POPULASI DAN SAMPEL Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Dewasa ini, kegiatan penelitian banyak dilakukan dengan penarikan sampel, karena metode penarikan sampel lebih praktis, biayanya lebih hemat, serta memerlukan waktu dan tenaga yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode sensus. Penentuan sampel dari suatu populasi, disebut sebagai penarikan sampel. Penelitian yang memakai sampel untuk meneliti atau menyelidiki karakteristik objek penelitian, dilakukan dengan beberapa alasan antara lain objek yang diteliti sifatnya mudah rusak, objek yang diteliti bersifat homogen, tidak mungkin meneliti secara fisik seluruh objek dalam populasi, untuk menghemat biaya, untuk menghemat waktu dan tenaga, serta keakuratan hasil sampling. Dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis, baik pada penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan penelitian dengan pendekatan kualitatif, setidaknya terdapat dua hal yang menjadi masalah atau persoalan yang dihadapi, yaitu pertama, bahwa persoalan sampling adalah proses untuk mendapatkan sampel dari suatu populasi. Di sini sampel harus benar-benar bisa mencerminkan keadaan populasi, artinya kesimpulan hasil penelitian yang diangkat dari sampel harus merupakan kesimpulan atas populasi. Sehingga masalah yang dihadapi adalah bagaimana memperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang dapat mewakili elemen lain dalam populasi atau mencerminkan keadaan populasi. Kedua, masalah yang dihadapi dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis adalah tentang bagaimana proses pengambilan sampel dan berapa banyak unit analisis yang akan diambil. Sehingga masalah yang dihadapi diantaranya teknik penarikan sampel manakah yang cocok dengan karakteristik populasi, tujuan dan masalah penelitian yang akan dikaji. Selain itu berapa banyak unit analisis atau ukuran sampel (sample size) yang akan dilibatkan dalam kegiatan penelitian. POPULASI Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam sebuah ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Dengan demikian, populasi berhubungan dengan data bukan dengan manusianya. Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang menunjukkan ciri dari populasi tersebut, seperti: rata-rata, bentengan, rata-rata simpangan, variansi dan sebagainya. Populasi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa yang menjadi sumber data yang memliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Misalnya akan melakukan penelitian di sekolah X, maka sekolah X ini
1
merupakan populasi. Sekolah X mempunyai sejumlah orang/subyek dan obyek yang lain. Hal ini beraiti populasi dalam arti jumlah/kuantitas. Tetapi sekolah X juga mempunyai karakteristik orang-orangnya, misalnya motivasi kerjanya. disiplin kerjanya, kepemimpinannya, iklim organisasinya dan Iain-lain; dan juga mempunyai karakteristik obyek yang lain, misalnya kebijakan, prosedur kerja, tata ruang kelas, lulusan yang dihasilkan dan Iain-lain. Yang terakhir berarti populasi dalam arti karakteristik. Satu orang-pun dapat digunakan sebagai populasi. karena satu orang itu mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinannya dan Iain-lain. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kepemimpinan presiden Y maka kepemimpinan itu merupakan sampel dari semua karakteristik yang dimiliki presiden Y. Dalam bidang kedokteran, satu orang sering bertindak sebagai populasi. Darah yang ada pada setiap orang adalah populasi, kalau akan diperiksa cukup diambil sebagian darah yang berupa sampel. Data yang diteliti dari sampel tersebut selanjutnya diberlakukan ke seluruh darah yang dimiliki orang tersebut. Pembagian Populasi Populasi dalam sebuah ruang lingkup penelitian dapat dibagi kepada beberapa macam. Bila dikaitakan dengan batasannya, maka populasi terbagi kepada: populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang memliki batas jumlah secara jelas karena memiliki karakteristik khusus dan jelas yang membedakannya dengan objek lainnya. populasi tidak terbatas atau tidak terhingga, yakni populasi yang tidak bisa ditentukan batasan-batasannya sehingga tidak dapat dinyakatan dalam bentuk jumlah. Contohnya guru di Indonesia yang mencakup guru pertama hingga yang akan datang. Jenis Populasi Populasi Homogen Populasi dikatakan homogen apabila unsur-unsur dari populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif seragam satu sama lainnya. Karakteristik seperti ini banyak ditemukan di bidang eksakta, misalnya air, larutan, dsb. Apabila kita ingin mengetahui manis tidaknya secangkir kopi, cukup dengan mencoba setetes cairan kopi tersebut. Setetes cairan kopi sudah bisa mewakili kadar gula dari secangkir kopi tersebut. Populasi Heterogen Populasi dikatakan heterogen apabila unsur-unsur dari populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif berbeda satu sama lainnya. Karakteristik seperti ini banyak ditemukan dalam penelitian sosial dan perilaku, yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia yang bersifat unik dan kompleks. Misalnya, apabila kita ingin mengetahui rata-rata IQ mahasiswa Unpad angkatan 2009 (berarti rata-rata dari semua Fakultas). Jelas, rata-rata IQ mahasiswa antar Fakultas kemungkinan besar bervariasi, IQ mahasiswa Fakultas Kedokteran relatif lebih tinggi dibanding dengan rata-rata IQ mahasiswa Fakultas lainnya, sehingga kita bisa mengatakan bahwa populasi tersebut keadaannya heterogen. Untuk mengatasi populasi yang heterogen dalam melakukan penelitian, perlu adanya pengelompokan berdasarkan karakteristiknya, sehingga dari populasi
2
yang ada digrupkan dalam beberapa kelompok, yang nantinya kelompokkelompok tersebut akan hogomen dalam kelompoknya, tetapi kelompokkelompok tersebut sangat heterogen diantara kelompkonya. Pada pemisalan sebelumnya, kelompok identik dengan Fakultas.
SAMPEL Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Bila sampel tidak representatif, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan karakteristik gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti kipas. Orang kedua memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti tembok besar. Satu orang lagi memegang ekornya, maka ia menyimpulkan gajah itu kecil seperti seutas tali. Begitulah kalau sampel yang dipiiih tidak representatif, maka ibarat 3 orang buta itu yang membuat kesimpulan salah tentang gajah. Jenis-jenis Sampel Dalam proses pemilihan sampel ada dua faktor penentu yang berperan yaitu: 1) Ada atau tidak adanya faktor pengacakan, dan 2) Peran orang yang memilih (mengambil) sampel tersebut. Pada proses pengambilan sampel dengan menggunakan faktor pengacakan didalamnya termasuk unsur-unsur peluang, sedangkan peran dari orang pemilih sampel dapat bersifaf obyektif dan dapat pula bersifat subyektif. Yang dimaksud dengan sikap obyektif dalam memilih sampel adalah suatu cara pemilihan sampel yang menggunakan metode tertentu yang jelas, sehingga penarikan sampel tersebut bila dilakukan oleh orang lain akan diperoleh hasil yang tidak jauh berbeda dari penarikan sampel sebelumnya, dalam menduga sifat atau ciri populasinya. Jadi dengan pengambilan sampel dengan menggunakan metode tertentu dan jelas, akan diperoleh sampel yang konsisten, artinya bila pengambilan sampel dilakukan secar berulang-ulang terhadap populasi yang sama hasilnya tetap terkendali dalam arti tetap menggambarkan sifat atau ciri dari populasinya, walaupun hasilnya tidak persis sama antara yang satu dengan yang lainnya. Sifat subyektif dalam memilih sampel adalah suatu pemilihan sampel dengan melibatkan pertimbangan pribadi dari pengambil sampel untuk mengambil sampel yang baik menurut versinya sendiri (versi peneliti). Dengan demikian sampel yang diperoleh merupakan sampel yang berbias, apalagi orang yang memilih contoh sampel mempunyai latar belakang yang kurang terhadap konsep statistika khususnya konsep tentang teori penarikan sampel. Manfaat Sampel Sampel adalah untuk memperoleh data yang representative dalam kaitanya
