SIMULASI PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORKS BERDASARKAN METODE DINAMIK PADA PACKET TRACER 4.11 (Studi Kasus : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA)
Naskah Publikasi
diajukan oleh : MICHAEL TANGKE DATU 06.11.1033
kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER “AMIKOM” YOGYAKARTA 2010
SIMULATION VIRTUAL LOCAL AREA NETWORKS DESIGN BASED ON DINAMYC MODES ON THE PACKET TRACER 4. 11 (CASE STUDY : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA) SIMULASI PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORKS BERDASARKAN METODE DINAMIK PADA PACKET TRACER 4.11 (Studi Kasus : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA)
MICHAEL TANGKE DATU JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT Along with the increasing levels of demand and the increasing number of network users who want some form of network that can provide maximum results, both in terms of efficiency and increase network security itself, then comes the concept of Virtual Local Area Network (VLAN) that is expected to give results more better than the Local area Network (LAN). STMIK "AMIKOM" Yogyakarta have been using LAN network model for several years to serve the faculty, administrative staff and students to access Internet services, exchange information and share resources. But the service provided can only get when you are in a network that has been defined (static). From the aspect of segmentation, in the event of additional departments and organizational structure changes require large costs and high response time due to increased broadcast domain. In this thesis, the researcher tried to analyze the problem and the result is intended to provide advice for STMIK "AMIKOM" Jogjakarta in the computer network system manage well. Besides, the researchers also suggested STMIK "AMIKOM" Yogyakarta to make changes in the structure of a LAN network to the network VLAN with dynamic methods, so that every member can get the right vlan access (service) in accordance with the rights afforded even outside of their network structure ( dynamic vlan), reduced broadcast domain so that the increase in network performance resulting in increased quality of service, ease of control and cost savings. Keywords: LAN, VLAN, Static, Dynamic
1.
PENDAHULUAN Virtual Local Area Netwoks (VLANs) merupakan sebuah metode baru
yang berjalan di dunia jaringan yang akhir – akhir ini berkembang dengan pesat. Dengan adanya media ini, suatu jaringan dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan. Penggunaan VLAN akan membuat pengaturan jaringan menjadi sangat fleksibel di mana dapat dibuat segmen yang bergantung pada organisasi atau departemen, tanpa bergantung pada lokasi workstation. Pada penulisan laporan ini, penulis membahas bagaimana membuat sebuah simulasi perancangan virtual local area networks dengan metode dinamik ( study kasus pada STMIK “AMIKOM” Yogyakarta) yang dalam pembuatannya menggunakan software packet tracer 4.11
2.
LANDASAN TEORI
2.1
TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan yang sangat jelas dari model jaringan Local Area Network
dengan Virtual Local Area Network adalah bahwa bentuk jaringan dengan model Local Area Network sangat bergantung pada letak/fisik dari workstation, serta penggunaan hub dan repeater sebagai perangkat jaringan yang memiliki beberapa kelemahan. Sedangkan yang menjadi salah satu kelebihan dari model jaringan dengan VLAN adalah bahwa tiap-tiap workstation/ user yang tergabung dalam satu VLAN/ bagian (organisasi, kelompok dsb) dapat tetap saling berhubungan walaupun terpisah secara fisik. Helmy Fitriawan, adalah salah satu mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung, yang melakukan penelitian tentang VLAN dengan judul: “Implementasi Virtual Local Area Network (VLAN) pada Jaringan LAN Kampus. Studi Kasus: Jaringan Backbone Kampus Universitas
Lampung (Unila)”, di mana pada akhir penelitian diperoleh konfigurasi jaringan VLAN dengan harapan bisa membuat jaringan LAN UNILA menjadi lebih teratur dan lebih aman (secure).
2.2
DASAR TEORI
2.2.1
Konsep Dasar Virtual Local Area Network (Vlan)
2.2.1.1 Pengertian VLAN merupakan suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN , hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa
harus menuruti lokasi fisik peralatan.
Penggunaan VLAN akan membuat pengaturan jaringan menjadi sangat fleksibel dimana dapat dibuat segmen yang bergantung pada organisasi atau departemen, tanpa bergantung pada lokasi workstation.
2.2.1.2
Tipe – Tipe Vlan
1.
Berdasarkan Port
2.
Berdasarkan Mac Address
3.
Berdasarkan Tipe Protokol yang digunakan
4.
