SIKAP DAN PERILAKU HAKIM AGAMA TERHADAP PERBANKAN SYARIAH (Studi di Lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh: ULFAH E SAKINAH NIM. 107046101876
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M
SIKAP DAN PERILAKU HAKIM AGAMA TERIIADAP PERBANKAN SYARIAH (StudiDi LingkunganPengadilanTinggi AgamaBandar Lampung,Pengadilan Agama Kudus, PengadilanAgama Pati, dan PengadilanAgama Demak) SKRIPSI Diajukanuntuk MemenuhiPersyaratan Memperoleh GelarSarjanaEkonomi Syariah(S.E.Sy) Oleh: Ulfah E Sakinah
NrM.107046r0t876 Di BawahBimbingan g
30s199r1 00 302 KONSETRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA 2011,
PENGESAIIAN PAhIITIA UJIAN SkripsiyangberjudulSikap dan Perilaku Hakim Agama Terhadap PerbankanSyariah (Studi di Lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung), telah diujikan dalam sidang munaqasyahFakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Agustus2011.Skripsi ini telah diterima sebagaisalahsatusyaratuntuk memperolehgelar Sarjana ProgramStrata1 (S1)padaProgramStudiMuamalat(EkonomiIslam)
Jakart418Agustus2011 Dekan,
ll . H. Muhammad Amin Suma.SH. MA. MM
198203 1012 NrP.19550505
Panitia Ujian Munaqasyah Ketua
Prof.Dr. H. MuhammadAmin Suma-SH. MA. MM
NrP.19550505198203 l0l2
i"
bl
:.a#2,
Sekretaris
Mu'min Rauf,MA NrP. 19700416199703 1004
PembimbingI
Drs.NoryaminAi{ri. MA NIP. 19630305 1991031002
Penguji I
Pfof. Dr. H. Hasanuddin. AF. MA
Penguji II
FahmiMuhammedAhmadi.M.Si NrP. 19742tt32003t2 t002
(........
/{:4
KATA PENGANTAR Tiada henti dan tak pernah bosan jiwa ini memuji dan bersyukur kepada Allah SWT yang dengan karunian-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini walaupun melalui berbagai proses yang tidak mudah. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya, yang telah membimbing manusia keluar dari jaman jahiliyah menuju masa yang penuh harapan. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada individu-individu yang banyak membantu, menolong penulis dalam bentuk apapun. Sehingga menjadi motivasi dan menjadikan penulis bisa semangat di kala putus asa. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak Mu’min Roup, S.Ag, MA. , selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Muamalat Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Drs. Noryamin Aini, MA. ,selaku dosen pembimbing atas segenap waktu, arahan, motivasi dan kesabarannya dalam membimbing penulis hingga akhir penulisan skripsi ini. 4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. 5. Papa dan mama yang telah memotivasi, dan menjadi tumpuan penulis dikala penulis putus asa dalam penulisan yang juga selalu menemani penulis dalam proses penyelesaian penulisan skripsi ini. Serta tidak lupa kakakku Luthfiana dan adikku Fajar Shidiq Nugroho yang tidak lelahnya dalam memberi semangat penulis untuk penyelesaian skripsi ini.
iii
6. Sahabat terdekatku Lia Rizkiyah dan Rizkia Ulfah, yang tak henti-hentinya memberikan support kepada penulis. Dan sahabat-sahabatku PSD 2006, yang tak bisa penulis sebut satu-satu namanya, telah menemani penulis selama menimba ilmu di perkuliahan dan memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Jakarta, Agustus 2011
Penulis
iv
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap dan perilaku hakim agama dalam mendukung perbankan syariah. Serta untuk mengetahui pengaruh signifikan sikap dan perilaku dengan beberapa faktor latar belakang. Studi ini dibatasi pada hakim agama di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung. Populasi penelitian ini diseleksi secara purposife. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Karena data bersifat nominal, maka uji inferensial disini menggunakan uji chi-kuadrat. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa secara keseluruhan, sikap hakim terhadap perbankan syariah masih tergolong positif sedangkan perilaku hakim terhadap perbankan syariah, lebih terfokus berada pada posisi kurang positif. Hakim, secara detail, belum terlalu percaya terhadap kebijkan jika perbankan syariah itu difungsionalisasikan sebagai suatu sistem universal dan tunggal untuk mengatasi problem ekonomi umat. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa tidak ada faktor latar belakang responden yang berkorelasi secara signifikan dengan sikap hakim terhadap perbankan syariah. Sedang variabel perilaku hakim terhadap perbankan syariah berhubungan erat dan signifikan dengan beberapa faktor latar belakang berikut, (1) pengalaman mengikuti pendidikan/kursus bidang ekonomi syariah dan (2) pengalaman memiliki usaha/bisnis di bidang ekonomi syariah. Kata Kunci: Sikap dan Perilaku Hakim Agama, Perbankan Syariah
v
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................................................ iii ABSTRAK .................................................................................................................................. v DAFTAR ISI ...............................................................................................................................vi DAFTAR TABEL .......................................................................................................................ix DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………………….. xi BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1 B. Perumusan dan Pembatasan Masalah ............................................................. 6 1. Pembatasan Masalah ................................................................................. 6 2. Perumusan Masalah .................................................................................. 6 C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ...................................................... 7 D. Review Terdahulu ........................................................................................... 8 E. Teknik Penulisan .......................................................................................... 11 F. Sistematika Penulisan .................................................................................... 11
BAB II
LANDASAN TEORI A. Definisi Sikap dan Perilaku .......................................................................... 14 1. Sikap ........................................................................................................ 16 a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap................... 17 b. Pengukuran Sikap ............................................................................. 18 2. Perilaku atau Tindakan ............................................................................. 20 vi
a. Tingkatan Perilaku atau Tindakan .................................................... 20 b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku .................................... 21 B. Perbankan Syariah ........................................................................................ 23 1. Pengertian Bank Syariah ......................................................................... 23 2. Fungsi dan Peran Bank Syariah .............................................................. 26 3. Tujuan Bank Syariah ............................................................................... 26 4. Produk-produk Perbankan Syariah .......................................................... 27 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Proses Penelitian ........................................................................................... 32 B. Metode Penelitian ......................................................................................... 37 1. Pendekatan Penelitian ............................................................................. 37 2. Jenis Data dan Sumber Data ................................................................... 38 C. Populasi dan Sampel ..................................................................................... 38 D. Pengumpulan Data ........................................................................................ 39 E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .......................................................... 39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Responden ........................................................................................... 42 B. Sikap Hakim Terhadap Bank Syariah ........................................................... 50 1. Sikap Mengenai Mekanisme dan Sistem Operasional Bank Syariah ...... 50 2. Sikap Mengenai Pemanfaatan Perbankan Syariah untuk Suatu Kelompok ............................................................................ 52 3. Sikap Terhadap Gagasan Formalisasi Perbankan Syariah Sebagai Pengelola Keuangan Lembaga Islam ...................................................... 53
vii
4. Sikap Mengenai Segmen Pasar Bank Syariah ......................................... 54 5. Sikap Mengenai Gagasan Penggunaan Perbankan Syariah untuk Pengelolaan Keuangan Pribadi ............................................................... 55 C. Perilaku Hakim terhadap Perbankan Syariah ............................................... 56 D. Faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Hakim ............................... 59 E. Analisis dan Interpretasi Data ....................................................................... 61 1. Sikap Terhadap Perbankan Syariah di Kalangan Hakim ……………… 61 2. Perilaku dan Eksistensi Hakim ………………………………………… 64 3. Korelasi Latar Belakang Pendidikan dengan Pengetahuan Hakim Terhadap Perbabankan Syariah ……………………………………….. 77 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................... 80 B. Saran ............................................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 84 LAMPIRAN ................................................................................................................................ 86
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Faktor Sikap Terhadap Mekanisme dan Sistem Operasioal Bank Syariah ....................................33 Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Faktor Sikap Terhadap Pemanfaatan Perbankan Syariah untuk Suatu Kelompok .........................34 Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Faktor Sikap Terhadap Formalisasi Perbankan Syariah sebagai Pengelola Keuangan Lembaga Islam ..........................................................................................................34 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Faktor Sikap Terhadap Segmen Pasar Bank Syariah .......................................................................35 Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Faktor Sikap Terhadap Penggunaan Perbankan Syariah untuk Pengelolaan Keuangan Pribadi ....35 Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Faktor Perilaku Terhadap Perbankan Syariah ....................................................................................36 Tabel 4.1 Responden Menurut Jenis Kelamin ...........................................................42 Tabel 4.2 Responden Menurut Asal Pengadilan ........................................................43 Tabel 4.3 Responden Menurut Pengalaman Memiliki Keluarga yang Bekerja di Bidang Ekonomi Syariah ........................................................46 Tabel 4.4 Responden Menurut Pengalaman Memiliki Usaha/Bisnis di Bidang Ekonomi Syariah .......................................................................47
ix
Tabel 4.5 Sikap Mengenai Mekanisme dan Sistem Operasional Bank Syariah .............................................................................................50 Tabel 4.6 Sikap Mengenai Pemanfaatan Perbankan Syariah Untuk Lembaga Suatu Kelompok ...........................................................52 Tabel 4.7 Sikap Mengenai Formalisasi Perbankan Syariah Sebagai Pengelola Keuangan Lembaga Islam ........................................53 Tabel 4.8 Sikap Mengenai Segmen Pasar Bank Syariah ...........................................54 Tabel 4.9 Sikap Mengenai Gagasan Penggunaan Perbankan Syariah Untuk Pengelolaan Keuangan Pribadi.....................................................55 Tabel 4.10 Rincian Perilaku Sesuai Dengan Dimensinya ..........................................57 Tabel 4.11 Perilaku Menurut Pengalaman Mengikuti Pendidikan/Kursus di Bidang Ekonomi Syariah ....................................................................60
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1
Responden Menurut Latar Belakang Pendidikan di Perguruan Tinggi ............................................................................44
Gambar 4.2
Responden Menurut Pengalaman Mengikuti Pendidikan/kursus di Bidang Ekonomi Syariah ...............................................................45
Gambar 4.3
Responden Menurut Pengalaman Menjadi Nasabah Bank Syariah ...48
Gambar 4.4
Responden Menurut Pengalaman Menggunakan Layanan Pembiayaan Bank Syariah ...................................................49
Gambar 4.5
Perilaku Terhadap Perbankan Syariah ...............................................57
Gambar 4.6
Menjadi Tempat Bertanya Bagi Masyarakat Sekitar Mengenai Bank Syariah .....................................................................67
Gambar 4.7
Mengikuti Seminar/diskusi Tentang Ekonomi Syariah yang Diadakan Lembaga Sendiri atau Lembaga Lain ................................68
Gambar 4.8
Menjadi Panitia Seminar atau Diskusi tentang Bank Syariah ............69
Gambar 4.9
Menjadi Pembicara Pada Seminar tentang Ekonomi Syariah ............70
Gambar 4.10 Menyampaikan Materi Ekonomi Syariah saat Khutbah Jumat atau Pengajian ..........................................................................71 Gambar 4.11 Menulis Artikel atau Tulisan tentang Ekonomi Syariah ....................72 Gambar 4.12 Melakukan Kajian Khusus tentang Masalah yang Terkait dengan Perbankan Syariah .....................................................73 Gambar 4.13 Menjadi Anggota Organisasi Profesi di Bidang Ekonomi Syariah ....74
Gambar 4.14 Menjadi Pengajar di Bidang Ekonomi Syariah di Salah Satu Perguruan Tinggi ........................................................................75 Gambar 4.15 Mempromosikan Keberadaan Perbankan Syariah Dalam Setiap Kesempatan ..................................................................76
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Krisis ekonomi dan moneter yang terjadi di Indonesia pada kurun waktu 1997-1998 merupakan suatu pukulan yang sangat besar bagi sisterm perekonomian Indonesia. Dalam periode tersebut, banyak lembaga keuangan termasuk perbankan mengalami kesulitan keuangan.1 Selama periode krisis tersebut, bank syariah masih menunjukkan kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan dengan lembaga perbankan konvensional.2 Krisis perbankan memberikan pelajaran dan nasehat tentang perbaikan dan penyempurnaan terhadap perbankan konvensional. Banyak ahli meyakini bahwa kelahiran lembaga keuangan syariah dapat dijadikan alternatif untuk sistem ekonomi yang lebih baik, lebih manusiawi, dan sesuai dengan prinsip ekonomi Islam. Dengan demikian, kerinduan umat Islam di Indonesia untuk melepaskan diri dari riba telah mendapatkan jawaban dengan kemunculan bank syariah. Keadaan ini didukung dengan legislasi kebijakan negara untuk membentuk perbankan syariah. Pada tahun 1998, pemerintah mengeluarkan UU RI No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan Indonesia yang
1
Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia, (Jakarta: Bank Indonesia Biro Perbakan Syariah, 2002), h.4. 2
Ibid, h.5.
1
2
membedakan bank berdasarkan kegiatan usahanya menjadi dua yaitu bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Undang-undang tersebut dimaksud mengatur dengan rinci landasan hukum, serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Selain itu, undangundang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk melakukan konversi ke sistem syariah dengan cara, pertama, membuka layanan syariah dan konversi total ke sistem syariah. Hal ini sebagai suatu bentuk kepedulian pemerintah terhadap hajat umat muslim. Banyak tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan perbankan syariah terutama di Indonesia. Permasalahan yang muncul antara lain adalah tingkat pengetahuan dan apresiasi masyarakat yang rendah terhadap perbankan syariah terutama yang disebabkan dominasi perbankan konvensional. Dalam rangka pengembangan jaringan perbankan syariah diperlukan upaya-upaya peningkatan pemahaman dan dukungan (apresiasi) masyarakat mengenai produk, mekanisme, sistem dan seluk beluk perbankan syariah karena perkembangan jaringan perbankan syariah akan tergantung pada besarnya demand masyarakat terhadap sistem perbankan ini. Oleh karena itu, agar kegiatan sosialisasi dalam rangka peningkatan pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap perbankan syariah lebih efektif diperlukan informasi mengenai karakteristik dan perilaku nasabah/calon nasabah terhadap perbankan syariah.
3
Namun disayangkan, apresiasi masyarakat Islam terhadap praktek ekonomi lebih bermuatan kesadaran material. Dalam konteks ini, penelitian yang dilakukan oleh sebagian para peneliti menunjukkan bahwa masyarakat sebetulnya dalam kegiatan ekonomi lebih berorientasi pada profit, dari pada menjunjung tinggi keluhuran ajaran agama. Dengan kata lain, motivasi agama, sampai saat ini, belum merupakan faktor dominan yang dipertimbangkan untuk memilih bank syariah, tetapi motivasi yang kuat adalah berdasarkan pada motif profit-oriented.3 Indonesia adalah sebuah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Dari sisi ini patut menjadi potensi asset yang kuat jika dibarengi dengan kualitas sumber daya insani yang memadai. Sayang sekali potensi kependudukan yang begitu besar ternyata tidak secara otomatis memuluskan pelaksanaan sosialisasi perbankan syariah. Penulis berpendapat, mayoritas umat muslim masih buta tentang Bank Syariah termasuk, juga para akademisi, profesional, dan bahkan ulama. Bahkan peran tokoh umat Islam, juga masih belum optimal termasuk figur strategis. Di level institusi sosial-keagamaan, para penceramah jarang mengangkat isu-isu ekonomi Islam dalam materi ceramahnya. Islam tidak hanya dipahami dalam bentuk ibadah, tetapi Islam juga harus memasuki pada wilayah-wilayah ekonomi pemberdayaaan umat. Oleh sebab itu, pengembangan konsep ekonomi Islam melalui perbankan syariah, merupakan upaya untuk mengakses dan memberikan kesempatan kepada masyarakat kelas bawah untuk bisa berkembang. Maka di sinilah perbankan syariah itu menjadi 3
Fauzan Hariri, Preferensi dan Perilaku Masyarakat Terhadap Perbankan Syariah, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, 2010, h.6
4
sebuah proyek yang harus didukung. Ketika hal itu didasarkan pada prinsip Islam, kadang-kadang sebuah pemikiran hanya sebatas ketentuan normatif. Maksudnya, semua hanya pada tataran aturan main, tanpa dipraktekkan. Tetapi, manusia sebagai makhluk yang sadar sering berbuat tidak sesuai dengan konsep yang dibuat oleh kelompok tertentu. Fenomena ini menarik dari realitas kehidupan umat beragama, termasuk dukungan terhadap hal-hal yang langsung berhbungan dengan kepentingan umat Islam sendiri. Dalam prakteknya, manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu objek, sedang orang lain tidak menyenangi. Alasannya bermacam-macam, bisa saja karena dia tidak menyukai objek tersebut, atau karena ada kepentingan lainnya seperti kepentingan agama dan nasionalisme. Hal tersebut sangat tergantung pada faktor bagaimana individu menanggapi dan menyikapi objek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian seseorang terhadap objek tertentu sangat ditentukan oleh persepsinya. Logika ini juga berlaku pada individu hakim dalam menyikapi kasus perbankan syariah. Hakim agama adalah insan terdepan yang memiliki kewajiban moral untuk berinteraksi dengan komunitas sosialnya, juga terikat dengan norma-norma etika
5
dan adaptasi kebiasaan yang berlaku dalam tata pergaulan masyarakat.4 Dalam kaitan ini, hakim agama sebagai makhluk sosial telah diberikan perluasan kewenangan untuk menyelesaikan sengketa ekonomi syariah sesuai dengan UU RI No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU RI No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Dari sisi ini, peran dan status hakim agama sangat strategi dan sentral untuk usaha kemajuan perbankan syariah. Peran dan fungsi ini harus selalu dioptimalkan untuk mendukung kemajuan perbankan syariah. Semua potensi sosial, politik dan agama harus selalu didayagunakan untuk projek dukungan terhadap perbankan syariah. Hakim agama sebagai panutan masyarakat diharapkan menjadi contoh yang baik dalam lingkungan masyarakatnya, termasuk dalam pemilihan bank syariah sebagai bank yang mengeluarkan produk-produknya berdasarkan prinsip syariah. Di sisi lain, dorongan peran sosial kemasyarakatan yang ada di pundak mereka sebagai suatu lembaga syiar kajian keagamaan, menjadi salah satu dimensi sosiologis yang dapat menghantarkan hakim Pengadilan Agama untuk ikut aktif berperan dan urun rembuk dalam pengembangan bank-bank syariah. Paling tidak, hakim dapat agama memposisikan diri sebagai suatu lembaga independen untuk menjadi rekan dan partner bagi sosialisasi bank syariah ke khalayak masyarakat ramai.
4
“Pedoman Perilaku www.mahkamahagung.go.ig
Hakim”,
artikel
diakses
pada
20
Februari
2010
dari
6
Bagaimana
hakim
agama
menyikapi
dan
berperilaku
dalam
pengembangan perbankan syariah? Ini sebuah pertanyaan penting, dan menggoda banyak ilmuan. Dalam konteks ini, penulisan tertarik untuk kemudian meneliti seperti bagaimana sikap dan perlilaku hakim dalam konteks dukungan dalam proyek pengembangan perbankan syariah. Tema bahasan tersebut penulis beri judul
“SIKAP
DAN
PERILAKU
HAKIM
AGAMA
TERHADAP
PERBANKAN SYARIAH (Studi di Lingkungan Pengadilan Agama Bandar Lampung)”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan untuk menghindari kerancuan dan ketidakjelasan fokus penelitian, dan agar penelitian lebih terarah. Fokus penelitian ini pada sikap dan perilaku hakim dalam mendukung perbankan syariah. Studi ini dibatasi pada hakim agama di lingkungan kompetensi relatif Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung.
2. Perumusan Masalah a. Bagaimana sikap dan perilaku para hakim Pengadilan Agama terhadap perbankan syariah? b. Apakah sikap dan perilaku hakim pengadilan agama terhadap perbankan syariah berkorelasi secara signifikan dengan sejumlah faktor?
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ini bertujua untuk a. Memahami sikap dan perilaku hakim dalam konteks wacana dan prakek perbankan syariah; b. Melihat level dukungan hakim pengadilan agama terhadap pengembangan ekonomi syariah khususnya perbankan syariah; c. Mencermati faktor-faktor sosial-ekonomi yang berpengaruh terhadap eksistensi perbankan syariah. 2. Manfaat Peneliti mengharapkan hasil penelitian ini mempunyai manfaat bagi dirinya sendiri pada khususnya dan bagi orang lain pada umumnya. Manfaat penelitian ini yaitu : a. Memberi pemahaman tentang sikap dan tingkah laku tentang hakim di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung, Pengadilan Agama Kudus, Pengadilan Agama Pati, dan Pengadilan Agama Demak dalam mendukung program pengembangan perbankan syariah. b. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi khazanah, dokumentasi ilmiah yang bermanfaat untuk kegiatan akademik, terutama bagi peneliti sendiri dan bagi pihak fakultas-lembaga pendidikan, serta institusi praktisi ekonomi Islam pada umumnya.
8
D. Review Kajian Terdahulu No
Identitas
1.
Penelitian yang dilakukan Bank Indonesia dan IPB “Potensi, Preferensi, dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di Wilayah Kalimantan Selatan”, 2004
2.
Amat Yunus, “FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Untuk Menggunakan Jasa Perbankan Syariah”, Tesis program pascasarjana Universitas Indonesia jurusan Ekonomi dan Keuangan Syariah, 2004.
