Sintesis Review GESI atas Naskah Mitra KSI Jakarta, Desember 2016
16 MITRA KSI
METODOLOGI Memilih 16 naskah produksi mitra KSI Bentuk naskah: policy paper, paper, terbitan “monografi” dan buku Produksi 2012-2015 Alat analisis Gender Equality and Social Institution (GESI) GESI: pendekatan inklusif , menghubungkan secara setara antara aspek
gender dan elemen-elemen sosial lainnya (status sosial, status ekonomi, suku, ras, agama, keadaan fisik, umur dan orientas seksual) Elemen-elemen ini ‘dicurigai’ berpotensi menjadi basis diskriminasi,
termasuk dalam produksi pengetahuan. Suspicious approach: adanya prasangka, stigma, pembakuan peran
(gender) atau, prasangka, stigma dan pembakuan status (sosial) yang menghambat visibilitas perempuan dibandingkan lelaki. Menilai: diksi, teori penelitian, pertanyaan penelitian, instrumen penelitian,
analisis, kesimpulan/rekomendasi.
HASIL
37% naskah tidak menyinggung aspek GESI samasekali 44% naskah memuat aspek Inklusi Sosial tetapi tidak
Kesetaraan Gender 18% naskah memuat aspek GESI secara utuh meski masih terbatas pada aspek Kesetaraan Gender Tampak beberapa kelemahan elementer produksi naskah (berbasis) standar ilmiah
TANPA ASPEK GESI 37 % naskah: Tidak langsung melihat elemen ‘manusia’ secara aktual dalam
mekanisme ataupun aturan tersebut Cenderung menyoroti aspek-aspek yang sangat teknis sehingga GESI memang sulit ditampilkan atau tampak tidak relevan Contoh: laporan yang mengurai persoalan yang terjadi dalam mekanisme pembayaran dari perusahaan kepada Negara. Kedua entitas ini (negara dan perusahaan) lebih dilihat sebagai ‘lembaga formal tak ber-GESI’, ketimbang dilihat sebagai relasi generik antar-manusia yang mungkin memunculkan bentukbentuk relasi lain, semisal ‘pranata informal’. Tampak asumsi bahwa lembaga-lembaga formal yang diteliti berikut mekanisme dan aturannya merupakan wilayah ‘netral’ dari tatanan gender maupun hubungan antar-kelompok sosial lainnya Bagaimana meng-GESIkan??
MEMUAT SEBAGIAN ASPEK GESI 44 % naskah: Memuat aspek inklusi sosial namun tidak menyinggung aspek
kesetaraan gender Melihat kebijakan-kebijakan yang menghambat atau memperburuk
inklusi sosial Contoh: Kertas kebijakan yang mendorong kemandirian dana desa
melalui pengelolaan air. Bicara soal manfaat bagi kaum miskin. Tak menyoal manfaat dalam pengurangan beban kerja perempuan. Perlu mengoperasikan analisis gender seperti Pembagian Kerja Gender (PKG), analisis ARG (anggaran yang responsif gender). Bagiamana meng-GESIkan- sebagian besar naskah itu merujuk
pada ketimpangan relasi sosial antar-manusia (atau aturan mengenai hal tersebut). Seharusnya membuka potensi untuk membedah relasi gender
MEMUAT ASPEK GESI RELATIF UTUH
18 % naskah: Memadai meski kurang tajam dalam elaborasi dengan pisau analisis
gender Contoh: Laporan penelitian yang menyorot upaya deradikalisasi
mantan jihadis di Indonesia. Mewawancarai para isteri jihadis yang dipenjara, tetapi kurang dielaborasi secara khusus dengan pisau analisis feminis (mis. sterotype yang disandang lelaki jihadis beda dengan perempuan; soal agensi perempuan). Bagiamana meng-GESIkan-
MENGAPA ASPEK GESI TIDAK TAMPAK? Paradigma penelitian positivis vs. kritis GESI berakar dari paradigma kritis: menolak klaim bebas nilai positivis;
bersifat politis karena mengusahakan perubahan struktur sosial. Positivis: bebas nilai, berjarak antara peneliti/subyek penelitan, orientasi
perbaikan teknis dari struktur yang ada (non-politis). Kritis: perhatian pada konteks sosial (mis., relasi kuasa) dalam
mengusahakan kesetaraan. Penelitian positvis: melihat “persoalan” sebagai kegagalan/keberhasilan
teknis yang lepas dari latar sosial (yang tidak bebas nilai). Teks mitra tanpa GESI memperlihatkan seolah-olah seluruh urusan yang
dihadapi akan beres dengan adanya perbaikan mekanisme, aturan, hukum formal. Teks-teks ini tidak (perlu) menyorot latar sosial kebijakan yang justru
disarankan pendekatan GESI (mengusahakan kesetaraan gender dan inklusi sosial).
PROBLEM ELEMENTER PRODUKSI PENGETAHUAN Sebagian naskah laporan penelitian/esai ilmiah tidak menerangkan
pertanyaan penelitian dan kerangka metodologi penelitian Beberapa tidak merumuskan kesimpulan, langsung melompat ke
rekomendasi yang seringkali tak terhubung dengan bangunan argumentasi Kadangkala argumentasi atau asumsi tidak didukung data atau
rujukan yang relevan (substansiasi) Di satu laporan penelitian tidak ditemukan satu pun rujukan dan
tidak menyertakan daftar pustaka Persoalan fokus dan koherensi laporan/catatan kebijakan Dari keseluruhan naskah yang di review hanya dua lembaga yang
memiliki kualitas produk catatan kebijakan yang lengkap dan ditulis dengan baik Kelemahan-kelemahan ini membuat naskah-naskah itu tampak
kurang meyakinkan sebagai alat advokasi kebijakan
MELAMPAUI TEKS
Kebanyakan mitra menyorot naskah (teks) kebijakan, tentu KSI
sendiri menyadari bahwa perubahan isi teks hanyalah satu simpul dari tiga simpul lain dalam advokasi. Perubahan struktur dan kultur aturan juga diperlukan untuk
memastikan dicapainya perubahan ke arah perbaikan relasi GESI