengan pihak terkait dalam hal ini Divisi Teknologi untuk mengganti serta meng-update sistem pemantauan dan pembukuan yang sebelumnya menggunakan sistem Boss Online menjadi sistem Icons. hal ini mendorong terbentuknya suatu sistem yang dapat memberikan pelaporan menyeluruh mengenai data transaksi yang ada yaitu unit SKA (Sentralisasi Kas ATM) yang memiliki fungsi, sebagai berikut : 1. Monitoring Transaksi ATM Fungsi SKA dalam memonitoring transaksi kas berlangsung setiap hari dan tanpa mengenal batas limit waktu, hal ini dikarenakan penggunaan ATM yang dilakukan oleh para nasabah bersifat 24 jam tanpa henti. Oleh karena
itu, SKA memiliki kewajiban secara khusus untuk melakukan tugasnya dengan baik dengan melakukan 3 (tiga) hal pemantauan, yaitu : (lihat lampiran 4.10) a. Pemantauan pergerakan saldo kas ATM per ATM. Pemantauan ini dilakukan bertujuan untuk meminimalisasi terjadinya Cash Out yang dapat berdampak bagi nasabah tidak dapat melakukan penarikan tunai (current cash). b. Pemantauan detail tiap transaksi melalui ATM. Pemantauan transaksi dilakukan untuk melihat sejauh mana aktivitas transaksi pada tiap-tiap lokasi ATM tersebut berjalan dengan baik. c. Pemantauan saldo kas ATM dan kas replenishment Cabang Sentra Kas. Pemantauan tersebut dilakukan untuk melihat sejauh mana ketersediaan kas yang ada untuk memenuhi kebutuhan pengisian ATM pada lokasi dibawah kelolaan Cabang Sentra Kas.
Lampiran 4.10 Monitoring Transaksi ATM
Sumber : Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC
2. Rekonsiliasi Transaksi ATM Fungsi SKA dalam aktivitasnya untuk melakukan rekonsiliasi transaksi ATM dilakukan dengan melakukan perbandingan antara data dari intra (rekening) dan extra (saldo ATM). Aktivitas tersebut dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu : (lihat lampiran 4.11) Fungsi SKA
Data Yang Diproses
1. Rekonsiliasi
Rekening Intra (R/C) Rekening Extra (Saldo ATM)
2. Pentrasiran
Selisih Kurang Selisih Lebih
3. Koreksi
Perintah Pembukuan
Penjelasan mengenai proses rekonsiliasi transaksi BNI ATM pada unit SKA adalah : a. Rekonsiliasi antara intra (rekening) dan extra (saldo ATM) Rekonsiliasi antara intra dan extra dilakukan untuk mencocokkan data yang ada pada saldo kas ATM dan rekening yang telah dilakukan pembukuan sebelumnya agar tidak terjadinya selisih kas. b. Pentrasiran selisih kurang ataupun selisih lebih Adapun selisih kurang mengandung arti bahwa saldo pada kas ATM lebih kecil daripada saldo yang seharusnya. Hal ini terjadi dikarenakan adanya kesalahan admin yang dilakukan pada saat pengisian kas ATM. Sedangkan selisih lebih mengandung arti bahwa saldo pada kas ATM lebih besar daripada seharusnya. Hal ini terjadi dikarenakan adanya comunication problem yang menimbulkan reversal 02 ataupun reversal 20 yang berpengaruh pada pihak
nasabah yang dirugikan dengan indikasinya adalah transaksi penarikan tunai dengan uang tidak keluar tetapi rekening nasabah terdebet. Pentrasiran diperlukan untuk menganalisa lebih dalam mengenai faktor yang mengakibatkan selisih tersebut terjadi. Pada umumnya hal tersebut terjadi karena 2 (dua) hal, yaitu karena faktor human error dan comunication problem yang terjadi pada ATM itu sendiri. c. Koreksi yang diperlukan untuk menyempurnakan proses rekonsiliasi Koreksi yang dilakukan terhadap selisih kurang ataupun lebih bertujuan untuk menyempurnakan proses rekonsiliasi agar adanya kecocokan antara rekening intra dan extra.