3
dengan populasi yang/menjadi sasaran penelitian. Bila metode pengambilan sampel yang dipakai tepat, diharapkan individu-individu samel yang diobservasi maupun mewakili seluruh anggota popuasi dan mampu memberi informasi yang terkait dengan populasi yang diteliti. Informasi yang diperoleh akan menjadi ahan baku bagi pengambilan keputusan. Dalam hal ini agar informasi yang diperoleh bias memenuhi tujuan tersebut dibutuhkan ketepatan dari data yang dikumpulkan. Agar data yang diambil berguna maka data tersebut haruslah objektif (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya), representative (mewakili keadaan yang sebenarnya), variasinya kecil, tepat waktu dan relevan untuk enjawab persoalan yang sedang menjadi pokok bahasan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan penggunaan metode pengambilan sampel yang tepat agar dari sampel yang diambil dapat diperoleh statistic yang dapat digunakan sebagai penduga pagi parameter populasi. Statistic yang diperoleh akan menjadi penduga (estimator) yang baik jika memenuhi syarat berikut: (catatan: tinjauan ringkas terhadap ulasan berkut dapat anda temui di bab statistika ringkas). Menentukan Ukuran Sampel Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin. kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum). Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian? Jawabannya tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki. Tingkat ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan sebagai sumber data. Probability Sampling Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple eandom sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random, sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah). Nonprobability Sampling Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball.
4
RAGAM SAMPEL Sampel Random atau Sampel Acak, Sampel Campur Teknik sampling ini diberi nama demikian karena di dalam pengambilan sampelnya, peneliti "mencampur" subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Oleh karena hak setiap subjek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel. Setiap subjek yang terdaftar sebagai populasi, diberi nomor urut mulai dari 1 sampai dengan banyaknya subjek. Di dalam pengambilan sampel biasanya peneliti sudah menentukan terlebih dulu besarnya jumlah sampel yang paling baik. Jawaban terhadap pertanyaan ini tidaklah begitu sederhana. Di dalam buku statistik kadang-kadang terdapat rumus untuk menentukan perkiraan besarnya sampel. Untuk sekadar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiaannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantungsetidak-tidaknyadari: a. Kemampuan peneliti dilihatdari waktu, tenaga, dandana. b. Sempit luasnyawilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang risikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik. Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel. atau semakin besar persentase sampel dari populasi, hasil penelitian akansemakin baik. Anggapan ini benar, tetapi tidak selalu demikian. Hal ini tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang dikandung oleh subjek penelitian dalam populasi. Selanjutnya sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut bertalian erat dengan homogenitas subjek dalam populasi. Untuk memperjelas uraian ini, baiklah kita kembali pada contoh airteh di depan tadi. Air ten dalam poci dapat dikatakan homogen karena apabila sud.ah diaduk, tetes air teh di semua sudut poci akan sama keadaannya. Air tersebut andaikata manis hanya mengandung dua ciri, yakni ciri yang berhubungan dengan kekentalan teh dan kemanisannya. Datam keadaan yang demikian, sampel yang diperlukan tidak usah terlalu banyak. Boleh mengambil satu ujung sendok, diambil dari bagian mana aja. Penambahan jumlah satu ujung sendok teh menjadi satu sendok penuh maupun satu gelas, tidak akan memperjelas kesimpulan penelitian Lain halnya apabila kita akan menyelidiki tingkat kedisiplinan siswa suatu sekolah. Sifat atau ciri yang berhubungan dengan atau banyak pengaruhi tingkat kedisiplinan siswa ada bermacam-macam, antara lain tingkatan kelas, jenis kelamin, suasana pendidikan keluarga. Andai kita berpikir unsur pendidikan keluarga ini dari jenis pekerjaan ayah, pendidikan orang tua dan hubungan antara anggota keluarga sebagai pendukung kedisiplinan, maka sekurang-kurangnya kita harus mengambil waktu dari berbagai unsur ini. Misalnya, tingkat kelas ada 3 (kelas I, II, dan III), jenis kelamin ada 2 (pria dan wanita), pekerjaan ayah dikelompokkan menjadi 4 (pegawai negeri, pegawai swasta, buruh tani, dan
5
anggota ABRI), pendidikan orang tua dibedakan atas 4 (SD ke bawah, SLTP, SLTA, dan perguruan tinggi), hubungan antar-anggota keluarga dikelompokkan atas 3 ketat, cukup, longgar), maka akan diperlukan wakil dari setiap jenis gabungan sifat-sifat ini. Secara teliti akan terdapat kemungkinan gabungan anyakperkalian unsur yang ada yakni 3 x 2 x4 x4 x 3 = 288! Dengan likian jikadiinginkan sampel yang betul-betul mewakili populasi atas asarpertimbangan ini dan masing-masing kategori diambil satu orang saja sudah diperlukan sebanyak 288 orang. Pengambilan sampel kurang dari banyak jumlah tersebut tentu kurang representatif. Penentuan besarnya sampel dengan persentase seperti yang dahulu banyak digunakan tampaknya kini sudah harus ditinggalkan. Agar diperoleh asil penelitian lebih baik, diperlukan sampel yang baik pula, yakni betul-betul mencerminkan populasi. Supaya perolehan sampel lebih akurat diperlukan rumusrumus penentuan besarnya sampel, antara lain disebutkan di bawah ini. 1. Dengan rumus Jacob Cohen: L N = 2 + u +1
f
dengan keterangan: N = Ukuran sampel
f
2
=
Effect size
u = Banyaknya ubahan yang terkaitdalam penelitian L = Fungsi power dari u, diperoleh dari tabel, t.s. 1 %. Power (p) = 0,95 dan effect size (P) =0,1 Harga L tabel dengan t.s. 1 % power 0,95 dan u = 5 adalah 19,76. Maka dengan rum us tersebut didapat: 19,76 N= + 5 + 1 = 203,6 dibulatkan 204. 0,1 2. Dengan rumus berdasarkan proporsi, ada dua rumus. a. Dikemukakan oleh Issac & Michael:
x
S
NP (1 − P )
( N − 1) + x P (1 − P ) di mana: S = ukuran sampel N = ukuran populasi P = proporsi dalam populasi d = ketelitian (error) x2 = harga tabel chi-kuadrat untuk oc tertentu Dikemukakan oleh Paul Leedy:
d
b.
2
2
2
2
N =(
Z
) ( p) (1 − p)
e di mana:
N = ukuran sampel Z = Standard score untuk oc yang dipilih e = Sampling error P = Proporsi harus dalam populasi Pembicaraan mengenai sampel ini akan lebih terpahami setelah pembaca
6
mempelajari berjenis-jenis sampel dari populasi yang tidak homogen. Untuk mempermudah dalam mengikuti uraian, maka akan diambil misal, kita mempunyai populasi sebanyak 1000 orang dan sampelnya kita tentukan 200 orang. Setelah seluruh subjek diberi nomor, yaitu nomor 1 sampai dengan 1000, maka sampel random kita lakukan dengan salah satu cara demikian: a. Undian(untung-untungan) Pada kertas kecil-kecil kita tuliskan nomor subjek, satu nomor untuk setiap kertas. Kemudian kertas ini kita gulung. Dengan tanpa prasangka, kita mengambil 200 gulungan kertas, sehingga nomor-nomor yang tertera pada gulungan kertas yang terambil itulah yang merupakan nomor subjek sampel penelitian kita. b. Ordinal (tingkatan sama) Setelah 1000 orang subjek kita beri nomor, kita membuat 5 gulungan kertas dengan nomor 1,2,3,4, 5. Kita ambil satu, misalnya setelah dibuka tertera angka 3. Oleh karena sampel kita 200 padahal populasinya 1000 maka besarnya sampel seperlima dari populasi. Demikianlah maka kita ambil nomor dengan melompat setiap 5 subjek, mulai dari nomor 3, lalu 8, 13, 18, 23, dan seterusnya, dan kalau sudah sampai nomor terbawah padahai belum diperoleh 200 subjek, kita kembali ke atas lagi. Nomor-nornor yang terambil itulah nomor subjek sampel penelitian kita. c. Menggunakan tabel bilangan random Di dalam buku-buku statistik bagian belakang, biasanya terdapat halaman yang memuat angka-angka yang disusun secara acak. Angka-angka tersebut dapat dicari letaknya menurut baris dan kolom. Agar pengambilan sampel terlepas dari perasaan subjektif, maka sebaiknya peneliti menuliskan langkahlangkah yang akan diambil, misalnya: 1) menjatuhkan ujung pensil, menemukan nomor baris; 2) menjatuhkan ujung pensi! kedua, menemukan nomor kolom. Pertemuan antara baris dan kolom inilah nomor subjek ke 1; 3) bergerak dari nomor tersebut 2 langkah ke kanan, menemukan nomor subjek ke-2; 4) bergerak ke bawah 5 langkah menemukan nomor subjek, ke-3; 5) bergerak ke kiri 2 langkah menemukan nomor subjek ke-4. dan seterusnya sampai diperoleh jumiah subjek yangdikehendaki. Perlu ditambahkan di sini bahwa apabila jumiah subjeknya tidak terlalu banyak, maka semua langkah dapat ditulis. Tetapi jika jumlah subjeknya banyak, kita dapat mengulang langkah yang sudah kita lalui. - Apabila suatu ketika kita menemukan angka nomor subjek yang sudah terambil, maka kita melewati langkah tersebut dan meneruskan ke iangkah berikutnya. - Pengambilan nomor tentu saja tidak selalu harus satu angka. Untuk memperoleh subjek dengan nomor lebih besar dari 9, kitai Runakan 2 afau 3 angka, ke kanan, ke kiri, ke bawah atau ke atas. Pengambilan sampel dengan cara random ini hanya dapat dilakukan jika keadaan populasi memang homogen. Bagi populasi yang tidak homogen, peneliti perlu mempertimbangkan ciri-ciri yang ada, dan cara pengambilan sampelnya diterangkan pada nomor-nomor berikut ini.
7
Sampel Berstrata atau Stratified Sample Apabila peneliti berpendapat bahwa populasi terbagi atas tingkatan-tingkatan atau strata, maka pengambilan sampel tidak boleh dHakukan secara random. Adanya strata, tidak boleh diabaikan, dan setiap strata harus diwakili sebagai sampel. Misalnya kita akan meneliti kehadiran kuliah mahasiswa. Apabila kesimpulannya akan diberlakukan untuk seluruh institusi, maka kita harus mengambil sampei, wakil dari semua tingkat. Strata ekonomi, strata pendidikan, strata umur, strata kelas, dan sebagainya, dapatdigunakan sebagai dasar penentuan sampel berstrata. Sampel berstrata digunakan dpabila kita berpendapat bahwa ada perbedaan ciri, atau karakteristik antara strata-strata yang ada, sedangkan perbedaan tersebut mempengaruhi variabel. Akan tetapi jika tidak ada perbedaan ciri antara setiap tingkat yang ada, kita boieh menggunakan sampel random. Ada kelompok ahli yang berpendapat bahwa penentuan strata penelitian harus dilakukan secara hati-hati. Pemberian makna strata, kalau ternyata yang bersangkutan tahu, dapat berakibat menyinggung perasaan. contoh: strata Kelompok I sangat kaya, kelompok II sedang, kelompok III miskm. Dalam hal ini kekayaan tidak perlu ditinjau dari tingkatannya, tetapi keadaan pemilikan harta bencla; sehingga di dalam sampling, kita kategorikan saja sebagai cluster sampling, yaitu sampel yangdiambil berdasarkan kelompok, bukan strata pemilikan harta benda. Sampel Wilayah atau Area Probability Sample Seperti halnya pada sampel berstrata dilakukan apabila ada perbedaan antara strata yang satu dengan strata lain, maka kita lakukan sampel wilayah apabila ada perbedaan ciri antara wilayah yang satu dengan wilayah yanglain. Sampel wilayah adalah teknik sampling yang dilakukan dengan (mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi. Sebagai misal, kita akan meneliti keberhasiian KB di seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena terdapat 27 provinsi, dan masing-masing berbeda keadaannya, maka