3.
Fathan Mun’im, “Persepsi Masyarakat Muslim Terhadap Bank Syariah (Studi Tentang Transpormasi Syariah Dalam Berinvestasi di Kabupaten Sambas)”, Tesis Program Pascasarjana Konsentrasi Ekonomi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006.
Subtansi Penelitian ini memberikan informasi mengenai pengembangan perbankan syariah, mempelajari karakteristik dan perilaku masyarakat serta menganalisis keterkaitan antar faktornya. Variabel yang digunakan semuanya berpengaruh nyata terhadap potensi pengambilan keputusan masyarkat, yaitu aksesibilitas, status sosial, jenis pekerjaan, persepsi terhadap bank syariah, serta pertimbangan dalam memilih produk yang dimanfaatkan. Dari penelitian ini didapat bahwa potensi permintan masyarakat terhadap bank syariah sangat tinggi. Meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat dalam memlilih bank syariah atau bank konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik minat masyarakat untuk menggunakan jasa bank syariah, dipengaruhi secara signifikan oleh tingkat pendidikan, tinkat pengetahuan masyarkat tentang bank syariah dan sikapnya terhadap fatwa bungan bank.
Meneliti persepsi umat muslim Kabupaten Sambas terhadap jasa bank berbasis bunga, dalam kaitannya dengan transformasi keinginan untuk berinvestasi pada perbankan syariah. Subjek studi adalah umat Muslim yang sudah menjadi nasabah bank konvensional. Kesimpulannya, responden berpersepsi negatif terhadap bank konvensional; 55% responden mendukung fatwa MUI tentang keharaman bunga bank, sedang 33% menyatakan netral. Sikap netral ini lebih disebabkan
Pembeda Perbedaan yang terdapat disini adalah memfokuskan pada perilaku yang meliputi aspek sikap dan perilaku. Disini yang menjadi subjek penelitian adalah hakim Peradilan Agama direktorat Mahkamah Agung. Serta menganalisis faktor yang signifikan. Sedangkan pada penelitian sebelumnya meneliti tentang potensi dan perilaku masyarakat.
Kali ini, penulis fokus terhadap sikap dan perilaku hakim bukan pada minat. Dan mencoba menganalisis aspek-aspek yang mempengaruhi. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku dipengaruhi secara signifikan oleh pengalaman mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah. sedangkan tidak ada faktor yang secara signifikan mempengaruhi sikap. Tesis tersebut meneliti persepsi masyarakat, sedangkan pada penelitian ini penulis ingin meneliti lebih dari sekedar persepsi terhadap perbankan syariah, yaitu kecenderunan bertindak/perilaku. Dengan melihat faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi sikap dan perilaku. Subjek penelitian ini adalah hakim Peradilan Agama.
9
4.
Muh. Fudhail Rahman, “Hubungan Antara Persepsi Civitas Akademika Terhadap Perilaku Untuk Menjadi Nasabah Pada Perbankan Syariah (Studi Kasus Pada Unisma Bekasi”, Tesis Program Pascasarjana Konsentrasi Ekonomi Islam UIN syarif Hidayatullah Jakarta, 2005.
5.
Fauzan Hariri, “Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Terhadap Perbankan Syariah (Studi Pada Wilayah Kecamatan Cakung Jakarta Timur)”, Skripsi Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
6.
Siti Sobaiyah, “Tingkat Persepsi Ormas Islam Kota Bogor Terhadap Perbankan Syariah”, Skripsi Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah Dan
keterbatasan infomasi yang sampai kepada mereka terkait dengan fatwa tersebut. Penelitian ini menganalisis bagaimana dimensi produk dan jasa, kepuasan nasabah serta proses sosialisasi mempengaruhi persepsi dan perilaku Civitas Akademika untuk menjadi nasabah bank syariah. Responden umumnya sepakat bahwa bank syariah dapat berdiri sejajar dengan jenis lembgalembaga keuangan lainnya, ironisnya, tidak semua persepsi positif tersebut dibarengi dengan perilaku untuk menjadi nasabah. Termasuk dalam katagori ini adalah kalangan Civitas Akademika. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara persepsi dan perilaku nasabah untuk menjadi nasabah pada perbankan syariah. Meneliti faktor-faktor yang menentukan preferensi masyarakat terhadap bank syariah dan faktor apa yang mempenga-ruhi perilaku masyarakat dalam pengambilan keputusan untuk memilih bank syariah. Subjek yang diteliti adalah warga Cakung Jakarta Timur. Hasil penelitian, preferensi masyarakat terhadap produk bank syariah dipengaruhi oleh pilihan produk dan untuk keputusan dalam memilih bank syariah; sedang fasilitas dan pelayanan tidak mempengaruhi preferensi masyarakat terhadap produk bank syariah dan kemudahan akses serta persepsi masyarakat tentang bunga bank walaupun bernilai positif tetapi tidak mempengaruhi keputusan masyarakat untuk memilih bank syariah. Meneliti tingkat persepsi dari ormas Islam kota Bogor terhadap perbankan syariah dan apakah ada persamaan antara persepsi ormas Islam kota Bogor dengan persepsi pada hasil penelitian sebelumnya. Hasil yang didapat, bahwa
Dari penelitian tersebut, Civitas Akademika yang dianggap sebagai kelompok komunitas masyarakat intelektual memiliki persepsi dan perilaku yang positif terhadap perbankan syariah. Sedangkan, pada penelitian ini, penulis ingin melihat bagaimana sikap dan perilaku hakim sebagai kelompok komunitas masyarakat intelektual yang memiliki latar belakang agama lebih terhadap hukum Islam khususnya perbankan syariah.
Studi tentang preferensi dan perilaku masyarakat ini telah banyak dikaji, tetapi pada kesempatan ini penulis ingin lebih fokus mengetahui sikap dan perilaku dilihat dari faktor yang mempengaruhinya. Subjk penelitian ini adalah hakim Peradilan Agama. Hasil penelitian ini, menunjukkan sikap positif hakim terhadap perbankan syariah sedangkan pada perilaku, hakim menunjukkan perilaku yang kuran mendukung.
Pada penelitian tersebut, yang dikaji persepsi ormas Islam di kota Bogor, sedangkan penelitian kali ini perilaku hakim. Penulis ingin membandingkan hasil
10
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
7.
Muhamad Ghazali, “Respon Kiai Babakan Ciwaringin Cirebon Terhadap Perbankan Syariah”, Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
8.
Dede Miftahudin, “Respon Pesantren Terhadap Bank Syariah di Sukabumi”, Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.
sebagian besar tingkat persepsi ormas islam kota Bogor terhadap perbankan syariah berada pada katagori baik, jika dilihat dari segi pengetahuannya terhadap bank syariah, sikap, dan kecenderungan bertindak dari ormas islam kota Bogor terhadap perbankan syariah. Membahas tentang respon kiai terhadap perbankan syariah, dan hubungan status sosial ekonomi kiai Ciwaringin Cirebon dengan responnya terhadap perbankan syariah. Variabel status sosial ekonomi yang digunakan (X) terdiri dari: pendidikan, pekerja-an, kekayaan, akseptabilitas, dan kedudukan. dan respon terhadap bank syariah (Y) terdiri dari: respon kognitif, respon afektif, dan respon psikomotorik. Hasil penelitian, ternyata jika status sosial ekonomi kiai tinggi, responnya terhadap perbankan syariah akan naik dan sebaliknya. Ttetapi kenaikannya tidak signifikan karena hubungannya sangat rendah. Dalam skripsi tersebut membahas tentang respon pesantren yang terdiri dari kiai, ustadz, dan santri terhadap bank syariah yang ada di sukabumi. Indikatornya meliputi: respon terhadap bank syariah (aspek kognitif) meliputi pengetahuan tentang bank syariah, respon terhadap sosialisasi (aspek afektif) meliputi sikap terhadap bank syariah, respon terhadap bank syariah (aspek konatif) meliputi kecenderungan bertindak untuk menjadi nasabah, dan lain-lain. Hasil yang didapat bahwa respon kiai, ustadz dan santri terhadap bank syariah sangat baik. Mengenai kecenderungan bertindak para kiai dan ustadz ikut serta memilih bank syariah sebagai sarana dalam menitipkan hartanya.
penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa ormas Islam kota Bogor memiliki persepsi yang positif terhadap perbankan syariah dengan perilaku hakim.
Studi tentang dukungan terhadap perbankan syariah yang mengkaji ulama/pemuka agama/tokoh masyarakat sudah banyak, tetapi dalam penelitian kali ini penulis mencoba mengkaji tentang hakim sebagai individu yang memiliki pengaruh di lingkungan sekitar yang belum pernah dikaji.
Studi tentang dukungan atau perilaku atau persepsi tentang perbankan syariah sudah banyak dikaji, tetapi belum ada yang mengkaji elit tertentu (dalam hal ini hakim). Ini yang menjadi perbedaan mendasar antara penelitian-penelitian sebelumnya dengan penelitian yang penulis tulis. Hakim merupakan komponen masyarkat yang sangat berpengaruh untuk sosialisasi perbankan syariah.
11
Pada penelitian ini, penulis lebih berfokus pada sikap dan perilaku hakim terhadap perkembangan perbankan syariah. Penulis juga mencoba mengelaborasi hasil penelitian dengan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku hakim tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk melihat kontribusi hakim terhadap perbankan syariah.
E. Teknik Penulisan Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada “Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahyn 2007.
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini akan disusun sebagai berikut : Bab I Pendahuluan. Bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat penelitian, Review Kajian Terdahulu, Teknik Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Bab II adalah Landasan Teori. Bab ini akan menguraikan tentang tinjauan pustaka yang berkaitan dengan topik dalam penelitian ini, yaitu pengertian sikap dan perilaku, dan perbankan syariah. Bab III adalah Metode Penelitian. Bab ini membahas proses penelitian, hasil tryout uji instrumen, metode penelitian yang mencakup jenis penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data serta teknik pengolahan dan analisis data.
12
Bab IV adalah Hasil dan Pembahasan. Bab ini menguraikan profil rsponden, temuan penelitian, analisis dan interpreatasi data. Bab V Penutup. Bab ini adalah rangkaian terakhir penulisan yang berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, serta saran bagi peneliti selanjutnya.
BAB II LANDASAN TEORI
Konsep sikap dan perilaku ini menjadi perdebatan bahkan perebutan kajian dalam dua bidang keilmuan psikologi dan sosiologi. Menurut psikologi, sikap mencakup pernyataan evaluasi, reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sementara di bidang sosiologi yang dinamakan perilaku adalah penjelmaan sikap dalam bentuk tindakan. Oleh sebab itu, adalah jelas menurut sosiologi, bahwa perilaku bukan sikap, karena sikap masih dalam dorongan hati, belum menjelma dalam bentuk perilaku. Mungkin kesulitan psikologi memisahkan hal ini, karena ada wilayah ilmu di tengah-tengah antara psikologi dan sosiologi, yaitu psikologi sosial. Pengertian psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalam hubungannya dengan situasi sosial. Hal ini membuat jembatan antara psikologi dan sosiologi. Dalam kesulitan ini, agar tidak terjadi tumpang tindih dalam definisi yang penulis sebutkan, maka penulis mengacu pada pemisahaan antara sikap dan perilaku. Ketika sesuatu masih dalam bentuk perasaan, maka hal itu dinamakan sikap. Sedang, ketika hal dimaksud sudah berbentuk aksi, ini sudah menjadi perilaku.
13
14
A. Definisi Sikap dan Perilaku Para pakar telah berusaha merumuskan konsep sikap perilaku dari sudut pandang yang berbeda. Dari beragam definisi, ada titik perbedaan pandangan. Pertama, sikap, secara kebahasaan, didefinisikan sebagai keyakinan. Sedangkan perilaku merupakan tanggapan atau reaksi individu yang terwujud gerakan, tidak saja ekspresi badan atau ucapan.1 Kedua, menurut ahli psikologi sosial dan psikologi kepribadian seperti dikutip Saifuddin Azwar menyebutkan bahwa sikap merupakan suatu kesiapan atau suatu proses perilaku.2 Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakan kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, positif atau negatif terhadap berbagai keadaan sosial. Sedangkan perilaku manusia adalah sekumpulan tindakan yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan atau genetika.3 Adapun pengertian perilaku dalam kamus ilmiah adalah tindakan, perbuatan, atau sikap.4
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 671. 2
Saifuddin Azwar, “ Sikap Teori dan Pengukurannya”, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1995),
3
http://id.wikipedia.org/wiki/perilaku_manusia.htm, diakses pada 15 Maret 2011.
4
Martin Handoko, Motivisi Daya Penggerak Tingkah Laku , (Yogyakarta: Kanisus, 1992),
h.5.
h.10.
15
Perilaku, dalam bahasa Inggris disebut dengan behavior yang artinya kelakuan, tindak tanduk dan jalan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku diartikan sebagai tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.5 Jika dikaitkan dengan aktivitas ekonomi, perilaku konsumsi adalah tindakan seseorang yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghasilkan produk atau jasa termasuk proses keputusan yang mendahului tindakan. Dengan kata lain, perilaku adalah kegiatan manusia atau makhluk hidup lainnya yang dapat dilihat secara langsung pada saat tertentu di suatu tempat. Mowen seperti dikutip oleh Ujang Sumarwan menyebutkan: sikap adalah salah satu faktor perbedaan individu yang secara langsung mempengaruhi konsumen. Untuk mengetahui pembentukan sikap seorang konsumen, maka harus dipelajari tiga konsep yang saling berkaitan yaitu: kepercayaan (belief), sikap (attitude), dan perilaku (behavior). Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai atribut dan manfaat suatu objek. Bagi konsumen, objek bisa berbentuk orang, produk, perusahaan, atau apapun dimana konsumen memilki kepercayaan terhadapnya. Sedangkan atribut adalah ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh objek tersebut. Manfaat adalah aspek positif yang diberikan suatu atribut dan dirasakan oleh konsumen.” 6 Dari sini dapat diketahui bahwa perilaku merupakan interaksi dinamis antar faktor-faktor afeksi dan kognisi, perilaku dan lingkungannya, dimana manusia mela-kukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Dari indikator di 5
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 627 6
Ujang Sumarwan, “Analisis Sikap Angka Ideal Terhadap Produk Jus Jeruk”, diakses pada 23 Maret 2011 dari http://ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2001-ujang-sumarwanattitudes-ideal-model-juice-orange2.pdf. Penulis tidak menemukan referensi asli John C. Mowen, Cunsumer Behavior, Prentice Hall 2001.
16
atas dapat diambil kesimpulan bahwa indikator perilaku terhadap perbankan syariah adalah sikap terhadap perbankan syariah, dan perilaku/tindakan yang dilakukan yang terkait dengan masalah perbankan syariah. 1. Sikap Sikap adalah perbuatan yang berdasarkan pendirian dan keyakinan.7 Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi (syarat awal) tindakan suatu perilaku.8 Schifman dan Kanuk, seperti dikutip Bilson Simamora, menyatakan bahwa sikap adalah ekspresi perasaan (inner feeling), yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, dan setuju atau tidak terhadap suatu objek. Objek yang dimaksud bisa berupa merek, layanan, pengecer, perilaku tertentu, dan lain-lain.9 Sedang Paul dan Olson, juga seperti dikutip Simamora, menyatakan bahwa sikap adalah evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang terhadap suatu objek. Evaluasi adalah tanggapan pada tingkat intensitas dan gerakan yang relatif rendah.10 Melalui tindakan dan belajar, seseorang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap, yang pada gilirannya
7
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 1063 8
Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h.143. 9
Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, (Jakarta: Gramedia, 2000), h.152.
10
Ibid. h.154
17
akan mempengaruhi perilakunya. Kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu yang didasari atas pengetahuan, pendapat, dan keyakinan nyata. a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap Pembentukan sikap dipengaruhi secara signifikan oleh pengalaman pribadi, pengaruh keluarga atau kawan, pemasaran langsung (direct marketing), media massa, dan karakteristik individu.11 1) Pengalaman Pribadi Pada faktor ini, penulis mencoba membagi faktor pengalaman pribadi meliputi menjadi nasabah bank syariah, pernah menggunakan layanan pembiayaan bank syariah, mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah, dan memiliki usaha/bisnis di bidang ekonomi syariah. 2) Pengaruh Keluarga dan Kawan Keluarga, kawan atau yang orang-orang yang dihormati mempengaruhi sikap kita terhadap suatu produk melalui perkataan, perbuatan atau teladan. Sikap positif atau negatif bisa dibentuk berdasarkan informasi, anjuran, ataupun larangan yang disampaikan melalui kata-kata. Dalam hal ini, memiliki keluarga yang bekerja di bidang ekonomi syariah, dapat mewakili faktor pengaruh keluarga.
11
Ibid. h.185
18
3) Media Massa Media massa merupakan sumber informasi yang utama pada saat ini, setiap hari media massa memaparkan ide, produk, opini dan iklan. Banyak orang membentuk sikap hanya berdasarkan informasi yang diperoleh media massa saat ini. 4) Karakteristik Individu Karakteristik seseorang mempengaruhi pembentukan sikap karena setiap orang memiliki cara dan kemampuan yang berbeda dalam membentuk persepsi. b. Pengukuran Sikap Beberapa metode pengukuran skala sikap yang telah lama diperkenalkan dan digunakan hingga kini antara lain:12 1) Bogardus’s Social Distance Scale Bogardus mengajukan pengukuran kesenjangan sosial yang dapat menentukan hubungan antara sikap di berbagai jenis ras atau kelompok sebuah bangsa. Berbagai jenis pengukuran dari teknik ini akan memeperlihatkan adanya hubungan antara sikap/tingkah laku terhadap berbagai jenis kelompok sosial. 2) Metode Thustone Thurstone mengajukan metode pengukuran sikap ini berbeda dengan pengukuran Bogardus dimana poin-poin pengukuran tidak 12
http://aaipoel.wordpress.com/2007/06/07/pengukuran-sikap-dalam-opini-publik/ pada 22 Maret 2011.
diakses
19
terlalu diperlukan. Metode Thurstone berorientasi pada respon dari responden terhadap isu-isu yang ditanyakan. Menurut pandangannya, sikap merupakan suatu bentuk atau reaksi perasaan terhadap objek tertentu. Konsep Thrustone ini berlandaskan kepada perasaan mendukung-tidak mendukung atau memihak (favorable)- tidak memihak (unvorable) terhadap objek yang diukur. 3) Metode Likert Metode likert dapat dikatakan sebagai metode pertama yang melakukan pendekatan dengan mengukur luas/dalamnya pendapat dari responden bukan hanya dengan jawaban “ya” atau “tidak”. Dalam metode ini, sebagian besar pertanyaan dikumpulkan, namun setiap pertanyaan disusun sedemikian rupa agar bisa dijawab dalam lima tingkatan jawaban pertanyaan/pertanyaan yang diajukan. Urutan untuk skala ini umumnya menggunakan lima angka penilaian. 4) Osgood’s Semantic Differential (Skala perbedaan semantic Osgood’s) Dalam penyusunan skala ini, serangkaian kata sifat yang menunjukkan ciri atau karakteristik stimulus atau objek sikap telah dipilih dan ditentukan, dan objek sikap disajikan sebagai stimulus tunggal pada setiap rangkaian, dan diikuti oleh kontinum-kontinum psikologis yang kedua kutubnya berisi kata sifat yang berlawanan.13 13
Saifuddin Azwar, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1995), ed. II, h.170.
20
Kontinum psikologis pada teknik beda semantik ini dibagi menjadi tujuh bagian yang diberi angka 1 sampai 7, mulai dari kutub unfavorable sampai dengan kutub favorable. Jika peletakan kutub favorable dan unfavorable itu dibalik, maka peletakan angka skornya pun disesuaikan sehingga perlu dibalik juga. 5) Scaling Method (metode skala) Salah satu kelemahan dari methode Thurstone dan Likert adalah perilaku responden yang diukur tidak memiliki arti yang khusus. Guttman mengajukan sebuah metode yang mana setiap nilai jawaban mempunyai arti yang unik. Guttman menggunakan indeks daftar katakata unutuk menentukan kesatuan ukuran, dan sebagai konsekuensinya pengukuran Guttman mungkin merupakan yang paling pendek antara 4 sampai dengan 10 dan hanya dibatasi topik yang bersangkutan. 2. Perilaku atau Tindakan a. Tingkatan Perilaku atau Tindakan Seseorang akan mengadakan penilaian atau pendapat terhadap hal yang telah diketahui untuk dilaksanakan, setelah ia mendapatkan stimulus atau rangsangan. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Agar terwujud menjadi tindakan atau perbuatan nyata, maka diperlukan faktor pendukung berupa fasilitas dan dukungan dari pihak lain. Tindakan terdiri dari beberapa tingkat yaitu:14
14
Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h.145.
