Praktikum Ekologi Umum, 13 November 2010
SIMULASI ESTIMASI POPULASI HEWAN
Dawam Suprayogi, A1C408049 Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi
Abstrak Praktikum yang berjudul, “Simulasi Estimasi Populasi Hewan” bertujuan untuk Menerapkan metode Capture–Mark–Release–Recapture untuk memperkirakan besarnya populasi simulan (objek simulasi) dan membandingkan hasil estimasi dari 2 rumus yaitu rumus Petersen dan Schanabel. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 13 November 2010, pukul 14:00-16.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Dasar UPMIPA UNJA Mendalo. Alat yang digunakan adalah Kancing baju putih dan hitam serta kantong baju praktikum. Dari praktikum ini diketahui rumus-rumus tersebut mampu digunakan untuk menentukan populasi karena hasilnya mendekati jumlah populasi yang dihitung dengan cara sensus. Ppopulasi yang sebenarnya adalah 220, malalui metode Petersen di dapat hasil 183 dan metode Schnabel mendapat hasil 219. Kata Kunci: simulasi, estimasi, capture mark release recapture
I. Pendahuluan Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistic, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu (Soetjipta, 1992). Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran poulasi mempertahankan ukuran populasi, yang relative konstan sedangkan pupolasi lain berfluktuasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu. Penyelidikan tentang
Praktikum Ekologi Umum, 13 November 2010
dinamika populasi, pada hakekatnya dengan keseimbangan antara kelehiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam (Naughton,1973). Perhitungan populasi baik untuk hewan ataupun tumbuhan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara langsung dan tidak langsung dengan memperkirakan besarnya populasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan sifat hewan atau tumbuhan yang akan di hitung. Misalnya, untuk padang rumput dapat digunakan metode kuadrat untuk memperkirakan memperkirakan populasi dengan cara “track count” atau “fecal count”. Untuk hewan yang ralatif mudah ditangkap, misalnya tikus, belalang dapat di perkirakan dengan metode capturemark-release-recapture (CMRR) (Southwood, 1971 dalam Adisendjaja, et.al, 2001). Metode capture-mark-release-recapture (CMRR) dikembangkan untuk mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan estimasi ukuran populasi pada hewan. Prinsip umum percobaan CMRR adalah untuk menandai individu dalam penangkapan sesi pertama dan kemudian untuk mencatat proporsi individu yang ditandai dalam penangkapan kembali sesi berikutnya (Williams et al. 2001). Dalam model sederhana, populasi berukuran N kemudian diperkirakan dari rasio individu yang ditandai dan individu yang tidak ditandai dalam sesi penangkapan kembali (Seber, 1973), dengan asumsi bahwa semua individu (ditandai dan tidak ditandai) dicampur secara acak setelah penangkapan pertama dan dengan demikian semua individu bisa ditangkap kembali dalam sesi penangkapan kembali. Namun, masih sangat sulit untuk memperoleh estimasi ukuran populasi yang dapat diandalkan bagi spesies yang sulit untuk menangkapnya, seperti spesies langka, atau spesies yang sulit untuk ditangani (Darroch 1958). Metode ini mengasumsikan populasi tertutup (tidak ada imigrasi, emigrasi, kelahiran atau kematian antara pemberian tanda dan penangkapan kembali). Metode ini juga mengasumsikan semua anggota populasi sama-sama mungkin ditandai dan ditangkap kembali, dan hewan ditandai secara acak didistribusikan dalam populasi hingga saat penangkapan kembali (McFarlane, 2003).
Praktikum Ekologi Umum, 13 November 2010
Menurut Southwood (1971) dalam Adisendjaja, et.al, (2001) kadangkadang ada beberapa hewan yang bersifat suka ditangkap (trap happy) atau susah ditangkap (trapsy), dalam pelaksanaan metode ini perlu diasumsikan bahwa: 1.
Hewan yang ditandai tidak terpengaruh dan tanda tidak mudah hilang.
2.
Hewan yang tercampur secara homogen dalam populasi.
3.
Populasi harus dapat sistem tertutup (tidak ada emigrasi atau emigrasi dapat dihitung).
4.
Tidak ada kelahiran dan kematian dalam perioda sampling (jika ada selama jumlahnya relatif tetap, secara regular tidak ada masalah).
5.
Hewan yang tertangkap sekali atau lebih, tidak akan mempengaruhi kemungkinan penangkapan selanjutnya.
6.
Populasi dicuplik secara random dengan asumsi: a. Semua kelompok umur dan jenis kelamin dapat ditangkap secara proposional. b. Semua individu mempunyai kemampuan yang sama untuk tertangkap (probabilitas tertangkapnya hewan yang ditandai sama untuk setiap anggota populasi “equal catchability”).
7.
Sampling
dilakukan
dengan
interval
waktu
yang
tetap
termasuk
penanganannya yang tidak terlalu lama. 8.
Hewan yang di tanfdai mempunyai probabilitas kesintasan.
II. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah kancing baju berwarna putih, kancing baju berwarna hitam, dan kantong baju praktikum yang digunakan sebagai tempat untuk mencampurkan kancing dalam melakukan simulasi.