Berdasarkan Alamat Subnet IP
5.
Berdasarkan Aplikasi atau Kombinasi Lain
2.2.1.3
Metode Keanggotaan Vlan
1.
Metode Static
2.
Metode Dinamic
2.2.2
Virtual Trunking Protokol (VTP)
2.2.2.1
Pengertian Virtual Trunking Protokol merupakan salah satu protokol pesan
yang dimiliki oleh Cisco yang bekerja pada layer 2. VTP menjaga konsistensi
konfigurasi VLAN di seluruh jaringan. VTP menggunakan frame Layer 2 trunk untuk mengatur penambahan, penghapusan, dan nama dari VLANs pada jaringan dasar dari sentralisasi beralih dalam mode VTP server. VTP bertanggung jawab untuk proses sinkronisasi yang dilakukan VLAN untuk menyampaikan informasi dalam VTP domain dan mengurangi kebutuhan untuk mengkonfigurasi VLAN dalam menyampaikan informasi yang sama pada setiap beralih.
2.2.2.2
Manfaat Virtual Trunking Protokol VTP memberikan manfaat sebagai berikut:
konsistensi konfigurasi VLAN di seluruh jaringan.
Pemetaan skema yang memungkinkan untuk VLAN berbatang atas campuran media.
Accurate pelacakan dan pemantauan VLANs
pelaporan Dynamic yang ditambahkan pada VLANs pada seluruh jaringan
2.2.2.3
2.2.3
Plug-and-play saat menambahkan konfigurasi VLANs yang baru. Metode Virtual Trunking Protokol
Server
Client
Transparen Langkah Konfigurasi VLAN Enable VTP Enable Trunking Buat VLAN Daftarkan VLAN ke Port-port switch.
2.2.4
Perbandingan Antara Vlan Dan Lan Perbedaan yang sangat jelas dari model jaringan Local Area
Network dengan Virtual Local Area Network adalah bahwa bentuk jaringan dengan model Local Area Network sangat bergantung pada letak/fisik dari workstation, serta penggunaan hub dan repeater sebagai perangkat jaringan yang memiliki beberapa kelemahan. Sedangkan yang menjadi salah satu kelebihan dari model jaringan dengan VLAN adalah bahwa tiap-tiap workstation/user yang tergabung dalam satu VLAN/bagian (organisasi, kelompok dsb) dapat tetap saling berhubungan walaupun terpisah secara fisik. 2.2.5 Kriteria Jaringan 1. Performance 2. Reability 3. Security
2.3
Packet Tracer 4. 11 Packet Tracer adalah sebuah software simulasi jaringan. Sebelum
melakukan konfigurasi jaringan yang sesungguhnya (mengaktifkan fungsi masing-masing
device
hardware)
terlebih
dahulu
dilakukan
simulasi
menggunakan software ini. Simulasi ini sangat bermanfaat jika membuat sebuah jaringan yang kompleks namun hanya memiliki komponen fisik yang terbatas.
3.
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1
TINJAUAN UMUM
3.2.1 Gambaran
Umum Struktur
Jaringan
LAN
STMIK
AMIKOM
Yogyakarta Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Rahmat Agung ( 14 Agustus 2009 Pukul 09.30 – 10.30) dan Saudara Ikshan Wiranata ( 7 September 2009 pukul 11.20 – 11.40), karyawan Innovation Centre, yang bertanggung jawab atas pengawasan jaringan amikom, Pada awalnya, tahun 2002,
STMIK
AMIKOM
Yogyakarta
mengembangkan
dan
mengimplementasikan jaringan backbone kampus dengan menggunakan media kabel UTP hingga pada akhir 2008 telah beralih menggunakan media kabel Fiber Optik. Pada saat ini jaringan komputer kampus telah dapat mencapai hampir ke semua gedung dan unit kerja yang ada di kampus STMIK AMIKOM Yogyakarta dengan menggunakan jaringan LAN, namun dengan adanya bantuan dana dari TIH, maka pertengahan bulan Agustus 2009, rencananya akan dikembangkan menjadi jaringan VLAN di mana semua perangkat jarirngannya akan menggunakan perangkat jaringan Cisco.
3.2
ANALISIS SISTEM
3.2.1
Analisi Kelemahan Sistem
1. Performance Di dalam melakukan analisis kelemahan jaringan LAN STMIK AMIKOM Yogyakarta di tingkat performance, akan di bandingkan antara jumlah pengguna dengan besarnya bandwith yang ada dengan mengabaikan penggunaan bandwith di setiap laboratorium.