21
1) Persepsi Persepsi adalah mekanisme mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. 2) Respon Terpimpin Kondisi kejiwaan seseorang dimana dia dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh. 3) Mekanisme Dalam hal ini, seseorang dapat melakukan sesuatu secara otomatis tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain. 4) Adopsi Pada tingkatan ini, suatu tindakan seseorang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu telah dimodifikasikan tanpa mengurangi kebenaran dari tindakan tersebut. b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku 1) Faktor Internal Perilaku manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang dimaksud antara lain jenis ras/keturunan, jenis kelamin, sifat fisik, kepribadian, bakat, dan intelegensia. Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan secara lebih rinci seperti di bawah ini:
22
a) Jenis Kelamin Perbedaan perilaku berdasarkan jenis kelamin antara lain wanita seringkali berperilaku berdasarkan perasaan, sedangkan laki-laki cenderung berperilaku atau bertindak atas pertimbangan rasional. b) Kepribadian Kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun
dalam
dirinya,
digunakan
untuk
bereaksi
dan
menyesuaikan diri terhadap segala rangsang baik yang datang dari dalam dirinya maupun dari luar, sehingga corak dan kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu. c) Intelegensia Intelegensia adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak terarah dan efektif. Bertitik tolak dari pengertian itu, tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh intelegensia. Tingkah laku yang dipengaruhi intelegensia adalah perilaku intelegen di mana seseorang dapat bertindak secara cepat, tepat, dan mudah terutama dalam mengambil keputusan. 2) Faktor Eksternal a) Pendidikan Inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan demikian pendidikan sangat besar pengaruhnya
23
terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda perilakunya dengan orang yang berpendidikan rendah. b) Agama Agama akan menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai yang diajarkan oleh agama yang diyakininya. c) Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh untuk mengubah sifat dan perilaku individu karena lingkungan dapat merupakan lawan atau tantangan bagi individu untuk mengatasinya. Individu terus berusaha menaklukkan lingkungan sehingga menjadi jinak dan dapat dikuasainya. d) Sosial Ekonomi Status sosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi perilaku seseorang.
B. Perbankan Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Bank secara bahasa diambil dari bahasa Itali, yakni banco yang mempunyai arti meja. Penggunaan istilah ini disebabkan dalam realita
24
kesehariannya bahwa setiap proses dan transaksi sejak dahulu dan mungkin di masa yang datang dilaksanakan di atas meja. Dalam bahasa arab, bank biasa disebut dengan mashrof yang berarti tempat berlangsung saling menukar harta, baik dengan cara mengambil ataupun menyimpan atau selain untuk melakukan muamalat.15 Menurut UU Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998, tentang perubahann atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan bahwa Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedang pengertian prinsip syariah itu sendiri adalah aturan berdasarkan hukum Islam.16 Menurut Karnaen Purwaatmadja, bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, yakni bank dengan tata cara dan operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam. Salah satu unsur yang harus dijauhi dalam muamalah Islam adalah praktik-praktik yang mengandung unsur riba (spekulasi dan tipuan).17 Pada umumnya, hal yang dimaksud dengan bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberi layanan pembiayaan, kredit 15
A.Djazuli dan Yadi Yanuari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengenalan), (Jakarta: Rajawali Press, 2001), h.53. 16
C.S.T Kansil, dkk, Pokok-pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2002), cet. ke-1, h. 311-313. 17
Muhammad Firdaus NH, dkk, Konsep & Implementasi Bank Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005), h.18.
25
dan jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Bank syariah merupakan bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah Islam, mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang ada dalam Al-Quran dan Al-Hadist. Dengan mengacu kepada Al-Quran dan Al-Hadist, maka bank syariah diharapkan dapat menghindari kegiatan-kegiatan yang mengandung unsur riba dan segala hal yang bertentangan dengan syariat Islam. Adapun perbedaan pokok antara bank syariah dengan bank konvensional terdiri dari beberapa hal. Bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga dalam seluruh aktivitasnya, sedang bank konvensional memakai sistem bunga. Hal ini memiliki implikasi yang sangat dalam dan sangat berpengaruh pada aspek operasional dan produk yang dikembangkan oleh bank syariah. Bank syariah lebih menekankan sistem kerja serta partnership, kebersamaan teruama kesiapan semua pihak untuk berbagi termasuk dalam hal-hal keuntungan dan kerugian. Kehadiaran bank syariah diharapkan dapat berpengaruh terhadap kehadiran suatu sistem ekonomi Islam yang menjadi keinginan bagi setiap negara Islam. Kehadiran bank syariah diharapkan dapat memberikan alternatif bagi masyarakat dalam memanfaatkan jasa perbankan yang selama ini masih didominasi oleh sistem bunga.18
18
Tim Instruktur Lab. Bank Mini, Modul 2 Konsep dan Mekanisme Bank Syariah Rujukan Konseptual Untuk Praktikum Bank Mini Syariah, (Jakarta: Laboratorium Bank Mini, 2005), h. 10-11
26
2. Fungsi dan Peran Bank Syariah Bank syariah adalah bank yang menjalankan fungsi intermediasinya berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam. Peran dan fungsi bank syariah, di antaranya sebagai berikut:19 a. Sebagai tempat menghimpun dana dari masyarakat atau dunia usaha dalam bentuk tabungan (mudharabah), dan giro (wadiah), serta menyalurkannya kepada sektor rill yang membutuhkan. b. Sebagai tempat investasi bagi dunia usaha (baik dana modal maupun dana rekening investasi) dengan menggunakan alat-alat investasi yang sesuai dengan syariah. c. Menawarkan berbagai jasa keuangan berdasarkan upah dalam sebuah kontrak perwakilan atau penyewaan. d. Memberikan jasa sosial seperti pinjaman kebajikan, zakat, dan dana sosial lainnya yang sesuai dengan ajaran Islam. 3. Tujuan Bank Syariah Upaya
pencapaian
keuntungan
yang
setinggi-tingginya
(profit
maximization) adalah tujuan yang biasa dicanangkan oleh bank komersial, terutama bank konvensional. Berbeda dengan tujuan bank konvensional, bank syariah berdiri untuk menggalakkan, memelihara dan mengembangkan jasajasa serta produk-produk perbankan yang berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam. Bank syariah juga memiliki kewajiban untuk mendukung aktivitas 19
Imamul Arifin, “Membukan Cakrawala Ekonomi”, (Jakarta: Setia Purna Inves, 2007), h.144. diakses pada 23 Maret 2011 dari www.books.google.co.id
27
investasi dan bisnis yang ada di lembaga keuangan sepanjang aktivitas tersebut tidak dilarang dalam Islam. Selain itu, bank syariah harus lebih menyentuh kepentingan masyarakat kecil. Namun, bank syariah tentu dalam kegiatan usahanya diharapkan tidak hanya untuk dapat menghasilkan keuntungan, tetapi bertujuan juga untuk: 20 a. Menyediakan lembaga keuangan perbankan sebagai sarana meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat; b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan, karena dengan kemunculan bank syariah, masyarakat dapat melepaskan diri dari riba atau bunga; c. Membentuk masyarakat agar berpikir secara ekonomis dan berperilaku bisnis untuk meningkatkan kualitas hidupnya; dan d. Berusaha bahwa metode bagi hasil pada bank syariah dapat beroperasi, tumbuh, dan berkembang melebihi bank-bank dengan metode lain. 4. Produk-produk Perbankan Syariah Dalam rangka melayani masyarakat terutama masyarakat muslim, bank syariah menerapkan berbagai macam produk perbankan. Produk-produk yang ditawarkan sudah tentu harus sangat islami, termasuk dalam memberikan pelayanan kepada nasabahnya. Berikut ini jenis-jenis produk perbankan syariah di Indonesia yang dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu produk penghimpunan dana, produk penyaluran dana dan produk jasa. Adapun produk perbankan syariah tersebut sebagai berikut: 20
M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, h. 36
28
a. Penghimpunan Dana 1) Wadi’ah
yaitu
simpanan
yang
dijamin
keamanan
dan
pengembaliannya, tetapi tidak memperoleh imbalan (keuntungan). Ada dua jenis wadi’ah:21 a) Wadi’ah yad amanah Akad penitipan barang atau uang dimana pihak penerima titipan tidak diperkenankan menggunakan barang atau uang tersebut, dan pihak bank tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan titipan yang bukan diakibatkan oleh perbuatan atau kelalaian penerima titipan. b) Wadi’ah yad dhamanah Akad penitipan barang-atau uang dimana pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang dapat memanfaatkan baranguang yang dititipkan, tetapi harus bertanggungjawab terhadap kehilangan
atau
kerusakan
barang tersebut.
Manfaat
dan
keuntungan menjadi hak penerima barang. 2) Mudharobah adalah akad antara pihak pemilik modal dengan pengelola untuk mendapatkan keuntungan. Mudharobah terbagi dua yaitu:22
21
Ghufran Sofiniyah, Konsep dan Implementasi Bank Syariah, (Jakarta, Renaisan, 2005), h. 30
22
Moh. Rifa’i, Konsep Perbankan Syariah, (Semarang, CV. Wicaksana, 2002), h. 59
29
a) Mudhrobah Mutlaqoh Cakupannya luas. Jumlah modal yang diserahkan ke nasabah selaku pengelola modal harus berupa uang tunai. Apabila modal diserahkan secara bertahap, tahapannya harus jelas, dan harus disepakati bersama. b) Mudharobah Muqayyadah Pada dasarnya, tidak ada perbedaan mudharobah muqayyadah dengan mudharobah mutlaqoh. Tetapi, dalam mudharobah muqayyadah, penyediaan modalnya hanya untuk kegiatan tertentu dan dengan syarat yang sepenuhnya ditetapkan oleh bank. b. Penyaluran Dana -
Dengan prinsip bagi hasil, yaitu: 1) Pembiayaan al-Musyarakah yaitu akad kerja sama usaha patungan antara dua pihak atau lebih pemilik modal untuk membiayai suatu jenis usaha yang halal dan produktif, dimana keuntungan dan resiko akan ditanggung sesuai kesepakatan. 2) Pembiayaan Mudharobah yaitu akad kerjasama dua pihak atau lebih, dimana pemilik modal mempercayai sejumlah modal kepada pengelola dengan suatu perjanjian pembegian keuntungan. 3) Pembiayaan Muzara’ah yaitu kerjasama pengelolahan pertania antara pemilik lahan dan menggarap, dimana pemilik lahan
30
memberikan lahan pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen. 4) Pembiayaan Musaqoh adalah bentuk yang lebih sederhana dari akad muzara’ah, dimana si penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan. -
Dengan prinsip jual beli, yaitu: 1) Pembiayaan Murabahah adalah jual beli dengan harga asal ditambah dengan keuntungan yang disepakati.\ 2) Pembiayaan Salam adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari, sementara pembayarannya dilakukan di muka.
-
Pembiayaan Istisna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan pembuat. Perbedaan dengan salam terletak pada cara pembayaran. Pembayaran salam harus di muka, sedangkan pada istishna’ boleh di awal, di tengah (dengan cara nangsuran) atau di akhir periode.23
-
Dengan prinsip ijrah (sewa), yaitu: 1) Hiwalah adalah pemindahan piutang nasabah kepada bank dari nasabah lain.
23
Ahmad Ifham Solihin, “Ini Lho, Bank Syariah!”, (Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2008), h.123. diakses pada 23 Maret 2011 dari www.books.google.co.id
31
2) Rahn (gadai) adalah akad penyerahan barang atau harta dari nasabah kepada bank sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang. 3) Qard (pinjaman) adalah akad pinjaman dari bank kepada pihak tertentu yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang sama sesuai pinjaman. 4) Wakalah (perwakilan) adalah akad pemberian kuasa dari pemberi kuasa kepada penerima kuasa untuk melaksanakan suatu tugas atas nama pemberi kuasa. 5) Kafalah (garansi) adalah pemberian jaminan yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lain, dimana si pemberi jaminan bertanggung jawab atau menjamin atas pembayaran kembali suatu hutang yang menjadi hak penerima jaminan. c. Jasa-jasa Bank Lainnya Al-Sharf (jual beli mata uang asing) secara harfiah adalah penambahan, pertukaran, penghindaran, pemalingan, atau transaksi jual beli. Al-sharf adalah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya.24
24
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, (Jakarta, Pustaka Utama Grafiti, 1999), h. 87.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Proses Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah persiapan. Disini penulis sedikit menggambarkan proses tahapan penelitian. Pada tahap ini, penulis terfokus menjelaskan pembuatan instrumen pengumpulan data. Setelah kusioner dirumuskan sesuai dengan kerangka teori penelitian, terhadap kuesioner dilakukan try out untuk uji validitas (kesahihan) dan reabilitas (keakuratan). Sementara itu, objek penelitian mencakup dua variabel, yaitu sikap dan perilaku hakim terhadap perbankan syariah. Setiap variabel tersebut diterjemahkan ke dalam beberapa indikator seperti disajikan pada Lampiran. Try out dilakukan pada hakim di lingkungan Pengadilan-pengadilan Agama (PA) berikut, yaitu: PA Demak, PA Kudus, dan PA Pati. Responden try out berjumlah 30 orang. Seluruh data try out dianalisis untuk mengetahui dua hal di atas, yaitu validitas dan reliabilitas kuesioner. Pada awalnya, variabel sikap terdiri dari 28 indikator. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, terbukti hanya 21 indikator yang valid. Dua puluh satu indikator ini, setelah melalui uji analisis faktorial, kemudian dikelompokkan menjadi 5 faktor sikap terhadap perbankan syariah, yaitu (1) Mekanisme dan Sistem Operasional Bank Syariah, (2) Pemanfaatan Perbankan Syariah untuk Suatu Kelompok, (3) Formalisasi perbankan syariah sebagai pengelola keuangan lembaga Islam, (4) Segmen Pasar Bank Syariah, dan (5) Penggunaan perbankan
32
33
syariah untuk pengelolaan keuangan pribadi. Rincian hasil uji validitas dan realibiitas menurut masing-masing faktor disajikan pada Tabel 3.1 sampai Tabel 3.5 berikut ini. Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Faktor Sikap terhadap Mekanisme dan Sistem Operasional Bank Syariah Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Item
n
.821
12
30
Item-Correlation-Total Statistics No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Indikator Bank syariah memberi keuntungan yang LEBIH banyak dari pada keuntungan yang diberikan oleh bank konvensional Mekanisme bank syariah telah sesuai dengan prinsip syariah Sistem kerja perbankan syariah LEBIH memberi keadilan bagi rakyat kecil dibanding dengan bank konvensional Secara keseluruhan, pelayanan bank syariah LEBIH memuaskan dibandingkan bank konvensional Fasilitas yang disediakan bank syariah sangat MEMUDAH-KAN para nasabah untuk melakukan transaksi Bank syariah LEBIH memenuhi unsur keadilan kepada semua pihak karena menerapkan sistem KEMITRAAN Dalam operasinya, bank syariah BEBAS dari kegiatan yang SPEKULATIF, seperti maisyir, gharar, dan bathil, Dalam operasinya, bank syariah telah MENGIKUTI seluruh aturan norma/prinsip ekonomi Islam yaitu bebas dari bunga Keberadaan Fatwa DSN MUI tentang produk bank syariah telah memberi ketenangan bagi saya Sebagai umat Islam, saya wajib mengikuti Fatwa DSN MUI mengenai produk bank syariah Sebagai umat Islam, saya harus mendukung keberadaan perbankan syariah Undang-undang mengenai bank syariah TELAH sesuai dengan landasan syariah
Sumber: Diolah dari data di lapangan
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
.451
Valid
.497
Valid
.514
Valid
.546
Valid
.535
Valid
.576
Valid
.499
Valid
.571
Valid
.551
Valid
.586
Valid
.377
Valid
.492
Valid
34
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Faktor Sikap terhadap Pemanfaatan Perbankan Syariah untuk Suatu Kelompok Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Item
n
.571
2
30
Item-Correlation-Total Statistics
No.
Corrected Cronbach's Item-Total Alpha if Correlation Item Deleted
Indikator Apakah Bapak/Ibu keberatan jika lembaga tempat Bapak/Ibu
1 bekerja mewajibkan pegawai/karyawan menggunakan layanan
.408
Valid
.408
Valid
bank syariah? Apakah Bapak/Ibu keberatan jika dipercaya untuk menjadi agen sosialisasi perbankan syariah? Sumber: Diolah dari data di lapangan 2
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Faktor Sikap terhadap Formalisasi Perbankan Syariah sebagai Pengelola Keuangan Lembaga Islam Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Item
n
.696
2
30
Item-Correlation-Total Statistics
No. 1
Indikator Apakah Bapak/Ibu keberatan jika MUI mewajibkan umat Islam menggunakan jasa perbankan syariah?
Apakah Bapak/Ibu keberatan jika ada sanksi formal bagi lembaga Islam yang tidak menggunakan layanan perbankan syariah? Sumber: Diolah dari data di lapangan 2
Corrected Cronbach's Item-Total Alpha if Correlation Item Deleted .535
Valid
.535
Valid
35
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Faktor Sikap terhadap Segmen Pasar Bank Syariah Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Item
n
.633
3
30
Item-Correlation-Total Statistics Corrected Cronbach's Item-Total Alpha if Correlation Item Deleted
Indikator
No. 1
Layanan perbankan syariah pada kenyataannya masih BERKONSENTRASI pada masyarakat PERKOTAAN
.399
Valid
2
Layanan perbankan syariah pada kenyataannya masih lebih BERKONSENTRASI melayani usaha MENENGAH ke atas
.646
Valid
.353
Valid
Kemunculan bank syariah hanya kiat bisnis-usaha kapitalis untuk mengeksploitasi potensi pasar umat Islam Sumber: Diolah dari data di lapangan 3
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Faktor Sikap terhadap Penggunaan Perbankan Syariah untuk Pengelolaan Keuangan Pribadi Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Item
n
.583
2
30
Item-Correlation-Total Statistics No. 1
Indikator Apakah Bapak/Ibu keberatan jika rekening untuk pembayaran gaji, menggunakan layanan bank syariah
Apakah Bapak/Ibu keberatan jika pembayaran biaya kegiatan 2 rumah tangga (seperti tagihan listrik, telepon), menggunakan bank syariah? Sumber: Diolah dari data di lapangan
Corrected Cronbach's Item-Total Alpha if Correlation Item Deleted
.425
Valid
.425
Valid
36
Hasil uji validitas indikator variabel perilaku responden terhadap perbankan syariah disajikan pada Tabel 3.6 dengan segala rinciannya. Secara teoritis, ada 10 indikator yang menjadi komponen variabel perilaku. Dari hasil uji validitas dan realibilitas, seluruh indikator tersebut terbukti secara statistik reliabel dan valid dengan tingkat korelasi yang tinggi. Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Perilaku Responden Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Item
n
.908
10
30
Item-Correlation-Total Statistics
No.
Indikator
Corrected Cronbach's Item-Total Alpha if Correlation Item Deleted
1
Menjadi tempat bertanya/konsultasi bagi masyarakat sekitar mengenai bank syariah
.569
Valid
2
Mengikuti seminar atau diskusi tentang ekonomi syariah yang diadakan oleh lembaga tempat sendiri atau lembaga lain
.676
Valid
3 Menjadi panitia seminar atau diskusi tentang bank syariah
.741
Valid
4 Menjadi pembicara pada seminar tentang ekonomi syariah
.611
Valid
Menyampaikan materi ekonomi syariah saat khutbah jumat/pengajian
.598
Valid
6 Menulis artikel atau tulisan tentang ekonomi syariah
.728
Valid
.761
Valid
.702
Valid
.743
Valid
.747
Valid
5
Melakukan studi/kajian khusus tentang masalah yang terkait dengan perbankan syariah Menjadi anggota organisasi profesi di bidang kegiatan ekonomi 8 syariah 7
9
Menjadi pengajar di bidang ekonomi syariah di salah satu perguruan tinggi
Mempromosikan keberadaan perbankan syariah dalam setiap kesempatan atau pertemuan Sumber: Diolah dari data di lapangan 10
37
Sesuai dengan hasil try out, kuesioner kemudian direvisi dengan cara membuang seluruh indikator yang tidak valid. Kuesioner hasil revisi inilah yang kemudian digunakan untuk pengumpulan data tahap selanjutnya. Pada tahap ini, survei dilakukan kepada seluruh hakim agama di bawah kompetensi relatif Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung yang berjumlah 109 orang hakim. Rinciannya dapat dilihat pada Tabel 4.1.
B. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah field research (penelitian lapangan) dan library research. Field research adalah pengumpulan data dilakukan secara langsung kepada subjek penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan untuk mengetahui sikap dan perilaku hakim agama di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung dalam mendukung perkembangan perbankan syariah. 1. Pendekatan Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
kuantitatif
dengan
menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi pada masa itu. Pemaparan dari hasil temuannya dilakukan secara sistematik dengan menekankan pada data
38
faktual.1 Objek penelitian ini, yaitu perilaku yang mencakup sikap dan perilaku responden dalam mendukung eksistensi perbankan syariah. 2. Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan penulis untuk penelitian ini berupa data yang dikumpulkan untuk menjawab permasalahan yang diteliti melalui pendekatan kuantitatif. Dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data penelitian ini menggunakan data primer. Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini, meliputi data mengenai sikap dan perilaku/tindakan responden terhadap bank syariah. Data tersebut didapat dari seluruh hakim agama di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung. C. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah hakim di lingkungan direktorat Peradilan Agama Mahkamah Agung. Sampel Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama diseleksi secara purposif, dengan alasan, untuk memudahkan proses pengumpulan data, selain itu ciri dan sifat hakim bercorak homogen di lingkungan Pengadilan Agama. Data diperoleh ada 109 responden dengan rincian sebagai berikut: a. Hakim PTA Bandar Lampung
=
15 orang
b. Hakim PA Tanjung Karang
=
10 orang
c. Hakim PA Metro
=
10 orang
d. Hakim PA Kalianda
=
15 orang
1
h.110.