III. Prosedur Kerja Percobaan yang dilakukan untuk pengamatan simulasi estimasi populasi hewan ini diperlukan dua buah toples (diganti menggunakan kantong baju praktikum) yang masing-masing berisi dua macam warna kancing baju dengan
Praktikum Ekologi Umum, 13 November 2010
jumlah tertentu. Percobaan dilakukan dengan pengambilan segenggam kancing baju putih yang ada di dalam kantong, dihitung jumlahnya (ni) kemudian diganti dengan kancing berwarna hitam dan dikembalikan lagi ke dalam kantong berisi kancing putih tadi, hal ini diberlakukan sebagai penanda hewan. Kantong dikocok sehingga seluruh kancing tercampur secara homogen. Kemudian dilakukan pengambilan cuplikan kedua dengan prosedur yang sama, bila terdapat kancing berwarna hitam pada saat pengambilan, dicatat sebagai (Ri). Cuplikan dilakukan hingga lima kali, dilanjutkan dengan penghitungan estimasi populasi dengan rumus Petersen dan Schanabel. Selanjutnya dilakukan penghitungan dengan daftar lembaran kerja simulasi populasi dengan metode CMMR.
IV. Hasil dan Pembahasan Dari praktikum, didapatkan hasil simulasi sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Simulasi k
ni
Ri
∑ Hewan Bertanda
Mi
Mi.ni
1.
13
-
13
-
0
2.
17
0
17
13
221
3.
26
1
25
30
780
4.
23
7
16
55
1265
5.
36
14
22
71
2556
∑ Mi = 169
4822
K=5
∑ Ri = 22
Dari hasil tersebut, dihitung besarnya populasi kancing putih dangan dua metode, yaitu Metode Petersen dan Metode Schnable. a. Metode Petersen Rumus dasar yang digunakan untuk perhitungan adalah:
Praktikum Ekologi Umum, 13 November 2010
Dimana : N M n R
: jumlah populasi : jumlah individu yang tertangkap pada penangkapan pertama. : jumlah individu yang tertangkap pada penangkapan kedua. : jumlah individu yang tertangkap kembali (berupa kancing hitam)
Untuk menghitung kesalahan dalam metode CMRR dapat dilakukan dengan cara menghitung kesalahan baku (standar error) dengan rumus:
Setelah diukur standar erronya, kemudian ditentukan selang kepercayaannya dengan rumus:
Setelah dihitung dengan rumus Petersen di atas, maka didapatkanlah hasil penghitungannya sebagai berikut: Setelah hasil simulasi dihitung dengan rumus-rumus Schnabel di atas, maka didapatkanlah hasil penghitungannya sebagai berikut: Untuk jumlah populasi adalah 183 individu Untuk standar error pengukurannya adalah
b. Metode Schnable Rumus dasar yang digunakan untuk perhitungan adalah:
Untuk menghitung kesalahan (error) metode CMRR dapat dilakukan dengan cara menghitung kesalahan baku (standar errornya) dengan rumus:
Praktikum Ekologi Umum, 13 November 2010
Selang kepercayaan dari penghitungan dinyatakan dalam:
Setelah hasil simulasi dihitung dengan rumus-rumus Schnabel di atas, maka didapatkanlah hasil penghitungannya sebagai berikut: Untuk jumlah populasi adalah 219 individu Untuk standar error pengukurannya adalah Dan dari penghitungan tersebut selang kepercayaannya berkisar antara 218,976 hingga 219,384
V. Kesimpulan Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat membuktikan bahwa rumus Petersen dan Schnabel dapat digunakan untuk melakukan estimasi populasi, tentunya dengan mempertimbangkan standar erornya juga.
VI. Daftar Pustaka
Darroch, J.N. 1958. The Multiple-Recapture Conensus 1: Estimation of a closed population. Biometrika 45. McFarlane, Donald. 2003. Ecology. Diakses 18 November 2010. http://faculty. jsd.claremont.edu/dmcfarlane/bio146mcfarlane/pdf/lab7_ecology.pdf Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. Yogyakarta: UGM Press Soetjipta. 1992. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Yogyakarta: Gajah Mada Press Seber, G.A.F. 1973. Estimating animal abundance and related parameters. New York : Hafner. Williams, B.K., J.D. Nichols, and M.J. Conroy. 2001. Analysis and Management of Animal Populations. New York : Academic Press.
Praktikum Ekologi Umum, 13 November 2010
Lampiran a. Penghitungan dengan Metode Petersen
Jadi, jumlah populasi nya adalah 182,57. Dibulatkan menjadi 183. Penghitungan Kesalahan Baku:
Kesalahan Baku dari data adalah 34,18 atau dibulatkan menjadi 34
Praktikum Ekologi Umum, 13 November 2010
Selang kepercayaannya adalah: N ± t. SE
b. Penghitungan dengan Metode Schnabel
Jadi, jumlah populasinya adalah 219,18. Dibulatkan menjadi 219. Menghitung Kesalahan Baku menurut rumus Schnabel:
Praktikum Ekologi Umum, 13 November 2010
Selang kepercayaannya adalah: N ± t. SE
= 218,976 = 219,384