2. Reability Jaringan LAN STMIK AMIKOM Yogyakarta terdiri dari ratusan unit komputer yang saling berhubungan satu sama lain dengan menggunakan
banyak switch/ hub yang hanya difungsikan sebagai penghubung saja dengan pengontrolan menggunakan system control gateway. Dari grafik penggunaan traffic bandwith yang ada, Nampak bahwa pada pukul 08.00 – 16.00 terjadi peningkatan penggunaan perangkat jaringan dalam aktivitas pentransferan data baik itu dalam hal routing di dalam internal jaringan STMIK AMIKOM sendiri maupun routing ke luar. Besarnya penggunaan perangkat jaringan di waktu yang bersamaan, akan berakibat meningkat broadcast domain sehingga kegagalan pentransferan data besar kemungkinannya, Frequency failure meningkat dan penggunaan switch yang bekerja di lapisan fisik berkurang kemampuannya
dalam
hal
menrecovery
jaringan
setelah
terjadi
kegagalan pentransferan data sehingga memberikan ketidak-puasan dalam menggunakan jaringan yang ada.
3. Security Dari sisi jaringan internal, penggunaan jaringan LAN STMIK AMIKOM Yogyakarta telah memungkinkan semua komputer yang terhubung dalam jaringan dapat bertukar data atau dengan kata lain berhubungan. Kerjasama ini semakin berkembang dari hanya pertukaran data hingga penggunaan peralatan secara bersama (resource sharing atau disebut juga hardware sharing). Pengontrolan pertukaran data di dalam jaringan LAN
STMIK
AMIKOM
Yogyakarta,
masih
menggunakan
system
pengontrolan Gateway sehingga LAN memungkinkan data tersebar secara broadcast keseluruh jaringan, hal ini akan mengakibatkan mudahnya pengguna yang tidak dikenal (unauthorized user) untuk dapat mengakses semua bagian dari broadcast. Semakin besar broadcast, maka semakin besar akses yang didapat, kecuali diberi fungsi kontrol keamanan.
4. Segmentasi Dari tingkat segmentasi, jaringan LAN STMIK AMIKOM Yogyakarta yang menggunakan topologi bintang dan masih terbatas pada lokasi fisik dari workstation. di mana workstation tersebut berjumlah banyak dan berada di lantai dan gedung yang berlainan, sehingga akan lebih sulit bagi administrator jaringan yang menggunakan sistem LAN untuk mengaturnya, dikarenakan akan banyak sekali diperlukan peralatan untuk menghubungkannya. Belum lagi apabila terjadi perubahan stuktur organisasi yang artinya akan terjadi banyak perubahan letak personil. Permasalahan juga timbul dengan jaringan yang penggunanya tersebar di berbagai tempat artinya tidak terletak dalam satu lokasi tertentu secara fisik. LAN yang dapat didefinisikan sebagai network atau jaringan sejumlah sistem komputer yang lokasinya terbatas secara fisik, misalnya dalam satu gedung, satu komplek, dan bahkan ada yang menentukan LAN berdasarkan jaraknya, akan sangat sulit untuk dapat mengatasi masalah ini dan memerlukan biaya yang cukup besar.
5. Flexibilitas Dari tingkat fleksibilitas, Nampak bahwa jaringan LAN STMIK AMIKOM Yogyakarta belum flexible karena manajemen pengontrolan jaringannya tidak terpusat. Untuk jaringan Laboratorium dikontrol oleh UPT dan selebihnya dikontrol oleh Departemen Innovation Center di mana untuk penngontrolannya menggunakan pengontrolan gateway. Kelemahannya akan tampak pada saat terjadi penambahan jaringan baru atau perubahan struktur organisasi ( departemen ) yaitu dimana diperlukan penambahan
jaringan
baru
sehingga
mengkonfigurasi ulang jaringan sebelumnya.
administrator
harus
3.2.2 Analisi Kebutuhan Sistem Dengan melihat hasil analisis kelemahan jaringan LAN STMIK AMIKOM Yogyakarta, maka dipandang perlu perubahan struktur jaringan dari jaringan LAN ke jaringan VLAN di mana pada rancangan/ struktur jaringan yang baru ( jaringan VLAN ) diharapkan bisa memperbaiki kelemahan struktur jaringan yang lama ditingkat performance, reability, securitas, segmentasi dan flexibilitas. Namun pada analisis kebutuhan system ini ditingkat securities tidak akan dibahas secara detail lantaran terlalu banyak parameter yang harus diujikan dan harus diterapkan dalam dunia nyata untuk bisa memberikan jawaban yang kongkrit.