Sandjaja dan Albertus Heriyanto, “Panduan Penelitian”, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006),
39
e. Hakim PA Tanggamus
=
10 orang
f. Hakim PA Gunung Sugih
=
13 orang
g. Hakim PA Tulang Bawang
=
7 orang
h. Hakim PA Kotabumi
=
13 orang
i. Hakim PA Blambangan Umpu =
7 orang
j. Hakim PA Krui
9 orang
=
109 orang
D. Pengumpulan Data Data dikumpulkan melalui survei yang dilakukan pada bulan April 2011. Proses pengisian angket dalam survei ini, diserahkan kepada masing-masing responden tanpa kehadiran peneliti. Akibatnya, peneliti tidak tahu persis objektivitas proses pengisian kuesioner. Namun melalui bantuan kontrol masingmasing ketua Pengadilan Agama tempat penelitian, peneliti yakin para responden hakim mengisi dengan sesungguhnya. Kontrol terhadap kualitas pengisian kuesioner tersebut melalui agenda rapat rutin para hakim di bawah kompetensi PTA Bandar Lampung. Pada tahap ini, peneliti sangat berterima kasih kepada orang tua peneliti yang sekaligus menjadi hakim tinggi di PTA Bandar Lampung.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Data hasil survei ini, diolah dengan menggunakan program SPSS. Pertama, penulis membuat program entri data lalu, memberikan kode di setiap
40
data yang akan dientri. Kedua, data yang telah dimasukkan kemudian dianalisis secara komputer dengan menjalankan perintah statistik deskriptif. Ketiga, peneliti melakukan analisis hubungan di antara faktor dan variabel yang diperkirakan dapat mempengaruhinya. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif. Hal ini dilakukan karena penelitian ini tidak bermaksud untuk menguji hipotesis tetapi hanya untuk mendeskripsikan sikap dan perilaku hakim. Untuk melihat asosiasi (hubungan) antara variabel sikap dan perilaku hakim dengan beberapa faktor latar belakang, maka dilakukan uji statistik inferensial. Karena datanya bersifat nominal, maka uji inferensial disini menggunakan uji chi-kuadrat. Penampilan statistik hasil uji chikuadrat, yang secara statistik terbukti tidak berpengaruh secara signifikan, tidak ditampilkan. Hanya data hasil uji statistic yang signifikan saja yang ditampilkan. Analisis data disajikan dengan prosedur sebagai berikut. Pertama, sesuai konsep dasar yang telah dijelaskan sebelumnya (variabel sikap mencakup lima faktor dan satu faktor perilaku) analisis dilakukan terhadap masing-masing faktor dari variabel sikap. Pada tahap berikutnya, kelima faktor tersebut direduksi menjadi satu variabel sikap. Model analisis ini dilakukan juga pada data perilaku hakim. Perlu ditambahkan, untuk detail analisis, data masing-masing indikator untuk setiap variabel dan faktornya disajikan pada lampiran. Dalam analisis ini, sikap responden terhadap isu utama penelitian (perbankan syariah) disederhanakan menjadi tiga kelompok, yaitu: tidak mendukung, agak mendukung, dan mendukung.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Responden Studi ini terfokus pada sikap dan perilaku hakim terhadap perbankan syariah. Pada bagian awal ini akan dijelaskan latar belakang atau profil para responden, yang mencakup dari aspek asal lembaga, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman menjadi nasabah perbankan syariah, pengalaman mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah, memiliki saudara yang bekerja di bidang ekonomi syariah, pengalaman menggunakan layanan pembiayaan bank syariah, dan memiliki usaha/bisnis di bidang ekonomi syariah. 1. Responden menurut Jenis Kelamin Tabel 4.1 Responden menurut Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin
f
%
1
Laki-laki
86
78.9
2
Perempuan
23
21.1
Total 109 Sumber: Diolah dari data lapangan
100
Tabel 4.1 menunjukkan gambaran tentang jenis kelamin responden. Tujuh puluh enam persen responden adalah laki-laki dan 21.1% lainnya adalah perempuan. Perbedaan jumlah persentase hakim laki-laki dan perempuan ini sesuai dengan karakter hakim peradilan agama se-Indonesia. Menurut data
42
43
statistik hakim peradilan agama tahun 2010 sebagaimana dilaporkan dalam website Mahkamah Agung RI, jumlah hakim laki-laki sebesar 77.43% dan perempuan sebesar 22.57%.1 Dengan kata lain, data penelitian ini dapat dikatakan representatif dengan jumlah hakim yang ada di seluruh Indonesia menurut jenis kelamin. 2. Responden menurut Asal Pengadilan Fokus wilayah penelitian ini adalah lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung. Berikut rincian asal lembaga responden. Tabel 4.2 Responden menurut Asal Pengadilan No.
Nama Lembaga
f
%
1
PTA Bandar Lampung
15
13.8
2
PA Kota Bumi
13
11.9
3
PA Tanjung Karang
10
9.2
4
PA Kalianda
15
13.8
5
PA Tulang Bawang
7
6.4
6
PA Metro
10
9.2
7
PA Tanggamus
10
9.2
8
PA Blambangan Umpu
7
6.4
9
PA Krui
9
8.3
10
PA Gunung Sugih
13
11.9
Total
109
100
Sumber: Diolah dari data di lapangan
1
2011.
http://www.mahkamahagung.go.id/images/LTMARI-2010.pdf , diakses pada tanggal 13 Juli
44
3. Responden menurut Latar Belakang Pendidikan di Perguruan Tinggi Gambar 4.1 Responden menurut Latar Belakang Pendidikan di Perguruan Tinggi
Gambar 4.1 menunjukkan gambaran tentang latar belakang pendidikan responden di jenjang perguruan tinggi. Mayoritas (60.6%) responden berlatar belakang pendidikan perguruan tinggi agama, 17.4% responden berpendidikan tinggi umum, dan 22% responden berpendidikan campuran (agama dan umum). Artinya, besar angka responden yang berasal dari pendidikan tinggi agama selaras dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (UU No. 7 Tahun 1898 jo UU No. 3 Tahun 2006) mengenai syarat-syarat menjadi hakim pada Pengadilan Agama. Disebutkan bahwa yang berhak menjadi hakim pada Pengadilan Agama adalah sarjana syariah atau sarjana hukum yang menguasai
45
hukum Islam.2 Keadaan ini diharapkan dapat mendorong sikap atau perilaku dukungan responden terhadap perbankan syariah.
4. Responden Menurut Pengalaman Mengikuti Pendidikan/Kursus di Bidang Ekonomi Syariah Gambar 4.2 Responden menurut Pengalaman Mengikuti Pendidikan/Kursus di Bidang Ekonomi Syariah
Gambar 4.2 menunjukkan gambaran mengenai pengalaman responden mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah. Lebih dari setengah responden (54.1%) mengaku tidak pernah mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah, selebihnya, sebesar 45.9% pernah mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah.
2
http://hukumonline.com diakses pada tanggal 25 Juli 2011
46
Dari data di atas dapat kita lihat dan bandingkan dengan data sebelumnya, bahwa asumsi hakim Pengadilan Agama mengetahui dengan baik tentang persoalan perbankan syariah dapat dibuktikan dengan besar prosentase hakim Pengadilan Agama yang mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah. Hal ini, menunjukkan ada keseriusan pada lembaga terkait atau dari individu hakim untuk memperdalam pengetahuan mereka mengenai ekonomi syariah, khususnya hukum perbankan syariah.
5. Responden menurut Pengalaman Memiliki Keluarga yang Bekerja di Bidang Ekonomi Syariah Tabel 4.3 Responden menurut Pengalaman Memiliki Keluarga yang Bekerja di Bidang Ekonomi Syariah No
Status Pengalaman
F
%
1
Pernah
14
12.8
2
Tidak
95
87.2
Total
109
100
Sumber: Diolah dari data lapangan
Tabel ini menyampaikan tentang pengalaman memiliki keluarga/saudara yang bekerja di bidang ekonomi syariah. Mayoritas (87.2%) tidak memiliki saudara/keluarga yang bekerja di bidang ekonomi syariah, sementara 12.8% responden memiliki saudara/keluarga yang bekerja di bidang ekonomi syariah. Artinya, hanya sedikit responden yang memiliki keluarga/saudara yang
47
bekerja pada bidang ekonomi syariah, sehingga kurang dapat memberikan masukan atau rangsangan kepada responden untuk menggunakan layanan bank syariah.
6. Responden menurut Pengalaman Memiliki Usaha/Bisnis di Bidang Ekonomi Syariah Tabel 4.4 Responden menurut Pengalaman Memiliki Usaha/Bisnis di Bidang Ekonomi Syariah No
Status Pengalaman
f
%
1
Pernah
1
0.9
2
Tidak
108
99.1
Total 109 Sumber: Diolah dari data lapangan
100
Tabel 4.4 memberikan gambaran mengenai pengalaman responden memiliki usaha/bisnis di bidang ekonomi syariah. Hampir seluruh responden (99.1%) tidak memiliki usaha/bisnis di bidang ekonomi syariah, hanya ada 1 responden atau sebesar 0.9% yang memiliki usaha/bisnis di bidang ekonomi syariah. Hal ini menandakan bahwa keterkaitan responden dengan dunia usaha/bisnis di bidang ekonomi syariah sangat rendah karena memang hakim agama—demikian juga dengan hakim di lingkungan peradilan lainnya— dilarang untuk melakukan bisnis sebagaimana diatur dalam pasal 17 UU No. 3 Tahun 2006 yang melarang hakim untuk menjalankan bisnis.3
3
http://badilag.net diakses pada tanggal 25 Juli 2011
48
“Kecuali ditentukan lain oleh atau berdasarkan undang-undang, hakim tidak boleh merangkap menjadi: a. pelaksana putusan pengadilan b. wali, pengampu, dan pejabat yang berkaitan dengan suatu perkara yang diperiksa olehnya, atau c. pengusaha.”
7. Responden menurut Pengalaman Menjadi Nasabah Bank Syariah Gambar 4.3 Responden menurut Pengalaman Menjadi Nasabah Bank Syariah
Gambar 4.3 menginformasikan mengenai pengalaman responden menjadi nasabah bank syariah. Lebih dari setengah (56.9%) responden pernah dan atau masih menjadi nasabah bank syariah. Sedangkan 43.1% responden yang menyatakan tidak pernah menjadi nasabah bank syariah. Ini
49
menggambarkan bahwa masih banyak responden hakim pengadilan agama yang sama sekali belum tertarik dengan bank syariah. Ini fenomena menarik.
8. Responden menurut Pengalaman Menggunakan Layanan Pembiayaan Bank Syariah Gambar 4.4 Responden Menurut Pengalaman Menggunakan Layanan Pembiayaan Bank Syariah
Gambar 4.4 menggambarkan mengenai pengalaman responden menggunakan layanan pembiayaan bank syariah. Lebih dari seperlima (37.1%) responden yang menjadi nasabah bank syariah menyatakan pernah menggunakan layanan pembiayaan bank syariah. Sedangkan, mayoritas (62.9%) responden menyatakan tidak pernah. Ini menunjukkan, layanan pembiayaan bank syariah bukan alasan responden untuk menjadi nasabah bank syariah.
50
B. Sikap Hakim Terhadap Bank Syariah Pada bagian ini, penulis mendeskripsikan sikap hakim terhadap perbankan syariah. Sikap tersebut, seperti telah dijelaskan sebelumnya, meliputi lima faktor, yaitu: (1) mekanisme dan sistem operasional bank syariah, (2) pemanfaatan perbankan syariah untuk suatu kelompok, (3) formalisasi perbankan syariah sebagai pengelola tunggal, minimal utama, keuangan lembaga Islam, (4) segmentasi pasar perbankan syariah, dan (5) penggunaan perbankan syariah untuk pengelolaan keuangan pribadi. Setiap faktor mencakup beberapa aspek, dan rincian untuk aspek sikap tersebut dapat dilihat pada Lampiran. 1. Sikap Mengenai Mekanisme dan Sistem Operasional Bank Syariah. Secara umum, sikap hakim agama di lingkungan PTA Bandar Lampung terhadap faktor di atas dapat dikatakan cenderung mendukung mekanisme dan sistem operasional bank syariah. Hal ini dapat dilihat dari data yang disajikan pada Tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Sikap Mengenai Mekanisme dan Sistem Operasional Bank Syariah No
Status Dukungan
f
%
1
Agak mendukung
5
7.5
2
Mendukung
62
92.5
67
100
Total Sumber: Diolah dari data lapangan
Berdasarkan data pada Tabel 4.5, dapat diinformasikan bahwa responden di lingkungan PTA Bandar Lampung sangat positif mendukung
51
terhadap faktor mekanisme dan sistem operasional bank syariah. Secara rinci, 7.5% dari 67 responden hakim cenderung mendukung sistem mekanisme dan operasional bank syariah. Mayoritas (92.5%) responden yang secara asertif mendukung. Hal ini mengindikasikan bahwa sudah tidak ada keraguan dalam diri hakim terhadap mekanisme dan sistem operasinal bank syariah. Dalam menjalankan bisnis bank syariah, mekanisme dan sistem operasional bank syariah selalu menjadi tolak ukur agar tidak menyimpang dari aturan yang ditentukan. Oleh karena itu, dukungan responden terhadap mekanisme dan sistem bank syariah diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi keberlangsungan bank syariah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap hakim mengenai mekanisme dan sistem operasional bank syariah, salah satunya yaitu faktor pengalaman menggunakan layanan pembiayaan bank syariah. Sikap cenderung mendukung ini didapat melalui pengalaman para hakim ketika menggunakan layanan pembiayaan bank syariah. Ada pula faktor lain yang dapat mempengaruhi sikap hakim tentang mekanisme dan sistem operasional bank syariah, yaitu pengalaman menjadi nasabah bank syariah, pengalaman mengikuti pendidikan atau kursus di bidang ekonomi syariah, dan pengalaman memiliki usaha di bidang ekonomi syariah. Sedangkan faktor lainnya seperti usia, jenis kelamin, dan latar belakang pendidikan tidak berpengaruh terhadap sikap hakim mengenai mekanisme dan sistem operasional bank syariah.
52
2. Sikap Mengenai Pemanfaatan Perbankan Syariah Untuk Suatu Kelompok Tabel 4.6 Sikap Mengenai Pemanfaatan Perbankan Syariah untuk Suatu Kelompok No
Status Dukungan
1
Tidak mendukung
f 3
2
Agak mendukung
12
11.7
3
Mendukung
88
85.4
103
100
Total Sumber: Diolah dari data lapangan
% 2.9
Berdasarkan data pada Tabel 4.6, dapat diinformasikan bahwa sikap responden hakim mengenai gagasan penggunaan institusi perbankan syariah untuk suatu kelompok masyarakat dalam pembayaran segala pembiayaan sangat positif. Mayoritas (85.4%) responden menyatakan mendukung gagasan yang dimaksud. Selain itu, data di atas juga menunjukkan dukungan tinggi dari responden untuk menjadi agen sosialisasi, atau mereka tidak keberatan jika lembaga tempat responden bekerja mewajibkan pegawainya menggunakan layanan perbankan syariah untuk keperluan layanan keuangan pegawainya. Artinya, dalam konteks kepentingan komunal, responden memiliki sikap yang cukup positif terhadap perbankan syariah. Gagasan ini juga dapat menjadi suatu alternatif dukungan terhadap perbankan syariah. Ringkasnya, ketika menyentuh isu global, responden cenderung menunjukkan sikap yang positif terhadap keberadaan perbankan syariah.
53
3. Sikap Terhadap Gagasan Formalisasi Perbankan Syariah Sebagai Pengelola Keuangan Lembaga Islam Tabel 4.7 Sikap mengenai Formalisasi perbankan syariah sebagai pengelola keuangan lembaga Islam No
Status Dukungan
f
%
1
Tidak mendukung
20
18.3
2
Agak mendukung
29
26.6
3
Mendukung
60
55
Total 109 Sumber: Diolah dari data lapangan
100
Tabel 4.7 menggambarkan bahwa sikap hakim mengenai gagasan formalisasi perbankan syariah sebagai pengelola keuangan lembaga umat Islam nampak positif. Sebagian besar responden (55%) menyatakan sikap yang mendukung. Dalam hal ini, umpama, responden hakim umumnya tidak keberatan jika fatwa MUI mewajibkan seluruh umat Islam menggunakan jasa perbankan syariah untuk pengelolaan keuangan secara institusional, dan responden, bahkan, bersedia dikenakan sanksi jika tidak menggunakan jasa tersebut. Selebihnya, 18.3% responden menyatakan sikap yang cenderung negatif. Dengan kata lain, lebih dari seperdelapan responden tidak mendukung sama sekali gagasan fungsionalisasi perbankan syariah untuk layanan keuangan lembaga umat Islam. Sedang mereka yang menyatakan sikap ragu-ragu, ada 26.6%. Artinya, memang ada sekelompok responden yang tidak memberi dukungan yang tegas-positif terhadap perbankan syariah.
54
4. Sikap mengenai Segmen Pasar Bank Syariah Bank syariah adalah lembaga intermediasi keuangan yang berorientasi pasar masyarakat kecil. Fungsi utamanya adalah menyalurkan dana kepada masyarakat, berupa pemberian pembiayaan, walaupun dalam prakteknya, masih mensyaratkan adanya jaminan yang tidak mudah dapat dipenuhi oleh nasabah, khususnya nasabah kecil. Di sisi lain, fakta menunjukkan, operasional bank syariah masih terbatas untuk melayani hajat orang-orang kota, padahal pelaku sektor ekonomi riil justru sebagian besar berada di desa-desa. Di bawah ini tabel yang menggambarkan sikap hakim terhadap segmen pasar bank syariah. Tabel 4.8 Sikap Mengenai Segmen Pasar Bank Syariah yang Berpusat di Kota No
Status Dukungan
f
%
1
Tidak mendukung
4
4.2
2
Agak mendukung
52
54.2
3
Mendukung
40
41.7
Total 96 Sumber: Diolah dari data lapangan
100
Tabel 4.8 menyajikan data tentang sikap responden terhadap segmen pasar bank syariah. 54.2% responden menyatakan sedikit mendukung fakta bahwa layanan perbankan syariah masih terbatas pada fokus segmen pasar penduduk perkotaan. Jumlah ini hanya berbeda tipis dengan responden (41.7%) yang menyatakan sikap tegas nmendukung layanan perbankan syariah masih terbatas untuk orang.
55
Artinya, banyak responden yang masih menilai negatif terhadap jangkauan pasar perbankan syariah yang masih terpusat di lingkungan perkotaan atau untuk usaha menengah ke atas. Dengan kata lain, ada kesan yang sangat kuat di kalangan respnden hakim bahwa semboyan perbankan syariah lebih berorientasi untuk melayani kepentingan warga kelas bawah, desa, masih sebatas wacana, belum begitu dapat direalisasikan di lapangan. Namun demikian, secara keseluruhan, para hakim masih meyakini bahwa segmen layanan pasar bank syariah tidak jauh berbeda dengan jangkauan perbankan konvensional. Ini satu indikator kritik terhadap keberadaan layanan perbankan syariah.
5. Sikap mengenai Gagasan Penggunaan Perbankan Syariah untuk Pengelolaan Keuangan Pribadi Tabel 4.9 Sikap mengenai Gagasan Penggunaan Perbankan Syariah untuk Pengelolaan Keuangan Pribadi No.
Status Dukungan
f
%
1
Tidak Mendukung
5
4.6
2
Agak Mendukung
8
7.3
3
Mendukung
96
88.1
109
100
Total Sumber: Diolah dari data lapangan
56
Berdasarkan Tabel 4.9 ini tampak bahwa sikap responden sangat positif terhadap gagasan penggunaan perbankan syariah untuk pengelolaan keuangan pribadi responden. Data menunjukkan bahwa mayoritas (88.1%) hakim menyatakan sikap mendukung jika pembayaran gaji atau pembayaran segala pembiayaan hajat rumah tangga (seperti pembayaran air, listrik, dan lain-lain) responden dilakukan melalui bank syariah. Sementara itu, ada bebarapa hakim yang tidak dengan tegas memberikan sikap mendukung, yaitu sebesar 4.6%.
C. Perilaku Hakim terhadap Perbankan Syariah Secara keseluruhan, perilaku responden terhadap perbankan syariah menunjukkan perilaku yang cenderung tidak sesuai dengan perkiraan awal, yaitu bahwa sesuai dengan bidang usahanya, hakim diharapkan berperilaku positif terhadap perbankan syariah. Banyak responden, pada level praksis atau perilaku, terbukti tidak mendukung eksistensi perbankan syariah. Hanya sebagian kecil yang dengan tegas mendukung aktivitas dan arah perkembangan perbankan syariah. Hal ini dikarenakan bahwa masih ada keraguan di kalangan responden hakim untuk mendukung eksistensi perbankan syariah. Untuk itu, agar lebih jelas, data rincian aspek perilaku dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut.
