PENGAR RUH PEL LATIHAN N MINDFULNES SS SERV VICE TER RHADAP P SIKAP P PELAY YANAN P PRIMA
PUBLIKA KASI ILMIA AH Disusunn sebagai sallah satu syarrat menyelessaikan Program Studi Maagister Profeesi Psikologii Fakultaas Psikologi O Oleh:
H Heidias H Herwanti, S.Psi S T1000120008
P PROGRAM M MAGISTE ER PSIKOL LOGI PROFESI FAKULTA AS PSIKOLOGI UN NIVERSITA AS MUHAM MMADIYA AH SURAK KARTA 2016
1
PERIVYATAAN
Yang be.tanda tangan di bawah ini, saya Heidias Herwanti menyatakan bahwa dalam Naskah
Publikasi dengan judul "Pengaruh Pelatihan Mindfulness Seffice Terhadap Sikap pelayanan
Pdma" yang telah saya susun merupakan karya sendiri dan belum pemah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepafljang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pemah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara teftulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak te$ukti ada ketidakbenaran dalam pemyataatr saya di atas, maka akan
saya pertanggungiauabkan sepenuhnya.
Surakarta.
ll
Maret 2016
PENGARUH PELATIHAN MINDFULNESS SERVICE TERHADAP SIKAP PELAYANAN PRIMA
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pelatihan meditasi Mindfulness service terhadap perilaku pelayanan prima pada staaf Biro Administrasi Akademik Universitas Muhammadiyah Surakarta.Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalahada perbedaan sikap pelayanan prima terhadap mahasiswa antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.Kelompok eksperimen memiliki nilai sikap pelayanan prima yang lebih tinggi dibanding kelompok kontrol.. Subyek penelitian ini adalah 42 subyek pegawai Universitas Muhammadiyah Surakarta yang bertugas sebagai front office yang bertugas langsung melayani pelanggan. Subyek penelitian ini terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu 21 subyek dalam kelompok eksperimen dan 21 subyek dalam kelompok kontrol. Penelitian ini memberikan pelatihan meditasi Mindfullness kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan (waiting list). Data penelitian ini diperoleh dengan memakai skala mindfulness yang penulis modifikasi dari skala mindfulness yang disusun oleh Nur Affandi Azis (2007) dan skala pelayanan prima yang dimodifikasi dari Renata Arimawati (2007 ). Berdasarkan hasil uji statistik dengan mengunakan t-test skor postes antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol diperoleh hasil nilai uji t sebesar 13,197 dengan p = 0,010< 0,05. Hasil tersebut membuktikan ada perbedaan yang signifikan antara sikap pelayanan prima pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dimana kelompok eksperimen yang memperoleh perlakukan pelatihan meditasi mindfulness menunjukkan peningkatan sikap pelayanan prima dibanding kelompok kontrol. Berdasarkan dengan hasil tersebut sehingga disarankan kepada staff Biro Administrasi Akademis yang merupakan subyek pelatihan dapat melakukan meditasi mindfulness secara kontinyu. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan melakukan penelitian yang serupa dengan beberapa pertimbangkan seperti jumlah subjek yang lebih besar, waktu yang lebih panjang dan ruang atau tempat pelaksanaan pelatihan serta pemberian tugas dan mengadakan pelatihan meditasi mindfulness beberapa kali. Kata Kunci : pelatihan meditasi mindfulness, pelayanan prima. Abstracts This experimental research attemped to describe the effect of mindfulness meditation training for behaviour of exxecelent service to the Academic Administration Biro staff Muhammadiyah University of Surakarta. The hypothesis of the study is whether the service mindfulness training is effectiveness in improving the attitude of excellent service to the Academic Adnistration Biro Staf. In order to test hypothesis 42 subject were selected as the subjects. They were than devided into two group ; an experimental group consists of 21 subjects whom mindfulness meditation training heve been offered to them a control group consists of 21 subjects whom no treatment were presented them. The research data was obtained using the author mindfulness scale modification of mindfulness scale prepared by Affandi Nur Azis (2007) and excellent service scale modificed from Renata Arimawati (2007). Based on the results of statiscal test by using t-test, post test score between the experimental group and control group obtained the results of the t test value of t = 13,197, p = 0,010< 0,05. These results prove there is a significant difference between the attitude of excellent service in the experimental group and the control group, in which the experimental
5
group that received treatment showed increased mindfulness meditation training excellent service attitude than the control group. Based on the results so that it is advisable to Academic Administration Biro Staff who is the subject of mindfulness meditation training can do it continuously. Futhur research is recommended to conduct similar studies with some consider as a greather of subjects, a longer time and space or place of training and the provision of duty and mindfulness meditation training several times. Keywords : mindfulness meditation training, excellent service .