3.2.2.1 Kebutuhan Perangkat Keras 1.
9 unit server, yaitu : a.
2 unit server PC IBM X Series untuk web server.
b.
3 unit server untuk database akademik ( BAAK, BAU, dan PRESENSI ).
2.
3.
c.
1 unit Server Xeon 2,8 untuk e-mail.
d.
1 unit Server Untuk Firewall
e.
2 Unit server Untuk DNS
2 unit router, yaitu : a.
1 unit Router cisco catalist 3825 untuk routing keluar.
b.
1 unit router untuk routing kedalam.
15 unit switch, dengan rincian sebagai berikut : a.
4 unit switch cisco catalist 5500 sebagai switch distribusi yang terpasang masing – masing 1 (satu) di setiap gedung.
b.
15 unit switch cisco catalist 2954 sebagai switch access yang terpasang masing – masing 1 di setiap lantai pada tiap gedung.
c. 4. 3.3
1 unit switch cisco catalist 5500 sebagai switch inti.
Personal komputer
Perancangan Sistem
3.3.1 Merancang Topologi Topologi yang digunakan dalam simulasi ini adalah topologi pohon. 3.3.2 Langkah – langkah Konfigurasi Langkah-langkah yang dilakukan dalam membangun jaringan VLAN ini adalah : 1. Konfigurasi Router-VLAN - Setting Hostname - Setting Password - Setting Subinterface - Setting encapsulation dot1q x - Setting ip address untuk segmentasi VLAN 2. Konfigurasi MainSwitch pada main switch yang dikofigurasi adalah - Setting HostName - Setting Password - Setting IP address VLAN - Setting Trunking pada port yang terkoneksi dengan perangkat lain - Setting VTP Server - Setting VTP Domain - Setting VTP Database - Setting nomor dan nama-nama VLAN 3. Konfigurasi Switch yang bergabung dalam VLAN
- Setting Hostname - Setting Password - Setting IP Address VLAN - Setting Trunking pada port yang terkoneksi dengan perangkat lain - Setting VTP Client - Setting VTP Domain - Setting Port untuk didaftarkan pada suatu VLAN 4. Verifikasi koneksi dan VLAN membership - Melihat pada switch port mana yang sudah di daftarkan ke VLAN - Melihat VLAN membership dari setiap switch - Cek Koneksi dengan ping ke setiap segment network dari berbagai tempat.
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
HASIL
4.1.1 Uji Coba Sistem Sebelum melakukan uji coba system, hal – hal yang perlu diperhatikan adalah : Memastikan semua perangkat berada dalam keadaan status aktif ( led berwrna hijau) . setelah itu baru kita bisa memulai pengujian dengan cara melakukan ping dari host vlan ke host vlan lainnya yang berada di dalam satu keanggotaan vlan.
4.2
PEMBAHASAN Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, perancangan vlan “STMIK
AMIKOM” Yogyakarta terbagi atas 7 vlan yaitu : 1. Vlan 1 ( vlan default )
Network 172.16.10.0
2. Vlan 2 ( vlan presensi )
Network 192.168.20.0
3. Vlan 3 ( vlan akademik )
Network 192.168.30.0
4. Vlan 4 ( vlan keuangan )
Network 192.168.40.0
5. Vlan 5 ( vlan server_lab )
Network 192.168.50.0
6. Vlan 6 ( vlan mahasiswa )
Network 192.168.60.0
7. Vlan 7 ( vlan wifi )
Network 192.168.70.0
4.2.1 Koneksi Antar Vlan Semua vlan bisa berkoneksi satu sama lain dengan adanya bantuan dari Protokol dot1Q, namun berdasarkan aspek kepentingan dan keamanan dari masing – masing keanggotaan vlan, maka koneksi antar vlan dibatasi dengan protocol Access Control List ( ACLs ). 4.3
Dinamik Vlan Dinamik vlan yang dimaksud dari rancangan vlan ini adalah
keanggotaan vlan bisa mendapatkan hak aksesnya di jaringan Wifi dengan memasukkan default gateway dari keanggotaan vlannya ( static ).