57
Gambar 4.5 Perilaku Hakim terhadap Perbankan Syariah
Gambar 4.5 di atas menginformasikan mengenai kecenderungan perilaku responden hakim di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung. 59.6% responden hakim menyatakan agak mendukung, dan 37.6% tidak mendukung perbankan syariah pada level perilaku keseharian. Sebalikanya, hanya 2.8% responden yang memperlihatkan secara tegas perilaku yang tegas mendukung keberadaan perbankan syariah. Menurut data frekuensi tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar hakim menunjukkan perilaku yang cenderung mendukung perbankan syariah. Rincian perilaku terhadap perbankan syariah sesuai dengan dimensinya, disajikan pada Tabel 4.10 berikut:
58
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tabel 4.10 Rincian Perilaku Sesuai Dengan Dimensinya Tidak Agak Mendukung Mendukung Dimensi Perilaku f % f % Menjadi tempat bertanya/konsultasi bagi masyarakat sekitar mengenai bank syariah Mengikuti seminar atau diskusi tentang ekonomi syariah yang diadakan oleh lembaga tempat sendiri atau lembaga lain Menjadi panitia seminar atau diskusi tentang bank syariah Menjadi pembicara pada seminar tentang ekonomi syariah Menyampaikan materi ekonomi syariah saat khutbah jumat/pengajian Menulis artikel atau tulisan tentang ekonomi syariah Melakukan kajian khusus tentang masalah yang terkait dengan perbankan syariah Menjadi anggota organisasi profesi di bidang kegiatan ekonomi syariah Menjadi pengajar di bidang ekonomi syariah di salah satu perguruan tinggi Mempromosikan keberadaan perbankan syariah dalam setiap kesempatan/pertemuan
Mendukung f
%
61
56
36
33
12
11
70
54.2
33
30.3
6
5.5
100
91.7
8
7.3
1
0.9
103
94.5
4
3.7
2
1.8
79
72.5
24
22
6
5.5
94
86.2
12
11
3
2.8
88
80.7
18
16.5
3
2.8
102
93.6
4
3.7
3
2.8
101
92.7
5
4.6
3
2.8
84
77.1
17
15.6
8
7.3
Sumber: diolah dari data lapangan Ada beberapa variasi dukungan responden menurut dimensi perilaku. Pada semua dimensi, kecenderungan perilaku hakim tampak tidak mendukung. Seperti, pada dimensi tentang partisipasi aktif responden mengikuti seminar tentang ekonomi syariah. Lebih dari separo responden (54.2%) berperilaku tidak positif, jarang terlibat dalam kegiatan seminar tentang ekonomi syariah. Dalam kasus ini, ada perbedaan dengan fakta dukungan pada dimensi sebelumnya. Pada dimensi ini, persentase responden yang tidak mendukung lebih sedikit. Ini berarti bahwa dukungan perilaku reponden terhadap perbankan syariah, di ranah kegiatan
59
akademis yang membahas perbankan syariah, masih sebatas wacana, bukan pada kegiatan yang berkontribusi langsung-nyata terhadap keberadaan perbankan syariah. Begitu pula dengan dimensi responden menjadi tempat konsultasi di bidang perbankan syariah. Ada 56 % responden yang menyatakan perilaku tidak mendukung. Artinya, pada kepentingan pribadi, perilaku dukungan hakim terhadap perbankan syariah cenderung tinggi. D. Faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Hakim Ada beberapa faktor yang diyakini mempengaruhi sikap dan perilaku. Latar belakang yang secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan dalam sikap dan perilaku tidak ditampilkan pada analisis berikut. Hanya faktor, variabel yang secara signifikan saja yang ditampilkan pada pembahasan berikut ini. Untuk mengetahui bagaimana latar belakang dimaksud berpengaruh atau tidak, terhadap sikap dan perilaku responden hakim terhadap perbankan syariah, didasarkan pada hasil analisis statistic uji chi-square. 1. Secara keseluruhan, tidak ada faktor yang berpengaruh secara signifikan pada sikap hakim terhadap perbankan syariah. Tetapi pada level satuan indikator sikap, ada beberapa dimensi dari faktor sikap yang dipengaruhi secara signifikan oleh latar belakang hakim. Rincian dari dimensi-dimensi tersebut, ditampilkan pada Lampiran. 2. Berdasarkan tabel secara keseluruhan, ada 1 (satu) variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku hakim dalam mendukung eksistensi
60
perbankan syariah, yaitu pada variabel pengalaman responden mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah. Tabel 4.11 Perilaku Hakim Menurut Pengalaman Mengikuti Pendidikan/Kursus di Bidang Ekonomi Syariah No.
Status Dukungan
Mengikuti Pendidikan/Kursus Di Bidang Ekonomi Syariah
Memiliki F %
Total
Tidak f
%
F
%
1
Tidak Mendukung
8
16
33
55.9
41
37.6
2
Agak Mendukung
39
78
26
44.1
65
59.6
3
Mendukung
3
6
0
0
3
2.8
59
100
109
100
Total
50 100 Sumber: Diolah dari data lapangan Chi-Square Tests Value
Df
Asymp. Sig. (2sided)
Pearson Chi-Square
20.239a
2
.000
Likelihood Ratio
22.398
2
.000
Linear-by-Linear Association
20.053
1
.000
N of Valid Cases
109
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.38.
Tabel ini menyampaikan informasi tentang perilaku hakim menurut pengalaman mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah. Karena Asymp Sig-nya adalah 0.000 dan ini berarti lebih kecil dari 0.05, maka hal ini berarti ada
61
hubungan antara perilaku hakim dengan pengalaman mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah. Dilihat dari pengalaman mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah, dapat diketahui 55.9% yang tidak pernah mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah menunjukkan perilaku yang tidak mendukung terhadap perbankan syariah. Walaupun 78% yang pernah mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah menunjukkan perilaku yang cenderung mendukung. Sedangkan hanya 6% yang pernah dan menunjukkan perilaku yang positif. E. Interpretasi Data Pada sub-bab ini akan dielaborasi lebih kritis dan detail mengenai hasil penelitian. Mengacu pada beberapa inti pembahasan permasalahan yang disajikan pada bagian terdahulu, ada beberapa butir temuan penting dari penelitian ini yang perlu dielaborasi secara lebih mendetail dan kritis. Permasalahan tersebut adalah sikap mengenai perbankan syariah di kalangan hakim, dan konsistensi perilaku mereka dalam mendukung keberadaan perbankan syariah. Analisis dan interpretasi dilakukan secara tematik, tepatnya isu per isu bahasan. 1. Sikap terhadap Perbankan Syariah di Kalangan Hakim Sikap responden hakim terhadap suatu objek didasarkan pada penilaian seseorang terhadap atribut-atribut yang berkaitan dengan objek sikap tersebut.4 Data dalam penelitian ini menggambarkan bahwa sikap hakim
4
Bilson Simamora, “Panduan Riset Perilaku Konsumen”, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), h.155.
62
terhadap perbankan syariah cukup positif. Sikap positif ini diperlihatkan pada faktor pemanfaatan perbankan syariah untuk suatu kelompok, penggunaan perbankan syariah untuk pengelolaan keuangan pribadi, formalisasi perbankan syariah sebagai pengelola keuangan lembaga Islam, segmen pasar
bank
syariah, mekanisme dan sistem operasional bank syariah. Sangat menarik untuk diamati, mayoritas (88.1%) responden setuju terhadap penggunaan perbankan syariah untuk pengelolaan keuangan pribadi responden. Namun anehnya, dari data yang tertuang dari Tabel 4.7 yang menerangkan 43.1% perilaku hakim yang sebaliknya yaitu banyak yang tidak menjadi nasabah perbankan syariah. Temuan peneliti ini, lebih menguatkan lagi bahwa hakim pengadilan agama kurang/tidak memiliki sense of bilonging (rasa memiliki) terhadap perbankan syariah. Tentu saja dari data ini cukup memprihatinkan. Betapa tidak, orang yang seharusnya menjadi panutan dalam berprilaku, bertolak belakang dengan kenyataan. Akan tetapi, faktor-faktor tesebut tidak dapat sepenuhnya dijadikan patokan untuk melihat bagaimana sikap hakim terhadap perbankan syariah. Ada beberapa dimensi yang mencerminkan sikap hakim secara lebih spesifik. Pada kualitas layanan, hampir setengah responden (26.6%), menurut pengalamannya, menyatakan bahwa kualitas layanan perbankan syariah lebih baik dibandingkan dengan layanan perbankan konvensional. Sementara itu, masih ada hakim yang menganggap perbankan syariah sama saja dengan perbankan konvensional (20.3%). Sikap ini dapat terbentuk
63
karena lebih dari setengah (56.9%) hakim telah menjadi nasabah bank syariah. Sehingga hakim memiliki pengamalan langsung dengan bank syariah. Alasan yang melatarbelakangi hakim bersedia menjadi nasabah bank syariah pun perlu dikritisi, karena dapat menjadi masukan untuk pihak terkait. Akan tetapi, sebaliknya, angka 43.1% pada pengalaman menjadi nasabah bank syariah menyatakan tidak pernah menjadi nasabah bank sayriah merupakan angka yang cukup mengagetkan dan menjadi temuan yang sangat menarik. Sebagaimana telah dipaparkan dalam Bab pendahuluan bahwa asumsi penelitian ini berpijak pada keniscayaan hakim pengadilan agama bukan
saja
tahu
tentang
perbankan
syariah
tetapi
juga
melaksanakan/mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, dengan sangat menyesal harus peneliti katakan bahwa masih banyak hakim pengadilan agama yang tidak/belum konsisten dengan pengetahuan dan kompetensi absolut yang mereka miliki sebagai hakim agama. Niscayanya, hakim agama sudah menjadikan bank syariah menjadi satu-satunya atau salah satunya lembaga keuangan yang dipergunakan untuk mengcover kebutuhan keuangannya dan tentu saja hakim agama harus menjadi contoh tauladan dan panutan bagi umat Islam lain, khususnya dalam aplikasi perbankan syariah. Namun, penulis berkeyakinan, hakim memiliki alasan yang mendasari sikap tersebut. Perlu kita ketahui, Bank syariah merupakan bank yang Islami (45.5%), ini merupakan alasan yang paling kuat melandasi hakim untuk
64
menjadi nasabah bank syariah. Di samping itu, alasan ingin menerapkan ajaran Islam secara kaffah (34.2%) juga menjadi alasan yang dominan dipilih oleh hakim. Hal ini berarti, hakim belum melihat keuntungan bank syariah secara sesungguhnya. Sedangkan, mayoritas hakim yang belum menjadi nasabah bank syariah melihat tidak ada perbedaan khusus antara bank syariah dan bank konvensional. Seperempat (25.39%) hakim menyatakan klaim bank syariah hanya sebatas slogan, tetapi, praktiknya sama saja dengan bank konvensional. Selain itu, hampir seperempat (23.8%) responden menilai bahwa bank syariah belum dikelola secara profesional. Artinya, masih banyak tugas bagi pihak bank syariah untuk memperbaiki diri. 2. Perilaku dan Eksistensi Hakim Satu hal lain yang menarik untuk didiskusikan lebih lanjut adalah perilaku hakim dalam mendukung eksistensi perbankan syariah. Teori tentang perilaku menyebutkan bahwa perilaku dipengaruhi oleh sikap terhadap suatu objek. Mengacu pada sinyalemen teoritis di atas, pada awalnya, peneliti berhipotesis bahwa sikap positif hakim terhadap perbankan syariah akan diikuti dengan tindakan positif yang mendukung keberadaan perbankan syariah. Namun apa yang diperlihatkan data hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang ada. Seperti telah disajikan sebelumnya, data studi ini memperlihatkan bahwa dukungan perilaku hakim terhadap perbankan syariah masih sangat rendah, belum begitu positif. Bahkan dukungan tersebut masih
65
sangat memprihatinkan. Umpama, masih banyak hakim yang meragukan keberadaan perbankan syariah; hampir separo hakim belum menjadi nasabah perbankan syariah. Kalaupun dukungan hakim terhadap perbankan syariah terkadang positif, tetapi hal tersebut hanya menyentuh isu-isu yang bersifat pewacanaan gagasan perbankan syariah seperti keterlibatan mereka dalam forum atau kegiatan ilmiah yang membahas perbankan syariah. Mengapa para hakim belum bisa mengoptimalkan sikap positif mereka terhadap perbankan syariah ke dalam tindakan yang positif?. Hal ini dikarenakan tidak ada keseriusan atau ketertarikan hakim terhadap perbankan syariah. Bukan hanya dari pihak hakim hal ini dapat terjadi, pihak bank syariah pun memiliki peran penting agar sikap positif hakim ini bisa dibarengi dengan perilaku yang konsisten pula. Dalam melaksanakan tugas kedinasan, hakim sebagai aparat penegak hukum yang profesional, netral (tidak memihak), dan sebagai anggota masyarakat, hakim merupakan orang yang menguasai masalah keislaman, yang menjadi panutan dan pemersatu masyarakat sekelilingnya serta punya integritas sebagai seorang muslim.5 Hal ini yang menjadi alasan penulis untuk bertumpu pada hakim sehingga hakim dapat mengekspresikan sikap positif mereka dengan perilaku yang juga positif. Sementara hasil data menyebutkan, masih ada kemungkinan perilaku hakim untuk mendukung perbankan syariah. Hal ini dapat dijelaskan melalui 5
“Sejarah Peradilan Agama di Indonesia”, dari http://www.pa-negara.go.id/tentangkami/sejarah-singkat diakses pada tanggal 16 Juli 2011
66
dukungan hakim dengan mengajak saudara/kerabat/teman untuk ikut menggunakan bank syariah. Mayoritas (28%) hakim yang sudah mengajak walaupun baru sedikit, tetapi sudah ada kontribusi yang berarti untuk memajukan perbankan syariah. Bentuk
dukungan
lainnya
adalah
dengan
mengumpulkan
literatur/informasi mengenai ekonomi syariah. Kebanyakan (78.4%) hakim yang mengumpulkan literatur/informasi tersebut melalui media buku, seminar/diskusi, dan internet. Ini menggambarkan walaupun dukungan perilaku hakim kurang, tetapi bagi hakim ada perhatian khusus mengenai ekonomi syariah. Selain itu, dukungan dalam tingkatan pribadi hakim masih cenderung positif memberikan dukungannya terhadap perbankan syariah. Berbeda jika sudah dalam tingkatan kelompok, dukungan hakim dapat dikatakan minim. Artinya, perilaku hakim akan cenderung mendukung ketika melibatkan pribadi. Sedangkan ketika melibatkan kelompok atau umat, dukungan hakim akan semakin menurun.
67
Berikut beberapa tabel dimensi dari perilaku yang penulis coba kritisi, yaitu: Gambar 4.6 Menjadi tempat bertanya/konsultasi bagi masyarakat sekitar mengenai bank syariah
Dari gambar ini cukup menarik untuk diperhatikan bahkan manarik untuk dipertanyakan mengapa 56% para hakim tidak mendukung untuk dijadikan tempat bertanya bagi masyarakat sekitar mengenai bank syariah. Peneliti melihat ada dua kemungkinan: pertama, karena penguasaan terhadap materi perbankan syariah yang tidak mapan sehingga tidak siap atau tidak cukup “PD” untuk menjawab. Kedua, hakim secara sadar menempatkan dirinya tidak sebagai seorang mufti yang dimintakan fatwanya, yang dalam etika pengadilan Islam memang harus dipisahkan antara fungsi seorang qadhi dan seorang mufti, yakni qadhi tidak boleh menjadi mufti dan sebaliknya.
68
Gambar 4.7 Mengikuti seminar atau diskusi tentang ekonomi syariah yang diadakan oleh lembaga tempat sendiri atau lembaga lain
Partisipasi aktif responden mengikuti seminar tentang ekonomi syariah. Lebih dari separo responden (54.2%) berperilaku tidak positif, jarang terlibat dalam kegiatan seminar tentang ekonomi syariah. Dalam kasus ini, ada perbedaan dengan fakta dukungan pada dimensi sebelumnya. Pada dimensi ini, persentase responden yang tidak mendukung lebih sedikit. Ini berarti bahwa dukungan perilaku responden terhadap perbankan syariah, di ranah kegiatan akademis yang membahas perbankan syariah, masih sebatas wacana, bukan pada kegiatan yang berkontribusi langsung dan nyata terhadap keberadaan perbankan syariah. Bagi peneliti hal ini tentu menjadi sesuatu yang aneh, seharusnya hakim lebih tertarik untuk mengikuti seminar ekonomi syariah karena mau tidak mau seorang hakim harus menguasai persoalan ekonomi syariah dari yang
69
konvensional hingga isu modern supaya kelak ketika hakim menghadapi perkara sengketa perbankan syariah dapat terjawab dengan baik. Gambar 4.8 Menjadi panitia seminar atau diskusi tentang bank syariah
Untuk menjadi panitia seminar atau diskusi tentang bank syariah, hakim belum memperlihatkan dukungannya. Hal ini ditunjukkan, terdapat 91.7% responden yang tidak mendukung dan hanya 0.9% yang menyatakan dukungannya. Artinya, harapan untuk mengembangkan kualitas hakim yang menguasai permasalahan yang menjadi kompetensi absolutnya tinggal harapan saja, karenya nyatanya hakim tidak terlalu berminat atau hakim agama bukan pencinta ilmu hingga tidak tertarik lagi untuk terlibat dalam perhelatan ilmiah.
70
Gambar 4.9 Menjadi pembicara pada seminar tentang ekonomi syariah
Pada dimensi menjadi pembicara pada seminar tentang ekonomi syariah, dukungan responden sangat minim sekali (1.8%). Hanya ada sebagian kecil responden hakim rutin menjadi narasumber dalam kegiatan ilmiah yang bertemakan perbankan syariah. Bagi peneliti, angka ini sama dengan tabel sebelumnya, betapa hakim agama tidak punya gairah untuk terlibat dalam peningkatan keilmuan. Ada dua hal yang mungkin terjadi, pertama karena tidak Percaya Diri (PD) karena memang tidak menguasai ilmu ekonomi syariah, yang kedua memang mereka enggan untuk berbagi ilmu, atau tidak senang dengan dunia intelektual.
71
Gambar 4.10 Menyampaikan materi ekonomi syariah saat khutbah jumat/pengajian
Menyampaikan materi syariah saat khutbah jumat/pengajian merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap eksistensi perbankan syariah. Tetapi dalam hal ini, mayoritas (72.5%) hakim yang tidak pernah memberikan materi ekonomi syariah saat khutbah jumat/pengajian. Hanya 5.5% hakim yang menyatakan pernah melakukan hal tersebut. Ini sangat ironis, mengingat khutbah jumat/pengajian
merupakan
sarana
yang
mudah
dan
tepat
untuk
mensosialisasikan perbankan syariah tidak digunakan dengan baik oleh para hakim.
72
Gambar 4.11 Menulis artikel atau tulisan tentang ekonomi syariah
Hal lain yang dianggap menunjukkan dukungan hakim terhadap perbankan syariah dapat dilihat dari ketertarikan hakim mengenai perbankan syariah itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi hakim melalui keikutsertaan hakim melalui tulisan/artikel mengenai ekonomi syariah. Tetapi sangat disayangkan ternyata mayoritas (86.2%) hakim tidak melakukan hal tersebut. Artinya, hakim pengadilan agama belum terlalu tertarik dengan ekonomi syariah.
73
Gambar 4.12 Melakukan kajian khusus tentang masalah yang terkait dengan perbankan syariah
Seperti Gambar 4.12, bukan hanya sekedar menulis artikel mengenai ekonomi syariah tetapi dalam hal ini hakim diharapkan dapat melakukan kajian khusus tentang masalah yang terkait dengan perbankan syariah khususnya. Tetapi hasil penelitia menunjukkan hanya 2.8% yang bersedia meluangkan waktunya untuk mengkaji ekonomi syariah. Selebihnya, hanya sebatas wacana. Menurut penulis, hal ini cukup memprihatinkan bagi masa depan lembaga peradilan agama di Indonesia, dimana para hakimnya malas untuk mengkaji masalah yang terkait dengan perbankan syariah.
74
Gambar 4.13 Menjadi anggota organisasi profesi di bidang kegiatan ekonomi syariah
Dukungan yang rendah juga nampak pada aspek perilaku hakim menjadi anggota organisasi profesi di bidang kegiatan ekonomi syariah. Dari data di atas, terdapat 93.6% responden yang memperlihatkan
perilaku tidak mendukung
aktivitas keanggotan pada organisasi profesi yang bergerak di bidang perbankan syariah. Artinya, pada kepentingan kelompok, bahkan untuk isu-isu pribadi, dukungan hakim sangat rendah. Mungkin ini masih positif jika jawaban hakim agama didasarkan pada norma seorang hakim agama dimana hakim agama tidak boleh memegang profesi lain. Namun apabila bukan karena norma, tetapi karena memang tidak tertarik, lagi-lagi harus peneliti katakan bahwa kondisi ini cukup memprihatinkan.
75
Gambar 4.14 Menjadi pengajar di bidang ekonomi syariah di salah satu perguruan tinggi
Pada Gamabr 4.14, menggambarkan kontribusi langsung hakim terhadap perbankan syariah dengan menjadi pengajar di bidang ekonomi syariah di salah satu pergguruan tinggi. Terdapat 92.7% hakim yang keberatan untuk menjadi pengajar di bidang ekonomi syariah di salah satu perguruan tinggi. Padahal sesungguhnya, kalau hakim agama mau mengajar di perguruan tinggi, khususnya tentang ekonomi syariah, tentu saja bukan saja bisa mentransformasikan ilmunya kepada mahasiswa, tetapi juga sesungguhnya mengasah dan mempertajam pengetahuan para hakim yang pada giliranya ketika hakim itu menghadapi masalah/perkara sengketa perbankan syariah di pengadilan agma, sudah tidak asing lagi.