1. PENDAHULUAN Kemajuan pendidikan disertai dengan perkembangan jumlah lembaga pendidikan di Indonesia, sehingga dalam hal ini membuat persaingan tersendiri bagi pengelola lembaga pendidikan itu sendiri. Pelayanan yang berkualitas tidak lepas dari perubahan peningkatan sumberdaya yang dimiliki, berupa peningkatan prasana dan sarana, sumber daya manusia yang terlatih sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan. Pelayanan merupakan ujung tombak dari kegiatan administrasi akademik, karena dari sinilah segala proses akademik bermula dalam suatu perguruan tinggi. Tenaga administrasi harus mampu memberikan layanan yang berkualitas pada seluruh civitas akademis agar tujuan organisasi yang disepakati dalam tercapai dengan baik. Pelayanan prima adalah suatu kepedulian terhadap pelanggan dengan memberikan layanan terbaik untuk memfasilitasi kemudahan pemenuhan kebutuhan, sebagai usaha untuk mencapai kepuasan pelanggan (Bernadeta, 2010).Pelayanan merupakan suatu tindakan atau perbuatan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam hal ini pelangan sebagai bentuk bantuan layanan suatu urusan, sehingga orang lain atau pelangan tersebut mendapatkan keringanan atas urusannya. Pelayanan Prima adalah suatu konsep kepedulian kepada pelanggan dengan memberikan bentuk layanan yang terbaik.Boediono (dalam Lingga 2013) memberikan pengertian pelayanan itu sendiri adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan. Kualitas pelayanan merupakan suatu pendorong utama kepuasan yang bersifat multidimensi.Tingkat kualitas pelayanan tidak dapat dinilai hanya berdasarkan sudut pandang suatu lembaga tetapi harus dipandang melalui sudut pandang penilaian pelanggan.Usaha untuk mengurangi kendala yang ditemui dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dan meningkatkan mutu pelayanan itu sendiri, selanjutnya bentuk dan sifat penyelenggaraan pelayanan menurut Boediono (dalam Affandi 2009) harus mengandung sendi sendi : kesederhanaan, kejelasan, kepastian, keamanan, keterbukaan, efesiensi, ekonomis, keadilan, dan ketepatan waktu. Kenyataannya pelayanan prima yang diharapkan pada staff Badan Administrasi Akademik belum dapat terselengara dengan baik. Berdasarkan data-data penelitian awal dengan metode angket, wawancara dan observasi, diperoleh data-data bahwa kepuasaan pelanggan yang diharapkan selama ini belum tercapai. Hal ini terlihat dari hasil pemetaan kompetensi dan keluhan beberapa bagian unit kerja dimana beberapa karyawan datang terlambat dan tidak banyak melakukan pekerjaan hanya duduk-duduk, tidak cekatan, tidak proaktif/tidak memiliki inisiatif, dan kurang memiliki semangat kerja. Hal ini tentu saja membuat terhambatnya penyelesaian tugas sesuai waktunya, sehingga banyak mahasiswa yang mengeluhkan pelayanan dari bagian administrasi akademis.