4.3.1 Virtual Membership Policy Server ( VMPS ) Merupakan server yang berisi database dari semua workstation alamat MAC, bersama dengan VLAN terkait dengan alamat MAC yang dimiliki oleh perangkat yang terkoneksi di dalam jaringan vlan Dengan adanya VMPS ini di bantu oleh software CISCO WORK 2000, seorang administrator dengan mudah membagi hak akses untuk setiap departemen di dalam sebuah jaringan vlan.
4.3.2 Access Control List ( ACLs ) Merupakan protocol yang dipasang pada router, yang bertugas memberikan batasan terhadap hak akses setiap client di dalam sebuah jaringan. Pada simulasi yang diberikan, protocol ini digunakan karena
keterbatasan sumber daya dari switch catalys yang tersedia. Di dalam jaringan Vlan yang dibangun dengan metode dinamik, protocol ini tidak digunakan karena batasan hak akses setiap client terpusat pada server. Server yang telah dipasangkan protocol VMPS dan dibantu oleh software Cisco Work 2000, akan menyimpan mac – address dari setiap client vlan sehingga administrator jaringan dengan mudah memberikan batasan hak akses sesuai dengan hak akses yang dipandang perlu oleh setiap keanggotaan vlan, sehingga di mana pun anggota vlan berada / terkoneksi jaringan vlan, server akan memberikan hak aksesnya sesuai dengan hak akses dari anggota vlan tersebut dengan mengenali mac – address dari client vlan yang telah tersimpan di dalam server. Pada simulasi ini, digunakan metode Extended Access Control List ( ACLs ) untuk memberikan batasan hak akses baik routing di dalam jaringan vlan maupun routing ke luar jaringan vlan.
4.3.3 Dot1Q Protokol dot1Q merupakan protocol IEEE 802.1q yaitu standard protocol VLAN Trunking yang memberikan tagging internal kedalam frame Ethernet yang ada sekarang. Hal ini dilakukan dalam hardware dan juga meliputi kalkulasi ulang header checksumnya. Hal ini mengijinkan sebuah frame di tagging dengan VLAN dari mana datagram tersebut berasal dan menjamin bahwa frame dikirim kepada port didalam VLAN yang sama. Hal ini untuk menjaga kebocoran datagram antar VLAN yang berbeda.
4.3.3.1
Kelebihan dan Kelemahan
4.3.3.2
Kelebihan Rancangan
Keunggulan dari rancangan adalah :
1. Kemampuan untuk memberikan hak akses kepada setiap keanggotaan
vlan
berdasarkan
hak
akses
yang
telah
ditentukan. 2. Dari aspek segmentasi, Nampak bahwa client tidak lagi terbatas pada workstation yang ada. 3. Dari aspek security, pengontrolan jalur akses terpusat sehingga memudahkan dalam memfilter/ membatasi dan mengawasi setiap aktivitas di dalam jaringan tersebut. 4. Dari aspek Perfomance, proses pentransferan data bisa meningkat dengan berkurangnya broadcast domain. 5. Dari aspek Reability, meningkatkan kepuasan pengguna karena kegagalan pengiriman data (frequency failure) berkurang. 6. Dari aspek ekonomi, bisa menghemat biaya dalam hal pengkabelan dan penambahan perangkat jaringan. 4.3.3.3
Kelemahan Rancangan Kelemahan Rancangan : 1. Dinamik vlan dari rancangan yang ada bukanlah dinamik vlan yang
sebenarnya
kerena
dinamik
vlan
dari
rancangan
merupakan solusi dari factor keterbatasan sumber daya catalys yang tersedia. 2. Dari aspek security belum benar – benar menjamin bahwa rancangan yang diusulkan aman karena aspek keamanan yang terdapat dari rancangan tersebut hanya sebatas membatasi koneksi jaringan antar keanggotaan vlan. 3. Dari aspek ekonomi, Nampak bahwa penerapan jaringan yang diusulkan membutuhkan biaya yang sangat besar karena semua perangkat yang digunakan merupakan perangkat jaringan dari CISCO.
5.
PENUTUP
5.1
KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang penulis laksanakan dengan judul : “simulasi
perancangan virtual local area networks dengan metode dinamik ( study kasus pada STMIK “AMIKOM” Yogyakarta) pada packet tracer 4.11”, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Penerepan jaringan vlan pada STMIK “AMIKOM” Yogyakarta akan meningkatkan kualitas pelayanan kepada semua pihak baik itu kepada mahasiswa maupun kepada karyawan, peningkatan performance dari jaringan STMIK “AMIKOM” Yogyakarta, yang terdahulu, dan mempermudah dalam melakukan re-organisasi serta memberi batasan hak akses pada setiap departemen yang terkoneksi pada jaringan Amikom sehingga jaringan STMIK “AMIKOM” Yogyakarta bisa lebih aman.
2.
Dengan adanya simulasi ini, dapat memberikan gambaran dan kemudahan kepada STMIK “AMIKOM” Yogyakarta jika ingin melakukan peralihan dari jaringan yang terdahulu ke jaringan vlan.
3.
Jaringan vlan membantu dalam hal meminimalisir biaya yang dibutuhkan
untuk
membentuk
departemen
baru
dengan
memanfaatkan port yang tersisa / tidak digunakan pada switch, mengurangi tabrakan data (collision ), serta tidak terbatas pada lokasi stasiun kerja ( workstation ). 4.
Kemudahan dalam pengontrolan dan pembagian hak akses kepada seluruh keanggotaan vlan.
5.2
SARAN 1.
Penulis mengharapkan agar perancangan ini bisa dikembangkan ke jaringan VPN oleh peneliti berikut sehingga nantinya keanggotaan
vlan
STMIK
“AMIKOM”
Yogyakarta,
bisa
mendapatkan hak aksesnya di manapun dia berada. 2.
Untuk mempermudah memahami dan merancang jaringan vlan, maka diperlukan pemahaman mengenai perancangan jaringan LAN, pegalamatan ip, switching dan routing.
3.
Di dalam menentukan keanggotaan vlan, diperlukan pemahaman mengenai struktur dan kinerja dari suatu departemen sehingga mudah dalam mengelompokkannya.
4.
Sebelum
membuat
sebuah
jaringan,
sebaiknya
membuat
simulasinya dahulu pada aplikasi aplikasi simulasi packet tracer sehingga memudahkan dalam hal pengoreksian dan memberikan gambaran hasil akhir dari jaringan yang akan dibuat/ dirancang.
5.
Daftar Pustaka
1.
Cisco
Systems
Inc,
2000,
White
Paper
Virtual
LAN
Communications, http://www.cisco.com 2.
Intel
Corporation,
1997,
Virtual
LANs
Flexible
Network
Segmentation for High Speed LANs, http://www.intel.com 3.
David Passmore & John Freeman, 1996, The Virtual LAN Technology Report, Decisys Inc.
4.
Peter J. Welcher, 1999, Switching: VLAN s, Chesapeake Netcraftsmen, http://www.netcraftsmen.net/welcher/papers/switchvlan.html
5.
Mahesh Rathod, 2001, Virtually yours: VLAN, Network Magazine.
6.
Intel
Corporation,
2002,
Intel
Networking
Technologies
VLANs, http://www.intel.com 7.
O'Reilly & Associates, 1996, Dictionary of PC Hardware and Data
Communications
Terms,
VLAN
Virtual
LAN,
http://www.oreillynet.com/ 8.
J. Potemans, J. Theunis, B. Rodiers, B. Van den Broeck, P. Leys, E. Van Lil, and A. Van de Capelle, 2002, Simulation of a Campus Backbone Network, a case-study,
Department
of
Electrical
Engineering, Katholieke Unversiteit Leuven (K.U. Leuven). 9.
Cisco Networking Academy Program, CCNA 3.0 Training Edition
10. Cisco Networking Academy Program, CCNA 3 And 4, Companion Guide, 3rd 11. CCNA Self- Study, Interconnecting Cisco Network Devices (ICND), Second Edition, 12.
[email protected] 13. http://ezine.echo.or.id/ezine7/ez-r07-y3dips-virtual_lan.txt 14. http://en.wikipedia.org/wiki/VLAN 15. http://en.wikipedia.org/wiki/VLAN_Trunking_Protocol 16. http://ezine.echo.or.id 17. http://en.wikipedia.org/wiki/VLAN 18. http://en.wikipedia.org/wiki/VLAN_Trunking_Protocol 19. http://dosen.amikom.ac.id/index.php?main=kuliah.materi&IDD=19 0302105 20. http://cangkruk.com/index.php?option=com_content&view=article &id=194:kriteria-jaringan-komputer&catid=55:komunikasidata&Itemid=178