76
Gambar 4.15 Mempromosikan keberadaan perbankan syariah dalam setiap kesempatan/pertemuan
Mempromosikan keberadaan perbankan syariah dalam setiap kesempatan juga merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap perbankan syariah yang dianggap paling mudah. Tetapi ini tidak ditunjukkan oleh para hakim, terdapat 77.1% hakim yang tidak mempromosikan keberadaan perbankan syariah dalam setiap kesempatan. Tentu saja hal ini cukup memprihatinkan kita, betapa lemahnya keinginan dan rasa kepemilikan hakim pengadilan agama terhadap perbankan syariah.
77
3. Korelasi Latar Belakang Pendidikan dengan Pengetahuan Hakim Terhadap Perbankan Syariah Correlations
Control Variables Latar belakang
Keharaman bunga bank
perguruan tinggi
konvensional
Correlation
yang diketahui
bunga bank
tentang bank
konvensional
syariah
1.000
-.054
Significance (2-tailed)
.
.576
df
0
106
-.054
1.000
Significance (2-tailed)
.576
.
df
106
0
yang diketahui tentang bank Correlation syariah
Keharaman
Sumber di olah dari data lapangan Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara latar belakang pendidikan dengan pengetahuan hakim terhadap perbankan syariah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Sig. > 0.05, yang berarti tidak ada korelasi antara ketiga variabel tersebut. Artinya, latar belakang pendidikan hakim agama yang Islami tidak mempengaruhi pengetahuan mereka terhadap bank syariah. Padahal dalam Undang-undang, para hakim agama dituntut untuk memahami segala perkara yang menjadi kompetensinya. Hal ini sesuai adagium ius curia novit, yang artinya hakim dianggap tahu akan hukumnya,
78
sehingga hakim tidak boleh menolak untuk memeriksa perkara dengan dalih hukumnya tidak atau kurang jelas.6 Keniscayaan hakim untuk selalu memperkaya pengetahuan hukum, juga sebagai sebuah pertanggungjawaban moral atas klaim bahwa apa yang telah diputus oleh hakim harus dianggap benar, res judikata pro veriate habetur. Sejalan dengan itu, setiap hakim pengadilan agama dituntut untuk lebih mendalami dan menguasai soal perekonomian syariah. Memang, para hakim pengadilan agama telah memiliki latar belakang pendidikan hukum Islam. Namun karena selama ini, pengadilan agama tidak menangani sengketa yang terkait dengan perekonomian syariah, maka wawasan yang dimilikinya pun tentu masih terbatas. Wawasannya akan jauh dibanding masalah sengketa perkawinan, waris, wasiat, hibah, waqaf dan sedekah yang selama ini ditanganinya. Paling tidak, ada beberapa hal penting yang menjadi „pekerjaan rumah‟ para hakim agama terkait perluasan kewenangannya dalam menangani sengketa perekonomian syariah. Pertama, para hakim pengadilan agama harus terus meningkatkan wawasan hukum tentang perekonomian syariah dalam bingkai regulasi Indonesia dan aktualisai fiqh Islam. Kedua, para hakim pengadilan agama harus mempunyai wawasan memadai tentang produk layanan dan mekanisme operasional dari perbankan syariah, lembaga keuangan mikro syariah, reksa dana syariah, obligasi dan surat berharga berjangka menengah syariah, 6
Undang-undang Pokok Kehakiman no 14 tahun 1970 pasal 14 ayat (1)
79
sekuritas syariah. Mereka juga harus memahami pembiayaan syariah, pegadaian syariah, dana pensiun lembaga keuangan syaraiah, dan bisnis syariah. Ketiga, para hakim agama juga perlu meningkatkan wawasan hukum tentang prediksi terjadinya sengketa dalam akad yang berbasis ekonomi syariah. Selain itu, perlu pula peningkatan wawasan dasar hukum dalam peraturan dan perundang-undangan, juga konsepsi dalam fiqh Islam.7 Sejauh ini terdapat alokasi pendidikan yang difasilitasi lembaga terkait, yaitu dalam bentuk pelatihan atau seminar. Hal ini, dikarenakan padatnya waktu hakim agama jika mengikuti pendidikan di bangku kuliah lagi. Sehingga menjadi kurang optimal dalam penguasaan materi mengenai bank syariah. Untuk itu Perlu dikembangkan sejak dini penggabungan pendidikan ilmu duniawi dan ilmu agama dan ini harus dilanjutkan ke tingkat berikutnya bahkan sampai tingkat perguruan tinggi. Sehingga dikotomi pengetahuan agama dan pengetahuan dunia lama-kelamaan akan menipis. Ini bukan tugas perbankan syariah semata, tapi tugas umat Islam secara umum.
7
Muhaemin.”Kesiapan Pengadilan Agama Tangani Sengketa Ekonomi Syari‟ah”, dalam Republika On Line, diakses tgl 15 November 2011..
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini tentang sikap dan perilaku hakim terhadap perbankan syariah. Subjek penelitian adalah hakim Pengadilan Agama di lingkungan kompetensi relatif Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung. Sampel berjumlah 109 responden. Data dikumpulkan melalui survei dan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif, karena studi ini tidak bermaksud untuk menguji hipotesis. Variabel sikap terdiri atas lima faktor. Hasil uji relibilitas indikator variabel sikap dengan 30 sampel seperti disajikan pada Bab III. Sementara korelasi (r) untuk uji validitas setiap indikator untuk masing-masing faktor berkisar minimal .353 sampai .646. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis sajikan pada Bab IV ada beberapa kesimpulan yang dapat dirumuskan di Bab akhir skripsi ini. 1. Secara keseluruhan, sikap hakim terhadap perbankan syariah masih tergolong positif, ke arah mendukung. Namun, tingkat dukungan sikap bervariasi menurut variasi faktor. Dukungan paling tinggi tampak pada faktor Pemanfaatan perbankan syariah untuk suatu kelompok dan Penggunaan Perbankan Syariah untuk pengelolaan keuangan pribadi , sedang dukungan terendah pada
faktor Mekanisme dan sistem operasional bank syariah (Perbankan Syariah).
80
81
Dengan kata lain, ketika faktor sikap menyangkut lingkup kepentingan pribadi dalam kaitannya dengan perbankan syariah, dukungan hakim cenderung positif. Sebaliknya, sikap dukungan hakim cenderung rendah terhadap faktor-faktor yang terkait dengan isu-isu umum seperti menyangkut keyakinan bahwa perbankan syariah adalah suatu sistem terbaik untuk menyelesaikan problem umat. 2. Perilaku hakim terhadap perbankan syariah, lebih terfokus berada pada posisi kurang positif, yaitu dominan berada pada level tidak mendukung (37.6%), dan agak mendukung (59.6%). Hanya 2.8 % responden yang dengan tegas mendukung perbankan syariah. Ini menandakan bahwa perilaku atau kecenderungan bertindak hakim terhadap perbankan syariah masih sangat rendah. Ironisnya, perilaku ini berbanding terbalik dengan sikap mereka terhadap perbankan syariah yang sangat positif terhadap perbankan syariah. 3. Hakim, secara detail, belum terlalu percaya terhadap kebijkan jika perbankan syariah itu difungsionalisasikan sebagai suatu sistem universal dan tunggal untuk mengatasi problem ekonomi umat. Sikap dan perilaku positif terhada perbankan syariah hanya lebih nampak pada aspek-aspek perbankan syariah yang terkait dengan urusan pribadi dan kelompok hakim. Jadi sikap dan perilaku itu masih sebatas apresiasi di tingkat pribadi, tetapi belum mempercayai perbankan syariah itu sebuah sebagai sebuah sistem untuk mengatasi problem ekonomi umat. Artinya, dapat dikatakan bahwa hakim
82
masih ragu terhadap keberadaan perbankan syariah sebagai media untuk meyelesaikan ekonomi umat. 4. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa tidak ada faktor latar belakang responden yang berkorelasi secara signifikan dengan sikap hakim terhadap perbankan syariah. Faktor-faktor latar belakang yang dianalisis pada uji chisquare ini adalah (1) latar belakang pendidikan tinggi, (2) pengalaman mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi Syariah, (3) pengalaman keluarga yang bekerja di bidang ekonomi syariah, (4) pengalaman memiliki usaha/bisnis di bidang ekonomi syariah, (5) pengalaman menjadi nasabah bank syariah, dan (6) pengalaman menggunakan layanan pembiayaan. 5. Sedang variabel perilaku hakim terhadap perbankan syariah berhubungan erat dan signifikan dengan faktor latar belakang yaitu, (1) pengalaman mengikuti pendidikan/kursus bidang ekonomi syariah. Mereka yang berpengalaman di kedua faktor tersebut cenderung memperlihatkan sikap dan perilaku yang lebih positif terhadap perbankan syariah. Ringkasnya, dukungan hakim terhadap perbankan syariah masih sebatas sikap normatif, dan belum diturunkan secara praksis ke dalam perilaku seharihari. Hakim, betul, telah memiliki sikap yang positif terhadap perbankan syariah, tetapi sikap tersebut tidak dibarengi dengan perilaku yang positif. Bahkan kalaupun dukungan di level perilaku ada, dukungan tersebut masih terfokus pada isu-isu yang lebih menyentuh isu-isu pribadi dan komunal responden hakim. Sikap dan perilaku hakim masih lemah pada isu-isu yang bersifat umum.
83
B. Saran Berdasarkan temuan dan diskusi pada Bab IV, ada beberapa saran penting di akhir skripsi untuk perkembangan dan perluasan informasi bagi bank syariah ke depan. 1. Karena dukungan para hakim di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung masih tergolong kurang positif, maka diperlukan keseriusan semua pihak untuk mendorong mereka ikut lebih bersikap positif dan berperan lebih aktif lagi untuk mendukung eksistensi perbankan syariah. 2. Dengan adanya pengaruh yang signifikan dari pengalaman mengikuti kursus/ pendidikan yang mempengaruhi perilaku hakim, maka untuk lembaga terkait diharapkan lebih turut mengadakan pelatihan khusus di bidang ekonomi syariah terhadap para hakim. 3. Untuk peneliti berikutnya, diharapkan dapat meneliti lebih spesifik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku hakim dengan jumlah sampel responden yang lebih banyak. Allah a’lam
DAFTAR PUSTAKA Antonio, M. Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2007. Azwar, Saifuddin. “ Sikap Teori dan Pengukurannya”. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1995, ed.II. Arifin, Imamul. “Membukan Cakrawala Ekonomi”. Jakarta: Setia Purna Inves, 2007 diakses pada 23 Maret 2011 dari www.books.google.co.id Djazuli, A. dan Yadi Yanuari. Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengenalan). Jakarta: Rajawali Press, 2001 Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2005 Firdaus, Muhammad NH, dkk. Konsep & Implementasi Bank Syariah. Jakarta: Renaisan, 2005. Handoko, Martin. Motivisi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Kanisus, 1992. Hariri, Fauzan. “Preferensi dan Perilaku Masyarakat Terhadap Perbankan Syariah.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, 2010 http://www.mahkamahagung.go.id/images/LTMARI-2010.pdf diakses pada tanggal 22 Juli 2011 http://hukumonline.com/uu/07-1989.pdf diakses pada tanggal 25 Juli 2011 http://badilag.net/uu-03-2006/tentang-kewenangan.pdf diakses pada tanggal 24 Juli 20011. http://www.pa-negara.go.id/tentang-kami/sejarah-singkat diakses pada tanggal 16 Juli 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/perilaku_manusia.htm, diakses pada 15 Maret 2011. http://aaipoel.wordpress.com/2007/06/07/pengukuran-sikap-dalam-opini-publik/ diakses pada 22 Maret 2011
84
85
Ifham Solihin, Ahmad. Ini Lho, Bank Syariah!. Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2008, diakses pada 23 Maret 2011 dari www.books.google.co.id Kansil, C.S.T, dkk. Pokok-pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2002. cet. ke-1. Muhaemin. Kesiapan Pengadilan Agama Tangani Sengketa Ekonomi Syari’ah, dalam Republika On Line. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta, 2007. Rifa’i, Moh. Konsep Perbankan Syariah. Semarang, CV. Wicaksana, 2002. Sandjaja dan Albertus Heriyanto. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006. Simamora, Bilson. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia, 2000 Sjahdeini, Sutan Remy. Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia. Jakarta, Pustaka Utama Grafiti, 1999. Sofiniyah, Ghufran. Konsep dan Implementasi Bank Syariah. Jakarta, Renaisan, 2005 Sumarwan, Ujang. “Analisis Sikap Angka Ideal Terhadap Produk Jus Jeruk”, diakses pada 23 Maret 2011 dari http://ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2001-ujang-sumarwanattitudes-ideal-model-juice-orange2.pdf. Penulis tidak menemukan referensi asli John C. Mowen, Cunsumer Behavior, Prentice Hall 2001. Tim Instruktur Lab. Bank Mini. Modul 2 Konsep dan Mekanisme Bank Syariah Rujukan Konseptual Untuk Praktikum Bank Mini Syariah. Jakarta: Laboratorium Bank Mini, 2005. Tim Penyusun. Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia Biro Perbakan Syariah, 2002 Undang-Undang Pokok Kehakiman no 14 tahun 1970 pasal 14 ayat (1)
KEMENTERIAN
AGAMA
UMVERSITAS ISLAM NEGERI (IIIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKUUIAS
SYARIAH DAN HUKUM
15412Indonesia Jln,lr, H. JuandaNo.95 OiputatJakarta
Telo.G2-21\ 747 11537,7401925Fax. (62'21) 7491821 E-mailI
[email protected] Wdbshe: www.uinjkt.ac.id
jllL /2011, Nornor : Un.01/F4lKM.00.02/ Larnpilan Hal Perrnohon an D ata/ Wawancara
Jakarta,zg
April
2011,
Kepada Yth Ketua Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung DiTempat A ssalnntu'nlnilcunt Wr,W . Pirnpinan Fakultas Syariah dan Hukuffr menerangkan balrwa: Nama Nornor Pokok Ternpat/Tanggal Lahir Seinester Julusan/ I(onsentrasi Alamat
Telp/Hp
Syarif Hidayatullah
UIN
Jakalta
Ulfah E. Sakinah 1,07046101,876 Ende,08 Desernber1.988 VIII (Delapan) Muarnalat/ PerbankanSyaliah Ciputat 08562693108
adalah benar mahasiswa,FakultasSyariahclanHukurn.UIN Syarif Hidayatullah Jakalta yang sedangmenyelesaikanskripsi denganTopik/ Judul " PerilalcuHalcim Di Linglctrng;mPengadilnnTinggi Agama Bandar Lampwrg Terhaclap PerbanlcanSyariah " untuk melengkapibahan/ clatayang berkaitandenganpenulisan/ pembahasan topik / Judul di atas,dirnohon kiranya Bapak/ Ibu/ Saudalaf i dapat membarntu/ menerirnayang belsangkutanuntuk berwawaucara. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudaraf t, kami ucapkan banyak terima lcasih. t' alailct,utt. Wr.IM. Wnssalnnt.t A.n DEI(AN,
Bid. Akademik
^"^
6 trl
- C{f"
PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDAR LAMPUNG JLN.BASUKT MHMAT NO. 24 TEL? ( 072r) 489813- FAX ( 072r) 476054
BANDAR LAMPUNG website : www.pta-banclarlampuns.go.icl smscenterz (072r)i$gggg
SURAT KETERANGAN Nomor :W8-A/ 660/P8.00/V/2011,
Ketua Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung, memperhatikan surat Dekan Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Isiam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Cq. pembantu Dekan Bidang Akademik Nomor Un,01./Fa/KM.00.02l9112/2011tanggal ?-9 Apri| 20L1 perihal Permohonan Data/ Wawancara terkait skripsi yang berju dul " Perilaku Hakim di Lingkungan Pengadilan Titgg Agama Bandar Lampung terhadap PerbankanSyariah " dengan ini menerangkan bahwa mahasiswi yang tercanfum dalam surat tersebut diatas benar- benar telah mengadakan penelitian/ wawancara kepada para hakim Pengadilan Agama di wilayah Pengadilan Tinggi Agama BandarLampung. Demikian surat Keteranganini dibuat untuk diketahui dan terima kasih
Lampung, 23Mei2011
DIRIVIANMALAYA,SH.,MH4
Kuesioner penelitian
PERILAKU HAKIM DI LINGKUNGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDAR LAMPUNG TERHADAP PERBANKAN SYARIAH
Kepada Yth. Bapak/Ibu Hakim Di Tempat Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Saya adalah Ulfah E. Sakinah, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melaksanakan penelitian tentang “Perilaku Hakim di Lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung terhadap Perbankan Syariah”. Saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi angket yang diberikan ini. Data hasil penelitian hanya digunakan untuk keperluan penulisan skripsi, dan tidak akan digunakan untuk keperluan lainnya. Seluruh jawaban Bapak/Ibu bersifat raasia (konfidensial) dan tidak akan berdampak terhadap pekerjaan. Wassalam. Mengetahui, Dosen Pembimbing,
Hormat Saya, Tertanda,
Drs. Noryamin Aini, MA NIP. 19630305199103 1002
Ulfah E. Sakinah NIM. 107046101876
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM - UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
0
Teknik memberi jawaban dengan cara melingkari atau memberi tanda silang (X) pada nomor pilihan yang tersedia sesuai pilihan, atau dengan cara mengisi tempat kosong yang sudah tersedia. Mohon jawaban diberikan seobyektif atau seakurat mungkin.
A. IDENTITAS SOSIAL-DEMOGRAFIS RESPONDEN 1. Berapa usia Bapak/Ibu sekarang?
.......... tahun
2. Apa jenis kelamin Bapak/Ibu?
[1] Laki-laki
[2] Perempuan
3. Apa STATUS PERKAWINAN Bapak/Ibu saat ini? [1] Belum menikah [2] Menikah
[3] Duda/janda [4] Pisah ranjang
4. Apa tingkat pendidikan tertinggi yang Bapak/Ibu tamatkan? [1] Sarjana (S-1) [2] Sedang Magister (S-2)
[3] Magister (S-2) [4] Sedang Doktoral (S-3)
[5] Doktoral (S-3)
5. Mohon dijelaskan latar belakang PENDIDIKAN yang pernah Bapak/Ibu/Sdr.TAMATKAN (berijazah) (mohon dirinci setiap jenjang?)
1. Sekolah Dasar** 2. SLTP** 3. SLTA** 4. Diploma-S-1** 5. S-2** 6. S-3** Catatan :
Tahun Tamat
JENIS SEKOLAH*
JENJANG PENDIDIKAN
[1] Sekolah Umum (SD) [2] Sekolah Agama (MI/Pesantren) [1] Sekolah Umum (SMP) [2] Sekolah Agama (MTs/Pesantren) [1] Sekolah Umum (seperti SMA/SMK/STM) [2] Sekolah Agama (MA-Pesantren) [1] Perguruan Tinggi Umum [2] Universitas/Institut/Akademik/Sekolah Tinggi Agama Islam [1] Perguruan Tinggi Umum [2] Universitas/Institut/Akademik/Sekolah Tinggi Agama Islam [1] Perguruan Tinggi Umum [2] Universitas/Institut/Akademik/Sekolah Tinggi Agama Islam
* Beri tanda pilihan yang relevan dengan pengalaman Bapak/Ibu/Sdr. ** Jawaban boleh lebih dari satu
6. Apakah Bapak/ Ibu pernah mengikuti PENDIDIKAN/KURSUS di bidang Ekonomi Syariah? [1] Iya
[2] Tidak,
(langsung ke No. A-7)
[3] S-3
[4] Kursus Informal
6a. Pada program? [1] S-1
[2] S-2
[5] Pelatihan
6b. Jurusan/Spesialisasi yang diambil? [1] Perbankan Syariah [2] Asuransi Syariah
[3] Manajemen Zakat dan Zakat (ZISWAF) [4] …………………… (langsung ke No. A-8)
7. Jika TIDAK PERNAH mengikuti pendidikan di bidang Ekonomi Syariah, apakah Bapak/Ibu dalam waktu dekat, setengah tahun ke depan, akan mengikuti pendidikan di bidang ekonomi syariah? [1] [2] [3] [4] [5] [6]
Tidak pernah berniat mengikuti pendidikan di bidang ekonomi syariah Belum ada niat mengikuti pendidikan di bidang ekonomi syariah Ada rencana, tapi masih mikir, belum jelas Sudah ada niat, tapi untuk tahun depan Berniat mengikuti pendidikan di bidang ekonomi 3-4 bulan depan Berniat mengikuti pendidikan di bidang ekonomi 1-2 bulan depan
1
8. Selama menjadi hakim di Pengadilan Agama, apakah Bapak/Ibu pernah menangani perkara sengketa ekonomi syariah? [1] Ya, pernah (berapa kasus? …… )
[2] Belum pernah
9. Berapa jauh jarak rumah Bapak/Ibu dengan bank syariah yang paling dekat? [1] < 100 meter [2] Sekitar 100-500 meter
[3] Sekitar 600-900 meter [4] Sekitar 1-2 km
[5] 3-5 km [6] >5 km
10. Apakah Bapak/Ibu memiliki SAUDARA/KELUARGA yang BEKERJA pada bidang ekonomi syariah? [1] Ya
[2] Tidak
(langsung ke No. A-11)
10a. Apa hubungan mereka dengan Bapak/Ibu? [1] Anak [2] Istri/suami
[3] Kakak/adik [4] Saudara sepupu/Ipar
[5] Keponakan [6] Saudara jauh
11. Apakah Bapak/Ibu MEMILIKI USAHA BISNIS yang terkait dengan ekonomi syariah? [1] Ya
[2] Tidak
(langsung ke No. A-12)
11a. Apa bentuk usaha dimaksud? [1] Bank Perkeditan Rakyat Syariah [2] Baitul Maal wat Tamwil 11b. Sudah berapa lama usaha tersebut?
[3] Asuransi syariah [4] ……………………………………….. …. tahun
12. Apakah Bapak/Ibu memiliki keluarga dekat yang kuliah mengambil keahlian perbankan syariah? [1] Ya
[2] Tidak
(langsung ke No. A-13)
13a. Apa spesialisasi yang diambil? [1] Perbankan Syariah [2] Asuransi Syariah
[3] Manajemen Zakat, Infaq-sedekah, dan Waqaf [4] ……………………………………………..
13. Berapa LAMA Bapak/Ibu BEKERJA pada Lembaga Peradilan Agama? [1] Kurang dari 6 bulan [2] Baru 6 bulan sampai 1 tahun [3] Sudah 2 sampai 4 tahun
[4] Sudah 5 sampai 6 tahun [5] Sudah 7 sampai 10 tahun [6] Lebih dari 10 tahun
B. PENGALAMAN DAN PENGETAHUAN MENGENAI PERBANKAN SYARIAH 1. Apakah Bapak/Ibu. menjadi nasabah perbankan syariah/Islam? [1] Ya, pernah menjadi nasabah
[2] Tidak pernah, langsung ke B-4
1a. Sejak tahun kapan? ……. 1b. Sampai tahun?
[1] sekarang
1c. Berapa perbankan syariah/Islam?
[1] Satu
[2] ..................... [2] Dua
[3] > dua
1d. Berapa jumlah rekening yang dimiliki di perbankan syariah? [1] Satu
[2] Dua
[3] > dua
2. Menurut pengalaman Bapak/Ibu, secara keseluruhan, bagaimana kualitas layanan perbankan Syariah dibandingkan dengan layanan perbankan konvensional? [1] Jauh lebih buruk [2] Lebih buruk
[3] Sedikit lebih buruk [4] Sama saja
2
[5] Lebih baik [6] Jauh lebih baik
3. Apa yang melandasi Bapak/Ibu menjadi nasabah bank syariah? [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
Bank syariah merupakan bank yang Islami Bank syariah dikelola secara profesional Bank syariah lebih dekat dengan rumah Bank syariah memberikan lebih banyak keuntungan ekonomis Pelayanan karyawan dan pelayanan sangat ramah Tawaran produk bank syariah yang beragam Ingin menerapkan ajaran Islam secara kaffah (langsung ke No. B-6) (Jawaban boleh lebih dari satu pilihan)
4.
Jika BELUM pernah menjadi nasabah perbankan Syariah/Islam, apakah Bapak/Ibu dalam waktu dekat, setengah tahun ke depan, akan membuka rekening (menjadi nasabah) di perbankan syariah? [1] Tidak pernah berniat jadi nasabah bank Islam [4] Sudah ada niat, tapi untuk tahun depan [2] Belum ada niat jadi nasabah [5] Berniat membuka rekening 3-4 bulan depan [3] Ada rencana, tapi masih mikir, belum jelas [6] Berniat membuka rekening 1-2 bulan depan
5. Apa alsan Bapak/Ibu BELUM/TIDAK menjadi nasabah bank syariah? [1] [2] [3] [4] [5] [6]
Belum melihat perbedaan khusus antar bank syariah dan bank konvensional Pengalaman buruk dengan bank syariah membuat saya tidak lagi menjadi nasabah bank syariah Bank syariah hanya sebatas slogan, tapi prakteknya sama saja dengan bank konvensional Bank syariah tidak memberi keuntungan yang maksimal kepada nasabah Bank syariah belum dapat menjamin keamanan uang nasabah Bank syariah belum dikelola secara profesional (Jawaban boleh lebih dari satu pilihan)
6. Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan jasa layanan pembiayaan yang ditawarkan perbankan syariah? [1] Ya, penah menggunakan
[2] Belum pernah,
langsung ke B-7
6a. Sejak tahun kapan? dari tahun ……. sampai ............ 6b. Sudah berapa kali Bapak/Ibu/Sdr menggunakan?
........
6c. Apa jenis AKAD pembiayaan yang pernah Bapak/Ibu digunakan? [1] Murabahah [2] Mudharabah
[3] Musyarakah [4] Ijarah (Jawaban boleh lebih dari satu)
[5] …………………………… [6] ……………………………
6d. Berapa besar jumlah biaya yang disetujui oleh bank syariah? [1] [2] [3] [4] [5] [6]
< Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 sampai Rp 10.000.000 Rp 10.000.001 sampai Rp 25.000.000 Rp 25.000.001 sampai Rp. 50.000.000 Rp 50.000.001 sampai Rp. 75.000.000 > Rp. 75.000.000
6e. Untuk apa penggunaan dana pembiayaan tersebut? [1] Modal pengembangan usaha [2] Renovasi/perbaikan rumah [3] Untuk keperluan membeli kebutuhan alat rumah tangga [4] Talangan Haji [5] Talangan kurban (Jawaban boleh lebih dari satu pilihan)
3
7. Apakah Bapak/Ibu menyetujui keharaman bunga bank konvensional? [1] Sangat tidak setuju [2] Tidak setuju
[5] Agak setuju [4] Cukup setuju
[5] Setuju [6] Sangat setuju (100 %)
8. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang bank syariah? [1] Bank tanpa bunga/ bagi hasil [3] Sama saja dengan bank konvensional [2] Bank berdasarkan agama Islam
C. ASPEK PENGALAMAN DAN SIKAP TERHADAP PERBANKAN SYARIAH (Berikut ini, Bapak/Ibu dimohon memberi tanggapan terhadap Bank Syariah sesuai pengalaman atau informasi yang didapatkan) 1. Apakah solusi bagi hasil yang menjadi prinsip bank syariah merupakan jalan keluar terbaik untuk memperbaiki perekonomian global? [1] Ya
[2] Tidak,
langsung ke C-2
2a. Dari pengalaman Bapak/Ibu, apakah praktek bank syariah yang ada telah sesuai dengan prinsip Bagi Hasil? [1] [2] [3] [4] [5]
Sangat belum sesuai dengan prinsip bagi hasil Belum sesuai dengan prinsip bagi hasil Baru sedikit sesuai dengan prinsip bagi hasil Sudah cukup sesuai dengan prinsip bagi hasil Sudah SANGAT sesuai dengan prinsip bagi hasil
2b. Jika dibandingkan dengan hasil (bunga) yang didapatkan dari perbankan konvensional, apakah bagian bagi hasil yang Bapak/Ibu terima dari perbankan syariah dirasa adil? [1] Sangat tidak adil [2] Kurang adil
[3] Cukup adil [4] Lebih adil
[5] Sangat lebih adil [6] Tidak menjawab
2. PERTANYAAN berikut menanyakan beberapa aspek pendirian Bapak/Ibu dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan perbankan syariah. Pilihan Jawaban [1] Sangat keberatan [4] Cenderung keberatan [7] Kurang keberatan [2] Keberatan [5] Agak keberatan [8] Tidak keberatan [3] Cukup keberatan [6] Sedikit keberatan [9] Sangat tidak keberatan No ASPEK PERTANYAAN 1 2
3 4 5 6
PILIHAN JAWABAN
Apakah Bapak/Ibu keberatan jika rekening untuk pembayaran gaji, menggunakan layanan bank syariah? Apakah Bapak/Ibu keberatan jika pembayaran biaya kegiatan rumah tangga (seperti tagihan listrik, telepon), menggunakan bank syariah? Apakah Bapak/Ibu keberatan jika lembaga tempat Bapak/Ibu bekerja mewajibkan pegawai/karyawan menggunakan layanan bank syariah? Apakah Bapak/Ibu keberatan jika dipercaya untuk menjadi agen sosialisasi perbankan syariah? Apakah Bapak/Ibu keberatan jika MUI mewajibkan umat Islam menggunakan jasa perbankan syariah? Apakah Bapak/Ibu keberatan jika ada sanksi formal bagi lembaga Islam yang tidak menggunakan layanan perbankan syariah?
4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
3. BAGAIMANA BAPAK/IBU MENYIKAPI ISU-ISU BERIKUT yang terkait dengan perbankan syariah? [1] Sangat tidak setuju [2] Tidak setuju No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
[3] Kurang setuju [4] Sedikit setuju
[5] Cukup setuju [6] Setuju
ASPEK YANG DITANYAKAN
[7] Sangat setuju [8] Tidak menjawab PILIHAN JAWABAN
Bank syariah memberi keuntungan yang LEBIH banyak dari pada keuntungan yang diberikan oleh bank konvensional Mekanisme bank syariah telah sesuai dengan prinsip syariah Sistem kerja perbankan syariah LEBIH memberi keadilan bagi rakyat kecil dibanding dengan bank konvensional Karyawan bank syariah bekerja LEBIH profesional jika dibandingkan kinerja pegawai bank konvensional Secara keseluruhan, pelayanan bank syariah LEBIH memuaskan dibandingkan bank konvensional Fasilitas yang disediakan bank syariah sangat MEMUDAHKAN para nasabah untuk melakukan transaksi Bank syariah LEBIH memenuhi unsur keadilan kepada semua pihak karena menerapkan sistem KEMITRAAN Dalam operasinya, bank syariah BEBAS dari kegiatan yang SPEKULATIF, seperti maisyir, gharar, dan bathil, Dalam operasinya, bank syariah telah MENGIKUTI seluruh aturan norma/prinsip ekonomi Islam yaitu bebas dari bunga Fatwa DSN-MUI sangat penting bagi perkembangan Bank Syariah di Indonesia Keberadaan Fatwa DSN MUI tentang produk bank syariah telah memberi ketenangan bagi saya Sebagai umat Islam, saya wajib mengikuti Fatwa DSN MUI mengenai produk bank syariah Sebagai umat Islam, saya harus mendukung keberadaan perbankan syariah Undang-undang mengenai bank syariah TELAH sesuai dengan landasan syariah Layanan perbankan syariah pada kenyataannya masih BERKONSENTRASI pada masyarakat PERKOTAAN Layanan perbankan syariah pada kenyataannya masih lebih BERKONSENTRASI melayani usaha MENENGAH ke atas Kemunculan bank syariah hanya kiat bisnis-usaha kapitalis untuk mengeksploitasi potensi pasar umat Islam Praktek bank syariah, selama ini, masih sebatas slogan atau retorika bisnis Bank syariah belum mampu merebut hati umat Islam untuk menjadi nasabah Prinsip ekonomi Islam tidak mungkin dapat diterapkan pada manajemen Bank syariah
5
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
D. ASPEK KECENDERUNGAN BERTINDAK 1. Berdasarkan pengalaman menggunakan bank syariah, saya akan mengajak saudara/kerabat/teman untuk ikut menggunakan bank syariah? [1] Tidak akan mengajakkan mereka [2] Belum berpikir untuk mengajak [3] Ada rencana untuk mengajak, tapi belum jelas
[4] Sudah, tapi baru sedikit mengajak mereka [5] S udah banyak mengajak mereka [6] Tidak menjawab
2. Untuk menambah referensi, apakah Bapak/Ibu mengumpulkan literatur/informasi seputar pokok bahasan ekonomi syariah? [1] Ya
[2] Tidak,
langsung ke D-3
2a. Melalui media apa? [1] TV [2] Radio
[3] Surat kabar [4] Majalah
[5] Seminar/diskusi [6] Buku
[7] Internet
(Jawaban boleh lebih dari satu pilihan) 2b. Berapa jumlah literatur/buku khusus tentang perbankan syariah yang Bapak/Ibu miliki? [1] 1-2 buku
[2] 3-5 buku
[3] 5-10 buku
[4] 11-20 buku
[5] > 20 buku
3. Berapa kali Bapak/ibu MENGALAMI/MELAKUKAN Beberapa hal berikut dalam setahun terakhir? Pilihan Jawaban [0] Tidak pernah [3] Agak jarang (4-5x setahun) [6] Cukup sering (setiap bulan) [1] Sangat jarang (sekali setahun) [4] Terkadang (6-8x setahun) [7] Sangat sering (2 mingguan) [2] Cukup jarang (2-3x setahun) [5] Agak sering (9-11x setahun) [8] Selalu-rutin tiap minggu/hari No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ASPEK YANG DITANYAKAN Menjadi tempat bertanya/konsultasi bagi masyarakat sekitar mengenai bank syariah Mengikuti seminar atau diskusi tentang ekonomi syariah yang diadakan oleh lembaga tempat sendiri atau lembaga lain Menjadi panitia seminar atau diskusi tentang bank syariah Menjadi pembicara pada seminar tentang ekonomi syariah Menyampaikan materi ekonomi syariah saat khutbah jumat/pengajian Menulis artikel atau tulisan tentang ekonomi syariah Melakukan studi/kajian khusus tentang masalah yang terkait dengan perbankan syariah Menjadi anggota organisasi profesi di bidang kegiatan ekonomi syariah Menjadi pengajar di bidang ekonomi syariah di salah satu perguruan tinggi Mempromosikan keberadaan perbankan syariah dalam setiap kesempatan atau pertemuan
PILIHAN JAWABAN 0
1
2
3
4
5
6
7
8
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0
1
2
3
4
5
6
7
8
[Terimakasih atas segala bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi angket. Saya selalu berdoa semoga Allah membalas segala kebaikan ini dengan pahala yang berlipat ganda]. AMIN
6
Frequency Table
Apakah bagian bagi hasil dari perbankan syariah dirasa sudah adil Frequency Valid
Missing Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
4
2.9
3.5
3.5
Agak mendukung
78
56.1
67.8
71.3
Mendukung
33
23.7
28.7
100.0
115 24 139
82.7 17.3 100.0
100.0
Total System
Bank syariah memberi keuntungan yang LEBIH banyak dari pada keuntungan yang diberikan oleh bank konvensional Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
39
28.1
28.1
28.1
Agak mendukung
100
71.9
71.9
100.0
Total
139
100.0
100.0
Mekanisme bank syariah telah sesuai dengan prinsip syariah Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
41
29.5
29.5
29.5
Agak mendukung
98
70.5
70.5
100.0
139
100.0
100.0
Total
Sistem kerja perbankan syariah LEBIH memberi keadilan bagi rakyat kecil dibanding dengan bank konvensional Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
20
14.4
14.4
14.4
Agak mendukung
119
85.6
85.6
100.0
Total
139
100.0
100.0
Secara keseluruhan, pelayanan bank syariah LEBIH memuaskan dibandingkan bank konvensional Frequency Valid
Tidak mendukung
52
Percent 37.4
Valid Percent 37.4
Cumulative Percent 37.4
Agak mendukung Total
87
62.6
62.6
139
100.0
100.0
100.0
Fasilitas yang disediakan bank syariah sangat MEMUDAH-KAN para nasabah untuk melakukan transaksi Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
49
35.3
35.3
35.3
Agak mendukung
90
64.7
64.7
100.0
139
100.0
100.0
Total
Bank syariah LEBIH memenuhi unsur keadilan kepada semua pihak karena menerapkan sistem KEMITRAAN Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
26
18.7
18.7
18.7
Agak mendukung
113
81.3
81.3
100.0
Total
139
100.0
100.0
Dalam operasinya, bank syariah BEBAS dari kegiatan yang SPEKULATIF, seperti maisyir, gharar, dan bathil, Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
16
11.5
11.5
11.5
Agak mendukung
123
88.5
88.5
100.0
Total
139
100.0
100.0
Dalam operasinya, bank syariah telah MENGIKUTI seluruh aturan norma/prinsip ekonomi Islam yaitu bebas dari bunga Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
34
24.5
24.5
24.5
Agak mendukung
105
75.5
75.5
100.0
Total
139
100.0
100.0
Keberadaan Fatwa DSN MUI tentang produk bank syariah telah memberi ketenangan bagi saya Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
21
15.1
15.1
15.1
Agak mendukung
118
84.9
84.9
100.0
Keberadaan Fatwa DSN MUI tentang produk bank syariah telah memberi ketenangan bagi saya Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
21
15.1
15.1
15.1
Agak mendukung
118
84.9
84.9
100.0
Total
139
100.0
100.0
Sebagai umat Islam, saya wajib mengikuti Fatwa DSN MUI mengenai produk bank syariah Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
24
17.3
17.3
17.3
Agak mendukung
115
82.7
82.7
100.0
Total
139
100.0
100.0
Sebagai umat Islam, saya harus mendukung keberadaan perbankan syariah Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
10
7.2
7.2
7.2
Agak mendukung
129
92.8
92.8
100.0
Total
139
100.0
100.0
Undang-undang mengenai bank syariah TELAH sesuai dengan landasan syariah Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
24
17.3
17.3
17.3
Agak mendukung
115
82.7
82.7
100.0
Total
139
100.0
100.0
Sikap1 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid
Tidak mendukung
13
9.4
11.3
11.3
Agak mendukung
90
64.7
78.3
89.6
Mendukung
12
8.6
10.4
100.0
115
82.7
100.0
Total
Missing System Total
24
17.3
139
100.0
Apakah Bapak/Ibu keberatan jika lembaga tempat Bapak/Ibu bekerja mewajibkan pegawai/karyawan menggunakan layanan bank syariah? Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Tidak mendukung
10
7.2
7.2
7.2
Agak mendukung
22
15.8
15.8
23.0
Mendukung
107
77.0
77.0
100.0
Total
139
100.0
100.0
Apakah Bapak/Ibu keberatan jika dipercaya untuk menjadi agen sosialisasi perbankan syariah? Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Tidak mendukung
20
14.4
14.4
14.4
Agak mendukung
27
19.4
19.4
33.8
Mendukung
92
66.2
66.2
100.0
139
100.0
100.0
Total
Sikap 2 Frequency Valid
Missing Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
3
2.2
2.3
2.3
Agak mendukung
20
14.4
15.0
17.3
Mendukung
110
79.1
82.7
100.0
Total System
133 6 139
95.7 4.3 100.0
100.0
Apakah Bapak/Ibu keberatan jika MUI mewajibkan umat Islam menggunakan jasa perbankan syariah? Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
20
14.4
14.4
14.4
Agak mendukung
23
16.5
16.5
30.9
Mendukung
96
69.1
69.1
100.0
139
100.0
100.0
Total
Apakah Bapak/Ibu keberatan jika ada sanksi formal bagi lembaga Islam yang tidak menggunakan layanan perbankan syariah? Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
34
24.5
24.5
24.5
Agak mendukung
49
35.3
35.3
59.7
Mendukung
56
40.3
40.3
100.0
139
100.0
100.0
Total
Sikap 3 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
20
14.4
14.4
14.4
Agak mendukung
39
28.1
28.1
42.4
Mendukung
80
57.6
57.6
100.0
139
100.0
100.0
Total
Layanan perbankan syariah pada kenyataannya masih BERKONSENTRASI pada masyarakat PERKOTAAN Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
7
5.0
5.0
5.0
Agak mendukung
17
12.2
12.2
17.3
Mendukung
115
82.7
82.7
100.0
Total
139
100.0
100.0
Layanan perbankan syariah pada kenyataannya masih lebih BERKONSENTRASI melayani usaha MENENGAH ke atas Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
12
8.6
8.6
8.6
Agak mendukung
41
29.5
29.5
38.1
Mendukung
86
61.9
61.9
100.0
139
100.0
100.0
Total
Kemunculan bank syariah hanya kiat bisnis-usaha kapitalis untuk mengeksploitasi potensi pasar umat Islam Frequency Valid
Tidak mendukung
43
Percent 30.9
Valid Percent 30.9
Cumulative Percent 30.9
Agak mendukung
44
31.7
31.7
62.6
Mendukung
52
37.4
37.4
100.0
139
100.0
100.0
Total
Sikap 4 Frequency Valid
Missing Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
8
5.8
6.4
6.4
Agak mendukung
65
46.8
52.0
58.4
Mendukung
52
37.4
41.6
100.0
125 14 139
89.9 10.1 100.0
100.0
Total System
Apakah Bapak/Ibu keberatan jika rekening untuk pembayaran gaji, menggunakan layanan bank syariah? Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
13
9.4
9.4
9.4
Agak mendukung
13
9.4
9.4
18.7
Mendukung
113
81.3
81.3
100.0
Total
139
100.0
100.0
Apakah Bapak/Ibu keberatan jika pembayaran biaya kegiatan rumah tangga (seperti tagihan listrik, telepon), menggunakan bank syariah? Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
7
5.0
5.0
5.0
Agak mendukung
8
5.8
5.8
10.8
Mendukung
124
89.2
89.2
100.0
Total
139
100.0
100.0
Sikap 5 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
5
3.6
3.6
3.6
Agak mendukung
20
14.4
14.4
18.0
Mendukung
114
82.0
82.0
100.0
Total
139
100.0
100.0
Sikap Frequency Valid
Agak mendukung
Missing Total
Valid Percent
5
3.6
6.3
6.3
75
54.0
93.8
100.0
80 59 139
57.6 42.4 100.0
100.0
Mendukung Total System
Percent
Cumulative Percent
Menjadi tempat bertanya/konsultasi bagi masyarakat sekitar mengenai bank syariah Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
76
54.7
54.7
54.7
Agak mendukung
44
31.7
31.7
86.3
Mendukung
19
13.7
13.7
100.0
139
100.0
100.0
Total
Mengikuti seminar atau diskusi tentang ekonomi syariah yang diadakan oleh lembaga tempat sendiri atau lembaga lain Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
83
59.7
59.7
59.7
Agak mendukung
43
30.9
30.9
90.6
Mendukung
13
9.4
9.4
100.0
139
100.0
100.0
Total
Menjadi panitia seminar atau diskusi tentang bank syariah Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
123
88.5
88.5
88.5
Agak mendukung
12
8.6
8.6
97.1
4
2.9
2.9
100.0
139
100.0
100.0
Mendukung Total
Menjadi pembicara pada seminar tentang ekonomi syariah Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
128
92.1
92.1
92.1
Agak mendukung
8
5.8
5.8
97.8
Mendukung Total
3
2.2
2.2
139
100.0
100.0
100.0
Menyampaikan materi ekonomi syariah saat khutbah jumat/pengajian Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
102
73.4
73.4
73.4
Agak mendukung
28
20.1
20.1
93.5
9
6.5
6.5
100.0
139
100.0
100.0
Mendukung Total
Menulis artikel atau tulisan tentang ekonomi syariah Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
108
77.7
77.7
77.7
Agak mendukung
23
16.5
16.5
94.2
8
5.8
5.8
100.0
139
100.0
100.0
Mendukung Total
Melakukan studi/kajian khusus tentang masalah yang terkait dengan perbankan syariah Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
106
76.3
76.3
76.3
Agak mendukung
23
16.5
16.5
92.8
Mendukung
10
7.2
7.2
100.0
139
100.0
100.0
Total
Menjadi anggota organisasi profesi di bidang kegiatan ekonomi syariah Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mendukung
125
89.9
89.9
89.9
Agak mendukung
8
5.8
5.8
95.7
Mendukung
6
4.3
4.3
100.0
139
100.0
100.0
Total
Menjadi pengajar di bidang ekonomi syariah di salah satu perguruan tinggi Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Tidak mendukung
123
88.5
88.5
88.5
Agak mendukung
10
7.2
7.2
95.7
6
4.3
4.3
100.0
139
100.0
100.0
Mendukung Total
Mempromosikan keberadaan perbankan syariah dalam setiap kesempatan atau pertemuan Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Tidak mendukung
98
70.5
70.5
70.5
Agak mendukung
29
20.9
20.9
91.4
Mendukung
12
8.6
8.6
100.0
139
100.0
100.0
Total
Perilaku Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Tidak mendukung
50
36.0
36.0
36.0
Agak mendukung
81
58.3
58.3
94.2
8
5.8
5.8
100.0
139
100.0
100.0
Mendukung Total
Frequency Table Mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Ya
62
44.6
44.6
44.6
Tidak
77
55.4
55.4
100.0
Total
139
100.0
100.0
Memiliki saudara/keluarga yang bekerja pd bidang ekonomi syariah Cumulative Frequency Valid
Ya Tidak
Percent
Valid Percent
Percent
20
14.4
14.4
14.4
119
85.6
85.6
100.0
Memiliki saudara/keluarga yang bekerja pd bidang ekonomi syariah Cumulative Frequency Valid
Ya
Percent
Valid Percent
Percent
20
14.4
14.4
14.4
Tidak
119
85.6
85.6
100.0
Total
139
100.0
100.0
Memiliki usaha/bisnis terkait dengan ekonomi syariah Cumulative Frequency Valid
Ya
Percent
Valid Percent
Percent
2
1.4
1.4
1.4
Tidak
137
98.6
98.6
100.0
Total
139
100.0
100.0
Pengalaman menjadi nasabah bank syariah Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Ya, pernah menjadi nasabah
79
56.8
56.8
56.8
Tidak pernah
60
43.2
43.2
100.0
139
100.0
100.0
Total
Pengalaman menggunakan layanan pembiayaan bank syariah Cumulative Frequency Valid
Ya, pernah menggunakan
Percent
Valid Percent
Percent
31
22.3
22.3
22.3
Belum pernah
108
77.7
77.7
100.0
Total
139
100.0
100.0
Kualitas layanan perbankan syariah Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Jauh lebih buruk
1
.7
1.3
1.3
Lebih buruk
5
3.6
6.3
7.5
Sedikit lebih buruk
5
3.6
6.3
13.8
Sama saja
27
19.4
33.8
47.5
Lebih baik
36
25.9
45.0
92.5
6
4.3
7.5
100.0
Total
80
57.6
100.0
System
59
42.4
139
100.0
Jauh lebih baik
Missing Total
Alasan belum menjadi nasabah bank syariah Cumulative Frequency Valid
Belum melihat perbedaan
Percent
Valid Percent
Percent
18
12.9
30.0
30.0
9
6.5
15.0
45.0
14
10.1
23.3
68.3
2
1.4
3.3
71.7
13
9.4
21.7
93.3
13
1
.7
1.7
95.0
16
1
.7
1.7
96.7
23
1
.7
1.7
98.3
36
1
.7
1.7
100.0
Total
60
43.2
100.0
System
79
56.8
139
100.0
khusus antar bank syariah dan bank konvensional Pengalaman buruk dengan bank syariah membuat saya tidak lagi menjadi nasabah bank syariah Bank syariah hanya sebatas slogan, tapi prakteknya sama saja dengan bank konvensional Bank tidak memberikan keuntungan yang maksimal kepada nasabah Bank syariah belum dikelola secara profesional
Missing Total
Rencana menjadi nasabah bank syariah Cumulative Frequency Valid
Tidak pernah berniat jadi
Percent
Valid Percent
Percent
2
1.4
3.3
3.3
Belum ada niat jadi nasabah
11
7.9
18.3
21.7
Ada rencana, tapi masih mikir,
19
13.7
31.7
53.3
23
16.5
38.3
91.7
2
1.4
3.3
95.0
3
2.2
5.0
100.0
Total
60
43.2
100.0
System
79
56.8
139
100.0
nasabah bank syariah
belum jelas Sudah ada niat, tapi untuk tahun depan Berniat membuka rekening 3-4 bulan depan Berniat membuka rekening 1-2 bulan depan
Missing Total
Berdasarkan pengalaman menggunakan bank syariah, saya akan mengajak saudara/kerabat/teman untuk ikut menggunakan bank syariah Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak akan mengajak mereka
4
2.9
2.9
2.9
Belum berpikir untuk mengajak
20
14.4
14.4
17.3
Ada rencana untuk mengajak,
34
24.5
24.5
41.7
39
28.1
28.1
69.8
21
15.1
15.1
84.9
21
15.1
15.1
100.0
139
100.0
100.0
tapi belum jelas Sudah, tapi baru sedikit mengajak mereka Sudah benyak mengajak mereka Tidak menjawab Total
Reliability Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
Item
.821
13
109 Item-Total Statistics Corrected Item- Cronbach's Total Alpha if Item Correlation Deleted
Apakah bagian bagi hasil dari perbankan syariah dirasa sudah adil Bank syariah memberi keuntungan yang LEBIH banyak dari pada keuntungan yang diberikan oleh bank konvensional Mekanisme bank syariah telah sesuai dengan prinsip syariah Sistem kerja perbankan syariah LEBIH memberi keadilan bagi rakyat kecil dibanding dengan bank konvensional Secara keseluruhan, pelayanan bank syariah LEBIH memuaskan dibandingkan bank konvensional Fasilitas yang disediakan bank syariah sangat MEMUDAH-KAN para nasabah untuk melakukan transaksi Bank syariah LEBIH memenuhi unsur keadilan kepada semua pihak karena menerapkan sistem KEMITRAAN Dalam operasinya, bank syariah BEBAS dari kegiatan yang SPEKULATIF, seperti maisyir, gharar, dan bathil, Dalam operasinya, bank syariah telah MENGIKUTI seluruh aturan norma/prinsip ekonomi Islam yaitu bebas dari bunga Keberadaan Fatwa DSN MUI tentang produk bank syariah telah memberi ketenangan bagi saya Sebagai umat Islam, saya wajib mengikuti Fatwa DSN MUI mengenai produk bank syariah Sebagai umat Islam, saya harus mendukung keberadaan perbankan syariah Undang-undang mengenai bank syariah TELAH sesuai dengan landasan syariah
.034
Valid
.451
Valid
.497
Valid
.514
Valid
.546
Valid
.535
Valid
.576
Valid
.499
Valid
.571
Valid
.551
Valid
.586
Valid
.377
Valid
.492
Valid
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
Item
.571
2
109
Item-Total Statistics Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Apakah Bapak/Ibu keberatan jika lembaga tempat Bapak/Ibu bekerja mewajibkan pegawai/karyawan menggunakan layanan bank syariah?
.408
Valid
Apakah Bapak/Ibu keberatan jika dipercaya untuk menjadi agen sosialisasi perbankan syariah?
.408
Valid
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Item N of Items
.696
2
109
Item-Total Statistics Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Apakah Bapak/Ibu keberatan jika MUI mewajibkan umat Islam menggunakan jasa perbankan syariah?
.535
Valid
Apakah Bapak/Ibu keberatan jika ada sanksi formal bagi lembaga Islam yang tidak menggunakan layanan perbankan syariah?
.535
Valid
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
Item
.633
3
109
Item-Total Statistics Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Layanan perbankan syariah pada kenyataannya masih BERKONSENTRASI pada masyarakat PERKOTAAN
.399
Valid
Layanan perbankan syariah pada kenyataannya masih lebih BERKONSENTRASI melayani usaha MENENGAH ke atas
.646
Valid
Kemunculan bank syariah hanya kiat bisnis-usaha kapitalis untuk mengeksploitasi potensi pasar umat Islam
.353
Valid
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
Item
.583
2
109
Item-Total Statistics
Apakah Bapak/Ibu keberatan jika rekening untuk pembayaran gaji, menggunakan layanan bank syariah?
Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
.425
Valid
Apakah Bapak/Ibu keberatan jika pembayaran biaya kegiatan rumah tangga (seperti tagihan listrik, telepon), menggunakan bank syariah?
.425
Valid
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
Item
.908
10
109
Item-Total Statistics Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Menjadi tempat bertanya/konsultasi bagi masyarakat sekitar mengenai bank syariah
.569
Valid
Mengikuti seminar atau diskusi tentang ekonomi syariah yang diadakan oleh lembaga tempat sendiri atau lembaga lain
.676
Valid
Menjadi panitia seminar atau diskusi tentang bank syariah
.741
Valid
Menjadi pembicara pada seminar tentang ekonomi syariah
.611
Valid
Menyampaikan materi ekonomi syariah saat khutbah jumat/pengajian
.598
Valid
Menulis artikel atau tulisan tentang ekonomi syariah
.728
Valid
Melakukan studi/kajian khusus tentang masalah yang terkait dengan perbankan syariah
.761
Valid
Menjadi anggota organisasi profesi di bidang kegiatan ekonomi syariah
.702
Valid
Menjadi pengajar di bidang ekonomi syariah di salah satu perguruan tinggi
.743
Valid
Mempromosikan keberadaan perbankan syariah dalam setiap kesempatan atau pertemuan
.747
Valid
No.
I I.1
I.2 I.3
I.4
I.5
I.6
I.7
I.8
I.9
I.10
I.11
I.12 I.13
II
II.1
II.2 III
Variabel/Sub Variabel/Indikator Mekanisme dan Sistem Operasional Bank Syariah Apakah bagian bagi hasil dari perbankan syariah dirasa sudah adil Bank syariah memberi keuntungan yang LEBIH banyak dari pada keuntungan yang diberikan oleh bank konvensional Mekanisme bank syariah telah sesuai dengan prinsip syariah Sistem kerja perbankan syariah LEBIH memberi keadilan bagi rakyat kecil dibanding dengan bank konvensional Secara keseluruhan, pelayanan bank syariah LEBIH memuaskan dibandingkan bank konvensional Fasilitas yang disediakan bank syariah sangat MEMUDAH-KAN para nasabah untuk melakukan transaksi Bank syariah LEBIH memenuhi unsur keadilan kepada semua pihak karena menerapkan sistem KEMITRAAN Dalam operasinya, bank syariah BEBAS dari kegiatan yang SPEKULATIF, seperti maisyir, gharar, dan bathil, Dalam operasinya, bank syariah telah MENGIKUTI seluruh aturan norma/prinsip ekonomi Islam yaitu bebas dari bunga Keberadaan Fatwa DSN MUI tentang produk bank syariah telah memberi ketenangan bagi saya Sebagai umat Islam, saya wajib mengikuti Fatwa DSN MUI mengenai produk bank syariah Sebagai umat Islam, saya harus mendukung keberadaan perbankan syariah Undang-undang mengenai bank syariah TELAH sesuai dengan landasan syariah Pemanfaatan perbankan syariah untuk suatu kelompok Apakah Bapak/Ibu keberatan jika lembaga tempat Bapak/Ibu bekerja mewajibkan pegawai/karyawan menggunakan layanan bank syariah? Apakah Bapak/Ibu keberatan jika dipercaya untuk menjadi agen sosialisasi perbankan syariah? Formalisasi perbankan syariah
Tidak Mendukung f %
Cenderung mendukung f %
Mendukung f %
-
-
5
7.5
62
92.5
-
-
69
71.1
28
28.9
32
29.4
77
70.6
-
-
28
25.7
81
74.3
-
-
13
11.9
96
88.1
-
-
37
33.9
72
66.1
-
-
38
34.9
71
65.1
-
-
20
18.3
89
81.7
-
-
10
9.2
99
90.8
-
-
22
20.2
87
79.8
-
-
15
13.8
94
86.2
-
-
19
17.4
90
82.6
-
-
9
8.3
100
91.7
-
-
16
14.7
93
85.3
-
-
3
2.8
12
11.7
88
85.4
10
9.2
16
14.7
83
76.1
16
14.7
15
13.8
78
71.6
3
2.9
12
11.7
88
85.4
sebagai pengelola keuangan lembaga Islam Apakah Bapak/Ibu keberatan jika MUI mewajibkan umat Islam menggunakan III.1 jasa perbankan syariah? Apakah Bapak/Ibu keberatan jika ada sanksi formal bagi lembaga Islam yang tidak menggunakan layanan perbankan III.2 syariah? IV Segmen Pasar Bank Syariah Layanan perbankan syariah pada kenyataannya masih BERKONSENTRASI pada masyarakat IV.1 PERKOTAAN Layanan perbankan syariah pada kenyataannya masih lebih BERKONSENTRASI melayani usaha IV.2 MENENGAH ke atas Kemunculan bank syariah hanya kiat bisnis-usaha kapitalis untuk mengeksploitasi potensi pasar umat IV.3 Islam Penggunaan perbankan syariah untuk V pengelolaan keuangan pribadi Apakah Bapak/Ibu keberatan jika rekening untuk pembayaran gaji, menggunakan layanan bank syariah? Apakah Bapak/Ibu keberatan jika pembayaran biaya kegiatan rumah tangga (seperti tagihan listrik, telepon), menggunakan bank syariah? VI Sikap Total
20
18.3
17
15.6
72
66.1
32
29.4
32
29.4
45
41.3
20
18.3
29
26.6
60
55
4
3.7
11
10.1
94
86.2
8
7.3
34
31.2
67
61.5
33
30.3
37
33.9
39
35.8
5
4.6
8
7.3
96
88.1
6
5.5
4
3.7
99
90.8
7
6.4
5
4.6
97
89.0
-
-
5
7.5
62
92.5
No
Variabel/Sub Variabel/Indikator
I
Dimensi perilaku Menjadi tempat bertanya/konsultasi bagi masyarakat sekitar mengenai bank syariah Mengikuti seminar atau diskusi tentang ekonomi syariah yang diadakan oleh lembaga tempat sendiri atau lembaga lain Menjadi panitia seminar atau diskusi tentang bank syariah Menjadi pembicara pada seminar tentang ekonomi syariah Menyampaikan materi ekonomi syariah saat khutbah jumat/pengajian
I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 I.6 I.7 I.8 I.9
Menulis artikel atau tulisan tentang ekonomi syariah Melakukan studi/kajian khusus tentang masalah yang terkait dengan perbankan syariah Menjadi anggota organisasi profesi di bidang kegiatan ekonomi syariah Menjadi pengajar di bidang ekonomi syariah di salah satu perguruan tinggi Mempromosikan keberadaan perbankan syariah dalam setiap kesempatan atau pertemuan
I.10 II Perilaku Total
Tidak Mendukung f %
Agak mendukung f %
Mendukung f %
61
56
36
33
12
11.0
70
64.2
33
30.3
6
5.5
100
91.7
8
7.3
1
0.9
103
94.5
4
3.7
2
1.8
79
72.5
24
22.0
6
5.5
94
86.2
12
11.0
3
2.8
88
80.7
18
16.5
3
2.8
102
93.6
4
3.7
3
2.8
101
92.7
5
4.6
3
2.8
84
77.1
17
15.6
8
7.3
41
37.6
65
59.6
3
2.8
CROSSTAB Sistem kerja perbankan syariah LEBIH memberi keadilan bagi rakyat kecil dibanding dengan bank konvensional * Pengalaman menggunakan layanan pembiayaan bank syariah Pengalaman menggunakan layanan pembiayaan bank syariah No.
Status Dukungan
Pernah
Total
Belum Pernah
f
%
f
%
f
%
1
Tidak Mendukung
0
0
13
18.5
13
14.4
2
Agak Mendukung
29
100
67
85.6
96
85.6
3
Mendukung
-
-
-
-
-
-
29
100
109
100
109
100
Total
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
Exact Sig. (2-
Exact Sig.
sided)
sided)
(1-sided)
df a
1
.021
3.915
1
.048
8.664
1
.003
5.351 b
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test
.019
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
5.302
1
.013
.021
109
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.46. b. Computed only for a 2x2 table
Fasilitas yang disediakan bank syariah sangat MEMUDAH-KAN para nasabah untuk melakukan transaksi * Pengalaman menjadi nasabah bank syariah
Pengalaman menjadi nasabah bank syariah No.
Status Dukungan
Pernah
Total
Tidak Peranh
f
%
f
%
f
%
1
Tidak Mendukung
18
27.8
20
45
38
35.3
2
Agak Mendukung
44
72.2
27
55
71
64.7
3
Mendukung
-
-
-
-
-
-
62
100
38
100
109
100
Total
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
Exact Sig.
Exact Sig.
sided)
(2-sided)
(1-sided)
df a
1
.142
1.598
1
.206
2.145
1
.143
2.152 b
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test
.160
Linear-by-Linear Association
2.132
N of Valid Cases
1
.103
.144
109
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.39. b. Computed only for a 2x2 table
Fasilitas yang disediakan bank syariah sangat MEMUDAH-KAN para nasabah untuk melakukan transaksi * Pengalaman menggunakan layanan pembiayaan bank syariah crosstab Pengalaman menggunakan layanan pembiayaan bank syariah No.
Status Dukungan
Pernah
Total
Belum Peranh
f
%
f
%
f
%
1
Tidak Mendukung
4
12.9
34
41.7
71
64.7
2
Agak Mendukung
25
87.1
46
58.3
38
35.3
3
Mendukung
-
-
-
-
-
-
29
100
80
100
109
100
Total
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
.005
6.512
1
.011
8.591
1
.003
7.724 b
df
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
.006 7.653
1
.006
109
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.11.
.004
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
df a
1
.005
6.512
1
.011
8.591
1
.003
7.724 b
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test
.006
Linear-by-Linear Association
7.653
N of Valid Cases
1
.004
.006
109
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.11. b. Computed only for a 2x2 table
Bank syariah LEBIH memenuhi unsur keadilan kepada semua pihak karena menerapkan sistem KEMITRAAN * Mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah Mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah No.
Status Dukungan
Pernah
Total
Belum Peranh
f
%
f
%
F
%
1
Tidak Mendukung
3
8.1
17
27.3
20
18.7
2
Agak Mendukung
47
91.9
42
72.7
89
81.3
3
Mendukung
-
-
-
-
-
-
50
100
59
100
109
100
Total
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
Exact Sig. (2-
Exact Sig.
sided)
sided)
(1-sided)
a
1
.002
7.941
1
.005
10.355
1
.001
9.402 b
df
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association
.002 9.316
1
.002
.002
N of Valid Cases
109
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.17. b. Computed only for a 2x2 table
Bank syariah LEBIH memenuhi unsur keadilan kepada semua pihak karena menerapkan sistem KEMITRAAN * Pengalaman menggunakan layanan pembiayaan bank syariah Pengalaman menggunakan layanan pembiayaan bank syariah No.
Status Dukungan
Pernah
Total
Belum Peranh
f
%
f
%
F
%
1
Tidak Mendukung
2
6.5
18
22.2
20
18.7
2
Agak Mendukung
27
93.5
62
77.8
89
81.3
3
Mendukung
-
-
-
-
-
-
29
100
80
100
109
100
Total
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
.063
2.496
1
.114
4.046
1
.044
3.459 b
df
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
.092 3.427
1
.064
109
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.32. b. Computed only for a 2x2 table
.050