Sebuah riset terbaru yang dipublikasikan oleh jurnal Perspectives on Psychological Science (2014) menunjukkan stress kerja, penurunan kinerja, upaya peningkatan semangat kerja dapat dilakukan dengan melakukan pelatihan mindfulness service pada karyawan. Penelitian serupa yang dikutip dari Bussines Insider( 2015) perusahaan Soma di San Francisco meminta seluruh karyawan melakukan meditasi dengan mindfulness service dipagi hari untuk dapat mengurangi stres, meningkatkan daya ingat serta meningkatkan semangat kerja. mindfulness service memungkinkan membuat seseorang lebih sadar akan pikiran dan perasaaan yang dialami dan untuk melihat bagaimana kita terjerat dalam rutinitas dengan cara yang tidak membantu. Setiap individu memiliki masalah dan sulit
6
untuk melepaskan sedangkan dengan kesadaran penuh dan dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut sehingga dapat lebih produktif. Beberapa perusahaan telah memberikan program Mindfulness service seperti BASF Bio, Bose, General Mills, dan New Balance (Center for Mindfulness). Perusahaan tersebut mengembangkan mindfulness service sebagai nilai inti atau budaya perusahaan, bentuk mindfulness service dengan melakukan meditasi berbentuk doa bersama lima menit di pagi hari sebelum bekerja. Hasil yang dicapai bahwa karyawan bekerja dengan penuh semangat, antusias dan meningkatkan performance yang tinggi (Schoormans, 2011). Efektifitas pelatihan mindfulness service juga dirasakan perusahaan-perusahaan raksasa seperti Apple dan Geoogle, dengan pelatihan mindfulness service perusahaan tersebut dapat meningkatkan 80% performance karyawannya (Schoormans, 2011). Schoormans, 2011). Mindfulness dapat membantu untuk hidup ditataran terbaik, karena dengan mindfulness dapat membantu untuk dapat mempererat kerja antar kelompok, meningkatkan daya kreativitas dan komunikasi interpersonal serta meningkatkan semangat kerja. penilaian yang dilakukan institutemindfulnessleadership.org membuktikan bahwa dengan mindfulness service dapat meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan dalam bekerja seperti kepepimpinan, kemampuan inovasi, berempati, semangat kerja dan berpikir strategis.(Schoormans, 2011). Kondisi mindfulness menjadikan seorang individu memiliki kecerdasan sosial dan emosional, sehingga mampu mengendalikan ego diri dan melayani realitas dengan respon yang produktif.Memiliki kesadaran dalam membaca situasi, memiliki perhatian yang fokus dan rinci pada setiap dimensi.Pada prakteknya mindfulness dapat membentuk terciptanya perasaan relaks (tidak tertekan) dalam menyelesaikan tugas yang banyak, apabila seorang karyawan belum bisa mengatasi hambatannya bagaimana karyawan dapat melayani dengan baik.Mindfulness bukan merupakan tehnik relaksasi karena fokus pada mindfulness adalah mengembangkan kapasitas individu agar mencapai perasaaan relaks atau nyaman dalam bekerja. Diharapkan dengan memberikan pelatihan mindfulness service dapat meningkatkan kinerja mutu pelayanan pada staff Biro Administrasi Akademik, serta dapat meningkatkan semangat kerja. Dalam penelitian ini intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan prima melalui pelatihan mindfullness service.Pelatihan ini terdiri dari tujuh sesi. Adapun isi materi adalah : pembukan berupa perkenalan dan penjelasan mengenai isi pelatihan, pre tes yang bertujuan mengukur tingkat kemampuan peserta sebelum dilaksanakan pelatihan., penjelasaan mengenai pengetahuan mindfulness service, latihan meditasi mindfulness, mindfulness service pada pelayanan prima, diskusi dan penutup. Berdasarkan paparan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk menguji effektivitas pelatihan mindfulness dalam meningkatkan perilaku pelayanan prima pada staff Badan Administrasi Akademik. Berdasarkan pemikiran diatas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji hipotesis bahwa pelatihan mindfulness service efektif untuk meningkatkan perilaku pelayanan prima. Peneltian inidiharapkan mampu memperkaya pengetahuan dan wacana mengenai manfaat pelatihan mindfulness service di dunia kerja untuk meningkatkan kinerja karyawan.Secara teoritis dapat membantu peneliti-peneliti lainnya.Sekiranya hasil penelitian ini dapat membantu pengembangan penelitian-penelitian selanjutnya menuju arah yang lebih baik terutama bidang psikologi industri dan oraganisasi.