Lampiran 4.11 Rekonsiliasi Transaksi ATM
Sumber : Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC
Sumber : Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC
Sumber : Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC
3. Pelaporan Transaksi ATM Fungsi SKA dalam hal pelaporan (reporting) sangatlah dirasakan penting. Hal ini dilakukan untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan kepada pihak manajemen dan pengguna informasi lainnya. Pelaporan informasi SKA dilakukan menjadi 3 (tiga) periode, yaitu : (lihat lampiran 4.12) Jenis Pelaporan
Fungsi Pelaporan
1. Pelaporan Saldo Kas ATM
Pengawasan Kas ATM
2. Pelaporan Detail Transaksi
Pengawasan Aktivitas Transaksi
3. Pelaporan Jenis Transaksi
Pengawasan Jenis Transaksi
Penjelasan mengenai proses pelaporan transaksi BNI ATM pada unit SKA adalah a. Pelaporan (report) per periode saldo kas ATM per Cabang Sentra Kas ATM. Pelaporan yang dilakukan oleh unit SKA terhadap saldo kas ATM Cabang Sentra Kas ATM berfungsi sebagai bentuk pengawasan dini agar tidak terjadi minimnya kas dalam hopper kas ATM dibawah kelolaan Cabang Sentra Kas. b. Pelaporan (report) per periode detail transaksi per ATM ID. Pelaporan yang dilakukan oleh unit SKA terhadap detail transaksi berfungsi sebagai bentuk pengawasan aktivitas transaksi pada tiap-tiap lokasi ATM dibawah kelolaan Cabang Sentra kas. c. Pelaporan (report) per periode jenis transaksi per ATM ID. Pelaporan yang dilakukan oleh unit SKA terhadap jenis transaksi berfungsi untuk memudahkan pemantauan aktivitas transaksi berdasarkan jenis transaksi dalam satu periode laporan.
Lampiran 4.12 Pelaporan Transaksi ATM
Sumber : Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC
Sumber : Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC
Sumber : Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC
Sumber : Buku Pedoman Tata Kerja (BPTK) ATMRC
4. Analisa Transaksi ATM Fungsi SKA terakhir yang dilakukan setelah ketiga aktifitas fungsi SKA diatas adalah melakukan analisa terhadap transaksi ATM dengan melakukan 3 (tiga) hal yaitu : Fungsi Yang Dilakukan
Tujuan Fungsi
1. Menganalisa
Tingkat Availabilitas ATM
2. Pertimbangan
Penempatan/Peralihan ATM
3. Monitoring
Pagu Kas dan Replenistment
Penjelasan mengenai analisa transaksi BNI ATM pada unit SKA adalah a. Menganalisa availabilitas ATM dari sisi transaksi. Hal ini dilakukan sebagai pedoman dalam pembuatan service level yang dalam setiap bulan diinformasikan kepada pengelola ATM dengan minimal pencapaian target bulanan rata-rata 98,7 %. b. Pertimbangan dalam penempatan/peralihan ATM dari sisi transaksi. Analisa transaksi pada setiap lokasi ATM dimaksudkan untuk melihat kemungkinan dalam penempatan/peralihan ATM. Analisa tersebut dengan melihat pertimbangan banyaknya transaksi per hari dan kondisi lokasi ATM yang ditempatkan (strategis atau tidaknya). c. Monitoring pagu kas ATM dan replenishment per Cabang Sentra Kas. Analisa terhadap pagu kas ATM dimaksudkan untuk melihat sejauh mana pengelola ATM dalam hal ini replenishment Cabang Sentra Kas dapat memantau saldo yang tersedia sehingga dapat meminimalisasi terjadinya kekosongan uang yang digunakan dalam proses pengisian kas ATM.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan baik secara teoritis maupun dari hasil penelitian dan pembahasan, pada akhirnya penulis membuat kesimpulan sebagai berikut : a. Dari sisi Sistem Informasi Akuntansi : 1. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas ATM pada PT BNI (Persero) Tbk saat ini masih berbentuk sederhana dan tampilan SIA yang ada telah sesuai dengan aktifitas dan ketentuan perusahaan. 2. Penerapan
SIA
Penerimaan
dan
Pengeluaran
Kas
melalui
pengoperasian ATM telah sesuai prosedur serta benar dan di dukung dengan sistem informasi yang menggunakan teknologi dalam hal pelaporannya sebagai upaya untuk mengurangi kesalahan yang akan terjadi di kemudian hari. b. Dari sisi Satuan Pengendalian Intern : 1. Pengendalian terhadap data/dokumen yang dikirimkan ke tiap-tiap unit yang bersangkutan memudahkan saat pengolahan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas melalui pengoperasian BNI ATM.
