Prosidinq Semlnor Nosionol Teknoiogl lnowtif Pmcoponen untuk Pengembongan lndurtri Berboris Pertonian
SIMULASI MODEL DINAMIK KETERSEDIAAN SAGU MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN: KASUS PAPUA R i d w a n Thahir, A g u s Supriatna S. dail Endatlg Y. P u r w a n i Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Perranian ABSTRAK Sagu (Mclroxylon sp) memainkan peran penting di lndonesia terutarna di wilayah bagiar~timur sepeni Papua. Sagu dikonsumsi sebagai pangan pokok. Disamping potensinya yang cukup besar, dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi pula eksploitasi sagu yang sangat besar. D i lain fihak, upaya rehabilitasi populasi sagu alami berlangsung relatif lambat dibanding eksploitasinya. Tanpa perencanaan yang memadai, sagu yang tersedia akan cepat punah dan tidak dapat lagi diandalkan sebagai sumber bahan pangan yang prospektif. Simulasi model dinaniik dapat dimanfaatkan untuk menganalisis keragaan sagu sena penyusunan rencandstrategi pengembangan sagu di masa datang. Tujuan penelitian adalali untuk menganalisis ketersediaan sagu bagi n~asyarakatPapua di masa mendatang, serta memberikan allernatif kebijakan sagu untuk ketahanan pangan. Simulasi model dinamik dikembangkan berdasarkan data yang tersedia di Propinsi Papua seperti luas areal sago, pupolasi penduduk dan sebagai~iya. Beherapa skenario ditclapka~iuntnk ~~ieriggarnbarkan keragaan sagu. Skenario tersebui rneliputi: (A) model tanpa ada kel~ijaki~~ilup;~ya pelestarian (kondisi aktual), (B) model dengan pendayagunaan sumberdaya lalian, (C) model dengan kebGakan pertumbuhan produksi, (D) gabungan model B dan C, (E) model dengan perubahan tingkat konsumsi dan pengembangan industri dan (F) gabungan model D dan E. Hasil analisis menunjukkan bahwa sagu di Papila diperkirakan akan l~abispada taht~n2044jika tidak ada upaya j~clcsiorint~ (skcnnrio A). Skcnario n diin r d i k e n ~ h n ~ ~IIgIUkI<: ~ ~IIICII~:I~:IS~ ~ III~IS~II~IIIscl~criidnlnn~ skcnario A. Up;~ya pelcsli~ri;~n inclalui cksicnsilik;~si scbcs;~r 3'hb 1" '.;I~ILII ( s k c ~ u ~ r13) i [ ~111at1 ~ncningkatkanprodttksi 50 kglpol~on(sken:~rinC) I ~ ~ I I I III'~IIIIIC~~I:II~~;III~ II S I:II; 11;tI)is silgtl s i l ~ ~ i l ) a i limn puluh lahun kc dcpan sellingga nlc~libukapcluang pc~n;l~lli~;~l;ln s;lgu dih~arko~~sun~si. Iial serupa juga tampak pada skenario D. Pada skenario E, diast~~nsikan diversifiknsi l)ilngall berbasis sagu berhasil dan ada pertumbuhan industri berbasis sag11 sebesar 2.5% per taliun. Berdasarkan kondisi tersebut sagu akan habis pada tahun 2021. Skenario F dikembangkan sebagai upaya untuk memperpanjang ketersediaan sagu dan ternayata hanya mampu menggeser ketersediaan sagu hingga taliun 2033. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simulasi model dinamik sangat berguna untuk menganalisis ketersediaan sagu di masa depan dan menetapknn i~nplikasikebijakan yang diperlukan unt~tkpengembangan sagu baik untuk keperluan konsumsi maupun industri. Knla Ict~sci:sagu. niodel dinanik. kcial~:lnanl~nngs~i ABSTRACT Sago (Melroxylon sp) plays an important role in lndonesia, especially in eastern parts such as Papua. I t is consumed as a staple food. Despite its highly potential production, there has been an increase in exploitation o f sago palm in lndonesia due to increasing population and industrial uses. On the other hand, rehabilitation on the existing sago plantation has not been done as intensive as its exploitation. Together with lack of planning, these might vanish sago plantation quickly. Finally, it could not be known as a promising food crop for mankind. For this reason, simulation of dynamic model could be applied to analyze the existing condition o f sago as well agto design its development in future. The objectives of the research were to analyze the availability and sustainability o f sago (in Papua) in order to support food security program as well as to formulate alternative policies in lndonesia. Simulation of dynamic model was developed based on a number o f data, such as potential sago area, number of population, etc, available in Papt~aProvince. Simulation was done according to different scenarios, i.e (A) the existing condition o f sago without any policy or intervention, (B) similar to A with effective use o f land resources through annual expansion o f 3%. (C) similar to A wit11 increased prndt~ciivity(50 kgltrcc l~iglier)(D) combinatiot~or B and C, (E) increasing demand ol'sago both ibr c o n s i ~ t ~ ~ pand t i o i~~dustrit~l ~~ ttses, and (F) combination o f D and E. Based on the scenario A, the availability of sago (in Papua)
1136
80101 Beso' Penelition don Pengembangan Porcaponen Pertonian