2. METODE PENELITIAN Penelitian ini memiliki dua variable yaitu Pelayanan Prima sebagai variable tergantung dan pelatihan Mindfulness service sebagai variable bebas. Pelayanan prima diartikan suatu bentuk pelayanan yang sangup melebihi harapan pelangan/penguna jasa Badan Administrasi Akademik yang meliputi :responsiveness, reliability, assurance, empathy, tangible.Pengukuran pelayanan prima mengunakan skala yang dimodifikasi dari Arimawati (2007), skala ini tersusun dari lima aspek yaitu responsiveness,
7
reliability, assurance, empathy, tangible. Skala pelayanan prima mengunakan metode Likert yang bergerak dari skor 1 sampai dengan 5, semakin tinggi skor yang diperoleh semakin baik pelayanan yang diberikan subyek pada pelanggan. Pelatihan Mindfulness service adalah suatu bentuk ketrampilan yangdapat membantu individu supaya memiliki kesadaran dan tidak bersikap atau bertindak reaktif akan apa yang terjadi saat ini, sebuah cara memaknai peristiwa baik positif atau negatif sehingga mampu mengatasi perasaan tertekan dan menimbulkan kesejahteraan diri. Komponen mindfulness adalah kesadaran (awareness); pengalaman saat ini ( present experience); dan penerimaan ( acceptance). Lima kemampuan dalam mindfulness meliputi ; bertindak dengan kesadaran (acting with awareness) ; kemampuan mengobservasi ( observing); kemampuan mendeskripsikan (describing) ; sikap non-reaktif terhadap pengalaman; dan sikap tanpa penilaian. Aspek-aspek dalam mindfulness yaitu ; acting with awareness ( bertindak dengan kesadaran). Present focus (fokus pada saat ini), responsiveness( tanggap ); social awareness (kesadaran sosial). Pengukuran pelatihan mindfullness ini diukur dengan skala yang di modifikasi dari Affandi (2007) yang terdiri dari sepuluh aitem. Alat ukur ini bertujuan untuk mengukur mengukur perubahan perilaku pelayanan prima staff Badan Administrasi Akademis setelah diberikan pelatihan mindfullness service. Skala memiliki skor yang bergerak dari 1 sampai dengan 5, semakin tinggi skor subyek menunjukkan subyek memiliki perilaku mindfullness yang baik.Pengukuran yang dilakukan selain mengunakan skala mindfulness melalui wawancara kepada subyek dan atasan subyek serta mahasiswa pengguna layanan Badan Administrasi Akademis serta observasi pada subyek saat pelatihan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil analisis Kuantitatif Berdasarkan hasil uji statistik dengan mengunakan t-test skor postes antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol diperoleh hasil nilai uji t sebesar 13,197 dengan p = 0,010< 0,05. Hasil tersebut membuktikan ada perbedaan yang signifikan antara sikap pelayanan prima pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dimana kelompok eksperimen yang memperoleh perlakukan pelatihan meditasi mindfulness menunjukkan peningkatan sikap pelayanan prima dibanding kelompok kontrol. Berdasarkan dengan hasil tersebut sehingga disarankan kepada staff Biro Administrasi Akademis yang merupakan subyek pelatihan dapat melakukan meditasi mindfulness secara kontinyu. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan melakukan penelitian yang serupa dengan beberapa pertimbangkan seperti jumlah subjek yang lebih besar, waktu yang lebih panjang dan ruang atau tempat pelaksanaan pelatihan serta pemberian tugas dan mengadakan pelatihan meditasi mindfulness beberapa kali. 3.2 Hasil uji kualitatif subyek penelitian beranggapan bahwa secara umum pelaksanaan pelatihan sangat memuaskan. Hal ini Nampak pada distribusi penilaian subyek terhadap seluruh aspek, yaitu : trainer, metode, materi dan fasilitas pelatihan yang berada pada kategori sangat baik. Setelah mengikuti pelatihan subyek merasakan perbedaan dalam sikapnya ketika melaksanakan pekerjaan. Materi yang diberikan sangat membantu subyek untuk mengatasi beberapa permasalahan yang dihadapi baik dan membuat subyek lebih mudah focus dalam melaksanakan pekerjaan. Subyek merasa pelatihan seperti ini dapat dilakukan beberapa kali karena manfaatnya dapat dirasakan baik dalam melaksanakan tugas maupun dari segi kesehatan.Setelah mengikuti pelatihan ini subyek merasakan manfaat terutama disaat jenuh dalam menghadapi komplain dari mahasiswa. Subyek melakukan meditasi sebelum berangkat ke kantor atau sebelum melaksanakan pekerjaan dan ini manfaatnya sangat dirasakan subyek. Subyek menjadi lebih siap dalam menghadapi setiap permasalahan di kantor dan membuat subyek lebih fokus sehingga dalam melaksanakan pekerjaan dapat lebih cepat. Berdasarkan analisis data dari hasil pretes dan postes serta pelaksanaan follow up diketahui adanya pengaruh pelatihan mindfulness service dalam peningkatan pelayanan prima staff badan administrasi akademis. Hal ini tampak pada adanya perbedaan signifikan sebelum dan sesudah pelatihan mindfulness ( t = 7,050; p=0,001; p<0,05) yang disertai meningkatnya sikap pelayanan prima (t = 13,197 ; p= 0,010; p<0,05)Jadi pelatihan mindfulness service dapat meningktkan kemampuan sikap pelayanan prima staff badan administrasi akademis Universitas Muhammadiyah Surakarta. Peningkatan sikap pelayanan prima pada staff badan administrasi akademis yang mengikuti pelatihan mindfulness service mengalami prosentase peningkatan yang signifikan. Berdasakan hasil wawancara seluruh peserta pelatihan menyatakan pelatihan mindfulness service berisi tehnik-tehnik meditasi sadar diri yang bermanfaat dapat meningkatkan tingkat konsentrasi dan fokus pada saat melaksanakan pekerjaan. Selain materi berisi tentang tehnik meditasi
8
mindfulness mencakup juga tehnik melayani prima secara mindfulhal ini dan hal ini dapat menjadi panduan dalam melakukan pelayanankepada pelangan sehari-hari. Peningkatan pada sikap pelayanan prima dapat terjadi setelah peserta diberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mindfulness service. Berdasarkan hasil wawancara pada peserta pelatihan, pelatihan meditasi mindfulness seperti ini pertama kali diberikan. Seluruh peserta pelatihan menyatakan bahwa pelatihan mindfulness service sangat dibutuhkan untuk menambah dan memperkaya kemampuan staff badan administrasi akademik Universitas Muhammadiyah Surakarta meningkatkan sikap pelayanan prima dalam memberikan pelayanan prima pada pelanggan. Peningkatan sikap pelayanan prima ini disebabkan oleh adanya reaksi positif dari subyek terhadap pelatihan mindfulness service yang diselangarakan. Hal ini tampak dari hasil wawancara dan reaksi subyek bahwa pelatihan yang diselanggarakan memiliki manfaat bagi pekerjaan subyek dan dilaksanakan relative baik. Subyek terlibat secara aktif dalam kegiatan pelatihan, khususnya pada pelakasanaan diskusi dan tanya jawab. Pelatihan ini memberikan pengajaran pengetahuan dan tehnik dalam melakukan meditasi mindfulness sehingga subyek dapat meningkatkan sikap pelayanan prima saat melaksanakan pekerjaan. Mindfulness akan menciptakan kondisi subyek lebih fokus pada saat melayani pelanggan, dengan kondisi fokus subyek dapat melaksanakan pelayanan prima pada pelanggan. Secara khusus pelatihan ini mendorong memunculkan mindfulness dari subyek selama melaksanakan pekerjaan yang merupakan bukti adanya reaksi positif subyek terhadap pelatihan yang diselengarakan. Hal ini terlihat dari tanggapan subyek bahwa pelatihan yang diselengarakan memiliki manfaat bagi pekerjaan mereka dan dilaksanakan relative baik. Hasil dari penelitian ini, dapat diketahui ke efektivasnya melalui data kepuasan kerja yang diperoleh dari Biro Administrasi Akademik. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut ,; kejelasan 3,33,kecepatan dalam melayani 3,25, ketepatan melayani 3,39, kejelasan informasi 3,40, keramahan 3,41, ketersediaan membantu 3,50 dan penampilan petugas 3,68. Penelitian ini memakai kontrol unit atai tidak melalui kontrol statistika. Menurut penelitian Dane & Jones (2013) telah membuktikan bahwa peningkatan service excellent dengan pemberiaan pelatihan mindfulness. Berdasarkan penelitian yang dilakukan 98 pelayan restoran memberikan pelayanan prima terhadap pelanggan restoran tersebut, dimana hal ini mengartikan adanya peningkatan kinerja yang sangat baik ketika mereka melakukan dengan penuh kesadaran (mindfulness).). Penelitian tentang mindfulness juga dilakukan untuk meningkatkan empati perawat yang dilakukan oleh Umniyah dan Affiatin (2009) menunjukkan hasil setelah mengikuti pelatihan ini perawat lebih berempati dalam melaksanakan tugas melayani pasiennya. Mindfulness dapat meningkatkan kinerja otak, dengan mengikuti pelatihan Mindfulness dapat meningkatkan densitas grey area dari otak manusia, yaitu bagian otak yang mengatur cara kita belajar ( learning) dan kemampuan kita menginggat ( memory). Sebuah eksperimen yang dilakukan Brown (2013) telah membuktikan bahwa individu yang berlatih mindfulness dalam sutau bentuk fokus atensi terhadap pergerakan nafas didalam tubuh selama 10 menit cenderung memiliki durasi stimulus lebih panjang bila dibandingkan sebelum melakukan latihan mindfulness. Hal ini terjadi karena saat perhatian terfokus pada stimulasi bernafas, presepsi kita terhadap waktu lebih luas. Dimana seorang individu dapat mengalokasikan lebih banyak perhatian untuk menyelesaikan tugas yang ada dihadapannya. Presepsi manusia terhadap kegiatan