2. Pengendalian terhadap otorisasi dokumen yang dilakukan pada tiaptiap prosedur penerimaan dan pengeluaran kas melalui pengoperasian BNI ATM telah sesuai dengan Struktur Pengendalian Intern yang berlaku umum. 3. Struktur organisasi yang ada dalam siklus penerimaan dan pengeluaran kas telah sesuai dengan SPI, namun unit SKA yang dirasakan masih baru berdiri belum ditetapkan secara permanen karena masih belum adanya persetujuan dari tingkat Pemimpin Divisi.
5.2. Saran Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada PT BNI (Persero) Tbk, maka penulis ingin memberikan beberapa sumbang saran yang nantinya dapat dijadikan masukan dan evaluasi bagi pihak manajemen terhadap bentuk kinerja seluruh bagian/departemen yang mendukung jalannya proses usaha Perusahaan kedepan khususnya yang bersangkut dengan bahan materi skripsi yang dibahas. Adapun prosedur penerimaan dan pengeluaran kas yang telah dilaksanakan bisa tetap dipertahankan, karena perkembangan perusahaan di masa yang akan datang ditentukan oleh seberapa cepat siklus yang terjadi dalam proses transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tersebut berjalan dengan baik. Namun ada hal yang perlu dikritisi terhadap sistem informasi akuntansi melalui pengoperasian ATM yang saat ini dijalankan oleh PT BNI (Persero) Tbk terhadap SKA (Sentralisasi Kas ATM) yang relatif baru, dalam kaitannya dengan fungsinya sebagai penghasil informasi terpadu. Adapun kekurangan yang dirasakan dalam pelaksanaannya yaitu :
1. Minimnya Staf unit SKA yang ada. Bertambahnya BNI ATM (Deployment) saat ini telah mengakibatkan bertambahnya pula transaksi harian ATM tersebut. Untuk itu diperlukan staf SKA yang kompeten untuk dapat menunjang kinerja sistem informasi akuntansi yang dihasilkan. Namun dengan perbandingan jumlah ATM, transaksi harian dan staf yang berjumlah 7 (tujuh) orang, hal ini dirasakan kurang berimbang. 2. Kurangnya pengandalan data Data yang dihasilkan oleh SKA dalam fungsinya sebagai pusat informasi yang dapat memberikan informasi akuntansi dan keuangan serta laporan manajemen yang lebih tepat waktu dan akurat dirasakan kurang andal, hal ini terjadi dikarenakan kurang cepatnya respon SKA untuk menangkap data transaksi yang dinilai ada kejanggalan dan bersifat tidak biasa. Adapun kekurangan yang ada tentunya haruslah menjadi suatu bentuk masukan bagi unit SKA pada khususnya dan PT BNI (Persero) Tbk pada umumnya untuk dapat lebih cepat tanggap akan perbaikan-perbaikan yang bersifat terus menerus (going concern). Hal ini diperlukan untuk memperbaiki siklus terhadap kinerja fungsi-fungsi yang terkait agar lebih berdaya guna dan dapat diandalkan.
DAFTAR PUSTAKA
Bodnar dan Hopwood. 2003. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 8. Jakarta : Penerbit PT Indeks Kelompok Gramedia IAI. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Penerbit Salemba Empat. James A. Hall. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 4. Jakarta : Penerbit Salemba Empat Krismiaji. 2002. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta : Bagian Penerbitan YPM YKPN Mulyadi. 2002. Pemeriksaan Akuntan. Yogyakarta : Bagian Penerbitan STIE YKPN. Romney dan Steinbart. 2004. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 9. Jakarta : Penerbit Salemba Empat
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Yusuf Oktiawan Saputra
Tempat dan Tanggal Lahir
: Jakarta, 04 oktober 1981
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Cipinang Muara Raya No. 36 RT. 001/04 Jatinegara, Jakarta Timur.
Riwayat Pendidikan Tahun 1987 – 1993
: SDN 14, Jakarta.
Tahun 1993 – 1996
: SLTPN 25, Jakarta.
Tahun 1996 – 1999
: SMUN 53, Jakarta.
Tahun 1999 – 2002
: Diploma III, Politeknik Negeri Jakarta. (d/h. Politeknik Universitas Indonesia), Depok.
Tahun 2006 – 2008
: Sarjana, Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Riwayat Pekerjaan Tahun 2002
: PT. Bank Central Asia Tbk
Tahun 2003
: PT. Petrolog Multi Usaha Mandiri
Tahun 2003 – Sekarang
: PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk