1
Catatan: 1. Mudah-mudahan bermanfaat 2. Jika Ada masukan perbaikan, terimakasih 3. Dalam silabus ini belum masuk kaidah khusus terkait masing-masing akad (dhawabith)
SILABUS KAIDAH UMUM HUKUM EKONOMI ISLAM
ﻗﻮﺍﻋﺪ ﻭﺿﻮﺍﺑﻂ ﻓﻘﻪ ﺍﳌﻌﺎﻣﻼﺕ Program Studi Perbankan Syariah STAIN Batusangkar Dosen: Dr. Alimin, Lc., M.Ag.
A. INFORMASI UMUM Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Kompetensi Mata Kuliah Prodi Prasyarat Bobot
: KAIDAH UMUM FIKIH EKONOMI ISLAM : KD.23.01 : Kompetensi Keahlian : Perbankan Syariah : Ushul Fikih I, Ushul Fikih II, Fikih Muamalat I, dan Fikih Muamalat II. : 2 sks
B. SINOPSIS MATA KULIAH Mata Kaidah Umum Fikih Ekonomi Islam merupakan matakuliah keahlian yang mengkombinasikan berbagai matakuliah yang sudah diikuti mahasiswa. Mata Kuliah Kaidah Umum Fikih Ekonomi Islam membahas tentang hukum umum atau teori umum hukum fikih yang terkait dengan masalah ekonomi Islam. Mata kuliah ini merupakan kelanjutan, pendalaman, dan penajaman penalaran terhadap mata kuliah Ushul Fikih I, Ushul Fikih II, Fikih Muamalat I, dan Fikih Muamalat II. Maka, keempat mata kuliah tersebut menjadi prasyarat dari mata kuliah Kaidah Umum Fikih Ekonomi Islam.
C. KOMPETENSI MATA KULIAH 1. Mahasiswa mampu memahami berbagai kaidah umum terkait hukum ekonomi Islam. 2. Mahasiswa mampu memahami masalah-masalah atau kasus-kasus yang dijadikan contoh dari kaidah umum fikih hukum ekonomi Islam. 3. Mahasiswa mampu memecahkan masalah hukum ekonomi Islam kontemporer baru yang terjadi dalam masarakat dan belum masuk dalam fatwa ulama melalui analisa kaidah umum.
2 D. KOMPETENSI DASAR a. Mahasiswa mahir dalam menggunakan kaidah umum sebagai pembantu dalam memecahkan masalah hukum ekonomi Islam.
b. Mahasiswa mampu menyimpulkan suatu kesimpulan utama tentang berbagai peristiwa ekonomi Islam untuk dijadikan analisa konklusi hukum melalui kaidah umum hukum ekonomi Islam. c. Berdasar analisa kaidah umum hukum ekonomi Islam, Mahasiswa mampu bersikap dalam menarik suatu hukum bila bertemu dengan masalah-masalah perdagangan, bisnis, atau ekonomi secara umum. d. Mahasiswa dapat menarik suatu benang merah dari masalah hukum baru yang terjadi berdasar analisa kaidah hukum ekonomi Islam. E. Materi Perkuliahan
NO. TTP.
BUNYI KAIDAH, ARTI, SIFAT, DAN TURUNAN
I
ﻞﹸﻟِﻴ ﺍﻟﺪﻡﻘﹸﻮﻰ ﻳﺘﺔﹸ ﺣﺎﺣﺍﹾﻹِﺑﻠﹶﺎﺕِ ﺍﹾﳊِﻞﱡ ﻭﺎﻣﻌﻞﹸ ﻓِﻲ ﺍﻟﹾﻤﺍﻟﹾﺄﹶﺻ
PENGERTIAN
1. Manusia boleh melakukan kegiatan muamalah apa saja, dan hukum adalah halal dan boleh, selama tidak terdapat ِﻊﻠﹶﻰ ﺍﹾﳌﹶﻨﻋ dalil syariat yang melarangnya. Artinya: 2. Setiap Muslim tidak perlu mencari Hukum dasar (hukum umum) dalam bidang dalil tentang kebolehan suatu akad, (kegiatan) Muamalat adalah halal dan boleh, tapi cukup menghindari apa yang sehingga terdapat suatu dalil yang dilarang. melarangnya. 3. Jadi hukum mu'amalah yang berbeda dari hukum ibadah berarti ia telah keluar dari hukum asal ini. 4. Bahkan mengharamkan sesuatu yang (426 ﺹ/ 7 )ﺝ- ﺗﻨﻘﻴﺢ ﺍﻟﻔﺘﺎﻭﻯ ﺍﳊﺎﻣﺪﻳﺔ halal adalah perbuatan terlarang. Lihat: ﺮِﱘﺤﺭ ﺍﻟﺘ ﺎﻀﻞﹶ ﻓِﻲ ﺍﻟﹾﻤﺍﻟﹾﺄﹶﺻ Yunus:59, dan an-Nahl:116. 5. Ilmu Fikih Muamalah yang paling luas Hukum dasar untuk semua bahaya adalah haram adalah ILMU LARANGAN, bukan ILMU KEBOLEHAN:
ﺐﻋﻮﺘﻰ ﺍﺳﺘﺮِ ﺣﻠﹶﻰ ﺍﻟﹾﺄﹶﻣ ﻋﺍﺟِﺢ ﺭﻲﻬﺍﻟﻨ
CONTOH KASUS
TUGAS MAHASISWA
1. Akad IJARATAIN (Dua Ijarah): Seseorang (A) menyerahkan sejumlah uang kepada nazir wakaf untuk membangun bangunan wakaf yang sudah lemah (Lembaga wakaf sedang kekurangan dana), lalu A diberi hak menggunakan bangunan tersebut dengan sewa tahunan yang lebih rendah. (Akad baru) 2. AKAD TAHKIR: A menyerahkan uang kepada nazir wakaf sebagai Upah Dimuka (menyewa bangunan yang akan dibangun), lalu uang digunakan untuk membangun suatu bangunan. 3. Akad Muqawalah (kontrak pembangunan rumah gaya baru karena modal berasal dari pemilik bangunan yang dipesan [menyerupai ijarah dan istishna']
1. Jelaskan maksud kaidah tersebut melalui literatur fikih dan ushul fikih. (defenisi dan dalil) 2. Jika yang menjadi hal pokok adalah mengetahui larangan buat ringkasan akad-akad yang dilarang dalam Islam (minimal 1 halaman). 3. Bahas ketiga bentuk akad tersebut dari sumber buku-buku fikih muamalah (bedakan dengan akad musamma yang ada) 4. Dalam perdebatan fikih teliti mengapa Kaum Zhahiri menyatakan bahwa dasar hukum akad adalah haram! 5. Cari masalah lain di
3
ﺍﺭﻜﹾﺮ ﺍﻟﺘﺮﺾِ ﺍﻟﹾﺄﹶﻣﻘﹾﺘ ﻳﻟﹶﻢ ﻭ، ﺎﻥﹶﻣ ﺍﻟﹾﺄﹶﺯﻲﻬﺍﻟﻨ
Redaksi Kaidah Serupa dan Turunannya:
Larangan lebih kuat dari perintah, bahkan larangan tersebut memenuhi zaman, sedang perintah tidak menuntut pengulangan waktu. 6. Salah satu sikap kaum salaf adalah mempersempit ruang pengharaman. Dalil:
ﻞﹶ ﺍﻟﹾﺄﹶﺻ/ ﺔﹸﺤﺍﻟﺼ ﻭﺍﺯﻮﻭﻁِ ﺍﻟﹾﺠﺮﺍﻟﺸﻘﹸﻮﺩِ ﻭﻞﹶ ﻓِﻲ ﺍﻟﹾﻌﺍﻟﹾﺄﹶﺻ
[275/ﺎ ]ﺍﻟﺒﻘﺮﺓﺑ ﺍﻟﺮﻡﺮﺣ ﻭﻊﻴ ﺍﻟﹾﺒﻞﱠ ﺍﻟﻠﱠﻪﺃﹶﺣﻭ
ﻟِﻴﻞﹲ ﺩﻘﹸﻮﻡﻰ ﻳﺘﻄﹾﻠﹶﺎﻥﹸ ﺣﺍﺕِ ﺍﻟﹾﺒﺎﺩﻞﹸ ﻓِﻲ ﺍﻟﹾﻌِﺒ ﺍﻟﹾﺄﹶﺻ/ ﻪﻨﻰ ﻋﻬﻧ
(37 ﺹ/ 7 )ﺝ- ﺳﻨﻦ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻯ
ﺃﹶﻭﺎﺭِﻉ ﺍﻟﺸﻄﹶﻠﹶﻪﺎ ﺃﹶﺑﺔﹸ ﺇﻟﱠﺎ ﻣﺤﻭﻁِ ﺍﻟﺼﺮﺍﻟﺸﻘﹸﻮﺩِ ﻭﻓِﻲ ﺍﻟﹾﻌ ﺔﹸﺤﻠﹶﺎﺕِ ﺍﻟﺼﺎﻣﻌﺍﻟﹾﻤﻘﹸﻮﺩِ ﻭﻞﹸ ﻓِﻲ ﺍﻟﹾﻌ ﺍﻟﹾﺄﹶﺻ/ ِﺮﻠﹶﻰ ﺍﻟﹾﺄﹶﻣﻋ
ﻪﻨﻔﹶﺎ ﻋﺎ ﻋ ﻣِﻤﻮ ﻓﹶﻬﻪﻨ ﻋﻜﹶﺖﺎ ﺳﻣﺎﺑِﻪِ ﻭ ﻓِﻰ ﻛِﺘ ﺍﻟﻠﱠﻪﻡﺮﺎ ﺣ ﻣﺍﻡﺮﺍﻟﹾﺤﺎﺑِﻪِ ﻭ ﻓِﻰ ﻛِﺘﻞﱠ ﺍﻟﻠﱠﻪﺎ ﺃﹶﺣﻼﹶﻝﹸ ﻣﻟﹾﺤ
(21 ﺹ/ 6 )ﺝ- *ﻛﺸﻒ ﺍﻷﺳﺮﺍﺭ
(48 ﺹ/ 6 )ﺝ- ﺍﳉﺎﻣﻊ ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﺍﳌﺴﻤﻰ ﺻﺤﻴﺢ ﻣﺴﻠﻢ
. ِﺮِﱘﺤﺍﻟﺘﻄﹾﻠﹶﺎﻥِ ﻭﻠﹶﻰ ﺍﻟﹾﺒﻟِﻴﻞﹲ ﻋ ﺩﻘﹸﻮﻡﻰ ﻳﺘﺣ
ِﺔﻴﺎﻝﹸ ﺑِﺎﻟﻨﻤﺎ ﺍﻷَﻋﻤﺇِﻧ
ﺎﻠِﻴﻞِ ﻣﺤﺰِﻟﹶﺔِ ﺗﻨﺎﻟﹶﻰ ﺑِﻤﻌ ﺗ ﺍﻟﻠﱠﻪﻠﱠﻪﺎ ﺃﹶﺣ ﻣﺮِﱘﺤﻞﹸ ﺃﹶﻥﱠ ﺗﺍﻟﹾﺄﹶﺻ ﻪﻣﺮﺣ
2.
masyarakat Anda yang sejalan dengan kaidah tersebut. *Terjemahkan dan tafsirkan ayat tersebut (Yunus:59, dan an-Nahl:116) *Teliti: Aspek apa saja yang dilarang dalam bidang muamalah!
ﺍﺭﻟﹶﺎ ﺿِﺮ ﻭﺭﺮﻟﹶﺎ ﺿ Arti: Tidak boleh ada bahaya dan perbuatan membahayakan.
Tidak boleh ada perbuatan membahayakan diri sendiri ataupun orang lain dalam Islam, bagaimanapun bentuk bahaya tersebut seperti menyakiti hati, merugikan harta, mengacaukan hubungan baik, dan merusak alam (kerugian materil ataupun moril, baik Muslim ataupun non Muslim). Berbagai keringanan diberikan pada orang sakit dalam beribadah guna mencegah
*Teliti bagaimana pendapat Anda tentang Ba'i al-Wafa', dibungkan dengan kaidah tersebut! Apakah ba'i al-wafa' dapat dianggap sebagai sebuah akad khusus (ghairu musamma)?
*Terjemahkan Dan Tafsirkan ayat dan hadits tersebut dalam kontek kaidah di atas. (+ Tahkik kualitas hadits)
Khiyar 'Aib dan seluruh bentuk khiyar lainnya, hak syuf'ah, al-Hajr (Dinyatakan tidak cakap bertindak secara hukum), larangan khamar dan zat berbahaya, Jual beli 'Araya. 1. Tidak boleh melakukan kerugian terhadap ahi waris dengan memberikan wasiat lebih dari 1/3 harta. (wasiatnya tidak disahkan kecuali jika disetujui ahli waris) 2. Bai' Dharurah (menjual mahal/membeli murah pada orang terdesak). 3. Bai' Mustarsil (menjual mahal/membeli murah pada orang yang tidak tahu harga pasar [hanya mempercayakan pada penjual]).
4 bahaya dari badanya.
4. B sudah menjual 1 ton buah-buahan pada A, lalu A pergi sebelum membayar, maka B boleh membatalkan akad jika buah-buahan tersebut dikhawatirkan akan rusak 5. akad gharar dilarang guna mencegah bahaya, yaitu timbulnya perselisihan, selanjutnya putusnya silaturrahim. 6. Orang berpenyakit menular harus dikarantinakan. Menjual senjata waktu perang saudara dilarang. 7. Pensyariatan dhaman (ganti rugi karena pengrusakan/kerugian akibat akad).
Kaidah Turunan:
(426 ﺹ/ 7 )ﺝ- ﺗﻨﻘﻴﺢ ﺍﻟﻔﺘﺎﻭﻯ ﺍﳊﺎﻣﺪﻳﺔ
Artinya: Hukum dasar untuk semua bahaya adalah haram
ﺮِﱘﺤﺭ ﺍﻟﺘ ﺎﻀﻞﹶ ﻓِﻲ ﺍﻟﹾﻤﺍﻟﹾﺄﹶﺻ
ِﻜﹶﺎﻥﺭِ ﺍﹾﻹِﻣﺍﻝﹸ ﺑِﻘﹶﺪﺰ ﻳﺭﺮﺍﻟﻀ
Karena tidak semua bahaya bisa dihapus
Penerapan collateral pada financing di bank syariah (perlunya jaminan untuk menolak bahaya)
Bahaya harus dihapus sebisa mungkin
ِﺭﺮﺍﻝﹸ ﺑِﺎﻟﻀﺰ ﻟﹶﺎ ﻳﺭﺮﺍﻟﻀ Bahaya tidak boleh dihapus dengan melakukan bahaya baru.
ﺎﻡﺭِ ﺍﻟﹾﻌﺮﻓﹾﻊِ ﺿﻞِ ﺩ ؛ ﻟِﺄﹶﺟﺎﺹ ﺍﻟﹾﺨﺭﺮﻞﹸ ﺍﻟﻀﻤﺤﺘﻳ Bahaya privat boleh ditanggung guna menolak bahaya umum/masyarakat
ﻒﺍﻝﹸ ﺑِﺎﻟﹾﺄﹶﺧﺰ ﻳﺪ ﺍﻟﹾﺄﹶﺷﺭﺮﺍﻟﻀ Bahaya yang lebih besar harus ditolak meskipun dengan harus menanggung bahaya yang lebih kecil.
Jika 2 orang memiliki satu mobil, maka salah satu pihak ingin mengambil bagiannya, mobil itu tidak boleh dirusak, tapi dijual lalu dibagi uangnya. Seorang yang berhutang lalu menjadi pailit, maka semua hartanya boleh disita, kecuali kebutuhan pokoknya seperti pakaian, rumah, dan makanannya. Bahaya privat boleh ditanggung guna 1. Larangan menimbun dan monopoli serta sejenisnya (Larangan kartel dan menolak bahaya umum/masyarakat. monopoli, karena untuk memelihara kemaslahatan konsumen) 2. Larangan spekulasi valas, karena akan membahayakan masarakat umum. 3. Tas'ir boleh dilakukan jika para pedagang menjual terlalu tinggi (Intervensi harga pemerintah pada saat distorsi pasar). 4. Barang penimbun boleh dijual secara paksa ketika kebutuhan umum memaksa. 5. Impor boleh dilarang jika akan menyebabkan membumbungnya harga dalam negeri. 1. Jika A menggashab kayu tetangganya, lalu ia gunakan membangun bangunannya, maka jika nilai harga bangunan lebih besar dari kayu yang diambil, maka pemilik kayu hanya akan diberikan nilai taksir kayu tsb. 2. Jika kerbau A menelan emas B, maka dilihat nilai emas tersebut dibanding kerbau. 3. Boleh memasuki rumah orang lain izin, jika uangnya terjatuh dirumah itu, karena dikhawatirkan pemilik akan khianat.
ِﺎﻟِﺢﺼﻠﹾﺐِ ﺍﻟﹾﻤ ﺟﻟﹶﻰ ﻣِﻦﻔﹶﺎﺳِﺪِ ﺃﹶﻭﺀُ ﺍﻟﹾﻤﺭﺩ Menolak bahaya (kerusakan/kerugian) harus
PENGECUALIAN:
1. Meninggalkan suatu kewajiban boleh karena menolak bahaya (tayammum bagi orang sakit) 2. Para pedagang dilarang dijual berdagang barang berbahaya dan merusak.
5 lebih diprioritaskan dari menarik manfaat.
ﺎﺓِ ﻏﹶﺎﻟِﺒﺪﻔﹾﺴ ﺍﻟﹾﻤﻓﹾﻊ ﺩﻡﺔﹲ ﻗﹸﺪﻠﹶﺤﺼﻣﺓﹲ ﻭﺴﺪ ﻔﹾ ﻣﺖﺿﺎﺭﻌﺇِﺫﹶﺍ ﺗ ِﺎﺋِﻪﺘِﻨ ﺍﻋ ﻣِﻦﺪﺎﺕِ ﺃﹶﺷﻬِﻴﻨﻉِ ﺑِﺎﻟﹾﻤﺮﺎﺀَ ﺍﻟﺸﺘِﻨ؛ ﻟِﺄﹶﻥﱠ ﺍﻋ
ِﺍﺕﻮﺭﺄﹾﻣﺑِﺎﻟﹾﻤ
Bohong adalah suatu kerusakan, namun 3. Seorang tentangga dilarang membuka pintu yang mengarah pada wanitaia dibolehkan untuk mendamaikan antara wanita tentangganya meskipun hal itu bermanfaat. dua orang yang bermusuhan, bohong 4. Kewajiban menjaga pencemaran lingkungan. terhadap isteri untuk mengishlahnya, 5. Dilarang melakukan usaha yang menganggu kenyamanan tentangga. (bau bohong dalam perang. Masalah ini busuk, debu, suara bising yang berlebihan [tukang besi, pabrik karet, bau ulat kembali kepada kaidah: sutra, pemandian, dapur warung, toko daging dekat mesjid, dll) 6. Larangan nuklir. ﺎﻤﻔﱡﻬ ﺃﹶﺧﻜِﺐﺗﺍﻥِ ﺍﹸﺭﺭﺮ ﺿﺽﺎﺭﻌﺇﺫﹶﺍ ﺗ Jika dua bahaya saling bertemu, maka ditanggung yang paling ringan bahayanya.
3.
ﺴِﲑﻴ ﺍﻟﺘﻠِﺐﺠﻘﱠﺔﹸ ﺗﺸﺍﻟﹾﻤ Kesulitan membawa kemudahan. Kesulitan diatasi dengan kemudahan.
ﻊﺴ ﺍﺗﺮ ﺍﻟﹾﺄﹶﻣﺎﻕﺇِﺫﹶﺍ ﺿ Semakin sempit suatu masalah, maka ia akan semakin dilapangkan.
ِﺍﺕﻈﹸﻮﺭﺤ ﺍﻟﹾﻤﺒِﻴﺢ ﺗﺍﺕﻭﺭﺮﺍﻟﻀ Keadaan darurat membolehkan hal-hal yang dilarang.
Kesulitan yang dimaksud oleh syara' adalah kesulitan yang tidak biasa. Prinsip Kesulitan yang didispensasi dalam Syara' dalam bidang muamalah: Hendaklah kesulitan itu sesuai dengan aturan syara' yang mengharuskan agar tidak terjadi sengketa, permusuhan, dan pembangkangan. (al-Furûq, al-Qarafi, 2:120)
1. Mandi janabah saat musim dingin, boleh dengan tayammum 2. Menggunakan harta orang lain dibolehkan karena kebutuhan manusia (utang, 'ariyah, ijarah) 3. Mudharib boleh menggunakan modal mudharabah untuk dirinya dalam perjalanan bisnis. 2. (Masalah standar tingkat kesulitan) Jika seseorang memesan pegawai dengan kriteria pandai menulis atau insinyur, atau pandai menjahit, maka sesuai syarat, cukup level terendah dari keahlian tersebut, dan tidak mesti profesional betul. 3. Boleh menjual telor /buah dalam kulitnya (obyek tak terlihat=gharar) 4. Dalam jual beli borongan (setumpuk beras), cukup dengan melihat bagian atas saja, atau sampel barang saja.
Jelaskan kaidah ini melalui literatur fikih (definisi dan dalil) Apa prinsip kesulitan yang boleh didispensasi? Jelaskan Apa perbedaan antara dharurat dengan hajat
1. Kaum pria boleh memakai emas dan sutra untuk pengobatan gigi atau gatal. 2. Menyimpan uang di Bank Konvensional dibolehkan jika memang tidak ada lembaga keuangan syariah di tempat itu. 3. Suatu negara dapat meminjam uang secara ribawi dalam menutupi bahaya bencana atau resesi, sampai habis masa darurat (sebagian ulama).
6
ﺔﹰﺎﺻ ﺧ ﺃﹶﻭﺖﺔﹰ ﻛﹶﺎﻧﺎﻣ ﻋ، ِﺓﻭﺭﺮﺰِﻟﹶﺔﹶ ﺍﻟﻀﻨﺰِﻝﹸ ﻣﻨﺔﹸ ﺗﺎﺟﺍﻟﹾﺤ Suatu hajah (kebutuhan) dapat menempati posisi darurat, baik kebutuhan umum maupun privat.
ﺍﻟﹾﻌِﻠﱠﺔﹸﺖ ﺇﺫﹶﺍ ﻓﹸﻬِﻤﺎﺋِﺰﺔِ ﺟﺼﺧﻠﹶﻰ ﺍﻟﺮ ﻋﺎﺱﺍﻟﹾﻘِﻴ Melakukan qiyas terhadap rukhshah yang diberikan syara' dibolehkan jika 'illah-nya diketahui. (Mazhab Hanbali)
4.
ﺎﻘﹶﺎﺻِﺪِﻫ ﺑِﻤﻮﺭﺍﻟﹾﺄﹸﻣ Arti: semua urusan sejalan dengan tujuannya.
ِﺎﻧِﻲ ﻟﹶﺎ ﻟِﻠﹾﺄﹶﻟﹾﻔﹶﺎﻅﻌﺍِﻟﹾﻤﻘﹶﺎﺻِﺪِ ﻭﻘﹸﻮﺩِ ِﻟﻠﹾﻤﺓﹶ ﻓِﻲ ﺍﻟﹾﻌﺮﺍﻟﹾﻌِﺒ
ﺎﻧِﻲﺒﺍﻟﹾﻤﻭ
Yang diakui dalam menilai hukum setiap akad adalah pertimbangan tujuan akad dan substansinya, bukan pada ucapan (kalimat) dan susunan (format) akadnya.
1. Ulama Hanafi membolehkan Bai' al-Wafa' karena kebutuhan masarakat terhadapnya. 2. Kebolehan bai' al-'Araya sebagai pengecualian dari Muzabanah. 3. Berlawanan dengan qiyas: Ijarah (manfaat majhul), ji'alah (kerja majhul), hiwalah (sama dengan jual beli utang), Jual beli salam, Istishna' (=obyek akad ma'dum) 4. jual beli korma basah dengan korma kering. 5. Musaqat adalah ijarah yang tidak diketahui upahnya. 6. Sewa pemandian (kadar air dan waktu majhul). 7. Bai' al-Wafa'. Kaidah ini berlawanan dengan kaidah Jumhur: Boleh melakukan qiyas terhadap akad salam ِﻪﻠﹶﻴ ﻋﻘﹶﺎﺱﺎﺱِ ﻟﹶﺎ ﻳ ﺍﻟﹾﻘِﻴﻦ ﻋﺎﺭِﺝﺍﻟﹾﺨ (Hanbali). Suatu hukum syara' yang lahir yang berlawanan dengan hukum qiyas, maka ia tidak boleh dikiaskan lagi dengan masalah lainnya.
Hukum dan akibat hukum syar'iy manusia berbeda sesuai dengan perbedaan tujuan mereka. Atau: Perbuatan dan tindakan mukallaf baik ucapan ataupun pekerjaannya, hukum dan akibat hukumnya berbeda sesuai dengan tujuan mereka. (tujuan itulah yang menghukumi perbuatan) Yang dijadikan patokan dalam menentukan hukum. Selalu terdapat RASIONALITAS (TA'LIL/'ILLAH) dalam perintah dan larangan syara' dalam bidang fikih mu'amalat. Misalnya: lihat: QS. AlBaqarah: 219, an-Nisa':43, alMaidah:90-91 tentang sebab larangan khamar. Kaidah ini kebalikan dari kaidah SADD ADZ-DZARA'I' (tindakan preventif).
1. Kaidah ini MEMBATALKAN SEMUA BENTUK HELAH FIKIH. Seperti Bai' al'Inah/jual beli 'inah dan Tawarruq. (= menyebut nama riba dengan "jual beli") 2. Menyebut nama riba dengan bunga, jasa, atau manfaat, atau menyebut khamar dengan bir. 3. jika A mengatakan pada B, "Ambillah uang ini." Jika A berniat pemberian murni maka ia akan menjadi akad hibah, jika tidak maka ia akan menjadi utang (akad qardh) yang wajib dikembalikan. Atau akan menjadi amanah yang wajib dijaga. 4. Kata "jual beli" dalam akad bai' al-wafa' tidak akan berakibat hukum "kepemilikan", karena bukan itu yang dimaksud oleh kedua pihak berakad, tapi jaminan (rahn). 3. Jika terhutang mengatakan "ambillah jam tangan ini sebagai amanah," maka jam itu bukan amanah tapi jaminan (rahn) 4. Jika A berkata: "Aku berikan pada Anda
Jelaskan kaidah ini melalui literatur fikih (definisi dan dalil) 1. Teliti hakikat bai' al-'Inah, lalu hubungkan dengan kaidah ini. *Dalam bank syariah kadang terjadi helah riba melalui akad jual beli simbolis dalam murabahah, sehingga bukan akad murabahah yang dilakukan. Jelaskan bagaimana hal tersebut terjadi (=Tawarruq Perbankan). 2. Teliti apa saja tujuan utama akad dan hubungan bisnis dalam Islam! (realisasi keadilan sebisa mungkin [buktikan riba itu tidak adil], larangan melakukan dharar/bahaya.
7
5
Sad Dzari'ah
ﺍﻡﺮﺍﻡِ ﺣﺮﺎﺋِﻞﹸ ﺍﻟﹾﺤﺳﻭ
Jalan/wasilah/media menuju haram adalah haram
ﺍﺟِﺐ ﻭﻮ ﺇﻟﱠﺎ ﺑِﻪِ ﻓﹶﻬﺍﺟِﺐ ﺍﻟﹾﻮﺘِﻢﺎ ﻟﹶﺎ ﻳﻣ
Sesuatu yang tidak sempurna suatu kewajiban, maka hukumnya juga wajib
Dan juga sejalannya dengannya, komputer ini dengan 5 juta rupiah," maka [dharar, gharar, perselisihan, misalnya: riba fadhl dilarang untuk kata pemberian/hibah tidak akan diakui permusuhan, judi]. mencegah "Maksud" melakukan riba karena yang dimaksud adalah jual beli/bai'. 3. Jelaskan tafsir ayat tentang nasi'ah. Larangan akad "utang disertai helah Kaum Yahudi, yang dengan jual beli" untuk mencegah memasang jerat ikan pada hari maksud riba (harga akan direndahkan Sabtu larangan. (al-Baqarah:65) karena jasa memberi utang). (MAKSUD hati HENDAK MELAKUKAN yang haram juga harus dicegah). Terutang/debitor dilarang memberi hadiah kepada penghutang/kreditor. Pengharaman jual beli 'inah. Imam Malik melarang jual beli kredit (buyu' al-âjâl) karena alasan ini (sad dzari'ah) Hibah Talji.ah batil: dengan tujuan pewaris atau kreditor kehilangan hak mereka maka ia menghibahkan hartanya pada seseorang dengan ketentuan bahwa ia berhak menarik hibah itu kapan saja penghibah mau. Jika berwasiat 1/3 harta pada cucu itu boleh. Tapi jika dengan tujuan agar anaknya dapat warisan lebih banyak maka itu dilarang.
ِﻘﹶﺎﺻِﺪ ﺍﻟﹾﻤﻜﹾﻢﺎ ﺣﺎﺋِﻞﹶ ﻟﹶﻬﺳﺍﻟﹾﻮ Jalan/wasilah/media sama hukumnya dengan hukum tujuan
ﺔﹲﻜﱠﻤﺤﺓﹶ ﻣﺎﺩﺍﻟﹾﻌ
6. Suatu Adat menjadi dasar hukum
ﺎﺑِﻂﹶ ﻟﹶﻪ ﻓﻴﻪ ﻭﻻ ﻓِﻲﻛﻞ ﻣﺎ ﻭﺭﺩ ﺑﻪ ﺍﻟﺸﺮﻉ ﻣﻄﻠﻘﺎ ﻭﻟﹶﺎ ﺿ ِﻑﺮﺎ ﺇﻟﹶﻰ ﺍﻟﹾﻌ ﻓِﻴﻬﺟِﻊﺔِ ﻓﹶﺮﺍﻟﻠﱡﻐ
Kebiasaan manusia pada umumnya pada suatu tempat atau waktu, baik ucapan ataupun perbuatan dijadikan sebagai dasar dalam menghukumi sesuatu selama tidak berlawanan dengan nash syara'.
Belanja di Supermarket tanpa ada ijab qabul termasuk terhadap bukan barang remeh (muhaqqarat). Seorang tukang angkut barang wajib meletakkan barang dalam rumah jika tradisi memang bergitu. Barang yang dibeli dapat dikembalikan karena cacat, jika cacat tersebut diakui secara tradisi oleh pelaku pasar, tapi jika masyarakat tidak menganggapnya
8 sebagai cacat, maka tuntutan tidak dapat diterima. Barang yang biasanya dilakukan secara mu'athâh, maka ia sah, dan sebaliknya (seperti rumah atau ternak)
ﺎﻞﹸ ﺑِﻬﻤ ﺍﻟﹾﻌﺠِﺐﺔﹲ ﻳﺠﺎﺱِ ﺣﺎﻝﹸ ﺍﻟﻨﻤﺘِﻌﺍﺳ Suatu kebiasaan manusia menjadi suatu dalil yang wajib diamalkan
ﺺﻑِ ﻛﹶﺎﻟﺜﱠﺎﺑِﺖِ ﺑِﺎﻟﻨﻌﺮ ﺑِﺎﻟﹾ ﺍﻟﺜﱠﺎﺑِﺖﻘﹾﻴِﻴﺪﺍﻟﺘ Suatu hal yang sudah kokoh secara tradisi mempunyai kedudukan yang sama kokohnya dengan nash.
ﻃﹰﺎﺮﻭﻁِ ﺷﺮﺸﺎﻟﹾﻤﻓﹰﺎ ﻛﺴﺮ ﻋﻭﻑﺮﻌﺍﻟﹾﻤ Kedudukan suatu tradisi seperti suatu syarat yang dibuat.
ﺍﳌﻌﺮﻭﻑ ﺑﲔ ﺍﻟﺘﺠﺎﺭ ﻛﺎﳌﺸﺮﻭﻁ ﺑﻴﻨﻬﻢ ِﻭﻁﺮﺸﺎﺭِ ﻛﹶﺎﻟﹾﻤﺠ ﺍﻟﺘﻦﻴﻑِ ﺑﺎﺭﻌﺘﺍﻟﹾﻤ
Sesuatu yang sudah ma'ruf dikalangan pebisnis, maka ia seperti syarat bagi mereka
ﻘِﻴﻘﹶﺔﹰﻨِﻊِ ﺣﺘﻤﺓﹰ ﻛﹶﺎﻟﹾﻤﺎﺩ ﻋﻨِﻊﺘﻤﺍﻟﹾﻤ
Bai' al-Wafa' di Bukhara Akad salam. Akad muqawalah (istishna' konstruksi rumah kontemporer) Pemberian upah kepada makelar, berikut jumlahnya. Memberi hadiah jeruk beralas piring, jika tradisi menunjukkan bahwa piring itu biasanya dikembalikan, maka ia harus dikembalikan. Jam waktu kuli harian merujuk pada tradisi saat tidak ditentukan oleh akad. Jika dulu beras (dan sejenis) dijual/diukur dengan ditakar, maka sekarang dengan ditimbang Jika A mewakilkan B untuk membeli hewan kurban, maka ia terikat dengan tahun pertama. Membeli sebuah mobil berikut alat-alat perbaikan dan ban serap adalah tradisi yang sudah kokoh. (kuda dengan pelana atau tapal) Mata yang digunakan dalam suatu pasar adalah mata uang populer, ketika terjadi sengketa. Menjual anggur pada pembuat khamar Menjual rumah/toko untuk tempat maksiat Memberi hadiah pada pejabat (biasanya dengan tujuan buruk) Memberi hadiah pada pejabat atau kreditor memang dilarang, jika hal itu menjadi kebiasaan sebelumnya, maka dibolehkan. Suatu kebiasaan yang sudah populer dikalangan para pedagang sama kedudukannya dengan syarat yang mereka buat sesama mereka.
Dalam suatu pasar jika tidak disebutkan metode pembayaran, apakah secara tunai atau tangguh, maka hal itu dikembalikan pada tradisi mereka Jika seseorang meminjam motor pada temannya, maka motor itu harus digunakan sesuai cara yang biasa dalam masyarakat.
Jika ada orang yang dikenal miskin menuntut bahwa seseorang yang dikenal kaya berhutang kepadanya dalam suatu jumlah yang tidak biasa terjadi, maka tuntutannya tidak dapat diterima
Sesuatu yang tidak mungkin secara hukum kebiasaan, maka ia dianggap tidak mungkin secara realita.
ِﺎﻥﻣﺮِ ﺍﻟﺰﻴﻐﻜﹶﺎﻡِ ﻟِﺘ ﺍﻟﹾﺄﹶﺣﺮﻴﻐ ﺗﻜﹶﺮﻨﻟﹶﺎ ﻳ Perubahan hukum karena berubahnya zaman tidak dapat diingkari/dibantah
Dulu membeli rumah cukup dengan melihat sebagiannya, sekarang dilihat dengan secara terukur dan teliti, bagian perbagian, karena rumah masa dulu tidak rumit susunanya. Imam Abu Hanifah melarang jual beli ulat sutra, lalu Imam Muhammad membeolehkannya karena pada zamannya ulat sutra sudah dianggap harta.
9
ﺎﻩﻀﺎ ﺍﻗﹾﺘﻣﺍﺗِﻪِ ﻭﺭﻭﺮ ﺿ ﻣِﻦﻮﺎ ﻫﻪِ ﻣﻞﹶ ﻓِﻴﺧﺌﺎﹰ ﺩﻴ ﺷﺎﻉ ﺑﻦﻣ
ﻑﺮ ﻋ ﺃﹶﻭﻉﺮﺷ
Kaidah ini lebih dominan pada masalah jual beli tanah, bangunan, dan pohon.
Menjual rumah, lalu didapati pembeli terdapat didalamnya sekantong uang, uang itu tidak termasuk bagian dari rumah biasanya. Yang masuk dalam ikutan rumah adalah: sumur, tanah, barang tambang dalam tanah, sumber air, atap, dst. Menjual tanah berarti termasuk bangunan dan pon yang terdapat padanya. Tapi jika tanaman muda, ini dikembalikan pada tradisi.
Oleh karena sesuatu yang diyakini lebih kuat maka ia tidak dapat dihapus oleh sesuatu yang meragukan. (Syak: ragu antara ada atau tidak adanya sesuatu tanpa dipilih mana yang lebih kuat)
Orang dikeragui telah hilang/mati, tidak dapat diterima, karena yang diyakini ia ada sebelumnya. Jika cacat barang dikeragui oleh para ahli pasar, maka pembeli tidak dapat mengembalikannya pada penjual karena hukum dasar barang adalah selamat dari cacat.
Barangsiapa yang menjual sesuatu, maka akan masuk padanya segala sesuatu yang sudah menjadi kelazimannya, dan semua yang dituntut oleh syara' dan tradisi.
ِﺍﺑِﻌِﻪﻮﺗﺍﺗِﻪِ ﻭﻭﺭﺮ ﺿ ﻣِﻦﻮﺎ ﻫ ﻣﻠﹶﻚﺌﹰﺎ ﻣﻴ ﺷﻠﹶﻚ ﻣﻦﻣ ِﺓﺎﺩﺘﻌﺍﻟﹾﻤ
ﻚﺍﻝﹸ ﺑِﺎﻟﺸﺰ ﻟﹶﺎ ﻳﻘِﲔﺍﻟﹾﻴ
6.
Arti: Sesuatu yang diyakini tidak dapat dihapuskan oleh keraguan
Kaidah Turunan:
ِﻢﻫﻮﺓﹶ ﺑِﺎﻟﺘﺮﻟﹶﺎ ﻋِﺒ
Suatu persangkaan tidak boleh/tidak diakui dijadikan dasar hukum (karena yang dipegang adalah hal yang diyakini) (wahm: lebih lemah dari syak = dalam perkiraan/bayangan saja)
ِﺔﺍﺀَﺓﹸ ﺍﻟﺬﱢﻣﺮﻞﹸ ﺑﺍﻟﹾﺄﹶﺻ Hukum dasar adalah bahwa setiap orang terbebas dari beban.
ﻡﺪﺔِ ﺍﹾﻟﻌﺎﺭِﺿﻔﹶﺎﺕِ ﺍﹾﻟﻌﻞﹸ ﻓِﻲ ﺍﻟﺼﺍﻟﹾﺄﹶﺻ
Dasar hukum sifat-sifat yang muncul belakangan/sifat hinggap adalah dianggap tidak ada (karena yang dipegang adalah hal yang diyakini sejak awal)
10
ﺎ ﻛﹶﺎﻥﹶﻠﹶﻰ ﻣﺎ ﻛﹶﺎﻥﹶ ﻋﻘﹶﺎﺀُ ﻣﻞﹸ ﺑﺍﻟﹾﺄﹶﺻ Dasar hukum saat ini adalah keberlanjutan dari keadaan masa lalu
. Jika terhutang menuntut bahwa utang sudah dibayar, maka hutang dianggap belum dibayar kecuali jika ada bukti sudah dibayar. Terhutang hanya boleh meminta sumpah pada penghutang. (demikian juga halnya antara penjual dan pembeli dalam masalah penyerahan harga, atau juga dalam masalah upah ijarah). Dari sisi jumlah utang, yang diterima adalah ucapan kreditor.
= istishhâb
ﻘِﻴﻘﹶﺔﹶ ﺍﻟﹾﺤﺎﺭِﺽﻌ ﻟﹶﺎ ﻳﻮﻡﻫﻮﺍﻟﹾﻤ Sesuatu yang bersifat wahm (persangkaan) tidak dapat mengalahkan yang terbukti
ﻘﱢﻖﺤﺘﺽ ﺍﻟﹾﻤ ِﺎﺭﻌ ﻟﹶﺎ ﻳﻮﻡﻫﻮﻟﹾﻤ
Jika orang muflis/bangkrut meninggal dunia, maka hartanya dijual dan dibagikan kepada semua kreditor. Jika terdapat persangkaan bahwa terdapat kreditor lain, maka persangkaan itu tidak diakui, harta langsung dibagi untuk semua kreditor. Dan jika muncul kreditor baru, maka ia berhak mengambil haknya dari mereka. Jika A menyerahkan modalnya pada mudharib yang bodoh, laba boleh diambil darinya selama tidak diketahui bahwa ia berusaha pada yang haram.
Sesuatu yang bersifat wahm (persangkaan) tidak diakui secara hukum
(47 ﺹ/ 13 )ﺝ- ﺍﳌﺒﺴﻮﻁ-ﺣﻨﻔﻲ ﻠﹸﻮﻡﻌ ﺍﻟﹾﻤﺎﺭِﺽﻌ ﻟﹶﺎ ﻳﻮﻡﻫﻮﺍﻟﹾﻤ
ﺎ ﻓِﻲ ﻇﹶﻦﺮِ ﻟﹶﺎ ﺑِﻤﻔﹾﺲِ ﺍﻟﹾﺄﹶﻣﺎ ﻓِﻲ ﻧﻘﹸﻮﺩِ ِﺑﻤﺓﹶ ﻓِﻲ ﺍﻟﹾﻌﺮﺍﻟﹾﻌِﺒ ِﻜﹶﻠﱠﻒﺍﻟﹾﻤ
Yang dijadikan patokan hukum dalam bidang bisnis adalah pada apa yang terjadi bukan pada perkiraan mukallaf
Jika seseorang bertindak pada suatu barang, dia mengira bahwa ia memilki hak untuk mengelola barang tersebut secara kepemilikan atau taukil, lalu setelah berbuat ternyata ia tidak berhak mengelola barang tersebut, maka tindakannya tidak sah. Demikian juga sebaliknya.
Jika seseorang menyangka bahwa apa yang ia jual bukan miliknya, lalu setelah akad terbukti bahwa barang itu memang miliknya, maka akad tetap sah. Demikian juga dalam hal hibah, taukil, rahn, dan tabarru'.
)ﺝ- ﺍﻟﺒﻬﻮﰐ-ﻛﺸﺎﻑ ﺍﻟﻘﻨﺎﻉ ﻋﻦ ﻣﱳ ﺍﻹﻗﻨﺎﻉ-ﺣﻨﺒﻠﻲ (442 ﺹ/ 8
ﺎ ﻓِﻲ ﻟﹶﺎ ﺑِﻤ، ِﺮﻔﹾﺲِ ﺍﻟﹾﺄﹶﻣﺎ ﻓِﻲ ﻧﻠﹶﺎﺕِ ﺑِﻤﺎﻣﻌ ﻓِﻲ ﺍﻟﹾﻤﺎﺭﺘِﺒﺍﻟِﺎﻋ
ِﻜﹶﻠﱠﻒ ﺍﻟﹾﻤﻇﹶﻦ KAIDAH-KAIDAH SEMAKNA/SEJENIS/SEJALAN
11
ﻞﹸ ﰲ ﺍﻷﻓﻌﺎﻝ ﺍﻟﻌﺪﻡﺍﻟﹾﺄﹶﺻ Dasar hukum perbuatan adalah menggangapnya tidak ada
ﺔﹸﺤﺍﻟﺼ ﻭﺍﺯﻮﻭﻁِ ﺍﻟﹾﺠﺮﺍﻟﺸﻘﹸﻮﺩِ ﻭﻞﹶ ﻓِﻲ ﺍﻟﹾﻌﺍﻟﹾﺄﹶﺻ
= ِﻣِﻪﻠﹶﻰ ﻗِﺪ ﻋﻙﺮﺘ ﻳﺍﻟﹾﻘﹶﺪِﱘ
ﻣﺎ ﺛﺒﺖ ﺑﺰﻣﺎﻥ ﳛﻜﻢ ﺑﺒﻘﺎﺋﻪ ﻣﺎ ﱂ ﻳﻘﻢ ﺍﻟﺪﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ
ﺧﻼﻓﻪ
ِﻘﱠﻦِ ﺑِﻪﻴﺘﺓﹰ ﻛﹶﺎﻟﹾﻤﺎﺩ ﻋﺍﻟﺜﱠﺎﺑِﺖ
ﻣﺎ ﺛﺒﺖ ﺑﺰﻣﺎﻥ ﳛﻜﻢ ﺑﺒﻘﺎﺋﻪ ﻣﺎ ﱂ ﻳﻘﻢ ﺍﻟﺪﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ
ﺧﻼﻓﻪ
Apa yang sudah berlaku pada suatu waktu, maka hukumnya dianggap tetap ada selama belum ada dalil/bukti yang menafikannya/berlawanan dengannya.
ﻝﹲﺎﻛِﺖِ ﻗﹶﻮ ﺇﻟﹶﻰ ﺍﻟﺴﺐﺴﻨﻟﹶﺎ ﻳ Suatu ucapan tidak dapat dinisbatkan kepada orang yang diam
ِﻘِﻴﻖﺤﺰِﻟﹶﺔﹶ ﺍﻟﺘﻨﺰِﻝﹲ ﻣﻨ ﻳﺎﻟِﺐ ﺍﻟﹾﻐﺍﻟﻈﱠﻦ
Sesuatu yang secara ada kebiasaan sudah dianggap tetap/kukuh, maka ia dianggap sebagai sesuatu yang diyakini tetap
Suatu anggapan dominan (anggapan yang lebih kuat) menduduki posisi sebagai sesuatu yang dipastikan
Seorang yang berhutang berhak memanfaatkan utang yang diterimanya, karena bertanggungjawab atas utang tersebut.
A membeli ternak dari B, lalu ternak itu beranak selama ditangan A, lalu A menemukan ada cacat lama pada hewan tersebut, maka ia berhak mengembalikan hewan itu, sedang anaknya menjadi milik A, karena induk ternak berada dalam tanggungjawab A. Bahkan A berhak memanfaatkan ternaknya tersebut untuk tunggangan atau pertanian, karena ia telah memberi akan ternak tersebut.
Mudharib yang menyertakan (bukan mencampurkan) modalnya seiring dengan modal shahibulmal, maka biaya bisnis harus dibagi bersama secara adil. Kaidah ini lawan dari riba. Hasil riba tidak didapat dengan tiga hal tersebut.
Sama kasusnya dengan jual beli AL-MISHARRAH ()ﺍﳌﺼﺮﺍﺓ.
7.
ِﺎﻥﻤ ﺑِﺎﻟﻀﺍﺝﺮﺍﻟﹾﺨ Suatu pendapatan harus diiringi dengan tanggungjawab/beban.
ِﻡﺮﻢِ ﺑِﺎﻟﹾﻐﻨﺍﻟﹾﻐ Suatu pendapat harus diiringi dengan pengorbanan. (marugi mako balabo)
(110 ﺹ/ 17 )ﺝ- ﺭﺩ ﺍﶈﺘﺎﺭ-ﺣﻨﻔﻲ
، ٍﻞﻤ ﻋ ﺃﹶﻭ، ٍﺎﻝ ﺑِﻤ: ٍﻯ ﺛﹶﻠﹶﺎﺙﺪ ﺇﻟﱠﺎ ﺑِﺈِﺣﺢﺑ ﺍﻟﺮﺤِﻖﺘﺴﻟﹶﺎ ﻳ
ٍﻞﻘﹶﺒ ﺗﺃﹶﻭ
Jika A menghibahkan B seekor sapi, lalu sapi itu beranak, lalu B menarik hibahnya, maka anak sapi itu adalah milik A. Laba tidak akan didapatkan kecuali dengan tiga hal: 1. dengan harta (seperti dagang), 2. dengan kerja (seperti ijarah, mudharib), dan 3. dengan tanggungjawab/resiko (seperti mudharib menanggung risiko). Bailout dan Saham preference tidak dapat dibenarkan. Atas dasar apa kelebihan diperoleh?
Laba tidak akan didapatkan kecuali dengan tiga hal: 1. dengan harta, 2. dengan kerja, dan 3. dengan tanggungjawab/resiko.
ﻖﻕٍ ﻇﹶﺎﻟِﻢٍ ﺣ ﻟِﻌِﺮﺲﻟﹶﻴ Usaha yang zalim tidak berhak atas hasilnya
Orang menanam tumbuhan di atas tanah orang lain, maka tanaman yang tumbuh tersebut boleh diusir
12 8.
Kaidah terkait Riba dan Utang Piutang
(110 ﺹ/ 17 )ﺝ- ﺭﺩ ﺍﶈﺘﺎﺭ-ﺣﻨﻔﻲ
، ٍﻞﻤ ﻋ ﺃﹶﻭ، ٍﺎﻝ ﺑِﻤ: ٍﻯ ﺛﹶﻠﹶﺎﺙﺪ ﺇﻟﱠﺎ ﺑِﺈِﺣﺢﺑ ﺍﻟﺮﺤِﻖﺘﺴﻟﹶﺎ ﻳ
Kaidah ini lawan dari riba. Hasil riba tidak didapat dengan tiga hal tersebut.
ٍﻞﻘﹶﺒ ﺗﺃﹶﻭ
Laba tidak akan didapatkan kecuali dengan tiga hal: 1. dengan harta, 2. dengan kerja, dan 3. dengan tanggungjawab/resiko.
ﺎ ﺭِﺑﻮﺎ ﻓﹶﻬﻔﹾﻌ ﻧﺮﺽٍ ﺟﻛﹸﻞﱡ ﻗﹶﺮ
Laba tidak akan didapatkan kecuali dengan tiga hal: 1. dengan harta (seperti dagang), 2. dengan kerja (seperti ijarah, mudharib), dan 3. dengan tanggungjawab/resiko (seperti mudharib menanggung risiko). Hasil riba adalah dari usaha tanpa risiko dan pengorbanan (dalam kacamata syara', meski ekonomi konvensional menafikannya). Bailout dan Saham preference tidak dapat dibenarkan. Atas dasar apa kelebihan diperoleh?
Walaupun hadits tentang kaidah lemah, namun para ulama menguatkannya sesuai petunjuk dalil yang lain.
(303 ﺹ/ 16 )ﺝ- ﻓﺘﺢ ﺍﻟﻘﺪﻳﺮ-ﺣﻨﻔﻲ
Setiap utang yang menarik manfaat adalah riba
Menjual mobil dengan syarat boleh menetap di rumah penjual selama 2 bulan.
ٍﺐﻌﺼﻦِ ﻣﺍﺭِ ﺑﻮ ﺑِﺴﻒﻌﻀ ﻣﻮﻫﺎ { ﻭ ﺭِﺑﻮﺎ ﻓﹶﻬﻔﹾﻌ ﻧﺮﺽٍ ﺟ } ﻛﹸﻞﱡ ﻗﹶﺮﻠﱠﻢﺳﻪِ ﻭﻠﹶﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪﻮﻝﹸ ﺍﻟﻠﱠﻪِ ﺻﺳﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭ ﺎﻀﺍﺭٍ ﺃﹶﻳﻮ ﺳﻦﻭﻑِ ﻋﺮﻌﺋِﻪِ ﺍﻟﹾﻤﺰﻢِ ﻓِﻲ ﺟﻬﻮ ﺍﻟﹾﺠ ﺃﹶﺑﺍﻩﻭﺭﻭ (310 ﺹ/ 8 )ﺝ- ﻧﻴﻞ ﺍﻷﻭﻃﺎﺭ
. ﻩﺮﻛﹶﺬﹶﺍ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻏﹶﻴ ﻭ، ﻭﻙﺮﺘ ﻣ: ﻖ ﺍﻟﹾﺤﺪﺒ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻋ،
Kaidah ini terkait dengan Bab Riba
Dilarang menjual seonggok gandum dengan 10 liter gandum. (dianggap sama dengan riba)
Kaidah ini khusus terkait akad salam tentang komoditi salam yang menjadi utang atas penjual. Kadar: ditimbang,dihitung, ditakar
Beras, buah-buahan, besi, semen, kaca, dan produk pabrik yang terukur. Salam dengan mobil boleh karena sifat, kadar, jenis dapat diukur pada zaman modern ini.
ِﻞﻔﹶﺎﺿﺎﻭِﻱ ﻛﹶﺎﻟﹾﻌِﻠﹾﻢِ ﺑِﺎﻟﺘﺴﻞﹶ ﺑِﺎﻟﺘﻬﺍﻟﹾﺠ
Tidak mengetahui persamaan pertukaran sama saja kedudukannya dengan mengetahui perbedaan, kecuali pada jual beli 'Araya.
ﻪﺿ ﻗﹶﺮﺢ ﺻﻪﻌﻴ ﺑﺢﺎ ﺻﻛﹸﻞﱡ ﻣ Segala sesuatu yang dapat diperjualbelikan, maka ia dapat diutangkan
ِﻞﺍﻷَﺟﺭِ ﻭﺍﹾﻟﻘﹶَﺪﻉِ ﻭﻮﺍﻟﻨﻔﹶﺔِ ﻭ ﺑِﺎﻟﺼ ﹶﻄﻪﺒ ﺿﻜﹶﻦﺎ ﺃﹶﻣﻛﹸﻞﱡ ﻣ
ِﺔ ﻓِﻲ ﺍﻟﺬﱢﻣﻪﻠﹶﻤ ﺳﺢﺻ
Segala sesuatu barang yang diukur/terukur dengan sifat, jenis, kadar, dan temponya, maka ia sah untuk dijadikan komoditi salam dalam
13 tanggungan
9.
Kaidah terkait Gharar
(362 ﺹ/ 7 )ﺝ- ﻋﻮﻥ ﺍﳌﻌﺒﻮﺩ
ﻠﹸﻮﻡ ﺃﹶﻭﻌﺮ ﻣﻮﻟﹰﺎ ﻏﹶﻴﻬﺠ ﻣﻪﻮﺩ ﻣِﻨﻘﹾﺼﻊ ﻛﹶﺎﻥﹶ ﺍﻟﹾﻤﻴﻛﹸﻞﹼ ﺑ
Jual beli: Mulamasah, munabdzah, hashah, habalul habalah, madhamin, muhaqalah, muzabanah, mu'awamah, mukhabarah, malaqih, ikan dalamair, dharbatul gjaish, tsunayya yang dijelaskan pengecualiannya, 'asabul fahl, tak jelas harga atau masa bayar.
ﺭ ﻏﹶﺮﻮﻪِ ﻓﹶﻬﻠﹶﻴﻭﺭ ﻋﻣﻘﹾﺪ ﺮ ﻏﹶﻴﻪﻨﺍ ﻋﻮﺯﺠﻌﻣ
Setiap jual beli yang obyeknya majhul, tidak diketahui, atau sulit diserahkan, tidak dapat dikuasai maka ia adalah gharar.
ﻻ ﳚﻮﺯ ﺇﻻ ﺑﻴﻊ ﻣﻌﻠﻮﻡ ﻣﻦ ﻣﻌﻠﻮﻡ ﲟﻌﻠﻮﻡ Tidak dibeolehkan jual beli kecuali obyek yang diketahui, dari pihak yang diketahui, dan dengan harga yang diketahui. (al-Qabas Syarh alMuwattha')
ﺔﹰ ﺇﻟﹶﻰﻔﹾﻀِﻴ ﻣﺖ ﺇﺫﹶﺍ ﻛﹶﺎﻧﺎﺩ ﺍﻟﹾﻔﹶﺴﻮﺟِﺐﺎ ﺗﻤﺎﻟﹶﺔﹸ ﺇﻧﻬﺍﻟﹾﺠ ِﻜِﻞﺍﻉِ ﺍﹾﳌﹸﺸﺰﺍﻟﻨ
Kondisi ketidakjelasan dalam akad yang menyebabkan rusaknya akad adalah ketidakjelasan yang menyebabkan sengketa.
(285 ﺹ/ 24 )ﺝ- ﺭﺩ ﺍﶈﺘﺎﺭ-ﺣﻨﻔﻲ
ﺔﹰ ﺇﻟﹶﻰﻔﹾﻀِﻴﺎ ﻣﻧِﻬﻞﹾ ﻟِﻜﹶﻮﺎ ﺑﺔٍ ﻟِﺬﹶﺍﺗِﻬﺎﻧِﻌ ﺑِﻤﺖﺴﺎﻟﹶﺔﹸ ﻟﹶﻴﻬﺍﻟﹾﺠﻭ ِﺍﻉﺰﺍﻟﻨ
Keadaan jahalah/ketidakjelasan dalam akad pada dasarnya tidak dapat dijadikan sebagai dasar hukum untuk melarang sesuatu, tapi karena ia (jahalah/ketidakjelasan) dapat menyebabkan
Ini adaah STANDAR JAHALAH: maksudnya, jahalah pasti terjadi dalam transaksi apa saja, namun jahalah yang tergolong gharar adalah jahalah yang biasanya menyebabkan pertengkaran.
Contoh: Menjual buah yang masih dibatang namun belum nampak kelayakannya dilarang (larangan ini muncul karena banyak orang bertengkar pada masa Nabi saw). Jual beli kambing yang mempunyai susu atau sedang bunting Taksi tidak jelas panjang jalan yang akan ditempuh, dan tidak jelas berapa upah, namun meteran jarak mengatasi sengketa.
14 pada pertikaian/perselisihan/sengketa.
ﻩﺮﺴِﻴﻥﹶ ْﻳﻭ ﺩﺩﻘﹸﻮﺪ ﺍﹾﻟﻌ ِﻔﹾﺴ ﻳ ﺍﻟﹾﻜﹶﺜِﲑﺭﺮﺍﻟﹾﻐ Gharar yang banyak akan merusak akad, bukan gharar yang kecil/ringan.
(390 ﺹ/ 1 )ﺝ- ﺍﻻﻋﺘﺼﺎﻡ
ﻧﻔﻲ ﲨﻴﻊ ﺍﻟﻐﺮﺭ ﰲ ﺍﻟﻌﻘﻮﺩ ﻻ ﻳﻘﺪﺭ ﻋﻠﻴﻪ
Menjual sapi dengan syarat bahwa susunya dapat diperah 2 liter sehari adalah akad rusak, karena ukuran yang tepat tidak akan terjadi. Lain jika hanya mengatakan bahwa sapi itu adalah sapi perahan, dan jika tak terbukti, maka pembeli dapat hak khiyar aib. Mensyaratkan dalam akad syirkah bahwa A akan mendapatkan bagi hasil 1 juta rupiah per bulan, karena jumlah tersebut mustahil dipastikan. Hotel menyediakan makanan dalam piring-piring khusus, tanpa memperhatikan kadar makanan, namun jahalah ini ringan, dan tradisi juga sudah berjalan demikian. Taksi tidak jelas panjang jalan yang akan ditempuh, dan tidak jelas berapa upah, namun meteran jarak mengatasi sengketa.
Menghindarkan semua gharar adalah tidak mungkin dilakukan
ﻔﹾﻮ ﻋﻮ ﻓﹶﻬﻪﻨ ﻋﺍﺯﺘِﺮ ﺍﻟِﺎﺣﻜِﻦﻤﺎ ﻟﹶﺎ ﻳﻣ Segala Sesuatu yang sulit / tidak mungkin dihindari, maka ia dimaafkan
ِﺔﺎﺣﺓِ ﺍﻟﹾﺈِﺑﺓِ ﻓِﻲ ﺇﻓﹶﺎﺩﻭﺭﺮﺰِﻟﹶﺔﹶ ﺍﻟﻀﻨﺰِﻝﹸ ﻣﻨﺔﹶ ﺗﻠﹶﺒﺍﻟﹾﻐ
Jika penerima titipan, menyerahkan titipan pada salah satu anggota keluarganya, maka tidak bertanggungjawab jika rusak. (standar menjaga titipan adalah seperti menjaga milik sendiri). Jika dua yang berserikat membagi barang mereka, lalu terlihat cacat pada salah satu bagian, maka hal ini tidak menyebabkan batalnya pembagian, tapi ia cukup minta ganti rugi yang dibagi bersama. Dalam akad mudharabah, syirkah, saat pembagian harta, tidak berpengaruh hukum jika pada uang emas/perak terjadi sedikit kepalsuan. (sulit dihindari) Rata-rata pasar kaum Muslimin adalah halal, meskipun padanya juga terdapat barang haram, seperti barang curian atau hasil ghashab. Karena yang sedikit tidak mempengaruhi yang dominan.
Keadaan mayoritas sama kedudukannya dengan keadaan darurat dalam hal kebolehannya
ﺇِﻻﱠﺴِﺮﻴﻣ ﻭﺎﺭ ﻗِﻤﺓِ ﻓﹶﻬِﻲﺎﻃﹶﺮﻋﻠﹶﻰ ﺍﹾﳌﹸﺨ ٍﺔﻨِﻴﺒﺔٍ ﻣﺎﻟﹶﺒﻐﻛﹸﻞﱡ ﻣ
ﻞﹸﻟِﻴ ﺍﻟﺪﻩﺎﺯﺎ ﺃﺟﻤﻓِﻴ
Setiap perlombaan yang berdasarkan pada pengambilan resiko/untung-untungan maka ia adalah judi kecuali jika dibolehkan oleh dalil. Kaidah terkait Qiyas
ﺎﻣﺪﻋﺍ ﻭﻮﺩﺟ ﻋِﻠﱠﺘِﻪِ ﻭﻊ ﻣﻭﺭﺪ ﻳﻜﹾﻢﺍﻟﹾﺤ
10.
Hukum selalu bersama 'illah-nya (Ada 'illah muncul, ketika'illah-nya sudah tiada maka hukum akan terhapus) Hukum amanah
Setiap perlombaan yang menyebabkan untung dan rugi, maka ia sama dengan judi. (jika yang satu hanya rugi, yang satu lagi hanya untung, dan sebaliknya, sedang al-ghunm bersama al-ghurm) Perlombaan SMS berhadiah antara sesama pelanggan, atau dengan perusahaan. Perlombaan balap mobil/motor/lomba tinju: tidak boleh sesuai dengan kaidah LA DHARAR WALA DHIRAR. (sedang lomba memanah, pacu kuda, lomba lempar lembing dibolehkan sesuai hadits. Lomba gulat boleh tapi tidak dengan hadiah sesuai hadits) 1. Dulu, Nabi saw melarang para sahabat makan kurma sekali dua biji ('illah: sulitnya makanan). Ketika keadaan ekonomi sudah membaik, hal itu dibolehkan. 2. Jika orang gila sudah sembuh, maka hukum hajar akan terangkat darinya. 3. Orang muflis baru lepas dari hukum hajar, jika ia sudah membayar semua utangnya.
15
ﻪﻳﺩﺆﻰ ﺗﺘ ﺣﺬﹶﺕﺎ ﺃﹶﺧﺪِ ﻣﻠﹶﻰ ﺍﻟﹾﻴﻋ
Orang yang meminjam/menerima titipan/menggashab bertanggungjawab atas keselamatan barang itu selama barang tersebut masih ditangannya.
Tangan yang menerima/mengambil bertanggungjawab atas yang ia ambil sehingga ia menyerahkan/mengembalikannya
ﺎﻥﹸﻤﺮِﻩِ ﺍﻟﻀﺎﻝِ ﻏﹶﻴ ﻣﺎﻥﹸ ﻣِﻦﺴ ﺍﻟﹾﺈِﻧﻪﻘﹾﺒِﻀﺎ ﻳﻞﹸ ﻓِﻴﻤﺍﻟﹾﺄﹶﺻ Hukum dasar terhadap harta yang dipegang seseorang dari orang lain adalah bertanggungjawab. 11.
HUKUM DHAMAN [GANTI RUGI]
ِﺪﻤ ﺑِﺎﻟﹾﻌﻦﻤﻀ ﺑﺎﳋﻈﺄ ﺗﻦﻤﻀﺍﻝﹸ ﺗﻮﺍﻷَﻣ
Ganti rugi atas pengrusakan atau perugian orang lain tidak dihubungkan dengan taklif dan niat.
Orang yang tidak sengaja/Anak kecil/orang gila yang merusak barang orang lain tetap mengganti rugi.
Harta benda menjadi tanggungjawab saat dirusak karena tersalah (tidak sengaja) ataupun sengaja.
ﺪﻤﻌﺘ ﻳﺇِﻥﹾ ﻟﹶﻢ ﻭﺎﻣِﻦ ﺿﺎﺷِﺮﺒﺍﻟﹾﻤ Orang yang langsung melakukan perusakan harta orang lain tetap mengganti rugi meskipun ia tidak sengaja
Langsung: orang menginjak telor di pasar mengganti rugi baik sengaja ataupun tidak sengaja Penyebab sengaja: membuka kandang kuda kuda itu lepas dan hilang, mengganti rugi. Penyebab tidak sengaja: Menggali lobang di halaman sendiri lalu terjerembam ternak tetangga sehingga patah kakinya atau mati, ia tidak mengganti rugi.
ﻟﹶﺎﺐﺒﺴﺘﺍﻟﹾﻤ ﻭ، ﺪﻌﺘ ﻳﻟﹶﻢ ﻭﺪﻤﻌﺘ ﻳﺇِﻥﹾ ﻟﹶﻢ ﻭﺎﻣِﻦ ﺿﺎﺷِﺮﺒﺍﻟﹾﻤ
ﺪﻌﺘ ﺇﻟﱠﺎ ﺃﹶﻥﹾ ﻳﻦﻤﻀﻳ
Pelaku langsung mengganti rugi meskipun tidak sengaja, penyebab tidak mengganti rugi kecuali jika sengaja.
ِﺎﻥﻤِﻌﺘﺠ ﻟﹶﺎ ﻳﺮﺍﻟﹾﺄﹶﺟﺎﻥﹸ ﻭﻤﺍﻟﻀ Tanggungjawab/ganti rugi dan upah tidak dapat bergabung
ِﺔﻤﺇِﻻﱠ ﻓﹶﺒِﺎﹾﻟﻘِﻴﻜﹶﺎﻥِ ﻭ ﺍﹾﻹِﻣﺐﺴﺎ ﺣ ﺑِ ِﻤﺜﹾﻠِﻬﻦﻤﻀ ﺗﺎﺕﺍﹾﳌﹾﺜﹾﻠِﻴ (dalam hukum ganti rugi) Semua barang mitsliy diganti dengan barang mitsli sebisa mungkin, dan jika tidak bisa dapat diganti dengan nilainya
Dalam Mazhab Hanafi: sedang ulama jumhur membolehkankedua hal tersebut terkumpul.
Jika seseorang menyewa mobil melebihi jarak tempat yang disepakati, maka penyewa bertanggungjawab atas mobil itu jika rusak/hancur, namun upah tidak perlu ia bayar Jika barang pecah belah, mobil, pakain produk pabrik, beras, dan barang mitsli lainnya. Tapi sudah diusahkan mencari barang yang sama tapi tidak ketemu, maka nilainyalah yang akan diganti.
16 (pengukur nilai biasanya uang). 12.
Kaidah tentang Banyak Sedikit (Mayoritas/dominan-Minoritas) dan Percampuran Harta
ﺹ/ 1 )ﺝ- ﻗﻮﺍﻋﺪ ﺍﻷﺣﻜﺎﻡ ﰲ ﻣﺼﺎﱀ ﺍﻷﻧﺎﻡ :(463
1. Orang yang memesan pegawai, dengan syarat bahwa pegawai tersebut adalah orang sekolahan, maka mendatangkan orang tamat SD sudah cukup. (kan lah urang sakola ko ha). 2. Dalam akad salam, dipesan, mobil warna hitam, maka sudah cukup warna hitam kelas terendah. (kan la hitam ko ha)
ِﻠﹶﻰ ﺃﹶﻗﹶﻠﱢﻪﻞﹸ ﻋﻤ ﺍﻟﹾﺤﺠِﺐﻪ ﻟﹶﺎ ﻳ ﻄﹸﺒ ﺿﻜِﻦﻤﺎ ﻟﹶﺎ ﻳﻣ Segala sesuatu yang tidak bisa diukur dengan pasti, maka ia wajib dibawa pada standar minimal.
ﺍﻟﹾﻜﹸ ﱢﻞﻜﹾﻢﻟِﻠﹾﺄﹶﻛﹾﺜﹶﺮِ ﺣ Hukum sesuatu yang lebih banyak (dominan/mayoritas) sama dengan hukum keseluruhan.
(83 ﺹ/ 19 )ﺝ- ﺍﳌﺒﺴﻮﻁ-ﺣﻨﻔﻲ
1. Bai' Ma'dum adalah batil, tapi jika kebanyakan buah sudah muncul di pohon, maka buah yang belum muncul dianggap sudah ada. 2. Jika seseorang menjual tanah/rumah yang padanya terdapat pohon yang berbuah yang masih menjadi putik, maka buah itu menjadi pembeli, baik disyaratkan ataupun tidak. Tapi jika sudah berbuah layak petik, maka buah menjadi milik penjual tanah jika disyaratkan dalam akad. 3. Boleh makan atas biaya orang hartanya haram, jika kebanyakan hartanya halal. (al-Minhaj)
ِﻉﺮﻞﹲ ﻓِﻲ ﺍﻟﺸ ﺍﻟﹾﻜﹸﻞﱢ ﺃﹶﺻﻘﹶﺎﻡﺔﹸ ﺍﻟﹾﺄﹶﻛﹾﺜﹶﺮِ ﻣﺇِﻗﹶﺎﻣ Menjadikan Hukum sesuatu yang lebih banyak (dominan/mayoritas) sama dengan hukum keseluruhan adalah salah satu pondasi hukum dalam syariat.
(180 ﺹ/ 27 )ﺝ- ﺍﳌﺒﺴﻮﻁ-ﺣﻨﻔﻲ
ﻯﻠﹾﻮ ﺑِﻪِ ﺍﻟﹾﺒﻢﻌﺎ ﺗﺎ ﻟِ ﹾﻠﺄﹶﻛﹾﺜﹶﺮِ ﻓِﻴﻤﻌﺒﻞ ﺗﻌﺠﺍﻟﹾﺄﹶﻗﹶﻞﱠ ﻳ Sesuatu yang lebih sedikit dijadikan mengikut pada sesuatu yang lebih jika sudah ia sudah merata.
(176 ﺹ/ 3 )ﺝ- ﺍﳌﻨﺜﻮﺭ ﰲ ﺍﻟﻘﻮﺍﻋﺪ
ﻪﻜﹾﻤﻄﹶﻰ ﺣﺀَ ﺃﹶﻋﻲ ﺍﻟﺸﺏﺎ ﻗﹶﺎﺭﻣ
Membayarkan zakat sedeikit waktu sebelum haul dibolehkan Tukang bawa bawa barang melewati sedikit batas yang ditentukan dibolehkan Menangguhkan pembayaran uang dalam akad salam selama dua hari atau lebih dibolehkan. (Maliki saja)
17 Sesuatu yang mendekati suatu hal, maka hukum disamakan dengan yang didekati.
ﺍ ِﻡﺮ ﺍﻟﹾﺤﺭ ﻗﹶﺪﺝﺮ ﺃﹶﺧﺍﻡﺮﻠﹶﺎﻝﹸ ﺍﻟﹾﺤﺎﻟِﻪِ ﺍﹾﻟﺤﻠﹶﻂﹶ ﺑِﻤﺘ ﺍﺧﻦﻣ
ﻠﹶﺎﻝﹲ ﻟﹶﻪﺎﻗِﻲ ﺣﺍﻟﹾﺒﻭ
Orang yang hartanya bercampur antara yang halal dengan yang haram, ia harus mengeluarkan yang haram, maka sisanya akan menjadi halal baginya
ﺎﺋِ ِﺰ ﻓﹶﻲ ﺍﻟﹾﺠﺢﻡٍ ﺻﺮﺤﻣﺎﺋِﺰٍ ﻭ ﺟﻦﻴﻊِ ﺑﻴ ﻓِﻲ ﺍﹾﻟﺒﻊﻤ ﺟﻦﻣ
ِﻄِﻪﺑِﻘِﺴ
Saya jual sapi ini 10 juta rupiah, dan anak yang akan lahir dari yang satu lagi 1 juta rupiah, maka akad sah pada yang ma'lum dan tidak sah pada yang majhul/gharar.
Barangsiapa yang mengumpulkan antara yang boleh dan tidak boleh dalam jual beli, maka akadnya sah pada yang boleh sesuai kadarnya.
ﺍﻡﺮ ﺍﻟﹾﺤ ﻏﹶﻠﹶﺐﺍﻡﺮﺍﻟﹾﺤﻠﹶﺎﻝﹸ ﻭ ﺍﻟﹾﺤﻊﻤﺘﺇﺫﹶﺍ ﺍﺟ Apabila yang halal dengan haram berkumpul, maka sisi haram yang dikuatkan
Sikap kaidah ini adalah sikap menjauhi syubhat. (sikap wara'), karena Nabi saw menyatakan bahwa barang siapa yang terjatuh pada hal syubhat berarti ia jatuh pada hal haram.
ﻩﻄﹶﺎﺅ ﺇﻋﻡﺮ ﺣﺬﹸﻩ ﺃﹶﺧﻡﺮﺎ ﺣﻣ 13.
Memakan riba haram, dan memberi riba juga haram. Demikian juga dengan uang sogok.
Segala sesuatu yang haram untuk diambil, maka memberikannya (pada orang lain) juga haram Kaidah Terkait Akad
ِﺔﻼﹶﻣﻠﹶﻲ ﺍﻟﺴﻘﹾﺪِ ﻋ ﺍﹾﻟﻌﻀِﻲﻞﹸ ﻣﺍﹶﻷَﺻ Hukum dasar akad adalah semua proses akad berjalan berjalan dengan "selamat". (tak cacat barang, tak ada tipu, dan ridha)
Jika seseorang ragu, apakah suatu harta itu halal atau haram baginya, hendaklah ia lebih memilih tentang keharamannya. Karena Nabi SAW menyuruh meninggalkan hal-hal yang meragukan/syubhat.
Keselamatan barang dalam akad sama kedudukannya dengan syarat yang dibuat karena tradisi dagang manusia menuntut keselamatan ini.
Khiyar 'aib disyariatkan karena dasar ini (menjual telur busuk). Komoditi salam yang diterima Muslam Fih harus selamat. Jika berselisih dalam masalah ja.ihah (musibah alam/hama), maka yang dipegang adalah ucapan penjual, karena awalnya selamat. Wakil wajib membeli barang yang selamat dari cacat. Mengaku gila guna mendapatkan suatu harta, maka tidak diterima dakwaannya karena awalnya ia sehat. Jika suatu barang bercacat, lalu diperlihatkan pada pembeli, lalu kedua pihak berakad, maka ini menunjukkan bahwa pembeli
18
ﺽﺮِﻳﺢِ ﺍﻟﺮﺎ ﻛﹶﺼﺿﻟِﻴﻞﹸ ﺍﻟﺮﺩ Bukti/tanda dari ridha sama kedudukannya dengan ridha yang ditegaskan
ﻘﹾﺪِ ﻋﻠﻲ ﻣﻨﺎﻓﻌﻬﺎﺎﻥِ ﻛﺎﻟﹾﻌﻴﻠﹶﻰ ﺍﻟﹾﺄﹶﻋ ﻋﻘﹾﺪﺍﻟﹾﻌ Akad terhadap 'ain suatu barang sama kedudukan hukumnya dengan akad terhadap manfaatnya
ٍﻞ ﻓِﻌﻝٍ ﺃﹶﻭ ﻗﹶﻮﺎ ﻣِﻦﻬﻠﹶﻴﻝﱡ ﻋﺪﺎ ﻳﻠﹶﺔﹸ ﺑِﻤﺎﻣ ﺍﹾﳌﹸﻌﻘِﺪﻌﻨﺗ Setiap transaksi diakui sah dengan metode/media apa saja yang menunjukkan akan terjadinya berupa ucapan ataupun perbuatan.
ٍﻞﻟِﻴ ﺇِﻻﱠ ﺑِﺪﻪﻌﻴ ﺑﺢ ﺻﻪﻔﹾﻌ ﻧﺢﺎ ﺻﻛﹸﻞﱡ ﻣ Segala obyek akad yang boleh dimanfaatkan, maka ia boleh diperjualbelikan kecuali terdapat dalil yang melarang.
14
Kaidah-kaidah terkait syarat akad:
sudah redha dengan cacat barang tersebut. (tidak ada khiyar 'aib) Jika seseorang pembeli sudah mengetahui cacat suatu barang maka hak khiyarnya tidak gugur walaupun terlambat, kecuali jika terdapat tanda-tanda bahwa ia merelakan cacat itu seperti mengelola barang itu (memanfaatkan, menyewakan, menghibahkan, atau mewakafkannya) dan sebagainya.
Akad terhadap 'ain: jika setelah akad kedua pihak berselisih tentang jumlah harga, maka yang dibenarkan adalah ucapan pembeli disertai sumpah, karena pembatalan akad terhalang oleh barang yang sudah diserahkan. Akad terhadap manfaat: jika penyewa dan pemilik sewaan berselisih tentang besarnya upah setelah selesainya akad ijarah, maka yang dibenarkan adalah ucapan penyewa disertai sumpah, karena terhalang oleh sudah diterimanya manfaat. Setiap akad / transaksi tidak mesti dengan lafazh tertentu, tapi cukup merujuk 'urf yang berlaku. Tidak mesti dengan shigah atau ijab qabul tertentu/ditentukan oleh ulama. = kaidah 'urf/'adah dalil yang melarang :manfaat yang tidak dibolehkan seperti khamar, anjing, babi, berhalan, alat malahi, kucing, dan bendabenda najis. KARENA LARANGAN TERDAPAT DALIL/AYAT/HADITS yang melarangnya.
Jual beli al-Quran boleh Jual beli burung hias atau yang berbunyi bagus, singa, dan kera yang berguna untuk menjaga. Jual beli pupuk kandang, karena dharurah (benda najis sebagaimana minyak bangkai). Jual beli obat yang terdapat najis padanya, tidak boleh, karena pemanfaatannya juga tidak boleh. Jual beli kulit hewan yang sudah mati (disamak) Jual beli media pronografi, gambar/media elektorniknya.
ِﻁﺮﻮﺕِ ﺍﻟﺸ ﺛﹸﺒﺪ ﻋِﻨﻪﻮﺗ ﺛﹸﺒﺠِﺐﻁِ ﻳﺮ ﺑِﺎﻟﺸﻠﱠﻖﻌﺍﻟﹾﻤ
pihak yang dibebani oleh syarat wajib memenuhinya ketika syarat disebutkan. Misal: "jika si Umar sudah dari Jakarta, maka rumah ini saya jual pada Anda 100 juta rupiah", maka syarat ini wajib dipegang. Jika Umar datang, berarti akad sudah terjadi.
ِﻜﹶﺎﻥﺭِ ﺍﻟﹾﺈِﻣﻁِ ﺑِﻘﹶﺪﺮﺎﺓﹸ ﺍﻟﺸﺍﻋﺮ ﻣﻡﻠﹾﺰﻳ Pemenuhan syarat harus dijaga/ditegakkan sebisa mungkin. (yaitu untuk syarat-syarat yang dibolehkan syara' [yaitu syarat yang sesuai tuntutan akad dan atau sesuai tradisi seperti syarat khiyar, masa tempo penyerahan barang atau uang, dan syarat kafalah]
19
ﻃﹰﺎﺮﻭﻁِ ﺷﺮﺸﻓﹰﺎ ﻛﹶﺎﻟﹾﻤﺮ ﻋﻭﻑﺮﻌﺍﻟﹾﻤ Kedudukan suatu tradisi seperti suatu syarat yang dibuat
ﻢﻬﻨﻴﻭﻁِ ﺑﺮﺸﺎﺭِ ﻛﹶﺎﻟﹾﻤﺠ ﺍﻟﺘﻦﻴ ﺑﻭﻑﺮﻌﺍﻟﹾﻤ Sesuatu yang sudah ma'ruf dikalangan pebisnis, maka ia seperti syarat yang mereka buat sesama mereka kaidah ini, ditentukan berbagai rukun dan syarat bagi urusan muamalah. ،(ِﻘﹶﺔﺎﻳﺍﹾﳌﹸﻀﺔِ )ﻭﺎﺣﻠﹶﻰ ﺍﹾﳌﹸﺸﺎ ﻋﺎﻫﻨﺒﺎﺕِ ﻣﺿﺎﻭ ﺍﹾﳌﹸﻌﺩﻘﹸﻮ ﻋBerdasarkan Maka setiap transaksi harus dibuat sejelas-jelasnya sehingga tidak ada ruang untuk perselisihan.
ِﺔﺤﺎﻣﻠﹶﻰ ﺍﹾﳌﹸﺴﺎ ﻋﺎﻫﻨﺒﺎﺕِ ﻣﻋﺮﺒ ﺍﻟﺘﺩﻘﹸﻮﻋﻭ
Akad pertukaran dibangun atas dasar kekakuan/ketegasan/kejelasan/kekikiran,i sedangkan akad tabarru' dibangun atas dasar toleransi.
ﺹ/ 16 )ﺝ- ﺷﺮﺡ ﳐﺘﺼﺮ ﺧﻠﻴﻞ ﻟﻠﺨﺮﺷﻲ-ﻣﺎﻟﻜﻲ
(408
ِﺔﺎﺣﺸﻠﹶﻰ ﺍﻟﹾﻤ ﻋﻨِﻲﺒ ﻣﻊﻴﺍﻟﹾﺒ
/ 17 )ﺝ- ﻣﻄﺎﻟﺐ ﺃﻭﱄ ﺍﻟﻨﻬﻰ ﰲ ﺷﺮﺡ ﻏﺎﻳﺔ ﺍﳌﻨﺘﻬﻰ (126 ﺹ
ِﺔﺎﺣﺸﻠﹶﻰ ﺍﻟﹾﻤ ﻋﻨِﻲﺒ ﻣﻣِﻲ ﺍﻟﹾﺂﺩﻖﺣ ِﺾ ﺇِﻻﱠ ِﺑﺎﻟﹾﻘﹶﺒﻉﺮﺒ ﺍﻟﺘﺘِﻢﻻﹶ ﻳ Suatu akad tabarru' tidak akan dianggap sempurna kecuali jika barang yang ditabarru'kan sudah dipegang penerima. (Kecuali dalam hal wasiat, karena qabdh hanya akan terjadi setelah mati)
Tabarru' adalah harta yang diserahkan kepada orang lain (tanpa ada imbalan/harga) dengan tujuan kebaikan biasanya. Seperti: hibah, sedekah, wasiat, dan wakaf. Bisa berupa barang ataupun manfaat. Bisa saat hidup ataupun dengan cara wasiat agar diserahkan setelah mati.
F. SISTEM PERKULIAHAN Perkuliahan dilaksanakan dengan sistem (1) tugas mandiri (membuat makalah), (2) presentasi dan diskusi, dan (3) bimbingan dosen.
20 Dalam membuat tugas mandiri (makalah) mahasiswa bertugas: 1. Menjelaskan kaidah umum yang ada melalui referensi atau literatur fikih dan ushul fikih yang tersedia di Pustaka. Boleh merujuk dari internet tapi merujuk pada model catatan kaki yang benar (sebut sumber, sebut penulis dan latar belakang penulis, serta tanggal akses. 2. Mahasiswa mencari dalil al-Quran, sunnah, dan dalil akal 3. Mahasiswa menjelaskan secara jelas contoh-contoh yang sudah diberikan dosen melalui silabus. 4. Tidak kaidah umum kecuali padanya terdapat pengecualian, maka makalah akan sempurna jika memuat kasus-kasus pengecualian dari kaidah melalui nash atau kaidah umum lainnya. 5. Mahasiswa juga ditugaskan mencari masalah yang terjadi di masarakat yang dapat dimasukkan dalam analisa kaidah (mahasiwa bebas berkreasi di sini, untuk selanjutnya didiskusikan dalam kelas). G. Sistem Evaluasi / Penilaian Penilaian perkuliahan dilakukan dengan cara: 1. Kehadiran 10% 2. Tugas (makalah dan pemahaman terhadap isi makalah) 30% 3. Keaktifan dalam kelas 15% 4. Ujian Mid Semester 25% 5. Ujian Akhir Semester30% H. Kepustakaan Catatan: rujukan untuk matakuliah ini, masih langka di dalam bahasa Indonesia, buku-buku tentang kaidah fikih secara umum sudah ada. Mahasiswa dapat merujuk kepada bukubuku kaidah umum fikih lainnya karena terdapat hubungan yang sangat erat. Demikian juga kaidah umum yang terdapat silabus juga dimuat dalam sebagian buku ushul fikih. 1. Kasimidin, al-Qawaed al-Fiqhiyyah. Batusangkar: STAIN Batusangkar Press. 2011. 2. Alimin, Hadits-hadits Hukum Ekonomi Islam I dan II. Batusangkar: STAIN Batusangkar Press. 2011. 3. Abdurrahman an-Nadwi, Mausu'ah al-Qawa'id wa adh-Dhawabith al-Fiqhiyyah ahl-Hakimah li al-Mu'amalat al-Maliyyah fi al-Fiqh al-Islami, Saudi Arabia: 1999 4. Yusuf al-Qaradhawi, al-Qawa'id al-Hakimah li al-Fiqh al-Mu'amalah, Majlis Fatwa dan Penelitian Eropa, 2009 5. 'Umar Abdullah Kamil, al-Qawa'id al-Fiqhiyyah al-Kubra wa Atsaruha fi al-Fiqh al-Mu'amalah, Universitas al-Azhar Mesir (Desertasi) 6. Ahmad ibn Muhammad az-Zarqa, Syarh al-Qawa'id al-Fiqhiyyah, Damascus: Darul Falah, 1996. 7. Muhammad ar-Ruki, Qawa'id al-Fiqh al-Islami, Damascus: Darul Falah, 1998. 8. Mushthafa Sa'id al-Khin, Atsar al-Ikhtilaf fi al-Qawa'id al-Ushuiyyah fi Ikhtilaf al-Fuqaha, Beirut: Muassasah ar-Risalah,1982 9. 'Ali Ahmad an-Nadwi, al-Qawa'id al-Fiqhiyyah, Damascus: Darul Falah, 1994.
إذا ﺗﻨﺎزﻋﺎه ﻻ ﯾﺮﯾﺪ ﻛﻞ واﺣﺪ: ھﻤﺎ ﯾﺘﺸﺎﺣّﺎن ﻋﻠﻰ أﻣﺮ: وﯾﻘﺎل, ﺷﺢّ ﺑﻌﻀﮭﻢ ﻋﻠﻰ ﺑﻌﺾ وﺗﺒﺎدروا إﻟﯿﮫ ﺣﺬر ﻓﻮﺗﮫ: ﺗﺸﺎﺣﻮا ﻓﻲ اﻷﻣﺮ وﻋﻠﯿﮫ: وﯾﻘﺎل, وھﻮ أﺷﺪ اﻟﺒﺨﻞ ﻣﻊ اﻟﺤﺮص: ﻣﻦ ﺷﺢّ اﻟﺮّﺟﻞ: اﻟﻤﺸﺎﺣّﺔ ﻓﻲ اﻟﻠﻐﺔ:(13696 ص/ 2 )ج- اﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ اﻟﻔﻘﮭﯿﺔ اﻟﻜﻮﯾﺘﯿﺔi واﻟﻌﻼﻗﺔ اﻟﺘّﻀﺎد. ﻣﻨﮭﻤﺎ أن ﯾﻔﻮﺗﮫ