yang sedang dilakukannya sebenarnya adalah sesuatu yang bersifat netral. Pelatihan meditasi Mindfullnes memberikan bentuk pelatihan scanning tubuh yang disertai instruksi dan music yang dapat menimbulkan sensai pada tubuh. Sensasi inilah yang akan meningkatkan hormon dopamine, dimana hormon Dopamine meningkatkan suasana hati yang menyenangkan yang menyebabkan mempunyai keinginan dan memotivasi seseorang mencari lebih dari sekedar kebutuhan fisik tetapi juga phisik. Dopamine memberikan bahwa sesuatu yang baru akan membawa suasana yang lebih sehingga subyek akan merasa lebih penuh harapan dan bersemangat. Tubuh akan mengeluaerkan hormonmelatonin, endhophin yang akan mampu meningkatkan kesadaran diri. Dengan meningkatnya hormon pada tubuh subyek setelah mendapat sensasi, timbul presepsi yang menyebabakan subyek melihat sesuatu stimulus yang dihadapinya dengan lebih baik. Presepsi ini menimbulkan subyek meningkatkan atensi terhadap pekerjaan yang dihadapinya, sehingga kesadaran terhadap pekerjaan lebih baik. Aktivitas tersebut membutuhkan waktu yang dapat diukur melalui tempo dapat berupa detik, menit atau jam. Mindfulness mengajarkan kita untuk melihat suatu keadaan yang nyata terjadi saat ini dengan mengenali pikiran kita dengan menempatkakn cara sisi rasional. Efektivitas pengaruh pelatihan diamati pada waktu pelaksanaan followup yang dilakukan setelah dua minggu pelatihan, hal ini didasarkan evidence base dari jurnal Brief Mindfulness training (2014) danMindfull training journal (2013) bahwa follow up dilakukan agar terlihat efektivitas pelatihan selama dua minggu . Hasil yang dicapai bahwa ada perubahan yang signifikan setelah pelaksanaan pelatihan, peningkatan yang dicapai dikarenakan subyek melaksanakan meditasi mindfulness secara rutin minimal dua kali dalam sehari.
9
Peningkatan kemampuan mindfulness pada subyek berpengaruh pada peningkatan sikap pelayanan prima. Peningkatan pada sikap pelayanan prima pada subyek dipengaruhi oleh peningkatan kemampuan mindfulness pada subyek. Berdasarkan hasil wawancara terhadap subyek, subyek merasakan perbedaan pada saat melaksanakan pekerjaan lebih fokus dan tenang dalam menghadapi bebrabagai macam karakter pelanggan. Mindfulness memberikan dasar untuk tiga hal yang sangat penting dalam dunia kerja, yaitu ; keautentikan, produktivitas, dan welas asih (empati). Nilai keautentikan ini telah membuktikan bahwa orang yang tekun akan menjadi individu yang sukses, semua ini terefleksikan dalam suatu bentuk hubungan yang didasari integritas kepada semua pelanggan. Brown (2013) meneliti dengan mindfulness melatih individu untuk merasakan, mulai dari bernafas, rasa yang dibadan hingga apa yang dirasakan didalam hati. Mindfulness dapat menjadi dasar dari produktivitas karena produktivitas akan tinggi apabila seseorang dapat fokus pada pekerjaannya. Working memory akan meningkat hal ini dapat mengurangi melamum saat bekerja. Working memory adalah fungsi otak yang memudahkan untuk belajar. Mindfulness dapat meningkatkan welas asih atau rasa empati dimana emapti atau welas asih adalah cara terbaik untuk memperlakukan pelanggan dengan baik, dan ini akan memberikan keuntunggan dalam dunia koorporasi. Kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan seperti pada kelompok eksperimen, kelompok kotrol dipakai sebagai kelompok pembanding apakah pelatihan mindfulness terbukti memberikan peningkatan pada perilaku pelayanan prima. Kelompok kontrol diberikan planfet tentang kedisiplinan kerja, kelompok kontrol tidak diberikan pelatihan dikarenakan keterbatasan waktu dari kelompok kontrol. Penelitian ini mengunakan kontrol unit sebagai pertimbangan pengambilan sampel penelitian, dimana mengambil sampel penelitian dengan memakai pertimbangan tugas yang sama pada subyek penelitian. Dapat disimpulkan dengan menerapkan mindfulness setiap individu di dunia kerja akan meningkatkan produktivitas, sehingga akan membuta keuntungan bagi lembaga dimana individu tersebut berkerja. Peningkatan pelayanan prima tidak terlihat pada kelompok kontrol yang tidak diberikan pelayanan mindfulness service, dimana setelah diberikan panflet tentang kedisiplinan kelompok kontrol memiliki skor yang sama dengan sebelum diberikan panflet. Hasil yang dicapai telah sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pelatihan mindfulness service terhadap peningkatan pelayanan prima atau service excelent pada staff Biro Administrasi Akademik (BAA) Universitas Muhammadiyah Solo (UMS) dapat tercapai dengan meningkatnya pelayanan prima staf Biro Administrasi Akademik setalah mendapat pelatihan mindfulness.
4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dengan metode kuantitatif dan kualitatif dapat disimpulkan pelatihan mindfulness dapat meningkatkan sikap pelayanan prima, karena latihan mindfulness mengajak seseorang untuk tetap melibatkan diri dalam peristiwa atau pengalamannya tanpa banyak memberikan penilaian kepadanya. Pelatihan mindfulness mengajak seseorang untuk mampu menyadari semua penginderaan, sensasi, pikiran dan perasaan yang muncul dari suatu peristiwa atau pengalaman sebelumnya dengan suatu reaksi emosional dengan sikap menerima apa adanya atau tanpa suatu reaksi emosional. Hasil penelitian menunjukan 1. Ada Perbedaan sikap pelayanan prima antara kelompok eksperimen yang mendapatkan perlakukan dengan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan, setelah mendapatkan perlakukan sikap pelayanan prima kelompok eksperimen lebih tinggi dibanding dengan tingkat kelompok kontrol. 2. Kelompok eksperimen mendapatkan nilai sikap pelayanan prima yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. 4.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Kepada kalangan profesional Pelatihan mindfulness dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan sikap pelayanan prima dan sebaiknya dilakukan secara berulang-ulang sehingga dapat lebih fokus dan berempati sehingga lebih siap melayani pelanggan dengan berbagai karakter.
10
2. Kepada peneliti selanjutnya Kepada peneliti tentang pelatihan mindfulness, disarankan untuk melakukan penelitian kepada subjek dalam durasi waktu yang lebih lama dan pelatihan dilakukan lebih dari sekali secara rutin dan selalu mempertimbangkan waktu dan ruang pelatihan mindfulness agar peserta pelatihan merasa suatu kenyamanan saat mengikuti pelatihan. 3. Kepada subjek penelitian Pelatihan mindfulness dapat meningkatkan sikap pelayanan prima pada saaat melaksanakan tugas dan pekerjaan sehingga diharapkan pada subjek penelitian dapat melakukan latihan mindfulness secara rutin setiap hari. Pelatihan mindfulness dapat dilakukan setiap pagi ditempat kerja pada saat melaksanakan doa bersama selama sepuluh menit dan siang hari setelah makan siang, hal ini dapat dilaksanakan secara rutin dan dapat dijadikan budaya kerja.
DAFTAR PUSTAKA Affandi, N.A (2009).Pengaruh Meditasi Mindfulness terhadap Tingkat penerimaan Diri Mahasiswa Pamator.Jurnal Ilmu Sosial, Ekonomi dan Humaniora, 2,2-8. Arimawati, R (2013) Pengaruh Kualitas pelayanan Kinerja Pegawai Administrasi Akademik terhadap kepuasaan mahasiswa Fakultas Ekonomika dan bisnis Universitas Diponegoro. Skripsi (tidak diterbitkan Semarang: fakultas Ekonomi dan Bisnis, UNDIP. Franklin, C ( 2013). Mindfulness Training Improve Working Memory Capacity and GRE Performnce While Reducing Mind Wondering. Aps Psychological Science, SagePub Journal. 24 (5) 776-778. Shormonas (2011).Mindfulness.Journal of clinical psychology, 1, 6-12.
11