kita mengambil sampel dari 27 provinsi, sehingga hasilnya niencerminkan keberhasiian KB seluruh Indonesia. Sampel Proporsi atau Proportional Sampel, atau Sampel Imbangan Teknik pengambilan sampel proporsi atau sampel imbangan ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah. Ada kalanya banyaknya subjek yang terdapat pada setiap strata atau setiap wilayah tidak sama. Oleh karena itu, untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subjek dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah. Contoh: Mahasiswa tingkat I: 500 orang, tingkat II: 200orang. tingkat III: 200 orang, tingkat IV: 150 orang, tingkat V: 100 orang,. Maka pengambilan sampelnya untuktingkat I sebanyak 2 ½ kali tingkat II dan 5 kali tingkat V. Demikian juga untuk penelitian program KB di seluruh Indonesia. Oleh karena banyaknya penduduk untuk setiap provinsi tidak sama, maka besarnya
8
sampel dari ke-27 provinsi juga tidak sama. Pada umumnya teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian memang tidak tunggal, tetapi gabungan dari 2 atau 3 teknik. Apabila misalnya pengambilan sampel dari mahasiswa tingkat 1 sebanyak 50 dari 500 ofang dilakukan dengan acak, demikian juga dan tingkat-tingkat lain, maka sudah 3 teknik yang kita gunakan, yakni berstrata, proporsi, dan acak. Teknik pengambilan sampel seperti ini disebut stratifie'd proportional random sampling. Sampel Bertujuan atau Purposive Sample Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa; pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Walaupun cara sepeti ini diperbolehkan, yaitu peneliti bisa menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu, tetapi ada syaratsyarat yang harus dipenuhi. a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi. b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjectis). c. Penentuan karakteristik populasi diiakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan. Contoh: Peneliti akan mengadakan penelitian tentang minat belajar siswa-siswa SMP di seluruh Indonesia. Dengan mempertimbangkan tersedianya tenaga peneliti, waktu, dan dana, tentu tidak mungkin mengambil seluruh provinsi yang ada. Maka diambillah Yogyakarta, Medan, Malang, Bandung, Manado yangdi perkirakan merupakan tempat-tempat yang banyak sekolahnya, sehingga memiliki cukup banyak pelajar. Di samping iru, juga mengambil beberapa daerah yang sekolahnya sedikit sekali imbangan Lima daerah yang telah disebutkan. Pengambilan sampel dengan teknik bertujuan ini cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri sehinga dapat mewakili populasi. Kelemahannya adalah bahwa peneliti tidak dapat menggunakan statistik parametrik sebagai teknik analisis data, karena tidak memenuhi persyaratan random. Keuntungannya terletak pada ketepatan peneliti memilih sumber data sesuai dengan variabel yang diteltti. Untukjelasnya ikuti contoh berikut. Contoh: Seorang mahasiswa jurusan manajemen ingin meneliti faktor-faktor vang mempengaruhi tingkat kesuksesan badan usaha. Mahasiswa ini mengambil koperasi sebagai objek penelitian. Dipilihnya dua buah koperasi yang samasama bergerak di bidang usaha toko/jual beli, sebuah diambil yang sukses dan sebuah lagi yang kurang sukses. Dalam hal ini penelitimenitikberatkan perhatiannya pada kemampuan manajer. Asumsi peneliti, manajer adalah faktorterpenting dalam mengelola toko tersebut. Menurut pendapat Maherdan kawan-kawan (1997; 21-23), seorang manajer
9
profesional harus memiliki kemampuan manajemen akuntansi sekurangkurangnya tiga hal: 1. Menjaga dan mempertahankan kemampuan profesionalnya dengan cara selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. 2. Menunjukkan kemampuannya dalam mengikuti segala peraturan, ketentuan, serta standar teknikal yang berlaku dan relevan dengan bidangnya. 3. Menyiapkan dan membuat laporan serta rekomendasi setelah melalui tahap analisis yang cermat. Apabiila sudah diketahui objek amatan, peneliti menehtukan sumberdata yang relevan. Siapa? Manajer sendiri, bawahan, dewan komisaris? Mengingat yang dilihat kemampuannya adalah manajer, tentu manajer itu sendiri ditentukan sebagai sumberdata. Namun peneliti tidak boleh terlalu perrcaya pada manajer saja. Bukan karena manajer tidak bisa dipercaya, tapi manajer adalah manusia, dan seperti manusia pada umumnya yang nempunyai sifat-sifat ingin menceritakan angan-angan lebih banyak dibandingkan fakta, peneliti perlu waspada. Kewaspadaan ini ditindaki dengan mengambil sumberdata lain, yaitu para bawahan yang mengalami atau dikenal kepemimpinan para manajer dimaksud. Dengan demikian maka pengukuran kemampuan manajer dilakukan secara tidak langsung, yaitu mengenai penampilan kemampuan tersebut. Sampel Kuota atau Quota Sample Teknik sampling ini juga dilakukan tidak mendasarkan diri pada strata ataudaerah,tetapi mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan. Dalam mengumpulkan data, peneliti menghubungi subjek yang memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi, tanpa menghiraukan dari mana asal subjek tersebut (asal masih dalam pppulasi). Biasanya yang dihubungi adalah subjek ng mudah ditemui, sehingga pengumpulan datanya mudah. Yang penting jdiperhatikan di sini adalah terpenuhinya jumlah (quotum) yang telah ditetapkan. Sampel Kelompok atau Cluster Sample Di masyarakat kita jumpai kelompok-kelompok yang bukan merupakan kelas atau strata. Dalam membicarakan masalah persekolahan, kita jumpai adanya kelompok sekolah SD, SLTP, SLTA. Kelompok-kelompok tersebut dapat dipandang sebagai tingkatan atau strata. Demikian juga adanya kelas atau tingkat di masing-masing tingkatan sekolah. Akan tetapi jika kita menghendaki perwakilan dari sekolah negeri, bersubsidi, berbantahan, swasta, sebenarnya lebih tepat kita sebut kelompok, daripada strata. Demikian pula kelompok pegawai negeri, anggota ABRI, pedagang, petani, nelayan, dan sebagainya, kita tidak dapat memandanginya sebagai strata, tetapi kelompok. Inilah yang disebut cluster. Di dalam menentukan jenis cluster atau kelompok harus dipertimbangkan dengan masak-masak apa ciri-ciri yang ada. Sampel Kembar atau Double Sample Sampel kembar adalah dua buah sampel yang sekaligus diambil oleh peneliti dengan tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang tidak masuk dari sampel pertama, atau untuk mengadakan pengecekan terhadap kebenaran data dari sampel pertama. Biasanya sampel pertama jumlahnya sangat besar sedangkan sampel kedua yang untuk mengecek, jumlahnya tidak begitu besar.
10
KESIMPULAN Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam sebuah ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. populasi berhubungan dengan data bukan dengan manusianya. Populasi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa yang menjadi sumber data yang memliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian. Pembagian populasi adalah sebagai berikut: populasi terbatas, populasi tidak terbatas, populasi teoritis, populasi yang tersedia, populasi homogen dan populasi. Sampel dalam defenisi sederhana adalah sejumlah data yang dipilih dari populasi sebagai bahan kajian penelitian. Sample sangat dibutuhkan karena: Karena jumlah populasi, alasan biaya, waktu, ketelitian, ekonomis Ada beberapa teknik yang berbeda untuk penentuan sample, yang tentu saja berpengaruh kepada hasil penelitian. REFERENSI S. Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pengantar Praktik, Jakarta: Rieneka Cipta S. Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Cet. 7, Jakarta : Rineka Cipta. Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfebeta Malpole, R.E. 1992. Pengantar Statistik Email-http:/en.wikipedia.org/wiki/sampling(statistis)
*)
Ryno Budtaryono, disusun untuk tugas mata kuliah metodologi penelitian dengan dosen Afid Burhanuddin, M.Pd.
11